Anda di halaman 1dari 160

TO' DIPE 0 GA C U lUK U ,IUM

AD PR

121

00004999
TIOAK DIPEROAGANGKAN UNTUK UMUM

BABAD PRAYA

Lalu Gde Suparman

P E P P 'j S > ■■
PUSA1 ;-t[viau>]A AN OAN
PENGEMBANGAN BAHASA
OEPARTEMEN PENOlDlKAM
OAN KEBUDAYAAW

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta
1994
PerpustakaaivPusat Pembinaan dan Pengsmbangan Bahasa

No, Klasi^i^asi No, Indiik s Z


m. ,

<;uf Ttd, ; "

PROYEK PEMBINAAN BUKU SASTRA INDONESIA


DAN DAERAH-JAKARTA
TAHUN 1993/1994
PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Pcmimpin Proyek : Dr. Nafron Hasjim


Bendahara Proyek: Suwanda
Sekretaris Proyek : Drs. Farid Hadi
Staf Proyek : Cipiodigiyarto
Sujalmo
E. Bachliar

ISBN 97^59-390-7

HAK CIPTA DILINDUNGI DNDANG-UNDANG


Isi buku ini, balk sebagian maupun seluruhnya dilarang dif)crbanyak
dalam beniuk apa pun tanpa i/in icnulis dari penerbii,
kecuali dalam hal pengulipan unluk kcperluan penulisan artikel
atau karangan ilmiaii
KATA PENGANTAR

Masalah kesusastraan, khususnya sastra (lisan) daerah dan sastra


Indonesia lama, menipakan masalah kebudayaan nasional yang perlu
digarap dengan sungguh-sungguh dan berencana. Dalam sastra (lisan)
daerah dan sastra Indonesia lama itu, yang merupakan warisan budaya
nenek moyang bangsa Indonesia, tersimpan nilai-nilai budaya yang
tinggi. Sehubungan dengan itu, sangat tepat kiranya Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Proyek Pembinaan Buku Sastra
Indonesia dan Daerah-Jakarta berusaha melestarikan nilai-nilai budaya
dalam sastra itu dengan cara pemilihan, pengalihaksaraan, dan pener-
jemahan sastra Oisan) berbahasa daerah itu.
Usaha pelestarian sastra daerah perlu dilakukan karena di dalam
sastra daerah terkandung warisan budaya nenek moyang bangsa Indone
sia yang sangat tinggi nilainya. Upaya pelestarian itu bukan hanya
akan memperluas wawasan kita terhadap sastra dan budaya masyarakat
daerah yang bersangkutan, melainkan juga akan memperkaya khaza-
nah sastra dan budaya Indonesia. Dengan kata lain, upaya yang
dilakukan itu dapat dipandang sebagai dialog antarbudaya dan an-
tardaerah y^g memungkinkan sastra daerah berfungsi sebagai salah satu
alat bantu dalam usaha mewujudkan manusia yang. berwawasan
keindonesiaan.
Buku yang berjudul Babad Praya ini merupakan karya sastra
Indonesia lama yang berbahasa Jejawan dalam bahasa Sasak.
Pengalihaksaraan dan peneijemahannya dilakukan oleh Sdr. Lalu Ode
Suparman, sedangkan penyuntingnya oleh Dre. Saksono Prijanto.
Mudah-mudahan terbitan ini dapat dimanfaatkan dalam upaya
pembinaan dan pengembangan sastra di Indonesia.

Jakarta, Februari 1994 Kepala Pusat Pembinaan


dan Pengembangan Bahasa

Dr. Hasan AIwi


PRAKATA

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT,saya telah


dapat menyelesaikan teqemahan naskah Babad Praya ini.
Naskah aseli Babad Praya tertulis di atas daun lontar berhuruf
Jejawan dalam bahasa Sasak. Jumlah baitnya sebanyak 471 buah.
Alur cerita terurai dalam rangkaian tembang (sekaran) yang ter-
diri dari enam jenis tembang, yaitu Sinom, Pangkur, Dangdang,
Kumambang, Durma, dan Smarandana.
Telah lama naskah jenis babad seperti ini dirahasiakan serta tidak
boleh dibaca oleh umum di daerah Lombok Nusa Tenggara Barat,
Pemerintah dan berbagai kalangan khawatir publikasi Babad ini akan
menerbitkan rasa marah dan tindakan yang berbentuk sara terutama
bagi orang Sasak di Lombok. Namun, apabila dibaca dan diperhatikan
dengan baik, naskah "Babad Praya" ini terayata merupakan naskah
yang amat wajar. la mengeritik apa dan siapa yang patut dikritik. la
juga memuji apa yang patut dipuji. Kritik tidak diarahkan kepada satu
pihak saja, yaitu penguasa Bali saat itu, tetapi pemimpin-pemimpin
Sasak juga tidak luput dari sindiran dan cercaan. Bagi masyarakat
Sasak di Lombok inilah bacaan yang sebaik-baiknya untuk mengam-
bil pelajaran. Begitu juga bagi masyarakat Bali Lombok. Tak perlu
ada dendam kesumat sebab akhirnya ternyata penulis naskah ini
mengkritik perbuatan manusia yang bernama "perang" itu. Oleh ka^
^^^a itu, babad ini menjadi berailai untuk dibaca oleh siapa saja.
vi
Akhirnya terima kasih saya sampaikan kepada Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa di Jakarta atas kepercayaan yang diberi-
kan kepada saya untuk menteijemahkan naskah "Babad Praya" ini.
Terima kasih saya sampaikan pula secara khusus kepada saudara
Daniel Ressi yang telah dengan tekun mengetik terjemahan ini.
Semoga bermanfaat.

Mataram, 17 Agustus 1992

Lalu Gde Suparman

VII
RINGKASAN CERITA

Babad Praya menceritakan kepada kita ikhwal pemberontakan


pemimpin suku Sasak, di Praya Lombok terhadap penguasa Bali,
yaitu Anak Agung Ngurah Aji asal keturunan Karang Asem Bali.
Pokok pangkalnya adalah rasa tertekan rakyat dalam berbagai hal
terutama beratnya pajak.
Sebagai penyulut pemberontakan adalah hadimya seorang Arab
yang mengaku bangsa Srip bangsawan Arab keturunan Nabi Muham
mad yang telah menghasut pemimpin Pray% untuk berontak. Semen-
tara itu situasi di kalangan orang Keraton Karang Asem Lombok
sendiri tidaklah menentu. Rasa khawatir dan iri hati Anak Agung
Made Karang terhadap keponakannya, yaitu Datu Pangeran, diam-
diam menimbulkan ganjalan di kalangan kraton. Keadaan ini juga
menenat keluar dan menimbulkan perpecahan di kalangan rakyat.
Anak Agung Made Karang adalah putra selir yang diberi kekua-
saan mengurus upeti dan pajak oleh Anak Agung Ngurah ayahnya.
Putra mahkota bemama Anak Agung Ketut adalah ayah dari Datu
Pangeran. Oleh kakeknya (sang raja), Datu Pangeran ini dimasukkan
agama Islam dan diberi pelajaran agama Islam secara baik. Pemimpin-
pemimpin Sasak yang memang pemeluk agama Islam sangat meng-
agungkan Datu Pangeran dan mengharapkan menjadi Raja orang Is-

vin
lam Sasak di kemudian hari. Inilah pokok pangkal ketidaksenangan
Anak Agung Made yang kemudian beraiat membunuh keponakannya
sendiri.
Yang sangat menarik dituturkan oleh Babad Praya ini adalah keti-
dakmampuan laskar Bali yang jumlahnya puluhan ribu itu menga-
lahkan tujuh orang pemimpin Praya yang sudah terkepung pada se-
buah masjid sederhana di pusat kota Praya. Pemimpin Praya itu terdiri
dari empat orang ningrat Sasak yaitu, Lalu Semail alias Guru
Bangkol, Haji Yasin, Mami' Diraja, dan Mami' Sapian. Tiga orang
pengikutnya adalah dari golongan rakyat yang tidak jelas namanya.
Selama tiga hari berturut-turut ketujuh orang ini dikepung oleh
ribuan laskar Bali yang bersenjata bedil, tombak, pedang, dan keris
kelewang. Tiga hari semata-mata cuma tujuh orang Praya saja tidak
terkalahkan. Pada hari berikutnya barulah masuk para pengungsi yang
kembali pertama sejumlah lima puluh orang. Selanjutnya selama
sepekan lagi Praya yang berlaskar ratusan orang tidak dapat pula
dihancurkan. Semakin hari laskar Praya semakin kuat dengan kemba-
linya para pengungsi. Akhimya keadaan menjadi terbalik. Kini giliran
laskar Bali menerima tekanan-tekanan. Praya memang "si bocah
nakal" yang mampu merepotkan juragannya, bahkan dapat merusak
benteng dalam semalam. Oleh karena itu, dijuluki "Si Pagah Praya"
yang artinya "Si Pantang Mengalah".
Sewaktu tujuh pendekar Praya terkurung di masjid konon terjadi
keajaiban. Pertolongan gaib Tuhan turun dengan datangnya seorang
wanita tua dekil sebagai juru masak mereka. Pekerjaannya yang serba
asal-asalan mampu menyajikan makanan dan kopi yang sangat
berkhasiat memulihkan kekuatan ketujuh pahlawan tersebut. Begitu
pula pada waktu masjid akan dibakar tampil dua orang ajaib bersama
anak kecil yang menjaga masjid dari serbuan musuh.
Di pihak pasukan Bali ketidakmampuan laskamya menaklukkan
segelintir orang Praya telah mempermalukan Si Anak Agung Made
selaku panglima perangnya. Tidak urung Anak Agung Ngurah
ayahnya menjadi sangat kecewa dan mengirim surat teguran ke mar-
kas Agung Made di Puyung.

IX
Kesulitan yang dihadapi Made adalah bahwa pasukannya terdiri
dari orang Bali dan Islam Sasak yang direkrutnya dari seluruh desa
jajahannya di Lombok.
Pasukan Islam Sasak ini justru menimbulkan beban karena tidak
sungguh-sungguh bertempur melawan sanak saudaranya sendiri.
Situasi politik di setiap desa sudah berubah. Kesetiaan terhadap
Raja Bali mulai gugur satu per satu. Tambahan pula di Karang Asem
Bali masih terjadi sengketa dengan Kerajaan Kelungkung.
Api peperangan ini menjalar kesana-kemari antar penguasa Bali
dan para pemimpin Sasak dan juga antara Karang Asem dan
Kelungkung.
Akhirnya berlarut-larutlah peperangan yang menimbulkan korban
jiwa dan harta benda. Berkali-kali Praya tergencet dan dikucilkan
sampai kelaparan, tetapi tetap teguh bertahan. Akhirnya, ia tertolong
dengan timbulnya pemberontakan hampir di seluruh Lombok teru-
tama yang disponsori oleh Haji Ali Batu, Sakra. Orang Praya berubah
menjadi penyerang dan pendekar perang di setiap medan. Pengalaman
pahitnya telah mematangkan siasat dan jurus perangnya.
Cerita ini pada dasamya penuh ketegangan. Akan tetapi, setiap
saat kita dibuatnya merenung berpikir membayangkan latar belakang
dan bentuk pikiran yang mereka kembangkan di masa lalu. Di sana-
sini kita pun dapat tertawa lebar karena berbagai kelucuan, kekonyol-
an yang diungkap secara jelas tanpa tedeng aling-aling. Tidak perduli
siapa pelakunya, raja, panglima atau si rakyat jelata, si orang Bali atau
orang Sasak. Ia bercerita apa adanya dan nyaris tidak memihak siapa
pun.
Sebagai salah satu isyarat dari kenetralan sang penulis, penulis
telah membahasakan penguasa Bali dengan bahasa yang pantas (ba-
hasa halus) dan pujian atas kepintaran dan kekuatannya yang besar.
Mari kita baca seluruhnya babad ini.
PUH SINOM

1. Yang di Bali tak terkisahkan, 1. Sile' Bali nde'na kocap,


di Sasak tersebut pula, site, sasak malik,
memang sudah takdir Allah, jari si' takdir Allah,
memang tak berobah lagi, mula nde'na brobah malik,
kalau memang sudah nasib, lamunno was mula nasib,
tak ada mungkimya pasti, nde' narak mungkir na pacu,
nafisu bumi semakin keras, napsu gumi sayan keras,
amarah manusia berganti, amarah manusia nyalin,
nafsu jin setan bangkit se- hawa napsu jin setan pada
mua. bungkar.

2. Dengan takdir Allah, 2. Jari si'kasuka' Allah,


di Praya tempatnya lahir, le'praya tano'na lahir,
dari kodrat Iradatullah, isi' kodrat ira Dattulah,
nafsu amarah sudah lain, napsu amarah was alin,
maka adalah guru alim, kocap ara' guru halim,
bangsawan jadi guru pula, premenak tur jari guru,
guru Semail namanya, guru Semail arana,
Bangkol nama julukkannya, Bangkol kejale'na malik,
sangat teguh memegang sa- serta harep iya le'hukum
riat. sarekat.

3. Seperti sabda Rasulullah, 5. Mara'manik Rasullulah,


tersebut dalam al Hadits, si Kocap le'dale tulis,
ikhwal hukum kematian, le'unduk tingkah kapatian,
si Islam oleh si kafir, Islam bau si'kapir,
dan sangatlah menderita, serta mulenta sakit,
dibawah perintah Anak isi'perintah Anak Agung,
Agung,
Ratu Made membuat ben- Ratu made mina, roga,
cana,
sakit hati buruk sangka. sakit bayu sala' tampi.

1
guru Semail mengangkat guru Semail wangunang
perang Sabilullah. prang sabillulah.

4. Dan ada seorang Arab, 4. Serta ara'sopo'Arab,


mendakwakan diri bangsa aku' dirt' bangsa srip,
Srip,
konon turunan Magrabi, turunan Magrabi kocap,
dia menjadi terompet, ya si Jari oncal ancil,
membawa warta buruk baik, njau' karanta sakit mai'
tukang menyampaikan pada palar ndatengang le' guru,
si guru, pangraos sabilang desa.
berita dari setiap desa.

5. Jadi, pada Tuan Srip ber- 5. puput le' Tuan srip kocap,
pangkal, karanan praya mela bebalik,
penyebab Praya mau beron- yen premenak silain lain,
tak,
sedang bangsawan yang lain, pada' nde'na nao' selapu,
semua tak tahu ikhwalnya, le' raos dengan si dua,
pembicaraan si dua tokoh,
Srinata dan guru Semail, Sri Nate guru Semail,
sudah mufakat dengan Tuan was mufakat bareng tuan
Srip. Srip, kocap.

6. Yang akan menjadi panglima 6. Sigen jari kepalan perang,


perang,
konon si Tuan Srip, kocap rye Tuan Srip,
begitulah kesimpulan mufa sakeno puput mufakat,
kat,
tinggal menanti hari baik, tearing dewasa genna antih,
mamiq Srinata lagi, mami, Sri Nata malih,
akan membujuk rakyat, kocap iya lolot batur,
bangsa si orang dusun, soroh kancan tau dasan,
sudah kena tutur manis. was kena si' kranta' manis.
sudah sepakat, was mufakat,
akan ikut memberontak. pada nurut si gen congah.

7. Konon hari baik dewasanya, 7. Tuting si bogus dewasa,


bulan Muharram tanggal bulan Muharam tanggal si',
satu,
hari Jumat umanis, jelo Jumat manis kocap,
wukunya warigadian, aku warigadian malUc,
kepala tiga leger satu, rah telu tenggek sai',
tahun caka 1810, isaka siya bangsit sepuluh,
tiga konon waktunya, telu kocap waktuno,
waktu itu guru Semail, sedek sine guru Semail,
menyuruh cari semua sanak bosuru' meta soroh kancan,
warga. kadang braya.

8. Bertepatan saat malam Ju 8. Nuju sedek kelam Jumat,


mat,
datang dua para haji, dateng dua para haji,
Haji Yasin dan Haji Dolah, Haji Yasin Haji Dolah,
anakku Haji Yasin, anakku haji Yasin,
adikku Haji dolah, adi'ku haji Dolah,
hari besok bapak akan mem jelo si jema' too' bapa sigen
berontak. congkoh.

9. Adik bagaimana Tuan seka- 9. Adi berembe' sida nengka,


rang,
ayolah kita berontak, sila'ta pada bebalik,
mengangkat perang Sabilul- nangun perang Sabilullah,
lah,
Haji Dolah Haji Yasin, Haji Dolah haji Yasin,
aku bertanya mamiq, tiang nunasan mami',
berapa desa menyertai tuan, pira desa bareng depatuh,
guru tua menjawab, guru wayah ya nimbal,
menurut kata Tuan Srip, yen pengraos tuan Srip,
di timur Sakra Masbage' soroh timu', Sakra Masbage'
Rarang. Rarang.

10. Jro Waru Pijot mufakat, 10. Jro Waru pijot mupakat,
akan berontak pada Raja gen congah le' raja Bali,
Bali,
Puyung Kopang Batukiang, Puyung Kopang Batukliang
Penuja Jonggat Jelantik, Penuja'Jonggat Jelantik,
Sukarara dan Kediri, Sukarara Ian Kediri,
semua itu sudah sepakat, selapu, sina was nurut,
akan menyertai Datu Pange- gen da ngiring Datu Pange-
ran, ran,
semua sudah berontak, selapu, pada was bebalik,
di Ampenan Sayid Abdullah le' Ampenan, Said Abdullah
memimpin. mbatekang.

11. Akan mengamuk di Cakra 11. Gen ngemuk le' Cakra Men-
Mataram, taram,
pasukan Timur luring akan sikep timu' Juring gena an-
ditunggu, tih,
Tuan Srip menyuruh segera, Tuan Srip basuru' nyere-
kang,
si Datu lama menunggu, Datu suwe lalo' ngantih,
bertanya si Haji Yasin, nimbal Haji Yasin,
adakah surat yang disampai- ara, ka tulis was katur,
kan, le' sida mami' si' nengka,
pada anda sekarang paman, lahan bilang desa mami',
malahan setiap desa, luwe' teda tebarengin Said
banyak mengatakan akan Abdullah.
bersama si Sayid.

12. Guru wayah berujar lagi, 12. Guru wayah malik nimbal,
memang tak ada surat, tapi hende' nara' tulis,
jadi sama si Srip saja, puput si' tuan Srip dowang,
membawa bicara si Sayid, jau' manik tuan Said, nimbal
menjawab Haji Yasin, nimbal malik Haji Yasin,
kalau begitu belumlah patut, mm sakeno nde' man patut,
kurasa akan jadi kesusahan, rasa jari kesusahan,
silakan paman ingatlah, sila' mami iling-iling,
kupikir kita cuma percaya pikir tiang, satmakanta
warta. nyadu' horta.

13. Sang guru berkata tandas, 13. Guru konte' si' na nimbal,
diri paman ini ku wajibkan, hewah bapa sino wajib,
biar paman sendiri saja, yadin bapa mesa'-mesa',
pasti akan berperang sabil, nde' burung gen perang sa
karena kata si Tuan Srip, bil,
karena ia anak cucu Rasul, krana manik tuan Srip,
haram paman mundur, dening iya anak cucu Rasul,
haram bapa gen tulak,
Haji Dolah Haji Yasin, Haji Dolah Haji Yasin,
berangkat langsung menuju banjur budal baterus pada
Penuja'. tipa' panuja'.

14. Akan coba melacak, 14. Brangen pada gen meda-


karena si Haji Yasin, sang,
banyak keluarganya di kranen niya Haji yasin, .
Penuja', luwe'pekadangan penuja',
si Haji Yasin berhasrat,
akan seksama melacak, prangenane haji yasin,
tak lama sampailah, gen medasang gati-gati,
lalu masuklah ia, nde' na suwe dateng banjur,
duduk bersila Haji Yasin, baterusan iya- tame,
duh Mamiq hamba bertanya tokol napak haji Yasin,
padamu. aduh mami, tiyang nunasang
le' sida.

15. Benarkah tuan akan beron- 15. Jati ke sida gen congkah,
tak,
menjawab si orang ditanya, nimbal si ta katuwanin,
duh anakku Ratu, duh anaku. Lalu sida,
jangan berkata lagi, jra' sida mini malik,
ini ada orang Bali, ne ara' tahu Bali,
di utus si Anak Agung, kahutus si Anak Agung,
akan mencari hamba hilang, gen meta pengayah telang,
paman pikif ia mata mata, prasa' bapa iya tatelik,
lagi pula paman tak berniat Ian tur maneh bapa nde' me-
berontak. legen congah.

16. Lebih baik pulanglah segera, 16. Bagus nyerek ule' Nuna,
lagi pula sedikitpun tak ada, tur na nde' nara' gati,
niat paman akan berontak, prangen bapa si gen congah,
dan tak ada pula, serta mula nde' nara' gati,
bicara orang, pangrahos sai sai,
sampai di Penuja' anakku, dateng panuja' anaku,
tuan haji lalu pergi, tuan haji batrus budal,
tak merasa menjejak bumi, nde' na merasa Hat gumi,
bingung dan sangat susah telang akal tur pikiran lebih
pikirannya. susah.

17. Ia pun lalu berucap sendiri, 17. Banjur terus basesambatan,


nah sudah tibalah sang nane mula dalam janji,
takdir,
apapun dimuslihatkan, ngume ngumbe jari akal,
pasti akan bersua kesusahan, misti susah gen tedait,
akan seperti nasib Manjeli, gen temah mara'Manjeli,
setiap lelaki dibunuh, semarang mama gen tetusuk,
menyerah pun tak berguna, nungkul nde' nara'pahedah,
tak urung dipancung juga, nde' nara' gawe bagusan te
tak ada guna lebih baik mela- pada ngelawan.
wan.

18. Arkian sampai ia di desa, 18. Banjur was tama le' desa,
si tuan Haji Yasin, iye tuan haji Yasin,
lalu berunding dengan mer- ngraos batrus bareng men-
tua, towa,
yang berwewenang mena- jero sikanggo ngedengin,
han,
puri tempat tinggalnya, yen pajrowane malik,
utara pasar utara jalan, den peken den rurung,
bila disebut secara awam, yen pengraos bebondolan,
disayang oleh penguasa Bali, kesayang isi' pemekal Bali,
orangnya jujur bernama ma- seta polos pasengan mami'
miq Sapian. Sapiyan.

19. Memang asli orang Praya, 19. Mule tulen isi praye,
tak ada rancuannya, nde' nara' saringana malik,
asli turunan Memela, tuwi tur nan mamela,
sangat berwibawa pula, perbawa laksana malik,
setibanya Haji Yasin, sadatengna haji Yasin,
lalu mendapat tuturan, banjur dateng prejani,
hal si guru mau berontak, susah kresa aruh gena telang
maka tiba-tiba datanglah, akal.
rasa susah bingung hilang
akal.

20. Jro Gede Sapian bertanya, 20. Jro Gede baketowan,


pada menantu si Haji Yasin, le' minantu Haji Yasin,
bagaimana ikhwal kita seka- ngumbe bae temah ta neng-
rang, ka,
itu yang ayah pikirkan, sino pikir napa gati,
menjawab si Haji Yasin, nimbal Haji Yasin,
ayah sekarang nasib kita, mami, nane was tuduh,
nasib padamu dan aku, nasib le' sida tiang,
takdir tak dapat disingkiri, takdir nde' bau kelidin,
Jro Sapian lalu bermunajat. Jro Sapian, banjur iya ber-
ujud tunggal.
8

21. Lalu berniat berserah diri, 21. Banjur pangenang maserah,


kepada Tuhan Rail Jail, le' Tuhan Rail Jail,
serta tawakal ikhlas, serta tawakal ikhlas,
lalu keluar ucapannya manis, terus sugul pengraosna
manis,
duh Lalu Haji Yasin, duh Labi Haji Yasin,
sudahkah anakku, nane was sida anakku,
mengingat adikmu, nde'sida ingetang,
si Jaya masih di orang Bali, Jaya masih le' tau Bali,
menjawab Yasin, si Atip Haji Yasin nimbal Atip wah
sudah pergi. teplampa'.
22. Ke Cakra mencuri adikku, 22. Turun paling adi' tiang,
rasanya sudah lewat Kediri, was rasa liwat Kediri,
keliang dan para bangsawan, keliang Ian para mami',
gempar mereka ikut, gewar pada dedunin,
setiap yang memperoleh senuga pada bribin desa,
warta,
ikhwal memperkukuh desa, horta pada saling hortain,
warta bersusun berita, magliweran tadah kedateng-
resah akan datangnya musuh. an manusia.

23. Di Puri sudah penuh sesak, 23. Le' Jro wah sabol tampat,
si Lalu dan para mami' lalu prebuling para mami',
ampun Tuan saya bertanya, hinggih Jro tiang nunasang
apa kehendak Tuan, pekayunan sida mami',
karena sudah sangat gempar, dening was biyur gati,
apa sebab kita ribut, apa sebab ta pada biyur,
Jro Sapian lalu menjawab, Jro Sapian banjur nimbal,
si guru akan berontak. guru kocap gen bebalik
sudah mufakat dengan ma was mupakat bareng mami'
mi' Srinata. Srinata.

24. Ampun Tuan saya tanyakan, 24. Hinggih Jro tiang nunasang,
kehendak Tuan sendiri ba- kayun sida nengka mami'.
gaimana.
Kakak saudara sudah beron- nini' sanak pada was cong-
tak, gah,
mami' Samian menjawab mami'Sapian nimbal malik'
lagi,
sekarang aku sangat bi- nengka aku telang pikir,
ngung,
akan menolak ajakan, kawan, nengka gen tungkasin batur,
tidak akan ikut berontak, nde' gen ta milu congah,
ada lagi menjawab alasan, ara' masih gena rawosin,
oleh orang Bali supaya kita si' tau Bali temah ta payu
dihancurkan. nahobat

25. Biar demikian kita cobalah, 25. Daka' meno coba'-coba',


coba Anda pikirkan. coba sida pikir-pikir,
supaya benar langkah kita, drepon si' nengka ta kena,
si orang ditanya menjawab si'ta ketuanin nimbal tarik,
semua.

bila saya taksir mami'. yen taksiran tiang mami',


seperti Menjeli dahulu, mara' Menjeli si'julu,
akan hancur desa Praya, puret temah na Praya,
laki wanita disapu bersih. tau nina mama bersih,
besar kecil akan dicincang bele, beri' nde'na burung
mereka. jari lewar.

26. Begitulah saya pikirkan. 26. Sakeno si' tiang terka,


umpama masih akan men- atut masih sala'jari,
derita,
akan menjadi sahaya orang, temah jari panjak dengan,
menjadi makanan tombak jari banjur tumbak mimis,
peluru,
bermukim di bumi lain, badesa le' gumi lain,
kami lebih suka hancur, tiang pada suka yen lebur,
menyertai Tuan. gen ngiring linggih sida,
biar bagaimana jadinya. yadian ngumbe-ngwnbe jari.
10

betas direndam terserah beras bekerem tiwas nene'


menjadi apa. temerintah.

27. Berkata lagi mami' Sapian, 27. Malik nimbal mami' Sapian,
kakau begitu apa ditunggu, lamun meno apa gen antih,
besok akan berangkat, jema' tao ta gen lampa',
menyerbu desa Bali, gebidc desa tau Bali,
Cakra Mataram sampai Cakta Mentaram, jangka ti
hancur, ding,
ayo pulanglah kalian, aluh ule'pada selapu',
siapkan senjata, dabdabang sasikepang,
semua berpamitan, selapu'pada bepamit,
memasang tombak mengasah masang tumbak ngasa' kele-
pedang. yvang.

28. Sang guru bersama mami' 28. Guru bareng mami'Sapian,


Sapian,
sudah merupakan sama ber- was mupakat bareng bebalik,
ontak,
juga mami' Srinata, tuting mami'Srinata,
tetapi ada seorang mami', lagu' ara'sopo mami',
tidak man ia berontak, betrusan nde'na mele be
balik,
berlari lalu ke Cakra, berari betrus turun,
mau akan melaporkan, prang nane gen ngaturang,
hal Praya mau berontak, pretingkah Praya bebalik,
akan mengamuk masuk gena ngamuk tama Jero
Cakra Mataram. Cakra Mentaram.

29. Tak dituturkan malam pun 29. Nde'na kocap peteng benar,
siang,
terang desa kentongan ber- benar desa kulkul muni,
bunyi,
orang desa penuhlah, dengan desa kesabolan.
11

pasukan Praya lengkap se- sikep Praya tebeng gati,


kali,
kalau ditaksir, watara yen tetaksir,
dengan premenak semua, tuting premenak selapu',
tidak kurang dua puluh ribu, nde' kurang dua laksa,
tersebut yang di Cakra, sile' Cakra kocap malik,
si Anak Agung sudah tahu. Anak Agung wah wikan
tingkah Praya.

30. Kentongan sudaH berbunyi 30. Kul-kul was muni batepak,


bertalu,
karena desa sedang kisruh, dening desa njandang brebin,
di Mataram begitu juga, le' Mentaram sekeno juwa',
setiap desa kentongan ber bilang desa tarik muni,
bunyi, ndah selapu, ne muni,
riuh rendah suaranya, kulkul aworin si' tambur,
kentongan berbaur sambur, Menggawa was sugul pada,
punggawa pun sudah keluar, sikep golongan bejejir,
senjata gebongan berjejer, Anak Agung Made Jelantik
Anak Agung Made Jelantik segen lumbar.
keluar.

31. Sudah memakai busana pe- 31. Was nyaluk busana perang,
rang,
sej)erti tingkah Raja Agung, seperti tingkah Ratu Luih,
japa mantra dirapal, japa pregolan na lepas,
ilmu kejayaan disiapkan, langkah ken jayang preniti,
sudah lengkap tingkah di- was tutu' tingkah na'
pakai, kawaih,
Anak Agung lalu keluar, Anak Agung batrus sugul,
dari kamar tidumya, silekan pamereman,
lalu pergi ke istana, batrus aning ukir kawai,
menghadap ayahnya pamit marek mami' gen bepamit,
akan pergi. lumbar mangkat.
12

32. Berhatur sambil menyembah, 32. Belatur serta sawur sembah,


berhatur lalu pamit, belatur terns bepamit,
Anak Agung Ngurah berkata, Anak Agung Ngurah manikna,
waspadalah engkau, ingetingetanda gati,
seksamalah engkau berpikir, creeepang si' me'mikir,
periksa sungguh-sungguh, genjahin pacu-pacu,
jangan Praya saja kau lihat, nda'praya dowang pelenga',
kiri kanan muka belakang, kiri kanan julu mudi,
bawah atas agar kau per- bawa'atas mangda me'
hatikan. pada pedasang.

