Anda di halaman 1dari 60

MODUL PANDUAN FASILITASI

Penyusunan Masterplan Kawasan Prioritas RP2KPKPK


PENGANTAR

“Bapak Presiden sangat berharap Pembangunan Kawasan Kumuh harus


bisa merubah wajah kampung tersebut”

Masterplan adalah dokumen perencanaan yang memberikan panduan


mengenai perwujudan fisik kawasan sesuai dengan pertumbuhan
kawasan dan kebutuhan masyarakat

Untuk menghasilkan masterplan yang komprehensif maka panduan ini


“Penanganan disusun untuk memberikan panduan dalam berlatih memfasilitasi
Kumuh Harus penyusunan masterplan Kawasan prioritas yang ada di dokumen
RP2KPKP/K yang dilakukan oleh Koordinator Kota atau ataupun
Komprehensif pelaku lainnya dengan berbagai latar disiplin ilmu
dan Tuntas”
Pelaksanaan penyusunan Masterplan harus melibatkan pelaku dari
unsur pokja PKP, Forum PKP, Kelompok Disabilitas, Kelompok peduli
disabilitas, FKA BKM atau BKM, Kelompok perempuan, dan lain
sebagainya
Maksud dan Tujuan

Maksud

Modul ini disusun dengan maksud memberikan panduan


kepada Tim Pendamping dalam melakukan fasilitasi Pokja
PKP dan Pemda dalam penyusunan masterplan Kawasan
prioritas

Tujuan

1 2

Peserta memahami konsep, prinsip Peserta terampil memfasilitasi dan advokasi Pemda dalam penyusunan
dan tatacara penyusunan master masterplan penanganan kumuh yang berorientasi pada Gender
plan kawasan prioritas sesuai Equality, Disability and Social Inclusion (GEDSI), kebencanaan dan
RP2KPKPK livelihood yang dapat dikolaborasikan dengan berbagai pihak
Peta Untuk Kertas Kerja
Siapkan peta skala Kawasan prioritas sebagai kertas kerja proses selanjutnya
(Ukuran A0). Lengkapi informasi delineasi permukiman kumuh, delineasi
Kawasan perencanaan, informasi fitur fisik, dan lain sebagainya.

Data Kawasan

Tahap
Buatlah daftar data-data yang terkait dengan skala Kawasan, misalnya : Data
profil kumuh Kawasan, data/sejarah pergerakan permukiman, data
demografis, data kelompok rentan/ disabilitas, data lahan, data atau profil

Persiapan resiko bencana (jika ada), data kebijakan pemerintah daerah, dan
sebagainya.

Dokumen
Siapkan dokumen-dokumen yang akan membantu dan mendukung data dan
Analisa skala Kawasan, misalnya : RTRW, RDTR, RPLP, RP2KPKP/K, Kajian
Resiko Bencana, Hasil Studi, dan sebagainya.

Peralatan
Siapkan peralatan yang akan menunjang proses, misalkan Spidol besar dan
kecil, Post it besar dan kecil, Plastik, Selotif kertas dan plastic, dan lainnya.
Tahap
Kegiatan
Langkah 1. Melengkapi informasi pada peta kawasan
Mendapatkan gambaran situasi dan informasi dasar di Kawasan prioritas,
yang dituangkan ke dalam gambar kerja/peta kerja.

Langkah 2. Mengenali Kawasan Prioritas

Tahap
Mendapatkan gambaran yang komprehensif data, fakta dan Analisa di
Kawasan prioritas, terkait dengan 1) sejarah/morfologi Kawasan, 2)
Positioning Kawasan, 3) data-data Kawasan dan 4) isu strategis Kawasan.

Pelaksanaan Langkah 3. Menyusun Konsep Kawasan


Memberikan gagasan penanganan permukiman kumuh Kawasan sebagai
acuan atau fokus utama sesuai dengan tema yang diangkat di Kawasan
prioritas, yang dihasilkan dari proses Analisa untuk memberikan masukkan
perencanaan mendatang dan berkelanjutan.
Langkah 1.
Melengkapi informasi pada peta kawasan
No Langkah Proses Fasilitasi Output
Mendapatkan gambaran situasi dan informasi dasar
di Kawasan prioritas, yang dituangkan ke dalam Siapkan peta Kawasan prioritas di atas meja,
gambar kerja/peta kerja. 01
kemudian diberi lapisan plastik sebagai media kerja

Tandai batas perencanaan dan batas delineasi kumuh,


batas antar kelurahan pada peta/media kerja. Peta yang sudah di beri batas
02
Usahakan dengan menggunakan spidol yang berbeda wilayah dan delineasi
warna

Lengkapi informasi Peta dengan menuliskan di post-


it antara lain : nama kelurahan, luas kumuh. Peta yang sudah terindentifikasi
03 nama desa dan luasan kawasannya
Kemudian tempelkan diatas peta/media kerja sesuai
lokasinya
N
Langkah 1.
Melengkapi informasi pada peta kawasan

Mendapatkan gambaran situasi dan informasi dasar


di Kawasan prioritas, yang dituangkan ke dalam Desa Wonokerto
Kulon
gambar kerja/peta kerja. 13 RT Kumuh
10,37 Ha

Desa Api-Api
5 RT Kumuh
9,99 Ha
Desa Wonokerto
Wetan
3 RT Kumuh
5,53 Ha

Keterangan:
Deliniasi Kawasan Wonokerto
Batas Adm Desa
Deliniasi Permukiman Kumuh
Desa Bebel
7 RT Kumuh
12,51 Ha
LITERATUR
Langkah 2. ▪ Manfaat memahami morfologi permukiman sebagai bahan informasi acuan
Mengenali Kawasan Prioritas serta pertimbangan bagi pemerintah dalam merencanankan dan mengembangkan
kawasan
▪ Morfologi sendiri berasal dari kata morf yang berarti bentuk, sehingga morfologi juga
Langkah 2.1 diartikan sebagai bentuk kenampakan fisik kawasan (James & Bound, 2009).
Sejarah Kawasan/Morfologi Permukiman Kawasan ▪ Seiring berkembangnya waktu memunculkan perubahan sosial, perubahan tersebut
terwujud dalam bentuk fisik kawasan. Produk perubahan sosial dalam fisik Kawasan dikenal
Untuk mengetahui pertumbuhan permukiman dan proses
perubahan hunian, serta sejarah sebagai pembentuk
dengan morfologi.
permukiman di Kawasan prioritas dari masa ke masa. ▪ Morfologi merupakan kenampakan fisik kawasan yang ditinjau dari stuktur yang
(Sumber data : Literatur atau kajian, hasil diskusi atau cerita membentuk bentuk kenampakan tertentu. Kenampakan fisik morfologi bukan hanya
penduduk, search google, dan lain sebagainya) bentuk melainkan adanya hubungan antar Kawasan (Dahal, Benner, & Lindquist, 2017).
▪ Bentuk morfologi permukiman antara lain : konsentris, memanjang, gurita, tidak berpola,
linier bermanik, satelit, terbelah.

Yunus, H S, (2001). Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Tidak berpola
STUDI MORFOLOGI KAWASAN KOTAGEDE DI KOTA YOGYAKARTA
Langkah 2. “Perkembangan Pola Kawasan Kotagede”
Mengenali Kawasan Prioritas

Langkah 2.1
Sejarah Kawasan/Morfologi Permukiman Kawasan
Untuk mengetahui pertumbuhan permukiman dan proses
perubahan hunian, serta sejarah sebagai pembentuk
permukiman di Kawasan prioritas dari masa ke masa.
(Sumber data : Literatur atau kajian, hasil diskusi atau cerita
penduduk, search google, dan lain sebagainya)
Langkah 2.
Mengenali Kawasan Prioritas
No Langkah Proses Fasilitasi Output
Langkah 2.1
Sejarah Kawasan/Morfologi Permukiman Kawasan
Morfologi /sejarah permukiman .
Untuk mengetahui pertumbuhan permukiman dan proses ▪ Arsir di peta, permukiman yang pertama kali ada
perubahan hunian, serta sejarah sebagai pembentuk di Kawasan tersebut. Dan gali informasi sejarah
permukiman di Kawasan prioritas dari masa ke masa.
pertama terbentuknya permukiman (khusus
(Sumber data : Literatur atau kajian, hasil diskusi atau cerita
penduduk, search google, dan lain sebagainya) sejarah jika ada atau memungkinkan)
▪ Arsir di peta, pertumbuhan atau perkembangan
permukiman dari masa ke masa. Peta dan deskripsi morfologi
▪ Tandai di peta, arah atau bentuk morfologi permukiman, Bentuk morfologi
01 permukiman, pendukung dan
kecenderungan pertumbuhan atau perkembangan
permukiman . penghambat permukiman.
▪ Simpulkan bentuk morfologi permukimannya.
Tuliskan di metaplan dan tempelkan di
peta/media kerja
▪ Diskusikan kondisi pendukung dan penghambat
perkembangan permukiman. Tuliskan di metaplan
dan tempelkan di peta/media kerja.
KAWASAN WONOKERTO Hasil Exercise
Fakta
Langkah 2. ▪ Wonokerto Kulon menjadi ibukota kecamatan
Mengenali Kawasan Prioritas Data ▪ Masih ada sedekah laut. Sekarang tradisi sedekah laut bukan untuk dikultuskan tetapi
menjadi sarana mempererat tali silaturahmi warga masyarakat
▪ Secara historis , seiring akhirnya perang
▪ Mata pencaharian masih sebagian besar sebagai nelayan
DIPONEGORO banyak prajurit dan pengikut P.
▪ Permukiman linier, mengikuti jalan ke arah utara . Pertumbuhan nya di sepanjang jalan
Langkah 2.1 Diponegoro dari kawasan surokarto (solo) yang
mengungsi menghindar dari kejaran tentara
utama, dipinggir jalan ditempati bangunan komersial dan dibelakangnya ditempati
Sejarah Kawasan/Morfologi permukiman penduduk
penjajah Belanda
▪ Adanya banjir rob dan land subsidance
Permukiman Kawasan ▪ Awal ada tahun 1840 s/d 1850
▪ Permukiman utara dekat laut tergenang dan permukiman dan beberapa tempat aktivitas
▪ Secara alami penduudk berada di aliran sungai
ekonomi penduduk tergerus rob. Restoran, kebun melati, dsb
▪ Sebagian besar, penduduknya pendatang dan
Untuk mengetahui pertumbuhan bermata pencaharian sebagai nelayan
permukiman dan proses perubahan ▪ Sebagian wilayahnya rawa-rawa, tanah labil Analisa
▪ Perubahan penggunaan lahan:
hunian, serta sejarah sebagai (alluvial muda)
▪ Permukiman ke arah utara, mendekati arah laut 1. Perubahan Garis Pantai, Alur Sungai dan Muara Sungai
pembentuk permukiman di Kawasan 2. Perubahan Area Tambak
prioritas dari masa ke masa. (Sumber ▪ Tradisi sedekah laut sebelumnya sering disebut
sebagai nyadran laut . Pada masa lalu tradisi 3. Perubahan Area Permukiman
data : Literatur atau kajian, hasil 4. Perubahan Area Pertanian
sedekah laut lebih berfungsi sebagai sarana atau
diskusi atau cerita penduduk, search media mengkomunikasikan diri dengan alam ▪ Permukiman terbentuk secara alami
google, dan lain sebagainya) dan penghuni alam gaib atau roh-roh nenek ▪ Laut sebagai sumber penghidupan
moyang. Sedekah laut berfungsi untuk menjaga ▪ Kehidupan masyarakat masih menjungjung tinggi tradisi budaya dan nilai-nilai sosial yang
kehidupan para nelayan demi demi keselamatan baik
hidup serta kemakmuran ▪ Telah terjadi perubahan morfologi “Beting Gisik” sebagai tanggul alami pada periode 1978
– 2016. Perubahan morfologi pada “Beting Gisik”

