Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah merupakan peristiwa kejadian atau apa yang telah terjadi di masa lampau,

setiap peristiwa hanya sekali terjadi dan tidak akan pernah terulang kembali. Setiap

peristiwa meninggalkan bekas yang kemudian di gunakan sebagai “Saksi” atau “Bukti”

bahwa kejadian itu sungguh – sungguh terjadi, Sejarah sangat berperan dalam berbagai

hal seperti pada diri sendiri, benda dan sebagainya. Setiap yang berada di dunia ini

mempunyai sejarah yang memang harus diketahui asal usulnya agar dapat dimanfaatkan

sesuai dengan waktu dan kegunaanya. Sejarah memang hanya menceritakan yang terjadi

dimasa lampau akan tetapi sejarah pula akan berpengaruh besar bagi kehidupan saat ini

dan pada masa depan, agar dapat berkembang sesuai yang diharapakan. Sejarah juga

menjadi tolak ukur dalam setiap perubahan yang terjadi di masa sekarang dan masa yang

akan datang.

Setiap sesuatu yang berada saat ini mempunyai cerita atau asal usul dimasa lampau,

seperti sejarah sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia, begitu pula halnya dengan

suatu kejadian , Peristiwa, benda, atau pun keadaan alam yang berada di daerah tertentu,

seperti Geyser Cipanasa Cisolok, Situs Megalitikum, dan Adat di Kasepuhan Cipta

Mulya. Ketiga kejadian alam tersebut saat ini memang sangat jarang diketahui oleh

masyarakat Indonesia, di setiap daerah dan masyarakat yang menempati daerah tersebut

dan disekitarannya pun tidak jarang yang tidak mengetahuinya, hal ini disebabkan

masyarakat yang berada di Desa tidak terlalu mempedulikan sejarah ditempat mereka.
[1]
Geyser Cisolok merupakan salah satu tempat wisata di Sukabumi, tepatnya di

Kecamatan Cisolok, yang menyajikan pemandangan akan keajaiban alam yang hanya

ada di dua tempat saja di dunia ini. Geyser adalah mata air panas yang menyembur ke

luar karena tekanan tinggi dari dalam perut bumi. Geyser atau Geiser merupakan

kejadian langka, dan Indonesia hanya ada di Sukabumi.1

Sukabumi memang memiliki cukup banyak tempat wisata unik, dan alami. Maka tak

heran jika Sukabumi selalu menjadi tujuan para wisatawan yang datang dari dalam

maupun luar negeri.

Situs Tugu Gede terletak di Kampung Cengkuk, Kelurahan Margalaksana,

Kecamatan Cikakak, tepatnya pada  ketinggian rata-rata sekitar ± 468 – 500 meter di atas

permukaan air laut. Lokasi situs Tugu Gede terletak di lembah. Tempat ini dikelilingi

oleh Gunung Halimun.2

Berdasarkan tinggalan budaya yang terdapat di situs ini, kemungkinan besar situs ini

merupakan lokasi aktivitas semenjak masa prasejarah hingga ke masa kemudian. Hasil

survei dan penggalian yang dilakukan oleh para peneliti di daerah ini menunjukan

keragaman jenis dan bentuk tinggalan budaya. Identifikasi temuan menunjukkan adanya

tinggalan berupa tembikar, keramik, benda logam, alat batu, dan monumen batu.

Tembikar yang ditemukan di situs ini berupa pasu, periuk, cawan, cawan berkaki,

tempayan, pedupaan, kendi, dan cobek. Keramik yang ada berupa mangkuk, guci, botol,

piring, vas, dan cepuk. Benda logam berupa genta, bandul, dan kaki wadah. Alat batu

yang ada berupa batu giling, lumpang batu, pipisan, mata tombak, beliung, dan alat serut.

Sedangkan Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi adalah masyarat/Desa yang masih

melaksanakan tradisi nenek moyangnya dalam bidang pertanian. Di desa adat ini, dari

1
https://www.nativeindonesia.com/geyser-cisolok/
2
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbanten/situs-tugu-gede-sukabumi/
[2]
proses menanam padi hingga panen selalu diiringi dengan upacara-upacara terkait

pertanian. Upacara yang paling terkenal adalah Seren Taun yang diadakan untuk

merayakan hasil panen padi—dan biasanya ramai dihadiri wisatawan. 

Meskipun berupa desa adat, tapi Kasepuhan Sinar Resmi tidak mengasingkan diri

dari perkembangan zaman. Di kasepuhan ini sudah tersedia listrik, bahkan penduduknya

pun sudah terbiasa menggunakan telepon genggam. Rumah-rumah penduduk pun

beberapa sudah ada yang menggunakan batu bata dan semen—meskipun masih ada juga

yang hanya menggunakan kayu dan bambu serta ijuk sebagai atapnya.3

Sebagaimana yang penulis uraikan di atas maka penulis membuat penelitian

tentang GEYSER CIPANAS CISOLOK, SITUS MEGALITIKUM

CICENGKUK, DAN LEMBAGA ADAT KESEPUHAN CIPTA MULYA

DESA SINAR RESMI yang ditukangkan didalam sebuah makalah yang

ditujukan untuk memenuhi syarat nilai pengganti Study Tour Yogyakarta tahun

2023.

3
https://www.hin.id/news/tempat:-kasepuhan-sinar-resmi
[3]
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Geyser Cipanas Cisolok terbentuk?

2. Bagaimana Asal-Muasal Situs Megalitikum Cicengkuk Terjadi?

3. Kenapa Adat Kasepuhan Cipta Mulya Masih Dijalankan Sampai Sekarang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Melatih daya pikir, analisi dan objektif terhadap peristiwa dalam

mempraktekan dan mengaplikasikan Metodologi dalam penulisan sejarah

sehingga dapat memperluas dan memperdalam wawasan dalam

meningkatkan mutu karya sejarah.

b. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana sejarah Geyser Cipanas Cisolok terbentuk

2. Mengetahui bagaimana Asal-Muasal Situs Megalitikum Cicengkuk Terjadi

3. Mengetahui kenapa Adat Kasepuhan Cipta Mulya Masih Dijalankan

Sampai Sekarang

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah

pengetahuan tentang Geyser Cisolok, Situs Megalitikum Cicengkuk, dan Adat

Kasepuhan Cipta Mulya.

[4]
b. Manfaat Praktis

Secara praktis, temuan penelitian ini dapat : 1) memberikan masukan dan

pertimbangan bagi penentu kebijakan terutama yang berkaitan dengan adat

pedesaan, situs bersejarah, dan tempat wisata 2) membuka wawasan masyarakat

dan memberikan sumbangsih dalam memperkaya Arsip desa, Daerah dan

Nasional.

[5]
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Sejarah

Sejarah diambil dalam bahasa Arab dari kata 'syajarah' yang berarti pohon. Arti

pohon disini dimaksudkan sebagai pohon keluarga atau silsilah serta usul dari adanya

sesuatu, dan perkembangan tentang peristiwa yang berkesinambungan.4

Sedangkan dalam Bahasa Inggris dinamakan 'history', yang berasal dari bahasa

Yunani dari kata 'historia' yang mengandung makna inkuiri, wawancara, serta interogasi

atau laporan dari seorang saksi mata mengenai hasil-hasil suatu tindakan. Dari bahasa

Yunani tersebut, istilah historia masuk ke bahasa-bahasa lain, terutama melalui

perantaraan bahasa Latin.

