Anda di halaman 1dari 304

TIDAK DIP ROAGANGKAN UNTUK UMUM

D A A

~l
TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM

BABAD SAKRA

Lalu Gde Suparman


, riiU'J :

'.r\

P E R P U S T fl K A A N
PUSAT PEMBIfJA AfV DAN
PEfgGEMB ANGaN 8 AHASA
DEPARTEMEN PENOiDIKA?^
pan KEBUOAYAAW

00001694

Pusat Pemblnaan dan Pengembangan Bahasa


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta
1994
P^pustakaaii Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Wo Klasi^ji&i Wo. Indtik ! A .

Tgi !
Ttd .

PROYEK PEMBINAAN BUKU SASTRA INDONESIA


DAN DAERAH-JAKARTA
TAHUN 1993/1994
PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Pemimpin Proyek ; Dr. Nafron Hasjim


Bendahara Proyek : Suwanda
Sekrclaris Proyek ; Drs. Farid Hadi
Slaf Proyek : Ciptodigiyarto
Sujatmo
E. Bachtiar

ISBN 979-459-392-3

HAK CIPTA DILINDUNGl UNDANG-UNDANG


Isi buku ini, baik sebagian maupun .seluruhnya dilarang diperbanyak
dalam bentuk apa pun lanpa izin tertulis dari pcnerbit,
kccuali dalam Hal pengutipan untuk keperluan penulisan artlkel
atau karangan ilmiah
KATA PENGANTAR

Masalah kesusastraan, khususnya sastra (lisan) daerah dan sastra


Indonesia lama, merupakan masalah kebudayaan nasional yang perlu
digarap dengan sungguh-sungguh dan berencana. Dalam sastra (lisan)
daerah dan sastra Indonesia lama itu, yang merupakan warisan budaya
nenek moyang bangsa Indonesia, tersimpan nilai-nilai budaya yang
tinggi. Sehubungan dengan itu, sangat tepat kiranya Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Proyek Pembinaan Buku Sastra
Indonesia dan Daerah-Jakarta berusaha melestarikan nilai-nilai budaya
dalam sastra itu dengan cara pemilihan, pengalihaksaraan, dan pener-
jemahan sastra (lisan) berbahasa daerah itu.
Usaha pelestarian sastra daerah perlu dilakukan karena di dalam
sastra daerah teikandung warisan budaya neriek moyang bangsa Indone
sia yang sangat tinggi nilainya. Upaya pelestarian itu bukan hanya
akan memperluas wawasan kita terhadap sastra dan budaya masyarakat
daerah yang bersangkutan, melainkan juga akan memperkaya khaza-
nah sastra dan budaya Indonesia. Dengan kata lain, upaya yang
dilakukan itu dapat dipandang sebagai dialog antarbudaya dan an-
tardaerah yang memungkinkan sastra daerah berfungsi sebagai salah satu
alat bantu dalam usaha mewujudkan manusia yang berwawasan
keindonesiaan.
Buku yang beijudul Babad Sakra ini merupakan karya sastra
Indonesia lama yang berbahasa Jejawan dalam bahasa Sasak.
Pengalihaksaraan dan peneijemahannya dilakukan oleh Sdr. Lalu Ode
Supaiman, sedangkan penyuntingnya oleh Drs. Slamet Riyadi Ali.
Mudah-mudahan teri)itan ini daipat dimanfaatkan dalam upaya
pembinaan dan pengembangan sastra di Indonesia.

Jakarta, Februari 1994 Kepala Pusat Pembinaan


dan Pengembangan Bahasa

Dr. Hasan Alwi

iii
PRAKATA

Fuji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena dapat menyele-
saikan teigemahan naskah Babad Sakra ini, sesuai rencana. Naskah asli
Babad Sakra tertulis di atas daun lontar beihuruf Jejawan dalam bahasa
Sasak. Jumlah pupuhnya (baitnya) sebanyak 1111 (seribu seratus sebelas)
buah.
Alur ceritera terurai dalam 6(enam)jenis sekaran (tembang) berupa:
Sinom, Dangdanggula, Pangkur, Kumambang, Durma,dan Semarandana.
Keenam jenis tembang ini sangat lazim dalam naskah-naskah sastra lama
Sasak.
Naskah jenis babad sepeiti Babad Sakra ini dirahasiakan serta tidak
boleh dibaca oleh umum di daerah Lombok Nusa Tenggara Barat. Peme-
rintah dan beibagai kalangan khawatir publikasi babad ini akan mener-
bitkan rasa marah dan tindakan yang berbentuk sara terutama bagi orang
Sasak di Lombok.
Yayasan Kerta Rahaija beralamat di Desa Sakra Lombok Timur, de-
ngan ketua Ir. Haji Lalu Djelenga,mencoba mempublikasikan Babad Sakra
dalam benhik stensilan. Naskah asli diberi penjelasan dalam bentuk uraian
(bukan te^emahan bait per bait), dan temyata apa yang dikhawatirican ti-
daklah teijadi di kalangan masyarakat. Sebab,isi ceritera dalam babad ini
sangat wajar, bertutur secara obyektip dan nyaris tidak memihak. Di sam-
ping itu, masyarakat pembaca di kalangan orang Sasak yang menjadi pokok
kekhawatiran tersebut temyata telah menjadi pembaca yang kritis, lebih
berwawasan, dan faham duduk perkara sebuah ceritera. Berbagai jenis
babad yang ada di Lombok,Babad Sakra adalah babad terlengkap kedua
setelah Babad Lonbok dan beberapa babad lainnya seperti Babad Selapa-
rang, Babad Praya, Babad Doyan Neda, Babad Suwung, dan Babad Batu
Dendeng.

IV
Teijemahan ini mengambil dasar dari Babad Sakra yang pemah digan-
dakan oleh Yayasan Keita Rahaija Sakra denganizinketuanya Ir. Haji Lalu
Djelenga.
Aklumya, kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyele-
saian teijemahan Babad Sakra ini saya ucapkan terima kasih.

Mataram,7 September 1992.

Lalu Gde Supaiman.


RINGKASAN CERITERA

Babad Sakra menceriterakan mengenai pemberontakan rakyat Sakra


kepada penguasa Bali di Lombok. Namun, babad ini menceriterakan pula
mengenai peperangan di kalangan raja-raja Bali di Lombok, yaitu antara
Mataram dan Cakra.
Versi pada naskah lain kita dapatkan ceritera peperangan antara Ma
taram dan Cakra dalam bentuk naskah lontar, yaitu dalam Babad Mataram.
Selain itu,Babad Sakra menceriterakan juga secara sepintas mengenai
pemberontakan Praya seperti yang dapat kita baca secara terinci dan terurai
dalam naskah Babad Praya.
Babad Sakra ini menceriterakan peijuangan rakyat Sakra bersama-
sama dengan(hampir seluruh)desa-desa penting di Lombok,seperti Praya,
Kopang, Rarang, Masbagik, Kelayu, Pringgabaya, dan Mantang. Kemu-
dian, sebagai klimaksnya turunnya campur tangan Belanda dan runtuhnya
kerajaan Karang Asem di Lombok.
Sedangkan, mengenai sebab teijadinya pemberontakan rakyat Sakra
ini karena adanya tekanan-tekanan baik pisik maupun mental yang telah
dirasakan begitu lama dari penguasa B^i saat itu. Sulutan timbul dari
seorang pejabat penguasa Bali dari kalangan Sasak bemama Raden Surya
Jaya,ia menghasut rakyat agar memberontak. Raden Surya Jaya bukanlah
orang asli dari Sakra, tidak jelas dari mana asal desanya. Sebabnya, ia
mengajak rakyat Sakra memberontak karena ia ketahuan menyelewengkan
pajak dan upeti yang menjadi tanggungjawabnya. Langkahnya kemudian,
ia menghasut seorang pewaris kerajaan asal Raja Pejanggik, yaitu Raden
Nuna Mas Panji Komala. Den Panji Komala yang masih muda belia serta
merta terkena hasutan. Namun, ayahnya yang berasal dari bangsawan
Bugis, Karaeng Manajai menasihatkan agar bersabar dulu menunggu
situasi yang tepat. Begitu juga, Raden Ormat pamannya, menahan niat

VI
Panji Komala itu. Namun,Datu Bin!Riog^t ibunya yang keturunan Raja
Pejanggik mendukungnya seita memberi doiongan untuk memberontak.
Kiranya,hasutan Raden Siuya Jaya telah mempengaruhi sang ibu, Datu
Bini Ringgit. Masalah lain yang ikut beipeian dalam memperuncing peibe-
daan faham ini, ialah adanya keietakan keluarga antara Datu Bini dengan
Karaeng Manajai. Datu Bini Ringgit tak mengizinkan suaminya pulang
gara-gara soal istri muda sang Karaeng.
Karaeng Manajai akhimya pasrah kepada keputusan sang putra darah
dagingnya setelah tak mampu melarang kehendak putranya.
Begitu pula dengan Raden Ormat, seorang yang amat arif bijaksana,
akhimya pasrah untuk ikut setelah mendapat kata-kata pedas dari Raden
Surya Jaya.
Adalah pantas untuk diperhatikan serta direnungkan dalam tutur ini
betapa sulit kedudukan kedua pendekar tua, yaitu Raden Ormat dan
Karaeng Manajai dalam membantu peijuangan putranya. ^ususnya,
bagi Karaeng Manajai,ia tak dapat terlibat sebab ia sudah beipisah dengan
istrinya dan dianggap "orang luar." Oleh karena itu,ia terpaksa memben-
tuk pasukan dan menghimpun kekuatan imtuk menyokong putranya dari
garis luar.
Peperangan pun beikobar tanpa dapat dihalangi lagi dan pada saat awal
lasykar Sakra memperoleh kemenangan pada setiap medan pertempuran.
Namun, perbawa darah muda membuat Raden Mas Panji Komala dan
Raden Suiya Jaya menjadi mabuk kemenangan. Kemenangan diisinya
dengan pesta pora dan peijudian serta mereka mewisuda diri dan para
pejabatnya dengan gelar yang hebat-hebat. Karaeng Manajai melihat
tingkahlaku putra kesayangannya itu sangatlah prihatin.
Musuh yang mundur disangka sudah kalah dan tidak akan berani
menyerang lagi. Padahal musuh sedang mengatur strategi dan kekuatan
baru. Puncaknya pada gebrakan berikumya satu persatu kekuatan Sakra
tumbang sampai sepenuhnya. Karaeng Manajai melindungi putranya yang
luka parah dan menyuruhnya pergi mencaii gurunya di Gunung Rinjani
imtuk berobat. Akhimya, Karaeng Manajai beserta Sini Ringgit ditangkap
dan dipenjara di Cakra Negara.
Episode kedua dari Babad Sakra adalah menceriterakan ihwal perang
antara Cakra dan Mataram.Penyebabnya begitu menarik, yaitu soal pelam-
piasan napsu seksual sang raja wanita Sri Baginda Dewa Cokorda yang tak
mau bersuami. Dalam kehidupannya tanpa suami itu sang ratu mengincar
lelaki mana saja yang sukainya. Para pembesar kerabat keraton, anak

VII
para ningrat Bali dan Sasak dan siapa saja yang dapat menerbitkan napsu
birahinya. Jejaknya ini diikuti oleh adlknya yang paling bungsu, yaitu Sang
Ayu Putri yang sudah bersuami. Seandainya Sang Dewi Ayu .Putri masih
tak bersuami tidak akan menimbulkan masalah. Namun, suaminya adalah
putra Raja Mataram dan telah mempunyai dua orang putra pula. Sekan-
dal cintanya dengan Gusti Cede Dangin, patih terpercaya di Cakra,
akhimya diketahui oleh suaminya. Rasa amarah dan cemburu merasuk had
suaminya dan ingin membunuh Gusd Gede Dangin. Akan tetapi, tak men-
dapat izin Sang Ratu Dewa Cokorda, dan jawaban akhir adalah perang.
Peperangan awal dimenangkan oleh kerajaan Cakra karena laskamya
sangat banyak. Cakra adalah raja besar penguasa Lombok sedangkan
Mataram hanya kerajaan kecil saja. Namun,sekali lagi Gusti Gede Dangin
melakukan kesalahan besar, yaitu membunuh Datu Bini Ringgit tawanan
dari kerajaan Sakra.
Akibatnya,orang Sasak menjadi marah dan berbalik memerangi Cakra
dan mntuhlah kerajaan Cakra.
Kerajaan Mataram bangkit menapak masa jayanya tetapi pada periode
sepuluh tahun berikutnya mulai pudar. Hal ini disebabkan teijadinya perang
Pagutan, yaitu pemberontakan kerajaan Praya dan diiringi kebangkitan
Sakra di bawah kepemimpinan seorang kiyai sakti bemama Haji Ali Batu.

vni
/

SINOM

1. Ini kidung sebagai sum- 1. Ne kidung pesemu dana,


bangsih, sai si'suka paca ngegurit,
kepada siapa yang suka mem- jerahna saru puniyang sastra,
baca tulisan, telinga muang kulon ngurit,
jangan salah mengeja sastra, cecek sungkarna pasti,
taling ataupun suku wulu, wingset tarung nda'na saru,
cecek layamya tegas, si'bekania bekesoa,
paten, tarung jangan samar, rambas kembang ngabut
yang beikasya dan kaswa, ngurit,
rambas kembang ngabut- nda'na saru isi' pada perunV
ngurit. sastra.
jangan samar membaca
tulisan

2. Hanya terlena melantun tem- 2. Ketungkulan anggit tembang,


bang, sastra kurup si'na puni,
ejaan tak jelas dlucapkannya, nde'keruan unduk basa,
tak keruan laras bahasanya, sok ngerunyam kurang lebih,
asal menggerutu tak karuan, lamun meno kata' masih,
bila demikian mentah ia, ungianta malik berguru,
haruslah kita belajar lagi, paca ha, na, ca, ra, ka,
membaca ha, na, ca, ra, ka, mapan sine gurun tulis,
sebab itulah pokok tulisan, ia tejajar tema sastra balu
di jajar dalam sastra delapan olas.
belas.

3. Kalau isi alam dunia ini, 3. Lamun isin alam dunia,


bisa disebut dalam tulisan, bau tekocap dalam tulis,
sebab itulah sumbemya. mapan sino perkumpulan,
sastra balu' olas pasti

1
aksara yang delapan belas itu, lamun ara sastra tanggit,
bila ada ceritera dikarang, jalaranta too'selapu,
itulah membuat kita tahu, si'lenge Ian si'onya',
yang buruk dan yang baik, mapan sine pengiling-iling,
dan inilah suatu catatan, sai-sai nde'man tatas le' kan-
bagi siapa yang belum tahu dana.
sebabnya.
4. Ihwal runtuhnya desa Sakra, 4. Tingkan rusak Desa Sakra,
tak kurang tiadapun lebih, nde'na kurang nde'na lebih,
sungguh bukan dugaan saja, jati mula nde'bemara',
yang tertulis dalam kisah ini, si' tekocap dalem tulis,
pemberontakan Data Panji, pembalik Data Panji,
Den Surya dan Den Nuna- Den Surya, Den Nuna
Lancung, Lancung,
Raden Onnat dan Jero Siraga, Raden OrmatJero Siraga,
dan para raden lainnya, miwan pra Raden si'Iain-lain,
setiap desa luntur kesetiaan- bilang Desa pada ganjih
nya. pengerasa.

5. Berbakti kepada Karang 5. Lai'Karang Asem ngaula,


Asem, pengerasana pada ganjih,
kesetiaan mereka goyah, si na ddnger ling siloka,
mendengar kata saloka, pitutur klepe watil,
fatwa orang arif, addongenganna pasti,
kisahnya begitu meresap, cerite klepe toa'julu,
pesan leluhur masa lalu, sino jalaran obah,
itu maka mereka berubah, pikirna ngaula Bali,
pikirannya menjadi kawula si'adodngah pada lega penge
Bali, rasa.

yang mendengar lega di hati.

6. Tutur melalui kias ibarat, 6. Pitutur bareng siloka,


itu yang menanamkan keyaki- sino langan berate yakin,
nan, jati mule nde'lainan,
memang itulah tak lain lagi, Komala Dewa Mas Panji,
Komala Dewa Mas Panji, minangka pangsek bumi,
menjadi putra mahkota, mamV na onang bejulu,
ayahnya penguasa terdahulu, desida untas jalan,
bila ia memintas jalan. baru'na pengitan kulambi.
baru saja terlihat bajunya, sesindiran semepa masih la'
seolah ia ma^ di dalam gua. gua.

7. Masih kecil si Panji Komala, 7. Masih rare Panji Komala,


masih belum dewasa, masih karing pira balit,
kelak bila ia selamat, era'lamun kasudia,
besar si Datu Panji, agung wikan Datu Panji,
sudah paham si Dewa Panji, tingkah musuh Ratu Agung,
hal pennusuhan dengan Ratu pasti nde'naburung menang,
Agimg. dene'laki mula sakti,
pastilah ia akan menang, mun ta peta kuasa tao nyi-
dene'laki memang sakti, iuman.
bila dicari bisa ia menghilang.
8. Yang mencari yang menyem- 8. Si'memeta sebo'ia,
bunyikannya, tekasup baguna sakti,
dipuji mempunyai guna sakd, taona bersaiin rua,
bisa ia berganti rupa, kelampan bareng Ian angin,
beijalan bersama angin, pengajum saman Jahil,
begitulah pujian zaman jahil, perihna lue'kepincuk
makanya banyak terperdaya, yen nde'na kepincuk
bila tidak demikian halnya, nde'na burung gen ta dait,
tak sampai kita teikalahkan, nde'na burung sebulan banjur
tak sampai sebulan menanglah katekan.
kita.

9. Wahai anak cucuku semua, 9. Aduh anak waingku pada,


ikutilah nasihat pituah, pati'-pati'gama'uni,
agar kau selamat, sang me'inV temah onya',
bisa kau ajari dirimu, tekmulayang isi' datu,
agar langgeng jadi manusia, tao ajahang diri'
tingkah pola menjadi kaula, sang me'awetJari panjak,
menjadi rakyat, ngaula lai'Datu,
jangan kau malas menjalankan Jerah abot ligiringang peng-
perintah, andika.

10. Bila ada pengarahan, 10. Lamun ara'pengarahan,


serta sehat walafiat kita, sertanta seger kuarih,
jangan menampik diii, Jerahta sangkean awak,
tak baik bertabiat buruk. nde'ta bau daya lengit.
bila kita diatur pemerintah, Umun kesuka'datu,
tulus ikhlas melaksanakannya, polos gati serta tetu,
ada mata untuk melihat, ara'mata gegita',
ada kaki untuk beijalan, ara'nae ngelampahin,
hidung mencium kuping men- idung ngengambu'Ian kentok
dengarkan. jari dedengah.
11. Hak kita menjadi rakyat, 11. Bagianta jari kaula,
cukup makan dan sejahtera, besuh tian mangan mat',
aman tenteram kehidupan, Ian bagus pengita'penengah,
karerta kita patuh, sebabta ngaula bakti,
aman bersama keluarga, ntek kanca anak Jari,
akrab dengan misan sepupu, patuh tangket pisa'sampu,
dan kasih dengan kerabat, Ian suka beraya sanak,
jangan suka bergunjing, Jerah doyan anggit uni,
riwayat lalu jadi pelajaran. lamun si'uah minangka jari
pengajah.

12. Bila kita peihatikan rupanya, 12. Mun ta gitd'lai'rua,


bertingkah, bodoh dan dekil, bikas Ian bodo tur tani,
mencari kenyang perut saja, asin perih besuh tian.
tak disangka banyak akalnya, nde'ta bade'lue'pikir,
temyata ia pintar, kewastuan ia ririh,
kehendak ingin melangkahi paksa mele lengkak gunung,
gunung, pantesna nuturan dengan,
pandai menuturi orang, nde'na ara'basa kepaW,
tidak ada ucapan tabu, kerantena si'nde' onang
ucapan yang tak pantaspun tesugulan.
diucapkan.

13. Ia pandai bertutur pasti, 13. Ia perdata nuturan,


hanya memakai dugaan, ngadu bebadean pasti,
dan akhimya bumi Sasak, temah nani gwni Sasak,
semua dibicarakan, selapu'pada teraosan,
terlanjur melepas bicara, langsot sugulan uni,
berlagak pintar agar diper- goloh jampul perih tesadu',
caya. sangka'na semene temah,
aldiimya beginilah nasib, kepongor Uwat le'Bali,
dipenjaradi Bali,
karena dia sendiri membuat mapan ia pina' roga awak
bencana. mesa'.

14. Bila ditanya teguh mengelak, 14. Teketuan pijer metilas,


seumpama angin, mara'umpamaning angin,
tak dapat disembunyikan, ndo'too cara sebo'in,
disimpan namun bocor juga, tegalong masih melecit,
karena Allah yang kuasa, kerana Nene'gusti,
jangankan suara yang sudah goyo uninta wah sugul,
keluar, mapan keneng tedengah,
karena bisa didengar, ujut karing satus balit,
niat kita lagi seratus tahun, pan desida Nene' Gusti tatas
sudah diketahui oleh Tuhan. wikan.

15. Bagaikan bulan dan matahari, 15. Maraq Jelo tangkat bulan,
terang benderang bumi dan menOh tandur gumi langit,
langit, desida meraga surya,
sang tuan laksana surya, mara'bintang penyeremin,
bagaikan bintang matanya, penengah peno'gumi,
pendengarannya memenuhi terus langit rampih pitu',
bumi, nde'na melo sikut awdc,
menembus langit tujuh per- mara'Umpamaning kulambi,
tala, Pe Siraga pembela' le' Sura
(tapi) tak mau mengukur diri, baya.
saumpama baju,
Pe Siraga pembesar di Sura
baya (Lombok).

16. Sangat disayang oleh raja, 16. IsV datu lebih tersayang,
kaya tak kurang apapun, sugih nde'na kurang kuring,
tennashur bisa memerintah kesiden mandi le'roang,
tetapi mau kedudukan lebih, mele petokolan lebih,
di puncak Gunung Rinjani, le'puncak Gunung Rinjani,
seperti batang kayu, mara'umpamaning kayu'
sudah takdir jadi jarak, kecatrijari Jarak,^
mau menjadi kayu ipil, melejari kayu'ipil,
ikan pudah tak mungkin jadi mun pepundak nde'na onang
belanak. jari belanak.
PANGKUR

17. Nasibnya jaya sesaat, 17. Sikutna suka semenda',


suratan takdir tak dapat dito- janji mula tuduh nde' keneng
lak, gingsir,
takdir sudah demikian, kecatri mula semeno,
tak mungkin dapat diubah, jati mula nde'keneng obah,
Raden Surya Jaya, Den Surya Jaya,
sendiri yang dipercayai, mesa'na paling tesadu',
menguasai desa Sakra, kanggo raksa'desa Sakra,
apa gerangan tempatnya di- baya apa tao'tarn perih.
andalkan.
18. Tangan pengkor tak bisa 18.Ima cekok tanpa sastra,
menulis, ulas tani nempil perusa'lain,
rupa dekil asal terrunan luar, mara'anden bua'bunut,
seumpama buah beringin, kakenan kemanukan,
makanan burung, dawa mula,
si burung deruk memang, doyan kaken bua'bunut,
suka makan buah beringin, nyontlo'le'kayu'lainan,
bertengger di pohon lain, dawa banjur sugul tai.
derukpun keluar tainya.
19. Biji beringin masih utuh, 19. Batun bunut masih tilah,
tak jatuh lekat di pohon ipil, nde'na teri'neket le'kayu'ipil,
lama kelamaan, jari lae'-tae'na no,
biji beringin bertunas, batun bunut berembas,
memang demikianlah, serta mula,
nasib si biji beringin, meno tuduh batun bunut,
melekat pada pohon lain, neket le'kayu'lainan,
akamya turun melilit. turun akah ngeleotin.
20. Tak dapat berdiri sendiri, 20. Nde'najari nunggal mesa',
akhimya pohon yang dililit, kengonean kayu'si'teleotin,
kemudian mati busuk, ia payu mate lebung,
beringin menjadi besar tinggi, bunutJari bele'tinggang,
pphonnya besar, lolo bele',
cabangnya rindang daunnya bewe ringkah gedeng arum,
bagus, kaya semeno anderux.
begitulah seumpama, Den Surya pernah nempil.
Raden Surya si pendatang.
21. Jelas bukan turunan Sakra, 27./(Oft* nde'perusa Sakra,
namun para bangsawan mau, daka' meno raden perwangsa
menurut perintahnya, ini',
yang asli orang Sakra, kereh keraksa seturut,
tak berani, si'tulen si'ie'Sakra,
melapor kepada Ratu Agung nde'na bam,
(Bali). belatur ie'Ratu Agung,
sekedar menyampaikan hal- kewala ngaturang kanda,
nya, derpon tewikanan si' Gusti.
agar diketahui oleh Raja Bali.
22. Kira-kira bila diketahui, 22. Kira-kira yen tewikanang,
Desa Sakra tak akan seperti desa Sakra pilih nde'na temah
ini, semeni,
desa Sakra pasti hancur, desa Sakra tulus lebur,
karena si Surya Jaya, mapan ia Surya Jaya,
menjadi abdi akalnya culas, setingkahna ngaula akalna
memang akan dibawa ke kota, biluk,
lalu dibuang ke Bali. mula gen na teturunan,
beterus teliwatan ojok Bali.

23. Penguasa Bali kena bencana, 23. Mekei Bali besengkala,


sakit tak pemah sembuh, sedek Sino nde'na seger isi'
ada pula perintah, sakiti
untuk memilih, ara'dedauhan banjur,
gadis kecil, turunan pepelean,
anak para Raden dan Lalu, nina kode'
penguasa Bali menyuruh, anak pra Raden pra Lalu,
meiigantar surat ke Sakra. mekei Bali betendika,
ie'Sakra tatongan tulis.

24. Serta tegas perintah itu, 24. Mapan seset pengandika,


si penguasa Bali di dalam mekei Bali kocap le' dalem
surat, tulis,
agar mereka ke Cakra, tingkahna si'pada turun,
supaya bersama-sama, ade'na sembarengan,
semua raden dan lalu, selapu'pra raden pra lalu,
setelah sampai berita di Sakra, kocap datengna ie'Sakra,
para bangsawan bersedih. para raden prawangsa sedih.
25. Yang mempunyai anak wa- 25. Si'bedue anak nina,
nita, sanget ibuk bedue anak beri',
sangat susahnya beranak wa- pengerasa wah ngelalu,
nita, iro'aworan jejah,
sudah putus asa mereka, rame pada,
sedih berbaur takut, peta medo si'tekasup,
sibuk mereka, leka'ojok bilang desa,
mencari obat dukun terkenal, wah tegep selapu'perniti.
mencari ke setiap desa,
sudah lengkap sarat rukunnya.
26. Uang benang dan sirih, 26. Kepeng benang andeng-
uang sepuluh ribu ratus, andeng,
biar berat tetap dipenuhi, timpal berassepaha satus tan-
mengikuti pesan si dukun, dangin,
ada yang hams, seberatna masih tesengkung,
dimandikan periuk bam, turutpatah belian,
mandi di perempatan jalan, ura'serana,
ada yang macam-macam. tepandi'si'kerne'baru,
mandi'le'perempungjalan,
ara'na Iain-lain.

27. Ada yang melalui minyak, 27. Ara'malikjalan minyak,


kemis jumat bersadakah, jumat kemis sedekah lema'
memohon kepada AUah, laV,
sidekah ketupat, nazamya, neneda le'Allah Agung,
kalau mereka selamat, sidekah topat lepar, sesang-
pulang utuh seperti sediakala, ina,
tidak diperselir oleh raja. mun na pada rahayu,
ule'tilah mara'bengan,
nde'tebait isi' gusti.
28. Akan beipesta nanggap wa- 28. Gen na selamet tanggap
yang, Wayang,
ada yang mau nanggap zikir, ara'lain mun selamat tanggap
ada akan membaca hikayat zikir,
Yusuf, ara'gen na tanggep Yusuf,
ada akan mengitari desa, ara'na gider desa,
nazamya. sesangina.
;9

akan nanggap lawas desa Jan- gen na tanggep lawas Jantuk,


tuk, bedudus le'otak desa,
mandi di hulu desa, ate simo kurang pikir.
hati bingung takpikir panjang.
29. Padahal bila dipikiikan, 29. Kadirasa yen ta ngerasa,
Ratu Agung yang memilih Ratu Agung si'pile'anakjari,
anaknya, jari rabi mun na cumpu,
jadi selimya kalau ia suka, yen gen bedue bija,
bila punya anak, suka sugih,
akan bahagia, banjur jari Ratu Agung,
lalu menjadi ratu agung, yen kadirasa kayun,
bila si Raja man, mun tak kambil isi' gusti.
diperistri oleh raja.
30. Bebalik akan dicarikan, 30. Balikta gati petaydng,
guna-guna seperti sekarang, bandawasa mara' tingkahta
memohon kepada Allah semeni,
Agung, neneda le'Allah Agung,
jangan-jangan tak disukai, perih ade'ta tekanggoang,
dasar memang, tuning mula,
hati sedang sangat Wngung, ate simo keliwat bingung,
bila seandainya ia mau, yen kadirasa kayun,
hati bingung kurang pikir. ate simo kurang pikir.
31. Arkian para raden di desa 31. Kocap raden si'le'Sakra,
Sakra, nina mama lebih isi' na
laki wanita sangat sedih, prihatin,
besoknya akan ke Cakra, mara'lema'gen na turun,
ramai selamatan bersedekah, rame roah sedekah,
tenggelam matahari, serepjelo,
dukun melepas puji, belian panggerna ujut,
melalui dupa dan minyak, Jalan dupa Jalan minyak,
duduk bersila merapal man- tokol besila na memuji.
tera.

32. Tak tidur sampai pagi. 32. Ketangian jangka menah,


terbit fajar mereka pun ber- Menah desa banjuran pada
siap, berape'tarik,
sudah lengkap bekal dan uah tegep takilan sangu.
sangu.
10

lalu mereka diberkahi. banjuran besembe'bura',


laki wanita, mm mama,
semua yang menuju kota, selapu'm si'pada turun,
masing dibeikati si dukw, pada tetingkah si' belian,
lalu mereka betjalanlah. beterus pada lampa'tarik.

33. Sudah keluar di batas desa. 33. Uah sugul le'luah desa,
yang mengantar menangis si' beratong padana sedih
sedih, nangis,
beiteduh sambil menangis, betedong sampi'm ngangkus,
ada yang sampai Pegondang, ara'entah Pegondang,
ada sampai Pinda, ara'Pinda',
ada Maji ada sampai ara'Maji ara'm entah
Penyantur, Penyantur,
yang ke kota jalan terus, si'turun beterus iampa',
yang mengantar pulang lagi. si beratong ule'malik.

34. Mereka pulang ke Sakra, 34. Pada ule'aning Sakra,


yang mengantar sedih me si' beratong padana sedih
nangis, nangis,
tak teikisahkan yang ke kota, nde'ta kocap si'pada turun,
sekitar dua ratus lebih, swatara lebih satak,
laki wanita, nim mama,
besar kecil mereka semua, kode'bale'ia selapu',
sudah sampai Abiantubuh, dateng Abiantubidi pada,
matahari tenggelam mereka serap jelo tarik ngungsi.
mencari.

35. Menginap pada sobat kenalan, 35. Mondokm le bilang beraya,


ada menginap di balai orang ara' mondok le'jaban mekel
Bali, Bali,
setelah terang bumi mereka- menah desa pada beterus,
pun, memarek le' bencingan,
menghadap di balai sidang, semarengan,
bersama-sama, mara tepile'selapu',
lalu dipilih semuanya, si'tepile'kanggo due, '
yang dipilih lulus dua, sopo'bijan Nuna Pekih.
satunya anak Nuna Pekih.
11

36. Yang kedua anak Nuna 36. Dua bijan Nuna Kedang,
Kadang, si' tepile' anging nde' beterus
yang dipilih tidak terns diam- tegading,
bil, dining masih kode'amung,
karena masih sangat kecil, aran na tetulisang,
ditulis namanya, ina'ama',
nama ibu dan bapaknya, si' tekanggo anakna merasa
yang disukai anaknya, ibuk,
bingung, sedih kinking kangen anak,
sedih menyayangi anaknya, bepamit le'mekel Bali.
berpamitan pada penguasa
Bali.

37. Karena sudah dekat lebaran, 37. Mapan uah parek lebaran,
penguasa Bali beikata, mekel Bali banjuranna be-
setelah lebaran ehgkau datang, manik,
para raden dan bangsawan, wah lebaran malik turun,
sambut aku, para raden km perwangsa,
jangan kurang sepuluh orang, alu aku,
aku diutus ke Sato, jerahna kurang sepulu,
keperluanku penting sekali. aku kautus betega',
tur gawengku mula gati.
38. Yang berpamitan mengiya- 38. Si'pamit matur sandika,
kan, beterus lampa' dalam penge-
lalu beijalan dengan sedih, rasana sedih,
bertedung sambil menangis, betedong sampi'na ngangkus,
besar kecil laki wanita, kode'bela'nina mama,
tanpa beristirahat, nde'na betelah,
di jalan mereka terus, le'langan pada beterus,
tenggelam matahari sampai di serep jelo dateng Sakra,
Sato, beterus tama Desa Tarik.
kemudian mereka masuk desa.
39. Setelah sampai di desa, 39. Uah dateng dalem desa,
bertemu dengan Den Surya beterus mara Den Surya Jaya
Jaya, bedait,
merekapun menceritakan, padana teteh belatur,
bahwa setelah lebaran, mun na uah peragat lebaran,
semuanya, selcq>u'na.
12

para raden, para wangsa ke pra raden pra wangsa turun,


kota, ngiring mekel Bali betega',
mengikuti punggawa Bali ke tur gawena mula gati.
Sakra,
dan perlunya sangat penting.
40. Surya Jaya terkejut menjawab, 40. Surya Jaya taget nimbal,
mau apa ke sini si punggawa, apa gawe betega'mekel Bali,
memang mau menyelidikiku, mula gen na irit aku,
lalu mereka beraiufakat, banjuran landing reraosan,
empat orang, maka empat,
saudaranya beikumpul, semetonna pada berembun,
Nuna Roa,Nuna Dea, Nuna Roa,Nuna Dea,
Nuna Jekeh semuanya. Nuna Jekeh pada tarik.

41. Sepakat sama putus asa, 41. Patuhna pada ngelalu paksa,
si empat orang saat malam maka empat sedeng le' malem
kemis, kemis,
mengendarai kuda, pada bejaranan banjur,
beijalan mereka berlima, lampa'tangetna lima,
ada bemama, ara'aran.
Den Satya ikut juga, Den Satya lampa'milu,
prihatin akan saudara anak- sedih kanggo anak sanak
nya, lampa'peta pemban Bini.
pergi mencari Nene' Bini.
42. Menuju Ganti Peresa', 42. Ojokna Ganti Peresa',
di sanalah bersembunyi di mapan ito besebo Datu
Datu Ringgit, Ringgit,
sampai lalu bertemu, dateng manjuran betemu,
Datu Ringgit menyapa, Datu Ringgit nyenyapa',
"Hai Surya Jaya, Surya Jaya,
apa keperluan ananda, apa gawen sida lalu,
ke sini berjumpa dengan ibu, kate' bedait tangket Ina',
tingkah ananda sedih sekali." tingkag lalu sadah gati.

