Sejarah Indonesia
Kelas X
BAB 1
HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala kejadian atau peristiwa yang telah terjadi pada masa
lampau dalam kehidupan umat manusia
Kata sejarah berasal dari :
Bahasa Arab : Syajarotun, yang berarti pohon
Bahasa Inggris : History, yang berarti masa lampau umat manusia
Bahasa Jerman : Geschict, yang berarti sesuatu yang telah terjadi
Periodisasi : Pembabakan sejarah dalam waktu yang digunakan untuk mengetahui peristiwa sejarah
Kronologi : Penyusunan sejarah berdasarkan urutan waktu
Kronik : Catatan tentang waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah
Kronologi sejarah : Penyusunan peristiwa menurut atau sesuai urutan kejadian yang didasarkan pada urutan
waktu
Kegunaan sejarah :
Kegunaan edukatif : Sejarah memberi pelajaaran pengalaman yang pernah dilakukan pada masa sekarang atau
sebelumnya
Kegunaan inspiratif : Kisah sejarah memberi ilham, inspirasi kepada para pembaca dan pendengarnya
Kegunaan rekreatif : Sejarah sebagai kisah dapat memberi hiburan yang segar, rasa kesenangan, dan rasa
estetis
1
BAB 2
TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA MASA PRAAKSARA DAN MASA AKSARA
Masa Praaksara ;
1) Zaman Paleolitikum (zaman batu kasar)
Zaman hidup berpindah
Pithecanthropus
Mengumpulkan makanan (food gathering)
Hidup di gua-gua
Kebudayaan pacitan : Chopper (kapak penetak/kapak genggam). Stone culture (budaya batu)
Kebudayaan ngandong : Bone culture. Kapak genggam, chalcedon (batu indah berwarna)
2) Zaman Mesolitikum
Memiliki kemajuan hidup
Kjokkenmoddinger (sampah kerang)
Abris sous roche (gua tempat tinggal)
Alat-alat : Kapak genggam (kapak sumatra), kapak pendek, dan pipisan
3) Zaman Neolitikum (zaman batu halus)
Food producing : Mengusahakan bercocok tanam sederhana dengan menggunakan ladang. Jenis
tanamannya : ubi, talas, padi, dan jelai
Peralatan yang lebih bagus seperti beliung persegi (kapak persegi) dan kapak lonjong
Pada masa ini terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia (Tonkin ke Indocina) ke Nusantara yang
disebut bangsa Proto Melayu pada tahun 1500 SM. Kebudayaan Bacson-Hoabinh
4) Tadisi Megalitikum
Menhir : Tugu batu besar tempat roh nenek moyang. Ditemukan di Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah,
dan Kalimanta
Dolmen : Meja batu besar (altar). Terdapat di Bondowoso, Jatim
Sarkofagus/waruga : Kubur peti batu besar. Di Sulawesi
5) Tradisi Zaman Perundagian
Sudah mampu membuat alat dari logam (budaya dongson)
Telah mengenal sawah dan sistem pengairan
Jenis benda logam :
Nekara : Tambur besar yang ditemukan di Bali, Roti, Alor, Kei, dan Papua
Kapak corong : Bagian tangkainya berbentuk corong. Sebutan lainnya adalah kapak sepatu.
