AD PR
121
00004999
TIOAK DIPEROAGANGKAN UNTUK UMUM
BABAD PRAYA
P E P P 'j S > ■■
PUSA1 ;-t[viau>]A AN OAN
PENGEMBANGAN BAHASA
OEPARTEMEN PENOlDlKAM
OAN KEBUDAYAAW
ISBN 97^59-390-7
VII
RINGKASAN CERITA
vin
lam Sasak di kemudian hari. Inilah pokok pangkal ketidaksenangan
Anak Agung Made yang kemudian beraiat membunuh keponakannya
sendiri.
Yang sangat menarik dituturkan oleh Babad Praya ini adalah keti-
dakmampuan laskar Bali yang jumlahnya puluhan ribu itu menga-
lahkan tujuh orang pemimpin Praya yang sudah terkepung pada se-
buah masjid sederhana di pusat kota Praya. Pemimpin Praya itu terdiri
dari empat orang ningrat Sasak yaitu, Lalu Semail alias Guru
Bangkol, Haji Yasin, Mami' Diraja, dan Mami' Sapian. Tiga orang
pengikutnya adalah dari golongan rakyat yang tidak jelas namanya.
Selama tiga hari berturut-turut ketujuh orang ini dikepung oleh
ribuan laskar Bali yang bersenjata bedil, tombak, pedang, dan keris
kelewang. Tiga hari semata-mata cuma tujuh orang Praya saja tidak
terkalahkan. Pada hari berikutnya barulah masuk para pengungsi yang
kembali pertama sejumlah lima puluh orang. Selanjutnya selama
sepekan lagi Praya yang berlaskar ratusan orang tidak dapat pula
dihancurkan. Semakin hari laskar Praya semakin kuat dengan kemba-
linya para pengungsi. Akhimya keadaan menjadi terbalik. Kini giliran
laskar Bali menerima tekanan-tekanan. Praya memang "si bocah
nakal" yang mampu merepotkan juragannya, bahkan dapat merusak
benteng dalam semalam. Oleh karena itu, dijuluki "Si Pagah Praya"
yang artinya "Si Pantang Mengalah".
Sewaktu tujuh pendekar Praya terkurung di masjid konon terjadi
keajaiban. Pertolongan gaib Tuhan turun dengan datangnya seorang
wanita tua dekil sebagai juru masak mereka. Pekerjaannya yang serba
asal-asalan mampu menyajikan makanan dan kopi yang sangat
berkhasiat memulihkan kekuatan ketujuh pahlawan tersebut. Begitu
pula pada waktu masjid akan dibakar tampil dua orang ajaib bersama
anak kecil yang menjaga masjid dari serbuan musuh.
Di pihak pasukan Bali ketidakmampuan laskamya menaklukkan
segelintir orang Praya telah mempermalukan Si Anak Agung Made
selaku panglima perangnya. Tidak urung Anak Agung Ngurah
ayahnya menjadi sangat kecewa dan mengirim surat teguran ke mar-
kas Agung Made di Puyung.
IX
Kesulitan yang dihadapi Made adalah bahwa pasukannya terdiri
dari orang Bali dan Islam Sasak yang direkrutnya dari seluruh desa
jajahannya di Lombok.
Pasukan Islam Sasak ini justru menimbulkan beban karena tidak
sungguh-sungguh bertempur melawan sanak saudaranya sendiri.
Situasi politik di setiap desa sudah berubah. Kesetiaan terhadap
Raja Bali mulai gugur satu per satu. Tambahan pula di Karang Asem
Bali masih terjadi sengketa dengan Kerajaan Kelungkung.
Api peperangan ini menjalar kesana-kemari antar penguasa Bali
dan para pemimpin Sasak dan juga antara Karang Asem dan
Kelungkung.
Akhirnya berlarut-larutlah peperangan yang menimbulkan korban
jiwa dan harta benda. Berkali-kali Praya tergencet dan dikucilkan
sampai kelaparan, tetapi tetap teguh bertahan. Akhirnya, ia tertolong
dengan timbulnya pemberontakan hampir di seluruh Lombok teru-
tama yang disponsori oleh Haji Ali Batu, Sakra. Orang Praya berubah
menjadi penyerang dan pendekar perang di setiap medan. Pengalaman
pahitnya telah mematangkan siasat dan jurus perangnya.
Cerita ini pada dasamya penuh ketegangan. Akan tetapi, setiap
saat kita dibuatnya merenung berpikir membayangkan latar belakang
dan bentuk pikiran yang mereka kembangkan di masa lalu. Di sana-
sini kita pun dapat tertawa lebar karena berbagai kelucuan, kekonyol-
an yang diungkap secara jelas tanpa tedeng aling-aling. Tidak perduli
siapa pelakunya, raja, panglima atau si rakyat jelata, si orang Bali atau
orang Sasak. Ia bercerita apa adanya dan nyaris tidak memihak siapa
pun.
Sebagai salah satu isyarat dari kenetralan sang penulis, penulis
telah membahasakan penguasa Bali dengan bahasa yang pantas (ba-
hasa halus) dan pujian atas kepintaran dan kekuatannya yang besar.
Mari kita baca seluruhnya babad ini.
PUH SINOM
1
guru Semail mengangkat guru Semail wangunang
perang Sabilullah. prang sabillulah.
5. Jadi, pada Tuan Srip ber- 5. puput le' Tuan srip kocap,
pangkal, karanan praya mela bebalik,
penyebab Praya mau beron- yen premenak silain lain,
tak,
sedang bangsawan yang lain, pada' nde'na nao' selapu,
semua tak tahu ikhwalnya, le' raos dengan si dua,
pembicaraan si dua tokoh,
Srinata dan guru Semail, Sri Nate guru Semail,
sudah mufakat dengan Tuan was mufakat bareng tuan
Srip. Srip, kocap.
10. Jro Waru Pijot mufakat, 10. Jro Waru pijot mupakat,
akan berontak pada Raja gen congah le' raja Bali,
Bali,
Puyung Kopang Batukiang, Puyung Kopang Batukliang
Penuja Jonggat Jelantik, Penuja'Jonggat Jelantik,
Sukarara dan Kediri, Sukarara Ian Kediri,
semua itu sudah sepakat, selapu, sina was nurut,
akan menyertai Datu Pange- gen da ngiring Datu Pange-
ran, ran,
semua sudah berontak, selapu, pada was bebalik,
di Ampenan Sayid Abdullah le' Ampenan, Said Abdullah
memimpin. mbatekang.
11. Akan mengamuk di Cakra 11. Gen ngemuk le' Cakra Men-
Mataram, taram,
pasukan Timur luring akan sikep timu' Juring gena an-
ditunggu, tih,
Tuan Srip menyuruh segera, Tuan Srip basuru' nyere-
kang,
si Datu lama menunggu, Datu suwe lalo' ngantih,
bertanya si Haji Yasin, nimbal Haji Yasin,
adakah surat yang disampai- ara, ka tulis was katur,
kan, le' sida mami' si' nengka,
pada anda sekarang paman, lahan bilang desa mami',
malahan setiap desa, luwe' teda tebarengin Said
banyak mengatakan akan Abdullah.
bersama si Sayid.
12. Guru wayah berujar lagi, 12. Guru wayah malik nimbal,
memang tak ada surat, tapi hende' nara' tulis,
jadi sama si Srip saja, puput si' tuan Srip dowang,
membawa bicara si Sayid, jau' manik tuan Said, nimbal
menjawab Haji Yasin, nimbal malik Haji Yasin,
kalau begitu belumlah patut, mm sakeno nde' man patut,
kurasa akan jadi kesusahan, rasa jari kesusahan,
silakan paman ingatlah, sila' mami iling-iling,
kupikir kita cuma percaya pikir tiang, satmakanta
warta. nyadu' horta.
13. Sang guru berkata tandas, 13. Guru konte' si' na nimbal,
diri paman ini ku wajibkan, hewah bapa sino wajib,
biar paman sendiri saja, yadin bapa mesa'-mesa',
pasti akan berperang sabil, nde' burung gen perang sa
karena kata si Tuan Srip, bil,
karena ia anak cucu Rasul, krana manik tuan Srip,
haram paman mundur, dening iya anak cucu Rasul,
haram bapa gen tulak,
Haji Dolah Haji Yasin, Haji Dolah Haji Yasin,
berangkat langsung menuju banjur budal baterus pada
Penuja'. tipa' panuja'.
15. Benarkah tuan akan beron- 15. Jati ke sida gen congkah,
tak,
menjawab si orang ditanya, nimbal si ta katuwanin,
duh anakku Ratu, duh anaku. Lalu sida,
jangan berkata lagi, jra' sida mini malik,
ini ada orang Bali, ne ara' tahu Bali,
di utus si Anak Agung, kahutus si Anak Agung,
akan mencari hamba hilang, gen meta pengayah telang,
paman pikif ia mata mata, prasa' bapa iya tatelik,
lagi pula paman tak berniat Ian tur maneh bapa nde' me-
berontak. legen congah.
16. Lebih baik pulanglah segera, 16. Bagus nyerek ule' Nuna,
lagi pula sedikitpun tak ada, tur na nde' nara' gati,
niat paman akan berontak, prangen bapa si gen congah,
dan tak ada pula, serta mula nde' nara' gati,
bicara orang, pangrahos sai sai,
sampai di Penuja' anakku, dateng panuja' anaku,
tuan haji lalu pergi, tuan haji batrus budal,
tak merasa menjejak bumi, nde' na merasa Hat gumi,
bingung dan sangat susah telang akal tur pikiran lebih
pikirannya. susah.
18. Arkian sampai ia di desa, 18. Banjur was tama le' desa,
si tuan Haji Yasin, iye tuan haji Yasin,
lalu berunding dengan mer- ngraos batrus bareng men-
tua, towa,
yang berwewenang mena- jero sikanggo ngedengin,
han,
puri tempat tinggalnya, yen pajrowane malik,
utara pasar utara jalan, den peken den rurung,
bila disebut secara awam, yen pengraos bebondolan,
disayang oleh penguasa Bali, kesayang isi' pemekal Bali,
orangnya jujur bernama ma- seta polos pasengan mami'
miq Sapian. Sapiyan.
19. Memang asli orang Praya, 19. Mule tulen isi praye,
tak ada rancuannya, nde' nara' saringana malik,
asli turunan Memela, tuwi tur nan mamela,
sangat berwibawa pula, perbawa laksana malik,
setibanya Haji Yasin, sadatengna haji Yasin,
lalu mendapat tuturan, banjur dateng prejani,
hal si guru mau berontak, susah kresa aruh gena telang
maka tiba-tiba datanglah, akal.
rasa susah bingung hilang
akal.
