Anda di halaman 1dari 15

Mengenalkan (Mempromosikan) Situs-Situs Tersembunyi Di Kecamatan

Bumijawa, Kabupaten Tegal.

Disusun guna untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Sejarah
Pragmatik dengan Dosen Pengampu Dra. Titiek Suliyati, M.T.

Disusun Oleh :
Firdaus Buchori 13030118140082
Tsaqifa Nurul Maghfira 13030118140067
Geza Wisnu Aji Saputra 13030118130073

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan kawasan kepulauan terbesar di dunia yang terdiri
atas sekitar 18.000 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau tersebut terbentang dari
timur ke barat sejauh 6.400 km2. Garis terluar yang mengelilingi wilayah
Indonesia adalah sepanjang kurang lebih 81.000 km2 dan sekitar 80% dari
wilayah ini adalah laut. Dengan bentang geografis tersebut diatas, Indonesia
memiliki wilayah yang sangat luas yaitu 1,937 juta km2 daratan, dan 3,1 juta km2
teritorial laut, serta luas laut ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) 2,7 juta km2.
Disisi lain, Indonesia memiliki banyak situs peninggalan sejarah, yang
beberapa dari situs tersebut telah dikenal dunia dan masuk 7 keajaiban dunia,
yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Ratu Boko, dan lain sebagainya.
Situs merupakan sebuah warisan peradaban yang seharusnya perlu dijaga.1
Beberapa upaya pelestarian dilakukan demi menjaga ke-eksistensiannya,
salah satu upayanya yaitu menjadikannya situs sebagai objek pembelajaran.
Menurut William Haviland (dalam Warsito 2012 : 25) mengatakan bahwa
“tempat-tempat dimana ditemukan peninggalan-peninggalan arkeologi
dikediaman makhluk manusia pada zaman dahulu dikenal dengan nama situs.
Situs biasanya ditentukan berdasarkan survey suatu daerah”.
Kecamatan Bumijawa merupakan salah satu wilayah kecamatan di
Kabupaten Tegal yang terletak di daerah pegunungan, tepatnya di lereng Gunung
Slamet. Jarak antar desa yang terbentang dari desa Guci ke desa Carul merupakan
terjauh yakni 25 km. Luas Kecamatan Bumijawa adalah 8.854,70 hektar terdiri
dari 25,68% merupakan lahan sawah yaitu seluas 2.273,80 hektar.
Dari luas lahan sawah tersebut 1.593,20 hektar diantaranya merupakan
lahan sawah beririgasi, dan 636,50 hektar lainnya merupakan sawah tadah hujan.
Lahan sawah yang ditanami padi sebanyak satu kali dalam setahun seluas 635,70

1
Bagus Septrisia Arifin. 2018. Pelestarian Situs Sejarah. Skripsi. Diterbitkan. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purwokerto :
Purwokerto.
hektar, sedangkan 1.638,10 hektar lainnya ditanami padi sebanyak dua kali atau
lebih dalam setahun. Sedangkan lahan kering terdiri dari 1.265,35 hektar
merupakan bangunan dan pekarangan, tegal/kebun 1.569,80 hektar, hutan rakyat
758,45 hektar, serta hutan negara 2.421,00 hektar. Sementara 566,30 hektar
digunakan untuk kawasan lainnya, seperti makam, lapangan, jalan, dan
sebagainya. 2
Disisi lain, dalam Kecamatan Bumijawa terdapat situs peninggalan
bersejarah seperti situs dandang, situs mentik, situs gunungagung, limbangan,
candi gagang golok muncang larang, dan candi polor bandarsari. Akan tetapi,
situs tersebut belum diketahui oleh banyak pihak. Sehingga, berbagai situs yang
terdapat di kecamatan Bumijawa inilah yang menjadi fokus pembahasan kali ini.
Dengan demikian, Penulisan ini yang berjudul “Mengenalkan
(Mempromosikan) Situs-Situs Tersembunyi Di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten
Tegal” yang berfokuskan pada mempromosikan situs-situs tersembunyi di
Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di Situs-Situs Tersembunyi yang
terdapat di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Dengan demikian, hal
tersebut menjadi perhatian dan uapaya memperkenalkan (mempromosikan) situs-
situs tersembunyi. Adapun rumusan masalah yang diambil sebagai berikut :
1. Apa saja upaya yang telah dilakukan Pemerintah Daerah atau masyarakat
terhadap situs-situs tersebut?
2. Apa saja permasalahan yang dihadapi Pemerintah Daerah atau masyarakat
terhadap situs-situs tersebut?
3. Bagaimana rancangan program yang dibuat kelompok untuk mengenalkan
situs-situs tersebut ke masyarakat?