Ditemukan di Makassar, Jawa, Bali, Pulau Selayar dan Papua
Arca Perunggu : Ditemukan di daerah Bangkinang, Riau, dan Limbangan, Bogor
Kemampuan nenek moyang kita sebelum mengenal tulisan dan sebelum terpengaruh budaya Hindu-
Buddha :
1) Kemampuan berlayar :
Perahu cadik : Perahu yang menggunakan alat dari bambu/kayu yang dipasang di kanan kiri perahu
Perahu lesung : Sampan yang dibuat dari 1 batang kayu yang dikeru di dalamnya menyerupai lesung,
tetapi bentuknya memanjang
2) Kemampuan bersawah
Sejak zaman neolitikum, diawali sistem ladang sederhana, kemudian meningkat dengan adanya teknologi
pengairan hingga lahirnya sistem persawahan
3) Mengenal astronomi : Ilmu perbintangan
Teknologi angin musim sebagai tenaga penggerak dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan
Mengenali musim
Petunjuk arah dalam pelayaran :
o Bintang Biduk Selatan & Bintang Pari: Arah selatan
o Bintang Biduk Utara : Arah utara
2
o Pertanian : Bintang Waluku : Awal musim hujan
4) Sistem mocopat
Kepercayaan yang didasarkan pada pembagian 4 penjuru arah mata angin, yaitu utara, selatan, barat, dan
timur
5) Kesenian wayang
Berpangkal pada pemujaan nenek moyang
Kedatangan hinduisme ke nusantara maka kisah nenek moyang digantikan kisa Ramayana dan
Mahabhrata
Zaman Kediri : Kitab Gatotkacasraya
6) Seni gamelan : Mengiringi pertunjukkan wayang
7) Seni membatik : Kegiatan religius, untuk menghormati nenek moyang mereka
8) Pengaturan masyarakat : Berkelompok, gotong royong, dan demokratis. cara pemilihan pemimpin : primus
inter pares (Terutama di antara yang banyak)
9) Sistem ekonomi dengan mengenal perdagangan : Kegiatan barter karena belum mengenal uang, nilainya
berdasarkan kesepakatan bersama
10) Sistem kepercayaan :
Mulai tumbuh pada masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan
Zaman hidup bercocok tanam : Percaya adanya dewa alam
Zaman perundagian : Percaya pada roh nenek moyang
Metode-metode pewarisan masa lalu yang dilakukan masyarakat praaksara melalui keluarga dan masyarakat :
Folklore : Adat istiadat tradisional & cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun, tetapi belum
dibukukan
Mitologi : Cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi & bertalian dengan terjadimya tempat, alam
semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongeng suci. Cerita tentang asal-usul alam semesta,
manusia, atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang dalam
Legenda : Cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi yang ceritanya dihubungkan dengan tokoh
sejarah, telah dibumbui dengan keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan tokohnya
Dongeng : Cerita rakyat yang tidak benar-benar terjadi, diceritakan karena berisi patuah, kebaikan
mengalahkan kejahatan, ajaran moral, dan petuah bijak lainnya
Upacara : Serangkaian tindakan/perbuatan yang terikat pada aturan tertentu berdasarkan adat istiadat,
agama dan kepercayaan
Lagu-lagu daerah : Syair-syair yang ditembangkan dengan irama menarik dalam bentuk lisan
3
BAB 3
PRINSIP DASAR PENELITIAN SEJARAH
Langkah-langkah dalam penelitian sejarah :
Heuristik :
Tahap untuk mencari, menemukanm dan mengumpulkan sumber-sumber berbagai data agar dapat mengetahui segala
bentuk peristiwa/kejadian sejarah masa lampau yang relevan dengan topik/judul penelitian
Menurut sifatnya :
o Sumber primer : Sumber yang dibuat pada saat peristiwa terjadi, dibuat oleh tangan pertama
o Sumber sekunder : Sumber yang menggunakan sumber primer sebagai sumber utamanya, dibuat oleh
tangan/pihak kedua
o Sumber lisan : Didasarkan pada pelaku/saksi mata suatu kejadian. Narasumber lisan yang hanya mendengar atau
tidak hidup sezaman dengan peristiwa tidak bisa dijadikan narasumber lisan
Verifikasi :
Pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah
Aspek ekstern : Mempersoalkan apakah sumber itu asli/palsu sehingga sejarawan harus mampu menguji tentang
keakuratan dokumen sejarah tersebut
Aspek intern : Mempersoalkan apakah isi yang terdapat dalam sumber itu dapat memberikan informasi yang diperlukan
Fakta adalah : Keterangan tentang sumber yang dianggap benar oleh sejarawan/peneliti sejarah (sumber-sumber yang
terpilih)
Interpretasi :
Penafsiran suatu peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa
Menginterpretasi fakta dengan kejelasan yang objektif, harus dihindari penafsiran yang semena-mena karena biasanya
cenderung subjektif.