Para ahli mendefinisikan sejarah dengan makna yang beragam. Dilansir dari modul

Sejarah Peminatan Paket C Tingkatan V karya Apriyanti Wulandari, berikut adalah

pengertian sejarah menurut para ahli:

1. Thomas Carlyle Sejarah adalah peristiwa di masa lampau, yang mempelajari

biografi mereka yang terkenal sebagai penyelamat pada zamannya. Orang-orang

besar tersebut adalah orang yang pernah dicatat sebagai peletak dasar sejarah.

2. Ibnu Kaldun Menurut, Ibnu Kaldun sejarah adalah catatan umat manusia atau

peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak

masyarakat manusia itu.

4
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5824089/sejarah-dan-pengertiannya-menurut-para-ahli-apa-
saja
[6]
3. Moh. Yamin Pengertian sejarah menurut Moh. Yamin, sejarah adalah suatu ilmu

pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan, dari beberapa peristiwa yang

mampu dibuktikan dengan kenyataan (fakta).

4. Roeslan Abdulgani Menurutnya Roeslan Abdulgani, sejarah adalah ilmu yang

diibaratkan dengan penglihatan tiga dimensi; pertama melalui penglihatan ke

masa silam, kedua masa sekarang, dan ketiga ke masa yang akan datang. Dengan

kata lain, penyelidikan di masa lampau tidak dapat melepaskan diri dari

kenyataan masa sekarang yang sedang dihadapi, dan juga tidak dapat dilepaskan

dari perspektif masa depan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan Sejarah merupakan rangkaian peristiwa masa

lampau yang menyangkut kehidupan manusia setelah mengenal tulisan, sedangkan Ilmu

Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk manusia pada masa lampau

setelah mengenal tulisan.

Pada hakikatnya sejarah sesungguhnya hanya melihat dua hal yakni sejarah sebagai

tulisan (history as written)dan sejarah sebagai kejadian (hiatory as actually). Adapun

studi sejarah yang akan disampaikan dalam penulisan sejarah ini masuk dalam kategori

sejarah local. Sugeng Priyadi mengemukakan bahwa secara prinsipil, semua peristiwa

yang tertulis dalam sejarah nasional Indonesia adalah sejarah lokal. Realitas tersebut

tidak dapat di terbantahkan karena setiap lokalitas menjadi ajang peristiwa sejarah.

Kemudian adanya proses klasifikasi peristiwa – peristiwa. 5 Ada yang menganggap

peristiwa tertentu hanyalah di anggap peristiwa lokal saja, sedangkan, ada yang lainnya

di anggap sebagai peristiwa nasional, hal ini tergantung dari sudut pandang orang yang

melakukan penilaian, penilaian tersebut jelas subjektif karena di dasarkan pada

pendapat – pendapat individual. Namun perdapat – pendapat tersebut akan melalui

proses intersubjektif sehingga akan mengarah keobjektifitas. Menurut Pernyataan

5
A.Daliman Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta: penerbit Ombak. 2012 ) hlm 10
[7]
Mazhab Leiceter pada buku sejarah lokal karangan Sugeng Priyadi tahun 2012 hal 7,

menyatakan bahwa Sejarah lokal adalah asal usul, pertumbuhan, kemunduran,dan

kejatuhan dari kelompok masyarakat lokal.

B. Periodesasi dan Kronologi

Periodisasi adalah penentuan pemenggalan kurun waktu yang akan diteliti dan

didasarkan pada alasan-alasan tertentu yang rasionall dan ilmiah yang erat kaitannya

dengan permasalahan yang hendak diteliti. Periodisasi Sejarah Indonesia yang lazim

dipakai adalah : 1. Jaman Prasejarah, membicarakan kehidupan manusia purba sebelum

adanya tulisan. 2. Jaman Kuno, membicarakan masa perkembangan agama dan

kebudayaan Hindu-Budha. 3. Jaman modern, yang berlangsung sejak masa

perkembangan islam di Indonesia hingga kini. Kronologi merupakan urutan waktu yang

tersusun sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.

C. Sumber, Bukti, dan Fakta Sejarah

1. Sumber Sejarah

Louis Gotschalk membagi sumber sejarah menjadi dua bagian yaitu sumber

Primer merupakan kesaksian dari seorang saksi dengan mata dan kepalanya

sendiri.Dan Sumber Sekunder merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan

saksi pandangan mata atau yang tidak melihat secara langsung kejadian tersebut.

Sementara itu Nugroho Notosusanto membagi sumber sejarah dalam 3

kategori yaitu : a. Sumber Tertulis merupakan sumber yang diperoleh dari

peninggalan tertulis seperti : Prasasti, Babad, Kronik, Dokumen, Arsip, Naskah

dan Rekaman b. Sumber lisan merupakan keterangan langsung dari pelaku atau

saksi dari suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau. c. Sumber benda

merupakan sumber yang diperoleh dari peninggalan purbakala seperti : candi,

alat-alat, senjata, keraton, gua-gua dsb.

[8]
2. Bukti Sejarah

Merupakan segala peninggalan yang berkaitan dengan aktivitas manusia di

masa lampau yang mungkin saja peninggalan itu masih dipergunakan oleh

manusia pada masa kini.Contoh, istana kepresidenan dan teks proklamasi.

3. Fakta Sejarah

Merupakan data sejarah yang sudah diverifikasi dan diinterpretasikan oleh

sejarawan kemudian dijadikan dalil, argumentasi atau dasar pemikiran untuk

menulis sejarah.

D. Tradisi Masyarakat

1. Cara masyarakat mewariskan masa lalu

Dua cara untuk mewariskan masa lalu pada masyarakat yang belum mengenal

tulisan ( Pra aksara ) yaitu:

a. Melalui keluarga Keluarga memiliki peranan yang penting dalam proses

pewarisan budaya masa lalu karena kesempatan berinteraksi dalam keluarga lebih

besar sehingga memudahkan orang tua menanamkan ide-ide dan menyampaikan

informasi mengenai tatacara berprilaku dan adat istiadat serta kebiasaan keluarga

yang benar pada anak.

b. Melalui Masyarakat Masyarakat secara langsung atau tidak langsung memiliki

cara tersendiri dalam mewariskan masa lalunya yaitu, yaitu melalui adat istiadat,

pertunjukan hiburan dan kepercayaan masyarakat.

2. Tradisi masyarakat sebelum mengenal tulisan

a. Sistem kepercayaan

b. Sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial

c. Sistem mata pencaharian

[9]
d. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup ( teknologi )

e. Sistem Bahasa

f. Sistem kesenian

g. Ilmu Pengetahuan

E. Tentang Fenomena Alam

Fenomena alam adalah peristiwa non-artifisial dalam pandangan fisika, dan

kemudian tidak diproduksi oleh manusia, walaupun dapat memengaruhi manusia (mis.

bakteri, penuaan, bencana alam). Contoh umum dari fenomena alam termasuk letusan

gunung berapi, cuaca, dan pembusukan.