23. Di Puri sudah penuh sesak, 23. Le' Jro wah sabol tampat,
si Lalu dan para mami' lalu prebuling para mami',
ampun Tuan saya bertanya, hinggih Jro tiang nunasang
apa kehendak Tuan, pekayunan sida mami',
karena sudah sangat gempar, dening was biyur gati,
apa sebab kita ribut, apa sebab ta pada biyur,
Jro Sapian lalu menjawab, Jro Sapian banjur nimbal,
si guru akan berontak. guru kocap gen bebalik
sudah mufakat dengan ma was mupakat bareng mami'
mi' Srinata. Srinata.
24. Ampun Tuan saya tanyakan, 24. Hinggih Jro tiang nunasang,
kehendak Tuan sendiri ba- kayun sida nengka mami'.
gaimana.
Kakak saudara sudah beron- nini' sanak pada was cong-
tak, gah,
mami' Samian menjawab mami'Sapian nimbal malik'
lagi,
sekarang aku sangat bi- nengka aku telang pikir,
ngung,
akan menolak ajakan, kawan, nengka gen tungkasin batur,
tidak akan ikut berontak, nde' gen ta milu congah,
ada lagi menjawab alasan, ara' masih gena rawosin,
oleh orang Bali supaya kita si' tau Bali temah ta payu
dihancurkan. nahobat
27. Berkata lagi mami' Sapian, 27. Malik nimbal mami' Sapian,
kakau begitu apa ditunggu, lamun meno apa gen antih,
besok akan berangkat, jema' tao ta gen lampa',
menyerbu desa Bali, gebidc desa tau Bali,
Cakra Mataram sampai Cakta Mentaram, jangka ti
hancur, ding,
ayo pulanglah kalian, aluh ule'pada selapu',
siapkan senjata, dabdabang sasikepang,
semua berpamitan, selapu'pada bepamit,
memasang tombak mengasah masang tumbak ngasa' kele-
pedang. yvang.
29. Tak dituturkan malam pun 29. Nde'na kocap peteng benar,
siang,
terang desa kentongan ber- benar desa kulkul muni,
bunyi,
orang desa penuhlah, dengan desa kesabolan.
11
31. Sudah memakai busana pe- 31. Was nyaluk busana perang,
rang,
sej)erti tingkah Raja Agung, seperti tingkah Ratu Luih,
japa mantra dirapal, japa pregolan na lepas,
ilmu kejayaan disiapkan, langkah ken jayang preniti,
sudah lengkap tingkah di- was tutu' tingkah na'
pakai, kawaih,
Anak Agung lalu keluar, Anak Agung batrus sugul,
dari kamar tidumya, silekan pamereman,
lalu pergi ke istana, batrus aning ukir kawai,
menghadap ayahnya pamit marek mami' gen bepamit,
akan pergi. lumbar mangkat.
12
33. Ratu Made berhatur sembah, 33. Ratu Made sawur sembah,
berhatur lalu pamitan, belatur batrus bepamit,
sudah keluar ke Bencingah, was dokal aning bancingah,
lalu naik ke atas usungan, batrus munggah le'juli,
kepala barisan sudah jalan, papucuk was'leka' tarik,
liwat di Kediri, liwat Kadiri batrus,
ekornya barisan masih di bongkol masih le' Cakra,
Cakra,
tersebut di Praya, praya no kocap malik,
sudah beijalan laskarnya ke pada was lampa' sikep si-
barat. gen-bebaretang.
PUH BURMA
35. Gembira rasanya mau masuk 35. Pada girang pangangena ta-
desa, madesa,
karena sudah berjanji, dening semaya was pasti,
bersama akan berontak, bareng ye gen congah,
namun setelah tiba saatnya, jari dateng le' katekan,
Puyung mungkir janji, puyung na mungkir le'janji,
tidak memberi liwat, nde' basada liwat,
gerbangnya dijaga. jebag padena sanggrahin.
36. Tidak bisa lalu liwat luar 36. Nde' bau liwat payu langan
desa, luar desa,
maka si Guru Semail, kocap guru Semail,
mendapat bencana di jalan, sengkaka le' langan,
sakit perut lalu kembali, salit tian banjur tulak,
pulang ke Praya lagi, ule' aning praya malik,
pasukan yang banyak, siluwe' dateng le' Pakuke
sudah sampai di Pakukeling. ling.
37. Senjata Praya bertemu Ca- 37. Sikep praya batempuh timbal
kra, Cakra,
tak lama antaranya, nde' nara' antara malik,
lalu bertempur, baterusan mara,
saling bedil saling tombak, saling bedil saling tumbak,
Praya tidak mau mundur, Praya nde' na leyo mudi,
seperti gila-gilaan, pada gila-gila,
sangat gembira berperang. culuk girang na lebih.
38. Bangke Bali Islam tak ter- 38. Pira bange Bali selam baj-
hitung, rongkong,
Praya semakin mendesak, Praya sayan ngulah gati,
mengamuk tanpa berucap, ngamuk nde, na bapeka,
semua sudah hilang takut- pada was telang parap.
nya.
14
41. Suara bedil seperti guntur, 41. Swarari bedil mara' guntur iba-
nyala mesiu seperti kilat, ratna, kisap nyala hobat bedil,
sorak-sorai gemuruh, surak pada ndeh rarah,
mengamuk perang bersosoh, ngamuk tide' nara' barenggang,
raatahari terbenam bianglala jelo serep teja kuning,
kuning,
perbawa asap mesiu, isi' pendet ubat,
pertempuran sengit sekali. siyatna pijer sekali.
42. Orang Praya berteriak tak 42. Sorohpraya bakuwih ndi'
putus, pegat-pegat,
Pak Made ini ambillah, ama'Made ne sewinih,
upeti pajak padi. petipajek pade.
15
43. Bernama Gusti Nengah Gen- 43. Haran Gusti Nengah Geng-
soh, Pajang, song seile' Pajang,
merasa malu sekali, brangen iya wirang gati,
lalu menuding, batrus nanudingang,
hai anjing Islam Praya, heh basong selam praya,
jahat moncongmu berucap, seroro cucuk me' muni,
lalu kena tombak dari be- betrus kena tumbak lekan
lakang. mudi.
45. Hilang akal si orang Praya, 45. Hang akal prangena manu-
sia praya,
merasa khawatir, parap berangen gigir,
kawannya banyak cacat, rowang luwe' cacat,
laskarnya mulai kacau, sekepna batrus gewar,
tak mampu menahan peluru, sikae na naker mimis,
benar-benar hujan timah, tulen hujan timah,
bubar laskarnya berlari. bungkar sikap na lilih.
46. Semua berlari menuju hutan, 46. Selapu' nararut pada ngung-
sigawah,
ada yang pulang ke desa, ara' tama desa malik,
ada masuk dusun, ara' ngungsi desan.
16
47. Ratu Made berkubu di Ke- 47. Ratu Made le' Kediri me-
diri, sanggrahan,
Puyung sudah dikuasai, puyung pada was kegisi,
punggawanya sudah me- ponggawana was nyanggra,
ronda,
Ida Bagus Gurit namanya, Ida Bagus Gurit pasengan,
bersama Ida Bagus Ode Ida Bagus Ode barengin,
cepat melapor,
matahari tenggelam malam gancang si nuturang,
pun tiba. serep jelo banjur lai'.
PUH PANGKUR
48. Desa Praya tersebutkan, 48. Desa praya nengka kocap,
warga desa laki wanita sepi, isin desa nina mama pada
sepi,
mengungsi ke hutan bukit, rarut ngungsi gawah gunung,
di kali Ceruk dan tebing, bilangkoko'horok tampak,
harta benda diangkat, si manusia duwe banda bwe'
napundut,
harta yang tinggal dijarah, dowe kekaren kejarah, sisan
sisa yang tak dimakan api. si rule' kotong si' api.
49. Kerbau bebek sapi kuda, 49. Kawo' bebek sapi Jaran,
raenumpuk di hutan yang pada numpuk le' gawah si
sepi, sepi,
padi beras yang terangkat, pade beras bauna Jampun,
persediaan sagu di hutan. cawisan sagu le' gawah.
17
55. Sudah sampai di desa Praya, 55. Dateng le' desa praya,
lalu memencar mengepung terus ngebiar desa Icelimpung
desa, terhiderin,
di utara selatan timur, le' daya lau' timu',
di barat seperti kerikil, le' baret mara' grisak,
bersorak-sorai masuk kota, mbangun surak tama sekali
bariuk,
dari empat pintu gerbang, lekan jebakna si empat,
kota Praya di jepit. praya ta calcup sekali.
19
PUH BURMA
56. Sorak tambur kecil bersahu- 56. Surak tambur bedil muni
tan, betimbalan,
ada seorang Bali sesumbar, ara' basumbar Bali,
Praya bemiat ingkar, praya brangen bangga,
durhaka atau berontak, seroro pantes congkah,
berani melawan Raja Agung, bani ngelamun Ratu Luwih,
tidak punya malu, nde' ara' ila',
akan ditaklukkan dua kali. gen keboyong dua kali.
57. Mami' Sapian, Diraja tak- 57. Mami' Sapian Diraja nde'
tahan, kasatahan,
bersama Haji Yasin, bareng haji Yasin,
mendengar sesumbar itu, si ndenger sesumbar,
ketujuh mereka malu, maka pitu' na ila',
mengamuk tak ingat pati, ngamuk nde' inget pati,
menyerahkan diri, maserah awak,
kepada Allah Maha Suci. le' Allah Maha Suci.
58. Berpuluh ribu musuh di pe- 58. pira laksa musuh le' rurung
rapatan, saempat,
dibabatnya dengan pedang, kelewang si' na nitir,
peluru bagaikan hujan, mimis mara' hujan,
namun tak dihiraukannya, lagu nde'na kawa nanggalin,
sampai tak dapat mampu di- si naker kelewang,
balas, lue' mate tau Bali.
menahan bacokan pedang,
banyak orang Bali mati.
59. Lalu buyar pasukan yang ba 59. Banjur belitsikep si tahu lakr
nyak, sayan
tabrak menabrak mereka bar- saling gulung si'na brari,
lari, lue' mate bakat.
20
64. Si Bali merasa sangat giris, 64. Tadah Bali prangenane sa-
asal didekati menghindar, nget parap,
sering surut udang, tunggalna tadreng makirik,
kalau didekati agak cepat, pepes surut udang,
mereka pun berlari, mun kaulah sayan becat,
tak hirau.apa pun, puputan payu berarti,
matahari terbenam hari pun nde'ngengat apa,
malam. serep jelo banjur lai'.
67. Bagus Gede, Nyoman Gelge 67. Bagus Gede Nyoman Gelgel
berhatur,
KArVioHir . .
matur nyembah,
duh Dewa junjunganku, duh Dewa Bataran kaji,
tak malu mereka berontak, semel brangen congah,
si haram jadah Sapian dusta, jadah Sapian licik,
.... .(tak terbaca)*) (tak terbaca)
68. Anak Agung sedang men- 68. Anak Agung hegar cemor si
dengar, Mirengang,
tersenyum sambil berucap, mesan sambil bemanik,
heran pula aku, benga'prangen tiang,
nafsu si orang Praya, le'hambak tau Praya,
apa yang menyakitkan hati- apa lengana si sakit,
nya,
sebab ia berontak, krana iya congah,
itu yang kupikirkan. sine pikir tiang sekedi'.