43. Surya Jaya terkejut menjawab, 43. Surya Jaya taget nimbal,
berkata kata sembari me- sugul atur sembarengan isi'
nangis, tangis,
"Junjunganku Sang Ratu, panembahan kula RatUi
13

besar hajat hamba, bele'pegmven kula,


sengaja hamba, sedia kula,
ke sini menyampaikan warta, gen kete'parek belantur,
kepada Dewa Agung pute- le'Dewa Agung bijan Dewa,
randa, Komala Dewa Mas Panji.
Komala Dewa Mas Panji."

44. "Dimana beliau berdiam." 44. Mbe pan desida manjak,


Datu Ringgit menjawab sedih, nimbal iro' bemanik Datu
"Adikmu tak di sini, Ringgit,
ia tinggal di Beleke, adi'mu nde'na ite lalu,
jarang-jarang, ia ito le'Seleke,
pesuruhnya melihat aku, kapahmasa,
di sini aku berdua, pesuru'na sambang aku,
dengan adikmu si Bini ite denganku dua,
Nyanti." tangkat adi'mu Bini Nyanti.

45. Untung datang si Sulambang, 45. Nem onin dateng Sulambang,


dan si Jeruda sudah mem- Ian Jerude wahna le' mate'
bunuhmaling, maling,
akan pergi ke Batu Golong, gen na ojok Batu Golong,
berhenti di Peresa, betelalah le'Peresa',
setibanya, sedatengna,
lalu disuruh langsimg, banjuran tapesila' beterus,
ke Beleke berkuda, le'Beleke berjaranan,
mengundang Datu Mas Panji. pesila'Datu Mas Panji.

46. Sulambang pergi ke Beleka, 46. Sulambang ojok Beleka,


Den Jeruda lagi ke mate' ma- Den Jeruda malik le' mate'
ling. maling,
kisahnya kita tutuikan, gampang tekocapang le' ki-
Sulambang sampai di Beleka, dung,
setibanya, Sulambang le'Beleka,
Sulambang lancar berhatun sedatengna,
Datu Panji lalu berangkat, Sulambang teteh belatur,
menuju Peresaq Ganti. Datu Panji banjur lumbar,
ojokna Peresa'Ganti.
14

47. Pengiringnya keluarga 47. Pengiringnya kancan


Gamang, Gamang,
Putra, Riyang, Misna, Putra, Riyang, Misna,
Tumenggung During, Tumenggung During,
Amaq Susah, Kerta, Tambun, Amaq Susah,Kerta, Tambun,
dengan Amaq Minangsa, kanca Amaq Minangsa,
keluarga Beleka, kancan Beleka,
banyak mengiringi, lue'lampa'ngiring milu,
beijalan bersap-sap, lampa'na ambal ambalan,
mengawal kuda Datu Panji. abih jaran Datu Panji.

48. Sampai di Peresaq, 48. Dateng le'Ganti Peresa',


berbareng dengan kedatangan sembarangan dateng Ian
Manajai, Manajai,
diiringi tujuh orang, pengiringna ara'pitu',
Den Nuraji dan Giyang Den Nuraji Ian Giyang,
Banyak Enteng, Banyak Enteng,
Baris Cambang,Amaq Mercu, Baris Cabang Amaq Mercu,
membawa senjata parang, pada besikep belakas,
bersembunyi di Peresaq Ganti. besebo'le'Peresa'Ganti.

49. Pemban Blni tidak bicara, 49. Pemban Sini nde'besapa',


dengan suaminya dua tahun, Ian selaki'uah lebih dua balit,
tidak senang sebab bennadu, nde' bedemen lantaran madu,
si Bunga sendiri disayangi, Bunga mesa'tersayang,
setelah duduk, uahna napak,
Surya Jaya beikata, Surya Jaya ia Belatur,
"Tuan hamba melapor, Dewa kula atur wikan,
gawat bicara orang Bali." ganjih reraosan Bali.

50. Tidak seperti yang sudah- 50. Bina sangat mara'si uah,
sudah, maka telu Desa nanipada wah
tiga desa sekarang goyah, ganjih,
bermufakat ikut bersama, reraosan milu payu,
Mataram, Pagesangan, Mentaram Ian Pagesanggan,
dan Pagutan, Ian Pagutan,
semakin tidak sepaham, pada sere nde'na patuh,
mengabdi di Karang Asem, le'Karang Asem ngaula,
sudah tidak patuh lagi. sere nde'na teler gati.
15

51 Menurutpikiran hamba : 51. Lamun atur lulaDewat


tuanku, Nani dateng engkel-engkelan
sudahlah tiba saatnya, gmi.
kejayaan Bali sudah habis, pemukti Bali mh tutu',:
seyogyanya tuan yang naik, sedeng Deyyatumandang,
adapim orang Sasak, lamunselam,
asal di jentik sudah siap sepan peletek wah begulung,
tempur, karing ngantin ragan Dewa,
tinggal menunggu tuanku, mapan Dewa epen gumi,
karena tuanku empunya bumi.

52. Tersenyum menjawab Panji 52. Cemor nimbal Panji Konala,


Komala, tetu mula mara'tuturda seni,
memang seperti tutur anda, bulan Julu wah ku turun,
bulan lalu aku ke kota, mondok ku le' Taliwang,
aku menginap di Taliwang, padameno,
begitu pula, isi'na cerita aku,
mereka tuturkan padaku, jati mara'basan sida,
benar-benar seperti kata tuan, ganjih reraosan Bali.
sudah goyah kekuasaan Bali.

53. Menurut pikiranku kanda, 53. Mun pengerasangku kaka',


aku mengikuti engkau, kanggo sida mula aku nurutin,
tetapi begini mauku, nanging semene pikirku,
aku minta pada Tuan, pengendenganku laV Sida,
aku tak mau, kumemindah,
kalau seperti cara dulu, mara'tingkah ruajulu,
agar misanku bersamaku, misan-misanku tumandang,
aku tak mau cara yang lain. nde'ku male langan lain.

54. Buruk baiknya aku di Sakra, 54. Lenge onya'ku le'Sakra,


agar didampingi ibuku, ade'na ito Mami' Bini me-
bersama hidup atau mati, linggih,
entah bagaimana Kanda, bareng segetih sebumbung,
kehendak, Ian ngumbejaga kaka',
tuan Den Nuna Lancung, kesukan,
dan pamanku Den Ormat, desida Den Nuna Lancung,
dan para raden lainnya. miwah Mami'ku Den Ormat,
Ian pra raden si'Iain-lain.
16

55. Jangan-jangan tidak seperti SS.Sangnde'mara'kesuken


kanda, kakak',
karena dulu mereka sangat pan si' uah sanget isi'na sili,
marah, Surya Jaya la matur,
Surya Jaya bedcata, man sino tiwas kula,
"Nanti hamba bereskan." banjur ninJjal,
Menjawab pula, Manajai basana alus,
Manajai dengan lembut, aduh anakku Surya Jaya,
"Duh anakku Surya Jaya, pati'gama'lingku seni.
sudilah mendengar peikataan-
ku."
56. Pasti ananda belum siap, 56. Pasti nde'man da sedia,
masih teguh kekuatan Raja masih tuneng kesiden Raja
Bali, Bali,
jelas belum merosot, Jati mula nde'man surut,
ananda belum slap, lalu nde'sida sadia,
tunggulah dahulu, bares gama',
menunggu lag! tiga tahim, ngantih karing telu taUn,
Datu Bin! lalu menyela, DatuBini banjur nimbal,
berkata sambil mencibir. bemanik ngengos bekemV.
57. Anakku Surya Jaya, 57. Duh anakku Surya Jaya,
jangan dengar omongan engkah dengah keranten
orang, dengan lain,
sekarang terserah ananda, nani kanggojua'lalu,
dengan adikmu si Eja (Surya tangket adi'mu Eja,
Jaya), lamun dengan,
kalau orang lain, sok engkah tesuru',
sekedar menyuruh saja, mula pina'ina'susah,
itulah yang membuat ibu kesis sala'jari.
susah,
tersia-sia nista begini.
58. Menjadi teman ayani hutan, 58. Jari gutun sintu kerata,
aku berteman babi dan rusa, aku dodo' bawl Ian mayung
Manajai tertunduk, tindo',
berucap setengah berbisik, Manajai manjur nunduk,
anakku Surya Jaya, muni Meng duh anakku,
Surya Jaya,
17

mengapa ayah begini, sangka'ku semene lalu,


karena sayang padamu buating tresnaku beranak,
anakku, mun aiaija'apa lalo'.
kalau aku taklah berharga.
59. Mau ikut tak diperkenankan, 59. Milua masa kanggoa,
terserah engkau anakku ayah kanggo lalu Ama' mula
mengikuti, nurutin,
bagaimana kemauan tuan, ngumbe ja'kernele'lalu,
Surya Jaya menjawab, Surya Jaya ia nimbal,
hatur hamba, atur kula,
sekarangpun hamba jadi, nanijua'kula payu,
pait tawar hamba coba, pait tawah kula coba',
hatur hamba Gusti Putri. atur kula Pemban Bini.

60. Silakan tuan berangkat 60. Daweq budalmanjur lema',


besok, tangket bijan Dewa Desa
bersama putranda ke desa, Sakra tedepih,
kita dekati, dasan si le'atas palung,
kampung di atas palimg, ito pan Dewa manjak,
di Sana tuanku tinggal, pilih tunggal,
agar menyatu, toyang, monyet, bilasundung,
toyang, monyet, bilasundung, yen ara'malang le'Sakra,
bila ada bahaya di Sakra, nde'na ngantih jelo lain.
tak akan sampai esoknya.
61. Kita masuki desa Sakra, 61. Sakra banjur tetamain,
kita selamatkan yang punya banjur teirit si' bedue anak
anak, jari,
setujulah si Panji Komala, banjur Mas Komala nyambut,
baiklah begitu Kanda, kena'semeno kakak',
lalu merekapun berangkat. banjur budal.
Den Suiya Jaya segera minta Den Surya Jaya pamit aru,
diri, Surya Jaya ojok Sakra,
Surya Jaya ke Sakra, dateng Sakra masih sepi.
sampai di Sakra masih sepi.
62. Waktu sudah terbit fajar, 62. Wayah malem parek menah,
begitu teiang Surya Jaya ber- menah desa Surya Jaya ia
muslihat. ngakalin.
18

membujuk Den Nuna rang rengin Den Nuna


Lancung, Lancung,
hamba memberitahukan, kaji aturang uninga,
Raja Putri(Pemban Bini), Pemban Bini,
menyumh Kuta dan Tambun, manikang Kerta Ian Tambun,
mencari hamba tadi malam, peta kaji rubin laV,
atas mavmya Dene laki serta skan Deneq laki.
(suaminya).

63. Gunanya datang ke Sakra, 63. Gawane kete'le'Sakra,


meminta datang ke tuan, lake' beke'memarek le'
tetapi hamba masih takut, Pengkaji,
datang membawanya, lagu kaji masih takut,
sebab keperluannya, si'gen lete beke'ia,
sengaja memberitahukan, pan gawena, sadia gen kete'
kepada tuan menyampaikan, belatur,
ikhwal si dara Bini Nyanti, ia'Pengkaji gen ngaturan,
pratingkahna Bini Nyanti.

64. Sebab sudah naik perawan, 64. Mapan uah nedeng dedara,
keinginan Ratu Bini dan sukan Pemban Ian sukan
suaminya, Dane'laki,
tuanku menjadi suammya, pengkaji gen jari untung,
tidak mau yang lairinya, mula nde'na lainan,
betapa dayanya, apa akal,
agar tuan berjodoh, pengkaji derpon beruntung,
'Nuna Lancung lalu menjawab, .Nuna Lancung banjur nimbal,
begini pikiranku adik. mene pengersangku adi'.

65. Sampaikan aku setuju tetapi, 65. Gen kuturut aturin ia,
agar ia tinggal di desa Sakra, ade'na ite le'Sakra melinggih,
jangan bersembunyi begifti, kende'na si' besebo mene,
bila mail akupun mau, mun meno ngumbe jaga,
menjawab Surya Jaya, banjur nimbal,
bila tuan tidak mau, yen pengkaji nde'da cumpu,
kalau sampai demikian laum jangka semeno tingkah,
halnya, pasti nde'na burung tekambil.
pasti ia diambil Raja Bali,
19

66. Pertama rugi kedua susah kita, 66. Sa'ta lacur duanta susah,
Nuna Lanciing jika demikian, Nuna Lancung lamun jangka
hamba mau berlepas hati, semeno tingkah,
bila hamba membelanya, kaji ska gen ngelalu,
amatlahlega, lamun kaji bantel ia,
hatiku syukur seribu, Ihvatlega,
apa lagi akan dicari, atengku sukur siu,
jangan mendua pikiran kita. apa ampo'gen tapeta,
mula nde'bedua pikir.

67. Lalu keluarlah kesanggupan, 67. Banjuranna sugul kesanggup


teijerat oleh bujukan manis, an,

si Den Nuna Lancung, kepincukan kebauan si' uni


ningrat yang buta huruf, manis,
bicaranya, desida Den Nuna Lancung,
berseloroh senang dipuji, Agung nde'na besastra,
tidak tahu kepastian makna, reraosan,

bicaranya serba sanggup. goloh Jampul demen tajum,


nde'na tao'sedi tanga',
pengeraos sekulak tindih.

68. Aikian haripun malamlah 68. Serep Jelo keceritan,


Pemban Bini berangkat dari Pemban Bini budal le'Peresa'
Peresa, Ganti,
malam jumat tanggal tiga, malem jumat tanggal telu,
Mas Panji berangkat, Deneq Mas Panji budal,
dari Beleka, le'Beleka,
menuju dusun Bila Sundung, ojok dasan Bila Sundung,
lain tempat tinggalnya, pada lain pemanjakan,
Dusun Monjet si Pemban Bini. Dasan Monjet Pemban Bini.

69. Manajai mengikuti, 69. Manajai ia nurutan,


dengan Ni Bunga pergi mem- Ian Ni Bunga budal le' mate'
bunuh maling, maling,
letaknya jauh di timur, pengojokna renggang timu',
dusun Joet ditujunya, Dasan Joet si'na tuju,
Manajai, Manajai,
dikuncilkan dari musyawarah, tepina'jabaning pigung,
lal beijalan si pengasut. banjuran lampa'olesan.
20

Sulambang Tumenggung Sulambang Tumenggung


During.
70. Beijalan ke setiap desa, 70. Leka'ojok bilang desa,
Surya Jaya ke Suradadi, Surya Jaya leka'le'Suradadi,
berunding dengan Pusuk, bekerante tangket Pusuk,
dengan Raden Suranggana, timpal Raden Suranggana,
warga Suradadi, kancan Suradadi,
semua sudah sanggup, selapu'pada wah sanggup,
Nuna Roa menuju Rarang, Nuna Roa ojok Rarang,
Dan Rinawang di desaknya, Den Rinawang tereng rangin.
71. Sanggup menjadi tumbal, 71. Sanggupna jari bantelan,
apa lag! desa yanglain, goyo mula mara' desa sV
seperd benang ikutkan jarum, laindn,
berbeda dengan Praya, mara'benang turutjaum,
ataupun Kopang, lain si'desa Peraya,
Batu Kliang sama sanggup, yadian Kopang,
namun ada perjanjian, Batu Kliwang pada sanggup,
asal bisa liwat luring. anging ara'pangket basa,
sok uah bau liwat Juring.
72. Sanggup bergabung menuju 72. Sanggup begulung andang
Cakra, bat,
semakin berani Datu Panji, sayan kendel pengerasen
di Cakra sudah sanggup, Datu Panji,
merasa pasti berhasil, le'Sakra pada wah sanggup,
namun ada, ngerasa nde'burung sadia,
yang belum jelas sanggup. anging ara',
Den Ormat, Wayah Suraja, si'nde'man karuan sanggup.
karena tak berani didesak. Den Ormat, Wayah Suraja,
mapan nda' bani tereng-
rengin.
73. Memang dasar tak senang, 73. Si'uah mapan nde'suka,
kepada Mas Panji dan le' Mas Panji miwah si'
Manajai, Manajai,
tersebut tanggal tiga, keceritan tanggal telu,
lalu masuk Lebaran, banjuran tama lebaran,
Surya Jaya, Surya Jaya,
21

lalu dateng membujuki banjuranna keto' mengarum


bertemu dengan Den Onnat, arum,
terharu tembang Dandang bedait tangket Den Ormat,
Gula. iro' tembang Dandang
Gendis.

DANDANG GENDIS

74. Hamba kemari Paman ingin 74.Meran kaji lete beketuan


bertanya, mamV,
sudilah, apa suka,
Paman mengakui anak, manU'ngengken anak,
hamba dengar tutur begini, kaji dengah tutur mene,
konon malam nanti, kocap malem si'laun,
Dene laki dan Pemban Bini, Dene'laki Ian Pemban Bini,
akan datang ke Sakra, gen lete ojok Sakra,
para pengiring tiga ratus, pengiringna telungatus,
datang membujuk hamba, lete gen tari kaula,
kalau ada ingkartak ikut, lamun ara' bangga nde'suka
agak dibunuh di Jarah. sairing,
gen ta mate'tejarah,
75. Terkejut Den Ormat berkata, 75. Tagen nimbal Den Ormat
"Mudah-mudahan, bemanik,
benar seperti warta, moga gama',
benar sudi datang kemari, jati mara'orta,
benar sudi datang kemari, tetu tulus lumbar lete,
serta bila mau berbaik, serta yen na suka bagus,
jangan bersama si Manajai, nda'na bareng Ian Manajai,
paman berani meminta, Ama'bani nunasan,
kepada Ratu Agung, le'Ratu si'Agung,
maaf agar selamat, sampurna ade'na onya',
di Sakra Dewa Mas Panji le'Sakra Dewa Mas Panji ntek
tinggal," manjak,
Surya Jaya menjawab. Surya Jaya ia nimbal.
76. Bukan demikian mau si Denek 76. Nde' semeno kesukan Dene'
laki, laki,
dan ibunya, Ian mamtna,
akan mempertaruhkan nyawa. gen laluang raga.
22

beliau sdcan memberontak, desida mmdndang mne,


melawan si kapir binggung, musuhin kapir binggung,
dan semua sudah goys^, Ian selapu'na pada wah
piuti raden sedap desa, ganjih.
semua ikut berontak, pra raden bilang desa,
senjata tak mengecekan, pada gen milu payu,
ampimg Mandar, Bajo Bugis Ian sikep nde'ta kuciwa,
ikut, kampung Mandar,Bajo Bugis
akan membawa laskar laki. pada bakti,
gen ngaturang sikep lanang.
77. Semua sanggup memberi 77. Selapu'na wah sanggup nga
bedil, turang bedil,
dan sudah di sini, tur was ite,
meriam merantaka, meriem merantaka,
bila jadi tak akan lama, lamunta payu nde'na ngone',
tak lama akan datang bantuan. nde'na burung dateng bantu,
Raja besar di timur, Ratu bele'li'timu'at'
bersama Raja Abu Bakar, aran Raja Abu Bakar,
Ratu Menyeli juga, Ratu menyeling manjur,
beliau liwat Ampenan, desidajalan Ampenan,
mupakat sudahl^ pasd, reraosan mapan wah semaya
cuma menunggu mulai. pasti,
kewala ngantih mara.
78. Tersenyum Den Ormat men- 78. Cemor nimbal Den Ormat
jawab, bemanik,
"Yah karena itu maunya, dining meno tingkah pada
para raden yang besar, suka,
ingatlah akan kesanggupan pra raden si'bele'bele',
kita, ingetan tingkahna si'sanggup,
barangkali kita mau menunggu, sang na suka pada ngantih,
seperd kita menguras air, sepertinta nenempas,
perasaan sudah kering lubuk, pengerasa sat tibu,
tidak mau bersama-sama, nde'na mele sembarengan,
mengangkut tanah angsuh tana'mernalet ape'pe-
mengempang, rigi,
tunggu kering barn ngantih sat, begasap.
menangkap."
23

79. Lubuk dalam luas dan begini, 79. Tibu dalem galuh tur berisi,
aneka ikan dan buaya, selapu'mpa'tur berisi buaya,
bila teman cuma sekian, fnun tangket ta setnene bae,
mau mengeringkan lubuk, paksa gen limas tbu,
air besar di empang rapuk, ai'bele'tetcmpang ganjih,
pacaknya tak ada yang kukuh, ancengna nde'ara kekah,
akan menah^ banjir, gen taker belabur,
empang akan bobol, perigi aruan rungkas,
kita sedikit menahan sampai ita kedi' bojeng nakerjangka
peot, jengking,
pasti kita lumpuh patah. tulusta leso'polak.

80. Selokannya tak lah boleh be 80. Mun seloka nde'na saja' se-
gini, meni,
seperti orang nonton pere- umpamayang boya perasaan,
saian, demenmoyabaerame,
senang menonton beramai- si' manang ia ta ajum te jun-
ramm, jung,
yang menang disanjung mun si'kalah ia tesurakin,
dipuji, meno lalu ling siloka,
yang kalah disoraki, kelepetoa;Julu,
begitu lalu kata geloka, ama'kewala naturang,
paman hanyar menutuikan, masa kurang lalu raos dalem
masakan lalu kurang pikir,
^uryaJaya menjawab. Surya Jaya ia nimbal.

81. Jangan menyindir hamba tuan, SLJlda'^emang kaji Mami',


salah hamba, tavas kajir^-
bila mau tak suka diandalkan, mun nde'suka tekendelang,
tak hamba sangka begini, nde'kaji duga semene,
sebab sekarang semua, mapan selapu',
dan kaula di barat Juring, Ian kaula le'baretjuring,
sudah pasti beijanji, uah pasti besemaya,
akan bersama-sama, tank pada tedun,
datang di hari lebaran, lete le'dina lebaran,
menjawab Den Ormat manis, malik nimbal Den Ormat ba-
berkat dunguku nanda. sana manis,
buat bodongku anak.
24

82. Badan kisut rambiitktt putih 82^,Awak Idsutbulmske bis pute',


semua, lagu'masih belo pengerasa,
tapi masih panj^g pikiranku, nde'ku too'onya'lengi,
tak ku tahu buruk baik, si' mbe pon da cumpu,,.
bagaimana agar kau senang, teduh lue'atawa sekedi',
ikut banyak atau sedikit, yadian nde'iue'kaula,
meskipun tak banyak kaula, bilang desa pada teduh,
setiap desa ikut sedikit, sikep satus satak samas,
prajurit seratus dua ratps em- pembele' na tresna le' Raja
pat ratus, Bali,
pembesar kita setia kepada sino Lalu bandingan.
Bali.
itu anda bandingkaa
83. Barangkali seperti bunyi la- 83. Sang na mara' ling lawas
was Jeraji, Jeraji,
kuning di luar kelat di dalam, kuning luar sepet le'dalemna,
Lalu barangkali kurang di lalu sang kurang pembade,
dugaan, mun si'manls nde'te Itung,
yang manis jangan dihitung, te Itung temah si'palt,
kita hitung temuan pahit, nda'ta nyesel mudlan,
jangan menyesal belakang, peta aran ketuju,
can ucapan "untunglah," yadian nde'lue'kaula,
biar tak banyak lasykar, pembele' na pada lete teduh
pembesar kemari bersatu- tarlk,
padu, patuh landing reraosqn.
sepakat dalam pembicaraan.
84. Demikian itu kita andalkan^, MrFdiuh sino gen ta kendelang,
Surya Jayajnengbafdik men- Surya Jaya nyemperak nlm-
jawab^ bal,
"Bila begitu kata Mamiq, mun semene unln mamlq,
memang tuan tak sang^p, mula nde'mamlq sanggup,
setiap usul di palang kendala, sing kerante tepalang wadl,
merendahkan diri sendiri, ngasoran awak mesa',
senang memuji musuh, demen junjung musuh,
semua ucapan di jegal, selapu'kerante tepalang,
tanpa guna macam bukan tanpaguna mara'nde'turasan
turunan Pejanggik, Pejanggl',
nista dalam wacana." kanlsta reraosan.
25

85. Subhannallah takdir Allah SS.Subahnala kesuka' Allah


Agung, luwih,
almaihum Raja Pemban pasti Pembanan nyuarga layonna
taksudi, nde'jama',
mempunyai kerabat begini, bedue sentana menet
tidak ingat leluhur, nde'na inget leluhur,
tak berguna tipis malunya, tanpaguna kelila tipis,
pintar sering keliwatan, ririh jokan keliwatan,
lalu di usirlah, banjurna tetundung,
hai mamiq Onnat minggatlah, mamiq Ormat sila' budal,
tinggalkan desa pergi ke raja bilin desa-lampa' ungsi Raja
Bali, Bali,
sekarang juga peigilah. pernanean sila' budal.

86. Karena mamiq tidak teguh, 86. Mapan Mami'mula nde'


kesusahan masih sayang tindih,
dunia, kesusahan-masih eman dunia,
sayang harta kekayaan, eman kesugihan lue',
tidak berani lebur bereama, nde'bam bareng lebur,
bersama anak sanak saudara, tangket anak semeton Jari,
mamiq bila tuan pefgi, mami'yen sida budal,
semoga selamat, moganda rahayu,
pergi meninggalkan bumi lekd' bilin gumi Sasak,
Sasak, nemu suka-jari Patih raja
berbahagiajadi patih raja Bali, Bali,
tuan asih mengabdi. bareng mukti wibawa.

87. Bergelar Patih Mangkubmni, 87. Tur tesambat Patih


perhimpunan semua harta Mangkubumi
benda, pekumpulan selapu'doe arta,
dan menjadi duta wacana, Ian Jari serah pengeraos,
pintar dan terpakai, Widaqda tur tekadu,
dianggap saudara si raja Bali, kangken sanak si'raja Bali,
menerima pajak rakyat, tanggep petin kaula,
Islam semuanya, Islam selapu'na,
yang setengah buat tuan, si' setenge jari bagian raja
setengah buat si raja Bali, Bali,
tuan setia menghamba. sida tersna ngaula.
26

88. Buat apa menunggu hari esok, 88.Jart apa ngantih jelo Uunan,
bila tak terangkat si harta yen nde'kerangkatsi'arandoe
benda, arta,
rakyat Sakra nanti meng- kaula Sakra laun beratorig,
hantar geri rembat due arta turun,
membawa harta ke kota cakra, lamunda uah bareng si' raja
bila sudah bersama raja Bali, Bali,
barulah tuan keluarkan, ulin sida sugulan,
kepintaranmu semua, keririhanda selapu'
tidak kurang berseloka, nde'na kurang ling siloka,
seperti gaya bicaramu jari temah mara' kerantenda
sekarang, seni,
penuh dengan seloka, seloka nde'kurangan.

89. Menjawab Den Ormat me- 89. Banjur nimbalDen Ormat ba


nangis, reng tangis,
"Surya Jaya anakku mas, Surya Jaya anakku mas mirah,
jangan aku dikatai begini, jerahku teraos semene,
tidak berani lebur bersama, nde'bdni bareng lebur,
dengan anak sanak saudara, tangket anak semeton Jari,
sebab aku begini, sangka'ku semeno anak,
karena jsayang pada kalian, buating tresnaku Lalu,
aku menyayangi rakyat Sakra, kangehku kaula Sakra,
Pemban Hang tak suka cara Pemban Hang nde'suka lam-
begini, pah semene,
sekarang kita mengajaknya. nani ita beke'ia.

90. Aku tak diusir dari, 90. Kumemindah lamunku


desa Sakra, bila lalu tak suka, tabudalin,
ditahan beginilah jadinya, desa Sakra yen lalu nde'suka,
paman akan menuruti, mandek tulus lampah mene,
namun paman akan bersaksi, ama'mula seturut,
jangan aku ingkar janji, anging ama'ne kubesaksi,
moga ada Ridla Allah, nda'ku ngelongin sanggup,
lepas dosa di kala hidup, sang na ara'kesuka'Allah,
semoga mapan makripaL sampura kesalaan sadengku
urip,
moga lendek ma'ripat.
27

91. Juga Allah Siratul Mustakim, 91. Miwah Allah Siratul


semoga ada penyampunan Mustakim,
pada kita, moga ara'sampura le'ita,
diampuni segala keburukkan, sampura lapu'kelenge,
mungkarun dan Nakinm, mungkarun wa Nakirun,
bersama asih mereka, sembarengan pada asih,
Malaikat ngambil nyawa, Malaikat ngambil nyawa,
tulus asih memaafkan kita, asih pada tulus sampura pada
moga ada berkat doa puji, le'ita,
dan teibukalah pintu sorga. moga ara' berkat aran doa
puji,
Ian menga lawang sorga.
92, Bersaksi Allah dan Nabi 92. Saksi Allah Ian Nabi Kekasih,
kekasih, kaji mula ngangen SabiluUah,
hamba mendambakan tur kaji tetundung mene,
SabiluUah, sangka'kaji ngelalu,
lalu hamba diusir begini, si'teparan kelila tipis,
maka aku putus asa, Surya Jaya dedengah nganga'
didakwa tebal muka, sambilna nunduk,
Surya Jaya mendengar takjub nde'na tao'lingna nimbal,
tertunduk, banjur budal Den Ormat
tak bisa menjawab, bepikir-pikir,
lalu pergi. Den Ormat ber- mungku le'pemereman.
pikir,
tercenung di pembaringan.
93. Semua dipikirkan bencana- 93. Rasa lapu'si'na pikir wadi,
nya, jatimulaDen Ormat widaqda,
Raden Oraiat memang orang ririh ngales akal lue',
bijaksana, jangka menah bebujung,
pintarluas banyak akalnya, tindo'ures bebangsal nagis,
sampai pagi tak tidur, kocap wah menah desa,
tidur bangun menangis Surya Jaya sugul nedunang
beikeluh, perwangsa,
arkian sudah terang bumi, Ian perwayah perbekel kancan
Surya Jaya keluar menghadap perbuling,
perwangsa, sabol bencingan Sakra.
tetua pembekel sentana,
penuh balai sidang di Sakra.
28

94. Surya Jaya halus beruc^, 94. Surya Jaya alus si'na muni,
adik kakak mamiq, guru tuan, duh adi' kakak' mamV guru
aku mendengar tuturan, tuan,
konon malam nanti, aku dengah tutur mene,
dene laki dan Pemban Bini, kocap malem si'laun,
akan datang ke Sakra, dene laki Ian Pemban Bini,
pengiringnya tiga ratus, gen lete ojok Sakra,
datang meminta hamba ikut, pengiringna telungatus,
siapa yang ingkar tak seiring, lete gen tori kaula,
akan dibunuh di jarah. sai si' bangga nde'suka
seiring
gen temate'tejarah.
95. Jadilah kita menempuh pra- 95. Payu jua'ita temah sakit,
hara, si'le'Sakra mara'mara'tetelo'
di Sakra bagai si telur mentah, kata',
diapit batu besar, tegapit si' batu bele',
pasti lebur kita, tulusta pada lebur,
yang kurang faham gemetar, si'nde menger leger begigit,
menjawab ayolah kita, nimbalsila ta pada,
menimggu di Palung, tengantih laV Palung,
jangan sampai masuk desa, pindahang gen tama desa,
Surya Jaya kesal berpaling Surya Jaya nde'cumpu ngengos
muka, muni,
bila seperti akalnya. mun mara'akal sida.

96. Andakataia tak suka berontak, 96. Andena no nde'suka bebalik,


biar kau hadang ia akan beterus Jua' andang masih
masuk, lumbar,
kalau demikian bagaimana, lamun meno sida ngumbe,
beranikah engkau sanggup, baniJa'sida sanggup,
membunuh Pemban Bini, gen laksana'Pemban Bini,
dan Panji Komala, miwah Panji Komala,
kalau aku tak berani, lamun ita ja'takut,
barangkali kau berani men- sang sida bani cobaang,
coba, selapu'napada nunduk ndara'
semua tertunduk tak berucap, muni,
cuma magoiek tanah mereka. tarik pada tokek tana'.
29

97. Ada s6orang berujar, 97. Ara'sopo'nimbal muni,


kalau kita yang bodoh malas, lamun ita si'bodo tur geda',
asal sudah takut dahulu, panbaya takut bae,
seperd tamsil perahu, mara; anden perau,
satu saja berbuat salah, sopo'doang pon na ara'wadi,
akan kacau di pember- gen rusak le'pecancangan,
angkatan, lamun uah ngabut,
kalau sudah berlayar, kanggojua'kesuka'Allah.
terserah takdir tuhan, Surya Jaya cumpu ia kerante
Surya Jaya senang ucapan perih.
pujian, Surya Jaya negkakak.
Surya Jaya tertawa ngakak.

98. Surya Jaya beikata lembut, 98. Surya Jaya alus si'na muni,
"Adik kakak paman semua, adi'kakak tua'mami pada.
nanti bila telah senja hari, laun lamun uah galeng.
yang muda beikumpul, si' bajang bajang teduh.
sambut Dene laki Panji, alu Dene'laki Panji.
semua yang tua-tua, lapu'sida si'wayah.
sudah ksuruh membawa ker- wah kubesuru' uleang kao le'
bau, dasan.
kita sembelih buat sajian Jari sembelih si'ta saji' Datu
Panji," Panji.
kemudian bubarlah mereka. banjuran na pada budal.

99. Sampai di rumah mereka ber- 99. Dateng bale pada wah me-
siap, cawis.
suka ria si muda berdandan, suka girang si' bajang
menanti hari senja, pepayas.
para tetua hadir, pada nganteh jelo galeng.
lengkap pisau parang dan perwayah malik teduh.
kapak, seregap pemaja bate'kandik.
kerbau sudah dibawa pulang, kao no wah teuleang,
begitu tiba ramm meringkus, sedatengna banjur rame pada
sudah rebah memanggil kiyai, si' bebecang.
disembelih lalu dikuliti. wah na reba'banjuran na'
pesila'kiyai.
peragat mara; beburak.
30

100. Dagingnya sudah dibagi, 100. Empak na nopada wah tebagi,


lalu dicincang sambil Bgom- mara ngebat sambil berar-
bol, asan,
tulangnya sudah di masak, bebalungna wah tepetaek,
di masak paling dahulu, tekela'paling julu,
urap madam urap belimbing, serebuk madam urap belim
pencok dan kacang-kacangan, bing,
urap sate pusut, pencok lan kacang kacangan,
sate panggul dan timbungan, urap sate pusut,
cokot barak berem sudah sate panggul Ian timbungan,
sedia, cokot barak berem wah ara'
yang menyambut sudah tiba. wah mecawis,
si'mendakin uah lampa'.
101. Sabuk dodot menyelip kens, 101. Tarik nyabuk singkuran na
bersisir berhias sanggulnya, kedegik,
leangnya kain ulimg, pepatuhan bae pada bejerik
sekitar dua ratus lebih, bepayas,
berjalan tak saling tunggu, leangna palung belambe,
ada liwat Parwa, sewatara lebih satak,
ada melalui Palimg, pada lampa'nde'na saling
separoh liwat hilir, antih,
penyeberangan kedatu Rate, ara'Jalan Perowa,
jurang botoh diliwati. ara'jalan palung,
separo liwat dere'an,
peliwatan kedatu'rate'kesuir,
jurang botoh teliwatin.
102. Ada berpantun ada berden- 102. Ara' belawas separo begen-
dang, mekidungan, nde'na tekoca-
berhidung,tak teikisahkan itu, pan le'langan,
sudah sampai di dusun wah dateng Dasan Monjet,
Monjet, si'lampa'paling julu,
yang beijalan lebih dahulu, antih dengan dateng muri,
menunggu orang datang be- wah tebeng beterus tama,
lakang, dateng dalem banjur,
setelah len^ap lalu masuk, si'parek ngaturang sembah,
sampai di dalam, Datu Panji sedek manjak pia'
yang menghadap menghor- mimis.
mat.
31

Datu Panji sedang membuat pengitan le'mu'jizat.


peluru,
kelihatan kesaksiannya.
103. Timah hancur diciduk tangan, 103. Timah anyong tesedaok si'
laludi tuang pada adonan, gading.
yang melihat pereaya, tur tetoleng le'loang remagan,
merasa semakin bangga, sing gegita'pada sadu ate.
memanglah si Datu Panji, pengerasa sayan ngajim,
lebih sakti dari ayahnya, yakti mula Datu Panji,
dan rupanya bagus, lebih saksi si'Mami'na,
pasti menjadi raja, Ian ruana bagus,
memuji karena pertama ber- sedeng Jari muterJagat,
jumpa, pengajumna mapan tumben
dengan Dewa Panji Komala. na be^it,
tangket Dewa Mas Panji
Komala.

