Anda di halaman 1dari 391

4

00000413

n A D I A u
PUSAT PEMBiiJAArJ DAN FErjGEMBANGAN BAHASA
I

ti
: ]h':lf
TIDAK DIPERDAGANGKAN-UNTUK UMUM

BABAD SEGALUH III

Adi Triyono

pV;,V'
PL'S.
' PFM ftIM a ^ OAW
J

1. D ^ S iS H ASA
OAPAftTEMEB^glia^Hll,
^ OAW KEauOAVAAi

Pusat Pembinaafi dan Pengembangan Bahasa


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta
1992

III
..;3aaPosat?-8.-nb!Ha«nd'jnrc.i32:n";i;'->3''ahasa|

tt O KfasifiB^ast K9 Ucljki _:^2!C


T,t ,
2>Qc» - ^yi{
Ttd »
rfU

PROYEK PENERBITAN BUKU SASTRA INDONESIA


DAN DAERAH-JAKARTA
TAHUN 1991/1992
DEPARTEMEN PENDIDDCAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA

Pemimpin Proyek Dr. Nafron Hasjim


Bendahara Proyek Suwanda
Sekretaris Proyek Drs. Farid Hadi
Staf Proyek Ciptodigiyarto
Sujatmp
Warno

ISBN 979 459 211 0

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG


Isi buku ini, balk sebagian maupun seluruhnya dilaiarlg diperbanyak
dalam bentuk apa pun tan^a izin tertulis dari penerbit,
kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel
atau karangan ilmiah.

IV
KATA PENGANTAR

Masalah kesusastraan, khususnya sastra (lisan) daerah dan sastra Indo


nesia lama, merupakan masalah kebudayaan nasional yang perlu digarap
dengan sungguh-sungguh dan berencana. Dalam sastra (lisan) daerah dan
sastra Indonesia lama itu, yang merupakan warisan budaya nenek moyang
bangsa Indonesia tersimpan nilai-nilai budaya yang tinggi nilainya. Sehubung-
an dengan itu, sangat tepat kiranya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
melalui Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta ber-
usaha melestarikan nilai-nilai budaya dalam sastra itu dengan cara pemilihan,
pengalihaksaraan, dan penerjemahan sastra (lisan) berbahasa daerah itu.
Upaya pelestarian warisan budaya yang sangat beragam itu, selain akan
memperkaya khazanah sastra dan budaya masyarakat Indonesia juga akan
memperluas wawasan sastra dan budaya masyarakat. Dengan kata lain, upaya
yang dilakukan ini dapat menguak tabir kedaerahan dan menciptakan dialog
antarbudaya dan antardaerah melalui sastra sehingga kemungkinan dapat
digunakan sebagai salah satu alat bantu untuk mewujudkan manusia yang
berwawasan keindonesiaan.
Buku yang beriudul Babad Segaluh III ini merupakan karya sastra Indo
nesia lama yang berbahasa Jawa di daerah Yogyakarta. Pengalihaksaraan dan
peneijemahan dilakukan oleh Drs. Adi Triyono dan penyuntingan dilakukan
oleh Drs. Muhammad Fanani.
Mudah-mudahan terbitan ini bermanfaat bagi pcmbinaan dan pengem-
bangan sastra di Indonesia.

Jakarta, Januari 1992 Luknian Ali


Kepala Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Baliasa
DAFTARISI

Halaman

KATA PENGANTAR. v

DAFTARISI vi

BAB I PENDAHULUAN I
BAB II RINGKASAN CERITA H
3
BAB III TRANSUTERASI DAN TERJEMAHAN 10 Q

VI
iiCciri

BAB I. PENDAHULUAN

Naskah "Babad Segaluh III" ini diproses dengan tujuan sebagai bahan
informasi bagi seluruh bangsa Indonesia, untuk mengenal dan memahami ke-
budayaan Indonesia secara utuh. Oleh karena itu, naskah yang semua berhuruf
Jawa ditranshterasi ke dalam huruf Latin lalu diikuti dengan peringkasan cerita
dan peneijemahan ke dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, pengenalan
khazanah budaya antarsuku bangsa Indonesia dapat beijalan dengan mudah.
Selain itu, naskah ini bermanfaat pula sebagai alat bantu untuk studi ihnu
sastra, ihnu sqarah, ilmu agama, ilmu hukum, etika, dan ihnu fUsafat karena
di dalamnya banyak terkandung masalah-masalah tersebut. Demikian banyak
kekayaan yang terkandung dalam naskah-naskah lama namun suUt dipahami
karena kendaia bahasa dan tuhsan yang dipergunakannya. Sebagian besar naskah-
naskah itu dituhs dalam bahasa daerah dan mempergunakan tuhsan huruf
daerah pula.
Pengolahan naskah ini (transUterasi) mempergunakan pedoman, yakni
Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan agar tata tuhsnya dapat teratur.
Ciri-ciri teks ash tetap dipertahankan sehingga sangat mungkin ditemukan teks
yang jumlah suku katanya kurang atau lebih jika dilihat dari aturan formal suatu
tembang atau puisi. Selama masih teijangkau kekurangan atau penyimpangan itu
akan diberi catatan penjelas yang sekaligus berfungsi sebagai kritik.
Proses peneijemahan dilakukan dengan metode harfiah apabha masih
dimungkinkan, tetapi kalau tidak memungkinkan lagi dipergunakan metode
bebas. Meskipun mempergunakan tetode bebas, teks ash tetap dipertahankan
agar pengertian yang terkandung di dalamnya tidak menyimpang dari pengertian
dalam teks. Kata-kata bahasa Jawa dalam teks naskah yang tidak dapat diter-
jemahkan ke dalam bahasa Indonesia tetap ditulis seperti bahasa aslinya lalu
diberi catatan penjelas.

1
Peringkasan cerita dikerjakan dengan cara mengambd inti cerita. Ringkasan
cerita berfungsi sebagai pengenalan keselumhan terhadap isi cerita sebelum me-
masuki/membaca terjemahannya. Cerita yang berfungsi sebagai sisipan tidak
dimasukkan dalam rngkasan.
Naskah "Babad Segaluh" tidak sekadar menceritakan seputar kehidupan
Galuh dan Pajajaran saja, tetapi cenderung meluas ke cerita-cerita lainnya,
misalnya cerita Mataram, Majapahit, dan Demak. Cerita-cerita tersebut dapat
berfakta sejarah dan dapat pula sebagai dongeng saja yang sulit dipertanggung-
jawabkan kebenaran sejarahnya. Ceritanya sangat kompleks dan alurnya ter-
putus-putus serta renggang.
Proses pengolahannya telah dikerjakan dengan pedoman tertentu dan
sudah dilaksanakan semaksimal mungkin. Sifat kepuitisan terjemahan sulit di-
pertahankan seperti aslinya karena penerjemahan puisi itu merupakan suatu
pekeijaan yang berat. Pernah muncul suatu pendapat bahwa pada prinsipnya
puisi itu tidak dapat diterjemahkan tanpa kehdangan kepuitisan dan teijadi
ere si makna.
Apabila naskah ini akan diterbitkan sebagai edisi bersih masih perlu
penanganan khusus untuk lebih dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Sebagai bacaan(semi)populer naskah ini sudah cukup memadai karena telah
dapat muncul suatu faktual yang mampu merangsang pembaca.
BAB II. RINGKASANCERITA

Adipati Terung menaklukkan orang-orang Bang Wetan dan daerah pesisir.


Mereka yang mencoba memberikan perlawanan dihabisinya dan yang menyerah
diharuskan tunduk kepada Demak. Kecuali itu, mereka diharuskan pula me-
meluk agama Islam yaitu agama yang dipeluk oleh raja Demak dan rakyatnya.
Tinggal Blambangan yakni Ad^ati Siyunglaut dan Bali yang belum tunduk
kepada Demak.
Raja Demak telah memerintahkan Adipati Terung untuk menundukkan
Blambangan. Adipati Terung melaksanakan perintah itu dengan baik. Adipati
Siyunglaut dan patihnya tewas karena mereka saling berhantam ketika teijadi
beda pendapat dalam menghadapi prajurit dari Terung. Keris Sengkelat telah
dirampas oleh Adipati Terung. Demikian pula permaisuri Adipati Blambangan
diboyong ke Demak.
Sitqenar dipanggd oleh raja Demak, tetapi ia tidak mau datang untuk
menghadap. Sitijenar, yang telah menganggap dirinya sebagai Allah yang kekal
hidupnya, dianggap oleh raja Demak ingkar terhadap ajaran agama Islam. Oleh
karena itu, para wali sepakat untuk melenyapkan Sitgenar. Namun, parawali
mengalami kesulitan menghadapi Sitigenar karena ia tidak lut(mempan)berbagai
macam senjata.
Para wali mengadakan diskusi dengan Sitijenar mengenai keesaan Tuhan dan
ketidakmungkinan manusia meigadikan dirinya sebagai Allah. Setelah berdebat
lama Sitijenar memutuskan rela mati lenyap bersama raganya. Se telah itu Syekh
Maulana bertindak cepat memancung leher Sitgenar sampai tewas. Untuk me-
nangkal kepercayaan masyarakat akan kelebihan Sitigenar, diambiUah bangkai
anjing untuk mengganti bangkai Sitijenar. Ketika Sitijenar tewas ia masih sempat
meniggalkan ancaman bahwa kelak akan melakukan balasan bila telah sampai
pada zaman Mafaram.
Ki Ageng Pengging dipanggil oleh raja Demak untuk menghadap,tetapi ia
tidak mau memenuhi panggdan itu. Kiai Ageng Tingkii sebagai saudaranya me-
nasfliati Ki Ageng Pengging agar mau datang memenuhi panggilan raja Demak.
Raja Demak mengirim Ki Wanapala untuk memeriksa keadaan Ki Ageng
Pengging.
Ki Wanapala sempat terlibat debat seru dengan Ki Ageng Pengging. Dari
debat itu Ki Wanapala dapat menyimpulkan bahwa Ki Ageng Pengging mem-
punyai niat kurang baik terhadap Demak. Oleh karena itu, Ki Wanapala segera
kembali ke Demak dan melaporkannya kepada raja Demak.
Adalah Ki Ageng Sela yang terkenal sakti dan mampu menangkap petir.
Ia kawin dengan putri Cempa. Ia berani diadu dengan banteng dan temyata
banteng itu tewas di tangannya. Namun, ia sempat menolehkan mukanya yang
tak ingin terpercik darah yang menyembur dari tubuh banteng yang dibunuh-
nya. Ulah itu menyebabkan raja menilai bahwa Ki Ageng Sela adalah penakut
sehingga diputuskan untuk memulangkannya. Ki Ageng Sela pulang dengan
memendam rasa dendam kepada raja dan bertekad akan mengamuk.
Ki Ageng Sela yang sakit hati itu sesampai di rumah kemudian bertapa
keras untuk mendapatkan petunjuk Tuhan. Tibalah pada suatu malam ia men-
dapatkan wangsit dari Tuhan agar dirinya mau menerima keadaan itu dan kelak
akan mendapatkan bende pusaka.
Adalah seorang dalang di desa Bicak yang sedang bertapa di dekat kolam
Mahadirda. Ia merasa didatangi ahnarhum ayahnya dan memberi tahu bahwa di
dalam air kolam Mahadirda terdapat bende. Bende itu dapat menjadi rahmat
kehidupaimya. Setelah ia sadar lalu bende diambUnya dan dibawa pulang.
Pekeijaannya sebagai dalang makin banyak disenangi oleh penonton se
hingga ia sering diminta pentas di mana-mana. Sampailah ia ke Sela dan men-
dalang di sana. Istrinya yang mengikutinya ternyata menarik perhatian Ki
Ageng Sela. Ki Ageng Sela yang mabuk asmara kepada istri dalang itu lalu
membunuh suaminya dan merampas bende wasiat.
Ki Ageng Sela terus pulang. Sesampai di rumah ia beijumpa dengan Kanjeng
Sunan Kalijaga. Pada kesempatan itu Ki Ageng Sela menyatakan bahwa dirinya
baru saja berbuat salah kareim membunuh seseorang yang tidak bersalah. Sunan
Kalgaga telah memakluminya. Beliai memberi petunjuk kepada Ki Ageng Sela
bahwa bende yang dirampasnya itu merupakan bende saktL Jika dalam
peperangan bende itu dipukul bersuara keras maka pastilah pemegangnya akan
menang perang. Akan tet^i, apabila bende itu dipukul tak bersuara keras
pertanda pemegangnya akan kalah perang.
Setelah memberi nasihat kepada Ki Ageng Sela lalu Sunan Kalqaga me-
iiinggalkannya. Ki Ageng Sela memohon petunjuk Tuhan dengan jalan bertapa.
Pada kesempatan bertapa itu Ki Ageng menciptakan Serat Pepali dan Suluk
Luwang, Dalam hidupnya Ki Ageng Sela itu sempat memiliki tujuh orang putra.
Raja Demak mengutus Sunan Kudus untuk memeriksa keadaan Ki Ageng
Peilgging. Dalam peijalanannya Sunan Kudus sempat memberikan nama desa
Macan, Ingaru-aru, dan Kalipepe. Ketika sampai di Pengging, ia sempat ber-
bantah dengan Ki Pengging dan akhirnya Ki Pengging ingin membuktikan
bahwa dirinya dapat mati sendiri. Ia melukai dirinya dan tewas, Pengikut
Pengging menuntut balas kepada Sunan Kudus. Namun, kebqaksanaan Sunan
Kudus sempat meredakan kemarahan mereka.
fa Ageng Sela mempunyai seorang putra bernama Ki Ageng Enis. Ki Ageng
Enis berputra Pemanahan dan Penjawi. Ayahnya menganjurkan agar Pemanahan
dan Penjawi belajar meng^i kepada Sunan Kalqaga di Banglampir.
Ketika di Banglampir kebetulan datang pula seorang anak laki-laki Ki
Ageng Pengging yang bernama Jaka Tingkir. Ia berniat belajar pula kepada
Sunan Kalgaga. Akhirnya, mereka bertiga, Pemanahan, Penjawi, dan Jaka
Tingkir diberi pelajaran bersama-sama. Dalam ajaran yang mereka terima dari
Sunan Kalqaga ditekankan godaan bagi orang hidup yaitu lupa dan emk, Orang
hidup enak akhirnya lupa, orang yang lupa akhirnya menderita, orang yang
menderita akan rusak raganya. Setelah cukup mendapatkan ilmu, mereka bertiga
yang telah bersaudara itu disuruh pulang. Jaka Tingkir disuruh mengabdi ke
Demak.
Sebelum ke Demak Jaka Tingkir singgah berguru kepada Ki Ageng Enis.
Ki Ageng sudah tahu bahwa yang datang itu kelak akan menjadi seorang raja.
Jaka Tingkir mendapat pelajaran berbagai ilmu dan kedikdayaan. Setelah di-
anggap cukup mantap, Ki Ageng Enis menyuruh J^a Tingkir agar berangkat
mengabdi di Demak.
Jaka Tingkir menuju ke rumah saudaranya, Ki Gandamustaka. Dari situlah
Jaka Tingkir akhirnya diambil punakawan oleh raja Demak.Jaka Tingkir sangat
disayang oleh raja Demak dan orang-orang di sekitarnya. Jika sang Raja ber-
cengkerama,Jaka Tingkir pasti diajaknya.
Jaka Tingkir menunjukkan kesaktiannya ketika ia mampu menangkap
harimau di hutan dan buaya di sungai. Sepulang dari bercengkerama Jaka Tingkir
diberi kedudukan dengan membawahkan squmlah pr^urit. Jaka Tingkir mem
punyai kesaktian yang terandaBcan. Ketika berlatih diadu dengan kerbau, ia
berhasil mengalahkan kerbau itu.
Adalah seseorang dari daerah Kedu melamar menjadi prajurit ke Demak.
Ia sudah merasa hebat karena tidak ada tandingnya lagi di daerahnya. Ia me-
nantang cwapg Demak untuk mencoba kesaktian dan kekuatan dirinya (si
Dhadhungawuk). Akhirnya, Dhadhungawuk dicoba oleh Jaka Tingkir dan
ternyata ia tewas.
Tindakan Jaka Tingkir itu dianggap melanggar tata tertib hukum di Demak
karena membunuh orang tidak bersalah. Raja menjatuhkan hukuman kepada
Jaka Tingkir dengan jalan mehgu'sir dari Demak. la harus pergi ke hutan dan
tidak boleh mengii|ak Demak.
Jaka Tingkir berangkat meninggalkan Demak. Para prquritnya merasa iba
hati atas penderitaan yang disangga oleh Jaka Tingkir. Setelah beijalan cukup
lama di hutan, Jaka Tingkir merasa payah. la betistirahat di bawah pohon
beringin."Pagi harinya ia melanjutkan peijalanan sampai bertemu dengan Ki
Agei^ Butuh. Ia diambil anak oleh Ki Ageng Butuh dan mendapatkan pelajaran
berbagai ilmu.
Setelah cukup iknunya serta tingkat kesadaran Jaka Tingle akan kehidup-
an, Ki Ageng Butuh menyunihnya kembali te Demak.Sesampai di D^ak Jaka
Tingkir masfli bersembunyi di rumah tamtama.
Raja Demak pergi ke Pulo Upih imtuk menyusul Sunw Kal^aga. Setelah
bertemu, lalu raja Demak meminta agar Sunan Kaluga mau bertempat tinggal
di Demak. Sunan Kaliyaga menyanggupi dan memilih tempat di Kadilangu.
Pilihaimya itu didasarkan bahwa Kadilangu itu sedikit penghasilaimya, dekat
hutan, dan jauh dari pelabuhan. Tempat yang demikian itu pantas untuk tanpat
tinggal para santri yang ingin menyucikan pekeijaannya.
Jaka Tingkir mengabdi kepada Ki Ageng Banjmbiru. Ki Ageng me-
menyanggupi untuk memberi jalan agar Jaka Tiqgkir dapat diterima kembali
di Demak. Jaka Tingkir diberi taruih bermantra iintuk disuapkan kepada kerbau
agar kerbau itu mengamuk di Demak. Tidak ada satu orang pun yang mampu
menghadapi kerbau itu kecualiJaka Tingkir.
Upaya Ki Ageng Butuh akhirnya berhasil pula dan Jaka Tingkir diterima
kembali di Demak setelah ia berhasil menewaskan kerbau yang mengamuk.
Dalam peijalanannya dari Butuh ia naik perahu dan sempat berkelahi dengan
buaya penunggu Kedungsrengenge. Buaya-buaya itu dapat. ditakhikkan dan
mengabdi serta membantu Jaka Tingkir. Raja buaya, Ki Baureksa, juga sudah
tunduk kepada Jaka Tingkir. Atas jasanya, akhirnya Jaka Tii^kir diangkat
sebagai Adipati Pajang.
Aria Jipang tak mau menghadap ke Pajang dan ia ingin merebut kedudukan
raja. Ia berhasil membunuh Sunan Prawata sehingga istri Sunan, Ratu
Kalinyamat, bersumpah tak akan berpakaian jika Aria Jipang belum terbunuh.
Untuk itu ia memohon keadilan Tuhan dengan jalan bertapa di Gunui^ Dana-
raja. Ratu Kalinyamat berhasil menggetarkan hati Sultan Pajang untuk segera
bertindak membunuh Aria Peiungsang.
Atas usaha dan akal dari Pemanahan, Penjawi, dan Juru Martani, Aria
Penangsang dapat dibunuh oleh Ngabehi Loring Pasar yang bertindak sebagai
jago Sultan Pajang. Aria Penangsang yang hanya mengandaBcan emosi kemarah-
an saja akhirnya tewas karena kalah upaya dari Sultan Pajang.
Pemanahan yang dijanjikan akan diganjari tanah di Mataram merasa kecewa
kepada raja Pajang kaiena janji itu tidak segera ditepatL Pemanahan terus ber-
tapa di Kembanglampir. la didatangi oleh Sunan Kaljaga untuk mendamai-
kannya dengan Sultan Pajang. Akhiri^^a, Mataram diserahkan Sultan Pajang
kepada Pemanahan untuk menepati janjinya. Pemanahan berikrar setia tak akan
membangun kekuatan di Mataram untuk melawan Pajang. Kalau sampai teijadi
demikian, ia bersedia mendapatkan dera dariTuhan.
Pemanahan berangkat ke Mataram menuju suatu tempat di sebelah Barat
Wiyara Tempat itu dibabadnya lalu dibangun suatu pedusunan. Lama-kelamaan
tempat tersebut menjadi ramai dan tanahnya subur sehipgga banyak pendatang
yang ikut bertempat tingal di situ. Putra Sultan Pajang, Raden Ngabehi, ikut
pula ke Mataram. Sunan Giri menjelaskan kepada keluarga Pajang bahwa kelak
anak cucu Ki Pemanahan akan menguasai tanah Jawa.
Raden Ngabehi mencintai putri dari Kalinyamat yang nienjadi simpanan
ayahnya, Sultan Pajang. Ulah Raden Ngabehi itu menjadikan Ki Pemanahan
kurang senang. Ia menasJiati agar ulah tersd)ut tidak diteruskan. _Namun,
Raden Ngabehi berkeras hati meneruskan ulahnya dan menjelaskan bahwa
wahyu Pajang sudah berpindah ke Mataram.
Raden Ngabehi diajak oleh Pemanahan ke Pajang untuk berserah diri atas
ulahnya yang berani mencintai putri simpanan ayahnya. Sultan Pajang ternyata
tidak marah mendengarkan penjelasan Pemanahan tentang ulah putranya.
Beliau malah menyetujui jka putri itu diambil sebagai istri oleh Raden Ngabehi.
Ki Ageng telah meninggal dunia. Putra-putranya diserahkan ke Pajang
oleh Juru Mertani. Sultan Pajang merasa sedih atas kematian kakaknya. Beliau
menunjuk Ngabehi Loring Pasar untuk menggantikan kedudukan ayahnya di
Mataram dan mengangkat Ki Juru Mertani sebagai pengasuh/tetua.
Setelah satu tahuii di Mataram, Ngabehi Loring Pasar tidak menghadap ke
Pajang. Ki Juru Mertani menasihati agar Senapati menghadap ke Pajang. Juru
Mertani merasa takut dan mahi kalau dirinya seorang orang tua dituduh meng-
ajari Senapati untuk tidak menghadap ke Pajang. Hati Senapati tetap membatu
tak mau menghadap ke Pajang.
Sultan Pajang menanyakan kepada patihnya mengenai Senapati yang sudah
agak lama tidak menghadap ke Pajang. Sang Patih menjelaskan bahwa menurut
berita yang diterimanya Senapati sedang membangun kota berbenteng dan ber-
niat akan berbalik melawan Pajang. Untuk menyatakan kebenaran berita tadi
Sultan Pajang mengirimkan dua orang putranya. Wilwamarta dan Wuragil,
ke Mataram. ..
Sesampai di Mataram kedua orang utusan itu minta kepada Senapati agar
■ menghentikan makan dan mimim serta segera menghadap ke Pajang. Senapati
memberikan jawaban kepada utusan Pajang bahwa dirinya mau berhenti makan
dan minum apabila Sultan berhenti "makan" anaknya sendiri Duta segera
kembali ke Pajang melapor kepada ayahnya, Sultan Pajang.
Jiiru Mertani tetap menasihati Senapati agar mau menghadap ke Pajang.
Kalau s&pai terjadi parang dengan Pajang tentu Mataram akan mudah di-
kalahkan. Namun, Senapati tak bergeming dan mengirim penjahat untuk mem-
bunuh Sultan Pajang. Usahanya tidak berhasii untuk membunuh Sultan Pajang.
Ki Juru sudah mengingatkan kalau diumpamakan, prajurit Pajang sebagai batu
dan prajurit Mataram sebagai tehir.
Juru Mertani mencari jalan keluar dengan cara pergi ke Gunung Kidul ber-
sama dengan Senapati. Di peijalanan mereka sempat membuat tindakan ke-
bajikan dengan menolong burung sehingga burung itu berprasetia akan mem-
bantu Senapati.
Ki Giring bertapa dan berguru kepada Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga
mewejangnya bahwa kelapa yang ditanam oleh Ki Gedhe Giring akan meng-
hasilkan buah kelapa yang bcrtuah. Siapa saja yang makan degan (kelapa muda)
itu pasti menjadi raja yang menguasai tanah Jawa. Degan telah diperasnya
lalu disimpan di atas almari. Ki Giring berpesan kepada istrinya agar degan itu
jangan sanipai diambil oleh orang lain. Ki Gede Giring akan meminum air degan
itu jika telah selesai mandi dari sungai.
Senapati dan Juru Mertani sedang berkelana di hutan Ketangga. Senapati
merasa haus tetapi tak ada air untuk diminumnya. Ki Juru Mertani mengajak
Senapati singgah ke tempat saudaranya, Ki Giririg. Karena haus dan di situ
keUhatan ada degan maka degan itu diambilnya dan diminum oleh Senapati.
Sebenarnya Nyi Giring sudah melarangnya tetapi Ki Juru nekat mengambil dan
memecahnya.
Ki Giring yang telah selesai mandi lalu mencari degannya. la sangat terkejut
karena degan sudah tidak ada. Nyi Giring menceritakan bahwa degan telah
diambil oleh Ki Juru Mertani dan airnya diminum oleh Senapati. Ki Giriig
berserah diri pada takdir karena Tuhan sudah menghendaki pulung hams ber-
pindah ke Mataram.
Ki Giring mengejar Ki Jum. Setelah bertemu Ki Giring minta kepada Ki
Juru agar pemilikan tahta bergantian dengan ketumnannya. Teijadilah tawar-
menawar antara Ki Giring dan Ki Jum. Sampai ketumnan ketujuh Ki Girmg
bam diberi kesempatan untuk menjadi raja. Untuk menghindari keributan di
belakang hari, Senapati dikawinkan dengan putriKi Giring.
Senapati sudah berniat akan melawan Sultan Pajang. la bertapa di hutan
Nglipura. Di situ Senapati mendapat petunjuk dari bintang yang dapat bemcap.
Bintang itu mengatakan bahwa kemauan Senapati telah dikabulkan Tuhan.
la akan menjadi raja besar di Mataram yang menguasai selumh tanah Jawa.
Tidak ada raja yang mampu mengimbanginya, Namun, kemantapan hati Senapati
9

terhadap petunjuk dari bintang tadi masih digoyahkan oleh nasihat Ki Juru
Mertani. Ki Juru menasihati agar Senapati jangan terlalu percaya kepada pe-
tiinjuk bintang karena tidak dapat di^dalkan kebenarannya seperti petunjuk
manusia.
Senapati tnendapat balasan kebajikan dari seekor ikan besar yang pemah
ditolongnya. Senapati dapat beijalan di laut dengan berpjak pada punggung
ikan besar tadi(Tunggulwulung).
Senapati bertapa di pinggir samudera. Dengan bertapa yang sangat keras
menyebabkan Senapati dapat beijumpa dengan Ratu Kidul. Dalam pertemuan
itu Ratu Kidul berserah diri akan membantu Senapati apabila menghadapi
kerepotan. Kecuali itu, Ratu Kidul dan Senapati akhirnya mengikat dirisebagai
suami dan istri.
Senapati mendapat wejangan dari Sunan Kalijaga agar orang hidup itu
tidak bersifat sombong dan mengandalkan dirinya, sqrerti halnya gunung,
bumi, laut, dan langit. Selain itu sebagai umat harus berikhtiar, berserah diri
kepada Tuhan, dan jangan lupa bersembahyang.
Sultan Pajang sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Senapati diminta
untuk menggantikannya, tetapi Senapati tak mau. Adipati Demak berambisi
untuk menjadi raja di Pajang sehingga berperang dengan Pangeran Benawa.
Pangeran Benawa dibantu Senapati dan berhasil mengalahkan Adipati Demak.
Senapati Ngalaga menasihati Adipati Demak bahwa yang berhak menggantikan
5ultan Pajang adalah Pangeran Benawa. Oleh karaia itu, diangkatlah Pangeran
Benawa sebagai pengganti Sultan Pajang yang telah mangkat.
BAB in. TRANSLITERASIDANTERJEMAHAN

I. DHANDHANGGULA /. DHANDHANGGULA

1. Diceritakanlah yang sedang ber- L Kawarnaa kang lagya himaris


jalan
bergantilah kepada Dipati ememgema omg Terrung
Terung Dipatya
bernama sang Pecattandha sang Pecattandha juluke
menyusun barisan yang besar amadek baris agung
orang Bang Wetan dikuasai se- MK)ng Bang Wetan kinelun sami
mua

semua para dipati sagung para dipatya


dari Bang Wetan sudah takluk Bang Wetan wws teluk
dipati dan para satria dipatilawan pra satria
yang akan membantu Majapahit kang sumedya tetulung mring
Majapahit
dihalangi tak boleh pergi. ingambeng tan weh iunga

Yang memaksa banyak yang di- 2. Ingkang meksa akeh denpateni


bunuh
yang jauh dipanggil ingkang tebih sami tirdmbalan
ke Terung marang Terung sesuguhe
yang tidak datang di Terung ingkang tan prapta Terung
difusak dan dirampas pan rinusak dipunjahari
yang melawan dibunuh kang bangga pinatenan
yang menurut - ingkang padha manut

10
11

diajari tent^g agama Islam mmlang agama Islam


disuruh menghadap ke kerajaan kinen seba marang ing Demak
Demak nagari
yang telah ada rajanya. ihgkangjumeneng nata,

Orang Bang Wetan sepanjang. 3, Wong Bang Wetan kang unit


pesisir pasisir
pembesarnya adalah para dipati panggeghene kang para dipatya
yang
telah datang diTerung wus praptq ing Terung kabeh
mereka sangat takut kelangkung ajrihipun
kepada Dipati Pecattandha marang Pecattandha Dipati
terkenal berilmu putfli kalck bisapetak
termasyhur kesaktiannya kalck dibya nung
• sekarang takluk ke Bintara mangkya teluk mring Bintara
maka menurutlah semua dipati mila manut sagunging para dipati
takluk kepada Bintara. teliJc marang Bintara.

4. Dan seluruh mancanegara Miwah sagung pra manca nagari


telah tiba di Terung sampun prapta ing Terung negara
penyerahannya tanpa perlawanar tan lawan perang teluke
an

hanya mendengar cerita (kabar) amur^ mmrsa tutur


jika sang Adipati Terung lamun Terung sang Adipati
meminta secara rata supaya ne- ngrata nagriBang Wetan
gara Bang Wetan menyerah pinrih nungkulpun
kepada negara Bintara marang nagriing Bintara
seluruh pesisir mancanegara pan sadaya pasisir manca nagari
sudah datang menghamba. wus prapta kumawula

5. Hanya Blambangan dan Raja 5. Mung Blambangan Ian sang Raja


Bah Bali
yang belum takluk ke Bintara ingkang durung teluk mring
Bintara
berani berperang dengan Terung want mring Terung yudane
dan ingin menjadi raja tan nedya madek ratu
sang Adipati Blambangan Blambangan sang Adipqti
Risang Siyunglautan Risang Siyunglautan
12

mengharapkan tanah Jawa rat Jawa ingangkuh


menjadi barisan Blambangan dadya baris Blambartgan
berhadapan dengan sang Adipati jeng-ajengan Ian Terung sang
Tening Adipati
keduanya pemberani dalam pe- samya sureng ngayuda.
perangan.

Waktu itu sang Adipati Terung 6. Duk semana irg Tarung Dipati
dfliadap para punggawa siniwaka pepak pra punggawa
dan para taklukan. mxwah tetelukan andher.
bertempat di tarub agung munggeng ing tarub agung
para adipati dan semua mantri pradipatipungga mantri
telah duduk wus tata samya lenggah
para prajuritpenuh kang wadya supenuh
melimpah-ruah di tarub agung ing tarub agung belabar
sampai di penghadapan penuh ing paseban dening sagung pra
prajurit prajurit
alun-alun penuh sesak. ngalun-alm kebekaru

Sang Dipati Terung Duduk di 7. Sang Dipati Terung lenggah kursi


kursi
para dipati duduk teratur ber- atop andher gung para dipatya
deret-deret
pakaiannya kelhatan indah asri tinon busanane
yang bertempat di depan ingkang munggeng ir^ ngayun
Adipati Surabaya Ngerbang Surabaya Ngerbang Dipati
Adipati Juwana dan Nglasem Juwana Nglasem seba
menghadap
Lamongan dan Sedayu nglamongan Sedayu
Pasuruhan dan Wirasaba Pasedhahan Wirasaba
Ngleri, Wajak, dan Watuurip Ian ing Ngleri Wajak miwah
Watuurip
Puger, Ngersana, dan Lumajang. Puger Ngersana Lumajang.

Dan para adipati mancanegara 8. Lan dipati ing manca nagari


Ngebiek Kartasana dan Koripan Ngebldc Kartasana Jan Koripan
Serngat, Kediri, Trenggalek Serngat Kadiri Trenggaldc
Jagaraga,Madiun Jagaraga Madiun
di Kaduwang dan Panaraga ing Kaduwang lan Pranaragi
""Magetan dan Blitar Magetan lan Blitar
13

sudah menghadap sampun rmnggeng ngayun


Adipati Terung berkata, Dipati Terung ngandika,
"Saudara-saudara saya tanyakan "Sanak-sanak saiaya manira tcri
apa tujuan kalian ke Blam- paranirg Hambangan?
bangan?

9. Mengapa belum ke sini P. 'Dene dereng dhumateng mariki


apakah akan membantu parang lah punapa badhe bantu aprang
negara Majapahit." mring nagriMajapaite
para dipati bersembah, pra dipatiumatur,
"Adipati Blambangan **Belambangan pun Adipati
tidak hadir karena mihnipun tan seba
keipginannya (niatnya) inggih sedyanipun
mengumpulkan orang Daerah angirup nagriBang Wetan
Timur
ingin menjadi raja inggih mangke nedya badhe
jumeneng narpati
menguasai tanah Jawa, mengku rat tanah Jawa

10. ingin berperang." 10. nedya purun lawan ing rgajurit."


Orang Daerah Timur, Bandung Tyang Bang Wetan Bandung
Sidapeksa Sidapeksa
di Kedung dan Saruwung ing Kedhung Ian Saruwunge
Pudhak sategalmagut
di Manggada dan Ngawulangit ing Manggada Ian Ngawulangit
barisan Blambangan barising Blambangan
mendukung perang rumofong ing pupuh
Adipati Terung berkata, Dipati Terung ngandika,
"Kalau begitu l^ih baik di- "Yen makaten prayogi ginitik
perangi jurit
barisan Blambangan." barise Belambangan."

11. Para adipati berembuk 11, Pra dipati sadaya ngrembagi


telah sepakat berperang sampun riyek mangerbaseng yuda
menyerang Blambangan nglarak mring Blambangan
mendadak kedatangan utusan kesaru duta rawuh
dari Demak membawa surat sangking Demak amundhi ttdis
bentara s^era dipanggil gandhekgya tinimbalan
telah diberi tempat duduk wus simngan lungguh
sejgar dengan para adipati cqqarparadipatya
14

utusan telah duduk myar^ dipati data mis tata


linggih
menyerahkan suratnya, maringken surate.

12. Surat raja segera diterinia 12. Gya tinampen nawala narpati
telah dibuka dan diperhatikan mis binuka sinukmeng werdaya
begini bunyi surat itu mangkam surat tembunge
'Teringatan suratku "Penget nawalaningsun
Kanjeng Sultan Panatagamai Kanjeng Sultan Panatagami
Raja Negeri Demak Nata Praja Bintara
tertuju kepada adikku teka areningsun
Pecattandha di Terung ing Terung KiPecattandha
yang sedang dihadap oleh para kang sineba Bang Wetan para
dipati Daerah Timur." adipati"
"Saya memberi tahu *'Wiyos sun paring priksa

13. jika negara Majapahit saat ini 13. yen ing mengko nagri Majapahit
telah saya bedah, adapun raja Wus sun bedhah dene sri narendra
mikraj bersama istananya mikrat lawan kedhatonne
hilangnya sang Prabu sirnane sang Aprabu
saya menggantinya sebagai raja ingsun dadigumantya aji
bergelar sebagai raja Islam jumeneng ratu Mam
beristana di Bintara Bintara ngedhatun
Dinda, saya rindu padamu ingsun Yayikangen sira
saya panggil, datanglah bersama sun timbali barenga utusan mami
utusan saya
jangan mempedulikan perang. karya p^ang alirena

14. Sedapatnya taklukan pesisir 14. Saulehe telukan pasisir


bawalah menghadap ke Bintara ya gawanen seba mring Bintara
saya beri tahu sun paring weruh wiyose
utusan saya ya wis utusan ingsun
dua orang adipati ke Blam- mring Blambangan dipati kalih
bangan
bertaruh jiwa, harta, dan daya toh jiwa arta daya
keduanya telah berangkat." karo wus lumaku."
Berakhirlah surat raja Titi surate nalendra
sang Adipati Terung segera me- sang Dipati ing Terung parentah
ngelaurkan perintah aglis
kepada para dipati. mring sagung pra dipatya.
15

15. Supaya segera berkemas untuk 15. Kinen dandan seba mring sang
menghadap raja aj'i
sang Adipati Terung senang sang Dipati Termg langkung
sekali suka
kakaknya menjadi raja kang mkajumeneng rajeng
utusan sang Prabu dutanira sang Prabu
diberi ganti pakaian dan bekal pinisalin dipunsangoni
merata empat puluh orang wrata m)ng kawan dasa
senang hatinya suka manahipun
setelah berdandan ri sampune perdandanan
Pecattandha dan seluruh adipati Pecattandha Ian sagung para
dipati
makanan telah tersedia. bon-abon wus sumekta.

16. Kemudian semua bupati bar- 16. Nulya budhal sagung pra bupati
angkat
dengan seluruh taklukan lawan sqgung telukan sadayd"
banyak sekali bawaannya dulur-selur gotongane
tampak ramai sekali tengaranira umpyung
seperti ombak samudra kadya ombakingjalanidhi
ramai suara orang-orang muntap jalma wurahan
dijalan penuh ing marga supenuh
karena banyaknya prajurit ber- sangking gung wadya lumampah
jalan
meluas memenuhi hutan dan ambeUbar ar^elebi wana wukir
gunung
seperti hutan tearbakar. kadya giripawaka.

17. Peijalanannya sudah jauh 17. Sampun lepas denira lumaris


sang Dipati Terung dengan para sang Dipati ing Terung sawadya
prajurit
teruslah peijalanannya ya ta kuneng ing lampahe
gantilah yang diceritakan gantya ingkang wimwus
harta dan daya utusan raja arta daya duta sang aji
dan Tumenggung Tohjiwa Ian Tumenggung Tohjiwa
jalaimya menjauh lampahe andarung
siangmalam berjalan rahina wengilumampah
para mantri dan seluruh prajurit para mantri Ian sagung para
prajurit
tiga ribu jumlahnya. tigang ewu gungira.
16

18. Tiba di Blambangan malan 75.. Sampun prapta Belambangan


hari latri
beristirahat di luar kota dadya mondhok s^'awining kutha
bersama dengan seluruh prajurit- lerep sawadya balane.
nya.
Berganti cerita Kuneng irgkang wimwus
sang Adipati Blambangan Belambangan sang Adipati
sang Siyunglautan Risang Siyunglautan
yang menjadi r^a ingkang rmdeg ratu
menaklukkan Adipati Daerah nelukken Dipati Wetan
Timur
yang telah takluk pada sang ingkang sampun nungkul marang
Adipati sang Dipati
beijumlah tiga ribu. tigang ewu gungira.

19. Telah tiba di Blambangan 19, Sampun . prapta Blambangan


nagri
berhenti di Inar kota mondhok aneng sajawining
kutha
perjalanannya terhalang malam. kasup dalu lampqhe.
Bergantilah yang diceritakan Kuneng gantya wimwus
mengenai Blambangan Blambangan ingkang winami
Siyunglaut namanya Siyunglaut wastanya
yang n^njadi r^a kang umadeg ratu
taklukannya Adipati Daerah telukan dipati Wetan
Timur
para adipati Daerah Timur yang pra dipati Wetan kang sampun
sudah kembali ambalk
berbaris di Blambangan. baris aneng Bambangan.

20. Beristirahat di dalam negeri 20. Amakuwon aneng jroning nagri


sudah tahu barisan yang datang wus unirga barise kang prapta
yang berada di luar kota kang aneng jawi kuthane
dikira orang Terung dennyana wong Terung
yai^ datang dari luar negeri ingkang prapta jawinirg nagri
AdipataiPqarakan DipatiPejarckan
dan Adipati Badhung Ian Dipati Badhung
Kedhungsaruwung semua Kedhungsaruwung sadaya
memberi tahu kepada Adipati tur unirga mrirg Siyunglaut
Siyunglaut Dipati
bahwa musuhnya datang. yen mungsuhira prapta.
1?

21. Prabu Siyunglaut segera ber- 21. Prabu Siyunglaut dandan aglis
dandan
prajurit lengkap siap berperang pepak wadya arsa magut yuda
berangkat dengan perjalanan ma- mangkat ing dalu lampahe
lam
mantriBlambangan datang mantriBlambangan rawuh
tiga ribu prajurit siap sedia tigang ewu sumekteng jurit
beserta prajurit taklukan myang wadya ietelukan
yang menjadi pendahulu pan dadya pangajur .
/ tiga ribu prajuritnya tigang ewu wadyanira
banyak perlen^apan tanpa gung dedamel tan ana tangara
suara muni
' malam kari mereka b^an^kat. ing dalu angkatwa,

22. Sang D%)ati teMi keluar 22. Sampun mijU wau sang Dipati
dari kcrta ramai suaranya sangking kutha gumledheg
swaranya
kareim prajurltrya bany;^ sangking geng wadya lampahe
beriringan jaksnya gard)ek kanpahipun
para kerabat, penggawa, dan pra sentuma punggawa mantri
mantri
teiah siap sedia seayata wus sumekta gamannya
senanglah hatinya gambira tyasipun
para adipati taklukan pra dipati tdukan
di muka dengan p^ara prqjurit anet^ ngarsa sawadya prawira
yang berani jiait
hingar dipeijalanan. sumrek ing bmpahira.

23. Fajar mereka tdah tiba 23. Byar rahina lampahe glis prapti
di luar kota berkemas-kemas fawi kitha samya tata-tata
menjemput barisan datang. mapagen baris praptane.
Cerita pun bergantilah Kuneng ganti winuwus
diceritakanlah duta r^a kawuwusa duta narpati
Tumenggung Artadaya Tumenggung Artadaya
berhenti pada malam hari makuwon ing dalu
berembuk dengan kawannya rembag klawan kancanira
Ki Tumenggung Tohjiiva dan Ki Tumenggung Tohjma Ian
para mantri para mantri
beronbuk dengan bersurat. rembag asuka serat.
18

24. Kepada Adipati negeri Blam- 24. Mring Dipati Blambangan nagri
bangan
berangkatlah prajurit utusan umangkatkang bab dimta
telah dirembuk suratnya wus rembag karya mate
diceritakanlah paginya ya la erjirg yimmis
orang Bintara kaget melihat wong Bntarakaget ningali
bahwa ada senjata datang yen ana gaman prapta
barsan mengepung barise angepung
tanda segera dibunyikan tengaranya gya tinembang
suaranya seperti terdengar dari swaramra pan kadya karengeng
langit langit
prajurit Bintara menjadi susah. susdi wadya Bintara. ^

25. Kebaqiran lawan dan keduluan 25. Krcban lawan Ian kadhinginan
barisan baris
dasar letih tahu tempat dhasar sqyah tan uninga papan
telanjur beristirahat aketbnj'ur gya makuwon
bingung tak berWcara bingung datan patutur
hanya bahaya yang topikir mung bebaya kang cipteng galih
hatinya khawatir manah telas neratap
adapun Ki Tumenggung ya ta Ki Tumenggung
Artadaya dan Tolqiwa Artadaya bn Tohjiwa
tak malu jika tidak maju perang datan merang lamun tan amagut
jurit
keluar dengan bersuara. mini nembang tengara

26. Bunyi-bunyian ditabuh seperti 26. Agor-agor tinabuh lir tangis


tangis
gendang besar ditabuh bersuara kendhang gedhe tinabuh munirak
keras
seperti disuruh mundur baris- kadya ken mundur barise
annya
orang Blambangan mendengar wong Blambangan angrungu
bahwa musuhnya mulai ber- yen mung^he tengara jurit
perang
bersemangat berperang anggergut asrah yuda
suaranya riuh swarane gumruduk
banyak panah beijatuhan adres tibane warastra
seperti hujan, orang Bintara kadijawah wong Bintara anim-
mengimbangi bangi
dengan membalas senjata. sami males senjata.
19

27. Ramai tembak-menembak 27. Dadya rame abedhU-binedhil


orang Bintara melawan orang wong Bintara lawan wong Blam
Belambangan bangan
sorak-sorai berganti-ganti (^anti surak arame
ramai berpukul-pukulan gergut aperang pupuh
tak ada teman sedikit datan ana rowang sakedhik .
saling menyiasati perang sami dora ayuda
tombak saling bertukaran caruk watangganjur
menakutkan keris dan pedang anarukken duwung pedang
bertameng pendahan, bedil, dan atameng towok bedhil Ian suligi
seligi
berganti menembak. agenti long-linongan,

28. Orang dari Daerah Timur me- 28, Wong Bang Wetan sedaya nge-
ngerubuti semua byuki
prajuritnya sama-sama berkurang sami longe prafurit kang pejah
karena tewas
orang Daerah Timur banyak ber wong Wetan kathah elonge
kurang
hatinya tak takut tan telas mandhipun
makin ramai saling menyerang malah agergut asUpt-ungkih
datang bergulung-gulung merusak gumulung prapta ngrempak
orang Bintara mengamuk wong Bintara liwung
tak ingat mana lawan mana tan buh mungsuh lawan rowang
teman
amuknya tidak ingat apa-apa pangamuke prawira awuru getih
orang Demak tertumpas, wong Demak ta tumpesan,

29. Ki Tumenggung Artadaya mati 29: Ki Tumenggung Artadaya mati


dan Tumenggung Tohjiwa sudah Ian Tumenggung Tohjiwa wus
mati pejah
Adipati Kedhung musuhnya Dipati Kedhung mungsuhe
dan Adipati Badhung Ian Dipati ing Badhung
ketiganya Adipati Pejarakan Pejarakan ingkang nigani
kepada Tumenggung Tohjiwa mring Tumenggung Tohjiwa
dan Artadaya itu Ian Artadayeku
Adipati Sidapeksa Adipati Sidapeksa
berperang ditungggui oleh Adi bandayuda Blambangan ingkang
pati Blambangan nenggani .
prajurit Bintara berantakan. bubar wadya Bintara,
20

30. Yang hidup pulang terluka 30. Ingkang gesang mantuk nandhang
kanin

Orang Blainbangan yang menang wong Blambangan kang menang


perang ayuda
mundur dengan penyesalan mundur agetun manahe
karena musuh yang da tang dene mungsuh kang rawuh
bukan barisan Terung yang datang dede baris Terung kang prapti
Tumenggung Artadaya Tumenggung Artadaya
masih pamannya pernah pamanipun
dengan Adipati Blambangan Ian DipatiBlambangan
dan Tohjiwa ipar sang Adipati Ian Tohjiwa ipene sang Adipati
takluk kepada Bintara. teluk marang Bintara.

31. Dihentikan dahulu yang menang 31. Enengena kang menang ajurit
perang
yang diceritakan Samantri di kang wuwus Samantri ing Bintara
Bintara
yang pulang terluka lang mantuk nandhang kaninne
siang malam beijalan siyang dalu lumaku
pulang ke negara Demak mantuk marang Demak nagari
tak terceritakan di peijalanan ing marga tan wimrna
telah tiba di Demak. ing Demak wus rawuh
Cerita pun bergantilah. Kunenggantja kang winarna
Kanjeng Sultan di Demak se- Kanjeng Sultan ing Demak arsa
dang mengadakan pertemuan tinangkU
banyak prajurit yang menghadap. pepak wadya sewaka.

32. Raja di bangsal prangrawit*) 32. Sri narendra neng bangsal


pangrawit
duduk di dampar kencana lenggah dhampar kencana di mulya
bertatahkan intan pinatikmawa retnane
beralaskan beludru ungu lemek baludru wungu
yang bergambarkan bunga ingkang tulis isinya sari
direnda benang emas rinendasriararas
dihadap para wanita ingayap pra arum
dan para gadis dyah sagung pra rararara
membawa upacara raja ngampU upacaraning narpati
tampak indah menarik. warna asri araras.

*) bangsal pan^rawir = nama bangsal


di keraton
21

33. Ki Patih Wanasalam di muka 33. Kyam Patih Wanasalam ngarsi


membawa para dipati kang angirit marang sang Di-
patya
di Terung berserabah ing Terung atur sembahe
sang Dipati dirangkul sang Dipati rinangkul
oleh kakaknya, sang raja, mring kang raka sri narapati
susahlah hati raja langkung oneg sang nata
berkata manis, angandika arum,
"Selamat Dinda *Tadha slamet areningwang
atas bantuanmu padaku." antukira ngrewangi mring jeneng
maml"
Adiknya bersembah, Kang rayi matur sembah,

34. "Sungguh selamat sang Raja 34. "Inggih lujeng pangestu sang Aji
seluruh adipati Daerah Timur sakathahe dipati Bang Wetan
tunduk pada sang Raja sumuyut sowang sang Rajeng
hanya kedhung Saruwung amung Kedhung Saruwung
sang Adipati Pqarakan Pqarakan sang Adipati
bersatu dengan Belambangan guyup Ian Belambangan
tunduk dan teijajah kereh sanget nungkul
tergesa-gesa ada panggilan kasesa wonten tmbalan
belum sempat saya perangi datan kongsi kawula gitik nga-
yuda
ke Blambangan." dateng ing Blambangan."

35. Raja berkata pelan, 35. Sri Nadrendra angandika aris,


"Sudah saya terima Dinda *'Sira Yayi wus ingsun tarima
kesetiaanmu padaku setya tuhu marang ingong
orang Belambangan Dinda wong Blambangan reningsun
jika dapat saya suruh berbaik lamun kena sunpurh bebecik
saya sedang mengirim utusan ingun lagi utusan
memberikan surat untuk berem- weh layang angrembuk
buk
jika mengikuti kehendaku yen manut sakarsaningwang
saya izini tidak menghadap pada sun libni nora seba marang
ku mami
tetapi ada yang saya minta. nanging ana sun tedha.

36. Keris Adipati Blambangan 36. Yakerise Blambangan Dipati


Ki Sangkelat pusaka raja Ki Sangkelat pusakaning nata
22

saya yang wajib memiliki ingsun kangduwe wajibe


jika tidak rela saya ambil yen tan suka sun pundhut
mudahlah direbut denganperang." iya gampang ribenutjurit,"
Adiknya bersembah, Kang rayi matur nembah,
"Menurut perkiraan saya *lng pandugiulun
tak akan taat pada Paduka tan purun manutPaduka
karena telah menjadi raja dene sampun jumeneng SriNarcpati
menaklukkan Daerah Timur. nelukken nagri Wetan,

37. Jika Paduka rga mau 37. Lamun karsa Paduka sang Aji
memakai keris pemberian ayahnda ngagem dhuwung paringe ramanta
raja di Majapahit ing Mqapait sang Rajeng
pantas dipakai raja pantes denagem ratu
peninggalan raja tetilare SriNarapati
KiaiSagarawedang Kyai Sagarawedang
namanya inggih namanipun
silakan kehendak Paduka sumangga karsa Paduka
lebih balk saya tidak menjadi raja telungane kawula tan dadya aji
ikut menumpang saja. inggih ngempek kewala,

38. Jika Paduka tulus menjadi raja 38. Yen Paduka tulus dadya aji
siapa yang mau padaku sinten ingkang purun dhateng
kula
sebenariiya saya kerabat raja." jer ulun sentana rqeng."
Adalah Adipati Terung Ya ta Dipati Terung
segera menyerahkan keris ngaturaken dhuwung tumuli
dari dalam sarung sangking nglambung ulesan
kepada sang Prabu. katur mring sang Prdbu.
Keris sudah diterima Kang dhuwung sampun tinampan
raja senang dalam hatinya langkung thrustha sang Nata sa-
jroninggalfi
memakai senjata nata (raja). ngagem pusaka nata.

39. Raja sangat kasih 39. Langkung sihnya wau Sri Bupati
Raja pelan berkata, Sri Narendra alon angandika,
"Dinda, terima kasih sekali 'Yayi datan triman ingong
aku tak bisa membalas tan bisa males ingsun
kepadamu Dinda Adipati marang sira Yayi Dipati
saya diberkahi menjadi raja darma sun dadi nata
kauadikku sira areningsun
23

berbahagialali bersma dengan- barenga mukti Ian ingwang


Jcu
semoga kau tuius menguasai muga sira tulusa muktingrenggani
Damh Timur." mengkuwajagat Wetan"

40. Adiknya bersetuju 40. Ir^kang rayi nuwun aturneki


para adipati Daerah Timur yang pra dipati Bang Wetan kang seba
menghadap
raja berkata-kata manis simmudang sar^ Rajer^
mereka bersembah tUr setnbahipun nuwun
mendadak oleh pendatang pan kasaru wau kang prapti
mantri yang terluka mantri kang nandhang brana
sampai di hadapan raja prapteng ngarsa prabu
bersembah sambil menangis, umatur sarwikaruna,
melaporkan tewasnya dua bupati tur uninga tiwase bupati kalih
yang berperang. genimmagutyuda.

41. Semuanya telah disampaikan ke- 4L Sdsolahe wus katur sang Aji
pada raja
raja telah membuat sengkalan Sri Narendrd wus karya sengkalan
(lambang tahun)
disambungkan dengan bedahnya sinambungaken bedhahe
penggempuran Majapahit gempuring Ma/alangu
satu empat nol nol sirna Hang gempuring bumi
namanya Artadaya jenenge Artadaya
satu hal tiga bahning mati ratu
dan Tohjiwa disengkalani Ian Tohjiwa sinengkalan
empat nol tujuh neng turangga pralena neng jala-
nodi
satu bulan jika dihitung. sacandra duk ingetang.

42. Raja berkata pelan, 42. Sri narendra angandika aris


kepada adiknya Adipati Terung mring kang rayi ing Terung Di-
patya
"Bagaimana Dinda kehendakmu, *Yayiparaning karsane,
perkara Siyunglaut perkara Siyunglaut
jika ternyata berani dengan saya." yen wis nyata wani mring mami"
Adiknya bersembah, Kang rayi matur nembah,
"Jika bersama sang Prabu 'Yen sareng sang Prabu
hamba mohon izin berangkat kawula amit lumampah
24

mendatangi Adipati Blambangan anglurugi Blambangan sang Adipati


yang berani melawan Paduka. hang purun mring Paduka.

43. Raja berkata pelan, 43. Sri Narendra angandika aris,


"Ya,Dinda sekehendakmu "lya Dhi ing sakarsanira
adulabi semua orang Daerah Timur wong Wetan adunen kabeh
saya tak membekali tan nyangoni reningsun
hanya restuku selamat mung slameta pangestu mami
semoga menang perangmu." menanga juritra."
Kang rayi anumin
Adiknya berterima kasih
maju mencium kaki majeng magarasing pada
cepat dirangkul oleh kakaknya, glis rinangkul mring kang raka
sang Dipati
sang Adipati,
sinungan supe retna.
diberi eincin emas.

44. Zamrut kira-kira seharga seratus 44. Pan jumerut pangaos sakethi
ribu
sekembaran telah diterima sakembaran pan sampun tinampan
lengsersangkingngarsarajeng
mundur dari hadapan raja
para dipati menyembah pra dipati wot santun
berganti-ganti mencium kaki ngaras pada agenti-genti
mundur dari hadapan lengser sangking ngayunan
pulang ke dalem agung kondur dalem agung
telah masuk ke dalam istana wus malebet dalem pura
Diceritakanlah sang Adipati Tan winama ucapan sang Adipati
berangkat dengan para prajuritnya. sawadya bala budhaL

45. Sang Adipati Daerah Timur se- 45. Sang Dipati Bang Wetan prasami
muanya
hatinya gembira menang perang tyas gambira sura ing ngayuda
sudah berangkat dengan seluruh sampun budhal sabalane
prajuritnya
suaranya riuh tengaranya gumuruh
seperti terdengar ke langit apan kadya karengeng langit
diheiltikanlah ceritanya kuneng datan winama
berganti yang diceritakan gantya kang winuwus
diceritakanlah raja pendeta kocapa natapandhita
setelah selesai Jumatan bar Jumungah sadaya mring
masjM sami
semua dikerahkan ke Bintara. kerigan mring Bintara.
25

46. Sang Prabu Satmata di Giri 46. Sang Aprabu Satmata ing Giri
berkata kepada para pendeta, angandika mring para pandhita,
"Sahabat-sahabat semua **Sanak'Sanak sadayane
saling bertukar pengetahuan samiambabar kawruh
jangan bosan ke maqid aja weleh aneng masjit
jika ada aulia(pertapa) dene wnten uliya
meninggalkan syariat Rasul ttiar a^engat Rasul
Pangeran Sitijenar pangeraning Sitijenar
sudah lama tidak keluar sembah- sampun lami tan mp'il salat mring
yang ke masjid ma^it
menjadikan tanda tanya. pan dadya panggrayangan

47. Seperti Syekh Maulana Magribi 47. Anglir Seh Maulana Mahribi
sebaiknya putra Prabu dipanggil putra Prabu sae tinimbalan
orang yang tidak mengikuti sya wong kang mogok sarengate
riat
jika meninggalkan syariat Rasul yen nilar sarak Rasul
orang pandai, pendeta, mukmin wong kang ahli pandhita mukmin
sebaiknya dipanggil prayoga tinimbalan
biar diikuti dimen dipunenut
menetapi syariat netepi ujare sarak
Kanjeng Sunan segera mengirim Kanjeng Sunan anulya utusan aglis
utusan
memanggil yang gila asmara. nimbali ingkang brangta.

11. ASMARADANA 11. ASMARADANA

1. Santri Kudrat yang ditunjuk 1. Santri Kudrat kang tinuding


memanggil Syekh Sitijenar nimbali Seh Sitijenar
temannya Malangsumirang Malangsumirang rowange
semua prajurit andalan samijurit kinuwasa
jalannya tergesa-gesa lelampahe gegancangan
sekejap sudah tiba sakedhap netra wus rawuh
di Lemahbang. ing tanah pura Lemahbang.

2. Telah beijumpa Sit^enar 2. Sitijenar wus kapanggih


bertapa dalam gua atapa anengjroning guwa
dua utusan bersalam uluk salam duta karo
salam telah dijawab kang salam wus sinauran
dari dalam gua sangking sajroning guwa
26

utusan berkata lagi punang duta malih muwus


"Pangeran, berkatalah!" 'Tangran Andika ngandikan!"

3. Pangeran Sitijenar berkata lagi 3, Parian Sitijenar angling malih


"Pangeran Lemahbang tak ada "Pangran Lemahbang tan ana
hanya Allah yang di dalam gua mung Allah neng jro guwane
hai utusan pulanglah segera!" lah duta age muliha!**
Dua orang utusan tak menduga Duta kalih tan duga
tanpa pamit segera pulang tanpa pamit nulya mantuk
sekejap sudah tiba sakedhap netra wusprapta

4. di Demak sembah kepada Gusti- 4, ing Demak matur mring Gusti


nya
dua orang duta bersembah, duta kalih matur nembah,
"Hamba diutus raja "Kawula ingutus katong
memanggil Pangeran Lemahbang nimbaliPangran Lemahbang
beijumpa di dalam gua kepanggih jroningguwa
ketika hamba bersalam sareng uluk salam ulun
menyampaikan panggilan Paduka dhawuhken timbalan Tuwan

5. Sitijenar menjawab 5, Sitijenar amangsuli


hanya Allah yang berada dalam mung Allah aneng jro guwane
gua
kemudian diam tan berucap." nunten kendel tan na ngucap."
Prabu Satmata bersabda, Angling Prabu Satmata,
'Tanggillah segera 'Lah undangen dipungupuh
Allah yang berada dalam gua!" Allah kang aneng jro guwa!*'

6. Dua orang duta menyembah 6, Duta kalih amotsari


telah meninggaikan hadapan wus lengser sangking ngayunan
dengan cepat tiba di gua aglis prapta jro guwane
menyampaikan panggilan andhawuhaken timbalan
Paduka Allah bersabda, Tuwan Allah ngandUcan,
"Sitijenar namanya "Sitijenar aranipun
Paduka Allah tak ada. Tuwan Allah datan ana.

7. Sitijenar yang mengganti 7 Sitijenar kang gumanti


hai duta, pulanglah!" lah duta sira muliha!"
Utusan pulang tergesa-gesa Duta mantuk age-age
tiba di Bintara ing Bintara nulya prapta
27

bersembah kepada Gustinya, matur nvir^ Gustenira,


'^anjeng Sunan hamba diutus "Jeng Sunan ulun ingutus
memanggil Allah dalam gua. nimbali Allah fro guwa,

8. Yang di dalam gua menjawab, 8. Kangwonten guwa anauri


'Taduka Allah tidak ada Tuwan Allah datan ana
Sitijenar penggantinya Sitijenar gegentine
hamba disuruh pulang." kawula kinen wangsula.
Prabu Satmata bersabda, Angling Prabu Satmata,
"Cepat-cepatlah kembali "Lah balia den agupuh
panggillah namanya semua. undar^en kabeh wastanya.

9. Ambillah dengan cermat P. Caruken dipunpatitis


Paduka Allah Sitgenar Tuwan Allah Sitijenar
bersama denganmu." denbareng lawan lakune."
Duta menyembah lahi berangkat Punang duta nembah mentar
peijalannya segera tiba lampahe aglis prapta
ke gua dan berkata, ing guwa nulya umatur,
'Taduka Allah Sitijenar "Tuwan Allah Sityenar

10. Paduka dipanggil segera 10. Paduka ngandikan aglis


oleh Prabu Satmata." marang Prabu Satmata."
Pangeran Sitijenar segera Pangran Sitijenar age
kehiar dari dalam gua rriijil sangkungjroning guwa
kemudian beijalan diiring nulya kerit lumampah
tiba di magid Bintara ing ma^it Bintara rawuh
bertemu dengan Prabu Satmata. panggih lawan Prabu Satmata.

11. Berjabat tangan dan hormat 11. Jawatastaatur bekti


kepada segenap tetua mring sagung para prituwa
bersalam kepada yang muda uluk salam mring kanganem
kemudi^ semuanya duduk nulya sami tata lenggah
parapendeta sagung para pandhita
yang muda dan tua kang anom lawan kang sepuh
penuh berkumpul. pepak samya akumpulan.

12. Suhan Giri berkata 12. Sunan Giri dhaton angling


kepada Pangeran Sitijenar, marang Pangran Sitijenar,
"Kanda saya panggil ke sini "Kakang sun undang marene
dan pendeta semua Ian sagung para pandita
28

marikh kita bermusyawarah lah dawek mungsawarat


mengupas ilmu ambabar ingkat^ pangawruh
untuk membuka tabir (tirai). sami amiyak weram.

13. Sunan Kali lalu berkata, 13. Sunan Kali mlya angling,
menjelaskan ilmu ambabar kat^ pangawikan
arti zat imannya tegese edat imane
namanya penguasa/kekuasaan jenenge purbawasesa
nama Allah yang kekal asma Allah klar^engan
yang menghidupijagat raya kang ngur^ijagat agung
kaehkane Ywang Sukma.

14. Pangeran Kudus lalu berkata, 14. Parian Kudus nulya anglir^,
menjelaskan ilmu ambabar kar^ pangawikan
maksud keimanan hidupnya tegese iman wipe
dengan anugerah Yang Mahakuasa kalawan nugrahaning Ywang
bumi dan langit di alam bumilangiting alam
itu dalam hidupnya punika ing uripipun
mantap seandainya berbahasa. mantep pamanir^ bebasa.

15. Pangeran Murya berkata 15. Parian Murya padha angling


mengupas ilmu ambabar kang pangawikan
"Hanya jiwa yai^ kekal hidupnya "Mung sukma lar^enguripe
di dunia dan akhirat ing donya prapteng akerat
kekal tak boleh berubah langget^ tan kena owah
menguasai seluruh kehidupan misesa salare tumuwuh
memerintah orang sejagat." amengkoniwong stgagat."

16. Sunan Giri tidak berkata 16. Sunan Giri datan atgling
mengupas ilmu ambabar kang pangawikan
sebenamya Allah itu hidup Allah urip sajatine
kekal tidak boleh berubah langgeng datan kena owak
menguasai badan misesa ing salim
merasukijagat agung anyurupijagat agung
menyelimuti seluruh jagat. anglmputi subawana.

17. Pangeran Cirebon berkata pe- 17. PangranCerbonar^lingaris,


lahan-lahan,
mengupas ihnu ambabar kang pangawikan
Allah itu zat senyatanya Allah dat iku jatine
29

artinya wujud nyata tegese wujut nyata


ujud itu sukma wujut iku pan sukma
yang kekal hidupnya kang langgeng ing uripipun
menghidupi isi dunia. anguripi isining rat,

18. Pangeran Girigajah berkata 18, Pangran Girigajah angling


mengupas Umu ambabar kang pangawikan
"Dahulu sebenarnya Muhammad "Dhingin Mukamad fatihe
menguasai seluruh jagat amisesa ing sajagat
kedua kalinya Tuhan Allah kapindho Gusti Allah
ketiga kalinya zat yang luhur kaping tiga dot kang luhur
menguasai seluruh jagat." murbamisesa sajagat,"

19. Pangeran Tembayat lalu berkata 19, Pangran Tembayat nulya ngling
mengupas ilmu ambabar kang pangawikan
"Sukma kekal hidupnya "Sukma langgeng ing uripe
hidupnya seluruh jagat uripejagat sadaya
dari kekuasaan Allah sangking Allah kang murba
Rasulullah ujudnya Rasulullah warnanipun
cermin kekuasaan." paesan purbamisesa,"

20. Pangeran Majagung lalu berkata 20, Pangeran Majagung nulya gnling
mengupas ilmu ambabar kang pangawikan
"Iman itu kekal hidupnya "Iman langgeng ing uripe
seandainya pancaran surya upama pancering surya
itu cahaya Allah iku cahyaning Allah
menjadi cahaya hidupnya dadicahya uripipun
menghidupi seluruh jagat." anguripi ing sajagat,"

21. Pangeran Kaos lalu berkata 21, Pangran Kaos nulya angling
mengupas ilmu ambabar kang pangawikan
"Allah maksud senyatanya 'Tegese Allah jatine
yaitu bukan itu iya iku dudu ika
yaitu siikma Allah yaiku Allah sukma
menguasai seluruh Jagat misesa sajagat agung
tak lain sukma yang menguasai." tan liya sukma misesa,"

22. Pangeran Palembang lalu berkata 22, Pangran Plembang nulya angling
mengupas ijmu ambabar kang pangawikan
"Nabi itu anugerah sebenarnya "Nugraha jati Nabine
30

adalah zat jati tunggal iya dat kang jatitunggal


dengan yang dijatikan lawan kangjinatemn
sebenarnya guru itu sqatine guru Uai
adalah zatnya Allah." iya Hcu dating Allah/'

23. Sitijenar lalu berkata 23. Sityenarnulyaangling


mengupas ilmu ambabar kar^ pangawikan
"Adapun yang dimaksud Allah 'Tegese Allah jatine
sujud rukuk sama Allah sujut rukuk padha Allah
dlsembah Allah siriembah Allah
nama Allah sebenarnya • nami Allah jatenipun
dibenarkan nama Allah." jinatenan nama Allah."

24. Keduanyasatu 24. Kekalihira sawiji


ketiga-tiganya satu katelu-teluning tunggal
kawula dengan nyatanya kawula lawan jatine
Gustinya mehjadi kaul gustinedadi kawul
ketiga zat keadaan katelu dat kaanan
tidak lain pada Kanjeng Rasul tan liya ing Kanjeng Rasul
keadaan zat menguasai." kahanane dat misesa."

25. Tak ada Allah sebenarnya 25. Tan ana Allah sayekti
hanya tersebut dalam nama saja mung kocap asma kewala
Allah tak ada ujudnya AUah tan ana wujude
Muhammad cahaya Allah Mukamad cahyaning Allah
kenyataannya Nabi Allah nyatane Nabi AUah
Sitqenar gantinya Sitfenargentenipun
Kenyataannya Gusti kawula." nyatane Gusti kawula."

26. Baktinya kawula Gusti 26. Bekiine kawula Gusti


tak ada rasa merasa tan ana rasa rumangsa
hanya Allah Sitijenar adanya mung AUah Sitijenar anane
tak ada dua yang mengucap tan na loro kang ngucap
hanya AUah Sitijenar mung Allah Sitijenar
kekal hidup adanya Idnggengurip ananipun
duhia akhirat tak lain. dunya ngakerat tan liyan.

27. Meskipun se^ma hidup 27. Nadyan samining ngaurip


tidak berbeda dengan saya tan beda Ian jeneng ingwang
karena sama keadaannya apan padha kahanane
31

Jeng Sunan Giri berkata, Jeng Sunan Giri lingira,


"Behar kau Kanda "Kakang bener Andika
tetapijangan Kakak katakan nanging sampun Dfka wuwus
mengosongkan magid Demak. nyumingken ing ma^'it Demak.

28. Bahkan tepatilah pula 28. Malah netepana ugi


kenyataan orang belajar hukum jatine wong ulah sarak
jangan berhentijamaahnya sampun epotjamungahe
agat shalatnya makin besar mrih agenge ingkang salat
ke magid Bintara." mqrang masjit Bintara."
Sitijenar tertawa keras, Sitijenar sru gumuyu
katanya mencerca syariat, miwuse mada sarengat,

29. "Ki Lurah hidup ini 29. "Ki Lurah urip puniki
jika selalu bersembahyang yen manggunga asembahyang
menjadikan curiga padanya dadi was marqng dheweke
asyik bertata krama katungkul atata krama
maksudnya memberi idhepe ngar^ka-angka
ilmunya orang hilat kafir ngelmune wong jailgupur
orang asyik menghitung. wong katungkul amemilang.

30. Jika orang betul-betul berserah 30. Yenwongnarimasejati


kenyataan Gusti kawula jatine Gusti kawula
dikabulkan Allah sekehendaknya dadi Allah saparenge
tak ada Allah sembahyang tan ana Allah sembahyang
dan tak mau makan lawan tan doyan mangan
serta tak mau tidur lawan datan arsa turn
tetapi menghidupi seluruh jagat." nanging nguripi sajagat."

31. Kanjeng Sunan Gir tak menjawab 31. Jeng Sunan Giri tan angling
pada kata-kata Sitijenar mring wuwuse Sitijenar
sudah sama-sama sepemikiran dene wis padha ciptane
Syekh Maulana berkata 'Seh Maolana sru mojar
kepada Pangeran Sitgenar, mring Pangran Sitijenar,
"Jika betul-betui Allah "Yen nyata Allah satuhu
saya rela pada maut. den seca legaweng pejah.

32. Sudah percaya pada Nabi 32. Park wis pracaya ing Nabi
dan tamak syariat adege sarak saringat
di dunia tak berarti aneng donya tanpa gawe
32

Paduka Allah Sitijenar Tuwan Allah Sitijenar .


jika kelihatan di dunia yen katon aneng donya
magid Demak past! kosong masjit Demak pasthi suwung
lebih baik pulanglah ke akhirat." lowung muliha ngakerat. **

33. Sitijenar tersenyum sambil ber- 33. Sit^enarmesemanglingy


kata,
tak bersumpingkan iman pan ora jejampang iman
dunia akhirat di mana-mana donya akerat saenggohe
semuanya milikku kabeh iku duwek ingwang
yang halus dan kasar kang alus lawan wadhak
keduanya keadaanku karone kahanan ingsun
ada dan tidaknya Hyang. crane Ian ananing Ywang.

34. Tinggallah para wali 34. Lah kantuna gang pra wali
saya pulang ke tujuan hidup sun mulih mring esthi kayat
hidup baka adaku kayat baka ananingong
Sitijenar di langit Sitijenar aneng wiyat
tampak samar-samar maya-maya katingal
merunduk-runduk di pintu manglong-manglong aneng pintu
pintu sorga rahmat. pintune swarga rahmat.

35. Kelihatan bercahaya di matahari 35. Katon macur ing Hyang Rawi
kelihatan jelas dari hidungnya nglela sangking grahanira
cahayanya memancar ke sana- ujwalanya ting semporot
kemari
heran yang melihat gawok sagung kang tumingal
Kanjeng Sunan Giri berkata Jeng Sunan Giri mojar
bersalamlah yang pergi anguwus salam kang mantuk
menjadab dengan walaikum nauri ttgalekum salam.
salam.

36. Sunan Giri berkata lagi, 36. Sunan Giri angling malih,
"Kau diminta 'Manira nedha timbalan
membuat bekas di belakangnya." karya tilas ing wurine."
Yang di sorga menjawab, Anauri kang aneng swarga,
"Bajuku ini *'Ikirasukan ingwang
saya pergunakan sebagai tabir." sunkarya werananingwang."

37. Diucapkan dari samping kiri 37. Ingucapken sangking kering


33

baju menjadi manusia rasukan dadi manungsa


seperti Sitijenar nipanya lir Sitijenar warnane
berdiri bersedekap seperti sakt, ngadeg sadhakep lir salat
tetapi diam tidak berucap ning kendel tan angucap
Sunan Girl berkata pelan Sunan Giri Ion amuwus
kepada Pangeran Palembang marang Pangeran Palembang

38. Sitijenar siap pulang 38. Sitijenar sanggup mulih


ke surga membawa raganya mring swarga gawa raganya
akhirnya kembali raganya wekasan wangsul ragane
sebaiknya dipancung prayoginipun kinisas
dibakar diganti binesmi sinalinan
Syekh Maulana bertindak Seh Maulana tumanduk
menarik pegang sambil berkata, narik pedharig sarwi mojar,

39. Tangadahlah ke angkasa 39. Tumengaa ing wfyati


tunduklah ke tanah tumungkula ing pratala
sebutlahkedua anak sambata kangyoga karo
inilah saatnya kematian iki tibane kantaka
Sitijenar dipedang Sitijenar pinedhang
seperti putus lehernya kadya tatasjangganipun
• Sitijenar tidak makan elut. Sitijenar datan pasah.

40. Dipedang tidak terdesak 40. Pinedhang datan kongkih


seperti bayangan dipedang dari wayangan pinedhar^
dan tak ada suaranya lawan tan ana swarane
dipedang berkali-kali awanti'Wanti pinedhang
tetap tidak kena ameksa datan kena
Syekh Maulana berkata, Seh Maulana amuvmSy
"Ingkar katamu Sitgenar **Kurang weca Sityenar

41. Katanya rela mati 41. Sanggupe lUa ing pati


imannya tidak mulus pan erajq'ampang man
temyata tidak mati dene tan mati anane
dan tidak elut saya pedang Ian tan pasah ingsun pedhang
seperti martabat syaitan lir martabate setan
tingkahnya menggoda anggegodha karyanipun
kemudian Sitijenar termakan sen- Sitijenar nulya pasah
jata.
34

42. Lehemya luka koyak-koyak 42. Tatujanggaluwir-hiwir


tetapi masih tetap berdiri nging meksSt ngadek kewala
Syekh Maulana berkata, Seh Maulana wuwux
"Itp luka orang apa "Iku tatune wong apa
tid^ brrdarah?" nora nganggo ludira?"
Keriiudian luka mengeluarkan Nulya tatu m0mams
darah
Syekh Maulana berkata, Seh Maulana nganddca,

43. "Seperti umumnya manusia luka 43. "Dadilumrah jatma kanin


keluar darah merah mijU hidfrane abang
bukan kawula sebenarnya." dudu kawula jatine."
Kemudian berganti darah Nulya sdin kang ludira
keluar darah putih mijU ludira pethak
Syekh Maulana berkata, Seh Maulana amuwus,
"Hatinya seperti kayu. "Dene atine lir wreksa.

44. Berdiri keluar getahnya 44. Ngadeg mijO. thituh neki


jika benar orang sempurna yen benere wong sampurna
sempurna bersama raganya sampurna lawan ragane
jadi tidak terpisah dadita tan era pisah
Gusti dan kawula Gustilawan kawula
tak lama mayat jatuh tan antara layon mbuh
kekallah matinya. lestarigenira seda.

45. Syekh Maulana Mahribi 45. Seh Maulana Maihribi


menggelar syariat karya gelare sarengat
mengambil bangkai anjing angambU bathar^ wgawon
anjing Kudus yang dipakai segawon Kudus kinarya
. ganti Sitqenar Untune Sit^enar
dipedan^ lehemya gSi pinedhang guhtnpun
disarungi dan dikopiahi. binebetan kinopyahan.

46. Jatuh berguling di tanah 46. Pinernah gumuling siti


di serambi telah dikepung neng surambi wus kinepur^
dipertunjukkan pada orang tinontonken mating wong akeh
bahyak
diberitakan Sitqenar winartakken Sitijenar
dihukum para pendeta denukum pra pandhita
ia mengakui dosanya angdku ingdosanipun
mayatnya jadi anjing. mayide dadi srenggara.
35

47. Telah tersebar ke luar magid 47, Misuwurjabaning masjit


jikalau Pangeran Sitijenar yen Pangeran Sitp'enar
dipancung jadi anjing kinisas dadisegawon
gilang-gemilang luka dada gUang'gUang tatu jaja
sahabatnya Sitgenar sabate Sitifenar
di luar menggembala kambing anengjaba angon wedhus
bernama Lunthangkasmaran. arane Lunthangkasmaran,
48. Sudah mendengar berita 48, Apanwusmiarsawarti
bahwa gurunya dipancung yen guronira kinisas
mayatnya menjadi anjing kunarpa dadisegawon
Ki Lonthang tii^ggalkan kambing KiLonthang katUar menda
lari ke muka lumayu marang ngarsa
datang sambil berkata keras, praptanya asm amuwus,
Allah ketinggalan susulkanlah *Alldi kei susulena

49. kepada Pangeran guru saya 49, marang Pangran gum mami
janganlah bimbang lah ta aja taha-taha
saya Allah penggembala anak ingsun Allah angon cempe
kambing
Syekh Maulana marah Seh Maulana bermatya
segera menarik pedang sigra anarik pedhang
Ki Lunthang dipedang KiLunthang pinedhang asm
terlihat putus lehernya. tatasjangganya ngujiwat,
50. Kemudian lenyap raganya 50, Nulya sima angga neki
suaranya tinggal salam swarane atinggal salam
yang menyaksikan tertegun kang mulat samiandomblong
adapun bangkai anjing ya ta bangkene srengga
yang dihamparkan ingkang kinarya gelar
kemudian dibakar anulya binesmi sampun
hancur terlalap api. sirna pinangan dahana,

51. Sepadamnya api 51, Sasirepe punang api


terdengar suara wonten swara kapiarsa
demikianlah bunyi suara itu, mangkana ujar swarane,
"Hal,-para pendeta '*Eh sagung para pandhita
salah menyebabkan makhluk salah gawe tumitah
tiga orang pendeta wUcU'Wikune atelu
putih bercampur merah. putih akaworan reta.
36

52. Menyusahkan yang ditinggal 52. Agawe susah kang kari


kelak pembalasanku ing benjang pamales ingwang
cuGU pSut tak rela buyut canggah tan rila
pada kerusakan waliyullah mring rusake waliyullah
kelak pada zaman kerajaan Mataram lamun benjang Mentaram
berdiri kerajaan angadek karatonipun
jika ada raja gila asmara yen nana ratu geng branta

53. Lengan terbirat kena keris 53. Getheklengen kena keris


di situlah pembalasanku ing kono perhales ingwang
jika kau tak kenal padaku yen sira tambuh maring ngong
saya anak pendeta ingsun putrane pandhita
Resi Bungsu di gunung Resi Bungsu ing arga
Surandhil pertapaan saya Surandhil pertapanipun
saya terkena serapah ayah. sun keneng supata rama.

54. Diriku menjadi cacing tanah 54. Dadi cacing lur wak mami
dibuangjatuh binuwangken dhawah ana
bercampur lumpur diriku awor lempung awak ingong
diampuni oleh Hyang Sukma ingapura ing Ywang Sukma
kembali ke ujud manusia mulih jatiningjalma
Sitijenar namaku Sitijenar aran ingsun
sudahlah semoga selalu selamat." wis padha karia slemet."

55. Sudah lama tak terdengar 55. Wusdangu tan . kapiarsi


suara yang memberi tahu swara kang angsung wUcan
tinggallah ceritanya ya ta kang kantun rinaos
semua pendeta sagung kang para pandhita
tertarik hatinya sami ngungun ingdriya
ulah Sitijenar Sitijenar solahipun
yang girang sempurna. kejaba giyak sampurna.

56. Bergantilah yang diceritakan 56. Kuneng gantya kang winarni


cerita di Belambangan wuwusan ing Belambangan
Siyunglautan namanya Siyunglautan juluke
yang menjadi raja di D aerah Timur kang ngadek raja Bang Wetan
sedang berkumpul pan lagya kalempakan
dengan seluruh penggawanya Ian sagung purggawanipun
akan berperang. ingerbutyuda kenaka.
37

III. PANGKUR III PANGKUR

1. Raja Blambangan berkata, Raja Blambangan ngandika


bagaimana usulmu Ki Patih kaya para rembugira Ki Patih
pesisir yang agung-agung pasisir kang agung-agung
menutupi kehendakku ngalingi karsaningwang
para adipati pesisir semua di- pra dipati pasisir kabeh ingirup
kumpulkan
oieh Adipati Terung." marang ing Terung Dipatya.
Ki Patih during menyembah KiPatih Cluring wotsari

2. "Jika Paduka mengizinkan *Yen pareng karsa Paduka


Adipati Terung diperangi pun Dipati Terung ginitik jurit
jika tidak diserang dahulu yen tan pinapak rumuhun
kelak menjad-jadi benjang nunten angerda
pesisir disurUh menyerah ngambra-ambra pasisir pinrih
anungkul
akan merusak Paduka badhe ngerbaseng Paduka
Blambangan diminta menyerah. Blambangan pinrih nangkil

3. Kepada Adipati Bintara 5. Mring Dipati ing Bintara


seuasi Majapahit runtuh lalu me- sabedhahe Majapait ngrer^gani
merintah
menjadi raja di Bintara Bintarajumeneng ratu
menguasai tanah Jawa mengku rat tanah Jawa
yang mewakili para wali dan kang ngembani wali Ian Dipati
Adipati Temng Terung
yang dgadikan senapati kang kinarya sempatya
menakhikkan orang-orang pesisir. nelukken gung wong pasisir.

4. Jika kemudian teijadi 4. Menawi nunten adadya


peperangan dengan segenap adipati yen kanthi prang Ian sagung pra
dipati
pesisir yang agung pasisir kang agung-agung .
senyampang mereka belum datang mumpung ger^ dereng prapta
orang pesisir dan manca negara wong pasisir Ian mancanegaraku
berkatalah raja Blambangan angling raja Blambangan
kepada sehimh adipati. mring sagung para dipati

5. "Hai, saudara-saudara **Heh sagung sanak manira


apakah kahan menyetujui pra ki pati punapa angrembagi
38

persoalan Adipati Tening prakara Dipati Terung


akan saya perangi arsa sungitik ing prang
sang Adipati Pqarakan dan sang Dipati Pejarakan Ian ing
Badhung Badhung
mereka bersembah kepada raja matur mring rqa Blambangan
Blambangan,
"Hamba menyetujuinya "Kawula inggih suwawi

6. Sampai apa pun Pan inggih ngantos punapa


para bupati tidak berperang pra bupati boten ingaben jurit
menyerang Adipati Terung angrurah Dipati Terung
yang telah melakukan perlawanan ingkang sampun babela
kepada Raja Majapahit marang ratu Sri Narendra Maja-
langu
maka mereka meninggalkan istana miiane mikrat king pura
orang Terung prajurit penipu. wong Terung kang ngapus jurit

7. Sanggup memegang orang Bintara Sagah nyepeng tyang Bintara


akhirnya mereka ingin berbalik wekasane sedya mbalik ing kardi
ke dalam prajurit prajurit ingpupuhipun
raja Bintara nata praja Bintara
yang sekarang didukung Adipati pan ing mangke rinojong Dipati
Terung Terung
menjadi ratu waliyulah adegratu waliyulah
senapati di tanah Jawa. senapati ing rat Jawi

8. Mendadak polisi datang Kasaru pecambang prapta


memberu tahu bahwa ada musuh tur uninga yen wonten mengsah
datang prapti
dipimpin Adipati Terung atindhih Dipati Terung
bersenjatalen^ap langkunggeng kanggegaman
para adipati pesisir ikut semua pra dipati pasisir kerig sadarwn
Raja Belambangan terkejut gugup raja Belambangan
memerintahkan membunyikan marentah tangara muni
tanda.

9. Tak lama prajurit telah lengkap Tan adangu wadya pepak


alun-alun penuh prajurit alun-alun malatar gung prajurit
tak kalah barisannya tan teluk barisanipun
dijalan banyak orang ing lurung kebak jalma
39

di mana-mana berisi prajurit pan kawratan prajurit sajuru-juru


seluruh orang Belambangan .sagunging wong Belambangan
berbaris di aiun-alun. ing alun-alun abaris,

10. Adapun yang berbaris di kota 10, Kunengkangbarisingkutha


diceritakaii kedatangan orang kawarnaa wong Terung ingkang
Terung prapti
berbaris di luar kota jawi kitha barisipun
seluruh mancanagara sagung mancanagara
orang pesisir berada di segala wong pesisir wus tatas sajuru-
penjuru juru
sang Adipati Terung ing Terung sang Adipatya
yang menjadi senapati. ingkang dadya senapati

11. Memberi aba pada prajuritnya 11, Ngabani prajuritira


supaya segera mendesak ke kota kinen mengsah ngangsek mring
kitha agfis.
segera prajurit bergerak maju gya majeng prajurit agung
sambil bersorak bersama-sama apan sareng'asurak
musuh dan kawan bersama me- mungsuh rowang asarang denira
nyerang nempuh
berderai senjatanya gumruduk ingkang senjata
soraknya terdengar sampai ke langit. surak lir karengeng langit

12. Pesisir dan mancanagara 12, Pasisir mancaru^ara


mengepung kota barisan mende ngepur^ kutha sarang ngangsek
sak kang baris
orang Badung Kedungsaruwung wong Badhung Kedhungsaruwung
dan prajurit Pqarakan myang wadyaPqarakan
telah bertempur dan berlari bandayuda sidapeksa wus.lumayu
berlari kehabisan prajurit lurru^u kesisan bala
Prabalingga berlari cepat. Prabalir^ga mlayu gendring.

13. Lari terbirit-birit 13, Lumayu asalang turg'ang


prajuritnya banyak yang tewas wadyanira wus akeh ingkang mati
jatuh dalam peperangan karubuh dmnya:prang pupuh
kedahuluan tempatnya Ian kadhinginan papan
ke ut^a dan ke selatan bertemu rtgidor ngidul kepengkok barisan
barisan musuh muHgsuh
sisanya yang masih hidup sasisanirakangpqah
segera berlari pulang. gya lumayu myang balik.
40

14. Malu berperang 14, Perang dennya langkung merang


bersembunyi menyatu dengan pen- sesingidan awor lawan pekathik
jaga kuda
berlari saling berebut dahulu pelayune rebutan ngayun
kacaulah orang Belambangan geger wong Belambangan
mereka terkejut ditembak musuh samya kaget dipundrel ing mung-
suh agung
orang Belambangan semua meng- wong Blambangan ngamuk ram-
amuk pak
tetapi terdesak dalam perang. nanging karoban ing tandhing.

15. Orang Belambangan yang tabah 15, Apanggah wong Belambangan


orang Terung berani menginjak- wong ing Terung rempek angidak
injak wani

orang Belambangan tertumpas wong Blambangan tumpesgempur


tertindih lawan bawane korban lawan
alun-alun menjadi lautan darah alun-alun adadya sagara mams
berkarang bangkai orang akarang wangkenejalma
kerisnya berlumut campur cacing lumut gumbal cacing krisnya

16. Di medan perang telah sepi 16, Wus padhang ing pagelaran
orang Belambangan tak ada satu wong Blambangan syi tan ana
pun yang muncul myU
prajurit ditumpas semua prajurit tumpes sadarum
oleh sang Adipati Terung ing Terung sang Dipatya
masuk ke istana majeng dharat lumebet dhateng
kedhatun
dan semua adipati Ian sqgung para dipatya
mengantar para sentana. para sentana angirid,

17. Diceritakan yang berada di dalam 17, Warnanen kang neng jro pura
istana
Raja Siyunglautan dan Ki Patih raja Siyunglautan KiPatih
bersembunyi tak berani keluar mempen datang wani metu
karena pengiring telah tewas dene kanthi wus sirm
para Adipati Badhung Kedhung- pra dipati ing Badhung Kedhung-
saruwung samwung
Pejarakan dan Prabalingga Pejarakan Prabalingga
semua menghindar. sedaya sami nguncatl
41

18. Telah lari tak berani berperang 18, Wushbstanwaniaprang


sang Adipati Blambangan gentar sang Dipati Blambangan sampun
miris
berembuk dengan patihnya rembagan Ian patihipun
hatinya repot kewedan manahira
Ki Patih bersembah kepada sang Kyana Patih matur marang sang
Prabu Aprabu
menganjurkan membela prajurit- ngaturi belani bala
nya
mengajak mengamuk dalam mangajak ngamuk ingjurit.
perang.

19. Sang Siyunglautan berkehendak 19. Sang Siyunglautan arsa


takut sekali setelah melihat daerah langkung ajrih sawusing ningali
getih
ketika berperang di alun-alun duk uleng neng alun-alun
melihat darah melimpah-ruah weruh getih bkbaran
Raja Siyunglaut ketakutan kamigUa sira Rafa Siyunglaut
tak berani maju perang tan wani metoni yuda
Ki Patih kesal hatinya. KiPatih pegel kang ati

20. Karena sarannya tak diterima 20. Dene matur tan dhinahar
Ki Patih marah sambil berucap, muring-muring Ki Patih ngucap
wengis,
"Hai sang Prabu Siyunglaut "Heh sang Prabu Siyunglaut
seperti orang kerasukan roh halus kaya wong kasurupan
bersikap sombong dapat menjadi pan gumenthus bisa lancang
raja madek ratu
menyanggupi mengadu prajurit sumanggup angadu bala
akhimya tidak berani. toging ngendhon ora wani

21. Akhirnya akan mati pula 21. Tur mangga wurunga modar
sudah menjadi raja teka dadak wong wusjumeneng aji
prajuritnya sudah hancur ber balane wus tumpesgempur
perang
^ raja tak berani berperang ratu tan wani perang
tak lirung akan mati olehku." nora wurung sira mati lawan
ingsun.
Patih menunjuk-tunjuk NudingiRekyana Patya
sambil menantang perang. sarwi nantang ngajak jurit.
42

22. Sang Siyunglaut marah 22. Sang Siyur^laut bermantya


segera berperang sambil meng- s^ra mengsah sarwi anarik keris
hunus keris
Ki Patih during ditusuk KiPatih during sinuduk
dadanya dibelah jajanira abencah
Ki Patih masih ingat dan merebut taksh emut Ki Patih angerbut
keris dhuwung
Siyunglaut ditikam Siyunglaut cinuriga
dadanya sampai tewas. jajane sarwi ngemasi

23. Semua terluka dadanya 23. Dadya sami tatu jaja


mayatnya berdua tergolek di kunarpane kqlih gumuling siti
tanah
ketika parameswari mengetahui prameswari sareng dulu
bahwa suaminya tewas lamun kang raka seda
dengan Ki Patih saling menusuk Ian KiPatih suduh-asuduk
matibersama asampyuh
menangis tersedu-sedu. kalara-lara anangis.

24. Tiba-tiba datanglah 24. Kasaru ing praptanira


sang Adipati Terung masuk ke sang Dipati Terung lumebeng puri
dalam istana
dan para adipati andalan Ian pra dipati nung-anung
dan para kerabatnya miwah para sentana
setibanya Pecattandha di istana Pecattandha sapraptanira ke-
dhatun
tak ada yang menghadapinya tan ana kang papak yuda
dan melihat lawan telah mati. Ian mulat musuh wus lalis.

25. Keduanya tergoidi di tanah 25. Kalih gumuling pratala


sama-sama terluka dadanya sami tatu jajanira
berkatalah Adipati Terung angling sang Dipati Terung
kepada istri raja Blambangan, mring Dyah garwa Blambar^an,
"Sebab kematian Ki Siyunglaut *'Lah mulani palastra Ki Siyung
laut
semua terluka dadanya dene padha tatu jaja
tewas bersama patihnya." Ian path bareng ngemasi"

26. Istri raja Belambangan bersembah 26. Matur garwa Blambangan,


menerangkan sebab kematian ngaturken purwanira ngemasi
43

telah diceritakan semua pan sampun katur sadarum


dari awal sampai akhir purwa madya wusana
ketika Adipati Terung mengerti sareng myarsa Dipati Terung ma-
sangat tertarik ngungun
musub telah tewas denemungsuh wuspejah
raja, prajurit, dan patih. ratu berwala Ian patih.

27. Menjadi patih yang berterima 21. Dadya patih kangtinrma


yang menjadi sebab kematian dene marganira mungsuh ngemasi
musuh
menjadi putra Ki Patih dadya KiPatih kang sunu
diambiluntuk magang punundhut kinen magang
orang seluruh Belambangan di- wong Blambangan sedaya was
minta menyerah kinen rtungkul
kepada sang Prabu Bintara marang sang Prabu Bintara
diboyonglah Dyah Prameswari. binpyong Dyah Prameswati

28. Dan seluruh isiistana 28. Lan saisnejro pura


diambil akan diserahkan kepada pinundhutan badhe katur sang
sang Raja A]i
dan keris wasiat prabu Ian keris wasiyat prabu
kembar berbentuk sangkelat kembardhapur sangkelat
telah diambil oleh sang Adipati wus pinundhut marang sang
Terung Dipati Terung
kemudian beristirahat bersama nulya makuwon sawadya
seluruh prajurit
tiga hari tiga malam. tigang dina tigang latri.

29. Kemudian sang Adipati berdandan 29. Nulya dandan sang Dipatya
akan pulang menghadap raja arsa kondur sowan marang sang Aji
menyerahkan bawaannya ngaturken boyonganipun
beserta harta rampasan miwah branajarahan
semua harta benda telah ditata wus tinata sakehe raja brana
gung
pikulan dan gotongan rembatan miwah gotongan
dimuat pada kapal dan pedati. miwot kapal tuwin padhatin.

30. Adipati Terung memerintahkan 30. Dipati Terung parentah


para adipati pesisir mancanegara pra dipati pasist manca negari
untuk merebut dengan paksa ke kinen jejarah mring Badhung
Badhung
44

dan di Pajarakan miwah ing Pajarakan


Sidapeksa atau Kedungsaruwung Sidapeksa tanapi Kedhungsaruwung
dan ke Prabalingga miwah marar^ Prabalingga
separuh diairuh mengiiing. sepalih kinen umiring.

31. Separuh para adipati 3L Separo kang pra dipatya


yang ketinggalan ikut sang Adipati ingkang kantun dherek sang
Adipati
pulang dengan seluruh balanya kondur Ian sawadyanipun
Adapun sang Adipati ya ta sang Adipatya
paginya setelah siap lalu ber- wus sumekta anulya budhalan
angkat esuk
dari Belambangan sangking nagri Belambangan
ramailah perjalanan barisan itu. sumrek kang bala lumaris,

32. Tak terceritakan di perjalanan 32. Datan kawarna irjg marga


perjalanannya telah jauh sampun lepas wau dennya himaris
telah tiba di Bintara ing Bintara sampun rawuh
disampaikan kepada Kanjeng katur mring Kanjeng Sultan
Sultan
bahwa sang Adipati Terung telah sang Dpati ing Terung prapta
menghadap wuscundhuk
datang menghadap raja eundhuk ngabantara nata
Pecattandha menyembah. Peeattandha awotsari.

33. Kanjeng Sultan bersikap manis 33. Jeng Sultan anamudana


adiknya datang bersembah ingkang rayi matur nuwun nga-
bekti
Adipati Terung bersembah umatur Dipati Terung
mengenai tugasnya sebagai duta sasolahe dinuta
menyerahkan semua bawaan dan angaturken beboyongan myang
harta benda branagung
dan menyerahkan keris Ian ngaturaken curiga
dua senjata raja. pusaka nata kekalih.

34. Kembar berbentuk sangkelat 34. Kang kembar dhapur sangkelat


telah diterima oleh kakak sang wus tinampan mring raka sang
Raja Narpati
raja senang sekali sang Nata suka kelangkung
diberi pusaka ingaturan puscka
4S

berucaplah kepada adiknya mring kang rcQ>i tarima sebda sang


Prabu
beliau betul-betul berterima kasih sar^et sfftim sangNata
kepada adiknya, sang Adipati. merwig rayi sang AdipatV

35. Kanjeng Sultan berkata lagi, 35. Jer^ Sultan malih ngandika,
"Hai Dinda, beristirahatlah dulu." "Heh YayiMas ngasoa dhingin."
Adiknya bersembah Kang rayi matur wotsantun
para adipati semua sedayapradip^a
bersembah menit^alkan pert^u- awotsekar lengser byantara gur^
an

turun dari sitinggil atumedhak sitibentar


raja masuk ke dalam istana. Sri Nata lumeber^ puri

IV. SINOM IV. SINOM

I. Setelah beristirahat 1. Risampunnya antondhokan


seluruh adipati sc^nge para dipati
putra Pecattandha putrarura Pecattandha
wanita cahtik sekali pawestriyu UnuwOi
diterimakan tinrimakaken nenggSt
kepada Pangeran Kudus dhumatengPdngereai Kudus
d^angku oleh sang raja pinangku mring sang Nata
diangkatlah Pangeran pat^eranjirauyung linggih
dengan sebutan Sunan Kudus iinajiduk Susunan Kudus ing
mangkya

2. Pada waktu itu hari Senin 2. Semarui ing dina Soma


pertemuan besar para wali pakumpulangur^ para wali
Kanjeng Sultan Bintara Kaiy'eng Sultan ir^ Bintara
tetap menjadi raja wus tetap r^enggani puri
para wali menyetujui prawaliang^eni
bergelar Senapati Jibun juluk SenapatiJibun
PanCmbahan Palembang Panembahan Palembang
lalu diangkat sebagai raja ing mangkej'inury'ung(gi
sudah terkenal para adipadi tanah wus misuwur pra dipati tanah
Jawa. Jawa.

3. Adapun KiWanapala 3. Ir^ mangke Ki Wanapala


anaknya yang mengganti sutanya ingkang gumanti
46

bernama Ki Patih Mangkurat namaKiPatih Mangkurat


W^salam raja merdeka Wanasahm mardikaji
Kanjeng Sri Bupati ya ta Jeng Sri Bupati
tetapvisebagai orang agnng tetep ngedek tiyang agung
ikut ketika membuka Demak tumut duk truka Demak
maka anaknya dijadikan patih mila suta karya patih
Wisaksana Patih Mangkurat. Wisaksana Patih Mangkurat
sudibya.

