ABSTRAK
Situs Seputih adalah salah satu peninggalan budaya Megalitikum yang ada di Jember. Situs Seputih sebagai
benda purbakala peninggalan kebudayaan Megalitikum memiliki historisitas yang cukup tinggi dengan
kehidupan masa lampau. Dilihat dari aspek pendidikan situs Seputih memiliki potensi untuk dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran sejarah. Situs Seputih memiliki relevansi dengan kurikulum dan materi
pelajaran sejarah pada kelas VII semester gasal tingkat SMP dan kelas X semester gasal tingkat SMA.
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji historisitas situs Seputih dan mengkaji pemanfaatan situs Seputih
sebagai media pembelajaran sejarah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah
dengan langkah-langkah penelitian heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Peninggalan benda-benda
purbakala di situs Seputih terdiri atas sarkopagus, batu lumpang, batu kangkang, batu gandik, dan dolmen.
Benda-benda purbakala tersebut ada karena tradisi budaya serta masyarakat pendukung tradisi budaya di
situs Seputih. Situs Seputih dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran berupa media gambar, yakni
media papan flanel dan media slide.
media pembelajaran berupa media gambar dapat informassi dalam pengembangan ilmu
memberikan gambaran tentang peristiwa sejarah masa pengetahuan sebagai wujud nyata dalam
lampau terutama historisitas dari situs Seputih. rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi yaitu dharma penelitian yang
Permasalahan yang di bahas adalah: selanjutnya akan menambah khasanah
Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh kepustakaan Universitas Jember.
rumusan masalah sebagai berikut:
1. bagaimana historisitas situs Seputih di
Kecamatan Mayang? METODE PENELITIAN
2. bagaimana pemanfaatan situs Seputih Metode penelitian yang digunakan adalah
Kecamatan Mayang sebagai media metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah
pembelajaran sejarah? terdiri atas empat langkah, yaitu heuristik, kritik,
interpretasi, dan historiografi.
Tujuan penelitian ini adalah: Sumber data pada penelitian ini adalah Desa
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember. Desa
penelitian ini adalah sebagai berikut: Seputih merupakan asal dari benda-benda purbakala
1. mengkaji historisitas situs Seputih di yang menjadi data pada penelitian ini.
2. mengkaji pemanfaatan situs Seputih data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah
Kecamatan Mayang sebagai media benda-benda purbakala yang ada di situs Seputih dan
Manfaat penelitian ini adalah: dan wawancara. Sedangkan data sekunder dalam
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan di penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini dokumen-dokumen tentang situs Seputih. Data
kangkang di situs Seputih berjumlah 1. Berikut data Tradisi adalah kebiasaan yang turun-temurun
kuantitatif dari batu kangkang di situs Seputih. (Wiradnyana, 2011:297). Benda-benda purbakala di
Keterangan: utuh, bagian atas aus karena alam. manusia dalam mendirikan bangunan-bangunan
Batu gandik atau pastle merupakan batu yang Manusia yang meninggalkan bangunan-bangunan
berfungsi sebagai alat penumbuk, penghancur, dan megalitik adalah manusia yang hidup pada zaman
pembelah. Batu gandik memiliki beberapa bentuk, prasejarah. Dalam pengerjaanya batu-batu tersebut
yakni bentuk oval polos halus, bentuk bulat lonjong, biasanya tidak dikerjakan secara halus-halus, hanya
bentuk oval bertangkai, dan bentuk kerucut. Batu diratakan secara kasar saja untuk mendapatkan bentuk
gandik yang terdapat di situs Seputih berjumlah satu. yang diperlukan. Jadi, dapat dikatakan bahwa tradisi
Berikut data kuantitatif dari batu gandik di situs megalitik adalah suatu adat kebiasaan yang
Bahan: batu andesit mengabdikan jasa dari seorang kerabat yang sudah
Keterangan: bentuk batu oval halus. mati. Hal tersebut dilakukan berdasarkan kepercayaan
Dolmen merupakan bangunan batu besar Keberadaan tradisi Megalitik sudah berlangsung sejak
yang bentuknya seperti meja, yaitu batu besar yang zaman dulu, yakni dimulai atau muncul pada masa
