Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT DI INDONESIA

“SUKU BETAWI”

Pelajaran : Sosiologi
Guru : Sofa Almarwah S.Pd

DISUSUN OLEH :
NAMA: DUTA MAHARANI
KELAS: X IPS 2
SMAN 2 KOTA TANGERANG
DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI ………….……………………………………… 2
KATA PENGANTAR ……………………………………. 3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………... 5
1.2 Rumusan Masalah ………………………………. 7
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………… 7
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Suku Betawi…………………………….... 8
2.2 Penduduk Betawi …………………………………… 12
2.3 Kepercayaan ………………………………………… 15
2.4 Mata Pencaharian ………………………………….. 16
2.5 Seni Dan kebudayaan …………………………… 16
2.6 Bahasa ……………………………………………......... 22
BAB 3 PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan …………………………………………… 24
3.2 Saran …………………………………………………….. 25

Kata Pengantar
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Karena ridha dan rahmatnya, saya dapat
mengerjakan tugas sosiologi dengan judul “Budaya
Betawi” . Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas
dari ibu Sofa Almarwah, S.Pd

Semoga dengan ditulisnya makalah ini, saya bisa


mengetahui segala kebudayaan budaya Betawi yang
mulai di tinggalkan saat Ini. Dan semoga kepada generasi
muda Betawi bisa terus melestarikan kebudayaan
masyarakat Betawi ini.

Saya menyadari terdapat banyak kekurangan dalam


makalah ini, maka dari itu saya bersedia di beri saran dan
di kritik untuk kesempurnaan penulisan di masa yang
akan dating. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan
dalam penulisan makalah ini

Demikianlah makalah ini, saya harap para pembaca


makalah ini akan mendapatkan banyak informasi dan
pengetahuan yang baru di makalah ini.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Tangerang, 19 November 2019


Penulis,

Duta Maharani
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk yang di ciptakan oleh
tuhan sebagai makhluk yang berbudaya, hal ini dapat
dilihat dariperkembangan manusia yang di tandai dengan
adanya peradaban-peradaban dan juga budaya yang
terlah terbentuk. Manusia mendiami wilayah yang
berbeda, berada di lingkungan yang berbeda juga. Hal ini
membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan
kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda
dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat
3 pembagian wilayah, yaitu : barat ,timur tengah, dan
timur
Kita di Indonesia termasuk kedalam bangsa timur,
yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik.
Bangsa timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah
dan bersahabat. Orang-orang dari wilayah lain sangat
suka dengan kepribadian bangsa timur yang tidak
individualistis dan saling tolong menolong satu sama lain
Menurut Selo Soemardjan menjelaskan bahwa yang
dimaksud masyarakat adalah manusia yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan. Dengan
demikian tidak ada masyarakat adalah manusia yang
hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat
sebagai wadah pendahulunya. Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah orang-
orang yang hidup bersama untuk melakukan kegiatan
bagi kepentingan bersama atau sebagian besar hidupnya
berada dalam kehidupan budaya.
Masyarakat atau Suku Betawi berasal dari hasil
kawin-mawin antar etnis dan bangsa di masa lalu secara
biologis. Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku
asli yang menghuni di Jakarta dan Bahasa Melayu Kreol
adalah bahasa yang digunakannya, dan juga kebudayaan
melayunya adalah kebudayaanya. Kata Betawi
sebenarnya berasal dari kata “Batavia”, yaitu nama kuno
Jakarta diberikan oleh Belanda. Jadi, sangatlah menarik
bila diteliti secara sruktur, poses dan pertumbuhan social
Suku Betawi mulai dari sejarahnya, bahasa, kepercayaan,
profesi, perilaku, wilayah, seni dan budayanya

1.2 Rumusan Masalah


1.      Bagaimana sejarah dan asal-usul suku betawi ?

2.      Bagaimana komunitas penduduk betawi ?


3.      Kepercayaan apa sajakah yang dianut oleh suku
betawi ?
4.      Bagaimana sistem mata pencaharian masyarakat
betawi?
5.      Apa saja seni dan kebudayaan betawi ?
6.      Bahasa apakah yang diapakai oleh suku betawi ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah mengenai suku betawi
yaitu untuk mengetahui sejarah suku betawi dan penulis
juga ingin mengetahui dan memahami budaya betawi
dari segala aspeknya. Adapun manfaat dari penulisan
makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
tentang proses dan pertumbuhan social suku betawi.

