http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijhe
Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this research are analyzing the relevance of historical heritage in Ambarawa as a learning resource
for the subjects of history, analyzing the utilization of historical heritage as a learning resource for high school
students in Ambarawa and to know the obstacles faced in the utilization of learning resources based on heritage
in Ambarawa. This research uses qualitative research approach. The results showed that the condition of
historical relics in Ambarawa which became the object of research as a source of learning is feasible to serve as a
source of learning. Historical relics in Ambarawa include Ambarawa Railway Station, Palagan Ambarawa and
Isdiman Museum, Tomb of dr. Cipto Mangunkusumo, Williem I Fort and Gedong Songo Temple. The relics
have high historical value and the material contained in the historical heritage in accordance with the material
in SK and KD that there is a valid curriculum. Utilization of historical sites as learning resources that have been
implemented in high school in Ambarawa vary in MA Al Bidayah, Taman Madya High School and SMA
Kanisius Bakti Awam. The constraints faced by history teachers in implementing the utilization of historical
sites in Ambarawa also differ depending on the use of the historical site.
32
Laiva Mailina, Cahyo BU, dan Tsabit Azinar Ahmad / Indonesian Journal of History Education 5 (1) (2017)
33
Laiva Mailina, Cahyo BU, dan Tsabit Azinar Ahmad / Indonesian Journal of History Education 5 (1) (2017)
diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti, dan mengenai peristiwa sejarah yang terjadi di
sebagainya. Jenis sumber belajar ini diperoleh lingkungan sekitar sekolah. Siswa dapat
secara langsung dari masyarakat atau mengetahui bahwa sebenarnya di lingkungan
lingkungan. sekitar sekolah terdapat peninggalan sejarah
Upaya untuk mewujudkan sumber belajar yang didalamnya terdapat peristiwa sejarah yang
sejarah dengan efektif dan optimal adalah tercantum dalam materi pelajaran yang mereka
dengan memanfaatkan sumber belajar di sekitar ikuti. Siswa yang awalnya tidak tahu menjadi
siswa. Salah satunya yaitu bertujuan memiliki rasa ingin tahu lebih dalam mengenai
menguatkan pemahaman siswa mengenai peristiwa sejarah ini. Tentunya ini akan menjadi
sejarah lokal. Peristiwa sejarah lokal sangat pembelajaran yang menarik bagi siswa. Dengan
penting untuk dipelajari terutama untuk pengajaran sejarah yang menarik dapat
pengenalan pada diri bangsa. Pembelajaran ini membantu siswa dalam mempelajari dan
juga mengandung makna memberikan memahami suatu peristiwa dengan lebih baik,
pemahaman terhadap lingkungan kepada anak tentu saja dengan peninggalan sejarah itu akan
didik. Bukti-bukti atau peninggalan-peninggalan membantu guru dalam melaksanakan tugasnya.
terjadinya suatu peristiwa sejarah misalnya yang Karena dengan cara tersebut siswa akan bisa
terdapat di museum, monumen ataupun berupa mengerti dengan memvisualisasikan jejak-jejak
situs sejarah merupakan sumber belajar yang peristiwa sejarah.
dapat memudahkan siswa memahami materi Pemanfaatan sumber belajar di
pembelajaran sejarah yang telah disampaikan Ambarawa sudah pernah dijelaskan oleh Eko
oleh guru pada proses belajar mengajar di kelas. Sulistyanto (2013). Namun demikian penelitian
Lingkungan di sekitar siswa yang terdapat bukti itu masih hanya mengulas mengenai satu
peristiwa sejarah yang dapat membantu guru peninggalan sejarah saja dan belum ada upaya
untuk mengembangkan pemahaman siswa identifikasi yang menyeluruh terhadap potensi
tentang masa lalu dan membuat siswa mengerti sumber belajar yang ada di Ambarawa dan
bahwa sesungguhnya sejarah bukan hanya cerita, adanya keterkaitan dengan kurikulum. Selama
akan tetapi adalah sebuah peristiwa yang ini belum ada kajian mengenai identifikasi
memang benar-benar terjadi pada masanya. peninggalan sejarah di Ambarawa untuk
Salah satu wilayah yang memiliki potensi pembelajaran sejarah. Dengan demikian penulis
peninggalan sejarah adalah ambarawa. fokus terhadap identifikasinya dan analisis
Ambarawa merupakan salah satu bagian terhadap pemanfaatan peninggalan sejarah yang
administratif dari Kabupaten Semarang Provinsi belum berlangsung dengan baik dan minim
Jawa Tengah. Pada tahun 1738, Ambarawa terdapat kajian mengenai bangunan tersebut.