33. Ratu Made berhatur sembah, 33. Ratu Made sawur sembah,
berhatur lalu pamitan, belatur batrus bepamit,
sudah keluar ke Bencingah, was dokal aning bancingah,
lalu naik ke atas usungan, batrus munggah le'juli,
kepala barisan sudah jalan, papucuk was'leka' tarik,
liwat di Kediri, liwat Kadiri batrus,
ekornya barisan masih di bongkol masih le' Cakra,
Cakra,
tersebut di Praya, praya no kocap malik,
sudah beijalan laskarnya ke pada was lampa' sikep si-
barat. gen-bebaretang.

34. Berniat memasuki Cakra, 34. Prangertan gen ngungsi Cakra,


di Sana beijanji bertemu, ito Semaya bedait,
dengan si Sayid Abdullah, barerig si Said Abdullah,
menyertai Datu Pangeran, Datu Pangeran geita hiring,
tapi rasanya tidak benar, hanging rasa nde' na jati,
maka takdir Allah Agung, jari takdir Allah Agung,
semua laskar Praya, selapu, sikep praya,
bergegas mereka, gegangsaran hencong tarik,
ingin segera masuk desa prangenanna ngungsi pu
Puyung. yung tame desa.
13

PUH BURMA

35. Gembira rasanya mau masuk 35. Pada girang pangangena ta-
desa, madesa,
karena sudah berjanji, dening semaya was pasti,
bersama akan berontak, bareng ye gen congah,
namun setelah tiba saatnya, jari dateng le' katekan,
Puyung mungkir janji, puyung na mungkir le'janji,
tidak memberi liwat, nde' basada liwat,
gerbangnya dijaga. jebag padena sanggrahin.

36. Tidak bisa lalu liwat luar 36. Nde' bau liwat payu langan
desa, luar desa,
maka si Guru Semail, kocap guru Semail,
mendapat bencana di jalan, sengkaka le' langan,
sakit perut lalu kembali, salit tian banjur tulak,
pulang ke Praya lagi, ule' aning praya malik,
pasukan yang banyak, siluwe' dateng le' Pakuke
sudah sampai di Pakukeling. ling.

37. Senjata Praya bertemu Ca- 37. Sikep praya batempuh timbal
kra, Cakra,
tak lama antaranya, nde' nara' antara malik,
lalu bertempur, baterusan mara,
saling bedil saling tombak, saling bedil saling tumbak,
Praya tidak mau mundur, Praya nde' na leyo mudi,
seperti gila-gilaan, pada gila-gila,
sangat gembira berperang. culuk girang na lebih.

38. Bangke Bali Islam tak ter- 38. Pira bange Bali selam baj-
hitung, rongkong,
Praya semakin mendesak, Praya sayan ngulah gati,
mengamuk tanpa berucap, ngamuk nde, na bapeka,
semua sudah hilang takut- pada was telang parap.
nya.
14

khawatir si laskar Bali, gigir prangenanna sikep Bali


semua gempar, selapu' na gewar,
lalu mereka berlari. hancurna batrus lilih.

39. Lalu mereka membabat pe 39. Batrusna belombar ambir


dang, sikalewang,
siapa dekat modar, sing rapet mate nyengkali,
putus oleh si pedang, pegat si' kalewang,
bohong punggungnya putus, tongkel bongkorna pegat,
yang memimpin orang meng- kocap singamuk nginain,
atnuk,
bangsawan bernama Kahar, menak aran Kahar,
paling seru amukkannya. iya sino puput gati.

40. Sampai di timur Kediri, 40. JangkadatengKediritimu'jek,


di situ berhimpun lagi, ito metangkil malik,
laskar Cakra Mataram, sikep Cakra Mantaram,
dibantu Jerman, bebaru si' timpal Jerman,
berpuluh ribu bedil, pira pira laksa bedil,
persis macam hujan, hujan tulena,
Praya dihujani peluru. praya teujanun si' mimis.

41. Suara bedil seperti guntur, 41. Swarari bedil mara' guntur iba-
nyala mesiu seperti kilat, ratna, kisap nyala hobat bedil,
sorak-sorai gemuruh, surak pada ndeh rarah,
mengamuk perang bersosoh, ngamuk tide' nara' barenggang,
raatahari terbenam bianglala jelo serep teja kuning,
kuning,
perbawa asap mesiu, isi' pendet ubat,
pertempuran sengit sekali. siyatna pijer sekali.
42. Orang Praya berteriak tak 42. Sorohpraya bakuwih ndi'
putus, pegat-pegat,
Pak Made ini ambillah, ama'Made ne sewinih,
upeti pajak padi. petipajek pade.
15

ada seorang punggawa, ara' sopo'peunggawa,


baru diangkat urusan pajak, tahek baru' lengan sewinih,
memang tukang putus, mula juru tepas,
mengukur sawah berkeliling. nyikut bangket bagelining.

43. Bernama Gusti Nengah Gen- 43. Haran Gusti Nengah Geng-
soh, Pajang, song seile' Pajang,
merasa malu sekali, brangen iya wirang gati,
lalu menuding, batrus nanudingang,
hai anjing Islam Praya, heh basong selam praya,
jahat moncongmu berucap, seroro cucuk me' muni,
lalu kena tombak dari be- betrus kena tumbak lekan
lakang. mudi.

44. Saudaranya mengamuk mem- 44. Semetona ngamuk mele


bela, ngawirangang,
mati sebelum waspada, mere nde' nao' diri,
lalu mereka mendesak, batrus pada ngulah,
pasukan Cakra Mataram, sikep Cakra Mentaram,
Subhanallah, suara bedil, subah nala sewaran bedil,
seperti mau kiamat, mara' gena kiamat,
Praya dikejar oleh bedil. praya tapale si' bedil.

45. Hilang akal si orang Praya, 45. Hang akal prangena manu-
sia praya,
merasa khawatir, parap berangen gigir,
kawannya banyak cacat, rowang luwe' cacat,
laskarnya mulai kacau, sekepna batrus gewar,
tak mampu menahan peluru, sikae na naker mimis,
benar-benar hujan timah, tulen hujan timah,
bubar laskarnya berlari. bungkar sikap na lilih.
46. Semua berlari menuju hutan, 46. Selapu' nararut pada ngung-
sigawah,
ada yang pulang ke desa, ara' tama desa malik,
ada masuk dusun, ara' ngungsi desan.
16

laskar Bali semakin mende- sikep Bali sayan ngulah,


sak,
dusun di barat Praya sudah desan baret desa was bersih,
ludes,
api pun berkobar, api was nyala,
jalan pun sudah dikuasai. ttuing jalan was bersih.

47. Ratu Made berkubu di Ke- 47. Ratu Made le' Kediri me-
diri, sanggrahan,
Puyung sudah dikuasai, puyung pada was kegisi,
punggawanya sudah me- ponggawana was nyanggra,
ronda,
Ida Bagus Gurit namanya, Ida Bagus Gurit pasengan,
bersama Ida Bagus Ode Ida Bagus Ode barengin,
cepat melapor,
matahari tenggelam malam gancang si nuturang,
pun tiba. serep jelo banjur lai'.

PUH PANGKUR
48. Desa Praya tersebutkan, 48. Desa praya nengka kocap,
warga desa laki wanita sepi, isin desa nina mama pada
sepi,
mengungsi ke hutan bukit, rarut ngungsi gawah gunung,
di kali Ceruk dan tebing, bilangkoko'horok tampak,
harta benda diangkat, si manusia duwe banda bwe'
napundut,
harta yang tinggal dijarah, dowe kekaren kejarah, sisan
sisa yang tak dimakan api. si rule' kotong si' api.

49. Kerbau bebek sapi kuda, 49. Kawo' bebek sapi Jaran,
raenumpuk di hutan yang pada numpuk le' gawah si
sepi, sepi,
padi beras yang terangkat, pade beras bauna Jampun,
persediaan sagu di hutan. cawisan sagu le' gawah.
17

semua bingung kehabisan pada bingung hilang pikir


akal, nde' ban tentu,
sanak dan kerabat dilupakan, anak jari bih na lu pa,
laki wanita sedih menangis. nina mama ngangkus nangis.

50. Ada yang lupa anaknya, 50. Ara' si lupa' anakna,


ada menggendong sambil lain berumba' sambilna
menyusui, nyenyusuwin,
maklum gelap-gulita, seta le' dalem gawah,
lagi pula dalam hutan, nina mana kereng lempotna
laki wanita berbaur pakai- begawur,
annya,
si wanita memakai dodot nina ngadu si dodot si mana,
lakinya,
si laki memakai kain dalam mama bendangdalem na kawin.
istrinya.

51. Banyak yang bersalahan 51. Luwe' si pada besala' an,


tingkahnya,
macam-macam perbawa masing-masing tingkah awe-
sedih, nan sedih,
ada kehilangan destar, ara' si kelangan sapu',
ada yang hilang anaknya, ara' si telang anak,
hilang istri, mencuri nasi ara, kelangan senina' paling
orang, nasi' batur,
berlari ke setiap desa, lolos aning bilang desa,
ada yang masuk kampung
Bali. ara' tama ujuk Bali.

52. Tidak tertuturkan yang di 52. Nde' na kocap sile' gawah,


hutan, sile
'desa tekocapang neng-
tersebut yang di desa, kamalik,
kosong setiap kampung, bilang gubuk pada suwung,
laki wanita sudah hilang. nitia mama pada hilang.
18

sunyi sepi cuma tinggal sepi mimit amung masih /ai


tujuh, ring pitu,
lelaki cuma empat. /ainca mama empat diri.

53. Yang tiga itu kaula, 53. Sitelu Icocap /cawula,


yang empat itu Haji Yasin, yen si tempat sa'tuan /taji Yasin
mami' Diraja, Guru Semail, mami'Diraja dait guru,
dan keempat mami' Sapian, empat mami'sapian,
yang lain sudah ngungsi, amungga' na lain sino pada
yang tujuh tidak berpisah, rurat,
sama tercenung hilang si pitu' nde' na baseyong,
pikiran. pada momot telang pi/cir.

54. Memikirkan ikhwalnya be- 54. Amenang na temah si jama,


sok,
tak urung akan dibakar de- nde' na burung desa bagian
sanya, api,
hancur menjadi api, jari awu pasti jujur,
lalu malam pun tiba, nde' na Icocap peteng desa,
waktu sudah tambur ditabuh, benar desa pupuh Icembang
tambur berbunyi bersahutan, was metabuh,
tambur muni batimbalan,
Anak Agung sudah ber- Ana/c Agung was memargi.
angkat.

55. Sudah sampai di desa Praya, 55. Dateng le' desa praya,
lalu memencar mengepung terus ngebiar desa Icelimpung
desa, terhiderin,
di utara selatan timur, le' daya lau' timu',
di barat seperti kerikil, le' baret mara' grisak,
bersorak-sorai masuk kota, mbangun surak tama sekali
bariuk,
dari empat pintu gerbang, lekan jebakna si empat,
kota Praya di jepit. praya ta calcup sekali.
19

PUH BURMA

56. Sorak tambur kecil bersahu- 56. Surak tambur bedil muni
tan, betimbalan,
ada seorang Bali sesumbar, ara' basumbar Bali,
Praya bemiat ingkar, praya brangen bangga,
durhaka atau berontak, seroro pantes congkah,
berani melawan Raja Agung, bani ngelamun Ratu Luwih,
tidak punya malu, nde' ara' ila',
akan ditaklukkan dua kali. gen keboyong dua kali.

57. Mami' Sapian, Diraja tak- 57. Mami' Sapian Diraja nde'
tahan, kasatahan,
bersama Haji Yasin, bareng haji Yasin,
mendengar sesumbar itu, si ndenger sesumbar,
ketujuh mereka malu, maka pitu' na ila',
mengamuk tak ingat pati, ngamuk nde' inget pati,
menyerahkan diri, maserah awak,
kepada Allah Maha Suci. le' Allah Maha Suci.

58. Berpuluh ribu musuh di pe- 58. pira laksa musuh le' rurung
rapatan, saempat,
dibabatnya dengan pedang, kelewang si' na nitir,
peluru bagaikan hujan, mimis mara' hujan,
namun tak dihiraukannya, lagu nde'na kawa nanggalin,
sampai tak dapat mampu di- si naker kelewang,
balas, lue' mate tau Bali.
menahan bacokan pedang,
banyak orang Bali mati.

59. Lalu buyar pasukan yang ba 59. Banjur belitsikep si tahu lakr
nyak, sayan
tabrak menabrak mereka bar- saling gulung si'na brari,
lari, lue' mate bakat.
20

banyak mati terluka, bakat si' batur mesa',


terkena oleh kawan sendiri, lelih nde'na bau pikir,
berantakan tak dapat dihindari, tur jelo was panas,
matahari telah panas pula, sugul desa pada tarik.
keluar kota mereka semua.
60. Berpencar mengepung kota 60. Masih ngebiar pada kelipung
Praya, desa praya,
sambil mereka makan mi- sambil pada mangan mai',
num,
di pondok mereka, sila' pangebiaran,
yang di dalam persembu- site' dalem paseboan,
nyian,
si tujuh sudah sangat lelah, sipitu' was lelah gati,
tenaga terkuras, balung kurang rasa,
lebur rasa tulang dan daging. lebur tolang hoyon isi.
61. Membaca shalawat beris- 61. Mace selawa serta ngapal isti
tigfar, gepar,
ada menghafal hisim, ara' si ngapa hisin,
tak lama kemudian, nde'na suwe kocap,
begitu tergelincir matahari, baru'na galeng mara,
musuh masuk desa lagi, musuh tama desa malik,
bersorak riuh rendah, surak ndeh rarah,
berbaur dengan suara bedil. mawor si' suaran bedil.

62. Mengamuk lagi si tujuh tak 62. Malik ngamuk si pituk


terpisah, nde'na baseyang,
mengamuk kiri kanan, ngamuk balombar ambir,
tombak pedang berkelebat, tumbak pedang mara,
tetapi berkat lindungan lagu' si' kasuka'Allah,
Tuhan,
ia terhidar dari maut, kahican iya luar janji,
si tujuh orang, maka pitu'na,
dan sedikit pun tak kena serta nde'na tao gigir.
hawatir.
21

63. Mami' Sapian mengamuk 63. Mami' Sapian pengamuk-


bagai wayang, anna mara, wayang,
bersenjata pedang pusaka, masikep pedang cacari,
sikapnya lincah dan gesit, tangkep jangjang gancang,
di tengah senjata puluhan le' tenga' sikep laksayan,
ribu,
dikeroyok oleh Bali Islam, kembulna si' Selam Bali,
wajahnya ceriah,
memang ia lelaki sejati. tur iya lanang sejati.

64. Si Bali merasa sangat giris, 64. Tadah Bali prangenane sa-
asal didekati menghindar, nget parap,
sering surut udang, tunggalna tadreng makirik,
kalau didekati agak cepat, pepes surut udang,
mereka pun berlari, mun kaulah sayan becat,
tak hirau.apa pun, puputan payu berarti,
matahari terbenam hari pun nde'ngengat apa,
malam. serep jelo banjur lai'.

65. Anak Agung menguhgsi ke 65. Anak Agung mengungsi


puyung, puyung aningna budal,
diiringi semua punggawa, punggawa selapu' ngiring,
lalu menginap, batrus makuleman,
semua pengiring duduk, hiringan was pada napak,
sudah penuh di puyung, puyung kesabolan sekali,
penuh oleh manusia, tempat si' manusia,
Anak Agung lalu bersidang. Anak Agung batrus
ketangkil.

66. Anak Agung bertanya pada 66. Anak Agung ngandika le


punggawa, para punggawa,
bagaimana cara memperhi- ngumbe isi' ngawilangin,
tungkan
si praya itu besok. praya no si jema'.
22

agar ia bisa kalah, mangda na bau kalah,


tetapi jangan memakai api, lagu'nda' gen ngadu api,
agar ia utuh, mangdana tileh,
masih banyak harta ter- selapu' lue hartana masih.
tinggal.

67. Bagus Gede, Nyoman Gelge 67. Bagus Gede Nyoman Gelgel
berhatur,
KArVioHir . .
matur nyembah,
duh Dewa junjunganku, duh Dewa Bataran kaji,
tak malu mereka berontak, semel brangen congah,
si haram jadah Sapian dusta, jadah Sapian licik,
.... .(tak terbaca)*) (tak terbaca)

68. Anak Agung sedang men- 68. Anak Agung hegar cemor si
dengar, Mirengang,
tersenyum sambil berucap, mesan sambil bemanik,
heran pula aku, benga'prangen tiang,
nafsu si orang Praya, le'hambak tau Praya,
apa yang menyakitkan hati- apa lengana si sakit,
nya,
sebab ia berontak, krana iya congah,
itu yang kupikirkan. sine pikir tiang sekedi'.

69. Dan pesanku lagi agar di- 69. Na ampo' prangen tiang da
sampaikan, dawunang,
kepada semua pasukan, le' selapu' soron pemating,
si Bali atau Islam, Bali yadian selam.

Penteijen^ menduga bahwa bahagian ini memang sengaja dibuang oleh penunin
mungkin kata-katanya terlalu keji. '
Perlu diketahui bahwa pasukan penguasa Bali di Lombok terdiri dari Piajurit Bali dan orang
Sasak (Islam) kata "Islam" identik dengan "Sasak".
23

jangan mereka menjarah, nde, na gen pada bejarah,


harta lain kerbau sapi, harta lain kawo'sampi,
yang di dalam desa, sele' dalem desa.
pengawalku akan menga-
wasi.

70. Agar utuh semua harta di 70. Mangdana tileh soroh harta
desa, dalem desa,
Ida Nyoman cepat berhatur, Ida Nyoman belatur gelis,
duh Ratu junjungan, duh ratu panembahan,
sesuka Tuanlah, sare hendak pekayunan,
Ida condong berujar memo- Ida condong belatur gelis,
tong,
berhatur cepat, belatur gancang,
tadi ada hamba lihat. one' ara' gita' kaji.

71. Si Prajurit menjarah teras- 71. Soroh pemating mau' beja-


nangka, rah-galih nangka,
cocok buat jadi burung, bagus lakar tadah paksi,
ada dua bilah, ara' dua bila',
Condong ayo cepatlah kamu, Condong aloh nyerek anta,
cari dan ambil, peta ruruh ye terus bait,
juga yang lainnya, yadin soroh lainan,
Ida condong ngibrit keluar. Ida condong sugul gelis.

PUH DANGDANG

72. Terkisahkan desa Praya, 72. Desa Praya nengka kocap


malik,
Mamik Sapian dan guru Mami' Sapian, bateng guru
Wayah, wayah,
semua berpikir keras, pada mikir dalem ate,
berunding tujuh orang, barimbun dengana pitu,
mami' Sapian mendapat mami'Sapian kahican pikir,
akal.
24

tumbuh siasatnya ara' tiwo' bungbung,


lalu membuat bumbung, timpal bebontot piya'na,
dengan api dibuatnya, pada was jari, bungbungna
sudah jadi bumbung di- tetalet gelis,
tanam,
berjejer jarak sedepa. belajar lalang sedepa.

73. Berjejer dalam tebok mesjid, 73. Le' dalem tembok masjid
bejejer,
lalu ditaruhkan tombak, banjur tipa' olo' ina tumbak,
ada sekitar tiga puluh, bilang kekolok tumbak bae,
watang sudah diikat, ara' waya telupulu,
diberi tali tambatan, watang pada was tetaW,
bila disentak bergerak, bageteng selapu'na,
persis macam manusia, yen ta batek nginggur,
raembawa watang si api di- ambul mara' manusia,
pasang, nggeisi watang, bebontot pa-
sangna gelis,
pada setiap perkampungan. bilang le'pagubukan.

74. Api merang padi menyala,- 74. Bebontot njau' api tarik,
seperti orang kampung me- mara tingkah, hepengubug-
ronda, nyanggra
seperti datang jin sakti, jin dadakan premana,
mami'Sapian segera, mami'Sapia no banjur,
bersembunyi dalam masjid, bassimbun le' dalem masjid,
disitu tinggal Haji Yasin, ito jari balena, Haji Yasin
Si guru, Guru.
tapakur tak putusnya, tapakurr nde'pegatpegat,
di dalam masjid mohon per- dalem masjid nunas petulung
tolongan, le' Widi,
agar selamat dunia aherat. mangda selamet dunia
aherat.
25

75. Mami' Sapian meronda ke- 75. Mami' Sapian nyambang


liling, bagelining,
mami' Diraya semua berpen- Mami' Diraja selapu' na
car, bepencar,
mereka meronda rumah, ye padd nyambangin bale,
barang kali ada musuh meng- sang na ara' musuh ganggu,
ganggu, iya pada sina tangarin,
itu yang diawasinya, nde' nasuwe pada si nyam
tak lama mereka meronda, bang,
lalu balik lagi, pada surut baterus,
mami' Diraya, Jro Sapian, mami'Diraja Jro sapian,
segera masuk ke masjid, nde' na suwe budal tama
ujuk masjid,
berkumpul tak lama siang- basrimbun nde' suwe benar.
lah.

76. Lalu masuk pengawal pe- 76. Banjur tama selapu' penga-
rang, win,
di dalam desa lalu semuanya, dalem desa, betrus se
lapu'na,
jadi depan, selaher, jari papucuk selaher,
tak lama kemudian, nde' nara' suwe banjur,
musuh mengepung masjid, musuh tarik ngelipung
masjid,
di dalam masjid konon, sidalem masjid kocap,
tali tombak dihentak, talin tumbak nantu,
si tombak bergerak serentak, jari watang gewarpanggita',
di luar pasukan Bali resah, sile' luar, pemating Bali ge-
wartarik,
semua mundur semakin men- selapu' surut sayan reng-
jauh. gang.

77. Banyak yang berucap si Bali, 77. Luwe' ngeraos kancan tau
Bali,
26

dengan temannya menyapa bareng baturna ngumbe


begini, ngumbe ban ya,
di dalam masjid banyak, le'dalem masigit luwe',
kemarin cuma tinggal tujuh, rubim masih luwe, pitu,'
rasa takut si pasukan depati, brangenjejeh si njau'
hati-hati bung, pengawin, inget-inget batur
pada,
diam mereka lalu keluar dua jari neneng banjur ara'sugul
orang, dengan dm,
dari masjid mengamuk me- lekan masjid, batrus ngamuk
medang, blombar ambir,
merangsek tak mau renggang. bruket nde' nara' bareng-
gang.

78. Suara bedil macam petasan 78. Swaran bedil begropok tarik,
rentet,
si Jerman*' mengamuk di te- soroh Jerman amuk na jari
ngah, tenga',
di kelilingi orang banyak, ta kelipung si' dengan luwe'
dari selatan utara dan timur, lekan lau daya timu,
dari barat mereka menem- lekan baret pada babedil,
bak,
kawan sendiri banyak cidera, sangka' batur luwe' cacat,
mati patah remuk, mate polak remuk,
terkena peluru kawan. ketta isi munis timpal,
tersebut Si ngamuk memba- malik kocap si ngmuk ndenge-
bibuta ngat mudi
berbuat Sabilullah. prangenang sabilullah.

79. Bila lelah mengamuk masuk 79. Yam lelah ngamuk tama an-
masjid, ing masjid.

*) Pada Pupuh No: 40 dan 78 ini terdapat kata "Jerman" yang meragukan artinya. Kemungkinan
yang dimaksud adalah meiiam atau pistol.
27

yang lain keluar mengamuk, lain sugul, ngamuk sating


timbal,
memang tidak punya takut, mula nde'na parap bae,
bemiat sungguh-sungguh, brangen ye pacu-pacu,
berperang Sabilullah junjung gen perang sabil menjunjung
Hadis, hadis,
semua bemiat pasrah, salapu'na brangen maserah,
hidup mati sukur, hidup mate sukur,
bertekad tawakkal, brangen pada tawakal,
wujud tunggal mengincar si ujud tunggal soroh Bali
Bali, baena pindrih,
senang menjadi musuhnya. girang si jari musuhna.

80. Tak puas bila tak bertemu, 80. Nde'na renah nun nde'na
bedait,
si orang kupar, takdir Allah, iya tau kupar, isi takdir
Allah,
tubuhnya gatal dan geli, hawakna genit tur gere,
tak tahan merasa birahi, nda' kawe naker napsu,
Haji Yasin berteriak, haji Yasin bru'na muni,
hae sobat kalau berjumpa heh sameton nun dait Selam,
Islam,
menyingkir Anda yang kupar mirik sida julu' tau si kupar-
ke mari, no rapetang,
adalah keliang dari Rumbu', jari ara' keliang lekan Rum
ngelalu merasa malu. bu' sai'.
ngelalu iya berangen ila'.

81. Lalu menghampir menggetar 81. Banjur ngulah grik watang


tombak, nagelis,
lalu menusuk, si Haji Yasin, terus begalah, Haji Yasin
kocap,
secepat kilat, nde, nara' antara bae,
menerjang membabat. nrajang brantek baterus.
28

keliang Rumbu' langsung keliang Rumbu' mate nyeng-


jiun, kaW,
di depan masjid terkapar, le'julun masjid nyelengkar,
tak lalma kemudian, nde' na suwe banjur,
pasukan lainnya ribut, sikep siluwe' no gewar,
kemudian mundur si laskar banjur lilih sikep Bali surut
Bali, tarik,
Praya mengamuk lalu Praya ngamuk was tama.
masuk.

82. Berkumpul di dalam masjid, 82. Basrimbun le' dalem masjid,


tak lama antaranya, selapu'na nde'na suwe ara',
datang seorang wanita buruk, dateng tau nina lenge,
tua berkain ulung, towa' bekerengpelung,
baju ulung, masuk masjid, lambung pelung tama le'
masjid,
di tempat mami' Sapian, le' tao' mami'Sapian,
bersama sang Guru Semail, bareng Guru Selapu',
mami' Sapian menyapa, mami'Sapian nyenyapa',
hai si orang wanita pulang- heh tau nina, haluh ule' nda'
lah. baglining,
nyenyungkulin dengan
masiyat.

83. Nanti kena peluru kau, 83. Laun kena kamu isi mimis,
si ibu tua menyapu tak henti, ina' tea' gati getek nyampat.
si Guru menyahut jangan Guru nimbal si sa' ngerem-
merepotkan, beng.
"Guru muda",jangan sibuk, Guru muda nda' dan hibuk,
dan memasakkan nasi, tur ngela' nasi' da pada,
mami' Sapian kemudian, mami'Sapian banjur,
cepat mengambil bubuk hencong bait bubuk kahwe,
kopi,
juga beras tak lama sampai. timpal beras, nde'na suwe
dateng gelis.
29

di masjid menyuruh me- le' masjid basuru' mekela'.


masak.

84. Bila dilihat tingkahnya mem- 84. Yen tegita' tadah na si ngela-
buat kopi, kupi,
tak dapat diandalkan, ngela, kahwe, nde'na bau
kendelang,
api kecil asalkan ada, api ngeriymg arana bae,
cuma dengan daun kayu, pira horot gedeng kayu',
sampah buat memasak air, mbul reronggo i'na ngela'
kupi,
api menyala di luar, api heket le' luar,
ditinggal berkeliling, bilina baglining nenu,
tak keruan yang dikeijakan, nde' nara' kruwan gawe'na,
mami' Sapian membentak mami'Sapian, basena nyem-
marah, prak sili,
Orang tua tak dapat diharap. tau towa' sala' kendelang.

85. Kapan mau matang kopinya, 85. Piran bae gena masak kupi,
kayu tak ada, menjawab si kayu nde' ara', nina towa'
tua, nimbal.
Guru silakan minum, Guru sila' ajeng bae,
teko diangkatnya, petekoan angkat na terus,
dengan cangkir lalu disaji- bareng cangkir banjur me-
kan, saji, .
kemudian mami' Sapian, banjjur na mami'Sapian,
bersama temannya, kanycana selapu',
minum kopi terheran, pada ngupi lebih benga',
rasa kopi tak disangka enak rasan kahwe, nde' ara'
sekali, bade' na maV,
tak ada bandingnya. puput nde' ara'pada na.

86. Lagi pula sehabis minum 86. Lan turmanih sajra'na


kopi. ngupi.
30

serta merta tulang belulang prejanian, bailing rasana ga-


segar, gar,
kuat dan tenaga besar, kuat serta napsuna bele',
tak lama datang musuh, nde' suwe dateng musuh,
penuh di depan masjid, kesabolan le'julun masjid,
diduduki semua arah, tao'na si bilang sowang
tak lama lain, nde'na suwe banjur,
keluar mengamuk orang dua, sugul ngamuk dengan dua,
sorak-sorai bercampur suara banjjur awor, surak batim-
bedil, palsi' bedil,
peluru tak punya manfaat mimis nde' nara' gawenna.
lagi.

87. Si Pengamuk merasa sangat, 87. Dengan si ngamuk prangena


gembira mendengar suara lebih,
bedil,
seperti mengiring penganten, suka girang, ndenger bedil
surak,
semakin carla wajahnya, ambulan nurut penganten,
memainkan pedang bertam- sayan nde'na tao sisu,
bah mahir, singadu pedang brombo mahir,
perasaannya seperti ,ber- angena ambul ta
canda, jora',
sukur dan gembira, sukur serta culuk,
tersenyum menjual serangan, cemor sambil medagang,
rasa nikmat hilang takutnya, rasa ni'mat, parap Hang
tenaga kuat rasa pun girang. brombo' rani,
culuk girang balung kuat.

88. Pasukan Bali mundur ke- 88. Sikep Bali ngereres surut
cewa, mudi,
tak berusik senjata tak ber- nde' mau' polah, sikep nge-
aksi, rep dowang,
kepalanya celingak-celinguk, otakna was celiyok celaek,
tak lama lalu bubar, nde' suwe lilih batrus.
31

Anak Agung berangkat, ngungsi pondok si Paha lilih,


langsung menuju Puyung, Anak Agung banjur budal,
diiringi seluruh Punggawa, betrus tipa' Puyung,
malam turun, sampai Puyung ngiring selapu'Punggawa,
berunding, pateng desa, dateng Puyung
bermufakat di Pesanggrahan. trus ketangkil,
ketangkil le' pesanggrahan.

PUH FANGKUR

89. Anak Agung Made berkata, 89. Anak Agung Made ngandika.

kepada semua Punggawa le' selapu' Punggawa si


yang hadir, pada nangkil,
bagaimana pikiran kalian, ngumbe pikir da selapu',
karena musuh belum kalah, dening musuh nde'man kalah,
sudah tiga hari menyerbu, was jangka telu jelo swenta
bagebuk,
tak ada bekasnya, nde'na ara' honos ta pada,
katanya dulu tinggal sedikit. tekan julu karing sekedi'.

