Anda di halaman 1dari 10

P-ISSN:

JSP: JURNAL SOCIAL PEDAGOGY Vol. , No. ,


2722 - 7138
(Journal of Social Science Education) Bulan Tahun
E-ISSN:
Available online : https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/social- Halaman: x - x
2722 - 7154
pedagogy

Situs megalitikum batu brak kebun tebu lampung barat

Said fadil
1,2
Institut Agama Islam Negeri Metro, Jl.Ki Hajar Dewantara 15 A Iringmulyo, Kota
Metro, Lampung, Indonesia
Saidfadil1310@gmail.com
Diterima: Tgl-Bln-Thn.; Direvisi: Tgl-Bln-Thn; Disetujui: Tgl-Bln-Thn
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.18860/...........

Abstrak:
pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji nilai nilai sebuah
sejara situs batu brak sebagai slah satu sumber pembelajaran sejarah. Situs batu brak yang
berlokasi di pekon pura jaya kecamatan kebun tebu lampung barat provinsi lampung.
Pada dasarnya situs batu brak yang bertepatan di lampung barat memiiki nilai-nilai
sejarah yang dimana dapat di jadikan sebagai optimalisme materi pembelajaran sejarah
local. Khususnya pada jaman praaksara yang lebih mengenal kebudayaan zaman
batu.situs megalitikum batu brak yang ada di lampung barat ini juga dapat di jadikan
sebagai pembelajaran yang dapat memotifasi peserta didik dalam pembelajaran dan juga
dapat mempelajari sejarah dari lingkungan sekitar.situs batu brak ini juga dapat
berpotensi untuk para peserta didik untuk serta merawat dan melestarikan peninggalan
sejarah yang ada di lingkungan sekitar
Kata Kunci: abstrak; situs batu brak; sebagai pembelajaran:sumber belajar

Abstract:
So basically this study aims to find out and examine the historical values of the Batu Brak
site as a source of historical learning. The brak stone site is located in Pekon Pura Jaya,
West Lampung Sugarcane Plantation District, Lampung Province. Basically, the Batu
Brak site, which coincides in West Lampung, has historical values which can be used as
optimization of local history learning materials. Especially in the pre-literate era, which
was more familiar with the stone age culture. The Batu Brak megalithic site in West
Lampung can also be used as a lesson that can motivate students in learning and can also
learn about the history of the surrounding environment. This Brak stone site can also have
potential for students to care for and preserve historical heritage in the surrounding
environment
Keywords: abstract; brack rock site; as learning: learning resources

1
2

PENDAHULUAN

Pada jaman dahulu kerajaan sekala brak masih di anggap sebagai cikal bakal
masyarakat lampung.jadi kerajaan sekala brak ini merupakan kerajaan yang pada awalnya
berdiri dan terletak pada wilayah atau dataran belalau yang tempatnya atau keberadaanya
di daerah danau ranau yang sekarang masuk dalam wilayah kabupaten lampung barat
Salah satu peninggalan kerajaan sekala brak yang masih ada dan masih terjaga atau
masih di lestarikan salah satunya Adalah situs megalitikum situs megalitikum yang
berada di pekon pura jaya kecamatan kebun tebu, kabupaten lampung barat yang lebih
tepatnya berada di Kawasan taman nasional bukit barisan bagian selatan
Mengapa Situs ini termasuk kedalam situs yang bersejarah yang di lindungi oleh
pemerintah karna berdasarkan UU No.11 tahun 2010 pasal 1 butir 1 yang berisi
penjelasan bahwasannya cagar budaya merupakan wisata budaya yang bersifat kebendaan
berupa benda cagar budaya,bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya situs cagar
budaya dan Kawasan cagar budaya yang meliputu darat atau air itu semu yang perlu kita
lestarikan keberadaanya karena itu semua memiliki nilai yang sangat penting bagi
sejarah,ilmu pengetahuan ilmu agama dan kebudayaan melalu peroses penetapan
Situs megalitikum ini mempunnyai nilai sejarah tersendiri yang nilai ini di
pentingkan bagi manusia sebagaisubjek jadi nilai-nilai sejarah tersebut memiliki peranan
penting bagi dunia pendidikin yang terhusus pada Pendidikan sekolah, jadi pada sejarah
ini menjadi media penting bagi untuk penyampain bertapa pentinya peninggalan sejarah
sebagai bagian dari warisan leluhur yang mempunyai bannyak nilai.pada dasarnya
Pendidikan sejarah yang kesannya haya berhayal dan berhalusinansi dapat di empiriskan
atau di vaktakan dengan bukti adanya sebuah situs-situs dan cagar budaya yang ada pada
desa,perkotaan’pinggiran sungai dan masih banyak lagi di tempat tempat yang dahulu
pernah menjadi tempat yang berkisah dan sekarang menjadi sejarah bagi masyarakat
setempat.
Bertapa pentingnya pelajaran sejarah di sekolah pada saat ini merupakan suatu hal
yang sangat fundamemtal kenapa dikatakan demikian karna pelajaran sejarah karna mata
pelajaran sejarah memeiliki arti setrategis dalam pembentukan waktak dan peradaban
berbangasa,yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia. Indonesia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Selanjutnya kenpa bangsa yang tidak menegenal sejarahnya dapat di ibaratkan
seorang indifidu yang kehilangan memorinya iyalah orang yang pikun atau sakit jiwa
maka iya akan kehilangan kepribadiannya atau identitasnya (Kartodirjo 1993)
1
Selanjutnya mengapa nilai sejarah terhadap peninggalan sejarah harus dan prlu di
pelajari karna nilai sejarah merupakan asset yang kemungkinan besar tidak dimiliki oleh
wilayah lain bahkan tidak dimiliki oleh negara lain,
Dari situs yang bersejarah itu tadi kita dapat menambah wawasan serta menambah
pengetahuan dari adanya nilai nilai sejarah yang ada pada sekitar kita untuk para siswa
1
3