BAB 2
PENDAHULUAN
1.3 Sejarah
Diawali oleh orang sunda (mayoritas), sebelum abad
ke-16 dan masuk ke dalam kerajaan tarumanegara serta
kemudian pakuan pajajaran. Selain orang sunda, terdapat
pula pedagang dan pelaut asing dari pesisir utara jawa,
dari berbagai pulau indonesia timur, dari malaka di
semenanjung malaya, bahkan dari tiongkok serta gujarat
di india.

Selain itu, perjanjian antara surawisesa (raja kerajaan


sunda) dengan bangsa portugis pada tahun 1512 yang
membolehkan portugis untuk membangun suatu
komunitas di sunda kalapa mengakibatkan perkawinan
campuran antara penduduk lokal dengan bangsa portugis
yang menurunkan darah campuran portugis. Dari
komunitas ini lahir musik keroncong.

Setelah VOC menjadikan batavia sebagai pusat


kegiatan niaganya, belanda memerlukan banyak tenaga
kerja untuk membuka lahan pertanian dan membangun
roda perekonomian kota ini. Ketika itu VOC banyak
membeli budak dari penguasa bali, karena saat itu di bali
masih berlangsung praktik perbudakan. Itulah penyebab
masih tersisanya kosa kata dan tata bahasa bali dalam
bahasa betawi kini. Kemajuan perdagangan batavia
menarik berbagai suku bangsa dari penjuru nusantara
hingga tiongkok, arab dan india untuk bekerja di kota ini.
Pengaruh suku bangsa pendatang asing tampak jelas
dalam busana pengantin betawi yang banyak
dipengaruhi unsur arab dan tiongkok. Berbagai nama
tempat di jakarta juga menyisakan petunjuk sejarah
mengenai datangnya berbagai suku bangsa ke batavia;
kampung melayu, kampung bali, kampung ambon,
kampung jawa, kampung makassar dan kampung bugis.
Rumah bugis di bagian utara jl. Mangga dua di daerah
kampung bugis yang dimulai pada tahun 1690. Pada awal
abad ke 20 ini masih terdapat beberapa rumah seperti ini
di daerah kota

