Anda di halaman 1dari 20

M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 31

MUSEUM BENTENG VAN DEN BOSCH (BENTENG PENDEM)


DI KELURAHAN PELEM KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI
(LATAR BELAKANG SEJARAH, NILAI, DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR
SEJARAH)

Ainur Rosikin*
Yudi Hartono*

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang sejarah Benteng Van Den Bosch
(Benteng Pendem) dan nilai-nilai sejarah yang bisa diwariskan kepada masyarakat sebagai
sumber belajar sejarah. Lokasi penelitian ini di Benteng Van Den Bosch (Benteng Pendem) dan
sekitarnya Kelurahan Pelem Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif menggunakan pendekatan induktif. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validasi yang digunakan untuk
menguji kebenaran dan keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber. Analisis data
menggunakan analisis model interaktif miles dan huberman.
Hasil penelitian diperoleh yaitu Benteng Van Den Bosch merupakan salah satu jejak
peninggalan Kolonialisme Belanda di Kabupaten Ngawi. Benteng Van Den Bosch dibangun pada
tahun 1839-1845 dibawah pimpinan Gubernur Jendral Van Den Bosch pada waktu menjajah
daerah Ngawi. Benteng Van Den Bosch sering disebut Benteng Pendem. Hal ini dikarenakan
bangunan Benteng Van Den Bosch dikelilingi gundukan tanah yang tingginya hampir menutupi
bangunan. Benteng Van Den Bosch dibangun dengan tujuan untuk menguasai jalur transportasi
air Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, serta untuk menghambat serangan lanjutan dari
perang Diponegoro. Setelah Indonesia merdeka Benteng Van Den Bosch ditempati dan dikelola
oleh satuan Yon Armed Kostrad 12 Ngawi sampai saat ini. Benteng Van Den Bosch mulai tahun
2011 dijadikan sebagai tempat wisata edukasi di Kabupaten Ngawi.Keberadaan Benteng Van Den
Bosch mempunyai nilai-nilai luhur yang harus diwariskan kepada generasi muda. Nilai-nilai yang
terkandung di dalam Benteng Van Den Bosch seperti nasionalisme, patriotisme, cinta tanah
kelahiran, semangat jiwa berjuang, dan pantang menyerah. Nilai-nilai tersebut dapat dijabarkan
ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sehingga memiliki potensi
menjadi sumber belajar sejarah. Penerapannya dengan mengajak peserta didik berkunjung dan
melakukan kegiatan observasi di Benteng Van Den Bosch tentang peninggalan-peninggalan
bangsa Belanda di Indonesia.

Kata Kunci: Benteng Van Den Bosch, Nilai Sejarah, Sumber Belajar Sejarah

Pendahuluan Konstatinopel ke tangan Turki sejak Lisabon


Jauh sebelum Indonesia merdeka, dikuasai oleh Spanyol, 2). semangat
negara ini pernah dijajah oleh berbagai reconquesta yaitu semangat membalas
bangsa Eropa antara lain Portugis, Spanyol, dendam terhadap bangsa-bangsa yang
Belanda, dan Inggris. Alasan mereka datang pernah mena-klukkannya, 3). adanya
ke Indonesia dikarenakan, 1). jatuhnya penjelajahan dan penemuan jalur baru oleh

* Ainur Rosikhin adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI MADIUN
* Yudi Hartono adalah Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI MADIUN
32 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016

bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan banyak bangunan-bangunan bersejarah


Inggris, 4). adanya kemajuan dibidang ilmu hasil pening-galan kolonial Belanda yang
pengetahuan dan teknologi yaitu dengan sampai saat ini masih bisa kita nikmati.
diketemukan peta dan kompas yang sangat Peninggalan-peninggalan bangsa Belanda di
penting untuk membantu dalam pelayaran, Indonesia khususnya di Jawa dan Madura.
5). adanya keinginan untuk mendapatkan Menurut Poesponegoro (2008: 27)
rempah-rempah dari daerah asalnya, 6). antara lain jalan kereta api dan bangunan-
adanya jiwa petualang sehingga menggugah bangunan irigasi di Brantas dan Demak.
semangat untuk melakukan penjelajahan Selain itu, kita ketahui peninggalan-
samudra. peninggalan dari Belanda berupa pabrik
Selain itu bangsa Eropa memiliki gula dan benteng-benteng seperti yang
semboyan Gold untuk mendapatkan logam dibangun dan digunakan saat penyerbuan
mulia (emas, perak, dan lain-lain), Glory daerah Madiun. Bangsa Belanda membuat
untuk mendapatkan kejayaan, dan Gospel benteng pertahanan di daerah Ngawi
untuk menyebarkan pengaruh agama (Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II,
nasrani (Poesponegoro, 2008: 5-14). 1980: 173). Pada masa kekuasaan Belanda
Belanda datang ke Indonesia atas dasar Gold dalam upaya menguasai daerah-daerah di
dan Glory saja, hal ini dika-renakan mereka Jawa khususnya wilayah kekuasaan
tidak terlalu mementingkan masalah kerajaan Mataram dan penumpasan
penyebaran agama Kristen, seperti yang pasukan Pangeran Diponegoro maka
terjadi di kerajaan Mataram hanya diambil mereka membangun benteng tersebut di
kebutuhan-kebutuhan pokok untuk daerah Ngawi.
mencukupi kehidupan para tentaranya dan Bangsa Belanda mendirikan benteng
dibawa ke negara asalnya (Poesponegoro, sebagai pusat pertahanan di daerah Ngawi
2008: 50). karena tempat tersebut sangat strategis
Kedatangan Belanda pertama kali untuk menguasai dan menyerang daerah
dipimpin oleh Cournelis de Houtman tahun sekitarnya seperti Madiun dan Surakarta
1596 dan tiba di Banten. Rombongan kedua (Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II,
dipimpin oleh Jacob Van Neck tahun 1598. 1980: 173). Benteng tersebut dibangun oleh
Pada masa kekuasaan kolonial Belanda di Gubernur Jendral Van Den Bosch pada
Indonesia tersebut, semua berbagai bidang tahun 1839-1845, dengan memanfaatkan
kehidupan dijajah dan dikuasai selama ± aliran sungai bengawan Solo sebelah utara
350 tahun. Dari bidang politik, bidang dan bengawan Madiun sebelah selatan yang
perdagangan, bidang pendidikan, bidang sangat menguntungkan pihak Belanda
sosial dan kebudayaan. Maka dari situlah
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 33

