Anda di halaman 1dari 42

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


MODUL 1 PROFESIONAL

Judul Modul 1. Sejarah Dan Peradaban Awal Manusia


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Sejarah sebagai ilmu
2. Penelitian sejarah
3. Manusia Pra-Aksara di Indonesia
4. Corak kehidupan dan hasil budaya
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang Kegiatan Belajar 1
dipelajari 1. Pengertian umum sejarah
Sartono Kartodirdjo mengatakan bahwa
sejarah dapat dibagi menjadi dua
pengertian yakni: Pertama, sejarah dalam
arti subjektif yaitu suatu konstruksi,
ialah bangunan yang disusun penulis
sebagai suatu uraian atau cerita yang
mencakup rangkaian fakta-fakta untuk
menggambarkan gejala sejarah, baik
proses maupun struktur. Kedua, sejarah
dalam arti objektif menunjuk kepada
kejadian atau peristiwa yaitu sejarah
dalam aktualisasinya. Kejadian tersebut
hanya terjadi sekali dan tidak terulang
kembali.
2. Tujuan penulisan dan guna sejarah
Sejarah sebagai pelajaran, Sejarah
sebagai Inspirasi, Sejarah sebagai
Rekreasi, Sejarah sebagai Ilmu
3. Teori gerak sejarah
Gerak Sejarah Menurut Hukum Fatum:
Perjalanan hidup alam semesta
ditentukan oleh nasib; perjalanan
matahari, bulan, bintang, manusia dan
sebagainya.
Gerak Sejarah menurut Santo Agustinus:
Tujuan gerak sejarah ialah terwujudnya
Kehendak Tuhan, yaitu Civitas Dei atau
Kerajaan Tuhan.
Gerak Sejarah menurut Ibn Khaldun :.
Perbedaan antara teori Santo Agustinus
dan Ibnu Kholdun tampak dari akhir
tujuan terakhir. Agustinus mengakhiri
sejarah dengan dwitunggal sorga-neraka,
bagi Ibnu Kholdun sejarah menuju ke
arah timbulnya beraneka warna
masyarakat, negara dengan manusianya
menuju ke arah kesempurnaan hidup.
Kegiatan Belajar 2
4. Sumber-sumber sejarah
Sumber sejarah seringkali disebut juga
“data sejarah”. Data sejarah itu sendiri
berarti bahan sejarah yang memerlukan
pengolahan, penyeleksian, dan
pengkatagorian. Adapun klasifikasi
sumber sejarah itu dapat dibedakan
menurut bahannya, asal usul atau
urutan penyampaiannya, dan tujuan
sumber itu dibuat. Jenis sumber sejarah
berdasarkan bahannya.
5. Tahapan dalam penelitian sejarah:
seperangkat aturan dan prinsip
sistematis untuk mengumpulkan
sumber-sumber sejarah secara efektif,
menilainya secara kritis, dan
mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang
dicapai dalam bentuk tertulis. Secara
lebih ringkas, setiap langkah ini
berturut-turut biasa juga diistilahkan
dengan heuristik, kritik atau verifikasi,
interpretasi, dan historiografi.
6. Pendekatan sejarah
Pendekatan Manusia, Pendekatan Ilmu-
Ilmu Sosial, Pendekatan Sosiologi,
Pendekatan Antropolog, Pendekatan Ilmu
Politik, Pendekatan Ilmu Politik.
Kegiatan Belajar 3
7. Penemuan-penemuan manusia pra-
aksara di Indonesia
Sangiran : Homo erectus
Kedungbrubus, Madiun, Jawa Timur:
Pithecantropus A
Trinil, Ngawi, Jawa Timur :
Pithecanthropus erectus
Perning, Mojokerto, Jawa Timur: Homo
erectus
Ngandong, Blora, Jawa Tengah: Homo
soloensis.
Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah :
Homo erectus soloensis, Panthera tiguris
soloensis, dan Elephas sp.,
8. Jenis-jenis manusia pra-aksara di
Indonesia
Meganthropus berasal dari kata mega
yang berarti besar, dan anthropo yang
berarti manusia. Fosil dari jenis
meganthropus juga ditemukan di
Sangiran (Jawa Tengah) oleh von
Koenigswald tahun 1936 dan 1941
Fosil Pithecanthropus erectus pertama
kali ditemukan oleh Eugene Dubois pada
tahun 1890 di sekitar desa Trinil, wilayah
Ngawi, Jawa Timur di sekitar Lembah
Sungai Bengawan Solo
9. Asal- usul nenek moyang Bangsa
Indonesia
Drs. Moh. Ali. Drs. Moh Ali beranggapan
bahwa asal usul nenek moyang bangsa
Indonesia bersumber dari daerah Yunan
Cina
Prof. Dr. H. Kern. Prof. Dr. H. Kern
berpendapat bila nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari daratan Asia.
Willem Smith melakukan identifikasi
terhadap bahasa yang digunakan oleh
bangsa-bangsa di sekitar Asia.
Prof. Moh. Yamin. Prof. Mohammad
Yamin menentang semua teori-teori yang
menyebut jika nenek moyang bangsa
Indonesia justru berasal dari luar
Indonesia.
Proto Melayu masuk ke Indonesia pada
tahun 1500 SM, sedangkan Deutro
melayu masuk ke Nusantara pada
gelombang kedua pada tahun 500 SM
Kegiatan Belajar 4
10. Masa berburu dan mengumpulkan
makanan tingkat sederhana : ciri utama
dalam dalam kehidupan masa berburu
dan mengumpulkan makanan tingkat
sederhana adalah hidup berkelompok
kecil. Ketergantungan manusia purba
pada alam begitu besar sehingga
menyebabkan manusia pada masa itu
hidup berpindah-pindah (nomaden).
11. Masa berburu dan mengumpulkan
makanan tingkat lanjut: ciri mulai timbul
usaha-usaha untuk terempat tinggal
secara tidak tetap (semi sedenter) di
dalam gua-gua alam (caves) atau gua-gua
payung atau curuk (rock-shelter) yang
ada di tepi pantai
12. Masa bercocok tanam: Masyarakat pada
masa ini mulai menunjukkan tanda-
tanda menetap di suatu tempat serta
mengembangkan penghidupan baru
berupa kegiatan bercocok tanam
sederhana dan penjinakan beberapa
hewan tertentu
13. Masa perundagian : Manusia pada masa
perundagian, telah menyebar ke berbagai
pulau di Indonesia. Hal ini dibuktikan
dengan ditemukannya sisa-sisa
peninggalan benda perunggu, benda besi,
gerabah yang sudah maju, baik dalam
bentuk hiasan dan manik-manik di
Sumatera, Jawa, Sulawesi, Bali, Sumba
serta beberapa pulau lain di Nusa
Tenggara Timur dan Maluku. Masa
perundagian, budaya manusia pra
aksara telah menginjak budaya logam,
namun sebagian kecil masyarakat tetap
meneruskan tradisi kebudayaan batu
14. Kebudayaan megalithik um di Indonesia :
kebudayaan yang menghasilkan
benda/bangunan monumental yang
terbuat dari batu-batu besar dan masif.
Maksud dari pembuatan
benda/bangunan tersebut sebagai
saranan pemujaan atau penghormatan
kepada roh nenek moyang
2 Daftar materi yang sulit 1. Generalisasi sejarah
dipahami di modul ini 2. Teori gerak sejarah
3. Jenis-jenis manusia pra-aksara di
Indonesia
4. Asal usul nenek moyang bangsa
Indonesia
3 Daftar materi yang sering 1. Kontruksi, rekontruksi dan
mengalami miskonsepsi derekontruksi.
2. Tujuan penulisan dan guna sejarah
3. Hasil kebudayaan mesolitikum
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
MODUL 2 PROFESIONAL

