Disusun Oleh :
Rendi Redona
NIM : 511100081
JURUSAN HOSPITALITY
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMPTA
YOGYAKARTA
2015
i
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Disusun oleh
Rendi Redona
NIM : 511100081
Jurusan Hospitality
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Hospitality
ii
BERITA ACARA UJIAN
Disusun oleh
Rendi Redona
NIM : 511100081
Jurusan Hospitality
Mengetahui,
Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : 511100081
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
Rendi Redona
NIM. 511100081
iv
MOTTO:
“Seorang Pendaki Kehidupan Merasa Yakin pada Sesuatu yang Lebih Besar
Daripada Dalam Dirinya. Dia Berkeyakinan bahwa Segala Hal Bisa dan Akan
Terlaksana, Kendati Orang Lain Lebih Banyak Memilih Berhenti dari jalur
Pendakian atau Berkemah.”
(Paul G. Stoltz, Psikolog)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bapak dan Ibuku, Budi Utomo dan Sumaeni, sembah sungkem rasa
hormat baktiku, terimakasih doa dan restunya.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Gusti Kang Maha Kuasa, Tuhan seluruh
Makhluk yang Maha Penyayang, atas segala limpahan rahmat, hidayah dan karunia-
Selatan, Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah”. Skripsi ini disusun untuk
Dalam proses penyelesaian studi sarjana ini tidak lepas dari bimbingan, arahan,
dan dukungan penuh semangat dari semua pihak internal civitas lembaga Sekolah
Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta dan pihak- pihak eksternal, dalam keluarga,
kesempatan ini dengan rasa syukur yang mendalam dari penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar- besarnya dan apresiasi yang setinggi – tingginya kepada
penulisan skripsi.
2. Ibu Angela Ariani, SH, M.MPar selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah
3. Ibu Dra. Nuharani EK, M.Pd Selaku Penguji yang telah memberikan kritik dan
sarannya.
vii
4. Bapak Drs. H Santoso, MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA
5. Ibu Dra. Heni Susilowati, MM selaku Sekretaris Jurusan Hospitality yang telah
6. Para dosen pengampu mata kuliah yang tidak dapat saya sebutkan satu – persatu,
memperkaya wawasan dan cara berpikir ilmiah yang kritis selama menempuh
provinsi.
9. Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Magelang, Ir. Eri Widyo Saptoko,
10. Bapak Drs. Hartoko selaku Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya, dan
responden.
11. Ibu Sri Subekti,SE. selaku Kabid Pariwisata Disporabudpar, Bapak Susilo
Handoyo, S.Sen selaku Ketua Dewan Seni Kota Magelang, Bapak Sus Anggoro,
SE. selalu Kabid Budaya Disporabudpar, dan Bapak Iwan Triteny Setyadi, ST.
MT., selaku Ka. Sub Bid Pendidikan, Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan
viii
pariwisata Bappeda Kota Magelang yang telah menyempatkan waktunya kepada
12. Ibu Sutijah selaku Juru Kunci Makam Gunung Tidar dan Bapak Widodo, SE
Petugas Jagawana Kawasan Gunung Tidar yang telah memberikan izin dan
informasi mengenai Gunung Tidar dari sudut pandang spiritualitas budaya jawa.
14. Dr. Suparjo Sujadi, S.H., M.H., atau yang lebih akrab dipangil Mas Parjo yang
saat ini menjadi pengamat Hukum Agraria dari Universitas Indonesia selaku
inspirator yang telah memberikan ide – ide dan masukan bagi penulis.
15. Ryanto Dhamar Widyaraja yang telah membantu penulis dalam pengambilan
16. Seluruh pihak yang tidak dapat satu persatu penulis sebutkan, terimakasih atas
kesadaran penuh bahwasannya skripsi ini belum sempurna dan tidak luput dari
kekurangan. Semoga karya ilmiah ini dapat memberi secercah manfaat dan harapan
Rendi Redona
ix
DAFTAR ISI
Hal.
MOTTO ………………………………………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN
A. Teorisasi ....................................................................................... 10
x
1. Pariwisata …………………………………………………… 10
2. Strategi ………………………………………………………. 12
1. Lokasi………………………................................................... 35
2. Waktu ………………………………………………................ 35
1. Populasi ......................................................................................36
2. Sampel ..................................................................................... 36
xi
2. Analisis Deskriptif Kualitatif ……………………….……….. 47
5. Kondisi Infrastruktur…………….……………………..….. 65
xii
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.1 Dimensi Ekonomi, Ekologi, Sosial, dan Budaya Dalam Pariwisata
Berkelanjutan .....................................................................................27
Tabel 4.2 Potensi Tempat (Places) Kawasan Gunung Tidar Dilihat dari
Kepuasan Wisatawan terhadap Kualitas Produk Wisata Spiritual… 76
xiv
Hal.
xv
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 4.3 Ifrastruktur Jalan Inspeksi Menuju Puncak Gunung Tidar …...... 66
Gambar 4.4 Struktur Kedudukan UPT Kawasan Gunung Tidar dalam Dinas
Gambar 4.5 Area Berbasis Spiritual makam Kiai Semar, dan Tugu Pancang....71
Gambar 4.6 Area Berbasis religi Makam Syekh Subakir dan Kiai Sepanjang.72
Magersari ………………………………………………………...91
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Gunung Tidar
Gunung Tidar
Spiritual
xvii
ABSTRAKSI
Trend wisata spiritual atau yang juga biasa dikenal dengan ziarah adalah
salah satu fenomena yang cukup menarik untuk dikembangkan menjadi potensi
pariwisata. Upaya eksploratif perlu dilakukan sehingga juga dapat mengetahui
dampak negatif untuk dicarikan upaya mencegah supaya langkah pengembangan ke
dapannya tidak menjadi ekploitatif. Salah satu tempat tujuan wisata spiritual yang
ada di destinasi Kota Magelang adalah Kawasan Gunung Tidar.
Pengembangan produk merupakan salah satu strategi dalam dunia
manajemen. Untuk menentukan langkah strategis dalam perkembangan isu – isu
terkini secara efektif dan tepat. Oleh karenanya judul penelitian ini adalah “Strategi
Pengembangan Produk Kawasan Wisata Gunung Tidar” studi kasus terhadap
kawasan wisata spiritual Gunung Tidar.
Penelitian menggunakan pendekatan fenomenologis, bertujuan untuk
mengidentifikasi katagori pariwisata spiritual yang ada di Kawasan Gunung Tidar,
menganalisis lingkungan internal dan eksternal dan mendeskripsikan strategi
pengembangan produk kawasan wisata spiritual Gunung Tidar. Penelitian ini
bersifat eksploratif mendeskripsikan data yang diperoleh melalui pengamatan visual,
penyebaran kuesioner, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Data dianalisis
dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, kuantitatif dengan analisis IFAS,
EFAS yang menghasilkan strategi umum dan analisis SWOT menghasilkan strategi
khusus.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, ditemukan klasifikasi pariwisata
spiritual yang berbasis alam dan pariwisata spiritual berbasis spiritual yang terdiri
wisata berbasis spiritual dan wisata berbasis religi. Namun untuk wisata spiritual
yang berbasis konseling, alunan musik, kreativitas, spiritual berbasis fisik
berdasarkan penelitian ini mayoritas wisatawan memberi keterangan tidak
melakukan aktifitas spiritual tersebut.
Hasil analisis faktor internal dan eksternal pengambangan di Kawasan
Wisata Spiritual Gunung Tidar berada pada posisi pertumbuhan. Hasil analisis
lingkungan internal manajemen pengembangan produk memperoleh nilai 2,7923
yang berarti pada posisi sedang dan analisis lingkungan eksternal yang meliputi
kondisi daya dukung ekonomi, sosial, budaya dan ekologi memperoleh nilai 2,5210
yang juga berarti sedang.
Berdasarkan matriks Internal Eksternal diketahui berada pada posisi kuadran
V. Hal ini berarti bahwa strategi yang harus diterapkan yaitu pertahankan dan
pelihara (strategi tidak berubah). Strategi umum yang diterapkan yaitu strategi
pengembangan produk tambahan maupun market share. Berdasarkan analisis
SWOT diketahui bahwa empat strategi alternatif yang relevan diterapkan adalah
strategi pengembangan produk, strategi pengembangan promosi, strategi pariwisata
berkelanjutan dan pengembangan kelembagaan dan SDM.