104. Tenggelam matahari sudah 104. Serepjelo pada wah mecawis,


siap, tekekapa jaran palinggian,
kudanya diberi pelana, rembat doe arta ngelek,
membawa harta benda ber- peti kota'besusun,
iring, kancan pra raden pra buling,
peti kotak bersusun, mapan mula keraga nde'na
para raden dan warga, renggang selapu',
karena memang rakyatnya sesek pada ngabih Pemban,
setia, bagi dua Ian ngabih Dewa
berdesak mengawal Pemban Mas Panji,
Bini, banjuran pada leka'.
dibagi dua mengawal Panji,
lalu mereka pun beijalan.
105. Berbaris senjata muka be- 105. Metetempak sikepjulu mudi,
lakang, nde'kaican sanget bererasan,
dan diberi bicara keras, yen na muni adeng-adeng,
bila berkata perlahan, liwatnajalan Palung,
meliwati Palung, wayah malem sirep sekali,
waktu malam pukul 09.00, peteng nde'gita apa,
gelap tak melihat apapun, wah dateng le' menggu,
sudah tiba di menggu. betelah le: lendang.
32

berhend di sebuah padang, isin desa nina mama si' men-


warga desa laki wanita me- dakin,
nyambut, atep sabol le'lelendang.
lengkap penuh di Palung,

106. Semua wanita yang datang 106. Soroh bini si' datang men-
menyambut, dakin,
bergantian mencium tangan begegenti pada siduk gading
pemban, Pemban,
merasa iba di had, ngerasa iro'rasan ate,
bersyukur dalam had, suka lega le^ kayun.
Dene laki dan Pemban Bini, Dene'laki Ian Pemban Bini,
dihadap oleh rakyatnya, teparekin isi' kaula,
lalu terus beijalan, banjuran na leka'beterus,
sudah sampai di dalam desa, wah dateng le'dalam desa,
Pemban Bini sudah masuk ke Pemban Bini wah tama le'
puri, dalem puri,
lalu dipeisilakan bersantap. banjuran katur mejengan.

107. Datu Panji duduk di balairung, 107. Datu Panji le' bencingan me-
di hadap para raden linggih,
prawangsa, teparekin si pra raden pra
dan rakyat besar kecil, wangsa,
menghadap beigandan, Ian kaula bela'kode',
karena baru bertemu, pada mamarek silur sinelur,
Datu Panji dan rakyatnya, mapan twriben na bedait,
sangat syukur meieka, Datu Panji Ian kaula,
Datu dan rakyatnya, lebih pada sukur,
suka bahagian kasih di had, Datu tangket kaula,
Datu Panji dengan kaulanya. pada suka lega eman dalem
pikir,
Datu Panji Ian kaula.

108. Seperd ikan di air mengering, 108. M' ara'anden mpa'si' Wah tais,
lautan surut menyusup karang, tenga' padak nyosop bilang
karang,
dihadang oleh surat besar. kelambat si'mada'bele'.
33

bersembunyi diceruk karang, besebo'bawa'pangkung,


air kering haripun terik, cd'satjelo tengari,
sedang surut si air laut, odek penedeng mada',
air datang pasang pun naik, aV dateng belampuh,
ikan keluar berenang keluar, mpa'sugul ngoler nontlak,
seperti tamsil ikan di tengah meno andena mara'sia tenga'
gili,
di pertengahan bulan keempat. penedeng bulan empat.

109. Kedasih berbunyi minta di- 109. Ngali ali muni tadah asih,
kasihani, lendang panas upa'upa'julat,
padang gersang rumput pun bewen kayu'pada reges,
hangus, nyontlo'le'bewen kayu',
ranting pohon ranggas sudah, muniperih ujan ten',
kedasih berbunyi rindukan semeno pengandena,
hujan, tepekonta'tutur wah pira-pira
begitulah umpamanya, duntal,
kupersingkat ceritera penuhi Datu Panji dateng darat
Lontar, Jangka sedi,
Datu Panji mendarat ke tepi, mangde asih kaula.
agar kasih sang kaula.

110. Alkisah malampun larut, 110. Keseritan malem no wah ling-


''segera diberi bersantap, sir,
sebab memang sudah disedia- gelis banjur katuran maje-
kan ngan,
bersantap perlahan, mapan wah mecawis mgone',
berek dan arak diedaikan, medaran sadah alus,
separuhnya ada yang mabuk, berem arak pada ngiderin,
sudah selesai, separo'ara'lengah,
lalu merokok makan sirih, wah luaran banjur,
Datu Panji si Raden pada tarik ngudut mama',
Perwangsa, Datu Panji pra Raden miwah
bersama semua rakyat. prawangsa,
tuting selapu'kaula.

111. Keluarga si Gamang diperin- 111. Kancan Gamang temanikan


tahkan, gelis,
beijalanke setiapdesa. beterus lampa' ojok bilang
34

semua yang sudah dibujuk, desa,


ada pula dituturican di sini, selapu'sih wah pada teoles,
dari getap pedagang keliling, ara'tekocapan le'kidung,
waktu menginap di Sakra, leman Getap bedagang ngeli-
lupa ditangkap, ning,
melihat situasi be^tu, sedekna made'le'Sakra,
di Sakra si pande berlari, lupa'na tebau,
tak berani melalui jalan. gita'na semeno tingkah,
si'le'Sakra pande sino ia
berari
nde'na bani turut langan.

112. Begitu gelap menyusup di 112. Mara peteng nyosop lo'Maji,


Maji, ketakutan sang na keturutan,
takut kalau dikejar, tempuh dui busur eler,
merambah duri busur, ilir, awak bis babak belur,
tubuhnya penuh babak belur, kemenahan le'Suradadi,
kesiangan di Suradadi, lampa'na gegancangan.
jalan bersicepat, pande sino ia belatur,
si pande melapor, sangka'na gelis katara,
maka cepat kentara, Pemban Bini betendika pa-
Pemban Bini menyuruh pa- sang ciri,
sang ceri, banjuran nganjeng bendera.
lain di pasang bendera.

113. Paling tinggi di pinggir 113. Paling tinggang le'sedin me-


Mesjid, sigit,
tunggul belang sutera merah tunggul belang sutra pute'
putih, abang,
bendera tiga di jejer, tunggul telu tepedere',
di pasar tunggul hitam, lai'peken tunggul wulung,
di Bencingan tunggul kuning, le'Bencingan tunggul gendis,
dari jauh terlihat, leman Jao'pengitan,
saat berbunyi beduk, wayana muni beduk,
siang hari datang kaula, tengari dateng kaula,
dari tiap desa bercancut tali bilang desa singset kancutan
wanda, tarik,
waspada bertembang Duima. yatna pada tembang Durma.
35

DURMA

114. Manajai tak dihiraukan, 114. Manajai mula nde'tepelenga,


meskipun demikian, daka'meno masih,
cinta kasih pada putranya, tresna le' bija,
ikut pulang ke Sakra, milu ule'aning Sakra.
dliringi warga Surabaya kancan Surabaya ngiring,
(Lombok), anging itde'na tama,
namun ia tidak masuk, le'luar desa ngantih.
menunggu di luar desa.
115. Berpondok di Gunung Ukir 115. Mepondokan le' Gunung Ukir
Bakal, Bcduil,
disertai perbekel Lenting, mekel lenting no ngiring.
bemama Pe Surana, aran Pe Surana.
patih Suranaya, pepatih Suranaya.
Manajai membuat pondok, pina'pondok Manajai.
beratap daun kelapa, atap kelangsah.
matahari turun senja. jelobaru'nalingSir.
116. Manajai menyuruh masuk 116. Manajai besuru' tama le'
Sakra, Sakra.
menghadap laki Panji, parek le'laki Panji.
minta petunjuk, nunas pengandika.
Pe Surana yang pergi, Pe Surana ia leka'
menghadap laki Panji, memarek le'laki Panji.
sedang duduk, sedekna manjak.
di Saka nem berapat. le'saJ^nem ketangkil.
117. Setibanya mohon petunjuk, 117. Sedatengna nunas pengan
ayahanda tuan sudah siap, dika.
hamba diperintahkan, Mami'Dewa wah cawis.
menghadap oleh ayahanda kula temanikang.
tuan, parek si'Mami'Dewa.
ayahanda tuan tak tahu, MamV Dewa nde'wikanang.
rencana untuk besok, tingkah si'Jama',
Laki Panji beikata. laki Panji bemanik.

118. Besok pagi-pagi aku pergi, 118. Jema' akU gen ku leka' pupu
kalau sudah liwat Juring, kembang.
sampai di Pringgarata, mun ku uah liwat Juring..
36

karena di situ beijanji, dateng Pringgerata,


siapa dahulu tiba menunggu, mapan ito besemaya,
kaula setiap desa, sing julu dateng, ngantih,
peijanjian siidah pasti. si'bilang desa,
pangubaya uah pasti.
119. Ayahku jangan pergi besok, 119. Muninami'u si'jama'jerahna
biar ia di sini, leka',
menjaga desa, ade'na ita jari,
si masa lalu tingkahnya, tunggu ntejc desa,
berani bertarung takut mati, pertingkahna si' uah,
lalu hierusak, banimara takut mate,
mengandalkan kecepatan pau nyenyeda',
larinya. andelangna gancang berari.
120. Pe Surana begitulah kau me- 120.Pe Surana ngeno ling sida
lapor, ngaturang,
perbekel Lenting pamit, mekel Lenting no pamit,
sampai di luar desa, dateng luah desa,
sampai di ukir Bakal, dateng le' Ukir Bakal,
para kaula sudah sedia, mun kaula wah mecawis,
mempersiapkan tombak, seregepang tumbak,
dengan bungkusan nasi. timpal takilan nasi'.
121. Di Masjid penuh tombak ber- 121. Le'mesigitsabolturhbakbese-
sandar, langgah,
di pasar bawah beringin, le'peken bawa'waringin,
apaiagi di Bencingah, goyo le'Bencingah,
peni^ jalan oleh laskar, sesek rurung si'pemating,
berbaju putih semua, pada kulambipute',
kira-ldra jumlahnya, yen swatara kencana,
tak kurang seribu empat ratus. nde'na kurang pitung bungsit.
122. Surya Jaya membicarakan 122. Surya Jaya ngeraosin tingkah-
ihwal besok, na si'jema',
akan berangkat perang sabil, gen leka'perang sabil,
para alim semuanya, pra alim selapu'na,
tari tanduk sudah beijalan, tandak wah ngigel lany>a',
menghibur si orang perang dede dengan perang sabil.
sabil.
37

banyak seloroh, lue'reraosan,


berandai bemisalkan diri. pada indayang diri'.
123. Seorang berkata begini 123. Sopo' mum ara' mene keran-
ucapannya, tena,
nanti kalau sudah aman, era'man na lendek gwni,
kita ini semua, ita sine pada,
jadi pemegang negara, jari gisi negara,
pasti kita diberi jabatan, nde'ta burung tepegisi',
memerintah rakyat, raksa'kaula,
ya, memang benar sobatku. ao'tetu gama'kanti.
124. Entah gimana rasanya meme 124. Ngumbe jaga idapta raksa'
rintah, dengan,
kita orang dusun dungu, ita tau ddsan tani,
berpondok di pinggir hutan, bebale sedin gawah,
lalu menjadi penguasa, temah jari nempekin,
lah giris rasanya, gigir giyat idapta,
bagaimana rasanya, ngumbe rasand,
menjadi kepala dusun. idap tau ngeliangin.
125. Ada beracap aku lain pikirku, 125. Ara' muni ita Ja' nde'semeno
tak perlu memerintah, angen,
kalau ada nasib mujur, nde'ta perih nempekin,
serta menang utuh, munna ara'kesuka',
ku pilih anak para Gusti, sertanta menang tilah,
yang cantik belia, kupele'anak pra Gusti,
lalu kuislamkan dia. si'Jegek bajang,
banjur kuselamin.
126. Ada empat buat istriku, 126. Ara'empat kupia'tau nina,
imbalanku yang nista begini, timbangku si'kesia mene,
berumah di tepi hutan, bebale sedih gawah,
menjadi lajang tua, Jari teruna toa',
kalau tak kalah Raja Bali, mun nde'kalah Raja Bali,
pasti tidak ada, pasti nde'na ara',
kebahagiaan akan kutemui. kesuka'gen ku dait.
127. Inilah jalanku mendapatRidha 127. Sine langanku dait kesuka'
Allah, Allah,
mendamprat temannya berujar. nyemprak baturna muni.
38

nantilah kalian merabacot, bares gama'pctda,


yang manis jangan dibicara- si'manis nda'te raosang,
kan, si'pait-julu' rasanin,
yang pahit di hitung, mun tau nina gampang,
kalau orang wanita gampang, nde'ia genta raosin.
tak peilu dibincangkan.
128. Fajar terbit mereka bersiap, 128. Parek menah banjuran
semua memasang cancutnya, medab-daban,
sebab sudah terbit fajar, selapu'bekancut ginting,
semua riuh tergupuK, mapan uah tiwo'fajar,
lain keluar Datu Panji, selapu'na pada endah,
di Bencingah, banjur mijil Datu Panji,
kaula bala sudah siaga. le' bencingah,
kaula bala uah mecawis.

129. Datang si pembawa kuda 129. Tarik dateng si'jau'jaran pe-


tunggangan, linggian,
di suruh mendahului menunggu, tesuru' bejulu ngantih,
di sawah Pagondang, lai' bangketPengondang,
semua si tukang kuda, soroh si'raksa'jaran,
juga pembawa Panji, miwah si'ponggo'pengawin,
beijalan mendahului, tarik bejulu lampa',
menunggu di utara desa. le'dayan desa ngantih.

130. Tunggangan Nuna Lancung, 130. Pelinggian Nuna Lancung


DenSuiya, Den Surya,
Den Ormat, Dewa Panji, Den Ormat,Dewa Panji,
kuda si Jero Siraga, jaran jero Siraga,
menunggu di Pagondang, ito ngantih le'Pengondang,
dikistdikan Dewa Panji, keceritan Dewa Panji,
memeriksa barisan, ngider kaula,
mantra sambil beikeliling. mentera sambil ngelining.
131. Sudah temu menghentak bumi 131. Wah bungkem keter tana'telu
tiga kali, kali,
lalu beipidato Mas Panji, banjur bemanik Mas Panji,
sekarang adik dan kakt^, mengka adi'kakak',
paman dan ayah semua. tua'Ian Mami'pada,
39

bersama kita perang sabil, bareng-bareng perang sabil,


jangan sayang dunia, nda'eman dunia,
anak dan sanak saudara. anak Ian semetonjari.
132. Dijawab dengan sorak sorai, 132. Tarik nimbal selapu'na
semua menghunus kens, barigunsurak.
menari beijingkrak, selapu'na ngunus keris,
alkian di Ukir Bakal, ngigel bededingldang,
pengiring Manajai, kocap le' Ukir Bakal,
menyambut sorak, pengiringna Manajai,
beramai-ramai membaca nimbalin surak,
zikir. rame pada maca zikir.
133. Bunyi tambur, terompet ber- 133. Muni tambur pereret betimpal
saut-sautan, lawas,
kiyai berzikir, kiyai pada bejikir,
tambur lalu berjalan, tambur beterus lampa',
sampai di sawah Pegondang, dateng le' bangket Pegon
lalu menata barisan, dang,
beilcelompok-kelompok, banjuran ape'baris,
urut si kepala barisan. bepdnta panta,
sundulan si mucukin.
134. Datu Panji naik kuda tung- 134. Datu Panji taek lai'jaran pe-
gangan, linggian,
para pendekar mengawal, si'tegeng tegeng ngabih,
si orang pilihan, soroh gegelikan,
bersorak kemudian berangkat, surak banjuran leka',
liwat Pindaq sampai di Maji, liwatpinda'dateng Maji,
karena sudah bersiap, mapanwahyatna,
lasykar dari Suradadi. , sa'kanca Suradadi.

135. Di Penyantur senjata sudah 135. Le' Penyantur sikepna wah


beijajar, bejajar,
Dewa Mas Panji ke depan, bejulu Dewa Mas Panji,
bersama Den Surya, tangket Den Surya,
sudah saling beihadapan, pada wah saling andang,
sorak saling soraki, surak pada saling surakin,
di tingkah suara lawas, betimpal lawas,
dan ada mengumandangkan Ian ara' nimbalin si'jikir.
zikir.
40

136. Suradadi menyingkir semua, 136. Suradadi banjuran belit se-


sampai di jurang Gedoh ber- lapu'na,
balik, dateng Jurang gedoh bebalik,
bans beijajar, bejajar ngambyar,
kemudian saling dekati, beterus pada saling ulahan,
tingkah orang berperang. tingkah tau pada perang gati.
Den Suranggana, Den Suranggana,
yang menjadi pimpinan. ia Jarimucukin.
137. Orang Pusuk menjadi depan, 137. Kancan Pusuk iaJarisesundu-
Deneq laki Mas Panji, lan.
mencambuk kudanya, Dene'laki Mas Panji,
mendekati Den Suranggana, tepas pelinggian,
dilambainya dengan tangan ulahang Den Suranggana,
kiri, uapna si'gading kiri.
Den suranggana, Den Suranggana,
takut lalu berlari. takut banjuran berari.
138. Saling isyarati lalu bubar, 138. Saling wangsitselapu'napada
orang-orang Suradadi, budal,
kembali ke desa, sa'kancan Suradadi,
hanya Raden Suranggana, pada ngungsi desa,
berlari ke hutan bersembunyi, amung Raden Suranggana,
tak teguh pada janji, ngungsi gawah sebo'diri',
maka ia tak berani bertemu. ngelongin pangubaya,
sangka'na nde'bedait.
139. Tidak setia pada janjinya, 139. Nde'na tindih mara' unin
Raden dan ]^suk sembunyi, ubaya,
lasykar Sakra semua, Raden Ian pusuk bebuni',
lalu masuk desa, sikep Sakra pada,
pemimpinnya tak ada tinggal, beterus tama desa,
hanya kaula, perkanggona ndara'tedait,
marah Dewa Mas Panji. amung kaula,
duka Dewa Mas Panji.
140. Lalu pergi ke rumah Pusuk 140. Beterus lumbar le' balen
Den Surya, Pusuk Den Surya,
si Pusuk tidak setia, keraos pusuk nde'tindih,
iamengingkaii janji. ngelongin panggubaya.
41

Mas Panji sangat marah, Mas Panji sanget duka,


lalu disandra, banjuran tegadenin,
istrinya, senina'na.
yang paling disayangi. si'paling sayangna gad.
141. Ada seorang saudara 141. Semeton na Suranggana ara'
Suranggana, sopo'lontas,
ikut pula ditangkap, milu lampa'te irit,
dibawa ke Sakra, betimu'le'Sakra,
ibu Pusuk lalu menyuguhkan, Ina'Pusuk banjur ngaturang,
sajian kepada Laki Panji, sangganan le'laki Panji,
maka ia terlambat, sangka'na sepan,
pulang ke desa Sakra. ule'aning desa Sakra.
142. Semua isi Suradadi yang di- 142. Sing tedait kancan Suradadi
jumpai, pada,
semua ikut mengiring, selapu'na milu ngiring,
kembali di atur, malikna nadahang,
barisannya sepeiti semula, barisna mara'bengan,
kuda si Pusuk di ambil, jaran Pusuk no tekambil,
menjadi kendaraan, jari pelinggian.
Dene Laki Mas Panji. Dene'laki Mas Panji.

143. Pasukan Rarang menunggu 143. Sikep Rarang ngantih le'


di Lendang Kayu Mas, lendang kayu mas.
Den Rinawang bersiaga, Den Rinawang mecawis,
mengatur orangnya berpencar, ape'kaula ngambyar,
bersorak bersahutan, surakna metimbalan,
ada pula ditutuikan, ara'tekocapan malik,
para raden Rarang, pra raden Rarang,
datang dengan beramai-ramai. wah turun dateng metengin.
144. Tidak tabu keadaan di desa. 144. Nde'na taon lai'pola tingkah
lupa di beritahu, dengan,
datangnya terlambat, nde'na inget tebadalin,
lupa di beritahu, dateng kesepanan,
Raden kuduh polos hatinya, nde'na inget tebada',
sudah saling beihadapan, Raden Kuduh polos gati,
saling bersorak. wahna saling ngandang,
surak saling surakin.
42

145. Berhadapan menari berjing- 145. Sating andang pada ngigel


krak, bededingklang,
bedil berbunyi ke arah langit. bedil munipipiang langit,
Den Kuduh mulai mengamuk, Den Kuduh no mara ngamuk,
membacok tak henti, gati begalah,
tutup mata maju terus, tidem nde'na likat mudi,
tetapi kurang lihai, lagu'nde'na sadia,
si orang Sakra menangkis. kaula Sakra pada nangklis.
146. Prajurit Sakra menangkis 146. Kancan Sakra pada nangklis
bedcelit, mesirikan,
menangkis bergantian, ia begenti pada nangklis,
ada yang merasa bosan, ara'ngerasa panda'.
den Kuduh di bacok, Den Kuduh tegalah,
lalu kena dari kiri, banjur bakat langan kiri,
terhujmng lalu jatuh, kepeper banjur reba',
terlentang mati seketika. ngala'na mate nguring.
147. Datu Panji cepat mencari 147. Datu Panji nyerek peta Den
Rinawang, Rinawang,
kemudian bertemu, banjuran na bedait,
dituding dicerea, tetijo' tujingan,
semua kalian dusta, selapu'ma'pada lekak,
tak ada setia pada ucapan, nde'ara'tindih le' uni,
kalau kesanggupanmu, lamun kesanggupan,
bukanlah akan begini. mula nde'temah semeni.

148. Den Rinawang sedih beihatur, 148. Den Rinawang iro'matur sem-
Dewa junjungan hamba, bah,
sebenamyalah hamba kilap, Dewa Panembahan kaji,
karena ada kaula tuanku, jati kaji mula tiwas,
sudah ke Cakra saudara mapan ara'kaula Dewa,
hamba, wah turun semeton kaji,
datang tadi malam, dateng ui'bian,
jauh malam dinihari. jao'maiem uah iingsir.
149. Tergesa berangkat lupa di beri- 149. Geiisan iampa'nde'kaji inget
tahu, bada'ia,
maka jadi begini, sangka'temah semeni,
hamba tidak ingkar. kula nde'kaji obah.
43

setia dan bakti jadi kaula, tresna kula ngaula,


berucap Dewa Panji, bemanik Dewa Panji,
aku tak mempercayaimu, nde'ku gugu'sida,
mari kusandra keiianu. kete'sida kudagen keris.
150. Den Rinawang menyerahkan, 150. Den Rinawang gelis keto'nga-
kens ke Datu Panji, turang,
lain di hunusnya, keris le'Datu Panji,
memang kens pusaka, banjur teusunang,
memang sangat guna sakti, keris mula tetemuan,
setelah di hunus, tetu mula guna mandi,
pusing si Datu Panji. wahna sV teunusang,
kelenger Datu Panji.
151. Lemah lunglai mandi keri- 151. Loleh lempeh daurna mara'
ngat, tesiram,
keris di kembalikan lagi, keris no teuleang malik,
sudah diobati, wah tesembe'bura',
dijampi oleh Den Rinawang, tejampi si'Den Rinawang,
sepeiti kapur dengan kunyit, mara'apuh timpal kunyi;
segar seperti sediakala, seger mara'bengan,
berkata Datu Panji. bemanik Datu Panji.
152. Mamiq Den Rinawang ingat- 152. Mami' Den Rinawang jerah
lahjanjituan, lupa'pangubaya,
bersama sehidup semati, tebareng sepatl urip,
menjawab Den Rinawang, matur Den Rinawang,
baiklah Dewa Pemban, sandika Dewa Pemban,
lalu diatumya prajurit, banjuran ape'baris,
seperti biasa lagi, mara'bengan malik,
berkelompok membentuk por- mekanda kanda metindih.
masi.

153. Menjadi sayap si Den Nuna 153. Ngeletekin si' aran Den Nuna
Roa, Roa,
beserta para Satria, bareng kancan perbuling,
menjadi sayap kanan. jari keletek kawan.
Den Nuna Lancung Nuna Den Nuna Lancung Nuna
Canang, Cenang,
Jero Siraga Datu Panji, Jero Siraga Datu Panji,
44

bersama Raden Onnat, bareng Raden Ormat^


diiringi para haji; tesundul si'para haji.
154. Di tengah gamelan dan ben- 154. Jari tenga' gamelan miwah
dera, bendera,
paling belakang Jeraji, paling mudi Jeraji,
dan Tail Tandak, beke'baris Tandak,
lawas bersama surak, lawas betimpal surak,
memang sudah bertekad, mula nde'na,ara'lain,
di dalam hati, dalem pengerasa,
tak ada takutkan mad. nde'na ara'wedi le'pati.
155. Bersap-sap menuju barat, 155. Bambal ambal selapu'na an-
saat matahari tergelincir, dang bat,
berjalan dengan tenang, wayah jelo uah lingsir,
merasa tak ada bahaya, lampa'enak-enakan,
karena sudah mupakat pasti, ngerasa nde'ara'baya,
alkisah si Raden Kopang, mapan uah semaya pasti,
di barat Rarang menunggu. kocap Raden Kopang,
bat Rarang tao'na ngantih.
156. Raden Bandesa mengatur 156. Raden Bendesa si' pada ape'
pasukan, bata,
karena ia andalan Bali, mapan tejatonin isi'Bali,
tidak tergoyahkan, nde' nginguh nginggang,
kukuh memerintah, ntek manjak besila,
tak terpengaruh apapun, mula nde'likat mudi,
namun laskar Kopang, anging sikep Kopang,
semua sudah goyah. selapu'na pada ganjih.
157. Semakin dekat orang Sakra, 157. Sayan parek sikep Sakra
sorak bagai guncang bumi, si'ngulahang,
saling beihadapan, surak mara'obah gumi,
memang demikian peijanjian, pada saling andang,
lalu saling memberi isyarat, pan meno pangubaya,
berjongkok bermisal, manjur pada saling wartgsit,
untuk mengelabui si Bali. nyengkeng ngindayan,
isi'samaran diri' lai'Bali.
158. Berlari lasykar Kopang ke 158. Tarik belit sikep.-Kopang an
barat. dang bat.
45

Batu Kliang nimbrung, Batu Kliang nyunduli,


begitu pula tabiatnya, masih semenojua',
bersembunyi daun selembar, betili si'gedeng selembar,
sudah pasti mupakat, mula pangubaya pasti,
akan beisama ke barat, pada andang bat,
bersama menghajatkan Raja beriuk perih Raja Bali.
Bali.
159. Memang terlambat si Panji 159. Mulaia sepanan ngulah Dewa
Komala, Mas Panji Komala,
Kopang Batu Kliang, Kopang Batu Kliang,
sudah lebih dahulu di pegang, wah tegisijulu,
oleh prajurit Bali Pagutan, isi'sikep Bali Pagutan,
semua menyembunyikan niat, tarik akal betetili,
untuk mengelabui, buat kelambungan,
laskar Raja Bali. isi'sikep Raja Bali.
160. Menunggang kuda berpacu ke 160. Caprek jaran pada negar an
barat, dang bat,
tak ada menoleh belakang, pada nde'na likat mudi,
meliwati pematang tinggi, babar oso'tinggang,
tak lagi mengitung nasib, pada nde'na itung temah,
laskar Batu Kliang ngacir, sikep Batu Kliang keliling,
tidak berani berhadapan, nde'bard ngandang,
berlari menyeret tombaknya. orOS tumbak na berari.
161. Pemimpinnya mengungsi di 161. Pada ngungsi pemekelna le'
timur desa, timu'desa,
maju para prajurit Bali, nyundul kancan sikep Bali,
keluar ke timur Kopang, sugul timu'Kopang,
kembali ia mencari posisi, malikna mekilesan,
berbalik mundur, bebalik si'wah congah,
Bali yang pemah berontak, lue'na aworan diri'.
banyak membaurkan diri.
162. Tak kaman kawan dan lawan, 162. Nde' karuan musuh kelawan
si pembawa bedil, roang,
asal membunyikan bedil saja, si'tandangin isi' bedii,
laskar di batas kota, sok puni'bedil doang,
saling melempar seberang sikep Sakra le'Kuta,
kali.
46

saling kapek lalang ai',


lalu masuk desa, beterus team desa,
orang Sakra di depan. soroh Sakra si'mucukin.

163. Bersorak musuh dan kawan, 163. Pada surak musuh kelawan
seperti kiamat bumi, roang.
penuh jalanan di Kopang, mara'na kimat gumi,
laskar Pagutan menyerang, peno'rurung Kopang,
serentak menarik pelatuk, sikep Pagutan mara,
sebab sudah jelas, sembarengan puni'bedil,
musuh dan teman sudah mapan wah keruan,
baur. musuh roang wah metindih.

164, Mali tiga yanglain berlindung, 164. Rame bedil betimbalan si'
mereka mundur, surak,
sampai di luar desa, peteng dedet kukus bedil,
lalu didengamya sorak, , Panji Komala tumpah,
melalui selatan arah lambang, kem'si'opas beruang,
laskar Praya, Jero Siraga gancang
Pranujak Batujai. nulungan,
beterus telariang,
ule'le'Sakra gelis.
165. Ramai bedil dan sorak, 165. Rame bedil betimbalan si'
asap mesiu seperti kabut, surak,
Panji Komala teijatuh, peteng dedet kukus bedil,
teikena racun "beruang", Panji Komala tumpah,
Jero Siraga menolong cepat, kem'isi'opas beruang,
lalu di larikan, Jero Siraga gancang nulun
pulang segera ke Sakra. gan,
beterus telariang,
ule'le'Sakra gelis.
166. Itu maka tak kalah musuhnya, 166.Sino kerana nde' bau te-
seandainya Panji Komala, balikang,
kalau tak ikut ke medan, kadirasa Dewa Mas Panji,
sebentar lagi akan menang, yen nde'tebudalang,
tetapi memang putaran se- karing semenda'po'na me
jarah. nang,
lagu'mulajanjin gumi.
47

laskar Sakra lalu bubar, Sikep Sakra banjur budal,


tak dapat ditahan lagi. nde'na ara'baun balik.

167. Laskar Kopang dan Batu 167. Sikep Kopang tangket sikep
Kliang, Batu Kliang,
akhimya menyamaikan diri, payu pada samaran diri',
bersembunyi daun sehelai, betetili si'gedeng selat,
menyerang desa jontlak, pada gebuic dasan Jontlak,
hanya sebagai tatedeng, jari si'na ilipang diri',
akhimya orang jontlak, payu kancan Jontlak,
di bunuh bergelimpangan. temate' begerinting.
168. Ganas macam bukan kawan 168. Ngadu gernes mara' nde'na
sendiri, padan ia',
si orang Jontlak binasa, kancan Jontlak ngamasi,
salahnya dilalui, sala'na tebabar,
cuma Rarang ikut berontak, cuma Rarang milu congah,si'
yang dihasut menyanggupi, te oles pada nyanggupin,
Kopang Batu Kliang, Kopang Batu Kliang,
akan melalui barat Juring. gen na langan liwat Juring.
169. Semua akan menuju ke barat, 169. Tarik selapu gen andang bat,
mupakat mereka pasti sudah, pengeraosna pada wah pasti,
Kopang Batu Kliang, Kopang Batu Kliang,
sebab ia tak bertempur, sangka'nde'na mesiat,
tetapi si Panji salah siasat, lagu'sala'mula Mas Panji,
terlambat menguasai Kopang, sepan gisi Kopang,
dan Batu Kliang lalu menya- ian Batu Keliang payu betili.
mar.

170. Akhimya dikatakan tak teguh 170. Payu keraos nde' tindih le'
janji, ubaya,
seandainya tak ditinggalkan, andena nda'na tabilin,
oleh laskar Panji Komala, si'sikep Panji Komala,
orang Sakra bertingkah, kancan Sakra palar bikas,
tak mau bersakit-sakit, nde'kawa temah sakit,
apa lagi lebih dari itu, kancan Sakra palar bikas,
pertempuran yang ditemui- nde'kawa temah sakit,
nya. goyo lebian si'sino,
pesiatan gen na dait.
48

171. Barn mati tiga sudah ricuh, 171. Baru' mate teiu banjur mara
Sakra teidesak tak berani balik, pada becongkrah,
tak malu akan dirinya, Sakra kelilih nde' bani
semua sanggup macam cupak, bebalik,
Surya Jaya sampai mencret, nde'ila'an diri',
alkis^ Raden Ormat, lapu sanggup mara'cupak,
sendiri paling belakang. Surya Jaya jangka molang
sugul tai,
kocap Den Ormat,
mesa'paling muri.
172. Menggerutu mengomel Raden 172. Nfomeh ngenyang Den Ormat
Onnat, ngumbe sangka',
mereka tak berani berbalik, pada nde'bani bebalik,
si anjing Surya Jaya, basong Surya Jaya,
banyak omong banyak lue'kerante lue; lekak,
dusmnya, kerante kena'nde'tepati',
ucapan baik tidak di teiima, basong cekok nangka'rasa',
si anjing pengkor besar mulut, delat tain sikep Bali.
jilatiah tai prajurit Bali.
173. Sampai mereka di jurang Pe- 173. Pada dateng le'jurang Peno-
notok Songgak, tok Songga'
melintasi hutan Suangi, liwat le'alas Suangi,
sudah sampai Segampang, wah dateng Segampang,
beijalan hilang pikiran, nde'ara'itung etang,
matahari tenggelam menye- serep jelo tempuh dui,
ruak duri, uah dateng Sakra,
sudah sampai Sakra, pengerasa pada wah ganjih.
rasa hati mulai goyah.