4. Sang Adipati Pecattandha 4. Sang DipatiPecattandha


waktu itu telah disuruh pulang semana wuskinen mulih
bendenya bernama Ki Macan bendhene aran KiMacan
ditinggalkan kepada anaknya tinilarken mring kang siwi
yang diberi wasiat kang dipun wasiyati
menantunya, Sunan Kudus putra mantu Sunan Kudus
yang diceritakan lagi malUi kang winurcita
Kanjeng Ratu Andarawati Jeng Ratu Andarawati
putri Cempa istri sang Brawgaya. putri Cempa garwane sang
Brawijaya.
5. Seperginya sang Raja 5. SamikratirasangNata
seruntuhnya Majapahit sabedhahe Majapait
diboyong ke Demak binoyong marang Bintara
sang Dewi diserahkan tinarimakken sang Dewi
kepada Sunan Kudus mring Sunan Kudus nenggih
tetapi sudah tua sekali naging sampun sanget sepuh
dibawa Benang lalu wafat binekta Benang seda
dimakamkan di Karangkemuning , sinare Karangkemuning
ada lagi orang agung yang di wonten malih wong agung kang
ceritakan ginupita

6. Menantu sang Brawijaya 6. Mantune sang Brawijaya


yang tua menggantikan di Peng- kang sepuh gumanti Pengging
ging
sang Adipati Dayaningrat sang DipatiDayaningrat
sepeninggai adiknya sasedanira kang rayi
meninggalkan dua orang putra tilar putra kekalih
dan sang putri Majaiangu Ian sang putriMajaiangu
semua lelaki bernama samya jaiu anama
Raden Kebokanigara Dyan Kebokanigara di
adiknya bernama Raden ingkang rayi nama Dyan
Kebokenanga. Kebo kenanga.
47

7. Seruntuhnya Majapahit 7. SabedhaheMqalengka


Raden berdua bertengkar Rahaden kalih pmdondi
yang tua tak mau Islam kang sepuh tan purun Islam
pergi bertapa ke gunung kesah mertapa mring wukir
wafat di Gunung Merapi sedane Wukir Mrapi
Raden Kebokenanga masuk Dyan Kebonekanga mangsuk
agama Rasulullah mring gama Rasulullah
mengikuti jalan Kanjeng Nabi anut sarak Kanjeng Nabi
mengabdi sqak masih Syekh puruhita duk meksih Seh
Sitijenar SitiJenar. ^

8. Temannya mengabdi (berguru) 8. Sarengira puruhita


Ki Ageng Tingkir kalian Ki Ageng Tingkir
kepada Pangeran SitiJenar mring Pangeran SitiJenar ^
telah mantap beragama wus tetap agama suci
sudah tidak memikirkan sampun botenngraosi
kekabupatenannya dhateng kebopatenipun
pangeran senang sokur rena pangeran
menjalankan kebaktian anglampahi pangabekti
terdengar oleh Kanjeng Sultan di kapiarsa mring Jeng Sultan ing
Demak. Bintara

9. Pikir Kanjang Sultan 9. . Ciptanira Kanjeng Sultan


Bintara waspada pada kegaiban Bintara waspadeng gaib
hatinya khawatir darbe galih melang-melang
terhadap Ki Ageng Pengging dumateng Ki Ageng Pengging
terpikir akan menempati cinipta angrenggani
pada keratonnya mringjeneng keratonipun
akan dipanggil akarsa tinimbalan
mfenunjuk dua orang mantri anuduh mantri kekalih
utusan segera berangkat dari sigra men tar caraka sangking Bin
Demak. tara,

10. Tak diceritakan di peijalanan 10. Datan kawama ing marga


peijalanannya telah tiba di Peng- lampahe wus prapta Pengging

utusan Demak telah bertemu duta Demak sampun panggya


dengan Ki Ageng Pengging kelawan Ki Ageng Pengging
utusan bersembah, caraka matur aris,
"Kami diutus Prabu "Kawula dinuta Prabu
48

Paduka dipanggil Paduka tmimbaian


ke negeri Demak dhateng ing Demak nagari
bersama dengan kami.' gih sarenga dhumateng lampah
kwaula."
11. Ki Ageng Pengging menjawab, 21, Ki Ageng Pengging saumya,
"Mengapa diriku '*Wong punapa wak mami
dipanggil oleh raja tinimbalan mring narendra
apa kebaikan seorang santri pelak punapa wong santri
dipanggil raja tinimbalan narpati
tak tahu tatanan mangsa wruha tatanipun
Hai, duta kembalilah lah caraka mantuka
sampaikan kepada raja matura mring Sri Bupati
motion maaf dan kasih sayang." sakelangkung nuwun duka pala
marta,

12. Duta mohon pamit dan segera 12. Duta amit sigra mesat
berangkat
malu tak membawa hasil merang datan antuk kardi
diceritakanlah peijalanan duta lakuning duta kocapa
Ki Ageng Tingkir sira Ki Ageng ing Tingkir
waktu itu mendengar duk semana miarsi
jika adiknya di Pengging yen kang rayi Pengging wau
dipanggil ke Demak tinimbalan mring Demak
Ki Ageng Tingkir ke Pengging Ki Ageng Tingkir mring Pengging
beijumpa dengan adiknya, prapta panggih Ian ari kebo
Kebokenanga. kenanga.

13. Telah duduk teratur 13. Pan sampun lenggah atata


Ki Ageng Tingkir berkata, ngandika Ki Ageng Tikir,
"Dinda,kau dipanggil "Yayi sira tinimbalan
oleh Raja Demak mring Sultan Bintara Aji
apa maksudnya apa wadine Yayi
apa sebabnya tidak dituruti?' pagene nora lumaku?"
Adiknya menawab, Kang rayi aturira,
"Kanda,apa kehendaknya "Kakang punapa ing kardi
orang bermukim dipanggil raja?' tyang dedhukuh tinimbalan na-
rendrar

14. Ki Ageng Tingkir berkata 14. Ki Ageng Tingkir lingira


dengan manis, wijile sebda amanis,
49

"Dinda,karena kau 'Yayi mulane ta sira


tak mengikuti panggflan raja mopo tinimbalan aji
apakah Dinda apa ta sira Yayi
tidak diperintah raja nora kabawah ing ratu
tanah yang kau tempati lemah kang sira ambah
dan seisi desa ini saisine dhukuh iki
semua milik raja." sarupane iku kagungan mta,"

15. Ki Ageng Pengging berkata, 15, Ki Ageng Pengging turira,


"Allah yang memiliki 'Allah ingkang andarbeni
bermaksud apa kadar anedya punapa
orang bermukim dipanggil?" wong dhedhukuh dentimbali?"
Kl Ageng Tingkir berkata, Angling Ki Ageng Tingkiry
"Jangan keras kepala adikku *Aja wangkot areningsun
jangan kau terima secara mentah ja koktampani lamba
dan jangan berpikir pendek Ian aja gegampang pikir
perhatikan kesulitannya Dinda. pakewuhe Yayi sira ulatana,

16. Dinda,bagimu 16, Yayi mungguh kaya sira


masih tampak kelakuan tidak baik pan kalenthing wadhah mangsi
baunya belum hilang ambme pan durung Hang
kau keturunan raja sira turuning narpati
Prabu di Pajang Pengging Prabu ing Pajang Pengging
bekasnya belum layu pan tilase durung alum
raja gagah perkasa ratu gagah prakosa
apalagi ayahnya kawuwuhan ramane iki
Ki Adipati menantu Brawijaya. Ki Dipati pinet mantu Brawijaya,

17. Dinda, seperti apa 17, Lah ta Yayi kaya ngapa


ulahmu meringkas perkara gonira ngringkes prakawis
dipanggil oleh raja tinimbalan mring sang Nata
jika saling mengetahui menawa silih udani
adalah pamanmu sebensamya de pamanira yekti
adik ibumu arine ibonireku
jika kasihan menawa palimirma
orang itu menjadi raja ika wongjumeneng aji
mempunyai anak di desa-desa. darbe putra aneng desa ingadesa.

18. Sebaiknya Dina berangkatlah 18, Becik Yayi lumakua


saya mengikutinya sun Yayi atut wingking
50

Dinda, tak akan sampai hati Yayi mangsa ta tegaa


kesulitannya saya ganti." pakewuhe suntalangi"
Adiknya bersembah, Kang rayi matur aris,
"Seperti tidak sekarang '*Kados boten sapuniku
Kanda, masakan berat Kakang bora tan bara
apalagi kalau jadi raja mendak ta dadi narpati
ingat kepada sanak saudara yang emut dhateng ing sanak lambung
menderita. kasimpar,

19. Ki Ageng Tingkir berkata, 19, Kyageng Tingkir gling ta sira


'Tak memenuhi panggilan raja '*Mogok tinimbalan aji
. bagaimana kehendakmu Dinda?" Yayiparan karsanira?"
Ki Ageng Pengging menjawab, Kyageng Pengging matur aris,
"Ya,ada apa 'Inggih wonten punapi
memaksa orang yang tidak mau?" ameksa tyang boten purun?'*
Ki Ageng Tingkir berkata, Kyageng Tingkir ngandika,
"Apakah Dinda orang hidup ''Apa Yayi wong ngaurip
jika menolak panggilan raja lamun mogok tinimbalan ing
narendra.

20. Sungguh orang durhaka 20, Apan lungguh wong duraka


sekalian menyiapkan barisan ngur sisan ngadekna baris
jangan setengah-seteng^ dalam aja tanggung ing pratingkah
bertindak
jangan ragu-ragu aja sira mungal-mungil
jika ada orang suka mengganggu menek ana wongfail
akibatnya berbahaya Dinda temah katatil reningsun
orang kurang ajar menjadi pe- wongjawal owah begal
rampok
mengakali sedikit demi sedikit mengakali melik sathithik
yang diinginkan kekebalan orang kar^ sinuprih pakandele wong
mengabdi. ngawula.

21. Adiknya tertawa senang 21, Kang rayigumujeng suka


Kakakku, dua kali keija Kakang tuwan pindho kardi
Paduka tidak sekali keija Paduka merangi tatal
celaka, sakit, dan mati bilahi lara Ian pati
siapa yang memiliki sinten ingkang darbeni
kepunyaan Tuhan Mahabesar pan kagunganira Ywang Agung
sebelum ada badan saderenge wontonbadan
51

kepastian sudah dibuat dulu pinesthi karyadhingin


jelek dan baik telah ditulis dalam awon sae tinulis Lukilmakpul-
Lukilmakpul." nya."

22. Ki Ageng Tingkir berkata, 22. Ki Ageng Tingkir ngandika,


"Ya Dinda apalagi "lya Yayi apa maning
jika sudah mantap tekadmu yen wis mantep tekatira
kakakmu hanya mendukung." pun kakang teka ngaminl"
Sehari menasihati Sadina mituri
Kalau itu telah malam duk samana sampun dalu
mereka bersama salat ke surau samya salat mring langgar
setelah selesai salat maghrib ri sampun salat mahgrib
selesai isyak kakaknya dijamu. bakda ngisak kang rdka sinuba-
suba,

23. Lalu mementaskan wayang 23, Apan lafeng aringgitan


wayang beber semalam pan ringgit beber sawengi
menjamu kakaknya anyunggata mring kang raka
Ki Ageng Pengging sira Ki Ageng ing Pengging
waktu itu bertepatan semana amarengi
istrinya hamil tua garwanira wawrat sepuh
lahirlah kandungannya lair wawratanira
pada bulan Jumadilakir ing sasi Jumadilakir
tanggal delapan Tahun Dal. tanggalira ping wolu nuju tahun
Dal

24. Bersamaan dengan musim kelima 24, Marengi mangsa kalima


hari Rabu Legi dinanira Rebo Legi
waktu fajar ing wayah bangun rahina
lahir lelaku berwajah tampak miyosj'alu wamane pekik
Ki Ageng Tingkir sira Ki Ageng Tingkir
yang mengeluarkan plasenta kang medalken bing-bingipun
Ki Ageng Kebokenanga Kyageng Kebokenanga
sangat senang hatinya kelangkung suka ing galih
orang yang menyaksikan kelahir- wong kang nonton wayah babar-
annya ribut. nya gegeran

25. Timbul pelangi besar 25. Wonten kakuwung geng prapta


menghisap kali teteja anyerot kali
pada waktu itu turunlah geritnis gerimis sareng sakala
52

Ki Ageng Tingkir berkata, ngandika Ki Ageng Tingkir,


"Dinda, putramu ini "Yayi putramu ini
saya beri nama sun wasiyatijejuluk
Mas Karebet sebaiknya Mas Karebet prayoga
karena datangnya bersamaan dene teka amarengi
dengan wayang beber yang kau ing hire wayang beber sira tang-
pentaskan. gap-

26. Kata Ki Ageng Pengging, 26, Ki Ageng Pengging turira,


"Lebih balk demikian "Gih nuwun hngkung prayogi
semoga mendapat restu Kanda angsah pangesti Kakang
terlepas dari derita mugi kalisa ing sakit
saya hanya sekadamya Kakang kawuh darmi
Paduka yang memiliki putra Paduka kang darbe sunu
semoga diperpanjang mugi pinanjangena
usia si bayi yuswane kangjabang bayi
semoga mendapat anugerah mugi-mugi angsala nugrahaning
Tuhan." Ywang,''

27. Diceritakanlahdalam tiga hari 27. Cinarita gigang dina


Ki Ageng Tingkir di Pengging Ki Ageng Tingkir neng Pengging
lalu ganti yang diceritakan kmeng gentikawuwusa
utusan raja dutane SriNarapati
telah tiba di Demak ing Demak sampun prapti
utusan menghadap punang caraka tumanduk
di hadapan raja munggeng byantara nata
menyampaikan hasilnya sebagai katur sasolah tinuding
utusan
permintaan Ki Ageng Kebo- pamopone Ki Ageng Kebokena-
kenanga. nga,

28. Kanjeng Sultan Demak 28. Kanjeng Sultan ing Bintara


segera memanggil sigra denira nimbali
kepada Ki Gedhe Wanapala mringKi Gedhe Wanapala
ayah dan patih kang rama myang Kyana Patih
tak lama kemudian datanglah tan dangu nulya prapti
menghadap Prabu munggeng ngbyantara Prabu
dfliormati apan tinuwa-tinuwa
memang bekas patih dhasar tilasing pepatih
Kanjeng Sultan Demak berkata alon nebda Kanjeng Sultan ing
_ ^elan, Bintara,
53

29. "Kanda,ada pekeijaan 29. **Kakang am panggawean


sepantasnya Kanda yang menger- patut sira kang nindaki
jakan
membawa bantahan saya anggawa bantah ingwang
Kanda mewakili saya sira dadi wakU mami
kepada Ki Bayi Pengging marang Ki Bayi Pengging
dua perkara bantahan saya rong prakara hantahaningsun
Hai, Kanda, ketahuilah heh Kakang v^ruhanira
terasa dalam hati am kerasa ing ati
mungkin kelak menjadi racun. bokmemwa ing tembe dadi wi-
sma,

30. Sepeninggal saya 30. lya sapungkur rmnira


maka saya usahakan mulane sun istp'ari
inilah surat saya lah ta iki tulis ingwang
angkatlah Ki Bayi Pengging antepen Ki BayiPengging
mana yang diberati endi kang denlabuhi
salah satu di antaranya salah sij'i sangking iku
semua kehendakku sakehe karsaningwang
telah berada pada Kanda." wus am ing sira ugi"
Ki Gedhe Wanapala mohon pamit. Amit lengser Ki Gedhe ing Warn-
pala.

31. Membawa empat sahabat 31. Bekta sabat sakawan


Ki Gedhe Wanapala segera ber- Ki Gedhe Wanapala glis
angkat
tak diceritakan peijalanannya tan kawama lampahira
di peijalanan, telah tiba di Peng ing marga wus prapta Pengging
ging
telah bertemu dudnk teratur wus panggUt fata linggih
Ki Gedhe Pengging berkata, Ki Gedhe Pengging amuwus,
"Kiai, Anda 'Kiyai Jengandika
orang aging dari mana inggih tyang agung. ing pundi
dan siapa namanya?" lawan sinten ingkat sinambat ing
nama?"

32. Ki Ageng Wanapala 32. Ki Ageng ing Wampala


menjawab pelan, alon denira nauri,
"Ki Bayi saya dari Demak "Ki Bayi manira Demak
utusan raja dutane Sri Narapati
54

padamu juga mring pekenira ugi


amundhi timbalanipun
memenuhi perintah
Kanjeng Sultan Bintara Kanjeng Sultan Bintara
melihat keadaanmu mriksa pekenira ugi
yang diberitakan sedang bertapa. dene sira kawarta ulah mertapa.

33. Apa yang kau inginkan 33. Apa ingkang sira sedya
panggillan raja timbalane Sri Bupati
jawablah dengan jelas jawaben dipunpratela
dua perkara pan iya kalih perkawis
jangan berbuat menyimpang aja rudimpang kapti
akan menimbulkan gangguan asikara dadenipun
pada diiimu marang ing badanira
dan jangan merangkap keija Ian aja angrangkep kardi
tidak mengenakkan hidup. nora eca karya asmaraning ge-
sang.

V. ASMARADANA
V, ASMARADANA

1. Mana yang kau pilih 1. Iya sira pilih endi


lebih dari yang telah ada ana luwih saking ana
kosong lebih dari kekosongan kasuwung luwih suwunge
dengan tidur sekali kalawan turn sapisan
lamanya berbeda meksa lawasira

dengan tidur setiap malam lawan turn saben dalu


atau tidak tidur setiap hari. apa melekk saben dina

2. Kenyang sekali makan 2. Mangan sapisan maregi


selama hidup sajege gennyq tumitah
dan makan setiap hari Ian mangan saben
lapar setiap hari pangelehe saben dina
silakan pilih ayo sira piliha
panggilan raja timbalane sang Prabu
jika kau pilih yang ada. yen sira milih kang ana.

3. Dan makan setiap hari 3. Lawan mangan saben ari


ambillah negara Demak alapen nagara Demak
senyampang raja masih ada." mumpung ameksih sang rajeng'
Kiai Pengging berucap, Kiyai Pengging angucap,
"Mengapa raja "Punapa sang Nata
55

berbuat salah terhadap kehidupan sdah karya ing tumuwuh


ada apakah di sini? ing ngriki wonten punapa?

4. Kaki sangat terkejut 4. Kaget kawula tan sipi


mendengar panggilan raja myarsa timbalane nata
menjadikan khawatir dene karya walang atos
Kiai, dugaanku Kiyai panyana kula
raja wakil/suruhan Tuhan ratu kalipah ing Ywang
hatinya sung^h lebih luhur yektigalih langkung luhur
dan pesannya utama. wekasing utama,

5. Saya tak dapat memilih .5. Kawula tan saget milih


semua ingin sedayane mapan arsa
jika memilih kosong saja yen miliha suwung wae
kosong mempunyai gelar pan suwung amengku gelar
apakah sia-sia punapa siya-siya
kepada anak cucu kelak mring anak putu ing pungkur
jika memilih yang ada. yen miliha ingkang ana,

6. Berapa lama usia orang 6, Pinten panjange tyang urip


seberapa rasa kwibawaan pinten rasaning wibawa
biasanya tidak ada pan boten wonten adate
orang berumur seribu tahun jalma ngumur sewu warsa
kecuali Nabi Adam liyane Nabi Adam
yang bemsia seribu tahun ingkang yuswa sewu tahun
tak ada selain itu. liya puniku tan ana,

7. Kebahagiaan dalam kematian 7. Kamukten sajroning pati


pantang dinamakan mati sirik ingaranan pefah
hanya berpindah tempat saja mung ngalih panggonan bae
beijuta-juta tahun tahuneyutan awendran
masih dengan perhitungan maksih mawi etungan
tidak dapat dihitung pan boya keni ingetung
itulah sembah saya. puniku atur kawula,

8. Memang orang hidup <S. Apan jenenge wong urip


disuruh memperpanjang umat kinen manfangaken titah
Jika sewenang-wenang terhadap yen siya marang turune
keturunannya
apakah tidak berdosa punapa boyaduraka
56

karena sudah salahnya sendiri mapan sampun kainan


dan kehendak Tuhan dening karsaning Ywang Agung
di belakang siapa tahu. ing wingking sinten uninga,

9. Ki Wanapala mendengar 9. Ki Wanapala miarsi


hatinya sangat bingung langkung emeng manahira
karena jawabannya merepotkan dene makewet saure
benarlah perkiraannya abener kang salah cipta
orang ini telah kelihatan wong iki wis katara
tidak puas bermukim nora marem adhedhukuh
pura-pura menanam ketela. sandine nandur katela.

10. "Jika demikan kau 10, 'Yen mangkono sira Kaki


seandainya telur wikU'Wikune ngatigan
sebenamya tidak putih nora putih sayektine
dalam hati mengandung merah ironing tyas angandhut reta
kehendaknya bercampur ciptane kawoworan
kau ingin mengambil yang tum- sira wong ngalap tumuwuh
buh
semuanya kau inginkan." kabeh-kabeh sira arsa"

11. Ki Gedhe Pengging menjawab, 11. Ki Gedhe Pengging mangsuli,


"Janganlah untuk saya "Sampun ta menggah kawula
jika tahu kesombongannya yen linga suminggahe
meskipun Gusti Rasulullah nadyan Gusti RasuloUah
tanpa dikehendaki tanpa inganing karsa
adalah keturunan inggih wonten tedhakipun
Sultan Syekh negara Bagdad. Sultan Seh nagri Bagedad.

12. Abdulkadir Jaelani 12, Ngadulkadir Jaelani


tak menghilangkan jejak pan botel bucal lumampah
itu lebih dekat punika langkung perake
karena kasih Tuhan sangking sihipun Ywang Sukma
dan masih keturunan Rasululloh tur trahing Rasulullah
bermuka wali muHa rming kuka wali linuhur
keinginan hatinya tak pemah luamahipun tan pegat.
hilang.

13. Diberi makan seperti kucing 13, Pinakanan kaya kucing


jika sudah kenyang ditelan yen sampung tuwuk inguntd
57

cukup imtuk saya sampun menggah kula man^e


dapatlah membuang jalan sageda bucd lumampah
jika masffli di dunia yen teksih wonten dunya
kuat beribadah itu kuwate ngibadahiku
diterima daripada nafsu keinginan. katampa sangking Itiamah,
14. Ki Gedhe Wanapala berkata, 14. Ki Gedhe Wanapala ngling,
"Jika kau demikian "Lamun ta mengkono sira
jadi tidak percaya dadinorangmanake
kepada keraton Demak marang karaton ing Demak
dari tujuh bedahab
sakingpitmg bedahab
tak bemiat saya minta kau tan niyat ngemping sireku
jika riienghadap ke Demak. yen sebaa marang Demak.

15. Ki Ageng Pengging berkata, 15. Ki Ageng Pengging turira ris,


"Atas kegaiban Pangeran 'Tangkung gaibing Pangeran
kata Ki Wanapala Ki Wanapala wuwuse
"Menghadaplah *'Lah payo sira sebaa
ke negara Demak."
marang nagara Demak."
Ki Ageng Pengging berkata, KiAgeng Pengging umatur,
"Baiklah jika telah tiba waktu- "Inggih samangsane uga."
nya."

16. "Baiklah saya yang melindungi 16. "Yaingsunkangngalingi


dari kemarahan raja ing dukanira nata
akhimya bertemulah saya panggiha ingsun wiyose
barangkali belum beijumpa bokdurungkepanggih iya
dalam pikiranmu ing pikir pekenira
Ki Wanapala telah mundur Ki Wanapala wus mundur
tiba di negeri Bintara. prapta nagri ing Bintara.
17. Lalu masuk ke dalam istana 17. Lajeng tumamenglro puri
sampai di hadapan raja prapta byantara narendra
Kanjeng Sultan cepat memanggil Jeng Sultan gupuh angawe
segera bersalam sigra lajeng qtur salam
sudah duduk teratur sampun atata lenggah
bersembah dengan maksud sebagai matur sasolah ingutus " . ; «
duta
menyampaikan perintah. dhawuhkenkangpangandikan
18. Jawaban Ki Ageng Pengging, 18. Jawabe KiAgengPengging,
dua masalah soal kang kalih perkara
58

dipilih semuanya dipun pilih sedayane


betul perkiraan Paduka leres panyipta Paduka
di antaira kawula ing watawis kawula
Ki Pengging menjadi pembicaraan KiPengging kenan awuwus
betuljika merangkap keija, estu yen angrangkep karya
19. Jika tersudut menghindar 19. Yen pinengkok angindrani
jika dibeii keleluasaan dene lamun ingomberan
nekat lagi pula rela terhadap mubal tur tega patine
kematiannya
adapun saran hamba pan inggih atur kawula
segeralah Paduka Paduka densegara
membatasi keluasan tadi wewates amba ing wau
selama tiga tahun. pan inggih ing tigang warsa
20. Sudah mempunyai raja 20. Sampun kagungan narpati
yang berhati sabar awiyar ingkang samodra
bersedia menerima dan memahami amotkalihan maklume
jika tidak datang dalam tiga tahun yen tan dhateng ing tigang warsa
terserah pada kehendak raja sumangga karsa nata
demikianlah sang Prabu nenggih wau sang Aprabu
mengikuti Wanapala. anuruti Wanapala.

21. Gantilah yang diceritakan 21. Yatagantikangwinami


Ki Ageng Getas Pandhawa Ki Ageng Getas Pandhawa
beliau sudah man^t wis puput panjenengane
d^anti oleh putranya gumantya ing putranira
Ki Ageng di Sela KiAgeng ing Sasela
diambil putra oleh sang Prabu pinundhut putra sangPrabu
dijadikan anak tak resmi pan kinarya kapetengan.

22. Ki Ageng Sela sakti 22. Ki Ageng Sela sinekti


dapat menangkap halilintar pan wignya anyepeng gelap
awalnya dipanggil raja purwaning pinundhut rafeng
ketika sedang bersawah duk kalaning asesawah
mencangkul ketika sedang hujan macul marengi udan
Ki Ageng Sela mencangkul Ki Ageng Sela memacul
disambar petir tak beranjak. sinamber gelap tan obah.

23. la sangat marah 23. Bermantyanira tan sipi


petir dapat ditangkap cinekel gelap kecandhak
diikat tak dapat bergerak tan polah binronfong age
diserahkan kepada Kanjeng Sultan ngaterken Jeng Sultan Demak
Demak
59
raja sangat senang sang Nata langkung suka
petir telah dipenjara gelap kinurqara sampun
di sebelah selatan pangurakan. neng kiduling pangurakan,
24. Lamanya tak diceritakan 24, Lamine datan winami
datanglah seorang nenek wonten ninhniniprapta
datang minta air marajaluk banyu age
kemudian diberi air anulya sinungan toya
oleh penjaga iya marang kangjaga
air diterima dalam gayung tinampen wadhahe siwur
disiramkan ke penjara. siniramken mring kunjara

25. Lalu petir menggelegar 25, Nulyajebluk gelap muni


ketika itu nenek-nenek hilang nini-nini sareng sima
benarlah bahwa petir itu suaminya tuhu yen gelap bofone
penjara besi terpental kunjara west malesat
berceceran jatuh di mana-mana ting blesar tiba tebah
Ki Ageng Sela tersohor KiAgeng Sela misuwur
telah lama menikah. wus lami apalakrama,
26. Mendapatkan putri Cempa yang 26, Angsal putri Cempa adi
cantik
keturunan syarif dari Arab tedhak sarifsaking Arab
tak lama kemudian berputra tan lami wus putra mangke
wanita yang cantik wanodya ayu utama
ayahnya sangat sayang ramanira gung tresna
diceritakanlah Kanjeng Sultan Jeng Sultan Demak winuwus
Demak
membuat prajurit tamtama. karya prajurit tamtama.
27. Dipilihlah empat ratus orang 27, Kawan atus wong sinelir
semuanya sakti dan perwira kang sami sakti prawira
yang tahan senjata kang samyajinoro menter
jika ditembak hanya tersenyum binedhil mesem kewala
tak luka jika ditusuk ingkang tinatah mendat
dipedang pun tidak bergeming kang pinedhang nora keguh
semua tahan senjata. sedaya tan pasah braja,
28. Banyak yang magang prajurit 28, Kathah kang magang prqurit
semua diuji coba sedaya sami dinadar
diadu dengan banteng ingaben kalawan bantheng
maju tanpa senjata amaju tanpa gegaman
ditampar dan ditendang tinapuk myang dhinupak
jika tak mati akan masuk yen nora mati aklebu
menjadi prajurit Demak. marang prqurit Bintara
60

29. Ki Ageng Sela tertarik 29. Ki Ageng Sela kagimir


masuk calon tamtama lumebu magang tamtama
telah disampaikan kepada raja sampun katur Jeng sang Rajeng
Sultan Demak telah mengerti Sultan Demak wus waspada
pada Ki Ageng Sela mringKiAgeng Sesela
bahwa kelak menurunkan raja yen tembe numnken ratu
maka disuruh di desa. mila kinen aneng desa

30. Biar semadinya mantap 30. Dimen mateng kang semadi


bersungguhlah bertapamu gentura kasutapanya
akhimya senang pada keramaian wekasan demen neng rame
hatinya bingung langkung emeng ing wardaya
Kanjeng Sultan Demak Kanjeng Sultan Bintara
berkehendak mengundurkan diri arsa denudura iku
jika sakit hatl. menawa sakit ing driya

31. Berkatalah sang Raja 31. Dadya ngandika sang Aji


kepada Ki Patih Mangkurat, marang KiPatih Mangkurat,
"Hal Patih, tanyailah segera "Lah Patih tarinen age
jika Ki Jebeng di Sela yen KiJebeng ing Sela
ingin masuk tamtama arsa mlebu tamtama
beranikah saya adu apa wani ingsun adu
sendirian dengan banteng? Ian bantheng padha satunggal?
32. Tanpa senjata membunuh 32. Tanpa gegaman mateni
jika tak berani tidak jadi." yen tan wani nora dadya"
Ki Patih menyanggupi KiPatih sandika tare
menyembah lalu keluar wotsekar anulya medal
menyampaikan perintah ndhawuhaken timbalan
"Duh, Ananda, atas kehendak raja "Dhuh,Angger timbalan Prabu
Anda disuruh menanyaL Andika kinen nantuna

33. Apakah Anda berani 33. Punapa Andika wani


diadu dengan kerbau ingaben lawan maesa
atau dengan banteng utawi kalian bantheng
men^adapi tanpa senjata nglawani tanpa gegaman
membunuhnya dengan tangan mejahi lawan asta
jika tak mau tak diterima." yen tan purun boten klebu."
Ki Ageng Sela menyan^pi. Ki Ageng Sela atur sandika
34. Demikianlah pikiran 34. Mangkana ciptaning galih
Ki Ageng Sela sira Ki Ageng Sela
ketika menerima perintah raja duk tampi dhawuh sangRqeng
diadu dengan banteng ingaben lawan andaka
61

agak sombong hati semu kibir kang manah


meskipun sepuluh nadyan barenga sepuluh
banteng, saya masih mampu. bantheng ingsun ya kaduga,
35. Ki Patih Mangkurat kembali 35, KiPatih Mangkurat bali
bersembah kepada raja umatur mring naradipa
sampailah ke hadapan raja prapta ing byantara rajeng
menyembah dan melapor umatur sarwi nembah
"Hamba telah diutus "Sampun amba dinuta
Sela telah bersedia sandika Sela aturipun
Kanjeng Sultan berkata manis, Jeng Sultan manis ngandika,

VI. DHANDANGGULA VL DHANDHANGGULA

1. "Segeralah Patih 1, "Lah ta iya Patih den agipih


pada waktu itu Ki Ageng Sela duk semana KiAgeng ing Sela
diadu dengan banteng ingadu kalawan bantheng
di alun-alun aneng ing alun-alun
Sultan sedang dihadap pan lagya Sultan tinangkil
Ki Ageng di Sela Ki Ageng ing Sela
telah masuk gelanggang wus malebeng kurung
banteng melihat lalu segera bantheng mulat sigra mangsah
menyerang
Ki Ageng Sela menghadapinya ya ta wau KiAgeng Sela nadhahi
banteng ditampar. tinapuk kang andaka,
2. Kepala pecah otaknya menyembur 2, Sirah pecah kang polo muncrating
darah membasahi badannya rah muncrating wadanira
Ki Ageng Sela segera menoleh KiAgeng Sela mengo age
terlihat oleh sang Prabu kapriksa mring sangPrabu
"Dua gandhek segeralah 'Aglis dua gandhek kekalih
periksa lah sira panksaa
Jebang Sela JebengSela mau
ketika sedang menampar banteng duk lagya napuk andaka
apa maksudnya ia menoleh?" dene mengo paran kang dipun
angoni?"
dua brang duta menyembah lalu Duta dwi nembah mentor,
berangkat.
3. Segera meninggalkan sitihinggil 3, Mudhun saking sitibentar aglis
di pegelaran beijalan jongkok nengpaglaran lampahe mendhapan
62

sampai di luar prapta ing blabar enggone


menyampaikan perintah raja dha\mhken sabda prabu
bahwa saya diutus raja pan manira dinuteng aji
memeriksa ulahmu mriksa ing pekenira
meneirtpeleng banteng nabok bantheng wau
mengapa kamu berpaling?" paran mengo pekenira?"
Ki Ageng Sela pelan menjawab, Kyageng Sela alon denira
mangsuli,
"Sebabnya hamba berpaling "Mila mengo kawula

4. Muka hamba tepercik darah 4. Rai amba kacipratan getih


maka hamba berpaling." pramilane amengo kamda,"
Utusan segera kembali Wonggandhek awangsul age
beijalanjongkok mendhapan lampahipun
sesampai di hadapan raja prapta ing byantara wotsari,
bersembah,
"Sudah hamba teliti "Sampun amba pariksa
kata Sela pun Sela turipun
karena ia berpaling pramila mengo punika
mukanya tepercik darah." raenipun Gusti kacipratan getih"
Semua telah diceritakan. Sampun katur sadaya
5. Kanjeng Sultan berkata pelan, 5. Kanjeng Sultan angandika aris,
"Hai Patih, kembalilah "Lah ta Patih sira balekena
si Sela penakut si Sela tipis atine
takut percikan darah wedi ciprating mams
jika tewas yen nemuakarya niwasi
memang sudah diperintahkan." apan wus dhinawuhan."
Jika tidak diterima Yen nora kalebu
menjadi perajurit tamtama dadya prcgurit tamtama
Ki Ageng Sela malu hatinya Kyageng Sela kelangkung
merqng ing galih
pulangnya sembunyi-sembunyL nyalumt unduripun

6. Setibanya di Sela 6. Sapraptane wisma Sela nenggih


Kata hati Ki Ageng Sela Kyageng Sela ciptaning wardaya
ingat jika emut yen sami dharahe
berniat mengamuk pan arsa sarah amuk
menyerang Bintara mringBintara malageni
tidak dapat ditahan ingampah datan kena
63

pada yang tua-tua mring kang sepuh-sepuh


tiga ratus prajuritnya tigang atus balanira
segera beran^t Ki Ageng sigra budhalKyageng Sela nitih
Sela naik kuda wajik
dengan cepat tiba di Bintara. aglis prapta Bintara
7. Telah disampaikan kepada raja 7. Sampun katur mring Jeng
Sribupati
jika ananda Ki Ageng Sela yen kang putra KiAgeng Sela
sangat main karena ditolak tinampik sanget wirange
sekarang menyerang ing mangke sarahamuk
raja tersenyum dan berkata, mesem nabda Sri Narapati
"Hal Patih, panggillah *'Lah Patih undangana
orang Demak semua. wong Demak sadarum
Jika si Sela datang, yen prapta KiJebeng Sela
saya sendiri yang memimpin amire ya ingsun dhewe kang
ngawaki
biar datang ke hadapanku dimen prapta ngarsengwang
8. Ki Patih sanggup menjauh 8. Kyana Patih tursandikanebih
dan bupati serta mantri semua myang bupati pra mantri sadaya
prajurit sudah menyingkir semua prajurit wus mire kabeh
tamtama empat ratus tamtama kawan atus
mengapit dari kanan kiri angapit ta ing kanan kering
masing-masing dua ratus ngalih atus prasamya
dengan lurahnya ing salurahipun
dirantai di bangsal rinanteaneng ing bangsal
pengapit jika Ki Ageng Sela ing pangapit yen KiAgeng Sela
prapti
menghalangi menolong perang. ngalangi tulung ing prang.
9. Kanjeng Sultan ingin menyaksikan 9. Kanjeng Sultan karsa ayekteni
hanya abdi perempuan yang amung cethi kang ngampil
membawa busur gandhewa
duduk di tarub agung lenggah tarub gung mangu
abdi perempuan dekat membawa cethi celak ngampiljemparing
panah
Ki Ageng Sela datang namun KiAgeng Sela prapta ing nagari
negarasepi suwung
tak ada yang menyongsong dalam tan ana kang mapak ing prang
perang
64

dan peijalanannya diteruskan sigra lajeng ing alun-alun wus


dan tiba di alun-alun prapti
hanya rantai yang kelihatan. mung rante katingalan

10. Di bangsal pengapit kanan kiri 10. Nengpangapit bangsal kanan


kering
para perwira tamtama wong prawira tamtama sadaya
empat ratus yang dkantai kawan atus kang rinate
Ki Ageng Sela telah KiAgeng Sela sampun
tiba di sela dua beringin prapta longkang waringin kalih
senantiasa naik kuda manggung nitih turangga
siap dengan tombaknya mandhe waosipun
ketika raja melihat sang Nata sareng tumingal
pikimya, Sela bersungguh-sungguh ciptanira KiJebeng Sela nemeni
"Berhati-hatilah." "Lah iya den prayitna"
11. Sultan berkata dalam hati 11. Sultan ngunandikajroninggalih
"Jika si Sela saya panah badannya "Yen si Sela sun panah raganya
tidak akan terluka tan pasah ikayektine
makin besar hatinya saya geng manahipun
pasti menyerang saya pesthi nempuh mring ngarsa mami
saya harap malu saja sun prih wirang kewala
biar kembali dimene awangsul
raja menarik busur sang nata amenthang langkap
dada kuda y andhemane turangga ingkang
pinurih
kuda melompat kena panah. gya kena kuda nglumba

12. Kuda tersungkur dan Ki Ageng 12. Kuda niba Kyc^eng mlumpat
cepat melompat aglis
kuda tewas lalu Ki Sela lari kuda pejah KiSela lumajar
Kanjeng Sultan tertawa Jeng Sultan guguk gujenge
terpingkal-pingkal
betullah kataku tan linyok ujar ingsun
si Sela penakut Jebeng Sela tipis kang ati
tidak dapatjadi raja tan bisa dadi nata
hanya kelak mung atembenipun
menurunkan para raja anedhakken para nata
Diceritakanlah Ki Ageng Sela Kawamaa KiAgeng Sela wus
telah jauh tebih
r^htai telah dilepas. rante wus inguculan.
13. Ki Patih dipanggil 13, KyamPatih tinimbalan prapti
dan teman-temannya para bupati Ian kancane bupati sedaya
para mantri dan tamtama semua pra mantri tamtama kabeh
menghadap sang Prabu munggeng ngarsa sangPrabu
Raja berkata pelan, Ion ngandika SriNarapati,
"Si Sela penakut "Si Sela tipis manah
akan menyerang arep sedya kiwul
hanya kudanya yang saya sa^r mung kudane kang sun arah
kalah, menyembahlah Ki Patfli kapracondhang wotsekar Rekyana
Patih
semua mendengar. sedaya sami myarsa,
14. Kemudian sang Raja pergi 14, Nulyajengkar sang Sri Narapati
masuk ke istana diiringkan oleh malbeng pura ginarbek bedaya
para bedaya
semua yang menghadap bubar kang sewaka bubar kabeh
Adapun Kanjeng sang Prabu Kuneng Kanjeng sang Prabu
Ki Ageng Sela yang diceritakan Kyageng Sela ingkang winami
yang kalah perang kang kasor ing ngayuda
tiba di rumahnya prapta dalemipun
duduk dan heran dalam hati wus lenggah ngungun ing driya
lalu bersemadi bertobat kepada kgeng nekung atobat marang
Tuhan HyangWidi
berbantah tentang nasibnya. kadudon lampahira,
15. Ki Ageng Sela menyiksa diri 15, Kyageng Sela kg'eng banting ragi
sepulang dari Demak sakondure saking nagriDemak
menyerang tak berhiasil asaraamuk tanpa leh
bertapanya makin menjadi-jadi langkung branta manekung
tidak makan tidak tidur tanpa dhahar datan aguling
Ki Ageng Sela tiduran di luar Kyageng Sela kekadhar
rumah
beralaskan seujung daun lemek ran saujung
berbantalkan sebuah batu krangulu banon sarimbak
pada suatu malam duk semana wengi dina sawiji
pada waktu pukul tiga. ing wanci tabuh tiga,
16. Ki Ageng Sela setengah tidur 16, Kyageng Sela sare rem-rem pitik
mendengar suara sayup-sayup amiarsa swara lamat-lamat
suara itu berbunyi begini, ujare s}/^ara mangkene,
"Sela, kamu itu "Jebeng Sela sireku
66

terimalah kehendak dewata narimaa titahing Widi


kelakkaujuga pan sira besuk uga
mendapat bende yang hebat oleh bendhe luhung
lagL pula menjadi penanda perang tur dadi tengeraning prang
bende itu jika ditabuh berbunyi bendhe iku lamun tinabuh amuni
bergema di angkasa ngumandhang awang-awang
17. Pasti akan menang perang 17. Pasthi iku unggul ingkangjurit
jika tidak bersuara nyaring tanda lamun dhengkak asor ingkang
kalah perang yuda
lagi pula menjadi pasukan raja." tur dadi pusdka rajeng"
Kemudian hilangiah suara itu Nulya nir swara iku
Ki Ageng Sela bangun tiba-tiba Kyageng Selajenggirat tangi
tercengang makin bersunggub- pepungun saya branta
sungguh
lalu meningkatkan semadinya pan lajeng mangun kung
bermohon sungguh-sungguh pada sanget anedha pangeran
dewata
Setelah lama ada yang diceritakan Sampun lami wonten kang
lagi winuwus malih
dusun Bicak dan dalang. dhusun Bicak na dhalang
18. Nama asal Ki Bicak mengikuti 18, Pura nama KiBicak nut desi

melarat sekali, tetapi tahan lapar langkung mlarat nging betah


ngtapa
jujur dan menerima seadanya temen nrima satitahe
setia dan rela mati asetya lila lampus
bertirakat di pinggir telaga ' atirakat pinggire beji
telaga Mahadirda talaga Mahadirda
peninggalannya patilasanipun
ketika Ajisaka membuat manusia duk Jisaka karya jalma
telaga itu di lereng bukit tlaga iku aneng ereng-ereng wukir
menghadap ke laut luas. marengi gara mulya,
19. Debu musim kesembilan 19. Bledugmutulkesangaanenggih
saat fajar menyingsing wanci bangun rahina semana
Bicak duduk tafakur Bicak pitekur linggihe
memejamkan mata seperti rem-rem sata angantuk
tidumya binatang
sekejap Ki Bicak bermimpi saliyepan KiBicak ngimpi
kelihatan ayahnya katon sudarmanira
berdiri di mukanya ngadek ngarepipun
67

memberi petunjuk, katanya, sung pituduh wuwusira


"Di dalam air ada kempul bende "jroning toya ana kempul bendhe
berbun}^ nguni
bemama panca jalma. purwa ran pancajalma
20. Ambillah segera 20. Lah Kaki ambilen tumuli
dengan kempul akan bahagia karya kempul dadi kamulyanta
hidupmu
kelak keinginanmu terlaksana tinekan karepmu tembe
kemudian lenyaplah yang ber- nulya nir kang sung tuduh
petunjuk
Ki Bicak lalu bangun pan KiBicak nulya atangi
teringat tentang mimpinya emut lawan supena
sangat menyesal kelangkung gegetun
bersamaan tanggal purnama marengi tanggal pumama
terang bak siang hari pan sumilak padhange lir
rahinaning
Ki Bicak awas melihat. KiBicak awas mulat.
21. Pinggir telagaairnyajemih 21. Pinggir telaga yoyanira wening
terlihat seperti pantat kura-kura pan katingal lir bulus geng dhasar
didekatUah bende itu cinelakan gangsa bendhe
kemudian cepat-cepat diambil nulya ingambilgupuh
sudah dibawa naik ke darat wus binekta mentas tumuli
senang sekali bungah marwata suta
Ki Bicak segera pulang KiBicak gya mantuk
sampai di rumah berkabar prapta wisma asung warta
kepada istrinya bahwa ia mring rabine yen ngimpi daror
bermimpi daradasih * dasih
"Inilah ujudnya." *Tan iki wujudira"
22. Diceritakanlah waktu telah lama 22. Pan tinutur semana wus lami
diputuslah untuk lancarnya pan pinunggel mrih gancanging
cerita kandha
Ki Bicak yang mendapat bende KiBicak genyaleh bendhe
menjadikan kemuliaannya dadya kamulyanipun
pekerjaannya sebagai dalang gennya dhalang kalangkung laris
makin laris
kala itu beijaja ke mana-mana duk semana pepara
Sela.y^g dituju mring Seta jinyug

impian yang menjadi kenyataan


68

di Sela sudah lama . neng Sela sampun alarm


termasyhur kelebihan istri dalang pan kasusra bofone dhalang luwih
tak ada orang Sela yang menyamai. wong Sela tan na rmdha

23. Disampaikan kepada Kanjeng Kiai 23, Dadya katur rmrang Jeng Kiyai
setelah mendengar sangat tertarik duk miarsa gya kelangkung branta
ingin membuktikan apan arsa ngyektekake
bersamaan kenduri desa marengi merti desa
Ki Bicak sedang mendalang pan Ki Bicak lagya angringgit
Ki Ageng Selan Kiyageng ing Sesela
waktu melihat semam andulu

benar cantik nyata lamu ayu endah


ketika Ki Ageng Sela melihat Kyageng Sela duk mirsa sayageng
makin rindu hatinya branti
kepada istri Ki Bicak. mring rabine Ki Bicak

24. Terlupalah dirinya karena terlalu 24, Nulya supe sangking genging
rincu branti
karena sudah takdir Tuhan baya sampun takdiring Ywang
Sukma
Ki Bicak telah tiba janji KiBicak tekehgjanjine
Ki Ageng Sela berkata keras, Kyageng Sela nebda sr%
"Bunuhlah dalang.itu segera ''Dhalang patemna den aglis
istrinya akan saya ambil." rabine arsa sumlap,"
Seluruh orang Sela sibuk Wong sa Sela gupuh
Ki Dhalang sudah dibunuh KiDhalang wus pimrjaya
setelah tewas wayang dan gamelan sampun pejah wayang gangsane
diambil demmbil

istrinya diboyong. biyong rabenira

25. Lalu diserahkan kepada Kiai 25, Nulya katur dhumateng Kiyai
gamelan, wayang, dan istji gangsa wayang miwah rabenira
dilaporkan kematian Kji Bicak Ki Bicak katur patine
ketika Ki Ageng melihat Kiyageng sareng ndulu
kempul(bende)senang hatinya marang kempul resep kang galih
hilanglah rindunya ical ing brantanira
kepada wanita tadi dhateng estri wau
menyesal dalam hati malah kaduwungingdriya
atas tewasnya Ki Bicak yang tak mring patine KiBicak tanpa
berdosa dosaning
akhimya berkata pelan. wekasan Ion ngandika,
69

26. "Saudara-saudaraku semua 26. "Ya sakehe sanak-sanak mami


hanya kempui yang saya ambil pan mung kempui kang sun
pundhut mangkya
yang lain ambillah. sabarang alapen dhewe.
Adapun yang diceritakan setenisnya Kuneng ingkang winuwus
Kanjeng Sunan Kali mangkya Kanjeng Sesunan Kali
yang mengelilingi jagad ingkang ngiderijagad
tidak takut dalam hati tan samar ing kalbu
kasar dan halus sudah diketahuinya agal alit wus uninga
sang Pendeta akan singgah ke Sela arsa mampir mring Sesela sang
Ayogi
jalannya cepat seperti kilat. tindakira lir kilat.

21. Sekejap telah tiba di Sela 27. Mung sakedhap ing Sesela prapti
menuju tempat persamadian njujug wisma panepen samana
Ki Ageng Sela sangat terkejut kagyat Kiyageng Sela ge
lari menubmk kaki lumajeng ngraup suku
bersembah dengan penuh kasihan matur nembah mangasih-asih
Kanjeng Sunan sudah duduk Jeng Sunan wus alenggah
tersenyum sambil berkata, mesem ngandika rum,
"Sebabnya saya singgah juga "Mulane mampir sun uga
ingin mengerti bagaimana kau arsa wikan olehira kempui sira
mendapatkan kempui?" kaki?"
Ki Ageng makin takut/kasihan Kyageng langkung mangerpa
28. Menangis, bersembah tunduk 28. Nangis matur sumungkem ing siti
Ki Ageng Sela takut sekali Kyageng Sela langkung ajrihira
la berserah diri kepada gurunya mring guru turken pejahe
"Saya sangat salah "Kelangkung sisip ulun
menganiaya orang tanpa dosa." asikara tan dosa yekti"
Kanjeng Sunan Kali berkata, Jeng Sunan Kali nabda,
"Saya sudah tahu "Jebeng sun wus weruh
segeralah bertindak Ian age tumanduka
saya ingin tahu."Ki Sela segera sun arsa wruh "Ki Sela ngaturken
menyerahkan aglis
kempui segera diterima. kempui gya tinampanan.

29. Kanjeng Sunan Kalijaga berkata, 29. Jeng Sesunan Kalijaga angling,
"Sela, saya berpesan padamu "Jebeng Sela sun wangsit ing sira
ketahuilah, kempui ini wruhanira kempui kiye
menjadi tanda perang dadya panengraning pupuh
70

pada anak cucumu kelak marmgputu buyutmu benjing


jika bende itu tak berbunyi yen bendhe ika dhengkak
pasti kalah perang pasthi soring pupuh
jika bende dipukul berbunyi yen bende tinabuh munya
bergema di angkasa pan ngumandhang muluk neng
wiyati
pasti menang perang. pasthi lanang kang yuda,
30. Bende menjadi pusaka raja 30. Bendhe dadi pusakaning aji
anak keturunanmu menjadi raja buyut canggahira dadi nata
menguasai Jawa semua amengku rat Jawa kabeh
Blambangan yang pemberani Blambangan surengkewuh
di Madura, Sumenep berserah ing Madura Sumenep nangkil
Balega dan Pekacangan Balega Pekacangan
Pamekasan menyerah Pamekasan sayud
Ngaribanggi dan Palembang Ngaribanggi Ian Palembang
kelak menjadi wilayah Mataram iya besuk nagarine ingMantawis
Sultan Nyakrakusuma. Sultan Nyakrakusuma
31. Raja besar dan prajurit tangguh 31. Ratuagunglelanadonjurit
dikdaya perang lepas dari murka dikdayeng prang luput sank tulah
Tuhan
penuh pendeta mutaninnya kebak pandhita mukmine
Ki Ageng^ela bersujud Kiyageng Sela sufud
di ta^ali di muka sang Yogi aneng kisma ngarsa sang Yogi
sangat bersyukur dalam hati sanget sokuring sukma
mendapat sabda pendeta angsal sebdeng wiku
Kanjeng Sunan berkata lagi, Jeng Sunan malih ngandika,
''Ingatlah pada pesanku **Lah deninget KiJebeng mring
wekas mami
dan saya bertutur padamu. Ian sun tUtur mring sira.

32. Pemilik bende itu dahulu 32. Bendhe iku kang kagungan
dhingin
zaman dahulu sang Dananjaya jaman purwa ri sang Dananjaya
si Paneajanya namanya siPanccqanya arane
sejak Perang Baratayuda duk prang Brantayudeku
membunuh si Duija dahulu amateni si Durja dhingin
yang berbunyi di angkasa kang muni ngawang-awang
sekarang ini ing mengko puniku
saya ubah namamu ingsun elih namanira
menurut dalang Ki Bicak namanya nuting dhalang KiBicak arane
sekarang." mangkin."
71

Ki Ageng Sela bersembah. Kyageng Sela tursembak

33. Sunan Kalijaga berpamitan 33. Susun Kalijaga angling pamit


"Tinggallah Jebeng "Lah uwis Jebeng akaria
saya mengelilingi jagat semua." sun nganglangijagat kabek"
Jeng Sunan tan kadubi
Kanjeng Sunan tak tampak
Ki Ageng Sela segera bertapa Kyageng Sela gya mangun teki
neng panepen samana
waktu itu di pertapaan
sangat memeras hati langkung mres ing kalbu
membuat karya ajaran dkdrya serat piwulang
bemama Pepali dan Suluk ran Pepali Ian Suluk Luwang ing
nguni
Luwang bunyinya
ceritanya sudah lama. cinatur sampun lama,

34. Ki Ageng Sela telah beranak tujuh 34. Kyageng Sela wus pitu kang siwi
sulungnya wanita utama
pembcgenge wanodya utama
krama salurung tengahe
kawin di tengah jalan
ri estri kalihipun
adiknya putri
krama Kyageng Saha kang nami
kawin dengan Ki Ageng Saha
namanya
adiknya lagi, perempuan ari malih wanodya
Nyi GengPakis itu Nyi GengPakis iku
adiknya lagi Nyi Ceng Ngerang ari malih Nyi Geng Ngerang
adiknya lagi Nyi Ceng Butuh ari malih Nyi Geng Butuh kang
dhingin
adiknya lagi perempuan. ari malih wanodya.

35. Kawin dengan Ki Ageng Bodho 35. Krama kantuk Kyageng Bodho nami
yang terakhir laki-laki berumah wismeng Pajang wuragile priya
di Pajang
bemama Ki Ageng Enis Kyageng Enisjuluke
Ki Ageng Sela wafat KiAgeng Sela surut
Ki Ageng Enis yang mengganti Kyageng Enis ingkang gumanti
bemama Ki Ageng Sela namaKyageng Sesela
waktu itu telah tersohor semana wus kasup
Ki Ageng Enis lebih pandai KyagengEnis langkung wignya
sanga^sakti berguru pada Kanjeng sudibya nung nggeguru Jeng
Sunan Kali
Sunan Kali
Dewata sangat tertarik. langkung branta Hyang Sukma.
72

Vn. ASMARADANA m ASMARADANA

1. Bergantilah seterusnya yang I Kunenggantyakangmnami


diceritakan
Kanjeng Sultan Demak wau Kanjeng Sultan Demak
mendatangkan marahnya andhatengken ing dukane
Sunan Kudus dipanggil Sesunan Kudus ngandikan
sesampai di hadapan raja prapta byantara nata
berkatalah sang Prabu angandika sangPrabu
"Ki Jebeng kau kupanggil "KiJebeng sira sunundang
2. masalah Ki Bayi Pengging Z prakaraKiBayiPengging
memperdaya keraton saya merdayeng keraton ingwang
kau beijalanlah sendiri sira lumdkua dhewe
agar lebih balk saya sarankan hiwih aprayoganingwang
kau yang bertanggung jawab sira ingkang kawogan
agar hatimu senang." amrih Iqaring tyas ingsun
Sunan Kudus bersembah. Sunan Kudus awotsekar.
3. Telah beijalan seperti santri 3, Wus lumampah cara santri
tujuh sahabat yang dibawa. sabat pitu kang binekta
salah seorang menggendong bende kang sawyi nggendhong bendhe
Kiai Macan yang dibawa Kyai Macan kang binekta
dahulu di Bintara kapungkur ing Bintara
Adapuii cerita selanjutnya Kuneng gantya kang winuwus
Kiai Ageng Tingkir telah wafat Kyai Geng Tingkir wus seda
4. Tidak disiram segera 4. Datan siniram tumuli
jenazah sampai layone nganti praptanya
Ki Ageng Pengging datang KiAgengPengging praptanya
waktu itu telah mengirim utusan duk semana wus utusan
Ki Ageng Pengging datang KiAgengPengging prapta
menyembah jenazah; anyungkemilayonipun
menangis seperti wanita. karuna kadya wanodya
5. "Kakanda, tunggulah saya - 5, "Dhuh Kqkang, tenana mami
berlayarlah di laut rahmat layara segara rahmat
jangan dengan diriku aja lawan raganingong
tak bisa di dunia tan bisa lawan neng dunya
berpisah dengan saudara apisah lawan kadarig
air mata tak terbendung tan kena ngampah kang ebih
Ki Ageng membaca istigfan KiAgeng maca istipar
73

6. Membaca sabhanallahi 6, Amaca subhanalahi


kemudian jenazah dimandikan nulya layon siniraman
disalatkan lalu dikubur sinalat sinarekake
di Gunung Purwa nenggih anengArdiPurwa
kala itu Ki Ageng Pengging Kyageng Pengging semana
diceritakan tiga malam cinarita tigang dalu
menunggu di Gunung Purwa. nenggani neng ArdiPurwa,
7. Ki Ageng Pengging berpamit 7, KiAgeng Pengging apamit
kepada kakak perempuannya dhateng ingkang raka kenya
Kata Nyai Ageng Tingkir, Nyai Ceng Tingkir wuwuse,
"Dinda, tunggulah "Yayi sira antenana
tujuh hari di tempat kakakmu." pitung dina neng rakamta,"
Adiknya menyanggupi Kang rayi nuwun turipun
"Jangan khawatir dalam hati." "Sampun sumelang ingdriya,"
8. Nyai Tingkir berkata pelan, 8, Nyai Tingkir nglingnya aris,
"Peninggalan kakakmu "Tetilare raka para
pilihilah semua sira pilihana kabeh
jika ada yang kau maui menawa na karsanira
bawalah Dinda!" Yayi sira gawaal"
Adiknya menjawab perlahah- Ingkang rayi ris umatur
lahan,
"Kanda jangan dua kali keija!" "Kangbok sampun pindho karya!"

9. Ki Ageng Pengging sudah-pulang 9, Kyageng Pengging sampun mulih


telah tiba di rumahnya wus prapta ing wismanira
diceritakanlah yang diutus wamanen ingkang kinengken
Kanjeng Sunan Kudus datang Kanjeng Sunan Kudus prapta
di sebelah Utara Kaliwara saklere Kaliwara
kala itu terliputi malam semana kasaput dalu
istirahat di tengah hutan. kendel samadyaning wana,
10. Di semak-semak pinggir sungai 10, Terataban pinggir kali
kanan kiri jauh dari desa kanan kering adoh desa
Kehendak Sunan Kudus Jeng Sunan Kudus karsane
tak mau bermalam di desa tan arsa nyipeng neng desa
pinggir sungai kala itu pinggir kali semana
maka beristirahatlah mila kendel dene sampun
kanan kirinya compang-camping kiwa tengene rawikan
11. Malam itu ingin membuktikan TI, Ing dalu arsa yekteni
bunyi bende Ki Macan ungele bendhe Ki Macan
74

dan ingin tahu suaranya Ian arsa mirsa swarane


jika bende bebal suaranya yen bendhe tekak kang sowar
malang peijalanannya tiwas ing lampahira
malam itu duk semana sareng dalu
bende ditabuh sekali. bendhe tinabuh sapisan,
12. Suaranya melengking 12, Angungkung dennya amuni
seperti harimau menggeram pan kadya macan angumbang
seperti suara beribu-ribu harimau lir macan ewon swarane
orang-orang desa terkejut kageta sakeh wong desa
di sekitamya sakiwa tengenira
harimau menggeram semalam macan angumbang sadalu
paginya beramai-ramai didatangi enjing samya pinaranan
13. Tidak tampak adanya harimau 13, Tan ana macam kaeksi
hanya ada tujuh orang pan amung wong pitu ana
orang desa bertanya-tanya wong desa akeh tetoken
di mana tempatnya harimau yang pundi nggene macan ngumbang?
menggeram?
semua melihat sedaya sami mirsa
tertawalah Kanjeng Sunan Kudus gumujeng Jeng Sunan Kudus
"Jika demikian desa kalian "Yen mangkono desanira
14. Sebaiknya namakan "Macan 14, Aranana macan becik
Baik"
karena tidak ada harimau, dene datan ana macan
tetapi ada suaranya ananging ana swarane
lalu perhatikanlah semua nulya ngestokena sedaya
desa bernama Sima desa arane Sima
Sunan Kudus telah pergi wus IcgengJeng Sunan Kudus
yang di muka sedih. ingkang arsa megat nyawa.

Vin. MEGATRUH Vffl. MEGATRUH

1. Sunan Kudus beijalan lurus ke 1, Ngidulbenerlampahe Jeng Sunan


Selatan Kudus
tujuh orang sahabat tak pemah sabat pitu datan kari
ketingalan
menerima semua perintah cumadhong sakeh dhawuh
melewati sungai kecil anglangkungi lepen alit
seorang sahabat berkata, sabatjuga matiir alon,
75

2. "Mohon berhenti hamba ingin 2. "Nuwunkendelkawulaarsa


minum." anginum"
Kanjeng Sunan berkata pelan, Jeng Sunan angandika aris,
"Sabarkanlah dahulu "lya sabama karuwun
sungainya sedang keruh pan lagya buthek kang kali
jika ada di muka sana menawa na ngarep kono
3. Minumlah sampai kenyang." 3. Angombea mengko sira ingkang
tuwuk
Maka sampai saat ini dinamakan Mila katelah sapriki
Kali buthek Kali buthek
tak lama kemudian tibalah tan dangu anulya prapti
pada sungai yang kelihatan jemih. kali wening nulya katon,

4. Lalu beristirahatlah Sunan Kudus 4. Nulya kendel lampahe Jeng Sunan


Kudus
menyergah cabang pepe anyempal pang pepe aglis
tujuh orang sahabat minum semua samya ngombe sabat pitu
"Kalipepe itu teduh." "Ingkang Kalipepe ayom"
5. Kemudian beristirahat di bawah 5. Nulya kendel neng gandhaping
pohon pucung kajeng pucung
tertiup angin sepoi-sepoi basa linuding maruta midit
terianglah mereka duduk samya yem genira lungguh
sahabat berada di kanan kiri sabat munggeng kanan kering
dikerumuni oleh penggembala. rinubung ing lare angon,
6. Para penggembala bertanya riuh 6. Samya takon lare angon pan
gumrumung
berdiii sambil menggamit angadek sami njawili
"Apakah yang kau gendong itu?" "A pa sira gendhong iki?"
ramailah suara mereka Gumeder samya angerik
tak mendapat jawaban. tan angsalgennya tetakon
7. Saling bertengkar riuh suaranya 7. Pyer padu sami bocah pan
gumrumung
apakah ini? apa iki apa iki?
terdengar saling menebak badhe-binadhe sinaur
dengan kawannya sendiri sami rowange pribadi
"Saya tebak itu gembol "Sun badhene iku gembol

8. Yang satu menembak bukan 8. Kang sawiji nauri abadhe dudu


saya tebak piring ingsun badhe panjang
76

yang tepat menembak kempul kang patitis badhe kempul


sebagian berkata seperti anak kecil saweneh ngling bocah cilik
"Mengapa kempul digendong?" 'Tagene kempul ginendhong?"
9. Anak ini tak sopan dan keras kepala 9. Bocah iki ting dalejak padha
Lihatlah orang lain!" **Bok deleng uwong sethithik!'*
diberitahu tidak mundur Ingaruhan datan mundur
meraba-raba malah padha nggrayangi
yang menggendong meliuk-liuk ingkang nggendhong mengkot-
mengkot
10. Sunan Kudus tersenyum sambil 10, Ya ta mesem ngandika Jeng Sunan
berkata, Kudus
"Sekehendak anak-anak kecil "Sakarepe bocah cilik
jangan ada yang menegur!" aja na kang aruh-aruh!'*
Para sahabat berkata pelan, Pra sabat umatur aris,
"Memang anak-anak nakal "Jer larene sami bandhol

11. Mereka ditanya tidak menjawab, 11 tinakonan sedaya boten sumaur


malah ganti bertanya malah calak anakoni
berani dan semaunya sendiri neracak sami delurung
dasar jagoan judi karang bandhol ulun judi
kemudian ada orang tua bertanya nulya ana wong tuwa atakon
12. Dengan membawa kuk daii 12. Sarwi mikul pasangan anyangking
membawa cambuk pakai cawat pecut
tampak pemberani cawetan maksih macinthing
rambut tak teratur bertali kepala jebobok ikete sabuk
tali apinya jerami ditanting upete merang cinangking
dirangkap bergoyang rinangkep lawan perotong
13. Ki Bagus Andika menawarkan 13. Nulya tawa Ki Bagus Andika udut
rokok
Kanjeng Sunan menjawab, Kanjeng amangsuli,
"Terima kasih sahabat "Tarima wong sanak ingsun
merokoklah sendiri rika uduta pribadi
janganlah engkau khawatir. aja sira walang atos.
14. Sahabat, saya bertanya sungguh 14. GihKi Sanak manira takon tuhu
surau yang kelihatan itu langgar kang katon puniki
apakah benar rumah punapa gih dalemipun
Ki Ageng Pengging?" Ki Ageng ingPengging?**
Yang ditanya menjawab pelan. Kang tinakon nglingnya alon,
77

15. "Yaiturumah 15. "Gih punika ing padalemanipun


Gusti Ki Ageng Pengging Gusti Kyai AgengPengging
Telah meninggal semalam." Pan sampun seda sadalu,"
Kanjeng Kiai sangat prihatin Jeng Kyai sanget prihatin
siang malam di tempat bertirai. siyang dalu aneng kobong.

16. Setiba di desa Tingkir sangat rindu 16. Sadhatenge ing Tingkir desa
mangungkung
kepada kakaknya Ki Ageng Tingkir kang raka KiAgeng Tingkir
juga sahabatnya dalam perguruan inggih kadang guronipun
telah meninggal dunia punika manglce ngemasi
pada hari Jumat Pon. duk ing dinten Jemungah Pon
17. Sampai sekarang juga tidak keluar 17. Ngantos mangke inggih boten
metu

Kiai sangat berprihatin Kiyai sanget prihatin


"Tadi saya beijumpa "Manira waukatemu
dengan sahabatmu Pak Kadim", Ian sabatiraPak Kadim",
begitulah ceritanya. makaten gennya cariyos.
18. Kanjeng Sunan Kudus berkata 18. Angandika aris Kanjeng Sunan
pelan, Kudus,
"Hai,Paman, terima kasih "Lah Paman tarima mami
atas ceritamu sangking tuturira tuhu
Apa nama desa ini?" ngendi rane desi iki?"
Yang ditanya menjawab pelan, Kang tinanya angling alon,
19. "Desa Kenayana namanya." 19. "Inggih dhusun Kenayana ing
wastanipun."
Sunan Kudus berkata pelan, Sunan Kudus lingnya manis,
"Gantilah Ingaru-aru "Elihen Ingaru-aru
• saya ini mengganti manira ikinyalini
benar seperti kata orang-orang." inggih pener tumya kang wong"
20. Kanjeng Sunan Kudus menerus- 20. Nulya lajeng lampahe Jeng Sunan
kan perjalanan Kudus
tiba di bawah pohon kuweni prapta ing ngandhap kuweni
di luar tembok besar ingjawine banon agung
karena besamya pohon kuweni sangking genge wit kuweni
dilihatnya satu kebun. tiningalan sakebon.
21. Yang tinggi teduh seperti pohon 21. Ingkang nginggil lir waringin
beringin eyupipun
tempat orang berangin-angin panggonane wong aninis
78

Kanjeng Sunan beristirahat di situ Jeng Sunan kendel ing nghku


para sahabat telah disuruh tinggal pra sabat wus kinen keri
teiah dipesani/diwangsit. sami winangsittan kang wong
22. Pesanku,jika teijadi keributan 22. "Lamun ana gumeder ing wekas
ingsun
segeraiah pukul bende bendhe tabuhen denaglis
pribadlku akan masuk." malebu pribadi ingsun"
Kemudian masuk pintu Nulya malebet ing kori
Nenek tua bertanya. Nini tuwa nulya takon.
23. Kanjeng Sunan berkata,"Nenek 23. Jeng Sesunan ngling, "Nini titip
saya titip pembantuku baturku
saya menghadap Kiai ingsun sowan mring Kiyai
tidak balk jika membawa pem- asaru yen nggawa batur
bantu
saya tak keluar lewat pintu." ingsun tan metu ing kori"
Nenek tua kemudian melihat. Nini tuwa nulya anon.
24. Nenek tua bertanya,"Di manakah 24. Nini tuwa taken, "Pundi wisma
rumah sang Bagus?" Bagus?"
Kanjeng Sunan Kudus menjawab, Jeng Sunan Kudus nauri
"Nenek, saya orang Kudus "Manira Nini wong Kudus
akan menghadap Kiai Pengging umarek KiyaiPengging
saya akan masuk." manira arsamaringjro."
25. Nenek tua memberi saran, 25. Nini tuwa ngaturiwecana arum,
"Kiai baru prihatin "Kiyai lagi prihatin
tak mau menemui tamu." tan arsa manggihi tamu.
Kanjeng Sunan kudus menjawab, Jeng Sunan Kudus nauri,
"Sampaikaniah pelan-pelan "Teka matura den alon

26. bahwa saya utusan Hyang Agung 26. Lamun ingsun carakaning Hyang
Agung
saya orang dari langit." ya ingsun wong teka langit."
Nenek tua segera masuk Nini tuwa nulya malbu
menyembah dan berkata, umatur sarwo wotsari
dari luar tirai sandingjawining kekobong

27. "Gusti, di luar ada tamu 27. "Dhawuh Gusti ingjawi wonten
tetamu

mengaku utusan Dewata ngaken dutaning Hyang Widi


asalnya dari langit." sangking langit angsalipun."
79

Ki Ageng tersenyum dan berkata Kyai Ceng mesem nglingnya aris,


pelan,
"Panggillah ke hadapanku," **Undangen ing ngarsaningong"
28. Semua telah berjabat tangan lalu 28. Wus artjawab tangan was sami
duduk lenggah
Ki Ageng Pengging berkata kepada Kyageng Pengging ngling mring
istrinya rabi
cepat-cepat Rubiali menghadap Rubiah caos agupuh
semua dihaturkan kabeh den sami prayogi
istrinya bertanya kepada orang kanggarwa ataken pun wong
itu.

29. Sunan Kudus menyampaikan 29. Sunan Kudus ngling ndhawuhken


jawaban, pamuwus,
"Kiai.Pengging "Lah ikiKiyaiPengging
panggilan dari sang Prabu timbalane sang Aprabu
Anda yang menerima andika sira kdng tampi
di luar dan di dalam. anengjaba Ian nengjro.
30. Di bawah dan di atas." 30. Anangisorkalawananaing
dkuwur."
Ki Ageng Pengging berkata pelan, Kyageng Pengging nglingnya ris,
"Saya tidak dapat memdih "Datan bisa milih ingsun
semua itu saya kehendaki kabeh iku sun arsani
saya tidak memilih tempat. ingsun datan dhandhang enggon

DC DHANDHANGGULA DC DHANDHANGGULA

1. Jika memilih di dalam pasti awas 1. Yen miliha ingjro pesthi sidik
jika memilih luar pasti sesat yen milihajaba pesthi sasar
pikirannya ragu-ragu semang'Semang pangidhepe
jika memilih di atas yen miliha ing dhuwur
bergaung pan kumandhang kang den
jika memilih di bawah yen miliha ing ngandhap
pasti tersesat-sesat pasthi sasar-susur
sangat besar kafirnya kapire pitung bedahab
luar dalam atas bawah milik saya jabajero luhur ngandhap darbe
mami
tak akan lepas dariku.'' urane duwek ingwang."
80

2. Sunan Kudus berkata kejam, 2. Sunan Kudus lingnya abengis,


"Kau itu sudah terkandang "Sira iku mula kekandhangan
apakah mantap benar kau pelajari/ apa mantep panggilute?"
anut?"
Ki Ageng Pengging berkata, Kyageng Pengging amuwus,
"Jangan mengulang Ki Kali "Pindho gawe siro KiKali
jika sudah diucapkan yen wis kinecapna
mestinya ditelan pesthine denulu
sia-sialah jika dimuntahkan yen linepeh siyorsiya
hati-hatilah itu perbuatan iblis pan was-uwas iku panggawene iblis
memudahkan pikiraa" gampang pangidhepira,"
3. Sunan Kudus berkata pelan, 3. Sunan kudus angandikaaris,
"Kau bisa mati dalam hidup "Sira bisa mati sajroning urip
hidup dalam mati urip sajroning patine
saya belum tahu?" manira durung weruh?"
Ki Ageng Penggmg menjawab Kyageng Pengging aris nauri
pelan,
"Insya Allah jika tidak "Insya Allah yen aja
ada Anda ana asireku
tidak merendahkan iman pan erajejampang iman
kau ingin membuktikan sira iku baya arsa ayekteni
saya tak menghindar. manira tan suminggah,
4. Jika kau berpikir santri A Lamun sira anggaliha santri
saya ini santri sungguh yekti santri satuhu manira
dan menebak penggembala Ian narka lore angen
sungguh keturunan raja nyata wijiling ratu
jika menerka Allah yen narka Allah sayekti
semaunya itu sakarepe iku
kawula betul-betul kawula." kawula nyata kawula,"
Sunan Kudus berkata,"Ingin Sunan Kudus ngandika, "Arsa
membuktikan yekteni
dan melihat kematianmu." arsa weruh patenira,"
5. Ki Ageng Pengging menjawab, 5. AnauriKiAgeng ingPengging,
"Jika demikian kehendak raja "Yen mangkono karsane narendra
buatlah pengorbanan sira karya lelabete
saya belum tahu manira durung weruh
umat dapat mati sendiri umat bisa mati pribadi
tetapi permintaan saya nanging panjaluk ingwang
sepeninggal saya ing sapungkur ingsun
81

jangan menjalar ke yang lain aja ngembeti kang kathah


hanya saya sajalah yang men- ya ngamungna bae ingsun
'jalani." nglakoni"
Kata Sunan Kudus, Sunan Kudus nglingira,

6. "Ya,janganlahkaukhawatir" 6. "lyacgasiramelangati"
kata Ki Agung Pengging, KyagengPengging wuwusira,
"Pisau kecil itu "Payo sekingira kuwe
torehkan pada sikuku." belekna sikut ingsun,"
Segera ditorehlah sikunya Gya binelek sikuting seking
Ki Gedhe menarik napas Ki Gedhe narik napas
jatuh dan tewas. niba Icgeng lampus,
Sunan Kudus menggertak Jeng Sunan Kudus anggetak
bersalam, Ki Ageng Pengging uJuk salam, KiAgengPengging
menjawab,. nauri
"Ya, walaikum salam." '7ya ngalaekum salam."
7. Pangeran Kudus segera keluar 7. Pangran Kudus sigra medal aglis
pada waktu keluar ia bertemu wedalira Ugeng kepanggihan
semua sahabatnya tadi. sedaya wau sabate.
Diceritakan istrinya Kocapa garwanipun
Nyai Pengging tidak tahu NyaiPengging datan udani
ketika menyibak tirai sareng minyak werana
tahu jika sudah tewas uning yen wis lampus
suaminya tergeletak ingkang raka gilang-gilang
menangis menjerit sujud kepada karunajrit kang raka dfpun-
suaminya sungkemi
bersambat memilukan. sambate welas arsa
8. Semua abdi perempuan menangis 8. Para cethi sedaya anangis
mendengar bahwa di luar telah amiarsajaba sampun rangkap
mencerencang
semua anak cucunya sedaya anak putune
putra putrai masuk jaler setri lumebu
sudah sangat ramai bahwa tewas- sampun gumrah lamun ngemasi
nya
< Ki Gedhe terkena khianat Ki Gedhe keneng cidra
diluarduh ingjawigumuruh
sanak saudara berdatangan kulawangsa sami prapta
dengan segala senjata mengejar sawontene gegaman sami nututi
sambil menangis. sarwi asm kamna.
82

9. Sahabat tahu kemudian segera 9. Sabat weruh anulya pan aglis


masuk ke masjid masjid dalem sigra lampahira
mengambil bende genira amendhet bendhe
Kiai Udananim Kiyai Udanarum
bende dahulu ketika bendhe nguni kalane dhingin
Adipadi Dayaningrat DipatiDayaningrat
padawaktu ing nalikanipun
majii membedakan negara anglaruk bedhah nagara
jika bendhe ditabuh turun gerimis lamun bendhe tinabuh ana gerimis
pasti menang perang. pesthi lanang kangyuda
10. Ceritanya bendhe itu dahulu 10, Cinarita punang bendhe dhingin
pusaka dari Majalengka pan pusaka king Mcgalengka
ketika Ki Juru lari duk kangjuru pelayune
bende Ki Udanarum bendhe Ki Udanarum
menurut berita, dahulu neng warta pan tilare nguni
turun kepada cucu temurun ingkdng wayah
Dayaningrat itu Dayaningrat iku
lalu dijadikan pusaka mapan kinarya pusaka
turun lagi kepada Ki Ageng turun malih dhumateng KiAgeng
Pengging Pengging
menjadi penanda perang. dadya tengeran yuda,

11. Kiai Udanarum segera dipukul 11, Kyai Udanarum gya tinitir
dengan gencar
berdesakan riuh rendah di
abusekan ing Pengging wurahan
Pengging
bersamaan dengan tangis aion awor karunane
kira-kira diia ratus wetara kalih atus
dahulu bekeija ingkang sami tumandang dhingin
yang ketinggalan cepat-cepat kang keri sigra-sigra
beriring-iringMi terus menerus leweran aselur,
Sunan Kudus yang diceritakan Sunan Kudus kang winama
mendengar beristirahat di bawah myarsa kendel ing ngandhaping
pohon pucung pucung nguni
be^tal^^talu suaranya, ngaru-aru swaranya

12. Kiai Macan dipukul terus 12, KyaiMacan tinitir ngebeki


suaranya seperti harimau swaranira lir macan angumbang
mengaum
menurut pengamatan wadya wadya Pengging pandulune
Pengging
83

laskar Sunan Kudus balane Sunan Kudus


berjuta-juta jumlahnya kethen yutan kathahe nenggih
berpakaian wama-wami anggabak wama-wama
seperti laut berawan lirjaladri tedhuh
barat laut arahnya ngaler ngilen lampahira
kawula Pengging banyak yang pan kawula Pengging kathah kang
mengikuti nututi
belum ada rasa ketakutan. dereng wonten mirisira,
13. "Hai pengkhianat rampatlah 13. "Hehwong cidrarampeden
segera tumuli
jangan tanggung-tanggung matilah (^a tanggung mafia satria
sebagai ksatraia
ikutlah gustiku ilpkna gusteningong
ikutkan saudaraku katutna sanak ingsun
ikutkan orang tua saya." ilokena wong tuwa mami"
Mereka kelihatan marah sekali Tinon sami kot buta
Kanjeng Sunan Kudus Jeng Sesunan Kudus
menoleh, berhenti, lalu berkata, noleh kendel angandika,
"Hai, orang Pengging saya tak "Eh, wongPengging ingsun iki
ikut dalam perkara tan ngembeti
kalian." marangkangkayasira."
14. Para sanak saudara berteriak keras 14. Kulawangsa sami asm qrit
"Hai, pengkhianat tambahlan "Heh wong cidra kethi wuwuha
berjuta-juta
marilah kita berperisai dada Payo tamengjcqa kene
membandingkan kerasnya tulang abandhing tosing balung
dan mengadu liatnya kulit lawan ngadu wuleting kulit
besamya pada dan leher atepung pupu jangga
bertamengkan bahu akantaran bau
ayo, menakar darah payo ataker ludira
berhantam tidak takut akencengan ing otot pan ora cgrih
pasti tak akan menghindar." denpesthi aja cidra."
15. Pangeran Kudus tahu lalu 15. Pangran Kudus mirsa sarwi noleh
menoleh
' berkata pelan sambil melambaikan ris ngandika sarwi ngawe asta
tangannya
"Pergilah semua "Ya kabeh lungaa bae
jangan salah sasaran aja na salah dudu
orang kecil tidak mengerti ' pan wong cilik ora udani
84

akan dosa gustimu dosane gustenira


terpikir oleh raja." kaprana ing ratu,"
tongkat dilambaikan ke timur teken ingawekken ngetan
menurut perasaaiinya musuhnya pangrasane mungsuhe mangetan
ke timur sami
orang Pengging ke timur. wongPengging sami ngetan.

16. Mereka mengejar-ngejar 16. Ambebigung sami mututi


senjatanya ke arah timur kelihatan gegamane ngetan katon gabak
banyak sekali
seperti tak dapat diperkirakan tan kena tinangguh lire
terhalang malam kesaput dene dalu
musuhnya yang ke kanan ke kiri mungsuhira kang nganan-ngering
selalu ke sana ke mari pger(gejebongan
ada yang ke utara dan yang ke ana ngalor ngidul
selatan
ada yang ke barat dan ke timur ana ngulon ana ngetan
Sunan Kudus sudah tiba dari Sunan Kudus saking Kalipepe wis
Kalipepe prapti
tempatnya di sebelah utara kali. lor kali lenggaha.
17. Memercik sampai ke selatan 17. Anyirati tekan kidul kali
sungai
berkata kepada sahabatnya, angandika marang sabatira,
"Kasihan orang Pengging *'Wong Pengging amesakake
ingatlah diriku tepa-tepa wakingsun
mempunyai bapak dan gusti duwe bapa Ian duwe gusti
biar berdatangan dimene padha prapta
sekehendaknya ing sasedyanipun
jika keringatnya sudah keluar yen wis karingete medal
dan jika telah tiba/sampai di Ian yen wis ngancik tegal kidul
kebun sebelah selatan sungai kali
di situ marahnya hilang. kono nepsune Hang.
18. Segera lambaikan tongkatmu 18. Dtpunawe ing tekenira glis
ke tenggara yang bingung akan ngidul ngetan kang bingung
sembuh waluya
segera mengikuti peijalanan sigranuting lampahe
mereka bersorak ramai samya surak gumuruh
kira-kira empat ratus orang patang atus pan winentawis
ingin berebut muka sami nerak kang ngarsa
85

tiba di sebelah selatan sungai kidul kalirawuh


yang terlihat musuhnya mungsuhe ingkang katingal
dikira musuhnya seratus ribu pangrasane mungsuhe na sakethi
gemerlapan seperti gunung ter- abra lir wukir bramcu
bakar.

19. Wadya Pengging tiba di sebelah 19, Wadya Pengging ngancik kidul kali
selatan sungai
hatinya sabar manahira pan sami derana
sudah hilang amarahnya pan sampun Hang nepsune
maka ada desa milane wonten dhusun
Derana sebagai petilasan. ing Derana tilasan mangkin,
Ketika duduk-duduk Kala qengjagongan
Kanjeng Sunan Kudus Jeng Sunan Kudus
memberikan wasiat ingkang peparing wasiyat
semua wadya Pengging sudah wadyaPengging sadaya wus samya
pulang mulih
merawat jenazaL ambeciki kunarpa,
20. Sunan Kudus menemskan per- 20, Sunan Kudus pan lajeng lumaris
jalanan
cerita pun beralih ke Pengging ya ta malih Pengging kang winama
jenazahnya dimakamkan layone sinarekake
sebelah timur laut rumah agung lor wetan dalem agung
istiinya sangat prihatin garwdnira langkung prihatin
seorang anak laki-laka putrajalu sajuga
wajahnya jenaka wcgahnya cumueut
setelah lewat tujuh hari sasampune pitung dina
istri Ki Ageng meninggal garwanira KiAgeng nuli ngemasi
dimakamkan menjadi satu dengan sinare tunggal raka,
suaminya.
21. Mas Karebet berganti-ganti 21, Mas Karebet pan ginanti-ganti
yang mengasuh para sentana ingkang momong pan santana
sadaya
agar kerasan. ingkang pinrihkrasane,
Yang diceritakan selanjutnya Kunenggantyakangwinuwus
Sunan Kudus tiba di Demak Surum Kudus ing Demak prapti
disampaikanlah segala ulah katur sasolahe
dalam menjalankan tugas praptingkahe laku
s^anglah Raja Bintara trustha sangNataBmtara.
telah lewatlah cerita raja tata tita tingira SriNarapati
86

bergantilah ceiitanya. gantyakangwimmis.

22. Sunan Kiali yang diceritakan 22. Jer^Sesurum ing Kali wimtmi
yang bennukim di Kalijaga kang ngasrama neng Kalijaga
yang sedang mengasuh putranya kanglagyamomor^putrane
Mas Andi namanya Mas Andi mmanipun
Kala itu Kanjeng Sunan Kali duk semana Jeng Sunan Kali
pamit kepada istrinya pamit mring garwanira
Kanjeng Sunan mengembara Jeng Sesunan anglangut
mengelilingi Arab anganglangj<^adingArab
ketika ditinggal putranya masih ingkang putra duk tiniar meksih
kecil aUt
sekarang telah dewasa. mangke sampun diwasa.
23. Sang Bagus mengada-ada kepada 23. Sanget mothah mring ibu sang
ibunya Pekik
pamit akw menyusul ayahnya ke amit nusul mring ramane ngarab
Arab
tak dapat dicegah kehendaknya tan kening ngampah karsane
memaksa untuk menyusul ameksa karsa nusul
ibunya segera m^gizinkan ingkang ibu nulya nglilani
putranya dibekali kang putra sinangonan
dengan sahabatnya lawan sabatipun
menyusul ayahnya ke Arab nusul mring rama neng Arab
dua orang sahabat telah diberi sabat kalih sampun sinangonan
bekal sami
Mas Andi pamit sambil bersembah. Mas Andi amit nembah

24. Pia telah meninggalkan Pulau 24. Sampun lengsersan^cingPulo


Upih Upih
lajulah peijalanan Mas Sahid Ki Mas Sahid lepas lampahira
ke Pulau M^Sk tUjuannya •' 'ingPulo Merakjujuge
di situ beijumpa ing ngriku pan kapethuk
Kanjeng Sunan Benang Mas Andi KanjengSurian Benang Mas Andi
Kanjeng Sunan bertanya, Kanjeng Sunan tetanya,
sudah tahu maksudnya wus uning ing leku
Kanjeng Siman berkata pelan, Jeng Sunan aris ngandika,
"Kau si Bayi ingin mencari, "Sira ikuKiBayi arsa ngulati
menyusul ayahmu. nusul mring ramanira

25. Ke Arab, ayahmu sudah pulang 25. MaringArab ramanta wusmulih


sedang ke Demak lagimarang nagri ingDemak
mendirikan masjid besar ngedege mesjid gedhe
87
mengajflah ke masjid Bintara angcgia Bintara mesfid
temuilah ayahmu." panggih Ian ramanira"
Kanjeng Sunan sudah peri Jeng Sunan wus laju
sebentar sudah tak tampak sakedhap wus tan katingal
santri yang ditinggal ingin santri kadi kantun pan arsa
menyusul nututi
kepada Kanjeng Sunan Benang, marang Jeng Sunan Benang
26. Tiga orang tidak dapat mengejar 26, Wongatiga tan saget nututi
jalannya terpisah-pisah lampahira pan katiwang-tiwang
lalu ke Demak perjalanannya Iqengmring Demak lampahe
dipeijalanan tak diceritakan ing marga datan winuwus
sudah tiba di masjid Bintara sampun prapta Bintara mes^id
lalu para santri diperintah kqeng wong santri kareh
Cerita selanjutnya Kunengkang winuwus
diceritakan Kanjeng Sunan wuwusen Kanjeng Sesunan
Kalijaga pulang telah sampai Kalyaga kondur mring dakm wus
ke rumah prapti
bertemu dengan istrinya. panggih Ian garwanira,
27. Agak rindu kepada putranya 27. Semu oneng dhateng ingkang siwi
ketika istrinya ditanya duk dinangu wau ingkang garwa
istrmya bersembah, kang garwa atur sembahe, .
"Putra Tuan sang Pendeta **Futra Tuwang sang Wiku
men)aisul Tuan akan mengaji nusul Tuwan arsa angeg'i
dibawanya dua orang sahabat sabat kalih binekta
sangat keras keinginannya adreng karsanipun
akan menyusul ke Arab." sumedya nusulmring Arab,
Ketika Kanjeng Sunan mendengar Kanjeng Sunan duk mirsa ature
cerita istrinya rabi

lalu pamit kepada istrinya nulya mit marang garwa


28. Lalu menyusul mencari putranya 28, Nulya nusul ngupados sesiwi
sudah berangkat ke Mekah wus lumampah mring nagara
Mekah
peijalanannya sekejap mata sdkedhepnetra lampahe
putranya tak dijumpai kang putra tan katemu
lalu pulang ke Pulau Upih nulya mantuk mringPulo Upih
tiba di masjid Bintara prapta mesjid Bintara
putranya tidak ditemukan kang putra tan pangguh
karena lupa wajahnya sangking supene karig wama
ketika ditinggal putranya masih duk kang putra tinilar meksih alit
kecil
88

maka lupa rupanya. marma supe kang wama,


29. Cara mengajar Kanjeng Sunan 29. Jeng Sesunan genira ngucali
kepada putranya menjadi mring kang putra akarya tontonan
tontonan
meiiari topeng anggambuh ngedhok Ian nopeng
mengamen sepanjang jalan bebarang turut tuning
biar ditonton oleh anak kecil mrih tinonton mring bocah cilik
tak mau dibayar tan ana ingopahan
ulahnya menyamar diri dennya namur laku
tak ada orang yang tahu tan anajalma kang wikan
bahwa Kanjeng Sunan yang yen Jeng Sunan kang ngedhok
menari topeng sepanjang jalan atunit margi
di negara Bintara. aneng nagriBintara

30. Diceritakanlah sang Pendeta 30. Kawamaawau sangAyogi


Sunan Benang sudah tahu Sunan Benang apan datan samar
jika adiknya menari topeng yen kang rayi ngedhok nopeng
lalu pergilah sang Pendeta nulya tindak sang Wiku
ke Bintafa segera tlba mring Bintara anulya prapta
Sunan Benang mengutus Sunan Benang utusan
memanggil adiknya nimbali renipun
Ki Wujil yang mengeijakan Ki Wujul ingkang lumampah
Ki Wujil telah bertemu dengan wus kapanggih Ki WujilJeng
Kanjeng Sunan Kali Sunan Kali
ia bersembah menyerahkan bunga. nembah ngaturken sekar.
31. Bunga bersurat indah 31. Sekar trahe kang sinurat adi
Kanjeng Sunan Kalijaga tahu Jeng Sesunan Kal^'aga wikan
surat pada bunga teratai kang serat munggeng terate
lalu beijumpalah sang Pendeta nulya panggih sang Wiku
dengan kakaknya di masjid Ian kang raka aneng ing me^id
bersembah dan bersalam nembah ngaturken salam
Setelah dan duduk semua tata lenggah sampun
Kanjeng Sunan Benang berkata, Jeng Sunan Benang ngandika,
"Dinda bersungguh-sungguhlah "Sira Yayi ngbigas raga ingulati
memperhatikan
ya kepada puteramu. ya marang putranira
32. Di situ ada seorang santri bagus 3Z Iku ana tare santri adi
sudah tamat membaca Quran uwis atam putusmarang Kuran
kemudian segera dipanggil nuli tinimbalan age
santri bagus itu bersembah santri adi wotsantun
89

berada di hadapan sadg Pendeta mungging ngarsanira iang-Yogi


keduanya sama-sama lupa sami supe kdlihnya
bapak dan anak rarna lawan sum
Kanjeng Sunan Benang berkata, Jeng Sunan Benang ngandika,
"Santri bagus, bersembah sujudlah "Santri adi sira ngabektia kaki
itulah ayahmu." yaiku ramanira."
33. Santri itu kemudian bersujud 33. Santri adi mlya atur bekti
mencium kaki saling merangkul ngaras pada rinangkulkmgjangga
leher
putranya beilinang air mata kang putra m^ilwaspanet
Kanjeng Sunan Benang berkata, JengSunan Benang rmwus,
"Putramu saya namakan "Putranira sunjejuluki
Pangeran Ali." Parian Alikar^ nama"
Adiknya berterima kasih 'kang rayiamwun
dihadiri para pendeta ingestrenan pro pandhita
berakhirlah Raja Bintara tata tita Bintara SriNarcq)ati
karena sudah lama bertahta. jumeneng wus diama

34. Raja telah berputra enam 34. Wus peputra nenem SriBupati
satu wanita dan lima pria estrijuga gangsal ir^kar^ priya
Kanjeng Pangeran Sabrang Lor JengPangeran SabrangEkr
itu yang sulung punikakangperi}(Q>un
kawin dengan Panaraga krama angsal ir^Panaragi
Batara Katong, ketiga Bathara Katong katiga
yang mengambil menanti in^ang ngambil mantu
bemama Raden Trenggana panengran Raden Trenggana
adiknya,Pangeran Sedalepen ingkang rcQdPangeran Seda ing
kali
atau Pangeran Kandhuman. gih Pangran Kandhuniwan.
35. Dyan Mekasan, dan yang putri 35. Dyan Mekasan dene ingkang estri
Ratu Emas kawin dengan Ratu Emas pan akrama angsal
Panembahan di Cirebon. Panembahan ing Cirebon,
Sang Prabu Bintara Bintara sang Aprabu
diceritakan telah wafat cinarita sampun ngemasi
yang mengganti sebagai raja ingkang gumantya nata
adalah putra yang tua putra ingkang sepuh
yang bemama Pangeran Sabrang Pangran Sabrang Ler kang nama
Lor
tak lama bertahta lalu wafat datan lamijumeneng nulya
ngemasi
90

dikubur menjadi satu dengan sinare nunggil rama.


ayahnya.
36. Raden Trenggana tahta 36. Raden Trengganafumeneng qi
dihadiii oleh para wali ingestrenan pra wali sedqya
bergelar Sultan Demak Sultan Demakjejubike
penghulunya Sunan Kudus pangulu Sunan Kudus
patihnya juga berganti pepatihe nenggih asalin
Patih Mangkurat meninggal Patih Mangkuratepejah
anaknya bemama sutanyajejuluk
Rekyana Patih Wanasalam KyanaPatih Wanasalam
di Demak, diceritakanlah selanjut- aneng Demak, ing Pengging
nya mengenai Pengging kocapa malih
MasKarebet yang diceritakan. Mas Karebet kang winama.

37. Sudah berusia sepuluh tahun 37. Ngumuripunwus sedasawarsi


rupanya sarigat bagus langkung bek ing suwamanipun
tinggi dan besamya seimbang pideksa sedheng dedege
tubuhnya halus alus saliranipun
hahunya lebar matanya bagus bau wijang memes suryadik
bersinar seperti cahya ngendra sesangka
musim ketiga mangsane katelu
tetapi sayangnya sudah yatim nanging kudwane lola
masih anak-anak suka melihat meksih lare karem aningali ringgit
wayang
sering menghaba pada dalang. asring ngenger mring dhcdang.
38. Para bangsawan membiarkan 38. Sentanane anyekarep sami
sekehendaknya
biar Mas Karebet senang Mas Karebet pinrih ecanira '
dituruti kehendaknya dipunugung sakarsane
malah sudah dapat berpentas malah wus bisa manggung
Diceritakanlah Nyi Ageng Tingkir kawamaa Nyai Geng Tingkir
waktu itu ke Pengging marang Pengging samana
ingin tahu karsane yun weruh
pada putra adiknya mrih putrane arenira
karena ayah dan ibunya telah dene ibu Ian rama sampun
meninggal ngemasi
telah tiba di Pengging. ingPengging sampun prapta.

39. Mas Karebet telah menemui 39. MasKarebet sampun amanggihi


ditangisi oleh bapak tua tinangisan dhateng ingkang uwa
saudara-saudara semuanya sanak'sanak sadayane
91

semua berkata pelan samya alot amuwus


banyak yang menyentuh di hati kathak-kathah keraseng galih
Nyi Ageng Tingkir berkata, Nyai Ceng Tingkir mojar,
"Saudara-saudaraku "Sandk-sanak ingsun
saya minta keikhlasan kalian sun)ahik lilane pqdha
anakku saya bawa ke Tingkir." andk ingsun iya tdkgawa mring
Tingkir."
Mereka menyetujuinya. Kathahmatur, "Sumangga".
40. Ki Jaka sudah dibawa ke Tingkir 40. WusbinektaKiJdkamrbig
Tin^ir
di Tingkir dimanjakan aneng Tingkir pan dinanm-dama
dibiarkan segala tingkahnya dipunuja sdktdahe
Nyi Ageng Tingkir itu Nym Geng Tin^ir wau
dihormati tetangganya pan kirengan kanan Ian kering
sepeninggal suaminya satilare kang redca
Nyi Tingkir tadi Nyai Tin^ir wau
dihormati pengiringnya pinundhi-pundhi parepat
Mas Karebet telah bemama MasKarebet wus karan KiJaka
Ki Jaka Tingkir Tingkir
di Gunung Purwa. aneng ingArdiPurwa, •
41. Jaka.Tingkir senang berkeliaran 41. Jaka Tingkir karem saba wukir
di gunung
di pinggir hutan pegunimgan aneng pinggir wana pagunur^an
bahkan berharap kemalaman maldh amriha kawengen
senang tidur di gubuk remen sare neng gubuk
pinggir hutan yang sepi pinggir wana ingkang asepi
ulahnya mencari kebudayaan gennya mrih kabudayan
besamya kehidupan agung ing tumuwuh
pikir keprajuritan grahita kaprcjuritan
agar menguasai mantera mrih widikdyajayawijayakang
kemenangan luwih
jauh berbeda dengan anak lain. aneh Ian lore kathah.
42. Adapun yang diceritakan lagi 42. YatakunengkangwinuwusmaUh
Ki Ageng Sela di Getaspandhawa Kyageng Sela ing Getaspandhawa
beliau telah mangkat wus surut partfenengane
anaknya yang mengganti gumantya putranipun
bemama Ki Ageng Sela yang sakti nama Kyageng Sela sinekti
diambil oleh sang Raja pinundhut mring sangNata
92

Prabu di Bintara Bintara sangPrabu


dijadikan pamong desa pan kinarya kapetengan
yang mengabdi pada Sultan mringjengSultan KiAgeng Sela
sejak dulu Ki Ageng Sela dukdhingin
pandai menangkap petir. wignya anyekelgelap.
43. Awalnya diambil oleh raja 43. PurwanirapinundhutsangAji
ketika sedang mencangkul di duk kalane memacul ing sawdt
sawah
bersamaan dengan hujan yang marengiudan anggsreeh
takreda-reda
Ki Ageng Sela segera mencangkul Kyageng Sela gya macul
disambar petir menggeledek pan sinamber gelap amuni
Ki Ageng tidak kena KiAgeng tan tumama
iamarah sekali bermantya kelangkung
ditangkapnyalah gelap itu cinekel kang punang gelap
diberonjonglah petir itu sehingga narotyongkang gelap tan bisa
tak dapat bergerak ungkih
diserahkan kepada Sultan Demak, katur mring Sultan Demak.
44. Kanjeng Sri Bupati sangat senang 44. Lan^cung trusthaKa/yeng Sri
Bupati
kemudian si petir dipenjara punang gelap nufya kinurgara
tempatnya di pangurakan aneng pangurakan gone
lamanya tak diceritakan laminya tan winuwus
lalu muncul nenek-nenek nulyawonten wong ninirnini
datang minta air marani nedha toya
kepada penunggunya marangingkangtunggu
segera diberinya aglis nulya ingubtngan
air pemberian telah diterima oleh toya sinung tinampen wong
nenek-nenek ninhnini
disiramkan pada penjara. siniramken kunjaran.
45. Petir pxm meledak 45. Nulyajebbik gelap sarengmuni
bersamaan dengan itu nenek- wong nini-nini sarengsima
nenek pun lenyap
betul-betul jodohnya petir tuhu yen gelapjodhone
penjara besi berantakan kunfarawesimawut
bertebaran jauh jatuhnya ting palesat tibanya tebih
Ki Ageng Sela yang diceritakan Kyageng Sela winama
sudahlama wus lami winuwus
kawin dengan putra Cempa krama angsal putri Cempa
93

keturunan syeh yang kemudian tedfuAing seh wus lami mlya


berputra sesiwf
seoiang lelaki yang tampan. kakung bogus utama.

