00004 743
[] A D I A El
PUSAT PEMD'MAAiJ DAN PElCEMBANGAN BAHASA
»iy.
11 I Ci A [1
•JAUAa iiA3.iAQV'..T-.;:i iajus
TIDAK DIPEROAGANGKAN UNTUK UMUM
GEGURITAN
I DUKUH SILADRI
I Ketut Karyawan
> p
A '1
1 v>!
p!l'
• :a
aaan i
I D.;
Ml
/^csa
kasr, Pi'-'it
VQ^
Ka. lU8SUi..a''
Isi buku ini, baik sebagian maupun sehiruhnya dilarang diperbanyak dalam
bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan
untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah.
IV
KATA PENGANTAR
halaman
KATAPENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
1. Pendahuluan 1
VI
I. PENDAHULUAN
Sebagaimana dapat diketahui bahwa di dalam karya sastra Bali yang ber-
bentuk geguritan sudah tentunya dibangun oleh beberapa pupuh-pupuh
(tembang-tembang). Pupuh-pupuh (tembang-tembang) dalam kesusastraan Bali
sudah barang tentu akan terikat oleh adanya beberapa ketentuan, seperti
banyaknya baris dalam setiap bait, banyak suku kata dalam setiap baris dan
bunyi akhir dalam setiap baris. Untuk dapat memahami ketiga ketentuan yang
tersebut di atas, dalam penyajian transkripsinya setiap baris akan dibatasi dengan
1
tanda koma (,). Kemudian setiap bait diakhiri dengan tanda titik (.). Apabila
dalam setiap baris yang terdapat dalam sebuah bait terdapat tanda koma (,)
yang berfungsi sebagai jeda, maka tanda koma (,) diganti dengan tanda titik
koma (;). Sehingga ketentuan dalam setiap bait dapat diketahui dengan jelas
walaupun tidak disusun baris demi baris.
Cerita geguritan I Dukuh Siladri dijumpai pula dalam bentuk prosa yang
dikarang oleh Kamajaya pada tahun 1986 yang diterbitkan oleh U.P. Indonesia
Yogya. Naskah ini berbentuk buku dengan panjang 20,4 cm,lebar 14,3 cm dan
tebal 0,4 cm dengan jumlah halaman sebanyak 88 halaman. Pada cerita ini jika
dilihat dari isi temyata masih banyak kekurangannya jika dibandingkan dengan
lontar yang tersebut di atas. Pada isi cerita yang terdapat pada cerita I Dukuh
Siladri yang berbentuk prosa berakhir dengan matinya I Dayu Datu, sedangkan
pada lontar Wy. Buyar menemukan ajalnya pada akhir cerita dan Kusumasari
sembuh setelah diobati oleh seorang Pendeta seperguruan dengan I Mudita.
Berdasarkan hal tersebut, kami beranggapan sangatlah tepat menstralitrasi
lontar Gedong Kirtya Siangaraja, yang dilanjutkan dengan transkripsi dan ter-
jemahannya. Perlu kami informasikan bahwa laporan ini didahului dengan
sinopsis cerita.
2. SINOPSIS GEGURITANIDUKUH SILADRI
Tersebut di Desa Mameling, daerah Badung, Bali hiduplah dua orang kakak
beradik sangat rukun dan damai. Yang tua bernama I Siladri dan yang muda
bernama Made Kerti. Keduanya sudah beristri dan masing-masing melahirkan
anak, yaitu I Siladri melahirkan anak laki-alki dan Made Kerti melahirkan anak
perempuan. Anak Made Kerti bernama Kusumasari, dan anak Siladri diberi
nama Mudita. Kedua anaknya sehat-sehat, wajahnya sangat cantik dan menarik.
Pada suatu saat Siladri merenungkan keadaan kehidupan manusia dan dunia
pada umiimnya. Dia meliliat adanya tanda-tanda bahwa dunia ini dipenuhi
kejahatan, orang-orang tidak lagi mengenal kebenaran yang abadi. Setelah lama
ia merenungkan, timbul keinginannya untuk mengasingkan diri untuk mencari
kebenaran yang kekal. Akhirnya, dia pergi ke Gunung Kawi untuk menenang-
kan pikiran, dan berguru kepada Empu Dibyaja. Sebelum berangkat semua
warisan diserahkan pada adiknya,dan anaknya ditukarkan.
Siladri berangkat bersama istrinya dan anaknya yang telah ditukar. Di
tengah perjalanan Siladri diserang badai angin topan anaknya menangis, sedang-
kan istrinya jatuh tak dapat bangun, akhirnya menghembuskan napas terakhir.
Pada waktu Siladri bangun melihat istrinya tak dapat bergerak, tiba-tiba datang
Empu Dibyaja dan bertanya, Siladri menceriterakan dirinya dirundung malang,
Empu Dibyaja terharu mendengarkan dan menyuruh I Siladri tenang, Beliau
menyatakan istrinya mati sudah kodrat.
Selanjutnya, I Siladri disumh membakar mayat istrinya di hutan Setra
Gandawati dan abunya dihanyutkan di air yang mengalir. Setalah datang dari
membakar mayat istrinya, I Siladri pulang menemukan anaknya yang sedang
menangis, kemudian di ajak oleh Empu Dibyaja ke dalam hutan untuk mencari
air susu diberikan anaknya yang sedang haus. Anaknya selalu diberi susu bina-
tang,seperri kancil,dan kijang.
Siladri beserta anaknya tinggal di tempat pertapaan Empu Dibyaja. Setiap
hari I Siladri diberi pelajaran tentang kehidupan manusia, binatang, dan tumbuh-
tumbuhan, karena antara satu dengan yang lain saling bergantung tidak dapat
berdiri sendiri. Tiga hari sebelum Empu Dibyaja akan pergi ke alam yang sem-
puma, Empu Dibyaja memberikan wejangan dan Siladri mendengarkan dengan
seksama. Pada hari Buda Wage Kerulut, Empu Dibyaja pergi ke alam sempuma
untuk selama-lamanya. Setelah 1 Siladri lama tinggal di pedukuhan Empu
Dibyaja, diceritakan anaknya sudah dewasa, sangat cantik tersohor sampai
keluar benua. Cerita itu didengar oleh ayahnya sendiri I Made Kerti, Made Kerti
memberi tahu anaknya I Mudita, untuk mengunjungi puteri itu. Selesai mem-
beritahukan, hal itu bahwa orang tua I Mudita jatuh sakit dan akhirnya me-
ninggal dunia bersama. Mudita sangat sedih dan setelah selesai mengubur mayat
orang tuanya, lalu dia pergi ke Gunung Kawi menemuipamaimyauntuk mem-
beritahu tentang keadaan orang tuanya yang sudah meninggal, peijalanan me-
nuju Gunung Kawi tidak mendapat halangan apapun sebab dia membawa cincin
jaga satru, cincin penolak cahaya. Akhirnya, dia bertemu dengan ayah dan adik
sepupunya dengan selamat. Dia tinggal bersama-sama seperti sepasang suami
istri, bermain-main, di samping itu sering juga diberikan petuah-petuah oleh
ayahnya tentang orangmelakiikan perkawinan. Mudita dan Kusumasari akan
dikawinkan, hanya menunggu waktunya saja. Suasana di sana sangat bahagia.
Kemasyuran Kusumasari didengar oleh anak I Gede Kadampal dari karang
Buncing yang bernama 1 Wayan Buyar. I Wayan Buyar sifatnya tidak terpuji,
tetapi sangat kaya, la sombong dan banyak memiliki istri. Setelah mendengar
kecantikan Kusumasari, 1 Wayan Buyar ingin mempersunting gadis itu, namun
sayang lamarannya ditolah karena Kusumasari sudah bertunangan dengan
Mudita. Karena lamarannya ditolak, I Wayan Buyar menjadi marah. Pengikut I
Wayan Buyar lalu menangkap Mudita untuk diikat, sedangkan Kusumasari di
bawa pergi. Akhirnya, keduanya dapat diselamatkan oleh harimau yang di-
panggil oleh Dukuh Siladri dengan mantra. Karena kegagalannya, I Wayan
Buyar menjadi sangat marah dan minta bantuan kepada I Dayu Datu. Dayu Datu
menguasai ilmu gaib yang dimiliki ieak, yakni manusia-manusia sihir bertempat
tinggal di Gunung Mumbul. Dengan ilmunya ini. Dajm Datu akan menghancur-
kan pertapaan Dukuh Siladri. Selanjutnya, teijadilah pertengkaran sangat sengit
antara anak buah Dayu Datu dan Kusumasari serta Mudita. Kusumasari meng-
hadapi serangan anak buah Dayu Datu yang terdiri bermacam-macam leak. Akan
tetapi, berkat kemahiran mantranya semua leak dapat dikalahkan berkat bantu-
an ayahnya. Mayat-mayat berserakan. Kusumasari memanggil binatang untuk
disuruh memakannya, selesai makan mayat leak, harimau dan kera dipanggil
disuruh membunuh Dayu Datu. Pagi-pagi sekali harimau dan kera pergi ke
Gunung Mumbul. Dayu Datu tidur telanjang buiat, sedikitpun la tidak merasa
takut karena percaya dengan kesaktiannya. Pada waktu itu juga, Dayu Datu
dapat dibunuh oleh harimau dan kera. Tubuhnya dirobek-robek sehingga Dayu
Datu ratu leak mati terkoyak-koyak. Tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Kusumasari dan Mudita kawin. Mudita dan Kusumasari menjadi pasangan yang
sepadan, hidup rukun, bahagia, dan damai.