disangga oleh empat tiang batu (Soemarno, 2002:16). neolitik (masa bercocok tanam) dan berkembang pesat
Dolmen berfungsi sebagai tempat sesaji atau tempat pada masa perundagian (Geldren, dalam Sumarno,
pemujaan, akan tetapi fungsi dolmen yang sebenarnya 1989:7). Geldren menggolongkan tradisi megalitik
menjadi dua, yakni tradisi megalitik tua dan tradisi Setiap tradisi tidak dapat dipisahkan dari
megalitik muda. kehidupan sosial-budaya masyarakat/manusia
1) Tradisi Megalitik Tua pendukung tradisi tersebut, tidak terkecuali tradisi
Tradisi Megalitik Tua berkembang pada masa Megalitik di situs Seputih. Masyarakat pendukung
neolitik atau masa bercocok tanam. Bentuk-bentuk tradisi Megalitik memiliki konsep kepercayaan, yaitu
megalit yang dihasilkan sebagai peninggalan Tradisi kepercayaan akan adanya pengaruh nenek moyang
Megalitik Tua, seperti dolmen, undak batu, limas (yang telah meninggal dunia) terhadap perjalanan
(piramida) berundak, pelinggih, tembok batu, dan hidup manusia dan masyarakatnya atau kepercayaan
jalan batu (Geldern, dalam Poesponegoro dan akan adanya pengaruh kuat dari manusia yang telah
Notosusanto, 2009:249). masyarakat pada masa ini meninggal dunia (nenek moyang) terhadap kehidupan
memiliki kepercayaan terhadap alam kehidupan manusia serta kesuburan tanaman. Berdasarkan
sesudah mati. Dalam penguburannya mayat orang konsep kepercayaan masyarakat tersebut, artinya
yang meninggal diletakkan di suatu tempat dan masyarakat menganggap bahwa arwah/roh nenek
diarahkan ke suatu tempat yang dimaksud. Hal moyang yang sudah meninggal dunia masih memiliki
tersebut bertujuan roh orang yang meninggal tidak relasi dengan manusia yang masih hidup.
tersesat dalam perjalanan menuju tempat asal mereka. Orang yang sudah meninggal dianggap belum
2) Tradisi Megalitik Muda meninggalkan dunia seutuhnya, arwah/rohnya turun
Tradisi Megalitik Muda berkembang pesat ke dalam bangunan batu besar untuk langsung
pada masa perundagian, dengan menghasilkan bentuk- berhubungan dengan para pemujanya (Soekmono,
bentuk seperti kubur peti batu, dolmen, sarkofagus, 1973:77). Dapat dikatakan dengan adanya konsep
dan bejana batu (Geldern, dalam Poesponegoro dan kepercayaan yang demikian melatarbelakangi
Notosusanto, 2009:249). masayarakat pendukung tradisi Megalitik membuat
Berdasarkan klasifikasi tradisi Megalitik di bangunan-bangunan batu besar untuk kerabat yang
atas, peninggalan benda-benda purbakala yang ada di telah mati. Bangunan batu besar tersebut kemudian
situs Seputih termasuk dalam Tradisi Megalitik Muda menjadi medium penghormatan terhadap arwah nenek
Hal tersebut dikarenakan ragam benda-benda moyang sekaligus sebagai simbol bagi orang yang
peninggalan yang terdapat di situs Seputih sama sudah meninggal. Selain itu, orang yang sudah
dengan benda-benda peninggalan yang dihasilkan meninggal dalam penguburannya dibekali dengan
pada masa Tradisi Megalitik Muda. Benda-benda bermacam-macam barang keperluan sehari-hari,
peninggalan tersebut merupakan bentuk dari tradisi seperti perhiasan dan periuk yang dikubur bersama-
Megalitik berupa tradisi penguburan. sama.
Masyarakat pendukung tradisi Megalitik dalam
perkembangannya melaksanakan penguburan orang
yang meninggal dengan dua macam sistem, yaitu (1)
3. Kehidupan Sosial-Budaya Masyarakat/Manusia sistem penguburan dengan wadah, dan (2) sistem
Pendukung Tradisi Budaya di Situs Seputih penguburan tanpa wadah. Sistem penguburan dengan
wadah dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu (1) Pemanfaatan situs Seputih sebagai media
penguburan secara primer (langsung), dan (2) pembelajaran sejarah tidak hanya semata-mata
penguburan sekunder (tidak langsung) menjadikan situs Seputih sebagai media, melainkan
(Poesponegoro dan Notosusanto, 2009:247). harus ada relevansi antara situs tersebut dan
Dalam sistem penguburan selain terdapat bekal kurikulum di sekolah. Dengan demikian, seorang guru
kubur, kubur batu ini juga dihias dengan ukir-ukiran. dapat memahami dan menentukan metode atau cara
Ukir-ukiran yang dibuat menggambarkan muka memanfaatkan situs tersebut sebagai media
manusia (topeng), orang berjongkok dengan tangan pembelajaran sejarah secara tepat.
