00000413
n A D I A u
PUSAT PEMBiiJAArJ DAN FErjGEMBANGAN BAHASA
I
ti
: ]h':lf
TIDAK DIPERDAGANGKAN-UNTUK UMUM
Adi Triyono
pV;,V'
PL'S.
' PFM ftIM a ^ OAW
J
1. D ^ S iS H ASA
OAPAftTEMEB^glia^Hll,
^ OAW KEauOAVAAi
III
..;3aaPosat?-8.-nb!Ha«nd'jnrc.i32:n";i;'->3''ahasa|
IV
KATA PENGANTAR
Halaman
KATA PENGANTAR. v
DAFTARISI vi
BAB I PENDAHULUAN I
BAB II RINGKASAN CERITA H
3
BAB III TRANSUTERASI DAN TERJEMAHAN 10 Q
VI
iiCciri
BAB I. PENDAHULUAN
Naskah "Babad Segaluh III" ini diproses dengan tujuan sebagai bahan
informasi bagi seluruh bangsa Indonesia, untuk mengenal dan memahami ke-
budayaan Indonesia secara utuh. Oleh karena itu, naskah yang semua berhuruf
Jawa ditranshterasi ke dalam huruf Latin lalu diikuti dengan peringkasan cerita
dan peneijemahan ke dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, pengenalan
khazanah budaya antarsuku bangsa Indonesia dapat beijalan dengan mudah.
Selain itu, naskah ini bermanfaat pula sebagai alat bantu untuk studi ihnu
sastra, ihnu sqarah, ilmu agama, ilmu hukum, etika, dan ihnu fUsafat karena
di dalamnya banyak terkandung masalah-masalah tersebut. Demikian banyak
kekayaan yang terkandung dalam naskah-naskah lama namun suUt dipahami
karena kendaia bahasa dan tuhsan yang dipergunakannya. Sebagian besar naskah-
naskah itu dituhs dalam bahasa daerah dan mempergunakan tuhsan huruf
daerah pula.
Pengolahan naskah ini (transUterasi) mempergunakan pedoman, yakni
Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan agar tata tuhsnya dapat teratur.
Ciri-ciri teks ash tetap dipertahankan sehingga sangat mungkin ditemukan teks
yang jumlah suku katanya kurang atau lebih jika dilihat dari aturan formal suatu
tembang atau puisi. Selama masih teijangkau kekurangan atau penyimpangan itu
akan diberi catatan penjelas yang sekaligus berfungsi sebagai kritik.
Proses peneijemahan dilakukan dengan metode harfiah apabha masih
dimungkinkan, tetapi kalau tidak memungkinkan lagi dipergunakan metode
bebas. Meskipun mempergunakan tetode bebas, teks ash tetap dipertahankan
agar pengertian yang terkandung di dalamnya tidak menyimpang dari pengertian
dalam teks. Kata-kata bahasa Jawa dalam teks naskah yang tidak dapat diter-
jemahkan ke dalam bahasa Indonesia tetap ditulis seperti bahasa aslinya lalu
diberi catatan penjelas.
1
Peringkasan cerita dikerjakan dengan cara mengambd inti cerita. Ringkasan
cerita berfungsi sebagai pengenalan keselumhan terhadap isi cerita sebelum me-
masuki/membaca terjemahannya. Cerita yang berfungsi sebagai sisipan tidak
dimasukkan dalam rngkasan.
Naskah "Babad Segaluh" tidak sekadar menceritakan seputar kehidupan
Galuh dan Pajajaran saja, tetapi cenderung meluas ke cerita-cerita lainnya,
misalnya cerita Mataram, Majapahit, dan Demak. Cerita-cerita tersebut dapat
berfakta sejarah dan dapat pula sebagai dongeng saja yang sulit dipertanggung-
jawabkan kebenaran sejarahnya. Ceritanya sangat kompleks dan alurnya ter-
putus-putus serta renggang.
Proses pengolahannya telah dikerjakan dengan pedoman tertentu dan
sudah dilaksanakan semaksimal mungkin. Sifat kepuitisan terjemahan sulit di-
pertahankan seperti aslinya karena penerjemahan puisi itu merupakan suatu
pekeijaan yang berat. Pernah muncul suatu pendapat bahwa pada prinsipnya
puisi itu tidak dapat diterjemahkan tanpa kehdangan kepuitisan dan teijadi
ere si makna.
Apabila naskah ini akan diterbitkan sebagai edisi bersih masih perlu
penanganan khusus untuk lebih dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Sebagai bacaan(semi)populer naskah ini sudah cukup memadai karena telah
dapat muncul suatu faktual yang mampu merangsang pembaca.
BAB II. RINGKASANCERITA
terhadap petunjuk dari bintang tadi masih digoyahkan oleh nasihat Ki Juru
Mertani. Ki Juru menasihati agar Senapati jangan terlalu percaya kepada pe-
tiinjuk bintang karena tidak dapat di^dalkan kebenarannya seperti petunjuk
manusia.
Senapati tnendapat balasan kebajikan dari seekor ikan besar yang pemah
ditolongnya. Senapati dapat beijalan di laut dengan berpjak pada punggung
ikan besar tadi(Tunggulwulung).
Senapati bertapa di pinggir samudera. Dengan bertapa yang sangat keras
menyebabkan Senapati dapat beijumpa dengan Ratu Kidul. Dalam pertemuan
itu Ratu Kidul berserah diri akan membantu Senapati apabila menghadapi
kerepotan. Kecuali itu, Ratu Kidul dan Senapati akhirnya mengikat dirisebagai
suami dan istri.
Senapati mendapat wejangan dari Sunan Kalijaga agar orang hidup itu
tidak bersifat sombong dan mengandalkan dirinya, sqrerti halnya gunung,
bumi, laut, dan langit. Selain itu sebagai umat harus berikhtiar, berserah diri
kepada Tuhan, dan jangan lupa bersembahyang.
Sultan Pajang sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Senapati diminta
untuk menggantikannya, tetapi Senapati tak mau. Adipati Demak berambisi
untuk menjadi raja di Pajang sehingga berperang dengan Pangeran Benawa.
Pangeran Benawa dibantu Senapati dan berhasil mengalahkan Adipati Demak.
Senapati Ngalaga menasihati Adipati Demak bahwa yang berhak menggantikan
5ultan Pajang adalah Pangeran Benawa. Oleh karaia itu, diangkatlah Pangeran
Benawa sebagai pengganti Sultan Pajang yang telah mangkat.
BAB in. TRANSLITERASIDANTERJEMAHAN
I. DHANDHANGGULA /. DHANDHANGGULA
10
11
Waktu itu sang Adipati Terung 6. Duk semana irg Tarung Dipati
dfliadap para punggawa siniwaka pepak pra punggawa
dan para taklukan. mxwah tetelukan andher.
bertempat di tarub agung munggeng ing tarub agung
para adipati dan semua mantri pradipatipungga mantri
telah duduk wus tata samya lenggah
para prajuritpenuh kang wadya supenuh
melimpah-ruah di tarub agung ing tarub agung belabar
sampai di penghadapan penuh ing paseban dening sagung pra
prajurit prajurit
alun-alun penuh sesak. ngalun-alm kebekaru
12. Surat raja segera diterinia 12. Gya tinampen nawala narpati
telah dibuka dan diperhatikan mis binuka sinukmeng werdaya
begini bunyi surat itu mangkam surat tembunge
'Teringatan suratku "Penget nawalaningsun
Kanjeng Sultan Panatagamai Kanjeng Sultan Panatagami
Raja Negeri Demak Nata Praja Bintara
tertuju kepada adikku teka areningsun
Pecattandha di Terung ing Terung KiPecattandha
yang sedang dihadap oleh para kang sineba Bang Wetan para
dipati Daerah Timur." adipati"
"Saya memberi tahu *'Wiyos sun paring priksa
13. jika negara Majapahit saat ini 13. yen ing mengko nagri Majapahit
telah saya bedah, adapun raja Wus sun bedhah dene sri narendra
mikraj bersama istananya mikrat lawan kedhatonne
hilangnya sang Prabu sirnane sang Aprabu
saya menggantinya sebagai raja ingsun dadigumantya aji
bergelar sebagai raja Islam jumeneng ratu Mam
beristana di Bintara Bintara ngedhatun
Dinda, saya rindu padamu ingsun Yayikangen sira
saya panggil, datanglah bersama sun timbali barenga utusan mami
utusan saya
jangan mempedulikan perang. karya p^ang alirena
15. Supaya segera berkemas untuk 15. Kinen dandan seba mring sang
menghadap raja aj'i
sang Adipati Terung senang sang Dipati Termg langkung
sekali suka
kakaknya menjadi raja kang mkajumeneng rajeng
utusan sang Prabu dutanira sang Prabu
diberi ganti pakaian dan bekal pinisalin dipunsangoni
merata empat puluh orang wrata m)ng kawan dasa
senang hatinya suka manahipun
setelah berdandan ri sampune perdandanan
Pecattandha dan seluruh adipati Pecattandha Ian sagung para
dipati
makanan telah tersedia. bon-abon wus sumekta.
16. Kemudian semua bupati bar- 16. Nulya budhal sagung pra bupati
angkat
dengan seluruh taklukan lawan sqgung telukan sadayd"
banyak sekali bawaannya dulur-selur gotongane
tampak ramai sekali tengaranira umpyung
seperti ombak samudra kadya ombakingjalanidhi
ramai suara orang-orang muntap jalma wurahan
dijalan penuh ing marga supenuh
karena banyaknya prajurit ber- sangking gung wadya lumampah
jalan
meluas memenuhi hutan dan ambeUbar ar^elebi wana wukir
gunung
seperti hutan tearbakar. kadya giripawaka.
21. Prabu Siyunglaut segera ber- 21. Prabu Siyunglaut dandan aglis
dandan
prajurit lengkap siap berperang pepak wadya arsa magut yuda
berangkat dengan perjalanan ma- mangkat ing dalu lampahe
lam
mantriBlambangan datang mantriBlambangan rawuh
tiga ribu prajurit siap sedia tigang ewu sumekteng jurit
beserta prajurit taklukan myang wadya ietelukan
yang menjadi pendahulu pan dadya pangajur .
/ tiga ribu prajuritnya tigang ewu wadyanira
banyak perlen^apan tanpa gung dedamel tan ana tangara
suara muni
' malam kari mereka b^an^kat. ing dalu angkatwa,
22. Sang D%)ati teMi keluar 22. Sampun mijU wau sang Dipati
dari kcrta ramai suaranya sangking kutha gumledheg
swaranya
kareim prajurltrya bany;^ sangking geng wadya lampahe
beriringan jaksnya gard)ek kanpahipun
para kerabat, penggawa, dan pra sentuma punggawa mantri
mantri
teiah siap sedia seayata wus sumekta gamannya
senanglah hatinya gambira tyasipun
para adipati taklukan pra dipati tdukan
di muka dengan p^ara prqjurit anet^ ngarsa sawadya prawira
yang berani jiait
hingar dipeijalanan. sumrek ing bmpahira.
23. Fajar mereka tdah tiba 23. Byar rahina lampahe glis prapti
di luar kota berkemas-kemas fawi kitha samya tata-tata
menjemput barisan datang. mapagen baris praptane.
Cerita pun bergantilah Kuneng ganti winuwus
diceritakanlah duta r^a kawuwusa duta narpati
Tumenggung Artadaya Tumenggung Artadaya
berhenti pada malam hari makuwon ing dalu
berembuk dengan kawannya rembag klawan kancanira
Ki Tumenggung Tohjiiva dan Ki Tumenggung Tohjma Ian
para mantri para mantri
beronbuk dengan bersurat. rembag asuka serat.
18
24. Kepada Adipati negeri Blam- 24. Mring Dipati Blambangan nagri
bangan
berangkatlah prajurit utusan umangkatkang bab dimta
telah dirembuk suratnya wus rembag karya mate
diceritakanlah paginya ya la erjirg yimmis
orang Bintara kaget melihat wong Bntarakaget ningali
bahwa ada senjata datang yen ana gaman prapta
barsan mengepung barise angepung
tanda segera dibunyikan tengaranya gya tinembang
suaranya seperti terdengar dari swaramra pan kadya karengeng
langit langit
prajurit Bintara menjadi susah. susdi wadya Bintara. ^
25. Kebaqiran lawan dan keduluan 25. Krcban lawan Ian kadhinginan
barisan baris
dasar letih tahu tempat dhasar sqyah tan uninga papan
telanjur beristirahat aketbnj'ur gya makuwon
bingung tak berWcara bingung datan patutur
hanya bahaya yang topikir mung bebaya kang cipteng galih
hatinya khawatir manah telas neratap
adapun Ki Tumenggung ya ta Ki Tumenggung
Artadaya dan Tolqiwa Artadaya bn Tohjiwa
tak malu jika tidak maju perang datan merang lamun tan amagut
jurit
keluar dengan bersuara. mini nembang tengara
28. Orang dari Daerah Timur me- 28, Wong Bang Wetan sedaya nge-
ngerubuti semua byuki
prajuritnya sama-sama berkurang sami longe prafurit kang pejah
karena tewas
orang Daerah Timur banyak ber wong Wetan kathah elonge
kurang
hatinya tak takut tan telas mandhipun
makin ramai saling menyerang malah agergut asUpt-ungkih
datang bergulung-gulung merusak gumulung prapta ngrempak
orang Bintara mengamuk wong Bintara liwung
tak ingat mana lawan mana tan buh mungsuh lawan rowang
teman
amuknya tidak ingat apa-apa pangamuke prawira awuru getih
orang Demak tertumpas, wong Demak ta tumpesan,
30. Yang hidup pulang terluka 30. Ingkang gesang mantuk nandhang
kanin
31. Dihentikan dahulu yang menang 31. Enengena kang menang ajurit
perang
yang diceritakan Samantri di kang wuwus Samantri ing Bintara
Bintara
yang pulang terluka lang mantuk nandhang kaninne
siang malam beijalan siyang dalu lumaku
pulang ke negara Demak mantuk marang Demak nagari
tak terceritakan di peijalanan ing marga tan wimrna
telah tiba di Demak. ing Demak wus rawuh
Cerita pun bergantilah. Kunenggantja kang winarna
Kanjeng Sultan di Demak se- Kanjeng Sultan ing Demak arsa
dang mengadakan pertemuan tinangkU
banyak prajurit yang menghadap. pepak wadya sewaka.
34. "Sungguh selamat sang Raja 34. "Inggih lujeng pangestu sang Aji
seluruh adipati Daerah Timur sakathahe dipati Bang Wetan
tunduk pada sang Raja sumuyut sowang sang Rajeng
hanya kedhung Saruwung amung Kedhung Saruwung
sang Adipati Pqarakan Pqarakan sang Adipati
bersatu dengan Belambangan guyup Ian Belambangan
tunduk dan teijajah kereh sanget nungkul
tergesa-gesa ada panggilan kasesa wonten tmbalan
belum sempat saya perangi datan kongsi kawula gitik nga-
yuda
ke Blambangan." dateng ing Blambangan."
37. Jika Paduka rga mau 37. Lamun karsa Paduka sang Aji
memakai keris pemberian ayahnda ngagem dhuwung paringe ramanta
raja di Majapahit ing Mqapait sang Rajeng
pantas dipakai raja pantes denagem ratu
peninggalan raja tetilare SriNarapati
KiaiSagarawedang Kyai Sagarawedang
namanya inggih namanipun
silakan kehendak Paduka sumangga karsa Paduka
lebih balk saya tidak menjadi raja telungane kawula tan dadya aji
ikut menumpang saja. inggih ngempek kewala,
38. Jika Paduka tulus menjadi raja 38. Yen Paduka tulus dadya aji
siapa yang mau padaku sinten ingkang purun dhateng
kula
sebenariiya saya kerabat raja." jer ulun sentana rqeng."
Adalah Adipati Terung Ya ta Dipati Terung
segera menyerahkan keris ngaturaken dhuwung tumuli
dari dalam sarung sangking nglambung ulesan
kepada sang Prabu. katur mring sang Prdbu.
Keris sudah diterima Kang dhuwung sampun tinampan
raja senang dalam hatinya langkung thrustha sang Nata sa-
jroninggalfi
memakai senjata nata (raja). ngagem pusaka nata.
39. Raja sangat kasih 39. Langkung sihnya wau Sri Bupati
Raja pelan berkata, Sri Narendra alon angandika,
"Dinda, terima kasih sekali 'Yayi datan triman ingong
aku tak bisa membalas tan bisa males ingsun
kepadamu Dinda Adipati marang sira Yayi Dipati
saya diberkahi menjadi raja darma sun dadi nata
kauadikku sira areningsun
23
41. Semuanya telah disampaikan ke- 4L Sdsolahe wus katur sang Aji
pada raja
raja telah membuat sengkalan Sri Narendrd wus karya sengkalan
(lambang tahun)
disambungkan dengan bedahnya sinambungaken bedhahe
penggempuran Majapahit gempuring Ma/alangu
satu empat nol nol sirna Hang gempuring bumi
namanya Artadaya jenenge Artadaya
satu hal tiga bahning mati ratu
dan Tohjiwa disengkalani Ian Tohjiwa sinengkalan
empat nol tujuh neng turangga pralena neng jala-
nodi
satu bulan jika dihitung. sacandra duk ingetang.
44. Zamrut kira-kira seharga seratus 44. Pan jumerut pangaos sakethi
ribu
sekembaran telah diterima sakembaran pan sampun tinampan
lengsersangkingngarsarajeng
mundur dari hadapan raja
para dipati menyembah pra dipati wot santun
berganti-ganti mencium kaki ngaras pada agenti-genti
mundur dari hadapan lengser sangking ngayunan
pulang ke dalem agung kondur dalem agung
telah masuk ke dalam istana wus malebet dalem pura
Diceritakanlah sang Adipati Tan winama ucapan sang Adipati
berangkat dengan para prajuritnya. sawadya bala budhaL
45. Sang Adipati Daerah Timur se- 45. Sang Dipati Bang Wetan prasami
muanya
hatinya gembira menang perang tyas gambira sura ing ngayuda
sudah berangkat dengan seluruh sampun budhal sabalane
prajuritnya
suaranya riuh tengaranya gumuruh
seperti terdengar ke langit apan kadya karengeng langit
diheiltikanlah ceritanya kuneng datan winama
berganti yang diceritakan gantya kang winuwus
diceritakanlah raja pendeta kocapa natapandhita
setelah selesai Jumatan bar Jumungah sadaya mring
masjM sami
semua dikerahkan ke Bintara. kerigan mring Bintara.
25
46. Sang Prabu Satmata di Giri 46. Sang Aprabu Satmata ing Giri
berkata kepada para pendeta, angandika mring para pandhita,
"Sahabat-sahabat semua **Sanak'Sanak sadayane
saling bertukar pengetahuan samiambabar kawruh
jangan bosan ke maqid aja weleh aneng masjit
jika ada aulia(pertapa) dene wnten uliya
meninggalkan syariat Rasul ttiar a^engat Rasul
Pangeran Sitijenar pangeraning Sitijenar
sudah lama tidak keluar sembah- sampun lami tan mp'il salat mring
yang ke masjid ma^it
menjadikan tanda tanya. pan dadya panggrayangan
47. Seperti Syekh Maulana Magribi 47. Anglir Seh Maulana Mahribi
sebaiknya putra Prabu dipanggil putra Prabu sae tinimbalan
orang yang tidak mengikuti sya wong kang mogok sarengate
riat
jika meninggalkan syariat Rasul yen nilar sarak Rasul
orang pandai, pendeta, mukmin wong kang ahli pandhita mukmin
sebaiknya dipanggil prayoga tinimbalan
biar diikuti dimen dipunenut
menetapi syariat netepi ujare sarak
Kanjeng Sunan segera mengirim Kanjeng Sunan anulya utusan aglis
utusan
memanggil yang gila asmara. nimbali ingkang brangta.
13. Sunan Kali lalu berkata, 13. Sunan Kali mlya angling,
menjelaskan ilmu ambabar kat^ pangawikan
arti zat imannya tegese edat imane
namanya penguasa/kekuasaan jenenge purbawasesa
nama Allah yang kekal asma Allah klar^engan
yang menghidupijagat raya kang ngur^ijagat agung
kaehkane Ywang Sukma.
14. Pangeran Kudus lalu berkata, 14. Parian Kudus nulya anglir^,
menjelaskan ilmu ambabar kar^ pangawikan
maksud keimanan hidupnya tegese iman wipe
dengan anugerah Yang Mahakuasa kalawan nugrahaning Ywang
bumi dan langit di alam bumilangiting alam
itu dalam hidupnya punika ing uripipun
mantap seandainya berbahasa. mantep pamanir^ bebasa.