Periode 1985 Periode 2003 Periode 2016 Periode 2022


Langkah 2. No Langkah Proses Fasilitasi Output
Mengenali Kawasan Prioritas Posisi Kawasan Prioritas
▪ Cermati posisi Kawasan prioritas terhadap kota/kab, apakah
01 di pusat, di sisi utara, selatan, barat atau timur. Diskusikan
Langkah 2.2 dampaknya terhadap Kawasan.
Positioning Kawasan Prioritas ▪ Tuliskan kedalan metaplan dan tempel di peta kerja.
untuk mendapatkan gambaran dan informasi arahan Pola Ruang :
kebijakan pemerintah daerah yang berdampak terhadap ▪ Cermati dan baca RTRW/RDTR, kebijakan pemerintah
Kawasan prioritas sesuai struktur ruang, pola ruang. Selain itu terkait pola ruang di Kawasan prioritas. Arsir di peta kerja
kesesuaian atau ketidaksesuaian antara kebijakan dengan
fakta atau realitas saat ini yang terjadi. (sumber data:
dan deskripsikan di post-it atau metaplan terkait data pola
dokumen RTRW, RDTR, Pengamatan Kondisi fakta lapangan) ruang dan tempelkan di peta kerja.
02 ▪ fakta lapangan kondisi permukiman kumuh Kawasan Peta postioning, pola
prioritas yang tidak sesuai dengan pola ruang yang sudah ruang, struktur ruang
Kawasan dan Deskripsi
ditetapkan. Arsir di peta, Tuliskan informasi dalam metaplan data, fakta dan Analisa
dan ditempel di peta kerja. (dampaknya) terhadap
▪ Diskusikan dampak kebijakan pola ruang dan fakta lapangan Kawasan.
terhadap permukiman.
Stuktur Ruang
▪ Cermati dan baca RTRW/RDTR, kebijakan pemerintah
terkait struktur ruang.
▪ Ploting atau tandai arahan struktur ruang yang ada di dalam
03 Kawasan prioritas.
▪ Deskripsikan dalam metaplan, arahan struktur ruang yang
terdapat di Kawasan prioritas.
▪ Diskusikan dampak atau konsekuensi struktur ruang
terhadap Kawasan, tuliskan di Metaplan.
Hasil Exercise

Langkah 2. Fakta
Mengenali Kawasan Prioritas
▪ Sebagai kawasan strategis MINAPOLITAN , akses yang
mendukung rusak (jalan rusak dan tergenang)
▪ Rawan abrasi
Langkah 2.2 ▪ Tranportasi akses menuju TPI, menyebrang dengan
Positioning Kawasan Prioritas menggunakan kapal dengan cost penyebrangan cukup
mahal.
untuk mendapatkan gambaran dan informasi arahan ▪ Jalan produksi perkanan budidaya masih kondisi belum
memadai dan belum ada sistem irigasi yang mencukupi
kebijakan pemerintah daerah yang berdampak terhadap
▪ Kendala Unit Produksi, Pengolahan, dan Pemasaran
Kawasan prioritas sesuai struktur ruang, pola ruang. Selain itu
▪ Kurangnya Pendampingan dan pembinaan oleh
kesesuaian atau ketidaksesuaian antara kebijakan dengan pemerintah terhadap pelaku kegiatan minapolitan
fakta atau realitas saat ini yang terjadi. (sumber data: ▪ Saat ini kapal/perahu yang digunakan belum dilengkapi
dokumen RTRW, RDTR, Pengamatan Kondisi fakta lapangan) dengan sarana penyimpan ikan yang berpendingin yang
mengakibatkan kesegaran dan kualitas ikan hasil
tangkapan menjadi menurun ketika sampai di lokasi
pendaratan ikan.
▪ Pemanfatan sebagai tambak air tawar maupun lahan
sawah akan membutuhkan sumber daya air yang cukup
▪ Mangrove yang ditanam terhempas abrasi,

Dampak

▪ Dampak positif terhadap perekonomian di daerah sekitarnya sulit terwujud


▪ Kawasan Pesisir Wonokerto yang akan menjadi pengembangan kegiatan perekonomian yang bersifat perairan baik
perikanan laut maupun perikanan darat, pengembangan pengolahan ikan, dan pengembangan kegiatan wisata alam
tidak akan tumbuh ketika tidak ada pengendalian/ penanganan banjir yang berkelanjutan
▪ Tanpa adanya pengembangan struktur ruang kawasan minapolitan tidak dapat mendukung untuk
mewujudkan pengembangan kawasan minapolitan
▪ kerusakan hutan mangrove sering menyebabkan terjadi banjir dan jebolnya tambak- tambak sehingga
pendapatan ikan menurun.
▪ Peralihan mata pencaharian masyarakat
Hasil Exercise

Langkah 2.
Mengenali Kawasan Prioritas Arah Pengembangan Perwilayahan Jawa Tengah, yaitu kawasan Petanglong adalah kawasan
perkotaan Pekalongan dan sekitarnya. Sektor unggulan dari wilayah ini adalah pertanian,
pariwisata, industri, dan perikanan dan PKL.
Langkah 2.2
Positioning Kawasan Prioritas
untuk mendapatkan gambaran dan informasi arahan
kebijakan pemerintah daerah yang berdampak terhadap
Kawasan prioritas sesuai struktur ruang, pola ruang. Selain itu
kesesuaian atau ketidaksesuaian antara kebijakan dengan
fakta atau realitas saat ini yang terjadi. (sumber data:
dokumen RTRW, RDTR, Pengamatan Kondisi fakta lapangan)
Hasil Exercise

Langkah 2. Arah Pengembangan Perwilayahan Jawa Tengah, yaitu kawasan Petanglong.


Mengenali Kawasan Prioritas Dampak:
1. Pertumbuhan Ekonomi
Langkah 2.2 2. Angka Kemiskinan menurun
Positioning Kawasan Prioritas
untuk mendapatkan gambaran dan informasi arahan
kebijakan pemerintah daerah yang berdampak terhadap
Kawasan prioritas sesuai struktur ruang, pola ruang. Selain itu
kesesuaian atau ketidaksesuaian antara kebijakan dengan
fakta atau realitas saat ini yang terjadi. (sumber data:
dokumen RTRW, RDTR, Pengamatan Kondisi fakta lapangan)
Hasil Exercise

Langkah 2. 1. Kawasan Peruntukan Lindung


Mengenali Kawasan Prioritas ❖ Kawasan Perlindungan Setempat (sempadan
pantai dan sempadan sungai)
❖ Kawasan Rawan Bencana Alam
Langkah 2.2 ❖ Kawasan Ekosistem Mangrove
Positioning Kawasan Prioritas 2. Kawasan Budidaya
▪ Kawasan pertanian Kawasan tanaman
untuk mendapatkan gambaran dan informasi arahan pangan dan Kawasan hortikultura
kebijakan pemerintah daerah yang berdampak terhadap ▪ Kawasan Perikanan
Kawasan prioritas sesuai struktur ruang, pola ruang. Selain itu ▪ Kawasan Peruntukan Industri
kesesuaian atau ketidaksesuaian antara kebijakan dengan ▪ Kawasan Pariwisata
fakta atau realitas saat ini yang terjadi. (sumber data: ▪ Kawasan Peruntukan Permukiman
dokumen RTRW, RDTR, Pengamatan Kondisi fakta lapangan)

▪ Ada ketidaksesuaan pola ruang yang ada, seperti Sempadan pantai dan sempadan sungai ada beberapa bangunan
diatasnya (baik hunian, warung, fasum, dsb)
▪ penduduk utara tanggul menempati kawasan rawan bencana yang berada di dekat laut.
▪ Penduduk yang menempati di daerah-daerah rawan bencana maupun di lahan yang seharunya tidak boleh untuk
bangunan karena adanya kebutuhan untuk tempat tinggal.
▪ Beberapa area yang hilang, seperti area kebun melati karena banjir rob yang menerus mengakibatkan tanaman
melati tidak tumbu lagi
▪ Kawasan mangrove semakin berkurang

Dampak
▪ Masyarakat membangun di kawasan lindung setempat yang status hak tanahnya tidak ada yang memiliki maka,
masyarakat tidak perlu membeli tanahnya tersebut
▪ Terjadi bencana alam
▪ meyebabkan menurunnya kualitas lingkungan,
▪ Krisis pangan, wonokerto ada kawasan yang diperuntukan untuk kawasan ekonomi.
Hasil Exercise

Langkah 2. ✓ Adanya rencana pengembangan jalan lingkar Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang dan Kota
Mengenali Kawasan Prioritas Pekalongan (PETANGLONG)
✓ Dan adanya Sistem jaringan transportasi laut yatitu adanya pelabuhan
✓ Sistem jaringan pengendalian banjir berupa sistem pengendalian daya rusak air yaitu tanggul dan long storage
Langkah 2.2
Positioning Kawasan Prioritas
untuk mendapatkan gambaran dan informasi arahan
kebijakan pemerintah daerah yang berdampak terhadap Dampak:
Kawasan prioritas sesuai struktur ruang, pola ruang. Selain itu 1. Menungjang
kesesuaian atau ketidaksesuaian antara kebijakan dengan pertumbahan
fakta atau realitas saat ini yang terjadi. (sumber data: ekonomi
dokumen RTRW, RDTR, Pengamatan Kondisi fakta lapangan) 2. menjadikan supply
barang lebih mudah
3. Atasi banjir rob
4. Untuk mengeringkan
kawasan yang selama
ini selalu tergenang
rob
5. memisahkan antara
zona pemukiman
penduduk yang
kering dan zona
tambak yang
dibiarkan tergenang
Hasil Exercise

Langkah 2.
Mengenali Kawasan Prioritas

Langkah 2.2
Positioning Kawasan Prioritas
untuk mendapatkan gambaran dan informasi arahan
kebijakan pemerintah daerah yang berdampak terhadap
Kawasan prioritas sesuai struktur ruang, pola ruang. Selain itu
kesesuaian atau ketidaksesuaian antara kebijakan dengan Wonokerto menjadi bagian dari SWP
fakta atau realitas saat ini yang terjadi. (sumber data: Wiradesa dengan pusat pengembangan
dokumen RTRW, RDTR, Pengamatan Kondisi fakta lapangan) Kawasan Perkotaan Wiradesa

SWP Wiradesa dengan pengembangan


fungsi meliputi :
1) perdagangan dan jasa; 2) industri; 3)
transportasi; 4) pertanian tanaman
pangan; dan
5) perikanan

Dampak:
Wonokerto mendukung untuk
kawasan peyangga perikanan

Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) dalam rangka untuk mengelompokkan


pengembangan wilayah dengan satu pusat SWP dan menitikberatkan fungsi
pengembangan wilayah.
Langkah 2. No Langkah Proses Fasilitasi Output

