D-3 AERONAUTIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Makalah ini disususn agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Kebudayaan Adat
Betawi”, yang kami sajikan dalam pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun
oleh kami degan berbagai rintangan. Baik itu yang datang pada diri kami maupun dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Kebudayaan Adat Betawi” yang sangat dekat sekali dalam
kehidupan masyarakat sekitar. Untuk itu kami berharap dengan adanya makalah ini
dapat menambah pengetahan tentang salah satu kebudayaan di indonesia yang hampir
sebagian orang melupakannya
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadikan masyarakat yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3 Tujuan penulisan...............................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 Sejarah Suku Betawi.........................................................................................................6
2.2 Upacara Pernikahan..........................................................................................................7
2.3 Lagu-Lagu Bewati...........................................................................................................13
2.4 Makanan Khas Betawi....................................................................................................16
2.5 Permainan Khas Betawi..................................................................................................24
BAB III..........................................................................................................................................28
PENUTUPAN................................................................................................................................28
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................28
DAFTAR PUSAKA......................................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
b. Nglamar
Bagi orang Betawi, ngelamar adalah pernyataan dan permintaan resmi dari
pihak keluarga laki-laki (calon tuan mantu) untuk melamar wanita (calon none
mantu) kepada pihak keluarga wanita. Ketika itu juga keluarga pihak laki-laki
mendapat jawaban persetujuan atau penolakan atas maksud tersebut. Pada saat
melamar itu, ditentukan pula persyaratan untuk menikah, di antaranya mempelai
wanita harus sudah tamat membaca Al Quran. Yang harus dipersiapkan dalam
ngelamar ini adalah:
a. Sirih lamaran
b. Pisang raja
c. Roti tawar
d. Hadiah Pelengkap
e. Para utusan yang tediri atas: Mak Comblang, Dua pasang wakil orang tua dari
calon tuan mantu terdiri dari sepasang wakil keluarga ibu dan bapak.
d. Akad Nikah
Sebelum diadakan akad nikah secara adat, terlebih dahulu harus dilakukan
rangkaian pra-akad nikah yang terdiri dari:
a. Masa dipiare, yaitu masa calon none mantu dipelihara oleh tukang piara atau
tukang rias. Masa piara ini dimaksudkan untuk mengontrol kegiatan,
kesehatan, dan memelihara kecantikan calon none mantu untuk menghadapi
hari akad nikah nanti.
b. Acara mandiin calon pengatin wanita yang dilakukan sehari sebelum akad
nikah. Biasanya, sebelum acara siraman dimulai, mempelai wanita dipingit
dulu selama sebulan oleh dukun manten atau tukang kembang. Pada masa
pingitan itu, mempelai wanita akan dilulur dan berpuasa selama seminggu
agar pernikahannya kelak berjalan lancar.
c. Acara tangas atau acara kum. Acara ini identik dengan mandi uap yang
tujuanya untuk membersihkan bekas-bekas atau sisa-sisa lulur yang masih
tertinggal. Pada prosesi itu, mempelai wanita duduk di atas bangku yang di
bawahnya terdapat air godokan rempah-rempah atau akar pohon Betawi. Hal
tersebut dilakukan selama 30 menit sampai mempelai wanita mengeluarkan
keringat yang memiliki wangi rempah, dan wajahnya pun menjadi lebih
cantik dari biasanya.
d. Acara ngerik atau malem pacar. Dilakukan prosesi potong cantung atau
ngerik bulu kalong dengan menggunakan uang logam yang diapit lalu
digunting. Selanjutnya melakukan malam pacar, di mana mempelai
memerahkan kuku kaki dan kuku tangannya dengan pacar.
Pada prosesi ini mempelai pria betawi tidak boleh sembarangan memasuki
kediaman mempelai wanita. Maka, kedua belah pihak memiliki jagoan-jagoan untuk
bertanding, yang dalam upacara adat dinamakan “Buka Palang Pintu”. Pada prosesi
tersebut, terjadi dialog antara jagoan pria dan jagoan wanita, kemudian ditandai
pertandingan silat serta dilantunkan tembang Zike atau lantunan ayat-ayat Al Quran.
Semua itu merupakan syarat di mana akhirnya mempelai pria diperbolehkan masuk
untuk menemui orang tua mempelai wanita.
