Anda di halaman 1dari 5

Seminar Nasional AVoER X 2018

Palembang, 31 Oktober 2018


Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

ANALISIS FUNGSI UTAMA RUANG TERBUKA NON HIJAU DALAM


MENINGKATKAN NILAI HISTORIS KAWASAN BENTENG KUTO BESAK
STUDI KASUS: PLAZA BENTENG KUTO BESAK TEPI SUNGAI MUSI, PALEMBANG

G.A. Nabillah1*dan A. putri2

1
Teknik Arsitektur , Universitas Sriwijaya, Palembang
2
Teknik Arsitektur, Universitas Sriwijaya, Palembang

Corresponding author1: audhiya17@gmail.com


Corresponding author2: adillaputri3105@gmail.com

ABSTRAK: Pada bagian ini, abstrak dituliskan dengan dua bahasa, yakni bahasa inggris dan bahasa Indonesia. Abstrak
dituliskan dalam satu paragraf. Abstract memuat ringkasan dari makalah lengkap. Mencakup: pendahuluan (konteks
kajian/penelitian), permasalahan, tujuan, metode penelitian, hasil kajian/penelitian, pembahasan dan kesimpulan.
Dituliskan dengan huruf times new roman 10pt.
Analisis fungsi utama Ruang Terbuka Non Hijau dalam meningkatkan nilai Historis
kawasan Benteng kuto Besak
Studi kasus: Plaza Benteng Kuto Besak Tepi Sungai Musi, Palembang.

Kata Kunci: Pola pemanfaatan , plaza, public open space, nilai historis, kawasan benteng kuto besak

PENDAHULUAN Kawasan Benteng Kuto Besak terkenal sebagai


kawasan yang memiliki nilai historis tinggi selain
Fritztory dalam tulisannya “Public Open Space 4.0” sebagai Pusat kesultanan Palembang kawasan ini juga
memasukkan Plaza Benteng Kuto Besak ke dalam menjadi titik mula awal perkembangan pemerintahan
kategori Public Open Space 3.0 karna merupakan suatu Kota Palembang khususnya pada masa kolonial. Dalam
ruang yang sudah direncanakan untuk mengakomodir penelitian sebelumnya, mayoritas berpendapat bahwa
berbagai fungsi serta aktivitas dengan batas-batas fisik kawasan benteng kuto besak memliki potensi yang
yang jelas dan memiliki karakter juga nilai historis atau sangat besar untuk dikembangkan sebagai Obyek
nilai sejarah dan tradisi masyarakat sekitar. kawasan pusaka(Taufiq dan Ariastita, 2014). Selain itu
Koentjraningrat 1992:26 menyatakan bahwa : nilai kawasan benteng kuto besak juga menyediakan Plaza
ialah sesuatu yang beharga, bermutu, menunjukkan Benteng Kuto Besak
kualitas dan berguna bagi kehidupan manusia, Menurut Graham(1999) dalam mendefinisikan
sedangkan menurut Helius Sjamsuddin 2007; 7- dan memahami peran sebuah ruang publik “
8.Kuntowijoyo 1995:5 menyebutkan tiga pengertian Rights and representations; public discourses
yang terkandung dalam sejarah yaitu 1) sejarah berarti and cultural citizhenship, hal 11-12.
silsilah atau asal usul, 2) sejarah berarti peristiwa yang Mengemukakan sebuah teori dan
benar terjadi pada masa lampau 3) sejarah ialah ilmu, mengidentifikasikan apa yang ia lihat sebagai
pengetahuan, pelajran tentang kejadian masa lalu, empat hak yang timbul dair kehadiran sebuah
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai historis atau ruang publik:
nilai sejarah merupakan segala peristiwa atau kejadian 1. hak mendapatkan informasi; dimana ruang
yang terjadi di masa lampau yang berguna serta dapat mampu dan dapat diakses seluas-luasnya mengenai
diterapkan di kehidupan bermasyarakat aktivitas ke berbagai instuisi ataupun perorangan.
Tuliskan Judul Makalah (judul singkat)