(Dinas Pariwisata Pendidikan Pemuda dan (Benteng Pendem), nilai-nilai dan


Olahraga Kabupaten Ngawi, 2012). potensinya sebagai sumber belajar sejarah.
Benteng Van Den Bosh merupakan Rumusan Masalah
salah satu sumber belajar sejarah yang baik Berdasarkan latar belakang masalah
bagi generasi muda untuk dapat tersebut, maka dapat dirumuskan
membangkitkan kesadaran sejarah. Serta permasalahan penelitiannya sebagai
juga bisa untuk menumbuhkan nilai-nilai berikut:
karakter bangsa (nation bulding). Selain itu 1. Bagaimana latar belakang sejarah
benteng ini juga bisa dijadikan alternatif Benteng Van Den Bosch (Benteng
untuk mengadakan pembelajaran di luar Pendem)?
kelas melalui observasi lapangan dan 2. Apa sajakah nilai-nilai sejarah yang bisa
karyawisata. Sehingga pembelajaran sejarah diwariskan dari Benteng Van Den Bosch
yang selama ini terkesan membosankan, (Benteng Pendem) bagi masyarakat dan
melalui metode pembelajaran di luar kelas generasi muda?
dengan berkunjung ke benteng ini dapat 3. Bagaimanakah pemanfaatan Benteng
terlaksana dengan menarik dan Van Den Bosch (Benteng Pendem) dapat
menyenangkan. Sehingga mampu sebagai sumber belajar sejarah?
merangsang minat belajar siswa dalam mata Tujuan Penelitian
pelajaran sejarah. Sesuai dengan rumusan masalah,
Selain karena kurangnya maka penelitian ini bertujuan sebagai
pengetahuan masyarakat tentang sejarah berikut:
berdirinya Benteng Van Den Bosch (Benteng 1. Untuk mengetahui latar belakang sejarah
Pendem) tersebut, keberadaannya di Desa Benteng Van Den Bosch (Benteng
Pelem tersebut juga dapat diaplikasikan ke Pendem).
dalam materi pembelajaran sejarah dengan 2. Untuk mengidentifikasi nilai-nilai sejarah
mengacu kepada kurikulum KTSP dan yang bisa diwariskan dari Benteng Van
kurikulum 2013 yaitu dengan cara Den Bosch (Benteng Pendem) bagi
mensisipkan ke dalam Kompetensi Dasar masyarakat dan generasi muda.
mengenai peninggalan-peninggalan pada 3. Untuk mengetahui Benteng Van Den
masa penjajahan Belanda di Indonesia. Oleh Bosch (Benteng Pendem) dapat dijadikan
karena itu dengan adanya fenomena sebagai sumber belajar sejarah.
tersebut sangat menarik untuk dikaji lebih Kajian Pustaka
mendalam terutama tentang latar belakang A. Pengertian Benteng
sejarah berdirinya Benteng Van Den Bosch Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1990: 103) pengertian
34 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016

benteng adalah bangunan tempat kelompok, atau bagian-bagiannya, atau


berlindung atau bertahan dari serangan sisa-sisanya yang memiliki hubungan
musuh. Dalam Ensiklopedia Jakarta erat dengan kebudayaan dan sejarah
(2010) benteng berarti bangunan tempat perkembangan manusia.
berlindung atau bertahan dari serangan Bangunan Cagar Budaya adalah
musuh, baik manusia maupun hewan. susunan binaan yang terbuat dari benda
Bangunan itu dapat berupa dinding satu alam atau benda buatan manusia untuk
sisi, dua sisi, tiga sisi, empat sisi atau memenuhi kebutuhan ruang berdinding
lebih dan dapat pula berupa bangunan dan/atau tidak berdinding, dan beratap.
yang kompleks. Dari pengertian tersebut UNESCO mendefinisikan kawasan
dapat disimpulkan bahwa benteng bersejarah adalah sebagai berikut,
adalah sebuah bangunan yang digunakan “Group of buildings: Group of
untuk berlindung dari serangan musuh separate or connected buildings, which
baik hewan atau manusia serta dari because of their architecture, their
ancaman bencana alam. homogeneity ar their place in landscape,
B. Benda Cagar Budaya are of outstanding universal value from
1. Pengertian Benda Cagar Budaya the point of view of history, art or science”,
Dalam setiap kehidupan manusia (UNESCO dalam psychologymania, 2013).
pasti memiliki sebuah peninggalan atau Artinya, kawasan bersejarah adalah
jejak sejarah. Jejak-jejak tersebut bangunan cagar budaya adalah kelompok
merupakan bukti nyata dari kebudayaan bangunan yang terpisah atau tergabung,
manusia. Sisa-sisa peninggalan masa lalu berdasarkan arsitekturnya, kesamaan
tersebut dapat membantu para arkeolog sesuai dengan kesamaan tempat, yang
untuk merekonstruksi kehidupan memiliki nilai secara universal dari sudut
manusia pada masa lalu. Setiap pandang sejarah, seni, atau ilmu
kebudayaan masa lampau tersebut pengetahuan.
banyak masyarakat yang menyebutnya Berdasarkan penjelasan tersebut
sebagai benda cagar budaya. dapat disimpulkan bahwa benda cagar
Menurut Undang-undang budaya adalah benda tinggalan masa lalu
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun yang bernilai penting bagi
2010 Tentang Cagar Budaya Pasal 1 ayat pengembangan ilmu pengetahuan,
2 dan 3: Benda Cagar Budaya adalah sejarah dan kebudayaan, sehingga perlu
benda alam dan/atau benda buatan dilindungi dan dilestarikan demi
manusia, baik bergerak maupun tidak memupuk jati diri bangsa dan
bergerak, berupa kesatuan atau kepentingan nasional. Perbedaan dengan
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 35

bangunan cagar budaya adalah sebuah Riau terbuat dari bahan utama batu
lokasi yang memiliki bangunan merah. Masjid-masjid dan Surau-surau
bersejarah baik buatan alam atau buatan serta rumah-rumah gadang di Provinsi
manusia untuk memenuhi kehidupan Sumatera Barat, Pura di Bali, Masjid
manusia tersebut. Demak, Keraton Ngayogyakarta, dan
2. Keragaman dan Fungsi dari Benda Keraton Solo, Jawa Tengah merupakan
Cagar Budaya benda cagar budaya yang terbuat dari
Secara umum Yoeti (2006: 317) bahan utama kayu (2008: 3-4).
membedakan bekas-bekas kegiatan Suranto (2008: 4) juga
manusia pada masa lampau dibagi dalam menjelaskan benda cagar budaya
empat kategori, yaitu: artefak (artifact), berdasarkan aspek fungsinya,
ekofak (ecofact), fitur (feature), dan situs keberadaan benda cagar budaya ada
(site). Dari situlah benda cagar budaya yang berfungsi sebagai:
hadir di dalam keberagaman. a. Sarana tempat ibadah, contohnya
Sebagaimana disebutkan, benda cagar Masjid Demak di Demak, Candi
budaya sangat beragam dilihat dari Prambanan di Klaten, Pura Bedugul
aspek bahan, wujud, desain, bentuk, di Bali, gereja, dan klentheng.
fungsi, periodesasi kurun waktu b. Pusat pemerintahan, contohnya
pembuatan serta latar belakang etnik Keraton Ngayogyakarta, dan Keraton
dan budaya leluhur pembuatannya Solo di Provinsi Jawa Tengah.
(Suranto, 2008: 3). c. Bangunan rumah adat tempat tinggal,
Dari bahan untuk membuatnya, contohnya rumah adat Kudus di
keragaman benda cagar budaya terlihat Kudus, rumah adat Joglo di Jogya dan
dari adanya berbagai jenis bahan baku Solo, dan rumah Gadang di Padang.
atau bahan dasar pembuat benda cagar d. Sarana transportasi, contohnya
budaya. Dengan demikian, benda cagar kereta kencana, kapal, dan perahu.
budaya yang ditemukan saat ini ada yang e. Markas TNI, contohnya Benteng Van
terbuat dari bahan utama berupa batu, Den Bosch (Benteng Pendem) di
batu merah, keramik, perunggu, Kabupaten Ngawi.
tembaga, dan kayu. Contohnya Candi Berdasarkan beberapa penjelasan
Dieng, Candi Prambanan, dan Candi di atas kesimpulannya bahwa benda
Borobudur di Provinsi Jawa Tengah cagar budaya terbuat dari bahan-bahan
merupakan contoh dari benda cagar yang berbeda, yaitu batu, batu merah,
budaya yang terbuat dari bahan utama keramik, perunggu, tembaga, dan kayu.
batu. Candi Muara Takus di Provinsi Hal tersebut bisa terjadi disebabkan
36 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016