Pada saat akad nikah, mempelai wanita Betawi memakai baju kurung dengan
teratai dan selendang sarung songket. Kepala mempelai wanita dihias sanggul sawi
asing serta kembang goyang sebanyak 5 buah, serta hiasan sepasang burung Hong.
Kemudian pada dahi mempelai wanita diberi tanda merah berupa bulan sabit yang
menandakan bahwa ia masih gadis saat menikah.
Sementara itu, mempelai pria memakai jas Rebet, kain sarung plakat, hem,
jas, serta kopiah, ditambah baju gamis berupa jubah Arab yang dipakai saat resepsi
dimulai. Jubah, baju gamis, dan selendang yang memanjang dari kiri ke kanan serta
topi model Alpie menjadi tanda haraan agar rumah tangga selalu rukun dan damai.
Setelah upacara pemberian seserahan dan akad nikah, mempelai pria
membuka cadar yang menutupi wajah pengantin wanita untuk memastikan apakah
benar pengantin tersebut adalah dambaan hatinya atau wanita pilihannya. Kemudian
mempelai wanita mencium tangan mempelai pria. Selanjutnya, keduanya
diperbolehkan duduk bersanding di pelaminan (puade). Pada saat inilah dimulai
rangkaian acara yang dkenal dengan acara kebesaran. Adapun upacara tersebut
ditandai dengan tarian kembang Jakarta untuk menghibur kedua mempelai, lalu
disusul dengan pembacaan doa yang berisi wejangan untuk kedua mempelai dan
keluarga kedua belah pihak yang tengah berbahagia.
e. Acare Negor
Sehari setelah akad nikah, Tuan Penganten diperbolehkan nginep di rumah
None Penganten. Meskipun nginep, Tuan Penganten tidak diperbolehkan untuk
kumpul sebagaimana layaknya suami-istri. None penganten harus mampu
memperthankan kesuciannya selama mungkin. Bahkan untuk melayani berbicara
pun, None penganten harus menjaga gengsi dan jual mahal. Meski begitu,
kewajibannya sebagai istri harus dijalankan dengan baik seperti melayani suami
untuk makan, minum, dan menyiapkan peralatan mandi.
Untuk menghadapi sikap none penganten tersebut, tuan penganten
menggunakan strategi yaitu dengan mengungkapkan kata-kata yang indah dan juga
memberikan uang tegor. Uang tegor ini diberikan tidak secara langsung tetapi
diselipkan atau diletakkan di bawah taplak meja atau di bawah tatakan gelas.
Siapa yang tak mengenal lagu “Kicir-Kicir”? Sudah barang tentu lagu ini
dikenal banyak orang Karen kerap dinyanyikan di acara perayaan. Setiap
tahunnya lagu ini didendangkan dalam acara ulang tahun Kota Jakarta oleh artis-
artis ibu kota. Lagu ini sebenarnya muncul dari tradisi pantun nusantara, terutama
pengaruh dari pantun melayu dan syair. Hal tersebut terlihat dari lirik lagu ini
yang terikat oleh rima, jumlah suku kata, dan larik persis seperti pantun dan syair.
Pada larik pertama dan kedua di setiap baitnya berisi sampiran dan di dua larik
selanjutnya terdapat isi. Hal inilah yang menandakan bahwa lagu ini merupakan
pengembangan dari bentuk pantun dan syair. Budaya Betawi memang erat
kaitannya dengan budaya Melayu dan Cina. Oleh sebab itu, khalayak akan
melihat jejak-jejak perpaduan budaya Melayu dan Cina pada beberapa atau
sebagian besar produk budaya Betawi, salah satunya melalui lagu daerahnya.
Keterkaitan antara budaya betawi dan melayu terlihat dari bahasa yang
digunakan masyarakat betawi. Pada pada dasarnya mereka mennggunakan bahasa
melayu, namun kemudian bahasa-bahasa lainnya diserap oleh oran-orang melayu.
Misalnya, bahasa sunda, jawa, belanda, portugis, dan cina.
