Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA INDONESIA YANG ADA DI PROVINSI


KALIMANTAN BARAT PELESTARIAN BUDAYA DALAM BENTUK
MERIAM KARBIT DI KOTA PONTIANAK

Dosen Pengampu Mata Kuliah : M. Awaludin S.AP.,M.Si


Nip: 199205112019031017

Disusun oleh :
1. Amelia Nur Azzahra
2. Renda Pujawati
3. Repania Resa
4. Serly
5. Zeta Putri aulia

Kelas 1A ADMINISTRASI NEGARA


POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehinggga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sistem Sosial Budaya Indonesia yang
ada di provinsi Kalimantan Barat dalam bentuk Meriam Karbit ini tepat waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang sistem sosial budaya yang ada di Kalimantan Barat dalam bentuk Meriam
karbit bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucap terima kasih kepada bapak M. Awaludin S.AP,.M.Si selaku dosen mata kuliah
Sistem Sosial Budaya Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu,kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah kami buat akan memberi sedikit pengetahuan tentang Sistem Sosial Budaya
yang ada di Provinsi Kalimantan Barat. Sekali lagi kami mohon maaf jika ada kata yang
kurang berkenan dan informasi yang kurang lengkap karena minimnya sumber yang kami
dapatkan.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Sistem Sosial Budaya Meriam Karbit
inibermanfat dan menginspirasi pembaca.

Pontinak, 5 Oktober 2022

ii
Kelompok 3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A.Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................6
BAB II..........................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................7
A. Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli...................................................................7
B. Kebudayaa Menurut Pendiri Negara...............................................................................8
C. Teori Sistem Sosial.............................................................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................11
PEMBAHASAN........................................................................................................................11
A. Budaya Meriam Karbit....................................................................................................11
B. Cara Pembuatan dan Permainan Meriam Karbit........................................................12
a. Cara Pembuatan Meriam Karbit.................................................................................12
b. Cara Permainan Meriam Karbit.................................................................................12
C. Manfaat dan Nilai Meriam Karbit.................................................................................13
D. Siapa Saja Yang Terlibat Dalam Budaya Meriam Karbit...........................................13
E. Permasalahan Dalam Melestarikan Budaya Meriam Karbit......................................14
F. Metode Pelestarian Budaya Meriam Karbit..................................................................15
G. Peran Pemerintah Dalam Melestarikan Budaya Meriam Karbit...............................16
H. Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Meriam Karbit..............................17
I. Pendapat Kelompok Dalam Melestarikan Budaya Meriam Karbit.............................17
BAB IV.......................................................................................................................................18
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................18
A. KESIMPULAN.................................................................................................................18
B. SARAN..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia
adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya
kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala
manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian
manusia dengan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam
kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari
manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang disadari atau tidak
manusia merusak kebudayaan.

Budaya adalah suatu cara hidup yang terdapat pada sekelompok manusia, yang
berkembang dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya.
Dari segi bahasa, budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Sedangkan dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Colere juga bisa diartikan sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture terkadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau


yang dihuni lebih dari 360 suku bangsa. Hal ini membuat Indonesia kaya akan
keragaman budaya dan tradisi serta memiliki pemandangan alam yang sangat indah.
Keragaman budaya adalah salah satu keunikan yang terdapat di muka bumi ini dengan
beragam suku bangsa yang ada di seluruh dunia, begitu pula dengan keragaman budaya
Indonesia. Kita sebagai warga negara Indonesia, tak dapat memungkiri bahwa
keberadaan negara Indonesia sendiri menghasilkan keragaman yang tidak terkira, mulai
dari keragaman ras, suku bangsa hingga bahasa.

4
Kebudayaan dibelahan dunia sangat beraneka ragam termasuk salah satunya
Indonesia, Indonesia sendiri memiliki berbagai macam suku bangsa,ras,agama,dan adat-
istiadat sehingga khusus untuk Indonesia saja sudah beraneka ragam kebudayaannya
yang tercipta oleh setiap suku bangsa untuk Indonesia

Dari berbagai keragaman itulah melahirkan bentuk keragaman budaya Indonesia


yang tak ada tandingannya, seperti rumah adat, upacara adat, pakaian adat tradisional,
tarian adat tradisional, alat musik dan lagu tradisional, senjata tradisional, bahkan
beragam makanan khas.