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
wisata di dunia. Indonesia juga memiliki potensi alam dan keragaman budaya
yang sangat kaya. Namun berdasar World Economic Forum, WEF (2013),
destinasi Indonesia saat ini hanya menempati peringkat ke-70 dari 140 negara
Malaysia dan Thailand. Daya saing Indonesia masih kalah dengan negara
salah satu faktor yang berperan disini adalah strategi pengembangan sumber
daya pariwisata baik dari tingkat lokal sampai internasional yang berbeda jauh
ASEAN, I Gusti Agung Waseka Puja bahwa, “MEA sudah semakin dekat.
disingkat MEA merupakan salah satu dari capaian 10 visi ASEAN yang tidak
1
2
akses 30 Januari 2015). Hal ini merupakan peluang untuk mendongkrak sektor
dengan era otonomi daerah. Era otonomi daerah yang ditandai dengan lahirnya
masal (mass tourism). Tentunya, apabila hal ini dibiarkan maka pengembangan
sosial dan budaya bahkan dapat menjadi eksploitatif terhadap sumber dayanya.
3
kepuasan optimal walaupun dengan biaya yang relatif mahal. Hal ini dapat
dinikmati sekarang dan masa depan oleh anak cucu kita adalah konsep
lagi dalam dunia global dan aktifnya Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi
dikarenakan sifatnya yang eco-friendly dan juga atas dasar tekanan hidup yang
luar biasa membuat orang cenderung mencari aktifitas yang dapat memberikan
keheningan dan ketenangan batin. Wisata spiritual dapat dilakukan tanpa harus
4
mencari tempat yang berada dalam kawasan taman nasional, hutan maupun
lokasi yang menyatu dengan alam, tetapi cukup suasana historis atau
ketenangan meskipun dalam suatu desa dan tengah kota. Di Bali wisata jenis
ini tergolong menjadi trend dengan konsep Tri Hita Karana yaitu hubungan
dapat dijumpai di Kawasan Wisata Spiritual Imogiri dan Makam Kota Gede,
fenomena wisata spiritual, banyak kasus unik, seperti dalam hal agama atau
Selaras dengan isu – isu pariwisata, secara mikro dapat dilihat di Kota
Magelang. Kota Magelang adalah daerah otonom bagian dari Provinsi Jawa
berbenah dalam sektor pariwisata karena terlihat dari langkah Pemerintah Kota
Terlebih lagi Kota ini memiliki daya tarik yaitu Gunung Tidar.
5
Magelang sebagai kawasan hutan lindung hasil reboisasi tahun 60-an sehingga
saat ini menjadi paru – paru kota yang sejuk. Di Gunung ini juga dipercaya
Januari 2015) dan sudah lama menjadi tujuan orang berziarah atau melakukan
penghargaan bagi para pendaki yang sampai ke puncak akan diberi sertifikat.
Hal ini ditempuh atas dasar trend pengunjung Kawasan Wisata Gunung Tidar
2015).
juga harus menerapkan strategi yang efektif yang dapat beradaptasi seiring
secara internal maupun eksternal. Oleh karenanya judul penelitian ini adalah
Selatan, Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi penelitian ini dipilih
karena Gunung Tidar saat ini baru saja ditetapkan sebagai UPT. Akan tetapi,
pariwisata Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Gunung Tidar?
C. Batasan Masalah
identifikasi produk utama yaitu produk wisata spiritual yang berada dalam
ruang lingkup spasial di kawasan zona ring 1, ring 2, dan ring 3 Kawasan
Gunung Tidar.
masalah aspek produk utama dan aspek lain yang diduga berpengaruh
pada aspek secara langsung atau dekat menimbulkan dampak baik negatif
D. Tujuan Penelitian
adalah:
Gunung Tidar.
E. Manfaat Penelitian
Tidar.
3. Bagi Mahasiswa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teorisasi
kebijakan menurut para pakar yang akan diuraikan meliputi teori mengenai
1. Pariwisata
a. Definisi Wisata
asing di dalam atau luar suatu negara atau wilayah (Norval dalam Kesrul,
2003: 3).
10
11
b. Definisi Pariwisata
and hosting these tourist and other visitors”. Undang- Undang Nomor 10
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
pariwisata tersebut.
12
c. Jenis Pariwisata
wisata olah raga, wisata komersil, wisata industri, wisata politik, wisata
bahari, wisata cagar alam, wisata buru, wisata pilgrim, wisata bulan
madu.
2. Strategi
a. Definisi Strategi
hingga saat ini dan digunakan oleh suatu organisasi dalam prosesnya
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan
tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi
faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
sebagai berikut:
3. Pengembangan Produk
mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan (Kotler,
pada dasarnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana
4. Kawasan Wisata
dalam wikipedia dijelaskan daerah yang memiliki ciri khas tertentu atau
(http://id.wikipedia.org).
fungsi utama lindung atau budi daya. Undang- Undang No. 10 tahun
berikut:
16
prasarana pariwisata.
5. Wisata Spiritual
kegiatan wisata tidak terkait sama sekali dengan agama atau unsure –
activities of persons traveling to, and staying in, palces outside their
usual environment for not more than one consecutive year for leisure,
18
2009:45). Aktifitas perjalanan ziarah dan wisata religi atau spiritual dapat
tinggal menetap.
Pendapat lain adalah Smith & Kelly (2006 dalam Maulana, 2014:
berikut: “spiritual tourism as one that provides the visitor with activities
wisata spiritual adalah segala jenis aktivitas dan atau perlakuan yang
Gambar 2.1
berikut:
20
agama dan sektor – sektor yang yang lainnya, baik formal maupun non
Gambar 2.2
Konsep Pendekatan Kesesuaian Penawaran dan Permintaan
PENAWARAN PERMINTAAN
KONSEP STRATEGIS
PERENCANAAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
1) Permintaan Wisatawan
motorik (Sumarmi,2012:138).
wisata sosial.
pengaruh kondisi iklim daerah asal panas, polusi air, tanah, udara
a) Pembagian Produk
sumber daya manusia/ SDM, (5) citra dan karakter, (6) harga
Gambar 2.3
Elemen Dasar Destinasi Pariwisata
Atraksi Harga
dampak, (4) merupakan tanggung jawab semua pihak terkait, (5) ada
Tabel 2.1
Dimensi Ekonomi, Ekologi, Sosial dan Budaya Dalam
Pariwisata Berkelanjutan
a. Faktor Internal
prestasinya luar biasa baik atau buruk. Kekuatan dan kelemahan tersebut
pengembangan”.
atau metode.
dipahami.
ke pola baru.
objek tertentu.
b. Faktor Eksternal
dimensi, yaitu:
pariwisata
dan tua
berbeda
B. Kerangka Pemikiran
produk wisata spiritual di Kawasan Gunung Tidar yang memiliki supply chain
(daya tawar utama yaitu core product) terhadap persepsi wisatawan spiritual
output dari proses yaitu, kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman
dan Strategi SO, WO, ST, WT untuk merumuskan strategi umum dan
alternatifnya.
Gambar 2.4
Kerangka Pemikiran Penelitian
Internal
PROSES
Eksternal
Potensi Pengembangan Pariwisata
- Kondisi Organisasi/ Kelembagaan - Lingkungan Ekonomi
Manajemen Destinasi Pariwisata - Lingkungan Sosial
- Produk Tambahan (Augmented - Lingkungan Ekologi
Product) - Lingkungan Budaya
BAB III
METODE PENELITIAN
hasil yang memuaskan dari suatu penelitian maka harus ditunjang dengan
berbagai metode yang tepat dan benar secara ilmiah, sehingga kebenaran
hal- hal yang terkait dengan hubungan, kegiatan- kegiatan, sikap- sikap,
pengaruh dari suatu fenomena (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 29; Nazir,
kasus, studi dampak atau studi tindak lanjut, survei, studi hubungan atau
korelasi dan studi strategi pengembangan (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 29;
Nazir, 1988). Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan tipe penelitian
34
35
1. Lokasi
difungsikan sebagai hutan lindung ini memiliki luas ± 73,74 Ha. Sangat
2. Waktu
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
1. Populasi
ciri yang telah ditetapkan (Moh. Nazir, 1988). Populasi penelitian ini
Spiritual
Gunung Tidar.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat – sifat yang
dalam Utama dan Ni Made E.M, 2012:68). Penelitian yang dilakukan ini
prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil dan
ciri – ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan (Utama dan
b. Purposive Sampling
sebagai berikut:
permasalahannya.
langsung.