Sebagian besar fenomena alam tidak berbahaya seperti hujan. Fenomena alam seperti

letusan gunung berapi, tsunami dan tornado dianggap berbahaya dan dapat menimbulkan

kematian.Fenomena adalah hal yang luar biasa dalam kehidupan di alam dan dapat

terjadi dengan tidak terduga dan tampak mustahil dalam pandangan manusia.

Geyser merupakan fenomena mata air panas yang menyembur ke udara dan

berlangsung secara periodik yang disebabkan oleh tekanan tinggi dalam perut bumi.

Geyser Cisolok di Sukabumi berasal dari Gunung Gede, namun tak mengandung

belerang.

Meski begitu, warga percaya jika semburan air panas itu berkhasiat untuk kulit

karena kandungan mineralnya tinggi. Geyser ini merupakan satu-satunya air mancur

panas alami yang ada di Indonesia. Kabarnya hanya ada dua geyser di dunia, tak lain

adalah Geyser Cisolok di Sukabumi dan satunya berlokasi di Brazil.

[10]
BAB III

HASIL DAN PEMBAHANSAN

A. Bagaimana Geyser Cipanas Cisolok terbentuk

Geyser Cisolok merupakan salah satu tempat wisata di Sukabumi, tepatnya di Kecamatan

Cisolok, yang menyajikan pemandangan akan keajaiban alam yang hanya ada di dua tempat

saja di dunia ini. Geyser adalah mata air panas yang menyembur ke luar karena tekanan

tinggi dari dalam perut bumi. Geyser atau Geiser merupakan kejadian langka, dan Indonesia

hanya ada di Sukabumi.Sukabumi memang memiliki cukup banyak tempat wisata unik, dan

alami. Maka tak heran jika Sukabumi selalu menjadi tujuan para wisatawan yang datang dari

dalam maupun luar negeri.6

Jawa Barat menyimpan fenomena alam unik Geyser, yang jarang ditemui di berbagai

belahan dunia. Yaitu Geyser Cisolok di Kabupaten Sukabumi yang masuk dalam kawasan

Geopark Ciletuh, salah satu UNESCO Global Geopark (UGG).

Fenomena Geyser sendiri merupakan mata air panas yang menyemburkan uap dan air

panas secara periodik. Mengeluarkan air panas dan uap air ke udara yang terjadi karena

adanya tekanan tinggi dari dalam perut bumi. Hal ini mengakibatkan air menyembur ke

Geyser Cisolok menjadi salah satu daya tarik Geopark Ciletuh Sukabumi. Air panasnya tidak

pernah berhenti menyembur. Di dalamnya mengandung kadar garam yang tinggi, lebih tinggi

dari garam laut.

6
https://bandungklik.com/geyser-cisolok-sukabumi-semburan-air-panas-alami/pariwisata/destinasi/

[11]
Mata air panas yang bersumber dari Gunung Gede itu pun tak mengandung belerang.

Sangat berbeda dengan sumber air panas di daerah lain. Masyarakat setempat percaya bahwa

air panas ini memiliki khasiat. Sebab airnya mengandung mineral tinggi dan bisa

dimanfaatkan untuk terapi penyembuhan penyakit kulit.

Uniknya lagi, air panas Geyser Cisolok menyembur cukup tinggi menyerupai air mancur.

Kemudian mata airnya muncul di tepi dan tengah sungai, langsung bercampur aliran air

sungai. Sehingga suhunya pun langsung turun, membuat pengunjung dapat berendam dengan

aman dan nyaman. Perhatikan gambar 1.1 dibawah ini

Gambar 2.1. Semburan air panas dari Geyser Cisolok

Salah satu manifesatasi dari panas bumi tersebut adalah geyser. Geyser ditandai adanya

semburan fluida panas dari dalam bumi. Jika dilihat dari sisi geologi, adanya geyser ditandai

dengan litologi batuan yaitu batuan lempung yang sudah mengalami mineralisasi. Geyser

merupakan fluida hidrotermal yang keluar dari celah-celah batuan silika dengan tekanan

[12]
tertentu dari dalam bumi. Celah-celah tersebut diakibatkan oleh sesar mendatar cimandiri

bersifat dekstral yang mengakibatkan adanya rekahan, dimana ketika fluida hidrotermal

tersebut berasosiasi dengan arus konveksi dan mengalir ke atas permukaan bumi

melewati kekar yang sudah terisi oleh mineralisasi  

Geyser Cisolok adalah sumber air panas yang terjadi karena adanya patahan dari gaya

tekanan pada zona subduksi magma. Ketika subduksi terjadi antar lempeng samudera dan

benua, lempeng samudera menujam ke bawah dan menghasilkan panas bumi yang menjalar

ke atas permukaan membentuk penggunungan Gede Pangarango. Panas bumi tersebut

bertemu dengan air tanah yang mana terajdi pemanasan fluida atau hidrotermal. Setelah itu

hidrotermal tersebut menjalar melalui celah-celah patahan mendatar dekstral Cisolok

kemudian keluarlah semburan fluida panas yang keluar yang dinamakan geyser.7

Semburan fluida panas geyser Cisolok diketahui berasal dari panas bumi Gunung Gede

Pangrango secara outflow, yang artinya Sistem out flow merupakan sistem geotermal yang

menunjukan bahwa fluida hidrotermal mengalir ke permukaan bumi dengan arah yang

menjauh atau membelok dari dapur magma dimana tekanan yang semakin kecil ke dalam

permukaan bumi. Berbeda dengan sistem out flow, sistem up flow mengalir ke permukan

bumi tepat tegak lurus dengan dapur magma, dan semakin ke dalam bumi tekanannya

semakin besar.selain itu suhu Outflow tidak sepanas suhu up flow.

1. Lokasi dan alamat Geyser

Lokasi Geyser Cisolok berada di kawasan Ciletuh Pelabuhanratu UNESCO Global

Geopark (CPUGG), atau dikenal dengan nama Geopark Ciletuh Pelabuhanratu.

Alamat lengkapnya di Kampung Cipanas, Desa Wangunsari, Kecamatan Cisolok,

Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Jarak Geyser Cisolok berada sekitar 15 km jika

7
https://id.linkedin.com/pulse/geodinamika-geyser-cisolok-muhammad-alzaid-ponka

[13]
dari pusat kota Pelabuhanratu, dengan estimasi waktu sekitar 25 hingga 30 menit

perjalanan.

2. Harga dan tiket

Tiket masuk Geyser Cisolok sangat murah sekali, yakni cukup membayar sebesar

Rp. 8.000,- jika kamu menggunakan kendaraan roda dua. Dengan biaya parkirnya

sebesar Rp. 5.000,-

3. Fasilitas

a) Area parkir kendaraan,

b) Toilet,

c) Kamar bilas,

d) Mushola,

e) Warung makanan dan minuman,

f) Toko souvenir,

g) Saung atau gazebo,

h) Kolam renang

4. Jam buka

Jam operasional Geyser Cisolok dibuka setiap hari Senin hingga Minggu, mulai

pukul 06.00 hingga pukul 17.00 sore waktu setempat.

[14]
5. Daya tarik untuk dari Geyser Cisolok

a. Sumber Air Panas Alami

Gambar. 2.2 semburan ari panas

Geyser adalah sumber mata air panas alami yang menyembur dari dalam

tanah, yang diakibatkan oleh tekanan perut bumi. Keberadaan Geyser di Sukabumi

semakin menekankan bahwa Sukabumi harus masuk kedalam list wisata kamu,

apalagi ini merupakan satu-satunya di Indonesia.