90. Hanya kampung Prapen yang 90. Ambul gubuk Prapen dalem
tinggal, Jrosi masih,
cuma begitu tak juga lebur, mung sakeno nde'na lebur,
kalian gempur ia, si' da pada gebud iya,
maka aku pun jadi bingung, sini jari ara' pikir tiang bi
ngung,
Ida Nyoman Gelgel men- Ida Nyoman Gelgel nimbal,
jawab,
hamba mohon diampuni. belatur kaji nunas urip.

91. Karena ia belum terkalahkan, 91. Mana hende'man bau kalah,


karena ada pesan Tuanku, isi' ara' manik lungguh da
kaji,
kepada kami semua. le' kajipada selapu'.
32

tak diberi masuk dahulu, tide' kaican julu' tama,


biar pasukan pengawal di mangda sikep pengawin jari
depan, pucuk,
kami cuma meronda, ate, sino batrus nyanggra,
dalam desa yang dijaga. dalem desana sanggrain.
92. Tak boleh ia dijarah, 92. Nde' bau gen na tejarah,
membakar pun tak diijinkan, yadin nyedut dekaji nde ngi-
canin,
maka dihari jadi, sangka'si hone' no ratu,
semua para Punggawa, selapu'para Punggawa,
hanya berdiri di tempat jauh, jao' gati tao' kaji dewa
Agung'
pengawal cadangan itu saja, pengawin bebaru no do-
yang bertempur di depan. wang,
marep jari julu ngarepin,
93. Keluar mengamuk dua orang, 93. Ngamuk sugul dengan dua,
menutup muka mengobrak- pada mungkem mua belom-
abrik, bar ambir,
tak gentar ia mengamuk, nde'na bapeka singamuk,
bedil tombak tak dihiraukan, bedil tumbak nde'na plenga',
bahu-membahu keduanya saling sundulkanca dua no
mengamuk, singamuk,
yang merasa payah masuk, sing mrasa lelah ya tama,
bersembunyi ke dalam nyebo' aning dalem masjid.
masjid.

94. Sampai sore lalu buyar. 94. Jangka petang batrus bun-
tas,
cuma demikian perang si mung sakeno dabdaban siyat
pengawal, pengawin,
sekarang hamba mohon Tu- nengka kaji nunas ratu,
anku.
33

agar hari esok diizinkan, yen si jema'pekayunan,


Anak Agung berganti rona Anak Agung nyalin suwe
mukanya, brana sugul,
merah mukanya marah, mateja herang tur menggah,
berucap keras membentak. kras isi na bemanik.

95. Besok serbu bersama-sama, 95. Jema' briyukin sajayang,


supaya kalah yang di masjid, mangda bau sile' dalem
masjid,
agar kalah semuanya, pang na bue' mate selapu',
tapi satu hal jangan dilaku- lagu' nda'si sopo' dowang,
kan,
menjarah dan membakar, gen bejarah serta dait gen
nyenyudut,
hams utuh semua harta, pang na tileh selapu' harta,
jangan membakar menjarah. nda'pada nyedut jarakin,

96. Ida condong berujar cepat, 96. Ida condong belatur gan-
cang,
teras nangka kemarin hamba galih nangka sirubin wah
temui, dait kaji,
hamba man tanya Tuanku, mpo' kaji nunasang Ratu
kalau bangsa kerbau kuda, yen soroh kao'jaran,
dan sapi sangat banyak, timpal sampi lue' lalo' ratu
Agung,
condong cabut semuanya, condong cabut selapu'na,
kumpulkan menjadi satu. punduhang iya jari sai'.

97. Kamu yang tukang ingatkan, 97. Anta was juru ngingetang,
jejarahan jangan ada yang jejarahan nde' pisana kabe-
tercecer, cing,
tak lama demikian itulah, nde'na suwe meno banjur,
sekarang datang utusan, nengka ara' dateng utusan,
dari Cakra membawa surat, lekan Cakra jau' tulis turwas
katur.
34

mengenai ikhwal orang serta rnatur tadah manusa


Praya, Praya,
cuma itu isinya. nde'na ara' gen malik-malik.

98. Bagaimana kalian sekarang, 98. Nengka ngumbe tingkah me'


pada,
sudah tiga hari menggempur, was telu jelo suwen me'
nyiatin,
masih belum dihancurkan, masih nde'na bau lebur,
menurut isi suratmu, yen tails me'piranan,
memberitahu tinggal tujuh si bada' aku tau Praya karing
Praya, pita',
kampung yang utuh, tegak gubuk si tilah,
Prapen dan Puri (Jro Sapian). Prapen timpaljro no masih.

99. Tetapi kalian cuma pikir, 99. Lagu'prangenan me'pade,


agar tak sampai tahun depan, nggumaneyang nde'na da-
teng tahun mudi,
rupanya kau tak sungguh- lain nde' ara gawe pacu,
sungguh,
bagaimana kita bisa ber- masan tepada henak,
santai,
di Bali kau apakan si orang sile' Bali gen me' kumbe de-
Kelungkung, ngan kelumgkung,
Karang Asem mungkin su Karangasem pilih was kalah,
dah kalah,
musuh itu banyak sekali. musuh sino luwe' gati.

lOO.Singkat bicaraku sekarang, 100.Konte kranteku sinengka,


padamu mungkin kau berat, sile' anta sang me' mrasa
sekatang gati,
lebih baik kau kembali ke bagus sidung me' pada
Cakra, turun,
nanti aku ke Praya, laun aku kering batenga'.
35

kita bergilir kau balik da- ta bagilir bogus onto turun


hulu, julu',
kalau mereka tak kalah, anda yen nde'na nyerah
kalah,
kupikir akan berat di be- terkangku gena berat mudi.
lakang.
101.Jangan kau entengkan, 101. Nda' pisano gen ngampa-
hang,
agar jangan menyesal kemu- mangda nda' me'pada nye-
dian, sel mudi,
ingatlah sejarah lalu, hingetang harta si julu,
jangan kau lupakan, nda'pisan gen me' lupa',
sungguh-sungguh kau me- pacu-pacu hulalang si'me'
nyerbu, bagebuk.
sudah selesai ucapan surat, was tutu' ucapan surat,
pesan dari Raja Tua. pangandikan ratu lingsir.

102. Ratu Made menulis surat, 102. Ratu made menulis surat,
untuk Ratu Ngurah Lingsir, sigen katur le' ratu Ngurah
lingsir,
surat sudah disampul, tulis was bepais halus,
sudah pula diserahkan, tur wasnakapahica,
kepada utusan dari Cakra, le' hutusan si lekan Cakra
batrus,
menyembah mohon pamit, sahur sembah pamit gan-
cang,
kemudian cepat keluar. batrus iya sugul gelis.

IGS.Melompat ke punggung 103. Nyaprek jaran gegancang-


kuda, an,

dipercepat kisah, sampai ia, nda'na kocap le' langan da-


teng gelis,
di Cakra surat diserahkan, le' Cakra tulis was katur,
hamba serahkan Tuanku, sami wenten singaturang.

■ ■'K
36

Anak Agung membaca Anak Agung mahosin tulis


surat, batrus,
semua isi surat, sepidarta dalem surat,
sudah dipahami si Raja Tua. was pawikan ratu lingsir.

104. Adapun isi surat itu, 104. Si kocap le' dalem surat,
laporan putra dalam surat, hatur bijana simungguh le'
mami' hamba berhatur, dalem tulis,
hamba mohon ampun, mami' meran kaji matur,
sejuta ampun mohon dima- kaji nunas gung ampura,
afkan, ping sayutna kaji nunas urip
hamba tak mengijinkan, ratu,
ayahanda akan turun ke kaji dawek mamindahang,
medan perang. dekaji gen ngerawuhin.

105. Kalau hamba belum patah, 105. Lamun kaji tide'man polak,
dan mati bersama punggawa serta mate bareng pung
lain, gawa kaji,
oleh si Praya, Sri baginda, si'Praya,ratu dewagung,
hamba tak relakan, kaji mamindah pisan,
apalagi baginda ayahanda apa lagi dekaji ratu was
sudah tua. sepuh,
yadin ratu Ketut Samanta,
datang membantu hamba. gen rawuh mbantuin kaji.

lOb.Kafena ga^e cuma kecil, 106. tiening pegawean nydtdh, '


cuktip hamba sendiri. mrasa nyandang si' mesa'
kaji,
besok pasti hancur ia, jema' nde'na burung gugur,
bila lancar had besok, yenna pelih jelo si'jema'
paling lagi dua had, bantas tearing dua jelo ratu
Sri baginda, agung,
wajib kuhancurkan peng- misti no katur punggalan.
galan.
37

tengkorak si manusia beron- tengkorak tau si bebalik.


tak.

107. Selesai ucapan surat, 107. Tutu' pidagingan surat,


tak terkisahkan yang di sile' Cakra nengka nde' na
Cakra, kocap tnalik,
Anak Agung di Puyung, Anak Agung sile' Puyung,
bersama para punggawa no malik bareng punggawa
semua, selapu',
hal mereka dimurkai, tingkah raga keraosan,
oleh Sang Ratu Lingsir. si' desida tatu lingsir.

108. Sekarang bagaimana pikir- 108. Nangka ngumbe side pada,


anmu,
ku pilih hari besok, prangen tiang mangda si'
jema malik,
akan mendesak ketat, gen barejek pacu-pacu,
akan mulai main api, tur api pada mereyang,
agar lega hati Anak Agung, agaer leka'pekayunan Anak
Agung,
menyaksikan orang di nyerminang tau le' Praya,
Praya,
besok supaya licin tandas. si'jema' mangdena bersih.

109. Tak lama keluar hidangan, 109. Nde'suwe sugul pahica,


Punggawa diberi bersantap, belagaran pungguwa kican
tarik,
bebek guling, ebatan, dan guling bebek hebatan pa-
urap, tung,
juga babi hutan gulingan, timpal guling bawi gawah,
semua sajian macam- selapu'na pahica wah,
macam,
beserta aneka minuman, miwah soroh inum inuman,
arak berem brendi dan bir. arak brem brendi Ian bir.
38

110. Anggur cap pot anggur ben- 110. Aggur pot aggur bendera,
dera,
anggur adas jenever dan anggur adas jenewer lawan
supi, supi',
sudah diedarkan semua, pada was mideran lapu',
pada semua para punggawa, le' lapu'pre punggawa,
si permenak dan si jelata, sapremenak tuting jajar ka-
rang mau',
sudah makan minum semua, tarik was nampi pahica,
semua yang beragama Bali senuga' si' gama Bali,
(Hindu).

111.Maklum itulah kegemaran- 111. Ma'lum sine tao'na girang,


nya,
maka keluar ucapan khilaf, banjur ara' sugul krantena,
bibir,
karena orang sudah mabuk, dening tau was pada ling-
lung,
asal keluar ucapannya, sok na sugul krantena,
tak lama selesailah makan, nde'tta suwe pada jra' ma-
ngan nginum,
Anak Agung lalu berkata, Anak Agung banjur ngan-
dika,
kepada para punggawa se le' kancan punggawa tarik.
mua.

112. Siasat berperang besok, 112. Tingkah ngagum Siyat si


jema'
sudah punggawa sudah me- prepunggawa pada was
nerima, tarik nampi,
semua berhatur, selapu' na briyuk matur,
di depan Gusti Gosa, si marap Gusti Gosa.
Nyoman Gelgel Nyoman Nyoman Gelgel Nyoman
Pengsong, Pengsong, belatur.
39

serta Gusti Intaran, serta Gusti Ketut Intaran,


Ida Bagus Teges ikut ber- Ida Bagus Tegeg mbriyukin.
sama.

113. Semua minta ijin, 113. Pada nunasang dirt' na,


perang besok minta di de- perang si jema'pada nunas
pan, mucukin,
gembira mereka semua, girang prangermne selapu',
duh Ratu junjungan, duh ratu penembahan,
tarungkan hamba besok, gocek kaji jema' ratu dewa
agung,
di dalam desa Praya, lai' dalam desa Praya,
si Bangkol nanti hamba la- bangkol laun kaji nimpalin.
wannya.

114. Meski ia bernyawa deiapan 114. Yadin iya benyawa domas,


ratus, nde'na burung jema' gen
akan hamba cabut nya- kaji bait,
wanya,
Nyoman Gelgel berhatur, Nyoman Gelgel nyembah
duh Bhatara susuhunan, belatur
adu hamba dengan si buncit, duh betara susuhanan,
tontonlah hamba besok, gocak kaji le' mrenges si-
musuh deiapan ratus hamba bele' baduk,
sendiri. cingakin ratu si jema',
kembul domsa mesa' kaji.

llS.Anak Agung sangat gem- 115. Anak Agung lebih suka.


bira,
mendengar ucapaan pang- si mirengang hatur budanda
lima, tarik,
hatinya sangat lega, pekayunan kendel pacu
sambil tertawa ngakak, sambilna rere' engkakak,
benarkah seperti ucapan ka tetu lalo' mara' lingda no
lian. selapu'.
40

anjing Praya Islam laknat, cicing Praya Selam la'nat,


berlagak pongah mau beron- ngadu pongah sebebalik.
tak

116. Manusia tak tahu diri, 116. Tau nde' nao' diri' na,
tak malu orangnya sedikit, semel congah dengana ara'
sekedi',
sejatinya ia minta bantuan, pituwi no nglako' bantu,
menyebrang ke Sumbawa, ngeliwat aning Swnbawa,
aku belumlah khawatir, nde'man rasa prangen tiang
sigen giguh,
apalagi cuma sekian, haling ke mung sakenean,
jauh rasanya bumi dan jao' mrasa gumi langit.
langit.
117. Bila dipikir belum wak- 117. Yen teinget nde' man waya,
tunya,
akan berubah wibawa Raja gen brobah kasiden batara
Tua, Lingsir,
rasanya masih teguh, rasa masih jejer pacu,
berhatur semua punggawa, belatur selapu, punggawa,
panembahan hamba ber- panembahan kaji sahiring
sedia, deweagung,
beltim ada pecirian, nde'man ara'pacirian,
akan luntur kekuasaan Tu- reret pamuktian da kaji.
anku.

118. Anak Agung sudah selesai, 118. Anak Agung was luaran,
Agung Made masuk kamar, Siketangkil tama pamreman
gelis,
Punggawa semua, punggawa pada selapu'
menuju pondoknya sendiri, ngungsipondok na mesa'
malam turun tak tersebut, peteng desa nde'na kocap
no selapu',
sekarang Praya dikisahkan, nengka Praya ta kocapang,
desa dan dusun sedih semua. desa gawah pada sedih.
41

PUH KUMAMBANG

119. Guru wayah mami' Sapian 119. Guru wayah mami' Sapian
Haji Yasin, haji Yasin,
bersama mami' Diraja, muwah mami' Diraja,
semua yang di dalam senuga' le' dalam masjid,
masjid,
tak makan tak makan sirih. tan pedahar tan pemama'.

120. Takdir Allah setibanya si 120.Takdir Allah sedateng na


bibi, ina' rari,
lalu dapat mereka makan, banjur mau' medahar,
seperti orang dipanggil saja, satmaka iya ngengundangin,
tingkah seperti orang tingkah mara' salab sala-
sinting. ban.

121. Bila masak tanpa kayu tanpa 121. Yena mongka' tan penyab
api, tanpeapi,
api asal saja, api jari sarat,
asal ada asap mengebul, sokna ngiung pendet se-
cuma sampah berapalah kedi',
bekasnya. dedoro pira horotna.

122. Biar begitu nasi tanaknya 122. Daka' memo masak ruisi'
bagus, solah gati,
nasi macam di dandang, nasi' mara' ta hedang,
rasanya sangat enak, lebih rasa neno mai',
tanpa lauk rasa nikmat. tan pekando' rasa ni'mat.

123. yang di hutan sudah tumbuh 123. Sile' gawah pada wasingset
beraninya, le' diri',
banyak yang masuk desa, luwe' tama le' desa,
premenak dan para buling, premenak Ian para baling,
bersama kuala pilata. bareng kawula jajar karang.
42

124.Lima puluh orang leleki da- 124. Kanca mama dateng ara'
tang, seket diri,
sepertinya mereka, sedatang na pada,
lalu menuju masjid, terusna pada tipa' masjid'
bemiat sabiluliah. prangena gen sabiluliah.

125. Guru wayah mami' Sapian 125. Guru wayah mami'Sapian


Haji Yasin, haji Yasin,
lalu mengajarkan, batrusna ngraosang,
doa amalan yang mau di- amal sigen pada kawin,
pakai,
akan menghsfsl shalawat. pada gen ngapal selawat.

126. Dalam perang jangan lupa 126. Dalemprang nda'ta lupa'si


mamuji,
keraskan suara shalawat selawat pada krasang,
ciri orang perang sambil alamat gen prang sabil,
agar kita mendapat sapaat. mangda temau, sepa'at.
127.Tanda islam memuji Nabi, 127. Tanda Islam mamuji Nabi
Mursalim,
Nabi kita Muhammad, Nabirita Muhammad,
jadi sudah paham mereka, jari was tetas ya nampi,
keluarga Guru Wayah. sesorohan guru wayah.

128.Lalu mereka mengamalkan 128. Batrus ya amalang selawat


Shalawat, tarik,
juga istigfar, serta isti gepar,
suasan desa lalu berubah, rasan desa banjur nyalin,
ramai dan hangat rasanya. rame tur anget rasena.

129. Berkat ihlas dan rasa yakin, 129. Berkat iklas angen serta
rasa yakin,
jadi takdir Allah, jari takdir lullah.
43

terhadap hambanya, yang sile' panjak na si sakit,


menderita,
datang pertolongan samar. petulung na dengan samar.

130. Diterima doa si menderita 130. Katarima pinunas panjak


sisakit,
menjunjung perang Sabilui- junjung perang sabilullah,
lah,
melawan orang kafir, bamusuh le'tau kapir,
makjusi laknatullah. majusi yd le'nat tullah.

PUH BURMA

131. Alkisah maka pagi pun tiba, ISl.Nde'na kocap peteng benar
tetuturang,
si burung murai berkicau, pUpuh kembang was muni,
tambur bende gumuruh, tambur benda hendah,
lasykar sudah bak pasir, pemating was mangebyas,
sorak bagai rutuh langit, surak mara' gen ruk langit,
dalam desa penuh, dalem desa tampat,
penuh dengan lasykar. kesabolan si pemating.

132. Bali Islam meruyak di desa, 132. Bali Selam bakrupah le' da
lam desa,
sorak berbaur suara bedil, surak awor si' bedil,
sudah bergabti tingkahnya, was nyalin kakentan,
tidak seperti kemarin, nde'na mara' rubin piran,
siasat Punggawa berubah, tingkah prepunggawa nya
lin,
mengatur pasukannya, si nabdabang rowang,
membawa obor berisi api. nyjau, bobok berisi api.

133. Mendekati Prapen mau 133. Ndepih gubuk Prapenna gen


membakar, nyedut pada,
lain yang menuju masjid, lain si ngarepin masjid.
44

tak lama ada, nde'na suwe ara',


di dalam masjid, le' dalem masjid kocap,
tali tembok dihentak, talin tumbakna tagrik,
riuh suaranya, biyur tadanna,
lalu yang di luar masjid. jari sile, luar masjid.

134.Mundur menjauhi tembok 134.Pada surut renggangin tem


pekarangan, bok suteran,
ricuh mereka semua, gewar tadah tarik,
lagu dilanjutkan, banjuras tetrusang,
keluar mengamuk empat sugul ngamuk bareng em-
orang, pat,
bubar saling bantu, awor giur saling lilit,
tak menghiraukan apapun, nde'na itung ngitang,
menutup wajah mereka nungkem muwe ngamuk
mengamuk. tarik.

135.Di dalain masjid menghapal 135. Si le' dalem masjid ngapal


shalawat, selawat,
mengamuk maju terus, sengamuk nde' liyo mudi,
sambil bertanya, sambilna baketuan,
kalau anda Islam, lamunda sida Islam,
menjauhlah Bung, pirik raga sida tati', pejulu'
dahulukan si Kupar, si kupar,
laknatullah kapir makjusi. la, nattullah kapir majusi.

136. Yang ditanyai bangsa orang 136. Si ketuan kancan tau ka-
tahanan, liwat,
lebub banyak takutnya, luwe'an takut dai bani,
takjub oleh shalawat, angop si' selawat,
tidak seperti kemarinnya, nde'na mara' rubin piran,
sampai ia akut Bali, sangka'ya bareng Bali,
mereka Islam paksaan, Selam no piyakan,
serta mereka berisyarat. serta niya pada bewarigsit.
45

137. Mengamuk kepada si Kupar 137. Ngamuk terus senga'le' tau


saja, kupar,
pedangnya bagai kitiran, pedang no mara' kakitir,
siapa dekat putus, using rapet pegat,
watang dan gada rantas, watang gagitik rantas,
apalagi tubuh si Bali, kaling awak tau Bali,
maupun Islam yang mela- yedian selam ngelawan,
wan,
pasti menemui ajalnya. mula pasti dalem janji.

138. Banyak Bali Sasak yang 138. Lue' mate Bali Selam si-
mati, masiyati,
Praya begitu pula, Praya sakeno masih,
mati satu dua, mate sai' dua,
tetapi seperti tak ada, nging satmaka nde' nara',
matahari panas sudah, jelo pana was tengari,
mengamuk semakin seru, ngamuk sayan keras,
Bali kupar kalah. Bali kupas kelilih.

139. Didalam masjid keras mem- 139. Dalem masjid pada ngkrak
baca shalawat, maca selawat,
yang mengamuk bemapsu, sing ngamuk sili terik,
kumpul semuanya, kumpul selapu' na,
yang mati sambil di kubur- si sabil was taletna,
kan,
di dalam pekarangan masjid, le' dalem sutran masjid,
si bibi lalu, ina' rari kocap,
bergegas menggelar sajian. hencong batrus mesaji'.

140. Sambil berucap Guru silah- 140. Sambil muni guru mude
kan makan, sila' medaran,
mami' Sapian segera, mami, Sapian no gelis,
bersama si guru Wayah, bareng guru Wayah,
makan apa yang ada. medaran srase-rasa.
46

semua yang di dalam masjid, sanuga'le' dalem masid,


makan mereka, pada bakeloran,
nasi diguyur air dingin. sa'jari loma' ai'.

141.Tak lama berbunyi tambur 141. Nde'na suwe tambur muni


dan sorak, timpal surak,
riuh rendah lagi, ndeh rarah dalem malik,
musuh masuk desa, musuh tama desa,
tiap kampung bergelimpa- bilang gubuk bagelam-
ngan, paran,
mereka membakar rumah, nyedut bale pada tarik,
di dalam masjid ribut, sile' masjid gewar,
mulai keluar mengamuk. pada ngmuk sugul brari.

142.Tak karuan kawan lawan 142. Nde'na kruwan musuh ro-


dibabat, wang saling pedang,
salingpedang menggada, saling pedang watang gitik,
membacok menyepak, saling teba' saling sepak,
luar biasa serunya bertem- lebih lalo' ramen siyat,
pur,
Bali Islam saling incar, Bali Selam awas sekali,
tak lama kemudian, nde'na suwe kocap,
keluar sang Guru Wayah guru wayah banjur bedait.
beijumpa.

143.Komang Pengsong lalu me- 143. Komang Pengsong'batrus


nuding, ya nenuding,
keluar ucapan jahamya, sugul krantena jalik,
si haram jadah Islam Praya, jadah Selam, Praya,
si jahat Guru setan,
tak bermalu kau anjing, sroro guguning anjing,
bemiat memberontak, brangen ko congah,
ibarat kamu membuat langit. sat kamu gen mina' langit.
47

144. Sekarang kau si Bangkol 144. Nde'na burung nengka


ku penggal, bangkol gengku punggal,
menjawab Guru Semail, nimbal Guru Semaid,
membalas raenuding, ngewales nudingang,
anjing haram laknatullah, besong haram la'nattullah,
jadah kapir setan iblis, jadah kapir setan bells,
ayo kita bertempur, payu ta masiyat,
hai kamu si setan Makjusi. heh kamu setan Majusi.

145. Komang Pengsong bertemu 145. Komang Pengsong bareng


Guru, guru berandangan,
cepat mengangkat pedang- Angkat kelewang na gelis
nya,
dari arah samping, lekan samping ara',
adayang menombak sang numbalin guru wayah,
Guru,
Guru tak melihatnya, guru nde'na melenga' gati,
lengannya luka, betekna bakat,
Pengsong sesumabar Bali. Pengsong basa-sumbar
Bali.

146. Matilah kau ini macam di 146. Nde'na kamu hidup na


Mataram, macan /e' Mentaram,
ada yang melihat, ara' gagita' gelis,
memang warga Praya, mula kancan Praya,
hal guru yang sudah luka, tingkah guru si was bakat,
lalu gelap mata, banjur nde'na ngasa diri,
mengamuk menerjang, ngamuk nerajang.
Komang Pengsong di gada-
nya.

147. Jatuh terjengkang lalu di 147. Bajrongkang reba' batrus


injak, nata hiat,
lalu ditunggangnya, batrus tunggang na gelis,
sambil mencekik. sambilna mekokang.
48

menjebak meninju, mamungutang jejagurang,


sambil digalinya dengan sambilm kali' si' keris,
keris
memang di luar ajal. serta luar ajal,
Komang Pengsong sangat Komang Pengsong teguh
kebal. gatL

148.Sampai lemas badannya 148.Jangka lemas awakna ta


diinjak, ilat-ilat,
lalu mereka menggendong- batrusna tarik nulungin,
nya,
ditarik diseret, pada babetekan,
tangannya ditarik cepat, imana betekna gancang
diserat lalu berlari, horosna batrus brari,
guru Wayah, guru wayah kocap,
dipapah masuk masjid, ta rebang tama masjid.

149. Naik pitam mami' Sapian, 149. Mami'Sapian lebih sili


batrus mara',
bernama Haji Yasin, bareng tuan haji Yasin,
dan mami' Diraja, Ian mami'Diraja,
mengamuk macam banteng ngamuk nde'na bapeka,
luka,
banyak pula ikut menga banjjur luwe' ngamuk bar-
muk, engin,
bersama betempur, batrus bateng mara',
perangnya sengit sekali. siyatna pijar sekali.

150. Mami' Sapian mengamuk 150. Mami' Diraja ngamuk ba-


lalu mundur, trus, ta surutang,
masuk ke dalam masjid, tama aning dalem masjid.
49

tenaga memang kuat, bayu mula kenyang,


biar luka tak dirasanya, yadin bakat nde'na idap,
mami' Sapian Haji Yasin, mami, Sapian haji Yasin,
tak perduli apa pun, nde'na itung apa,
berdampingan membabat berendang ngobat abit.
maju.

145. Mami' Sapian tak man ber- 151. Mami'Sapian mula nde'na
pisah, baseyang seyangy
dengan mantu si Haji Yasin, dait mantu haji Yasin,
sambil membentas, sambilna ba babar,
mencari si orang kapir, si mate soroh kupar,
si Islam tak hiraukannya, yen Salam nde'na perduli,
lasykar Bali pecah, soroh Bali buntas,
berlari tak melihat belakang. lilih nde'na liyo mudi.

152. Seperti itik dihalau oleh a- 152. Mara' bebek tengroh si Pe-
mukan Praya, ngamuk Praya,
punggawa ngacir semua, punggawa selapu'na lilih,
ada kehilangan dopet tem- ara' kelangan lompa',
bakaunya,
bangkai bergelimpangan, ruan bangke begelamparan,
tombak dan bedil banyak di- tumbak bedil lue' tabait,
ambil,
oleh orang Praya, si manusa Praya,
bersama musiu dan pelu- bareng timpal obat mimis.
runya.

153.Tambur dan tawa-tawa di- 153. Lue' bau tambur timpal


ambil, tawa-tawa',
asalkan bisa melarikan diri, sok bau mrariang diri,
tak menghitung rugi, nde' itung etangan.
50

takutnya alang kepalang, tur lebih lalo' takutna,


lupa diri mereka berlari, lupa' diri'na berarti,
apalagi si Punggawa, yadian punggawa,
banyak tersungkur berlari pada lue' reba' si lilih.
ngacir.

154.Dibuat titian oleh kawannya, 154. Turna piya' jari tete si ba-
turna,
ada juga datang menjenguk, ara' si jengo' masih,
iba melihat juragannya, ase' le' mekelna,
diseret dibawa pergi, horosna lelampa'ang,
kaki tangan kepala dipe- ima nae otak na henti',
gangnya,
asal kena saja, semarana dowang,
asalkan renggan sedikit. sok mangdena renggang
sekedi'.

155.Sampai babak belur pung- ISS.Jangka babak bongkar isi'


gungnya, keras tana',
begitu bangun langsung ngi- ures-ures trus berarti,
brit,
lalu duduk bersandar, batrus tokol nyandar,
karena sangat lelahnya, si' lebih langsot lelah na,
keringat mengalir, sugul daur bageritik,
tak karuan rasa, nde' keruwan rasa,
muntah kencing keluar tainya. nguta' mene' sugul tai.

156.Pelan berbonyi minta to- 156. Muni adeng ngendeng tu-


long, lung le' baturna,
coba kipaslah aku, ngka ampet aku gelis,
agar ada tenagaku, nde' ku nyrek balungan,
tutup dompetku carikan, kudung lompa' ku kiyang,
yang disuruh menjawab, si ta sum nimbal gelis,
tempat sirih hilang, pecanangan Hang,
apa yang tuan pakai. apa dekaji kawih.
51

157. Bakilah kalau demikian, 157. Awo' ngka mun sekeno ka


engkau, mu pada,
ku minta dengan sangat, aku endeng use' gati,
jangan kamu ceritakan, nda' kamu tuturan,
ihwal dompetku hilang, le' tingkah lompa'ku telang,
soal aku jatuh apalagi, le' raba'ku enda' gati,
jangan kamu tuturkan, ndi' kamu tuturang,
aku malu, ku marahi kamu. hila' aku kamu ku sill'

158. Ini uang sama-sama dua 158. Ne kepeng pada selae jari
puluh lima, belanja.
semua diberikan, selapu'na ta icanin,
malam pun turun gelaplah kepeng jari belanja,
desa, trus lai'peteng desa,
sudah bu.bar semua prajurit, was buntas lapu' pemating,
masuk kedalam desa, pada ngungsi desa,
sudah sampai di Puyung. Puyung tama pada tarik.

159. Para punggawa yang tugas 159. Para punggawa senuga' si-
meronda, pada nyanggra,
menuju kemah rondanya, bilang penyanggrana hung-
si,
desa Praya disebutkan. desa Praya no kocap,
Guru Wayah mami' Diraja, Guru Wayah mami' Diraja,
lukanya cuma nyamping, metatu lambikan nyimpir,
manusia Praya, manusia Praya,
ada dua orang mati sabil. ara dua sine si sabil.