Setelah upacara perkawinan, Kusumasari dan I Mudita di Gunung Kawi,
Empu Dibyaja menyuruhnya kedua anaknya kembali ke daerah Mameiing
untuk mengaben orang tuanya. Hal ini didengar oleh Wayan Buyar melalui
laporan pengikutnya, sehingga Wayan Buyar berkeinginan keras untuk me-
miliki Kusumasari. Selanjutnya, Wayan Buyar mengambil keputusan untuk
memperkosa Kusumasari. Perbuatan Wayan Buyar diketahui oleh masyarakat
dan dikroyok di rumahnya sendiri. Sebelum Wayan Buyar dikroyok oleh masya
rakat Mameiing yang didukung oleh masyarakat Karang Buncing, terlebih
dahulu, berita ini sudah didengar oleh Wayan Buyar, maka dia berkeinginan
untuk membunuh Kusumasari dengan keris. Kusumasari mengadakan per-
lawanan, ketika itu masyarakat datang dan Wayan Buyar tergesa-gesa menusuk
Kusumasari yang pada akkhirnya melesat sehingga hanya mengenai bagian
di bawah telinganya. Saat itu masyarakat yang dipimpin oleh Mudita menerjang
Wayan Buyar yang akhirnya Wayan Buyar menemukan ajalnya. Melihat Kusuma
sari darahnya terus mengalir, Mudita sangat panik. Dalam kepanikan itu, tiba-
tiba muncul pendeta yang seperguruan dengan Mudita. Akhirnya Kusumsari
dapat disembuhkan pendeta itu. Pada akhir cerita, mereka kembali pulang ke
rumahnya.
3. TRANSKRIPSI DAN TERJEMAHAN GEGURITAN I DUKUH SILADRI
6. Jadi ribut tidak ada peraturan, Dadi yur tang ada adat,
Brahmana Sudra menjadi satu, menak sudra dadi besik,
seperti sama selumh rakyat, walnya patuh sa jagat,
Siladri kecewa di hati, siladri osek ring ati,
merasakan keanehan amat besar, ngrasa nraka luih,
tumbuh di dunia ini sangat banyak, tumbuh digumine giyur,
kebaikan sudah hilang, kadarmane suba Hang,
keburukanmulai memuncak. momone sida mamurti.
8
embok ngiring i
suamiku. belU
sekali atma jiwa, kesetiaan menuruti somah, **Nraka son atma h jiwa*\
kakak, kakak kasihan sekali, tresnane matutug beli,
sekarang kakak berkaul. beli nrima pisan,
jani beli masedangi,
7.Keeseokan hari bila kembali Riwekasan yang sida buin
menjelma,kakak supaya menjadi numadya, beli pang dadi
perempuan,kamu menjadi laki-laki, istri, nyai dadi lanang,
supaya bertemu berkeluarga, pang sida makurenany
mendoakan sanggup melayani, ngastiti nyadia ngayahin,
kakak membayar hutang, beli fnayah utangy
kebaikan kamu sekarang. tesnan nyaine jani,
10.Bila begitu di sama sang Kerta Dening keto ditu sang Kerta
Bujangga, sakit hatinya Bujanggay istrik kayune
melihat, selanjutnya memohon nyingakiny raris matur ring
dengan Batara, kenapa ratu Bataray "Funapi ratu patehangy
samakan,manusia dengan dewa jadmae ring dewa samiy becik ratu
semua, obahy mangde wenten ala-
lebih baik ratu diubah,supaya becik.
ada baik bumknya.
29.Di dunia ini tidak ada baik Digumine twara ada melah
selalu, buruk baik memang di setata,jele-melah tuah
temukan,memang tidak bisa di- panggih, apa tong dadi
pisahkan, di dalam Sarasamuscaya, belasang, lingling Sarasamuscaya,
tiga tempat sejati, telu lokane sujati, nista madia
nista, madya,utama, perbedaan- utama, pada len ditu
nya di sana dijumpai. kapanggih.
dijumpai.
36.Di sebelah utara ada air yang Duur kafa adayeh lintang
suci, mengalir sungai ke laut, nirmala, membah neked ka
di Sana abunya dibuang, sang pasih, dim abune anyudang,
pitra terus naik, mengikuti sang pitra terus munggah,
asap di bukit, menuju siwa manuut andus di bukit^
Sana, ngungsi siwa pada,
itu sorga baik. ento swargane lewih.
49.Nah ini ambil berikan air susu, Nah nejemak jalan alihang
supaya berhenti menangis,I empehan, apangya suud ngeling,
Siladri mengikuti, selanjutnya Siladri ngiringan, tumuli
lalu berjalan, mengikuti Empu raris memarga, mangiring
Dibiyajati, ke dalam hutan, sang Dibiyajati, ka tengahing
tidak di sangka sudah tiba. alas, tan kocapan
sampun prapti
50.Ada batu rata di bawah pohon Ada batu rata di bataning
22
52. Apa benar seperti kamu juga ber- Apa mula buka cai mi makadang,
teman,segalanya tumbuh dari saluwor wem ring
bumi, bila ada cahaya, pratiwi, yan ada kasangkalan,
jangan mendakan, mlung da manglengayang,
jangan kamu iri hati, edacaiiriati,
jika bisa mengasihi, yan bisa olas,
balk pahalanya di temukan. tresna pamalesnya panggih,
54.01eh karena itu prilaku paling Apan ento tingkah kala jele
jahat sekali setiap menjelma pisan, asing tumon pada jerih,
semua takut, prilaku menjadi tingkahe dadi krana,
sebab, kalau benci gawat temannya, yen gedeggeting timpalnya,
bila setia berteman kasih, yen tresna matimpal asih,
bila bisa kasihan, yen bisa olas,
dengan manusia binatang juga. ring jadmajawat sato mi
23
55. Jikalau binatang dia bisa sama Yadin sato ya bisa sama
mengerti, menerima orang ngresepang, manampi anak
kasihan,tetapi berbeda bunyinya, asth, kewala bina munyinnya,
perasaannya sama,karenanya pangrasannyane tunggal,
bisa diajarkan memang sejati kranannya dadi qdhin,
sasaran manusia begitu ajarannya apan tui sasaran jadma,
sejati. keto tatwan nyane fati
60.1 Siladri mengambil anak senang ISiladri nyemak panak lega pisan,
sekali, Empu Dibiyaja pulang, bwone pada magedU Mpu Dibiyaja,
I Siladri tak menduga, tiba-tiba ISiladri tan pasah]
adabauharum, dadi ada ebp miik,
matahari pelangi, surya makalangan,
Empu Dibiyaja melihat. Mpu Dibiyaja nyingakin.
61.Jadi merasa diri sudah selesai, Dadi mangrasa cihnaning sampun pragat,
tapanya di asrama, walaupun yasane ring asrami, tui dadi
tidak bisa dihentikan, buat andegang, buat paswecaning Hyang,
anugrah Tuhan,perbuatan pagawane pacang tampi,
akan diterima, oleh karena apan suba mabuah tasak, sang
sudah berbuah masak, yang manandur ngalapin.
menanam memetik.
63.Lagi tiga Minggu Wage krulut Ne bin telun Ditu Wage krulut
dilaluinya, setelah purnama temunnya, panglong ping
tujuh hari pasti, di sana pitu pasti, ditu bapa majalan,
ayah berjalan. Sang Surya suryane suba ngajanang,
sudah condong ke utara, ke ngutarayana sujati,'
utara sujati, sekarang ayah jani bapa nyerahang, umah Ian
menyerahkan rumah dan isinya isinya sami.
semua.
67.Jikaiau bisa jika tidak menyebabkan Yaning dados yaning tan makrana
salah,juga saya ditujukan prilaku iwang, taler ke titiang swecanin,
menjadi manusia, bertempat di asrama, tingkahe dadosjadma, magenah
sup aya jangan salah jalan, ring pasraman, mangda tan iwang
mohon nasehati saya, pamargi, inggih nikain titiang,
Empu Dibiyaja menjawab. Mpu Dibiyaja nyaurin.
68.Itu memang benar kata kamu dengan '*Ento patut atur caine ring
dengan ayah, sekarang ayah bapa,jani bapa nglugra cai,
mengirimkan kamu,dari sekarang ulingjani tembennya,
di muiainya, bisa kamu beriaksana, sida cai mapodgala,
ini bekal tanpa bukti, en bekel tan pabukti,
sastra ada dua, sastra tui dadua,
masukkan di daiam hati. resepang pejang di ati.
jati, jati,
konon memegang segala, dilakukan, gocek nyandang sehedang, buatin
dengan perasaan,oleh karena itu, baan adnyam,apah tuah
di sebut sakti, kaucap sakti,
pelaksanaan api mr, mragageni toya,
semua kotoran musnah semua. asing mala gempung basmh
72. Hyang suksma yang dipuja setiap Hyang suksma ne astawa tui
hari, oleh karena di puja sadina, awamn mamuja sai,
setiap hari, pertemuan yoga patemuaning yoga adnyana,
perasaan sejati suci, di sana adnyanane jati suba, ditu
Hyang Siwa bertempat, Hyang.Siwa malinggih, krane
sebab atma diperlukan, femes buatang,
budinya sejati barsih. budine sujati ening.
