6
2.1.1. Lokasi Tapak
Lokasi perancangan terletak di Jl. Ki Mangung Sarkoro 21-29. Lokasi tapak
strategis dimana jalan raya tersebut tehubung secara langsung dengan pusat kota
Kabupaten Tulungagung.
7
2.1.4. Potensi Lingkungan tapak
8
definisi judul yang di ambil masing – masing kata dalam penyusunan judul tersebut
antara lain :
Museum
a. Web resmi International Council of Museum menyebutkan bahwa
pengertian museum telah berkembang sejalan dengan perkembangan
masyarat. Tapi pada Konferensi Umum ke 21 di Wina, Austria pada
tahun 2007, menyatakan bahwa sebuah museum adalah non-profit,
sebagai institusi permanen dalam pelayan masyarakat terbuka untuk
umum yang bersifat melestarikan, penelitian, berkomunikasi dan
pameran warisan untuk tujuan pendidikan, studi dan kenikmatan.
b. Depatemen P dan K dalam SK Mendikbud no.093/0/1973
menyebutkan museum seagai lembaga penyelanggaraan
pengumpulan, perawatan, pengawetan, penyajian, penerbitan hasil
penelitian dan pemberian edukasif kultural tentang benda yang
bernilai ilmiah.
c. Dalam buku Data Arsitektur Jilid II juga disebutkan bahwa museum
bukan hanya sebagai tempat untuk mengadakan suatu pameran saja,
melainkan juga sebagai pusat kebudayaan.
d. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Museum adalah tempat
menyiman benda – benda berserjarah.
e. Menurut Buku Oxfod Eksiklopedia Pelajar, museum adalah sebuah
tempat untuk menyimpan dan memamerkan benda, gambar dan
tulisan dari masa lalu.
Sejarah
a. Sejarah secara harafiah berasal dari bahasa Yunani historia yang berarti
pengetahuan yang didapat dari penelitian. Secara luas sejarah adalah
rekaman pengetahuan tentang masa lalu. Rekaman pertistiwa dalam
diwujudkan dalam bentuk tulisan manual (manuskri) maupun symbol,
cetakan, rekaman suara, rekaman gambar atau format digital untuk
9
sejarah yang dituliskan logika bersifat subyektif karena tergantung pada
perspektif sejarawan maupun ke inginan penulis sejarah.
b. Mohammad Hata mengungakapkan arti sejarah didalam bukunya
“Pengantar ke Jalan Ilmu Pengetahuan” bahwa sejarah wujudnya
memberikan pengetahuan dari pada masa yang lalu”, Ia
menggambarkan suatu ideal tipe bentuk rupa dari masa itu bukan
gambaran yang di mudahkannya tetapi supaya kita mengenali
rupanya.
c. Roeslan Adbul Gani di bukunya yang berjudul “Sosialisme
Indonesia” cetakan ke V memaparkan arti dari sejarah ialah suatu
bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis dan
keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di
masa lampau, beserta segal kejadian – kejadiannya dengan
maskud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil
penelitian dan penyelidikan untuk akhirnya di jadikan
pembedaharaan pedoman bagi penilaian penentuan keadaan
sekarang serta arah progam masa depan.
d. Bern Helm dalam Lehr Buch Der Historischen Methode Under
Geschicthtsphlosophie cetakan ke VI di halaman 9. Sejarah
merupakan suatu hal yang menyelidiki menceritakan peristiwa-
peristiwa dalam waktu dan ruang yang di hubungkan dengan
perkembangan aktivitas manusia baik itu secara individu atau pun
kelompok sebagai kehidupan masyarakat dalam hubungan
timbale balik rohani atau jasmani.
e. Baverley Southgate (1996) pengertian sejarah dapat didefinisikan
sebagai “studi tentang peristiwa di masa lampau.”Dengan
demikian,sejarah merupakan peristiwa faktual di masa
lampau,bukan kisah fiktif apalagi rekayasa. Definisi menurut
Baverley Southgate merupakan pemahaman paling sederhana.
Pengertian sejarah menurut Baverley menghendaki pemahaman
obyektif terhadap fakta-fakta historis. Metode penulisannya
10
menggunakan narasi historis dan tidak dibenarkan secara analitis
(analisis sejarah).
