Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEBUDAYAAN DAN KEARIFAN LOKAL


SUKU TENGGER
Laporan ini di susun untuk memenuhi
Tugas bahasa Indonesia

DISUSUN OLEH
IMELDA FITRIA 9G
ABSEN:13

SMP NEGERI 1 PONCOSUMO


2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KEBUDAYAAN
DAN KEARIFAN LOKAL SUKU TENGGER ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bidang studi Bahasa Indonesia . selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Suku Tengger bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak / Ibu Guru yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai bidang studi yang
kami tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman anggota
kelompok yang membagi sebagian pengetahuannya sehingga makalah ini
terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Malang, 12 April 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
D. Pengertian Suku Tengger ........................................................................................ 3
E. Asal usul terbentuknya Suku Tengger..................................................................... 4
BAB III PENUTUP
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah Negara yang sangat unik dimata dunia karena inonesia memiliki
cirri-ciri khusus yang tidak dimiliki oleh Negara lain, salah satunya adalah keadaan
masyarakatnya yang majemuk yang teridiri dari bermacam-macam suku, ras, agama,
bahasa maupun budaya. Namun hal ini sangat wajar karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor , diantaranya faktor geografis dan faktor historis. Dari segi faktor geografis
Indonesia terletak diantara dua benua. Yaitu benua Asia dan Australia. Dan juga
antara dua samudra yaitu samudra pasifik dan samudera hindia. Akibat Indonesia
dijadikan pusat perdagangan tempat transit nya kapal-kapal pedang dari berbagai
penjuru dunia sehingga mengakibatkan terjadinya asimilasi antara penduduk sribumi
dan warga asing. Dan secara otomatis menjadikan masyarakat Indonesia menjadi
heterogen dan majemuk. Selain itu pengaruh iklim akibat perbedaan garis lintang juga
menentukan kemajemukan tersebut. Dilihat dari segi historisnya masyarakat Indonesia
telah lama mengalami masa penjajahan oleh bangsa lain, seperti bangsa jepang
belanda, portugis dan perancis, sehingga secara tidak langsung budaya Negara
penjajah tersebut mempengaruhi budaya Indonesia yang telah ada.melalui
perkawinan, asimilisi, maupun enkulturasi sehingga masyarakat Indonesia menjadi
majemuk.
Salah satu kemajemukan bangsa Indonesia dapat dilihat dari banyak nya suku-suku
bangsanya. Seperti suku batak, minangkabau, jawa, bugis, tengger dan lain-lain. Pada
pembahasan ini dibatasi topiknya hanya pada suku tengger. Dengan tujuan agar
pembaca dapat mengetahui dan mengenal kebudayaan suku tengger di Indonesia.

B. Rumusan masalah
Dari uraian diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang disebut dengan suku tengger itu
2. Bagaimana Lokasi dan sejarah suku tengger itu.
3. Bagaimanakah kebudayaan dan kearifan Lokal Suku Tengger

1
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang disebut dengan suku tengger itu
2. Mengetahui bagaimana Lokasi dan sejarah suku tengger itu.
3. Mengetahui bagaimana kebudayaan dan kearifan Lokal Suku Tengger

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Suku Tengger


Suku tengger adalah suku yang tinggal disekitar gunung bromo, jawa timur yakni
menempatati sebagian wilayah kabupaten pasuruan, kabupaten probolinggo, dan
kabupaten malang. Komunitas suku tengger berkisar antara 500 ribu orang yang
tersebar di tiga kabupaten tersebut. Etnis yang paling terdekat dengan suku tengger
adalah suku jawa namun terdapat perbedaan yang sangat menonjol antara keduanya,
terutama dari sistem kebudayaannya.