Selain bahasa, arsitektur rumah betawi sebenarnya dipengaruhi oleh
arsitektur rumah melayu. Pada awalnya rumah panggung adalah rumah orang
melayu betawi sama halnya rumah orang melayu asli. Ciri khasnya ialah di atap
rumah tersebut terdapat lembayung. Ciri khas ini masih terlihat pada rumah di
daerah Bekasi tepatnya di Desa Kedokan yang diduga didirikan oleh Pangeran
Sake pada akhir abad ke-17. Namun, pada perkembangannya Rumah kebaya lebih
disukai karena proses pembuatannya yang lebih sederhana. Lantai pada rumah
kebaya dibuat lebih tinggi, hal ini untuk mempertahankan unsur rumah panggung
melayu.
Dari paparan yang cukup panjang di atas, dapat ditangkap beberapa hal
yang menjadi kesamaan akibat budaya yang saling memegaruhi, yaitu dari segi
bahasa, arsitektur, dan lagu. Kembali pada lagu kicir-kicir. Seperti yang telah
disebutkan bahwa pada lagu ini kerap dinyanyikan di acara ulang tahun kota
Jakarta oleh artis-artis ibu kota. Artinya, hingga saat ini “Kicir-Kicir” telah
berkembang dalam versi atau aransemen yang lebih modern. Misalnya, lagu ini
diaransemen dengan musik elektronik atau band, atau lagu ini digubah ulang
melalui musik hip-hop atau rap. Padahal versi aslinya lagu Kicir-kicir diiringi
oleh orkes tanjidor.
a. Kerak Telor
Kerak telor merupakan salah satu makanan khas daerah Betawi. Makanan ini
dibuat dari bahan-bahan antara lain seperti beras ketan putih, telur ayam atau telur
bebek, ebi (udang kering) dan parutan kelapa yang disangrai kering, serta bawang
goreng, cabai merah, kencur, jahe, merica, garam dan gula pasir sebagai bumbu
pelengkapnya.
Cara membuat makanan ini cukup unik karena tidak dimasak di atas kompor
namun dimasak diatas bara api. Pedagang kerak telor sesekali membalikkan wajan
agar permukaan dari kerak telor tersebut juga terpanggang dan matang merata sambil
dikipas-kipas agar bara api tetap menyala. Setelah kering dan matang kerak telor siap
untuk disajikan
Kerak telor terbuat dari bahan-bahan yaitu ketan putih, telur ayam atau bebek,
bawang merah goreng, udang goreng, cabai merah, kencur, jahe, kelapa sangrai,
gula, garam, dan merica. Kerak telor memiliki rasa yang gurih dan enak dinikmati
selagi hangat.
b. Semur Jengkol
Semur jengkol merupakan satu-satunya makanan khas betawi yang tak
terbantahkan lagi keasliannya. Masakan khas betawi yang lain mungkin ada
kembarannya di daerah lain tetapi semur jengkol hanya ada di daerah Betawi saja.
Orang Betawi mampu membuat jengkol menjadi hidangan semur yang lezat. Untuk
menghilangkan baunya, jengkol biasa di rendam di air kapur atau air dari rebusan
tangkai padi. Dahulu, daerah Pondok Gede dan Lubang Buaya merupakan daerah di
Jakarta yang banyak terdapat pohon jengkol.
c. Nasi Uduk
Hampir semua masyaraka Jakarta (sekalipun bukan orang Betawi) mengenal
nasi uduk. Nasi uduk sangat familiar sebagai sarapan di Jakarta. Mirip dengan nasi
liwet, nasi uduk yang terbuat dari beras putih dimasak bumbu-bumbu. Bumbu-
bumbu nasi uduk tersebut seperti garam, santan, daun serai, daun salam, dan daun
jeruk. Rasa nasi uduk sangat lezat dan gurih. Nasi uduk biasa dimakan dengan telur
dadar yang diiris, semur jengkol, ayam goreng, empal, kentang balado, dan sambal
kacang.
f. Laksa Betawi
Laksa berasal dari daerah Cibinong yang kemudian merambah ke Jakarta
dengan sebutan Laksa Betawi. Pengusaha Laksa Betawi biasanya orang Cina
Betawi. Laksa merupakan jenis makanan sepinggan yang berkuah. Laksa berisi
bihun, telur, perkedel, daun kemangi, dan daun kucai. Kuliner yang mendapat
pengaruh dari Cina ini memiliki citarasa yang gurih dan manis.
g. Soto Betawi
Soto Betawi berkuah santan dengan isi daging sapi, tomat, dan kentang. Rasa
soto betawi ini sangat lezat dan gurih. Daging soto betawi terasa empuk, dan
kuahnya terasa gurih. Makanan sepinggan khas betawi ini sangat cocok disantap
dengan nasi putih sebagai makan siang.
h. Soto Tangkar
Makanan khas yang satu ini lahir pada masa penjajahan Belanda. Pada saat
itu, orang Betawi hanya mampu membeli iga sapi yang sedikit dagingnya (tangkar).