160. Kalau si Kupar banyak mati, 160. Yen si Kupar lue' gati mate
banggar,
lain pula kita tuturkan, lain tetuturang malik,
manusia yang di hutan, tau sile' gawah,
sudah mendapat warta pe- was mau' denger cerita.
nuh.
52

tingkah si orang sabil, tingkah na siprang sabil,


timbul keberaniannya, girang angenna,
banyak yang masuk desa lue' tama desa malik.
lagi.

161. Laki wanita yang merasa be- 161. Nina mama senuga' si
rani, bragen tebah,
semua pulang ke desa, pada ule'ya tariki
tetapi mereka itu, kewala nia pada,
pulang menuju rumahnya, ngungsi balena mesa',
kampung Prapen masih gubuk Prapen tilah masih,
utuh,
rumah Mami' Sapian, Mami' Sapian,
dan rumah Haji Yasin. timpal balen Haji Yasin.

162. Tak terusikkan masih utuh 162. Nde'na ara'onos apa masih
ia, tilah,
takdir Allah Robbul Jalil, takdir tuan Kabul Jalil,
manusia di Praya, manusa le' Praya,
timbul beraninya, ara' kendelna Pada,
pertempuran sudah tiga kali, siyatna wah telu kali,
yang di dalam desa, si dalem desa,
Sabtu Ahad Senin berisi. Sabtu Ahat Senin brisi.

163. Dan banyak yang pulang 163. Serta lue' batur ule' lekan
dari hutan, gawah,
ada empat ratus orang, batek samas ara' gati.
adapun si Guru Wayah, Guru Wayah kocap,
sudah pulang ke runiahnya, was ule'juk balena,
sengaja akan berobat, gumana gen mate diri,
luka di lengannya, tatun berek na,
habis Durma berganti Pang- jra' Durma pangkur ba-
kur genti.
53

PUH PANGKUR.

164. Anak Agung Made dikisah- 164. Anak Agung Made kocap,
kan,
sedangkan bersidang di sedek katangkil le' pesan-
pesanggrahan, grahan malUc,
duduk perbekalpun kumpul, malinggih prebekel kumpul,
Anak Agung lembut ber- Anak Agung alon manikna,
kata,
Nyoman Gelgel bagaimana Nyoman Gelgel ngumbe si-
perang tadi, yatna sibru',
Ida Nyoman melapor, Ida Nyoman belatur gan-
duh Ratu hamba taksir. cang,
duh ratu taksiran kaji.

165. Kita sangat unggul, 165. Mrasa ta ngungkulin pisan,


hamba kira tidak keburu bade' kaji yen nde'
malam, nyrekan lai',
desa Praya pasti lebur, desa Praya mesti lebur,
si musuh kocar-kacir, musuh no sanget gewar,
setelah si Bangkol terluka, sebakat na lo' Bangkol uni-
na ratu,

suram rona muka mareka, sebengna selapu' was seda,


terkejut dan goyah hatinya. kejut mulena was ganjih.

166. Gusti Bagus ikut berbicara, 166. Gusti Bagus belatur nimbal,
Tuanku heran hamba, ratu Agung uni loh benga'
kaji,
punggawa Tuanku semua, punggawan da kaji selapu',
tingkahnya mengadu bala, tingkahna singadu royvang,
sama kuat tak ada mundur, pada kencang mule nde'na
ara' surut,
percis macam bara api, tulen mara' api barak,
dari awal sampai ahkir. lekan tembe'jangka' lai'.
54

167. Sebabnya si musuh masih 167. Awanan musuh masih barn,


bertahan,
ku duga tak kurang empat bade kaji nde'na kurang
ratus, samas dirt,
tetapi disambut tenggelam lagu srep jelo nyambut,
matahari,
kalau tidak tak urunglah, kadi nde' ara' burungan,
jadi padang orang Praya jadi jari lendang tau Praya
abu, jari awu,
kalau besok pasti bersih, yen si jema' mrase bebas,
apa dayanya orang sedikit. pira ya hentak sakedi'.

168. Anak Agung halus berujar, 168. Anak Agung alon manikna,
Bingung ku mendengar war- simo tiang si dengar raos da
tamu, malik,
katanya orang tinggal tujuh, tekan tau karing pitu',
di dalam desa Praya, le' dalem desa Praya,
mengapa banyak yang mati, ngumbe sangka' banya'
lalo' mata musuh,
menyabut Gusti Gosa, nimbal belatur Gusti Gosa,
Ratu Agung memang benar. ratu Agung merari jati.

169. Hamba duga masih dua ratus, 169. Bade' kaji lebih satak.
jadi depan hamba, yen si one' le' dalem an-
dangan kaji,
bersama komang pengsong bareng Komang pengsong
Tuanku, ratu,
mati lebih seratus lima mate lebih karo belah,
puluh,
hamba kira orang yang baru bade, kaji tau soroh ule'
pulang, baru,
bangsa yang dari hutan, soroh tau lekan gawah,
yang balik lagi ke desa. brangen ngungsi desa malik.
55

170. Sudah habis menjadi sara- 170. Was buwe' jari penyam-
pan, pah,
hamba taksir orang dalam prasa' kaji tau sile' dalem
masjid, mesjid,
prajurit lagi dua puluh, batek karing dm pulu,
tetapi lacur hamba, lagu' lacur kaji kaliwat,
Komang pengsong menemui Komang pengsong sengkala
bencana, sione' ratu,
bertempur saling tunggang, masiat saling tunggang
tegar,
sampai lemas dan sakit. jangka lemes leso' sakit,

171. Sampai tak kuasa bangun, 171. Jangka nde'na tao uras,
di pondoknya sedang kesa- le' pondokna kejangkana
kitan, ngorah nganting,
terkejut si anak Agung men- taget mireng Anak Agung,
dengar,
entah bagaimana ia seka- bade'na ngumbe' gen neng-
rang, ka,
barangkali sakitnya mem- sang na bantel sakit nasi
bawa kematiannya, nengka batrus,
Ketut gosa berhatur sembah, Ketut gosa belatur nyem-
bah,
Hamba sangka tak sampai nde'na duga gen awanan
demikian, kaji.

PUH BURMA.

172. Setelah gelap teranglah 172. Nde'na kocap peteng banjur


desa, benar desa,
laskar pun berangkat, pemating leka' tarik,
akan menggempur Praya, pada gebuk praya,
tambur gende berbaur sorak, tambur benda awor surak,
seperti pasir di pantai, mara' gres sile' pesisi.
56

lalu mulailah bertempur, batrus na mara,


riuh rendah suara bedil. begeropok swarah bedil

ITS.Tembok masjid saja yang di 173. Tembok masjid sine dowang


gempur tesajayang,
di tembak dan di galinya, bedilna serta na kali',
lain api yang di pakai, lain api mara,
masjid man di bakarnya, masjid buwe na tembar,
suiuh bambu dipakainya, bobok tereng sine na kawih,
yang di dalam semua, si dalem pada,
mengamuk membabi buta. ngamuk balombar ambir,

174. Musuh di dekat tembok bu- 174. Musuh si ndepih le' tembok
yar, pada buntas,
yang membakar berlari, si nya nyedut milu lillih,
tak lam antaranya, nde' ara' awanan,
saling tidih saling injak, saling roton saling Hat,
berebut jalan berlari, mrebutan langana ndersit,
si ngamuk semakin mem- amuk sayan ngulah,
dekat,
tak hirauan untung rugi. nde'na itung sakit mai'.

175.Asal berhadapan tak dapat 175. Sokna ngandang mula nde'


di tahan, ara' takeran,
yang mati orang Bali, si mate soroh Bali,
asal ada dilihatnya, sok nara, pengita',
tak hitung apapun, nde'na Hung etang apa,
supaya dapat bertemu, drepona pada bedait,
main gila-gilaan, bagila-gila,
memedang mubat-madit, memedang obat-abit.

176. Tak terhitung bangkai tertin- 176. pira bangke begelemparan


dih, batinjalan,
bertumpuk bersusun. batumpuk saling panggo-
ngin.
57

lain yang patah dan luka, lain bakat polak,


menyeret diri minta mati, ngoros diri'na lutin,
ada minta di sunat, ara' hgendeng sunat,
ada minta hidup. ara, si ngendeng urip.

111. yang ngamuk berucap 177. Si ngamuk no muni negetah


makanlahini, uta'dara',
upeti pajak sawah, upti pajak sawinih,
segera di bacok ia, banjur telut goncang,
lalu mati terkapar, payu ya meta bangkang,
mengamuk mencari yang nagmuk mirik meta lain,
lain,
yang Islam di laluinya, si Selam no babar,
membaca shalawat jadi- maca selawat jari wangsit.
isyarat.

178. yang mundur mendengar 178. Si ngamu mundur ya denger


shalawat, maca selawat,
pindah mencari orang Bali, mirik meta soroh Bali,
perasaannya gembira, prangen na girang,
berperang sabilullah, si baprang sabilullah,
hidup mati berserah diri, hidup mate masrah diri.
senang hatinya, girang prasa'na,
akan masuk Jannathullain. gen meta Jannatunnahim.

179. Sampai gelap bertempur di 179.Jangka petang siyat rame


desa, dalem desa,
laskar Islam Bali, pemating si Selam Bali,
sama bubar pergi, pada tarik budal,
mencari pondok sendiri, ngungsi pondokna mesa',
si Praya tersebut pula, si praya kocapang malik,
mami' Sapian, mami, Sapian,
akan masuk ke masjid. was tama aning masjid.
58

180. Takdir Allah suluh bambu 180. Takdir Allah bobok treng
bertebaran, banglemparan,
dibakar atap masjid, tesedut atep masjid,
dengan kuasa Allah, si' kasuka' Allah,
atap utuh tidak terbakar, atep tileh nde'na cacat,
tak ada bekas api, nde'na ra orot api,
dengan kodrat Allah, si kodrat Allah,
yang bersifat maha suci. basipat Maha Suci.

PUH DANGDANG.

181. Mami' Sapian Haji Yasin, 181. Mami' Sapian Haji Muhammad
berkumpul dengan teman- Yasin, basirimbun, sekancana
nya, pada,
tak beringsut dari masjid, tetel le' masigit bae,
lelah setelah mengamuk lelah pada siwas ngamuk,
si bibi cepat melayani, ina' rari encong mesaji,
segera membawa kopi, gancang ya jau' khawe,
dengan nasi dan lauk, timpal nasi' kandu',
tanpa ikan tanpa garam, tan paema' tan pasiya,
asal ada sekedar teman air, sramu rasa, entah jari taled
ai'.
apa boleh buat waktu pe- sak nata waktu perang.
rang.

182. Mami' Sapian minum kopi, 182. Mami' Sapian banjur tipa'
ngupi,
si bibi seperti Jin siluman, ina' rari pasti mara' kung-
dang,
meladeni sambil keliling, ngayahin sambilna ngencer,
si bibi berkata halus, ina' rari muni halus,
guru muda aku pamit, guru muda genku bepamit,
mami' Sapian menjawab, mami' Sapian na nimbal,
nantilah dulu. bares gama, julu'.
59

kemana'kan pergi ibu, emba gen aning baladeng


si bibi halus menjawab, si'na muni,
akan pulang ke dusun. ya' ku ule' aning desan.

183. Mami' Sapian bertanya lagi, 183. Mami' Sapian baketuan


malik,
ke mana dan apa namanya, mbe aning da, bedasan
aranna,
si bibi menjawab perlahan, ina' rari nimbal adeng,
di timur rumahku guru, to timu' balengku guru,
diluar desa rumahku sebuah, Iwah desa balengku sai',
akan pergi menjenguk anak, ya' ku lalo jengot anak,
kapan-kapan guru ku jenguk piran-piran guru,
lagi anda, tao'ku lite jango' sida,
jangan susah lawan saja si ken nde' susah, anek lawan
Bali, bae tu Bali,
jangan kau takuti ia. jra' sida takutang ia.

184. Mami' Sapian bertanya 184. Mami' Sapian baketuan


pula, malik,
si bibi siapa namamu sebe- ina' rari, pacu sai aranda,
namya,
ah apa perlunya Anda tahu, arah ngumbe kembe' bae,
ayo akan ku pergi dulu, aneh ku lalo julu',
lalu berdiri cepat keluar, batrus ures ya sugul gelis,
si bibi tak terkisahkan, ina' rari nde'na kocap,
kita percepar tutur, gelis si'ta nutur,
genap delapan hari pertem- genep balu' jelo siyatna,
puran,
malam Jumat Takdirullah, malem Jumat. si' pasuka',
Allah Iwih,
maka turunlah cahaya. banjur turun ara' cahya.
60

185. Seperti lampu turun kepo- 185. Mara' damar turun tipa'
hon beringin, waringin,
di tengah kota sekitar pu- tenga' desa, wayan pukul
kul 11, solas,
seperti cahaya fajar, mara' benar timu'-timu',
kelihatannya cahaya dari penggita' cahya site'
langit itu, langit,
seperti bulan purnama, mara' bulan purnama,
banyak terheran orang, luwe' si benga' batur,
melihat cahaya itu, pada gita' ruwan cahya,
lain lagi tingkah Praya lain malik, tingkah Praya
diperangi, sita syatin,
setiap hari tak putusnya. bilang jelo ndi'na pegat.

186. Kelihatan banyak datang 186. Banjiir luwe' panyrio' pe-


prajurit, mating,
meronda sekitar dua puluh si menyanggra, pemating
ribu, dua laksayan,
masuk ke kota Praya, tama ojok Praya bae',
berpakaian seragam, yen pekakas kocap patuh,
semua putih tak ada yang pada puti' nde' nara' lain.
lain,
sampai tangkai tombaknya, tuting watang tumbakna,
putih semua bercahaya. puti' ielapu'na gembur,
satu tak ada lain, sai' nde' nara' carkna,
semua masuk waktu magrib, pepatuhan, tama Wayan
lalu hilang dalam desa. waktu magrib,
batrus encep dalem desa.

187. Waktu itu berganti rasa 187. Sedek sine nyalin rasan
bumi, gumi,
seantero Sasak, song keni Sasak,
barangkali itu wabah petaka, pilih na ya bahla.
malam hari sangat dingin.
61

dingin Sembalun turun, telir sembaluno turun,


disertai angin kencang, serta awor angin ble' gati,
siang malam tak henti, jelo' kelem nda'na pegat,
membuat perang meng- no pya' ngantok batur,
antuk,
siang malam tak berbeda, jelo' kelem ndi'na bina,
dingin mengantuk ajaib telir ngantok ajaib sekali-
sekali. kali,
hanya Allah yang tahu. melengkan Allah si wikan.

188. Si Praya yang di hutan, 188yKancan Praya si'le' gawah


malik,
laki wanita masuk desa nina mama tarik tama desa,
semua,
f)enghuni kampung Prapen, soroh sile' gubuk Prapen,
maupun di utara jalan, yadin si dayan rurung,
isi puripUn pulang semua, sile' jro was ule' tarik,
sudah penuh oleh manusia, was sabol si' manusa,
Ocet talib semua, ocet talib lapu',
Haji Ali pun masuk, Haji Ali pada tama,
perkiraan manusia yang pu sawatara manusa si'ule'
lang, malik,
seribu empat ratus lelaki. pitung bangsit mama do-
wang.

189. Selama perang kentongan 189. Selae' syat kulkul nde' was
bisu, muni,
sekarang berbunyi betalu, tumba nengka kulkul ndeh
rarah,
dan bendera pun dinaikan, serta bendera tae',
berkibar di atas pohon be- ngobrak desek kayu,
ringin. rae' bendera lolon war-
ingin,
dari jauh terlihat. lekan jao' tempo penggita'.
62

laskar semua, pemating selapu',


semua heran melihat, tarik pada benga' gegita',
tak tersebut arhian, neng nde' kocap Anak si
si Anak Agung, Agung kocap,
lagi dihadap para punggawa. malik ketangkil si' pre-
punggawa.

PUH PANGKUR.

190.Sangat susah perasaannya, 190. Lebih susah pekayunan,


Anak Agung dan sangat Anak Agung serta merang
marah, gati-gati,
ingat akan laporannya da- inget le' atur na julu',
hulu,
ke Anak Agung ayahan- le' Anak Agung mami'na,
danya,
itu sebabnya marah dan ri- ya sine lantaran merang tur
sau, sungut,
karena laporannya ber- dening atur na langsotan,
lebihan,
kepada ayahnya sangat le' mami'na tegas gati.
pasti.

191. Diam tak mengeluh tak ber- 191. Momot ngengkus nde'
ucap, ngandika,
malu akan hasrat besarnya, si' ngila'ang genjakang,
le' dalem pikir,
karena sudah ia pastikan. dening was puput sijulu',
ketetapan hasrat hatinya, gagenjahang pekayunan,
akan mengumpulkan semua gen ngumpulang jejarahano
jararahan, selapu',
uang emas dan perak, si aran kepeng emas selaksa,
sampai kayu ramuan lum- tuting reramuan sambi.
bung.
63

192. Semua sudah dibayangkan, 192. Selapu'na was bae'na ram-


bang,
kayu ramuan buat lumbung, yen reramuan gena pia'jari
sambi,
pohon roan panjang kukuh, lolon rewan belo kukuh,
bekas padang dan belukar, cawisan lendeng bebatang,
memungut pajak sawah ce- tao'pajek banget punik sita-
takan, wangun,
begitu hitungannya, sakeno ukuh pancalan,
pikir Ratu Made Jelantik. pikir Ratu Made Jelantik.

193. Tak lama lain berkata, 193. Nde'na suwe banjur ngan-
dika,
kepada punggawa berucap le' punggawa nyrasap si'na
halus, bemanik,
saudara perbekel semua, nyama perbekel selapu',
sekarang hitungan kita, nengka ngumbe pawilangan,
hal siasat yang dipakai, le' unduk ya pedasang
si genta kadu,
musuh nyata semakin ban- musuh sayan luwe' nyata,
yak,
berciri kentongannya ber- baciri kulkul na muni.
bunyi.

194. Bersama si bendera, 194. Timpalna ikang bendera,


sekarang bagaimana coba ngumbe nengka isi'ta coba'
dihitung, itungin,
punggawa berhatur bersama, punggawa briyuk belatur,
duh Ratu jujungan, duh Ratu susuhanan,
pikir hamba bila dipatutkan, prangen kaji pilih lamun
keparut,
hamba minta membangun kaji nunas ngwangun gelar,
benteng,
di timur leneng tempatnya. satimu' Leneng na pasti.
64

195.Agar ada menjadi perta- 195. Mangda ara'jari cawisan,


hanan,
bila kalah laskar Tuan, yena lilih mangda sikep
dekaji,
di situ mereka bertahan, ito' tao'na naker bagus,
melawan di dalam gelar, nanggalin le'dalem gelar,
Anak Agung berucap halus, Anak Agung sugul manik,
neno alus,
sangat patut pertimbangan- patut lalo' timbanganda,
nya,
ku serahkan Tuan sekarang wenang para nengka gati.
juga.

196. Agar jadi besok, 196. Mangdana jari si jema',


niat hamba menyetop ser- angen tiang metelah julu'
buan, nyiatin,
sampai selesai bentengnya, tubtubang gelar no julu',
supaya jadi besok, na jari jelo si jema,
lagi dua hari baru kita se- prangen tiang karing dua
rang, jelo ta gebuk,
masakan tidak akan kalah, masa' ya nda'na kalah,
lebur menjadi air. lebur anyong jari ai'.

197. Perbekel tertawa semua, 197. Prebekel reres ngakak,


Ratu Agung kuandaikan Ratu Agung Batara sasat da
Tuanku, kaji,
apalagi Praya cuma secuil, karing Praya ara' sejeput,
biar delapan ratus Praya, pituwi no domas Praya,
tak urung akan jadi abu, nde'na burung temah gena
jari awu,
pasti menjadi hutan padang, pasti jari gawah lendang,
berapa dayanya menahan pira gena taker mimis.
peluru.
65

198. Belum alah seakan kalah, 198.Nde'na man talo satsat


kalah,
orang Praya seperti sudah ku tau Praya satsat wah regem
genggam, kaji,
Anak Agung berkata lem- Anak Agung ngandika alus,
but,
maka rencanaku sekarang, sangka' prangen tiang si-
nengka
nanti kalau Praya menyerah, mara' mudi yen Praya no
was nenungkul,
semua isi Praya, senuga'le' desa Praya,
laki wanita besar kecil. nina mama bele' bri'.

199. Aku mau seberangkan, 199.Angen tiang gen liwatang,


ke Bali jangan tinggalkan aning Bali nda'na ngenteng
seorang pun, sai'-sai',
dan jangan ia berkumpul, serta nda'na bapunduh,
supaya berpencar mereka, ngeno na pada mencar,
(tak terbaca) (tak terbaca)

200. Bekas desa dusunnya, 200. Yen orot desa dasanna,


akan kita cetak jadi sawah, agen tiang gen jaring
bangket punik,
berapa padi akan dipungut, pira pada genta pupu',
punggawa berucap mema- punggawa matur matutang,
tutkan,
tetapi banyak yang tak se- lagu' masih lue' si bdenger
hati, ndi' kulu,
mencibir ada melotot, bakemi' ara' baterla',
sebab begitu menjadi begini. pola ngeno sangka' ngeni.

201. Anak Agung lalu berangkat, 201. Anak Agung banjur budal,
menak punggawa membi- para menak prepunggawa
carakan. ngraosin.
66

memberi tahu temannya se- ndawuhin rowangna se-


mua, lapu',
akan membangun kubu be- gen wangun gelar si jema',
sok,
bahannya pohon pinang, jari lakar lolo bua'
pohon kelapa, lolo nyiur,
bambu dendeng bambu ga- apel dendeng apel gajah,
lah,
besok itu hams selesai. si jema' mangdana jari.

202.Tak terkisahkan gelap pun 202. Nde'na kocap peteng benar,


terang,
pagi-pagi semua laskar, benar desa kawula silue',
gelis,
membuat benteng lengkap miya, gelar sregep kukuh,
kokoh,
dibuat terburu-buru, pada piya' seserekan,
tak lama jadi dan kokoh, nde'na suwe jari gelar serta
kukuh,
Anak Agung meminta, Anak Agung ngraosang,
membangun menara lagi. ngewangunang greja malik.

203. Menara meriam mau diba- 203. Greja meriam gena wangun,
ngun,
"tak lama menara pun jadi, nde'na suwe greja meriam
jari,
lebih tinggi dan kokoh, lebih atas serta kukuh,
Anak Agung berucap per- Anak Agung alon ngandika,
lahan,
paman Tegeg menara sudah bapa' Tegeg greja was jari
selesai, tur kukuh,
meriam sudah di atas, meriem was pada le' atas,
di atas gereja berjajar. bawon greja pada bejejer.
67

204. Mauku dihari besok itu, 204. Angen tiang si jelo jema',
menghancurkan masjid, gen telebur mesigit isi'
dengan peluru, mimis,
mesjid konon buruk sekali, masjid kocap lenge' pacu,
tempat menaruh jin siluman, tawongna ngolo' jin si
luman,
berhala berkumpul di situ, Ian berhala ito tao'tta
bakumpul,
dengan bebai orang leak, bareng bebain tu sela',
besok bantam sampai bersih. jema' sejayang na bersih:

205. Ida bagus menjawab, 105.Ida Bagus belatur nimbal,


hamba mohon Tuanku, kaji nunasang ratu si gen'
jari,
akan mehjadi dinding me- dinding greja no ratu
nara, agung,
pasti susah laskar Tuanku, misti susah kawulanda kaji
ratu,
menahan peluru musuh naker mimis musuh si jema',
besok,
sekarang musuh bersenjata nengka musuh basikep bedil.
bedil.

206. Anak Agung memerintah- 206. Anak Agung ngandikayang,


kan,
mencari bahan diding, meta lakar gen jari dinding,
kulit kerbau yang tebal, lendong kao' si tebel pacu,
tiba lalu disandarkan, dateng terus ta sandarang,
Anak Agung menyuruh me- Anak Agung bemanik bedil
nembaknya, no terus,
akan mencoba kekuatannya, lendong kao' coba lamat,
kulit kerbau tembus bolong. lendong tepong lendos
sekali.
68

207.Sekarang diangkat bergan- 207. Angkatin begantung si-


tung, nengka,
serenta dua tiga menembak, tremba'in bareng dua telu
bedil,
apalagi bolong akan bisa, kaling lentos gem bau,
Anak Agung lebih percaya, Amk Agung lebih percaya,
yang menyaksikan senang di si nyerminang lebih seneng
hati, dalem kayun,
Paman Tegeg biar aku, bapa, Tegeg alur tiang,
. naik ke Gereja menyertai. taek le' greja marengin.
208. Maka yang akan membakar 208. Nawodia sigen nyedut si-
besok, jema',
Ida Bagus bersama pung- Ida Bagus bareng si' Pung-
gawa, gawa tarik,
berhatur semua, belatur selapu' patuh,
duh Ratu Panembahan, duh Ratu Panembahan,
hamba mohon ampun sejuta, kaji nunas urip ping sayuta
ratu,
hamba tak setuju, kaji dawek mamindahang,
rasanya tak patut. mrasa nde'na patut gati.

209.Tuanku akan naik menara, 209. Dekaji ratu gen munggah,


tak baik Tuanku di sana, nde'na nyandang seperti
jauhlah Tuanku bila datang lungguh dekaji,
musuh, jao' para mun dateng mu
mengamuk mendesak me suh,
nara, ngelalu ngula'ang greja,
kalau cuma kaula Tuanku, tetu lamun kawulan dekaji
setia bakti perasaannya, ratu,
akan melindungi Tuan patut bakti prangenana,
hamba. sinanggalin ratu dakaji.
210. Jangan sampai bila hari, 210. Sangna mara' rubin piran,
gertak sambal membuat sringan olah pengantek,
kita lari. nyuruh telilih.
69

bagaimana cara hamba, ngumbe temah kaji ratu,


punggawa semuaiiya, punggawa selapu'na,
kalau Joli dapat diusung anang Juli bau tekatir gen
mundur, surut,
kalau menara tak berdaya man greja nde' nara' akal,
kita,
selain akan amblas kita. lain gen tepada bersih.

211. Bila begitu kalahlah kita. 211. Mun sakeno musti kalah,
karena musuh sapgat mem- krana musuh prangena
babi-buta, ngelalu gati,
semua tak sayang hidupnya, patuh ndi' barangen idup,
orang mencari takaran sama, tau meta sesapihan,
berlari karena dibakar, mangdana rari kalah
isi'na tesedut,
tikus mati karena gajah, tikus mate isi' gajah,
pikir-pikir dulu Tuanku. pinah-pinah kayun dekaji.

212. Anak Agung berkata lem- 212. Anak Agung alon manikna,
but,
benar seperti kata Anda, mara' ling da rasa tetu
gati-gati,
memang tak salah itu, mula nde'na sala' pacu,
karenanya sekarang ini, sangka' mara' sinengka,
ku pikir musuh orang Te- prangen tiang soroh
bango, Tebango tesuru',
bersama Bali Matego, Bali Matego barengna,
besok suruh dia menyerbu. ya jema' suru' ngamukin.

213. Para punggawa mengiakan, 213. Prepunggawa tur sandika,


Anak Agung meninggalkan Anak Agung banjur budal
sidang, si ketangkil,
maka turunlah takbir malam, nde, kocap petang banjur,
di desa Praya mereka, desa Praya no kocap.
70

berunding dengan teman- batrus sangkep bareng


nya,
seketika itu juga si orang" baturna selapu',
Praya, sawancining batur Praya,
memberi tahu warganya. batrus pada da dawuhin.

214. Hai kalian keluar semua, 214. Lalo kamak sugul pada,
rusakan kubu pertahanan si seda' gelar sanggrahana
Bali, . tau Bali,
angkut bawa ke sini semua, kajang jau' kete' selapu',
malam ini juga bereskan, kelem sinengka jariang,
bangun serentak mereka, mabriyuk ya ures pada se
lapu',
pergi merusak benteng, pada ya prugah petak,
gardu ronda kubu bersuh. sanggra gelarna was bersih.

215. Diangkut masuk desa, 215. Tekajang trus tama desa,


desa Praya langsung dipa- desa Praya basuter trus pre-
gari, jani,
sampai menara habis di- tuting greja bue'na jau',
bawa,
menurunkan padi pelindung, nurungan padi sasrekan,
menjadi kubu persembun- jari petak alingan sino
yian di jalan, le' rurung,
itu padi semuanya, sino pada selapu'na,
kurang lebih seratus ribu watara ara' saketi.
ikat.

PUH BURMA

216.Para punggawa dan laskar 216. Para punggawa tuting row-


heran, ang pada benga',
benteng dan ronda bersih, peta sanggrahan bersih,
menara juga amblas, tuting greja pusat.
71

diambil oleh Praya, baitna isi' Praya,


cuma semalam licin tandas, Ambul sekelem was bersih,
kemudian si punggawa, jari prepunggawa,
sadar dalam pikirannya. ngasa ya dalem pikir.

217. Diterkanya banyak si Praya 217. Terkana lue' tau Praya was
masuk desa, tama desa,
diukur dengan caranya me- naksir tiiigkahna simbait,
ngambil,
waktu mereka mengangkut, sedekna si nganjang,
benteng semalam ludes, petak sekelem pusat,
diperkirakannya kurang bade'na ndi' kurang lebih,
lebih,
manusia di desa, tau dalem desa,
lebih dari dua ribu. taksiran lebih dua tali.

218. Bali kupar dan para piang- 218. Bali kupar yadinta prepung
gawa, gawa,
berdiri bulu tengkuknya, bulun kenekokna kenjring,
yang pergi berpencar, si pada ngebiyar,
merasa dingin tak henti, mrasa letih setrusna,
sorak berbaur letupan bedil, surak awor batimpal bedil,
meriam dan cela, mriem Ian lela,
dipakai menembak masjid. kaduna mbedil masigit.

219. Meriam lela ratusan pe- 219. Mriyem lela mimisna lue'
lurunya, ratusan,

ada yang mengeruk tanah, ara'ja' sinyusur gumi,


yang melayang di atas, lagu sile' atas,
melayang ke langit, matawang awang-awang,
si orang menyulut bedil, yen tau sinyedut bedil,
sesumbar mereka, pada basqsumbar,
sambil menari menyulut sambil ngigel si nyedut be
senapan. dil.
72

220.Sesumbarnya tak sekarang 220. Basesumbar nde'na burng


juga, tau Praya,
desamu hancur oleh peluru, desan me' gugur si mimis,
kita persingkat cerita, nengka ta konte'an,
dengan takdir Allah, jari ya kasuka, Allah,
meriam itu hancur beran mriyemno remuk sekali,
takan,
si penyulut terkena, sinyedut bakat,
banyak mati remuk jatuh. lue' mate remuk teri'.