Mengenali Kawasan Prioritas


Indikator Kondisi Bangunan Gedung
▪ Data Kondisi bangunan Gedung. Data yang dipetakan antara lain : jumlah bangunan,
Langkah 2.3 rumah tidak layak huni, bangunan tidak teratur, tingkat kepadatan bangunan.
01 Tandai/arsir di peta dan Tuliskan dalam metaplan kemudian tempel di peta kerja.
Data Kawasan Prioritas ▪ Fakta permasalahan kondisi bangunan Gedung saat ini di Kawasan prioritas.
▪ Diskusikan permasalahan dan mengapa menyebabkan terjadinya kekumuhan.
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang
Tandai/arsir di peta dan tuliskan dalam metaplan kemudian tempel di peta kerja.
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator
Peta
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5) Indikator Kondisi Jalan Lingkungan: postioning,
Livelihood 02 ▪ Lakukan Langkah-langkah fasilitasi yang sama seperti membahas tentang kondisi pola ruang,
bangunan Gedung. struktur
1). Permasalahan Permukiman Kumuh Indikator Kondisi Drainase Lingkungan: ruang
03 ▪ Lakukan Langkah-langkah fasilitasi yang sama seperti membahas tentang kondisi Kawasan dan
Sumber data dan permasalahan permukiman bangunan Gedung. Deskripsi data,
kumuh diambil dari profil kumuh Kawasan yang fakta dan
pernah dibuat pada bab sebelumnya dalam Indikator Kondisi Air Limbah: Analisa
dokumen RP2KPKPK atau baseline 04 ▪ Lakukan Langkah-langkah fasilitasi yang sama seperti membahas tentang kondisi (dampaknya)
bangunan Gedung. terhadap
Indikator Kondisi Air Minum: Kawasan.
05 ▪ Lakukan Langkah-langkah fasilitasi yang sama seperti membahas tentang kondisi
bangunan Gedung.
Indikator Kondisi Persampahan:
06 ▪ Lakukan Langkah-langkah fasilitasi yang sama seperti membahas tentang kondisi
bangunan Gedung.
Indikator Kondisi Proteksi Kebakaran:
07 ▪ Lakukan Langkah-langkah fasilitasi yang sama seperti membahas tentang kondisi
bangunan Gedung
Langkah 2.
Mengenali Kawasan Prioritas

Langkah 2.3
Data Kawasan Prioritas
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5)
Livelihood

1). Permasalahan Permukiman Kumuh


Sumber data dan permasalahan permukiman
kumuh diambil dari profil kumuh Kawasan yang
pernah dibuat pada bab sebelumnya dalam ASPEK KRITERIA
KONDISI AWAL (BASELINE)
ASPEK KRITERIA
KONDISI AWAL (BASELINE)
VOLUME SATUAN PROSEN (%) NILAI VOLUME SATUAN PROSEN (%) NILAI
dokumen RP2KPKPK atau baseline a. Ketidakteraturan Bangunan 487,00 Unit 43,76% 1 a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai
dengan persyaratan Teknis
256,00 KK 16,81% 0
1. KONDISI BANGUNAN GEDUNG b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 6. Kondisi Pengelolaan Persampahan
b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis Bangunan 604,00 Unit 54,27% 3 sesuai Standar Teknis
228,00 KK 14,97% 0
Rata-rata Kondisi Pengelolaan
Rata-rata Kondisi Bangunan Gedung 32,67% 0,00%
Persampahan
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 2.170,00 Meter 13,60% 0 a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0
2. Kondisi Jalan Lingkungan 7. Kondisi Proteksi Kebakaran
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 7.590,00 Meter 47,56% 1 b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran 1.113,00 Unit 100,00% 5
Rata-rata Kondisi Jalan Lingkungan 23,78% Rata-rata Kondisi Proteksi Kebakaran 50,00%
3. Kondisi Penyediaan Air Minum
a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 101,00 KK 6,63% 0 BATAS AMBANG NILAI TINGKAT KEKUMUHAN
TOTAL NILAI 22
b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 1.327,00 KK 87,13% 5 60 -80 : KUMUH BERAT
Rata-rata Kondisi Penyediaan Air Minum 43,57% 38 - 59 : KUMUH SEDANG
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH RINGAN
16 - 37 KUMUH RINGAN
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 19,95 Ha 51,95% 3
< 16, DINYATAKAN TIDAK KUMUH RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 32,93%
4. Kondisi Drainase Lingkungan b. Ketidaktersediaan Drainase 4.634,00 Meter 38,05% 1
KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00%
c. Kualitas Konstruksi Drainase 5.658,50 Meter 46,47% 1
Rata-rata Kondisi Drainase Lingkungan 45,49%
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
Standar Teknis
487,00 KK 31,98% 1
5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah
b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
579,00 KK 38,02% 1

Rata-rata Kondisi Penyediaan Air Limbah 35,00%


LITERATUR
Langkah 2. ▪ Kesetaraan Gender adalah kesamaan peluang bagi perempuan, laki-laki, anak perempuan
Mengenali Kawasan Prioritas dan anak laki-laki.
▪ Kesetaraan gender dapat dicapai pada saat perilaku, aspirasi dan kebutuhan perempuan
dan laki-laki yang berbeda sama-sama dihargai dan dipertimbangkan.
Langkah 2.3 ▪ Inklusi Sosial adalah proses untuk meningkatkan kemampuan, membuka kesempatan dan
Data Kawasan Prioritas mengembalikan martabat individu/kelompok yang sebelumnya dirugikan akibat atribut
identitas yang menghambat keterlibatan dan partisipasi aktif dalam masyarakat.
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan
▪ Disabilitas dapat dialami siapapun. Di satu waktu tertentu dalam hidupnya, seseorang
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator dapat mengalami sebuah bentuk disabilitas, baik sebagai dirinya sendiri maupun sebagai
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5) pengurus penyandang disabilitas.
Livelihood ▪ Kelompok-kelompok yang menjadi focus dalam perencanaan infrastruktur Aksesibilitas
Universal adalah Gender, Penyandang disabilitas, Usia, kelompok profesi, pendatang/asli,
2) Kajian GESI (Kesetaraan Gender dan tingkat pendapatan, etnis dan lain-lain.
▪ Kembali lagi, fokus aksesibilitas universal sebenarnya bukan hanya pada penyandang
Inklusi Sosial) disabilitas saja, tetapi kepada semua kelompok rentan.
Sebelum memfasilitasi sesi ini, diharapkan korkot
▪ Namun demikian, karena terdapat keterkaitan yang erat antara disabilitas dan kerentanan
atau fasilitator membaca terlebih dahulu materi faktor – faktor lainnya, pada umumnya penerapan dan desain lingkungan yang aksesibel ini
terkait dengan GESI mengacu terhadap kebutuhan penyandang disabilitas
▪ Asumsi dasarnya adalah: apabila kebutuhan penyandang disabilitas bisa terpenuhi,
kebutuhan kelompok – kelompok lain akan terpenuhi juga (paling tidak kebutuhan
praktisnya)
▪ Pelibatan penyandang disabilitas dan kelompok – kelompok rentan diperlukan pada setiap
fase proyek. Mendapatkan data terpilah kelompok – kelompok rentan, Sosialiasi, dan
undangan perwakilan kelompok ke dalam proses pengambilan keputusan terkait proyek
infrastruktur.
Langkah 2. LITERATUR
Mengenali Kawasan Prioritas ▪ Pada fase perencanaan kelompok rentan secara aktif berpartisipasi dalam proses
perancangan, dengan memberikan masukan – masukan sesuai kebutuhan mereka;
Perencana dan pelaksana lain berinteraksi dengan kelompok rentan sebagai klien/ pemilik
Langkah 2.3 infrastruktur
Data Kawasan Prioritas ▪ Ilustrasi Pergerakan kelompok rentan/disabilitas
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5)
Livelihood

2) Kajian GESI (Kesetaraan Gender dan


Inklusi Sosial)
Sebelum memfasilitasi sesi ini, diharapkan korkot
atau fasilitator membaca terlebih dahulu materi
terkait dengan GESI
Langkah 2.
Mengenali Kawasan Prioritas No Langkah Proses Fasilitasi Output
Peta/tabulasi
Memetakan atau tabulasi data Terpilah Kelompok Rentan. Meliputi jumlah disabilitas, Data dan
Langkah 2.3 jumlah kelompok rentan (ibu hamil, orang tua, anak anak, MBR. Tandai di peta dan sebaran
Data Kawasan Prioritas 01 tuliskan di metaplan dan kemudian tempel di peta kerja. (Sumber data : data sekunder, kelompok
wawancara kelompok rentan/ disabilitas atau pegiat, data sim, dan lainnya). rentan dan
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang disabilitas
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator Mendiskusikan fakta dan kondisi lapangan. Pointer yang didiskusikan : (Hasil diskusi di
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5) tulis dalam metaplan dan tempel di peta kerja)
Livelihood a. Pandangan masyarakat (asumsi awal) terhadap disabilitas? Deskrispsi
b. Kebijakan pemda terkait disabilitas Kondisi
c. Deskripsi atau gambaran arah pergerakan kelompok disabilitas dari rumah ke tempat permasalahan
02
2) Kajian GESI (Kesetaraan Gender dan umum/kerja/sekolah dan
d. Apakah ada hambatan kelompok rentan dan disabilitas dalam aktifitas kebutuhan
Inklusi Sosial) e. Kebutuhan dasar penunjang GESI
f. Apakah sudah ada penerapan aksesibilitas di area permukiman di Kawasan prioritas
Sebelum memfasilitasi sesi ini, diharapkan korkot
g. Pelibatan kel disabilitas terlibat dalam perencanaan
atau fasilitator membaca terlebih dahulu materi
terkait dengan GESI Lakukan Analisa atau rekomendasi hubungan data terpilah dengan fakta lapangan. a)
Faktor kesenjangan dalam penerapan GESI; b) Analisa perbandingkan persentase
Analisa Kajian
03 kelompok rentan perempuan; c) Analisa partisipasi perempuan atau kelompok rentan
GESI
dalam perencanaan; d) Proporsi MBR terhadap jumlah penduduk; e) aktifitas kelompok
difabel mempengaruhi kebutuhan infrastruktur skala kota atau kawasan prioritas.
Sampaikan penguatan ke peserta bahwa kelompok difabel dilibatkan dalam perencanaan;
04 dan bagaimana jika dikawasan prioritas tidak ada kelompok difabel apakah kajian GESI
perlu dilakukan atau tidak?.
Hasil Exercise
Langkah 2. DATA FAKTA ANALISA PENANGANAN
Mengenali Kawasan Prioritas Disabilitas kec wonokerto:306 a. Belum mendapatkan ▪ Pihak-pihak yang ▪ Memberikan ruanggerak
jiwa kesempatan yang sama progesi masih sedikit kreatifitas
1. Tuna daksa: 93 ▪ Perlakuan yangberbeda ▪ Masih adanya ▪ Perlunya sekolah khusus
2. Tuna mental reserdasi:71 ▪ Menjadibeban diskriminasiterhadap untuk yangberkebutuhna
Langkah 2.3 3. Tuna daksa dan mental: ▪ Rasa minder tidak percayadiri kaumdifabel khusus
Data Kawasan Prioritas 53 b. Sudah ada regulasi untuk ▪ Sudah ada regulasi, ▪ mendapatkan layanan
4. Tuna netra:37 perlindungan pemenuhan hak minim implementasi rehabilitasi sosialyang
untuk mendapatkan gambaran isu dan 5. Tuna rungu: 16 disabilitas ▪ Minimaanggaran berbasis keluarga dan
6. Bekas penderita gangguan c. Sebagian besar aktivitas: ▪ Keterbukaan informasi masyarakat
permasalahan yang ada di Kawasan jiwa:14 ✓ Anak-anak: rumah-nonton masihminim ▪ Sosialisasi perda disabilitas
prioritas. Gambaran dan permasalahan 7. Tuna wicara:9 tv-tidaksekolah ▪ Ada 44,7% kelompok kepada pihak-pihakterkait
meliputi : 1) Permasalahan permukiman 8. Tuna rungu, wicaradan ✓ Disabilitas uslia lansia: perempuan ▪ Melibatkan kelompok rentan
kumuh (7 Indikator kumuh); 2) GESI, 3) daksa:7 rumah-masjid ▪ Jumlah Perempuan pada pembangunan dan sosial
Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5) 9. Tuna netra, wicaradaksa: 5 ▪ Ada duta disabilitas disabilitas kemasyarakatan
Livelihood 10. Tuna netra rungu wicara: 1 ▪ Sebagian kecil orang disabilitas 1. Api-api: 18 (38%) ▪ Pelibatan pihak-pihak swasta
dan Untuk kawasan Wonokerto ada aktivitas / bekerja 2. Wonokerto kulon: untuk memberi peluang-
disabilitas 42% nya,yaitu: ▪ Pemimpin yang muda/kades- 16 (42%) peluang kesempatan kepada
2) Kajian GESI ▪ Tuna Daksa dan Mental 31
kades pro kaum rentan 3. Wonokerto wetan kempok rentan
d. Ada hambatan, perlu pihak 10 (56%) ▪ Pemberdayaan tenagakerja
(Kesetaraan Gender ▪ Tuna Daksa 50 keluarga dalam segala aktivitas 4. Bebel: 14 (48%) disabilitas
▪ Tuna Mental Reterdasi e. Kebutuhan dasar penunjang→ ▪ MBR ada 58%
dan Inklusi Sosial) ▪ Tuna Wicara, rungu dan
22
stimulan bantuansosial ▪ Pembangunan
Sebelum memfasilitasi sesi ini, daksa 3 f. Permukiman tidak amanuntuk infrastruktur
▪ Bekas gangguanJiwa kel. Difabel permukiman harus
diharapkan korkot atau fasilitator 7 g. Sudah ada/mulai dilibatkan memperhatikan
membaca terlebih dahulu materi ▪ Tuna Wicara 3 proses perencanaan kebutuhan aktivitas
terkait dengan GESI pembangunan (dibeberapa difabel
▪ Tuna Netra 7
desa?
▪ Tuna Rungu 2
▪ Tuna rungu, netra,
wicara dan daksa 2
Ada peraturan daerah kabupaten
pekalongan nomor 2 tahun 2020
tentang perlindungan dan
pemenuhan hak penyandang
disabilitas
LITERATUR
Langkah 2.
Mengenali Kawasan Prioritas ▪ Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
Langkah 2.3 masyarakat (UU 24/2007).
Data Kawasan Prioritas
▪ Unsur utama risiko bencana adalah Ancaman, Kerentanan, dan Kapasitas. Risiko bencana
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang berbanding lurus dengan Ancaman dan Kerentanan, serta berbanding terbalik dengan
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan Kapasitas
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5)
Livelihood Risiko bencana = (Ancaman x Kerentanan)/Kapasitas