. Antropolog universitas indonesia, Dr. Yasmine zaki


shahab, ma memperkirakan, etnis betawi baru terbentuk
sekitar seabad lalu, antara tahun 1815-1893. Perkiraan
ini didasarkan atas studi sejarah demografi penduduk
jakarta yang dirintis sejarawan australia, lance castle. Di
zaman kolonial belanda, pemerintah selalu melakukan
sensus, yang dibuat berdasarkan bangsa atau golongan
etnisnya. Dalam data sensus penduduk jakarta tahun
1615 dan 1815, terdapat penduduk dari berbagai
golongan etnis, tetapi tidak ada catatan mengenai
golongan etnis betawi. Hasil sensus tahun 1893
menunjukkan hilangnya sejumlah golongan etnis yang
sebelumnya ada. Misalnya saja orang arab dan moor,
orang bali, jawa, sunda, orang sulawesi selatan, orang
sumbawa, orang ambon dan banda, dan orang melayu.
Kemungkinan kesemua suku bangsa nusantara dan arab
moor ini dikategorikan ke dalam kesatuan penduduk
pribumi (belanda: inlander) di batavia yang kemudian
terserap ke dalam kelompok etnis betawi.
2.2 Penduduk Betawi
Merupakan komunitas penduduk di Jawa (Pulau
Nusa Jawa) yang berbahasa Melayu, dikemudian hari
disebut sebagai orang Betawi. Orang Betawi ini disebut
juga sebagai orang Melayu Jawa. Merupakan
hasil percampuran antara orang-orang Jawa, Melayu,
Bali, Bugis, Makasar, Ambon, Manado, Timor, Sunda, dan
mardijkers (keturunan Indo-Portugis) yang
mulai menduduki kota pelabuhan Batavia sejak awal
abad ke-15. Di samping itu, juga merupakan
percampuran darah antara berbagai etnis: budak-budak
Bali, serdadu Belanda dan serdadu Eropa lainnya,
pedagang Cina atau pedagang Arab, serdadu Bugis atau
serdadu Ambon, Kapten Melayu, prajurit Mataram,
orang Sunda dan orang Mestizo.
Sementara itu mengenai manusia Betawi purbakala,
adalah sebagaimana manusia pulau Jawa purba pada
umumnya, pada zaman perunggu manusia Betawi
purba sudah mengenal bercocok tanam. Mereka hidup
berpindah-pindah dan selalu mencari tempat hunian
yang ada sumber airnya serta banyak terdapat pohon
buah-buahan. Mereka pun menamakan tempat
tinggalnya sesuai dengan sifat tanah yang
didiaminya, misalnya nama tempat Bojong,
artinya "tanah pojok".
Dalam buku Jaarboek van Batavia (Vries, 1927)
disebutkan bahwa semula penduduk pribumi terdiri dari
suku Sunda tetapi lama kelamaan bercampur dengan
suku-suku lain dari Nusantara juga dari Eropa, Cina,
Arab, dan Jepang. Keturunan mereka disebut
inlanders, yang bekerja pada orang Eropa dan Cina
sebagai pembantu rumah tangga, kusir, supir, pembantu
kantor, atau opas. Banyak yang merasa bangga kalau
bekerja di pemerintahan meski gajinya kecil. Lain-
lainnya bekerja sebagai binatu, penjahit, pembuat sepatu
dan sandal, tukang kayu, kusir kereta sewaan, penjual
buah dan kue, atau berkeliling kota dengan
"warung dorongnya". Sementara sebutan wong Melayu
atau orang Melayu lebih merujuk kepada bahasa
pergaulan (lingua franca) yang dipergunakan seseorang,
di samping nama "Melayu" sendiri memang sudah
menjadi sebutan bagi suku bangsa yang berdiam
di Sumatra Timur, Riau, Jambi dan Kalimantan Barat
Posisi wanita Betawi di bidang
pendidikan, perkawinan, dan keterlibatan
dalam angkatan kerja relatif lebih rendah
apabila dibandingkan dengan wanita lainnya di Jakarta
dan propinsi lainnya di Indonesia. Keterbatasan
kesempatan wanita Betawi dalam pendidikan disebabkan
oleh kuatnya pandangan hidup tinggi mengingat tugas
wanita hanya mengurus rumah tangga atau ke dapur,
disamping keterbatasan kondisi ekonomi mereka. Situasi
ini diperberat lagi dengan adanya prinsip kawin umur
muda masih dianggap penting, bahkan lebih penting dari
pendidikan. Tujuan Undang-Undang Perkawinan untuk
meningkatkan posisi wanita tidak banyak
memberikan hasii. Anak yang dilahirkan di Jakarta,
tidak mempunyai hubungan dengan tempat asal di luar
wilayah bahasa Melayu, dan tidak mempunyai
hubungan kekerabatan atau adat istiadat dengan
kelompok etnis lain di Jakarta.

2.3 Kepercayaan
Orang Betawi sebagian besar menganut agama
Islam, tetapi yang menganut agama Kristen; Protestan
dan Katholik juga ada namun hanya sedikit sekali. Di
antara suku Betawi yang beragama Kristen, ada yang
menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran
antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini
wajar karena pada awal abad ke-16, Surawisesa, raja
Sunda mengadakan perjanjian dengan Portugis yang
membolehkan Portugis membangun benteng dan gudang
di pelabuhan Sunda Kalapa sehingga terbentuk
komunitas Portugis di Sunda Kalapa. Komunitas Portugis
ini sekarang masih ada dan menetap di daerah Kampung
Tugu, Jakarta Utara
2.4 Mata Pencaharian
Mata pencaharian orang Betawi dapat dibedakan
antara yang berdiam di tengah kota dan yang tinggal di
pinggiran. Di daerah pinggiran sebagian besar adalah
petani buahbuahan, petani sawah dan pemelihara
ikan. Namun makin lama areal pertanian mereka makin
menyempit, karena makin banyak yang dijual untuk
pembangunan perumahan, industri, dan lain-lain.
Akhirnya para petani ini pun mulai beralih pekerjaan
menjadi buruh, pedagang, dan lain-lain

2.5 Seni Dan Kebudayaan


a)      Musik

Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi


memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni
usic Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada
tradisi usic Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang
Portugis-Arab, dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-
Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni
Lenong, Gambang Kromong, Rebana Tanjidor dan
Keroncong. Betawi juga memiliki lagu tradisional seperti
“Kicir-kicir”.