Judul Modul Peradaban Hindu Budha dan Islam


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Teori masuknya Hindu-Budha ke
Indonesia.
2. Peradaban masyarakat Indonesia masa
Hindu-Budha
3. Teori masuknya Islam ke Indonesia
4. Peradaban masyarakat Indonesia masa
Islam
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang Kegiatan Belajar 1
dipelajari 1. Hubungan awal masyarakat Indonesia
dengan bangsa asing :
Bangsa Indonesia dalam melakukan
pelayaran pada masa itu juga telah
mengenal dan melakukan sistem
perdagangan awal. bentuk perdagangan
antara Cina dan Indonesia lebih dahulu
berkembang daripada hubungan dagang
antara Indonesia dan India. Dampak
yang sangat besar dirasakan oleh pantai
Asia Tenggara, dan pulau pulau yang
menguasai jalur pelayaran
2. Sumber sejarah tentang hubungan awal
masyarakat Indonesia dengan bangsa
asing
Hubungan dagang antara Nusantara dan
India lebih dulu berkembang dari pada
hubungan Nusantara dan Cina.
Sistem pelayaran yang lebih maju setelah
Hippalos menemukan pelayaran
berdasarakan arah mata angin
Kebudayaan Nusantara yang juga
terabadikan dalam relief Candi
Borobudur yaitu perahu bercadik
diketahui telah tersebar ke berbagai
penjuru dunia.
3. Teori masuknya Hindu-Budha ke
Indonesia :
Pada 11 intinya berdasarkan hasil
pendapat tersebut terdapat empat teori
besar yang menjadi landasan untuk
menjelaskan proses Indianisasi di
Kepulauan Nusantara. Keempat teori
tersebut antara lain adalah teori
Brahmana, teori Ksatriya, teori Vaisya
dan teori arus balik yang diperkenalkan
oleh F.D.K. Bosch.
4. Pengaruh kebudayaan India di Indonesia
Pengaruh kebudayaan India atau yang
dikenal dengan Indianisasi. Istilah
Indianisasi biasanya digunakan untuk
menyatukan semua persoalan pokok
peradaban Jawa yang menunjukkan
pengaruh besar agama Hindu dan
Buddha yang tumbuh di wilayah Asia
Selatan dan kini sebagian besar masuk
wilayah India.
Kegiatan Belajar 2
5. Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia
(Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya,
Mataram Kuno, Dinasti Isana di Jawa
Timur, Kediri, Singasari, Majapahit,
Kerajaan Sunda, Kerajaan Bali)
Kerajaan Kutai di hulu Sungai Mahakam,
Kalimantan Timur merupakan kerajaan
Hindu pertama di Nusantara. Sumber
utama Kerajaan Kutai ialah 7 buah batu
tulis yang disebut Yupa. Prasasti ditulis
dengan huruf Pallawa, bahasa Sanskerta,
diperkirakan pada tahun 400 M (abad
ke-5 M).
Kerajaan Tarumanegara terletak di
Bogor, Jawa Barat. Kerajaan ini
merupakan kerajaan Hindu tertua kedua
di Indonesia.
Bukti dalam negeri, yakni prasasti yang
ditemukan di Jawa Barat, meliputi (1)
Prasasti Ciaruteun (Bogor), (2) Prasasti
Muara Cianten (Bogor), (3) Prasasti
Kebon Kopi (Bogor), (4) Prasasti Jambu
atau Prasasti Pasir Koleangkak (Bogor),
(5) Prasasti Tugu (Cilincing, Tanjung
Priok , Jakarta), (6) Prasasti Lebak atau
Cidanghiang (Banten Selatan), (7)
Prasasti Pasir Awi atau Pasir Muara
(Bogor).
Kerajaan Sriwijaya: Sumber-sumber
sejarah yang dapat digunakan untuk
mengetahui kerajaan Sriwijaya adalah
Berita Cina, diperoleh dari I-Tshing
seorang pendeta Cina yang sering datang
ke Sriwijaya sejak tahun 672 M. Berita
dari dinasti Sung yang menceritakan
tentang pengiriman utusan dari Sriwijaya
tahun 971 - 992 M
Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa
Tengah dengan intinya yang sering
disebut Bumi Mataram. Bumi Mataram
diperintah oleh dua wangsa atau dinasti,
yaitu Dinasti Sanjaya yang beragama
Hindu (di bagian utara) dan Dinasti
Syailendra yang beragama Buddha (di
bagian selatan). Dalam hal pembuatan
candi agaknya kedua dinasti dapat
bekerja sama, tetapi di bidang politik
terjadi perebutan kekuasaan.
Kerajaan Kediri: Raja terbesar dari
Kerajaan Kediri adalah Jayabaya (1135-
1157). Jayabaya juga terkenal sebagai
pujangga yang ahli meramal kejadian
masa depan, terutama yang akan
menimpa Tanah Jawa, ramalannya
terkenal dengan "Jangka Jayabaya".
Kerajaan Singhasari: Pendiri Kerajaan
Singasari ialah Ken Arok. Ken Arok
kemudian mengangkat dirinya menjadi
raja Singasari dengan gelar Sri Ranggah
Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya
Ken Arok sebagai raja pertama Singasari
menandai munculnya suatu dinasti baru
yakni dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau
Girindra (Girindra-wangsa ). Ken Arok
hanya memerintah selama lima tahun
(1222-1227).
Kerajaan Majapahit merupakan puncak
keyajaan kerajaan-kerajaan di Jawa
Timur dan merupakan kerajaan terbesar
Indonesia. Majapahit disebut juga
sebagai Negara Kesatuan Kedua.
Kerajaan Majapahit lahir dalam suasana
perubahan besar dalam waktu yang
singkat. Pada tahun 1292 Kertanegara
gugur oleh pengkhianatan Jayakatwang,
Singasari hancur dan digantikan oleh
Kediri. R. Wijaya terdesak oleh serangan
tentara Jayakatwang di medan utara dan
berhasil melarikan diri serta mendapat
perlindungan dari Kepala Desa Kudadu.
Kerajaan Bali: Prasasti yang
menceritakan raja yang berkuasa di Bali
ditemukan di desa Blanjong, dekat
Sanur. Dalam prasasti ini disebutkan
Raja yang bernama Khesari Warmadewa,
istananya terletak di Sanghadwala.
Prasasti ini ditulis dengan huruf nagari
(India) dan sebagian lagi berhuruf Bali
Kuno, tetapi berbahasa Sansakerta.
Teori Masuknya agama dan budaya Islam
ke Indonesia
Setidaknya ada tiga teori yang mencoba
menjelaskan tentang itu. Yaitu: Teori
Gujarat, Teori Makkah.
Proses Islamisasi
Hikayat Banjar, memberikan informasi
mengenai masuknya Islam di Kalimantan
Selatan. Menceritakan bahwa telah
terjadi perebutan kekuasaan di Kerajaan
Nagara Daha (Kalimantan Selatan) antara
Pangeran Samudra dengan Pangeran
Tumenggung. Pangeran Samudra
meminta bantuan Demak dengan syarat
ia dan rakyatnya kelak akan masuk
Islam.
Kegiatan Belajar 3
6. Pola penyebaran Islam di Indonesia
Islam, dikenal sebagai suatu agama
mayoritas dianut penduduk di Indonesia,
memiliki beragam pola-pola
penyebarannya, di antaranya lewat jalur-
jalur sebagai berikut: Perdagangan,
Perkawinan, Pendidikan, Tasawuf,
Kesenian
Kegiatan Belajar 4
7. Kerajaan Islam di Indonesia (Samudra
Pasai, Malaka, Aceh, Demak, Banten,
Mataram, Goa-Tallo, Ternate-Tidore)
Kerajaan Samudera Pasai terletak di
Aceh, dan merupakan kerajaan Islam
pertama di Indonesia. Kerajaan ini
didirikan oleh Meurah Silu pada tahun
1267 M. Malik al-Saleh adalah nama
baru Meurah Silu setelah ia masuk
Islam, dan merupakan sultan Islam
pertama di Indonesia.
Pembentukan kerajaan Malaka diduga
ada kaitannya dengan perang saudara di
Majapahit setelah Hayam Wuruk (1360-
89 M) meninggal dunia. Sewaktu perang
saudara tersebut, Parameswara, Putra
raja Sriwijaya Palembang turut terlibat
karena ia menikah dengan salah seorang
putri Majapahit.
Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan
Ali Mughayat Syah pada tahun 1496
yang sebelumnya telah dirintis pada abad
ke-15 oleh Mudzaffar Syah. Pada awalnya
kerajaan ini berdiri atas wilayahKerajaan
Lamuri, kemudian menundukan dan
menyatukan beberapa wilayah kerajaan
sekitarnya mencakup Daya, Pedir, Lidie,
Nakur.
Kerajaan Islam yang pertama di Jawa
adalah Demak, dan berdiri pada tahun
1478 M. Hal ini didasarkan atas jatuhnya
kerajaan Majapahit yang diberi tanda
Candra Sengkala: Sirna hilang Kertaning
Bumi, yang berarti tahun saka 1400 atau
1478 M. Kerajaan Demak itu didirikan
oleh Raden Fatah.
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun
1582. Pusat Kerajaan ini terletak di
sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni
di Kotagede. Para raja yang pernah
memerintah di Kerajaan Mataram yaitu:
Penembahan Senopati (1584-1601),
Panembahan Seda Krapyak (1601-1677).
Kerajaa Makassar: Kerajaan ini memiliki
raja yang paling terkenal bergelar Sultan
Hasanuddin, yang saat itu melakukan
peperangan yang dikenal dengan Perang
Makassar (1666-1669) terhadap VOC.
Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki
letak yang sangat penting dalam dunia
perdagangan pada masa itu. Kedua
kerajaan ini terletak di daerah Kepulauan
Maluku. Pada masa itu, Kepulauan
Maluku merupakan penghasil rempah-
rempah terbesar, sehingga dijuluki
sebagai "the Spice Island
2 Daftar materi yang sulit 1. Teori Masuknya Agama Islam
dipahami di modul ini 2. Pola penyebaran Agama Islam
3 Daftar materi yang sering 1. Teori yang tepat mengenai masuknya
mengalami miskonsepsi Agama Hindu ke Indonesia
2. Sumber sejarah tentang hubungan awal
masyarakat Indonesia dengan bangsa
asing.
3. Proses Islamisasi
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Modul 3 PROFESIONAL

Judul Modul Kolonialisme Bangsa Eropa


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Indonesia Masa Portugis, Spanyol, VOC
2. Indonesia Masa Inggris dan Belanda
3. Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap
Pemerintah Kolonial
4. Masa Pergerakan Nasional Indonesia