▪ Ancaman adalah suatu kejadian yang mempunyai potensi untuk menyebabkan terjadinya
3) Kajian Pengurangan Resiko Bencana cedera, hilangnya nyawa atau kehilangan harta benda. Ancaman ini bisa menimbulkan
memperoleh gambaran risiko bencana yang ada di bencana maupun tidak. Ancaman dianggap sebuah bencana (disaster) apabila telah
lokasi Kawasan prioritas. Pengukuran tidak perlu menimbulkan korban dan kerugian. Contoh ancaman: kebakaran, tanah longsor, gempa,
bersifat akademis dan rigid, namun dapat dilakukan
dengan observasi, wawancara pengalaman dan
kekeringan, banjir, dll.
persepsi masyarakat setempat. Bila relevan, dapat ▪ Kerentanan adalah suatu kondisi dari suatu komunitas atau masyarakat yang mengarah
dikombinasikan dengan teknik atau metode atau menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bencana.
partisipatif yang biasa dilakukan (mis. PRA). Apabila ▪ Kapasitas adalah kombinasi dari semua sumber daya yang ada dalam suatu masyarakat
memungkinkan, dilengkapi dengan yang dapat mengurangi tingkat risiko atau dampak bencana
informasi/data/kajian dari maupun konsultasi dengan
lembaga yang menekuni kebencanaan
Jenis Kajian Jenis Ancaman
LITERATUR
Parameter/Indikator Banjir Kebakaran
Langkah 2.
Kajian Ancaman
Mengenali Kawasan Prioritas
Sebaran lokasi sumber Dalam kawasan Dalam kawasan
ancaman dan jenis aktivitas Luar kawasan Luar kawasan
Langkah 2.3 Internal Internal
Data Kawasan Prioritas Jangkauan dampak ancaman
Eksternal Eksternal
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang Intensitas ancaman (1=rendah, 2=sedang, 3=tinggi) (1=rendah, 2=sedang, 3=tinggi)
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator Kajian Kerentanan
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5) Sejarah bencana banjir
Livelihood Kepadatan bangunan
Potensi (pemodelan bencana banjir – cek
Kerentanan fisik Material bangunan (jenis atap)
RTRW atau hasil riset)
Material bangunan (jenis dinding)
Jarak dari sungai *)
3) Kajian Pengurangan Resiko Bencana
memperoleh gambaran risiko bencana yang ada di Keberadaan kelompok rentan mis:
Kepadatan penduduk
lokasi Kawasan prioritas. Pengukuran tidak perlu balita, lansia, penyandang disabilitas
Keberadaan kelompok rentan mis: balita,
bersifat akademis dan rigid, namun dapat dilakukan (jiwa/RW atau jiwa/RT)
lansia, penyandang disabilitas (jiwa/RW atau
dengan observasi, wawancara pengalaman dan Kerentanan sosial ekonomi Sumber mata pencaharian
jiwa/RT)
persepsi masyarakat setempat. Bila relevan, dapat Pendapatan
Sumber mata pencaharian
dikombinasikan dengan teknik atau metode Kemungkinan kehilangan atau
Pendapatan
partisipatif yang biasa dilakukan (mis. PRA). Apabila kerusakan asset/properti
memungkinkan, dilengkapi dengan
informasi/data/kajian dari maupun konsultasi dengan Kelembagaan
lembaga yang menekuni kebencanaan Vegetasi
Ruang terbuka (titik kumpul) Kelembagaan,
spek lainnya sesua i konteks setempat (mis. Lebar jalan
Kajian Kapasitas
drainase yang terintegrasi, embung, tanggul, Jarak dari sumber Air
biopori secara massal, ketinggian lantai Ruang Terbuka Publik
bangunan, adaptasi bangunan terhadap air,
dll)
Langkah 2.
Mengenali Kawasan Prioritas No Langkah Proses Fasilitasi Output
Jenis Ancaman
▪ Buatlah daftar jenis ancaman yang ada di Kawasan prioritas. Arsir di Peta, tulis di post it
Langkah 2.3 atau metaplan, kemudian tempelkan ke peta kerja. Daftar jenis
Data Kawasan Prioritas (Jenis ancaman dapat bersumber dari RTRW, InaRisk Personal, atau Rencana ancaman
01 Penanggulangan Bencana; Pengalaman warga setempat; Konsultasi dengan BPBD, yang pernah
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang praktisi, atau akademisi terkait) terjadi
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan ▪ Lakukanlah pembahasan Ancaman, kerentanan dan kapasitas untuk setiap jenis
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator ancaman (jenis bencana), secara series.
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5)
Kajian Tingkat Ancaman
Livelihood
▪ Sebaran Lokasi Sumber Ancaman. Tandai di peta, lokasi- lokasi sumber ancaman.
▪ Potensi Intensitas terjadinya ancaman bencana. Potensi intensitas banjir dinilai relatif Tingkat
02 satu sama lain (1=rendah, 2=sedang, 3=tinggi). ancaman
3) Kajian Pengurangan Resiko Bencana ▪ Jangkauan Dampak Ancaman. Arsir perkiraan jangkauan.
memperoleh gambaran risiko bencana yang ada di ▪ Buat tabel rekap ancaman di Kawasan prioritas.
lokasi Kawasan prioritas. Pengukuran tidak perlu
bersifat akademis dan rigid, namun dapat dilakukan
dengan observasi, wawancara pengalaman dan
Jenis Intensitas (1/2/3) Lokasi Sumber Jangkauan Dampak Banjir Catatan Rekomendasi
persepsi masyarakat setempat. Bila relevan, dapat Ancaman Ancaman (internal/eksternal) untuk Mengelola Aktivitas
dikombinasikan dengan teknik atau metode (internal/eksternal) yang Berpotensi menjadi
partisipatif yang biasa dilakukan (mis. PRA). Apabila Sumber Ancaman Banjir
memungkinkan, dilengkapi dengan 3 (berlangsung >24 jam, daerah
informasi/data/kajian dari maupun konsultasi dengan Banjir Rob terdampak luas, frekuensi kejadian Tidak ada Tidak ada
sering)
lembaga yang menekuni kebencanaan
Banjir Bandang 1 (berlangsung singkat, daerah Internal dan
Eksternal
(curah hujan) terdampak kecil) Eksternal

Banjir Luapan 2 (berlangsung cukup lama-setengah hari, Internal


Internal
Sungai daerah terdampak cukup luas)