39
Tabel 3.2
Jumlah Sampel dan informan
Besar Sampel/
No Populasi Metode Pengambilan Sampel
Responden
1 Masyarakat Purposive Sampling 3 orang
informan
2 Wisatawan Spiritual Quota Sampling 20 orang
dan Wisatawan Religi responden
3 Pemerintah Purposive Sampling 3 orang
4 Pakar terkait Purposive Sampling 3 orang
narasumber
4 Praktisi spiritual Purposive Sampling 1 orang
narasumber
Jumlah Sample 30orang
Sumber: Lampiran data primer penulis, 2015
pengambilan yaitu:
penelitian tersebut.
dan Utama, 2012: 56). Dengan melalui daftar pertanyaan untuk diisi oleh
masalah yang diteliti (interview guide, Mahadewi dan Utama, 2012: 65)
1988: 149). Variabel penelitian merupakan suatu konsep atau hal yang
sedang diteliti. Variabel juga sering disebut objek penelitian (Suharsimi, 2010:
Wisata Gunung Tidar”, maka yang menjadi bahan kegiatan identifikasi aspek
internal dan eksternal dalam penelitian ini yang sudah diketahui adalah
sebagai berikut:
41
Tabel 3.3
Indikator Wisata Spiritual
Tahun 2009).
Tabel 3.4
Indikator Produk Tambahan dan Kelembagaan
Tabel 3.5
Indikator Pariwisata Berkelanjutan
Variabel
No Pariwisata Indikator Bukti – bukti yang diteliti
Berkelanjutan
1. Ekonomi Peningkatan dan Sejauh mana kebijakan
pemerataan anggaran untuk
pendapatan pengembangan
Penciptaan kesempatan pemberdayaan masyarakat
kerja terutama bagi dalam bidang usaha jasa
masyarakat lokal Kualitas konsumsi
Peningkatan wisatawan spiritual
kesempatan berusaha/ dibandingkan dengan
diversifikasi pekerjaan wisatawan konvensional
Masyarakat dapat
mengelola fasilitas produk
tambahan bagi wisatawan
2. Ekologi Penentuan dan ada atau tidaknya
konsistensi pada daya penetapan batas jumlah
dukung lingkungan wisatawan di Kawasan
Pengelolaan limbah Wisata
dan pengurangan ada atau tidaknya
penggunaan bahan penyuluhan pembuangan
baku hemat energi sampah
Prioritas Adanya penyuluhan
pengembangan produk prioritas pentingnya
dan layanan jasa penggunaan produk
berbasis lingkungan ramah lingkungan
Peningkatan kesadaran peran masyarakat dan
lingkungan dengan wisatawan dalam aksi
kebutuhan konservasi konservasi
3. Sosial Pelibatan sebanyak Jumlah stakeholder
mungkin stakeholder dalam pelibatan
dalam perencanaan, pengelolaan wisata
implementasi dan spiritual
45
monitoring
Peningkatan Ada atau tidaknya
kemampuan upaya dalam pendidikan
masyarakat lokal pengelolaan jasa
dalam pengelolaan jasa pariwisata
– jasa wisata Kekuatan organisasi
Pemberdayaan komnitas dalam kontrol
lembaga lokal dalam sosial terutama yang
pengambilan berkaitan dengan isu
keputusan perbedaan budaya
pengembangan (agama)
pariwisata
Menguatnya posisi Pembagian peran yang
masyarakat lokal adil antara laki laki
terhadap masyarakat perempuan, generasi
luar muda dan tua
Terjaminnya hak – hak
dalam pemanfaatan
dan pengelolaan
sumber daya
pariwisata
Berjalannya aturan
main yang adil dalam
pengusahaanjasa wisata
4. Budaya Intensifikasi Kecenderungan
komunikasi lintas domonasi ragam budaya
budaya dalam karakter tidar
Penonjolan ciri atau Persepsi wisatawan
produk budaya lokal mengenai penyediaan
dalam penyediaan fasilitas dan sarana
atraksi, aksesbilitas,kawasan wisata spiritual
dan amenitas peran pemerintah pusat
Perlindungan warisan dalam mendukung
budaya, kebiasaan – pengusahaan UPT
kebiasaan dan kearifan untuk mendukung
local prioritas budaya kawasa
pariwisata spiritual
Upaya pemerintah
dalam pelurusan sejarah
Sumber: Damanik dan Weber dimodifikasi, 2015
46
E. Definisi Konseptual
wisata spiritual.
2. Produk utama (core product), dalam kajian ini adalah tempat yang
menjadi tujuan atau daya tarik wisata spiritual di Kawasan Gunung Tidar
yang terdiri dari 3 elemen wisata spiritual, ialah: (1) tempat, (2) atraksi,
berikut:
47
peluang dan ancaman bagi Kawasan Wisata Gunung Tidar, seperti yang
Gunung Tidar.
(Weaknesses).
Gunung Tidar.
internal yang kuat. Analisis matrik IFAS seperti dilihat pada Tabel
3.6.
Tabel 3.6
Matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary)
Sumber : Rangkuti,2005
50
sebagai berikut:
mengalikan antara bobot dan rating dari masing – masing faktor untuk
Gunung Tidar.
yang kuat. Analisi Matrik EFAS seperti dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7
Matriks EFAS (External Factors Analysis Summary)
Sumber : Rangkuti,2005
Tabel 3.8
Matriks Internal – Eksternal
Tabel 3.9
Matriks SWOT
BAB IV
Mitologi
sejak dulu.
a. Tahun 1968 – 1975, penghijauan lahan kritis yang berada di ujung utara
Akmil.
±34.700 batang.
53
54
±20.000 batang.
±4.000 batang.
g. Tahun 1990, asem londo, salak, nanas, dan pinus; ±2.000 batang.
h. Tahun 1992, penanaman lereng sebelah utara dan barat laut dengan
dan upaya untuk melakukan penghijauan pada saat itu belum berhasil.
kembali hingga sukses. Pada tahun 2007 status pengelolaan Gunung Tidar
Gambar 4.1
Lokasi Area Makam Kiai Semar
dikisahkan adalah pada zaman pulau Jawa masih jarang penduduknya dan
sebagian besar masih berupa hutan lebat. Ketika itu Gunung Tidar adalah
Tidar. Konon gunung Tidar merupakan tempat tinggal Kiai Semar beserta
Konon pada zaman itu juga ada seorang Syekh yang berasal dari
Turki yang dikenal dengan nama Syekh Subakir dikisahkan sebagai alim
ulama dan berilmu tinggi. Syekh Subakkir setelah berkelana akhirnya tiba
dengan jalan puasa empat puluh hari dan bersemedi di puncak Gunung
Tidar. Pada hari yang terakhir Syekh Subakir ditemui oleh penghuni
Tidar, tetapi hal tersebut ditolak mentah – mentah oleh kiai Semar karena
“daerah ini adalah milik dan tempat tinggal kerajaan-Ku” , kata Kiai
Semar. “Tapi ingatlah aku ini makhuk yang sempurna diantara makhuk
ciptaan Allah, aku dan bangsaku adalah makhuk yang dicintai Allah”,
sebuah pusaka berupa tombak yang maha sakti untuk melawan kesaktian
Gunung Tidar yang kali ini diiringi oleh pengikutnya yang berjumlah
Tidar tetapi diturunkan di sebelah Timur Gunung Tidar yang saat ini
bergegas Syekh Subakir naik Gunung Tidar untuk melakukan semedi, dan
tumbal tolak – balak. Berkat kesaktian tombak tersebut Kiai Semar dan
Tidar relative kecil dibanding dengan gunung – gunung yang ada di tanah
Jawa, tetapi memiliki peran strategis karena letak Gunung Tidar yang
Ada juga mitologi bahwa diceritakan pada kala itu tanah Jawa
Pada hari Selasa Kliwon atau Jum’at Kliwon Gunung Tidar banyak
diziarahi oleh peziarah. Bahkan sudah menjadi tradisi para raja dari
Kelurahan Magersari sendiri memiliki luas 157,2 Ha. Wilayah studi ini
Adapun jika dilihat dari kajian Rencana Tata Ruang dan Wilayah
sebagai berikut:
59
Gambar 4.2
Gambar Foto Satelite Kawasan Gunung Tidar
Magersari. Dalam kawasan ini yang menjadi produk daya tarik utama
b. Kondisi Topografi
kawasan inti Gunung Tidar akan sangat rawan terjadinya erosi akibat
run off air hujan dan longsor bila tidak ada vegetasi berupa tanaman
Bappeda, 2015).
sebanyak 2.555 KK. Laki – laki sebanyak 4.322 Jiwa dan perempuan
Magersari, 2015):
sebanyak 999 jiwa, Pegawai Negeri Sipil sebanyak 123 jiwa, TNI/
hal ini didominasi oleh para pedagang pasar yang berjualan dipasar
satu daya tarik bagi pembeli barang bekasyang dapat juga menjadi
3) Tidak boleh diberi sabuk atau dalam bahasa Jawa “dikenditi” dalam
suci.
