Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH PAKSI BUAY NYERUPA

( Sultan Piekulun Jayadiningrat Paksi Nyerupa Bersama Sultan Palembang Darussalam )

Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak


Kepaksian Nyerupa
Oleh: Sultan Piekulun Jayadiningrat
Pada Mulanya Skala Brha
Sekitar tahun 1000 sebelum Masehi , nenek moyang bangsa Austronesia
datang keindonesia melalui daerah teluk Tonkin, mereka membawa
kebudayaan batu neolitikum yang disebarkan melalui dua jalur. Yaitu Jalur
utara dari teluk Tonkin menuju Taiwan, Filipina, Sulawesi, Maluku, dan
papua. Sementara jalur Selatan yaitu semenanjung Vietnam melewati
semenanjung Malaka, Sumatera, Hingga ujung Pulau Jawa. ( Achmad Jamil
dkk. Atlas Sejarah, Mastara, Jakarta 2003, hal. 8. )
Bangsa Austronesia dapat dibedakan menjadi Austro – Asia dan Austronesia.
Austro – Asia masih tinggal di dataran Asia, seperti bangsa Khmer yang
bermukim di Kamboja dan bangsa Malaysia di semenanjung Malaya.
Sedangkan bangsa Ausronesia menyebar ke kepulauan, missal bangsa
Indonesia dan Philipina.
Salah satu cabang keturunan bangsa Austronesia adalah bangsa Melayu yang
berdasarkan kedatangannya dibedakan menjadi protomelayu yg berarti
meayu pertama sekitar 1000 Tahun SM dan deutro melayu yang berarti
melayu kedua sekitar 500 tahun SM.
Pada Abad ke 2 masehi terjadi hubungan dagang antara india dan china
melalui jalur laut atau jalur selatan yang melewati perairan Indonesia.
Sehingga berkembanglah pengaruh hindu – budha yang disebarkan oleh para
pedagang dan pendeta. Pada abad ke 4 pengaruh hindu mulai berkembang
pesat dan berdirilah kerajaan hindu pertama yaitu Kutai di Kalimantan Timur
( 400 M) tarumanegara di Jawa Barat ( 400 M ), Kaling di jawa tengah ( 650
M ) , Sriwijaya ( 670 M ), Mataram ( 732 ).
Terdapat banyak peninggalan - peninggalan zaman megalitikum ditemukan
di Sekala Brak . Situs yang masuk dalam daftar cagar budaya ini menyajikan
bebatuan besar berupa dolmen, menhir, dan batu datar yang tersusun amat
rapi. Jumlahnya cukup banyak terdiri dari 50 menhir, 30 dolmen, dan 3 batu
datar. Situs ini ditemukan pada 1951 Oleh Biro Rekonstruksi Nasional.
Dan Bedasarkan penelusuran historical, sekitar Gunung Seminung dan
Pesagi yang letaknya pada perbatasan Lampung bart dan Sumatera Selatan,
terdapat suku yang dikenal dengan sebutan Wangsa Skala brha, wangsa ini
sudah dipengaruhi oleh keyakinan terhadap agama, dapat ditelusuri dari
makna etimologi sitilah skala brha yang berasal dari bahasa sansekerta yang
berarti “Titisan Dewa”.
Keprcayaan yang dianut wangsa skala brha adalah Hindu Anismisme yang
memuja berbagai benda atau binatang dan tumbuhan. Wangsa ini pula yang
kelak menurunkan suku suku di berbagai pulau sumatera khususnya bagian
selatan.
Pengeasan keberadaan Wang sa Skala Brha adalah berdasarkan prasasti
Hujung Langit di lampung Barat, yang dibuat pada masa Sriwijaya Pemula.
Prasasti Hujung Langit berisikan penuturan tentang penaytuan Wangsa SKala
Brha untuk keutuhan Sriwijaya. Penyatuan tersebut berkaitan dengan
persiapan Dapunta Hyang jayanaga yang bermaksud Menyerbu mukha
Upang. Sangat besar kemungkinan dari 1312 bala tentara Dapunta Hyang
Jayanaga, dianataranya termasuk pula penduduk dari Skala Brha di lampung
Barat. Prasasti ini menggunakan bahasa Melayu Kuno dan dibuat sebelum
prasasti prasasti lain pada masa Sriwijaya yang ada di lampung misalnya
seperti Pals pasemah dan Prasasti harakuning.
Diperkirakan sekitar abad ke 3 masehi Kerajaan Skala Brha telah berdiri, La
Laula adalah nama Raja Pertamanya, La laula sendiri bukanlah warga asli
sekala Bgha. Ia berasal dari Hindia Belakang ( Sekitar Vietnam dan kamboja
) yang dating ke sekala bgha dengan menumpang perahu. Kedatangan La
Laula bersama rombongan yang menepi di pantai krui dan selanjutnya
sampai di dataran tinggi Skala Brha yang memang dataran tersebut banyak
ditumbuhi pohon sekala, mereka membangun kehidupan baru dikaki gunung
pesagi. Kehadiran La laula tentu mengusik keberadaan Suku tumi yang telah
lebih dahulu mendiami daerah sekala brha tersebut, sehingga terjadilah
peperangan antar suku dan berakhir dengan tunduknya suku Tumi dan
Lalaula mendudukkan dirinya sebagai Raja Pertama kerajaan Sekala Brha.
Suku Tumi ialah suku bangsa asli Skala Brha yang disebut sejarawan dan
arkeolog sebagai bagian bangsa Proto Melayu ( Melayu tua ) yang tiba di
Kepulauan Nusantara antara tahun 2000 – 1000 sebelum Masehi.
Keberadaan Kerajaan Sekala Brha juga tercatan dalam literature pada masa
Tiongkok Kuno, yang menyatakan bahwa antara Tahun 454 dan 464 terdapat
Kerajaan di Kenali yang berada antara Pulau jawa dan kamboja ( hindia
belakang). Menurut buku Tiongkok Kuno tersebut Kerajaan di Kenali
mempergunakan adat istiadat yang sama dengan yang digunakan oleh bangsa
Siam dan kamboja.
Nama Kenali dikenal sebagai pusat kerajaan Sekala Brha yang kini menjadi
Ibu Negeri Paksi buay Belunguh. Wilayah Skala Brak sendiri meliputi
wilayah dataran tinggi Gunung Pesagi yang berada di Kecamatan Sekincau,
Batu brak, balik Bukit dan Kecamatan Sukau kabupaten Lampung Barat saat
ini.
Kerajaan Skala Brha yang pada awalnya dihuni oleh suku Tumi
mengagungkan sebuah pohon yang bernama Melasa Kepampang atau nagka
bercabang. Keistimewaan Melasa Kepampang ini bila terkena cabang kayu
sebukau akan menimbulka penyakit koreng atau penyakit kulit lainnya.
Namun , jika terkena getah cabang nangka penyakit tersebut dapat
Silsilah Pemuka Agung Buay Nyerupa
Paksi Pak Sekala Brak