■
91.Naik ke selatah bb^Matt;• ^ '' M^iei'kelM pdhiiirgm'e'kdsddtnutan,
dituju, guhurig-TtiMW^h" - gunung Trissenggd MfbmgMiM
dituju, dari sana^ke'tMhri"''"^' dim ngangwmii'rhehek'rPig'-'
naik di •niupyru. Hvk'tdpyd,Wh^kgdlin^Mifan
kosongnya lebar sekali, sipi, tong ada kayunnya,
takMikaj^yli%at'aKari' '' surydbri^seb Wtmihg fndigi:'
terbbhahiWiji^^'jMiffi:
92.Jadi^eridfiaMil6ih'"' •*' ' Dadi campukpitengdtekcniHg
f- Bih^U Dibiyaja lemahyWtdideHdngpMdsepir'
konon,sud^l^rbMM ^'cif - EmpuDibiaycgakoctpfp '''
bersatu dengM^dti^dffi- " '•'' sa/iiphhMdik>akprididwap''''''"
bumi,bahagia menemukan amormaringtayabumi,
rv^-i
sUkdiidMffi
31
lehengmati,
tong sida boon nahamrtg.
nafasnya
ayah keluar keringat^ \ ^ v;.\yv bapamyanepesupehih, ^'
IMuditWcepatvcepatv V> ■ ■rMudimmdngei^abmgi'' -
nyembur, viva manybribuhin, - : ' - > ^
menafasi dim%w ln'mgbun^.s'^^ v.. i; numgengkahin boonbawang: i
18.Ayahnya sadar bergerak memaksa Bapannyane inget ngaliab,
berkata, ---■■-a • ngangsehang bum^suaag : ;,, i
pelaiij(i^^t€?^nda>s€in<latv nmnyi,gmmtP^M(iPifS<'h, i;
Mudita $aiig?it payah, ; a: . i imds^i 'Muditfl'kifiiptffpg tityuh>
kamu membantu ayah, caij rnqngayahin bifPP>,cetuiekimi,
mulai sekarang/ayatiiakaji^^y^ ^ bapa nutugimm(^P4^ .
mengikuti ibumativ v\ -y v n\ r-
17.Apa sebabnya ayah kamu tidak Apa krana bapan cai tuara
ke sini, menengok ayah oleh mai, nelokin bapa, as^anan
karena sendirian, berlunta-lunta padidian, manglalu cai
kamu berjalan, I Mudita mamargi",IMudita nyembah
menyembah berkata, serta dia matur, sarwiya ngepes mengeling,
menangis, ya s^gat malang "InggUi lintang lacur
nasib saya,sebab sendirian datang, titiang, krana titiang newek rauh,
ibu bapak saya meninggal, meme bapm titiang pqah,
bersama,sebelum mereka sinarengan duk dane
meninggal, ada pesan dengan makire matU wenten
aaya. oabesanring titiang.
53
PUHSINOM
orang kaya, rela memberikan andc sugih, alas maang nyUOi pipis,
meminjam uang.,menuniti tidak mukin tuara mangitung, i momo
menghitung,durhaka dituruti, kaubtran, sengka baan mamiyerin,
sulit memelihara,oleh karena sangkan Im, rusak ban
banyak,buruk terlalu mengumbar r^lurin mandi.
hawa nafsu.
PUH BASUR
SS.Mengambil kayu lantas mendekati, Ngambil kayu laut nyagjag, tan jangka
tak diduga memukuli, I Mudita dia teka manigtig,IMudita ya kacakcak,
dipukuli, diterkam lagi disepak, kaerogem buin katanjung,
dituding lantas dicacimaki, katuding laut kabatbat, "Sundel
laki-laki nakal, gatal seperti ulat muani, gatel tulya uled
tanah. tanah."
88.1 Klinyar dia malu dan marah, IKlinyarya elak jengah, masaut
menjawab lantas menuding,"Jangan laut manuding, "Depangjangkayang
seenaknya berkata,jikalau kamu tidak mapeta, yaning nyai tuara tau,
tahu, saya bemama I Klinyar, yang kai madan IKlinyar, nene sakti,
sakti, murid Dayu Datu sebenarnya. sisian Dayu Datu tuinnycu
87
89.Karena ke sini aku datang, akan Krana mai kai teka, nyadia ngamatiang
membunuh kamu,ada keinginan nyai, ada idep mnasjiwa?, apang
hidup, supaya kamu masih hidup, nyai enu idup, ne batis kaine sumbahy
iki kaki aku disembah, dan jilatlah tur silapiriy anggon nyai nebus jiwa!"
dipakai kamu menggantijiwa!"
92.Tiga tidak bakti dengan leluhur, Telu tan bakti ring kawitany patpat
empat punya karena mencuri, lima payu ban mamalingy lima bogbog
bohong dengan kata-kata, ke enam kapin ujary kanem manesti maneluhy
belajar ilmu hitam,itu mestinya ento kraman nista pesany tui
nista sekali, patut dihindarkan,tidak impasiny tuara nyandang ya gaduhang.
benar dia dituruti.
94.Kamu bodoh saya menasehati, suka Nyai tambet kai naturangy suka nraka
neraka sudah di sini,jikalau kaya suba diniy yaning sugih slaka jinah,
perak uang,lagi banyak memakai buin motah nganggo luungy liu demen
serba mewah, banyak senang dan tur buin wisesa, buka kai,
lagi berwibawa, seperti saya, ini ene madan manggih suarga.
namanya menemukan sorga.
88
95.Kalau begini seperti kamu,kenyang Yaning kene buka iba, betek ban
oleh ketela setiap hari, tidak pernah kasela saU tuara nawang nganggo
metiiakai mewah, bertetangga bungaK mapisaga teken lutung,
dehgan monyet, di hutan tidak tahu mangebet tong nawang galang,
terang, neraka setiap hari nraka sai, manggih kawah to
menemukan sengsara itu adanya.
namanya.
104.Nah sekarang aku melebur, kamu sakti Nah jani kai manyupat, nyai sakti
ini hadapi, Kusumasari memusatkan ne tanggapin, Kusumasari ngrana
pikiran, mempergunakan suara sika, masarana gantene nyanggluh,
genta yang merdu,lima api disatukan, pancageni karegepang,
sangat sakti, lintang sidi,
gentanya dilemparkan. gantennyane katimpugang.
lOS.Brahma Semeru digunakan, keluar api Brahma Sumeru karehang, metu geni
setiap persendian, menyala sampai bilang sendi, dilah nganteg ring
ke angkasa, I Mudita dia terkejut, akasa, IMudita ya tengkejut,
melihat api berkobar-kobar, sampai ngantenang geni mangarab, nganteg
ke langit, Mudita berteriak-teriak ka langit, Mudita
berkata. gelu mangucap.
109."Adik leak yang hebat datang, ''Adi desti lewih teka, endihnya
nyalanya sampai ke langit", nganteg ka langit,"
Kusumasari menjawab,"Diam selalu Kusumasari nimbal ngucap, 'Mendep
kamu bodoh,supaya jangan kuda awak denguh, apang eda
saya goyah, ribut kakak, saya titiangobah, uyut beli, titiang
ingin berperang." idep matandingan."
membawa senjata, bajra dupa danda bajra dupa danda suduk, pasah tunggal
suduk, pasah tunggal dan cakra, miwah cakra, trisula luwih,
trisula jati, menyala besar endih muruh
berkobar-kobar. ngarab-arab.
116.Tarik hukumannya dengan saya, Jabud dandane ring titiang, yan sadia
bila masih saya bernyawa, saya mau titiang maurip, titiang mangiring
membantu, bersedia mamanjak, nyadia mangayah
membantu seun\ur, saumur, Kusumasari mangucap,
Kusumasari berkata, "Jikalau kamu,' "Yaning nyai", suba ngrasa
sudah merasakan kesulitan. kasakitan.
92
3.Lagi pula enam kekuatan yang Buin sadripune tui musuh, musuh i
dimusuhi, musuh kita sebenarnya, dewek makardi, krana
itu sebabnya dikendaUkan di cerangin di manah, nemnem satrune
perasaan, enam musuh dikendalikan, perangin, abesik kama adannya, dadua
pertama keinginan namanya,dua krodaya sujati.
marah yang sujati.
lagi, senang dengan milik orang lain buin, demen tekengelah timpal
tidak akan mempertimbangkan. tuara pacang manimbangin.
11.Jangan asal banyak arta, walaupun Eda ngulah brana liu, wiadin
akan mewah setiap hari, pacang motah sai, wiadin
walaupun pantas tidak teman,jangan pantes tuara timpal
cepat-cepat menerima, punggungnya eda laju tui nyagjagin,
masih disayangi, supaya tundune masih sayangang,
tidak banyak yang mengukir. apang da liu mangukir.