GAMBANG KROMONG

b)      Seni Tari

Seni tari di Jakarta merupakan perpaduan antara


nsure-unsur budaya masyarakat yang ada di dalamnya.
Contohnya tari Topeng Betawi, Yapong yang dipengaruhi
tari Jaipong Sunda, Cokek dan lain-lain. Pada awalnya,
seni tari di Jakarta memiliki pengaruh Sunda dan
Tiongkok, seperti tari Yapong dengan kostum penari khas
pemain Opera Beijing. Namun Jakarta dapat dinamakan
daerah yang paling dinamis. Selain seni tari lama juga
muncul seni tari dengan gaya dan koreografi yang
dinamis.

TARI COKEK

c)      Drama

Drama tradisional Betawi antara lain Lenong dan


Tonil. Pementasan lakon tradisional ini biasanya
menggambarkan kehidupan sehari-hari rakyat Betawi,
dengan diselingi lagu, pantun, lawak, dan lelucon jenaka.
Kadang-kadang pemeran lenong dapat berinteraksi
langsung dengan penonton.

LENONG

d)     Cerita Rakyat

Cerita rakyat yang berkembang di Jakarta selain


cerita rakyat yang sudah dikenal seperti Si Pitung, juga
dikenal cerita rakyat lain seperti serial Jagoan Tulen atau
si jampang yang mengisahkan jawara-jawara Betawi baik
dalam perjuangan maupun kehidupannya yang dikenal
“keras”. Selain mengisahkan jawara atau pendekar dunia
persilatan, juga dikenal cerita Nyai Dasima yang
menggambarkan kehidupan zaman olonial.

PI
TUNG

e)      Senjata Tradisional Senjata khas Jakarta adalah


bendo atau golok yang bersarungkan terbuat dari kayu.
GO
LOK
f)       Makanan
Jakarta memiliki beragam masakan khas sebagai
kekayaan kuliner Indonesia. Sebagai kota metropolitan
Jakarta banyak menyediakan makanan khas. Salah satu
ciri dari makanan khas Jakarta adalah memiliki rasa yang
gurih. Makanan-makanan khas dari Betawi / Jakarta di
antaranya adalah : kerak telor, kembang goyang, roti
buaya, kue rangi
2.6 Bahasa
Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah
cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang
merupakan hasil perkawinan berbagai macam
kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di
Nusantara maupun kebudayaan asing.

Ada juga yang berpendapat bahwa suku bangsa yang


mendiami daerah sekitar Batavia juga dikelompokkan
sebagai suku Betawi awal (proto Betawi). Menurut
sejarah, Kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di
Sundapura atau Sunda Kalapa, pernah diserang dan
ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh
karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan
Sunda Kalapa, jauh sebelum Sumpah Pemuda, sudah
menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di
Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa
nasional.

Karena perbedaan bahasa yang digunakan tersebut


maka pada awal abad ke-20, Belanda menganggap orang
yang tinggal di sekitar Batavia sebagai etnis yang berbeda
dengan etnis Sunda dan menyebutnya sebagai etnis
Betawi (kata turunan dari Batavia). Walau demikian,
masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih
tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda seperti kata
Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang
berasal dari Cihideung dan kemudian berubah menjadi
Cideung dan tearkhir menjadi Cideng), dan lain-lain yang
masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam
naskah kuno Bujangga Manik yang saat ini disimpan di
perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris. Meskipun bahasa
formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa
Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan
sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka
kesimpulannya adalah kesenian dan kebudayaan Suku
Betawi merupakan kebudayaan asli kota Jakarta dan
memiliki jenis musik seperti Gambang Keromong,
Tanjidor. Menggukan bahasa dengan 2 dialek. Dari
bidang seni teater terdapat lenong. Kemudian terdapat
cerita rakyat serta Ondel-ondel sebagai pertunjukan
khasnya. Ini membuktikan bahwa tiap daerah yang ada di
Indonesia memiliki budaya daerah masing-masing.

3.2 Saran
Keaekaragaman kebudayaan Indonesia harus
bisa menjaga kelestarian seni dan budayanya. Upaya
pelestarian tidak hanya dilakukan oleh pemerintah.
Namun, perlu didukung dan dilakukan oleh masyarakat
itu sendiri. Agar seni dan budaya dapat terjaga
kelestariannya

Anda mungkin juga menyukai