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang Kegiatan Belajar 1
dipelajari 1. Kolonialisme atau Penjajahan adalah
suatu sistem di mana suatu negara
menguasai rakyat dan sumber daya
negara lain tetapi masih tetap
berhubungan dengan negara asal.
Kolonialisme adalah hubungan antara
mayoritas (atau paksa diimpor) adat dan
minoritas penyerbu asing.
2. Imperialisme ialah politik untuk
menguasai (dengan paksaan) seluruh
dunia untuk kepentingan diri sendiri
yang dibentuk sebagai imperiumnya.
"Menguasai" disini tidak perlu berarti
merebut dengan kekuatan senjata, tetapi
dapat dijalankan dengan kekuatan
ekonomi, kultur, agama dan ideologi,
asal saja dengan paksaan. Inti dari
imperialisme kuno adalah semboyan
gold, gospel, and glory (kekayaan,
penyebaran agama dan kejayaan).
3. Latar Belakang Penjajahan Bangsa Eropa
di Nusantara: Jatuhnya kota
Konstantinopel (Byzantium) pada tahun
1453 ke tangan Turki Usmani, aktivitas
perdagangan antara orang Eropa dan
Asia terputus. Sultan Mahmud II,
penguasa Turki menjalankan politik yang
mempersulit pedagang Eropa beroperasi
di daerah kekuasannya. Bangsa Barat
menghadapi kendala krisis perdagangan
rempah-rempah. Oleh karena itu bangsa
Barat berusaha keras mencari sumber
daya baru dengan melakukan
penjelajahan samudera.
4. Kolonialisme Bangsa Portugis di
Nusantara : Tujuan pelayaran Portugis
ke Indonesia dikenal dengan 3G yaitu
Gold, Glory, dan Gospel. Penjelasannya
sebagai berikut: 1) Gold (Emas),.; 2) Glory
(Kejayaan), 3) Gospel (Penyebaran
agama), Penjelajah Samudera dari
Portugis : Bartholomeus Diaz, Vasco da
Gama, Alfonso d'Albuquerque. Jalur
pelayaran : Portugis, Tanjung Harapan,
Kalkuta India, Malaka, Maluku.
5. Kolonialisme Bangsa Spanyol di
Nusantara: Pelayaran Columbus
mengarungi Samudra Atlantik yang
pertama kali. Tiba di Filiphina
Magelhaens mengajak para penduduk
lokal dan pimpinan mereka untuk
memeluk agama Katolik. Sebelum
menguasai kepulauan Filipina pada
1543, Spanyol menjadikan pulau
Manado Tua sebagai tempat
persinggahan untuk memperoleh air
tawar. Dari pulau tersebut kapal-kapal
Spanyol memasuki daratan Sulawesi-
Utara melalui sungai Tondano.
6. Masa VOC (Vereenigde Oostindische
Compagnie) : Orang Belanda yang
pertama kali datang ke Nusantara adalah
Cornelis de Houtman pada tahun 1596,
tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten,
Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke
tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia
kembali ke negerinya membawa banyak
rempah-rempah. Lahirnya VOC
dilatarbelakangi oleh masuknya para
pedagang Belanda ke Nusantara dengan
niat mencari rempah-rempah untuk
dibawa pulang dan kemudian dijualnya
kembali.
Kegiatan Belajar 2
7. Sistem Pemerintahan Kolonial Hindia
Belanda : Abad ke-19 merupakan suatu
periode baru bagi imperialisme Belanda
yang ditandai oleh politik kolonial yang
berbeda sekali dengan politik kolonial
yang telah dijalankan sebelumnya. Kalau
kepentingan-kepentingan Belanda
semula terbatas pada perdagangan,
maka dalam periode ini Belanda mulai
mengutamakan kepentingan politik.
Belanda merebut supremasi
perdagangan dari orang-orang Portugis,
teristimewa perdagangan rempah-
rempah.
8. Kebijakan Sistem Tanam Paksa di Hindia
Belanda : Tanam paksa atau cultuur
stelsel adalah peraturan yang
dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal
Johannes van den Bosch yang
mewajibkan setiap desa harus
menyisihkan sebagian tanahnya (20%)
untuk ditanami komoditi ekspor
khususnya kopi, tebu, nila. Hasil
tanaman ini akan dijual kepada
pemerintah kolonial dengan harga yang
sudah dipastikan dan hasil panen
diserahkan kepada pemerintah kolonial.
9. Dampak Kebijakan Sistem Tanam Paksa
bagi Indonesia dan Belanda : Dampak
negatif dari pelaksanaan tanam paksa
antara lain : petani, tidak hanya untuk
pekerjaan di ladang tetapi juga sebagai
alat angkut hasil tanaman ekspor
menuju pabrik atau pelabuhan.
Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah
penyakit dimana-mana sehingga angka,
kematian meningkat drastis. Dampak
positif dari pelaksanaan sistem tanam
paksa antara lain : Rakyat Indonesia
mengenal beragai teknik menanam jenis-
jenis tanaman baru
10. Latar Belakang Lahirnya Politik Pintu
Terbuka di Hindia Belanda : Politik
ekonomi kaum liberal adalah perbaikan
dari politik yang dijalankan oleh Willem I.
Kemudian kedua sistem tersebut
dicampur, sehingga kerajaan Belanda
harus menarik diri dari segala campur
tangan; segala rintangan terhadap
inisiatif individu dan kebebasan harus
dihapuskan, dan segala bantuan
pemerintah kepada usaha swasta harus
dihentikan. Douwes Dekker
membentangkan kekejaman-kekejaman
sistem ini dalam bukunya yang terkenal,
MaxHavelaar.
11. Kebijakan Politik Pintu Terbuka di Hindia
Belanda: Politik pintu terbuka (Open
Door Policy) mulai diperkenalkan di
Indonesia pada tahun 1870. Ini
merupakan salah satu politik yang
diterapkan oleh pemerintah kolonial
Hindia Belanda. Sejak saat itu
pemerintah kolonial Hindia Belanda
membuka Indonesia bagi para
pengusaha asing untuk menanamkan
modalnya, khususnya di bidang
perkebunan.
Kegiatan Belajar 3
12. Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap
Penjajahan Portugis: Sejak kedatangan
orang Portugis di Malaka pada tahun
1511, telah terjadi persaingan yang
berbuntut permusuhan antara Portugis
dan Kesultanan Aceh. Sultan Aceh pada
waktu itu diperintah oleh Sultan Ali
Mughayat Syah (1514- 1528),
menganggap bahwa orang Portugis
merupakan saingan dalam politik,
ekonomi, dan penyebaran agama.
13. Perlawanan kesultanan Demak :
Kedatangan bangsa Portugis ke
Pelabuhan Malaka yang dipimpin oleh
Diego Lopez de Sequeira menimbulkan
kecurigaan rakyat Malaka. Malaka jatuh
ke tangan Portugis pada 1511.
Perlawanan rakyat Demak tersebut
dipimpin oleh Adipati Unus. Pati Unus
melancarkan serangannya pada tabun
1512 dan 1513. Dengan kekuatan 100
kapal laut dan lebih dari 10.000 prajurit
Adipati Unus menyerang Portugis. Pada
tahun 1527, Fatahillah mengadakan
penyerangan terhadap Portugis di Sunda
Kelapa. Serangan tersebut berhasil
mengusir Portugis dari Sunda Kelapa.
Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1527
nama Sunda Kelapa diganti menjadi
Jayakarta atau Jakarta
14. Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap
Penjajahan Spanyol : Periode pertama
Spanyol di Minahasa ada di masa 1520-
1562, dan periode kedua 1980-1694 Di
tahun 1562, Spanyol digusur Portugis
dari perairan Maluku dan Sulawesi.
Peristiwa itu terjadi terutama karena
perjanjian Saragosa antara kedua
bangsa. Karena itu Spanyol kemudian
memusatkan kekuasaannya di Manila
Filipina. Tanah-tanah jajahan negara itu
juga akhirnya satu per satu jatuh ke
tangan Spanyol. Spanyol dan Portugis
akhirnya dipersatukan di bawah bendera
Spanyol. Masa itu, kekuasaan Portugis di
Maluku berakhir.
Kegiatan Belajar
15. Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap
Penjajahan Belanda Monopoli
perdagangan, kerja paksa, penarikan
pajak, sewa tanah, dan tanam paksa
menimbulkan banyak kerugian dan
membuat sengsara rakyat Indonesia.
Rakyat Indonesia tidak tahan lagi. Rakyat
Indonesia melakukan perlawanan
memperjuangkan martabat dan
kemerdekaannya. Dari seluruh penjuru
tanah air timbul perlawanan terhadap
penjajah Belanda.
16. Pada tahun 1605, VOC berhasil merebut
Maluku dari Portugis. Sikap sewenang-
wenang Belanda dan upayanya untuk
memaksakan monopoli perdagangan
kepada rakyat, menimbulkan perlawanan
rakyat di berbagai tempat di Maluku,
antara lain perlawanan Kakiali (1635) dari
Hitu, Ambon. Sultan Agung bercita-cita
ingin menyatukan seluruh Pulau Jawa di
bawah kekuasaan Mataram. Alasan
Sultan Agung menentang VOC karena
VOC dianggap merintangi cita-cita Sultan
Agung untuk mempersatukan Jawa.
Selain itu VOC sering mengganggu
perdagangan Mataram dengan Malaka.
17. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng
Tirtayasa (1650-1682), Kerajaan Banten
mengalami puncak kejayaan.
Pertentangan antara Banten dan VOC
berasal dari niat 97 VOC yang ingin
menguasai Selat Sunda yang merupakan
salah satu jalur utama dalam
perdagangan. Selat Sunda merupakan
daerah perdagangan Banten yang sangat
penting. Tentu saja Banten menentang