adanya faktor tempat benda cagar yakni masa lalu. Sebagai pohon, sejarah
budaya. Sehingga mempengaruhi adalah awal dari segalanya yang menjadi
pembuatan bahan utama bangunan atau realitas masa kini.
benda cagar budaya. Seiring Hal serupa juga disampaikan oleh
perkembangan waktu maka bangunan Bapak sejarawan Indonesia, Sartono
atau benda cagar budaya difungsikan Kartodirdjo (dalam Hamid dan Madjid,
menjadi beberapa tempat antara lain, 2011: 8-9), memiliki dua aspek penting
tempat ibadah, pusat pemerintahan, yaitu (1) sejarah dalam arti subjektif
bangunan rumah adat tempat tinggal, sebagai suatu konstruksi atau bangunan
sarana transportasi, dan markas TNI. yang disusun oleh sejarawan sebagai
C. Nilai-nilai Sejarah suatu uraian atau cerita. Dikatakan
Nilai dalam Kamus Besar Bahasa subjektif karena sejarah memuat unsur-
Indonesia (1990: 615) mengandung dua unsur dan isi subjek (penulis) dan (2)
makna, yaitu: (1) pengertian nilai adalah sejarah dalam arti objektif yang
sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau menunjuk kepada kejadian atau
berguna bagi kemanusiaan, (2) sesuatu peristiwa itu sendiri, sebagai proses
yang menyempurnakan manusia sesuai dalam aktualitasnya.
dengan hakikatnya. Menurut Abraham Dari kedua penjelasan nilai dan
Nurcahyo dkk (2012: 86) menyebutkan sejarah dapat menerangkan tentang
bahwa nilai adalah kualitas dari sesuatau pengertian nilai sejarah yaitu semua
yang bermanfaat bagi kehidupan peristiwa pada masa lampau yang
manusia, baik lahir maupun batin. Nilai memiliki nilai kehidupan yang luhur dan
bersifat abstrak, hanya dapat dipahami, dapat digunakan sebagai pedoman atau
dipikirkan, dimengerti, dan dihayati oleh dapat dipelajari pada masa kini dan masa
manusia. Nilai dapat bersifat subjektif yang akan datang agar jadi lebih baik.
bila diberikan oleh subjek dan bersifat D. Sumber Belajar Sejarah
objektif bila melekat pada sesuatu yang Menurut Association for Educa-
terlepas dari penilaian manusia. tional Communications an Technology
Sedangkan pengertian sejarah (AECT) (dalam Komalasari, 2011: 108)
(secara etimologi) kata sejarah berasal mengatakan bahwa sumber
dari bahasa Arab yaitu syajarotun yang pembelajaran adalah segala sesuatu atau
diadobsi menjadi syajarah yang berarti daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru,
pohon kehidupan (Hamid dan Madjid, baik secara terpisah maupun dalam
2011: 3). Maksudnya adalah segala hal bentuk gabungan, untuk kepentingan
mengenai kehidupan memiliki pohon belajar mengajar dengan tujuan
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 37

meningkatkan efektifitas dan efesien Angicipi Batalyon Armed 12 Kelurahan


pembelajaran. Menurut Saripuddin dan Pelem, RT/RW 07/02, Kecamatan Nga-
winataputra (dalam Djamarah dan Zain, wi, Kabupaten Ngawi. Tepatnya berjarak
2010: 122) mengelompokkan sumber ± 1 km dari Kota Ngawi ke arah timur
belajar menjadi lima kategori, yaitu (1) laut menuju ke Kelurahan Pelem,
manusia, (2) buku atau perpustakaan, (3) tepatnya pertemuan antara Jl. Pangeran
media massa, (4) alam lingkungan, dan Dipone-goro sebelah timur dan Jl. Untung
(5) media pendidikan. Sumber belajar Suro-pati sebelah barat.
adalah segala sesuatu yang dapat Penelitian ini dilaksanakan
dipergunakan sebagai tempat dimana selama 6 bulan yaitu mulai bulan
bahan pengajaran terdapat atau asal Februari sampai Juli 2015.
untuk belajar seseorang. Sumber belajar B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
sesungguhnya banyak sekali dan Penelitian ini menggunakan pen-
terdapat dimana-mana antara lain di dekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
sekolah, di halaman, di pusat kota, di merupakan metode penelitian yang digu-
pedesaan, dan sebagainya (Djamarah dan nakan untuk meneliti pada kondisi obyek
Zain, 2010: 122). yang alamiah, disini peneliti adalah se-
Dengan demikian, sumber belajar bagai instrumen utama, teknik pengum-
sejarah merupakan semua alat bantu pulan data dilakukan secara trianggulasi,
yang digunakan dalam menerangkan analisis data bersifat induktif, dan hasil
mata pelajaran sejarah, sehingga siswa penelitian kualitatif menekan pada
mampu menerima pengetahuan dengan makna (Sugiyono, 2008: 205). Pada
mudah. Sumber belajar bisa diperoleh dasarnya penelitian kualitatif digunakan
sekolah, di lingkungan tempat tinggal, di dalam penelitian yang merujuk pada
pusat kota, di pedesaan, dan lain objek dan fenomena yang terjadi secara
sebagainya. Sumber belajar juga alami.
dikelompokkan menjadi lima kategori, Jenis penelitian yang dilakukan
yakni manusia, buku/perpustakaan, yaitu jenis penelitian deskriptif. Bagian
media masa, alam lingkungan, dan media deskriptif dalam catatan data ini meliputi
pendidikan. potret subjek, rekonstruksi dialog,
Metode Penelitian deskripsi keadaan fisik, struktur tentang
A. Lokasi dan Waktu Penelitian tempat, dan barang-barang lain yang ada
Penelitian ini dilaksanakan di di sekitarnya. Demikian juga, catatan
Benteng Van Den Bosch (Benteng tentang berbagai peristiwa khusus
Pendem) yang terletak di Komplek (termasuk siapa yang terlibat dengan
38 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016