Budaya
a. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yang berarti
buddayah, merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal – hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture yang
berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan. (Ibid
Hal 153) Hal yang sama juga diungkapakn oleh Kuntijaraningrat.
b. Seorang ahli ernama Ralph Linton yang memberikan definisi
kebudayaan yang berbeda dengan pengertian kebudayaan dalam
kehidupan sehari – hari “kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan
dari masyarakat dan tidak hanya mengenahi sebgaian tata cara hidup
saja yang di anggap lebih tinggi da lebih diinginkan.
c. Semenara Selo Soemardjan dan Soeleman Soermardi merumuskan
kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Karya –karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan
kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh
manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta
hasilnya yang dapat diabadikan untuk keberluan masyakarat.
2.2.2. Kajian Fungsi Sejenis
Museum bagi masyarakat sangatlah penting. Peradapan suatu bangsa dapat
dilihat dari museum – museum yang dimiliki (Suratmi) 2020 . Manfaat museum
bagi penduduk peribumi merupakan cerminan dari nenek moyangnya. Pendapat
Drs. Djoko Soekiman dalam ungkapannya mengajak agar semua merasa
berbahagia karena memiliki berbagai museum yang bisa dikunjungi.
11
1. Tempat Rekereasi
Museum dengan benda – benda koleksi berupa seni dan budaya yang
mengandung unsur nialai – nilai bersejarah yang indah, antic merupakan penawar
bagi para pengunjung yang sudah mengelabuhi jiwanya untuk mencoba mencari tahu
benda – benda tersebut.
3. Sumber Informasi
AC Parker seorang Museolog Amerika Serikat menyatakan bahwa museum
juga menjadi lembaga yang secacara aktif melakukan tugas dalam menerangkan
dunia manusia dan alam. Sepertihalnya menjelaskan semua perjuangan suatu
bangsa maupun peradapan.
12
8. Cerminan pertumbuhan peradapan manusia, dan pembangkitan rasa
takwa serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu fungsi utama (standar bangunan museum) yang haru sdimiliki oleh
sebuah museum (A good Museum Includes These Basic Function) (Sumber :
Majalah Ilmu Permuseuman, 1988) adalah :
1. Fungsi Kuraterial ( Curatorial)
2. Fungsi Pmeran (Display)
3. Fungsi Persiapan Pameran (Display Preparation)
4. Fungsi Pendidikan (Education)
Dari fungsi – fungsi yang sudah dijabarkan bahwa museum menjadi sarana
dan prasarana dalam menunjukan warisan sejarah budaya yang dinamis terus
berkembang. Sebagai tempat pembelajaran untuk mengetahui ilmu pengetahuan baru
untuk masyarakat umum. Serta memperkuat nilai – nilai budaya agar memiliki
kepribadian kebangsaan, mempertebal harga diri dan memperkokoh semangat
persatuan akan sejarah – sejarah masa lampu tetap menjadi cerminan menuju
peradapan masa yang akan datang.
13
atau bahkan di masuki budaya – budaya luar.
Tema tradisional menjadi bentuk perwujudan sejarah dan warisan leluhur yang
perlu dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Begitu juga pengaruh iklim di Indonesia
juga menjadi bagian dari dasar bentukan atap bangunan yang bertema tradisional
yang tidak terlalu landai untuk mengurangi suhu yang panas didalamnya. Selain itu
dinding – dinding terbuka yang menjadi khas dari bangunan tradisional, dalam hal
ini dinding – dinding disetiap ruangan hanya menjadi pembatas yang tidak menutup
rapat ke bidang bawah (lantai) dan bidang atas (atap) guna menambah sikulasi atau
ventilasi udara.
Sedangkan pengaruh arsitektur tradisional (dalam hal ini jawa) ditemukan ciri
yang lebih menonjol melalu ornament pada bangunannya, organisasi ruang yang
mewadahi kebutuhan penghuni ruang dan pemaknaan manusia yang menghargai
alam nusantara serta peran social masyarakatnya. Tak hilang nilai petuah, dan pitutur
budaya jawa yang selalu menjiwai pemaknaan disetiap bangunannya. Nilai – nilai
dalam penerapan Masyarakat Tradisional diatas menjadi kearifan local yang
terkadung dalam konsep budaya jawa merupakan hasil dari representasi hubungan
manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, manusia dengan manusia sebagai
mahkluk social, manusia sebagai pribadi individu.