keras keinginan VOC tersebut. Untuk
menghadapi VOC, Sultan Ageng Tirtayasa
rajin menjalin hubungan dengan negara-
negara lain sehingga VOC merasa
kesulitan untuk menundukkanya.
18. Perlawanan Pattimura (1817) Belanda
melakukan monopoli perdagangan dan
memaksa rakyat Maluku menjual hasil
rempah-rempah hanya kepada Belanda,
menentukan harga rempah-rempah
secara semena-mena, melakukan
pelayaran hongi, dan menebangi tanaman
rempahrempah milik rakyat. Rakyat
Maluku berontak atas perlakuan Belanda.
Thomas Matulessi yang nantinya terkenal
dengan nama Kapten Pattimura, rakyat
Maluku melakukan perlawanan pada
tahun 1817.
19. Perang Padri (1821-1837)
Dilatarbelakangi oleh perselisihan antara
kaum adat dan kaum Padri di
Minangkabau. Kaum Pedri sendiri
merupakan sekolompok ulama yang baru
kembali dari Timur Tengah dan kembali
untuk memurnikan ajaran Islam di
daerah Minangkabau. Peran ini didasari
oleh konflik antara kaum adat dan kaum
padri mengenai masalah penerapan
syariat di Tanah Minang. Kaum Padri
berusaha untuk menghilangkan unsur
adat karena tidak sesuai dengan ajaran
Islam.
20. Perang Diponegoro atau bisa disebut juga
Perang Jawa merupakan perang besar
yang pernah terjadi di Nusantara antara
penjajah Belanda dan pasukan yang
dipimpin oleh Pangeran Diponegoro.
Belanda menyebut perang ini sebagai
Perang Jawa karena terjadi di Tanah
Jawa, khususnya Yogyakarta.
Sedangkan, di Indonesia kita lebih akrab
dengan sebutan Perang Diponegoro,
karena Diponegoro merupakan tokoh
sentral dalam perang ini.
21. Perang Banjar diawali dari perebutan
takhta yang terjadi di dalam keluarga
Kesultanan Banjar. Sultan Adam yang
meninggal pada 1857 mewariskan takhta
kepada Pangeran Hidayat. Namun,
Belanda di bawah Gubernur Jenderal
Rochussen ikut campur menentukan
pewaris takhta tersebut. Sultan Adam
cenderung untuk memilih Pangeran
Hidayatullah.
22. Perang Bali dilakukan untuk mengusir
Belanda dari daerahnya dikenal dengan
Perang Puputan. Tokoh perang Bali
adalah raja kerajaan buleleng I Gusti
Made Karangasem dan patihnya I Gusti
Ketut Jelantik sebagai pimpinan rakyat
Buleleng Pada abad ke-19, di Bali terdapat
banyak kerajaan, yang masing-masing
mempunyai kekuasaan tersendiri.
Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain
Buleleng, Karangasem, Klungkung,
Gianyar, Bandung, Tabanan, Mengwi,
Bangli, dan Jembrana.
23. Perang Aceh ialah perang Kesultanan
Aceh melawan Belanda dimulai pada 1873
sampai 1904. Kesultanan Aceh menyerah
pada 1904, tapi perlawanan rakyat Aceh
dengan perang gerilya terus berlanjut. Dr.
Christiaan Snouck Hurgronje yg
menyamar selama 2 tahun di pedalaman
Aceh untuk meneliti kemasyarakatan &
ketatanegaraan Aceh. Ia mempelajari
bahasa, adad istiadat, kepercayaan dan
waktu orang-orang Aceh. Hasil kerjanya
itu dibukukan dengan judul Rakyat Aceh
(De Acehers). Dalam buku itu disebutkan
strategi bagaimana untuk menaklukkan
Aceh.
24. Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap
Penjajahan Inggris Perlawanan Kraton
Yogyakarta terhadap Penjajahan Bangsa
Inggris Pada saat Inggris berkuasa
menggantikan Belanda di Jawa, yang
mengisi kekuasaan di pusat adalah
Raffles, sedangkan Karesidenan
Yogyakarta adalah John Crawfurd. Saat
itu, Karesidenan Yogyakarta dipimpin
oleh Sultan Hamengkubuwana II atau
Sultan Sepuh. Sultan HB II terkenal keras
dan sangat menentang pemerintah
kolonial sehingga membuat orang Eropa
(Inggris) terganggu.
25. Perlawanan Rakyat Palembang terhadap
Penjajahan Bangsa Inggris Raffles
mengirim 3 orang utusan yang dipimpin
oleh Richard Philips ke Palembang untuk
mengambil alih kantor sekaligus benteng
Belanda di Palembang dan meminta hak
kuasa sultan atas tambang timah di Pulau
Bangka. Sultan Mahmud Badaruddin II
menolak permintaan itu dengan merujuk
pada surat Raffles sebelumnya bahwa
kalau Belanda berhasil diusir.
Kegiatan Belajar 4
26. Pergerakan Nasional merupakan sebuah
babak baru dalam perjuangan bangsa
Indonesia melawan kolonialisme yang
telah lama membelenggu sebagian besar
masyarakatnya. Pada masa ini strategi
perlawanan bangsa Indonesia berubah,
dari sebelumnya strategi perlawanan lebih
banyak menggunakan kontak fisik atau
peperangan, maka pada masa Pergerakan
Nasional intelektualitas menjadi senjata
paling ampuh untuk melawan
penjajahan.
27. Politik Etis dan Kebangkitan Nasional
Indonesia Tahun 1908. Praktik balas jasa
inilah yang kemudian termaktub didalam
pemikiran yang terkenal dengan istilah
Politik Etis. Politik ini merupakan cara
Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda
melakukan balas budi atas apa yang telah
Belanda dapatkan selama menduduki
beberapa wilayah Indonesia. Adapun tiga
hal tersebut yaitu:
1) Irigasi pada lahan-lahan pertanian dan
perkebunan.
2) Migrasi yaitu memindahkan penduduk
dari tempat yang padat ketempat yang
jarang.
3) Edukasi yaitu memberikan pendidikan
kepada masyarakat Indonesia.
28. Organisasi Pergerakan Nasional di
Indonesia : Budi Utomo lahir pada tanggal
20 Mei 1908. Organisasi ini dianggap
sebagai organisasi yang memulai era
Pergerakan Nasional karena dianggap
sebagai organisasi modern pada masanya.
Budi Utomo sebagai organisasi yang
memicu lahirnya Pergerakan Nasional. dr.
Wahidin Sudirohusodo menjadi inspirator
dari lahirnya organisasi ini. dia berhasil
meyakin beberapa mahasiswa STOVIA,
salah satunya adalah Sutomo untuk
membentuk sebuah organisasi yang
berguna untuk memajukan kebudayaan
Jawa.
29. Sarekat Islam. merupakan organisasi ini
merupakan kelanjutan dari organisasi
bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) yang
diprakarsai oleh H. Samanhudi dan RM.
Tirto Adhi Suryo. Salah satu tujuan awal
dari dibentuknya organisasi ini adalah
untuk melawan dominasi pedagang Tiong
hoa dalam perdagangan batik. Organisasi
ini awlanya dibentuk di Batavia dan Solo,
dimana semboyan dari organisasi ini
adalah “kebebasan ekonomi, rakyat
tujuannya, Islam jiwanya”. Pada
perkembangan selanjutnya SDI berganti
nama menjadi Sarekat Islam (SI), hal ini
terjadi ketika HOS. Cokroaminoto masuk
dalam jajaran SI.
30. Indische Partij (IP) merupakan organisasi
pergerakan nasional pertama di Indonesia
yang bercorak politik. Organisasi ini
didirikan oleh tiga orang yaitu Ernest
Francois Eugene Douwes Dekker
(Danudirdjo Setiabudi), Cipto
Mangunkusumo, dan Suwardi
Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara) di
Bandung pada tanggal 25 Desember 1912
dan merupakan organisasi campuran
indo dengan bumiputera.
31. Perhimpunan Indonesia Pada awalnya
organisasi ini bernama Indische
Vereeniging (IV) atau Perhimpunan Hindia
pada tahun 1908 di Belanda, ditahun
yang sama ketika berdirinya Budi Utomo
di Indonesia, keduanya merupakan
organisasi yang moderat.
32. Muhammadiyah Organisasi
Muhammadiyah didirikan oleh KH.
Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada
tanggal 18 Nopember 1912.
Muhammadiyah merupakan sebuah
organisasi yang bertujuan melakukan
pembaharuan agama Islam yang bersifat
reformis dan modernis.
33. Nahdlatul Ulama (NU). NU adalah sebuah
organisasi Islam didirikan pada 13
Januari 1926. Sama halnya denan
Muhammadiyah, NU juga tidak hanya
bergerak pada bidang dakwah Islam
namun juga memperluas cakupannya
dengan bergerak di bidang pendidikan,
sosial, dan ekonomi.
34. Partai Komunis Indonesia Partai
merupakan kelanjutan dari organisasi
Indische Sociaal Democratische
Vereeninging (ISDV), sebuah organisasi
sosial komunis yang didirikan oleh
Hendrik Sneevliet. Anggota SI merah yang
mendapatkan disiplin partai harus
keluar, sehingga mereka yang keluar
inilah yang membentuk Partai Komunis
Indonesia (PKI).
35. Partai Nasional Indonesia Partai ini
berawal dari kelompok Studi Bandung
(Algemene Studi Club) serta kelompok
Studi Surabaya. Kemudian para
anggotanya, termasuk diantaranya
adalah Ir. Soekarno mendirikan partai
yang kemudian diberi nama Partai
Nasional Indonesia (PNI) pada tahun
1927.
2 Daftar materi yang sulit 1. Perlawanan bangsa Indonesia terhadap
dipahami di modul ini bangsa Spanyol
2. Perlawanan Rakyat Palembang terhadap
Penjajahan Bangsa Inggris
3. Latar belakang perlawanan Keraton
Yogyakarta terhadap Inggris
4. Perkembangan Organisasi
Muhammadyah dan NU