Gunung Tidar.
4. Kondisi Kelembagaan
a. Lembaga Pemerintah
b. Lembaga Masyarakat
Tidar.
5. Kondisi Infrastruktur
berikut:
secara visual belum ada drainase di sisi jalur tersebut yang berfungsi
66
mencegah pengikisan jalan karena run off air hujan yang mengalir disisi
jalan inspeksi.
Gambar 4.3
Infrastruktur Jalan Inspeksi Menuju Puncak Gunung Tidar
b. Drainase; drainase pada jalur inspeksi, pada sisi jalur tersebut kondisinya
drainase yang ada pada kawasan pendukung yaitu drainase Kali Manggis
tersier permanen yang menampung run off air hujan pada sisi lereng
objek studi tercukupi dari system perpipaan dari Perusahaan Air Minum
Magelang Nomor 47 Tahun 2014. UPT tersebut baru saja didirikan dan
Gambar 4.4
Struktur OrganisasiUPT Kawasan Gunung Tidar
Sekretaris
Kepala UPT
Subbag Umum Subbag Subbag
Kawasan Gunung Tidar dan Perencanaan, Keuangan
Kepegawaian Penelitian
tugas pokok Kepala UPT Kawasan Gunung Tidar adalah membantu Kepala
Tidar.
lingkup tugasnya.
ketertiban lingkungan.
69
bawahan.
masukan.
l. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas
pejabat yang berada pada posisi ini hanya berwenang pada wilayah
saat ini di UPT Kawasan Gunung Tidar masih dalam kontrak yang direkrut
dari masyarakat sekitar. Tugas tenaga kontrak tersebut saat ini dipekerjakan
pendapat ahli Conrady R., & Martin Buck (2011) berdasarkan trend dan isu
wisata spiritual:
merupakan satu kesatuan tempat atau keadaan alam yang dapat dinikmati
berada pada dalam kawasan ring 1, ring 2, dan ring 3 Gunung Tidar. Latar
lebat dan suasana kesejukan untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang
Maha Esa.
71
terkait sama sekali dengan agama atau unsur – unsur yang berkaitan
terdiri dari bukti objek fisik seperti Monumen Tugu dengan huruf jawa
‘Sa’ dan Tugu tiang pancang berbentuk seperti Paku. Jika dilihat latar
belakang figur, tokoh Semar merupakan figur dari mitos budaya Jawa,
Gambar 4.5
Area Berbasis Spiritual, Makam Kiai Semar dan Tugu Pancang
agama atau wajib pula mengikuti aturan – aturan yang ditetapkan oleh
berada di area ring 2 yaitu Makam Syekh Subakir dan Kiai Sepanjang.
telah disaluri sarana listrik yang. Area wisata religi yang juga berada di
puncak.
Gambar 4.6
Area Berbasis Religi
Makam Kiai Sepanjang (atas) dan Makam Syekh Subakir (bawah)
tokoh agama islam yang berasal dari Turki. Selaras dangan pengakuan
Tabel 4.1
Hasil Identifikasi Produk Kawasan Wisata Spiritual
Berdasarkan Pembagian Ruang Wisata Kawasan Gunung Tidar
Produk Ring 1 Ring 2 Ring 3 Ring 4
Core Product 1.Wisata 1. Wisata Wisata -
(Pemanfaatan Berbasis Spiritual Spiritual
Produk Utama Spiritual Religi Berbasis Alam
Potensial di 2.Wisata 2. Wisata
Kawasan Inti/ Berbasis Berbasis
Mikro) Alam Alam
facilitating 1. Tugu 1. Jalan inspeksi 1. Gapura 1. Jalan
product 2. Tempat 2. Fasilitas 2.Parkir Lingkunga
(Fasilitas Berteduh Makam Komunal Bus n
Penunjang 3. Jalan (Mushola, 3.Parkir Motor 2. Shalter
yang sudah inspeksi Toilet, 4.Kantor PKL
terbangun di Tempat Penjaga 3. Parkir
kawasan Tetirah) Komunal
mikro dan di Desa
mezzo) Magersari
augmented - 1. Wisata 1. Warung 1. Wisata
product Konservasi Makan/ Belanja
(Produk Minum 2. Wisata
Tambahan 2. Potensi (Visitor Pedesaan
potensial) Services 3. Wisata
Management/ Pendidikan
TIC)
Sumber: Data Primer diolah, 2015
74
utama (kawasan wisata spiritual) sehingga analisis data internal dan eksternal
yang relevan.
ritual yang dalam hal ini adalah wisatawan yang benar- benar pelaku
wisata spiritual.
ini masih memiliki potensi yang kuat bagi daya tarik wisatawan religi
Makam Syek Subakir dan area Makam Kiai Semar. Secara dominan
lokasi yang natural atau sejak dulu memang sebagai tempat kegiatan
berikut:
76
Tabel 4.2
Potensi Tempat (Places) Kawasan Gunung Tidar
Dilihat dari Kepuasan Wisatawan Terhadap Kualitas ProdukWisata
Spiritual
Jawaban Responden
Area Makam Syekh Area Makam Kiai
No Tempat
Subakir (N= 20) Semar(N= 20)
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Fenomena 0 0 2 18 0 0 7 13
Natural (0%) (0%) (10%) (90%) (0%) (0%) (35%) (65%)
2 Fenomena 0 0 3 17 0 0 4 16
tidak (0%) (0%) (15%) (85%) (0%) (0%) (20%) (80%)
direkayasa
3 Konsep 0 0 8 12 0 0 10 10
area (0%) (0%) (40%) (60%) (0%) (0%) (50%) (50%)
4 Relevansi 0 0 12 8 0 0 3 17
dengan (0%) (0%) (60%) (40%) (0%) (0%) (15%) (85%)
sejarah
Keterangan Kepuasan : 1 = Sangat Tidak Puas, 2 = Tidak Puas, 3 = Puas, 4 =
Sangat Puas
Sumber : Data Primer di olah, 2015
Tabel 4.3
Ketersediaan Daya Tarik (Attracction)Spiritual
Kawasan Gunung Tidar
berbasis alam dan wisata spiritual berbasis laku spiritual. Wisata spiritual
area makam Syekh Subakir dan wisatawan di area makam kiai Semar
Tabel 4.4
Potensi Motivasi (Motives)Wisatawan Berkunjung Ke Kawasan
Gunung Tidar Dilihat Berdasarkan Sikap
Jawaban Responden
Wisatawan Area Wisatawan Area Makam
No Motivasi Makam Syekh Subakir Kiai Semar
(N= 10) (N= 10)
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Dorongan 0 0 2 8 6 2 2 0
Agama (0%) (0%) (20%) (80%) (60%) (20%) (20%) (0%)
2 Dorongan 6 1 3 0 0 1 8 1
Budaya (60%) (10%) (30%) (0%) (0%) (10%) (80%) (10%)
3 Pencarian 7 0 2 1 0 0 2 8
Jatidiri (70%) (0%) (20%) (10%) (0%) (0%) (20%) (80%)
Keterangan : 1 = Sangat Tidak Kuat, 2 = Tidak Kuat, 3 = Kuat, 4 = Sangat Kuat
Sumber : Data Primer di olah, 2015
79
atau agama dan motivasi mencari jati diri sebanyak 80% dan 70 %. Hal ini
lantas mengarah pada latar belakang sejarah yang mana Syekh Subakir
merupakan tokoh agama islam yang berasal dari Turki. Pernyataan Bapak
Subakir dimotivasi oleh suatu system religi yang dalam hal ini merupakan
didorong kuat oleh motivasi budaya dan sangat kuat oleh motivasi
area Makam Syekh Subakir dimotivasi oleh agama dan pencarian jati diri.