21.Didasari oleh sastra dahulu, karena Pantangin ban sastra malu, reh
sastranya konon baik, baik sastrane kocap lewih, lewih
digambarkan oleh priiaku, melahirkan midarta ring tingkah, ala-ayune
baik-buruk,karena ada tiga numadi, krana ada triwesesa,
penguasa dari ketentuan belajar. mking ngamanggehang aji
97
PUHPANGKUR PUHPANGKUR
4.Suka duka sungguh ayah, melahirkan Sadia lacur saja bapa, mangadakang
anak seperti kamu,sukanya nyantanayang buka nyai,
kamu masih hidup, datang ingat sadiane nyai m idup, beka
dengan orang tua, kalau dukanya inget mereramay yan lacure nyai
kamu belajar ilmu hitam, menjadi ngaduhang maneluhy masiwa
murid kepada orang iri hati ring anak corahy manesti
mesti membuat penyakit. ngawe panyakit.
8."Ini kamu semua, nah balaslah **Ne nyai ajak makejang, nah
kegagalan I Klinyar sekarang, mungkin jengahang pajalan Klinyare jani,
saja dia sudah mati, sebabnya dia dening ia sinah lacur, kranannya
tidak datang, nah balaslah serang dia tuara tulak, nah walesang rejekya
sekarang I Dukuh,bersama desti janiIDukuh, ajak sadesti
semua,supaya bisa hancur makejang, apang sida gempung
semua." basmi!"
lO.Dayu Datu lagi berkata,"Nah nanti Dayu Datu malih ngucap, "Nah ne
malam kalau sudah petang, nyanan yan suba manampi wengi,
saya memanggil supaya datang, biang ngarad mangda rauh, sadestine
nesti semua,supaya pergiakanmerebut makejang, apang luas pacang
I Dukuh,jikalau tidak mati Dukuh ngarebutIDukuh, yan tan mati
Siladri, lebih baik saya Dukuh Siladri, suka Biang
membuang diri." ngararung dirt"
awan di angkasa, Kebo Kambali kadi mega ring ambara, Kebo Kambale
pelan-pelan nyalanya dehen-dehen ndihnya pelung, mata
biru, matanya seperti surya kembar, Mr surya kembar, kijapane
gerak matanya keluar api. metu geni
19.1 Weksirsa sakti, babi besar ternganga I Weksirsa mawisesa, bangkal nyebak
lidah menjulur keluar api, Misawedana layah nyelep metu geni, Misawedana
bergemuruh, bertanduk api mangrudug, matanduk api
menyala, mata berkelip-kelip keluar dumilah, mata ngranyab metu geni
api setiap sudut, IJaran Guwang sdkiiMlang buku,IJaran Guyang wisesa,
pandai mempergunakan ilmu sihir. sidi masang aji wegig.
21.Lagi leak mentah baru, seperti ujudnya Buin leak matak mara, tui blegeran
tidak berobah, datangnya berani gobane tuara masalin, tekannyane
takut, oleh karena leak belum masak, bani takut, apan tuah leak tenangan,
karena bersembunyi di bawah pohon krana ngesil di baton kayune
yang rimbun,sebab sering kena ngrembun, rek pepes kena bungkalan,
lemparan oleh karena terlalu berhati- krana tangare tan sipi
hati.
22.1 Cambra kurus sakti, berpikiran 1Cambra Berag wisesa, midep elah
gampang merasa dengan diri sakti. andel ring awak sakti, cicing
103
23. Ada berwarna putih ada merah, Ada putih ada barak, mrupa kuning
berwarnakuning seperti kadi kunang-kunang ngrauhin,
kunang-kunang mendatangi, ada api ada endih rupa biru, ngendah pelag
berwarna biru, beraneka ragam rupannya, rupa kambing ada emeng
rupanya, rupa kambing ada kucing rupanipun, ada nu marupa jadma,
rupanya, ada masih berupa manusia, kewala muane masalin.
tetapi mukanya berlainan.
30.sama-sama menuju Gunung Kawi, Dadi sakweh nikang wang, ring nagara
api memenuhi bumi. kebus ngrasa res sami, uyang tong dadi
Jadi banyak orang, di desa panas maturu, ada maguyang ring natar.
merasa takut semua, gelisah tidak bisa len mailih ada mememan turmajus,
tidur, ada tidur di lantai, yang ada len mangulig odak, maka
lain mengipas-ngipas ada ibunya lalu ukud uyang paling,
mandi, ada lain membikin bedak,
satu-persatu gelisah.
31.Tidak diceritrakan lagi tentang orang Tan kocap malih ikang wang, ring
di desa desti dibilang lagi, mengeliling nagara destine kaucap malih.
105
45.Tidak berani semua kejahatan, kalewat Tatulak sarwa durjana, lintang sidi
sakti jadi desti berlari, seperti dipukul dadi destine malaib, tulya kalambet
dengan batang pohon, tersebar tidak ban kayu, sambeh tong bani matulak,
berani kembali, takut sekali pemimpin- jejeh engeb ratun-ratunnyane
pemimpinnya datang, bernafsu mem rauh,jengah sarat ngawalesang,
balas dendam, memang benar tui tuah kasumbung sakti
dikatakan sakti.
PUHSINOM PUHSINOM
3.Supaya bisa hilang, semua mayat di Apang sida jua makaad, sahanan
sinijagi satu sangat perlu, saya bangkene dini, buin abesik
punya musuh sakti, memang benar lintang buat, bapa ngelah musuh
musuh bumi, bernama I Datu sakti, mula tuah musuh gumi,
Dayu, dia mengganggu saya, sebab maadan NiDayu Datu, ento majadinin
ada seperti sekarang, mayat banyak, bapa, kranaada buka jani, bangke liu,
memang mayat manusia yang tui bangken jadma ngaleak.
menjadi leak.
5.1 Dukuh senang melihat, lalu berkata IDukuh suka manyingak, raris
mantap,"Kamu kera dan harimau, mangandika avis, "Iba bojog
I Dayu Datu dicari," harimau dan kera miwah macan,IDayu Datu
meiaksanakan,lalu ia berjalan terus, patenin ",IMacan bojog ngiring,
I Dukuh lalu pulang, I kera, I harimau lout ya majalan nuus,IDukuh
berjalan, sudah sampai, di Gunung raris budal, i bojog macan mamargi,
Mumbul naik ke atas. sampun rauh, ring gunung
Mumbul menekang.
10.Sudah mampu habis semua, I kera Sampun sida telas basmia, i bojog
kembali pulang, dijumpai I harimau matulak mulih, tepuk i macan di
di jalan,lalu dia beijalan bersama, ke jalan, loutya bareng mamargi, ka
asrama kembali, tidak lama sudah pasraman mawali, gagelisan sampun
sampai, I Dukuh selesai memantra,dan rauh,IDukuh wus mamuja, kacingak
I harimau mengatakan, bisa dengan i bojog prapti, muang i macan,
tanda isyarat. matur ban wangsit nyidayang.
11.1 Dukuh sangat pandai, dengan tanda IDukuh kalintang wikan, ring wangsit
isyarat penjelasan berdua, pasti ature kalih, sinah sampun sida karya,
sudah bisa membunuh,I Dukuh IDukuh suka ring ati, labane sampun
Ill
12.'Nasi lamak tujuh lamak, sesegehan Nasi lamak pitung lamak, segehane
tujuh tanding,lengkap engan sesajen pitung tanding, tetep saha banten
canang, arak berem tersedia lagi, canang, arak berern sedia malih,
Kusumasari menghaturkan, disertai Kusumasari ngayabin, saha dupa
dupa sudah selesai, harimau senang sampun puput, i macan suka di manah,
di hati, I kera mendekati mendahului, i bojog nesek ngamaluin,
lagi berebutan, makan caru, labaan. mangamah caru labaan.
16.Sudah waktunya di adu, tetapi miskin Patut tuah suba gocekang, mreh
yang mengurung, tidak mempunyai lacur sang nekepin, tuara taen
uang,tidak ada di pergunakan ngelah jinaK tong ada anggon
taruhan, meminjam tidaklah berani, muatin, nyilih tuara ja juari,
tetapi supaya jadi mengad\i, nah masih apangpayu ngadu,
biarkan diadu orang lain, simpanan- nah depang suba tedunang,
nya di ambil, supaya jangan kecewa, tambungane jua ulath
anggap sudah mengeluarkan ayam pang da naung,
aduan. sat suba mragatang uran,
20.Konon itu bernama suci, suci bernama Kocap ento madan sukla, suklane
manik, manik bernama merta, merta maadan manik, manike maadan
bernama hidup, menghidupkan dunia merta, mertane maadan urip,
semua, hidup tiga warnanya, tiga uriping buana sami, urip tiga
menyebabkan satu, terpisah satu wamanipun, tiga matemah tunggal,
menjadi mati, mati terakhir, terakhir pasah tunggal temah pati, pati
menyebabkan sunyi. puput, puput matemahan sunia.
22.Itu senjata pergi berangkat, alat Ento saselete luas, sikepang anggon
dipakai memerangi, musuh kalewat nyiatin, musuhe kalintang galak,
galak, memang bebar terkenal sakti, mula tuah kasumbung sakti,
rumahnya sangat angker, gua daken umahnya rungka singid, guwa
dalam pengung, setiap masuk ke daken dalem pengung, asing masuk
dalam, pasti bingung tak tahu arah, ka tengah, pati gakag uyang paling,
siapa yang mengatasi tidak akan yaning nungkul, masih tuara
hidup. kaidupang.
