Anda di halaman 1dari 173

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

00004 743

[] A D I A El
PUSAT PEMD'MAAiJ DAN PElCEMBANGAN BAHASA
»iy.

11 I Ci A [1
•JAUAa iiA3.iAQV'..T-.;:i iajus
TIDAK DIPEROAGANGKAN UNTUK UMUM

" ''-j C'j

GEGURITAN
I DUKUH SILADRI

I Ketut Karyawan

> p
A '1
1 v>!
p!l'
• :a
aaan i
I D.;

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


JAKARTA
1991

Ml
/^csa

kasr, Pi'-'it
VQ^
Ka. lU8SUi..a''

PROYEK PENERBITAN BUKU SASTRA INDONESIA DAN


DAERAH TAHUN 1990/1991
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA

Pemimpin Proyek Nafron Hasjim


Bendahara Proyek Suwanda
Sekretaiis Proyek Saksono Prijanto
Staf Proyek Ciptodigiyarto
Sujatmo
Wamo

ISBN 979 459 134 3

Hak cipta dilindungi undang-undang

Isi buku ini, baik sebagian maupun sehiruhnya dilarang diperbanyak dalam
bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan
untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah.

IV
KATA PENGANTAR

Masalah kesusastraan, khususnya sastra (lisan) daerah dan sastra Indone


sia lama, merupakan masalah kebudayaan nasional yang perlu digarap dengan
sungguh-sungguh dan berencana. Dalam sastra (lisan) daerah dan sastra Indo
nesia lama itu, yang merupakan warisan budaya nenek moyang bangsa Indo
nesia tersimpan nilai-nilai budaya yang tinggi nilainya. Sehubungan dengan
itu, sangat tepat kiranya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui
Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah telah berusaha meles-
tarikan nilai-nilai budaya dalam sastra itu dengan cara pemilihan, pengalih-
aksaraan, dan peneijemahan sastra (lisan) berbahasa daerah itu.
Upaya pelestarian warisan budaya yang sangat beragam itu selain akan
memperkaya khazanah sastra dan budaya masyarakat Indonesia juga akan
memperluas wawasan sastra dan budaya masyarakat. Dengan kata lain, upaya
yang dilakukan ini telah berusaha menguak tabir kedaerahan dan mendpta-
kan dialog antarbudaya dan antardaerah melalui sastra sehingga kemungkinan
dapat digunakan sebagai salah satu alat bantu untuk mewujudkan manusia
yang berwawasan keindonesiaan.
Buku yang beijudul Geguritan I Dukuh Siladri ini semula berupa cerita
lisan yang berbahasa Bali di daerah Bali. Pengalihaksaraan dan penerjemahan
dilakukan oleh I Ketut Karyawan, B.A. dan penyuntingan terjemahan oleh
Drs. Saksono Prijanto.
Mudah-mudahan terbitan ini bermanfaat bagi pembinaan dan pengem-
bangan sastra di Indonesia.

Jakarta, T'cbiuari 1991 LukmanAIi


Kepala Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa
DAFTAR ISI

halaman

KATAPENGANTAR v

DAFTAR ISI vi

1. Pendahuluan 1

2. Sinopsis Geguritan I Dukuh Siiadri 3

3. Transkripsi dan Terjemahan Geguritan I Dukuh Siiadri 6

VI
I. PENDAHULUAN

Transkripsi dan terjemahan Geguritan I Dukuh Siladri merupakan salah satu


sastra klasik Bali yang diambil dari sebuah lontar milik Gedong Kirtya Sianga-
raja, dengan nomor: IVd 1157/12 yang dikarang oleh Padanda Nj. Ngoerah
yang berasal dari Banjar Teges Gianyar. Cerita ini disusun pada tanggal 13
November 1933 dengan ukuran panjang lontar 44 cm, lebar 3,4 cm dan tebal
7 cm. Cerita ini ditulis dengan huruf Bali di atas daun lonyar sebanyak 106
helai. Tiap-tiap helai ditulis bolak-balik. Setiap muka helai lontar berisi empat
baris memanjang. Lontar ini ditranslitrasikan menjadi 75 halaman.
Dari basil transliterasi, setelahditranskripsikan sebanyak 75 halaman naskah,
ini diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan masih tetap diusahakan
agar padanannya tidak jauh menyimpang dari teks bahasa Bali sehingga melalui
terjemahan ini pula orang dapat mempelajari bahasa Bali.
Cerita ini terdiri dari 764 bait, yang dibangun oleh delapan tembang seperti
tembang-tembang Sinom, Durma, Ginada, Dandang, Semarandana, Basur,
Ginanti dan Pangkur. Dari delapan tembang-tembang ini ada yang diulang
pemakaiannya seperti tembang-tembang Sinom, Duma, Ginada, Dandang
dan Ginanti,

Sebagaimana dapat diketahui bahwa di dalam karya sastra Bali yang ber-
bentuk geguritan sudah tentunya dibangun oleh beberapa pupuh-pupuh
(tembang-tembang). Pupuh-pupuh (tembang-tembang) dalam kesusastraan Bali
sudah barang tentu akan terikat oleh adanya beberapa ketentuan, seperti
banyaknya baris dalam setiap bait, banyak suku kata dalam setiap baris dan
bunyi akhir dalam setiap baris. Untuk dapat memahami ketiga ketentuan yang
tersebut di atas, dalam penyajian transkripsinya setiap baris akan dibatasi dengan

1
tanda koma (,). Kemudian setiap bait diakhiri dengan tanda titik (.). Apabila
dalam setiap baris yang terdapat dalam sebuah bait terdapat tanda koma (,)
yang berfungsi sebagai jeda, maka tanda koma (,) diganti dengan tanda titik
koma (;). Sehingga ketentuan dalam setiap bait dapat diketahui dengan jelas
walaupun tidak disusun baris demi baris.
Cerita geguritan I Dukuh Siladri dijumpai pula dalam bentuk prosa yang
dikarang oleh Kamajaya pada tahun 1986 yang diterbitkan oleh U.P. Indonesia
Yogya. Naskah ini berbentuk buku dengan panjang 20,4 cm,lebar 14,3 cm dan
tebal 0,4 cm dengan jumlah halaman sebanyak 88 halaman. Pada cerita ini jika
dilihat dari isi temyata masih banyak kekurangannya jika dibandingkan dengan
lontar yang tersebut di atas. Pada isi cerita yang terdapat pada cerita I Dukuh
Siladri yang berbentuk prosa berakhir dengan matinya I Dayu Datu, sedangkan
pada lontar Wy. Buyar menemukan ajalnya pada akhir cerita dan Kusumasari
sembuh setelah diobati oleh seorang Pendeta seperguruan dengan I Mudita.
Berdasarkan hal tersebut, kami beranggapan sangatlah tepat menstralitrasi
lontar Gedong Kirtya Siangaraja, yang dilanjutkan dengan transkripsi dan ter-
jemahannya. Perlu kami informasikan bahwa laporan ini didahului dengan
sinopsis cerita.
2. SINOPSIS GEGURITANIDUKUH SILADRI

Tersebut di Desa Mameling, daerah Badung, Bali hiduplah dua orang kakak
beradik sangat rukun dan damai. Yang tua bernama I Siladri dan yang muda
bernama Made Kerti. Keduanya sudah beristri dan masing-masing melahirkan
anak, yaitu I Siladri melahirkan anak laki-alki dan Made Kerti melahirkan anak
perempuan. Anak Made Kerti bernama Kusumasari, dan anak Siladri diberi
nama Mudita. Kedua anaknya sehat-sehat, wajahnya sangat cantik dan menarik.
Pada suatu saat Siladri merenungkan keadaan kehidupan manusia dan dunia
pada umiimnya. Dia meliliat adanya tanda-tanda bahwa dunia ini dipenuhi
kejahatan, orang-orang tidak lagi mengenal kebenaran yang abadi. Setelah lama
ia merenungkan, timbul keinginannya untuk mengasingkan diri untuk mencari
kebenaran yang kekal. Akhirnya, dia pergi ke Gunung Kawi untuk menenang-
kan pikiran, dan berguru kepada Empu Dibyaja. Sebelum berangkat semua
warisan diserahkan pada adiknya,dan anaknya ditukarkan.
Siladri berangkat bersama istrinya dan anaknya yang telah ditukar. Di
tengah perjalanan Siladri diserang badai angin topan anaknya menangis, sedang-
kan istrinya jatuh tak dapat bangun, akhirnya menghembuskan napas terakhir.
Pada waktu Siladri bangun melihat istrinya tak dapat bergerak, tiba-tiba datang
Empu Dibyaja dan bertanya, Siladri menceriterakan dirinya dirundung malang,
Empu Dibyaja terharu mendengarkan dan menyuruh I Siladri tenang, Beliau
menyatakan istrinya mati sudah kodrat.
Selanjutnya, I Siladri disumh membakar mayat istrinya di hutan Setra
Gandawati dan abunya dihanyutkan di air yang mengalir. Setalah datang dari
membakar mayat istrinya, I Siladri pulang menemukan anaknya yang sedang
menangis, kemudian di ajak oleh Empu Dibyaja ke dalam hutan untuk mencari
air susu diberikan anaknya yang sedang haus. Anaknya selalu diberi susu bina-
tang,seperri kancil,dan kijang.
Siladri beserta anaknya tinggal di tempat pertapaan Empu Dibyaja. Setiap
hari I Siladri diberi pelajaran tentang kehidupan manusia, binatang, dan tumbuh-
tumbuhan, karena antara satu dengan yang lain saling bergantung tidak dapat
berdiri sendiri. Tiga hari sebelum Empu Dibyaja akan pergi ke alam yang sem-
puma, Empu Dibyaja memberikan wejangan dan Siladri mendengarkan dengan
seksama. Pada hari Buda Wage Kerulut, Empu Dibyaja pergi ke alam sempuma
untuk selama-lamanya. Setelah 1 Siladri lama tinggal di pedukuhan Empu
Dibyaja, diceritakan anaknya sudah dewasa, sangat cantik tersohor sampai
keluar benua. Cerita itu didengar oleh ayahnya sendiri I Made Kerti, Made Kerti
memberi tahu anaknya I Mudita, untuk mengunjungi puteri itu. Selesai mem-
beritahukan, hal itu bahwa orang tua I Mudita jatuh sakit dan akhirnya me-
ninggal dunia bersama. Mudita sangat sedih dan setelah selesai mengubur mayat
orang tuanya, lalu dia pergi ke Gunung Kawi menemuipamaimyauntuk mem-
beritahu tentang keadaan orang tuanya yang sudah meninggal, peijalanan me-
nuju Gunung Kawi tidak mendapat halangan apapun sebab dia membawa cincin
jaga satru, cincin penolak cahaya. Akhirnya, dia bertemu dengan ayah dan adik
sepupunya dengan selamat. Dia tinggal bersama-sama seperti sepasang suami
istri, bermain-main, di samping itu sering juga diberikan petuah-petuah oleh
ayahnya tentang orangmelakiikan perkawinan. Mudita dan Kusumasari akan
dikawinkan, hanya menunggu waktunya saja. Suasana di sana sangat bahagia.
Kemasyuran Kusumasari didengar oleh anak I Gede Kadampal dari karang
Buncing yang bernama 1 Wayan Buyar. I Wayan Buyar sifatnya tidak terpuji,
tetapi sangat kaya, la sombong dan banyak memiliki istri. Setelah mendengar
kecantikan Kusumasari, 1 Wayan Buyar ingin mempersunting gadis itu, namun
sayang lamarannya ditolah karena Kusumasari sudah bertunangan dengan
Mudita. Karena lamarannya ditolak, I Wayan Buyar menjadi marah. Pengikut I
Wayan Buyar lalu menangkap Mudita untuk diikat, sedangkan Kusumasari di
bawa pergi. Akhirnya, keduanya dapat diselamatkan oleh harimau yang di-
panggil oleh Dukuh Siladri dengan mantra. Karena kegagalannya, I Wayan
Buyar menjadi sangat marah dan minta bantuan kepada I Dayu Datu. Dayu Datu
menguasai ilmu gaib yang dimiliki ieak, yakni manusia-manusia sihir bertempat
tinggal di Gunung Mumbul. Dengan ilmunya ini. Dajm Datu akan menghancur-
kan pertapaan Dukuh Siladri. Selanjutnya, teijadilah pertengkaran sangat sengit
antara anak buah Dayu Datu dan Kusumasari serta Mudita. Kusumasari meng-
hadapi serangan anak buah Dayu Datu yang terdiri bermacam-macam leak. Akan
tetapi, berkat kemahiran mantranya semua leak dapat dikalahkan berkat bantu-
an ayahnya. Mayat-mayat berserakan. Kusumasari memanggil binatang untuk
disuruh memakannya, selesai makan mayat leak, harimau dan kera dipanggil
disuruh membunuh Dayu Datu. Pagi-pagi sekali harimau dan kera pergi ke
Gunung Mumbul. Dayu Datu tidur telanjang buiat, sedikitpun la tidak merasa
takut karena percaya dengan kesaktiannya. Pada waktu itu juga, Dayu Datu
dapat dibunuh oleh harimau dan kera. Tubuhnya dirobek-robek sehingga Dayu
Datu ratu leak mati terkoyak-koyak. Tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Kusumasari dan Mudita kawin. Mudita dan Kusumasari menjadi pasangan yang
sepadan, hidup rukun, bahagia, dan damai.
Setelah upacara perkawinan, Kusumasari dan I Mudita di Gunung Kawi,
Empu Dibyaja menyuruhnya kedua anaknya kembali ke daerah Mameiing
untuk mengaben orang tuanya. Hal ini didengar oleh Wayan Buyar melalui
laporan pengikutnya, sehingga Wayan Buyar berkeinginan keras untuk me-
miliki Kusumasari. Selanjutnya, Wayan Buyar mengambil keputusan untuk
memperkosa Kusumasari. Perbuatan Wayan Buyar diketahui oleh masyarakat
dan dikroyok di rumahnya sendiri. Sebelum Wayan Buyar dikroyok oleh masya
rakat Mameiing yang didukung oleh masyarakat Karang Buncing, terlebih
dahulu, berita ini sudah didengar oleh Wayan Buyar, maka dia berkeinginan
untuk membunuh Kusumasari dengan keris. Kusumasari mengadakan per-
lawanan, ketika itu masyarakat datang dan Wayan Buyar tergesa-gesa menusuk
Kusumasari yang pada akkhirnya melesat sehingga hanya mengenai bagian
di bawah telinganya. Saat itu masyarakat yang dipimpin oleh Mudita menerjang
Wayan Buyar yang akhirnya Wayan Buyar menemukan ajalnya. Melihat Kusuma
sari darahnya terus mengalir, Mudita sangat panik. Dalam kepanikan itu, tiba-
tiba muncul pendeta yang seperguruan dengan Mudita. Akhirnya Kusumsari
dapat disembuhkan pendeta itu. Pada akhir cerita, mereka kembali pulang ke
rumahnya.
3. TRANSKRIPSI DAN TERJEMAHAN GEGURITAN I DUKUH SILADRI

1.Mencoba menghibur diri, Iseng manungkulang mana,


oleh karena bingungnya tak baan bingune tan sipU
menentu,tidak ada di pakai tuara ada anggon nyaruang,
berpura-pura, sakitnya di sakite dijroning atU
dalam hati, panas membara ke- kebus maluab ka sisiy
luar, menetes air matanya ke- mrebes yeh matane pesu,
luar, menyebabkan mata merah, pesu ngawe mata barak;
merah memanaskan hati, barak mamerekang atU
perasaan panik, ati ibuky
bingung oleh karena sangat sangsara ibuk tan larane liwat,

2.Lewat tidak ada di mana-mana Liwat tuara ada dijay


tidak ada, di barat tidak ada tuara kauh tuara kangiUy
di timur, tempatnya di dalam pragat ring ati mangenahy
hati, setiap hari membuat perasaan sai ngawe keneh paling
bingung, panik oleh karena banyak paling bas liu rasanin,
pikiran, tidak bisa membedakan tong bisa ngingetin patut
yang benar, yang jahat dirasakan ne murka rasayang damiay
baik, peras'aannya mulai terbalik, pangrasane tui mabading,
tidak ada cocok, selalu pikiran dan tuara adung,
pelaksanaannya bertentangan. budi laksanane tungkas

S.Pertentangan sekarang diserasikan, Tungkasnya jani adungang,


dinasehati dengan nyanyian, pituturin antuk gendingy
ada konon diceritakan, wenten reka katuturan.
konon manusia dari Mameling, kocap wong saking Mameling,
asal mula bersaudara keduanya, wit manyama sareng kalih,
I Siladri namanya, I Siladri arenipun,
Made Kerti yang lebih kecil, Made Kierti ne cerikan,
bersamaan mengambil istri, rinarengan ngambil rabi,
sama cocok, pada anut,
tidak pernah bertentangan. tuara taen mafengilan.

4.Yang perempuan bersama menghidam,A^e eluh pada mangidam,


yang laki seneng dalam hati, ne muani suka ring ati,
menginginkan mempunyai anak, mahayu ngertiangpyanak,
sesuai dengan upacara, tetep luir pula-pali,
konon setelah delapan bulan, kocap liwat kutus sasih,
anaknya sudah lahir, pyanak ISiladri lanang,
anak I Siladri laki-laki I Kerti ngadakang istri,
I Kerti melahirkan anak perempuan, padayu,
sama tampannya, Smara Ratih upama.
semara ratih umpamanya.

5.Oleh karena dunia sudah tua, Deninggumi sampun wayah,


dimasuki oleh keadaan, kasusupan baan kali,
yang tidak ada menghargai diri, tang ada nyangang awak,
nafsunya selalu dipenuhi, momon nyane kaulurin,
sama-sama mementingkan arta, pada mangulahang daging,
tidak mengetahui tinggi rendah, tuara ngitung sor-hhur,
bila sudah bisa memiliki, yan sampun sida bungah,
walaupun dari mencuri, jawatja uli mamdling,
tidak diperdulikan, tan pan^tung,
apapun jadi kesukaan. kadadene ri wekasan.

6. Jadi ribut tidak ada peraturan, Dadi yur tang ada adat,
Brahmana Sudra menjadi satu, menak sudra dadi besik,
seperti sama selumh rakyat, walnya patuh sa jagat,
Siladri kecewa di hati, siladri osek ring ati,
merasakan keanehan amat besar, ngrasa nraka luih,
tumbuh di dunia ini sangat banyak, tumbuh digumine giyur,
kebaikan sudah hilang, kadarmane suba Hang,
keburukanmulai memuncak. momone sida mamurti.
8

datang mengganggu, teka nyungsut,


si Kaya menguasai semua. i sugih drewaka menang,

7. Siladri perlahan-lahan berkata, I Siladri alon ngucap,


kamu Kerti adikku, **Cai Kerti adin belV\
yang sekarang seakan-akan pindah, nejani beli memindah,
akan meninggalkan kamu, pacang mangalain cat,
bukan kakak dengan sengaja, boya beli saking Mis,.
meningggalkan kamu ke gunung, ngalain cai kagunung,
untuk mengisi diri, buat malajahang awak,
supaya mampu kakak mengetahui, mangde sida veli uning,
yang benar, teken patut,
prilaku menjadi manusia. tingkahe numadijadma,

8. Ini keinginan kakak di hati, Ne momoang beli ring manah


oleh karena kesetiaan kepadamu, baan tresnane ring cai,
supaya mencapai keselamatan, apang sida karahayuwan,
kakak bersaudara dengan kamu, beli manyama ring cai,
oleh karena dunia seperti sekarang, apan u gumi cara jani,
fitnah itu sangat berpengaruh, pisunane pada ngugut,
banyak menyimpang dengan orang liu tungkas ring rerama,
tua, bersaudara bertengkar keras, manyama mamusuh sengit,
sama-sama angkuh,tidak ada yang padangagu,
mengalah. twara nyak pacang kasoran.

9.Kakak bodoh sama sekali, Beli belog jarih,


bisa-bisa berkelahi dengan kamu, pacang miyegan ring cai,
sebabnya kakak mengalah, tetapi krannya beli mangalah,
sebenarnya kakak kasihan, nanging beli saking asih,
jangan kamu salah paham, da cai salah tampi,
mengira kakak pergi, mangaden beli mangambul,
seketika kakak meninggalkan, satingkah beline luas,
ke Gunung Kawi sekarang, ka gunung Kawi ne jani,
itu terkenal, ento kasub,
tempat Empu Dibiyaja. pasraman Empu Dibiyaja,

10.Beliau sangat terkenal di masyarakat, jda tuah kasub ring jagat,


kepandaiannya tidak ada yang pradnyan toang ada nandingin.
9

menandingi, kebenaran yang selalu darma putus ring kawikon,


ditonjolkan, kepandaiannya di pakai sidiwakya trusing aksi,
pegangan,menong kepada orang wales ring wong kasih-asih,
menderita, oleh karena itu tumbuh apan tuiputusing kayun,
dalam hati nurani, kakak berkeinginan beli maidep malajah,
belajar, berguru kepada orang pandai, nyokor ring sang sida lewih,
mudah-mudahan diterima, beliau madak asung,
mengangkat murid. ida manganggen parekan,

11.Sekarang kakak berpesan, Ne j'ani beli mawrkas,


masih menasehati kamu, masih dituturin caU
jangan nakal jahat kepada orang da ngaguu jadig ring anak,
lain, dirimu sendiri dipikirkan, dewek caine kenehin,
supaya jangan orang lain berani, apang de anake jwarU
memberikan kata-kata tidak.baik, maang ucap tan rahayu,
sangat sulit sekali bergaul, anak sengka jwa matingkah,
baik buruk harus diketahui, melah'jele sami uning,
jangan melaksanakan jahat, da kadurus,
menyebabkan orang lain sakit ngawenang anake rusak,
hati.

12.Kebenaran tidaklali begitu jauh, Sikute tuara ja dija,


dirimu sudah memegang, deweke suba rnangisi,
diumpamakan makanan selingan, angdenya mamik-amikan,
garam gula dan asam, uyah gula muang celagi,
rasanya semua diketahui, rasannya sami uningin,
walaupun dinikmati oleh seratus, wiadin teda sareng satus,
tidak berbeda rasanya, tuara bina pangrasannya,
begitulah umpamanya kamu, keto upaminnya cai,
jikalau melaksanakan, yan matingkah,
pikirkan dahulu kepastiannya. kenehin malu pastiang.

13.Jangan sembrono berjalan, Eda mengulah majalan,


walaupun akan berhasil, wiadin pacang mapikolih,
kalau langkahmu bersalah, yan suba tindake salaK
jangan sekali kami melangkah, oda jwa cai mamargU
biarlah ketela dimakan, depang huselane buktU
tidak enak dimakan diucapkan hista teda ucap luung,
10

baik, walaupun ada yang lebih ulat ada noda melah,


baik, tetapi didapat dari mencuri, nanging ke ulih mamaling,
sama dengan racun, tulya racun,
makanan menyebabkan sakit. merta matemahan wisya,

14.Ini seadanya di rumah, Ne saadannyane jumah,


warisan kakak pegang, tetamiane ngisi beli,
sawah bersama kebun, carik katekaning karang,
kakak memberikan kepada kamu, serahang beli ring cat,
kakak meninggalkan kamu, bell mangalain cat,
selanjutnya tidak akan kembali, pragat tuara pacang mantuk,
Made Kerti mendengarkan, Made Ketti maningehang,
mengalir air matanya keluar, ngepesyeh matane mijil,
jadi menunduk, dadi nguntuk,
diam tidak bisa bicara. enek tong dadi mangucap.

15.Yang perempuan jugamendengarkan, Ne eluh pada ningehang,


tersendat-sendar sambii menangis, sigsigan pada mangeling,
sambil meneteki anaknya, sambilang manyonyoin panak,
Made Kerti bicara, IMade Kerti mamunyi,
saya tidak menghalangi, Titfang boya mamitetin,
keinginan kakak yang benar, pakayun belinepatut,
tetapi permintaan saya, nanging ke pangidih titiang,
ia anakmu yang menukar, i cening titiang nyilurin,
sebenamya kakak masih saya beli kari iring titiang.
ikuti.

16. Anak saya perempuan, Pyanak iitiange luana,


kakak mempunyai anak laki-laki, beli masantana muani,
sebenamya saya di desa, dening titiang di negara,
anak perempuan menyukarkan, pyanak eluh mangewehin,
oleh karena dunia seperti sekarang, dening gumi cara jani,
segala perbuatan tidak benar, bila baik sing solohang twara patut,
membawa diri, walauapun ia mati dijalan, yannya pageh ring awak,
tidak takut, sinah ya mati di margi,
orang bersalah ditinggaikan. twara takut,
anake salah makutang.
11

17.1 Siladriperiahan-lahanmengucap, I Siladri alonngucap,


itu benar keinginan kamu,nah anak **Ento patut mandh caU
kakak diambil, nah pyanak belinejuang,
anak kami kakak minta, pyanak cai beli ngidih,
begitu kamu berdua, ketoh luh sareng kalih
anakmu ditukar, pyanak nyaine masilur,
nah biarkan sudah begitu, nah depang mba idepang,
anggap saja anak kamu, waiuyannya pyanak nyaU
apang nerus,
supaya terns,
kesetiaan kamu beripar. tresnan nyaine maipah.

1 Ini ada kenang-kenangan, Ene ada kaliliran,


cincin utama sebuah, bungkung ytama a katih,
jaga satru nama permatanya, jaga sastrutwi socannya,
kakak memberikan si anak, beli mekelin i ceuing,
besok apabila sudah besar, mainan ya nya suba kelih,
beritaliukan kakak di gunung, tuturang beli di gunung,
ini cincin dibawa, ne jua bungking aba,
jikalau nanti menengok kakak, sing saget nelokin beli,
bila ke gunung, twi ka gunung,
cincin membuktikan anak. bungkunge nyihnayang panak,
19.Yang perempuan tidak menolak, Ane luh twara manulak,
takut taat tunduk keduanya, tresna takut mekekalih,
anaknya tersenyum simpul, pyanak nyane kedek binal,
Siladri tersenyum berkata, Siladri kenyem mamunyi,
sekarang dia ayah kamu, "Jani wa bapan nyai'\
semoga ratu oanjang umur, madak ratu panjang umur,
bisa membenahi diri, bisa ningkahang awak,
nah ditunangkan dari sekarang, nah magelan uli jani,
supaya terus, apang nerus
selanjutnya bertemu di perkawinan wekasan nemu di karma.
PUH DURMA
1. bersiap-siaplah I Siladri menuju Madabdaban I Siladri ngantyang
berangkat, Istrinya mengikuti, luas, somah nyane manyarengin,
sambil menggendong anaknya, tan sah manyangkil
Istrinya kedua berkata, panak, somah ne cerikan
berjalan kakak dengan baik, ngucap, '*Mamargi embok apang
semoga selamat, kakak mengikuti becik, dumadak lasya,
12

embok ngiring i
suamiku. belU

2.Kamu anak ibunda i dewa, Nyai cening pyanak memene


semoga cepat besar, i dewa, dumadak enggal
jangan sering nakal, kelih, da pasti macara,
menyakiti hati ibu, nyakitin idep rerama,
nah mari dicium sebentar, nah mai diman abedik,
anaknyalucu, panaknya binal,
jadi senang semuanya. dadi lega sareng sami,

3.Dengan iklas hatinya berjalan, Lintang olas manahnya maja


pergi, keluar selanjutnya Ian luas, pesu lout mamargi,
berjalan, banyak orang menunggu, lui anaka ngantenang, ada
ada termenung memikirkan, bengong mangenang,
yang lain ada yang iri hati, ten ada ne iri ati,
mengomel berkata, ngamokmok mengucap,
dia pergi tidak dapat waris. ''la ngambul tong maan
daging".
4.Yang baik hatinya menjawab Nepatutan manahnya nyautin
bergantian,jangan sekali ngubad, "Da ja lages mamiinyi,
sembrono berkata, pendapat sikutang diawak, sing patuh
diri sendiri, tidak sama dengan teken anak, ten goba len budi,
orang lain,lain rupa Iain pikiran, pang ke adeng-adengan, da
cobalah perlahan-lahan, seenaknya mangulah mamunyi.
berkata.

5.Tidak dihiraukan perkataan Tan kocapan munyin anake


orang lain yang mengatakan, ngantenang,I Siladri twara
I Siladri tidak memperhatikan, nolih, manerus majalan,
tetap berjalan, menelurusi nuut rej'eng alas linggah,
tebing hutan luas, tidak disangka tan pasangkan ujan angin,
hujan angin, deras sekali, bales makocogan,
anaknya bersendat-sendat menangis. pyanak nya ngengkak ngeling.

6.Baisah kuyup gemetar tiba-tiba Beius lepeg ngilgilang


guntur, Siladri terkejut di dalam hati, tui mataar, Siladri kagot
selanjutnya mendekati istri, sengsara ring ati, lout mapasihin
13

sekali atma jiwa, kesetiaan menuruti somah, **Nraka son atma h jiwa*\
kakak, kakak kasihan sekali, tresnane matutug beli,
sekarang kakak berkaul. beli nrima pisan,
jani beli masedangi,
7.Keeseokan hari bila kembali Riwekasan yang sida buin
menjelma,kakak supaya menjadi numadya, beli pang dadi
perempuan,kamu menjadi laki-laki, istri, nyai dadi lanang,
supaya bertemu berkeluarga, pang sida makurenany
mendoakan sanggup melayani, ngastiti nyadia ngayahin,
kakak membayar hutang, beli fnayah utangy
kebaikan kamu sekarang. tesnan nyaine jani,

8.Jadi berkata yang perempuan Dadi ngucap ne eluh manyelsel


menyedihkan anak,sengsara panaky "Lacur san ida numadi,
sekali dia lagi, bam lahir mara tumbuh manggih laray
menemukan sengsara, Bila ke- lewih pangendaning Hyang'\
hendak Tuhan,I Siladri men- I Siladri manyautin,'Da ya.
jawab,jangan sekali di pikirkan, selseky apan sengka^'
oleh karena berat menjelma. manumadiy

9.Memang begitu orang menjadi Mula keto anake numadi


manusia, baik bumk ditemukan jadmay suka-duka tepukiny
begini filsafatnya, konon Ida Hyang kene katatwannyay kocap
Iswara, membuat manusia dahulu, ida Hyang Iswaray mangawe
bagus wirya sama dewa,tidak jadmane nguniy bagus wirya sama
ada sakit hati. dewUy tong ada dukiteng ati

10.Bila begitu di sama sang Kerta Dening keto ditu sang Kerta
Bujangga, sakit hatinya Bujanggay istrik kayune
melihat, selanjutnya memohon nyingakiny raris matur ring
dengan Batara, kenapa ratu Bataray "Funapi ratu patehangy
samakan,manusia dengan dewa jadmae ring dewa samiy becik ratu
semua, obahy mangde wenten ala-
lebih baik ratu diubah,supaya becik.
ada baik bumknya.

11.Diisilah permohonannya oleh Kadagingang atur nyane antuk


14

sanghyang segara beliau me- Sanghyang, pramangkin ida ngebahin,


robah, nipa dan tingkahnya, mpayadin tingkah nya, ala-ayu ada,
baik-bumk supaya ada, karena krama(ami buka j'ani,
diterima saat sekarang, suka-duka pangguhang,
baik-buruk ditemukan, keto tatwa nyane nguni
begitu filsafatnya dulu.

12.Nah berjalan jangan lupa men- Nah majalan da maren ngas-


doakan diri,jangan mengolah tityang awak, da ngupet
Sang Hyang Widi, walaupun ke- Sanghyang Widi, wiadin
hujanan,itu daun kembangnya kaujanan, ento don kumange
petik, dipakai payung si anak, alap, anggon nawengin i cening,
supaya hangat, hujan derat tak pang ya angetan,
henti-hentinya. ujane bales tan sipi.

13.Semua petunjuk yang laki-laki Sapatuduh ne mwani ne luh


yang perempuan tidak menolak, tan tulak, don kumbange
daun kembang dicari, terus kaalih, trus lout majalan,
selanjutnya berjalan, tiba di teked di tengah alas,
tengah hutan, keangkerannya madurgamane tan sipi,
tidak ada taranya, di sana ke- ditu kapetengan,
maiaman, berhenti di bawah mareren di batan bingin.
pohon beringin.

14.1 Siladri bersila bersandar I Siladri nyempel menyeleg


duduk, yang perempuan payah negak, ne luh kenyel
berjalan,jatuh di pangkuan, mamatgi, macepol dipabinan,
tidak menghiraukan anak, twara mangringui panak,
anaknya tidur pulas, panakne pulus ngesil,
Siladri tidak lupa, Siladri tan ubah,
menyembah Sang Hyang Widi. mangastawa Sanghyang Widi.

15.Tidak ada perasaan dikotori, Twara ada idepnyana kaletehan,


dengan perasaan putih bersih, sakingjati tedas ening, ne luh
yang perempuan tidur di pang pules di pabinan, burone
kuan,binatang berlalu lalang, masliweran, pakrosok pada
bergerak dan berloncat-loncat, padingkrik, warak singa macan,
warak singa harimau,1 Siladari ISiladri twara jerih.
15

tidak takut. twara jerih.

16.Pagi hari burung-burung ber- Ngadas lemahang kedise umung


kicau, seperti membangunkan, maswara, waluya manundunin,
anaknya bangun terkejut, ibu- pyanaknya bangun makesyab,
nya mengambil menggendong dan memennyane manyemak,
menyusui, Siladri berkata, manyangkil lout manyonyoin,
nah beijalan lanjutkan berangkat. Siladrngucap, "Nahjalanjanimamargi'

17.Bersiap-siaplah beijalan dia Matikasan majalan ya manganginang,


ke timur, menuju gunung Kawi, manincap gunung Kawi,
semua bunga sedang mekar, sarwa bunga nedeng masekar,
ramai tcanulilingan, umung i tamulilingan,
rasa gembira menyapanya, rasa lega manyaptih,
dan memetikkan bunga, tur ngalapang bunga,
lantas selanjutnya beijalan. pacang sekarang mamargi,

18.Jadi kelihatan Istananya sangat Dadi kanten pasramane lewih


megah,pintu masuknya menonjol, dumillah, gelung korene manginjil,
I Siladri senang di hati, tiba-tiba I Siladri suka ring manah, dadi
muncul bahaya di jalan, suaminya sengkala dijalan, somah nyane
seketika sakit, panas seperti di- rahat, kebus buka panggang,
panggang, masih ditahan terus. masih nglawanin mama.

19.Setibanya sekarang di depan Satekannya jani dijabaning


Istana, yang perempuan seketika pasraman, ne luh liwat
tidak tahan, bertelunglup di pangkuan, tong dadi, makakeb dipabinan,
Siladri mengambil anaknya, merangkak Siladri nimbalin panak,
mengusap-ngusap,sengsara memang manyangkil mapasihin,
atma jiwa, diam nah ibu sakit." "Lacur saja atma jiwa,
meneng nah i meme saktt."

20.Di ceritakan beliau Mpu Dibiyaja Kacerita vdaMpu Dibiyaja


selanjutnya, baik hatinya suci, kocap, darma kayune suci,
ketika beliau keluar, dilihat Siladri, nuju ida medal, kacingak
selanjutnya berkatalah,ih, ISiladri, raris mangandika
siapa itu duduk,mengapa istrinya airs, "Ih, nyen to sih manegak,
mati? mangjida somahe?
16

21.Terkejut I Siladfi mendengar, Tangkeju11Siiadri maningehang,


terns istrinya dibangunkan, lout somahe dundunin, kakocok
digoyang dibangunkan,sudah bangunan, suba lemet
lemas dan tak bernyawa, tan pa/iwa,Siiadri ngelut
Siiadri memeluk bertelungkup, ngakebin,
mengapa kamu tega, "Nguda nyai las,
meninggalkan anak masih kecil. ninggal panak kari cenik.

22.Apa ada kesalahan kakak ber- Apa adapelih beline masomah,


suami bersama dengan kamu. marepe teken nyai,
kenapa kamu tega, dadi nyai liwat,
menyakiti hati kakak, nyakitin keneh somah,
suamimu sangat mencitai, somahe ne tresna jati,
jikalau sebenarnya kamu cinta, yon tuah nyai las,
carl diajak kakak mati boya ajak beli mati.

23.Daripada hidup hanya meneteskan Yadin idup tan urung mepes


air mata, hidup ini menunggu mati, yeh mata, idupe waluya mati,
sebenarnya kakak sakit hati, nanging beli ngrasa pisan,
merasakan diriku mengotori bumi, tuah mawak leteh jagat,
berkeinginan mencari mati,jauh mabudi mangalih suci,
sekali menemukan,menggaruk joh para nyidayang, nyemak
kepala dengan tangan kotor. tendas lima daki.

24.Seperti sekarang jikalau kamu Bukajaniyan nyai enu pitresna,


masih cinta, cari kakak ajak mati, alih beli ajak mati,
tetapi jangan terlalu lama, nanging da makeloang,
anakmu diikutkan, panak nyai barengang,
mumpung bersama diajak men- ngadung bareng ajak sakit,
derita, supaya jangan pisah, apang da belas,
walaupun menemukan sengsara. yadin ngalih awed!

25.Begitu seketika Empu Dibiyaja Lintang welas Empu Dibiyaja


mendengar,lalu beiiau menasihati, mirengang, raris ide mituturin,
"Duh Siiadri lupakan jangan sekali "Duh Siiadri pumayang, da
menyesal, oleh karena istrimu mati, sanget manyelselang, baan somah
sudah kodratnya, cai mati, mula tuah janjinya,
tidak bisa kita hindari. tuara da dadi kelidin.
17

26.Walaupun begini ditemukan Twinnya kene tingkahe numadi


menjadi manusia, hidup ini jadma, idupe, pamagrat mati,
menunggu mati, apapun prilaku yadin tingkah masomah,
istri, akhirnya cerai, mengulurkan pamragatnya dadi belas,
kesenanganmenyakitkan,itulah tresna demene nyakitin,
yang membuat kacau, en to ngawe buyor,
wajar keinginan itu dikendalikan, patut idepe magedl

27.Jadi manusia kejahatan itu Dadijadma indriane manah


musuh pada diri, itulah patut di awak, ento nepatutprangin,
diperangi, dari hati sebenarnya uli manah tuiwetunya,
tumbuh,di hati di sana dikendali di manah ditu lawan,
kan,dikendalikan dengan pebuatan lawan baan tingkah,
baik, pasti dia kalah, tidak berani sinah ya kalah, tang bani
iamabalik.
dia tumbuh kembali.

28.Kalah kejaliatannya ada lagi Kalah indiane ada buin musuh


musuh datang, mengulurkan ke- teka, tresnane mangrupang
senangan memsak perasaan, ati, tresna ringpanak somah,
setia dengan anak,istri dengan tresna ring raja brana, en to
harta benda,itu patut dia perangi, nyandangya perangin, las
tegaskan hatimu tunjukkan, manahe adokang, nyapuhang
hapuskan kesetiaan semua. tresnane sami.

29.Di dunia ini tidak ada baik Digumine twara ada melah
selalu, buruk baik memang di setata,jele-melah tuah
temukan,memang tidak bisa di- panggih, apa tong dadi
pisahkan, di dalam Sarasamuscaya, belasang, lingling Sarasamuscaya,
tiga tempat sejati, telu lokane sujati, nista madia
nista, madya,utama, perbedaan- utama, pada len ditu
nya di sana dijumpai. kapanggih.

30.Swargaloka martiloka nrakaloka, Swargaloka martiloka nrakaloka,


itu tempat tiga sejati, ento loka telu jati, ringswarga
di sorga tempatnya, magenah, abesik ditupagehang,
pertama di sana ditemukan, suka setata kapanggih,
suka selalu ditemukan, ring nrakqlok^agenah,
di nrakaloka ten^^t!iys;ma^^^ masih^bpik tej^kin.
18

dijumpai.

31.Sakit hati menderita selalu, Sakit ati engkak-engkak


karena bernama neraka gumi, setata, krana madan nraka
di martialoka tempatnya, gumi, ring martia loka,
semasih di bumi, dua selalu saenune ring jagat, dadwa
ditemukan,suka neraka tidak satata kapanggih, suka nraka
berbeda, hidup bergandengan tan simpang, idupe
mati. matimpal mati.

32.Sudah mati tempat dua dituju, Suba mati lokane dadwa


salah satu yang dipilih, ungsiang, salah tunggal
Swargaloka nrakaloka di ikuti tuarapeiih, Swargaloka
oleh perbuatan,itulah oleh-oleh nrakaloka, nuurt sapari
mati, tingkah buruk menemukan krama, ento tuah bekelang
neraka, tingkah baik menemukan mati, ulah ala nemu nraka,
serga." ulah ayu manggih swargi.

33.Jadi mengerti I Siladri men- Dadi rsep I Siladri maningehang,


dengarkan, ucapan sang pandai wacanan sang Dibiyajati,
sejati, lalu berkata menyembah ya rasis matur sembah, "Singgih
sang paduka, seperti bulan purnama, sang panembahan, sang kadi
sinar terang benderang, menghilang- ulan pumami, teja dumilah,
kan gelap di bumi. ngampehang peteng sa gumi.

34.Ya terima ini sembah saya, Nggih terima punikipanembah


sungguh hati saya jemih, titiang, tui manah titiang
ingin memohon,penyelesaian ening, kedeh mapinunas,
istri saya, supaya bisa dia pamuput somah titiang,
menemukan,jalan baik menuju mangda sida ipun manggih,
air bumi. pamargi melah, manungsi
toya bumi.
35.Empu Dibiyaja tersenyum lalu Empu Dibiyaja kenyem raris
berkata,"Kalau begitu permohonan ngandika, *Yan keto pinunas
kamu,ayah sekarang menunjukkan cai, bcpajani nuduhang,
ke Sana kamu ke sebelah kema cai beten kelod,
selatan ke kuburan gandawati, ka setra gandawati, di tu
di sana kamu membakar mayat. cai ngeseng sawa, abune
19

abunya kemudiah di buang." lautang kirim.

36.Di sebelah utara ada air yang Duur kafa adayeh lintang
suci, mengalir sungai ke laut, nirmala, membah neked ka
di Sana abunya dibuang, sang pasih, dim abune anyudang,
pitra terus naik, mengikuti sang pitra terus munggah,
asap di bukit, menuju siwa manuut andus di bukit^
Sana, ngungsi siwa pada,
itu sorga baik. ento swargane lewih.

37.1 Siladri tunduk taat mengikuti, I Siladri cendek amre


mempersiapkan akan pergi, ngiringang, nabdabang pacang
sulit sekali menyangkil anak, mamargi, romba ban
jadi teringat akan diri, Empu nyangkit pyanak, dadi
Dibiyaja mendekati, menolong kangen teken awak,Empu
mengambil anaknya, "Nahkesana Dibiyaja nyagjagin, sweca
kamu beijalan." nyemakin pyanak, '*Nah kema
cai memargi"

38.1 Siladri permisi lalu menyembah, /Siladri mapamit raris


memikul mayat berjalan, manyumbah, nikul bdngke
air matanya menetes, memargi, yeh matane membuas,
teringat saat di tempat tidur, ingete duke di padoman,
berpelukan saling tumpukan, mangelut saling pimpahin,
tidur besama istri, medem ngajak somah,
sekarang meninggalkan mati. jani ngalain mati.

39.Jadi duduk menangis mengusap- Dadi negak mangeling mase-


usap, mayatnya di telungkupi, sambatan, bangkene kakakebin,
di peluk di cium duh mas mirah kagekit kadiman, "Duh mas mirah
atma jiwa,tunggu kakak atmajiwa,juntos beli
sekarang, kakak mengikuti kamu, nenejani, beli nyatisin ida,.
supaya ikut berteman mati. apang bareng sida mati.

40.Walaupun sekarang kakak mem- Twi nejani beli lega ngrarung


buang diri, supaya cepat bertemu, awak, apang enggal kapanggih,
iagi bersuami istri, buin makaronan, ne
ini jurang dalam sekali. pangkung dalem pisan.
20

berjalan menyertai kamu, pejalan nyatiain nyai,


inijalanbaik sekali, ne marga liwat melah,
kakak bersedia terjun. beli nyadia manyeburin.

41.Didengar oleh Mpu Dibiyaja, Kapiarsa antuk ida Mpu Dibiyaja,


lalu berkata pelan, raris ngandika aris,
"Ih kamu Siladri, mengapada kawah cai Siladri, nguda kawahe
yang dicari, kalau mau ngu- buatang, yen cari mangulah pati,
lah pati, kaliwat nrakanya, luih kanrakannya, telung warsa
tiga tahun tidak dapat jalan." tong moan."

^2.Tidak benar kamu mencintai Twara patut cai nresnen


istri meninggal, walaupun pikiran somah pejah, tui keneh cai
kamu bingung, bingung, paling, palinga mawak buta,
berbadan buta, buta tidak butane tang ngenot marga,
dapat melihat jalan,jalannya margane patutjalanin,
di ikuti, berjalan tak tentu, pejalan ngawag,
jurang ingin di teijuni. pangkung nagih cebirin.

43. Yang berjalan turun mencari Yan majalan nuunang mangalih


nraka, naik niencari sorga, kawah, menekan ngalih
itu yang kedua di tuju, naik suargi, ento ne dadua bu
lawan turun, yang tumn cepat atang, menek lawan nuunang,
jalannya, yang berjalan naik, yan tuun enggal mamargi,
memang berat sekali jalannya. yan mentas menekan,
rungka sengka ban mamargi.

44.Nah selanjutnya silakan kamu Nah pimayang kemu jua cai


berjalan, sekarang mayatnya mcqalan,jani sawane enjutin,
dibakar, api pembakaran, di pangentas pangesengan,
atas tempat pembakaran diambil, duur pemuhunan jemak,
sudah ada dari dulu, Siladri suba ada uli nguni,
mengikuti, Siladri ngiringang,
menyembah lalu permisi. nyembah raris mapamit.