Tidak heran jika didalam merencanakan bangunan tradisional pada era budaya
Hindu Jawa, selalu menerapakan atau mewujudkan mitos dari macapat terkait
penjuru mata angin sebagai simbol orientasi dalam membangun bangunan. Karena
setiap arah mata angin tersebut masing – masing bernaungan dewa – dewa sebagai
unsur kosmologi budaya jawa (Ronald,2000:38). Orientasi pada umumnya
14
masyarakat jawa dalam membangun rumah memakai sumbu kosmis Utara – Selatan,
sedangkan Timur-Barat adalah sumbu kosmis milik bangsawan dan keraton yang
dibedakan. Dari arah orientasi yang benar dipercaya akan mendatangkan
keberuntungan dana kebahagiaan.
Rumah Jawa terdiri dari beberapa massa [Prijotomo, 1999], antara lain:‘Griya
Regol’ , gapura, gerbang masuk, maknanya yaitu tatakrama antara yang tua ke yang
muda, yang kecil ke yang besar. ‘Griya Wingking’, omah mburi, bangunan pemilik
rumah. ‘Griya Ngajeng’, pendopo, omah ngarep. ‘Griya Pawon’, dapur. ‘Griya
Ghandhok’, bangunan tambahan, lumbung, kandang. ‘Gedhogan’, kandang kuda.
‘Pagongan’, bangunan untuk memainkan gamelan. ‘Pringgitan’, bangunan antara
griya ngajeng dan griya wingking. ‘langgar’,’sanggar pamujan’, tempat
sembahyang. Rumah joglo pada konsep awalnya memakai material kayu pada
struktur dinding dan atapnya. Pemakaian dinding satu bata pada rumah jawa
merupakan pengaruh arsitektur Kolonial yang merupakan representasi tingkat sosial
ekonomi.
Begitu juga ciri – ciri dari arsitektur tradisional bisa di lihat dari :
15
7. Struktur bangunan bungkar pasang atau Knock down
8. Ornament menyesuaikan isi dari makna yang di inginkan biasanya ornament
– ornament ini menggunakan unsur – unsur tumbuhan dan hewan yeng
mengartikan hubungan manusia dengan alam. Maupun ornament – ornament
lainnya.
Dari penjabaran di atas tentu arsitektur tradisional sangat penting sekali dalam
pembangunan yang ada di wilayahnya masih – masih. Karena Arsitektur tradisional
sendiri mulai luntur dan goyang karena masuknya arsitektur Eropa dan Amerika.
Sehingga budaya dari daearah tersebut terekspost dan mampu memberikan nilai –
nilai moral dan edukasi yang terkandung.
Dalam arsitektur tradisional Jawa, pola atau susunan ruang merupakan hal yang
sudah baku. Hal ini dapat diamati bahwa di semua rumah tinggal yang berarsitektur
tradisional mempunyai pola atau susunan yang sama, baik ditinjau dari hirarkis
ruangnya maupun dari fungsi ruangnya. Di dalam konsepsi arsitektur Jawa, setiap
ruang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda yang ditentukan oleh
pemikiran alam mikro dan makro kosmos, dengan demikian tentu mempunyai
konsekwensi logis terhadap kegiatan yang dilakukan di dalam ruang tersebut.
Disamping itu konsepsi arsitektur tradisional menurut makna/nilai terhadap
pandangan makro dan mikro kosmos dibagi dalam urut-urutan dari yang umum yang
bersifat profan menuju sampai pada yang khusus yang bersifat sakral atau dalam
arsitektur kini biasa dikatakan sebagai pribadi dalam arti yang lebih (mempunyai satu
nilai kesucian yang tinggi). Seperti yang diungkapkan Mangunwijaya (1988, 106-
113):
Seperti yang dikatakan oleh Suseno (1983 : 38-69) keluarga Jawa selalu bersikap
menghindari adanya konflik dan hal ini kemudian disebut sebagai prinsip kerukunan
dan sikap ormat (hormat) yang juga diartikan segala sesuatu dapat dilakukan dengan
cara musyawarah. Oleh karena itu apapun, bagaimanapun keadaannya (mangan ora
mangan) tetap bersatu dalam suasana yang tenteram dan damai itu yang menjadi
falsafahnya.Hal yang kedua yang menyatakan pentingnya fungsi sebuah rumah bagi
16
orang Jawa adalah sebagai reproduksi, prokreasi, rekreasi dan produksi. Oleh karena
itu suatu bangunan rumah termasuk ruang-ruang yang ada di dalamnya
membutuhkan suatu luasan yang cukup besar sesuai dengan kebutuhan dan
pandangan hidup masyarakat suku Jawa pada waktu itu.