siswa yang masih dakam masa persekolahan seperti yang telah terjadi pada pembelajaran
Pendidikan sejarah di sekolah bahwasannya Pendidikan di sekolah itu termasuk
Pendidikan yang membentuk kepribadian atau pembentukan watak ada empat kegunaan
mempelajari sejarah yaitu guna rekreatif, guna inspiratif, guna instruktif, dan guna
edukatif. Lebih lanjut, peristiwa masa lampau yang diangkat kembali melalui prosedur
penelitian sejarah oleh ahli dianggap memiliki manfaat atau kegunaan bagi kehidupan
manusia pada masa sekarang yang mempelajarinya, antara lain untuk pendidikan,
memberi pengajaran (instruktif), memberi ilham (inspiratif), memberi kesenangan
(rekreatif)
Kartodirjo (2014 : 2) menjelaskan bahwa kesadaran akan nilai-nilai sejarah terhadap
sesuatu mengandung arti sadar akan apa yang diamati dan sadar terhadap proses
pengamatanya. Pengetahuan sejarah yang harus dimiliki siswa adalah peristiwa-peristiwa
sejarah masa prasejarah hingga sekarang, baik itu sejarah di Indonesia maupun dunia.
Pendapat lain dari L.B Namier dalam Soedjatmoko (1995 : 368) bahwa, tujuan dari
pendekatan historis adalah untuk memahami situasi-situasi, untuk mengkaji
kecenderungan-kecenderungan, untuk mengetahui bagaimana sejumlah hal berjalan dan
puncak pencapaian studi sejarah adalah kesadaran sejarah yang memuat suatu
pemahaman intuitif mengenai bagaimana sejumlah hal tidak terjadi (bagaimana sejumlah
hal terjadi merupakan masalah pengetahuan khusus). Sumber belajar sejarah sendiri
berbasis local wisdom dapat memotivasi siswa dan motivasinya untuk ingin lebih
mengetahui tentang sejarah (Prananda, Sarkadi, & Ibrahim, 2018 : 78). Nilai – nilai
Sejarah berbasis local wisdom diperlukan dalam pembelajaran sejarah lokal, khususnya
sejarah lokal Lampung yang memiliki banyak kearifan lokal. Salah satu local wisdom di
lampung yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah adalah Situs
Batu Brak.
4