45.Sebelah selatan ada tempat Tuun kelod ada pamuunan


pembakaran rata, dialasi bata rata, babataran batamukir,
di ukir, di sana mayatnya di ditu sawane kejang.
21

taruh, selesai sudah diberi puput sampun mahentas,


tirta,
mayat lalu dibakar, sawane raris kabasmi,
api menyala, api dtmilah,
pekeijaan sudah selesai. saksama sampun basmi,

46.Selanjutnya dikirim abunya Tur kakirim abune menekan


menuju utara, mata air di atas kajUy yeh mumbul diduur
bukit, deras mengalir turun, bukit, suJukmembah nuunang,
abunya di sana dibuang, me abune ditu kakutang, anyud
ngalir terus ke laut, siang manerus ka pasih, lingsir
matahari, embun pagi menyelimuti HyangSurya,sayonga
bukit. manglikub.

47.1 Siladri lalu kembali ke ISiladri raris tulak ka


Istana, selangkah berhenti menoleh, pasraman, satindak janggel
walaupun langkahnya ringan, anelih, tui tindake kambang,
setibanya di Istana, sarawuhe ring pasraman,
anaknya tersendat-sendat pyanak nyane ngengkak ngeling,
menangis, dan di asuh,oleh tur kacangkringan,
sang Dibiyaja. antuk sang Dibiyaja jati.

48.1 Siladri terlena perasaaannya ISiladri kangen manahne


melihat,lalu dia menyapa ngantenang, raris ya matur
bakti, Inggih ratu Agung,saya bakti, '7nggih ratu panembahan,
sekarang memohon,mengasuh titiang ne nangkin nunas,
anak kecil, Empu Dibiyaja ngempu penyeroane alit,
mengucap,sebanamya aus karena Empu Dibiya ngucap,
menangis. 'Tui bedak krana ngeling.

49.Nah ini ambil berikan air susu, Nah nejemak jalan alihang
supaya berhenti menangis,I empehan, apangya suud ngeling,
Siladri mengikuti, selanjutnya Siladri ngiringan, tumuli
lalu berjalan, mengikuti Empu raris memarga, mangiring
Dibiyajati, ke dalam hutan, sang Dibiyajati, ka tengahing
tidak di sangka sudah tiba. alas, tan kocapan
sampun prapti
50.Ada batu rata di bawah pohon Ada batu rata di bataning
22

kepah, di sana beliau duduk, kepah, dim ida malinggih,


mengucapkan bereneka mantra, nuncarangjapa mantra,
dengan sakti sekejap, misidisakecap,
jadi ramai seketika, dadi gewar para j'ani,
binatangnya berloncat-loncat, burone padmgklak,
pada datang menghadap. pada teka manangkil

51,Singa harimau meraung-raung Singa macan pagereng warak


warak dan gajah, babi hutan dan Ian gajah, celeng alas bareng
kancil, kidang sapi manjangan, kancil, kidang banteng
berkumpul,jinak sekali, Sila- manjangan, pacarungung, manuh
dri takut sekali, Empu pisan, Siladrijejeh tan
Dibiyaja berkata, "Jangan takut sipi, Empu Dibiya ngucap,
kesini dekati." *'Da takut maipaekin,"

52. Apa benar seperti kamu juga ber- Apa mula buka cai mi makadang,
teman,segalanya tumbuh dari saluwor wem ring
bumi, bila ada cahaya, pratiwi, yan ada kasangkalan,
jangan mendakan, mlung da manglengayang,
jangan kamu iri hati, edacaiiriati,
jika bisa mengasihi, yan bisa olas,
balk pahalanya di temukan. tresna pamalesnya panggih,

53.1 Siladrimendekati tidak lupa ISiladri manesek tan maren


memberi hormat, Empu Dibiyaja nyumbah,Empu Dibiyaja nga-
memberisatukan,mantra warahin, mantrapangikut bu
memperkecil dunia, pengasih buana, pangasih sarwa mambekan,
beraneka raliam banyaknya, kauncarang sai'Sai,
ucapkan setiap hari, angkara murka 'Momo drohaka hretang,
hindari, lagi jangan membunuh-bunuh buin da mamati-mati

54.01eh karena itu prilaku paling Apan ento tingkah kala jele
jahat sekali setiap menjelma pisan, asing tumon pada jerih,
semua takut, prilaku menjadi tingkahe dadi krana,
sebab, kalau benci gawat temannya, yen gedeggeting timpalnya,
bila setia berteman kasih, yen tresna matimpal asih,
bila bisa kasihan, yen bisa olas,
dengan manusia binatang juga. ring jadmajawat sato mi
23

55. Jikalau binatang dia bisa sama Yadin sato ya bisa sama
mengerti, menerima orang ngresepang, manampi anak
kasihan,tetapi berbeda bunyinya, asth, kewala bina munyinnya,
perasaannya sama,karenanya pangrasannyane tunggal,
bisa diajarkan memang sejati kranannya dadi qdhin,
sasaran manusia begitu ajarannya apan tui sasaran jadma,
sejati. keto tatwan nyane fati

Nak sekarang bapak meminta Nah ne jani bapa ngidihang tulungan,


tolong, kepada sahabat binatang ring kadang burone sami,
semua,buat minta air susu, buat ngidih ompehan,
lalu beliau berkata, kamu Raris ida ngandika,
binatang semua sekalian, Iba buron sareng sami,
bapak minta anak, supaya bisa bapa ngidih panak,
masih bernyawa. pang sida enu urip.

57.Nah kasianilah anak kecil ke Nah olasin anak cerik kanarakan,


sengsara, ibunya sudah mati, memennya suba mati,
disusui di sini dengan air panyonyoin dini mpehan,
susu, bintang semua mendengar, Burone pada ningehang,
singa bangun meloncat, memanggil singane bangun maningkrik,
kijang, kebetulan ia beranak ngwangsi tin kidang, dening
kecil. ya manakan cenik.

58.Dia I Kidang mendekati Mpu Dibiyaja, Ya i kidang nesek Mpu Dibiyaja,


bersedia akan menyusui,Mpu Dibiyaja nyadia pacang manyonyoin,
berkata,"Siiadri ke sana serahkan, Mpu Dibiyaja ngucap,** Siladri
anak kami sekarang," Siladri kema serahang,**panak
menuruti,I Kidang tidur came ne jani, Siladri ngiringang,
menyusui. kidange medem manyonyoin,

59.1 Siladri amat tenang menunggu, ISiladri lintang lega mangantenang,


anaknya menyusu ngelanting pianake manyonyo nglanting,
sampai tidur lelap. knati pules malepehan,
i kidang bangun perlahan- kidange bangun nelanang.
lahan.

Empu Dibiyaja berkata lagi. Mpu Dibiyqa ngucap aris.


24

Siladri ke sana ambil, Siladri kema j'emak,


anaknya nah jalan pulang. pianake nah jalan mulih.

60.1 Siladri mengambil anak senang ISiladri nyemak panak lega pisan,
sekali, Empu Dibiyaja pulang, bwone pada magedU Mpu Dibiyaja,
I Siladri tak menduga, tiba-tiba ISiladri tan pasah]
adabauharum, dadi ada ebp miik,
matahari pelangi, surya makalangan,
Empu Dibiyaja melihat. Mpu Dibiyaja nyingakin.

61.Jadi merasa diri sudah selesai, Dadi mangrasa cihnaning sampun pragat,
tapanya di asrama, walaupun yasane ring asrami, tui dadi
tidak bisa dihentikan, buat andegang, buat paswecaning Hyang,
anugrah Tuhan,perbuatan pagawane pacang tampi,
akan diterima, oleh karena apan suba mabuah tasak, sang
sudah berbuah masak, yang manandur ngalapin.
menanam memetik.

62.Jadi termenung Empu Dibiyaja Dadi e bengong Empu Dibiyaja


mendengarkan, lalu berkata ngreSepang, raris ngandika aris,
selanjutnya, Siladri bapak 'Siladri bapa mindah,
mungkin,tidak akan melanjutkan, tuaraja katutugan,
kasihan bapak pada kamu, tresnan bapane ring cai,
oleh karena perintah Tuhan, apan titah Hyang,
tidak bisa dihindari. tuara ja dadi kelidin.

63.Lagi tiga Minggu Wage krulut Ne bin telun Ditu Wage krulut
dilaluinya, setelah purnama temunnya, panglong ping
tujuh hari pasti, di sana pitu pasti, ditu bapa majalan,
ayah berjalan. Sang Surya suryane suba ngajanang,
sudah condong ke utara, ke ngutarayana sujati,'
utara sujati, sekarang ayah jani bapa nyerahang, umah Ian
menyerahkan rumah dan isinya isinya sami.
semua.

64.1 Siladri mendengarkan sesak ISiladri ningehang enek


di hati, merasa miskin sekali, ring manah, ngrasa lacure tansipi,
yang di gantungi patah,sedih sing glantingin empak, sedih
25

lalu menyembah,saya mohon raris manyumbah, *Titiang


mengucap mohon, tertawa tak daweg matur sisip, ica tan ica,
tertawa, memakai saya rakyat nganggen titiang panjak
miskin. miskin.

65.01eh karena itu saya datang Krananipun tityang rauh


membantu, belajar dengan orang mamarekan, nyokor ring mraga
pandai, buat mohon pembersihan lewih, buat nunas panyupatan,
diri, melebur yang tidak baik, pangieburan pataka.
itu ratu diberikan, memakai punika ratu swecanin,
pembantu,maafkan saya nganggen parekan, kengin titiang
merepotkan. ngarewedin.

66.Seperti sekarang berat didengar Kadi mangkina buat pamalapan


saya, Istana di sini memang titiang, pasramane i riki, wantah
terkenal dari dulu, termasyur kasub saking kuna, lewih tan
tak ada tandingannya, patandingan, kapica ring
didengar oleh saya, titiang, mangkin, dados kaletehan,
sekarang,jadi di kotori, punika ratupinehin.
itulah ratu di pikirkan.

67.Jikaiau bisa jika tidak menyebabkan Yaning dados yaning tan makrana
salah,juga saya ditujukan prilaku iwang, taler ke titiang swecanin,
menjadi manusia, bertempat di asrama, tingkahe dadosjadma, magenah
sup aya jangan salah jalan, ring pasraman, mangda tan iwang
mohon nasehati saya, pamargi, inggih nikain titiang,
Empu Dibiyaja menjawab. Mpu Dibiyaja nyaurin.

68.Itu memang benar kata kamu dengan '*Ento patut atur caine ring
dengan ayah, sekarang ayah bapa,jani bapa nglugra cai,
mengirimkan kamu,dari sekarang ulingjani tembennya,
di muiainya, bisa kamu beriaksana, sida cai mapodgala,
ini bekal tanpa bukti, en bekel tan pabukti,
sastra ada dua, sastra tui dadua,
masukkan di daiam hati. resepang pejang di ati.

69.ini pelajaran Sang Hyang Ne tatwannya Sang Hyang


Rwabineka, sanghayang adumuka Rwabineda,Sanghyang adumuka
26

jati, jati,
konon memegang segala, dilakukan, gocek nyandang sehedang, buatin
dengan perasaan,oleh karena itu, baan adnyam,apah tuah
di sebut sakti, kaucap sakti,
pelaksanaan api mr, mragageni toya,
semua kotoran musnah semua. asing mala gempung basmh

70.Sudah musnah selumh bataran Suba basmi saJuiring malaning


pada din, bisa perasaaanya awak, sida adnyane ening,^
jernih,jernihnya berbadan bersih, eninge mawak suba,
sucinya berbadan baik sudane mawak sukla,
baiknya dari siwa atma jati, suklane wistma jati,
sebenarnya ke iklasan, jatining sukma,
tidak satu keikhlasan sejati. acintia sukma jati

71.1tu yang diperoleh memondok Ento ne prihang manukuh


di asrama, supaya diikat dengan dipasraman, supaya pasangin
kasih, tiga warna peralatannya, pangasih, telung warm sarannannya,
kata budi dan perbuatan, munyi budilan tingkah,
itu perbaiki supaya bersih, ento patutangpang bersih,
tiga perbuatan baik, diperoleh i trikaya parisuda,
sebenarnya dipegang. bakat suksmane kagisl

72. Hyang suksma yang dipuja setiap Hyang suksma ne astawa tui
hari, oleh karena di puja sadina, awamn mamuja sai,
setiap hari, pertemuan yoga patemuaning yoga adnyana,
perasaan sejati suci, di sana adnyanane jati suba, ditu
Hyang Siwa bertempat, Hyang.Siwa malinggih, krane
sebab atma diperlukan, femes buatang,
budinya sejati barsih. budine sujati ening.

73,Sebab percuma mengadu puja Krana nirgawe ngadu puja


budi murka, memuja memerlukan budi murka, m(tweda muatang
isi, seti^ han memutar bajra, daging, sai maguyang bajra,
menyertai sesajen, mengucapkan manungkukang daksina.
27

mantra suci, manguncarang sloka sruti,


buat dipakai menarik uang buat anggbn ngarad, kakercene
kepeng supaya masuk. apangmatl

74. Menang senang menerima uang Safa lega nampingpipis


bertumpuk-tumpuk jika tidur krepe krepeyan, yan pules
selalu bermimpi, mimpi menghitung nyapnyap mangipi,
uang, bangun memantra, ngipi metekfinak,
asal sudah selesai, supaya bangun maweda masepak, kewala
cepat, buat menghitung isi. suba manyarik apang enggalan,
buate mangitung daging,

75.Mengucapkan permohonan Manguncarang pangastawa


berkeinginan emas, keinginan maprih emas, suksmane tui
sebenarnya terbalik, di tukar dengan mabading, masilur ban emas,
emas, keiklasan sejati hilang, suksmane jati Uang,
hilang oleh karena dirusak isi, Uang baan uyak daging,
isi tidak dapat, daging tong bakat,
perut kosong menerima isi. basang puyung nampi daging.

76.Oleh karena bingung yang kotor di Apan simuh neletuh kadenang


kiri kepala, pandangannya mulai tedas,paliate tui mabading,
terbalik, berkaca tak terasa, makaca tanprasa, mangrasayang
merasakan enam rasa, seketika lemas, rasa, ngulah lemuh parajani,
seketika, tidur terbuka, perutnya sakitpj^/^j malegeiran,
setiap hari. basange sakit sasi
77.Bila kamu seoarang sakit ada memberi- Yan caijarii sakit ada maang
kan obat, walaupun dengan obat luar, ubad,j'awatpacang nyimbuhin
jika mati kesakitan, tidak ada sanak yan wekas kasakitan, twara ada
saudara, akan di suruh menolong, nyama braya, pacang tunden
sebab sekarang pikirkan, pengobatan manulungin, krana jani kenehang,
tradisional lenyap. usadane bekelang mati

78.Karena keinginannya mendapatkan Saking manah krana manggih


suka-duka, perasaan menjadi tidak sukorduka, manahe pesu ka
tenang, perkataan menjadi tidak sisi, dadi munyi Ian tingkah,
benar,jadi mengikuti pikiran, tui manurut di manah.
28

jikalau perasaaan jahat sejati, yan mamhe dustajati,


prilakunya jadi kasar apa dikatakan tingkahedadi sasar, using
menjadi salah. munyine dadi pelih.

79.Oleh karena sangat baik orang Krana melah anake mangaduh


melakukan tapa, sehari-hari tapa, sadina ngilangan pedih,
menghilangkan marah,lebih baik melahnya ngadu tastra, sadana
bekjar membaca,untuk menghilang ngilangang momo, melah nyane
kan durhaka, baik sekali memiliki ngelah padi,
padi, dipakai upacara, memperkuat anggon upakara,
keinginan mencari kebenaran. pakukuh idep mrih yukti.

80.Sebab beryoga memenangkan pe- Krana mayoga sadana bilingang


rasaan, menyatukan memusatkan manah, ngincepang i sudukswari,
perasaan, tiga disatukannya,timbul tri tinunggalannya, mraga ungkara
hunif sejati, tempat Ifyang Ciwa mula, malingga Hyang SiwamurtU
Murti, penjelmaan perasaan,jalan murtining adnyana, mraga
Hyang tuduh sejati. Hyang Thduh fati.

81.Sanghyang Tuduh menciptakan Sanghyang Tuduh tumitah


suka dan duka,tak terpikirkan suka Ian duka, acintya
keikhlasan sejati, berupa tak suksma jati, marupa tan
berupa,oleh karena rupanya tak parupa, apan rupane tan
kelihatan, beliaulah tak kelihatan awas, ida ne awas ring ati,
di hati, tempatkan dengan puja, linggayang ring puja,
sembah setiap hari. astawa sai'Sai

82.Di perciki tirta dupa lampukan Siratin asepin damarin satata,


setiap saat,lemaskan cakupkan tangan memes cakupin lima tui,
ke dua, ditujukan pada padma buat ring padma hordaya,
bedaya, dewa pembersih bersamanya dev^a pratista dulumya,
diiringi mantra itu lagi. kuta mantra ento malih,
pencipta, pemelihara, terakhir utpati stitinya,
peleburhati. pamuput prelina jati

83.Memang begitu pelaksanaan di Istana, Twinnya keto kagunane ring


mendapatkan perasaan supaya bersih, pasraman, nyaring idep apang
itu yang bernama bersih,jikalau bersih, ento ne madan tedas.
29

perasaan jahat, walaupun setiap hari y^'tuah idepe dusta,


dibersihkan, diurut dan di yadian sasai mabresih,
siram, walaupun putih telor murud tur masirain,
sejati. tufya putih taluk jati

84.Di uiat bersih menjadikan putih Ulat tedas pakantenan putih


bersih, di Istana walaupun merah sentak, dijro tui barak
kotor,jika itu.disuruh mengeram, daki, yan nto pingit kehemang,
mungkin tidak menetas jadinya, sinah sembuuk dadinnya,
oleh karena disebabkan tidak ada apan jati tong mamanik,
manik, begitu umpamanya pura-pura keto umpaminya, ngaduhpuja
memuja tetapi keinginan jahat. budi maling.

85.Yang diperlukan beliau bersan Ne buatang taluhe masari


putih, itu jadi menarik, maniknya petak, ento dadi mamanik,
berbadan merta, inilah menyebabkan manike mawak merta, mayunin
berguna, oleh karena menjadi berubah krana majiwa, awanan dadi
menimbulkan tubuh,oleh karena niktikin, mamemang awak,
sejati berjiwa. apan tuah sujati urtp,

86.Lahirnya akan menjadi bangun, Pesunnyme tui manadi kokokan,


terbang tak bersayap, mangindang tan palampid,
bertengger seketika, matinggah jalan mula,
di pohon parijata, itu pohon di kayu parijatan,
utama sejati, ento kayu utama jati,
berbuah merta, mabuah merta,
meneduhi masyarakat semua. mayunin sajagat samL

87.Nah begitu camkan di hati, Nah aketo resepeng simpen


ayah memberikan kamu, patut ring manah, bapa makelin
pelajaran ditekuni, itu kekayaan cai, patut sastrane manggehang,
orang pandi, bila ento cacatun Sang Wikuwa,
manusia biasa ini terbukti, yang wang sudra ne kabukti,
warisan sawah, cacatu sawah, suka
bahagia kira mempunyai isi. yan ngelah daging.

88.Jika hadiah Hyang Pratiwi itu Yaningpican Hyang Pritiwi


nista,jika hadiah Sang Hyang ento nista, yaningpican
35^

Aji,itu piij^ utma,'t^api ,, Sc^Hyd^Aji, erito luwih


masih di utama, hdngihg masih ietemng,
anugrah Hydigmeniang nunas swecan Hyang tuah mkU,
oleh karenapierta .^^nmertam
supayit^ ,' , 'ap^g bilsa ,
89;W^aupun He^ ' T^ihhyahketo pragairiya cm

perasaahhya iuka berseri, m^hyUUiMpin^f,


anugrah nasehat utamajMii
ke malaman di jalan, tulya petengan dijalan.
ketikS^biflMb^Sihaft--' '' '

90s©iteifitaMiff Icbhbii'Midaii f^a' '= '• 'K' difi^tdkocap sOfipuh


haiSfBiipu Bibiyija beijM^V ' 'iigdffd dvtdpEmpti Dibiyipd
Sil^«%ih^air"--\ ''indntitygi, SUMrtWiiHggdl^
masih meihg^^'^ak"''' • ^ kari mertgcdakpairnkp -
Empu Dibiyaja tidak menoleh, Empu Dibiycpa tong nolih,
.'^^vterksbi^ah; iivav
dengsmseiipja'tMak'di tbibh'; kasugihan tdhgkatblih •


91.Naik ke selatah bb^Matt;• ^ '' M^iei'kelM pdhiiirgm'e'kdsddtnutan,
dituju, guhurig-TtiMW^h" - gunung Trissenggd MfbmgMiM
dituju, dari sana^ke'tMhri"''"^' dim ngangwmii'rhehek'rPig'-'
naik di •niupyru. Hvk'tdpyd,Wh^kgdlin^Mifan
kosongnya lebar sekali, sipi, tong ada kayunnya,
takMikaj^yli%at'aKari' '' surydbri^seb Wtmihg fndigi:'
terbbhahiWiji^^'jMiffi:
92.Jadi^eridfiaMil6ih'"' •*' ' Dadi campukpitengdtekcniHg
f- Bih^U Dibiyaja lemahyWtdideHdngpMdsepir'
konon,sud^l^rbMM ^'cif - EmpuDibiaycgakoctpfp '''
bersatu dengM^dti^dffi- " '•'' sa/iiphhMdik>akprididwap''''''"
bumi,bahagia menemukan amormaringtayabumi,
rv^-i
sUkdiidMffi
31

93.Tak dikisahkan sudah tiba Tan kocapan sang sida melih


memperoleh sorga, konon Dukuh suarga, kocap Dukuh Siladri,
Siladri, masih tinggal di Istana, kari manggeh ring pasraman,
tidak merasa mengajak tan moron ngajakpanak,
anak,pikiran aus menangis di yan kola bedak mangeling,
ajak ke hutan, binatang datang kajak ring alas,
menyusui. buron teka menyonyoin.
matahari terbenam di tengah
jalan.

94.Sudah lama kira-kira lima belas Suba lami smatara solas


bulan, anak sudah besar, temuang, pyanaknya suba keliK
Kusumasari namanya, Kusumasari adannya,
senang belajar membaca, sai muruk masastra,
menyanyi dan bertembang, makidung muangmakekawin,
dan mantra, wariga Ian mantra,
semua sudah diketahui. sami sampun kauningin,

95.Sangatlah pintar gadis cantik Lewih pradnyan ayi anom


tersebut, umpamanya seperti magolerean, waluya kadi
bidadari, patut setiap perilaku, Apsari, pantes sing selahang,
rajin membantu memuja, Siladri sebet ngayahin mamuja,
senang tak henti-henti ber- Siladri suka tan sipi,
keinginan memuja,tekun bersih manahnya mamuja, pageh
suci. nirmala ening.

96.Pagi-pagi hari Kusumasari konon Pasemengan Ni Kusumasari


mandi membersihkan diri, kocap, kayeh manus mabresih,
sambil memetik bunga, sambil ngalih sekar,
dia lalu beijalan, iju raris majalan,
mempersiapkan tempat upacara nabdabang pandiangan lewih,
yang utama, dengan membuat tur ngukup toya,
tirta,lengkap upacara semua. sregep upacara sami

97.Sudah selesai lalu memberi- Sampun puput raris matur


tahukan ayahnya,ayah lalu ke ring reramannya, "Bapa raris
tempat suci, perlengkapan ke masuci, pandingan sampun
upacara sudah siap, Duku Siladri dabdab,Dukuh Siladri ngucap.
32

berkata,Nah ke sana ke **Nah kema ka paon Jani,


dapur sekarang, sayur di masak, jukute lebengang", Kusumasari
Kusumasari menurut. mengimg.

98.Sangatlah payah sendirian di Lintanggupuh padidian di


dapur memasak, mencampur bumbu paon nyakan, ngracik basa
dengan menyalakan api,sudah ngendihang apU suba lebeng
masak semua, memakai selendang makejang, maanteng nanding
membuat sesajen, lalu mempersiap- ejotan, ratis nabdabang
kan makan,supaya tidak terlambat, masagU mangda sampun sepan,
takut akan mendengarkan jerihpacang ningeh munyi
omelan.

99.piceritakan I Dukuh selesai KacaritalDukuh uwus mamuja,


memuja, Kusumasari mendekati, Kusumasari nyagagin,
bersiap memberikan sirih, tragia ngaturangcanang,
I Dukuh perlahan-lahan berkata, 1 Dukuh alon ngucap,
Ay^h sudah lapar anakku, "Bapa suba seduk cening",
saya sudah selesai menyiapkan **Titiyang sampun wus masagV*.
hidangan

100.Behau Dukuh Siladri mengucapkan Sira Dukuh Siladri raris


mantra, Kusumasari melayani, mamuktia,Kusumasari ngayahin,
berselendang duduk bersimpuh, manteng natia negak,IDukuh
I Dukuh Siladri selesai wusmojana, "Nahlaut
memuja, Nah silakan makan anakku, medaar cening,
Kusumasari mengikutij Kusumasari ngiringangy
selanjutniya terus makan. tumuli medaar aris.

101.Selesai makan lalu makan sirih, Wus medaar raris ya manginang


lalu bekerja menganji, benang sedah, lout nabdabang
sutra didahulukan,corak endek nganyiniri, benang sutra
dikembapgkan, memang kamaloan, bikas endek
sebenamya pandai menenun, kakembangan, tui
songket memakai benang tudh waged manyatri, nyongket
. delapau ratus, . mag^Min domaSy pradnyan
pintar segala-gdanya. ^^a^namrig^^
33

102.Tersebar luas beritanya keseluruh Kalungang'lungang ortane


dunia, anak Ehiku Sfladri, teked bama,pianakIDukuh
cantik dan pandai tidak Siladri,jegegpradnyan
ada bandingannya, bagaikan tuara ada pada, Apsari
bidadari menjelma di mercapada, tulya ringjagat,
kaya tidak memperhitungkan sugih tuara ngitung daging,
arta, Made Kerti mendengar, Made Kerti ningehang,
berkeinginan akan menengok, midep pacang nelokin.

lOS.Pada saat anaknya menginjak Deningsuba pyanake mengpeng


dewasa, I Mudita namanya tarum,IMudita kadanin,
tampan alim dan berwibawa, bogus alep tur srenggara,
pintar dengan filsafat dan pradnyan ring tatwa
sopan santun, pendeta Buda sesana, peranda Buda ngafahin,
mengajarkan. papasih, ida, Wirocana
puputingafi.

104.Made Kerti konon memanggil Made Kerti kocap mangawukin


anaknya, istrinya di sana pianak, somahnyane ditu
bersanding I Mudita datang, nyanding,IMudita teka,
permisi terus duduk, pranamia lout negak,I Made Kerti
oleh karena ayah memanggil. mamunyi,
*'Duh cai Mudita,
krama bapa mangawukin.

105.Begini sebenarnya ayah Kene twinnya bapa maningeh


mendengar berita, ayah kamu orta, reraman cainejani,
sekarang, di sana di gunung ditu digunung Kawi,
Kawi, I Siladri namanya, ISiladri pugkusannya,
sekarang sudah menjadi jani su ba mujanggain,
pujangga, mengajak anak, mangajak pianak,
namanya Ni Kusumasari. madan NiKusumasari.

106.Sebenarnya itu memang anak Sujatinnya ento mula pianak


ayah, kamu anak kakak,berjumpa bapa, cai pianak i beli,
ketika pergi, ke sana pecakduk ngantiang luas,
34

ke gunung Kawi, kema ka gunung Kawi,


kamu saat itu masih kecil, cat wantah enu cenik,
di Sana ayah menukarkan,. dim bapa nyilurang,
kamu pengganti kakak. cai pangentos i bell

107.Selain itu, ada pesan kakak dari Buin ne ada pabesen


ayah,diberikan kenang- i beli ring bapa, buate
kenangan untuk kamu, mamaang cai, bungkung
jagasastm nama permatanya, lintang utama,jagasatru
cincin kamu perhatikan, mi socannya, bungungang
ke Sana kamu ke gunung Kawi, cai nelokin, kema ka gunung
mungkin tidak di sangsikan. Kawi, sinah mara
katandruhin.

108.Saat sekarang sudah cukup Buka jani suba madan truna,


dewasa, wajar kamu menengok, pamt cai nelokin,
supaya mengetahui ayah, pang nawang rerama,
misanmu memang perlu diketahui, musane mi dadi tawang,
konon sekarang sudah dewasa, kocap jani suba kelih,
ayah berkeinginan menjodohkan, bapa ngidep ngocekang,
keinginan keras menjodohkan. sarat pacang mamuatin.

109.Jadi termenung ibunya mendengarkan Dadi bengong memennyane


terharu terus menangis, maningehang, kangen wem
ingat dengan anaknya, mangeling, inget teken pianak,
saat diajak pergi, saduke kajak luas, dumara
saat itu bam satu tahun, duang oton pasti,jani morta
sekarang didengar gadis, daa, mara ja taen tepukin.
tidak pemah dijumpai.

110.Terns berkata,"Mudita nah Turmamunyi, **Muditanah


jalan berangkat, Ibu diajak jalan has, meme ajak
menengok,misan kamu sejati, nelokin, misan caine sujatia,
ibu terham menangis, meme midep nagihang,
akan dikawinkan dengan kamu, pacang matemuang riang cai,
ibu rindu sekali, meme meled pisan,
perasaan dari dahulu. magawehin saking laml
35

Apang pragat utang memene


111. Supaya selesai hutang ibu
ring pyanak, manelahin
dengan anaknya, melaksanakan
isin gigi, buin tuara da lenan,
upacara potong gigi,lagi
tidak ada lain, ini perlu ne nyandang pacang saratang,
Ne muani nimbal mamunyi,
sekali dilaksanakan, yang
Ento patutpisan,
laki gantian berkata,itu
jalan luas cendek
wajar sekali,jalan berangkat
jagat.
menuju ke sana.

112.1 Mudita sekarang ia dipakai IMudita jani ia anggon siap,


adu ka gunung Kawi,
ayam,diadu ke gunung Kawi,
tandingan ring misannya,
dibandingkan dengan misannya,
mataji baan Hat,
bersenjata dengan pandangan
mabulang ban kenyung manis,
mata, bermodal dengan
nyai itu ngembar,
senyum manis, kamu di
beli nyadia nyayanin
sana mengadu,kakak siap-si^
menghakimi.
PUH GINADA
IMudita maningehang,
1.1 Mudita mendengarkan,
perasaannya gembira tak henti- manahnya suka tan sipi,
hetinya, oleh karena memiliki baane mangelah misan,
misan,tersenyum terus berkata kenyem tur mamunyi alus,
halus, Ya seperti kata ayah, Inggih kadi bawos bapa,
saya mengerti, titiyang ngiring,
akan menengok paman. .pacang manelokin, iwa
2. Ibu Ayah ikut seperti saya ke Meme bapa iring titiang,
sana ke gunung Kawi, marika ka gunung Kawi,
juga diberitahukan semuanya, taler uningan midarta,
ayah menjawab halus, Bapannya masaut alus,
buat hari baik pergi, buat dewasane luas,
bisa kamu,ayah berkeinginan bisa cai, bapa tambet
keras menirukan.
sok nuutang.

3.Saat dia membicarakan pergi, Sedekya ngomongang luas*


tiba-tiba kentongan bersuara, dadi kulkulemamumyi,
I Mudita lari keluar, IMudita nyagjag fnesuang,
Kakak Wayan mengapa memukul *Beli Wayan ngudiang nulkul?.
36

kentongan?, Sang pemukulberkata, Sang mdkulkul nimbal ngucap,


0rang mati, meramaikan **Anak mati, ngrentebin
sekarang ke Banjar. janika Banjar,

4.Pengurus banjar dapat menyampaikan, Keliane manawuhang,


perkataan orang memegangjabatan, bawos sang mangamel gumi,
mengubur sekarang, lagi tiga hari apang nanem prajania,
akan melaksanakan butayadnya, bin telun pacang macaru,
konon upacara manca wall krama,. kocap manca wali krama,
untuk besok, masyarakat banjar ne bin mani,
disuruh bekerja. banjara kanikayang ngayah.

5.1 Mudita mendengarkan dengan I Mudita maningehang,


sungguh-sungguh berkata, cebdek pamunyinnya,
"Ya" pulang dia mengambil "Inggih Mulian ya
pisau, menuju ke Banjar dia, nyemak blakas, mangraris
malu dia akan terlambat, ka Banjar iju, elek ya
ke rumah orang mati, pacang kasepajn, kumah
tekun membantu bekerja. sang mati, gupuh nulungin
mckarycL !

6.Anggota Banjar dia semua datang, Ban]are ya pada teka,


beriring-iring, lagi perempuan, mabered eluh-muani,
di Sana dia sama-sama berkata, ditu ya pada mangucap,
Mudita berhenti dulu, Mudita mareren malu,
ke sini makan sirih, mai ke medaar canang,
sampai putih, kantilepis,
mengambil pekerjaan sendirian. nyemak gae padidian

7.Gadis semua berebutan, Dahane pada magarang,


melipat sirih memberikan, nampinang base ngenjuhin,
ada menyalakan rokok, ada ngenjitan lanjaran,
semua senang mengganggu, samidemen pada ngulgul,
dia tidak pernah marah, anak tong taen medihang,
alim sejati, memang wajar ngalem jati, twah pantes
prilakunya. asing solahang.
37

S.Lalu beijalan ke kuburan, Raris nabdabang ka setra,


mayatnya selesai di bersihkan, watangane was mabersih,
sudah selesai diupacarai, sampun puput upakara,
Mudita lalu menembang, Mudita raris makidung,
anggota Banjar semua mengikuti, banjare ami nuutang,
ramai sekali, konon datang ramegatiykecap rauh
di kuburan. maringsetra.

9.Mayatnya lalu di kuburkan, Watangane wus muningany


anggota Banjar menunggu akan banjare mangantiang mulih,
pulang,jadi anjing berkeliaran, dadi cicinge miyuran,
berkumpul-kumpul mengalun, mapunduh-punduh mangukin,
orang merintih menunggu, anakemribi ngantenang,
sampai pulang, gatimulihy
I Mudita lalu pulang. IMudita raris budal

10.Setelah tiba di rumah, Satekedejanijumah,


diketahui ayah sakit, dapetang bapane sakit,
laki perempuan ke dua, luh muani buka dadua,
I Mudita sangat payah, I Mudita lintang gupuh,
merawat menggilas bedak, nyimbuhin nguligangurap,
melek, magcdangin,
sakitnya semakin keras. sakite sayan ngrahatang,

11.Panas sakit seperti dipanggang, Kebus ngarab bukapanggang,


badan sakit seperti digilas, awak sakit buka uligy
ayahnya merintih berkata, bapannyane ngarod ngucapy
anakku ayah akan mati, "Caning bapa lambian lacury
sakitnya tak dapat di tahan, sakite tan sida lawan,
nahpijet, nah packiny '
kepala ayah sebentar. sirah hapane ajahan.

12.1 Mudita tidak menolak, IMudita tuara tulafCy ,


memijat kepala tidak henti-hentinya, mecik sirah tuara girisir.
ibunya merintih kesakitan "Mudita memennyane nduwuh ngucap,
ibu tolong, kepala ibu p^as pecah, "Mudita meme dong tulungy
lebihbaikmati, "Mudita meme dong tulungy
tidak dapaitdit^an. sirah meme rasa belchy
38

lehengmati,
tong sida boon nahamrtg.

13.1 Mudita mendengar, /Mudita rrianingehang,


air matanya mengalir keluar, yeh matane membah m^U,
terus berkata perlahan-lahan, lout marmnyi nelamng,
"Ayah saya permisi dulu, "Bapa tUiangpamit dumun,
ibu memanggil saya," i meme ngaukin titiang",
"Bahwa ke sini, "Ajak mat, dinijuwa punduhang."
di sini dia kumpulkan."

14.Ayahnya tidak dap at berkata, Bapannyane tong dtdi ngucap,


I Mudita meninggalkan, IMudita mangalak, lautnyagjag
lalu menuju ke Ibunya dipikul keluar, ka metenan, memennyane
di bale dangin dikumpulkan, kasangkol pern, bale dangin
lalu dipegang, kapunduhang, tur kagisi,
ia tnemegang keduanya. kasundangya buka dadua.

15.Tangannya yang disebelah kanan, Lintannyane di kanawan,


ayahnya dialasi, bapannyane katatdkin,
tangan di kiri ibunya, limane kebot memennya,
tidak merasa payah, tuara ya mar^intung tuyuh,
ibunya memejamkan mata, memenyane mangliyepang,
lantasmati, lantas mati,
lemas seketika di pangkuan. lemet leb dipabinan

16.1 Mudita perlahan-lahan, IMudita manelanang,


menidurkan ayah,ibunya nyareang reramannya muani,
dipindahkan sudah dingin tak ada ten^a memenyane kakisidang,
suba nyem tong ada bayu,
I Mudita menyembah, IMudita manyumbah,
terus menangis, sedsed ngeling,
menutupi dengan kain baru. ngrumbinwastrapasehan

17.Se^dah ditutupi dengan baik, Subamya mantrub melah,


ayahnya ditengok, bapannyane kcgagjagin.
39'

nafasnya
ayah keluar keringat^ \ ^ v;.\yv bapamyanepesupehih, ^'
IMuditWcepatvcepatv V> ■ ■rMudimmdngei^abmgi'' -
nyembur, viva manybribuhin, - : ' - > ^
menafasi dim%w ln'mgbun^.s'^^ v.. i; numgengkahin boonbawang: i
18.Ayahnya sadar bergerak memaksa Bapannyane inget ngaliab,
berkata, ---■■-a • ngangsehang bum^suaag : ;,, i
pelaiij(i^^t€?^nda>s€in<latv nmnyi,gmmtP^M(iPifS<'h, i;
Mudita $aiig?it payah, ; a: . i imds^i 'Muditfl'kifiiptffpg tityuh>
kamu membantu ayah, caij rnqngayahin bifPP>,cetuiekimi,
mulai sekarang/ayatiiakaji^^y^ ^ bapa nutugimm(^P4^ .
mengikuti ibumativ v\ -y v n\ r-

19.Sekarang ayah berpesan, Ne jani bapa mawektpif <>


jikalau ayah sudah mati, yaning suba bapa ntati,
jiakalau sud^'diklibut,'''^^ > kewala suba tnufugafh. i
tetapi supaya #ei^atu ibim
\vmetnepiCaiMken:l>0aj
dengan ayahp -'--^^' -
lantas kamu,^ ^ ^ lautcafy^ i'
ke Sana pergi ke gtinuiig^^i^awil^^^-^ ^ kema bias kagumngKawi
,.AiKyy 'Cf'j i i^y]

20.Baang saja ayah sudah matiy ^" Orahartg juwabapa pqah, :^


bersama dengan ibumu, barettg teken metnen cai,
cincin ingat diblaW^bb-'• ^ y \ j ^ v bur^kunge^r^bt^ng^a, -
yang memakdipe^^^fil^^ ne mdSidatagaMiail-^- -^
(giang edakdtMifu'hbniV ' ' ' '■
bukd s^ati, cihiiii>wkktk -- - ^
kamu besar anak^aykhv^-^^ • caijatu pishak bapa. ■" ' ' '

21. Suarany^dfstfMM-^s^dAt^, " - Munyinnyane megat'4m:^0, f ■


peilahan-lahan terus mati, mangreres mangalantas mati,
IMudita menangis kejas, , IMudita ngelin^ man^ak,^ . ., ,
lalu ayah dipeluk,
tetangga data^^ menj^m , pis^di&ca mdnya^dg,
menengok, • b' ' " ' manelolfiny ^ ^ , . Zi y ' ^
t
terhara dihati. , , . . .
A
padayal^dn^
^ .OBBn
n^manM:
mil m :anui
'
1 -A n\iryi,n'a.ni s;r^y>a i

22. Ada berkata perlahan.-lmah', y,'. Ada mamunyi nel(if0ii,' " ^


meng^a mayat tersebut dibiar- "Ngudakef—^^"^^^
40

biarkan, sebaiknya dimandikan, patut pandusin tedasang,


hingga bersih,obati supaya berehinapangdakaku,
jangan kaku, akar beringin cendana, bangsing bingin muang cendena,
itu sebenamya sama kompak keto jatV\
membuatkan. sami mdbriuk matutang,

23.1 Mudita tidakmenolak, IMudita tuara tulak,


tidak tidur menetes air matanya tan maren ngepes mangengling,
menangis,ingat dia menyembah, masih inget ya manyumbah,
prilaku berbakti dengan guru, tingkah astiti maguru,
mayatnya lalu diambil, sawane raris kajemak,
dimandikan, beramai-ramai liu magarang mangisiang.
memegang.

24.Mayat keduanya, Smannyane buka dadua,


selesai dimandikan dan dibersihkan. suud manjus kaborehiUy
Mudita mengambil pengganti pakaian, Mudita nyemak pasehan,
sutra putih sebagai tutup, sutra putih makanirub,
mayat disatukan, sawane kasarengang,
iaki perempuan, luh'SuamU
walaupun bam pengantin. tulya mara pengantenan

25.1 Mudita tercengang, IMudita mangantenang,


sedih mengingat sang mati, sedih nulama sang mati,
Ibu bapak keduanya, "Meme bapa buka dadua,
kesetiaan bersuami istri terns, tresnane marabi nerus,
tidak bisa dipisahkan, tuara saja dadi betas,
keduanya tega tidak sareng kalih,
•memperdulikan anak. las tuara manganggen panak.

26.Apalagi orang lain, Yata ke andk banehan,


tidak mungkin mau menoieh, Joh pacang sehem manolih,
seperti saya, padalem sakadi titiang,
begini bodoh dan nakal, kena belog turin sigug,
tidak memiliki kegunaan, tuara mangelah kagunan,
lagi miskin, bidinmiskin,
apa yang dilihatnya. napi andke toliha?
41

27.Semua yang mendengar kasihan, Asing ningeh pada olas,


jadi dia ikut menangis, dadiya milu mangeling,
tiba-tiba Pendeta Buda, saget ida Pranda Buda,
Beliau datang, susuhanan done rauh,
I Mudita turun mengampiri, IMudita tuun nyagjag,
dan menyembah, turngabakti,
lalu berkata merendah. rarisya maatur ngasab.

28.Prihatin leluhur saya, "Ica sasuhunan titiang,


melihat rakyat bersedih, nyangakin panjake sedih,
kelewat sangsara, papane kalintang-lintang,
seperti sekarang saya yatim kadi mangkin titiang ubuh,
piatu, seperti atma kesasar, manawipitrakasasar,
oleh karena sengsara lewat. manumadi,
krana narakane lintang

29.Pedanda dengan halus berkata, Pedanda atus ngandika,


MUdita jangan menyesalkan, **Mudita da sanget sedih,
oleh karena anugrah Tuhan, apan patitahing Sanghyang,
masih karma dahulu, masih laksanane maJu,
sampai sekarang diterima, adajani katamiang,
perbuatan sekarang jadi yang solahjanU
akan datang dipetik. dadi ring wekas buktiang,

50.Dimana menghendaki baik saja, Dpa nagih melah dowang,


apalagi seperti kamu, mandareng ke buka cai,
kalau Sang Panca/Pandawan, ida Sang PancaPandawa,
perwujudan Dewa menjelma, sdkala Dewa ma nurun,
menyerupai seperti manusia, maraga numadijadma,
masih sengsara, masih sedih,
dari kecil menderita. saking alit kanarckan

51.Berpindah-pindah kesana-kesini, Mangumbang mideh-idehan,


menggendong meminta-minta, ngagendong manguUh-idih,
tetapi perasaan tak berubah, Hanging kayune tan obah,
berbuat baik selalu, mamerihang darma patut,
oleh karena kebaikan didapat, krama rahayu kabuktia,
42

sampai sekarang, teked jani,


baik diucap oleh beliau. ayu ucape ring ida,

32.Begitu kamu bisa membandingkan, Keto ban cat ngimngan,


sengsara kamu sekarang, lacur caine nejani,
walaupun teruskan sedihnya, yadin sangetang sakitang,
masih juga tak bisa hidup, masih tuaradadi idup,
paling-paling membikin perasaan mangkin ngawe keneh buyar,
kacau balau, bingung, inguh paling,
paling, terbenam perasaan jadi patut idepeya Hang.
hilang.

33.Prilaku menjadi manusia, Tingkahe numadijadma,


kebenaran kebaikan dicari, darma patute ulati,
walaupun miskin tanpa sanak yadin tiwas tan pabraya,
saudara,jangan selalu keluyuran, ada teka miat-miut,
kebenaran, kebaikan dikukuhkan, darma patute mangehang,
nanti menemukan, wekas manggih,
pahalanya sekarang ditemukan. pagawene jani temuang.

34.Prilaku menjadi anak, Tingkahe dadi pianak,


kewajiban seperti sekarang, tatuwiyane bukajani,
Jangan lupa berbakti pada leluhur, da maren ngertiang kawitan,
oleh karena berhutang jiwa dengan reh mutangjiwa ring guru,
guru, tidak akan selesai dibayar tong pragat bayah ban jinah,
dengan uang, seperti kAmu,tingkah buka cai,
laku baik dipakai membayar. astiti bakti anggon mayah.

35.Pasti rahayu ditemukan, Sinah rahayunebakat,


begitu kamu pikirkan, akefo cai kenehin,
sebab sekarang ada dewasa, reh jani ada dawuhang,
tidak dibolehkan upacara membakar, tan kicen mabqya puun,
oleh karena kesengsaraan, nah urugin,
nah batalkan,tirta pengentas pangentasejuwa tetepang.
tetapkan.

36.Begitulah kamu bersandar, Keto juwa caijalanang,


jangan masih keras sedih, eda emt sanget sedih,
43

Mudita mengerti dan mentaati, Mtddita resep ngirb^ang,


Pendeta lalu pulang, Pad0ida pmngraris mantuk,
Mudita mempermaklumkan diri, Mudita nyuwdkayai^ awak,
lalu berkata, maturaris,
"Upacara silakan dikeqakan." "Upakarane nggih wangunang ."

37.Anggota Banjar lalu bekeija, Banjare raris ngaryanang,


yang lain ada yang mengambil bambu, ten ada menyemdk tiing.
membikin tempat pengusungan mayat, buat pacang pamsangan,
rantai dan tumpeng salu, lante miwah tumpeng salu,
ada lagi mohon pengentas silih bum ada nunas pangentas,
berganti, sadagati,
terakhir menjunjung daksina. dabdab manyuun daksina.