Banjir Deretan - Eksternal Internal


Langkah 2.
Mengenali Kawasan Prioritas No Langkah Proses Fasilitasi Output
Kajian Tingkat Kerentanan
Langkah 2.3 ▪ Sampaikan bahwa :
1) semakin tinggi kerentanan, semakin tinggi risiko bencana.
Data Kawasan Prioritas 2) Menilai kerentanan dilihat dari tiga aspek, yaitu kerentanan sosial, kerentanan
ekomi dan kerentanan fisik.
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan
▪ Kerentanan Sosial
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator
Tingkat kepadatan penduduk (rendah-sedang-tinggi). Hitung dan tulis di post-it
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5)
kemudain tempel di peta kerja.
Livelihood
▪ Kerentanan Ekonomi
3) Kajian Pengurangan Resiko Bencana Tingkat perekonomian tiap deleniasi kumuh atau kel delineasi (rendah-sedang-tinggi)
Kajian Tingkat
03 (dapat dilakukan pendekatan dari rata-rata pendapatan atau % MBR. Hitung dan tulis di
Kerentanan
memperoleh gambaran risiko bencana yang ada di post-it kemudian di tempel di tempat kerja.
lokasi Kawasan prioritas. Pengukuran tidak perlu
bersifat akademis dan rigid, namun dapat dilakukan ▪ Kerentanan Fisik
dengan observasi, wawancara pengalaman dan 1) Lokasi-lokasi dengan kepadatan bangunan tinggi
persepsi masyarakat setempat. Bila relevan, dapat 2) Jarak dengan sumber ancaman (terdekat = kerentanan tinggi).
dikombinasikan dengan teknik atau metode 3) Hitung dan tulis di post-it kemudian di tempel di tempat kerja.
partisipatif yang biasa dilakukan (mis. PRA). Apabila
memungkinkan, dilengkapi dengan ▪ Rekap Kerentanan di Kawasan Prioritas
informasi/data/kajian dari maupun konsultasi dengan Buat tabel rekap kerentanan (sosial, ekonomi, fisik) di setiap kelurahan deleniasi kumuh
lembaga yang menekuni kebencanaan yang masuk dalam Kawasan prioritas. Simpulkan tingkat kerentanan di Kawasan.
Catatan (1 = kerentanan rendah, 2 = kerentanan sedang, 3 = kerentanan tinggi). Tuliskan
dalam metaplan dan tempelkan di peta kerja. Atau lakukan overlay di peta.
No Langkah Proses Fasilitasi Output
Langkah 2. Kajian Kapasitas
Mengenali Kawasan Prioritas ▪ Sampaikan kepada peserta :
1) Semakin tinggi tingkat kapasitas, maka semakin rendah risiko bencana.
2) Menilai kapasitas dapat dilihat dari Kelembagaan, tempat evakuasi, pelatihan
Langkah 2.3 tangga bencana, dan sebagainya (bisa disesuaikan dengan jenis ancaman).
Data Kawasan Prioritas
▪ Kapasitas kelembagaan
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang Identifikasi lembaga-lembaga di lokasi Kawasan yang memiliki peran dalam
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan kesiapsiagaan kebencanaan, dan tingkat keaktifannya. Semakin banyak atau luas
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator wilayah yang terlayani oleh Lembaga maka semakin tinggi kapasitas Lembaga. Tandai
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5) dipeta, tuliskan di metaplan kemudian di tempelkan di peta kerja.
Livelihood
▪ Memiliki tempat evakuasi
Identifikasi tempat evakuasi apabila terjadi bencana, semakin banyak lokasi evakuasi
3) Kajian Pengurangan Resiko Bencana dan aman dari ancaman bencana maka semakin tinggi kapasitasnya. . Tandai dipeta,
Kajian tingkat
04 tuliskan di metaplan kemudian di tempelkan di peta kerja.
Kapasitas
memperoleh gambaran risiko bencana yang ada di
lokasi Kawasan prioritas. Pengukuran tidak perlu
▪ Pelatihan kesiapsiagaan bencana
bersifat akademis dan rigid, namun dapat dilakukan
Identifikasi kegiatan pelatihan kesiapsiagaan bencana yang telah diikuti oleh masyarakat.
dengan observasi, wawancara pengalaman dan
Semakin sering dilaksanakan pelatihan, maka semakin tinggi tingkat kapasitasnya.
persepsi masyarakat setempat. Bila relevan, dapat
dikombinasikan dengan teknik atau metode
▪ Lainnya. (misal untuk bencana banjir : Vegetasi (bisa dikategorikan berdasarkan daya
partisipatif yang biasa dilakukan (mis. PRA). Apabila
resap, mis. rendah- tinggi), drainase yang terintegrasi, embung, ketinggian lantai
memungkinkan, dilengkapi dengan
bangunan), dsb.
informasi/data/kajian dari maupun konsultasi dengan
lembaga yang menekuni kebencanaan
▪ Rekap Tingkat kapasitas Kawasan prioritas.
Buat matrik nilai kapasitas dari masing-masing aspek, untuk setiap kelurahan yang
masuk dalam Kawasan. Simpulkan tingkat kapasitas Kawasan. Catatan (1=Kapasitas
rendah, 2=kapasitas sedang, 3=kapasitas tinggi). Tuliskan dalam metaplan dan
tempelkan di peta kerja. Atau lakukan overlay di peta.
Langkah 2.
Mengenali Kawasan Prioritas No Langkah Proses Fasilitasi Output
Menghitung tingkat risiko bencana dan rekomendasi pengurangan risiko bencana.
Langkah 2.3 ▪ Membuat Peta risiko bencana
Tingkat Risiko
1) overlay hasil pemetaan ancaman, kerentanan, dan kapasitas, ke dalam sebuah Peta
Data Kawasan Prioritas Risiko.
Bencana dan
Rekomendasi
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang 05 2) Hitung tingkat risiko bencana.
pengurangan
▪ Rekomendasi risiko bencana
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan risiko
Berdasarkan kajian risiko bencana, selanjutnya dapat dirumuskan bersama, apa saja
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator bencana
upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko yang ada. Tuliskan/gambarkan di
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5)
metaplan dan tempelkan pada peta kerja.
Livelihood

3) Kajian Pengurangan Resiko Bencana


memperoleh gambaran risiko bencana yang ada di
lokasi Kawasan prioritas. Pengukuran tidak perlu
bersifat akademis dan rigid, namun dapat dilakukan
dengan observasi, wawancara pengalaman dan
persepsi masyarakat setempat. Bila relevan, dapat
dikombinasikan dengan teknik atau metode
partisipatif yang biasa dilakukan (mis. PRA). Apabila
memungkinkan, dilengkapi dengan
informasi/data/kajian dari maupun konsultasi dengan
lembaga yang menekuni kebencanaan
Hasil Exercise

Langkah 2.
Mengenali Kawasan Prioritas Banjir Rob

Langkah 2.3
Data Kawasan Prioritas
untuk mendapatkan gambaran isu dan
permasalahan yang ada di Kawasan
prioritas. Gambaran dan
permasalahan meliputi : 1)
Permasalahan permukiman kumuh (7
Indikator kumuh); 2) GESI, 3) Risiko
Bencana; 4) Status Lahan dan 5)
Livelihood
3) Kajian Pengurangan
Resiko Bencana Banjir
memperoleh gambaran risiko bencana
yang ada di lokasi Kawasan prioritas.
Pengukuran tidak perlu bersifat
akademis dan rigid, namun dapat
dilakukan dengan observasi,
wawancara pengalaman dan persepsi
masyarakat setempat. Bila relevan,
dapat dikombinasikan dengan teknik
atau metode partisipatif yang biasa
dilakukan (mis. PRA). Apabila
memungkinkan, dilengkapi dengan
informasi/data/kajian dari maupun
konsultasi dengan lembaga yang
menekuni kebencanaan
Hasil Exercise

Langkah 2.
Mengenali Kawasan Prioritas Jenis Ancaman Banjir
1. Tingkat Ancaman
Langkah 2.3
Jenis Intensitas (1/2/3) Lokasi Sumber Jangkauan Dampak Catatan Rekomendasi
Data Kawasan Prioritas Ancaman Ancaman Banjir untuk Mengelola
(internal/ekste (internal/eksternal) Aktivitas yang
untuk mendapatkan gambaran isu dan
rnal) Berpotensi menjadi
permasalahan yang ada di Kawasan
Sumber Ancaman Banjir
prioritas. Gambaran dan
permasalahan meliputi : 1)
Banjir Rob 3 (berlangsung >24 jam, daerah Internal Internal fasilitas
Permasalahan permukiman kumuh (7
terdampak luas, frekuensi penanggulangan
Indikator kumuh); 2) GESI, 3) Risiko
Bencana; 4) Status Lahan dan 5) kejadian sering) banjir dan rob
Livelihood Penyempurnaan
Sistem Banjir dan Rob
3) Kajian Pengurangan
Resiko Bencana Banjir Bandang 1 Internal dan Internal dan Perlu penataan sistem
(curah hujan) Eksternal Eksternal drainase permukiman
memperoleh gambaran risiko bencana
dan normalisasi saluran
yang ada di lokasi Kawasan prioritas.
PHBS – Tidak ada
Pengukuran tidak perlu bersifat
kebiasaan membuang
akademis dan rigid, namun dapat
sampah di
dilakukan dengan observasi,
sungai/saluran
wawancara pengalaman dan persepsi
masyarakat setempat. Bila relevan,
dapat dikombinasikan dengan teknik Nilai ancaman banjir rob tinggi. Mengganggu kehidupan manusia, meningkatkan kerugian dan kerusukan lingkungan. Artinya
atau metode partisipatif yang biasa
segala pembangunan dan aktivitas yang ada di wilayah dengan ancaman tinggi perlu dikurangi dan perlu meningkatkan
dilakukan (mis. PRA). Apabila
memungkinkan, dilengkapi dengan
kesadaran masyarakat di wilayah tersebut untuk menghadapi ancaman yang ada.
informasi/data/kajian dari maupun
konsultasi dengan lembaga yang
menekuni kebencanaan
Hasil Exercise

Langkah 2. Jenis Ancaman Banjir


Mengenali Kawasan Prioritas
2. Tingkat Kerentanan

Langkah 2.3
Data Kawasan Prioritas
untuk mendapatkan gambaran isu dan
permasalahan yang ada di Kawasan
prioritas. Gambaran dan
permasalahan meliputi : 1)
Permasalahan permukiman kumuh (7
Indikator kumuh); 2) GESI, 3) Risiko
Bencana; 4) Status Lahan dan 5)
Livelihood
3) Kajian Pengurangan
Resiko Bencana
memperoleh gambaran risiko bencana
yang ada di lokasi Kawasan prioritas.
Pengukuran tidak perlu bersifat
akademis dan rigid, namun dapat
dilakukan dengan observasi,
wawancara pengalaman dan persepsi
masyarakat setempat. Bila relevan,
dapat dikombinasikan dengan teknik
atau metode partisipatif yang biasa
dilakukan (mis. PRA). Apabila
memungkinkan, dilengkapi dengan
informasi/data/kajian dari maupun
konsultasi dengan lembaga yang
menekuni kebencanaan
Hasil Exercise

Langkah 2. Jenis Ancaman Banjir


Mengenali Kawasan Prioritas
2. Tingkat Kerentanan

Langkah 2.3 Kriteria Kerentanan Fisik


Data Kawasan Prioritas
Bencana Variabel Klasifikasi Nilai Nilai
untuk mendapatkan gambaran isu dan Kerentanan
permasalahan yang ada di Kawasan
prioritas. Gambaran dan Banjir Rob Kepadata <50% 1 - Rendah 1
permasalahan meliputi : 1) n
Bangunan 50-75% 2 - Sedang
Permasalahan permukiman kumuh (7
Indikator kumuh); 2) GESI, 3) Risiko >75% 3 - Tinggi
Bencana; 4) Status Lahan dan 5)
Livelihood Material Semen, Seng, Genteng tanah liat dan seng, genteng 1 - Rendah 1
Bangunan tanah liat
3) Kajian Pengurangan (Jenis
Plastik dan seng, Batu bata dan semen, Bilik dan 2 - Sedang
Resiko Bencana Atap)
seng, Genteng tanah liat dan asbes, Genteng tanah
memperoleh gambaran risiko bencana liat dan plastik, Plastik dan seng
yang ada di lokasi Kawasan prioritas. Asbes, Kayu, Plastik 3 - Tinggi
Pengukuran tidak perlu bersifat
akademis dan rigid, namun dapat Material batu bata; batu bata dan semen; batu bata,semen, 1 - Rendah 1
dilakukan dengan observasi, Bangunan keramik; batu bata, semen, seng; beton; kaca;
wawancara pengalaman dan persepsi (Jenis keramik; semen; seng
masyarakat setempat. Bila relevan, Dinding)
dapat dikombinasikan dengan teknik Batubata, semen, bambu; batubata, semen, bilik; 2 - Sedang
atau metode partisipatif yang biasa batubata, semen, kayu; batubata, semen, lembaran
dilakukan (mis. PRA). Apabila seng; batubata, semen, triplek; batubata, semen,
memungkinkan, dilengkapi dengan plastik; kayu dan seng
informasi/data/kajian dari maupun bilik; kayu; kayu dan bilik; 3 - Tinggi
konsultasi dengan lembaga yang
menekuni kebencanaan
Hasil Exercise