terangkat, dan binatang melata (cicak atau kadal). Media pembelajaran sangat diperlukan guna
Selain sebagai hiasan, ukir-ukiran tersebut juga membantu siswa lebih memahami materi yang
menggambarkan suatu hubungan dengan alam disampaikan oleh guru, khususnya pada mata
arwah/roh. Maksudnya, ukir-ukiran itu dianggap pelajaran sejarah. Selama ini guru sejarah hanya dapat
dapat melindungi arwah/roh menuju dunia arwah/roh menceritakan peristiwa sejarah berdasarkan buku,
dan juga dapat memberikan perlindungan kepada sehingga siswa hanya dapat melihat buku dan
keturunan yang maish hidup. mendengarkan saja. Dengan adanya media
Dilihat dari lokasi penguburan, kubur batu pembelajaran yang menarik siswa akan lebih mudah
biasanya terletak di daerah perbukitan. Seperti halnya memahami dan mengingat materi yang diterangkan
pada lokasi sarkopagus dan dolmen di situs Seputih oleh guru. Salah satunya dengan cara memanfaatkan
yang berada di daerah perbukitan. Masyarakat peninggalan-peninggalan purbakala yang ada di situs
pendukung tradisi Megalitik memilih lokasi perbukitan Seputih.
disebabkan adanya kepercayaan bahwa tempat-tempat Benda-benda peninggalan purbakala di situs
tinggi adalah tempat yang suci. Tempat suci yang Seputih memiliki potensi untuk dimanfaatkan menjadi
dipercayai masyarakat pendukung tradisi Megalitik media pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan situs
dianggap mampu menunjukkan jalan meninggalkan Seputih merupakan peninggalan kebudayaan tradisi
dunia dan menuju ke dunia arwah/roh nenek moyang. Megalitik. Kebudayaan tradisi Megalitik tersebut ada
Tradisi Megalitik di situs Seputih menghasilkan atau masuk dalam materi mata pelajaran IPS pada
bangunan-bangunan batu besar dan berada di daerah tingkat SMP dan materi mata pelajaran Sejarah pada
dataran tinggi (perbukitan). Berdasarkan lokasi tingkat SMA. Jadi, guru dapat memanfaatkan situs
penguburan yang berada di perbukitan, tidak Seputih sebagai media pembelajaran sejarah agar
memungkinkan bagi masyarakat pendukungnya siswa tidak merasa bosan dan dapat berfikir secara
melakukan secara individual. Sehingga dalam proses kritis dengan materi yang diterangkan.
penguburan dilakukan secara bergotong royong. Relevansi antara situs Seputih dapat dilihat
dalam materi pelajaran sejarah, yakni pada bab
B. Relevansi Situs Seputih sebagai Media kehidupan pada masa praaksara di Indonesia
Pembelajaran (peninggalan-peninggalan pada zaman Megalitikum).
Situs Seputih sebagai bukti peninggalan kebudayaan
Megalitikum dapat membantu siswa mengetahui Kemudian dimanfaatkan menjadi media pembelajaran
secara real benda-benda purbakala di lingkungan berupa media gambar. Guru dapat menunjukkan
sekitar. Selain itu, situs Seputih juga relevan dengan kreativitasnya dalam membuat media pembelajaran,
Kurikulum KTSP 2006 dan Kurikulum 2013. seperti papan flanel, bulletin board, foto, dan slides.
Relevansi situs Seputih dengan Kurikulum KTSP Papan flanel dan bulletin board merupakan media
2006 dan Kurikulum 2013 adalah situs Seputih sesuai gambar yang termasuk dalam kelompok media grafis.
dengan mata pelajaran IPS/Sejarah kelas VII semester Foto merupakan media gambar yang termasuk dalam
gasal pada tingkat SMP dan sesuai dengan mata media gambar diam. Sedangkan slides merupakan
pelajaran sejarah kelas X semester gasal pada tingkat media gambar yang termasuk dalam media slides
SMA. (Susilana dan Riyana, 2007:13-17).