16. Sunan Giri tidak berkata 16. Sunan Giri datan atgling
mengupas ilmu ambabar kang pangawikan
sebenamya Allah itu hidup Allah urip sajatine
kekal tidak boleh berubah langgeng datan kena owak
menguasai badan misesa ing salim
merasukijagat agung anyurupijagat agung
menyelimuti seluruh jagat. anglmputi subawana.
19. Pangeran Tembayat lalu berkata 19, Pangran Tembayat nulya ngling
mengupas ilmu ambabar kang pangawikan
"Sukma kekal hidupnya "Sukma langgeng ing uripe
hidupnya seluruh jagat uripejagat sadaya
dari kekuasaan Allah sangking Allah kang murba
Rasulullah ujudnya Rasulullah warnanipun
cermin kekuasaan." paesan purbamisesa,"
20. Pangeran Majagung lalu berkata 20, Pangeran Majagung nulya gnling
mengupas ilmu ambabar kang pangawikan
"Iman itu kekal hidupnya "Iman langgeng ing uripe
seandainya pancaran surya upama pancering surya
itu cahaya Allah iku cahyaning Allah
menjadi cahaya hidupnya dadicahya uripipun
menghidupi seluruh jagat." anguripi ing sajagat,"
21. Pangeran Kaos lalu berkata 21, Pangran Kaos nulya angling
mengupas ilmu ambabar kang pangawikan
"Allah maksud senyatanya 'Tegese Allah jatine
yaitu bukan itu iya iku dudu ika
yaitu siikma Allah yaiku Allah sukma
menguasai seluruh Jagat misesa sajagat agung
tak lain sukma yang menguasai." tan liya sukma misesa,"
22. Pangeran Palembang lalu berkata 22, Pangran Plembang nulya angling
mengupas ijmu ambabar kang pangawikan
"Nabi itu anugerah sebenarnya "Nugraha jati Nabine
30
25. Tak ada Allah sebenarnya 25. Tan ana Allah sayekti
hanya tersebut dalam nama saja mung kocap asma kewala
Allah tak ada ujudnya AUah tan ana wujude
Muhammad cahaya Allah Mukamad cahyaning Allah
kenyataannya Nabi Allah nyatane Nabi AUah
Sitqenar gantinya Sitfenargentenipun
Kenyataannya Gusti kawula." nyatane Gusti kawula."
29. "Ki Lurah hidup ini 29. "Ki Lurah urip puniki
jika selalu bersembahyang yen manggunga asembahyang
menjadikan curiga padanya dadi was marqng dheweke
asyik bertata krama katungkul atata krama
maksudnya memberi idhepe ngar^ka-angka
ilmunya orang hilat kafir ngelmune wong jailgupur
orang asyik menghitung. wong katungkul amemilang.
31. Kanjeng Sunan Gir tak menjawab 31. Jeng Sunan Giri tan angling
pada kata-kata Sitijenar mring wuwuse Sitijenar
sudah sama-sama sepemikiran dene wis padha ciptane
Syekh Maulana berkata 'Seh Maolana sru mojar
kepada Pangeran Sitgenar, mring Pangran Sitijenar,
"Jika betul-betui Allah "Yen nyata Allah satuhu
saya rela pada maut. den seca legaweng pejah.
32. Sudah percaya pada Nabi 32. Park wis pracaya ing Nabi
dan tamak syariat adege sarak saringat
di dunia tak berarti aneng donya tanpa gawe
32
34. Tinggallah para wali 34. Lah kantuna gang pra wali
saya pulang ke tujuan hidup sun mulih mring esthi kayat
hidup baka adaku kayat baka ananingong
Sitijenar di langit Sitijenar aneng wiyat
tampak samar-samar maya-maya katingal
merunduk-runduk di pintu manglong-manglong aneng pintu
pintu sorga rahmat. pintune swarga rahmat.
35. Kelihatan bercahaya di matahari 35. Katon macur ing Hyang Rawi
kelihatan jelas dari hidungnya nglela sangking grahanira
cahayanya memancar ke sana- ujwalanya ting semporot
kemari
heran yang melihat gawok sagung kang tumingal
Kanjeng Sunan Giri berkata Jeng Sunan Giri mojar
bersalamlah yang pergi anguwus salam kang mantuk
menjadab dengan walaikum nauri ttgalekum salam.
salam.
36. Sunan Giri berkata lagi, 36. Sunan Giri angling malih,
"Kau diminta 'Manira nedha timbalan
membuat bekas di belakangnya." karya tilas ing wurine."
Yang di sorga menjawab, Anauri kang aneng swarga,
"Bajuku ini *'Ikirasukan ingwang
saya pergunakan sebagai tabir." sunkarya werananingwang."
49. kepada Pangeran guru saya 49, marang Pangran gum mami
janganlah bimbang lah ta aja taha-taha
saya Allah penggembala anak ingsun Allah angon cempe
kambing
Syekh Maulana marah Seh Maulana bermatya
segera menarik pedang sigra anarik pedhang
Ki Lunthang dipedang KiLunthang pinedhang asm
terlihat putus lehernya. tatasjangganya ngujiwat,
50. Kemudian lenyap raganya 50, Nulya sima angga neki
suaranya tinggal salam swarane atinggal salam
yang menyaksikan tertegun kang mulat samiandomblong
adapun bangkai anjing ya ta bangkene srengga
yang dihamparkan ingkang kinarya gelar
kemudian dibakar anulya binesmi sampun
hancur terlalap api. sirna pinangan dahana,
54. Diriku menjadi cacing tanah 54. Dadi cacing lur wak mami
dibuangjatuh binuwangken dhawah ana
bercampur lumpur diriku awor lempung awak ingong
diampuni oleh Hyang Sukma ingapura ing Ywang Sukma
kembali ke ujud manusia mulih jatiningjalma
Sitijenar namaku Sitijenar aran ingsun
sudahlah semoga selalu selamat." wis padha karia slemet."
16. Di medan perang telah sepi 16, Wus padhang ing pagelaran
orang Belambangan tak ada satu wong Blambangan syi tan ana
pun yang muncul myU
prajurit ditumpas semua prajurit tumpes sadarum
oleh sang Adipati Terung ing Terung sang Dipatya
masuk ke istana majeng dharat lumebet dhateng
kedhatun
dan semua adipati Ian sqgung para dipatya
mengantar para sentana. para sentana angirid,
17. Diceritakan yang berada di dalam 17, Warnanen kang neng jro pura
istana
Raja Siyunglautan dan Ki Patih raja Siyunglautan KiPatih
bersembunyi tak berani keluar mempen datang wani metu
karena pengiring telah tewas dene kanthi wus sirm
para Adipati Badhung Kedhung- pra dipati ing Badhung Kedhung-
saruwung samwung
Pejarakan dan Prabalingga Pejarakan Prabalingga
semua menghindar. sedaya sami nguncatl
41
20. Karena sarannya tak diterima 20. Dene matur tan dhinahar
Ki Patih marah sambil berucap, muring-muring Ki Patih ngucap
wengis,
"Hai sang Prabu Siyunglaut "Heh sang Prabu Siyunglaut
seperti orang kerasukan roh halus kaya wong kasurupan
bersikap sombong dapat menjadi pan gumenthus bisa lancang
raja madek ratu
menyanggupi mengadu prajurit sumanggup angadu bala
akhimya tidak berani. toging ngendhon ora wani
21. Akhirnya akan mati pula 21. Tur mangga wurunga modar
sudah menjadi raja teka dadak wong wusjumeneng aji
prajuritnya sudah hancur ber balane wus tumpesgempur
perang
^ raja tak berani berperang ratu tan wani perang
tak lirung akan mati olehku." nora wurung sira mati lawan
ingsun.
Patih menunjuk-tunjuk NudingiRekyana Patya
sambil menantang perang. sarwi nantang ngajak jurit.
42
29. Kemudian sang Adipati berdandan 29. Nulya dandan sang Dipatya
akan pulang menghadap raja arsa kondur sowan marang sang Aji
menyerahkan bawaannya ngaturken boyonganipun
beserta harta rampasan miwah branajarahan
semua harta benda telah ditata wus tinata sakehe raja brana
gung
pikulan dan gotongan rembatan miwah gotongan
dimuat pada kapal dan pedati. miwot kapal tuwin padhatin.
35. Kanjeng Sultan berkata lagi, 35. Jer^ Sultan malih ngandika,
"Hai Dinda, beristirahatlah dulu." "Heh YayiMas ngasoa dhingin."
Adiknya bersembah Kang rayi matur wotsantun
para adipati semua sedayapradip^a
bersembah menit^alkan pert^u- awotsekar lengser byantara gur^
an
12. Duta mohon pamit dan segera 12. Duta amit sigra mesat
berangkat
malu tak membawa hasil merang datan antuk kardi
diceritakanlah peijalanan duta lakuning duta kocapa
Ki Ageng Tingkir sira Ki Ageng ing Tingkir
waktu itu mendengar duk semana miarsi
jika adiknya di Pengging yen kang rayi Pengging wau
dipanggil ke Demak tinimbalan mring Demak
Ki Ageng Tingkir ke Pengging Ki Ageng Tingkir mring Pengging
beijumpa dengan adiknya, prapta panggih Ian ari kebo
Kebokenanga. kenanga.
33. Apa yang kau inginkan 33. Apa ingkang sira sedya
panggillan raja timbalane Sri Bupati
jawablah dengan jelas jawaben dipunpratela
dua perkara pan iya kalih perkawis
jangan berbuat menyimpang aja rudimpang kapti
akan menimbulkan gangguan asikara dadenipun
pada diiimu marang ing badanira
dan jangan merangkap keija Ian aja angrangkep kardi
tidak mengenakkan hidup. nora eca karya asmaraning ge-
sang.
V. ASMARADANA
V, ASMARADANA
12. Kuda tersungkur dan Ki Ageng 12. Kuda niba Kyc^eng mlumpat
cepat melompat aglis
kuda tewas lalu Ki Sela lari kuda pejah KiSela lumajar
Kanjeng Sultan tertawa Jeng Sultan guguk gujenge
terpingkal-pingkal
betullah kataku tan linyok ujar ingsun
si Sela penakut Jebeng Sela tipis kang ati
tidak dapatjadi raja tan bisa dadi nata
hanya kelak mung atembenipun
menurunkan para raja anedhakken para nata
Diceritakanlah Ki Ageng Sela Kawamaa KiAgeng Sela wus
telah jauh tebih
r^htai telah dilepas. rante wus inguculan.
13. Ki Patih dipanggil 13, KyamPatih tinimbalan prapti
dan teman-temannya para bupati Ian kancane bupati sedaya
para mantri dan tamtama semua pra mantri tamtama kabeh
menghadap sang Prabu munggeng ngarsa sangPrabu
Raja berkata pelan, Ion ngandika SriNarapati,
"Si Sela penakut "Si Sela tipis manah
akan menyerang arep sedya kiwul
hanya kudanya yang saya sa^r mung kudane kang sun arah
kalah, menyembahlah Ki Patfli kapracondhang wotsekar Rekyana
Patih
semua mendengar. sedaya sami myarsa,
14. Kemudian sang Raja pergi 14, Nulyajengkar sang Sri Narapati
masuk ke istana diiringkan oleh malbeng pura ginarbek bedaya
para bedaya
semua yang menghadap bubar kang sewaka bubar kabeh
Adapun Kanjeng sang Prabu Kuneng Kanjeng sang Prabu
Ki Ageng Sela yang diceritakan Kyageng Sela ingkang winami
yang kalah perang kang kasor ing ngayuda
tiba di rumahnya prapta dalemipun
duduk dan heran dalam hati wus lenggah ngungun ing driya
lalu bersemadi bertobat kepada kgeng nekung atobat marang
Tuhan HyangWidi
berbantah tentang nasibnya. kadudon lampahira,
15. Ki Ageng Sela menyiksa diri 15, Kyageng Sela kg'eng banting ragi
sepulang dari Demak sakondure saking nagriDemak
menyerang tak berhiasil asaraamuk tanpa leh
bertapanya makin menjadi-jadi langkung branta manekung
tidak makan tidak tidur tanpa dhahar datan aguling
Ki Ageng Sela tiduran di luar Kyageng Sela kekadhar
rumah
beralaskan seujung daun lemek ran saujung
berbantalkan sebuah batu krangulu banon sarimbak
pada suatu malam duk semana wengi dina sawiji
pada waktu pukul tiga. ing wanci tabuh tiga,
16. Ki Ageng Sela setengah tidur 16, Kyageng Sela sare rem-rem pitik
mendengar suara sayup-sayup amiarsa swara lamat-lamat
suara itu berbunyi begini, ujare s}/^ara mangkene,
"Sela, kamu itu "Jebeng Sela sireku
66
23. Disampaikan kepada Kanjeng Kiai 23, Dadya katur rmrang Jeng Kiyai
setelah mendengar sangat tertarik duk miarsa gya kelangkung branta
ingin membuktikan apan arsa ngyektekake
bersamaan kenduri desa marengi merti desa
Ki Bicak sedang mendalang pan Ki Bicak lagya angringgit
Ki Ageng Selan Kiyageng ing Sesela
waktu melihat semam andulu
24. Terlupalah dirinya karena terlalu 24, Nulya supe sangking genging
rincu branti
karena sudah takdir Tuhan baya sampun takdiring Ywang
Sukma
Ki Bicak telah tiba janji KiBicak tekehgjanjine
Ki Ageng Sela berkata keras, Kyageng Sela nebda sr%
"Bunuhlah dalang.itu segera ''Dhalang patemna den aglis
istrinya akan saya ambil." rabine arsa sumlap,"
Seluruh orang Sela sibuk Wong sa Sela gupuh
Ki Dhalang sudah dibunuh KiDhalang wus pimrjaya
setelah tewas wayang dan gamelan sampun pejah wayang gangsane
diambil demmbil
25. Lalu diserahkan kepada Kiai 25, Nulya katur dhumateng Kiyai
gamelan, wayang, dan istji gangsa wayang miwah rabenira
dilaporkan kematian Kji Bicak Ki Bicak katur patine
ketika Ki Ageng melihat Kiyageng sareng ndulu
kempul(bende)senang hatinya marang kempul resep kang galih
hilanglah rindunya ical ing brantanira
kepada wanita tadi dhateng estri wau
menyesal dalam hati malah kaduwungingdriya
atas tewasnya Ki Bicak yang tak mring patine KiBicak tanpa
berdosa dosaning
akhimya berkata pelan. wekasan Ion ngandika,
69
21. Sekejap telah tiba di Sela 27. Mung sakedhap ing Sesela prapti
menuju tempat persamadian njujug wisma panepen samana
Ki Ageng Sela sangat terkejut kagyat Kiyageng Sela ge
lari menubmk kaki lumajeng ngraup suku
bersembah dengan penuh kasihan matur nembah mangasih-asih
Kanjeng Sunan sudah duduk Jeng Sunan wus alenggah
tersenyum sambil berkata, mesem ngandika rum,
"Sebabnya saya singgah juga "Mulane mampir sun uga
ingin mengerti bagaimana kau arsa wikan olehira kempui sira
mendapatkan kempui?" kaki?"
Ki Ageng makin takut/kasihan Kyageng langkung mangerpa
28. Menangis, bersembah tunduk 28. Nangis matur sumungkem ing siti
Ki Ageng Sela takut sekali Kyageng Sela langkung ajrihira
la berserah diri kepada gurunya mring guru turken pejahe
"Saya sangat salah "Kelangkung sisip ulun
menganiaya orang tanpa dosa." asikara tan dosa yekti"
Kanjeng Sunan Kali berkata, Jeng Sunan Kali nabda,
"Saya sudah tahu "Jebeng sun wus weruh
segeralah bertindak Ian age tumanduka
saya ingin tahu."Ki Sela segera sun arsa wruh "Ki Sela ngaturken
menyerahkan aglis
kempui segera diterima. kempui gya tinampanan.
29. Kanjeng Sunan Kalijaga berkata, 29. Jeng Sesunan Kalijaga angling,
"Sela, saya berpesan padamu "Jebeng Sela sun wangsit ing sira
ketahuilah, kempui ini wruhanira kempui kiye
menjadi tanda perang dadya panengraning pupuh
70
32. Pemilik bende itu dahulu 32. Bendhe iku kang kagungan
dhingin
zaman dahulu sang Dananjaya jaman purwa ri sang Dananjaya
si Paneajanya namanya siPanccqanya arane
sejak Perang Baratayuda duk prang Brantayudeku
membunuh si Duija dahulu amateni si Durja dhingin
yang berbunyi di angkasa kang muni ngawang-awang
sekarang ini ing mengko puniku
saya ubah namamu ingsun elih namanira
menurut dalang Ki Bicak namanya nuting dhalang KiBicak arane
sekarang." mangkin."
71
34. Ki Ageng Sela telah beranak tujuh 34. Kyageng Sela wus pitu kang siwi
sulungnya wanita utama
pembcgenge wanodya utama
krama salurung tengahe
kawin di tengah jalan
ri estri kalihipun
adiknya putri
krama Kyageng Saha kang nami
kawin dengan Ki Ageng Saha
namanya
adiknya lagi, perempuan ari malih wanodya
Nyi GengPakis itu Nyi GengPakis iku
adiknya lagi Nyi Ceng Ngerang ari malih Nyi Geng Ngerang
adiknya lagi Nyi Ceng Butuh ari malih Nyi Geng Butuh kang
dhingin
adiknya lagi perempuan. ari malih wanodya.
35. Kawin dengan Ki Ageng Bodho 35. Krama kantuk Kyageng Bodho nami
yang terakhir laki-laki berumah wismeng Pajang wuragile priya
di Pajang
bemama Ki Ageng Enis Kyageng Enisjuluke
Ki Ageng Sela wafat KiAgeng Sela surut
Ki Ageng Enis yang mengganti Kyageng Enis ingkang gumanti
bemama Ki Ageng Sela namaKyageng Sesela
waktu itu telah tersohor semana wus kasup
Ki Ageng Enis lebih pandai KyagengEnis langkung wignya
sanga^sakti berguru pada Kanjeng sudibya nung nggeguru Jeng
Sunan Kali
Sunan Kali
Dewata sangat tertarik. langkung branta Hyang Sukma.
72
16. Setiba di desa Tingkir sangat rindu 16. Sadhatenge ing Tingkir desa
mangungkung
kepada kakaknya Ki Ageng Tingkir kang raka KiAgeng Tingkir
juga sahabatnya dalam perguruan inggih kadang guronipun
telah meninggal dunia punika manglce ngemasi
pada hari Jumat Pon. duk ing dinten Jemungah Pon
17. Sampai sekarang juga tidak keluar 17. Ngantos mangke inggih boten
metu
26. bahwa saya utusan Hyang Agung 26. Lamun ingsun carakaning Hyang
Agung
saya orang dari langit." ya ingsun wong teka langit."
Nenek tua segera masuk Nini tuwa nulya malbu
menyembah dan berkata, umatur sarwo wotsari
dari luar tirai sandingjawining kekobong
27. "Gusti, di luar ada tamu 27. "Dhawuh Gusti ingjawi wonten
tetamu
DC DHANDHANGGULA DC DHANDHANGGULA
1. Jika memilih di dalam pasti awas 1. Yen miliha ingjro pesthi sidik
jika memilih luar pasti sesat yen milihajaba pesthi sasar
pikirannya ragu-ragu semang'Semang pangidhepe
jika memilih di atas yen miliha ing dhuwur
bergaung pan kumandhang kang den
jika memilih di bawah yen miliha ing ngandhap
pasti tersesat-sesat pasthi sasar-susur
sangat besar kafirnya kapire pitung bedahab
luar dalam atas bawah milik saya jabajero luhur ngandhap darbe
mami
tak akan lepas dariku.'' urane duwek ingwang."
80
6. "Ya,janganlahkaukhawatir" 6. "lyacgasiramelangati"
kata Ki Agung Pengging, KyagengPengging wuwusira,
"Pisau kecil itu "Payo sekingira kuwe
torehkan pada sikuku." belekna sikut ingsun,"
Segera ditorehlah sikunya Gya binelek sikuting seking
Ki Gedhe menarik napas Ki Gedhe narik napas
jatuh dan tewas. niba Icgeng lampus,
Sunan Kudus menggertak Jeng Sunan Kudus anggetak
bersalam, Ki Ageng Pengging uJuk salam, KiAgengPengging
menjawab,. nauri
"Ya, walaikum salam." '7ya ngalaekum salam."
7. Pangeran Kudus segera keluar 7. Pangran Kudus sigra medal aglis
pada waktu keluar ia bertemu wedalira Ugeng kepanggihan
semua sahabatnya tadi. sedaya wau sabate.