3 Daftar materi yang sering 1. Organisasi Partai Komunis Indonesia


mengalami miskonsepsi 2. Pelaksanaan Politik Etis
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
MODUL 4 PROFESIONAL

Judul Modul Pendudukan Jepang, Proklamasi, Dan


Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pemerintahan militer Jepang di
Indonesia
2. Kondisi sosial masyarakat dan dampak
pendudukan Jepang di Indonesia
3. Persiapan dan pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan
4. Perang dan diplomasi mempertahankan
kemerdekaan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang Kegiatan Belajar 1
dipelajari 1. Latar belakang pemerintahan militer
Jepang
Pendudukan Jepang di Indonesia
merupakan bagian dari rangkaian
politik imperialisme Jepang di Asia
Tenggara. Kedatangannya di Indonesia
merupakan bagian dalam usahanya
untuk membangun suatu imperium di
Asia. 9 Maret 1942 Jepang menguasai
seluruh wilayah Hindia Belanda.
Dengan segala cara, Jepang menguras
kekayaan dan tenaga rakyat itu dengan
kekerasan, dengan rayuan, dan
sebagainya. Pembagian wilayah militer
Jepang di Indonesia:
2. Strategi Jepang dalam pergerakan
massa
Gerakan 3A: Pada bulan April 1942
usaha pertama untuk gerakan rakyat
yaitu "Gerakan Tiga A" dimulai di Jawa
yang dipimpin oleh Mr. Syamsuddin,
seorang nasionalis yang kurang
terkenal.
Perubahan-perubahan akibat
pemerintahan militer Jepang
Perubahan dalam Aspek Politik
Pemerintahan Kedatangan balatentara
Dai Nippon di Indonesia segera diikuti
oleh perubahan-perubahan yang
mendasar dalam sistem hukum.
3. Perubahan Mentalitas Masyarakat
Kerangka Pemerintahan Militer Jepang
di Jawa selain untuk memperoleh
sumber-sumber ekonomi, juga untuk
menciptakan landasan pasok ekonomi
yang penting untuk kepentingan perang
Asia Timur Raya.
Kegiatan Belajar 2
4. Kondisi sosial masyarakat pada masa
pendudukan Jepang di Indonesia (1942-
1945)
Jepang memulai Perang Dunia II front
Pasifik dengan membombardir kekuatan
militer Amerika Serikat di Pearl
Harbour, Hawaii pada tahun 1941.
5. Dampak pendudukan Jepang terhadap
masyarakat Indonesia
Pada bagian ini kita akan bahas bagai
kebijakan pemerintahan Jepang di
Indonesia dilihat dari aspek sosial,
ekonomi, dan budaya. Masing-masing
dari bagian ini memiliki berbagai
kebijakan unik yang berdampak pada
kehidupan masyarakat di Indonesia.
Dampak Bidang Sosial : Kerja Paksa
(Romusha); Jugun Ianfu adalah wanita-
wanita yang dipekerjakan secara paksa
untuk menjadi pemuas nafsu tentara-
tentara Jepang; Tonarigumi adalah n
sistem Rukun Tetangga (RT).
Dampak Bidang Ekonomi : Pertanian
dan Perkebunan ; Keuangan
Dampak Bidang Budaya: Pendidikan;
Penggunaan Simbol-simbol Indonesia;
6. Pengaruh budaya Jepang di Indonesia
pada masa pendudukan Jepang
Seikerei adalah prosesi melakukan
penghormatan kepada matahari terbit
dengan cara membungkukkan badan ke
arah matahari tersebut. selain ditujukan
untuk melakukan penghormatan
kepada Dewa Matahari, Seikerei juga
dilakukan sebagai bentuk
penghormatan kepada kaisar Jepang
Kegiatan Belajar 3
7. Persiapan menuju kemerdekaan
Memasuki tahun 1944 kekuatan bala
tentara Jepang dalam perang dengan
Sekutu mulai tampak kemundurannya
dan posisinya semakin terjepit. Salah
satu langkah kebijakan yang diambil
oleh Koiso dalam rangka tetap
mempertahankan pengaruh Jepang di
daerah-daerah yang didudukinya adalah
mengeluarkan pernyataan tentang "janji
kemerdekaan di kemudian hari".
Menghadapi situasi yang sangat kritis
tersebut, maka pemerintah pendudukan
Jepang di Jawa di bawah pimpinan
Letnan Jenderal Kumakici Harada
mencoba merealisasikan janji
kemerdekaan di kemudian hari dengan
mengumumkan pembentukan
Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan
PPKI
8. Perbedaan pendapat antar kelompok
perbedaan pendapat tentang waktu
pelaksanaan proklamasi kemerdekaan
Indonesia. kelompok muda
menghendaki agar Sukarno, Hatta
(golongan tua) segera
memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Menurut golongan muda,
tidak seharusnya para pejuang
kemerdekaan Indonesia menunggu-
nunggu berita resmi dari Pemerintah
Pendudukan Jepang. Bangsa Indonesia
harus segera mengambil inisiatifnya
sendiri untuk menentukan strategi
mencapai kemerdekaan. akhirnya
dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus
1945 pukul 04.30 waktu Jawa. Yang
dikenal dengan Peristiwa
Rengasdengklok.
9. Proklamasi kemerdekaan Indonesia
Setelah penyusunan Teks Proklamasi di
Rumah Laksamana Maeda menurut
rencana pembacaan teks proklamasi
akan dilaksanakan di lapangan Ikada,
namun karena sesuatu hal rencana itu
tidak dapat dilaksanakan 10.00 WIB
teks tersebut di atas dibacakan oleh Ir.
Soekarno di Pegangsaan Timur 56
Jakarta.
10. Makna Proklamasi
Kalimat dalam naskah proklamasi
tersebut sangat singkat, hanya terdiri
atas dua kalimat atau alinea, namun
amat jelas, mengingat pembuatannya
dilakukan dalam suasana eksplosif dan
harus segera selesai secara cepat pula.
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus
1945 juga dapat dipandang sebagai
puncak perjuangan rakyat Indonesia
dalam mencapai kemerdekaannya,
merebut kemerdekaan bangsa dari
tangan penjajah. Proklamasi 17 Agustus
1945 juga merupakan mercusuar yang
menerangi dan menunjukkan jalannya
sejarah, pemberi inspirasi dan motivasi
dalam perjuangan rakyat dan bangsa
Indonesia di semua lapangan di setiap
keadaan.
Kegiatan Belajar 4
11. Pembentukan alat-alat kelengkapan
negara setelah proklamasi
Sidang PPKI (18 Agustus 1945). Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) melakukan sidang yang pertama
sesudah proklamasi
Sidang kedua PPKI (19 Agustus 1945).
Sidang ketiga PPKI tanggal 22 Agustus
1945.
12. Perjuangan fisik dan konfrontasi
Sejak memenangkan Perang Dunia II,
Sekutu menguasai wilayah yang sangat
luas, di Eropa, Afrika, dan Asia. Pada
waktu yang relatif sama, Sekutu dalam
hal ini Inggris yang sudah membentuk
satuan komando bernama SEAC
mengirim pasukan mata-mata untuk
mengetahui kondisi di Indonesia sejak
diserahkan oleh Jepang. Ternyata
Sekutu datang ke Indonesia diboncengi
NICA (Nederlands Indies Civil
Administration)
Pertempuran Surabaya, Perang Aceh,
Perang Ambarawa, Perang Bandung
Lautan Api, Pertempuran Medan Area,
Perlawanan Rakyat di Wilayah
Kekuasaan Belanda, Agresi Militer
Belanda I, Agresi Militer II
13. Perjuangan diplomasi
Perjanjian Linggar Jati
Perundingan Renville
Perjanjian Roem Royen
Konferensi Meja Bundar (KMB) dan
Pengakuan Kedaulatan
2 Daftar materi yang sulit 1. Penyusunan UUD 1945.
dipahami di modul ini 2. Pengaruh Budaya Jepang di Indonesia
pada masa Pendududkan Jepang
3. Perubahan-perubahan akibat
pemerintahan militer Jepang
4. Perjuangan fisik dan konfrontasi
3 Daftar materi yang sering 1 Perbedaan pendapat antar kelompok
mengalami miskonsepsi 2 Gerakan 3 A dan PUTERA
3 Janji Kemerdekaan dari Jepang
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
MODUL 5 PROFESIONAL