Berdasarkan beberapa macam media di atas,
guru dapat memilih media gambar yang sesuai guna
C. Metode atau Cara Pemanfaatan Situs Seputih siswa dapat mencapai kompetensi dalam proses
sebagai Media Pembelajaran Sejarah. belajar-mengajar. Media papan flanel dan media slide
Cara memanfaatkan situs Seputih sebagai merupakan media yang tepat dalam penerapan
media pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pemanfaatan situs Seputih sebagai media
cara. Banyak media yang dapat digunakan oleh guru pembelajaran sejarah, dibandingkan dengan bulletin
dalam pembelajaran sejarah, diantaranya peninggalan board dan foto. Hal tersebut dikarenakan bulletin
sejarah, media model atau tiruan, media cetak atau board dan foto kuranng menggunakan warna dan
grafis, media elektronik, dan ruang sejarah (Widja, ditampilkan secara simple. Sedangkan media papan
dalam Soemarno, 2002:14). Salah satunya adalah flanel dan slide dalam penyajiannya lebih banyak
dengan cara memanfaatkan situs Seputih sebagai menggunakan warna. Selain itu, media slide juga
media pembelajaran sejarah berupa media gambar. dapat direvisi sesuai dengan kebutuhan.
Lokasi situs Seputih yang mudah dijangkau,
memungkinkan situs Seputih dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan sebagai obyek wisata maupun media KESIMPULAN DAN SARAN
pembelajaran mulai dari siswa SD, SMP, dan SMA. Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya,
Pemanfaatan situs Seputih sebagai media diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
pembelajaran akan lebih optimal apabila benar-benar
1. Historisitas situs Seputih adalah sebagai
diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar.
berikut.
Alat bantu mengajar atau media pembelajaran
a. Benda-benda peninggalan purbakala di
sangat diperlukan dalam pembelajaran sejarah. Hal
situs Seputih Desa Seputih Kecamatan
tersebut dikarenakan guru tidak mungkin
Mayang Kabupaten Jember terdapat 5 jenis.
menampilkan megalit-megalit yang terdapat di situs
Masing-masing megalit adalah sarkopagus
Seputih ke dalam kelas. Guru dapat
dengan jumlah 3 buah dan tutup 1 buah, batu
mendokumentasikan megalit-megalit di situs Seputih.
lumpang 2 buah, batu kangkang 1 buah, batu Berdasarkan hasil penelitian tentang
gandik 1 buah, dan dolmen 1 buah. pemanfaatan situs Seputih di Desa Seputih
Kecamatan Mayang Kabupaten Jember sebagai
b. Benda-benda purbakala yang terdapat di
media pembelajaran sejarah, peneliti memberikan
situs Seputih Desa Seputih Kecamatan
saran dan masukan bagi pemerintah Kabupaten
Mayang Kabupaten Jember termasuk dalam
Jember, diharapkan lebih antusias dan berpartisipasi
kategori tradisi Megalitik (tradisi Megalitik
dalam menjaga dan melesatarikan situs-situs
Muda).
Megalitik sebagai kebudayaan daerah, serta
c. Masyarakat pendukung tradisi Megalitik
mengembangkannya dalam dunia pendidikan. Bagi
memiliki konsep kepercayaan. Konsepsi
guru Sejarah, diharapkan dengan adanya situs Seputih
kepercayaan masyarakat pendukungnya
guru dapat lebih kreatif memanfaatkan situs Seputih
adalah kepercayaan akan adanya hubungan
sebagai media pembelajaran yang menarik sehingga
antara yang hidup dan yang meninggal.
minat belajar siswa meningkat. Bagi masyarakat,
2. Relevansi situs Seputih sebagai media diharapkan Jember khususnya masyarakat di Desa
pembelajaran sejarah adalah sebagai berikut. Seputih ikut menjaga dan melestarikan peninggalan
a. Situs Seputih bisa dijadikan sebagai media prasejarah dari tradisi budaya Megalitik. Bagi
karena relevan dengan kurikulum KTSP 2006 referensi dan memperkaya aktivitas penelitian sejarah.
dan kurikulum 2013, yakni terdapat pada Bagi juru pelihara situs, diharapkan bersedia tetap
materi IPS/Sejarah pada tingkat SMP kelas menjaga, merawat, dan melestarikan situs Seputih
VII semester gasal dan materi Sejarah pada sebagai peninggalan tradisi Megalitik.
media papan flanel dan media slides. [2] Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Jember. 2012.