174. Mengungsi mencari kerabat di 174. Pada rarut meta beraya bi-
desa, larig desa,
mengajak anak istrinya, beke'na anakjari,
semua memboyong; selapu'pada berembat,
ada menuju Beleka, ara'ojok Beleka,
ada ke Mujur, Ganti, ara'Mujur ara'Ganti,
mereka mencari selamat. pada pete tilah.
49

ada mengungsi ke Piaya, ara' ngungsi Peraya


Pejanggik. PejanggL'

175. Ada ke Pujut, Marong,Dasan 175. Ara' ngungsi Pujut Marong


Landah, Dasan Landah,
Sagik, Mateng, Wakan, Pe- Sagi' Mateng Wakan Pel-
lambik, Peklambi',
Peleba, Pijot, Lungkak, Pelemba Pijot,Lungkak,
mencari ideal berdusta, peta akal metilas,
barangkali dikasihani sang ara'keperiak gusti,
tidak dianggap tawanan, nde'teparan bebcyongan,
banyak orang Sakra meng lue'Sakra rarut ngungsi.
ungsi.

ASMARANDANA

176. Tersebut mereka yang meng 176. Keceritan pada si' wah
ungsi, bebilin,
mencari kerabat ke setiap Reta beraya le' bilang desa,
desa, ngone'jangket telu bulan,
selama tiga bulan, desa Sakra masih tilah,
desa Sakra masih utuh, pada balik pengerasa,
berbalik pula pikirannya, serta lingna si'pada tedunung,
berkata si tuan rumah ke peng- baru'meno penyoba.
ungsi,
baru begitu saja cobaan.
177. Kalian sudah lemah semangat, 177. Sida pada berate ganjih,
mengungsi meninggalkan budal pada bilin desa,
desa, goyo lebihan si'sino,
apalagi lebih dari itu, jad penyoban Allah,
memang itu cobaan Allah, sino pada pikiran,
itu kalian pikiikan, yen mula gen rusak tulus,
kalau memang ditakdirkan nde'na ngantih jelo lainan.
hancur,
tak akan menunggu hari esok.
178. Tak akan kalah Dewa Mas 178. Nde'na kalah Dewa Mas
Panji, Panji,
dan kami semua ini. Ian ampo'ne pada ita.
50

akan mengungsi ke sana, gen ngungsi leka'beketo',


menghadap pada Mas Panji memarek le' Mas Panji kom
Komala, ala,
datang ke sana mengabdi, gen pada keto'ngaula,
begitu ueapan orang-orang itu, meno raos dengan selapu',
si pengungsi merasa sadar. si'lotos bebalik pikir.

179. Perfiitungan Raja Bali, 179. Fengandena Raja Bali,


sama menimbang akibatnya, pada tarik itung temah,
nanti banyak yang mati, laun lue'mate,
Manajai lagi hilang, Manajai malik Hang,
maka di jedakan, sangka'na tejadengan,
kesepakatan Raja Bali, pengeraosna Raja Bali,
menunda waktu di Kopang. mejedeng le'desa Kopang.

180. Kalau diserang terus, 180. Anging yen tepeturutin,


tak akan sampai seminggu, nde'kantijangka sejumat,
begitu pikiran mereka, sekenO mula pengerasa,
perMtungan si Raja Bali, pengandena le'Raja Bali,
biar nienang seperdnya kalah, yen menang sasat kalah,
alkisah semua orang Sakra, kocap isin Sakra Selapu,
pikirannya maka ia meng pikirna sangka'bilin desa.
ungsi.
181. Seumpama sumur di tepi 181. Anden lingko'sedln iding,
tebing, pira lalo' nggerna,
tak seberapa aimya, nde'na duga ngembul ngone',
tak disangka kau lama berair, langsotna sejelo doang,
paling hanya sehari saja, nde'na burung temah sat,
tak urung kering ia, pikir dengan Sakra selapu',
pikir orang Sakra semua, si' wah rarut bilin desa.
yang sudah mengungsi me-
ninggalkan desa.^
182. Menghadap kepada Ratu 182. Memarek le'Datu Panji,
Panji, selapu'ndara' tesapa',
semua tak disapa, Manajai kocap lain,
Manajai lain halnya, ngeraos le' Ukir Bakal,
berunding di Ukir Bakal, derpon tepelanga',
untuk menarik peihatian, apaniajabaning pigung,
51

karena ia di luar hitungan, banjuran lampa'beragah.


lalu ia berangkat menyerang.

183. Orang Surabaya menyutai, 183. Kancan Surabaya ngiring,


laskamya dua ratus orang, jari kancan ara'satak,
berangkat menaklukkan leka'regah Dasan Lekong,
Dasan Lekong, betempuh le'timu'desa,
bertemu di timur desa, mesiatna mate empat,
bertempur mati empat, mapan nde'na ara'ito,
karena pimpinannya tak di sedek sine Den Lungajang.
situ,
waktu itu Den Lungajang.

184. Ke Cakra menghadap Raja, 184. Turun memarek le'Gusti,


hanya para kaula sahaya, nudia kaula ngayah,
ia tidak berada di Dasan nde'na ito le'Dasan Lekong,
Lekong, desana manjuran teregah,
desanya lalu dirampas, sesorohan At'Anyar,
orang dari Aik Anyar, kerana ia milu biluk,
karena mereka ikut berontak, sangka'na nde'ara'siat.
tak diperangi ia.

185. Karena pikirannya sudah ber- 185. Mapan akalna wah bebalik,
balik, ajum Panji Komala,
memuji si Panji Komala, kelilih sekep Dasan Lekong,
terkalahkan laskar Dasan pada berari tama desa,
Lekong, nungkul nunas ngaula,
mereka berlari masuk desa, nina mama tarik nungkul,
bertekuk lutut mohon ampun, nyembah nunas sampurayan.
laki wanita menyerah,
menyembah mohon ampunan.

186. Lalu disandera, 186. Manjuran na tegadenin,


istri Den Lungajang, senina'na den Lungajang,
istri perbekel disandera, senina'perbekel tegaden,
ditawan ke Sakra, ia teirit aning Sakra,
semua tua muda, selapu'na toa'bajang,
sekira seratus orang, swatara ara'satus,
tersebut orang Padamara, kocap soroh Padamara.
52

187. Bermuka dua akalnya bulus, 187. Kambih dua akal ririh,
penguasanya sudah mupakat, perkanggona wah mupakat,
seperd di belanak sungai, mara'anden beranak kokoh,
bolak balik ke lautan, ngulah ngulih le'segara,
meski di air tawar, yadian le'si'tawah,
di lautan semakin luas, le'segera sere galuh,
tingkahnya bertaji dua. kelelampan betaji dua.

188. Tak mau kalau di taiik, 188. Memindah gen na teirit,


karena memang di Padamara, mapan mula Padamara,
bala mati dari dahulu, bebantelan leman lae',
Pejanggik dan Sukaraja, Pejanggi'Ian Sukaraja,
menyertai kemana saja, ngiring setiba padan,
dan sanggup jadi ujung tom- tur sanggup Jari pepucuk,
bak, satmaka wah tama Sakra.
tak ubahnya orang Sakra.
189. Setiap permintaannya dipe- 189. Sing penunasanna tepati',
nuhi, tekocapan Jelo si'lain,
tersebut pada hari lain, leka' regah desa Pancor,
per^ menyerang desa Pancor, pengiringan ara'samas,
pasukannya empat ratus kaula Surabaya,
orang, kancan Sakra lue' milu,
kaula Surabaya, tangi sanga'Padamara.
warga Sakra banyak yang
ikut ke,
Tangi, Songak,Padamara.
190. Lalu mengatur pasukan, 190. Banjuranna ape' baris,
gunungan dan sundulan, gunungan Ian sesundulan,
menjadi usus dan sayapnya, Jari baduk Ian keletek,
Padamara di depan, Padamara tepucukan,
kemudian menabuh gamelan, banjur mara begamelan,
bersorak berbaur suara surak awor suaran tambur,
tambur, sekep Pancor wah siaga.
laskar Pancor sudab siaga.
191. Di barat desa mereka 191. Baret desa po'na ngantih,
menunggu, ngambyar sabol la'lelendang,
berpencar penuh di padang, pada ngiring gustina.
53

menyertai gustinya, Gusti Pogot nunggang jaran,


Gusti Pogpt mengendarai unin gusti yatna pada,
kuda, ingetin sanak ratu,
pesan gusti awas awaslah, jari macam le'mantaram
ingat saudara kita,
menjadi macan di Matamm;
192. Mendesak ramai menembak, 192. Bedesek rame bebedil,
ramai mereka sesumbar, rame pada mesumbar-sum-
berbeda dengan Dasan bar,
Lekong, lainan isi'Dasan Lekong,
jauh bum!dengan langit, jao'langit timpal tana',
kalau aku menyerah utuh, lamunku meserah tilah,
aku bukan manusia tulen, nde'ku jari tau tetu,
aku ini pendekar pilihan aku nereh rehan Mantaram.
Mataram.
193. Yang merongrong berujar, 193. Si' beregah tarik muni,
nantilah sesumbar, bares Julu' mesumbaran,
sekarang tahan anak ini, nani babar kanak sine,
pukulannya seperti kilat, pemantokna mara'kisap,
ini tulen macamnya, sine tulen macanna,
memang Mataram tersohor, Jati Mantaram tekasup,
coba lawan anak Sakra. coba babar kanak Sakra.
194. Mereka mendekat menari 194. Pada ngulan ngigel tarik,
semua, banjuran betempuh tumbak,
lalu beradulah tombaknya, ongkat wateng begeropak,
suara watang gemeretak, mata pada begerinting,
mati mereka berguguran, getih abang le'lelendang,
darah merah di padang, buru pada saling buru,
kejar saling buru, surak rame betimbalan.
sorak riuh bersahutan.

195. Asap bedil gelap udara, 195. Peteng dedet kukus bedil,
menari si orang Sakra, pada ngigel soroh Sakra,
lalu mimdur laskar Pancor, banjur belit Sekep Pancor,
berlari meninggalkan desa, berari gen bilin desa,
laki wanita semua pergi, nina mama tarik budal,
Desa Pancor pun kosong, Desa Pancor uah Suwung,
Karaeng Manajai segera. Kareang Manajai gancang.
54

196. Merambah mencari orang 196. Begulah peta tau Bali,


Bali, beterusna aning Sekarteja,
lalu pergi ke Sekaitija, Desa Pancor no wah suwung,
Desa Pancor sudah sepi, selapu'na bilin desa,
semua meninggalkan desa, pada memolong tumbak,
tombaknya sudah dibuang, Manajai manjur surut,
Manajai sudah mimdur, sugul laV luah desa.
keluar dari desa.
197. Bertemumerekabersoraklagi, 197. Bedait pada surak malik,
lagi sera perangnya, malik rame pesiatan,
kalah lagi pasukan Pancor, kelilih malik sikep Pancor,
dikejar masuk desa, keburu tama desa,
sudah sampai di pasar, pada dateng peken mara,
laskar Pancor di bantu, sekep Pancor ia tesundul,
Gusti Pogot naik kuda. Gusti Pogot nunggang Jaran.
198. Sengit pula pertempuran, 198. Rames siatna malik,
keteter si orang menyerbu, kelilih pada si' beregah,
di jalan Pancor dikejar, le'rurung Pancor tepale',
Pe Rumaksa peibekel Sakra, Pe Rumaksa perbekel Sakra,
bersama analraya, bareng tangket anakna,
mati di gerbang selatan, ia mate le'kuta lau',
bertempur disapih malam. mesiat sapih si' bian.
199. Banyak mati karena bedil, 199. Lue'na mate si' bedil,
seumpama tidak dipulangkan, ukuan kande'tebudalan,
yang menyerang pulang, si'beregah pada ule',
pulang ke desa Sakra, budal ojok Desa Sakra,
sampai di gimung Ukir Bakal, dateng gunung Ukir Bakal,
karaeng Manajai kemudian, karaeng Manajai manjur,
pindah pondoknya ke Pagon- ngalih pondok le'Pegondang.
dang.
200. Lega hati Datu Panji, 200. Suka lega Datu Panji,
ayahnya ikut membantu, Mami'na keraos ngayah,
sekarang bara disapanya, sangka'na tesapa' nane,
Beikata Panji Komala, belatur Panji Komala,
"Hamba datang memberitahu, kula lete ngaturang,
bangsa si orang mengungsi, sesorohan si' wah rarut,
itu menjadi teman tuan." sinojari tangket Dewa,
201.piiringi oleh saudaranya 201. Teiring si'sanakna tarik,
semua. Ian Perbuling tampak-ampak.
55
dan pert)uling bersap-sapi bajang bogus baru'bele',
remaja cantik baru tesar, si' ngiring pada bajang,
yang mengiringi para pemuda, wah dpteng le'Bencingah,
sudah sampai di Bencingah, Den Surya Den Nuna
Den Surya, Den Nuna Lancung,
Lancung, Jelo malam besesukan.
siang malam beipesta ria.
202. Tersebut si Manajai, 202. Keceritan Manajai,
setiap malam berkisah, tunggal semalem ia bewaran,
menceritakan para ratu lama, nuturan pro ratu lae',
yang bertahta di Selaparang, si'njeneng le'Selaparang,
cemaat ia menceritakan, tetah si'na becerita,
ihwal masalalu, urusan si'julu-julu,
yang mendengar terheran. si'dedengah pada benga'.
203. Istijeratna Manajai, 203. Istijeratna Manajai,
senggeger asih sekumpul, senggeger asih sekumpul,
di taruh di tambumya, jalan tambur tao'na polo',
dan memang takdir Allah, serta mula kesuka'Allah,
makbiil doanya, kesinungan penedania,
maka datang laskar Jantuk, bareng dateng sek^p Jantuk,
siang malam tak putus. jelo malem nde'na pegat.
204. Makanya marah Panji 204. Mapdn duka Dewa MasPanji,
Komala, selapu'ndara'tesapa',
semua tak ada disapa, jari teraosang none,
sekarang kita bicarakan, si' ule'rarut besiluran,
yang pulang mengungsi, wah pada teupata,
sudah disumpah, si'nginem penentrem ate,
yang minum penentram hati, ai'pejenengan Pengempokan.
air Pajenengan Pangempokan.
205. Tersebut si orang mengungsi, 205. Keceritan si'pada ngungsi,
mengungsi dari desa dusun, rarut lekan desa dasan,
mengungsi desa yang lama, ngungsi desa dasan si'lae',
orang-orang dari Praya, jati mula desa Peraya,
berkumpul di desa Sakra, wah kumpul tama desa Sakra,
tak sayang dukuhnya, pedasanan ngkah itung,
tak teihitung berapa dusun. nde'ta itung mun dasam
206. Disebut saja kumpul semua, 206. Teraos kumpul sekali,
rakyat sudah masuk. kaula wah tama sekali.
56

Desa Sakra besar sekarang, Desa Sakra bele' nani,


di perbesar batas desa, tepeduah penyengker desa,
supaya cepat ceritera ini, mandena gelis tuturan,
maklum ceritera raja, mapan kelelampan datu,
panjang di belakang ditutur- belo fnuri tekocapan.
kan.
207. Maunya Dewa Mas Panji, 207. Kesukan Dewa Mas Panji,
lalu diperluas desa, manjuran mekebat desa,
penuh padat sampai Segeleng, sabol sesek dateng Segeleng,
ke utara sampai Pegondang, bedaya dateng Pegondang,
Nuna Lancung Surya Jaya, Nuna Lancung Surya Jaya,
serta merta naik kuda, perjani berjaran banjur,
Mas Panji Komala Dewa. Mas Panji Komala Dewa.
208. Bala banyak seperti pasir, 208. Bala lue'mara'gesik,
ditaksir sama dengan Bali, pemgeraos betanding asah,
dari setiap desa banyak bilartg desa dateng lue',
datang, tarik kendel pengerasa,
semua merasa berani, Panji Mas Komala Dewa,
Panji Mas Komala Dewa, Den Surya Den Nuna
Den Suiya, Den Nima Lancung,
Lancung, Den Ormat Jero Siraga.
Ben Ormat, Jero Siraga.
209. Semua akan diberi kuasa, 209. Tarik gen ne tepegisi',
para raden di desa Sakra, praraden si'dalem Sakra,
akan menjadi kaulanya, kanten jari baturna no,
agar menjadi punggawa, ade'jari punggawa pada,
Sikur, Kesik, Jorong, Sikur Kesik Jorong Rungkang,
Rungkang, Nuna Sunter ngepean batur,
menjadi warga Nuna Sunter, Lenek Sapit Pengadangan.
Lenek'i Sapit, Pengadangan.
210. Den Kenahan menguasai, 210. Den Kenahan nge rasarun.
Bagek Pituk, Denggen, Sage'Pitu'Denggen Songa',
Songak, Ian keselet wah metempek,
dan Keselet sudah di gandeng, Nuna Senta ia ngeraksa,
Nuna Senta mengayomi, Jantuk Ian Rumbu'kabar,
Jantuk dan Rumbuk, Kabar, Tangi Lenting Ian Dasan
Tangi, Lenting, dan Dasan Baru,
Baru,
57

diperintah Nuna Kiyam. teraksa si'Nima Kiyam.


211. Kaula sudah di pilah, 211. Kaula wah pada begiUh,
Teros, Sisik, Bangsal Tengak, Teros sisik Bangsal tenga',
di bawah Nuna Londra, Nuna Londra ngeraos,
bersama Den Satia memerin- bareng Den Satia ngeraksa,
tah, Gandor Ian Panggongan,
Gandor dan Panggongan, Tangi Konde'Dasan Tumbu,
Tangi, Kondak, Dasan Nuna Roa ngeraksa.
Tumbu,
Nuna Roa memerintah.

212. Beloan, Tumdak,Pelambik, 212. Beloam Tundak PelambV,


diperintah Nuna Dulah, teraksa si'Nuna Dulah,
Sukaraja dan Pepaok, Sukaraja Ian Pepao,
Lekor, Suradadi diserahkan. Lekor Suradadi teserah.
Den Ratjaya mengayomi, Den Ratjaya ngeraksa,
tetapi semua di bawah, nanging selapu'kepengku.
den Surya Jaya penguasanya. Den surya Jaya pemekelna.
213. Kodrat Iradat, 213. Kesuka'Allah luih,
AUah Agung, beterus pada ngalih aran,
lalu mereka mengubah nama, Nuna Dea tepejala',
Nuna Den dijuluki, Raden Mas Malaya Kusuma,
Raden Mas Malaya Kusuma, semeton na surya Jaya,
saudara Den Suiya Jaya, Nuna roa tejejuluk,
Nuna Roa diberi gelar, Raden Aria Panembahan.
Raden Aria Panembahan.

214. Nuna Jekeh diberi nama, 214. Nuna Jekeh tearanin,


Raden Aria Betendika, Raden Aria Betendika,
Surya Jaya bergelar, Surya Jayat tepejala
Raden Patih Mangku Negara, Raden,Patih Mangku Negara,
menjadi panglima bicara, Jari batek reraosan,
Nuna Lancung dijuluki, Nuna Lancung tepejuluk,
Dewa Agung Pamungsung Dewa Agung Pemungsung
Jagat. Jagat.

215. Alkisah si Manajai, 213. Tekocapan Manajai,


di Pegondang mendapat le'Pegondang mau'orta,
warta. tingkah reraos si'mene.
58

ihwal bicara demikian itu, nani pada ngalih aran,


sekarang beiganti nama, Manajai negkakak,
Manajai tertawa ngakak, rere'sembarengan selapu',
tertawa mereka semua, wah rere'pada istigfar.
setelah tertawa membaca
istigfar.
216. LailahaiUallah, 216. Lailahaillallah,
astagfirullah al azim tobat, astagfirullah alim tobat,
belum selesai urusan, nde'man keruan pengeraos,
masih sempit desa Sakra, masih rupek Desa Sakra,
sangat luas bumi Sasak, guarna gumi Sasak,
utara gunung masih luas, Dayan Gunung masih galuh,
pantai barat Ampenan. pesisi baret Ampenan.
217. Di selatan luas sekali, 217. Si'le'lau'guar gati,
Belongas, Tamparan, pengan- Belongas Tamparan Pengan-
tap, tap,
itu siapa punya bumi, sino sai epean paer,
masih Karang Asem yang masih Karang Asem ngepean,
punya, nde'na man tesebut Sakra,
belum disebut nama Sakra, Subahnala gama'aku,
SubhanaUah biarlah aku, Juru mati'ku jari temela.
jadi kutu busuk saja.
218. Menyusup di dalam tanah, 218. Nyesep le'dalem gumi,
Manajai memukul dada, Manajai tepak dada,
menarik napas menahan ter- bebangsel andek kerere',
tawai besuru'tama le'Sakra,
menyuruh masuk ke Sakra, peta during Sulambang,
mencari During Sulambang, tedait tetena'sugul,
dijiunpai diajak keluar, dedua'na aning Pegondang.
keduanya menuju Pagondang.
219. Datang si Sulambang dan 219. Dateng Sulambang Ian
During, During,
duduk bersila, tapak si'na tokol besila,
Manajai menyapa perlahan, Manajai nyenyapa'adeng,
aku sengaja tertanya, ita sadiah beketuan,
benaikah During Sulambang, jati During Sulambang,
59

kemarin aku dapat tuturan, m'aku mau'tutur,


konon orang berganti nama. koeap batur ngalih aran.
220. Menyembah Sulambang 220. Nyembah Sulambang During,
During, meran jati meno Dewa,
benar demikian tuan, pra bijan Dewa si'lue',
para putra tuan yang banyak, pada ara'jejulukna,
sama punya gelar, Manajai alus nimbal,
Manajai halus berucap, mun meno ita nurut,
kalau begitu aku ikut, soroh batur si'wah bilin desa.
golongan yang telah meng-
ungsi.
221. Beritahukan pada Dewa Mas 221. Aturin le'Dewa Mas Panji,
Panji, jerahna sala'penerima,
jangan ia tersinggung, si'wah bilin desa lue',
yang sudah meninggalkan nani itajulukin ia,
desa, sesoroh ina'ama',
sekarang kuberijulukan ia, aran terogan-ogan no
golongan ibu bapak, ganggu,
bemama Tarongan-ogan separo aran Nongka'Rasa'.
namanya,
separuh bemama Nongkak
Rasak.

222. During Sulambang pamit, 222. During Sulambang bepamit,


Manajai halus benijar, Manajai alus nimbal,
berkata penuh wibawa, basana Manajai deres,
beijalanlah engkau hati-hati, anta lekd'onya'onya',
pergi si During Sulambang, leka'During Sulambang,
takumya seperti dicolek, kepot na mara'tejeput,
tak jejak menapak bumi. nde'na lempek idap le'tana'.

223. Gampang ditutuikan, 223. Gampang tekocapan le'tulis,


Panji Mas Komala Dewa, Panji Mas Komala Dewa,
sudah banyak balanya, pan balana uah lue',
lalu dibentang desanya, banjuran na mekebat desa,
diperluas desanya sekarang, tepeguar desa nengka,
kawula berdesak rapat, kaula rakit besunsun,
padang Selong sudah penuh. Lendang Selong sabol pada.
60

224. Padang Perowapim befisi, 224. Lendang Perowa bersi,


penuh rumah pondok beratap, sabol bale pondok beratep,
ke barat liwat si Segeleng, bebaret liwat le'Segeleng,
tetapi Mas Panji Komala, nanging Mas Panji Komala,
tak tabu jumlah kaulanya, nde'na wikan kelue'kaula,
Mangku Negara dan Dewa Mangku Negara Ian Dewa
Agung, Agung,
menjmrah hitung rakyatnya. besuru'itung kaula.
225. Semua yang bisa menyisip 225. Senuga'tao nyelep keris,
kens, selapu'na teduduk pada,
semua dipunguti pajak, sopo'kaula sekepeng,
satu kawula satu kepeng, Pemban Bini suka roah,
Pemban Bini mau selamatan, ngangkat rasul sunsunan,
selamatan maulid nabi, teduduk kepeng tetambun,
dipunggut uang dikumpulkan, le'mesigit tetaekan.
di naikan di masjid.
226. Kiyai semua mengaji, 226. Kiyai selapu'ngaji,
dan jam enam sampai pagi, le'sekenem jangka menah,
langit serba putih, bebao'na serua pute',
sudah pagi uang dibagikan, wah benar kepeng tecacah,
jumlah semuanya, kelue'selapu'na,
sepuluh ribu tujuh ratus, selaksa km pitung atus,
delapan kepeng lebihnya. balu'kepeng ia tangguna.
227. Sudah selesai selamatan, 227. Uah peragat si'roah gelis,
mereka berbincang-bincang, pada tanding reraosan,
semua besar kecil, selapu'na bele'kode',
sekarang mau membuat ben- nani pada tangunan gelar,
teng, kukuhan penyengker desa,
mempeikukuh pagar desa, rejek kayu'rampih pitu',
patok kayu lapis tujuh, kayu'gawah lekan duah.
kayu hutan dari luar.
228. Pagar desa sudah selesai, 228. Lambah penyengker wah Jari,
lima hari lalu bereslah, limajelo banjuran peragat,
karena banyak rakyat, mapan si'lue; kaula,
apa dikeijakan gampang saja, sing tegawe; mura; doang,
lalu selamatan desa. banjuran na selamatdesa.
61

Pemban Laki wanita lalu, Pemban Bird laki banjur,


dijoli menjadi peraya. tejulijari Peraja.
229. Pakaiannya serba putih, 229. Pekakasna serua pute',
tiga kali mengelilingi desa, telu kali ngider desa,
sorak bagi runtuh teiban, surak mara'tur lock.
laki wanita diusung jempana, Bird laki tejempana,
lengkap seluruh upacara, seregap Mr upacara,
bans tambak dan sumpit, baris tumbak kelawan tulup,
semua bersuka ria. selupa'na suka lega.
230. Gendang gong bendera pun 230. Gendang gong bendera lue',
banyak, lawas Jantuk tandak Sakra,
lawas Jantuk tanda Sakra, pada kelining desa rame,
ramai beikeliling desa, bedudus le'otak desa,
mandi ruwatan di hulu desa, si'ngiring nina mama,
yang mengiringi laki wanita, selapu'na pada ngipung,
semua lalu berkecipung, le'Pengempel otak desa.
di bendungan hulu desa.
231. Sudah mandi mulailah Kiyai, 231. Was mandi'mara Kiyai,
selama membaca doa, selapu'na maca doa,
mengamin bersorak ramai, amin tarik surak rame,
semua bersolek berhias, selapu'berape'mayas,
pakaian aneka rupa, penganggo endah rua,
yang muda menggosok gigi, si' bajang mesisik lapu,
semua gembira ria. selapu'na suka lega.

SINOM
232. Begitu bila kelebihan rasa, 232. Meno mun tak nongka'rasa',
banyak gaya seketika, bikasan agung perjani,
belum-belum tak keruan, durung dereng nde'keruan,
nama diganti seketika, aran perjani besalin,
tak ada barang pamali, nde'ara'anu'mali',
seperti tidak menghadapi mara'nde'rut andang pakiyuh,
susah, Panji Mas Komala Dewa,
Panji Mas Komala Dewa, teparekin si' bala wargi,
dihadap bala wargi, le' Bencingah pada besukan
di Bencingah bersenang- sukanan.
senang.
62

233. Siang malam bersuka ria, 233. Jeb malem besesukan,


tak ingat diri sakit, nde'na itung temah sakit,
Nuna Lancung, Surya Jaya, Nuna Lancung surya Jaya,
Jero Siraga, Dewa Panji, Jero Siraga Dewa Panji,
mengolah bencana hidup, gaduh sengkala urip,
bermusuhan dengan Anak bemusuh si'Ratu Agung,
Agung, lamun sugul luar desa,
bila keluar desa, tunggang Jaran bepengabih,
naik kuda dikawal pula, payung agung bapak ampak
payung agung berbaris tumbak mamas.
tombiak.
234. Kemudian datang warta, 234. Banjuran na dateng orta,
tingkah laskar Bali, le'pertingkah pemating Bali,
berpondok di Lungkak Paleba, mondokna le'LungkakPeleba,
Jerowaru sudah dikuasai, Jerowaru uah tegisi,
maunya Dewa Panji, kesuka'Dewan Panji,
menyuruh ke Jerowaru, besuru'ojok Jerowaru,
menilik penguasanya, lalo telik perkanggona,
setia atau ingkar, tindih atawa nde'tindih,
ia beijanji untuk diperiksa. kesanggupan na ade'na lalo
teperiksa'.
235. Karena kesanggupan dahulu, 235. Mapa sanggupna si'uah,
Jerowaru kukuh sekali, Jerowaru pager sekali,
berbakti pada Panji Komala, bakti lai'Panji Komala,
sekarang bakti atau ganjih, nengke bakti atawa nganjih,
Surya Jaya menulis surat, Surya Jaya ia menulis,
memerintahkan ke Jerowaru, besuru aning Jerowaru,
apakah ia memegang sang- jau'kenoh kesanggupan,
gupnya, tindih atawa nde'tindih,
setia atau tidak, si' keutus si' aran Buling
yang diutus bemama Ruling Jiwangga.
Jiwangga.
236. Sigap berani dan pandai, 236. Gancang wanen turperdata,
karena sering menghadapi mapan sering nandang sakit,
kesulitan, Widagda le' reraosan,
pintar dalam bicara. sugutan basana manis,
celang betimpal ririh.
63

ucapannyapun mams, wahna dateng le'Jerowaru,


licin dan pintar, banjuran na beketuan,
setelah tiba di Jerowaru, Le'kandana Perkanggo
lalu ia bertanya, masih,
ihwal si Perkanggo masih, kesanggupan mara', raos si
seperti kesanggupan dahulu. juluan.

237. Kepada Mas Panji Komala 237. Le'Mas Panji Komala Dewa,
Dewa, Perkanggo na nimbal manis,
Perkanggo itu menjawab tresna mula nde'na obah,
manis, ngaula le'Dewa Panji,
setiaku memang tak bembah, pesila'Pemban Aji,
menjadi kaula Dewa Panji, lumbar lete le'Jerowaru,
persilakan Pemban Aji, pasti ita gen nyandangin,
datang ke Jerowam, ea' rejek pemating Bali,
pasti kami penuhi, mumpung mondok Bali le'
akan melawan laskar Bali, Lungkak Peleba.
mumpung si Bali mondok di
Lungkak.

238. Sudah selasai pembicaraan, 238. Uah puput reraosan,


dan peijanjian sudah pasti, Ian semaya uah pasti,
besok malam waktunya, le'kemalem si'lema'bian,
pasti tak akan umng, mula nde'ara' burungin,
akan menggempur laskar Bali, gen rejek pemating Bali,
biar seperti lele dipindang, ade'na mara'pindang simbur,
bersama mati satu wadah, bareng mate selelongkang,
tak ada yang luncas, nde'na ara'bau ngeresit,
sudah mantap janji Raden uah napak semaya Buling
Jiwangga. Jiwangga.

239. Berangkat pulang ke Sakra, 239. Budal ule'anif


menghadap Datu Panji, memarek'
cermat ia bertutur, tetc'
lega hati Datu Panji, suka
dipercaya memang setia, tesadu
si Peikanggo di Jerowaru, Perkan^
konon pada hari esoknya, tekocapa
mereka sudah bersiap-siap, pada uah y
\
64

orang pilihan mengiringi gegelikan pada lampa' iring


Pemban. Pemban.

240. Yang diiringi dua orang, 240. Si'teiring tangketna dua,


Nuna Lancung Manajai, Nuna Lancung Manajai,
dan kaula di desa dusun, Ian kaula le'desa dasan,
si orang Jerowaru bersiap, soroh Jerowaru mecawis,
menyiapkan nasi dan lauk, seregepan kando'nasi',
pegpjiannya datang pagi, semayanan dateng aru',
di 4esa tempatnya makan, lai' desa pon medaran,
lain mereka memasak semua, banjur pada ngeme tarik,
di setiap rumah rdtip masak. bilang bale tao'na pada
meriap.
241. Waktu zuhur lain beijalan, 241. Waktu dohor banjur leka',
Nuna Lancung Manajai, Nuna Lancung Manajai,
naik kuda dikawal, tunggang jaran tampak-
ganti yang terungkap kawi, ampak,
seperti orang sudah beijanji, begenti mungguh le'tulis,
berskeras tak bisa dicegah, mara'dengan uah bejanji,
masih tak dapat diubah, kepagah nde'baun pengkuh,
memang pintar Raja Bali, janji nde'keneng obah,
laskar Bali berpondok di mula pinter Raja Bali,
Lungkak. Sekep Bali mondok le'
Lungkak Peleba.

242. Pemimpin laskar berangkat, 242. Si'batek pemating no budal,


ke utara ke Suradadi, bedaya le'Suradadi,
den|ki empat perbekelnya, tangket empat perbekalan,
memang nasib Manajai, mula tuduh Manajai,
seperti orang sudah teijanji, mara'tau'uah bejanji,
sampai di bimbi bertemu, dateng bimbi ia betempuh,
dengan laskar Bali Mataram, Ian sekep Bali Mataram,
lalu mereka saling soraki, banjur pada saling surakin,
berperang si Manajai mimdur. pada mesiat Manajai mekile-
san.

\engungsi ke Montong 243. Ngungsi Montong Puya'-Oya',


^-Oyak, mapan kuciwayan bedil,
I terdesak bedil. roangna Komang Sibetan,
65

anak buah Komang Sibetan, tangket empat mate si',


orang empat mati seorang, kaula dasan tarn,
kaula dusun bodoh, kedung kelunta-lunta betimu',
sedang terlunta-lunta ke timur, ampah kelelampan Sudra,
lengah peijalanan si Sudra, pada mele nginem mandi',
la mau minum mandi, banjur bedait kaula Sakra ara'
bertemu orang Sakra seinbilan siwa'.
orang.
244. Rakyat Sakra di dusun, 244. Kaula Sakra pedasanan,
akan men^ringi Manajai, gen na ngiring Manajai,
bertemu di sumur ribut, le'timba betemu'tega,
nah ini laskar Bali, ne ia sekep Bali,
tombaknya dipoleng, tumbakna tejabukin,
ciri laskar Bali memang, ciri sekep Bali tetu,
lalu mereka sikat, banjuran na pada sejayang,
keempatnya diringkus, maka empat na metaW,
memang dasar Sudra menye- tuning mula kelepe Sudra
rah mereka. meserah.
245. Yang dari Sakra sembilan, 245. Si'leman Sakra no siwa',
lawan empat tanding selipat lawan errpat ngpit bungkuli,
lebih, nda'na ara'lampah babandan,
tak tahu akal tawanan, nde'na tao'batur kelilih,
tak tahu orang menyingkir malikna surut bemudi,
kalah, tuning kelepe kaula dusun,
lagi sedang mundur, leka' bareng si'bebandan,
dasar si orang dusun, lato ojok sekep Bali,
beijalan bersama tawanan, sedatengna ngangas nde'na
menuju laskar Bali, beketuan.
setelah sampai con^ak ber-
ucap.
246. Lihatlah aku hai teman, 246. Gita'alai pada batur,
musuh empat kuringkus, musuh empat ne kutali',
kuserahkan pada Pemban, kuaturang aning Pemban,
di mana tempat Pemban Aji, mbe'tao'Pemban Aji,
yang ditanya orang lihai, si'beketuan tau ririh,
karena yang dilihat itu teman- nupan si'tetaW baturna,
nya. kaula lekan Kopang,
66

orang dari Kopang, banjur pada soling kejit,


lalu mereka s^ing isyarati, teperito' Pemban Aji paling
ditunjukan Pemban Aji paling tenga',
tengah.
247. Dasar Sasak kurang pikiran, 247. Tuting Sasak begerasak,
asalkan sudah berbuat saja, sok inget daya benculin,
tak tabu ciri orang, nde'na too ules dengan,
lalu discrgap diringkus, banjur tebejek tetalV,
meika jadi pengganti, ia pada tulus begenti',
sembilan orang itu ditangkap, maka siwa'na tebau,
ditunda direntang, tetuntung keletekan,
diikat muka belakang, betembateng julu mudi,
biar mampus siapa suruh lega ate ndra' lalo gawen
ngawur. mata.