25.Kalau boleh saya minta, biarkan saya Yaning dados antuk titiang, banggiang
begiiii masih dianggap gadls, tak titiang sapuniki, kari kawastaning
3ulit merawat diri, kalau diperintah bajang, tan alangan ngwasa diri,
orang laki, setiap prilaku saya yan prentah anak muani, sing solahang
salah,jika perlahan-lahan beijalan, titiang sigug, yan adengan majalan,
dikatakan lambat sekali, kalau kaucapang belad pasil,
cepat, dianggap sembrono. yaning iju,
bas rengas mangamang-amang.
2.Terus berkata "Duh kamu Sumasari, Tur mangucapy 'Duh cening SumasarU
atma jiwa,jangan sombong, berkata atma jiwa, eda sumbar-sumbar,
lebih baik berhati-hati, ayah memberi mamunyi melah pakpanin, bapa
bayangan keadaan, musuh kawan di manglawatin unduk, musuh
hati, tiga konon banyaknya, cinta, roanga di ati, tiga reke wikngannya,
budi, manah itu, itu setiap hari cita budi manah iku, to sai mider
menguasai diri, menyebabkan pikiran ring awak, mangawenang budine
setiap sehari-hari, tiap hari bertambah maseh sasai, saiya nunjuk
berkurang. nunayang.
4.Penglihatan kalau siang terang semua, Pakantenne yan lemah galang sami,
sama terang walaupun rendah tinggi, pada terang,jimbar cupek jagat,
bersih kotor pasti diketemukan, wiadin lebah tegike, bersih kotor
kalau malam lagi berganti, terangnya sinah pangguh, yan peteng buin
ditutupi, oleh karena perasaan tak masalin, galange katutupan, krana
menentu, tinggi rendah kelihatannya manahe bawur, lebah tegeh
sama itu sebabnya tingkah lakunya kanten asah, to awanan tindake
menjadi salah, gelap mata menyebab dadi pelih, peteng matane ngranayang.
kan.
5.Sebabnya tidak boleh sombong ber krana tuara dadi sumbar munyi, ila-ila,
kata, hati-hati akan sulit sekali, apan sengka pisan, mangalih jati
mencari cocok di hati, sebab kesenang- manahe, reh demene tui admancuh,
an memang datang pergi, di hati di manahe tuara gingsir, ak-ayu
116
6.Nah biarkan putuskan sampai disini, Nah depang bun tetang satwane jani,
pikiran ayah,jadi mengawinkan, idep bapa, dums matemuang,
selesaikan dengan sesajen satu mragatang bayuan atanding, apang
tanding, supaya menuruti adat, di masih nunit unduk, buka Adi
buku Adi parwa, i cucu kocap parwane, i cucu reke ngetesang, di
menyajikan ieluhurnya yang tihing petunge kocap, krana bapa
tergantung, di bambu petung konon, matemuang cening ne jani,
itu sebab ayah mengawinkan kamu apang ngawe panyupatan.
seperti sekarang supaya membuat
peleburan.
11.Memang benar i mirah salah sekali, Tui i mirah wantah iwang rihin,
terlalu alim selalu menyayangkan, bas ngalemang, nyayangang kaliwat,
itu sebab jadi usil, ingat di ento krana dadi mungil, uningring
sayangi terlalu, oleh karena tidak sayang kalangkung, bane tuara
pernah dimarahi, muncul angkara nahen sisip, wetu momo
murka memiliki, ingin tahu malu, mamarekan, sayang tuara uning
jadi berani naik-naik, sekarang apa takut, dadi purun munggah-munggah,
di bilang, nakalnya sudah lewat, jani kudiang? Gerenging tuara jerih,
walaupun di cubit semakin nakal. yadin impek mingkin mungal
20.Kira-kira sudah ada tujuh jam, Sawetara suba ada pitung nalik,
pagi-pagi hari, burung-burung ber- ngedas lemah, kedise masuryak, siape
kicauan, ayam mulai berkokok, nabuh mamunyi, rasannya pada
rasanya sama-sama membangunkan, nunduniny ngwangsitin reh galang
mengisyaratkan sudah pagi,jadi kangin, dadi sang kalih ngaliaby
keduanya bergerak, paling lantas kapupungan lout bangun, inget ring
bangun,ingat akan pekeijaan tadi, gawene busan, ento makrana tuara
itu menyebabkan tidak memperhitung- ngitung tuyuh buin, tuyuh manggawe
kan payah lagi, payali menyebabkan ati Hang.
hati senang.
22.Jadi bangun ke dua lantas ke sungai, Dadi bangunssang kalih lautka biji,
ke selokan, mandi bersamaan, ka bulakan, manj'us mabarengan,
bermain-main saling pukul, macanda saling geburin, idepe pada
perasaannya sama-sama senang, ulangun,IMudita ngucap aris, **Adi
I Mudita lalu berkata, Adikku ini ne apa makada, dadi kene tulya
apa yang menyebabkan,jadi begini buduh?'\ Sumasari nimbal ngucap.
121
23.Sudah di ketahui oieh orang pintar di Tuah kasumbung antuk sang wikan
ajarkan, Sanghyang Smara,sakti dan ringajh Sanghyang Smara, sakti
pintar, membuka perasaan orang tidak turin pradnyan, ngargar idep
mundur, sebab berani membabi-buta, sang tui jorin, kranannya bani
membabibuta saja berani mati, mati- ngamuk, ngamuk saja bani
nya masih beijiwa, karena tidak bisa mati, matine nu mangkian, krana
mundur, ditusuk semakin tuara bisa mundur, tumbakin
memanaskan,luka besar tidak mingkin ngaiakang, tatu
merasa sakit, sebab luka memang rakrak tuara ja mangrasa sakit,
berbisa. reh tatu mula maupas.
25.Kerasnya tidak dirasakan oleh semua Pamrate tuara ngrasa sareng sami,
orang, penyakitnya, oleh karena di panyakite, apan kasaputan,
selimuti, oleh Hyang Madanamurti, antuk Hyang Madanamurti, mangav^e
menyebabkan perasaan bingung, manah bingung, bingunge manadi
bingungnya menjadi salah, pelih, peluh layahe makada,
keringat lidahnya yang menyebabkan mangadakang budi enyud, enyud
perasaan tertarik, tertarik karena nafsu baan momo manah, managihang nene
birahi, meminta yang tidak patut tuara patut tagih, awanan nemu
diminta, itu yang menyebabkan duhkita.
menemukan sengsara.
122
28.Yang dikatakan Hyang Siwa sangat Kang inucap Hyang Siwa utama luih,
utama, wajar sekali beliau masih patut pisan, ida masih kalah, antuk
kalah, oleh Hyang Kama memasuki, Hyang Kama nyusupin, krana ida
karena beliau sakit hati, panas panik sungkan kayun, kebus uyang.
menjadi paling, disakitkan oleh Hyang dadipaling, kagringan antuk
Kama,perasaannya menjadi bihgung, Hyang Kama, kayune waluya sisu,
tapi ganitri diserahkan, di buang tidak ketu ganitri kaura, kasamparang, tong
senang beliau duduk,kainnya tikus jenek ida malinggih, wastrane bikule
merusak. nguyak.
oleh karena ada putra lahir, putra metu, beda wama Sanghyang
berbeda wajah dengan Sanghyang GanV\ Sumasari nimbal ngucap,
Gani, Sumasari ganti berkata, **Wikanjua beli nutur, nguda Hyang
pada juga kakak bicara, mengapa Siwa imbangang, ringmanusa,
Hyang dibandingkan, di manusia, reh batara tui makardi, ala-ayune
oleh karena betara yang membuat, ringjagat
baik-buruknya di bumi.
30.01eh karena beliau sinar Hyang Widi Reh ida rumaga Hyang Widi sidi, tui
sejati, seperti tiba-tiba, nyatanya sakecap, sakala Hyang Surya,
Hyang Surya, walaupun beliau waktu jawat ida kala lingsir, mani seneng
sore, besok pagi kembali muncul, tak nembenin metu, dumilah nyuranin
bosan menyinari bumi, walaupun ada gumi, diastu ada gulem
awan keras, debunya berguiung- nyrambiah, andeang letuh
gulung, tidak akan Hyang Surya manglikub, doh Hyang Surya
dikotori, oleh awannya,oleh karena kaletehan, ban guleme, reh ida
beliau maha suci, terhindar dari maraga suci, luput ring sarwa wigna.
segala halangan.
31.Jikalau begini orang seperti kakak, Yan kene anake kadi beli, wiadin
walaupun saya, berbadan manusia, titiang, madewek manusa, leteh amke
kotor dirinya berakar, bila di tambah- maumbi,yan imbuhin idep dudu,
kan perasaan bodoh, menuruti hawa mangulurin indriane, demen tuara
nafsu, sening tidak memperbanding- nyikutang, suba nyak keto payu,
kan, asal mau diterima,jadi rusaknya dadifeleme mambehang, Mr
berkumpul, seperti pepatah, kotoran sinonggan, lud tai maimbuh cacing,
di tambah dengan cacing, tidak tong gigis wiakti alannya.
sedikit sebenarnya buruknya.