Kemudian, orang Betawi menyulapnya menjadi soto yang enak. Kini, soto tangkar
ditambah dengan daging dan jeroan. Soto tangkar berkuah santan tetapi rasanya
tidak terlalu ‘berat’.
i. Kue Cubit
Kue Cubit berbentuk mungil dengan taburan cokelat meises di atasnya, paling
enak kalau dimakan saat kue Cubit baru diangkat dari loyang kue, rasanya manis,
terbuat dari tepung terigu, namanya kue Cubit, karena pada saat mengambil kue
tersebut seperti orang yang hendak mencubit di bagian tengah kue.
j. Roti Buaya
Buaya adalah binatang yang paling setia dengan pasangannya. Buaya
berbentuk roti dalam masyarakat Betawi merupakan representasi dari kesetiaan.Oleh
karena itu harus diberikan sepasang. Roti buaya adalah salah satu prasyarat yang
harus ada dalam upacara pernikahan Betawi.Roti buaya ini berbentuk buaya kecil
yang lucu.Namun sayang, roti ini juga sekarang mulai sulit didapatkan.Toko-toko
roti modern lebih banyak menjual berbagai jenis roti dari luar dari pada roti khas
Betawi ini.
k. Bir Pletok
Bir pletok adalah salah satu minuman khas Betawi. Embel-embel bir pada
minuman ini bukan berarti mengandung alkohol. Bir pletok justru merupakan
minuman kebugaran dari rempah alami yang memiliki beragam khasiat. Salah
satunya, bisa mengatasi masalah sulit tidur alias insomnia. Orang Betawi juga gemar
minum bir lho. Tapi jangan salah, bir yang satu ini terbuat dari rempah-rempah yang
aman untuk dikonsumsi. Pada acara-acara adat Betawi, biasanya bir pletok disajikan
bersama dengan camilan-camilan khas Betawi lainnya. Bir ini terbuat dari rempah-
rempah seperti jahe merah, kayu angin, kayu manis, serai, kapulaga, dan sebagainya.
Minuman ini memiliki sensasi hangat ketika diminum dan cocok diminum dimalam
hari atau pada saat udara dingin.
l. Es Selendang Mayang
Bagi masyarakat khususnya masyarakat Betawi pasti tidak asing mendengar
jenis minuman yang juga mengenyangkan dengan nama selendang mayang.
Minuman ini dapat mengenyangkan karena bahan utama dari selendang mayang
yaitu tepung sagu dan tepung beras yang berbentuk kue seperti agar-agar serta
disiram dengan kuah santan yang gurih dan segar. Warna merah atau hijau dari
adonan kue yang seperti agar-agar dan disajikan dalam potongan kotak-kotak yang
berpadu dengan warna putih santan membuat tampilannya mengingatkan kita
dengan bentuk selendang maka dari itu minuman khas betawi ini disebut selendang
mayang. Sayangnya akhir-akhir ini minuman ini sudah mulai sulit ditemukan, tetapi
masih ada beberapa penjual yang menjual selendang mayang yang dapat Anda temui
di kawasan Kota Tua, Glodok, dan kawasan Kelapa Gading. Selendang Mayang
merupakan jajanan asli betawi yang sudah jarang keberadaannya saat ini sebagai
salah satu makanan tradisional Indonesia. Warnanya yang beraneka ragam, seperti
merah, hijau, dan putih, membuat makanan ini disebut Selendang Mayang yang juga
mempunyai banyak warna. Meskipun hanya berbahan dasar sagu aren dan dengan
siraman kuah santan dan gula merah, jajanan ini masih diminati oleh para penikmat
kuliner.