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan permasalahan


dan fokus penelitian. Menurut Lexy J. Moleong data yang dikumpulkan dalam penelitian
kualitatif yakni berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Pendekatan kualitatif
merupakan pendekatan yang berdasarkan pada kenyataan lapangan dan apa yang dialami
oleh responden akhirnya dicarikan rujukan teorinya.
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menampilkan prosedur penilaian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang pada
perilaku yang diamati. Data-data yang didapat peneliti dari wawancara, observasi,
dokumentasi, sehingga mendapatkan jawaban permasalahan dengan rinci dan jelas.
Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, analisis data yang diperoleh berupa kata-kata,
gambar, perilaku dan tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik,
melainkan dengan memberikan paparan atau naratif. Berdasarkan uraian diatas dapat
dipahami bahwa penelitian ini nantinya akan mendeskripsikan atau Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan permasalahan dan fokus
penelitian. Merode kualitatif adalah langkah-langkah penelitian sosial untuk mendapatkan
data deskriptif berupa kata-kata dan gambar. Menurut Lexy J. Moleong data yang
dikumpulkan dalam penelitian kualitatif yakni berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka-angka. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang berdasarkan pada
kenyataan lapangan dan apa yang dialami oleh responden akhirnya dicarikan rujukan
teorinya.
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menampilkan prosedur penilaian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang pada
perilaku yang diamati. Data-data yang didapat peneliti dari wawancara, observasi,
dokumentasi, sehingga mendapatkan jawaban permasalahan dengan rinci dan jelas.
Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, analisis data yang diperoleh berupa kata-kata,
gambar, perilaku dan tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik,
melainkan dengan memberikan paparan atau naratif. Berdasarkan uraian diatas dapat
dipahami bahwa penelitian ini nantinya akan mendeskripsikan atau menggambarkan
upaya guru ips dalam mengatasi kenakalan siswa di sekolah.
5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai-nilai Sejarah Situs Batu Brak

Jadi pada dasarnya situs megalitikum ini suatu peninggalan masa pra sejarah yang
berkhusus pada tradisi megalitik pada dasarnya situs megalitik sendiri dahulunya adalah
pemukiman (settlement) tempat pemujaan ( caremonial place) dan tempat pengubur
(burial place) bangunan situs megalitik tersusun dari batu monolitik dengan berat ber ton
ton.zaman prasejarah alam pikiran masyarakat masih sangat sederhana. Mereka masih
berangapan bahwa benda sekelilingnya mempunnyai kekuatan gaib atau roh yang
mempunnyai watak baik atau buruk. Batuan pada situs ini tidak di ubah masih sam
sepetrti pada awal penemuan pada bagian batu batuan ini semua menghadap pada gunung
yang dimana gunung tersebut dinamakan gunung rigis yang pada dahulu di percayai
masyarakat sebagi tempat suci untuk pemujaan dan dipercaya memiliki kekuatan magis
Menurut keterangan dari penjaga dan subidin selaku dinas Pendidikan setempat
Kaitannya dengan nilai sejarahnya, dapat dikaitkan dengan proses penyebaran
masyarakat pada masa itu di Pulau Sumatra. situs diperoleh bahwa situs ini merupakan
situs pada masa peradaban megalitikum dan diasumsikan situs tersebut adalah situs
pemukiman dan pemujaan yang telah mengenal bercocok tanam.
Arsip dan Dokumentasi Museum Lampung bahwa situs Batu Berak merupakan
situs lanjutan dari proses penyebaran masyarakat pada masa itu yang berawal dari Palas
Pasemah, Sumatra Selatan yang kemudian terus menyebar keseluruh daerah pesisir dan
pedalaman daerah Lampung. Menurut Geldern dalam (Abdulah, Lapian, & Dkk, 2012 :
310) menyatakan bahwa kebudayaan megalitik yang masuk Ke Indonesia dapat di bagi
dalam dua gelombang. Gelombang pertama terjadi pada zaman Neolitik Akhir sekitar
Tahun 2.500-1.500 SM yang masuk ke Indonesia dibawa oleh imigran Tonkin menuju
Malaysia Barat dan ke Sumatra berlajut ke Jawa, Nusa Tenggara, dan menyebar di daerah
Kalimantan. Gelombang selanjutnya masuk pada masa perunggu dan besi awal dengan
kebudayaan Dongson pada abad IV-III SM yang disebut dengan kebudayaan
megalitik muda. Lebih lanjut, penyebaran megalitik di Sumatra ditemukan di sekitar
Pulau Samosir, Nias, Limapuluh Koto, Kerinci, Lahat, Lampung Utara, Lampung
Tengah, dan Lampung Selatan (Schnitger, dalam Abdulah et al., 2012 :311). Selain itu,
menurut Hoop bahwa komunitas megalitik Pasemah berpusat di dataran tinggi Pasemah
yang sekarang menjadi wilayah Lahat dan Pagar Alam dengan temuan menhir, dolmen,
lesung batu, dan blik batu. Dari uraian di atas, maka dapat di analisis bahwa situs
Batu Berak merupakan peradaban masyarakat megalitik yang termasuk awal masuk
ke Indonesia.
6