221.Remuk terkena meriam 221. Remuk kena mriyem sino


sendiri, singenayang,
yang mati juru meriam, simate bakat tau gati,
lalu dibawa pulang, batrus ta ule'ang,
desa Praya dipenuhi, desa Praya ketampatan,
penuh oleh peluru bedil, sabol isi, mimis bedil,
meriam dan lela, mriyem Ian lela,
pelurunya rantai linggis. bamimis si' rante linggis.
222. Perasaan orang di desa 222. Prangena manusa dalem
Praya, desa Praya,
mendengar suara bedil, si ndenger swardn bedil,
tambur yang ditabuh, tambur sita gubah,
berirama seperti lebaran, indit ibarat lebaran,
laskar seperti pembawa pemating si jau pesaji',
pesaji,
naik masjid berlebaran, gen taek lebaran,
surak dan bedil jadi amin- surak bedil dengan ngamin.
nya.

223. Peluru rantai diibaratkan isi 223. Mimis rante panunggal


dulang, saksat isin ancak,
dibagi oleh para santri, tebagi isi' santri,
begitulah umpama perasaan sakeno umpama, prangen
si Praya, manusa Praya,
73

lalu mereka menayuh kris, pada trus menangun kris,


tombak dan pedang, Ian tumbak kalewang,
asal muasal meriam dan pe- lakar asdl mriyen mimis.
luru.

224. Dituturkansi orang berpe- 224. Tekocapang dengan sipada


rang, masiyat,
pertempuran seru sekali, siyatno pijer sekali,
tak ada jaraknya, nde'na ora' barenggang,
saling mendesak saling pe baruket saling-saling pe
dang, dang,
bertahan tak surut sejari perah nde'na surut senjari,
pun,
lalu Talib konon, Lalu Talib kocap,
mengamuk bantang terluka. ngamuk nde'na leo mudi.

225. Kapir Tebango sudah per- 225. Kapir Tebango was pada
hadapan, brandang andangan,
bersenjata sumpit semua, basikep tutup tarik,
pelurunya beracun wara- jemparing upas ancar,
ngan,
lalu cepat mereka banjur pada mara gancang,
melepaskan anak sumpitnya, ngalepas ancar jemparing,
bagaikan hujan, nde'na bina ujan,
meski demikian tak berge- yadin ngeno nde'na kirig.
ming.

226. Putra Ocet Talib semakin 226. Ocetalib anakna sayan ngu-
mendesak, lahang,
Ama' Gewar Pe Lembain, ama' Gewar pa Lembatin,
sama sesumbar, pada masesumbar,
Ama' Made ato kemari, Ama' Made kete' gancang,
upeti pajak kau ambil, peti pajek na me'bait,
jangan pakai teman, nda' ngadu rowang,
sendiri kamu mengambil. amung masa' kete bait.
74

227. Yang mendengar si orang- 227. Sida dengar soroh Bali ge-
Bali geram, dek kaliwat,
menggeretak gigi marah, ngreyot gigina sit,
sambil menggerakkan torn- sambil grik watan,
bak,
menghentak bumi ditempat, bagenjah tao'bengan,
tetapi takutnya luar biasa, lagu' takutna kelebihan,
marah kasonetan, gedek kasonetan,
malu marah tapi takut. isi' ila' lagu' ramping.

228.Racun dan bisa tak berguna, 228. Upas anyong pasti nde'
nara'gawena,
tawar hilang manjurnya, tawar pada Hang mandi,
kapir Tebango ricuh, kapir Tebango gewar,
diamuk oleh si Praya, teamuk isi' Praya,
banyak mati lalu ngibrit, lue' mate batrus lilih,
haripun tambah terik, jelo was panas,
perut lapar pertempuran lapar tian siyat sapih.
usai.

229. Anak Agung berunding 229. Anak Agung ngrawosang


dengan punggawa, bareng punggawa,
dan bala laskar semua, sekawula pada tarik,
akan memperluas serangan, gen ngentangang siyat,
timur barat utara selatan, timu baret lau' daye,
agar serempak menyerbu, mangda babriyidc sekali,
tak takut apa pun, nde' itung apa,
yang mati jangan diperdu- rowang mate nda' perdull
likan.

230. Yang hidup suruh menye- 230. Si hidup sino tesuru' nga-
rang, regah,
agar dapat bobol masjid, ate' bau bedah masigit,
karena sudah sepakat, dening was mupakat.
75

si Metego akan membobol, Metego gen babedah,


akan menggali tembok mas- gen ngali' tembok masigit,
jid,
agar bisa besok, mangda bau jema'
si orang Praya gugur seke- tu Praya gugur prejani.
tika.

231.Tingkah Bali yang akan 231. Tingkah Bali Metego sigen


membobol, babedah.
laskar Islam mendukungnya, sikep Selam no mbongkolin,
bangsa orang pilihan, pada-pada gegelikan,
terkenal berandalan, simaciri kasub tele,
sering menyamun mencuri, sisring babegal memaling,
yang tidak punya khawatir, si nde' tao parap,
itu yang akan menggali. sino pada ndaga ngali'.

232. Bangsa berandalan akan di- 232. Soroh sitela sigen tehabih
lindungi, pada,
menyertai si penggali, mbarengin singengali',
begitu kesepakatan, ngeno was mupakat,
disampaikan kepada Pung- kadawuh le' prepunggawa,
gawa,
panglima ikut setuju, bubanda pada sahiring,
ringkas cerita, gelising nuturang,
terbitlah waktu fajar. galang jelo bru' sekali.

233. Dari selatan timur barat 233. Lekan lau' timu' baret tama
masuk, desa,
membangun sorak semua, mbangunang surak tarik,
Praya tak hitung apa pun, Praya nde' bapeka,
bersama mereka mengamuk, mabriyuk ngamuk pada,
menghadap tumur selatan andang timu' lau' tarik,
semua,
sudah seru pertempuran, was pijer siyatna,
tak ada undur sejari pun. nde' nara' surut senyari.
76

234. Yang dari barat utara tak 234. Silekan baret daya mula
dihiraukan, nde'na pelenga',
laskar Bali sudah dekat, sikep Bali was ngandangin,
Praya terlalu asyik, Praya katungkulan,
mengamuk gila-gilaan, ngamu' bagila-gela,
segera didekati masjid, tempongan tapit masigit,
tanpa basa-basi, nde'na etung-etung,
begitu datang lalu menggali. dateng-dateng terus nge-
ngali',

235. Tak antara bobollah tembok 235. Tembok masigit bedah nde'
masjid, ara' suwena,
dengan kuasa Allah, jari si kasidca' Widi,
pertolongan dengan samar, patulung si samar,
ada tiga empat terlihat, bareng telu empat peng-
gita',
bangsa Arab habsi tulen, bangsa Arab tulen gati,
hitam macam arang, bideng mara' langas,
itu yang menjaga masjid. sine iya nyanggra masigit.

236. Bersama anak kecil terlihat, 236. Timpal kanak-kanak bri,


si penggita'an,
berbaju kuning seragam, patuh kelambi kuning,
bersenjata pedang, pada sikep pedang,
Bali mantego yang masuk, Bali metego si tama,
dalam tetnbok tidak tersisa, dalem tembok ndi' ara'
masih,
semua mati modar, pada mate bangkang,
seorang pun tak ada yang , nde' ara' gen hidup sai'.
hidup.

237.Si Arab dan bocah gaib me- 237. Bangsa Arab bareng kanak-
lawan, kanak ngelawan,
menari di atas tembok, ngigel bun tembok masigit,
sambil sesumbar. sambil basesumbar.
77

ayo mendekatlah kalian, kete' rapetang pada,


jangan gentar melawan, nda' parap pada nimpalin,
ini iawanlah aku, ne ita lawan,
ayo masuk di masjid. kete' tama le' masigit.

238. Bali matego yang hidup bi- 238. Bali metego sihidup pada
ngung, telang akal,
sisa yang mati terluka, sisan mate bakat tarik,
lain surut udang, banjur surut udang,
laskar Islam mendukungnya, simbongkolin sikep Selam,
berucap mereka semua, pada muni iya tarik,
ayo maju terus, sila' ulahang,
Jro Gede jangan lari. jro Gde nde' da lilih.

239. Menyaru pura-pura man me- 239. Sambilna nyarung ngreran-


nombak, cik si nenumbak,
si Matego berlari ngacir, metego batrus berari,
terus keluar desa, batrus sugul desa,
bersama laskar Islam juga, tuting sikep Selam pada,
buyar lalu berlari tunggang- bungkar bareng pada lilih.
langgang,
yang diselatan, silau' kocap,
yang dari timur sudah kalah. si lekan timu' was lilih.

240. Banyak mati Bali Islam da- 240. Lue' mate Bali Selam dalem
lam desa, desa,
tetapi si sabil cuma sedikit, lagu' sabil sekedi',
ada satu dua orang, ara' sai' dua,
memang sulit mencari sorga, mula sekat meta swarga,
matahari terbenam malam serep jelo banjur lai',
pun tiba, isin desa kocap,
isi desa konon, pada was ule tarik.
sudah pulang semua.
78

241.Setiap rumah laki perem- 241. Bilang bale nina mama


puan bershalawat, maca selawat,
sampai anak-anak semua. tuting kanak-kanak tarik,
membaca shalawat, simaca selawat,
Shalawat jadi amalan, selawat jari amalan,
siang malam tak lain, jelo kelem ndi' ara' lain,
kita tinggalkan Praya, Praya nde' kocap,
di puyung terkisahkan lagi. desa Puyung kocap malik.

242. Anak Agung dan punggawa 242.Armk Agung Punggawa su-


sasak, sah kaliwat,
juga rasa main, serta ila'na malik,
Praya tak terkalahkan, Praya nde'na kalah,
semua usaha sia-sia, sing tingkah daya ndi' ara',
akal dan upaya sudah habis, upaya akalna ber.sih,
sudah dijalankan, pada was leka',
tetapi tak dihancurkan. deka' meno nde'na bersih.

243.Siasat Bali semua sudah 243. Dayan Bali selapu' na was


tawar, keciwa,
punggawa yang banyak Punggawa si lue' sedih,
prihatin,
terkalahkan, brangen ya kasoran,
banyak rencana hanipa, tur lue' ya sang soya,
disangka akan berisi, lue' nerka gen brisi,
seperti ucapan, mara' pangandika,
dalam surat Raja Lingsir. dalem surat ratu lingsir.

244. Tetapi tak ada berani me- 244. Lagu'patuh nde' nara' bani
nyatakan, nyugulang,
hanya disimpan dibenak, basimpen le' dalem pikir,
agar jangan tersiar, mangda nde'na lumbrah,
akan membuat laskar panik, gen jari gewarang panjek
itu sudah diperhitungkan. sine was rancang na gati.
79

memang lumbung akal, mula balen akal,


orang Bali memang pintar. dengan ball mula ririh.

PUH MASKUMAMBANG

245. Alkisah desa Praya, 245. Desa Praya nengka tekoca-


semua bersusah hati, pang malik,
nasi lauk serba sulit, selapu' pada susah,
sisa api habis dijarah, nasi' kandu'jangan sakit,
sisan api bwe' ta jarah.

246. Padi betas segenggam pun 246. Padi beras tutna ara' sre-
sulit, gem sakit,
bila tiba waktu makan, lamun masan dengan ma-
ngan,
anak ramai menangis, anak bagrias si nangis,
laki wanita memangku. nina mama tarik bariwa.

247. Sambil memeluk anak me 247. Sambil ngapong anakna


nangis, bejam-jam nangis,
wahai anakku lalu, aduh lalu sida,
sudah nasibmu menderita, rasan tuduh sala' jari,
lacur lahir dalam sengsara. lacur tiwo' sida sengsara.
248. Kau lahir anakku menjadi- 248. Maka' ara' sida nuna jari
kan nestapa, penyakit,
tuan membuat hatiku sasar, sida mia' atengku sasar,
memberatkan tekadku ber- ngrembat angenku si sabil,
sabil,
mengapa dulu tak menjadi lae' pisanda jari dara'.
darah saja.

249. Jangan Tuanku lahir untuk 249. Henda' da tiwok lau temah
menderita, sala' jari,
akan menjadi boyongan. gen jari baboyongan.
80

di semena-menai si Bali, ta kedah si tau Bali,


buah hatiku wai sayang. bua' atengku sida mirah.

250. Bila aku mati jangan kau 250. Yen ku mate nda'sida pada
tinggal, gen masih,
hai para ibu, inan baling pada,
bila kau punya keberanian, man kamu pada berani,
mari bersabil bersatu ku- sabil ta basopo' luwang.
buran.

251. Meski hidup tak tentu 251. Yadin idup ngumbe gen
nasib, temah bedait,
menjadi budak orang, jari panjjak dengan,
sebagai ganti rugi mesin jari bajar ubat mimis,
peluru,
akan menjadi budak si cina, gen jari panjak cina.

252.Pikirkanlah wahai si adik, 252. Pikir-pikir le' dalem


bila adik ikhlas mau, prangeno adi',
berpasangan berperang sa- ntun adi' talus saka,
bil, gen barondong prang sabit,
sorga mana yang kita pilih. swarga embe gen ta peta.

253. Banyak mau penderitaan 253.Lue' lalo' jalaran tingkah


bertubi, sisakit,
didalam desa Praya, sile' dalem desa,
tetapi sekarang satu tekat, laga' sinena was sai',
bertawakal kepada Allah. tawakal masrah le' Allah.

254. Macam-macam tingkah 254. Masing-masing tingkah pa-


menderita, tigen to sakit,
susah dan sakit badan, si' aran susah prana,
kalaupun mendapat nasi, atut nara' mau' nasi,
tak bergaram tanpa lauk. tan pasiya tan pejangan.
81

255.Sirih pinang kapur gambir 255. Leko' bua' kapur gambir


tak ada, adi' tedait,
seperti orang puasa, mara' denga puwasa,
bibir mereka semua , biwihna pada tarik,
pucat macam si pemadat. mara' sebab pemadatan.

256. Dubai sekarang; Bila kuti- 256. Sangka' nengka man kecial
lang suka mandi, doyan mandi',
aku cabutkan engkau bujak, aku dayong kamu bujak,
kalau perang jadi banding, mun siyat ta pada mai',
kami susut kalian binasa. aku talo kamu pusat.

PUH SINOM.

257. Cepat turun haripun siang, 257. Nde'na kocap peteng benar,
tambur bende berbunyi, tambur benda pada muni,
senjata Bali sudah men- sikep Bali pada was ngulah,
dekat,
sorak berbaur bedil, surak awor batimpal bedil,
mereka menuju masjid, pada ngungsi masigit,
bersorak laskar dari timur, surak sikep silekan timu',
tak dapat masuk desa, ndi' mau' tama desa,
gerbang ditutup rapat, jebakno terapet sekali,
penghalang kokoh berisi gelar kukuh brisi jongger
ranjau. bawa' atas.

258. Dari darat selatan utara, 258. Lekan baret lau' daya,
tiga arah datang laskaf, telu si lekan pemaling,
kemudian serta-merta, batrus nde' nara' antara,
saling tombak saling bedil, saling tumbak saling bedil,
Haji Yasin Haji All, Haji Yasin Haji Ali,
Haji dolah mengamuk, Haji Dolah pada ngamuk,
Ocet Tahib menghadapi di Ocetalib ngandangin daya.
utara.
82

Ama' Tonibok Ama' Lem- Amd' Tombok ama' Lem-


bain, bain,
Ama' Gewar Ama'Tiyo tak Ama' Gewar ama' Tiyo'
renggang, nde' baseyang.

259. Lebih ramai pertempuran, 259. Lebih aran ramena siyat,


saling membabatkan pe- pedang saling pedang tarik,
dang,
menghantam dan menyepak, saling jagur saling sepak,
sorak begalau suara bedil, surak awor timpal bedil,
sama bertindak sediri, pada ngandelang diri',
Praya tak kenal takut, Praya mula Hang takut,
tekadnya bertawakal, prangena pada tawakal,
menjujung perang sabil, pada junjung prang sabil,
sudah merupakan takdir II- was katuduh si' kasuka'
lahi. takdirulah.

260. Yang datang dari barat itu, 260. Silekan baret no kocap,
mengincar masjid semua, tarik pada ngulah masjid,
bemiat mau membobol, prangena malik babedah,
seperti ikhwalnya kemarin, mara' tingkahna sirubin,
dan Praya pendekar pilihan, malik soroh magelik,
di setiap desa yang kesohor bilang desa sikasub teguh,
kebal,
tetapi manusia tahanan, lagu' manusa tuptupan,
yang mengeluarkan sama si nyugulang pada sai',
satu,
Mamben, Kawo, Batujai, desa mamben kawo batujai
Pemuja. Penuja'.

261.Itu yang menyerbu meruak, 261. Yeno gen ngregah nye-


nyeda',
tembok masjid agar hancur, tembok masjid mangda ber-
sih.
83

bedil berbentum dan sorak, bedil terter awor surak,


tersebut yang didalam mas- kocap sidalem masjid,
jid,
sudah sama siaga, was pada tangar gati,
orang hitam itu keluar, dengan si bedeng no sugul,
bersama anak-anak, bareng timpal kanak-kanak,
berhias sumping sekedar pepayasan no lain sekar
taji, taji,
bercelana panjang sutera. selowar gagencaran sutra.

262. Berbagai sutera kuning 262. Betangkong sutra kuning


muda, muda,
yang melihat takjub heran, sigagita' banga' tarik'
tetapi tak semua bisa me pasti ndi' slapu' gagita',
lihat,
hiasannya berkilauan, payasna nyeleng ngredep
gati,
bercahaya kuning cemer- cahyana tandur kuning,
lang,
sama hiasannya yang tiga, patuh payasna si telu,
maka orang yang melihat jari dengan si gagita',
penglihatan orang lain pula, nggita' dengan Iain-lain,
ketiganya bersejata pedang. tatelu'na tarik pada basikep
pedang.

263. Pantas setingkah polahnya, 263. Patut sapari polah na,


menari melambaikan ta- ngigel tur baruan mudi,
ngan,
ayolah mendekat abang, sila' gama' rapet kaka',
lama sudah kutunggu, suwe lalo' tiang nganti,
ini aku akan menjamu, na iya gen ngenemin,
karana di sini gawe baru krana' ita gawe brW
tiga, telu,
gawe besar masih di be- gawe bele' masih mudian.
lakang.
84

bulan Maulid kita tunggu, bulan Muludno teantih,


soal besar kita selesaikan di krana' beta' bele' ito
situ. tao' na pragat.

264.Subhanallah jwhon nanas, 264. Subahnala lolon nanas,


dimakan sedikit saja, tekaken ara' sekedi',
susah hatiku disengat panas, susah ku polan si'panas,
hatiku jadi begini, angenku batrus sakedi,
seret batu di bawah air, oros batu le'bawa 'at',
Surabaya batik cetakan, surebaya batik bagrus,
bicara si Ratu aku tak tahan, raos ratu nde'ku kawa',
Praya lalu berontak, Praya batrus bebalik,
mata rantai menjadi pisau di ladung rante jari ladik
Sumbawa. le' Sumbawa'.

265.Agung Made tak ku tahan, 265.Agung Made nde'ku kawa',


maka aku berontak, atengku jari bebalik,
petik paku buat lauk, bau paku jari jangan,
kain putih menjadi batik, saput puti' jari batik,
aku sebabnya habis beron aku langan bue, bebalik,
tak,
silahkan abang dahulu, sila kaka'da bajulu
Tuan menyolok upih disini, sida gayor upe' ita,
Tuan mendekat sedikit lagi, sida ngulah tearing sekedi',
Tuan rusak kami pun habis sode along tapi ita bue'
abang. kaka'.

266.Tak lama lalu berkecamuk, 266. Nde'na suwe batrus mara,


yang di dalam masjid, pada silekan masigit,
si orang dari Praya, soroh mula isin Praya,
keluar mengamuk membabi sugul ngamuk nde'lio mudi,
buta,
tak takutkan mati, mula nde'na sayang pati,
sangat teguh dalam syariat, le'sareat karem pacu,
merindukan kematian. girang le' kapatian.
85

seperti ucapan hadis, mara' ucapan le' adis,


itu menyebabkan lupa dunia. no makrana' sangka'na lu
pa' dunia.

267. Tak terhitungkan bangkai 267. Pira bangke Bali selam,


Bali Islam,
bertumpang tindih bersusun, basusun saling panggongin,
selatan utara barat sama, lau' daya baret asah,
pertempuran menjadi satu, siyat awor jari sai',
sorak berbaur bedil, surak batimpal bedil,
Praya memakai shalawat, Praya selawat na ta kadu,
dan bergema melayang, jari ngasor ngayang-a-
yang,
suara tombak sampai ke- swaran tumbak dateng
langit, langit,
bertambat doa orang- serta paut penedenan-
sabilullah. sabilullah.

268. Bidadari dan malaikat, 268. Wida dari Ian malaekat,


bersukaria mengelukan, ulat girang pada mendakin.
arwah orang sabilullah, nyawan dengan sabilullah,
naik ke sorga Jannatunnaim, taek aning janati nahim,
itulah sorga yang sangat sine swara mulia gati,
mulia,
maka shalawat tak hentinya, sangka' selawat nde'na
putus,
biar berapa orang bersorak, yadin pira tau surak,
berapa ratus ribu orang Bali, pira keti rowang Bali,
namun tak tapat tenggelam daka' meno nde'na bau
shalawat itu. karem selamat.

269. Pertempuran di masjid 269. Siyat sile' masjid kocap,


konon,
pertempuran si Islam Bali, siyat soroh selam Bali,
86

yang di depan bertempur, sijari julu masiyat,


yang di belakang sama mati, simudian mate tarik,
karena kodrat Iradat Allah, anging si kasuka' Widi,
seperti orang menontan gan- ambulan dengan manto gan-
drung, drmg,
seperti bersenang saja, mara' dengan dedemenan,
mengemban anak mau di- ngemban kanak mele ta
dukung, sungki',
yang lain ingin membuat lain ara' melena gen miya'
anak. anak,
270.Para pendekar pilihan, 270. Yen manusa si gagelikan,
sisa mati banyak berlari, sisan mate lue' berarti,
keliang mamben merasa kaliang mamben brangen
main, ila',
mau dipuji oleh Bali, mele ta jungjung si Bali,
sangat mengandalkan diri, sanget ngendelang diri,
memang kesohot kebal, tapi mula ta kasub teguh,
baru berniat mendekat, baru na brangen ngulahang,
berancang-ancang meme- ngamet brangen gen ngle-
dang, wangin,
tak tabu lambungnya berge- nde'na tao'lambung na was
ronggang. bageronggang.
271.Terkena pedang si Praya, 271. Kena si kelewang Praya,
tak tertolong nyawanya, banjur nde'na bau tulungin,
muntah keluar nyawanya, nguta' ngoron sugul nya-
wana,
alamat mau menemui ben- alamat gen ndait sakit,
cana,
kawannya cepat semua, rowangna pada gelis,
menyeret mayat bergerus, ngoros bangke bagagrus,
lalu keluar desa, batrus ya sugul desa,
pertempuran sengit sekali, siyat masih pijer gati,
mami' Sapian Haji Talib Mami' Sapian Haji Talib
bertempur. pada mara.
87

272. Laskar Bali sangat keteter, 272. Siyat Bali sanget kasoran,
apalagi mau unggul, kaliang gen aran ngung
kulin,
takar ratapun tidak, tanding asah nde'na asah,
malampun melerai Yuda, desano njrekan laV,
laskar pun pulanglah, pemating budal tarik,
semua menuju pondoknya, ngungsi pondok na selapu',
sampai di desa Puyung, sedateng Puyung kocap,
Anak Agung bersidang, Anak Agung terus ketangkil,
para punggawa, patih per- pre punggawa sulinggih,
menak hadir. premanak tapak.

273. Anak Agung lalu berucap, 273. Anak Agung banjur ngan-
dika,
kepada pu^gawa yang le'punggawa sinenangkil,
hadir,
Bagaimana pertempuran ngumbe one' tadah siyatna,
tadi,
bisakah bobol masjid, bau ka bedah masigit,
Bagus Gosa melapor, Bagus Gosa matur gelisa,
duh Ratu Dewa Agung, aduh Ratu Dewa Agung,
sang Bhatara Penembahan, Bhatara panembahan,
tadi haraba sangat sial, one' lacur lalo' kaji,
mengadu prajurit Tuanku. singaduang kaulan dekaji
dewa.

274. Bali Mentego itu habis, 274. Bali Mentego no papah,


laskar membobol masjid, soroh si mbedah masigit,
satu pu tak ada kembali, sopo, nde'ara' matulak,
terperangkap dalam masjid, kuwur le' dalem masigit,
mati ludes semua, mate bue' sekali,
rasanya ada dua puluh, rasa ara' dua puluh,
sisanya yang mati terluka, sisan mate bue' bakat,
ngacir mereka berlari se lilih pada selapu' brari.
mua.
88

lagi begitu terang tanah ber- malik bam'galang jelo kaji


tempur. ngaduang.

275.Pendekar Jumputan, 275. Manusia si jajumputan,


bangsa manusia pilihan, soroh si pada magelik,
tetapi manusia tukang dusta, lagu' tau tarik laleka,
kesohor sakti karena licik, kasub kenyang isi' licik,
pakai julukan mentereng, pejulukna ara' gati.
mausia tak dapat dipungut, mula tau nde' bau pupu,
si Keliang Manben malu, Keliang Membeno ila'
bemiat mendesak, brangen ngulahang sekedi',
modar tak tahu lambungnya batrus mate lambung nase-
jebol. gar bageronggang.

276.Pada taksiran hamba tuanku, 276. Yen penSade' kaji dewa,


musuh banyak yang mati, musuh mate lue' gati,
tak kurang delapan ratus, nde'na kurang anang do-
mas,
orang Praya sudah sangat tau Praya along gati,
susut,
yang masih rusak rona si masih sebeng na ganjih,
mukanya,
seperti orang mau takluk, tadah tau sigen nungkul,
begitu yang hamba sangka, meno si' kaji terka,
lagi sehari dua mestilah, tearing sa jelo dua misti,
durhaka tak menyerah pasti lejah nde' ngayuh pasti
kuwalat. gena timpur pada.
\

277. Anak Agung halus katanya, 277. Anak Agung halus manikna,
Gosa sekarang kanda mau, Gosa nengka prangen Bali,
kembali membangun ben- malik pada wangunang
teng, gelar,
supaya benar-benar kokoh, mangda kukuh gati-gati,
di timur leneng dikokohkan, satimu' Leneng kukuhin.
89

bangun seperti dahulu, wangunang mara' si julu,


agar menjadi dua lapis, mangdena jari dua tumbal,
barat leneng dipagari, barat leneng masih petakin,
buat kesiagaan menangkal, pambaya mun was kukuh
bahaya. nde' mara' baya.

278. Berhatur semua Punggawa, 278. Belatur selapu' Punggawa,


bersama berucap, mabriyuk aturna gelis,
duh Ratu memang patut, duh Ratu patut pisan,
patut Tuanku berhati-hati. nyandang ratu ketangarin,
Ida Nyoman Gelgel lagi, Ida Nyoman Gelgel malik,
berhatur ampun tuanku, belatur mran ratu agung,
duh Ratu Penembahan, duh Ratu panembahan,
kalau tak dianggap keliru, lamun tan kebaos sisip,
hamba mohon pamit mem- kaji nunas lugraha gen nga-
bangun. wangunang.

279. Membuat pondok di tepi 279. Mina' podok sedin desa,


desa Praya, Praya no pang kukuh gati,
agak benar-benar kokoh, ade'na pasti bagelar,
agar semua lengkap, petak kurung mun was jari,
dipagari keliling kalau su- kaji pamit nyanggrahin,
dah jadi,
hamba pamit memeriksa, lariganta ngabletang musuh,
jalan kita menghadang, tau sile dalem desa,
orang yang di dalam desa, jelo kalem tesanggrahin,
siang malam dijaga, mangda ndel mau' sugul
agar tak dapat keluar, meta kakenan.
mencari makan.

280. Berapa kuatnya menahan 280. Pira gen kuatna lapar,


lapar,
tak berani keluar desa, sugul desa nde'na bani,
akan mampu makan tanah, gen kawa ka ngken tana',
buat apa diperangi. yadin semanta' neta syatin.
90

biar mereka terengah-engah, nde'na pada ngingi',


akhimya akan menyerah, puputna payu gen nungkul,
Ratu Made berujar, Ratu Made manikna,
yang demikian baik sekali, yen sakeno patut gati,
lalu membangun agar cepat terus wangun mangdena
jadi. nyrek nyenyadang.
281.Timur barat Leneng terus- 281. Timu' baretLeneng trusang,
kan,
benteng agar jadi, petakin mangdena jari,
berhatur para punggawa, belatur selapu' Punggawa,
Ratu besok pun pasti jadi, Ratu Mistijema'jari,
kita percepat cerita, gelising tuturang kawiu,
tak lama terbit matahari, nde'rm suwe benar banjur,
benteng pagar dan gelar, petak sangkran Ian gelar,
di timur barat leneng sudah timu' baret eneng was jari,
jadi,
Ida Nyoman Gelgel beijaga Ida Nyoman Gelgel sedih
di tepi desa. desan nyanggra.

282.Sekarang Praya sangat 282. Praya nengka lebih susah,


susah,
pikirannya buntu semua, pikima kablet tarik,
susah tak dapat mencari susah nde'mau' badeya,
makan,
^ak Agung konon, Anak Agung kocap malik,
di Puyung sedang mengum- le'Puyung sedek ngesengin,
pulkan,
permenak punggawa semua, premenak punggawa se
sampai semua kaula, lapu',
tuting selapu' kawula,
Bali Selam seluruhnya, Bali Selam pada tarik,
Anak Agung menyajikan Anak Agung batrus bapa-
makan. hica dahar.
91

283. Serta minum bersenang- 283. Serta nginum bakasukan,


senang,
menyembelih kambing, ker- nampah bembe' kawo'
bau, sapi, sampi,
biri-biri dan kibas, biri-biri timpal kibas,
bebek angsa bebek seriti, bebek angsa bebek biri,
slang malam tak ada lain, jelo kelem ndi'ara' lain,
tetapi merasa terlambat lagu, mrasa kasep pacu,
sekali,
sajian hampir kering, pangipukna was dalem syat,
bagaimanapun diulurkan, yadiyan ngumbe si' ngu-
merasa belum bisa kembali, lurin,
mrasa ndi' man pangangena
tulak girang.
284. Ibarat si penjudi ulung, 284. Mara' anden botoh towa
mengurung ayam cermat ngurung manuk serta apik,
sekali,
biar tak ada perjudian, yadin nde' nara' gocekan,
si ayam dipelihara seksama, manokna priksain gati,
belut pecokcokan siap, pacokcokan was?
ayamnya diberi obat, manokna serta batutuh,
lalu ada sabungan, banjur na ara' gocekan,
ayam pun diadu, manok tegocek prejani,
tenaga kuat galak tak apa balung kras galak tebel
biar luka. yadin bakal.