SS.Konon sesudah diupacarai, Kocap sampun mupakara,


mayatnya selesai diupacarai, sawane wus maci-CKi,
lalu menuju ke kuburan, raris nabdabangka setra,
sehubui^an sudah selesai, bangbangnyane sampun puput,
upacara pengentas, sawane wus mapargentas,
laki perempuan, luh muani,
dikubur dijadikan satu tempat. katanem dadi abargbarg.

39.1 Mudita termenung duduk, IMudita bengong negdk,


tersendat-sendat menangis, sigsigan ngepes mangeling,
orang melihat kasihan, sang ngatonaJg pada olas,
laki perempuan sama-sama luh-muanipada mitutur,
menasehati^ mengapa dia selalu "Ngudiarg sarget ya sebetang,
bersedih, oleh karena kodrat, wirehganti,
memang sekian umurnya. amonejeneng tuuhnya.

40.Lebih baik pulang menghibur, Jalanja mulih lipurang,


ajarkan saya menyanyi, urukang tiarg magendirg,
•I Mudita lalu pulang, IMudita nurut budal,
orang lain tidak ada yang pulang, andke tong ada mantuk,
lalu ke mmah I Mudita, hut kumahIMudita,
semuanya, sarengsami,
menginap supaya tenang. manginepin mangdapuma.
44

41.Ada yang mengajak bermain-main, Ada ngcgakin maplalian,


ada lagi mengajak menyanyi, ada buin ngajak magending,
I Mudita menuruti, IMudita manuutang,
tak diduga ada yang membawa saget ada ngaba sangu,
oleh-oleh, gembira orang lain mangingu anake samian,
semuanya, sangat balk, lintaug becSc,
selalu masak-memasak. tetep maolah-olahan.

42.1 Mudita di utamakan, IMudita kaujurang,


semua memanggil, makqang pada ngawukin,
"Mudita kesini makan, 'Mudita mai madaar,
enak sekali bersama-sama!, jaenan qdk liu
I Mudita tidak menolak, IMudita tuara tulak,
sangat pandai, lintang ririh,
prilakunya memetik kasih sayang. tingkahnya ngalap pitresna.

43.Tidak mementingkan diri sendiri, Tuara ya mangangguang awak,


berpesta bersama-sama, magibungang sareng sami,
rartiai sambil tertawa-tawa, rame sarwi makedekan,
ada saling lempar, tulang, ada saling timpug balung,
I Mudita mengambii daging, IMuidta nyemak ulam,
di sambar, kacatotin,
oieh seorang gadis. baan sane eluh bajang.

44.Ada menyuapi gigitan, Ada ngeseoin anggutan,


Mudita senang menerima, Mudita suka nanggapin,
yang perempuan tua tak bergigi, ne luh tua turinpawaK
ikut menyuapi daging burat, milu mangesepin muluk,
yang lain lagi membaias, ada len buin ngwalesang,
dari samping, uli samping,
menindak cabai dengan garam. mefek tabis teken uyah.

45.0rang tua sedang binal, I tus ya sedeng binal,


disuapi dari samping, kaesopin uli samping,
pedas beriebih-Iebihan, lalah makucah'kacihan,
orang tua tersebut ke luar i tuaya siat-smt,
air liurnya.
ada mengambii kendi, ada^nyemakang caratan.
45

menuangkan air, mangecorin,


hidungriya yang disiram. cungguh nyane tui kasiam,

46.Ramai tertawa seketika, Rome kedeke mabring,


orang tua mencaci mami, i tua misuh manyerit,
menjerit, air matanya mengalir dan yeh matannyane membah,
keluar air liumya dan bersin- tengas'tenges siat-siut,
bersin,tertawanya bergelombang, kedeke mombak-ombakan,
ramai sekali, rame gatU
konon sudah selesai makan. kocap pada was madaar.

47.1 Mudita perlahan-lahan berkata, IMudita alon ngucap,


Ratu anda sekalian, "Ratu ida dane sami,
saya mohon maaf sekalian, titiang manawegang pisan,
saya akan pergi ke gunung, titiang pacang haska
miemengok paihan saya, gunung, manelokin uwan
yang sekarang, titiang, sane mangkin,
supaya jangan salah paham. mangda sampun salit arsa.

48.Tetapi bukan saya meninggalkan, Boya j'a titiang ngalaliang,


buat kesetiaan saudara sekalian, buat swecane sareng sami,
saya sebenarnya berterima titiangfati nyuksemayang,
kasih, kasih sayang sangat baik, swecane kalintang mulus, punika
itulah bekal saya, bekelang titiang, lintang lewih,
sangat baik, widcti tuara
sebenarnya tidak bisa habis. bisa telah.

49.Kalau diberi arta benda, Yaning sweca antuk brana, punika


itu sangat berbahaya,sebenar kalintang ganj'ih, wiakti wantah gelis
nya cepat sekali habis, telas, yan sweca kayun rahayu,
jika diberikan perasaan baik, saumur tuaraja Hang,
selama-lamanya tidak bisa jawat mati,
hilang, walaupun mati, karijuwa bekelang titiang.
masih juga saya bawa.

50.Begitulah sebenarnya, Sapunika sujatinnya,


oleh karena saya pergi, awanan titiang mapamit,
pesan orang tua saya, pabesen reraman titiang,
46

pada saat menghembuskan nafas, miuk nya makire lampus,


supaya saya memberi tahukan, mangda titiang mangerahang,
mereka mati, . done mati,
kepada paman saya. ring titiang madruwe uwa.

51.Selagi mampu bagi saya, Malih nyandang kadi titiang,


pergi akan menengok, has pacang manelokin,
paman saya di gunung Kawi, wan titiang digunung Kawia,
belum tentu saya bertemu, durung titiang nahen mangguh,
konon beliau ayah saya, kocap done hapan titiang,
sejak kecil saya konon ditukarkan. titiang rere kasilurang,

52.Begitu sebabnya saya, Funika swinan titiang,


ingin sekali tahu, medalpisan mangda uning,
yang sebenarnya melahirkan ring dane ngrupaka titiang,
supaya jangan tanda tanya. mangda sampun dane tandruh,
supaya sekedar mengetahui, kewanten titiang uninge,
saya cepat-cepat, titiang gelis,
akan kembali pulang. pacang rauh tulak budal

53,Yang sekedar seperti tercengang, Sing ningeh buka pangsegang,


yang gadis perlahan-lahan ne banjar alon mamunyi,
berkata "Ya kakak wayan Mudita, **Nggih beli wayan Mudita,
itu pemikiran tidak benar, ento papineh tan patut,
jikalau akan kakak pergi, yaning pacang beli has,
meninggalkan,perasaan orang kayun anake pitresna.
lain dirasakan.

54.Sebenarnya mendapat omelan, Sujati maan upetan,


cob a kakak pikirkan, indayang beli pinehin,
yang tua ganti berkata, ne tua manimbal ngucap,
"Jika begitu kamu tidak wajar, "Yaning keto hh tan patut,
menolak pesan ayahnya, nulak pabesen bapannya,
pokoknya sekarang, cendek jani,
masih dia sama-sama diikuti. masihyapada tuutang.

55.Prilaku menjadi anak. Tingkahe numadi pianak,


47

petunjuk orang tua diikuti, tuduh reramane ifing,


lagi bila ada orang lain buin yan ada anak tfsna,
hormat,hormat juga dipakai tresnajuwa anggon
menjawab,I Mudita silakan, manaur,
melaksanakan,seperti pesan ayahnya. IMudita nyandang luas,
kadi pabesen bapannya.
56.Tetapi jangan lupa, Nangin eda mangengsapang,
kesetiaan orang lain teman, tresnan idadane sami,
oleh karena jangan lama pergi, krana da makeb luas,
keduanya wajar diikuti, buka dadua nyandang turut,
bakti kesetiaan sama-sama bakti tresna pada bakat,
diperoleh,itulah yang baik, ento lewih,
yang perolehmenjadi manusia.' ne perihang dadijadrna,'

57.1 Mudita berpikir mendengarkan, IMudita resep ningehang,


selanjutnya terns menjawab, tumuli maatur aris,
begitulah keinginan Saya, ''Sapunika manah titiang,
sekarang akan ke gunung, ne mangkin pacang ka gunung,
menanyakan paman saya, nudtudang ring uwan titiang,
supaya tahu^ mangdauning,
beliau ada kematian. dane mragakdsebelan,

58.Lama-kelamaan satu bulan, Sasuennyane a bulan,


saya akan kembali lagi, titiang tuldk rauh malih,
setiap mendengar semua senang, Asing ningeh pada suka,
oleh karena menyatakah pulang, ban nyane ngorahang mantuk,
buat bekal dia pergi, buat bekelnyane Uias,
diberikan, katurunin,
bekal dan .uang. sangu katekaning jinah.
PUH DANGDANG
1. Tidak dikisahkan masyarakat desa Tan kocapan i wong desa sami,
semuaj diceritakan I Mudita pergi, kacarita,IMudita has,
sendirian tidak perduli, padidiantuaraja wedi,
mendaki krikil tajam berliku-liku, nuut rqang silat'Silat
hutan lebat sangat angker, alas wayahmadrugama,
cincinnya diingatkan, yang bungkingnyakaingetang,
permatanya jagasatru, penolak nemasocajagasatru.
48

semua kgahatan,oleh karena panuldk sarwa wigna,


selamat di tengah hutan berjalan, krama lasia tengah alas
permata cincin yang utama. tnamargi, socan bungkunga utamcL

2. Rasa payah siang malam beijalan, Rasagepu lemah-lemeng


di tengah hutan, mamargU tengahing alas,
aus d^ lapar, bedak twin layah,
tidak ada desa diketahui, tuara da desa kapanggih,
melainkan hutan dan jurang, kewala alaspangkung,
sangat payah dia berjalan, liwatgepu ya mamargU
setiap langkah berhenti duduk, masih manglawanin majalan,
tujuhhari di jalan, satindakjangkel malungguh,
menginap berpuasa tidak pitung dina ia dijalan,
makan nasi, tak terucapkan mainepan mapuasa tong ngantug
dijalan. nasi, tan kocapan di jalan.
jalan

3.Diceritakan Ni Kusumasari, KacaritaNiKusumsari,


pagi-pagi ketika purnama, pasemengan, manuju purnama,
baru selesai berhias, dumara suud mabresih,
bersumpang bunga teratai tutur masumpang tunjung tutur,
kuning'langsat, pamulane lumlum gading,
seperti bulan purnama kelihatannya, kadiRatih nyalantara,
segala tingkah lakunya sangat sing selahang teka pangus,
cocok, pergi membawa dalah, pesu nadtad pangilitan,
memetik bunga dan memanjat pohon ngalap sekar nges menekin
nagasari, sambil dia menyanyi. nagasari, sarwi ya magendingan.

4.Jika diumpamakan seperti Yan upama watek Widiadari,


Bidadari, dari sorga turun maring suarga, turun macangkrama,
bercumbu rayu,di hutan memetik ring alas mangalap sari, nedeng
bunga, saat sasih ke empat, sasih kacatur, sarwisekare nge-
banyak bunga mekar, seketika danin, pangid ngengsutang
menggantungkan selendang, slendang, ngenah susune
kelihatan susunya halus, alus, nyangkih nyalang manyuh
padat bersih seperti kelapa danta, macingcingan,
gading, mengangkat kain ngeah pupune gading,
kelihatan kakinya putih kekuning- waiuya pudak cinagcL
49

kuningan seperti pudafc cinaga.

5.Jadi datang I Mudita tiba-tiba, Dadi teka IMudita mankgin,


pucat kembang,lemah kecud kembang, layu uwon
sekali, embunnya sangat dingin, pisan, damuhan kalintang
beijalan sangat payah, gesit, mcs'alan lintanggepu,
rasanya tak bisa berjalan, rasa tong sida mamargi,
seperti ditunjukan oleh Tuhan, kadi pituduhing Hyang,
diceritakan mendengar kidui^, dadi maninghehang kidung,
mengaliin-alun di udara, mangambara ngawag-ngmvag,
I Mudita perasaannya senang IMudita bingar idepe ring
dalam hati,lapar seketika menjadi ati,layahv>an
hilang. dadi Hang,

6.Semakin dekat didengar semakin Sayan paek dingeh tambeh


balk, tertarik perasaannya becSc, mangenyudang, manah
ditelusuri terus, kelihatan kawaspada pisan, mdkelap
ada orang perempuan,menietik kanten wong istri, .r^alap
bunga dan bertembang, Mudita sekar tui mdzidung,Mudita
termenung memperhatikan, bengong ngantenin, istri
perempuan baik berkelap-kelap, ayu ngayang-<tyang, naken
inikah Bidadari turun,teringat Dadari turun, inget rir^
akan sang Rajapala, mendapat Sang Rtgapala, polih istri
istri Bidadari baik dan tersohor, Widiadari ayu lewih, sinah
mungkin begitu prilakunya. koto tin^ahnya.

7.Begitu bisikan di dalam hati, Nento papinehnya di ati,


lalu duduk,termenung,oleh karena tur maneg(dc, bengong ma-
baru kali ini menemukan, nyangangak, baan tumben
orang perempuan baik dan halus, manepukin, anak istri ayu
berkeinginan sekali menanyakan mulus, maidep pacang nakonin,
berisyarat deng'an batuk-batuk mawemgsit ban cekohan,
■ Kusumasari terkejut,lantas dia Kusumasari tangk^ut, lout
menoleh,jadtjadi ada orang. ya matolihan, dadi ada wong
orang laki-laki duduk menonton, laki negdk mabalih,
tampannya menarik sekali. baguse ngenyudang manah.

S.Mukanya kuning langsat. Pamuiune iumium gading.


50

seperti emas, keningnya tajam tUlya emas, alis tcgep


seperti tajim pandangannya cukup mabengad, laliate nyunyur
manis, semuanya alim pangus, wajar manis, sebenge alep pangus,
pantas dijunjung dilayani, tui pantes sungsung ayahin,
Kusumasari terganggu, menyebabkan Kusumasari nyangongdk,
perasaannya bingung, paling nafasnya wetu manah inguh,
naik turun,cepat-cepat turun, paling angkiane runtag,
Mudita bangun menengok oleh tuun enggal Mudita bangun
karena kangennya lewat. nakonin, tui ulanguna liwat.

9.Ya maafkan saya memohon sedikit, 'Wggih ampura titiang nunasang


jika mengetahui dengan Dukuh kidik, yaning wikan, ring Dukuh
Siladri, dimana tempatnya di sini, Siladri, dpa linggihnya dariki?*\
Kusumsari menjawab "Ya di sini Kusumasari masaut,
di sebelah timur, kamu dari mana, 'Nggih drikiduuran kangin,
baru kali ini datang ke gunung, jerone uli dpa,
apa yang sebenarnya diperlukan", tembe rauh kagunung, napijua
I Mudita, mengela ditanyakan, wenten buatang",IMudita, dadi
merasa kena madu mengalir. lengeh katdkonin, rasa kena madu
membah.

10.1 Mudita memaksa mengeluarkan IMudita ngangsehang mesuang


kata-kata, nafasnya tak teratur, ada munyi, bayu runtag, wenten
yang saya perlukan, oleh karena saratang titiang, krana titiang
saya datang ke sini, bersedia rauh mriki, nyadia manumbas
membeli madunya, yang manis madu, ne manis ngenyundang ati,
menarik hati, akan dipakai obat, pacang anggen titiang ubad,
saya berkeinginan dengan titiang sakit ulangan,
hati ikhlas,seumur hidup bersedia sweca ngicencketelan,
membantunya. titiang numbas antuk manah
subakti, saumur nyadia mamaniak.

11.Kusumsari merasa malu mendengar- Kusumasari lek fengah mamiragi,


kan,katanya, menunduk pulang, pamunyinnya, manguntuk mulian,
perasaannya terasa diiris-iris, manahnya kalintang sitsit, ngantenang
melihat orang tampan sekali, sangat taruna bogus, pangid mangenyudang
menarik hati, setibanya di rumah ati, satekednyajanijumah,dekes-
51

terisak-isak menunduk,dan defces manguntuk, tur bengong-


termenung duduk,sakit hati, bengong manegak, nyelsel awak,
janganlah merindukan, "Daha apa kenejalir,
menginginkan tidak miliknya. nydkitang tong pagelahan,

12.ini kamu pikirkan dari sekarang, Ne ke iba keneh buka jani,


oleh karenaperasaanya bingung, bas kaliwat, bingung mapangrasa,
memang aku sakit hati, perasaanku iba tuah nyakitin ati,
ingin bertanya, akan seiaiu menahan- iba makeneh mamusuh,
nya, pelaksanaannya dia setia, diajak kai nyadia manungkasiHt
saya mencari kebenaran, siapa i laksanaya tresna,
yang akan diajar kamu,akan (gak kai ngalih patut,
berpikir menyebabkan aku panas nyen pacang cgak iba,
di hati, oleh karena tidak ada jalan iba keneh, sinah iba penes
keluar. ati, baan tong maanfalaran

iS.Wah begitu kata Ni Kusumasari, Nah aketo munyin NiKusumasari,


mengelus, Dukuh Sfladri nyelsel manah,Dukuh Siladri
konon, habis memuja. Sang Hyang kocap, wes mapuj'a lintang
Widhi,jadi Dukuh terkejut, suci, dadiIDukuh
meiihat anaknya sedih,laiu perlahan- tangkejut, manyingak pianake
lahan berkata, mengapa menangis sedih, raris alus ngandika,
menunduk,apa sebenamya *Nguda ngeling manguntuk,
menyebabkan,nah katakan, supaya apa ke scga kranannya,
ayah dapat mengetahui, yang nah orahang, mangda sida
dipikirkanmu dalam hati. bapauning, nesekelang
cening di manah,"

14.Ni Kusumasari berkata dengan baik, NiKusumasari matur saha bakti,


ya ayah saya mengatakan,tadi saya *lnggih bapa, titiang manguningang,
berlancong, tiba-tiba ada orang datang, ne wau titiang malali,
remaja menggoncangkan hati, laiu dadi ada anak rauh,
bertanya dengan saya, parasnya taruna ngebusin ati,
halim dan halus, menanyakan dukuh natia mataken ring titiang,
Sfladri, yang rupanya mirip dengan sebengnyane alep pengus
ayah,tetapi rasanya sedang alus, nakonang Dukuh Siladri,
sesangsara." yan rupannyana, mairib
bapapasti.
52

nagnig rasa kcduhkitaru"

15. begitu kata Ni Kusumasari, Mara keto munyin NiKusumasari,


di depan I Dukuh Siiadri, terkejut kapirengang,IDukuh Siiadri,
ingat di dalam hati, dengan pesannya makebyah inget ring ati,
dahulu, menukarkan anaknya masih tekenpabesene
kecil, mungkin saja sekarang dia mabi, nyilurang pianake
datang, setelah mendapat nasehat, cenik, nejani sinah ya
seperti pesan dulu, nag begitu teka, subaya mam pitutur,
perasaannya di dalam hati, bukapabesene suba, nah
tiba-tiba Mudita datang. aketo pangresepe ring ati,
macelig Mudita teka,

16.Lagi terkejut I Dukuh melihat, Tui tangkejutIDukuh nyingakin,


menatap dan teringat, manletekang, tur kanten dumilah,
cincinnya bersinar terang, bungkunge macaya lewih,
I Dukuh terns tumn, IDukuh lout macebur,
lalu memeluk dengan mesra, raris ngelut mapasihin,
"Sangat bahagia ayah, "Liwat ke sadian bapa,
anak ayah datang, fiwatman bapa rauh,
siapa menunjukkan kamu jalan, nyen ngorahin cai ambah,
oleh karena jalannya sangat apart sawat, margine rungka
sulit sekali, hutan jurang tan sipi, alaspangkung
sungai lebar. tukad linggah,

17.Apa sebabnya ayah kamu tidak Apa krana bapan cai tuara
ke sini, menengok ayah oleh mai, nelokin bapa, as^anan
karena sendirian, berlunta-lunta padidian, manglalu cai
kamu berjalan, I Mudita mamargi",IMudita nyembah
menyembah berkata, serta dia matur, sarwiya ngepes mengeling,
menangis, ya s^gat malang "InggUi lintang lacur
nasib saya,sebab sendirian datang, titiang, krana titiang newek rauh,
ibu bapak saya meninggal, meme bapm titiang pqah,
bersama,sebelum mereka sinarengan duk dane
meninggal, ada pesan dengan makire matU wenten
aaya. oabesanring titiang.
53

18.Supaya saya;menguburkan menjadi hfmgda titiang mnem nadiang


satu, satu lubang di sana di kubur, abesik, turtggalbangbangi irSca
lalu saya disuruh kemari, pergi kesini ring setra, tur titiang mangda
kegunung, mamargi, luas marikikagunung,
menyampaikan mereka yang nguningang dane tan kari, mangda
tidak ada, supaya paman wa sauninga, malihpunScibungkung,
mengetahui, ini ada cincin, kqcap paican uwa, kapin titiang,
konon pemberian paman, daweg titiang kari alit, uwa
kepada saya pada waktu saya mamekelin titiang,
masih kecil, pamanka saya.
PUH SMARANDANA

1.1 Dukuh tercengang mendengarkan, IMudita kangen miragi,


dukuh memukul paha, mangsegan mamanteg paha,
duh kamu Kusumasari, ''Duh cening Kusumasaria,
nah kesana carikan ceraken, nah kema alihang pdbuan,
misan kamu datang, sangat misan i dewane teka,
sengsara dia yatim piatu, liwat lacur ia ubuh,
sekarang kamu disini mengajak." jani cening dini ngajak,"
2. Kusumasari mendekati, Kusumsari nesekin,
melipat memberikan sirih, nampinang ngenjuhin canang,
Mudita tersenyum menerima, Mudita kenyem mananggap,
berpasangan di sana duduk, masanding ditu manegak,
bila dibandingkan tidak yan timbang tong da
cacadnya,I Dukuh bahagia entenan,IDukuh suka
selalu, kesengsaraan seperti mandulu, duhkita
hilang. buka sapuang.

3.1 Dukuh berkata pelan, IDukuh ngdndikd aris,


"Ini kamu berdua, "Ne cening tui buka dadua,
jangan sering berkelahi, edajuapatimiyegan,
hargai ayah sudah tua, gaweninkebapatua,
supaya tidak tergoyah, apang eda buka oyag,
ayah mencari kebenaran, bapa mamustin patut,
sebab kesulitan di hati. apan sengkannya ring manah,

4.Sebab ayah membersihkan diri Krana bapa mdbersih sai,


setiap hari, memuja kepada mamuja ngarcana Sanghyang,
54

Sang Hyang Widhi, karena cenir^ tuah ya sayang bapa,


memang yang ayah sayangi, apangsHakarahayuan,
supaya bisa selamat, pandai prcdrym tur astakosala,
lagi mengamalkan ilmu pembangunan ngidep munyi ngulah ayu,
menuruti perkataan berbuat baik, ento ne astttiang bapa.
itu yang diinginkan ayah.

5.Memang ada suara gaib, Tuwi ada ucapingcg'i,


diumpamakan membangun telaga, utama ngawangun tlaga,
seratus konon banyaknya, satus reke saliunnya,
kalah keutamaannya, kasor ento utamanya,
kepada orang melaksanakan ring sang ngwangun yadnya
yadnya satu kalij kalah dengan pisan, kasor buin
yadnya satu kali, yadnyane satus, baan
kalah dengan yadnya seratus saputrane tunggal.
dengan anakniya satu.

6.Ayah memberitahukan kamu, Bapa mituduhin, cening,


tingkah laku menjadi anak, tingkahe manadipianak,
jangan berani kepada leluhur, eda bant ring kawitan,
yang sudah dianggap guru, sang sampun kmcap guruwa,
tiga yang tersebut guru, telu ne maadan guruwa,
guru rupaka guru wisesa, guru rekaguru prabu,
guru swadyaya itu lanjutannya. guru tapak tui timpalnya.

V.Yang empat memang benar, Sane patpat tuah sujati,


tua orang tua dengan sastra, tua rerama tua ban sastra,
tua umur tua sang wiku, tua tuwuh tua sang Wdcuwa,
jangan kamu membantah, eda cening bani langgia,
kepada orang yang dikatakan ring sang sampun kaucap tua,
tua, patut di mintai kebenaran, nyandang tunasin pamatut,
oleh karena beliau mengetahui reh ida uning dumunan.
lebihdahulu.

8.Berhathhatilah berkata, Melah palapanm mamunyi,


kepada mereka semua, riang ida dane samian,
kasta tak dipengaiuhi, wangsanetong kaletehan,
tak ada mencela mengutuk, tong ada ngupet manemah.
55

baik-baiklah beijalan, melah alepe mcgalan,


kakinya supaya tidak kesandung, batise tuarakatanjung,
kotoran tidak dapat diinjak. bacin tuara bakat ingsak,

9.Baik-baiklah membersihkan diri Melahnnya mabersih saU


setiap hari, menyebabkan badan- makrana awake tedas,
nya bersih, melahe bungah manganggo,
baik mewah berpakaian, dadigobane dumilah,
menyebabkan wajahnya bercahaya, melah rahayu matingkah,
baik-baiklah berlaksana, makrana manemu ayu,
menyebabkan mendapat keselamatan, sapolah lakune lasia
setiap tingkah lakunya selaiiiat.

lO.Dari sekarang dikeijakan, ,Ulijanijua kardinin,


berdua nah laksanakan, cgak dadua nah gawenang,
kebenaran pelaksanaan, patut tingkahejua buatang,
belajar mengendalikan mata, tingkage mangolah mata,
gunanya dipakai melihat, gunannya anggon maliat,
memperhatikan yang benar, mamadasinnene patut,
jangan sembarang melihat. dajuaulah maliat.

11.Prilaku memiliki telinga, Tingkahe mangelah kuping,


memang dipakai mendengarkan, tuah anggin maningehang,
mendengarkan kata-kata baik, ningehang raose melah,
diresapkan terns di daiam hati, resepangpqang di manah,
jangan selalu mendengar-dengar, da pati dingeh-dingehang,
oleh karena memiliki hidung, kranannya mangelah cunguh,
dipakai mencium kegunaannya. anggon ngadak tuah gunannya

12.Tetapi jangan sembrono mencium, Nanging da pati adekin,


sekedar dapat mencium, mangulah maan madiman,
kebenaran juga rasakan, patutangjua ngaramng,
supaya bisa juga melaksanakan, apang bisajua ningkahang,
kegunaannya mulut memang berkata, gunan bibih tuah mangucap,
jangan berkata sembrono, da ngucapang pati kacuh,
yang benar seharusnya diucapkan. ne patu tjua ucapang.

13.Memiliki tangan jangan sekali mencuri, Ngelah lima da patigudip.


56

walaupun juga mengambilkan, apikinjua nyemakang,


supaj:^ kebenaran diperoleh, apangpatutebakatang,
kemMdian kakinya dijalankan, ii^iadin batise tindakang,
berhati-hati beijalan,jangan selalu yatnain tuah nyalanang,
. sembrono,tersandangkita adajua mangulah laku,
merasakan. katanjung bena nahanang.

14.Diri sendiri patut melaksanakan, Awake patut gawenin,


supaya memperoleh keselamatan, apang manggih karahayuan,
jangan bosan membenahi diri, da marenngertiangawak,
seperti, pertama-tama, waJuya matatanduran,
melaksanakan perbaikan diri, tingkahe ngardinin awak,
jika rajin menanam, yan antong tui manandur,
tidak mungkin tidak menghasilkan. j'oh para tuara mupuaug.

15.Berbuat yang baik dipilih, Matingkah ne melah, pilihin,


seperti orang pergi ke pasar, buka anake ka pasar,
berkeinginan berbelanja, maidep matatimbasan,
masih juga dia memilih, masih ya nu mapilihan,
tidak man membeli yang rusak, tuara nyak melt ne rusak,
pasti yang baik dibelinya, tuah ne melah tumbasipun,
sama seperti melaksanakan Patuhringmamuatang
prilaku. tingkah,

16.Berbuat yang baik dipilih, Tingkah ne melah pilihin,


jangan memakai perbuatan yang da manganggoang tingkah
rusak, yang dikatakan riisak, rusak, saluire kaucap rusak,
memang nista harganya, wantah nista ya cginnya,
lagi pula tidak dipakai oleh buina tong kanggoang
orang lain, kemana dibawa tidak andk, k^a aba tuara Idku,
lakUj begitu anakku sebenarnya. keto cening sujatinnya,

17.Kegunaan tangannya sangat Gunan limane tuah lewih,


bermanfaat, manik astagina konon, manik astagina kocap,
astane berati lima, astane maadn lima,
gunane berarti kegunaan, gmane madangagunan,
manik wija ko namanya, manik wffa ke adannya,
hasilnya memberikan hadiah, wfane ngawetuang sangu.
57

hadiah dirinya sendiri. nyangunin tui i awak.

ISJniadalagisatu, Ne ada buin abesik,


berdua diingkatkan, cgdk daduamangingetang,
yang satu pegang erat-erat, ne abesikjua eretang,
pekerjaan malam didiamkan, gawen petenge oyongang,
jikalau sudah ada saatnya, yan suba ada masannya,
pekeija pada saat yang telah ditentu- magawe masaning dalu,
kan,di sana baru kamu bekerja. dim cening magarapan.

PUHSINOM

1.Keduanya mengerti mendengarkan, Sang Kalih resep mirengangy


nasehat baik sekali, pimmre ayu lewih,
seperti diperciki merta, mlia kasiratan merta,
masuk di daiam hati, nyusup dijeroning ati,
menyebabkan perasaan baik mengawe manak sue:,
suci tak ternoda, begitu nirmala tan pataletuh,
konon perasaannya, kedua keto reke pangrasannya,
berkata baik, menuruti, sang kalih maamr bakti,
konon sudah senja. mangiringang, kqcap sampun
sandikabL.
2.1 Dukuh periahan-lahan berkata, IDukuh alon mangucap,
duh kamu Kusumsari nah kesana "Duh cening Kusumsari,
diajak makan,misan kamu nah kema ajak madaar,
sekarang,Kusumasari mengangguk, misan nyaine nejani
menyembah lalu dia bangun, Kusumasarimainggih, manyumbah
menoieh I Mudita, silahkan ke rarisya bangun,
dapur Kakak,lantas bangun, Mudita mangipekin IMudita,
permisi menyembah. Jalan ja ka paon beli",
lout bangun,IMudita pamit nyumbah.

3.Ke dapur dia bersama, serasi dia Kapabnya makaronan, ulangun


berdandan, Kusumasari nyane satanding, Kusumasari
mempersiapkan, makanan nabdabang,daharmatatakan wanci,
beralaskan panci, siap sedia sedia sampun cumawis,
sudah semuanya,Mudita Mudia nyempel
duduk bersila, Kusumasari maJungguh,Kusumasari nesekang.
58

mendekati,dipeluk di lantas magektt ya lantas mabin,


duduk dipangkuannya,I Mudita, IMudita, raris
laht menyuapi makan. mat^esopin dahar.

4.Kusumasari membalas,mengambil Kusumasari ngwalesang, nyemak


makanan menyuapi, Mudita senang dahar mangesopin, Mudita suka
menerima, silih berhanti disus^i mananggap, slegenti sating esepin,
seperti orang bersuami istri, kadi andk marabi, tingkahnya pada
pelaksanaan sama cinta, konon setelah satubit, kocap pada wus madahar,
selesai makan,Kusumasari bangun, Kusumasari matangi, sada abis,
perlahan-lahan,penampilannya tang^epe ngenyudang
menarikhati. manak

5.Lalu dia memakan sirih, Raris yamedaharcanang,


gigi putih seperti manik, untuk nyalang kadi manik,
I Mudita tersenyum berkata, IMudita kenyem ngucap,
kakak mohon ditolong, berikan "Beli boya ke tulungin,
sirih satu, Kusumasari menjawab, "Beliboya ke tulungin,
"Kakak mengapa sekali,saya icen base abesik", Kusumasari
sudah mengunyahkan kakak, masaut, "Beli nguda tambet pisan,
supaya gampang,sudah yang suba makpdkang beli,
hancur itu dimakan." mangda aluh,
suba dekdek juwa ajengang."

6.Mudita menengadahkan tangan, Mudita natd^ang tangan,


memohon supaya dikasihi, mapinunas lintang asih,
kasih kakak secepatnya, Kusumaari "Icen ke beli gelisang!",
tertawa menjawab, Kusumasarikedek nyautin,
punya tangan dipakai menangkap, "Yan lima anggon nanggapin,
kenapa lepas tidak ditangkap, dadi ketes tan paangkuh,
bawa ke sini dekatkan, Mudita arah maike paekang!",
perlahan-lahan mendekati, Mudita alon nesekin, tur
lalu memeluk selanjutnya kena mangelut, tumuli maurap
adam.
sepak

7. Mudita tak henti-hentinya Mudita tan moron ngaras,


menhrik,seperti kumbang btir kumbang ngisap sari.
59

mengisap bunga, Kusumasari Kusumasari nyigit tangkah,


mencubit dada,ini kenapa "Ne sajayan gati, i guru
serius sekali, I Gum mulai bahu nuturin,
menasehati mengapa kakak manguda belt mamurug?"
melupakannya? I Mudita IMudita nimbal ngucap, "Job
menjawab yah tidak mungkin para ko beli bani,
kakak berani, akan melupakan, pacang murug, pitutur i
nasehat I Gum tadi. guru busan.

8.Kakak sebenarnya ingat sekali, Belijati inget pisan,


memang satu dirahasiakan, wantah kapingit abesik,
cobalah adik pikirkan, apa indayang adi minehang,
itu yang satu katanya? cobalah apa ento ne abesik?
kakak beritahukan! Kusumasari indayang beli orahinf,^ *» jk
tersenyum berkata, ya diketahui Kusumasari kenyem iiyaiit,
oleh saya, tetapi apakah benar tidak "Nggih kaparna antuk titiang,
tahu, satu itu, nanging sakeng tuara
pekerjaan satu diambil uning, besik iku,
berdua. gawe besik ajak dadua.

9.Dilarang menyebutkan, semakin Arab data ke raosang,


membingungkan perasaan, mingkin nundun ingub ati,
nah kesana kakak berhenti, nab kema beli mararyan,
oleh karena lebih lecu berjalan, reb lesu gapu mamargi,
disana ada mmah kecil, ento ada bale cenik,
disana kakak tidur, Mudita ditu juwa beli maturu,
tidak menolak menuju di mmah, IMudita tuara tulak,
kecil, terns tidur, lemas nungsi di balene cen^, tur maturu,
seperti dibanting. macppol buka pantigang.

lO.Kira-kira tengah malam,konon Sawatara tengab ratria, kocap


Ni Kusumasari, gelisah dia NiKusumasari, bulasab ya di
ditempat tidur, teringat dengan pedeman, inget ring tingkahe
pelaksanaan tadi, bercanda saling tuni, macanda saling sigitin, ento
cubit,itu menyebabkan perasaan ngawe manah ibuk, lout bangun
panik lantas bangun menyalakan ngenyit damar,IMudita
lampu,I Mudita diterangi, dia kasubibin, ya malingkub, pules
60

mendekur, tidur tidak bergerak- ttiara maklisikan,


gerak.

11• Kusumasari menjadi binal, Kusumasari dadi binal,


berkeinginan bercanda membangun- mabudi nyanden nundunin,
kan,terns mencabut bulu ayam, lout ngebis bulun siap,
hidungnya dicubit, Mudita cunguh nyane kakilinin, Mudita
terkejut bangun, mengigau lantas makesiab ngrenjit, kapupungan
bangun, Kusumasari tertawa lout bangun, Kusumasari kedek
terbahak-bahak, selanjutnya ngakak, manglaut ngelut nakonin,
memeluk menanyakan itu kenapa, "To manguda, beli bangun
kakak bangun paling?" kapupungan?"

12. Mudita memukul dada mencubit Mudita mamanteg tangkah,


Ni Kusumasari, kenapa senang nyigit Ni Kusumasari, "Adi
bercanda, mengganggu menyebab- seneng ngendah pelag, ngulgul
kan panik, kakak tidur bermimpi, ngawe inguh ati, beli pules
mencari ikan dengan jaia, mangipi, mangalih ebe manyau,
kakak konon disengat udang, beli kocap kapit udang", Kusumasari
•Kusumasari tertawa menjawab, kedek nyautin, "Ipian buduh, enyen
mimpi gila, siapamau mendengarkan, sehem maningehang.

IS.Supayajangan bertambah gila, Apang da sanget muduhang,


marikan hidungnya ditetesi denganedeh cunguhe tutuhin, baan
tembakau dimasukkan, Mudita temako sisiganl", Mudita
tersenyum menjawab, kenapa dukun kedek nyautin, "Adi balian nyem
itu gila, mengapa kakak diminta latig, nguda beli tagih tutuh, tutuh
ditetesi, dengan tembakau adem, ban mako sisigan, beliguba lengeh
kakak sudah bingung, sudah paling, lebih punyah,
mabuk,tetapi tidak nanging tuara nginem
minum tuak. tuak.

H.Kelihatan berdampingan manahan Makanten manamping daar, tulya


seperti haus tak dap at minum, bedake suginin, keto adi
begitulah umpamanya kesenangan upaminnya, demen nungkak dadi sakit,
setengah-setengah menyebab sakit, bengbeng ngrebek ring ati, wetu kene
penuh sesak di dalam hati, beli inguh"Kusumasari mangucap,
menyebabkan kakak bingung. "Badudane tulas beli, demen motah.
61

Kusumasari berkata beduda kakak mengeseng demen


tiru, senang mewah,merangkul mangantak
senang memakan.

1 S.Diumpamakan seperti perumpamaan, A nggming buka sinonggan, kadi


seperti buah-buahan sebenarnya woh'Wohan sujati, yaning suba lebih
sejati,jikalau sudah masak,jadi 'wayah, dadi tasak ya sujati tasak
matanglah sejati, masak durian masak duren tasak mantis, nanging bina
manggis, tetapi berbeda baunya, ambunipun, yon isinya di tengah, cabakin
melainkan isinya di dalaiti dicoba cobakin pada tebihin, tuinnya
sama-sama dibelah, isinya sama, patuh, enyag lodoh suba
hancur lebur sudah busuk. aluan,
o

16.Seperti bunga mekar, oleh Sakadi i bunga kembang, krma


karena kembangnya berani, tumblilinganejuari.laksana
prilaku mencari bunga, ngalih i buriga, i bunga malu
i bunga lebih dulu mencari, mangalik ngalih ban miik
oleh karena hams semerbak, ngesiurin, krana tumlilingane
menyebabkan kumbang berani, laju, ngeberin ngalih i bunga, tan
terbang mencari bunga,tidak jangka mengisap sari kranal *
tanggung-tanggung menghisap sari, liu, matemu tuaraja
sebab banyak,bertemu tidak timpal
mungkin berteman.

17.Disangka kakak membedakan, Kaden beli mabinayan,


bingung hatinya sekarang, inguh atine kejani
sebab saya berani mengganggu krana titiang dadi pongah,
mempermainkan kakak, kakak tidak mangugul manyanden beli,
memikirkan, ayam jantan tidak ada beli tuara minehin?, siapgalak
yang mengadu, berputar-putar di tong ada ngadu, binder-binder
dalam sangkar, oleh karena diguungan, wireh patutnya
sebenarnya menunggu orang manganti, sang mengurung,
yang memelihara,supaya cepat ledange pacangngocekang".
diadukan.

1 S.Mudita perlahan-lahan berkata, IMudita alon ngucap,


jika diumpamakan seperti kakak, 'Yan upami kadi beli
penjudi sangat royal,seperti babotoh kalintang legas, adi tulya
62

orang kaya, rela memberikan andc sugih, alas maang nyUOi pipis,
meminjam uang.,menuniti tidak mukin tuara mangitung, i momo
menghitung,durhaka dituruti, kaubtran, sengka baan mamiyerin,
sulit memelihara,oleh karena sangkan Im, rusak ban
banyak,buruk terlalu mengumbar r^lurin mandi.
hawa nafsu.

19.Kamu memang bunga masyarakat, Adi tuah sariningjagat,


menggoda pertapa yang suci, nguungang t<^ane lewih,
seperti merta sanjiwani, tulya merta sarg'iwania,
menghidupkan yang sudah mati, t^Uupang ne suba mati,
memang kamu yang membuat, adi tui mangawenin,
membangunkan perasaan bingung, mamndunin manah inguh!,
Kusumsari berkata, bukan saya Kusumasari ngucap,
membangunkan,perasaan bingung, "Boya titiang marturtdunin,
yang pendek lagi dipanjangkan. kayun inguh,
eda bawak buin panjangang.

20.Pada waktu Sang Partha melakukan Duk Sat^Partha nangun tapa,


tapa, digoda oleh Bidadari, kagoda antuk Dadari, kancanden
dipermainkan diperkosa, kapUtgendahar^, kayune pageh
perasaannya langsung tak obah, tan gingsir, krana Hyang Siwa
karena Hyang Siwa memasuki, nurunin, mawanta Ratu maburu,
beraneka warna Ratu menggoda, malih ngoda antuk yuda,
lagi menggoda dengan perang, keto upaminnya beli,
begitu umpamanya kakak, ngoda ngu^l, iyegin
menggoda mengganggu,diomel bakal sayangang.
akan disayangi.

21.Kalau pengertian tentang pikiran, Yon utamanir^ adnyana,


tersimpan di dalam hati, masimpen dijroning ati,
jikaiau mencari ke dalam, kocap yan r^dih ka tengah,
diluar dahulu dilihat-lihat, di sisi mabt rumhin,
jikaiau sudah ditemukan di luar, yan sampun tetep di sisi,
bam ke dalam dilihat-lihat, lautang ka tengah ruruh,
satukanlah pikiran pertemuan panunggaianing adnyana,
Sang Hyang Sudukswari,di patemun Hyang Sudukswari,
Sana dikethaui, buat pengertian ditu wetu, buat suksmaning
63

tentang pikiran. adnyancL

22.Sekarang kakak pusatkan, Nejanibelipagehang,


satukan pula yang satu, pitetinjua neabesHc,
walaupun tidak dapat diketahui, yadin tuara sida tawang,
pelaksanaan menjadi manusia, mimitane dadijadmi,
marilah keijakan bersama, jalan ke bareng yasain,
berdua sekarang kita cari, egok daduajani ruruh,
lanjutkan sekarang rasakan, tudtudangjani rasayang,
satu persatu dihitung, saka besikjua ketekin,
bisa diketahui, enam rasa sadia tawang, sadrasane
menjadi manusia. dadijadma.

23.Begini cara kakak membutuhkan, Kene ban beli muatang,


I guru sekarang bantu,mempersiap- igum dadi ayahin,
kan perlengkapan upacara, seluruh manabdabang, pawedayan
upacara semua, saya di dapur saluir upakara sami,
mempersiapkan,tetapi kakak titiang di paon nadongin,
supayamembantu, nanging beli mangda tuhing,
mencarikan saya kayu api, ngaliang titiang saang,
disibukan terlebih dahulu, tuyuhan malu agigis,
jangan memperhitungkan, eda ngitung, dorian
nanti saya dipakai upah. titiang anggen upah.

24.Baru didengar bagitu, Wau reke sapunika, siape


ayam mulai berkokoh, nabuh mamunyi, manyinahang
pertanda sudah pagi, suba lemah, Kusumasari ka sisi,
Kusumasari keluar, IMudita kdkaukin, "Nah mai
Mudita memanggil, ke beli malu, duman beline
Nah kesini kakak terlebih dahulu, jemak, pmedayane benain,
pembagian kakak ambil, mangda puput,
tempat pemujaan diperbaiki, upakara malu
supaya selesai, alihang,
upakara dahulu dicarikan.

25.Daun alang-alang dan sekar, Ambengan samalih sekar,


wija dicampur cendana« w^'a asaban cendani,
minyak dengan kayu .api, minyak kalwan saang.
64

karawista dibuatkan, karawistane karyanin,


set nimang kalpika lagi, seet mingmang kalpika
lagipula tirta dibuatkan, malihy yadian toyane
Daun alang-alang dipakai jua ukup, ambengan
memerciki, bunga teratai pacang sasirat sekar tunjung
dipakai mengisi begitulah, nggen nglawenin, sapuniku,
ke Sana kakak silahkan mrika belt nggih karyanangV
keijakan.

26.Tersenyuni Mudita berkata, Kenyem IMudita ngucap,


semua perintah kakak melaksanakan, saprentah belt mangiring,
kakak bersedia akan membantu, belt nyadia pacang ngayah,
semasih kakak hidup,tidak sakarin beline urip,
mungkin kakak pergi, membantu doh para bellgingsir,
beliau I guru, walaupun ngayahin dane iguru,
membantu kamu,seringlah wiadin manjakin i mirah,
memberitahu kakak,tetapi saledang mrabotang belt.
tumpul, diasah adik bemlang Hanging puntul, sangihin
kali. adi seringang!

27.Kusumasari berkata, Kusumasari angucap,


ya bersama kakak beijalan, "Nggih mrika beli mamargi,
upacaranya dicarikan, upakarane rerehang, Mudita
Mudita ialu beqalan, raris mamargi, kayeh raris
mandi lalu berhias, mabersih, ngalih bunga soda iju,
mencari bunga banyak sekali laut ngalih ambengan,
ialu mencari alang-alang, mangararis kadba mulih,
lalu dibawa pulang, sampun rauh, raris
sesudah sampai,lalu nahbadang
mempersiapkan sendirian. pandiangavL

28.Tetap semua upacara, Tetep saupdkarannya,


' Mudita duduk menjaga, Mudita negak nongosin,
konon I Ehikuh membersih, kocap IDukuh masucian,
memakai pakaian serba putih, mabusana sarwa putih,
lalu bersembahyang, raris ngaturang bakti,
kepada Ida Hyang Cintia ring ida Hyang Cintia
muncuk,lalu duduk mencuci mucuk, nuli negak ngwasuh
65

kaki, duduk bersila tak dilupakan, pada, masilagana tan mari,


kabakar, diberi japa mantra. kakasange, kajapain kakebatang:

29.Lalu beliau memusatkan pikiran, Raris dane ngrana sika,


mempersatukan pikiran menjadi mapulang adnyana sandi,
satu, bumi dan langit bercampur, tanah langite madukan,
berputar jadi satu, bisa lagi mauderan dadi besik,
diulang, lalu pujanya didapat, sida malih kabdbahin,
delapan mantra pengelukat, raris pujane kasambut,
ketenangan menyebabkan bahaya, asta mantra pamungkahan,
tangan dicakupkan art mawantu tan mari, tangan
jari tangan dilipat. cdkup,jarijine kdkilitang.