Geyser Cisolok memiliki beberapa semburan dengan lokasi yang cukup

berdekatan, meski tekanan semburannya berbeda-beda. Lokasinya berada di aliran

sungai dengan air yang sangat jernih juga bersih.

Banyak pengunjung yang berendam di aliran sungai tersebut, hanya saja

mereka dilarang untuk berada lebih dekat dari sumber air panasnya. Karena suhunya

dapat mencapai 100 derajat celsius.

[15]
b. Kolam Renang

Gambar 2.3 Kolam Renang Di geyser Cipanas

Selain air sungai yang berdekatan dengan geysernya, di sekitar kawasan

wisata tersebut juga terdapat dua buah kolam renang yang memiliki kedalaman yang

berbeda. Untuk kamu yang menginginkan suasana lebih pribadi, dapat memilih untuk

berendam di kamar-kamar khusus. Dengan tentu saja harus membayar biaya

tambahan terlebih dahulu.

c. Tips wisata

1) Jaga dan awasi selalu anak-anak, karena Geyser Cisolok selalu ramai

pengunjung apalagi jika akhir pekan.

[16]
2) Simpan barang bawaan kamu ditempat yang aman.

3) Jaga selalu kebersihan di sekitar aliran sungai ataupun di seluruh

kawasan Geyser Cisolok.

4) Buang sampah pada tempatnya, atau bawalah dulu sampahmu hingga

menemukan tempat sampah.

5) Patuhi aturan yang telah ditetapkan pengelola.

Geyser Cisolok Sukabumi merupakan kebanggan bagi warga Sukabumi pada

khususnya dan Indonesia pada umumnya, oleh karena itu kita semua harus ikut menjaga dan

melestarikannya. Supaya sampai kapanpun tempat wisata kebanggaan Kecamatan Cisolok,

Sukabumi tersebut dapat terus dikunjungi. Dan menjadi daya tarik pariwisata baik di dalam

maupun luar negeri.

B. Bagaimana Asal-Muasal Situs Megalitikum Cicengkuk Terjadi

Sejumlah barang ditemukan di Situs Megalitik Cengkuk, Kecamatan Cikakak,

Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Penemuan itu menguatkan dugaan Cengkuk pernah

menjadi pusat kebudayaan zaman megalitik yang terus berlanjut hingga zaman logam.

”Sepanjang tahun 2008, secara tidak disengaja, ditemukan sejumlah benda di kawasan

tersebut,” kata Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Sukabumi Nung Nurhayati, Kamis (27/11). 8

Benda-benda yang ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 2008 antara lain pipa

rokok, gentong dari tanah, dan mangkuk dari porselen. Sebelumnya, di situs itu, tahun 2007

ditemukan genta dari perunggu dengan ukiran motif India, cawan tempat perhiasan, potongan

patung kaki burung dari emas, dan potongan patung dewa syiwa. Benda-benda tersebut bukan

8
https://regional.kompas.com/read/2008/11/29/0623542/~Regional~Jawa

[17]
peninggalan zaman megalitik, yang berarti kehidupan masyarakat terus berlanjut di sekitar

Situs Cengkuk.

Pada zaman kolonial Belanda, di kawasan tersebut ditemukan sejumlah batu besar yang

diduga untuk kegiatan ritual peninggalan zaman megalitik. Benda-benda tersebut tersebar di

lahan seluas dua hektar. Hasil penemuan dua tahun terakhir ini, makin menegaskan bahwa

Cengkuk pernah menjadi pusat budaya pada zamannya. Pipa rokok yang baru saja ditemukan,

misalnya, berbahan baku tanah keras dengan lubang sebesar ibu jari orang dewasa. Pipa

rokok itu memiliki panjang 20 sentimeter.

Adapun tempayan yang ditemukan tingginya sekitar 60 sentimeter, lebar bagian leher

sekitar 15 cm, lebar tengah 60 cm, dan lebar dasar 20 cm. Adapun mangkuk utuh dan

serpihan berwarna keungu-unguan motif China serta tiga lonceng perunggu bermotif ukiran

India menunjukkan masyarakat sekitar Situs Cengkuk dulu sudah berinteraksi dengan

masyarakat luar.

Lokasi situs Cengkuk terletak di sebuah lembah di kaki bukit (namanya juga

menunjukkan morfologi ini: “cengkuk”) menghadap Gunung Halimun di sebelah utaranya, di

Kp Cengkuk, Desa Margalaksana, Kec. Cikakak, Kab. Sukabumi. Ini sebuah lokasi yang

sangat menarik pula. Mengapa tidak berlokasi di puncak bukit seperti Gn Padang? Mengapa

lokasinya di lembah (walau pun tetap di ketinggian)? Mengapa pula arah yang dipilih persis

di hadapan Gn Halimun?

Akses ke lokasi cukupan (tidak buruk, tapi dibilang bagus juga tidak) , dapat dilalui

mobil (roda empat) – apalagi motor – hingga ke tempat parkir yang sempit (hanya masuk 2

mobil kecil) kl 300 meter sebelum situs. Jarak dari jalan raya Palabuhanratu-Cisolok ke

lokasi parkir tsb sekitar 13 km. Arah jalan menuju lokasi: belok kanan dari Jl Palabuhanratu-

[18]
Cisolok di Sakawayan, tak jauh setelah lewat Samudera Beach hotel, yaitu ke arah kantor

kecamatan Cikakak berlanjut terus hingga kampung Cengkuk. Jalan mendaki melalui

perbukitan tempat kami menikmati suguhan pemandangan yang luar biasa indahnya.

Sebenarnya, apa yang kami lihat di Situs Tugu Gede Cengkuk sama dengan yang

diberitakan situs-situs/web tentang Cengkuk. Misalnya: batu tugu atau menhir, batu

pamandian, batu kursi, batu dakon, batu yang menyerupai meja makan, batu ranjang, dan

lain-lain.9

1. Situs Tugu Gede

Situs Tugu Gede terletak di Kampung Cengkuk, Kelurahan Margalaksana,

Kecamatan Cikakak, tepatnya pada  ketinggian rata-rata sekitar ± 468 – 500 meter di atas

permukaan air laut. Lokasi situs Tugu Gede terletak di lembah. Tempat ini dikelilingi

oleh Gunung Halimun.

Berdasarkan tinggalan budaya yang terdapat di situs ini, kemungkinan besar situs ini

merupakan lokasi aktivitas semenjak masa prasejarah hingga ke masa kemudian. Hasil

survei dan penggalian yang dilakukan oleh para peneliti di daerah ini menunjukan

keragaman jenis dan bentuk tinggalan budaya. Identifikasi temuan menunjukkan adanya

tinggalan berupa tembikar, keramik, benda logam, alat batu, dan monumen batu.

Tembikar yang ditemukan di situs ini berupa pasu, periuk, cawan, cawan berkaki,

tempayan, pedupaan, kendi, dan cobek. Keramik yang ada berupa mangkuk, guci, botol,

piring, vas, dan cepuk. Benda logam berupa genta, bandul, dan kaki wadah. Alat batu

yang ada berupa batu giling, lumpang batu, pipisan, mata tombak, beliung, dan alat serut.