Gunung Tidar hanya melalui informasi secara lisan oleh Juru Kunci yang
menyatakan bahwa:
minum yang disediakan warga masih belum menarik. Hal tersebut terlihat
makan kelihatannya sih kurang menarik saja, saya malah berharap ada
tempat yang nyaman untuk ngopi atau sambil melihat lalu lalang orang
Baik disadari maupun tidak atau baik secara formal maupun tidak
kedua pihak. Ketergantungan atau kerja sama ini terjadi bila ada
bahwa:
pekerjaan yang tegas, dukungan sumber daya, dan pengakuan luas dari
dalam analisis jabatan yang tertuang dalam Perwal Magelang Pasal 9 ayat
(Perwal Magelang Pasal 1 ayat 4). Tentunya dalam hal ini secara struktur
perwilayahan.
84
Tabel 4.5
Identifikasi Hipotesis Kelemahan dan Kekuatan
Elemen Temuan/
No Keterangan
Analisis Hipotesis
1 Tempat Kriteria tempat masih layak menjadi Kekuatan
(y1) tujuan wisata spiritual(x1)
2 Daya Tarik Mayoritas wisatawan merasa sangat Kekuatan
(y2) leluasa melakukan wisata spiritual
berbasis alam dan wisata spiritual
berbasis laku spiritual baik religi
maupun spiritual. (x2)
3 Motivasi Merupakan daya tarik wisata spiritual Kekuatan
(y3) bagi wisatawan yang memiliki segmen
motivasi agama, budaya, maupun
pencarian jati diri (x3)
4 Produk Belum tersedia sistem informasi Kelemahan
Tambahan pariwisata yang memadai (x4)
(y4) Daya tarik wisata kuliner sebagai Kelemahan
produk tambahan masih dinilai
kurang(x5)
5 Organisasi Kapasitas kebijakan peran UPT Kelemahan
Manajemen sebagai organisasi dalam lingkup
Destinasi pengelolaan pariwisata dalam scope
(y5) destinasi kawasan pariwisata Gunung
Tidar masih terbatas. (x6)
Belum terbentuk strukturorganisasi Kelemahan
manajemen destinasi Kawasan Wisata
Gunung Tidar (x7)
Sumber: Data Primer, 2015
responden yang terdiri dari sample yang di nilai sangat kuat mewakili
lingkungan ekologi bahkan juga ada pakar seni, terhadap Gunung Tidar
Tabel 4.6
Konfirmasi Temuan Kelemahan dan Kekuatan Internal
Temuan dan
No Variabel/ indicator Rating
Konfirmasi (Ho)
Tempat (Places)
1. X1 4 Temuan terbukti
Daya tarik (Attraction)
2. X2 3.9 Temuan terbukti
Motivasi (Motives)
3. X3 3.7 Temuan terbukti
Produk Tambahan (augmented product)
4. X4 2 Temuan terbukti
5. X5 2 Temuan terbukti
Organisasi Manajemen Destinasi (DMO)
6. X6 2 Temuan terbukti
7. X7 1.7 Temuan terbukti
Sumber: Lampiran Data Primer di olah (2015)
pembobotan pada tabel dan penilaian responden pada tabel. Skor analisis
Tabel 4.7
Matriks Internal Factor Summary (IFAS)
No Ratin Bobot x
Variabel dan indicator Bobot g Rating
1 Kriteria tempat masih layak menjadi 0.1552 4 0.6206
tujuan wisata spiritual (x1)
2 Mayoritas wisatawan merasa sangat 0.151 3.9 0.5888
leluasa melakukan wisata spiritual
berbasis alam dan wisata spiritual
berbasis laku spiritual baik religi
maupun spiritual. (x2)
3 Merupakan daya tarik wisata spiritual 0.1385 3.7 0.5124
bagi wisatawan yang memiliki
segmen motivasi agama, budaya,
maupun pencarian jati diri (x3)
4 Belum tersedia sistem informasi 0.1391 2 0.2782
pariwisata yang memadai (x4)
Berlanjut halaman 86.
86
Kelanjutan Tabel 4.7 Halaman 85. Matriks Internal Factor Summary (IFAS)
Magersari (Juru Kunci dan tokoh masyarakat), 3 orang unsur SKPD terkait
Kepala UPT Gunung Tidar, Ka Sub Bidang Pemuda, Olah Raga, Budaya
objek, ide, situasi, atau nilai (Sobur dalam Sumarni, 2012:141). Penentuan
Tabel 4.8
Hasil Penilaian Terhadap PengaruhLingkungan Eksternal
No Variabel dan indicator Rating Temuan
Ekonomi
1. Dukungan Komisi V DPR RI akandana 3,0 Peluang
pengembangan pariwisata Kawasan Gunung Tidar.
2. Tingkat belanja/ wisatawan spiritual tinggi 3,2 Peluang
Ketersediaan lahan/ sarana sekitar kawasan Gunung
3. Tidar yang dibangun/ disediakan oleh pemerintah 2,8 Peluang
untuk masyarakat dalam berusaha.
Ekologi
4. Belum adanya perhatian dan batas jumlah 1,9 Ancaman
wisatawan di Kawasan namun di anggap belum jadi
masalah yang berarti oleh pihak terkait
5. Adanya perhatian pemerintah upaya penyuluhan 2,7 Peluang
dan mengatur pembuangan sampah.
6. Rendahnya kesadaran warga masyarakat 2,3 Ancaman
akanpenggunaan produk ramah lingkungan
Berlanjut halaman 88.
88
kekuatan berada pada rentang 2,51 sampai 4,00 dan faktor kelemahan
berada pada rentang 1,00 sampai 2,50. Analisis terhadap faktor eksternal
Gambar 4.7
Fasilitas Shalter Pedagang Kaki Lima (PKL)
pintu masuk.
Gambar 4.8
Fasilitas Kebersihandi Area Parkir Komunal Bus
Gambar 4.9
Kondisi Visual Suasana Lingkungan Kampung
Tejosari, Desa Magersari
telah terjalin dengan baik dengan nilai rating sebesar 2,6. Didukung
Sutijah:
Hal ini dinilai sebagai dasar dari pengembangan produk dari sisi Sumber
atau ada upaya binaan dari sisi sosial sehingga ada kemitraan dalam
(Sumarmi, 2012:160).
control sosial masih menjadi ancaman dengan nilai rating 2,3 karena
suatu kompleks dari ide – ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, (2)
kompleks dari ide, ada opini publik yang mengatakan bahwa Gunung
sejarah Gunung Tidar saat ini kurang (Data primer penulis, 2015).
yang terdiri dari tiga indikator dalam penelitian ini penting, sehingga
hasil nilai rata – rata 3,7 yang berarti juga penting peran pemerintah
Tidar dan hasil nilai rata – rata 2,9 yang berarti pentingnya upaya
budaya mendapat rating 2,1; indikator kedua 2,1 dan indikator ketiga
rating 1,8. Dengan nilai rating pada titik terendah berada pada
oleh Kepala Dinas, dan 2 responden dari pakar budaya Kota Magelang
95
sejarah Gunung Tidar belum dapat dijadikan hal yang penting. Hal ini
Gunung Tidar dari sisi kesahihan sejarah saat ini dapat juga
pembobotan pada tabel dan penilaian responden pada tabel. Skor analisis
Tabel 4.9
Matriks Eksternal Factors Summary (EFAS)
Bobot x
No Variabel dan indicator Bobot Rating
Rating
Ekonomi
1. Dukungan Komisi V DPR RI akan dana 0.082 3 0.2489
pengembangan pariwisata Kawasan Gunung
Tidar.
2. Tingkat belanja/ wisatawan spiritual tinggi 0.074 3.2 0.2386
3. Dukungan pengadaan fasilitas sekitar 0.081 2.8 0.2272
kawasan Gunung Tidar yang dibangun oleh
pemerintah untuk masyarakat dalam
berusaha.
Ekologi
4. Belum adanya perhatian dan batas jumlah 0.048 1.9 0.0927
wisatawan di Kawasan namun di anggap
belum jadi masalah yang berarti oleh pihak
terkait
5. Adanya perhatian pemerintah upaya 0.083 2.7 0.2247
penyuluhan dan mengatur pembuangan
sampah.