Langkah 2. Jenis Ancaman Banjir


Mengenali Kawasan Prioritas
3. Tingkat Kapasitas

Langkah 2.3 Apabila skor kapasitas rendah menunjukkan bahwa masyarakat belum memiliki kemampuan untuk
Data Kawasan Prioritas mengantisipasi adanya bencana. Artinya risiko bencana tidak dapat dikurangi. Jadi perlu ditingkatkan lagi
kapasitasnya.
untuk mendapatkan gambaran isu dan
permasalahan yang ada di Kawasan
prioritas. Gambaran dan Kawasan Bencana Jenis Kapasitas Nilai Kapasitas Catatan
permasalahan meliputi : 1) (1 = rendah; 3
Permasalahan permukiman kumuh (7 = tinggi)
Indikator kumuh); 2) GESI, 3) Risiko
Bencana; 4) Status Lahan dan 5) Wonokerto Utara Banjir Rob Terlayani 3 ▪ Karang tararuna desa
Livelihood Tanggul lembaga/komunitas devisi kebencanaan
yang berkapasitas ▪ Komunitas Peduli
3) Kajian Pengurangan dalam penanggulangan Wonokerto
Resiko Bencana bencana banjir ▪ Greenpeace
memperoleh gambaran risiko bencana wonokerto
yang ada di lokasi Kawasan prioritas. ▪ Rescue Elang
Pengukuran tidak perlu bersifat pendowo
akademis dan rigid, namun dapat
dilakukan dengan observasi,
wawancara pengalaman dan persepsi Vegetasi dengan daya 1
masyarakat setempat. Bila relevan, resap tinggi
dapat dikombinasikan dengan teknik Ruang terbuka dan di 1 (tidak ada) Terdekat ada di Masjid
atau metode partisipatif yang biasa
dataran tinggi (selatan tanggul) dan
dilakukan (mis. PRA). Apabila
jembatan tanggul
memungkinkan, dilengkapi dengan
informasi/data/kajian dari maupun Aspek lainnya
konsultasi dengan lembaga yang
menekuni kebencanaan
Hasil Exercise

Langkah 2. Jenis Ancaman Banjir


Mengenali Kawasan Prioritas
4. Tingkat Resiko Bencana

Langkah 2.3 No Wonokerto Ancaman Kerentanan Kapasitas Resiko


Data Kawasan Prioritas Sos Eko Fisik

untuk mendapatkan gambaran isu dan 1 Banjir Rob


permasalahan yang ada di Kawasan Utara Tanggul 3 1 3 1 1 2
prioritas. Gambaran dan 2 Banjir
permasalahan meliputi : 1)
Selatan Tanggul 1 1 2 1 3 2
Permasalahan permukiman kumuh (7
Indikator kumuh); 2) GESI, 3) Risiko
Bencana; 4) Status Lahan dan 5)
Livelihood
Bentuk Aksi atau Rencana Rencana Pembentukan Rencana Pembentukan MasyarakatTangguh
3) Kajian Pengurangan No Jenis Bencana
Mitigasi Infrastruktur Tangguh Bencana
Resiko Bencana 1 Banjir dan Rob • Mengaktifkan pompa air • Pembuatan jalur evakuasiyang • membentuk masyarakat tangguhbanjir
memperoleh gambaran risiko bencana pada masing-masing dilengkapi dengan guiding • membentuk kelompok dapur umum
yang ada di lokasi Kawasan prioritas. wilayah saat air sedang block sehingga apabila banjir datang sudah
Pengukuran tidak perlu bersifat pada volume tinggi • Pemberian material dengan tersedia sukarelawan
akademis dan rigid, namun dapat • Menjaga kelestarian paving sehingga air masihtetap • mengadakan sosialisasi manajemenresiko
dilakukan dengan observasi, hutan mangrove dan dapat meresap ke dalam tanah banjir
menanam pohon bakau • Perhitungan elevasi yang baik. • Adaptasi Masyarakat
wawancara pengalaman dan persepsi
di kawasan yang telah • Pemeliharaan infrastruktur • Pembangunan Sistem PeringatanDini
masyarakat setempat. Bila relevan, rusak. drainase agar meminimalisir • Lakukan Edukasi Bencana.
dapat dikombinasikan dengan teknik • PHBS – Tidak ada terjadinya endapan . • Lakukan Simulasi Latihan Penanganan
atau metode partisipatif yang biasa kebiasaan membuang • Rekayasa teknologi untuk Bencana secara Berkala dan Teratur untuk
dilakukan (mis. PRA). Apabila sampah di tanagani banjirrob Mengingatkan Masyarakat Agar Siap
memungkinkan, dilengkapi dengan sungai/saluran • Penyempurnaan Sistem Banjir Menghadapi Bencana
informasi/data/kajian dari maupun dan Rob
konsultasi dengan lembaga yang
menekuni kebencanaan
Langkah 2.
Mengenali Kawasan Prioritas No Langkah Proses Fasilitasi Output

Identifikasi status kepemilikan lahan (Bidang tanah terdaftar, bidang tanah belum terdaftar)
Langkah 2.3 ▪ Arsir di peta kerja, status kepemilikan lahan di Kawasan prioritas (masyarakat, negara,
Data Kawasan Prioritas Peta
bbws dan sebagainya.
kepemilikan
▪ Identifikasi perumahan atau permukiman yang berada di lahan negara atau
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang lahan dan
01 badan/lembaga. Tandai atau arsir di peta kerja.
rekomendasi
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan ▪ Identifikasi kepemilikan lahan yang kemungkinan terkena dampak dari rencana
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator pengadaan
pembangunan infrastruktur. Arsir di peta dan tuliskan di metaplan, kemudian
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5) lahan
tempelkan di peta kerja.
Livelihood ▪ Diskusi rekomendasi pengadaan lahan untuk rencana penanganan permukiman kumuh.

4) Kajian Status Lahan


Identifikasi sempadan (garis sempadan sungai dan pantai)
Mendapatkan identifikasi kepemilikan lahan dan
▪ Kebijakan pemda terkait dengan sempada sungai dan pantai serta kewenangannya.
dampaknya dalam perencanaan pembangunan di Peta
Tulis dalam metaplan dan tempelkan pada peta kerja.
lokasi skala Kawasan prioritas. sempadan
▪ Arsir pada peta area sempadan sungai.
02 ▪ Identifikasi rumah atau bangunan yang masuk dalam area sempadan sempadan sungai
sungai dan
Referensi :
deskripsi
▪ Melibatkan institusi ATR-BPN Setempat. atau pantai. Arsir di peta dan tuliskan di metaplan
analisa
▪ Bidang tanah terdaftar adalah : bidang tanah yang ▪ Analisa dampak permukiman yang berada area sempadan sungai atau pantai. (contoh :
sudah memiliki aspek hukum yang diterbitkan oleh Perlukah rekomtek ) Tuliskan di metaplan.
ATR-BPN.
▪ Bidang tanah belum terdaftar adalah bidang tanah
yang sedang dalam proses pembuatan sertifikat
lahan.
Hasil Exercise

Langkah 2. Sempadan
Mengenali Kawasan Prioritas pantai, lahan
yang ada untuk
Langkah 2.3 bangunan ada
Data Kawasan Prioritas yang dengan
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang status belum
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan terdaftar
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5)
Livelihood
Segmen api-api
4) Kajian Status Lahan masih banyak yang
Mendapatkan identifikasi kepemilikan lahan dan belum terdaftar
dampaknya dalam perencanaan pembangunan di
lokasi skala Kawasan prioritas.
Referensi :
▪ Melibatkan institusi ATR-BPN Setempat. Kawasan wonokerto
▪ Bidang tanah terdaftar adalah : bidang tanah yang
sudah memiliki aspek hukum yang diterbitkan oleh Status lahannya:
ATR-BPN. terdaftar, belum
▪ Bidang tanah belum terdaftar adalah bidang tanah
yang sedang dalam proses pembuatan sertifikat terdaftar dan unsur
lahan. geografi
Sebagian masih ada
yang belum
terdaftar
Hasil Exercise

Langkah 2.
Mengenali Kawasan Prioritas

Langkah 2.3
Data Kawasan Prioritas
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5)
Livelihood

4) Kajian Status Lahan


Mendapatkan identifikasi kepemilikan lahan dan
dampaknya dalam perencanaan pembangunan di
lokasi skala Kawasan prioritas.
Referensi :
▪ Melibatkan institusi ATR-BPN Setempat.
▪ Bidang tanah terdaftar adalah : bidang tanah yang
sudah memiliki aspek hukum yang diterbitkan oleh
ATR-BPN.
▪ Bidang tanah belum terdaftar adalah bidang tanah
yang sedang dalam proses pembuatan sertifikat
lahan.
Langkah 2.
Mengenali Kawasan Prioritas
No Langkah Proses Fasilitasi Output
Langkah 2.3 Identifikasi mata pencaharian
Data Kawasan Prioritas ▪ Petakan mata pencaharian warga yang paling dominan di Kawasan prioritas. Arsir atau Peta
tandai di peta. Tulis di metaplan dan tempelkan di peta kerja. penghidupan
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang 01 ▪ Identifikasi dan petakan kelompok rentan atau kelompok disabilitas yang masuk dalam masyarakat
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan mata pencaharian yang paling dominan. dan deskripsi
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator ▪ Identifikasi keterlibatan perempuan yang memiliki mata pencaharian yang paling analisa
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5) dominan. Tandai atau petakan di peta kerja.
Livelihood
Sumber mata pencaharian
▪ Identifikasi sumber-sumber mata pencaharian warga di Kawasan prioritas. Tandai di
5) Kajian Livelihood peta menggunakan post-it.
▪ Identifikasi sumber mata pencaharian yang melibatkan kelompok rentan dan disabilitas.
Mendapatkan gambaran pengembangan penghidupan 02 Tandai di peta menggunakan post it.
masyarakat di lokasi Kawasan prioritas ▪ Identifikasi akses atau pergerakan kelompok rentan dan disabilitas ke sumber mata
pencaharian. Tandai alur pergerakan di Peta
▪ Deskripsikan kondisi sarana penunjang atau pendukung dari mata pencahariann utama.
Analisa
▪ Pengembangan kehidupan masyarakat yang masih mungkin dilakukan.
03 ▪ Kebutuhan fisik dan sosial dalam mendukung pengembangan kehidupan.
▪ Hambatan dan kekuatan dalam pengembangan kehidupan masyarakat.
▪ Tuliskan dalam metaplan, kemudian tempel di peta kerja.
Hasil Exercise

Langkah 2.
Mengenali Kawasan Prioritas

Langkah 2.3
Data Kawasan Prioritas
untuk mendapatkan gambaran isu dan permasalahan yang
ada di Kawasan prioritas. Gambaran dan permasalahan
meliputi : 1) Permasalahan permukiman kumuh (7 Indikator
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) Status Lahan dan 5)
Livelihood