9
https://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/10/17/situs-tugu-gede-cengkuk-sukabumi-jawa-barat/

[19]
Adapun monumen batu yang ada di situs ini berupa batu jambangan, dolmen, batu

altar, tahta batu, batu umpak, dan menhir. Dilihat dari keletakannya di kawasan situs

Tugu Gede ini, temuan arkeologisnya dapat dibedakan menjadi dua kompleks, yaitu

kompleks megalitik utara dan kompleks megalitik selatan.

Kompleks megalit utara terletak pada permukaan tanah yang lebih tinggi dibanding

dengan kompleks megalit bagian selatan. Tinggalan budaya yang berada pada bagian

utara, antara lain berupa menhir besar atau biasa disebut sebagai menhir Tugu Gede yang

memiliki ukuran tinggi ± 380 cm, lebar ± 110 cm, dan tebal ± 70 cm. Menhir Tugu Gede

ini berdasarkan penglihatan berada di antara tinggalan tiga batu temu gelang.

Gamrar. 2.4 tugu Gede dan menhir

[20]
2. Umpak Batu

Penamaan dari menhir besar inilah yang pada akhirnya dipakai sebagai nama tempat

tersebut. Menhir Tugu Gede jika dilihat sekilas dari arah timur, tampak seperti patung

manusia dalam posisi jongkok. Alis mata berupa goresan, kelopak mata dibuat cekung.

Bentuk tinggalan lainnya yang ada di kompleks megalit utara ini adalah dua buah

menhir. Menhir pertama berada di bagian utara berjarak ± 5, 7 meter dari menhir Tugu

Gede. Menhir ini memiliki ukuran tinggi ± 130 cm dan lebar ± 75 cm. Menhir kedua

terletak ± 6 meter di sebelah timur dari menhir yang pertama dan memiliki ukuran yang

lebih kecil, yaitu memiliki ukuran tinggi ± 98 cm dan lebar ± 58 cm.

Sebagai penghubung kompleks megalit utara dengan kompleks megalit selatan

terdapat tangga dengan sejumlah anak tangga yang pada sisi-sisinya diletakkan menhir-

menhir yang memiliki ukuran sedang.

Tinggalan budaya megalitik pada sisi selatan sangat bervariasi jika dibandingkan

dengan tinggalan budaya megalitik di bagian utara. Kompleks bagian selatan ditandai

dengan adanya bangunan teras berundak berukuran 5 m x 5 m.

Bentuk menhir pada bagian selatan ini terdiri dari berbagai komposisi, antara lain:

sebuah menhir dengan satu buah batu datar yang berposisi rebah, beberapa menhir yang

disusun seperti melingkar dengan beberapa batu datar rebah, beberapa menhir yang

disusun seolah-olah berjajar dengan batu-batu datar.

[21]
Gambar 2.5 Bejana atas kolam

3. Batu Congklak

Batu conglak merupakan batu yang memiliki goresan yang menyerupai lubang yang

berjumlah 10 lubang, yang mana dulu batu ini digunakan oleh orang orang jaman dulu

untuk menumbuk rempah rempahan yang dijadikan obat obatan, batu ini sampai

sekarang masih kokoh bisa kita lihat.10

Gambar 2.6. Batu Congklak

C. Adat Kasepuhan Cipta Mulya

10
https://www.localguidesconnect.com/t5/General-Discussion/SITUS-MEGALITIKUM-BATU-GEDE-CENGKUK-
CIKAKAK-SUKABUMI-INDONESIA/td-p/1860499

[22]
Kasepuhan Ciptamulya merupakan bagian dari Kesatuan adat Banten Kidul, bersama

sejumlah kasepuhan lainnya yang tersebar di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Banten. Secara

administratif, pusat Kasepuhan Ciptamulya terletak di Kampung Ciptamulya, Desa Sinar

Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Warga Kasepuhan

Ciptamulya terikat oleh adat istiadat warisan leluhur yang khas dan terkristalkan dalam satu

lembaga adat yang disebut kasepuhan. Struktur organisasi lembaga adat kasepuhan

tergambarkan dalam hierarki yang didasarkan pada penguasaan tentang adat isitiadat

setempat. Hierarki tersebut terdiri atas ketua adat, baris sesepuh, dan warga Kasepuhan

Ciptamulya.11

1. Lembaga Adat Kasepuhan Cipta Mulya

Ketua adat, yakni pemimpin bagi seluruh warga Kasepuhan Ciptamulya, baik

yang tinggal di dalam maupun di luar Kampung Ciptamulya. Dia memiliki kewajiban

menjaga kelangsungan adat istiadat yang diwariskan leluhurnya. Oleh karena itu, secara

adat dia berhak memimpin semua aktivitas yang berkaitan dengan adat istiadat setempat,

baik yang dilaksanakan secara kolektif maupun individu. Dalam melaksanakan tugasnya,

dia dibantu oleh baris sesepuh, yang terdiri atas:

a. Kolot lembur, yakni warga yang ditugaskan menjadi wakil ketua adat di kampung-

kampung yang menginduk pada Kasepuhan Ciptamulya. Dalam kesehariannya, dia

merupakan kepanjangan tangan ketua adat di setiap kampung. Selain itu, dia menjadi

perantara bagi ketua adat dan warganya.

b. Gandek, yakni warga yang ditugaskan untuk menjadi pengawal pribadi ketua adat.

Sebagai seorang pengawal pribadi, dia harus laki-laki yang memiliki sifat cerdas,

11
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/lebih-dekat-dengan-lembaga-adat-di-kasepuhan-
ciptamulya/

[23]
kuat, cekatan, jujur, sabar, setia, dan selalu siap kapan pun dibutuhkan oleh ketua

adat.

c. Dukun, yakni warga yang ditugaskan untuk menjaga kehidupan warga Kasepuhan

Cipta Mulya dari berbagai gangguan kekuatan gaib.

d. Bengkong, yakni warga yang bertanggung jawab atas pelaksanaan khitanan, baik yang

dilakukan secara massal atau individu.

e. Paraji ngalahirkeun, yakni seorang wanita yang mendapat tugas dari ketua adat untuk

menangani ibu hamil, membantu persalinan dan pasca persalinan, serta merawat

bayinya di Kasepuhan Ciptamulya. Termasuk dalam pekerjaan tersebut adalah

memimpin pelaksanaan ritual adat di seputar kehamilan dan persalinan

f. Paraji panganten merupakan sebutan bagi seorang wanita yang mendapat tugas dari

ketua adat untuk mengurusi pasangan yang akan menikah, dari persiapan, saat

pernikahan berlangsung, hingga usai pernikahan.

g. Pamoro, yakni warga yang diberi tugas untuk menjaga tanaman di ladang dari

serangan hama berupa jedut ‘babi hutan’ dan kera; dan mendapat tugas mencari lauk

pauk untuk keperluan upacara seren taun dan nganyaran. Binatang yang dicari adalah

kijang.

h. Panghulu, yakni warga yang diberi tugas untuk memimpin doa kepada Tuhan dan

mengirim hadiah doa kepada leluhur dalam berbagai acara adat dan perayaan hari-hari

besar Islam. Dia juga biasa diminta bantuan mengurus jenazah, dari memandikan

hingga menguburkan jenazah. Selain itu, dia kerap diminta jasanya untuk

menyembelih hewan ternak milik warga, seperti ayam, kambing, dan kerbau.

i. Giliran, yakni warga yang ditugaskan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan

rumah tangga, seperti memasak, mencuci piring, melayani tamu, membersihkan

rumah dan halaman rumah.

