Anda di halaman 1dari 28

www.lakubecik.

org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Bab 8 Sandi dari Pewayangan Jawa

Lakon pewayangan Jawa selalu dimulai dengan pembukaan Gunungan, dan setelah pembukaan gunungan mulai dilakonkan cerita wayang.

Gunungan memiliki pola yang berbeda-beda. Untuk memulai lakon, digunakan pola gunungan seperti di sebelah kiri, yang menggambarkan istana dan hutan yang dilingkupi bentukan gunung. Penggambaran ini menunjukkan adanya gunung palsu. Gunungan berasal dari kata gunung-an yang berarti gunung palsu. Gambar gunungan di sebelah kanan biasanya digunakan saat adanya kebakaran (Rahwono obong), menunjukan penggunaan aji kumbala geni dalam sastra pangruwatan, dan timbulnya

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

ledakan. Artinya, ada gunung palsu yang sangat berbahaya karena dibuat dengan pola jebakan. Gunung palsu selalu ditunjukkan dalam 2 ciri: 1. Sisi Gunungan yang memiliki gambar istana

Di dalam gunungan tipe ini terdapat penggambaran pola gunung gundul dan terdapat kerangka yang menyangga tanah yang dilambangkan dengan batang dan dahan serta ranting pohon. Batangnya dijaga oleh ular yang melingkar, kemudian di dalamnya terdapat beberapa jenis burung untuk penanda lokasi keberadaan gunung palsu. Selain itu digambarkan juga harimau dan banteng, 1 kepala Butho, 2 kepala garuda yang mulutnya menjaga sepanjang kolam, serta istana dengan 2 raksasa yang menjaga tempat tersebut.

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Secara garis besar, yang bisa kita perhatikan dari pola gunung palsu yang disandikan dengan cara seperti ini adalah adanya gunung gundul yang tidak pernah longsor dengan bentuk melancip. Gunung gundul ini menyembunyikan istana di dalamnya dengan ciri keberadaan sumber air bersih di dalam gunung gundul tersebut.

Sandi pada gambar gunungan ini menunjukkan suatu fakta tentang keberadaan bangunan yang disembunyikan seperti penggambaran berikut.

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Dengan suatu pemahaman logis bahwa bentuk bangunan bukan hanya pyramid, dan dengan suatu presumsi adanya kota yang hilang ditimbun, maka tentu banyak bangunan yang ada di dalamnya termasuk bentuk istana seperti gambar berikut.

Pola penimbunan yang dilakukan adalah: bangunan ditimbun dulu dengan tanah lunak atau pasir untuk suspensi, lalu dicor sejenis beton dengan ketebalan bervariasi. Pola cor beton tersebut saat ini sering kita temui untuk pelapis tebing yang cukup curam di pinggir jalan besar ataupun jalan tol. Contoh pola cor beton ada pada gambar di bawah ini, atau diberi lapisan tanah laut yang keras, baru di atasnya di timbun dengan tanah yang disangga batu bronjongan.

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Gambar di atas menunjukkan contoh pola cor beton yang permukaannya dibuat seolah-olah alamiah 2. Gunungan yang dibuat dengan pola jebakan yang sangat berbahaya. Gunung palsu tersebut dengan sangat sengaja dibuat dengan dilapisi bahan peledak yang belum bisa didefinisikan oleh peradaban saat ini karena kemungkinan belum dikenal nama materialnya. Di Jawa material peledak dan gas beracun ini dikenal dengan nama Darubeksi.

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

3. pola gunungan ini adalah pola gunung palsu yang sangat berbahaya, di sini kemampuan menganalisa dan kontak dengan leluhur yang dengan sengaja menimbun sangat diperlukan. Ledakan ditunjukkan dengan adanya gambar api, dan darubeksi digambarkan dengan bentuk wajah raksasa. 4. Pola penutupan decoy yang merupakan gunung gundul dan kosong. Gundukan seperti gunung itu kalau digali tidak akan ditemukan bangunan apapun. Saat diteliti bukit gundul tersebut seolah-olah ada bangunannya namun akan terlihat kosong karena di-lock dan diawasi dengan gelombang khusus dari suatu tempat yang belum bisa dilacak oleh peradaban sekarang. Pola penutupan seperti keterangan di atas biasanya akan berakibat ditemukannya lapisan-lapisan umur tanah yang menutup menjadi acak, karena sistem penutupannya sangat tergantung pada kontraktor yang menimbun saat itu. Tanah yang digunakan bisa sejenis, bisa juga berasal dari berbagai tempat (tergantung asal supply). Umur tanah pun akan acak sehingga sangat mungkin tanah muda justru ada di kedalaman bukan di permukaan, meskipun tidak terdapat lipatan. Akan sering ditemukan adanya pola umur tanah yang terbalik seperti yang sudah dijelaskan pada tulisan Mesir sejatinya di Bosnia yang pertama.