69. Dan pesanku lagi agar di- 69. Na ampo' prangen tiang da
sampaikan, dawunang,
kepada semua pasukan, le' selapu' soron pemating,
si Bali atau Islam, Bali yadian selam.
Penteijen^ menduga bahwa bahagian ini memang sengaja dibuang oleh penunin
mungkin kata-katanya terlalu keji. '
Perlu diketahui bahwa pasukan penguasa Bali di Lombok terdiri dari Piajurit Bali dan orang
Sasak (Islam) kata "Islam" identik dengan "Sasak".
23
70. Agar utuh semua harta di 70. Mangdana tileh soroh harta
desa, dalem desa,
Ida Nyoman cepat berhatur, Ida Nyoman belatur gelis,
duh Ratu junjungan, duh ratu panembahan,
sesuka Tuanlah, sare hendak pekayunan,
Ida condong berujar memo- Ida condong belatur gelis,
tong,
berhatur cepat, belatur gancang,
tadi ada hamba lihat. one' ara' gita' kaji.
PUH DANGDANG
73. Berjejer dalam tebok mesjid, 73. Le' dalem tembok masjid
bejejer,
lalu ditaruhkan tombak, banjur tipa' olo' ina tumbak,
ada sekitar tiga puluh, bilang kekolok tumbak bae,
watang sudah diikat, ara' waya telupulu,
diberi tali tambatan, watang pada was tetaW,
bila disentak bergerak, bageteng selapu'na,
persis macam manusia, yen ta batek nginggur,
raembawa watang si api di- ambul mara' manusia,
pasang, nggeisi watang, bebontot pa-
sangna gelis,
pada setiap perkampungan. bilang le'pagubukan.
74. Api merang padi menyala,- 74. Bebontot njau' api tarik,
seperti orang kampung me- mara tingkah, hepengubug-
ronda, nyanggra
seperti datang jin sakti, jin dadakan premana,
mami'Sapian segera, mami'Sapia no banjur,
bersembunyi dalam masjid, bassimbun le' dalem masjid,
disitu tinggal Haji Yasin, ito jari balena, Haji Yasin
Si guru, Guru.
tapakur tak putusnya, tapakurr nde'pegatpegat,
di dalam masjid mohon per- dalem masjid nunas petulung
tolongan, le' Widi,
agar selamat dunia aherat. mangda selamet dunia
aherat.
25
76. Lalu masuk pengawal pe- 76. Banjur tama selapu' penga-
rang, win,
di dalam desa lalu semuanya, dalem desa, betrus se
lapu'na,
jadi depan, selaher, jari papucuk selaher,
tak lama kemudian, nde' nara' suwe banjur,
musuh mengepung masjid, musuh tarik ngelipung
masjid,
di dalam masjid konon, sidalem masjid kocap,
tali tombak dihentak, talin tumbak nantu,
si tombak bergerak serentak, jari watang gewarpanggita',
di luar pasukan Bali resah, sile' luar, pemating Bali ge-
wartarik,
semua mundur semakin men- selapu' surut sayan reng-
jauh. gang.
77. Banyak yang berucap si Bali, 77. Luwe' ngeraos kancan tau
Bali,
26
78. Suara bedil macam petasan 78. Swaran bedil begropok tarik,
rentet,
si Jerman*' mengamuk di te- soroh Jerman amuk na jari
ngah, tenga',
di kelilingi orang banyak, ta kelipung si' dengan luwe'
dari selatan utara dan timur, lekan lau daya timu,
dari barat mereka menem- lekan baret pada babedil,
bak,
kawan sendiri banyak cidera, sangka' batur luwe' cacat,
mati patah remuk, mate polak remuk,
terkena peluru kawan. ketta isi munis timpal,
tersebut Si ngamuk memba- malik kocap si ngmuk ndenge-
bibuta ngat mudi
berbuat Sabilullah. prangenang sabilullah.
79. Bila lelah mengamuk masuk 79. Yam lelah ngamuk tama an-
masjid, ing masjid.
*) Pada Pupuh No: 40 dan 78 ini terdapat kata "Jerman" yang meragukan artinya. Kemungkinan
yang dimaksud adalah meiiam atau pistol.
27
80. Tak puas bila tak bertemu, 80. Nde'na renah nun nde'na
bedait,
si orang kupar, takdir Allah, iya tau kupar, isi takdir
Allah,
tubuhnya gatal dan geli, hawakna genit tur gere,
tak tahan merasa birahi, nda' kawe naker napsu,
Haji Yasin berteriak, haji Yasin bru'na muni,
hae sobat kalau berjumpa heh sameton nun dait Selam,
Islam,
menyingkir Anda yang kupar mirik sida julu' tau si kupar-
ke mari, no rapetang,
adalah keliang dari Rumbu', jari ara' keliang lekan Rum
ngelalu merasa malu. bu' sai'.
ngelalu iya berangen ila'.
83. Nanti kena peluru kau, 83. Laun kena kamu isi mimis,
si ibu tua menyapu tak henti, ina' tea' gati getek nyampat.
si Guru menyahut jangan Guru nimbal si sa' ngerem-
merepotkan, beng.
"Guru muda",jangan sibuk, Guru muda nda' dan hibuk,
dan memasakkan nasi, tur ngela' nasi' da pada,
mami' Sapian kemudian, mami'Sapian banjur,
cepat mengambil bubuk hencong bait bubuk kahwe,
kopi,
juga beras tak lama sampai. timpal beras, nde'na suwe
dateng gelis.
29
84. Bila dilihat tingkahnya mem- 84. Yen tegita' tadah na si ngela-
buat kopi, kupi,
tak dapat diandalkan, ngela, kahwe, nde'na bau
kendelang,
api kecil asalkan ada, api ngeriymg arana bae,
cuma dengan daun kayu, pira horot gedeng kayu',
sampah buat memasak air, mbul reronggo i'na ngela'
kupi,
api menyala di luar, api heket le' luar,
ditinggal berkeliling, bilina baglining nenu,
tak keruan yang dikeijakan, nde' nara' kruwan gawe'na,
mami' Sapian membentak mami'Sapian, basena nyem-
marah, prak sili,
Orang tua tak dapat diharap. tau towa' sala' kendelang.
85. Kapan mau matang kopinya, 85. Piran bae gena masak kupi,
kayu tak ada, menjawab si kayu nde' ara', nina towa'
tua, nimbal.
Guru silakan minum, Guru sila' ajeng bae,
teko diangkatnya, petekoan angkat na terus,
dengan cangkir lalu disaji- bareng cangkir banjur me-
kan, saji, .
kemudian mami' Sapian, banjjur na mami'Sapian,
bersama temannya, kanycana selapu',
minum kopi terheran, pada ngupi lebih benga',
rasa kopi tak disangka enak rasan kahwe, nde' ara'
sekali, bade' na maV,
tak ada bandingnya. puput nde' ara'pada na.
88. Pasukan Bali mundur ke- 88. Sikep Bali ngereres surut
cewa, mudi,
tak berusik senjata tak ber- nde' mau' polah, sikep nge-
aksi, rep dowang,
kepalanya celingak-celinguk, otakna was celiyok celaek,
tak lama lalu bubar, nde' suwe lilih batrus.
31
PUH FANGKUR
89. Anak Agung Made berkata, 89. Anak Agung Made ngandika.
90. Hanya kampung Prapen yang 90. Ambul gubuk Prapen dalem
tinggal, Jrosi masih,
cuma begitu tak juga lebur, mung sakeno nde'na lebur,
kalian gempur ia, si' da pada gebud iya,
maka aku pun jadi bingung, sini jari ara' pikir tiang bi
ngung,
Ida Nyoman Gelgel men- Ida Nyoman Gelgel nimbal,
jawab,
hamba mohon diampuni. belatur kaji nunas urip.
94. Sampai sore lalu buyar. 94. Jangka petang batrus bun-
tas,
cuma demikian perang si mung sakeno dabdaban siyat
pengawal, pengawin,
sekarang hamba mohon Tu- nengka kaji nunas ratu,
anku.
33
96. Ida condong berujar cepat, 96. Ida condong belatur gan-
cang,
teras nangka kemarin hamba galih nangka sirubin wah
temui, dait kaji,
hamba man tanya Tuanku, mpo' kaji nunasang Ratu
kalau bangsa kerbau kuda, yen soroh kao'jaran,
dan sapi sangat banyak, timpal sampi lue' lalo' ratu
Agung,
condong cabut semuanya, condong cabut selapu'na,
kumpulkan menjadi satu. punduhang iya jari sai'.
97. Kamu yang tukang ingatkan, 97. Anta was juru ngingetang,
jejarahan jangan ada yang jejarahan nde' pisana kabe-
tercecer, cing,
tak lama demikian itulah, nde'na suwe meno banjur,
sekarang datang utusan, nengka ara' dateng utusan,
dari Cakra membawa surat, lekan Cakra jau' tulis turwas
katur.
34
102. Ratu Made menulis surat, 102. Ratu made menulis surat,
untuk Ratu Ngurah Lingsir, sigen katur le' ratu Ngurah
lingsir,
surat sudah disampul, tulis was bepais halus,
sudah pula diserahkan, tur wasnakapahica,
kepada utusan dari Cakra, le' hutusan si lekan Cakra
batrus,
menyembah mohon pamit, sahur sembah pamit gan-
cang,
kemudian cepat keluar. batrus iya sugul gelis.
■ ■'K
36
104. Adapun isi surat itu, 104. Si kocap le' dalem surat,
laporan putra dalam surat, hatur bijana simungguh le'
mami' hamba berhatur, dalem tulis,
hamba mohon ampun, mami' meran kaji matur,
sejuta ampun mohon dima- kaji nunas gung ampura,
afkan, ping sayutna kaji nunas urip
hamba tak mengijinkan, ratu,
ayahanda akan turun ke kaji dawek mamindahang,
medan perang. dekaji gen ngerawuhin.
105. Kalau hamba belum patah, 105. Lamun kaji tide'man polak,
dan mati bersama punggawa serta mate bareng pung
lain, gawa kaji,
oleh si Praya, Sri baginda, si'Praya,ratu dewagung,
hamba tak relakan, kaji mamindah pisan,
apalagi baginda ayahanda apa lagi dekaji ratu was
sudah tua. sepuh,
yadin ratu Ketut Samanta,
datang membantu hamba. gen rawuh mbantuin kaji.