2. hak mendapatkan pengalaman; ruang terbuka


mampu menyampaikan pengalaman sosial, Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif
mendengarkan dan berbagi cerita untuk mendpatkan deskriptif. Metode kualitatif deskriptif merupakan
sense of self belonging dan mampu diterapkan metode dalam meneliti suatu objek yang bertujuan untuk
dalam kehidupan. menggambarkan fakta mengenai objek secara sistematis,
3. hak mendapatkan pengetahuan; ruang terbuka akurat, dan faktual (Convelo G, 1993).
mampu menjadi sumber informasi mengenai latar Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan dengan
belakang sesuatu, memahami dan mnegartikan mengobservasi keadaan dan aktifitas sekitar plaza
informasi dan pengalaman ke dalam pengetahuan benteng kuto besar dan mengamati perilaku aktivitas
yang menghubungkan masa lampau dengan masa pedagang kaki lima di sekitar plaza benteng kuto besar
sekarang dan yang akan datang, dimana ruang lalu menganalisis pengaruh aktifitas Sektor Informal
publik dapat menjamin aksesmenuju ‘kunci tersebut terhadap fungsionalitas public open space di
perdebatan dan argumen’. benteng kuto besar.
4. Hak untuk berpartisipasi, kemampuan tentang Pengumpulan data dilakukan dengan cara
berbicara tentang hidup dan spirasi serta dapat mengobservasi dan mengambil foto dari plaza benteng
didengar orang lain, merasa ama dalam kuto besar secara langsung dan mewawancarai
memperlihatkan perbedaan-perbedaan. pengungjung dan pedagang di plaza benteng kuto besar.
Peta keseluruhan kawasan plaza benteng kuto besar
Plaza Benteng kuto besak adalah salah satu Public didapat dari perangkat lunak Google Earth.
Open Space yang terbentuk karena adanya kebutuhan
masyarakat akan tempat atau ruang berkomunikasi dan
berekreasi(Marliza.Winda, 2014). Public open space HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
merupakan lokasi yang memiliki akses yang luas Wilayah studi dalam penelitian ini adalah Plaza
terhadap area disekitarnya, tempat bertemu publik, dan Benteng Kuto besak di Tepi Sungai Musi yang
perilaku pengguna ruang tetap mengikuti norma-norma dibatasi oleh:
atau nilai-nilai setempat(Roger Scurton, 1984)yang  Sebelah Utara : Museum Sultan Mahmud
menjadi landmark atau Icon kota sekaligus ruang Badarudin II, Monpera
tempat untuk meningkatkan kualitas kehidupan  Sebelah Selatan : Sungai Musi
perkotaan baik dari berbagai segi khususnya segi  Sebelah Timur laut : Jembatan Ampera,
historis. Dermaga Point, parkir Zona C
Daya tarik dari kawasan Benteng kuto Besak serta  Sebelah Barat : Restoran Riverside,
terdapat banyak icon atau aset bersejarah lainnya seperti Bentang kuto Besak Theather.
Jembatan Ampera dan Monperadisekitarnya memberikan
dampak positif terhadap perkembangan aktivitas di Plaza 1. Fasilitas Plaza Benteng Kuto Besak Tepi Sungai
Benteng Kuto Besak tersebut. Namun seiringnya Musi
perkembangan kawasan Benteng kuto Besak dan mulai Adapun beberapa fasilitas yang disediakn sebagai
bermunculannya aktivitas-aktivitas Informal (PKL) yang berikut:
mengurangi luasan Public Open Space terutama di - Tanaman peneduh/Vegetasi
bagian sirkulasi pejalan kaki atau trotoar dan ruang - Lahan parkir
terbuka hijau. Selain itu, Aktivitas Informal ini juga - Jalur pedestrian
dapat mengurangi esensi kawasan benteng kuto besak - Air mancur
sebagai kawasan bernilai historis tinggi itu sendiri. - Bangku taman
Bedasarkan hal-hal di atas, maka timbulah pemikiran - Lampu taman
bahwa diperlukan Analisis Pola pemanfaatan Plaza - Tempat sampah
Kawasan Benteng Kuto Besak Tepi Sungai Musi - Fasilitas kran ari minum
dalam Meningkatkan Nilai Historis Obyek Kawasan - Jaringan Drainae
Pusaka Benteng Kuto Besak sebagai arah serta dasar - Toilet
dalam mengembangkan Public Open space lain di - Tempat Ibadah/Mushola
Kawasan benteng Kuto Besak tanpa mengurangi
identitas kawasan sebagai aset pusaka dan bernilai
historis tinggi. Kebijakan Arah pengembangan Kota palembang dan
Kawasan Benteng Kuto Besak Palembang
METODE PENELITITAN
Tuliskan Judul Makalah (judul singkat)