46. Disebut Ki Ageng di Ngenis 46. IngaranKiAgeng ing Ngenis


sudah kawin dengan putri dari mts akrama putri ingSumedhang
Sumedang
tak berapa lama tan winamair^ leonine
Ki Ageng Enis berputera KyagengEnis sesunu
rupanya sangat tampan wanumirakelangkungpekSe
punya sebutan apan sirtungan nama
yang diberikan ayahnya mring kang rama ntungguh
yaitu Ki Pemanahan it^aran KiPemanahan
mempimyai saudara laki-laki yang apan darbe kadang prtya lan^ung
lebih tampan pekik
masih bersaudara pan lagya nak'ing sanak,
47. Yang bemama Kiai Panjawi 47. Ir^kang nama KiyaiPanjawi
kakak beradik dengan Ki kakang adhi Ian KiPemanahan
Pemanahan
lain dipeisaudaiakan apan sinadulurake
kepada ayah sesungguhnya marang rama satuhu
tak ada sakit hati datan ana rengating gdOi
' kemauan ayahnya sedyane ingkang rama
iadisuruhmengaji kinen ngq'i wau
ke Banglampir dhateng ing Banglan^ir ika
disuruh berguni kepada Sunan kinen muruk dhumateng Jeng
KaU Sunan Kali
kemudian segeia diantarkannya. nulya ngaterken sigra.
48. Ki Ageng Ngenis telah berangkat 48. Wus lumampah KiAgeng ing
Ngenis
tak diceritakan dalam peijalanan tan kawamaa lampahireng marga
Pemanahan dan Penjawi Pemanahan Pergawine
tak diceritakan dalam perjalanan datan kawameng ngenu
telah tiba di tapal batas sampun prapta ing tepiswiring
tepi dusun pinggiring padhusunan
menarik untuk dilihat dinulu apatut
semua ada apa ingkang nora nana
lengkap dengan taman bunga pethetan sedaya pan amepaki
yang berada di pedukuhan. kang munggeng padhukuhan
94

49. Diceritakan Kanjeng Sunan Kali 49. Dymwarmnen Kanjeng Sunan


Kali
dihadap para sahabat pan sineba kang para sahabat
di masjid tempatnya neng mesjit tepen pemahe
kira-ldia empat puluh wetawis patang puluh
yang menghadap sangPendeta ingkar^ munggeng ngarsa sang
Yogi
semua diajar apan sami winular^
beimacaiji-macam ilmu sakathahe ngelmu
Diceiitakanlah wauta ingkang kqcapa
pegalanan Ki Ageng Enis telah KyagengEnis lampahira santpun
tiba prapti
ke hadapan Kanjeng &inan. ngarsme Kai^eng Sunan.;
50. Bersujud di kaki sang Pendeta 50. Pan sumungkem ing pada sang
Yogi
Ki Ageng Enis bersembah KyagengEnis umatur anentbah
ucapannya mengibakan amlas asih paturane
"Hamba Paduka "Kawula sar^Autun
menyerahkan sepenubnya kepada atur sabat sumanggeng kapti
sahabat
ya anak hamba nenggih anak kawula
Penjawi dan Pemanahan." PenjawiIan Pemanahan."
Kanjeng Sunan berkata,"Baiklah Kaiy'eng Sunan ahgandika, "lya
becik
Ki Bayi saya teiima." KiBayisuntarima."
51. Ki Ageng Ngenis mohon pamit 51. Amit mantuk Kyageng ing Ngenis
telah mundur, bergantilah cerita- wus bdmengser^tya kawuwusa
nya
Ki Raden Jaka Tingkir KiJ(Bui Tingkir Rahaden
menghadap kepada ibunya marak dhateng kang ibu
"Ibu^ saya mohon pamit "Kulalbu anuwun pamit
akan mengaji." arsa ngaos kawula."
Nyi Ageng menjawab pelan, NyaiGengalonamuwus,
"Ke mana kau anakku?" "Marang ngendi sira rtyawa?"
Ki Jaka bersembah, Nembah matur wau ta KiJaka
Tingkir,
"Saya akan tirakat ."Kulmtyun tirakat

52. Akan mengaji ke Kembanglampir 52. Arsa ngaos dhateng Kembang


lampir
95

menghadap Sunan Kalijaga."" sowan dhateng Sunan Kalijaga"


Ibunya berkata pelan, Kang ibu alon sabdane,
"Baiklah %ah iya bage sokur
jika ananda ingin ke Kembang- sira kulup mring Kembang-
lampir." lampir."
Ki Jaka bersembah KiJaka atur sembah
mundur dari penghadapan lengser sangking ngayun
tak diceiitakan di peijalanan datan kawama ing marga
telah tiba di Pedukuhan Kembang- sampun praptaPadhukuhan
lampir Kembanglampir
berkumpul dengan para santri. amomorsantri kathah

53. Diceritakanlah Kanjeng Sunan 53. Kawamaa Kanjeng Sunan Kali


KaU
sedang mengajar di masjid aneng mesjit pan lagya amulang
kepada segenap santrinya mring sagung sabat santrine
Kanjeng Sunan awas mengamati Jeng Sunan awas ndulu
kepada Ki Jaka Tingkir marang sira KiJaka Tingkir
air muka memancar bercahaya cahya mancur gumilang
sang Pendeta tak kaget tan samar sang Wiku
kepada yang bakal menguasai mring bakal kang mengku jagat

yang menyelangi keraton tanah kang melani keratoning tanah


Jawa Jawi
Raden Jaka dipanggil. ingawe Raden Jaka.

54. Jaka Tingkir maju bersembah 54. Jaka Tingkir majeng awotsari
mencium kaki lalu disuruh duduk ngaras pada mulya kinen lenggah
tak jauh dari hadapannya tan tebih aneng ngarsane
sang Pendeta bertanya, angling tanya sang Wiku,
"Kau dari mana Nak?" "Lare ngendi sira KiBayi?"
Ki Jaka bersembah, KiJaka matur nembah,
"Dari Tingkir Paduka "Ing TingkirPukulun
menghadap Paduka mila marak ingPaduka
ingin mengabdi kepada sang ayun nglebur tapak tilase sang
pendeta Yogi
jika diperkeriankan." sakarsa tan lenggana"
55. Kanjeng Sunan tersenyum sambil 55. Jeng Sesunan mesem angling aris,
berkata,
"Saya terima Nak "Iya uwis Bayisuntarima
96

saya sudah tahu sebeliimnya mn wis uning sadurunge


kau berkata padaku sira matur maring sun
kau ingin berguru padaku sira arsa nggeguru mami
ya b^rtMya "ilmu rasa" ya takon ngelmu rasa
sayalah yang mengajar." ya ingsun kang muruk."
Sang Pendeta berkata pelan, Sang Wiku alon ngandika
"Santri, panggillah sahabatku "Bocah santri timbalana sobatmami
Penjawi dan Pemanahan." Penjawi Ian Pemanahan"
56. Yang diutus menyanggupi lalu 56. Ingkangkinensandikawotsari
menyembah
tak diceritakan peijalanannya dan tan winama lelampahe glis prapta
segera tibalah
Pemanahan dan Penjawi Pemanahan Penjawine
bersama-sama bersembah sareng nembah neng ngayun
berkata sang Pendeta, angandika sang Mahayekti
"Penjawi dan Pemanahan "Penjawi Ian Pemanahan
kau berdua saya ajar karo ingsun wuruk
dalam percakapan bersama Ki ing tutur sareng KiJaka
Jaka
Bayi Tingkir anggaplah sebagai bayi Tingkir anggepen kadang
saudara sayekti
karena sama perawakan." dene tunggal pawakan
57. Mereka bertiga yang dinasehati 5Z Kang swung ngling sareng nembah
bersembah katri
sang Pendeta berkata lagi, sangPandhita malih ngandika,
"Nasehatku untuk kalian bertiga "Tutur ingsun katelune
rukimlah bersaudara denatut aseduhir
ingatlah pada dua perkara dipuneling kalih prakawis
pada yang menciptakanmu marang kang karya sira
jadi akhirnya dadya temahipun
jangan putus berprihatin ja pegat prihatin sira
cobaan untuk orang hidup ada cobanipun wong urip kalih
dua perkara prakawis
lupadanenak. lali kalawan indk.

58. Jika enak akhirnya lupa 58. Lamun inak wekasane lali
jika orang lupa akhirnya celaka yen wong lali wekasane tiwas
orang celaka rusak fisiknya wong tiwas rusak ragane
jika ingat akan selamat yeng eling dadi ayu
semuanya sesama hidup sakalire pan padha urip
97

jika orang sedang berposisi yen wong manggung dadi


jika orang kaya itu yen wong sugih iku
lupa sanak saudara lali sanak pawong sanak
pasti bahagia jik aorang ingat pesthi ayu yen wong eling kadang
saudara jauh tebih
selamat dunia dan akhirat." slamet dunya ngakerat
59. Ketiga or^g sahabat itu telah 59, Sabat katri wus winulang sami
diajari
ilmu ratu dan ilmu perang ngelmu ratu tuwin kasentikan
pikiran mereka cerdas sami lantip grahitane
ketiganya menjadi saudara tiga marking sadulur
setiap hari di Kembanglampir pendhdk dina neng Kembang
lampir
Penjawi dan Pemanahan PenjawiPemanahan
disuruh pulang sami kinen wangsul
ketiganya bersembah tetiga sareng dnembah
kepada sang Pendeta,Ki Jaka mring sang Wiku KiJaka Tingkir
Tingkir dibisiki winangsit
oleh Kanjeng Sunan. dhateng Kanjeng Sesunan,
60. "Janganlah asyik bertani dan 60, ''Aja tungkul tetanen Ian ngqi
mengaji
kau juga calon raja penyelang sira uga bakal ratu wela
lima puiuh tahun keratonnya s&ket warsa keratone
mengabdilah segera ngawulaa den gupuh
kepada raja Demak." marang Demak narpati"
Ki Jaka bersembah Ki Jaka awotsekar
mundur dari penghadapan lengser sangking ngayun
dan Penjawi serta Pemanahan Ian PenjawiPemanahan
bersama-sama pulang dan berpisah sareng mantuk sowang-sowang
dijalan neng margi
peijalanannya tak diceritakan. lampahe t^n winama,
61. Raden Jaka sudah tiba di Tingkir 61, Raden Jaka wus prapta ing
Tingkir
ibunya bertanya, marang ibu kang ibu tetanya,
"Bagaimana Raden "Kaya priye sira Raden
apakah kau diajari apa sira denwuruk
oleh Sunan KaU?" iya marang Sunan Kali?"
Putranya bersembah, Kang putra nembah,
"YaBu "Inggihkula Ibu
saya diajar oleh Kanjeng Sutian wimkrng mring Kanjeng Sunan
saya dibisiki oleh sang Pendeta pan kawula winangsit dhateng
sang Yogi
kelak akan menguasaijagad. ing benjing mengku jagat

62. MenyelangkeratonPuIau Jawa 62. AmelanikratonNungsaJawa


saya disunih mengabdi gih kawula kinen asuwita
kepada Raja Demak." dhateng Demak sang Rajeng
sang ibu cepat merangkul kang ibu gupuh ngrangkul
katanya penuh kasih sayang, wuwusira angasihrasih,
"Beruntungiah kau anakku "Dhuh nyawa sira beja
mendapat petunjuk pan antuk pituduh
Kanjeng Sunan Kalijaga Kanjeng Sunan Kalyaga
wall utama kekasih Tuhan ratu wali utama kasih Ywang Widi
jalanilah Nanda. ya Kulup lakonana.

63. Mengabdi kepada negara Demak 63. Angawula mringDemak nagri


tujulah pamanmu anjujuga marang pamanira
yang bemama Gandamustaka Gandamustaka arane
la menjadl lurah ganjur ya dadilurah ganjur
rumahnya di Suranatan Suranatan wismane Kaki
adik ayahmu arene ramanira
jika kau beijalan yen sira lumaku
singgahlah ke Sela yamampira marang Sela
bersujudlah kepada liakmu, ngabektia marang uwakira
Ki Ageng Nis KyagengNis
mintalah pelajaran." nyumma kang pawulang"

64. Latu berpamitlah sang Bagus 64. Nufya pamit mring ibu sang pekik
dibekali uang dan emas sinangonan arta lawan dinar
disuruh mengantar sahabatnya kinen ngaterken sabate
dua orang sahat ditunjuk sdbat kalih tinuduh
dibekali emas dan uang sinangonan dinar Ian picis
habislah pesannya nelas wewelingira
Nyi Ageng kepada putranya Nyai Geng mring sunu
Ki Jaka mohon pamit KiJaka matur pranata
kepada ibunya dan kepada dua mring kang ibu tanawi sabatnya
orang sahabatnya kalih
Ki Jaka pun segera b^^fflagkat. KiJaka sigra mangkat.
99

65. Tak diceritakan keadaaimya 65. Trn winarmlampahirengmargi


di peijalanan
Ki Ja^ telah meninggalkan wus kapungkur ing Tingkir KiJaka
Tingkir
cepatlah peijalanannya sampun lepas ing lampahe
Ki Jaka Tingkir tiba KiJaka Tin^ir rawuh
di Sela bertemu sang Pendeta inig Sesela panggih sang Yogi
Diceritakanlah Ki Ageng Enis KyagengEnis winama
telah tahu dalam hati wus uning ing kalbu
jika tamunya bakal raja yen tamune badhe nata
yang ntenyelayang keraton di kang melani keraton ingNungsa
Pulau Jawa Jawa
ia ribut menggelar tikar. gupuh gelar kelasa
66. Jaka Tingkir telah disuruh duduk 66. Jaka Tingkir wus kinenalinggih
Raden Jaka bersembah Raden Jaka mangsah atur senibah
Ki Ageng berkata pelan, Kyageng alon wuwuse,
"Silakan duduk Nanda!" "Sira linggiha Kulup!"
Jaka Tingkir segera duduk Jaka Tin^ir wus lenggah nuli
Ki Ageng Enis bertanya, KiyagengEnis tetanya,
"Darimana "Ngendi kang kapun^r
dan mau ke mana engkau?" ion ngendi kang sinedya?"
Jaka Tingkir bersembah jujur Jaka Tingkir matur setya mring
sangAfi
menyampaikan ulahnya. ngaturken solahira.
67. Pesan Nyi Ageng Tingkir 67. KangpawelingNymAger^
Tin^ir
untuk menerima bisikan Kanjeng tampananawansiteJeng Sunan
Sunan
telah disampaikan semuanya. sampun katur sadayane.
Ki Ageiig mengangguk-angguk Kyageng manthuk-manthuk
ketika mendengar ucapan sang sareng mireng atur sang pekik
Bagus
karena tak berbeda dene nora sekya
dengan kata hatinya. Ian ciptane kaJbu.
Kanjeng sangatsayang Kanjeng ian^ung sihira
kepada Jaka yang tingkah lakunya mring kang Jaka solahira
sangat menarik amantesi
pantas menjadi raja. patut dadi sri nata
100

X. SINOM X SINOM

1. Ki Ageng Enis berkata 1. Kyageng Enis angandika


mengajari Jaka Tingkir amulang mring Jaka Tingkir
"Nanda, beijalanlah "lyaKaki bimakua
jika melakukan sesuatu yen tuminddk ing saliring
lihatlah jika sudah tahu liringen yen wis uning
lihatlah jika sudah tahu uninga yen wus weruh
jika pendek potonglah yen cendhak kethokana
jika panjang sambunglah yen dawa sambungen Kaki
jika kurang serahkanlah kepada lamun tuna pasrahna marang kang
Yang Bferkuasa. MurbcL

2. Janganlah senang jika untung 2, Lamun bathi aja bungak


jangan merasa rugi aja sok katunan Kaki
jangan biasa meminta aja sok sira nenedha
kepada yang membuat bumi dan mririg kang karya bumi
langit langit
bahasa raja meminjam basa ratu sesilih
tirainya Tuhan werananira Ywang Agung
berhak mengganjar dan menyiksa wenang ngganjar Ian niksa
menguasai anugerah sejati amurba nugraha jati
tak berbeda seperti Tuhan." era beda idhepen kadiHyang
Sukma"

3. Ki Jaka bertambah mengerti 3, KiJakawewahgrahita


tahu kehendak Tuhan wruh sungitireng Hyang Uni
mencegah kehendak raja amepek karsa narendra
sulitlah dirinya susahe kang karya dhiri
puaslah Jaka Tingkir kacaryan Jaka Tingkir
pada aj^an sang Pendeta marang wulange sang Wiku
berdiamlah Ki Jaka dadya kendel KiJaka
di Sela beberapa bulan neng Sela samadya sasi
mengabdi,Ki Ageng sayang sekali. puruhita Kyageng langkung sihira
4. Segenap iimu telah diberikan 4. Saklire ngelmu wus wutah
kepada Ki Jaka Tingkir marang KiJaka ing Tingkir
dan ilmu kekebaian/kesakti miwah jaya kadikdayan
serta kedikjayaan untuk lebih kasantikan luwih sekti
sakti
raja sakti yang hebat pabengkas ratu sekti
101

telah selesailah semuanya wus putus sadayanipun


habislah pengajarannya telas pamulangira
Ki Ageng kepada Ki Jaka Tingkir Kyageng mringKiJaka Tingkir
Ki Ageng Enis berkata manis, Kyageng Enis arum mijiling
M^acana,
5. "Teruslah Nanda 5. **Wus Kakisira banjura
ke negeri Demak marang ingDemak nagari
semogakau diteiima muga sira katrimaa
oleh Kanjeng Sri Bupati." marang Kanjeng SriBupati"
Ki Jaka bersembah pamit KiJaka nembah omit
dan dua orang sahabat bersembah km sabat loro wotsantun
pula
disuruh mengantarkan kinen ngaterken marang
sahabatnya Ki Ageng Enis sabate KiyagengEnis
empat orang bersembah pamit lain wong sekawan nembah amit
berangkat Icqeng mentor
6. Telah mengundurkan diri dari 6. Wus lengser sanding ngayunan
penghadapan
Ki Jaka Tingkir tadi wau KiJaka ing Tingkir
lurus ke utara jalannya ngaler leres lampahira
empat orang yang mengiring dadya wongpapat kang ngiring
orang Sela sebagai penunjuk jalan wong Sela tuduh margi
sehingga jalannya benar dadya leres lampahipun
mereka telah menginjak wilayah wus ngambah tanah Bintara
Bintara
orang Sela mohon pamit wong Sela anuwun pamit
Raden Jaka bertiga beijalan Raden Jaka wong tiga sareng
bersama. lumampak
7. Di jalan takdiceritakan 7. Ing marga datan winama
peijalanan Ki Jaka Tingkir lampahe KiJaka Tingkir
ia telah tiba di negeri Bintara wus prapta nagri Bintara
Suranatan yang dituju Suranatan kang denjogi
bertemu Gandamustaka Gandamustaka panggih
diceritakan di rumahnya kawama neng wismantpun
tahu bahwa kedatangan tamu uning yen katamuan
utusan Nyi Ageng Tingkir dutane Nyai Geng Tingkir
utusan telah duduk baik-baik punang duta wus tata denira
lenggak
102

8. Kiai Gandamustaka 8. Pan Kyai Gandamustaka


awas memperhatikan awas genira ningali
Jaka Tingkir yang bam datang mring KiJaka Tingkir prapta
terasa dalam hatinya denemper kerasa ngati
Ki Jaka menyembah KiJaka atur bekti
dan dua orang utusan itu myang caraka kalihipun
Raden Jaka bersembah Dyan Jaka matur nembah
utusan bersembah pula duta matur awotsari
"Hamba diutus oleh kakak "Pan kawula ingutus dateng
Paduka rakamta

9. Nyi AgengdiGunugPurwa 9, Nyai Geng ingArdiPurwa


titip salam.untuk Kiai kang salam dhateng Kiya
dari kakak Paduka sangking salame kang rakamta
disumh menyerahkan putranya kinen masrahken mring siwi
temntuk Kiai." katura dhateng Kiyai"
Semua pesan telah disampaikan Wus katur sawelingipun
mulai awal sampai akhir myang purwa wekasannya
sekehendak Jaka Tingkir sasedyane Jaka Tingkir
Kiai Gandamustaka senang Kyai Gandamustaka resep tyasira,
hatinya.
10. Terlihat dari air mukanya 10. Tumingal mring cahyanira
bagus dan air mukanya tenang dene bagus cahya wening
seperti air muka satria kadya cahyaning satriya
manis tetapi menakutkan manis pasemone wingit
ia adalah duta di Tingkir ya ta duta ing Tingkir
telah diberi oleh-oleh wus sinungan angsul-angsul
duta kalih mit mentar
dua orang duta pamit pulang
tak diceritakan yang pulang tan winama ingkang mulih
yang tinggal Ki Jaka diaku sebagai ingkang kantun KiJaka ingaken
anak.
putrck

11. Oleh Kiai Gandamustaka 11. Mring Kyai Gandamustaka


seperti putranya sendiri pan kadya putra sayekti
tingkahnya dimanja ingigung sasolahira
Raden Jaka senang mengaji Raden Jaka karem ngaji
manggung aneng ing ma^'id
di masjid
Suranatan tempatnya
Suranatan pemahipun
Kiai Gandamustaka Kyai Gandamustaka
makin sayang kepada Jaka Tingkir saya sih mring Jaka Tingkir
103

banyak ilmunya yang diajarkan geng ngelmune mnulangken mring


kepada Ki Jaka. Ki JakcL

12. Diceritakan Gandamustaka 12, Wamanen Gandamustaka


dengan Ki Jaka Tingkir kelawan KiJaka Tingkir
setiap waktu pekeijaannya sdben wektu karyanira
membersihkan serambi angersiki punang srambi
Ketika sang aji keluar Kala miyos sang aji
lurah ganjir namanya lurah ganjur wastanipun
melayani raja ngladosi sri narendra
setiap Sri Bupati sembahyang saben salat Sri Bupati
anak-anak kecil menyingkir. lore alit sami kinen sumingkira,
13. Semua disuruh bersembunyi 13, Sedayakinensuminggah
jika Sri Bupati telah keluar yen wus miyos Sri Bupati
mereka disuruh mendekat semua kinen umarek sedaya
Waktu itu Kanjeng Sri Bupati Samana Jeng Sri Bupati
keluar ke masjid miyosan dhateng mesjit
orang Suranatan menjemput wong Suranatan methuk
semua anak-anak disuruh pergi sagung lare ingurak
dan disuruh menyingkir pan kinen sumingkir
Kiai Gandamustaka memerintah Kyai Gandamustaka ngatak kang
putranya. putra,

14. Berkali-kah diperintah 14, Wali-wali dennya ngatak


agar Ki Jaka menyingkir Ki Jaka kinen sumingkir
lama Ki Jaka tak pergi KiJaka dangu tan kesah
ingin tahu raja yun uning marang sang Aji
duduk di muka serambi ndodhok ngcgeng surambi
bertemu dengan sang Prabu kapen^ok marang sangPrabu
ayah memanggil anaknya rama ngawe mring putra
Ki Jaka disuruh menyingkir Ki Jaka kinen sumingkir
Jaka Tingkir dilempar ke kolam. Jaka Tingkir kabutuh aneng
balumbang
15. Sambil beijalan ke belakang ia 15, Sarwi mungkur dennya mhimpat
melompat
telah tiba di pinggir pagar pinggir banon sampun prapti
duduk bercampur dengan anak- andhodhok wor lare kathah
anak yang lain
sang Raja tersenyum menyaksikan sang Nata mesem ningali
berkata lembut ngandika arum manis
kepada lurah ganjur marang ing lurah ganjur
104

'Tutra siapakah ini *'Iki anake sapa


wajahnya tampan?'* dene wanume apekik?"
Ki Gandamustaka bersembah, Matur sembah Ki Gandamustaka,
16. "Inianaksaya 16, "Punika anak kawula
kemenakan dari Tingkir keponakan sanding Tingkir
kakak saya yang mempunyai anak pun kakang kang darbe anak
ini saya ambil punikakawula ambil
telah yatim piatu sejak kecil sampun lola duk alit
ditinggal oleh ayah ibunya." tinilar mring rama ibu,"
Raja berkata pelan, SangNata Ion ngandika,
"Jika demikian Jaka Tingkir ''Yen mangkono Jaka Tingkir
saya minta untuk menjadi puna- ingsun pundhut sunkaryane
kawan punakawan
17. Wajahnya tampan 17, Dene bagus wamanira
sopan dan pendiam," jatmika asemu wingit"
Kemudian raja bersembahyang SangNata lajeng asalat
Ki Jaka Tingldr tak beijauhan KiJaka Tingkir tan tebih
dengan raja lawan Sri Narapati
disatukan dengan putranya. tinunggilken putranipun,
Setelah raja selesai bersembahyang Bakda salat sangNata
lain masuk ke istana nulya kondur mringjro puri
Jaka Tingkir digandengnya. Jaka Tin^irkinantki malbeng
jro pura

XL KINANTHl XL KINANTHl

1. Setibanya di istana 1, Sapraptanirakadhatun


Raden Jaka Tingkir sira Raden Jaka Tingkir
raja sangat menyayanginya lan^ung sihira sangNata
kepada Jaka Tingkir dhumateng KiJaka Tingkir
diaku sebagai anak raja ingaken putra nalendra
menyatu dengan anak-anak raja nunggil putra aUt-alit
yang masih keciL
2. Menjadi bimga istana 2. Dadya sekaring kedhatun
Raden Jaka Tingkir sira Raden Jaka Tingkir
baru makan satu suapan mangan lagi sapulukan
menyebut,"Hai Jaka Tingkir." sambat, "Lah KiJaka Tingkir,"
terantuk menyebut, Sandhungjekul asesambat,
"Aduh,Jaka Tingkir." "Dhuh lae KiJaka Tingkir,"
105

3. Orang tidur mengigau 3. Wong turn nglilir nglindur


berucap,"Aduh Jaka Tingkir." sambat, "Adhuh Jaka Tingkir."
Orang duduk akan berbuang Wong dhodhok arsa bobotan
kotoran
sambil menyebut Jaka Tingkir palenet wawuh Jaka Tingkir
Sudah terkenal ke seluruh negara misuwurwongsaknagara
selalu berucap,"Jaka Tingkir." saben ngucap Vdka Tingkir.'*
4. Setapak pun wanita itu . 4. Sampun pecak, wadon iku
tidak senang Jaka Tingkir boten remen Jaka Tingkir
meskipun orang laki-laki sanadyan gih wong apriya
semua menyayangi apan sami c^rih asih
tingkah halus dan kulit kuning pulah aJus slira jenar
dan calon raja hebat. tur badhe ratu linuwih,

5. Terantuk dan jatuh 5. Sandhungjekbdk tibakabruk


"Adub Jaka Tingkir." '"Dhuh Lae KiJaka Tingkir,"
jandan muda dan perawan banyak walanjar prawan keh edan
yang tergila-gila
selalu mengucap,"Jaka Tingkir." ucape KiJaka Tingkir
Nenek tua berucap NiKempongperot sesambat
"Aduh Jaka Tingkir." "Dhuh MasPutu Jaka Tingkir. *
6. "Aduh Kanda, seandainya saya 6. "Dhuh Bakayu lamun ingsun
diambil istri oleh sang Bagus ginarwa mring sang sigit
hati ini tentu sejuk iba asrep kang manah
saya mampu berperang sun dugi yen mangsah jurit
cekatan membedah kota trengginas denbedhah kutha
istana diporakporandakan. jro pura denusak-asik.
7. Berbicara dengan pembantunya 7. Ngandika Ian rowangipun,
"Adapun Kakak ini "Dene Bakayu puniki
dalam bertembang membicarakan kang ura-ura rinasan
membicarakan kemanisan guia." ngrasani legining gendhis."
Pembantunya menjawab dengan Rowange sugal angucap,
ketus,
"Sampai berceceran kencingnya." "Cret-cretan uyuhneki"
8. Sang Prabu sangat sayang 8. Langkung sihira sangPrabu
kepada Jaka Tingkir marang KiJaka ing Tingkir
siang malam tak pemah berpisah siyang daiu datanpisah
raja dengan Jaka Tingkir sangNata Ian Jaka Tingkir
setiap saat bercengkerama saben-saben acengkrama
tak berpisah dengan Jaka Tingkir. tan pisah Ian Jaka Tingkir;
106

9. Na^ gerbong balai lumur 9. Niti garbong bale lumur


raja dengan Jaka Tingkir sang Nata Ian Jaka Tingkir
berpisah dengan istrinya pisah sagung para garwa
dibawa bercengkerama binekta cangkrama sami
yang berkumpul dengan raja kang tunggil lawan sang Nata
hanyalah Jaka Tingkir. pan namun KiJaka Tingkir,
10. Sais berada di depan 10, Lan wuruk kang munggeng ngayun
ketika tiba di hutan duk prapta aneng wanadri
raja mendengar suara seperti daun sang Nata mireng kumrosak
kering dihembus angin
raja pun berkatalah, ngandika Sri Narapati,
"Suara apakah itu?" ''Apa swarane kumrosak?*'
Sais bersembah, Wuruk matur wotsari,
11. "Suara harimau Paduka 11, "Inggih sima Jeng Sinuwun
yang bergersak di hutan." kang kumrosak ing wanadri"
Raja berkata lagi, Sang Nata malih ngandika,
"Apakah harimau takut? "Macan kumrosak pada wedi?
Betina atau jantan?" Apa wadon apa lanang?"
Sais menjawab bahwa tidak tahu. Wuruk matur tan udani

12. Jaka Tingkir bersembah 12, KiJaka Tingkir wotsantun


melompat lalu mengejar lumumpat sigra nututi
yang bergersak dibawa ingkang kumrosak binekta
setelah tertangkap lalu dibopong binopong sareng wus keni
ke hadapan raja marang ngarsane sang Nata
raja pun sangat senang. langkung trustha Sri Bupati
13. Kemudian raja meneruskan 13, SangNata anulyalcgu
mandi-mandi di sungai lelumban marang kali
raja naik perahu • anitih fungkung sang Nata
Jaka Tingkir tak ketinggalan tan kantun KiJaka Tingkir
berada di ujung perahu aneng ing candhik baita
ada ceburan di air. anajumegur ing warik

14. Ki Jaka segera bersembah 14, KiJaka nulya wotsantun


mencebur ke dalam air anjegur scqroning warih
segera mengejar buaya sigra ambebujung baya
tertangkap tak berkutik kecandhak tan budi
kemudian diserahkan kepada raja. nulyakaturSri Narendra,
Raja senang hatinya. Sang Nata trustha ing galih

15. Raja makin bertambah sayang 15, Wuwuh sihira sangPrabu


107

kepada Ki Jaka Tingkir marangKiJaka ing Tingkir


yang tampan lagi pula pemberani dene bagus tur prawira
menyenangkan hati dan sakti respati lan^ung sinekti
kemudian pulang ke istana nulya kondur mringjro pura
sesampai di istana sapraptane dalem puri
16. Ki Jaka diberi kedudukan 16. KiJakajinuiyunglenggah
empat ratus bawahannya kawan atus kang palinggih
para perwira dan tamtama wadya prawira tamtama
semuanya takut kawan atusjrih sami
lagi pula pemberani dalam tur padha prawireng yuda
peperangan
Jaka Tingkir pemimpinnya. lurahe KiJaka Tingkir.
17. Oleh karena itu, terpanggillah 7. Dadyakarankangiquluk
Raden Lurah Jaka Tingkir Raden Lurah Jaka Tingkir
prajurit perwira dan tamtama wadya prawira tamtama
empat ratus takut dan sayang kawan atus qnh asih
kepada Raden Lurah dumateng RahadenLurah
terkenal ke seluruh negeri. misuwur wong sanegari
18. Ehia orang putera sang Prabu 18. Putrakekalih sangPrabu
sekarang diberi kedudukan ingmangkyajinurgungtinggih
pantas sebagai lurah apantes kinarya lurah
perwira tamtama sakti prawira tamtama sekti
sesuai dengan lurahnya sinembadan lurahira
bagus dan hebat kesaktiannya. abagus sekti linuwih

19. Diceritakanlah sang Prabu 19. Ya ta kawamaa sangPrabu


para perwira dan tamtama prawira tamtama sami
mereka prajurit terpilih sinelir pan sinilihan
dicoba oleh Tuhan dinadar karsane Gusti
diadu dengan kerbau ingaben lawan maesa
hams membunuhnya dengan karo tangan amateni
tangan.

20. Temannya menjadi kurang ajar 20. Dadya nracak kancanipun


Raden Lurah Jaka Tingkir Raden Lurah Jaka Tingkir
tak terluka oleh senjata tan ana pasah ing braja
busur, pentungan, dan lembing busur gudebog Ian lembing
mengunyah kuntum cempaka amamah kudlmp cepaka
cecak dan cacing. cecak'cecak coping kanil
t08

21. Pedang dan klewang untuk mandi 21. Pedhang klewang karyaadus
mencuci rambut dengan obat dan kerabat ubat Ian mimis
mesiu
bergosok cekel kerawan kosokan cekel kerawan
biasa dengan kawan-kawannya lumrah sakancane sami
jika tidak demikian lamun datan mangkonoa
ditaiik untuk diganti. linorot dipunsalini
22. Setiap hari diadu 22. Saben dina pan ingadu
satu persatu dengan kerbau Ian maesa padha syi
di alun-ahin Bintara ing alun-alun Bintara
caranya menguji prajurit dennya andadar prcqurit
meskipun anak adipati dene ta anak dipatya
jika tidak pemberani akan gagal. tan prawira nora dadi
23. Pada waktu itu telah terkenal 23. Semana sampun misuwur
kehendak raja karsane Sri Narapati
ke desa-desa marang desa ingadesa
jika raja memilih yen sang Nata amilihi
penerimaan perwira tamtama lebon prawira tamtama
diuji dengan tombak dan keris. dinadar tumbak Ian keris.

24. Dipilihlah orang yang tangguh 24. Pinilihanwongkangteguh


untuk diterima sebagai prajurit. kalebu dadya prajurit
Adalah yang diceritakan Nenggih wonten kangwinama
orang Kedu rumahnya wong Kedhuwismane pingit
tersembunyi
Dhadhungawuk namanya Dhadhungawuk wastanira
gagah berpunuk dua. wama gagah punuk kalih
25. Kelihatan tangguh 25. Kelangkung ateguh timbul
seperti papan besi pan kadya belabak wesi
tak ada senjata yang dapat tan ana brqa tumama
melukai
bertaruh tak ada lawan tanding awudhu tan antuk tandhing
Dhadhungawuk sudah tahu ya Dhadhungawuk miarsa
jika raja Bintara. yen Bintara Sri Bupati
26. Meihflih orang yang tangguh 26. Amilih wong teguh timbul
untuk dqadikan prajurit sami kinarya prcqurit
Dhadhungawuk sudah pergj Dhadhungawuk wuslumampah
menuju ke negeri lumebu marang nagari
di perjalanan tak diceritakan ing marga datan winama
tibalah di Bintara. ing Bintara nulya prapta.
109

27. Menuju ke alun-alun 27. Anjujuk ing alun-alun


lalu tibalah di pergelaran ingpaglaran nufya prapti
tempat para perwira tamtama gene prawira tamtama
bersamaan dengan Jaka Tingkir marenglDyanJaka Tingkir
sedang dipanggil, raja lagya ngandikan Sri Nata
teiah lama belum keluar. wus dangu pan dereng mfil
28. Dhadhungawuk bertanya 28. AtakenKiDhadhungawuk
kepada pemimpin prajurit marang andeling pngurit
yang ditanya menjawab, mmaurkar^tinakonan,
"Raja sedang berunding." "Lagi ngandikan sar^Afi"
segenap perwira tamtama sakeh prawira tamtama
ramai bertanya. rame sami anakoni
29. Mereka menanyai sang Bagus 29. Karane takon sang Bagus
mengenai maksudnya apa kang sinedya ngati
dan di mana rumahnya? Ian ing ngendi umahira?
Dhadhungawuk menjawab, Dhadhungawuk aruturi,
"Di Pingit rumah saya "IngPingit wisma kawuld
ingin masuk prajurit." arsalumebupr<durit."
30. Terputus oleh kedatangan Raden 30. Kasarii Dyan Lurah rawuh
Lurah
keluar dari dalam istana mijil sangkingfro puri
berkumpul dengan bala tamtama nuruniwadya tamtama
ketika Jaka Tingkir dataing sarawuheJaka Tingkir
Raden sudah duduk Rahaden sampun pinardk
temaimya memberi tahu. kancane ngaturi uning

31. "Raden saya ingin berkata 31. "Raden kawula matur,


menyerahkan orang Pingit ngaturake tiyangPingit
ingiii menghadap Paduka nedya sowan mringPaduka
bemama Dhadhungawuk." Dhadhungawuk kang kekasih.'
Raden berkata pelan Rahadenaion ngandika
kepada orang yang datang, marangjalma kmgprapta,
32. "Apa kehendakmu 32. "Apa kahg sinedya kayun
ingin bertemu saya?" sira panggih Ian mami?"
Tamu menjawab, Umatur kang lagya prapta,
"Kedatangan saya "Lampah kawula punOci
akan mengabdi Raden Lurah nedya ngabdvRaden Lurah
saya minta jalan kawula anuwunmargi.
110

33. untuk diteruskan kepada sang 33, Katuripun mring sangPrabti


Prabu.
hamba magang prajurit Kawula magang prajurit
prajurit perwira tamtama wadya prawira tamtama
terdengar dipilih kawarti dipunpilihi
dipilih yang dikjaya pinilihan kang dikdaya
yang tahan oleh besi. kang boten pasah ing wesL
34. Maka saya masuk 34, Mila kawula lumebu
ingin magang prajurit sumedya magang prqurit
saya di desa kawula wontening desa
di Kedhu tak mendapat lawan ing Kedhu tan angsal tandhing
tak ada yang berani dengan saya tan wonten purun mringkula
takut pada kesaktian saya. ajrih kateguhan mami

35. Badan saya lesu 35, Awak kawula alesu


jika tidak dihujani tombak yen boten rinampuk hiring
mandi peluru berkeramas mesiu adus mimis kramas ubat
bergosok gada dan lembing kosokan dhendha Ian lembing
mengunyah kayu amamah cekel keracan
bersisipkan cacing kanil. acecothen cacing kanil

36. Setiap hari tak pernah kosong 36, Tan towong sadintenipun
tidak kemasukan besi boten kalebetan wesi
saya mementung sendiri kawula penthung piyambak
diam-diam payah sedikit." jejampang lesu sekedhik."
Raden tersenyum berkata pelan Mesem Raden Ion ngandika
mendengar agak kurang senang. miarsa asemu runtik,

37. Dhadhungawuk berkata, 37, Umatur KiDhadhungawuk,


"Siapa yang akan menghadapi **Sinten kang ngayoni
mencoba dengan saya anyobi dhateng kawula
biar segar sedikit" kajenge seger sakedhik,"
Raden Jaka berkata, Rahaden Jaka ngandika,
"Saya sendiri yang menghadapi "Ingsun dhewe kang ngayoni

38. Majulah Dhadhungawuk 38, Mcqua KiDhadhungawuk


saya ingin membuktikan." ingsun arsa ayekteni"
Raden sedang bersiap Rahadyan logya amuncang
menggigit sadak gigit sadak angejepi
ditusukkan ke dadanya sinuddukken jqanira
bedah dan darahnya keluar. bengkah ludiranya rnqil
39. Dhadhungawuk rebah 39, Aniba Ki Dhadhungawuk
Ill

tewas tergolek di tanah pejak gumuling ing siti


Ki Jaka memberi tahu temannya KiJaka ngling ri kancanya
mereka menerima sasmita sami nampeni
para perwira tamtama tindhih prawira tamtama
empat puluh ikut semua. kawandasa anglut sami
40. Menghujani DhadHungawuk 40. AngrocokiDhadhungawuk
semua sadah yang dipakai kabeh sadak kang kinardi
jenazah Dhadhungawuk Dhadhungawukjisimira
hancur berkeping-keping cgur nyunyur rontang-ranting
seandainya diraup pun yen mungguh kinukupa
tidak jadi setakir/sewadah keeil setakir pan ora dadi
41. Terkejutlah yang menyaksikan 41. Kaget kang samya andulu
perkiraan prajurit bawahan penyanane wadya alit
Raden Jaka menghabisi Raden Jaka anglunas
temannya, prajurit, mring kancanira prajurit
yang tanpa perkara ingkang tan kangge prdkarsa
tanpa dosa dibunuh. tanpa dosa denpateni
42. Tak diceritakan yang telah tewas 42. Tan kawama kang wus lctmpus
lamanya juga tak diceritakan laminya datang kawama
telah diberitahukan kepada raja katur marang SriNarendra
tingkah (perbuatan) Jaka Tingkir solahe KiJaka Tingkir
yang membunuh pendatang dennya nglunas wong kang prapta
marahlah sang Raja. dadya duka Sri Bupati
43. Sang Prabu di Bintara 43. Ing Bintara sang Aprabu
bertahta sebagai ratu adil pan fumeneng ratu adil
tak boleh menggelapkan hukum tan kenging peteng kukuhnya
kepada kawula besar kecil mring kawula ageng alit
tak peduli putra saudara tan ketang putra sentana
jika kebetulan mendapat yen kabener denkukumi
hukuman.

44. Waktu itu sang Prabu keluar 44. Semana miyos sang Prabu
duduk di balai emas alenggah bangsal rinukmi
penuh prajurit yang menghadap pepak wadya kang sewaka
di dalam dan di luar ing nglebet miwah ingjawi
Ki Patih Wanmlam Kyana Patih Wanasalam
dipanggil ke dalam istana. rigandikan marangfro puri
45. Ki Patih telah menghadap 45. KiPatih wus munggeng ngayun
mukanya tunduk ke tanah muka lirkonfeming siti
112

raja berkata Sri Narendra angandika


kepada Ki Rekyana Patih, marang KiRekyana Patih,
"Apakah kau tak tahu "Apa sira datan wikan
tingkah Jaka Tingkir mring solahe Jaka Tingkir
46. Menghabisi Dhadhungawuk? 46. Anglunas KiDhadhungawuk?
Apakah dosa orang Pingit?" Paran dosane wongPingit?"
Ki Patih bersembah, Nembah matur KyanaPatya,
"Ya,saya tahu "Inggih kawula udani
ketika Dhadhungawuk datang Dhadhungawuk sarengprapta
akan magang prajurit. sumedya magang prajurit

47. Memamerkan ketangguhannya 47. Ngungasken ing teguhipiin


mengatakan bahwa dia tak ada matur yen datan na tandhing
lawan
tak ada senjata yang mampu tan wonten braja tumama
melukainya
sanggup diuji dengan tombak purun dinadar ing hiring
adapun putra Paduka waune putra Paduka
pemuda ahli perang. taruna undhangi prcgurit.

48. Dapat mengatasi masalah 48. Wignya abengkas ing teguh


hatinya ingin termasyhur dalam tyasirasumbagengjurit
perang
tak mau dikalahkan datan kenging ingungkulan
bersamaan sang Bagus sedang amarengi muncang sang pekik
berlatih
sadak yang dipakai berlebihan langkunge sadak kinarya
untuk menguji tamunya. andadar dhateng sang prapti
49. Dada Dhadhungawuk 49. Jcganipun Dhadhungawuk
disadak bedah darah pun keluar sinadak bengkah rah mijil
tewas dihujani sadak pejah kinrocok ing sadak
Dhadungawuk hancur berkeping- Dhadhungawuk rontang-ranting
keping
seandainya daun pisang denmenggah patraning pisang
yang dibuat limas. karya takir neba dadi
50. Banyak yang melihat 50. Kathah kang samya andubi
dikira sang Bagus dipunnyana sang Apekik
membunuh perwira tamtama nglunas prawira tamtama
yang diuji tewas kang dinadar angemasi
itu yang saya ketahui." punika pirsa kawula."
113

Raja marah sekali. Langkung duka SriBupati


51. Raja bersabda, 51. Angandika sangAprabu,
''Hai Patih, si Jaka Tingkir "Heh Patih, si Jaka Tingkir
usirlah dari pergelaraa tundungen saka paglaran
jangan sampai boleh pulang a/a kongsi aweh mulih
jangan boleh menginjak praja afa aweh ngambah prcga
jangan membawa satu luka aja nggawa tatu siji
52. Suruhlah pergi ke hutan dan 52. Konen lunga rnarang alas gunung
gunung
di istana mengotori anengprcga angregeti
karena dia orang alasan* ugerikuwong alasan
hutan istana si Tingkir," alaseprqa si Tingkir."
Ki Patih menyanggupi KiPatih matur sandika
bersembah lalu keluar. wotsekar anulya mp'il
53. Keluar dari dal^ istana 53. Mijil sangkingjro kedhaton
telah tiba di pergelaran ing paglaran sampun prapti
Telah bertemu dengan Raden wus panggih Ian Raden Lurah
Lurah
Ki Patih beijumpa KiPatih anulya panggih
dengan Raden Lurah ing ngarsane Raden Lurah
menyampaikan perintah raja. ndhawuhken timbalan aji
54. "Ananda, kau diusir 54. "Anak, andika tinundhung
dari pergelaran, sekarang sangking paglaran sakniki
tak boleh membawa teman tan kalilan mbekta rowang
tak boleh pulang ke rumah tan kenging mantuk mring panti
tak diizinkan menginjak istana tan kHlan ngambah nagara
teruslah ke hutan." Iqenga dhateng wanadrL"
55. Raden menyanggupi 55. Raden sandika turipun
pingsanlah Jaka Tingkir sumaput KiJaka Tingkir
seperti diperas kekuatannya lir pineres bayonira
wajahnya pucat lorot cahyane sang Apekik
wadya perwira tamtama wadya prawira tamtama
semua berlinang air mata. sadaya marebes mill

Orang alasan adalah sebutan untuk orang yang tak tahu aturan atau tata tertib.
114

56. Kemudian utusan raja datang 56. Nulyadutanatarawuh


keluar dari dalam istana mijil sangkingironing puri
menyerahkan uang gantungan maringken yatra gantungan
uang denda orang Kedu Pingit diyate wongKedhu Pingit
jika datang ahli warisnya yen dhateng ali warisnya
Dhadbungawuk yang tewas, Dhadbungawuk kangngemasi

57. Empat ratus uang dendanya 57. Kawan atus diyatipun


uang digantung Ki Patih yatra ginantung KyaPatih
utusan raja telah kembali sampun wangsulduta nata
Adapun lb Jaka Tingkir ya ta KiJaka Tingkir
menyerahkan keris kepada patih mgatirlem djiwimg,romg patya
yang menyaksikan sangat sedih. kang mulat keh branta kin^in.

Xa ASMARADANA Xn. ASMARADANA

1. Raden Jaka Tingkir 1. Sira Raden Jaka Tingkir


diserahi rumah pinjaman kapasrah dalem gadhuhan
semua ada peringatatmya sedaya wonten pemute
keniudian pamit kepada temannya nulya mit mring kancanira
Radeti Prawiratamtama Dyan Prawiratamtama
semua berlinang air mata sedaya sami rawat luh
Ki Patih ikut sedih. KiPatih tumutkaruna.

2. Berdirilah Ki Jaka Tingkir 2. AngadekKi Jaka Tingkir


kaki lelah sempoyongan suku mara sengkoyongan
air matanya berlinang membeng-kumembeng waspane
karena kasih sayangnya raja ketang sihira sang Nata
tak dapat membalasnya tan saget amalesa
tak terduga salah langkah tan nyana sisip ing laku
ia menyerah pada cobaan Tuhan. mupus cobaning Ywang Sukma.

3, Ketika sang Bagus beijalan 3. Duk tumindak sangApekik


kaki lelah sempoyongan suku mar asengkoyongan
peijalanannya ke arah timur laut lampahe ngetan angaler
tidak memperhatikan orang lain datan mulat marang liyan
.eperti bayangan kadya awewayangan
hanya dada yang dilihat mung pulung ati kadulu
pingsanlah sang Raden sumaput panone radyan.
115

4. Banyak kenalan yang tahu 4. Kathahkangwanuhudani


tertarik kepada Jaka Tingkir marangKi Jaka Tingkir gengbranta
yang hilang kewibawaannya dene itang keprabone
tanpa keris sebagai temannya tanpa dhuwung mirong kunca
kasihan memelas karya branta
tak karuan tujuannya arm napa tan kadulu
terheran-heran yang menyaksikan. ajoblong kang sami mulat
5. Peijalanan Ki Jaka Tingkir 5. Lampahe KiJaka Tingkir
menerobosjalan datang amurang rnarga
telah tiba di luar kota wus praptajawi kithane
lalu masuk ke hutan pan kgeng bimebeng warm
tak ingin pulang datan arsa mantuka
ke Tingkir sang Bagus marang ing Tingkir sang Bagus
takut jika membawa-bawa. ajrih menawa bebekta,
6. Jika menyinggung Nyi Ageng 6. Bok ngimbitNyai Geng Tingkir
Tingkir
maka Raden Jaka marmane Rahaden Jaka
tak mau pulang ke asalnya tan arsa mantuk angsale
hanya hutanlah yang dituju amung warm kang sinedya
mencari jalan kematian ngupaya rnarga pejah
karena malu sekali dene awirang kelangkung
tak terpakai mengabdi pada raja. tan kangge ngawula nata,
7. Peijalanannyasudahjauh 7. Wus lepas dennya lurrmris
dan terlunta-lunta lampahe kalunta-lunta
menghadapi berbagai bahaya manerang pringga bayane
tak ada bahaya yang diperhitungkan tan ana baya kaetang
ia hanya ingin mati mung angesthi pqah
turun jurang naik gunung mudhun jurang munggah gunung
tak ada yang dituju. tan wonten ingkang sinedya.

8. Siang malam beijalan 8. Rahirm wengilumaris


tak ingat makan dan tidur tan etang dhahar Ian nendra
dimatikan dirinya denpepati salirane
menelusup di hutan nusup mangayam alas
tak memperhatikan dirinya tan ketang ing salira
tercantol macam-macam duri kacanthel ri bandhil kuwuk
kainnya sobek-sobek. rontang-ronting karnpuhira.
9. Kira-kira*setengah bulan 9. Wetara samadya sasi
116

Raden di dalam hutan Raden anengjroning wana


menghadapi berbagai bahaya anerang pringgabayane
Ki Jaka merasa lelah KiJaka angrasa sayah
istirahat di bawah pohon beringin reren ngisor kayu gurda
gemexltnya bambu ori dan petung gerite ori lawan petung
bambu wulung berlapis-lapis. ampel wulung sap-sapan,

10. Hari berawan dan hujan angin 10. Nufu mendhung udan angin
suasana gelap sekali peteng dhedhet alimunan
angin bertiup keras kumerut angin sumerot
bambu ori bergerit ing pring ori magerotan
petir menyambar galuduk gelap ngampar
semakm langit gelap sedalu kang langit tedhuh
diceritakan hari telah siang. wamanen sampun rahina
11. Matahari pun terbit 11. Kumenyar Hyang Rawi mijil
lalu Ki Jsdca beijalan KiJaka nulya lumampah
ke arah tenggara tujuannya angidul ngetan lampahe
tak tentu yang dituju hatinya tan buk kang sinedya manah
ia enak beqalan eca gennya lumampah
seperti sampah di laut kadya sarah munggeng laut
ikut kehendak ombak. arm t sakarsane ombak.

12. Adapun yang di hutan lebat 12. Kuneng kang aneng wanadri
Ki /^eng Butuh yang diceritakan Kyageng ing Butuh koeapa
Ki Ageng bersaudara tiga Kiyageng tiga kadange
adiknya, Ki Ageng Ngerang Kiyageng Ngerang arinya
yanfthungsu wanita wuragil pan wanodya
Ki Ageng Pengging yang terdahulu KyagengPengging rumuhun
istrinya Nyi Kenanga. rabine Kyai Kenanga

13. Ki Ageng Butuh yang diceritakan 13. Kyageng Butuh kocap malih
lagi
pagi hari bertepatan ke hutan enjing marengi ing wana
melihat-lihat wilayahnya angiderij'afahane
pada malam hari kelihatan dene dalu pan tumingal
ada rinar terang ing dalu wonten padhang
pohcm-pohon besar meruncuk gung wreksa sami asujud
maka paginya didatangi. mila enjing pmaranaru

14. Empat orang sahabat yang 14. Sabat pat kang umiring
mengiringi
Ki Ageng telah tiba di hutan Kyageng wus prapta ing wana
117

kemudian beijumpa nulya kapethuk lampahe


dengan Raden Jaka kalawan Raden Jaka
Ki Ageng ingat dalam hati Kiyageng engit ing tyas
pada wajah almarhum ing wamane kang wus surud
Ki Pengging Kebokenanga. KiPengging Kebokenanga,
15. Rupanyamirip 15, Dene emper-emper kang wami
Raden Jaka ditanyai, Raden Jaka tinakonan,
"Hai si Bagus, saya bertanya "Heh Bagus manira taken
tetapi jawablah dengan jujur nging sira tutura setya
saya perkirakan dalam hati sunemp^ krasa nala
saya sebut jangan-jangan bukan sunarahi menekdudu
keturunan Kebokenanga. alere Kebokenanga,
16. Raden bersembah pelan, 16, Raden umatur aris,
"Hamba berasal dari Tingkir **Ing Tingkir angsal k^tila
mengabdi kepada sang Raja suwita dhateng sang Katong
sang Prabu di Bintara sangAprabu ing Bintara
kemudian saya pergi marma kawula kesah
diusir oleh sang Prabu tinundhung marang sangAprabu
didakwa "menghutankan" negara. tinarka ngalasken prafa,
17. Karena saya membunuh 17, Dene kawula mqahi
Dhadhungawuk orang desa Dhadhungawuk tiyang desa
di Kedhu Pingit asalnya ing Kedhu Pingit angsale
maka saya ke hutan mila kawula mringwana
takut jika pulang ajrihlamunmantuka
ke Tingkir member!tahu Ibu dhateng Tingkir maturIbu
karena akan membawa-bawa dosa. menawi dosa bebekta '*

18. Ki Ageng Butuh berkata pelan, 18, Ki Ageng Butuh nglingnya ris,
"Aduh putraku "Adhuh Angger putraningwang
saya bawa pulang Raden ya sun gawa mulih Raden
kasihan sekali." dene banget kawlas arsa"
Raden Jaka bersembah pelan, AIon matur Dyan Jaka,
"Siapakah Paduka sang Pendeta?" "Sinten Paduka sang Wiku?"
Ki Ageng Butuh berkata, Kyageng Butuh sabdanira,

19. "Pantas kau lupa cucuku 19, "Layqk nyawa sira pangling
sejak kecil tak berjumpa misih cilik tan kepanggya
kau kan Mas Karebet lah ta sira Mas Karebet
putra Kebokenanga putrane Kebokenanga
ibumu iya ing ibunira
118

sebenamya adikku pan areningsun satuhu


saya juga uwakmu. ingsun uga uwakira
20. Di Butuh tempat tinggalku 20. Ing Butuh ingsun enggoni
maka kau cucuku nyawa mulane ta sira
tidak saya bawa sejak kecil nora sungawa duk lare
tetapi diambil anak dening ta ingambil putra
oleh uwakmu marang ing uwdkira
Nyi Ageng Tingkir tak berputera Nya Geng Tingkir tan sunu
maka kau diambilnya." marmaning ngambil mring sira."
21. Puaslah hati sang Bagus 21. LqartyasirasangPekik
diberi penjelasan secukupnya jinarwan sekalirira
kemudian Raden mengiringkan nulya umiring Rahaden
peijalanannya tak diceritakan lampahe datan winama
tibalah segera di rumah. ing dalem nulya prapta.
Ki Ageng Butuh memberi tahu Kiyageng Butuh sung weruh
kepada istri dan anak. maranggarwa miwah putra.
22. Pada awalnya Jaka Tingkir 22. Ing purwane Jaka Tingkir
telah diceritakan secukupnya wus tinutur sekalimya
sang istri senang hatinya kang garwa resep manahe
sangat kasihan kepada putranya langkung wtas mring kang putra
karena rusak kainnya dene rusak kampuhnya
kemudian ia diberi ganti nulya pinaringan santun
kain, ikat pinggang, dan ikat nyamping paningset Ian dhestar.
kepala.
23. Raden Jaka disuruh berganti 23. Raden Jaka kinen salin
pakaian
Ki Ageng Butuh menyuruh Ki Ageng Butuh utusan
memanggil adiknya nimbali marang arine
Ki Aging Ngerang segera tiba Ki Ageng Ngerang glis prapta
bertemu dengan kakaknya panggih lawan kang raka
adiknya diberi tahu kang rayi sinungan weruh
awabiya Raden Jaka. ing purwane Raden Jaka.
24. Ki Gedhe lalu berkata 24. Ki Gedhe anulya angling
meriyemukan yang datang anamudana kang prapta
Raden Jaka berterima kasih Dyan Jaka nuwun ature
Waktu itu Ki Ageng berdua Ki Ageng kalih semana
sangat sayang pada sang Jaka langkung sih mring kang Jaka
seperti putranya sendiri kadya putrane satuhu
119

seperti Kiai Pengging hidup. sasat KiyaiPengging gesang


25. Banyak diajar ilmu 25. Sanget pamulang ngelmi
Ki Jaka oleh Ki Ageng Kiyageng marang KiJaka
tak berbeda dengan putranya tan beda lawan putrane
Jaka Butuh bemama Ki Manca Jaka Butuh ran KiManca
Ki Ageng telah maklum Kyageng sampun waskitha
jika Ki Jaka calon raja yen KiJaka bdkal ratu
terlihat pada air mukanya. katara ing cahyanira,
26. Habislah ajaran ilmu 26. Anelaswulange ngelmi
Ki Ageng kepada Ki Jaka KiAgeng marang KiJaka
dikjaya dan berani dikdaya kaprawirane
dan ilmu keraton miwah ngelmu kraton nata
kepada Raden Jaka marang Rahaden Jaka
diceritakan lamanya cinatur ing lamentpun
raden Jaka di ButuL nengButuh Rahaden Jaka.
21\ Kira-kira sudah tiga bulan 27. Apan sampun tigang sasi
Ki Jaka diajar lagi KiJaka malih winulang
oleh Ki Ageng berdua mring KiAgeng kekalihe
Ki Ageng Butuh berkata. KiAgeng Butuh ngandika
kepada Ki Jaka nytrang sira KiJaka
"Sudah waktunya putraku *'Wus mangsane putraningsun
menghadap nugraha. angadhang wau nugraha.

28. Jalan menuju bahagia 28. Margane wong mukti Kaki


telah diceritakan sqak zaman pan kucap ing kuna-kuna
dahulu
karena sedihnya Dewa Agung pan sangking branta Yv^ang Manon
yang dahulu Nabi Adam kang dhingin Jeng NabiAdam
karena memegang syariat awit nyekel sarengat
Nabi Nuh yang menyambung Nabi Nuh ingkang sumambung
Nabi Musa dan Isa. nabi Mungsa Nabi Ngisa

29. Nabi Ibrahim 29. Kelawan Nabilbrahim


berbahagia namun awalnya papa ya mukti kawitan papa
dan nabimu sendiri miwah nabinira dhewe
Kanjeng Nabi Muhammad Jeng Gusti Nabi Muhammad
terpilih oleh TuHan sinelir mring Pangeran
. pada awalnya juga sama ya padha wiwitanipun
jalan syariat luas. margane sarengatjembar.
120

30. Hanya seorang di antara para Nabi 30, Mung sawpi para Nabi
yang berbahagia tanpa melalui kang mukti tan nganggo papa
derita
karena dari ayahnya kebahagiaan jer sangking rama muktine
itu
Nabi Daud yang papa NabiDhawut ingkang papa
kebahagiaannya menurun muktine kang tumedhak
kepada Nabi Sulaiman mring NabiSulaeman iku
mulai hidup bahagia. miwiti mukti wibawa.
31. Berbeda dengan Nabi latonya 31, Kinaot sagung pra Nabi
memerintah semua umat angreh sagung kang tumitah
bukan wahyu sebenamya dudu wahyu sabenere
nyatanya wahyu iblis wahyune eblis nyatanya
itu dari permintaan iku sangking panedha
Dewi Wuryan ibunya Dewi Wuryan ibonipun
dikabulkan oleh YangMahakuasa. tinurutan mring YwangSukma

32. Tandanya Yang Mahakuasa murah 32, Pratandha murah Ywang Widi
hati
semua permintaan kawula sapanedhane kawula
dikabulkan oleh Yang Mdiakuasa tinurutan mring YwangManon
jika betul-betul kepada Allah yen temerhtemen mring Allah
takakangagal yekti pan na cidra
tetapi jalannya kecintaan nangingnyawa marganipun
tak lain dari penderitaan. datan liya sangking papa
33. Dua jalan kebahagiaan 33, Kekalih margane mukti
bersih dan kotor juga derita resik reget iya papa
tetapi yang utama bersihnya nangingutama resike
tak (hhitung dengan syarat datan etang nganggo sarat
syaratnya hanya kesukaran sarate mung kangelan
mereiidah dan bermohon andhap asor Ian panuwun
kepada yang menciptakanmu. rrmang ingkang gawe sira
34. Jalanhya yang mendapat kasih 34, Lakune kang antuk ingsih
jang^ sombong ajangegungdken sira
kepada sesamanya marang sapadha-padhane
sesamanya itu siapa sapadhane iku sapa
jangan sedih pada keadaan aja sak ing panrima
Dhadhungawuk yang telah terjadi kang wus klakon Dhadungipvuk
hentikanlah cucuku kecintaanku. sira marenananyawa
121

35. Itu perbuatan yang salah 35, Iku laku olah sisip
dapat derita lahir-batin lahir batin antuk papa
terhadap sesama hidup sira mring padha uripe
orang desa jangan diremehkan ora dumeh ing wong desa
semuanya umat Tuhan pan kabeh umating Ywang
andalan Yang Mahakuasa andeling YwangLuhur
sudah berada pada kalifah. pan wus aneng kalipah
36. Isi jagad seluruhnya 36, Isinejagad dumadi
telah diserahkan kepada kalifah pan wus kasrah ing kalipah
jangan sakit hati Raden aja sok serik Raden
engkau dimarahi raja sira dinukan sang Nata
raja sebagai pengganti Yang Maha ratu gegentening Ywang
kuasa
lebih balk kembahlah putraku angur balia putrengsun
perlihatkan dirimu pada teman- ngatona mring kancanira,
mu.

37. Jika ditanya Gusti 37, Menawa dinangu Gusti


kau kepada raja sira marang narendra
percayalah Raden pracayaan sira Raden
kepada temanmu yang tua mring kancanira kang tuwa
lalu pulanglah nuli sira muliha
ke Tingkir datangilah mring Tingkir kang sirajujug
seringlah berkunjung asring sira dedagana,
38. Ke kubur di Pengging 38, Marang sarean ing Pengging
minta restu bapakmu minta sihe ramanira
jadi tahulah kau Raden dadi manon sira Raden
jika raja Demak menawa sang Nata Demak
lama ingat padamu enget dangu mring sira
pasti yang dituju." karuwan ingkangjinujuk,"
Ki Jaka berterima kasih. KiJaka nuwun atumya
39. Harus merendahkan diri 39, Kang langkung ngasorken ragi
merasa jika bersaiah angraos yen kasisipan
demikian keras ajarannya ing mangke sanget wulange
Ki Ageng Butuh Kerawang KiAgeng Butuh Kerawang
pikirannya seperti orang tua grahita lir wong tuwa
jelaslah semua pengetahuan apadhang satire kawruh
ciptanya memikir akhirnya. cipta amikir wekasan,
40. Ki Jaka kemudian berpamitan 40, Ki Jaka nulya tur pamit
122

kepada Ki Agung berdua mring KiAgeng kekalihira


akan kembali ke Demak maksud- wangsul mring Demak karsane
nya
Ki Jaka telah diizini KiJaka sampun kalilan
menyembah mencium kaki nembah angaras pada
Ki Ageng sambil mendoakan Ki Ageng kalihan nimbul
didoakan selamat daiam sinebdan rahayu lampak
peijalanan.
41, Jaka Tingkir telah mundur 41. Wus lengser KiJaka Tingkir
telah berangkat dari Butuh sangkingButuh sampun lepas
tak diceritakan peijalanannya datan winama lampahe
telah tiba di Bintara wus prapta nagri Bintara
malam hari bersembunyi ing dalu sesingidan
menemui temannya manggihi mring kancanipun
para perwira tamtama. wadya prawira tamtama
42. Yang berjumpa bertangisan 42. Kang kapanggih samya nangis
semua berdana sedaya pan sami dana
menjamu makan sesuguhdhedhaharane
Raden tidak mau Rahaden pan datan arsa
yang dikehendaki kang dadya karsanira
hanya ingin tahu kehendak sang mung nitik karsa sangPrabu
Prabu
barangkali memanggil Raden. menawa ndangu Rahadyan.
42. Semua memberitahu sang Bagus 43. Sedaya matur sangPekik
bahwa sang Raja pergi selamanya yen salamenira kesah
belum lama dereng dangu sangAkatong
sedihlah hati Ki Jaka lelang tyassira KiJaka
lalu minta pamit nulya omit pracaya
kepada temannya yang tua mring kancanira kang sepuh
jika pulang ke Gunung Purwa. yen mantuk mring ArdiPurwa
44. Kemudian Ki Jaka keluar 44. KiJakaanulyamijil
dari rumah tamtama sangking wismane tamtama
diantar temannya lampahe ngater kancane
tetapi disuruh pulang pan sami kinen wangsula
termangu berUnang air mata amangu ngemu waspa
Raden beijalan terus Radyan lampahe lestantun
telah meninggall^ Bintara. wus kentar sangking Bintara
123

Xffl. DHANDHANGGULA Xm. DHANDHANGGULA

1. Dihentikanlah cerita yang sedang 1. Enengena wau kang lumaris


berjalan
diceritakanlah raja Bintara kawuwusa sang Nata Bintara
akan bercengkerama arsa cangkrama arsane
mengunjungi sang Pendeta mondhongi sangAwiku
Kanjeng Sunan Kali di Pulau Upih Pulo Upih Jeng Sunan Kali
raja telah berpakaian sang Nata wus busana
beserta istri dan anak sdkgarwa Ian sunu
lengkap para dipati pepak sagung pra dipatya
yang mengikuti kepergian raja ingkang ndherek miyos sangnarapati
bersiap-siap dengan senjatanya. tata sasikepircL
2. Tiga ribu yang mengiring 2. Tigangewukangsamyaumiring
sang Prabu, adapun yang ditinggal mring sangPrabu dene kang tinilar
yang menunggu istana kang tengga aheng kadhaton
patih dan temannya patih Ian kancanipun
para adipati Demak, penumping pra dipatiDemak panumping
dan juru sawah Ian wongjuru sawah
setmbang utara dan selatan timbang lor Ian kidul
orangBumija wong bumi lawan Bum^a
Tombak bam yang mengiring tumbak anyor wong gawe ingkang
umiring
pada kepergian raja. mring tindake sang Nata
3. Raja telah berangkat 3. Sampun budhal wau SriBupati
beserta istri dan anak saha garwa lawang ingkang putra
raja naik gajah anitih liman sang Katong
istri dan anak pra garwa lawan sunu
naik gerbong yang ditarik lembu nitih garbong pengirit sapi
agar cepat jalannya amrih enggale lampah
prajurit banyak bergemumh gung wadya gumuruh
ramai peijalanan para prajurit sumrek lampahe kang wadya
melimpah menggenangi hutan dan ambelabar angelebi wana wukir
gunung
. seperti pemuda di medan perang. lir trunaning ngayuda
4. Tak diceritakan lamanya di 4. Tan winama laminya neng margi
peijalanan
raja telah mulai berjalan Sri Narendra wus lepas tindak
telah ditinggalkah daerahnya wus kapungkurfc^ahane
124

waktu itu peijalanannya samam tindakipun


telah tiba di Cirebon ing Carebon pan sampun prapti
menuju Pulau Upih Pulo Upih jujugnya
bertemu dengan sang Pendeta panggih Ian sang Wiku
diceritakanlah Kanjeng Sunan wamanen Kanjeng Sesunan
istri dan anaknya Ian kanggarwa putranira sang Yogi
Pangeran Adikusuma. Pangran A dikusuma,
5. Menemui sang Raja 5. Amanggihi marang Sri Bupati
Sultan Demak sujud mencium Sultan Demak mangsah ngaras
kaki pada
berlanjut pada istrinya tumundha marang garwane
telah bersalaman sesalaman pan sampun
dengan putra sang Pendeta lawan putranira sang Yogi
mereka telah duduk sira sampun tata lenggah
memerintah istri dan putranya ngatak garwa sunu
supaya menyembah sami kinen atur pranata
kepada Kanjeng Sunan sang Dyah mring Jeng Sunan ya ta sang Dyah
Prameswari Prameswari
bersujud pada kakinya. ngaras pada suku sang

6. Tak ketinggalan para putranya 6. Atanapiputradalem sami


besar kecil bersujud di kaki sang ageng alit mangaras suku sang
Yogi Yogi
berlanjut pada istrinya tumudha marang garwane
lalu semuanya mundur gya mundur sedaya wus
kembali ke tempat duduknya wansul dennya tata alinggih
setelah semua duduk ri sampun tata lenggah
istri sang Prabu garwanya sangPrabu
Kan jeng Sunan berkata kepada Jeng Sunan angling mring wadya
prajurit
para dipati supaya bersembah pra dipati sami kinen angabekti
kepada Kanjeng Sunan. marang Kanjeng Sunan,

7. Kemudian para adipati maju 7. Nulyamafengwau pra dipati


bersembah dengan mencium kaki atur bekti mangaras suku sang
sang Yogi Yogi
bergantian menyembah agentya atur sembahe
-semua bersujud sedaya sami sujud
menggelar tikar sendiri-sendiri samya nggelar lampit pribadi
semua duduk sedaya tata lenggah
Adipati di muka dipati ing ngayun
125

para mantri dan penggawa para mantri Ian punggawa


setelah semua menghadap sang munggeng ngarsa sang Wiku
Pendeta berkata, mesem nulya ngling,
"Silakan Anda semua duduk. '*Sira padha lungguhcu
8. "Saya akan berkata pribadi 8. Ingsun arsa angling werta pribadi
mau menjamu anakku Sultan." arseng nyuguh putreng sun Sultan
Kanjeng Sultan berterima kasih Jeng Sultan nuwun ature
kemudian sang Pendeta bertanak nulya bethak sang Wiku
periuk siyem dan betas sedikit kendhil siyem beras sathithik
tak boleh kelebihan betas tan kenging langkung beras
karena kecilnya sangking alitipun
hanya sedikit takatannya mung sathithik takerira
cepat masak tanakan sang Pendeta aglis matenggennya bethak sang
Ayogi
lebih lama otang makan sirih. dangu abang wong nginang
9. Sunan Kali memegang sudip dari 9, Nyepeng soled kqeng Sunan Kali
kayu
berkata kepada para adipati, angandika marang pra dipatya,
"Silakan menghadapi daun "Padha angadhepa godhong
nanti saya beti nasi mengko sunwehisekul
dengan gatam sebagai lauknya." karo uyah adune bukti"
Laiu para dipati Ya ta sagung dipatya
beserta penggawanya sapunggawanipun
dan mantri serta prajurit miwah mantri prcguht
menyediakan daun di hadapan saes godhong neng ngandhap
masing-masing ngarsane sami
sang Pendeta menjamu. sang Wiku anyugata
10. Berkeliling dengan membawa 10. Apan mubeng nyangking solet alit
sudip kecil
semua daun diberi nasi sagung godhong pinaringan sega
tetapi hanya garam pasangannya pan namung sarem abene
merata semuanya wradin kang agung-agung
namun nasi dalam periuk suprandene segane kendhil
disudip masih banyak sinokt maksih kathah
isinya periuk kang kendhil isinipun
kepada Sultan Demak marang Kanjeng Sultan Demak
periuk tanah, Ki Siyam,tampak kendhil lemah KiSiyam amenis-
mengkilap menis
untuk dibawa pulang. kinarya baberkatan.
126

11. Periuk tadi diberi 11. Pimringkenwaupunangkendhil


nama Kiai Berkat ingaranan kendhil KyaiBerkat
karena isinya diberkat dene aberkat isine
orang Demak tiga ribu wong Demak tigang ewu
rata mendapat bagian nasi satu kaweratansekul sakendhil
periuk
tak lebih dan tak kurang tan langkung datan kirang
cukup nikmatnya sedheng nikmatipun
kenyanglah para perwira tuwuk mring pra prawira
besar kecil tak merasa lapar ageng alit tan ngraos angelih
telah mendapat kenikmatan. ndanatkadiriya.
12. Kanjeng Sri Narapati bersembah, 12. NembahmaturJeng Sri Narapati,
"Aduh Kanjeng Sunan "Jeng Sesunan dhuh suwawi Tuwan
hamba sarankan pindah keraton lun turi ngalih kedhaton
mana yang dikehendaki ing pundi kang pinundhut
terserah kehendak sang Pendeta pan sumangga karsa sang Yogi
yang dekat di Bintara kang celak ing Bintara
untuk istana." kinarya kedhatun."
Sang Pendeta berkata perlahan- Sang Wiku aris ngandika,
lahan,
"Saya memilih Kadilangu yang "Ingsun milih Kadilangu sun-
sayasenangi senengi
y^g sedikit penghasilannya. kang kedhik pametunya.

13. Jauh dari pelabuhan dan gunung 13. Lawan alas doh bandar Ian wukir
pantas imtuk wisma santri pepantese wong santri kang wisma
sucikan pekeijaannya." sucekna ing pakaryane."
. Kanjeng Sultan menjawab, Jeng Sultan aturipun,
"Terserah sang Pendeta," "Sumangga karsa sang Yogi"
Lalu dibawalah Kanjeng Sultan Ya ta kerit Jeng Sultan
beserta istri dan anak sakgarwa Ian sunu
lalu raja pun berangkat nulya budkal Sri Narendra
Kanjeng Sunan meninggalkan Kanjeng Sunan nulya dautPulo
Pulau Upih Upih
dibawa ke Bintara. kerit marang Bintara,

14. Diceritakan keadaannya di 14. Kawamaa lampahe neng margi


peijalanan
raja tiba di Bintara Sri Narendra prapta ing Bintara
Ki Patih menjemput datangnya KiPatih methuk rdwuhe
lalu pulang ke istana lajeng kondur ngedhatun
127

raja dan sangPendeta Sri Narendra lawan sang Yogi


tak ketinggalan para istri tanapi para garwa
Diceritakanlah sang Pendeta wamanensangWiku
tak mau pulang ke istana tan arsa kondurmring pura
sang Pendeta ingin terns ke arsa Ugeng mring Kadilangu sang
Kadilangu Yogi
sang Raja mengikuti di belakang- sangNata atut wuntat
nya.

15. LalukeluarlahKanjengSunan 15 Nulya myilKanjeng Sunan Kali


KaU
beserta istri dan anak-anaknya Ian kang garwa Ian kang para putra
Ki Patih mengantarkan KyanaPatih nderekake
di peijalanan tak diceritakan ing margi tan winuwus
lalu tibalah di Kadilangu Kadilangu anulya prapti
masuk ke istana manfing marang kedatyan
lalu duduk nulya tata hingguh
raja bersembah SriNarendra awotsekar
mohon pamit kepada Pendeta nuwun pamit dhateng sang Maha yogi
pulang ke istana. kpru^marang kedatyan,

16. Telah tiba ke dalam istana 16. Sampun prapta wau jroning puri
raja telah duduk SriNarendra wus lenggah tata
telah berjumpa dengan prames- wus panggih prameswarine
warinya Kuneng gantyakang kawuwus
Bergantilah ceritanya kawuwusa KiJaka Tingkir
diceritakanlah Ki Jaka Tingkir kang sanget kawlas arsa
yang sangat mengibakan dinukan sangPrabu
dimarahi sang Prabu wus lama datan pinirsa
sudah lama tak dilihat saya sanget genira amelas ati
semakin kasihan dia Raden nulya dedagan,
lalu Raden tiduran

17. Di makam ayahnya di Pengging 17. Neng makame kang rama ing
Pengging
para sentana tak ada yang tahu sentanane tan ana uninga
tiga hari lamanya tigang dabi ing lamine
tidak karuan rasa hatinya tambuhraosingkalbu
lalu Ki Jaka Tinggir datang nulya maturKi Jaka ing Tingkir
kepada ayahnya sambil bersembah mring rama sarwi nembah
seperti hidupnya .kadya gesangipun
128

mohon maaf anuwun kang pangapura


dan mohon doa restu Ian nuwun ingpangestu ingkang sih
raja di Bintara. sang NataingBintara
18. Setelah Ki Jaka Tingkir 18. Wusnya matur KiJaka ing Tingkir
bersembah
duduk ieinah dan air matanya lungguh mepes adres waspanira
deras mengalir
tidak keruan rasa hatinya tambuh raose driyane
waktu itu tunmlah hujan semana nulyajawah
rintik-rintik di cucuran atap rvwis-riwis kang punang tritis
gelap tak terdengar suara dhedhet tan ana swara
sang Bagus lelah sayah sangBinagus
keiu di sebelah letak kaki ayahnya dhekukuldagane rama
tidur-tidur ayam mendengar suara rem-rem ayam krungu swara tur
dumeling
waktu fajar. wayah bangun rahina,

19. Demikianlah suara itu jelas sekali 19. Pan mangkana swara dumeling
"Hai Karebet putrake *'Heh Karebet nyawa putraningsun
saya beri tahu jalannya ingsun tuturi margane
jalan untuk dipanggU raja marga dinangu ratu
pergilah ke tenggara angidul ngetana tumuli
bergurulah sira anggegurua
ke Banyubiru marang Banyubiru
jalanilah semua petimjuknya satuture lakonana
di situlah jalannya menuju pan akono kaki margane amukti
kebahagiaan
menjadi syaratnya raja." dadi sarate nata,"

20. Bangkitlah Ki Jaka Tingkir lalu 20. AjenggiratKiJaka alinggih


duduk
ketika mendengar bunyi suara sareng mirsa ufare swara
lama tak ada suaranya dangu tan swarane
Raden sejuk hatinya Raden asrep tyasipun
seakan-akan betul-betul bertemu Ian kang rarna sasat kepanggih
dengan ayahnya
berkata memberi jalan ngandika asung marga
teiah dimasukkan ke dalam hati wus kesthijro kalbu
haiilintar bercahaya di Timur Laut lor wetan lidhah gumbebyar
bintang dan kilat penghancur lintang kilat ihathit pangleburing
kesusahan branti
kesusahan yang tak henti-hentinya. branta kerantun-rantun.
129

21. Fajar tiba Ki Jaka segera 21. Byar rahina Ki Jaka lumaris
berangkat
ke arah Tenggara maksud hatinya ngidul ngetan sedyanireng driya
Banyubini yang dituju ing Banyubinijujuge
bergantilah yang diceritakan kunenggantya mnuwus
cerita di Banyubini kawumisa ing Banyumlis
Ki Ageng yang dibicarakan KiAgeng kang karembug
dengan saudaranya kalih kadangipun
dan putra Ki Buyut Ian KiBuyut kang para putra
diceritakan Ki Buyut di Banyu kacarita KiBuyut ing Banyuwilis
bini
mempunyai anak angkat. gadhah putra angkatan.
22. Anak itu bemama Mas Pramanca 22. MasPramanca araning kang siwi
wajahnya tampan, perkasa, dan wama pekik prakosa dikdaya
didaya
penguasaan sastranya baik rampung pratameng kawine
lengkap syariatnya tetap sarengatpun
telah mengetahui Umu sufi ngelmu sufi sampun udani
dan ilmu kemenangan myangjaya kasentikan
semua telah dikuasai - sedaya wus putus
adapun asalnya dene kawijilanira
Mas Pramanca berasal dari MasPramanca myil sangking
Majapahit Maospait
keturunan Bundhansurat. tedhake Bundhansurat.
23. Ketika bedahnya Majapahit 23. DukbedhahenagriMajapait
Raden Bundhansurat ikut lari Raden Bundhansurat melu mlajar
Raden tak mau menyerah tan arsa nungkulRahaden
mengungsi ke gummg angungsi marang gunung
dengan istri dan seorang anak lawan garwa putra satunggil
lalu bertapa nenggih kgeng martapa
di Gunung Kidul anengArdi Kidul
. yang dibabadnya ing wukir kang binabadan
untuk tempat tinggal dinamakan karya dhepok ingaran Kiyageng
Ki Ageng Wuging Wuging
tak lama kemudian meninggal. tan lamiitulya mikrat
24. Putranya yang mengganti 24. Ingkang putra wau kanggumanti
bernama Kiai Gedhe Wuging Kyai Gedhe ing Wuging namanya
Ki Gedhe telah kawin Ki Gedhe krama sampun
mendapat saudaranya Ki Ageng angsal kadang KiAgeng Wilis
Wilis
130

ketika sang putri sedang meng- dtik sang Dyah lagya nyidham
idam

Ki Ageng Wuging wafat Kyageng Wuging lampus


sepeninggal suaminya sasedane ingkang raka
sang putri dibawa ke Banyubiru sang kusuma binekta mring
Toyawilis
ke tempat adiknya. dhdteng ing arenircL

25. Tak berapa lama sang Dewi 25. Wus antara mbabar sang Sudewi
melahirkan
lahir laki-laki yang tampan medalfalu bagus ingkang wama
wajahnya
ibunya meninggal seda konduran ibune
maka diambil marmanira pinundhut
oleh paiiiannya di Banyubiru mring kang paman ing Toyawilis
sesuailah sang Pramahca sembada MasPramanca
diambil anak oleh sang Pendeta pinutra sang Wiku
tak ada cacatnya. tan wonten ingkang kuciwa.
Cerita berganti padaKi Buyut Ganti kocap KiBuyut Mqasta
Majasta nenggih
berputra seorang laki-laki. putrafalu satunggal
26. Ki Mas Wila tampan wajahnya 26. KlMas Wila wamaneapkik
pada waktu itu Ki Buyut Majasta pan samana KiBuyut Majasta
menjenguk kakaknya tuwi dhateng ing rakane
Ki Ageng Banyubiru Kiyageng Banyubiru
Ki Mas Wila yang mengikuti KiMas Wila ingkang tut wining
tak diceritakan di peijalanan datan kawameng marga
pada waktu itu telah tiba semanawus rawuh

bertemu dengan kakaknya panggya kalawankang raka


ditemui di pendapat pinanggihan neng dalemira
pendahpi
lengkap dengan anak dan sahabat. pepak pu tra lawan sabat
27. Ki Ageng Banjoibiru berkata, 27. Angandika Kyageng Toyawilis,
"Syukur kau datangDinda "Sokurya bage Yayi sira prapta
akan saya undang ke sini arsa sunundang marene
saya ajak menemui tamu surtjak manggihi tamu
yang segera datang mapan mengko ya meh prapti
tamu saya akan dhayoh ingsun ya bakal
menjadi saka guru dadi saka guru
131

pusaka tanah Jawa." pusakane tanah Jawa"


Adiknyamenjawab,"Siapakah Ingkang rayi matur, "Sinten
yang datang ingkang prapti
Kanda dapat mengetahui?" dene Kakang uninga?"
28. Ki Ageng Banyubiru ganti men- 28. AnauriKyageng Toyawilis,
jawab,
"Saya sendiri Dinda yang tahu." "Ingsun dhewe Yayikanguninga.*'
Diceritakanlah datangnya Raden Wamanen dhateng Raden
JakaTingkir Jaka Tingkir neng pitu
duduk bertanya kepada penunggu ndhodhok taken kang tengga kori
pintu
mohon disampaikan nedha ingaturena
kepada sang Pendeta marang sang Awiku
lalu penunggu pintu anulya kang tengga lawang
bersembah kepada Ki Gedhe matur marang Ki Gedhe ing
Banyubiru Toyawilis
menyampaikan Raden Jaka. ngaturken Raden Jaka
29. Ki Ageng Banyubiru berkata, 29. AngandikaKyageng Toyawilis,
"Dinda tak luput "Lah ta Yayi dene nora cidra
yang saya katakan tadi sun tuturken mau kae
persilakan segera sira turanagupuh
Raden Jaka ke hadapanku." Raden Jaka mring ngarsa mami"
Yang disuruh berangkat Kang kinen nembah mentar
segera tiba di pintu glis prapta ing pintu
Raden Jaka dibawa ingirid Raden Jaka
tiba di hadapan Jaka Tingkir prapta ngarsa ingawe KiJaka
dipanggil Tingkir
untuk duduk beijajar. kinen alenggah jajar.
30. Raden Jaka segera mendekat 30. Raden Jaka gya marek sang Yogi
kepada sang Pendeta
akan menyembah tetapi dicegah arsa nembah arsa cinegatan
latu dipegang tangannya nulya cinandhak astanen
dibawa duduk beijajar binektajcgar bingguh
oleh Ki Ageng Banyubiru mring KiAgeng ing Toyawilis
Ki Ageng berkata KiAgeng angandika
kepada putranya, marang putranipun,
Mas Pramanca bersujudlah "MasPramanca bektia
132

ya itulah Gustimu iya iku Kuhip Gustenira Kaki


akan menguasai tanah Jawa." bakal mengku rat Jawck"
31. Mas Pramanca segera bersujud 31. MasPramanca tur bekti pan aglis
kepada Raden Jaka lalu Ki WUa mring Dyan Jaka tumulyaKi Wila
disuruh bersujud kepada Raden kinen ngabekti mating Raden
Ki Wila sudah menyembah Ki Wila nembah sampun
Raden Jaka bersembah kepada Raden Jaka matur sang Yogi,
sangPendeta,
"Sebabnya saya datang menghadap "Mila kawula marak
kepada sang Pendeta dhumateng sang Wiku
ya untuk mengabdi gih dhapura puruhita
terserah kehendak sang Pendeta pan kawuka ^mangga karsa sang
«

Yogi
menyerahkan hidup mati saya." ngaturkenpqahgesang"

32. Ki Ageng Banyubiru tertawa 32. Sru gumuyu Kyageng Toyawilis


"Aduh Nanda mendua kali kerja "AdhuhAngger dene pindho
karya
jika telah tahu semaunya ya wus weruh sakersane
mudah orang bergurau gampang wonggeguru
baiklah guru jika sudah berwibawa becik guru yen wisamukti
cukup segalanya sang ratu cukup sakalir sang rat
semuasyarat ingkang sarat masriit
lebih baik kembalilah Nanda bihung Angger awangsula
meneruskan mengabdi kepada raja nutugen ngawula marang sang Aji
di Bintara. sang Nata ing Bintara.
33. Telah cukup tujuh bulan 33. Pan wus genep pitung candra kali
kemarahan sang Raja' dedukane iya Sri Narendra
sedang diperkirakan asalnya sedheng tinanggih sale
saya yang memberi ingsun Kaki kang asung
syarat untuk dipanggil Gusti sgrat margi dinangu Gusti
adalah tanah bermantra iya lemah timbulan
yang syaratnya Kcdci saratipun
suapkan kepada kerbau lolohena ing maesa
biar mengamuk tentu tak ada dimen ngamuk mangsa na kelar
yangmampu mengendalikan nadhahi
kecuali kau. pan kejaba sira.
34. Saya haiiya titip 34. Iya Angger ingsun amung titip
adikmu yang bernama Mas arenira kang aran MasPramanca
Pramanca
133

jadikanlah pengiring Raden karyanen parepat Raden


jika kelak telah mulia yen benjang wus abihung
kau menjadi raja Kaki sirajumenengaji
ya adikmu ya Kaki arenira
Mas Pramanca itu MasPramanca iku
sebaiknya kau jadikan patih karyanen patih prayoga
tak lain dengan kau satu asal nora liya Ian sira atunggil wp'i
pelarian dari Majapahit." pelayon sangking Majalengka"
35. Sang Bagus berterima kasih 55. Langkung nuvmn atumya sang
Pekik
"Saya sangat berbahagia sang Yogi "Dene heja sang Yogi kawula
diberi saudara yang sebenamya." "pinaring kadang sayekti"
Buyut Majasta berkata, BuyutMajasta muwus,
"Nanda,saya memberi tukang 'Ingsun Kaki aweh pekathik
rumput KiWilaputraningwang
KiWilaanakku ngengema nak ingsun.
abdikan anak saya." Ki Jaka nuwun turira
Ki Jaka menyanggupi angling tnalih KiAgeng ing Toyor
Ki Ageng Banyubiru berkata lagi, wilis,
"Berangkatlah segera Nak! **Angger nuli mangkata!
36. Pilihlah perahu yang baik 36. AmiUha gethek ingkmg becik
berhentilah di Gunung Prawata anjujug ingArdiPrawata
senyampang raja bercengkerama mumpung cangkrama sang Rajeng
berburu di gunung anggrogol aneng gunung
dengan kerbau, prajuritnya lawan danu ingkang prajurit
menangkap banteng dengan nyekel bantheng Ian tangan
tangan
dan kerbau liar miwah kebo danu
jika kau datang kelihatan sepi yen sira prapta sepinya
segeralah ambil kerbau angambila iya maesa tumuli
suapkan tanah bermantra. lolohna lemah timbulan.
37. Biar mengamuk di pesanggrahan 37, Ya mek ngamuk pakuwon sang
raja Aji
jika sudah ramai tontonlah yen wis rame sira ningalana
biar dipanggd sang Raja." dimen dinangu sangRajeng"
Ki Jaka bersembah KiJaka awotsantun
menerima sekepal tanah anampeni kepelan siti
dan Raden diajari lawan Raden winulang
pembangkit mantra panggugahing timbul
134

dengan aji-aji kekuatan kalawan aji karosan


azimat Bandungbandawasa aji Badungbandawasa Brcgamusthi
Brajamusthi
dan aji-aji Bimakurda. Ian aji Bimakurda.
38. Aji-aji itu telah dicatat semua 38. Punang(giwus kacathet sami
oleh Raden Jaka dan Buyut mringDyan Jaka myang Buyut
Mcgasta
ikut mengajar Raden tumut mulang mring Raden
Ki Jaka sangat berterima kasih KiJaka langkung nuwun
menerima segala macam ilmu anampeni saliring ngelmi
dan ilmu keraton myang ngelmune keratyan
semua telah dikuasai sedaya wus putus
EHceritakan sudah cukup lama Cinarita lamenira
Setiap hari kemudian Ki Jaka pendhak dina KiJaka neng Toya-
ke Ban3nibiru wilis
Raden Jaka pamit pergi. Dyan amit mentor.
39. Kemudian Ki Ageng Banyubiru 39. Nulya prentah Kyageng Toyawilis
memberi perintah
membuat perahu dirakit di karya gethek rinakit bangawan
bengawan
kepada semua orang Banyubiru mring M^ong Banyubiru kabeh
waktu getek telah siap semana gethek sampun
kemudian diserahkan kepada sang nulya katur marang sang Yogi
Pendeta
Raden telah diperintahkan Baden wus kinen mangkat
berangkat
dengan putranya lawan putranipun
Mas Pramanca dan Wila MasPramanca lawan Wila

dan Ki Ragil yang masih ipar sang Ian KiRagil kapemah ipe sang
Yogi Yogi
disuruh ikut Raden. kinen tumut Rahadyan.

40. Sang Pendeta dan adiknya 40. SangAwiku lawan kangrayi


maksudnya akan ke bengawan sedyanira ingater bengawan
tak diceritakan peijalanannya datan winama lelampahe
kemudian tiba di bengawan. nulya bengawan rawuh
lalu Raden Jaka Tingkir nulya Raden Jaka Tingkir
bersembah lalu naik ngabekti nulya numpak
ke atas perahu ing gethek pan sampun
Mas Pramanca dan Wila MasPramanca lawan Wila
135

dan Ki Ragil empat orang Ian KiRagil"wong papat sami


mengayuh perahu melahi
perahu bergerak di bengawan. gethek milir bengawan,
41. Ki Ageng Banyubiru 41. YatawauKyagengToyawilis
pulang meninggalkan bengawan nulya wangsul sangking ing
bengawan
diiringkan para sahabat iniringken pra sabate
adapun Ki Buyut dene wau KiBuyut
Ki Majasta lalu pulang KiMajasta Icgeng amulih
Ganti diceritakan Kunenggantya winama
Ki Jaka KiJakawinuwus
telah jauh perjalanannya wus lepas ing lampahira
tiba di Kedungsrengenge tak dapat praptengKedhungsrengenge tan
menepi bisa minggir
seperti mundur perjalanannya. kadya mungkur lampahnya,

XIV. PANGKUR XIV. PANGKUR

1. Telah sampai di bengawan 1. Sampun anjog ing bangawan


kira-kira tengah hari wayah beduk ing wand
tiba di Kedhungsrengenge Kedhungsrengenge wus rawuh
hujan rintik bercampur angin mendhung rtwis wot barat
ketika itu terlihat seorang anak sanaUka ana katon lare ngangsu
mengambil air
ditanyai oleh Ki Manca tinakonan mring KiManca
"Kamu anak dari mana?" "Sira iku lare ngendi?"
2. Anak tadi kemudian lenyap 2. JPunang lare nulya musna
perahu berputar tak dapat melaju gethek mubeng wangsul tan bisa
milir
dikayuh tak bergerak winelahan tan kena / ^
digalah tak sampai galahnya sinatangan datan fcg'dk satangipun
karena airnya sangat dalam sangking lebeting kang toya
perahu hanya berputar saja. gethek milir bohtbiM
3. Tak berapa lama terlihat 3. Tan antara ka3igalan
buaya beijejal-jejal di Kedung baya ngebel Kedungsrengenge
srengenge nenggih
aimya seperti beterbangan toyane kadi kena kebur
buaya itu membegal ,..• baya iku bebegal
disuruh deh ratunya pan kinongkon iya marqng
ra^
136

rajanya Ki Baureksa ratune KiBaureksa


dan yang bemama Jalnmampang Jalumampang hang wewangi
4. Itu patihnya 4. Punika pepatihira
mefeka riuh ketika memegangi sareng mangsah gujeh gethek
gumriwis
Ki Wuragil Wfla nienyaksikan Ki Wuragil Wila ndulu
tertegun tak bergerak jomblong tan bisa obah
Raden Jaka berkata pelan, Raden Jaka alon denira amuwus,
"Hati-hatilah Dinda "Lah Yayi dipunprayitna
bahaya menghadang." bilahi geng andhatengi"
5. Seekor buaya menerajang i. Bquljugaanerajang
Ki Pramanca yang menghadapinya KiPramanca wau ingkang nadhahi
disahut dan dipeiuknya duk sinaut sareng peluk
Jaka Pramanca kuat kuwat Jaka Pramanca
ketika seekor bajul dilempar bajul siji sareng binuwang sumamprung
jatuh ke daratan dan mati tiba dharatan wus pejah
banyak buaya datang b(4ul keh sareng ngebyuki
mengeroyok.
6. Pinggir perahu penuh buaya 6. Gebel pinggir gethek rangap
mencuar-cuar tajam
Raden berkata,"Hati-hatilah angling Raden, "Yayidenngathati
Dinda
kau luar saya dalam sirajabajroning ingsun
awaslah Dinda Yayi sira denyitna
segera Raden Jaka mencebur sigra ambyur Raden Jakajroning
ke dalam lubuk kedhung
kelihatan berbaris katingal baris anggabak
seperti raja yang akan berperang. anglir ratu mangun jurit

7. Mereka geger berdatangan raden 7. Geger praptane Rahadyan


kemudian Raden Jaka Tingkir lajeng mengsah mangamuk Jaka
mengainuk Tingkir
menendang^an menampar anjejak andhupak manapuk
mengadu kepala lawan kepala anyandhak ngadu kumba
Raden Jaka nwkin keras meng- - Raden Jaka pangamuke saya
amuknya ^ liwung
atas kehendak Tuhan • sakingpangersaningSukma
musuhnya lari dan banyak yang mungsuhhgisis keh^ngemqsi
tewas.
137

8. Melawan yang masih hidup 8. Mangsah sisanya kang pejah


Raden tidak gusar dikeroyok kinembulan Raden datan
gumingsir
digigit-gigit disahut kinerek-kerek sinaut

Raden Jaka menghadapinya tadhah Rahaden Jaka

tiga buaya dibantingnya yen abanting rinangkep telu


maleduk
empat pun kena semua rinangkep sakawan bablas
mereka lari ketakutan. lumayu tan mangga pulih
9. Ratu buaya marah 9. Bermatya ratune baya
karena pembantu banyak mati mula lamun bature akeh mati
segera maju perang untuk sigra mangsah atetulung
menolong
Jaka Tingkir menyeijang Jaka Tingkir narajang
disahut dadanya gya sinaut tepung kabeh jajanipun
rajanya Ki Baureksa ratune KiBaureksa
kira-kira sepuluh. sapuluh tan winentawis.
10. Gigi seperti garpu 10. Untuk anglir garpu rancang
lidah panjang seperti bendera Hat panjang lir pendah ubar-abir
tiga wama
wama putih seperti kapuk ulese pethak lir kapuk
mata seperti mutiara netra kadya mutyarsa
Jaka Tingkir terlepas dari sahutan- Jaka Tingkir sinaut-saut marucut
nya
berputar pada kakinya mubeng aneng sikilira
cepat melompat ke telinga. rikat malumpat mring kuping
11. Matanya dapat dirogoh 11. Rinogoh netrane kena
melompat-lomat namun kencang lumba-lumba kukuh dennya
dipegangi nyekeli
bengawan seperti diaduk bengawan kadya kinebur
diceritakan Mas Manca wamanen Ki Mas Manca
ramai berperang sahng menerkam gennya perang arame pehik-
pineluk
dengan buaya Jalumampang lawan bajul Jalumampang
tak ada yang kaiah perang. tan ana kasoran jurit.

12. Ditangkaplah sang Jalumampang 12. Cinandhak sang Jalumampang


tidak bergerak lalu dUemparkan nora obah sinawataken aglis
terbentur pada pohon Weru ''maledhuk ing kayu Weru
matilah Jalumampang patine Jalumampang
138

banyak buaya yang datang namun bcgul kathah kang mara-mara


tewas pula alampus
berserakan di tanah gelasah aneng dharatan
yang hidup penuh derita. kang urip pating karempis.
13. Mas Manca perwira benar 13. Mas Manca tuhu prawira
habislah buaya yang naik ke darat sampun telas bcgul kang ndharat
sami
Ki Wuragfl Wila menyaksikan Ki Wuragil Wila ndulu
menjadi terteguh samijomblongkewala
adapun yang di dalam air dene kanganengjro toya
Baureksa^sudah dil^lahkan. Baureksa wus kqodhi

14. Raja buaya tak dapat bergerak 14. Apolah'polah tan bisa
telah merasa tobat anak buahnya sampun tobat balane densapihi
dibunuh ingkang nedya atetulung
yang ingin menolong Raden Jaka ngandika,
Raden Jaka berkata, "lya apa panungkulmu marang
"Apa bukti penyerahanmu ingsun?"
padaku?" Matur sangNarpati baya,
Raja buaya bersembah "Punapa kinarsan inggih?"
"Silakan apa yang dikehendaki."
15. Ki Jaka berkata pelan, 15. Ki Jaka alon ngandika,
"Saya minta pajak buaya yang "Ingsun njaluk pafek baya kang
pasti mesthi
seekor setiap tahunnya." spi'Sp'i saben taun."
■baureksa menjawab, Baureksa turira,
"Silakan sekeWdak Tuan." **Gih sumangga datan lenggana
sakayun "
Baureks^ dilepaskan IngucuOcen Baureksa
kelihatii segerti dalam istana. katon kados neng jro puri
16. Istananya besar 16. Andhendheng kadhatonira .
tak berbedaiyturannya dengan datan beda tatanane lawan jalmi
manusia ' - V ^ Rahaden Sinuhun
Raden Sinuwun ^ \ ; kasrah kadhatonira
diserahi istana ^ " kacaritja Dyan Jaka aneng jroning-
Diceritakan Raden Jaka di dalam
air '
139

tridinten nengjroning toya tiga hari di dalam air


Raden Jaka ana pamit Raden Jaka akan pamit.

17. Ki Baureksa menahan 17. KiBaureksa ar^mpah


"Raden,saya memberi tahu dulu "Inggih Raden kula sung warta
dhingin
kepada sang Bagus mringPaduka sangAbagus
bahwa diri saya inggih awak kawula
dan Paduka itu dulunya lawan Paluka punika ing
waonipun
keturunan dari saya teturunan sm^ir^kula
ayah Paduka sang Pekik. ramaPaduka sangPekik.
18. Sebenamya cucu saya 18. Yekti tnggfli putu kula
masa kecilnya Kebokenanga ing alite Kebokenanga nguni
dahulu
Ki Ageng Pengging yang tua KyagengPengging duk kangsepuh
beraama Jaka Sengara aran Jaka Sengara
itu sebenamya anak saya pan punika saydcti nak kula tuhu
jadi sudah ketumnan ketiga dados turun kaping tiga
anak saya dengan sang Bagus. nak kula lawan sangPekik.
19. Maka saya begal 19. MUakulabebegcd
dengan harapan dapat bertemu kula suprih panggiha lawan mami
dengan saya puntkusampun kapangguh
sekarang sudah betjumpa kula sumangga karsa
saya menyerahkan mringPaduka kang bakal
kepada Paduka yang akan menjadi jumenengratu
raja
mengganti Sultan Bintara atmambung Sultan Bintara
kelak bertahta di Pengging." ngrenggani nengPcdang benjing'
20. Raden Jaka berkata pelan, 20. Dyan Jaka alon ngandika,
"Kalau demikian sebenamya "Yen mangkono kdkeku^sun
kakek saya sayekti
mengapa kau beliun mati dene sira durung lampus
ayah telah meninggal JengRama panwus seda
dan Kanjeng Eyang sudah mening Ian JengEyangwus seda
gal semua." sed^anipuri"
Ki Baureksa berkata, V KiBaureksi aturira,
"Adapun saya masih hidup. "Mila kula meksih urip.
21. Raden Ja^ saya dahulu 21. Ing Nguni kula dyan Jaka
putera raja Dewatacengkar pan putrane Dewatacen^ar aji

/
140

maka tak dapat mati milane tan keneng lampus


Ayah terkena marah JengRama kenging deduka
pekeijaannya memakan sesama- pdkaryane amangan sapadhanipun
nya
kemarahan Batara dedukane ingBathara
Ajisaka dahulu. Ajisaka duk ing nguni

22. Ayalmda terkena tipu 22. Jengrama kenging paekan


disuruh memegang ikat kepala kinen nyepeng iket Jisaka Aji
Raja Ajisaka
setelah dipegang ikat kepalanya pan ingasta iketipun
lebamya sampai ke samodera wiyar prapta samodra
didorong lalu ayah mencebur jinongkongken JengRama nuli
jumegur
maka menjadi buaya putih pan dadya baya seta
menurunkan saya. nurunaken awak mami

23. Lalu saya mengembara 23. Nulyakula aleUma


diterima oleh penguasa jagad pan katrima mring Ywang Jagad
Pramesthi
lalu dijadikan raja agung pan kinarya ratu agung
raja buaya ratu baya punika
habislah segala yang hams saya pan wus telas aturkuJa sang
Binagus."
Raden Jaka berkata pelan, Dyan Jaka alon ngandika,
"Sudahlah saya minta pamit" "Ya wis Kaki ingsun pamit"
24. Ki Baureksa mengikuti dari 24. KiBaureksa tutwuntat
belakang
mengantarkan sampai di luar ndherekaken anengjabaning kori
pintu
dan menyerahkan buaya lawan ngaturaken bqul
empat puluh ekor untukmeng- kawandasa ngatema
antarny^
yang akan menyangga perahu ingkang badhe nyanggi gethek
bergilir miliripun
di dalam bengawan aneng sajroning bangawan
telah naik kejjerahu lagi. sampun ngancik gethek malih

25. Raden telah bertemu depgan 2J. Wus panggih lawan rowangnya
pembantunya '
mereka heran d^ l^den pun samya ngungun^jfuien dipun
ditangisi - tangisi
141

dikira sudah meninggal timrka yen sampun lampus


di dalam bengawan neng sajroning bangawan
Raden berkata,"Sudahlah, Radyan angling, "Lah uwis padha
semuanya selamat rahayu
atas perlindungan Tuhan apan pangersane Sukma
kepada kita. marang sira lawan mami

26. Raja buaya sudah kena 26. Ratunebayawuskena


telah saya kalahkan dalam was kqodhi lawan ingsun ngajurit
peperangan
yang menyebabkan menyerahnya kang dadi panungkulipun
siBaureksa iya si Baureksa
berpajak seekor buaya setiap pcgek bcgul sp't-spi saben taun."
tahun."
Kata Pramanca KiPramanca aturira
sedih rasa hatinya. megatruh rasaning galih

XV. MEGATRUH XV. MEGATRUH

1. Perahu bergerak dengan ditopang 1. Sigra milir sang gethek sinangga


buaya b(gul
empat puluh ekor yang menjaga kawandasa kang njageni
di muka dan belakang ing ngarsa miwah ing pungkur
serta kanan kiri ing kanan napi kering
perahu pun berhilir pelan. kang gethek lampahnya alon.