110. Anggur cap pot anggur ben- 110. Aggur pot aggur bendera,
dera,
anggur adas jenever dan anggur adas jenewer lawan
supi, supi',
sudah diedarkan semua, pada was mideran lapu',
pada semua para punggawa, le' lapu'pre punggawa,
si permenak dan si jelata, sapremenak tuting jajar ka-
rang mau',
sudah makan minum semua, tarik was nampi pahica,
semua yang beragama Bali senuga' si' gama Bali,
(Hindu).
116. Manusia tak tahu diri, 116. Tau nde' nao' diri' na,
tak malu orangnya sedikit, semel congah dengana ara'
sekedi',
sejatinya ia minta bantuan, pituwi no nglako' bantu,
menyebrang ke Sumbawa, ngeliwat aning Swnbawa,
aku belumlah khawatir, nde'man rasa prangen tiang
sigen giguh,
apalagi cuma sekian, haling ke mung sakenean,
jauh rasanya bumi dan jao' mrasa gumi langit.
langit.
117. Bila dipikir belum wak- 117. Yen teinget nde' man waya,
tunya,
akan berubah wibawa Raja gen brobah kasiden batara
Tua, Lingsir,
rasanya masih teguh, rasa masih jejer pacu,
berhatur semua punggawa, belatur selapu, punggawa,
panembahan hamba ber- panembahan kaji sahiring
sedia, deweagung,
beltim ada pecirian, nde'man ara'pacirian,
akan luntur kekuasaan Tu- reret pamuktian da kaji.
anku.
118. Anak Agung sudah selesai, 118. Anak Agung was luaran,
Agung Made masuk kamar, Siketangkil tama pamreman
gelis,
Punggawa semua, punggawa pada selapu'
menuju pondoknya sendiri, ngungsipondok na mesa'
malam turun tak tersebut, peteng desa nde'na kocap
no selapu',
sekarang Praya dikisahkan, nengka Praya ta kocapang,
desa dan dusun sedih semua. desa gawah pada sedih.
41
PUH KUMAMBANG
119. Guru wayah mami' Sapian 119. Guru wayah mami' Sapian
Haji Yasin, haji Yasin,
bersama mami' Diraja, muwah mami' Diraja,
semua yang di dalam senuga' le' dalam masjid,
masjid,
tak makan tak makan sirih. tan pedahar tan pemama'.
121. Bila masak tanpa kayu tanpa 121. Yena mongka' tan penyab
api, tanpeapi,
api asal saja, api jari sarat,
asal ada asap mengebul, sokna ngiung pendet se-
cuma sampah berapalah kedi',
bekasnya. dedoro pira horotna.
122. Biar begitu nasi tanaknya 122. Daka' memo masak ruisi'
bagus, solah gati,
nasi macam di dandang, nasi' mara' ta hedang,
rasanya sangat enak, lebih rasa neno mai',
tanpa lauk rasa nikmat. tan pekando' rasa ni'mat.
123. yang di hutan sudah tumbuh 123. Sile' gawah pada wasingset
beraninya, le' diri',
banyak yang masuk desa, luwe' tama le' desa,
premenak dan para buling, premenak Ian para baling,
bersama kuala pilata. bareng kawula jajar karang.
42
124.Lima puluh orang leleki da- 124. Kanca mama dateng ara'
tang, seket diri,
sepertinya mereka, sedatang na pada,
lalu menuju masjid, terusna pada tipa' masjid'
bemiat sabiluliah. prangena gen sabiluliah.
129. Berkat ihlas dan rasa yakin, 129. Berkat iklas angen serta
rasa yakin,
jadi takdir Allah, jari takdir lullah.
43
PUH BURMA
131. Alkisah maka pagi pun tiba, ISl.Nde'na kocap peteng benar
tetuturang,
si burung murai berkicau, pUpuh kembang was muni,
tambur bende gumuruh, tambur benda hendah,
lasykar sudah bak pasir, pemating was mangebyas,
sorak bagai rutuh langit, surak mara' gen ruk langit,
dalam desa penuh, dalem desa tampat,
penuh dengan lasykar. kesabolan si pemating.
132. Bali Islam meruyak di desa, 132. Bali Selam bakrupah le' da
lam desa,
sorak berbaur suara bedil, surak awor si' bedil,
sudah bergabti tingkahnya, was nyalin kakentan,
tidak seperti kemarin, nde'na mara' rubin piran,
siasat Punggawa berubah, tingkah prepunggawa nya
lin,
mengatur pasukannya, si nabdabang rowang,
membawa obor berisi api. nyjau, bobok berisi api.
136. Yang ditanyai bangsa orang 136. Si ketuan kancan tau ka-
tahanan, liwat,
lebub banyak takutnya, luwe'an takut dai bani,
takjub oleh shalawat, angop si' selawat,
tidak seperti kemarinnya, nde'na mara' rubin piran,
sampai ia akut Bali, sangka'ya bareng Bali,
mereka Islam paksaan, Selam no piyakan,
serta mereka berisyarat. serta niya pada bewarigsit.
45
138. Banyak Bali Sasak yang 138. Lue' mate Bali Selam si-
mati, masiyati,
Praya begitu pula, Praya sakeno masih,
mati satu dua, mate sai' dua,
tetapi seperti tak ada, nging satmaka nde' nara',
matahari panas sudah, jelo pana was tengari,
mengamuk semakin seru, ngamuk sayan keras,
Bali kupar kalah. Bali kupas kelilih.
139. Didalam masjid keras mem- 139. Dalem masjid pada ngkrak
baca shalawat, maca selawat,
yang mengamuk bemapsu, sing ngamuk sili terik,
kumpul semuanya, kumpul selapu' na,
yang mati sambil di kubur- si sabil was taletna,
kan,
di dalam pekarangan masjid, le' dalem sutran masjid,
si bibi lalu, ina' rari kocap,
bergegas menggelar sajian. hencong batrus mesaji'.
140. Sambil berucap Guru silah- 140. Sambil muni guru mude
kan makan, sila' medaran,
mami' Sapian segera, mami, Sapian no gelis,
bersama si guru Wayah, bareng guru Wayah,
makan apa yang ada. medaran srase-rasa.
46
145. Mami' Sapian tak man ber- 151. Mami'Sapian mula nde'na
pisah, baseyang seyangy
dengan mantu si Haji Yasin, dait mantu haji Yasin,
sambil membentas, sambilna ba babar,
mencari si orang kapir, si mate soroh kupar,
si Islam tak hiraukannya, yen Salam nde'na perduli,
lasykar Bali pecah, soroh Bali buntas,
berlari tak melihat belakang. lilih nde'na liyo mudi.
152. Seperti itik dihalau oleh a- 152. Mara' bebek tengroh si Pe-
mukan Praya, ngamuk Praya,
punggawa ngacir semua, punggawa selapu'na lilih,
ada kehilangan dopet tem- ara' kelangan lompa',
bakaunya,
bangkai bergelimpangan, ruan bangke begelamparan,
tombak dan bedil banyak di- tumbak bedil lue' tabait,
ambil,
oleh orang Praya, si manusa Praya,
bersama musiu dan pelu- bareng timpal obat mimis.
runya.
154.Dibuat titian oleh kawannya, 154. Turna piya' jari tete si ba-
turna,
ada juga datang menjenguk, ara' si jengo' masih,
iba melihat juragannya, ase' le' mekelna,
diseret dibawa pergi, horosna lelampa'ang,
kaki tangan kepala dipe- ima nae otak na henti',
gangnya,
asal kena saja, semarana dowang,
asalkan renggan sedikit. sok mangdena renggang
sekedi'.
158. Ini uang sama-sama dua 158. Ne kepeng pada selae jari
puluh lima, belanja.
semua diberikan, selapu'na ta icanin,
malam pun turun gelaplah kepeng jari belanja,
desa, trus lai'peteng desa,
sudah bu.bar semua prajurit, was buntas lapu' pemating,
masuk kedalam desa, pada ngungsi desa,
sudah sampai di Puyung. Puyung tama pada tarik.
159. Para punggawa yang tugas 159. Para punggawa senuga' si-
meronda, pada nyanggra,
menuju kemah rondanya, bilang penyanggrana hung-
si,
desa Praya disebutkan. desa Praya no kocap,
Guru Wayah mami' Diraja, Guru Wayah mami' Diraja,
lukanya cuma nyamping, metatu lambikan nyimpir,
manusia Praya, manusia Praya,
ada dua orang mati sabil. ara dua sine si sabil.
160. Kalau si Kupar banyak mati, 160. Yen si Kupar lue' gati mate
banggar,
lain pula kita tuturkan, lain tetuturang malik,
manusia yang di hutan, tau sile' gawah,
sudah mendapat warta pe- was mau' denger cerita.
nuh.
52
161. Laki wanita yang merasa be- 161. Nina mama senuga' si
rani, bragen tebah,
semua pulang ke desa, pada ule'ya tariki
tetapi mereka itu, kewala nia pada,
pulang menuju rumahnya, ngungsi balena mesa',
kampung Prapen masih gubuk Prapen tilah masih,
utuh,
rumah Mami' Sapian, Mami' Sapian,
dan rumah Haji Yasin. timpal balen Haji Yasin.
162. Tak terusikkan masih utuh 162. Nde'na ara'onos apa masih
ia, tilah,
takdir Allah Robbul Jalil, takdir tuan Kabul Jalil,
manusia di Praya, manusa le' Praya,
timbul beraninya, ara' kendelna Pada,
pertempuran sudah tiga kali, siyatna wah telu kali,
yang di dalam desa, si dalem desa,
Sabtu Ahad Senin berisi. Sabtu Ahat Senin brisi.
163. Dan banyak yang pulang 163. Serta lue' batur ule' lekan
dari hutan, gawah,
ada empat ratus orang, batek samas ara' gati.
adapun si Guru Wayah, Guru Wayah kocap,
sudah pulang ke runiahnya, was ule'juk balena,
sengaja akan berobat, gumana gen mate diri,
luka di lengannya, tatun berek na,
habis Durma berganti Pang- jra' Durma pangkur ba-
kur genti.
53
PUH PANGKUR.
164. Anak Agung Made dikisah- 164. Anak Agung Made kocap,
kan,
sedangkan bersidang di sedek katangkil le' pesan-
pesanggrahan, grahan malUc,
duduk perbekalpun kumpul, malinggih prebekel kumpul,
Anak Agung lembut ber- Anak Agung alon manikna,
kata,
Nyoman Gelgel bagaimana Nyoman Gelgel ngumbe si-
perang tadi, yatna sibru',
Ida Nyoman melapor, Ida Nyoman belatur gan-
duh Ratu hamba taksir. cang,
duh ratu taksiran kaji.