2.5 Permainan Khas Betawi
a. Congklak
Alat dari permainan ini adalah sebuah papan yang disebut papan congklak,
tebalnya sekitar 5 atau 6 cm, lebarnya sekitar 20 cm dan panjangnya sekitar 60 atau
70 cm. Ujung kedua papan dibentuk setengah lingkaran dan pada kedua ujung papan
itu ada lubang bundar berdiameter sekitar 6 atau 7 cm. Kemudian, di tepi kiri dan
kanan terdapat lubang-lubang bundar berdiameter kira-kira 5 cm, masing-masing tepi
berjumlah 7 buah lubang. Setiap lubang diisi masing-masing dengan 7 buah biji
berupa keong-keong kecil.
Cara bermainnya, pemain yang terdiri dari dua orang mula-mula secara
bersama-sama memindahkan biji-biji yang ada di lubang sebelah kiri dimasukan satu
per satu ke lubang berikutnya, termasuk lubang paling besar yang ada di ujung papan.
Pemain yang kalah adalah pemain yang kehabisan biji yang harus dipindahkan.
b. Bentangan
Bentengan adalah permainan yang dimainkan oleh dua kelompok, masing-
masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu
tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batang pohong, atau pilar yang
dianggap sebagai benteng. Sebelum memulai permainan, pemain harus melakukan
“Hompimpah”, yang kalah dari “Hompimpah” harus jaga. Tiap pemain menepati
bentengan, sedangkan yang jaga berdiri di tengah. Tiap pemain yang berada di
bentengan berusaha bertukar bentengan dengan pemain lain (tukar tempat). Ketika
bertukar tempat, maka resikonya benteng yang ditinggal bisa direbut oleh penjaga.
Bila penjaga berhasil merebut, maka dia bisa menempati bentengan dan pemain yang
tadi akan menjadi penjaga. Yang menjadi penjaga harus waspada dan harus jeli
mengawasi pemain yang akan bertukar benteng, karena harus merebutnya.
Potensi edukatif dari permainan ular naga sangat baik untuk mengembangkan
kemampuan emosional, pada dasarnya usia anak adalah usia bermain maka usaha
pengembangan kecerdasan emosional anak lebih tepat bila menggunakan permainan.
Permainan ular naga juga mengajarkan anak mengutamakan partnership, karena
dalam permainan ular naga ini anak berinteraksi dengan teman sebayanya, inilah
yang menjadi wahana untuk bersosialisasi dan berempati. Keterampilan berbahasa
yang dapat distimulasi melalui permainan ini misalnya kosa kata yang muncul pada
saat anak bermain (si Induk dan Gerbang saling berbantahan), keterampilan sosial
yang dilatih dalam permainan ini di antaranya kemauan mengikuti dan mematuhi
aturan permainan, bermain secara bergiliran. Kemampuan emosional anak juga dapat
dilatih dengan kemauan anak untuk menghargai orang lain, merasakan kekalahan
dan kemenangan pada saat bermain. Perkembangan kemampuan emosi menurut
pendapat dari Goleman, merupakan aplikasi energi dari berpikir dan bertindak,serta
rasa senang, bahkan sedih, yang dapat membantu anak dalam menentukan dan
menjalankan tujuan hidupnya.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan daerah. Salah satu kebudayaan
daerah yang di miliki Indonesia adalah kebudayaan Betawi. kebudayaan suku Betawi
merupakan kebudayaan asli kota Jakarta dan memiliki jenis pernikahan, permainan
bewati, makanan, minuman dan kue khas betawi dan lagu yang khas betawi. Semua itu
adalah suatu keanekaragaman kebudayaan yang di miliki Indonesia yang harus dijaga
kelestariannya. Upaya pelestarian tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Namun, perlu
didukung dan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri agar seni dan kebudayaan betawi
dapat terjaga kelestariannya.
DAFTAR PUSAKA
http://pernikahanadat.blogspot.com/2010/01/pernikahan-adat-betawi.html
https://www.academia.edu/6575340/
Makalah_Perkawinan_Adat_Betawi_gudangmakalahmu_blogspot_com_
ttp://cahyadiblogsan.blogspot.com/2012/04/sejarah-ular-naga.html
http://anotherstroryoflife.blogspot.com/2011/02/permainan-khas-betawi.html
http://mbokr02.wordpress.com/2013/lagu-lirik-lagu-jali-jali.html