Interpretasi harus bersifat objektif, mencari landasan interpretasi yang mereka gunakan
Bersifat selektif, fakta dipilih yang relevan dengan topik yang ada & mendukung kebenaran sejarah
Historiografi :
Penulisan sejarah, tahap terakhir. Menyusun & merangkai fakta hasil penelitian, juga menyampaikan suatu pikiran
melalui interpretasi sejarah berdasarkan fakta hasil penelitian
Tiga bentuk penulisan sejarah :
Penulisan sejarah tradisional : Kuat dalam genealogi, tapi tidak kuat dalam hal kronologi dan detail biografis. Bahan
pengajaran agama. Adanya kingship. Pertimbangan kosmologis, & antropologis lebih diutamakan daripada keterangan dari
sebab akibat
Penulisan sejarah kolonial : Ciri nederlandosentris (eropasentris), tekanannya pada aspek politik dan ekonomi serta bersifat
institusional
Penulisan sejarah nasional : Menggunakan metode ilmiah secara terampil & bertujuan untuk kepentingan nasionalisme
Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok sejarah.
3 macam sumber sejarah :
o Sumber tertulis : Diperoleh dari peninggalan tertulis
o Sumber lisan : Keterangan langsung dari pelaku/saksi dari peristiwa yang terjadi pada masa lampau
o Sumber benda : Diperoleh dari peninggalan benda-benda kebudayaan
Menentukan usia peninggalan sejarah dapat dilakukan dengan 3 cara :
Tipologi : Cara penentuan usia peninggalan budaya berdasarkan bentuk tipe dari peninggalan
Stratigrafi : Cara penentuan umur suatu benda peninggalan berdasarkan lapisan tanah di mana benda itu ditemukan
Kimiawi : Cara penentuan umur benda peninggalan berdasarkan unsur kimia yang dikandung oleh benda itu
Untuk mengungkapkan sumber-sumber sejarah diperlukan ilmu bantu :
Epigrafi : Ilmu yang mempelajari tulisan kuno/prasasti
Arkeologi : Ilmu yang mempelajari benda/peninggalan kuno
Ikonografi : Ilmu yang mempelajari patung
Nomismatik : Ilmu yang mempelajari mata uang
Ceramologi : Ilmu yang mempelajari keramik
Geologi : Ilmu yang mempelajari lapisan kulit bumi
Antropologi : Ilmu yang mempelajari asal-usul kejadian & perkembangan MH
Paleontologi : Ilmu yang mempelajari sisa makhluk hidup yang telah membatu
Paleoantropologi : Ilmu yang mempelajari bentuk manusia yangs sederhana hingga sekarang
Sosiologi : Ilmu yang mempelajari sifat keadaan & pertumbuhan masyarakat
Filologi : Ilmu yang mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata & sejarah suatu bangsa
Fakta sejarah mempunyai bentuk :
Artefak : Semua benda baik secara keseluruhan/sebagian hasil gerapan tangan manusia
Fakta sosial : Fakta sejarah yang berdimensi sosial, misalnya : Interaksi antarmanusia dan pakaian adat
4
Fakta mental : Fakta yang sifatnya abstrak, misalnya : Keyakinan
BAB 4
KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
6
BAB 5
PENGARUH PERADABAN AWAL MASYARAKAT DUNIA TERHADAP PERADABAN INDONESIA
Kebudayaan Dongsong :
Diambil dari nama daerah di Tonkin
Ditemukan bermacam-macam alat yang terbuat dari perunggu. Ditemukan juga Nekara dan kuburan
Pengolahan logam menunjukkan taraf kehidupan yang semakin maju, sudah ada pembagian kerja yang baik, masyarakat
sudah teratur
Beberapa daerah penting dalam perkembangan logam di Nusantara :
Budaya logam awal di jawa : Peninggalan logam berada di dalam peti kubur batu (sarkofagus) di daerah Gunung Kidul,
Yogyakarta. Bekal kubur yang berupa peralatan dari Besi
Budaya logam awal di Sumatra : Di Pasemah, Sumbar, terdapat peti kubur batu yang dibekali manik-manik kaca dan
sejumlah benda logam berupa tombak besi dan peniti emas
Budaya logam awal di Sumba, Nusa Tenggara : Tradisi penguburan dengan membawa beka kubur yang berupa logam
yang diletakkan dekat peti si mati. Sudah ditemukan peralatan rumah tangga seperti bejana & tembikar kecil yang
terbuat dari logam
Budaya logam awal di Bali : Benda logam sebagai bekal kubur, berarti mereka menghormati roh nenek moyangnya yang
sudah mati dengan barang yang berharga. Alat kehidupan terbuat dari logam seperti pisau, tombak, panah, & patung