50.Bunga cendana dan wija, • Sekar cendana Ian wpa,


ditamh ditempat tirta semua, tiniban ring swamba sami,
lagi melakukan mudra, malih mepes matanganan,
mempercikkan tirta pangurip, mayonin tirta mangurip,
mempersatukan Hyang tiga nunggalang Hyang Tigasandi,
menjadi satu, Tri tatwa itu diucapkan, tri tatwa ikang winuwus, pangpadia
pelaksana supaya bahagia, dulurannya, undakan
pelaksanaan sesuai dengan aturan, jalitan mari, raris nyambut,
lalu menyambut,menerima sasirat nyiratin raga.
percikan air suci.

51.Bajra setelah dipegang Bqrane wus kmalpokan,


dibunyikan tiga kali mulai ping telu nabuh murwanin,
dari timur, disertai dengan malih sekar ganda wija,
bunga ganda wija, dimasukkan ke tinibdk ring swamba sami,
dalam tempat tirta semua, mamusti s^are mrik,
harum bunga semerbak, suara suaran gentane mangunggul,
genda mengalun-ngalun, swamba tiniban sekar, ganda
tempat tirta diisi bunga, w^ane tan mari, dupa dipa,
ganda wija tak dilupakan, tetep sarehaning
dupa padipan,tetapi menyertai puja.
puja.

32.Mantra setelah dimasukkan, Pujane wus kasimpenang,


selesai melakukan persembahyangan. puput mangaturang bakti.
66

kepada Beliau Sang Hyang pengasih, rir^ Ua Sanghyang Sukma,


wajahnya bersinar berseri-seri, wamane macaya ening,
I Mudita d^anggil, mari IMudita kandikain, "Cening
makan ayah menjawab "ya"i bapa suba seduk,jemak nadne
lantas beijalan,ke dapur enggalang!",Mudita maatur 'Jnggih",
lalu dituju. tur lum^u,kapaon rarismanyagfag.

33.Mudita mulai berkata, IMudita raris ngucap,


mengapa kamu terlambat sekali,? "nguda adi elatgati?,
malas sekali bekerja", males pisanmagarcpan",
Kusumasari keras menjawab, Kusumasari seg'agigis, edaja
terlambat sedikit,jangan belimof^uyut, matakiap
kakak ribut, mengantuk bekeija" magarapan", Mudita kenyem
Mudita tersenyum menjawab", nyautin, 'Tanteskiap,
"pantas mengantuk" ban magadang buka
karena bergadang sampai pagi. lemah.

34.Sekarang kakak beritahu, yang Nejani beli nikayang,


mana patut kerjakan kakak? encen patutjemak beli?,
supaya bisa lebih cepat" apangjua dadi enggalan",
Kusumasari menjawab "kesana Kusumasari nyautin, "Kema
cereknya diisi" Mudita beijalan cecepane isinin", Mudita
sekali Kusumasari mempersiapkan mcfalan ^u, Kusumasari
makanan sangat bersih, nabdabang, masoda kalintang
lewat rapi, dilengkapi bersih, lintang iyas, puput antuk
dengan sayur-mayur. jangani'angan.

35.Kusumasari mencuci tangan, Kusumasari maseh tangan,


memakai selendang pula,lalu nabdabang antenge pasti,
menyir^ung sesajen,tingkah raris nyuun parangkatau,
lakunya menarik hati, I Mudita tar^kepe ngenyudang ati,
mengikuti, membawa kendi sangat IMudita nututin, :makta
pantas, I Dukuh senary melihat, cecepane pangus,IDukuh
tingkah lakunya berdua, sangat suka nyingdk, tingkah
serasi, kalau ditimbang tidak nyana sareng kalih, tui sapaut,
ada kalah. yan timbang tuara da soran.

36.Berdua saling berdekatm, SangkalOi pada nesStang,


67

menaruh makanan dengan mqang daar soda aris,


'"perlahan, Mudita menaruh Mudita mejangpwcgikan,
makanan,keiidi sudah disiapkan, cecepan sampun cumawis,
I Dukuh memberikan wejangan, IDukuh me)ana aris,
keduanya duduk dengan baik, sangkalih nyempel
selesai I Dukuh menyampaikan mabingguh, sawusiDukuh
wqangan,sedang hatinya, mejana, ledang kayune
bersenda gurau,"itu mengapa, nggayordn, "To manguda,
kamu pucat berdua?" cening seming buka dadua?"

37.Parasnya seperti bergadang, Seber^e mirib magadang,


kalau ayah menafsirkan tidak yan bapa manna tang
salah, mungkin sembunyi- pelih, sinah maengkebengkeban,
sembunyian,siapa yang kalah itu 'enyen tui kalah
mencari, si^a yang sering mangalih, nyen pepesan
dipukul,I Mudita tersenyum magedig,IMudita kenyem matur,
menjawab,Kusumasari mencari "Kusumasari ngrereh titiang",IDukuh
saya",I Dukuh tersenyum kedek nyautin, "Yaning keto,
menjawab,"kalau begitu mungkin sinahcai
kamu didapatkan. kabakatar^.

38.Kamu menyerah dipukul, Cai masrah kag&iigan,


Mudita tersenyum terdiam, Mudita kenyem menengil,
Kusumasari berkata lagi, Kusumasari matur nimbal,
"ayah seperti tidak tau!", "Bapa nguda tvdong linsir!",
I Dukuh tersenyum menjawab IDukuh kedek nyautin,
"sifat remaja ayah tahu, "Solah bqang bapa tau,
berbeda dengan orang tua, bina tui ring anck tua,
kalau tua malamnya lelap, yan tua petenge t^esil,
tidur nengkur, remaja bangun pules ner^kul,
berayunan. i truna bangun mayunan.

39.Memang ayunan utama,berputar- Mula ayunan utama,


putar mempersona,goyang tak mabingkarbingka nglangenin,
bisa jatuh, tetapi mematikan, goyang tang bisa ngubengang,
mematahkan,karena digantung nanging ngamatiang ngelungin,
tidak pakai tali, kerap reh magantung tan patali,
dirapatkan longgar dikeratkan itkek gobh keret tepu.
68

putus,tetapi tidak ada yang krana mangrotin manah,


ditakuti, supaya bertemu, nanging tong ada takutin, apan
yang dua menjadi satu. campah, nedadua manadi tunggal.

40.Pertemuan Hyang Adumuka,warna Patemun Hyang Adumuka, mawama


merah dan putih, bercampur abpng Ian putih, macampuh dada
menjadi dadu,dadu tua menjadi dadinnya, dadu wayah dadi istri,
istri, dadu yang muda menjadi dadungudadadimuani,
laki-laki, putih suci merah putih mci abang campur,
bercampur, menimbulkan suka ngadakang sukarduka, ento bekele
duka, itu pembawaan lahir, numadi, krana ada,
oleh karena ada,suka-duka suka-dukajadi
diterima sekarang. tamiang.

41.Walaupun kamu menemukan Diastu cai manggih lara,


sengsara,jangan mengomel Sanghyang eda ngupet Sanghyang Widi,
Widhi, bila kamu menemukan suka, yadin cai nemu suka, eda
jangan kamu menyanjung Sang Hyang ngalem Sanghyang Widi,
Widhi, memang begitu bekal akhir, mula bekele numadi, ne malu
yang dulu sudah menanam,oleh suba manandur, krana eda
karena dari sekarang perbuatan iani pupuang, awanan jani
jangan menanam,benih-benih yang gawenin, eda nimuh,
sudah rusak. bibite suba bubukan.

42.Oleh karena ada benih-benih Apan ada bibit melah,


baik, memang mertha orang mula mortan sang numadi,
lahirm tidak mungkin bisa rusak, buin tong bisa bubukan,
berdaun lebat tetapi lusuh, madon samah nanging ligir,
jika ditanam tumbuhnya paling, yan tanern entScne paling,
jadi bisalagi tumbuh, dadi bisa tumbuh, mabunga
berbunga di langit, hidup ring ambara, idup nyane
kita memang sulit, tidak lintang garg'ih, tanpaangkuh,
sombong,tetapi isinya besar rumging mumbigede I
sekali." pisan."

43.Kusumasari menjawab,"Ya saya Kusumasari matur nbnbal,


sudah tahu,seperti perkataan "Inggih titiang sampun
Ayah,ya nanti saya membinih. unih, sdkadi babaos bapa, nggih
69

I Dukuh tersenyum berkata, pidan tUiang mibitin",IDukuh


jikalau begitu Ayah salut, kenyem mamunyi, "Yaning
Nah kesana silahkan makan, keto bapa cumpu, nah kema
kedua mengikuti,lalu mohon tuah madaar",Sangkalih
permisi,tidak disangka sudah pada mangiring, tui ngabtsngur,
di Istana. tan kocapan ring pasrama.

PUH BASUR

1.Konon I Cede Kadampal, rumahnya KocapI Gede Kaiampal,


dikarang buncing,kaya sekali, maumah ring Karang Buncing,
memiliki anak seorang namaiiya sugihnya kalintang-lintang,
Wayan Buyar,gigih putih,kumis mangelah piandk sukud, Wayan
lebat mata juling. Buyar adaninnya.gigi putih,
kumis nyempang mata dingdang.
2.Tingkah lakunya urak-urakan, Rikasnyane ngapdk-apdc, tau
merasa diri kaya, teken awak sugih,
tujuh orang meninggalkan istri, papitu mangutang somdh,
semua tidak ada benar, mdcqang tor^ ada patut,
setnua tingkah lakunya salah, asing solahanga salah,jag manigtig,
seketika dipukuli, diberi malatengan
bisa, matanya diberi cabai. matabianan.

3.Tidak sampai satu bulan, Tong adagenep abulan, ngelah


memiliki istri sudah pulang, SPmah suba rrmlih, baparmya tong
Ayahnya tidak berani bicara, bani angucap, sabudinnyajua
semua keinginannya diikuti, katuut, kaulurin kaalemang,
diberikan, berias setiap hari, bungah sai, babotoh
penjudi pembuang-buang. mangutang-ngutang.

4.Tingkah lakunya agung sekali, Tangkepnyane <^ng pisan,


tidak sedikit pengikutnya, tan tuna ada mangiring,
tetapi manusia mengharapkan narkingjadma ngulah upah,
upah,semua pandai merayu, mdkejang dueg mang(gum, ada
ada datang membawa berita, idea ngaba orta, anggen
dipakai menangis,untuk tangkis, saking mamikatin
memandng uang. jinah.
70

S.Duduk melaporkan saya mendengar Menegak matatanganan,


kabar baik,I Dukuh Sfladri koribn titiang ningeh orta becik,
memiliki anak perempuan satu, IDukuh Siladn kocapy ngelah
namanya Kusumasari, sangat cantik, piandk luh aukud,Kusumasari adannyay
di gunung Kawi rumahnya. ayu lewih, ring
gunung Kawi umahnya.

6.Konon seperti dewa Bulan di bumi, kocap Ratih nyalantaruy


pandai mengambil pekerjaan pradnyan sagunaning istriy Jro
perempuan,jero mekel Mekel kahka pisan, sugih dana
terkenal sekali, kaya sosial lintang bogus, punika nyandang
sekali dan bagus, itu sangat buatangy anggen rabi,
diperlukan, pakai istri, luir slepamaan
seperti perak dapat tutup. tekep,

7.1 Wayan Buyar mendengar, I Wayan Buyar ningehang,


senang sekali tak henti- suka idepe tap sipi,
hentinya, memang senang dipuji, mula tuah demen cqumang,
tertawa-tawa sangat berkeinginan, geger-geger lintang cumpu,
lalu berkata yang laki-laki, raris marnunyi nelanang,
benar kamu,saya tidak *'Scga caiy icang tong
dapat bersanding. moan adungan

S.Mari dapat sekarang diambU, Jalan htasjanijuangy


Kuda pengembaia dicari, jaranpangalune alih,:
supaya tidak ada berjalan, apang da ada mcialan,
pengikutnya berkata, tututannyane maatur,
"Periengkapan uang sebaiknya "Bekele becik rerehang!'*
dicarikan","Ke sana kamu piilang 'Kemdcai, mulih nagih
minta dua ratus perak." sidca satak."

9.Pengikutnya secepatnya, Tututannyane ngenggakng,


pulang meminta uang ringgit, mulian managih ringgit,
diiebihkan membilang, palebihin ya ngorahang,
"Paduka tuanku saya diutus, 'Mekel(gi titiang kutus,
antuk done mekel anak,
oleh anak paduka, meminta nunas ringgit, limang atus
uang ringgit, lima ratusmasihkurang!' scdfnpunkirang!
71

10.1 Cede Kad'ampal berkata, ICede Kadampal ngucap,


untuk apa meminta uang "Ya rgtidiang nagih ringgit?",
ringgit, orang yang diutus Sang kautus matur ngasab, "I andk
berkata merendah,"Si anak pacang ka gunung,jc^a
akan ke gunung, akan ngambil anak istri,
mengambil istri, sane mangkin,
saat sekarang, ringgit anggenpanumbas."
uang ringgit dipakai membeli."

11.Ayah senang mendengar, Bapannya egar ningehang,


lalu mengunci abnari, laut manyereg lumari,
mengambil perak segenggam, nyemdk slakd cacengkegan,
banyak lima ratus, liunnyane atus,
yang diutus lalu meminta, sang kautus raris nunas,
lalu permisi, yang tiga ratus tur mapamit, ne tlungatus
dititipkan. kakingsanang,

12.Masih dua ratus diberikan, Kari satak kaaturang,


Jero Mekel, ini uang ringgit, "Jro Mekel, puniki ringit,
sejumlah dua ratus tidak kurang, sampun satak nenten eleng!",
ada yang lain berkata, ada len buin matur, "Becik
lebih baik uang ringgit ringgite epahang, ring
dibagikan, kepada yang sang ngiring!",I Wayan
menyertai,.! Wayan Buyar ma-enah.
Buyar meng-ya-kan.
<

13.Pengikutnya lalu membagi, Tututane raris ngepah,


semua tertawa-tawa, samiya kedek pakrikik,
membagi menjadi sepuluh, mabagi dadi adasa,
lalu menari-nari bangun, laut ngigel ngregeh bangun,
I Wayan Buar dia senang, I Wayan Buyaryagirang,
melihat, lalu semua maningalin, raris
mengambil kuda. pada nyemak jaran,

14.Berloncat-loncat semaraut, Padumpldk mababedalan,


ada yang meloncat ada yang ada nongklang ada ngyik,
meninjik,tidak memperhitungkan tuara ngitung tukad alas,
sungai hutan, bersorak-sorak suryak-suryak ya makung.
72

dengan ramai,tidak diras^an dia tan-kocapan ya dijalan,


dijalan, sudah tiba di gunung gelis prapti, digunung
kawi serempak. Kawi manapak.

IS.Seketika termenung dia melihat, Dadi bengongya ngantenang,


keadaan Istana megah,I Wayan baan pasramane lewih,I Wayan
Buyar berkata, orang di hutan Buyar mangucap, "Wang
rumahnya baik, pengikutnya ebet umahnya luung!
berkata,"Konon dahulu, Tututannyane manimbal,
tempat tinggal "Kocap riin, pasraman
Empu Dibiayaja." Empu Dibiaycja."

16.Beliau memang terkenal sekali, Ida tui kahka pisan,


darma patut perbuatannya, darma patut hiking kirti,
sudah terkenal sampai ke sorga, sampun moktah maring suarga,
sekarang I Siladri menempati, mangkin ISiladri nunggu,
oleh karena dipakai murid, reh ipun kaanggen sisia,
menjadi pujangga, mujangganin, dane kocap
dia konon" diberikan." kaswecanan."

17.Wayan Buar ganti berkata, Wayan Buyar nimbal ngucap,


"Non jalan masuk sekarang, "Nah jalan mulihan jani,
kudanya semua ditambatkan", jarane pada tegular^", Tututanne tui
pengikutnya mentaati, bersamaan manurut, mabriuk hegulang
menambatkan kudanya, jaran, padagati
silih berganti, mersanaan mabered raris
lalu masuk. mulihan.

18.1 Dukuh sedang duduk, IDukuh sedek maneguk,


mendengarkan anaknya bernyanyi, ningehang pianake magending,
keduanya bersamaan, buka dadua mabarengan,
I Wayan Buyar dia datang, rWayan Buyarya rauh, tanmaren
tak terasa memegang ujung nadtad lancingan, mirit
kainnya memirit kumis, kumis, liatnyane
pandangannya sedang paling. tui marengang.

19.1 Dukuh lalu terkejut, IDukuh dadi makesiab,


tumn lantas berkata, macebur lout mamunyi.
73

"Ya silakan naik", ^'Inggih rarisang menekan",


I Wayan Buyar duduk,pengikutnya I Wayan Buyar malungguh,
semua duduk bersamaan, tututanepadanegak, sareng sami,
I Dukuh memanggil anaknya. IDukuh ngaukin pianak,

20."Anakku ke sana mengambil "Cening kema ngalih canang",


sirih", Mudita berkata, Mudita maatur "Inggih",
"Ya", Kusumasari melipat sirih, Kusumasari nglukun canang,I Wayan
I Wayan Buyar mendahului, Buyar mandulu, ayu anom
cantik lemah gemulai, susunya magoloroan, susu nyangkih,
padat, Wayan Buyar memperhatikan, Wayan Buyar nalektekang.

21.Kusumsari melihat, I Wayan Kusumasari miwasan,


Butar tersenyum, melirik I Wayan Buyar ngenyemin,
dengan mata juling, Kusumasari nyledetin ban mata dindang,
tertawa menunduk, Mudita lalu Kusumasarikedek nguntuk,
mendekati, menanyakan, Mudita raris nesekang, manakonin,
"Mengapa tertawa tidak menentu?" "Nguda kedek tong karwan-karwan?"

22.Kusumasari membilang, Kusumasari mangorahang,


"baru saya melirik, oleh kera 'Mara tiang kasledetin,
bermata juling, mungkin dia ban bojog mamata dingdang,
minta jagung, mengapa sirih jeneng ya managih jagung,
diberikan, gigi putih , kapur ngudiang base dadi baang,
satu mangkok diberikan!" gigi putih, pamore aceblong
baang!"

23.1 Mudita tersenyum berkata, I Mudita kenyem ngucap,


jangan begitu kamu usil, "Eda keto adi bangi,
memang sirihlah diberikan, tuah base ke patutnya,
perilaku menyapa tamu", tingkahe manyapa tamiu",
Kusumsari memberikan, Kusumasari mamaang^ *
sirih kuning langsat, canang gading,
beralaskan talam. puput mawadah bokoran,

24.1 Mudita lalu mengambil, IMudita raris nyemak,


menjinjing beijalan sopan, manampa tangkepe pangid,
lalu mendekati dan memberi, raris nesekang ngaturang,
74

katanya sangat sopan, munyinnyane liwat alus,


"Saya mempersembahkan sirih, '*Titiang mangaturang
silakan ambil, canang, nggih swecanin,
saya tidak tahu berkata." titiang tan uning mapcgar."

25.1 Wayan Buyar berkata, I Wayan Buyar mangucap,


"Teman-teman saya berikan!", "Nto roang tiange enjuhin!'\
I Mudita lalu mnyerahkan, Mudita raris nyerehang,
pengikutnya termenung tututane bengong nduhi, bagus
termangu, bagus alim dan sopan alep tur srenggana, to be istri,
santun,dan yang istri cantik jegeg tuara ada
tidak ada bandingannya. pada,

26.Begitu berbisik-bisik semua, Keto ngarimik makqang,


I Dukuh perlahan-lahan berkata, IDukuh abis mamfnyi,
"Jero tamiu saya minta maaf,oleh *'Jro tamiu titiang nawegang,
karena saya tidak tahu,siapa namanya santukan titiang tan weruh,
tidak tahu, apa dibutuhkan ke sini?" sapasira nggih pesengan,durung
uning, napikarya nembe pisan?"
27.1 Wayan Buyar berkata, I Wayan Buyar mangucap,
rupanya sangat bebas, ya sebenge lintang ngelahin, "Inggih
seperti kata Ayah,tidak kadi baas bapa, nyandang wiakti
usah Ayah bertanya, oleh bapa tandruh, antuk durung bapa
karena Ayah belum tahu, ya nawang, inggih mangkin,
sekarang, saya mengatakan titiang nguningang
dengan Ayah." ring bapa."

28.Saya anak Gede Kadampal, Titiang panak Gede Kadampal,


terkaya di Karang Buncing, sugihe diKarang Buncing, ne
yang terkenal menjemur perak, kasub menengdeng slaka, titiang
saya anaknya satu-satunya, panaka aukud, durung titiang
belum saya memiliki istri, ngelah somah, ban tongpolih,
oleh karena belum dapat, cocok kadi manah
cocok seperti keinginan saya. titiang.

29.Sebenamya ayah terkenal Dening bapa kasub pisan,


sekali, memiliki anak cantik ngelah'pianak ayu lewih,
sekali, saya minta maaf ingin titiang nawegang mamitang.
75

meminang,buat diajak saua buat(9ok titiangmangitung,


bertimbang rasa, kekayaan kasugihan j'umah, makasami,
saya dirumah, keseluruhan aturang titiang ring
saya serahkan dengan ayah." bapa!"

30.1 Dukuh perlahan-lahan IDukuh alon manimbal,


menjawab terlambat Wayan "Kasep Wayan ngarawuhin,
datang, sekarang rugi jani pocol mapangidihan,
meminang,oleh karena kata kadung rmunyin titiang saud,
saya sudah terlanjur, makidihang ring Mudita^
memberikan Mudit.a, ya sekarang inggih makin, siosan
yang lain lagi dibicarakan." malih bawosan"

31.Kusumsari mendengar,seluruh Kusumasari ningehang,


perkataan tadi, lalu dia sadaging rawose sami,
memanggil," Kakak Mudita lout a ya makaukan,
kesini dulu, arah mata saya **Beli Mudita mai malu,
ngantuk, kesini kakak, pijat arah matan tiange kiap,
sebentar saya!" maibelU urut-urut kuda titiang!*'

32.1 Wayan Buyar mendengar, I Wayan Buyar ningehang,


menggerutu perasaan marah, gagretan manahe brangti, laut
lalu dia menoleh pengikutnya, ya nolih tututan, mawangsit
berisyaratlah tumn,bersin- laut macebur, matengkem laut
bersin lalu berludah, mesuang, sadagati, teked
setibanya, tiba di jalan diwangya
dia duduk. manegak.

33.Kitak-kituk marah sekali, Bingah'binguh jengah pisan,


pengikutnya diberitahukan, tututan nyane katari,
yang sekarang diusahakan sekali "Nah jani saratang pesan,
supaya bisa diajak pulang, apang bakat ajak mantuk
Kusumsari pakai istri, Kusumasari anggon somah,
oleh karena sangat cocok, reh satanding, ya matimpal
bila bersanding dengan teken icang.
saya.

34.Jalan sekarang diperkosa. Jalan kenjani plagandang.


76

1 Mudita tangkap diikat, IMuditajuk talinin,


saya akan memberikan upah icang sarat maang upah,
sawah sebanyak tiga petak, carik pada matelurig
pengikutnya mendengarkan, sikut, tututannyane
menyanggupi bersama kembali ningehang, manyanggupin,
lagi kerumah. mabriuk tuldk mulian

35.Tampan isyarat diambil, Tan pawangsitjag manyemak,


I Mudita direbut, diikat dia I Mudita kdkembulin, kategul
dan ditidurkan, Kusumasari ya kapademang, Kusumasari
diangkat, diperkosa, semua, kasaup, kasangkol kapalaibang,
keimpus dibawa keluar. sareng sami, kaimpus kaba mesuang.

36.Kusumasari dia melawan, Kusumasari ya manglawan,


tangan kaki diikat dengan tali, lima batis katalinin,
semua lantas menaiki kuda, sami laut nunggang jaran,
Kusumasari dipikul, menangis Kusumasari katikul mangeling
minta tolong tersedu-sedu, masasambatan, ngasih-ngasih,
tidak ada orang tahu. toang ada anak ngrunguang.

37.Diceritakan I Dukuh Siladri, Kocap IDukuh Siladri;.


mendekati dan menolong, manyagag gati nulungin,
mengucapkan mantra, memanggil manguncarang japa mantra,
binatang supaya datang, ngardana burone rauh, singa
singa, harimau, dan warak, macan miwah wardk,
babi, sapi, berloncat-loncat celeng sampi, padingkrfk
mendekati. pada nasekang.

38.Habis seisi hutan,I Dukuh Telas sadagingin alas,IDukuh


perlahan-lahan berkata, alon mamunyi, "Ne iba buron'
we kamu binatang semua, saya makejang, icang sanget ngidih
keras minta tolong, kamu tulung, iba eda manyang-kayang,
sekarang diharapkan, menolong manulungin,jani
sekarang, Kusumasari. IKusumasari.

39.Dilarikan oleh pencuri, bejsama Kaplaibang baan dusta,


10 orang merebut, binatang bareng cdasa ngembulin,
semua mendengarkan, Burone pada ningehang.
77

berlompat-lompat mengejar padumplak nyagjag matulung,


menolong, menghadang di jalan, maliwat nyadangdi jalan,
kemudian ditemukan, turkapanggih, Kusumasari
Kusumasari dilarikan. kaplaibang.

40.Harimau tidak menyangka, I Macan tuara nyangkayang,


menerima dari samping, yang manyarap uli di samping,
menggendong Kusumasari, sang nikul Kusumasari,
diterkam perutnya hancur, kacogroh basangnya embud,
rebah lantas imati, terisak-isak, magebiag mati mangejat,
Kusumasari, harimau lantas Kusumasari, i macan
mengambil. lout menyemak.

41.Pengikut Wayan Buyar,terkejut Tututane Wayan Buyar,


semua, lari tunggang langgang, tangkejut pada 'malaib,
melihat kawannya diterkam ngenot timpal sarap macan,
harimau, binatang setiap burone tan jangka ngepung,
langkah mengejar, ada mati ada mati caplok warak, sarap
dicaplok warak, dicaplok babi, bawi, mati ubing sengot
matijatuh digigit ular. misa.

42.Ni Kusumasari konon, harimau NiKusumasari kocap,


menggigit talinya, mengakibatkan i macan mamapak tali,
talinya putus, Kusumasari saksana taline pegat,
dia bangun, menangis memeluk Kusumasari ya bangun,
harimau, diajak pulang, mangeling ngelut i macan, c^dk
cepat tiba di istana. mulih, gelis rauh ring pasraman,

43.1 Dukuh turun menghampiri, .IDukuh macebur nyagjag,


I Mudita membantu,selanjutnya I Mudita mamarengin,
dilepas, oleh kalau Jro Dukuh, dumara ya kaelusang, antuk
harimau duduk mendekati, Jro Dukuh, i macan nyengkok nesekang,
tersendat-sendat, I Dukuh angkih-angkih IDukuh
perlahan-lahan berkatan. alon angucap.

44."Sekarang kamu berdua, "Janicening buka dadua,


jangan lupa kepada orang da engsap ring anak asih,
menolong,harimau dia sangat i macan ya lintang alas,
78

baik, menolong dikala kesulitan, manulung ri kala lacur,


wajar dibeii ucapan wenang wahn antuk sembah,
terimakasih, menolong jiwa, tuJung urip, simetri ento
Simetri itu namanya." adamycu"

45.Keduanya berkata menuruti, Sang kalih matur ngiringang,


harimau permisi pulang, i macan mapamit mulih,
I Mudita suka sekali, IMudita suka girang,
Kusumasari diganggu, mengapa Kusumasari kagulgul, duhkita
tidak ada yang datang, buka sapuang, kocap maliK
dikisahkan lagi, I Wayan Buyar I Wayan Buyar
dijalan. dijalan.

46.Selamat dapat pulang, Lasia maan malipetan,


pakaian telah robek, kamben setset pasuranting,
luka parah badannya, babak belur buka a)A^dk,
pengikutnya masih lagi seorang, tututane nu aukud,
oleh karena belum apan tong cdajanjinnya,
ada kodrat, akan mati, pacang matU dadiya
jadi dia dapat lepas. maan maletas.

47 Duduk dia berdua, sama-sama Manegak ya buka dadua,


merasakan sakit, napasnya patuh pada nandang sakit,
tersendat-sendat, terkejut angkian nyane ngatutag,
lewat takut, oleh karena kesiab-kesiab liwat takur,
hampir mati, dimakan harimau, res das mati amah macan,
lagi satii, punggung dapat buin abedik, tundune
diterkam. bakat cogroha.

48.Termenung muka bhu,pengikutnya Bengong'bengong muane


berkata,"Memang manusia gadang, tututannyane mamunyi,
sakti sekali, I Wayan Buyar **Tuijalma wisesapisan**,I Wayan
menjawab,sekarang bagaimana Buyar masaut, 'Jani kenken ban
akal kita, supaya mati, I nyengahang, apang mati,IDukuh
Dukuh dan I Mudita?" yadin Mudita?"

49.Begitu I Kusumasari,supaya Ento IKusumsari,


dia bisa tidur bersama, apang ya sidajangkutin,
79

diajak pulang dipakai istri, cgak mulih anggon somah,


pengikutnya menjawab,jalan Tututanne ninbal matur,
sekarang dipikirkan,orang *'Nginng ne mangkin buatang,
sakti, dionglosi supaya anak sakti, upahin mangda
dibunuh. mademang,

50.Saya sering mendengar berita, Titiang ningah orta lawas,


Ni Daya Datu sangat sakti, NIDayu Datu luwih sakti,
diusir oleh masyarakat sakti katundung ban jagat Buyan,
Buyar, tempat tinggalnya di malinggih ring hunung Mumbul,
Gunung Mumbul,terkenai kasub ngadep pengleyakan,
menjual ilmu hitam,sangat lintang sidi, akeh
sakti, banyak memiliki murid. madrue sisian.

51.Beliau dimintai tolong, Ida tunasin tubingin,


janjikan diberi ongkos, sanggupin pacang upahin,
kira-kira bisa, oleh karena sinah sampun manyidayang,
beliau saktinya terkenai, reh ida saktine kasub,
I Wayan Buyar berkata, cari I Wayan Buyar mangucap,
sekarang, malu pulang kembali." ''Jalan j'ani, elak mulih malipetan"

52.Pengikutnya mengikuti, Tututane mangiringang,


lantas terus pergi, siang lout manerus mamargi,
malam tidak pernah berhenti, lemah peteng sing rerenan,
supaya pagi-pagi sudah tiba, pasemengan teked ditu,
di Gunung Mumbul tiba, digunung Mumbul manapak,
kelihatan angker sekali, kanten lewih, padukuhane
pondoknya di puncak. ring pucak.

53.Payak sakit semuanya hilang, Kenyel sakit dadi Hang,


sebab senangnya tak henti- baan egare tan sipi, lout
hentinya,lantas menuju kepuncak, menekan ka pucak,
konon tiba dia di atas, kecap teked ya di duur,
lautnya kelihatan jelas, pasoh tui kanten tinggar,
masih sepi, pondoknya lintang sepi,
menakutkan perasaan. padukuhun I ngresin manah.

54.Lalu menuju ke tengah,tak Raris ngojogya mulihan.


80

disangka oleh dua orang, tan maron tuah sareng kalih,


ada rumah cacanggahan,tetapi kanten bale cacanggahan,
perhiasannya beraneka ragam, Hanging mabusana murub,
di atasnya sutra merah, malaluur sutra
klambu,tipis, dikelilingi basah, langse samir,
sutra menyala. mider- Mer sutra endah.

55.1 Wayan Buyar memperhatikan, I Wayan Buyar medasang,


kelihatan Ni Dayu duduk, kanten NiDayu malingglK
disertakan oleh murid-muridnya, katangkilin antuk sisia,
wajahnya cantik-cantik, rupannyane ayu-ayu,

seragam bergiwang,emas, baju papatuhan masubeng mas,


kuning, dikelilingi bunga- baju kuning, gaguhng
makekembangan.
bungaan.

56.Kain songket corak bunga, Kamben songket kakembangan,


parasnya berseri-seri tak sebenge tama tan sipi, apan
henti-hentinya, percaya dengan andelkapin mak, wisesa tuara
diri sendiri, kepandaiannya da manduk,pican ida sasuhunan,
tidak ada tandingannya, anugrah Dayu sakti, siwan leyake
dari leluhur, Dayu sakti, guru mdkejang.
seluruh ilmu hitam.

57.1 Wayan Buyar mendekati, I Wayan Buyar nesekang,


dilantai bersila duduk, di natar nyempal malinggih,
Dayu Datu melihat,lalu NiDayu Datu manyingak, raris
berkata pelan,"Ih kamu, mangandika alus, "Ih nyai,
siapa itu duduk,datang nyen ento manegak, teka mai,
kemari, orang laki-laki anak muani
berdua?" padaduanan?"

58.Muridnya turun mendekati, Sisiane tuun manyagjag,


yang ditunjuk berdua, kang inandel sareng kalih,
namanya Klinyar Klinyur, IKlinyar Klinyur adannya,
mendekati berkata alus, manesek menyapa alus,
"Ya kamu orang laki-laki, "Inggihjero anak lanang,
dari mana,baru kali ini saking napU tembe rauh
datang berdua?" makalihan?"
59.Wayan Buyar menjawab, Wayan Buyar nimbal ngucap,
"Saya ingin menghadap, 'Titiang nyadia wantah tangkil,
kepada beliau paduka saya, ring ida panemhahan titiang,
I Klinyar menjawab,kalau I Klinyar nimbal masaut, "Yan
begitu mari ke atas, kamu keto mai menekan,jrone tangkil,
menghadap dengan beliau ring idapanembahan titiang?"
paduka saya?"

60.1 Wayan Buyar ke atas, I Wayan Buyar menekan,


mintamaaf bedua, nunas lugra sareng kalih,
I Daya datu melihat, IDaya Datu manyingak,
badannya luka-luka, awaknyane renyah-renyuh,
lalu beliau berkata, raris ida mangandika,
"Siapa anda, menahan luka "Enyen cai, nandang tatu
berdua?" ajak dadua?"

61.Wayan Buyar berkata menyembah, Wayan Buyar matur nyembah,


"Saya dari karang Buncing, "Titiang sakeng Karang Buncing^
anak I Gede Kadampal, pianak I Gede Kadampal sugihnyane
kayanya sudah terkenal, kalintang kasub, titiang mawasta
saya bernama Wayan Buyar, Wayan Buyar, krana kanin,
oleh karena, titiang pelih
saya dapat bahaya. kasengkalan

62.Saya ingin mengambil Titiang pecdk mengambil somah,


istri, yang merupakan kesenangan wantah sami demen ati, dados
hati,jadi ayahnya membela, Dukuh raramannya erang, Dukuh Siladri
Siladri namanya,sakti bisa menjadi aranipun, sakti uning dados macan,
harimau,mengikuti dari belakang, ngetut buri, nyengkalen
menghadang dijalan. titiang dijalan.

63.Istri saya diambil, Somah titiange kcguang,


lagi saya hampir meninggal, malih titiang dasan mati,
itulah karena saya, datang punika awinan titiang,
mintak tolong,supaya dibantu rank wantah nunas tulung,
mematikan,keduanya, mangda sweca mamademang, sane
I Dukuh dan Mudita. kalih,I Dukuh wiadin Mudita
82

64.Saya akan menyampaikan, Titiang nyadia maaturan,


daksina dua ribu ringgit, daksina duang tali ringgit,
I Daya Datu mendengarkan, IDaya Datu mirenang,
keinginannya sangat keras, kayune li kalintang cumpu,
"Ya" kalau ibu berusaha, "Yan keto meme
supaya mati,jadi abu nyengahang, sida matU
keduanya. dadi awu bukadadua,

65.Melihat Dukuh Siladri, Mandareng Dukuh Siladri,


belum pernah diberitakan tuara nden maorta sdkti,
sakti, walaupun seluruh diastu wikune makejang, tuara meme
pujangganya,ibu tidak pacang kemut, meme nej'ani
merasa takut,ibu sekarang cagerang,jati mati,IDukuh
harapkan,pasti mati, wiadin Mudita,
I Dukuh dan Mudita.

66.Ke Sana silakan kamu pulang, Kema suba cai budal,


tetapi jangan mengingkari janji, Hanging eda ngehngmunyi,
I Wayan Buyar menerima,lalu I Wayan Buyar ngiringang, raris ya
dia permisi pulang,tersenyum mantuk, bingar wireh nakeh bakat,
dikira akan dapat, Kusumasaii, Kusumasari,
dipakai permainan untuk canden anggen
menghilangkan kantuk. ubad kiap,

67.Begitu kumat-kamit di jalan, Keto ngamikmik dijalan,


tidak disangka dia tiba di jalan, tan kocapan ya ring margi,
I Dayu Datu diceritakan, IDayu Datu kocapan,
keras keinginan mengutus, sarat kayune mangutus,
"Murid-muridku ke sana *'Cening kemajani luas,
sekarang berangkat, semuanya sareng sami, tetesin
tinjau Dukuh Siladri." Dukuh Siladri,"

68.Kalau saya menjalankan ilmu Ya saja magama leak,


hitam, apa sebabnya tidak apa krana tuara tangkil,
datang, menghadap dengan ibu, nuhun pada kapin biang,
sebab ibu memang mengepalai, reh biang mula ngawengku,
mengepalai orang-orang yang ngwasa leake makqang,
menguasai ilmu hitam using bani,
83

seluruhnya,tidak berani, kema nyai mangrasdkang.


ke Sana kamu menyerang.

69.1 Klinyar berkata menyembah, IKlinyar matur manemhah,


"Sulit jika semua beijalan, ''Rembayan sami mamargU
saya sendiri ke sana,jika titiang manewek marika,
benar menjalankan ilmu hitam, manyugi'ugin manahipun,
jikalau berani, mendahului yon jati magama leak,
saya menghancurkan!" yannya bant, prasangga
titiang ngrusakang!**

70.1 Dayu Datu membenarkan, /Dayu Datu matutang,


jikalau begitu nali kamu yan keto nah nyai mamargi,
berangkat, memang Klinyar mula Klinyar andel biang,
diandalkan gumnya, keahliannya barn wisesa meseh ping pitu,
tingkah tujuh,I Klinyar permisi IKlinyur mapamit nyumbah,
menyembah,terus pergi, dijalan tur mamargi,
terus melangkah. dijalan raris manglekas.

71.Oleh karena sakti, Apan jati mawisesa,


seketika menjadi burung, saksana manadi kedis,
rupanya menakutkan hati, kabinawa ngresin manah,
terus terbang di udara, laut ngambara makebur,
gunung Kawi dituju, gunung Kawi kaungsiang,
diterbangi, dari udara kaindangin, saking ambara
dilihat. kaawan

72.Tidak dilihat ada rumah, Tuara kanten ada umah,


hanya dapat dilihat hutan dan pragat alas gunung panggih,
gunung,terus turun meneliti, laut tuun ngwaspadayang,
ke Sana ke mari, diselusuri, mailehan kasalupsup,
tidak ada dilihat mmah, tuara ada rnanggih umah,
sangat sepi, I Klinyar duduk lintdng sepi,IKlinyar
termangu. negdk kerangan,

73.Konon sudah pagi. I Klinyar Kocap sampun galang tanah,


cepat-cepat mengganti rupa,. IKlinyarnglesuang gelis,
seperti semula sejati rupanya, jati mula tui rupannya,
84

lantas ke sungai mandi, lout ka tukade manjus,


dikisahkan dia I Mudita, kocapan yalMudita, ya ka bqi,
dia ke sungai, terkejut makesiab manggih
melihat orang perempuan. wong istria,

74.Orang perempuan sendirian, Luh bcqang tuipadidian,


perhiasannya sangat balk, payasnyane lintang lewih,
beranting-anting emas, masubeng mas macarangcang,
permata, berkain sutra mabqu sutra geguhing,
diikat kain songket berbunga- kamben songket kakembangan,
bunga, menyilaukari, mangedanin, sebengnyane
perasnya tenang sekali. tamapisan,

75.1 Klinyar di amenoleh, IKlinyar ya matolihan,


I Mudita dilihat, IMudita kakantenin,
bagus menarik hati, baguse ngenyudang manaK
senyumnya berisi madu, kemikane membah madu,
penglihatannya selalu laliate lintang nyanyap,
menusuk,melukai, menusuk manatunin, manebek
menembus dada medahang tangkah.

76.1 Klinyar lupa dengan diri, IKlinyar engsap ring awak,


mabuk oleh karena matanya punyah ban matane paling,
paling, ialu dia mencari laut ya ngalih dalihan,
guna-guna, berteianjang mengulangi ^dlalung majumu manjus,
mandi, serba memperiihatkan muka, sarwi mangambahang
susu padat, keinginannya roma, susu nyangkih,
memperiihatkan Mudita. idep ngedanin Mudita.

77.Mudita tercengang melihatnya, Mudita bengong ngantenang, s


perilaku orang perempuan satingkah anake istri, baan tamane
oleh sebab nakalnya terlalu, kaliwat, padidian tuaraja takut,
sendirian tidak takut, Mudita Mudita bribin ngantenang,
ingin melihat, ingin pulang, midep mulih,
curiga keinginan sangsaya manahe liwat.
selalu.

78.1 Klinyat melihat. IKlinyar mangantenang,


85

I Mudita meninggalkan pulang, /Mudita ninggal mulih,


mengambil kain cepat-cepat, nyemak kamben mangenggalang,
tak disangka diikuti, membawa tan jangka laut manutug,
baju tak bersisir, terns nadtad baju magambahan, tur
memanggil,"Kakak tunggu ngaukin, juntosjebos
sebentar saya!" titiang!"

79.Mudita menoleh menunggu, Mudita nolih ngantosang,


I Klinyar terus beijalan, I Klinyar ngraris mamargU
tangannya maju mundur, tayungane magamparan,
mendekati berkata,"Aduh, manesek mamunyU "Aduh,
kakak menyapa tega sekali, beli nguda bedri pisan,
meninggalkan, berlari-lari manengilin, melapu-lapu
bam saya datang." yang teka."

80.1 Mudita menjawab,"Kakak I Mudita nimbal ngucap,


bertanya kepada kamu,kamu siapa *Beli tandruh kapin nyai,
saya tidak tahu", I Klinyar tersenyum nyai nyen tuara tawang?*\
menjawab,saya dari desa IKlinyar kenyem masaut,
Buyan, sebelah utara gunung, 'Titiang sakingjagat Buyan,
nama saya I Klinyar." baler bukit, wasten titiang IKlinyar.'

81.Saya akan dijodohkan,dicarikan Titiang pacang kabrusukang,


suami, oleh ayah saya, karerehang andi muani, antuk dane
saya memang tidak mau,karena bapan titiang, titiang wantah tuara
saya pergi ke hutan,datang cumpu, krana titiang raris ngalas,
ke sini, mencari kakak tidak rauh mriki, ngrereh
ada lain. beli tuara lenaru

82.Saya tidak tahu panjang, Titiang tuara uning panjang,


sekali berkata dengan kakak, wiakti matur ring beli, titiang
saya memang terbuka, pokoknya wantah bablakasan, cendek
supaya kakak mau,memungut mangda beli kayun, nuduk
saya memakai istri, saya mau, titiang nganggan somah, titiang
membantu kakak siang malam. ngiring, ngayahin . beli peteng lemah.

83.Mudita sesak mendengarkan, Mudita enek ningehang,


menunduk tidak bicara, nguntuk tuara pesu munyi.
86

I Klinyar tertarik melihat, IKLinyar enyud maliat,


melihat Mudita menunduk, ngantenang Mudita nguntuk,
apa yang ddaksanakan baik, asing solahanga melah,
membuat paling, I Klinyar ngawe paling, IKlinyar
merangkul memegang. ngelut ngimng.

84.Konon Ni Kusumasari, akan ke sungai Kocap NiKusumasari, pacang kayehan


mandi,jadi dilihat I Mudita, dipeluk mabresih, dadi panggih IMudita,
oleh orang perempuan,Kusumasari kagelut ban anak eluh, Kusumasari
melihat, sangat merah-padam ngantenang, lintang brangti, barak
gemetar. biing magejeran,

SS.Mengambil kayu lantas mendekati, Ngambil kayu laut nyagjag, tan jangka
tak diduga memukuli, I Mudita dia teka manigtig,IMudita ya kacakcak,
dipukuli, diterkam lagi disepak, kaerogem buin katanjung,
dituding lantas dicacimaki, katuding laut kabatbat, "Sundel
laki-laki nakal, gatal seperti ulat muani, gatel tulya uled
tanah. tanah."

86.1 Mudita perlahan-lahan berkata, IMudita alonngucap, "Belisaja


. "Kakak memang benar prilakunya tingkahe pelih, manah beline normala,
salah, hati kakak suci, tidak gatal tuara gatel tuara rusuh, anake ento
tidak nakal, orang itu memang nakal, tui galak,jag mangisi, nyandang
tiba-tiba memegang, memang beli tuah salahang?"
kakak mengakui kesalahan?"

87.Kusumasari mendengar, I Klinyar dia Kusumasari ningehang,IKlinyar ya


ditanyakan,"Ih kamu orang dari katakonin, "Ik nyai luh uli dija?,
mana?, beranting-anting emas cantik masubeng masjegeg alus, solah tulya
sekali, tingkah laku seperti babi bangkung buang, ngendon mai, genit
betina, coba-coba ke mari, genit nagih malumbahan."
ingin bersetubuh."