Ratu Nuay Nyerupa mempunyai anak Si Gajah gelar ratu pikulunsiba di mesir,
Beliau lah yang mengusir lascar kejawen dari Palembang yang menyerbu wilayah
buay yerupa dan sampai dapat di usir sampai di jaga raga muara dua, si khasan
pikulun ratu di lampung dia melakukan siba di banten memenuhi undangan
sultan abdul muhasin zainul abidin, yang merintah tahun 1690 M. Ratu Pikulun di
beri gelar oleh Sultan Banten dengan gelar kebangsawanan tu bagus makmur
hidayatullah dan beliau di beri prasasti tambo tembaga dari kuningan dan tombak
serta keris pusaka sebagai tanda pengakuan keluarga bangsawan Lampung,
dengan meninggalkan satu penggawa diwilayah banten cikoneng.

Si piko gelar dalom pikulun adalah yang memerintah kesultanan buay nyerupa
dengan wilayah hokum administrasi sukau, liwa dan ulu krui tahun 1849 M dialah
yang membangun wilayah kubu perahu, lereng pesagi, bahwai, jejawi, sulung,
way jangkakh, dan seminung. Jukhai ke 16 yaitu merah hakim gelar sultan Ali
Akbar Hidayatullah Waliyullah Paksi Buay Nyerupa, beliaulah yang disebut orang
bisa terbang dari gunung pesagi ke gunung seminung, karena dia orang sakti dan
dia pulalah yang melawan pemerintah belanda tahun 1863, dia melakukan
perang gerilya disekitar gunung pesagi, gunung seminung, belalau sampai
dipungung tampak dan belanda mengajak berunding kepada sulta ali akbar agar
berdamai tetapi sultan ali akbar menolak kecuali kekuasaan wilayah tidak
dipecah-pecah belanda dan akhirnya belanda dengan siasat kotornya dapat
menangkap beliau dan beliau dibuang kemuko-muko Bengkulu sebangai
tawanan, setelah dua tahun dibuang beliau meminta izin untuk menunaikan
ibadah haji kemekkah dan beliau dizinkan, maka berangkatlah beliau menunaikan
haji melalui pelabuhan menggala dan diiringi oleh pangeran-pangeran pagar
alam, setelah satu tahun dimekkah maka wafatlah beliau dan dikebumikan tanpa
jenazah atau disebut terbang burung terbang sangkarnya.

Sejak pemerintahan dipegang oleh pesirah abdul hamid dari lamban suka marga
saudara Sultan Akbar, lalu terjadilah pergeseran kekuasaan pemerintah, melalui
pemilihan pesirah marga sukau, adapun calonnya dua orang, pertama raja inton
dan kedua abdul majid akhirnya yang menang dalam pemilihan adalah pesirah
abdul majid dengan pemberian gelar pangeran oleh pemerintah belanda, pesirah
abdul majid adalah keturunan batin surge ulubalang dari sultan dalom pikulun
lamban gedung pakuwon ratu, anak pesirah abdul majid adalah hasbullah.
Hasbullah adalah pesirah kedua sampai proklamasi Republik Indonesia.

Susunan lamban pakuan ratu paksi buay nyerupa :


1. Lamban gedung pakuwon ratu
2. Lamban bandung
3. Lamban Bandar
4. Lamban banjar agung
5. Lamban suka marga
6. Lamban banjar masin
7. Lamban balak
8. Lamban lunik
9. Lamban suka khajin
10. Lamban suka banjar
11. Lamban parda suka
12. Lamban duakha

Demikian sejarah singkat paksi buay nyerupa dengan himbauan berdasarkan


keputusan rapat adat dinegeri ratu sukau tanggal 09 September 2000.

LOGO BUAY NYERUPA

Anda mungkin juga menyukai