6. Rendahnya kesadaran warga masyarakat 0.071 2.3 0.1646
akan penggunaan produk ramah lingkungan
7. Partisipasi masyarakat dalam aksi 0.081 2.9 0.2353
konservasi lingkungan sekitar tinggi.
Sosial
8. Jumlah stakeholders dalam kolaborasi 0.074 2.6 0.1941
pengelolaan pariwisata spiritual banyak
9. Upaya pendidikan pengelolaan jasa 0.081 2.6 0.2112
pariwisata
10. Kurangnya kekuatan organisasi komunitas 0.070 2.3 0.1621
dalam kontrol social
11. Pembagian yang adil peran laki – laki dan 0.047 2.4 0.1131
perempuan, dan generasi muda sekitar
kawasan
Budaya
12. Adanya isu kecenderungan dominasi satu 0.064 2.1 0.1360
ragam budaya dalam karakter ‘Tidar’
13. Adanya isu kecenderungan subjektifitas 0.077 2.1 0.1637
warna corak dan karakter Kawasan Gunung
Tidar.
14. Isu sebagian kalangan yang menginginkan 0.060 1.8 0.1083
pelurusan sejarah
Total 1,000 2.5210
Sumber: Lampiran data primer diolah penulis, 2015
97
matriks EFAS. Dari penggabungan hasil kedua matriks (IFAS dan EFAS)
peroleh masing - masing total skor faktor internal dan eksternal kawasan
berupa diagram sembilan sel. Adapun hasil ploting yang dimaksud sebagai
Tabel4.10
Matriks Internal – Eksternal
pada sel V yakni strategi pertahankan dan pelihara. Strategi yang dapat
produk pada dasarnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan
dan ketentuan yang ada di dalam peraturan Rencana Tata Ruang dan
terbatas pada objek tanguible saja namun juga intanguible atau produk jasa,
Produk mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan
(Kotler, 2001 dalam Ridwan 2012: 48). Core produk kajian ini adalah
2. Strategi Program
kawasan mezzo adalah wilayah buffer 100 m dari Gunung Tidar yang
dibatasi lebih lanjut dengan batas fisik jalan (Sumber: Bappeda Kota
Magelang, 2015)
berikut:
3) Program Peningkatan nilai situs cagar budaya fisik dan non fisik
Management Organization)
adalah:
mendeskripsikan strategi khusus atau hal yang bersifat teknis yang akan
Tabel 4.11
Analisis SWOT Pengembangan Produk Kawasan Wisata Gunung Tidar
3. Strategi Khusus
peluang (O) yang telah diketahui maka melalui matrik SWOT akan
1) Penataan pedagang
hijau yang berada di luar zona mikro kawasan Gunung Tidar untuk
(TIC), dan yang penting juga pengadaan papan profil cerita sejarah
tambahan (WO)
minuman
objektif.
Kawasan Gunung Tidar, Hal ini telah sesuai dengan teori Stör
fungsinya.
SDM (WT)
BAB V
A. Kesimpulan
klasifikasi daya tarik yang menjadi tujuan wisata spiritual. Adapun daya
berikut:
dan Ring 3.
108
109
spiritual berbasis alam dan wisata spiritual berbasis laku spiritual baik
komunitas dalam kontrol sosial, pembagian yang adil akan peran laki –
laki dan perempuan, maupun generasi muda sekitar kawasan, adanya isu
3. Berdasarkan posisi Kawasan Wisata Gunung Tidar saat ini berada pada sel
Grand Strategy yang sesuai pada posisi kuadran ini adalah strategi
berikut:
area ring 1, ring 2 Gunung Tidar, penataan usaha makan dan minum di
budaya fisik dan non fisik mezzo dan mikro pariwisata spiritual
B. Rekomendasi
manfaat, baik bagi pihak pengelola UPT Kawasan Gunung Tidar maupun
zona mikro dan mezzo kawasan Gunung Tidar, beberapa saran yang
kawasan zona mikro dan mezzo kawasan Gunung Tidar sebagai destinasi
Gunung Tidar sejak dahulu identik dengan cerita mitos masyarakat Jawa.
/ jalur pendakian yang sudah terbangun perlu dibuat juga saluran drainase
untuk meminimalisir kerusakan akibat run off air hujan yang mengalir di
bangunan.
113
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet:
ASEAN. 2015. (http://economy.okezone.com/read/2014/03/24/23/959646/mea-
2015-dan-daya-saing-kita/large) diakses 30 Januari 2015.
Duda, Tomasz. 2014. "Sacral landscape and its influence on the tourism space
development in the region (based on the example of Western Pomerania
region NW Poland)," International Journal of Religious Tourism and
Pilgrimage (Online): Vol. 2: Iss. 2, Article 4, Page 36
(http://arrow.dit.ie/ijrtp/vol2/iss2/4) diakses 19 Februari 2015.
Jawa Tengah. 2015. (http://www.promojateng-pemprovjateng.com/detail
news.php.id=14973) diakses 23 Februari 2015.
Magelang. 2015 (http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/kelola-gunung-tidar-
perlu-libatkan-warga/) diakses 30 Januari 2015.
Magelang. 2015 (suaramerdeka.com http://berita.suaramerdeka.com/pemkot-
magelang-bakal-dibangun monumenpaku-tidar/) diakses 30 Januari 2015.
Neto. 2003. “A New Approach to Sustainable Tourism Development: Moving
Beyond Environment Protection”. UN-DESA Discussion Paper No 29.
(http://www.un.org.esa/papers.htm) diakses 31 Januari 2015.
Nurhidayati, Sri. E. 2007. Community Based Tourism (CBT) sebagai pendekatan
Pembangunan Priwisata Berkelanjutan. Masyarakat, Kebudayaan dan
Politik. Jurnal Unair, (Online), Vol. 8. No.3, Hal 198
(http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Lepasan%20Naskah%203%20%28191-
202%29.pdf) di akses 04 Februari 2015.
Sutama, I Ketut, 2013. Pariwisata Spiritual di Bali dari Perspektif Stakeholders
Pariwisata. Jurnal Perhotelan dan Pariwisata, (Online), Vol.3, No. 2,Hal. 2
(http://jurnal.triatmajaya.ac.id/index.php/JPnPIV/issue/view/8), di akses 03
Februari 2015.
World Economic Forum (WEF). 2013. (http://www.weforum.org/issues/travel-
and-tourism-competitiveness) diakses 30 Januari 2015.
117
LAMPIRAN
118
Foto Copy Surat Balasan Rekomendasi Penelitian ditujukan ke u.p. Kepala Badan
Kesbangpol dan Linmas Kota Magelang
121
Foto Copy Rekomendasi Penelitian Dari Badan Penanaman Modal Daerah Prov.
Jawa Tengah
122
Foto Copy Surat Rekomendasi Survei dari Badan Kesbangpol dan Linmas
Pemerintah Kota Magelang
123
Wisata Spiritual Berbasis Konsul di Sekitar Sangat tidak Tidak Dapat Sangat
Kawasan Gunung Tidar dapat dapat dapat
c Peziarah melakukan konsultasi dengan Kiai
d Peziarah melakukan konsultasi dengan ahli
spiritual
Alasan (Sebutkan bila ada) .....................................................................................................
..................................................................................................................................................
KUESIONER
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK KAWASAN WISATA
SPIRITUAL
(Studi Kasus Terhadap Kawasan Wisata Gunung Tidar, Kecamatan Magelang
Selatan, Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah)
(Rendi Redona)
NIM. 511100081
Catatan: Silahkan jawab sesuai dengan sikap maupun persepsi Bapak/ Ibu/ Sdr/i
Kotak nomor 4 PALING KIRI merupakan jawaban bila anda berharap
atau memiliki ekspektasi SANGAT PENTING terhadap upaya maupun
kebijakan sehingga sesuai dengan diri anda/ sebaliknya.
Kotak nomor 4 sebelah kanan merupakan jawaban bila anda memberikan
penilaian SANGAT BAIK terhadap indikator yang terjadi saat ini.