2. Perahu pun bergerak yang 2. Gya lumampah kang gethek


disangga buaya sinangga bq'ul
tak usah mengayuh datan susah amelahi
Ki Ragil Wila tertegun KiRagil Wila pitekur
tidak berkata dheleg'dheleg datan angling
mengetahui buaya banyak sekali. wruh bq'ul patingjaronggol
3. Empat puluh ekor buaya yang 3. Kawandasa kathahe kang nangga
menyarigga bqul
yangmengiring juga empat puluh kawandasa ingkang ngiring
empat puluh yang menunggu ^ kawandasa ingkang tunggu
yang menggendong perahu sang kang nggendhong gethek sang
Bagus Pekik
perahu itupun berjalan pelan. kang gethek lampahnya alon.
142

4. Buaya itu bergantian menyangga 4. Genti'genti kang gethek sinangga


perahu bcgul
empat puluh yang menjajari kawandasa kang njcqari
buaya itu bersusun-susun tinundha-tundha kang bc^ul
sepeFti aturan manusia pan kadya tataningjalmi
yang menjaga banyak sekali. kang njagani tingjaronggol
5. SudahjauhperjalanansangBagus 5. Sampun lepas lampahira sang
Bagus
tiba di Butuh prapta Butuh sangApekik
ketika senja hari nuju sangArka sumurup
Raden Jaka ingin singgah Raden Jaka arsa mampir
menghadap Ki Ageng Butoh. sowan marang Kyageng ButoK
6. Perahu ditepuk tiga kali 6. Punang gethek kinebek-kebek
ping telu
buaya menangkap tanda itu bajul miarsa kang wangsit
lalu perahunya menepi null minggir gethekipun
segera tiba di pinggir prapta ing pinggir tumuli
perahu sudah ditambat. kang gethek sampun ginayot,
7. Raden Jaka akan singgah tetapi 7. Raden Jaka arsa mampir sampun
sudah malam dabi
istirahat di tepi sungai dadya kendel pinggir kali
empat orang duduk membantu wong papat pating palenguk
ketika larut malam duk wayah sirepingjalmi
lalu Ki Jaka tiduran KiJaka nulya Meson
8. Mas Pramaca, Ragil, dan Wila 8. MasPramaca Ragil Wila samya
tidur semua turn
buaya-buaya beijaga gung bajul sadaya kemit
Bergantilah ceritanya Kunenggantya kang winuwus
Ki Ageng,Butuh yang diceritakan Kyageng Butuh kangwinami
malamnj^a'di pesanggrahan. ing dalu aneng pakuwon,
9. Ketika melihat cahaya terang 9. Sareng mulat ing langit padhang
di langit sumunu

cahayanya bersinar-sinar trus padhang caKya nelahi


Ki Ageng berpikir dalam hati Kyageng ngartikengjro kalbu
"Apakah yang terang di lan^t itu? "Apa kang padhang ing langit?
Apakah bintang bahagia fceraton? Baya wahyune keraton?
10. Tetapi cahaya itu bukan kepadaku 10. Cahya nanging iya nora marang
ingsun
143

meskipun saya mengerti dene ingsun pan udani


sia-sia saja saya melihat tuwas bae weruh ingsun
ya sifatnya orang mengetahui ya bawane wong udani
hanya sebagai buruh saja saya mung ngempek buruh sun weroh
melihatnya.
11. Orang yang mendapat wahyu 11. Marangingwongingkangkatiban
wahyu
di manakah tempatnya baya ngendigone iki
yang dituju wahyu raja kang katutuh yuning ratu
terlanjur ke bengawan kebanjurmarang benawi
apakah betul wahyu raja?" baya bener cahya katong?'*
12. Ki Ageng Butuh berkeliling- 12. Mider-midertawauKiAgeng
keliling Butuh
terlanjut ke bengawan kebanjur marang benawi
Ki Ageng awas memperhatikan KiAgeng pan awas ndulu
bersinar di pinggir sungai mancorong pinggir benawi
Ki Ageng berkata pelan, KiAgeng ngandika alon.
13. "Inilah wahyu raja bersinar 13. '*Iya iki wahyuning ratu sumunu
sebesar kelapa kira-kira saklapagengwinetawis
tetapi tidak jatuh kepadaku dene tan dhawah maring sun
bersinar di pinggir sungai mancorong neng pinggir kali
lebih baik masuklah ke raga angur manjinga punang wong"
manusia."

14. Kemudian sinar itu hilang tak 14. Nulya sima kang mancorong tan
terlihat lagi kadulu
tinggal cahaya bulan mungkeripadhanging sasi
fajar pun hampir tiba semburat meh bangun esuk
ketika Ki Ageng tahu KiAgeng sareng udani
orang empat sedang beristirahat. wong papat sami Meson.
15. Didatangi sang Pendeta di atas 15. Munggeng gethek pinaran sang
perahu Awiku
empat orang sedang enak tidur wong papat eca aguling
sang Pendeta tak ragu tan samar wau sang Wiku
kepada Jaka Tingkir dhatengKiJaka ing Tingkir
kemudian anaknya dipanggil. kang putra nulya onguwoh.
16. "Bangunlah anakku yang bagus 16. "Awungua ta ndk ingsun wong
abagus
mengapa di pinggir sungai dene ana pinggir kali
singgahlah putraku." amampira putraningsun,"
144

Terkejutlah Ki Jaka Tingkir Kagyat KiJaka ing Tingkir


lalu naik dan bersembah. nulya mentas awotsinom.
17. Mas Pramanca, Ragfl, dan Wila 17. MasPramanca Ragil Wila mentas
telah naik sampun
lalu bersembah anulya sami ngabekti
kepada Ki Ageng Butuh marang KiAgeng ing Butuh
empat orang dibawa semua wong papat binekta sami
ke rumah Ki Ageng Butuh. mring daleme Kyageng Butuh
18. Setibanya di tumah lalu duduk 18. Sapraptane ing dalem atata
lungguh
Nyi Ageng butuh keluar Nyi GengButuh nulya mijil
menemui putranya manggihi mring putranipun
Raden Jaka bersembah Raden Jaka angabekti
empat orang menyembah semua. wong papat sami wotsinorru
19. Ki Ageng Butuh berkata manis 19. Manis arum ngandika KiAgeng
Butuh
kepada Ki Jaka Tingkir marang KiJaka ing Tingkir
''Bagaimana putraku "Kaya paran putraningsun
apakah sudah dimaafkan apa wis ngapura kaki
oleh sang Raja?" marang Kanjeng sang Akatong?"
20. Ki Jaka bersembah kepada sang 20. Nembah matur Ki Jaka marang
Pendeta sang Wiku
dari awal sampai akhir sangking purwa amekasi
telah disampaikan semuanya wus katur sasolahipun
sang Pendeta mengangguk-angguk amanthuk-manthuk sang Yogi
mendengar kata-kata sang Bagus. myarsa ature sang Anom,
21. Ki Ageng Butuh berkata pelan, 21. Lon ngandika wau Ki Ageng ing
Butuh
"Aduh putraku "A dhuh-adhuh putra mami
betul kataku bener temen ujar ingsun
lanjut Ki Gedhe Banyubiru trus Ki Gedhe Toyawilis
kau bakal raja. yen sira bakal sang katong
22. Naiida, saya yang tahu wahyu raja 22. Nyawa, ingsun kangweruh
wahyune ratu
telah memberi tahupadamu wus dhawuh mring sira kaki
sekelapa dan sabutnya saklapa satabonipun
jika demikian Nanda yen mangkono sira kaki
teruslah menghadap sang Raja. banjura seba sang Katong
145

23. Syaratnya tanah bermantra di 23. Sarat lemah timbulan ing Banyu
Banyubiru biru
pasanglah segera sira tamakna tumuli
senyampang sang Prabu bercehg- mumpung cangkrama sangPrabu
kerama
Sinuhun di gunung Sinuwun aneng ing wukir
mangadu manusia dengan kerbau. ngadu wong kalawan kebo.
24. Kakakmu Mas Manca bawaiah 24. Kakangira Mas Manca gawanen
segera gupuh
jadikan la pekatik'*' suka karyanen pakathik
berangkatlah anakku!*' sira mangkata nak ingsun!"
Ki Jaka minta pamit sambil KiJaka amit wotsari
bersembah
pada uwak laki-laki dan perem- ing uwajalu Ian wadon.
puan

25. Ki Manca telah berpamitan pada 25. KiManca wus pamit ing
ayahnya ramanipun
Mas Pramanca, Wila, dan Ragil MasPramanca Wila Ragil
telah minta pamit wus samya amit wotsantun
telah mundur dan tiba di sungai gya lengser wus prapta kali
'mereka segera naik perahu. samya mringgethek sang Anom.
26. Perahu ditepuk dan buaya mulai 26. Gya ginebek kanggethek sinangga
menyangga bajul
bergeraklah semua yang berada obah sagungjroning warik
dalam air
perahu pun segera bergerak sigra milir gethekipun
Mas Manca heran melihatnya Mas Manca gawok ningali
buaya banyak sekali. mring bcqul patingjaronggoL

27. Delapan puluh ekor buaya yang 27. Wolungdasa bcgul kang njageni
menjaganya laku
ada yang datang dan ada yang pulang ana teka ana mulih
ada yang menjemput dan ada yang ana mapak ana nusul
menyusul
yang bergiliran mulai bekeija kang giltr umarigkat kardi
menjaga peijalanan sang Anom. mring lampahira sang Anom

^ pekathik artinya tukang mencari rumput untuk makanan kuda.


146

28. Sudah jauh peijalanan sang Bagus 28, Sampun lepas lampahira sang
Abagus
Butuh telah ditinggalkan ingButuh sampun kawingking
Tak diceritakan peijalanannya tan winama lampahipun
dan lamanya di jalan lamine aneng ing margi
yang dituju telah tampak. kang sinedya sampun kaion.
29. E)i Icaki Gunung Prawata sebelah 29. Ing sukuneArdiPrawata kang
Selatan Kidul
sang Bagus akan beristirahat arsa kendel sangApekik
perahu ditepuk tiga kali gethek kinebek ping telu
buaya itu semuanya tahu tanda sedaya bqul wruh wangsit
perahu pun pelan-pelan menepi. gethek nulya minggiralon
30. Perahu ditambatkan pada bamtu 30. Wus cinancang gethek neng
petung petungwung
bambu petung itu menjulur condong kang petung ngungkang neng kali
ke sungai
kelihatannya seperti berhantu asinger lamun dinulu
di pinggir desa ing desa kang pemah pinggir
bernama desa Gerompol. aran desa ing Gerompol
31. Lalu Raden Jaka menepuk 31. Nulya Radyan Jaka nggethek
perahunya gethekipun
buaya menerima tanda kang bqul nampeni wangsit
tahu jika disuruh pulang wruh yen kinen sami mantuk
lalu bubar dan semua pulang nulya bubar mantuk null
tinggal buaya Bumitukon kantun bqul Bumitukon.
32. "Hai Saudara, saya bertanya 32. "Heh Ki Sanak manira takon
satuhu
jalan mana agar cepat ing pundi marga kang aglis
sampai ke Gunung Prawata dhatengPrawata kang gunung
dan saya titip kelawan manira titip
perahu di sungai yang tertambat." gethek neng kali ginayot."
33. Yang ditanya menunjukkan jalan 33. Kang tinakon atuduh ing marga-
nipun
yang sampai ke Gunung Prawata kang anjok Prawata Wukir
dan ganti bertanya kepada Ki Bagus Ian male stakon KiBagus
"Dari manakah sang Bagus *Bagus Andika ing pundi
dan siapakah namanya?" lawan sinten anyarkaton?"
147

34. Raden Jaka menyebutkan namanya 34. Raden Jaka wawan natha satuku
tak lama kemudian berpamitan tan dangun anulya pamit
Ki Jaka segera berangkat KiJakaamilyalqu
telah tiba di Gunung Prawata ngardiPrawata was prapti
di pinggir pesanggiahan. wonten tepising pakuwon.

35. Raden Jaka dan pembantunya 35. AnengwanaDyanJakasarowang-


dihutan ipun
lima orang menyelidiki wong lima sami anitik
mencari kerbau liar ngupaya maesa danu
mereka sudah dapat lalu dibawa wus antuk binekta keni
kerbau pun dibopong. maesa tutut binopong

36. Disuapi kepalan tanah bermantra 36. Linolohankepelan lemahtinimbul


dari Ki Ageng Banyubiru sanding Kyageng Toyawitts
kerbau itu telah dilepas wus nguculken punang danu
lalu bersin matanya membelalak nulya gebres amecicQ
bangkit bergerak dan mendengus. jenggirat kirik ambekos.
37. Kerbau itu telah dimantrai oleh Ki 37. Wus sinebda mring Ki Geng kang
Ageng kebo danu
lalu laju mendatangi nufya nginthar amarani
ke tempat peristirahatan sang Prabu mring pakuwone sangPrabu
Raden Jaka telah menyingkir Raden Jaka wus sumingkir
lima orang mundur tak tampak lagi. wong lima mundur tan katon

XVL DURMA XVI DURMA

1. Kerbau liar mengamuk ke pesang- 1. Kebo danu angamuk mring


grahan pasanggrahan
datang mengobrak-abrik prapta angobrak-abrik
gegerlah orang Bintara geger wong Bintara
banyak yang mati terinjak kathah kang tinur^ang pej'ah
yang dikdaya dipijat-pijat kang dikdaya denuleni
dan diinjak-injak ingidak-idak
mati diremas-remas. mati denulhuli
2. Wadya Bintara geger kebingungan 2. Apuyengan gegere wadya Bintara
menolong temannya yang mati tulung kancane mati
memegang senjata anyandhak kang gegaman
148

tombak dan senjata waos tuwin sanjata


mereka datang bersama menembaki bareng mara ambedhili
ada yang menombak ana kang numbdk
tak ada yang dapat melukai. tan ana kang nedasi

3. Kerbau sangat tangguh tak 3. Lan^ung teguhan danu tan pasah


mempan senjata braja
meleset kejatuhan besi mleset katiban wesi
peluru tak mengenai mtmis tan tumama
digitik tak terasa ginitik tan karasa
geraknya menakutkan tandange anggegilani
kerbau dikdaya kebo dikdaya
diketahui oleh sang Raja. pinirsa mring sangAji

4. Setiap wadya perwira tamtama 4. Saben-saben wadya prawira


tamtama

raja diadu bertanding nata ingaben tandhing


dengan kerbau kalawan maesa
membunuh dengan tangan matenikaro tangan
temyata tak mampu prandene datan kuwawi
karena dikdayanya sangking dikdaya
mati diremas-remas. mati denuliruli

5. Setiap perwira tamtama yang 5. Singa mara wadya prawira


datang tamtama
mati ditanduk mati dipunbijigi
ada yang di lambung ana kang denundha
jatuh diinjak-injak tiba ingidak'iddk
banyak yang mati tanpa terluka akeh mati tanpa kanin
deiapan puluh orang wong wolung dasa
rusak dan mati. rusak ngemasi

6. Diceritakanlah raja Bintara 6. Kawamaawau sangJPrabu Bintara


segera naik panggung minggah panggungan aglis
melihat prajuritnya mirsa ingkang wadya
diamuk oleh kerbau denamuk ing maesa
tahu kalau banyak yang mati uningyen kathah ngemasi
prajurit tamtama wadya tamtama
waktu itu raja. semana SriBupati

7. Ingat dan berkata dalam hati 7. Enget ing tyas ngandika sajroning
nala
149

"KerbaiL ini melebOii "Kebo iki nghtwihi


besar dan dikdayanya agedhe dikdaya
merusak bala tamtama ngrusakken wong tamtama
kecuali jika masih ada si Tingkir jaba isiha si Tingkir
saya kira bisa(mampu) sun duga bisa
membimuh keibau ini." mateni kebo iki"

8. Ebceritakan Ki Jaka kelihatan 8. KawamaawauKiJakakatingal


melihat agak jauh ningali radi tebih
dari tempat kerbau lawan gen maesa
di luar pagar anengJabaning krapydk
lima orang berdiri menyaksikan wong lima ngadek ningali
memilih tempat teiang milih gen padhang
agar terlihat oleh raja. mring katingal sang Afi
9. l^ja melihat Ki Jaka 9. SriNarendratumingalmarang
KiJaka
raja tidaklupa tan samar SriBupati
raja berkata, sang Nata ngandika,
"Temyata si Tingjdr ada "Si Tingkir dene ana
menonton agak jauh anonton kapara tebih
di luar pagar jabanekrapyak
taiiyailah Jaka Tingkir. lah tarinen si Tingkir.

10. Jika berani saya adu dengan 10. Lamun wani sunadu lawan maesa
kerbau
jika dapat membunuh yen bisa amateni
kerbau itu marang ing maesa
dosanya saya maafkan dosane sunapura
saya jadikan lurah lagi sungawe lelurah maning
kedudukan yang lama lungguhe lawas
dan tambah saya beri wanita." wuwuh suntarimani"

11. Yang diutus bersembah lalu 11. Ingkang kinon wotsekar nulya
berangkat mlampah
mengejar Jaka Tingkir mlcgengi Jcdca Tir^kir
Mas Pramanca melihat MasPramanca mulat
jika ada utusan raja yen wonten duta nata
lalu Raden digamit Rahaden nulyafinawil
oleh }^as Pramanca mring MasPramanca
lalu duduklah sang Bagus. nulya dhok sang Apekik.
150

12. Tibalah segera duta raja 12. Sigra prapta dutane Sri Naranata
bertemu dengan Jaka Tingkir panggih Ian Jaka Tingkir
menyampaikan panggilan dhawuhken timbalan
''Raden dipanggil raja "Raden timbalan nata
saya diutus menanyai manira kinen anari
dirimu mring pekenira
Apakah Anda berani Dika punapa wani
13. diadu dengan kerbau mengamuk? 13. dipunabenkalawanmaesakurda?
Jika Raden menerima(dapat Yen Raden anampeni
membunuh)
kerbau yang marah itu maesa kang kurda
dosa Anda dimaafkan dosa Dika ngapura
dikembalikan kedudukannya ingantukken ingkang linggih
dijadikan lurah kinarya lurah
tambah diberi putri." wuwuh katriman putri"
14. Raden Jaka menjawab utusan 14. Raden Jaka mangsultdutaning
raja, narendra,
"Jika Raja menghendaki yen wonten karsa Gusti
mengadu saya ingaben kawula
meskipun bertambah senadyan gih wewaha
sepuluh ekor kerbau lagi sedasa maesa malih
sampai mati pun tanetangpejah
bersedia menjalaninya." sandika anglampahi"
15. Utusan raja segera kembali 15. Sigra wangsul dutaning Sri
Naranata
sampai ke hadapan raja prapta ngarsa narpati
lalu bersembah, umatur anembah,
"Paduka raja "Pukulun SriNarendra
kata Jaka Tingkir aturipunJaka Tirtikir
jika menghendaki j^en wonten karsa
mengadu Jaka Tingkir ingaben Jaka Tingkir
16. dengan kerbau meskipun bertam 16. Ian maesa sanadyan inggih
bah jumlahnya wewaha
sepuluh ekor lagi dasa maesa malih
tak akanmundur inggih tan suminggah
menjalankan perintah raja nglampahi karya nata
Tingkir sekedar menjalankan." pun Tingkir darmi nglampahi"
Raja senang hatinya Enggar sang Nata
lalu memberi perintah kepada dhawuh marang KiPatih
patih.
151

17. Jaka Tingkir supaya diberi 17. Jaka Tingkir kinen maringi
pakaian busana
"Yang pantas saya lihat "Kang patut suntingali
disertai h^Kodhokngorek* Kodhokngorek gamelan
dengan kuk kalawan pasangan
agar orang Demak melihat semua wong Demak nontona sami
bersoraklah!" padha suraka!"
Yang diperintah bersembah, Kang kinen awotsari
18. Telah mundur dari hadapan raja 18. Sampun kngser sangking
ngarsaning sang Nata
peijalanannya tak diceritakan lampahe tanwinama
telah bertemu dengan patih was panggih Ian patya
yang telah menyampaikan perintah. mis dhamihken timbalan,
Adapun Rekyana Patih Ya ta Rekyana Patih
telah bertemu sampun kapanggya
dengan Ki Jaka Tingkir. lawan KiJaka Tinsfcir,

19. Lalu Raden Jaka Tingkir diberi 19. Yata Raden Jaka Tingkir
pakaian binusanan
kain jingga yang pantas kampuh jingga respati
sabuk celana paningsetpanthola
celana berenda lancingan saha renda
ikat kepala direnda bagus udheng rinenda respati
kerisnya kima(dahulu) dhuwunge kuna
diberikan lagi. pinaringaken malih
20. Lagi Kodhokngorek telah ditem- 20. Wus tinembang Kodhokngorek
bangkan keras-keras munya ngangkang
raja di panggung wonten panggung sang Aji
Adapun Raden Jaka ya ta Raden Jaka
mendatangi tempat kerbau maranigen maesa
heranlah yang menyaksikannya cingdk sagung kang ningali
dan hatinya khawatir leleng tyasira
sayang jika mati eman marurwa mati
21. Ketika kerbau liar melihat 21. Maesa danu sarengmirsa Raden
sang Raden
kerbau mendatangi kebo sarwi marani
Ki Jaka tanggung bertahan KiJaka apanggah

kodhokngorek = nama lagu musik (gendhing) Jawa


152

ditanduk dan dilambung bingikgyamunda


Raden jatuh di tanah Rahaden txba ing siti
dengan melompat sarwi bimumpat
kembali kain dodot dikembang- wangsul kunca winiwir.
kan.

22. Diperlama agar raja senang 22. Dendedangu amrih sukane sang
Nata
raja lebih senang langkung suka sangAji
berseru dan bersorak alok sarwisurak
dihadap oleh prajurit banyak ingadhep ganging wadya
soraknya tefdengar sampai ke langit surak lir karengeng langit
prajurit tamtsuna wadya tamtama
yang hidup meningkahi. kang urip anyenggdki
23. Senang ditolong oleh temannya 23. Suka hurrah tinulungan kancanira
pikir para prajurit, ciptane wbng prq'urit,
"Lurah saya dikdaya "Lurahku dikdaya
masalah akan kalah mangsa dadak kdlaha
melawan kerbau mungsuh kebo memayangi
pasti dibereskan mlaku rinuwat
kerbau kurang ajar." kebo kranjingan belis."
24. Sudah lama kerbau dimanjakan 24. Was adangu genira ngtda maesa
Raden Jaka Tingkir Rahaden Jaka Tingkir
lalu berputar ke kiri nulya mubeng ngiwa
tidak kena ditanduk sinungit tan kena
sang Bagus melompat ke kanan mabimpat nengen sang pekik
berputar ke belakang minger mring wuntat
dengan cepat ekomya ditangkap. buntut cinandhak aglis.

25. Ekor kerbau liar itu diganduli 25. Ginendholan buntute danu maesa
berputar sambil menggerakkan mubeng agubak-gabSc
kepala
Rftnanglah yang menyaksikan suka kang tumingal
sorak sorai ramai sekali surak ambal-ambalan
kerbau marah sekali punang kebo sanget ngungkih
Ki Jaka tangguh bertahan KiJakakekah
memeganginya. genira anyekeli

26. Tercabutlah ekor kerbau itu 26. Malah febol buntute danu maesa
tanduknya dapat ditangkap sungu cinandhak keni
dipukul rahangnya binithi wangira
153

lepaslah tanah beimantia mlesat lemah timbulan


hancur bersama daiah cgurworkdlawmgetih
kerbau mati imesa pqak
sorak pun terdengar sampai sorak karengeng langit.
kelangit
27. Raja memantiai gamelan 27. SriNarendranymnikkang
gamelan
senanglah hatinya langkung suka kang galih
raja turun sangNata tumedlwk
daii atas panggung sanding n^nggil panggungan
duduk di teratak metnanggil lenggah ing tarub nimbali
KiPatih marangKiPatya
dengan Ki Jaka Tingkir, lawan KiJcka Tingkir.
28. Telah tiba di hadapan raja 28. Sampunpraptamunggengngarsa-
ne narendra
Patih dan Jaka Tingkir patih km Jaka Tingkir
maka menunduk lir konjem pratala
dan para punggawa miwah para punggawa
di hadapan raja tnunggeng ngarsane sang Afi
raja bersabda natangandika
kepada Ki Jaka Tingkir. marar^ KiJaka Tingkir.
29. "Selamatlah yang menang perang 29. "Lahbageya kang menang
ngayuda
Ki Jaka bersembah KiJaka awotsari
dan berterima kasih nuwun aturira
berkatalah raja angandika SriNata
kepada Ki Patih, marang KiRekyana Patih,
"Hai Wanasalam "Heh V/arumlam
si Jaka Tingkir iya siJaka Tingkir
30. saya maafkan dosanya terdahulu 30. sunapura dosane kang kunorkuna
dan saya beri kedudukan lawan surqunfung linggih
saya jadikan wedana. sunkarya wadana.
Para perwira dan tamtama Wongprawira tamtama
, setialah seperti dahulu." ngidhepa kaya dhingin."
la meayatakan bersedia Nuwun sandSca
yang menerima sabda raja. kang tampi sabda qi
31. Semua sudah mengerti kehendak 31. Wus mupakat timbalane Sri
raja Narendra
154

kemudian raja berangkat mfya budhal sangAfi


pulang ke istana kondur mring nagara
gemuruh bersama para prajurit gutmruh saha wadya
di jalan tak diceritakan ing marga datan winami
tibalah di Bintara prapta Bintara
masuk ke istana sang Raja. ngedhaton SriBupati

XVDL SINOM xm SINOM

1. Setibanya di dalam istana 1. Sapraptanirajropura


sang Raja wau Kanjeng SriBupati
dijemput oleh para istri pinethuk mring para garwa
raja bergandengan tangan kekanthen asta sang Aji
Dyan Ratu Panaraga Dyan Ratu Panaragi
putra Bathara Katong Bathara Katong sesunu
telah duduk dengan baik ri sampuntata lenggah
raja berkata angandika Sri Bupati
memberitahukan semuanya. paring pirsa ing sakarsa-karsanira.
2. Dari awal sampai akhir 2. Sanding purwa awekasan
datangnya Jaka Tingkir praptane KiJaka Tingkir
telah diceritakan pada istrinya wus tinuturken mring garwa
yang menjadi kehendak sang Raja j kangdadyakarsa sangAfi
Ki Jaka diberi wanita KiJaka dentrimani
kerjanya hebat sekali damele binata rubuh
putra raja putrane Sri Narendra
empat orang,seorang lelaki sekawan jalu satunggil
yang sulung perempuan utama. ingkang sepuh wanodya ayu
utama,

3. Kawin dengan Kalinyamat 3. Angsalkrama Kalinyamat


rukunlah perkawinannya atutgennya palakrami
anak laki-lakinya sudah kawin putra kakung sampun krama
lain diberi kedudukan Iq'engjirurqungkang linggih
dan bergelar Sunan Prawata Sunan Prawata wewqngi
mengganti mertuanya gumantya ing marasepuh
adiknya perempuan arine pan wanodya
kawin dengan putra Sela krama putra Sela nenggih
155

yang disebut Ki Mas Pemanahan. ingkang angsal nama KiMas


Pemanahan
4. Putra yang bungsu sudah kawin 4. Putra hang ragilwuskrama
mendapat Ki Jaka Tingkir angsal KiJaka ing Tingkir
mkunlah perkawinannya atut dennya palakrama
tak diceritakan pertemuannya tan winama dennya panggih
raja sangat sayang sang Nata langkung asih
Ki Jaka Tingkir (Uangkat KiJaka Tingkirjinunjung
dengan nama Adipati Pajang aran DipatiPcgang
adapun Pajang terdahulu dene Pajang kang rumiyin
Ki Bodho Nglawean yang telah KyaiBodho Nglawean ingkang
meninggal. WHS seda
5. Putra Ki Bodho Pajang 5. Putrane KiBodho Pajang
yang bemama Kiai'Penjawi kang nama KyaiPergawi
bertukar menjadi lurah liyeran dadya lelurah
dengan Ki Ja^ Tingkir kelawan KiJaka Tingkir
menjadi lurah pilihan dadya lurah pinilih
dengan anak menantu kqlawan putrane mantu
yang bemama Pemanahan kang namaPemanahan
masih saudara sendiri asisih kadang pribadi
Ki Penjawi diambU menantu KiPenjawi kamantu marang
KiPatih. KiPatya
6. Diceritakanlah Ki Ageng Saba 6. Wamanen KiAgeng Saba
meninggalkan seorang putra atilar putra satunggil
namanya Ki Juru KiJuru gih namanira
telah ditinggal ayah ibu tinilar ing rama bibi
menjadi yatim piatu sejak kecil dadya lola duk alit
telah diambil menantu pan ingambil mantu sampun
bertemu dengan saudara kepanggih nak-isanak
putra Ki Ageng Enis putrane KiAgeng Enis
Kiai Juru mengikuti Pemanahan. KyaiJuru ngetutaken Pemanahan

7. Adapun Kiai Pemanahan 7. Dene KyaiPemanahan


dengan Ki Jaka Tingkir kelawan KiJaka Tingkir
seguru dan sesaudara nunggil guru nunggil kadang
sama-sama mengawini putri sami ngalap krama putri
yang muda Jaka Tingkir kang anom Jaka Tingkir
yang tua Pemanahan Pemanahan ingkang sepuh
maka dipanggil kakak mila binasankakang
156

Pemanahan dan Jaka Tingkir Pemanahan Ian Jaka Tingkir


gantian bertukar pekerjaan. leliyeran lintu pedamelanira,
8. Rumah Ki Jaka, 8. Pedalemira KiJaka
Pemanahan yang menempati Pemanahan kang ngenggeni
rumah Pemanahan, daleme KiPemanahan
Ki Penjawi yang menempati KiPenjawi kang ngenggeni
adapun Ki Jaka Tingkir dene KiJaka Tingkir
berpindah ke istana Pajang angalih Pt^ahg kedhatun
menempati rumahnya ngenggeni ingkang wisma
Ki Bodho Nglawen dulu KiBodho Nglawen nguni
tidak lama berpindah kota ke datan lami angalih kutha mring
Pajang. Pcgang
9. Kotanya bergeser ke Barat 9, Mit^erngilenkuthanira
dari tempat Ki Jaka Tingkir pemahe KiJaka Tingkir
tetap sebagai Adipati Pajang tetap AdipatiPtg'ang
disegani oleh sesama keringan sami-sami
adapun yang diceritakan lagi ya ta malih winami
kemenakan sang Prabu keponakane sangPrabu
Raden Arya Penangsang Raden AryaPanangsang
peninggalan Pangeran Kali tetilare Pangran Kali
diberi kedudukan dengan nama pan jinunjung aran Pangran Arya
Pangeran Arya Jipang. Jipang
10. Sanpt berbesar hati 10. Kalangkung ageng kang manah
ditakuti di Jipang aneng Jipang ngalanangi
lain lagi yang diceritakan ya ta malih kang mnama
kemenakan raja kaponakane sang Aji
kakaknya yang berputera kang raka kang sesiwi
wanita berwajah ayu wanodya wamane ayu
diberikankepada adipati tinrimakken dipatya
di Surabaya berbahagia ing Surabaya amukti
disegani sehingga orang Wetan pan keringan wong Wetan ngidhep
tunduk semua. sedc^a.

11. Demak yang diceritakan 11. Ing Demak kang cuuirita


lamanya menjadi raja laminya madek narpati
telah empat puluh tahun apan kawandasa warsa
wafatlah Sri Bupati - nulya surut Sri Bupati
bintang bahagia beralih . pulung ratu angalih
ke Pajang pindahnya marang Pcgang lorodipun
157

para wali aulia/pertapa sagungwali uliya


tak ragu akan nugraha sejati tan samar nugrahajati
sudah jelas sebelum pulimg wus cinetha sadurunge pubing
datang. tiba

12. Sang Adipati di Pajang 12, Ing Pajang sang Adipatya


bemama Ki Jaka Tingkir duk nama KiJaka Tingkir
jelas menjadi raja cinetha dadi nalendra
sekarang sedang mendudnki ing mangke sedheng nglenggahi
sasedane sangAji
Demak Senapati Jibun Demak SenapatiJibun
kehendak Kanjeng Sunan karsane Kanjeng Sunan
Kali dan semna para wali ing Kali sagung pra wali
merestui yang akan menjadi raja. angidenikahg badhejumeneng
nata,

13. Diceritakan Sultan yang meninggal 13. Wamanen Sultan kangseda

dikubur di sebelah Barat Laut sinare ler kilen ma^it


masjid
menyatu dengan ayah dan kakak nunggU rama Ian kang rdka
adapim yang diceritakan lagi ya ta malih winami
yang mengganti sang Prabu kang gumantya sang Aprabu
yaitu Adipati Pajang inggihDipatiPajang
direstui para wali kaidengung para wali
bemama Sultan Pajang Senapati. nama nata Sultan Pqang Senapatya.

14. Adapun putera sang Raja 14. Dene putrane sang nata
Demak yang telah meninggal ing Demak kang sampun Mis
laki-laki tak mengganti raja kakung tan gumantya nata
bemama Sunan Prawata Sunan Prawata wewangi
ketika kecil menderita sakit nandhang gerak duk alit
matanya buta kawutanan tingalipun
tetapi diberi kedudukan namungjinunjung lenggah
oleh ipar yang menjadi raja mring ipe kang madek aji
di Bintara dikuasai Sunan ing Bintara kawengku Sunan
Prawata, Prawata,

15. Seluriih isi istana 15. Saisine ingjro pura


peninggalan sang Bupati atilare sang Bupati
diserahkan kepada Ratu kasrah Ratu Kalinyamat
Kalinyamat
158

yang berhak membagi memilih kang wenang andum amilih


barang berharga yang bagus-bagus brana kang adi-adi
semua senjata raja sagung pusakane ratu
dan sembarang bawaan saklire kang berkatan
diserahkan kepada yang menjadi raja kasrah kangjumeneng aji
diusung ke negeri Pajang. ingusung pan dhateng ingnagari
Pajang
16. Tak ada yang berani menghalangi 16. Tan purun wonten malangi
Ki Jaka Tingkir dhateng KiJaka ing Tingkir
takut pada kedikdayaannya cgrih kadikdayanira
apalagi sudah menjadi raja wuwuh jumeneng narpati
Ada lagi yang diceritakan Wonten malih winami
peninggalan sang Prabu atilare sang Aprabu
putra tinggal seorang putra kantun squga
wajah cantik dan belum kawin wama ayu dereng krami
dipertemukan dengan Arya pinanggihken Ian AryaPangran
Pangeran Penangsang. Penangsang

17. Telah selesailah kerja raja 17. WusdumugiSriNarendra


untuk membagi dan memilih genira andum amilih
setelah bubaran ri sampunira bubaran
pulang ke negaranya sendiri kondur mring nagri pribadi
raja berkata pelan,. Jeng Sultan ngandika ris,
''Saya akan mengangkat "Pan ingsun arsa argunjung
segenap para penggawa sakehe pra punggawa
Saya sdcan mengangkat patih sun arsa akarya patih
siapakah yang pantas untuk sapayogya kang pantes kinarya
Patih?" patya?"
18. Pada waktu itu Sultan Pajang 18. Semana Jeng Sultan Pajang
sudah mengangkat patih pan sampun akarya patih
Mas Pramanca yang diangkatnya MasPramanca kang kinarya
menguasai sepuluh ribu orang saleksa ingkang linggih
diberi nama Raden Patih sinung ran Raden Patih
Mancanagara Mancanagara amungguh
diberi nama Mas Manca Mas Manca sinung nama
seribu orang yang dikuasai sewu kathahe kang linggih
bergelar Raden Mancakusuma. anyentana ran Raden
Mancakusuma
19. Ki Ragil dan Ki Wila 19. Ki Ragil lawan Ki Wila
159

sudah diberi kedudukan pan sampun jinunjung linggih


lima ratus orang yang dikuasainya gangsal atas lungguhira
menjadi Bupati Kaliwon dadi Kaliwon Bupati
mempunyai nama sendiri-sendiri sami sinung wewangi
Ragil bergelar Secanegara Ragil Setcanageruku
Adapun Ki Wilatikta dene Ki Wila Tikta
disebut Tumenggung ingaran Tumen^ng sami
Ki Ageng Butuh sangat dihormati Kyageng Butuh pinundhi-pundhi
oleh Raja. sangNata
20. Lagipula Ki-Ageng Ngerang 20. TanapiKiAgeng Ngerang
serta Ki Ageng Banyubiru tuwin Kyageng Toyawilis
dan Ki Buyut Majasta lariKiBuyut ingMc^asta
sangat dihormati pan sami pinundhi-pundhi
oleh raja jinunjung mring sang Aji
diikuti s^ua ucapannya . tirmrut saujaripun ,
demikian pula uaknya tanapi ingkang uwa
Nyi Ageng Tingkir Wau NyiAgeng ing Tingkir
dihormati sehingga bertambah pan pinundhiNyai Geng wuwuh
wibawanya. wiryanya.
21. Dan seluruh kerabatnya 21. Miwah gang santananira
di Pengging mendapat kebahagia- ing Pengging sinungan mukti
an

dipakai pamethakan pan kinarya pamethakan


lepas dari uang dan keija hipun ing uwang Ian kardi
hanya sebagaijuru kunci namung kinarya kunci
menjaga makam rumeksa ing makamipun
ayah dan neneknya kang rama Ian kang eyang
serta ibu yang dihormatinya myang ibu punundhi-pinundhi
Tak diceritakan lamanya menjadi Tan winama laminya jumeneng
raja nata

22. Aman sejahteralah negaranya 22. Karta-karti kang nagara


orang Demak banyak yang datang wong Demak kathah kang prapti
tertarik kepada sang Raja kayungyun marang sang Nata
tak memperhitungkan rumahnya tan etang wismane sami
berdatangan mengabdi prapta sami ngabdi
Adapun yang diceritakan lagi ya ta malih kang winuwus
lurah tamtama lelurahe tamtama
Pemanahan dan Penjawi Pemanahan Ian Penjawi
dan IQ Juru Mertani tak pemah Ian KiJuru Mertani pan datan
berpisah. pisaji
160

23. Mantap pengabdiannya 23. Ngadhep pangawulanira


disayangi oleh raja kinasihan mring sar^ A]i
semua dipanggjl"Kakak" samibmasamnkdkang
oleh sang Raja rmrang Kanjeng SriBupati
dasar putri dhasare rabi putri
baik sesama guru sayugyapan tunggalguru
sungguhniat baik tuhu sae kapraya
Pemanahan dan sang Raja Pemanahan Ian sang Afi
Pemanahan baru berputra seorang. Pemanahan lagya peputra
satunggaL

24. Yang sulung lelaki 24. Ajahi pembcgengira


wajahnya bagus/rupawan warnane kelangkung pekik
adiknya dua wanita arine kalih wanodya
yang laki-iaki diambil anak kangjahi pinundhut siwi
oleh raja marang Sri Narapati
raja sangat sayang sang Nata langkung sihipun
tak boleh berpisah dengan raja tankengingpisahnata
slang malam di istana siyang daJu aneng puri
Raden Jaka lebih senang di dalam Raden Jaka langkung manis neng
istana. fro pura.

XVra, DHANDHANGGULA XVm. DHANDHANGGULA

1. Diberi entban dan berpayung 1. Sinung emban sinongsongan


kuning kuning
Kanjeng Sultan Pajang sangat langkung sae Jeng Sultan ing
senang Pcgang
dimanjakan segala tingkahnya pan ingugung sasolahe
Ada cerita lain Wonten malih winuwus
Pangeran Jipang yang dibicarakan Pangran Jipang ingkang ginusthi
Raden Arya Penangsang Raden Arya Penangsang
ia tinggi hati ageng manahipun
tak mau menghadap ke Pajang lumuh seba marangP^ang
Sunan Kudus yang digurui Sunan Kudus kang denguru
yekteni
dililit pada masalah. ginubel mring prakara.

2. Selalu di hadapan sang Eendeta 2 Tansah aneng ngarsane sang Yogi


jarang pulang ke Jipang awismantuk mring Jipang nagara
161

karena susah hatinya sanding susahe manah


beristirahat di Kudus akekuwu aneng Kudus
agar dapat menjadi raja dennya amrih jumeneng qi
menguasai tanah Jawa amengku tanah Jawa
sangat bermohon sanget aturipun
segan jika harus menghadap alumuhyen asebaa
ke Pajang yang ratunya keturun- marangPqang ratu bebeting
an Pengging wongPengging
tak mau bersujud. tan arsa ngabektia
3. Siap untuk perang tanding 3. Purun bandawala lawan pati
bertakar darah taker mams tumpang pupu
jangga
mengadu kencangnya kulit kencenge kulit padane
dan kekuatan ngaben prakosanipun
tak takut bertameng bahu akantaran bau tan qrih
Sunan Kudus berkata, Sunan Kudus ngandika,
"Jangan mendahului "Afagegelaku
Ki Jebeng Pajang dikdaya KiJebengPqang dikdaya
hati-hatilah dalam berbicara denadhemit sulah muna lawan
muni
jangan retak hati. aja rengat ing nala.
4. Jika ingin mengambil penimpama- 4. Lamun ana ngalap dha upami
an

pengetahuan untukmu ingpangawmh mungguh kaya sira


bagaimana hukumnya Ki Jebeng?" KiJebeng priye kukume?"
Pangeran Jipang bersembah, Pangran Jipang umatur,
"Hukumnya dibunuh "Kukumipun dipunpejahi
katakankh Tuan Tuwan pangandikakna
siapakah itu?" sinten puniku ?"
Sunan Kudus berkata, Sunan Kudus angandika,
"Ya Kakakmu Prawata 'Jya kakangira ing Prawata Kaki
menjadi pertanyaan." amaro patakonan,"

5. Pangeran Jipang bersembah, 5. MaturPangran Jipang angabekti,


"Gampanglah yang dikatakan tadi "Inggih gampil ingkang parigan-
dika
jika menyangkut Kakanda yen pun kakang Prawatane
Prawata."
Pangeran Jepang berpamitan Pangran Jipang mit mundur
^ ketika sang pekik tiba di tempat sapraptane kuwon sang pekik
peristirahatan
162

memanggil para penjaga nimbali kqineman


bemama Rangkut awasta pun Rangkut
"Hai Rangkut kau, saya utus "Heh Rangkut sira sunduta
bunuhlah kanda Prawata ya cidranen KakangPrawata den-
Ki Rangkut berpamitan dan mati
bersembah. KiRangkut mit turnembak

6, Diberi keris oleh Gustinya 6. Binektan dhuwung marang Gusti


tak diceritakan peijalanan duta tan winama lampdhe KiDuta
tibalah Ki Rangkut KiRangkut prapta Idkune
lahi menuju ke pedukuhan ing dhukuh kangjinufuk
Pangeran Prawata sedang duduk Pangran Prawata lagi alinggih
duduk bersandar istrinya lenggah sesendhen garwa
ketika Ki Rangkut datang Ki Rangkut duk rawuh
Sunan Prawata berkata, Sunan Prawata ngandika,
"Apa maksudmu kau datang "Apa gawe Rangkut sira prapta
ke sini Rangkut?" ngriki?"
Rangkut menyembah dan matur, Rangkut nembah turira,

7, "Saya diutus oleh adik Gusti 7. "Kula ingutus ing arinta Gusti
untuk membunuh Paduka." anyedani dhateng ing Paduka"
Sunan Prawata berkata, SunanPrawata sebdane,
"Baiklah Rangkut "Lah iya bage Rangkut
tetapijangan membawa-bawa rumging tga ngebet-embeti
istriku." marang ing garwaningwang,"
Dengan cepat Rangkut menikam KiRangkut sru nyuduk
dada tembus ke punggung jaja anrus ing walikat
darah menyembur sampai ke rah sumembur anrus marang
istrinya ingkang rayi
sang Dyah menjerit sedih. (grit sang Dyah karuna
8, Sunan Ptawata berkata pelan, 8. Surmn Prawata angandika arts,
"Mengapa kau ingkar Rangkut? "Pamulane Rangkut teka cidra?
Istriku kau Ubatkan Garwa manira kaembet
Rangkut dfiiempar dengan keris Rangkut sinawat dhuwung
Kiai Bethok dan terkena Kyai Bethok keni
tepat kena tempat pamor keris kena ing kembang kacang
jatuh laiu mati niba lajeng lampus
maka Ki Bethok mila Ki Bethok punika
tempat pamomya rompes sebuah maksih gowang sekar kacang kang
satunggil
163

Sunan Prawata meninggaL Sumn Prawata seda.

9. Meninggal bersama istiinya 9. Sarengsedakalawankangrayi


meninggalkan tiga orang putra filar putra tetigakathahnya
dua laki-laki kektdihwaujalune
seorang putri satunggal estrinipun
Adiknya telah mendengar, Ingkang rayi sampun miarsi
Ratu Mas Kalinyamat, Ratu Mas Kalmyamat
telah ke Prawata mringPrawata sampun
tetOare ingkang raka
tiga orang putranya dibawa oleh putra katri bintkta marang kang
bibinya bibi
Ratu Mas Kalinyamat. Ratu Mas Kalmyamat.
10. Minta keadilan hukum ke negeri 10. Nyuwun kukum mring Kudus
Kudus nagari
atas kematian kakaknya dera seda kdkange kang tuwa
Sunan Prawata namanya Sunan Prawata wastane
beijalanlah suaminya lumampah kakungipun
Pangeran Kalinyamat di belakang Pangran Kalinyamat nengyimi
istrinya
telah tibalah di hadapan wusprapta ngarsanira
Kanjeng Sunan Kudus Kar^eng Sunan Kudus
diamtakberbicara kendel datan angtmdtka
takutlah Ratu Kalinyamat untuk ya ta eg'rih Ratu KaUnyamat mulih
pulang
jikadibegaldijalan. binegalaneng marga.
11. Oleh utusan Pangeran Jipang 11. Mring utusan Pangran Jipang
nenggih
Pangeran Kalinyamat dibunuh Parian Kalinyamat kaprtqaya
telah meninggal jenazahnya sampun pedastra layone
telah dikebumikan. sinarekaken sampun.
Istrinya sangat prihatin Ingkang garwa langkung prihatin
ditinggal mati oleh saudara tua kapaten kadangtuwa
lalu suaminya nulya kakungipun
tidak keruan rasa hatinya tambuh raosing kang driya
hatinya kosong tak ada yang ing tyas lampus tan ana ingkang
diperhatikan tinolih
ditinggalkannyalah suami dan kapungkur bojo atma.
anak.
164

XDC PANGKUR XDC PANGKUR

1. Kanjeng Ratu Mas Kalinyamat 1. Jeng Ratu Mas Kalinyamat


meninggalkan istana bertapa tilar praja atapa aneng wukir

bertapa tanpa busana dan rambut- tapa wuda sinjang rambut


nya terurai neng Gunung Danarcga
di Gunung Danaraja apraktiknya, "Nora tapih-tapih
bersumpah,"Tak akan berkain ingsun
jika tak ada keadilan Gusti yen tan ana adil ing Ywang
hukum untuk saudara saya. kukume sadulur mami

2. Kedua kalinya untuk suamiku 2. Kapindhoinglakeningwang


dibunuh oleh si Jipang anjing denpateni dene si Jipang anjing
jika tidak tewas yen nora kelakon lampus
si Arya Jipang." iya si Arya Jipang"
Gantilah yang diceritakan Kawamaa genti kang winuwus
Pangeran Arya Penangsang Pangeran Arya Penangsang
prajurit sandi yang diunggulkan. kqineman kang denulik.
3. sangat perwira 3. kelangkung sami prawira
kasar halus tak ada yang ditakuti aged alus tan ana kang denjrihi
empat orang prajurit sandinya sekawan jinemanipun
keempatnya tak pemah berpisah sekawan datan pisah
sering disuruh membunuh musuh asring kinen randhaning mungsuh
bupati daerah Timur takut kekes bupati bang Wetan
oleh kecerdikan empat orang itu. dene wong catur ajulik.
4. Pangeran Arya Penangsang 4. Pangeran Arya Penangsang
berkata kepada prajurit sandinya, angandika marangjineman sami,
"Empat orang saya tugasi "Papat sunjaluk karyamu
bertindaklah jahat mlakua dhustha
culik dan bunuhlah Sultan Pajang lah cidranen Sultan Pcgang derh
lampus
jika dapat berhasil yen kalakon antuk karya
kau berempat kujadikan bupati. papat sunjurjung bupati
5. Tusukkanlah keris Setankober" 5. Setankobertamakena"
Empat orang menyanggupi dan Tur sandika wong papat atur
segera pamit pamit
keris teiah diterima dhuwung tinampenan sampun
empat orang utusan berangkat mentor caraka papat
165

utusan telah tiba tm wimrm ing marga caraka rawuh


di luar kota Pajang sqawinb^kithaP<^ang
bersatu dengan penduduk amomor Icwan wong bund. <
seteiiq>at.
6. Tiga hari di negara 6. Tigarig dim neng nagara
empat orang beisama-sama masuk wong sekawm sarenggenm
nuoding
ketika tengah malam sareng wanci tengah dalu
melompat pagar bata malumpat pager bata
masuk ke dalam istana lebetira aneng st^roning kedhatun
keeiiq)atnya pencuri sakti moling setipapat pisan
telah masuk ke istana. wus lumebengfroningpuri
7. Penjaga tak ada yang tahu 7. Kangkemit tanamwikan
masuknya empat penjahat lebetira dhustha catur linuwih
sudah dekat dengan rumah tinggal sampun r^ampit dalem
mangff4r^ ■
langsungmenuju tempat tidur Juiuging pasarean
yang satu beijaga-jaga di luai kang satunggal nengjdbaprtQ^it-
nengkewuh
yang menunggu di tempat tidur kang tengga neng pasarean
mantra penidur telah mengena. wus tumama sirep maling
8. Diintailah rsga yang sedang tidur 8. Jinejep sang Nata nendra
tetapi belum tidur pulas Hanging dereng kapatidenhya
guling
pura-pura ikut tidur deuiya momor apituru
kang punang ngendrc^ala
dengan abdi perempuan di bawah lawan cethi neng ngandhap
kepati turn
sang Raja sedang tidur
pan sare Sri Narendra
pencuri akan membunuh.
ma/faya KiMoling sekti
9. Ki Penjawi dan Pemanahan 9. KiPenjawiPemanahan
berkeliling mengkhawatirkan sami nganglang kuwatirjroning
keadaan dalam istana puri
terasa dalam hati mereka berdua
ngraosingtyaskalihipun
sangat was-was asanget melang-melang
seperti ada pencuri masuk kadya wonten dhustha kang
ahimebu ■
mengeijakan tipu daya amojokkartisampeka
menipu daya dengan kesaktian. mangendn^ala sinekti
166

10. Masuk dengan caia pencuri 10. Cora pandung lebetira


sudah melompati bata besar wus malumpat banon gengjroning
dalam istana puri
Pemanahan berkata pelan, Pemanahan Ion amuwus,
"Hati-hatilah Dinda "Lah Adhi denprayitna
hatiku makin merasa saya asm iki raosing tyas ingsun
seperti sudah kemasukan penciri kaya wus kalebon dhustha
di daliain istana." Adhi ing sajroning puri
11. Ki Penjawi menjawab, 11. KiPenjawi aturira,
"Betul Kanda,saya juga." "Inggih Kdkang kawula sami ugi"
"Hati-hatilah Dinda "Yayi denprayitnengkewuh
ini pencuri hebat iki mating utama
tak ada burung malam dene tanpa teka tanpa tuhu
lewat tempat kepala raja." metu ngulon-ulon cgi"

12. Ketika keduanya masuk 12. Sareng martjing kalihira


diceritakan yang telah masuk. Icawamaa kang sampun manfing
ke dalam istana puri
mengintai sang Prabu samyajejep sang Aprabu
Sultan tidur pulas Sultan kapati nendra
pencuri maju menguak tirai mating njangliah miyak samir
sambil menikam sareng nyuduk
tiga orang bersama-sama mener- tiyang tiga sareng nrajang
jang
berkali-kali memukuli. anggoconi wanti-wanti

13. Tersangkut pada selimut saja 13. Kesangsang singep kewata


raja enak tidur meskipun ditikami eca sore sang Nata densudutci
seperti lalat hinggap di selimut tir later mencok neng kemut
selimutnya tak termakan singepnya datan pasah
para istri terkejut menyaksikan para garwa sedaya kagyat andutu
raja ditikami yen sang Nata sinudukan
dikira sudah meninggaL tiruaka sampun ngemasi

14. Istrinya menjerit semua 14. Samifrit kang para garwa


raja terkejut lalu bangun Sri Narendra kagyat wungu
aguting
bangkit membuang selimut gumregah ambucatkemut
terpelanting katena kain menum- kasingsat kampuh nempdk
puk pandung mbuh kesabet dening
pencuri jatuh tersabet kain kang kampuh
167

ketiganya berdarah wong tiga ludira


mengerang nafasnya tersendat- gereng'gereng tingkarempis.
sendat.
15. Seorang pencuri yang di luar 15. Malingjugaanengjaba
mendengar keributan dan jeritan mirengingjro gumuruh tingfalerit
didalam
bergerak akan m^nolong jumangkah karsa atulung
ditubruk dari belakang timbruk sangking wmtat
tertangkap tak dapat bergerak wus kacekel arsa polah nora ucul
lalu keduanya masuk k^eng lumebet kalihnya
akan menolong membawa tali atetulung bekta tali

16. Raja telah duduk 16. Sang Nata pan sampun lenggah
melihat Pemanahan dan Penjawi aningaliPemanahan Penjawi
"Syukurlah Uak *'Andika wakane sokur
keduanya datang kalihe padha prapta
tanyailah pencuri yang akan takonana malinge nyidra maring
menculikku." sun."
Ki Penjawi dan Pemanahan KiPenjawiPemanahan
bersembah dan pencUri ditanyai. nembah maling dentakoni
17. Utusanmatur 17. Kangdutarhaturwecang
niulanya disuruh oleh Gustinya purwanira dinuta marang Gusti
ketika ditanya utusan berkata, dinangu duta umatur,
"Saya utusan Jipang "Pukubin duta Jipang
Singawana Singawana waneng patijaga satru
satunya Kartijaya." kang satunggitKartijayg
Sultan tertarik hatinya. Sultan ngungun jroning galih.
18. "Kehiarkanlah Kanda 18. "Kakang padha wetokena
saya maafkan semua pencuri itu sun apura kabeh iku wong maling
hanya sekedar orang suruhan padha darma wong ingutus
keempatnya telah diganjar catur wus ginanjaran
masing-masing setail dan anyetail kalawan reyal rqng puluh
dua puluh rial
jangan sampai sekali-kali diketahui pomaja kongsi uninga
oleh bupati dan mantri. marang bupati Ian mantri
19. Keeiflpatnya setelah diganjar akan 19. Catur wus ginanjar medal
keluar
tetapi mereka lumpuh lalu ber- punang lumpuh tobat sami
sujud ngabekti
168

kerisnya, Setankober, Setankober dhuwungipun


dipakai penebus hidup kinarya tumbas gesang
sudah diberikan kepada Kiai wus sinungken mringKyai
Pemanahan Manahan sampun
jangan-jangan dibunuh di luar bok pinaten anengjaba
waktu itu telah tiba di luar. semana wus praptajawi

20. Setibanya di luar 20. Sapraptaniraingfaba


bersembah paiuit lalu berangkat nembah amit Icgeng dennya lumaris
di peijalanan tak diceritakan ing marga datan winuwus
telah tiba di negeri Jipang nagri Jipang wus prapta
mereka menyampaikan kegagalan atur tiwas sasolahira ingutus
menjalankan tugas utusan
Pangeran Jipang berkata, Pangeran Jipang ngandika,
"Ya kesalahan ada padaku. 'Jya luput teka mami"
21. Besok saya sendiri yang akan 21, Sundhewe besukkangmengsah**
menghadapi."
Pajang lagi yang diceritakan Enengena Pajang malih winami
makin ramai dan tenteram ingkang saya arjanipun
murah sandang dan pangan murah sandhang Ian pangan
para petani senang hatinya * tani desa sami eca manahipun
tak ada yang berlaku jahat tan ana kang ambekcorah
raja yang diceritakan. SriNata ingkang winami-

XX. SINOM XX, SINOM

1. Setelah agak lama 1. Ri sampunnya lama-lama


diceritakanlah Sri Bupati kawamad Sri Bupati
Kanjeng Sultan sudah berputra Jeng Sultan sampun peputra
empat orang putra raja catur atmaja narpati
maka putra raja mila sang Nata siwi
itu disebut sang Bagus cgalaran sang A bagus
tiga orang wanita wanodya kang tetiga
yang seorang laki-laki tampan kang scg'uga kakung pekik
yang siilung bernama Ratu kang pangarsa Ratu Perbayun
Pefbayun kang nama

2. Kemudian Ratu Mas 2. Nulya Ratu Mas tumulya


lalu adiknya lagi anulya kang rayi malih
laki-laki, Pangeran Benawa jalu Pangeran Benawa
bungsunya wanita wuragilira pawestri
169

bemama Ratu Sekar Ratu Sekar ing puri


tetapi masih muda semua Hanging maksih samya timur
Raden Bagus telah dewasa Raden Bagus dewasa
bemama(bergelar) pan sinungan akekasih
Raden Ngabehi Sakloring Pasar. nama Radyan NgabehiSakloring
Pasar

3. Bergantilah ceritanya 3. Gantyaingjkangwinuwusa


Pangeran Jipang namanya Pangeran Jipang wewangi
sudah lama bersiaO-siap wus lamigennya siyaga
lengkap dengan perlengkapan sakepraboning ngt^urit
perang
berang^at dari negera budhal sangking nagari
dan balanya tiba di Kudus saha bala prapta Kudus
bertekad menantang perang sedya ngayoni ing prang
dengan kakaknya,Pajang mring kang raka Pajang wani
tidak mau diperintah. sakalangkung lumuh dennya
kaparentah
4. Menghadap Kanjeng Sunan 4. Sowan ngarsane Jeng Sunan
Kanjeng Pangeran bersujud JengPangeran tur ngabekti
"Putra Paduka di Pajang "PutraPaduka ingPajang
mohon untuk dipanggil mila Paduka timbali
saya akan menghadapinya kula arsa ngawaki
balk kasar maupun halus ing agal kalawan lembut
entah siapa yang mati singa ingkang ttwasa
silakan Paduka panggil mila Paduka timbali
bersandiwaralah dengan mem- asandia agunemam ngelmu rasa
bicarakan ilmu "rasa".

5. Saya sangat berterima kasih." 5. Langkung sanget atur kula".


Kanjeng Sunan Kudus mengabul- Jeng Sunan Kudus nuruti
kan
segera utusan berangkat sigra dutanira mesat
dengan dibawai surat sarwi kabektanan tulis
di peijalanan tak diceritakan ing marga tan winami
telah tiba di Pajang nagriPajang sampun rawuh
diberitahukan kepada raja katur marang narendra
bahwa datang utusan lamun wonten data prapti
dari Kudus yang segera sangking Kudus sang Nata nulya
menghadap raja. sineba
170

6. Segera para mantri dan dipati 6. Agyapra mantri dipatya


dan mantri prajurit prituwin mantri prc^urit
pakaiannya bermacam-macam busanane wama-wama
seperti matahari terbit kadya diwangkara mijil
dari atds gunung sanding udayeng ardi
bersinar merah ambranang lamun dinulu
seperti gunung berkembang- lir wukir kembang-kembar^
kembang
raja bersemayam di sitihinggil sang Nata munggeng sitinggil
beijajar rapi dengan pakaian tata andher kang ampilan upacara.
upacara.

7. Raja duduk di dampar 7. Sang Nata lenggah dhedhampar


dihiasi mutiara bagus pinatik mutyara adi
beralaskan permadani yang baik lemek babut prangwedana
bersulam bunga sinulam isine sari

teratur di kanan kiri tata ing kanan kering


tiruan angsa di belakang banyak dhalang aneng pungkur
kijang dan naga kiddang ardawalika
kacumas dan sawunggaling kacumas Ian sawunggaling
pedang dan senjata berada di pedhang tamsir senjata kang
depan. munggeng ngarsa,

8. Prajurit gedhong* dan kaparak* 8. Wadya gedhong Ian kaparak


yang menghadap di sitihinggil ingkar^sowan ing sitinggil
Ki Patih Mancanagara KiPatih Mancanagara
dan segenap adipati lawan sagung pra dipati
satria dan para mantri satriya para mantri
penuh di teratak agung andher aneng tarub agung
seperti gunung terbakar kadya giri pawaka
dengan yang berpakaian bagus lawan ingkang busana adi
Ki Patih dipang^ oleh raja. Kyana Patih ngandikan marang
sang Nata

9. Disuruh membawa duta 9. Kinen ngirid purumg duta


dan segenap adipati lawan sagung pra dipati
Ki Patih telah menghadap Kyana Patih prapteng ngarsa
surat diserahkan kepada raja serat katur mring sangAji

*gedhong dan keparak = nama kesatuan prajurit keraton.


171

surat dibuka bimikdk punang tulis


telah dimengerti semua sinukmeng wardaya putus
raja pergi feng^ar SriNaradipa
daridampar emas sanding dhampar rinukmi
sampai di istana disambut para prapteng pura pinethuk kmg
istri paragarwa,

10. Istirahat di tengah bangsal 10. Pinarak madyaning bangsal


memanggil Ki Patih nimbaliRekyana Patih
Ki Wuragil Wilamarta Ki Wuragil Wilamarta
Pemaaahan danPenjawi Pemanahan Ian Perqawi
abdi perempuan telah tiba di luar cetftt wus praptengjawi
Ki Patih dipanggil masuk KiPatih ngandikan malbu
lima dipanggil semua gangsal sami ngandikan
telah dibawa ke dalam istana wus kerit mringfrotting puri
telah tiba di hadapan raja. sampun prapta ing byantara
narendra .
11. Mereka menunduk ke tanah 11. Samya kotqem ing pratala
raja berkata, ngandSca Sri Narapati,
"Hal Patih Mancanagara "Heh Patih Mancanagara
surat dari sang Pendeta serate sang Mahayekti
saya dipanggil martira dentimbali
untuk merembuk ilmu padha paguneman ngelmu
memikirkan ilmu rasa anggalih ngelmu rasa
beritahulah para adipatl undangana pra dipati
lalu Kiai Pemanahan berkata, nulya matur wau KyaiPemanahan,
12. "Padukaraja 12. "Pukubm Sri Naranata
itu mencurigakan punika anyalawadi
di antara kawula inggih watawis kawula
tidak enak dalam hati datan sakeca ing galih ^
jadi, surat itu dados serat punika
temannya pencuri tadi malam tutidgilipun pandung data
tak dapat diterima secara mentah tan kenging linambanan
meskipun jadi pergi Gusti, nadyan tumindaka Gtisti
jangan meninggalkan perlengkapan sampun tilar kaprabonira ngayuda
perang.

13. Raja berpikir 13. Nggaifita Sri Naradipa


berkata pelan, ngandika arum mani^
"Benar kata Kanda "Bener Kakangaturira
bagaim^ Patih?" lah kaya ngapa siPatih?"
172

Bersembahlah Ki Patih, Umator awatsari,


"Betul sang Prabu "Inggih leres sang Aprabu
memang demikian kados leres makatena
nlah itu Gusti Gusti, pan darnel puniki
tak lainatas pennintaan Arya datan sanes aturane Arya Jipang"
Jipang."
14. Raja berkata lagi, 14. Sang Nata malih ngandika,
"Jikajadiberangkat "Yen lumakuaKaki
dengan perlengkapan perang, lawan kapraboning yuda
akan menunjukkan kelainan sayekti nguwah-uwahi
dan mengagetkan dadya ngeget-egeti
itu akan menistakaa" iku dadya nisthanipun,"
Pemanahan berkat, Pemanahan turira,
"Peijalanan diatur "Lampah dados kapanggalih
Kanjeng Paduka berjalan dahulu. JengPaduka lelancaran rumiyina.
15. Hanya membawa sepuluh orang 15. Mbekta amung wong sedasa
dipilih yang balk pinilihan kang prayogi
abdi dalem semua abdi dalem pan sadaya
dipilih yang utama pinilihan ingkang utama
tidak usah banyak orang sampun kathah pribadi
kuda hanya dua ratus amung kuda kalih atus
kelihatan cepat katingal lelancaran
dipanggil oleh guru sejati tinimbalan guru yekti
sepertinya tidak menimbulkan kados boten kelampahan
kecurigaan. panggraitan.

16. Adapun Ki Rekyana Patih 16. Dene pun Rekyana Patya


memimpin para adipati nindhihana pra dipati
beserta prajuritnya sendiri-sendiri sawadyanya sowang-sowang
dan gajah milik Paduka Ian kagungan dalem esthi
bersama Ki Patih sareng ngalap KiPatih
keprabuan jalannya raja kaprabon lampahing ratu
Senanglah hati raja Suka tyase nalendra
"Saya kira sudah baik Kanda "Gih Kakang sampun prayogi
silakan berdandan semua!" kabeh payo padha nuliadandana!'
17. Ki Patih segera keluar 17. Rekyana Patih gya medal
memberi tahu para bupati ngundhangi pra bupati
kemudian raja berpakaian sang Nata nulya busana
lengkap dengan pakaian sakapraboning ngc^urit
keprajuritan
173

piajurit teliah siap wadya wus amirmti


dua ratus hasil pilihan pepilttian kalih atus
yang menjadi pemimpin dadya tindhihing lampah
Pemanahan dan Penjawi PenumahanlmPet^awi
adapun Raden Ngabehi Sakloring sira Raden NgabehiSakloring
Pasar Pasar

18. Tidak jauhdariraja 18. TantebihIanSriNarendra


beliau membawa sapu tangan sap tartan kang di^nampU
Raja telah berangkat Wus budhalSriNaradipa
utusan dari Kudus tidak jauh duta Kudus datan tebih
telah jauh peijalanannya wus lepas dennya bimaris
membawa prajurit dua ratus bekta bala kalih atus
Tak diceritakan di peijalanan ing marga datan winama
telah tiba di Kudus wus prapta Kudus nagari
utusan disunih masuk untuk duta kinen lumebu atur uninga.
memberitahukaa

19. Kanjeng Sultan istirahat 19. Jeng Sultan kendel nengjaba


(berhenti) di luar
raja Pajang ingP<dangSriNarapati
telah duduk teratur wus rakit lenggah tinata
prajurit selalu berhati-hati sawadya prayitneng westhi
Pemanahan dan Penjawi Pemanahan Penjawi
di sebelah kiri sang Prabu keringira sangAprabu
Raden Npbehi di depan Raden Ngabehi ngarsa
agak ke kiri sedikit semu pokering sakedhik
dengan membawa apan sarwi ngampil
alat penghapus keringat. ampil ulap usap.
<?

20. Prajurit perwira tamtama 20, Bala prawira tamtama ,


di hadapan raja aneng ngarsaning sangAji
segeralah duta Kudus ingkang duta Kudus sigra
masuk ke dalam istana dumrojok dhatengfro puri
menghadap sang Pendeta. munggeng ngarsa sang Yogi
Sunan Kudus barn duduk Sunan Kudus sawek lungguh
dengw Arya Penangsang lawan Arya Penangsang
duta bersembah pelan, kang duta umatur aris,
"Putra Paduka Jeng Sultan sudah ''Putra Tuwan Jeng Sultan Pajang
datang. wus prapta.
174

21. Berhenti di luar 21, Kendel neng paseban jaba


tidak membawa prajurit kecil datan bekta wadya alit
guguplah hatinya langkung gugup ing wardaya
tidak membawa perlengkapan tan mawi upacara di
upacara
dan kelengkapan raja kaprabonira narpati
ditinggalkannya semua tinilar sadayanipun
Pangeran Jipang tersenyum mesem Pangeran Jipang
bersembah lalu keluar tur sembahanulya mijil
sambil mengencangkan ikat pan sarwi nigseti paningsetira.
pinggangnya.
22. Berpikirlah Pangeran Jipang 22, Ciptane Pangeran Jipang
Raja Penangsang Penangsang Sri Narapati
sekarang Pajang periu dipukul ingPajang ginoco mangkya
dengan kerisnya sendiri lawan dhuwunge pribadi
setibanya di luar sapraptanirajawi
telah duduk dan bersalaman lenggah sesalaman sampun
berkatalah Arya Penangsang, angling Arya Penangsang,
"Selamat datang Kanda Raja "Katuran Kakang Narpati
setibanya di hadapan sang sapraptane wonten ngarsane Sri
Pendeta. Maha,

23. Keris kanda itu 23, Sampeyanwangkingpunika


mana kerisnya gih Kakang dhuwung pundi
saya ingin tahu kawula arsa uninga
Sultan Pajang dengan mudahnya Sultan Pajang teka gampil
memberikan yang sebuah sinungken kang sawiji
dan yang sebuah masih ketinggal- ki wiji mdksih kantun
an

diterima oleh Ki Arya tinampen mring Ki Arya


Penangsang lalu menariknya Penangsang Icgeng anarik
Apakah ini bertuah Kakanda Kakang Prabu punapaa ampuh
Prabu? punika?"
24. Menyiiiggung keris dan memberi 24, Anyikutdhuwung ngqepi
isyarat
mendekat dan mengawasi raja mepet mawas mring sang Nata
betisnya digamit pelan wentise jinawil lirih
Kanjeng Sultan menarik keris Jeng Sultan narik keris
Kiai Carubuk' cecothen Kyai Carubuk
dan berkata pelan, sarwi alon ngandika,-
175

"Dinda bagaimana ini "Adhi tan kadi pumki


Ki Canibuk sangat ampuh?" Ki Canibuk ampuhe kagila-gila?"

25. Tinggal menusukkan saja 25. Kantungecosakewata


tiba-tiba Sunan Kudus keluar Sunan Kudus siff-a mijil
"Inimau apa
"lya iki arep apa
orang agung mau menjadi makelar
wong agung arep belantik
sarungkan keris kalian
padha sarungna kalih
tak baik dilihat orang."
saru tiningalan iku."
Keris bersama-sama disarungkan
Sinarungken samya
Pangeran Jipang berkata pelan,
Pangran Jipang ngandika ris,
"Hampir saja saya membuat
"Emeh waegoningsun gawe
janda.''"
randha."

26. Sultan Pajang tersenyum sambU 26. Sultan P^ang mesem mojar
berkata,
"Kurang sedikit saja "Dene ta kurang sathithik
membuat makanan gagak." gawe pcdcaning gagak."
RadenNpbehi Wau Rahaden Ngabehi
Loring Pasar mendengar LoringPasar amiarsi
ada ucapan yang tak mengenak- ana ujar sdlah dudu
kan
dia mulai berpikir wiwitgermyagrahita
memperhatilotn sambil melirik angungun mandeng anglirik
Segala gerakan Arya Jipang kang pinandeng sasoIaheArya
diperhatikaa J^ang

27. Katahatinya, 27. Man^ana ciptaning nala,


"Gila sekali orang ini "Kagila-gila wong iki
seperti lelaki sendiri kaya wong lanang sqagat
akan menghadapi Kiai arep ngayoniKiyai
aduh aku berani dhuk-adhuh aku wani
jika saya disuruh yen deru^anana ingsun
Sunan Kudus berkata, Sunan Kudus ngandika,
"Sudah berbaiklah "Lah uwis padha denaris
jangan ada yang berbicara tidak qa ana amicara ora eca"
- en^."
28. Keduanya dipanggil 28. Tinimbalan katthira
lalu duduk di pendapa lajeng lenggah nengpendhapi
banyak para adipati pepak kangpara dipatya
176

kemudian hidangan dikeluarkan nulya caosan mijil


semua disuruh makan kinen adhahar sami

di hadapan Sunan Kudus neng ngarsane Sunan Kudus


bagiannya masing-masing ambengane sowang-sowang
setelah itu lalu dibagi sawusnya lajeng winaris
untuk seluruh prajuritnya. wus binage marang wadya
balanira

29. Kira-kira tiga hari 29. Pan antawis tigangdina


mereka disuruh beristirahat kinen makuy^onan sami
setelah kira-kira tiga hari ing antara tigang dim
datang Ki Patih praptanira Kyana Patih
Mancanagara dan Mancanagara tuwin
para adipati terkemuka tuwin pra dipati anung-anung
para mantri dan satria para mantri satriya
bersenjata seperti gunung api gegaman lir gunung geni
tiga ribu senjata perangnya, tigang ewu gegamanira ngayuda.
30. Prajurit Pemanahan 30. Wadyanira Pemanahan
dari Sela telah tiba ing Seta pan sampun prapti
semuanya diberi tahu mapan sami winangsitan
untuk siap beiperang sumekta sikepingjurit
Demikianlah sang Raja Mangkono Sri Bupati
Pajang ingin meninjau Pajang arsa tuwi wahu
ke Gunung Danaraja mring Wukir Danaraja
Pemanahan tak ketinggalan Pemanahan datan keri

ke tempat kakaknya bertapa. mring enggone kang raka


amanguntapa.

31. Kanjeng Ratu Kalinyamat 31. Kanjeng Ratu Kalinyamat


tak diceritakan di peijalanan datan kawama ing margi
tiba di Gunung Danaraja prapta Wukir Danaraja
hanya kakaknya menemui kang rdka dennya manggihi
beijarak tirai mung let gubah kekelir
kakaknya telanjang ingkang raka sinjang rambut
Kanjeng Sultan berkata, Jeng Sultan aturira,
"Kal^da berkain dulu." "Paduka sinjang rumiyin."
Berkatalah Kanjeng Ratu Kali Angandika Kanjeng Ratu Kali
nyamat, nyamat,

32. "Saya tidakmau 32. "Yekti ingsun datan arsa


jika beluih kda yang menyanggupi yen dereng wonten nyagahi
membunuh si Arya Jipang' pejahe si Arya Jipang
177

sampai kiamat pun prapteng kiyamat upami


saya tak mau berkain." tan arsa sirgang mami"
adiknya berkata pelan, Kang rayi alon umatur,
"Silakan Kanda berkain "Inggih Paduka sinjang
saya yang menyanggupi kawula ingkang nyagahi
pulanglah Kanda ke Kalinyamat." pan kondura Kakangbok mring
Kalinyamat."
33. Kanjeng Ratu berkata pelan, 33. Jeng Ratu alon r^andika,
"Dinda Prabu,jika sekarang "YayiPrabu yen ing mangkin
Dinda menyuruh kang akan YayiPaduka
saya akan berkain." pan yekti kawula tapih."
Tirai pun telah dibuka Wus pinfyak kang samir
segera sang Prabu bersembah sigra ngabekti sangPrabu
dan Ki Pemanahan miwahKiPemanahan
ketiganya Ki Ageng Penjawi tiga KiAgengPenjawi
ketiganya telah duduk. tiga pisan wus tata genira lenggah.

34. Kakaknya berkata lagi, 34. Kang raka malih ngandika,


"Jika saya disuruh pulang "Yen ingsun pinriha muliha
ke Kalinyamat £>inda Y(Q>i marang Kalinyamat
salah satu kakakmu kakangira salah spi
kalau tidak Ki Penjawi yen noraKiPenjawi
kakakmu yang tua kakanira ingkang sepuh
suruhlah mengantarkan saya." iya Yayi ngatema."
Raja berkata, Ngandika Sri Narapati,
"Antarkanlah Kanda Pemanah "LahKiraka Pemanahan
an!" ngaterena!"
35. Lalu raja pulang 35. Nulya kondur Sri Narendra
Ki Pemanahan yang tinggal KiPemanahan kang keri
mengantarkan ke Kalinyamat angiring mring Kalinyamat
Kanjeng Sultan tiba di pesanggrah- Jeng Sultan pakuwon prapti
an

adapun yang dari gunung ya ta kang sangking wukir


telah tiba di Kalinyamat Kalinyamat sampun rawuh
mereka berembuk prasami paguneman
Ki Pemanahan ditanyai KiPemanahan tinari
ucapsm Kanjeng Ratu Kanjeng Ratu wuwusira karya
menyebabkan gila asmara. branta
178

XXL ASMARADANA XXL ASMARADANA

1. "Duh Dinda saya tanya L **Lah Yayi ingsun tori


janji Dinda Raja ngubayane YayiNata
bagaimana agar dapat cepat kapriye pinrih enggale
jika sambil kawin menawa simnggeng krama
kepada Dinda raja marang Yayi narendra
bagaimana ulahku kaya priye solah ingsun
apakah sudah termasuk cepat?" wau kalbu punapa enggal?"
2. Ki Pemanahan menyembah 2. KiPemanahan wotsari
"Jika tidak demikian "Lamun boten makatena
agar cepat Paduka pinrih enggale
matinya Arya Jipang pejahipun Arya Jipang
ya adik sang Raja inggih rayi sangNata
adasyaratnya wontena ing masrutipun
watak adik Paduka. watake rayiPaduka.
3. Dalam dua hari ini 3. Ing kalih dinten puniki
panggillah adik Paduka rayiPaduka turana
Paduka memasang perempuan Paduka masang wong wadon
yang muda dan cantik ingkang anom ayu endah
berpakaian sederhana piningangge persqa
cegatlah di pintu ngadhanga wonten ing pintu
sebentar lalu menghilanglah. sakedhap nunten ngicala.
4. Jikamelihat 4. Yenpunikaaningali
wanita yang lebih cantik wanodya kang luwih endah
adik Paduka sang Raja rayiPaduka sang Katong
tentu terus mau apurun sami sakala
dan keluar kesanggupannya medal kang,kesagahan
meskipun hams memindahkan senadyan medholna gunung
gunung
ngasatna sagara asat
mengeringkan iaut
5. Adik Paduka tentu bemsaha 5. RayiPaduka angudi
kepada penggawa mring punggawa kang prayoga
ditugaskan dan diganjar. lumampah Ian ganjarane.
Kanjeng Ratu Kalinyamat Karqeng Ratu Kalinyamat '
berkata pelan, alon dennya ngandika,
"Ya Dinda saya mempunyai "lya Yayi duwe ingsun
putri yang lebih cantik. wanodya kang luwih endah
179

6. BetuUah penalaianmu Dinda 6. Bener nalarira Yayi


Diiida inilah yang saya ganjar enya Yayi ingsun ganjar
sebuah intan mirah ingsun s^i kiye
beinama Si Menangan Abang aran siMenangan Abang
anggaplah sebagai pemberian." ya akunen berkahan."
Ki Pemanahan bers^bah KiPemanahan wotsantun
ia sangat berteiima kasih. Kelangkung panuwunira,

7. "PersUakanlah beliau 7. "Sira aturana Yayi


sang Raja ke Kalinyamat." sang Nata mring Kalinyamat"
Ki Pemanahan segeia pergi KiPemanahan gya lengser
telah tiba di pesanggrahan wus prapta ing pesanggrahan
lain menghadap kepada raja lajeng sowan sang Nata
menyampaikan semua pesan umatur saelingipun
Kanjeng Ratu Kalinyamat. Kanjeng Ratu Kalinyamat.
8. Sultan Pajang berkata pelan, 8. Sultan Pajang umatur arus,
"Baiklah Kanda besok pagi "lya Kakang benjang enjang
atas kemauanku sendiii pareng Ian nfyatsun dhewe
meninjau Kalinyamat." tilik marang Kalinyamat
Malamnya tak diceritakan Ing dabt tan winama
pagi hari sang Prabu berangkat enjang mangkat sang Aprabu
di jalan tak diceritakan. ing marga datan winama.
9. Teiah tiba di Kalinyamat 9. Ing Kalinyamat wus prapti
Kanjeng Ratu telah memasang Kanjeng Ratu sampun masang
wanita di pintu gerbang wanodya aneng ing regol
disuruh bergaya menarik kinen wiraga lelewa
sambil beimain dhdkon* asandi dhedhakona
berkain garebong putung ing sinjanggarebong putung
berkain penutup dada yang akemben memanas driya.
merangsang pandangan.
10. Jika raja tiba di pintu 10. Yen sang Nata prapteng kori
pura-pura bertemu tak disengaja api-api kapergoka
kemudian segeralah menyingkir null mirea denage
berjalan dengan menoleh himaku sarwi noleha
singsingkanlah kainmu wingkisen sinjangira
jangan cepat dan jangan pelan cg'a rindhik cja seru
pototfglah kuku jari tanganmu." peputungen drgenira"

* dhakon = nama permainan khas dalam istana.


180

11. Tak lama tibalah IL Datan ddngu nulya prapti


gemuruh suara rombongan gumedek kang upacara
wanita tadi tertangkap basah wanodya wau kapergok
menyingkir dan mendekat mire merak upacara
rombongan
Sultan Pajang kelihatan Sultan Pajang tumingal
4ilihatnya sang Dyah beijalan pinandeng sang Dyah lumaku
tetapi tidak begitu cepat. nanging nora pati kebat

12. Memang tidak jauh 12. Apan nora pati tebih


jalannya sambil menoleh nolah-noleh lampahira
keningnya diperpendek pinutung'putung alise
Sultan memperhatikan sebentar sakedhap Sultan tumingal
kepada sang Putri marang Kusumarara
kakaknya tergesa menjemput kang raka jeratu methuk
mereka sudah duduk. wus tata sami alenggak
13. Raja berkata pelan, 13. Sang Nata ngandika aris,
"Tadi saya melihat "Kalawau kula tumingal
putri cantik wajahnya wanodya sae wamane
apakah masih gadis? gih punapa taksih prawan?
Wajahnya cantik sekali." Langkung endah kang wama."
Kanjeng Ratu berkata pelan, Kanjeng Ratu alon muwus,
"Masih gadis Dinda. "Yayi inggih teksih prawan.
14. Peninggalan almarhum 14. Tilarane ingkang swargi
kakakmu di Prawata kdkangira ing Prawata
ketika beliau ditikam ia masih duk sinuduk meksih lare
anak-anak
sekarang sudah dewasa ing mangke sampun diwasa
tetapi belum boleh kawin." pan dereng ang^krama."
adiknya berkata pelan, kang rayi alon umatur.
"Kalau boleh saya yang **Yen dhangan kula kanggadhah'
memiliki"

15. Kakaknya berkata pelan, 15. Kang raka ngandika aris,


"Janganlah Dinda "YayiPrabu aja ika
meskipun diambil semua senadyan berkatan kabeh
di Prawata dan Kalinyamat ingPrawata Kalinyamat
ada pemiliknya Yayi na gunganira
hanya permintaanku Dinda mung Yayi panedhaningsun
matinya Arya Jipang. patine si Arya jipang. ^
181

16. Mudah-mudahan segera terlaksana 16. NulikelakomYayi!"


Dinda!"
Adiknya tersenyum, katanya, Kang rayi mesem turira,
"Paduka jangan khawatir "Paduka sampun kuwatos
bertambah seribu Arya Jipang wuwuh semi Arya Jipang
meskipun dikdaya sanadyan dikdayaa
jika saya telah sanggup yen kula sampun sumanggup
Kanda saya tak akan meng- Kangbok kula tan suminggak"
hindar."

17. Kanjeng Ratu berkata pelan, 17. Kanjeng Ratu ngandika arts,
"Dinda Pemanahan kau "YayiPemanahan sira
kujadikan saksi ingsun karya seksine
mengenai kesanggupannya prakara sdnggupmanira
Dinda Prabu di Pajang YayiPrabu ingPcgang
semoga itu cepat berhasil." nuli kelakona iku."
Pemanahan tersenyum sambil Mesem maturPemanahan,
berkata,
18. "Ya baru mendapat kecil 18. "Inggih sawek antuk alit
masakan tak memberikan kesaksi- masa boten neksenana
an

jika tidak lupa meruiwi boten kasupen


adik Tuan Sri Raja." rayi Dalem SriNarendra"
Tersenyum dan tertawa senang Mesem gumujeng suka
sudah lama Kanjeng Ratu selamine Kanjeng Ratu
sejak kematian suaminya, sasedane ingkang raka.
19. Sang Putri belum tersenyum 19. Dereng gumujeng sangPutri
terasa dalamhati keraos sajroning nala
kebenaran perkataan adiknya, dene bener ing ature
Pemanahan ya si adhiPemanahan
tidak menyimpang sedikit pun nora sisip sakecap
temyata keluar tekadnya dene metu antepipun
Dinda Prabu tergugah hatinya. YayiPrabu mulat ing tyas.
20. Disampaikan kepada raja 20. Ingaturken mring kang cqi
wanita yang lebih cantik wanodya kang luwih endah
raja senang sekali sang Nata langkung sukane
raja mohon pamit nuwun pamit Sri Narendra
raja lalu berangkat sang Nata nulya budhal
pulang Pajang sang Prabu kondur mring Pajang sang Prabu
182

tak diceritakan keadaan di datan kawamaa ing marga.


perjalanan.

21. Paginya tiba di Pajang 21 IngPajang wuspraptaenjing


memanggil Ki Patih animbali Kyana Patya
Pemanahan dan Penjawi Pemanahan Pergawine
ketiganya telah menghadap sampan sowan tiga pisan
raja berkata, sang Nata angandika,
"Saya akanmulai perang "Pan arsa ngawaki ingsun
berperang dengan Arya Jipang. aprang lawan Arya Jipang
22. Apa yang dipakai untuk memulai 22. Apakaki kinaryakawit
halus atau kasar apa lembut apa agal
orang itu kotor hatinya ika wong suker atine
membunuh tanpa dosa amateni tanpa dosa
sungguh jeiek hatinya yekti atine ala
kepadaku iya marangjenengingsun
biar mati tetapi tanpa dosa amrih pati tanpa dosa,
23. Tetapi repot hatiku 23. Nanging ewuh ing tyas mami
karena yang disayangi dene ingkang kinasihan
oleh pendeta terkenal." marang sang pandhita kaot."
Ki Patih bersembah, Kyana Patih atur sembah,
"Saya mohon maaf "Kamila nuwun duka
Paduka akan berperang Jeng Paduka arsa pupuh
dengan Arya Jipang. kelawan pun Arya Jipang
24. Jika saya masih ada Gusti 24. Yen meskihkawula Gusti
sungguh saat nista sayekti langkung nistha
berperang yang tak seimbang aperang tanpa timbange
satria dengan raja satriya kalawan rcga
saya bersedia kula dhateng sendika
diadu bertakar darah ngabenan taker mams
dengan Arya Jipang. kelawan pun Arya Jipang

25. Berperang bertaruh nyawa 25,. Abandawala ing pati


adulah kekuatan saya ngabena prakosa
beradu kesaktian kula kakencengan Urn kcmthen
saya tak akan mundur." kawula mangsa mundura."
Raja berkata, Sang Nata angandika,
"Kanda Manahan saya tanya "Kakang Manahan suntantun
dan jtiga Kanda Penjawi Ian Kakang Penj<piSf{ sira ^ „
183

26. mengenai yang dikatakan si 26. dene ature siPatih?"


Patih?"
Pemanahan menjawab, Pemanahan aturira,
"Paduka, benailah katanya "Pukulun leres ature
tetapijika saya nanging menggah kawula
meskipun Ki Patih nadyan RekyanaPatya
itu sosok Prabu punikasalm Prabu
seperti Sri Raja." persasat SriNaranata."
27. Hati raja menjadi bingung 27. Emer^tyasSriNarapati
lalu berkata kepada Ki Patih, ngandika mring Kyana Patya,
"Rembuglah bersama para prajurit "Rembugen sawadyaningong
bupati dan mantri semua bupatimantri sadaya
siapa yang dapat menyelesaikan sapa ngentasi karya
tugas
besar ganjaran dari saya agedhe garyaraningsun
di Pati dan Mataram. ing Pathi lawan Mentaram.
28. Rembuglah baik-baik 28. Rembugen dipunadhemit
kumpulkanlah teman-temanmu ngumpulna sarowangira
para dipati." kang para dipati kabeh"
Patih menyanggupi KiPatih matur sandika
Penjawi dan Pemanahan PenjawiPemanahan
niereka bertiga bersembah sareng tiga nembah mundur
mundur
telah mundur dari penghadapan. wus lengser sanding ngabyantara
29. Tibadimmahlalumemanggil 29. Praptawismaantmbali
para mantri dan bupati mring mantri bupati samya
semuanya berkumpul di pesang- neng pakuwon kumpul kabeh
grahan
penuhlah di penghadapan Ki kebak ngarsane KiPatya
Patih
semua diberi tahu sedaya dhinawuhan
pesan sang Prabu timbalane sang Aprabu
"Siapa yang dapat membunuh "Sinten kang saged merjaya
30. Arya Jipang 30. mring Arya Jipang mateni
diganjar desa Mentaram ginanjar desa Mentaram
dan juga desa di Pathi desa ingPathi sisihe
rembuglah siapa yzag bersedia rembugen sinten kang sagah
para dipati sagung para dipatya
dan par^antri _ prituwin mantri sadarum
184

melawan Arya Jipang." mungsuh Ian KiArya Jipang,"


31. Bingung hati Ki Patih 31. KiPatih emeng ing galih
lalu menghadap ke dalam istana nulya sowan mringjro pura
pesan Raja weling atur mring sang Katong
telah diteruskan wus ngandikan prapteng ngarsa
Raja bertanya, ngandika SriNarendra,
"Adakah yang bersedia "Apa ana ingkang sanggup
melawan si Arya Penangsang?" mungsuh si AryaPenangsang?"
32. Ki Patih bersembah, 32. Umatur Rekyana Patih,
"Saya telah menyampaikan pesan "Ulun dhawuhkeh timbalan
kepada mantri dan penggawa mring mantri punggawane
saya suruh berperang sunkinen tandhing ngayuda
dengan adik Paduka kalih rayiPaduka
semua tak bersedia sedaya tan wonten purun
berhadapan dengan adik Paduka dhatengrayiDalem Jipang.
di Jipang.
33. Para adipati takut 33. Samyakekespradipati
tak ada yang man berperang tan wonten purun tahdhinga
bingunglah hati raja sang Nata emeng driyane
Ki Patih diperintahkan keluar KiPatih tinundhung medal
Cerita berganti Genti ingkang winama
Ki Penjawi dan Ki Juru KiPenjawi Urn KiJuru
ketiga Ki Pemanahan. katiga KiPemanahan.

34. Ki Penjawi memberi kabar 34. KiPerg'awi sukawarti


katanya kepada Ki Juru, marangKiJuru turira,
"Pesan raja "Timbalane sangAkatong
siapa yang sanggup maju perang sinten sagah magut ing prang
membunuh Arya Jipang mejahiA rya Jipang
akan mendapat ganjaran besar tur ageng ganjaranipun
di Pati dan Mataram. ingPathi lawan Mentaram
35. Adipati semua 35. Dene sagung pra dipati
tak ada yang berani menghadapi tan wonten sagah nanggulang
raja bingung hatinya sang Nata emeng galihe
tetapi perkiraan saya nanging watawis kawula
raja akan berperang sang Nata mangun aprang
maka Kanda jangan diam mila Kakang sampun mungkul
jika dikehendaki raja. yen wonten karsa nalendra.
185

36. Tak urung saya kira bakal teijadi 36. Nora wurung sunwentawis
perang dengan Arya Jipang karena aprang lawanArya Jipang
sang Raja telah menyanggupi sang Nata sanget sc^ahe
kepada kakaknya Kalinyamat mring kang raka Kalinyamat
bJikan saya saksinya." malah seksine ingwang"
Ketika Ki Juru mendengai KiJuru sareng angrungu
penjelasan adiknya pituture arenira
37. Ki Juru berkata pelan, 37. KyaiJuru angling aris
"B^aimana Dinda "Yayi mungguh kaya sira
diabdikan kepada raja ingabdekken mring sang Katong
seperti apa kemampuanmu kaya paran bobotira
kau diperkakak sira kinakang-kakang
diaku jika dalam kesulitan ingaken-aken ingkewuh
jika raja sampai keluar. yen nganti sang Nata tedhak.
38. Jika benar maju sendiri 38. Yen nyata tindak pribadi
berperang dengan Arya Jipang tandhing prang Ian Arya Jipang
kau tak ada artinya sira tan ana gawene
tak usah membicarakan para nora nyatur pra dipatya
adipati
hanya Anda amung kang kaya sira
yang diandalkan oleh sang Prabu ingandel maring sangAprabu
membalas kasih raja. males ing sih Sri Nareruira.

39. Sebaiknya kau menyanggupi!" 39. Becik sira anyaguhi!"


Dua orang telah sepakat Wong loro gilig padha
untuk membunuh Arya Jipang mrih A rya Jipang patine
"Jika sanggup ketjakanlah "Yen sc^cdt atumindaka
berhadapan dengan Arya Jipang mungsuh Ian Arya Jipang
kau tak ada keija sira tan ana gawemu
padahal kaii panglima perang. jer sira andeling yuda. ■
40. Yang dibawa Sri Bupati 40. Kang kinanthi Sri Bupati
berdua bersama-sama perang sira karo ngadu yuda
lebih baik perang sendiri angurbaya perang dhewe
jika menang mendapat ganjaran yen menang oleh ganjaran
di Pati dan Mataram." ingPathi lanMentaram"
, Ki Pemanahan tertawa, KiPemanahan gumuyu
"Kafcanda, orang seperti saya ini "Ki Raka kang kaya ingwang
41. Terlalu berani menyanggupi 41. Cumantaka anyanggupi
berhadwan dengan Arya Jipang amungsuh Ian Arya Jipang
186

banyak adipati pra dipati sekathahe


yang memiliki negara kang sami darbe nagara
takut kepada Arya Jipang ajrih mring A rya Jipang
yang seperti saya apalah artinya ingkang kaya awak ingsun
sekadar orang desa. kadar pinten wong ing desa.
42. Kerahkanlah orang-orang tua 42. Kerigen wong kakhkaki
akan keluar delapan ratus orang Ian langkung medal wong dhomas
beratnya Arya Jipang KiArya Jipang woM^rate
dikdaya dan pemberani dikdaya prawireng yuda
apalagi memang punya niat dhasar wong darbe niat
gasingannya dua ratus gangsingannya kalih atus
yang selalu disuapi makan. kang sami dinulang mangan.

43. Para mantri yang dipelihara 43. Kang sinelir para mantri
empat puluh banyaknya kawan dasa kathahira
orang-orang perkasa dan terpilih prakosafalma pinilih
bagaimana akan menang pinten margane menanga
perangnya orang Sela wong Selalamun yuda
delapan ratus orang dan kurus- wong dhomas turkuru-kuru."
kurus."
Ki Juru tersenyum dan berkata, KiJuru mesem ngandika,
44. "Jangan begitu Dinda 44. "Lah cga mangkono Yayi
para bupati kang para bupati samya
belum terbuka pikirannya durungkatemu nalare
ketakutannya kepada Arya Jipang wedia mring Arya Jipang
karena takut mendengar suara jer wedi ngrungu swara
belum tahu muslihatnya durung wruh paekanipun
dan pikirannya belum mengertl ya durung weruh ing nalar.
45. Caranya orang berperang 45. Aperkarawongcqurit
tidak dapat diburu-buru nora kena binedhagal
harus banyak akal sayekti luwih nalare
kalah menang dalam perang asor unggul ing ngayuda
mesti dengan akal pesthi kalawan nalar
berbeda dengan orang dahulu beda lawanfalma karuwun
berperang berarti adu ketangkas- aprangadu kasentikan.
an.

46. Arya Jipang Dinda 46. Ki Arya Jipang ta Yayi


gampang kehilangan pikiran gampang yen tinUar nalar
orang yang pemberani iya wong sugih kt^anen
187

ketika kau tantang samangsa sira tantmga


keberanian seoiang petnaiah wantune wong brangasan
pasti meninggalkan teman amesthiyen tinggal batur
kebiasaan Ki Arya Jipang. adate KiArya Jipang
47. Jika berhadapan satu lawan satu 47. Yenkatemupadhaspi
apa yang ditakuti? punapa kang kimgrihan?
Kau butuhkan dua Sira butuhna loro
jika Ki Aiya tidak dilindungi yen KiArya tan rineksa
seianglah segera marma tempuhen enggal
pastilah tewas duduk nug'isimipun
apa bedanya dengan kau?" kacek apa lawan sira?"
48. Ki Pemanahan dan Penjawi 48. KiPemanahan Perg'awi
mendengar suaranya(ucapan) miarsa ing wuwusira
Ki Juru hatinya terbuka mringKiJuru tyasnyabolong
ban^t keberaniannya ngadek surane wardaya
lalu katanya sareng pamuwustra
"Jika demikian Kiai Juru "Yen makaten KymJuru
saya ikuti. imnira sami tutwuntat.

XXn. PANGKUR xxn. PANGKUR

1. Saya akan beian^at 1. Manira(wsa lumampah


Kandalah yang menjagoi pekenira pun Kdkang kang
mbotohi
dan mencari petunjuk." dhateng pratikeling laku."
IQ Juru berkata pelan, KiJuru alon mofar,
"Silakan bersembah kepada "Lah ta mara matura marang sang
Prabu Prabu
mengenai rencanamu prakara ing lakonira
saya menjagoimu. pun kakangya ambotohi

2. Cara orang berperang 2. Pratikele wong ngayuda


hams pandai yang menjagoi yekti luwih iya kang bebotohi
berbeda dengan orang dahulu beda lawanjalmakaruwun
perangnya kuna prange kang kuna-kuna
tanpa^ada yang menjagoi kalahiah tanpa botoh asore kang aprang
perangnya ' pupuh
188

jika tidak mempergunakan judi yen tan nganggo botoh tama


utama
harapan untuk menang sangat pamenange Yayikedhik.
kecU.

3. Tak usah terlalu jauh yang 3. Adoh-adoh kang ingucap


dibicarakan Demak bae Yayi Ian Majapait
Demak dan Majapahit saja Dinda yektigedhe Mcgalangu
jelas lebih besar Majapahit pranden sor kangyuda
temyata kalah perang kang Sinuwun Binang Demak
Demak dijadikan judi oleh botohipun
Sinuhun Bonang kang prdkara Idkonira
mengenai perkaramu sawat koleh padha cilik,"
lempar mendapat sesama kecil."
4. Ki Penjawi dan Pemanahan 4. KiPenjawiPemanahan
menghadap kepada Ki Patih sowan dhateng ngarsane Kyana
Patih
sudah tiba di rumahnya wus prapta ingdalemipun
dan sudah beijumpa dengan Ian KiPatih wus panggya
Ki Patih samya matur ing sakersa-
lalu menyampaikan isi hatinya kersanipun .
Ki Patih sangat senang Kyana Patih lan^ung suka
berkatalah dengan manis, angandika arum manis,
5. "BetuUah K^da berdua 5. Bener Kakang kalihira
orang mengabdi hams berperasaan wong suwita duwe pangrasa yekti
jika dipeiihara oleh raja lamun deningu ing ratu
kalah menang perang sor ungguling ngayuda
yang beijaya adalah raja kang duwenijaya-mijayaning ratu
jangan enak-enak mengabdi aja enak wong suwita
ingatlah Kanda sebagai pengabdi. eling Kakang wong angabdi

6. Adapun para bupati 6. Dene kang pra bopatya


semua saya katakan tidak tanpa ngrasa kabeh ingsun arani
berperasaan
semua hilang kepalanya padha Hang endhasipun
hatinya hati nangka atine ati nangka
berisi biji nangka jika dimakan isi beton yen pinangan dadi
menjadi kentut entut
sayang bersandar peti eman leyangan kendhaga
marilah Kanda segera saya bawa. gih Kakang sun gawa aglis.
189

7. Sambil menghadap Kanjeng 7. Karo sowan mring Jeng Sultan."


Sultan." Wus btmampah tetiga sampun
Ketiganya telah tiba prapti
Ki Patih telah bersembah KiPatih wus caos atur
ketiganya telah dipanggil tetiga wus ngandikan
setelah menghadap Ki Patih segera prapteng ngarsa KiPatih nembah
bersembah umatur

"Kakak berdua ini "Pun kakang kalih punika


Slap untuk diadu perang. purun ingaben ngajurit.
8. Berhadapan dengan Arya Penang- 8. Tempuh Ian Arya Penar^sang
sang
menang atau kalah adalah milik kawon menang kagungan dalem
Paduka Gusti" Gusti"
Sang Prabu sangat senang Langkung suka sang Aprabu
"Syukur kalau Anda "Sokur lamun kirdka
sehingga ganjaranku tak jatuh ke wit nova kaUyan ganjaraningsun
lain orang
di Pati dan Mataram ingPathi lawan Mentaram
jatuh pada Kakanda berdua. tumiba Kirdka kalih.

