BIDANG KEGIATAN:
PKM-AI
Diusulkan oleh:
Dani Mulyangga 190731638438 2019
Ela Nurhidayati 160731614930 2016
Ganda fitriani 160731614832 2016
TUJUAN
Tujuan dari penulisan artikel ini ialah untuk menjelaskan bagaimana
fungsi dolmen di kawasan Malangsari. Untuk mengkaji dolmen di kawasan
Malangsari lebih dijelaskan bagaimana awal proses penemuan situs tersebut.
Artikel ini mengupas poin-poin penting mengenai situs dolmen sebagai bukti
peninggalan masa Prasejarah. Artikel ini bertujuan pula untuk menjelaskan
pengaruhnya terhadap pembelajaran sejarah dan digunakan sebagai sumber
berlajar sejarah di sekolah.
MANFAAT
Manfaat dari artikel ini adalah agar pembaca dapat mengetahui deskripsi
umum mengenai situs Malangsari berupa dolmen sebagai sumber belajar sejarah.
Selain itu diharapkan pembaca dapat mengetahui bahwa dolmen di kawasan
Malangsari merupakan salah satu peninggalan Prasejarah masa Megalithikum.
METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Adapun
langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan antara lain sebagai berikut: (1)
penentuan lokasi penelitian, (2) teknik pengumpulan data, dan (3) teknik analisis
data. Penelitian ini dilaksanakan di Situs Malangsari di Desa Kebonrejo,
Kecematan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi.
Teknik pengumpulan data atau informasi yang dibutuhkan untuk
menjawab masalah penelitian akan dikumpulkan dengan memakai teknik
pengumpulan data melalui observasi dan studi kepustakaan. Analisis data dalam
penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan data
setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Data ini dianalisis
dengan melakukan berbagai kegiatan, yakni reduksi data, menyajikan,
menafsirkan, dan menarik simpulan.
PEMBAHASAN
Awal Mula Fungsi Situs Malangsari di Banyuwangi
Situs Malangsari merupakan penyebutan terhadap penemuan benda pada
masa Prasejarah. Benda tersebut berupa dolmen atau disebut juga dengan peti
kubur. Dolmen sendiri adalah salah satu jenis bangunan megalitik yang ditemukan
terbesar hampir ke penjuru dunia. Budaya atau tradisi membangun dolmen rupa-
rupanya merupakan budaya global seiring dengan perkembangan konsep dasar
religi manusia saat itu, yaitu kepercayaan tentang kehidupan di alam arwah.
Secara eksplisit masyarakat megalitik percaya kepada kekuatan arwah nenek
moyang yang dapat memberikan kesejahteraan hidup mereka. Kepercayaan
seperti itu merupakan kepercayaan yang universal, sehingga artefak-artefak hasil
budaya megalitik seperti dolmen ditemukan diseluruh penjuru dunia, antara lain
Eropa, India, Burma, Indonesia, Lautan Teduh Selatan, dan Amerika (Callenfels,
TT: 60).
Konstruksi bangunan megalitik seperti dolmen pada awalnya dikenal di
Eropa oleh para ahli diperkirakan berasal dari masa neolitik dan berkembang
hingga masa paleometalik. Selain dolmen, para ahli arkeologi di Eropa
menemukan pula menhir dan cromlech istilah untuk ketiga konstruksi megalitik
tersebut berasal dari bahasa Briton dan diadopsi kedalam bahasa Inggris. Dolmen
berasal dari kata dol yang berarti table dan men berarti rock. Menhir berasal dari
kata men berarti stone dan hir berarti long, sedangkan Cromlech berasal dari kata
crom yang berarti concave dan lech berarti flate stone (Bray dan Trump, 1970: 67
dan 75).
Di antara negara-negara di Asia Tenggara, Indonesia paling banyak
ditemukan dolmen, terutama di Jawa Timur bagian timur seperti di Kabupaten
Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi, di Sumatera, dan Kalimantan (Soejono,
2008). Pernyataan yang dimaksud pada pernyataan di atas adalah bahwa situs-
situs megalitik memang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. diperkuat dengan
pernyataan lain dalam glosarium Sejarah Nasional Indonesia I, disebutkan bahwa
dolmen “meja batu”, susunan batu yang terdiri atas sebuah batu lebar yang
ditopang oleh beberapa buah batu lain sehingga menyerupai (berbentuk) meja;
berfungsi sebagai tempat untuk mengadakan kegiatan dalam hubungan dengan
pemujaan arwah leluhur (Soejono, 2008: 498). Demikian maksud pernyataan di
atas bahwa dolmen dapat dipergunakan sebagai tempat-tempat yang sakral pada
zaman tertentu.
Salah satu dolmen yang ada di Jawa Timur terdapat di Situs Malangsari
Banyuwangi. Dolmen atau peti kubur yang ada di Situs Malangsari diperkirakan
pada zaman prasejarah digunakan sebagai tempat pemujaan. Di komplek daerah
Malangsari memang tedapat berbagai jenis peninggalan yang diperkirakan
dioperasikan pada zaman prasejarah. Tidak menutup kemungkinan daerah sekitar
Malangsari banyak di jadikan tempat tujuan untuk para pemburu barang langka
tersebut. Akan tetapi pemerintah di Banyuwangi setempat memberikan perawatan
terbaik untuk situs Megalitikum di Malangsari tersebut.
KESIMPULAN
Generasi penerus bangsa tidak bisa dilepaskan dari adanya sejarah. Sejarah
merupakan kisah masa lalu yang harus dimengerti bahkan di kenang oleh para
penerusnya. Dalam kehidupan milenisasi saat ini banyak generasi muda yang
pudar akan kepedulian terhadap sejarah. Situs Malangsari yang berupa dolmen
merupakan salah satu bukti peningalan pada masa pra aksara . Benda dolmen
tersebut ditemukan oleh para peneliti pada tahun 2016. Ditemukannya situs
Malangsari tersebut diharapkan bisa dijadikan tambahan untuk sumber belajar
sejarah. Sekaligus melestarikan kepedulian para generasi bangsa terhadap benda-
benda bersejarah.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberi kemudahan dalam penyusunan artikel ilmiah ini. Kami juga berterima
kasih kepada Bapak Slamet Sujud Purnawan Jati yang telah membimbing kami
dalam penyusunan artikel ilmiah ini. Tidak lupa kami berterima kaish kepada
teman-teman offering D yang telah membantu serta memberikan saran dalam
penyusunan artikel ilmiah ini. Kami sadar bahwa artikel ilmiah ini masih jauh dari
kata sempurna. Sekian dari kelompok kami, terima kasih.
DAFTAR RUJUKAN