131
4 3 2 1 4 3 2 1
A Ekonomi
1. Adanya dana untuk pengembangan masyarakat
pariwisata Kawasan Gunung Tidar
2. Kualitas tingkat konsumsi atau belanja para peziarah
3. Adanya produk sarana/ lahan sekitar Kawasan Gunung
Tidar yang dibangun/ disediakan oleh pemerintah untuk
masyarakat dalamberusaha
B Ekologi
4. Penetapan batas jumlah wisatawan di Kawasan
5. Penyuluhan dan mengatur pembuangan sampah
6. Penyuluhan prioritas pentingnya penggunaan produk
ramah lingkungan
7. Peran masyarakat dalam aksi konservasi lingkungan
sekitar
C. Sosial
8. Jumlah stakeholder (pemangku kepentingan) dalam
kolaborasi pelibatan pengelolaan pariwisata spiritual
9. Upaya pendidikan pengelolaan jasa pariwisata
10 Kekuatan organisasi komunitas dalam kontrol sosial
.
11 Pembagian peran yang adil laki laki dan perempuan dan
. generasi muda
D. Budaya
12 Kecenderungan dominasi satu ragam budaya dalam
. karakter ‘Tidar’ saat ini.
132
Catatan: Silahkan jawab sesuai dengan sikap maupun persepsi Bapak/ Ibu/ Sdr/i
Kotak nomor 4 PALING KIRI merupakan jawaban bila anda berharap
atau memiliki ekspektasi SANGAT PENTING terhadap upaya maupun
kebijakan sehingga sesuai dengan diri anda/ sebaliknya.
Kotak nomor 4 sebelah kanan merupakan jawaban bila anda memberikan
penilaian SANGAT BAIK terhadap indikator yang terjadi saat ini.
133
134
135
136
3. Sejauh mana masyarakat ikut ambil bagian dalam musyawarah untuk menusun atau
merencanakan pengembangan pariwisata?
4. Sejauh mana masyarakat ikut serta atau ambil bagian dalam kegiatan pelaksanaan adanya
pariwisata?
5. Bagaimana kelayakan tempat dari sudut bangunan sesuai karakter, konsep, keaslian situs
maupun relevansinya dengan sejarah/ legenda sehingga menjadi dastisasi pariwisata spiritual?
7. Bagaimana pendapat anda tentang daya tarik wisata spiritual apa saja yang ada di Gunung
Tidar?
WAWANCARA TERHADAP PRAKTISI SPIRITUAL
Bagaimana persepsi Bapak tentang wisata spiritual berbasis konsul
Kiai tidak objektif melihat sejarah dan tidak mendalam ilmu spiritualnya
8. Bagaimana dengan ketersediaan daya tarik yang menyediakan bagi segmen wisatawan
motivasi budaya, agama, maupun spiritual?
WAWANCARA TERHADAP INFORMAN UPT KAWASAN GUNUNG TIDAR
“Saat ini kelengkapan untuk menunjang pariwisata di Gunung Tidar, keberadaan UPT belum
ke arah sana. Tetapi untuk pengelolaan menjaga konservasi dan pelestarian itu memang
sudah tugas kami yang sudah tercantum dalam Perwal. Peran UPT dalam manajemen
pengunjung memang kita sadari masih harus banyak belajar dan bekerjasama dengan
Disporabudpar.” (Wawancara Tanggal 27 Maret 2015)
9. Bagaimana ekspektasi bapak untuk kawasan wisata Gunung Tidar? Produk tambahan apa saja
yang relevan menurut Bapak?
WAWANCARA TERHADAP INFORMAN WISATAWAN
139
“Papan Informasi mengenai sejarah seharusnya juga dibangun karena saya lihat di
Kawasan ini lagi banyak dibangun sarana prasarana. Alangkah bagus jika juga dibuat
papan profil mengenai cerita sejarah di Gunung Tidar supaya anak cucu kita bisa
belajar dengan mudah” (Wawancara Tanggal 27 Maret 2015)
11. Bagaimana kapasitas UPT Kawasan Gunung Tidar dalam manajemen destinasi pariwisata?
WAWANCARA TERHADAP INFORMAN UPT KAWASAN GUNUNG TIDAR
“Tugas UPT dalam kaitanya dengan manajemen pariwisata tidak dijelaskan secara
detail dalam Perwal No. 47 Tahun 2015. Dalam pengelolaan pariwisata secara terpadu
saat ini kita bekerja sama dengan dinas – dinas terkait. Misalanya untuk menangani
tentang promosi kita bekerjasama dengan Disporabudpar karena wewenang dalam
promosi mereka yang lebih andil berperan. Sedangkan saat ini juga yang menarik karcis
wisata kita memberikan hak kepada masyarakat desa” (Hasil wawancara tanggal 31
Maret 2015)
12. Bagaimana struktur organisasi yang telah terbentuk?
(Data primer, Dispeterikan, 2015)
WAWANCARA TERHADAP INFORMAN UPT KAWASAN GUNUNG TIDAR
“Saat ini kalau struktur organisasi gabungan tidak ada, kita hanya bermitra.”
Gunung Tidar, Tampak dari ARTOS Jalur Hijau dan Gunung Tidar di Jalan Ikhlas
Sumber: Dok. Penulis, 2015 Sumber: Dok. Penulis, 2015
Tembok batas Kawasan Gunung Tidar Pintu Masuk Kawasan mikro Gunung
(kawasan mikro)dengan zona mezzo, Tidar,di Kampung Tejosari
posisi perbatasan yang merupakan Ring3 Sumber: Dok. Penulis, 2015
Sumber: Dok Penulis, 2015
141
Drs. Hartoko, Kegiatan Pengisian Kuisioner Penilaian dan Pembobotan Faktor Internal
dan Eksternal Kawasan Pariwisata Spiritual Gunung Tidar
Sumber: Dok. Rey Widyaraja, 2015
142
Data Pribadi
Nama : Rendi Redona
Jenis Kelamin /Gol. darah : Laki- laki / B
Alamat : Dusun Trojayan RT 02 RW 03,
Kelurahan Paremono, Kecamatan,
Mungkid, Kab. Magelang,
Prov. Jawa Tengah.
Kode Pos : 56552
Tempat dan Tanggal lahir : 05 Januari 1987
Kewarganegaraan : Indonesia
Nomor Telephone : 085729450888
E-mail : rendy_dona@yahoo.co.id
Pendidikan
Periode Sekolah/ Institusi / Major
Perusahaan
1994 - 2000 SD N Paremono IV -
2000 - 2003 SMP Negeri 1 Mungkid -
2003 - 2006 SMA Negeri 1 Muntilan Ilmu Pengetahuan Sosial
20 September Pusat Pelatihan Bahasa Bahasa Jepang dan Teknik
2007 s/d 15 Jepang dan Pelatihan Etos Pengecetan Bangunan
Oktober 2007 Kerja Yatsuka IMM, Japan
15 Desember Sekolah Kursus LPK Kursus Operator Komputer
2010 s/d 15 Harapan Bangsa Program Ms Word & Ms Excel
Januari 2011
2011 - 2015 Sekolah Tinggi Pariwisata Program Sudi (S-1) Pariwisata
AMPTA Yogyakarta Jurusan Hospitality
Pengalaman Kerja dan Berorganisasi
2003 s/d 2006 : Anggota Kelompok Pecinta Alam SMA Negeri 1
Muntilan.
2007 s/d 2010 : Operator Produksi Material Bangunan,
Spesifikasi Pekerjaan Pengecetan Bangunan dan
Forklift Truck Operator,di Takinokakouzai, Ltd.
Japan.
2011 (2 bulan) : Casual F&B Service ,di LPP Garden Hotel, Yk.
2012 s/d 2015 : Anggota Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam,
KAPALA “AMPTA” Yogyakarta.
2012 s/d 2013 : Sekretaris Himpunan Mahasiswa Hospitality,
Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta.
2012 s/d ~ : Forum Budaya “Kadang Kadeyan
Sabdalangit”, Jln. Panembahan Kec. Keraton,
Yogyakarta.