Diceritakan istrinya Kocapa garwanipun
Nyai Pengging tidak tahu NyaiPengging datan udani
ketika menyibak tirai sareng minyak werana
tahu jika sudah tewas uning yen wis lampus
suaminya tergeletak ingkang raka gilang-gilang
menangis menjerit sujud kepada karunajrit kang raka dfpun-
suaminya sungkemi
bersambat memilukan. sambate welas arsa
8. Semua abdi perempuan menangis 8. Para cethi sedaya anangis
mendengar bahwa di luar telah amiarsajaba sampun rangkap
mencerencang
semua anak cucunya sedaya anak putune
putra putrai masuk jaler setri lumebu
sudah sangat ramai bahwa tewas- sampun gumrah lamun ngemasi
nya
< Ki Gedhe terkena khianat Ki Gedhe keneng cidra
diluarduh ingjawigumuruh
sanak saudara berdatangan kulawangsa sami prapta
dengan segala senjata mengejar sawontene gegaman sami nututi
sambil menangis. sarwi asm kamna.
82
11. Kiai Udanarum segera dipukul 11, Kyai Udanarum gya tinitir
dengan gencar
berdesakan riuh rendah di
abusekan ing Pengging wurahan
Pengging
bersamaan dengan tangis aion awor karunane
kira-kira diia ratus wetara kalih atus
dahulu bekeija ingkang sami tumandang dhingin
yang ketinggalan cepat-cepat kang keri sigra-sigra
beriring-iringMi terus menerus leweran aselur,
Sunan Kudus yang diceritakan Sunan Kudus kang winama
mendengar beristirahat di bawah myarsa kendel ing ngandhaping
pohon pucung pucung nguni
be^tal^^talu suaranya, ngaru-aru swaranya
19. Wadya Pengging tiba di sebelah 19, Wadya Pengging ngancik kidul kali
selatan sungai
hatinya sabar manahira pan sami derana
sudah hilang amarahnya pan sampun Hang nepsune
maka ada desa milane wonten dhusun
Derana sebagai petilasan. ing Derana tilasan mangkin,
Ketika duduk-duduk Kala qengjagongan
Kanjeng Sunan Kudus Jeng Sunan Kudus
memberikan wasiat ingkang peparing wasiyat
semua wadya Pengging sudah wadyaPengging sadaya wus samya
pulang mulih
merawat jenazaL ambeciki kunarpa,
20. Sunan Kudus menemskan per- 20, Sunan Kudus pan lajeng lumaris
jalanan
cerita pun beralih ke Pengging ya ta malih Pengging kang winama
jenazahnya dimakamkan layone sinarekake
sebelah timur laut rumah agung lor wetan dalem agung
istiinya sangat prihatin garwdnira langkung prihatin
seorang anak laki-laka putrajalu sajuga
wajahnya jenaka wcgahnya cumueut
setelah lewat tujuh hari sasampune pitung dina
istri Ki Ageng meninggal garwanira KiAgeng nuli ngemasi
dimakamkan menjadi satu dengan sinare tunggal raka,
suaminya.
21. Mas Karebet berganti-ganti 21, Mas Karebet pan ginanti-ganti
yang mengasuh para sentana ingkang momong pan santana
sadaya
agar kerasan. ingkang pinrihkrasane,
Yang diceritakan selanjutnya Kunenggantyakangwinuwus
Sunan Kudus tiba di Demak Surum Kudus ing Demak prapti
disampaikanlah segala ulah katur sasolahe
dalam menjalankan tugas praptingkahe laku
s^anglah Raja Bintara trustha sangNataBmtara.
telah lewatlah cerita raja tata tita tingira SriNarapati
86
22. Sunan Kiali yang diceritakan 22. Jer^Sesurum ing Kali wimtmi
yang bennukim di Kalijaga kang ngasrama neng Kalijaga
yang sedang mengasuh putranya kanglagyamomor^putrane
Mas Andi namanya Mas Andi mmanipun
Kala itu Kanjeng Sunan Kali duk semana Jeng Sunan Kali
pamit kepada istrinya pamit mring garwanira
Kanjeng Sunan mengembara Jeng Sesunan anglangut
mengelilingi Arab anganglangj<^adingArab
ketika ditinggal putranya masih ingkang putra duk tiniar meksih
kecil aUt
sekarang telah dewasa. mangke sampun diwasa.
23. Sang Bagus mengada-ada kepada 23. Sanget mothah mring ibu sang
ibunya Pekik
pamit akw menyusul ayahnya ke amit nusul mring ramane ngarab
Arab
tak dapat dicegah kehendaknya tan kening ngampah karsane
memaksa untuk menyusul ameksa karsa nusul
ibunya segera m^gizinkan ingkang ibu nulya nglilani
putranya dibekali kang putra sinangonan
dengan sahabatnya lawan sabatipun
menyusul ayahnya ke Arab nusul mring rama neng Arab
dua orang sahabat telah diberi sabat kalih sampun sinangonan
bekal sami
Mas Andi pamit sambil bersembah. Mas Andi amit nembah
34. Raja telah berputra enam 34. Wus peputra nenem SriBupati
satu wanita dan lima pria estrijuga gangsal ir^kar^ priya
Kanjeng Pangeran Sabrang Lor JengPangeran SabrangEkr
itu yang sulung punikakangperi}(Q>un
kawin dengan Panaraga krama angsal ir^Panaragi
Batara Katong, ketiga Bathara Katong katiga
yang mengambil menanti in^ang ngambil mantu
bemama Raden Trenggana panengran Raden Trenggana
adiknya,Pangeran Sedalepen ingkang rcQdPangeran Seda ing
kali
atau Pangeran Kandhuman. gih Pangran Kandhuniwan.
35. Dyan Mekasan, dan yang putri 35. Dyan Mekasan dene ingkang estri
Ratu Emas kawin dengan Ratu Emas pan akrama angsal
Panembahan di Cirebon. Panembahan ing Cirebon,
Sang Prabu Bintara Bintara sang Aprabu
diceritakan telah wafat cinarita sampun ngemasi
yang mengganti sebagai raja ingkang gumantya nata
adalah putra yang tua putra ingkang sepuh
yang bemama Pangeran Sabrang Pangran Sabrang Ler kang nama
Lor
tak lama bertahta lalu wafat datan lamijumeneng nulya
ngemasi
90
54. Jaka Tingkir maju bersembah 54. Jaka Tingkir majeng awotsari
mencium kaki lalu disuruh duduk ngaras pada mulya kinen lenggah
tak jauh dari hadapannya tan tebih aneng ngarsane
sang Pendeta bertanya, angling tanya sang Wiku,
"Kau dari mana Nak?" "Lare ngendi sira KiBayi?"
Ki Jaka bersembah, KiJaka matur nembah,
"Dari Tingkir Paduka "Ing TingkirPukulun
menghadap Paduka mila marak ingPaduka
ingin mengabdi kepada sang ayun nglebur tapak tilase sang
pendeta Yogi
jika diperkeriankan." sakarsa tan lenggana"
55. Kanjeng Sunan tersenyum sambil 55. Jeng Sesunan mesem angling aris,
berkata,
"Saya terima Nak "Iya uwis Bayisuntarima
96
58. Jika enak akhirnya lupa 58. Lamun inak wekasane lali
jika orang lupa akhirnya celaka yen wong lali wekasane tiwas
orang celaka rusak fisiknya wong tiwas rusak ragane
jika ingat akan selamat yeng eling dadi ayu
semuanya sesama hidup sakalire pan padha urip
97
64. Latu berpamitlah sang Bagus 64. Nufya pamit mring ibu sang pekik
dibekali uang dan emas sinangonan arta lawan dinar
disuruh mengantar sahabatnya kinen ngaterken sabate
dua orang sahat ditunjuk sdbat kalih tinuduh
dibekali emas dan uang sinangonan dinar Ian picis
habislah pesannya nelas wewelingira
Nyi Ageng kepada putranya Nyai Geng mring sunu
Ki Jaka mohon pamit KiJaka matur pranata
kepada ibunya dan kepada dua mring kang ibu tanawi sabatnya
orang sahabatnya kalih
Ki Jaka pun segera b^^fflagkat. KiJaka sigra mangkat.
99
X. SINOM X SINOM
XL KINANTHl XL KINANTHl
21. Pedang dan klewang untuk mandi 21. Pedhang klewang karyaadus
mencuci rambut dengan obat dan kerabat ubat Ian mimis
mesiu
bergosok cekel kerawan kosokan cekel kerawan
biasa dengan kawan-kawannya lumrah sakancane sami
jika tidak demikian lamun datan mangkonoa
ditaiik untuk diganti. linorot dipunsalini
22. Setiap hari diadu 22. Saben dina pan ingadu
satu persatu dengan kerbau Ian maesa padha syi
di alun-ahin Bintara ing alun-alun Bintara
caranya menguji prajurit dennya andadar prcqurit
meskipun anak adipati dene ta anak dipatya
jika tidak pemberani akan gagal. tan prawira nora dadi
23. Pada waktu itu telah terkenal 23. Semana sampun misuwur
kehendak raja karsane Sri Narapati
ke desa-desa marang desa ingadesa
jika raja memilih yen sang Nata amilihi
penerimaan perwira tamtama lebon prawira tamtama
diuji dengan tombak dan keris. dinadar tumbak Ian keris.
36. Setiap hari tak pernah kosong 36, Tan towong sadintenipun
tidak kemasukan besi boten kalebetan wesi
saya mementung sendiri kawula penthung piyambak
diam-diam payah sedikit." jejampang lesu sekedhik."
Raden tersenyum berkata pelan Mesem Raden Ion ngandika
mendengar agak kurang senang. miarsa asemu runtik,
44. Waktu itu sang Prabu keluar 44. Semana miyos sang Prabu
duduk di balai emas alenggah bangsal rinukmi
penuh prajurit yang menghadap pepak wadya kang sewaka
di dalam dan di luar ing nglebet miwah ingjawi
Ki Patih Wanmlam Kyana Patih Wanasalam
dipanggil ke dalam istana. rigandikan marangfro puri
45. Ki Patih telah menghadap 45. KiPatih wus munggeng ngayun
mukanya tunduk ke tanah muka lirkonfeming siti
112
Orang alasan adalah sebutan untuk orang yang tak tahu aturan atau tata tertib.
114
10. Hari berawan dan hujan angin 10. Nufu mendhung udan angin
suasana gelap sekali peteng dhedhet alimunan
angin bertiup keras kumerut angin sumerot
bambu ori bergerit ing pring ori magerotan
petir menyambar galuduk gelap ngampar
semakm langit gelap sedalu kang langit tedhuh
diceritakan hari telah siang. wamanen sampun rahina
11. Matahari pun terbit 11. Kumenyar Hyang Rawi mijil
lalu Ki Jsdca beijalan KiJaka nulya lumampah
ke arah tenggara tujuannya angidul ngetan lampahe
tak tentu yang dituju hatinya tan buk kang sinedya manah
ia enak beqalan eca gennya lumampah
seperti sampah di laut kadya sarah munggeng laut
ikut kehendak ombak. arm t sakarsane ombak.
12. Adapun yang di hutan lebat 12. Kuneng kang aneng wanadri
Ki /^eng Butuh yang diceritakan Kyageng ing Butuh koeapa
Ki Ageng bersaudara tiga Kiyageng tiga kadange
adiknya, Ki Ageng Ngerang Kiyageng Ngerang arinya
yanfthungsu wanita wuragil pan wanodya
Ki Ageng Pengging yang terdahulu KyagengPengging rumuhun
istrinya Nyi Kenanga. rabine Kyai Kenanga
13. Ki Ageng Butuh yang diceritakan 13. Kyageng Butuh kocap malih
lagi
pagi hari bertepatan ke hutan enjing marengi ing wana
melihat-lihat wilayahnya angiderij'afahane
pada malam hari kelihatan dene dalu pan tumingal
ada rinar terang ing dalu wonten padhang
pohcm-pohon besar meruncuk gung wreksa sami asujud
maka paginya didatangi. mila enjing pmaranaru
14. Empat orang sahabat yang 14. Sabat pat kang umiring
mengiringi
Ki Ageng telah tiba di hutan Kyageng wus prapta ing wana
117
18. Ki Ageng Butuh berkata pelan, 18, Ki Ageng Butuh nglingnya ris,
"Aduh putraku "Adhuh Angger putraningwang
saya bawa pulang Raden ya sun gawa mulih Raden
kasihan sekali." dene banget kawlas arsa"
Raden Jaka bersembah pelan, AIon matur Dyan Jaka,
"Siapakah Paduka sang Pendeta?" "Sinten Paduka sang Wiku?"
Ki Ageng Butuh berkata, Kyageng Butuh sabdanira,
19. "Pantas kau lupa cucuku 19, "Layqk nyawa sira pangling
sejak kecil tak berjumpa misih cilik tan kepanggya
kau kan Mas Karebet lah ta sira Mas Karebet
putra Kebokenanga putrane Kebokenanga
ibumu iya ing ibunira
118
30. Hanya seorang di antara para Nabi 30, Mung sawpi para Nabi
yang berbahagia tanpa melalui kang mukti tan nganggo papa
derita
karena dari ayahnya kebahagiaan jer sangking rama muktine
itu
Nabi Daud yang papa NabiDhawut ingkang papa
kebahagiaannya menurun muktine kang tumedhak
kepada Nabi Sulaiman mring NabiSulaeman iku
mulai hidup bahagia. miwiti mukti wibawa.
31. Berbeda dengan Nabi latonya 31, Kinaot sagung pra Nabi
memerintah semua umat angreh sagung kang tumitah
bukan wahyu sebenamya dudu wahyu sabenere
nyatanya wahyu iblis wahyune eblis nyatanya
itu dari permintaan iku sangking panedha
Dewi Wuryan ibunya Dewi Wuryan ibonipun
dikabulkan oleh YangMahakuasa. tinurutan mring YwangSukma
32. Tandanya Yang Mahakuasa murah 32, Pratandha murah Ywang Widi
hati
semua permintaan kawula sapanedhane kawula
dikabulkan oleh Yang Mdiakuasa tinurutan mring YwangManon
jika betul-betul kepada Allah yen temerhtemen mring Allah
takakangagal yekti pan na cidra
tetapi jalannya kecintaan nangingnyawa marganipun
tak lain dari penderitaan. datan liya sangking papa
33. Dua jalan kebahagiaan 33, Kekalih margane mukti
bersih dan kotor juga derita resik reget iya papa
tetapi yang utama bersihnya nangingutama resike
tak (hhitung dengan syarat datan etang nganggo sarat
syaratnya hanya kesukaran sarate mung kangelan
mereiidah dan bermohon andhap asor Ian panuwun
kepada yang menciptakanmu. rrmang ingkang gawe sira
34. Jalanhya yang mendapat kasih 34, Lakune kang antuk ingsih
jang^ sombong ajangegungdken sira
kepada sesamanya marang sapadha-padhane
sesamanya itu siapa sapadhane iku sapa
jangan sedih pada keadaan aja sak ing panrima
Dhadhungawuk yang telah terjadi kang wus klakon Dhadungipvuk
hentikanlah cucuku kecintaanku. sira marenananyawa
121
35. Itu perbuatan yang salah 35, Iku laku olah sisip
dapat derita lahir-batin lahir batin antuk papa
terhadap sesama hidup sira mring padha uripe
orang desa jangan diremehkan ora dumeh ing wong desa
semuanya umat Tuhan pan kabeh umating Ywang
andalan Yang Mahakuasa andeling YwangLuhur
sudah berada pada kalifah. pan wus aneng kalipah
36. Isi jagad seluruhnya 36, Isinejagad dumadi
telah diserahkan kepada kalifah pan wus kasrah ing kalipah
jangan sakit hati Raden aja sok serik Raden
engkau dimarahi raja sira dinukan sang Nata
raja sebagai pengganti Yang Maha ratu gegentening Ywang
kuasa
lebih balk kembahlah putraku angur balia putrengsun
perlihatkan dirimu pada teman- ngatona mring kancanira,
mu.
13. Jauh dari pelabuhan dan gunung 13. Lawan alas doh bandar Ian wukir
pantas imtuk wisma santri pepantese wong santri kang wisma
sucikan pekeijaannya." sucekna ing pakaryane."
. Kanjeng Sultan menjawab, Jeng Sultan aturipun,
"Terserah sang Pendeta," "Sumangga karsa sang Yogi"
Lalu dibawalah Kanjeng Sultan Ya ta kerit Jeng Sultan
beserta istri dan anak sakgarwa Ian sunu
lalu raja pun berangkat nulya budkal Sri Narendra
Kanjeng Sunan meninggalkan Kanjeng Sunan nulya dautPulo
Pulau Upih Upih
dibawa ke Bintara. kerit marang Bintara,
16. Telah tiba ke dalam istana 16. Sampun prapta wau jroning puri
raja telah duduk SriNarendra wus lenggah tata
telah berjumpa dengan prames- wus panggih prameswarine
warinya Kuneng gantyakang kawuwus
Bergantilah ceritanya kawuwusa KiJaka Tingkir
diceritakanlah Ki Jaka Tingkir kang sanget kawlas arsa
yang sangat mengibakan dinukan sangPrabu
dimarahi sang Prabu wus lama datan pinirsa
sudah lama tak dilihat saya sanget genira amelas ati
semakin kasihan dia Raden nulya dedagan,
lalu Raden tiduran
17. Di makam ayahnya di Pengging 17. Neng makame kang rama ing
Pengging
para sentana tak ada yang tahu sentanane tan ana uninga
tiga hari lamanya tigang dabi ing lamine
tidak karuan rasa hatinya tambuhraosingkalbu
lalu Ki Jaka Tinggir datang nulya maturKi Jaka ing Tingkir
kepada ayahnya sambil bersembah mring rama sarwi nembah
seperti hidupnya .kadya gesangipun
128
19. Demikianlah suara itu jelas sekali 19. Pan mangkana swara dumeling
"Hai Karebet putrake *'Heh Karebet nyawa putraningsun
saya beri tahu jalannya ingsun tuturi margane
jalan untuk dipanggU raja marga dinangu ratu
pergilah ke tenggara angidul ngetana tumuli
bergurulah sira anggegurua
ke Banyubiru marang Banyubiru
jalanilah semua petimjuknya satuture lakonana
di situlah jalannya menuju pan akono kaki margane amukti
kebahagiaan
menjadi syaratnya raja." dadi sarate nata,"
21. Fajar tiba Ki Jaka segera 21. Byar rahina Ki Jaka lumaris
berangkat
ke arah Tenggara maksud hatinya ngidul ngetan sedyanireng driya
Banyubini yang dituju ing Banyubinijujuge
bergantilah yang diceritakan kunenggantya mnuwus
cerita di Banyubini kawumisa ing Banyumlis
Ki Ageng yang dibicarakan KiAgeng kang karembug
dengan saudaranya kalih kadangipun
dan putra Ki Buyut Ian KiBuyut kang para putra
diceritakan Ki Buyut di Banyu kacarita KiBuyut ing Banyuwilis
bini
mempunyai anak angkat. gadhah putra angkatan.
22. Anak itu bemama Mas Pramanca 22. MasPramanca araning kang siwi
wajahnya tampan, perkasa, dan wama pekik prakosa dikdaya
didaya
penguasaan sastranya baik rampung pratameng kawine
lengkap syariatnya tetap sarengatpun
telah mengetahui Umu sufi ngelmu sufi sampun udani
dan ilmu kemenangan myangjaya kasentikan
semua telah dikuasai - sedaya wus putus
adapun asalnya dene kawijilanira
Mas Pramanca berasal dari MasPramanca myil sangking
Majapahit Maospait
keturunan Bundhansurat. tedhake Bundhansurat.
23. Ketika bedahnya Majapahit 23. DukbedhahenagriMajapait
Raden Bundhansurat ikut lari Raden Bundhansurat melu mlajar
Raden tak mau menyerah tan arsa nungkulRahaden
mengungsi ke gummg angungsi marang gunung
dengan istri dan seorang anak lawan garwa putra satunggil
lalu bertapa nenggih kgeng martapa
di Gunung Kidul anengArdi Kidul
. yang dibabadnya ing wukir kang binabadan
untuk tempat tinggal dinamakan karya dhepok ingaran Kiyageng
Ki Ageng Wuging Wuging
tak lama kemudian meninggal. tan lamiitulya mikrat
24. Putranya yang mengganti 24. Ingkang putra wau kanggumanti
bernama Kiai Gedhe Wuging Kyai Gedhe ing Wuging namanya
Ki Gedhe telah kawin Ki Gedhe krama sampun
mendapat saudaranya Ki Ageng angsal kadang KiAgeng Wilis
Wilis
130
ketika sang putri sedang meng- dtik sang Dyah lagya nyidham
idam
25. Tak berapa lama sang Dewi 25. Wus antara mbabar sang Sudewi
melahirkan
lahir laki-laki yang tampan medalfalu bagus ingkang wama
wajahnya
ibunya meninggal seda konduran ibune
maka diambil marmanira pinundhut
oleh paiiiannya di Banyubiru mring kang paman ing Toyawilis
sesuailah sang Pramahca sembada MasPramanca
diambil anak oleh sang Pendeta pinutra sang Wiku
tak ada cacatnya. tan wonten ingkang kuciwa.