Pada hakikatnya, keragaman budaya Indonesia datang dari berbagai kebudayaan-


kebudayaan lokal yang terus tumbuh dan berkembang di masyarakatnya. Adapun
munculnya keragaman budaya tersebut akibat dari pengaruh yang tampak dan merekah
di masyarakat sehingga menciptakan kebudayaan itu sendiri.

Seiring berjalannya waktu dari zaman ke zaman, perkembangan kebudayaan


mempunyai peran dan fungsi untuk meningkatkan semangat nasionalis. Hal itu karena
budaya lokal memuat nilai-nilai sosial yang perlu diterapkan oleh tiap masyarakat
Indonesia itu sendiri.

Masuknya pengaruh-pengaruh kebudayaan dari luar juga mempengaruhi proses


asimilasi kebudayaan khususnya Indonesia sehingga menambah ragam jenis
kebudayaan yang ada di Indonesia. Kebudayaan tercipta sejak manusia mengenal
kehidupan,sehingga menghasilkan 7 unsur kebudayaan universal seperti bahasa,sistem
mata pencaharian,sistem pengetahuan,sisitem tekhnologi,sistem kesenian,sistem
kekerabatan dan religi. Begitu juga dengan sistem pengetahuan akan berisi tentang
simbol-simbol pengetahuan yang digunakan oleh masyarakat pemiliknya untuk
memehami dan menginterpretasikan lingkungannya.

Dari banyaknya keragaman yang ada di Indonesia, keragaman budaya


memaksimalkan salah satu sisi keragaman yang paling menarik untuk dibahas. Di mana
keragaman budaya ini memiliki aura yang sangat kuat sehingga bisa memperkenalkan
Indonesia di kancah Internasional. Terbukti dengan banyaknya kontinen budaya
Indonesia yang diundang ke luar negeri untuk dijadikan tamu kehormatan dalam rangka
mempererat hubungan bilateral dan juga multilateral.

5
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu tradisi meriam karbit ?
2. Bagaimana cara pembuatan dan cara permainan meriam karbit?
3. Apa manfaat dan nilai dari festival meriam karbit?
4. Siapa saja yang terlibat dalam budaya meriam karbit?
5. Apa saja permasalah dalam Pelestarian Budaya Meriam Karbit?
6. Bagaimana cara untuk melestarikan budaya / metode pelestarian budaya yang tepat
sehingga mampu memajukan kebudayaan yang ada di Provinsi Kalimantan Barat?
7. Apa saja peran pemerintah dalam melestarikan budaya meriam karbit?
8. Apa saja peran masyarakat dalam melestarikan budaya meriam karbit?
9. Bagaimana pendapat kelompok dalam melestarikan budaya meriam karbit?

C. Tujuan Penulisan
Sebagaimana yang telah di uraikan sebelumya melalui latar belakang dan rumusan masalah
diatas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu;
1. Untuk mengetahui tradisi meriam karbit.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan dan cara permainan meriam karbit.
3. Untuk mengetahui manfaat dan nilai dari festival meriam karbit.
4. Untuk mengetahui Siapa yang terlibat dalam budaya meriam karbit.
5. Untuk mengetahui permasalah dalam Pelestarian Budaya Meriam Karbit.
6. Untuk mengetahui cara untuk melestarikan budaya / metode pelestarian budaya yang
tepat sehingga mampu memajukan kebudayaan yang ada di Provinsi Kalimantan Barat.
7. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam melestarikan budaya meriam karbit.
8. Untuk mengetahui peran masyarakat dalam melestarikan budaya meriam karbit.
9. Untuk mengetahui Bagaimana pendapat kelompok dalam melestarikan budaya meriam
karbit.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli


Para ahli mendefinisikan kebudayaan dalam bahasa yang beragam. Mulai dari hasil
karya, rasa dan cipta, hingga keseluruhan sistem gagasan manusia. Berikut pengertian
Kebudayaan menurut para ahli :

1.Edward Burnett Tylor (1832-1921)

Menurut Tylor, kebudayaan adalah sistem kompleks yang mencakup pengetahuan,


kepercayaan, kesenian , moral, hukum, adat istiadat, kemampuan, serta kebiasaan-
kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

2.Bronislaw Malinowski (1884-1942)

Malinowski mendefinisikan kebudayaan sebagai penyelesaian manusia terhadap


lingkungan hidupnya serta usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sesuai
dengan tradisi yang terbaik. Dalam hal ini, Malinowski menekankan bahwa hubungan
manusia dengan alam semesta dapat digeneralisasikan secara lintas budaya.