9. Berhati-hatilah 9. lyapadhadenprayitna
janganlah Kanda seperti anak kecil lah Kirdka(ga lir bocah cUik
agiir berhasil tujuaimya amrih prayoganing Idku
Arya Jipang dikdaya Arya Jipang dikd(Q>a
saya doakan Kanda selamat." gffi Kirdka nyangoni slamet ingsun.'
Mereka bertiga bersembah lalu Tiga tur sembah gya medal
keluar
ke rumah Ki Patfli. mring dalemira KiPatih.

10. Ki Patih Mancanagara 10. KiPatih Mancanagara


memberi perlengkapan perang paring sumbang kapraboning
ngcdurit
senjata tombak dan sumpitan waos senjata Ian tulup
tampir busur gudebak
orang Sela telah diberi tiyang Sela ingkang dencepengi
sampun

alat perang yang lengkap sdkapraboning ngayuda


dari rumah Ki Patih. sanding daleme KiPatih
11. Beran^atlah kakaknya berdua 11. Mentarkang raka kalihan
setiba di rumah telah bertemu sapraptane ing wisma sampun
panggih
190

dengan Ki Juru kelawan Kiyai Juru


diceritakan segala ulahnya tinutur solahira
sang Prabu sangat senang langkung suka timbalanae sang
Aprabu
"Saya disuruh berangkat." "Kawula kinen lumampah."
Ki Juru senang mendengarnya. Ki Juru suka miarsi
12. Ki Penjawi dan Pemanahan 12. KiPenjawiPemanahan
telah siap dengan perlengkapan wus siyaga sakapraboning ngajurit
perang
Kiai Juru judinya Kyai Juru botohipun
kerabat Sela berangkat semua kerik sentana Sela
segala perlengkapan perang telah wus sumekta dedameling prang
tersedia pupuh
besar kecil prajurit Sela geng alit wadya ing Sela
kira-kira beijumlah delapan. cacah dhomas winetawis.

13. Senjata telah disiapkan 13. Wus tata gegamanira


jika dilihat sangat menakutkan yen dinulu teka langkung ngajrihi
yang menjadi pemimpinnya kang dadi pangarsanipun
kerabat yang berani mati sentana wani pejah
para tamtama mengiringkan dari wong tamtama kathah kang atut
belakang pungkur
yang mencintai lurahnya kang tresna mring lurahira
Pemanahan dan Penjawi. Pemanahan Ian Penjawi
14. Raden Ngabehi Loring Pasar 14. Dyan Ngabehi Loring Pasar
mohon pamit kepada raja nuwun pamit dhateng Sri Narapati
diizinkan dan disertai rinilan binektan sampun
perjurit pemberani wadya ingkang prawira
peijalanannya telah menyatu lampahira wus tunggil Ian Ki Juru
dengan Ki Juru
Mertani yang membuat judinya Mertani ta botohira
kehendaknya membuat sandi karsanira karya sandi

15. Peijalanannya seperti orang 15. Lampahira lir wong dagang


berdagang
memikul di bagian muka pepikulan sedaya munggeng ngarsi
senjata di bagian belakang gegamane wurenipun
tak mengira jika mau perang tan mantra yen arsa prang
keadaannya di perjalanan tak tan winama lampahira neng
diceritakan delanggung
191

sudah tiba di pinggir bengawan wus pmpta ping^r bengawan


lalu menyiapkan pemondokan. was taia mondhokan sami

16. Ki Penjawi dan Pemanahan 16. KiPenjawiPemanahan


dan Ki Juru dengan Raden Ngabei Ian KiJuru lawan Raden Ngabehi
malam hari mereka bennohon ing dalu sami menuwun
kepada penguasa alam marang kang murbengjagat
tak lain yang dimohon kepada datan liyan kang sinuwun ing
Tuhan YwangAgung
kelemahan Jipang dalam parang apese prang Arya Jipang
ulahnya tak diceritakan. ing solah datan winami
17. Malam hari mereka berembuk 17. Ing dalu samiguneman
Kiai Juru Pemanahan Ian Penjawi KyaiJuru Pemanahan Ian Penjawi
Raden Ngabehi di muka Dyan Ngabehi aneng ngayun
beqajar di muka dadya glar aneng ngarsa
Pemanahan berkata kepada Kiai Pemanahan wecana mring Kyai
Juru Juru
"Bagaimana Ki Ipar "Gih KiIpe kadiparan
kelak dalam menghadapi perang?" ing benjang tempuhingjurit?"
18. Kiai Juru berkata, 18. Kyai Juru ing wuwusnya,
"Hai Ki Jebeng kau besok pagi "Ya Ki Jebeng sira ing benjingenjing
hadanglah orang yang sedang angadhanga wong pepikul
memikul
pencari rumput, orang Jipang pekathike wong Jipang
tangkaplah seorang dan potonglah anyekela wong sfji iku pinerung
telinganya
dan gantunghah surat sarta kinanthilan layang
dibekali lalu disuruh pulang." sinangonkinen amulih,'*

19. Ki Penjawi dan Pemanahan 19. KiPenjawiPemanahan


hatinya sangat suka sakelangkung sukanireng penggalih
malamnya tak diceritakan ing dalu datan winuwus
prajurit Seia yang menghadang wadya Sela kang ngadhang
bertepatan pencari rumput Jipang amarengi pekathik Jipang lumaku
lewat
ditangkap oleh orang Sela cinekel wong mring Sela
segera diserahkan. wus ingaturdken aglis.
20. Telah tiba di pesanggrahan 20. Ing pasanggrahan wus prapta
prajurit diperintah untuk memo- wadya kinen merung kupinge sisih
tong teiinga sebeiah
1.92

surat telah digantungkan layangkinanthilken sampun


"Surat itu sampaikan **Layang iku turena
kepada Gustimu tanpa komentar. mring Gustimu poma den kongsi
atutur,
se^ra supaya diserahkan wus kinen ngaturken sigra
dan telah dihadiahi uang. pan sarwi ginanjar ringgit

21, Pencari rumput segera lari 21 Pekathiknulyalumcgar


tak diceritakan keadaannya di tan kawama solahireng neng margi
peijalanan
telah tiba di Jipang ing Jipang pan sampun rawuh
heran yang melihat cingak sagung tumingal
lalu diserahkan kepada Patih nulya katur marang marang Ki
Mentauh Patih Mentaun
dipanggU ke muka. ingandikan marang ngarsa,
Pencari rumpit telinganya sebelah. Pekathik kupinge sisih
22. Ketika Ki Patih melihat 22. KiPatih sareng tumingal
pencari rumput yang terpotong mring pekathik perung kupinge
telinganya sebelah sisih
pencari rumput bersembah pekathik nembah umatur
menyerahkan surat ngaturken kang nawala
sudah dibuka isi surat wus binuka nawala suraosipun
Ki Patih sangat marah KiPatih kelangkung duka
bait tembang berganti durma* mupuh durmane gumanti

XXBDL DURMA XXra, DURMA

1. Ki Tumenggung Mentaun sangat 7. Ki Tumenggung Mentaun


marah langkung duka
membaca isi surat myarsa ungele tulis
pencari rumput disuruh pekathik dinuta
segera menghadap sowan marang ing ngarsa
kepada Tumenggung Mentaun Tumenggung Mentaun glis
lalu beijalan nuli tumindak
tiba di alun-alun. ing alun-alun prapti

* durma adalah salah jenis nama tembang macapat.


193

2. Ki Tumenggung Mentaun di 2. Ki Tumenggung Mentaun neng


pegelaran pagelaran
dengan pencari rumput lawan wau pekathik
patih tadi wau KyanaPatya
Mentaun memberitahukan Mentaun tur uninga
kepada Gusti dhumateng wau ing Gusti
lalu dipanggil mlya ngandikan
telah tiba di dalam istana. wus prapta jroning pun
3. Adipati Jipang akan makan 3, Adipati ing Jipang arsa dhahar
pencari rumput dipegangi pekathik dencekeli
karena masih kuat mapan meksih rosa
ingin segera beijalan kedahyun lumakua
ke hadapan adipati. marang ngarsane adipati
Sang Adipati SangAdipatya
terkejut melihatnya. kagyat dennya ningali
4. "Itu orang apa dan kena apa A "Lah ta iku wong apa kena ing apa
beriumuran darah?" dene akuthah getih?"
Mentaun bersembah, Mentaun wotsekar,
"Ya Gusti inilah "Inggih Gusti punika
yang menimbulkan kegegeran di kang dados gegering jawi
luar
pencari rumput Paduka pekathik Tuwan
yang sedang menyabit rumput. inggih ingkang angarit

5. Telinganya dipotong dan 5. Pinerung kupinge pan kinalungan


dikalungi
surat yang digantungkannya." layang pan kanthil-kanthil"
Segera sang Adipati Sigra sang Dipatya
meminta surat pinundhut ingkang serat
tangan kanan memegang nasi asta tengen nyepengi nasi
tangan kiri asta kang kiwa
menerima surat. nampanipunangtulis.

6. Surat segera dibacanya 6, Gya sinukma kang suratjroning


wardaya
surat berbunyi unine punang tulis
"Hai surat tantangan "Heh layang panantang
peringatan untuk Jipang penget kinarya Jipang
jika betul-betul prajurit sakti yen tuhu prajurit luwih
194

jika betul-betul lelaki yen nyata lanang


majulah berperang maguta ing ngcgurit

7. Senja hari menyeberanglah 7, Ing bangan sore lah sira


nabranga
keluarlah satu lawan satu metua padha syi
dengan Pemanahan lawan Pemanahan
prajurit Pajang iya prcgurit Pajang
jika tidak keluar lamun nora ametoni
tidak perwira dudu prawira
saya sanggup menghadapL sun saguh angayoni
8. Hai Penangsang jika kau tak 8, Heh Penangsang lamun sira nora
datang prapta
bukanlah prajurit sakti dudu prajurit sekti
Panembahan Bintara Nembahan Bintara
seperti bukan anak kandung kaya olehe ramban
seialutakut marang ing muka riyin
dan lurah menyantri Ian lurah nyantri
dan menangkap pencari rumput. Ian mbedhok pekathik,
9. Pangeran Arya seperti dirobek 9, Pangran Arya lir sinebit talinga-
teiinganya nya
piring dan kepalan nasi dibanting kepelan binanting piring
dadanya memerah jaja bang mawinga
mata membelalak seperti matahari netra andik lir surya
bibimya bergetar kumejot padoning lathi
"Ambilkanlah "Lah ambilena
segera kudaku!'' denaglis kuda mami!"
10. Adipati Jipang telah siap siaga 1ft Adipati ing Jipang sampun siyaga
tombaknya dijinjing waosira cinangking
hiring jantan pan biting lanangan
Wangwangmungsuh namanya Wangwangmungsuh wastanya
kuda telah tersedia turangga sampun cumawis
si Gagakrimang pun Gagakrimang
lalu dinaikL nulya dipuntitihi
11. Ki Mentaun berkata dengan ber- 1L KiMentaun wanti-wanti aturira
sungguh-sungguh .
"Aduh sang Adipati "Adhuh sang Adipati
berhentilah sebentar kendela sakedhap
tunggulah bala tentara angantosana bala
195

jangan Paduka menghadapi sendiri sampun Paduka ngawaki


akanrusak temahan risak
berperang tanpa pembantu." aprang tan mawi dasik"
12. Bersungguh-sungguh perkataan . 12. WantirwantiKiPatih ing aturira
KiPatih
sang Adipati berkata, mojar sang Adipati,
"Hai Mentaun, kau *'Lah Mentaun sira
orang tua kurang ajar wong tuwa kurang cqar
dipukul dengan tongkat sinampluk ing sanggawedhi
giginya rontok untune rampal
mulutnya berdarah. cangkeme ngemu getih
13. Ki Mentaun sudah tua 13. KiMentaun wus tuwa ing
wc^ahira
mempunyai sakit nafas pan duwe lara mengi
malah keluyuran malah geladrahan
tak ingat Ki Patih tan emutKyanaPatya
mulutnya berdarah cangkeme angemu getih
sang Adipati sangAdipatya
kudanya dicambuk. kudane dencamethi

14. Kemudian Mentaun bangun 14. Nulya tangi Mentaun kuthah


berlumuran darah ludira
berkata sambfl berlinang air mata muwus marebes mili
"Aduh Angger Gustiku "Dhuh Ngger Gusteningwang
Raden Arya Penangsang Radyan Arya Penangsang
tidak dapat saya nasfliati nora kena suntuturi
tentu akan tewas tan wurung pejah
saya kehilangan Gusti. ingsun kelangan Gusti
15. Jika Gustiku Arya Jipang tewas 15. Yen matia Gusteningsun
Arya Jipang
jika saya tak ikut mati yen sun tan melu mati
siapayangmau sapa ingkang arsa
kepada keturunanku marang saturun ingwang
tentu saya akan membela pasthi manira nglabuhi
apalahjadinya pira karia
lebih baik ikut mati. angur melua mati"
16. Cepat sekali larinya Gagakrimang 16. Lonjong mimis panandere
Gagakrimang
Ki Arya sudah tiba Ki A rya sampun prapti
196

di sebelah Timur bengawan sawetan hangman


sore kelihatan terang sore katon gumawang
orang Pajang jnenyaksikan wongPajang sami ningali
jika Arya Jipang yen Arya Jipang
datang tanpa teman. prapta tan mawi kanthi

17. Prajurit Sela bersorak benilang- 17. Wadya Sela surake ambal-
ulang -ambalan
yang menghadapi perang ingkang nadhahi baris
perwira dan taintama prawira tamtama
semuanya pdihan prasamya pepilihan
berbaris di pinggir bengawan abaris pinggir benawi
berhadap-hadapan ayun-ayunan
semua berhati-hati terhadap samya prayitnengwesthi
bahaya.
18. Arya Jipang duduk di atas kuda 18. Arya Jipang ngadhangkrang luhur
turangga
bersumbar sambil menunjuk sunibar sarwi nudingi
"Semua orang Pajang *'Kabeh wong ing Pcgang
menyeberangiah padha sira nyabranga
marilah kita berperang sunkembulana ngajurit
jangan renggang ajaginggang
menghindari maut. angungkih dening pati

19. Kerubutlah Arya Jipang ini 19. Lah rebuten iya ingsun Arya
Jipang "
yang kamu tantang perang. kang sira tantangjurit.
Aye menyeberangiah Payo anyabranga ^
datanglah bersama kabeh barenga mara ?
saya sendiri yang menghadapi ingsun dhewe kang ngembari
jika sama-sama lelaki" yen dha padha lanang"
prajurit tamtama menjawab, Wong tamtama nyauri,

20. "Menyeberangiah kalau kau 20. "Lah nyabranga yen sira tuhu
memang pemberani prawira
saya hadapi seorang dirl" sun papak padha syi"
Ketika Arya Jipang mendengar Myarsa Arya Jipang
ditantang dene penantangira
telinganya seperti dirobek kamanira lir sinebit
segera Ki Arya sigraKiArya
kudanya dicambuk. kudhane dencamethi
197

21. Segera kuda Arya Jipang men- 2L SigraambyurkudaniraArya


cebur ke air Jipang
Gagakrimang berenang . Gagakrimang anglangi
prajurit Pajang bersorak surdk y^adya Pajang
Pangeran Arya menyeberang Pangeran Arya nyabrang
"Ayo jangan takut *'Lah payo aja gumingsir
teman-teman tamtama kanca tamtama
kita hujani tombak." ingebyuk lawung sami"

22. Arya Penangsang sampai di tepi 22, Praptapinggir bengawan Arya


bengawan Penangsang
prajurit Sela menghadapi wadya Sela nadhahi
dan prajurit tamtama Ian wadya tamtama
mengeroyok Arya Jipang angrampok Arya Jipang
ramai perah^ya arame tempuhingjurit
Pangeran Jipang Pangeran Jipang
kudanya menghindar. kudanira mangungkih.
23. Mungsuh Arya Jipang terlalu 23, Kekathahenlawan KiArya Jipang
banyak
dikerubut prajurit kinrubut ingcgurit
mengamuk seperti Janaka ngamuk kadi parta
tertusuk tombak tajam kasangsang watang rangap
akhirnya menderita luka wekasan andhang kanin
lambung kanaa lambung kang kanan
ususnya keiuar. jaringannya ump'iL
24. Usus disampirkan ke sarung keris 24, Jejaringan sinampiraken sarungan
Ki Arya bergerak ke sana ke mari Ki Arya mobat-mabit
yang diteijang berantakan kang katrajang bubar
lari dari peperangan wus mentas sangking payudan
ramai saling mendesak arame asilih ungkih
Ki Arya Jipang KiArya Jipang
mengamuk mabuk darah. angamuk wuru getilt

25. Amukannya seperti banteng 25, Pengamuke lir banteng tawan


, terluka kabranan
yang menghadapi banyak yang kang mapak akeh mati
tewas
menjadi satu dengan kuda awor lawan kuda
Arya Jipang dikepung kinepung A rya Jipang
198

orang Sela yang menghadapi wong Sela ingkang nadhahi


banyak yang tewas kathah kangpejah
yang tewas tak ditengok. kang mati tan tinolih.

26. Kiai Juru Mertani berkata pelan 26. KyaiJuru Mertani alon ngandika
kep^a Raden Ngabehi dhateng Raden Ngabehi
"Bergantilah Nanda "Lan Kulup asalina
naikilah kudaku." kudaku titihana"
Segeralah Raden Ngabehi Sigra Rahaden Ngabehi
telah berg^ti kuda wus salin kuda
Ki Juru tidak beqauhan. Ki Juru datan tebih

27. Ki Paleret telah dibawanya 27. KiPaleret wus ingasta munggeng


ngarsa

kuda Ki Arya menantang Arya kudanya nyirik


seperti menari lir pendah bedaya
Ki Arya melayamkan tombak KiArya ngembat watang
adapun Raden Ngabehi yata Rahadyan Ngabehi
Saloring Pasar SaloringPasar
telah siap menghadapi bahaya. sampun waskitheng westhi
28. Kuda Ki Arya Gagakrimang 28. Kudanira KiArya pun Gagak
rimang
melihat kuda betina andulu kuda estri
lincah sike^nya rongeh tangkepira
menantang dan menyepak anyirik lawan nyepak
tak dapat ditahan datan kena densayuti
terlena kegirangan katungkul bigar
Gagakrimang meringkik. Gagakrimang angerik
29. Ki Arya tak sempat mempeimain- 29. Datan kober Ki Arya ngikal
kan tombak watang
b adannya terombang-ambing ingkang raga mobat-mabit
memang telah turun pan sampun tumedhak
Ngabehi Loring Pasar NgabehiLoringPasar
Ki Arya ditikam KiArya dipunlarihi
dari daratan sangking dharatan
kena dadanya. tumembeljqa keni

30. Dari muka ditusuk dadanya 30. Sangking ngarsa kaprqaya jqanira
lukanya sangat parah asanget dennyakanin
dada tembus ke punggung jaja nrus ingwalikat
199

Arya Jipang terkejut jenggiratArya Jipang


melihat kepada Raden Ngabehi mulat mring Radyan Ngabehi
akan ditombak arsa tinumbak
Ki Arya tidak menoleh KiArya datan nolih

31. Kemudian Arya Jipang jatuh dari 31. Nulya niba A rya Jipang sangking
kuda kuda
berguling mati gumuling sampun Mis
dengan kudanya tekan kudanira
mati bersama sareng dennya palastra
jenazahnya telah dipelihara baik- kangfisim wus densaeni
baik
oleh orang Pajang dhateng wong Pajang
kasihan yang mati perang. asih perlayeng jurit.

32. Adapun Raden Ngabehi Lx)ring 32. Ya ta Radyan A ngabehi Loring


Pasar Pasar
tombaknya dilihat waose dentingali
senjatanya bernama Ki Pleret KiPleret agemnya
pucuknya patah sedikit pugut pucuk saberas
Raden menyesal sekali Radyan gegetun tan sipi
yang berpangkat kang pangkat karya
Raden Arya putra raja. Dyan Arya suteng aji

33. Tak berapa lama Tumenggung 33. Tan antara Mentaun Tumenggung
Mentaun datang prapta
ingin membela kematian sedya belani pati
mengamuk perang ngamuk ing ngayuda
dihadapi prajurit banyak pinagut bala kathah
Tumenggung Mentaun tewas Tumenggung Mentaun mati
kepalanya dipenggal murda tinigas
di medan pertempuran. satengah ing ngajurit.

34. Gundik Ki Arya menyusul ke 34. Selirira KiArya nusul mring


medan perang ngrana
akan membela kematian nedya belani pati
bernama Angronsekar nama Angronsekar
berpakaian laki-laki pangangge cara priya
segera naik kuda sigra anitih turanggi
dengan cepat telah tiba nander wus prapta
bubarlah yang dituju. bubar kang dipun incih
200

35. Adapun Raden Ngabehi Loring 35. Ya ta Raden NgabehiLoringPasar


Pasar
mengetahui yang mengamuk nguning kang ngamuk estri
wanita
kemudian dijumpainya nulya pinerpekan
kemudian kuda dinaiki kuda nulya cinandhak
Angronsari berkali-kali menusuk Angronsari nuduk nitir
tidak dirasa nora rinasa
Radyan memegang kekang. Radyan nyekel kendhali
36. Tikaman yang bertubi-tubi 36. Panyuduke wanti-wanti tan rinasa
tak dirasa
Angronsari menjatuhkan diri aniba A ngronsari
minta agar dibunuh mrih pinejahana
menjerit bersambat mati anjrit sambat palastra
"Saya membela Gustiku!" "Sun bilani Gusti mami!"
kemudian dipangku nuli ingemban
oleh Raden Ngabehi. marang Radyan Ngabehi
37. Sang Dyah telah dibawa ke 37. Wus binekta sang Dyah marang
pesanggrahan pasanggrahan
ceritanya yang di belakang wuwusen kang neng wuri
prajurit Jipang gegaman ing Jipang
marah dan datang memenuhi muntap ngebaki papan
tempat
jumlah barisannya wetara sagunging baris
kira-kira sepuluh ribu wonten saleksa
akan mengamuk perang. sedya ngamuk ingjurit.

38. Kepala Mentaun telah dinaikkan 38. Wkis pinanjer Mentaun mestaka-
nira
ceritanya yang ketinggalan wuwusen ingkang kari
prajurit Jipang gegaman ing Jipang
bercahaya seperti gunung terbakar abra lir wukir kabrama
terlihat bermacam-macam dinulu awami'Wami
lambang angka tahunnya sengkalanira
satu empat tujuh tiga guna sapta her nabi

39. Merah sekali seperti gunung 39. Amberanangkadyawukir


terbakar kawelagar
barisan besar sekali anggenggeng punang baris
semua beristirahat ke kiri sami kendel ngiwa
201

di sebelah Timur bengawan aneng Wetan bengawan


menyaksikan gustinya telah mati mulat Gusti wus ngemasi
prajurit Jipang wadyaing Jipang
hatinya sedih sekali. manahe branta kingkin.

XXIV. ASMARADANA XXIV, ASMARADANA

1. Raden Ngabehi berkata, 1, Ngandika Radyan Ngabehi


kepada prajurit Jipang marang wadya bala Jipang
tangannya melambai-lambai, astane angawe-awe,
"Hai orang Jipang waspadalah "Heh wong Jipang denawas
Gustimu telah tewas Gustimu wus palastra
Apa yang akan kau rebut? Padha apa sira rebut?
harusmasuk ke kotak. kudu lumebu tulangan.
2. Patihmu telah tewas 2. Pepatihmu wus ngemasi
lihatlah semua iya padha tingalana
hai segenap orang Jipang . heh wong Jipang sarupqne
kepala Patih Jipang mestakane patih Jipang
saya tancapkan di bengawan sunpanfer neng bangawan
wanitanya saya ambil wong wadone ingsun pundhut
istrinya Arya Jipang. bojone si A rya Jipang

3. Kau orang kecil 3. Sira padha wong acilik


tak usah ikut-ikut
iya melu-melu apa
kecuali Patih Mentaun ]'aba Mentaun patihe
ikut menikmati kebahagiaan." melu mukti awibawa,"
Adapun kawula Jipang Ta ta kawula Jipang
semua bersepakat untuk sedaya arembuk nungkul
menyerah
tombak dan senapan diikat. waos bedhil binongkokan,

4. Semua menyeberangi bengawan 4. Prasamya nabrang benawi


para prajurit Jipang iya wadya bala Jipang
menyerahkan ikatan ngaturdken bongkokane
kepada Penjawi Pemanahan mring PenjawiPemanahan
Adapun yang diceritakan Ya ta ingkang winama
waktu itu malam pun datang samana kasaput dalu
mereka pulang beristirahat sami kondur mesanggrahan.
202

5. Mereka berembuk 5, Guneman sadaya sami


Ki Pejawi Pemanahan KiPenjawiPemanahan
Ki Juru berkata pelan, KiJuru alon wuwuse,
"Bagaimana pendapatinu ^^Para rembuk pekenira
dan putramu
yang sebenarnya m^butiifli . ^ 'm^k^ matenisatuhu
disampaikan kepada Sultan Pcqang,
Pajang.
6. Tentu ganj^am^ sedikit 6, YektiganjaranekedhSc
jika djaampaikan putramu lamun katur putranira
y^ peinbereskan tugas ingkang angentasi gawe
njBgara tak akan menerima nora tampa kang nagara
paling-paling hanya diganjar setun liwat ginanjar
kain, sabuk, dan keris bebet sabuk Ian dhuwung
itu perkiraanku. iku watara manira,

7. Padahalan itu putra raja 7, Jer iku putra narpati


yang membereskan tugas ingkang angentasi karya
lebih baik dikatakan dua orang becik dengunem wong loro
yang membunuh Arya Jipang kang mateniA rya Jipang
jika disampaikan kepada raja yen katur mring sang Nata
ganjarannya negara negarigargaranipun
di Pati dan Mataram." ingPathi lawan Mentaram"

8. Ki Penjawi menjawab pelan, & KiPenjawilon nauri,


"Betul Anda." "Inggih leres pekenira"
Kata Ki Pemanahan KiPemanahan wuwuse
"Benar Anda Ki Ipar 'KiIpe leres Paduka
sampaikan kepada Kanjeng Sultan katura mring Jeng Sultan
sud^ menjadijanjinya pan sampun ubayanipun
tinggal menagih saja. mungkantun nagih kewala'

9. Ki Pemanahan berkata lagi, 9, KiPemanahan mangkya ngling,


"YayiPenjawi denrembak
tak memuaskan hatinya tan lenggana ingkarsane
Kata Dyan Ngabehi, Dyan Ngabehi aturira,
"Betullah Uak "Langkung leres pun Uwa
saya sangat setuju(mendukung) kawula langkungjumurung
sekehendak Paduka." sakarsa-karsa Paduka."
203

10. Barisan makin besar ifl Sangsaya ageng kang bans


prajurit Jipang dan Pajang wadya Jipang lawan Pajang
sepanjangjalan andulurmarga lampahe
telah tiba di negara Pajang wus prapta ing nagriPcqang
semua prajurit Jipang sedaya wadya Jipang
yang beqalan di muka ingkang lumampah neng ngayun
tombak dan senapan diikat. waos bedhil binongkokan.
11. Sudah disampaikan kepada raja 11 Wus katurmarang sang Aji
raja senang sekali sangNata kelangkung suka
kemudian raja keluar nyfya miyos sangAkatong
pada waktu itu hari Senin amarengi dina Soma
para bupati lengkap pepak sagung bupatya
datangnya penyerang praptanira ingkang nglumg
unggulnya perang bersama ungguling prang lawan wadya
prajurit.
12. Keduanya menyembah 12. Kalih sareng awotsari
Ki Penjawi Pemanahan KiPenjawiPemanahan
menyerahkan tombak angaturaken waose
yang dipakai Arya Jipang agemira A rya Jipang
dan sepasang keris Ian dhuwung sakembaran
yang dipergunakan mengamuk ingkang kinarya angamuk
terserah kepada raja sumangga Jeng Sri Narendra
13. Kanjeng Sultan berkata pelan, 13. Jeng Sultan ngandika aris,
"Kakanda berdua saya terima *'Ki Raka kalih sun trima
yang telah membereskan tugas kang sami ngentasi gawe
sudah menjadi janjiku iya wis ujar manira
ganjaraimya negara ganjarane nagara
seperti saya katakan dahulu lah iya Kakang karuwun
maka terimalah. pekenira tampanana
14. Ya Kakanda Penjawi 14. Iya KiRaka Penjawi
milikilah Pati ing Pathi anduwenana
yang muda terimalah dulu tampaa dhingin kang anom
tinggal Kanda yang tua kari KiRaka kang tuwa
yang belum menerima ingkang durung atampa
Kanda, bersabarlah dahulu Kakang sabama karuwun
pasti akan menerima. mangsa awurunga tampa"
15. Bubarlah pertemuan 15. Jengkar denira tinangkil
hiruk pikuk prajurit waiiita gumerah wadya wanodya
204

Kanjeng Sultan telah masuk ke Jeng Sultan sampun ngadhaton


istana
Yang diceritakan selanjutnya wauta ingkang winama
yang menerima hadiah ingkang tampa ganjaran
sudah diangkat pan sampun jinunjung lungguh
Ki Peiijawi memulai KiPenjawi bawa

16. bertahta dl negara Pati 16. jumeneng nagariPathi


di Pati beijumlah sepuluh ribu ingPathi cacah saleksa
orang
Ki Penjawi ^dah terlaksana KiPerqawiwuskeldkon
sudah meninggal sampun leyangan gandhaga
tmggaUah Ki Pemanahan. kantun KiPemanahan
ia yang lebih tua fur puniku ingkang sepuh
yang belum menerima hadiah. kang dereng tampa ganjaran.

17. Adalah desa di Mataram 17. Apan desa ing Mentawis


yang akan dihadiahkan ingkang badhe dados ganjaran .
tetapi hanya sedikit jumlahnya nanging mung kedhik cacahe
waktu itu masih hutan semana pan maksih warn
negara yang di Mataram negara ing Mentaram
Pemanahan mengharap-harap Pemanahan ngayun-ayun
pemberian raja. sihira Sri Naranata.

18. Kiai Juru menasihati 18. KyaiJuru mituturi


"Hai Dinda, sabarlah hatimu **Heh Yayi densabar ing tyas
pasti akan terlaksana mangsa wurunga kelakon
apakah ada raja ingkar ngendi ana ratu cidra
Dindda tunggulah Yayi antenen uga
belum waktunya datang wahyu durung mangsa tiba wahyu
jangan cepat patah hatimu." aja ge mutung tyasira"
19. Makinlama 19. Sangsaya alamhlami
raja diam saja sang Nata kendel kewala
tak terpikirkan janjinya tan ginalih ing janjine
adapun Kiai Pemanahan ya ta KyaiPemanahan
makin malu hatinya, saya wirang tyasira
sedangkan sang Prabu dene Kanjeng Sang Aprabu
sangat memikirkan dalam hatl tur sanget werdayeng sabda.
20. Berdukuh di Kembanglampir 20. Adhedhukuh Kembanglampir
waktu itu Ki Pemanahan semana KiPemanahan
makin dipikir dalam hati saya kagagas manahe
205

sudah lama tidak datang sampun lami lami datanseba


malu kepada orang Pajang wirang marang wongP<^ang
lebih baik berdukuh denpelaur adhedhukuh
membahting raganya. ambanting salinmira.
21. Ceiita puQ bergantilah 21. Nahen gantya kang winami
Panembahan Kalijaga Panembahan Kalgaga
tak salah pengUhatannya datan samar paningcde
khusyuk bersamadi weningdngraga sukma
yang belum diceritakan ingkang dereng winarah
maka ia menolong milanira atetulung
meninjau Ki Pemanahan. tetbdo KiPemanahan.
22. Telah tiba di Kembanglampir 22. Was prapta ingXembanghmpir
Pemanahan Kalijaga Pemanahan Kalp'aga
ketika Pemanahan melihat KiPemanahan duk anon
k^ada Sunan Kalijaga mringJer^Sunan Kalp'aga
segeralah Ki Pemanahan sigm KiPemanahan
bersujud di kaki guronya sumun^em padane guru
mereka telah duduk tepekur. ahdheku wus fata lenggah
23. Kanjeng Sunan Kali berkata, 23. NgandikaJeng Sunan Kali,
"Mengapakah Anda "PageneKdki ta sira
di sini adhedhukuh anengkene
tidak terns mengabdi nora tulus asuwita
kepada Ki Jebeng Pajang marang KiJebengPegang
mengapa senang di tempat ini?" dene dhemen adhedhukuh?"
Ki Pemanahan matur, Umatur KiPemanahan,
24. Sembahnya mengibakan 24. Atumya ameias asih
"Hamba mohon maaf "Kawula anuwun duka
putra Paduka sang Raja putra Paduka sang Katong
mengubahjanji angewahi perjan/ean
karena itu hamba mUanipun kawula
tidak man panembahan boten purun
mengabdi kepada raja yang ingawula ratu cidra."
ingkar."

23. Kanjeng Sunan Kali tersenyum 25. Mesem Karg'eng Sunan Kali
katanya manis, arum mailing wecana,
"Jangan demikian "Ya aja kaya mangkono
saya sudah mengetahui iya ingsun wus uninga
kemauan adikmu karepe arenira
206

sayalah alah iya kaki ingsun


yang mengantarkanmu. ingkang ngater marang sira
26. Temuilah sendiri 26. Sira panggiha pribadi
dengan adikmu iya marang arenira
dan kau sudah satu rasa Ian sira wu^ tunggal raos
dengan Jebeng Pajang lawankaro Jebeng Pcgang
yang tidak tepat(pantas) singa ingkang dudua
saya yang mengatur iya ingsun ingkang matut
jangan ada pentiusuhan. aja na suwaleng karsa.
27. Kau, saya antarkan 27. Sira sun aterken Kaki
.bertemu dengan adikmu," kepanggya Ian arenira."
Kemudian segera berangkat Anulya lumampah age
singkat cerita mereka sudah tiba datan kawama wus prapta
di negara Pajang aneng nagara Pajang
lalu masuk ke dalam istana lajeng tumameng kedhatun
Kanjeng Sinuhun Kalijaga. Jeng Sinuwun Kalijaga
28. Langsung menuju dalam istana 28. Anjujukingdalempuri
lalu menghadap Iqeng tumameng byantara
raja terkejut melihatnya sangNata kaget tingale
terburu-buru turun gupuh-gupuh sigra tedhak
melihat Kanjeng Sunan datang mulat Jeng Sunan prapta
karena guru sang Pfabu dene gurunya sang Prabu
raja mempersilakaiL sangNata atur pranata
29. Semuanya sudah duduk 29. Wus tata sami alinggih
Kanjeng Sinuhun Kalijaga Jeng Sinuwun Kalijaga
"Apa sebabnya Ki Jebeng, "KiJebeng apa karane
kau mengingkari janji sira anyidrani ujar
kepada kakakmu marang kdkangira
padahal, kau telah sanggup dene: sira wus sumanggup
memberikan desa di Mataram. weweh desa ingMentaram.
30. Untuk imbangan Pati 30. Iya timbangai^e Pathi
yang sudah terlaksana dene mengko wus kelakyan
kakakmu yang muda kakangira ingkang anom
kakakmu yang tua kdkangira ingkang tuwa
yang belum terlaksana ingkang durung kelakyan
menerima ganjarannya." atampa ganjaranipun."
Sultan Pajang bersembah, Sultan Pqang atur sembah,
31. Maka desa di Mataram 31. Mila dhusun ing Mentawis
207

belum diserahkan kepada kakak dereng kasrah marang kakang


masfli berujud hutan lebat teksih tengkar warn gedhe
tenaganya hanya delapan ratus cacah karya namung dhomas
daerah Mataram wewengkon ing Mentaram
dan sedikit orangnya turkedhik tetiyangipun
maksud hati saya sedyanya manah kawula
32. Kakak akan saya beri 32. Pun Kakang kula paringi
negara yang sudah ramai nagara kang sampun gemah
sedang mencari yang baik." sawek ngupados kang sae."
Panembahan sudah tahu Panembahan wus uninga
batin sang Raja ing batose sang Nata
lagi pula di dalam batinnya Ian malih ing batosipun
yang dikehendaki Ki Pemanahan. karsane KiPemanahan.

33. Kanjeng Sunan Kali berkata, 33. NgandikaJeng Sunan Kali,


"Ananda Sultan Pajang "KiJebeng Sultan ing Pajang
mengapa demikian kapriye kaya mangkono
itu sudah janji dcu mis kalebu ujar
ya desa Mataram iya desa Mentaram
agar tetap bersaudara." tetepa pinrih sadulur."
Sultan teringat bahwa raja. Sultan emut yen Sri Nata.

XXV. smm XXV. SINOM

1. Lama tak bersembah 1. Dangu tan matur sang Nata


dalam hatinya bingung kemengan scgroning galih
jika tak diberikan arsa nora denatuma
yang menjadi rasa hatinya kang dados raosing galih
batinnya berdusta dadya goroh ing batin
kedua kalinya ingkar pada guru pingkalih cidra ing guru
kemudian bersembah pelan, dadya Ion matur nembah,
"Saya mengatakan yang sebenar- "Kawula matur sayekti
nya
kepada guru yang menjadi dhateng guru kang dados raosing
, berkenan di hati. manah

2, Saya mendengar cerita 2. Kula midhanget wirayat


bahwa desa di Matar^ lamun desa ingMentawis
ada raja seperti saya wonten ratu kadi amba
negaranya Mataram." nagaranipun Mentawis."
208

Sang Pendeta tadi Inggih wm sang Yogi


berkata manis, angandffca manis arum,
"Ya Ki Jebeng Pajang "lya KiJebengPajang
kalau demikian saja gampang yen mangkono bae gampil
kakakmu biarlah berprasetia kakangira dimen prasetya mring
kepadamu." sira"

3. "Jebeng Pemanahan 3. "JebengPemanahan tasira


setialah saya saksikan!" setyaa ingsun sekseni!"
Ke Pemanahan bersembah KiPemanahan tursembah
kepada Guru Mahatahu ing Guru kang Mahayekti
"Paduka, saya menyaksikan "Amba Tuwan sekseni
jika hamba punya kemauan yen kawula darbe kayun
ingin menjadi raja arsajumeneng nata
di negara Mataram wonten negariMentawis
juga beijanji kepada diriku kang prasetya ing badan kula
sendiri. piyambak.
4. Jika diriku berbuat ingkar 4. Yendamelaapicidra
kepada sang Raja badan kula mring sang Aji
atau ingin menggeser utawi sedya ngendhiha
pada istana raja mring kraton Sri Narapati
diriku badan kula pribadi
jangan mendapatkan keselamatan sampun manggiha swarga hayu
kelak siapa tahu wingking sinten kang pirsa
sepeninggal saya ing sakpengker kula benjing
terserah kepada kehendak langkung gaib sangking karsane
Yang Mahakuasa. Ywang Sukma
5. Kanjeng Sunan berkata, 5, Kanjeng Sunan angandika,
"Betul katamu "Bener Jebeng turmu Kaki
tak salah katamu tan aluput aturira
sudah pasrah kepada Tuhan." wis pasrah marang Ywang Widi"
Raja senang hatinya Sang Nata sukeng galih
mendengar perkataan saudaranya mirsa ture kadangipun
tak tahu sindiran tan weruh ujar kerasan
Panembahan berkata pelan, Panembahan ngandika aris,
"Sudahlah Jebeng Pajang "Lah ta uwis Jebeng Pqang
serahkanlah. pasrahena
6. Kepada Kakakmu 6, lya marang kakangira
ya pindahlah ke Mataram." ya ngaliha ing Mentawis,"
209

Sultan Pajang bersembah, Sultan Pcgang atur sembah,


"Saya serahkan "Sumangga asta kekalih
terimalah Kanda Kakang dika tampeni
hadiah desa Mataram ganjaran desaMentarum
tetapi masih hutan." nanging ta maksih alas,"
Yang diberi berterima kasih Tur nuwun kang sinungan sih
meskipun di Mataram, tetaplah IngMentaram tetapa dadi
menjadi hadiah. ganjaran,

7. Panembahan berkata, 7. Panembahan angandika,


"Sudahlah Jebeng "Lah ta KakiJebeng uwis
berpindahlah ke Mataram boyonga marangMentaram
beserta anak istri kalawan saanak rabi
saya menyetujui manira angamini
kekallah menjadi saudara tulusa dadi sadulur
sudah tinggallah lah ms padha keria
saya berpamitan pulang." manira pamit mulih"
Keduanya menyanggupi. A tur sembah sandika kekalihira
8. Sepeninggal Kanjeng Sunan 8. Sapungkure Kanjeng Sunan
Pemanahan lain minta pamit Pemanahan nulya pamit
sudah diizinkan lalu keluar wus kalilan nulya medal
telah beijumpa dengan adiknya wus panggih lawan kang rayi
dan dengan putranya miwah putranya sami
penuh semua pepakan sadayanipun
semalam berembuk sedalu paguneman
dengan Ki Juru Mertani lawan KiJuru Mertani
sudah sepakat akan pindah ke sampun rembag bade boyong
Mataram. mring Mentaram,
9. Putra Ki Pemanahan 9. Putranya KiPemanahan
jumlahnya tujuh pepitu kathahnya nenggih
dan semuanya sudah menikah apan sampun sami krama
laki-laki dan perempuan kangjalu miwah kang estri
dua orang wanita kalih kang pawestri
lima laki-laki lelimakang sami kakung
semuanya putranya kang para putra samya
sudah berputra juga tur sampun sami sesiwi
sulungnya diambil oleh Sultaa pembajenge kang pinundhut
mring JengSultarK
10. Tak tahu yang muda dan tua 10, Tan wruh kang anom kang tuwa
210

namanya sejak kecil jejuhikiraduk alit


yang satu Raden Jaka Raden Jaka hang satunggal
Raden Tapa dan Raden Mantri Raden Tapa Raden Mantri
dua yang perempuan kalih in^ang pawestri
lima yang laki-laki lelima kang samijalu
para putrinya kang para putri samya
adapun yang putri dene kang pawestri
yang satu diperistri Tumenggung kang satunggal kagarwa
Mayang. Tumenggung Mayang,
11. Adapun bungsunya 11. Dene tawuragilira
bersuamikan Arya Dhadhaptulis angsal A rya Dhadhaptulis
bupati Pajang, prasamya bupatiFajang
menurut pada suaminya prasamyamanutinglaki
dua orang putra wanita putra estri kekalih
ingin ikut karsanira sami tumut
ayahnya ke Mataram ing rama mring Mentaram
lalu diceritakan ketika pagi hari dyan winama sareng enjing
riuh rendah suara apa-apa yang awurahan swarane gawan
dibawa. wurahan.
12. Kehendak Ki Pemanahan 12. Karsaning KiPemanahan
ingin berpamitan kepada Kanjeng mring Jeng Sultan nuwun pamit
Sultan kang putri tumut sedaya
yang putri ikut semua tuwin Rahaden kang putra
dengan Raden, putranya wau pan winami
demikian ceritaiiya penangkilan sampun rawuh
sudah tiba di penghadapan Jeng Sultan gya sewaka
Kanjeng Sultan segera duduk andher kang para bupati
penuh para bupati Pemanahan lajeng sowan mring
Pemanahan maju ke muka. ngajengan

13. Ki Pemanahan bersembah 13. UmaturKiPemanahan


kepada Kanjeng Sultan mring Jeng Sultan awotsari
"Hamba segera mohon pamit "Kawula nuwun pamit gya
putra Prabu putraPrabu Nerpati
Ananda Raden Ngabehi AnggerRaden Ngabehi
ingin ikut ke Mataram arsa tumut mring Mentaram
raja berkata sambil tersenyum nata mesem ngandfka
kepada Raden Ngabehi dhumateng Radyan Ngabehi
"Hai Nanda,kau diminta oleh "Eh ta Kulup sirajiruduk wakira,"
Uakmu."
211

14. Mereka segera maju bersalaman 14. Gyamcgengsamisalaman


dan minta pamit kepada Sultan mring Jeng Sultan nuwun pamit
para putra semuanya bersujud kang putra ngujungsadaya
beserta Raden Ngabehi prituwin Raden Ngabehi
bersungkem pada ayahnya ing rama anungkemi
kemudian putranya dirangkul kang putra nulirinangkul
putranya berlinang air mata kang putra ngemu waspa
Kanjeng Sunan berkata pelan, Kanjeng Sunan ngandika aris,
Nanda, kau jangan terlalu lama," "Kulup poma sira cga lawas-
15. Mundur dari penghadapan lawas."
Panger.an Benawamendatangi 15. Mundur sangking ing ngqengan
semuanya saling berangkulan Pangran Benawa marani
kakak dengan adik prasamya arerangkulan
Raden Ngabehi berkata, kang raka lawan kangrayi
"Dinda, tidak usah ikut ngandika Dyan Ngabehi,
ke Mataram "Yayi kakang sampun tumut
lebfli baik Dinda tinggal." Yayi marang Mentaram
Adiknya,Pangeran Benawa, dene becik sira keri"
kelihatan agak sedih. RayiPangran Benawa semu
karuna

16. Jangan di Mataram 16. Sampun wonten ing Mentaram


saya tak mau ketinggalan kawula tan saget keri
segeralah Paduka pulang nunten Paduka wangsula
kakaknya berkata pelan, kang raka ngandika aris,
"Dinda tidak lama "Yayi pan era lami
saya segera kembalL" manira nuli awangsuL"
Kemudian Ki Pemanahan Nulya KiPemanahan
bersembah lalu berpamitan tur sembah anulya pamit
Kanjeng Sunan berkata kepada angandika Jeng Sunan dhateng
kakaknya, kang raka,
17. "Ya Kanda tidak tahu 17. "Inggih Kakang boten wikan
semoga selamat di peijalanan nyangoniselamat margi
yang ditinggalan mudah-mudahan ingkang keri selameta,"
selamat pula,"
Ki Juru mohon pamit Ki Juru anuwun pamit,
semua sudah pulang sedaya sampun mulih
Kanjeng Sultan telah masuk ke Jeng Sultan sampun ngadhatun
dalam istana
212

adapun Ki Pemanahan wauKiPemanahan


sudah tiba di rumah wus prapta ing wisma nenggih
dua orang putrinya juga sudah putra estri kekalih kang sarhi
datang prapta.
18. Lalu mencium kaki 18. Lajenganungkemipada
ayahnya sambil menangis mring rama sareng anangis
Ki Pemanahan berkata, KiPemanahan ngandika,
"Diamlah semua Nanda "Ya padha menengaNini
kembalilah kalian balik kana sira sami
agar dapat mengabdi kepada den bisa ngawula kakung
suami
karena saya tak tahan wit ingsun tan betah
berpisah denganmu, Nak pisah lawan sira Ninv
langgenglah rumah tanggamu. danguningsun tulusa apalakrama.
19. Keduanya pulang 19. Ingkang mantuk kaUh samya
maju bersembah majeng sarwi awotsari
Ki Pemanahan berkata, ngandika KiPemanahan,
"Berangkatkanlah segera **Lah padha budalna aglis
senyampang masih pagi" ya mumpung maksih enjing"
yang disuruh segera berangkat Kangkinen sigra lumaku
bergotongan di bagian muka gotongan munggeng ngarsa
semua perlengkapan orang ber- saprantine wong angalih
pindah
perjalanannya lambat. apan remben lampahe aneng ing
marga.

20. Di sepanjangjalanmenjadi 20. Samarga dadi tontonan


tontonan
putranya besar dan kecil para putra ageng alit
semua naik kuda pan sami nitih turangga
dan para istri selir miwah ingkang para selir
naik tahdu tandhu kang dentitihi
indah jika dilihat ash kalamun dinulu
goyang ke sana dan ke sini sami arereyongan
karena beratnya bawaan
kawula kecil laki dan perempuan wadya alitjahi estri
berurutan menggendong anak atrap-atrap tare alit neng
kecil. ngembanan.
21. Waktu itu Ki Pemanahan 21. Semana KiPemanahan
istirahat di bawah dua pohon leren sor waringin kalih
beringin
213

bergantUah ceritanya gantya ingkangkawamaa


Ki Gedhe Karanglo Ki Gedhe Karanglo nenggih
berjalan menemui lumampah amanggihi
serta membawa jamuan sarta mbekta segahipun
buah-buahan dan lauk-pauk wohwohan Ian ratengan
sayur menir Qagung muda)pecal jangan menir pecel pitik
ayam
Ki Karanglo sudah datang dan sampun prapta Ki Karanglo uluk
bersalam. salam

22. Jamuannya banyak sekali 22. Suguhtrajejodhangan


tak putus-putusnya datang anggili dennya lumaris
caranya menyuruh makan genira ngaturi dhahar
berdua dengan adiknya sarimbit lawan sang rayi
lain bersalaman lajeng salaman sami
Ki Karanglo berkata pelan, Ki Karanglo alon matur,
"Saya silakan untuk makan "Kula ngaturi dhahar
pasangannya sayur mew/r(jagung abenipun jangan menir
muda)
tanpa ikan, sedikit yang dapat tanpa ulam mung kedhik kedah
disajikan." katura."
23. Pemanahan berkata, 23. Pemanahan wuwusira,
"Saya minta dengan sangat "Asanget panedha mami
segeralah makan pan lajeng sami adhahar
sayur menir(jagung muda)pecal jangan menir pecel pitik,"
ayam."
Puas mereka makan Tutug denira bukti
Ki Pemanahan berkata pelan, KiPemanahan alon wuwus,
"Berhutang besar 'Kelangkung kapotangan
jika dapat membalas menawi saged mangsuli
kebaikan Anda padaku." kasaenan kawula mring pekenira,'
24. Ki Gedhe Karanglo 24. Ki Gedhe Karanglo ika
* katanya berbelas kasih, aturira ngasik-asih,
selesailah mereka makan sampun genira adhahar
semua dibagi rata ingedum sami weradin
semuanya kenyang sedaya tuwuk sami
Ki Pemanahan berkata pelan, KiPemanahan Ion wuwus,
"Marilah sekarang kita berang- '*Wis payo padha mangkatr
kat!"
214

Adapun Ki Gedhe Karanglo Ki Gedhe Karanglo nenggih


mau mengantar ke Mataram. ngateraken karsanya dhateng
Mentaram

25. Diceritakan yang sedang mandi 25. Wamanen kang lagya siram
di Kali Opak, bersamaan Kali Opak amarengi
Kanjeng Sinuhun Kalijaga Jeng Sinuwun Kalijaga
Ki Pemanahan melihat KiPemanahan aningali
hatinya tak ragu tan samar tyasnya gipih
segera mengejar gurunya sigra mlajengi mring guru
Setibanya di hadapan lalu Sapraptanira ngarsa
menyembah kepada Sunan Kali tur sembah mring Sunan Kali
kaki kanan telah dipegang dan suku tengen cinandhak wus
dicuci. winp'ikan,
26. Adapun kaki kiri 26. Dene suku ingkang kiwa
yang mencuci wau ingkang amijiki
Ki Gedhe Karanglo Ki Gedhe Karanglo ika
Sunan Kali berkata, ngandika Jeng Sunan Kali,
"Jebeng ingatlah "Jebeng sira deneling
ketahuflah riwayatnya wruha ing wirayatipun
Jebeng Karanglo Jebeng Karanglo ika
kelak ikutlah berbahagia ing besok melua mukti
akhirnya di Mataram. neng Mentaram yasa pungkur
27. Tetapi-Anda tak berwenang 21. Nanging sira tan winenang
naik tandu nunggangjempana Ian joli
dan kau tak berwenang kalawan sira tan wenang
kelak diberi gelar sinebutan nama benjing
Mas apalagi jeneng Mas apa dening
nama Raden untuk ketumnan." jeneng Raden turunipun"
Setelah berkata Risampunnya ngandika
Sinuhun Kali tadi wau Sinuwun ing Kali
Ki Pemanahan disuruh melanjut- kinen lajeng lampahe Ki
kan perjalanan. Pemanahan.

28. Tak diceritakan peijalanannya 28. Tan winama lampahira


putranya besar kecil para putra ageng alit
tak ketinggalan para istri tanapi kang para garwa
kerabat baik besar maupun kecil sentana myang ageng alit
semuanya ke Mataram prasamya nengMentawis
yang dituju Pemahanan Pemanahan kangjinujuk
di sebelah Barat Wiyara sdkilening Wiyara
215

dibabad lalu ditempati binabadan den dalemi


bentuk dan tatanan rumah tak tan winama rakite kang pada-
diceritakan. leman

29. Para kerabat dan putra-putra 29. Pra sentana miwah putra
lama-kelamaan ya ta sangsaya alami
makin banyak yang ingin saya keh kang kapengin
pada tatanan dan bentuk yang marangrakitnya dinulu
terlihat toyanipun sumberan
airnya dari sumber arata sitinya resik
tanahnya rata dan bersih kathah jalma kacaryan mulat
banyak orang yang tertarik kang wisma
melihat rumah itu.

30. Telah selesai membuat pasar 30. Akarya pasar wus dadya
tak dibiayai tan mawi dipunbeyani
ditanggung oleh semua orang desa kasasra sakeh wong desa
dan banyak orang yang datang tur kathah jalma kang prapti
berumah di Mataram sami wisma Mentawis
kelihatan ramainya katara ing arjanipun
setelah lama riwusnya lama-lama
yang tinggal di Mataram kang dhedhukuh ing Mentawis
disebut Kiai Ageng Mataram. pan kasebut KyaiAgeng ing
Mantaram
31. Barang-barang murah harganya
yang ditanam selalu berhasil 31. Murah ingkang sarwi tinumbas
dan buah-buahan baik hasilnya tulus kang tinandur dadi
umbi-umbian subur tuwin kang pala kasimpar
sampai berlebih-lebihan pala kapendhem andadi
dan buah-buahan pohon sedheng sami ngemohi
Bergantilah ceritanya tuwin kapala gumandhul
Ki Ageng akan dihadap gantya ingkang winama
mereka berangkat membawa Ki Ageng arsa tinangkil
bermacam-macam barang. wus adandan rembatan sigra
lumampah
32. Kemudian jalannya 32. Anulya ing lampahira
Kiai Ageng Mataram Kyai Ageng ing Mentawis
cepat di peijalanan gegancangan aneng marga
di peijalanan menginap semalam neng marga nyipeng sawengi
malamnya tak diceritakan ing dalu tan winami
•paginya meneruskan peijalanan enjing lampahira laju
ketika di jalan duk lagya aneng marga
216

Ki Ageng mendengar kabar Ki Ageng miarsa warti


Sultan Pajang akan bersembah Sultan Pcgang ana ngujung marang
ke gunung. arga

33. Kanjeng Sunan Giri yang 33. Jeng Sunan Giri pan lagya
dihadap oieh penggawa dan sineba punggawa mantri
mantri
besar kecil semuanya menghadap ageng alit samya seta
para adipati semua menghadap pra dipati sami nangkil
Japan Wirasaba Bali Japan Wirasaba Bali
penuh orang panting pepak sedaya wong agung
Adipati Surabaya Dipati Surabaya
Pasuruan dan Kediri Pasuruan Ian Kadhiri
para Adipati Daerah Timur penuh pra dipatiBang Wetan pepak
semua(lengkap). sadaya,

34. Dan orang agung Madura 34. Tuwin wong agung Madura
dengan prajuritnya menghadap sawadya sami sumiwi
Sedayu, Lasem, dan Tuban Sedayu Nglasem Ian Tuban
Rembang, Juana, dan Pati Ngrembang Juwana Ian Pathi
Sultan Pajang menghadap Sultan Pmng anangkil
telah dipanggil ke muka wus ngandika marang ngayun
sebagai tempat duduk minangka lenggahan
digelarkan permadani bineberan prangwedani
para adipati duduk teratur. pra dipati sami alenggah atata
35. Para mantri satu persatu 35. Para mantrijugarjuga
tempatnya di muka unggyanira aneng ngani
Gustinya sendiri-sendiri ing Gustine sowang-sowang
melingkar di muka glar rante lenggah neng ngarsi
Kiai Ageng Mataram Kyai Ageng Mentawis
duduk di belakang lenggahira aneng pungkur
tepat di belakangnya, Kanjeng pungkurira Jeng Sultan
Sultan ri sampunira sumiwi
yang telah menghadap Sultan P(4ang apan sampun
Sultan Pajang telah menghadiri ingestrenan

36. Menjadi raja di Pajang 36. Jumeneng Prabu ingPcgang


dihadiri Prabu Pati ingestrenan Prabu Pati
telah sepakat memakai nama wus mupakat nama Sultan
Sultan
setelah itu sampune mangkana nenggih
217

jamuan segera keluar pundhutan nulya mijil


mengalir dari dalam istana sangking kadhatun andulur
semua mengepung apan samya akepang
para adipati sakathahe pra dipati
makan sampai kenyang. sampun penuh wau denira
adhahar,
37. Kanjeng Sunan Giri berkata 37, Jeng Sunan Giri ngandika,
"Dengarkan kataku "Mirsakena ujar mami
seluruh anak cucuku sagung anak putoningwang
rukunlah semuanya padha denatuta sami
jangan ada yang memulai aja na kang miwiti
berhati baildah dene padha manah ayu
bersyukurlah kepada Tuhan sokura ing Ywang Sukma
padamu semua adipati ingjenengira dipati
saya harap selamat di dunia dan suntedha selamet dunya
akhirat. ngakerat,"
38. Adipati semua 38, Sedaya kang pra dipatya
menjawab serentak samya matur sour peksi
"Terima kasih Paduka "Kelangkung nuwun patikbra
pesan Paduka saya perhatikan." sebda Tuwan ubin pundhi
Adapun para bupati Dene para bupati
telah selesai bersembah sampun gennya sami matur
semua sisanya lorodane sedaya
diberik^ kepada abdi kecil sinung panakawan alit
setelah rata lalu mereka nikmati wusnya rata sami ngepungjuga-
sendiri-sendiri juga.
39. Semua adipati 39, Sekathahe pra dipatya
diperhatikan sedaya dipuntingali
oleh Kanjeng Sunan Giri dhateng Kanjeng Sunan Arga
Adapun Kiai Ageng Mataram . Ya ta Kyai GengMentawis
telah lama dilfliat ing wau dentingali
oleh Kanjeng Sunan Giri dhumateng Jeng Sunan Gunung
pendeta maharaja pandhita maharaja
menerima agak gaib anampeni semu gaib
t^ ragu jika Ki Ageng di datan samar yen Ki Ageng ing
Matar^. Mentaram

40. Kanjeng Sunan Giri berkata 40, Jeng Sunan Giri ngandika
kepada Kanjeng Prabu marang Jeng Sri Narapati
"Ananda Pajang "lya KakiJebeng Pajang
218

siapakah namanya itu saparane iku Kaki


makan belakangan?" dera mangan ngereni?'*
Sultan Pajang bersembah, Sultan Pqang nembah matur,
"Ya Sunan '*Inggih Sunan punika
abdi saya besar kecU abdi dalem ageng alit
ya inilah kepala desa di Inggih punika pun pratinggi ing
Mataram." Mentaram"

41. "Ketahuilah semuanya 41, "Lah kawruhanira samya


para bupati sagung kang para bupati
jika Ki Gedhe di Mataram yen Ki Gedhe ing Mentaram
sudah kehendak Tuhan wus pasthi karsaning Widi
kelak anak cucunya anak putune benjang
akan merata angrata jamane besuk
semua di Pulau Jawa kabeh ing Nungsa Jawa
hormat kepada Mataram." padha ngidhep ingMentawis,"
KiaiAgeng Mataram mendengar Kyai Ageng Mentaram miarsa
sabda, sabda,

42. sang Pandhita berkata 42, pangandika sang Pandhita


lalu Ki Ageng Mataram ya ta Kyageng ingMentawis
bersujud di mukanya sufut aneng ngarsanira
mencium kaki sang Pendeta mangaras pada sang Yogi
sangat berterima kasih dalam hati langkung nuwun ing galih
kepada Yang Mahatinggi marangHyang kang Mahahihur
Adapun raja pendeta ya ta rcg'a pandhita
berkata pelan, pangandikanira aris,
"Sudah ketentuan Tuhan tak "Wus pinasthi ing Ywang datan
boleh berubah." kenauwah"

43. Ki Ageng Mataram bermaksud 43, NedyaKi Ageng Mentaram


menyerahkan dua buah keris angaturi dhuwung kekalih
kepada Panembahan Giri marang Panembahan Arga
lalu diterima ing mangke lafeng tinampi
Para bupati Sagung para dipati
semuanya mendengar sedaya sami aprungu
hanya Ki Ageng Mataram amung Kyageng Mentaram
pasti memutar bumi cinetha amuter bumi
setelah itu raja pendeta. ri sampunnya mangkana raja
pandhita.
221

memang melebihi yang lain dhasar punjul ing kathah


sedang birahi sedhenge lagi birai
tingkahnya membangkitkan sasolahe tansah agawe brantcL
nafsu asmara.

52. Putra Ki Ageng Mataram 52, Putranya KyagengMentaram


yang bemama Raden Ngabehi hang nama Raden Ngabehi
Loring Pasar mengetahui Loring Pasar pan uninga
jika ayahnya dititipi yen hang rama dengadhuhi
wanita yang cantik pawestri luwih adi
berasal dari Kalinyamat Kalinyamat angsalipun
saat itu Raden Radyan kalasemana
awas melihatnya awas denira ningali
kepada wanita simpanan Sultan kang wanodya sengkerane Sultan
Panjang. Pajang
53. Raden Ngabehi jatuhcinta 53, Raden Ngabehi kasmaran
hatinya bemiat manahira andarbeni
* melupakan ayahnya nilikpaken ingkang rama
hatinya sangat jatuh cinta sanget kasmaraning galih
pikir Raden Ngabehi ciptane Den Ngabehi
"Wanita yang lebih cantik "Wanodya kang luwih ayu
bersifat tak jujur dan ingkar." sinunggoroh myang cidra,"
Malamnya bergeraklah Ing dalu nulya lumaris
Raden Ngabehi yang sedang jatuh Raden Jaka Ngabehi kasmaran
asmara pada sang Dyah. ing Dyah

XXVL ASMARADANA XXVI. ASMARADANA

1. Sang Putri sedang duduk 1, Sang Retna kapanggih linggih


di dalam tempat tidur anengjroning pasarean
sedang merangkai bunga pan lagya ngrujit sarine
ketika Raden melihat Rahadyan sareng tumingal
sang Dyah, tak sabar mring sang Dyah tan derana
lalu dirangkul dari belakang nulya rinangkul sing pungkur
sang Retna terkejut lalu bangkit. sang Retna kagyat anfola
2. Dilirik ternyata Raden Ngabehi 2. Linirik yen Dyah Ngabehi
sang Putri bertanya, Kusuma Rara ngandika,
"Mau apa Raden "Arsa punapa Rahaden
tingkahnya tidak biasa polahe nora prasafa
222

seperti bukan satria kaya dudu satriya


mau mengajak salah jalan arsa ngajak salah kayun
masakan mau. daya-daya yen gelema.
3. Kalau tidak kawin 3. Yen tan lawan kawin
tak maiu diajak berbuat jelek tan purun dinamel awon
Jika Raden betul-betul lamun sayekti Rahaden
menghendaki saya angarsakna rhring kawula
silakan Paduka inggih lamun Paduka
Paduka minta dahulu Andika suwun rumuhun
kepada ayah Paduka Kanjeng mring ramanta Kanjeng Sultan."
Sultan."

4. Raden menjawabnya pelan, 4. Rahaden nauri arts,


"Mas mirah cahaya hati "Mas mirah fawala driya
pasti saya minta amesthi sun suwun angger
kepada ayah dan Kanjeng Sultan mring rama myang Kanjeng Sultan
meskipun sampai mati nadyan tumekeng pejah
saya tak akan mundur manira tan sedya mundur
lumrahlah seorang lelaki. wusjamake wong apriya
5. Jika senang kepada wanita 5. Yendhemenmarangpawestri
tak takut bertakar darah tan ajrih taker ludira
aduh permata adindaku adhuh mirah areningong
yang tampak bagai intan ingkang asawangkumala
seperti jamrut yang disusun lirjumerut rinumpaka
karena mabuk asmara kama kandhuhan wuyung
tak urung saya matl tan wande kawula pejah
6. Jika kau tak mengobati." 6. Lamun sira tan jampeni"
Sang Putri berkata, Kusuma rara turira,
"Jangan demikian Raden "Sampun makaten Rahaden
Paduka bakal raja Andika bakal narendra
menguasai tanah Jawa mengku rat tanah Jawa
ternyata suka(mau) teka arsa purun-purun
kepada milik ayahnya. mring kagungane kang rama
7. Saya tinggal mengikuti 7. Kula tan lengganeng kapti
jika diminta pada ayahnda yen kasuwun mring kang rama
terserah Paduka memerintah sakarsa Paduka angreh
memang milik Paduka pan kagungan JengPaduka
dan siapa yang mau lawan sinten puruna
kepada milik Sultan mring Sultan kagunganipun
223

kalau belum ada penggantinya. lamun dereng kang gumantya.


8. Paduka telah mendapat izin 8, Paduka was angsalidi
dari Kanjeng Sinuhun Giri marang Jeng Sinuwun Arga
jika akan menjadi raja." yen badhejumeneng katong"
Raden tidak sabar Rahadyan datan derana
melihat sang Putri ningali sang Kusuma
lalu dipegangnya sang Retna nuli sinambut
sang Dyah gelisah. sang Dyah pongah-pangihan.
9. Sangat dibujuk 9. Saklangkung ingarih-arih
dan dirayu linunturan ing srenggara
sambil mencium tempat tidur sarwi angoras panepen
sang Dyah takut sekali sang Dyah wus tan darbejiwa
hatinya telah tertarik kang manah wus kagiwang
karena ra)aian yang manis sangking manising pangrungrum
timbul belas kasihan sang Putri luntur sihnya sang Kusuma.
10. Pada waktu itu sang Bagus 10. Duk semana sang Apekik
sudah bersatu kehendak pan sampun anunggal karsa
dengan sang Putri kalawan saliring sinont
Diceritakanlah Ki Ageng Mataram Kocapa Kyageng Mentaram
sudah mendengar berita sampun miarsa warta
jika putranya telah kenal yen kang putra sampun wanuh
dengan putri simpanannya. kalawan kang sengkeran.
11. Dahulu Kanjeng Sultan Pajang 11. Jeng Sultan Pcqang ing nguni
yang memiliki simpanan ingkang darbe sasengkeran
diganggu oleh putranya cinidra resmi putrane
Raden Ngabehi Loring Pasar Dyan NgabehiLoringPasar
lalu dipanggil anulya tinimbalan
menghadap ayahnya mring kang rama prapteng ngayun
Ki Ageng berkata pelan, Kyageng aris angandika,
12. "Bagaimana putraku 12. "Kaya paran putra mami
mengapa kau berani dene wanirwani sira
mengganggu simpanan raja anyidra sengkeran rajeng
menjadi ingkarjanji dadi cidrajanjining Sang
kepada Kanjeng Sultan kalawan Kanjeng Sultan
meskipun itu kealpaan nadyan ta aweya iku
jangan ingkar kepadaku. aja cidra teka ingwang.
13. Kanjeng Sultan mengandalkan 13. Jeng Sultan ngandelken pati
maut
ya kepadaku iya Kaki marang ingwang
224

ternyata kau ingkar Nanda teka cidra sira Angger


kepada ayahmu Kanjeng Sultan mring ramanta Kcmjeng Sultan
rusaklah hatinya dadya msakkang nala
bagaimana Nanda pan katemu apa kulup
kau berani ingkar?" dene sira wani cidra?"

14. Putranya bersembah, 14. Kangputra maturngabekti,


"Makanya saya mau mengganggu **Mila kula purun nyidra
kepada adinda raja dhumateng rayi sang Katong
sekarang perkiraan saya ing mangke dugi kawula
Paduka Raja panjenengane nalendra
telah bergeser wahyunya." . wus gumingsir wahyonipun."
Ki Ageng berkata pelan, Kiyageng avis ngandika,
15. "Ketemu berapa perkara 15. "Katemu pirang prakawis
Anda marah demikian sira aduka mangkana
adapuri sebenarnya mungguh kaki ing yektine
memang belum waktunya." maran durung mangsanira,"
Putranya bersembah, Kang putra awotsekar,
"Maka saya datang "Mila kula dugi wau
ketika Sultan duduk duk Sultan kala pinarak
16. kejatuhan daun kelapa 16. wonton belarak nibani
di belakangnya ing wingkingipun Jeng Sultan
bangkit terkejut anjumbul sanget kaget
keduanya ketika sedang makan kalih duk dhahar sedhengan
terpercik airnya kaceretan toyanya
sangat terkejut gih sanget panjumulipun
bergeser dari tempat duduk. mingser sangking palenggahan
17. Ayahnya tersenyum dalam hati 17. Kang rama mesem ing galih
"Marilah kita menghadap "Lah ta kaki payo seba
kepada ayahmu sang Raja mring ramanira sang Rajeng
menyatakan prasetia angaturaken prasetya
atasikeingkaranmu pada raja." cidranira mring nata"
Malam tanpa cerita Datan kawama ing dalu
pagi harinya ialu berangkat. enjingira nulya mangkat.
18. Tak ada cerita di perjalanan 18. Datan kawama ing margi
sudah tiba di negeri Pajang wus prapta nagariPajang
bersamaan dengan hari Senin marengi ing dinten Senen
Ki Ageng berdua menghadap Kiyageng kalih asowan
225

diceritakan Kanjeng Sultan wamanen Kanjeng Sultan


keluar dari dalam istana miyos sangkingjro kedhatun
diiring oleh para abdi ginarebek ing pawongan
19. Banyak dhalang sawunggaling 19. Banyak dhalang sawunggaling
kekutuk dan lantaran kekuthuk lawan lantaran
kacumas dan kadek kekacu mas Iqwan kadek
yang membawa cantik-molek kang ngampil samyayu endah
berkalung samir sutra kuning asamir sutra jenar
sangat indah kelihatannya kelangkung asri dinulu
raja telah datang (tiba), *wus rawuh Sri Naranata.
20. Bertempat di bangsal sitihinggil 20. Munggeng witana setinggil
duduk di atas dampar gading wus pinarak dhampar dhenta
beralaskan kasur berbunga lemek kasur sesarine
lengkap yang menghadap pepak sagung kang sewaka
bupati dan arya bupati Ian arya
putra-putranya berada di depan putra-putra munggeng rigayun
ngabehi, rangga, dan demang. ngabehi rangga Ian demang
21. Dan para mantri 21. Tuwin ingkang tandha mantri
serta Ki Ageng Mataram myang Kiyageng ing Mentaram
tak jauh dari putranya tan tebih lawan putrane
Raden Ngabehi Loring Pasar Dyan NgabehiLoring Pasar
telah menghadap raja wus munggeng ngarsa nata
sang Prabu bersabda, angandika sang Aprabu,
"Hai Kanda Mataram '*Heh KiRakaMentawis
22. agakmajulah 22. dipunkapara ing ngarsi
mari kita bersalaman." nedha sami sesalaman"
Raden Ngabehi Lor Pasar Dyan NgabehiLorPasar
bersembah kepada sang Prabu atur bekti mring sangPrabu
semua sudah duduk teratiir. wus sami alenggah tata
23. Rajaberkata, 23. Ngandika Sri Narapati,
"Selamat datang Kanda "Ngandika bage KiRaka
dan semuanya atenapi sedayane
Apakah semuanya selamat?" inggih pa sami raharja?"
Ki Ageng menjawab, KiAgeng aturira,
"Ya selamat sang Prabu." "Inggih wilujeng sangPrabu."
Raja berkata lagL Sang Nata malih ngandika,
24. "Apakah ada keperluan 24. "Punapawonteningkardi
ke(btangan Kanda?" Kakang lampah pekenira?"
226

Ki Ageng menjawab pelan, Ki Ageng alon ature,


"Kanjeng Sultan kedatangan saya Veng Sultan ing lampah kula
menghadap raja mila sowm nalendra
menyerahkan matinya angaturaken pejahipun
Raden Ngabehi Loring Pasar. Dyan NgabehiLoringPasar.
25. Yangbernama 25, Ingkang sinungan wewangi
yang dititipkan kepada saya." kangginadhuh mringkawula,*'
raja terkejut dan berkata, kagyat sang Nata delinge,
"Bagaimana Kanda '*Lah Ki Raka kaya ngapa
kelihatannya mencurigakan dene anyalawadya
di mana putraku paran putranira kuhip
biasanya. dene adat ingkang lampah

26. Menemani anak keciL 26, Angubyungi bocah cilik?*'


Ki Ageng Mentaram tumya,
Ki Ageng Mataram berkata,
"Putra Paduka dusane
"Dosa putra Paduka
berani kepada orang tua purun dhateng ing wong tuwa
mengganggu simpanan raja nyidra pingitan nata
simpanan sang Prabu sasengkeran sang Aprabu
anak dari Kalinyamat." lare sangking Kalinyamat,"

27. Sultan berkata pelan, 27, Sultan ngandika aris,


"Ya Kanda putraku "Gih Ki Raka putraningwang
mestinya lebih baik sekarang pira bara ing mangke
anak sudah dewasa gih bocah sampun diwasa
belum mempunyai pasangan dereng mengku timbangan
termasuk sabar itu kawilang sabar puniku
jika demikian. kaditayen makatena.

28. Ya saya menyetujui 28, Inggih manira ngamini


kepada putraku Ki Raka mring putranira
jika dijadikan istrinya lamun kinarya garwane
tetapi pesanku nanging awekas manira
jangan dianiaya qa densiya-siya
adapun orang baik itu dene wong becik iku
rela diperistri. muga tulusa kagarwa

29. Saya tidak berpesan lagi" 29, Kula datan mekas malik"
Lalu bersalaman Mapan sampun uluk salam
raja pulang ke istana sang Nata kondur ngedhaton
Ki Ageng dan putranya Ki Ageng Ian kang putra
pulang ke Mataram mantuk dhateng Mentaram
227

tak ada cerita di jalan datan kawama marga gang


telah tiba di Mataram. mis prapta aneng Mentaram
30. Malamnya mereka berembuk 30. Dalu paguneman sami
Ki Ageng Mataram wau Ki Ageng Mentaram
deiigan Ki Juru Mertani Ian Ki Juru Mertanine
Ki Ageng berkata pelan, KiAgeng aris ngandika,
"PutraKanda "Gih Kakang putra Dika
Ki Ngabehi kelak nenggih Ki Ngabehi besuk
pasti punya putra lelakL pasthi darbe putra lanang
31. Dikdayanya berlebihan 31. Dikdayane anglangkungi
melebihi orang pada umumnya punjul samining kathah
tetapi tak berusia panjang nanging tan dawa umure
jika panjang usianya kelak yen dawa umure benjang
durhaka kepada Tuhan duraka mring Ywang Sukma
telah pastijanjinya pan wus pasthijanjenipun
mendahului ayahnya. dene ngrumiyini rama.

32. Setelah cukup lama 32. Semana pan sampun lami


Lain Ki Ageng sakit Ki Ageng anulya gerah
dan keras sakitnya tur asanget ing gerahe
putranya menghadap semua kang putra ngadhep sadaya
sudah dipastikan Tuhan wus pasthine Ywang Sukma
sampailah batas beliau puput panjenenganipun
lalu Ki Ageng mangkat. Ki Ageng anulya seda

33. Sudah dimiakamkan di Mataram 33. Wus sinare ing Mentawis


selesailah yang sudah mangkat sigegen kang sampun seda
yang tinggal semua ingkang kantunsakathahe
putranya dan para sentana putra myang para sentana
sangat prihatin sanget prihatinira
mangkatnya ddambangi sinengkalan sedanipun
tahun 137? resi guna wisayeng rat

34. Sangat sedihlah 34. Langkung denira ngrudatin


seiuruh keluarga sagung ingkang kulawangsa
dan orang Mataram semua miwah wong Mentaram kabeh
merasa tak punya tuan ngrasa tan duwe bandara
sesudah tujuh hari sampun ing sapta dina
lalu Ki Ageng Juru anulya Ki Ageng Juru
mengumpulkan putra-putra. amepak kang putra-putra.
228

35. Mereka disuruh berembuk 35. Pinrih arembagan sami


semua sudah datang sedaya pan sampun prapta,
Ki Juru berkata pelan, KiJuru ngandika alon,
"Putraku semua "Ya sakehe putraningwang
semua saya ajak kabeh payo sun(^ak
menghadap ke sang Prabu Pajang mringPqang seba sangPrabu
memberi tahu Kanjeng Sultan. tur uninga Kanjeng Sultan

36. Bahwa ayah kalian telah mening- 36. Yenramanirawus lalis


gal
bagaimana kehendak Kanjeng paran karsane Jeng Sultan
Sultan
siapa yang dikehendaki sapa kang kinarsakake
putra-putra yang mengganti putra-putra kanggumantya
pembesar Mataram pratinggine Mentaram
beserta kelengkapan raja miwah sakaprabonipun
peninggalan ayahnya. tetilare ramanira.

37. Saya serahkan kepada raja." 37. Suncaosaken sangAji"


Semua sudah berembuk Sampun arembak sadaya
para putra-putranya para putra sedayane
lalu berdandan anuli asami dandan
tak ada yang beda pendapat tan ana suwaleng karsa
dengan pendapat Ki Juru mring kang Juru rembakipun
sepeninggal ayahnya. satilare ingkang rama.

38. Bawaannya melebihi 38. Bektanira anglangkungi


tidak berani menghalangi tan want malang kang karsa
kehendak
Ki Juru Mertani mring Ki Juru Mertanine
sudah berpakaian lalu berangkat wus dandan sami umangkat
semua putranya putra-putra sedc^a
yang mengantarkan Kiai Juru ingkang ngirit Kyai Juru
dan sekeluarganya. Ian sakulawangsanira.

39. Tak diceritakan di jalan ' 39. Datan kawama ing margi
mengenai perjalanan Ki Juru KiJuru ing lampahira
dengan putranya semua lawan saputrane kabeh
sudah tiba di Pajang wus prapta nagariPajang
adapun yang diceritakan ya ta kang kawamaa
paginya sang Prabu keluar enjing miyos sang Aprabu
lengkap yang menghadap. pepak sagung kang sewaka.
229

40. Bupati dan para mantri 40. Bupati myang para mantri
tak ketinggalan para putranya atanapi putrarputra
sudah menghadap semua mis sami angkil kabeh
Ki Juru Mertani beserta Ki Juru Mertani lawan
semua putranya ingkang putrasadaya
beijemur di bawah ringin kurung pepe sowan ringin kurung
untuk menghadap
ketika itu terlihat. sareng wau katingalan,

41. Olehraja 41. DhumatengSriNarapati


Kanjeng Sultan berkata, Kanjeng Sultan angandika,
"Siapakah yang beijemur *'Ika sapa wong apepe
di bawah beringin kembar? ana ngisoring ringin kembar?
Mengapa banyak pengikutnya?" Dene akeh rowangnya?'*
Bentara disuruh memeriksa Gandhek kinen mirsa gupuh
secepatnya "Lah ta sira takonana!"
"Tanyailah !"
42. Yang disuruh bersembah 42. Ingkang kinen aturbekti
bentara segera berangkat wong gandhek sigra lumesat
meninggalkan sang Raja ing ngarsanireng sang Rajeng
selepasnya dari sitihinggil mungkur sangking siti bentar
yang berjemur sudah kelihatan kang pepe wus katingal
ternyata Ki Ageng Juru kelamun Ki Ageng Juru
dengan para putranya. lawan ingkang putrarputra.
43. Bentara menanyai, 43. Wong gandhek nulya nakoni,
"Apa maksud "Paran karsa pekenira
Anda beijemur Andika dene apepe
di bawah beringin kembar aneng sor waringin kembar
bersama putramu?" Ian putra pekenira?"
Ki Juru menjawab, KiJuru aturipun,
"Beritahukanlah kepada Sultan "Dika munjuk Kanjeng Sultan
44. Bahwa Juru Mertani 44. Kelamun Juru Mertani
beserta anak saya kelawan sakanak kula
berjemur mila kawula apepe
akan memberi tahu nenggih ngaturi uninga
kepada Kanjeng Sultan bahwa konjuk ing Kanjeng Sultan
sekarang saudara saya ing mangke gih kadang ulun
kepala desa Mataram pratinggi dhusun Mentarani
45. Telah meninggal dunia. 45. Yen sapunika wus lalis.
230

Putranya lima orang Putrane gangsal punika


saya serahkan kepada sang Raja." kula caosken sangRajeng"
Bentara segera kembali Tiyang gandhek wangsul sigra
tiba di hadapan raja prapta ngarsane nalendra
berita tel^ disampaikan semua was katur saaturipun
Kanjeng SuRan terkejut hatinya. Jeng Sultan kagyat tyasira,
46, Keraudian berkata pelan 46. Nulya ngandika aris
Ki Jmru beserta putranya Ki Juru saputranira
sudah tiga di hadapan raja mis prapta ngarsa sang Rajeng
segera be^bat tangan enggal sampun jawab asta
Ki Juru dengan sang Raja KiJuru Ian sangNata
putra-putranya menyembah putra-putra samya ngujung
mereka kehilangan kasih sayang. sami kapegatan tresna.

XXVIL MEGATRUH XXm MEGATRUH

1.* "Apakah kehendak Kanda 1. '*Lah KiRaka punapa karsanipun


menghadap kes sini dene aseba mariki
lengkap dengan putra-putra pepakan saputranipun
ada keperluan panting?"' wonten karsane kanggati?'*
Ki Juru berkata pelan, KiJuru umatur alqn,
2. "Adapun maksud saya menghadap 2. "Wiyosipun kawula matur sang
sang Prabu Prabu
ingin memberi tahu pan arsa ngaturi uning
Kakanda Mataiam raka Paduka Mentarum
atas kehendak Tuhan wonten karsaning Ywang Widi
kembali ke rahmatuUah. mantuk rahmatulah Katong
3. Semua putra Kakanda Mataram 3, Pan sadaya putra rakaMantarum
terserah kehendak raja sumangga karsa sang Aji
Kanjeng Sultan amat tertarik Jeng Sultan sanget angungun
"Aduh Saudaraku *'Wadhuh sanak ingsunyekti
tak mengira mendahului saya. tan nyana dhingini ingong
4. Mernang sudah kehendak Tuhan 4, Yen sunpupus karsaning Ywang
siapa pun yang mendahului Agung
mudah-mudahah mendapat singa in^ang andhingini
tempat yang layak." muga jembara kang kubur."
Kiai Juru berkata pelan, Kiyai Juru matur aris,
"Saya serahkan kepada raja. "Kula sumangga sang Katong
231

5. Mana yang dikehendaki sang 5. Pundi ingkang kinarsakken sang


Prabu Aprabu
jika sang Prabu berkenan yen wonten karsa sang Aji
sebaiknya diambil sebagai putra pan putra nata sadarum"
semua." Sang Nata ngandika aris,
Raja berkata pelan, *Ya padha ngujunga mring
"Ya bersujudlah padaku." ngong."
6. Raden Ngabehi bersujud dahulu d. Dyan Ngabehi mangestu pada
lain berganti adik-adiknya kaniwun
semuanya telah mundur gumantya kang rayi-rayi
raja berkata sadaya pan sampun mundur
pelan kepada Ki Juru, ngandika Sri Narapati
dhumatengKi Juru alon,
7. "Yang sebaiknya mengganti di 7. *'Kang prayoga genteni ana
Mataram Mentarum
setelah kakak meninggal sauwise kakang lalis
yang mengganti kedudukannya kang genteni luhungipun
putraku Ki Ngabehi putraningsun KiNgabehi
Loring Pasar. Loring Pasar kang palunggoh
8. Jadilah bupati di Mataram 8. Jumenenga bupati anengMentaram
dan saya beri nama Ian sunpatedhani nami
Senapati Ngalaga Senapati ingNglaga mungguh
jangan berubah seperti almarhum aja owah kadya swargi
pandai-pandailah menarik orang. denbisa angirup uwong
9. Mudah-mudahan Nanda lestari 9. Kasukana wibawa tulusa kulup
berkuasa
di negara Mataram aneng nagaraMentawis
dan Kakanda Juru miwah ta si Kakang Juru
asuhlah Senapati amomonga Senapati
Ngalaga putraku." ingNgalaga putraningong"
10. Kiai Juru bersembah, 10. KyaiJuru umatur marang sang
Prabu,
"Baiklah sang Prabu." "Numin sandika sang Aji"
Senapati Ngalaga tepekur Senapati Nglaga dheku
raja berkata, ngandika Jeng Sri Bupati,
"j^langlah putraku!" "Wis mulihaputraningong!"
11. Senapati mohon diri 11, Senapati nuwun pamit sang
kepada sang Prabu Aprabu
bersembah sumungkem sarwi ngabekti
232

KiJuni salaman sampm


Ki Juru telah bersalaman
semua putranya menyembah piitra sedaya ngabekti
mereka lalu bubar. wus bubar kang punang uwong.

12. Setelah itu Raja masuk ke istana 12. Sakondurnya sang Nata nulya
ngadhatun
istrinya menjemput kang garwa amethuk sami
tak diceritakan sang Prabu datan kawama sangPrabu
Cerita tentang Senapati Senapati kang winarni
telah tiba di negara Mataram. nagri Mentaram wus rawoh
13. Tak lama kemudian negara 13. Tan winama laminya nagri
Mataram Mentanim
banyak orang yang datang jalma kathah ingkang prapti
negara itu makmur sekali anglangkungi gemahipun
murah sandang dan pangan murah sandhang lawan bukti
semua yang ditanam berbuah. barang kang tinanem awok
14. Air cukup banyak 14. Miwah toya tumumpang mradini
sampun

tanahnya pasir berbatu kerikil sitinya wedhi karikil


makin banyak orang datang saya wewah jalma rawuh
rumahnya berdempetan ajejel kang punang panti
sedikit tanah yangjelek. akedhik siti kang awon

15. Tak ada tanah pesawahan yang 15. Datan ana kang bera ing sabinipun
kosong
orang-orang giat bekerja sengkutjalma nambut kardi
mereka bergembira semua samya aremen sadarum
setiap hari orang datang saben dina jalma prapti
orang-orang bersenang hati aremen enggar punang wong

16. Negara baru makmur sekali 16. Nagri anyar gemahe kelangkung-
langkung
semua menginginkan pilih kang nora kapingin
telah menjadi negara besar wus dadi praja gengipun
tersebutlah kesuburan negeri akocap gemahing nagri
telah lengkap peraturan sang Raja wusjangkep waler sang Katong
17. Adalah utusan sang Prabu 17. Lamun ten utusanira sang Prabu
yang seialu menasihati kang tansah amituturi
yaitu Kiai Juru anenggih pan Kyai Juru
233

Mertani menyuruh putranya Mertani ngatak kang siwi


agar menghadap sang Raja, mrih sowana mring sang Katong
18. Adalah utusan sang Prabu 18. Lamun wonten utusanira sang
Prabu
datang ke Mataram prapta nagrlMentawis
Ki Juru berkata pelan, KiJuru ngandika arum,
"Di mana ada orang mengabdi "Ngendi ana wong angabdi
sampai utusan raja. nganti utusane katong.
19. Dulu sudah dijanjikan sang 19. Mapandhinginwisjinanjisang
Prabu Aprabu
kepadamu marang sira duk ing nguni
menghadaplah jika sudah setahun sebaa yen wis sataun
kepada ayahmu sang Raja mring ramanira sang Aji
perintah telah dikeluarkan. ngandika kang wus dhumawoh
20. Sekarang telah setahun 20. Mapan mengko wis sakwarsa
putraku anak ingsun
segeralah menghadap ke Pajang sebaa mring Pegang nuli
jangan membawa-bawa saya ja gegawa marang ingsun
jika Nanda tak menghadap yen tan seba sira kaki
dikira oleh raja. kenyana marang sang Katong
21. Telah diduga saya yang 21. Wis dinuga manira kang aweh
mengajari wuruk
kepadamu Nanda marang pekenira kaki
pikir sang Prabu ciptanira sang Aprabu
Sultan Pajang kira-kira Sultan Pcgang sun wentawis
kemarahannya kepada saya. dedukane marang ingong.

22. Yang menjadi kemarahan sang 22. Ingkang dadi dedukane sang
Prabu Aprabu
saya ini sudah tua Nanda sun iki wus tuwa kaki
tidak mengajari anak datan marahi mring sunu
tanpa keija diriku tanpa karya awak mami
mengajar kepada orang muda, amulang marang wong anom

23. Sudah sepantasnya orang tua 23. Wis pantese ya wong tuwa aweh
, mengajari wuruk
pekerjaan yang baik-baik pakaryan kang becik-becik
sebaiknya orang muda mengikuti wong anom prayoga nurut
pada permulaan sampai penghabis- ing awal kelawan akir
an
234

karena membahagiakan raja. ♦ amargi raharja katong,

24. Maka saya tak henti-hentiiiya 24, Marmanipun manira nelasken


kayun
memberi peringatan genira pan asung peling
saya malu disebut manira sungkan kasebut
orang tua tidak mengajari wong tuwa nora marahi
saya sebagai akarya srati ingong
25. Seandainya pawang gajah 25, Upamane serati liman puniku
menjaga kehendak gajah rumeksa karepe esthi
dan menunggunya padhane Ian nengganipun
pawang itu melayani wong serati angladeni
rasakan putraku. lah rasakna putraningong
26. Bagaimana perintahnya kepada 26, Kaya paran parentah wong mring
orang Mataram Mentarum
Anda disuruh mencetak sira kon nyithaka sami
. ceritanya itu kelak pan kawarta iku besuk
dari negeri Pajang sangking ingPajang nagari
Pajang Mataram banyak orang. Pcgang Mentaram keh uwong
27. Tak meleset perkiraan batinku 27. Nora sisip pandugane manah
ingsun
sampaikanlah tingkahmu katura sulahmu kaki
kepada ayahmu sang Prabu." mring ramanira sang Prabu."
Senapati berkata pelan, Senapati lingnya aris,
menunjam sampai ke batin (hati). alepas dedugi batos.

28. "Benarlah nasihat itu semua 28. "Langkung leres pamulang nyawa
sadaya
sedikit pun tak ada yang menyim- sakecap tan wonten sisip
pang
saya sangat berterima kasih kawula kelangkung nuwun
atas peringatan Uak." prayogi Wa angsung peling"
Cerita pun berganti Genti ingkang cinariyos

29. Diceritakan Senapati teiah 29. Cinarita Senapati wus asesunu


berputra
sembilan orang putranya sanga kathahe kang siwi
tujuh laki-laki sapta ingkangputrajalu
dua wanita wanodya ingkang kekalih
cahayanya bersinar-sinar. cahya nelahi mancorong
235

30. Saudaranya masih muda-muda 30, Para kadangira meksih timur-


timur
maka belum diberi nama mila dereng sinung kasih
hanya putra sulung amung kang putra perhayun
tampan dan pemberani abagus wanter ing ati
tangguh dan kesaktiannya ateguh sekti kinaot,
berlebihan.
31. Memang sedang menginjak remaja 31, Apart sawek rumafa putra sang
sang Bagus Bagus
baru berusia sepuluh tahun pan sawek sadasa warsi
usia Raden Bagus yuswanira Dyan Bagus
wajahnya sangat tampan kelangkung sigit kang wami
kesaktiannya tak tertandingi sektine tana winaon
32. Raden Rangga kuat dan hatinya 32, Radyan Rangga arosawantering
pemberani kalbu
tangguh dan sulit dicarikan ateguh pilih tumandhing
tanding
sangat beraninya kelangkung prawiranipun
tak takut sesama orang tan qrih samingjalmi
yang besar, kecil, dan muda. jalma geng alit kang anom
33. Sangat takut kepada Raden 33, Marang Raden Ranggajrihira
Rangga kelangkung
tersohorlah Raden Bagus kuncara Rahaden Pekik
pemberani dan tangguh wanter tur ateguh timbul
tak ada yang ditakuti tan women kang dencgrihi
keberanian semua orang. sakehe kasuran ing wong
34. Teratasi oleh Raden Rangga 34, Kaluhuran mring Raden Rangga
sedarum
semua orang besar dan kecil ageng alit punangjalmi
hatinya sangat takut manahira jrih kelangkung
semua takut dan sayang sedaya awedi asih
kata-katanya pelan dan manis. amanis wecana alon

XXVin. DHANDHANQGULA xxvm. dbandhanggula

1. Tamatlah cerita yang dahulu 1. Tata tita lingira ing nguni


diceritakanlah selanjutnya Sultan kang kocapa Kanjeng Sultm
Pajang Pajang
dihadap penuh prajurit sintwi wadya bal&ndher
236

adipati dan tumenggung adipati tumenggung


Pecattandha dan Ngabehi Pecattandha lawan Ngabehi
arya, rangga, dan demang arya rangga myang demang
padelegan padelenganipun
kanduruan dan kandhuruan lawan ingkang
prajurit jitus menghadap di wadyajitus mungkul aneng ing
sitihinggil sitinggil
prajurit Pajang lengkap. pepak wadya ingPqang
2. Sultan Pajang berkata pelan 2. Sultan Pajang angandikaaris
kepada prajurit yang di depan, marang wadya ingkang aneng
ngarsa,
"HaiPatih, bagaimana beritanya "Heh Patih apa wartane
Senapati Mataram Senapati Mentarum
putraku si Ngabehi sutengulun ya si Ngabehi
sudah lama tidak menghadap? dene lawas tan seba?
Apakah sudah satu tahun? Apa wis setaun?
Janjinya telah lewat Semayane wis kaliwat
•terlihat jelas di langit iku iya malela aneng ing langit
bulan purnama bulan kedelapaa wulan wolu purnama.

3. Janjinya telah tiba 3. Semayane apan uwis prapti


matahari hampir tenggelam sang Hyang Surya meh sump
di balik gunung YwangArga
bunga tunjung telah kuncup kang tunjung amingkup kabeh
semua

karena sudah janjinya dene wusjanjenipun


tidak boleh berub^ apan nora kena gumingsir
Apa sebabnya Apan karane uga
anakku tak datang sutengsun tan rawuh
Senapati Ngalaga Senapati ing Ngalaga
janjinya dengan saya ingjanjine kalalawan ingsun
dahulu,jadi tipuan. ing nguni dadya mardayeng ujar
4. Sultan Pajang terkenal sakti 4. Sultan Pajang wau dibya sekti
hatinya seperti burung manahira lir sata anglayang
dapat naik dan turun muluk silem saanane
semua prajuritnya dadya bala sadamm
semua terkejut dalam hati sami kaget sajroning galih
ketika raja bersabda duk sang Nata ngandika
Ki Patih menunduk KiPatih tumungkul
237

Ki Patih bersembah dadya matur Kyana Patya


kepada raja,"Saya mendengar mring nata, "Kawula miarsa warti
kabar
dari sang Sutawijaya ri sang Sutawijaya

5. sebabnya tidak menghadap raja 5. mila datan sowan mring sang Aji
ingin berbalik dan ingin mencetak arsa mbalik malah arsa nyithak
membuat kota akarya kitha arahe
yang berbenteng kuat binacingah puniku."
Sultan Pajang berkata pelan, Sultan Pajang ngandika arts,
"Ngabehi Milamarta "NgabehiMilamarta
dan Bungsu Ian wuragil iku
pergilah kau berdua ke Mataram karo menyangaMentaram
berhati-hatilah segala tingkahmu denwaspada ing satingkahira sami
kepada sang Sutawijaya." mring sang Sutawyaya"

6. Kedua putranya menyembah 6. Sutanira karo mangestuti


mengelap debu di kaki raja. mangulabi lebu mring suku sang
Segera berangkat kedua orang Sigra mesat duta karo
utusan
telah naik kuda anitihkusa sampun
ke Senapati di Mataram mring Mentaram KiSenapati
sepilah Nglipura sunya aneng Nglipura
kedua duta itu menyusul duta kalih nusul
sebentar telah tiba di Nglipura ing Nglipura sigra prapta
dengan berkuda Senapati bertemu Senapati genira kepanggih nitih
kuda berlarian cepat. ing kuda cecongklangan,
7. Kiai Gedhe Wuragil segera berkata 7. Kyai Gedhe Gedhe Wuragil sigra
ngling,
Ngabehi Milamarta minta Ngabehi Wilamarta nedha
segera turun dari kuda mudhun sangking kuda age
menyampaikan perintah nimbalaken kang dhawuh
Sultan Pajang, sang Raja Sultan Pajang Sri Narapati
Ngabehi Wilamarta Ngabehi Wimarta
berkata pelan, alon gennya matur,
"Ki Gedhe Wuragil 'Ki Gedhe Wuragil punika
Anda akan turun dari kuda Jengandika arsa mudhun sangking
wajik
Senapati Ngalaga Senapati Ngalagcu
238

8. masih naik kuda 8, maksih manggung anunggeng neng


wcgik
Anda duta Kanjeng Sultan Jengandika dutaning Jeng Sultan
nistalah tindakan mantri nistha mantri ing tindake
yang turun teriebih dahulu dene mudhun karuwun
dari kuda yang dipanggil sangking kuda kang dentimbali
masih naik kuda amisih nunggangjaran
Anda itu Jengandika iku
tidak berbeda dengan Kanjeng nora beda Ian Jeng Sultan
Sultan
yang menanyai semua duta ini kang ataken sarupane duta iki
bersatu." dipun angrasa tunggal

9. Senapati berkata, 9. Senapati ingNgalaga angling,


"Wuragii dan Wiiamarta "Pan Wuragil lawan Wiiamarta
ragamu diutus." raganira kinengken"
Dua orang duta berkata, Duta karo amuwus,
"Benariah kami duta raja "Dahat ulun duta sang Aji
membawa pesan angemban pangandika
sang Prabu nira sang Ngaulun
hentikanlah makan dan minum mangan nginum marenana
segeralah menghadap ke Pajang asebaa marangPajang dipun aglis
agar kita cepat bersatu. akita akure sas.