166. Gusti Bagus ikut berbicara, 166. Gusti Bagus belatur nimbal,
Tuanku heran hamba, ratu Agung uni loh benga'
kaji,
punggawa Tuanku semua, punggawan da kaji selapu',
tingkahnya mengadu bala, tingkahna singadu royvang,
sama kuat tak ada mundur, pada kencang mule nde'na
ara' surut,
percis macam bara api, tulen mara' api barak,
dari awal sampai ahkir. lekan tembe'jangka' lai'.
54
168. Anak Agung halus berujar, 168. Anak Agung alon manikna,
Bingung ku mendengar war- simo tiang si dengar raos da
tamu, malik,
katanya orang tinggal tujuh, tekan tau karing pitu',
di dalam desa Praya, le' dalem desa Praya,
mengapa banyak yang mati, ngumbe sangka' banya'
lalo' mata musuh,
menyabut Gusti Gosa, nimbal belatur Gusti Gosa,
Ratu Agung memang benar. ratu Agung merari jati.
169. Hamba duga masih dua ratus, 169. Bade' kaji lebih satak.
jadi depan hamba, yen si one' le' dalem an-
dangan kaji,
bersama komang pengsong bareng Komang pengsong
Tuanku, ratu,
mati lebih seratus lima mate lebih karo belah,
puluh,
hamba kira orang yang baru bade, kaji tau soroh ule'
pulang, baru,
bangsa yang dari hutan, soroh tau lekan gawah,
yang balik lagi ke desa. brangen ngungsi desa malik.
55
170. Sudah habis menjadi sara- 170. Was buwe' jari penyam-
pan, pah,
hamba taksir orang dalam prasa' kaji tau sile' dalem
masjid, mesjid,
prajurit lagi dua puluh, batek karing dm pulu,
tetapi lacur hamba, lagu' lacur kaji kaliwat,
Komang pengsong menemui Komang pengsong sengkala
bencana, sione' ratu,
bertempur saling tunggang, masiat saling tunggang
tegar,
sampai lemas dan sakit. jangka lemes leso' sakit,
171. Sampai tak kuasa bangun, 171. Jangka nde'na tao uras,
di pondoknya sedang kesa- le' pondokna kejangkana
kitan, ngorah nganting,
terkejut si anak Agung men- taget mireng Anak Agung,
dengar,
entah bagaimana ia seka- bade'na ngumbe' gen neng-
rang, ka,
barangkali sakitnya mem- sang na bantel sakit nasi
bawa kematiannya, nengka batrus,
Ketut gosa berhatur sembah, Ketut gosa belatur nyem-
bah,
Hamba sangka tak sampai nde'na duga gen awanan
demikian, kaji.
PUH BURMA.
174. Musuh di dekat tembok bu- 174. Musuh si ndepih le' tembok
yar, pada buntas,
yang membakar berlari, si nya nyedut milu lillih,
tak lam antaranya, nde' ara' awanan,
saling tidih saling injak, saling roton saling Hat,
berebut jalan berlari, mrebutan langana ndersit,
si ngamuk semakin mem- amuk sayan ngulah,
dekat,
tak hirauan untung rugi. nde'na itung sakit mai'.
180. Takdir Allah suluh bambu 180. Takdir Allah bobok treng
bertebaran, banglemparan,
dibakar atap masjid, tesedut atep masjid,
dengan kuasa Allah, si' kasuka' Allah,
atap utuh tidak terbakar, atep tileh nde'na cacat,
tak ada bekas api, nde'na ra orot api,
dengan kodrat Allah, si kodrat Allah,
yang bersifat maha suci. basipat Maha Suci.
PUH DANGDANG.
181. Mami' Sapian Haji Yasin, 181. Mami' Sapian Haji Muhammad
berkumpul dengan teman- Yasin, basirimbun, sekancana
nya, pada,
tak beringsut dari masjid, tetel le' masigit bae,
lelah setelah mengamuk lelah pada siwas ngamuk,
si bibi cepat melayani, ina' rari encong mesaji,
segera membawa kopi, gancang ya jau' khawe,
dengan nasi dan lauk, timpal nasi' kandu',
tanpa ikan tanpa garam, tan paema' tan pasiya,
asal ada sekedar teman air, sramu rasa, entah jari taled
ai'.
apa boleh buat waktu pe- sak nata waktu perang.
rang.
182. Mami' Sapian minum kopi, 182. Mami' Sapian banjur tipa'
ngupi,
si bibi seperti Jin siluman, ina' rari pasti mara' kung-
dang,
meladeni sambil keliling, ngayahin sambilna ngencer,
si bibi berkata halus, ina' rari muni halus,
guru muda aku pamit, guru muda genku bepamit,
mami' Sapian menjawab, mami' Sapian na nimbal,
nantilah dulu. bares gama, julu'.
59
185. Seperti lampu turun kepo- 185. Mara' damar turun tipa'
hon beringin, waringin,
di tengah kota sekitar pu- tenga' desa, wayan pukul
kul 11, solas,
seperti cahaya fajar, mara' benar timu'-timu',
kelihatannya cahaya dari penggita' cahya site'
langit itu, langit,
seperti bulan purnama, mara' bulan purnama,
banyak terheran orang, luwe' si benga' batur,
melihat cahaya itu, pada gita' ruwan cahya,
lain lagi tingkah Praya lain malik, tingkah Praya
diperangi, sita syatin,
setiap hari tak putusnya. bilang jelo ndi'na pegat.
187. Waktu itu berganti rasa 187. Sedek sine nyalin rasan
bumi, gumi,
seantero Sasak, song keni Sasak,
barangkali itu wabah petaka, pilih na ya bahla.
malam hari sangat dingin.
61
189. Selama perang kentongan 189. Selae' syat kulkul nde' was
bisu, muni,
sekarang berbunyi betalu, tumba nengka kulkul ndeh
rarah,
dan bendera pun dinaikan, serta bendera tae',
berkibar di atas pohon be- ngobrak desek kayu,
ringin. rae' bendera lolon war-
ingin,
dari jauh terlihat. lekan jao' tempo penggita'.
62
PUH PANGKUR.
191. Diam tak mengeluh tak ber- 191. Momot ngengkus nde'
ucap, ngandika,
malu akan hasrat besarnya, si' ngila'ang genjakang,
le' dalem pikir,
karena sudah ia pastikan. dening was puput sijulu',
ketetapan hasrat hatinya, gagenjahang pekayunan,
akan mengumpulkan semua gen ngumpulang jejarahano
jararahan, selapu',
uang emas dan perak, si aran kepeng emas selaksa,
sampai kayu ramuan lum- tuting reramuan sambi.
bung.
63
193. Tak lama lain berkata, 193. Nde'na suwe banjur ngan-
dika,
kepada punggawa berucap le' punggawa nyrasap si'na
halus, bemanik,
saudara perbekel semua, nyama perbekel selapu',
sekarang hitungan kita, nengka ngumbe pawilangan,
hal siasat yang dipakai, le' unduk ya pedasang
si genta kadu,
musuh nyata semakin ban- musuh sayan luwe' nyata,
yak,
berciri kentongannya ber- baciri kulkul na muni.
bunyi.
201. Anak Agung lalu berangkat, 201. Anak Agung banjur budal,
menak punggawa membi- para menak prepunggawa
carakan. ngraosin.
66
203. Menara meriam mau diba- 203. Greja meriam gena wangun,
ngun,
"tak lama menara pun jadi, nde'na suwe greja meriam
jari,
lebih tinggi dan kokoh, lebih atas serta kukuh,
Anak Agung berucap per- Anak Agung alon ngandika,
lahan,
paman Tegeg menara sudah bapa' Tegeg greja was jari
selesai, tur kukuh,
meriam sudah di atas, meriem was pada le' atas,
di atas gereja berjajar. bawon greja pada bejejer.
67
204. Mauku dihari besok itu, 204. Angen tiang si jelo jema',
menghancurkan masjid, gen telebur mesigit isi'
dengan peluru, mimis,
mesjid konon buruk sekali, masjid kocap lenge' pacu,
tempat menaruh jin siluman, tawongna ngolo' jin si
luman,
berhala berkumpul di situ, Ian berhala ito tao'tta
bakumpul,
dengan bebai orang leak, bareng bebain tu sela',
besok bantam sampai bersih. jema' sejayang na bersih:
211. Bila begitu kalahlah kita. 211. Mun sakeno musti kalah,
karena musuh sapgat mem- krana musuh prangena
babi-buta, ngelalu gati,
semua tak sayang hidupnya, patuh ndi' barangen idup,
orang mencari takaran sama, tau meta sesapihan,
berlari karena dibakar, mangdana rari kalah
isi'na tesedut,
tikus mati karena gajah, tikus mate isi' gajah,
pikir-pikir dulu Tuanku. pinah-pinah kayun dekaji.
212. Anak Agung berkata lem- 212. Anak Agung alon manikna,
but,
benar seperti kata Anda, mara' ling da rasa tetu
gati-gati,
memang tak salah itu, mula nde'na sala' pacu,
karenanya sekarang ini, sangka' mara' sinengka,
ku pikir musuh orang Te- prangen tiang soroh
bango, Tebango tesuru',
bersama Bali Matego, Bali Matego barengna,
besok suruh dia menyerbu. ya jema' suru' ngamukin.
214. Hai kalian keluar semua, 214. Lalo kamak sugul pada,
rusakan kubu pertahanan si seda' gelar sanggrahana
Bali, . tau Bali,
angkut bawa ke sini semua, kajang jau' kete' selapu',
malam ini juga bereskan, kelem sinengka jariang,
bangun serentak mereka, mabriyuk ya ures pada se
lapu',
pergi merusak benteng, pada ya prugah petak,
gardu ronda kubu bersuh. sanggra gelarna was bersih.
PUH BURMA
217. Diterkanya banyak si Praya 217. Terkana lue' tau Praya was
masuk desa, tama desa,
diukur dengan caranya me- naksir tiiigkahna simbait,
ngambil,
waktu mereka mengangkut, sedekna si nganjang,
benteng semalam ludes, petak sekelem pusat,
diperkirakannya kurang bade'na ndi' kurang lebih,
lebih,
manusia di desa, tau dalem desa,
lebih dari dua ribu. taksiran lebih dua tali.
218. Bali kupar dan para piang- 218. Bali kupar yadinta prepung
gawa, gawa,
berdiri bulu tengkuknya, bulun kenekokna kenjring,
yang pergi berpencar, si pada ngebiyar,
merasa dingin tak henti, mrasa letih setrusna,
sorak berbaur letupan bedil, surak awor batimpal bedil,
meriam dan cela, mriem Ian lela,
dipakai menembak masjid. kaduna mbedil masigit.
219. Meriam lela ratusan pe- 219. Mriyem lela mimisna lue'
lurunya, ratusan,
225. Kapir Tebango sudah per- 225. Kapir Tebango was pada
hadapan, brandang andangan,
bersenjata sumpit semua, basikep tutup tarik,
pelurunya beracun wara- jemparing upas ancar,
ngan,
lalu cepat mereka banjur pada mara gancang,
melepaskan anak sumpitnya, ngalepas ancar jemparing,
bagaikan hujan, nde'na bina ujan,
meski demikian tak berge- yadin ngeno nde'na kirig.
ming.