[24]
j. Kemit, yakni warga yang ditugaskan menjaga keamanan tempat tinggal ketua adat di

lingkungan imah gede.

k. Amil, yakni warga yang ditugaskan menikahkan sepasang calon pengantin agar sah

menurut aturan pemerintah dan tercatat secara resmi di Kantor Catatan Sipil.

Adapun warga Kasepuhan Ciptamulya adalah mereka yang menginduk pada adat istiadat

dan tradisi di Kasepuhan Ciptamulya. Mereka yang menjadi warga kasepuhan tersebut tidak

hanya tinggal di Kampung Ciptamulya, melainkan juga tersebar di sejumlah kampung

lainnya.

2. Kearifan Kasepuhan Cipta Mulya

Pada bulan Januari Tanggal 14 Januari 2023 penulis berkesempatan mengunjungi

permukiman komunitas adat Kasepuhan Cipta Mulya di Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok,

Kabupaten Sukabumi. Kasepuhan ini merujuk pada satu kesatuan sosial dan terikat adat

istiadat yang khas. Adat istiadat tersebut terkristalkan dalam lembaga adat yang disebut

kasepuhan. Di Kasepuhan Cipta Mulya saat ini terkonsentrasi sekitar 40 kepala keluarga

yang tinggal di dua wilayah, yakni area rumah penduduk dan lingkungan imah gede.

Walaupun ada warga komunitas adat yang tersebar di kampung-kampung lain,

mereka tetap berupaya konsisten menginduk pada adat istiadat. Sebagai bagian dari

Kesatuan Masyarakat Adat Banten Kidul, Kasepuhan Cipta Mulya memiliki aspek-aspek

fisik yang didominasi sejumlah bangunan berarsitektur tradisional. Rumah-rumah warga

berbentuk panggung dengan sebagian besar bahan baku berasal dari lingkungan sekitar,

seperti bambu dan daun kiray.

Berbagai bangunan fasilitas pendukung lainnya pun sarat dengan nuansa tradisional.

Di sekitar rumah penduduk terdapat leuit, saung lisung, dan mushala. Sementara itu, di

[25]
lingkungan imah gede berdiri bangunan leuit jimat, ruang pamer, ajeg (balai pertemuan),

tempat ngidung, panggung, ruang panyayuran, pamirunan, serta kamar kemit. Konsep

ruang yang mengacu pada filosofi gunung luhur kayuan, lamping gawir awian, legok

balongan merupakan gambaran penataan ruang yang terbentuk oleh beberapa elemen,

ragam jenis, tata letak, fungsi, dan makna.

Konsep tersebut dipengaruhi faktor kepercayaan, sosial budaya, dan alam, yang

bermakna semua tempat memiliki fungsi dan terkait erat dengan kehidupan masyarakat

dan alam. Platform penataan ruang ini bertujuan mempertahankan kelangsungan

masyarakat dan pengelolaannya berlandaskan hukum adat. Konsep keselarasan hidup

dengan alam di Kasepuhan Cipta Mulya ini bukannya baru berumur pendek dan dibuat-

buat, melainkan berdasarkan eksplorasi pengetahuan dan pengalaman berinteraksi dengan

lingkungan alam yang telah berusia panjang.

a. Agama dan kepercayaan

Keberadaan lingkungan imah gede sangat penting karena di lokasi

itulah menetap ketua adat, Abah Uum Sukmawijaya. Dia bersama tetua adat

lain bertanggung jawab menjaga kelangsungan adat istiadat warisan leluhur.

Adat istiadat itu tecermin pada berbagai aspek kehidupan, seperti religi,

organisasi sosial, mata pencarian, sistem teknologi, kesenian, bahasa, dan

pengetahuan tradisional. Ada hal yang menarik pada sistem religinya yang

diwarnai dua hal penting, yaitu agama yang dianut dan kepercayaan yang

diwariskan karuhun.

Agama dan kepercayaan tersebut berjalan seirama, mengatur arah

kehidupan mereka. Keduanya diupayakan untuk tidak bertentangan, tetapi

mendukung satu sama lain dalam mewujudkan kesejahteraan lahir batin.

Mereka memeluk Islam dan masih teguh memelihara kepercayaan

[26]
peninggalan leluhur, misalnya tetap melaksanakan berbagai upacara

tradisional yang terkait dengan mata pencarian, daur hidup, dan religi.

Dalam pengaturan sistem organisasi sosial, komunitas adat Kasepuhan

Cipta Mulya berpijak pada lembaga adat yang disebut kasepuhan. Lembaga

adat ini mengatur kedudukan seseorang dalam kehidupan komunitas, termasuk

hak dan kewajibannya. Struktur lembaga kasepuhan terdiri atas sejumlah

jabatan adat yang tergabung dalam barisan sesepuh dan warga biasa. Sebagai

kawasan yang berada di lingkup budaya agraris, mata pencarian utama warga

Cipta Mulya adalah bertani di sawah dan ladang (ngahuma). Aktivitas

pertanian mereka sarat dengan adat istiadat warisan leluhur yang berorientasi

pada mitologi Dewi Sri. Terdapat beberapa pantangan, upacara adat, dan

kepercayaan karuhun yang begitu kental mewarnai pola kegiatan bertani

mereka.

Secara arif warga kasepuhan mengelola sistem perladangan dengan

mengacu pada adat ritual sebagai ungkapan rasa hormat, kontrol sosial, norma,

dan tata kelola distribusi hasil padi yang tidak ditemukan dalam sistem

pertanian modern. Hasil panen padi dikumpulkan dalam leuit jimat, lumbung

komunitas yang menjadi simbol kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat

setempat. Guna mengantisipasi kegagalan panen tahun berikutnya, lumbung

ini menjadi tempat persediaan makanan yang dapat menghidupi warga

kasepuhan selama lebih kurang dua tahun.

b. Seren taun

Berkaitan dengan aktivitasnya dalam bertani, masyarakat Kasepuhan

Cipta Mulya rutin menggelar upacara adat seren taun. Barangkali, bagi kita

kebanyakan yang mengklaim "orang-orang modern", seren taun hanyalah

[27]
seremoni atau ritual syukuran setelah musim panen di ladang-ladang

tradisional. Namun, tidak demikian adanya. Ritual ini memiliki dan


12

menampilkan arti berbeda.

Seren taun mengandung makna syukur atas hasil panen dan refleksi

untuk menyambut tahun baru, yang secara etimologi dapat ditelusuri dari kata

seren (serah) dan taun (tahun/waktu). Seren taun juga berarti penyerahan total

kepada Yang Maha Kuasa, sebuah penyerahan hasil kerja selama setahun dan

sekaligus penyerahan tahun yang akan datang ke dalam penyelenggaraan

Illahi. Selama ratusan tahun masyarakat Sunda umumnya dan warga

kasepuhan khususnya menggantungkan hidup pada pertanian, terutama padi.