cara bagaimana, gerak-geriknya, dan juga Data yang didapat berupa hasil
tingkah laku atau sikap penelitiannya) wawancara dengan informan. Sumber
(Sutopo, 2002: 74). lisan ini dapat diperoleh dengan
Pendekatan ini cocok untuk mendeskripsikan secara tertulis hasil
meneliti tentang latar belakang sejarah dari pengamatan atau wawancara
Benteng Van Den Bosch (Benteng serta dokumentasi yang dilakukan.
Pendem), nilai-nilai sejarah yang bisa Informan dari penelitian ini yaitu
diwariskan kepada masyarakat sebagai petugas yang mengelola Benteng Van
sumber belajar sejarah. Penelitian ini Den Bosch, beberapa guru mata
dilaksanakan dengan menganalisis data pelajaran IPS (sejarah), wisatawan,
yang diperoleh dari wawancara, perangkat desa, sesepuh, serta
dokumentasi, dan observasi langsung di masyarakat sekitar Benteng Van Den
lapangan. Bosch yang dipilih secara selektif.
C. Sumber Data 2. Sumber Data Sekunder
Menurut Lofland dan Lofland Sumber data sekunder menurut
(dalam Moleong, 2012: 157), sumber Shilalahi (2003: 57) adalah data
data utama dalam penelitian kualitatif penelitian yang diperoleh peneliti
ialah kata, dan tindakan, selebihnya secara tidak langsung atau melalui
adalah data tambahan seperti dokumen media perantara yang diperoleh
dan lain-lainnya. Sumber data penelitian maupun dicatat oleh pihak lain.
ini merupakan sumber data primer dan Sumber data sekunder yang
sumber data sekunder yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah
menjelaskan informasi yang diperlukan profil Benteng Van Den Bosch, data
dalam penelitian. Sumber data pada yang diperoleh dari pengelola benteng
penulisan ini diperoleh dari: tersebut, berupa sumber data tertulis
1. Sumber Data Primer berasal dari arsip, dokumen, serta
Sumber data primer merupakan buku-buku yang diperoleh dari
sumber data yang diperoleh secara Benteng Van Den Bosch.
langsung dari sumber asli atau tidak D. Teknik Pengumpulan Data
melalui perantara. Data-data primer Menurut Sugiyono (2008: 224)
berupa opini informan utama, hasil teknik pengumpulan data merupakan
observasi terhadap suatu benda fisik langkah yang paling strategis dalam
maupun hasil pengujian (Shilalahi, penelitian, karena tujuan utama dari
2003: 57). penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 39

data, maka peneliti tidak akan men- Den Bosch, beberapa guru mata
dapatkan data yang memenuhi standar pelajaran IPS (sejarah), wisatawan,
data yang ditetapkan. Pengumpulan data perangkat desa, sesepuh, serta
dalam penelitian ini dilakukan dengan masyarakat sekitar Benteng Van Den
wawancara, observasi, dan dokumentasi Bosch yang dipilih secara selektif.
tertulis/arsip. 2. Observasi
1. Wawancara Menurut Nazir (2009: 175) observasi
Wawancara menurut langsung atau dengan pengamatan
Esterberg (dalam Sugiyono, 2008: langsung adalah cara pengambilan
231) adalah pertemuan dua orang data dengan menggunakan mata
untuk bertukar in-ormasi dan ide tanpa ada pertolongan alat standar
melalui tanya jawab, sehingga dapat lain untuk keperluan tersebut. Teknik
dikonstruksikan makna dalam suatu observasi digunakan untuk menggali
topik tertentu. data dari sumber data yang berupa
Metode ini digunakan dalam peristiwa, tempat atau lokasi dan
peneltian ini dikarenakan peneliti benda serta tekanan gambar yang
akan melakukan wawancara kepada dilakukan secara langsung maupun
informan yang dianggap sebagai salah tidak langsung.
satu sumber yang bisa menjawab Observasi yang dilakukan
rumusan masalah penelitian. Peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti
pun perlu menjelaskan kepada mengamati Benteng Van Den Bosch
responden tentang maksud dan (Benteng Pendem). Dalam observasi
tujuan penelitian ini. Sebelum ini peneliti hanya mendatangi lokasi,
wawancara terlebih dahulu peneliti tetapi sama sekali tidak berperan
menyusun pedoman wawancara sebagai apapun selain sebagai
sebagai salah satu kode etik pengamat pasif, namun hadir dalam
wawancara. Metode ini diharapkan konteksnya.
menjadi kunci menjawab latar 3. Dokumentasi
belakang sejarah Benteng Van Den Dokumen merupakan sumber
Bosch (Benteng Pendem). data yang sering memiliki posisi
Nilai-nilai sejarah yang bisa penting dalam penelitian kualitatif.
diwariskan kepada masyarakat Terutama bila sasaran kajian
sebagai sumber belajar sejarah. mengarah pada latar belakang atau
Informan dari penelitian ini yaitu berbagai peristiwa yang terjadi di
petugas yang mengelola Benteng Van masa lampau dan berkaitan dengan
40 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016

kondisi atau peristiwa masa kini. dan analisis data. Dalam tahapan
Dokumen bisa memiliki beragam pengumpulan data peneliti menda-
bentuk, dari yang tertulis sederhana patkan data dari berbagai sumber.
sampai yang lebih lengkap, dan Sumber yang didapat merupakan
bahkan bisa berupa benda-benda hasil dari wawancara, sumber
lainnya sebagi pening-galan masa dokumen, dan pengamatan atau
lampau (Sutopo, 2002: 69). observasi secara lansung.
E. Prosedur Penelitian 3. Tahap Laporan
Penelitian ini tentang latar Pada tahap akhir merupakan
belakang sejarah Benteng Van Den Bosch tahap penyelesaian laporan atau
(Benteng Pendem), nilai-nilai sejarah penyajian data. Penyusunan laporan
yang bisa diwariskan kepada masyarakat didasarkan hasil analisis data yang
sebagai sumber belajar sejarah dilakukan didapatkan pada tahap sebelumnya.
selama 6 bulan. Penelitian dilaksanakan Laporan atau sajian dilakukan benar
mulai dari bulan Februari sampai dengan dan tersusun sistematis. Data yang
bulan Juli tahun 2015. Tahapan dalam disajikan merupakan data yang sesuai
penelitian ini tersusun sebagai berikut: dengan fakta dan dipertanggung
1. Tahap Persiapan jawabkan kebenarannya.
Pada tahap persiapan ini F. Teknik Keabsahan Data
menyangkut penentuan tema dan Untuk mendapatkan data yang
pengajuan judul, pengamatan atau valid dalam penelitian ini, peneliti
melakukan observasi awal. Kegiatan menggunakan teknik validitas data
tersebut dilakukan pada bulan sebagai berikut, Triangulasi metode
Februari. Setelah mendapatkan adalah pengumpulan data yang sama
persetujuan dari dosen pembimbing, dengan menggunakan metode
maka kegiatan selanjutnya adalah pengumpulan data yang berbeda, serta
mengadakan observasi awal terhadap diusahakan mengarah pada sumber data
objek penelitian agar memperoleh yang sama untuk menguji kemantapan
suatu gambaran tentang lokasi dan informasi.
narasumber yang akan digunakan Penggunaan metode
sebagai pendukung dalam pengumpulan data yang berbeda, dan
pelaksanaan penelitian. bahkan lebih jelas untuk diusahakan
2. Tahap Penelitian mengarah pada sumber data yang sama
Pada tahapan ini dilakukan untuk menguji ke-mantapan
pengumpulan data, pengolahan data, informasinya. Misalnya, untuk
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 41