Cerita berganti padaKi Buyut Ganti kocap KiBuyut Mqasta
Majasta nenggih
berputra seorang laki-laki. putrafalu satunggal
26. Ki Mas Wila tampan wajahnya 26. KlMas Wila wamaneapkik
pada waktu itu Ki Buyut Majasta pan samana KiBuyut Majasta
menjenguk kakaknya tuwi dhateng ing rakane
Ki Ageng Banyubiru Kiyageng Banyubiru
Ki Mas Wila yang mengikuti KiMas Wila ingkang tut wining
tak diceritakan di peijalanan datan kawameng marga
pada waktu itu telah tiba semanawus rawuh
Yogi
menyerahkan hidup mati saya." ngaturkenpqahgesang"
dan Ki Ragil yang masih ipar sang Ian KiRagil kapemah ipe sang
Yogi Yogi
disuruh ikut Raden. kinen tumut Rahadyan.
14. Raja buaya tak dapat bergerak 14. Apolah'polah tan bisa
telah merasa tobat anak buahnya sampun tobat balane densapihi
dibunuh ingkang nedya atetulung
yang ingin menolong Raden Jaka ngandika,
Raden Jaka berkata, "lya apa panungkulmu marang
"Apa bukti penyerahanmu ingsun?"
padaku?" Matur sangNarpati baya,
Raja buaya bersembah "Punapa kinarsan inggih?"
"Silakan apa yang dikehendaki."
15. Ki Jaka berkata pelan, 15. Ki Jaka alon ngandika,
"Saya minta pajak buaya yang "Ingsun njaluk pafek baya kang
pasti mesthi
seekor setiap tahunnya." spi'Sp'i saben taun."
■baureksa menjawab, Baureksa turira,
"Silakan sekeWdak Tuan." **Gih sumangga datan lenggana
sakayun "
Baureks^ dilepaskan IngucuOcen Baureksa
kelihatii segerti dalam istana. katon kados neng jro puri
16. Istananya besar 16. Andhendheng kadhatonira .
tak berbedaiyturannya dengan datan beda tatanane lawan jalmi
manusia ' - V ^ Rahaden Sinuhun
Raden Sinuwun ^ \ ; kasrah kadhatonira
diserahi istana ^ " kacaritja Dyan Jaka aneng jroning-
Diceritakan Raden Jaka di dalam
air '
139
/
140
25. Raden telah bertemu depgan 2J. Wus panggih lawan rowangnya
pembantunya '
mereka heran d^ l^den pun samya ngungun^jfuien dipun
ditangisi - tangisi
141
14. Kemudian sinar itu hilang tak 14. Nulya sima kang mancorong tan
terlihat lagi kadulu
tinggal cahaya bulan mungkeripadhanging sasi
fajar pun hampir tiba semburat meh bangun esuk
ketika Ki Ageng tahu KiAgeng sareng udani
orang empat sedang beristirahat. wong papat sami Meson.
15. Didatangi sang Pendeta di atas 15. Munggeng gethek pinaran sang
perahu Awiku
empat orang sedang enak tidur wong papat eca aguling
sang Pendeta tak ragu tan samar wau sang Wiku
kepada Jaka Tingkir dhatengKiJaka ing Tingkir
kemudian anaknya dipanggil. kang putra nulya onguwoh.
16. "Bangunlah anakku yang bagus 16. "Awungua ta ndk ingsun wong
abagus
mengapa di pinggir sungai dene ana pinggir kali
singgahlah putraku." amampira putraningsun,"
144
23. Syaratnya tanah bermantra di 23. Sarat lemah timbulan ing Banyu
Banyubiru biru
pasanglah segera sira tamakna tumuli
senyampang sang Prabu bercehg- mumpung cangkrama sangPrabu
kerama
Sinuhun di gunung Sinuwun aneng ing wukir
mangadu manusia dengan kerbau. ngadu wong kalawan kebo.
24. Kakakmu Mas Manca bawaiah 24. Kakangira Mas Manca gawanen
segera gupuh
jadikan la pekatik'*' suka karyanen pakathik
berangkatlah anakku!*' sira mangkata nak ingsun!"
Ki Jaka minta pamit sambil KiJaka amit wotsari
bersembah
pada uwak laki-laki dan perem- ing uwajalu Ian wadon.
puan
25. Ki Manca telah berpamitan pada 25. KiManca wus pamit ing
ayahnya ramanipun
Mas Pramanca, Wila, dan Ragil MasPramanca Wila Ragil
telah minta pamit wus samya amit wotsantun
telah mundur dan tiba di sungai gya lengser wus prapta kali
'mereka segera naik perahu. samya mringgethek sang Anom.
26. Perahu ditepuk dan buaya mulai 26. Gya ginebek kanggethek sinangga
menyangga bajul
bergeraklah semua yang berada obah sagungjroning warik
dalam air
perahu pun segera bergerak sigra milir gethekipun
Mas Manca heran melihatnya Mas Manca gawok ningali
buaya banyak sekali. mring bcqul patingjaronggoL
27. Delapan puluh ekor buaya yang 27. Wolungdasa bcgul kang njageni
menjaganya laku
ada yang datang dan ada yang pulang ana teka ana mulih
ada yang menjemput dan ada yang ana mapak ana nusul
menyusul
yang bergiliran mulai bekeija kang giltr umarigkat kardi
menjaga peijalanan sang Anom. mring lampahira sang Anom
28. Sudah jauh peijalanan sang Bagus 28, Sampun lepas lampahira sang
Abagus
Butuh telah ditinggalkan ingButuh sampun kawingking
Tak diceritakan peijalanannya tan winama lampahipun
dan lamanya di jalan lamine aneng ing margi
yang dituju telah tampak. kang sinedya sampun kaion.
29. E)i Icaki Gunung Prawata sebelah 29. Ing sukuneArdiPrawata kang
Selatan Kidul
sang Bagus akan beristirahat arsa kendel sangApekik
perahu ditepuk tiga kali gethek kinebek ping telu
buaya itu semuanya tahu tanda sedaya bqul wruh wangsit
perahu pun pelan-pelan menepi. gethek nulya minggiralon
30. Perahu ditambatkan pada bamtu 30. Wus cinancang gethek neng
petung petungwung
bambu petung itu menjulur condong kang petung ngungkang neng kali
ke sungai
kelihatannya seperti berhantu asinger lamun dinulu
di pinggir desa ing desa kang pemah pinggir
bernama desa Gerompol. aran desa ing Gerompol
31. Lalu Raden Jaka menepuk 31. Nulya Radyan Jaka nggethek
perahunya gethekipun
buaya menerima tanda kang bqul nampeni wangsit
tahu jika disuruh pulang wruh yen kinen sami mantuk
lalu bubar dan semua pulang nulya bubar mantuk null
tinggal buaya Bumitukon kantun bqul Bumitukon.
32. "Hai Saudara, saya bertanya 32. "Heh Ki Sanak manira takon
satuhu
jalan mana agar cepat ing pundi marga kang aglis
sampai ke Gunung Prawata dhatengPrawata kang gunung
dan saya titip kelawan manira titip
perahu di sungai yang tertambat." gethek neng kali ginayot."
33. Yang ditanya menunjukkan jalan 33. Kang tinakon atuduh ing marga-
nipun
yang sampai ke Gunung Prawata kang anjok Prawata Wukir
dan ganti bertanya kepada Ki Bagus Ian male stakon KiBagus
"Dari manakah sang Bagus *Bagus Andika ing pundi
dan siapakah namanya?" lawan sinten anyarkaton?"
147
34. Raden Jaka menyebutkan namanya 34. Raden Jaka wawan natha satuku
tak lama kemudian berpamitan tan dangun anulya pamit
Ki Jaka segera berangkat KiJakaamilyalqu
telah tiba di Gunung Prawata ngardiPrawata was prapti
di pinggir pesanggiahan. wonten tepising pakuwon.
7. Ingat dan berkata dalam hati 7. Enget ing tyas ngandika sajroning
nala
149
10. Jika berani saya adu dengan 10. Lamun wani sunadu lawan maesa
kerbau
jika dapat membunuh yen bisa amateni
kerbau itu marang ing maesa
dosanya saya maafkan dosane sunapura
saya jadikan lurah lagi sungawe lelurah maning
kedudukan yang lama lungguhe lawas
dan tambah saya beri wanita." wuwuh suntarimani"
11. Yang diutus bersembah lalu 11. Ingkang kinon wotsekar nulya
berangkat mlampah
mengejar Jaka Tingkir mlcgengi Jcdca Tir^kir
Mas Pramanca melihat MasPramanca mulat
jika ada utusan raja yen wonten duta nata
lalu Raden digamit Rahaden nulyafinawil
oleh }^as Pramanca mring MasPramanca
lalu duduklah sang Bagus. nulya dhok sang Apekik.
150
12. Tibalah segera duta raja 12. Sigra prapta dutane Sri Naranata
bertemu dengan Jaka Tingkir panggih Ian Jaka Tingkir
menyampaikan panggilan dhawuhken timbalan
''Raden dipanggil raja "Raden timbalan nata
saya diutus menanyai manira kinen anari
dirimu mring pekenira
Apakah Anda berani Dika punapa wani
13. diadu dengan kerbau mengamuk? 13. dipunabenkalawanmaesakurda?
Jika Raden menerima(dapat Yen Raden anampeni
membunuh)
kerbau yang marah itu maesa kang kurda
dosa Anda dimaafkan dosa Dika ngapura
dikembalikan kedudukannya ingantukken ingkang linggih
dijadikan lurah kinarya lurah
tambah diberi putri." wuwuh katriman putri"
14. Raden Jaka menjawab utusan 14. Raden Jaka mangsultdutaning
raja, narendra,
"Jika Raja menghendaki yen wonten karsa Gusti
mengadu saya ingaben kawula
meskipun bertambah senadyan gih wewaha
sepuluh ekor kerbau lagi sedasa maesa malih
sampai mati pun tanetangpejah
bersedia menjalaninya." sandika anglampahi"
15. Utusan raja segera kembali 15. Sigra wangsul dutaning Sri
Naranata
sampai ke hadapan raja prapta ngarsa narpati
lalu bersembah, umatur anembah,
"Paduka raja "Pukulun SriNarendra
kata Jaka Tingkir aturipunJaka Tirtikir
jika menghendaki j^en wonten karsa
mengadu Jaka Tingkir ingaben Jaka Tingkir
16. dengan kerbau meskipun bertam 16. Ian maesa sanadyan inggih
bah jumlahnya wewaha
sepuluh ekor lagi dasa maesa malih
tak akanmundur inggih tan suminggah
menjalankan perintah raja nglampahi karya nata
Tingkir sekedar menjalankan." pun Tingkir darmi nglampahi"
Raja senang hatinya Enggar sang Nata
lalu memberi perintah kepada dhawuh marang KiPatih
patih.
151
17. Jaka Tingkir supaya diberi 17. Jaka Tingkir kinen maringi
pakaian busana
"Yang pantas saya lihat "Kang patut suntingali
disertai h^Kodhokngorek* Kodhokngorek gamelan
dengan kuk kalawan pasangan
agar orang Demak melihat semua wong Demak nontona sami
bersoraklah!" padha suraka!"
Yang diperintah bersembah, Kang kinen awotsari
18. Telah mundur dari hadapan raja 18. Sampun kngser sangking
ngarsaning sang Nata
peijalanannya tak diceritakan lampahe tanwinama
telah bertemu dengan patih was panggih Ian patya
yang telah menyampaikan perintah. mis dhamihken timbalan,
Adapun Rekyana Patih Ya ta Rekyana Patih
telah bertemu sampun kapanggya
dengan Ki Jaka Tingkir. lawan KiJaka Tinsfcir,
19. Lalu Raden Jaka Tingkir diberi 19. Yata Raden Jaka Tingkir
pakaian binusanan
kain jingga yang pantas kampuh jingga respati
sabuk celana paningsetpanthola
celana berenda lancingan saha renda
ikat kepala direnda bagus udheng rinenda respati
kerisnya kima(dahulu) dhuwunge kuna
diberikan lagi. pinaringaken malih
20. Lagi Kodhokngorek telah ditem- 20. Wus tinembang Kodhokngorek
bangkan keras-keras munya ngangkang
raja di panggung wonten panggung sang Aji
Adapun Raden Jaka ya ta Raden Jaka
mendatangi tempat kerbau maranigen maesa
heranlah yang menyaksikannya cingdk sagung kang ningali
dan hatinya khawatir leleng tyasira
sayang jika mati eman marurwa mati
21. Ketika kerbau liar melihat 21. Maesa danu sarengmirsa Raden
sang Raden
kerbau mendatangi kebo sarwi marani
Ki Jaka tanggung bertahan KiJaka apanggah
22. Diperlama agar raja senang 22. Dendedangu amrih sukane sang
Nata
raja lebih senang langkung suka sangAji
berseru dan bersorak alok sarwisurak
dihadap oleh prajurit banyak ingadhep ganging wadya
soraknya tefdengar sampai ke langit surak lir karengeng langit
prajurit tamtsuna wadya tamtama
yang hidup meningkahi. kang urip anyenggdki
23. Senang ditolong oleh temannya 23. Suka hurrah tinulungan kancanira
pikir para prajurit, ciptane wbng prq'urit,
"Lurah saya dikdaya "Lurahku dikdaya
masalah akan kalah mangsa dadak kdlaha
melawan kerbau mungsuh kebo memayangi
pasti dibereskan mlaku rinuwat
kerbau kurang ajar." kebo kranjingan belis."
24. Sudah lama kerbau dimanjakan 24. Was adangu genira ngtda maesa
Raden Jaka Tingkir Rahaden Jaka Tingkir
lalu berputar ke kiri nulya mubeng ngiwa
tidak kena ditanduk sinungit tan kena
sang Bagus melompat ke kanan mabimpat nengen sang pekik
berputar ke belakang minger mring wuntat
dengan cepat ekomya ditangkap. buntut cinandhak aglis.
25. Ekor kerbau liar itu diganduli 25. Ginendholan buntute danu maesa
berputar sambil menggerakkan mubeng agubak-gabSc
kepala
Rftnanglah yang menyaksikan suka kang tumingal
sorak sorai ramai sekali surak ambal-ambalan
kerbau marah sekali punang kebo sanget ngungkih
Ki Jaka tangguh bertahan KiJakakekah
memeganginya. genira anyekeli
26. Tercabutlah ekor kerbau itu 26. Malah febol buntute danu maesa
tanduknya dapat ditangkap sungu cinandhak keni
dipukul rahangnya binithi wangira
153
14. Adapun putera sang Raja 14. Dene putrane sang nata
Demak yang telah meninggal ing Demak kang sampun Mis
laki-laki tak mengganti raja kakung tan gumantya nata
bemama Sunan Prawata Sunan Prawata wewangi
ketika kecil menderita sakit nandhang gerak duk alit
matanya buta kawutanan tingalipun
tetapi diberi kedudukan namungjinunjung lenggah
oleh ipar yang menjadi raja mring ipe kang madek aji
di Bintara dikuasai Sunan ing Bintara kawengku Sunan
Prawata, Prawata,
7, "Saya diutus oleh adik Gusti 7. "Kula ingutus ing arinta Gusti
untuk membunuh Paduka." anyedani dhateng ing Paduka"
Sunan Prawata berkata, SunanPrawata sebdane,
"Baiklah Rangkut "Lah iya bage Rangkut
tetapijangan membawa-bawa rumging tga ngebet-embeti
istriku." marang ing garwaningwang,"
Dengan cepat Rangkut menikam KiRangkut sru nyuduk
dada tembus ke punggung jaja anrus ing walikat
darah menyembur sampai ke rah sumembur anrus marang
istrinya ingkang rayi
sang Dyah menjerit sedih. (grit sang Dyah karuna
8, Sunan Ptawata berkata pelan, 8. Surmn Prawata angandika arts,
"Mengapa kau ingkar Rangkut? "Pamulane Rangkut teka cidra?
Istriku kau Ubatkan Garwa manira kaembet
Rangkut dfiiempar dengan keris Rangkut sinawat dhuwung
Kiai Bethok dan terkena Kyai Bethok keni
tepat kena tempat pamor keris kena ing kembang kacang
jatuh laiu mati niba lajeng lampus
maka Ki Bethok mila Ki Bethok punika
tempat pamomya rompes sebuah maksih gowang sekar kacang kang
satunggil
163
16. Raja telah duduk 16. Sang Nata pan sampun lenggah
melihat Pemanahan dan Penjawi aningaliPemanahan Penjawi
"Syukurlah Uak *'Andika wakane sokur
keduanya datang kalihe padha prapta
tanyailah pencuri yang akan takonana malinge nyidra maring
menculikku." sun."
Ki Penjawi dan Pemanahan KiPenjawiPemanahan
bersembah dan pencUri ditanyai. nembah maling dentakoni
17. Utusanmatur 17. Kangdutarhaturwecang
niulanya disuruh oleh Gustinya purwanira dinuta marang Gusti
ketika ditanya utusan berkata, dinangu duta umatur,
"Saya utusan Jipang "Pukubin duta Jipang
Singawana Singawana waneng patijaga satru
satunya Kartijaya." kang satunggitKartijayg
Sultan tertarik hatinya. Sultan ngungun jroning galih.
18. "Kehiarkanlah Kanda 18. "Kakang padha wetokena
saya maafkan semua pencuri itu sun apura kabeh iku wong maling
hanya sekedar orang suruhan padha darma wong ingutus
keempatnya telah diganjar catur wus ginanjaran
masing-masing setail dan anyetail kalawan reyal rqng puluh
dua puluh rial
jangan sampai sekali-kali diketahui pomaja kongsi uninga
oleh bupati dan mantri. marang bupati Ian mantri
19. Keeiflpatnya setelah diganjar akan 19. Catur wus ginanjar medal
keluar
tetapi mereka lumpuh lalu ber- punang lumpuh tobat sami
sujud ngabekti
168
26. Sultan Pajang tersenyum sambU 26. Sultan P^ang mesem mojar
berkata,
"Kurang sedikit saja "Dene ta kurang sathithik
membuat makanan gagak." gawe pcdcaning gagak."
RadenNpbehi Wau Rahaden Ngabehi
Loring Pasar mendengar LoringPasar amiarsi
ada ucapan yang tak mengenak- ana ujar sdlah dudu
kan
dia mulai berpikir wiwitgermyagrahita
memperhatilotn sambil melirik angungun mandeng anglirik
Segala gerakan Arya Jipang kang pinandeng sasoIaheArya
diperhatikaa J^ang
17. Kanjeng Ratu berkata pelan, 17. Kanjeng Ratu ngandika arts,
"Dinda Pemanahan kau "YayiPemanahan sira
kujadikan saksi ingsun karya seksine
mengenai kesanggupannya prakara sdnggupmanira
Dinda Prabu di Pajang YayiPrabu ingPcgang
semoga itu cepat berhasil." nuli kelakona iku."
Pemanahan tersenyum sambil Mesem maturPemanahan,
berkata,
18. "Ya baru mendapat kecil 18. "Inggih sawek antuk alit
masakan tak memberikan kesaksi- masa boten neksenana
an
36. Tak urung saya kira bakal teijadi 36. Nora wurung sunwentawis
perang dengan Arya Jipang karena aprang lawanArya Jipang
sang Raja telah menyanggupi sang Nata sanget sc^ahe
kepada kakaknya Kalinyamat mring kang raka Kalinyamat
bJikan saya saksinya." malah seksine ingwang"
Ketika Ki Juru mendengai KiJuru sareng angrungu
penjelasan adiknya pituture arenira
37. Ki Juru berkata pelan, 37. KyaiJuru angling aris
"B^aimana Dinda "Yayi mungguh kaya sira
diabdikan kepada raja ingabdekken mring sang Katong
seperti apa kemampuanmu kaya paran bobotira
kau diperkakak sira kinakang-kakang
diaku jika dalam kesulitan ingaken-aken ingkewuh
jika raja sampai keluar. yen nganti sang Nata tedhak.
38. Jika benar maju sendiri 38. Yen nyata tindak pribadi
berperang dengan Arya Jipang tandhing prang Ian Arya Jipang
kau tak ada artinya sira tan ana gawene
tak usah membicarakan para nora nyatur pra dipatya
adipati
hanya Anda amung kang kaya sira
yang diandalkan oleh sang Prabu ingandel maring sangAprabu
membalas kasih raja. males ing sih Sri Nareruira.
43. Para mantri yang dipelihara 43. Kang sinelir para mantri
empat puluh banyaknya kawan dasa kathahira
orang-orang perkasa dan terpilih prakosafalma pinilih
bagaimana akan menang pinten margane menanga
perangnya orang Sela wong Selalamun yuda
delapan ratus orang dan kurus- wong dhomas turkuru-kuru."
kurus."