Pada gambar di atas terlihat bahwa sangat memungkinkan umur lapisan C adalah lapisan tanah muda dan umur lapisan B lebih tua umurnya dari umur lapisan C, serta umur lapisan A adalah lapisan tanah tertua. Struktur lapisan tanah ini terjadi karena saat bangunan akan ditutup, tanah yang dikeruk pertama kali adalah tanah permukaan sehingga berumur

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

muda dan saat ditimbunkan maka tanah termuda tersebut ada di bagian bawah. Lalu saat kerukan kedua, tanah tersebut saat dikeruk tentu ada di bawah tanah yang dikeruk sebelumnya, dan seterusnya, maka sistem tanahnya menjadi mempunyai umur yang terbalik dan tanpa ada pola lipatan tanah.

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Bab 9 Lempeng Eurasian

Di dunia terdapat banyak lempeng yang saling bertabrakan. Salah satu lempeng tersebut adalah lempeng Eurasian yang sebagian lempeng tersebut terangkat ke permukaan laut dan membentuk benua Eropa.

Bagian selatan posisi Bosnia (5) dan Serbia (6) merupakan posisi tabrakan antara lempeng Eurasian dan lempeng Afrika. Tabrakan lempenglempeng tersebut menyebabkan terangkatnya lempeng Eurasian sehingga membentuk benua Eropa. Terdapat kejanggalan dari proses tabrakan ini. Posisi tabrakan lempeng ditunjukkan garis berwarna biru dan garis merah serta hijau. Dari garis-garis tersebut, terlihat adanya perbedaan kontur ketinggian yang tidak mengikuti pola tabrakan lempeng tektonik karena pola di tubrukan lempeng tersebut terlihat sekali terjadi secara bertahap

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Pola tumbukan lempeng seharusnya

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Namun ternyata yang terbentuk seperti pola kerukan

Kalau dibuat grafik dengan koordinat awal: 4413'53.84"N 1731'38.83"E dan koordinat akhir: 4413'53.84"N 1731'38.83"E maka akan terlihat grafik kontur sebagai berikut. Dari pola gambar terlihat jelas ada pola penurunan dasar laut secara bertahap. Pola seperti ini lebih tepat dikatakan pola kerukan bukan pola tumbukan lempeng secara tektonik.

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Dengan data-data kontur tersebut dapat dipastikan pegunungan di Bosnia dan Serbia bukan gunung yang terbentuk sesuai teori geologi tapi merupakan timbunan-timbunan dengan berbagai jenis: yang ada bangunannya, yang merupakan perangkap yang berbahaya, dan yang merupakan bukit palsu tanpa isi bangunan.

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Bab 10 Petunjuk Mesisir Puzzle Dari

Ki Tunggul Jati Among Raga


Ki Tunggul Jati Jaya Among Raga adalah pamong dari keseluruhan team Turangga Seta. Beliau adalah pengejawantahan dari Sang Hyang Batara Ismaya, kakak dari Sang Hyang Batara Guru dan adik dari Sang Hyang Batara Antiga, yang diciptakan oleh Sang Hyang Wening.

Di berbagai jaman beliau sering berganti nama. Menurut serat Kandabuana, Sang Hyang Batara Ismaya turun ke Arcapada (Bumi) dalam bentuk Ki Lurah Semar. Di jaman Kala Bendu (saat ini) beliau menggunakan wujud Ki Tunggul Jati Jaya Among Raga. Petilasan Ki Tunggul Jati Jaya Among Raga ada di Srandil, CilacapJawa Tengah. Dengan koordinat 741'6.52"S 10911'29.30"E

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Tempat Ki Tunggul Jati Jaya Among Raga berupa gua kecil yang berada di sisi Selatan dari bukit Srandil, seperti yang tergambarkan di foto berikut ini.

Pada gambar di atas terlihat tim Turangga Seta, dipimpin Timmy Hartadi dalam expedisi mendadak dipanggil ke Srandil sehingga tidak sempat menyiapkan pakaian sowan yang biasa dipakai. Karena Ki Tunggul Jati Jaya Among Raga ada di area Banyumas, maka bahasa beliau sesuai dengan bahasa di sekitar tempat tinggal beliau yaitu bahasa Banyumas (bahasa Ngapak). Oleh karena itu, petunjuk yang ditinggalkan beliau juga menggunakan bahasa Banyumas. Berdasarkan perintah Ki Tunggul Jati Jaya Among Raga maka didapat beberapa nama desa dan kota di utara Visoko yang menggunakan bahasa Banyumas, walaupun sistem ejaannya menggunakan bahasa setempat. Daerah pertama yang ketemu adalah nama daerah Gostilikna yang ada di koordinat 4439'15.45"N 1811'55.69"E. Karena selama 500 tahun ini terjadi pergeseran pengucapan dan sistem penulisan, maka dengan cara membaca menggunakan bahasa Banyumas, ditemukan bahwa nama asli dari Gostilikna adalah Gus tilikna yang berarti Nak tengoklah
www.lakubecik.org Facebook.com/groups/GregetNuswantara2 Twitter @TuranggaSeta_

Nama daerah berikutnya adalah Mekota yang berarti Makuta atau mahkota, ada pada koordinat 4440'34.94"N 1826'11.15"E

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Kata ketiga adalah Katino Jejero, yang berarti ke hatimu yang paling dalam ada di koordinat 4440'22.78"N 1826'18.92"E

