SUKU BETAWI”
Disusun oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan tugas makalah Informasi Teknologi yang berjudul
“Pengaruh adanya Ojek Online di Karawang” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
Daftar Gambar..................................................................................................... v
BAB I
Pendahuluan..................................................................................................... 1
1.3.Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II
Pembahasan..................................................................................................... 3
ii
BAB III Kesimpulan dan Saran ......................................................................... 20
3.2 Saran...................................................................................................... 20
iii
DAFTAR TABEL
iv
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Ondel-Ondel ....................................................................................................... 12
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Tanjidor .............................................................................................................. 14
Gambar 2.4
Gambar 2.5
v
Gambar 2.6
Kembang Goyang............................................................................................... 17
Gambar 2.7
Roti Buaya.......................................................................................................... 17
Gambar 2.8
Kue Rangi........................................................................................................... 17
Gambar 2.9
Golok..................................................................................................................... 19
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
kuno Jakarta diberikan oleh Belanda. Jadi, sangatlah menarik bila diteliti secara
sruktur, poses dan pertumbuhan social Suku Betawi mulai dari sejarahnya,
bahasa, kepercayaan, profesi, perilaku, wilayah, seni dan budayanya.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Pada penelitiannya Lance Castles menitik beratkan pada empat sketsa sejarah
yaitu:
1. Daghregister, yaitu catatan harian tahun 1673 yang dibuat Belanda yang
berdiam di dalam kota benteng Batavia.
2. Catatan Thomas Stanford Raffles dalam History of Java pada tahun 1815.
Di mana semua sketsa sejarahanya dimulai pada tahun 1673 (Pada Akhir Abad ke
17), sketsa inilah yang oleh sebagian ahli lainnya dirasakan kurang lengkap untuk
menjelaskan asal mula Suku Betawi dikarenakan dalam Babad Tanah Jawa yang
ada pada abad ke 15 (tahun 1400-an Masehi) sudah ditemukan kata
"Negeri Betawi". Suku Betawi secara geografis terletak di pulau Jawa, namun
secara sosiokultural lebih dekat pada budaya Melayu Islam.
3
4
Kemungkinan nama Betawi yang berasal dari jenis tanaman pepohonan ada
kemungkinan benar. Menurut Sejarahwan Ridwan Saidi Pasalnya, beberapa nama
jenis flora selama ini memang digunakan pada pemberian nama tempat atau
daerah yang ada di Jakarta, seperti Gambir, Krekot, Bintaro, Grogol dan banyak
lagi. "Seperti Kecamatan Makasar, nama ini tak ada hubungannya dengan orang
Makassar, melainkan diambil dari jenis rerumputan"
Batavia merupakan nama Latin untuk tanah Batavia pada zaman Romawi.
Perkiraan kasarnya berada sekitar kota Nijmegen, Belanda, dalam Kekaisaran
5
Romawi. Sisa lahan ini kini dikenal sebagai Betuwe. Selama Renaisans, sejarawan
Belanda mencoba untuk mempromosikan Batavia menjadi sebuah status "nenek
moyang" dari orang-orang Belanda.
Kemudian penggunaan kata Betawi sebagai sebuah suku yang pada masa
hindia belanda, diawali dengan pendirian sebuah organisasi yang bernama
Pemoeda Kaoem Betawi yang lahir pada tahun 1923
Kekeba adalah upacara nujuh bulan yang diadakan pada saat hamil tujuh
bulan, dan biasanya dipimpin oleh seorang dukun atau paraji.
b. Potong Rambut
Potong rambut adalah upacara pemotongan rambut bayi yang pertama kali
setelah bayi berumur 36 hari dan upacara ini sering disebut upacara selapanan.
Upacara kerik tangan adalah upacara serah terima perawatan bayi kepada
pihak keluarga yang melahirkan. Selama berlangsungnya upacara ini harus
diiringi dengan pembacaan shalawat Nabi sebanyak 7 kali.
d. Upacara Khitanan
akan tetap tinggal dalam keluarga inti, tentu saja hal itu membawa dampak
positif dan negatif.