memantapkan validitas data mengenai menyeluruh, maka unit-unit laporan


suatu keterampilan seseorang dalam yang telah disusunnya perlu
bidang tertentu. Peneliti menggunakan dikomunikasikan dengan informannya,
metode pengumpulan data yang berupa khususnya yang dipandang sebagai
kuesioner. Kemudian dilakukan informan utama (Sutopo, 2002: 83).
wawancara mendalam pada informan Adapun teknik trianggulasi
yang sama dan hasilnya diuji dengam sumber dapat dilihat dari bagan di
pengumpulan data sejenis dengan bawah ini:
menggunakan teknik observasi pada saat
orang tersebut melakukan kegiatannya
atau perilakunya (Sutopo, 2002: 80).
Triangulasi sumber data adalah
mengumpulkan data dari berbagai
sumber data digunakan untuk menguji
kebenaran tentang pelaksanaan
Bagan 3. 1. Trianggulasi Sumber (Sutopo,
pembelajaran sejarah. Cara ini
2002: 80)
mengarahkan peneliti agar di dalam
G. Teknik Analisis Data
mengumpulkan data, wajib
Analisis data merupakan bagian
menggunakan beragam sumber data
yang penting dalam metode ilmiah,
yang tersedia. Artinya, data yang sama
karena data tersebut dapat diberi arti
atau sejenis, akan lebih mantap
dan makna yang berguna dalam
kebenarannya bila digali dari beberapa
memecahkan masalah penelitian. Data
sumber data yang berbeda. Triangulasi
mentah yang telah dikumpulkan perlu
sumber data yang memanfaatkan jenis
dipecahkan dalam kelompok-kelompok,
sumber data yang berbeda-beda untuk
diadakan kategorisasi, dilakukan
menggali data yang sejenis (Sutopo,
manipulasi, serta diperas sedemikian
2002: 79).
rupa. Sehingga data tersebut mempunyai
Review informan merupakan
makna untuk menjawab masalah dan
usaha pengembangan validitas
bermanfaat untuk menguji hipotesis
penelitian. Digunakan untuk mereview
(Nazir, 2009: 346).
informan, apakah data hasil wawancara
Sedangkan Miles dan Huberman
sudah valid dan sesuai dengan
(dalam Sugiyono, 2008: 246-253)
kesepakatan atau belum. Pada waktu
mengemukakan bahwa dalam analisis
peneliti sudah mendapatkan data yang
data kualitatif dilakukan secara interaktif
cukup lengkap dan belum utuh dan
42 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016

dan berlangsung secara terus menerus diteliti. Hal ini dilakukan agar
melalui reduksi data (data reduction), memudahkan peneliti dalam
penyajian data (data display) dan mengelompokkan dan menentukan
penarikan kesimpulan (conclusion simpulan.
drawing atau verification). 3. Tahap Penarikan Kesimpulan
1. Tahap Reduksi data Tahap simpulan merupakan
Dalam tahap reduksi data, tahap akhir dalam analisis data ini.
peneliti melakukan proses seleksi, Berbagai data yang dibutuhkan untuk
pemfokusan, penyederhanaan dan penarikan suatu simpulan mulai
abstraksi data dari sumber penelitian. dianalisis secara lebih mendalam. Hal ini
Reduksi data merupakan bagian dari dilakukan agar penelitian kualitatif ini
proses analisis yang mempertegas, bisadipertanggungjawabkan
memperpendek, membuat fokus, kebenarannya. Di samping itu, adanya
membuang hal-hal yang tidak penting data-data yang dikumpulkan dapat
dan mengatur data sedemikian rupa dijadikan suatu pertimbangan yang akan
sehingga simpulan penelitian dapat menentukan arah kajian yang diteliti.
dilakukan. Peneliti melakukan tahap
Hasil Penelitian
reduksi data dengan membaca secara
A. Lokasi Benteng Van Den Bosch
cermat objek penelitian dan kemudian
(Benteng Pendem)
dibagi ke dalam kategori sesuai kajian
Benteng Van Den Bosch
yang peneliti amati.
(Benteng Pendem) terletak di Komplek
2. Tahap Penyajian Data
Angicipi Batalyon Armed 12 Kelurahan
Sajian data merupakan suatu
Pelem, RT/RW 07/02, Kecamatan Ngawi,
rakitan organisasi informasi, deskripsi
Kabupaten Ngawi. Benteng Van Den Bosh
dalam bentuk narasi yang
(Benteng Pendem) berjarak ± 1 km dari
memungkinkan simpulan penelitian
Kota Ngawi ke arah timur laut menuju ke
dapat dilakukan. Sajian ini merupakan
Kelurahan Pelem, tepatnya pertemuan
rangkaian kalimat yang disusun secara
antara Jl. Pangeran Dipone-goro sebelah
logis dan sistematis. Tujuannya agar
timur dan Jl. Untung Suropati sebelah
peneliti bisa memahami objek yang
barat.
diteliti dan memberikan jawaban sesuai
Luas area Benteng van Den
rumusan masalah penelitiannya.
Bosch ±15 ha, sedangkan luas bangunan
Hubungannya dengan tahap penyajian
benteng ini 165 m x 80 m (wawancara
data, peneliti melakukan ringkasan yang
INF-03, 22 April 2015).
relevan dengan bidang kajian yang
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 43