Kebijakam Arah Pengembangan Kota Palembang dan pariwisata. Wilayah Pembangunan


Lemabang mencakup Kecamatan Ilir Timur II
Dalam pengembangan wilayah, Pemerintah Daerah Kota dan Kalidoni.
Palembang membagi kota ini dalam sembilan wilayah 9. Wilayah Pembangunan Sako
pembangunan, adapun pembagian wilayah Wilayah ini berfungsi sebagai area
pengembangan Kota Palembang adalah sebagai berikut: perdagangan dan jasa, pemukiman, dan
1. Wilayah Pembangunan Pusat Kota pertanian. Wilayah Pembangunan Sako
Wilayah ini berfungsi sebagai central bussiness mencakup Kecamatan Sako dan Sematang
district (cbd), pariwisata, perdagangan dan jasa, Borang.
permukiman, perkantoran, dan pendidikan.
Wilayah pembangunan pusat kota mencakup Kebijakam Arah Pengembangan Kota Palembang
Kecamatan Ilir Barat I dan II, Ilir Timur I dan
II, Bukit Kecil, Kemuning, serta Seberang Ulu Dalam pengembangan Kawasan Benteng Kuto Besak,
I dan II. Pada Peraturan Daerah Palembang tentang
2. Wilayah Pembangunan Alang-alalng Lebar Pembangunan Berkelanjutan di Pasal 13 No. 2 tahun
Wilayah ini berfungsi sebagai pemukiman, 2018 Pemerintah daerah Palembang mengatur penataan
perdagangan, dan jasa skala kota dan regional. Kawasan BKB, yang merupakan salah satu objek
Wilayah Pembangunan Alang-alang Lebar bersejarah dalam Kota Pusaka Palembang, sebagai
mencakup Kecamatan Alang-alang Lebar dan tempat pariwisata. Berdasarkan Peraturan Daerah
Ilir Barat I. Palembang mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah,
3. Wilayah Pembangunan Sukarami Kawasan Pusaka Palembang berada di area pimggir
Wilayah ini berfungsi sebagai permukiman, sungai musi, dari Pulokerto hingga Pulau Kemaro.
perdagangan dan jasa skala kota dan regional, Kawasan pusaka Palembang terletak di Wilayah
pertanian, industri (non polutan), bandara, dan Pembangunan Pusat Kota (Kawasan Benteng Kuto
militer. Wilayah pembangunan sukarami Besak) dan Wilayah Pembangunan Gandus (Pulo Kerto),
mencakup seluruh Kecamatan Sukarami. dimana keduanya memiliki fungsi pengembangan area
4. Wilayah Pembangunan Jakabaring pariwisata.
Wilayah ini berfungsi sebagai area Dalam pengembangan kawasan kota pusaka sebagai
perdagangan dan jasa skala lokal dan regional, kawasan pariwisata, pemerintah fokus terhadap
pemukiman, perkantoran, sarana sport centre revitalisasi bangunan lama, penataan ruang dalam tiap
internasional, dan pendidikan. Wilayah objek bersejarah, melestarikan tradisi yang sudah ada,
Pembangunan Jakabaring mecakup kecamatan dan pembinaan dan penataan tempat industri kerajinan
Seberang Ulu I dan Plaju. sovenir.
5. Wilayah Pembangunan Kertapati
Wilayah ini berfungsi sebagai area
perdagangan dan jasa skala lokal dan regional,
pemukiman, dan industri. Wilayah
Pembangunan Kertapati mencakup seluruh Kawasan Benteng Kuto Besak terletak di kecamatan
wilayah Kecamatan Kertapati Bukit Kecil, yang termasuk dalam Wilayah
6. Wilayah Pembangunan Gandus Pembangunan Pusat Kota. Salah satu fungsi dari
Wilayah ini berfungsi sebagai pariwisata, Wilayah Pembangunan Pusat Kota adalah pariwisata,
pemukiman, pertanian, militer, dan dan kawasan Benteng Kuto Besak merupakan salah satu
perdagangan dan jasa. Wilayah Pembangunan kawasan pariwisata budaya yang Palembang.
Gandus meliputi Kecamatan Gandus. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan Kawasan
7. Wilayah Pembangunan Plaju Pariwisata
Wilayah ini berfungsi sebagai area
perdagangan dan jasa, pemukiman, industri,
dan pariwisata. Wilayah Pembangunan Plaju
mencakup Kecamatan Plaju dan Seberang Ulu
II. Untuk mendapatkan data pemanfaatan plaza
8. Wilayah Pembangunan Lemabang Benteng kuto Besak di Tepi Sungai Musi, peneliti
Wilayah ini berfungsi sebagai area melakukan observasi langsusng serta wawancara
perdagangan dan jasa, pemukiman, industri, dengan beberapa pengunjung dan penjual
Tuliskan Judul Makalah (judul singkat)