Judul Modul Indonesia Masa Demokrasi Liberal dan


Demokrasi Terpimpin
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Kembali ke Negara Kesatuan Republik
Indonesia
2 Indonesia masa Demokrasi Liberal
3 Indonesia masa Demokrasi Terpimpin
4 Ancaman disintegrasi Bangsa dan usaha
penyelesaiannya
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang Kegiatan Belajar 1
dipelajari 1. Dari konferensi meja bundar ke Republik
Indonesia Serikat
Konferensi Meja Bundar diselenggarakan
di kota Den Haag, Belanda. Waktu
pelaksanaannya diadakan mulai tanggal
23 Agustus 1949 sampai 2 November
1949. Dengan tercapainya kesepakatan
Meja Bundar, maka Indonesia telah
diakui sebagai negara yang berdaulat
penuh oleh Belanda, walaupun tanpa
Irian Barat. Indonesia Serikat dibentuk
seperti republik federasi berdaulat yang
terdiri dari 16 negara bagian dan
merupakan persekutuan dengan
Kerajaan Belanda. Kabinet RIS terbentuk
di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta yang
menjadi Perdana Menteri. Penyerahan
kedaulatan Belanda terhadap Indonesia
akhirnya disahkan pada tanggal 27
Desember 1949
2. Republik Indonesia Serikat sebagai
transisi
Kabinet Republik Indonesia Serikat atau
Kabinet RIS adalah kabinet yang
dibentuk sebagai hasil dari pembentukan
negara Republik Indonesia Serikat
setelah pengakuan kedaulatan dari
kekuasaan Kolonial Belanda. Kabinet ini
bertugas kurang dari satu tahun sebelum
akhirnya Indonesia kembali menjadi
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam sidang bersama Parlemen dan
Senat RIS tanggal 16 Desember 1949 Ir.
Soekarno terpilih sebagai Presiden RIS.
Untuk membentuk kabinet, Presiden
menunjuk empat orang formatur, dua
orang dari RI yakni Mohammad Hatta
dan Sultan Hamengku Buwono IX dan
dua orang dari Negara federal yakni Anak
Agung Gde Agung dan Sultan Hamid II.
3. UU Federal No.7 Tahun1950
Berdasarkan keterangan UU Federal,
dapat dikatakan bahwa pemerintah di
Indonesia tidak pernah secara resmi
membubarkan negara RIS. Negara federal
ini tidak pernah dibubarkan oleh
siapapun, tidak oleh RI yang ada di
Yogya maupun pemerintah federal yang
ada di Jakarta. Bentuk negara berubah
karena undangundang dasar yang
berlaku mengalami perubahan.
Konstitusi RIS yang secara resmi menjadi
dasar atas legalitas negara federal RIS
diubah menjadi undangundang dasar
sementara. Satu faktor yang lebih
pentinglagi adalahdalam perubahan
undang-undang yang baru itu, bentuk
negara federal diubah menjadi negara
kesatuan. Dengan demikian, perubahan
bentuk negara Indonesia dapat
dimungkinkan karena konstitsusi resmi
yang berlaku diubah oleh rezim yang
berkuasa. Satu hal yang tidak kalah
pentingnya adalah, Konstitusi RIS
sesungguhnyatidakdigantiolehsiapapun.
Penguasa saat itu menggunakan
perubahan undang-undang memakai
fasilitas yang ada dalam Konstitusi RIS.
4. Dari RIS ke Republik Indonesia
Peran RI semakin besar ketika pada 5
April 1950, RIS hanya tinggal terdiri dari
3 negara bagian, yakni RI, NST, dan NIT
(Ranty, 1985: 100-102). Untuk
menyelesaikan penggabungan dan
pembentukan negara kesatuan di
Indonesia, maka dimulailah rencana
mengadakan konferensi- konferensi
mulai dari konferensi segi empat antara
RIS-NIT-NST-RI hingga terwujudnya
konferensi antara RIS dengan RI. Salah
satu poin penting yang dihasilkan dari
konferensi antara RIS-RI adalah
pembuatan UUD Negara Kesatuan yang
masih berupa rancangan harus disetujui
oleh pemerintah dan parlemen masing-
masing. Pada tanggal 15 Agustus 1950 Ir
Soekarno kembali jabatan Presiden RI
dari Pemangku Jabatan Presiden RI,
Assaat.
Kegiatan Belajar 2
5. Sistem pemerintahan Parlementer
Pembentukan UUDS 1950, sama halnya
dengan pembentukan UUD 1945 dan
Konstitusi RIS, merasa dirinya belum
merupakan badan yang representatif
untuk menetapkan sebuah UUD yang
tetap. Selain itu pembentukan UUDS
1950 dilakukan untuk sekedar
memenuhi kebutuhan perubahan bentuk
dari bentuk susunan federal menjadi
bentuk susunan kesatuan. Oleh karena
itu semua dilakukan tergesa-gesa. Itulah
sebabnya UUDS 1950 masih akan
dibentuk badan Indonesia Masa
Demokrasi Liberal Perkembangan sistem
kepartaian pemerintahan parlementer
Kabinet – kabinet sistem pemerintahan
parlementer
6. Kehidupan politik era Demokrasi Liberal
Pada masa demokrasi liberal dalam
Indonesia, sistem politik yang dimiliki
oleh Indonesia telah berhasil mendorong
munculnya berbagai macam partai
politik. Hal tersebut disebabkan karena
dalam sistem kepartaian, sistem politik
Indonesia menganut sistem multipartai.
Konsekuensi logis dari pelaksanaan
sistem politik demokrasi liberal
parlementer yang memiliki gaya barat
dengan sistem multipartai yang dianut,
maka partai-partai politik yang mulai
muncul inilah yang akan menjalankan
pemerintahan Indonesia melalui
perimbangan kekuasaan dalam parlemen
dalam tahun 1950 sampai dengan tahun
1959. Partai-partai politik pada
pemerintahan Indonesia mengalami masa
berkiprahnya dalam jangka waktu antara
tahun 1950 sampai dengan tahun 1959.
Pada masa tersebut terjadi banyak
pergantian kabinet atau sering jatuh
bangunnya kabinet dalam pemerintahan
Indonesia karena keadaan pemerintahan
Indonesia yang tidak stabil, sehingga
partai-partai politik yang terkuat dapat
mengambil alih kekuasaan pemerintahan
Indonesia dengan mudah adapun kabinet
yang berkuasa yaitu Kabinet Natsir,
Sukiman, Wolopo, Ali Sastroamijyo I,
Burhanuddin Harahap, Ali Sastroamijoyo
II, Djuanda.
7. Pemilihan Umum 1955
Dalam program kabinet Burhanudin
Harahap masalah pemilihan umum
masih juga menjadi perhatian. Sesuai
dengan rencana semula, pemilihan
umum untuk anggota parlemen akan
diselenggarakan pada tanggal 29
September 1955 dan untuk pemilihan
anggota Konstituante pada tanggal 15
Desember 1955. Pada tanggal 29
September 1955 lebih dari 39 juta rakyat
Indonesia memberikan suaranya di
kotak-kotak suara. Hasil pemilihan
Umum I, Empat partai besar secara
berturut-turut memenangkan kursi:
Partai Nasional Indonesia (57
kursi/22,3%), Masyumi (57
kursi/20,9%), Nahdlatul Ulama (45
kursi/18,4%), dan Partai Komunis
Indonesia (39 kursi/15,4%)
8. Kehidupan ekonomi dan penuntasan
masalah ekonomi era Demokrasi Liberal
Pada masa demokrasi liberal, proses
nasionalisasi ekonomi Indonesia tidak
berjalan mulus karena konflik
kepentingan politik antar kelompok di
dalam tubuh konstituante dan parlemen.
Berbagai kebijakan pada masa
Demokrasi Liberal menunjukkan hal itu.
Kehidupan ekonomi Indonesia hingga
tahun 1959 belum berhasil dengan baik
dan tantangan yang menghadangnya
cukup berat. Upaya pemerintah untuk
memperbaiki kondisi ekonomi adalah
sebagai berikut: Gunting Safrudin,
Sistem ekonomi gerakan benteng,
Nasionalisasi De Javasche Bank, Sistem
Ekonomi Ali Baba, Devaluasi mata uang
rupiah
9. Kegagalan Konstituante
Kegagalan konstituante disebabkan
karena masing-masing partai hanya
mengejar kepentingan partainya saja
tanpa mengutamakan kepentingan
negara dan Bangsa Indonesia secara
keseluruhan. Masalah utama yang
dihadapi konstituante adalah tentang
penetapan dasar negara.
10. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden
Soekarno mengeluarkan Dekrit yang
berisi sebagai berikut; a) Pembubaran
Konstituante; b) Berlakunya kembali
UUD 1945; c) Tidak berlakunya UUDS
1950; dan d) Pembentukan MPRS dan
DPAS. Setelah keluarnya Dekrit Presiden
5 Juli 1959 dan tidak diberlakukannya
lagi UUDS 1950, maka secara otomatis
sistem pemerintahan Demokrasi Liberal
tidak berlaku lagi di Indonesia dan
mulainya sistem Presidensial dengan
Demokrasi Terpimpin.
Kegiatan Belajar 3
11. Demokrasi Terpimpin
Konsepsi Demokrasi Terpimpin dalam
pandangan Soekarno bercirikan
demokrasi yang dipimpin oleh hikmah
dalam permusyawaratan perwakilan.
Meskipun berbeda dengan demokrasi
perwakilan, namun demokrasi terpimpin
bukan bentuk keditaktoran atau
sentralisme. Kepemimpinan akan
didasarkan pada musyawarah,
demokrasi terpimpin merupakan cara
bukan tujuan, dan demokrasi terpimpin
dimaksudkan sebagai demokrasi gotong-
royong
12. Pembebasan Irian Barat
Pada tanggal 4 Desember 1950 diadakan
konferensi Uni Indonesia Belanda. Dalam
konferensi itu Indonesia mengusulkan
agar Belanda menyerahkan Irian Barat
secara de jure. Namun ditolak oleh
Belanda. Lalu pada bulan Desember
1951 diadakan perundingan bilateral
antara Indonesia dan Belanda. Untuk
meningkatkan perjuangan, Dewan
Pertahanan Nasional merumuskan Tri
Komando Rakyat (TRIKORA) yang
dibacakan Presiden Soekarno tanggal 19
96 Desember 1961 di Yogyakarta.
Sebagai tindak lanjut dari Trikora,
pemerintah mengambil langkah-langkah
berikut. a. Gagalkan pembentukan
Negara Boneka Papua buatan Belanda
Kolonial. b. Kibarkan Sang Merah Putih
di Irian Barat Tanah Air Indonesia. c.
Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna
mempertahankan kemerdekaan dan
kesatuan Tanah Air Bangsa.
13. Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Presiden Soekarno pada saat itu
merupakan salah satu orang yang
menentang keras Imperialisme barat
yang salah satu bentuknya adalah pada
era konfrontasi, yaitu ketika Indonesia
menentang pembentukan Federasi
Malaysia. Soekarno menganggap bahwa
Malaysia merupakan boneka Neokolim
(neokolonialisme, kolonialisme dan
imperialisme). Anggapan seperti ini dapat
didasari bahwa malaysia pada saat itu
masih merupakan negara jajahan Inggris,
sehingga tampak dengan jelas bahwa
Malaysia merupakan ”Antek
Kolonialisme”.
14. Pemberontakan PKI Madiun
Latar belakang pemberontakan PKI
Madiun, berawal dari jatuhnya Kabinet
Amir Syarifudin. Sebagai Perdana
Menteri yang mewakili Indonesia dalam
perjanjian Renville. Sejak
penandatanganan perjanjian Renville,
Amir Syarifudin tidak lagi mendapat
dukungan dalam kabinet. Selanjutnya
dibentuk Kabinet baru dengan
Mohammad Hatta sebagai Perdana
Menteri. Pembentukan kabinet baru
tidak disetujui oleh Amir Syarifudin
dengan kelompok sayap kiri lainnya,
yang kemudian bergabung dalam FDR.
FDR adalah sebuah front persatuan
partai-partai dan organisasi sayap kiri
yang didirikan pada tanggal bulan
Februari 1948 oleh Amir Syarifudin.
Organisasi yang tergabung dalam FDR
adalah Partai Komunis Indonesia, Partai
Sosialis, Partai Buruh Indonesia, SOBSI
dan Persindo.
15. Pemberontakan DI/TII
Pada saat pasukan Siliwangi tersebut
berhijrah, DII/TII dengan leluasa
melakukan gerakannya dengan merusak
dan membakar rumah penduduk,
membongkar jalan kereta api, serta
menyiksa dan merampas harta benda
yang dimiliki oleh penduduk di daerah
tersebut. Kemudian ketika pasukan
Siliwangi kembali ke Jawa Barat,
Kartosuwirjo tidak mau mengakui TNI,
kecuali TNI bergabung dengan DII/TII.
Itu artinya Kartosuwirjo tidak mengakui
pemerintah RI di Jawa Barat.
16. Pemberontakan APRA
Angkatan Perang Ratu Adil atau disebut
APRA merupakan pemberontakan yang
paling awal terjadi setelah Indonesia
diakui kedaulatannya oleh Belanda
sebagai Negara RIS. Angkatan Perang
Ratu Adil (APRA) di pimpinan oleh
Kapten Raymond Westerling dan
didalangi oleh golongan kolonialis
Belanda. Landasan yang mendorong
gerakan APRA adalah kepercayaan rakyat
Indonesia akan datangnya Ratu Adil.
Westerling memahami bahwa sebagian
rakyat Indonesia yang telah lama
menderita karena penjajahan, baik oleh
Belanda atau Jepang, mendambakan
datangnya suatu masa kemakmuran
seperti yang terdapat dalam ramalan
Jayabaya. Menurut ramalan itu akan
datang seorang pemimpin yang disebut
Ratu Adil, yang akan memerintah rakyat
dengan adil dan bijaksana, sehingga
keadaan akan aman dan damai dan
rakyat akan makmur dan sejahtera.
Selanjutnya Westerling menghimpun
rakyat dan mantan tentara KNIL yang
pro terhadap Belanda untuk ikut
bergabung menjadi bagian dari tentara
APRA.
17. Pemberontakan Andi Aziz
Angkatan Perang Ratu Adil atau disebut
APRA merupakan pemberontakan yang
paling awal terjadi setelah Indonesia
diakui kedaulatannya oleh Belanda
sebagai Negara RIS. Angkatan Perang
Ratu Adil (APRA) di pimpinan oleh
Kapten Raymond Westerling dan
didalangi oleh golongan kolonialis
Belanda. Landasan yang mendorong
gerakan APRA adalah kepercayaan rakyat
Indonesia akan datangnya Ratu Adil.
Westerling memahami bahwa sebagian
rakyat Indonesia yang telah lama
menderita karena penjajahan, baik oleh
Belanda atau Jepang, mendambakan
datangnya suatu masa kemakmuran
seperti yang terdapat dalam ramalan
Jayabaya. Menurut ramalan itu akan
datang seorang pemimpin yang disebut
Ratu Adil, yang akan memerintah rakyat
dengan adil dan bijaksana, sehingga
keadaan akan aman dan damai dan
rakyat akan makmur dan sejahtera.
Selanjutnya Westerling menghimpun
rakyat dan mantan tentara KNIL yang
pro terhadap Belanda untuk ikut
bergabung menjadi bagian dari tentara
APRA.
18. Pemberontakan RMS
Republik Maluku Selatan (RMS) adalah
daerah yang diproklamasikan merdeka
pada 25 April 1950 dengan maksud
untuk memisahkan diri dari Negara
Indonesia 126 Timur (saat itu Indonesia
masih berupa Republik Indonesia
Serikat). Namun oleh Pemerintah Pusat,
RMS dianggap sebagai pemberontakan
dan setelah misi damai gagal, maka RMS
ditumpas tuntas pada November 1950.
Sejak 1966 RMS berfungsi sebagai
pemerintahan di pengasingan, Belanda
19. Pemberontakan PRRI-Permesta
Pemerintahan Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI), dan PERMESTA
sebenarnya sudah muncul pada saat
menjelang pembentukan Republik
Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1949
dan pada saat bersamaan Divisi Banteng
diciutkan 130 sehingga menjadi kecil dan
hanya menyisakan satu brigade. Brigade
ini pun akhirnya diperkecil lagi menjadi
Resimen Infanteri 4 TT I BB. Pada saat
itu juga, terjadi ketidakpuasan dari
beberapa daerah yang berada di wilayah
Sumatra dan Sulawesi terhadap alokasi
biaya pembangunan yang diberikan oleh
pemerintah pusat. Kondisi ini diperparah
dengan tingkat kesejahteraan prajurit
dan masyarakat yang sangat rendah
20. Pemberontakan G30 S/PKI
Peristiwa G30S merupakan puncak
kemelut politik, dari pertikaian
kekuatankekuatan politik yang
bersumber pada pertentangan (konflik)
ideologi yang telah berlangsung
sebelumnya. Ideologi menjadi sumber
konflik, mengingat dalam sejarah
kepartaian di Indonesia, partai tumbuh
dan berkembang berdasarkan pada
ideologi tertentu. Di penghujung
pelaksanaan Demokrasi Terpimpin, tiga
kekuatan politik hadir dipentas
perpolitikan Indonesia. Tiga kekuatan
tersebut adalah Soekarno sebagai sosok
yang memegang kekuasaan, Militer-TNI
AD sebagai penjaga kedaulatan negara
yang sekaligus memiliki peran sosial-
politik, dan PKI sebagai kekuatan politik
yang memiliki basis masa cukup kuat
dan sebagai satusatunya kekuatan
politik yang mampu mengimbangi
kekuatan militer. Munculnya tiga
kekuatan politik tersebut, merupakan
sebuah proses panjang dari pertikaian
kekuatan politik yang bernuansa
ideologis dalam setiap periode
pemerintahan, dari Demokrasi Liberal
menuju Demokrasi Terpimpin, kemudian
bermuara pada tragedi berdarah
peristiwa G30S.
2 Daftar materi yang sulit 1. UU Federal No.7 Tahun1950
dipahami di modul ini 2. Demokrasi Terpimpin
3. Reorganisasi dan Rasionalisasi
3 Daftar materi yang sering 1. Pembebasan Irian Barat
mengalami miskonsepsi 2. Pemberontakan PRRI Permesta
3. Pemberontakan G30 S/PKI
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
PROFESIONAL MODUL 6