pernah menjadi ibukota Kabupaten Semarang. Untuk mengenalkan dan melestarikan
Ambarawa adalah kota kecil yang memiliki peninggalan sejarah yang ada di Ambarawa
banyak potensi, maka seharusnya kota sekiranya penulis perlu pengidentifikasian
Ambarawa cocok untuk dipromosikan untuk terlebih dahulu untuk selanjutnya bisa menjadi
kota wisata sejarah. Selama ini Ambarawa potensi sumber belajar sejarah yang baik bagi
banyak dikenal peninggalan bersejarahnya siswa.
seperti Stasiun Kereta Api Ambarawa, Palagan
Ambarawa dan Museum Isdiman, Makam Dr. METODE
Cipto Mangunkusumo, Benteng Williem I dan
Candi Gedong Songo. Penelitian ini merupakan penelitian
Peninggalan sejarah di Ambarawa sangat kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan
berpotensi sebagai sumber belajar. Sangat fenomenologis. Metode penelitian kualitatif
disayangkan bila tidak dimaksimalkan dengan adalah metode penelitian yang berlandaskan
baik. Sebenarnya melalui pemanfaatan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
peninggalan sejarah ini siswa dapat mengetahui meneliti pada obyek dalam kondisi alamiah
34
Laiva Mailina, Cahyo BU, dan Tsabit Azinar Ahmad / Indonesian Journal of History Education 5 (1) (2017)
dimana peneliti sebagai instrumen kunci, data yang kurang, peneliti dapat mencari kembali
pengambilan sampel data secara purposive dan data yang diperlukan di lapangan.
snowball, analisis data bersifat induktif dan hasil
penelitian menekankan makna daripada HASIL DAN PEMBAHASAN
generalisasi (Sugiyono, 2015:15). Dalam
penelitian kualitatif, peneliti ingin Relevansi Peninggalan Sejarah di Ambarawa
memberdayakan individu untuk menyampaikan sebagai Sumber Belajar Sejarah
apa yang ada di lapangan. Untuk itu perlu untuk Setiap daerah tentu memiliki kisah dan
mengidentifikasi pendekatan agar dapat sejarah tersendiri dalam perjalanannya. Begitu
menyajikannya secara spesifik. Dalam penelitian pula dengan peninggalan sejarahnya, tentu
ini mengambil obyek penelitian yaitu obyek yang memiliki keberagaman sesuai dengan khas
berupa peninggalan sejarah di Ambarawa dan masing-masing daerah. Peninggalan sejarah
obyek yang berupa sekolahan setingkat SMA. tersebut tentunya memiliki arti penting sebagai
Obyek peninggalan sejarah adalah obyek yang bukti dari peristiwa bersejarah dimasa lampau
digunakan untuk melihat macam-macam pada daerah tersebut. Seperti di Ambarawa,
peninggalannya. Obyek yang berupa daerah ini memiliki cerita sejarah yang memiliki
peninggalan sejarah terdiri dari enam peran cukup penting dari masa ke masa. Kota
peninggalan sejarah yaitu Stasiun Kereta Api kecil dengan berbagai peninggalan sejarah baik
Ambarawa, Palagan Ambarawa dan Museum pada masa kolonial maupun klasik yang dapat
Isdiman, Makam Dr. Cipto Mangunkusumo, dijadikan potensi sumber belajar siswa.
Benteng Williem I dan Candi Gedong Songo. Sumber belajar merupakan segala sesuatu
Kemudian untuk sekolah berkaitan dengan yang tersedia disekitar lingkungan belajar yang
pemanfaatan obyek-obyek peninggalan sejarah berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil
sebagai sumber belajar. Untuk pemanfaatan belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat
peninggalan sejarah sebagai sumber belajar, dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja, namun
peneliti mengambil lokasi di tiga sekolah di juga dilihat dari proses pembelajaran yang
Ambarawa. Lokasi tersebut dipilih karena berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber
letaknya yang dekat dengan peninggalan sejarah belajar yang dapat memberikan rangsangan
tersebut. Peneliti mengambil penelitian di untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan
ambarawa dikarenakan di ambarawa sendiri penguasaan bidang ilmu yang dipelajari. Sumber
belum ada pengidentifikasian mengenai belajar akan lebih bermakna bagi peserta didik
peninggalan-peninggalan sejarah tersebut dan maupun guru apabila sumber belajar diorganisir
juga sangat disayangkan bila tidak dimanfaatkan melalui satu rancangan yang memungkinkan
sebagai sumber belajar sejarah. seseorang dapat memanfaatkannya sebagai
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber belajar. Dalam hal ini, sumber belajar
informan, peninggalan sejarah, aktifitas dan penting sekali karena itu menunjang siswa itu
kajian dokumen. Teknik pengumpulan data tidak hanya membaca dan mengkhayal saja,
dalam penelitian ini adalah wawancara, tetapi siswa dapat juga merasakan langsung
observasi dan dokumentasi. Teknik yang peristiwa sejarah tersebut. Sehingga siswa dapat
digunakan penulis dalam penelitian ini ialah mencerna lebih mudah materi yang diberikan.