3.Clifford Geertz (1926-2006)

Antropolog ternama dunia Clifford Geertz mengatakan kebudayaan merupakan sistem


keteraturan dari makna dan simbol-simbol. Simbol tersebut kemudian diterjemahkan dan
diinterpretasikan agar dapat mengontrol perilaku, sumber-sumber ekstrasomatik informasi,
memantapkan individu, pengembangkan pengetahuan, hingga cara bersikap.

4.Roger M. Keesing (1935-1993)

Roger mendefinisikan makna kebudayaan melalui dua pendekatan, adaptif dan ideasional.
Kebudayaan menurut pendekatan adaptif merupakan kontes pikiran dan perilaku.
Sedangkan, menurut pendekatan ideasional kebudayaan adalah semata-mata sebagai
konteks pikiran.

7
5.Koentjaraningrat (1923-1999)

Antropolog asal Indonesia ini mendefinisikan kebudayaan sebagai seluruh sistem gagasan
dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat
yang dijadikan miliknya dengan cara belajar.

B. Kebudayaa Menurut Pendiri Negara


Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia (RI), Moh Hatta mengatakan,
kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa. Dikutip dari buku Sejarah &
Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XII M) oleh Faisal Ismail, Moh Hatta yang
dikenal sebagai lulusan sarjana Muslim tersebut memasukkan agama sebagai unsur
kebudayaan. Menurutnya, dengan beragama manusia akan hidup dengan senang. Rasa
senang yang muncul akibat agama itulah yang membuat bapak proklamator kemerdekaan
ini memasukkan agama sebagai bagian dari kebudayaan. Pendapat tersebut disampaikan
Hatta dalam Kongres Kebudayaan Pertama tahun 1948 di Magelang. Berikut cuplikan
pidato Hatta: "Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa. Kebudayaan banyak
sekali macamnya. Menjadi pertanyaan apakah agama itu suatu ciptaan manusia atau
bukan. Keduanya bagi saya bukan soal. Agama adalah juga suatu kebudayaan karena
dengan beragama manusia dapat hidup dengan senang. Karenanya saya katakan agama
adalah bagian daripada kebudayaan."

C. Teori Sistem Sosial


Teori sistem sosial merupakan suatu cara pendekatan sosiologi yang memandang
setiap fenomena mempunyai berbagai komponen saling berinteraksi satu sama lain agar
dapat bertahan hidup.

Teori sistem sebagai paradigma fakta sosial, berkaitan dengan nilai-nilai, institusi
sosial yang mengatur dan menyelenggarakan eksistensi kehidupan bermasyarakat. Sistem
sendiri merupakan suatu kesatuan dari elemen-elemen fungsi yang beragam, saling
berhubungan dan membentuk pola yang mapan. Hubungan antara elemen-elemen sosial
tersebut adalah timbal-balik.Kehidupan sosial masyarakat sebagai sistem sosial harus
dilihat sebagai suatu keseluruhan atau totalitas dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang
saling berhubungan satu sama lain, saling tergantung dan berada dalam satu kesatuan.

8
Menurut Ritzer, metode yang digunakan dalam teori sistem adalah metode
kuisioner, jenis penelitian kuantitatif. Tokoh-tokoh teori sistem; Herbert Spencer, Talcott
Parsons, Nikklas Luhman, Kenneth Bailey, Walter Buckley,

Menurut Buckley, ada beberapa manfaat menggunakan teori sistem, yakni: dapat
diterapkan pada semua ilmu perilaku dan ilmu sosial, memiliki beragam level yang dapat
diterapkan pada semua skala terbesar sampai skala terkecil atau paling objektif sampai
paling subjektif, membahas beragam hubungan antar aspek sosial, tidak parsial,
keseluruhan aspek dipandang dalam konteks proses khususnya terkait dengan jaringan
informasi dan komunikasi, bersifat integratif. Buckley memperkenalkan tiga jenis sistem,
yaitu: sistem sosial budaya, sistem mekanis dan sistem organis. Sistem mekanis,
kesalingketerkaitan antar bagian didasarkan pada transfer energi. Sementara dalam sistem
organis kesalingketerkaitan antar bagian lebih didasarkan pada pertukaran informasi
ketimbang pertukaran energi. Sistem sosial budaya, kesalingketerkaitan lebih didasarkan
pada pertukaran informasi.