Ki Juru tersenyum dan berkata, KiJuru mesem ngandika,
44. "Jangan begitu Dinda 44. "Lah cga mangkono Yayi
para bupati kang para bupati samya
belum terbuka pikirannya durungkatemu nalare
ketakutannya kepada Arya Jipang wedia mring Arya Jipang
karena takut mendengar suara jer wedi ngrungu swara
belum tahu muslihatnya durung wruh paekanipun
dan pikirannya belum mengertl ya durung weruh ing nalar.
45. Caranya orang berperang 45. Aperkarawongcqurit
tidak dapat diburu-buru nora kena binedhagal
harus banyak akal sayekti luwih nalare
kalah menang dalam perang asor unggul ing ngayuda
mesti dengan akal pesthi kalawan nalar
berbeda dengan orang dahulu beda lawanfalma karuwun
berperang berarti adu ketangkas- aprangadu kasentikan.
an.
9. Berhati-hatilah 9. lyapadhadenprayitna
janganlah Kanda seperti anak kecil lah Kirdka(ga lir bocah cUik
agiir berhasil tujuaimya amrih prayoganing Idku
Arya Jipang dikdaya Arya Jipang dikd(Q>a
saya doakan Kanda selamat." gffi Kirdka nyangoni slamet ingsun.'
Mereka bertiga bersembah lalu Tiga tur sembah gya medal
keluar
ke rumah Ki Patfli. mring dalemira KiPatih.
17. Prajurit Sela bersorak benilang- 17. Wadya Sela surake ambal-
ulang -ambalan
yang menghadapi perang ingkang nadhahi baris
perwira dan taintama prawira tamtama
semuanya pdihan prasamya pepilihan
berbaris di pinggir bengawan abaris pinggir benawi
berhadap-hadapan ayun-ayunan
semua berhati-hati terhadap samya prayitnengwesthi
bahaya.
18. Arya Jipang duduk di atas kuda 18. Arya Jipang ngadhangkrang luhur
turangga
bersumbar sambil menunjuk sunibar sarwi nudingi
"Semua orang Pajang *'Kabeh wong ing Pcgang
menyeberangiah padha sira nyabranga
marilah kita berperang sunkembulana ngajurit
jangan renggang ajaginggang
menghindari maut. angungkih dening pati
19. Kerubutlah Arya Jipang ini 19. Lah rebuten iya ingsun Arya
Jipang "
yang kamu tantang perang. kang sira tantangjurit.
Aye menyeberangiah Payo anyabranga ^
datanglah bersama kabeh barenga mara ?
saya sendiri yang menghadapi ingsun dhewe kang ngembari
jika sama-sama lelaki" yen dha padha lanang"
prajurit tamtama menjawab, Wong tamtama nyauri,
20. "Menyeberangiah kalau kau 20. "Lah nyabranga yen sira tuhu
memang pemberani prawira
saya hadapi seorang dirl" sun papak padha syi"
Ketika Arya Jipang mendengar Myarsa Arya Jipang
ditantang dene penantangira
telinganya seperti dirobek kamanira lir sinebit
segera Ki Arya sigraKiArya
kudanya dicambuk. kudhane dencamethi
197
26. Kiai Juru Mertani berkata pelan 26. KyaiJuru Mertani alon ngandika
kep^a Raden Ngabehi dhateng Raden Ngabehi
"Bergantilah Nanda "Lan Kulup asalina
naikilah kudaku." kudaku titihana"
Segeralah Raden Ngabehi Sigra Rahaden Ngabehi
telah berg^ti kuda wus salin kuda
Ki Juru tidak beqauhan. Ki Juru datan tebih
30. Dari muka ditusuk dadanya 30. Sangking ngarsa kaprqaya jqanira
lukanya sangat parah asanget dennyakanin
dada tembus ke punggung jaja nrus ingwalikat
199
31. Kemudian Arya Jipang jatuh dari 31. Nulya niba A rya Jipang sangking
kuda kuda
berguling mati gumuling sampun Mis
dengan kudanya tekan kudanira
mati bersama sareng dennya palastra
jenazahnya telah dipelihara baik- kangfisim wus densaeni
baik
oleh orang Pajang dhateng wong Pajang
kasihan yang mati perang. asih perlayeng jurit.
33. Tak berapa lama Tumenggung 33. Tan antara Mentaun Tumenggung
Mentaun datang prapta
ingin membela kematian sedya belani pati
mengamuk perang ngamuk ing ngayuda
dihadapi prajurit banyak pinagut bala kathah
Tumenggung Mentaun tewas Tumenggung Mentaun mati
kepalanya dipenggal murda tinigas
di medan pertempuran. satengah ing ngajurit.
38. Kepala Mentaun telah dinaikkan 38. Wkis pinanjer Mentaun mestaka-
nira
ceritanya yang ketinggalan wuwusen ingkang kari
prajurit Jipang gegaman ing Jipang
bercahaya seperti gunung terbakar abra lir wukir kabrama
terlihat bermacam-macam dinulu awami'Wami
lambang angka tahunnya sengkalanira
satu empat tujuh tiga guna sapta her nabi
23. Kanjeng Sunan Kali tersenyum 25. Mesem Karg'eng Sunan Kali
katanya manis, arum mailing wecana,
"Jangan demikian "Ya aja kaya mangkono
saya sudah mengetahui iya ingsun wus uninga
kemauan adikmu karepe arenira
206
25. Diceritakan yang sedang mandi 25. Wamanen kang lagya siram
di Kali Opak, bersamaan Kali Opak amarengi
Kanjeng Sinuhun Kalijaga Jeng Sinuwun Kalijaga
Ki Pemanahan melihat KiPemanahan aningali
hatinya tak ragu tan samar tyasnya gipih
segera mengejar gurunya sigra mlajengi mring guru
Setibanya di hadapan lalu Sapraptanira ngarsa
menyembah kepada Sunan Kali tur sembah mring Sunan Kali
kaki kanan telah dipegang dan suku tengen cinandhak wus
dicuci. winp'ikan,
26. Adapun kaki kiri 26. Dene suku ingkang kiwa
yang mencuci wau ingkang amijiki
Ki Gedhe Karanglo Ki Gedhe Karanglo ika
Sunan Kali berkata, ngandika Jeng Sunan Kali,
"Jebeng ingatlah "Jebeng sira deneling
ketahuflah riwayatnya wruha ing wirayatipun
Jebeng Karanglo Jebeng Karanglo ika
kelak ikutlah berbahagia ing besok melua mukti
akhirnya di Mataram. neng Mentaram yasa pungkur
27. Tetapi-Anda tak berwenang 21. Nanging sira tan winenang
naik tandu nunggangjempana Ian joli
dan kau tak berwenang kalawan sira tan wenang
kelak diberi gelar sinebutan nama benjing
Mas apalagi jeneng Mas apa dening
nama Raden untuk ketumnan." jeneng Raden turunipun"
Setelah berkata Risampunnya ngandika
Sinuhun Kali tadi wau Sinuwun ing Kali
Ki Pemanahan disuruh melanjut- kinen lajeng lampahe Ki
kan perjalanan. Pemanahan.
29. Para kerabat dan putra-putra 29. Pra sentana miwah putra
lama-kelamaan ya ta sangsaya alami
makin banyak yang ingin saya keh kang kapengin
pada tatanan dan bentuk yang marangrakitnya dinulu
terlihat toyanipun sumberan
airnya dari sumber arata sitinya resik
tanahnya rata dan bersih kathah jalma kacaryan mulat
banyak orang yang tertarik kang wisma
melihat rumah itu.
30. Telah selesai membuat pasar 30. Akarya pasar wus dadya
tak dibiayai tan mawi dipunbeyani
ditanggung oleh semua orang desa kasasra sakeh wong desa
dan banyak orang yang datang tur kathah jalma kang prapti
berumah di Mataram sami wisma Mentawis
kelihatan ramainya katara ing arjanipun
setelah lama riwusnya lama-lama
yang tinggal di Mataram kang dhedhukuh ing Mentawis
disebut Kiai Ageng Mataram. pan kasebut KyaiAgeng ing
Mantaram
31. Barang-barang murah harganya
yang ditanam selalu berhasil 31. Murah ingkang sarwi tinumbas
dan buah-buahan baik hasilnya tulus kang tinandur dadi
umbi-umbian subur tuwin kang pala kasimpar
sampai berlebih-lebihan pala kapendhem andadi
dan buah-buahan pohon sedheng sami ngemohi
Bergantilah ceritanya tuwin kapala gumandhul
Ki Ageng akan dihadap gantya ingkang winama
mereka berangkat membawa Ki Ageng arsa tinangkil
bermacam-macam barang. wus adandan rembatan sigra
lumampah
32. Kemudian jalannya 32. Anulya ing lampahira
Kiai Ageng Mataram Kyai Ageng ing Mentawis
cepat di peijalanan gegancangan aneng marga
di peijalanan menginap semalam neng marga nyipeng sawengi
malamnya tak diceritakan ing dalu tan winami
•paginya meneruskan peijalanan enjing lampahira laju
ketika di jalan duk lagya aneng marga
216
33. Kanjeng Sunan Giri yang 33. Jeng Sunan Giri pan lagya
dihadap oieh penggawa dan sineba punggawa mantri
mantri
besar kecil semuanya menghadap ageng alit samya seta
para adipati semua menghadap pra dipati sami nangkil
Japan Wirasaba Bali Japan Wirasaba Bali
penuh orang panting pepak sedaya wong agung
Adipati Surabaya Dipati Surabaya
Pasuruan dan Kediri Pasuruan Ian Kadhiri
para Adipati Daerah Timur penuh pra dipatiBang Wetan pepak
semua(lengkap). sadaya,
34. Dan orang agung Madura 34. Tuwin wong agung Madura
dengan prajuritnya menghadap sawadya sami sumiwi
Sedayu, Lasem, dan Tuban Sedayu Nglasem Ian Tuban
Rembang, Juana, dan Pati Ngrembang Juwana Ian Pathi
Sultan Pajang menghadap Sultan Pmng anangkil
telah dipanggil ke muka wus ngandika marang ngayun
sebagai tempat duduk minangka lenggahan
digelarkan permadani bineberan prangwedani
para adipati duduk teratur. pra dipati sami alenggah atata
35. Para mantri satu persatu 35. Para mantrijugarjuga
tempatnya di muka unggyanira aneng ngani
Gustinya sendiri-sendiri ing Gustine sowang-sowang
melingkar di muka glar rante lenggah neng ngarsi
Kiai Ageng Mataram Kyai Ageng Mentawis
duduk di belakang lenggahira aneng pungkur
tepat di belakangnya, Kanjeng pungkurira Jeng Sultan
Sultan ri sampunira sumiwi
yang telah menghadap Sultan P(4ang apan sampun
Sultan Pajang telah menghadiri ingestrenan
40. Kanjeng Sunan Giri berkata 40, Jeng Sunan Giri ngandika
kepada Kanjeng Prabu marang Jeng Sri Narapati
"Ananda Pajang "lya KakiJebeng Pajang
218
29. Saya tidak berpesan lagi" 29, Kula datan mekas malik"
Lalu bersalaman Mapan sampun uluk salam
raja pulang ke istana sang Nata kondur ngedhaton
Ki Ageng dan putranya Ki Ageng Ian kang putra
pulang ke Mataram mantuk dhateng Mentaram
227
39. Tak diceritakan di jalan ' 39. Datan kawama ing margi
mengenai perjalanan Ki Juru KiJuru ing lampahira
dengan putranya semua lawan saputrane kabeh
sudah tiba di Pajang wus prapta nagariPajang
adapun yang diceritakan ya ta kang kawamaa
paginya sang Prabu keluar enjing miyos sang Aprabu
lengkap yang menghadap. pepak sagung kang sewaka.
229
40. Bupati dan para mantri 40. Bupati myang para mantri
tak ketinggalan para putranya atanapi putrarputra
sudah menghadap semua mis sami angkil kabeh
Ki Juru Mertani beserta Ki Juru Mertani lawan
semua putranya ingkang putrasadaya
beijemur di bawah ringin kurung pepe sowan ringin kurung
untuk menghadap
ketika itu terlihat. sareng wau katingalan,
12. Setelah itu Raja masuk ke istana 12. Sakondurnya sang Nata nulya
ngadhatun
istrinya menjemput kang garwa amethuk sami
tak diceritakan sang Prabu datan kawama sangPrabu
Cerita tentang Senapati Senapati kang winarni
telah tiba di negara Mataram. nagri Mentaram wus rawoh
13. Tak lama kemudian negara 13. Tan winama laminya nagri
Mataram Mentanim
banyak orang yang datang jalma kathah ingkang prapti
negara itu makmur sekali anglangkungi gemahipun
murah sandang dan pangan murah sandhang lawan bukti
semua yang ditanam berbuah. barang kang tinanem awok
14. Air cukup banyak 14. Miwah toya tumumpang mradini
sampun
15. Tak ada tanah pesawahan yang 15. Datan ana kang bera ing sabinipun
kosong
orang-orang giat bekerja sengkutjalma nambut kardi
mereka bergembira semua samya aremen sadarum
setiap hari orang datang saben dina jalma prapti
orang-orang bersenang hati aremen enggar punang wong
16. Negara baru makmur sekali 16. Nagri anyar gemahe kelangkung-
langkung
semua menginginkan pilih kang nora kapingin
telah menjadi negara besar wus dadi praja gengipun
tersebutlah kesuburan negeri akocap gemahing nagri
telah lengkap peraturan sang Raja wusjangkep waler sang Katong
17. Adalah utusan sang Prabu 17. Lamun ten utusanira sang Prabu
yang seialu menasihati kang tansah amituturi
yaitu Kiai Juru anenggih pan Kyai Juru
233
22. Yang menjadi kemarahan sang 22. Ingkang dadi dedukane sang
Prabu Aprabu
saya ini sudah tua Nanda sun iki wus tuwa kaki
tidak mengajari anak datan marahi mring sunu
tanpa keija diriku tanpa karya awak mami
mengajar kepada orang muda, amulang marang wong anom
23. Sudah sepantasnya orang tua 23. Wis pantese ya wong tuwa aweh
, mengajari wuruk
pekerjaan yang baik-baik pakaryan kang becik-becik
sebaiknya orang muda mengikuti wong anom prayoga nurut
pada permulaan sampai penghabis- ing awal kelawan akir
an
234
28. "Benarlah nasihat itu semua 28. "Langkung leres pamulang nyawa
sadaya
sedikit pun tak ada yang menyim- sakecap tan wonten sisip
pang
saya sangat berterima kasih kawula kelangkung nuwun
atas peringatan Uak." prayogi Wa angsung peling"
Cerita pun berganti Genti ingkang cinariyos
5. sebabnya tidak menghadap raja 5. mila datan sowan mring sang Aji
ingin berbalik dan ingin mencetak arsa mbalik malah arsa nyithak
membuat kota akarya kitha arahe
yang berbenteng kuat binacingah puniku."
Sultan Pajang berkata pelan, Sultan Pajang ngandika arts,
"Ngabehi Milamarta "NgabehiMilamarta
dan Bungsu Ian wuragil iku
pergilah kau berdua ke Mataram karo menyangaMentaram
berhati-hatilah segala tingkahmu denwaspada ing satingkahira sami
kepada sang Sutawijaya." mring sang Sutawyaya"
10. Segera dua duta itu dijawabnya 10, Duta karo sinauran aglis
Senapati masih naik kuda Senapati misih nunggangjaran
"Cepatlah memberi tahu Sultan "Matura mring Sultan age
besok saya akan menghadap aseba ulun besuk
berhasil
senang minum dan makan. doyan nginum lang mangan,
11. Saya disuruh menyerah sekarang 11, Ulun kinen akures saiki
sedangkan Sultan nekat dene Sultan kaya ngarekma
semaunya sendiri tuwuh sakarepe dhewe
apakah seimbang yapadene cigur
salahkah maksud saya ini? salah seja ulun puniki
lebih baik pulanglah teka para mantuka
maturlah kepada sang Prabu matura sang Prabu
239
15. Habislah datang sembah mereka 15. Sampun telas ture duta kalih
(duta)berdua
Ki Wuragil dan Wilamarta Ki Wuragil lawan Wilamarta
Kanjeng Sultan Pajang merasa Jeng Sultan Pajang ing tyase
dalam hatinya
karena yang disampaikan dene ing aturipun
dua brang duta itu menyenangkan duta kalih ngecakken galih
hati
patut yen mangkonoa
pantaslah jika demikian
Wuragil nakingsun
Wuragfl anakku
Ki Wuragil Wilamarta
Ki Wuragfl Wflamarta
kinen medal mundur sangking
disuruh keluar mundur dari
ngarsa aji
hadapan raja
Sultan nganti semaya,
Sultan menanti janjl
16. Berakhirlah cerita terdahulu 16. Tata tita lingira ing nguni
yang diceritakan Senapati Ngalaga kang kocapa Senapati Nglaga
sedang di istananya ri sedheng aneng purane
dengan Kiai Juru lawan Kiyai Juru
Mertani, berkata pelan, Amertani Ion denirangling,
"Senapati Ngalaga "Senapati Ngalaga
bagaimana kadya paran iku
maksudmu Nanda reh Andika nyawa
tidak berangkat dipanggil oleh datan mangkat ingandikan mring
raja sang Aji
tak luput bermusuhan. tan wande memungsuhan
17. Jika kau bermusuhan Nanda 17. Lamun sira memungsuhan Kaki
bagaimana kehendakmu kadi pundi karsa pekenira
siapa untuk topeng sapa kita karya topeng
mantri Mataram takut mantriMentaram takut
jika diadu perang yen denadu lawan ingjurit
Sultan Pajang kuasa Sultan Pajang kuwasa
termasyhur kesaktiannya dibya sekti punjul
Mata-mata yang jahat telik tandhane kang dhusta
di hadapan Sultan tak mengena ngabyantara Jeng Sultan datan
bertemu ia tidur. ngenani
kepanggih sireng nendra.
18. Berkali-kali ditusuk oleh pencuri 18. Sinudidcan dera punang maling
Sultan Pajang enak-enak tidur Sultan Pqang eca dermya nendra
seperti lalat bertenffier rasanya lir later mencok rasane
241
30. Adapun yang diceritakan lagi 30, Nahen ingkang kawamaa malih
putranya Giring Wanatara putranira Giring Wanatara
berasal dari Majapahit ing Majapahit asline
anak Ki Gedhe Giring Ki Gedhe Giring sunu
namanya Ki Gedhe Giring wastanira Ki Gedhe Giring
Ki Gedhe Giring beranak Ki Gedhe Giring sesuta
namanya meminjam sumilih wasteku
Ki Gedhe namanya Ki Gedhe kang nama
berguru kepada Sunan Kali anggeguru dhumateng Sesunan
Kali
bertapanya keras sekalL binanter tapanira,
39. Mereka bertiga bersalaman dengan 39. Pan salaman katiga Ian Nyai
Nyai
Kiai Juru dan Nyi Gedhe Kyai Juru Ian Nyai Gedhe ika
ketiganya Senapati katiga Senapatine
ketika sudah duduk sarengwus lenggahwau
Nyi Ageng Giring bertanya, atetanya Nyai Geng Giring
"Paduka dari mana?" **Sangking pundiPaduka?**
Kiai Juru itienjawab Kyai Juru muwus
kata-katanya menarik arum wijiling wacana
"Dari hutan mencari burung "Sangking wana manira ngupaya
peksi
singgah mencari saudara. mampir ngupaya kadang
247
42. Kiai Juru menjawab pelan, 42. Kyai Juru umatur pan aris,
tak usah menanti kakak '*Boten susah ngentosi KiRaka
maksudnya sekadar singgah amampir riamung sedyane
akan minum mampir arsa anginum
di hutan tak menemukan air aneng wana toya tan panggih
asal bertemu baik-baik uger kapanggih mulya
mudahlah kalak." gampil benjang pungkur.*'
Ki Juru lalu melihat Ki Juru nulya tumingal
ada degan (kelapa muda)di atas lamun wonten degan neng nginggil
almari lemari
Ki Juru bertanya. KiJuru atetanya.
43. "Kanda saya tahu (melihat) 43. "Lah Kakangbok kawula udani
degan di atas itu degan wonten ing nginggil punika
terletak di atas almari tumumpang neng lemari
itu saya minta," punika kula suwun."
248
54. Kiai Ageng berkata pelan, 54. Kyai Ageng angandika aris
"Apakah sudah jauh Nyai "Nyai apa uwis tebah
adikku'dari sini?" areningong teka kene?"
Nyai Ceng beikata pelan, Nyai Ceng Ion umatur,
"Perkiraan saya belum jauh "Dereng tebih pandugi mami
bam sebentar pan lagya saonfotan
di antara kedatangan Paduka." ing watawis ulun."