B. Benteng Van Den Bosch (Benteng Belanda. Selain itu beliau juga seorang
Pendem) ilmuwan Palaeoantropologi.
1. Sejarah Benteng Van Den Bosch Benteng Van Den Bosch sampai
(Benteng Pendem) saat ini sudah berusia 169 tahun lebih
Benteng Van Den Bosch ini dulu tua dari usia kemerdekaan negara
didirikan oleh seorang pemimpin tentara Indonesia. Benteng ini didiri-kan di
Belanda yang menjajah daerah Ngawi tempat yang sangat strategis dengan
bernama Gubernur Jendral Van Den memanfaatkan aliran sungai bengawan
Bosch pada tahun 1839-1845. Sedangkan Solo sebelah utara dengan bengawan
para pekerjanya pihak Belanda Madiun sebelah selatan dan timur yang
memanfaatkan masyarakat sekitar Ngawi sangat menguntungkan pihak Belanda.
yang ditangkap dan dipaksa untuk kerja Karena zaman dahulu sungai Bengawan
rodi. Kebanyakan dari mereka tidak Solo dan sungai Bengawan Madiun
pernah bisa keluar lagi dari benteng merupakan jalur transportasi utama. Jadi
tersebut, hal ini dikarenakan Benteng para tentara Belanda bisa mengawasi
Van Den Bosch ini sebagai markas yang siapa saja yang lewat jalur tersebut.
sangat rahasia. Jadi jangan sampai Tujuan didirikan benteng ini
tempat ini diketahui oleh pejuang bangsa adalah; 1) bangsa Belanda ingin me-
Indonesia. Sehingga mereka yang nguasai jalur transportasi lewat air,
ditangkap akan selamanya di benteng karena zaman dahulu jalur transportasi
tersebut sampai mati. Mereka yang yang ramai lewat air atau sungai baik
ditangkap juga dikasih makan meskipun perdagangan maupun aktifitas lainnya;
hanya sedikit, apabila ada yang mati 2) Belanda ingin menghambat sera-ngan
maka tentara Belanda akan mencari lanjutan dari perang Diponegoro yang
orang lagi untuk dipaksa kerja di tempat. terjadi pada tahun 1825-1830. Pada
Benteng ini ada hubungannya perang tersebut bangsa Belanda
dengan Museum Trinil yakni berkaitan mengalami kerugian sangat besar
dengan penemuan Pithecanthropus khususnya masalah biaya untuk
Erectus pada tahun 1891-1892. Penemu perlengkapan senjata maupun perse-
manusia purba tersebut adalah Eugne diaan konsumsi (wawancara dengan Edi,
Dubois dan beliau dulu juga tinggal di 22 April 2015).
Benteng Van Den Bosch pada tahun Karena peperangan tersebut
1890-1895, karena beliau berprofesi sangat sulit untuk dimenangkan oleh
sebagai dokter untuk para tentara Belanda. Namun dengan akal liciknya
Belanda, Pangeran Diponegoro berhasil
44 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016

dikalahkan. Mereka menipu mengajak tentara Jepang sebagai tempat perta-


berunding dengan Pangeran Diponegoro hanan pada tahun 1942-1945. Namun
untuk perdamaian, tapi ternyata pada tahun 1945-1948 tidak ditempati
Pangeran Diponegoro ditangkap dan oleh siapapun (wawancara dengan Yu-
diasingkan ke Makasar sampai rihanto, 22 April 2015). Setelah
meninggalnya. Akhirnya para pengikut Indonesia merdeka maka Benteng Van
Pangeran Diponegoro kembali ke Den Bosch (Ben-teng Pendem) di tempati
daerahnya masing-masing untuk beberapa satuan TNI sebagai markas
menghimpun masyarakat melawan pertahanan. Mulai dari TRI pada tahun
bangsa Belanda. Para pengikut Pangeran 1948-1956 sampai Yon Armed Kostrad
Diponegoro antara lain, Mbah Balak dari 12 Ngawi pada tahun 1962 sampai saat
Sukoharjo, Mbah Juro dari Gunung Kawi, ini, meskipun markas yang baru sudah
Ronggo Prawirodirjo dari Gunung dipindah di Jl. Siliwangi Ngawi.
Bancak Magetan, dan KH. Muhammad Pada akhir tahun 2011 Benteng
Nur Salim berasal dari Ngawi. Van Den Bosch baru dibuka sebagai
KH. Muhammad Nur Salim ini tempat wisata edukasi yang berada di
menghimpun kekuatan masyarakat Kabupaten Ngawi. Pengelolaan sarana
Ngawi yang diberi nama Wiro Tani dan prasarananya tetap dikelola oleh Yon
(Pasukan Masyarakat Petani) untuk Armed Kostrad 12 Ngawi dan dibantu
menyerbu Benteng Van Den Bosch. oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi
Namun usaha perlawanan tersebut gagal. (wawancara dengan Edi, 22 April 2015)
Akhirnya KH. Muhammad Nur Salim 2. Benteng Van Den Bosch (Benteng
ditangkap dan dijadikan tawanan oleh Pendem) sebagai Bangunan Cagar
Belanda. Selama menjadi tawanan Budaya
tersebut beliau disiksa untuk dibunuh Benteng Van Den Bosch bukan
dengan ditembak, digantung, dan ditusuk termasuk Benda Cagar Budaya, tapi
pedang. Namun KH. Muhammad Nur termasuk Bangunan Cagar Buda-ya.
Salim tidak mati, akhirnya beliau diikat Karena benteng tersebut meru-pakan
dan dimasukkan dalam lubang untuk bentuk bangunan yang memiliki dinding
dibunuh secara hidup-hidup. Sampai saat dan fungsinya untuk tempat bertahan
ini di dalam benteng tersebut terdapat manusia, yakni tentara Belanda saat
makam beliau (wawancara dengan menjajah Indonesia. Sedangkan Benda
Bambang, 21 April 2015). Cagar Budaya menurut Ade (wawancara,
Pada masa penjajahan Jepang 22 April 2015) itu harus memiliki
Benteng Van den Bosch dikuasai oleh bermacam-macam jenis bendanya.
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 45

Seperti benda-benda purbakala yang ada - Parit yang terdapat di depan


di Museum Trinil (wawancara 29 April Benteng Van Den Bosch
2015). - Tanggul
3. Pengelolaan Benteng Van Den - Bekas pondasi jembatan angkat
Bosch (Benteng Pendem) - Pintu gerbang pertama
Benteng Van Den Bosch - Bekas gerigi katrol jembatan
(Benteng Pendem) berada di Kelu-rahan angkat
Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten b. Bagian Tengah Benteng
Ngawi dan memiliki luas area ±16 ha. - Pintu gerbang utama masuk ke
Namun tepatnya berada di Komplek Benteng Van Den Bosch (1839-
Angicipi Batalyon Armed Kostrad 12 1845)
Ngawi, sehingga dalam pengelolaannya - Foto lokasi Benteng Van Den
benteng tersebut dike-lola oleh pihak Bosch dan Perencanaan Revi-
Yon Armed 12 Kostrad 12 Ngawi. Hal talisasi Kawasan Benteng Pen-
tersebut dikarenakan Benteng Pendem dem
sejak merdeka sam-pai saat ini ditempati - Bekas tempat jam di atas ger-
oleh Yon Armed Kostrad 12 Ngawi bang utama
sebagai markasnya (wawancara dengan - Makam KH. Muhammad Nur
Edi, 22 April 2015). Salim
4. Koleksi Benteng Van Den Bosch - Kantor utama dan interiornya
(Benteng Pendem) yang dahulunya digunakan
Benteng Van Den Bosch sebagai tempat tinggal Jendral
(Benteng Pendem) ini merupakan Van Den Bosch
bangunan cagar budaya yang ada di - Kantor umum
Kabupaten Ngawi. Benteng ini memiliki - Lapangan utama
±30 koleksi bangunan dan benda - Sumur
peninggalan zaman Belanda. Koleksi - Bekas bangunan yang dibom oleh
bangunan dan benda-benda seperti yang tentara Jepang
diungkapkan oleh Bambang dan Edi, - Ruang penjara yang berada
dibagi dalam 4 bagian diantaranya: disetiap bawah tangga menuju
a. Bagian Depan Benteng lantai 2
- Taman Labirin - Bekas gudang amunisi
- Bangunan pengintaian musuh - Bekas kamar mandi tentara
yang berada di bagian barat,
selatan, dan utara
46 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016