33.Apalagi senang menggauli istri orang, Apa buin demen ngrabining arabi,
rusak sekali dibenci masyarakat alapisan, drati krama kocap, tui
konon,dan akan di hukum perasaan- wenang kadanda pati, kawirangan
nya, di marahi namanya,jika senang aranpm, krana nyandang tui
dengan milik orang lain,jadi tidak ada pinehin, yan demen ting derwen anak,
senang, oleh karena prilaku menjadi dadi tuara ada cumpu, reh tingkahe
manusia,kebenarannya wajar mawakjadma,patutnyana,geldhe
dipegang, pegang teguh jangan jua amomgin, priksanin eda
menganggap mudah. ngampahang.
PUHDURMA PUHDURMA
2.Jiwa kakak memang I ratu membuat, Urip beli wantah i ratu ngardiang,
man menemani kakak,oleh karena ica mayonin beli, awanan dadi nglejat,
bisa bergerak, bergerak menginginkan ngrenjit nagUi magarapm,
keija, tidak memperhitungkan twara ngitung tuyuh sai, ban takut
lelah setiap hari, oleh karena takut enengan, carike ne duang tebih.
hening,sawahnya dua petak.
10.Sebab miskin kamu mempunyai ayah Wireh lacur cening ngelah bapa nista,
nista, bodoh sekali, tidak tahu tempat, beloge tan sipi-sipi, tuara nawang
juga ikut memberitahukan, meniru kalangan, masih milu mawarah,
orang pandai, menasehati anak, manempa anake ririh, nuturin
teringat akan kesetiaan sejati. pianak, kagrek ban tresnane
luih.
11.Memang wajar orang tua mengajarkan, Apan patut i rerama tui mangajar,
anak segala sesuatu, balk buruk pianak saurah-urih, ala-ayu
bertingkah laku, itu sebab ayah ikhlas, matingkah, nto krana bapa lagas,
berani menasehati kamu, j'uari manuturin cening, tulya
seperti crucuk paling, seenaknya crukcuk punyah, ngulah Hum
banyak bicara. mamunyi
14.Dan merasa ibu jiwanya goyang, Tui mangrasa i meme uripe goyang,
seperti digantung seuntai rambut, tulya magantung bokakatih.
sebab terlalu sakit, menangis berguling-iaw sakite liwat,
127
15.Baru begitu baru ibu merasa senang, Mara keto ditu i meme ngrasa Hang,
ayah ibu tidak pergi, menunggu i meme bapa tan gingsir,
slang malam,sarat menjaga anak, magadangin peteng-lemah, sarat
tidak mengitung lelah tiap hari, matepetin pianak, tan pangitung
menyanyikan mengasuh, meminang- tuyuh sai, mangingu ngemban,
minang menidurkan. nupdupang laut nyangkuti,
16.Tidak merasa kena kotoran anak, Tuara ngrungu nguyak tai panyuh
sampai kurus kering, menyusui anak, pianak, kadugi berag atebih,
ayah membuat mainan, dipakai i meme manyonyoin pianak, i bapa
menimang-nimang kalau nangis, ngawenang plalian, anggon
selalu dipangkuan,ibu ayah nungkulang yan ngeling, tan maren
mengawasi. dipabinan, i meme bapa
mriksanirL
17.Jika orang tua tidak mempunyai Yaning tuara i rerama ngelah apa,
apa-apa, akan makanan anak pacang sangun pianak cenik, idep
kecil, pikiran orang tua hancur, reramane benyah, kangen madalem
kangen mengasihi anak, karena belum panak, boon tuara ngantug nasi,
makan,keluar jadi tidak malu, wetu dadipongah, ngagendong nunas
menggendong meminta-minta. ngidih.
IS.Nah begitu berat orang memiliki anak, Nah aketo bobot anake mapianak,
karena pantas seperti sekarang krana nyandang buka jani, cening buka
kamu berdua, patut membayar hutang,, dadua, patutmamayah utang, ring
kepada leluhur sekarang, kesana kamtan nene jani, keme mulih ajak
pulang berdua, orang tua kamu dadua, reraman cening beyanin.
diupacarai.
20.Kalau minta dipakai sesari pangentas, Yaning tunas buat panukun pangentas.
kamu jangan kikir dengan uang, kakercen sreketang cat, ulat ada cat
walaupun banyak menghabiskan, kebean, kamtane nu mautang,
leluhur masih berhutang, kepada ring ida sang mangraj'engin,
beliau yang menjalankan upacara, reh ida muputang,
sebab beliau menyelesaikan, nuduhin pitarane margi
memberi petunjuk jalan
leluhur.
21.Sebab sulit beliau Pendeta memberi Apan sengka Ida Padanda nuduhang,
petunjuk, tempatnya sang catur ungguane sang catur wiji, sakala
wiji, mengadu api, awirbuja somapia, aduhapis, awirbuja somapia,
mengantarkan ke sana memang sulit, ngatehang kema tui sukil,
oleh karena ongkosnya ditetapkan, krana ongkose tetepang, kakercen
uang daksina semua. daksina sami
22.Begitu kamu ingatkan nah berdua, Keto cening ingetang nah ajak dadua,
lagi tiga hari kamu pulang, selasa ne bintelun cening mulih, anggara
pahing harinya, tanggal tiga tepatnya, pahing dinannya, tanggal ping telu
barat daya memang baik, menjelang temunnya, ngelod kauhang tui becik,
sore beijalan, selamat bahagia dauh ro majalan, ayu suka laba
ditemukan. panggih.
23.Sekarang ayah memberikan kamu Jani cening baang bapa ajak dadua,
berdua,selanjutnya ayah memberi jani bapa mamekelin, mas serbuk
bekal, mas serbuk namanya, adannya, mewadah kempu
beralaskan cawan dan toples, memang gedah, mula derwen sang mraga luih,
kepunyaan orang sakti, Sang Guru, nabe susuhunan, mangicen bapa
Yang memberikan ayah dulu. ne riin.
25.Tidak baik berbohong dengan orang Tuara melah pacang bogbog kapin
lain, memang menyebabkan marah, anak, tui ngawe basang pedih,
lagi calig kepada kawan, mudah buin calige ring timpal, mudah sanggup
menyanggupi tapi ingkar janji, kreng ngadoang, sinah tong ada
pasti tidak ada yang percaya, lagi ngiyengin, mingkin tong bisa
pula tak bisa bekeija, bisa niakan ngudiang, payu motah ban
mewah dengan mencuri. mamaling.
28.Setiap orang didekati diajak bicara, Asing desek pacang ajak masocapan,
pasti marah sekali, membenci diri sinah pada gedek geting, pagedeg
sendiri, karena kita menemukan, dewek masangang, krana i
diumpamakan menanam duri, dewek mangguhang, upami mamula
dihalaman, masih kita yang akan dui, di tengahing natah, masih
kena. deweke ngenjekin.
31.Kalau wajah lagi badan bisa hilang, Yan gobane buin awake bisa Hang,
sudah dikubur tidak kelihatan, tidak suba tanem dadi Hid, tuara ja nu
masih samar-samar kalau gaya dan mrawat, yan tandang wiadin
tingkah laku, itu tidak bisa tingkah, ento tuara bisa Hid, tuara
tersembunyi,lama masih diucapkan. bisa Hang, lami kinucapang kari,
34.Kalau baik berbuat lagi bertingkah Yaning ayu makardi buin matingkah,
laku, pembicaraan masyarakat baik, pangucap j'agate becik, lami dadi
lama jadi termasyur, besok-besok kakasuban, mani-marii i sentana, suka
keturunan kita,senang sekali beqalan, bingar mamiragi, ngalem ring
dimanjakan di masyarakat, baik jagat, kawitane luih makardi
perbuatan leluhurnya.
131
36.Kalau lemah itu disebut lekas majal, Yaning gemba ento maadan lumah,
lekas majal tumpul sekali, tumpul lumahe puntuljati, puntul ban
oleh karena sudah tua,tidak akan bisa suba tua, tuara ja dadiprabotang,
dipakai, apalagi akan diasah, karena wiadin ke pacang sepuhin,
wajannya habis, kalau diasah akan reh wajane telah, sepuh mingkin
menjadi tumpul sekah. pungak petit.
37.Waktu remaja tenaga besar membawa Di bafange bayu gede ngaba pangan,
senjaa tajam,tajam tidak diasah, pangane tuara masangih, krana melah
karena dipergunakan dengan adokang, prabotang anggon
baik, dipakai untuk mempersiapkan, nabdabang, menain deweke sal,
memperbaiki diri setiap hari, pang dadi melah, rahayu tui
supaya menjadi baik, selamat kapanggih.
akan dijumpai.
40.Buat dia ayah ibu diutamakan, sebab-'^war ipun i meme bapa saratang, rek
masih berbadan kotor, belum kari mawak daki, apan durung
diupacarai, patut itu diutamakan, maprateka, patutpunika saratang,
saya bersedia mendampingi kakak, titiang nyadia ngiring beli,
berbakti kepada leluhur, supaya bisa ngiasain kawitan,
dikatakan selesai. kewanten mawasta basmi.
46.Tidak panjang lebar berdua menerima, Tuara panjang sang kalih pada
tidak diceritakan malam hari, ngiringang, tan kocapan dina ratii,
sudah waktunya,hari balk akan suba teka padinannya, dewasane
pulang, berdua lalu permisi, berkali- pacang budal, sang kalih raris
kali menyembah,I Dukuh lalu mapamit, mepes manyumbah,I
memberi mantra. Dukuh raris ngawedain.