barang/jasa di sekitaran Plaza sehingga dapat


disimpulkan bahwa 8 dari 9 orang pengguna Plaza
tidak tau mengenai sejarah/ historis dari kawasan
Benteng Kuto Besak, 4 dari 5 sample penjual
jasa/barang di kawasan benteng kuto Besak
merupakan Sektor Informal karena tidak
mendapatkan Izin berjualan dari pemerintah serta
berjualan lebih dari 10 jam di kawasan plaza beneng
kuto besak, semua penjual barang/ dagang memilih
plaza benteng kuto besak sebagai tempat jualan
karna banyak pengunjung baik dari dalam maupun
dari luar kota, serta sudah terkenal sebagai tempat
destinasi wisata Palembang, 4 dari 5 sample penjual
tidak menjual barang ataupu jasa yang berhubungan
atau dapat menaikkan nillai historis kawasan plaza
sebagai kawasan bersejarah.
semua pengunjung mendatangi Plaza Benteng kuto
besak sebagai tempat rekreasi, bercengkrama dan
mengerjakan tugas sekolah maupun perkuliahan,
mayoritas pengunjung menghabiskan sekali
seminggu untuk berknjung di Plaza Bneteng kuto
Besak, 3 dari 4 orang pengunjung mengaku sedikit
risih dengan banyaknya pengamen-pengamen yang
meminta uang dengan sifat pemaksa serta merasa
kurangng dengan tidak adanya tempat peneduh saat
hujan maupun ketika panas siang hari, dan semua
pengunjung yang diwawancara masih belum tau
mengenai nilai historis atau sejarah din=balik
kawasang Benteng Kuto besak tersebut.

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa


Faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk
memanfaatkan plaza sebagai ruang publik adalah
akses publik dan ruang tebuka pemandangan serta
aksesibilitas yang mudah namun masih terdpat
sarana dan prasarana pendukung ruang terbuka
untuk pengunjung terutama tempat duduk, tempat
teduh ketika hujan atauppun terik panas dan belum
adanya menara selular, fasilitas dan papan informasi
yang sangat membantu dalam menjadikan Plaza
Benteng kuto Besak sebagai tempat belajar sejarah
dll, serta minimya pengetahuan dan informasi
mengenai nilai serta karakter historis pada plaza DAFTAR PUSTAKA
tersebut.
Tuliskan Judul Makalah (judul singkat)

Ardhan, Taufik dan Ariastita, Putu Gde . (2014). Arahan Pengembangan Kota Palembang Sebagai Kota Pusaka. 217.
Convelo G Cevilla, dkk. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia.
Haryanti, D. T. (2008). Kajian Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik Kawasan Bundaran Simpang Lima Semarang.
Koentjaraningrat. (1992). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.
Kuntowijoyo. (2001). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya.
Marliza, W. (2014). Pemanfaatan Plaza Benteng Kuto Besak Sebagai Ruang Publik Di Tepian Sungai Musi Kota
Palembang .
Sastika, A. (2017). Nilai Signifikansi Kawasan Benteng Kuto Besak Sebagai Aset Pusaka Kota Palembang.
Singgih, E. P. (2010). Penataan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka (open Space) untuk Tempat Berkumpul Informal di
Sepenggal Jalan Slamet Riyadi Surakarta. 73-75.
Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Anda mungkin juga menyukai