5) Kajian Livelihood
Mendapatkan gambaran pengembangan penghidupan
masyarakat di lokasi Kawasan prioritas
Wonokerto
Kulon
Perikanan
nelayan 81% Api-Api
Nelayan 57%
Hasil Exercise
Langkah 2. DATA FAKTA ANALISA PENANGANAN
Mengenali Kawasan Prioritas Mata Pencaharian ▪ Rata-rata perempuan bekerja ▪ Keahlian/ keterampilan ▪ Pembentukan kelompok-
1. Api-api sebagai penjual ikan, buruh batik perempuan pesisir masih kelompok nelayan
✓ Nelayan 57% ▪ Kelompok rentan lainnya tidak lemah/ rendah ▪ Pemberian keterampilan
Langkah 2.3 ✓ Perdagangan dan jasa
25%
bekerja/ dirumah saja ▪ Terbatasnya akses/ ruang
gerak bagi perempuan untuk
▪ Adanya pendampingan
intensif
Data Kawasan Prioritas ✓ Pertanian 12% 1. TPI bekerja ▪ Pembangunan TPI berserta
✓ Industri pabrik 3% ▪ Kondisi TPI tidak layak ▪ Aktivitas beli ikan di TPI srprasnya
untuk mendapatkan gambaran isu dan 1. Bebel ▪ Akses tergenang rob menurun ▪ Permodalan yang memihak
permasalahan yang ada di Kawasan ✓ Nelayan 52% 2. Nelayan ▪ Konidis alam utara tanggul – nelayan
✓ Perdagangan dan jasa ▪ Belum ada akses permodalan bencana rob semakin tinggi ▪ Penyediaan sarpras
prioritas. Gambaran dan permasalahan 33% sehingga jalan maupun TPI diversifikasi ikan s.d
▪ Pabrik es-cold storage tidak
meliputi : 1) Permasalahan ✓ Industri pabrik 1% ada tenggelam pemarannya
permukiman kumuh (7 Indikator ✓ Pertanian 2% 3. Perdagangan dan Jasa ▪ Tidak ada lembaga keuangan ▪ Pembangunan sistem irigasi
kumuh); 2) GESI, 3) Risiko Bencana; 4) 2. Wonokerto kulon ▪ Olahan hasil ikan masih yang berpihak pada nelayan tambak
Status Lahan dan 5) Livelihood ✓ Perikanan nelayan sederhana ▪ Belum ada prasarana cold ▪ Penyediaan sarpras tambak
81% ▪ Dijual dipasar storige ▪ Pelatihan pembuatan pakan
✓ Perdagangan dan jasa 1. Petani tambak dan sawah ▪ Tidak ada media/ tempat ikan
5) Kajian Livelihood 16% ▪ Alih fungsi lahan air laut penyimpanan hasil olahan ▪ Pelatihan budidaya ikan
✓ Industri pabrik 1% menjadi air payau ikan ▪ Pengurugan tanah
Mendapatkan gambaran ✓ Aparat1% ▪ Masih mengandung garam ▪ Belum punya keterampilan ▪ Pengomposan dan penataan
1. Wonokerto wetan (tambak selatan tanggul) untuk diversifikasi olahan ikan irigasi pertanan
pengembangan penghidupan
✓ Nelayan 54% ▪ Sistem irigasi tambak belum ▪ Budidaya tambak terkendala ▪ Penyediaan infrastruktur
masyarakat di lokasi Kawasan ✓ Perdagangan jasa 28% ada air pendukung wisata yang
prioritas ✓ Industri9% ▪ Saluran irigasi pertanian ▪ Tidak ada jalan produksi ke memadai
✓ Pegawai 5% belum ada tambak
Sumber aktivitas: ▪ Bibit dan pakan mahal ▪ Belum ada bantuan bibit
❖ Tambak 2. Wisata pantai ▪ Jalan produksi pertanian
❖ Pasarikan ▪ Sebelum rob yang sering, belum ada
❖ TPI pendapatan pengelola wisata
❖ Pelabuhan tinggi begitu juga sebelum
❖ Pasar tradisional pandemic covid
❖ Laut lepas ▪ Akses tergenang rob, jam-jam
❖ Wisata pantai tertentu dan tidak bisa
dipastikan pengunjung bisa
datang ke wisata
No Langkah Proses Fasilitasi Output
Isu Srategis diperoleh dari dokumen RP2KPKP/K di bagian kebijakan dan atau hasil diskusi
Langkah 2. kajian sebelumnya – Kesimpulan atau Analisa
Mengenali Kawasan Prioritas ▪ Sejarah/morfologi kawasan Isu-isu
▪ Position Kawasan (Pola Ruang dan struktur ruang) Strategis
01 ▪ Kekumuhan/Profil Kumuh berdasarkan
▪ GESI hasil kajian-
Langkah 2.4 ▪ Lahan kajian
Isu Strategis Kawasan ▪ Kebencanaan
▪ Livelihood
Mendapatkan isu-isu strategis hasil analisa kajian-kajian
sebelumnya dan menjadi bahan untuk penyusunan konsep
02 Tuliskan isu-isu strategis kedalam metaplan dan kemudian letakan di peta kerja
Kawasan
Hasil Exercise

Langkah 2. NO ASPEK ISU STRATEGIS


Mengenali Kawasan Prioritas
1 POSITIONING ▪ Adanya ketidak sesuaian pola ruang ( adanya tanggul laut sehingga terjadi
perubahan tata ruang )
▪ Sarana dan prasarana belum mendukung kawasan strategis MINAPOLITAN “SIWO TIRTO”
Langkah 2.4
2 MORFOLOGI ▪ Secara historis , masyarakat nya merupakan pelarian dari pasukan Pangeran Diponegoro
Isu Strategis Kawasan ▪ Secara alami penduudk berada di aliran sungai
▪ Sebagian besar, penduduknya pendatang dan bermata pencaharian sebagai nelayan
Mendapatkan isu-isu strategis hasil analisa kajian-kajian ▪ Mata pencaharian penduduk :
sebelumnya dan menjadi bahan untuk penyusunan konsep Api-api: dominan tambak, nelayan, petani
Kawasan Wonokerto: Tambak, nelayan
▪ Sebagian wilayahnya rawa-rawa, tanah labil (alluvial muda)
3 LAHAN ▪ Masih ada bangunan di sempadan
▪ Pemanfaatan sempadan untuk pasar ikan
▪ Pergeseran garis pantai/ sungai sehingga jarak sempadan pantai terjadi perubahan dan
berdampak pada permukiman.
4 GESI ▪ Adanya regulasi, masih minim implementasinya
▪ Perencanaan dan pelaksanaan yang respon gender dan kelompok rentan
▪ Jumlah MBR relatif banyak, yaitu 59%
▪ Kelompok rentan juga cukup banyak, kelompok perempuan di
Wonokertosebanyak 44,7% dan disabilitas nya ada 133 jiwa
5 KEBENCANAAN ▪ Jenis bencana yang ada: Banjir, banjir rob, penyakit, kebakaran
▪ Masih ada permukiman di utara tanggul
▪ Belum terkoneksinya sistem drainase dari tersier-sekunder-primer
▪ ROB menurunkan kualitas hunian dan permukiman serta kesehatan masyarakat
▪ Kemampuan dan kesadaran masih minim akan pentingnya mitigasi bencana kebakaran
6 LIVELIHOOD ▪ Permodalan yang belum memihak
▪ Diversifikasi hasil pengolahan ikan
▪ Sarpras yang mendukung MINAPOLITAN
▪ Sarpras aktivitas nelayan tangkap mengalami degradasi fungsi
▪ Keterlibatan kelompok perempuan dan rentan masih minim
Hasil Exercise

Langkah 2. NO ASPEK ISU STRATEGIS


Mengenali Kawasan Prioritas
7 KEKUMUHAN BANGUNAN
▪ Terjadinya banjir rob, bagi warga MBR tidak mampu memperbaiki rumah (RTLH)
▪ Adanya rob dan banjir, masyarakat memanfaatkan sempadan untuk membangun
Langkah 2.4 rumah
Isu Strategis Kawasan ▪ Rumah di utara tanggul terancam tenggelam

Mendapatkan isu-isu strategis hasil analisa kajian-kajian AIR LIMBAH


sebelumnya dan menjadi bahan untuk penyusunan konsep ▪ Muka air tanah berada diatas septitank (banjir rob)
▪ Masyarakat tidak mampu membuat sanitasi yang aman
Kawasan
▪ Budaya BAB sembarangan

PERSAMPAHAN
▪ Sarana sampah yang kurang
▪ Tenaga pengelola belum kompeten
▪ Budaya buang sampah sembarangan

KEBAKARAN
▪ Kesadaran penyediaan apar di masyarakat masih rendah

JALAN
▪ Terjadinya banjir, jalan menjadi rusak dan jalan tenggelam

DRAINASE
▪ Penanganan drainase tidak seiring dengan infrastruktur jalan
▪ Drainase tidak terkondisi dari Hulu sampai Hilir
▪ Kurangnya pemeliharaan

AIR BERSIH
▪ PDAM belum mampu melayani kebutuhan air minum
▪ Adanya kebijakan pengendalian pengambilan air bawah tanah, subsidi pasang
PDAM bagi MBR
▪ Analisis SWOT adalah alat yang sangat sederhana, namun sangat membantu untuk
mengembangkan Kawasan prioritas, apakah akan membangun kawasan atau
Langkah 3. mengembangkan kawasan lebih baik lagi.
Menyusun Konsep Kawasan ▪ SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities
(peluang), dan Threats (ancaman).
▪ Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal Kawasan.
Langkah 3.1 hal-hal yang dapat kita kontrol dan dapat berubah
Analisis SWOT ▪ Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah hal eksternal yang mempengaruhi
kawasan atau hal-hal yang terjadi di tingkat Kota. kita dapat memanfaatkan peluang dan
Mendeskripsikan aspek yang menjadi focus permasalahan
melindungi dari ancaman, tetapi kita tidak dapat mengubahnya.
kekumuhan Kawasan dengan melihat dari sisi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman, sehingga terumuskan
strategi penyelesaiannya
Langkah 3.
Menyusun Konsep Kawasan
No Langkah Proses Fasilitasi Output
Mengelompokkan Isu kedalam SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman.
Langkah 3.1
Analisis SWOT 01 Data, fakta dan Isu-isu strategi yang di dapatkan, ditulis dalam metaplan kemudian
dikelompokkan sesuai dengan aspek kekuatan, kelemahan, Peluang dan Ancaman). Buat
Mendeskripsikan aspek yang menjadi focus permasalahan Kuadran SWOT, Tempel dan kelompokkan dalam Kuadran SWOT.
kekumuhan Kawasan dengan melihat dari sisi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman, sehingga terumuskan Menyusun strategi menjawab Faktor Eksternal dan Internal
strategi penyelesaiannya
▪ Setelah data, fakta dan isu isu disusun di dalam kuadran SWOT, Kemudian melakukan
pembahasan stategi teknis dengan metode / alat analisis SWOT.
▪ Langkah 1. . Diskusikan dan menganalisis bagaimana menggunakan kekuatan itu untuk Analisis SWOT
memanfaatkan peluang). Tuliskan pendapat strategi teknis peserta di metaplan dan dan
tempel di Kuadran SWOT. Deskripsinya
▪ Langkah 2. Diskusikan dan menganalisis bagaimana kekuatan Kawasan bisa
02 menuntaskan ancaman yang ada di Kawasan. Tuliskan pendapat strategi teknis peserta
di metaplan dan tempel di Kuadran SWOT.
▪ Langkah 3. Diskusikan dan menganalisis bagaimana peluang eksternal Kawasan dapat
membantu mengatasi kelemahan internal. Tuliskan pendapat strategi teknis peserta di
metaplan dan tempel di Kuadran SWOT.
▪ Langkah 4. Diskusikan dan menganalisis bagaimana meminimalkan kelemahan Kawasan
sehingga dapat menghindari ancaman. Tuliskan pendapat strategi teknis peserta di
metaplan dan tempel di Kuadran SWOT
Hasil Exercise
PENDEKATAN PEMBUATAN KONSEP
Langkah 3.
Menyusun Konsep Kawasan
Core Goals (Tujuan Inti)
Langkah 3.2 Expected Benefit
Tujuan utama yang ingin dicapai dari proses
Perumusan Konsep Kawasan perencanaan, tujuan ini menggambarkan
positioning utama dari sebuah rencana yang
Mendefinisikan gagasan atau ide yang sesuai dengan kondisi Basic dihasilkan dari kondisi, karakteristik, kebijakan,
Need potensi dan permasalahan yang dimiliki
eksisting atau mengacu kepada dokumen perencanan terkait, Basic Need
sehingga memberikan karakteristik kuat kepada Kawasan Basic
Need
tersebut. Strategic Concept (Konsep Strategi)
Pendekatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
Basic gagasan, perencanaan, dan eksekusi dari sebuah
Strategic Strategic