88.1 Klinyar dia malu dan marah, IKlinyarya elak jengah, masaut
menjawab lantas menuding,"Jangan laut manuding, "Depangjangkayang
seenaknya berkata,jikalau kamu tidak mapeta, yaning nyai tuara tau,
tahu, saya bemama I Klinyar, yang kai madan IKlinyar, nene sakti,
sakti, murid Dayu Datu sebenarnya. sisian Dayu Datu tuinnycu
87

89.Karena ke sini aku datang, akan Krana mai kai teka, nyadia ngamatiang
membunuh kamu,ada keinginan nyai, ada idep mnasjiwa?, apang
hidup, supaya kamu masih hidup, nyai enu idup, ne batis kaine sumbahy
iki kaki aku disembah, dan jilatlah tur silapiriy anggon nyai nebus jiwa!"
dipakai kamu menggantijiwa!"

90.Kusumasari menjawab,"I Klinyarkah Kusumasari nimbal ngucapy "I Klinyar


nama kamu,salah tingkah memang ke adan nyaiy salah takeh saja icangy
saya,leak gadis ke sini datang, apalagi leak bajang mai rauhy paling mabudi
berkeinginan membunuh,akan saya, ngamatiangy buka kai, leak nista j'oh
leak nista tidak mungkin mampu. nyidayang.

91.Saya mengatakan kamu,karena nista Kai mangorahin ibay krana nista


dikatakan guru, enam sejati lingingajiy nemnem jati wilangannyOy
hitungannya, tidak wajar akan tuarapatutpacanggaduhy besik
merusak,satu senang, senang mabuk, maguunin punyah, dadua buin,
dua senang mamitra. demen ngulurin mamitra.

92.Tiga tidak bakti dengan leluhur, Telu tan bakti ring kawitany patpat
empat punya karena mencuri, lima payu ban mamalingy lima bogbog
bohong dengan kata-kata, ke enam kapin ujary kanem manesti maneluhy
belajar ilmu hitam,itu mestinya ento kraman nista pesany tui
nista sekali, patut dihindarkan,tidak impasiny tuara nyandang ya gaduhang.
benar dia dituruti.

93.Kamu menuruti ilmu hitam, nanti Nyai ngaduhang ngaleaky wekas


menemukan neraka sekali, di neraka manggih nraka lewihy dikawahe siu
seribu tahun." I Klinyar ganti berkata, tibaUy IKlinyar nimbal masauty
"Di mana dapat cerita, yang **Di]'a maan katuturany tani kangin?y
bukan-bukan, suka neraka di suka nraka tuara wekas."
kemudian hari."

94.Kamu bodoh saya menasehati, suka Nyai tambet kai naturangy suka nraka
neraka sudah di sini,jikalau kaya suba diniy yaning sugih slaka jinah,
perak uang,lagi banyak memakai buin motah nganggo luungy liu demen
serba mewah, banyak senang dan tur buin wisesa, buka kai,
lagi berwibawa, seperti saya, ini ene madan manggih suarga.
namanya menemukan sorga.
88

95.Kalau begini seperti kamu,kenyang Yaning kene buka iba, betek ban
oleh ketela setiap hari, tidak pernah kasela saU tuara nawang nganggo
metiiakai mewah, bertetangga bungaK mapisaga teken lutung,
dehgan monyet, di hutan tidak tahu mangebet tong nawang galang,
terang, neraka setiap hari nraka sai, manggih kawah to
menemukan sengsara itu adanya.
namanya.

96.1 Miduta menjawab,"Kamu Klinyar IMudita nimbal ngucap, '*Nyai


sangat sakti, pandai mencari orang Klinyar liwat ririK ririh ngruruh
laki, mewah menimbulkan bingung, anak lanang, bungah wetu bingah-
bingung paling muka merah, rusak binguh, inguh paling muane barak,
hati, tidak tahu malu seperti berek ati pengah ngetuh tulya
binatang. ubuan."

97.1 Khnyar marah mendengarkan, I Klinyar brangti ningehang,


berpaling muka iantas berkonsentrasi, mangambres lout manustiy
menyatukan tri pramana,ang di manunggalang tri pramanay ang ring
kening tempatnya,ah di kepala siwadwara munggahy ah ring nabi
ditaruh, disatukan, merapat semua kalinggayangy pada sandiy mepet
kesembilan lubang pada dirinya. sami duara sangga.

98.Satu rasanya pikiran, di akhir rahasia Tunggal rasaning adnyana, ring


satu, meletus di ubun-ubun, windu rahasia besik, makeplug ring
menyalalah api besar, berubah wujud sidwaray metu dadigeni muruby
sangat besar, menjadi babi, menganga maya rupa kabinawa, dadi bawiy
iidahnya menjulur. manyebak meled Iidahnya.

99.1 Mudita menyaksikan, takut gemetar IMudita mangatonangy jejeh ngetor


dia lari, Kusumasari berkata, mengapa ya malaiby Kusumasari mangucapy
lari tunggang-langgang?", 1 Mudita "Nguda malaib mangarudug?*\
gemetar berkata,"Mati kakak", IMudita ngruguh ngucapy 'Mati belV
disergap babi sangat besar. caplok celeng kabinawa.

lOO.Pulang adik cepat-cepat, Kusumasari Mulih adi enggal-enggal Kusumasari


menjawab,"Kakak jadi manusia nyautiUy "Beli dadijadma loyang,
pengecut, saya disuruh kakak titiang tunden beli nirUy nglidang
mengikuti, nah ke sana pulang urip, petinin ragane
89

sendirian, menyembunyikan fumah''


nyawa, petikan dirimu
di rumah."

101.Walaupun kakak tinggal di rumah, Yadin beli ngoyong jumah, yaning


jikalau sudah nasib meninggal, tidak suba ganti mati, joh para nu
mungkin masih bernyawa,kalau maangkian, sara Ida Sanghyang
sudah Tuhan menghendaki, Tuduh, yadin ngoyong dini lawan,
walaupun dia di sini melawan, tui tandingin, yaning tonden
bertanding,jikalau belum ganti pejah.
gantinya mati.

102.Tidak mungkin dikalahkan, begitu Joh para kabecundang, keto


sebenarnya kakak,jalanlah di sini sujatinnya beli, jalan ke dini
ditunggu, I Mudita dia menurut, antosang,IMudita ya manurut,
babinya datang mendekati, matanya celenge teka manyagjag, mata
menyala, menjulur lidahnya ngendih, nyelep layahnya
panjang sekali. dumilah.

lOS.Kusumasari berkata, kamu Klinyar Kusumasari mangucap, **Nyai Klinyar


benar sakti, memang mengharapkan saja sakti, tuah ngisasayang awak
diri neraka,jadi manusia sudah baik, n'raka, dadijadma suba luung,
mengapa senang jadi binatang, ngudiang demen dadi ubuan,
makan kotoran, makan bangkai ngamah tai, ngamah bangke ne
yang busuk. malekag.

104.Nah sekarang aku melebur, kamu sakti Nah jani kai manyupat, nyai sakti
ini hadapi, Kusumasari memusatkan ne tanggapin, Kusumasari ngrana
pikiran, mempergunakan suara sika, masarana gantene nyanggluh,
genta yang merdu,lima api disatukan, pancageni karegepang,
sangat sakti, lintang sidi,
gentanya dilemparkan. gantennyane katimpugang.

lOS.Muncul api bersinar terang, Metu geni makalangan, manglakup i


tertelungkup babi siluman, menjelma celeng desti, punah buin dadiI
kembali menjadi Klinyar, lalu lari Klinyar, lout mqjaib mangrudug,
tunggang-langgang, sudah jauh di suba joh ditu buin jengah, tur
Sana lagi marah dan konsentrasi. mamusti, ngalekas masuku
90

berubah ujud berkaki satu. tunggaL

106.Menjadi bulan bersinar terang, candra Dadi bulan makalangariy candra


berawa sangat sakti, Kusumasari berawa luwih sakti, Kusumasari
mengetahui, candu sakti yang dia ngantenang, candu saktiya rinangsuk,
pergunakan, di mata ditempatkan, maring tingal kalinggayang, lintang
yang disatukan pembakaran seluruh sandi, pangesengan sarwa
yangjahat. durga,

lOT.Bulannya dipandang dengan-mata, Bulane katebek ban tingal, dumilah i


dengan I Candu sakti, candra candu sakti, candra berawa kasoran,
berawa dikalahkan, panas membara kebus ngarab buka tunu, malaib
seperti dibakar,lari jadi Klinyar, dadiIKlinyar, erang
berubah lagi, I Klinyar berubah malih,IKlinyar
wujud secepatnya. nglekas nyaratang.

lOS.Brahma Semeru digunakan, keluar api Brahma Sumeru karehang, metu geni
setiap persendian, menyala sampai bilang sendi, dilah nganteg ring
ke angkasa, I Mudita dia terkejut, akasa, IMudita ya tengkejut,
melihat api berkobar-kobar, sampai ngantenang geni mangarab, nganteg
ke langit, Mudita berteriak-teriak ka langit, Mudita
berkata. gelu mangucap.

109."Adik leak yang hebat datang, ''Adi desti lewih teka, endihnya
nyalanya sampai ke langit", nganteg ka langit,"
Kusumasari menjawab,"Diam selalu Kusumasari nimbal ngucap, 'Mendep
kamu bodoh,supaya jangan kuda awak denguh, apang eda
saya goyah, ribut kakak, saya titiangobah, uyut beli, titiang
ingin berperang." idep matandingan."

110.Mudita diam duduk,siap-siaplah Mudita ngesil manegak, yatnaNi


Ni Kusumasari, bersimpuh Kusumasari, matimpuh mangranasika,
berkonsentrasi, tiga pikiran disatukan, tiga adnyanane pinupul, amurti
marah Sanghyang Ongkara,sumber Sanghyang Ongkara, windu sakti,
sakti, belah muncuUah satu. belah ro ta ya tunggaL

111Sanghyang Rimrim ida keluar, Sanghyang Rimrim ida medal, dumilah


sangat terang sinarnya, memurka tefane lewih, amurti saha senj'ata.
91

membawa senjata, bajra dupa danda bajra dupa danda suduk, pasah tunggal
suduk, pasah tunggal dan cakra, miwah cakra, trisula luwih,
trisula jati, menyala besar endih muruh
berkobar-kobar. ngarab-arab.

112.Tidak memperhitungkan lalu Tan jangka raris manyakcak, nyakra


memukul, cakra berkeinginan manah manyakitin, Brahmasumeru
menyakiti, Brahma sumeru kasoran, malaib terus kakepung,
dikalahkan, lari terus dikejar, tidak tuara bani malipetan, lintang
berani kembali, sangat takut, wedi, mangeling dadi
menangis menjadi I Klinyar. I Klinyar.

113. Menyembah minta pengampunan Nyumbah-nyumbah nunas jiwa,


jiwa, oleh karena keras kesakitan, baan rahat kasakitin, antukHyang
oleh kesaktian Hyang Suksma,ilmu Suksma adnyana, pangleakan dadi
hitamnya jadi punah, menyebabkan tampu, wetu sakit katahanang, mati
sakit dirasakan, ke mati-mati, tan mati, kena
kena sepak teqang. pangelih-elihan.

114.1 Klinyar terisak-isak, tidak bisa I Klinyar mapulisahan, tuara ja dadi


berpindah, Kusumasari melihat, makisid, Kusumasari ngantenang,
mendekati berkata halus, "Klinyar nesqkin mamunyi alus, "Klinyar
kenapa terisak-isak, dan menangis, nguda maplisahan, tur mangeling,
memang sejati leak salah." saking jati leak papa."

115.1 Klinyar menangis berkata, maaf IKlinyar ngeling fnangucap,


saya sekarang,jangan keras "Ampura titiang ne mangkin, sampun
memarahi, memang saya manusia banget manukayang, ring titiang i
jahat, berhenti jadma letuh, usan mamidanda
menyakiti saya, saya tabu, titiang, titiang uning, prasangga
berani dengan budi darma. ring budi darma

116.Tarik hukumannya dengan saya, Jabud dandane ring titiang, yan sadia
bila masih saya bernyawa, saya mau titiang maurip, titiang mangiring
membantu, bersedia mamanjak, nyadia mangayah
membantu seun\ur, saumur, Kusumasari mangucap,
Kusumasari berkata, "Jikalau kamu,' "Yaning nyai", suba ngrasa
sudah merasakan kesulitan. kasakitan.
92

llT.Saya tidak membunuh, perbuatan Icang tuara mangletehang, satingkah


kamu berani, oleh karena nyaine bani, reh tingkahing dadi
prilaku jadi manusia, patut jadma, patut lampahe tuah tepuk,
perbuatan yang ditemukan, memang mula bibitnya di manah,
bibitnya di hati, ada ditemukan, ada panggih,
suka-dukanya dirasakan. suka-dukane tahanang.

118.Karena perasaan ingin memerangi, Krana manahe tuah lawan,


perasaan dipakai manahe anggon malikin,
mengembalikan, maka dalam perasaan sangkan ring manah siatan,
perangi,jikalau perasaan yan manahe jadi dudu,
benar-benar balk, dirasakan krasang lawan baan manah,
lawan dengan perasaan, supaya sedikit, apanggigis,
sakitnya akan dirasakan. sakite pacang tahanang.

119.Memang benar seperti perumpamaan, Tui saja buka sinonggan,


jika tidak ingin supaya sakit, tan sida tuara sakit,
sakit diperbuat oleh diri sendiri, sakit pakardin i awak,
dirinya memerlukan tenaga, awake managih bayu,
bertenaga oleh makanan, mabayu baan mamaan,
menimbulkan sakit menyakiti mangwisianin,
diri sendiri. jampi manyakitin i awak.

120.Terbuka lebar mulutnya makan,enam Uwag bungute mangamah,


rasa dirasakan,jika sadrasane karasanin,
rasanya terlalu pedas, cabainya yan rasannyane bas lalah,
sangat banyak, cabainya diambil tabiatnyane jati liu,
kurangi, hingga menjadi, tabiane jemak bedikang,
kepedesan bibir krana dadi,
bisa dikurangi. siutanne tui gigisan.

121.1 Klinyar mengerti mendengarkan, IKlinyar resep ningehang,


lalu perlahan-lahan berkata, lautya alus mamunyi,
silahkan obati saya, sakitnya sangat "Durusang tambanin titiang,
keras, sulit saya panyakite rahatjabud,
merasakannya, sangat keras, meweh titiang matahanan,
sakitnya menusuk lintang lewih,
di dalam tulang. sakite ngurek ringjajah.
93

122.Kusumasari mengobati, dan Kusumasari manawar,


menyatukan yoga, I Klinyar dia saha prayogane sandi,
tidak berani, menyembah IKlinyar ya paripumay
dan bersimpuh, manyumbah natia matimpuK
Kusumasari berkata, Kusumasari mangucap,
"Klinyar sekarang", berhentilah 'Klinyar jani",
melaksanakan leak. suud j'ua magama leak

PUH GINANTI PUH GINANTI

1.Kakak merasa kasihan sekali, tetapi Embak saking tresna nulus,


dengan budi, oleh karena sakewala baan budi,
tidak mempunyai apa, tidak bisa dening tuara ngelah apa,
membekali, hanya tong nyidayang mamekeliny
kesetiaan yang dipelajari, pragat tresna ban pitungan, anggon
dipakai menenangkan hati. paingor ring ati,

2.Kewajiban manusia hidup, tiga Kramaningjadma tumuwuh,


pelaksanaan dipelajari, berkata sopan terikayane ulati, alus mamunyi
santun, lagi kelakuan alim bijaksana, palapan, buina tingkah alep baktU
berpikirlah yang baik, itu dipelajari darma patute mamanah, nto prihang
menjadi manusia. dadijadma.

3.Lagi pula enam kekuatan yang Buin sadripune tui musuh, musuh i
dimusuhi, musuh kita sebenarnya, dewek makardi, krana
itu sebabnya dikendaUkan di cerangin di manah, nemnem satrune
perasaan, enam musuh dikendalikan, perangin, abesik kama adannya, dadua
pertama keinginan namanya,dua krodaya sujati.
marah yang sujati.

4.Tiga angkara murka temannya,empat Telu loba timpalipun, patpat


sombong bersamanya, Hma iri hati mobab manyarengin, lalima
konon, enam hawa nafsu dituruti, matsarya kocap, nemnem ingsaka .
disebutkan keinginan konon, senang nulurin, pidartan kamane kocap,
mencium senang melihat. demen niman teleb mabalih.

5.Senang mendengar ada menyanjung, Demen ningeh ada ngajum, pidartan


disebutkan marahnya lagi, kalau marah krodane buin,jag pedih
keterlaluan, dikatakan angkara murka mangamang-ngamang, kaucap lobane
94

lagi, senang dengan milik orang lain buin, demen tekengelah timpal
tidak akan mempertimbangkan. tuara pacang manimbangin.

6.Konon sangat bodoh tidak menurut, Kocap moha belog pengkung,


iri hati diceritakan lagi, iri hati dengan matsarya tuturang buin, bahekiring
orang sengsara, lagi dibersihkan anak lara, buin isrik manggih darma
menemukan kebaikan sejati,jika Iwwih, yan di sakalinging sastra,
dinyatakan dengan sastra, prilaku tingkahe mamati'mati.
membunuh-bunuh.

7.Melaksanakan menuba dan meracun, Mangrancab nuba mangracun,


tidak memperhitungkan benar salah, tuara ngitung beneh pelih, sadripu
enam musuh begitu tatwanya, keto taVmnnya,
tidak wajar dipelajari, konon tuara patut tui gugonin,
musuh orang lahir, kocap musuh sang numadia,
tetapi dirinya seperti. Hanging deweknya makardi

8.Pada dirinya katanya keluar, memang Ring awak munyine pesu,


ke dalam diri pulangnya lagi, tuah ka awak tuinnya mulih,
selamat pula keluarnya, pulang selamat rahayu reke pesunnya,
kembali,jika rusak mulih rahayu mabalik, yan jele
keluarnya konon, pesunnya kocap, matulak
kembali rusak ditemukan. jele tepukin,

9.Kewajiban manusia perempuan, masih Kramaning mimadi eluh, enu


gadis seperti kamu,seperti bajang buka nyai, waluya
seorang pedagang, kehalusan mawak dagangan, laluwes
sutra menarik,tak kurang sutra ngedanin, tan
orang menawar,seenaknya kurang anak manawah, kanggo
keinginan menjual. kitane ngadepin,

iO.Lebih baik tinggikan harganya Melahang maelang malu, waspada


dahulu, diwaspadai yang membeli, nene mameli, buat ne
terutama yang akan membeli, pacang manganggoang, wiadin anak
walaupun orang kaya,jangan dahulu suka sugih, eda nden pacang
melepaskan, memperbandingkan nyoplosang, nandingang
diri hati-hati. awak apikin.
95

11.Jangan asal banyak arta, walaupun Eda ngulah brana liu, wiadin
akan mewah setiap hari, pacang motah sai, wiadin
walaupun pantas tidak teman,jangan pantes tuara timpal
cepat-cepat menerima, punggungnya eda laju tui nyagjagin,
masih disayangi, supaya tundune masih sayangang,
tidak banyak yang mengukir. apang da liu mangukir.

12.Mungpung gadis sedang laku, seperti Mengpeng bajang sedeng laku,


kainsutrabagusjikalau tidak tulya kamben sutra lewih.
disayang, terus-terusan dipakai berhias yan suba tuara sayangang,
setiap hari, kusut robek banyak tekeh anggon meseh sai,
jahitan, ditambah benang lecek uwek liu jaitan,
murah harga. munjuk benang tuna aji

13.Angkara murka pikiran jika dituruti, Momon idupe yan tuut,


berkeinginan mewah cantik nagih motah bungah sai,
setiap hari, oleh karena tuara nawang betek basang,
sudah kebiasaan, yan tuna ya dadi brangti,
angkara murka sudah terlanjur wireh kadung cacungklingan,
dituruti. momone kadung ulurin,

H.Kenyang perutnya sama saja, makan Betek basange tui patuh,


nasi daging babi guling, naar nasi mabe guling,
dengan nasi daging teri, ring nasi mabe gerang,
nikmatnya jati tunggal,jikaiau jaennyane jati.tunggil,
sudah lapar, tidak disentuh yaning suba saja layah,
enak rasanya. sing entug jaen rasanin,

15.Kewajiban menjadi perempuan, berani Kramaning numadi eluh,


kepada laki-laki, oleh karena wajar eda maden anak muani,
mengalah, dengan reh patut wantah esoran,
tingkah laku orang laki-laki, ring tingkahing anak muani,
dikatakan empat tingkatan manusia kaucap sang caturjadma,
bila tingkat Brahmana jati. yan wangsa Brahmana jati

16.Patut beristri empat. Sang Kesatria Patut tuah marabi catur.


beristri tiga, dan Wesia beristri Sang Ksatria marabi tri,
dua, Sudra satu sama yan wesia marabi dadua.
96

sederajat, oleh karena sudra tunggalpada tanding,


pembagiannya ditentukan, supaya krana nandingang pastiang,
berani taruhan. apang cumpu tui ngetohin,

17.Paras jejaka manis di muka, Semun truna manis malu,


diperhatikan pahit sekali,jika belum talektek pait makilit,
mampu menguasainya, menyusul yan durung sida kwasannya,
rajin membantu, segala perintah tidak manyulsul anteng ngayahin,
menolak, membisu jika saprentah tuara tulak,
akan memarahi. mamongolyan pacang medin.

IS.Kelihatan lugu dia menunduk,diam- Mirib polos ya manguntuk,


diam dikira balk,jangan dulu liep'liep mirib bakti,
percaya sekali, eda nden mangugu pisan,
bagi-bagi satu-persatu, tanding'tanding saka besik,
supaya jangan tertipu, dari rupa apang damanian kacluag,
priiaku diketahui. wangsa goba solah daging.

19.Jikalau sudah merasa diketahui, Yaning suba rasa cumpu,


sudah cocok mendapat tandingan, di suba saih maan tanding,
sana baru selanjutnya di ditu jua lautang lebang,
lepas, seandainya mati,jangan takiit, prade lacur eda j'erih, mula
memang kodrat lahir, titahe numadia, suka-duka
suka-duka memang ditemukan. juf^ tepukin.

20.Priiaku baik nomer satu,jabatan baik Tingkah ayu nomer satu,


nomer dua,kaya arta nomer tiga, wangsa lewih nomer kalih, sugih
nomer empat wajah brana nomer tiga, nomer empat
tampan,jadi manusia itu goba becik, dadijadma to
dicari, didasari dengan buatang, dasarin ban idep
keinginan suci. yukti

21.Didasari oleh sastra dahulu, karena Pantangin ban sastra malu, reh
sastranya konon baik, baik sastrane kocap lewih, lewih
digambarkan oleh priiaku, melahirkan midarta ring tingkah, ala-ayune
baik-buruk,karena ada tiga numadi, krana ada triwesesa,
penguasa dari ketentuan belajar. mking ngamanggehang aji
97

22.Tiga penguasa pengertiannya, Triwesesa tatwanipun,


pertama penguasa ilmu pengetahuan, utama mangku sastrafi, madia
ke dua penguasa dunia, sang amengku jagat, mangku
itu nama tiga penguasa, dalang kanistati, ento ngaran
menggantikan triwesesa, mangantinin
suka-duka. suka-duki

23.Jadi istri patut mengerti, prilaku Dadi istripatutginung, tingkahe


berguru pada laki-laki, itu konon maguru laki, ento kocap lewih utama,
sangat utama,sebagaijalan menemukan jalaranne manggih suargi,
kebahagiaan, mampu melebur suami, nyidayang manyupat somah,
jika suami menemukan neraka. yan somahe manggih nraki

24.Konon jika lagi lahir, menjadi Kocap yan malih tumuwuh,


Pramiswari baik, dadiPramiswari Haji,
dihormati oleh masyarakat. kabaktinin antukjagat,
Sang Prabu sangat menakuti, SangPrabu ngalem nakutin, nadu
sangat setia dan malu sekali, tresna jerih pisan,
begitu pahala guru laki-laki. keto palan guru laki

25.Guru laki pengertiannya, begini Guru laki tatwanipun,


dikatakan ilmu pengetahuan,tidak kene kofaraning aji,
menghianati suami, tulus ikhlas. tuara angkara ring somah.
melayani, segala perintah tidak pernah astiti bakti ngayahin.
menolak, walaupun disayangi satuduh nora manulak,
oleh suami. yadin sayangang nak suami

26.Jangan berkata sembrono,terlalu Eda ngucap pati kacuh,


berani dengan suami, ketika pacang wangla ring nak
menuju menghadap muani, yan juju ngarepin
makanan,jangan sekah mengatasi, boga, eda pacang mangungkulin,
dengan bayangan tidak baik, baan lawat tuara wenang, sekenang
mantapkan membantu. patut ayahin.

27.Jika suami sedang tidur, Yan somahe tui maturu, eda


jangan berani melangkahi,jangan lagi bani manglangkahin, eda
bertingkah laku mendua, buin duapara ulah,
membohongi suami, teguhkan manyerahin anak muani.
98

imannya berpikir, purnama pageh tilingang mamanah,


tilem menyucikan diri. pumama tilem mabresih.

28.Lagi di daat kotor,jangan berkata Buin di kalaning campur, da


dengan suami, darahnya jangan ngucap ring anak muanU
tertumpah, di jalan-jalan getihe da mabyayagan, ring
walaupun, begitu pengabdian margi-margine tui,
menjadi istri, kotor dirinya keto yasan dadi istria,
dibersibkan. letuh awake bersihin.

29.Nah begitu kamu perempuan, kakak Nah aketo nyai eluh,


membekali kamu,ke sana embok mamekelin nyai,
pulang dengan baik-baik, kema mulih apang melah,
I Klinyar mengerti sekali, I Klinyar resep miragi, mawetu
menimbulkan perasaan terang, manahnya galang,
permisi lalu pulang. mapamit raris ya mulih.

PUHPANGKUR PUHPANGKUR

1.Bengong-bengong dia beijalan, Bengong'bengong ya majalan,


menyesal diri ingat dirinya salah, nyesel awak inget ring
mengadu yang tidak baik, awake pelih, mangaduang ne tan
menghianati menyakiti kawan, patut, manesti nyakitin roang,
mati-mati karena tidak ada setuju, mati-mati krana tuara ada cumpu,
semuanya asem diajak berbicara, seken ngajak masocapan, tong
tidak ada berani mendekati. ada bani maekin.

2.Begitulah buat penyesalannya, Aketo buat panyelselnya,


terlunta-lunta sekarang jalannya murang-murangfani pajalane mulih,
pulang, tidak lagi kelihatan dengan I tuara buin ngenah ring IDayu,
Dayu, memutuskan perguruannya, mamegatin pasiwayan, terus budal
terus pulang mencari keluarganya ngalih reramannya tuhu, kocap
sejati, konon sud^h tiba di rumah, rauh rekejumah,reramannya
orang tua senang di hati. suka di ati

S.Menanyakan keadaan hilang,"Kamu Nakonin unduke Hang, *Nyai kija


kemana pergi dari kecil dan iuas cenik teka kelih tan parawat
datang sudah besar," tak terasa matra rauh,IKlinyar sedih
99

terbayang sedikitpun datang, mturang, satingkahnya telas kapidarta


I Klinyar sedih mengatakan,tingkah sampun, reramannya kangen
lakunya sudah diceritrakan, orang ningehangy raris ngelut
tuanya terharu mendengarkan, mapasihin.
lalu merangkul kasihan.

4.Suka duka sungguh ayah, melahirkan Sadia lacur saja bapa, mangadakang
anak seperti kamu,sukanya nyantanayang buka nyai,
kamu masih hidup, datang ingat sadiane nyai m idup, beka
dengan orang tua, kalau dukanya inget mereramay yan lacure nyai
kamu belajar ilmu hitam, menjadi ngaduhang maneluhy masiwa
murid kepada orang iri hati ring anak corahy manesti
mesti membuat penyakit. ngawe panyakit.

S.Diumpamakan seperti perumpamaan, Angganing buka sinonggany


apa yang ditanam begitu juga hasilnya,flpfl pula keto jua kapuponiny
memang suiit mencarl kebenaran, anak sengka ngalih patuty nyaijani
kamu sekarang sudah tahu, tidak suba nawangy tuara lantang bapa
panjang ayah memberikan petuah, ngamaang pitu tuVy
I Klinyar menjawab,"ya salah, IKlinyar nimbal mangucapy 'Nggih
sekarang saya perbaiki." iwang mangkin obahin,"

6.Tidak dikisahkan sekarang I Klinyar, Tan kocap janiIKlinyary sawatara


kira-kira tinggal dirumah tiga jenek jumah tigang wengiy IDayu
hari, I Dayu Duta gelisah, menunggu- Datu kawuwuSy mangati-atiIKlinyar,
nunggu I Klinyar, karena lama tidak dening suwe tuara ya marawat rauhy
pernah kelihatan menceritrakan ngortayang indike luaSy emeng
keadaan pergi, bingung I Dayu NiDayu minehin.
Datu memikirkan.

7.Lama melamun memikirkan, dikira Suwe meneng maminehangy


I Klinyar sudah meninggal, katakehangIKlinyar suba matiy
dikalahkan dan dibunuh, mengadu kasoran tui mapagut, nandingang
kesaktian dengan I Dukuh, kawisesan, ringlDukuhy keto
begitu perasaan di dalam hati, papineh ring kayun, gagretan dadi
menggerutu jadi emosi, menepuk kabangan, mamanteg tangkah
dada menuding. manuding.
100

8."Ini kamu semua, nah balaslah **Ne nyai ajak makejang, nah
kegagalan I Klinyar sekarang, mungkin jengahang pajalan Klinyare jani,
saja dia sudah mati, sebabnya dia dening ia sinah lacur, kranannya
tidak datang, nah balaslah serang dia tuara tulak, nah walesang rejekya
sekarang I Dukuh,bersama desti janiIDukuh, ajak sadesti
semua,supaya bisa hancur makejang, apang sida gempung
semua." basmi!"

9.Muridnya berkata bersedia, berkata Sisiane matur pagirang, masasumbar,


sombong,"Pasti bisa habis "Tanggung sida pacang basmU pira
semua,seberapa saktinya I Dukuh? saktine IDukuh? manewek
sendirian di kerubut, mana mungkin I kakembulan, edoh para IDukuh
Dukuh Siladri dapat mengatasi, Siladri luput, yan pisarat
jikalau kehendak leluhur, pasti sasuhunan, yadin wikune
para pujangga jerih." tutjerih."

lO.Dayu Datu lagi berkata,"Nah nanti Dayu Datu malih ngucap, "Nah ne
malam kalau sudah petang, nyanan yan suba manampi wengi,
saya memanggil supaya datang, biang ngarad mangda rauh, sadestine
nesti semua,supaya pergiakanmerebut makejang, apang luas pacang
I Dukuh,jikalau tidak mati Dukuh ngarebutIDukuh, yan tan mati
Siladri, lebih baik saya Dukuh Siladri, suka Biang
membuang diri." ngararung dirt"

11.Konon sudah menjelang petang, Kocap sampun sandikala, madabdaban


bersiap-siap I Dayu Datu membersihkan/ Datu mabersih, gegelisan
badan, cepat-cepat sudah selesai, sampun puput, raris mamargi ka
lalu pergi ke kuburan, walaupun setra, tui ngaraga tan wenten kalugra
sendirian tidak ada yang diperbolehkan tumut, sarawuhe maring setra,
mengikuti, setibanya di kuburan, malinggih ngaturang bakti
duduk bersimpuh menyembah.

12.Mengucapkan mantra permulaan, Manguncarang pangastawan, ring


kepada Batara Hyang Nini Gora Berawi,BatariHyang Mini Gora Beram,
lengkap dengan semadi,lalu tetep saprayoga sampun, raris
beliau menyanyikan lagu pujian, ida nyunggar rema, ngranasika
memusatkan pikiran, mengendalikan mamegeng mamekek bayu,
hawa nafsu, menutup sembilan mamepet drntra sanga.
101

lubang, angkara Bayu muncul. angkara bayu minusti

13.Memanggil Durgaberawa, penjelmaan Ngerehang Durgaberawa, pangaradan


seluruh teluh desti, sawatek ndeluh andesti,
sunyi sepi tak lama datang, rep sidi tan suwe rauh,
seluruh roh jahat beramai-ramai sawateking durjana, marantaban
saling mendahului dia saling paiiwat ya rauh, destine
datang, desti sakti sekali, lewih wisesa, nyidayang
bisa membunuh. mamancut urip.

14.Membunuh ditempat duduk, wdldM^nnNgamatiang ringpategakan, tui


bisa patutlah dihindari, nyidayang tuah nyandang
lingkaran emas sakti termasyur, Bligo pacang jerihin, Suer Emas sakti kasub,
Dawa dia sakti, disertai bendera Bligo Dawa ya wisesa, kasarengan
kuning nyalanya berkobar-kobar, kober kuning murub, milu Garuda
ikut Garuda Kencana, dan Kancana, muang Wangkas
Wangsa Candi Api. Candi Api.

15.Brahmakaya menyala Brahmakaya ndih dumilah, surya


berkobar-kobar, surya srangcang crangcang ndihnya
nyalanya menerangi langit, lagi ngalangin langit, malih tanahe
buminya meledak, keluar api menyala, makeplug, wetu endih makalangan,
menakutkan hati, I Raksasa Gundul ngresin manah 1Raksasa
keluar, I Barong sepak Gundul metu IBarong Sepak
menangis, nyalanya manyebak, endihnyane
panca warna. manca wami.

16.Duparambat sakti sekali, berliuk-liuk Duparambat sakti pisan, maligedan


asapnya sampai ke langit, kerasnya anduse nganteg ka langit,
seperti bintang kukus, beserta malepuk Mr bintang kukus, sareng
di Beringin Sungsang, beringin besar I Waringin Sungsang, bingin gede
bersandar lagi kuncup, tui manyeleg turing lusuh, Kepuh
Kepuh Rangdu dia sakti, Rangdu ya wisesa, Kereb akasa
memenuhi angkasa. manyanding.

17.Salambang Geni sakti, tumpang solas Salambang Geni wisesa,


nyalanya berkilat-kilat kuning, tumpang solad endihnya nguranyab
I Papak Badeng terbang, seperti kuning,IPapak Badeng makebur.
102

awan di angkasa, Kebo Kambali kadi mega ring ambara, Kebo Kambale
pelan-pelan nyalanya dehen-dehen ndihnya pelung, mata
biru, matanya seperti surya kembar, Mr surya kembar, kijapane
gerak matanya keluar api. metu geni

18.Lagi I Cempaka Petak,kalewat Malik I Cempaka petak, luih wisesa


sakti apinya, menakutkan hati, beha geninnyane ngeresin ati, beha
ategal masepuk, datang memenuhi ategal masepuk, nyarab ngebekin
tempat kuburan, menyala-nyala I setra, kebiar-kebiarIPudak
Pudak sategal datang, sangat sategal rauh, pangerese
menakutkan, memang benar lemh pisan, mula tuah
termasyur sakti. kasumbung sakti

19.1 Weksirsa sakti, babi besar ternganga I Weksirsa mawisesa, bangkal nyebak
lidah menjulur keluar api, Misawedana layah nyelep metu geni, Misawedana
bergemuruh, bertanduk api mangrudug, matanduk api
menyala, mata berkelip-kelip keluar dumilah, mata ngranyab metu geni
api setiap sudut, IJaran Guwang sdkiiMlang buku,IJaran Guyang wisesa,
pandai mempergunakan ilmu sihir. sidi masang aji wegig.

20.Lagi pula I Desti berputar-putar,berdiri Malik i desti ngantawang.


tengadah terbang di langit, Jaka nyelebongkot nglayak ngindang ring
Tua nyeleg datang, sampai leak jadi- langit, Jaka Tua nyeleg rauk, teked
jadian, sama-sama datang ada berupa leak pamopokan, pada teka ada ya
kera, yang lain leak baru belajar, magoba lutung, len leak mara malajak,
baru bisa kelap-kelip. mara bisa kenyit-kenyit.

21.Lagi leak mentah baru, seperti ujudnya Buin leak matak mara, tui blegeran
tidak berobah, datangnya berani gobane tuara masalin, tekannyane
takut, oleh karena leak belum masak, bani takut, apan tuah leak tenangan,
karena bersembunyi di bawah pohon krana ngesil di baton kayune
yang rimbun,sebab sering kena ngrembun, rek pepes kena bungkalan,
lemparan oleh karena terlalu berhati- krana tangare tan sipi
hati.

22.1 Cambra kurus sakti, berpikiran 1Cambra Berag wisesa, midep elah
gampang merasa dengan diri sakti. andel ring awak sakti, cicing
103

anjing kotor rupanya, menangis dia bengil rupanipun, manyebakya


mengelak, air liur keluar tak berhenti mangelak, pees ngetel tan pegat
keluar api, lagi desti paling nista, genine metu, malih desti nistayan,
berkelip-kelip dia datang. pakanyitnyit pada prapti.

23. Ada berwarna putih ada merah, Ada putih ada barak, mrupa kuning
berwarnakuning seperti kadi kunang-kunang ngrauhin,
kunang-kunang mendatangi, ada api ada endih rupa biru, ngendah pelag
berwarna biru, beraneka ragam rupannya, rupa kambing ada emeng
rupanya, rupa kambing ada kucing rupanipun, ada nu marupa jadma,
rupanya, ada masih berupa manusia, kewala muane masalin.
tetapi mukanya berlainan.

24.Kira-kira tujuh tahun, Sawetara pitung laksa,


berkumpul bersama, kumpulannya nista madietama sami,
dari tingkatan terendah, IDayu Datu amuwus,
menengah sampai paling atas, ring destine makefang,
I Dayu Datu berkata, "Ne ke ida dane nyai lega rauh,
kepada raksasa semua, karana biang mangarad,
"Ini kamu sekalian yang sempat datang, baan jengahe tan sipi"
karena saya memanggil,
karena dendamnya tak henti-hentinya."

25.Dengan I Dukuh Siladri, TuiIDukuh Siladri,


liwat berani memulai memusuh sengit, liwat degag nuunin mamusuh sengit,
anak saya seorang, pianak biange aukud,
I Klinyar namanya, I Klinyar ko adannya,
dia dibunuh oleh Dukuh Siladri, ya kamatiang baan ISiladri Dukuh,
nah sekarang itu diusahakan, ne jani ento jengahang,
balaslah, nah diajak bersama-sama. walesang nah ajak sami,

26.Prilaku sayang berteman, Tingkah tresna masawitra,


suka-duka memang bersama akan suka-duka tuah bareng pacang
memerangi, tandangin.
hendaknya wajar tolong-menolong, tui patut tulung-katulung,
berbuat dengan teman, mabuat ring sawitran,
apalagi seperti sekarang seperguruan, apa buin buka kene gama patuh.
104

setiap menemukan diusahakan, asing mangguh kajengahan,


memang wajar pertaruhkan nyawa. patut tuah etohin rmti.

27, Destmya semua mendengar, Destine sami ningehang,


meresapkan memang wajar akan mangresepang patut tuah pacang
mengusahakan, buatin,
lantas berkata bersama, Imt nmmunyi mabriuk,
bersemangat siap membalasnya, sarat nyadia ng(rwalesang,
tidak menunggu berganti hari, nyamakuta tuara menganti adauh,
merusak Dukuh Siladri, mangrusak Dukuh Siladria,
secepatnya bisa dibasmi. asaksana sida basmi.

28»Lalu permisi pergi, Raris mapamit majalan,


beramai-ramai saling mendahului, ynarantaban pada saling langkungin,
. I Dayu senang melihat, IDayu suka andulu,
kata-katanya dihentikan, reh-rehane kalesuang,
disimpan sudah selesai lalu pulang, kasimpenang samisane raris mantuk,
tidak diceritakan di rumah, tan kocapan maring umah,
konon desti sudah pergi. kocap desti ne nmmargi.

29.Ada memandang dari ambara, Ada neler ring ambara^ pakebiar-biar


berkelip-kelip menyerupai bintang saru ring win tang di langit, ada beten
di langit, ada di bawah menuruti nuut pangkung, sarwi ngalih babaksan,
jurang, berpura-pura mencari muang ringa alas Mr kunang-kunang
makanan,lagi puia di hutan seperti makebur, pada ngungsi gunung Kawia,
kunang-kunang berterbangan, endihe ngebekin gumi.

30.sama-sama menuju Gunung Kawi, Dadi sakweh nikang wang, ring nagara
api memenuhi bumi. kebus ngrasa res sami, uyang tong dadi
Jadi banyak orang, di desa panas maturu, ada maguyang ring natar.
merasa takut semua, gelisah tidak bisa len mailih ada mememan turmajus,
tidur, ada tidur di lantai, yang ada len mangulig odak, maka
lain mengipas-ngipas ada ibunya lalu ukud uyang paling,
mandi, ada lain membikin bedak,
satu-persatu gelisah.

31.Tidak diceritrakan lagi tentang orang Tan kocap malih ikang wang, ring
di desa desti dibilang lagi, mengeliling nagara destine kaucap malih.
105

asrama 1 Dukuh,1 Dukuh Siladri ngiderin pasraman IDukuh,Dukuh


melihat, merasakan desti membawa Siladri ngantenang, mangrasayang
bencana datang,lalu memanggil desti pamancana rauh, raris
anaknya,"Anakku bangun mangaukin pianak, "Cening

cepat-cepat!" bangun gati-gati!"

32.Kusumasari secepatnya bangun,lalu Kusumasari bangun enggal, tar


mendekati I Mudita menyertai, I manyagjagIMudita manyarengin,I
Dukuh Siladri berkata,"Anakku Dukuh Siladri muwus, "Cening desti
desti banyak datang, memenuhi liu teka, ngebekin alas gununge
hutan gunungnya seperti dibakar, waluya puun, baan endihe makebiar,
oleh apinya berkelap-kelip, apa sebab apa krananya sufati '*
sebenarnya."

33.Kusumasari menjawab,"Ya ayah Kusumasari matur nimbal, "Inggih


saya mengatakan masalah,kemarin bapa titiang manguningang indik,
ada perempuan, namanya I Klinyar, pecak wenten jadma eluh, wastanipun
datang ke sini mengatakan murid IKlinyar, rauh mriki ngangken sisian
Dayu Datu, dapat berkelahi dengan Dayu Datu, polih miyegan ring titiang,
saya dia terus menesti ipun tui saged manesti.

34.Kalah sebenarnya kesaktiannya, Kawon wiakti kasaktiannya, ring


dengan diri saya ketika menjunjung dewek titiang nuju miang Sanghyang
Sanghyang Widhi, I Dukuh tersenyum Widhi,IDukuh kenyem masaut,
menjawab,"I Klinyar kemanapergi- '7 Klinyar kija lakunnya?", "Inggih
nya?","Ya ayah dia memang sudah bapa ipun wantah budal patut,
pulang, sekarang mungkin gurunya, mangkin manawi siwannya,jengah
dendam membalas ke sini. ngawalesang mriki

35.Memanggil seluruh rohijahat, karena Ngatad sawatek durjana, kranaakeh


banyak destinya datang ke sini, destine rauh mriki, nyandang bapa
patut ayah menghabisi, menandingi mangkin magut, nandingan
kesaktiannya, percuma dianggap kawiadnyanan, edalemang linggih
Dukuh, memang kesatria sejati, kaucap Dukuh, muta satria utama,
memang murid Brahmana sakti. tui sisian Brahmana lewih.
106

36.1 Dukuh tersenyum berkata,"Tidak IDukuh kenyem mangucap, "Tuara


perlu jeruk nipis diberi asam, oleh nyandang limone buin asemin,
karena musuh belum datang,akan reh tan satru rank, pacang sumbar
sombong berkata, ayah bersedia mangucapy bapa nyadia mangocek
bertanding dengan Dayu Datu, yang ring Dayu Datu, sane kasub
terkenal sakti, bersedia ayah mawisesa, sabudi bapa nandingin."
bertanding."
37.Kusumasari berkata lagi,"Ya cepatlah Kusumasari matur nimbal, "Inggih
sekarang keluarkan, bisa saya dipakai gelisang ne mangkin ngiring
puncak, membela tempat ayah, medalin, bangg^ang titiang anggen
terlalu bodoh tetapi kesetiaan papucuk, mamuatin linggih bapa,
tulus iklas, sebagai anak nanging tambet kewala ban bakti
dari ayah, nulus, makamtan maring bapa, seda
mati ayah saya ikut." bapa titiang ngiring."
38.1 Dukuh terharu mendengarkan, IDukuh kangen mirengan,
berlinanglah air matanya ngembeng-ngembeng yeh tingale
menetes keluar, lalu berkata membah mij'il, raris mangandika
pelan,"Duh kamu anak ayah,kalau alus, "Duh ceningj'iwatman bapa,
begitu tunggulah ayah sebentar, yaning keto antiang ke bapa malu,
karena ayah masih memuja, reh bapa kari mamuja, ngarcana
memuja Hyang Pasupati." HyangPasupati."
39.U|ituk menjaga diri, supaya bisa Buat ngastawayang awak, mangda
selamat ditemukan,anaknya tidak lagi sida ne rahayu kapanggih, Pianake tan
berkata, I Dukuh lalu membersihkan panjang atur,IDukuh raris masucian,
badan, cepat memuja dan gelis mamuja tetep saprayoga
bersemedu,lalu memuja Sanghyang sampun, tumuli ngarcana Sanghyang,
Widhi, tiap hari sembahyang. mepes mangaturang bakti.
40.Kusumasari menunggu lalu duduk, Kusumasari natia negak, wus mabersih
sehabis membersihkan badan memakai pangid manteg sutra putih,
selendang sutra putih, dimantrai oleh I kawedanin baanlDukuh, tetep
Dukuh,lengkap dengan upacara sarehing puja, astra mantra tan mari
yang benar, astra mantra dan lagi Sri sri mawaritu, mustikayang
mawantu, melaksanakan sudra sem patanganan, siwikrana
bahyang,juga mengatur pernapasan. prahayana tut
41.Fendpta, pemelihara, pelebur, Utpati stiti pralina, kauncarang
diucapkan lagu-lagu pujaan sakti, panjayorjaya luwih, angasta\m
berdoa penguasa bumi,reg weda Prabu wibuh, reg weda jayur weda.
107

jayur weda,ksama weda,atarwa weda, ksana weda atarwa wedane pjugut,


weda semua,surya sutra Mertiyu Jaya, surya sutra mortiu jaya, muan%
lagi ayu werdi tak dilupakan. ayu werdi tan marl

42.Atmaraksa diikut sertakan, sakti sejati Atmaraksa dinuluran, luwih utama


pengasuh Hyang Atma sujati, I Dukuh pangemit Hyang Atma jati,IDukuh
percaya di hati, lalu berkata perlahan, andel ring kayun, raris ngandika
"Sekarang pemberian ayah sudah banban, Vani cening paweh bapa
selesai, nah keluar sendirian, basmi subapuput, nah kema pesu padidian,
desti semua!" pagutin destine sami!"