226. Putra Ocet Talib semakin 226. Ocetalib anakna sayan ngu-
mendesak, lahang,
Ama' Gewar Pe Lembain, ama' Gewar pa Lembatin,
sama sesumbar, pada masesumbar,
Ama' Made ato kemari, Ama' Made kete' gancang,
upeti pajak kau ambil, peti pajek na me'bait,
jangan pakai teman, nda' ngadu rowang,
sendiri kamu mengambil. amung masa' kete bait.
74
227. Yang mendengar si orang- 227. Sida dengar soroh Bali ge-
Bali geram, dek kaliwat,
menggeretak gigi marah, ngreyot gigina sit,
sambil menggerakkan torn- sambil grik watan,
bak,
menghentak bumi ditempat, bagenjah tao'bengan,
tetapi takutnya luar biasa, lagu' takutna kelebihan,
marah kasonetan, gedek kasonetan,
malu marah tapi takut. isi' ila' lagu' ramping.
228.Racun dan bisa tak berguna, 228. Upas anyong pasti nde'
nara'gawena,
tawar hilang manjurnya, tawar pada Hang mandi,
kapir Tebango ricuh, kapir Tebango gewar,
diamuk oleh si Praya, teamuk isi' Praya,
banyak mati lalu ngibrit, lue' mate batrus lilih,
haripun tambah terik, jelo was panas,
perut lapar pertempuran lapar tian siyat sapih.
usai.
230. Yang hidup suruh menye- 230. Si hidup sino tesuru' nga-
rang, regah,
agar dapat bobol masjid, ate' bau bedah masigit,
karena sudah sepakat, dening was mupakat.
75
232. Bangsa berandalan akan di- 232. Soroh sitela sigen tehabih
lindungi, pada,
menyertai si penggali, mbarengin singengali',
begitu kesepakatan, ngeno was mupakat,
disampaikan kepada Pung- kadawuh le' prepunggawa,
gawa,
panglima ikut setuju, bubanda pada sahiring,
ringkas cerita, gelising nuturang,
terbitlah waktu fajar. galang jelo bru' sekali.
233. Dari selatan timur barat 233. Lekan lau' timu' baret tama
masuk, desa,
membangun sorak semua, mbangunang surak tarik,
Praya tak hitung apa pun, Praya nde' bapeka,
bersama mereka mengamuk, mabriyuk ngamuk pada,
menghadap tumur selatan andang timu' lau' tarik,
semua,
sudah seru pertempuran, was pijer siyatna,
tak ada undur sejari pun. nde' nara' surut senyari.
76
234. Yang dari barat utara tak 234. Silekan baret daya mula
dihiraukan, nde'na pelenga',
laskar Bali sudah dekat, sikep Bali was ngandangin,
Praya terlalu asyik, Praya katungkulan,
mengamuk gila-gilaan, ngamu' bagila-gela,
segera didekati masjid, tempongan tapit masigit,
tanpa basa-basi, nde'na etung-etung,
begitu datang lalu menggali. dateng-dateng terus nge-
ngali',
235. Tak antara bobollah tembok 235. Tembok masigit bedah nde'
masjid, ara' suwena,
dengan kuasa Allah, jari si kasidca' Widi,
pertolongan dengan samar, patulung si samar,
ada tiga empat terlihat, bareng telu empat peng-
gita',
bangsa Arab habsi tulen, bangsa Arab tulen gati,
hitam macam arang, bideng mara' langas,
itu yang menjaga masjid. sine iya nyanggra masigit.
237.Si Arab dan bocah gaib me- 237. Bangsa Arab bareng kanak-
lawan, kanak ngelawan,
menari di atas tembok, ngigel bun tembok masigit,
sambil sesumbar. sambil basesumbar.
77
238. Bali matego yang hidup bi- 238. Bali metego sihidup pada
ngung, telang akal,
sisa yang mati terluka, sisan mate bakat tarik,
lain surut udang, banjur surut udang,
laskar Islam mendukungnya, simbongkolin sikep Selam,
berucap mereka semua, pada muni iya tarik,
ayo maju terus, sila' ulahang,
Jro Gede jangan lari. jro Gde nde' da lilih.
240. Banyak mati Bali Islam da- 240. Lue' mate Bali Selam dalem
lam desa, desa,
tetapi si sabil cuma sedikit, lagu' sabil sekedi',
ada satu dua orang, ara' sai' dua,
memang sulit mencari sorga, mula sekat meta swarga,
matahari terbenam malam serep jelo banjur lai',
pun tiba, isin desa kocap,
isi desa konon, pada was ule tarik.
sudah pulang semua.
78
244. Tetapi tak ada berani me- 244. Lagu'patuh nde' nara' bani
nyatakan, nyugulang,
hanya disimpan dibenak, basimpen le' dalem pikir,
agar jangan tersiar, mangda nde'na lumbrah,
akan membuat laskar panik, gen jari gewarang panjek
itu sudah diperhitungkan. sine was rancang na gati.
79
PUH MASKUMAMBANG
246. Padi betas segenggam pun 246. Padi beras tutna ara' sre-
sulit, gem sakit,
bila tiba waktu makan, lamun masan dengan ma-
ngan,
anak ramai menangis, anak bagrias si nangis,
laki wanita memangku. nina mama tarik bariwa.
249. Jangan Tuanku lahir untuk 249. Henda' da tiwok lau temah
menderita, sala' jari,
akan menjadi boyongan. gen jari baboyongan.
80
250. Bila aku mati jangan kau 250. Yen ku mate nda'sida pada
tinggal, gen masih,
hai para ibu, inan baling pada,
bila kau punya keberanian, man kamu pada berani,
mari bersabil bersatu ku- sabil ta basopo' luwang.
buran.
251. Meski hidup tak tentu 251. Yadin idup ngumbe gen
nasib, temah bedait,
menjadi budak orang, jari panjjak dengan,
sebagai ganti rugi mesin jari bajar ubat mimis,
peluru,
akan menjadi budak si cina, gen jari panjak cina.
256. Dubai sekarang; Bila kuti- 256. Sangka' nengka man kecial
lang suka mandi, doyan mandi',
aku cabutkan engkau bujak, aku dayong kamu bujak,
kalau perang jadi banding, mun siyat ta pada mai',
kami susut kalian binasa. aku talo kamu pusat.
PUH SINOM.
257. Cepat turun haripun siang, 257. Nde'na kocap peteng benar,
tambur bende berbunyi, tambur benda pada muni,
senjata Bali sudah men- sikep Bali pada was ngulah,
dekat,
sorak berbaur bedil, surak awor batimpal bedil,
mereka menuju masjid, pada ngungsi masigit,
bersorak laskar dari timur, surak sikep silekan timu',
tak dapat masuk desa, ndi' mau' tama desa,
gerbang ditutup rapat, jebakno terapet sekali,
penghalang kokoh berisi gelar kukuh brisi jongger
ranjau. bawa' atas.
258. Dari darat selatan utara, 258. Lekan baret lau' daya,
tiga arah datang laskaf, telu si lekan pemaling,
kemudian serta-merta, batrus nde' nara' antara,
saling tombak saling bedil, saling tumbak saling bedil,
Haji Yasin Haji All, Haji Yasin Haji Ali,
Haji dolah mengamuk, Haji Dolah pada ngamuk,
Ocet Tahib menghadapi di Ocetalib ngandangin daya.
utara.
82
260. Yang datang dari barat itu, 260. Silekan baret no kocap,
mengincar masjid semua, tarik pada ngulah masjid,
bemiat mau membobol, prangena malik babedah,
seperti ikhwalnya kemarin, mara' tingkahna sirubin,
dan Praya pendekar pilihan, malik soroh magelik,
di setiap desa yang kesohor bilang desa sikasub teguh,
kebal,
tetapi manusia tahanan, lagu' manusa tuptupan,
yang mengeluarkan sama si nyugulang pada sai',
satu,
Mamben, Kawo, Batujai, desa mamben kawo batujai
Pemuja. Penuja'.
272. Laskar Bali sangat keteter, 272. Siyat Bali sanget kasoran,
apalagi mau unggul, kaliang gen aran ngung
kulin,
takar ratapun tidak, tanding asah nde'na asah,
malampun melerai Yuda, desano njrekan laV,
laskar pun pulanglah, pemating budal tarik,
semua menuju pondoknya, ngungsi pondok na selapu',
sampai di desa Puyung, sedateng Puyung kocap,
Anak Agung bersidang, Anak Agung terus ketangkil,
para punggawa, patih per- pre punggawa sulinggih,
menak hadir. premanak tapak.
273. Anak Agung lalu berucap, 273. Anak Agung banjur ngan-
dika,
kepada pu^gawa yang le'punggawa sinenangkil,
hadir,
Bagaimana pertempuran ngumbe one' tadah siyatna,
tadi,
bisakah bobol masjid, bau ka bedah masigit,
Bagus Gosa melapor, Bagus Gosa matur gelisa,
duh Ratu Dewa Agung, aduh Ratu Dewa Agung,
sang Bhatara Penembahan, Bhatara panembahan,
tadi haraba sangat sial, one' lacur lalo' kaji,
mengadu prajurit Tuanku. singaduang kaulan dekaji
dewa.
277. Anak Agung halus katanya, 277. Anak Agung halus manikna,
Gosa sekarang kanda mau, Gosa nengka prangen Bali,
kembali membangun ben- malik pada wangunang
teng, gelar,
supaya benar-benar kokoh, mangda kukuh gati-gati,
di timur leneng dikokohkan, satimu' Leneng kukuhin.
89
286. Yang punya sangat gemar, 286. Tur epena mula girang,
mengadu sampai silat, mbongbong sampena girik,
rawatannya keras, babentetan mula keras,
mengurut kaki di gelitik, ngepotin nae magelik,
ayam supaya memukul manuk mangda nggocoh
lurus, lemuh,
begitu baru di adu, sine batrus ta aduang,
ayam disabung seketika, manokna gocek prejani,
belum kena si ayam terbang nde'man bakat manuk
keluar. jrih ngelepin dengan.
290. Bila masih kokoh kuat, 290. Yana masih kukuh tilah,
pondok si laknat kapir, pondok tau la'nat kapir,
mami' Sapian menyambung, pasti mami' Sapian nimbal,
pasti kita dapat bepergian, tulus nde'ta bau ngelihiling,
mencari makan-minum, gen meta sangu ai',
kita akan sangat kekura- tulus kablet pacu-pacu,
ngan,
sekarang saya pikir, sinengka prangen tiang,
mami' saya keluar meng- mami' tiang sugul nyiyatin,
gempur,
barang kali bisa kalah ma- sangna bau lilih dalem ke-
lam ini. lem sinengka.