6.Tak disangka seketika, datang angin Tan pasangkan jag makuus, alase
ribut, dihutan semua semak-semak pakrosok sami,jefeh ngetor
berbunyi, takut gemetar berdua, buka dadua, magebegya tolah-tolih,
sambil ribut menoleh kekiri dan kuusane tui maekang, rasa
kekanan, angin ribut dirasakan begal manyagjagin.
semakin dekat, seperti kedatangan
perampok.
10. Oleh karena tidak membilang, Baane tuara masadu, pajalan kaine
peqalanan kami pulang,I guru sarat mulih, i guru sarat ngandikayang,
memberitahu, supaya kami melaksana- apang kai mameyanin, sameton
kan yadnya,kepada adik beliau danene jumah,gurun kai
di rumah,guru kami laki perempuan. lanang istri,
11.Bukan kami tak punya perasaan, Boya kai tan pasemu, tan saking
bukan karena lupa di hati, dengan engsap di ati, ring olas ibane liwat,
kebaikanmu, kami tahu berhutang kai tau mutang urip, ring iba
urip, kepada kamu semua, buron makejang, kai nyuksmayang
kami menerima sekali." j'ati.
20.Binatang semua taat, senang dia Burone pada saturut, lega ya maj'alan
beijalan pulang, tak lama sudah tiba di mulih, tan kocap rauh ring alas,
hutan, keduanya diceritakan kembali, sang kalih kocapan malih,
memasuki desa pagunungan, bernama nincap jagat pagunungan,
desa Wanapi. mawasta desa Wanapi
satus, pasarnya sangat bersih sekali, nyane lintang bersih, dagange pada
pedagangnya banyak beijejer, madampiak, rupan nyane becik-becik,
wajahnya cantik-cantik, ke dua di sang kalih dim mararian, lout
Sana berhenti, lalu dia membeli ya mameli nasi
nasi.
23.Ada yang lain mendekati berkata, Ada len manesek rnamr, "Manunasang
"Menanyakan golongan kastanya, anmk linggih, saking napigustin
darimana paduka saya, baru saya titiang, tembe titiang mamanggihin,
menemukan,akan pergi ke mana, praya kija pakayman, pamargine
beqalan berdua?" sareng kalih?**
25.Kakek saya pecak dulu, putra ratu Pekak titiang pecak dumun, putran
Karang Giling, masih kepil ram Karang Gating, kari alit
meninggalkan desa, sebab desanya ninggal desa, reh desane telas
habis semua, oleh penjahat basmi, anmk satru mangrusakang,
merajalela, masyarakat habis kaulane telas mati.
mati.
26.Kakek saya konon pergi, sebab sendiri Pekak titiang reka rarud, reh
dia masih, baru berumur sembilan ngaraga ida kari, wawu mayusa sia
tahun, terlunta-lunta beijalan, tiban, kalunta-lunta mamargi, rauh
tiba di sebelah timur bukit saya, dangin bukit tiang, mawasta
bernama desa Mameling. jagat Mameling,
138
28.Saat orang bergotong royong, Busun unuke mugu bug, ida dune
masyarakat semuanya, kakek saya mukusumi, pekuk titiung boyu nuluk,
tidak menolak,ingat dengan diri uning ring ruga mungempU
menumpang, kesetiaan orang diharap- • tresnun unuke kapriboya nutuk,
kan, supaya mau membantu. mungdu olus munulungin.
30.Yang lebih tua pergi ke gunung, Ne luurun tui ke gunung, nungun yusa
bertapa menjadi pujangga, yang lebih mujungguin, ne ulitun kurijumuh,
muda di rumah, bertempat di desa munggeh ring jugut Mumeling,
31.Saya datang dari gunung,akan pulang Titiung ruuh suking gunung, pruyu
ka Mameling, ini yang diajak saya, budul ka Mumeling, puniki ne
istri saya ini, sebenarnya saya ujuk titiung, somuh titiung tui
memisan, demikianlah saya puniki, gumunti titiung mumisun,
permisi. supuniku titiung pumit.
38.Jalannya sangat pelan, oleh sebab Pajalane liwat alus, baan gepune
payahnya beijalan, orang-orang desa mamargl i wong desane ngantenang,
menyaksikan, semua heran semua, pada ya bengong sareng sami,
oleh karena wajahnya tidak ada ban rupane tuara pada,
bedanya, memuji saling menjawab. ngajumang saling sou tin.
140
39.Baru kali ini ada gentuh madu, 'Tumben ada gentuh madu, liwat
meiewati seperti sekarang, sebab sadia bukajani, wireh janisuba tawang,
sekarang sudah tahu, wajahnya waman Sanghyang Smara Ratih *\
Sanghyang Smara Ratih, ada yang Ada len masaut nimbal,
lain menjawab lagi, sayang tidak ada **Sayang san tuara da ngiring."
yang mengikuti.
40.ini wajar disungsung, seperti perak Ne nyandanggayotin tikul, dulurin
wajahnya, disertai lalancana emas, tlepek pangawin, miringan lalancang
pantas disungsung kita semua, emas, pantes sungsung sareng sami,"
begitu kata orang desa, oleh karena keto munyin i wong desa, baan
gembiranya melihat. legane ningalin,
42."Ya nenek dan guru, kakak dan kamu, "Inggih bibi kalih guru, belipada
sekarang pasti akan sedih, sebab wiadin nyai, mangkin sinah pacang
datang malapetaka, laki perempuan sungkan, reh geringe mangrahuin,
haus dan lapar, minta makan luh-muani bedak layah, nagih ngamah
menyakitkan. manyakitin,
58.0rang desa sama senang, berkeinginan Wong desane pada suluk, midep
mengangkat menjadi gusti, sebagai nyungsung nganggen guU
mengepalai desa, seluruh desa maka panguluning jagat,
Mameling, banjarnya berjumlah sakuub jagat Mameling, banjar
delapan ratus, sama semua nyane wenten domas,
bisikannya. patuh raosnya pakisi
59.01eh karena tidak bisa bakong, darma Baan tuara bisa begug, darma dana
dan sangat sakti,jika ada orang lintang rvrih, yan ada anak miyegan,
143
63.Orang desa semua repot, ada naik Wong desane pada gupuh, ada menek
cepat-cepat, mencari kelapa muda dan sada gati, ngalih kuud busung slepan,
daun kelapa, ada mencari air dan cida kayeh ada nyait, nanding
manjarit, membuat bayuan tepung bayuan tepung tawar, mawadah
tawar, beralaskan niru dengan ngiu tui pasti.
pasti.
65.Waktu makan sudah tiba, Kusumasari Kala wengi reke sampun, Kusumasari
ke sungai, tidak lupa membawa ka beji, tan mari mabasma bawang,
bawang merah,juga membawa pisau yatna ngaba tiuk cenik, macelek
kecd, berisi bawang bijian, diikuti oleh bawang besikan, matututan anak
orang kecil. cerik
144
67.Sesajen anak sudah, bayuan satu ngiru Babanten rarene sampun, bayuan
kecil pasti, peras panyeneng satu, atempeh pasti, peraspanyeneng
sesajen pratitinya lagi, peras sorohan, banten pratitine malih,
panyeneng kojong sembilan, berisi peras panyeneng kojong sia, misi nasi
nasi celek linting. celek tinting.
68.1tu ke dapur dihaturkan, lagi sesajen Punika ka paon katur, matih bantene
ke sungai, tidak lain tipat kelanan, ka eji, tanmari tipat kelanan, mraka
berisi laklak dan tape, disertai ajuman, laklak tape tui, dulurannyane
tuaknya satu cerek lagi. ajuman, tuake aberuk matih.
69.Siap sedia semua sudah, orang-orang Sedia sami reke sampun, wong desane
desanya membantu, sama suka mangayahin, pada suka tang
tak henti-hentinya, oleh karena I gingsiran, baan IMudita ririh, bisa
Mudita sakti, bisa memetik perasaan ngalap tresnan anak, ngulanin sukan
orang, membuat senang orang-orang wong desi
2.Sudah didapi dianiaya, lalu dia di- Suba bakat kajelekang, buin ya
kembalikan pulang, oleh karena kalebang mulih, baan idepe
perasaannya mengatasi, keturunan ngungkulang, trek Bandesa uling
Bandesa dari dulu, setiap ditemukan ihi, using tepukina melah,jag
balk, seketika mengambil,tidak mangambil, tuara ja buin morahan.
lagi membilang.
145
S.Mengomel dan mencaci maki, anjing Ngumbah ayu tui mamatbaty "Cicinge
akan mati, masih menggonggong makire mati, masih ngongkong iba
146
13.Semakin besar dia berani, binal malah Ngancan gede ya jagiran, binal galak
melawan, masih dia dibiarkan pikiran- mamalikin, masih ya depin butuan,
nya,oleh karena dia tak berpikir krana ya tan jangka nglulu,
mendesak, masih diriku di desak, masih deweke luluna, payu sakit.
147
14.Ada menyatakan,jika benar, oleh Ada masaut, *Tui saja, wireh pelih
karena salah membekali, seperti orang ban mekelin, buka anake ka
ke sawah, berkeinginan menanam sawah, maidep mamula pantun, tau
padi, ternyata subur memiliki tanah, mokoh ngelah tanah, mangelahin,
bebas, sudah tentu padinya baik. pacangpadin nyare melah.