17
kepanjangan Artefact Technique Utility Material Icon Concept dan Shape. Metode
ini mengatur tentang kombinasi, integrasi dan campuran unsur – unsur dari tradisi
dengan modernitas.
Artefact (A) merupakan objek yang menjadi salah satu penerapan yaitu bangunan
pendopo yang ada di Kab Tulungagung.
Utility (U) Sebagai alat fungsional dalam hal ini penerapan tradisional
digambarkan dalam bentuk produk fisik berupa penggunaan sarana perabot
sepertihalnya kursi/meja, dengan penerapan tradisional dengan seni ukir yang
memiliki filosofi dari fungsi dan penerapan makna dalam bentuk fisik. Secara fungsi
berlaku sedangkan penerapan ketradisional menjadi khas. Dalam hal lainya
pembuatan vektilasi dan atap yang sudah di atur dan kaji secara kebutuhan dan
penyesuaikan kondisi lingkungan.
Material (M) Material mengacu pada benda fisik yang diterapkan pada bangunan
(kursi, meja, pintu, dinding, lantai, atap dsbnya) Ketradisional digambarkan dengan
penerapan material lokal yang berada di sekitar tapak dengan pemanfaatan sumber
daya alam yang ada. Sepertihalnya tanah, kayu, bambu yang dikemas dengan bentuk
dan nilai seni yang tinggi.
Icon (I) Icon merupakan sebuat simbolik yang sering di dijadikan ornamen,
dekorasi dalam deseain. Penerapan icon dalam tradisional jawa bisa menggunakan
keris, tongkat, pedang maupun flora dan fauna setempat yang menjadi bagian dari
ciri dan khas budaya setempat yang memilini nilai sejarah dalam terbuntuknya suatu
tatanan suatu daerah.
18
diterapkan dalam konsep ruang pada bangunan jawa yang memiliki nilai – nilai yang
mampu mewujudkan keberadaan dala, kehidupan.
Shape (S) Shape lebih mengaju pada benduk dan sifat visual dan fisik pada suau
objek. Yang didalamnya termasuk mengalisis tentang ukuran dan proporsi.
19
menjadi ciri dan
khas di daerahnya
beserta yang
berpengaruh atau
memiliki nilai
filosofis yang
tinggi.
Utility (U) Fungsi Pendopo 1. Mengguna
kan bahan
dan Kab. alami pada
kegunaan Tulunga atap
merupakan
gung insulator
yang baik
2. Tritisan
1
lebar
sebagai
2 penghalang
matahari
3. Bagian
3 terbuka
bagian
pendopo
memungki
nkan
penghawaa
n alami.
Selain fungsi,
secara
kenyamanan
didalamnya
disajikan ornamen
ukiran – ukiran
yang
menggambarkan
nilai – nilai
kehidupan
20
Material (M) Natural Pendopo Material
Menggun Kab. menggunakan
akan Tulunga sumber daya alam
sumber gung yaitu kayu dengan
daya alam penambahan
ornamen yang
menjadikan ciri
khas dari
bangunan
tradisional
Icon (I) Visual Nangkul Sebuah simbol
ornamen o Park keris di
Tulunga wujudkan
gung dalam bentuk
Kendalb fisik dengan
ulur detail ukiran
atau ornamen
yang
mengandung
nilai filosofi.
Concept (C) Adat Rumah 1. Regol
kepercaya Joglo 2. Rana
an dan 3. Sumur
norma - 4. Langgar
normal 5. Kuncung
6. Kandang kuda
7. Pendapa
8. Longkonan
9. Seketheng
10 Pringgitan
21
11. Dalem
12. Senthong
Kiwa
13. Senthong
tengen
14. Sentong
kanan
15. Ganchok
16. Dapur
A. Halaman Luar
B. Halaman
Belakang
22
2.3.3. Kesimpulan Contoh Penerapan Tema
Dari penerapan yang dilakukan pada studi komperasi di atas bahwa pendekatan
dengan adanya kebudayaan setempat menjadi hidup dalam penerapan desain sebagai
tempat untuk berkumpul, berteduh dan menjadikan sebuah kekuatan dalam
menceritakan nilai – nilai yang terkadung secara visualisasi. Selain itu tidak lepas
akan keberadaan lingkungan yang menjadi dasar dan rumusan masalah akan
keberadaan perancangan yang selalu berdambingan dengan kondisi alam yang juga
merupakan sumber dari sebuah kehidupan.