Judul Modul Indonesia Masa Orde Baru Dan Reformasi


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Kondisi politik dan pemerintahan orde
baru
2. Kondisi sosial dan ekonomi pada masa
orde baru
3. Pemerintahan masa reformasi
4. Politik luar negeri indonesia dan perannya
dalam perdamaian dunia
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang Kegiatan Belajar 1
dipelajari 1. Lahirnya Orde Baru
Salah satu fase penting dalam sejarah
Indonesia adalah masa peralihan dari
pemerintahan Sukarno ke Soeharto.
Tahapan ini dimulai setelah meletusnya
peristiwa penculikan para pemimpin
Angkatan Darat (AD) pada 1 Oktober
1965. Penculikan tersebut
mengakibatkan pucuk pimpinan AD
menjadi kosong. Serangkaian peristiwa
pada akhir tahun 1965 sampai awal
tahun 1966 bermuara pada
dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas
Maret (Supersemar). Supersemar lahir
dari kegentingan situasi yang telah
mencapai klimaks. Dampak dari
Supersemar sangatlah terasa. Tidak lama
setelah Soeharto menerimanya, keluarlah
Keputusan Preseden/Panglima Tertinggi
ABRI/Mandataris MPRS/Pemimpin besar
Revolusi Nomor 1/3/1966 tanggal 12
Maret 1966 yang menetapkan
pembubaran dan pelarangan Partai
Komunis Indonesia (PKI), termasuk
semua bagian-bagian organisasinya dari
tingkat pusat sampai ke daerah. Dalam
surat tersebut turut dibubarkan pula
semua organisasi yang
seasas/berlindung/bernaung di bawah
PKI. Surat tersebut ditandatangani oleh
Soeharto atas nama presiden
2. Karakteristik Orde Baru
Ciri-ciri Orde Baru adalah: (1)
kewenangan tertinggi di tangan militer,
(2) adanya mentalitas teknokratik yang
merata, (3) adanya proses untuk
menciptakan massa mengambang,
menciptkan konsensus dan konformitas,
(4) upaya untuk mencapai tujuan melalui
represi.
Pada awal Orde Baru, militer memainkan
lebih banyak peran dalam aspek
politik dibandingkan dengan masa
sebelumnya. Selanjutnya, Orde Baru
menekankan sendi penopang pada para
teknokrat. Teknokrat terdiri atas para
cendekiawan yang bekerja untuk
pemerintah dan menekankan pentingnya
pembangunan, khususnya dalam bidang
ekonomi. Pada masa pemerintahan Orde
Baru terdapat sekumpulan teknokrat
populer yang disebut “Mafia Berkeley”.
Mereka adalah para sarjana lulusan
Universitas California di Berkeley, seperti
Widjojo Nitisastro, Ali Wardhana, Emil
Salim, Mohamad Sadli, dan Barli Halim
yang sangat terpengaruh oleh
International Monetary Fund. Kuatnya
pengaruh teknokrat sebagai penopang
Orde Baru telah membentuk karakteristik
pemerintahan Soeharto ke arah
developmentalisme.
3. Kehidupan Politik dan Pemerintahan
pada Masa Orde Baru
Di akhir periode demokrasi terpimpin,
kondisi politik tidak stabil. Ada tiga
unsur kekuatan yang mendominasi
politik Indonesia, yaitu (1) Unsur
Kekuatan
Presiden RI, (2) Unsur Kekuatan TNI AD,
(3) Unsur Kekuatan PKI (Partai
Komunis Indonesia). Untuk itulah,
Sukarno berupaya keras menciptakan
kestabilan, namun kondisi memang
sangat rumit.
Dalam kabinet yang pertama ini,
Soeharto menerapkan sistem reformasi
birokrasi. Reformasi dilakukan dengan
menyederhanakan dan penggabungan
departemen. Pada masa itu, hanya
terdapat 5 menteri negara dan 18
manteri/pimpinan departemen yang
duduk di dalam kabinet.
4. Jatuhnya Pemerintahan Orde Baru
Ada beberapa faktor yang turut
memperparah krisis yang terjadi di
Indonesia. Permasalahan tersebut
meliputi (1) besar dan meningkatnya
modal swasta, yang kebanyakan bersifat
jangka pendek dan tidak dilindungi; (2)
pertambahan yang cepat dan volalitas
(kerentanan) arus masuk modal swasta;
(3) kelemahan manajemen makroekonomi
dengan dijalankannya kebijakan nilai
tukar mata uang yang tetap atau semi
tetap, sementara terjadi arus modal
bergerak yang besar
Kegiatan Belajar 2
1. Kebijakan-Kebijakan Ekonomi Orde Baru
Konsep Pembangunan Nasional menjadi
isu utama dalam perekonomian Orde
Baru. Di dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara, Pembangunan nasional
merupakan rangkaian upaya
pembangunan yang berkesinambungan
yang meliputi seluruh kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara untuk
melaksanakan tugas mewujudkan tujuan
nasional yang termaktub dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
yaitu melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial (Ketetapan
MPR Nomor II tahun 1993 tentang Garis-
Garis Besar Haluan Negara).
Pembangunan jangka panjang pertama di
bidang ekonomi bertujuan terpenuhinya
kebutuhan pokok rakyat dan tercapainya
struktur ekonomi yang seimbang, yaitu
struktur ekonomi dengan titik berat
kekuatan industri yang didukung oleh
bidang pertanian yang kuat dengan
Repelita.
Repelita I (1969-1974), Repelita II (1974-
1979), Repelita III (1979-1984), Repelita
IV (1984-1989), Repelita V (1989-1994)
dan VI (1994-1999)
2. Kondisi Sosial Ekonomi di Masa Orde
Baru
Di awal masa Orde Baru, pemerintah
memiliki pekerjaan rumah besar dalam
hal ekonomi. Hal ini tidak lain karena
pada periode sebelumnya, kondisi
ekonomi
Kebijakan awal yang diterapkan oleh
Orde Baru mulai menampakan hasilnya.
Laju inflasi yang meroket hingga sekitar
650%
Tertemuan ini diikuti oleh negara-negara
kreditor seperti Jepang, Perancis, Inggris,
Italia, Jeman Barat, Belanda, dan
Amerika Serikat. Petermuan ini kemudian
memunculkan konsorsium bernama
Inter-Governmental Group for Indonesia
(IGGI) yang memungkinkan Indonesia
memperoleh kredit dengan syarat yang
lunak. Indonesia berhasil memperoleh
pinjaman dari badan-badan ekomomi
internasional seperti World Bank,
International Monetery Funds (IMF),
International Development Agency (IDA),
dan Asian Development Bank (ADB)