285. Kalah menang tergantung 285. Kalah menang kanggok


nasib, suka',
ada orang lain mengurung, ara' dengan ngurung lain,
ayam dibeli di pasar, manuk masih le' lelangan,
bulu muda lagi kurus, bulu oda' kurtis malik,
nasi basi pun tak dijumpa, nasi' bari nde'na dait,
apalagi belut, kalingka siaran lindung,
adatnya jadi pacokcokan. adat jari pacokcokan.
92

supaya berani si ayam, manok mangda ini rani,


siayam makan sehari tidak puput manok mangan sejelo
seminggu. nde' sejumat.

286. Yang punya sangat gemar, 286. Tur epena mula girang,
mengadu sampai silat, mbongbong sampena girik,
rawatannya keras, babentetan mula keras,
mengurut kaki di gelitik, ngepotin nae magelik,
ayam supaya memukul manuk mangda nggocoh
lurus, lemuh,
begitu baru di adu, sine batrus ta aduang,
ayam disabung seketika, manokna gocek prejani,
belum kena si ayam terbang nde'man bakat manuk
keluar. jrih ngelepin dengan.

287.Jauh akan mencari menang, 2S7.Jao'si' ta meta pemenang.


bisa sapih untung sekali, mau' sapih aget gati,
begitulah seumpamanya, sakena kaya upama,
sajian Ratu Made Jelantik, mengipuk ratu Made Jelan
tik,
biar pun lima lumbung yadin lima gedong bersih,
habis,
untuk memberi makan si' ta ngipuk mangan ngi-
minum, num,
memang kasep rawatan, mula kasep tulungan,
se[)erti bertaman padi, misal nggaro tenga' balit,
kemarau panas, jarang lalo' isi'ta mau'
jarang kita dapat hasilnya. pakaya.

288. Kita tinggalkan si Anak 288. Anak Agung nde'na kocap,


Agung,
desa Praya dituturkan, desa Praya kocap malik,
mami' sedang berunding, mami' Sapian sedek ngra-
sang.
93

dengan Haji Yasin, bareng tuan Haji Yasin,


semua para f)erbuling, selapu' kancan prebuling,
di dalam desa semua, dalem desa pada selapu',
membicarakan tingkah ngraosang tingkah kupar,
kupar,
mami' Saipan berkata mami' Sapian basana
manis, manis,
saudara dan anak-anakku duh sameton anak jari batur
semua. pada.

289. Sekarang musuh semakin 289. Nengka musuh sayan ngu-


mendesak, lah,
siasat orang makjusi, kakentan tau majusi.
pondoknya sudah jadi kan-
dang,
konon sangat kokoh, kocap kukuh gati-gati,
berkata Haji Yasin, nimbal ya Haji Yasin,
sekarang saya sangat susah, nengka tiang susah pacu,
karena tingkah si kupar, le' tingkah tau si kupar,
tepi desa dijaganya, sedin desa ta sanggrahin,
saya pikir dia akan mengu- prasa' tiang tau melengen-
rungnya kita. gabletang.

290. Bila masih kokoh kuat, 290. Yana masih kukuh tilah,
pondok si laknat kapir, pondok tau la'nat kapir,
mami' Sapian menyambung, pasti mami' Sapian nimbal,
pasti kita dapat bepergian, tulus nde'ta bau ngelihiling,
mencari makan-minum, gen meta sangu ai',
kita akan sangat kekura- tulus kablet pacu-pacu,
ngan,
sekarang saya pikir, sinengka prangen tiang,
mami' saya keluar meng- mami' tiang sugul nyiyatin,
gempur,
barang kali bisa kalah ma- sangna bau lilih dalem ke-
lam ini. lem sinengka.
94

291.Mami' Sapian halus men- 291. Mami'Sapian halus nimbul,


jawab,
duh anakku Haji Yasin, duh anakku Haji Yasin,
silah kan pergi anakku, sila' lalu lampa' sida'
Guru pukullah kentongan, Guru pantok kulkul gelis,
kentongan pun berbunyi, kulkul banjur was muni,
isi desa sudah keluar, isin desa pada sugul,
juga manusia di hutan, tuting manusa le' gawah,
pulang akan membantu, ule' pada ya nedunin,
penuh sesak dalam desa. sabol tampat tebeng
le' peken Praya.

292.Lalu mereka membaca sha- 292. Batrus pada surak selawat,


lawat,
tak lama berangkatlah, nde'na suwe lampa' tarik,
yang di luar desa itu, sile' luar desa no kocap,
sudah pula sampai, was dateng pada tarik,
mendengar kentongan ber denger na kulkul si muni,
bunyi,
ribut mereka semua, biyur ya pada selapu'
menggigil tubuhnya, melepet selapu' awakna,
tambahan memang musim serta mula masan telir,
dingin,
kencing dan tinja tak sadar pene' tai nde'na tetao' su-
keluar. gultia.
293.lalu diam tak ada shalawat, 293. Bajur tedo' ndi' ara' sela
wat.

kentongan berhenti ber kulkul was betelah muni,


bunyi,
sekitar satu jam, sawatara ara' sejam,
kulkul dan shalawat sepi, kulkul selapu' selawat sepi,
tenang perasaaimya, kendel prasa'na malik,
yang di dalam benteng, sile, dalam petakurung,
merasa tak ada apa-apa. ngraseyang ndi' ara' apa.
95

musuh akan berani keluar, musuh gen rani nyugulin,


lalu masuk menyandarkan banjur tama pada nyanda-
senjata. rang gegaman.

294. Ada membicarakan jimat- 294. Ara' si nggagar babasa',


nya,
bebadong sudah digantung, bebadong pada no selit,
macam-macam tingkahnya, lue' macem tatingkahan,
ada berdendang senandung, ara' bakedung-bagending,
bercanda tertawa ^igikik, bajorak' rere' engkikik,
ada tidur ada berdiang, ara' tindo' lain barindu,
tapi karena waspada , lagu' si tebel pikirna,
tetap memakai sabuknya, tagu' batelikes tinting,
samapi pagi tangkai tombak jangka benar watang tum-
tak dilepas. bak nde'na lepas.

295. Lalu datang pasukan Praya, 295. Banjur dateng soroh Praya,
datang bersepi-sepi, dateng-dateng pada sepi,
sudah merapat di pagar, was dateng ndepih le' gelar,
diam tak ada berbisik, tedok nde' nara' bakresik,
seperti orang mencuri, tingkahna cara memating,
ada tiga masuk menyaru, ara' telu tama nyaru,
di dalam kubu. le' dalem panyuteran,
banyak musuh membaur, lue' tama ngarokang diri',
berniat mengamuk mem- brangen ngamuk gen nya-
bunuh Durma. jeyang soroh Durma.

PUH DURMA.

296. Di luar bersorak membaca 296.Sile' luar surak ya maca


shalawat, selawat,
yang di dalam mengamuk, sile' dalem ngamuk getis,
gulung-mengulung dalam soroh ball kupar,
kubu,
berebutan jalan berlari. sating gulung dalem petak,
96

saling tunggang tabrak, brebutan langan berarti,


shalawat- makin menjadi, saling tunggang tegar,
selawat sayanna tarik.

297. Banyak berteriak memang- 297. Lue' engkrak nanggor ina'


gil ibu bapak, ama'na,
yang dapat keluar berlari, si mau' sugul berari,
yang di belakang, yen simasih mudian,
menepak tanah berguling, ftggagejer barerempak,
menangis tersedu-sedu, engku, engkes pada nangis,
memanggil ibu bapaknya, nyambut ina, ama'na,
banyak kehilangan pikiran- lue' pada Hang pikir.
nya.

298.Saling rangkul berputar di- 298. Saling puntel bagliyuran


tempat, tao' bengen,
Praya yang mengamuk, Praya si ngamuk malik,
tak berani menombak, nde'na rani numbak,
kasihan laskar yang Islam, priyek si batur Selam,
niatnya membunuh si Bali, prangen nyemate, tu Bali,
bingung pula ia, jari Hang akal,
Islam Bali jadi satu. Selam Bali jari sai'.

299. Banyak terkena senjata sen- 299. Pada lue' bakat si jongger
diri, na mesa',
membobol lain berlari, babedah batrus berarti,
banyak yang jatuh bangun, lue' si reba' ures,
ada membuang bedilnya, ara' neteh bedilna,
kain sabuk ditinggalkan kereng sabuk bue' tebilin,
ajimat juga, bebadong pada,
dompet bersama mesia pe- lompa' bareng obat mimis.
luru.
97

300. Laskat Praya merasa berun- 300. Soroh Praya lebih untung
tung, prangena,
memungut nasi bekal, si ngokor takllan nasi',
maka mati dua orang, puput mate dua,
si Praya kesamaran, rowang Praya kesarungan^
kawan sendiri dipedang, batur payu ta klewangin,
tidak saling tanda, nde'na saling tanda',
gelap gulita seperti, peteng ibut mara' ta jait.
301. Haji Yasin bersama perme- 301. Haji Yasin baren premenak
nak Praya, Praya,
terus mengejar si Bali, batrus na nruktuk bali,
sambil membongkar kubu, sambilan nggagar petak,
lalu di angkut masuk desa, trusna kajang tama desa,
benteng di leneng bersih, tuting petak leneng bersih,
ludes amblas tandas, liar lentos pusat,
seserpih tak tertinggal. sebila' ndi' nara' masih.

302. Sudah diangkut masuk desa, 302. Was bue' selapu'na tama
desa,
lalu dibutnya, batrusna pitta' gelis,
pagar pertahanan desa, suteran dalem desa,
setiap gerbang dibangun, bialng jebakna wangunang,
kubu jadi berlapis lapis, petak jari brampih rampih,
yang di hutan konon, sile' gawah kocap,
sudah masuk desa. was bue' tama desa malik.

303. Kita tinggalkan yang di 303. Sile' Praya nde'na malik


praya, tekocapang,
si Ida Nyoman tersebutkan, Ida Nyoman kocap malik,
dengan para pengiringnya, selapu' iringana,
masuk kedesa Puyung, tama desa Puyung pada,
saat malam dinihari, wayan kelem was dinari,
desa puyung gaduh, desa Puyung gewar,
Anak Agung sangat terkejut. Anak Agung taget gati.
98

304. Bedil tombak berjajar di 304. Bedil tumbak pada ngebiyar


desa, dalem desa,
setibanya semua, sedatengna pada tarik,
si Ida Nyoman itu, Ida Nyoman kocap,
langsung menuju Purl, batrus aning jro tama,
menghadap si Anak Agung merek anak Agung gelis,
segera,
berhatur terputus-putus, matur pegat-pegat,
lelah berbaur tangisnya. lelah ngemang-emang ta-
ngis.

305. Ratu Agung hamba mela- 305.Ratu Agung kaji ngaturang


porkan, pawikan,
aduh hancurlah Tuanku, aduh lacur da kaji,
menjadikan hamba abdi, miya' kaji parekan,
tanpa guna hamba Tuanku, tanpaguna kaji dewa,
akhirnya tak dapat oleh puput nde' bau si' kaji,
hamba,
mempertahankan kubu, gen nanggalin petak,
si orang Praya banyak se- tau Praya lue' gati.
kali.

306. Gelap gulita berani ia me- 306. Peteng limut masih bani ya
nyerang, ngaregflh,
mengamuk dalam benteng, ngamuk dalem gelar.
hilang akal hamba sekarang, Hang akal kaji nengka,
Anak Agung tak berucap, anak Agung nde' bemanik,
diam kebingungan, meneng kemengan,
terpacu ricuh terpikir. momot keweh bapikir.

307. Anak Agung berujar sangat 307. Anak Agung bemanik ka-
marah, liwat menggah,
seperti geraup darah, mara' si jarupang getih,
mukanya merah, rerahi na abang,
hai perbekel besok itu. he prebekel si jema'.
99

aku minta kesediaanmu, ku endeng prangenda malik,


kalau masih tetap, munda masih manggeh,
baktimu kepada Ratu Ling- baktinda le' ratu lingsir.
sir.

308, Besok bersama aku masuk, 308.Jelo si jema' dengan tiang


bareng tama,
Praya kita serbu lagi, Praya teregah malik,
supaya cepat keruan, mangdana njrek kruwan,
kalah menang di Jiati besok, kalah menang jelo sijema',
biar aku yang meladeni, alur tiang jema' nimpalin,
si anjing kurap Praya, cicing gudik Praya,
setapak aku tak bergeser. setampak ndi' tiang sirikin.

309. Bila mati pasti masuk sorga, 309. Pasti mate swarga mbe
genta tatipa,
turunan Raja Agung, tereh mula ratu luwih,
mencari kematian, meta kapatian,
melalui peperangan, jalaran le' paprangan,
seperti ucapan ayahanda, mara' ling ucapan Haji,
Kusuma Warna, Kusuma Warna,
dan Puspita Warsi. dan Puspita Warsi.

310. Para Punggawa berhatur 310. Prepunggawa matur pada


bersama, pepatuhan,
Ratu Bhatara kami, ratu Bataran kaji
dewa susuhunan, dewa susuhunan,
mustika bumi sasak, pamustikan Jagat sasak,
apa gunanya kami ini, apa pada gaweng kaji,
hari besok, bagus si jema',
sabunglah kami ini. gocek pada selapu' kaji.

311. Kalau hamba sudah mati di 311. Lamun kaji pada was mate
Praya, le' Praya,
seorangpun tak ada hidup. sopo' sai' ndi' ara' masih.
100

terserah kehendak tuan, sara pekayunan,


kalau hamba masih utuh, lamun kaji masih tilah,
Ratu Agung isilakan'tinggal, ratu Agung daweg maling-
gih,
tak usah keluar, semanta' kodal,
nanti kami yang mengha- laun kaji pada nyandangin.
dapi.

312.Ida Nyoman dan Gusti 312. Ida nyoman Gelgel bareng


Gosa, Gusti Gosa,
berkata sambil menangis, belatur sampi'na nangis,
Ratu Susuhunan, Ratu Susuhunan,
bagaimana kata orang Tu- ngumbe kraos kaji dewa,
anku,
susah benar hati Tuanku, nangsaya kayun da kaji,
yang memerintah, si memanjakang,
si durhaka itu sabunglah lo' mrenges gocek bong-
hamba. bongin.

SlS.Sabung hamba besok di 313. Gocek kaji jema' le' desa


Praya, Praya,
kalau belum sekarat mati, mun rule'man mecat mati,
hamba ini Tuan, dewek kaji dewa,
tangan kaki belum patah, ima nde nde'man polak,
nyawa hamba belum ming- nyawan kaji nde'man mesik,
gat,
putus oleh pedang, polong si pedang,
menggelantung terkulai. bagalontong bagalinting.

314. Nanti dulu jangan Tuan ber- 314. Bares jullu' nda' dekaji gen
perang, masiyat,
nanti besar malu hamba, temah bele' ila' kaji,
apa nanti ucapan orang, apa gen ling dengan,
bagaimana kata dunia, ngumbe gen ucapan jagat.
101

akan nista sebutan hamba, tur nista sambatan kaji,


bersama para panglima, bareng budanda,
karena hal Tuanku. ratu si' linggih dekaji.

315. Mengambang air mata si 315. Anak Agung nreneng ai'


Anak Agung, panyingakan,
mendengar ucapan si patih, mirang atur gusti patih,
serta mengingat dirinya, serta ngangen raga,
bertumpuk marahnya, pira-pira kemerangan,
dan takut akan ay^handanya, serta takutna le' mami',
akan disesali, ■ genta keseselan,
itu yang sangat dibingung- sino kewehangna gati.
kannya.

316. Berkata Anak Agung ke- 316. Anak Agung manikna le'
pada Nypman, Ida Nyoman,
besk paksakan, jema' sakitang gati,
terus desak binasakan, trus rejek sejayang,
supaya kalah besok, nde'na kalah jema',
jangan menghitung mati, nda'ta pada ngitung pati,
begitu disampaikan, sakeno dawuhang,
pada warga si Islam Bali. le' rowang si Selam Bali.

317.Ida Nyoman berucap baik- 317. Ida Nyoman Gelgel belatur


lah, sandika,
Anak Agung masuk, Anak Agung budal gelis,
ke kamar tidurnya, aning pamereman,
tak lama datanglah pagi, nde'na kocap peteng benar,
tambur bende berbunyi, tambur bende pada muni, -
pengawal sudah berbaris, pengawin was ngebiyar,
di luar mereka menunggu. le' luar was pada ngantih.

318.Peluru tombak bedil sudah 318. Mimis tumbak bedil was


beijalan, pada lampa',
lalu masuk pelapor, paker matur piuning,
102

kepada Gusti Ketut Gosa, le' Gusti Ketut Gosa,


soal kubu yang sudah rusak, tingkah petak siwas seda,
timur barat sudah punah, timu' baretpada was bersih,
sudah licin tandas, was pada pusat,
apalagi yang paling timur. kalingan sitimu' gati.

319.Sudah disampaikan kepada 319. Was katur le' Anak Agung


Anak Agung,
Anak Agung sangat marah, Anak Agung menggah gati,
lalu keluar, batrus kodal,
Anak Agung lalu berangkat, Anak Agung banjur lumbar,
tak lama datang, nde'na suwe dateng gelis,
lalu mengatur posisi, batrusna ngebiyar,
Praya dikepung lagi. Praya ta kiter malik.

320.Sorak lagi tombak di pantai, 320. Surak endeh mara


'umbak
le' tamparan,
yang berperang bersicepat, singentrang hencong tarik,
mengadu laskarnya, singaduang rowang,
mendesak desa mereka, ta suru' pada tarik,
di dalam desa terkisahkan, dalem desa kocap,
membalas mereka membe- ngwales pada saling badil.
dil.

321.Setiap berbunyi bedil dari 321. Tunggal muni bedil lekan


desa, dalem desa,
satupun tak meleset, tide' pisan tao gen pelih,
tetapi Bali saja, lagu' Bali dowang,
terkena peluru si Praya, kena si' mimis Praya,
mati tak dapat ditolong, mati nde' bau tulungin,
si laskar Islam, yen pemating Selam,
disingkirkan oleh si peluru. pilih ne isi' mimis.

322.Takdir Allah memang tak 322. Takdirlulah mula nde' na

dapat diubah. bau obah.


103

kodrat tak dapat digeser, tuduh nde'na bau gingsir,


konon di dalam Praya, kocap dalem Praya,
kampung selatan masjid, gubug lau' masjid kocap,
terbakar rumah kecil sebuah, julat bale bri' sai',
rumah kosong, pondok was gombds,
itulah asal siapi. yeno silekan apt.
323. Tak lama masjidpun ter 323. Nde' nara' antara masjid
bakar, batrus julat,
tak dapat dibantu; banjur nde' bau tulungin,
laskar luar desa, pemating Iwar desa,
melihat masjid terbakar, nggita' masjid sijulat,
senang bersorak sorai, girang pada surak tarik,
ada yang sesumbar, ara' basesumbar,
aku yang membakar masjid. aku sinyedut masigit.
324. Orang Praya keluarlah ke- 324. Tau Praya kete' sugul aning
mari, sigantar,
kalau kamu berani, lamun me' mula rani,
tak lama antaranya, nde'na suwe ara',
bedil berdentum didalam bedil ngembok dalem desa,
desa,
yang sesumbar langsung sibasumbar trus nyengkali',
tewas,
mulutnya terkena, todokna bakat,
terkena peluru. ya kena isi' mimis.
325. Orang Praya tak mau keluar 325.Isian Praya ndi' ara' mele
desa, sugul desa,
tetapi sudah sangat sedia, tapi was yatna gati,
menunggu di dalam desa, ngantih dalem desa,
merapat pada setiap pintu, ndepih bilang jebak nyang-
setiap musuh mendekat di- gra,
tembak, sing rapet musuh ta badil,
mati seketika, mati kapisanan,
lain yang terkena ketapel. lain bau diwal malik.
104

326.Si ketapel jarang luncas, 326. Prendena diwal nde'na tao


melihang,
berbisa melebihi peluru, mandi ngeciwang mimis,
asal melayang, sok aran ngelayang,
tak perlu dua kali, ndi' ara' cara nyendua'
berapa banyak mati jing- pira-pira mate jengking,
king,
terkena ketapel, kena si' diwal,
tak dapat ditolong lagi. nde'na ara' bau tulungin.

327. Lalu panik musuh yang 327. Banjur gewar musuh site,
masuk desa, dalem desa,
mereka mundur semua, surut ya pada mirik,
memasuki desa, tur renggangin desa,
tak ada yang tahan mereka, selapu'na ndi' ara' tahan,
bulu tengkuknya berdiri, bulun kenekokna kenyring,
yang memimpin, si ngenterang pada,
semua kebingungan. selapu'na Hang pikir.

328. Lalu ada kurir naik kuda, 328. Terus ara' aturan pada
nunggang jaran,
si munggala mentaati, ngentrang pada selapu'
mati',
segera disampaikan, banjur ya ndawuhang,
pada para Punggawa, le' selapu' pre Punggawa,
agar mereka merangsek, mangdana ngulahang tarik,
mengamuki Praya, ngamukin Praya,
supaya kalah seketika. mangdana kalah prejani.

329.Para punggawa menyerah- 329. Prepunggawa was pada


kan laskar, ngulahang rowang,
sama mendesak ke desa, patuh ndesek desa tarik,
belum siaga betul, nde'man pada napak,
keluar dua orang. banjur ara' sugul dua.
105

si orang Praya mengamuk, soroh Praya ngamuk gelis,


ke tengah medan, batenga' kalangaii,
mengamuk si Praya, ngamuk balombar-ambir.
agar kalah seketika.

330. Si Kupar bongkar tak toleh 330. Rowang kupas bongkar


belakang, nde'na ngengat apa,
menyeret tombak berlari, ngoros tumbak pada brari,
tak dapat ditahan, nde' baunta adang,
yang diadang tersieret, sing adang kelantongan,
lalu ikut berlari, payu mbarengin berarti,
yang mengamuk kembali, singamuk tulak,
masuk ke desa lagi, pada tama desa malik.

331. Anak Agung sangat marah, 331. Anak Agung kocap lebih
si'na menggah,
Punggawa dicaci-maki, Punggawa ta batbat tarik,
semua dimarahi, lapu' keraosan,
lalu diperintahkan, tur betrus temanikang,
akan bertempur lagi, gen pada ngaduang malik,
menyusun pasukan, ndabdabang rowang,
kembali mereka berpencar. patuh ngebiar malik tarik.

332. Seperti susunan yang biasa, 332. Mara' siwah kakentanenge-


biar napak,
mata hari sudah siang. banjur jelo was tengari,
di dalam desa Praya, dalem Praya kocap,
segera membuat langgar, batrusna piya, langgar,
bertiang pohon pinang, teken lolon buwa, na kawih,
asalkan ada saja, sok mangdena ara,
serba darurat. jari pengantih-antih.

333. Di atap bedek asal tak pa- 333.Atepager bakudung sokna


nas. nde' parms.
106

tanah bataran masjid, tana' bataran masjid,


asal tidak terputus, mangda nda'na pegat,
tempat bersembayang, tao' tarik sembayang,
jemaah di dalam masjid, jema'ah le' dalem masjid,
tak tersebut itu, jari nde'na kocap,
matahari pun sudah mulai galeng jelo kocap malik.
"tergelincir.

334. Waktu asar baru masuk 334. Waktu asar truspada tama
desa, desa,
di puyung mereka ngungsi, le' Puyung padana ungsi
Adapun si Anak Agung, Anak Agung kocap,
segera bersidang. katangkil batrusan,
Punggawa banyak hadir, Punggawa tebeng sinangkil.
tak ada berani menatap, pada ndi'ara' cengak,
semua menunduk menekur. lapu' nunduk pada tarik.

335. Anak Agung berkata keras, 335. Anak Agung rigandika ma-
nikna keras,
dan memang sangat marah, serta mula menggah gati,
hai perbekel semua, he prebekel pada,
aku tanya kalian sekarang, ku ketuan sida nengka,
mungkin kalian sudah tak sang sida was ngelong
setia, bakti,'
Jangan di sembunyikan, nde' da sebo' iya,
bicara terus terang saja. polosang pada si' muni.

336. Jangan ditahan dan jangan 336. Nda' bejangka kedua


malu, nda'da pada ila'
bicara apa adanya, pesaja si' da muni,
kalau kalian sudah bosan, lamun da was suma,
mengabdi kepada Raja, mangawula le' batara,
Penembahan Ratu Lingsir, panembahan Ratu Lingsir,
ayo beritahukan aku, ngka bada' tiang,
Punggawa berhatur lagi. Punggawa belatur tarik.
107

337. Ratu Agung penembahan 337. Ratu Agung penembahan


bumi Sasak, gumi Sasak,
hamba mohon ampun Tu- ratu kami nunas urip,
anku,
karena kami masih tetap dening masih pisah,
setia menghamba, subaktin kaji ngawula,
kepada ayahanda Tuan, le' lingih hajinda kaji,
sangat bakti, subakti pisan,
juga kepada diri Tuan. . serta le' linggih dekaji.

338. Anak Agung berkata kepada 33S. Anak Agung ngandika le'
Punggawa, lapu' punggawa,
kalau kalian masih bakti, yenda tetu masih bakti,
mengapa tak beres, ngumbe nde, nyidayang,
anda melaksanakan kemau- si ngiring pekayunan,
an,
akan mengalahkan orang gen ngalahang tau sekedi',
sedikit,
setengah bulan, satengah bulan,
seperti tak ada bekasnya. prandena nde'nara' geming.

339. Mengatur bala tak saksama, 339.Ngaduang rowang masih


semua bertindak sediri, nde'ini' priksa,
mempergunakan wewenang, prangen pada jau' diri',
anak buah tak diurus baik, nganggoang sakawenang,
bertempur semau sendiri, rowang nde' pada priksa',
maka mereka tak mampu, pasiyatna ngaduang diri',
bertahan lain berlari. sangka' nde'na kawa,
metanggal semenda' lilih.
340. Laskar Korleko di tahan, 340. Rowang Korleko jabut le'
si Ida Taman, Ida Bagus Taman,
prbekalan Domen kunci, perbekel Domen kunci,
tak dapat diandalkan, nde' bau julukang,
sudah di tahan semua, was bebas kejabutan.
108

Anak Agung lalu berucap,


kepada Baudanda, le' Bau danda,
si Ida Bagus Gede Pepasih. Ida Bagus Gede Pepasih

341.Diutus pergi ke Cakra Ne- 341. lya kutus turun ojok Cakra
gara, Negara,
akan pergi melapor, sigen matur piyuning,
kepada Anak Agung Ngu- le'nak Agung Ngurah,
rah,
ihwal Praya, pretingkah Praya,
Ida Bagus pamitan, Ida Bagus batrus bepamit,
malam tiba gelaplah desa, kelem peterig desa,
meraba-raba para pengiring. begamgam pada singiring.

342. Anak Agug bubar bersidang, 342. Anak Agung siketangkil


pada budal,
masuk kamar tidur, tama pamreman gelis,
seluruh punggawa, sanuga' punggawa,
setiba dipondoknya, asing tipa' pondokna,
diam termangu sedih, momot mero pada sedih,
bingung hatinya, simo prangena,
pangkur mereka hilang pangkur pada telang pikir.
pikiran.

PUH PANGKUR.

343.Di kota Cakra dikisahkan, 343. Desa Cakra nengka kocap,


Ratu Ngurah bersidang di- Ratu Ngurah ketangkil
ukir kawi, le' ukir kawi,
yang hadir Anak Agung sinangkil Anak Agung
Ketut, Ketut,
para hakim pembesar se- tau kadi sulinggit pada,
mua,
tak lama datang Ida Bagus nde'na suwe Ida Bagus
Gede, Gede rauh.
109

mohon menghadap lalu di nunas parek batrus kese-


suruh, ngan,
masuk ke ukir kawi. tama aning Ukir Kawi.

344. Anak Agung halus berkata, 344. Anak Agung alus manikna,
menyapa Ida Bagus Gede, Ida Bagus Cede sapa' gelis,
Tegeg kapan kamu ke kota, Tegeg piran tao'me' turun,
bagaimana kabar perang, nengka ngumbe tadah siyat,
Ida Bagus melapor ampun Ida Bagus belatur mran
Tuanku, Dewa Agung,
Lacur Tuan berhamba, lacur dekaji manjakang,
pada semua kawi. le' selapu'ldpu' kaji.

345. Tak ada yang dapat me- 345. Nde' nara' bau nyidayang,
menuhi,
merasa sudah habis upaya, mrasa bue' upaya siang ka-
dun kaji,
kami membangun benteng wangun kaji gelar kukuh,
kukuh.
pos ronda dan menara, sanggra greja kekah,
tak dapat sampai pagi Ratu, nde'na bau sampe benar
Ratu Agung,
semalam jabis dirusak, sekelem bue'si na sarak,
diangkutnya seketika. kejangna batrus prejani.

346. Dibuatnya kubu di Praya, 346.Piya'na petak le' Praya,


itu yang membuat hamba sino langan kaji benga'
heran, gati'gati,
lima kali hamba memba lima kali kaji wangun,
ngun,
semalam habis diangkut, sekelem bue'na kajang,
sekarang petaknya sudah mara' nengka petakna
kukuh, was kukuh bagus,
semua tak bisa masuk, selapu' ndiara' bau tama,
sekarang Praya kuat sekali. nengka Praya kukuh gati.
110

347.Dua hari tak bisa masuk, 347. Dua jelo nde' bau tama,
semua laskar tuanku, sakawulan dekaji lapu'
pemating,
berpencar di luar desa, ngebiyar luar desa lapu',
dan yang membuat heran malik tao'kaji benga',
hamba,
benar si Praya teguh timbal, mula tetu tau Praya patuh
teguh,
mengamuk keluar desa, si ngamuk sugul luar desa,
di berondong dengan bedil. tapeles pada si' bedil.

348. Bedil sampai dua ribu, 348. Bedil kantil dua laksayan,
serentak ditembakkan, mabriyuk jari sai' bungas
bedil,
menembak si orang meng mbedil soroh tau singamuk,
amuk,
namun masih utuh, daka'ngeno masih tilah,
kemana perginya si peluru, baya embe tipa' mimisno
selapu',
satu pun tak ada membekas, sopo' ndi' nara' mribekas,
si pengamuk utuh laiu balik. amuk tilah ule' malik.