94
295. Lalu datang pasukan Praya, 295. Banjur dateng soroh Praya,
datang bersepi-sepi, dateng-dateng pada sepi,
sudah merapat di pagar, was dateng ndepih le' gelar,
diam tak ada berbisik, tedok nde' nara' bakresik,
seperti orang mencuri, tingkahna cara memating,
ada tiga masuk menyaru, ara' telu tama nyaru,
di dalam kubu. le' dalem panyuteran,
banyak musuh membaur, lue' tama ngarokang diri',
berniat mengamuk mem- brangen ngamuk gen nya-
bunuh Durma. jeyang soroh Durma.
PUH DURMA.
299. Banyak terkena senjata sen- 299. Pada lue' bakat si jongger
diri, na mesa',
membobol lain berlari, babedah batrus berarti,
banyak yang jatuh bangun, lue' si reba' ures,
ada membuang bedilnya, ara' neteh bedilna,
kain sabuk ditinggalkan kereng sabuk bue' tebilin,
ajimat juga, bebadong pada,
dompet bersama mesia pe- lompa' bareng obat mimis.
luru.
97
300. Laskat Praya merasa berun- 300. Soroh Praya lebih untung
tung, prangena,
memungut nasi bekal, si ngokor takllan nasi',
maka mati dua orang, puput mate dua,
si Praya kesamaran, rowang Praya kesarungan^
kawan sendiri dipedang, batur payu ta klewangin,
tidak saling tanda, nde'na saling tanda',
gelap gulita seperti, peteng ibut mara' ta jait.
301. Haji Yasin bersama perme- 301. Haji Yasin baren premenak
nak Praya, Praya,
terus mengejar si Bali, batrus na nruktuk bali,
sambil membongkar kubu, sambilan nggagar petak,
lalu di angkut masuk desa, trusna kajang tama desa,
benteng di leneng bersih, tuting petak leneng bersih,
ludes amblas tandas, liar lentos pusat,
seserpih tak tertinggal. sebila' ndi' nara' masih.
302. Sudah diangkut masuk desa, 302. Was bue' selapu'na tama
desa,
lalu dibutnya, batrusna pitta' gelis,
pagar pertahanan desa, suteran dalem desa,
setiap gerbang dibangun, bialng jebakna wangunang,
kubu jadi berlapis lapis, petak jari brampih rampih,
yang di hutan konon, sile' gawah kocap,
sudah masuk desa. was bue' tama desa malik.
306. Gelap gulita berani ia me- 306. Peteng limut masih bani ya
nyerang, ngaregflh,
mengamuk dalam benteng, ngamuk dalem gelar.
hilang akal hamba sekarang, Hang akal kaji nengka,
Anak Agung tak berucap, anak Agung nde' bemanik,
diam kebingungan, meneng kemengan,
terpacu ricuh terpikir. momot keweh bapikir.
307. Anak Agung berujar sangat 307. Anak Agung bemanik ka-
marah, liwat menggah,
seperti geraup darah, mara' si jarupang getih,
mukanya merah, rerahi na abang,
hai perbekel besok itu. he prebekel si jema'.
99
309. Bila mati pasti masuk sorga, 309. Pasti mate swarga mbe
genta tatipa,
turunan Raja Agung, tereh mula ratu luwih,
mencari kematian, meta kapatian,
melalui peperangan, jalaran le' paprangan,
seperti ucapan ayahanda, mara' ling ucapan Haji,
Kusuma Warna, Kusuma Warna,
dan Puspita Warsi. dan Puspita Warsi.
311. Kalau hamba sudah mati di 311. Lamun kaji pada was mate
Praya, le' Praya,
seorangpun tak ada hidup. sopo' sai' ndi' ara' masih.
100
314. Nanti dulu jangan Tuan ber- 314. Bares jullu' nda' dekaji gen
perang, masiyat,
nanti besar malu hamba, temah bele' ila' kaji,
apa nanti ucapan orang, apa gen ling dengan,
bagaimana kata dunia, ngumbe gen ucapan jagat.
101
316. Berkata Anak Agung ke- 316. Anak Agung manikna le'
pada Nypman, Ida Nyoman,
besk paksakan, jema' sakitang gati,
terus desak binasakan, trus rejek sejayang,
supaya kalah besok, nde'na kalah jema',
jangan menghitung mati, nda'ta pada ngitung pati,
begitu disampaikan, sakeno dawuhang,
pada warga si Islam Bali. le' rowang si Selam Bali.
327. Lalu panik musuh yang 327. Banjur gewar musuh site,
masuk desa, dalem desa,
mereka mundur semua, surut ya pada mirik,
memasuki desa, tur renggangin desa,
tak ada yang tahan mereka, selapu'na ndi' ara' tahan,
bulu tengkuknya berdiri, bulun kenekokna kenyring,
yang memimpin, si ngenterang pada,
semua kebingungan. selapu'na Hang pikir.
328. Lalu ada kurir naik kuda, 328. Terus ara' aturan pada
nunggang jaran,
si munggala mentaati, ngentrang pada selapu'
mati',
segera disampaikan, banjur ya ndawuhang,
pada para Punggawa, le' selapu' pre Punggawa,
agar mereka merangsek, mangdana ngulahang tarik,
mengamuki Praya, ngamukin Praya,
supaya kalah seketika. mangdana kalah prejani.
331. Anak Agung sangat marah, 331. Anak Agung kocap lebih
si'na menggah,
Punggawa dicaci-maki, Punggawa ta batbat tarik,
semua dimarahi, lapu' keraosan,
lalu diperintahkan, tur betrus temanikang,
akan bertempur lagi, gen pada ngaduang malik,
menyusun pasukan, ndabdabang rowang,
kembali mereka berpencar. patuh ngebiar malik tarik.
334. Waktu asar baru masuk 334. Waktu asar truspada tama
desa, desa,
di puyung mereka ngungsi, le' Puyung padana ungsi
Adapun si Anak Agung, Anak Agung kocap,
segera bersidang. katangkil batrusan,
Punggawa banyak hadir, Punggawa tebeng sinangkil.
tak ada berani menatap, pada ndi'ara' cengak,
semua menunduk menekur. lapu' nunduk pada tarik.
335. Anak Agung berkata keras, 335. Anak Agung rigandika ma-
nikna keras,
dan memang sangat marah, serta mula menggah gati,
hai perbekel semua, he prebekel pada,
aku tanya kalian sekarang, ku ketuan sida nengka,
mungkin kalian sudah tak sang sida was ngelong
setia, bakti,'
Jangan di sembunyikan, nde' da sebo' iya,
bicara terus terang saja. polosang pada si' muni.
338. Anak Agung berkata kepada 33S. Anak Agung ngandika le'
Punggawa, lapu' punggawa,
kalau kalian masih bakti, yenda tetu masih bakti,
mengapa tak beres, ngumbe nde, nyidayang,
anda melaksanakan kemau- si ngiring pekayunan,
an,
akan mengalahkan orang gen ngalahang tau sekedi',
sedikit,
setengah bulan, satengah bulan,
seperti tak ada bekasnya. prandena nde'nara' geming.
341.Diutus pergi ke Cakra Ne- 341. lya kutus turun ojok Cakra
gara, Negara,
akan pergi melapor, sigen matur piyuning,
kepada Anak Agung Ngu- le'nak Agung Ngurah,
rah,
ihwal Praya, pretingkah Praya,
Ida Bagus pamitan, Ida Bagus batrus bepamit,
malam tiba gelaplah desa, kelem peterig desa,
meraba-raba para pengiring. begamgam pada singiring.
PUH PANGKUR.
344. Anak Agung halus berkata, 344. Anak Agung alus manikna,
menyapa Ida Bagus Gede, Ida Bagus Cede sapa' gelis,
Tegeg kapan kamu ke kota, Tegeg piran tao'me' turun,
bagaimana kabar perang, nengka ngumbe tadah siyat,
Ida Bagus melapor ampun Ida Bagus belatur mran
Tuanku, Dewa Agung,
Lacur Tuan berhamba, lacur dekaji manjakang,
pada semua kawi. le' selapu'ldpu' kaji.
345. Tak ada yang dapat me- 345. Nde' nara' bau nyidayang,
menuhi,
merasa sudah habis upaya, mrasa bue' upaya siang ka-
dun kaji,
kami membangun benteng wangun kaji gelar kukuh,
kukuh.
pos ronda dan menara, sanggra greja kekah,
tak dapat sampai pagi Ratu, nde'na bau sampe benar
Ratu Agung,
semalam jabis dirusak, sekelem bue'si na sarak,
diangkutnya seketika. kejangna batrus prejani.
347.Dua hari tak bisa masuk, 347. Dua jelo nde' bau tama,
semua laskar tuanku, sakawulan dekaji lapu'
pemating,
berpencar di luar desa, ngebiyar luar desa lapu',
dan yang membuat heran malik tao'kaji benga',
hamba,
benar si Praya teguh timbal, mula tetu tau Praya patuh
teguh,
mengamuk keluar desa, si ngamuk sugul luar desa,
di berondong dengan bedil. tapeles pada si' bedil.
348. Bedil sampai dua ribu, 348. Bedil kantil dua laksayan,
serentak ditembakkan, mabriyuk jari sai' bungas
bedil,
menembak si orang meng mbedil soroh tau singamuk,
amuk,
namun masih utuh, daka'ngeno masih tilah,
kemana perginya si peluru, baya embe tipa' mimisno
selapu',
satu pun tak ada membekas, sopo' ndi' nara' mribekas,
si pengamuk utuh laiu balik. amuk tilah ule' malik.
350. Anak Agung lalu berujar, 350. Anak Agung banjur ngan-
dika,
baiklah Tegeg benar ucap- awo' Tegeg mara' lingme'
anmu, tetu gati,
si anjing Praya terkenal ke- basong Praya kasub teguh,
bal,
lalu la menggetar tangannya, batrusna grik tangan,
coba si jago Karang Asem coba' buruh Karangasem na
di hadapi, tetempuh,
keruan kebal dan tidaknya, kruwan teguh dait nde'na,
yang tak kenal ampun, si nde' tao papakering.
357. Sekarang musuh makin ba- 357. Musuh sayan lue' senengka,
nyak,
rasanya pertempuran akan mrasa siyat nengka gen
menjadi, bele' mudi,
begitu taksiran hamba, Ratu, ngeno taksir tiang ratu,
dan ada warta sekarang. serta ara' horta nengka,
Batu keliang, Sakra, jro Batu kliang, Sakra bareng
waru, Jro Waru,
itu akan berontak, kocap sine sigen congah.
si Guru Haji Ali. Guru bareng Haji Ali.
