Framework
SOCIOCULTURAL
assets, constraint
sebuah karakteristik dari
translate
suatu wilayah
FORCE RESPONSE
NARRATIVE
Dalam force-based framework, arsitek menggunakan konteks dalam Objektif dari perancangan arsitektur 4 ini adalah membuat bangunan publik dengan
mendesain (eksploratif). Konteks merupakan sebuah kondisi atau keadaan prinsip sociocultural dan narrative architecture dengan konteks wilayah Tunjungan
disuatu tempat, culture merupakan budaya atau adat istiadat dan needs adalah dengan lahan seluas +/- 5000 m2
sebuah aspirasi. Konteks ini diidentifikasi menjadi sebuah force (evaluative).
Force berfungsi sebagai penggerak pada rancangan. Selanjutnya setelah
mendapatkan force rancangan kita harus merubah asset, constraint dan
pressure menjadi architectural syntax.
1.1. Kajian Isu dan Teori
Narrative Architecture
Narrative artinya adalah sebuah cerita yang diceritakan secara lisan Parc de la Villette / Bernard Tschumi Architects
maupun tulisan. Dalam pengertiannya sebuah cerita hadir dalam
bentuk sebuah buku. Arsitektur dan buku memiliki kesamaan. Sebuah taman yang diciptakan sebagai ruang
Keduanya memiliki penulis dan pembaca (pengunjung). Keduanya gerak dan berkoneksi yang akan memunculkan
juga dapat memunculkan emosi. Layaknya sebuah buku, arsitektur perasaan lewat ruang spasial yang berurut.
dinikmati lewat sebuah narative. Pada arsitektur terdapat space
dimana pada tiap space terdapat sequence layaknya sebuah cerita
BOOKS ARCHITECTURE
Visitor
Readers Past-Present
Experience
Character Space
1.2. Context, Culture, and Needs
Tunjungan
Awal abad ke 20
1945
Sekarang
KESENJANGAN
Mewadahi aspirasi pengguna dan memberikan hak akses bagi semua
CULTURE INCLUSIVITY
PERTUNJUKAN SENI kalangan
SPOT FOTO
PARKIR KENDARAAN
Sebuah public space merupakan tempat yang accessible untuk
NEEDS REVITALISASI
PUBLIC SPACE semua orang; museum, taman, pasar
RUANG PUBLIK
1.3. Site Analysis
AREA : 5.100 m2
AREA : 5.400 m2 KDB : 50% x 5100 = 2.550 m2
KDB : 50% x 5400 = 2.700 m2 KLB : 4 x 5100 = 20.400 m2
KLB : 5 x 5400 = 27.000 m2 KTB : 65% x 5100 = 3.315 m2
KTB : 65% x 5400 = 3.510 m2 KDH : 10% x 5100 = 510 m2 (minimal)
KDH : 10% x 5400 = 540 m2 (minimal)
S S
W W
O O
T T
1.3. Site Analysis
Matahari terbit pada jam 05:22 pagi. Dengan Menurut data yang diambil pada siang hari, Matahari tenggelam pada jam 17:00, dengan
temperature 25° C dan kecepatan angin 3 km/h temperature mencapai 31° C dengan kecepatan temperature 29° C dan kecepatan angin 8 km/h
dari arah barat daya. Sirkulasi kendaraan dua arah angin 10 km/h dari arah utara. Di depan lahan dari arah utara. Pada jam sekian biasanya ada
dimana banyak kendaraan milik warga kampung terdapat sekolah dimana pada jam siang akan kendaraan yang parkir untuk ke jalan Tunjungan,
Blauran parkir di depan. banyak kendaraan parkir disana untuk menjemput namun suasananya agak seram karena ada
siswa. bangunan tidak terpakai di sebelah lahan
1.3. Site Analysis
1.3. Site Analysis
1.3. Site Analysis
1.4. Kriteria Rancangan
REVIEW 2
TRANSFORMASI BENTUK
Bangunan A Bangunan B
Merupakan bangunan public, dimana prinsip narasi pada bangunan Merupakan bangunan yang inklusif, dimana bangunan ini lebih
diterapkan. Pada lantai kedua terdapat museum sejarah lokal dimana mengedepankan aspirasi warga kampung dalam menjawab isu
pengunjung dapat mengakses lewat tangga akses pada lobby, untuk kesenjangan. Foodcourt dapat digunakan warga untuk berjualan,
mengakses library pengunjung harus terlebih dahulu melewati amphiteather dapat digunakan untuk berkreasi, lapangan basket
museum. Hal ini menciptakan sebuah sequence, atau dimana dalam menjawab isu keterbatasan lahan bermain, dan workshop dapat
prinsip transformasi merupakan prinsip path-goal dipergunakan untuk sarana edukasi.
2.2.1. BUBBLE DIAGRAM
2.2.1. BUBBLE DIAGRAM
2.2.2. PROGRAM RUANG
2.2.3. STANDAR RUANG
2.2.3. STANDAR RUANG
2.2.3. STANDAR RUANG
2.2.3. STANDAR RUANG
2.3. REFINE AND ASSEMBLE
LAYOUT PLAN
BASEMENT PLAN
DENAH LANTAI 1
DENAH LANTAI 2
DENAH LANTAI 3
DENAH LANTAI 4
REVIEW 3
STRUKTUR DAN UTILITAS
Concrete
Beam and Slab
Calculation
Tinggi balok induk = 1/12 bentang
• Lebar balok = 1/2 tinggi balok
• Tinggi balok anak = 1/15 bentang
• Luas penampang kolom = lebar balok + 10 cm
• Tebal plat lantai = 1/40 bentang
3.1. STRUCTURE
Basement
Bentang 8m
Tinggi Lantai 4m
Bangunan
Bentang 5m
Air bersih disalurkan oleh PDAM untuk kegiatan cuci tangan Tangki septic sebenarnya serupa saja dengan bak penampungan air
sedangkan untuk sprinkle dan kolam menggunakan rainwater kotor, tetapi lebih ditujukan penggunannya untuk menampung air kotor
harvesting. buangan dari bangunan ditempat yang tidak terjangkau oleh riol
umum/kota. Prinsip kerja dari tangki septik adalah mengolah dan
memisahkan antara air dengan kotoran dengan cara pengendapan.
Pengolahan dilakukan oleh bakteri anaerobic yang merubah kotoran
baku menjadi Lumpur. Air hasil pemisahan (70% lebih bersih) dialirkan
keluar secara gravitasi dan diresapkan ketanah, sedangkan hasil
endapan (Lumpur) harus dibuang secara berkala dengan bantuan
layanan mobil tangki air kotor pemerintah setempat. Dengan demikian
tangki septic biasanya terletak diluar bangungan (mudah dicapai mobil
tangki) dan tidak ada peralatan pompa yang dipasangkan.