10. Segera dua duta itu dijawabnya 10, Duta karo sinauran aglis
Senapati masih naik kuda Senapati misih nunggangjaran
"Cepatlah memberi tahu Sultan "Matura mring Sultan age
besok saya akan menghadap aseba ulun besuk

jika Sultan membatalkan lamun Sultan amemareni

mengambil anaknya angalap sutanira


dengan istrinya lawan garwanipun
dan minum saya minta dihentikan marang nginum kinen ingwang
tetapi permintaan saya tak amareni datan kena ulun meksih

berhasil
senang minum dan makan. doyan nginum lang mangan,
11. Saya disuruh menyerah sekarang 11, Ulun kinen akures saiki
sedangkan Sultan nekat dene Sultan kaya ngarekma
semaunya sendiri tuwuh sakarepe dhewe
apakah seimbang yapadene cigur
salahkah maksud saya ini? salah seja ulun puniki
lebih baik pulanglah teka para mantuka
maturlah kepada sang Prabu matura sang Prabu
239

demikianlah jawabanku." yen mangkono aturira"


Kedua duta, Wilamarta dan Duta karo Wilamarta Ian Wuragil
Wuragil
mohon kembali ke Pajang. omit mantuk mringPcgang
12. Tak lama kemudian duta telah 12, Tan winama kang duta wus prapti
tiba
di negara Pajang, menghadap nagriPajang tumameng byantara
telah bertemu dengan Sultan wus cundhuk Ian Sultan age
menyembah membersihkan debu nembah ngulapi lebu
di kaki raja lalu duduk ing suku sang anulya linggih
bersila menunduk(mengibakan) silanira angerpa
duta bersembah, duta nembah matur,
"Karena hamba diutus "Rehning kawula dinuta
menyampaikan panggflan raja ndhawuhaken timbalanira nerpati
kepada putra Paduka dhumateng putra Tuwan
13. Senapati Ngalaga di Mataram 13, Senapati Ngalaga Mentawis
dipanggil menghadap ke Pajang katimbalan sowan dhateng Pajang
telah hamba sampaikan sampun ulun dhawuhake
ya panggdan sang Prabu gih dhawuh dalem Prabu
putra raja Senapati putra nata Senapati
Ngalaga agar menghentikan Ngalaga marenana
makan dan minum mangan lawan nginum
lagi pula supaya taat Ian malih kinen kuresa
putra raja telah saya beri tahu putra Nata sampun ulun
dhedhawuhi
jawaban putra raja ature putra Nata
14. hamba disuruh pulang dahulu 14, pan ulun kinen mantuk rumiyin
ke Pajang pan umantuk dhumateng ing
Pajang
janji di belakang saya ubanggi sawureningong
kehendak putra Prabu karsane putra Prabu
berdandan untuk menghadap perdandan dennya ngabekti
sang Raja asowan mring sang Nata
ia bersedia(menyanggupi) sandika turipun
pengampunan raja pangaksamane narendra
terlambatnya peijalanan meng randhatipun lampahe sowan sang
hadap sang Raja Aji
Senapati Ngalaga." Senapati Ngalaga,"
240

15. Habislah datang sembah mereka 15. Sampun telas ture duta kalih
(duta)berdua
Ki Wuragil dan Wilamarta Ki Wuragil lawan Wilamarta
Kanjeng Sultan Pajang merasa Jeng Sultan Pajang ing tyase
dalam hatinya
karena yang disampaikan dene ing aturipun
dua brang duta itu menyenangkan duta kalih ngecakken galih
hati
patut yen mangkonoa
pantaslah jika demikian
Wuragil nakingsun
Wuragfl anakku
Ki Wuragil Wilamarta
Ki Wuragfl Wflamarta
kinen medal mundur sangking
disuruh keluar mundur dari
ngarsa aji
hadapan raja
Sultan nganti semaya,
Sultan menanti janjl
16. Berakhirlah cerita terdahulu 16. Tata tita lingira ing nguni
yang diceritakan Senapati Ngalaga kang kocapa Senapati Nglaga
sedang di istananya ri sedheng aneng purane
dengan Kiai Juru lawan Kiyai Juru
Mertani, berkata pelan, Amertani Ion denirangling,
"Senapati Ngalaga "Senapati Ngalaga
bagaimana kadya paran iku
maksudmu Nanda reh Andika nyawa
tidak berangkat dipanggil oleh datan mangkat ingandikan mring
raja sang Aji
tak luput bermusuhan. tan wande memungsuhan
17. Jika kau bermusuhan Nanda 17. Lamun sira memungsuhan Kaki
bagaimana kehendakmu kadi pundi karsa pekenira
siapa untuk topeng sapa kita karya topeng
mantri Mataram takut mantriMentaram takut
jika diadu perang yen denadu lawan ingjurit
Sultan Pajang kuasa Sultan Pajang kuwasa
termasyhur kesaktiannya dibya sekti punjul
Mata-mata yang jahat telik tandhane kang dhusta
di hadapan Sultan tak mengena ngabyantara Jeng Sultan datan
bertemu ia tidur. ngenani
kepanggih sireng nendra.
18. Berkali-kali ditusuk oleh pencuri 18. Sinudidcan dera punang maling
Sultan Pajang enak-enak tidur Sultan Pqang eca dermya nendra
seperti lalat bertenffier rasanya lir later mencok rasane
241

Sultan enak-enak tidur Sultan eca aturu


paraistri menjerit para garwa samya anjerit
Sultan dikerumuni Sultan pan rinehutan
terkejut lalu bangun kagyat null wungu
melihat istri-istrinya ningali hang para garwa
menangis di kakinya panangise gumrumung aneng ing
sikil
dikira sudah wafat. tinarka yen palastra

19. Jumlah orang Mataram 19, KathahirawongiraMentawis


haiiya delapan ratus amung dhomas iku yen kakenan
pasti bukan lawannya pasthi yen dudu tandhinge
jika melawan sang Prabu yen mungsuha sangPrabu
pasti hancur prajurit Mataram pesthi remuk wadya Mentawis
siapa yang diandalkan sapa denandelena,
bukan lawannya dede tandhingipun
pertimbangkanlah dengan para timbangen Ian para putra
putra
para putra slap beijurit para putra wadya tur sami prajurit
memerintah negeri masing-masing. reh nagri sowang-sowang
20. Karena putra raja 20, Withing putrane Sri Narapati
yang beriiama Pangeran Benawa kangjefuluk Pangeran Benawa
prajuritnya sepuluh ribu orang wong saleksa ingkang balane
adapun para menantu prandene para mantu
Adipati Tuban iya Adipati ing Tubin
sembilan ribu prajuritnya sangang ewu kang wadya
itu menantunya iku ingkang mantu
adalah Adipati Tuban iya Adipati Tuban
prajuritnya delapan ribu balanira wolung ewu
cucu menantu yang bernama mantu putu kang aran,
21. Adipati di Banten 21, Adipati ing Banten negari
prajuritnya empat ribu wadyanira kawan ewu nembang
orang Mataram delapan ratus wongMentaram dhomas kehe
jumlahnya
meskipun bertulang besi wesi karyanen baking
berukit tembaga pan tembaga karyanen kulit
berurat kawat nadyan otota kawat
bersungsum gala-gala gegala kang sungsum
tak urung kalahlah yang delapan tan wande kalah kang dhomas
ratus orang
dikeroyok Prajurit Pajang kinarumung ing wadya Pajang
nenggih
242

akhimya kalah perangnya, tan waning sor kangyuda,


22. Seperti telur terapit batu 22. Anglir tigan sela in^ang ngapit
orang Mataram sebagai telur wongMentaram upamanya tigan
prajurit Pajang sebagai batunya wadya Pajang lir selane
pasti telur akan kalah apan kalah kang telur
saya buat perumpamaan lagi ulun karya upama malih
tentara Pajang sebagai durian duren wadya ingPajang
orang Mataram timun wong Mentaram timun
pasti tak akan menang sayekti mangsa menanga
si mentimun, ditindih durian ingkang timun duren ingkang
nindhihi

durian yang akan menang. duren ingkang amenang


23. Prajurit Mataram bagaikan bulan 23. Anglir sasi wadya ingMentawis
prajurit Pajang seperti matahari bala Pajang upamane surya
slang hari keluamya ingrahina pamp'ile
bulan redup dipandang sasi kucem dinulu
cahayanya bening marang ingkang ujwala ening
adapun sinar matahari dene cahyaning surya
terang ciipandang apadhang dinulu
prajurit Pajang seperti hujan anglir udan wadya Pajang
seandainya orang Mataram itu api wong Mentaram upamane iku geni
api padam kehujanan. geni kudanan pejah

24. "Bagaimana Nanda Senapati 24. **Kadipundi Kaki Senapati


tempatmu bermusuhan dengan unggyanira mungsuh Sultan
Sultan Pajang? Pajang?
seperti kita juga jika sendiri lir kita uga yen dhewe
mengandalkan ketangguhan ngandelaken ing teguh
kekuatan dan kesaktian rosanira myang dibya sekti
beradu paha dan leher tepunga pupu jangga
maupun bahu akantaran bau
kepada ayahmu sang Raja marang ramanira sang Nata
saya malu melihat ulun iki amerang kucem ningali
wajah mantri Pajang. mukane mantriPajang

25. Apalagi jika diketahui 25. Mendahane mirsaa ta kaki


oleh negara di luar Pajang marang praja liyan nagriPajang
yang benci menjadi tertawaan kang sengit dadi geguyon
karena melawan sekutu dene mungsuh sekuthu
jika dikira oleh negara lain yen tinarka liyan nagari
Senapati-Ngalaga Senapati Ngalaga
243

kecil kemampuannya entheng bobotipun


untungnya berperang katujunira ya aprang
melawan ayahmerasa dilawan mungsuhyayah angrasa denwaneni
anak dan bapak. dene putra myang bapa,
26. Akan tetapi Kiai Juru Amertani 26. Pan Kiyai Juru Amertani
bagaimana kehendakmu kadipundi kersa pekenira
mana sebaiknya yang dipakai kang pundi yogya ingangge
maka yang akan menjadi raja kuneng kang badhe ratu
saya segan Kiai dene lumuh kula Kiyai
menghadap ke Pajang sebaa marangPajang
Kehendak saya Paman Uwa arsa ulun
tetaplah di Mataram tetepa aneng Mentaram
sampai ajai bersama anak cucu tekeng lena Ian saanak putu mami
dan pint. myang putu bebuyutan,

27. Marilah kita bertirakat 27. Lah tapayo tirakatan sami


segera berangkat bersama uak gya umangkat kaHh ingkang uwa
Kiai Juru Mertani KyaiJuru Mertanine
Ke Gunung Kidul dhateng ing redi Kidul
lalu men5aisur pesisir apan lajeng nurut pasisir
Senapati mendengar Senapati miarsa
burung perkutut bersuara berkutut amanggung
bururig itu akan ditangkap kang peksi nuli ingarah
tak lama burung pun tertangkap tan dangu ingarah kang peksi keni
dipakai sebagai kesayangan. kinarya kelangenan
28. Burung itu diberi nama 28. Ingaranan wau ingkang peksi
dihias dan diberi pakaian dipunrengga sinungan busana
cincin di kakinya ali-aline sukune
telah dilepas inguculaken sampun
burung terbang ke dahan iagi peksi miber mring kayu melih
bertengger dengan hati senang mencok eca kang manah
kemudian bersuara nyaring nuli munya ngungkung
demikianlah suaranya, mangkana ing ungelira,
"Adhuh Gusti para kawula ini "Dhuh Gusti para kawula puniki
membalas kasih sayang Paduka amales sih Paduka

29. Saya berhutang hidup 29. Dene kula kapotangan urip


tak menyangka saya mendapatkan datan nyana ingsun manggih
kebahagiaan mulya
sejak dipegang Raden duk ingasta mring Raden
244

nanti dijadikan raja mangke kinarya ratu


diriku oleh Senapati awak ingsun mring Senapati
segenap tapaku sakehing tapa ingwang
memberikan kebahagiaan padaku weh kamuteningsun
sampailah kepada Kanjeng Paduka katura mring JengPaduka
seluruh puji zikir saya Gusti sakathahe puji dhikir kula Gusti
tertuju kepada Senapati. katura Senapatya,

30. Adapun yang diceritakan lagi 30, Nahen ingkang kawamaa malih
putranya Giring Wanatara putranira Giring Wanatara
berasal dari Majapahit ing Majapahit asline
anak Ki Gedhe Giring Ki Gedhe Giring sunu
namanya Ki Gedhe Giring wastanira Ki Gedhe Giring
Ki Gedhe Giring beranak Ki Gedhe Giring sesuta
namanya meminjam sumilih wasteku
Ki Gedhe namanya Ki Gedhe kang nama
berguru kepada Sunan Kali anggeguru dhumateng Sesunan
Kali
bertapanya keras sekalL binanter tapanira,

31. Ki Ageng Giring berkata, 3L Angandika Ki Ageng ing Giring


"Saya ini baru selesai bertapa "Ingsun iki luwar sangking tapa
saya ingin tahu senyatanya sun arsa weruh yektine
diterima oleh Tuhan katrima ing YwangAgung
kelapa disayembarakan punang klapa sunpasanggiri
saya tanam cikal/bibit suntanem lamun cikal
Tuhan berkanan jinurung YwangAgung
menggulung tanah Jawa anggulung ing tanah Jawa
sabut segara ditanam kang seksana kang sepet tinandur
aglis
sudah tumbuh kelapa. sampun thukul kulapa
32. Warnanya hitam kebiru-biruan 32, Wamanira wulung kang kurambil
berbuah sebutir dirahasiakan woh sawiji sinengker punika
di kanan kiri apan ing kanan keringe
Kanjeng Sunan Kadilangu Jeng Sunan Kadilangu
dari Selatan tiba di Giring sangking Kidul prapta ing Giring
Ki Gedhe melihat Ki Gedhe pan tumingal
bahwa gurunya datang yen gurune rawuh
bersujud dan bersembah sumungkem apan manembah
mengusap kaki sang Mahayekti angusapi ing suku sang Mahayekti
sang pertapa berkata, sang Tapa angandika.
245

33. "Hai Ji Jebeng ulahmu 33. Heh KiJebeng genira puniki


menanam kelapa wulung hanya nandur klapa wulung mung
sebatang satunggal
siapa yang makan dengannya sapa ta mangan degane
pasti menjadi raja pasthine dadi ratu
mengUasai seluruh tanah Jawa gulung kabeh ing tanah Jawi
hati-hatflah kau menjaganya denbecik sira ngreksa
Kanjeng Sunan lalu pergi Jeng Sunan wus laju
ke Barat Laut tujuannya NgalerNgilen lampahira
tak diceritakan yang telah lewat tan winama wau kang winuwus
malih
kelapa muda segera diambil degan ingambil sigra
34. Degan telah dikupas bersih 34. Pinarasan degan wus aresik
lalu pulang ke rumah sawusira mantuk marang wisma
setiba di rumah segera sapraptane wisma age
Ki Gedhe berkata, Ki Gedhe aris muwus,
"Nyai, saya berpesan "Alah Nyai manira weling
ini dengan saya iki adegdn ingwang
jagalah itu reksanen puniku
nanti saya akan meminumnya mengko sun arsa nginuma
setelah bersuci dari sungai Ian uwis sesuci teka ingkali
demikian pesan suaminya. aturira kang garwa,
35. Seperglnya Ki Gedhe ke sungai 35. Sakesahe Ki Gedhe mring kali
diceritakanlah Senapati Ngalaga kawamaa Senapati Nglaga
di hutan Ketangga musimnya neng wana Katangga mangsane
panas luar biasa panasira kelangkung
sang Senapati ingin beristirahat arsa kendel sang Senapati
karena sangat haus langkung dennya kasatan
akan minum air arsa nginum ranu
bertanya kepada pamannya ataken dhateng kang uwa
Kiai Juru mengatakan tak ada air Kyai Juru ngandika tan ana warih
di tengah hutaa aneng tengahing wana,
36. "Ki Jebeng dimana ada air 36. "Ya KiJebeng ngendi ana warih
di tengah hutan lebat aneng tengah wana gegerotan
jauh Selatan dan Utara." adoh Kidul lawan Elor,"
Senapati berkata, Senapati amuwus,
"Paman, carilah air "Wa, Paduka padosa warih
sedapat Paman saangsahangsal Uwa
saya akan minum." kula arsa nginum"
246

Ki Juru berkata pelan, Ki Juru alon ngandika,


"JUca demikian Ki Jebeng **Ya mangkono KiJebeng
Senapati Senapati
marUah singgali ke rumah, payomampirmringwismcL

37. Saya mempunyai sahabat 37. Ingsun duwe mip^a kaki


rum^ya di sebelah Timur Wetan bener gone wismanira
Ki Gedhe Giring namanya Ki Gedhe Giring namane
jika masih hidup yen isih urip ingmn
marilah kita datarigi." lahpayopinaranankaki'*
kemudian mereka berangkat Anulya sami mangkat
Ki Juru dan putranya Ki Juru Ian sunu
lurus ke timur peijalanannya ngetan bener lampahira •
sin^atnya mereka sudah tiba tan kawama ing marga pan
sampun prapti
di tempat tinggal sahabatnya dhepoke kadangira.
38. Tiba di halaman Ki Juru Martani 38. Prapteng latar Ki Juru Martani
dan putranya, Ki Juru berkata Ian kang putra Kijuru Ion mojar
"Di rumahkah sahabatkii?" "Apa na ngomah kadang ngong?*'
Nyi Gedhe Giring sibuk Nyi Gedhe Giring gupuh
keluar dari rumah menyaksikan medal sangking wisma ningali
bahwa Ki Juru yang datang yen KiJuru kang prapta
Nyi Ageng berkata Nyi Geng wuwusipun
'kepada putrinya marang kang putra wanodya
"Gepat geiarlah tikar "Anggelara kelasa sira denaglis
itu pamanmu. lah iku pamanira.

39. Mereka bertiga bersalaman dengan 39. Pan salaman katiga Ian Nyai
Nyai
Kiai Juru dan Nyi Gedhe Kyai Juru Ian Nyai Gedhe ika
ketiganya Senapati katiga Senapatine
ketika sudah duduk sarengwus lenggahwau
Nyi Ageng Giring bertanya, atetanya Nyai Geng Giring
"Paduka dari mana?" **Sangking pundiPaduka?**
Kiai Juru itienjawab Kyai Juru muwus
kata-katanya menarik arum wijiling wacana
"Dari hutan mencari burung "Sangking wana manira ngupaya
peksi
singgah mencari saudara. mampir ngupaya kadang
247

40. Kedua kalinya singgah 40. Ping kalihe ngampirken punang Ki


dengan ananda Senapati Ian putranta kaki Senapatya
kehausan mencari air kasatan amrih toyane
dan saya memberi tahu Ian kula angsung weruh
kepada kanda Ki Gedhe Giring dhateng kakang Ki Gedhe Giring
putra adiknya putranta arenira
Kiai Geng Mataram Kyai GengMantarum
lelaki ini sulungnya jalu menika bajengnya
bernama Senapati Ngalaga wasta Senapati Nglaga Mentawis
Mataram
yang menggantikannya gentosira manira
41. KiaiJuruberkatapelan 41. Kyai Juru umatur pan aris
kepada Nyi Ageng Giring, mring kang emhok Nyi Ageng
Giring ingkang,
"Kanda, dimana saudara saya?" **Lan Kangbokpundikadang
ngong?"
Nyi Ageng Giring berkata, Nyai Geng Giring muwus,
"Kakakmu sedang ke sungai "Raka dika lagya mring kali
baru selesai bertirakat lagya mentas tirakat
akanmandi bakda badhe adus
tak lama nanti segera datang tan adangu mangke prapta
kakakmu, sebaiknya ditunggu raka dika prayogine angentosi
kedatangan kakakmu." kalawan raka dika."

42. Kiai Juru menjawab pelan, 42. Kyai Juru umatur pan aris,
tak usah menanti kakak '*Boten susah ngentosi KiRaka
maksudnya sekadar singgah amampir riamung sedyane
akan minum mampir arsa anginum
di hutan tak menemukan air aneng wana toya tan panggih
asal bertemu baik-baik uger kapanggih mulya
mudahlah kalak." gampil benjang pungkur.*'
Ki Juru lalu melihat Ki Juru nulya tumingal
ada degan (kelapa muda)di atas lamun wonten degan neng nginggil
almari lemari
Ki Juru bertanya. KiJuru atetanya.

43. "Kanda saya tahu (melihat) 43. "Lah Kakangbok kawula udani
degan di atas itu degan wonten ing nginggil punika
terletak di atas almari tumumpang neng lemari
itu saya minta," punika kula suwun."
248

Nyi Ageng menjawab, Nyai Ageng arts mangsiili,


"Itu pemberian kakakmu "Punika raka dika ingkang asnng
disuruh menyimpan saya kinen nyimpen ka\mla
jika nanti habis mandi dari lamun mangke bakda siram
sungai sangkingkali
lalu meminum airnya." anuli anginum toycu"
44. Kiai Juru berkata pelan, 44, Kyai Juru anulya matur arts,
'"Kanda, degan itu "Lah Kakangbpk kang degan
punika
sekarang saya minta." kawula suwun ing mangke,"
Lalu degan diambilnya Degan nulya pinundhut
segera dilobangi dan diberikan gya binolong pinaringken nuli
kepada anaknya, Senapati, mring putra Senapatya
''Minumlah "Unjuken puniku
air degan itu sanipai habis kang toya degan dentelas
saya yang makan degannya." ingsun ingkang abukti deganira,"
Degan segera dimiiium Dengan ingunjuk nulya

45. Oleh Raden Senapati 45, marang Den Senapati nenggih,


Habisiah air degan itu Sampun telas nulya ingkang degan
Ki Juru segera memecahnya KiJuru amecah age
ialu dimakannya nulya binukti sampun
Kiai Juru minta pamit kepada Kyai Juru pamit Nyi Giring
Nyi Giring
sudah diizini pan sampun linilanan
lalu berangkat nulya medal sampun
sekiranya sudah jauh antaranirawis tebah
dari Giring Nyi Juru berkata sangking Giring KyaiJuru nulya
angling
kepada putranya, Raden mring kang putra Radyan Sena
Senapati patya,

46. "Pada mulanya Nanda 46, "Lah Kulup iku mulane


degan itu ingkang degan puniku
kehendak Kanda Giring karsanira Kiraka Giring
bertapa keras sru ing sutapanya
maksudnya sedyane puniku
ingin menguasai lanah Jawa arsa mengku tanah Jawa
tak berapa lama Sunan Kali tan antara Kanjeng Sunan Kali
datang prapta
memberi tahu kakanda paring priksa Kiraka
249

47. Katanya kepada kakanda, 47, Ngandikane mring KiRaka


nenggih,
"Hai Ki Jebeng yang bertapa "Lah KiJebeng sira tapa
apa yang kau kehendaki?" kang sira sedyata kuwe?"
Ki raka kemudian berkata, Ki raka nulya matur,
"Terserahlah kepada Pendeta." *'Mangsa boronga ing Yogi**
Sang Pendeta berkata, Sang tapa angandika,
"Ya saya sudah tahu **Ya wis uning ulun
jika demikian kehendakmu yen mangkonoa karsanira
saya ini untuk apa sang Giring ingsun iki ta karya apa sang Giring
jika dengan kamu. iyalawan ing sira,
48. Sabut ini saya tanam di tanah 48, Sepet ini ingsun tanem siti
tunggulah kelak akan tumbuh lah tunggunen benfang tuvmh
batang kelapa glega
jika berbuah degan lamun woh degan age
siapa yang meminumnya sing sapa nginum iku
keturunannya kelak pasti tiirunira benfang anenggih
menguasai tanah Jawa amengku ing rat Jawa
orang seberang tunduk para sabrang nungkul
siapa yang makan degan sing sapa bukti kang degan
pasti kelak menjadi penguasa sayekti iku benfang angrangkani
yang menguasai pulau Jawa. kang mengku ing rat Jawa,
49. Itulah yang menjadi awalnya." 49, lyaikukulupmulaneki**
SelesaUah memberi petunjuk Sampun telas genriya paring priksa
tak diceritakan seterusnya tan kawama ing lampahe
bergantilah ceritanya gantya ingkang winuwus
Kiai Giring yang ke sungai Kyai Giring kang marang kali
akan mandi karsanira asiram
cepat selesai aglis nulya rampung
kemudian pulang ke rumah nulya mantuk marang wisma
Kiai Giring memanggil Nyai Kyai Giring nulya nimbali mring
Nyai
"Di mana degan saya? **Lah endi degan ingwang?
50. Saya ingin minum." 50, Ingsun arsa anginum nenggik"
Nyi Ageng menjawab peian, Nyi Ageng arts aturira,
"Kiai degannya '*Kyai ingkang degane
diambil oleh adik Paduka ingambil rinta pukulun
adik Paduka Juru Martani art dika Juru Martani
diberikan kepada anaknya sinungken purranira
250

Senapati Senapati iku


putera adik Paduka putrane artPaduka
almarhum Ki Ageng Pemanahan gih KyagengPemanahan duk
suwargi
yang tinggal di Mataram. ingkangwismaMantaram
51. Dari hutan mencari burung 51, Sangkingwanaapepikatpeksi
kehausan ingin minum pan kasatan arsa nginurn toya
ialu ingih ke sird Icgeng matiki karsane
ingin minum air arsa anginurh ranu
Idu bertemu dengan saya nulya panggih lawan mami
saya suruh duduk di rumah sun kinen lenggah wisma
Ki Juru melihat KiJuruandulu
ada degan kalamun wonten degan
terletak di atas almari atumumpang wonten sanginggil
lemari
degan dimintanya jinawab punang degan
52. Saya jawab tidakboleh 52, Sunwarigsuliingsundatanapti
seperti pesan Paduka gih punika welinge rakanita
akan diminum sendiri arsa inginum dhewe
nanti setelah selesai mandi mengko yen bakda adus
pesan kanda dulii pawelinge rakamta nenggih
jika ada yang memihta yen wonten kang nyuwuna
kanda tak akan diemberikan rakamta tan angsung
disuruh menyimpan di nimah kinen nyimpen j'roning wisma
akhirnya dengan cepat degan ing wusana kang degan ingambil
diambii aglis
oleh adik Paduka. dhateng ariPaduka
53. Diberikan kepada puteranya 53, Pan sinungken mringputrane
nenggih
putera Ki Ageng di Mataram putranira Kyageng ing Mantaram
adapun degannya deneingkangdedegane
dimakan oleh Ki Juru." binukti mring KiJuru,"
Ki Ageng Giring terkejut hatinya Kyageng Giring kanggek kang
galih
marah dalam hati duka scgroning nala
tak jelasarahnya tanbuh paranipun
kemudian menyerah pada nasib Nulya mupus Kmanina
Nyai,sudah takdir Tuhan *'Lah taNyai wis takdire Yang
Widi
ftinar kebahagiaan pindah ke pulungngalihMantarani*'
Mataram."
251.

54. Kiai Ageng berkata pelan, 54. Kyai Ageng angandika aris
"Apakah sudah jauh Nyai "Nyai apa uwis tebah
adikku'dari sini?" areningong teka kene?"
Nyai Ceng beikata pelan, Nyai Ceng Ion umatur,
"Perkiraan saya belum jauh "Dereng tebih pandugi mami
bam sebentar pan lagya saonfotan
di antara kedatangan Paduka." ing watawis ulun."
Kehendak Ki Ageng Giring Kyageng Giring karsanira
akan mengejar adiknya karsanira anututi mring kang rayi
jalannya cepat sekali lampahnya gal-enggalan
55. Tak berapa lama beqalan 55. Tan antara waulampahneki
Ki Ageng tahu adiknya Kyageng uning arenira
beijalan dengan puteranya lumampah lawan putrane
lain dipanggilnya nulya inguwuh-uwuh
"Dinda, berhentilah dulu "Lah taAdhi kendela riyin
saya ingin berbicara sun arsa paguneman
dengan putramu." Ian putrengsun kulup."
Peijalanan Ki Jum Ki Juru lampahira
dan putranya tak berhenti Ian kang putra tan kendel dennya
lumaris
beijalan terns. pan lampahira.
56. Kiai Ageng Giring berkali-kali 56. Kyageng Giring Nguwuhwanti-
memanggil wanti
"Hai Dinda, kita bergantian "Eh ta Dhigih samya gentenan
dalam kebahagiaan genten mukti wibawane
di desa Mataram aneng desa Mentarum
satu ketumnan berganti waris." turun pisan gantya winaris,"
Sampai lima kali Pan nagantos kaping gangsal
Ki Jum tak menjawab Ki Juru tan muwus
sampai ketujuh ngantos dumugi ping sapta
Ki Jum menjawab pelan, Kyai Juru arum denhya mangsuli
"Kanda allahualam "Kakang alahualam
57. Dada penguasa alam ini 57. Ingkang murba ing alam puniki
yang berhak mengganjar dan kang kagungan angganjar anyiksa
menyiksa
kami hanya menerima kawula namung anyadhong
terserah kepada Tuhan mangsa boronga YwangAgung
Allah yang mengetahuL" Allah ingkang angawikani"
Kehendak Ki Giring Ki Giring karsanira
akan berhenti berjalan kendel lampahipun
252

teipikir dalam hatinya dptamngjrone wardaya


sudah kehendak dewata wus karsane ing Ywang kang
mendapat tetapi sampai Mahaluwih
ketujuh. angsal naming ping sapta,

58. Ki Ageng Giring lalu pulang 58. Nulya kondur wau Kyageng Giring
diceritakanlah yang sedang tan kawama in^ang lagya
berjalan lelampah
Raden ingin beristirahat Dyan sami reren karsane
Kiai Juru berkata pan angling Kyai Juru
"Jebeng Senapati "lya Jebeng KiSenapati
tak usah khawatir dalam hati tan asumelang ing tyas
apakah kau mengikuti apa sira anut
pada pikiranku?" kaki marang pikir ingwang?"
Jawab Senapati pelan, Panembahan Senapati tumya ris
"Ya saya menurut." "Inggih nurut manira"

59. Kiai Juru berkata pelan, 59. Kyai Juru angandika aris,
"Jika kau menurut pada saya "Lamun sira amanut mating wang
marilah kembali Ki Jebeng ya payo ball Ki Jebeng
ke rumaK.,.— - menyang ing wismanipun
pamanmu di Giring uwakira Giring ing uni
dia punya putra ika ta duwe putra
perempuan, kehendakku estri karsaningsun
kawinilah dia itu." kaki sira rabenana"
Senapati diam tak menjawab Senapati kendel datan ruuiri
sebenarnya tidak mau. sejatine tan arsa

60. Kiai Juru berkata peian^ 60. Kyai Juru angandika arts,
"Bagaimana kehendakmu Ki "Lah KiJebeng priye karsanira
Jebeng dene asuwe kendeie?"
lama terdiam?" Panembahan umatur
Panembahan berkata taring kang uwa, "Kuia tan apti
kepada uaknya,"Saya tak mau dene awon kang wama
rupanyajelek kapingkalihipun
kedualodinya Ki Giring lawanPaduka
Ki Giring dengan Paduka dene sampun sadherek Paduka
sudah bersaudara yekti
saya tak mau." kuia sanget tan arsa."
253

61. Kiai Juru pelan-pelan menasihati, 61. KydiJum alon amtuWri,


"Ketahuilah jika tidak beijumpa "Wruhanira yen tan panggiha
kelak akan menjadikan keributan ing tembe dadya riwute
jika hal itu sampai teijadi yen kalakona iku
tak merepotkan akhirnya tan ngregoni ing wun-wuri
keturunan Ki Giring Ki Giring tedhakifa
setelah keturunanmu." yamring mtedhakmu,'*
Senapati berkata pelan, Senapati Ion atumya,
"Kalau demikian sebaiknya "Yen makaten punapa mrih kang
prayogi
saya menyetujui. kula inggih sumangga
62. Saya mengikuti uak 62. Lah taUwakulagih nuruti
sekehendak Paduka ing sakarsaPaduka prayoga
asal tidak menimbulkan keributan sok sampuh dados riwute
di belakang hari sawuri-wurinipun
semoga lestari menjadi raja.'' pan tulusa dadya narpati"
Kemudian keduanya kembali Nulya wangsul kalihan
sampai ke rumahnya prapta wismanipun
Kiai Ageng Giring tergopoh-gopoh Kyai Ceng Giring agepah
melihat Ki Juru dan Senapati aningali Ki Juru Ian Senapati
"Sdakan duduk Adinda!" "Adhi, katuran lenggah!"
63. Ketiganya lalu duduk 63. Pan katiga samya tata linggih
di balai, Kiai Juru berkata, aneng bale Kyai Juru turnya,
"Saya segera kembali "Mila kula wangsulage
jangan salah paham sampun salayeng kalbu
dan putraku Ki Senapati Ian putrantaKi Senapati
yang berkehendak ingkang darbeni karsa
saya menyetujui kula pan jumurung
jika putri Kanda yen putra dika wanodya
jika cocok kawin dengan Senapati yen sembada dhaup Ki Senapati
jika Kakanda menyetujuinya." yen sarju Ian Kiraka"
64. Kiai Giring menjawab pelan, 64. Kyai Giring anauri aris,
"Syukurlah kalau Jebeng mau "Sokur bage Jebenglamun arsa
mau mengasuh saudaranya." sotah mupu mring kadange."
Tak diceritakan selanjutnya Tan kawarnaa winuwus
jadUah mereka nikah sampun dadya nin^ah tumuli
tingkahnya tak diceritakan ing solah tan winami
sudah berhubungan sebagai suami wus carem salulut
istri
tujuh hari istirahat di Giring kendel Giring pitungdina
254

Kiai Juru dan putranya telah KyaiJuru Ian kang putra sampun
minta pamit pamit
teringat nantinya. ngemuti anengwuntat

XXDC PANGKUR XXK. PANGKUR

1. Diizini lalu berangkat 1. Linilan sigra umangkat


Kiai Juru dengan Senapati KyaiJuru kelawan Senapati
pulang ke Mataram mantuk dhateng ingMatarum
istrinya tak dibawa kang garwa tan binekta
perjalanannya tidak diceritakan lampahira ing marga datan
winuwus
telah tiba di negeri Mataram wus prapta nagriMataram
Ki Juru dan Senapati KiJuru Ian Senapati
2. Set^lah kedatangan. 2. Mapan sareng praptanira
Pamajeganlalu banyak yang pamajegan sareng kathah kang
datang prapti
* tetapi berhenti di Mataram nanging mandhek ing Mantarum
tak diceritakan yang bam datang tan kawama kang prapta
semua sudah menumt pan sadaya puniku sampun
miturut
senjata dan bekalnya gegaman Ian sangonira
maksudnya akan diserahkan sedyane katur mring Gusti
kepada Gustl

3. Ki Bocor yang diceritakan 3. KiBocor kang winama


dari riimah, di jalan sangking wisma tan kawamaa ing
margi
beserta senjatanya sarta Ian gegamanipun
akan menghadap ke Pajang sedya sowan mring Pajang
Ki Bocor istirahat bersama samya reren KiBocor sabaturipun
pembantunya
enak-enak di bawah beringin sor waringinangecareca
bersama Senapati sareng lawan Senapati
4. Keduahya istirahat bersama 4. Samyd kendel sekdlian
dengan Uaknya Jum Mertani Ian kang Uwa KiJuru Mertani
orang Bocor tak ada yang tahu wong Bocor tdn anaweruh
dalam hatinya dhateng ingkang manah
Senapati Nglaga negeri Mataram Senapati Nglaga nagri Matarum
dan kepada Ki Jum Ian dhateng Ki Juru ika
orang Bocor tiada tahu. woi^Bocor dataniidmi
5. Oiang-orang tiada tahu sebab 5. MUanejabmtanwScim
pakaiannya lusuh semua kang busam gedhok kmgset
prasami
baju dan kainnya rasukanlancmgmipun
lusuh semuanya gedhok bmgset sadaya
duduk-duduk beidekatan dengan jqagorgan sinandhing Ian
tali apinya upetipun
temannya penjual ro°kok wong dol udut rowangira
tempatnya di bawah pohon panggonane sor waiingin
beringin.
6. Di bawah pohon berii^in kembar 6. Ngandhap wringin ingkahgkenibar
Kiai Bocor berkata keias, Kyctt Bocor asm dennya angling,
"Seperti apa rupa "KayangapaWamanipun
Senapati Ngalaga Senapati Ngalaga
benarkahia tangguh? apa nyata pawartane ateguh
timbul?
tersohor di seluruh jagat kasasrawongscg'agat
tangguh, kuat, dan tanpa tanding? teguh rosa tanpa tandhing?
7. Seperti apa rupanya 7. Kto'a r^apa ta mpane
menghentikan orang Majegan angamJeki mring wong Mcqegan
sami
terlalu berani dene ta asugih pumn
menghentikan prajurit Pajang ngandhekiwadyaPcqang
saya tak mau ke ISlataram apan ingsun nora geleni mring
Matamm
menghadap ke Senapati aseba mring Senapatya
Ngalaga, saya tak takut. ing Ngalaga nora wedi
8. Semua prajurit Majegan 8. WadyaMcgegan sadf^a
yang maju bukan orang pemberani ingkang madek wong datan duwe
ati
tiada ingin perang habisrhabisan nora nedya aprang pupuh
semua orai% Bagelen wong Bagelen sadaya
bukan lelaki, bak perempuan dudu lanang prasasate estri
semua sadamm
yang berwatak lelaki arming manira kang lanang
hanyalah Kiai Bocpr. KyaiBocorjabiyekii
9.
9. Daiilelanangingyuda
arruani'
256

Senapati berkata pelan, Sempati Ion amuwus,


"Saudara jangan kurang ajar ''Ki Sanak nilar krama
jangan menantang prajuritku bok sampun anatang bentaraning-
sun

saya ini orang Mataram kula niki wongMentaram


pembantunya Ki Senapati bature KiSenapati

10. Pekeijaanku menjual rokok 10, Add udut karyaningwang


setiap hari pasaran di bawah saben pasar sun neng ngisor
beringin waringin
sayaiah yang sanggup inggih kula ingkang sanggup
menghadapi ketangguhanmu nadhahi krosan dika
tidak usah mencaci maki boten susah ngundhamana
Gustiku." gusteningsun."
Ki Bocor menjawab keras, Ki Bocor asru angucap,
"Apakatamu?" "Lah apaujarmu iku?"
11. Senapati berkata pelan, 11, Senapati Ion ngandika,
''Saya pembantu Senapati "Ingsun iki bature Senapati
berani perang habis-habisan iya wani aprang pupuh
denganmu Ki Bocor." Ki Bocor marang dika"
Kiai Bocor sangat marah Kyai Bocor bermantyanira
kelangkung
segera melompat sigra tumulya lumiimpat
dengan cepat menarik kerisnya. narik criganira aglis,
12. Segera Ki Bocor menyerang 12, Gya Bocor mring Senapatya
Senapati
berkali-kaii menyerang wanti'Wanti panggoconira nitir
tak berubah duduknya tan obah nggenira lungguh
sang Senapati wau sang Senapatya
tangan Ki Bocor berdarah Kyai Bocor astanira ngemu mams
hulu kerisnya pecah ukirane sampun sigar
kekuatan habis. bayune lir denlolosi

13. Segera kerisnya dibuang 13, Dhuwungira gya binucal


Senapati enak-enak duduk tak Senapati eca lenggah tan gigrik
bergeming
sambil berkata manis, sarwi angandika amm,
"Ayo Saudara "Lah ta payo KiSanak
teruskan seranganmu padaku tutugena panggocomu marang
ingsun
jangan kecewa hatimu ja kuciwa ingkang manah
257

saya pembantunya SenapatL" sun bature Senapati"


14. "Kita hanya bergurau, 14. "Wong geguyon sawetara
tetapi belum selesai jika saya nanging durung tutug kapan mami
belum berjumpa yeng ingsun durung katemu
dengan Senapati lawan KiSenapatya
berganti menyerang kesaktianku gentigoco ngayoni kasekten-
ingsun
keris dan tombakku keris ingsun tumbdkkawak
semuanya baik." mapan padha becik-becik."
15. Senapati berkata, 15. Senapati angandika,
"Betul kehendakmu itu "lya bener sakarepira iki
tak ada salahnya datan ana sisipipun
ingin menghadapi Senapati" ngadqniSenapatya **
Kiai Bocor berkata dalam hati KyaiBocor angucap sajroning
kalbu
"Pembantunya sangat sakti "Bature sekti sudira
apalagi Senapati" mendahane Senapati"
16. Kiai Bocor segera berangkat 16. Mangkat KyaiBocor enggal
tak putus-putusnya berpikir datan pegar nyiptajroning ati
dalam hati
"Kalau demikian orang Mataram "Yen mangkono wongMantarum
berat untuk dilawan awrat lamun sinangga
tuannya pasti tangguh bendaraneyen ora sekti ateguh
pembantunya saja tangguh bature lipat teguhnya
kesaktiannya menakutkan." sektine gegilani"
17. Perjalanannya sudah tiba 17. Sampun mondhok lampahira
Kiai Bocor beristirahat di desa Kyai Bocor mondhok desa
Mataram Mentawis
bergantilah ceritanya nulya gantya kang winuwus
Senapati telah tiba Senapati wus prapta
di rumah dengan Ki Juru padaleman Ian kang uwa KiJuru
apa yang dimintanya apa pintanen sernana
diceritakan sang Senapati kocapa sang Senapati
18. la berkata manis, 18. Arum angling wecana
"Berhentilah dulu Pamajegan "Lah kendela Famcgegan rumiyin
mari kita makan minum payo padha mangan minum
bersuka-sukalah di sini ing kene kasukana
saya menghidangkan makan sun agawe sunggata mangan Ian
minum nginum
258

marilah kita makan Saudara


payo Sanak pada mangan
daging goreng banteng, kijang, empal bantheng kidang sapi
dan sapL
19. UlamlohsakingPeraga
19. Ikan tawar dari sungai Praga
miwah ulam king segara prapti
dan ikan dari laut
kabeh wus ing ngarsaningsung
semua sudah di hadapanku
lengkaplah ikan sum dan tambra pepak kang sum tambra
tagih, panggal, tengiri, dan tagih panggal tangiri lawan
palung pepahing
bader dan belanak sudah dimasak. "Badher belanak ingolak"
Mereka pun makan bersama. Tan pegat sinareng bukti
20. Dianggap sebagai keiuafga 20. Ingakenkulawarga
semua disehangkan hatinya pan sedaya pinendhet ingkang
galih
semua dianggap sebagai saudara kinarya sanak sadamm
dibapak-bapakkan bapa-binapa sanak
uak, paman, dan adik semua uwa paman pinaman Ian adhi
sadamm

yang pantas dipanggil kakak kang pantes binasan kakang


sungguh dihargai sebagai kakak. binasan kakang sayekti

21. Yang pantas dituakan 21. Kang pantes binasan atuwa


dipanggil uak pan binasan uwa ingkang basani
adhi miwah bapa sunu
adik, bapak, dan anak
lir anak gennya yogya
sepertl anak layaknya
yayi panggilan untuk adik kang binasan yayi adhi kramor
nipun
datan mantra yen wong liya
tak mengira kalau orang lain
tan pegat binoja krami
tak berhenti dijamu.
22. Bedaya wis kinepyakan
22. Tarian telah dipergelarkan
samya suka sagung Majegan sami
orang Majegan merasa senang
dinugenken karsanipun
ditumti kehendaknya
Ian mantriPemajegan
dan mantri Pemajegan
sampun pepak genira akarya
telah lengkap mereka membuat
tayub
tayub
garwane sang Senapatya
istri sang Senapati
berganti menari agentya bedhayan sami

23. Dibuat bermanis-manis 23. Pan kinarya samudana


berjamang emas, berkalung, dan ajamang mas lawan kahing
259

bersumping sumping
anting-anting sampai ke bahu anting-anting kelat bau.
dan bergelang emas miwah agelang kana
matanya menarik jika dUihat tingalira alindri lamundinulu
subangintan sengkang inten panungkulnya
badung bertatahkan emas. ^ badhong kencana rinukmi
24. Matahari bersinar-sinar 24. Punang rawi ting galebyar
tersinari emas seperti kikt kasorotan kencana rigilat tathit
sinar mutiara berkflaUan ufwala mutyara mump
para selir menari selir samya badaya
param kunihg pengharum widajenar ganira amhh arum
sambfl membawa tempat makanan sarwi ngasta petadhahan
berisi bunga dan sumping. isi konyoh lawan sumping
25. Dan berisi wewangian 25. Lawan isijajebadan
bersampirkan gubahan asangsangan ginubah sureng
westhi
bunga-bungaan tidak ketinggalan puspakema datan kantun
ada gajah dharempang ana gajah dharempang
banyaklah warna kalungnya pan akathah wamane sangsanga
nipun
untaian bunga tiga depa gajah nguling tigang dhepa
berada di atas permadani samya munggeng tilam manik.

26. Semua Pemajegan 26. Sekathahe,Pemajegan


pangkuannya diduduki para selir lininggihan pangkone mringpra
selir
putri selir berkata pelan dyah selir alon amuwus
kepada mantri Majegan dhateng mantri Majegan
"Saya diutus sang Bagus "Ulun iki pan dinuta sang binagus
menghadap Tuan ingutus dhateng andika
mengusap bunga dan meminyaki amborehi anglengani
27. Dan menyumpingi Tuan 27. Sarta nyumpingi mring sira
mengusap telinga dan gajah ngusap kerna Ian gajah ngoling
ngoling
mudah-mudahan kena semua." katrajang mrih kena sadamm"
Para mantri Pamajegan . Pra mantri Pamajegan .
takut tak berani meiihat sami airih mapan datan arsa dulu
karena bahasanya baik sekali dene mmeket basanya
mereka duduk menunduk. anungkul lunggiihe sami
260

28. Senapati berkata, 28. Ngandika sang Sempatya,


"Pamajegan janganlah bimbang "PanKqegan ja taha-taha sami
dalam minum mapan sajroning anginum
silakan sekehendaknya amangga karsanira
kecuali merasakan payah kejawine rerasan sayahipun
meskipun sanipai hati sanadyan tumekeng pram
jika berminat bawalah." yen ayun kanthinen sami"
29. Mantri Majegan semua 29. MantriMqeganprasamya
besar kecil diberi ganti pakaian agengalit sami dipun pisalin
kain dan keris pinatedhan kampuh dhuwung
lengkap dengan emas sapuranti kencana
pakaiannya diperpantas pinapantes sedaya busamnipun
topinyaputih bared kuluke pethak
ujungnya berendra emas. nyamat kencana kinawi
30. Kainnya bermacam-macam 30. Kampuhira wama-wama
ada yang berdasar kasar dan ada dhasar kasar am kang dhasar mori
yang halus
ada pula yang berdasar sutera biru am dhasar sutra biru
ada sutera gemerlap am sutra ginilap
berkain belong pantas sekali akampuh belong mangsa pantesr
ipun
batikannya canggih angrawit bathffcanira
banyak pakaian yang berwama keh warmne busam di
balk.

31. Ada yang meminta 31. Ana ingkang pimtedhan


kain cindai sutera hijau dan merah kampuh limar ijem kalawan abrit
ada perada sutera ungu am prada sutra ungu
hijau dan kuning ijo kelawan jemr
biru merah diperada bagus biro abang sami pinurada luhung
ada yang berbulu garuda am manca tare grudha
kelihatan berkiiau-kulau. puwang samya keling-keling
32. Para mantri yang meminta 32. Pra mantri kang pimtedhan
kain bagus dan intan permata wastra endah kalawan emas picis
semua berterima kasih sedaya ature nuwun
ganjaran yang diberikan pasihan kang dhumawah
saya tak dapat menjawab kepada mring abdine tan saget mangsuli
abdinya ingsun
semua mantri sudah berembuk wus rembag mantri sedaya
tekadnya akan membalas kebaik- sedyane males ing kasih
an.
261

33. "Ya Gusti lebih banyak 33. "Inggih Gusti langkung kathah
para mantri yang senang langkung suka rem sakehe mantri
semua sudah setuju sedaya satnpun aguyup
menganggap ayah ibu anggepe bapa biyang
dalam hatinya ingin membalas ing tyasira sumedya males sih
sampai mati lampus
tertuju kepada sang Senapati konjuk dhateng sang Senapatya
sampai putus lehernya. mung tugek guluneki
34. Tak ada sopan-santunnya 34. Tata kramane tan ana
daripada pembalasan hanya mati timbtmgane pamaks rpung pati
para mantri telah bersetia pra mantri asetya sampun
menjelma tujuh kali ajalma kaping sapta
sampai keturunan-keturunaimya andikane ing saturun-turunipun
kepada yang disembah di Mataram mring sinembah mringMentaram
mengambdi kepada seluruh dha trahe ngabdekna sami
keturunaimya.
35. Anak cucuku semua 35. Nak putu kula sedaya
mengabdi kepada Kanjei^ Sena angabdekna mring Karyang
pati Senapati
yang disembah di Mataram." kang sinembah ingMentarum."
Senapati menjawab, Senapati r^andika,
"Saya terima janjimu padaku "Sun tarima prasetyanira mating
sun
kemarahan untukmu deduka marang ing sira
dari Ayahnda Raja. marang KanjangRamaAji
36. Asal kau menghadap 36. Janji sira asebaa
ke Pajang bersamaku marangPt^angdbareng lawan
mami
jika kelak dimarahi yen ana dukane besuk
oleh raja Pajang sang Sri NarapatiPqang
kepadamu, saya yang sanggup marang sira apan ingsun ingkang
saguh
percayalah dalam hati iya andekna prana
jangan gentar saya menyanggupL "aja memang sun nyanggupi"
37. Segenap mantri Pamajegan 37. Sakeh mantriPamqegan
telah diperintah semua apan sampun sadaya denprentahi
makin penuh beijejal sesaya jejel supenuh
mantri berbicara dalam hati mantri micoreng nala
262

"Nanti saya mendapat rahmat ''Mengko ikisun sihing Ywang


Tuhan Agung
datang kepadaku praptamarang awakingwang
mendapat kebahagiaan dari sinung bekfa ing Ywang Widi"
Tuhan;^

38. Pikir para mantri 38. Ciptane mantri sadaya


yang mendapat pemberian kang angsalira sihira Senapati
Senapati
Ngalaga, semua mantri Ngalaga mantri sadarum
ingin rnenggeser lamunarsa ngendhiha
Sultan Pajing dengari:caSa marang Sultan Panjang lawan
berpierang aprangpupuh
agar sultan tewas mrih sultan simane pisan
rnahtri aduiah saya. mantri denadua mami

39. Senapati Ngalaga 39. Senapati ing Ngalaga


berpikir dalain hati pirn rriangkana ciptanirajro galih
"Sultan Pajang saya lawan "Sultan Pajang ingsun mungsuh
agar tewas sekalian amrih sirnane pisan
para mantri ini seperti dapat saya kc^a kena pra mantri iki sunadu
adu
maptifi ingsun wispracaya
saya sudah percaya
saya lihat ribereka mendukungku. sun sawang suyut mring mami

40. Mantri Bagelen semua 40. MantriBagelen sedaya


besar kecil sudah berbakti padaku gedhe cilik wus samya bekti mami
seorang, Ki Bocor, yang belum syi Ki Bocorkang durung
hatinya masih panas atine kaya-kaya
belum tuntas kemauannya marang ingsun durun tutiig karepa
rrielawan
seperti tak makan hidangan lire tan weh buja krama
jika belum berhadapan dengan yen durung ngayoni mami
saya.

41. Benarlah yang menghina 41.^l^d benef kang angina


lamun ingsun durung ngungkuli
jika saya belum metebihi orang
jalmi
lain
jika saya belum dikdaya yen durung dikdaya irigsun
tak mungkin menjadi raja mangsa dadia nata
demikianlah kata hatinya pan mangkana wau ciptanireng
kalbii
jadi awal kesenangan. dadi wijile sakeca
263

mengenakkan kehendak orang. ngenak kekarepingjalma.

42. Mantri Majegan semua 42, Mantri Mcgegan sadaya


dapat menakut-nakuti mapan bisa sami anggiri-giri
dan menimbulkan ketakutan
bisa gora-gora agung
yang hebat
melihat kesaktiannya ningali kasektennya
ditanting lalu dian^at ing sabobot sadaya mli jinunjung
kemudian dilempar ke angkasa sigra ingumbuJken tay\fdng
turunnya ditadahi udhunira dentadhahi

43. Disangga jatuh ke dada 43. Sinanggatibaingjaja


beratnya bak kapuk bobotira lir kapuk saupami
kemudian dilemparkan lagi ingumbuBcen malih mamprung
hilang di angkasa silem aneng ing wiyat
telah diberi pakaian kalaganjur kalaganjur binesanan nulya
ada yang membawa tombak sampun
membawa bedil, tameng,dan ana ingkang bekta tumbak
lembing. bekta bedhil tameng lembing
44. Diterbangkan ke angkasa 44. Ingumbuhken ngawiyat
lembing ditadahi dengan dada tinadhahan jaja kang punang
lembing musnah terbang ke lembing
angkasa ingkang lembing sima muluk
jatuh terlentang tibane gigirira
kemudian naik lagi muluk malih nulya
ditadahi dengan paha tinadhahan pupu
ada yang ditadahi dengan kepala weneh tinadhahan sirah
lembing itu tak melukai. punang lembing tan nedhasi
45. Ada lagi yang pahanya dipahat 45, Saweneh pupu tinatah
lalu dipukul berkali-kali gya ginandhen sanget awali-wali
pahatan tak melukai tan tumama tatahipun
ada yang dipedang bahunya ana kang bau pinedhang
mata tak terluka ditusuk kens tan tumama kang mripat ingurek
dhuwung
hati mantri senang mantri manahira enggar
seperti banteng terluka. apan kadya bantheng kanin,
46. Ada yang seperti harimau 46, Ana kadi singalodra
segenap mantri tadi pan sdkehe wau para mantri
batang tombak diikat dengan landheyan inguger kayu
kayu
tombak tajam diterjang waos lungit tinrajang
264

ketika didesak malah patah duk dinedel malah tugel pucuk-


ujungnya ipun
seperti wayang saja persasat wayang-wayangan
tangkas sungguh ilapat tuhu kaeksi

47. Sungguh kekal 47. Yektinekayunlanbaka


tombak dan keris tak dapat tumbak keris tuhu yen tan
melukai nedhasi
kepada makhluk sejati marang sejatine makhluk
manusia yang utania jalma ingkang utama
para mantri berpendapat para mantri sadaya pan gadhah
atur
katanya untuk pemanis kerja ature andhandahang karya
tertuju kepada Gusti SenapatL konjuk GustiSenapati
48. Bersenang-senang siang dan 48. Kasukan dalu Ian siyang
malam
* para mantri kepada kawula semua para mantri dhateng kawula sami
yang akan dituju mangke asedyawakingsung
teruslah ke Pajang Iqua marang Pcgang
para mantri berembuk semua para mantri rembak sadarum
setuju bawaan diserahkan gegewan rujuk katura
kepada Gusti Senapati marang Gusti Senapati
49. Mereka setuju semua 49. Guyup sedaya turira
menyerahkan upeti ngaturaken kang rupa bulubekti
Paduka raja besar Paduka nalendra agung
banyak mendapat upeti bulubekti darbea
raja besar di Mataram ingMentaram puniku ratu
linuhung
mantri Majegan semua MantriMcgegan sedaya
akan mengabdi kepada SenapatL nedya ngabdi senapati
50. Malah kata para mantri 50. Pra mantri malah atumya
"Jika Paduka Gusti maju perang "Yen Paduka Gusti amangun
prcgurit
kami yang menadahi kawula tadhah panuwun
mereka berada di depan sami wontena ngarsa
Gusti, saya mendahului mati pan kawula Gusti ngrumiyini
lampus
jadilah buahnya pertempuran dadosa wohing ngayuda
saya ingin mati di peperangan sun sedya pejah ngcgurit
265

51. Sebagai pembalasan kami 51, Minangka wales kawula


tak dapat lain selain kematian datan saget liyane sangkingpati
sebagai balasan hamba minangka wewales ulun
budi baik Tuan untuk kami sift Tuwan kang dhumawah
tak ada Gusti yang kami datan wonten ing Gusti kula
dukung jumurung
hanyalah Senapati Ngalaga mung SenapatiNgalaga
yang menjadi pusat perhatian. kang dados teienging ati

52. Senapati menjawab, 52, Senapati angandika,


"Keinginanmu dan "Sedyanira dhawah mring para
mantri

para mantri semua kang para mantri sadarum


semua saya terima ya kabeh trima ingwang
perkataan mitraku kepadaku mitraningsun kabeh ture marang
ingsun
bukan itu kehendakku dudu iku karsaningwang
jika musuh datang padaku." yen mungsuh marangmami"
53. Kiai Bocor yang diceritakan 53, Kyai Bocor kangkocapa
yang ditanting-tanting ingkang tansah wau tinanting-
tanting
oieh Senapati mring Senapati puniku
beium setuju kehendaknya dereng rujuk karsanya
maiahan Ki Bocor ingin berperang malah arsa Ki Bocor ngayoni
pupuh
kepada sang Senapati dhumateng sang Senapatya
adapun kekuatan perang menggah boboting ngajurit,
54. Yang dituju 54, Kang tansah ingarah-arah
kemampuan perang Senapati ing bobote Senapati ngajurit
Ki Bocor berkata dalam hati KiBocor micoreng kalbu
''Bagaimana saudaraku ''Kaya ngapa sanak ingwang
ulahnya ingin ikut amengkono solahane-kqpiluyu
seperti anak-anak saja tekapadhakayabocqh:
saudaraku inL sanak'Sanak ingsun iki
55. Tidak mempunyai perasaan 55, Pan noraduwepangrasa
ingin mendukung Senapati padha arep anjunjung Senapati
Ngalaga di Mataram Ngalaga aneng Mantarum
timbanglah lah mara dentimbanga
jumlah prajurit Mataiam wong Mmtanm wadyabala
kathaMpun
prajurit Pajang banyak wadyabala Ptgar^ kathoh
tak layak %eiangL" tan layak denmungmh furit."
56. IMce;^^can Kanjeng Senapati 56. KocapaJengSenapatya
kepada Senapati Nglaga Mataram marang Senapati Ngldga Mentawis
jika selalu saya tusuk yen tansah ingsun suduk
dei^an kerisku yang utama keris sun kang utama
ketika matahari tenggelam, sareng sump kang pradangga
keris kerisipun
Ki Bocor sekarang kehendaknya KiBocor mangke karsanya
diturutL karsane dipuntumti
57. Diceritakan Kanjeng ^napati 57. Kocapa JengSenapatya
tenggelam matahari sudah ber- sump surya sampun nggarjiteng
pikir dalam hati galih
penunggu pintu dipesan wingngsit kang tengga pintu
semua diam sedaya pimih tahan
tahu masuknya Ki Bocor lamun weruh KiBocor dennya
lumebu
jangan ada yang mengganggu <da na wong munasika
pura-pura tidak tahu. api-api tan udani
58. Ketika sedangberan^at 58. Ri sedengira umangkat
Kiai Bocor akan segera masuk KyaiBocor arsa lumebu aglis.
tanpa teman masuknya tanpa rowdng lebetipun
akan menculik Senapati anyidra Senapatya
kerisnya segera diatur gya tinata landhepe kang
dhuwung
karena tajamnya kerus sangking hinging curiga
sudrdi mengenai kapuk. menyang kapuk wus ngenani

59. Kebondhengen namanya 59. Pun Kebondhengen wastanya


lampahira sampun prapta ingkori
yai^ d^san telah menurut kang winangsit wus mitumt
masuknya Bocor Bocor malebetira
Ki Bocor hatihhati masuknya Ngulap-ulap KiBocor dennya
lumebu
awasmelihat awas denira tumingal
Kar^ng Senapati kelihatan. Jeng Senapati kaeksL
267

60. Sedangduduk 60, Ri sedhengira alenggah


di nimah membelakangi pintu anengdalem angungkuraken kori
sedang enak-enak makan eca dhahar pan tumungkul
Ki Bocor meneijang KiBocor anerajang
segera menikam keras Senapati sigra nyuduk marang Senapati
asm
Senapati tak menoleh tan noleh Jeng Senapatya
Bocor menikam berkali-kali. Bocornggoco wanti-wanti
61. Hulu keris sampai pecah 61, Kongsi pecah kang ukirari
sarung kerisnya menurun mendhak uwar Ian ganjane kang
keris
ujung keris patah keris pugut pucukipun
tanah rusak terinjak sitidhungkarkedegan
kesalahan Ki Bocor jatuh duduk kesalahan Ki Bocor tiba sedheku
rungkuh
badannya payah sekali saliranelesu lupa .
kemudian Ki Bocor menyembah. KiBocor nulya ngabekti
62. Katanya penuh iba, 62, Aturiraangrerepa,
"Hamba mohon maaf Gusti 'Tan kawula nirwun apura Gusti
maafkanlah sungguh-sungguh ngapuraa kang satuhu
hambat bertobat." kawula asrah tobat"
Senapati menoleh sambfl Senapati anoleh mesim andulu
tersenyum
lalu berkata pelan, aris genira ngandika,
"Ada apakah Kanda?" "Gih Kakangwonten punapi?"
63. Ki Bocor bersembah 63, Ki Bocor matur wotsekar
menunduk ke tanah pan tumungkul kadya konjem ing
siti
katanya penuh kasihan ngasih-asih aturipun
"Hamba mohon maaf "Kawula nuwun duka
berani menantang perang Paduka amipumn ngayoniPaduka pupuh
pada Paduka Gusti Gusti dhateng ing Paduka
Hamba harapkan Gusti amba ingarah ing Gusti
64. Apa kehendak Paduka 64, Punapakarsa Paduka
hamba menyeralikan mati atau amba ngaturaken pati urip
hidup
sekehendak Paduka hamba sakarsa Paduka numt
menurut

Senapati menjawab, Senapati ngandika, '


268

"Saudara, bahyak teladannya "Gih KiBesan gedhe kupiyanipun


takjadimasalah boten dadi pumpa
per^ra yang sudah lewat. prakara kang wus kawuri,

65. Sudah umum Kanda 65. Kakang wusjamak manira


samalah Saudara dengan saya padha-padha sira kalawan rmmi
bertindak salah laku sisip jaka wuwus
memang sudah lalu apart sampun kawuntat
saya maafkan dosa Saudara." ngong ngapura dosane Ki Besan
tuhu"
Enaklah hati Ki Bocor Ki Bocor eca kang manah
mundur sambil bersembah. mundur sarwi awotsari

66. Kanjeng Senapati Ngalaga 66. Jeng Senapati Ngalaga


akan pergi diiringkan oleh lima arsa kesah wong lima ingkang
orang ttgiring
Nglipura yang dituju ing Nglipura kat^junujug
ada batu seperti tikar ana watu kemlasa
warnanya batu itu wamanira saengga kang punang
watu

Kanjeng Senapati di batu Jeng Senapati neng sela


jika dilihat seperti naik gajah. dinubt lir nitih esthi

67. Warna batu itu menarik 67. Wamane sela prayoga


Senapati seperti naik gajah kadi nitih gajah Senapati
pandan berduri di sampingnya pandhan ri ing keringipun
terlihat seperti tirai katingalan lir werana
akar mati batang pandan sebagai sulur pandan kang minangka
gadingnya gadhingipun
Senapati akan tidur Senapati arsa nendra
di batu datar. neng sela gihmg aguling
68. Di atas Senapati 68. Ninggiling sang Senapatya
cahaya bersinar terang langkung padhang sorote anelahi
diceritakanlah Kiai Juru kang kocap Kiyai Juru
Mertanidirumah Mertani pan neng wisma
hatinya tak enak pada putranya datan eca manahe mring putra-
nipun
pergilah ke rumah putranya mentor mring daleme putra
bertanya kepada penunggu pintu. tetanya mring tengga kori
269

69. "Apakah tidur, bai^nlah 69. "Apa sore Ian wungua


jawabmu jangan berdusta aturira tg'a dora mring mami
serta singgahlah miwah pinanka tku
di mana tempatnya?" ana ngendigonira?"
Jawab penunggu pintu, Mma tengga lawar^ pan ing
aturipun,
"Ya, setahu saya "Inggih sauning kawula
seperti menimbulkan rasa kados karya branta kingkin."
asmara."

XXX. ASMARADANA XXX. ASMARADANA

1. Penunggu pintu menjawab, 1. Umaturkang tengga kori,


"Kanjeng Senapati ke selatan "MangidulJeng Senapatya
berjalan dengan pembantunya lumampah lawan abdine
pembantunya hanya lima orang abdine pan namung gangsal
yang mengiringkan putra Tuan kang dherek putra Tuwan
lamt malam perginya." lingsirdatu wiyosipun."
Ketika Ki Juru mendengai Ki Juru sareng miarsa

2. Lalu menyusul Senapati 2. Ltgeng nusul Senapati


Kiai Juru sudah menduga Kyai Juru wus anduga
arah Senapati Senapati ing parane
Ki Juru tiada berteman KiJuru datan arowang
tak diceritakan di perjalanan datan kawameng marga
hutan Nglipura yang dituju aias Nglipura jinujug
tiba di batu saat itu. prapteng sela pan samana
3. Kiai Juru Martani 3. Kiyai Juru Mertani
berpikir dalam hati garjita stgroning nala
saya dup anakku sunduga mengko nak ingong
sedang bermohon kepada Tuhan aneges karsming Sukma
Ki Juru awas memperhatikan Ki Juru awas mulat
anaknya dilihat mring kar^ putra lawan dubi
enak tidur di batu. eca nendra aneng sela,
4. Tidur di batu datar 4. Neng gilai^ sela aguling
"Hai, bangunlah putraku." "Heh wungua putrmingwang'
ada cahaya terang di atasnya ana apaihang nginggile
gedhene mung sakelapa
cahayanya terang bak bintai^ tekan satabonim
beralih sorote padhang lir daru
270

di atas Kanjeng SenapatL nginggile Jeng Senapatya


5. Ki Jufu berkata pelan, 5. KiJuru Ion denira rtgling,
''Bangunlah putraku "Awungua putraningwang
katanya ingin besar ufare arep agedhe
ternyata enak-enak tidur teka ecoreca nendra
lihatlah di atasmu!" nginggilmu tingaldna!'*
Senapati awas meiihatnya Senapati awas dulu
dilihat sambil berkata, tumingal sarwi ngandUca,
6. Yang terlihat cahaya bersinar 6. Amencorongkangkaeksi
berada di atas saya anungkuli marang ingwang
sebesar pohon dan belum pemah satuwuh pan durung tumon,
menyaksikan."
Bintang segera berucap, Punang lintang gya angucap,
"Ketahuilah saya bintang "Wruhanira sun lintang
pekerjaannya saya mengajari awewarah karyanipun
kepadamu Senapati mring sira Ki Senapatya
7. Samadimu 7. Sira muja semedinmg
sekarang telah diterima ing mengko wus tinarima
oleh Penguasa Alam mring kangMurba Jagat kabeh
tidak usah khawatir hatimu aja sumelang ing driya
enakkanlah hatimu manahira deneca
akhirilah itu sedheng marenana Ucu
sudah tercapai yang kau harapkanu wus kena kang sira seja
8. Lewat tapamu 8. Mung branta amatiragi
kau akan menjadi raja pan sirajumeneng nata
di negara Mataram nanti neng nagriMentaram marigke
menguasai tanah Jawa amengku rat tanah Jawa
dihadap para raja sineba para nata
tak ada yang berani tan ana kang purun-purun
para raja tanah Jawa. para ratu tanah Jawa
9. Para raja menyerahkan upeti 9. Prandta tur bulubekti
sampai ke putramu tumeka ing sutanira
dan cucumu menjadi raja miwah putu jenengkatong
di negara Mataram aneng nagri ing Mentaram
Jawa tak ada yang menandingi Jawa tanpa sisihan
keturunanmu menjadi raja turunira dadi ratu
berwibawa di Mataram. neng Mentaram awibawa.
10. Jika dari negara 10. Yen seka ingkarig nagari
gerhana buian dan matahari grahana sasi Ian surya
271

guguT gunung dan abunya gugur mmng Ian aivune


pertanda negerinya senang prucimkangru^rem
banyak hujan kerikil udan kanktt kathah
dan ada bintang berekor." Ian am lintang kumitkus."
Suaia itu sudah hilang Wus sirm katg punang iwara
11. Hilangnya ke angkasa 11. Simaniramripgwfyati
bergantilah Raden Senapati Dyansumulih Senapatya
"Wahyu sudah tiba "B^a wus prapta wahyune
saya menguasai keraton ubin amengku keratyan
sampaike anakku tumeka mtaningwang
cucu dan piutku putu lawan buyut ingsun
sekeluarga merata di Jawa. ing satrah angrata Jawa,
12. Saya pelita tanah Jawa 12. Uhm dilah tanah Jawi
menggantikan nama ayah sumulih jenegingranui
rajadiPajang inggih Pcg'ang sang akatong
sepeninggalnya saya yang sasimane sun gumantya."
mengganti" Kyca Juru miarsa
Kiai JuTU mendengar Senapati wuwusipun
perkataan Senapati Kyai Juru Ion ngandika
Kiai Juru berkata pdan
13. Kepada putranya, Senapati, 13. mringkangputra Senapati,
"Hai putraku "Heh ta babo putrarmgwang
Senapati Ngalaga Senapati Ngalagane
janganlah congkak ' tandaja nganggojubriya
takabur dan sombong kibir lawan sumengah
tak berhak mengatakan salah tan winenang uftir luput
memastikan yang tak ada. mesthekake kang tan ana.

14. Menentukan yang belum pasti 14. Namtokake durung pesthi


akhirnya tak sama temahira tanpa sama
jika kelak datang musuh yen prapta mungsuhe ing tembe
di tengah pertempuran aneng satengah payudm
bagaimana perkataan bintang priye tqare lintang
padahal bintang tak betjumpa jer lintang ura katemu
bagaimana tingkahmu? kadiparan reh andika?
15. Bintang itu kan bukan manusia 15. Lintang iku dudu jalmi
sulit ditangkap bahasanya, ewuhcinekel basanya
tetapi jika salah perkataannya lamun yen cidra wuwuse
ti(M dapat ditangguhkan pan timngguh nora kem
beibeda dengan manusia beda lawan manungsa
272

ada kepastiannya pasthine lamun katemu


sebab janji manusia. sabab samayanej'alma.

16. Seperti mimpi saja putraku 16, Lir supem putra mami
bintang tak dapat ditagih tan kena tinagih ya lintang
mimpi itu zat namanya supenajasat arane
bukan sesungguhnya pan diidu satuhunira
jika kelak sungguh-sungguh teijadi lamun kalakon benjang
berperang dengan musuh ajurit kelawan mungsuh
tak pelak kau dan aku. tan wande sira Ian ingwang,
17. Di negara Mataram 17, Aneng nagaraMatawis
menguasai tanah Jawa mengku rat ing tanah Jawa
besar kecil tunduk semua geng alit anungkul kabeh
jika kalah perangmu lamun kalah juritira
saya dengan kau ingsun kalawan sira
semua menjadi tawanan pan dadi tawanan sadarum
itulah dugaan saya." ya iku padugi ingwang,"
18. Setelah Senapati mendengar 18, Sareng myarsa Senapati
nasihat uaknya pituture ingkang uwa
hatinya dikuat-kuatkan pan daya-daya galihe
Senapati berkata pelan, Senapati Ion atumya,
"Bagaimana akal Uak "Kadipundi re Uwa
apapun kehendak Uak, saya sakarsa-karsa anunit
menurut

pada Uak. kula dhumateng pun Uwa


19. Berdua menjadi satu 19, Kalih dadosa satunggil
kehendak Paman dan saya karsane Uwa Ian kula
dalam berembuk." cara sarembage,"
Kiai Juru berkata, Kyai Juru angandika,
"Jika kuat kehendaknya "Yen sembada ingkarsa
ada syaratnya iya ana saratipun
bermohon kepada Tuhan. anedha mring Ywang Sukma

20. Marilah kita pergi 20, Lah payo pada liimaris


dengan berjalan padha lumampah
kau ke Timur, saya ke Utara," sira ngetan ingsun ngalor"
Senapati Ngalaga Senapati ing Ngaiaga
telah ke Timur masuk hutan wus ngetan manjing wana
tiba di kali Opak lalu niencebur praptens kali Opak ambyur
di sungai berenang terientang. aneng kail nglansi mbathang.
273

21. Ada ikan olor datang 21, Anal olor agengprapti


besarnya tak berbanding gedhene datan pasama
Tunjungwulung namanya pun Tunjungwulung arane
pikir dalam hatinya mangkana ciptaning nala
"Apakah sekarang saya bertemu "Baya mangke sun manggya
dengan Gustiku?" kelawan ing Gusteningsun?"
22. Asal ikan olor dahulu 22, Purwane olor ingnguni
ketika Kanjeng Senapati dukkalaJengSenapatya
bercengkerama di muara cekrama neng sawangane
tertutup di Kali Opak kinrakap kang Kali Opak
lama di jala pan kinerap jinala
bergeiinjang badannya sundhet qola wakingsun
alat penangkap ikan. sesersusuk lawanpecak,
23. Banyak ikan yang tertangkap 23, Salire mina keh keni
lalu ada ikan nulya wonten ingkang mina
ikan olor di dasar air tempatnya olor dhasar toya gene
besar sekaU kagiri'giri gengira •
sangat haus sangetgennya kasatan
direbut orang bany^ rinebat ingjalma agung
olor sudah tertangkap. anyekel olor wus kena,
24. Kemudian dibawa ke darat 24, Ginawa mentas tumuli
diserahkan kepada Kanjeng katur mring Jeng Senapatya
Senapati
sangat senang hatinya kelangkung rena galihe
olor sakti sekali punang olor agung dibya
lalu diberi pakaian anulya binusanan
diberi jamang dan kalung emas jinamangan mas kekalung
olor diberi nama. kang olor sinungan aran.

25. Dilepas ke air lagi 25. Inguailken toya malih


olor diberi nama kang olor sinungan aran
Tunggulwulung pun Tunggulwulung wastanya
cahayanya seperti matahari uiwalane lir baskara
disuruh ke air kinon ironing toya
bersinar seperti perahu emas lir prati kencana munib
olor itu raja ikan. pan olor ratuning mina
26. Sang oior berkata manis, 26. Sang olor umatur arts,
Aduh Gusti silakan naik "Adhuh Gusti anitiha
di punggungku ing gigir kawula Angger
sava membalas kebaikan Paduka." kula nyaur sih Paduka"
274

Senapati segera naik Senapati gya nunggang


di punggung Tunggulwulung gigiripun Tunggulwulung
menghanyut di Kali Opak. angeli neng Kali Opak
27. Pegalanan Senapati 27. Lampahipun Senapati
berhenti di muara kandhek aneng ing sawangan
berdiri di pinggir samodra ngadek pinggir samodrane
berdebur ombak samodra gumuruh ombak samodra
menggelegar suiaranya jumegur kang suwara
terlihat seperti seribu petir pinirsa lirgelap sewu
Senapati tak bergerak. Senapati datan obah

28. Maksud hati Senapati 28. Niring tyas sang Senapati


melihat ombak samudera tumingal ombak samodra
pikiran Senapati Senapati ing ciptane
berani masuk ke samudera wani himebu samodra
hatinya repot cipta ewuh jroning tyas
Senapati bertapa dadya Senapati nekung
mengkhusukkan samadmya. maladi semedinira.

29. Mohon pertolongan Tuhan 29. Aneges kersaning Widi


memulai penglihiatan amurweng ingkang paningal
prahara pun segera datang sigra prapta praharane
suara angin dahsyat sekali agumer kang bayu badra
banyak dahan kayu patah kayu anurut sempal
bercampur hujan awor riris angendhanu
samodera pun bergetar. gumeter ingkang samodra

30. Laut bergelombang 30. Kocak'kacik kangjaladri


suara gelombang berdeburan alun gumludhuk sauran
berbunyi di Timur, Utara, dan muni wetan elorkilen
Barat
yang Selatan mengimbangi kang Kidul nimbangi nulya
suaranya seperti petir seribu swara lir kang gelap sasra
gelombang menggunung kang alun agunung-gunung
samudera seperti diaduk. lir kinebur kang samodra

31. Panasnya melebihi api 31. Panase nglangkungi geni


seperti kejatuhan matahari pan kadya tiban surya
ikan sebesar gunung mina sagunung gedhene
mati bertumpuk samya mati atumpukan
di pinggir samudera aneng pinggir samodra
belanak berputa? terantuk mubeng belanak kabentus
batu karang darah tersembur. ing parang erah sumirat
275

32. Ada ikan yang sombong 32, Ana mina ambek luwih
naik ke darat dari samudera mila mentas ing samodra
terbentur batu karang kabentus curi parange
terengah-engah muntah darah megap-megap mutah erah
ikan itu lalu mati mina null pralaya
ikan sambu dan pelus mina sambu lawan pelus
banyak ikan yang sudah mati kathah mina wus pralaya,
33. Ikan bandeng seperti gunung 33, Minabandhengkadyaredi
dan kalalaler mati myang kalalaler palastra '
beserta watang dan lumbu- myang watang lumbu-lumbune
lumbunya
air panas seperti api toya panas lir dahana
ikan mati bertumpuk mina pejah tumpukan
kelihatan seperti gunung tiningalan kadya gunung
jumlahnya beijuta-juta. ya ta sakeheyeyutan,

34. Semua terkejut h'atinya 34, Pan samya kaget kang galih
pemimpin tentara yang pemberani pratiwa ingkang sudira
kuda gegap gempita anderana gurhitane
airnya besar sekali kagiri-giri toyanya
naik ke atas gunung minggah nginggil prawata
bertempat di mega bergemuruh munggeng mega pan gumuruh
Ratu Kidul segera duduk. Ratu Kidulgya pinarak,
35. Ratu Kidul berkata pelan, 35, Ratu Kidul muwus aris,
"Ini apa sebabnya "Iki apa purwanira
belum pernah terjadi selamanya tan pimingal salawase
demikian samudera ini mangkene ingkang samodra
gara-gara jatuh ke air gara-gara timbeng toya
airnya menjadi panas sekali kadya wedang punang banyu
sepeni matahari jatuh ke air." lir baskara tibeng toya"
36. Ratu Kidul mencari-cari 36, Ratu Kidul ngupadosi
yang menjadi sebab samudera kang dadi sabab samodra
Raja Putri segera berangkat Nata dewi mesat age
dilihatnya arah Barat nulyaKilen tiningalan
segera melihat ke Timur sigra umiyat Wetan
di bawah langit dilihatnya ngandhaping langit kadulu
adia sesuatu yang terlihat. ana ingkang katingalan.
37. Yang sayapikir ikan semua 37, Kang sun galih saxwdk sami
seluruh isi samudera saisen-isen samodra
banyak yang mati karenanya kathah pejah dene kiye
276

tidak biasa kaya tan ora kayaa


jika saya tidak meriyusul yen sun tan nututana
ikan pasti terlanjur kang mina pesthi kabanjur
mati semua. kiyamat mina sadaya,
38. Raja Putri sudah tiba 38, DyahPrabuRarawusprapti
di hadapan Senapati ing ngarsane Senapatya
duduk lemas di hadapannya mara deprok neng ngarsane
sangat takut sakelangkung ajrihira
kepada Kanjeng Senapati marang Jeng Senapatya
duduk sambil menunduk denira linggih tumungkul
minta belas kasihan sambil angrerepa sarwi wotsarL
menyembah.
39. Berkata penuh belas kasihan 39, Umatur angasih-asih
"Campurlah dengan raga buruk "Denwor Ian raga kerana
saya niohon maaf kawula nuwun dukane
kepada makhluk sejati dhumatengjalma utama
yang telah diminta ingkang sampun pininta
pada Tuhan Mahabesar marang Hyang kang Mahaluhur
dipastikan menjadi raja. pinasthi dadi nalendra,
40. Kelak semua keturunannya 40, Saturun-turun ing benfing
dikasihi oleh Tuhan sinihan dening YwangSukma
dan mewarisi keraton tur winaris keratone
janji tak boleh berubah ing janji tan kena owah
pasti menjadi raja pinasthi dadi nata
perkenankanlah saya bermohon bok inggih kula nenuwun
yang telah mendapatkan anugerah. kang sampun angsal nugraha.
41. Kelak berlanjut kepada keluarga- 41, Tumurun satrahing benjing
nya
yang menjadi raja genira jumeneng nata
yang menjadi permohonan saya kang dados panuwun ingong
kepada makhluk sejati dhateng ing jalma utama
untuk menghilangkan mugi angicalena
semua prihatiimya sakehe prihatinipun
oleh yang membuat derajat. dene kang karya dere^at.

42. Seisi lautan 42, Saisenira jeladri


saya yang menguasai kula kang darbe rereksan
itu saya serahkan semua punika katura kabeh
apakah kehendak Paduka punapakarsa Paduka
jika Paduka menemukan kesulitan yen Tuwan manggih karya
277

kami tak tinggal diam kawula pan boten kantun


jin dan perayangan. ejim miwah perayangan,
43. Hanti dan iblis 43. Drubiksa kelawan belis
mengalahkan musuh Paduka ngalahna mungsuh Paduka
lagi pula dapat diadu semua tur kenging ingaben kabeh
saya yang mengadu kawula ingkang ngabena
dan makhluk halus tanah Jawa Ian lelembat tanah Jawa
tetapi ada permintaan saya naming wonten kula suwun
hilangnya prihatin Paduka. Hanging prihatinira,
44. Membuat rusak laut 44. Adamel rusak kang tasik
tak ada kerja inggih ta da tanpa karya
banyak ikan yang mati kang ulam kathah pejahe
saya mohon disembuhkan/ kula suwun mulyakena
diperbaiki
seisi samudera saisine samodra
Paduka yang telah memiliki Paduka kang sampun sinung
anugerah dari Tuhan. nugraha deningHyang Sukma,
45. Ditakdirkan menguasai tanah 45. Pinesthi mengku rat Jawi
Jawa
menjadi raja sejati gih dadi ratu utama
memindahkan tanah Jawa muterNungsa Jawa kabeh
raja tanpa tanding narendra tanpa sisihan
Senapati Ngalaga Senapati Ngalaga
berpikir dalam hati amicorengjroning kalbu
kata Ratu Kidul, Ratu Kidul aturira,
46. Selalu diingat dalam hati 46. Tansah cinipta inggalih
mendengar perkataanmu miarsa ing aturira
Prabu Putri memastikan Prabu estri mesthekake
sang Senapati bertanya sang Senapati atanya
jika menjadi raja lamun dadya nalendra
menguasai tanah Jawa mengku rat Jawa kelangkung
sampai ke anak cucu. tumeka ing putra wayah,
47. Didoakan ikan lautan 47. Cinipta minajaladri
air pun menjadi dingin kang toya asrep sakala
ikan sembuh kembali kang mina waluya kabeh
Senapati Ngalaga • Senapati ing Ngalaga
diminta ke samudera katuran mring samodra
oleh Ratu Kidul dhumateng sang Ratu Kidul
tangannya selalu digandeng. tansah kinanthi kang asta.
278

XXXI. KINANTHI XXXL KINANTHI

L. Ratu Kidul bersembah 1, Maturnembah Ratu Kidul


kepada sang Senapati, dhumateng sang Senapati,
"Hamba mohon maaf "Kawula anuwun duka
Paduka saya minta Paduka kula aturi
singgah ke dalam istana." pinarak scqroning pura,"
Senapati inengabulkan. Senapati anuruti
2. Sang Prabu Putri di muka 2, Sang Prabu estri neng ngayun
perjalanannya menoleh-toleh lampahe anoleh-noleh
lirikannya kepada Senapati liringe mring Senapatya
hatinya seperti dijahit tyasira kadya jinait
sudah dibawa masuk samudera wus kerit malbeng samodra
tak basah masuk ke dalam air. tan teles malbengfro warik

3. Telah tiba di istananya 3, Wus rawuh kadhatonipun


Ratu dan Kanjeng Senapati Ratu Ian Jeng Senapati
* bergandengan tangan lalu duduk kanthen asta nulya lenggah
di tempat tidur emas nengkanthil kancanaadi
sang Dyah merebahkan tubuhnya sang Dyah ngesoraken raga
Senapati memperhatikan. Senapati aningali
4. Tamanindahjikadipandang 4, Kang pertaman sri dinulu
balainya dari emas balene kencana rukmi
asainya direbut purwane ingkang rinebat
oleh Gatutkaca dene Gathutkaca nguni
di tengah angkasa neng madyaning awang-awang
kemudian balai itu jatuh. bale iku runtuh nuli

5. Jatuh di tengah samodra besar 5, Tiba teleng samodra gung


yang ditunggu oleh sang Dewi kang tinunggu mring sang Dewi
indah halamannya asri palataranira
ditebari permata sinebaran sesotya di
baiduri dan mutiara, widuri lawan mutyara
mirah dan zamrut hijau. mirah Ian jumaten wilis
6. Yang dijadikan tepi alas rumah 6, Ingkang kinarya bebatur
baiduri widuri ingkang kinardi
emas dan mutiara kencana lawan mutyara
dan perak bagus myang batur salaka adi
dan baiduri putih miwah kang widuri seta
suasa diupam/digosok. suwasa sami sinangling
^79
7. Gemerlapnya emas 7. Gabyare kencana murub
seperti pelangi di langit kuwung sumirat ing langit
bersatu dengan gemerlapnya aworgebyaring sesotya
permata
cahayanya kuat sekali ujwalane anelahi
matahari menjadi suram surem ingkang diwangkara
tersinari permata indah. kasorotan sesotya di
8. Gapuranya besar dan tinggi 8. Gapurane ageng lukur
pucuknya diberi intan ing pucuk inten kinardi
sinamya gemerlapan macur abyor ujwalanya
suram sinar matahari surem sdrotingHyang Rawi
malam seperti siang hari yen dabi kadya rahina
gemerlapnya permata menerangi. gebyare sotya madhangi
9: Tak diceritakan hiasannya 9. Tan cinatur rengganipun
Kanjeng Senapati Mataram Jeng Senapati Mentawis
dengan sang Putri kalawan sangPrabu Rara
di dalam istana aneng salebeting puri
yang selalu diperumpamakan wau kang tansah cinandra
cerita sang Putri kusuma rara kinawi

10. Rupa sang Ratu Kidul 10. Wamane sang Ratu Kidul
berganti tujuh kali satin ping pitu anenggih
diceritakan setiap hari cinatur sadina-dina
kadang-kadang kelihatan tua terkadang sepuh nglangkungi
sekali
jika bulan bersinar yen mijil sang Hyang Pradangga
seperti perawan datang bulan. lir prawan anggarap sari
11. Rupa Prabu Putri 11. Prabu Rara wamanipun
sang Dewi lebfli cantik daripada asor Supraba sang Dewi
Supraba
kuningnya seperti Nawangwulan kuninge anawang wulan
seperti lenyap jika dipandang kadya murca dentingati
segala tingkahnya menimbulkan sasolahe gawe branta
rindu asmara
cantiknya menyenangkan hati ayune angrespateni
12. Jika memerintah rupanya 12. Yen sadhawuh wamanipun
seperti raja bidadari lir ratune widadari
kadang-kadang jika pagi terkadang yen lingsir wetan
rupa kusuma dewi wamane Kusuma Dewi
seperti Kusuma lirawan kadya Kusuma Urawan
jika tengah hari bak Ratih. lamun bedhuk mindha Ratih
280

13. Jika sore sang Dyah Ayu 13. Lamun lingsir sang Dyah Ayu
seperti putri Kediri kadi putri ingKadhiri
jika Asar seperti Banowati yen Asar lir Banowatya
iengkaplah tujuh kali semalam jangkep ping pitu salatri
Prabu Putri tak tersamai Prabu Estri tanpa sama
pemberani dan tangguh kesaktian- sudibya teguh asekti
nya.

14. Mana yang tidak tunduk 14. Ngendi ingkang nora teluk
makhluk halus tanah Jawa lelembuting tanah Jawi
ratunya menghadap ratunipun samya seba
kepada Ratu Kddul sakti mring Ratu Kidul sinekti
dan semuanya takut serta sayang tur wedi asih sedaya
terbukti kepada Ratu Kidul. mring Ratu Kidul abekti

15. Upeti tak pernah putus 15. Bulubektine lumintu


kepada sang Prabu di samudera mring sangPrabu ingfaladri
Ratu Lodhoyong menghadap Ratu Lodhoyong aseba
Ratu Kuwu semuanya menghadap Ratu Kuwu samya nangkil
dari Gunung Merapi datang Prawata Merapi seba
para raja menghadap semua. para ratu samya nangkil
16. Makhluk halus Ngruban tunduk 16. Lelembut Ngruban pan suyud
Ratu Dalepih menghadap Ratu Dalepih anangkil
kepada sang Prabu Putri dhumateng sang Prabu Rara
Panembahan Senapati Panembahan Senapati
payah menyaksikan acengeng dennya tumingal
rupa sang Putri. wamane sang Rukmengsari
17. Senapati sangat jatuh asmara 17. Sang Senapatigung wuyung
tertarik kepada sang Dewi kemanisen mring sang Dewi
pikir dalam hatinya ciptaning tyas pan mangkana
"Rupanya cantik sekali **Wamane tekayu luwih
tubuh seperti bengle bengle keris kang salira
seperti benda mainan. lir pendah pepujan resmi
18. Gurunya wanita cantik 18. Gurune wanodya ayu
membuat rindu si Kuning gawe wuyunge wong kuning
tak putus dalam hati tan pegat sabilang nala
sembahannya Senapati panembahe Senapati
hatinya sudah tertarik wus kagiwangjroning nala
Jika berkata menimbulkan rindu yen ngandika asung branti
asmara.
281

19. iSeperti kilat halilintar jika 19. Lir kilat thathityen barung
diganggu
bertemunya kilat halilintar tempuhing kang kilat thathit
ingat bukan bangsanya/sesamanya engit dede jinisira
tetapi raja lautan Hanging ratuningjaladri
telah menerima semuanya anampenisemonira
Panembahan Senapati Panembahan Senapati
20. Jika diperhatikan sungguh- 20. Apan dinugeng pandubi
sungguh
penglihatannya manis liringe asemu manis
betul-betul rajanya wanita tuhu ratuning wanodya
penglihatannya pada Senapati liringe mring Senapati
dalam hati Ratu Kidul Ratu Kidul sajroning tyas
saya goda saja Gustiku sun bekane Gusti mami
21. Yang berkedudukan di Mataram 21. Kang pilenggah neng Matarum
agar lupa kepada Mataram mrih laliya mring Matams
lain berumah di lautan banjur wisma neng samodra
sang Putri tersenyum mesem kusumaning adi
sambil menunduk sang Putri pan sarwi tumungkul sang Dyah
Senapati Mataram. Senapati ingMantams.
22. Ketika sang Bagus dilirik 22. Duk liniring sang Abagus
oleh sang Dyah mring sang Dyah Kara dmanis
sang Senapati berkata, sang Senapati ngandika,
"Saya ini raja *lngsun iki ratu witing
saya ingin tahu pan ingsun ayun uninga
tempat tidurmu Dinda. pasareanira Yayi

23. Apa warnanya?" 23. Apabayawamanipun?"


Sang Ayu menjawab sopan, Sang Ayu umatur aris,
"Tak keberatan jika akan melihat "Datan ewet yen mirsaa
karena sekadar menunggu Gusti apan darmi tengga Gusti
sebab kepunyaan Paduka." apan kagungah Paduka"
Segera sang Ayu Sigra Retna Kusuma di
24. digandeng tangannya 24. Glis kinanthi astanipun
oleh Senapati sang Retna mring Senapati
Sesampainya di tempat tidur sapraptaningjinen sekar
kemudian duduk bersama anulya sareng alinggih
Senapati dan sang Dyah Senapati lawan sang Dyah
terpikir dalam hati. kacipta sajroning galih
282

25. Sang Putri jatuh asmara 25, Kusuma rara sru wuyung
tersenyum sambil berkata mesem-mesem sarwi angling
Senapati Ngalaga Senapati ing Ngalaga
hatinya makin sayang manahipun saya asih
katanya manis, arum wijiling wecana,
"Apakah ini almarhum Ratih? "Baya iki Ratih swargi?
26. Hiasan banyak sekali 26, Pcgangan kumedhung'kedhung
saya bam melihat ingsun tembe aningali
tempat tidur Dinda Nimas pasarean sira
sama dengan pemiliknya sembada Ian kang darbeni
wajahnya yang ayu citrane kang luwih endah
dan bersahabat lawan saget ngraket Yayi
27. Seperti malu pulang saya 27, Kayasungkanmulihingsun
ke negeri Mataram marang nagri ing Mantawis
tertarik pada istanakau kacaryan kadhatonira
hanya satu cacatnya Dinda mung siji cacade Yayi
bertempat tinggal tidak dengan mapane nova mawi priya
pria
jika mempunyai lelaki bagus yen darbea kakung pekik
28. Lelakinya yang melebihi 28, Kakunge kang luwih punjul
istri sudah cantik sekali estri wus ayu linuwih
pantaslah lelakinya sejati pantes kakunge utama
Panembahan Senapati Panembahan Senapati
kepada sang E^itri dhumateng Kusuma Rara
Ratu Kidui berkata manis, Ratu Kidul matur aris,

29. "Enak tanpa lelaki 29, "Eca datan mawi kakung


berapa naiknya orang kawin mindhak pinten wong akrami
enak sendirian eca wong momong salira
tak ada yang mengganggu." datan wonten kang ngregoni"
Kanjeng Senapati menjawab, Ngandika Jeng Senapatya,
'Tastilah saya jatuh asmara, "Pesthi ingsun branta kingkin.

30. Apasyaratnya 30, Kaya paran saratipun


untuk menyembuhkan sakitku maria branta wok mami
tak ada, sebaiknya datan nayogyanira
hanya kaulah Dinda namung sira Nimas Yayi
sebaiknya yang mengobati yogyane kang angsung tamba
bagaimanakah tingkahku Dinda? paran polah ingsun Yayi?
31. Janganbimbanghatimu 31, Aja sumelang tyasipun .
saya minta engkau suntedha sira Gusti
283

kasihanlah kepadaku/' welasa mring raganingwang."


Ratu kidul menerima Ratu Kidul ammpeni
berkata dalam hati, ngaridika sqroning nala,
"Saya tebak satria ini "Sunbatang satriya iki
32. menurut saya 32. Nedha amba aturipun
Paduka berkeinginan sekali Paduka ra^ sifyiekti
akan menjadi raja pan afsa dadinalendra
ak^ bermusuhan dengan guru ma mungmh gum yekti
keduanya orang tua kapmdhone wong dtuwa
yang memerintah hegeri Pajang. kang men^uP4(tng n^gari
33. Sebenamya saya bukan dukun." 33. YektHmladededhukun.^'
bingunglah hatinya apiwuytdigingkangtdih
masakan steipai liiati mangm dhateiigdmg pqah
bakal raja besar fur rdiubMhegdng yekti
menguasai tanah Jawa amen^cu ing tanah Jawa
ditakuti para raja. kmcdrihainparatgi
34. Ratu Kidul berkata pelan, 34. Ratu Kidul alonmatur,
"Kurang apa sang Bagus "Kirang paran sahg Apekik
kedudukan di Mataram kang pilenggdh hengMmtaram
berkelana di laut lelanadnengjdladri
tidak dapat meihberi ohat datan saget angsung tamba
kepada orang sakit hati ing uwong kataran gdl9i.
35. Di Mataram 35. Kangpilenggah nengMantamm
masakan kurang wanita cantik mangsakirang wanodya di
saya ini orang apa kula ndci tyang punapa
rupanya tidak baik wamane datan utaM
saya akan mengabdi sumedya ingsun ngawula
namun saya menjadi repot. angawula ewuh rnamV

36. Jika diriku terpakai 36. Larnun kan^e awftkujun


mengabdi sebagai abdi wanita ngawula arsa anyethi
melayani Gusti Mataram ngladosi Gusti Matcaam
Panembahan Senapati" Panembahan Senapati"
Manis bicaranya Kemanmn awicara
yang disampaikan oleh sang Dewi atufim sang Pyah Dewi
37. Jari Ratu Kidul 3Z Darijinya Ratu KiduJ
d^egang Kanjeng Senapati ingastaJengSenapatd
sang Dyafa minta dikasihi sang Dyah Ratumg^erepa
"Aduh Gusti, sakit *'Adhuh-adlmh Gusti sakit
284

im mau apa? punika arsa punapa?


G^pang saja mencium pipL Gumampang angoras pipi
38. Kemauansaya 38, Dene daya gelem ingsun
lepa$]^nlah tangan saya denuculna astamami
tanganvbatang kelor ini asta kelor gih punika
mu4]ah patah gampang putungepuniki
pat^ pun saya puji putunga sun alemana
mem;egwg kedua tanganku. nyekelastaningsun kalih
39. ''Aduh Gusti mas mirah 39, "Dhuh Gusti mas mirah ratu
jang^Jl^ salah terima 4(1 sirakaduk tampi
sayalihat cincinmu." suntingali supenira,"
S^g Oyah berkata manis, Sang Dyah wecana rum manis,
" benar-benar ingin melihat "Yen temenyun tingalana
dari.kejauhan sudah tampak. saking tebihan kaeksi
40. Sebenarnya sudah kelihatan 40, Yektine sampunkadubi
tidak.^^ memegang kedua dadak nyepeng asta kalih
* l^g^
.s^^ kijca memang diseng^a sun wetara yen denarah
senyun^ya kelihatan di bibir eseme ketara nglathi
kata Ratu Kidui Ratu Kidui aturira
"Belum masanya Gusti." "Dereng ungsume mas Gusti"
4l,,,S?iiapaMherkata manis, 41, Senapati ngandika rum,
"Aduh rnas mirah jiwaku." "Dhuh mas mirah jiwa mami"
Ratu.^dui sudah hilang akal Ratu Kidui wus kagiwang
dudulmya bergeser acanggeh mingser sang Dewi
litikanaya membuat sakit asmara liringakarya wigena
Kanjeng Senapati menyenangkan Jeng Senapati ngecani

42. Sang Ratu Kidui dipondongnya 42, Pinondhong sang Ratu Kidui
ditahgkis tidak kena atan^cis-tangkis tan olih
mencubit sambil meliuk ke anyiwel angayang-ngayang
bel^ang
dibawa ke tempat tidur binekta ing tilamsari
Ratu Kidui mendorong dada Ratu Kidui nyekahj4a
nafsii Seiiapati makin terdorong. angunggar tyas Senapati
43. Kanjehg Senapati mendengar 43, Jeng Senapati angrungu
Ratu Kidui sudah tertarik Ratu Kidui wus kagimir
rayuah Panembahan pangungrume Panembahan
yahg seiaiu menghanyutkan hati kang tansah nganyuti galih
285

Kanjeng Ratu Kidul sud^ pasrah Jeng Ratu Kidul wus pasrah
terserah kehendak sang Bagus. sumangga karsa sang Fekik
44. Tak diceritakan lukisannya 44, Tan cinatur rengganipun
Kanjeng Senapati Mataram Jeng SenapatiMentawis
melanjutkan kehendaknya sami nutugaken karsa
dengan Ratu Kidul lawan Ratu Kidul nenggih
tak diceritakan lamanya tan winama lamenira
berkatalah sang Senapati ngandika Jeng Senapati
45. Sambil mendum berkata manis 45. Sarwi ngaras sebdanya rum
Kanjeng Senapati tadi wau Kanjeng Senapati
berpamitan kepada Ratu Kidul mring Ratu Kidul pamitan
saling meminta sami nedha saminya
"Jika saya menemui kesulitan "Yen ingsun amanggih karya
bagaimana ulahku Dinda?" paran polah ingsun Yayi?"