Rumah memiliki arti khusus bagi orang Betawi, bukan hanya sebagai
tempat berlindung. Melainkan sebagai tempat menebar benih, untuk generasi
yang akan datang. Pindah rumah diawali dengan pembacaan selawat dustur
oleh guru ngaji, dilanjutkan dengan mebaca basmalah 3 kali oleh orang yang
akan pindah. Kemudian orang yang akan pindah rumah mengambil tanah dari
halaman rumah lama, di bungkus dengan kain putih. Setelah itu yang
bersangkutan meninggalkan rumah lama diiringi sholawat dan rebana
ketimprung.
Sunat dalam suku Betawi memiliki arti yang khusus yaitu sebagai proses
atau etape pembeda. Maksudnya orang yang telah disunat harus bisa
membedakan antara hak dan yang batil, membedakan antara dunia anak-anak
dan dunia dewasa, karena telah akil balig, orang yang telah di sunat juga
dianggap telah bisa menjaga diri dari perbuatan yang melanggar ajaran agama
atau adat yang berlaku. 7
Pada hari pertama, setelah pengantin selesai dirias, pengantin sunat akan
diarak keliling kampung dengan naik kuda atau bisa juga sang pengantin sunat
diarak dengan duduk di kursi yang di angkat oleh orang dewasa berjumlah 4
orang. Di barisan paling depan ada ondel-ondel dan di barisan belakang ada
teman-teman pengantin serta para tetangga yang ikut meramaikan. Tak lupa
rebana ketimprung selalu mengiring sepanjang perjalanan.
Upacara akeke biasanya di lakukan satu kali seumur hidup oleh orang
Betawi. Upacara ini juga di kaitkan dengan tradisi potong rambut dan
peresmian nama si jabang bayi. Tradisi akeke ini mengikuti ajaran agama Islam
mengenai akikah.
Akeke biasanya akan dilaksanakan pada pagi hari atau sesudah sholat
dzuhur, tapi biasanya sesudah sholat isya’. Upacara dimulai dengan membaca
dzikir dan tahlil. Si bayi kemudian di bawa ke tempat upacara untuk dicukur
rambutnya. Rambut yang telah dipotong, selanjutnya dikumpulkan dan
ditimbang, untuk kemudian ayah si bayi akan membeli emas setara dengan
rambut yang telah dipotong tadi.
Nyapih
Ketika seorang bayi lahir, maka ibunya dianjurkan untuk menyusui bayi
tersebut. ASI ibu sangat baik untuk tumbuh kembang si bayi. Ketika usia anak
telah mencapai lebih dari 2 tahun, untuk melakukan penyapihan, biasanya
orang Betawi akan datang ke dukun beranak. Biasanya orang Betawi akan
datang pada hari Jum’at, karena mereka percaya bahwa hari jum’at memiliki
banyak keistimewaan.
a. Sistem Kekerabatan
b. Organisasi Sosial
Tabel 2.1
Pada umumnya banyak yang beranggapan bahwa Orang Betawi itu malas
bekerja, berebut warisan, sering berkelahi, dan lain-lain. Sehingga mereka
dibilang “Ngontrak di Tanah Sendiri”.
Sebenarnya banyak orang- orang Betawi yang sudah sangat maju dalam
hal pendidikan dan cara berpikir karena tersentuh modernisasi oleh karena
itu mereka mempunyai visi yang jelas, tujuan hidup yang pasti dan
berpendidikan.
Padahal tidak sedikit orang betawi yang berhasil sebut saja Muhammad
Husni Thamrin, Benyamin S, bahkan hingga Gubernur priode 2007-2012,
Fauzi Bowo.
Bahasa Betawi merupakan bahasa sehari-hari suku asli ibu kota negara
Indonesia yaitu Jakarta. Bahasa ini mempunyai banyak kesamaan dengan
Bahasa resmi Indonesia yaitu Bahasa Indonesia.
Bahasa Betawi merupakan salah satu anak Bahasa Melayu, banyak istilah
Melayu Sumatra ataupun Melayu Malaysia yang digunakan dalam Bahasa
Betawi, seperti kata “niari” untuk hari ini. Ciri khas Bahasa Betawi adalah
mengubah akhiran “A” menjadi “E”. sebagai contoh;
Apa = ape
Gula = gule
Tua = tue
Saya = saye
Contoh:
Duapuluh = duapulu
Tujuh = tuju
Pilih = pili
Boleh = bole
Menurut data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, ada
empat kesenian khas Betawi yang paling populer dan dijadikan tradisi
menyambut tamu negara 4 kesenian itu adalah Ondel-ondel, Tanjidor, Tari
Belenggo, dan Tari Lenggong Nyai. Masih banyak lagi kesenian khas Betawi,
apakah itu berupa tarian, teater, music, lagu, dan sebagainya.