43.Kusumasari mengikuti, permisi Kusumasari mangiringang, pamit


nyembah pikirannya tidak berobah, manyumbah idepnya
perwira sendirian keluar, kalihat tan obah tui, prawira manewek pesu,
destinya semua, memang benar banyak kanten makejang, wiakti nyarab
menyala-nyala memenuhi gunung, pakebiar pakebiar ngebekin gunung,
ada terbang di atas dan ada ngindang ring ambara, len ring
di hutan kelap-kelip. alase pakenyit.

44.Kusumasari mendekati,jangan diam di Kusumasari nesekang, ada tegik ditu


Sana berdiri ngenjik, tidak disembunyi- majujuk mangenjik, tuara
kan pohon,desti semua melihat, katawengan kayu, destine pada
tiada terkira segera semua ngatonang, tuara jangka pas rangkab
menyerang,Kusumasari tidak sami mangrebut, Kusumasari tan
ketakutan, membalas dengan kejehan, ngawales ban mantra
mantra sakti. sandi

45.Tidak berani semua kejahatan, kalewat Tatulak sarwa durjana, lintang sidi
sakti jadi desti berlari, seperti dipukul dadi destine malaib, tulya kalambet
dengan batang pohon, tersebar tidak ban kayu, sambeh tong bani matulak,
berani kembali, takut sekali pemimpin- jejeh engeb ratun-ratunnyane
pemimpinnya datang, bernafsu mem rauh,jengah sarat ngawalesang,
balas dendam, memang benar tui tuah kasumbung sakti
dikatakan sakti.

46.Beterbangan di angkasa, beribu-ribu Pakaburbur ring ambara, malaksa


memenuhi langit, berderetan semua endih ngebekin langit,
menyerang,Kusumasari bersemadi, pasrautpada mangrebut, Kusumasari
108

mengucapkan mantra pamungkas ngranasika, manguncarang pamungkem


pangkal agung,desti tidak ketakutan panungkul agung, destine tuara
sebab terlalu sakti. kejehan, apan j'ati luwih sakti.

47.1 Dukuh terkejut melihat, Kusumasari IDukuh tangkejut nyingak.


direbut oleh desti sakti, I Dukuh Kusumasari kagarang ban desti sakti,
hati-hati menolong,dengan mantra IDukuh yatna manulung, ngregep
Hyang Dipamala, benar-benar sakti Hyang Dipamala, tuhu dibia sakala
kelihatan Hyang, manyala berkobar- Hyang endih murub, ngeseng destine
kobar, membakar desti semua, makejang, pacabugbug telah mati.
jatuh sudah mati.

48.Menyebabkan menjadi terang,jadi Mawastu masriakgalang, dadikanten


kelihatan mayat manusia jungkil bangken jadma pqjumpling, mati
balik, mati tidak terluka, laki tuara da matatu, luh-muani
perempuan berserakan, hitam mabiyayagan, badeng ingeng tulya
legam seperti baru disambar petir, Sander kilap bahu, Kusumasari
perasaannya ngantenang,jejeh manahe tan
takut sekali. sipi.

PUHSINOM PUHSINOM

1.Kusumasari cepat pulang, menceritra- Kusumasarigelis budal, nuturang


kan keadaan, I Dukuh mendengarkan saindik'indik,IDukuh terang
dengan baik,jadi curiga di ningehang, dadi sangsaya di ati,
dalam hati, akan bau busuk sekali, pacang bengune tan sipi,
asramanya menjadi kotor, pasramane mawor letuh,IDukuh
I Dukuh cepat keluar, tidak lupa pesu enggal, tan mari dane netesin,
beliau memeriksa,jadi diketemukan, dadipangguh, bangken jadma
mayat manusia berserakan. mabiyayagan.

2.1 Dukuh lalu bersemadi, mengucapkan IDukuh raris amustia, manguncarang


mantra sakti, memanggil isi hutan, mantra sidi, ngarad sadagmging
tidak lama berdatangan, binatang alas, tan sue pagrudug prapti,
kera dan ular, besar kecil semua buron bojog muang lalipi,
datang, I Dukuh pelan berkata, agung alit pada rauh,IDukuh
"Ya kamu semua,saya ingin, alon ngucap, "Ene iba sareng sami, •
109

sekarang minta tolong." bapa sarat, ne jani ngidih


tulungan."

3.Supaya bisa hilang, semua mayat di Apang sida jua makaad, sahanan
sinijagi satu sangat perlu, saya bangkene dini, buin abesik
punya musuh sakti, memang benar lintang buat, bapa ngelah musuh
musuh bumi, bernama I Datu sakti, mula tuah musuh gumi,
Dayu, dia mengganggu saya, sebab maadan NiDayu Datu, ento majadinin
ada seperti sekarang, mayat banyak, bapa, kranaada buka jani, bangke liu,
memang mayat manusia yang tui bangken jadma ngaleak.
menjadi leak.

4.Ya sekarang kamu membalas, Ne jani iba ngwalesang, bangkene


mayatnya dulu keijakan, I Kera malu kencanin,I buron bojog
mendengarkan, sama suka di hati, ningehang, padaya suka di ati, mreh
sebab diberikan makanan, ada yang kawehan bukti, manyagjag
dilempar ke sungai, mayat sudah sami mangrudug, bangkene
tak ada lagi. ada kamah, ada kaanyudang malih,
asaksana, bangke tong nu
magantulan.

5.1 Dukuh senang melihat, lalu berkata IDukuh suka manyingak, raris
mantap,"Kamu kera dan harimau, mangandika avis, "Iba bojog
I Dayu Datu dicari," harimau dan kera miwah macan,IDayu Datu
meiaksanakan,lalu ia berjalan terus, patenin ",IMacan bojog ngiring,
I Dukuh lalu pulang, I kera, I harimau lout ya majalan nuus,IDukuh
berjalan, sudah sampai, di Gunung raris budal, i bojog macan mamargi,
Mumbul naik ke atas. sampun rauh, ring gunung
Mumbul menekang.

6.Kira-kira hampir pagi, I Dayu belum Sawatara wantah dauh tiga,IDayu


bangun,tidak berpakaian, oleh karena tuara tnatangi, tuara ngrangsukang
payah sekali,jadi semua dilupakan, busana, wireh lesune tan sipi,
karena sudah merupakan kodrat,sakti dadi makejang latinin,
perbuatan jahat, karena kejahatan apan suba titah tuduh,
sudah menghasilkan jadi lengah, wisesa gawene sasar, krana jelene
percaya dengan diri sakti. puponin.
110

7.1 Harimau masuk ke dalam rumah, I IMacan masuk mulian, i bojogya


kera mengikuti, berhati-hati akan manututin, ta pacang katangehan,
diketahui, sebab I Dayu sangat sakti, reh IDayu lintang sakti, krana
karena lengahnya dicari, beruntung lengene kaalih, sadia manggih
dijumpai sedang tidur, I Harimau sedek maturu, i macan lega
senang melihat dengan ekor ke atas, ngantenangy mangekeh ikutnya
lalu lari cepat, I Dayu Datu ngitir, lout nrajang,IDayu Datu
diterkam. kasarap.

S.Dijinjing tinggi-tinggi, dibawa lari, Kapanjer kapalaibang, kabesbes


merobek-robek terkoyak-koyak, atma kapurat-parit, urip IDayune ilan^,
Dayu Datu hilang, selesai sudah puput sampun mangemasin, i bojog
menemui ajal, I kera diceritrakan lagi, kocap malih, magagurah
bersuara senyum dengan tiba-tiba, cengang-cengur, kapanggih be
ditemukan ikan terbungkus senang buntilan, lega ya nyemak nyicipin,
dia mengambil mencicipi, seperti tui manyamut,
semut, makan dengan lahapnya. ciplakanne malegaran.

9.Sudah kenyang dia makan,turun ke Suba betekya mangamah, macebur


dapurnya,lalu mengambil sisa api,atap ka paon gati, lout manyemak
rumah dimasuki, ketika angin kencang,alutan, raab umahe kecelepin,
apinya cepat menyala, I kera lari manuju angin tarik, apine enggal
cepat-cepat, darijauh dia mehonton, makebyur, i bojog malaib
meledak-ledak, api sangat besar enggal ulijoh ia mabalih,
sekali. pakaplugplug, apine
gede dumilah.

10.Sudah mampu habis semua, I kera Sampun sida telas basmia, i bojog
kembali pulang, dijumpai I harimau matulak mulih, tepuk i macan di
di jalan,lalu dia beijalan bersama, ke jalan, loutya bareng mamargi, ka
asrama kembali, tidak lama sudah pasraman mawali, gagelisan sampun
sampai, I Dukuh selesai memantra,dan rauh,IDukuh wus mamuja, kacingak
I harimau mengatakan, bisa dengan i bojog prapti, muang i macan,
tanda isyarat. matur ban wangsit nyidayang.

11.1 Dukuh sangat pandai, dengan tanda IDukuh kalintang wikan, ring wangsit
isyarat penjelasan berdua, pasti ature kalih, sinah sampun sida karya,
sudah bisa membunuh,I Dukuh IDukuh suka ring ati, labane sampun
Ill

senang di hati, angkara murka sudah cumawis, upakara banten caru,


mati, diupacarai sesajen caru, diisi masrana nasi wong-wongan, bejejeron
nasi wong-wongan, nanging isi perut matah tui, don tlujungan,
mentah sejati, daun ujung pisang, sambelnyane rumbah gilia.
sambelnya tumbar pilihan.

12.'Nasi lamak tujuh lamak, sesegehan Nasi lamak pitung lamak, segehane
tujuh tanding,lengkap engan sesajen pitung tanding, tetep saha banten
canang, arak berem tersedia lagi, canang, arak berern sedia malih,
Kusumasari menghaturkan, disertai Kusumasari ngayabin, saha dupa
dupa sudah selesai, harimau senang sampun puput, i macan suka di manah,
di hati, I kera mendekati mendahului, i bojog nesek ngamaluin,
lagi berebutan, makan caru, labaan. mangamah caru labaan.

13.Sudah selesai menyaksikan,I harimau Sawusane pada muktia, i macan


kera permisi, tidak diceritrakan bojog mapamit, tan kocap rauh
sampai di hutan, I Dukuh diceritrakan ring alas,IDukuh kocapan
lagi, merasakan hari baik, bulan malih, ngrasa dewasane becik,
kelima bertemu, hari baik melakukan sasih kalima manemu, sasih ayu
perkawinan, kebaikannya pada bakti, pawarangan, ayunnyane pada
orang bertemu, erat setia bakti, sang matemu, leket
berkeluarga. pitresna masomah.

14.Harinya disebutkan, Rebo Umanis Wawarane kawilangang, buda manise


sangat baik, seluruh suka pengertian- tui becik, watek suka katatwanya,
nya, ukunya dukut pasti, tanggal ukunnyane dukut pasti, tanggal
ke tiga temui, sudah diupacarai dengan ping telu nemonin, subacara
baik, keburukan harinya hilang, lintang ayu, alan dewasane Hang,
dengan upacara tersebut, ada dituju, boon subacara tui, wdya nuju,
wajar menyelamatkan manusia. wenang mahayu manuscu

15.Sudah menyatu pikirannya,I Dukuh jSampun incep kawilangang,IDukun


lalu memanggil, anaknya keduanya, lout ngaukin, pianaknya maka
anaknya datang menghadap, dadua, pianake teka negak
bersamaan duduk berdampingan,I masanding,IDukuh kenyem
Dukuh tersenyum berkata, anakku mawuwus, "Cening sayang muka
112

sayangberdua,sepertiayamterkurung, dadm, waluyasiap tekepin,


lama sudah binai bulunya sudah lami sampun, binal bulu
lebat. suba samah.

16.Sudah waktunya di adu, tetapi miskin Patut tuah suba gocekang, mreh
yang mengurung, tidak mempunyai lacur sang nekepin, tuara taen
uang,tidak ada di pergunakan ngelah jinaK tong ada anggon
taruhan, meminjam tidaklah berani, muatin, nyilih tuara ja juari,
tetapi supaya jadi mengad\i, nah masih apangpayu ngadu,
biarkan diadu orang lain, simpanan- nah depang suba tedunang,
nya di ambil, supaya jangan kecewa, tambungane jua ulath
anggap sudah mengeluarkan ayam pang da naung,
aduan. sat suba mragatang uran,

17.Nah begitu di umpamakan,lagi tiga Nah aketo umapinnya, ne bin


hari baik, saat itu di ambil, tajinya telun dina becik, ditu jua
sama-sama diasah, sebab ayam kebal payuang, tajine pada sangUtin, reh
sekali, tak pernah terbuka, I Mudita siap kadangkan jatU tong taen
tersenyum berkata, ayah mengadu manandang tata,IMudita
dengan baik, supaya jangan, kenyem ngucap,
kena tipu. "Bapa mangembar apikin,
mangda sampun, kaon antuk
campulungan,

18.1 Dukuh tertawa terbahak-bahak, IDukuh kedek mangakak, **Enyem


"Siapa yang menipu, sebab tajen ada nyempulungin, wireh tajen
gelap, pertarungan hanya sekali, sasiliban, tebuan leb cepok jati,
tidak boleh diambil, biarkan tuara dadi sambutin, kanggo kitarie
sebebas-bebasnya bertarung, Sumasari mapalu, Sumasari nimbal ngucap,
membalas berkata, Ya itu perkataan "Nggih punika baas napi?, lintang
apa?, kaliwat bingung, telinga saya inguh, hoping titiang miragiang,"
mendengarkan.

19.1 Dukuh tersenyum berkata,iniberita IDukuh kenyem mangucap, 'Neorta


utama sekali, pengetahuan asal ucdpdLn-utama gati, tatwa wit kojarannya,
nya, mencakup bumi langit, mengada- pacakepan tanah langit, mangadakan
kan gempa bumi,lagi pula banjir lindu titir, buin blabur
113

bendungan hanyut, pancung masili empelan anyud, pancung nu


tetap kukuh, bergerak-gerak mungkin ngalejorang, olag-oleg mirib ganjih,
oleng seketika, meledak, muncul jeg makelpuSy metu marine
dari bumi. buancu

20.Konon itu bernama suci, suci bernama Kocap ento madan sukla, suklane
manik, manik bernama merta, merta maadan manik, manike maadan
bernama hidup, menghidupkan dunia merta, mertane maadan urip,
semua, hidup tiga warnanya, tiga uriping buana sami, urip tiga
menyebabkan satu, terpisah satu wamanipun, tiga matemah tunggal,
menjadi mati, mati terakhir, terakhir pasah tunggal temah pati, pati
menyebabkan sunyi. puput, puput matemahan sunia.

21.Sunyi windu namanya, windu konon Suniane windu adannya, windu


tempat hidup, bernama dasa pramana, kocap umah urip, maadan dasa
itu yang harus diberitahu, menemukan pramana, ento ne patut wilangin,
supaya tahu, sebabnya belajar manepukang mangda uning, krana
menghitung, menghitung milik sendiri, malajah muruk ngitung, ngitung
ini sebagai bekal mati, ini pegang gelah padewekan, ne patut bekelang
teguh, senjata keris tajam sekali. mati, buntil kadut, kddutan
baharu pisan.

22.Itu senjata pergi berangkat, alat Ento saselete luas, sikepang anggon
dipakai memerangi, musuh kalewat nyiatin, musuhe kalintang galak,
galak, memang bebar terkenal sakti, mula tuah kasumbung sakti,
rumahnya sangat angker, gua daken umahnya rungka singid, guwa
dalam pengung, setiap masuk ke daken dalem pengung, asing masuk
dalam, pasti bingung tak tahu arah, ka tengah, pati gakag uyang paling,
siapa yang mengatasi tidak akan yaning nungkul, masih tuara
hidup. kaidupang.

23.01eh karenanya di paksakan melawan, Krananya laluang lawan, kramaning


kewajiban sebagai prajurit, mungpung dadi prajurit, mungpung ya ada
ada yang di harapkan,kerisnya tajam andelang, kadutane pangan gati,
sekali, dibuka di pergunakan menusuk, elus anggon nebekin, tatunnyane
lukanya sudah ditusuk,tusuk supaya suba ancuk, ngancuk apang bisa
bisa menarik, ditarik putus dimana ngubad, umadpegat dija alih, dadi
carl,jadinya lepas, dilepas diisak-isak. lepas, lepase kateya-teya.
114

24.1tu dipakai sendagurau, pokoknya Keto anggon gegenfakan, cendek ne


tiga hari lagi, kamu akan dikawinkan bin telun jam, cening tuah patemuang
oleh ayah,keduanya dapat mengerti, bapa. Sang kalih resep miragi,
hatinya seperti dibangkitkan,lebih manahnya kadi bentetin, lebian tarik
diberitahukan sudah berkeinginan, suba suluk, Kusumasari nyebengang,
Kusumasari cemerut, oleh karena apang mirib tuara sudi, dadi
tidak senang, tidak perduli, berkata rengUy mamunyi ngambres
keras dan pergi. mamindah.

25.Kalau boleh saya minta, biarkan saya Yaning dados antuk titiang, banggiang
begiiii masih dianggap gadls, tak titiang sapuniki, kari kawastaning
3ulit merawat diri, kalau diperintah bajang, tan alangan ngwasa diri,
orang laki, setiap prilaku saya yan prentah anak muani, sing solahang
salah,jika perlahan-lahan beijalan, titiang sigug, yan adengan majalan,
dikatakan lambat sekali, kalau kaucapang belad pasil,
cepat, dianggap sembrono. yaning iju,
bas rengas mangamang-amang.

26.1tulah sebabnya saya, berpikir Punika awinan titiang, biana ngrereh


mencari suami, bagaimanapun anak muani, sapunapija bagusnya,
tampannya, bukan tertarik melihat, boya titiang sehem nolih,
apalagi membantu, biarkan saya napi malih ngayahin,
sendirian, daripada ditertawakan, arah banggiang titiang anglu,
perintah suami, lebih senang saya, ring pacang dados kedekan,
di bilang perawan tua. katitah ban anak muani,
lega titiang,
kaucapang deha tua

PUH DANGDANG PUH DANGDANG

1.Begini oleh I Kusumasari, parasnya Sapunika antuk IKusumasari,


bengis, dipakai untuk mengilangkan, manyebengang, tui anggon ngilidang,
karena takut dari hatinya, oleh karena banjejeh ulun atine, apan jati
dengan sejati berkeinginan, memang liwat enyud, mala jati anak
benar orang pandai, menutupi akal ririh, nekepin manah corah,
buruk,tidak kelihatan sama sekali, tan mrawat dadi saru, saru apan
samar-samar tetapi kelihatan. jati saja, nyud anake masih maius
115

tertarik sekali keinginannya kelihatan ka sisU IDukuh kalintang


keluar, I Dukuh sangat pandai. wikan,

2.Terus berkata "Duh kamu Sumasari, Tur mangucapy 'Duh cening SumasarU
atma jiwa,jangan sombong, berkata atma jiwa, eda sumbar-sumbar,
lebih baik berhati-hati, ayah memberi mamunyi melah pakpanin, bapa
bayangan keadaan, musuh kawan di manglawatin unduk, musuh
hati, tiga konon banyaknya, cinta, roanga di ati, tiga reke wikngannya,
budi, manah itu, itu setiap hari cita budi manah iku, to sai mider
menguasai diri, menyebabkan pikiran ring awak, mangawenang budine
setiap sehari-hari, tiap hari bertambah maseh sasai, saiya nunjuk
berkurang. nunayang.

S.Karena pandai memang memberikan Saking waya tatuwinnya manglawatin,


bayangan, keabstrakan sinar matahari kaniskala cayan surya bukn,
bulan, menguasai baik buruknya, nyundarin ala-ayune, surya bulane
matahari bulan bertemu, menjadi matemu, matemahan windu jati,
windu jati, mengadakan siang malam, ngadakang peteng-lemah, bina
berbeda cahaya, malam dengan cayanipun, petenge tekening
siang, mempengaruhi perasaan lemah, ngiusin manah krana budine
menyebabkan pikiran berganti, kalau masalin, yan petengyadin rahina.
malam setiap hari.

4.Penglihatan kalau siang terang semua, Pakantenne yan lemah galang sami,
sama terang walaupun rendah tinggi, pada terang,jimbar cupek jagat,
bersih kotor pasti diketemukan, wiadin lebah tegike, bersih kotor
kalau malam lagi berganti, terangnya sinah pangguh, yan peteng buin
ditutupi, oleh karena perasaan tak masalin, galange katutupan, krana
menentu, tinggi rendah kelihatannya manahe bawur, lebah tegeh
sama itu sebabnya tingkah lakunya kanten asah, to awanan tindake
menjadi salah, gelap mata menyebab dadi pelih, peteng matane ngranayang.
kan.

5.Sebabnya tidak boleh sombong ber krana tuara dadi sumbar munyi, ila-ila,
kata, hati-hati akan sulit sekali, apan sengka pisan, mangalih jati
mencari cocok di hati, sebab kesenang- manahe, reh demene tui admancuh,
an memang datang pergi, di hati di manahe tuara gingsir, ak-ayu
116

tidak jauh, baik-buruk


perbuatannya, kebohongan lawan pangawennya, dusta kalawan sadu,
kebenaran, kalau kebohongan di yan dustane tuutang, demen nyorah,
laksanakan, senang corali, corah corahe maadan paling, paling
menjadi bingung, bingung lupa dengan tong inget ringawak.
diri sendiri.

6.Nah biarkan putuskan sampai disini, Nah depang bun tetang satwane jani,
pikiran ayah,jadi mengawinkan, idep bapa, dums matemuang,
selesaikan dengan sesajen satu mragatang bayuan atanding, apang
tanding, supaya menuruti adat, di masih nunit unduk, buka Adi
buku Adi parwa, i cucu kocap parwane, i cucu reke ngetesang, di
menyajikan ieluhurnya yang tihing petunge kocap, krana bapa
tergantung, di bambu petung konon, matemuang cening ne jani,
itu sebab ayah mengawinkan kamu apang ngawe panyupatan.
seperti sekarang supaya membuat
peleburan.

V.Kaliwat mengerti keduanya Lintangresep sang kalih miragi, suka


mendengarkan, senang sekali, bingar, nguntuk tan pangucap, kewala
tertunduk tak berkata, hanya pragat ban kenying,IDukuh suka
diselesaikan dengan senyum, I Dukuh mandulu, tumuli raris matangi,
senang di hati, lalu terus bangun, mangungsi ka pamreman, magebiug
pergi ke tempat tidur, merebahkan diri lout matuni, tan kocapan dina
lalu tidur, tak dikisahkan hari pagi, ratria, kasuennya kocap dina buda
sudah lama konon hari Buda manis, nanis, dukut reke ukunnya.
dukut konon ukunya.

.Diceritakan keduanya sudah selesai Kacarita sang kalih wus mabresih,


membersihkan badan berhias ngrangsukpayas, puput mupakara,
menyelesaikan upacara, di tempat ring paturon sareng kalih,
tidur berdua, Kusumasari menjadi Kusumasari dadi rengu, tan maren
takut, tak sadar mengerutkan kening- memecuk alis, lima ngejer angkihan
nya, tangannya gemetar, nafasnya runtag,jejeh pacang kagelut,
naik turun, takut akan di peluk, nyamong ban ngambahang rema,
berpura-pura membuka di sengol masiksikan tuara bani mamunyi.
117

tidak berani berkata, seperti tidak ^buka tuara taen nawang.


tahu.

9.1 Miidita sangat tertarik melihat, IMudita liwat nyud ngantenin,


Kusumasari mendekati perlahan-lahan.Kusumasari, manesek nelanang,
berkata dengan sedih,"Duh istriku mamunyi mangasih-asih, "Duh mas
yang tersayang apa sebenarnya mirah nguda rengu, punapi ng^h
kesalahan kakak, berani kamu twang beli, kadurus ratu muikang,
mendiamkan,saya bodoh sekali, parekan belog tutut, yanin wantah
jikalau ada salah, ya silakan wenten twang, nggih sisipang
mengikuti perasaanmu,jangan kamu ledang kayune nalinin, petet i ratu
membukanya. ehisang.

10.Jangan kasihan silakan ikat erat-erat, Da jangka rarisang brigu talinin,


dan dipukuli sebab nakal, dikasihi ledang nyacak, reh parekane nakal,
semakin keras, sekarang berani sayangan sumangkin mungil,jani
memukul, pinggang ratu sangat bani magelut, madian i ratune
ramping, oleh karena itu saya salah ramping, krana nyandang sisip kras,
sekali, rumah ratu gelapkan, supaya gedong petenge ratu, mangda
jangan terlalu berani, berani sampun kadung degag, bani
mengambil milik sang seperti ngabag duwen sang sakadi ratih,
ratih, yang di ucap utama. sane kaucap utama.

11.Memang benar i mirah salah sekali, Tui i mirah wantah iwang rihin,
terlalu alim selalu menyayangkan, bas ngalemang, nyayangang kaliwat,
itu sebab jadi usil, ingat di ento krana dadi mungil, uningring
sayangi terlalu, oleh karena tidak sayang kalangkung, bane tuara
pernah dimarahi, muncul angkara nahen sisip, wetu momo
murka memiliki, ingin tahu malu, mamarekan, sayang tuara uning
jadi berani naik-naik, sekarang apa takut, dadi purun munggah-munggah,
di bilang, nakalnya sudah lewat, jani kudiang? Gerenging tuara jerih,
walaupun di cubit semakin nakal. yadin impek mingkin mungal

12.Begitu mirah pikirkan,jangan di Sapunika nggih mirah pinehin, da


marahi, wajar diberikan, susunya nukayang, nyandang ke picayang,
kakak memegang, bagaimana susune beli ngamelin, sapunapi
118

benar-benar halus, supaya kakak wiakti ahiSy mangda beli mangkin


sekarang tahu, sayangi di bungkus uningy sayang san kaput ban slendangy
dengan selendang, pasti akan sinah pacang layu duduSy ban suwe
layu sekali, oleh karena lama bedbed tekekang, nggih elusangy
diikat erat-erat, ia bukalah,ingin meled san beli ngetoniny susune tui
sekali kakak mengetahuinya.' nyangkih nyalang.
susunya sangat nyangkih dan
halus mulus.

13.Mengapa diam seperti adik tak Nguda meneng manawi adi


memberikan, begitu salah ratu mucinginy keto iwangy ratu pacang
terlalu sombong, menyombongi cupaty nyuparin parekan baktiy icen
pembantu balk, berikan obat gila, kuda ubad buduhy buduh paling
gila paling ingin mati, ikat ratu rasa matiy blagbag ratu gelisangy
cepat-cepat, oleh karena susunya baan pupune aluSy sembar ban
halus, di balas dengan senyum kenyunge mirahy tutuh gelisang
miraby tutup cepat-cepat seluruh srannya susune nyangkihy
seluruh susunya mentol, itu punika ubad utama.
obat utania.

14.Kusu masari mendengar merasa Kusumasari ningehang wetu dingiUy


merinding bulu kuduknya nyud manahey peluhe macuaby
tertarik keinginannya, keringatnya dadi nyem ulun atinCy demene misi
mengalir,jadi dingin dadanya,senang- takuty masih nglawanin mamunyiy
nya bercampur takut, masih memaksa '*Ne nguda beli ngrecaky
berkata,"Ini mengapa kakak panik, mangidih ubad buduhy titiang wantah
memintak obat gila, saya memang tuara baliaUy idihin ubad emeng san
tidak dukun, dimintai obat bingung titiang miragay nagih ubad
saya merasakan, minta obat aneh- tawah'tawah.
aneh.

IS.Pokoknya bukan saya tidak memberi- Cendekipun boya titiang mucinginy


kan,tidak wajar oleh karena tidak tuara perah, krama tuara bisay titiang
bisa, saya mengobati kakak, sebab mangubadin beliy reh wisiane suba
penyakitnya sudah masuk,tidak bisa nyusup, tang kene baan nengeriny
mengetahui, panas diagin tidak tahu, nyem tuara tawang,jeneng Utah
119

memang perintah sudah begini, kesini mba lacur, lacure mati da


matijangan menyedihkan, dan nyebetang, tui bangkene titiang
mayatnya saya bersedia menolongnya, nyadia manulungin, mangoros pacang
mengurus akan membuang. ngentungang.

16.1 Mudita jadi tertawa menjawab, IMudita dadi kedek manyautin,


mengapa mirah, dimiskinkan sekali, *'Nguda mirah, nganistayang pisan,
mayat kakak jika mati, ditarik seperti bangken beline yan mati, koros
anak anjing, begitu sehat kakak cara bangken kuluk, yan keto seger
sekarang, tetapi belum diupacarai, beli jani, nanging durung
tidak bisa ke luar, dari sini dari tempat makambuhan, patut tuara dadipesu,
tidur, berdua oleh sebab di larang uli dini di pedeman, ajakdadua
sekali, adik menunggu baik-baik. wireh pingit tan sipi', adi nongosin
melahang.

17.Ya siap menunggu kakak,ratu mirah, Nggih pagehang manongosin belU


bersama-sama melek, kakak memerlu- ratu mirah, barengin magadang, beli
kan yang rahasia, yang dimiliki I muatang ne pingit, sane pingitang i
ratu, itu menyenangkan hati, ratu, ento nyiksmaning ati, krana
sebab kakak keras meminta, beli kedeh nunas, tong dadi sangkeang
tidak bisa dilarang ratu, pokoknya ratu, cendek ngulgul pakayunan,
mengganggu perasaan,jangan da nukayang, ping telu adi mucingin,
memarahi, tiga kali adik tidak ping lima beli nunas.
memberikan,lima kali kakak minta.

1 S.Kusumasari berpura-pura tidak Kusumasari mapi tuara ningeh munyi,


mendengar, I Mudita mengetahui IMudita, nawang semitane,jag
perasaannya, terus memeluk mencium ngelut mangaras pipi, Kusumasari
pipi, Kusumasari menjerit mengaduh, nyerit ngaduh, *Nguda beli gemes
mengapa memegang saya,lepaskan gati?, tan jangka ngeneang titiang,
saya akan keluar, I Mudita mendengar,lebang titiang jaga pern!IMudita
lantas menggerutu perasaannya seperti maningehang, tulya gargar, manahe
di lemahkan,menggerutu memegang kadi bentetin, gagreten ngisi
menidurkan. medemang.
120

19.Bergulit jatuh jadi satu, di tempat Magulungan magebiug dadi besik,


tidur, oleh karena sama senang,jadi di pedeman, apan pada atia,
tabah dan berani, berselimut saling dadi pongah pada banU macakepan
berpelukan, tidak dapat diketahui, silih gelut, tuara kena ban ngingetin,
ribut-ribut berdua, bantal guling mangredeg padaduan, galeng guling
berserakan, tidak ada yang memper- pacabugbug, tuara ada ngarunguang,
hatikan, sama-sama payah seketika pada lepeh jag macepol makakalih,
jatuh kedua, kain lepas berserakan. kamben embud inabrarakan,

20.Kira-kira sudah ada tujuh jam, Sawetara suba ada pitung nalik,
pagi-pagi hari, burung-burung ber- ngedas lemah, kedise masuryak, siape
kicauan, ayam mulai berkokok, nabuh mamunyi, rasannya pada
rasanya sama-sama membangunkan, nunduniny ngwangsitin reh galang
mengisyaratkan sudah pagi,jadi kangin, dadi sang kalih ngaliaby
keduanya bergerak, paling lantas kapupungan lout bangun, inget ring
bangun,ingat akan pekeijaan tadi, gawene busan, ento makrana tuara
itu menyebabkan tidak memperhitung- ngitung tuyuh buin, tuyuh manggawe
kan payah lagi, payali menyebabkan ati Hang.
hati senang.

21.Karena lama pekerjaannya di diamkan yApan lami gawene buat endepin,


diperhitungkan, sekarang baru di kapitetin, jani tumben jemak, krana
ambil, karena bekerja berulang-ulang, magawe ngedilin, daas-diis, siat-siut,
keringat bercucuran dan berkali-kali mrasa lalah kebus dingin,
berkata kepedasan, merasakan peluh pidit macuab, dadi ngetor
pedas panas dan dingin, keringat bilang buku, ban sarate magarapan,
bercucuran,jadi gemetar setiap padaduanan, ngangsehang buin
persendian, karena semangat abediky pragatgawe
bekejja, berdua, dicoba lagi seba lemah.
sekali tiba-tiba sudah pagi.

22.Jadi bangun ke dua lantas ke sungai, Dadi bangunssang kalih lautka biji,
ke selokan, mandi bersamaan, ka bulakan, manj'us mabarengan,
bermain-main saling pukul, macanda saling geburin, idepe pada
perasaannya sama-sama senang, ulangun,IMudita ngucap aris, **Adi
I Mudita lalu berkata, Adikku ini ne apa makada, dadi kene tulya
apa yang menyebabkan,jadi begini buduh?'\ Sumasari nimbal ngucap.
121

terasa gila, Sumasari menjawab,ini '*Ne kramnnya Hyang Kamaida


sebabnya Hyang hawa nafsu beliau nyumpin, ring manah
memasuki, di perasaan menyebabkan mangawe edan.
gila.

23.Sudah di ketahui oieh orang pintar di Tuah kasumbung antuk sang wikan
ajarkan, Sanghyang Smara,sakti dan ringajh Sanghyang Smara, sakti
pintar, membuka perasaan orang tidak turin pradnyan, ngargar idep
mundur, sebab berani membabi-buta, sang tui jorin, kranannya bani
membabibuta saja berani mati, mati- ngamuk, ngamuk saja bani
nya masih beijiwa, karena tidak bisa mati, matine nu mangkian, krana
mundur, ditusuk semakin tuara bisa mundur, tumbakin
memanaskan,luka besar tidak mingkin ngaiakang, tatu
merasa sakit, sebab luka memang rakrak tuara ja mangrasa sakit,
berbisa. reh tatu mula maupas.

24.Biasanya konon sangat mempengaruhi, Upas nyane kocap lintang mandi,


buat kasiatnya membingungkan buat msiannya, mamingungang
perasaan, keinginan kabur suara manah, manah buder munyi
paling, kakinya panik, tangannya paling, batis uyang
gemetar meraba-raba, begitu gebiag'gebiug, lima ngetor
pembawaan kasiatnya, kasiat bisa manguridip, keto pangrabdan
luka,luka tidak pernah sembuh, wisian upas berung, berung tuara
lukanya dalam sebab setiap hari bisa uas, nyarem rakrak berung antuk
digaruk-garuk,tambah keras dan sai bisbis, banteh ngebet tui
infeksi. mamerat.

25.Kerasnya tidak dirasakan oleh semua Pamrate tuara ngrasa sareng sami,
orang, penyakitnya, oleh karena di panyakite, apan kasaputan,
selimuti, oleh Hyang Madanamurti, antuk Hyang Madanamurti, mangav^e
menyebabkan perasaan bingung, manah bingung, bingunge manadi
bingungnya menjadi salah, pelih, peluh layahe makada,
keringat lidahnya yang menyebabkan mangadakang budi enyud, enyud
perasaan tertarik, tertarik karena nafsu baan momo manah, managihang nene
birahi, meminta yang tidak patut tuara patut tagih, awanan nemu
diminta, itu yang menyebabkan duhkita.
menemukan sengsara.
122

26.Begitulah saya tidak membuat-buat, Sapunika boya titiang ngawi-awi,


memang terang, diingatkan oleh ymntah terang, kalinganing sastra,
ajaran, sarasamuscaya sejati, lukanya sarasamuscaya jati, tatune
sangat borok, mengganggu remaja nyarem mamerung, mancana
semua, kalau mengganggu orang turunane sami, yan mancana wong
perempuan, bermuka mayat istrU makasawa wastanipun, rupa kadi
namanya, muka seperti ayam galak, ayam galak, muane tawah maepel
mukanya lain daripada yang lain matlantah lambih, leb ya
berlatah panjang, harap dipotong, matekep melah."
lepaskan dia sudah lama dikurung
dengan baik.

27.1 Mudita tertawa terbahak-bahak IMudita kedek ngakak miragi, tur


selalu, lalu berkata heran kakak mangucap, ngon beli miragiang, baan
mendengarkan,oleh karena ada kata- ada tutur banggi, tember san
kata suka mempermainkan, tepat pangimbangipun, ne pingitang sareng
sekali perumpamaannya, yang sami, nanging beli mamatutang,
dirahasiakan oraiig semua, tetapi manusane jrih nunggal, ring
kakak membenarkan, manusia kalah ida Sanghyang Smara, ban saktine,
selalu, oleh karena Sanghyang Smara, mandareng marupa fadmi,
olih saktinya, ketika menjadi bibitnyane saking kama.
manusia, benihnya dari kama.

28.Yang dikatakan Hyang Siwa sangat Kang inucap Hyang Siwa utama luih,
utama, wajar sekali beliau masih patut pisan, ida masih kalah, antuk
kalah, oleh Hyang Kama memasuki, Hyang Kama nyusupin, krana ida
karena beliau sakit hati, panas panik sungkan kayun, kebus uyang.
menjadi paling, disakitkan oleh Hyang dadipaling, kagringan antuk
Kama,perasaannya menjadi bihgung, Hyang Kama, kayune waluya sisu,
tapi ganitri diserahkan, di buang tidak ketu ganitri kaura, kasamparang, tong
senang beliau duduk,kainnya tikus jenek ida malinggih, wastrane bikule
merusak. nguyak.

29.Begitulah asal mula Sanghyang Giri- Sapunika wit Sanghyang Giriputri,


putri, disatukan, oleh Sanghyang kahaworan, antuk Sanghyang Siwa, tui
Siwa, sama-sama paling perasaannya, pada edan kayune, krana ada
123

oleh karena ada putra lahir, putra metu, beda wama Sanghyang
berbeda wajah dengan Sanghyang GanV\ Sumasari nimbal ngucap,
Gani, Sumasari ganti berkata, **Wikanjua beli nutur, nguda Hyang
pada juga kakak bicara, mengapa Siwa imbangang, ringmanusa,
Hyang dibandingkan, di manusia, reh batara tui makardi, ala-ayune
oleh karena betara yang membuat, ringjagat
baik-buruknya di bumi.

30.01eh karena beliau sinar Hyang Widi Reh ida rumaga Hyang Widi sidi, tui
sejati, seperti tiba-tiba, nyatanya sakecap, sakala Hyang Surya,
Hyang Surya, walaupun beliau waktu jawat ida kala lingsir, mani seneng
sore, besok pagi kembali muncul, tak nembenin metu, dumilah nyuranin
bosan menyinari bumi, walaupun ada gumi, diastu ada gulem
awan keras, debunya berguiung- nyrambiah, andeang letuh
gulung, tidak akan Hyang Surya manglikub, doh Hyang Surya
dikotori, oleh awannya,oleh karena kaletehan, ban guleme, reh ida
beliau maha suci, terhindar dari maraga suci, luput ring sarwa wigna.
segala halangan.

31.Jikalau begini orang seperti kakak, Yan kene anake kadi beli, wiadin
walaupun saya, berbadan manusia, titiang, madewek manusa, leteh amke
kotor dirinya berakar, bila di tambah- maumbi,yan imbuhin idep dudu,
kan perasaan bodoh, menuruti hawa mangulurin indriane, demen tuara
nafsu, sening tidak memperbanding- nyikutang, suba nyak keto payu,
kan, asal mau diterima,jadi rusaknya dadifeleme mambehang, Mr
berkumpul, seperti pepatah, kotoran sinonggan, lud tai maimbuh cacing,
di tambah dengan cacing, tidak tong gigis wiakti alannya.
sedikit sebenarnya buruknya.

32.Karena wajar angkara murka Krana nyandang momon idepe piherin,


perasaannya dikendalikan, seperti saluimya, ingenin madaar, wiadin
batasi makan,dan minum-minuman, masadegane, da nuukang belog
jangan mau senang dipuji, mabuk ajum, punyah tuah pacang dadine,
tuak apa jadinya,jika mabuk yan punyah sama wong edan, munyi
dengan orang gila, kata-kata banyak liu pati kacuh, sing ningeh geting
tak menentu,apa didengar marah grimutan, tui manemah, anake ne
124

menggerutu, dan mengamuk,orang


yang keras hati, mendekati memukul keras ati, nye^agin ngagur
menaiik-narik di tanah. ngosohang.

33.Apalagi senang menggauli istri orang, Apa buin demen ngrabining arabi,
rusak sekali dibenci masyarakat alapisan, drati krama kocap, tui
konon,dan akan di hukum perasaan- wenang kadanda pati, kawirangan
nya, di marahi namanya,jika senang aranpm, krana nyandang tui
dengan milik orang lain,jadi tidak ada pinehin, yan demen ting derwen anak,
senang, oleh karena prilaku menjadi dadi tuara ada cumpu, reh tingkahe
manusia,kebenarannya wajar mawakjadma,patutnyana,geldhe
dipegang, pegang teguh jangan jua amomgin, priksanin eda
menganggap mudah. ngampahang.

PUHDURMA PUHDURMA

l.I Mudita tersenyum ganti berkata, IMudita kenyem manimbal mangucap,


itu memang ikuti kakak,akan "Ento tuah sadiang beli, pacang
memeriksa miliknya,ini kakak sudah mriksa pagelahang. ne beli
memiliki,kakak bersedia suba ngwasayang, beli nyadia
melaksanakan,semampu-mampunya, mangawenin, sasida-sidan, sakarin
semasih kakak beijiwa. beline urip.

2.Jiwa kakak memang I ratu membuat, Urip beli wantah i ratu ngardiang,
man menemani kakak,oleh karena ica mayonin beli, awanan dadi nglejat,
bisa bergerak, bergerak menginginkan ngrenjit nagUi magarapm,
keija, tidak memperhitungkan twara ngitung tuyuh sai, ban takut
lelah setiap hari, oleh karena takut enengan, carike ne duang tebih.
hening,sawahnya dua petak.

3.Sumasari mendengarkan tertawa Sumasari ningehang kedek mangakak,


terbahak-bahak, berkata sambil mamunyi nekep mkuping, "Arah
menutup telinga,"Arah gila saya gila yang ningehang, carikgenahe
mendengarkan,sawah tempatnya di nglobongan,gaduh tuara da metengin,
lubangv lemas tidak perlu mengairi, cendek da nglantangang,jalan
pokoknya jangan diperpanjang, mulih suba tangai"
jangan pulang sudah siang."
125

4.Menyebabkan kembali pulang ke Makaranan tulakmulih kapasraman,


asrama, lantas bersama niandi, laut bareng mabersih, mapun
berminyak dan bersisir, berkain tur masuah, makamben
bersama-sama, serba endek seperti papatuhariy sarwa endek cara jam,
sekarang, bersumpang bunga masumpang kembang bintang,
bintang, patuh sama-sama satu biji. patuh tuah pada akatih.

5.Selesai berhias tak tanggung-tanggung Wus mapayas tan pasah bareng ka


bersamaan ke sanggah, beijalan mrajan, madandan tangan mamargi,
bergandengan tangan, I Dukuh IDukuh wua mapuja, sang kalih nunas
selesai memuja,keduanya mohon lugra, manyembah raris malinggih,
ampun, menyembah lalu duduk, mepes natakang tangan,IDukuh
berulang-ulang menengadahkan raris nirtain.
tangan, I Dukuh lalu memercikkan
tirta.

6.Selesai menerima tirta I Dukuh Wus matirta IDukuh bengong


termenung melihat, anaknya duduk manyingak, pianake negak masanding.
bersanding, wajahnya cocok, dan tidak rupannya satimbang, tui tuara da
ada dikalahkan, seperti Smara Ratih, kasoran, waluya Smara Ratih,
begitu jika diandaikan, terharu I ketoyan pamayang, resepIDukuh
Dukuh melihat. nyingakin.

7. Jadi teringat I Dukuh dengan istri, Dadi ingetIDukuh kapining somah,


waktu saat disayangi, menyebabkan duke dumara kasih, metu manake
perasaannya kacau, I Dukuh diam buyar,IDukuh meneng minehang,
mendengarkan, merasakan bahaya ngrasa bancanane luih, tingkahe
besar, perilaku menjadi manusia, manjadma, mgalih rahayu tuah
mencari baik memang sulit. sukil.

8.Jro Dukuh sekarang memutuskan Sira Dukuh jani megatang pitresna,


kesetiaan, sebab kesetiaan membuat, wireh tresnane ngardinin, ngawtuang
menimbulkan perasaan goyah,itu manah obah, nto krana
sebabnya merelakan tetapi mangelasang, nanging tui rahayu jati,
mengharapkan rahayu sejati, melahir- ngardinin pianak, mangda rahayu
kan anak,supaya selamat ditemukan. panggih.
126

9.Lagi berkata,"Duh kamu jiwa ayah, Turngandika, *'Duh cening jiwatman


seperti pati urip, oleh ayah kamu bapa, waluya pati urip, ban bapa
berdua, perkataan ayah dengarkan, buka dadua, munyin bapane
mengertikan di dalam hati, buat dingehang, resepang pejang di atU
kesetiaan ayah,tetapi dengan pikiran. buat tresnan bapa, sakewala
baan budi

10.Sebab miskin kamu mempunyai ayah Wireh lacur cening ngelah bapa nista,
nista, bodoh sekali, tidak tahu tempat, beloge tan sipi-sipi, tuara nawang
juga ikut memberitahukan, meniru kalangan, masih milu mawarah,
orang pandai, menasehati anak, manempa anake ririh, nuturin
teringat akan kesetiaan sejati. pianak, kagrek ban tresnane
luih.