46. Prabu Rara berkata pelan 46. Prabu Rara alon matur
kepada Kanjeng Senapati, dhateng Kanjeng Senapati,
"Jika Paduka menemui kesulitan "Yen Paduka manggih karya
panggillah saya nimbalana dhateng mami
tak sulit saya datang." tan ewet kawulaprapta."
Kakanda sudah d^esan Kang rdka sampun winangsit
47. Ratu Kidul berkatamanis, 47. Arum matur Ratu Kidul
"Jangan lalu berpamitan "Bok sampun anunten pamit
pertama belum hilang kapisan dererig ical
bagaimana ulahku ditinggalkan paran polah kula keri
saya member!tahu kula ngaturaken wikan
pengetahuan yang saya ketahui sauning kawula ngelmi
48. llmu untuk menjadi raja 48. Ngelmi ayun dados ratu
yang dthadap oleh umat manusia kang kedhep manungsajalmi
peri dan perayangan peri lawan perayangan
makhluk halus di tanah Jawa lelembut ing tanah Jawi
meskipun berhadapan di seberang sanadyan mengsah ing sabrang
ikut pada Paduka Raja." ngidhem mringPaduka Aji"
49. Kata Ratu Kidul 49. AturiraRatu Kidul
ilmunya termuat dalam hati ngelmine kawrat ing galik
Senapati menjawab, Senapati angandika,
"Ya Dinda saya terima "Ya Yayi tarima mami
silakan untuk dikeluarkan lah ta payo hentakena
yang terasa dalam hati sang Dewi sarasaning tyas sang Dewi"
286

50. Ratu Kidul berkata, 50. Umatur sang Ratu Kidul,


"Tak ada rasa di hati "Tan wonten raosinggalih
karena sudah disampaikaii semua pan sampun katur sadaya
ilmu untuk sang Bagus ngelmi dhateng sangApekik
kurang apakah Paduka Paduka kirang punapa
telah mendapat anugerah sejati" wus sinung nugrahajati"
51. Senapati berkata pelan, 51. Senapati r^andika rum,
"Relakan saya pulang." "Lilanana ingsun mulih."
Ratu Kidul minta belas kasihan Ratu Kidul angrerepa
air matanya deras berderai sarwi adres waspa mpil
"Aduh Gusti Kanjeng Panembah- "Dhuh GustiJengPanembahan
an

jangan lupa pada diriku." sampun supe mring wak'mami"


52. Kanjeng Senapati Mataram 52. Jeng SenapatiMantarum
berkata kepada sang Dewi, angandika mring sangDewi,
"Jangan takut di hati "lya aja wcdang driya
•tidak usah berpesan Dinda." nora susah matur Yayi"
Ratu Kidul bersembah Ratu Kidul tur pranata
minta dikasihani dan agak ngasih-asih semu tangis.
menangis.
53. Ratu Kidul diciuini 53. Ingarasan Ratu Kidul
oleh Kanjeng Senapati marat^ Kar^eng Senapati
manis perkataaimya arum wailing wecana
"Selamat tii^aL" "Karia pddha basuki"
Kanjeng Senapati berbicara Jeng Senapati ngandika
Sang Putri mendekati. Sang Dyah Retna anedhdki
54. Telah beqalan di lautan 54. Wus ngambah sagara agung
Ratu Kidul mengikuti Ratu Kidul atut wuri
mengantarkan Panembahan ngateraken Panembahan
melesat tiba di laut umesat prapta ing tasik
sang Dyah kembali ke istana sang Dyah war^sul angadatyan
tak diceritakan sang Dewi datan kawama sang Dewi

55. Kanjeng Senapati melihat 55. Jeng Senapati andubt


telah waspada dalam hati sampun waspada ing galih
yang bertafakur di pinggir kang pitekur teperdra
sang Mahayekti samodra scmg Mahayekti
Senapati Ngalaga Senapati ing Ngalaga
hatinya guia men^lir. tyasira lirgula milir.
?87

XXXn. DHANDHANGGULA XXXn. DHANDHANGGULA

1. Senapati segera menyembah 1. Senapati nulya nembah aglis


bersujud di tanah pan sumungkem anenging pratala
kemudian mencium kakinya nulya angaras sukune
takut sekali kelangkung cgrihipun
Senapati kepada Kanjeng Sunan mring Jeng Sunan sang Senapati
Sunan berkata, Sunan Adi ngandika,
"Syukurlah Ki Jebeng *'Ya KiJebeng sokur
Senapati di Mataram Senapati ingMantaram
datanglah ke sini saya ingin mangkya ngriki ingsun arsa
mengajari memarahi
padamu Senapati Senapati mring sira,
2. Apakah mengandalkan kekuatan- 2, Apa ngandelaken lamun roi
nya
tangguh, sakti, dan dikdaya teguh sekti dikdayane
seperti samudera besar kaya ta segaragu^
tak basah dilewati pan ingambah tan teles kaki
seperti lewat di daratan kadya ngambah dharatan
janganlah kautakabur ega sira ujub
dan sombong myang riya kibir sumengah
tidak ada wewenang wali, datan wenang wali pandhita
pendeta, dan mukmin mukmin
dikutuk oleh Tuhaa kasiku mring Ywang Sukma
3. Empat perkara larangan Tuhan 3. Patang prdkara panggonane Widi
takabur, sombong, dan merasa kibir, sumengah lan gumedhe ika
menang
tak ada yang melebihi tan ana ngungkuli dhewe
larangan Tuhan larangane Ywang Agung
sombong setingkahnya riya iku sapolah iki
beijalan minta dipuji himaku denalema
oleh sesama umat sakpadha tumuwuh
sebagaipakaian Tuhan minangka panganggone Ywang
sumengah artinya ingin dihor- kang sumengah kedhep kaloka ing
mati dan terkenal di bumi bumi
dan dihormati oleh negara lain, mring nagri liyan-liyan

4. Maksudnya ujub(sombong)itu 4, Tegesira ujub tyasira kaki


hatimu Nanda
288

dalam kehidupan diherankan oleh pan bimaku ginawokm j'alnw


manusia
sesepakterjangnya iya sapolah'polahe
takpunya kesalahan tan darbe drya iku
hanya mencari kepnasan hati" amung aku IqaringgaUK"
Sang pendeta mengakhiri perkata- Wau ta sangPandhita nelasken
an kang wuwus
jangan sepertiitu aja kaya iku uga
Senapatijangan seperti langit Senapati aja sira kaya langit
bumi, gujung, dan laut. bumigunung segarcu
5. Artinya, langit itu mengandalkan- 5, Pan tegese langit ngandelken kaki
mu

jika manusia berucap demikian yen jalma mangucap mangkana


mengandaUcan luas dan tmgginya ngandelken jembar dhuwure
artinya bumi itu tegese bumi iku
mengandalkan tebalnya Nanda ngandelaken kandele kaki
hanya itu kekuatanmu mung iku dayanira
gunung artinya tegese kang gunung ^
mengandalkan ketinggiannya ngandelaken luhurira
dan besarnya, laut dalamnya krwan genge segarajerone kaki
Nanda
ombak besar dahsyat suaranya. alun gung anggumita,
6. Mengandalkan kedikdayaannya 6, Ngandelaken dikdayane malih
lagi
bumi,laut, gunung, dan langit bumi sagara ngardi Ian akasa
hanya itulah dayanya ivungikubaedayane
tak ada orang alatnya tan ana wong alatipun
kalau ada kesalahan umpamanya pan na sisip upamajalmi
manusia
kurang luas wawasannya kurangjembar pulatan
Ki Jebeng itu KiJebeng puniku
jika kamu ingin menjadi raja yen sira yun dadi nata
mohonlah izin dan syukur kepada anganggoa sokur rena ing Ywang
Tuhan Widi
pasrahlah jika telah nyata. pasrahayen wis nyata,

7. Agar Nanda menjadi raja 7. Amrih kulup sira dadi qi


jangan berhenti berikhtiar aja pegat ngestokena istiyar
289

dan pasrah kepada Tuhan sarta pasrah pangerane


yang Mahaluhur marang kang Mahaluhur
kejemihan pikir yang takut eningira eninge wedi
dan mata hati kalawan tingal driya
Tuhan waspada waspada Ywang Agung
janganlah lepas beribadah ja pegat ngulah ngibadah
tingkah laku jangan lengah dan kang pratingkah qfa lena aja lali
lali
ingatlah kepada sang Pencipta. elinga mring kang Murba
8. Marilah pulang ke Mataram 8, lya payo mulih mring Mentawis
saya ingin singgah ke rumahmu uluh arsa mampir wismanira
segera mereka berangkat nulya alumampah age
Sunan di Kadilangu Sunan ing Kadilangu
Senapati Ngalaga mengiring Senapati Ngalaga ngiring
jalannya seperti halilintar lampahira lirkilat
sebentar telah tiba sakedhap wus rawuh
sang Pendeta berkata, sang Mahayekti ngandika,
"Rumahmu tak berpagar kayu jati "Wismanira nora nganggo pager
jati
kerbau dan sapi dibiarkan saja. "kebo sapi ingumbar,"

9. Sunan Kali berkata pelan, 9, Sunan Kali angandika aris,


"Senapati Ngalaga "Heh KiSenapati ing Ngalaga
salah pemakaiannya sisipira panganggone
karena itu bukan kerana iku dudu
umatmu di Mataram titahira aneng Mentawis
menyebabkan kesombonganmu dadi ing riyanira
congkak dan pongah kibir lawan ujub
kerbau dan lembu tanpa kandang kebo sapi tanpa kandhang
artinya siapa berani dengan saya wahanane sapa wani marang mami
hati jahat pasti dusta. durja nala pan dhusthcu
10. Pilihlah 10, Anganggoa wahadum lawan milih
sesuai dengan kepantasan dan dene patut Ian agama mulya
keagamaan
yang pantas dengan imunya kang patut lawan ngelmune
ikhtiar dibesarkan istiyar dipunagung
dengan bersandar kepada Tuhan dene nganggo sumendhe Widi
segala tingkah lakumu sabarang polahira
dengan bersyukur dennganggoa sokur
290

dan hams berhatl-hati karane dipunprayitna


duduk, berjalan, dan berkata laku linggih lawan solah mum-
muni
hati-hatilah menjadi raja, prayitna dadi nata,

11. Segera sang Pendeta 11. Sigra wau sangAwiku Aji


memegang tanah berair nyandhak palemahan isi toya
lalu berjalan berputar-putar anulya mider lampahe
Senapati mengikutinya di Senapati tut pungkur
belakang
sambil membawa telaga sarwi beta ingkang telagi
lalu diberi tanda peringatan anulya ginawaran
sang Pendeta berkata, sangPandhita muwus,
"Hai, Ki Jebeng Senapati *'Heh, KiJebeng Senapatya
ikutilah bekas air ini turn ten satilase toya iki
jadikanlah ibu kota negerimu. karyanen kuthanira.
12. Karena orang hidup Nanda 12. Sarehne wong ngagesang kaki
'berhati-hatUah denweruh ing wewekane
piaraan itu ingon-ingon puniku
kerbau dan sapi kandangkan kebo sapi kandhangna kabeh
semua

tutuplah pintunya slarake inepena


berilah patok yang kuat pathokana kukuh
tidurilah pintunya lawange gya turonana
lalu pasrahlah kepada Tuhan ya wis sira nuli pasraha Ywang
Widi
itulah namanya kawuia. iku aran kawuia.

13. Kau hams memiliki kewaspadaan 13. Lawan sira denwaspada ngelmi
jika kau memerintah prajurit lamun sira parentah ing bala
enakkanlah hatinya ngenakena ing batine
ikutilah perkataanku gugunen ujaringsun
dan perintahkanlah Nanda lawan sira parentah kaki
untuk mencetak bata sira akena nyithak
orang Mataram itu wong Mantaram iku
segala tingkah lakunya sama sasolak-solahe padha
perkuatlah tentaramu di ibu kota bacingahen kuthanira dipunbecik
ya Senapati poma KiSenapatya.

14. Jebeng saya mau pulang." 14. Apart ingsun Jebeng arsa mulih"
Lalu Senapati menyembah Senapati anulya anembah
291

Kanjeng Sunan segera berangkat Jeng Sunan sigra himengser


telah jauh peijalanannya mis lepas lampahipun
tak terlihat lagi tiningalan datan kaeksi
Senapati Ngalaga Senapati Ngalaga
kepada prajurit Mataram mring WadyaMantamm
semua diperintah wadya sami dhinawuhan
seperti perintah Kanjeng Sunan dhawuhira wau Kargeng Sunan
Kali Kali
semua diperintah, sedaya pinrentahan
15. Senapati berdiam diri 15. Senapatijenger tan kenangling
memperhatikan perkataan sang mirsasebdane Jeng sangPandhita
Pendeta
karena sangat benar dene kalangkung lerese
hatinya sudah merasa enak sampun eca ingkang kalbu
berkata kepada bawahannya angandika dhateng wadya lit,
"Marilah kita bubar "lya payo bubaran
saya akan pulang ingsun arsa kondur
ke istana." dhumatengdhatulaya."
Panembahan Senapati sudah Sampun kondurPanembahan
pulang Senapati
dijemput para istri pinethuk para garwa,
16. Selesailah cerita yang dulu 16. Tata tita lingira inguni
diceritakanlah Kanjeng Sultan kocapa Kanjeng Sultan Pajang
Pajang
diiririgkan orang banyak ingc^ap sagung punang wong
duduk di sitinggil pinarak sitiluhur
para mantri semua sekathahe kang para mantri
dan putra-putranya miwah kang para fkitra
serta bupati agung myang bupati agung
menghadap di pegelaran aseba ing pagelaran
jika dipandang seperti laut tanpa yen sinawang lir segara tanpa tepi
tepi
Sultan Pajang berkata, Sultan Pajang ngandika,
17. "Para Nyai keluarlah segera 17. "WongParekan ametua aglis
panggillah putraku semua timbalanakabeh putraningwang
bupati dan prajurit bupati miwah wadya keh
apakah kau tak mendengar apa sira tan ngrungu
bagaimana Senapati kaya ngapa Ki Senapati
292

tak menghadap padaku datansebamarir^wam


apa rahasianya? apa wadenipun?
Saya tidak maiah. Manira ora aduka
Ki Patih Mancanagara bersembah Matur nembah KiPatih Manca-
nagari
kepada Kanjeng Sultan, matur maring Jeng Sultan,

18. "Saya mendengar kabar 18. 'Tan kawula inggikmirsa warti


putra Paduka, Sutawijaya, putra Tuwan si Sutawfaya
kehendaknya miwah Paduka karsane
sekarang membangun istana mangke karya kedhatun
oiang Mataiam mencetak bata samya nyithak tiyangMentawis
membuat ibu kota yang kuat karya kitha bacingah
sudah terkenal pan sampun misuwur
malah sudah dimulai malah sampun winiwitan
semua oiang Mataram bekeija. wongMentaram sedaya anambut
kardi

19. AdipatiTubanmenyembah 19. Adipati ing Tuban wotsari


katanya kepada Kanjeng Sultan, aturira marang Kanjeng Sultan,
"Jika demikian kabamya "Lamun mdkaten wertine
marilah dipeiangi saja yen suwawi ginepuk
saya yang meiqalankan pan kawula ingkang nglampahi
setahkan kepada orang Tuban ngamungna tiyang Tuban
sayaberani" kawula pan purun,"
Segenap para bupati Sakehe para bupatya
menyetujui usul Ki Adipati pan jumurung aturira KiDipati
Tuban kepada raja. Tuban katur sang Nata.

20. Sultan Pajang berkata pelan, 20. Sultan Pajang angandika am,
"Menantuku Adipati Tuban "Mantoningsun KiDipati Tuban
salahcaramu sisipira panganggone
jangan segera diserang ajasiragegepuk
mungkin tidak betul bokmendwa nora sayekti
sebaiknya meiigirim pesuruh becike kinongkonan
menyatakan sunyatakna iku
,baik buruknya tingkah laku ala beciking pertingkah
benarkah tin^ah lakunya polah tingkahe pan wong nora
tidak baik becik
jangan percaya kepada berita." ja ngandel swara-swara,"
21. Sultan Pajang berkata pelan, 21. Sultan Pcg'ang angandika aris,
"Putraku Adipati Benawa "Putraningsun DipatiBenawa
293

kau berangkatlah sendiri sira bmukua dhewe


dan kau tumenggung lawan sira tumenggung
di sampingnya Mancanagara sira Mancanagara sisih
dengan Adipati Tuban lawan Dipati Tuban
menantuku lelaki mantoningsunialu
saya utus ke Mataram sumlutamarangMataram
tanyailah kakakmu Senapati ucapen kdkangira Senapati
mengapa tidak menghadap? pagene nora seba?
22. 22. Lanmaningeapaora eling
ketika mengabdi padaku pan dhek ngawula maratig
ingwang
berangkatlah segera wis mang^ta dipun age
berhati-hatilah terhadap bahaya." denpruyitnaingkewuk"
Ketiganya menyembah Katrenira samya ngabekti
Tumenggung sudah menyembah Tumenggung wus anembah
kepada sang Prabu dhateng sangAprabu
ketiganya telah bubar katiga pansampun bubar
mereka slap dengan perlengkapan samya yitna saperdatuianmg
perang ng<durit
prajuritnya keiihatan beiani wadya sawang sudira

23. Selesailah cerita di muka 23. Tata tita lit^ira ihg nguni
diceritakan Kiai Juiu kangkocapaKyaiJum ika
sudah lama di gunung sampun hrnii neng rtgardine
beitempat di Meiapi ing Merapikekuwu
akan pulang ke Mataram arsa mantuk dhateng Mentawis
pada waktu itu Kiai Juru KyaiJuru semana
telah mendapat petunjuk gaib angsal wangsitsampun
semua makhluk halus di gunung sakeh lelembut ing arga
telah tunduk kepada Juru Mertani sampun suyut lawan Juru Mertani
tak diceritakan di peijalanan. tankawamaingmargairf r
24. Telah tiba di Mataram 24. Sampun prapta neg/ariMentawis
telah bertemu dengan putranya sampun cundhuk wau ingkang
putra
Kanjeng Senapati wau Jeng Senapatine
telah duduk kaliyan lenggah sampun
menceritakan peijalanannya arg'arwani lampahe sami
awal dan tengah purwakalawanmadya
sampai akhir myang wusananipun
teleh sding memberi tahu pan sampunfarwaniinarwan
294

legalah Ki Jtiru dan S^hajpati samyd lejar KiJuru Ian Senapati


manislah katanya. arum wyiling sabda

25. Diceritakan Senapati 25. Kacarita,wau Senapati


dihadap pr^uritnya sinvwoka dene wadyanira
lalu terdengar berita nulya tan dangu wartane
kehendak sang Prabu karsane sangAprabu
Sultan Raja Pajang Sultan Pcgang SriNarapati
kepada orang Mataram rrtarang wor^ mg Mataram
Kiai Jurii berkata, KyaiJurumatur,
"S^a memberi taliu 'Mapan kamikiiweca
akan ada utusan memeriksa rembak utusan mariksa mariki **
kesini"
menantu, patih, dan piitrk. mantu, patih, lan putra

26. Kemudian ada utusan datang 26. Nulya wonten utusan kangprapti
dari Aria Par^alasan '"^ sangking Arya Pangalasan duta
.mantri Pajang dua belas ribu rolas ewu mantriPajange
diceritakan p'etgurtiannya sama cinatur tunggil gum
dengan Kanjeng Senapati dulu Ian Jeng Senapati mmiyin
yang dipakai petunjuk kangkinaryasemit
duta sudah bersembah kang duta wus matur
kepada Panembahan matur dhatengPanembahan
saya diutus.Gusti awotsekar, "Kamlaingutus
kepada PindaPaduka. Gusti
dhumatengrayiTuwan,
27. Pangalasan menympaikan
sembah 27. Pangalasan angftturibekli
kedua kaiinya memberi tabu ping kalihe ngaturi uninga
kepada Padaka, uanya dhatengPaduka kawiyose
bahwa ayabnda sang Prabu ym ramanta sangPrabu
Sultan Paj^g mengirim utusan Sultm Pajang utusan Gusti
kepada Paduka dhumateng ingPaduka
putranya yang berangkat putrakanglumaku
danKiP^^ kalawanRidcyanaPatyq
ketiganya Adipati Tuban katigme anenggih Dipati Tubin
besokpagi datangnya. , enjing-enjing prqptanya.
28. Kedainngan adinda Paduka 28. Konjukipun ing rayinta nenggih
hati-hatilah terhadap Pangalasan PangakmnPaduka denyitna
peijalanah ketiga duta lampahe dutujartrine
menyiapk^ prajuritnya sumekta wadyanipun
295

siap untuk berperang ing ngayuda lampahe sami


Senapati Ngalaga Senapati Ngalaga
berkata pelan, ingandika arum,
"Beiitahulah adikku "Wewarahan areningwang
saya sangat berterima kasih." ya kaliwat tarimaningsun ta Yayi'
Dua orang utusan minta diri . Duta kalih mit nembak
sambil menyembah,
29. Dua orang duta diberi ganti 29. Duta kalih pinisalinan sami
pakaian
dan dititipi salam Ian wineling duta kang salam
oleh Arya Pangalasan mringAryaPangalasane
kedua duta itu berterima kasih duta kalih anuwun
menyanggupi dan segera gih sandika amesatglis.
berangkat
Kanjeng Senapati wau Jeng Senapatya
waspada pada bahaya prayitna ingkewuh
berkata kepada uaknya ngandika dhateng kang uwa
Kiai Juru yang ditanyai KyaiJuru kang tinantun-tantun -
ypesthi
beliau masih berpikir-pikir. Ki Juru langkung rembak.

30. Uak, cepatiah bersiap 30. Gih ta Tuwa dawek dandan nuli
semua orang Mataram sakehing wongMantaram sadaya
perintahlah semua andika dhawuhi kabeh
ajaklah orang Mataram kerigen wongMantarum
besar kecil jangan sampai ada ageng alit aja na keri
yang ketinggalan
dan berhati-hatilah sarwi aprayitnaa
perlengkapan perang dandaning prang pupuh
senjata dan makanan gegaman Ian segahira
besok saya ajak menyongsong sunjak mapak mringRandhu-
ke Randhulawang." lawang kang enjing"
Ki Juru telah memerintahkan. Ki Juru wus parentaK
31. Hari pun telah pagi 31. Kawamaa wau sampun enjing
Adipati Benawa bertiga Adipati Benawa katrinya
dengan Kiai Tumenggung lawan Kyai Tumenggung
serta Mancanagara ing Ngamancanagara tuwin
sangat besar prajuritnya langkung geng wadyanira
seperti gunung beijalan lir gunung lelaku
pakaiannya beraneka warna panganggeni wama-wama
296

bendera dan senjatanya myang gendera gegamane wami-


bermacam-macam wami
bersenjata lembing dan tombale lembing waos senjata.
32. Suaranya seperti ombak laut 32. Swaranira lir umbak jeladri
riuh di jalan-jalan pan gumerah ing samarga-marga
sudah tiba di Prambanan lalu wus prapta Prambanan age
lalu beristirahat gya masanggrahan sampun
diceritakanlah Kanjeng Senapati kang kocap Jeng Senapati
yang berkedudukan di Mataram kang pilenggah Mataram
akan menjemput apan arsa methuk
ke Randhulawang dhumatenging Randhulawang
Panembahan Senapati telah wus busana Panembahan Senapati
berpakaian
dikerahkan orang Mataram, kerigen wongMantaram,

33. Senapati Ngalaga segera 33. Senapati Ngalaga pan aglis


berangkat ke Randhulawang nulya budhal dhateng Randhu
lawang
dengan pengikutnya semua lawan sentanane kabeh
prajurit delapan ratus orang wadya dhomas akumpul
berkumpul
mengiringkan Senapati samya ngiring mring Senapati
prajurit Mataram yang wadya Mantaram ingkang
membawa makanan samya bekta suguh
siap dengan gajah dan kuda gajah jaran sumektanya
orang Mataram dikerahkan semua wong Mantaram akerigan kabeh
sami

maju ke Randhulawang. majeng mring Randhulawang

34. Kanjeng Pangeran Benawa 34. Jeng Pangeran Benawa Dipati


telah melihat kakaknya sampun mirsa dhateng ingkang
raka

Senapati Ngalaga Senapati Ngalagane


menjemput ke Randhulawang Randhulawang amethuk
tanpa senjata perang datan mawigegaman jurit
segenap orang Mataram sakehe wong Mantaram
membawajamuan(makanan) samya bekta suguh
ketiganya telah berembuk sampun rembak katiganya
cepat-cepat mereka berangkat nulya mangkat sangking
dari Prambanan Prambanan aglis
langsung ke Randhulawang. kgu mring Randhulawang
297

35. Adipati Benawa telah tiba 35. Adipati Benawa wus prapti
ke Randhulawang beserta prajurit- Randhulawang pan sabalanira
nya
Senapati menjemputnya Senapati methukake
semuanya turun apan sami tumurun
Kanjeng Pangeran Benawa JengPangeran Benawa bekta
membawa dirinya
kepada Kanjeng Senapati marang Jeng Senapatya
kemudian dirangkul anulya rinangkul
setelah berangkulan ri sampunnya rerangkulan
Adipati Benawa berkata, AdipatiBenawa sigra angling,
"Saya memanggil Kanda "Kawula nimbali kangmas
36. Diutus oleh ayahnda Raja 36. Pan ingutus marang ramaji
memanggil Kanda animbali marang pekenira
serta disuruh menanyakan sarta kinen angucapake
mengapa Kanda tak ingat dene Kakang tan emut
mengabdi kepada raja angawula dhateng sang Aji
tak pemah menghadap dene tan seba-seba
bagaimana maksudnya? paran karsanipun?
Banyak berita Kawalan kathah kang warta
bahwa Kanda akan menentang lamun Kakang arsa ambalik ing
kapti
disampaikan kepada ayahnda." katur mring Kanjeng Rama **

37. Senapati menjawab pelan, 37. Senapati anauri aris,


"Terserahlah yang memberitakan "Mangsaboronga ingkangasung
warta

namun saya Adinda nanging kawula reningong


tidak berniat bermusuhan datan asedya mungsuh
dengan ayahnda Kanjeng Sultan rama Kanjeng Sultan puniki
hanyalah berkahnya amung ta ingkang barkah
yang saya minta kang kawula suwun
Dinda, sampaikanlah ing mangke Yayi katura
pergilah ke negeri Mataram tumanduka mating nagari
Mentawis
minta naik gajah. nedha anitih liman

38. Adikku Ki Adipati 38. Lah areningsun Ki Dipati


marilah naik gajah ing Benawa payo nitih liman
berdua denganku wong loro kelawan ingong
ceritakanlah di atas tutuma aneng luhur
298

untuk menghabiskari pesan. atelasena ingkang paweling"


Kemudian bersama Nulya sareng amunggah
ke atas pelana ing tenon sampun
pembantunya, Astranaya punakawan Astranaya
prajurit Pajang ikut naik di wadya Pajang ambonceng aneng
belakang wuri
berkata dalam hati. ngucap jroning ndla.
39. Pikir Astranaya dalam hati 39, Ciptanira A stranaya trig ati
"Mungkin Gusti menemui kesulit- "Bokmenawa Gusti manggih
an karya
jangan sampai berpisah denganku aja keri lawan ingong
hatiku berani ya manah ingsun purun
menikam Senapati." anyuduka marang Senapati"
pelana bagian belakang pelan ingkang wuntat
sudah dinaiki tinitihan sampun
oleh Astranaya dene sira Astranaya
pikimya,jika bergerak ciptanira samangsane angulisik
.saya tikam Senapati. sunsuduk Senapatya,
40. Selama Kanjeng Senapati 40, Sqronira Kanjeng Senapati
bersama naik gajah wasta malik tumut tunggil liman
di leher sebelah mukanya ing guhi aneng ngarsane
tombaknya dibelakangkan angkusira siningkur
menghadap ke Senapati ngajengaken mring Senapati
kata hatinya(pikirnya) ciptaning wardaya
adapun maksudnya ya ta karsanipun
jika nanti ada masalah mangke yen ana prakara
di atas gajah, pikirnya akan nginggil liman tarkanirakarsa
berbalik malik
ikut sehidup sematL tumuta pejah gesang
41. Adipati Benawa segera berkata, 41, AdipatiBenawa sigra ngling,
"Kanda, saya berkabar "Kakangemas kawula wewarta
berita sebenarnya ya ta tutur satuhune
banyak yang memberitakan akathah ingkang matur
kepada ayahnda Raja dhateng ramanira sangAji
jika Kanda diduga yen sampeyan tinarka
akan memusuhi apan arsa mungsuh
merusak Pajang inggih angrusak ing Pajang
Kanjeng Sultan tak percaya pada Kanjeng Sultan datan arsa gugu
berita warti
maka saya datang ke sini." mila kula lumampah,"
299

42. Senapati menjawab pelan, 42. Senapati alon anauri,


"Terserahlah kepada yang "Mangga boronga ingkang
memberitakan wewarta
Kanjeng Sultan kan sudah awas Jeng Sultan wus trus paningale
jika saya buruk kalamun awon ingsun
atau baik, Sultan sudah tahu yen becika Sultan udani
apalagi yang dibicarakan punapa winicara
karena sudah tahu apan wus v^eruh
baik buruknya Mataram ala becike Mentaram
seluruh Mataram milikkau sakathahe Mataram dika darbeni
saya menyerahkan. mangke ingsun sumangga,
43. Saya sekadar menempati 43.'Pan kawula adarmi ngenggeni
Mataram milik Adinda ingMataram kang darbe Adhimas
semua berbakti apan sami tur bektine
orang-orang Mataram apan tiyang Mantarum
menyerahkan bermacam-macam Ian punika mangke sawamining
makan inggih ingkang dhaharan
seadanya." ing sawontenipun" .
Enaklah mereka berbincang Eca genira ngandika
telah tiba di alun-alun Mataram pan wus prapta ing alun-alun
Mantawis
disambut dengan hangat sekali. langkung sinuba-suba
44. Sangat luar biasa sambutan 44. Sakelangkung genira ngurmati
Senapati kepada utusan Senapati dhateng ing utusan
Sultan Pajang raja besar Sultan Pajang ratu gedhe
karena putranya diutus dene putra ingutus
dengan iparnya, Adipati dkaliyan ipe Dipati
serta patihnya lawan pepatihira
maka besarlah jamuan mila geng suguh
penghormatan besar dan banyak- kurmatira pan kathah
lah
bunyi-bunyian suaranya mendayu tetabuhan swaranira angerangin
mereka pun menarL pra samya abebesan,
45. Prajurit Mataram menghadap 45. Wadya Mataram pan samya
semua anangkil
sanak saudara beserta putra- kadang kadeyan lawan para putra
putranya
lengkaplah para kerabatnya pepak kabeh sentanane
semuanya selalu waspada sami prayitneng kewuh
300

prajurit Pajang berhati-hati wadya Pajang angati-ati


Enaklah mereka berjamu Eca dennya dhaharan
makan dan minum dhahar Ian nginum
Adapun Adipati Tuban Ya taDipati Tuban
dalam hatinya ingin membuktikan jroning manah pan arsayekteni
kepada orang Mataram. marang ing wong Mantaranu

46. Adipati Tuban berkata, 46. Adipati Tuban mangkya angling,


"Kakanda Senapati Ngalaga "Kakang Senapati ing Ngalaga
saya mendengar berita kawula mireng wewartane
Kakanda Jengandika anengguh
senang kepada orang menari remen ing wong beksa sarangin
dengan bertombak
tarian berperisai senjata." tameng besa senjata."
Senapati menjawab, Senapati amuwus,
"Benar, saya senang tarian *'Temen ingsun amandhe."
bertombak."
• Orang Mataram disambutnya WongMentaram gya sinaut sami
tak ada yang baik. tan wontenkang prayoga.

47. Adipati Tuban segera berkata, 47. Adipati Tuban sigra angling,
"Saya mempunyai orang baik '*Gih kawula darbe wong utama
sudah dapat menari be^rperisai sampun saget beksa tameng
yang sangat terkenal ingkang sanget pinunjul
mengaiahkan tujuh negara ngalahken pitung nagari
tidak ada lawannya inggih da tanpa lawan
tak ada yang dapat mengimbangi tan wonten kang mungsuh
orang tujuh negara kalah wong pitung nagari kalah
kepada satu orang dari Tuban mring wong s^i dhateng tiyang
ingsun Tubin
inilah orangnya." tiyange gih puniki"

48. Senapati berkata peian, 48. Senapati angandika aris,


"Tak mungkin orang Mataram "Mendahane wong ngira
Mantaram
mengajar orang dapat menari amulang wong bisa tameng"
berperisai"
Senyampang sedang mabuk Mumpung lagya awuru
pergelaran sudah ramai gelarira sampun agenting
prajurit mulai bertindak rtulya wadya tumandang
301

gerakannya giat sekali sulahe anggergut


tombak dan perisai sudah towok tameng wus cimndhak
dipegang ngumbulaken lepas aneng ing
dilempar ke atas wiyati
turun ditadahi dengan dada. mudhun simngga jajd

49. Ulah orang Tuban sangat berani 49, Wong Tubin sulahnya nglanangi
tariannya menghabiskan tenaga besanira ngentekken tenaga
air mukanya menakutkan ulate mrih kinaweden
ditombak tertawa keras tinumbak sru gumuyu
berkacak pinggang sambil berseru, malang kodak pan sarwi angling,
"Siapa yang akan melawan "Sapa arep musuhe
orang Tuban lebih dari sesama wong Tuban pinunjul
lawanlah payo dipun lawanana
orang Mataram akan melawan orang Mataram gya arep angayoni
marl majulah!" lah payo mcgua!"

50. Tarian berperisai sangat hebat 50, Apan ora eram beksa rangin
gamelaimya gegap gemptra gamelane kang sarwa gumita
berbareng dengan sorak dan awor surak lawan keplok
tepukan
seperti gelombang lautan. lir umbak segara gung
Putra Senapati Putranira sang Senapati
bernama Raden Rangga wasta Rahaden Rangga
putra yang tua putra ingkang sepuh
menggamit ayahnya anfawil marang kang rama
segera Senapati Mataram menoleh gya noleh Jeng Senapati Mentawis
putranya dibentak. ingkang putra sinentak,

51. Adipati Tuban berkata, 51, Angandika Dipati ing Tubin,


"Kanda Senapati Ngalaga "Kakang Senapati ing Ngalaga
mengapa marah sekali dene asanget bendune
kepada putranya marang ing putranipun
sangat menganggap kanak-kanak kapirare dene nemeni
apakah sebabnya?" punapa purwanira.''
Kanda marah sekali?" Kakang sanget bendu?"
Kanjeng Senapati berkata pelan, Jeng Senapati Ion mojar,
"Rangga ^an bergaya "Pecel alit pun Rangga arsa
kumaki
akan ikut menari" arsa amelu beksa"
302

52. Adipati Tuban tertawa 52. Sukagurmyu ingDipati Tubin


sambil berkata,"Anakku Raiigga sarwimoj'ar, "Anak ingsun Rangga
kau berkelana saja sira ngalana bae
jangan kau mencoba berani ja sira purun-purun
menari dengan orang Tuban beksa rowangira Tubin
mereka itu dikdaya iku padha dikdaya
terpilih kemampuannya pilih bobotipun
Nanda masih kanak-kanak sira Thole maksih bocah
janganlah kau berani amenenga aja sira wani-wani
lihat sajalah. lah delengen kewala.
53. Kelak tirulah tariannya 53. Balik tirunen beksane benjang
karena kau masih kanak-kanak apan sira iku maksih bocah
tak kan bisa engkau anakku mangsa bisa anak ingwang
dan rasanya Ian ta pengrasanipun
orang Mataram tak ada yang dapat wongMantaram tan ana tandhing
menandingi
tarian orang Tuban besane wong ing Tuban
mereka tangguh." pan sami teguk"
* Raden Rangga makin panas Raden Rangga saya panas
hatinya tak dapat ditahan ingkang manah datan kena den-
sayuti
menggamit tetapi dibentak. fawil nuli sinentak.

54. Melihat Adipati Tuban 54. Aningali Dipati ing Tubin


sambil berkata,"Kanda Senapati sarwimojar, "Kakang Senapatya
suruhlah segera Ki Rangga Lah kenen KiRangga age
kasflian saya melihatnya awlas ingsun andulu
putra Kanda dimarahi putra Kangmas dipundukani
marilah menari Nanda payo Thole beksaa
belajariah • sinaua iku
hai orang Tuban layanilah heh wong Tuban denana
anakku jangan kau kerasi anakingsun cga sira nemeni
ajarilah tarian kembang." wuruken beksa kembang"
55. Senapati berkata pelan, 55. Senapati angandika aris,
"Anakku Ki Rangga ikutlah "Anak ingsun KiRangga
menyanga
Gustimu yang menyuruh." Gustenira ingkang akon"
tombak daai perisai diambil Towok tameng pinundhut
digotongiah tameng berat pan ginotong tameng linuwih
towok diangkat sembdan orang towok ginotong sanga
baja perisainya waja tamengipun
303

yang menyaksikan heran kang tumingal eram mulat


Adipati Tuban malu menyaksikan Adipati ing Tuban isin ningali
hatinya terkejut was-was. kaget giris kang manah
56. Senjata orang itu 56. Gegainane wong apuniki
selamanya saya belum pernah sajek ingsun apart dereng mulat
melihat
senjata seperti itu gegaman kaya mangkono
sangat besar kaliwat gedhenipun
heranlah Adipati Tuban kagawoken Dipati Tubin
matanya melihat tajam mencereng tingalira
mulut temganga seperti gua cangkem mlonipong afiglir guwa
mata Adipati Tuban tak berkedip tan kumedhep tingale Dipati
Tubin
mulutnya dikerumuni lalat. ingrubung laler cangkemnya.

SI. Pikir Adipati Tuban 57. dptanira Dipati^ ing Tuban


"Tidak pantas senjata manusia "Nora layak gegaman manungsa
apalagi bapaknya mendahane bapakane
ini anaknya iki ceceblungipun
senjatanya menyeramkan gegarnane anggegilani
tak ada di tanah Jawa, nora.na tanah Jawa
orang seperti itu ing wong kadya iku
kemudian segera bekerja anuli sigra tumandang
Raden Rangga memegangi perisai Raden Rangga tameng towok
dan tombak den cekeli
dilemparkan ke angkasa. ngumbulaken mringwiyat.
58. Tombaknya berputar seperti 58. Towokira mider kadya peksi
burung
kelihatan samar-samar katingalan genge lamat-lamat
kemudian segera turun anulya amudhun age
ditadahi dengan paha gya tinadhahan pupu
segera dinaikkan ke punggung gya ingundha ing gigir aglis
menyala seperti api mump kadi daham
tombak telah lebur towok sampun lebur
mantri Pajang merasa tobat mantriPajang sami tobat
Adipati Tuban takut sekali Adipati ing Tuban tan duwe ati
namun ia marah sekali sanget denira merang
304

59. Adipati Tuban berkata, 59. Angandika Adipati Tubin


"Hai orang Tuban berhati-hatilah "Haiwong Tuban sira denprayitna
gelarlah habis-habisan gelarira dipun entek
dan teguhlah karo ya padha teguh
sudah percaya hatiku wws pracaya ingsun ing ati
kamu semua kuat lah sira dipunrosa
caramu menikam." genira anyuduk."
Kemudian orang Tuban menye- Wong Tuban nulya nerajang
rang
orang Tuban menusuk bertubi- panyuduke wong Tuban nitir-nitir
tubi
semau-maunya. anelas ken gendhingira.

60. Raden Rangga ditikam tak 60, Raden Rangga sinuduk tan gingsir
bergeming
dari kanan kiri tombak tak dapat ngengen towok tan tumama
melukai
seperti dihinggapi lalat rasanya lir laler mencok rasane
tikamannya menghebat panudukira gupuh
ketika ujungnya ditekankan duk dinedel kena kang hingit
seperti bayang-bayang sasat wayang'Wayangan
benar-benar terlepas alepassatuhu
hidup dan kekal yekti kayun lawan baka
tombak dan keris tak melukai tumbak keris teman-temen tan
nedhasi
terhadap manusia sejati marangjatiningjalma.

61. Raden Rangga tak membalas 61. Raden Rangga datan amalesi
masih enak menari miksih eca denira ambeksa
menghabiskan gayanya angentekaken solahe
Adipati Tuban berseru, Dipati Tuban muwus,
"Raden Rangga, balaslah segera 'Raden Rangga malesa aglis
jika kau memang sakti yen sira tuhu dibya
dantangguh sekti pan ateguh
saya sudah percaya ingsun uwis apracaya
kau tahan lama tak membalas sira betah adangu datan malesi
akan remuklah tubuhmu. remek saliranira.
305

62. Disuruh membalas sekali dua kali 62. Kinen malesa pisan ping kalih
ketiga kalinya Raden Rangga pan kaping triDyan Rangga
amapan
masih enak menari perisai taksih eca besan tameng
heranlah yang melihatnya gawok ingkang andulu
Adipati Tuban berkata, Adipati ing Tuban angling,
"Hai Kanda Senapati "Lah Kakang Senapatya
Rangga tidak Mau pun Rangga tan purun
membalas kepada orang Tuban amalesa mring wong Tuban
dugaanku jika Kanda belum terkaningsun yen Kakang dereng
menyuruh ngajani
tak mau membalas." tan purun amalesa'*

63. Senapati berkata pelan, 63. Angandika Senapati aris,


"Putraku Rangga, balaslah "Anak ingsun KiRangga malesa
Gustimu yang menyuruh." Gustenira ingkang akon."
Raden Rangga bersembah Raden Rangga wotsantun
meletakkan tombak dan niru anyelehken towok myang tampir
bekerja dengan tangan tumandang karo tangan
telah meneijang anerajang sampun
orang Tuban ditampar wong Tuban gya tinabokan
sekali mukanya seperti dikopek kapisanan mukane lir denseseti
kulit terbawa tangan. kulit katut mring asta

64. Mantri bubar ribut ketakutan 64. Mantri bubar geger samya ojrih
tak ada yang berani datang pan tumingal tan na wani mara
Raden Rangga sangat berlebihan Dyan Rangga liwat sektine
saktinya
Raden Rangga mengambil Raden Rangga pan nambut
perisainya lalu menari temengira ambeksa rangin
tombak dilempar ke angkasa towok ngumbulken wiyat
dengan cepat terlepas naik umbulira mamprung
meng^gkasa samar-samar mumbul ngantya lamat-lamat
jatuh di sebelah Adipati anibani ing ngiringira Dipati
Tuban,lampitnya tembus. Tuban lampite bedhak
65. Lampitnya menjadi diia 65. Lampitira apan dados kalih
Adipati Tuban meloncat ter- Adipati ing Tuban anjola
peranjat
matanya liar pandirangan ing netrane
wajahnya pucat ulatira apayus
306

prajurit Tuban ketakutan wadya Tuban pan sami ajrih


Raden Rangga menggertak Raden Rangga anggetak
keras suaranya asm kangpamuwus
rusaklah barisan orang Tuban tur sida tatan wong Tuban
Adipati Tuban bubar tanpa pamit Adipati Tuban bubar tanpa pamit
mundur bertunjang-tunjangan. mundur tunfang-tinunjang

66. Oleh karena itu mereka gugup dan 66. Marmanira gugup samya miris
ngeri
melihat Raden Rangga aningali marang Raden Rangga
dan prajuritnya semua miwah prafurite kabeh
heran melihatnya samya gawok andulu
akan lari pulang sedyanira lumayu mulih
geger semua oreg geger sedaya
mereka berlarian pan samya lumayu
Adapun Adipati Benawa ya ta Dipati Benawa
berpikir dalam hati dengan anggarjita kalawan Rekyana
KiPatih Patih
yang ditinggal oleh prajuritnya. dene tinilar wadya.
67. Dalam hati Pangeran Adipati 67. Ing tyasira Pangran Adipati
dan Rekyana Patih akaliyan Rekyana Patya
jika tidak segera pulang yen tan kentar age muleh
akan menjadikan kemarahan pan dados dukanipun
ayahandanya, Sri Raja mring kang rama Sri Narapati
jika tidak datang bersama-sama yen tan sarenga prapta
dengan orang Tuban km wong Tuban iku
sehingga tidak pamit semua dadya tan pamit sedaya
tergopoh-gopoh, tak diceritakan gurawalan tan kawamaa ing
di perjalanan margi
telah tiba di negeri Pajang. wus prapta nagriPajang.

68. Ketiganya menghadap bersama 68. Parrsamya lajeng sowan katri


prajuritnya mengiring semua wadya alit angiring sedaya
kedatangannya menggetarkan pan oreg nagri prapiane
negara
langsunglah ketiganya laju katiganipun
berhadapan dengan raja mangsah cundhuk lawan sang aji
menyembah kaki raja anembah ing suku sang
membersihkan abu angusapi lebu
307

Adipati Benawa di muka Dipati ing Benawa ngarsa


duduk bersila di tanah alungguhe abukuh aneng ing siti
berkata pelan teratur. Ion nata angandUca

69. Adipati Benawa berkata pelan, 69. AdipatiBenawa tumya ris,


"Saya telah diutus 'Inggih sampun kawula dinuta
ke Mataram mring nagri Mataram rajeng
membawa pesan Prabu mundhi timbalan Prabu
kepada kanda Senapati dhateng Kakang Senapati
menjemput ke Randhulawang methuk ing Randhulawang
Senapati itu Senapati puniku
ketika tiba di Randhulawang sareng prapta Randhulawang
Kanda dan saya naik gajah numpak liman pun kakang
kalawan mami
menyampaikan pesan Raja. nelas weling sang nata
70. Kanda Senapati menjawab, 70. Amangsuli kakang Senati
demikian katanya, pan makaten wau tuturira
"Terserahlah sang Raja 'Mangsa boronga sang Rajeng
tiba pada kesimpulannya prapta ingdalilipun
Ayahnda yang sakti Kanjeng Rama dibya sinekti
semua ulahku sakehe polah kula
pandanglah terus Raja awaskitheng Prabu
yang memiliki negeri Mataram inggih nagri ingMentaram kang
darbeni
lebih baik Kanda. langkung sae Kakangmas.

71. Seiama di Mataram 71. Salamine aneng ingMentawis


saya makan dan minum kula inggih nginum lawan dhahar
siang sampai malam yen siyang nutug latrine
saya diajari giniilawenthah ingsun
oleh putra Paduka lawan suta lamine inggih
disuruh menari pan kinen abedhayan
setiap malam saben-saben dalu
demikian pula jika saya tidur tanapiyen kula nendra
istrinya mendekat untuk para rabi sumandhing kinen
mengipasi ngebuti
demikian pula pembantu wanita. ya ta pra kanthi inya

72. Tumenggung Mancanagara 72. Ki Tumenggung mancanagari


bersembah pelan kepada Kanjeng alon matur dhateng Kanjeng
Sultan, Sultan,
308

"Benarlah sikapnya untuk "Inggih estu pemhcdike


melawan
putra Paduka tadi suta pukulun wau
Senapati Ngalaga Senapati Ngalaga inggih
dapat menyusun barisaa" saget akarya gelar."
Raja telah tanggap. Wong Agung asemu.
Adipati Tuban bersembah, Dipati Tuban atumya,
"Benarlah Kanda Senapati 'Vih sayektos yen pun kakang
Senapati
akan melawan. ambalik ingkangkarsa

73. Dugaan hatiku ini 75. Tarkaning tyas ing ulun puniki
Kanda Senapati Ngalaga kakang Senapati ing Ngalaga
jika akan berperang yen mapaka ing j'urite
prajurit Pajang seribu dedamelPajang sewu
bersamaan datang binarenga mara puniki
pasti tak akan menghindar pasthi yen datan nangga
kepada Kanda Mataram mring Kakang Mantarum
Senapati orang satu Senapati tyang satunggal
kesaktiannya lebih dari orang sudibyane luwih saking wong
satu negara sanagari
sampai ke perbatasaa" tepis wiring sedaycu

74. Sultan Pajang khawatir hatinya 74, Sultan Pajang kapita ing galih
mendengar perkataan putranya amiarsa ature kang putra
patih, serta menantunya myang patih lawan mantune
mengira jika anarka lamun nempuh
di sini tempatnya berjurit pan ing kene pemahejurit
Sultan Pajang berkata, Sultan Pajang ngandika,
"Kemarilah Tumenggung "Mrenea Tumenggung
kau mantriku lama sira mantreningsun lawas
takkan berdusta padaku mangsa goroha marangjeneng
mami
semua perkataanmu. sakehe aturira,

75. Adipati Benawa ini 75. A dipati Benawa puniki


jika perkataannya saya ikuti apan iku tuture sun gugu
tentu takkan berdusta padaku mangsa iku goroha mring ngong
tentu tak akan merusak mangsa ngrusaka iku
terhadap negeri sendiri marang nagrinira pribadi
perkataannya padaku tuture marang ingwang
309

semua perkataanmu saya ikuti mapan kabekya sun gugu turmu


(saya percayai) sami
saya pikir semua. ya sun pikir sadaya.

76. Ehxlu kakakmu saya nasihati 76. Suntuturi kakangira nguni


ketika anak-anak menjadi kala bocah dadi punakawan
panakawan
siang saya tidur ingsim rahina asare
Senapati yang menunggu Senapati kang tunggu
di dekat kaki saya aneng daganingsun aguling
atas kehendak Tuhan ana karsaning Sukma
ada ular besar ganas Ilia galak agung
akan menyerangku arep nerafang maring y/s^ang
dengan cekatan ular ditangkap trengginase kang ula cinekel wani
ular pertama. deksaka kapisanan

77. Setelah itu saya bercengkerama 71. Wus mangkana ingsun acengkrami
di hutan aneng wana ngalame semana
berburu rusa Han banteng anggerit sangsam Ian bantheng
Senapati di beiakang Senapati nengpungkur
mengiringkan saya pan angiring marang ing mami
mantri Pajang banyak yang mantriPajang keh pisah
berpisah iya lawan ingsun
dengan saya samya nguyak-uyak kidang
mengejar kijang mapan ingsun misih anggerit
saya masih berburu di hutan lebat wanadri
dengan ibumu. kalawan ibonira.

78. Pada waktu itu ada banteng 78, Wus mangkana ana bantheng
terluka kanin
mengamuk tanpa ada yang nulya ngamuk datan ana mapak
' ^, meiawan
menerjang daerah perburuanku nrajeng pageritan ingong
Senapati tergesa-gesa Senapati agupuh
tanduknya sebelah sungonira pan siji sisih
segera dipegang sigra nuii cinandhak
patah tanduknya pokah sungonipun
banteng pun mati bantheng mati kapisanan
ituiah kedikdayaan Senapati iya iku dikdayane Senapati
itu ketika masih anak-anak. iku duk lagi bocaJt
310

79. Sekarang bertambah sakti 79. Mengko iki saya Wuwuh sekti
sudah tua waspada terhadap pan was tuwa pawadeng paweka
bahaya
awas terhadap sasmita widikbyeng ing sasmitane
telah tahu pada pelambangan was wikan ing pasemon
saya telah tahu perkara pan ulun wruh iya ingkawis
semua kejahatan sakathahirerig muthah
saya sudah tahu apan ulun wus wruh
semua beritamu sakehe pawartanira
tak kupercaya putraku Senapati tan sungugu suteng ngulun
Senapati
tak berbeda dengan kau. tan beda lawan sira.

80. Ketiganya saya anggap sama 80. Katreningsun semitan tan keni
mereka duduk tunduk bersfla pan tumungkul bukul silanira
teratasi oleh perkataan dene kluhuran sabdane
sang Prabu dhumateng sang Aprabu
mereka semuanya berterima kasih samya nuwun ature sami
setelah berkata ri sampunnya ngandika
Kanjeng Sultan pulang Kanjeng Sultan kondur
masuk ke jistana lumebet mring datulaya
bubarlah semua yang menghadap aluwaran sedaya kang samya
nangkil
cerita pun berganti. gantya kang winama.

81. Kanjeng Senapati Mataram 81. Kanjeng Senapati ing Mentawis


mau ke negeri seberang apan arsa dhateng nagri sabrang
kepergiannya tanpa teman tan mawi wadya lampahe
tak diceritakan di peijalanan datan kawameng ngenu
di Sembawa ceritanya ing Sembawa ingkang winami
sedang duduk dan dihadap pan lagya siniwaka
ing punggawa agung
oleh para penggawa agung
Regeng Kopar gunem lawan
Raja Kopar berbicara dengan
Raja Siam, Siak, mengenai Rajeng Siam Siyak guneman
Mantawis
Mataram
raja tak ada imbangaa rcga tanpa sisihan.

82. Mereka ingin menandingi 82. Apan arsa sami angayoni


raja Mataram iya marang raja ingMentaram
311

ingin mengetahui kesaktiannya ayun wnih ing kasektene


terdengar sakti sekali dene dibya pinunjul
"Saya berani memerangi "Ingsun wani amungsuh jurit
mengadu kesaktian (keahlian) angadu setikan
memainkan senjata
menangkis dengan bahu." akantaran bahu."
Bergantilah ceritanya Ya ta genti kang kocapa
Juru Tainan dan Juru Mertani Juru Taman kelawan Juru Mertani
menyusul Kanjeng SenapatL nusul Jeng Senapatya.
83. Juru Taman dan Juru Mertani 83: Juru Taman Ian Juru Mertani
tak diceritakan peijalanannya tan kawama sira aneng marga
telah bertemu dengan putranya wus panggih lawan putrane
bertiga telah berkumpul tiga sampun akumpul
Juru Taman berkata pelan, Juru Taman umatur arts,
"Seranglah negeri seberang "Gecaka nagri sabrang
saya berani inggih kula purun
meskipun bertakar darah apan ta taker ludira
bertanding perang dengan orang atandhing prang tiyang Styam
Siam Sembawa Sembawani
saya yang menjalanL kula kang nglampahana,

84. Cerita di perjalanan 84. Kocapa wus kawama ing margi


setibanya Senapati sapraptane wau Senapatya
dengan uaknya kalawan kang uwa mangke
tiba ketiganya rawuh katiganipun
Juru Taman di belakang Juru Taman aneng wuri
mendampingi Gustinya ngampingi Gustenira
bergantflah yang diceritakan genti kang winuwus
Raja Kuwari sedang sang Rega KuwariLagya
dihadap oleh para abdi perempuan duk ingayap kang para cethi
kemudian memberi salam. nulya nguluki salam.

85. Kepada Ki Juru dan Kanjeng 85, Mrifig Ki Juru Ian Jeng Senapati
Senapati
segera Raja Semawa melihat gya tuminga!sang Raja Sembawa
segera Kuwari berseru, Kuwari angucap age,
"Silakan duduk!" *Tah necha sami lungguh!"
Kemudian ketiganya duduk Sigra lenggah katiga sami
Raja Sembawa berkata. Raja Sembawa nebda,
312

"Siapakah nama "Sinten kang jejuluk


yang bam datang ing mangke kang lagya prapta
serta dari mana asalnya katambetan ingpundi ingkang
kawuri
yang datang di Sembawa?" kang prapta ing Sembawa?'*

86. Senapati berkata pelan, 86. Senapati angandika arts,


"Jawablah uak!" "Inggih Uwa dipunsaurana!''
Kemudian uaknya Anulya kang uwa mangke
menjawab, nauri wuwusipun,
"Raja Kawuri "Apan iya Rafa Kawuri
saya mendengar suara penantang sun ngrungu wicara nantang
daritnu iya pangrungumu
maka segera saya datang mulane sun nuHprapta
kau menantang, marilah kita sira nantang lah payo tandhinga
bertanding jurit
mengadu olah senj^ta. angadu kasantikan.

87. Raja seberang berpikir dalam hati 87. Rqa sabrang amicoreng ati
"Orang Mataram tak dapat "WongMentaram tan kena rinasan
diperkatakan
termasyhur kesaktiannya nyata kaloka sektine
dipercakapkan lalu datang cinatur nuli rawuh
apalagi kalau berperang mendahane lamun cgurit
tentu tak ada yang dapat baya tan nana nangga
menyangga
jika berperang lamune prang pupuh
raja mengorbankan keutamaan raja banten kautamen
sakti dan dikdaya jika berperang apan sekti tur dikdaya ing ngaj'urit
demikianlah orang Mataram. tan kadya wong Mantaram.

88. Raja Sembawa, Siak, dan Siam 88, Sang Sembawa Siyak Siyem nagri
menyaksikan prajurit Mataram aningali prajurit Mantaram
sangat heran kelangkung wau fengere
apalagi jika jadi berperang mendah kongsia pupuh
wibawa raja Mataram perbawane rqaMantawis
sakti tak ada yang dapat sekti tan nana nangga
menyangga
313

sakti dan sangat pemberani sekti dibya anung


tandanya keinginan saja tandhane ayun balaka
betul-betul orang sejati temen-temen prituwin jalma
sayekti
bernama Raja Sembawa. aran Raja Semba\\^a,

89. Kiai Juru berkata pelan, 89, KyaiJuru angandikaam,


"Kehendakku saya ingin "Karseng ulun arsa perdandanati
dandanan
saya yang membuat berkatannya" ulun karya berkatane."
Raja Sembawa berkata, R(^'a Sembawa matur,
besok saya tiba di Mataram ulun prapta Mentaram benjing
menyerahkan perlengkapan nyaosi perdandanan
menghadap sang Prabu seba mring sangPrabu
saya menyerahkan gajah dan kuda ulun caos gajah jaran
ke Mataram dengan upeti mring Man taram prituwin
bulubckti
mengikuti perintah Paduka." anut ing sabda Tuwatx"

90. Kiai Juru segera berpamitan 90, KyaiJuru sigra nulyapamit


ketiganya dengan Juru T^an katrenira Juru Tamanika
lalu berangkat anulya amesat age
tak diceritakan di jalan datan kawdrneng nengenu
telah tiba di negara Mataram sampun prapta nagriMentawns
setibanya di rumah sapraptanirawisma
sudah duduk teratur wus tata alungguh
akan bertapa arsa banter kasutapan
mohon kepada Tuhan temeri'ternen anedha kang
Mahaluwih
menjadi manusia sejatL trus kang jatining jalma.

91. Telah lengkap prajurit Mataram 91. Sampun pepak kang wadya
Menta^^ls
putra-putra Senapati Ngalaga para putra Senapati Nglaga
meneruskan keinginannya anutukakcn kersane
makan dan minum manggung arnangan minum
makan-makan siang dan malam andrawina siyang Ian latri
para mantri Pemajegan pra mantriPemajegan
yang di Mataram kang ancng Mantarum
314

setiap hari bersuka-suka sadina-dina kasukan


bersama dengan mantri Majegan lawan mantri Majegan asuka sami
semua sangat rindu berahi sedaya gang kasmaran

XXXra. ASMARADANA XXXnt ASMARADANA

1. Cerita pun berganti lagi 1. Gantya cinarita malih


putra Kanjeng Sultan Pajang putrane Jeng Sultan Pajang
Sultan Banten yang diceritakan Sultan Banten winiraos
putra Pajang yang di tengah ingPajang putra panengah
itulah yang diceritakan punika kang kawama
banyak negara ketakutan keh nagara samya takut
banyak prajurit lagi pula sugih wadya tur prawira,
pemberanL
2. Prajuritnya berjumlah tiga ratus 2. Cacah wadya tigang kethi
ribu
pimpinannya empat nembang lelurahe kawan nembang
berani dalam perang samya prawira jurite
tak ada negara negara tan ana
yang sengaja akan memusuhinya yen nedya amungsuha
semuaVaja tunduk sakeh raga samya nungkul
sangat berat dilawan berperang. tuhu abot sinanggeng prang
3. Banyak negara 3. Sakehing kang pra nagari
yang mengabdi apan kumawula
prajuritnya perkasa sekali prakosa gang prajurite
jika tidak berkeramas obat(mesiu) lamun ora kramas ubat
badannya payah sekali awake lesu lupa
tiduran sambil beijalan sareyan topah lumaku
waktu itu akan bercengkerama. puniku arsa pepara,
4. Di Banten dan Mataram 4. Ing Banten lawan Mentawis
tak ada pertentangan dalam hati tan dadya suwaleng driya
merasa sama Gustinya angraos sami Gustine
di Pajang dan di Tuban ing Pajang lawan ing Tuban
Pathi dan Demak Pathi lawan ing Demak
semuanya satu kehendak sedaya pan tunggal kdyun
tak ada perbedaan pendapat. tan ana suwaleng karsa,
5. Setibanya di negara 5. Sapraptanira nagari
Mataram tujuh orang Mataram wau wong sapta
315

semua beristir^t pan sami amondhok kabeh


di luar kota aneng sajmining kitha
tak berapa lama wau datan antara
tujuh orang itu telah dikenal wong pitu sampun misuwur
oleh orang Mataram mring sakehing wong Mentaram
6. Telah diberi tahu 6, Pan sampun ngaturan uning
Raden Rangga oleh orang Dyan Rangga mring wong
Mataram Mentaram

demikian katanya, kadya mangkand ature,


"Gusti, ada pengembara *'Gusti, wonten tyangpepara
akan menandingiPaduka arsangayonlTuwan
mereka bertujuh." inggihe tyang pepitu."
Raden Rangga berkata, Ngandika Rahaden Rangga,
7. "Siapakah nama prajurit itu 7, '*Sapa namaning prajurit
dan dari mana asalnya?" Ian ing ngendipinangkannya?"
Jawab orang yangditanya, Kang tinakon Ion ature,
"Yang datang prajurit Banten "Prajurit Banten kang prapta
ke negara Mataram wonten hagri Mataram
adapun namanya wondene ing namanipun
semua prajurit Banten. prajurit Banten sadaya
8. Satu Topah 8, Sarean Topah satunggil
keduanya Jaladara kalihipun Jaladara
keempatnya Angga Mentaun Angga Mentaun kapate
Prayambawa dan perwira Prayambawa tur prawira
ketujuhnya Dhandhangwecana pitu Dhandhangwecana
mereka orang tangguh." tur sami wong Teguh timbuL"
Diceritakan sudah pagi Wuwuseba sampun enjang

9. Pagi itu mereka telah berhadapan 9, Enjitig pan sampun medali


orang Banten dan Mataram wong Banten Ian wong Mataram
telah siap dengan senjatanya wus tinembang gegamane
gendang dan gong kendhang gong maguru gangsa
mereka memegang pedang pra samya nyandhak pedhang
ramai kalaganjurnya kalagaryurira umyung
bergantian menembang samya agenti nembang,

10. Senanglah yang menyaksikan 10, Suka tyase kang ningali


orang Banten dan Mataram wong Banten Ian wong Mentaram
sama-sama kuatnya dene sami prawirane
316

ada yang menari kantar am ingkang beksa kantar


ketiga menari dhadhap katigan beksa dhadhap
menarijebeng berperisai tombak beksa jebeng tameng lawung
ramai saliiig memedang. areme genti pinedhang.
11. Mereka menghabiskan tenaga 11, Sami ngetogaken kang gendhing
saling menguji pan samya dadar-dinadar
tak ada yang kalah perang tan nam kasorjurite
mereka bersemangat pra samya dhatengken karsa
seperti orang berperang lir wong abandayuda
bergantian meminjam tombak pan genti asilih lawung
sama-sama pemberani. prasamya prawiranira
12. Lama mereka berperang 12, Adangu dennya aprang tandhing
Raden Rangga memberi Raden Rangga aderam
meninggalkan tempat duduk tedhak ing palenggahane
orang Banten sangat berani wong Banten sami sudira
orang Mataram kalah wongMantaram kasoran
mereka berganti menikam prawira genti anyuduk
Raden Rangga berhati-hati wus prayitna Raden Rangga,
13. Kemudian segera dibalasnya 13, Anulya winales aglis
ditampar oleh Raden Rangga tinabok mring Raden Rangga
kulitnya menyangkut di tangan katut mring tangan kulite
ada yang patah bahunya am sempal baunira
ada pula yang mukanya terputar ana minger kang muka
ketujuhnya berlari pepitu samya lumayu
semuanya menderita luka, sadaya amndhang brana,
14. Bubar semua yang perang landing 14, Bubar kang samya prang tandhing
pengembara tumpas kang pepara atumpesan
pulang ke negerinya sami mulih mring nagrine
tak diceritakan di jalan datan kawama ing rmrga
telah tiba di Banten ing Banten sampun prapta
bergantilah ceritanya. mhen gantya kang winuwus,
15. Raden Rangga dipanggil 15, Raden Rangga dentimbali
segera datang menghadap aglis prapta ngarsanira
ayahnya marah sekali kang rama sanget dukana
"Kau sangat buruk "Alaingala tasira
kau itu anak bagaimana bocah apa ta sira
mereka itu menghadap saya iku seba marang ingsun
lalu kamu menyiksanya?" teka sira anyikara?*'
317

16. Raden Rangga dipanggil 76. Raden Ran^a dentimbali


disuruh memotong ibu jari kinen rnutungjempoling rama
ayahnya
selalu berterima kasih katanya tansah nembah nuwun tare
mukanya menunduk tumungkul konfem pratala
sambil berkata dalam hati, sarwi angunandika,
"Jika itu saya jalankan "Yen sun lakonana iku
perkataan ayahnda pangandikane Kanjeng Rama
17. Disuruh memotong ibu jarinya 17, Kinen rnutungjempdlneki
hatinya malu untuk menjalankan isin tyasnya nglakonana
tetapi diriku salah nanging asisip wak ingong
hatinya maju mundur manahira mundur mara
bersembah dan berkata pelan, anembah Ion ngandika,
"Cepatlah Rangga "Lah mara Rangga dengupuh
potonglah ibu jariku." jempol sun sira putunga."
18. Raden Rangga menjalankan 18, Raden Rangga anglampahi
ibu jari ayahnya jejempolane kang rama
dipegang dengan segala kekuatan ingasta ngetok krosane
Kanjeng Senapati tak merasakan Jeng Senapati tan krasa
Raden Rangga tadi wau Rahaden Rangga
kakinya masuk ke dalam tanah ambles ing siti kang suku
ayahnya berkata, kang rama Ion ngandika,

19. Bagaimana kamu ini 19, Nora ngapa sira iki


kekuatanmu menyangga karosanira anangga
kemudian dikibaskan nulya kinipatake
putranya terkena bata katanggor barton kang putra
bata berlubang sebesar manusia bahon bolong sakjalma
kemudian Raden Rangga cepat Raden Rangga nulya laju
keluar dari dalam istana. amedal sangkingjroning pura
20. Sang Raden lalu pergi 20, Lqengkesah Raden aglis
ke Timur Laut arahnya NgalorNgetan lampahira
dimarahi oleh ayahnya dinukan mring sudarmane
Kanjeng Senapati mengutus Jeng Senapati anduta
empat orang bentara dan mantri gandhek mantri sekawan
"Susullah putraku "Ya susulena putraningsun
cepatlah kau." poma sira dipunkebat"
21. Utusan segera berangkat 21, Ingkang duta mesat aglis
ke arah Timur Laut jalannya Ngaler Ngetan lampahira
318

tergesa-gesa jalaimya gegancangan inglampahe


Raden tersusul Rahaden nulya kacandhak
tiba di Wotgaleh marga Wotgaleh prapta
empat orang duta berkata, duta sakawan umatur,
"Gusti, kembalflah "Lah Gusti mugi wangsula

22. DipanggU oleh ayahnda." 22. Ramanta ingkang nimbali"


Raden Rangga tidak menjawab Raden Rangga tan t^andika
terns saja betjalan anulya leg'eng lampahe
dengan berani utusan memaksa kangdutaameksalancang
mencegat di mukanya nyegati aneng ngarsa
Raden marah sekali Rahaden duka kelangkung
empat orang utusan ditampar. tinabok duta sekawan.

23. Ada yang patah dua bahunya 23. Ana sempal bau kalih
ada yang lemah-lungilai tulang weneh pepes ingkang iga
rusuknya
dua orang utusan tewas kang kalih pq'ah dutane
yang hidup berlarian kanggesang samya lumcgar
utusan akan melapor arsa matur kang duta
Raden beijalan terus Rahaden lampahe laju
tak diceritakan di peijalanan. datan kawama ing marga

24. Telah bertemu Panembahan 24. cundhuk Ian Panembahan


bersembah pelan, wotsekar umatur alon,
"Aduh Gusti kami gagal "Dhuh Gusti ngaturken tiwas
menyusul putra Paduka nusul putra Paduka
bertemu dengan putra Paduka kepanggya putra pukulun
di Wotgaleh putra Paduka. wonten Wotgaleh putranta

25. Putra Tuan sangat marah 25. Langkung bendu putra Gusti
abdi Paduka ditampar abdi dalem tinabokan
berdua mati bersama." kekalih sareng pejahe."
Panembahan berkata, Panembahan angandika
"Rawatlah baik-baik "lya wis becikana
abdiku yang telah tewas." bocah ingsun kang wus lampus.
Cerita mengenai Raden Rangga Kocapa Rahaden Rangga
26. Beijalan siang malam 26. Lumapah rahina wengi
ke Timur Laut arahnya Ngalor Ngetan lampahira
yang dituju sang Muda kang sinedya kang wiranom
319

negara Pati nagara Pathi sinedya


telah tiba di daerah taklukan wus prapta ingjajahan
Raden Rangga terus cepat beijalan Raden Rangga nulya Iqu
menghadap ayahnya. umarek dhateng hang rama,
27. Bersamaan dengan hari Kamis 27. Angelresi dinten Kemis
peniih para prajurit dan kerabat pepak \^adya Ian sentana
sang Muda tiba di penghadapan prapta pasowanan sang Anom
ketika Raden melihat sareng wau Radyan mulat
penghadapan ada batu pasowan wonten sela
besarnya selumbung pan agengipun salumbung
28. Penghadapan penuh manusia 28. Pasowanjejelkangjalmi
Raden Rangga hatinya repot Dyan Rangga ewet kang manah
segera batu ditendang kang sela jinejek age
bertebaran seperti hujan batu mawur kadya udan sela
yang menghadap terkejut kagyat kang samya sowan
segera diberitakan kepada sang katur sang Dipati gupuh
Adipati
bahwa ada batu gembur seperti yen sela mawur lirjawah
hujan.
29. Sang Adipati melihatnya 29. Kapirsa sang Adipati
bahwa Raden Rangga yang datang yen Raden Rangga kang sowan
menendang batu besar anjejak kang sela gedhe
yang ada di penghadapan ingkang wonten ing pasowan
sekarang telah tiba ing mangke sampun prapta
seperti hamburan hujan kerikil kadya jawah krikil mawur
pecahan batu. remuke kang punang sela
30. Adipati keluar 30. Miyos Dipati tinangkil
Raden Rangga dipanggil Radyan Rangga katimbalan
"Aduh Nanda putraku" "Adhuh putraningsun Angger"
sambil dirangkul putranya sarwi rinangkul kang putra
"Apakah kau.diutus "Apa sira dinuta
oleh ayahmu?" Raden bersembah, mring ramanta?'* Raden matur,
"Paman, saya dimarahi "Paman. kawula dinukan
31. Sebabnya dimarahi 31. Purwanc dinukan inggih
saya disuruh untuk memotong kawula kinen mutunga
ibu jari ayahnda jempolan rama astane
saya sangat takut kelangkung ajrih kawula
tetapi dipaksa amba inggih pineksa
320

akhirnya saya mau wekasan kawula purun


mengikuti kehendak Kakak pangandikane rakamta,
Paduka.

32. Ketika saya jalani 32, Sareng kula anglampahi


saya menghabiskan kekuatan kula nelasken karosan
tak terasa kakanda Paduka tan ngrasa rakamta mangke
mengibaskan saya kinipataken kawula
tepat kena pagar bata kang tanggor pager bata
batu berliibang dan saya lari banon amblong kula laju
keluar ke Pati. medal kesah mring Santenan

33. Itulah Paman Adipati 33, Punika Paman Dipati


awalnya saya pergi." purwane kawula kesah"
Kata sang Adipati, Sang Dipati ngandikane
"Sudahlah Nanda, tak usah "Uwis Anggerja rinasa
dirasakan
marah kan bukan urituk keburuk- duka mangsamrih ala
an

tenanglah putraku." wis manggona putraningsun *'


Raden menyembah lalu bubaran. Tur sembah Raden bubaran,

34. Telah malam Adipadi pulang 34, Dipati kondur wus latri
Raden Rangga tadi menghadap Raden Rangga wau sowan
kepada pamannya yang berlebih dhumateng kang paman kaot
banyak penggawanya akathah punggawanira
orang Pati menghadap wongPathi samya sowan
Raden Rangga menyatu di situ Raden Rangga nunggil ngriku
mengetahui orang membicarakan mirsa wonten tyang rerasaru
sesuatu.

35. Kata Raden Rangga, 35, Dyan Rangga wecananira,


"Berbincang apakah Paman?" "YaPaman rerasan apa?'*
yang ditanya menjawab pelan, Kang dinangu matur alon,
"Yang saya percakapkan **Inggih ingkang kawulajarwa
ada orang bertapa di desa dhusun wonten tyang tapa
di bawah pohon asam." kajeng kamal ngandhapipun,"
Raden Rangga berkata Raden Rangga angandika

36. Kehendak Raden Rangga 36, Karsane Dyan Rangga null


yang bertapa telah didatangi kang tapa wis pinaranan
bertemu lalu dibunuh kepanggih nulya pinaten
Raden Rangga di bawah asam Dyan Rangga neng ngandhap
kamal
321

diceritakan tiga hari cinatur tigang dina


musuhnya telah lenyap wus sima kang punang mungsuh
Raden Rangga mendengar suara. Raden Rangga mireng swara,
37. Bunyi suara itu, 37. Ujare swara dumeling
"Kelak jika telah tiba di Mataram "Benjang wus prapta Mantaram
saya akan beijumpa dengan Raden ingsun panggih sira Raden
di Talpegat iya aneng ing Talpegat
saya berupa ular ingsun rupa deksaka
di situlah pembalasannya inggih kono pemalesipun
atas malu dan sakit kepada kau." marang sira lara wirang."

38. Raden Rangga menjawab keras, 38, Dyan Rangga asm nauri,
"Hai suara, kata-katamu "Heh swara paujarira
saya takkan menghindar." tan watak nguncati ingong."
Kemudian Raden Rangga Rahaden Rangga nulya mangkat
berangkat
dijalan merasa sakit neng marga ngraos gerah
kemudian sang Bagus berhenti anuli reren sang Bagus
telah sembuh badannya. wus dhangan saliranira

39. Badannya diamat-amati 39, Salira denliling-liling


segera beijalan ke Pathi gya tindak marang Santenan'
pagi menghadap pamannya enj'inggya sowan pamane
telah bertemu dengan pamannya wus cundhuk lawan karig paman
Raden Rangga bersembah Dyan Rangga awotsekar
telah membersihkan kaki mangusapi pada sampun
sang Adipati berkata pelan, sang Dipati Ion ngandika,

40. "Adhuh Nanda putraku 40, "Adhuh Angger putra mami


lama tak kelihatan dene lawas tan katingal
di mana selama ini ana ngendi salawase ;
apakah benar kau Nanda." apa nyata sira nyawa,"
Jawab Raden Rangga, Raden Rangga turira,
"Benarlah Paman "Jeng Paman kawula nuwun
mematikan diri saya (bertapa)." mejahken raga kawmla."

41. Sang Adipati berkata pelan, 41, Sang Dipati ngandika aris,
"Sudahlah Nanda, kau pulang saja "Lah uwis Angger muliha
kau, saya suruh diantarkan sira sunken tigaterake
322

ke Mataram putraku mring Mantaram putraningwang


sudah lama di Pati wus lawas neng Santenan
mantri yang saya suruh mantri ingkang ingsun utus
kapan berangkatmu? besuk kapan pangkatira?
42. Jika ditunggu-tunggu 42, Menawa diarsi-arsi
oleh ay^ dan kakakku .mring ramanira kakangmas
telah tiga bulan di sini" wus telung candra neng kene."
Raden Rangga menjawab sopan Raden Rangga tur pranata
kepada pamannya dhumateng ingkang paman
kata'Raden Rangga pelan, Dyan Rangga alon turipun,
"Ananda sangat berterima kasih. "Kelangkung panuwun kula.
43. Tak usah dengan teman 43, Boten susah mawi kanthi
jika sudah mendapat perintah." yen sampun angsal pengajab, **
Adipati berkata pelan, Dipati ngandika alon,
"Nanda, titipan saya ''lyaNyawa bektaningwang
untuk Kanda." katura mring Kakangmas,"
Raden Rangga telah menyembah Dyan Rangga atur bekti sampun
berangkat tanpa teman. umest da tanpa rowang,
44. Jalannya Raden Mantri 44, Lampahira Raden Mantri
yang dipito dalam hati kang ciniptajroning nala
perkataan suara tadi ujare wanz mulane
tak diceritakan di peijalanan datan kawama ing marga
peijalanan Raden Rangga lampahe Raden Rangga
sudah tiba di negara Mataram wus prapta nagri Mentarum
lalu menghadap ayahnya. lajeng sowan mring kang rama

45. Kanjeng Panembahan mengetahui 45, JengPanembahan aningali


jika putranya datang kalamun kang putra prapta
Raden segera dipanggil inawe Rahaden age
sampai di hadapan dengan sopan prapteng ngarsa tur pranata
berkata kemudian angucap kawingkingan
hati ayahnya sangat rindu kang rama tyase wulangun
Panembahan kepada putranya. Panembahan mring kang putra

46. Kanjeng Senapati bertanya, 46, Ngandika Jeng Senapati,


"Sampai di mana putraku "Teka ngendi putraningwang
lama pergi" dene alawas lungane,"
Raden Rangga menjawab, Umatur Rahaden Rangga,
323

"Dari negara Pati "Sangking nagri Santenan


menyerahkan titipan ngunjukaken bektanipun
adinda Paduka,Paman Adipati. rayinta paman Dipdtya.

47. Ayahnya bertanya, 47. Kang rama ngandika aris,


"Nanda, apakah yang kau- "Kaki apa sira sedya
kehendaki
menghadap pamanmu?" marek ingpamaniraNgger?"
Jawab Raden Rangga, Raden Rangga aturira,
"Saya berguru "Kawula puruhita
kepada paman dhateng pun paman pukulun
saya sangat kekurangan." sanget kakirangan amba."
48. Panembahan berkata pelan, 48. Panembahan ngandika m,
"Mengajdah engkau kepada "Sira ngajia pamanira
pamanmu
syukurlah putraku sokur sewu putraningong
pamanmu sehat-sehat." pamanira padha waras."
Raden Rangga menjawab, Umatur Raden Rangga,
"Selamat sangPrabu." '*Inggih wilujeng sangPrabu."
Kanjeng Panembahan berkata, Jeng Panembahan ngandika,
49. Jika kau ingin lebih 49. "Yen sira arsa linuwih
melebihi orang satu negara ngluwihi wong sanegara
mengajilah kepada nenekmu!" ngajia eyangira Ngger!"
Raden Rangga kerepotan Rahaden Rangga kewedan
demikianlah dalam hatinya, sajroning tyas mangkana,
"Saya disuruh mengaji "Ingsun kinen ngaji iku
saya sudah tangguh perkasa." ingsun wus teguh prakosa."
50. Raden Rangga bersembh 50. Raden Rangga atur bekti
telah mundur wus lengser sangking ngayunan
akan menghadap neneknya sowan kang eyang karsane
tak lama Raden Rangga tiba tan dangu Dyan Rangga prapta
eyangnya sedang sembahyang eyang kepanggih salat
di belakangnya Kiai Juru neng wurine KyaiJuru
Raden Rangga main-main batu. Raden Rangga nguku selcu

51. Lama menunggunya 51. Adangu denira nganti


selesai bersembahy^g sakbakdane genira salat
ada batu di depan Raden na watu ngarsane Radeh
ditusuk dengan jarinya cinublesan ing drijinya
324

maka lukanya(bekasnya) mila ing taunira


sampai sekarang batu itu tekeng mangke watu iku
sejari lobangnya, ya sadriji bolongira.
52. Selesai Ki Juru bersembah 52. KiJuru bakda ngabekti
melihat cucunya datang ningali kang wayah sowan
datang di belakangnya prapta aneng ing wurine
Kiai Juru berkata, KyaiJuru angandika,
"Selamat Nanda *'Kaki sira bagea
lama tak keiihatan dene lawas tan kadulu
ke mana pergimu?" marang ngendi paranira?"
53. Raden Rangga menjawab, 53. Raden Rangga atur genti,
"Saya pergi ke Santenan (Pati).'' "Kesah kula mring Santenan."
Tetapi Raden tidak berhenti Nanging tan kandhek Rahaden
jarinya ditusukkan ke batu drp'i cinublesken seta
Ki Juru berkata, Ki Juru angandika,
"Cucu, itu tidak keras ''Iku nora atos putu
masak jari menusuk batu?" drfji kok nyubles sela?"
54. Kalahlah bicara Raden Rangga 54. Kaluhuran mring sebdane
oleh neneknya mring kang eyang Raden Rangga
batu tadi sungguh-sungguh keras selayekti wau atos
jari Raden Rangga darijine Raden Rangga
ditusukkan tak makan cinublesken tan pasah
Raden Bagus agak malu esmu merang Raden Bagus
duduk menunduk. andheku konjem pratala.
55. "Sudah tahu kehendakmu Cucu 55. "Wis weruh karepmu kaki
kedatanganmu kepadaku sira prapta ngarsaningwang
kau ingin terang hatimu." sirayun padhang galihe."
Raden Rangga berdatang sembah, Raden Rangga umatur nembah.
"Benarlah Nenek." "Eyang inggih punika"
"Syukurlah cucuku "lya sokur putoningsun
hatimu makin dewasa." soya tuM^a manahira

56. Raden Mantri telah diwejang 56. Wus winejang Raden Mantri
inti wejangan neneknya surasane ingkang eyang
sernua Umu telah diajarkan ngelmi winurukken kabeh
Raden telah menjadi sakti Rahaden sampun widibya
Ki Juru berkata dalam hati, KiJuru ngling ing driya,
"Sayang cucuku "Emane ta putoningsun
tak panjang usiamu." tan dawa ing yuswanira,"
325

57. Telah ditakdirkan Tuhan 57. Sampun karsane Ywang Widi


tidak dapat berubah ing takdir tan kena owah
neneknya berkata pelan kang eyafig ngandika alon,
"Pulanglah Cucu!" "WisKaki sira muliha!"
Raden menyembah lalu pergi Raden nembah wus kentar
bergantilah yang diceritakan gantya wau kang winuwus
mengenai Sultan Banten. Sultan Banten kang kocapa
58. Kedatangan para penggawa 58. Tekane punggawa sami
yang berkeiana ke Mataram kang pepara mring Mantaram
memamerkan kedikdayaannya ngungasaken dikdayane
akhirnya gagal ing wasana sami tiwas
mati terluka pejah anandhang brana
Sultan marah sekali Sultan langkung dukanipun
kepada penggawa yang berkeiana. mring punggawa kang pepara
59. Karena mereka terlalu berani 59. Dene padha wani-wani
berkeiana ke Mataram apepara mring Mantaram
meskipun memamerkan kesaktian sanadyan adol kasekten
selain ke negara Mataram negara liyan Mantaram
saya tak mencegah ingsun datan anyegah
wadya Mataram ceritanya wadya Mentawns winuwus
Senapati yang diceritakan. kocapa sang Senapatya
60. Setiap Jumat berbakti 60. Saben Jumungah ngabekti
sembahyang haji ke Mekah salat kaji dhateng Mekah
sekejap mata telah tiba sakedhep netra praptane
ke Mekah dan Madinah ing Mekah miwah Madinah
berakhirlah peijalanannya wus telas lakunira
jika telah berbakti yen wus angabekti wau
pulang ke Mataram. kondur dhateng ing Mantaram,
61. Cerita Raden Rangga 61. Dyan Rangga ingkang winami
dia menjelajah jagat genira ngiderijagat
Selatan dan Utara Kidul lawan ingkang eler
laut pasir telah dirambah sagara wedhi ingambah
telah sampailah kehendaknya wus durnugi karsanya
kemudian sang Bagus pulang nulya kondur sang A bagus
telah tiba di Mataram. wus prapra nagri Mantaram
62. Matahari telah tenggelam 62. Sampun sump sang Hyang Rawi
sehabis Isyak bakda Ngisak wayahira
Raden Rangga di rumah Dyan Rangga aneng daleme
yang beijaga di halaman kang kemit aneng^lMaran
326

mereka bercakap-cakap samya kinen rerasan


ketika tengah malam sareng wanci tengah dalu
mereka saling bercerita. acrita sami rerasan,
63. Sebagian mendongeng 63. Sawenehe dongeng sami
ada yang mengidung dan ada yang ana ngidung ana maca
membaca
ada yang bersenandung ana ura-ura bae
ada yang nasihat-rtienasihati ana tutur-tinuturan
dengan temannya kalawan reM^angira
selama bercerita sadangune kang cinatur
menceritakan jika ada ular. nyrutakken yen ana ula,
64. Yang ditempati putus dimakan 64. Ingalap pegat kang dengoni
ular sangat ganas teksaka langkung galak
besarnya sepangkal bambu sabongkotan tagedhene
berdesar melihat manusia kumrusak ningalijalma
dan binatang hutan miwah kang ato wana
singa tertangkap terus ditelan singa kacandhak ingulu
takutlah orang-orang di desa tin trim wong kang desa celak.
dekatnya.
65. Raden Rangga berkata pelan 65. Raden Rangga ngandika ris
kepada pembantunya di halaman, mring punakawane neng latar,
"Apakah yang kau bicarakan?" ''Apa sira catur rame?''
Menjawabiah yang ditanya, Umaturkang tinakonan,
"Ya Gusti "Nenggih Gusti kawuia
kami melihat ular besar mirsa won ten sower ageng
bukan main ganasnya galake boten kalintang

66. Kira-kira sebesar pangkal pohon 66. sabongkot tal winetawis


tal
bahaya kalau ada orang kelihatan kengingjalma katingal
dan semua binatang buruan miwah sakathahe buron
diburu lalu dimakan binuru sami pinangan
takutlah orang yang dekat tintrim jahna kang celak
desa yang berdekatan tempatnya dhusun kang cedhak genipun
dengan ular itu menjadi kosong." ing sower suwung sadaya"
67. Raden Rangga berkata pelan, 67. Dyan Rangga ngandika aris,
"Kalau begitu kita datangi "Yen mangkono pinaranan
marilah cepat-cepat!" paya bocah dipunage!"
Abdinya menyanggupi Kang abdi matur sandika
327

esok hari tiba di tanah retak byar prapta ing tala pegat
peijalanan sang Bagus lampahira Radyan Binagus
melihat kalau ada kayu mulat yen na kayu suladhang.
terpampang.
68. Di bawahnya ular tenang 68. Ing ngandhap sower awening
ular di atas air teksaka neng nginggil toya
ketika melihat kepada Raden sareng mulat mring Raden
dengan cepat ular menyambar kebat nyander ingkang sarpa
Raden Rangga marang Rahadyan Rangga
diteijang dan dililit pinrogang pinulat sampun
tubuhnya tak kelihatan. salira datan katingal
69. Abdinya tak menolong 69. Kang abdi datan nulungi
takut melihat ular (qrihningalikang sarpa
kedua kalinya takut Gustinya ping kalih ajrih Gustine
jika bukan yang dikehendaki menawi dede kang karsa
maka diam sajalah prajuritnya mila kendel kang wadya
dan memang takut hatinya dhasar maras manahipun
abdi Raden Rangga. kang abdi Rahaden Rangga,
70. Kemudian Raden memegang 70. Raden nyandhak tumuli
ekor dengan tangan kiri buntut ingkang asta kiwa
kepalanya dengan tangan kanan kang sirah asta tengene
ditarik ketiaknya siningkap cangklakanira
ular putus menjadi empat sower pcdhot marapat
segera kepalanya dibuang gya binucal sirahipun
Raden Rangga pemberani benar. Dyan Rangga tuhu prowira,
71. Pada waktu itu Raden Mantri 71. Samana Rahaden Mantri
telah mendapat tiga hari pan sampun angsal tri dina
makin parah sakitnya sangsaya sanget gerahe
lalu Raden Rangga meninggal Raden Rangga lajeng seda
ramailah orang menangis kang tangis kadya gerah
permaisuri menangis keras prameswari sru aptuwun
sudah dimandikan serta sampun dinusan linowan

72. kemudian disembahyangkan. 72. sinalatakcn tumuli


Dikuburkan berdekatan dengan Sinarekken tunggil eyang
neneknya
orang yang di runiah masih ramai wong dalem nangis arame
menangis
328

suaranya keras sekali kadya gerah swaranira


Kanjeng Senapati wau Jeng Senapatya
sangat sedih kelangkung pangungunipun
sepeninggal putranya, sasedane ingkang putra

73, Cerita lain lagi 73. Nahen kang kocapa malih


diceritakan Tumenggung Mayang kawama Tumenggung Mayang
sangat susah asanget dene susahe
mempunyai seorang putra adarbe putra sajuga
laki-laki tampan wajahnya j'alu bagus kang wama
sangat dikagumi wanita cantik dadya kondhang wanodya yu
perawan dan janda. perawan miwah welanfar.
74. Memang sangat bagus 74. Dhasar baguse kepati
seimbang segala tingkah lakunya sembada sasolahira
Raden Jaka namanya Raden Jaka kajuluke
Raden Pabelan sesuai Raden Pabelan sembada
tinggi perkasa dedegipun pideksa
wanita yang menyaksikan pawestri ingkang dulu
pasti memilih jika tidak tergila- pilih kang nora kedanan.

IS. Minta kepiada ayahnya 75. Balasar marang sudarmi


dan kepada ibunya miwah dhateng ingkang ibonira
tanpa dapat dinasihati tan nganggo pituture
ibu bapaknya tak henti-hentinya rama ibu datan pegat
menasihati putranya anuturi ingkang putra
ditanya untuk kawin tak mau tinari krama tan purun
diceritakanlah Raden Radyan semana ngandikan.
76. Telah dipanggil 76. Sampun tinimbalan aglis
setiba di hadapan ayahnya prapteng ngarsaning kang rama
Raden bersembah pelan wotsekarRahaden alon
bersujut di kaki ayahnya mangestupada kang rama
dan kepada ibunya miwah mring ibonira
ayahnya berkata pelan, kang rama alon amuwus,
"Ananda putraku "lya kulup anak ingwang
77. berhentilah Nanda 77. wis marenana Nak mami
ulahmu berasmara genira andon asmara
saya sangat malu pan abanget wirang ingong
jika kau berhenti yen mareni ta sira
agar mendapat amriha ingkang angsal
329

putra raja yang cantik putrane ratu kang ayu


Raden Ayu Sekarpura. Den Ayu Sekarpura
73. Meskipuh menculik Nanda 78. Senadya nyidraa Kaki
jika putra Sultan Pajang yen putrane Sultan Pajmg
putri yang sangat cantik tur putri ayu kinaot
tak ada cacatnya tan nanq kuciwanira
kau bagus utama sira bagus utami
sang Putri sangat cantik sang Putri ayu pinunjul
cantik dan muda lagi pula putra ayu nom putra nata.
raja.

XXXIV. SINOM XXXIV. SINOM

1. Raden Pabelan berdatang sembah 1. Umatur Raden Pabelan


kepada ayahnya, dhumateng ingkang sudarmi,
"Bagaimana cara saya "Kados pundi margi kula
ingin bertemu dengan sang Putri?" ayun panggih Ian sangPu tri?"
ayahnya berkata pelan, Kang rama angandika aris,
"Nanda,ihenurut pendengaran 'Kulup ing pangrungoningsun
saya
sang Dyah Sekarpura sang Dyah Sekaringpura
kesenangannya bunga wangi remenane kembanggambir
sang Ayu sedang dewasa." sang Retna Ayu sedheng dewasa"
2. Ayahnya mengambil pakaian 2. Kang rama rnundhut busana
ikat kepala, sabuk, dan kain dhestar paningsetan nyamping
diperpantas oleh ayahnya pinapantes mringkang rama
kainnya hitam wastranira samya keling
keris telah tersedia dhuwung sampun miranti
serba emas gemerlap sarwi kencana bra murup
berhias permata atretes sotya mulya
kemudian diberikan kepada 'pinaringken putra null \
putranya
Raden Pabelan menerima pakaian. Dyan Pabelan nampeni ingkang
busana

3. Berterima kasih dan bersembah 3. Anuwun sarwi tur sembah


Raden kepada ayahnya Raden marang kang sudarmi
merangkul Tumenggung Mayang angrangkul Tumenggung Mayang
330

sambil berkata manis sarwi awecana manis


"Putraku yang cakap "Abagus putra mami
pakailah putraku!" maragonen putrmingsun!"
Kemudian ibunya datang Kang ibu nulya mara
dengan menibawa bunga wangi sarwi asungganda sari
memang rupawan, apalagi terhias dhasar bagus karengga dening
oleh pakaian. busana

4. Kalau dilukiskan rupanya 4. Yen cinandra wamanira


Pabelan sang Bagus Pabelan wau sang Pekik
sabar seperti Aijuna aluruh kadyaArjuna
tangkasnya seperti Semantri trincinge anglir Semantri
jika sang Bagus tersenyum yen mesem sang Apekik
seperti Banjaran sari pan kadya Banjaransantun
jikalau beijalan lamun yen tumindaka
sang Bagus seperti Abimanyu pan kadya Bimanyu Pekik
jika berlenggang seperti Panji yen lembehan pan kadya Panji
Lalean. Lalean,
5. Pikir TumenggungMayang 5, CiptaneTumeng^ngMayang
anaknya sebagaijalan kang putra kinarya margi
membuktikan dongengan ayekteni kang wirayat
Kanjeng Sunan Ngardi dahulu Jeng Sunan Ngardi rumiyin
kepada Ki Ageng Mataram dhateng Kyageng Mentawis
jelas aiiak cucunya cinetha kang anak pitu
menguasai tanah Jawa mengku rat tanah Jawa
seketurunannya menjadi raja satrahnyajumeneng cgi
Dyan Pabelan disesatkan. Dyah Pabelan linebetken loropan,
6. "Sudahlah engkau berangkat 6, *'Wis mara sira menyanga
bunga ini berisi surat iki kembang isi tulis
bawalah Nanda lah Kaki sira gawaa
dua bingkisan bunga ini sekar rong conthong puniki
hadanglah di jalan ngadhanga neng margi
di Galedegan alun-alun Galedhegan alun-alun
jika ada yangkeluar menawa na kang medal
-: inang sang Retna Dewi embane sang Retna Dewi
hamba yang ke pasar disuruh wong kang pasar kang inutus tuku
membeli bunga." kembang"
7. Raden Pabelan menyembah 7. Rahaden Pabelan nembah,
telah mundur dari menghadap wus lengser saking ing ngarsi
331

tak tersebut di jalan datan kawama ing marga


peijalanannya segera tiba lampahe anuli prapti
di Galedegan neng Galedhegan wau prapti
yang bersamaan keluarnya hang sarengan wedalipun
inang sang Retna embanira sang Retna
yang akan membeli bunga. ingkang arsa tuku sari
Ketika beijalan beijumpa dengan Duk lumampah kapethuk Raden
Raden Pabelan Pabelan

8. Sang Raden bertanya pelan, 8, Rahaden alon tetanya,


"Hai, inang mau ke mana **Lah Nyai arsa punapi
jalanmu tergesa-gesa." lampahira gegancangan
Inang menjawab sopan, Ni emban nauri ririh,
"Diutus Gustiku ''Kinen ing Gusti mami
untuk membeli bunga manira gih tumbas santun
ke pasar tujuan saya dhateng pasar paran ingong
pada saat telah siang ini" ing wayah wus awan iki"
Raden Jaka berkata pelan, Raden Jaka aris denira ngandika,
9. "Inilah bunga inang 9. 'Jki Nyai sari punika
persembahan bunga untuk Gusi ngaturi santun mring Gusti
sampaikanlah kepada sang Putri. katura Kusuma Rara,"
Inang segera menerimanya Nyai anarnpeni nuli
dua bingkis bunga sekar rong conthong aglis
inang segera pulang nulya mantuk nyai sarnpun
sudah tiba di dalam istana wus prapta dalem pura
bunga diserahkan kepada sang kang sekar katur sang Putri
Putri
telah diterima dan dibawa ke wis tinampan binektd marang
tempat tidur. papreman,

10. Bingkisan bunga dibuka 10. Binuka conthonging sekar


di bawahnya ada surat ngandhapipun wonten tulis
surat dibaca dalam hati kang tulis sinukmeng driya
demikian bunyi surat, mengkono ungele tulis,
"Saya Pabelan Mas Gusti '*Pun Pabelan Mas Gusti
saya ingin menghamba denabdekken awak ingsun
hidupku ibarat mati agesang sasat pejah
jika tiada kasih sayang Paduka yen tan angsal sihing Gusti
hanya Padukalah yang saya amung sira kang dados telenging
rindukaa brantcL
332

11. Gusti hamba ibaratkan 11, Sun candraning Gusteningwang


badan bak diupam salira kadya sinangling
rambut halus dan ikal rema memdk ngandhan-andhan
alisnya tertata halus sumekta alise ngrawit
jari bagai ujung duri driji amucuk eri
rahangnya berlunas bernas uwange anyengkal putung
tangan seperti busur asta kadya gandhewa
pundak bak teraju emas pundhake nraju mas pesthi
hanya senyumnya siapa yang mung eseme sapa bisa
dapat menghargai ngrengganancu

12. Aduh Dinda pennata 12, Adhuh Angger Nimas mirah


hamba mohon berobat kawula nedha jejampi
kepada sang Ayu Ratu Ayu jroning pura
yang membuat sedih ingkang agawe wiyadi
jika tidak diberi obat yen datan sinungjampi
oleh sang Ayu kawalan sangRetnaningrum
tak umng hamba tewas tan wande kula pejah
Aduh Gusti balaslah surat." Dhuh Gusti asunga tulis,"
Surat sudah tamat dan sang Ayu Titi srat sang Ayu nulya garjita
kemudian berpikir

13. Tak banyak diceritakan 13, Tan kawama kathah-kathah


sang Ayu berkata pelan, sang Retna ngandika arts,
"Inang, pergilah ke pasar "Biyung menyanga pasar
segeralah berangkat denage sigra lumaris
bawalah ini nya iki sungawani
surat ini berikan kepada kang serat wenehna fku
Jaka Pabelan marang Jaka Pabelan
dahulu yang mengirim bunga." ingkang asung sekar nguni"
Surat telah diterima oleh inang Wus tinampan kang srat marang
Nyai emban

14. Kemudian Nyai emban keluar 14, Nyai emban nulya medal
telah tiba di luar istana wus prapta jawiningpuri
tersebutlah Jaka Pabelan kocapa Jaka Pabelan
men^adang di Galedegan lagi ingadhang Galedhegan malih
lalu inang beijalan emban nulya lumaris
telah tiba di Galedegan ing Galedhegan prapta sampun
bertemu dengan Ki Jaka kepanggih Ian KiJaka
333

Raden berkata pelan, Rahadyan wecana aris,


"Nyi inang, hendak ke mana?" "Ni Bok emban dhateng pwvii
karsa dika?"

15. Nyi inang menjawab sopan, 15. Ni emban alon atumya,


"Disuruh oleh sang Ayu 'Ingutus mring sangRetna di
memberikan bunga dinuta maringken sekar
kepada Tuan GustL" dhumateng A ndika Gusti"
Raden Jaka menerima Raden Jaka nampeni
surat dari sang Ayu serat sangking sang Retna yu
telah diserahkan sampun tampan-tinampan
Kemudian Nyi Inang pulang Ni emban anulya bali
dan telah lib a di dalam istana. sampun prapta Ni emban ing
dalem pura.

16. Tersebutlah Raden Jaka 16, Kocapa Rahadyan Jaka


segera pulang wis mulih ing wisma aglis
setiba di rumahnya sapraptane dalemira
menghadap ayahnya umarek dhateng sudarmi
telah diterima apanta sampun tinampan
dibaca di dalam hati sinukma sajroning galih
telah diketahui semua isi surat. wus kapriksa sadaya ungeling
serat.

17. Kiai Tumenggung berucap, 17. Ki Tumenggung ngandika,


kepada putranya dhateng ingkang putra nenggih
"Cepatlah berdandan 'Xah payo dandana enggal
saya yang akan mengantar ingsun ingkang ngater Kaki
masuk ke dalam istana." malebu jroning puri"
Saat setelah Isak Wayah bakda Ngisak sampun
keadaan telah sepi strep tare semana
berangkatlah segera sigra anulya iumaris
Ki Tumenggung dan putranya. Ki Tumenggung lawan putranira.

18. Sampai di bangunan pagar bata 18. Prapteng pager bata Genthan
berdiri membaca mantera angadek aniatak qi
kemudian bata diusap anulya banon ingusap
mengusapnya tiga kali pangusapnya kaping katri
bata merendah setanah banon mendhak war siti
sang ayah pelan berseru, kang rarna ngandika arum.
334

"Sudah Nak, masuklah!" **Wis Angger lumebua!"


Sang Putra pelan menjawab, Kang putra umatur aris,
"Baiklah, namun ada permohonan '*Gih sandika ming wonten atur
hamba kawula

19. Setelah masuk ke istana 19. Sampun malebu pura


bagaimana kembalinya?" kadospundi gennya bali?"
"Jangan susah an^ku "Aja susah putraningwang
kau kuajari mantera." sira ingsun wuruk aji"
Putranya telah diajari Wis winuruk kang smi
menjadi sakti manteranya dadi sekti ajenipun
putranya telah mampu kang putra wis kaduga
menerima ajaran ayahnya wuruke ingkang sudarmi
Raden Pabelan masuk dan tiba di Dyan Pabelan lumebet Kaputren
temp at para putri praptcu
20. Demikianlah Tumenggung Mayang 20. Wau ta Tumenggung Mayang
masih berada di luar pan misih wonten ingjawi
sementara sang putra masuk salebetira kang putra
lalu membaca mantera lagi nulya matak aji malih
batu diusap tiga kali banon ingusap ping tri
batu telah berdiri kembali wus ngadeg banon lir wau
Tumenggung Mayang pulang mantuk Tumenggung Mayang
Tersebutlah Raden Mantri Kocapa Rahaden Mantri
Raden Pabelan mengintip rumah Dyan Pabelan angintip daleme
sang Putri. sangRetna

21. Seperti ulah pencuri 21. Pan kadya lampah andhustha


disambar burung puyuh malam sinamberan hence kolik
burung tekak mengakak kang tekak munya angakdk
waktu itu sang Putri semana sang Rajaputri
tak enak hatinya tan eca ingkang galih
berkata kepada inang, ngandika mring embanipun,
"Mengapa tidak datang "Kaya apa tan ten teka
janjinya dahulu emban semayane dhingin
kan sekarang waktu telah hampir apan iki wayahe wis sirep jalma?'
tengah malam?"
22. Inang berdatang sembah, 22. Ni emban matur anembah,
"Betul Gusti 'Tnggih leres Gusti mami
namun perkiraan hamba nanging ta watawis kula
kiranya tidak ingkar kados boten anyidrani
maka saya kira mila kawula dugi
335

sangat menderita rindu sanget dennya branta wuyung


kepada Paduka dhumateng ing Paduka
hamba kira segera datang.' kula dugi nunten prapti"
Sang Putri berkata manis, SangRetna yu arum wijiling
wecana,

23. Ya inang tiadalah biasa 23. lya biyang nova kaya


dia mengingkari" sijenat teka nyidrani"
Sang Putri melihat Retna Juwita tumingaJ
sesuatu di halaman ing plataran na kaeksi
tersorot di lilin kasorot damar lilin
sang Ayu memperhatikan ingulap-ulap^ sang Ayu
sungguh-sungguh
Raden Pabelan merunduk Raden Pabelan rnendhak
sang Ayu berpikir sang Retna grahiteng galih
lalu berkata,"Si dia ingkar." angandika, 'Sijenat cidra ubaya.'

24. Tutur Raden Pabelan, 24. Raden Pabelan aturnya,


"Aduh Gusti permataku 'Adhuh Gusti mirah mami
tak pantas ingkar janji tan watak cidra semaya
meskipun sampai mati senadyan tumekeng pati
hamba akan menjalaninya kawula anglampahi
aduh Gusti permataku adhuh Gusti mirah ingsun
tempatku mengabdi gen ingsun angawula
ratunya wanita cantik ratoning wanodya adi
Andalah yang serupa dengan Johar baya sira kang memper ing Manik
Manik. Manik Johar.