1. Ondel-ondel
2. Lenong
Lenong adalah teater rakyat khas Betawi yang dikenal sejak tahun 1920-
an. Sejak awal keberadaannya, lenong diiringi dengan musik gambang
kromong. Dalam Lenong dikenal dua jenis cerita, yaitu Lenong Denes yang
14
bercerita tentang kerajaan atau kaum bangsawan, dan Lenong Preman yang
berkisah tentang kehidupan rakyat sehari-hari.
3. Palang Pintu
Palang Pintu adalah seni budaya yang biasanya di gunakan untuk acara
adat Betawi, seperti permikahan, penerimaan tamu kehormatan, dan lain-lain.
Palang pintu dihiasai oleh pantun-pantun Betawi, dan diiringi oleh musik
marawis, gambang kromong, atau tanjidor. Yang menarik adalah atraksi
pencak silat yang diperagakan dengan menggunakan senjata tajam (golok).
4. Wayang Betawi
Musik iringan dalam wayang Betawi sama halnya dengan gamelan topeng,
berupa musik gamelan Sunda campur Betawi, dengan ciri khas alat musik
tehyan (sebagai ciri khas Betawi) yang disebut gamelan ajeng.
15
5. Seni Musik
Tanjidor
Gambang Kromong
Orkes Samrah
Orkes Samrah adalah salah satu kesenian Betawi dalam bentuk
orkes yang mendapat pengaruh dari Melayu. Lagu-lagu yang biasa
dibawakan seperti lagu Burung Putih, Pulo Angsa Dua, Sirih Kuning, dan
Cik Minah dengan corak Melayu. Orkes Samrah juga bisa dipakai
mengiringi lagu-lagu khas Betawi seperti Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang-
lenggang Kangkung, dan sebagainya. Tarian yang biasa diiringi orkes ini
disebut Tari Samrah.
16
Rebana
Istilah umum bagi jenis gendang yang dinamakan rebana atau
robana, yaitu "frame drums", berupa gendang yang memakai bingkai,
karena badan gendang (kelawang), tinggi atau dalamnya hanya beberapa
inci saja jika dibandingkan dengan jenis-jenis gendang lainnya.
Keroncong Tugu
6. Seni Tari
Tari Lenggang Nyai
Tari Lenggang Nyai adalah salah satu kesenian tari masyarakat
Betawi di Jakarta yang terinspirasi dari kisah hidup Nyai Dasimah. Tarian
ini merupakan tarian kreasi baru yang di ambil dari sebuah cerita rakyat,
sehingga banyak pesan dan makna yang di gambarkan melalui tarian ini.
Tirai Bambu tersebut. Tari Topeng adalah visualisasi gerak, yang dibuat
tanpa melalui konsep yang khusus.
7. Kuliner
Kerak Telor
Kembang Goyang
Roti Buaya
Kue Rangi
19
Kue rangi atau biasa disebut sagu rangi terbuat dari tepung kanji
dicampur dengan kelapa yang diparut kasar. Dahulu, orang memanggang
kue rangi dengan memanfaatkan api yang berasal dari kayu bakar atau
arang. Alhasil, kue tersebut menjadi lebih wangi. Kue rangi adalah salah
satu makanan khas Betawi yang juga mulai jarang didapatkan.
Mata pencaharian orang Betawi bisa dibedakan. Antara lain sebagai berikut :
Sistem IPTEK
Pada umumnya banyak yang beranggapan bahwa Orang Betawi itu malas
bekerja, berebut warisan, sering berkelahi, dan lain-lain. Sehingga mereka
dibilang “Ngontrak di Tanah Sendiri”.
Sebenarnya banyak orang- orang Betawi yang sudah sangat maju dalam
hal pendidikan dan cara berpikir karena tersentuh modernisasi oleh karena
itu mereka mempunyai visi yang jelas, tujuan hidup yang pasti dan
berpendidikan.
20
Teknologi Suku Betawi didatangkan dari negara asing, seperti senjata api,
kapal laut, kompas, teropong, peralatan pabrik dan bercocok tanam, dan lain
sebagainya.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
22
23
DAFTAR PUSTAKA
https://pesona.travel/keajaiban/162/kerak-telor-omelet-gagal-khas-betawi