248. Biar ia jadi tawanan, 248. Tulus ia Jari bebandan,


yang tlga mati bertempur, si'telu mate mesiat gati,
berperang mereka melawan, mesiat pada ngelawan,
lalu dibacok dan mati, banjur tegalah periri,
tersebui si Manajai, keceritan Manajai,
jadi jalanke Jerowaru, burung leka'le'Jerowaru,
berbalik pulang ke Sakra, bebalik ule'le'Sakra,
merasa pasti diburu, ngerasa nde'na burung
Datu Panji sangat marah, tedepih,
Datu Panji keliwatisi'na duka.
249. Panji Mas Komala Dewa, 249. Panji Mas Komala Dewa,
dihadap oleh bala wargi, teparekin si'bala wargi,
Nuna Lancung Surya Jaya, Nuna Lancung Surya Jaya,
Jero Siraga membicarakan, Jero Siraga ngeraosin,
mufakat akan pergi lagi, raosan gen lampa'malik,
menuju Jerowaru ke selatan, belau aning Jeroaru,
Datu Mas Panji berkata, Datu Mas Panji ngandika,
kakak patih Mangkubumi, kaka'patih Mangkubumi,
pergilah dengan adik sida leka'tangket adi'
Panembahan. Panembahan,

250. Bersama Melaya kusuma, 250. Bareng Melaya Kusuma,


memerintahkan untuk bersiap. betendika pada cawis.
67

besok kalian beran^t, jema'sida pada kanpa',


sekarang kalian memberi- nani sida pada medauhin,
tahnkan, seregep tarik mecams,
lengkap semua disiapkan, gelis ceritana banjur,
cepat pida ditutufkan, kocap uah peteng desa,
arkian malam menutup bumi. dengah surak awor bedil,
teidengar sorak berbaur bedil, lean lau' rame surak betim-
dari selatan sorak beisahutan. balan.

251. Panji Komala Dewa membi- 251.Panji Kontala Dewa nge-


carakan, raosin,
sekarang disebut memang nani keraos mula tindih,
setia, Jerowaru mara'upakat,
Jeiowam seperti mufakat, mesiat Ian sekep Bali,
berperang dengan laskar Bali, seregep pada wah cawis,
lengkap semua sudah siap, sekep tumbaklawantulup,
senjata tombak dan sumpit, gen na leka'sembarengan,
akan berangkat bersama- kaula ngiring duang tali,
sama, dateng Palung sayan rapet
kaula pengiring dua ribu, penengahanna.
sampai di Palung semakin
dekat teidengar.

252. Tertunda beijalan menunggu 252. Mandek leka'antih menah,


siang, bedil sayan rame muni,
bedil semakin rame beibunyi, Ian surak nde'na pegat,
dan sorak tak putusnya, ukur malem bedil muni,
sepanjang malam bedil ber- teseda' ubat mimis,
bunyi, apa kurang Anak Agung,
mesiu dan peluru dibuang- yadian itde'mesiat,
buang, sang na pmas si'apin bedil,
Anak Agung tak kurang wah semeno penunasan kan-
apapun, can punggawa.
meskipun tidak berperang,
sudah panas dengan api bedil,
begitu siasat para punggawa.

253. Pagi tiba segera menyuruh, 253. Menah desa besuru'gancang,


pergi mematai liwat Palung, liwat Palung leka'matelik.
68

sudah liwat Montong Bebai, uah liwat Montong Bebai,


meninjau di Poya Oya, Poya'Oya'pon na nganggur,
Syahdan melihat selatan barat, banjur likat lau'bat,
penuh sesak laskar Bali, petengdedet pemating Bali,
utara Rensing Bunut Baok dayan Rensing Bunut Baok
musuhraja. musuh doang.
254. Amak Mercu lalu melihat, 254. Ama'Mercu banjur gegita',
Amak Mercu cepat berlari, Ama'Mercu nyerek pelai,
terettpii-engah ketakutan, banggos enggos ketakutan,
takut perduli duri, leger nde'na asa dui,
seperti membuang din saja, sok maka timpuh diri',
sampai ia jatuh tersungkur, banjur dateng nyusur reba',
di batu parang peHwatan, le' rejeng peliwatan,
gigi ompong keluar tainya, rapo'gigi sugul tai,
mangap macam orang makan nganga' ngangkot mara'
cabai. dengan kaken sebia.

255. Amak Mercu melapor, 255. Ama'Mercu ia ngaturang,


Poyak Oyak habis teibakar, Poya'Oya'julat bersih,
lalu mereka berunding, banjur tanding reraosan,
berkata Dewa Panji, ngandika Dewa Panji,
ke Patih Mangkubumi, le'Patih Mangkubumi,
kakak cepat perintahkan, kaka'degelis besuru',
pada semua penyeberangan, selapu'na peliwatan,
agar dijaga semua, tekebagan pada tarik,
cepat memasang duri dan pada nyerekpasang dui timpal
ranjau. jongah.
256. Sudah ditutup penyeberangan, 256. Wah terempet peliwatan,
Surya Jaya menyuruh lagi, Surya Jaya besuru'malik,
menebang pohon dangah, lalo badung lolon dangah,
dibuat bedil tiruan, tepina'indan bedil,
meriam dihitamkan persis, meriam teberang pasti,
menjaga penyeberangan tunggu peliwatan Palung,
Palung, dua nganggos andang bat,
dua melongok menghadap apitlawang kanan kiri.
barat,
gapit pinm kanan kiri.
69

persis meriam ditopang di tulen meriam tejejanga' teje-


standar. janka.

257.Pantas bila ditakuti, 257. Sedeng rriula ketakutang,


yang menunggu awas sekali, si'menunggu yatna pasti,
membawa obor sudah ber- jau'utik wah tedanda',
tangkai, seregep perteka bedii,
lengkap penyulut bedil, batu si'jari mimis,
batu jadi pelunmya, le' bungas meriam betumpuk,
di ujung laras meriam bertum- pedasanan desa Sakra,
puk, lau'Palung wah tebilin,
dusun desa Sakra, pada takut selapu'na ngungsi
selatan Palung sudah di desa.
tinggal,
takut semua mengungsi desa.
258. Laskar Bali semakin men- 258. Sekap Bali sayan ngulah,
dekati, bedesak pemating Bali,
berdesakan pasukan Bah, jejah soroh kaula Sakra,
khawatir si orang Sakra, Surya Jaya ngeraosin,
Surya Jaya mengatur, sum'batur nyanggra tarik,
menyumh orang meronda, banjur tipa nyanggra batur,
lalu mulai mereka meronda, peliwatan tekebagan,
penyeberangan dijaga, kocap manjur Raja Bali,
Syahdan si Raja Bali, Ratu Agung suka regah Sura
si anak Agung mau menye- baya.
rang Surabaya.

259. Dewa Mas Panji sudah tahu, 259. Dewa Mas Panji wah wikan,
mufakat si Raja Bah, pengeraosna Raja Bali,
karena mata-matanya tak mapan telikna nde'pegat,
putus, lekan Seemoyang Ian Ganti,
dari Semoyang dan Ganti, iajaribelanakan,
itu menjadi agennya, si'aran Tumenggung Buring,
yang bemama Tumenggung tesadu'palar datengna orta,
Buring, kesuka'Dewa Mas Panji,
dipercaya tukang menyampai-
kan warta,
maunya Dewa Mas Panji,
70

hanya dua ratus membantu amung satak lalo tulung Sura


Surabaya. baya.
260. Itu yang asli orang Sakra, 260. No si'tulen isin Sakra,
dipimpin oleh Manajai, tebatek si'Manajai,
lengkap senjata orang berpe- seregep sekep dengan perang,
rang, pengeraos Dewa Panji,
keputusan Dewa Panji, sangka'na leka'sekedi',
mengapa cuma sedikit pergi, le'Surabaya betulung,
di Surabaya membantu, sang na ara'jalan bat,
barangkali ada liwat barat, pan baya wah mecawis,
asal sudah siap saja, Manajai Tembang Pangkur
Manajai tembang Pangkur beterus lumbar.
berangkat.

PANGKUR
261. Mereka beijalan malam hari, 261. Kemalem na pada leka',
sampai Surabaya dini hari, dateng Surabaya malem uah
Jero Siraga menyuruh, lingsir,
mengungsikan harta benda, Jero Siraga ia besuru',
ke Sakra juga anak kecil, pundutan duwe arta,
laki wanita diungsikan, ojok Sakra kanak si' kode'se-
membawa harta dan anak bini. lapu',
nina mama tebudalang,
rembat arta anak jari.
262. Sudah tiba waktu pagi, 262. Wayah uah pupu kembang,
gegap gempita suara musuh peteng dedet suaran musuh
menyerang, ngeregahin,
masihjauh di selatan musuh, masih renggang lau'musuh,
gemuruh suara sorak, ndah dauh suaran surak,
Manajai Pe Siraga beikata Manajai Pe Siraga muni alus,
halus, tarik roang sida pada,
ayolah sanak semua, tua'ama'semeton jari.
paman ayah dan sanak sau-
dara.

263. Ikhlaskanlah hati kalian, 263. Tulusan nani sukanda,


semua bersama sehidup seber- selapu'na tebareng sepati
sama darah sebumbung. urip.
71

jangan sayang dunia, bareng segetih sebumbung,


kalau mat! sabil sangatbaik, nda'emanan dunia,
akan menjadi isi surga, man temate perang sabil lebih
lebih bahagia akan dijumpai. bagus,
lajari isin suarga,
hewin kesuka'gen ta doit.
264. Semua ingat untuk bersedia, 264. Tarik pada ingetjaga,
perasaan memang akan sabil, pengerasa muia pada gen na
memang mereka akan sabil,
mengamuk, muia pada pacang ngcamk,
semua memotong tombak, tarik pada memotong tumbak,
gegap gempita mendekati ndah rarah sayan rapet
suara musuh, suaran musuh,
pasukannya membentuk gelar barisna pada ngambyar,
perang, bedil mara'obah gumi.
bedil seperti goncang bumi.
265. Peluru tak ubahnya hujan, 265. Mimis nde'na bina ujan,
asap mesiu gelap menutupi kukus bedilpeteng nde'ta gita'
langit, langit,
saling serang menyerang, buru pada saling buru,
bertempur di utara desa, mesiyatna ie'dayan desa,
tak bergeser tak takut terluka, nde'na mirik nde' eman pada
musuh tak ubahnya lautan, metutu,
mengamuk saling desak. musuh nde'na bina segara,
pada gamuk saling sunduiin,
266. para Gusti dari pagesangan, 266. pra gusti iekan pagesangan,
bemama gusti Ode padang aran na no gusti Cede padang
Masin, Masin,
Bali Sukadana pun ikut, BaU Sukadana milu,
bemama Kade' Sriama, aran na Kade'Sriama,
mati berperang di Reban sino mate mesiatna le' Reban
Warn, Waru,
segera laskar Mataram, gancangan sekep Mantaram,
Karang Asem mendukungnya. Karang Asem la nyundulin.
267. Bersorak sambil bertempur, 267. Surak sambil na mesiat, .
masuk desa mengatur tama desa pada dab daban
pasukan. baris.
72

sayap menjadi penyerang, keletekjaripepucuk,


dan menjadi penumpas, lanjari sesundulan,
sudah digelar di dalam desa, was bejajar le'dalem desa se-
memang akan mengamuk lapu',
semua, mula gen na ngamuk pada,
musuh sudah mendesak. musuh uah bedesek tarik.

268. Penuh timur selatan utara, 268. Peno'timu'lau'daya,


Surft)aya dihtyanl peluni, Surabaya teujanin isi' mimis,
sebab musuh terlalu b^yak, mapan kelue'an musuh,
tak tentu mana dihadapi, nde'keruan gen ta andang,
musuh membakar dengan musuh lue' bedil isi'na
bedil api, nyenyendut,
setiap kena mmah terbakar, sing bakat bale bisjulat,
sepertl gunung nyala api, mara'gunung nyalan dpi.
269. Panik mereka bingung susah, 269. Cewar pada simo susah,
dan di desa terlalu panas, tunggu desa panas lalo' isi'
lalu keluar ke selatan, api,
di barat desa kemudian ber- jari sugul na belau',
siap, bat desa pan bejajar,
bertempur di situ sera beipe- ito mesiat pada rame sating
rang, gebuk,
sebab luas dan rata, mapan gentar tur na asah,
matahari tergesa siang. jelo gancangan tengari.
270. Biar demikian mereka tak 270. Daka'meno nde'na renggang,
renggang, surak rame miwah tambur
ramai sorak berbaur tambur awor bedil,
bedil, nde'na bina genteran lindur,
tak ubahnya goncangan bedil muni awor surak,
gempa, nyalan api kukus bedilpateng
bedil berbunyi berbaur sorak, ibuk,
nyala api dan mesiu gelap, bangke sampal betentimpa,
mayat berserakan bertindih, lue'mate Selem Bali.
banyak mati prang Islam Bali.
271. Bingung Surabaya terka- 271. Kewah kelilih Surabaya,
lahkan, ngalimateng mula kaula se-
Kalimateng memang sedikit kedi'.
73

waiganya, kancan Surabaya selapu',


seluruh warga Surabaya, ngadu amuk-amukan,
main amuk mengamuk, musuh lue' begegenti saling
musuh banyak berganti mem- buru,
buru, bc^a yen ria tanding asah,
kalau saja sama jumlahnya, Surabaya nde'na nguit.
Surabaya tak kan bergeming.
272. Tutup mata mengamuk, 272. Tidam pengamukna pada,
yang maju tak toleh belakang, sing bejulu mula^ nde'na an-
tak ada orang kebal, dangmudi,
ada bemama Buling nde'na ara'kelepe teguh,
Jiwangga, ara'aran Suling Jiwangga,
masa liwat kesohor sering ber- mun si'uah sering melendang
tarung, tur tekasup,
Perwangsa dari Sakra, lekan Sakra ia perwangsa,
Disayang oleh Datu Panji. tesayang si'Datu Panji.
273. Lagi bisa mengatur bala, 273. Tur taona pelampa'dengan,
Pe Jiwangga terkena peluru, Pe Jiwangga banjur bakat isi'
kaki kiri pangkal paha, mimis,
teikena lalu teijatuh, nae kiri tunggak impung,
takdir tuah tidak mati, bakat banjuran reba',
desa Surabaya kalah, kesuka' Allah Pe Jiwangga
si orang Sakra pulang semua. belo wnur,
desa Surabaya kalah,
soroh Sakra ule'tarik.
274. Alkisah desa Sakra, 274. Desa Sakra tekocapang,
bersenang gamelan tak pu- besesukan gamelan nde'na
tusnya, pegat muni,
semua kaula hadir, kaula selapu'pada reduh,
mengangkut padi dari dusun, angsur pare lekan dasan,
supaya jangan kurang sangu, reraosan Jerah kuciwayan
setiap hari laki wanita, sangu,
sama menumbuk padi. bilang Jelo nina mama,
pada nuja'pare tarik.
275. Semua menumbuk padi, 275. Selapu'na pada nuja',
setiap rumah menyimpan bilang bale selapu'na sadang
padi, meni'.
74

tamu akan segera datang, temue gen dateng am,


bemama panji Abu Bakar, aran Raja Abu Bakar,
dan menyeling berjanji Ian Menyeling subayana
datang, daieng am,
mtmgkin tidak naik kapal, baya uah taek le'kapal,
masih "Kambang" di lautan. masih Mas Kumambang le'
wangsit.

MASKUMAMBANG

276. Setiap hari menyembelih sapi, 276. Bilang Jelo semeleh kao
dan menata kamar tidur, sampi,
di dalam duri tempatnya, muah ape'pemereman,
para raja dua orang. ito laV dalem puri,
para ratu tangketna dua.
277. Yang akan datang ke Sakra 277. Si'gen dateng le'Sakra bantu
membantu, Mas Panji,
sudah pasti peijanjian, uah pasti perjanjian,
Abu Bakar dan Menyeling, Abu Bakar Ian Menyeling,
beijanji turun di Rambang. janjina turun le'Rambang.
278. Semua sudah siap, 278. Selapu'na uah napakmecawis,
akan menyambut ke Ram- gen mendakin aning Ram
bang, bang,
pagi tiba Manajai diiringi, menah desa Manajai teiring,
diiringi orang dua ratus. pengiringna ara'satak.
279. Pakaian mereka serba putih, 279.Pekakasna pada bekulambi
waktu subuh mereka ber- pute',
angkat, parek menah banjur leka',
yang pergi Manajai, si'lumbar Manajai,
yang diiringi ke Rambang. si'teiring ojok Rambang.
280. Sampai di Rambang sudah 280. Dateng Rambangjelo wah sen
siang, sengker tengari,
terus petgi ke Labuan Haji, peterus pada le'Labuan,
sudah sampai di pantai, was dateng sedih pesisi,
lalu terlihatlah kapal. banjuran na pengitan kapal.
281. Jauh kapal tak berani men- 281. Masih renggang kapal nde'
dekat. bani besedi.
75

terapung di tengah selat, kambang le'tenga'arungan,


Manajai menyuruh, Manajai besuru'gelis,
menyuruh pasang bendera. besuru'pasang bendera.
282. Di pantai dipasang bendera 282. Le'pesisi tepasang bendera
putih, pute',
dilihat dari kapal, le'kapal pada gegita',
kapal semakin menepi, kapal no sayan besedi,
yang menyambut dua ratus. si'mendakin kancan satak.
283. Berdiri beqajar di pantai, 283. Tarik nganjeng bejajar le'pe
memang benar-benar bodoh, sisi,
tingkah mereka menyambut, Jad mula pada tiwas,
dungu serta kurang pikir. pertingkahna si' mendakin,
kamba'tur kuciwa akal.
284. Di kapal memang tak tahu, 284. Si'le'kapal mula nde; nenao'
musuh atau teman, Jati,
asalkan sudah siaga, musuh ke atawa roang,
kapal itu sudah ke tengah lagi. pan baya periri diri',
kapal no malik betenga'.
285. Sudah dia tahu kelihaian Bali, 285. Wahna tao' teririhan Raja
kapal lalu mengembang layar, Bali,
ke utara mengikuti angin, kapal banjur kebat layar,
sebentar lalu samar. ojok daya turut angin,
sebera'manjurna sawat.
286. Tercenung si orang menyam 286. Pada ngangos si'mendakin le'
but, pesisi,
menyadari kesalahan, ngerasa mula sola',
tak berguna sebal kemudian, tan pegawe nyesel mudi,
matahari teibenam lalu bubar. serep Jelo banjur budal.
287. Semua pulang besok kembali 287. Pada ule'jema' gen tulak
lagi, malik,
menyesal mengingat diri, nyesel pada kangen anak,
sampai di Sakra Manajai, dateng Sakra Manajai,
langsung ke Pegondang. beterus aning Pegondang.
288. Ada melapor ke Datu Panji, 288. Ara' teteh belatur le' Datu
melapor tingkah kesalahan Panji,
mereka. aturang tingkah na si'sola'.
76

sangat marah Dewa Panji, lebih duka Dewa Panji,


mereka pun berunding. pada tanding reraosan.

289. Mangkubumi dan 289. Mangkubumi miwah Ian


Mangkunegara, Mangkunegara,
sekarang mencari akal, nane peta jari akal,
supaya bisa dateng segera, derpon pada dateng gelis,
Menyeling dan Abu Bakar. Menyeling Ian Abu Bakar.

290. Sudah salah can akal lagi, 290. Kedung sala' nane peta akal
sekarang pergi jemput ia, malik,
disuruh Daeng Setinggil, nane leka'tutut ia,
mencarinya ke Sumbawa. tesuru'Daeng Setinggil,
peta ia aning Semawa'.

291. Akan mengundang Abu dan 291. Gen pesila' Abu Bakar Ian
Menyeli, Menyeling,
kembali lagi ke Rambang, malik tulak aning Rambang,
sudah berangkat Daeng was lampa'Daeng Setinggil,
Setinggil, bedaitna la'Labuan.
beijumpa di Labuan.

292. Abu Bakar bersama Datu 292. Abu Bakar si' tangket Datu
Menyeli, Menyali,
lalu berunding, banjuran tanding reraosan,
disampaikan oleh Daeng atur na Daeng Setinggil,
Setinggil, sila'Dewa gegelisan.
silakan tuan segeralah.

293. Semua Islam sudah goyah, 293. Lapu'selam selapu' rut pada
menjadi hamba si Bali, ganjih,
rasa mereka pada Raja Bali, si'lai'Bali ngaula,
merasa diri kecewa. pengeraosna le'Raja Bali,
rasayang diri' kuciwa.

294. Lalu menjawab Abu dan 294. Banjur nimbal Abu Bakar Ian
Menyali, Menyali,
kalau sudah goyah si Islam, lamun uah ganjih selam.
77

mengabdi pada Raja Bali, ngaula le'Raja Bali,


untuk apa pergi ke Rambang, Jari apa ojok Rambang.
295. Ada berapa banyaknya Raja 295. Masapira kelue'na Raja Bali,
Bali, yadian na le'Labuan,
mesWpvin di Labuan Haji, Lombok tao'ku gen turun,
aku akan turun di Lombok, ito langanku le'sakra.
dari sana aku ke Sakra.

296. Biar banyak laskar Bali 296. Daka'na lue' bekemit pe-
beijaga, mating Bali,
aku tak takutkan mercka, masa kutakutang ia,
bermusuh si Raja Bali, bemusuh Ian Raja Bali,
begitu tuan sampaikan. ngeno isi'da ngaturang.
297. Sudah selesai perundingan, 297. Uah jari reraosan pada gelis,
lalu mereka berlayar, banjuran na belayar,
laju didorong angin, keras tebatek si'angin,
sampai Lombok lalu menepi. dateng Lombok ia becancang.
298. Turun Abu Bakar dan 298. Banjur turun Abu Bakar Ian
Menyali, Menyali,
karena sudah dijaga, mapan uah tekebagan,
Labuan Lombok oleh Bali, le'Lombok pemating Bali,
ramai mereka berperang. manjur rame pesiatan.
299. Saling bum bertempur di 299. Saling burupesiatan le'pesisi,
pantai, betempuh pada menak,
bertemu sama satria, saling turnbak saling bedil,
saling tombak saling bedil, lawan pra Gusti Mentaram.
dengan pergusti dari Mataram.
300. Gusti Made Daub nama jura- 300. Gusti Made Dauh aran
gannya, pergustina,
dengan Dea perang landing, lawan Dea Mejawatan,
bertempur dengan keris, mesiatna ngadu keris,
sama mati keduanya. sapih mate dedua'na.
301. Di sana menanti warta lagi, 30J. Ito tao'na ngantih pengeraos
tak terkisahkan pertempuran, malik,
Abu Bakar dan Menyeli, neng ceritan pesiatan,
merasa sangat bingung. Abu Bakar Ian Menyeli,
pada ngerasa simo sasar.
78

SINOM

302. Lalu naik ke kapal, 302. Banjur taek aning kapal Abu
Abu Bakar dan Menyeli, Bakar Ian Menyeli,
berlayar ke tengah, abu Bakar Ian Menyeli,
di tengah selat menanti, betenga' bekambangan,
utusan Dewa Mas Panji, le'arungan tao'na ngantih,
karena merasa dibohongi, utusan Dewa Mas Panji,
si Menyeli dan Abu Bakar, mapan na ngerasa te aptis,
kalau memang Datu Panji, Menyeli Abu Bakar,
mau dibantu hams ada utusan lamun tetu Datu Panji,
lesmi. gen tebantu ara' utusan per-
menak.
303. Begitu isi pembicaraan, 303. Meno muia reraosan,
Abu Bakar dan Menyeli, Abu Bakar ion Menyeli,
memang sudah putaran se- muia uah tuduh dunia,
jarah, mapan muia janjin gumi,
sudah menjadi perjalanan Desa Sakra wah tedepih,
dunia, muia wah kesuka'Allah,
Desa Sakra sudah dikepung, pergusti ian punggawa,
memang sudah kehendak tendikayang betek bala,
Allah, Desa Sakra teketer si' musuh
pengusti dan punggawa, doang.
diperintahkan memimpin
pasukan,
Desa Sakra dikepung ketat.
304. Supaya bisa cepat kalah, 304. Mangde sangna aru kalah,
dikepung oleh Bali, tekeiipung isi' Bali,
pem^ sesak timur barat, peteng dedet timu'bat,
utara desa sudah dikuasai, dayan desa wah tegisi,
meriam tak putusnya ber- meriem nde'na pegat muni,
bunyi, surak rame saling sarup,
sorak ramai bersahutan, para raden daiam Sakra,
para raden di desa Sakra, Komala Dewa Mas Panji,
Komala Dewa Mas Panji, Manajai uah rauh tama le'
Manajai sudah tiba masuk desa.
desa.
79

305. Kemudian mereka bermu- 305. Banjuran tanding reraosan,


fakat, ngandBca Dewa Mas Panji,
berkata Dewa Mas Panji, nani selapu'praraden,
sekarang semua para raden, sila' nengka tesugulin,
silahkan sekarang keluar, bareng kaula tarik,
beserta rakyat semua, bareng pada sugul ngamuk,
bersama kita mengamuk, praraden matur sandika,
para raden mengiyakan, manjur pada sugul tank,
lalu mereka pun keluar desa, dayan desa Sakra kaula Sakra
di utara desa enam ratus orang telungatak.
Sakra.
306. Dipimpin oleh Nuna Dulah, 306. Tabatek si'Nuna Dulah,
Nuna Lancung mengepalai, Nuna Lancurig mbateidn,
didukung oleh Nuna Cenang, tesundul si'Nuna Cenang,
di barat desa sudah slap, bat desa wah metindih,
sudah diberi pemimpin, wah pada tejatonin.
den Ratjaya menjadi pen- Den Ratjaya jari penyundul,
dukung, Nua Dentasesundulan,
Nuna Benta pengempur, tirnu'desa wah mecawis,
di timur desa sudah bersiap, Nuna Roa ia ito ngadu kaula.
Nuna Roa di situ memimpin.
307. Nuna Desa menjadi pengem 307. Nuna Dea sesundulan,
pur, tesarengin isi' bedil,
didukung pasukan bedil, dayan desa wah mesiat,
di utara desa sudah bertempur, timu'bat mesiat tarik,
suara bedil goncang bumi, suara bedil ecok gumi,
selatan utara mengamuk, ^ lau; daya pada ngamuk,
sorak riuh bersahutan, surak rame saling timbal,
seperti kiamat bumi, mara'na kiamat gumi,
bertempur dari pagi sampai pupu kembang siat Jangka
sore. waktuasar.
308. Mayat tak teitung, 308. Lamun bangke nde' baun bi-
mengamuk tak menoleh be- iang,
lakang, ngamuk nde'likat mudi,
gaduh sesumbar mereka, mesumbaran pada gewar,
bunyi bedil macam petasan beriuk pada ngandangin.
lebaran.
80

bunyi watang tombak tambur, suaran watang ongkat tam


bedtl lela si panjang sanga, bur,
seperti hujan suara peluru, bedil lela panjang sanga,
si musuh mundur sambil mara'ujan suaran mimis,
bertempur, mekilesan musuh surut sampV
mesiat.

309. Bertempur dilerai maiam, 309. Mesiat sapih si' bian,


mundur sambil memperbaiki, surut sambil na meriri,
yang mati dikuburkan, senuga'mate tetuka',
disembahyangkan oleh kiyai, tesalut si'Kiyai,
kira-kira laskar yang mati, swatara kaula mate,
si orang Sakra mati seratus, kaula Sakra mate satus,
musuh banyak pula luka, musuh lue' bakat endah,
Bali Islam bergelimpangan, Bali Selam begerinting,
bangsawan Sakra mati tiga menak Sakra cacahan mate
belas. telu olas.

310. Aikian para raden perwangsa, 310. Kocap praraden prawangsa,


di sekenem lalu bersidang, si'le'Sakra sedih prihatin,
merasa akan kalah, ngerasa nde'na burung kalah,
Komala Dewa Mas Panji, Komala Dewa Mas Panji,
di Sekenem lalu bersidang, le'sekenem pan ketangidl,
Melayakusuma di depan, Melayakusuma le'julu,
dengan PatihMangkujagat, Ian Patih Mangkujagat,
di depan lalu duduk, le'arepan pan melinggih,
si Panembahan Dewa Agung. Panembahan Dewa Agung.

311. Berkata si Panji Komala 311. Semakin Panji Komala Dewa,


Dewa, Mangkujagat kaka'patih,
kakak Patih Mangkujagat, raosin kaula metak,
hamba usulkan membentengi, peliwatan tepetakin,
penyeberangan Selong dijaga, peliwatan Selong tetunggu,
Pancoran Mas Tanyar-anyar, Pahcoran Mas Tanjar-anjar,
tanggul sudah dijaga, petak pada wah tekamit,
seketika si Mangkunegara perjanian Mangkunegara
mengatur. bepengarah.

312. Benteng lalu dikawal, 312. Petakjari tekebagan,


saking iradat Allah kuasa, saking suka'Allah luih.
81

desa Sakra pasti hancur, Desa Sakra tulus seda,


diserang oleh Raja Bali, terusakin si'Raja Bali,
meriam cuma satu biji, ara'meriem mu'saV,
diberi julukan guntur tiga, mejejuluk guntur telu,
mendonggak ke arah timur ngangas andang timu'desa,
desa, ndara' ubat ndara'mimis,
tak punya mesiu tak berpeluru, Jari rua meriem Jari bebonto
cuma jadi nakutin orang saja. doang.
313. Setiap hari begitu saja, 313. Bilang Jelo meno doang,
ditunda-tunda oleh Raja Bali, tejedengin si'Raja Bali,
diserang jarang-jarang, tegebuk belalang lalang,
dia mengumpulkan mesiu pe- ia perambun ubat mimis,
lura, le'Jelo Senen malik,
pada hari Senin lagi, tekelipung isi' musuh,
dikepung oleh musuh, sayan na tedepih desa,
semakin didesak desanya, timu'daya sekep Bali,
timur utara pasukan Bali, bat lau; sekep Pagutan Page
barat selatan pasukan Pagutan sangan.
Pagesangan.

314. Semakin dekat ke desa, 314. Serena rapet le'desa,


timur utara dikelilingi, timu'daya tekelining,
sorak ramai bersahutan, surak rame betimbalan,
di gerbang utara didesak, le'Kuta daya tedepih,
di timur laskar Bali, le'timu;sekep Bali,
pasukan dari Kelungkung, pemating leman Kelungkung,
berhadapan dengan Nuna marep Ian Nuna Senta,
Senta, Ian selapu'rui si' ngiring,
dan semua pesertanya, Denggen,Songa,Keseletpada
Denggen, Songek, Keselet uahmara.
sudah mulai.

315. Bertemu di timiu* desa, 315. Betempuh le'timu'desa,


saling tombak saling bedil, saling tumbak saling bedil,
sorak ramai bersahutan, surak rame betimbalan,
utara barat dikepung, daya baret tekelining,
bertempur dipimpin, mesiat tebatekin,
maka ia tak terani mundur. sangka'ade'bani surut.
82

tak hitung akan mati, pati nde'na itung atang,


gelap gulita asap bedil, petang dedet kukus bedil,
di dalam desa peluni bak dalem desa mara' ujan mimis
hujan. tama.

316. Bertempur saling merangsek, 316. Mesiatna nde'berenggang,


tombak patah mencabut keris, polak tumbak ngunus keris,
tamsir dan golok kelewang, tamsir Ian Padang kelewang,
parang panjang julukannya, bate'tampar tejulukin,
bertempur saling menyerang, mesiat tarik metitik,
mayat berserakan bertumpuk, bangke sampal betetUmpuk,
darah merah di Padang, getih abang le'lelendang,
bangsa laskar dari Bali, soroh pemating gumi Bali,
di timur desa bertemu laskar timu'desa betempuh Ian sekep
Songok. Songa'.

317. Kalah beiperang Raden Senta, 317. Kosor siat Raden Senta,
karena kurang bedil, mapan keciwayan bedil,
bersama mereka mengamuk, sembarangan ngamuk pada,
buyar para laskar Bali, suntah sorak pemating Bali,
namun yang pandai me- senuga'si'pintar nangklis,
nangkis, tegalah ja'bakat lambung,
dibacok kena pula 1am- tesarok gegendangan,
bungnya, nde'na bau si'na tangklis,
digalah seperti pepaya, Bali Kelungkung lue'an nate
tak dapat ia menangkis, nyerangkang.
Bali Kelungktmg banyak mati
terkapar.

318. Dibantu oleh laskar Mataram, 318. Tesundul si'sekep Mentaram,


dipimpin Made Dangin, bebatekan Made Dangin,
mundur laskar Songa', mekilesan soroh Songa',
keselat Songa' berlari. keselat Songa'pelai.
Den Sunter menyuruh balik, Den Sunter besuru'bebalik,
akhimya dibacok musuh, payu tegalah isV musuh,
maka ia pun teijengkang, banjuran na'nyerangkang,
ditambah dengan bedil, tepeturutin isi' bedil,
Raden Sunter mati di Gege- Raden Sunter le' Gegerung
rung. pon na seda.
83

319. Di utara desa mundur, 319. Dayan desa mekilesan,


mundur masuk ke desa lagi, surut ngungsi desa Malik,
untung hujan turun, ketujuna dateng ujan,
gelap gulita berbaur angin, pateng dedet diwu dawi,
pertempuran bubar seraua, pesiatan surut tarik,
ban malam mereka pulang, jab bmn budal sebpu',
begitulah ihwalnya, semeno pertingkahna,
Komala Dewa Mas Panji, Komab Dewa Mas Panji,
dihadap para raden teperekin si'praraden Ian
perwangsa. prawangsa.

320. Ihwal pertempuran besok, 320. Pertingkah siat si'jema',


minta petunjuk Mas Panji, pada nunas le'Mas Panji,
semua di bawah angin, selapu;na kasoran siat,
lapor para raden peibuling, atur pra raden pra buling,
Komala Dewa Mas Panji, Komala Dewa Mas Panji,
diam tak mau menjawab, meneng nde'na suka nambut,
pertanyaan para raden, le'aturna para radenan,
Dewa Mas Panji Komala, Desida Dewa Mas Panji,
pergi masuk peraduannya. beterus budal manjing lai'
pemereman.