358. Begitulah warta yang ada, 358. Sekno horta siwas ara',
sekarang masih hamba sem- sanengka yan lagu' masih
bunyikan, sebo' kaji,
supaya jangan panik dulu, nengka nda'na nyrek biyur,
Anak agung Ketut barkata, Anak Agung Ketut aturna,
baiklah kanda benar pikir- mran kaka' kayun dekaji no
anmu, patut,
silahkan ditunda dulu, sile' endapang julu'na,
nanti dibicarakan belakang. mudian terdosang malik.
Ratu Made itu akan diamuk, Ratu Made sino gene pada
amuk,
lalu mereka bergandengan, batrus pada bararondan,
keluar ke utara semua. sugul andang daya tarik.
363. Sekitar tujuh belas orang, 363. Wetara ara' pitu' olas,
keluar mengamuk banteng sugul ngamuk pada nde'
ketaton, nelio mudi,
suara bedil membahana, ongkat bedil bagaluntur,
berdentum tak ada celahnya, bagropok ndiara' selakna,
menjadi satu si laras ber- jari sal' bungas bedil basim-
kumpul, bun,
si pengamuk di Runyaknya, amukno bae na daldal,
serenta ditembaknya. teremba'in isi' bedil.
364. Tetapi memang di luar ajal, 364. Lagu' pada luar ajal,
yang mengamuk mendekati amuk ngulah was pada
joli, rapet le' juli,
pertempuran sengit saling siyat pijer saling rabut,
rebut,
konon ada seorang juru jari ara' sopo' sedahan,
upeti,
satria Batuaya memang ter- satrinya Batuanya mula ta
sohor, sadu
benama Gede Sunampang, pasengan Gede Sumam-
pang,
dia berniat membela. ya sino brangen nanggalin.
386. Bali yang dari Kopang, 386. Bali silekan Kopang kocap,
mengungsi di desa Babua', pada ngungsi desa Babua'
tarik,
dikejar oleh Batukliang, kocap Batukliang nruktuk,
diserang Metego Babua', tegebuk Mentego Babua',
lalu kalah di Bali minggat, batrus kalah soroh Bali
pada rarut,
berlari ke sana-ke mari, kapetat-petat ya pada,
semua sudah lari tunggang- selapu'na pada lilih.
langgang.
387. Kemudian mereka lewat kali 387. Batrus pada liwat Babak,
Babak,
naik gunung lalu pingsan. taek gunung lue'pada lupa'
diri'.
123
390. Lalu mundur disaat itu juga, 390. Trus surut nde' ara' antara,
mengungsi desa Kutaraja, desa Kutaraja sino ta ungsi.
124
403. Heran pula kita melihat, 403. Ara' tao' ta benga' gegita',
begitu Haji Ali berontak, secongahna ya tuan Haji
Ali,
semua desa timur bendung- soroh desa sitimu' bendung,
an,
lalu seketika, banjur nde'na ara' antara,
merasa kagum dan ikut brangen angob payu bilang
setiap desa, desa nurut,
tak ada yang dihasut, nde' tiara' pada ta bada',
berontak maunya sendiri. sicongah.jau' diri'.
407. Tak kurang empat ratus si 407. Nde'na kurang Bali si' sa-
Bali, mas,
laki wanita berkumpul jadi nina mama kumpul pada
satu, jari sai',
keluarganya ada dua puluh, wargi watara dua pulu,
juga Bali Pekandelan, serta Bali Pekandelan,
lalu datang warta Sakra me- banjur ara' hortan Sakra
nyerang, gen bagebuk,
semua Bali panik, selapu' Bali banjur gewar,
memotong tangkai tom- potong watang tumbak tarik.
baknya.
410. Maka Raden Cede Pringga, 410. Jari Rade Gede Pringga,
sangat susah desanya di- lebih susah desana tetung-
tunggu, gum,
ngelalu berkata pada si ngelalu le' Gusti belatur,
Gusti,
pada Nyoman Batuaya, le' Nyoman Batuaya,
Gusti Lanang coba pikir Gusti Lanang sila' Pineh
baik-baik, alus-alus,
pikirkan kemauan tuan, pinehin le' pekayunan,
panjangkan hati tuan. beloang kayun dekaji.
411.Timur Turing sudah habis 411. Timu' Luring was hue' co-
berontak, ngah,
sekarang bagaimana kehen- mara' nengka ngumbe si
dak tuan, kayun dekaji,
melawan musuh besar se- reh musuh ta bele' pacu,
kali.
131
412. Di sini di dalam desa Pring- 412. Te le' dalem desa Pringga,
ga,
bila besok jadi tiba, lamun payu musuh sijema'
ndatengin,
Raden Gusti berucap lagi, Raden Gusti malik belatur,
hamba berani melindungi, kaji rani mesanggrahan,
silakan panjangkan pikiran sila' beloang kayun dekaji
Tuan, no julu',
kalau mati cuma sekejap, mun rusak sekejep mata,
yang selamat sulit dicari. si onya' sekat tedait.
424. Lalu berkata sambil marah, 424. Batrus muni sampi'na was,
Nyoman Leber saja paling Nyoman Leber ya bae pa
pintar, ling ririh,
sambil menombak sigap, sampi'na numbak batrus,
Nyoman Batuayaa kena, Nyoman Batuaya kena,
kena lambung lalu bergulat, bakat lambung batrus pada
saling gulung,
saling pukul saling tombak, saling emuk saling tumbak,
bersorak berbaur bedil. surak awor timpal bedil.
425. Tak keruan kawan dan la- 425. Nde' keruan musuh rowang,
wan,
sama mati sampai memisah pada along jangka ya ma-
diri, seyangin diri,
bangkai laki wanita, bange nina mama numpuk,
sisa mati masuk hutan, sisan mate tama gawah,
naik gunung ada kembali taek gunung ara' tulak
ada terus, ara' batrus,
ringkas cerita, konte'ang si'ta nuturang,
sisa mati berlari. sisan mete pada brari.
426. Kita tinggalkan dalam tutur, 426. Heneng nde'na pada kocap,
alkisah desa Pringga, desa Pringga tekocapang
nengka malik,
merasa lebih sukur, prangenna lebih sukur,
upayanya berhasil, serta upayeno leka',
berkat Ridla Allah yang maduluran kasuka' Allah si
Agung, Agung,
waktu pagi kamis ada, sedek klema' Kamis ara',
Pringga didatangi. Pringga malik tedatengin.
/
136
PUH DURMA
436. Tak lama keluarlah laskar, 436. Nde'na banjur sikep pada
was leka',
gembira dan berani mereka, girang kendelna malik,
tak terkisahkan di jalan, nde' kocap le' langan,
merasa akan menang me brangen prasa'na menang,
reka,
berapa kekuatan si Bali, pira gen kuwat tu Bali,
landing lima dan dua, landing lima dua,
merasa sudah mehgungguli. brangen pada was ngung-
kulin.
437. Tak lama di jalan sampailah, 437. Nde'na sue le' langan was
dateng kocap,
Pringgarata terus membedil, Pringgarata trus bedil,
tak ada ihenghitung apa, pada nde' bapeka,
semua saling mendekat, selapu'na pada ngulah,
laskar Islam mendesak, sikep Selam ngulah gati,
tidak berpisah-pisah, nde'na baseyang-seyang,
semua laskar sama berani. selapu' sikep ngadu rani.
438. Tak lama Pringgarata bobol, 438. Nde' ara' antara Pringga
rata trus bedah,
pertempuran sangat panas, siyat rame pijar sekali,
Bali lawan Islam (Sasak), Bali timpal Selam,
saling bedil saling tombak, saling bedil saling tumbak,
Anak Agung Made Jelantik, Anak Agung Made Jelantik,
merasa keteter, merasa kasoran,
mundur ke Renyem. makiles Renyemna hungsi.
442. Lalu mulai saling bedil 441. Batrus mara saling bedil
menombak, tumbak,
laskar Islam (Sasak) mende- sikep Selam ngulah gati,
sak,
bertempur di dalam desa, siyatna dalem desa,
warga Bali banyak mati, rowang Bali lue' seda,
pasukannya berlari. sikepna buwe' berarti.
141
444. Penuh di setiap bawah ber- 444. Bilang bawa' kayu' wari-
ingin, ngin, no nampat,
yang duduk di bawah beri- sitokol bawa' waringin,
ngin,
tiba-tiba mendongak, ndadak sara ndonga',
lalu ada dilihatnya, banjur na ara' gita'na,
manusia bersembunyi, manusia nyebo bawon war
di atas beringin, ingin,
dua orang, denganna dua,
menutup muka keduanya. nungkem muwa pada tarik.
450. Dari belakang Joli dari kiri- 450. Leican Juli mudi lekan kiri-
kanan, kanan,
pedang kelewang jadi satu, pedang klewang jari sai',
bila dalam ajal, janing dalem ajal,
Anak Agung pasti mati, Anak Agung misti rusak,
tetapi memang luar janji, lagu' isi' luar janji,
panjang umumya, panjang umurna,
diseret dibawa berlari. tehoros jau'na brari.
451. Oleh pengawal dan Saha- 451. Isi' soroh parekan robana
yanya, pada,
lalu mengungsi ke Narmada, trus Narmadana ungsi,
sedang julinya itu konon, yen julirui kocap,
bersama tempat sirihnya, serta bareng pacanangan,
ditinggal berlari semua, pada ta bilin berarti,
lalu laskar Kopang, banjur sikep Kopang,
bersama mami' Mustiasih. bareng mami' Mustiasih.
PUH SMARANDANA
458. Mufakat Praya sudah man- 458. Rawos Praya nengka was
tap, jari,
bersamaa Pujut Kawo Pe- bareng Pujut Kawo Penuja',
nuja',
Batujai Mujur Marong, Batujai Mujur Marong,
senjata sudah digenggam, sikepna was maregem,
akan menyerang desa Pu- gena gebuk Puyung desa,
yung,
tak lama Puyung diperangi, nde' suwe'Puyung tegebuk,
tak antara lalu kalah. nde' nara' antara kalah.
459. Warga desa takluk semua, 459. Isin desa nungkul tarik,
Ida Bagus Gede konon, Ida Bagus Gede kocap,
digulung tikar disembun- tegulung sitipah tesebo,
yikan,
dipikul oleh temannya, telembar isi' baturna,
bagrendot bergelantungan, bangrendot bagrantungan,
musuh di desa Kediri se tama desa Kediri selapu',
mua,
Anak Agung ada dis itu. Anak Agung ito tao'na.
146
471. Lalu mereka pulang segera, 471: Batrus pada ule' galls,
segera menuju Sakra, gegancangan tipa' Sakra,
tak terkisahkan mereka, neng nde' kocap selapu'no,
laskar itu tak terucap, pemating no neng kocap,
yang dari Pringgabaya, silekan Pringgabaya,
mengungsi ke Anyar, pada ngungsi Anyar batur,
sampai Anyar lalu berun- dateng Anyar pada nandin-
ding. gan.
ptJtGtwa