Situs megalitik batu berak ini pertama kali diketemukan pada Tahun 1951 oleh
BRN (Badan Rekonstruksi Nasional). Penelitian pertama dimulai pada tahun 1980 oleh
Prof.Dr.Aris Soekandar seorang arkeolog dari Jakarta. Komplek situs megalitik Batu
Berak ini berada dibawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung
yang bekerjasama dengan Badan Suaka Purbakala Banten.
Situs megalitik Batu Berak ini dahulu dipakai sebagi tempat pemujaan, bukan
tempat pemakaman pada zaman animisme. Situs ini telah melalui pemugaran selama
empat tahap, yang dimulai pada tahun 1984 hingga 1989. Pada tahun 1989, komplek situs
megalitik batu berak ini mulai dibuka untuk umum baik untuk wisata maupun untuk
keperluan penelitian. Terdapat beberapa jenis batu didalam komplek situs megalitik batu
berak ini, antara lain :

1. Batu tegak
Berjumlah 40 buah, berbahan batu andesed, dan berfungsi sebagai tempat
mengikat hewan pada waktu upacaran keagamaan pada masa animisme.

2. Dolmen atau meja


Berjumlah 38 buah, berbahan batu moneled, dan berfungsi sebagai
tempat menaruh sesajen pada waktu upacara keagamaan masa animisme.

3. Batu datar
Berjumlah 3 buah, bahan dari batu ini masih dalam proses penelitian,
sedangkan fungsi nya sama dengan dolmen.

4. Batu umpak
Merupakan bongkahan batu kecil-kecil yang belum diketahui fungsinya.

Dari hasil penggalian disekitar komplek situs megalitik Batu Berak ditemukan
beberapa benda, antara lain : Manik – manik Berbahan kaca dan batu. Pecahan keramik
Baik yang berasal dari lokal maupun asing. Situs ini tidak jarang didatangi para warga
lokal maupun luar desa. Situs ini memberikan suatu daya tarik tersendiri, dimana
penempatan batu yang unik yang sedikit bersifat mistis tetapi mempunyai nilai seni yang
tinggi, membuat situs ini menjadi tempat yang ramai diijamah warga bila liburan tiba
ataupun hari-hari libur. Banyak pengunjung yang berdatangan dari dalam maupun luar
desa, yang selalu tidak lupa mengabadikan kedatangan mereka dengan berfoto di dalam
maupun luar komplek situs itu. Situs itu kini dipelihara oleh warga desa itu sendiri, yaitu
Pak Sapran. Pak Sapran merupakan Juru Pelihara dari Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Provinsi Lampung. Saat ditemui, ia pun memberikan banyak informasi penting dari situs
ini dimana batu berak ini terbuka untuk umum dan sampai sekarang, pengunjung tidak
pernah dikenai pajak masuk atau semua-semua yang memberatkan bagi pengunjung situs.
Meski begini, bila kita melihat ke semua area komplek situs ini, kebersihan hingga
7

keasrian tetap terjaga. Peninggalan sejarah merupakan nilai sejarah yang perlu kita
lestarikan. Dengan menjaga serta memelihara objek bersejarah berarti kita di ajarkan
untuk menghargai peninggalan yang bernilai sejarah tentunya ini bukan hanya bagi
peserta didik, tetapi juga masyarakat pada umumnya (Wawancara Pak Sapran pada
tanggal 05 Juni 2018). Nilai sejarah yang dapat diambil dari Situs Batu Brak adalah
menghargai situs-situs bersejarah baik dengan tidak merusak maupun turut serta merawat.
Nilai sejarah yang dapat diambil adalah Situs Batu Brak dapat menggambarkan
kehidupan masalalu tepatnya masa sebelum islam datang dengan masyarakat yang masih
menganut anismisme.