321. Terbujur sambil beipikir, 321. Bebujung sampi'pikiran,


bemapas panjang sambil ber- bebengsul nunas le' Widi,
doa, ngerasa sola'kelampan,
merasa salah peijalanannya, nde'na njep si'na mikir,
tak tidur karena berpikir, para raden Ian para buling,
para raden dan peibuling, ganjih pengerasana sebpu',
sudah goyah pikirannya, mobos sugul bilin desa,
cepat ngelapor dari desa, rarutbareng anakjari,
mengungsi bersama anakbini, Nuna Benta pada budal se-
Nuna Benta sudah minggaL lapu'na.

322. Dia mengungsi paling dahulu, 322. Ta rarutpaling juluna,


apalagi orang desa Songak, goyo kaula Songa'Tangi,
Tangi, para raden perbuling budal
para raden buling minggat, le'kemalam lue'mirik,
malam hari banyak karing sopo'duamasih,
menyingkir. para raden le'desa ngadu.
84

tinggal cuma satu dua, kocap manjur menah desa,


para raden di desa melapor, musuh uah ngambyar tarik,
Syahdan teran^ah bumi, timu' baret law, daya uah
musuh sudah berpencar, bejajar.
timur barat utara selaitan ber-
jajar.
323. Riuh sorak di luar desa, 323. Surak rame duah desa,
Komala Dewa Mas Panji, Komala Dewa Mas Panji,
keluar bersidang di Sencingah, mijil manjak le'Sencingah,
dihadap oleh perbuling, teparekin si'perbuling,
rakyat si Dewa sudah siap, kaulan Dewa uah cawis,
dipilih yang kebal-kebal, tegalik si'teguh teguh,
rakyat dari surabaya, kaula leman Surabaya,
dan warga Dewa di desa, Ian kaulan Dewa si' ite,
dari gelanggang bangsa abdi. lekan gelanggang soroh kaula
peparekan.

324. Dipilih ada tujuh ratus dua, 324. Tegelik ara'pitungatusdua,


bangsa yang tak hitung mati, soroh si'nde'etang pad,
Panji Mas Komala Dewa, Panji Mas Komaia Dewa,
halus ia berucap, alus pesugulan manik,
kakek paman adik kakak, papu'tua'kaka'adi',
sekarang aku akan beiperang, nani aku pacang ngamuk,
bersama Sabilullah, tebareng Sabilullah,
jangan kalian takut mati, jerah pada etang pati,
berhatur semua seiring. tarik matur kaula ngiring ra-
gan Dewa.
325. Ini hamba jadi pembela, 325. Ne kaula jari bantelan,
berkata Dewa Mas Panji, bemanik Dawa Mas Panji,
bertanya para raden per- ketuan raden perwangsa,
wangsa, mbe papah Raja Bali,
di mana tempat Raja Bali, Jero Siraga matur gelis,
Jero Siraga berhatur segera, masih na ito le'sikur,
masih berada di Sikur, pangket atur Jero Siraga,
teiputus ucapan ke Siraga, surak musuh begengenti,
berganti oleh surak musuh, pemating Bali peno'sesek le'
laskar Bali penuh di pegon- pegondang.
dang.
85

326. Bertepuk mengangkat sorak, 326. Bekopok na ngangkat surak,


laskar sebanyak tujiih libu, sekep ara'pitung tali,
dipimpin si Ketut Banjar, bebatekan.ketut Banjar,
jadi andalan Raja Bali, kandel isi'Raja Bali,
asal dari Karang Asem, le'Karang Asem teiring,
dia melatih laskar semua, ia uruk baris selapu',
bms bedil pasukan tombak, baris bedil baris tumbdc,
bersama menembak, beriyuk bareng bebedil,
empat ratus, enam ratus, me bareng samas telmgatak sem-
nembak. barengan.

327. Menari Mas Panji Komala, 327. Ngigel Mas Panji Komala,
seperti wayang dalam kelir, mara'wayang si'le'kelir,
peluru tak ubahnya hujan, mimis nde;na bina ujan,
gelap gulita asap bedil, peteng dedet kukus bedil,
pedang tombak berbaris, pedang tumbak no bebaris,
bersama maju ke depan, pada seremba'bejulu,
sudah berhadapan semua, tarik pada berandangan,
serentak mereka menembak, seremba'si'na bebedil,
panji mengamuk tak hirau Dewa Panji ngamuk nde'na
bahaya. etang baya.

328. Mayat musuh bergelimpangan, 328. Bangken musuh begelampar,


mati sekitar seiibu empat mate ara;pitung bangsit,
ratus, belitmusuh selapuma,
berlari si musuh semuanya, mekiles liwat le'Maji,
mundur liwat di Maji, Loang Soroh teliwatan,
"Loang Soroh diliwati, belit nde;na bina belabur,
mundur macam banjir, nde;na ara; baun balikan,
tak dapat ditahan lagi, siyep suaran bedil muni,
sepi sunyi suara bedil, bis tesawur sok na molah be-
dibuang asal gampang berlari. rari gancang.

329. Dikejar sampai liwat Tinggar, 329. Tepale'jangka liwat Tinggar,


Anak Agung berlindung, Anak Agung mekilesan,
beran^at menuju Masbage', ngungsi Masbage'budal,
karena laskamya buyar, pan kaula buntah sekali,
tak dapat ditahan, nde'na ara; baun malik.
86

Mas Panji seru mengamuk, Mas Panji pengamUkna ngi-


bersama laskar tujuh ratus dua, wung,
musuh tujuh ribu bedari, bareng kaulapitungautus dua,
Anak Agung takut di had. musuhpitung tali bellt,
Anak Agung JeJah dalem
pengerasd.
330. Mail balik langsung ke kota, 330. Melena turun pernengka,
lalu menyeberang ke Bali, beterus Uwatanlng Ball,
tetapi Mas Panji Komala, lagu'Mas Panji Komala,
terbenam matahari kembali, serep jelo metulak mallk,
di Sakra lalu mengadakan, le'Sakra ngadayang gelis,
sabungan ayam di CSegerung, gocek le'atqs Gegerung,
di pinggir telaga besar, laV sedih telaga bele',
karena lengah si Dewa Panji, Isl; tiwas Dewa Panji,
tsikdir Sakra kal^jadi kaula. tuduh desa Sakra kdlah gen
ngaula.
331. Ukurannya andaikata, 331. Ukuanyenkadlrasa,
Komala Dewa Mas Panji, Komala Dewa Mas Panji,
langsung menggempur, peterus gabuk ukuant
Masbage' tinggal sedikit, Masbage'karing sekedi',
akan minggat si Raja Bali, gen na budal Raja Bali,
ke Cakra akan naik perahu, turun gen ngungsi perau,
begitu sebenamya peitii- meno mUla reraosan,
tungan, pan ngerasa kaula ganjih,
karena merasa rakyat gon- pangket mallk desa Sakra
cang, ketuturan.
baik kita ceriterakan Sakra
lagi.
332. Semua para raden perwangsa, 332. Selapu'praraden prawangsa,
menyanjung Dewa Panji, pada ngajum Dewa Panji,
berbesar hati pasti menang, kendel nde'na burung
karena kesaktian Dewa Panji, menang,
tersohor sangat piawai, si'Kesaktian Dewa Panji,
buyar laskar tujuh ribu, kasup slat nabangkit,
musuh tak dapat menghadang, buntah sekep pitmg iyu,
semua merasa lega di hati. musuh nde'na kawa
ngandang.
87

siang malam bersenang- pada lega dalem pUdr,


senang. jelo malem nde'napegat
besesukan.
333. Alkisah pada hari Jiunat, 333. Kocap sedeng jelo Jumat,
Kpmala Dewa Mas Panji, Komala Dewa Mas Panji,
pergi diiringi ke pegondang, lumbar teiring le'pegondang,
karena ia mau beikeliling, mapan sukana ngelimng,
sudah sampai di selatan uah dateng lau'Nyanti,
Nyanti, saJdng suka'Allah Aguhg,
karena kudrat iradat Allah, ara'bangke kendaitan,
ada mayat dijumpai, tilah nde'na mambu bais,
utuh tidak berbau busuk, sedih at' le' kekuang po'na
di tepi kubangan ia terlentang. ngala'.
334. Konon daii pagesangan, 334. Kocap lekan pagesangan,
tampak seperti seorang kiyai, ules na kelepe Kiayi,
berkalung tasbih di lehemya, kalong tasbeh le'behngna,
empat hari sudah meninggal, empatjelo lae'na mate,
lukanya hanya sebuah, bakatna ara'sal',
membuat ia mati teikapar, bantelna mate nyerungkung,
Dewa Panji beikata, Dewa Panji no ngandika,
memerintahkan Tumenggung manikang Tumenggung
During, During,
membedah ia mengambil had buria bait ate kanca limpa.
dan limpa.
335. Dibawa pulang ke desa, 335. Tejau' ule'aning desa,
si tuan Dewa Mas Panji, desida Dewa Mas Panji,
membuat ruak pisang mentah, Pina'rujak punti'kata',
lalu diberi ramuan, ia sino tejatonin,
konon si rujak pisang itu kocap sino rujak punti',
dicampur dengan had manu- teseda'si'aten tau,
sia, banjuan manikang kaula,
lalu disuruh kaulanya, inem rujak pada sekedi',
meminum rujak sama sedikit, ruka punti'teinem isV kaula.
rujak pisang diminum kaula
nya.
336. Sama-sama seteguk saja, 336. Padana seteguk doang,
berujar kaula yang seribu muni kaula maka nembangsit,
enam ratus.
88

macam-macam bicaranya, selapu'awor sekali ongkatna,


yang telah meminum rujak si'was nginem rujak punti',
pisang, mengendah si'na pikir,
macam-macam pikirannya, si'ngenem padaselapu',
si orang minum semua, gewar pada rasa ongkat,
ricuh tak keruan ucapannya, pada ngalih dalem pikir,
berubah pula perasaannya, sino jalaran kaula nde' bani
membuat kaula tidak berani mesiat.
berperang.

DANDANG GULA
337. Setiap hari si Komala Dewa, 337. Bilangjelo Komala Dewa Mas
tak putus menyabung ayam, Panji,
bersama rakyat banyak, nde'na pegat ngadayang go-
di telaga atas Gegerung, cekan,
seperti tidak menghadapi ba- bareng kaula si'lue,
haya, le'telaga atas Gegerung,
sayang seribu kali sayang, mara' nde'na andang penya-
para raden semua, kit,
perbuling dan perwangsa, bua'bulu kefnbang mata,
Jero Buwuh dari Batu Lilih, para raden selapu',
mempersilakan Panji prebuling miwah prewangsa,
Komala. pada matur Jero buwuh Batu
Lilih,
pesila'Panji Komala.
338. Menggempur Masbage' seka- 338. Tegebuk Masbagek nengkani,
rang, Anak Agung ganjih gen na
Anak Agung goyah mau budal,
minggat, pulih kula orta none,
hamba mendapat warta, meno atur Jero Buwuh,
begitu kata Jeroi Buwuh, sembarengan si'Batu Lilih,
bersama orang Batu Lilih, Dewa Panji no ngandika,
Dewa Panji beikata, nde'na rheno pikirku,
bukan begitu pikiranku, mun na mula tetu lanang.
kalau memang lelaki sejati, Raja Bali nde'na burung da-
si Raja Bali pasti datang lagi, teng malik,
kita tunggu saja di desa. tengantih ite le'desa.
89

339. Berhatur lagi Raden 339. Malikmatur Raden Perbuling,


Perbuling, saur paksi sambut pengan-
serenta menjawab ucapan, dika,
silakan tuanku Dewa nyembah dawegDewa nane,
sekarang, mangdena ketekan am,
supaya cepat sampai niat, budal turun Raja Bali,
berangkat si Raja Bali, pesiatan Dewa menang,
peperangan tuan menang, Dewa Panji banjur,
Dewa Panji lalu, ngengos nde'na suka nimbal,
manalingkan mxika tak men beterus budal tama lai' dalem
jawab, puri,
lalu pergi masuk puri, si'tebilin ngangos pada.
yang tinggal cuma tercenung.
340. Raden perwangsa pun bubar, 340. Raden perwangsa budal tarik,
lagi kita berganti ceritera, pangket malik begenti' tu-
alkisah si anak Agung, turan,
pergusti warga semua, Anak Agung kocap nane,
dan punggawa berangkat pergusti wargi selapu',
semua, Ian punggawa budal tarik,
mufakat sudah mereka, reraosanwah mupakat,
sama setumt semua, patuh wah setumt,
mengatur siasat perang, ngentanan tingkah peperan
memang pinter bersiasat Raja gan,
Bali, mula pinter si'ngentanang Raja
mufakat bertukar pikiran. Bali,
mupakat tanding reraosan.
341. Siang malam tak putusnya, 341. Jelo malem nde'na pegat tarik,
membuat peluru mesiu semua, pina' mimis ubat selapu'na,
siang malam itu saja, jelo malem ia doang,
ada pergi berperahu, ara' leka' beperau,
ke negeri Cina mencari peluru, aning Cina ia meta mimis,
separohnya membeli mesiu, separo beli ubat,
mesiu peluru sudah dapat, ubat mimis uah mau',
Anak Agung sangat unggul, Anak Agung nde' kuciwa,
mesiu dan peluru sudah dibeli, ubat mimis selapu'na wah
pasukan bersenjatakan bedil pada tebeli,
locok. soroh si' besikep lanang.
90

342. Sudah tersedia umpan bedil, 342. Wahkeruan impan bedil tarik,
satu persatu meriam meran- sopo' sopo' meriam meran-
taka, taka,
si panjang sanga dan telekor, panjang sanga Ian telekor,
sudah lengkap seiiiua, wah pada napak selcpu',
lela Jerman sudah dibagi, lelaJerman wah tebagi,
peluru mesiu mercu suar, mimis ubat batu bintang,
sama-sama tujuh bagian, padana pitu'catu,
peluru sama tujuh keranjang, mimis pada pitu'keranjang,
Ida Gustl sudah slap sen- Ida Gusti gegisian pada wah
jatanya, metindih,
siaga akan berangkat yatna pada gen leka'.
343. Taksiran mesiu dan pelum. 343. Swatara ubat kanca mimis,
tujuh puluh ribu tak kurang pitu'laksa semeno nde'na kur
lagi, ang bae,
tong mesiu seratus ribu, tong ubat satus iyu,
desa Sakra mau dihujani pe desa Sakra genta ujanin si'
lum, mimis,
begitu bicara, sekeno pengandika,
si Anak Agimg, manik Anak Agung,
sekarang Sakra pasti kalah, nengka Sakra nde'na burung
jadi abu karena banyaknya kalah,
pelum, jari awu kelue'an ubat mimis,
lengkap lalu mereka ber napak banjuran na leka'.
angkat.

344. Dari depan tombak dan baris, 344. Lekan julu tumbak bekanca
diseling oleh senapan, baris,
didukung bedil padugo, teselakin soroh senapan,
dibatas para sadu, tesundul bedil pelugo,
bersap-sap berbaris me- tepangket si'soroh sadu,
manjang, metempekan bekanca baris,
tamiang pedang dan parang, temeang pedang belakas,
telekor lela Jerman, malikna tesundul,
pistol si Anak Agung paling telekor lela Jerman,
belakang, pestol kampung Anak Agung
diapit meriam Jerman. paling muri,
bepengabih si' lela Jerman.
91

345. Tambur gemuruh beibunyi, 345. Tambur rame muni tarik,


bersahutan berimbal, sating sarup betimbalan,
suaranya bagai runtuh teiban, suara mara ntur lowek,
sudah lewat Jantuk, pada wah liwat Jantuk,
Rambuk, Kabar sudah dili- Rumbuk kabar wah teliwatin,
wati, barisna no wah bejajar,
barisannya beijajar-jajar, baris bedil selapu',
bans bedil semuanya, metempekan mekanda-kanda,
berkelompok beregu-regu, selapu'na sesundulan pada
semua pasukan sudah siap, wah mecawis,
bersama berdesak desa Sakra. bareng desek Desa Sakra.
346. Inti barisan bangsa orang Bali, 346. Gegunungan soroh kancan
pasukan penggempur Bali Bali,
Pagesangan, sesundulan kancan Bali Pag
si Islam jadi sayap, esangan,
Desa Sakra dikepung, si'Selam jari keletek,
sorak dan bedil ramai berga- Desa Sakra tekelipung,
lau, surak rame Ian bedil muni,
peluru bagaikan hujan, mimis nde'na bina ujan,
Dewa Panji lalu, Dewa Panji banjur,
bersidang di Bencingah, teparekin le'Bencingah,
oleh para raden Manajai tidak si'praraden Manajai nde' na
hadir, mijil,
tak putusnya bersusah hati. nde'na pegat nandang susah.

PANGKUR

347. Beikata si Panji Komala, 347. Bemanik Panji Komala,


kakak Mangkunegara Panembahan kaka'
Panembahan, Mangkunegari,
perintahkan rakyat meng- pada suru'kaula ngamuk,
amuk, bareng Melaya Kusuma,
bersama Melaya Kusuma, batek batur bareng begetih
pimpin warga sehidup semati, sebumbung,
kematian mana yang kita cari, pati mbe gen ta peta,
memang mati sabil itulah. mula mate perang sabil.
92

348. Para raden beihatur sembah, 348.Para raden matur nyembah,


semua perbekel berucap Ian selapu' perbekel saur
serempak, paksi,
kehendak Allah Agung, saking suka'Allah Agung,
waktu sedang berunding itu, sedek lai'pemarekan,
mati dua peluru daii timur, mate dua mimis tama leman
lalu mereka ricuh gupuh, timu',
kaula sangat panik. banjur pada meserubutan,
kaula pada gewar sekalL

349. Bergulungan saling injak, 349. Saling gulung saling pica',


dengan teman, peluru meng- timpal batur mimis mara'ujan
hujani, rintis,
di dalam desa banyak terluka, dalem desa lue'metatu,
sebahagian ada yang patah, separo ara'polak,
suara tangis bagai banjir, suaran tangis nde' bina
banyak yang mati laki wanita, suaran belabur,
desa Sai^ dihujani peluru. lue'mate nina mama,
desa Sakra ujan mimis.

350. Dijepit dari timur barat, 350. Tedesak leman timu'bat,


utara selatan peluru bak hujan, lau' daya mara' ujan dateng
tangis bagai ombak lautan, mimis,
laskar di desa Sakra, tangis mara'umbak laut,
centeng perenang hara biru, pemating dalem Sakra,
mendengar tangis dalam desa, nde'keruan haru biru pada
sibuk menyelamatkan anak gupuh,
cucu. dengan tangis dalem desa,
ketungkidan priri'anakjari.

351. Lalu mereka keluar berpencar, 351. Pada sugul ia ngambyar,


yang keluar tak keruan Semarang sugul ndara'pada
barisnya, keruan baris,
keluar macam tikus diusik, beceropon tingkahna sugul,
tak lama lalu amblas, semenda'banjur peragat,
para raden menyuruh orang praraden pada suru' baturna
mengamuk, ngamuk,
tidak dipatuhi si kaula, nde'tepati'si' kaula,
makanya mati asal mulai. sangka'na sing mara mate.
93

352. Keluarseratusduaiatusorang, 352. Sugul bareng satus satak,


dikembungi tak lama, tekerumpun semenda' banjur
karena tak karuan tingkahnya, periri.
tak ada inti pasukan, mapan nde'keruan tabuh,
penggempur tak ada di depan, nde'na ara'gegunungan,
musuh tak ubahnya lautan, sesundulan nde'na ara' lekan
pasukannya teratur rapi pula. Mu,
musuh nde'bina segara,
tur bariana pada metindih.
353. Laskar di dalam desa Sakra, 353. Pemating sedalem Sakra,
kacau balau perangnya kalah, harubiru pesiatan naketindih,
karena tak karuan tingkahnya, mapan nde'keruan tabuh,
lalu gelaplah bumi, banjuran petehg desa,
tak putusnya bedil mengge- nde'na pegat bedil muni bele-
luduk, lutun,
mesiu dan peluru tak kurang. ubat mimis nde'kurangan,
War malammenyalak terus. daka'na peteng masih muni.

354. Anak Agung berkemahj 354. Anak Agung mepondokan,


di barat Pegondang di bukit bat Pegondang lai' gunung
Montong, Montong tinggi,
di Sana anak Agung mondok, mesanggrahan anak Agung,
dengan wargi punggawa, miwah Ian wargi punggawa,
Ida Gusti yang meronda Ida Gusti si' nynggra tapak
berkumpul, berembun,
desa Sakra seakan sudah suka lega Raja Bali.
kalah,
senang dan lega Raja Bali.

355. Tak lama datanglah siang, 355. Kesuena menah desa,


terang tanah musuh beijajar, pupu kamban musuh bejajar
penggempur dan inti pasukan, malik,
sayap kiri penjantera, sesundulan gunung-gunung,
laskar Sakra bunyi bedil riuh, keletek kiri ideran,
pasukan desa Salcra, sekep Sakra bedil muni be-
takut karena tak punya bedil. geluduk,
pemating le'desa Sakra,
JeJah mapan nde'ara'bedil.
94

356. Sekitar dua ratus bedil, 356/Batard bedil satak,


satu pun tak ada punya peluru, sopo'sopo' ndara' bae bedua
semua bercancut tali wanda, mimis,
memikul bedil tak bennesiu, beriukpada bekancut,
mereka keluar sekedar me- ponggo'bedil ndara'ubat,
nakuti, ia gambyar bega' bega'jari
betjajar di luar geibang, menakut,
Jero Buwuh yang memimpin. bejajar le'luah Kuta,
Jero Buwuh mbatekin.
357. Ramai mereka bersorak, 357. Rome pada mesurakan,
seru pertempurannya maju rame slat nde'na ara' likat
terus, mudi,
saling kejar mengejar, awor pada saling buru,
bertempur di utara desa, mesiatnale'dayan desa,
Den Kiyam Nuna Siah Den Raden Kiyaam Nuna Siah
Kisut, Raden Kisut,
itu mati ketiganya, sine seda tetlu'na,
Mamik Dirang Baling Pekih. Mami'Dirang Ruling Pekih.
358. Ikut mati bersama raden, 358. Bebantelan Raden seda,
Nuna Kiyam dan Mamik Raji, Nuna Kiyam miwah Ian Mami'
itu terluka berlari, Raji,
Hamil Arsi bertempur, sinoberarimettutu,
di Segeleng dikeroyok tujuh, Mami'Arsi mesiat,
Mamik Arsi gesit dan alot, le' Segeleng mesiatna patung
tersohor di dunia maling dan pita',
rampok. Mami'Arsi gancang celang,
tekasup megai memaling.
359. Musuh tujuh mati teikapar, 359. Musuh pitu' mate nye-
Mamik Arsi lalu dikepung, rangkang,
dikepung lebih seribu, Mami'Arsi manjur payu teke-
Mamik Arsi patah tulang, lipung,
mati diinjak-injak musuh, tekelipung lebih siu,
laskar Sakra berlindung, Mami'Arsi ia polak,
karena pertempurannya ka- mate nyerangkang tepica'ica'
soran. si'musuh,
sekep Sakra mekiiesan,
mapan siatna metindih.
95

360. Beisama-sama masuk desa, 5<S0. Sembarengan tama kuta,


laskar Sakra sisa mati beilari, sekep Sakra sisa mate ia be-
masuk desa mereka beikum- rari,
pul, tama desa pada merembun,
sekitar dua ratus orang, swatara ara'satak,
sisa mati nangis beipelukan, sisa mate pada nangis sating
takdir Allah musuh pun guiung,
mundur, musuh surut kesuka'Allah,
memang sudah peiedaran mula tuduh janjin gumi.
nasib.

361. Hari siang datang lagi, 361. Peteng menah keceritan,


timur barat musuh sudah timu' bat musuh uah ngam-
mebar, byar tarik,
sorak riuh bersahutan, surak rame sating sarup,
bedil berbunyi imbal , bedil muni betimbalan,
berimbal, sekep Sakra ngelaluna pada
laskar Sakra ngelalu keluar, sugul,
karena tinggal satu dua, mapan masih sopo'dua,
ada yang tak berani keluar. ara'nde'bani nyuguhulin.
362. Bedil dari timur barat, 362. Bedil lekan timu'bat,
asap bedil menutup langit, kukus bedil jangka nde' pe-
desa Sakra dikepung, ngitan langit,
sorak bersahutan, desa Sakra teketipung,
mundur laskar Sakra liwat pada surak betimbalan,
timur, mekilesan sekep Sakra langan
mereka sangat susah, timu',
ada yang meratap menangis. buatpada kesusahan,
ara'na mesambat nangis.
363. Meskipun peluru bagai hujan, 363. Yadian mimis mara'ujan,
mereka berlindung di bawah bawa' bunut tao'na pada
beringin, betiti,
Allah memang Maha Kuasa, Allah mula kuasa nambut,
bumi luas dirasakan, gumi galuh pengerasan,
sudah terserah kepada Allah, wah meserah le' Allah
bersiaga mengamuk mereka, tingkahna sugul,
tak menghitung anak bini. prayatna ngamuk pada,
ngkahna itung anak Jari.
96

364. Di bendungan Otak Desa, 364. Le'pengempel Otak Desa,


serenta si laskar Bali, sembarengan beriuk sekep
Den surya Jaya lalu meng- Bali,
amuk, Den Surya Jaya beterus
dapat membunuh dua orang, ngamuk,
lalu berbunyi bedil dan tom- mau'na nyemate'dua,
bak, banjur mara bedil muni turn-
leher patah bersama pinggang, bak beriuk,
Surya Jaya mati tergeletak. belong polak timpal kengna,
Surya Jaya mate nguring.
365. Alkisah perang di barat desa, 365. Malik siat kuta bat,
Nuna Lancung teikena peluru, Nuna Lancung ia bakat isi'
tangan kiri pangkal paha, mimis,
kena lalu meninggal, gading kiri tunggak impung,
di kerubut dilarikan waiganya, bakat beterus seda,
digotong masuk desa, teserogo telariang isi' batur,
riuh suara tangis mereka. tekatir tama desa,
rame pada nggur nangis.
366. Malam tiba demikian adanya, 366. Peteng menah meno doang,
laskar Bali kembali ke pon- sikep Bali budal mepondokan
doknya, tarik,
budanda pendada semua, budanda punggawa selapu',
bersuka ria di pondoknya, le'pondok mesesukan,
menabuh gamelan joget gam- begamelan igelan joget Ian
buh, gambuh,
karena Sakra sudahlah kalah, mapan Sakra sasat kalah,
besok akan digempur lagi. Jema'gen teregah malik.
367. Anak Agung lalu berujar, 367. Anak Agung banjur ngandika,
pada punggawa men^iimpxm le'punggawa perempuan dara
gadis, tarik,
sama-sama seratus orang, tekenain pada status,
mengumpulkan gadis tiap perembun dara bilang
punggawa, punggawa,
sudah sedia gadis seribu wah ketekan dara napak ara'
orang, siu,
digantungkan api semua, tegantungan utik doang,
besok akan dilepas serentak. jema'gen telepas sekali.
97

368. Maka tibalah pagi hari, 368. Menah desa kdceritan,


laskar Bali beipencar, sekep Bali padana ngambyar
mendesak desa Sakra semua, tarik,
timur barat utara selatan, desek desa Sakra selcq>u',
Raden Onnat bemiat keluar, timu'bat lau'daya,
berpakaian serba putih, keceritan Raden Ormat suka
akan keluar perang sabil. sugul,
pekakas pute'doang,
gen na sugul perang sabil.
369. Bersenjatakan dua pedang, 369. Besekep sV pedang dua,
Raden Onnat bertekad perang Raden Ormat mula gen na
sabil, perang sabil,
berkawan tujuh orang, pengiringna ara'pitu',
beijalan menujujalan di barat, leka'ojok rurung bat,
sampai di luar bertemu musuh, dateng luar kuta betempuh si'
Raden Ormat tak melihat, musuh,
lalu diserbu dengan bedil. Raden Ormat nde'na likat,
beterus tesrrung si'bedil.
370. Lalu mengamuk Raden 370. Beterus ngamuk Raden
Ormat, Ormat,
berhadapan dengan laskar ia betempuh kanca pemating
Bali, Bali,
Raden Ormat dikepung, Raden Ormat tekelipung,
dapat membunuh lima orang, mau'na nyemate'lima,
Raden Ormat lalu digada, Raden Ormat tebau banjur
tak mempan senjata tajam, tepukul,
tubuhnya remuk lalu nde'na leket si'senjata,
meninggal. batang remuk banjurna seda.
371. Pengiringnya mati semua, 371. Pengiringna mate doang,
Dewa Panji Komala sedih, kocap Dewa Panji Komala
duduk termangu bermuram sedih,
durja, meco momot sedih sendu,
menyesali diri sendiri, seselan awak mesa',
yang menurut nasehat tetua, si'nde'pati'atur si'lingsir se-
keras mengikuti mau sendiri, lapu',
akhimya beginilah jadinya. pengkuh pati'karep mesa',
payu semene pendait.
98

372. Sekarang tinggal satu dua, 372. Nani masih sopo'dua,


sisa mati ngeloyor minggat, sisa mate lue'na mobos nyedi,
Panji Komala putus asa, Panji Komala ngelalu,
mau hilang membuang diii, suka langit teteh raga,
lalu pergi bersama sahayanya, banjur lumbar parekan se-
pikirannya sudah rusak, lapu' milu,
para raden perwangsa ikut pekayunan uah seda,
praraden prewangsa ngiring.
373. Kemudian ke luar kota, 373. Beterus sugul luar kota,
syahdan ia teikena peluru, banjur kena isi' mimis Datu
peluru datang dari timur, Panji,
kena lalu roboh, mimis dateng leman timu;
tak terluka tubuhnya utuh, bakat banjuran reba',
hanya pingsan tak sadarkan nde'na leket batang tilah
diri, mones bagus,
lalu digotong segera. mapan kelenger nde'na
ngasa,
banjuran tegongsong gelis.
374. Ke dalam puri, 374. Ojok dalem pejeroan,
dibaringkan di Sakenem si tepelunjur le' Sekenem Dewa
Panji, Panji,
tangis seperti ombak laut, tangis mara'ombak laut,
semua isi puri, seisin pejeroan,
Pemban Bini pingsan di- Pemban Bini paleng nguring
tolong, ia tetulung,
Pemban Bini kemudian sadar, Pemban Bini banjur ngasa,
bangun beijalan ke suaminya. ures leka'ojok selaki'.
375. Lalu disapanya suaminya, 375. Manjur kewa'selaki'na,
pertama kali ia menyapa Pemban Bini tumban na kewa'
suaminya, selaki',
sekarang hamba mohon nani kula nunas ampun,
ampun, nunas tulung lai'Dewa,
mohon bantuan tuan, Laki Eja paleng nde'na asa
Laki Eja pingsan tak sadaikan apa,
diri, daweg Dewa gelis seremi-
silakan tuan cepat nang,
melihatnya, Manajai lumbar gelis.
Manajai segera pergi.
99

376. Setibanya di tempat sang 376. Sedateng le'too'bijana,


putra, Manajai dodo'bijana no gelis,
Manajai membangunkan Eja ures nanijulu',
putranya, Panji Mas ures manjak,
Eja bangunlah engkau, Manajai bemanik basana
Panji Mas duduklah, alus,
Manajai berkata lembut, aneh apa uningku anak,
makanya apa kataku anak lamun ama'nde'tepati'.
emas,
kalau ayah tak kau patuhi.
377. Beginilah akhimya yang di- 377. Mem rusjari pendait,
temui, sangka' nani anakku Laki
maka sekarang anakku Panji, Panji,
pergi belajar ke guruku, lalo nuntut le'gurungku,
Laki Panji berhatur sembah, Laki Panji matur nyembah,
tak tahu kemana hams pergi, nde'kula tao'lain kula lalo,
di mana gum ayahanda, mbe'too'gurun Dewa,
Manajai menjawab manis. Manajai nimbal manis.
378. Mari kuberitahukan jalannya, 378. Nteh aku bada'langan,
kemudian bangun ia banjur ures Dene'Laki iring
mengikuti ayahnya, MamV,
sahayanya semuanya ikut, parekan selapu'milu,
mengikuti jalan ke utara, turut rurung ojok daya,
jelas jalan lurus menuju pedas rurung memiratna
gunung, dateng gunung,
Manajai beikata, Manajai ia ngandika,
baiklah anakku Laki Panji. ao'anakku Laki Panji.
379. Dcutilah jalan ini, 379. Langan sem turut lampa',
lums sekali tak lain arahnya, bender gati mula nde' tipa'
sampai ke rumah guruku, lain,
Laki Panji pamit menyembah, tipa' balen gurun aku,
lalu beijalan ke utara di jalan, Laki Panji pamit nyembah,
semua sahayanya ikut, beterus lampa'ojok daya turut
sekira sampai Nyanti. rurung,
selapu'na milu parekan,
swatara dateng Nyanti.
100

380. Laki Panji hilang musna, 380. Laki Panji telang musna,
jalan hilang pengiring ter- rurung telang si'ngiring man-
henti, dek tarik,
semua tak keruan tingkahnya, pada nde'karuan angkuh,
tak keruan arahnya, nde'keruan gen na andang,
menangis riuh rendah mereka, pola tingkah nangis nggur
begitulah peijalanan lakon- maka selapu',
nya, semeno lampah lakon kele-
Amak Sepangan menangis wan,
tersedu. Ama' Sepangan ngangkus
nangis.

381. Dikisahkan desa Sakia, 381. Desa Sakra ketuturan,


dikepung selatan barat utara, tekelipung lau'bat daya
didesak semua gerbang, kelining,
laskar Bali yang menyerang, tedepih kuta selapu',
melepas burung data bersama sekep Bali si'beregah,
api, lepas dara lantong utikbareng
diarahkan ke Sakra, siu,
bertengger di atap masjid. terepakna tipa'desa Sakra,
nyontlo'le'atep mesigit.

382. Masjid pun lalu teibakar, 382. Mesigit banjuran julat,


membakar tembok di dalam, laep tembok pejeroan dalem
nyala api seperti gunung, purl,
semua isi pedaleman Sakra, nyalan api mara'gunung,
berdesak mereka keluar, seisin pejeroan Sakra,
di pintu gerbang saling injak, peno' sesek pada begerubus
dikejar oleh nyala api. sugul,
lai' kuri saling pica',
tepale'si'nyalan api.