11.Memang wajar orang tua mengajarkan, Apan patut i rerama tui mangajar,
anak segala sesuatu, balk buruk pianak saurah-urih, ala-ayu
bertingkah laku, itu sebab ayah ikhlas, matingkah, nto krana bapa lagas,
berani menasehati kamu, j'uari manuturin cening, tulya
seperti crucuk paling, seenaknya crukcuk punyah, ngulah Hum
banyak bicara. mamunyi

12.Begini sebenarnya tingkah laku Kene tuinnya tingkahe manadi pianak,


menjadi anak,tak berhenti berbuat tan maren patut ngardinin,
baik, kebaikan orang tua, karahayuan rerama, reh kagedean
sebab kebanyakan berhutang, kepada utang, ring sang guru reka kalih,
orang tua berdua, ayah dan ibu, i meme buin i bapa, luih ban ida
dengan baik beliau menciptakan. ngardinin.

IS.Kalau ibu sangat merasakan kesusahan ^ Yan imeme lintang nandang


berpuasa memilih makanan,sebab kaduhkitan, mabrata milihin bukti,
mangidam menciptakan anak, payah reh ngidam ngiasain banak,gepu
membawa kandungan, sudah ngaba bo botan, suba mangantiang ka
menunggu lahir, ibu sengsara, seperti sisi, i meme kalaran, waluya
mempertaruhkan jiwa. mabaya pati.

14.Dan merasa ibu jiwanya goyang, Tui mangrasa i meme uripe goyang,
seperti digantung seuntai rambut, tulya magantung bokakatih.
sebab terlalu sakit, menangis berguling-iaw sakite liwat,
127

guling, mungkin tertawa Sanghyang mangling mapulisahan,


Widhi, anaknya selamat lahir, j'eneng tea Sanghyang Widi,
rahayu disertai dengan ari-ari. pianak lasia lekad,
rahayu muang ari-ari

15.Baru begitu baru ibu merasa senang, Mara keto ditu i meme ngrasa Hang,
ayah ibu tidak pergi, menunggu i meme bapa tan gingsir,
slang malam,sarat menjaga anak, magadangin peteng-lemah, sarat
tidak mengitung lelah tiap hari, matepetin pianak, tan pangitung
menyanyikan mengasuh, meminang- tuyuh sai, mangingu ngemban,
minang menidurkan. nupdupang laut nyangkuti,

16.Tidak merasa kena kotoran anak, Tuara ngrungu nguyak tai panyuh
sampai kurus kering, menyusui anak, pianak, kadugi berag atebih,
ayah membuat mainan, dipakai i meme manyonyoin pianak, i bapa
menimang-nimang kalau nangis, ngawenang plalian, anggon
selalu dipangkuan,ibu ayah nungkulang yan ngeling, tan maren
mengawasi. dipabinan, i meme bapa
mriksanirL

17.Jika orang tua tidak mempunyai Yaning tuara i rerama ngelah apa,
apa-apa, akan makanan anak pacang sangun pianak cenik, idep
kecil, pikiran orang tua hancur, reramane benyah, kangen madalem
kangen mengasihi anak, karena belum panak, boon tuara ngantug nasi,
makan,keluar jadi tidak malu, wetu dadipongah, ngagendong nunas
menggendong meminta-minta. ngidih.

IS.Nah begitu berat orang memiliki anak, Nah aketo bobot anake mapianak,
karena pantas seperti sekarang krana nyandang buka jani, cening buka
kamu berdua, patut membayar hutang,, dadua, patutmamayah utang, ring
kepada leluhur sekarang, kesana kamtan nene jani, keme mulih ajak
pulang berdua, orang tua kamu dadua, reraman cening beyanin.
diupacarai.

19.Sekarang angkat dari lubang kuburan Janigagah tebus ring Sanghyang


tebus kepada Sanghyang PritiwL Pritiwia, panga\^ak-awak gawenin,
pengawak-awak dibuatkan, upacara upakara tetepang, pangentas tui
128

ditetapkan, pangentas lagi minta, tunasang, ring Padanda sang


kepada pendeta pembawa ngrajengin, panukane aturang,
upacara, sesari aturkan, tetapkan tetepang eda nunain.
jangan dikurangi.

20.Kalau minta dipakai sesari pangentas, Yaning tunas buat panukun pangentas.
kamu jangan kikir dengan uang, kakercen sreketang cat, ulat ada cat
walaupun banyak menghabiskan, kebean, kamtane nu mautang,
leluhur masih berhutang, kepada ring ida sang mangraj'engin,
beliau yang menjalankan upacara, reh ida muputang,
sebab beliau menyelesaikan, nuduhin pitarane margi
memberi petunjuk jalan
leluhur.

21.Sebab sulit beliau Pendeta memberi Apan sengka Ida Padanda nuduhang,
petunjuk, tempatnya sang catur ungguane sang catur wiji, sakala
wiji, mengadu api, awirbuja somapia, aduhapis, awirbuja somapia,
mengantarkan ke sana memang sulit, ngatehang kema tui sukil,
oleh karena ongkosnya ditetapkan, krana ongkose tetepang, kakercen
uang daksina semua. daksina sami

22.Begitu kamu ingatkan nah berdua, Keto cening ingetang nah ajak dadua,
lagi tiga hari kamu pulang, selasa ne bintelun cening mulih, anggara
pahing harinya, tanggal tiga tepatnya, pahing dinannya, tanggal ping telu
barat daya memang baik, menjelang temunnya, ngelod kauhang tui becik,
sore beijalan, selamat bahagia dauh ro majalan, ayu suka laba
ditemukan. panggih.

23.Sekarang ayah memberikan kamu Jani cening baang bapa ajak dadua,
berdua,selanjutnya ayah memberi jani bapa mamekelin, mas serbuk
bekal, mas serbuk namanya, adannya, mewadah kempu
beralaskan cawan dan toples, memang gedah, mula derwen sang mraga luih,
kepunyaan orang sakti, Sang Guru, nabe susuhunan, mangicen bapa
Yang memberikan ayah dulu. ne riin.

24.Jikalau selamat kamu sampai di Yaning sadia suba cening teked


rumah, di desa berdua, belajar bergaul,/Mmj/i, di negara sareng kalih,
129

bertingkah laku alim, kepada plajahin mam desa, alepangjua


gusti keluarga jangan sombong, matingkah, ring gusti braya da bodri,
hati-hati bicara,jangan banyak bicara mamunyi plapanang, da ngerecak
dan jadig. da jadig.

25.Tidak baik berbohong dengan orang Tuara melah pacang bogbog kapin
lain, memang menyebabkan marah, anak, tui ngawe basang pedih,
lagi calig kepada kawan, mudah buin calige ring timpal, mudah sanggup
menyanggupi tapi ingkar janji, kreng ngadoang, sinah tong ada
pasti tidak ada yang percaya, lagi ngiyengin, mingkin tong bisa
pula tak bisa bekeija, bisa niakan ngudiang, payu motah ban
mewah dengan mencuri. mamaling.

26.Kemana melancong patut dicurigai, Kija laku malali patut katangaran,


sebab pekeijaan mencuri, apa yang wireh ngaduhang mamaling, apa
akan dicari, ke tetangga meminta- pacang buatang, ka pisaga
minta,semua tidak memberikan, medih-dihan, dadi makejang mucingin,
sebab tingkah iakunya kasar, calig, ban bikase kasar,
rakus tiap hari mencuri. calig angop kreng mamaling.

27.Desa Mameling jangan sekali mengadu, Mamaling eda pesan mangadumg,


nafsunya harus dikendalikan, iri hati indriane da ngulurin, iri atine
tidak baik, berkata jangan sekali tuara melah, mamunyi da pati rengas,
rengas, setiap orang dicela, dicaci papak anake cacadin, pisuhin
maki disamakan,jadi gumi membenci. carukang, dadigumine
ngedengin.

28.Setiap orang didekati diajak bicara, Asing desek pacang ajak masocapan,
pasti marah sekali, membenci diri sinah pada gedek geting, pagedeg
sendiri, karena kita menemukan, dewek masangang, krana i
diumpamakan menanam duri, dewek mangguhang, upami mamula
dihalaman, masih kita yang akan dui, di tengahing natah, masih
kena. deweke ngenjekin.

29.Jadi sakit kakinya dialah yang Dadi sakit batiseye matahanan,


merasakan,oleh karena tangannya masih ban limane pelih,
salah,sebab sudah biasa, senang wireh kadung cacungklingan,
mengambil milik orang lain, asal demen nyokotgelah anak) ngulah
130

mendapat dengan cepat, memang pqyu parajani saja motah buin


mewah lagi bungah, tetapi tidak bisa bungah, nangin tong
diulang. ada balikin.

30.Nanianya akan berulang mendapatkan,/)/adanepacang balikin pupuang,


hanya dua tidak salah, kayu pemukul tuah dadua tuara pelih, gegitik muah
dan tombak pendek,itu hasil bokat ento pakolih nyorah,jalarane
corah,jalan akan mati, mati mendapat pacangmati, matimaan upetan, lami
omelan,lama menjadi pembicaraan. dadi tanggun munyt

31.Kalau wajah lagi badan bisa hilang, Yan gobane buin awake bisa Hang,
sudah dikubur tidak kelihatan, tidak suba tanem dadi Hid, tuara ja nu
masih samar-samar kalau gaya dan mrawat, yan tandang wiadin
tingkah laku, itu tidak bisa tingkah, ento tuara bisa Hid, tuara
tersembunyi,lama masih diucapkan. bisa Hang, lami kinucapang kari,

32.Walaupun sudah mati tingkah laku Wiadin mati tatingkahe ne nu


masih diucapkan, masih dibicarakan kecag, nu kasambatang lami, suba
lama, sudah ada contoh. Sang Rama ada pangandennya, Sang Rama
dengan Sang Rawana, wajahnya tidak muang Sang Rawana, wamane
yang tahu, buat peqalanan beliau, tuara da uning, buat pamargin ida,
jadi cerita sampai sekarang. dadi satua kayangjani

33.Memang ceritanya perlu didengarkan Tui satuane nyandang ningehang


dan diresapkan, ada dipakai memper- resepang, ada anggon ngimbangin,
bandingkan, balk buruk tingkah ala-ayuning tingkah, reh tingkahe
laku, sebab tingkah laku dibicarakan kucap lama, lama kaucap ring
lama,lama diucapkan di bumi, gumi, krana patut pilihang, tingkah
sebabnya patut dipilih perbuatan baik ayu kardinin.
selalu dilakukan.

34.Kalau baik berbuat lagi bertingkah Yaning ayu makardi buin matingkah,
laku, pembicaraan masyarakat baik, pangucap j'agate becik, lami dadi
lama jadi termasyur, besok-besok kakasuban, mani-marii i sentana, suka
keturunan kita,senang sekali beqalan, bingar mamiragi, ngalem ring
dimanjakan di masyarakat, baik jagat, kawitane luih makardi
perbuatan leluhurnya.
131

35.Nah begitu pembicaraan ayahnya perluiVlarA aketo munyin bapane ingetang.


diingat, mengertikan dalam hati, resepang pejang di ati, reh cening
sebab kamu lagi remaja,tenaganya mungpung bajang, bayune sedengakas,
masih kuat, berusaha berbuat baik, kerengan patut makardi, yan
kalau sudah tua, kalau bekeija subane tua^ yan magawe gemba gati.
lemah sekali.

36.Kalau lemah itu disebut lekas majal, Yaning gemba ento maadan lumah,
lekas majal tumpul sekali, tumpul lumahe puntuljati, puntul ban
oleh karena sudah tua,tidak akan bisa suba tua, tuara ja dadiprabotang,
dipakai, apalagi akan diasah, karena wiadin ke pacang sepuhin,
wajannya habis, kalau diasah akan reh wajane telah, sepuh mingkin
menjadi tumpul sekah. pungak petit.

37.Waktu remaja tenaga besar membawa Di bafange bayu gede ngaba pangan,
senjaa tajam,tajam tidak diasah, pangane tuara masangih, krana melah
karena dipergunakan dengan adokang, prabotang anggon
baik, dipakai untuk mempersiapkan, nabdabang, menain deweke sal,
memperbaiki diri setiap hari, pang dadi melah, rahayu tui
supaya menjadi baik, selamat kapanggih.
akan dijumpai.

38.Sumasari senang sekali mendengarkan, Sumasari bingar idepe miragiang,


nasehat menyarankan pulang, memang pituture nunden mulih, apan mula
itu yang diharapkan, supaya mangajap, apangmanawang adat,
mengetahui kebiasaan, prilaku di tingkahe cara nagari, anake
masyarakat, menjadi anggota makrama desa, mabraya wiadin
masyarakat, bermasyarakat lagi pula ring gusti
kepada gusti.

39.Nah begitu pikiran Kusumasari, Nah aketo papineh Kusumasari,


keras keinginannya pulang,lalu suluk idepe rhutih, laut mamunyi
berkata pelan-pelan, menoleh I nelanang, manotih IMudita,
Mudita,"Kakak marilah ikuti, seperti "Betijalan suba iring, kadi kayun i
saran ayah,akan pulang ke Mameling. bapa, pacang mulih ka Mameting.
132

40.Buat dia ayah ibu diutamakan, sebab-'^war ipun i meme bapa saratang, rek
masih berbadan kotor, belum kari mawak daki, apan durung
diupacarai, patut itu diutamakan, maprateka, patutpunika saratang,
saya bersedia mendampingi kakak, titiang nyadia ngiring beli,
berbakti kepada leluhur, supaya bisa ngiasain kawitan,
dikatakan selesai. kewanten mawasta basmi.

41.Baru begitu Kusumasari, berkata, I Mara keto munyine Kusumasari,I


Mudita jadi menangis, ingat kepada Mudita dadi ngeling, inget teken
orang tua, kesengsaraan sakit rerama, duke sakit di pabinan,
dipangkuan, bersamaan laki- acepokan tuh-muanU macepol tong
perempuan,jatuh tak bisa ditawar, dadi tawar, masih inget mamesenin.
masih ingat memberitahu.

42.Pembicaraan menyuruh mengubur Babesene nunden nanem


bersamaan, laki perempuan menjadi manyarengan, luh-muani dadi abesik,
satu, itu menyebabkan terkenang, ento ngawe nyapnyap, kangen duke
kangen pada waktu memandikan, manjusang, mabarengan luh-muani,
bersamaan laki-perempuan, makembaran ka setra, matanem
berdampingan ke tempat dadi abesik.
penguburan, dikubur menjadi satu.

43.Karena kangen Mudita menangis Dadi kangen Mudita ngeling sisigan,


tersendu-sendu, ingat kepada inget ring tingkahe nguni,I
kejadian dulu, I Dukuh kangen Dukuh kangen nyingak,IMudita
melihat, Mudita kesedihan, sudah kasedihan, sampun dane tetep uning,
terang beliau mengetahui, perasaan ring manah IMudita, marerama
Mudita, sangat berbakti kepada orang lintang bakti.
tuanya.

44.Beliau Dukuh lalu merangkul I Mudita, Dukuh raris ngelutIMudita,


mengusap-usap menasehati, ngurut-ngurut nuturin, **Duh
"Duh kamu atma jiwa, ayah sangat cening atma jma, liwat sadia saja
bahagia, mempunyai anak seperti bapa, nyentanayang buka cening, bisa
kamu, bisa merasakan,takut lagi mangrasa, takut tur mangidep
menuruti nasehat. munyi
133

45.Nah lanjutkan kesetiaan kepada orang Nah lanturang tresnane marerama, ne


tua, sekarang sudah laksanakan jani subayasain, munyin bapa
perkataan ayah jangan dilupakan ingetang, buntil pejang di manah,
simpan di dalam hati, kesana pulang kema mulih ka Mameling, ajak
ke Mameling, berdua teguhkan iman, dadua pagehang, patute jua
kebenaran selalu dilaksanakan. kardinin.

46.Tidak panjang lebar berdua menerima, Tuara panjang sang kalih pada
tidak diceritakan malam hari, ngiringang, tan kocapan dina ratii,
sudah waktunya,hari balk akan suba teka padinannya, dewasane
pulang, berdua lalu permisi, berkali- pacang budal, sang kalih raris
kali menyembah,I Dukuh lalu mapamit, mepes manyumbah,I
memberi mantra. Dukuh raris ngawedain.

47.Diperciki dibersihkan diludahi merah, Kaketelin kabasmain idubang,


penguasa jiwa sangat sakti, lagi pangraksa jiwa lintang luih, malih
dikembalikan keadaan, pengasih tatulak kala, pangasih durga
durga wisesa, menghilangkan musuh wisesa, pamunah satru sakti, sampun
sakti, sudah dimantrai, dengan kajapayang, saha prayoga
prayoga sandi. sandi,

PUH GINANTI PUH GINANTI

1. Sudah lengkap dan selesai, lalu I Sampun tetep reke puput,IDukuh


Dukuh berkata,"Nah kesana kamu ngandika aris, "Nah kema suba
pergi, serbuk mas dibawa pulang, majalan, mas serbuke aba mulih,
sesajennya ingat dibawa, dihaturkan bantene aba ingetang, bantenang di
dijalan-jalan. margi-margi

2.Semoga kamu selamat, beijalan Dumadak mangda rahayu, pajalan


pulang," keduanya berkata sambil ceninge mulih. Sang kalih
menyembah, permisi lalu beijalan, maatur sembah, mapamit raris
perasaannya sangat senang, emasnya mamargi, manahnyane suka bingar,
sudah dibawa. emase sampun kaundit.

3.Kusumasari menjunjung, bakul kecil Kusumasari manyuun, sokasi cenik


sudah pasti, sesajen isinya, berdua dia tui pasti, babanten reke isinnya,
134

berjalan, menyelusuri tebing hutan pakalihan ya mamargi, nuut


luas,jalannya sangat sulit. rejeng alas linggah, margine rungka
tan sipi

4.Naik-turun berliku-liku, Kusumasari Cebar-cebur likak-likuk,


tidak berani, menuruni sungai luas, Kusumasari tong adU manedunin
di Sana istirahat membersihkan muka, tukad linggah, ditu mareren masugU
lalu menghaturkan canang, duduk lautya mabanten canang,
bersembahyang. manegak ngaturang bakti

5.Memohon kepada Batara Wisnu, Ngastawa Batara Wisnu, nunas


berdoa berdua, supaya selamat, ica sareng kalih, mangda
peijalanan pulang, itulah yang di- sida karahayuan, pamargine jani
mohon,dengan disertai sesajen dan mulih, ento katunas icayang,
rasa bakti. ature madulur bakti.

6.Tak disangka seketika, datang angin Tan pasangkan jag makuus, alase
ribut, dihutan semua semak-semak pakrosok sami,jefeh ngetor
berbunyi, takut gemetar berdua, buka dadua, magebegya tolah-tolih,
sambil ribut menoleh kekiri dan kuusane tui maekang, rasa
kekanan, angin ribut dirasakan begal manyagjagin.
semakin dekat, seperti kedatangan
perampok.

7.Teringat dengan tingkah laku duiu, Inget ring tingkahe malu,


diperkosa diikat, oleh I Wayan kaplagandang katalinin, baan ya I
Buyar, itu yang diingatkan lagi, Wayan Buyar, ento kaingetang buin,
karena takutnya semakin menjadi, krana jejehe nyangetang,
Kusumasari menangis. Kusumasari mangeling.

8.Jadi binatang datang berkumpul, Dadi burone pagrudug, agung alit


besar kecil semua berdatangan, pada prapti, pacrungung pada
semua mendekat,Kusumasari melihat, nesekang, Kusumasari nyingakin,
jadi sedihnya hilang, menjadi dadi sebetnyane Hang, wetu
senang seketika. bingar parajani

9.1 Mudita lalu bai^im,bersama IMudita raris bangun, barengi


135

Kusumasari, berkata kepada binatang Kusumasan, nyapa burone makejang,


semua,"Kamu binatang semua, terlalu *Iba buron sareng sami, liwat tresna
setia bersahabat,jangan kamu salah makasihan, eda sanget salah
mengerti. tampi.

10. Oleh karena tidak membilang, Baane tuara masadu, pajalan kaine
peqalanan kami pulang,I guru sarat mulih, i guru sarat ngandikayang,
memberitahu, supaya kami melaksana- apang kai mameyanin, sameton
kan yadnya,kepada adik beliau danene jumah,gurun kai
di rumah,guru kami laki perempuan. lanang istri,

11.Bukan kami tak punya perasaan, Boya kai tan pasemu, tan saking
bukan karena lupa di hati, dengan engsap di ati, ring olas ibane liwat,
kebaikanmu, kami tahu berhutang kai tau mutang urip, ring iba
urip, kepada kamu semua, buron makejang, kai nyuksmayang
kami menerima sekali." j'ati.

12.Binatang senang mendengar, semua Burone lega mangrungu, marantaban


bangkit mengerti, berdua senang manututin, sang kalih suka
beijalan, tidak sangsi di hati, majalan, tuara sangsaya ring ati,
karena diantar oleh binatang, wireh buomr ngatehang, ngidorin
dikelilingi dengan meloncat-loncat. pada padingkrik.

IS.Diceritakan sudah sampai, dipinggir Kocap reke sampun rauh, ringpinggir


hutan sekarang, dan sunyi sangat alase mangkin, ring bengang
panjang kelihatan, matahari sudah Madawa napak, Sanghyang Surya
condong ke barat, konon hampir sampun lingsir, sampun reke
tenggelam, keduanya lelah berjaian. ngarorokang, sang kalih
gepu mamargi

H.Istirahat sambil duduk, menghaturkan Mareren pada malungguh, mabanten


sesajen sembahyang, di pinggir hutan canang mabakti, ring pinggir
konon, binatang semua mendekati, alase kocap, burone pada nesekin,
sebab malam sangat sunyi sekali, wireh peteng sepi pisan, burone
binatang hati-hati menjaga. yatna ngebagin.

15.Kusumasari berkata, di pangkuan Kusumasari maturu, ring pabinan dane


suaminya,sudah menjelang pagi. muani, sampun reke ngadas lemah,
136

embun turun merintik-rintik, damuhe bales ngaritis, semi


semua dia basah, keduanya bangun. ya pada belusan, sang kalih dadi
ngendusin,

Ib.Binatang bangun bermain-main, Burone macanda bangun, Kusumasari


Kusumasari berkata, kakak mari mamunyi, 'Beli ngiring ke
beijalan, sebab sudah pagi, sunyinya majalan, wireh sampun galang
sangat panjang, supaya agak teduh kangin, bengange keliwat panjang,
beijalan. mangda dayuhan mamargi

IT.Mudita menjawab haius, binatang Mudita masautalus, "Burone tulakang


dikembalikan pulang, sebab sudah mulih, apan suba napak desa,
dekat desa, masih desa sedikit-sedikit, desagunung bedik-bedik, yan burone
jika binatang ke desa, pasti ya ka desa, sinah mangiurang
menghebohkan bumi. guml

18.Kusumasari menjawab, ialu dia Kusumasari masaut, loutya mamunyi


berkata terus, "Ini engkau binatang aris, "Ne iba buron makejang,
semua, kesana sudah kembali kema suba tulak mulih, wireh suba

pulang, sudah mendekati desa, ndmpek desa, krana patut iba


karenanya wajar engkau pulang. mulih.

19. Semoga selamat, sekarang jalannya Dumadak sida rahayu,jani pajalane


pulang, setibanya tiba di rumah, mulih, disubane tekedjumah,
walaupun lama tidak bertemu, diastu lami tuara panggih,
kebaikan jangan dilupakan, supaya tresnane eda ngengsapang, apang
tertanam agak lama." manggeh kayang lami"

20.Binatang semua taat, senang dia Burone pada saturut, lega ya maj'alan
beijalan pulang, tak lama sudah tiba di mulih, tan kocap rauh ring alas,
hutan, keduanya diceritakan kembali, sang kalih kocapan malih,
memasuki desa pagunungan, bernama nincap jagat pagunungan,
desa Wanapi. mawasta desa Wanapi

21.Desa gunung beranggota banjar Desa gunung banjar satus, tenten


137

satus, pasarnya sangat bersih sekali, nyane lintang bersih, dagange pada
pedagangnya banyak beijejer, madampiak, rupan nyane becik-becik,
wajahnya cantik-cantik, ke dua di sang kalih dim mararian, lout
Sana berhenti, lalu dia membeli ya mameli nasi
nasi.

22.Pedagang terharu, heran mengira Dagange kadewa ram, gelu mangaden


bidadari, yang laki seperti Widiadara, Dadari, ne lanang mi Widiadara,
begitu pedagangnya berbisik, ada keto dagange ngamikmik, ada buin
yang berkata lagi,"Mengapa tidak ada masaut nimbal, 'Nguda mara ada
mengikuti." nginng,

23.Ada yang lain mendekati berkata, Ada len manesek rnamr, "Manunasang
"Menanyakan golongan kastanya, anmk linggih, saking napigustin
darimana paduka saya, baru saya titiang, tembe titiang mamanggihin,
menemukan,akan pergi ke mana, praya kija pakayman, pamargine
beqalan berdua?" sareng kalih?**

24.Mudita menjawab halus, katanya Mudita masaut alus, munyine


sopan sekali, maafkan saya menyebut- pranamia gati, **Ampura titiang
kan, saya memang satxia sejati, tetapi nguningang, titiang wantah satria

miskinnya berlebihan, menuju ke desa jati, nanging lacure kalintang,


Mameling. anyud ka jagat Mameling.

25.Kakek saya pecak dulu, putra ratu Pekak titiang pecak dumun, putran
Karang Giling, masih kepil ram Karang Gating, kari alit
meninggalkan desa, sebab desanya ninggal desa, reh desane telas
habis semua, oleh penjahat basmi, anmk satru mangrusakang,
merajalela, masyarakat habis kaulane telas mati.
mati.

26.Kakek saya konon pergi, sebab sendiri Pekak titiang reka rarud, reh
dia masih, baru berumur sembilan ngaraga ida kari, wawu mayusa sia
tahun, terlunta-lunta beijalan, tiban, kalunta-lunta mamargi, rauh
tiba di sebelah timur bukit saya, dangin bukit tiang, mawasta
bernama desa Mameling. jagat Mameling,
138

27.Di Sana konon diam, orang-orang Irika fenek malungguh,jugate sami


banyak yang membantu, di sana ngolasin, irika mangambil rabia,
mengambil istri, lama-lama berputra kaswen maputra kekalih,
dua, keduanya laki-laki, orang-orang makekalih pada lanang,jugate pitresna
kasihan sekali. usih.

28.Saat orang bergotong royong, Busun unuke mugu bug, ida dune
masyarakat semuanya, kakek saya mukusumi, pekuk titiung boyu nuluk,
tidak menolak,ingat dengan diri uning ring ruga mungempU
menumpang, kesetiaan orang diharap- • tresnun unuke kapriboya nutuk,
kan, supaya mau membantu. mungdu olus munulungin.

29.Kakek saya sudah meninggal, seketika Pekuk titiung sedu sumpun,


konon dibakar, oleh bapak saya, msisihprumungkin reku kabusmU untuk
kalian berdua, yang lebih tua I Siladri, idu bupun titiung, kuri idu
yang lebih kedl Made Kerti. sureng kulih, ne luurun ISiludriu,
ne ulitun Made Kurtl

30.Yang lebih tua pergi ke gunung, Ne luurun tui ke gunung, nungun yusa
bertapa menjadi pujangga, yang lebih mujungguin, ne ulitun kurijumuh,
muda di rumah, bertempat di desa munggeh ring jugut Mumeling,

Mameling,lalu meninggal dengan ruris sedu sureng rubia, nunging durung


istrinya, tetapi belum dibakar. tui mubasmt

31.Saya datang dari gunung,akan pulang Titiung ruuh suking gunung, pruyu
ka Mameling, ini yang diajak saya, budul ka Mumeling, puniki ne
istri saya ini, sebenarnya saya ujuk titiung, somuh titiung tui
memisan, demikianlah saya puniki, gumunti titiung mumisun,
permisi. supuniku titiung pumit.

32.Seluruhnya sangat prihatin, semua Sakutuhpudu mangrungu, sumiya


terharu di hati, kasihan tidak ada kungen di uti, madulem tuuru
mengikuti, pedagangnya bangun miringung, dugange bungun nyugjugin,
mendekat, ada kira-kira empat orang, wenten reke sureng putput, kedeh
berkeinginan untuk mengikutinya. yu nunus mungiring.
139

33.Ditolak masih juga mengikuti, Tulakan masih menu tug, babatane


jinjingan dibawakan,terus beqalan, katimbalin, tumuli raris majalan,
tidak diceritakan lamanya di jalan, tan kocap swene ring margi,
beberapa desa dilewati, tiba di desa kudang desa kaliwatan, rauh ring
Mameling. setra Mameling,

34.0rang-orang desa semua tahu, I I wong desa pada ngrungu,IMudita


Mudita datang, dan sudah mengajak mangrahuin, tur sampun mangajak
istri, sudah di kuburan Mameling, somah, sampun ring setra Mameling,
banyak orang-orang desa geger wong desane nyagfjag,
mendekati,laki-perempuan luh-muani cerik-kelih.
besar-kecil.

35.Menjemput dan bersorak, ada Mapagin pada makuug,


berpakaian seenaknya, rambutnya ada teka sumbrang sambring,
tidak tersisir dan menggendong anak, magambahan ngeyang panak, tuara
tidak ingat membawa handuk, ada inget ngaba kancrik,
yang lain sedang membajak, ada len nuju matekap,
meninggalkan sapi dia lari. ngutang sampi ya malaib.

36.Yang perempuan sedang memasak, Ane luh sedek mangaru, ngutang


meninggalkan nasi dia mendekat, aruan ya nyagjagin, len ada buung
ada yang lain tidak jadi menenun, mangulak, ngaba benang ya malaib, len
membawa benang dia lari, ada nuju matebuan, nyagjag ngaba
ada yang lain lagi, menyabung, siap mataji
mendekat membawa ayam bertaji.
37.Laki perempuan pada ribut, Luh muani pada giur, tulya tabuane
selanjutnya sabungan ayam bubar, ngababin, reh pada lebih nyayangang,
oleh karena sangat menyayangkan, wong desane tresna sami, kocap
orang desa sayang semua, konon Mudita dijalan, barengNi
Mudita di jalan, bersama Ni Kusumasari
Kusumasari.

38.Jalannya sangat pelan, oleh sebab Pajalane liwat alus, baan gepune
payahnya beijalan, orang-orang desa mamargl i wong desane ngantenang,
menyaksikan, semua heran semua, pada ya bengong sareng sami,
oleh karena wajahnya tidak ada ban rupane tuara pada,
bedanya, memuji saling menjawab. ngajumang saling sou tin.
140

39.Baru kali ini ada gentuh madu, 'Tumben ada gentuh madu, liwat
meiewati seperti sekarang, sebab sadia bukajani, wireh janisuba tawang,
sekarang sudah tahu, wajahnya waman Sanghyang Smara Ratih *\
Sanghyang Smara Ratih, ada yang Ada len masaut nimbal,
lain menjawab lagi, sayang tidak ada **Sayang san tuara da ngiring."
yang mengikuti.
40.ini wajar disungsung, seperti perak Ne nyandanggayotin tikul, dulurin
wajahnya, disertai lalancana emas, tlepek pangawin, miringan lalancang
pantas disungsung kita semua, emas, pantes sungsung sareng sami,"
begitu kata orang desa, oleh karena keto munyin i wong desa, baan
gembiranya melihat. legane ningalin,

41.Semakin dekat mengerumuni, Nesekang pada mangrunyung,


berganti-ganti semua menegurnya, maruyuan sami nyapatin, len napi
yang lain ingin memberi oleh-oleh, nggih gapgapan, Mudita
Mudita tertawa menjawab, kata halus kenyem nyautin,
merendah, membuat senang orang di munyinne alus margasab,
jalan. ngawe su ka sang miragi.

42."Ya nenek dan guru, kakak dan kamu, "Inggih bibi kalih guru, belipada
sekarang pasti akan sedih, sebab wiadin nyai, mangkin sinah pacang
datang malapetaka, laki perempuan sungkan, reh geringe mangrahuin,
haus dan lapar, minta makan luh-muani bedak layah, nagih ngamah
menyakitkan. manyakitin,

43.Sumasari ganti berkata, katanya Sumasari nimbal masaut, munyine


menarik hati, "Ayah nenek seluruh- ngejudang ati, 'Rapa bibi nggih
nya, gembira perasaan sekarang, sinamian, ledangang kayune mangkin,
memakai saya anak miskin, lahir di nganggen titiang pianak nista,
gunung bodoh sekali. tumbuhan gunung tambetgati.

44.Kata sembrono tingkah laku rusak, Munyigader tangkep sigug, da waneh


jangan bosan-bosan akan memberi- pacang ngewelin, wireh
tahukan, oleh karena belum tahu during titiang nawang, tatane kadi
apa-apa, tingkah laku sebagai warga, nagari, apan titiang wong alasan,
oleh karena saya manusia hutan, waluya keker ring bukit
seperti ayam hutan di bukit.
141

45.Di hutan sangat bagus, bakungnya Di ebete liwat nguub,janggar jegjeg


tegak merah sekali, koer-koer sangat barak ngendih, koer-koer liwat
nakal, setelah dia dikurung, lalu di bimly disubaneya tekepin, lout di
tempat yang galang di taruh,jadi galange pejang, dadi nguncir
takut seketika. panajani.
46.Baling rebah muka pucat, kata turun Janggar lepek muane kuncUy munyi
dan telor, begitu umpama saya, bawa ngreres watn badil keto upaminnya
kesini ke desa, takut tidak berani titiang, bakta mriki ka nagari, engeb
apa-apa, memang bodoh berisi takut." tuara logas ngudiang, mula tambet
misi j'erih."
47.0rang desa sama cocok, mendengar Wong desane pada cumpu, ningehang
kata-kata keduanya, bersamaan munyin sang kalih, mabriuk pada
berkata, "Jalan sudah sekarang di sini, mangucap, 'Jalan suba janidinU
berjasa bersama, mengalasi panas mayasa aj'ak makej'ang, manatakin
dingin," pane-etis."
48. Ada yang lain menjawab, mengapa di Ada len nimbal masaut, ''Ngudiang
jalan berbicara, lebih baik kita pulang, dijalan raosin, melah suba ajak
rumahnya sekarang ditengok, sebab budal, umahe jani delokin,
lama tidak pernah diurus, supaya bisa reh lami tuara mrisaken, apane
diperbaiki." nyandang benehin."
49.Bersamaan menjawab, terus beijalan Mabriuk pada mamatut, magerus
pulang, setibanya sekarang di rumah, majalan mulih, satekane jani
halaman rimbun sekali, sampah jumahy natahe ebet tan sipU luhu liu
banyak dan padang lebat, oleh karena padang samaK apan tang ada
tidak ada yang mengurus. ngrisakin,
SO.Orang desa banyak sekali, laki Wong desane pada ijUy luh-muani
perempuan besar kecil, mencangkul cerik-kelih, makelud matelah-telahy
membersihkan, sekejap sudah bersih, asaksana sami bersih, saluire macihna
seluruh yang rusak, sudah diperbaiki. rusaky sampun reke kabenain,
51.Ada datang membawa kasur, tikar dan Ada teka ngaba kasury tikeh miwah
bantal guling, yang lain datang galenggulingy len teka mangaba
membawa sirih, dan lagi menjunjung canangy buin nyuun arak a guciy
arak satu guci, akan diberikan orang pacang baang i wong desay
desa, Kusumasari diserahi. Kusumasari kasrahin,

52.Kusumasari turun, membawa ceraken Kusumasari macebur, mangaba


lenjkap,kata-katanya halus mexen^dhypabuanepangidy munyinnyanealus
142

ya ayah dan kakak,kakek dan ngasah, "Inggih bapa kalih belt,


selumhnya, ya sirih satu-satu. bibi embok nggih sinamian,
nggih nyedah sami masikt
53.ini arak halus, mengapa saya ya Niki arak eler alus, nguda titiang
didiami? orang desa mendengar, nggih menengin? wong desane
kata-kata Kusumasari, pada senang maningehang, munyine Kusumasari
mendekat, bersama-sama meminta. pada suka manesekang,
marayuan pada ngidihin.
54.Sama-sama berkata mengganggu,ayah Pada mamunyi mangulgul **Bapa meli
membeli satu ringgit, araknya jikalau aji ringit, arake yan saja melah,
baik, kesinikan ayah dulu minum, deh bapa malu nyicipin, atekor
satu tekor tetapi besarkan, Hanging nyehingan! mabriag
serempak tertawa. pada ngedekin.
55.Ramai sekali mengganggu, Sumasari Rame makejang mangulgul Sumasari
tidak marah,konon sudah menjelang tuara brangti, kocap sampun
senja, orang-orang desa banyak sandi kala, wong desane liu mulih,
pulang, ada yang masih ngobrol, ada nu morta-ortayang, ngajak
mengajak Kusumasari. Ni Kusumasari.
56.Membicarakan keadaan di gunung, Nuturang unduk digunung, makejang
semua terharu mendengarkan, engon miragi, sampun wen ten
sudah kurang lebih tengah malam, tengah ratria, wong desane liu
orang-orang desa banyak yang nginepin, baan legane ngantenang,
menunggu, oleh karena senangnya ayu warnane sang kalih.
menunggu, lesu mukanya berdua.
57.Beberapa hari lamanya, ada di desa Pirang dina lawasipun, wenten ring
Mameling, Mudita dan Kusumasari, jagat Mameling, Mudita Kusumasari,
orang desa senang semua, oleh karena wong desane tresna sami, baan
baik prilakunya, darma dan baik hati. bisane mabikas, darma tur olasan ati

58.0rang desa sama senang, berkeinginan Wong desane pada suluk, midep
mengangkat menjadi gusti, sebagai nyungsung nganggen guU
mengepalai desa, seluruh desa maka panguluning jagat,
Mameling, banjarnya berjumlah sakuub jagat Mameling, banjar
delapan ratus, sama semua nyane wenten domas,
bisikannya. patuh raosnya pakisi

59.01eh karena tidak bisa bakong, darma Baan tuara bisa begug, darma dana
dan sangat sakti,jika ada orang lintang rvrih, yan ada anak miyegan,
143

berkelahi, menasehati dengan baik, mamicara pada brangti, bisa


bisa menasehati dengan halus karena nuturin nyapsapang, krana
jadi lagi baik-baik. dadi malih kasilt
60.Semua baik dan takut, seluruh desa Samipada tersna takut sakuub
"^Mameling, I Mudita sangat senang, jagatMameling,IMudita
istri mengandung sangat besar, sudah lintang suka, somahe bobot nambehin,
magedong'gedongan, Mudita siap-siap sampun magedong-gedongan,
membantu. Muditayatna ngayahin.
61.Cukup bulannya sudah, kira-kira Patut ulanannya sampun,
sembilan bulan, Kusumasari diceritra- sawatara sia sasih, Kusumasari
kan, merintih sedih melahirkan, kocapan, mangaduh sedih manyakit,
Mudita sibuk mendekati, mencari Mudita gipih manyagjag, mangalih
dukun jauh sekali. balian tui gati
62.Dukun melahirkan cepat datang, siap Balian manak gelis rauh, yatna
akan menolong, orang-orang desa manyundang nulungin, wong desane
mendengarkan, banyak orang mani maningehang, maruyuan pada
mendekati, anaknya seketika lahir, nyagjagin, rarene maklebles
dan ari-ari serta laki-laki. lekad, muang ari-ari tur muani,

63.Orang desa semua repot, ada naik Wong desane pada gupuh, ada menek
cepat-cepat, mencari kelapa muda dan sada gati, ngalih kuud busung slepan,
daun kelapa, ada mencari air dan cida kayeh ada nyait, nanding
manjarit, membuat bayuan tepung bayuan tepung tawar, mawadah
tawar, beralaskan niru dengan ngiu tui pasti.
pasti.

64.Secukupnya sudah selesai, anaknya Asaksana sampun puput, rarene suba


sudah dibersihkan, sudah diupacarai mabersih, sampun matepung tawaran,
tepung tawar, sesajen diketahui sudah banten dapetan cumawis,
selesai disamping anaknya ditempat samping rarene magenah, wong desane
tidur, orang-orang desa banyak Uu ngebagin.
menjaga.

65.Waktu makan sudah tiba, Kusumasari Kala wengi reke sampun, Kusumasari
ke sungai, tidak lupa membawa ka beji, tan mari mabasma bawang,
bawang merah,juga membawa pisau yatna ngaba tiuk cenik, macelek
kecd, berisi bawang bijian, diikuti oleh bawang besikan, matututan anak
orang kecil. cerik
144

66.Di sungai sekarang mandi,konon Sausane jani manjus, kocap sampun


sudah kembali pulang, anaknya putus tulak tnulih, rarene kepus pungsednya,
pusarnya, orang desa membantu, wong desane pada gati, nanding
membuat sesajen upacara, secepatnya banten upakara, asaksana
selesai semua. puput sami

67.Sesajen anak sudah, bayuan satu ngiru Babanten rarene sampun, bayuan
kecil pasti, peras panyeneng satu, atempeh pasti, peraspanyeneng
sesajen pratitinya lagi, peras sorohan, banten pratitine malih,
panyeneng kojong sembilan, berisi peras panyeneng kojong sia, misi nasi
nasi celek linting. celek tinting.

68.1tu ke dapur dihaturkan, lagi sesajen Punika ka paon katur, matih bantene
ke sungai, tidak lain tipat kelanan, ka eji, tanmari tipat kelanan, mraka
berisi laklak dan tape, disertai ajuman, laklak tape tui, dulurannyane
tuaknya satu cerek lagi. ajuman, tuake aberuk matih.

69.Siap sedia semua sudah, orang-orang Sedia sami reke sampun, wong desane
desanya membantu, sama suka mangayahin, pada suka tang
tak henti-hentinya, oleh karena I gingsiran, baan IMudita ririh, bisa
Mudita sakti, bisa memetik perasaan ngalap tresnan anak, ngulanin sukan
orang, membuat senang orang-orang wong desi

PUH GINADA PUH GINADA

1.Wayan Buyar diceritakan, perasaannya I Wayan Buyar kocapan, idepe


bingung tak henti-hentinya, binguh tan sipi, baan tuara
oleh karena tidak mampu, mengambil manyidayang, nyuang Sumasari
Sumasari di gunung, bingung meng- digunung, manginguh
aduk-aduk, dia bergoncang, setiap mangodag'odag, ya malati, sing
gadis di perkpsa. bajang kapelagandang.

2.Sudah didapi dianiaya, lalu dia di- Suba bakat kajelekang, buin ya
kembalikan pulang, oleh karena kalebang mulih, baan idepe
perasaannya mengatasi, keturunan ngungkulang, trek Bandesa uling
Bandesa dari dulu, setiap ditemukan ihi, using tepukina melah,jag
balk, seketika mengambil,tidak mangambil, tuara ja buin morahan.
lagi membilang.
145

3.Gila sekarang merokok, mamasak- Mamuduh jani mamadat,


masak setiap hari, tetapi dengan maebat-ebatan sai, nanging baannya
merampok,luka-luka pergi melancong ngarampas, berad-berad luas
pengikutnya, silih berganti, bicara manganggur, iringane
seenaknya, ngoceh berpoyah-poyah saseliran, daag-diig, eating angop
dan merokok. tur mamadat

4.Ayahnya baru sekali, merayu anak Bapannyane nembe pisan, nglemekin


menasehat, anakku jangan senang panak nuturin, *'Cening ede ja
merokok, mengisap api pasti panas, mamadat nyiup-apisinah kebus,
panasnya memanaskan diri, milik kebuse manesin awak, gelah sat
setiap hari, berkurang apabila di tuna dadipakutangan."
buang-buang.

5. Anaknya mendengarkan, menjawab Pianak nyane maningehang, masaut


lantas marah,jangan Ayah ngomel, lout manengkik, "Eda bapa
coba-coba akan menasehat, Ayah uwab-uwaby mabet-mabet ngaba
Merta juga makan,karena kakinya, tutuVy bapa merta tui kadaar, krana
besar-besar sampai ke tubuh. betiSy beteg semug maka awak,**

6.Ayahnya menjawab,karena Ayah Bapannya masaut nimbaly **Juanja


berkata, oleh karena memang milik bapa memunyiy apan gelah bapa,
Ayah, dipakai kamu karena laku, anggon cai krana payu, tin jani
banyak sekali sudah diabisi, suba telahy daar caiy pragat
makan kamu, paling-paling akan di dadipakutangan."
buang.

7.1 Wayan Buyar mendengarkan, marah I Wayan Buyar ningehang gedeg


perasaan tak dapat ditahan, meng- idepe tan sipiy gagreten angkian
gerutu napasnya melonjak-lonjak, runtagy mangetor muane sebuhy
gemetar wajahnya biru, turun lantas macebur lout manyagjag, tur
mendekat,lalu menuding, berkata manudingy mangoros laut
lalu mencekik. manyakcak.

S.Mengomel dan mencaci maki, anjing Ngumbah ayu tui mamatbaty "Cicinge
akan mati, masih menggonggong makire mati, masih ngongkong iba
146

karena galak, berkeinginan mati galak, katagian mati magantung,jani


megantung, sekarang supaya dirasakan, apang rasanina, ene talU laut
ini tali, terus mengikat negul mamedemang.
membunuh.

9. Ayahnya sesak dan pinsan, pemabuk Bapannya enek maniwang, pamadate


mendekati, berkata secara periahan- manyagjagin, memunyi pada
lahan, Jero Wayan jangan marah, mlepehang, "Jro Wayan sampunang
mengapa I Ayah dibeginikan, orang bendu, nguda i aji keneang, anak
tua, memang kata-katanya bingung, lingsir, wantah baose siman,"

10.1 Wayan Buyar membukakan,kawan- I Wayan Buyar nguakang,


kawannya melepaskan, Ayahnya samtrannyane ngelusin, bapannya
kesakitan badannya,tangannya nyakitang awaky lima nyelih babak
keseleo dan lecet, teman-temannya beluTy sawitrane Wayan Buyar,
Wayan Buyar, membantu, menolong mangolasiny nulung ngabasin
menggosokkan cendana. candana

11.Orang-orang desa mendengarkan, Wang desane maningehang, sakuub


seluruh di Karang Buncing, banyak ring Karang Buncingy liu pada
pada terharu, menyesal oleh karena medekesan, nyelsel baannya kadurus,
melaksanakan, menyayangkan nyayangang ngulurin panak,
mengulurkan anak, dari kecil, uling ceniky takutin sai
ditakuti sering dituruti. tuutang.