25. Duh sembahan hamba 25. Dhuh Anggcr kula bendara


yang sayang kepada hambanya." kang asih kawula Gusti"
Sang Retna dihampiri Sang Retna pan pinarakan
diambinnyalah sang Dewi sigra ingemban sang Dewi
sang Dyah menolak dengan halus sang Dyah alon atangkis
si pria terus merayu kakung sdrwi angrungrum
selalu bercengkerama tan pegat acengkrama
agar runtuh kasih sayang sang amrih lunture sang Dewi
Dewi
prianya cakap bagai madu pada kakung baut kadya madu
bunga. munggeng sekar.
336

XXXV. DHANDHANGGULA XXXV. DHANDHANGGULA

1. Sanipai mati pun mereka senang 1. Suka manira tumekeng ing pati
tak ada orang lain yang dipikir datan ana liyan kang kacipta
hanya Andalah amung sira nak ing angger
mestika di tempat tidur mustikanejinem rum
adalah Gusti Pabelan ger Gustine Pabelan nenggih
pantas dan tak mahal pantes pan ora larang
jika bertamhkan mati yen tohana lampus
kuningnya melebihi perada kuninge asor perada
jika tersenyum giginya berkilat lamun mesem waja gumebyar lir
bagai haliiintar thathit
kiranya mengajak tidur. semune ngajab nendra

2. Kera hitam ayo orang kuning 2 Kethek ireng babo wong kuning
tak terhitung malu di dunia nora ketung wirang aneng donya
tempat lombok pelas gede wadhah lombok pelas gedhe
senanglah hatiku senenging ateningsun
dengan dikau sekarang ini lawan dika samengko iki
cantiknya luar biasa ayune tol gajah
meskipun bunuh diri matia ngelalu
ahli bonang kotak cina pandhe bonang kothak cina
meskipun dibandingkan dengan gayung sumur tinandhinga wong
orang seratus ribu pun sakethi
cantiknya tak ada yang menyamai ayune tan na memba
sang Dewi yang manis. sang Dyah ingkang dipunrengga
manis,
3. Kuasa di hatinya 3. Narpa seng ing driya
yang diharapkan runtuh kasih kang pinrih luntur sihe
sayangnya
sayang kepada pria asih dhateng ing kakung
prianya membelai-belai kaungira angarih-arih
kemudian berhati-hati nuli angarah-arah
sabar dan halus sareh tur aluruh
hendak mencium pipi arsa ngaras pangarasan
agak takut jika sangPutri ngaraS'Oras menawa renteng retna
marah di
prianya mabuk k^payang. kakunge branta sri nata.
337

XXXVL SINOM XXXVI. SINOM

1. Raden merayu sang Putri 1. Dyan ngungrum kusuma rara


si pria mahir sekali kakung bau t anglangkungi
sang Putri telah terlena sang Retna sampun kagiwang
waktu itu menyampaikan hasrat semana dhatengken kapti
sang Putri istana Retna sekaring pun
menggelinjang keras pan sanget panfolanipun
tak tersebut ulah mereka ing solah tan winama
agaknya pria dan wanita semune j'alu na estri
berhubungan asmara sang Dyah wor asmara sang Dyah sakeca
enak tertidur. anendra,

2. Raden teringat daiam hatinya 2, Raden emut sajroning tyas


sang Putri diapit guling sang Retna ingapit guling
Raden Jaka segera keluar Raden Jaka sigra medal
akan segera pulang apan arsa lajeng mulih
sang Dewi ditinggal tinilar sang Dyah Dewi
segera dibacalah manteranya gya winatak afinipun
ajaran ayahnya wunikipun kang rama
diusap, tetapi bata tak bergeming angusap banon tan gigrik
sampai dua tiga kali tetap tak kaping kalih ping tiga pan datan
bergerak. obak

3. Raden berkata dalam hati 3. Rahaden garjita nala


kembali lagi ke rumah awangsul ing dalem malih
"Saya usap bata tak bergerak ''Sun usap banon tan obah
ayah mengajari padaku." jeng rama muruk mring mami"
Kemudian keluar lagi Anuli medal malih
dibaca lagi manteranya winat malih jenipun
tetap tidak bergerak ameksa datan mendhak
tiga kali tak pecah ping tiga pan datan gempil
lalu Raden Jaka kembali ke nulya wafigsul KiJaka dhateng
tempat tidur. paprcniati

4. Berpasrahlah kepada Tuhan 4. Cipta pasrah mring Ywang Sukma


tak urung akan mati tan wandc nemahi pati
Raden telah tidur bersanding Radyan wus sumandhing nendra
sang Dewi teijaga si turu sang Retna nglilir
si pria diraba-raba kakung dengerayangi
badannya dingin pan anyep saliranipun
338

"Apakah Kanda ke air '*Apa Kakang tetoya


seluruh tubuh terasa dingin?" dene anyep saliva sami?"
"Benar Dinda, hamba habis berair "Inggih Nimas kawula mentas
besar." tetoya"
5. Dirangkullah sang kusuma 5. Rinangkul kusuma rara
sang Dewi diciuminya ingaras-aras sang Dewi
selalu bersebadan tansah apulang raras
telah pagi para inangnya wus enjing embannya sami
mereka bicara bergunjing samya rerasan ririh
"Tumben sang Gusti "Kadingaren Gustiningsun
saat ini telah slang iki wayah wus awan
belum bangun Gusti kami." durung wungu Gusti mami
Yang seorang ada yang melapor Kang sawiji na ngaturi pan
hal yang demikian. mangka

6. Semalam Gusti kita 6. Pan sawengi Gustiningwang


bersuara, berarti tak tidur swarane pan ova guling
seperti ada temannya." kaya ana rowangira"
Orang lain menjawab, Pan sawiji anauri
"Marilah mengintip." Payo anginjen sami
Dua orang inang segera melihat mban kalih agya andulu
kepada Gusti mereka marang ing Gustinira
suaranya sungguh berdua swarane tuhu kekalih
berpikirlah inang yang satu. anggarjita ni emban satunggalira
7. Demikian tadi yang bersebadan 7. Wau kang pulang asmara
tidumya berlawanan pan lawanan gennya guling
Raden telah mengira tewas Radyan sampun nyipta pejah
tiada pisah dengan sang Dewi tan pisah lawan sang Dewi
sang Dewi demikian juga sang Dewi tan beda nenggih
keduanya mengira tewas kalihnya wus nyipta lampus
di tempat tidurlah mereka samya aneng papreman
pikiran sang Dewi ciptanira sang Retna di
sakit atau mati keduanya siap lava mati wong lore anglabuhana
menjalani.
8. Si inang melaporkan 8. Ni emban atur uninga
telah menghadap sang Raja wus prapta ngarsa sang Aji
segera berdatang sembah, wotsekar umatur sigra,
"Hamba melapor Gusti "Kawula Gusti tur uning
celaka Gusti ngunjukken tiwas Gusti
339

putri Paduka Dyah Ayu putra Paduka Dyah ayu


tadi saya lihat wau atingal amba
ada pencuri di rumahnya dalemipun wonten maling
seorang pria kini masih di tempat tiyang pria mangke taksih neng
tidur. papreman.

9. Dengan putri Paduka 9. Kalian putra Paduka


mereka tidur bersama punika pan samiguling
bersatu di tempat tidur nunggil wonten pasarean
adalah orang luar anenggih di dalam jawi
bernama Pabelan pun Pabelan kang nami
putra Tumenggung Mayang." Tumenggung Mayang kang sunu,"
Serentak sang Raja mendengar SangNata sareng myarsa
wajahnya memerah wedana lir wora-wari
amat marah, suruhan memanggfl langkung duka kinen nimbali
tamtama. tamtama
10. Tamtama telah dipanggil 10. Sampun nimbali tamtama
semuanya menghadap raja sedaya wus munggeng ngarsi
"Hai, kalian tamtama "Heh bocah tamtama padha
pergilah saya suruh lumakua ingsun tuding
ke istana para putri marang ing kenya puri
tangkaplah segera banteng itu cekelen bantheng dengupuh
yang berkaki baja ingkang taracak waja
tanduknya kencana indah." sungune kancana adi"
Para tamtama segera masuk. ingkang wadya tamtama lumebet
sigra
11. Purl putri telah dikepung 11. Keputren wus dha kinepang
oleh para prajurit tamtama pra wadya tamtama sami
bermacam-macam senjata gegaman awama-wama
tombak, senapan, dan lembing waos, senjata Ian lembing
puri putri telah dikepung keputren sampun kikis
sang Raden telah siaga Rahadyan prayitna sampun
segera akan keluar sigra pan arsa medal
dipauti sang Dyah Dewi binondhetan sang Dyah Dewi
Raden Jaka kesulitan hatinya. RadeniJaka;kewedan;ingjmanahira.
12. Adalah seorang mantri agak tua 12. Ana mantri radatuwa
menjadi lurah prajurit kinarya lUrah prqurit
tamtama semuanya tamtama sadayanira
340

bemama Ki Brajadipa KiBrajadipa kang- mmi


adalah bersepupuan prasanakane nenggih
dengan Tumenggung Mayang, Tumenggung Mayang tepung
telah kenal
kenal amat akrab nora basan-binasan
dengan Ki Tumenggung tadi lawan Ki Tumenggung singgih
Brajadipa segera niasuk ke istana. gya lumebet Brajadipa mringjro
pura,

13. Setiba di dalam pura 13. Sapraptane ingjro pura


Brajadipa ditugasi Brajadipa dendhawuhi
oleh Kanjeng Sultan Pajang dhumateng Jeng Sultan Pajang
untuk menangkap pencuri kinen anyekela mating
Brajadipa menyembah hormat Brcgadipa tur bekti
menyanggupi sandika ing aturipun
masuklah ke rumah lumebet dalemira
Raden Ayu Sekar Kumuning Den Ayu Sekar Kumuning
keduanya masih di tempat tidur. mapan maksih ing papreman
kalihira,

14. Brajadipa memanggil 14. Celuk'celuk Brajadipa


kepada Raden Pabelan mring Raden Pabelan aglis
Raden Patelan mendengar Raden Pabelan myarsa
berpamitan kepada sang Dewi nuwun pamit mring sang Dewi
sang Retna menggandeng sang Retna ambondheti
tak boleh lepas datan kena uculucul
Ujar Brajadipa, Brcgadipa lingira,
"Nanda,janganlah kau khawatir "Nyawa, aja sira kuwatir
akulah yang bertanggung jawab iya aku kang nanggung ing
pada hidupmu." patinira,"

15. Pecahnya saning keris Anda 15. Gempalingingkangwrangkanira


atau sobeknya kain tanapi bedhah kang nyamping
uakmu andalannya uakira denandelna
andaikata Raja memarahi yen ana dukane Aji
akulah yang menyanggupi manira kang nanggupi
kepada raja mohon ampua" Nyuwun ngapura sangPrabu,"
Ketika itu Raden Pabelan Dyan Pabelan samana
memang telah kehendak Tuhan sampun karsaning Hyang Widi
hatinyagampang menurut pada manah gampil mirsa ujare kang
ujar suara. swara.
341

16. Brajadipamemanggillagi 16. Nyeluk malih Brqadipa


"Hai Raden, cepatlah ke sini!" '"Lah Raden mrenea aglisi''
Ki Jaka telah lepas Ki Jaka pan sampun uwal
kerisnya segera diambU dhuwunge pinundhut aglis
dari hadapan sang Putri sangking ngarsa sang Putri
lepas memegang keris uwalgennya nyepeng dhuwung
telah sampai.di hadapan wus prapta ngarsanira
Brajadipa berujar, Brajadipa ngucap aglis,
"Serahkanlah kerismu kepadaku!' 'Vhuwungira Ngger ulungna
marang ingwang"

17. Agak berat Raden Pabelan 17. Semu awrat Dyan Pabelan
kerisnya segera diambil dhuwunge pinundhut aglis
Brajadipa tahu gelagat Brajadipa wruh semunya
lalu berujar lagi, nulya Ion wecana malih,
"Nanda jangan salah pikir "Nyawaja salah kapti
kerismu saya minta dhuwungmu sunjaluk kulup
tidak baik dilihat asaru tiningalan
percayalah pada uakmu." andelena ingsun Gusti"
Raden Pabelan menyerahkan Dyan Pabelan wus ngulungken
kerisnya. dhuwungira.

18. Telah diserahkan dengan cepat 18. Wus ingulungaken sigra


Raden pun diringkus tunubruk Rahaden keni
diikat dibawa keluar binanda binekta medal
lalu diserahkan kepara raja nulya katur mring sang Aji
diperintahkan segera dibawa kinen nglajengken aglis
ke alun-alun dhumateng ing alun-alun
kemudian ditikam anuli sinudukan
tewaslah Raden Jaka Raden Jaka wus ngemasi
mayatnya terkapar di beringin gilang-gilang layone neng ringin
kembar kembar

19. Algojo telah bubar 19. Singanagara wus bubar


tewasnya telah dilaporkan pejahe wus katur nenggih
sang Raja makin menjadi-jadi sang Nata wait sangsaya
marahnya tiada terperi bedunc yayah sinipi
kepada ayahnya dhateng kang rama nenggih
Tumenggung Adipati Mayang Dipati Mayang Tumenggung
dahulu telah salah dhingin wis kaluputan
342

jadi salah dua kali dadya lepat kaping kalih


Ki Tumenggung pun disuruh pergi gya tinundhungKi Tumenggung
ke Semarang. mring Semarang
20. Mantri seribu Numbakanyar 20, Mantri sewu Numbakanyar
yang mengiringkan wau ingkang ngiring sami
telah berangkat ke Semarang wus mangkat dhateng Semarang
Ki Tumenggung pun digiring Ki Tumenggung pan wis kerit
adapun istrinya mangkana ingkang estri
segera menulis surat adamel serat gya sampun
suruhan ke Mataram utusan mringMantaram
kepada kakaknya, Senapati, mring kang raka Senapati
kemudian duta berangkat ke nulya mangkat utusan dhateng
Mataram. Mentaram,
21. Tak diceritakan dijalan 21, Datan kawama ing marga
telah tiba di negeri Mataram wus prapta nagri Mataram
telah bertemu dengan wus cindhuk langPanembahan
Panembahan
sang duta berdatang sebah, kang duta nulya wotsari,
"Gusti, hamba diutus '*Kula ingutus Gusti
oleh adinda Tuan dhateng rayinta Pukulun
untuk menyampaikan surat." kinen ngaturken serat
Surat segera diterima Kang serat tinampan aglis
dibuka lalu dibaca dalam hati gya binuka sinukmengjroning
wardaya.
22. Demikian bunyi surat 22, Montana ungeling serat
"Takzim hamba untuk Kakanda *'Bekti kula kakang nenggih
dinda memberitahukan kakangkula turipriksa
adik kanda dimarahi rayinta dipundukani
diusir ke Semarang tinundhung mring Semawis
yang disuruh mantri Pajang mantriPajang kang denutus
dengan seribu senjata sewu dedamelira
Duhai Kakanda,rebutlah segera Dhuh Kakang rebuten aglis
hanya Kandalah saudaraku tua. mungAndika sadherek kula kang
tuwa.

23. Kalau diperkenankan badan 23, Yenkengingawakkawula


hamba
kepada Paduka menghambakan ngabdi mringPaduka nenggih
diri
343

hanya Paduka yang pantas mungAndika kang prayoga


ketempatan hamba ini kang kanggonan awak mami
Aduh Kanda cepatlah dhuh Kakang dipunaglis
rebutlah adik Paduka." rebuten rayiPukulun"
Telah habis isi surat Wus telas ingkang serat
Panembahan Senapati Panembahan Senapati
amat marah, dada bagai api langkung duka kang jaja kadi
menyala. dahana

24. Bergetar bibirnya 24. Kumejot padon lathinya


telinga bagai dirabit/disobek talingan kadya sinebit
kelihatan sangat marah kotbuta yen tiningalan
serta romannya rnyang ujawalanira nenggih
mukanya merah wadanira abrit
bagai api tampaknya kadya api yen dinulu
utusan dari Mayang duta kang sangking Mayang
disuruh kembali dan dibekali kinen mulih densangoni
Panembahan Senapati berkata, Panembahan Senapati angandika.

25. "Panggillah Mantri Majegan!" 25. "Undangen Mantri Majegan!''


segalanya dipercepat sarupane dipunaglis
Semuanya telah bubar sampun luwaran sadaya
tiada lama tiba di hadapan tan adangu prapta ngarsi
Senapati berujar, ngandika Senapati,
"Hai para mantri "Heh sakehe mantriningsun
aku minta kerja kalian sunjaluk karyanira
rebutlah saudara saya rebuten sadulur mami
adikku yang bernama ingkang nama si adhi Tumenggung
Tumenggung Mayang. Mayang

26. lalah saudara saya 26. Yaiku sadulur ingwang


segera cegatlah di Kedu." cegaten Kedhu denaglis."
Semuanya menyanggupi sadaya samya wotsekar
sanggup ditugasi Gusti matur sandika mring Gusti
Kanjeng Senapati tadi M/au Jeng Senapati
mengambil uang dan pakaian mundhutyatra wastra alus
halus
cincin dan banyak harta benda singsim ya brana kathah
salutan emas indah emanan kencana adi
diberikan kepada Mantri pinaringken dhateng Mantri
Pemajegaa Pemajegaru
344

27. Empat puluh jumlahnya 27. Kawandasa kathahira


pemberian bekal tadi apitedhak sangon sami
kain serta bajunya bebet kalawan rasukan
masing-masing cincin empat buah singsimnya nyekawan sami
salut samng kems dari emas kandelan kencana di
pakaian berkilauan busana mubyar dinulu
kancing baju dari emas kancing samya kencam
semuanya bersembah hormat sadaya samya ngabekti
Panembahan Senapati berkata, angandikaPanembahan
Senapatya,

28. Dan berangkatlah kalian 28, **Lah uwis padha mangkata


semoga selamat dan berhaslL" slameta oleh kardi"
Semuanya menyanggupi NuMmn sandika sadaya
menyembah lalu mohon diri ^otsekar gya nuwun pamit
cincin dijari singsim aneng dariji
berkilatan jika dipandang gebyar-gebyar yen dinulu
semuanya berpikir sedaya anggarjita
hati para mantri manahe kang para mantri
"Akan kubalas kasih sayang Baya ikisun wales sihing
Gusti" bendara,"

29. Semuanya segera berangkat 29, Sedaya sigra umangkat


empat puluh orang berkuda kawandasa nunggang wajik
berlarian jalannya cecongklangan lampahira
telah tiba di desa Kedu
desa Kedhu sampun prapti
kemudian terus lagi anuli lajeng malih
tiba di Jatijajar
prapta Jatijajar sampun
tempat menghadang orang Pajang
dennya ngadhang wongPajang
tak berapa lama kelihatan
tan antara gya kaeksi
setelah dekat segera dikejar lalu glis sinander wus celak nulya
bertanya, tetanya,
30. "Ini prajurit mana 30, "Lah iki gamane sapa
dan akan ke mana?" myang ngendiparane sami?"
Orang Pajang yang di depan Wong Pajang kang aneng ngarsa
segera menjawab, sigra wau anauri,
"Prajurit Pajang ini **Gaman Pajang puniki
diutus oleh Sri Raja dinuta marang sang Prabu
mengusir orang berdosa angguwang kang dedosa
345

dibuangke Semarang binuwang marang Semawis


Mantri Pajang yang bernama MantriPajang kang aran
Tumenggung Mayang." Tumenggung Mayang,"
31. Orang empat puluh itu berpikir 31. Garjitawongkawandasa
lalu mereka mengamuk anulya angamuk sami
bagian tengah yang diterjang ing tengah kang dipuntrajang
bagai banteng luka mengamuk kadya bantheng tawan kanin
ulah orang Mataram polqhe wongMentawis
berkuda sambil mengamuk nunggangjaran gennya ngamuk
bingunglah orang Pajang lenglengkang wong ing Pajang
membalas tak berhasil amales-males tan olih
akan menombak ditangkis balas arsa numbak binemhak winales
tewas. pejah

32. Mantri Pajang yang berani • 52. MantriPajang ingkang sura


semuanya tewas sadaya samya ngemasi
diamuk oleh empat puluh orang ingamuk wpng kawandasa
mereka saling mendesak arame asilih ungkih
orang Pajang luka-luka wong Pajang samya kanin
tidak diduga bahwa orang tan nyana yen wong Mentarum
Mataram
telah ditakdirkan oleh Tuhan wus pinesthiHyang Sukma
orang Pajang banyak yang tewas wongPajang kathah ngemasi
dipancung oleh orang Mataram. tinigasan dhumateng wong ing
Mentaram.

33. Seribu orang prajurit Pajang 55. Wong sewu gegaman Pajang
selebihnya yang tewas sasisane ingkang mati
telah bersih senluanya pan sampun karut sadaya
tak ada yang ketinggalaa tan wonten ingkang ngundili
Demikian yang diceritakan Wau ingkang winamii.
Ki Tumenggung telah direbut Ki Tumenggung wus karebut
oleh empat puluh orang dene wong kawandasa
mereka luka parah apan sami kuthah getih
mantri Pajang yang tewas telah mantriPcjang kang pejah m'ws
dipotongi. kinethokaii

34. Dicampur dengan leher kuda 34, Winor guluning turangga


leher orang yang tewas jangganing wong mati
346

masing-masing membawa kepala anijeni bekta sirah


empat puluh orang segera pulang wong kawandasa gya mulih
maka sukalah hatinya sampun bungah kang galih
berlari-larian jalannya cecongklangan lampahipun
tak diceritakan dalam perjalanan tan kawarna ing marga
segera tiba lanipahe anulya prapti
di Mataram lalu menghadap ingMentaram Icgengsowan mring
kepada Gustinya. Gustinya

35. Kanjeng Senapati Ngalaga 35, Jeng Senapati Ngalaga


kebetulan sedang dihadap lagi ngleresi tinangkil
kedatangan Mantri Majegan praptane Mantri Mqegan
masing-masing membawa satu ambekta sirah nyatunggil
kepala
mereka menyembah bertutur, wotsekar matur sami
"Gusti, hamba diperintah merebut "Gusti kula kinen ngrebut
adinda Paduka dhateng rayiPaduka
yang bernama Tumenggung Tumenggung Mayang kang nami
Mayang
Jatijajar tempat kami merebut. Jatikembar Gusti gen kula
angrebat

36. Ini menyerahkan kepala 36, Punika ngaturken sirah


Mantri Pajang yang tewas MantriPajang ingkang lalis
jumlahnya empat puluh kathahipun kawandasa
kami persembahkan kepada katura dhateng ing Gusti"
Gusti"
Panembahan menjawab pelan, Panembahan nabda ris,
"Ya, terima kasih saudaraku "Ya tarima sanak ingsun
seluruh karyamu sakehing karyanira
semoga mendapat kasih Tuhan." muga tuk sihing Ywang Widi"
Ki Tumenggung menyembah. Ki Tumenggung angestu pada

37. Bersembah sungguh-sungguh 37, Abukuh Ian garwanira


dengan istrinya
Panembahan berkata pelan, Panembahan ngandika ris,
"Bagaimana awalnya "Kapriye duk purwanira
kau dimarahi oleh ayahnda Raja?" sira kadukan rama Ji?"
347

Adiknya menjawab, Kang rayi matur aris,


"Tak layak hamba menceritakan.' *Tan pantes matur pukulun"
Panembahan berkata, Panembahan ngandlka^
'7angan berdalih, katakanlah "Jakelir, tutura YayiP*
Dinda!"
Adiknya bersembah, Ingkang rayi matur awotsekar,

38. "Sebabnya hamba dimarahi 38. "Mila kawula dinukan


oleh ayahnda Sri Raja dene ramanta sangAfi
terbawa oleh putra Paduka kabekta ing putra Tuwan
si Pabelan dibunuh punPabelan dipejahi
karena menzinahi dados anyidra resmi
putri Sri Raja." Ian putranira sang Prabu."
Panembahan berkata, Panembahan ngandika,
"Sudahlah,jangan diperpanjang "Ya wisja winiyarYayi
Dinda
Telah nasibnya ia tewas." Wus pinesthi patine anak mantra,"

39. Kata Kanjeng Panembahan, 39. Ngandika JengPanembahan,


"Sud^,beristirahatlah Dinda." **Wis manggona sira Yayi"
Tumenggung Mayang bersembah Tur sembah Tumenggung Mayang
telah mundur dari hadapan wus lengser sanding ing ngarsi
para Mantri Majegan Mantri Majegan sami
semuanya telah diperintah bubar . wus kinen bubar sadarum
pulang ke rumah masing-masing mantuk ing wismanira
Senapati pun bebas ahiwaran Senapati
pulang masuk ke dalam istana sampun kondur marang dalem
wanita. kenyapura.

40. Tersebutlah mantri di Pajang 40, Kocap ing mantriPcqang


yang kalah berperang kang kawon genira jurit
berlarian lintang pukang lumayu asalang tunjang
berebut hidup sepanjang jalan samargq arebut urip
banyak yang menderita luka kathah ingkang kekanin
tiada tahu sesama kawan samya bature tan weruh
dikira lawan datang dennyana mengsah prapta
mereka pun tiba lampahira sampun prapti
di Pajang, telah dilaporkan segala nagriPajang, wus katur
tingkah mereka. sasolah ira.
348

41. Adapun Kanjeng Sultan di Pajang 41, Ya ta Jeng Sultan ing Pajang
pagi-pagi telah dihadap pan enjing sanya tinangkil
lengkap para sentana pepak sagung pra sentana
dan para bupati pritumn para bupati
wadya mantri besar kecil wadya mantri gung alit
yang menghadap penuh sesak pasowan jejel supenuh
dan para putranya miwah kang para putra
Ki Patih yang berada di depan KiPatih wus munggeng ngarsi
Kanjeng Sultan berkata Kanjeng Sultan andhawuhken
pangandikan
42. Memanggil mantri yang datang 42, Nimbali mantri kang prapta
yang tewas dalam tugas kang padha tiwas ing kardi
telah tiba di hadapan raja wus prapta ngarsa narendra
Kanjeng Sultan bertanya, Kanjeng Sultan ngandika ris,
"Berapa orang Mataram "Sepira wongMentawis
yang merebut si Mayang itu?" kang ngrebut si Mayang iku?*'
Jawabnya,"Hanya empat puluh, Matur, 'Mung kawandasa
mereka berkuda sami anitih turanggi
abdi dalem mantri dari Bagelen abdi dalem Bagelen Mantri
Majegan,
Mantri Majegan.

43. Mereka tangguh perkasa 43, Sami ateguh prakosa


kebal senjata." braja tan ana nedhasi"
Kanjeng Sultan berkata kepada Sultan ngandika mringpatya,
patihnya,
"Ya,Patih saat ini *Ya Patih sedenge iki
majulah perang mangsaha ing ajurit
melawan orang Mataram. kalawan wong ing Mentarum
Berdandanlah kalian kabeh padha dandana
manca negara dan pesisir pesisir manca negari
susullah, saya akan menyerang anusula ingsun nglurug mring
Mataram. Mentaram

44. Kalau membangkang betul 44, Tuhu kalamun balela


putraku si Senapati putraningsun Senapati
tandanya mulai tandhane wiwiti karya
perang sungguh dengan orang apranglan wongPcgangyekti
Pajang
349

siaplah berdandan Patih padha dandana Patih


segenap putraku mung sakehing putraningsun
nayaka Pajang." nayakaningsun Pajang"
Kemudian Sri Raja pulang Nulya kondur Sri Bupati
segera mengenakan busana perang. sigra ngagem busananireng
ngayuda,

45. Telah berbusana 45. Pan sampun ngrasuk busana


kelengkapan prajurit keprabonira ngcqurit
baju berlapis tiga rasukan linapis tiga
beludu dan sora-sari baludru myang sora-sari
tuah dan berkah pun disiapkan baberkatan rindkit
telah memakai keris ngagem dhuwung crigan sampun
jimat mahkota indah jimat asri makutha
semuanya dikenakan Sri Raja samya ingagem sang Aji
pakaiannya kelihatan gemerlap. abra murub busanane tiningalan
46. Setelah mengenakan busana 46. Risampun ngrasuk busana
Sri Raja lalu keluar nulya miyos Sri Bupati
duduk di pergelaran lenggah aneng pagelaran
prajurit pun telah slap semua prcgurit wus pepak sami
slap siaga perang sumekta ing ngajurit
beijejal di alun-alun jejel aneng alun-alun
para putra dan ksatria putra para satriya
dan Ki Patih miwah KiRekyana Patih
telah teratur semua bala tentara- sawadyanya wus sami tata sedaya
nya.

47. Tumenggung serta bupati 47. Tumenggung lawanbopatya


aria, demang, dan ngabehi arya, demang, Ian ngabehi
abdi raja para tamtama abdi dalem wong tamtama
empat puluh orang bersenjata wong kawan dasa miranti
tombak untuk berperang waos sikepingjurit
serta senjata Jepun kalawan senjata Jepun
tak jauh dari sang Raja tan tebih Ian sang Nata
mereka andalan perang sami ngandelken kangjurit
tangan mereka pernah menyerang samya tau astanta tal anrang baya
bahaya.
48. Perintah Kanjeng Sultan, 48. Jeng Sultan aris ngandika,
"Hai segenap prajurit "Kabeh kang para prajurit
kalian berangkatlah!" anuli sira mangkata!"
350

Tamtama dan Ki Patih Wong tamtama Ian KiPatih


serta orang empat puluh miwah wong kawandesi
gendang gung bergaung gemuruh kendhang gong umyung gumuruh
bende bersahutan bendhe kang asauran
suara orang bagai guruh lirgerah swaraningjalmi
bergetar segenap prajurit. horegkabeh sagung bala ing
pangarsa

49. Panggilan berangkat bagi para 49, Para mantri ingundangan


mantri
beserta senjatanya gegaman umangkat sami
para putra dan kerabat pra putra miwah sentana
tamtama serta Ki Patih wong tamtama Ian KiPatih
senjatanya indah gegamanira asri
Ki Patih menyembah hormat Kyana Patih awotsantun
bendera beraneka wama gandera wamorwama
panji-panji bergendang indah daludag akendang asri
jika dilihat seperti pemanggil tiningalan lir pendah pangundang
hewan. sata.

XXXm PANGKUR XXXVn, PANGKUR

1. Kepergian Kanjeng Sultan 1, Tindakira Kanjeng Sultan


di belakangnya diiringkan prajurit aneng buri ginrebeg ing ngajurit
kiri kanan dan belakang kering kanan miwah pungkur
abdi dalem tamtama abdi dalem tamtama
empat puluh tak jauh dengan Sri kawan dasa tan tebih lawang sang
Raja Prabu
segenap bupati dalam bopati lebet sadaya
mereka menjaga Gustinya. samya rumeksa ing Gusti
2. Waspadasepanjangjalan 2, Prayitna samarga-marga
tak ada yang beijauhan dari datan wonten adoh tataning sami
barisan
dan yang di depan miwah ingkang aneng ngayun
ialahKi Patih wau RekyanaPatya
segenap putranya waspada para putra sadaya prayitneng
terhadap bahaya kewuh
di depannya Kanjeng Sultan neng ngarsane Kanjeng Sultan
semua gembira menghadapi sedaya gembireng westhi
bahaya.
351

3. Kanjeng Sultan berniat 3. Karsanira Kanjeng Sultan


beristirahat di Prambanan mesanggrahan nengPrambanan
nenggih
Gemuruh suara prajurit Swaraning bala gumuruh
di sebelah Timur Sungai Opak sawetan Kali Opak
mereka berbaris melingkar bans kubeng sedaya sami atepung
selalu berhati-hati tan pegat prayitnanira
segenap prajurit. sakathahing hang prcgurit

4. Prajurit dalam telah disiapkan 4. Prajuritjro wus atata


tak keliru susunan barisnya tan kaliru pemahira ing baris
matahari hampir tenggelam sang Diwangkara meh sump
prajurit Pajang enak beristirahat eca rerep wadya Pajang
pondoknya telah diatur menjadi gennya mondhok wus tata sajum-
bagian-bagian jum
Demikianlah ceritanya Neng na wau kang kocapa
Kanjeng Senapati Mataram Jeng Senapati Mentararru

5. Beliau telah mendengar 5. Apan sampun miarsa


bahwa ayahnya hendak bergerak lamun ingkang rama karsa nindaki
anglumgi ing Mentamm
memerangi Mataram
tiba di Pranibanan
prapta aneng Prambanan
kehendaknya menjemput di karsanira amethuk ing Randhu-
Randupitu pitu
sang Senapati berkata, sang Senapati ngandika,
berembuk dengan uaknya. mring kang uwa angrembagu

6. Delapan ratus orang telah 6. Wong dhomas wus ingundangan


diuj).dang
lengka^ah prajurit Mataram pepak kabeh wadya Mentawis
sumektagegamanipun
bersiap dengan senjatanya
tombak serta senapan waos lawan senjata
pedang,lembing, towok, perisai, pedhang lembing towok tameng
lawan busur
serta busur
di belakang dan di kanan ing pungkur miwah ing kanan
berangkatlah setelah tanda tengara budhal tumuli
berangkat.
352

7. Berangkatlah Senapati 7. Senapati lagya budhal


Kiai Juni tidak berjauhan KyaiJuru lampahira tan tebih
gemuruh suara prajurit swarane bala gumuruh
semuanya waspada sadaya pan prayitna
seFta barisaimya Mantri Majegan miwah MantriMcgegan ing
lampahipun
tak jauh dari Gustinya tan tebih Ian Gustenira
Senapati di Mataram. Senapati ingMentawis,

Tak diceritakan di jalan & Datan kawama ing marga


telah tiba di Randulawang sampun prapta wau ing
Randhukori
semua siap dalam barisan pacak baris sawadyanipun
pesanggrahan telah jadi pasanggrahan sampun dadya
bala tentara melingkar barisnya wadyanira akubeng barisipun
ketika tibanya senja sareng sump praptanira
bende Ki Bicak dipukul segera. KiBicak tinabuh aglis.

9. Tak diceritakan dijalan 9. Datan kawama ing marga


Senapati maju perang Senapati miyosi ing ngajurit
menyuruh orang Gunungkidul prentah mring wong Gunungkidul
untuk menumpuk kayu bakar kinen anumpuk wreksa
tumpukannya diperbesar pepanthane denagung panumpuk-
ipun
tak berjarak selemparan elet tan na sapembalang
atau jarak satu pembandil. utawa let sapembandhil

10. Senapati berada di depan 10. Senapati aneng ngarsa


hendak menyalakan api karsanira ngubalken ingkanggeni
sepi orang segera dinyalakan sirepjalma gya tinunu
tumpukan kayn itu tetumpukan kang wreksa
menggelegar suara api berkobar pan gumleger swaraning geni
mumb
berbaur dengan suara bende aworungele KiBicak '
Ki Bicak
suaranya seperti petir seratus ribu. swara lirgelap sakethi
353

11. Seperti terdengar di angkasa 11, Kadi karengeng wiyat


tersebutlah Prajurit Pajang hang kocapa prcgurit Pcgang
nenggih
Ki Patih datang bersembah Kyana Patih nembah matur
kepada Kanjeng Sultan Pajang mring Kanjeng SultanPqjang
"Hamba melaporkan Gusti 'Pan kawula ngaturi priksa
Pukulun
bahwa putra Paduka kelamun putra Paduka
Senapati di Mataram Senapati ingMentawis

12. menghadang senjata Paduka 12, Amapagdedamel Tuwan


berbaris di Randulawang inggih wonten ing Randhulawang
baris."
Hati Sultan Pajang gugup Sultan Pcgang ing tym gugup
berucap sambil melihat anebda sigra mulat
api yang berada di Gunungkidul kanggeni Gunungkidul pemahr
ipun
mendengar suara kelawan miarsa swara
bunyi bende Ki Bicak mengerikaa ungele Ki Bicak gigrik.

13. Api makin membesar 13, Saya ageng punang dahana


dan Ki Bicak bergema di angkasa Ian Ki Bicak ngumandhang wiyati
Kanjeng Sultan berpikir Jeng Sultan garjiteng kalbu
lalu berkata kepada Ki Patih ngandika mring KiPatya
"Hai, panggillah putraku "Heh Tumenggung timbalana
putraningsun
dan segenap adipati Ian sakehe pra dipatya
serta adipati pesisir miwah dipati pesisir

14. manca negara semuanya." 14, manca nagara sadaya,"


Ki Patih menyembah lalu keluar Atur sembah KiPatih sigra mijil
diundang dan telah tiba ingundmigan prapta sampun
semuanya menghadap sadaya samya sowan
tiba di hadapan semuanya serius prapteng ngarep sadaya sami
abukuh
Kanjeng Sultan berkata, Kanjeng Sultan angandika,
"Hai segenap adipadi "Ya sakehe pra dipati
354

15. Ki Patih serta putraku 15, KiPatih Ian putraningwang


lihatlah gunung terbakar tingalam ing ardi dadi geni
apa yang saya lihat apa ing pamirsaningsun
dan bunyi bende Ki Bleak Ian unine KiBicak
berdengung bak kilat seribu pan angungkung lir gelap sewu
bersatu abarung
berbaur dengan suara api awor swaraning dahana
amat menakutkan dene langkung ngajrihi

16. Sungguh itu Ki Senapati" 16, Yektine Ki Senapatya


Adipati Tuban datang bersembah, Adipati ing Tuban awotsari,
"Hamba berpikir "Kay^ula matur pukulun
pada sabda Paduka Raja ing pangandikane Nata
menakixtkan pada para prajurit nggegirisi dhumateng wadya
sadarum
kedua kalinya hati menjadi ping kalih nyumelang manah
was-was

akhirnya mengecilkan hati. temahan nyilikken galih

17. Semua abdi dalem 17. Abdi dalem pan sadaya


para adipati dan mantri pra dipati miwah kang para mantri
bertutur sanggup sedaya tur sami purun
melawan Kakanda. mengsah mring kakangmas,
Senapati sedikit prajuritnya Senapati apan kedhik wadyanipun
. ^ sedangkan Pajang lebih banyak wadya Pajang mapan kathah
semuanya berani sedaya gih sami wani

18. Mereka mahir berperang 18, Widikbya yen sami perang


tangguh dan berani menang teguh purun yen nyekel Senapati
bagaimana pun pasti berani sagendhinge yekti purun
jika diperkenankan lamun antuk sangaja
oleh Kanjeng Sultan, semua sangking rama Jeng Sultan sadaya
berani." purun,"
Kanjeng Sultan Pajang berkata, Sultan Pajang angandika,
"Putraku Ki Adipati "Sutengsun Ki Adipati

19. Putraku Adipati Tuban 19, Putrengong Dipati Tuban


janganlah kau berani aja sira kulup awani-wani
355

melawan Senapati. musuh Senapati iku,


Ketahuilah, telah saatnya wmhanira was prapta
janji nurbuat tertuju untukku ingjanjine nurbuat kang aneng
ingsun
dari Pajang berpindah ke Mataram ingPajang ngalih Mentaram
yang menguasai tanah Jawa. ingkang mengku tanah Jawi

20, Sakeh ratu tanah Jawa


20. Segenap raja tanah Jawa
menghadap kepada Senapati seta marang Senapati Mentawis
Mataram
pasti menjadi pelita besar pasthi dadi damar agung
Senapati Ngalaga Senapati Ngalaga
di Mataram", sabda Sultan Pajang ing Mentaram", Sultan Pajang
kang winuwus
Ki Juru Martani berkata, KiJuru Martani nabda,
"Hai, putraku Senapati "Heh putrengsun Senapati

21. Bagaimana kehendakmu 21, Kadi pundi karsanira


tak urung berperang dengan raja nora wumng aprang Ian Sri Bopati
berapa jauh api itu pira dohe geni iku
selang sedikit saja let sethithik kewala
kelak berperang dengan Sultan pan ing benjing aprang lawan
itu Sultan iku
saya ini kelewat malu ulun iki keliwat wirang
memandang muka para mantri anon mring mukaning mantri

22. Kelak jikateijadiperang 22, Benjangyen prapta ing ngrana


bapak dan anak saling mendesak dene bapa Ian sunu silih ungkih
dan Gusti juga gurunya myang Gustine dadiguru
mana yang terlaksana?" pundi ingkang lunampah?"
Senapati menjawab,"Uak Ki Juru Senapati Ion mojar, "UwaKiJuru
mana yang dilaksanakan pundi ingkang linampahan
hamba mohon kepada Kiai. ulun nyuwun dhateng Kyai

23. Beritahulah hamba." 23, Jarwanana reh andika."


Ki Juru Martani bertutur manis, Kyai Juru Martani muwus rum,
"Jika mampu dan ingin yen sembada Ian ing kayun
dahulu kau telah bertemu dhingin sira wus panggya
356

beijanji dengan Ratu Laut Kidul prajanjean Ratu Segara Kidul


tagihlah janjinya tinagih ingkang samaya
dan yang berada di Gunung Ian kang aneng Gunung Mrapi"
Merapi."

24. "Dahulu kan beijanji 24, *'Ing nguni apan semaya


kepada saya pasti kutagih marang mami sayekti ulun tagih
kap telah tiba janji itu." pan wus dhatengjanjenipun,"
Senapati Ngalaga Senapati Ngalaga
bergeser lalu berdiri dan pan lumirifig angadeg tumengeng
memandang ke atas luhur
menagihkan janjinya angestbkken janjenira
dengan sang Kara DewL kalawan sang Kara Dewi

25. Ramai berdesis di angkasa 25, Umyung ngeses ing ngawiyat


angin ribut meneijang pepohonan bayu bcgra anrajangkayu sami
banyak pohon yang tumbang kayu-kayu akeh rubuh
dan dahan-dahan patah weneh epang sempal
tanah sumbang gunung ber- dhungkar-dhungkar arga munya
gemuruh tinggaludhug
pertanda baha jin datang pracina yen jim prapta
tak lama dari langit. tan antara sangking nglangit,

26. Gegap gempita bak langit retak 26, Gumita lir langit bengkah
mengerikan bak gunung roboh kadya gunung rubuh samya
ngcgrihi
bumi bergerak -gerak bumi obah mayug-mayug
gara-gara besar datang gara-gara geng prapta
Gunung Merapi menyahut meng- Gunung Mrapi anauri gumaludhug
guruh
serta api memancar sarta geni sumaburat
turun hujan lebat sekali udan ageng andhatengL

27. Gunung hancur batu pecah 27, Gununggugur watu pecah


kerikil jatuh bertubi-tubi kang karikil kathah kang nibani
Sungai Opak pun berlumpur sarta Kali Opak ladhu
batu-batu besar tiba watu geng-geng prapta
berdatangan di sebelah Barat sami prapta Kilen Kali Opak wau
Sungai Opak
357

menghanyut ke Utara arahnya angeli ngalor parannya


rupanya bak gula manis. wamane lir dhandhanggendhis.

XXXVm. DHANDHANGGULA XXXVra. DHANDHANGGULA

1. Demikianlah datang banjir lumpur I Apan wau ladhu agengprapti


bergulingan di Sungai Opak samiglundhung aneng Kali Opak
riuh suara batu umyung hang sela swarane
batu-batu bertutur, watu samya amuwus,
"Hai kawan besar dan kecil "Lah baturkanggedhe cilik
kalian diperintahkan padha sira ingandikan
menghadang musuh urnapag kang mungsuh
yang berada di Prambanan ingkang anengPerambanan
lawanmu itu Sultan Pajang Sultan Pajang iku mungsUhira
jurit
kalahkan dalam semalam!" sawengi kalahena!"
2. Para mantri Sultan Pajang 2, Sultan Pajang ingkang para mantri
gempar karena lumpur naik kagegeran dening ladhu munggah
mendesak pesanggrahan andheseg pasanggrahane
mantri Pajang berlarian mantriPajang lumayu
cerai berai saling mendahului sowang'Sowang arebut dhingin
mengira hari kiamat narka dina kiyamat
karena lumpur menyerang dene ladhu nempuh
pesanggrahan pun sarat pasanggrahane kawratan
tak layak batu lumpur naik nora layak watu ladhu anginggahi
rusaklah semuanya. samya rusak sadaya

3. Prajurit Pajang lari 3. Sultan Pqangbalaneangisis


karena semua senjatanya musnah mapan sirna sakehe jgegaman
semuanya diikat samya binongkokan kabeh
Sultan Pajang segera mundur Sultan Pcgang gya mundur
siap naik gajah nginggU limangennya miranti
lalu pergi ke Tembayat pan lajeng mring Tembayat
makam yang dituju ngastana jinujug
kunci tak dapat dipergunakan. kunci sinorog tan kena
Sultan Pajang bersembah dari luar Sultan Pcgang angujung saking
ingjawi
lalu berujar, sawusira gya mojar,
358

4. "Baiklah, sudah takdir Tuhan 4. '*Iya uwis takdiring Ywang Widi


halnya anak kunci tak dapat dene kunci sinorong tan kena
digunakan
telah menjadi kehendak Tuhaa" wusjanjine ing Ywang Manon."
Sultan Pajang pun terus Sultan Pajang gya Icgu
membubarkan semua yang ber- nulya bubar sagung kang baris
baris
Kanjeng Sultan naik gajah Jeng Sultan nitih liman
bala tentaranya gemuruh kang wadya gumunih
gajah meronta-ronta kang liman angrumba-ngrumba
Sultan Pajang jatuh dari gajah Sultan Pajang adhawah sangking
ing esthi
s;ang putra memapahnya. kang putra angrerompa.

5. Setelah sang Raja jatuh 5. Sadhawahe sang Sri Narapati


parahlah sakit raja apan sangetgerahe sangAji
kemudian ditandu saja anulya tinandu bae
Demikianlah yang tersebut Kuneng ingkang winuwus
Senapati yang diceritakan Senapati ingkang winami
sekembalinya sang ayah sakondure kang rama
Kanjeng Sultan Kanjeng sangAprabu
Senapati pun menyeberang Senapati sigra nyabrang
mengantarkan ayahnya, sang ngaterken mring kang rama,
Raja SriBopati
pulang ke negeri Pajang. kondur ing nagriPajang
6. Sultan Pajang telah mengetahui 5. Sultan Pq'ang pan sampun udani
jika Senapati Ngalaga lamun Senapati ing Ngalaga
mengantarkan kepulangannya ngaterken sakondure
prajurit Mataram tak banyak kedhik wadya Mentarum
Sultan Pajang berkata manis, Sultan Pq'ang ngandika aris,
"Putraku Senapati "Sutengong Senapatya
mengantarkan diriku ngaterken maring sun
karena cintanya padaku." sangking tresnaning maring wang'
Adipati Tuban berkata, Adipati ing Tuban mirsa tur aris,
"Hamba bersembah Kanjeng "Amba matur Jeng Sultan
Sultan

7. lalah putranda Senapati 7. Inggih putra Tuwan Senapati


di Ngalaga menyusul Paduka ing Ngalaga nusul ing Paduka
jika ayahnda Raja boleh yen suwawi karsa Rqeng
359

dikembalikan prajurit itu winangsulken wadyagung


kanda Senapati Mataram kakang SenapatiMentawis
hanya sedikit prajuritnya." dene kedhik wadyanya"
Kanjeng Sultan menyahut, Sultan ngandika rum,
"Putraku Adipati Tuhan "Sutengong Dipati Tuban
ketahuilah, putraku sang Senapati wruhanira kaki kulup Senapati
mengantarkan akm ngaterken marang ingwang
8. Telah menjadi kehendak Ttihan 8. Wus pinesthi karsaning Ywang
Widi
halnya telah tabu cerita Kanjeng pan wis weruh wirayat Jeng Sunan
Sunan
di Girl, ingat hatiku ing ngarga enget tyas ingong
bahwa almarhum yen kang swargi itu
anak cucunya menjadi raja nak putune dadya narpati
seketurunannya satedhak'tedhakira
termulia dan masyhur kasasra pinunjul
menjadi raja tanah Jawa dadya ratu tanah Jawa
seberang tunduk miwah sabrang sumuyud tan na
wani
raja tanpa imbangaa" rcga tanpa sisihan."

9. Adipati Tuban tak boleh bicara 9. Adipati Tuban ta kena.ngling


iama-kelamaan Pangeran Benawa dangU'dangu Pangeran Benawa
berdatang sembah kepada Raja, Ion matur dhateng ramaje^,
"Hamba melapor Paduka *Amba maturPukulun
banyak prajurit tiada keija wadya kathah da tanpa kardi
kalau sampai tak ada kerja yen ngantos tanpa karya
andaikata Paduka mengizinkan yen suwawi ulun
saya
dengan Adipati Tuban kalih Adipati Tuban
mengulangi dengan Ki Patih amangsuli kalihan Rekyana Patih
mengembalikan Kakanda." mangsuli kakang emas,"

10. Kanjeng Sultan berkata manis, 1ft Sultan Pajang angandika aris,
"Putraku,janganlah kau berani "Putraningsun cqa wani sira
melawan abangmu amungsuh kakangmu Angger
sudah kehendak Tuhan wus karsaning YwangMahaagung
abangmu Ki Senapati kakangiraKiSenapati
menguasai tanah Jawa amengku tanah Jawa
360

menjadi raja besar dadi ratu agung


terkenal sampai ke tanah seberang kasasra ing tanah sabrang
tenanglah prajuritku besar kecil." wis menenga wadyaningsun ageng
alit"
Tunduklah mereka yang Mituhu hang miarsa
mendengar. 9

11. Pangeran Benawa dan Adipati 11. Pangran Benawa Ian Tuban Dipati
Tuban
mereka taat akan sabda raja samya mituhu sabdaning narendra
yang diceritakan perjal,anan ingkang kawama lampahe
raja telah tiba ^ sang Nata sampun rawuh
di Pajang langsung ke istana nagriPajang tumameng purl
segenap prajurit wadyabala sadaya
Adipati dan Tumenggung Dipati Tumenggung
pesisir dan manca negara pasisir manca nagara
aria, demang, pecattandha, dan aria, demang, pecat tandha, Ian
ngabehi ngabei
mereka istirahat. pan samya makajangan.
12. Sri Raja sakit keras 12. Saya sanget gerahe sang Aji
segenap ptajurit Pajang wadya Pajang geng alit sadaya
semuanya beristirahat Iqeng makajangan kabeh
seletak-letaknya sapemah-pemahipun
Tersebutlah Kanjeng Senapati Kang kocapa Jeng Senapati
Ngalaga di Mataram Ngalaga ing Mentaram
telah tiba di Mayang prapta Mayang sampun
lalu beristirahat di pesanggrahan Iqeng rerep masanggrahan
di Mayang selama empat puluh aneng Mayang lami kawan dasa ari
hari
diiringkan sang uak. pangiride kang uwa.

13. Sang uak ialah Ki Juru Mertani 13. Ingkang uwa KiJuru Martani
tak jauh dari putranya datan tebih lawan ingkang putra
di mana pun befada ya ta sapemah-pe^he
demikianlah yang diceritakan. wau ingkang winuwus.
Sultan Pajang bersabda n^nis, Sultan Pajang ngandika aris,
"Senapati Ngalaga!" "Senapati Ngalaga!"
Jaiannya pun laju Lajeng lampahipun
mondok di desa Mayang mondhok ing desa Mayang
. di sebelah Barat Pajang, Sultan Kilen Pajang Sultan karsa nim-
hendak memanggil
Senapati, putranya. mring putra Senapatya
361

14. Putra yang disuruh berangkat 14. Putranirawaukanglumaris


cepat-cepat jalannya bmpahira mapan gegancangan
telah tiba di Mayang was praptaMtofor^lampahe
setelah bertemu ri sampunira wus cundhuk
dengan sang Senapati ngarsardra sang Senapati
utusan berkata, nulya matur kang duta,
"Hamba diutus "Kawuia ingutus
oleh ramanda Kanjeng Sultan mrb^ Kaiy'eng ranta Sultan
untuk memberi kabar penting Ian kawuia ingutus parity udani
hal sakitnya ramanda Sultaa grdh ramanta Sultan.
15. Karena sangat sakitnya Raja 15. Sanding sanget gerdhe sang Aji
Anda diharapkan datang ke sana.' jengandika inggih ingandffcan."
Jawab sang Senapati, Senapati Ion delinge,
"Bentara,segeralah melapor "Gandhek, matura dengupuh
takzimku persembahkan kepada bakteningsun marang rama Jt
ayah
katakanlah Bentara gandhek sira matura
saya tak akan datang ingsun tan lumaku
aku tidak pulang pan era mulih manira
aku ini mengantarkan sang Raja ulun iki angaterken sang Afi
dan dikehendaki oleh Tuhan." lawan karsaning Sukma"
16. Duta menyembah kepada sang 16. Duta nembah dhateng Senapati
Senapati.
telah kembali segera menghadap sampun wangsul tumameng
byantara
bertemu dengan Sri Raja wus cundhuk lawan sang Rig'eng
semuanya dilaporkan katur saaturipun
Kanjeng Sultan awas dalam hati- Kanjeng Sultan waspadeng batin,
nya.
Tersebutlah Senapati Kqcapa Senapatya
di Mayang bermohon neng Mayang nenuwun
berdiri mempersatukan jiwa raga angadeg ngejum saliva
Panembahan khusuk bertafakur Panembahan maladi semadi ening
mohon petunjuk kehendak aneges karsaning Ywang
Tuhan.

17. Tuhan mengabulkan 17. Tan adarbe mengan kang linuwih


Kanjeng Sultan Ngalaga Kanjeng Senapati Ngalaga
seanak bukit besarnya sagunung nakan gedhene
362

juru taman pun juru tamanipun


datang menghormat di hadapan prapta mendhak ngarsane Gusti
Gustinya
ialah sang Senapati gih ri sang Senapatya
Juru Taman bertutur Juru Taman matur,
sambil menyembah,katanya, sarwi wotsekar turira,
"Bila ada kehendak sang Senapati "Bilih wonten karsane sang
Senapati
silakan Paduka. sumangga ingPaduka,

18. Mohon diberi tugas Gusti 18. Nuwunkarsa Paduka ing Gusti
Tuan adu dengan ayahnda Sultan tuwan aben Ian ramanta Sultan
sanggup menahan perang purun nranggulang yudane
kinilah saatnya ing mangke mangsanipun
sang Raja sedang sakit parah." lagya gerah sanget sang Aji"
Kata Senapati Ngalaga, Senapati Ngalaga,
"Aku tak punya maksud "Ngong tan darbe kayun
jika kau punya kehendak lamun duwe karep sira
aku tidak menyuruh dan tidak nora akon pan nora ngalangi mami
menghalangi
sekehendakmulah," apa sakarepira"

19. Juru Taman telah mengira di hati 19, Juru Taman sampun dugeng batin
akan kehendak tuannya ing karsane wae Gustenira
menyembah dan segera pergi tur sembah umesat age
tiba di istana Pajang prapta Pajang kedhatun
Kanjeng Sultan sedang duduk Kanjeng Sultan pan lagya linggih
segera ditinju dadanya sigra binithi kangjaja
Sultan pingsan Sultan datan emut
mereka bertangisan apan sami tinangisan
para putra dan istri menjerit para putra miwah garwa sami
anjrit
Kanjeng Sultan terkejut lalu kagyat nglilir Jeng Sultan,
bangun.

20. Segenap keluarga menangis 20, Pra santana sadaya anangis


di dalam istana para ksatria, ingjro pura satriya wanodya
wanlta
gemuruh suara tangis gemuruh swara tangise
Senapati Mataram Senapati Mentarum
363

telah mendengar bahwa Sri Raja sampun mirsa lamun sangAji


sakit parah sekali langkung sanget kanggerah
kiranya tak tertolong kadi boten ngukup
Juru taman yang memberitahukan Juru taman kang sungwikan
kepada Panembahan Senapati Panembahan Senapati ing
Ngalaga Mentawis
orang Mataram pun diundang. wongMentaram ngundhangan

21. Semuanya disuruh membeli bunga 21 Sedaya kinen tumbas sekar tlasih
telasih
beipikul-pikul dan bergotong- pan dkathahpikulan gotongan
gotong
dfletakkan di pintu kota sineleh lawang seketheng
Senapati Mataram Senapati Matarum
telah tiga malam lamanya lamenira wus tigang latri
beristirahat di Mayang mesanggrah aneng Mayang
Ketika itu telah kembali Semana wus kondur
tak terceritakan di jalan dataH kawama ing marga
telah tiba di negeri Mataram sampun prapta wau nagri ing
Mentawis
Bergantil^ yang diceritakan ganti wau winama

22. Pangeran Benawa bersembah 22. Pangran Benawa maturwotsari


kepada ramandaJeng Sultan dhateng rama Jeng Sultan ing
Pajang P(gang
"Ayahnda Raja, putra Paduka "Putra Paduka sang Rajeng
Senapati Mataram Senapati Mentarum
ya semuanya Mataram pan sadaya nenggih Mentawis
mereka disuruh membeli sami kinen tumbasa
bunga telasih telasih puniku
berpikiil-pikul dan beijodang- j'^'odhangan pepikulan
jodang
bergotong-gotong ditimbun di gegotongan pra samya tinumpuk
pintu kori
mendapat bagian semua." saketheng kawradinan."

23. ■ Kanjeng Pajang bersabda manis, 23. Sultan Pajang angandika aris,
"Abangmu Senapati Ngalaga Kakangira Senapati Nglaga
sangat sayang padaku marang sun banget asihe
sungguh sayang yektine asih tuhu
364

raemptinyai ayah sepferti aku ini duwe b(q)a ingjeneng mami


saling mengasihi yaiku sih-sinihan
menghabiskan hiati nelasaken ki^un
abangmu Senapati kakangiraSenapatya
putraku Senapati itu mehgetahui pan waspadeng sutengsm Senapati
bahwa aku harfipir mangkat" yen ingsun meh pralaya"
24. Setelah bersabda maka mangkat- 24. Wus ngandtkasedaSriBopati
lah sang Raja
istri dan putranya bertangisan tinangisan garwa lawan putra
teramatlah susahnya kalara-lara tangise
dan mantri, tumenggung miwah mantri tumenggung
demang, rangga, dan ngabehi demang rangga miwah ngabei
wadu aji semuahya wadu aji sadaya
kanduruan bergemuruh kandhuruan umyung
mereka pun bertangisan sadaya sami karuna
mengguntur tagis para kawula pan gumerah swarane kawula
nangis
gegap gempita bak halilintar. gurnita anglir gerah

25. Adipati Benawa berkata, 25. Adipati Benawa sigra ngling,


"Hai para mantri di Pajang *'Eh sakehe para mantriPcgang
semua kuminta pendapatmu kabeh sunjaluk rembuge
aku disuruh tunduk ingsun kinen amanut
peisan ayahnda sang Raja weweling ing rama Aji
dengan kand^ Senapati Ian kakang Senapatya
putra yahg sulung kang pu tra perbayun
sepeninggal ramanda Kanjeng sasedane Kanjeng Rama
Sultan
sebaiknya abangku kupanggil pan prayoga kakangmas ingsun
aturi
memberi tahu bahwa ayah wafat. matur yen rafna seda

26. Mau atau tidak 26. Becik gelem tan gelema becik
halnya dia saudaraku tua apan iya sanak ingsun tuwa
pengganti ramanda Raja rama Ji ing gegentine
ituiah sembah baktiku." dununge sembah ingsun,"
Semua mantri Pajang berangkat MantriPegang kabeh lumiring
duta telah berangkat cepat dutanira wus mesat
tiba di Mataram ing Mentaram rawuh
segera masuk ke istana gya tumameng jroning pura
365

telah menghadap Panembahan pan wws cundhuk Ian Panembahan


Senapati Senapati
sang duta datang bersembah, umatur punang duta,

27. "Gusti, hamba disuruh menyam- 27, "Ulun Gusti ingutus tur bekti
paikan
oleh adinda Pangeran Benawa de rayinta Pangeran Benawa
bahwa ramanda Kanjeng Sultan yen ramanta Sultan mangke
ini
telah pulang ke rahmatullah ing rahmat sampun kondur
maka Anda dipersdakan mila Tuwan dipunaturi
oleh Kanjeng Pangeran dhateng rayi JengPangran
Benawa,sungguh-sungguh Benawa kelangkung
ditunggu untuk memandikan ingantos anyiramana
jenazah ayahnda ing layone Kanjeng Ramanta
nenggih
yang masih terbujur." amisih gilang-gilang"

28. Maka Panembahan Senapati 28. Panembahan wau Senapati


serenta mendengar perkataan sareng mirsa ature KiDuta
utusan
hatinya amat heran kelangkung ngungun ing tyase
Panembahan bertutur Penembahan ngandika rum
mempersilakan sang uak datang angaturi kang uwa aglis
Setelah Ki Juru tahu Ki Juru sareng mirsa
amat heran langkung ngungunipun
sang Senapati berkata Senapati angandika
akan pergi ke negeri Pajang arsa tindak dhateng nagriPajang
nenggih
lalu mempersiapkan kuda. nulya mundhut turangga

29. Sang Panembahan mengendarai 29. Panembahan sigra nitih wajik


. kuda
bersama hamba berkuda pula Ian kawula sampun nitih kuda
berjalan cepat sami cecongklangan bae
tiba di istana Pajang prapta Pajang kedhatun
segera sang Panembahan sujud Panembahan nulya nungkemi
pada kaki sang ayah mring padane kang rama
dalam hatinya bertutur, jroninggalih muwus,
366

"Tak beda dengan ketika masih **Tan beda duk kala gesang,"
hidup/'
Batin Panembahan Senapati lug batine Panembahan Senapati
kepada Kanjeng Sultan Pajang. marang Jeng Sultan Pajang

30. Sri Raja pun dimandikan 30. Siniraman wau ta sang Aji
Jenazah Kanjeng Sultan dikafani wus kinapan layone Jeng Sultan
segera disembahyangkan anulya sinalatake
dimakamkan di Butuh. sinarekaken Butuh
Kemudian mereka membaca Nulya sami rmca talekim
talkim
selesailah mereka berdoa. andonga sampun tamat
Mereka pulang Nulya sami mantuk
cepat tiba di negeri Pajang glis prapta nagri ingPajang
Kanjeng Sunan Kudus memanggil Sunan Kudus nimbali marang
bupati bopati
putra serta sentana (kerabat). putra miwah sentana

31. Kanjeng Sunan Kudus berkata, 31. Kanjeng Sunan Kudus sigra
angling
"Hai segenap mantri Pajang "Heh sakehe para mantriPajang
serta para tumenggung miwah pra tumenggung kabeh
dan segenap keluarganya miwah sakulawangsanipun
yang pantas menjadi raja ingkang pantesjumeneng aji
menggantikan Sultan Pajang nggenteni Sultan Pajang
yang telah mangkat ingkang sampun surud
jika imbang dengan Tuan yen suwawi lawan Tuwan
Adipati Benawa pantas mengganti Adipati Benawa yogya genteni
satu-satunya putra lelaki." putra kakung sajuga"

32. Kanjeng Sunan Kudus berujar 33. Sunan Kudus asm denira ngling,
keras,
"Tak layak menggantinya "Tan prayoga iku gentenana
Adipati Benawa. Adipati Benawane.
Yang pantas menjadi raja Kang yogya dadi ratu
sebaiknya Adipati Demak AdipatiDemak prayogi
meskipun itu menantu nadyan iku mantua
yang di Demak anak tertua Demak putra sepuh
anak perempuan yang sulung putra estri ingkang tuwa
367

putra yang muda laki-laki Sultan Pajang kang lanang putra


taruni
ialah Adipati Benawa. AdipatiBenawa

33. Meskipun wanita sebaiknya 33. Nadyanwadpnprayogagenteni


mengganti
sebab dia anak tertua dene iku putrane kang tuwa
lagi pula keturunan bangsawan karo padha trahe kummane
Adipati itu Adipati puniku .
juga telah diwarisi apan iya wis denwarisi
wasiat di Jipang ing Jipang wasiyat
menurut pesan Sultan Suitan wekasiputi
baik bertahta di Jipang yogajumeneng neng Jipang
wisma diwaris-waris wisna dhihgin winaris-waris nagri
yang dinegeri Jipang." ing Jipang kang riagara.**

34. Senapati akan berbicara 34. Senapati apan arsa angling,


terputus oleh ujar Kiai Juru, gya sinaru Kydi Juru mojar;
"Sudahlah Buyung, mari pulang.' "KiBayi wis samya muleh"
Senapati pun pularig Senapati gya kondur
Ki Juru menasihati, Kyai Juru pan memarahi,
"Senapati Ngalaga jangan ikut ''Senapati Ngalaga aja urunwuruk
berembuk
maksud mereka bersaudara karepe padha sesanak
saling menyerang berebut negeri silih ungkih iku denrebut mgari
menjadikan perang. dadya paperangan.

35. Buyung, marilah pulang dahulu 35. KahipayoamulUiadhingin


bersedekahlah untuk mendapat- sidhekaha ngalap kang supangat
kan syafaat
kepada segenap leluhur mring leluhurira kabeh
di Mataiam yang agung ingMentaram kang agung
beras beserta padi ingkang beras kalawan pari
banteng serta menjagang(rusa) bantheng lawan menjangan
cukup di Mataram tan kurang Mentarurru
meskipun bersuka-suka nadyan manggung kasukana
di Mataram negerimu sendiri nengMentarum negaranira pribadi
jangan berada di Pajang." ja ana nagriPajang"

36, Penembahan telah tiba di Mataram 36. Panembahanwus praptaMentawis


tak diceritakan kehendaknya tan winama ing sakarsamm
368

Diceritakan sang Raja Kocapa wau sang Rajeng


Dipati Demak pulang Dipati Demak mantuk
mengganti sebagai raja anggentosijumeneng qi
tanahnya dibagi tiga pinratiga kang tanah
dua bagian diambil rong duman pinundhut
tanah sisa yang sebagian tanah kangmisih saduman
yang dua bagian diambil lintuk kang rong duman pinundhut
dihadiahkan karya peparing
kepada mantri larha. dhateng mantri kang lawas.
37. Telah merata pembagian tanah 37, Wus werata pinaringan bumi
mantri lama yang dari Demak mantri lawas ingkang sangking
Demak
mereka dinaikkan kedudukannya samijinunfung hingguhe
tak ada nama tumenggung tan ana aran tumenggung
pecattandha dan ngabehi pecattandha Ian ngabehi
bupati, aria, dan demang bupati, arya, Ian demang
kanduruan itu kandhuruan iku
tanda, mantri^ sarta rangga tandha, mantri, lawan rangga
padelegan serta pula ngabehi padelegan kalawan nama ngabehi
mereka tinggal di Pajang. samya wisma nengPajang

38. Semua mantri Pajang merasa sedih 38. MantriPajang manggungsusah


sami
sebab dikurangi jatah tanah pan denlongigegadhuhanira
mereka
mereka buruk ucapnya padha ala pangucape
cepat-cepat melawan age-age memungsuh
biarlah rusak Pajang ini den rusaka ing Pajang iki
aku pun terpojok katuwon awak ingwang
ditinggalkan sang Prabu tinilar mring Prabu
amatlah sakitnya kaliwat denira lara
Pajang banyak penjahat, keh durjana wongPajang
mencopet dan ntencuri mbedog angutil
merampok dan membegal. anayap ambegal

39. Mantri Pajang banyak yang takut 39, MantriPqang akeh padha miris
tambah-tambah rusak semuanya manak arisak-arisak sadaya
oleh raja muda sekarang marang ratune ing mangke
halnya isi hati mereka itu apan telenging kayun
Senapati Ngalaga dahulu Senapati Ngalaga nguni
369

mantri Pajang yang lama mantriPqang kang lawas


Pengalasan Sewu pangalasan sewu
banyak yang menuju Mataram akeh kanan mringMentaram
mereka beijalan cepat dan telah lampahira sesanderan sampun
tiba prapti
di Mataram. nagri ingMentaram
40. Duta laju sampai ke puri 40. Duta mangsah tumamengjro puri
bertemu dengan sang Senapati apan cundhuk lawan Senapati
segera menyembah takzim sigra nuli nembah age
duduk tekun menunggu palungguhvra bukuh
sambil bersembah berkata pelan, alon matur sarwi ngabekti,
"Hamba ini diutus "Ulun apan dinuta
oteh Pengalasan Sewu Pangalasan Sewu
melapor Paduka atur uninga Paduka
adik Paduka di Demak yan sang rayi Tuwan ing Demak sang
Adipati Adipati
menyusahkan mantri lama. nusahken mantri lawas.

41. Semua mantri Pajang ingin 41. MantriPajang sadayayunbalik


berbalik
tak enak menghamba datan eca denira ngawula
terhadap sang Raja adinda Tuan dhateng rayinta sang Rcgeng
sanggam pun diambil gegadhuhan pinundhut
semua mantri Pajang tadi mantriPajang sadaya sami
yang dua bagian ingkang kalih duman
yang tinggal hanya satu bagian kang saduman kantun
maka mereka susah marmanipun kathah susah
Pajang rusak jika malam takut Pqang rusak yen dalu agiris
pencuri maling
jika siang banyak begaL yen rina keh wong begaL
42. Andaikata Paduka Gusti 42. Yen menawi pukulun ta Gusti
berkehendak menyerang Pajang darbe karsa angrebasengPajang
maka saat sekaranglah apan ta punika mangke
Pajang masih kacau Pajang maksih raheru
tiada harapan hati datan wonten telenging ati
semua prajurit Pajang Pajang wadya sadaya
jikalau Paduka menawi pukulun
silakanTuan keluar sumangga Tuwan mp'ila
di luar kota mantri Pajang jawi kitha mantriPqang sami
berbalik balik
mengikuti Paduka." umiring mring Paduka."
370

43. Senapati Ngalaga menyahut, 43, Senapati Ngalaga sigra ngling


"Hai duta,laporkan kepada "Heh ta duta matura mitrengwang
saudaraku
Pengalasan Sewu Pengalasan Sewu mangke
ialah ayahku iya ta rama ulun
akan kebaikannya ini mring prayoganira puniki
aku belum berniat ingsun dereng akarsa
melebihi takdir hiwih takdiripun
menyerang kota Pajang angrebaseng kutha Pajang
lebih baik doa orang seluruh pira bora dongane wong sanegari
negeri
rusaknya adik di Demak. rusake yayi Demak,
44. Kalau saya diperintah oleh Tuhan 44, Lamun ingsun kinen ing Ywang
Widi
tentu gampang karena kehendak mapan gampang Ian karsaning
Tuhan Sukma
merusak adik di Demak si adhi Demak rusake
jika dikehendaki begitu yenkinarsdkken iku
oleh Tuhan untuk menjadi raja dening Sukmajumeneng aji
adik Dipati Demak yayi DipatiDemak
tidak akan sulit mapan oraewuh
tidak boleh aku berniat merusak tan kena sun sedya rusak
halnya orang ganjaran sakit dan denejalma nugraha lara Ian pati
mati
tentu milik Tuhan." mesthi darbeke Sukma"

45. Telah lepas Kanjeng Senapati 45, Wus luwaran Kanjeng Senapati
tersebutlah Pangeran Eenawa kang kocap Pangeran Benawa
tidak di Jipang negerinya tan neng Jipang ing nagrine
susahlakhatinya pan susah manahipun
hatinya^ bersungguh-sungguh ing tyas ngungun nedha Hyang
mohon kepada Tuhan Widi

bertapa kimampah kasutapan


mohon kasih Tuhan minta kasih Hyang Agung
tak tidur maupun makan tan nertdrn tanapi dhahar
tiada mengira tampak sakit hati datan mantra ketsrer^rengating
galih
tiada lain yang terpikir. tan liyan kang kacipta
371

46. Memulai bersamadi khusus 46. Angayati asemedi ening


maka nrima\aih putra raja pan tinariman yugyaning rendra
tak terlindung oleh atap datan kauban ing wangon
pada saat tengah malam wayahe tengah dalu
ada suara terdengar jelas ana swam kapiarsa nenggih
tak ada yang menjaga tan ana kang rumeksa
ketika tidur kala sarenipun
demikian ujar suara, mangkana ujaring swara,
"Abangmu Senapati di Mataram "Kakangim Senapati ingMentawis
yang pantas mengaturnya." kang yogya mrenahena."

47. Ketika suara lenyap maka 47. Sarengicalkangswaraanglilir


terbangun
Adipati Benawa berkata pelan, sang Dipati Benawa Ion mofar,
"Hal sayaha, kemarilah "Ya bocah mrenea age
kau hendak kuutus sira arsa sun utus
pergilah ke Mataram lumakua marang Mentawis
beritahulan kanda turana kakang emas
berkedatonlah sungguh ngedhatona iku
di negeri Pajang aneng nagara ingPqang
lagi pula sampaikan takzimku." tan maninge aturena bekti mami"
Duta menyembah lalu berangkat. Duta nembah gya mentar.
48. Diceritakanlah peijalanannya 48. Kawamaa lampahireng margi
telah tiba di Mataram sampun prapta nagari Mentaram
masuk langsung menghadap tumameng ing byantarane
telah bertemu dengan Senapati Senapati kepangguh
segera melapor, duta bersembah, sigra maturduta wotsari
"Gusti, kedatangan hamba "Gusti lampah kawula
diutus ingutus pukulun
adik Paduka, Pangeran Benawa rayinta Pangran Benawa
Paduka disilakan berkedatun pun Paduka ingaturan ngedhatoni
di negeri Pajang. wonten nagriPajang
49. Ddilas sungguh adinda Dipati 49. Sukalila rayinta Dipati
sebab Paduka putra yang tua," pan Paduka putrane kang tuwa."
Sang Panembahan berkata, Panembahan ngandika Ion,
"Duta,laporkanlah "Duta matura iku
kepada adikku Adipati iya marang yayiDipati
aku tidak mengusik ingsun tan munasika
sekehendak merebut sakarepe ngrebut
372

merebut negara dan saudara ngrebut nagara Ian kadang


aku ini diwarisi Mataram uhin iki mnaris aneng Mentawis
kehendak Kanjeng Sultan. karsane Kanjeng Sultan
50. Sungguh aku men^ati 50. Asayekti aku netepi
dut^ laporkanlah kepada adikku heh sang duta matura reningwang
dan salam serta doaku saja Ian salam dongaku bae
untuk adikku." katura areningsun"
Sang duta menyembah lalu Ri sang duta nembah nulya mit
berpamitan
keluar dari istana mis medalsangking pura
jalannya laju lampahe tan dangu
tak tersebutlah dalam perjalanan datan kawama ing marga
telah tiba di negeri Jipang lampahira wus prapta Jipang
nagari
menghadap Gustinya. cundhuk Ian Gustenira.

51. Duta datang bersembah, 51. Duta matur sarwi awotsari


melaporkan halnya diutus ngaturken sarehning dinuta
. telah dilaporkan semuanya, wus ngaturken sadayane.
Kanjeng Pangeran sungguh heran JengPangran langkung ngungun
mendengar pesan abangnya sareng mirsa in^ang paweling
akhimya berkata pelan, wekasan Ion ngandika,
"Kembalilah segera "Balia dengupuh
suka atau tidak suka ya dhangan era dhangan
kakanda terpaksa kupersilakan." kakangmas kapeksa ingsun aturi"
Duta dipesan tuntas. Duta wineling nelas.

52. Duta berangkat cepat sekali 52. Duta mesat lampahe lestari
maka segera tiba di Mataram tan kawama Mentaram wus prapta
langsung masuk ke dalam istana wus tumamengjro purane
bertemu dengan Panembahan Panembahari wus pangguh
Sang duta berdatang sembah, ri sang duta matur wotsari,
"Gusti, hamba diutus "Gusti amba dinuta
membawa pesan inggih welingipun
dipefsembahkan kepada Paduka katura ing JengPaduka
sungguh Paduka tetap dipersilakan inggih Tuwan ameksa dipunaturi
ke negeri Pajang. dhumateng nagriPajang

• 53. Adik Paduka Pangeran Benawa 53. Rayi Tuwan Benawa Dipati
yang berada di Pajang itu ingkangkarya ing Pqang punika
tidak suka hatinya datan suka ing galihe
373

kakaknya menjadi raja kang raka madek ratu


bukan kakanda yang memberi izin sawab dede Tuwan kang idi
kehendak adik Paduka karsane rayi Tuwan
jikalau sungguh-sungguh menawi satuhu
jika bukan kanda yang mulai yen boten Tuwan kang bawa
menguasai keraton Pajang ini jenengaken keraton Pajang puniki
tekadnya rela mati cipta arila pqah
54. Telah dilaporkan adinda Gusti 54. Sampun katur arinta Gusti
Adipati Benawa sakit hatinya AdipatiBenawa runtiknya
sangat sedfli asanget ing prihatine
kehendak adinda Paduka rayinta karsanipun
sang Panembahan Senapati Panembahan sang Senapati
menjadi raja di Pajang jumenengaingPqang
dihadap oleh prajurit banyak sineba wadyagung
adinda Pangeran Benawa arinta Pangran Benawa
ikhlas sungguh jika Paduka sukalila yen paduka anggenteni
mengganti
menjadi raja di Pajang. jumeneng anengPcgang,
55. Jika kakanda Demak menjadi raja 55. Yen kang raka Demak madek aji
menggantikan keraton di Pajang anggentosi keraton ingPajang
adik Paduka Adipati Muda rayi Tuwan DipatiNom
Benawa lebih baik mati" Benawa luwung sampun."
Habislah pesan Gusti Sampun telas welinge Gusti
yang saya bawa untuk Paduka kang kawrat ing paduka
hamba berani bertutur ulun purun matur
sangatlah adik Paduka sakelangkung rayi Tuwan
mohon kepada Paduka Gusti dene nuwun dhumatengPaduka
Gusti
karena amat rindu kepada oneng wilangun Tuwan."
Paduka."

56. Kanjeng Senapati Ngalaga berkata, 56. Kanjeng Senapati Ngalaga ngling
"Hai duta katakanlah ''Heh sang duta siraumatura •
kepada dinda Adipati mring adhiDipati mangke
jika sungguh ingin bertemu yen yekti arsa temu
dengan saya, silakan lawan ingsun ingong aturi
datanglah ke Mataram tindaka mring Mentaram
lewat Gunung Kidul metu ArdiKidul
untuk menenangkan hati" angeningaken ingkarsa."
374

Duta menyembah dan segera pergi Duta nembah wus mesat anulya
aglis
telah tiba di negeri Pajang. wus prapta nagriPajang

57. Setiba di negeri Pajang 57. SapraptaneingP(qangnagari


duta menghadap sang Adipati duta tumameng Dipatya
kebetulan banyak yang meng leres ingkang seba andher
hadap
dutai pun melapor duta nulya umatur
dari permulaan sampai akhir purwa madya wasana anting
sang Dipati suka hatinya dipati suka ing tyas
berkatalah kepada sahaya ngandika mring wadu
semuany^diperintah, sedaya gya pinrintahan,
Berdandanlah kalian, aku hendak *'Lah dandana sun arsa tirakat
tirakat aglis
ke Gunung KiduL" marang ing Kidul Arga

58. Lalu Adipati Benawa bersiap 58. Dipati Benawa acumawis


berangkat bersama para prajurit- dandan mangkat Ian sawadyanira
nya
siap dengan persenjataan sumekta sagegamane
berangkat ke Gunung Kidul budhal mring Ardi Kidul
sebelah utara yang dilewati iring kang eler denmargani
peijalanannya cepat tiba lampahe enggal prapta
yaitu di desa Weru nenggih desa Weru
Senapati menghadang nulya Senapati rhapag
adiknya dengan siap tempur mring kang rayi sagelar papaning
fit
tiba di desa Werujuga. desa Weru wus prapta.

59. Senapati Ngalaga di Mataram 59. Senapati ing Ngalaga Mentawis


telah beijumpa dengan adiknya, Ian kang rayiBenawa wus panggya
Benawa
keduanya berangkulan sareng rangkulan kalihe
mereka segera sigra kalihanipun
bertempat pada satu bangsal sami nunggil bangsal sawp'i
tempat mereka beristirahat geriira mesanggrahan
di desa Weru aneng desa Weru
375

mereka berunding akan berperang samya gunem arsa yuda


ke Pajang, Pangeran Benawa marangPajangPangran Benawa
berkata pelan, tumya ris,
"Kakanda Senapati **Kakangmas Senapatya

60. sebabnya saya ini 60. Marmanipun kawula puniki


bertemu dengan Kanda Kakangmas panggih kalawan
paduka
tak berniat berkata dusta tan darbe atur waweleh
dariku untuk Kanda ing Kangmas fur pukuhin
bila Kanda tak menyayangi saya bilih Kangmas tan ngeman mami
tak man mengangkatku tan arsajunjung ingwang
lebih baik saya mati" amba luhung lampus.**
Jawab kakaknya, Ingkang raka angandika,
"Ya Dinda seberapa kuat saya "Inggih Yayi pinten banggi mami
(akan) menolong Dinda." tetuhing mring.Yayimas."

61. Tersebutlah mantri dari Pajang 61. Kawamaa mantriPajang nenggih


ketika mendengar Pangeran sareng mirsa Pangeran Benawa
Benawa
bertemu dengan kakaknya panggih Ian raka karsane
Panembahan Mataram Panembahan Mentaram
ialah Senapati Ngalaga Senapati Ngalaga nenggih
mereka berunding ya ta rembuk sadaya
para mantri tadi para mantri wau
menyusul Pangeran Benawa anusulPangran Benawa
lalu berangkat, tak diceritakan nulya mangkafing marga datan
dijalan winami
telah bertemu dengan Kanjeng wuspanggya Ian Jmg Pangran,
Pangeran.

62. Benawa berkata kepada para 62. Angandika Benawa mfing mantri,
mantri,
"Segenap mantri Pajang "MantriPajang sadaya ngujunga
bersembahlah
kepada kakanda mring kakangmas dipunage
baru kemudian salam kqptada^" mengko ngabekti mating sun"
Segenap mantri Pajang MantriPcgang sadaya sami
menyembah kaki ngestu pada sadaya
para mantri berduyun para mantri kumrutuk.
376

Panembahan berpikir Panembahan anggarjita


dalam hati, nanti menjalani ing tyasira mengko iki anglakoni
perang dengan orang Pajang. sun jurit Ian wongPajang

63. Semua mantri Pajang berbalik 63. MantriPqang sadaya ambalik


besarlah barisannya pan ageng ta sagelar sapapan
mereka tiba di Weru padha prapta Weru kabeh
semuanya bertutur sadaya sami matur
bahwa di Pajang sekarang yen ing mangke ingPerang
nenggih
hamba yang lama didalem ingkang lawas
tak ada yang ketinggalan botenwonten kantun
semua menghadap Paduka sami sowan mring paduka
para mantri berani diadu perang para mantri purun ingaben ing
jurit
dengan Adipati di Demak. Ian Dipati ing Demak.
64. Para mantri Pajang serentak diam 64. MantriPqang kebut sami ening
Adipati di Demak itu Adipati ing Demak punika
sekarang tinggal seorang diri mangke sampun kantun dhewe
hanya tinggal orang Kudus amung kantun wong Kudus
dengan prajurit di Demak lawan wadya ing Demak inggih
yang menjaga ingkang ambaureksa
di keraton Pajang ing Pqang kedhatun
Senapati di Ngalaga Senapati ing Ngalaga
mendengar kata para mantri amiarsa ature kang para mantri
berjqal di hadapan. anjejel neng ngayunan.

65. Senapati Ngalaga merasa lemah 65. Senapati Ngalaga laip


di dalam hati karena mantrinya sajroning tyas dening mantrenira
mereka datang di hadapannya padha teka ngayunane
mereka mengira runtuhnya anarka bedhahipun
negeri mereka di Pajang kelak nagarane ingPajang benjing
halnya mantrinya berani dene mantrine sura
mereka pilihan samya anung-anung
Senapati Ngalaga Senapati ing Ngalaga
mengeluarfcan harta serta wanita dadar-dadar retna kalawan
pawestri
merata untuk mantri Pajang. mantriPcqang werata.
377

66. Paginya berangkat dan tak ter- 66, Enfing mangkat tan kawameng
sebutlahdijalan margi
lalu mengepung negeri Pajang lajeng ngepang nagara ingPajang
orang Mataram bequmlah delapan wongMentaram dhomas kehe
ratus
banyaknya Pemajegan Pamajegan kehipun
delapan ratus. wolungatus kathanya nenggih
Kaliwon dan orang bawahan Kaliwon wongkasoran
sebanyak empatribu kehe patang ewu
pakaian orang Mataram panganggone wong Mantaram
baju merah dilipat-lipat akulambi abangpan sinimping'
simping
berperisai dan bergenderang. akere gegenderan

67. Ada baju yang bersengkelat merah 67, Nakulambikangsangkelatabrit


sora-sori atau singa putih sorasari nama Uyo seta
sutera merah dan sutera kuning sutra bang Ian sutrafene
kastup serta beledu kastok mvwah^baludru
amat menakutkan jika dipandang yen sinawang langkung ngcgrihi
bagai gunung bunga kadi parwata sekar
sinamya memancar ujwalanya mumb
tersinari;oleh matahari kasorotan ing baskara
kena sinar pakaian para mantri kesenenan dening panganggeni
mantri
dari terang berubah berawan. padhang mendhung sakah

68. Kotanya telah dikepung prajurit 68, Kuthanira wus kinepungbaris


adapun prajurit Majegan Mataram dene wadyaMentaramMajegan
rapi dan banyak barisannya anggenggeng wau barise
bersenjatakan perisai dan busur gegaman taineng busur
tombak, pedang, towok, dan waos berang towok Ian lembing
lambing
tombak berpanji dan kendaga lelayu Ian kedhaga
tertiup angin kanginan sumuyut
indah umbul-umbulnya ash umbul'umbulira
pertanda bahwa unggul perang pracinane yen unggul ingkang
ngajurit
bendera melambai-lambai. kumitir kang gandera

69. Segera Adipati Benawa 69. A dipati Benawa sira glis


berkata kepada sang Senapati, matur marang raka Senapatya,
378

"Marilah kita sekarang '%ahrmn suwawi rnangke


kota Pqang itu kithaPajangpuniku
diruntxihkan bersama rinabaseng binedhah sami
saya terns ke istana kula kgeng mring pura
memotong leher tinigas kang gulu
Adipati Demik inggih pun DipatiDemak
dan pu^rinya:diboyong Ian pu trine binedhah dipun-
boyongi
termasuk Retna Kencana." miwah Retna Kencana"

70. Senapati Ngalaga menjawab, 70. Senapati Ngalaga nauti


"Dinda, sekarang ini "Yayimas ta mangfce punxka
sudah hampir jatuh sampun kdpard bedhahe
kota itu kithanira punika
jadi menyusahkan rakyat kecfl dadi susah karya wong cilik
kelak gantikaniah berqdng anggentenana
yaadinda yaareningmn
Dinda tinggallah Yayimas sita kantuna
di luar kota, aku yang akan masuk jawi kitha ingsuh ingkarig figleboni
ke dalam istana adihda Efemak." neng pura Yayi Demak,"

71. Senapati segera naik kuda 71. Senapati sigranitih W(g*ik


kudanya bernama Brantayuda kiidanira dran Brantayuda
dikeluarkan dari Barat winedalan sangking Kilen
kuda Brantayuda itu pun Brantayuda iku
warnanya purnama hijau ulesipun purnama wilis
orang Demak di halaman wong Demak neng plataran
dengan orang Kudus kelawan xi^ong Kudus
keiihatan Senapati Senapati ketingalan
segera dibidik bedil tetapi tak gya sinipat ing bedhildatan
kena ngenani
Senapati Ngalaga. Senapati Ngalaga

72. Orang Kudus-dan Demak lari 72. Wong ing Kudus Ian Demak
terbirit-birit anggendring
mereka melapor kepada Gustinya samya matur marang Gustenira
Senapati Ngalaga Senapati Ngalaga
telah tiba di bagian kota sebelah kitha kilen wus rawuh
barat
saya hadang dengan berbagai uluh papag sakehing bedhil
senjata
379

peluru tidak mengena mimis datan tumama


Senapati tangguh Senapati teguh
demikian pula kudanya tekan marangkudanira
warna kuda purnama sidi ulesira kangkuda pumama sidi
memerintah dari kejauhaa dhawuh saking kadohatk

73. Adipati Demak berseru, 75. Adipati Demak sigra angling,


"Kanda Senapati Ngalaga ''Kakang SenapatiNgalaga
di pintu barat ing lawang saketheng kulon
hadanglah dengan seribu peluru papagen mimis sewu
incarlah sampai kena lah sipaten dipunakeni
peluru dan perak mimis tuwin salaka
banyaknya seribu orang kehe tiyang sewu
waspadalah menembak gennya mbedhil denwaspada
orang belian dari Makasar dan wongMekasar wong tetukon
Keling sangking Keling
naiklah ke halamaa munggaha ing plataran

74. Orang Makasar dan Bugis 74. Wong Mekasarkelawan Bugis


orang Mandar serta Sumbawa wong ing Mandar kelawan
Sembawa
mereka orang belian padha wong tetukon kabeh
telah berada di halaman munggeng plataran sampun
mereka membawa tombak dan samya ngagem tumbak Ian bedhil
bedil
seligi serta brangkolang suligi myang brangkolang
lembing, panah, dan sumpit lembing panah tulup
pasernya direndam racun pasere cinencem upas
ketika gamelan ditabuh sareng munigamelan tinabuh aglis
bersorak gegap gempita. suraknya bal-ambalan.

75. Ratu Kidul bersorak berkali-kali 75. Ratu Kidul surak wanti'Wanti
di angkasa bagai langit pecah aneng tawang kadi langit bedhah
bergelegarlah Gunung Merapi gumleger Gunung Merapi
angin topan bertiup maruta deres niyup
berbaur dengan hujan rintik-rintik awor udan kalawan riris
pertanda para jin tiba pracinayenjim prapta
perayangan datang pula perayangan rawuh
380

ikut meruntuhkan negara amebi bedhah nagara


Senapati masih dihadang senapan Senapati misih pinapak bedhil
(peluru)jatuhnya seperti hujan. tibane kadi udaru

76. Bany^ peluru beijatuhan 76. Mimis kathah samianibani


yanfk^atuhan peluru tak dirasa kang katiban mimis tan rinasa
menggunakan peluru emas mimis kencana ingangge
jatuh pada dada tumibajcganipun
Senapati terhias peluru Senapati karenggeng mimis
yang jatuh di dada tumrapirengjqa
indah dipandang pan asri dimilu
bagai berbedak emas anglirwedhakan kencana
gemerlapan bak bintang beralih gebyar-gebyar lir ujwala lintang
alih
perak serta emas. selaka myang kencana.

77. Senapati Ngalaga mendekat 77. Senapati Ngalaga angrempit


di luar kota di muka pintu jawi kitha sangarepe lawang
diseligi dan dilembing sinuligi myang lembinge
panah, towok, dan sumpit panah, towok, myang tulup
tak mengenai Senapati Senapati apan tan keni
bagai bayang-bayang sasat wayang'Wayangan
Senapati berseru, Senapati muwus,
"Orang Keling dan Makasar "Wong Keling lawan Mekasar
kalian jangan ikut merebut negara aja sira amelu ngrebat negari
kalian orang belian. sira wong tetumbasari

78. Larilah secepatnya 78. Melayua sira dipunaglis


enak-enaklah merdeka mardika angeca-ecaa
mati pun tak berguna matia tan buh gawene
Mereka disuruh mendengar Wong batur kon angrungu
kemudian mereka lari terbirit-birit nulya samya lumayu gendring
segenap orang belian sakeh wong tetumbasan
Senapati pun tiba Senapati rawuh
di luar pintu aneng ingjabaning lawang
berkata pelan kepada penjaga ngandika ris dhateng kang tengga
pintu ing kori
"Aku minta pintu "Ingsun aminta lawang

79. Teruskanlah kataku ini 79. Tutugena ujaringsun iki


kelak berkuasa bersama amarenga besuk awibawa
janganlah berselisih aja salaya sakehe
381

seluruh anak cucuku ya nak putoningsun


semua prajurit Mataram wadyaningsunMentaram sami
tutupilah balairbalai lah sasabana lincak
gedung mayat gedhong layonipun
mereka itupun anakku iku sami putraningwang
jangan diam menjalani perang aja meneng genira lumampah jurit
jika pulang diterima bailc" yen mulih binecikan"

80. Senapati segera maju perang 80. Sigra mengsah Senapatijurit


prajurit tiba di alun-alun Pajang prapta wadya alun-alun Pqang
selalu mengendarai kuda manggung nitih ing kudane
Senapati bertafakur Senapati anekung
khusus bersamadi amaladi semadi ening
mohon kehendak Tuhan aneges karsaning Ywang
memulai penglihatan amerwang pandulu
Senapati Ngalaga Senapati ing Ngalaga
lalu memegang kain disembahi nulya nekem kampuhe dipun
sungkemi
lupa tak sadarkan diri. lalipurwa duksina.

81. Prajurit Demak banyak yang 81. Wadya Demak akeh padha bans
berbaris
di ailun-alun Pajang aneng alun-alun ing Pajang
mereka ketakutan dan bubar padha ajrih bubar kabeh
larinya tergesa-gesa gugup dennya lumayu
banyak yang tewas karena berebut akeh mati dennya but dhingin
dahulu
terkena seiqata kena senjatanira
sesama temannya padha rowangipun
tanpa menoleh ke belakang datan anoleh ing wuntat
bingung menduga akan mati apuyengan narka pan dadi mati
takingatlagi tan wruh purwaduksina.

82. Kiai Juru Mertani naik(kuda) 82. Kyai Juru A mertani nitih
kudanya berlari cepat kudaniraapan cecongklangan
dihadahg orang Demak wong Demak kang mapagake
Ki Juru berseru, KiJuru asm muwus,
"Hai, siapa berlarian ini?" **Heh wong apa lumayu iki?"
Segenap prajurit Demak Sakehe wadya Demak
bertutur, sedaya umatur,
382

"Senapati Ngalaga Senapati ing Ngalaga


yang mengamuk di alun-alun ingkang ngamuk aneng alun-alun
nenggih
orang-orang menjadi kacau- samya geger puyengan."
balau."

83. Ki Juru berkata manis, 83. Kyai Juru angandika aris,


"Hai orang Demak berbohong "Heh wong Demak amerdayeng
ujar
Senapati tampil sendirian Senapati mangsah dhewe
mengapa kalian takut?" pagene sira takut?"
Ki Juru cepat jalannya Kyai Juru lampahe aglis
menyusul putranya anusul ingkang putra
tiba di alun-alun prapteng ngalun-alun
Senapati Ngalaga Senapati ing Ngalaga
tampak mematung di atas katingalan anjenger luhuring wqik
kudanya
Senapati dibangunkan. Senapati ginugah

84. Kiai Juru berseru, 84. Kyai Juru Amertani


angling,
"Hai Senapati Ngalaga "Senapati ing Ngalaga sira
bangunlah segera awungua dipunage
terlena kau mengantuk katungkul sira ngantuk
lupakah kalau sedang berperang?" apa lali lamun ajurit?"
Senapati Ngalaga Senapati Ngalaga
segera bangun sigra dennya wungu
lalu menjawab kepada uaknya, nulya angling mring kang uwa,
"Di manakah orang Demak "Wonten pundi wong Demak
berbaris?" ingkang abaris?"
"Di alun-alun Pajang." "Ngalun-alun ing Pajang."

85. Kemudian Kiai Juru berkata lagi, 85. Kyai Juru nulya muwus aris,
"Segenap prajurit Demak "Sakehe wadya Demak
kacau berlarian geger asm pelayune
Marilah masuk Payo padha lumebu
di penghadapan tengah istana." ing byantara madyaning puri"
Adapun Adipati Demak Ya ta Dipati Demak
ketakutan sungguh yekti sampun takut
mengungsi ke dalam istana angungsi sqroning pura
383

tak mau maju perang lagi datan arsa kalamun amagutjurit


tak berani melawannya. tan purun mangsah sira.

86. Senapati turun dari kudanya 86. Senapati tedhak sangking wqik
tangan kanan menenteng asta tengen nyangking pangawinan
pegangan
yang kiri kendalinya ingkang keri kendhaline
terhenti di sitihinggil kandheg ing sitiluhur
Kiai Juru Mertani berkata, Kyai Juni Mertani angling,
"Janganlah kau turun "Aja sira tumedhak
tetaplah di punggung kuda maksiha amanggung
ayo teruskanlah lah iya teka banfura
janganlah ragu-ragu di dalam mapan aja walang driya nengjro
istana puri
istana Pajang juga milikmu." Pajang ya darbekira"
87 Senapati menyahut pelan, 87. Senapati angandika aris,
"Sebabnya saya turun dari kuda mila kula mudhun sangking kuda
dahulu tempat dudukriya ing nguni palenggahane
Sultan Pajang ya, Gusti saya Sultan Pajang Gustiningsun
tidak boleh berani kepada Gusti datan purun wong wani Gusti
kedua, orang tua kapindhone wong atuwa
ketiga kalinya guru kaping trine guru
keempatnya ada juga kaping pate wonten uga
Sultan Pajang tak ubahnya seperti Sultan Pajang tan beda kala
almarhum suwargi
yaitu junjungan saya," inggih pepundhen ingwang"
88. Tibalah Senapati 88. Nulya prapta wau Senapati
keluar pertama berdiri di pintu mijil pisan jumeneng neng lawang
para istri menyongsong para garwa methukake
putra Sultan Pajang Sultan Pajang kang sunu
diperistri Adipati Demak Adipati Demak karabi
menyembah kaki sang Senapati anembah ing suku sang
mengusap debu mangusapi lebu
tunduk mohon dikasihani tumungkul sarwi angrepa
duduk di tanah palungguhe abukuh aneng ing siti
berucap sambil mohon dikasihani. matur sarwi mangrepa

89. "Ya, adik Tuan mohon hidup 89. "Inggih, rinta apan nedha urip
Adipati di Demak." Adipati ing Demak punika"
Senapati menjawab pelan, Senapati ngandika Ion.

J
384

"Saya tidak berniat "Datan arsaa ingsun


membunuh dinda Adipati ing pejahe yayi Dipati
Demak tidak ingin ing Demak datan nedya
apa yang diniaksud suprih idhepipun
jadinya menguasai Pajang dadinejumeneng Pajang
tak ada baiknya untukku nora nana becike marang ing
mami
jadi salah paham. dadi ya salah tampa.

90. Bahkan saya diperangi 90. Malah ingsun pinapag ingfurit


saya masih ingat bahwa saya tua ingsun misih eling yen kang tuwa
jika menurut dulu-dulunya anggugu dhingin-dhingine
kalau diberikan ya kepadaku yen narima ya mating sun
agar selamat menjadi raja de raharja jumeneng qi
pantas aku yang tua pantes ingsun kang tuwa
menggantikan raja nggentenana ratu
nah, tangkaplah suamimu lah cekel lakenira
dengan istri Cina (nya) dinda padha estri Cinane yayi Dipati
Adipati
sampai kalah perang. tumekeng kalah yuda.

91. Sabukmu jadikanlah tali 91. Udhetira katyanen tetali


cindai bunga bawalah segera cindhe kembang bektanen den
enggal
lalu berikan kepadaku nuli atutma mring ngong
serta bongkokannya sarta bongkokanipun
berikan kepadaku." aturena marang ing mami"
Kemudian mereka berangkat Nulya sami umangkat
dua orang istri itu estri kalihipun
menangkap Adipati Demak anyekel Dipati Demak
para istri memegangi suami para garwa sami anyekeli laki
segera dihadapkan kepada kakak- gya katur mring kang raka.
nya.

92. Senapati duduk di sitihinggil 92. Senapati pinarak sitinggil


ketika melihat Adipati Demak duk tumingal Dipati ing Demak
Senapati berkata pelan, Senapati ngandika Ion,
"Adipati Demak "Dipati Demak iku
385

bukan Anda yang memiliki dudu sira kang ndarbeni


menjadi raja di Pajang jumeneng nata ing Pajang
sepantasnya putra laki-laki pantes putra jalu
adikmu Pangeran Benawa renira Pangran Benawa
yaitu yang mengganti ayahnda iya iku kang genteni rama Aji
Raja
menguasai negara Pajang. mengkua nagriPajang

T A M A T

PERPUSTi\KaiAM
P IJ S f T H E « a.! M A • 1 M
PE NP-EM8 A «6 A W il A
D A P A •; T £ £ M P c )J ; JI ; A ^
DAN KESUUrtVA^ j

-i
.f— :.T
/. -r-v

•.Wtt<rhii>iiri«7'Wir

■'• > URUTAN


%-T-
• <•--.'

)f2 -

k- f\i.

- ' f h

t* "-SfSSSBTTSr"- • -'/J-
''■. .■ f .
■ i: ■■ ■
I I.: •••■ • -. ' i, P

T-r.

r. . .,. :
■ ^vr
5. ■•

/•*■; W- ^
r

Anda mungkin juga menyukai