2014 (2 bulan) : Praktek Kerja Lapangan di Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Magelang
PEMBAHASAN PERHITUNGAN INTERNAL ANALYSIS SUMARRY
Langkah 1 Langkah 2
JAWABAN RESPONDEN JAWABAN RESPONDEN
TERHADAP EKSPEKTASI PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP PENILAIAN KONDISI PRODUK
VARIABEL 1 2 3 4 5 6 7 JUMLAH VARIABEL 1 2 3 4 5 6 7
R 1 4 4 3 3 3 3 4 24 R 1 4 4 3 2 1 2 2
E 2 4 4 3 3 3 3 4 24 E 2 4 4 4 2 1 2 2
S 3 4 4 4 4 4 4 4 28 S 3 4 4 4 2 2 2 2
P 4 4 4 4 4 3 4 4 27 P 4 4 4 4 2 1 2 2
O 5 4 4 4 4 4 4 4 28 O 5 4 4 4 1 2 1 1
N 6 4 4 4 4 4 4 4 28 N 6 4 4 4 1 2 1 1
D 7 4 4 3 4 4 4 1 24 D 7 4 4 3 4 4 4 1
E 8 4 3 3 4 3 4 3 24 E 8 4 3 3 4 3 3 3
N 9 4 4 4 3 4 4 4 27 N 9 4 4 4 1 3 1 1
10 4 4 4 3 4 3 3 25 10 4 4 4 1 1 2 2
Jumlah 40 39 36 36 36 37 35 Jumlah 40 39 37 20 20 20 17
Rata - rata = 4 3.9 3.6 3.6 3.6 3.7 3.5 Rata - rata 4 3.9 3.7 2 2 2 1.7
Langkah 3
KONFIRMASI PROPORSI BOBOT PENGEMBANGAN PRODUK Langkah 4
VARIABEL INTERNAL HASIL INTERNAL ANALYSIS SUMARRY (IFAS)
1 0.167 0.167 0.125 0.125 0.125 0.125 0.1667 1 No Variabel Bobot Proporsi Rating
2 0.167 0.167 0.125 0.125 0.125 0.125 0.1667 1 1 1 0.1552 4 0.6206
3 0.143 0.143 0.143 0.143 0.143 0.143 0.1429 1 2 2 0.151 3.9 0.5888
4 0.148 0.148 0.148 0.148 0.111 0.148 0.1481 1 3 3 0.1385 3.7 0.5124
5 0.143 0.143 0.143 0.143 0.143 0.143 0.1429 1 4 4 0.1391 2 0.2782
6 0.143 0.143 0.143 0.143 0.143 0.143 0.1429 1 5 5 0.1389 2 0.2779
7 0.167 0.167 0.125 0.167 0.167 0.167 0.0417 1 6 6 0.1428 2 0.2856
8 0.167 0.125 0.125 0.167 0.125 0.167 0.125 1 7 7 0.1345 1.7 0.2286
9 0.148 0.148 0.148 0.111 0.148 0.148 0.1481 1 1 2.7923
10 0.16 0.16 0.16 0.12 0.16 0.12 0.12 1
1.552 1.51 1.385 1.391 1.389 1.428 1.3449 10
Proporsi
Bobot 0.155 0.151 0.138 0.139 0.139 0.143 0.1345 1
Responden 1 ( Jontek Permana), 2 (Drs. Hartoko), 3(Ibu Sutijah/Juru Kunci), 4(Bpk Sus Anggoro/Budayawan), 5 (Ibu Sri Subekti/Pariwisata), 6 (Tatak Bia),7 (Bpk Susilo
Handoyo), 8 (Iwan TS), 9 (Sabdalangit), 10 (Bpk Widodo)
PEMBAHASAN PERHITUNGAN EKSTERNALL ANALYSIS SUMARRY
Langkah 1
KONFIRMASI JAWABAN RESPONDEN PIHAK TERKAIT TENTANG TINGKAT KEPENTINGAN PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL
Ekonomi Ekologi Sosial Budaya
VARIABEL Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
R 1 4 3 3 1 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 48
E 2 4 3 4 1 4 2 3 4 4 3 3 3 4 1 43
S 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 49
P 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 1 1 4 1 44
O 5 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 50
N 6 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 50
D 7 3 4 4 3 4 2 4 3 4 3 2 2 1 1 40
E 8 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 45
N 9 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 52
10 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 2 50
Jumlah 39 35 38 23 39 34 38 35 38 33 22 31 37 29 471
Rata - rata = 3.9 3.5 3.8 2.3 3.9 3.4 3.8 3.5 3.8 3.3 2.2 3.1 3.7 2.9
Langkah 2
JAWABAN RESPONDEN TERHADAP PENILAIAN KONDISI LINGKUNGAN
VARIABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
R 1 4 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1
E 2 4 3 4 1 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3
S 3 4 4 4 2 4 4 4 2 3 2 3 4 4 4
P 4 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1
O 5 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2
N 6 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 1 1 1
D 7 3 4 4 3 4 2 4 4 4 3 2 3 1 1
E 8 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3
N 9 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 1
10 4 4 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1
Jumlah 30 32 28 19 27 23 29 26 26 23 24 21 21 18
Rata - rata 3 3.2 2.8 1.9 2.7 2.3 2.9 2.6 2.6 2.3 2.4 2.1 2.1 1.8
Responden 1 (Jontek Permana),2 (Drs. Hartoko), 3(Ibu Sutijah/Juru Kunci), 4(Bpk Sus Anggoro/Budayawan),
5 (Ibu Sri Subekti/Pariwisata), 6 (Tatak Bia),7 (Bpk Susilo Handoyo), 8 (Iwan TS), 9 (Sabdalangit), 10 (Bpk Widodo)
Langkah 3
KONFIRMASI PROPORSI BOBOT PENGARUH LINGKUNGAN
VARIABEL EKSTERNAL
1 0.083 0.063 0.063 0.021 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.063 0.063 0.063 0.083 0.083 0.479
R 2 0.093 0.070 0.093 0.023 0.093 0.047 0.070 0.093 0.093 0.070 0.070 0.070 0.093 0.023 0.488
E 3 0.082 0.082 0.082 0.041 0.082 0.082 0.082 0.041 0.082 0.041 0.061 0.082 0.082 0.082 0.531
S 4 0.091 0.068 0.091 0.045 0.091 0.091 0.091 0.091 0.091 0.091 0.023 0.023 0.091 0.023 0.568
P 5 0.080 0.060 0.080 0.040 0.080 0.080 0.080 0.080 0.080 0.080 0.020 0.080 0.080 0.080 0.500
O 6 0.080 0.080 0.080 0.080 0.080 0.080 0.080 0.060 0.060 0.040 0.040 0.080 0.080 0.080 0.560
N 7 0.075 0.100 0.100 0.075 0.100 0.050 0.100 0.075 0.100 0.075 0.050 0.050 0.025 0.025 0.600
D 8 0.089 0.067 0.067 0.044 0.067 0.067 0.089 0.067 0.067 0.089 0.067 0.044 0.089 0.089 0.489
E 9 0.077 0.077 0.077 0.038 0.077 0.077 0.077 0.077 0.077 0.077 0.038 0.077 0.077 0.077 0.500
N 10 0.080 0.080 0.080 0.080 0.080 0.060 0.060 0.080 0.080 0.080 0.040 0.080 0.080 0.040 0.520
Jumlah 0.830 0.746 0.812 0.488 0.832 0.716 0.811 0.747 0.812 0.705 0.471 0.648 0.780 0.602 10.000
Proporsi
Bobot 0.083 0.075 0.081 0.049 0.083 0.072 0.081 0.075 0.081 0.070 0.047 0.065 0.078 0.060 1.000
Responden 1 (Jontek Permana),2 (Drs. Hartoko), 3(Ibu Sutijah/Juru Kunci), 4(Bpk Sus Anggoro/Budayawan),
5 (Ibu Sri Subekti/Pariwisata), 6 (Tatak Bia),7 (Bpk Susilo Handoyo), 8 (Iwan TS), 9 (Sabdalangit), 10 (Bpk Widodo)
Langkah 4
HASIL EKSTERNAL ANALYSIS SUMARRY (EFAS)
No Variabel Bobot Proporsi Rating Bobot x Rating
1 1 0.0829 3 0.2489
2 2 0.0745 3.2 0.2386
3 3 0.0811 2.8 0.2272
4 4 0.0488 1.9 0.0927
5 5 0.0832 2.7 0.2247
6 6 0.0715 2.3 0.1646
7 7 0.0811 2.9 0.2353
8 8 0.0746 2.6 0.1941
9 9 0.0812 2.6 0.2112
10 10 0.0704 2.3 0.1621
11 11 0.0471 2.4 0.1131
12 12 0.0647 2.1 0.1360
13 13 0.0779 2.1 0.1637
14 14 0.0601 1.8 0.1083
1 2.5210