Dalam konteks kosmologi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial

yang erat dengan alam dan keberadaannya sebagai makhluk-Nya, warga Cipta

Mulya berpegang teguh pada ujar-ujar karuhun. Putra bungsu Abah Uum,

yakni Iwan Suwandri, mengungkapkan beberapa filosofi yang menjiwai

relung batin masyarakat Kasepuhan Cipta Mulya, di antaranya nyanghulu ka

hukum, nunjang ka nagara, mupakat jeung nu rea. Hal itu diyakini dapat

mewujudkan keadaan yang aman tenteram, sepi maling towong rampog.

Nilai-nilai yang masih dipelihara warga kasepuhan bermuara pada

konsep keterpaduan kehidupan raga dan jiwa. Filosofi tiga sapamulu adalah

gambaran adanya kesenyawaan antara tekad, ucap, dan lampah. Nyawa dan

raga tanpa papakean sama dengan telanjang. Raga dan papakean tanpa nyawa

berarti maot atau mayit. Nyawa dan papakean tanpa raga, itulah makhluk gaib.

Sementara nu hiji eta-eta keneh, yakni keharmonisan antara nyawa, raga, dan

papakean, bermakna kemanusiaan. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern

yang sarat dengan manipulasi, konsumerisme, korupsi, serta pola pikir dan
12
https://nasional.kompas.com/read/2010/06/30/18471453/kearifan.kasepuhan.cipta.mulya?page=all

[28]
tindakan yang hanya berorientasi pada keuntungan dan kekuasaan sesaat, ada

baiknya "orang-orang modern" mengambil hikmah dari kearifan warga

Kasepuhan Cipta Mulya. Kearifan semacam itu, yang sebenarnya merupakan

kekayaan rohani kita, sangat penting untuk direnungkan kembali.

3. Menjaga Kasepuhan Cipta Mulya Agar Tetap Terjaga

Saat berkunjung ke lokasi kampung adat ini, kearifan lokal masih sangat terasa.

Bertemu masyarakat dengan karakter yang lembut dan santun. Kampung dengan

mayoritas masyarakat bertani tersebut, dipimpin seorang Sesepuh bernama Abah

Hendri.

Menurut Abah Hendri, mereka sangat menjaga warisan leluhur dari mulai tatanan

masyarakat, mata pencaharian, upacara adat, hingga norma-norma kehidupan sehari-

hari. “Mayoritas masyarakatnya bertani di sawah dan huma. Ada sekitar 40 lebih

kepala keluarga di sini. Dalam bertani pun kami tak lepas dari tradisi, seperti

menggelar Upacara Adat Seren Taun, itu digelar sehabis panen padi sebagai bentuk

rasa syukur kepada Sang Pencipta dan alam.

a. Aturan adat

Meski menerapkan tradisi leluhur, Abah Hendri mengaku tetap

membuka diri dengan menerima tamu atau masyarakat pendatang yang ingin

tinggal sementara.

“Selama mereka mengikuti norma di sini, akan kami terima dengan baik.

Seperti berpakaian, kami menerapkan aturan setiap tamu laki-laki harus

mengenakan iket dan perempuan memakai sinjang. Terutama saat masuk ke

Imah Gede, tempat tinggalnya sesepuh adat.

[29]
Di kampung adat yang kini menjadi destinasi wisata budaya ini, aturan

adat sangat dipatuhi melebihi peraturan lainnya. Salah satu aturan adatnya,

misalnya ada waktu khusus untuk menggiling padi. Jika aturan ini dilanggar

maka kualat atau dipercaya akan datang suatu musibah bagi yang

melanggarnya.

Di luar aturan adat itu, banyak nilai-nilai kearifan yang bisa diteladani

dari Kasepuhan Cipta Mulya, seperti dalam perilaku melestarikan alam.

Mereka memiliki prinsip dalam memperlakukan alam ataupun tanah, yaitu

“Lamping awian, legok balongan, lebak sawahan, datar imahan”. Artinya,

tebing harus ditanami bambu, lembah dijadikan kolam dan sawah, dan tanah

yang datar tempat untuk mendirikan rumah.

Prinsip yang tersirat dari pepatah di atas sangat bernilai luhur dalam hal

pemilihan lahan. Sehingga dapat menjaga keselarasan antara alam dengan cara

mereka mempertahankan hidup melalui pengelolaannya terhadap lingkungan.

b. Menjaga dan Melestarikan Budaya Leluhur

Penduduknya masih men junjung tinggi nilai tradisi yang diwaris kan oleh

leluhur mereka. Sekilas, kampung adat ini tak ber beda dengan wilayah lainnya.

Rutin meng gelar upacara adat. Penduduknya kebanyakan memeluk agama Islam.

Agama dan kepercayaan berjalan se ira ma mengatur kehidupan.

Pimpinan Adat Kasepuhan Cipta Mul ya E. Suhendri Wijaya mengatakan,

pelestarian tradisi yang diturunkan leluhur tidak berseberangan dengan agama

yang diyakini yaitu Islam. Abah, panggilan untuk pimpinan adat, me ngatakan,

antara agama dan keper cayaan diupayakan untuk tidak saling bertentangan.

Namun saling men du kung satu sama lain. "Mereka yang memeluk agama Is lam

[30]
dan masih teguh memelihara ke per cayaan warisan leluhurnya, seperti

melaksanakan upacara tradisional yang terkait dengan mata pencaharian hidup,

daur hidup, dan religi,"

Abah mengatakan, Kasepuhan Cipta Mulya merupakan bagian dari tiga

kampung adat yang ada di Sukabumi. Ke tiga nya masih saling berhubungan sau

dara. Yakni Kasepuhan Cipta Mulya, Kasepuhan Sinar Resmi, dan Kasepuhan

Cipta Gelar. Masing-masing dipimpin kepala adat yang masih merupakan adik

kakak. Tradisi yang dijalaninya pun sama meski diketuai pimpinan adat yang

berbeda.

Ketiganya memiliki adat istiadat mulai dari upacara tradisional, teknologi

serta pengetahuan tradisional. Yang kebanyakan berhubungan dengan ke hi dupan

dan pertanian yang menjadi mata pencaharian utama penduduknya.

Abah mengatakan, bertani menjadi pekerjaan utama baik di Cipta Mulya

maupun di Sinar Resmi dan Cipta Gelar. Bercocok tanam di sawah atau di ladang

(ngahuma). Aktivitas pertanian mereka sarat dengan adat istiadat warisan le luhur,

yang berorientasi pada mitos 'Dewi Sri'.

Berbagai pantangan, upacara adat, dan kepercayaan leluhur kental mewar

nai aktivitas pertanian mereka. "Kami menanam padi pertama bersama-sama satu

kampung mengikuti petunjuk kepala adat. Agar menda patkan hasil yang

melimpah," ujar Abah Hendri.

Upacara Ngaseut menjadi tanda di mulainya menanam padi yang pertama

oleh kepala adat. Biasanya dilakukan pa da tanggal 14 pada bulan menanam pa di.

Dipertunjukan kesenian Angklung Udjo sebagai tanda resmi dimulai.

[31]
Upacara terbesar yang biasanya dila kukan masyarakat adat Kasepuhan

Cip ta Mulya, Sinar Resmi dan Cipta Gelar adalah Seren Taun. Sebuah upacara tra

disional yang berkaitan dengan adat masyarakat dalam bertani. "Seren Taun

sebagai tanda bersyukur kepada Yang Maha Kuasa atas rezeki yang telah

dilimpahkan selama satu tahun. Kami membawa hasil bumi dan meng gelar

upacara hingga tiga hari ber turut-turut," ujarnya.