Kehendak Ki Ageng Giring Kyageng Giring karsanira
akan mengejar adiknya karsanira anututi mring kang rayi
jalannya cepat sekali lampahnya gal-enggalan
55. Tak berapa lama beqalan 55. Tan antara waulampahneki
Ki Ageng tahu adiknya Kyageng uning arenira
beijalan dengan puteranya lumampah lawan putrane
lain dipanggilnya nulya inguwuh-uwuh
"Dinda, berhentilah dulu "Lah taAdhi kendela riyin
saya ingin berbicara sun arsa paguneman
dengan putramu." Ian putrengsun kulup."
Peijalanan Ki Jum Ki Juru lampahira
dan putranya tak berhenti Ian kang putra tan kendel dennya
lumaris
beijalan terns. pan lampahira.
56. Kiai Ageng Giring berkali-kali 56. Kyageng Giring Nguwuhwanti-
memanggil wanti
"Hai Dinda, kita bergantian "Eh ta Dhigih samya gentenan
dalam kebahagiaan genten mukti wibawane
di desa Mataram aneng desa Mentarum
satu ketumnan berganti waris." turun pisan gantya winaris,"
Sampai lima kali Pan nagantos kaping gangsal
Ki Jum tak menjawab Ki Juru tan muwus
sampai ketujuh ngantos dumugi ping sapta
Ki Jum menjawab pelan, Kyai Juru arum denhya mangsuli
"Kanda allahualam "Kakang alahualam
57. Dada penguasa alam ini 57. Ingkang murba ing alam puniki
yang berhak mengganjar dan kang kagungan angganjar anyiksa
menyiksa
kami hanya menerima kawula namung anyadhong
terserah kepada Tuhan mangsa boronga YwangAgung
Allah yang mengetahuL" Allah ingkang angawikani"
Kehendak Ki Giring Ki Giring karsanira
akan berhenti berjalan kendel lampahipun
252
58. Ki Ageng Giring lalu pulang 58. Nulya kondur wau Kyageng Giring
diceritakanlah yang sedang tan kawama in^ang lagya
berjalan lelampah
Raden ingin beristirahat Dyan sami reren karsane
Kiai Juru berkata pan angling Kyai Juru
"Jebeng Senapati "lya Jebeng KiSenapati
tak usah khawatir dalam hati tan asumelang ing tyas
apakah kau mengikuti apa sira anut
pada pikiranku?" kaki marang pikir ingwang?"
Jawab Senapati pelan, Panembahan Senapati tumya ris
"Ya saya menurut." "Inggih nurut manira"
59. Kiai Juru berkata pelan, 59. Kyai Juru angandika aris,
"Jika kau menurut pada saya "Lamun sira amanut mating wang
marilah kembali Ki Jebeng ya payo ball Ki Jebeng
ke rumaK.,.— - menyang ing wismanipun
pamanmu di Giring uwakira Giring ing uni
dia punya putra ika ta duwe putra
perempuan, kehendakku estri karsaningsun
kawinilah dia itu." kaki sira rabenana"
Senapati diam tak menjawab Senapati kendel datan ruuiri
sebenarnya tidak mau. sejatine tan arsa
60. Kiai Juru berkata peian^ 60. Kyai Juru angandika arts,
"Bagaimana kehendakmu Ki "Lah KiJebeng priye karsanira
Jebeng dene asuwe kendeie?"
lama terdiam?" Panembahan umatur
Panembahan berkata taring kang uwa, "Kuia tan apti
kepada uaknya,"Saya tak mau dene awon kang wama
rupanyajelek kapingkalihipun
kedualodinya Ki Giring lawanPaduka
Ki Giring dengan Paduka dene sampun sadherek Paduka
sudah bersaudara yekti
saya tak mau." kuia sanget tan arsa."
253
Kiai Juru dan putranya telah KyaiJuru Ian kang putra sampun
minta pamit pamit
teringat nantinya. ngemuti anengwuntat
bersumping sumping
anting-anting sampai ke bahu anting-anting kelat bau.
dan bergelang emas miwah agelang kana
matanya menarik jika dUihat tingalira alindri lamundinulu
subangintan sengkang inten panungkulnya
badung bertatahkan emas. ^ badhong kencana rinukmi
24. Matahari bersinar-sinar 24. Punang rawi ting galebyar
tersinari emas seperti kikt kasorotan kencana rigilat tathit
sinar mutiara berkflaUan ufwala mutyara mump
para selir menari selir samya badaya
param kunihg pengharum widajenar ganira amhh arum
sambfl membawa tempat makanan sarwi ngasta petadhahan
berisi bunga dan sumping. isi konyoh lawan sumping
25. Dan berisi wewangian 25. Lawan isijajebadan
bersampirkan gubahan asangsangan ginubah sureng
westhi
bunga-bungaan tidak ketinggalan puspakema datan kantun
ada gajah dharempang ana gajah dharempang
banyaklah warna kalungnya pan akathah wamane sangsanga
nipun
untaian bunga tiga depa gajah nguling tigang dhepa
berada di atas permadani samya munggeng tilam manik.
33. "Ya Gusti lebih banyak 33. "Inggih Gusti langkung kathah
para mantri yang senang langkung suka rem sakehe mantri
semua sudah setuju sedaya satnpun aguyup
menganggap ayah ibu anggepe bapa biyang
dalam hatinya ingin membalas ing tyasira sumedya males sih
sampai mati lampus
tertuju kepada sang Senapati konjuk dhateng sang Senapatya
sampai putus lehernya. mung tugek guluneki
34. Tak ada sopan-santunnya 34. Tata kramane tan ana
daripada pembalasan hanya mati timbtmgane pamaks rpung pati
para mantri telah bersetia pra mantri asetya sampun
menjelma tujuh kali ajalma kaping sapta
sampai keturunan-keturunaimya andikane ing saturun-turunipun
kepada yang disembah di Mataram mring sinembah mringMentaram
mengambdi kepada seluruh dha trahe ngabdekna sami
keturunaimya.
35. Anak cucuku semua 35. Nak putu kula sedaya
mengabdi kepada Kanjei^ Sena angabdekna mring Karyang
pati Senapati
yang disembah di Mataram." kang sinembah ingMentarum."
Senapati menjawab, Senapati r^andika,
"Saya terima janjimu padaku "Sun tarima prasetyanira mating
sun
kemarahan untukmu deduka marang ing sira
dari Ayahnda Raja. marang KanjangRamaAji
36. Asal kau menghadap 36. Janji sira asebaa
ke Pajang bersamaku marangPt^angdbareng lawan
mami
jika kelak dimarahi yen ana dukane besuk
oleh raja Pajang sang Sri NarapatiPqang
kepadamu, saya yang sanggup marang sira apan ingsun ingkang
saguh
percayalah dalam hati iya andekna prana
jangan gentar saya menyanggupL "aja memang sun nyanggupi"
37. Segenap mantri Pamajegan 37. Sakeh mantriPamqegan
telah diperintah semua apan sampun sadaya denprentahi
makin penuh beijejal sesaya jejel supenuh
mantri berbicara dalam hati mantri micoreng nala
262
16. Seperti mimpi saja putraku 16, Lir supem putra mami
bintang tak dapat ditagih tan kena tinagih ya lintang
mimpi itu zat namanya supenajasat arane
bukan sesungguhnya pan diidu satuhunira
jika kelak sungguh-sungguh teijadi lamun kalakon benjang
berperang dengan musuh ajurit kelawan mungsuh
tak pelak kau dan aku. tan wande sira Ian ingwang,
17. Di negara Mataram 17, Aneng nagaraMatawis
menguasai tanah Jawa mengku rat ing tanah Jawa
besar kecil tunduk semua geng alit anungkul kabeh
jika kalah perangmu lamun kalah juritira
saya dengan kau ingsun kalawan sira
semua menjadi tawanan pan dadi tawanan sadarum
itulah dugaan saya." ya iku padugi ingwang,"
18. Setelah Senapati mendengar 18, Sareng myarsa Senapati
nasihat uaknya pituture ingkang uwa
hatinya dikuat-kuatkan pan daya-daya galihe
Senapati berkata pelan, Senapati Ion atumya,
"Bagaimana akal Uak "Kadipundi re Uwa
apapun kehendak Uak, saya sakarsa-karsa anunit
menurut
32. Ada ikan yang sombong 32, Ana mina ambek luwih
naik ke darat dari samudera mila mentas ing samodra
terbentur batu karang kabentus curi parange
terengah-engah muntah darah megap-megap mutah erah
ikan itu lalu mati mina null pralaya
ikan sambu dan pelus mina sambu lawan pelus
banyak ikan yang sudah mati kathah mina wus pralaya,
33. Ikan bandeng seperti gunung 33, Minabandhengkadyaredi
dan kalalaler mati myang kalalaler palastra '
beserta watang dan lumbu- myang watang lumbu-lumbune
lumbunya
air panas seperti api toya panas lir dahana
ikan mati bertumpuk mina pejah tumpukan
kelihatan seperti gunung tiningalan kadya gunung
jumlahnya beijuta-juta. ya ta sakeheyeyutan,
34. Semua terkejut h'atinya 34, Pan samya kaget kang galih
pemimpin tentara yang pemberani pratiwa ingkang sudira
kuda gegap gempita anderana gurhitane
airnya besar sekali kagiri-giri toyanya
naik ke atas gunung minggah nginggil prawata
bertempat di mega bergemuruh munggeng mega pan gumuruh
Ratu Kidul segera duduk. Ratu Kidulgya pinarak,
35. Ratu Kidul berkata pelan, 35, Ratu Kidul muwus aris,
"Ini apa sebabnya "Iki apa purwanira
belum pernah terjadi selamanya tan pimingal salawase
demikian samudera ini mangkene ingkang samodra
gara-gara jatuh ke air gara-gara timbeng toya
airnya menjadi panas sekali kadya wedang punang banyu
sepeni matahari jatuh ke air." lir baskara tibeng toya"
36. Ratu Kidul mencari-cari 36, Ratu Kidul ngupadosi
yang menjadi sebab samudera kang dadi sabab samodra
Raja Putri segera berangkat Nata dewi mesat age
dilihatnya arah Barat nulyaKilen tiningalan
segera melihat ke Timur sigra umiyat Wetan
di bawah langit dilihatnya ngandhaping langit kadulu
adia sesuatu yang terlihat. ana ingkang katingalan.
37. Yang sayapikir ikan semua 37, Kang sun galih saxwdk sami
seluruh isi samudera saisen-isen samodra
banyak yang mati karenanya kathah pejah dene kiye
276
10. Rupa sang Ratu Kidul 10. Wamane sang Ratu Kidul
berganti tujuh kali satin ping pitu anenggih
diceritakan setiap hari cinatur sadina-dina
kadang-kadang kelihatan tua terkadang sepuh nglangkungi
sekali
jika bulan bersinar yen mijil sang Hyang Pradangga
seperti perawan datang bulan. lir prawan anggarap sari
11. Rupa Prabu Putri 11. Prabu Rara wamanipun
sang Dewi lebfli cantik daripada asor Supraba sang Dewi
Supraba
kuningnya seperti Nawangwulan kuninge anawang wulan
seperti lenyap jika dipandang kadya murca dentingati
segala tingkahnya menimbulkan sasolahe gawe branta
rindu asmara
cantiknya menyenangkan hati ayune angrespateni
12. Jika memerintah rupanya 12. Yen sadhawuh wamanipun
seperti raja bidadari lir ratune widadari
kadang-kadang jika pagi terkadang yen lingsir wetan
rupa kusuma dewi wamane Kusuma Dewi
seperti Kusuma lirawan kadya Kusuma Urawan
jika tengah hari bak Ratih. lamun bedhuk mindha Ratih
280
13. Jika sore sang Dyah Ayu 13. Lamun lingsir sang Dyah Ayu
seperti putri Kediri kadi putri ingKadhiri
jika Asar seperti Banowati yen Asar lir Banowatya
iengkaplah tujuh kali semalam jangkep ping pitu salatri
Prabu Putri tak tersamai Prabu Estri tanpa sama
pemberani dan tangguh kesaktian- sudibya teguh asekti
nya.
14. Mana yang tidak tunduk 14. Ngendi ingkang nora teluk
makhluk halus tanah Jawa lelembuting tanah Jawi
ratunya menghadap ratunipun samya seba
kepada Ratu Kddul sakti mring Ratu Kidul sinekti
dan semuanya takut serta sayang tur wedi asih sedaya
terbukti kepada Ratu Kidul. mring Ratu Kidul abekti
19. iSeperti kilat halilintar jika 19. Lir kilat thathityen barung
diganggu
bertemunya kilat halilintar tempuhing kang kilat thathit
ingat bukan bangsanya/sesamanya engit dede jinisira
tetapi raja lautan Hanging ratuningjaladri
telah menerima semuanya anampenisemonira
Panembahan Senapati Panembahan Senapati
20. Jika diperhatikan sungguh- 20. Apan dinugeng pandubi
sungguh
penglihatannya manis liringe asemu manis
betul-betul rajanya wanita tuhu ratuning wanodya
penglihatannya pada Senapati liringe mring Senapati
dalam hati Ratu Kidul Ratu Kidul sajroning tyas
saya goda saja Gustiku sun bekane Gusti mami
21. Yang berkedudukan di Mataram 21. Kang pilenggah neng Matarum
agar lupa kepada Mataram mrih laliya mring Matams
lain berumah di lautan banjur wisma neng samodra
sang Putri tersenyum mesem kusumaning adi
sambil menunduk sang Putri pan sarwi tumungkul sang Dyah
Senapati Mataram. Senapati ingMantams.
22. Ketika sang Bagus dilirik 22. Duk liniring sang Abagus
oleh sang Dyah mring sang Dyah Kara dmanis
sang Senapati berkata, sang Senapati ngandika,
"Saya ini raja *lngsun iki ratu witing
saya ingin tahu pan ingsun ayun uninga
tempat tidurmu Dinda. pasareanira Yayi
25. Sang Putri jatuh asmara 25, Kusuma rara sru wuyung
tersenyum sambil berkata mesem-mesem sarwi angling
Senapati Ngalaga Senapati ing Ngalaga
hatinya makin sayang manahipun saya asih
katanya manis, arum wijiling wecana,
"Apakah ini almarhum Ratih? "Baya iki Ratih swargi?
26. Hiasan banyak sekali 26, Pcgangan kumedhung'kedhung
saya bam melihat ingsun tembe aningali
tempat tidur Dinda Nimas pasarean sira
sama dengan pemiliknya sembada Ian kang darbeni
wajahnya yang ayu citrane kang luwih endah
dan bersahabat lawan saget ngraket Yayi
27. Seperti malu pulang saya 27, Kayasungkanmulihingsun
ke negeri Mataram marang nagri ing Mantawis
tertarik pada istanakau kacaryan kadhatonira
hanya satu cacatnya Dinda mung siji cacade Yayi
bertempat tinggal tidak dengan mapane nova mawi priya
pria
jika mempunyai lelaki bagus yen darbea kakung pekik
28. Lelakinya yang melebihi 28, Kakunge kang luwih punjul
istri sudah cantik sekali estri wus ayu linuwih
pantaslah lelakinya sejati pantes kakunge utama
Panembahan Senapati Panembahan Senapati
kepada sang E^itri dhumateng Kusuma Rara
Ratu Kidui berkata manis, Ratu Kidul matur aris,
42. Sang Ratu Kidui dipondongnya 42, Pinondhong sang Ratu Kidui
ditahgkis tidak kena atan^cis-tangkis tan olih
mencubit sambil meliuk ke anyiwel angayang-ngayang
bel^ang
dibawa ke tempat tidur binekta ing tilamsari
Ratu Kidui mendorong dada Ratu Kidui nyekahj4a
nafsii Seiiapati makin terdorong. angunggar tyas Senapati
43. Kanjehg Senapati mendengar 43, Jeng Senapati angrungu
Ratu Kidui sudah tertarik Ratu Kidui wus kagimir
rayuah Panembahan pangungrume Panembahan
yahg seiaiu menghanyutkan hati kang tansah nganyuti galih
285
Kanjeng Ratu Kidul sud^ pasrah Jeng Ratu Kidul wus pasrah
terserah kehendak sang Bagus. sumangga karsa sang Fekik
44. Tak diceritakan lukisannya 44, Tan cinatur rengganipun
Kanjeng Senapati Mataram Jeng SenapatiMentawis
melanjutkan kehendaknya sami nutugaken karsa
dengan Ratu Kidul lawan Ratu Kidul nenggih
tak diceritakan lamanya tan winama lamenira
berkatalah sang Senapati ngandika Jeng Senapati
45. Sambil mendum berkata manis 45. Sarwi ngaras sebdanya rum
Kanjeng Senapati tadi wau Kanjeng Senapati
berpamitan kepada Ratu Kidul mring Ratu Kidul pamitan
saling meminta sami nedha saminya
"Jika saya menemui kesulitan "Yen ingsun amanggih karya
bagaimana ulahku Dinda?" paran polah ingsun Yayi?"
46. Prabu Rara berkata pelan 46. Prabu Rara alon matur
kepada Kanjeng Senapati, dhateng Kanjeng Senapati,
"Jika Paduka menemui kesulitan "Yen Paduka manggih karya
panggillah saya nimbalana dhateng mami
tak sulit saya datang." tan ewet kawulaprapta."
Kakanda sudah d^esan Kang rdka sampun winangsit
47. Ratu Kidul berkatamanis, 47. Arum matur Ratu Kidul
"Jangan lalu berpamitan "Bok sampun anunten pamit
pertama belum hilang kapisan dererig ical
bagaimana ulahku ditinggalkan paran polah kula keri
saya member!tahu kula ngaturaken wikan
pengetahuan yang saya ketahui sauning kawula ngelmi
48. llmu untuk menjadi raja 48. Ngelmi ayun dados ratu
yang dthadap oleh umat manusia kang kedhep manungsajalmi
peri dan perayangan peri lawan perayangan
makhluk halus di tanah Jawa lelembut ing tanah Jawi
meskipun berhadapan di seberang sanadyan mengsah ing sabrang
ikut pada Paduka Raja." ngidhem mringPaduka Aji"
49. Kata Ratu Kidul 49. AturiraRatu Kidul
ilmunya termuat dalam hati ngelmine kawrat ing galik
Senapati menjawab, Senapati angandika,
"Ya Dinda saya terima "Ya Yayi tarima mami
silakan untuk dikeluarkan lah ta payo hentakena
yang terasa dalam hati sang Dewi sarasaning tyas sang Dewi"
286
13. Kau hams memiliki kewaspadaan 13. Lawan sira denwaspada ngelmi
jika kau memerintah prajurit lamun sira parentah ing bala
enakkanlah hatinya ngenakena ing batine
ikutilah perkataanku gugunen ujaringsun
dan perintahkanlah Nanda lawan sira parentah kaki
untuk mencetak bata sira akena nyithak
orang Mataram itu wong Mantaram iku
segala tingkah lakunya sama sasolak-solahe padha
perkuatlah tentaramu di ibu kota bacingahen kuthanira dipunbecik
ya Senapati poma KiSenapatya.
14. Jebeng saya mau pulang." 14. Apart ingsun Jebeng arsa mulih"
Lalu Senapati menyembah Senapati anulya anembah
291
20. Sultan Pajang berkata pelan, 20. Sultan Pajang angandika am,
"Menantuku Adipati Tuban "Mantoningsun KiDipati Tuban
salahcaramu sisipira panganggone
jangan segera diserang ajasiragegepuk
mungkin tidak betul bokmendwa nora sayekti
sebaiknya meiigirim pesuruh becike kinongkonan
menyatakan sunyatakna iku
,baik buruknya tingkah laku ala beciking pertingkah
benarkah tin^ah lakunya polah tingkahe pan wong nora
tidak baik becik
jangan percaya kepada berita." ja ngandel swara-swara,"
21. Sultan Pajang berkata pelan, 21. Sultan Pcg'ang angandika aris,
"Putraku Adipati Benawa "Putraningsun DipatiBenawa
293
23. Selesailah cerita di muka 23. Tata tita lit^ira ihg nguni
diceritakan Kiai Juiu kangkocapaKyaiJum ika
sudah lama di gunung sampun hrnii neng rtgardine
beitempat di Meiapi ing Merapikekuwu
akan pulang ke Mataram arsa mantuk dhateng Mentawis
pada waktu itu Kiai Juru KyaiJuru semana
telah mendapat petunjuk gaib angsal wangsitsampun
semua makhluk halus di gunung sakeh lelembut ing arga
telah tunduk kepada Juru Mertani sampun suyut lawan Juru Mertani
tak diceritakan di peijalanan. tankawamaingmargairf r
24. Telah tiba di Mataram 24. Sampun prapta neg/ariMentawis
telah bertemu dengan putranya sampun cundhuk wau ingkang
putra
Kanjeng Senapati wau Jeng Senapatine
telah duduk kaliyan lenggah sampun
menceritakan peijalanannya arg'arwani lampahe sami
awal dan tengah purwakalawanmadya
sampai akhir myang wusananipun
teleh sding memberi tahu pan sampunfarwaniinarwan
294
26. Kemudian ada utusan datang 26. Nulya wonten utusan kangprapti
dari Aria Par^alasan '"^ sangking Arya Pangalasan duta
.mantri Pajang dua belas ribu rolas ewu mantriPajange
diceritakan p'etgurtiannya sama cinatur tunggil gum
dengan Kanjeng Senapati dulu Ian Jeng Senapati mmiyin
yang dipakai petunjuk kangkinaryasemit
duta sudah bersembah kang duta wus matur
kepada Panembahan matur dhatengPanembahan
saya diutus.Gusti awotsekar, "Kamlaingutus
kepada PindaPaduka. Gusti
dhumatengrayiTuwan,
27. Pangalasan menympaikan
sembah 27. Pangalasan angftturibekli
kedua kaiinya memberi tabu ping kalihe ngaturi uninga
kepada Padaka, uanya dhatengPaduka kawiyose
bahwa ayabnda sang Prabu ym ramanta sangPrabu
Sultan Paj^g mengirim utusan Sultm Pajang utusan Gusti
kepada Paduka dhumateng ingPaduka
putranya yang berangkat putrakanglumaku
danKiP^^ kalawanRidcyanaPatyq
ketiganya Adipati Tuban katigme anenggih Dipati Tubin
besokpagi datangnya. , enjing-enjing prqptanya.