Expected Benefit
Need perencanaan dalam kurun waktu

Expected Benefit
Concept Concept
Core Basic
Goals Need Basic Need (Kebutuhan Dasar)
Basic Kebutuhan dasar merupakan unsur-unsur yang
Need
dibutuhkan dari sebuat konsep strategi yang
Strategic bertujuan untuk keberhasilan pencapaian strategi
Concept yang diterapkan

Basic Basic Expected Benefit


Need Need
(Manfaat yang diharapkan)
Hasil yang diinginkan akan didapatkan atau
Expected Benefit
kejadian akan berbuah kebaikan di waktu yang
akan datang dari sebuah konsep yang diterapkan
Langkah 3.
Menyusun Konsep Kawasan
No Langkah Proses Fasilitasi Output

Langkah 3.2 Menyusun Tema Utama Kawasan


Perumusan Konsep Kawasan Diskusi bersama dengan peserta dan hasil diskusi dituliskan dalam metaplan
Core Goals
(Tujuan Inti)
01 ▪ Cari pendekatan konsep yang ingin digunakan
Mendefinisikan gagasan atau ide yang sesuai dengan kondisi Tema
▪ Menentukan tema atau tujuan inti yang ingin dicapai dari proses perencanaan agar
eksisting atau mengacu kepada dokumen perencanan terkait, Kawasan
dapat menggambarkan positioning utama dari sebuah rencana yang dihasilkan dari
sehingga memberikan karakteristik kuat kepada Kawasan
kondisi, karakteristik, kebijakan, potensi dan masalah yang dimiliki.
tersebut.

Menyusun Strategi
Konsep
02 Diskusi bersama dengan peserta dan hasil diskusi dituliskan dalam metaplan Strategi
▪ Pendekatan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi Kawasan
dari sebuah perencanaan dalam kurun waktu tertentu.

Menyusun Kebutuhan Dasar


Basic Needs
Diskusi bersama dengan peserta dan hasil diskusi dituliskan dalam metaplan /Kebutuhan
03 ▪ Unsur-unsur yang dibutuhkan dari sebuah strategi yang bertujuan untuk keberhasilan Dasar
pencapaian strategi yang akan diterapkan Kawasan
Hasil
Exercise
“PERMUKIMAN KUMUH WONOKERTO MENDUKUNG KAWASAN PUSAT
PEREKONOMIAN BERBASIS PERIKANAN DAN WISATA”
Core Goals

Mengajak Masyarakat Wonokerto untuk berperan dalam pengembangan kawasan dengan memanfaatkan potensi kawasan
wonokerto untuk melihat masa depan yang lebih baik

1 2 3 4 5 6 7
Strategic Concept

Peningkatan Penataan Akses Penataan Sungai Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan


Kualitas dan Sarana dan Saluran Wisata Edukasi Budidaya Wisata Kawasan
Permukiman dan Sosial Ekonomi Sekunder Perikanan Ekonomi
Insfrastruktur Kawasan Terpadu
Permukiman

1. Peningkatan 1. Peningkatan jalan 1. Penataan saluran 1. Pemberdayaan 1. Kampung Nila Salin 1. Wisata Pantai 1. Penataan kawasan
kualitas jalan dan ekonomi dan buangan masyarakat 2. Sistem irigasi 2. Wisata air tanggul ekonomi terpadu KI
drainase produksi “kawasan 2. Hutan mangrove 3. Pusat pengolahan ikan SURYAN
2. Pembangunan 2. Pembangunan bantaran kali dan wisata susur 2. Penataan kawasan
drainase Pasar Ikan dan pojok” mangrove ekonomi terpadu
3. Peningkatan jalan IPAL • Normalisasi 3. Goa cemara sepanjang mrican
produksi 3. Revitalisasi pasar saluran 4. Edukasi budidaya
4. Penyediaan air desa • Pembangunan perikanan
bersih 4. Sport center talud/senderen 5. Pengembangan
Basic Need

5. Manajemen sanitasi 5. GSG dan sport dan pedestrian EDUKASI


diperbaiki center 2. Penataan sungai “KETAHANAN
6. Perbaikan RTLH & 6. Lapangan sepak mrican PANGAN”
pembangunan bola dan jogging • Normalisasi
sanitasi track saluran
7. Pembbangunan 7. Revitalisasi TPI • Pembangunan
gapura (identitas dan prasarana talud/senderen
kawasan) pendukungnya dan pedestrian
8. Permukiman utara
tanggul
Langkah 3.
Menyusun Konsep Kawasan
No Langkah Proses Fasilitasi Output

Langkah 3.3 Lakukan di atas peta kerja


Penyusunan Spasial Konsep Kawasan 01 Arsir di atas peta, rencana zonasi atau segmentasi Kawasan sesuai dengan rumusan
konsep Kawasan.
Memberikan visual lengkap terkait dengan gagasan atau ide
yang telah disusun pada rumusan konsep
Ploting seluruh kebutuhan dasar sesuai dengan rumusan konsep di atas peta
02
Menandai kebutuhan dasar sesuai rumusan konsep ke dalam peta.
Hasil Exercise

Langkah 3.
Menyusun Konsep Kawasan

Langkah 3.3
Penyusunan Spasial Konsep Kawasan
Memberikan visual lengkap terkait dengan gagasan atau ide
yang telah disusun pada rumusan konsep
Hasil Exercise

Langkah 3.
Menyusun Konsep Kawasan

Langkah 3.3
Penyusunan Spasial Konsep Kawasan
Memberikan visual lengkap terkait dengan gagasan atau ide
yang telah disusun pada rumusan konsep
Langkah 3.
Menyusun Konsep Kawasan
No Langkah Proses Fasilitasi Output

Langkah 3.4 Buat Matriks kebutuhan penanganan Kawasan prioritas/ segmentasi Kawasan, memuat :
Penyusunan Matriks Kebutuhan Penanganan 01 Jenis Kegiatan, Volume, satuan, nilai biaya, tahun penanganan, sumber pendanaan dan
instansi/ lembaga pelaksana Matriks
Memberikan gambaran lengkap seluruh kegiatan Kebutuhan
penanganan, volume, nilai biaya, tahun pendananan dan Penanganan
sumber pendanaan sebagai instrument kolaborasi Kawasan
penanganan permukiman kumuh Tuangkan kebutuhan dasar dalam matriks kebutuhan penanganan Kawasan
02 prioritas/segmentasi.
Contoh
Langkah 3. HargaSatuan Total Biaya Tahun Sumber
Menyusun Konsep Kawasan No Aspek/Jenis Kegiatan Satuan Volume Instansi Pelaksana
(Rp) (Rp) Penanganan Pendanaan
Peningkatan Kualitas Permukiman dan
A.
Insfrastruktur Permukiman
Langkah 3.4 1 Peningkatan Kualitas Jalan
Penyusunan Matriks Kebutuhan Sosialisasi dan Penguatan Kapasitas Masyarakat
2
Penanganan terkait Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
3 Dst…...
Penataan Akses Dan Sarana Sosial Ekonomi
Memberikan gambaran lengkap B.
Kawasan
seluruh kegiatan penanganan,
1 Pembangunan Pasar Ikan
volume, nilai biaya, tahun
pendananan dan sumber pendanaan 2 Dst…...
sebagai instrument kolaborasi C. Penataan Sungai dan Saluran Sekunder
penanganan permukiman kumuh Penataan saluran buangan “kawasan bantaran
1
kali pojok”
2 Dst…...
D. Pengembangan Wisata Edukasi
Pengembangan Hutan mangrove dan wisata susur
1
mangrove
2 Dst…...
E. Pengembangan Budidaya Perikanan
1 Pengembangan Kampung Nila Salin
2 Dst…...
F. Pengembangan Wisata
1 Pengembangan Wisata Pantai
2 Dst…...
G. Pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu
1 Penataan kawasan ekonomi terpadu KI SURYAN
2 Dst…...
Langkah 3.
Menyusun Konsep Kawasan
No Langkah Proses Fasilitasi Output

Langkah 3.5
Melakukan diskusi untuk Menyusun materik rekomendasi desain yang bersumber dari
Rekomendasi Desain 01 matrik kebutuhanan penanganan Kawasan priotitas.
Memberikan masukan terkait dengan jenis konstruksi dan Matriks
jenis material yang akan digunakan serta justifikasinya Rekomendasi
sebagai masukkan awal dalam proses penyusunan desain Desain
yang mempertimbangkan prinsip Aksesibilitas Universal dan Tuangkan kedalam matrik rekomendasi desain item kegiatan yang akan ditangani, jenis
02 konstruksi dan jenis material yang akan digunakan beserta justifikasinya.
Pengurangan Risiko Bencana
Contoh
Langkah 3.
Menyusun Konsep Kawasan Jenis Detail Sub Jenis Justifikasi Pemilihan Justifikasi Pemilihan
Jenis Material
Komponen Kegiatan Konstruksi Konstruksi Terpilih Material Terpilih

Langkah 3.5
a. Struktur Bangunan:
Rekomendasi Desain
a. Proses pengolahan Beton Bertulang
sampah terlindungi; b. Dinding: Bata Merah
Memberikan masukan terkait dengan jenis konstruksi dan Bangunan 1 Lebih efektif, kuat, dan
TPS3R b. Luas lahan tersedia Finishing Plester
jenis material yang akan digunakan serta justifikasinya Lantai sesuai standar mutu
sehingga cukup dengan 1 c. Atap: Baja Ringan &
sebagai masukkan awal dalam proses penyusunan desain lantai. Genteng Tanah Liat
yang mempertimbangkan prinsip Aksesibilitas Universal dan d. Lantai: Keramik
Pengurangan Risiko Bencana

Sumur Bor
Sumur Bor
Dalam

IPAL
IPAL Komunal Komunal Bio
Filter

Dst………..
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM & PERUMAHAN RAKYAT
JL. PATTIMURA NO. 20, KEBAYORAN BARU, JAKARTA SELATAN, INDONESIA - 12110

Anda mungkin juga menyukai