B. Asal usul terbentuknya Suku Tengger


Suku tengger terbentuk sekitar abad ke sepuluh saat kerajaan majapahit
mengalami kemunduran dan saat Islam mulai menyebar. Pada saat itu kerajaan
majapahit diserang dari berbagai daerah, sehingga bingung mencari tempat
pengungsian. Demikian juga dengan dewa-dewa mulai pergi bersemayam di sekitar
gunung bromo, yaitu dilereng gunung pananjakan, di sekitar situ juga tinggal seorang
pertapa yang suci. Suatu hari istrinya melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan,
wajahnya bercahaya, menampakan kesehatan dan kekuatan yang luar biasa. Untuk itu
anak tersebut diberi nama Joko Seger, yang artinya joko yang sehat dan kuat.
Disekitar gunung itu juga lahir bayi perempuan titisan dewa, wajahnya cantik
dan elok, waktu dilahirkan bayi itu tidak menangis, diam dan begitu tenang. Sehingga
anak tersebut diberi nama Roro Anteng, yang artinya Roro yang tenang dan pendiam.
Semakin hari Joko Seger tumbuh menjadi seorang lelaki dewasa begitupun Roro
Anteng juga tumbuh menjadi seorang perempuan yang cantik dan baik hati. Roro
Anteng telah terpikat pada Joko Seger, namun pada suatu hari ia dipinang oleh
seorang Raja yang terkenal sakti, kuat, dan jahat. Sehingga ia tidak berani menolak
lamarannya. Kemudian Roro Anteng mengajukan persyaratan pada pelamar itu agar
dibuatkan lautan di tengah gunung dalam waktu satu malam. Pelamar itu mengerjakan
dengan alat sebuah tempurung kelapa (batok kelapa). Dan pekerjaan itu hampir
selesai, melihat kenyataan itu hati Roro Anteng gelisah dan memikirkan cara
menggagalkannya, Kemudian Roro Anteng mulai menumbuk padi ditengah malam.
Sehingga membangunkan ayam-ayam, ayam-ayam pun mulai berkokok seolah-olah
fajar sudah menyingsing. Raja itu marah karena tidak bisa memenuhi permintaan Roro
3
Anteng tepat pada waktunya. Akhirnya batok yang ia gunakan untuk mengeruk pasir
tersebut dilemparnya hingga tertelungkup di dekat gunung bromo dan berubah
menjadi sebuah gunung yang dinamakan gunung batok. Dengan kegagalan raja tadi
akhirnya Roro Anteng menikah dengan Joko Seger. Dan membangun sebuah
pemukiman kemudian memerintah dikawasan tengger tersebut dengan nama
Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger. Yang artinya Penguasa Tengger yang budiman.
Nama tengger di ambil dari gabungan akhir suku kata Roro Anteng dan Joko Seger.
Tengger juga berarti moral tinggi, simbol perdamaian abadi.
Roro Anteng dan Joko Seger belum juga dikaruniai momongan setelah sekian
tahun menikah, maka diputuskan untuk naik kepuncak gunung bromo. Tiba-tiba ada
suara gaib menyatakan jika mereka ingin mempunyai anak mereka harus bersemedi
agar doa nya terkabul dengan syarat apabila mendapatkan keturunan anak bungsu
harus dikorbankan ke kawah gunung bromo. Akhirnya merekapun mendapatkan
keturunan 25 orang putra dan putri. Namun Roro Anteng mengingkari janjinya maka
terjadilah gunung bromo menyemburkan api, dan anak bungsunya “Kesuma” dijilat
api dan masuk ke kawah gunung bromo, kemudian terdengarlah suara gaib, bahwa
kesuma telah dikorbankan, dan Hyang Widi telah menyelamatkan seluruh penduduk,
maka penduduk harus hidup tentram damai dengan menyembah Hyang Widi, selain
penduduk juga di peringatkan bahwa setiap bulan kasada pada hari ke empat belas
mengadakan sesaji ke kawah gunung bromo, dan kebiasaan tersebut diikuti sampai
sekarang oleh masyarakat tengger dengan mengadakan upacara yang disebut Kesada
setiap tahunnya.

C. Sistem Kebudayaan dan Kearifan Lokal Suku Tengger


Menurut C Kluckhon dalam bukunya categories of culture menemukakan sistem
kebudayaan yang secara Universal dimiliki oleh seluruh masyarat didunia, yang
unsur-unsurnya meliputi sistem bahasa , sistem kesenian, sistem teknologi, sistem
religi, sistem kemasyarakatan, sistem pengetahuan dan sistem mata pencarian. Pada
masyarakat suku Tengger Unsur-unsur kebudayaan universial itu sebagai berikut :
1. Sistem Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh suku tengger adalah bahasa jawa tapi dialek yang
digunakan berbeda yaitu dialek tengger. Dialek tengger dituturkan di daerah
gunung brom termasuk di wilayah pasuruan, probolinggo, malang dan lumanjang.

4
Dialek ini dianggap turunan bahasa kawi, dan banyak mempertahankan kalimat-
kalimat kuno yang sudah tidak digunakan dalam bahasa jawa modern.
2. Sistem Kesenian
– Seni Tari
Tari yang biasa dipentaskan adalah tari Roro Anteng dan Joko Seger yang dimulai
sebelum pembukaan upacara Kasada.
– Seni bangunan
Bangunan untuk peribadatan berupa pura disebut punden, danyam, dan poten.
Poten adalah sebidang tanah dilautan pasir sebagai tempat berlangsungnya upacara
Kasada. Poten dibagi menjadi tiga mandala atau zone yaitu :
1. mandala utama disebut jeroan yaitu tempat pelaksanaan pemujaan yang
terdiri dari padma, bedawang, nala, bangunan sekepat, dan kori agung
candi bentar.
2. mandala madya atau zone tengah, disebut juga jaba tengah yaitu tempat
persiapan pengiring upacara yang terdiri dari kori agung candi bentar bale
kentongan, dan Bale Bengong.
3. mandala nista atau zone depan, disebut juga jaba sisi yaitu tempat peralhian
dari luar kedalam pura yang terdiri dari bangunan candi bentar dan
bangunan penunjang lainnya.
3. Sistem Teknologi
Seiring dengan banyak pengaruh yang masuk kedalam masyarakat tradisional
seperti melalui pariwisata atau teknolgi komunikasi terilah culturual change dan
perubahan kebudayaan sehingga sistem teknologi juga berkembang seperti halnya
masyarakat jawa modern.
4. Sistem Religi
Agama yang dianut sebagian besar suku tengger adalah Hindu, Islam dan Kristen.
Masyarakat tengger dikenal taat dengan aturan agama Hindu. Mereka yakin
merupakan keturunan langsung dari majapahit. Gungung brahma (Bromo)
dipercayai sebagai gunung suci dengan mengadakan berbagai macam upacra-
upacara yang dipimpin oleh seorang dukun yang sangat dihormati dan disegani.
Masyarakat tengger bahkan lebih memilih tidak mempunyai kepala pemerintahan
desa dari pada tidak memiliki pemimpin ritual. Para dukun pandita tidak bisa di
jabat oleh sembarang orang, banyak persyaratan yang harus dipenuhi sebagai