2
http://eprints.undip.ac.id/75259/3/BAB_II.pdf (diunduh pada Senin, 1 Maret 2020)
BAB II
MASALAH YANG AKAN DIKAJI
Kecamatan Bumijawa memiliki banyak situs peninggalan. Sayangnya,
banyak masyarakat umum yang kurang mengetahui dan bahkan tidak tahu jika
wilayah Kecamatan Bumijawa memiliki situs-situs bersejarah. Tidak terawatnya
situs-situs sejarah di Kecamatan Bumijawa menjadi salah satu faktor dari
ketidaktahuan masyarakat. Minimnya perhatian terhadap situs-situs sejarah di
Kecamatan Bumijawa dapat terlihat dari kondisi situs yang cukup
mengkhawatirkan. Situs-situs bersejarah banyak yang tertutup oleh semak belukar
dan ditumbuhi oleh lumut-lumut.
Situs-situs bersejarah tadi terkesan terabaikan dan kurang mendapat
perhatian lebih, baik dari pemerintah daerah dan masyarakat sekitar situs itu
sendiri. Hal itu mengakibatkan situs-situs bersejarah tadi seakan hilang dan
tergerus oleh kemajuan zaman modern ini. Berdasarkan hal itu, permasalahan
yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah tidak terawatnya situs-situs di
Kecamatan di Bumijawa dan cara untuk menjadikan situs-situs sejarah di
Kecamatan Bumijawa menjadi lebih dikenal luas oleh masyarakat umum serta
dapat menjadi objek pembelarajan. Situs-situs kesejarahan di Kecamatan
Bumijawa harus dijaga keeksistensiannya agar tidak hilang tergerus oleh
kemajuam zaman.
Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah daerah atau masyarakat
sekitar dalam mengelola situs tersebut adalah bahwa jalur yang masih terjal serta
akses yang kurang memadai untuk menuju ke tempat tersebut, dan juga situs-situs
ditempat tersebut belum tertata secara rapi sehingga masyarakat belum
mengetahui secara pasti bahwa di kecamatan mereka sebenarnya banyak situs-
situs yang tersembunyi, sehingga untuk pengelolaan sendiri hanya dilakukan
perorangan saja, biasanya untuk membersihkan tempat tersebut dan juga
mensosialisasikan lewat media sosial bahwa ditempat tersebut ada sebuah situs.
2.1 Metode Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan proposal ini
adalah studi pustaka. Studi pustaka adalah menurut Nazir (2013, h. 93) teknik
pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku,
literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang dipecahkan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh dasar-
dasar dan pendapat secara tertulis yang dilakukan dengan cara mempelajari
berbagai literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Metode studi pustaka ini juga dapat didefinisikan sebagai cara pengumpulan
data bermacam-macam material yang terdapat di ruang kepustakaan, seperti
halnya koran, majalah, buletin, buku-buku, dokumen, dan sebagainya yang
relevan dengan penelitian (Koentjaraningrat, 1983: 420). Penelusuran lainnya
melalui browsing untuk mendapatkan sumber yang lain yang tersebar di dunia
maya. Selain itu, metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini, antara
lain :
a. Heuristik (pengumpulan data)
Proses peneliti mengumpulkan data atau sumber-sumber yang berkaitan dengan
kajian yang dibahas, yaitu sumber tertulis maupun lisan melalui wawancara, studi
pustaka, dan survey.
b. Kritik
Setelah dirasa cukup dalam pengumpulan data, tahapan berikutnya adalah yaitu
pemeriksaan kebenaran data yang diperoleh dari wawancara, studi pustaka, dan
survey.
c. Interpretasi
Merupakan sebuah tahapan untuk menafsirkan kebenaran data tersebut.
d. Historiografi
Merupakan tahap akhir dari suatu penelitian, sehingga dalam tahap akhir ini penel
iti mempunyai pengaruh terhadap hasil penulisan penelitian. Penulisan penelitian
yang sesuai dengan prosedur yang baik karena akan menghasilkan kualitas yang
baik pula terhadap hasil penelitian.
Dengan kedua metode dan cara inilah, penulis akan mendapatkan berbagai
data dan fakta yang berkaitan dengan penulisan artikel ini. Selanjutnya, data dan
fakta yang telah diperoleh sebelumnya disatukan untuk ditulis menjadi tulisan
yang sistematis dan mudah dipahami.
2.2 DATA-DATA YANG DIPEROLEH
Kelompok kami sudah mendapatkan data yang berupa lisan yaitu
wawancara dengan salah satu masyarakat disana yang bernama Kholid Mawardi,
lalu untuk data tertulisnya melalui seperti buku-buku terkait dengan situs, dan
mungkin data dari dinas perlindungan cagar kebudayaan ataupun pemerintah
setempat untuk mengetahui dan memastikan apakah memang situs tersebut sudah
terdaftar atau belum.
Selain itu, hasil data yang telah diperoleh tersebut digunakan untuk
berkoordinasi antara pemerintah setempat dengan masyarakat untuk keperluan
mengenalkan sekaligus menjaga situs yang berada dikawasan Kecamatan
Bumijawa, Kabupaten Tegal tersebut sehingga situs tersebut yang nantinya
mungkin akan menjadi potensi wisata dan juga sebagai objek pembelajaran
ataupun penelitian.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pemecahan Masalah
Berlatarbelakang dan permasalahan hal diatas, Beberapa upaya pelestarian
dilakukan demi menjaga ke-eksistensiannya, salah satu upayanya yaitu
menjadikannya situs tersebut sebagai objek pembelajaran. Menurut masyarakat
sekitar banyak bukti-bukti benda-benda bersejarah, sayangnya kekurangan dalam
situs ini masih belum adanya data yang valid terkait situs tersebut. Akan tetapi,
masyarakat sudah banyak yang paham terkait lokasi adanya situs tersebut, maka
dari itu terdahulu sudah dibuatkan benteng keliling tetapi kalau untuk saat ini
situsnya sudah bisa dikatakan tidak terawat.
Upaya dalam memecahkan masalah ini adalah berupa pembersihan
dilingkungan situs tersebut oleh masyarakat sekitar dikarenakan situs tersebut
sudah dipenuhi oleh pepohonan dan semak belukar, setelah dilakukan
pembersihan dilingkungan situs tersebut memberi batas-batas wilayah yang harus
dilindungi pada lingkungan situs tersebut, menginventarisasi benda-benda yang
terdapat situs tersebut, bekerja sama dengan dinas terkait untuk proses penelitian
dan eksplorasi sejarah yang terkandung dalam situs tersebut, dan memberi
pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya pelestarian situs tersebut.
Sehingga, situs tersebut dapat dijadikan sebagai objek pembelajaran.
3.2 Upaya Pemerintah Daerah atau Masyarakat Terhadap Situs-Situs
Tersebut
Upaya yang telah dilakukan dengan pemerintah daerah yaitu menghubungi
perangkat desa setempat bahwa telah ditemukannya situs untuk selanjutnya
dilanjutkan koordinasi kepada pemerintah daerah (pemda) dan juga kebetulan
kapolsek setempat merupakan salah satu orang yang ikut andil dalam menunjukan
lokasi situs tersembunyi tersebut, pada masyarakatnya sendiri kami mencoba
untuk mengenalkan dan mengajak para pemuda-pemuda setempat untuk
mengetahui bahwa kecamatan Bumijawa sebenarnya banyak peninggalan situs
yang mungkin saja masih terbengkalai dan responnya cukup baik.