Dalam memahami sistem sosial, dikenal dua pendekatan, yaitu: pendekatan


sibernetis dan pendekatan ekuilibrium. Pendekatan sibernetis untuk mempelajari dinamika,
pertumbuhan, evolusi dan perubahan sosial. Sedangkan pendekatan ekuilibrium digunakan
untuk mempelajari keseimbangan di tengah masyarakat.

Teori sistem mengenal dua konsep krusial yaitu: entropi dan negentropi. Entropi
adalah kecenderungan sistem berhenti bekerja, sementara negentropi adalah
kecenderungan sistem pada struktur yang lebih besar. Sistem dalam suatu masyarakat yang
tertutup cenderung entropis, sementara sistem pada masyarakat yang terbuka cenderung
negentropis.

Dalam The Social System, Parsons menengarai dua masalah fungsional yang harus
ditangani oleh sistem sosial apa pun, mulai dari satu pasangan (seperti suami istri) hingga
suatu masyarakat dunia, yaitu: alokasi sumber-sumber daya di antara berbagai unit sosial
dan kecocokan atau integrasi berbagai institusi, termasuk metode-metode kontrol sosial
dan metode-metode yang dapat digunakan untuk menangani pertentangan dan sengketa.

Teori sistem sosial Parsons dikembangkan bersama rekan-rekanya dalam kerangka


A-G-I-L (Adaptation, Goal Attainment, Integration, dan Latent Pattern Maintenance),
sebagai empat persayarat fungsional dalam semua sistem sosial. Adaptation merupakan
keharusan bagi sistem-sistem sosial untuk menghadapi lingkungannya. Goal Attainment

9
merupakan persyaratan fungsional bahwa tindakan itu selalu diarahkan pada tujuan
bersama para anggota dalam suatu sitem sosial. Integration merupakan persyaratan yang
berhubungan dengan interelasi antara para anggota dalam suatu sistem sosial. Latent
Pattern Maintenance menunjukkan pada berhentinya interaksi, baik itu letih maupun jenuh,
serta tunduk pada sistem sosial.

Teori sistem Niklas Luhmann diawali dengan pertanyaan prinsip sosiologi, apakah
masyarakat itu? Ini adalah titik awal dari usaha Luhmann untuk mengembangkan sebuah
teori sistem. Teori sistem Luhmann mendefinisikan masyarakat sebagai “semua yang
mencakup sistem sosial termasuk semua sistem kemasyarakatan lainnya”. Sistem sosial
adalah setiap sistem yang menghasilkan komunikasi sebagai elemen dasarnya untuk
mereproduksi dirinya sendiri.

10
BAB III

PEMBAHASAN
A. Budaya Meriam Karbit
Meriam karbit merupakan permainan rakyat yang menjadi tradisi unik dan memiliki
daya tarik tersendiri bagi masyarakat kota Pontianak Meriam karbit biasanya dibunyikan
sebagai penanda waktu datangnya hari-hari besar islam. Festival meriam karbit sendiri
biasanya di adakan setiap bulan ramadhan dan malam 1 syawal yang diselenggarakan di
tepi sungai kapuas. Dinamakan meriam karbit karena memiliki bentuk dan menghasilkan
suara sangat keras hingga memekakan telinga. Pemerintah Kota Pontianak menetapkan
permainan meriam karbit sebagai salah satu agenda pariwisata unggulan kota Pontianak.
Tradisi Meriam Karbit juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Dilihat dari aspek sejarah, permainan meriam karbit memiliki hubungan yang sangat
erat dengan sejarah berdirinya kota Pontianak. Pada abad ke-18 seorang bangsawan Arab
bernama Syarif Abdurrahman Alkadrie datang dan memiliki misi menyiarkan Islam.
Dalam perjalanannya menyusuri Sungai Kapuas, ia menemukan daratan dipinggir sungai
yang disebut masyarakat Pontianak adalah beting. Syarief Abdurrahman kemudian
menembakan meriam kearah beting untuk mengetahui apa ada penghuni disana dan
ternyata tidak ada seorang pun yang menjawab. Sampai pada akhirnya Syarief mendirikan
sebuah masjid yang dinamanakan Masjid Jami. Selanjutnya Syarief membangun
kesultanan kadriah yang menjadi cikal bakal Kota Pontianak, dan merupakan sultan
pertama di Kota Pontianak. Namun ada versi lain yang menjadi legenda. Konon
Kesultanan Kadriah di Pontianak yang berdiri pada tahun 1771-1808 membunyikan
meriam untuk mengusir hantu, khususnya kuntilanak yang ada di Kota Pontianak. Karena
pada waktu itu, raja pertama Pontianak yang bernama Syarif Abdurrahman Alkadrie ketika
membuka lahan untuk bertempat tinggal di Pontianak sempat diganggu oleh hantu-hantu.
Kemudian Sultan memerintahkan pasukannya untuk mengusir hantu itu dengan meriam.

