By:Fadhil
Muhammad Dzakir
KELAS:X-5
BENTENG DUURSTEDE
MAKALAH SEJARAH
MAKALA SEJARAH
1.LATAR BELAKANG BERDIRINYA BENTENG DUURSTEDE
2.SEJARAH BERDIRINYA BENTENG DUURSTEDE
3.PEMBANGUNAN DAN PEREBUTAN BENTENG DUURSTEDE
KELAS: X-5
NOMOR ABSEN: 05
NISN: 2059
PROPOSAL SEJARAH
A. BAB 1
Perlawanan rakyat maluku muncul pada tahun 1935 dibawah pimpinan Kakiali,
Kapitan Hitu.Saat Kakiali tewas terbunuh perjuangannya dilanjutkan oleh Kapitan
Tulubessy.Perlawanan ini baru dipadamkan pada tahun 1646.Sampai akhir abad ke
18 tak terdengar lagi perlawanan terhadap VOC.Baru kemudian muncul nama sultan
jamaluddin dan sultan Nuku dari tidore namun VOC dengan cepat bisa memadamkan
perlawanan itu.namun pada tahun 1817 muncul tokoh dari pulau saparua yang
bernama Pattimura
Pada 16 Mei 1817 benteng ini diserbu oleh rakyat Saparua dibawah pimpinan
Kapitan Pattimura, seluruh penghuni benteng tewas kecuali putra Residen yang
bernama Juan Van Den Berg. Jatuhnya benteng Duurstede ditangan rakyat Maluku
mengakibatkan kedudukan VOC di Ambon dan Batavia goncang. Oleh karena itu,
VOC memusatkan perhatiannya untuk merebut kembali benteng. Segala usaha telah
dilakukan VOC diantarannya adalah mengirim bantuan tentara dan persenjataan
perang, namun demikian setiap penyerangan tersebut selalu gagal. Situasi ini
mendorong VOC bertindak lebih agresif, Gubernur van Middelkoop terpaksa
meminta bantuan kepada Raja Ternate dan Tidore.
Pada bulan November 1817, VOC mengirimkan armada yang berjumlah 1500
orang atas sumbangan dari Raja Ternate dan Tidore tentunya. Penyerbuan ini
dipimpin oleh Komisari Jendral A. A Buyskers. Strategi yang dilakukan oleh Buyskers
adalah menguasai pulau-pulau di sekitar Saparua, dan selanjutnya menguasai daerah
kekuasaan Pattimura. Strategi tersebut ternyata cukup berhasil, Pattimura beserta
pasukannya terdesak ke hutan sagu dan pegunungan, hingga akhirnya Kapitan
Pattimura beserta tiga orang panglima berhasil ditangkap. Pada Desember 1817,
Pattimura dihukum gantung di Ambon bersama tiga orang yaitu Anthony Reebook,
Philip Latumahina, dan Said Parintah. Peristiwa ini menandai berakhirnya perlawanan
rakyat Maluku terhadap Belanda
Interpretasi dilakukan agar kumpulan gambar dan simbol ini bisa diartikan
dan kemudian disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
masyarakat luas. Hasil interpretasi kemudian menemukan bukti sejarah
lengkap dengan informasi yang dimiliki bukti sejarah tersebut.