383. Tembok lalu dirubuhkan, 383. Tembok banjuran terungkas,


jalannya keluar maka ia hidup, langan sugul sangka'na lue'
tersebut si Jero Siraga, urip,
ditelan nyala api, Jero Siraga kocap manjur,
para kaula berebutan keluar. telungkep si' nyalan api,
soroh kaula berasatan pada
sugul.
101

keluar meninggalkan desa, sugul rarut bilin desa,


membawa anak binlnya. pada renibat anakjari.
384. Tak ada yang ingat desanya, 384. Ndara'pada pelenga'desa,
gerbang bobol masuk si Bali, kuta bedah langan tama pe-
pemih sesak musuh masuk, mating Bali,
mereka masuk sercmpak, peno'sesek tamamusuh,
Pemban Bini dan suaminya pada tama sembarengan,
ditangkap, Pemban Bini miwah si' laki
para raden kaula, tebau,
dikumpulkan semua. preraden miwah kaula,
tekuwur pada tarik.
385. Desa Sakra lalu kalah, 385. Desa Sakra beterus kalah,
Datu Bini dan suaminya di- Datu BiniIan selaki'teturunan
bawa, gelis,
dikerangkeng digotong ke tekerangkeng tekatir turun,
Cakra, Desa Karang Asem tipa'na,
kota Cakra tempatnya, uah semeno pertingkahna
begitu ihwal anak Agung, Anak Agung,
mengalahkan desa Sakra, si'kalahang desa Sakra,
tegak kuasa Raja Bali. tuneng nyiden Raja Bali.
386. Anak Agung Bagus Oka, 386. Anak Agung Bagus Oka,
Bagus Karang dipuji selangit, bagus Karang kesiden tumbuk
dijunjung oleh para ram, langit,
Mataram dan Pagesangan, tesunsung si'para ratu,
dan Pagutan Karang Asem di- Mataram Ian Pagesangan,
junjungnya, Ian Pagutan Karang Asem
didah menjadi peihimpunan, si'na sunsung,
memurnskan persoalan dunia. ia minangka pekumpulan,
putusang wikara bumi.

SINOM

387. Konon waktii perang Sakra, 387. Kocap sedek perang Sakra,
Anak Agung sudah beijanji, anak Agung wah bejanji,
kalau kalah desa Sakra, lamun kalah desa Sakra,
rakyatnya akan dibagi, kaula gen na tebagi,
sam persam penguasaannya. desa Sakra kalah gelis.
102

desa di timur luring, kaula tepiak banjur,


menjadi bagian anak Agung pada trnnpe reraksayan,
Mataram. desa si'le'timu'Juring,
tebagian Anak Agung le'
Mentaram.

388. Pancor Kelayu tetap dikuasai, 388.Pancor Kelayu batur bengan,


Pringgabaya masuk' Pringgabaya tama muri,
beMangan, Peringga Sela Peringga
Pringgasela Peringga Juring, Juring,
Pringgarata Peringgabaris, Peringgarata Peringgabaris,
itu desa dipegangnya, sino desa si'na gisi,
Pagesangan lain temannya, Pagesangan lain batur,
Suradadi Suralaga, Suradadi Suralaga,
Surabaya Suranadi, Surabaya Suranadi,
dan lainnya ke Anak Agimg si'lainan Anak Agung le'
Pagutan. Pagutan.
389. Batu Kuta Batu Kliang, 389. Batu Kuta Batu Kliang,
Batu Jai Batu tulis, Batu Jai Batu Tulis,
itu saja menjadi pegangannya, sino doang reraksayan,
kalau desa yang lainnya, mun desa si'lain lain,
Karang Asem punya wilayah, Karang Asem doang lai,
karena sendiri paling kuasa, mapan mesa'muter agung,
kalau Pagutan Pagesangan, mun Pagutan Pagesangan,
dan Mataram cuma patih, Ian Mentaram jari pepatih,
sendiri saja Karang Asem amung mesa' Karang Asem
menguasai. muter jdgat.
390. Anak Agung beranak empat, 390. Anak Agung besanak empat,
dua laki dua perempuan, dua lanang dua istri,
semua anak permaisuri keem- pada marep maka empat,
pamya, tunggal Mami'bini laki,
tunggal ayah ibunya, pada bareng suka sugih,
sama kaya rayanya, si'temunda'istri ayu,
yang pertama perempuan bepasengan Dewa Cokorda,
cantik, si'teradi lanang lanang,
bemama Dewa Cokorda, sopo'aran Anak Agung Bagus
yang adiknya laki-laki, Oka.
seorang bemama Ansdc Agung
Bagus Oka.
103

391. Satu bemama Bagus Karang, 391. Sopo'aran Bagus Karang,


yang paling kecil wanita, tradigatisinoistri,
dia itu paling bungsu, iasino pemutus uniba',
Anak Agung Ayu Putri, Anak Agung Ayu Putri.
itu yang dikawini, sino lalo ia tegading,
oleh Anak Agung Ida Ratu, Anak Agung Ida Ratu,
diambil ke Mataram, tebait ojdk Mentaram,
si istii utama sekali, si'istri temunda'gati,
disembah oleh persanak dan ia tesembah si'persanak Ian
punggawa. punggawa.
392. Paduka Dewa Cokoida, 392. Desida Dewa Cokorda,
tak suka beisuami, nde'na kayun beselaki',
tetapi semua punggawa, nanging selapu'punggawa,
disimpan di dalam puri, ia kasengan le'dalem puri,
setiap Ida Gusti yang tampan, Semarang solah Ida Gusti,
ditahan tak boleh keluar, te ade'nde'kicansugul,
di situ mereka berzina, ito pon na besemitra,
entah berapa Ida Gusti, pirapira Ida Gusti,
dizinahi Bali Islam tidak per- tesemitra Bali Selam nde' te-
duli. pelata'.
393. Siapa yang tampan disukai, 393. Semarang solah tesukayang,
berzina di dalam puri, bekaruh le'dalem puri,
tak ada berani melarang, nde'ara'bani palang,
meskipun para gusti, yadian si'pregusti,
tak ada berani beikata, nde'ara'bani ngempis,
Cokorda lalu hamil, Cokorda betian banjur,
merasa sudah perasaannya, merasa ssahpekayunan,
besar rasa malunya, bele'malu dalem pikir,
memerintahkan mengumpul- betandika tedunang selapu'
kan punggawa. punggawa.

394. Mataram dan Pagutan, 394. Mentaram miwah Pagtan,


Pagesangan di situ meng- Pagesangan ito nangkil,
hadap, tebeng selapu'punggdwa,
penuh semua punggawa, Cokorda banjur bemanik,
Cokorda lalu pamitan, le'selapu'Ida Gusti,
kepada semua Ida Gusti, si'munggawa agung agung,
yang menjadi punggawa. Dewa Cokorda hgandika,
,104

Dewa Cokonla bericata, nani seUqfu'Ida Gusti,


sekaiang semua Ida Gusjd, gen ku badeara'urusan
kubentahujcan ada utusan sang Betara Berahma.
Brahma.

395. Sengaja datang memberitahu, 395. Sadia lite gen bebada',


aku sekarang diberitahu, aku nengka tedauhin,
akan mehvmggu di Pelangan, gen ngantih le'Pelangan,
di Sana aku bertemu, ito too'ku bedait,
begitulah petunjuknya meno si'ku tedauhin,
padaku, sangka'nengka punggawa se-
maka itu sekarang hai pung- lapu',
gawa, pia'bale le'Pelangan,
buaflah rumah di Pelangan, pernengka ade'na jari,
sekarang juga agar selesai, mapan aku ngantih mero le'
karena aku akan menunggu di Pelangan.
Pelangan.

396. Para punggawa tiga desa, 396. Prapunggawa si'telu desa,


permisi pergi membuat puri, pamit budal pina'puri,
lalu mulai hekeija, mara tipa'begawean,
tak lama lalu jadi, nde'na ngone'banjur Jari,
wisma penginapan pun siap, bale pejeroan wah cowls,
Cokorda diberi tahu kemudian Cokorda katuran manjur,
pergi ke Pel^gan, manjur lumbar le'Pelangan,
Cokorda naikjoli, Cokorda no tejuli,
berpayung kembarlalu sampai Payung kembar pada dateng
di Pelangan. le'Pelangan.

397. Yang mengiring disuriih kem- 397. Si'ngiring tesuru'budal,


bali, budal Gusti Gede Dangin,
berangkat si gusti Gde Dangin, Mentaram Ian Pagesangan,
Mataram dan Pagesangan, dait Pagutan budal tank,
dengan Pagutan berangkat Cokorda tangket pengiring,
semua, ara'kancan duapulu,
Cokorda dengan abdinya, mero made'le'Pelangan,
ada sekitar dua puluh orang, peta belian si'bangkit.
tinggal menginap di Pelangan,
mencaii dukun Faraji sakti.
105

Dewa Cokorda sengaja ke Dewa Cokorda sediah leto


Sana mengguguikaa sedV anak.
398. Setelah membuang bayinya, 398. Sesuahna teteh anak,
menunggu diri segar kembali, antih diri'kenyang mai',
sudah sehat pulang lagi, wah na kenyang budal malik,
kembali ke Karang Asem tulang aning Karang Asem,
(Cakra), wah dateng dalem puri,
sudah sampai di purl, malik mara'tingkahjulu,
kembali seperti dulu nde'nabilin kelampan bengan,
kelakuannya, bekaruh Ian Gusti Gde
tak mau meninggalkan tabi- Dangin,
atnya, Ida GustiBaliSelam pirapira.
kumpul kebo dengan si Gusti
Dangin,
Ida Gusti Bali Islam tak ter-
hitung.
399. Tak putusnya ia hamil, 399. Ndara'pegatna betian,
menguguikan bayinya teteh anak pira kali,
berulang malik sanakna si' nina,
dan saudara perempuannya, Anak Agung Ayu Puieri,
Anak Agung Ayu Putri, milu'gawe'daya lengi,
ikut pula bertabiat buruk, bekaruh nde'na putus,
berzina tak hentinya, nde'na isah le'Mentaram,
tidak kerasan di Mataram, apan akal daya dengki,
karena ia suka nyeleweng, oleh' bae Karang Asem po'na
sering pulang lebih senang di suka.
Cakra.

400. Karena di situ ia berzina, 400. Mapan ito besemitra,


dengan Gusti Gde Dangin, tangket Gusti Gede Dangin,
lalu curiga suaminya, banjur cengah selaki'na,
karena mendapat berita pasti, mc^an mau'orta pasti,
istrinya selewengan, sebini'na ia dengki,
tak putusnya bermain cinta, ndara'putus na bekaruh,
tanpa merasa malu diketahui, gawe'lenge ndara'samar,
ia Ratu jelas mengetahui, Ida Ratu nenao'jari,
ihwal istrinya gemar berzina. ntan sebini'si'bekaruh nde'na
pegat.
106

401. Lalu mereka bertukar pikiran, 401. Banjur tanding reraosan,


dengan para saudaranya, Ian semeton patuh tarik,
Anak Agung Ketut Karang, Anak Agung Ketut Karang,
gusti Gde Wanasari, Gusti Gde Wanasari,
Ida Ratu berkata, Ida Ratu no bemanik,
Ayu Putri tak baik, Ayu Putri nde'na bogus,
dia melakukan kenistaan, ia gawe'kelengean,
dejigan Gusti Gde Dangin, tangket Gusti Gde Dangin,
sekarang bagaimana ihwal mara' nani berembe bae jari
kita. ntan.

402. Agar tertutup malu kita, 402. Mangdena Hip kelilean,


berhatur Gusti Wanasari, matur Gusti Wanasari,
menumt pikiran hamba tuan, pengerasan kaji Dewa,
bila dapat dibenaikan, lamun patut atur kaji,
sekarang kita pergi, sila'nani kai ngiring,
ke Karang Asem melapor, le'Karang Asem belatur,
menghadap pada Dewa parek laV Dewa Cokorda,
Cokorda, tunas Gusti Gde Dangin,
kita minta Gusti Gde Dangin, telaksana' mapan pina' keme-
kita bunuh karena membuat rangan.
malu.

403. Sudah putus pennufakatan, 403. Wah mupakat reraosan,


lalu segera mereka pergi, banjur pada lampa'gelis,
menghadap Dewa Cokorda, parek tipa'Dewa Cokorda,
tiba lalu bertemu, sedatengna banjur bedait,
Dewa Cokorda berujar, Dewa Cokorda no bemanik,
apa sebab datang pagi-pagi, apa gawe dateng am,
Ida Ratu menjawab hormat, Ida Ratu matur nyembah,
besar keperluan hamba, bale'gati gaweng kaji,
memberitahukan bencana gen ngaturang tingkah kaji
kami. besengkala.

404. Sengaja hamba akan menyam- 404. Sedicdi kaji gen ngaturang,
paikan, pertingkahan Ayu Putri,
kelakuan si Ayu Putri, nani gawe'kelengean,
sekarang beibuat nista. tangket Gusti Gde Dangin,
dengan Gusti Gde Dangin, Dewa Cokorda bemanik.
107

Dewa Cokorda beikata, Ida Ratu mun semenu,


Ida Ratu bila demikian, gawe me'late bebada',
kepeiiuanmu datang melapor, mele mate'Gde Dangin,
mau membunuh Gde Dangin, Ayu Putri nde'ara'kelengean.
Ayu Putii tidak berbuat
buruk.

405. Memang hanya fitnah orang, 405. Mula si'pisuan dengan,


karena banyak orang benci, mapan lue'tau meri',
Gde Dangin tak bersalah, Gde Dangin dara'sola',
kesetiannya amat teguh, tur iKiktina kelebih-lebih,
meskipun di sini si Ayu Putri, yadian ite Ayu Putri,
lagi berhatur si Ida Ratu, malik matur Ida Ratu,
ampun, memang demikian meran mula sejantina,
adanya, tetu lenge Gde Dangin,
si Gde Dangin nyata nista, mara'rum kaji perjani
sekarang hamba minta dia itu. mamitan.

406. Hamba mohon membunuhnya,406. Kaji nurms mate'ia,


Dewa Cokorda bemjar, Dewa Cokorda bemanik,
keras ia berucap, keras pesugulan basa,
pasti sama sekali tak kuberi, pasti nde'lai beng sekali,
akan membunuh Gde Dangin, gen laksana'Gde Dangin,
Ida Ratu lalu tertunduk, Ida Ratu manjur nunduk,
memikiikan sebab akibamya, pikirang wadi temah,
sebab putranya masih di situ, mapan bijana ito masih,
keduanya di situ bersama dedua'rut pada ito kanca ina'.
ibunya.

407. Ida Ratu sudah merasa, 407.Ida Ratu wah ngerasa,


karena ia pinter dan bijaksana, mapan mula Wigdada ririh,
betpikir mencari akal, mikir metajari akal,
meneduhkan si orang marah, bao'angen dengan sili,
Ida Ratu berhatur lagi, Ida Ratu matur malik,
bila demikian Ratu Agung, lamun meno Ratu Agung,
hamba tak lah menentang, kaji mula nde'piwal,
perhambaanku lebih setia, penyokor kaji lebih bakti,
bicara seloroh agar orang lega. uni bawo derpon solah angen.
108

408. Agar dapat mengambil 408. Mangde mau'bait anak,


anaknya, sino mula si'na perih,
itu memang tujuannya, Anak Agung Ketut Karang,
An^ Agung Ketut Karang, Gusti Gde Wanasari,
Gusti Ode Wanasari, dedua'na pada pamit,
keduanya berpamitan, made'mesa'Ida Ratu,
Ida Ratu menginap sendiri, le'Karang Asem Ian bija,
di Karang Asem bersama Gusti Gde Wanasari,
putranya, budal ule' Anak Agung Ketut
Gusti Gde Wanasari, Karang.
pulang bersama Agung
Karang.

409. Konon sudah sampai 409. Kocap uah dateng Mentaram,


Mataram, tanding reraosan malik,
lagi mereka berunding, mupakatgen na congah,
mupakat mau berontak, Desa Mentaram gen bebalik,
kerajaan Mataram mau sopo'doang jari pengantih,
melawan, mun wah sugul Ida Ratu,
hanya satu yang ditunggu, le'Karang Asem ian bija,
kalau sudah keluar Ida Ratu, sino mula gen teantih,
di Cakra bersama putranya, Jari nengka lampa' ngoles bi-
. itulah yang ditunggu, lang desa.
sekarang pergi menghasut
setiap desa.

410. Dewa Bonaha Pagesangan, 410. Dewa Bonaha Pagesangan,


sanggup akan berontak, sanggup pada gen bebalik,
Jero Citra sayang sayang, Jero Citra sayang-sayang,
sudah pula sepakat, reraosan wah bejait,
Ida Ratu terkisahkan lagi, Ida Ratu kocap malik,
di Cakra membujuk rayu, le' Karang Asem ngarum-
mengajak istri dan analcnya, arum,
akan pergi menjenguk tena'sebinV miwah bija,
kakeknya, gen lalojango'NinV,
Agung Ketut Karang sedang Anak Agung Ketut Karang
sakit. nyengka sungkan.
109

411. Memang cuma siasat saja, 411. Mapan mulajari akal,


agar ia dapat pergi, derpon na mau'nyedi,
membawa putranya ke jau'bija le'Mentaram,
Mataram, ia doang jari pengantih,
dia saja yang ditunggu, Jema'JanJina gen nyedi,
besok janjinya mau pergi, Ian sebini'na wah sanggup,
dan istrinya sudah sanggup, Ida Ratu beterusan,
Ida Ratu seketika, le'Mentaram kirim tulis,
mengiiim surat ke Mataram, dalem tulis Jema' aru gen na
isi surat besok pagi akan ber- budal.
angkat.
412. Surat sudah sampai Mataram, 412. Surat uah dateng Mentaram,
kepada Gusti Ode Wanasari, tipa' Gusti Ode Wanasari,
Anak Agung Ketut Karang, anak Agung Ketut Karang,
sama-sama meneiima surat, pada bareng nampi tulis,
bersiap mereka mengelukan, seregep pada gen mendakin,
sudah pasti besok pagi, sepeng gati'lema'aru,
melalui desa Sayang, langana le'sayang-sayang,
begitu ucapan surat, meno wirasing tulis,
Anak Agung Karang kirim Anak Agung Ketut Karang
utusan. berutusan.

413. Pergi ke Sang Bonaha, 413. Lalo ojok Sang Donaha,


utusan itu membawa surat. utusan no atong tulis.
Sang Bonaha menerima surat, Sang Bonaha nampi surat,
dibaca dalam hati, pinaos sejeroning galih,
bunyi surat itu, pengeraos dalem tulis,
akan berontak besok pagi, gen bebalik lema'aru,
bulan Maulid tanggal sebelas, bulan mulut tanggal solas,
mulai hari Jumat, Jelo Jumat ngewiwitin,
jelas sekali bunyi surat itu. sepeng gati meno raos dalem
tulis.

414. Dewa Bonaha bersiap-siap, 414. Dewa Bonaha medab-daban,


tombak dan bedil disiapkan, cawisan tumbak Ian bedil,
lengkap konon semuanya, tebeng banjur selcpu'na,
tersebutkan dalam tutur kawi, ara'tekocap le'tulis,
Bali bemama Made Tengkik, Bali aran Made Tengkik,
waktu itu melatih Gambuh, sedek neno nguruk gambuh.
110

ia melihat hal itu. ia mau'kepedasan.


Made Tengkik cepat pergi, Made Tengkik nyerek nyedi,
tak lama sampai di Cakra. nde' tekocap dateng Karang
Asem gancang.
415. Anak Agung Bagus Oka, 415. Anak Agung Bagus Oka,
Bagus Karang dibeiitahu, Bagus Karang wah taturin,
juga si Dewa Cokorda, miwah Ian Dewa Cokorda,
dengan si Gusti Ode Dangin, miwah Gusti Gde Dangin,
yang melapor Made Tengkik, si'ngaturang Made Tengkik,
orang Bali asal Kelungkung, Jero Bali leman Kelungkung,
maka cepatlah diketahui. Sangka'na gelis ketara.
Sang Bonaha man berontak, Sang Bonaha gen bebalik,
oleh Agung Oka dan Bagus Anak Agung Bagus Oka
Karang. Bagus Karang.
416. Baginda Dewa Cokorda, 416. Desida Dewa Cokorda,
bersama Gusti Gde Dangin, miwah Gusti Gde Dangin,
melakukan perundingan. tanding pada reraosan.
Sang Bonaha akan berontak, Sang Bonaha gen bebalik,
kentongan lalu dibimyikan, kulkul banjur tepuni',
Karang Asem (Cakra) riuh Karang Asem ndah dauh,
rendah, Ida Gusti mecawisan,
para Ida Gusti bersiap-siap, gisi mamas kancan wargi,
membawa mamas semua gen na lampa' parek menah
warga, Tendjang Durma.
akan berangkat subuh si
Tembang Durma.

DURMA
417. Waktu subuh burung madu 417.Parek menah wayah baru'
beibunyi, pupu kembang,
tambur bebente dibunyikan, tambur bebente tepuni',
laskar sudah siaga, sikep wah sayaga,
pasukan bedil pasukan baris bedil baris tumbak,
tombak sesek rurung wah metindih,
penuh jalan sudah teratur, goyo le'Bencingah,
apa lagi di Bencingah, si'gisi mamaspengawin.
yang membawa mamas panji-
panji.
Ill

418. Anak Agung Oka Bagus 418. Anak Agung Bagus Oka Bagus
Karang, Karang,
dengan Gusti Gde Dangin, Ian Gusti Gde Dangin,
duduk di Bencingah, manjak le'Bencingah,
dihadap para punggawa, teparekin sV punggawa,
juga para sanak warginya, miwah soroh kancan wargi,
Anak Agung beikata, Anak Agung ngandika,
kepada Gusti Gde Dangin. lai' Gusti Gde Dangin.
419. Gusti Gde memimpin para 419. Gusti Gde Dangin batekin
punggawa, kancan punggawa,
para lurah pun tersendiri, sebekel bekel metindih,
karena seientak, pan sembarengan,
sayap kiri sayap kanan, keletek kiri keietek kanan,
pepucuk penyerang siap, pepucuk pencatra cawis,
Gde Dangin menyembah, Gde Dangin nyembah,
mohon pamit segera ber- matur pamit larrq>a'gelis.
angkat.
420. Berangkat di jalan sesak ber- 420. Pada lampa' sesek rurung
sap-sap, bambal-ambal,
keluar kota mengatur baiisan, sugul kuta ape'baris,
lalu mereka bersorak, mara ngangkat surak,
tambur berbunyi bersahut- tambur muni betimbalan,
sahutan, baris tumbak baris bedil,
pasukan tombak pasukan kocap Sang Bonaha,
bedil, besuru'lampa'ang telik.
' ada pun Sang Bonaha,
menyuruh melepas
Mataram,
421. Si utusan akan pergi ke 421. Patirata gen lalo ojok Men-
Mataram, taram,
karena sudah pasti peijanjian, mapan perjanjian wah pasti,
gampang disebutkan, gampang tekocapang,
mata-mata sampai di teiik wah dateng Mentaram,
Mataram, desa Mentaram no sepi,
kota Mataram itu sepi, ndara'sikepna,
tak ada laskamya, utusan metulak malik.
si mata-mata kembali lagi.
112

422. Tiba lalu menghadap Bonaha, 422. Sedatengna parek lai' Sang
Mataram sekarang sepi. Bonaha,
Sang Bonaha merasa, desa Mentaram nani sepi, .
dirinya dijebloskan, Sang Bonaha ngerasa,
merasa susah dihati, rasayang dirt' tekelengongan,
lalu bermufakat, ngerasa susah dalem pikir,
dengan anak sanak saudara. landing reraosan,
Ian anak semeton jari.

423. Sepakat akan perang puputan, 423.Patuh raos gen pada mepuputan,
hatinya sudah berserah,
mereka bersiap, angena wah meserah sekali,
laki wanita sudah bersiap, pada mecawisan,
senjata tombak senjata tedil, nina mama uah berejap,
taksiran jumlah kawannya, sekep tumbak sekep bedil,
tujuh puluh tujuh tak lebih. yan swatara kancana,
balu'pulu pitu' tiding.

424. Semua keluar desa berbaris, 424. Pada sugul luar desa pada
beijajar mengatur barisan, ngambyar,
laskarKarang Asem mulai, bejajar derekang baris,
dari jauh sudah mengatur diri, sekep Karang Asem mara,
sorak bersama bedil, leman renggang wah ito ng
gelap asap mesiu, ambyar,
peluru seperti hujan gerimis. surak betimpal si' bedil,
peteng kukus ubat,
minus mara'ujan rintis.

425. Sama mendekati lalu benemu, 425.Pada ngulahang banjuran be-


lasktu* Dewa Bonaha teipukul, tempuh tumbak,
mundur masuk desa, sekep Dewa Bonaha kelilih,
laskar Karang Asem surut tama desa,
mendesak, sekep Karang Asem ngulah,
masuk desa mereka mem- tama desa nyedut tarik,
bakar, bale bue'julat.
rumah habis terbakar. Sang Bonha Ian anakjari.
Sang Bonaha dengan sanak
keluarganya.
113

426. Laki wanita besar kecil ber- 426. Nina mama kode' bele' pada
angkat, budal,
mengimgsi ke Mataram, Mentaram si'na ungsi,
laskar Karang Asem mende- sekep Karang Asem ngulah,
sak, mesiat selangan langan.
bertempur sepanjang jalan, Sang Bonaha keciwayan
Sang Bonaha kalah oleh bedil, bedil.
sampai di luar Mataram, dateng duah Mentaram,
gerbang ditutup rapat sekali. kuta tempetjangka palet.
427. Dan dijaga Bonaha tak dibeii 427. Tur tesanggra Dewa Bonaha
masuk, nde'tebeng tama,
Dewa Bonaha menghindar, Dewa Bonaha ia mirik,
sambil bertempur, sambilna mesiat,
mengungsi barat Mataram, ngungsi le' bat Menteram,
masuk kali berlindung, tama kokoh baling-aiing,
itu menjadi kubunya. ia minangka petak,
yang wanita sudah masuk. si'nina wah tama tarik.

428. Yang laki masuk kali juga, 428. Lan si'mamapada tama kokoh
laskar Cakra lagi, doang,
bersama-sama mendesak, sekep Karang Asem malik,
dipimpin Ketut Maga, bareng pada ngulahang,
bersama Ida Made Lancing, bebatek Ketut Maga,
mereka bersorak, tangket Ida Made Lancing,
bersorak berbaur bedil. pada mesurakan,
surak awor si' bedil.

429. Dewa Bonaha bersama anak 429. Dewa Bonaha bareng anak
familinya, tuting roang,
keluar menghadapi, nyugulin surak malik,
sama-sama maju, bareng pada ngulahang,
musuh bagaikan lautan, musuh nde'bina segara,
Dewa Bonaha cuma sedikit, Dewa Bonaha mu'sekedi',
mengamuk dengan anaknya, ngamuk kanca anak,
tak hirau hidup dan mati. nde'na etang pati urip.
430. Bonaha mengamuk macam 430. Mara'bawlpengamukna Sang
babi, Bonaha,
tak menoleh belakang. muia nde'likat mudi.
114

mencari Ketut Maga, mate Ketut Maga,


Ida Made Lancing mati, Ida Made Lancing pejah,
laskar Karang Asem (Cakra) sekep Karang Asem belit,
buyar, anak Sang Bonaha,
anak Dewa Bonaha, aran Dewa Komang Gading.
bemama Dewa Komang
Gading.

431. Mati bertempur dengan Maga, 431. Sino mate mesiat Ian Ketut
pertempurannya sen, Maga,
laskar Cara pecah, pesiatan pada sapih,
tak ada tahan maju, sekep Karang Asem buntah,
semua menghindar, nde'na ara'kawa ngulahang,
berhenti si Dewa Bonaha, selapu'na pirik diri',
lalu diam menunggu. mandek Dewa Bonaha,
manjuran mero ngantih.

432. Capai menunggu diserang, 432. Lebih lelah antih diri'na


Cakra sudah pulang, teulahang,
pulang minta liwat Mataram, Karang Asem budal tarik,
pulang melalui tengah kota, budal tarik belako' le'
tetapi Mataram tak memberi, Mentaram,
akan dilalui desanya, budal langan tenga'desa,
Karang Asem pergi lagi. anging Mentaram nde'ngican,
gen telangan desana,
Karang Asem budal malik.

433. Mereka pulang liwat selatan 433. Pada ule' langan lau' Men
Mataram, taram,
Sang Bonaha dikisahkan, Sang Bonaha kocap malik,
di tengah padang, si'le'tenga'lelendang,
dan S^ak keluaiganya semua, Ian roang selapu'na,
lelah lapar tak ada nasi, lelah lapah ndara'nasi',
dan anaknya mati pula, ampo'na mate anak,
menangis tembang Dandang nangis tembang Dandang
Gendis. Gendis.
115

DANDANG GENDIS

434. Dewa Bonaha sangat sedih, 434. Dewa Bonaha liwat si'na
di luar kota di barat Mataram, prihatin,
menangis tak hentinya, luah kuta ito le'batMentaram,
dikisahkan pula di Mataram, nangis nde'na pegat bae,
Anak Agvmg menyuruh per- Mentaram tekocapang man-
gusti, jur,
bemama Gusti Nengah Anak Agung sum'pregusti,
Sampal, aran Gusti Nengah Sampal,
itu yang disuruh, sine ia tesuru',
memimpin orang memikul, batekin dengan belembah,
empat puluh orang memikul petangdasa lue'na si' lembah
nasi, nasi',
lengkap dengan lauk dan pe- seregepjanganlan sanganan.
nganan.

435. Nengah Sampal sampai lalu 435. Nengah Sampal dateng terus
bertemu, bedait,
dengan Bonaha lancar Ian Sang Bonaha teteh betu-
beitutur, turan,
Nengah Sampal memberi- Nengah Sampal teteh belatur,
tahukan, sangka'na meno anak Agung,
mengapa Anak Agung begitu, le'Mentaram munggeljanji,
di Mataram tak setia janji, mapan nde'dateng bijana,
karena putranya belum Anak Agung Ida Ratu,
datang, masih Karang Asem tao'na,
anak Agung Ida Ratu, sino kerana Anak Agung bilin
masih di Karang Asem janji,
(Cakra), sangna dateng lema'lat.
itu sebab Anak Agung luncas
janji,
mungkin datang besok lusa.

436. Ida Ratu akan masuk, 436. Ida Ratu beterus manjing,
di Mataram begitu ren- le'Mentaram meno reraosan,
cananya, Dewa Bonaha suka ate,
Dewa Bonaha pun lega, Nengah Sampal budalmanjur,
Nengah Sampal pergi. Dewa BOnaha majengah tarik.
116

Dewa Bonaha makan ber- Ian batur selapu'na,


sama, nasi'jangan bagus,
temannya semua, nde'na ara'ap[a kurangan,
nasi dan lauk enak, mangan besuh jao'
kenyang makan malamnya malem tindo'tarik,
tidur, le'Karang Asem tekocapang.
di Gakra ditutuikan.

437. Pagi pagi Ida Ratu keluar, 437. Menah desa Ida Ratu mijil,
dengan putranya ayu Putri tangket bija Ayu Putri lumbar,
juga, gen na pada lalo bejango,
mereka akan menjenguk, dua bija tumba'banjur,
dua putranya digendong, pada lampa'langan Tohpati,
beijalan liwat Tohpati, nde'tekocap le'langan,
tak teikisahkan di jalan, dateng kokoh Jangkuk,
sampai di kali Jangkuk, Ida Ratu bejulu liwat,
Ida Ratu liwat dahulu, langan tete wahna liwat ia be-
liwat titian lal berkata, manik,
dahulukan anakmu liwat. anakbi no pejulu'liwat.
438. Putranya digendong menye- 438. Tumba'liwat bijana gelis,
berang, dedua'na bijana wah liwat,
kedua putranya liwat sudah, tete banjuran tesatu',
titian lalu ditarik, terV tipa'kokoh Jangkuk,
jatuh ke dalam kali Jangkuk, Ayu Putri nyelepo' nangis,
Ayu Putri bersimpuh me- ampes diri'kangen aruik,
nangis, nangis nengkerak enggur,
memhanting diri sayang Ida Ratu keras pengandika,
anaknya, Ayu Putri ngkahku sekali-kali,
menangis meraung-raung, kanca kamu betempuh awak.
Ida Ratu berteriak,
Ayu Putri aku tak sudi lagi,
bersatu tubuh dengan kamu.

439. Di dunia sampai akhiiat, 439. Le'duniajangkakaringsekali,


sampai hancur tulangku tak jangka leti' tolang nda'ku bae
sudi, begita',
bertemu kamu si gatal binal, kanca kamujenggitjongger,
sekarang peigi kau beizina, narU bi Mo pada bekaruh.
117

Ida Ratu lalu pei;gi, Ida Ratu beterus nyedi,


pulang ke Mataram, ule'aning Mentaram,
Ayu Putri menangis, Ayu Putri nggur,
berguling sayang anaknya, odor lulut kangen anak,
sampai siang meratap si Ayu, jangka galeng sesambatan
buah ratapannya itu. Ayu Putri,
pia'na bua'janjaman.

440. Duh mas mirah anakku Bagus 440. Duh mas mirah anakku Bagus
Aji, Aji.
Bagus Panji permataku di Bagus Panji mestikaku le'
dunia, dunia,
buah hati kembang mataku, . bua'ate kembang mata,
lihatlah ibu wahai anakku, jango''inak gama'ratu,
beijumpalah aku sementara kubedait gama' sempungku
hidup, urip,
dengan engkau intanku, tangket sida inten anak,
menangis ia tak hentinya, nangis bae ndara'putus,
Ayu Putri meratap, Ayu Putri besesambat,
lalu kembali ke Cakra lagi, banjur budal ojok Karang
sudah masuk ke dalam puri. Asem malik,
uah tama dalem puri.