11
B. Cara Pembuatan dan Permainan Meriam Karbit
a. Cara Pembuatan Meriam Karbit
Pada awalnya Meriam Karbit hanya terbuat dari sebatang bambu, namun seiring
perkembangan zaman berubah menggunakan pohon pinang, pohon kelapa, serta
menggunakan gelondongan kayu yang sudah tidak terpakai. Meski menggunakan kayu
yang tidak lagi digunakan, kayu meranti dan mabang merupakan kayu yang dipilih
sebagai bahan utama pembuatan. Kayu yang telah dipilih untuk digunakan sebagai
Meriam Karbit kemudian dikeruk bagian tengahnya dan diberi pelumas agar kedap air
dan suara. Setelah dikeruk dan diberi pelumas, kayu kembali disatukan menggunakan
rotan yang dililit dengan kuat sepanjang badan kayu. Untuk memperpanjang usia kayu
dan menghilangkan rayap, kayu kemudian diredam di dalam sungai Kapuas selama
beberapa malam.

Meriam ini biasanya memiliki panjang sekitar 4 hingga 7 meter dengan diameter 50
sampai 100 cm dengan berat yang bisa mencapai 500kg. Setelah selesai meriam
dinaikkan ke atas panggung kayu yang menghadap ke seberang sungai kapuas. Agar
menarik perhatian masyarakat yang melihat, meriam tersebut juga dicat warna warni dan
ada juga yang dibungkus dengan kain berbagai motif. Menghasilkan sebuah meriam,
setidaknya dibutuhkan tiga sampai empat hari hingga siap untuk dimainkan atau
dibunyikan. Agar tidak dikejar waktu, meriam-meriam itu sudah mereka kerjakan jauh
sebelum bulan puasa.

b. Cara Permainan Meriam Karbit


Permainan meriam karbit ini biasanya dimainkan sejak 3 hari sebelum hari raya
idul fitri. Meriam biasanya dibunyikan setelah selesai sholat terawih sampai masuknya
waktu sahur. Dalam memainkan Meriam Karbit, meriam yang siap digunakan
kemudian diisi sekitar 3 hingga 5 ons karbit, kemudian diisi dengan air sekitar 5
hingga 10 liter. Waktu yang diperlukan agar air dan karbit bereaksi adalah 10 hingga
15 menit.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan ketika memainkan Meriam
Karbit agar meriam Karbit menghasilkan bunyi yang menggelegar adalah sebagai
berikut:

1. .Masukkan air dan karbit sesuai dengan ukuran Meriam Karbit yang akan
dimainkan

12
2. Tutuplah lubang sulut dan lubang kakap yang terdapat pada Meriam Karbit
dengan menggunakan koran basah yang telah dilumuri oleh lem tradisional yang
terbuat dari tepung kanji
3. Tunggu agar air dan karbit tersebut bereaksi
4. Siapkan obor yang digunakan untuk menyulut Meriam Karbit
5. Bukalah koran basah yang berada pada lubang sulut
6. Sulutlah Meriam Karbit tersebut dengan cara menghempaskan obor tersebut pada
lubang sulut.

C. Manfaat dan Nilai Meriam Karbit


Meriam Karbit bukan hanya sekedar permainan biasa bagi masyarakat Pontianak.
Permainan unik ini memiliki makna tersendiri, baik dari kajian historis, keagamaan, dan
kebudayaan. Masyarakat menjadikan meriam sebagai momentum untuk mengingat dan
selalu bersyukur akan pembangunan kota Pontianak yang dahulunya hanya hutan yang
lebat. Dan sekarang telah menjadi perkotaan yang maju.