Kata keempat Pasna brgodo yang berarti Pasna Bregodo atau tepatkanlah pada pasukan, dengan koordinat 4441'25.47"N 1841'44.70"E

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Kata kelima adalah Terusna yang berarti lanjutkan ada pada koordinat 4433'22.45"N 1817'40.69"E

Kata keenam Bukavica yang dalam bahasa Banyumas terdekat adalah Buka nika, atau bukalah yang ini dengan koordinat 4432'17.61"N 1815'29.89"E

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Kata ketujuh adalah Rajnovobrdo, dan kata Banyumas yang mendekati adalah Rat Novo Bregodo, yang berarti Sembilan Pasukan Alam Raya. Dengan koordinat: 443224.81"N 1817'7.43"E

Kata kedelapan adalah Milino Sela yang berarti mengalirlah batu dengan koordinat: 4432'15.21"N 1824'57.99"E

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Kata kesembilan adalah karo ula yang berarti bersama dengan ular dengan koordinat: 4427'13.42"N 183'28.86"E

Kata kesepuluh adalah Dugana Putu yang berarti prediksikanlah anak cucu dengan koordinat: 4424'6.28"N 1759'43"E

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Kata kesebelas selo yang berarti batu dengan koordinat: 4420'26.89"N 187'48.11"E

Kata keduabelas adalah Pepelari yang merupakan nama benda yang bentuknya belum terdefinisi, namun ada kemungkinan berarti pepel atau padat. Maka pepelari bisa berarti yang dipadatkan, ada di koordinat 4418'22.29"N 18 2'24.59"E

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Kata ketigabelas adalah Jelasna disit yang berarti jelaskan dulu, dengan koordinat: 4418'0.91"N 18 5'29.76"E

Kalau keseluruhan nama daerah ditampilkan akan terlihat seperti pada gambar berikut:

Kalau diurut dalam bahasa Banyumas menjadi :


www.lakubecik.org Facebook.com/groups/GregetNuswantara2 Twitter @TuranggaSeta_

Gus tilikna Makuta katina jejero, pasna bregodo, terusno buka menika rat Nawa Bregodo milino sela karo ula, Dugana Putu Selo Pepelari jelasna disit..... Yang berarti: Nak perhatikanlah Mahkota dengan kepekaan hatimu yang paling dalam, tepatkanlah pada pasukan lalu lanjutkan membuka yang berupa sembilan pasukan alam raya aliran batu dengan ular, prediksikanlah anak cucu batu yang telah dipadatkan jelaskan dulu..... Bagi Tim Turangga Seta, kumpulan kata-kata tersebut adalah sandi untuk membuka suatu tempat, sehingga tim Turangga Seta lalu mencari jejak relief Bregodo/pasukan dengan seragam baju zirah yang berpola seperti sisik ular. Ternyata kemudian didapatkan relief satriya yang digambarkan di suatu makam kuno di Bosnia:

Pada gambar tersebut terlihat jelas pola baju yang seperti sisik. Pola sisik biasanya oleh masyarakat Banyumas di sebut Busik, dan karena pergeseran cara penulisan masyarakat setempat maka tertulis Buzic. Karena keberadaan kepercayaan Iliriyan yang sangat menghormati Dewa
www.lakubecik.org Facebook.com/groups/GregetNuswantara2 Twitter @TuranggaSeta_

Ular, maka baju tersebut dianggap sebagai baju penjelmaan Ular Raksasa sehingga akan disebut Busik Maha Ula dalam bahasa Banyumas, atau bisa disingkat menjadi Busik Mahala. Karena pergeseran sistem penulisan maka menjadi Buzic Mahala, dengan koordinat: 442'12.02"N 18 7'15.93"E

Kalau diperhatikan dengan seksama, pada relief kesatriya tersebut, tangan kanannya terbuka dengan lingkaran kosong yang selalu dipasang diantara ibu jari (jempol) dan jari telunjuk.

Penggambaran itu berarti bahwa visoko adalah kakinya karena di sana pertama kali ditemukan Pyramid of the Sun, dan pakaian Bregodo atau Buzic Mahala sebagai pusatnya di koordinat , maka posisi bangunan bukan di Barat laut (Barat Utara) tapi ada di Timur Laut (Timur Utara), posisi tersebut ditunjukkan dengan gambar seperti gunung miring yang di bor.
www.lakubecik.org Facebook.com/groups/GregetNuswantara2 Twitter @TuranggaSeta_

Gambar tersebut pasti bukan gambar panah, tetapi merupakan gambar bukit atau gunung yang harus digali, dan di arah tempat tersebut terdapat daerah yang bernama Jelaske atau kalau di artikan berarti Jelaskanlah dengan koordinat: 4416'6.88"N 18 5'29.27"E

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Maka posisi Bukit yang harus dibuka pertama kali dapat dipastikan ada pada koordinat 44.275688,18.365693

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Atau dengan pola terrain:

Bersambung...

www.lakubecik.org

Facebook.com/groups/GregetNuswantara2

Twitter @TuranggaSeta_

Anda mungkin juga menyukai