Pelestarian tradisi juga dilihat dari adanya Imah Gede. Sebuah tempat

menetap ketua adat bersama para se sepuh yang bertanggung jawab menjaga

kelangsungan tradisi yang diwariskan leluhur. Di lingkungan ini siapapun di

wajibkan menggunakan iket dan sin jang. Terutama saat memasuki Imah Gede.

"Arti iket simbol seperti persaudara an. Sedangkan kalau perempuannya

memakai sinjang sebagai menjunjung etika kesopanan sebagai orang timur,"

ujarnya. Selain itu jika disuguhkan ma kanan, pantang untuk makan sambil ber

diri ataupun melerakan piring di atas telapak tangan saat makan.

Bangunan yang khas adalah sebuah leuit. Leuit yang berarti lumbung padi

menjadi bangunan penting yang dimiliki semua warga di dekat rumahnya. Lum

bung padi ini akan menjaga stok beras guna mencukupi kebutuhan mereka. Leuit

juga menjadi simbol ke sakral an tradisi tiga Kasepuhan yang berada di bukit

Gunung Halimun Salak.

Dibangun dengan standar ukuran 3x4 meter, Leuit menjadi gudang harta

karun warga. Menyimpan padi yang di panen satu tahun sekali untuk ma kanan

sehari-hari. Tanpa takut rusak ataupun dicuri."Leuit dibuat anti tikus, anti rayap,

dan anti maling," ucap Abah. Anti tikus dan rayap karena didesain agar tidak

dapat dimasuki hewan. Selain itu peng gunaan kayu Salam Anjing yang meru

[32]
pakan bahan terbaik menjaga Leuit. Kearifan lokal yang dijunjung juga

berdampak pada perilaku warganya. Sama-sama memiliki leuit dan padi, tak

terbesit niat mencuri milik orang lain.”

Pantangan terbesar bagi warga tiga kampung adat itu adalah hanya boleh

sekali memanen padi dalam satu tahun. "Kita tidak ingin masyarakat menjadi

tamak. Jika satu tahun sekali sudah mencukupi bahkan berlebih maka tidak perlu

berkali-kali. Waktu lainnya bisa kita manfaatkan lahan sawah untuk yang lain

seperti dijadikan kolam.

Selain itu, dilarang menjual hasil padi yang dipanen satu tahun sekali. Jika

dilanggar maka selama bertani tidak akan berkah. Hal ini ditujukan agar tidak ada

yang kelaparan dengan hasil bumi yang melimpah.

Dari segi kesenian, masyarakat ma sih mempertahankan kesenian

tradisional khas Sunda. Seperti jipeng, dog dog lojor, angklung, dan rengkong. Ke

senian tersebut bukan hanya ekspresi keha lusan mereka sebagai masyarakat Sun

da, melainkan juga unsur penting dalam pelaksanaan upacara tradisional. Abah

Hendri mengatakan, “akan terus melestariakan budaya dan tradisi yang melekat

hingga generasi penerus nya. Meski demikan, tak seperti masya rakat adat di

Baduy Dalam yang begitu anti-teknologi dan perkembangan zaman, Cipta Mulya

tidak menolak kehadiran kemajuan teknologi. Hal ini terlihat dengan sudah

adanya aliran listrik, peralatan elektronik. Bahkan, kendaraan bermotor yang ter

parkir di halaman rumah warga.”

[33]
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Geyser Cisolok

Salah satu manifesatasi dari panas bumi tersebut adalah geyser. Geyser ditandai

adanya semburan fluida panas dari dalam bumi. Jika dilihat dari sisi geologi, adanya

geyser ditandai dengan litologi batuan yaitu batuan lempung yang sudah mengalami

mineralisasi. Geyser merupakan fluida hidrotermal yang keluar dari celah-celah

batuan silika dengan tekanan tertentu dari dalam bumi.

2. Situs Megalitikum Cicengkuk

Pada zaman kolonial Belanda, di kawasan tersebut ditemukan sejumlah batu besar

yang diduga untuk kegiatan ritual peninggalan zaman megalitik. Benda-benda

tersebut tersebar di lahan seluas dua hektar. Hasil penemuan dua tahun terakhir ini,

makin menegaskan bahwa Cengkuk pernah menjadi pusat budaya pada zamannya

3. Kasepuhan Cipta Mulya

Kasepuhan Cipta Mulya merupakan bagian dari Kesatuan Masyarakat Adat Banten

Kidul. Penduduknya masih men junjung tinggi nilai tradisi yang diwaris kan oleh

leluhur mereka. Sekilas, kampung adat ini tak ber beda dengan wilayah lainnya. Rutin

meng gelar upacara adat. Penduduknya kebanyakan memeluk agama Islam. Agama

dan kepercayaan berjalan se ira ma mengatur kehidupan.

[34]
B. Saran

1. Geyser Cisolok

Obyek wisata Geyser Cisolok yang masuk dalam kawasan Ciletuh-Palabuhanratu

Unesco Global Geopark, memiliki potensi besar yang harus terus dikembangkan. ni

tempat yang luar biasa, potensinya harus dimanfaatkan dan dikembangkan. Geyser,

satu-satunya di Indonesia dan hanya ada dua di dunia.

2. Situs Megalitikum Cicengkuk

Lokasi ini sekarang harus menjadi cagar budaya yang terus dirawat dan menjadi

wisata situs budaya yang dibuka untuk umum, dan diperkenalkan lebih jauh lagi agar

bisa menjadi bukti sejarah para leluhur di indonesia

3. Kasepuhan Cipta Mulya

Akses jalan ke Desa ini harus lebih diperhatikan lagi, tidak hanya berguna bagi yang

mau berkunjung tetapi warga disekitar sana pun atau pengunjung bisa lebih tenang

dan bisa jauh lebih menikmati perjalannya.

[35]
DAFTAR PUSTAKA

https://www.nativeindonesia.com/geyser-cisolok/

http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbanten/situs-tugu-gede-sukabumi/

https://www.hin.id/news/tempat:-kasepuhan-sinar-resmi

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5824089/sejarah-dan-pengertiannya-menurut-para-

ahli-apa-saja

https://bandungklik.com/geyser-cisolok-sukabumi-semburan-air-panas-alami/pariwisata/

destinasi/

https://id.linkedin.com/pulse/geodinamika-geyser-cisolok-muhammad-alzaid-ponka

http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Fenomena-Alam_100224_p2k-unkris.html

https://regional.kompas.com/read/2008/11/29/0623542/~Regional~Jawa

https://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/10/17/situs-tugu-gede-cengkuk-sukabumi-jawa-

barat/

https://www.localguidesconnect.com/t5/General-Discussion/SITUS-MEGALITIKUM-

BATU-GEDE-CENGKUK-CIKAKAK-SUKABUMI-INDONESIA/td-p/1860499

https://nasional.kompas.com/read/2010/06/30/18471453/kearifan.kasepuhan.cipta.mulya?

page=all

[36]
LAMPIRAN

[37]
[38]
[39]
[40]
[41]
[42]
[43]
[44]
[45]
[46]
[47]
[48]
[49]
[50]
[51]

Anda mungkin juga menyukai