349. Anak Agung tak berucap, 349.Anaka Agung nde' ngan-


seperti meludah muka sen- dika,
diri,
mendengar kata si Ida Ba- nrekasin mekecuh le'prerai,
gus, mirang atur Ida Bagus,
marah dalam hati, menggah le' pekayunan,
Ida Bagus paham isyarat ke- Ida Bagus Wikan le' wang-
marahan, sit sibendu,
sangat menyesali diri, liwat si'na nyelsel raga,
laporannya terlalu lepas. aturna langsotan gati.
Ill

350. Anak Agung lalu berujar, 350. Anak Agung banjur ngan-
dika,
baiklah Tegeg benar ucap- awo' Tegeg mara' lingme'
anmu, tetu gati,
si anjing Praya terkenal ke- basong Praya kasub teguh,
bal,
lalu la menggetar tangannya, batrusna grik tangan,
coba si jago Karang Asem coba' buruh Karangasem na
di hadapi, tetempuh,
keruan kebal dan tidaknya, kruwan teguh dait nde'na,
yang tak kenal ampun, si nde' tao papakering.

351. Pantas dipuji orang, 351. Patut si' dengan ngasubang,


anjing Praya heran sipemuji, doing Praya singasubang
angob gati,
manusia kurang malunya, soroh tau kurangan pedu',
pantas tak dapat diatur, patut nde'bau bingalan,
dulu aku man ikut perang, mun si julu aku gen lalo ba-
gebuk,
kamu orang melarang, lapu'me' pada bebala',
banyak yang menahan. lue' si pada nanggalin.

352. Membari tahu para kawula, 352. Dawuhin soroh parekan,


juru bedil supaya siap, juru bedil niangdana
pada cawis,
aku akan pergi menggem- aku gen leka' bagebuk,
pur,
pada hari besok ini, le' dalem jelo sijema',
Anak agung Ketut Karang Anak Agung Ketut Karang
asem berucap, asem matur.

daub ayahanda tak perlu duh mami' samanta' lum


pergi, bar,
hamba saja yang pergi. kaji si nengka bepamit.
112

353. Baiklah si sakti pergilah 353. Awo' kawot leka' anta,


engkau,
bagaimana temuanmu cepat yena ngumbe pendaitme'
berwarta, nyrek bawangsit,
balk buruk beritahukan, onya' lenge bada' aku,
Ratu Ketut berhatur bersem- Ratu Ketutu belatur sembah,
bah, mran sandikna tide'
hamba tak akan gagal, dakaji sigen lacur,
si Anak Agung pamit, Anak Agung bepamit budal,
pulang ke Mataram. mantuk aning Mentaram
gelis.
354. Kentongan perang sudah 354. Sikala ngrak was batepak,
berbunyi,
semua berbunyi bertalu, selapu'na pada was muni
titir,
tambur bende gemuruh, tambur bende bakepung-
piirig,
yang mengiringi sudah siap, singiring pada was napak,
bedil tombak pengawal sudah bedil tumbak pengawin
keluar, pada was sugul,
Anak Agung sudah me- Anak Agung was ngrang
makai, sukang,
busana keprajuritan dipakai- preteka prangna sita kawih.
nya.

355.Tak lama lalu berangkat, 355. Nde'na sue batrus lumbar,


di Mataram Bali Islam me- le' Mentaram Bali Selam
nyertai, pada ngiring,
punggawa luar semua, manca punggawa selapu'.
tak tersebut di jalanan, nde' kocap sile' langan,
Anak agung sudah sampai di Anak Agung was rauh le'
Puyung, desa Puyung,
langsung ke Pesanggrahan, trus aning le
'Pesangrahan,
matahari terbenam turunlah serep jelo banjur' lai'.
malam.
113

356. Bersidah di pesanggrahan, 556. Ketangkil le' Pesangrahan,


bersama Anak Agung Made baren sanak Anak Agung
Jelantik, Made Jelantik,
serta punggawa semua, serta Punggawa selapu'
Ratu Ketut berujar, Ratu Ketut matur gancang,
Kanda bagimana musuh se- mran kaka nengka ngumbe'
karang, tingkah musuh,
Anak Agung Made berkata, Anak Agung Made nimbal,
duh Ratu gagallah hamba. duh ratu lacur dekaji.

357. Sekarang musuh makin ba- 357. Musuh sayan lue' senengka,
nyak,
rasanya pertempuran akan mrasa siyat nengka gen
menjadi, bele' mudi,
begitu taksiran hamba, Ratu, ngeno taksir tiang ratu,
dan ada warta sekarang. serta ara' horta nengka,
Batu keliang, Sakra, jro Batu kliang, Sakra bareng
waru, Jro Waru,
itu akan berontak, kocap sine sigen congah.
si Guru Haji Ali. Guru bareng Haji Ali.

358. Begitulah warta yang ada, 358. Sekno horta siwas ara',
sekarang masih hamba sem- sanengka yan lagu' masih
bunyikan, sebo' kaji,
supaya jangan panik dulu, nengka nda'na nyrek biyur,
Anak agung Ketut barkata, Anak Agung Ketut aturna,
baiklah kanda benar pikir- mran kaka' kayun dekaji no
anmu, patut,
silahkan ditunda dulu, sile' endapang julu'na,
nanti dibicarakan belakang. mudian terdosang malik.

359. Bagaimana siasat besok, 359. Ngumbe agumanta jema;,


bagaimana direncanakan. sila' ngumbe isi'ta ngera-
osin.
114

mungkin ada jalan dapat, sangnara' kasuka' bau,


si Praya kalah besok, Praya bedah si jema',
Anak Agung Made mejawab Anak Agung Made hdlus
halus, si'na belatur,
hamba mengikuti Tuanku, kaji ngiring pekayunan,
sekehendak Tuanku. sahenakayun dekaji.

360.Tak lama kemudian, 360. Nde'na suwe banjur pada,


mereka pun masuk ke Pe- ngungsi mreman le'Pesang-
sanggrahan, grahan gelis,
tak terkisahkan si malam, peteng nde'na kocap banjur,
pagi tiba murai berkicau, benar desa pupuh kembang,
tambur bende berbunyi tambur bende pada muni
gempar, biyur lindur,
lain serta merta, jari nde' ara; antara,
laskar pun keluarlah semua. pemating was sugul tarik.

361. Berpencar mengitari desa 361. Ngebiar ngiter desa Praya,


Praya,
di barat desa Ratu Ketut baret desa Ratu Ketut was
memimpin, malinggih,
mendekati gerbang, ndepih jebak Anak Agung,
dan yang di utara desa, malik sile' dayan desa'
Made Jelantik bersiap di ratu Made Jelantik was ito
situ, nenunggu,
bedil berbunyi bersama bedil muni timbal surak,
sorak,
tersebut pula si Praya. nengka Praya kocap malik.

362.Sudah putus perhitungan, 362. Was jari pada wilangan,


membagi diri keluar meng- sigen sugul ngamuk was
amuk, pada bebagi,
tetapi tekadnya sama, lagu' prangena was patuh,
akan menyerang ke utara. gen pada sugul bedaya.
115

Ratu Made itu akan diamuk, Ratu Made sino gene pada
amuk,
lalu mereka bergandengan, batrus pada bararondan,
keluar ke utara semua. sugul andang daya tarik.

363. Sekitar tujuh belas orang, 363. Wetara ara' pitu' olas,
keluar mengamuk banteng sugul ngamuk pada nde'
ketaton, nelio mudi,
suara bedil membahana, ongkat bedil bagaluntur,
berdentum tak ada celahnya, bagropok ndiara' selakna,
menjadi satu si laras ber- jari sal' bungas bedil basim-
kumpul, bun,
si pengamuk di Runyaknya, amukno bae na daldal,
serenta ditembaknya. teremba'in isi' bedil.

364. Tetapi memang di luar ajal, 364. Lagu' pada luar ajal,
yang mengamuk mendekati amuk ngulah was pada
joli, rapet le' juli,
pertempuran sengit saling siyat pijer saling rabut,
rebut,
konon ada seorang juru jari ara' sopo' sedahan,
upeti,
satria Batuaya memang ter- satrinya Batuanya mula ta
sohor, sadu
benama Gede Sunampang, pasengan Gede Sumam-
pang,
dia berniat membela. ya sino brangen nanggalin.

365. Dia itu bertempur, 365. lya no batrus masiyat,


melawan si pengamuk, lawan amuk batumbakan
saling tembak, pada tarik,
Dewa Gede terluka, Dewa Gede bakat trus,
dan memang ajalnya, serta le' dalem ajal,
tak tertolong rebah dan mati. nde'na bau tulung reba'
mate trus,
116

Anak Agung jelas melihat, Anak Agung pedas nyermi-


nang,
lalu turun dari joli. turun banjur lekan juli.

366. Mengambil tombak meng- 366. Nyawat tumbak nggrik


getar tangkainya, watang,
mau mengamuk diganti kahyun ngamuk lagu' lue'
punggawa, punggawa nggenti',
permenak dan posisi, semua, premenak roban selapu',
Ratu Agung penerabahan, Ratu Agung Panembahan,
silakan duduk nanti, mati, dawek mlinggih laun
apa gunanya hamba, kaji mate julu',
apa gawen kaji pada,
Ratu Agug diam sajalah. Ratu Agung sila' melinggih.

367.Pertempuran sosoh-ber- 367. Slyat nde' nara' bareng-


sosoh. gang,
saling tebas, tendang meng- saling rantek saling sepak
ganti. saling gitik,
merhenti memakai tombak ngkah ngadu tumbak tulup,
sumpit,
terlalu cepat berdesakan, nyrekan batempur pada
itu maka saling sepak me- no krana sangka' basepak
ninju, bejagur,
dari pagi sampai asar, lekan kelema'jangka asar,
laskar Kupar lalu mundur. sikep Kupar banjur lilih.

368. Yang mengamuk kembali, 368. Si ngamuk no pada tulak,


mati lima sisanya utuh, mate lima luar sine tileh
masih,
bangkai si kupar bertumpuk, bangken kupar lue'tumpuk
lalu mereka bubar, batrusna pada budal,
si Anak Agung keduanya Anak Agung dedua' na tama
masuk Puyung, Puyung,
117

tak lama kemudian, banjur ndi'nara' suwena,


matahari tenggelam malam serep jelo banjur lai'.
pun tiba.

369. Anak Agung tak tertuturkan, 369.Anak Agung nde'na kocap,


adapun para raden dan bu- tekocapang para raden para
ling, baling,
semua yang hadir di Pu- sanuga' ngiring le' puyung,
yung,
lain berapat lengkap, banjurna ta sangkepang,
diundang agar tahu semua, tedawuhim mangdana nao'
selapu',
ikhwal tiga desa yang akan tingkah telu desa gen leka',
maju,
Pringga, Apit Ai', Pohga- Pringga Pitai' Pegading.
ding.
370. Diperintahkan meronda, 370.Pada ta manikang nyangra,
akan mengawasi pantai, le'pasisi sino pada ta sang-
grahin,
menghadang orang yang ngadang tau sigen surut,
mundur,
Praya atau yang lain, Praya yadiyan lainan,
perahu jukung sampai di prau jukung sopat sampan
tahan, bue na jabut,
kantir dicopot lalu dibuang, nggagar kantir lain tabo-
lang,
dinaikkan semua ke darat. tetaekang le' darat tarik.

371. Lain pula dituturkan, 371. Malik lain ta tuturan,


di Puyung Anak Agung bi- sile' Puyung Anak Agung
ngung sekali, kiweh gati,
karena ada pasukan dilapor- dening ara' sekeb hatur,
kan,
Haji Ali di Sakra, Haji Ali sile' Sakra,
118

bersama mami' Wiranata, serta bareng si mami'


Wiranata was katur,
bersepakat mau berontak, patuh pada gena congah,
Haji Ali sudah diambil. Haji Ali wasna gisi.
372.Di puyung ikut meronda, 372.Ngiring le' Puyung me-
nyanggra,
disisihkan dengan cara tapirik lagu' langan samar
samar, gati,
upaya sangat halus, upaya sihalus pacu,
tentram dan tenang, senep serta na henak,
itu dipakai sebagai peng- ya sino kaduna jari peng-
amuk, amuk,
siasat Bali memang hebat, daya bali mula bega',
banyak yang tak menyadari. lue' nde' tetao' diri'.

373. Kita persingkat cerita, 373. Tekonta'ang si' nuturang,


Haji Ali mau diringkus, Haji Ali sedek sino gena-
gena tali',
dengan takdir Allah Agung, jari ta'dir Allah Agung,
Haji Ali berfirasat buruk, Haji AW batrus tangah.
tabu dirinya akan ditangkap, nao' diri tingkahna sigen
tebau,
kemudian melarikan diri, banjur lolos prenengkeyan,
pulang ke desa Sakra. ule' aning Sakra gelis,

374.Sampai di desa Sakra , 374. Dateng Sakra batrusan,


mengumpul muridnya me- ngatag murit batena'
ngajak berontak, pada bebalik,
sudah mufakat semua, jari was mupakat lapu',
kita tinggalkan kisah Haji neng haji Ali kocap,
Ali,
Jro Wiranata ditahan di Jro Wiranata was kesengan
Puyung, juk Puyung,
ditanya terus terang. teketuan pepolosan.
119

niatnya yang bakti atau ti- agen si bakti ndi' bakti.


dak.

375. Yang bertanya bangsa Pung- 375. Si ngetuanin kanca pung


gawa, gawa,
mami' Waranata berkata, mami' Wiranata matur
ampun Tuanku ratu, tuwi jati,
bakti hamba tak luntur, mran kaji kaliwat,
kepada semua keluarga le' selapu' peteran kaji
hamba, Anak Agung,
tetap bakti menghamba, manggeh subakti ngawula,
tak sekali merasa goyah. tan pisan berangen ngunjih.

376. Yang bertanya berujar, 376. Singetuanin banjur nimbal,


meski begitu ucapanmu yadin ngeno mara' lingsida
mami', mami',
saya cuma bertanya, tiang dreme hentah ngurus,
mami' ku tahan anda seka- mami' mbogol si nengka,
rang,
begitu kehendak Anak sekeno puput pekayunan
Agung, Anak Agung,
mami' Wiranata menjawab, mami' Wiranata aturna,
biar bagaimana hamba pa- yadin ngumbe kaji ngiring.
nuti.

377. Keris lalu diserahkan, 377. Kris batrusna serahang,


bersama anaknya menyerah- bareng anak pada tarik
kan keris, nyrahang kris,
keris sudah diterima, kris was na tampi batrus,
Punggawa memberitahu Punggawa malik ndawu-
lagi, hang,
sekarang maunya Anak nengka mami' pekayunan
Agung, Anak Agung,
anda diperintahkan, sida nengka temanikang,
akan ke Cakra agar segera. gen turun mangdana gelis.
120

378.Tuan disuruh berjaga, 378. Sida ta manikang nyangra,


di Cakra mau tak mau, to le' Cakra ngiring
atawa nde' ngiring,
mami' Wiranata berucap, mami' Wiranata belatur,
terserah mau Tuan, ngumbe ja' peprentahan,
baik buruk tak ku tolak tuan, onya' lenge nenten kaji gen
tak berani ingkar, nungkas,
nanti kualat kepada tuanku. tulah le' kayun dekaji.

379.Tak lama lalu berangkat, 379. Nde' sue batrusna lampa',


keduanya diikuti bedil, dedua'na teturut isi' bedil,
tak lama sampailah, nde'na sue dateng banjur,
di Bunut Baok konon, le' Bunut Baok kocap,
lalu dibunuh bersama anak- banjurna rusak barang anak
nya, batrus,
meninggal keduanya, mate pada dedua'na,
arkian mami' Mustiaji. kocap mami' Mustiaji.

380.Sedang berada di Cakra- 380. Sedekna le' Cakranegara,


negara,
sangat susah sering hilang lebih susah lambian gena
pikiran, telang pikir,
tambahan ia ditahan Ratu, tur ya kapendet si' Ratu,
ditahan karena pajak, ngemasin kembang kapat,
kurang upeti lagi lima ratus, masih kurang upti tearing li-
mangatus,
itu yang menjadi hutangnya, yeno si jari utangna,
ditahan di rumah Gusti. kapendet le' balen Gusti.

381.Lalu ia meloloskan diri. 381. Batrus mbolos ya bateng-


nga',
tak lama di jalan mami' nde'na sue le'langan mami'
Mustiaji, Mustiaji,
sampai di Desa Kopang, dateng desa Kopang banjur.
121

bermufakat dengan warga- ngraos bareng si' ro-


nya, wangna,
juga anaknya ikut berun- Ian anakna ngagum raraosan
ding, selapu',
sudah mufakat sama beron- was mupakat bareng co-
tak, ngah,
Batukliang ikut menyertai. Batu Kliang ikut mbarengin.

382. Kopang Batukliang tak ter- 382. Kopang Batukliang nde' na


kisahkan, kocap,
alkisah di Puyung si Anak desa Puyung Anak Agung
Agung, kocap rhalik,
Ratu Made Ratu Ketut, Ratu Made Ratu Ketut,
dihadap oleh Punggawa, ketangkil isV punggawa,
membicarakan si Sakra yang ngraosang le' tingkah Sakra
mengungsi, si rarut,
sudah jelas akan berontak, katur seken ya was congah,
Anak Agung lalu berkata. Anak Agung banjur be-
manik.

383. Kepada semua pembesar, 383. Le' selapu' para budanda,


diperintahkan mengawasi temanikang nggisi bekelan
perbekel, tarik,
desa di timur Praya, soroh desa sidaya timu',
sudah diawasi, was pada ya masanggra,
Suradadi, Ida Nyoman Rai Suradadi Dewa Nyoman Rai
diutus, Kahutus,
Ida Wayan gupuh menga Ida Wayan gupuh nyangra,
wasi,
Sikur, Komang Kaler me- Sikur Komang Kaler was
megang. nggisi.
384. Rumbu' kabar dua orang, 384. Rumbu' kabar ara' dua,
memegang desa, tetapi cu- nggisi desa lagu' patut isi'
ma wakil. wakil.
122

Ida Manggis menunggu di Ida Manggis ito nimggu,


situ,
di desa Teros konon, le' desa teros kocap,
ditunggu Gusti dari Bunut pregusti Bunut Back ito
Back, nenunggu,
Poh Gading Apit Ai' Pring- Poh Gading Apit AH'
gabaya, Pringga,
memang sudah dipegang mulana tunggu si' Gusti.
Gusti.

385. Kopang Batukliang mulai, 385. Kopang Batukliang mara,


menggempur Bali seru se- ngamuk Bali siyatna pijer
kali, sekali,
tak lama si Bali mengungsi, nde' sue Bali was rarut,
Gusti Made Kaler konon, Gusti Made Kaler kocap,
desa Babua' diungsinya, desa Babua' ungsina aning-
na rarut,
terus bersama Gede Seranta, trus bareng Gede Sranta,
bersama Ida jadi satu. Ida ito jari sai'.

386. Bali yang dari Kopang, 386. Bali silekan Kopang kocap,
mengungsi di desa Babua', pada ngungsi desa Babua'
tarik,
dikejar oleh Batukliang, kocap Batukliang nruktuk,
diserang Metego Babua', tegebuk Mentego Babua',
lalu kalah di Bali minggat, batrus kalah soroh Bali
pada rarut,
berlari ke sana-ke mari, kapetat-petat ya pada,
semua sudah lari tunggang- selapu'na pada lilih.
langgang.
387. Kemudian mereka lewat kali 387. Batrus pada liwat Babak,
Babak,
naik gunung lalu pingsan. taek gunung lue'pada lupa'
diri'.
123

arkian Ida Made Gupuh, kocap Ida Made Gupuh,


di Rarang bersama Pedanda, site' Rarang bareng Pe
danda,
menguasai orang Rarang wasta igum isi' Raden Ra
semua, rang lapu',
mereka menyerbu juragan- pada ngrusak pembekel no,
nya,
habis mati semua Bali. was bue' mate lapu' Bali.

388. Raden Sribanun, 388. Raden Sribanun congah,


Dewa Rai tersebut pula, Dewa Rai si nengka kocap
malik,
bersama Komang Kaler bareng Komang Kaler
berkumpul, kumpul,
di Suradadi tempatnya, le' Suredadi tao' na,
membicarakan halnya me- sedek ngraosang si jema'
nyerang besok, gena tegebuk,
Suradadi tak akan berontak, Suredadi dere' congah,
dilaporkan pada Cokorda katur le' Cokorda Rai.
Rai.

389. Lalu tiba-tiba terdengar, 389.Banjur ara' kedengeran,


dentuman meriam di Sakra suaran mriyem le' Sakra
sekali, ara' sekali,
terkejut Dewa Rai, taget Dewa Rai banyjur,
juga semua temannya, tuting selapu' baturna,
sampai tiga kali meriam ber- jangka genep telu kali
dentum, mriyem bagluntur,
Dewa Rai pun tak sabar, Dewa Rai nde' ara' sa-
barna,
menggigil kedinginan se- metpet teliran prejani.
ketika.

390. Lalu mundur disaat itu juga, 390. Trus surut nde' ara' antara,
mengungsi desa Kutaraja, desa Kutaraja sino ta ungsi.
124

setelah tiba di Kutaraja, dateng Kutaraja banjur,


^isuruhnya berjaga-jaga, pekayunan batrus nyangra,
setelah agak tenang lalu me- ara' henak pekayunan trus
nyuruh, basuru',
memasak kopi dan makan- ngela' kupi Ian ajengan,
an,
sampai makanan pengiring. tuting gibungan pangiring.

391.Tak lama ada laporan, 391.Nde'na suwe ara' ngatu-


rang,
laskar Sakra di jalan sudah sikep Sakra le' langan was
banyak, lue' gati,
menuju utara semua, • kpcap andang daya selapu',
bila hamba taksir Tuanku, yen pembeda' kaji dewa,
tak ada lain pasti Tuan di- ndi' ara' lain dekaji gena
cari, taruktuk,
Dewa Rai lalu liar, Dewa Rai banjur liyar,
bangun lalu pergi. ures baterusan nyedi.

392.Keluar mengungsi padang 392. Sugul ngungsi lendang


belukar, marang,
menuju utara tanpa meno- andang daya hencong,
leh, nde'na lio mudi,
warga desa menahan ber- isin desa ngandek belatur,
ucap,
Dewa Agung nanti dulu, Dewa Agung bares julu'na,
ini kopi minumlah dulu niki kupi majengan kejulu'
agan, Ratu,
karena Tuan pergi jauh, krana jao' gen pelumbaran,
melewati gunung dan hutan. gunung gawah gen te-
liwatin.

393.Dewa Rai menjawab, 393. Dewa Rai manik na nimbal,


tak usahlah perutku ke- arah semanta' tian ku besur
nyang, gati,
125

lalu melangkah naik gu- batrus nyunjut taek gunung,


nung,
lalu tak terkisahkan lagi, banjur neng nde'na kocap,
Anak Agung di Puyung di- Anak Agung tekocapang
tuturkan, sile' Puyung,
di kerumuni para punggawa, ta sungsung bareng Pung
gawa,
banyak yang lupa nasi. lue' pada lupa' nasi'.

394. Menangis dalam hati, 394. Nenangis le' dalem prana,


Ratu Made berangkat dari Ratu Made budal lekan
Puyung, Puyung gelis,
akan inenunggu Pringgarata, Pringgarata gen tunggu,
diiringi Raden Melaya, Yan si ngiring Raden Me
laya,
Suralaga Wanasaba kumpul, Suralaga Wanasaba pada
kumpul,
akan menjaga Pringgarata, simanyanggra Pringgarata,
menyertai Ratu Made Je- Ratu Made Jelantik na
lantik. hiring.

395. Anak Agung sangat waswas, 395.Anak Agung liwat nang


soya,
pada si Raden Islam ditilik, le'pre Rade gama Selam na
tangarin,
warga Bali disuruhnya, soroh Bali no ta suru',
menjaga si orang Sasak, singemit jajar Selam,
siang-malam dijaga ketat, jelo kelem jagana ya pacu-
pacu,
Rade Made Melaya Ku- den Cede Melaya Kusuma,
suma,
lebih sering kebingungan. was lambihan Hang pikir.

396.Memang sudah kehendak 396.Lagu'si'kasuka'Allah,


Tuhan,
126

Anak Agung mengkhawat- Anak Agung gewarang hor-


irkan Ali, tan haji Ali,
akan menggempur Pringga- Pringgarata gena gebuk,
rata,
laskar Bali berpencar, sikep Bali trus ngebiar,
Raden Melaya ikut bersiaga, Raden Melaya ngebiar ba-
diapit menjadi tengah, reng Bali milu,
tehapit ya jari tenga',
Raden Melaya lalu berlari. Raden Melaya batrus ber-
arti.

397.Bersama semua iringannya, 397. Bareng lapu' iringana,


orang Suralaga ikut semua, Surelaga mabriyuk pada ba-
rengin,
lolos mereka semua, lolos dengana selapu',
bertepuk sambil bersorak, bakekopok sampi' na surak,
ditembak mereka dengan tepaturut tapeles si' bedil
bedil, batrus,
semua di luar ajal, patuh pada luar hajal,
tak ada yang cacat seorang nde' ara' gen cacat sal'.
pun,

398. Setibanya Raden Melaya, 398. Srawuhna Raden Melaya,


sampai di desa Masbage', dateng desa Masbage'pada
gelis,
mufakat akan menyerang, ngrawosang gen bagegebuk,
. bangsa Bali Pringgasela, soroh Bali Pringga Sela,
dan Bali Lendang Batu 'kan serta Bali Lendang Batu
diserang, gena gebuk,
Dasan Lekong, Ali 'Anyar, Dasan Lekong Ai' Anyar,
sudah diberitahukan. pada was kedauhan tarik.

399. Lendang Batu Pringgasela, 399. Lendang Batu Pringga Sela,


sisa mati diserang lalu ber sisan mate tegebuk pada
lari. brarti.
127

kalah seketika suwung, kalah prejanian suwung,


kosong melompong tak ada, liyar lentor ndiara' apa-
apa,
Jro Waru akan diserang, malik kocap Jro Waru gena
gebuk,
bangsa Bali di Mendana, soroh Bali le' Mendana,
tak lama surut segera. nde'na suwe surut gelis.

400. Desa Sakra terkisahkan, 400,Desa Sakra nengka kocap,


seeua bertebar di luar desa, pada ngebiar le' luar desa
tarik,
menghadapi orang kabar ngandangin soroh kabar
Rumbu', Rumbu',
Ida Wayan Manggis, Ida Wayan Manggis kocap,
menjadi wakil di Rumbu' sile' Rumbu' jari wakil
mengungsi, wasna rarut,
mengungsi ke Pringgabaya, ngungsi tipa' Pringgabaya,
Gusti yang di Teros kem- Gusti si le' Teros malik.
bali.

401. Berangkat ke Wanasaba, 401.Andar tipa' Wanesaba,


lalu menuju Sembalun pergi, batrus turun lengan Sem
balun nyedi,
adalah seorang ikut, kocap ara' sai' milu,
premenak Wanasaba, premenak Wanesaba,
Jro Buling Suradadi ikut, Jro Buling Suredadi
milu turun,
mengikuti Gusti juragannya, ngiring Gusti Pembekelna,
karena ia masih bakti. krana' dengan masih bakti.

402. Lain pula dituturkan, 402. Lain malik ta kocapang,


tingkah si orang berontak, pretingkahan batur siwah
bebalik,
Rumbu' kabar Pancor Ke- Rumbu' kabar Pancor
layu. Klayu,
128

Korleko sama berangkat, Korleko pada mangkat,


takdir Allah pengaruh si takdirulah kabratan tuan
tuan guru, guru,
memang benar berpengaruh, nyata mula kabratan,
diberikan oleh Allah Rah kaican si' Allah luwih.
man.

403. Heran pula kita melihat, 403. Ara' tao' ta benga' gegita',
begitu Haji Ali berontak, secongahna ya tuan Haji
Ali,
semua desa timur bendung- soroh desa sitimu' bendung,
an,
lalu seketika, banjur nde'na ara' antara,
merasa kagum dan ikut brangen angob payu bilang
setiap desa, desa nurut,
tak ada yang dihasut, nde' tiara' pada ta bada',
berontak maunya sendiri. sicongah.jau' diri'.

404. Desa Pringgabaya, 404. Desa Pringgabaya kocap,


Selaparang Ketangga Swela Selaparang Ketangga Swela
Sapit, Sapit,
ditunggu perbekel Bali, Pemekel Balina nunggu,
Apit Ai' Bage' Papan, Apitai' Bage' Papan,
apalagi Poh Gading me apelagi le' Pohgading mula
mang ditunggu, tetunggu,
Gusti Poh Gading dan Gusti Poh Gading Ian
Pringga, Pringga,
memang turunan sat. dengan mula lakar sai'.

405.Si Bali warga Suwela, 405. Yen Bali soroh Swela,


didatangi pengungsi Bali, tedatengin si' lolosan soroh
Bali,
ikut mungsi dari Lendang rarut lekan Lendang Batu,
Batu,
129

setibanya di Suwela, sedatengna le' Swela,


Bali Suwela panik lalu Bali Swela gewar batrusna
ngungsi, rarut,
mengungsi desa Pringga, pada ngungsi desa Pringga,
berkumpul dengan Gusti- basrimbun bareng si' Gusti.
nya.

406. Gusti Tegeg di Pringga, 406. Gusti Tegeg sile' Pringga,


bersaudara sama jadi Pung- basemeton ya bareng mung-
gawa, gawain,
waktu ia sangat sakit, sedek iya sakit pacu,
bersama Nyoman Batuaya, aran Nyoman Batuaya,
ketika harinya Swela men jelo sedek Swela sipada
gungsi, rarut,
pertama ia bisa beijalanl, tumben sine netao leka',
keluar ia bersama-sama. sugul sipada nebengin.

407. Tak kurang empat ratus si 407. Nde'na kurang Bali si' sa-
Bali, mas,
laki wanita berkumpul jadi nina mama kumpul pada
satu, jari sai',
keluarganya ada dua puluh, wargi watara dua pulu,
juga Bali Pekandelan, serta Bali Pekandelan,
lalu datang warta Sakra me- banjur ara' hortan Sakra
nyerang, gen bagebuk,
semua Bali panik, selapu' Bali banjur gewar,
memotong tangkai tom- potong watang tumbak tarik.
baknya.