28. Kedainngan adinda Paduka 28. Konjukipun ing rayinta nenggih
hati-hatilah terhadap Pangalasan PangakmnPaduka denyitna
peijalanah ketiga duta lampahe dutujartrine
menyiapk^ prajuritnya sumekta wadyanipun
295
30. Uak, cepatiah bersiap 30. Gih ta Tuwa dawek dandan nuli
semua orang Mataram sakehing wongMantaram sadaya
perintahlah semua andika dhawuhi kabeh
ajaklah orang Mataram kerigen wongMantarum
besar kecil jangan sampai ada ageng alit aja na keri
yang ketinggalan
dan berhati-hatilah sarwi aprayitnaa
perlengkapan perang dandaning prang pupuh
senjata dan makanan gegaman Ian segahira
besok saya ajak menyongsong sunjak mapak mringRandhu-
ke Randhulawang." lawang kang enjing"
Ki Juru telah memerintahkan. Ki Juru wus parentaK
31. Hari pun telah pagi 31. Kawamaa wau sampun enjing
Adipati Benawa bertiga Adipati Benawa katrinya
dengan Kiai Tumenggung lawan Kyai Tumenggung
serta Mancanagara ing Ngamancanagara tuwin
sangat besar prajuritnya langkung geng wadyanira
seperti gunung beijalan lir gunung lelaku
pakaiannya beraneka warna panganggeni wama-wama
296
35. Adipati Benawa telah tiba 35. Adipati Benawa wus prapti
ke Randhulawang beserta prajurit- Randhulawang pan sabalanira
nya
Senapati menjemputnya Senapati methukake
semuanya turun apan sami tumurun
Kanjeng Pangeran Benawa JengPangeran Benawa bekta
membawa dirinya
kepada Kanjeng Senapati marang Jeng Senapatya
kemudian dirangkul anulya rinangkul
setelah berangkulan ri sampunnya rerangkulan
Adipati Benawa berkata, AdipatiBenawa sigra angling,
"Saya memanggil Kanda "Kawula nimbali kangmas
36. Diutus oleh ayahnda Raja 36. Pan ingutus marang ramaji
memanggil Kanda animbali marang pekenira
serta disuruh menanyakan sarta kinen angucapake
mengapa Kanda tak ingat dene Kakang tan emut
mengabdi kepada raja angawula dhateng sang Aji
tak pemah menghadap dene tan seba-seba
bagaimana maksudnya? paran karsanipun?
Banyak berita Kawalan kathah kang warta
bahwa Kanda akan menentang lamun Kakang arsa ambalik ing
kapti
disampaikan kepada ayahnda." katur mring Kanjeng Rama **
47. Adipati Tuban segera berkata, 47. Adipati Tuban sigra angling,
"Saya mempunyai orang baik '*Gih kawula darbe wong utama
sudah dapat menari be^rperisai sampun saget beksa tameng
yang sangat terkenal ingkang sanget pinunjul
mengaiahkan tujuh negara ngalahken pitung nagari
tidak ada lawannya inggih da tanpa lawan
tak ada yang dapat mengimbangi tan wonten kang mungsuh
orang tujuh negara kalah wong pitung nagari kalah
kepada satu orang dari Tuban mring wong s^i dhateng tiyang
ingsun Tubin
inilah orangnya." tiyange gih puniki"
49. Ulah orang Tuban sangat berani 49, Wong Tubin sulahnya nglanangi
tariannya menghabiskan tenaga besanira ngentekken tenaga
air mukanya menakutkan ulate mrih kinaweden
ditombak tertawa keras tinumbak sru gumuyu
berkacak pinggang sambil berseru, malang kodak pan sarwi angling,
"Siapa yang akan melawan "Sapa arep musuhe
orang Tuban lebih dari sesama wong Tuban pinunjul
lawanlah payo dipun lawanana
orang Mataram akan melawan orang Mataram gya arep angayoni
marl majulah!" lah payo mcgua!"
50. Tarian berperisai sangat hebat 50, Apan ora eram beksa rangin
gamelaimya gegap gemptra gamelane kang sarwa gumita
berbareng dengan sorak dan awor surak lawan keplok
tepukan
seperti gelombang lautan. lir umbak segara gung
Putra Senapati Putranira sang Senapati
bernama Raden Rangga wasta Rahaden Rangga
putra yang tua putra ingkang sepuh
menggamit ayahnya anfawil marang kang rama
segera Senapati Mataram menoleh gya noleh Jeng Senapati Mentawis
putranya dibentak. ingkang putra sinentak,
60. Raden Rangga ditikam tak 60, Raden Rangga sinuduk tan gingsir
bergeming
dari kanan kiri tombak tak dapat ngengen towok tan tumama
melukai
seperti dihinggapi lalat rasanya lir laler mencok rasane
tikamannya menghebat panudukira gupuh
ketika ujungnya ditekankan duk dinedel kena kang hingit
seperti bayang-bayang sasat wayang'Wayangan
benar-benar terlepas alepassatuhu
hidup dan kekal yekti kayun lawan baka
tombak dan keris tak melukai tumbak keris teman-temen tan
nedhasi
terhadap manusia sejati marangjatiningjalma.
61. Raden Rangga tak membalas 61. Raden Rangga datan amalesi
masih enak menari miksih eca denira ambeksa
menghabiskan gayanya angentekaken solahe
Adipati Tuban berseru, Dipati Tuban muwus,
"Raden Rangga, balaslah segera 'Raden Rangga malesa aglis
jika kau memang sakti yen sira tuhu dibya
dantangguh sekti pan ateguh
saya sudah percaya ingsun uwis apracaya
kau tahan lama tak membalas sira betah adangu datan malesi
akan remuklah tubuhmu. remek saliranira.
305
62. Disuruh membalas sekali dua kali 62. Kinen malesa pisan ping kalih
ketiga kalinya Raden Rangga pan kaping triDyan Rangga
amapan
masih enak menari perisai taksih eca besan tameng
heranlah yang melihatnya gawok ingkang andulu
Adipati Tuban berkata, Adipati ing Tuban angling,
"Hai Kanda Senapati "Lah Kakang Senapatya
Rangga tidak Mau pun Rangga tan purun
membalas kepada orang Tuban amalesa mring wong Tuban
dugaanku jika Kanda belum terkaningsun yen Kakang dereng
menyuruh ngajani
tak mau membalas." tan purun amalesa'*
64. Mantri bubar ribut ketakutan 64. Mantri bubar geger samya ojrih
tak ada yang berani datang pan tumingal tan na wani mara
Raden Rangga sangat berlebihan Dyan Rangga liwat sektine
saktinya
Raden Rangga mengambil Raden Rangga pan nambut
perisainya lalu menari temengira ambeksa rangin
tombak dilempar ke angkasa towok ngumbulken wiyat
dengan cepat terlepas naik umbulira mamprung
meng^gkasa samar-samar mumbul ngantya lamat-lamat
jatuh di sebelah Adipati anibani ing ngiringira Dipati
Tuban,lampitnya tembus. Tuban lampite bedhak
65. Lampitnya menjadi diia 65. Lampitira apan dados kalih
Adipati Tuban meloncat ter- Adipati ing Tuban anjola
peranjat
matanya liar pandirangan ing netrane
wajahnya pucat ulatira apayus
306
66. Oleh karena itu mereka gugup dan 66. Marmanira gugup samya miris
ngeri
melihat Raden Rangga aningali marang Raden Rangga
dan prajuritnya semua miwah prafurite kabeh
heran melihatnya samya gawok andulu
akan lari pulang sedyanira lumayu mulih
geger semua oreg geger sedaya
mereka berlarian pan samya lumayu
Adapun Adipati Benawa ya ta Dipati Benawa
berpikir dalam hati dengan anggarjita kalawan Rekyana
KiPatih Patih
yang ditinggal oleh prajuritnya. dene tinilar wadya.
67. Dalam hati Pangeran Adipati 67. Ing tyasira Pangran Adipati
dan Rekyana Patih akaliyan Rekyana Patya
jika tidak segera pulang yen tan kentar age muleh
akan menjadikan kemarahan pan dados dukanipun
ayahandanya, Sri Raja mring kang rama Sri Narapati
jika tidak datang bersama-sama yen tan sarenga prapta
dengan orang Tuban km wong Tuban iku
sehingga tidak pamit semua dadya tan pamit sedaya
tergopoh-gopoh, tak diceritakan gurawalan tan kawamaa ing
di perjalanan margi
telah tiba di negeri Pajang. wus prapta nagriPajang.
73. Dugaan hatiku ini 75. Tarkaning tyas ing ulun puniki
Kanda Senapati Ngalaga kakang Senapati ing Ngalaga
jika akan berperang yen mapaka ing j'urite
prajurit Pajang seribu dedamelPajang sewu
bersamaan datang binarenga mara puniki
pasti tak akan menghindar pasthi yen datan nangga
kepada Kanda Mataram mring Kakang Mantarum
Senapati orang satu Senapati tyang satunggal
kesaktiannya lebih dari orang sudibyane luwih saking wong
satu negara sanagari
sampai ke perbatasaa" tepis wiring sedaycu
74. Sultan Pajang khawatir hatinya 74, Sultan Pajang kapita ing galih
mendengar perkataan putranya amiarsa ature kang putra
patih, serta menantunya myang patih lawan mantune
mengira jika anarka lamun nempuh
di sini tempatnya berjurit pan ing kene pemahejurit
Sultan Pajang berkata, Sultan Pajang ngandika,
"Kemarilah Tumenggung "Mrenea Tumenggung
kau mantriku lama sira mantreningsun lawas
takkan berdusta padaku mangsa goroha marangjeneng
mami
semua perkataanmu. sakehe aturira,
77. Setelah itu saya bercengkerama 71. Wus mangkana ingsun acengkrami
di hutan aneng wana ngalame semana
berburu rusa Han banteng anggerit sangsam Ian bantheng
Senapati di beiakang Senapati nengpungkur
mengiringkan saya pan angiring marang ing mami
mantri Pajang banyak yang mantriPajang keh pisah
berpisah iya lawan ingsun
dengan saya samya nguyak-uyak kidang
mengejar kijang mapan ingsun misih anggerit
saya masih berburu di hutan lebat wanadri
dengan ibumu. kalawan ibonira.
78. Pada waktu itu ada banteng 78, Wus mangkana ana bantheng
terluka kanin
mengamuk tanpa ada yang nulya ngamuk datan ana mapak
' ^, meiawan
menerjang daerah perburuanku nrajeng pageritan ingong
Senapati tergesa-gesa Senapati agupuh
tanduknya sebelah sungonira pan siji sisih
segera dipegang sigra nuii cinandhak
patah tanduknya pokah sungonipun
banteng pun mati bantheng mati kapisanan
ituiah kedikdayaan Senapati iya iku dikdayane Senapati
itu ketika masih anak-anak. iku duk lagi bocaJt
310
79. Sekarang bertambah sakti 79. Mengko iki saya Wuwuh sekti
sudah tua waspada terhadap pan was tuwa pawadeng paweka
bahaya
awas terhadap sasmita widikbyeng ing sasmitane
telah tahu pada pelambangan was wikan ing pasemon
saya telah tahu perkara pan ulun wruh iya ingkawis
semua kejahatan sakathahirerig muthah
saya sudah tahu apan ulun wus wruh
semua beritamu sakehe pawartanira
tak kupercaya putraku Senapati tan sungugu suteng ngulun
Senapati
tak berbeda dengan kau. tan beda lawan sira.
80. Ketiganya saya anggap sama 80. Katreningsun semitan tan keni
mereka duduk tunduk bersfla pan tumungkul bukul silanira
teratasi oleh perkataan dene kluhuran sabdane
sang Prabu dhumateng sang Aprabu
mereka semuanya berterima kasih samya nuwun ature sami
setelah berkata ri sampunnya ngandika
Kanjeng Sultan pulang Kanjeng Sultan kondur
masuk ke jistana lumebet mring datulaya
bubarlah semua yang menghadap aluwaran sedaya kang samya
nangkil
cerita pun berganti. gantya kang winama.
85. Kepada Ki Juru dan Kanjeng 85, Mrifig Ki Juru Ian Jeng Senapati
Senapati
segera Raja Semawa melihat gya tuminga!sang Raja Sembawa
segera Kuwari berseru, Kuwari angucap age,
"Silakan duduk!" *Tah necha sami lungguh!"
Kemudian ketiganya duduk Sigra lenggah katiga sami
Raja Sembawa berkata. Raja Sembawa nebda,
312
87. Raja seberang berpikir dalam hati 87. Rqa sabrang amicoreng ati
"Orang Mataram tak dapat "WongMentaram tan kena rinasan
diperkatakan
termasyhur kesaktiannya nyata kaloka sektine
dipercakapkan lalu datang cinatur nuli rawuh
apalagi kalau berperang mendahane lamun cgurit
tentu tak ada yang dapat baya tan nana nangga
menyangga
jika berperang lamune prang pupuh
raja mengorbankan keutamaan raja banten kautamen
sakti dan dikdaya jika berperang apan sekti tur dikdaya ing ngaj'urit
demikianlah orang Mataram. tan kadya wong Mantaram.
88. Raja Sembawa, Siak, dan Siam 88, Sang Sembawa Siyak Siyem nagri
menyaksikan prajurit Mataram aningali prajurit Mantaram
sangat heran kelangkung wau fengere
apalagi jika jadi berperang mendah kongsia pupuh
wibawa raja Mataram perbawane rqaMantawis
sakti tak ada yang dapat sekti tan nana nangga
menyangga
313
91. Telah lengkap prajurit Mataram 91. Sampun pepak kang wadya
Menta^^ls
putra-putra Senapati Ngalaga para putra Senapati Nglaga
meneruskan keinginannya anutukakcn kersane
makan dan minum manggung arnangan minum
makan-makan siang dan malam andrawina siyang Ian latri
para mantri Pemajegan pra mantriPemajegan
yang di Mataram kang ancng Mantarum
314
23. Ada yang patah dua bahunya 23. Ana sempal bau kalih
ada yang lemah-lungilai tulang weneh pepes ingkang iga
rusuknya
dua orang utusan tewas kang kalih pq'ah dutane
yang hidup berlarian kanggesang samya lumcgar
utusan akan melapor arsa matur kang duta
Raden beijalan terus Rahaden lampahe laju
tak diceritakan di peijalanan. datan kawama ing marga
25. Putra Tuan sangat marah 25. Langkung bendu putra Gusti
abdi Paduka ditampar abdi dalem tinabokan
berdua mati bersama." kekalih sareng pejahe."
Panembahan berkata, Panembahan angandika
"Rawatlah baik-baik "lya wis becikana
abdiku yang telah tewas." bocah ingsun kang wus lampus.
Cerita mengenai Raden Rangga Kocapa Rahaden Rangga
26. Beijalan siang malam 26. Lumapah rahina wengi
ke Timur Laut arahnya Ngalor Ngetan lampahira
yang dituju sang Muda kang sinedya kang wiranom
319
34. Telah malam Adipadi pulang 34, Dipati kondur wus latri
Raden Rangga tadi menghadap Raden Rangga wau sowan
kepada pamannya yang berlebih dhumateng kang paman kaot
banyak penggawanya akathah punggawanira
orang Pati menghadap wongPathi samya sowan
Raden Rangga menyatu di situ Raden Rangga nunggil ngriku
mengetahui orang membicarakan mirsa wonten tyang rerasaru
sesuatu.
38. Raden Rangga menjawab keras, 38, Dyan Rangga asm nauri,
"Hai suara, kata-katamu "Heh swara paujarira
saya takkan menghindar." tan watak nguncati ingong."
Kemudian Raden Rangga Rahaden Rangga nulya mangkat
berangkat
dijalan merasa sakit neng marga ngraos gerah
kemudian sang Bagus berhenti anuli reren sang Bagus
telah sembuh badannya. wus dhangan saliranira
41. Sang Adipati berkata pelan, 41, Sang Dipati ngandika aris,
"Sudahlah Nanda, kau pulang saja "Lah uwis Angger muliha
kau, saya suruh diantarkan sira sunken tigaterake
322
56. Raden Mantri telah diwejang 56. Wus winejang Raden Mantri
inti wejangan neneknya surasane ingkang eyang
sernua Umu telah diajarkan ngelmi winurukken kabeh
Raden telah menjadi sakti Rahaden sampun widibya
Ki Juru berkata dalam hati, KiJuru ngling ing driya,
"Sayang cucuku "Emane ta putoningsun
tak panjang usiamu." tan dawa ing yuswanira,"
325
esok hari tiba di tanah retak byar prapta ing tala pegat
peijalanan sang Bagus lampahira Radyan Binagus
melihat kalau ada kayu mulat yen na kayu suladhang.
terpampang.
68. Di bawahnya ular tenang 68. Ing ngandhap sower awening
ular di atas air teksaka neng nginggil toya
ketika melihat kepada Raden sareng mulat mring Raden
dengan cepat ular menyambar kebat nyander ingkang sarpa
Raden Rangga marang Rahadyan Rangga
diteijang dan dililit pinrogang pinulat sampun
tubuhnya tak kelihatan. salira datan katingal
69. Abdinya tak menolong 69. Kang abdi datan nulungi
takut melihat ular (qrihningalikang sarpa
kedua kalinya takut Gustinya ping kalih ajrih Gustine
jika bukan yang dikehendaki menawi dede kang karsa
maka diam sajalah prajuritnya mila kendel kang wadya
dan memang takut hatinya dhasar maras manahipun
abdi Raden Rangga. kang abdi Rahaden Rangga,
70. Kemudian Raden memegang 70. Raden nyandhak tumuli
ekor dengan tangan kiri buntut ingkang asta kiwa
kepalanya dengan tangan kanan kang sirah asta tengene
ditarik ketiaknya siningkap cangklakanira
ular putus menjadi empat sower pcdhot marapat
segera kepalanya dibuang gya binucal sirahipun
Raden Rangga pemberani benar. Dyan Rangga tuhu prowira,
71. Pada waktu itu Raden Mantri 71. Samana Rahaden Mantri
telah mendapat tiga hari pan sampun angsal tri dina
makin parah sakitnya sangsaya sanget gerahe
lalu Raden Rangga meninggal Raden Rangga lajeng seda
ramailah orang menangis kang tangis kadya gerah
permaisuri menangis keras prameswari sru aptuwun
sudah dimandikan serta sampun dinusan linowan
14. Kemudian Nyai emban keluar 14, Nyai emban nulya medal
telah tiba di luar istana wus prapta jawiningpuri
tersebutlah Jaka Pabelan kocapa Jaka Pabelan
men^adang di Galedegan lagi ingadhang Galedhegan malih
lalu inang beijalan emban nulya lumaris
telah tiba di Galedegan ing Galedhegan prapta sampun
bertemu dengan Ki Jaka kepanggih Ian KiJaka
333
18. Sampai di bangunan pagar bata 18. Prapteng pager bata Genthan
berdiri membaca mantera angadek aniatak qi
kemudian bata diusap anulya banon ingusap
mengusapnya tiga kali pangusapnya kaping katri
bata merendah setanah banon mendhak war siti
sang ayah pelan berseru, kang rarna ngandika arum.