5
perantara doa-doa mereka. Upacara-upacara yang dilakukan masyarakat tengger
diantaranya.

a. Yahya kasada, Upacara ini ilakukan pada 14 bulan kasada, mereka


membawa ongkek yang berisi sesaji dari hasil pertanian, ternak dan
sebagainya. Lalu dilemparkan kekawah gunung bromo agar
mendapatkan berkah dan diberikan keselamatan oleh yang maha kuasa.
b. Upacara Karo, Hari raya terbesar masyarakat tngger aalah upacara karo
atau hari raya karo. Masyarakat menyambutnya dengan suka cita
dengan membeli pakaian baru, perabotan, makan, minuman, melimpah,
dengan tujuan mengadakan pemujaan terhadap sang Hyang Widi Wasa.
c. Upacara Kapat, jatuh pada bulan ke empat, bertujuan untuk memohon
brekah keselamatan serta selamat kiblat, yaitu pemujaan terhadap arah
mata angin.
d. Upacara kawalu, jatuh pada bulan kedelapan, masyarakat mengirimkan
sesaji ke kepala desa, dengan tujuan untuk kesehatan Bumi, air, api,
angin, matahari, bulan dan bintang.
e. Upacara kasanga, jatuh pada bulan kesembilan. Masyarakat berkelilling
desa dengan membunyikan kentongan dan membawa obor tujuannya
adalah memohon keselamatan.
f. Upacara kasada, Jatuh pada saat bulan Purnama (ke dua belas) tahun
saka, Upacara ini isebut sebagai upacara kuban
g. Upacara Unan, Unan, diadakan lima tahun sekali dengan tujuan
mengaaan penghormatan terhadap roh leluhur.
5. Sistem Kemasyarakatan
Masyarakat tengger menjungjung tinggi nilai persamaan, demokrasi, dan
kehidupan masyarakat, sosok seorang pemimpin spritual seperti duun lebih
disegani dari pada pemimpin administratif. Masyarakat tengger memunyai hukum
sendiri diluar hukum formal yang berlaku alam negara. Dengan hukum itu mereka
sudah bisa mengatur an mengendalikan berbagi persoalan dalam kehidupan
masyarakatnya.
6. Sistem Pengetahuan
Sistem Pengetahuan masyarakat tengger pada umumnya masih tradisional, an
masih berorientasi paa kebudayan lama, namun karna aanya pengaruh dari luar
6
melalui pariwisata maupun komunikasi maka sistem pengetahuannya sudah mulai
mengacu ke sistem pengetahuan yang modern.
7. Sistem Mata Pencarian
Sistem mata pencarian masyarakat suku tengger kebanyakan adalah petani dan
penambang, tanaman yang diusahakan adalah sayur-sayuran sedangakan dalam hal
penambangan, yang ditambang adalah pasir dan belerang.

7
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan Pembahasan diatas maka dapat disimulkan sebagai berikut :
Suku Tengger adalah suku yang tinggal disekitar gunung bromo jawa timur,
yakni menempati sebagian wilayah kabupaten pasuruan, kabupaten probolinggo dan
kabupaten malang yang merupakan keturunan dari majapahit.
Lokasi atau letak komunitas masyarakat suku tengger adalah di sekitar gunung
bromo yaitu dikabupaten probolinggo di kec sukapura, di kabupaten malang, di desa
ngadas, kec poncokusumo, di lumanjang diwilayah Ranupane kecamatan sanduro.
Suku tengger terbentuk akibat diserang majapahit oleh berbagai daerah sehingga
penduduk nya menjadi pemukiman baru dibawah pemerintahan Joko Seger dan Roro
Anteng.Suku tengger terbentuk sekitar abad 10 pada masa kerajaan majapahit runtuh
dan awal masuknya agama islam.Suku tersebut dinamakan suku tengger Karena
tengger merupakan gabungan akhir suku kata Joko Seger dan Roro Anteng. Selain itu
juga berarti moral yang tinggi, moral perdamaian abadi.
Suku Tengger mempunyai kebudayaaan dan kearifan lokal yang diturunkan
secara turun temurun dan masih terjaga keasliannya hingga saat ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar “Ilmu sosial dan Budaya dasar”. 2001. Padang : UNP
http://id.wikipedia.org/wiki/dialektengger
http://id.wikipedia.org/wiki/jawatimur
http://id.wikipedia/wiki/sukutengger

Anda mungkin juga menyukai