- Barak tentara yang berjumlah 2 diungkapkan oleh Bambang nilai-nilai


bangunan di sebelah barat dan yang bisa diwariskan kepada masyarakat
timur yang memiliki 2 lantai antara lain:
- Tangga menuju lantai 2 yang 1. Nilai sejarah yakni masyarakat
terbuat dari batu kali mampu memahami dan mengetahui
- Jembatan penghubung antar tentang bukti perjuangan rakyat
bangunan Ngawi dalam merebut kedaulatan
- Bekas ruangan dapur dan tungku Indonesia yang dijajah oleh Belanda.
untuk memasak Hal ini bisa dilihat dengan
- Fasilitas Toilet diketemukan makam KH. Muhammad
c. Bagian Belakang Benteng Nur Salim, beliau adalah pemimpin
- Bekas pipa saluran air Wiro Tani untuk menyerang Benteng
- Tempat penampungan air Van Den Bosch. Makam tersebut
- Pintu gerbang belakang ke arah berada di dalam benteng yang sampai
sungai Bengawan Madiun dan saat ini sering dikunjungi para
sungai Bengawan Solo wisatawan. Selain itu juga untuk
- Parit sebelah timur, berdekatan mengetahui sepak terjang atau
dengan pertemuan antara sungai keganasan bangsa Belanda saat
Bengawan Solo dan sungai menjajah Indonesia khususnya di
Bengawan Madiun Kabupaten Ngawi. Dengan begitu
d. Bagian Interior Benteng mampu menumbuhkan rasa
- Besi penguat bangunan nasionalisme pada masyarakat dan
- Paku penguat bangunan generasi muda.
- Pengunci pintu yang masih 2. Nilai arsiktektur bangunan, yakni kita
tersisa di ruangan yang ditempati bisa melihat bahwa bangunan
oleh Edi benteng tersebut sama persis dengan
- Ubin Holland bangunan-bangunan yang ada di
- Tempat stop kontak listrik Eropa.
- Koin VOC 3. Nilai pendidikan, yakni kita mampu
C. Nilai-nilai yang Bisa Diwariskan dari mengambil nilai-nilai pendidikan un-
Benteng Van Den Bosch (Benteng tuk selalu semangat seperti yang telah
Pendem) dicontohkan oleh KH. Muhammad Nur
Benteng Van Den Bosch (Benteng Salim dan Wiro Tani.
Pendem) ini memiliki beberapa nilai-nilai 4. Nilai budaya, yakni benteng tersebut
yang bisa kita pelajari. Seperti yang menjadi salah satu icon penting bagi
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 47

Kabupaten Ngawi yang akan tersebut memang peninggalan bangsa


menambah pendapatan daerah, serta Belanda. Akhirnya tumbuhlah
menunjang ekonomi masyarakat nasionalisme atau cinta bangsa Indonesia
sekitar benteng (wawancara 21 April pada peserta didik (wawancara dengan
2015). Younanto, 29 April 2015).
D. Benteng Van Den Bosh (Benteng
Pembahasan
Pendem) sebagai Sumber Belajar
1. Sejarah Benteng Van Den Bosch
Sejarah
(Benteng Pendem)
Kegiatan belajar mengajar itu
Benteng Van Den Bosch
tidak hanya dilakukan di dalam kelas,
merupakan salah satu jejak peninggalan
namun bisa juga dilakukan di luar kelas
Kolonialisme Belanda di Kabupaten
misalnya berkunjung ke tempat-tempat
Ngawi. Benteng Van Den Bosch dibangun
bersejarah, ke museum, atau ke
pada tahun 1839-1845 dibawah
laboratorium. Khusus mata pelajaran
pimpinan Gubernur Jendral Van Den
IPS/sejarah itu perlu kegiatan belajar
Bosch pada waktu menjajah daerah
mengajar yang dilaksanakan di luar
Ngawi. Benteng ini terkenal dengan
sekolah supaya terjadi kegiatan belajar
sebutan Benteng Pendem. Hal ini
mengajar yang menarik. Selain itu kalau
dikarenakan bangunan Benteng Van Den
kita belajar sejarah harus ada buktinya,
Bosch dahulunya dikelilingi gundukan
karena kalau tidak ada buktinya bukan
tanah yang tingginya sejajar dengan
dikatakan sejarah. Yang dimaksud
tingginya benteng, bahkan sampai
sebagai bukti itu bisa diartikan sebagai
menutupi bangunan ini.
jejak-jejak peninggalannya, seperti
Benteng ini dibangun ditempat
bangunan, fosil, foto, surat, maupun
yang strategis yakni memanfaatkan
rekaman video.
aliran sungai Bengawan Solo sebelah
Kabupaten Ngawi memiliki salah
utara dan sungai Bengawan Madiun
satu peninggalan bangsa Belanda pada
sebelah selatan dengan timur. Tujuannya
saat menjajah Indonesia yaitu Benteng
untuk menguasai jalur transportasi air
Van Den Bosch (Benteng Pendem).
dan menumpas pasukan Pangeran
Adanya benteng tersebut peserta didik
Diponegoro.
bisa diajak berkunjung untuk mengamati
Pada masa penjajahan Jepang
peninggalan-peninggalan bangsa Belanda
Benteng Van den Bosch dikuasai oleh
yang ada di Indonesia. Harapannya
tentara Jepang sebagai tempat
peserta didik bisa langsung melihat dan
pertahanan pada tahun 1942-1945.
memahami dengan nyata bahwa benteng
48 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016

Namun pada tahun 1945-1948 tidak luhur. Sebagai contohnya benda cagar
ditempati oleh siapapun. Setelah budaya atau bangunan cagar budaya.
Indonesia merdeka maka Benteng Van Karena setiap peristiwa yang terjadi
Den Bosch (Benteng Pendem) di tempati pada masa lalu pasti meninggalkan jejak
beberapa satuan TNI sebagai markas peristiwa yang bisa digunakan sebagai
pertahanan. ilmu pengetahuan. Sesuai dengan
Mulai dari TRI pada tahun pengertian sejarah menurut Kamus
1948-1956 sampai Yon Armed Kostrad Besar Bahasa Indonesia (1990: 794)
12 Ngawi pada tahun 1962 sampai saat ilmu, pengetahuan, cerita, pelajaran
ini, meskipun markas yang baru sudah tentang kejadian dan peristiwa yang
dipindah di Jl. Siliwangi Ngawi. Pada benar-benar terjadi pada masa lampau,
akhir tahun 2011 Benteng Van Den atau juga disebut dengan riwayat.
Bosch baru dibuka sebagai tempat wisata Keberadaan Benteng Van Den
edukasi yang berada di Kabupaten Bosch (Benteng Pendem) secara umum
Ngawi. Pengelolaan sarana dan sangat penting bagi masyarakat Kabupa-
prasarananya tetap dikelola oleh Yon ten Ngawi. Sebab memiliki nilai-nilai
Armed Kostrad 12 Ngawi dan dibantu luhur yang harus diwariskan kepada
oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi. generasi selanjutnya. Nilai-nilai tersebut
Benteng tersebut juga termasuk seperti nasionalisme, patriotisme, cinta
bangunan cagar budaya. Bahan dasar tanah kelahiran, semangat jiwa berjuang,
bangunan Benteng Van Den Bosch terdiri dan pantang menyerah.
dari kayu jati, batu bata merah, batu bata 3. Benteng Van Den Bosh (Benteng
kuning, ubin HOLLAND Alfred Recoud NC Pendem) sebagai Sumber Belajar
AASTAUCHT yang diimpor langsung dari Sejarah
Belanda, dan batu kali. Tidak jauh dari Menurut Association for Educa-
benteng akan terdapat makam orang- tional Communications an Technology
orang Belanda yang dibangun pada tahun (AECT) (dalam Komalasari, 2011: 108)
1880. mengatakan bahwa sumber
2. Nilai-nilai yang Bisa Diwariskan dari pembelajaran adalah segala sesuatu atau
Benteng Van Den Bosch (Benteng daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru,
Pendem) baik secara terpisah maupun dalam
Setiap objek wisata tentunya bentuk gabungan, untuk kepentingan
me-miliki nilai-nilai yang bisa kita pakai belajar mengajar dengan tujuan
dalam kehidupan sehari-hari, karena meningkatkan efektifitas dan efesien
nilai tersebut mengandung nilai yang pembelajaran. Dalam meningkatkan
M U S E U M B E N T E N G V A N D E N B O S C H ………| 49