Selain itu, meriam juga menjadi salah satu penyemarak hari Idul Fitri di Pontianak.
Momentum awal masuknya islam ke Kalimantan Barat oleh Sultan Abdurahman menjadi
tonggak awal persebaran islam. Kejadian ini pula lah yang mengaitkan Islam dengan
meriam Karbit. Sekarang, Meriam Karbit menjadi budaya dan kebiasaan yang tidak bisa
dilepaskan oleh masyarakat. Meriam Karbit yang awalnya hanya digunakan untuk
memperingati momentum awal mula kota dan masuknya islam menjadi budaya yang
sangat unik dan bernilai tinggi. Disamping itu juga kini menjadi tempat bagi masyarakat
untuk berkumpul dan bersilaturahmi sembari menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Tujuan diadakannya festival meriam karbit adalah untuk melakukan revitalisasi


( penguatan) budaya. Berkaitan dengan hal tersebut, festival budaya sebagai salah satu
sarana komunikasi penting yang dapat digunakan sebagai media pelestarian budaya.

D. Siapa Saja Yang Terlibat Dalam Budaya Meriam Karbit


Tradisi budaya meriam karbit memang tidak terlepas dari semangat gotong-royong.
Dalam festival tersebut tentu dibutuhkannya kerjasama, disinilah kelompok komunitas
meriam karbit saling bekerjasama. Panitia pelaksana festival yang turut menyiapkan acara
festival. Warga sekitar sungai kapuas pun turut memeriahkan festival, namun tak hanya
warga sekitar tepian sungai kapuas ada juga wisatawan dari luar kota pontianak yang juga

13
hadir untuk melihat budaya tersebut. Ada juga tamu undangan pada festival tersebut dari
pihak Pemerintah yang biasanya hadir untuk membuka acara festival tersebut. Adapula
tokoh-tokoh masyarakat, dan para pelajar yang yang ikut serta dalam melestarikan budaya.

E. Permasalahan Dalam Melestarikan Budaya Meriam Karbit


Festival meriam karbit merupakan tradisi unik yang sudah ada secara turun-temurun
yang menjadi ciri khas dari kota Pontianak itu sendiri. Inilah yang menjadikan kita harus
melestarikan dan menjaga kebudayaan Meriam Karbit ini. Dalam upaya melestarikan
kebudayaan ini terdapat beberapa masalah yang menjadi hambatan berkembangnya budaya
Meriam Karbit.

Sumber Daya adalah salah satu hambatan dalam upaya pengembangan pariwisata
berbasis budaya ialah permasalahan ketersediaan dana yang dialokasikan Pemerintah Kota
Pontianak untuk mendukung kegiatan festival meriam karbit , dimana sulitnya
mendapatkan bahan baku yang digunakan untuk membuat meriam, seperti balok kayu dan
rotan. Jika tersediapun harga bahan baku dan bahan bakar karbit yang mahal, sehingga
banyak masyarakat yang sulit untuk berpartisipasi festival meriam karbit.

Salah satu warga menuturkan sebetulnya masih banyak masyarakat yang ingin
berpatisipasi dalam memeriahkan festival meriam karbit yang menjadi agenda Pemkot
Pontianak ini. Namun mereka terhalang dan mengeluhkan syarat peserta yang telah
ditentukan yaitu harus memiliki lima meriam karbit. Sedangkan untuk membuat lima buah
meriam membutuhkan biaya kurang lebih Rp 10 juta.

Pemerintah Kota Pontianak yang belum/justru tidak mendukung tugas dan fungsi
bagian pemasaran pariwisata dalam mempromosikan pariwisata berbasis budaya yang ada
di Kota Pontianak antara lain kurangnya frekuensi promosi keluar daerah yang dilakukan
oleh bagian pemasaran budaya.

Belum adanya kebijakan yang mengatur secara khusus mengenai pengembangan


atraksi budaya Festival Meriam Karbit meyebabkan festival ini masih sebatas pada
permainan rakyat belum menjadi komoditas pariwisata yang bernilai jual.

Kurangnya faktor keragaman budaya yang tampil sekaligus mengurangi nilai atraksi
budaya yang dimiliki. Wisatawan tentu berharap sekali mereka datang, beragam atraksi

14
pariwisata dapat dinikmati sekaligus. Hal inilah yang seringkali jarang ditemui di
destinasi pariwisata budaya yang ada di Kota Pontianak sehingga jumlah pengunjungnya
cenderung sedikit atau tidak menentu.

Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya meriam karbit


yang menjadi identitas daerah kota Pontianak, dan kurangnya pembelajaran tentang
budaya yang seharusnya ditanamkan sejak dini. Seharusnya melalui pembelajaran budaya
lokal kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya serta
bagaimana cara melestarikan budaya lokal ditengah era globalisasi.

Pariwisata budaya Festival Meriam Karbit sebagaimana kegiatan festival dan


pertunjukan budaya lainnya menjadi belum optimal. Belum optimalnya pariwisata budaya
Festival Meriam karbit disebabkan oleh berdekatannya waktu penyelenggaraan kegiatan
Festival Meriam dengan hari raya Idul Fitri.