Kegiatan Belajar 3
1. Sistem Pemerintahan Era Reformasi
Munculnya Era Reformasi ini menyusul
jatuhnya pemerintah Orde Baru tahun
1998. Prinsip reformasi Indonesia adalah
Negara Indonesia adalah negara Hukum,
Sistem Konstitusional pada era reformasi
(sesudah amandemen UUD 1945), Sistem
ini tetap dalam frame sistem
pemerintahan presidensial, Kekuasaan
negara tertinggi di tangan Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Krisis finansial
Asia yang menyebabkan ekonomi
Indonesia melemah dan
semakin besarnya ketidak puasan
masyarakat Indonesia terhadap
pemerintahan
pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan
terjadinya demonstrasi besar-besaran
yang dilakukan berbagai organ aksi
mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
2. Pemerintahan BJ Habibie (1998-1999)
Mundurnya Soeharto pada 21 Mei 1998
diikuti dengan pelantikan B.J. Habibie
menjadi Presiden Republik Indonesia.
Segera setelah itu, melalui siaran pers
Jenderal Wiranto selaku Panglima ABRI
menyatakan dukungan terhadap
suksesi kepemimpinan ini. Dalam bidang
penataan kenegaraan, pemerintah
berhasil menyelenggarakan Sidang
Istimewa MPR pada 10-13 November
1998. Sidang ini bertujuan menghasilkan
keputusan untuk memantapkan langkah
pemerintah dalam melaksanakan
reformasi di segala bidang. Sebagai tindak
lanjutnya terdapat tiga program utama
penataan masalah politik, yakni (1)
kebijakan pembebasan pendirian partai
politik, (2) kebijakan penetralan birokrasi
sipil dan militer dalam pemilu, dan (3)
kebijakan penguatan lembaga
penyelenggara pemilu
3. Pemerintahan Abdurrahman Wahid
(1999-2001)
Abdurrahman Wahid atau yang kerap
disapa Gus Dur (Lahir di Jombang 4
Agustus 1940) merupakan salah satu
tokoh penting yang mengawal proses
reformasi. Ia dikenal sebagai tokoh
oposisi Islam pada masa Orde Baru.
Sebagai
ketua umum Nahdlatul Ulama, ia
memiliki basis pendukung yang loyal dari
kalangan Islam tradisional.
Hal yang kontroversial yang dilakukan
Gusdur adalah membubarkan dua
departemen sempat menuai kontroversi.
Hal ini kemudian memicu reaksi dari DPR
yang menganggap pemerintahan Gus Dur
justru lebih banyak diwarnai dengan
intrik pergantian kabinet. Dari sini, DPR
kemudian menggunakan hak
interpelasinya untuk meminta keterangan
dari presiden pada 18 November 1999.
Pada acara ini, presiden tetap bersikukuh
dengan kebijakannya dan menyatakan
DPR seperti Taman Kanak-Kanak. Inilah
yang lantas menyebabkan hubungan
antara DPR dan Presiden memanas.
4. Pemerintahan Megawati Soekarnoputri
(2001-2004)
Megawati Soekarnoputri adalah presiden
wanita pertama Indonesia. Lahir pada
27 Desember 1949, Megawati adalah
putri presiden pertama Indonesia. Setelah
Gus Dur dimakzulkan melalui sidang
istimewa MPR, sebagai wakil presiden ia
segera dilantik untuk mengisi
kekosongan jabatan presiden. Pergantian
presiden di masa sulit memberikan
pekerjaan rumah yang besar bagi
Megawati. Korupsi makin merajalela
bahkan lebih buruk daripada periode
sebelumnya. Untuk itulah pada 16
Desember 2003 didirikan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai
amanat dari Undang-Undang Nomor 20
tahun 2001. P
5. Pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono (2004-2014)
Konsep Trias Politika (Eksekutif,
Legislatif, Yudikatif) pada masa
pemerintahan SBY mengalami perubahan
progresif, dimana konsep tersebut
berusaha menempatkan posisinya
berdasarkan prinsip structural Sistem
PolitikIndonesia, yakini berdasarkan
kedaulatan rakyat. Pada masa
pemerintahan SBY, hal tersebut benar-
benar terimplementasikan, dimana rakyat
bisa memilih secara langsung calon wakil
rakyat melalui Pemilu untuk memilih
anggota dewan legislaif, dan Pilpres
untuk pemilihan elit eksekutif, sekalipun
untuk elit yudikatif, pemilihanya masih
dilakukan oleh DPR dengan
pertimbangan presiden. Politik pencitraan
merupakan salah satu senjata ampuh
yang digunakan para pemimpin negara
untuk mengambil hati rakyatnya. Pola
politik pencitraan tentu digunakan oleh
hampir semua pemimpin negara di dunia,
termasuk Presiden SBY. Selaku pemimpin
negara, ia tentu harus membentuk citra
dirinya sebaik mungkin demi menjaga
imej baiknya di mata masyarakat
Indonesia.
6. Masalah Pertahanan dan Keamanan serta
Ancaman Disintegrasi
Reformasi memberi pekerjaan rumah
yang sangat besar dalam bidang
pertahanan dan keamanan dalam negeri.
Tindak kekerasan yang berhasil
ditekan melalui kekuatan represi pada
masa Orde Baru menjadi tidak dapat
dikendalikan. Sebagian besar
dilatarbelakangi oleh konflik etnis dan
agama.
Kegiatan Belajar 4
1. Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37
tahun 2009 tentang Hubungan Luar
Negeri, pelaksanaan kegiatan hubungan
luar negeri baik regional maupun
internasional, melalui forum bilateral
atau multilateral diabdikan pada
kepentingan nasional berdasarkan
prinsip politik luar negeri yang bebas
aktif. Yang dimaksud dengan "bebas
aktif" adalah politik luar negeri yang pada
hakikatnya bukan merupakan politik
netral, melainkan politik luar negeri yang
bebas menentukan sikap dan
kebijaksanaan terhadap permasalahan
intemasional dan tidak mengikatkan diri
secara apriori pada satu kekuatan dunia
serta secara aktif memberikan
sumbangan, baik dalam bentuk
pemikiran maupun partisipasi aktif
dalam menyelesaikan konflik, sengketa
dan permasalahan dunia lainnya, demi
terwujudnya ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial
2. Konferensi Asia Afrika
Di akhir perang Dunia II, ada keinginan
yang besar di kalangan dunia untuk
memperoleh kemerdekaan, terutama di
kawasan Asia dan Afrika. Di satu sisi,
kecemasan dunia semakin meningkat
akibat persingan senjata antara Blok
Barat
dan Blok Timur. Untuk itulah, pada 18-
25 April 1955 di Bandung
diselenggarakan Konferensi Asia Afrika
(KAA). Konferensi ini menghasilkan
berbagai keputusan penting yang
dituangkan dalam suatu komunike
bersama. Di samping itu, telah disetujui
pula prinsip-prinsip hubungan
internasional dalam rangka memelihara
dan memajukan perdamaian dunia yang
dikenal dengan Dasasila Bandung
3. Gerakan Non Blok
Ada Blok Barat yang mengusung
liberalisme dan Blok Timur yang
membawa sosialismekomunisme. Sentral
gerakan blok barat adalah Amerika
Serikat, sementara itu
Blok Timur digawangi oleh Uni Soviet.
Melihat permasalahan itu, sejak lama
Indonesia telah menyatakan diri
menganut netralisme
Netralisme Indonesia dalam politik luar
negeri diwujudkan dalam penerapan
prinsip bebas aktif. Penerapan bebas aktif
pada masa revolusi dimaknai sebagai
pendirian dan sikap dalam
memperjuangkan kemerdekaan dan
mengejar cita-cita menentukan sikap
sendiri, tidak mengikat diri pada blok
Amerika atau Rusia. Politik Indonesia
harus ditentukan oleh kepentingannya
sendiri dan dijalankan menurut keadaan
dan kenyataan yang dihadapinya. Politik
Indonesia tidak dapat ditentukan oleh
haluan politik negara-negara lain.
4. Deklarasi Djuanda
Pengumuman pemerintah dikenal dengan
istilah Deklarasi Djuanda. Dalam
pengumuman tersebut, ditetapkan batas
perairan nasional menggunakan prinsip-
prinsip yang dikenal sebagai “archipelago
principle” atau Wawasan NusSetelah
kemerdekaan, wilayah Indonesia masih
terpisah satu sama lain. Hal ini
karena lautan yang di antara pulau
masih belum secara otomatis masuk
menjadi kawasan teritorial Indonesia.
5. Misi Garuda
Semenjak Perang Dunia II, Timur Tengah
selalu bergolak sebagai akibat
didirikannya negara Israel di Palestina.
Pada 26 Juli 1956 masalah Timur
Tengah menjadi lebih panas setelah
Terusan Suez dinasionalisasi oleh Mesir.
6. Organisasi Kerjasama Islam (OKI)
Dibentuk setelah para pemimpin
sejumlah negara Islam mengadakan
Konferensi di Rabat, Maroko, pada
tanggal 22 - 25 September 1969, dan
menyepakati Deklarasi Rabat yang
menegaskan keyakinan atas agama Islam,
penghormatan pada Piagam PBB dan hak
asasi manusia. Pembentukan OKI semula
didorong oleh keprihatinan negara-negara
Islam atas berbagai masalah yang
diahadapi umat Islam, khususnya setelah
unsur Zionis membakar bagian dari
Masjid Suci Al-Aqsa pada tanggal 21
Agustus 1969.
ASEAN
7. Pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok,
Thailand, diadakan pertemuan antara
perwakilan lima negara: Menteri Luar
Negeri Indonesia (Adam Malik), Wakil
Perdana Menteri merangkap Menteri
Pertahanan dan Menteri Pembangunan
Nasional Malaysia (Tun Abdul Razak),
Menteri Luar Negeri Filipina (Narciso
Ramos), Menteri Luar Negeri Singapura
(S. Rajaratnam), dan Menteri Luar Negeri
Thailand (Thanat Khoman). Pertemuan
tersebut membahas Deklarasi Bersama
dengan melakukan pertemuan dan
penandatanganan Deklarasi ASEAN (The
ASEAN Declaration) atau Deklarasi
Bangkok (Bangkok Declaration).
8. Jakarta Informal Meeting
Asia Tenggara merupakan salah satu
arena pertarungan kepentingan
internasional. Berbagai konflik akibat
perang dingin mengemuka di kawasan
ini.
Salah satunya adalah permasalahan yang
terjadi di Vietnam dan Kamboja.
Setelah kemenangan komunis di Vietnam
Utara pada 1975, ASEAN berinisiatif
untuk menyatukan padangan tentang
bagaimana menghadapi perkembangan
baru di kawasan Indocina.
9. Peran Indonesia di PBB
Indonesia di tengah usaha mencari
pengakuan tersebut harus mengalami
masa revolusi fisik dengan tentara sekutu
terutama Inggris dan Belanda yang
datang dengan kepentingan dalam
peralihan kekuasaan atas wilayah jajahan
perang. PBB yang dalam beberapa
tujuannya sebagai pusat harmonisasi
antar negara dan bekerja sama dalam
menyelesaikan permasalahan
internasional mengambil peran sebagai
pihak yang menengahi permasalahan di
antara kedua pihak. Keterlibatan PBB
bermula ketika agresi militer Belanda
terjadi ketika Indonesia dan Australia
segera mengusulkan permasalahan itu
untuk didiskusikan dalam Sidang Umum
PBB. Sebagai bentuk respon dari usulan
tersebut, Dewan Keamanan (DK) PBB
membentuk Committee of Good Offices
for Indonesia atau lebih dikenal dengan
Komisi Tiga Negara (KTN) yang berisikan
Australia yang dipilih oleh Indonesia,
Belgia yang ditunjuk oleh Belanda, dan
Amerika Serikat yang ditunjuk oleh
keduanya.
Indonesia menjadi anggota Majelis Umum
PBB semenjak tahun 1951. Indonesia
pernah sekali ditunjuk sebagai Presiden
Majelis Umum PBB pada tahun 1971,
yang pada saat itu diwakili oleh Adam
Malik yang memimpin sesi ke 26 sidang
Majelis Umum PBB
2 Daftar materi yang sulit 1. Karakteristik Orde Baru
dipahami di modul ini 2. Masalah Pertahanan dan Keamanan
serta Ancaman Disintegrasi
3. Kebijakan-kebijakan ekonomi di masa
Orde Baru

3 Daftar materi yang sering 1. Pemberontakan PKI / G30S PKI


mengalami miskonsepsi 2. Demokrasi Terpimpin
3. Masa Reformasi

Anda mungkin juga menyukai