3.3 Rancangan Program


Dengan adanya pemecahan masalah diatas, kami juga membuat rancangan
program yang dibuat oleh kelompok kami sendiri untuk mengenalkan situs-situs
tersebut ke masyarakat, sebagai berikut :
1. Kami melakukan survei lokasi yang didapat dari informasi pemuda dari
wilayah tersebut, kemudian menghubungi perangkat desa atau kecamatan untuk
melakukan koordinasi, untuk selanjutnya ditindak lanjuti.
2. Kami mengajak pemuda setempat untuk ikut mengenalkan suatu peninggalan
yang sangat berharga bagi ilmu pengetahuan, Melalui media sosial dan juga
mengajak untuk masuk kedalam suatu komunitas pecinta sejarah, yang bernama
"SERAT MALAM" (sejarah tegal masa lampau). Hal ini tentunya untuk
memudahkan koordinasi antar wilayah di kabupaten maupun kota Tegal, untuk
bersama-sama menggali dan mempublikasikannya kepada masyarakat tegal pada
khususnya. Melalui media youtube, instagram dan Facebook.
3. Setiap bulannya akan diadakan bersih-bersih ditempat ditemukan nya situs
tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kecamatan Bumijawa merupakan salah satu wilayah kecamatan di
Kabupaten Tegal yang terletak di daerah pegunungan, tepatnya di lereng Gunung
Slamet. Jarak antar desa yang terbentang dari desa Guci ke desa Carul merupakan
terjauh yakni 25 km. Luas Kecamatan Bumijawa adalah 8.854,70 hektar terdiri
dari 25,68% merupakan lahan sawah yaitu seluas 2.273,80 hektar. Dalam
Kecamatan Bumijawa terdapat situs peninggalan bersejarah seperti situs dandang,
situs mentik, situs gunungagung, situs limbangan, candi gagang golok
muncanglarang, dan candi polor bandarsari.
Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah daerah atau masyarakat
sekitar dalam mengelola situs tersebut adalah bahwa jalur yang masih terjal serta
akses yang kurang memadai untuk menuju ke tempat tersebut, dan juga situs-situs
ditempat tersebut belum tertata secara rapi sehingga masyarakat belum
mengetahui secara pasti bahwa di kecamatan mereka sebenarnya banyak situs-
situs yang tersembunyi, sehingga untuk pengelolaan sendiri hanya dilakukan
perorangan saja, biasanya untuk membersihkan tempat tersebut dan juga
mensosialisasikan lewat media sosial bahwa ditempat tersebut ada sebuah situs.
Upaya yang telah dilakukan dengan pemerintah daerah yaitu menghubungi
perangkat desa setempat bahwa telah ditemukannya situs untuk selanjutnya
dilanjutkan koordinasi kepada pemerintah daerah (pemda) dan juga kebetulan
kapolsek setempat merupakan salah satu orang yang ikut andil dalam menunjukan
lokasi situs tersembunyi tersebut, pada masyarakatnya sendiri kami mencoba
untuk mengenalkan dan mengajak para pemuda-pemuda setempat untuk
mengetahui bahwa kecamatan Bumijawa sebenarnya banyak peninggalan situs
yang mungkin saja masih terbengkalai dan responnya cukup baik.
Lampiran 1
PETA LOKASI

Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal


Lampiran 2

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA


Daftar pertanyaan wawancara ini berfungsi untuk menjawab rumusan
masalah pada pen elitian yang berjudul “Mengenalkan (Mempromosikan)
Situs-Situs Tersembunyi Di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal”.
berikut daftar pertanyaan wawancara untuk menjawab rumusan masalah apa saja
upaya yang telah dilakukan Pemerintah Daerah atau masyarakat terhadap situs-
situs tersebut.
Daftar pertanyaan :
1. Dimana letak situs ini berada?
2. Bagaimana asal mula dan sejarah situs tersebut?
3. Apakah masyarakat sekitar sudah mengetahui keberadaan situs tersebut?
4. Apa saja yang terdapat didalam Candi Batur?
Lampiran 3
Laporan Penelitian
(Transkrip Wawancara)
Narasumber : Kholid Mawardi
Asal : Bumijawa
Tanggal : 21 Maret 2021
Waktu : 09.00 - selesais
Jawaban :
1. Situs tersembunyi yang biasa warga sekitar menyebutnya sebagai "Candi
Dandang" Letaknya di Dukuh Bandarsari, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten
Tegal dan situs tersembunyi lainnya yang biasa warga sekitar menyebutnya
sebagai "Candi Batur” Letaknya di Dukuh Mentik, Desa Batumirah,
Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.
2. Untuk nama situsnya sendiri adalah Candi Dandang, kalau untuk mengenai
sejarahnya belum ada data yang valid mengenai situs ini. Kalau masyarakat
disekitar Candi Dandang sudah paham terkait adanya lokasi situs tersebut,
makanya terdahulu sudah dibuatkan benteng keliling. Akan tetapi, kalau
sekarang situsnya bisa dikaatakan tidak terawat.
3. Untuk sebagian masyarakat mungkin sudah mengetahui adanya keberadaan
situs tersebut, jika daerah tempat tinggalnya dekat dengan keberadaan situs
tersebut. Sebab terdahulu situs tersebut sudah bisa terlihat dari jalanan, kalau
saat ini situs tersebut sudah tertutupi oleh pohon-pohon besar dan semak
belukar.
4. Didalam Candi Batur sendiri terdapat situs yang berbentuk lingga, 1 batu
yang berlubang ini bisa dikatakan sebagai yoni. Susunan dari Candi ini mirip
dengan Candi Borobudur yaitu Punden Berundak. Jadi masih terdapat bagian
dibawahnya yang tertutup tanah.
Lampiran 4
Foto Kegiatan Survey

Gambar Situs Dandang

Gambar Candi atau Situs Polor Bandarsari

Gambar Situs Gunung Agung


Gambar Situs Limbangan

Gambar Situs Gagang Golok, Desa Muncanglarang, Kecamatan Bumijawa


DAFTAR PUSTAKA
Bagus Septrisia Arifin. 2018. Pelestarian Situs Sejarah. Skripsi. Diterbitkan.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Muhammadiyah Purwokerto : Purwokerto.
Rinardi, Haryono. 2020. Perspektif Sosial Budaya dalam Perkembangan Sejarah
Kebangsaan Nasional. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi. Vol
3 (2). Hlm 196.
http://eprints.undip.ac.id/75259/3/BAB_II.pdf (diunduh pada Senin, 1 Maret
2020)
https://www.youtube.com/watch?v=Eg83_97zEUw (diakses pada Selasa, 6 April
2021)
https://www.youtube.com/watch?v=7BPAVkbOF0A (diakses pada Selasa, 6 April
2021)

Anda mungkin juga menyukai