efektifitas dan efesien pembelajaran 2. Ditingkat SMP diterapkan pada mata


seorang pengajar haruslah kreatif dan pelajaran IPS kelas VIII semester I,
inovatif dalam mengadakan kegiatan tentang pengamatan peninggalan-
belajar mengajar. Khusus pembelajaran peninggalan bangsa Belanda di
sejarah seorang peserta didik bisa Indonesia. Dalam kegiatan belajar
menambah wawasan pengetahuan dari mengajar seorang pendidik dapat
sumber-sumber belajar selain buku. mengajak peserta didik berkunjung ke
Seperti yang diungkapkan Saripuddin Benteng Van Den Bosch, tujuannya
dan winataputra (dalam Djamarah dan untuk melakukan pengamatan
Zain, 2010: 122) beliau peninggalan bangsa Belanda di Ngawi.
mengelompokkan sumber-sumber Harapannya setelah berkunjung ke
belajar menjadi lima kategori, yaitu (1) benteng tersebut peserta didik
manusia, (2) buku atau perpustakaan, (3) mengetahui secara nyata bahwa
media massa, (4) alam lingkungan, dan Benteng Van Den Bosch merupakan
(5) media pendidikan. salah satu peninggalan bangsa
Keberadaan Benteng Van Den Belanda di Ngawi. Selain itu juga
Bosch (Benteng Pendem) secara khusus mengetahui tentang sejarah benteng
dapat dimanfaatkan oleh para pendidik tersebut dan perjuangan rakyat Ngawi
dan peserta didik sebagai salah satu melawan bangsa Belanda.
sumber belajar sejarah. Hal ini dapat 3. Ditingkat SMA diterapkan pada mata
dimasukkan ke dalam mata pelajaran IPS pelajaran Sejarah kelas XI semester I.
(sejarah) dan diselaraskan dengan kuri- Penerapannya peserta didik diberi
kulum serta silabus disemua jenjang tugas untuk melakukan observasi ke
pendidikan mulai dari SD sampai SMA. Benteng Van Den Bosch tentang
Cara pengaplikasiannya sebagai berikut: peristiwa sejarah penjajahan bangsa
1. Ditingkat SD diterapkan pada mata Barat khususnya bangsa Belanda saat
pelajaran IPS kelas V semester II, men-jajah daerah Ngawi. Diharapkan
tentang mendeskripsikan perjuangan mampu mendapatkan informasi
para tokoh pejuang pada penjajah secara lengkap dengan melakukan
Belanda dan Jepang. Penerapannya wawancara kepada pengelola benteng
pendidik dapat menceritakan dan masyarakat sekitarnya.
perjuangan KH. Muh. Nur Salim dan Daftar Pustaka
Wiro Tani dalam menyerang Belanda Djamarah, S. B., dan Zain, A. 2010. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT
di Benteng Van Den Bosch di Ngawi.
Rineka Cipta.
50 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016

Hamid, A. R., dan Madjid, M. S. 2011. Dinas Komunikasi, Informatika dan


Pengantar Ilmu Sejarah. Kehumasan Pemprov DKI Jakarta.
Yogyakarta: Ombak. 2010. Pengertian Benteng. (Online),
Komalasari, K., 2011. Pembelajaran (http://www.jakarta.go.id/
Kontekstual Konsep dan Aplikasi. web/encyclopedia/detail/3645/Be
Bandung: PT Refika Aditama. nteng, Diunduh 6 Maret 2015).
Moleong, L. J. 2012. Metodologi Penelitian Dinas Pariwisata, Pendidikan, Pemuda, dan
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Olahraga Kabupaten Ngawi. 2012.
Rosdakarya. Benteng Pendem (Van De Bosch).
Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Bandung: (Online),
Ghalia Indonesia. (http://www.ngawitourism.com/d
Nurcahyo, dkk. 2012. Ilmu Sosial Budaya etail8-benteng-pendem--van-de-
Dasar. Madiun: Institut Press. bosch-html, Diunduh 6 Maret
Poesponegoro, M. D. 2008. Sejarah Nasional 2015).
Indonesia IV Kemunculan Kurniawan, H. 11 Agustus 2013. Benteng
Penjajahan di Indonesia. Jakarta: Pendem. Benteng Pendem Van Den
Balai Pustaka. Bosch (Ngawi-Jawa Timur).
_________________. 2008. Sejarah Nasional (Online),
Indonesia V Zaman Kebangkitan (http://www.facebook.com/notes/
Nasional dan Masa Hindia Belanda. hari-kurniawan/benteng-pendem-
Jakarta: Balai Pustaka. van-den-bosch-ngawi-jawa-
Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II timur/577887378916622,
Madiun. 1980. Sejarah Kabupaten Diunduh 6 Maret 2015).
Madiun. Madiun: Pemerintah Psychologymania. September 2013. Cagar
Kabupaten Daerah Tingkat II Budaya. Pengertian Cagar Budaya.
Madiun. Tidak Diterbitkan. (Online),(http://www.e-
Shilalahi, G. A. 2003. Metodologi Penelitian jurnal.com/2013/11/pengertian-
dan Studi Kasus. Sidoarjo: Citra cagar-budaya.html, Diunduh 6
Media. Maret 2015)
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D).
Bandung: Alfabeta.
Suranto, Y. 2008. Identifikasi Kayu dan
Peranannya Terhadap Pelestarian
Benda Cagar Budaya. Jurnal
Konservasi Benda Cagar Budaya
Borobudur Balai Konservasi
Peninggalan Borobudur, 2 (2): 3-4.
Sutopo, H. B. 2002. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. 1990.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
11 tahun 2010 Pasal 1 (ayat 1, 2,
dan 3) tentang Benda Cagar
Budaya.
Sumber Internet:

Anda mungkin juga menyukai