Sumber belajar merupakan segala daya yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik guna
memberikan kemudahan bagi seseorang dalam belajarnya (Winataputra, Delfi, Pannen
dan Mustafa dalam (Wijayanti, 2019 : 104). Sumber belajar sendiri menurut Association
of Education Communication Technology (AECT) Tahun 1997 adalah semua sumber
(data, manusia dan barang) yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu sumber
tersendiri untuk memperlancar proses belajar yang melalui pesan, orang, material, alat,
teknik dan lingkungan (Marwoto dalam Paramita, Patahuddin, & Ridha, 2019 : 4).
Dalam mengidentifikasi sumber belajar, salah satunya adalah sumber belajar sejarah
selain dituntut untuk penguasaan materi sejarah, juga dituntut untuk menguasai tentang
materi kurikulum serta materi dan topik-topik pembelajaran yang berkaitan dengan
lingkungan sekitar atau local wisdom sebagai sumber belajar sejarah (Nurmiyati, 2016 :
93).

Pemanfaatan situs megalitikum batu brak

Sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang
dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar
ini bermanfaat dalam memberikan sumbangan yang positif untuk peningkatan mutu
pendidikan dan pembelajaran. Oleh karena itu, situs peninggalan sejarah dapat berguna
sebagai sumber belajar yang digunakan dalam dunia pendidikan, baik pada pendidikan
dasar, menengah, ataupun pendidikan tinggi.
Salah satu sumber belajar peningalan sejarah antara lain adalah situs , karena
dalam pemanfaatan situs sebagai sumber belajar sejarah dapat memotivasi belajar siswa,
mendukung pencapaian kompetensi siswa dan mendukung program pengajaran. Nilai
dari peninggalan sejarah yang terdapat di situs dapat menjadi salah satu referensi
kesadaran bagi bangsa Indonesia khususnya siswa sebagai generasi penerus untuk
membangun kehidupan masa depan yang lebih baik, tidak hanya pada tatanan
kemakmuran secara ekonomis, namun memiliki identitas kebangsaan yang beradab dan
menuntut suatu rekonstruksi sejarah sebagai sejarah nasional yang akan mewujudkan
kristalisasi identitas bangsa Indonesia. Rekonstruksi sejarah hanya akan mampu dipahami
oleh warga masyarakat di Indonesia secara keseluruhan, apabila melalui dunia pendidikan
khususnya pembelajaran sejarah di sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan
kunjungan ke situs-situs peninggalan sejarah dan pengenalan sejarah sejak dini pada
siswa.
8

Secara tidak langsung keberadaan situs sangat erat dengan pendidikan sejarah dan
merupakan salah satu sumber belajar sejarah. Situs-situs tidak hanya melengkapi
informasi, melainkan juga merangsang minat dan menjadi sarana penting bagi siswa
untuk lebih mengerti sejarah. Belajar sejarah berarti siswa mampu berpikir kritis dan
mampu mengkaji setiap perubahan di lingkungannya, serta memiliki kesadaran akan
perubahan dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap peristiwa sejarah. Dalam
pengembangan kurikulum dapat digunakan metode karya wisata melakukan kunjungan
ke situs-situs peninggalan sejarah. Dengan koleksi yang dimanfaatkan sebagai sumber
belajar sejarah, membuat siswa lebih senang dan aktif dalam proses pembelajaran karena
bersifat visual. Beberapa peninggalan sejarah yang terdapat di areal situs di Kecamatan
Tlogoasari dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah, adapun cara
memanfaatkannya direlevansikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Dalam pembelajaran dengan memanfaatkan situs sebagai sumber belajar, guru berperan
sebagai motivator, fasilitator dan evaluator. Aktifitas siswa dalam pembelajaran ini
menuntut siswa lebih aktif, kreatif dan antusias.
Hal ini akan membantu siswa memecahkan masalah yang sedang dibahas karena
dengan berkunjung ke obyek sejarah yang sesuai dengan materi akan membuat siswa
memperoleh banyak informasi dari pada hanya di dalam kelas mendengarkan guru
ceramah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan sumber
belajar dalam pembelajaran sejarah sangat penting. Pelajaran sejarah selama ini kurang
diminati siswa karena mereka hanya mendengarkan dongeng dan cerita tanpa mengetahui
kenyataannya. Penggunaan sumber belajar bertujuan agar pembelajaran tidak monoton
dan untuk membangkitkan minat belajar siswa serta memotivasi siswa untuk beradaptasi
dengan lingkungan sekitar, dan situs dapat digunakan sebagai wadah untuk menggali
informasi dan kebenaran informasi sejarah.
9

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pembahasan maka dapat di ambil kesimpulan:

1) situs di Kecamatan kebun tebu lampung barat ini merupakan salah satu situs dari. Situs
di Kecamatan kebun tebu, Benda yang terdapat di situs Kecamatan kebun tebu antara
lain batu.
Batu tegak Berjumlah 40 buah, berbahan batu andesed, dan berfungsi sebagai tempat
mengikat hewan pada waktu upacaran keagamaan pada masa animisme.
Dolmen atau meja Berjumlah 38 buah, berbahan batu moneled, dan berfungsi sebagai
tempat menaruh sesajen pada waktu upacara keagamaan masa animisme.
Batu datar Berjumlah 3 buah, bahan dari batu ini masih dalam proses penelitian,
sedangkan fungsi nya sama dengan dolmen.
Batu umpak Merupakan bongkahan batu kecil-kecil yang belum diketahui fungsinya.
2) pemerintah Daerah Kabupaten lampung barat telah mengupayakan berbagai usaha
untuk melestarikan, mengamankan benda-benda purbakala di Kabupaten lampung
barat. Meskipun demikian, terdapat kendala-kendala dalam menangani bendabenda
purbakala tersebut. Pertama, kurangnya kesadaran dari sebagian kecil masyarakat
sekitar situs terhadap bendabenda purbakala. Kedua, juru pelihara situs kesulitan untuk
melestarikan dan menjaga benda-benda purbakala tersebut. Hal ini dikarenakan
luasnya daerah penyebaran benda-benda purbakala.
3) pemanfaatan situs di Kecamatan kebun tebu sebagai sumber belajar pada pembelajaran
sejarah dapat meningkatkan minat belajar siswa. Penggunaan sumber belajar dalam
pembelajaran sejarah sangat penting. Pelajaran sejarah selama ini kurang diminati
siswa karena mereka hanya mendengarkan dongeng dan cerita tanpa mengetahui
kenyataannya. Penggunaan sumber belajar bertujuan agar pembelajaran tidak monoton
dan untuk membangkitkan minat belajar siswa serta memotivasi siswa untuk
beradaptasi dengan lingkungan sekitar, dan situs dapat digunakan sebagai wadah
untuk menggali informasi dan kebenaran informasi sejarah. Saran Berdasarkan hasil
kesimpulan yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1) bagi Pemerintah Kabupaten lampung barat, diharapkan berpartisipasi dalam


menjaga, mengembangkan dan melestarikan situs-situs sebagai kebudayaan
daerahnya serta menyediakan sarana prasarana ke situssitus sehingga dapat
memudahkan masyarakat untuk mengunjungi situs.

2). bagi guru sejarah, diharapkan dengan adanya situs di Kecamatan kebun tebu ini
guru dapat memanfaatkan situs ini sebagai Sumber Belajar Sejarah dan diharapkan
dapat memilih sumber pembelajaran yang lebih bermakna dengan cara
menggunakan peninggalan sejarah di sekitar.

3). bagi masyarakat, diharapkan masyarakat ikut menjaga dan melestarikan


keberadaan situs agar benda purbakala yag ada tidak rusak dan hilang, sehingga
dapat memperkarya nilai-nilai budaya Bangsa ini.
10

DAFTAR PUSTAKA

Triaristina, A. and Rachmedita, V. (2021) ‘Situs–Situs Sejarah di


Lampung Sebagai Sumber Belajar Sejarah’, Journal of
Research in Social Science and Humanities, 1(2), pp. 69–77.
doi: 10. 47679/jrssh. v1i2. 16.

Abdullah, R. (2012) ‘Pembelajaran Berbasis Pemanfaatan Sumber


Belajar’, Jurnal Ilmiah Didaktika, 12(2), pp. 216–231. doi: 10.
22373/jid. v12i2. 449.

Naharo, A. L. (2017) ‘Identifikasi Nilai-Nilai Situs Batu Brak Dalam


Membentuk Kesadaran Sejarah di SMA’, Universitas
Sebelas Maret. Available on: 21/11/2019. jurnal. fkip. uns.
ac. id/index. php/psdtp/article/view/10898.

Indonesia, T. N. P. S. (2008) Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta:


Balai Pustaka

Prasetyo. (2004). Religi Pada Masyarakat Prasejarah Indonesia.


Edited by Dwi Yani Yuniawati. Jakarta: Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata.

Siska, Y. (2017) ‘Peninggalan Situs Megalitik Sekala Brak Dan


Implikasinya Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Di Sekolah
Dasar’, Mimbar Sekolah Dasar, 4(2), pp. 172–181. doi: 10.
23819/mimbar-sd. v4i2. 6489.

Anda mungkin juga menyukai