408.Tinggal tombak peng- 408. Sikut watang pengamukan,


amukan,
lalu berbaris di tengah pasar, trus ngebiar le' tenga'
pekan bajejer,
si Pringga di depan, kancan Pringga piya'na
julu'.
130

menghadap barat di desa, andang baret dalem desa,


untung tidak datang musuh, lagu' nuju aget nde'na dat-
eng musuh,
bila datang orang Sakra, yena payu dateng Sakra,
Pringgabaya pasti lebur. Pringga misti lebur sekali.

409.Dengan Redla Allah, 409. Lagu' si' kasuka' Allah,


dan berkat Nabi yang Mur- serta berkat da sida Nabi
sal, Mursalim,
yang sangat kasih, ase' mula tetu-tetu,
kepada umatnya, sile' selapu' umaina,
dan kita persingkat cerita, jari nyerek tekonta'ang isi'
nutur,
terlalu banyak bila diung- lue' lalo' yen dartayang,
kapkan,
tiga hari lamanya menung- telu jelo suwena ngantih.
gu-

410. Maka Raden Cede Pringga, 410. Jari Rade Gede Pringga,
sangat susah desanya di- lebih susah desana tetung-
tunggu, gum,
ngelalu berkata pada si ngelalu le' Gusti belatur,
Gusti,
pada Nyoman Batuaya, le' Nyoman Batuaya,
Gusti Lanang coba pikir Gusti Lanang sila' Pineh
baik-baik, alus-alus,
pikirkan kemauan tuan, pinehin le' pekayunan,
panjangkan hati tuan. beloang kayun dekaji.

411.Timur Turing sudah habis 411. Timu' Luring was hue' co-
berontak, ngah,
sekarang bagaimana kehen- mara' nengka ngumbe si
dak tuan, kayun dekaji,
melawan musuh besar se- reh musuh ta bele' pacu,
kali.
131

berapa banyak musuh di- pira musuh genta lawan,


lawan,
menjawab Batuaya halus, nimbal Nyoman Batuaya
ling na alus,
Raden hamba pamit besok, Raden kaji pamit sijema'
akan mati semua hamba. gen mate selapu' kaji.

412. Di sini di dalam desa Pring- 412. Te le' dalem desa Pringga,
ga,
bila besok jadi tiba, lamun payu musuh sijema'
ndatengin,
Raden Gusti berucap lagi, Raden Gusti malik belatur,
hamba berani melindungi, kaji rani mesanggrahan,
silakan panjangkan pikiran sila' beloang kayun dekaji
Tuan, no julu',
kalau mati cuma sekejap, mun rusak sekejep mata,
yang selamat sulit dicari. si onya' sekat tedait.

413. Bila suntuk pikiran, 413. Lamun konte' pekayunan,


desa hancur dimakan api, desa rusak nde'na burung
kaken api,
dan kita kalah seketika, tur ita ja' kalah batrus,
kalah tanpa ganjaran, kalah nde' nara' ganjaran,
Anak Agung masih belum Anak Agung masih geger
surut, nda'na surut,
kita sudah pergi dahulu, ita ja'na selung pusat,
itu namanya salah aturan. sine aran sala'gending.

414. Begitulah pikiran hamba, 414:Sakeno pikir kaji nengka,


kalau patut silakan pikirkan, mun kepatut sila' pikir sa'
alus gati,
bicara Anak Agung dahulu. raos Anak Agung si julu,
bamusuh lawan Mentaram,
Raja di balai kapal.
132

waktu perang Karang Asem


dahulu,
bermusuhan dehgan Ma-
taram,
Anak Agung yang menjaga. Anak Agung ito nyanggrain.

415. Pringga diserang orang, 415. Pringga tegebuk si' dengan,


seperti itulah tingkahnya. tnara' sino tetingkahanna
gati,
Raja memerintahkan takluk, datu ngandikayang nungkul,
Anak Agung lain lewat, Anak Agung batrus liwat,
ke Sumbawa ke desa Sa- aning Sumbawa ngungsi
teluk,
sebab sayang desanya, tipa' desa Senteluk,
dan sayang rakyatnya. sebab si' na nunang desa,
Ian nunang panjak na malik.

416. Nanti belakang kita per- 416. Hera' mudi ta itungan,


hitungkan,
lalu ada Redla Allah, jari ara' kasuka' Allah
siwulih,
Mataram menang rakyatnya Mentaram menang panjak
utuh, na butuh,
semua utuh seperti biasa, pada tile mara' bengan,
maka sekarang Gusti ke sangka' nengka Gusti sila'
kota, turun julu',
Gusti ke Cakara lewat turun Gusti lengan Bayang,
Bayan,
Nyoman Batuaya.berkata. Nyoman Batuaya bemanik.

417.Dan sudah terbuka pikiran- 417. Serta ara' le' pikirna,


nya,
benar sekali dan sekarang patut lalo' nengka kaji ba-
hamba pamit, trus bepamit,
133

maka semua warganya, batrus denganna selapu',


malam Kamis bulan Sapar, kelem Kemis bulan Sapar,
tanggal sebelas lalu keluar, tanggal sai' olas batrusna
sugul, .
besar kecil laki wanita, bele' bri nina mama,
semua sudah berangkat. selapu'na was pada nyedi.

418. Tak tertuturkan di jalan, 418. Sile' langan nde'na kocap,


pagi-pagi sampai Sambalia, benar desa dateng Sambelia
gelis,
di Sana mereka beristirahat, ito batelah selapu',
minta makan minum semua, ngendeng mangan nginem
pada,
slang hari sehabis makan, galeng jelo jra' pada ma
ngan nginem,
bersama mereka berangkat, mabriyuk pada batrus leka',
laki wanita beijalan semua. nina mama leka' tarik.

419. Karena melalui hutan belan- 429. Daning langan gawah


tara, towa',
jurang tebing penuh duri, serta rejeng ungkas rupit
isi' duri,
tak lama sampailah, nde'na suwe dateng banjur,
di kali Raja' berhenti, le' koko' Raja batelah,
karena mengikuti wanita sebab nina sikarembeng,
beranak, ya teturut,
sama menyusui anaknya, pada nyusuin anakna,
ada yang makan minum. ara'ja' simangan mai'.

420. Maklum anak kecil, 420. Ma'lum tesiaran kanak,


menangis ribut merengek, pada nangis bagreyong ma-
ngringi',
ada yang tidur sambil me- ara' pedem sampi'na nyusu
nyusu.
134

sedang kedua perbekel, yen perbekel si dm,


Gede Balosok, Gede Ren- Gede Belosong, Gede Ren-
teng termangu, teng pada nyambu',
duduk di tengah kali Raja', tokol tenga' koko;Raja',
bersama Nyoman Batuaya. Nyoman Batmya nyanding.

421.Si wanita ribut semua, 421. Sarah nina pada gewar,


ada bangun menyusui mau ara' ures nyenyusu' mula
lari, brari,
dikira suara tambur, ta paranang suaran tambur,
dan sorak bergemuruh, timbal surak nde' rarah,
memang tak ada samarnya, mula pedas ndiara' si' na
samar saru,
Nyoman Bataya berkata, Nyoman Batmya ngandika.
jangan kamu ribut begini.

422. Duduklah baik-baik, 422. Takal-takal pada napak,


Gusti Nyoman menyuruh Gusti Nyoman trus nge-
penyidik, leka'ang tatelik,
pergi ke Sugian, aning Sugiman no batrus,
tak lama kembali ia, nde'na suwe tulak gancang,
melapor di Sugian tak ada trus belatur sile' Sugian jati
apa, suwung,
Gusti Nyoman berkata ha- Gusti Nyoman alus ma-
lus, nikna,
Gede Belosok pergi dahulu, Gede Belosog na turunin.

423.Silakan Kanda pergi, 423. Sila' kaka' pada lumbar,


kami perlahan-lahan di be- laun kaji bradeng-adengan
lakang, le' mudi,
Gusti Belosok berkata halus, Gusti Belosong nimbal alus,
adik ayo bersama-sama, adi' bareng-bareng sila',
ada Bali bemama Ketut Pan- ara' sopo' Bali aran Ketut
grung. Pangrung,
135

memang Bali di Swela, mula Bali le' Swela,


sakit hati salah duga. nyakit bayu sala' tampi.

424. Lalu berkata sambil marah, 424. Batrus muni sampi'na was,
Nyoman Leber saja paling Nyoman Leber ya bae pa
pintar, ling ririh,
sambil menombak sigap, sampi'na numbak batrus,
Nyoman Batuayaa kena, Nyoman Batuaya kena,
kena lambung lalu bergulat, bakat lambung batrus pada
saling gulung,
saling pukul saling tombak, saling emuk saling tumbak,
bersorak berbaur bedil. surak awor timpal bedil.

425. Tak keruan kawan dan la- 425. Nde' keruan musuh rowang,
wan,
sama mati sampai memisah pada along jangka ya ma-
diri, seyangin diri,
bangkai laki wanita, bange nina mama numpuk,
sisa mati masuk hutan, sisan mate tama gawah,
naik gunung ada kembali taek gunung ara' tulak
ada terus, ara' batrus,
ringkas cerita, konte'ang si'ta nuturang,
sisa mati berlari. sisan mete pada brari.

426. Kita tinggalkan dalam tutur, 426. Heneng nde'na pada kocap,
alkisah desa Pringga, desa Pringga tekocapang
nengka malik,
merasa lebih sukur, prangenna lebih sukur,
upayanya berhasil, serta upayeno leka',
berkat Ridla Allah yang maduluran kasuka' Allah si
Agung, Agung,
waktu pagi kamis ada, sedek klema' Kamis ara',
Pringga didatangi. Pringga malik tedatengin.
/

136

427. Ada datang godaan, 427.Banjur ara' dateng gego-


daan,
dua orang Sasak wanita se- nunggang jaran Sasak
muanya, dua nina' diri'
mengakui diri disuruh, ngaku diri'na tesuru',
oleh Haji Ali Sakra, isi' Haji Ali Sakra,
akan membunuh si Bali geno mate' tubali ndawuhin
memberitahu, selapu',
Apit Ai' Pohgading Pringga, Pitai' Pohgading Pringga,
laskar agar disiapkan. sikepno mangdena gelis.

428.Dengan kuasa Allah Ta'ala, 428. Si' kasuka' Allah Takala,


mau hati ini menurut, ini' lalo' angenta si pada
mati',
tetapi berkat Tuan Guru, lagu' si' berkat Tuan Guru,
asal disebut namanya, sokna sambatya si' dengan,
senang mendengar dan ngumbe sangka; agenta
takut, demen tur takut,
tetapi sekarang sudah takdir, lagu' nengka was kasuka',
sudah begitu perjalanan was tutu' hingkelan gumi.
bumi.

429. Macam dusta dan godaan, 429. Sayan bayawan gegadaan,


mengaku diri menyidik ngaku' diri' gen negasang
orang Bali, sarah Bali,
membawa laskar cuma dua jau' sikep ngga' dua pulu,
puluh,
orang dihasut di jalan, sikep alesna le' langan,
memakai dusta bertangguh ngaduang licik Tuan Guru
Tuan Guru, jari tangguh,
kalau memang pohon ke- muna mula kayu ketangan,
tanga,
tak bisa jadi kusambi. nde' bau jari kesambi'.
137

430. Namun pada aslinya, 430. Nanging le' tuwi jatina,


mau membuat orang takjub, ya gumana miya; nga-
ngobin,
jalan menipu teman, langana gen nipu batur,
maka bagaimana rupanya, sangka' ngumbe ta ruwana,
waktu itu orang banyak di- sedek sino pira dengan gena
tipu, tipu,
tetapi sudah iradat lagu' engka was kasuka',
Allah yang Maha Kuasa. Allah bakwasa si lewih.

431. Karena cepatnya cerita ini, 431. Saking gelis ta nyari-Uyang,


arkian laskar Pringga dan tekocapang sikep Pringga
Pohgading, Ian Pohgading,
Apit Ai' itu semua, Apitai' sine selapu',
berangkat ke Barat, pada mangkat bebaretang,
ke Kupang mengikuti Tuan aning Kopang pada nurut
Guru, Tuan Guru,
penuh desa Kupang, kasabolan desa Kopang,
dari setiap desa menjadi bilang desa jari sai'.
satu.

432. Laskar dari Timur, 432. Sikep silekan timu'an,


Pringga Pohgading Apit Ai', Pringgabaya Pohgading
memisah kembali ke timur, Apitai',
dari Pohgading Jro Ruma- masepih tulak batimu',
yat, yen Pohgading Jro rumayat,
menunggu dengan temannya pada ngantih bareng ba-
semua, turna selapu',
lainnya berangkat, luar sino pada budal,
akan menjaga Sugian. Sugiano gena sanggahin.

433. Yang di timur tak ditutur- 433. Sibatimu' nde'na kocap,


kan,
yang di Kupang dikisahkan sile' Kopang nengka koca-
lagi, pang malik.
138

Haji Ali Tuan Guru, Haji Ali Tuan Guru,


membicarakan siasat tem- ngraosang Kakentan siyat,
pur,
Pringgarata akan digempur, Pringgarata sino gena ju-
luang gebuk,
Haji Ali lagi membicarakan, Haji Ali malik ngraosang,
yang menjadi Panglima. sigen jari ngepalain.

434. Bicara sudah mufakat, 434. Pangraos was jari mupakat,


yang menjadi pikiran sudah sijari kepala pada was jari,
ada,
tujuh desa disebut, pitu, desa sita sebut,
Praya Batu Kliang Kupang, Praya Batukliang Kopang,
Rarang Sakra Masbage' Rarang Sakra Masbage,
Pringga, Pringga milu,
itu jari pimpinan, sakeno sijari kepada,
menurut pengaturan Haji saking rawos Haji Ali.
Ali.

435.Lalu mereka memberitahu- 435. Batrus pada pengarah row-


kan, ang,
akan berangkat besok sege- sigen mangkat si jema'
ra, mangdana gelis,
Pringgarata dulu diserang, Pringgarata juluang gebuk,
gelap desa malampun tiba, peteng desa nde'na kocap,
tingkah orang di Kupang tingkah batur si le'
semua, Kopang was selapu',
sudah siaga, tekocapang was sayaga,
durmanggala kulkul ber- durmanggala kulkul muni.
bunyi.
139

PUH DURMA

436. Tak lama keluarlah laskar, 436. Nde'na banjur sikep pada
was leka',
gembira dan berani mereka, girang kendelna malik,
tak terkisahkan di jalan, nde' kocap le' langan,
merasa akan menang me brangen prasa'na menang,
reka,
berapa kekuatan si Bali, pira gen kuwat tu Bali,
landing lima dan dua, landing lima dua,
merasa sudah mehgungguli. brangen pada was ngung-
kulin.

437. Tak lama di jalan sampailah, 437. Nde'na sue le' langan was
dateng kocap,
Pringgarata terus membedil, Pringgarata trus bedil,
tak ada ihenghitung apa, pada nde' bapeka,
semua saling mendekat, selapu'na pada ngulah,
laskar Islam mendesak, sikep Selam ngulah gati,
tidak berpisah-pisah, nde'na baseyang-seyang,
semua laskar sama berani. selapu' sikep ngadu rani.

438. Tak lama Pringgarata bobol, 438. Nde' ara' antara Pringga
rata trus bedah,
pertempuran sangat panas, siyat rame pijar sekali,
Bali lawan Islam (Sasak), Bali timpal Selam,
saling bedil saling tombak, saling bedil saling tumbak,
Anak Agung Made Jelantik, Anak Agung Made Jelantik,
merasa keteter, merasa kasoran,
mundur ke Renyem. makiles Renyemna hungsi.

439. Warga Islam Pringgarata 439. Sarah Selam isin Pringga


ngungs, rata hungsi,
takluk semua mereka, nungkul lapu'na tarik,
Raden Mawa konon. Raden Mawa kacap.
140

tak mengijinkan membakar nde' ngicanin nyedut desa,


desa,
sebab akan ditunggu, panycalan gena tungguin,
isi desa sanggup semua, soroh isin desa sanggup
akan menjaganya. pada,
gen nyanggrain.

440. Sergap Rarang Kopang 440. Sikep Rarang Kopang Sakra


Sakra berangkap, pada budal,
semua berontak laskarnya, selapu' congah pemating,
mengungsi Kopang, pada ngungsi Kopang,
mufakat akan berangkat, ngraosang gen pada mang-
kat,
Puyung akan digempur, Puyung gen gebuk malik,
bersama Praya, mbarengin Praya,
besok datang lagi. mara'jema' dateng malik.

441.Diwartakan Bali masuk 441. Tehortayang Bali tama


Pringgarata, Pringgarata,
kukuh penjagaannya, kukuh panyanggrena malik,
laskar Kopang Rarang, sikep Kopang Rarang,
tak lama berangkat lagi, nde' sue malik mangkat,
akan memerangi Pringga Pringgarata gena siyatin,
rata, gelising carita,
cepat dikisahkan, Kopang Rarang bagebuk
Kopang Rarang menyerang malik.
lagi.

442. Lalu mulai saling bedil 441. Batrus mara saling bedil
menombak, tumbak,
laskar Islam (Sasak) mende- sikep Selam ngulah gati,
sak,
bertempur di dalam desa, siyatna dalem desa,
warga Bali banyak mati, rowang Bali lue' seda,
pasukannya berlari. sikepna buwe' berarti.
141

tak lamaa antaranya, ndiara' antara,


Pringgarata sudah jadi api. Pringgarata was jari api.

443. Lalu porak-poranda laskar, 443. Banjur buntas sikep sililih


no pada,
tak ada yang bertahan, nde' nara' naker sai,
Pringgarata ribut, Pringgarata gantar,
habis banyak dibakar ru- buwe'na ta sedut pada,
mahnya,
tak ada Bali sebiji pun, ndiara' Bali ngongget sai',
laskar agama Islam, sikep gama Selam,
beristirahat memerangi. batelah pada njiyatin.

444. Penuh di setiap bawah ber- 444. Bilang bawa' kayu' wari-
ingin, ngin, no nampat,
yang duduk di bawah beri- sitokol bawa' waringin,
ngin,
tiba-tiba mendongak, ndadak sara ndonga',
lalu ada dilihatnya, banjur na ara' gita'na,
manusia bersembunyi, manusia nyebo bawon war
di atas beringin, ingin,
dua orang, denganna dua,
menutup muka keduanya. nungkem muwa pada tarik.

445. Kemudian mereka meri- 445. Banjur batrus lapu' pada


butkan, mapiang,
manusia yang di atas ber tau site' bawon waringin,
ingin itu,
dua-duanya berteriak sedih, dedua'na hengkrak,
mohon ampun minta disu- ngendeng urip ngendeng
nat, sunat,
tempo selun tau Bali,
lalu dibereskan, batrusna lambat,
dua-duanya ditembak. dedua'na banjur ta bedil.
142

446. Keduanya sama terjeng- 446. Dedua'na pada tarik baj-


kang, rohgkang,
ditambah dengan pentungan, telut isi' gegitik,
pedang dan golok ikut, pedang klewang mara,
begitu gelincir matahari, baru' galeng jelo mara,
ramai pula tempurnya, desan Sintung ta siyatin,
dusun Sintung diperangi, lebih rame siyatna,
Islam lawan si Bali. Selam si batimpal Bali.

447.Laskar Islam sangat galak, 447. Sikep Selam lebih si'na


pada galak,
tak ada mundur sejengkal, ndiara' surut senyari,
pasukan depan Bali panik, papucuk Bali gewar,
diserbu orang Islam, teamuk si kancan Selam,
terdesak laskar Bali, papes siyat tau Bali,
ricnh kehilangan akal, gewar ilang akal,
mengamuk sampai tempat ngamuk dateng le' tao'
Joli. Juli.

448.Anak Agung turun dari 448.Anak Agung turun lekan


tandu, pamikulan,
diapit para polisi pengawal, parekan robano ngabih,
pengawal sudah mulai, pangawin was mara,
tombak bedil mimis, tumbak bebaru mamas,
saling bedil dan menangkis, saling bedil saling tangkis,
pedang saling pedang, pedang saling pedang,
, mengamuk membabi buta. ngamuk nde'na liyo mudi.

449.Sengaja mencari Anaak 449.Anak Agung Made simula


Agung Made, . petana,
dengan Redla Allah, jari si' kasuka' Widi,
terkabul permohonan, kabul pinunasna,
mengamuk bergila-gilaan, amuk pada gila-gila,
Anak Agung dihujani. Anak Agung trusna tir-tir.
143

jatuh bangun ia, jangka reba' ures,


golok dan pedang meng- pedang klewang si'na nirtir.
hujani.

450. Dari belakang Joli dari kiri- 450. Leican Juli mudi lekan kiri-
kanan, kanan,
pedang kelewang jadi satu, pedang klewang jari sai',
bila dalam ajal, janing dalem ajal,
Anak Agung pasti mati, Anak Agung misti rusak,
tetapi memang luar janji, lagu' isi' luar janji,
panjang umumya, panjang umurna,
diseret dibawa berlari. tehoros jau'na brari.

451. Oleh pengawal dan Saha- 451. Isi' soroh parekan robana
yanya, pada,
lalu mengungsi ke Narmada, trus Narmadana ungsi,
sedang julinya itu konon, yen julirui kocap,
bersama tempat sirihnya, serta bareng pacanangan,
ditinggal berlari semua, pada ta bilin berarti,
lalu laskar Kopang, banjur sikep Kopang,
bersama mami' Mustiasih. bareng mami' Mustiasih.

452. Membawa Joli pecanangan 452. Njau' Juli pecanangan se-


semua, lapu'na,
perang usai lalu malamlah, siyat piyak banjur lai',
Pedanda mati seorang, Pedanda sai' rusak,
premenak ara' sowang,
Anak Agung terkisahkan, Anak Agung kocap malik,
yang di Narmada, sile' Narmada,
Anak Agung Made Jelantik. Anak Agung Made Jelantik.

453. Sangat sedih luka bekas 453. Lebih sungsut bekas


kelewang, klewang nandang lare,
lukanya agak dalam. baktna kocap nyesip.
144

kita tinggalkan dia, nde'na malik kocap,


laskar Islam tersebutkan, pemating Selam na kocap,
berpondok di Beber semua, mondok ngungsi Bebertarik,
lalu teranglah siang, banjur benar,
semua berangkat lagi. selapu'na mangkat tarik

454. Cepat ceritera pergi meme- 454. Gelising crita pada


rangi Bali, nggebuk Bali mangkat,
bertemu si Bali Islam lagi, batempuh Bali Selam malik,
sama-sama rusak, pada long linongan,
banyak mati Bali Islam, hie' mati Bali Selam,
yang ditunggu ditinggalkan, sina tunggu wasna bilin,
Lendang Kelor, Lendang Kelor pada,
gebong sudah munduf gebong gisi was pada lilih.
semua.

455.Laskar Islam lalu beijaga, 455. Sikep Selam Batrus pada


nyenyanggra,
Gebong yang dijaga. gebong pada na tungguin.
Tana' Bea' konon, Tana' Beya' kocap,
semua di barat kali Babak, senuga' baret koko'
babak,
laskar Bali beijaga-jaga, soroh Bali pada nyangrain,
dan Batu Kuta, timpalBatu Kuta,
apalagi di Narmada. le' Narmada apalagi.

PUH SMARANDANA

456.Desa Praya dituturkan, 456. Desa Praya kocap malik,


lebih sukur peraisaannya, lebih sukur prasa'na,
karena mata judi berbalik, dening kilas was babiluk,
orang di timur sudah beron- soroh timu'-timu' was con-
tak, gah,
tetapi si Tuan Slip, lagu' tuan Srip kocap.
145

di Praya konon dahulu itu, le' Praya kocap sijulu,


sejak awal perang terus hi- le' tembe'siyat batrus Hang.
lalng.

457. Konon ia berlari ke Cakra, 457. Kocap ya turun brari,


menghadap Datu Pangeran, parek le' Datu Pangeran,
sebentar lagi man dibunuh, karing semenda' genta
mate',
oleh bangsa panglima pe si' soroh prebaudanda,
rang,
lalu diantarkan ia, batrusna atong iya,
ke Ampenan, aning Ampenan batrus,
kepada Tuan Sayid Abdul tipa' tuan Said Abdullah.
lah.

458. Mufakat Praya sudah man- 458. Rawos Praya nengka was
tap, jari,
bersamaa Pujut Kawo Pe- bareng Pujut Kawo Penuja',
nuja',
Batujai Mujur Marong, Batujai Mujur Marong,
senjata sudah digenggam, sikepna was maregem,
akan menyerang desa Pu- gena gebuk Puyung desa,
yung,
tak lama Puyung diperangi, nde' suwe'Puyung tegebuk,
tak antara lalu kalah. nde' nara' antara kalah.

459. Warga desa takluk semua, 459. Isin desa nungkul tarik,
Ida Bagus Gede konon, Ida Bagus Gede kocap,
digulung tikar disembun- tegulung sitipah tesebo,
yikan,
dipikul oleh temannya, telembar isi' baturna,
bagrendot bergelantungan, bangrendot bagrantungan,
musuh di desa Kediri se tama desa Kediri selapu',
mua,
Anak Agung ada dis itu. Anak Agung ito tao'na.
146

460. Kediri digempur lagi, 460. Kediri tegebuk malik,


kalah atak lama kemudian, kalah nde' ara' suwena,
laskar Praya kemudian, sikep Praya batrus bae,
langsung menuju Padang tumbuk tipa' Padang Rea',
Rea,
semuanya kalah, lapu'na pada kalah,
warga Bali habis mengungsi soroh Bali bue' rarut,
mengungsi Cakra dan Ma- ngungsi Cakra Ian Men-
taram. taram.

461. Gembira semua laskar, 461. Girang selapu' pemating,


menangkap rusa dalam kan- mbau mayung dalem bara,
dang,
Rusa Pringgarata banyak, mayung Pringgarate luwe',
Suranadi sudah dibereskan, Suranadi was pragat bebas,
lagi semua sapi kerbau malik soroh sampi kawo'
kuda, jaran,
di Barabali sudah hilaag, Brebali was buwe' selapu',
licin oleh si Pao' Rengga. isi' Pao' Rengga pusat.

462. Menjadi kunyahan laskar, 462. lya jari pama'pemating,


dendeng rusa dendeng kuda, rarit mayung rarit jaran,
takjub para wall Islam ber- banter benga' wali Selam
sukur, sukurno,
larangan sudah habis, larangan was buwe'pada,
tidak ada yang tak boleh, nde' ara' apa tida',
semua kepunyaan Anak lapu' barengan Anak
Agung, Agung,
sampai pesanggrahan diru- tuting pesanggrahan seda.
sak.

463. Orang Islam berjaga-jaga, 463. Soroh Selam nyanggra tarik,


Bali kupar begitu juga, Bali kupar sakeno jua',
beijaga di Narmada penuh. nyanggra le' Narmada
sabol.
147

dan di dalam desa Cakra, timpal dalem desa Cakra,


pertempuran beristirahat, siyat banjur barenengan,
tak tersebut itu semua, nde'na kocap no selapu',
desa Pringgabaya disebut- desa Pringgabaya kocap.
kan.

464. Mufakat akan berangkat 464. Ngraosang gen mangkat ma


lagi, malik,
menggempur desa Bayan, nggebuk soroh desa Bayan,
desa-desa sudah sanggup, yen desa pada sanggupno,
yang di hulu tak berubah, soroh bongkot nde'na obah,
terus sampai Wanasaba, trus bareng Wanasaba,
desa Apit Ai' semua, desa Apitai' selapu',
desa Pohgading dua malam. desa Pohgading ara' dua
kelem.

465. Hanya Batukliang yang se- 465. Ambul Batukliang si tindih,


tia,
baik-buruk bersama Pring- onya'lenge barengPringga,
ga,
tak pemah mungkir janji, nde'na was mungkir sang-
gupnom
baik-buruk bersama Praya, onya' lenge bareng Praya,
namanya Jro Inarsa, pasangan Jro Inarsa,
yang dipercaya sangat setia, sita sadu' tindih pacu,
oleh Raden Gede Pring si' den Gede Pringgabaya.
gabaya.

466.Tetapi Raden tak berangkat 466.Lagu' Raden nde'na me-


diwakili saudaranya, margi,
berdua mereka pergi, bewakil si' pesanakan,
itu yang diingini warga, dengan dua kancana lalo'
sino ta iring si' dengan,
lagi si Jro Inarsa, malik ya Jro Iitarsa,
148

bersama ia menjaga, kapitelas pada ngempu.


baik-buruk tak berpisah. onya' lenge nde' baseyang.

467. Laskar siidah berjalan, 467. Pematang was leka' tarik,


pasukan dari hulu, yen sikep bongkotna peda,
naik lewat Sembalun, Sembalun langana taek,
Pohgading dan Pringga, Pohgading bareng si'
Pringga,
laskar Api Ai' juga, sikep Apitai' pada,
bersama lewat selatan, bareng pada langan lau',
pantai yang dilaluinya. Tamporan langana leka',

468.Laskar Sugian segera, 468. Sikep Sugian nano gelis,


menaiki perahu sopet pan- langan prau sopet panjak,
jak,
lengkap senjatanya naik, seregep senjatana taek,
semua busana perang, salwiring pekakas perang,
tak tersebutkan di jalan, nde'fia kocap le' langan,
Belanting Beburung ikut, Belanting Baburung was
nurut,
semua ikut ke Bayan. pada milu tipa' Bayan.

469. Menuju desa Loloan, 469. Desa Lolosan na ungsi,


akan menanyakan, gena pada gen ngetuanang,
adakah inanusia dahulu, ara
'manusia sijuluno,
dari Sakra enam puluh lekan Sakra dengan nem
orang, desa,
ditangkap di Mataram, bauna le' Mentaram,
disuruh si Anak Agung di pesuru' na Agung Agung,
Loloan. holo'na le' desa Lolosan.

470. Manusia semuanya tahan 470. Manusia lapu'na betah


uji, tarik,
itu yang dicarinya, sino pada raosang na.
149

akan membebaskan mereka, gena lepas bebandana,


Kliang Loloan menyerah, Kliang Loloan was masrah,
orang-orang dari Sakra, dengano sile' Sakra,
sudah keluar semuanya, was sugul pada selapu',
dari borgol rantai pasukan. lekan tuntung rante be-
lakbak.

471. Lalu mereka pulang segera, 471: Batrus pada ule' galls,
segera menuju Sakra, gegancangan tipa' Sakra,
tak terkisahkan mereka, neng nde' kocap selapu'no,
laskar itu tak terucap, pemating no neng kocap,
yang dari Pringgabaya, silekan Pringgabaya,
mengungsi ke Anyar, pada ngungsi Anyar batur,
sampai Anyar lalu berun- dateng Anyar pada nandin-
ding. gan.

ptJtGtwa

Anda mungkin juga menyukai