dengan triangulasi sumber. Triangulasi sumber Dengan adanya sumber belajar sejarah
untuk menguji kredibilitas data dilakukan menunjukkan bukti otentik dan bukti nyata
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh bahwa sejarah bukan hanya omong kosong tapi
melalui sumber. Kaitannya dengan penelitian benar-benar kejadian dan bukti fisiknya masih
ini, penulis menggunakan analisis interaksi. ada di sekitar lingkungan siswa. Peristiwa sejarah
Analisis interaksi atau interactive analysis dipilih di sekitar siswa diharapkan dapat membantu
karena reduksi data dan sajian data saling memahami bentuk-bentuk peristiwa masa lalu
berinteraksi satu sama lain dan apabila terdapat dan terjadinya suatu peristiwa masa lalu. Selain
35
Laiva Mailina, Cahyo BU, dan Tsabit Azinar Ahmad / Indonesian Journal of History Education 5 (1) (2017)
36
Laiva Mailina, Cahyo BU, dan Tsabit Azinar Ahmad / Indonesian Journal of History Education 5 (1) (2017)
37
Laiva Mailina, Cahyo BU, dan Tsabit Azinar Ahmad / Indonesian Journal of History Education 5 (1) (2017)
38
Laiva Mailina, Cahyo BU, dan Tsabit Azinar Ahmad / Indonesian Journal of History Education 5 (1) (2017)
Berdasarkan hasil penelitian dan Purnamasari, Iin dan Wasino. 2011. ‘Pengembangan
pembahasan mengenai identifikasi dan Model Pembelajaran Sejarah Berbasis Situs
Sejarah Lokal di SMA Negeri Kabupaten
pemanfaatan sumber belajar berbasis
Temanggung’. Paramita Jurnal Sejarah dan
peninggalan sejarah di Ambarawa Kabupaten
Pembelajaran Sejarah, Vol. 21 No. 2. Hlm. 202-
Semarang, maka dapat diperoleh simpulan 212. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
sebagai berikut: (1) Kondisi peninggalan sejarah Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi
di Ambarawa yang menjadi obyek penelitian Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada
dalam kaitannya pemanfaatan situs tersebut Media.
sebagai sumber belajar sudah layak untuk Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dijadikan sebagai sumber belajar. Peninggalan dan R&D. Bandung: Alfabeta.
sejarah yang ada di Ambarawa memiliki nilai Supriono, Agus. 2010. “Pemanfaatan Situs Sejarah untuk
Mengembangkan Pembelajaran Sejarah
historis yang tinggi dan materi yang terkandung
Bermakna”. Makalah disajikan dalam Seminar
didalam peninggalan tersebut sesuai dengan
Nasional Penemuan Situs-situs baru dan
materi dalam SK dan KD yang terdapat Pemanfaatannya sebagai Sumber Belajar,
kurikulum yang berlaku. (2) Pemanfaatan situs UNNES, Semarang 8 Mei.
sejarah sebagai sumber belajar yang sudah Wasino. 2007. Dari Riset hingga Tulisan Sejarah.
dilaksanakan di SMA berbeda-beda di setiap Semarang: UNNES Press.
sekolah tergantung dari faktor-faktor pendukung Widja, I Gede. 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif
pembelajaran dari masing-masing sekolah. dalam Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud.
Untuk MA Al Bidayah pelaksanaan
pemanfaatan situs sejarah yang sudah dilakukan
yaitu melalui media gambar sedangkan untuk
SMA Taman Madya melalui lawatan sejarah
maupun power point. Untuk SMA Kanisius Bakti
Awam pelaksanaan pemanfaatan situs sejarah
yang sudah dilakukan lebih bervariasi lagi yaitu
melalui penelitian sejarah dimana siswa turun
langsung kelapangan untuk mengetahui keadaan
riil lokasi peninggalan sejarah serta mencari
informasi dari narasumber lain. (3) Kendala yang
dihadapi guru sejarah dalam pelaksanaan
pemanfaatan situs sejarah yang ada di
Ambarawa berbeda-beda tergantung kepada
bentuk pemanfaatan situs sejarah itu sendiri dan
faktor-faktor pendukung pembelajaran dari
masing-masing sekolah. Antara satu sekolah
dengan sekolah lain memiliki karakter yang
berbeda dalam pembelajaran sejarah. Dengan
adanya kendala tersebut guru mencari solusi
untuk memperbaikinya. Adapun upaya yang
dilakukan oleh guru sejarah untuk mengatasi
kendala yang dihadapi bervariasi sesuai dengan
kendala yang dihadapi.
39