Warga sekitar sungai kapuas cukup merasa terganggu dengan suara meriam yang
begitu nyaring. Saking nyaringnya bunyi yg dihasilkan oleh meriam karbit membuat
dinding rumah warga bergetar. Warga setempat bahkan terpaksa mengungsikan bayi.

F. Metode Pelestarian Budaya Meriam Karbit

Di adakannya pemasaran dan promosi-promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota


Pontianak melalui berbagai program oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Pontianak. Promosi-promosi tersebut dapat diwujudkan melalui berbagai kegiatan seperti
Sosialisasi pentingnya melestarikan budaya lokal, mengikuti kegiatan pameran, promosi
melalui brosur informasi kebudayaan.

Dengan adanya Peraturan Daerah tentang pengembangan pariwisata berbasis budaya


maka diharapkan sektor pariwisata dapat menjadi urusan wajib sehingga dapat
dikembangkan secara maksimal agar dapat memberikan nilai tambah bagi Pemerintah
Kota pada umumnya dan masyarakat Kota Pontianak pada khususnya.

Adanya bantuan dana dari pihak pemerintah atau perusahaan untuk membeli bahan
baku dan bahan bakar meriam karbit. Sehingga banyak masyarakat yang bisa ikut dalam

15
berpartisipasi tanpa adanya kendala biaya. Atau adanya bantuan fasilitas yang memadai
untuk mendukung dalam melestarikan budaya meriam karbit.
Pemerintah Kota Pontianak diharapkan dapat menjalin hubungan yang baik dengan
Forum Komunikasi Meriam Karbit ( FKMK ) Kota Pontianak terkait pembinaan dan
pengawasan terhadap komunitas meriam karbit, pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan
kegiatan, serta meningkatkan kerjasama dan komunikasi dalam pelaksanaan kegiatan dan
publikasi.

Tak hanya permainan dan hiasan meriam karbit saja yang ditampilkan, mungkin
didalam festival tersebut bisa menggabungkan beberapa budaya-budaya yang ada di
Kalimantan Barat. Sehingga pengunjung bisa menikmati dan mengetahui beberapa budaya
sekaligus dan dapat meningkatkan jumlah pengunjung wisatawan.
Sering dilaksanakannya festival atau lomba meriam karbit pada hari-hari besar, untuk
meningkatkan informasi tentang budaya lokal serta untuk mempertahankan nilai-nilai
kebudayaan dan historis berdirinya kota Pontianak terutama pada pelajar atau peserta didik
agar ada regenerasi yang mengembangkan, memajukan, menumbuhkan minat dan rasa
cinta kepada budaya lokal serta membangun karakter bangsa.
Menunjukkan bahwa budaya adalah hal yang penting sebab berhubungan dengan jati
diri bangsa sehingga Pemerintah pusat maupun daerah ikut memperhatikan upaya
pelestarian budaya nasional dan tidak hanya memprioritaskan pada bidang politik dan
ekonomi saja tetapi juga pada bidang budaya.
Metode yang paling pas untuk menangani kebisingan yang dirasakan oleh warga
setempat yaitu dengan cara lokasi festival meriam karbit dipindahkan, yang biasanya
ditepian kapuas sebaiknya dipindahkan ke daerah yg tidak terlalu dekat dengan rumah
warga.

G. Peran Pemerintah Dalam Melestarikan Budaya Meriam Karbit


Pengembangan Kawasan dan Objek Wisata Kota Pontianak memiliki banyak Festival
yang berbasis kepada sungai salah satunya adalah Festival Meriam Karbit. Oleh karena itu,
untuk mengembangkan serta meningkatkan daya tarik Sungai Kapuas, Pemerintah Kota
Pontianak membangun kawasan Sungai Kapuas.
Selain itu pengembangan aksesibilitas menuju titik-titik meriam karbit yang berada di
sepanjang tepian sungai dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak dengan pembangunan

16
dan perbaikan jalan gertak di sepanjang kawasan tepian sungai. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan lalu lintas warga masyarakat yang tinggal di tepian sungai maupun
wisatawan yang akan menikmati Festival.
Pemerintah juga menggali lebih dalam budaya-budaya yang ada di kota Pontianak
sehingga menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung.

H. Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Meriam Karbit

Peran masyarakat sangat penting dalam menjaga dan melestarikan budaya. Hal ini
bisa dilakukan dengan cara ikut serta dalam mendukung aktifitas budaya dengan cara
bergotong royong, mendukung upaya pengembangan yang dilakukan Pemerintah.
Serta mengenali atau mempelajari budaya daerah lokal yang bisa menambah
pengetahuan, sehingga menimbulkan rasa cinta terhadap budaya lokal. Cara lain yang
dapat masyarakat lakukan untuk melestarikan budaya adalah memilih budaya asing yang
masuk agar tidak terpengaruh oleh budaya luar yang bisa membuat lunturnya rasa cinta
terhadap budaya lokal.

I. Pendapat Kelompok Dalam Melestarikan Budaya Meriam Karbit

Bergabung dengan komunitas budaya, agar bisa lebih mengenal budaya, sebab dalam
sebuah komunitas, untuk mempererat tali persaudaraan dan kekompakan dalam
melestarikan budaya.serta dukungan masyarakat sekitar serta semangat gotong royong
masyarakat merupakan usaha dalam melestarikan tradisi dan budaya Meriam di Kota
Pontianak.
Mengajak teman lain untuk menonton festival atau memainkan meriam karbit. Cara
ini bisa membuat teman-teman yang sebelumnya tidak mengenal meriam karbit , menjadi
lebih mengenalnya. Dalam permainan meriam karbit ini membutuhkan sejumlah orang
untuk memainkannya. Sehingga,memainkan meriam karbit bersama teman-teman adalah
hal yang bisa dilakukan sebagai upaya pelestarian budaya.

17
18
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
Berdasarkan pada pembahasan pada bab sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan
adanya sisi positif dan negatif dari budaya Festival Meriam Karbit di Kota Pontianak
antara lain
 Sisi positif
 Kebijakan pengembangan pariwisata berbasis budaya melalui penataan kawasan tepian
sungai menambah daya tarik kawasan ini terhadap pariwisata khususnya atraksi budaya
Festival Meriam Karbit.
 Sisi negatif
Adanya kendala biaya untuk membuat dan perawatan meriam. Akibat kendala tersebut
jumlah kelompok meriam karbit semakin berkurang dan masyarakat semakin sulit
untuk ikut berpartisipasi dalam melestarikan budaya. Hal ini yang menjadi
kekhawatiran pudarnya budaya lokal. Oleh karena itu, hal ini tidak hanya menjadi
tanggung jawab masyarakat tetapi juga melibatkan pemerintah dan perusahaan-
perusahaan yang mendukung untuk membantu dana dalam mengadakan festival meriam
karbit sebagai identitas budaya lokal.

B. SARAN
Meriam Karbit merupakan salah satu budaya yang ada di Kalimantan Barat dimana
budaya itu menjadi ciri khas daerah itu sendiri. Kita harus menumbuhkan rasa cinta
budaya lokal, dimana kita merasa memiliki tugas untuk melestarikan budaya kita. Adanya
sosialisasi kepada masyarakat mengenai tradisi permainan meriam karbit terutama kepada
generasi muda agar tertarik atau berminat,berpartisipasi serta peduli terhadap kebudayaan
yang telah menjadi tradisi tersebut serta adanya dorongan dari pihak pemerintah dalam
meningkatkan fasilitas yang memadai untuk melestarikan budaya lokal.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/mengintip-tradisi-meriam-karbit-pontianak

(https://m.tribunnews.com/amp/regional/2018/06/17/ini-kendala-dalam-mengikuti-festival-
meriam-karbit-di-pontianak)

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5725690/5-pengertian-kebudayaan-menurut-para-
ahli/amp

https://ensiklo.com/2015/08/11/memahami-teori-sistem-sosial/

https://www.tribunnews.com/regional/2018/06/17/ini-kendala-dalam-mengikuti-festival-
meriam-karbit-di-pontianak

https://amp.kompas.com/regional/read/2021/04/27/050000578/meriam-karbit-tradisi-
menyambut-idul-fitri-di-kota-pontianak

https://pontianakpost.jawapos.com/metropolis/27/04/2021/cara-masyarakat-melestarikan-
budaya/#

https://www.kaskus.co.id/thread/51f7c84a1dd719177c000005/tradisi-meriam-karbit-di-
pontianak/

https://ruangnegeri.com/perang-meriam-karbit-di-sungai-kapuas-jadi-pertanda-datangnya-1-
syawal/

20

Anda mungkin juga menyukai