12.Sekarang begini palanya, di puji-puji Jani kone ke palannya, belog ajume


berlebih-lebihan, sudah ada bas lebihy suba ada pangandonnya,
perumpamaannya, seperti orang buka anake mangubuh, panak sampi
memelihara sapi laki-laki, mengulur muanina, manguluriny nyayangang sai
kan, menyayangi sering diberi motahang.
makan mewah.

13.Semakin besar dia berani, binal malah Ngancan gede ya jagiran, binal galak
melawan, masih dia dibiarkan pikiran- mamalikin, masih ya depin butuan,
nya,oleh karena dia tak berpikir krana ya tan jangka nglulu,
mendesak, masih diriku di desak, masih deweke luluna, payu sakit.
147

jadi sakit, aduh-aduh sakit ngarod sakit, padidian.


sendirian.

14.Ada menyatakan,jika benar, oleh Ada masaut, *Tui saja, wireh pelih
karena salah membekali, seperti orang ban mekelin, buka anake ka
ke sawah, berkeinginan menanam sawah, maidep mamula pantun, tau
padi, ternyata subur memiliki tanah, mokoh ngelah tanah, mangelahin,
bebas, sudah tentu padinya baik. pacangpadin nyare melah.

IS.Membersihkan tidak mau, oleh Majukut tuara enyak, ban cagere


memastikan panen padi, ternyata mupu padi, dadijukutane
rumputnya banyak,gemuk tumbuh- samah, mokoh entikane liu,
nya banyak, oleh karena padinya awanan padine rusak, keto jati, ada
rusak, begitu sebenarnya sejati, buin masaut nimbaL
ada lagi berkata lagi.

16.Banyak sekali perumpamaannya, *'Liu saja pangandennya, buka gelung


seperti mahkota kori dan candi, karena kori muang candi, krana embid ada
runtuh ada juga terbongkar, ditumbuhi bungkah, tumbuin bingin muang
beringin dan bunut, tumbuhnya bunut, entikan nyane tui sayangang,
disayangi, dia dibiarkan,jadi ya endepin, dadi pawangune
pembuat rusak. rusak

17.Orang pandai menasehati, konon Anake pradnyan nuturang, kocap


semuanya, seluruh di bumi, semua bisa saluirannya sami, sahanane mating
diajarkan, waktu kecil baik diajarkan, jagad, sami reke dadi uruk, di
bertambah berani, kembali akan cenike melah urukang, boyan bani,
melawan. malikin pacang ngalawan.

IS.Tetapi Cede Kadampal, mengajarkan Yan dane Gede Kedampal, nguruk


anak dari kecil, oleh karena angkara panak uling cenik, apang momo
murka dan berani, sudah salah masih buin degeng, suba sigug masih
dituruti, berkata ceroboh setiap hari, tuut, memunyi degag alemang, tui
oleh karena kena pahalanya. ulurin, krana kene ke palanya.
148

19.Seluruhnya menyedihkan, masyarakat Makejang pada nyelselang,jagate


di Karang Buncing banjarnya ada dua ring Karang Buncingy banjarannya
ratus, teman-temannya semua wenten sataky pakantene pada takut,
takut, dengan dia I Wayan Buyar, ring dane I Wayan Buyar, yan di
lain di hati, bend seperti menemukan ati, gedeg tulya manggih lintah.
lintah darat.

20.0rang tua I Wayan Buyar, dikagumi Wayahnyal Wayan Buyar, kaoman


memang dari dulu, oleh orang reke ne riin, antuk sang mangwasa
penguasa masyarakat, di Wanekeling jagad, ring Wanekeling sang
Sang Prabu, penguasa masyarakat Prabu, ngawasa jagad makejang,
seluruhnya, sangat baik, suka keija lintang lowih, suka wirya tuara
tidak ada yang menyamai. pada.

21.Itu menyebabkan takut semua, Ento krana ngeb makejang,jadmane


manusia di Karang Buncing, marah ring Karang Buncing, pedih tuara
tidak berani melawan, cukup berkeru- bani ngudiang, pragad paum
mun berkumpul, tidak di bicarakan kumpul-kumpul, tan kocap
oleh masyarakat, ada lagi I Wayan ucaping jagad, kocap
Buyar berlancong. malih,I Wayan Buyar mangguran.

22.Pengikutnya serasi, pengikutnya Tututane papatuhan, pamadatan


semua, pekeijaannya senang meram- maka sami, gagunane tuah amegal.
pok,semua senang memuji, mengikuti makejang demen mangajum, mangiring
I Wayan Buyar,jadi menemukan, I Wayan Buyar dadi manggih, godel
sapi gemuk sekali. sampi mokoh pisan.

23.Orang kecil menggembalakan, Anak cenik mangangonang, manandan


menyertai serba berteduh, sarwi mangetis, tututane Wayan,
pengikut Wayan Buyar, menunggu ngantenang kalintang cumpu,
sangat cacak, lalu dia berkata lautyamatur negakang, "meriki
mendesak,ini baik, sapinya yang akan becik,godeleyan pacang olah.
dimasak.

24.Kawannya ganti berkata, benar masak Timpalnyane nimbal ngucap, "Wiakti


lauk dalam bambu sangat baik, timbang langkung becik, rayunang
dimakan sehabis menaii, ada lagi wuse mlangsingang! ada buin
149

tersenyum berkata,jika di buka kenyem masaut, "Yan legar


lebih baik di sate, silahkan dk^isakm, becikanjatah, nggih kecapin, basa
bumbu pedas lebih cocok. plalah tui pamekas.

25.1 Wayan Buyar mendengar, perasaan- I WayanBuyar ningehang, idepe suka


nya gembira tak henti-hentinya, tan sipi, "Nah jalane j'anijuang,
nah silahkan sekarang ambil, sapi godelene aba,"Ipangangon ya
ini dibawa pulang, si penggembala makesiab, tur mangeling, baan
dia terkejut, dan menangis, oleh godelnya kajuang.
sebab sapinya di ambil.

26.Pengembala menangis keras-keras, Pangangene ngeling mangrak,I


I Wayan Buyar membentaknya,keras Wayan Buyar ngerengin, "Lutunge
kecil menangis, diam saja ke sana cenik manyabak, mendep kuda
pulang, nah di bilang sampai di rumah,kema mantuk, nah orahang tekad
ini yang sekarang, begini cara jumah, to nejani, kene abete morahan,
membilang.

27.Ayah sapi diambil, Mekel Cede dia Nanang godele kakarsang, Mekel
mengambil, dan memelihara, begitu Gede dane ngambil, dane mangubuh
caranya membilang. Ayah kamu pasti mangadas, keto abete masadu, nanang
gembira, memang bakti, rakyat dengan cai sinah legamula bakti, ngaula
saya. kapining icang,"

28.Penggembala menangis tersedu-sedu, Pangangene ngeling, lout ya


lalu dia berjalan pulang, membilang mcgaUdi mulih, mangorahang, teked
sampai di rumah, ayahnya mencaci jumah, nanang nydne nemah misuh,
maki, banyak orang mendengarkan, liu anake ningehang, tui pakrimik,
dan mengomel, membilang prilakunya ngorahang bikasnya kasar,
kasar.

29.Masyarakat desa semua, seluruh di Wong desane tui makejang, sakuub


Karang Buncing,semua mengomel ring Karang Buncing, sami mengupet
dan mencaci maki, oleh karena manemah, ban bikase iiwat begeg,
tingkah laku kasar, pengikut Wayan tututane Wayan Buyar, mamiragi.
150

Buyar, mendengarkan,omelan pangupete i wong desa.


masyarakat desa.

SO.Lalu dia sama-sama mengobrolkan, Lautya pada ngortayang, ngajak


mengajak teman-teman berkata, ketika timpalnya memunyi, memju ya di
dia di tempat tidur, sambil mengguling pedeman, sambilang manguKng
candu,I Wayan Buyar mendengar, candu,I Wayan Buyar ningehang,
menjawab,arah macam-macam di manyau tin> "Arah data ke dingehang!'
dengarkan.

31.Tidak ada saya mendengar,tupai mati Titara ada dingeh icang, mal mati
digonggong anjing, ada yang berkata kongkong cicing! ada matur
menyangkal, pura-pura dia menoleh mamtutang, nugjiya nolih tangkejut,
terkejut,ini candunya habis, begini "Nikilangsingane telas," "Kema
kamu,ambil ringitnya silahkan cai, nyemakringgit meli madat."
membeli madat.

32.Ada yang lain berkata cepat-cepat, ya Ada len matur enggalan, "Nggih
saya sekarang beijalan, berapa saya titiang mangkin mamargi, aji kuda
membeli?, I Wayan Buyar menjawab, titian mmbas?",I Wayan Buyar
dompetnya dulu diambil, bawa kesini, masaut, "Gandeke ya malu
di samping bantalnya di atas tempat jemak, aba mai, samping galenge
tidur. luanan!"

33.Pengikutnya ke gedohgan,jalannya Tututane ka gedongan, pajalane sada


pelan-pelian sekali, setibanya di gati, satekane digedongan, dadtya
gedongan,jadi dia terkejut, melihat liwat tengkejut. ngantenang Cede
Cede Kedampal sudah meninggal, Kadampal, suba mati, kaku tang ada
kaku tidak ada yang mengetahui. ngarunguang.

34.Mayathya mangandang, digigit semut Sawannyane tui mangandang,garang


keseliiruhan, telanjang tidak di tutupi, semut buka besik, malabtng tuara
gerijinya berisi bungkung, di mangkeban,jrijinnyane misi
telunjuknya dengan permata bungkung, di tujuh masoca mirah.
151

mirah, yang klingking, intan ne di kacing, inten socannyane


permatanya berkilauan. ngranyah,

35.Pengikut Wayan Buyar, membuka Tututane V\/ayan Buyar, mengeluain


perlahan-lahan, lalu menggulung sadagati, lout mamuntil ngilidang,
dengan kain, perasaan sangat idepnyane liwat cumpu, saab-seeb^
cocok, toleh-toleh dengan takut, ya marengang, mangiwasin,
melihat, kekayaan Cede kasugian Cede Kadampal
Kadampal.

36.Wayan Buyar berteriak mengapa Wayan Buyar mageluran, **Cicinge


anjing tersebut menelik, Mengambil nguda menelik, nyemakgandek
dompet lama sekali, pengikutnya abetekan!", Tututane gelis
cepat berkata, berpura-pura matur, mapi ngelingya mangerak,
menangis terisak-isak, ya tolong, "Nggih tulungin, Mekel aji
Mekei aji dia meninggal. dane seda.

37.Pengikut mendengarkan, berkerumun Pamadate maningehang, maruyuan


dan mendekati, diangkat dibawa pada nyagjagin, kagosong kaba ka
keiuar, mayatnya di gigit semut, sisian, sawannyane garang semu t,
dimandikan dengan bersih, sudah kapandusin katedasang,
bersih, pemabuk berkata sampun bersih, pamadate matur
perlahan-lahan. banban,

38.Di carikan kain rurub, I Wayan Buyar Rurube mangkin rerebang,**I Wayan
menjawab,klambunya disobek Buyar nyautin, "Langsene ambis
selembar, itu sudah dipakai rurub, abidang, ento suba anggon rurub,
saya sangat ketagihan, lu kesana saja, icang liwat katagihan, kema
silahkan tanam di kuburan. gati, lautang tanem ka setra!*'

39.Ada yang lain ganti berkata, patut Ada len maatur nimbal, *Tatut layone
mayat bersihkan, dimintakan tirta bersihin, malih pangentas tunasang!",
pengentas dicarikan, Wayan Buyar Wayan Buyar ngreng masaut, "cai
susah menjawab,kamu berkeinginan tuah maabut pradnyan, mangajahin,
pandai, mengajari, kamu berani akan cai tambet milu mauab.
di poles.
152

40.Seperti dia sapi dan kuda, ketika , Buka ya i sampijaran, nuju


pada saat mati, tidak ada memberi kalannyane mati, tuara ja ada
tirta pengentas, mayatnya tidak mangentas, figupakara
di upacarai, banyak juga ada kuda lahir bangkenipun, liu ada jaran
seperti sekarang, masih gemuk lekad, buka jani, masih mokoh
sekali dia. ya menggolan.

41.Kamu terlalu kelebUian pengentas, Cai bas lebian pangentas, upakarane


upacara terlalu besar, karena kurus bas lewih, krana berag kuangan
kekurangan makan, harus kering amah, kes-kes gudig daki liu, **
kotoran banyak, pemabuk ganti Pamadate matur nimbal,
berkata, ya sekarang,jangan di pikir- *lnggih sapunapi pakayunan?
kan?

42.Wayan Buyar ganti berkata,jangan Wayan Buyar nimbal ngucap, '*Eda


menolak ke sana saja, kuburkan lempad kemagati, tanem aba ya
bawa dia ke kuburan, pengikut semua ka setra, **Pamadate pada
bangun, mayat diikat cepat-cepat, bangun, sawane kabandut onggal,
terus beijalan, konon sudah tiba tur mamargi, kocap rauh
di kuburan. maring setra,

43.Tergesa-gesa dia membuat lubang, Masepukya lout mangbang, sawane


mayatnya lalu di tanam,lalu dia was kaurugin, lout ya matulak
kembali pulang, bentuknya sudah tak budal, katagian wabe mancur,I
dapat ditahan I Wayan Buyar berkata, Wayan Buyar angucap, '*Mai cai,
ke sini kamu,isapkan dirimu rokok. siupin ibane madat"

44.Pengikut mohon maaf, perasaan suka Pamadate nunas lugra, idepe suka tan
tak henti-hentinya, rebah terguling sipi, mangebah manguling madat,
madat, kata-katanya semua tnabuk, ortannyane sami mukbuk,
saling berganti macam-macam, saling timbal tawah-tawah, rame
ramai sekali, kata-kata sampai gati, ortannyane kadung
panjang. lantang,

45.Ada yang lain bangun duduk,berkata Ada len bangun menegak, memunyi
parasnya lucu, saya mendengar berita sebenge pangid, "Titiang ningeh
pedagang, konon orang tersebut \ortan dagang, kocap anak luas
153

pergi ke lunta-lunta, ke desa ligalu, ka jagat Mamaling kocap,


Mameling konon, di sana menemukan, ditu manggih, istri ayu
istri cantik sekali. magoleran.

46.Badannya putih kuning bersih, Pamulane gading nyalang, laliate


pandangannya seperti petir, senyum- alah tatit, kemikane nembah gula, sing
nya seperti gula mengalir, setiap yang ngantenang pada enyud, tulya
melihat pasti tertarik, seperti dewa Ratih nyalantara, mangadanin.
bulan, menggoda, tetapi sudah mem- Hanging suba ngolahpanak.
punyai anak.

47.Yang namanya di katakan, I Ratna 'Yan adannyane kaucap,IRatna


Kusumasari, yang laki I Mudita, Kusumasari, nene muaniIMudita,
bagusnya tak ada menyamai, seperti baguse teng ada manduk, tulya
Sanghyang Smara,seperti bersanding, Ida Sanghyang Smara, tui satanding,
yang perempuan dengan laki. ne istri teken ne lanang.

48.1 Wayan Buyar mendengar,tiba-tiba I Wayan Buyar ningehang, mangrenjit


bangun menjawab,itu saya akan mangrenjit bangun nyau.tin, "Erifo:
mengambil, pada waktu di gunung, icang pecak nyuang, saduk nyane nu
Sumasari berperan, saya ke sini, digunung, Sumasari mamesenang,
karena kesana saya mengambil. icang mai, krana kema icang
nyuang.

49.Beijalan saya mengambil, orang Pajalan icange nyuang, reramannya


tuanya tidak tahu, tetapi dia sakti tuara uning. Hanging ya wisesapisan,
sekali, menjadi harimau galak meng- dadi macan galak ngepung, manyadang
ajar, mehadang saya di jalan, hampir icang dijalan, edas mati, Sumasari
mati, Sumasari lagi diambil. buin kajuang.

SO.Saya lagi ambisi keras sekali, tenis ICang buin jengahe liwat, terns luas
pergi mencari pembantu, Dayu Datu ngalih kanti, Dayu Datu luih
yang sangat sakti, beliau sanggup akan wisesa, ida sanggup pacang magut,
melawan, merusak Dukun SUadri, mangrusak Dukuh Siladria, sida mati,
supaya mati, dalam waktu tiga mawaneng tuah tigang dina.
hari.
154

51.Sudah lama belum ada kepastian, ada Suba lami durung karwan, ada orta
berita baru ini, Dayu Datu konon jani'j'ani, Dayu Datu kone Hang, .
hilang, rumah beliau telah terbakar, grianida telah puun, keto ortane di
begitu beritanya di jalan, sampai ke jalan, teked mai, krana icang tong seleg
sini, oleh karena saya tidak mau . ngudiang.
bekega.

52.Sekarang kamu membawa berita, Jani mi ngaba orta, Sumasari di


Sumasari di Mameling, memang Mameling, mking Widi tuara ica,
Tuhan tidak iklas, tempatnya semakin mamaokang genahipun,
mendekat, saya berkeinginan memper- icang midep malagandang,
kosa, mendatangi, ke desa.Mameling manglebenin, ka jagat
nantimalam. Mameling nyaran,

53.Jikalau kamu memang setia, ikuti Yaningcai saja tresna, tututin icang
• saya sekarang,jikalau nanti di dapat, nejani, disadiane sida bakat,
Sumasari diajak pulang, saya akan Sumasari ajak mantuk, icang maang
memberikan kamu ongkos, seratus cai upah, satus ringgit,
ringgit, masing-masing semuanya. nirimiri tui makojang,"

54.Pengikut mendengarkan,semua Pamadate maningehang, makejang


bangun tergopoh-gopoh, berkata bangun mangrejit, maatur pada
semuanya, biarkan saya dipakai makejang, "Banggiang titiang anggen
sesajen, memang saya tukang rampok, cam, mula titiangjum rampas,
tidak takut, saya berebut berperang. boya jerih, titiang karebut ma masiat!'

55.Wayan Buyar mendengar, perasaannya Wayan Buyar maningehang, idepe


senang tak henti-hentinnya, berkata bingar tan sipi, memunyi lout
lantas berjalan di jalan sudah magebras, "Jalan suba mala-ayu,
bergembira,supaya jangan meninggal- asing malaibin timpal, nah pisuhin,
kan teman, nah kutuklah, supaya mati apang mati mnder kilap!"
di sambar petir.

S6.Pengikut mendengarkan, bersama Pamadate maningehang, cepokan


bangun tergopoh-gopoh menggeram bangun mangrenjit, pagrogoh
menggetarkan tangan, melotot lagi f^^rang tangan, mamelik malih
155

berkata, saya tidak akan mundur maatur, "Boya titiangjorih


setapak, akan mengikuti, bersedia atampak, pacang ngiring, nyadia
membantu. mangaturang ayah.

57.Sekarang man kita beijalan, keris No mangkin ngiring mamarga, kadutan


semua diberikan, I Wayan Buyar sami icenin! I Wayan Buyar
mehgambil, kerisnya cuma tujuh, manyemak, kadutan wantah papitu.
tetapi milik orang lain,tampan semua- nanging ke gagaden anak, bungah
nya, pedang dua bersarung emas. sami, klewang dadua masanglup
mas.

58.Semua sudah dibagikan, diselipkan Sami sampun kacacaran, sasolot


satu-satu, semua bersiap-siap, lalu padamakatiK sarengsamimasingsetan,
beijalan menyebrang, diam tidak lautmajalan manyunut, step tuara
berbisik, cepat tiba di sungai makemikan,gelis praptU ring
Kabayan konon. tu kad Kabayan kocap.

59.Sampai luas mengagumkan,airnya Tukad linggah madurgama, embahnya


keras sekali, di sana dia berhenti, suluk tan sipU ditu ya pada
dipinggir pantai dan berkumpul, mararian, sisin tukade tui paum,
Wayan Buyar perlahan-lahan Wayan Buyar alon ngucapy "Buka
berkata, seperti sekarang. janiy kenken ja baan madaya?"

60.Pengikut ganti berkata, begini akal Pamadate matur nimbaU *Sapuniki


sekarang, mari kesini ke hilir, bernama antuk mangkin, ngiring driki
air Arum,disana ada pancoran, sangat ngatebenang, mawasta ring Toya
suci, air parisudan. Arum, arika wenten pancoran, lintang
suci, wantah toya pamarisudayan.

61.Tempat pancoran itu, dekat dengan Genah pancoran punika, tampek


desa Mameling,jika sekarang pergi ke ringjagat Mameling, yon mangkin
Sana, satu jam sudah tiba, mari di sana lunga marika, apanalik sinah
dia tunggu, semua, dan lagi ada rauh, ngiring iriki ya cadang,
persembunyian. sareng sami, malih wenten
paengkeban."

62.Menjawab semua menuruti,terus Mabriuk sami matutang, manerus lout


lantas beqalan,dan tidak berhenti- mamargi, tui tuara ja rerenan, tan
156

hentinya, tidak dirasakan sudah kocapan sampun rauh, ring Toya


datang, di air Arum serempak, malam Rmm manapak, sampun wengi,
sudah baru sampai di sana tidur ditu nginep masingidan.
bersama-sama.

63.Tak dirasakan orang berkeinginan Tan kocap sang midep corah, kocap
jahat, konon Ni Kusumasari, NiKusurrmsari, ipiannyane ala
mimpinya buruk sekali, terkejut pisau, mangrepata lout bangun, dadi
terus bangun,jadi anaknya terkejut, panake makesiab, tur mangeling,
dan menangis, Kusumasari Kusumasari manyemak.
mengambil.

64.Dirangkul sambil duduk, selanjutnya Kasangkil sarwi menegak, tan maren


menyusui
mftnvilCIli,fArmAminrr
termenung ingat
irtnn* dengan Z
kapanyonyoin, bengong .• ^
inget
anak, pertanda akan menemukan pianak, ciri pacang manggih lacur,
sengsara,jadi terharu melihat dadi kangen teken awak, tur
anak, dan menangis, tersedu-sedu mangeling, sigsigan manyelsel
menyesal diri. awak.

65.1 Mudita mengetahui, terkejut lalu IMudita mangantenang, terkejut lout


mendekati, bertanya dengan telaten, nesekin, matakon tui manyesedang,
kakak memang benar bertanya, "Beli wantah jati tandruh,
melihat adik sengsara, seketika mimitan adi duhkita,jag mangeling,
menangis, bingung sekali kakak emeng san beli mamanah.

66.Jika kakak ada salah,jangan segan- Yaning beli wenten iwang, da jangka
segan adik menyalahkan,oleh karena adi ngwelin, reh beli katunan manah,
kakak banyak kekurangannya, yadin matingkah tuah kolugl",
walaupun berprilaku sangat suUt. Sumasari nimbal ngucap, "Sampun
Sumasari ganti berkata,jangan ■beli, salit arsa kapin titiang.
kakak, salah pengertian dengan
saya.

67.Ya, saya memberitahukan, oleh Inggih titiang manguningang, awinan


karena saya sedih, saya bermimpi titiange sedih, titiang kayeh
157

buruk sekali, konon saya mandi, di manjus, ring tukad Kabayankocap,


sungai, Kabayan konon,saya bersama, titiang ngiring, wau titiang
baru saya meredam. maceleban.

68.Tiba-tiba datang buaya menerkam, Jag teka buayane nyarap, mamaksa


memaksa laut membanting, menyeret lout mamanting, mangoros raris
lalu menenggelamkan, di bawa ke laut, nyilemang, ka segara baktanipun,
itulah mimpi saya, buruk sekali, sapmika ipian titiang, ala jati,
pertanda saya menemukan cirin titiang manggih rusak.
kesengsaraan.

69.Kangen saya dengan diri, sangsara Kangen titiang kapin awak, baan
lahir, Mudita terharu mendengarkan, lacure numadi,** Mudita kangen
berkata lalu di peluk, adi lagi di ningehang, mamunyi sarwi mangelut,
pikirkan, mengapa sedih, kepandaian- "Adi mdlih ke pinehang, nguda
nya jadihilang. sedih, kapradnyane dadi Hang.

70.Jangan adik menyedihkan,jikalau Eda adi manyebetang, yaning suba


sudah kehendak kakak ikut sebagai titah Widi, beli barengajak
dasar, sangsara sekarang datang, natak, salacure jani rauh, kewala
tetapi kebenaran dipertahankan, patute kardiang, wiadin mati,
walaupun mati, supaya kebenaran apangpatutute jua bakat.
diperoleh.

71.'Perasaan sekarang gembira,ke sana Idepe jani lilayang, kema adi luas ka
adik pergi ke sungai, membersihkan biji, mabersih ngestiang awak,
menyucikan diri, ke sana pergi ke kema jua ka Tirta Arum, ka Gria
Tirta Arum,ke Giria nanti melebur, nyanan malukat, nunas tirta,
mohon tirta, melebur mimpi buruk. pangleburan ipian ala.

72iSumasari tidak menolak, dengan Sumasari tuara tulak, ring satuduh


petunjuk yang laki-laki sebagai nenemuani, ngemanggehang guru laki,
seorang laki-laki, bersiap-siap pergi madabdaban kayeh manjus,
mandi,sudah tetap membawa bahan sampun tetep makta jamas, odak
keramasjuga bedak, dan malih, patut maduluran
disertai dengan sisir. suah.
158

73. Lantas terus beijalan, disertai oleh Tumuli raris mafalan, matututan anak
anak kecil, baru tiba dijalan, cerik, bau reke teked di wang, liu
banyak orang yang mengikuti, anake manutug, bajang-bajang
gadis-gadis beriring-iringan, lalu ke babantiran, tui ka bejU
sungai, sebanyak dua belas orang. mabered ajaknya raws.

74.Beijalan sambil tertawa-tawa, Mafalan makakedekan, nyatua


bercerita sambil beijalan, Kusumasari sambilang mamargi, Kusumasari
menceritakan, I Bawang Kesuna nyatuang,IBawang Kesuna baud,
lucu, semua senang mendengarkan, pada suka madingehang, gelis prapti,
cepat tiba, di air Arum kelihatan. ring toya Arum manapak.

75.Bersamaan turun, menaruh pakaian Copokan pada nedunang, ngejang


saling mendahului, Kusumasari wastra saling langkungin, Kusumasari
keramas, yang berkeinginan jahat mafamas, sang midep dusta tengkejut,
terkejut, menyaksikan kecantikannya, ngantonang ayune lintang,
tergila-gila, Wayan Buyar tertarik mangadanin, Wayan Buyar enyud'
sekali. pisan.

76.Berkata sambil menari,jalan sekarang Mamunyi matatarian, "Jalan ke jani


di turuni, pengikutnya mengikuti, ceburin!" Pamadate mangiringang,
mengikatkan kainnya lalu turun, mabulet raris macebur, Kusumasari
Kusumasari diambil,jadi kajemak, dadi nyerit, mangeling
menjerit, menangis minta tolong. nagih tulungan.

77.Gadis-gadis terkejut, mendekat Bafang'bafange makesiab, manyagjag


menolong, tak di sangka-sangka pada nulungin, tan jangka misbis
menggaruk-garuk, memegang, peng ngisiang, pamadate minyak nyagur,
ikutnya menginjak dan memukul, bajang'bajange mangasgas, tuara
gadis-gadis menggaruk-garuk, jerih, kauyeng tui katuladang.
tidak mau mundur, di banting
lalu dibuang.

78.Lagi bangun melawan, Wayan Buyar Ebah buin bangun manglawan, Wayan
sangat marah, menyeret membuka Buyar liwat pedih, manyeret ngelus
keris, tak memperhitungkan lalu kadutan, tan jangka lout
menusuk, gadis-gadis berserakan, mangacuk, bajang-bajange mabiag-biag,
banyak mati, ada yang lelah liu mati, ada leleh kakaninan.
159

di tinggalkan.

79.Yang terluka sedikit,lari kembali Mene matatu nyimpiran, malaib


pulang, menangis lalu mendekati, matulak muUK mangeling
banyak orang mengerumuni, setiap lout majarangy liu anake mangrunyung,
yang mendengar datang mendekati, asing ningeh teka nyagjag, pada
sama sedih, yang lain menggerutu sediK lengagroten midep ngalawan.
ingin melawan.

80 I Mudita mendengarkan,kangen IMudita madingehang, kangen


menangis tersedu-sedu, berkeinginan sigsigan, mabidi manebak awak, wong
menusuk diri, orang desa semua desane pada ngelut, apan pada tresna
merangkul, oleh karena sangat setia, pisan, fur nglemekin, "Nguda
dan menasehati, mengapa kapradnyane ical?'*
kepandaiannya hilang.

81.Apa sebab menusuk diri, mengapa Apa krana nebek awak, ngudajelene
jeleknya dibuat,jadi rahayunya hilang,kardinin?, dadi rahayuneilangy
sebab sekarang ada musuh, musuhnya wireh janiada musuh,musuhe tuah
memang wajar di lawan, dan perangi, patut lawan, tui tandingin,
kesatrianya dipegang. kaprawirane manggehangi"

82.0rang desa merasa gembira, berkata Wong desane tuipagirang, mamunyi


dengan keras, mengapa bicara terlalu pada manengkiK **Ngudiang
panjang, Nah kentongannya di pukul, ngemeng apang lantang, nah kulkule
sekarang bertaruh habis-habisan lout gebug, nejanimatch sapisah,
Sumasari, dibela semua. Sumasari, satiain ajak makejang!"

83.Kompak semua menuruti, tiba-tiba Mabriuk sami matutang, saget kulkule


kentongannya berbunyi, keras tiga mamunyi, bulus tui telung tuludan,
kali, orang desa serempak datang, wong desane gerger rauh, kerik
besar kecil membawa tombak dan tingkih ngaba tumbak, miwah bedil,
senjata api, kurang lebih dua ribu saymtara kalih talia, .

84.Terus berjalan,I Mudita memimpi, Menembus reke majalan,IMudita


air matanya menetes, sebab perasaan mambaretin, yeh matannyane
160

panas, tak diceritrakan dia di macapcap, reh manahe lebih kebus,


jalan,konon lagi, Wayan Buyar tiba tan kocapan ya dijalan, kocap malih,
di rumah. Wayan Buyar teked jumah.

85. Ngajak Ni Kusumasari, tak henti- Ngajak Ni Kusumasari, tan maren


hentinya menangis, pengikut sesed mangeling, pamadate
bersamaan memegang,I Wayan Buyar ngrenyem ngisiang,I Wayan Buyar
mengurung, dan ingin mencium, mangrumrum, tan jangka nopdop
Sumasari, mencaci maki. maniman, Sumasari, mangumbah ayu
manemah.

86. Tak di cerita Wayan Buyar, mengurung Tan kocapan Wayan Buyar, ngrumrum
Ni Kusumasari, konon I Mudita, Ni Kusumasari, koc(q} reke IMudita,
peijalanannya sudah tiba, di timur pajalane sampun rauh, dangin
Karang Buncing konon, bersamaan, Karang Buncing kocap, sareng
berlari-lari sama bersorak. sami, padingklak padingklak pada
masuryak.

87.Semua memanggil, kamu seluruh Sami pada makaukan, "Ibawatek


keluarga Karang Buncing, sekarang KarangBuncing, nahjanisuba totogang,
sudah keluar, keluarga kamu ajak kadang bane ajak pesu,I Wayan
keluar, I Wayan Buyar di caci maki, Buyar nebangsat, cicing bengil, kai
anjing jahat, saya bersedia memukuli. manyadiormanyakcak,"

88. Ada lagi menjawab,jalan sekarang Ada buin masaut nimbal, "Jalan ke
dimusuhi,rumahnya di bakar, ada suba celepin, umahnya tunjel
keras berkata, besar kecil dimatikan, makejang,"Ada manengkik
seluruhnya,jangan lagi memikirkan. masaut, "Cenik kelih teka matiang,
maka sami, eda buin manyangkayang!

89.Biarkan habisjadi hutan, masyarakat Depang telah dadi alas,jagate di


di Karang Buncing, begitu katanya Karang Buncing!", Keto munyinnya
dengan tertawa-tawa, I Mudita pagirdng,IMudita masaut alus,
berkata halus,jikalau begitu cara 'Yaning keto ban mamanah,liwat
berpikir, sangat salah, di campur pelih, bakat carukang makejang.
adukan semua.

90.Orang benar berprilaku,ikut akan Anake patut matingkah, milu


161

meninggal,jika priiaku, orang mangemasin matiy yan tingkah anak


kesatria, yang berani Wayan dihadapi, prawira, nene banipatut pagut, ne
sekarang lebih baik pelan-pelan, jani depang adengan, tui antinin,
tunggulah dulu, orang desa wong desannyane makefang.
seluruhnya.

91 TJika mereka memang melawan Yannya tuah galak makej'ang, maidep


seluruhnya, buat kejahatan Wayan pacang ngetohin, buat corahe Wayan
Buyar, berarti orang desa sama-sama Buyar, wong desane ya silunglung,
membela dengan orang jahat, baru sapaksane ring wong dusta, nah
hadapi, satu-persatu dan lawan. tangkepin, sabudinnya tui lawan."

92.Begitu kata Mudita, setiap orang Keto munyine Mudita, asing maningeh
mendengar mengiakan, kemudian mainggih, nangingya malih majalan,
mereka melanjutkan perjalanan, ke ka desa ya desa ya lantas masuk,
desa lantas masuk, bersorak membakar masuryak ngenjutin umah, tar
rumali, dan berkata, Wayan Buyar mamunyi, '*Wayan Buyar mai
kesinikan. gatiang!"

93.Orang desanya berdatangan, sedesa Wong desane katahurag, sakatah ring


Karang Buncing, semua datang Karang Buncing, pada pesu
bertanya, apa sebabnya ribut, sengaja manakonang, sapunapi dados ribut,
membakar, seperti sekarang, sahasa matatunfeian, kadi
apa sebenarnya menyebabkan? mangkin, punapi wiakti kranannya?"

94.Pengikut 1 Mudita, menjawab dengan Tututane IMudita, masautpada


keras, kamu pengikut Wayan Buyar, padengkik, "Jroneroang Wayan Buyar,
karena saya datang ke sini ribut, krana tiang mai ribut, reh
hendak berkeinginan berperang, katagian masiat, buka jani, ngarepin
seperti sekarang, menghadapi I Wayan Buyar.
I Wayan Buyar.

95.Berapa banyak pembelanya, yang ada Kuda tui patindihnya, ne dirii di


di Karang Buneing, kalau benar-benar Karang Buncing, nene nene jatiya
dia kesatria, adukan di sambung prawira, gocekang sambungan kancut,
ujung kainnya lagi I Wayan Buyar, buina I Wayan Buyar, wira jati,
jahat sekali, mengambil istri nyuang ratineIMudita."
162

I Mudita.

96.Masyarakat desa mendengar, semua Wang desane madingehang, makejang


menjawab,jikalau memang padanyautin, 'Yaning\mntah
demikian, masyarakat di sini tidak sapmika,jagate driki tan milu,"Ada
ikut, ada yang lain menjawab, silakan len masaut nimbaU "Nggih mamargi,
berjalan, saya mengantarkan ke sana. titiang ngatehang marika!"

97.Terus dia bersama bersorak, Lout ya mareng masuryak, wong desa


masyarakat desa di Karang Buncing, ring Karang Buncing, memunyi
berkata sambilmencaci maki, pada manemah, "Wayan Buyarjani
Wayan Buyar sekarang rasakan, pupu, gawene matatanduran, nah
paliala menanam,nah petik, buahnya alapin, buahnyane jani pupuang!"
sekarang ambil.

98.Begitu katanya mencaci maki, Keto munyine ngupetang, masuryak


bersorak terus bertepuk tangan, ada lout ngandupin, ada buin teka
lagi datang mendekati, bambu yang manyagjag, tiing reka panjeripun,
diangkatnya, berisi duri bandil di maisi bandil mincuknya, sareng sami,
ujungnya, semua,kira-kira sebanyak saatara kalih dasa.
dua puluh orang.

99.1 Wayan Buyar terkejut, mendengar I Wayan Buyar makesiab, ningeh


sorak sorai ramai sekali, pengikut suryak rame gati, pamadate matur
cepat-cepat berkata, mungkin yang enggal, "Sinah pangetute rauh, kulkule
menanyakan datang, kentongannya mangkin suarayang, mangda mriki,
sekarang dipukul, supaya ke sini, rencange nulungin enggal"
masyarakat membantu cepat.

lOO.Itu benar ke sana cepat-cepat, nah "Ento bench kemagatiang, nah


kentongannya kamu pukul, pengikut kulkule tepak cai!",Pamadate raris
lalu lari, memukul kentongan dengan nyagjag, nepak kukul lintang
keras, orang desa banyak memegang, bulus, wang desane liu ngisiang
mengapa kamu, berani memukul "Nguda cai, bani ngulkul ligawag-
seenaknya? awag?"

101.Pengikut ganti berkata, mengapa Pamadate nimbal ngucap, "Nguda


163

bertanya lagi kamu, Mekei Cede ber- tandmh cai beli, Mekel Gede
perang, musuhnya banyak tui mayuda, musuhe liu
mengamuk,orang-orang desa mangamuk," Wang desane
mendengar, seketika memukul, manengehang,jag nglantingin,
memukul lantas mensusir. manigtig lout mangulah.

102.Diceritakan I Wayan Buyar, rumahnya Kocapan I Wayan Buyar, umah-nyane


di kurung, oleh musuh banyak sekali, kaiderin, baan sikep liu pisan,
Wayan Buyar menangis keras-keras, Wayan Buyar ngeling ngelur, jejeh
takut dan gemetar berbaring di ngetor maplisahan, kencit-encit,
lantai, berkelap-kelip, meliliat ngantenang tumbak paslengkat.
tombak berserakan.

103.Pengikutnya melawan,jadi di Pamadate mangawakang, dadi


hadang dengan duri bandil, bungkus katangkeban, bandit, bungkus teng
tidak bisa melawan, menyengir- dadi manglawan,jengat-jengit
nyengir dan aduh-aduh, ada mendekati ngiah-ngiuh, ada nyagjagin
menombak, dan menyoraki, I Wayan manumbak, tur nyuryakin, I Wayan
Buyar.melihat. Buyar ngantenang.

104.Lari membuang-buang diri, Sumasari Malaib nglaluang awak, Sumasari


di dekati, ini membuat rusak, oleh kajagjagin, "Ene mangawenang rusak,
karena rusak sekarang ditemukan, krana jele jani pangguh, pisan ne
lebili baik sekarang bunuh, Sumasari, jani matiang, Sumasari, kajambak
diambil dan di pegang. tur kagisiang.

105.Kusumasari melawan, I Wayan Buyar Kusumasari manglawan,I Wayan


menusuk, oleh karena takut sekali, Buyar nebekin, baan jejehnya
jadi tangan meleset, menusuk matanya kaliwat, dadi limannyane nyauh,
menoleh kesana kemari, sebab meleset, nebek matane marengang,
lukanya Kusumasari. krana nyimpir, tatune Kusumasari.

106.Pengikut I Mudita, bersama Tututane IMudita, mabriukpada


mendekati, merebut I Wayan Buyar, nyagjagin, mangarangI Wayan Buyar,
ada menarik rambutnya ada yang ada nyambak ada nyekuk, ada
mencekik, ada menarik ada maid ada numbak, ten ngencakin,
menusuk, yang lain memukuli, tuara ada majangkayang.
semau-maunya.
164

107.1 Mudita cepat-cepat, mengambil IMudita mangenggalang, nyemak Ni


Kusumasari, sudah lemas, dan layu, Kusumasari, suba lelo ehen pisan,
darahnya tak henti-hentinya ke luar, getihe tan pegat pesu, liu manulung
banyak yang menolong memegang, ngisiang, tui manyampi, Kusumasari
dan mengobati, Kusumasari ngaliab.
terkejut.

lOS.Ingat dan berkata, kakak ajak saya Inget tur dadi mangucap, "Beli ajak
pulang, anak saya ketinggalan, tidak titiang mulih, pianak titiange
ada yang mengasuh, aus tidak makutang, tuara ada ja mangempu,
menyusui, pasti menangis, oleh bedak tuara macecepan, sinah
karena tidak ada yang mengasuh. ngeling, baan tongada
nungkulang."

109.1 Mudita mendengar, air mata IMudita maningehang, yeh matane


menetes keluar, perasaan merasa nembah mijil, manahe marasa
hancur, lalu dia berkata haius, enyag, loutya memunyi alus, "Masa
tidak mungkin tidak mungkin tidak kuangan mangafak, ya i cening,
ada mengasuh, dia si anak, nah nah sakite ja yasayang!"
sakitnya dulu diobati.

llO.Pengikut 1 Mudita, mengambil Tututane IMudita, mangosong


Kusumasari, terharu melihat dia Kusumasari, pada kangen ya
melihat, selanjut mengajak pulang. ngantonang, manerus kaajak mantuk.
banyak masih berkelihatan, mengambil liu enu magagurah, mangrampasin,
kekayaan I Wayan Buyar. kasugian I Wayan Buyar.

Ill.Pengikut kedua, di atas rumah Pamadate bareng dadua, di tukub


bersembunyi, sambil membawa tempat gedonge ngepil, sambilang
uang, yang isinya waskom emas, manyangkil kodang, bokor emas
cincin dan patung emas, cincin dan dagingipun, bungkung miwah
patung emas,lalu di bawa, sembunyi togog emas, tui kegampil,
di tutupi bakul besar. mangkebe matakep bodag.

112.Oleh karena orang-orang berkeliaran, Roh anake mangagurah, maidepan


berkeinginan melihat-lihat, peti tui nyaliksik, peti lemari mabungkah,
almari terbuka.'uangnya siidah jinenge samnun magabur, ada ka

!\ 'C ti W' r, i A .-t tvi


165

berserakan, ada juga melihat di atas tuk be manggah, mangebitin,


rumah, melihat, bakul besar bodage maisijadma.
berisi manusia.

113.0rang yang membuka terkejut, turun Sang ngungkabang tui makesiab,


terus lari, banyak teman-temannya macebur laut malaib, liu timpalnyane
mendekati, bertanya dan mengurung, nyagjag, matakon pada
lain berkata, ada orang, dia ber- mangrunyung, mangarahang ada
sembunyi, dua dan di tutupi bakul jadma, ya mangepil, dadua tui
besar. matekep bodag.

114.Setiap mendengar dia gembira, semua Asing ningeh ya pagirang, makejang


mendekati, memanggil membawakan pada nyagjagin, ngaukin ngabaang
tombak, pengikutnya menjawab halus, tumbak, pamadate matur alus,
saya minta maaf, mohon hidup, "Titiang manawegang pisan, nunas
Dewa Agung hidupkan saya. urip, Dewagung idupang titiang!"
llS.Katanya semakin kecil, manyambali- Munyinnyane ngreres pisan,
nyembah berkata-kata dengan pelan, nyumbah-nyumbah matur sisip,
ikat pinggangnya di buka, banyak sabuknyane kaelusang, paslekeh
sekali berisi cincin, semua di ambil, mamuntil bungkung, sami reke
di tertawai, oleh karena terlalu kabusbusang, kakedekin,
berani. baan pongahnya kaliwat.

116.Tak diceritakan berkeliaran, semua Tan kocap sang magagurah,


sudah pulang, konon I Mudita, tak sami pada tulak mulih,
henti-hentinya perasaannya sedih, oleh kocap reke IMudita, tan maron
karena istrinya sangat parah, merasa manahe sungsut, ban somahe
sakit, darahnya terus keluar tak lintang rahat, nandang
henti-hentinya. kanin, getihe nrebes tan pegat.

117.Sumasari matanya redup, masih Sumasari ngaliepang, masih


melawan berkata, kakak tolong saya nglawanin mamunyi, "Beli tulung
sekarang, darahnya tak henti-hentinya jani titiang, getihe mangda
ke luar, apa yang dipakai obat, siepan!"
mengobati, darahnya supaya berhenti.

11 S.Baru di dengar begitu, ada pendeta Wau reke sapunika, dadiPranda


166

yang mendekati, guru I Mudita, semua ngarauhin, paguruanel


orang turun, I Mudita berkata Mudita, makejang anake tuun,I
menyembah, ya obati, pembantunya Mudita matur nyumbah, "Nggih
payah sekali. swenaning panjroane leleh

119.Pendeta terharu melihat, lalu Padanda kangen manyingak, raris


memberikan obat, mengobati dengan mangicen panyampi, mayonin ica
secepat-cepatnya, supaya cepat nyaratang, sida apan jati putus, getihe
terhenti, darahnya dan secepatnya prajani enyat, Kusumasari, idepnya
berhentl mengaUr, Sumasari, mawetu bingar.
perasaannya terasa senang.

120. Maafkanlah kata-kata yang tidak Ksantawia wacika mamia, de nirang


berkenan di hati, memang goresan pradenang budi, ndan sang tri
perasaan, atas petunjuk sang sri wiseseng rat, ampunen
wisesa sejati,jangan dilupakan, kamudan ingsun,jati karaganing
karangan bagi orang yang manah, iliangapi, racanan
mendahului. kawia soba.

121.Jadi orang yang menciptakan Dening ngwang angripta gita, amales


nyanyian ini, membalas kasih sayang sih mitra kasih, sinung daging bayu
teman-teman yang balk, untuk hlinia, tuhu tandaning penulu,
mengembalikan perasaan balk, tidak datrapita tan lagna, saparsa nis,
ada lain menyebutkan tidak berani, mancuh sagara tan imba.
bernama samaran, air laut pasang
tak henti-hentinya.

122.Asrama tempat tinggalnya, bersatu Asrama sucinagara, tunggalaning


dengan sanak saudara, di sebelah pitra jati, pascimaning pura
barat puri, konon di sana Samudra langgua, kocap samudra jro usup,
jro usup, Brahmana sejati, dari Brahmangsa Wiraga jatia,
dulu dan putra-putranya di lokeng bumi,Potraka
asrama itu jjuga. buyut Asrama.

/ hf/^f
9

Anda mungkin juga menyukai