334
1. Sanipai mati pun mereka senang 1. Suka manira tumekeng ing pati
tak ada orang lain yang dipikir datan ana liyan kang kacipta
hanya Andalah amung sira nak ing angger
mestika di tempat tidur mustikanejinem rum
adalah Gusti Pabelan ger Gustine Pabelan nenggih
pantas dan tak mahal pantes pan ora larang
jika bertamhkan mati yen tohana lampus
kuningnya melebihi perada kuninge asor perada
jika tersenyum giginya berkilat lamun mesem waja gumebyar lir
bagai haliiintar thathit
kiranya mengajak tidur. semune ngajab nendra
2. Kera hitam ayo orang kuning 2 Kethek ireng babo wong kuning
tak terhitung malu di dunia nora ketung wirang aneng donya
tempat lombok pelas gede wadhah lombok pelas gedhe
senanglah hatiku senenging ateningsun
dengan dikau sekarang ini lawan dika samengko iki
cantiknya luar biasa ayune tol gajah
meskipun bunuh diri matia ngelalu
ahli bonang kotak cina pandhe bonang kothak cina
meskipun dibandingkan dengan gayung sumur tinandhinga wong
orang seratus ribu pun sakethi
cantiknya tak ada yang menyamai ayune tan na memba
sang Dewi yang manis. sang Dyah ingkang dipunrengga
manis,
3. Kuasa di hatinya 3. Narpa seng ing driya
yang diharapkan runtuh kasih kang pinrih luntur sihe
sayangnya
sayang kepada pria asih dhateng ing kakung
prianya membelai-belai kaungira angarih-arih
kemudian berhati-hati nuli angarah-arah
sabar dan halus sareh tur aluruh
hendak mencium pipi arsa ngaras pangarasan
agak takut jika sangPutri ngaraS'Oras menawa renteng retna
marah di
prianya mabuk k^payang. kakunge branta sri nata.
337
17. Agak berat Raden Pabelan 17. Semu awrat Dyan Pabelan
kerisnya segera diambil dhuwunge pinundhut aglis
Brajadipa tahu gelagat Brajadipa wruh semunya
lalu berujar lagi, nulya Ion wecana malih,
"Nanda jangan salah pikir "Nyawaja salah kapti
kerismu saya minta dhuwungmu sunjaluk kulup
tidak baik dilihat asaru tiningalan
percayalah pada uakmu." andelena ingsun Gusti"
Raden Pabelan menyerahkan Dyan Pabelan wus ngulungken
kerisnya. dhuwungira.
33. Seribu orang prajurit Pajang 55. Wong sewu gegaman Pajang
selebihnya yang tewas sasisane ingkang mati
telah bersih senluanya pan sampun karut sadaya
tak ada yang ketinggalaa tan wonten ingkang ngundili
Demikian yang diceritakan Wau ingkang winamii.
Ki Tumenggung telah direbut Ki Tumenggung wus karebut
oleh empat puluh orang dene wong kawandasa
mereka luka parah apan sami kuthah getih
mantri Pajang yang tewas telah mantriPcjang kang pejah m'ws
dipotongi. kinethokaii
41. Adapun Kanjeng Sultan di Pajang 41, Ya ta Jeng Sultan ing Pajang
pagi-pagi telah dihadap pan enjing sanya tinangkil
lengkap para sentana pepak sagung pra sentana
dan para bupati pritumn para bupati
wadya mantri besar kecil wadya mantri gung alit
yang menghadap penuh sesak pasowan jejel supenuh
dan para putranya miwah kang para putra
Ki Patih yang berada di depan KiPatih wus munggeng ngarsi
Kanjeng Sultan berkata Kanjeng Sultan andhawuhken
pangandikan
42. Memanggil mantri yang datang 42, Nimbali mantri kang prapta
yang tewas dalam tugas kang padha tiwas ing kardi
telah tiba di hadapan raja wus prapta ngarsa narendra
Kanjeng Sultan bertanya, Kanjeng Sultan ngandika ris,
"Berapa orang Mataram "Sepira wongMentawis
yang merebut si Mayang itu?" kang ngrebut si Mayang iku?*'
Jawabnya,"Hanya empat puluh, Matur, 'Mung kawandasa
mereka berkuda sami anitih turanggi
abdi dalem mantri dari Bagelen abdi dalem Bagelen Mantri
Majegan,
Mantri Majegan.
26. Gegap gempita bak langit retak 26, Gumita lir langit bengkah
mengerikan bak gunung roboh kadya gunung rubuh samya
ngcgrihi
bumi bergerak -gerak bumi obah mayug-mayug
gara-gara besar datang gara-gara geng prapta
Gunung Merapi menyahut meng- Gunung Mrapi anauri gumaludhug
guruh
serta api memancar sarta geni sumaburat
turun hujan lebat sekali udan ageng andhatengL
10. Kanjeng Sultan berkata manis, 1ft Sultan Pajang angandika aris,
"Putraku,janganlah kau berani "Putraningsun cqa wani sira
melawan abangmu amungsuh kakangmu Angger
sudah kehendak Tuhan wus karsaning YwangMahaagung
abangmu Ki Senapati kakangiraKiSenapati
menguasai tanah Jawa amengku tanah Jawa
360
11. Pangeran Benawa dan Adipati 11. Pangran Benawa Ian Tuban Dipati
Tuban
mereka taat akan sabda raja samya mituhu sabdaning narendra
yang diceritakan perjal,anan ingkang kawama lampahe
raja telah tiba ^ sang Nata sampun rawuh
di Pajang langsung ke istana nagriPajang tumameng purl
segenap prajurit wadyabala sadaya
Adipati dan Tumenggung Dipati Tumenggung
pesisir dan manca negara pasisir manca nagara
aria, demang, pecattandha, dan aria, demang, pecat tandha, Ian
ngabehi ngabei
mereka istirahat. pan samya makajangan.
12. Sri Raja sakit keras 12. Saya sanget gerahe sang Aji
segenap ptajurit Pajang wadya Pajang geng alit sadaya
semuanya beristirahat Iqeng makajangan kabeh
seletak-letaknya sapemah-pemahipun
Tersebutlah Kanjeng Senapati Kang kocapa Jeng Senapati
Ngalaga di Mataram Ngalaga ing Mentaram
telah tiba di Mayang prapta Mayang sampun
lalu beristirahat di pesanggrahan Iqeng rerep masanggrahan
di Mayang selama empat puluh aneng Mayang lami kawan dasa ari
hari
diiringkan sang uak. pangiride kang uwa.
13. Sang uak ialah Ki Juru Mertani 13. Ingkang uwa KiJuru Martani
tak jauh dari putranya datan tebih lawan ingkang putra
di mana pun befada ya ta sapemah-pe^he
demikianlah yang diceritakan. wau ingkang winuwus.
Sultan Pajang bersabda n^nis, Sultan Pajang ngandika aris,
"Senapati Ngalaga!" "Senapati Ngalaga!"
Jaiannya pun laju Lajeng lampahipun
mondok di desa Mayang mondhok ing desa Mayang
. di sebelah Barat Pajang, Sultan Kilen Pajang Sultan karsa nim-
hendak memanggil
Senapati, putranya. mring putra Senapatya
361
18. Mohon diberi tugas Gusti 18. Nuwunkarsa Paduka ing Gusti
Tuan adu dengan ayahnda Sultan tuwan aben Ian ramanta Sultan
sanggup menahan perang purun nranggulang yudane
kinilah saatnya ing mangke mangsanipun
sang Raja sedang sakit parah." lagya gerah sanget sang Aji"
Kata Senapati Ngalaga, Senapati Ngalaga,
"Aku tak punya maksud "Ngong tan darbe kayun
jika kau punya kehendak lamun duwe karep sira
aku tidak menyuruh dan tidak nora akon pan nora ngalangi mami
menghalangi
sekehendakmulah," apa sakarepira"
19. Juru Taman telah mengira di hati 19, Juru Taman sampun dugeng batin
akan kehendak tuannya ing karsane wae Gustenira
menyembah dan segera pergi tur sembah umesat age
tiba di istana Pajang prapta Pajang kedhatun
Kanjeng Sultan sedang duduk Kanjeng Sultan pan lagya linggih
segera ditinju dadanya sigra binithi kangjaja
Sultan pingsan Sultan datan emut
mereka bertangisan apan sami tinangisan
para putra dan istri menjerit para putra miwah garwa sami
anjrit
Kanjeng Sultan terkejut lalu kagyat nglilir Jeng Sultan,
bangun.
21. Semuanya disuruh membeli bunga 21 Sedaya kinen tumbas sekar tlasih
telasih
beipikul-pikul dan bergotong- pan dkathahpikulan gotongan
gotong
dfletakkan di pintu kota sineleh lawang seketheng
Senapati Mataram Senapati Matarum
telah tiga malam lamanya lamenira wus tigang latri
beristirahat di Mayang mesanggrah aneng Mayang
Ketika itu telah kembali Semana wus kondur
tak terceritakan di jalan dataH kawama ing marga
telah tiba di negeri Mataram sampun prapta wau nagri ing
Mentawis
Bergantil^ yang diceritakan ganti wau winama
23. ■ Kanjeng Pajang bersabda manis, 23. Sultan Pajang angandika aris,
"Abangmu Senapati Ngalaga Kakangira Senapati Nglaga
sangat sayang padaku marang sun banget asihe
sungguh sayang yektine asih tuhu
364
26. Mau atau tidak 26. Becik gelem tan gelema becik
halnya dia saudaraku tua apan iya sanak ingsun tuwa
pengganti ramanda Raja rama Ji ing gegentine
ituiah sembah baktiku." dununge sembah ingsun,"
Semua mantri Pajang berangkat MantriPegang kabeh lumiring
duta telah berangkat cepat dutanira wus mesat
tiba di Mataram ing Mentaram rawuh
segera masuk ke istana gya tumameng jroning pura
365
27. "Gusti, hamba disuruh menyam- 27, "Ulun Gusti ingutus tur bekti
paikan
oleh adinda Pangeran Benawa de rayinta Pangeran Benawa
bahwa ramanda Kanjeng Sultan yen ramanta Sultan mangke
ini
telah pulang ke rahmatullah ing rahmat sampun kondur
maka Anda dipersdakan mila Tuwan dipunaturi
oleh Kanjeng Pangeran dhateng rayi JengPangran
Benawa,sungguh-sungguh Benawa kelangkung
ditunggu untuk memandikan ingantos anyiramana
jenazah ayahnda ing layone Kanjeng Ramanta
nenggih
yang masih terbujur." amisih gilang-gilang"
"Tak beda dengan ketika masih **Tan beda duk kala gesang,"
hidup/'
Batin Panembahan Senapati lug batine Panembahan Senapati
kepada Kanjeng Sultan Pajang. marang Jeng Sultan Pajang
30. Sri Raja pun dimandikan 30. Siniraman wau ta sang Aji
Jenazah Kanjeng Sultan dikafani wus kinapan layone Jeng Sultan
segera disembahyangkan anulya sinalatake
dimakamkan di Butuh. sinarekaken Butuh
Kemudian mereka membaca Nulya sami rmca talekim
talkim
selesailah mereka berdoa. andonga sampun tamat
Mereka pulang Nulya sami mantuk
cepat tiba di negeri Pajang glis prapta nagri ingPajang
Kanjeng Sunan Kudus memanggil Sunan Kudus nimbali marang
bupati bopati
putra serta sentana (kerabat). putra miwah sentana
31. Kanjeng Sunan Kudus berkata, 31. Kanjeng Sunan Kudus sigra
angling
"Hai segenap mantri Pajang "Heh sakehe para mantriPajang
serta para tumenggung miwah pra tumenggung kabeh
dan segenap keluarganya miwah sakulawangsanipun
yang pantas menjadi raja ingkang pantesjumeneng aji
menggantikan Sultan Pajang nggenteni Sultan Pajang
yang telah mangkat ingkang sampun surud
jika imbang dengan Tuan yen suwawi lawan Tuwan
Adipati Benawa pantas mengganti Adipati Benawa yogya genteni
satu-satunya putra lelaki." putra kakung sajuga"
32. Kanjeng Sunan Kudus berujar 33. Sunan Kudus asm denira ngling,
keras,
"Tak layak menggantinya "Tan prayoga iku gentenana
Adipati Benawa. Adipati Benawane.
Yang pantas menjadi raja Kang yogya dadi ratu
sebaiknya Adipati Demak AdipatiDemak prayogi
meskipun itu menantu nadyan iku mantua
yang di Demak anak tertua Demak putra sepuh
anak perempuan yang sulung putra estri ingkang tuwa
367
39. Mantri Pajang banyak yang takut 39, MantriPqang akeh padha miris
tambah-tambah rusak semuanya manak arisak-arisak sadaya
oleh raja muda sekarang marang ratune ing mangke
halnya isi hati mereka itu apan telenging kayun
Senapati Ngalaga dahulu Senapati Ngalaga nguni
369
45. Telah lepas Kanjeng Senapati 45, Wus luwaran Kanjeng Senapati
tersebutlah Pangeran Eenawa kang kocap Pangeran Benawa
tidak di Jipang negerinya tan neng Jipang ing nagrine
susahlakhatinya pan susah manahipun
hatinya^ bersungguh-sungguh ing tyas ngungun nedha Hyang
mohon kepada Tuhan Widi
52. Duta berangkat cepat sekali 52. Duta mesat lampahe lestari
maka segera tiba di Mataram tan kawama Mentaram wus prapta
langsung masuk ke dalam istana wus tumamengjro purane
bertemu dengan Panembahan Panembahari wus pangguh
Sang duta berdatang sembah, ri sang duta matur wotsari,
"Gusti, hamba diutus "Gusti amba dinuta
membawa pesan inggih welingipun
dipefsembahkan kepada Paduka katura ing JengPaduka
sungguh Paduka tetap dipersilakan inggih Tuwan ameksa dipunaturi
ke negeri Pajang. dhumateng nagriPajang
• 53. Adik Paduka Pangeran Benawa 53. Rayi Tuwan Benawa Dipati
yang berada di Pajang itu ingkangkarya ing Pqang punika
tidak suka hatinya datan suka ing galihe
373
56. Kanjeng Senapati Ngalaga berkata, 56. Kanjeng Senapati Ngalaga ngling
"Hai duta katakanlah ''Heh sang duta siraumatura •
kepada dinda Adipati mring adhiDipati mangke
jika sungguh ingin bertemu yen yekti arsa temu
dengan saya, silakan lawan ingsun ingong aturi
datanglah ke Mataram tindaka mring Mentaram
lewat Gunung Kidul metu ArdiKidul
untuk menenangkan hati" angeningaken ingkarsa."
374
Duta menyembah dan segera pergi Duta nembah wus mesat anulya
aglis
telah tiba di negeri Pajang. wus prapta nagriPajang
62. Benawa berkata kepada para 62. Angandika Benawa mfing mantri,
mantri,
"Segenap mantri Pajang "MantriPajang sadaya ngujunga
bersembahlah
kepada kakanda mring kakangmas dipunage
baru kemudian salam kqptada^" mengko ngabekti mating sun"
Segenap mantri Pajang MantriPcgang sadaya sami
menyembah kaki ngestu pada sadaya
para mantri berduyun para mantri kumrutuk.
376
66. Paginya berangkat dan tak ter- 66, Enfing mangkat tan kawameng
sebutlahdijalan margi
lalu mengepung negeri Pajang lajeng ngepang nagara ingPajang
orang Mataram bequmlah delapan wongMentaram dhomas kehe
ratus
banyaknya Pemajegan Pamajegan kehipun
delapan ratus. wolungatus kathanya nenggih
Kaliwon dan orang bawahan Kaliwon wongkasoran
sebanyak empatribu kehe patang ewu
pakaian orang Mataram panganggone wong Mantaram
baju merah dilipat-lipat akulambi abangpan sinimping'
simping
berperisai dan bergenderang. akere gegenderan
72. Orang Kudus-dan Demak lari 72. Wong ing Kudus Ian Demak
terbirit-birit anggendring
mereka melapor kepada Gustinya samya matur marang Gustenira
Senapati Ngalaga Senapati Ngalaga
telah tiba di bagian kota sebelah kitha kilen wus rawuh
barat
saya hadang dengan berbagai uluh papag sakehing bedhil
senjata
379
75. Ratu Kidul bersorak berkali-kali 75. Ratu Kidul surak wanti'Wanti
di angkasa bagai langit pecah aneng tawang kadi langit bedhah
bergelegarlah Gunung Merapi gumleger Gunung Merapi
angin topan bertiup maruta deres niyup
berbaur dengan hujan rintik-rintik awor udan kalawan riris
pertanda para jin tiba pracinayenjim prapta
perayangan datang pula perayangan rawuh
380
81. Prajurit Demak banyak yang 81. Wadya Demak akeh padha bans
berbaris
di ailun-alun Pajang aneng alun-alun ing Pajang
mereka ketakutan dan bubar padha ajrih bubar kabeh
larinya tergesa-gesa gugup dennya lumayu
banyak yang tewas karena berebut akeh mati dennya but dhingin
dahulu
terkena seiqata kena senjatanira
sesama temannya padha rowangipun
tanpa menoleh ke belakang datan anoleh ing wuntat
bingung menduga akan mati apuyengan narka pan dadi mati
takingatlagi tan wruh purwaduksina.
82. Kiai Juru Mertani naik(kuda) 82. Kyai Juru A mertani nitih
kudanya berlari cepat kudaniraapan cecongklangan
dihadahg orang Demak wong Demak kang mapagake
Ki Juru berseru, KiJuru asm muwus,
"Hai, siapa berlarian ini?" **Heh wong apa lumayu iki?"
Segenap prajurit Demak Sakehe wadya Demak
bertutur, sedaya umatur,
382
85. Kemudian Kiai Juru berkata lagi, 85. Kyai Juru nulya muwus aris,
"Segenap prajurit Demak "Sakehe wadya Demak
kacau berlarian geger asm pelayune
Marilah masuk Payo padha lumebu
di penghadapan tengah istana." ing byantara madyaning puri"
Adapun Adipati Demak Ya ta Dipati Demak
ketakutan sungguh yekti sampun takut
mengungsi ke dalam istana angungsi sqroning pura
383
86. Senapati turun dari kudanya 86. Senapati tedhak sangking wqik
tangan kanan menenteng asta tengen nyangking pangawinan
pegangan
yang kiri kendalinya ingkang keri kendhaline
terhenti di sitihinggil kandheg ing sitiluhur
Kiai Juru Mertani berkata, Kyai Juni Mertani angling,
"Janganlah kau turun "Aja sira tumedhak
tetaplah di punggung kuda maksiha amanggung
ayo teruskanlah lah iya teka banfura
janganlah ragu-ragu di dalam mapan aja walang driya nengjro
istana puri
istana Pajang juga milikmu." Pajang ya darbekira"
87 Senapati menyahut pelan, 87. Senapati angandika aris,
"Sebabnya saya turun dari kuda mila kula mudhun sangking kuda
dahulu tempat dudukriya ing nguni palenggahane
Sultan Pajang ya, Gusti saya Sultan Pajang Gustiningsun
tidak boleh berani kepada Gusti datan purun wong wani Gusti
kedua, orang tua kapindhone wong atuwa
ketiga kalinya guru kaping trine guru
keempatnya ada juga kaping pate wonten uga
Sultan Pajang tak ubahnya seperti Sultan Pajang tan beda kala
almarhum suwargi
yaitu junjungan saya," inggih pepundhen ingwang"
88. Tibalah Senapati 88. Nulya prapta wau Senapati
keluar pertama berdiri di pintu mijil pisan jumeneng neng lawang
para istri menyongsong para garwa methukake
putra Sultan Pajang Sultan Pajang kang sunu
diperistri Adipati Demak Adipati Demak karabi
menyembah kaki sang Senapati anembah ing suku sang
mengusap debu mangusapi lebu
tunduk mohon dikasihani tumungkul sarwi angrepa
duduk di tanah palungguhe abukuh aneng ing siti
berucap sambil mohon dikasihani. matur sarwi mangrepa
89. "Ya, adik Tuan mohon hidup 89. "Inggih, rinta apan nedha urip
Adipati di Demak." Adipati ing Demak punika"
Senapati menjawab pelan, Senapati ngandika Ion.
J
384
T A M A T
PERPUSTi\KaiAM
P IJ S f T H E « a.! M A • 1 M
PE NP-EM8 A «6 A W il A
D A P A •; T £ £ M P c )J ; JI ; A ^
DAN KESUUrtVA^ j
-i
.f— :.T
/. -r-v
•.Wtt<rhii>iiri«7'Wir
)f2 -
k- f\i.
- ' f h
t* "-SfSSSBTTSr"- • -'/J-
''■. .■ f .
■ i: ■■ ■
I I.: •••■ • -. ' i, P
T-r.
r. . .,. :
■ ^vr
5. ■•
•
/•*■; W- ^
r