a. Pengumpulan koleksi
Pengumpulan koleksi dilakukan dengan cara operasi lapangan,
pemotretan, pembuatan film documenter dan jual beli koleksi dari
sumber tertentu.
b. Menyimpan koleksi
Selain mengumpulan juga menyimpan dengan penampungan,
perawatan, penelitian pameran dan penggandaan (reproduksi)
c. Preservasi
Reproduksi dengan tujuan untuk cadangan koleksi untuk
menyelamatkan koleksi aslinya
23
Menyimpan untuk menyelamatkan koleksi asli dari factor yang
merugikan
Regristrasi untuk pemberian dan penyusunan keterangan yang
menyakut benda koleksi
d. Observasi
Melakukan penyeleksian calon benda sebagai persyaratan kleksi
museum
Melakukan penelitian diluar maupun di luar laboratorium
Melakukan perawan serta perbaikan untuk melestarikan benda
koleksi
e. Mengapresiasi
Museum menjadi fasilitas pendidikan untuk penunjang bagi
masyarakat yang bersifat non formal
Museum menjadi objek rekreasi dengan menyajikan acara yang
bersifat menghibur rekreatif
f. Komukasi
Pameran menjadi komunikasi antar pelajar, mahasiswa dan untuk
masyarakat umum
Menjadikan tempat pertemuan pengelola dengan masyarakat sebagai
penunjang kegiatan museum,
Administrasi kegiatan komunikasi yang merupakan penetapan
kebiajaksanaan dari lembaga yang lebih tinggi.
g. Kegiatan Pengelolaan dan Servis
Kebutuhan utama didalam museum tidak lupa akan keberadaan
petugas pengelola museum itu sendiri
24
menjadi daya tarik agar wisatawan untuk mengunjungi tempat tersebut sebagai
sarana wisata edukasi.
25
5 Ruang Informasi Orang Dewasa 5
6 Pos Kemana Orang Dewasa 2
7 Lavatory Orang Dewasa 500
8 R. Display Teknologi Orang Dewasa 2
9 Entrance Hall Orang Dewasa 150
Entrance Hall 100
10 R. Pameran Orang Dewasa 500
Anak Kecil 200
11 R. Pameran Temporer Orang Dewasa 150
Anak Kecil 100
12 Perpustakaan Orang Dewasa 100
Anak Kecil 50
13 R. Audio Visual Orang Dewasa 150
Anak Kecil 100
14 Auditorium Orang Dewasa 250
Anak Kecil 150
15 Café/Stand Orang Dewasa 100
16 Mushola Orang Dewasa 50
17 R. Loker Orang Dewasa 25
Anak Kecil 25
18 Taman Orang Dewasa 100
26
7 Parkir Pengelola Orang Dewasa 50
8 Lavatory Orang Dewasa 25
9 Mushola Orang Dewasa 25
10 Dapur Orang Dewasa 10
11 Taman Orang Dewasa 25
12 R. Penyimpanan Orang Dewasa 50
13 Perpustakaan Orang Dewasa 15
14 Ruang Direktur Orang Dewasa 2
15 Ruang Tamu Orang Dewasa 3
16 Ruang Sektretaris Direktur Orang Dewasa 2
17 Ruang Kabag Administrasi Orang Dewasa 2
18 Ruang Sektretaris Kabag Orang Dewasa 2
19 Ruang Tunggu Orang Dewasa 4
20 Ruang Keungangan Orang Dewasa 2
21 Ruang Pegawai Orang Dewasa 25
22 Ruang Dokumentasi Orang Dewasa 3
23 Ruang Loket Orang Dewasa 4
24 Ruang Informasi Orang Dewasa 4
25 Ruang Collection Handling Orang Dewasa 10
26 Ruang Pengawas Orang Dewasa 2
27 Ruang Staf Perpustakaan Orang Dewasa 4
28 Ruang Penyimpanan Buku Orang Dewasa 6
29 Ruang Admin Perpustakaan Orang Dewasa 2
30 Ruang Staf Pendidikan Dan Orang Dewasa 6
Bimbingan
31 Education Center Orang Dewasa 25
32 Ruang CCTV Orang Dewasa 4
33 Pos Satpam Orang Dewasa 2
Sumber : Dokumen Pribadi
27
Tabel 2.4. Kebutuhan Kapasitas Service
28