27.Ayah sapi diambil, Mekel Cede dia Nanang godele kakarsang, Mekel
mengambil, dan memelihara, begitu Gede dane ngambil, dane mangubuh
caranya membilang. Ayah kamu pasti mangadas, keto abete masadu, nanang
gembira, memang bakti, rakyat dengan cai sinah legamula bakti, ngaula
saya. kapining icang,"
31.Tidak ada saya mendengar,tupai mati Titara ada dingeh icang, mal mati
digonggong anjing, ada yang berkata kongkong cicing! ada matur
menyangkal, pura-pura dia menoleh mamtutang, nugjiya nolih tangkejut,
terkejut,ini candunya habis, begini "Nikilangsingane telas," "Kema
kamu,ambil ringitnya silahkan cai, nyemakringgit meli madat."
membeli madat.
32.Ada yang lain berkata cepat-cepat, ya Ada len matur enggalan, "Nggih
saya sekarang beijalan, berapa saya titiang mangkin mamargi, aji kuda
membeli?, I Wayan Buyar menjawab, titian mmbas?",I Wayan Buyar
dompetnya dulu diambil, bawa kesini, masaut, "Gandeke ya malu
di samping bantalnya di atas tempat jemak, aba mai, samping galenge
tidur. luanan!"
38.Di carikan kain rurub, I Wayan Buyar Rurube mangkin rerebang,**I Wayan
menjawab,klambunya disobek Buyar nyautin, "Langsene ambis
selembar, itu sudah dipakai rurub, abidang, ento suba anggon rurub,
saya sangat ketagihan, lu kesana saja, icang liwat katagihan, kema
silahkan tanam di kuburan. gati, lautang tanem ka setra!*'
39.Ada yang lain ganti berkata, patut Ada len maatur nimbal, *Tatut layone
mayat bersihkan, dimintakan tirta bersihin, malih pangentas tunasang!",
pengentas dicarikan, Wayan Buyar Wayan Buyar ngreng masaut, "cai
susah menjawab,kamu berkeinginan tuah maabut pradnyan, mangajahin,
pandai, mengajari, kamu berani akan cai tambet milu mauab.
di poles.
152
44.Pengikut mohon maaf, perasaan suka Pamadate nunas lugra, idepe suka tan
tak henti-hentinya, rebah terguling sipi, mangebah manguling madat,
madat, kata-katanya semua tnabuk, ortannyane sami mukbuk,
saling berganti macam-macam, saling timbal tawah-tawah, rame
ramai sekali, kata-kata sampai gati, ortannyane kadung
panjang. lantang,
45.Ada yang lain bangun duduk,berkata Ada len bangun menegak, memunyi
parasnya lucu, saya mendengar berita sebenge pangid, "Titiang ningeh
pedagang, konon orang tersebut \ortan dagang, kocap anak luas
153
SO.Saya lagi ambisi keras sekali, tenis ICang buin jengahe liwat, terns luas
pergi mencari pembantu, Dayu Datu ngalih kanti, Dayu Datu luih
yang sangat sakti, beliau sanggup akan wisesa, ida sanggup pacang magut,
melawan, merusak Dukun SUadri, mangrusak Dukuh Siladria, sida mati,
supaya mati, dalam waktu tiga mawaneng tuah tigang dina.
hari.
154
51.Sudah lama belum ada kepastian, ada Suba lami durung karwan, ada orta
berita baru ini, Dayu Datu konon jani'j'ani, Dayu Datu kone Hang, .
hilang, rumah beliau telah terbakar, grianida telah puun, keto ortane di
begitu beritanya di jalan, sampai ke jalan, teked mai, krana icang tong seleg
sini, oleh karena saya tidak mau . ngudiang.
bekega.
53.Jikalau kamu memang setia, ikuti Yaningcai saja tresna, tututin icang
• saya sekarang,jikalau nanti di dapat, nejani, disadiane sida bakat,
Sumasari diajak pulang, saya akan Sumasari ajak mantuk, icang maang
memberikan kamu ongkos, seratus cai upah, satus ringgit,
ringgit, masing-masing semuanya. nirimiri tui makojang,"
63.Tak dirasakan orang berkeinginan Tan kocap sang midep corah, kocap
jahat, konon Ni Kusumasari, NiKusurrmsari, ipiannyane ala
mimpinya buruk sekali, terkejut pisau, mangrepata lout bangun, dadi
terus bangun,jadi anaknya terkejut, panake makesiab, tur mangeling,
dan menangis, Kusumasari Kusumasari manyemak.
mengambil.
66.Jika kakak ada salah,jangan segan- Yaning beli wenten iwang, da jangka
segan adik menyalahkan,oleh karena adi ngwelin, reh beli katunan manah,
kakak banyak kekurangannya, yadin matingkah tuah kolugl",
walaupun berprilaku sangat suUt. Sumasari nimbal ngucap, "Sampun
Sumasari ganti berkata,jangan ■beli, salit arsa kapin titiang.
kakak, salah pengertian dengan
saya.
69.Kangen saya dengan diri, sangsara Kangen titiang kapin awak, baan
lahir, Mudita terharu mendengarkan, lacure numadi,** Mudita kangen
berkata lalu di peluk, adi lagi di ningehang, mamunyi sarwi mangelut,
pikirkan, mengapa sedih, kepandaian- "Adi mdlih ke pinehang, nguda
nya jadihilang. sedih, kapradnyane dadi Hang.
71.'Perasaan sekarang gembira,ke sana Idepe jani lilayang, kema adi luas ka
adik pergi ke sungai, membersihkan biji, mabersih ngestiang awak,
menyucikan diri, ke sana pergi ke kema jua ka Tirta Arum, ka Gria
Tirta Arum,ke Giria nanti melebur, nyanan malukat, nunas tirta,
mohon tirta, melebur mimpi buruk. pangleburan ipian ala.
73. Lantas terus beijalan, disertai oleh Tumuli raris mafalan, matututan anak
anak kecil, baru tiba dijalan, cerik, bau reke teked di wang, liu
banyak orang yang mengikuti, anake manutug, bajang-bajang
gadis-gadis beriring-iringan, lalu ke babantiran, tui ka bejU
sungai, sebanyak dua belas orang. mabered ajaknya raws.
78.Lagi bangun melawan, Wayan Buyar Ebah buin bangun manglawan, Wayan
sangat marah, menyeret membuka Buyar liwat pedih, manyeret ngelus
keris, tak memperhitungkan lalu kadutan, tan jangka lout
menusuk, gadis-gadis berserakan, mangacuk, bajang-bajange mabiag-biag,
banyak mati, ada yang lelah liu mati, ada leleh kakaninan.
159
di tinggalkan.
81.Apa sebab menusuk diri, mengapa Apa krana nebek awak, ngudajelene
jeleknya dibuat,jadi rahayunya hilang,kardinin?, dadi rahayuneilangy
sebab sekarang ada musuh, musuhnya wireh janiada musuh,musuhe tuah
memang wajar di lawan, dan perangi, patut lawan, tui tandingin,
kesatrianya dipegang. kaprawirane manggehangi"
86. Tak di cerita Wayan Buyar, mengurung Tan kocapan Wayan Buyar, ngrumrum
Ni Kusumasari, konon I Mudita, Ni Kusumasari, koc(q} reke IMudita,
peijalanannya sudah tiba, di timur pajalane sampun rauh, dangin
Karang Buncing konon, bersamaan, Karang Buncing kocap, sareng
berlari-lari sama bersorak. sami, padingklak padingklak pada
masuryak.
88. Ada lagi menjawab,jalan sekarang Ada buin masaut nimbal, "Jalan ke
dimusuhi,rumahnya di bakar, ada suba celepin, umahnya tunjel
keras berkata, besar kecil dimatikan, makejang,"Ada manengkik
seluruhnya,jangan lagi memikirkan. masaut, "Cenik kelih teka matiang,
maka sami, eda buin manyangkayang!
92.Begitu kata Mudita, setiap orang Keto munyine Mudita, asing maningeh
mendengar mengiakan, kemudian mainggih, nangingya malih majalan,
mereka melanjutkan perjalanan, ke ka desa ya desa ya lantas masuk,
desa lantas masuk, bersorak membakar masuryak ngenjutin umah, tar
rumali, dan berkata, Wayan Buyar mamunyi, '*Wayan Buyar mai
kesinikan. gatiang!"
I Mudita.
bertanya lagi kamu, Mekei Cede ber- tandmh cai beli, Mekel Gede
perang, musuhnya banyak tui mayuda, musuhe liu
mengamuk,orang-orang desa mangamuk," Wang desane
mendengar, seketika memukul, manengehang,jag nglantingin,
memukul lantas mensusir. manigtig lout mangulah.
lOS.Ingat dan berkata, kakak ajak saya Inget tur dadi mangucap, "Beli ajak
pulang, anak saya ketinggalan, tidak titiang mulih, pianak titiange
ada yang mengasuh, aus tidak makutang, tuara ada ja mangempu,
menyusui, pasti menangis, oleh bedak tuara macecepan, sinah
karena tidak ada yang mengasuh. ngeling, baan tongada
nungkulang."
/ hf/^f
9