441. Ida Ratu ditutuikan lagi, 441. Ida Ratu tekocapang malik,
dengan putranya sampai tangket bijana wah dateng le'
Mataram, Mentaram,
menuju dalam puri, tipa'na le'dalem Jero,
suka ria semuanya, suka bungah selapu'na,
datang menghadap semua dateng memarek selapu'
pergusti, pregusd,
mereka bermusyawarah. pada tanding reraosan.
Sang Bonaha dijemput, Sang Bonaha tetutut,
masuk ke desa Mataram, tama le'desa Mentaram,
di Mataram sepakat akan patut raos le' Meram gen
berontak, bebalik,
tembang Pangkur membuat tembang Pangkur pada metak.
benteng.
118

PANGKUR
442. Mereka mulai membuat ben- 442. Pada tipa'pina'petak,
teng, Karang Asem Ian Mentaram
Cakra dan mataram membuat metak tarik,
kubu, nyenah empat bulu'-bulu',
lengkap empat menara, sanggapuli mecerancang,
ruang-raang beijeraji, le' gereja jongkok asu'petak
di menara jongkok asu dan kurung,
petak kurung, Anak Agung le'Mentaram,
anak Agung di Mataram, bekasih Ian Kapitan Engking.
bersahabat dengan Kapten
Jenkins.
443. Kaya akan mesiu dan peluru, 443. Sugih bedil mimis ubat,
di Cakra Anak Agung ber Karang Asem anak Agung
sahabat, masih bekasih,
Kapten Lange namanya, Kapitan Lange aran ne nu,
man dari Padang Sumatra, toke leman ubat mimis nde'na
dia asal mesiu dan pelura, gingguh,
dan memang ia kuasa, Ian tur ia pemusungan,
Cakra im raja besar. Karang Asem muter Jagat.
444. Di Cakra dicacah, 444. Le'Karang Asem tecacah,
isi negeri yang bisa bertempur, isin desa si'tao nyelep keris,
mjuh puluh tambah dua, lebak sepa pitung atus,
semua pembesar Islam ikut, pitu'pulu tanggu dua,
di Karang Asem menjadi Ian selapu'agung selam pada
rakyat, tinut,
termasuk desa di timur Turing. le'Karang Asem ngaula,
yadian desa timu'during.
445. Dihitung orang Mataram, 445. Tecacak batur Mentaram,
mjuh rams mjuh belas, pitung atus Ian balu'olas
m yang beimusuhan, tiding,
Karang Asem dan Mataram, ia banjuran bemusuh,
satu musuh seribu belum Karang Asem Ian Mentaram,
cukup, tau sopo'patung siu nde' man
karena sudah kenyataaimya, cukup,
banyak sedikit tak dapat mekerana cecatrian,
dihindari. lue'kedi' nde'baun pirik.
119

446. Karang Asem dan Mataram, 446. Karang Asem Ian Mentaram,
bersiap meriam sudahbeijajar, mecawisan meriam pada wah
tidak kurang tiga ratus, bebaris,
meriam lela merantaka, nde'na kurang telung atus,
subuh si meriam sudah meriam lela merantaka,
disundut, parek menah meriam banjur
bedil beibunyi bersahutan, mesedut,
suaranya mengguncang bumi. bedil muni betimbalan,
suara Jangka encok gumi.
447. Gelap gulita asap bedil, 447. Peteng dedet kukus bedil,
sambur berbunyi meriam ber- tambur muni meriem
dentam, bergelintir,
menggelegar seperti suara tender mara'suaran lindur,
gempa, mimis nde'bina ujan,
peluru bagaikan hujan, bilang bakatjangka soek lolon
bila terkena terkoyak pohon kayu',
kayu, pira-pira kayu'reba',
tak teriiitung pohon tumbang, sapor pereding isi' mimis.
terpenggal oleh pelum.

448. Sangat seru si orang berpe- 448. Lebih rame tau perang,
rang, suran menah Jangka Man na
dari subuh sampai magrib metitik,
bertempur, bedil meriem begeluduk,
bedil dan meriam . Ian si'mate pira-pira,
menggelegar, si' beperang leman petak
tak teihitung yang mati, nde'na sugul,
yang dari benteng tak keluar, le'Karang Asem kewah,
di Karang Asem panik, lue'mate isi'mimis.
banyak yang mati oleh peluru.

449. Gelap desa pertempuran ter- 449. Peteng desa mandek siat,
henti, Anak Agung Bagus Oka
Anak Agung Oka bermusya- ngeraosin,
warah, Cokorda istri ito melungguh,
Cokorda istri ada duduk di Anak Agung Bagus Karang,
situ, Gde Dangin miwah perbekel
Anak Agung Bagus Karang, selapu'.
120

Gde Dangin dan perbekel perbekel Bali Selam,


semua, sesekjejel pada nangkil.
perbekel Bali Islam,
penuh sesak menghadap.
450. Dewa Cokorda beikata, 450. Dewa Cokorda ia ngandika,
sekarang semua perbekel nani selapu' perbekel Selam
Islam Bali, Bali,
besok pagi pergi menyerang, lema'aru pada begebuk,
melalui Riunak kita maju, langan Ruma'tengulahang,
agar cepat ludes musuh, ade'aru bebas lapu'musuh,
maju jurus gulung tikar, ulahang gulung tipahan,
karena musuh cuma sedikit. mapan musuh mu'sekedi'.
451. Sudah mupakat pembicaraan, 451. Wah mupakat reraosan,
bubar si prang berapat, beterus budal selapu'ita
Mataram dikisahkan lagi, si'pada nangkil,
anak Agung Ketut Karang, Mentaram tekocapang
Ida Ratu, Dewa Bonaha, manjul,
Nengah Langun, Anak Agung Ketut Karang,
juga Gusti Nyoman Padang, Ida Ratu Dewa Bonaha
Gusti Gde Wanasari. Nengah Langun,
miwgh Gusti Nyoman Padang,
Gusti Gde Wanasari.
452. Mereka sedang berunding, 452. Pada tanding reraosan,
anak Agung Karang berkata, Anak Agung Ketut Karang ia
"Bagiumana upaya kita, bemanik,
karena musuh terlampau ngumbe bae gen jari angkun,
banyak, mapan musuh lebh bayak,
musuh banyak kita sedikit," musuh lue' ta ne kapesan
berhatur sembah Sang batur,
Bonaha, rtyefnbah matr Sang Bonaha,
"Bila patut kata hamba." lamunpatt atur kaji.
453. Setiap pagi kita jalankan, 453. Tunggai menah telampa'ang,
laskar dua ratus sayang sekep satak Sayang Sayang ia
dikuasai, tegisi,
agar dilihat oleh musuh, ade'tegita'si'musuh,
bila telah masuk Sayang, munwah tama Sayang
Sayang,
121

kembali pulang jangan dilihat malik ule' nda' tegita' si'


musuh, musuh,
ke selatan begitu pula, ojok lau'meno ntan,
jangan kita dilihat keidil. nda'tepegitan ganjih.
454. Kukuh dilihat utara selatan, 454. Kukuh pegiatan lau'daya,
begitu siasat kita bila patut, sila' meno lamun patut atur
Anak Agung sepaham, kaji,
benar demikian Dewa Anak Agung pada nurut,
Bonaha, kena'meno Dewa Bonaha,
dan mata-mata kitajalan terns, ampo'ita telikta nda'na putus,
yang mana yang akan yen mbe pacang teregah,
diserang, ia sino tekukuhin.
itu yang kita peikuat.
455. Karena kita cuma menunggu, 455. Kerana ita ngantih doang,
kalau diserang cepat ber- mun teregah pada keras nam-
lindung, bakin,
karena kita cuma sesendok, mapan ita tau sesenduk,
menunggu diri diserang, antih diri' teregah,
telah mupakat, berbunyi ken- wah mufakat banjur muni
tongan musuh, kulkul musuh,
Karang Asem riuh rendah, Karang Asem bekedondang,
terang bumi beijalan lagi. pupu kembang lampa'malik.
456. Akan menyerang liwat 456. Gen ngeregah jalan Ruma',
Rumak, Anak Agung Bagus Oka ia
Anak Agung Oka di joli, tejuli,
pasukan mamas keluar, soroh mamas pada sugul,
merah dipoleng emas, abang bepontang mas,
payung agung diperada payung agung meperada me-
kemilau, nah tandur,
mengapitjoli kiri kanan, abih Juli kiri kawan,
pengawal bersenjata tamsir. batu bata sekep tamsir.

457. Para waiga membawa mamas, 457. Soroh wargiJau'mamas,


di jalan sesak beijongkok, laV rurung sesek tarik pada
yang menjadi pasukan depan, Jongkokin,
sudah sampai Rumak, si'mula Jari pepucuk,
berbimyi bedil dan surak. pada uah dateng Ruma',
122

bedil berdentum bersahut- muru bedil surak rame saling


sahutan, serup,
getamya bagai goyah bumi. bedil muni betimbalan,
tender mara'ecok gumi.
458. Laskar Mataram mendesak, 458. Sekep Mentaram ia ngula-
Bonaha, Gde Wanasari, hang.
dengan si Agung Ketut, Sang Bonaha Gusti Gde
dan Gusti Padang, Wanasari,
maju memimpin laskar di barang Anak Agung Ketut,
depan, Ian Gusti Nyoman Padang,
bersama maju sama mundur, bareng ngulah batek sekep
menyatu kaula dengan pe- leman Julu,
mimpinnya. bareng surut bareng ngulah,
awor kaula bareng Gusti.

459. Bersama rusak sana selamat, 459. Bareng lenge bareng onya',
bersama rakyat sama temui Ian kaula bareng dait pait
pahit manis, manis,
berani bersama lebur, pada kawa bareng lebur,
si pemimpin dengan rakyat- Datu Kanca kaula,
nya, daka'kedi'lagu;angen na wah
biar sedikit tetapi tekadnya patuh,
satu, meno tingkahna Mentaram,
begitu sikap si Mataram, pada kawa sebumbung getih.
bersama sebumbung darah.

460. Maju si laskar Mataram, 460. Ngulahang sakep Mentaram,


bahu membahu mengamuk saling sundul pengamukna
macam babi, mara'bawi,
laskar Karang Asem mundur, sekep Karang Asem surut,
bubar berlaii kian kemari, pada buntah kepara-para,
si Gde Dangin menjadi batek siat Gde Dangin jari
komando, ngadu,
dari luar desa, lemana le'duah desa,
di Cakra dia bercokol. Karang Asem tao'na ngan-
jengin.
123

461. Anak Agung Bagus Oka, 461. Anak Agung Bagus Oka,
di joli diusung di alun-alun, si'tejuli peken too'na tekatir,
tombak mamas penuhjalanan, tumbak mamas peno'rurung,
semua beijongkok, selapu'na jongkok doang,
tampak seperti akan bertem- mun le' rua perasa'ta dengan
pur, gen betempuh,
semua sesel kencang, selapu'pada ngabetang,
seperti orang menahan jaring mara'dengan takerjaring.
ikan.

462. Anak Agung itu berperang, 462. Anak Agung si' lumbar
cuma dipikul di pasar saja, perang,
orang bertempur di padang wah tejuli laV peken tao'na
sepi, tekatir,
dia cuma bercokol di halaman, dengan perang le' lendang
sebutan si para pemimpin linus,
semua, ia peregu le'leleah,
si Anak Agung pergi berpe sesebutan Ida Gusti wargi se
rang, lapu',
tetapi cuma menunggu Anak Agung lumbar perang,
tungku. lagu'Jangkih si'na sangrain.

463. Kalau dapur yang dijaga, 463. Lamun jangkih si'tesanggra,


bukan perang cuma menanti nde'te perang tau ngantih mpV
intip, rengV,
begitu kelakuan Anak Agung, meno tingkah Anak Agung,
Karang Asem beiperang, Karang Asem si' beperang,
asal akan menyerang ia ber- tunggal beregah munggah bae
angkat, anak Agung,
tapi cuma sampai di jalan, lagu'entah rurung doang,
berpayung agung naik joli. bepayung agung tur tejuli.

464. Berperang beibulan-bulan, 464. Beperang bebulan-bulanan,


asal pagi meriam mengge- tunggal menah meriam muni
luduk, begelintir,
bersahutan runtun beruntun, betimbalan belelutan,
sama kaya pelum mesiu, pada sugih mimis ubat,
suara bedil bagaikan gempa. suaran bedil nde'na bina ten-
deran lindur.
124

entah begitulah suaranya, baya menojaga ongkatna,


kalau nanti kiamat bumi. era'lamun kiamat bunu.
465. Suara angin sangkakala, 465. Suaran angin sangkakala,
terbang gunung batu kayu kelep gunung batu kayu' bue'
binasa, beresih,
begitu tutur guru, mapan meno tutur guru,
mewartakan isi kitab, si'tuturan unin kitab,
berbunyi bedil Karang Asem, muni bedilKarang Asem bele-
disahud bedil Mataram, iutun,
sampai goncang bumi langit. timbalna si' bedil Mentaram,
jangka ecok gwni langit.
466. Tak ada yang kekurangan, 466. Nde'na ara'kanten kuciwa,
sama kuat perangnya, nyeka nedeng siatna ndara'
Karang Asem penguasa besar, kelilih,
rakyamya beratus-ratus ribu, Karang Asem muter agung,
yakin menang karena banyak bebala belaksa-laksa,
warga, kendel menang andelang diri'
tetapi memang suratan nasib, lue'batur,
akan kalah Karang Asem. lagu'mula tuduh desa,
Karang Asem gen ketindih.
467. Rakyamya tak teibitimg, 467. Mun kaula nde'baun bilang,
semua desa di timur takluk, selapu'desa timu'during pada
Praya Kopang Batu Kliang, sumujut,
Kuripan Jonggat Bamjai, Peraya Kopang Batukliang,
juga Pujut Suradadi takluk, Kuripan Jonggat Batujai,
Kutaraja Rarang Jenggi. yadian Pujut, Suradadi pada
sujut,
Kutaraja Rarang Jenggi'.
468. Kalitemu Sukadana, 468. Kalitemu Sukadana,
Masbagek dan desa timur Masbagik yadian desa timu'
Belimbing, Belimbing,
lai Batu Kuripan, ie'Karang Asem sumujut,
dengan saudaranya laki laki Batu le'Kuripan,
Galiran, miwah sanak laki Galiran
tetap baktinya mengabdi, seturut,
baktinya tak pemah bergeser. telek baktina ngaula,
baktina nde'na wah gingsir.
125

469. Maka tibalah sang malam, 469. Serep jelo keceritan,


Gde Dangin waktu malam Gde Dangin sedek le' malem
Kemis, Kemis,
pikiran dengki dipakainya, daya dengki si'na kadu,
duduk bercmpat, tokol tangketna mpat,
Jero Magerong Ketut Tagah Jero Magerong Ketut Tegah
dari Tumbuk, Karang Tumbuk,
Gusti Wargi Ketut Sayang, Gusti Wargi Ketut Sayang,
bercmpat Gusti Gde Dangin. Mpat Gusti Gde Dangin.

470. Semua beipikir suntuk, 470. Patuhna ngelalu paksa,


mau membunuh Bini Ringgit maka mpat gen na seda'Datu
(Sakra), Ringgit,
di penjara tempatnya, le'kerangkeng tao'na nu,
bersama putranya Lalu tangket bija Lalu Amsiah,
Amsiah, begitu datang Gde sedatengna Gde Dangin muni
Dangin beata, banjur,
kepada si pengawal penjara, le'kebagan si'melenga',
bukalah kurungan Bini buka' kerangkeng Bini
Ringgit Ringgit.

471. Kerangkeng lalu di buka, 471. Kerangkeng mara tebuka',


si Dangin berajar lagi, Gde Dangin banjuran na muni
Bini Ringgit ayo keluar, malik,
Datu Ringgit halus menjawab, Bini Ringgit aneh sugul,
mau apa tuan Gde menyuruh Datu Ringgit alus nimbal,
keluar, apa gawe Gusti Gde besuru'
si Dangin membentak men sugul,
jawab, Gde Dangin nyemprak
banyak vokal si orang betina. nimbal,
lue'raos nina seni.

472. Keluarlah cepat kamu, 472. Aneh sugul kamu gancang,


Bini Ringgit keluar menangis, Bini Ringgit sugul sampV be-
setelah keluar beitanya halus, seremin,
sambil mengusap matanya, uah sugul bemank alus,
mengapa begini Gusti Agung, sambil usap pejarupan,
Gde Dangin membentak lagi. alus basa kumbe' mene Gusti
Agung,
126

kubikin mampus kowe seka- Gde Danginmalik himbal,


rang. kumate'kcanu nengkani.
473, Koe bikin petaka negeri, 473. Kamu pina'sengkala desa,
setiap desa jadi bend, bilang desa selapu' pada
fitnah datang beruntun, men',
kamu bikin sial desa, pisuna dateng belutun,
meratap si Bini suara liiih, mula kamu manasang desa,
bila hamba menjadi bencana, Datu Ringgit mesesambat ba-
sampai jadi begini. sana alus,
lamun kajijari sengkala,
sangka'na temah semeni.
474. Panas desa Karang Asem, 474. Panas desa Karang Asem,
menjadi dalam peperangan, keraos kalah le' perangna
kalau hamba telah mati, desaseni,
tak ada menjadi petaka lagi, lamun kaji uah mate,
akan menang Karang Asem ndara'Jari sengkala desa,
beijaya, tulus menang Karang Asem
tegakberwibawa sepeiti biasa, muter agung,
berwibawa guna sakti. tuneng nylden mara'bengan,
kesiden guna mandi.
475. Kalau hamba tak jadi sebab, 475. Mun kaji nde'jari sengala,
kalau kumati Karang Asem munku mate desa Karang
ini, Asem seni,
akan lebur menjadi abu, tulus leburjari awu,
dengan kodrat iradat Allah, kesuka'Allah Kuasa,
Gde Dangin geram mencabut, Gde Dangin leblh serengen
keris lalu diayunkan, terus ngUnus,
dibacoknya Datu Ringgit. keris mara teanggaran,
sl'na galah Datu Ringgit.
476. Terluka satu lalu meninggal, 476.Bakat sopo'banjuran seda,
Lalu Amsiah tewas bersama Lalu Amsiah seda tangket Datu
Ringgit, Ringgit,
di lubang kali ditimbun, le'sesongkangpo'natetumput,
jenazah Ldu dan Pemban, layon Lalu tangket Pemban,
begitu siang kurungan kosong. menah desa kerangkeng pe-
ngltan suwung.
127

karena Pemban sudah di- mapan Pemban wah teseda',


bunuh, si'gusti Gde Dangin.
oleh Gusti Gde Dangin.
All. Semua sudah jelas menge- 477. Lapu'pada nenao'pedas,
tahui, pemben Bini seda'na si Gde
Pemban Bini dibunuh si Dangin,
Dangin, Perbekel Selam selapu',
lurah Islam semua, tarik biluk pengerasa,
merasa sangat tak senang, tarik ganjih perjanian bebalik
semua goyah seketika mau beterus,
berontak, pada tinut le'Mentaram,
semua ikut ke Mataram, perjanian budal mekerik.
seketika minggat semua.
478. Di Karang Asem goncang, 478. Le'Karang Asem mekewah,
di musuhi Perbekel Bali Islam, tebatikin si' Perbekel Selam
sangat marah si Anak Agung, Bali,
baginda Dewa Cokorda, lebih duka Anak Agung,
Bagus Oka dan Bagus Karang desida Dewa Cokorda,
sedih, Bagus Oka Bagus Karang
sebab hilang wibawa negeri, pada sendu,
sudah dibrmuh si Bini Ringgit. mapan telang gunah desa,
wah teseda'Datu Ringgit.
479. Datang menghadap para 479. Dateng marek prepunggawa,
punggawa, Anak Agung Bagus Oka ia
Agung Oka lalu beikata, bemanik,
sekarang Ida Gusti semua, nani IdaGusti selapu',
si jimat negeri telah hilang, gunan desanta wah telang,
merasa kalah karena Islam ngerasa kalah mapan Selam
berbalik, selapu' biluk,
semua ikut ke Mataram, pada tinut le'Mentaram,
semua sudah beibalik. selapu'uah bebalik.
480. Sekarang kita perang puputan, 480. Nani pada mepuputan,
inilah marmya si Gde Dangin, ia sine ruan karep Gde
tidak mau mufakat dahulu, Dangin,
bertindak semaunya sendiri, nde'na cara mufakatjulu',
merusak diri sekarang pasti lampa'turut karep mesa',
lebur. seda'diri'nani ita tulus lebur.
128

karena tak ada lagi teman, kerana kancante nde'ara',


tadinya kekar sekarang goyah. mula kukuh nani ganjih.
481. Sekarang kita beisiap-siap, 481. Nani pada medab-daban,
menjaga desa timur barat ke- sanggra desa timu' bat daya
ming. kelining,
juga gerbang di selatan, miwah kuta tembih lau',
kiibu pertahanan dikukuhkan, pada kukuhang petak,
Gde Dangin cepat menyuruh, Gde Dangin gancang ia lalo
menebang kelapa delapan besuru',
belas, badung nyiur balu'olas,
menjadi kubu lalu jadi. jari petak tur wah jari.
482. Kubu kukuh seperti gua, 482. Kukuh petak mara'gua.
Gde Dangin meronda di barat, langan baret penyanggrana
fajar terang tambur berbunyi, Gde Dangin,
musuh akan menyerang, parekmenah muni tambur,
di Mataram meriam beruntun, musuh pacang beregah,
menggelegar menggoyahkan le' Mentaram muni meriem
bumi, belelutun,
peluru macam hujan gerimis. tender mara'ecokjagat,
mimis mara'ujan rintis.
483. Laskar arang Asem berpencar. 483. Sekep Karang Asem ngam-
bedil dan meriam gemuruh, byar,
sorak sorak bersahutan, muni bedil meriem begelintir,
keluar mereka dari kubunya, surak rame sating sarup,
sama maju lalu bertemu tom- pada sugul duah petak,
bak, pada ngulah tumbak banjuran
perang bergelimpangan di betempuh,
Sana sini. sating buru pesiatan,
bangke sampal begerinting.
484. Anak Agung di Mataram, 484. Anak Agung le'Mentaram,
menyamar berbaur dengan nyaru awor Ian batur nde'
warga, bebilin,
dia mencaii pimpinan musuh, ia ngulah batek batur,
bersama gusti Nyoman bareng gusti Nyoman Padang,
Padang, Dewa Donaha ia batek kaula
Dewa Bonaha memimpin ngamuk.
warga mengamuk.
129

pasukan Karang Asem buyar, sekep Karang Asem buntah,


mundur berlindung semua. surut meldlesan tarik.
485. Para Gusti dari Mataram, 485. Pregusti leman Mentaram,
Gusti Wargi Gusti Ketut Gusti Wargi ara' Gusti Ketut
Lancing, Lancing,
Made Gending Nengah Made Gending Nengah
Lancung, Lancung,
Jero Bali dari Punia, Jero Bali leman Punia,
bertiga mati bertempur, kaca telu mate lai'siatna nu,
malam tiba lalu bubar, bian jelo pada budal,
laskar Karang Asem lag!. sekep Karang Asem malik.
486. Mati tujuh Bali Islam, 486. Mate pitu'Bali Selam,
Islam dua satu dari Tohpati, Selam dua sopo' ia leman
satu dari Karang Tumbuk, Tohpati,
Ama'Sadariah namanya, sopo'leman Karang Tumbuk,
Bali lima satu Ketut Tabuh, Ama'Sadariah arana,
Nengah Lanjar Karang Bali lima sopo' gusti Ketut
Siluman, Tabuh,
yang tiga Bali tani. Nengah Lenjar Karang
Siluman,
no si'talu Bali tani.
487. Peperangan sistim tertutup, 487. Pada mejedeng pesiatan,
setiap hari asal pagi bergelim- bilang jelo tunggal menah
pangan, begelintir,
bedil meletus tak-putusnya, muni bedil ndara'putus,
tak ada keluar berbaris, nda'na ara'sugul ngambyar,
di Kuripan si E>enek Laki Batu, le' Kuripan kocap Dene'Laki
dengan saudaranya Laki Batu,
Galiran, lah sanakna Laid Galiran,
bukirim surat ke Mataram. le'Mentaram kirim tulis.
488. Anak Agung Ketut Karang, 488. Anak Agung Ketut Karang,
Ida Ratu Gusti Gde Wanasari, Ida Ratu Gusti Gde Wanasari,
sedang penuh para pemimpin, nyeke tebeng pareratu,
mieieka bermufakat, pada tanding reraosan,
Nyoman Padang, Bonaha, Nyoman Padang pewa
Ketut Gunung, Bonaha
Ketut Gunung,
130

bersama menemna surat, pada bareng nampi surat,


membaca dalam had. pinaosanjeromng galih.
489. Laki Batu Laki Galiran, 489. Laki Batu Laki Galiran,
ketuanya tercantum di surat, dedua'na mungguh le' dalem
akan ikut membantu, tulis,
akan datang ke Mataram, pacang mula gen bebantu,
semakin besar harapan anak gen keto'le'Mentaram,
Agung, sayan kendel pengerasana
Ida Ratu dan Ketut Karang, Anak Agung,
Gusti Gde Wanasari. Ida Ratu Ketut Karang,
Gusti Gde Wanasari.

490. Merasa pasti berhasU, 490. Ngerasa nde'burung sadis,


tetapi masih banyak desa di nanging masih banyak desa
timur, timu'Juring,
masih setia ikut, teiek baktina seturut,
di Karang Asem mengabdi, le'arang Asem ngaula,
tetapi masih samar saru nanging rua masih pada
rupanya, samar saru,
Dasan Lekong Mamben Dasan Lekong Mamben
Pringga, Pringga,
disangka masih teguh manggah masih teiek bakti.
baktinya.

491. Laki Batu pergi ke tengah, 491. Laki Batu ia betenga',


ke Sakra akan ke Lombok tipa' Sakra gen na tipa' timu'
Timur, Juring,
sampai di Sakra menginap, dateng Sakra mondok banjur,
fajar terbit lalu bersiap, peteng menah mecawisan,
mereka beijalan menyerang pada lampa' Dasan Lekong
Dasan Lekong, gen na gebuk,
berjalan laskar Sakra, tarik lampa'sekep Sakra,
LaU Batu sudah diiringi. laki Batu wah teiring.
492. Melalui Padamara, 492. Lan gan na le'Padamara,
Kuang Berora, Rumbuk, Kuang Berora Rumbu'kabar
Kabarikut, pada ngiring,
beijalan sudah liwat Jantuk, lampa'na wah liwat Jantuk,
di Dasan Lekong aikian. ie'Dasan Lekong tekocap.
131

Den Wandira menyiapkan Den Wandira ia tapakang


pasukan, baris manjur,
di barat desa mengatur ge- bat desa wah bejajar,
laran, keletek sundulan wah me-
sayap dan penyerang sudah cawis.
siap.
493. Laskar Sakra melihat, 493. SekapSakrapada gegita',
siaga menggelar pasukan, yatna pada ngambyar ta
laskar Dasan Lekong mundur, pakang baris,
laskar Sakra mendesak, sekep Sakra tarik ngulah.
di Laki Kuripan menjadi de- Dene' laki Kuripan jari
pan, pepucuk,
lain nak ke kubu, beterus taek bawon petak,
pasukan Dasan Lekong ber- sekep Dasan Lekong belit.
lari.

494. Tak ada yang melawan, 494. Pada nde'ara'ngelawan.


Wandira menyuruh menyerah Den Wandira ngayah le'Dene'
pada Denek Laki, Laki,
Laki Batu sangat bersyukur, Laki Batu lebih sukur,
kasihan pada Den Wandira, ase'ie'Den Wandira,
tersebut pula Mamben takluk, tekocapang Desa Mamben
sanggup menjadi balapati, wah seturut,
rela bersama pahit manis. sanggupnajari bantelan,
suka bareng manis pait.

495. Berangkat pulang ke Sakra, 495. Budal ule'aning Sakra,


di utus orang ke semua desa, teutusin lapu' desa timu' Be-
di timur, limbing,
di ajak ikut ke Cakra, kedauhan ngiring turun,
lurah di setiap desa, perbekel bilang desa,
membawa laskar menyerang jau' sekep le' Karang Asem
Cakra, begebuk,
berkumpul di Sakra, bekumpul lai'Sakra,
mengiringi Denek Laki. pada ngiring Dene'Laki.
496. Datang semua dari desa, 496. Tarik dateng bilang desa,
di Sakra penuh laskar, selapu'na le' Sakra sabol pe-
Denek Laki lalu ke Cakra, mdting.
132

sudah sampai Pringgarata, Dene'Laki beterus turun,


berpondok di gebong si Batu, wah dateng Peringgarata,
bersama laskar gabungan, mepondokan led' Gebong laki
tak kurang dua ribu. Batu,
bareng sekep bilang desa,
nde'na kurang duangtali.
497. Mengirim utusan ke Mataram, 497. Berutusan le'Mentaram,
ihwal laskar slap di Gebong, tingkah sekep le' Gebong wah
besok aku akan menyerang, mecawis,
dari timur akan mendesak, lema'aru gen begebuk,
senang hati Anak Agung di leman timu'gen na ngulah,
Mataram, Anak Agung le' Mentaram
mereka bennufakat, kendel banjur,
berharap bisa mengungguli. pada tanding reraosan,
kendel angen na ngungkulL
498. Besok pagi akan menyerang, 498. Lema'aru gen beregah,
terang bumi lain bersiap, menah desa banjuran pada
bedil tombak mamas keluar, mecawis,
tambur gemuruh bersahutan, bedil tumbak mamas sugul,
pasukan bedil tombak di depan, tambur muni betimbalan,
beijalan menuju Rumak, baris bedil baris tumbak wah
laskar Karang Asem bersiaga. bejulu,
pada lampa'ojok Ruma',
sekep Karang Asem cawis.
499. Mereka berjajar menggelar 499. Bejajar na pada ngambyar,
pasukan, deket Ruma' sembarengan
di dekat Rumak meletuskan puni'bedil,
bedil, surakrame saling sarup,
bersorak bersahutan, bedil muni betimbalan,
ramai bertempur saling desak, siat rameburu pada saling
Anak Agung dari Mataram, buru,
bersama Gusti Wanasari. Anak Agung le'Mentaram,
bareng Gusti Wanasari.
500. Menjadi penyerang, 500. Pada jari sesundulan,
komandan tempur di be- batek siat ngadokang leman
lakang. mudi.
133

berbaur kawan dan lawan, awor roang timpal musuh,


pasukan tombak sudah mapan uah betempuh tumbak,
bertempur, ongkat wateng kukus bedil
suara tombak dan asap mesiu peteng ibuk,
ramai, soling baru pesiatan,
bertempur rangsek mer- si'surut tesunduli.
angsek,
yang mundur diganti.

501, Anak Agung Ketut Karang, 501. Anak Agung Ketut Karang.
di Mataram terkena peluru le' Mentaram banjuran bakat
bedil, isi' mimis,
sebelah kiri dekat susu, langan kiri kapur susu,
terluka dan jatuh, bakat banjuran reba',
Jro Tebeng menggotong si Jero Tebeng nyerek gongsor
Agung, Anak Agung,
bersama Gusti Pum bareng GustiPutu Lancingan,
Lancingan, telu Jero Ketut Sangkir.
bertiga dengan Ketut Singkir.

502, Lalu pulang ke Mataram, 502. Beterus ule'le'Mentaram,


laskar yang ditinggalkan, keceritan skep si' wah tebilin,
berebut mereka mimdur, meserubutan pada srut,
tersebut Gusti Nyoman kocap Gusti Nyoman Padang,
Padang, Dewa Bonaha ia beregah le
Dewa Bonaha menyerang dari mon lau',
selatan, rapet kebon si'na ngulah,
mendekati sebuah kebim, bian jelo tulak malik.
malam turun mereka pun
balik,

503, Mereka pulang ke Mataram, 503. Pada ule'le'Mentaram,


menghadap Ida Ratu lalu ber- banjuran marekIda Ratu terus
jumpa, bedait,
riuh rendah suara tangis, pada rame tangis nggur,
Nyoman Padang bertanya, Nyoman Padang beketuan,
mengapa menangis gemuruh, apa karana pada nagis ndah
Ida Ratu berkata sedih, dauh,
ayahku sudah meninggal. wah nyuarga Mami'kaji.
134

504. Tadi di Rumak terluka, 504. One'ito leu'Ruma',


maka semua hamba ini, sangka' nani selapu' kaji
akan perang puputan besok, seseni,
semua hamba akan bersetia, mepuputan lema'aru,
tak ada gunanya kami hidup, selapu'kajiJari bela,
lebih baik mati bersama, tanpa guna kaji seni masih
Nyoman Padang marah. idup,
sarean mate sembarengan,
Nyoman Padang nimbal sili.
505. Kita memang mau kalah, 505. Ita menang mele kalah.
tadi aku mendesak ke kebun, mapan one'rapet kebon si'ku
besok pagi kita kepung, depih,
Karang Asem sampai kalah, lema'am tekelipung,
menurut Laki Batu sudah siap, Karang Asem jangka kalah,
akan diserang besok pagi, reraosan Laki Batu wah
Ida Ratu bembah pikiran. mepucuk,
ea'te lurung lema'doang,
Ida Ratu bebalik pikir.
506. Ayahnya disiaikan sakit, 506. Mami'na tesurahang sungkan,
tidak mati cuma masih sakit, nde'na mate kewala masih
tersebut di Karang Asem, sakit,
Anak Agung Bagus Oka, Karang Asem kocap manjur,
Bagus Karang Cede Pangin Anak Agung Bagus Oka,
menghadap, Bagus Karang Gde Dangin
merasa di bawah angin, marek nunduk,
malu ia banyak bicara. pengerasa wah kasaran,
nde'na semel ngocak muni.

507. Karena perasaan sudah rusak,


507. Mapan angen na wah seda,
desanya dikepung berkeliling, isi'desa tekelipungjangka ke-
musuh macam pasir pantai, lining,
timur barat utara selatan, musuh mara'geres laut,
semua susah dikepung musuh, timu'bat lau'daya,
sedih mereka laki wanita, pada susah tekelipung isi'
semua "Kesmaran" menangis. musuh,
pada sedih nina mama,
selapu'na kasmarem nangis.
135

ASMARANDANA

508. Dewa Cokoida beikata, 508. Dewa Cokorda bemanik,


aduh adik Bagus Oka, aduh adV Bagus Oka,
Bagus Karang Gusti Ode, Bagus Karang Gusti Ode,
Ayu Putri sekarang kita, Ayu putri nani ita,
bersama pahit tawar, tebareng sepait tawah,
bersama rusak bersama utuh, bareng lenge bareng bagus,
jangan kita saling tinggalkan. nda'te ara'bilin dengan.
509. Bersama sehidup semati, 509. Tebareng sepati urip,
arena sudah nasib badan, mapan mula tuduh awak,
putaran bum! akan begini, janjin desa ea'semeni,
sekarang kita bersatu tekad, nani tepesopo'mat,
memuji Betara Kala, ujutang Betara Kala,
kedua Betara Guru, duana Betara Guru,
ketiga Betara Brahma. teluna Betara Brahma.
510. Alkisah fajar menyingsing, 510. Parek menah kocap malik,
kentongan berbunyi di Ma- muni kulkul le'Mentaram,
taram, tamburna ngluduk bae,
tambur bertalu-talu, mapan gen na lampa'beregah,
karena akan maju menyerang, sekep Mentaram uah lampa',
laskar Mataram sudah jalan, gen ngeregah langan lau',
akan menyerang liwat selatan, sekep pada uah ngambyar.
laskar sudah mengatur diri.
511. Dari timur Dene' Laki, 511. Leman timu'Dene'Lai,
berlaskar dari Sakra, batek sekep desa Sakra,
beijajar menggelar barisan, bejajar ngambyar nere',
dari timur maju pula, leman timu'mash ngulah,
maju mendesak bersama, terangkep sembarengan,
laskar Karang Asem keluar, sekep Karang Asem sugul,
lalu mulai mengatur barisan. barisna mara bejajar.
512. Timur selatan sudah beibaris, 512. Timu'lau'ah bebaris,
penyerang dan pendukung, sesundulan penyatra,
suara bedil bertubi-tubi, muni bedil begeretes,
sorak ramtd bersahutan, surak.rame betimbalan,
desak saling mendesak, ngulah saling ulahang,
serang salmg menyerang, buru pada saling buru.
136

lalu bentioklah pasukan tom- banjuran betempuh twnbak.


bak.
513. Bangkai manusia bergelim- 513. Bangke sampai begerinting,
pangan, ngulah sekep Mentaram,
mendesak pasukan Mataram, Karang Asem surut bombong,
Karang Asem mundur serenta, meilesan tama desa,
berlindung masuk desa, leman timu'masih ngulah,
dari timurjuga mendesak, lai Batu jari pepucuk,
Laki Batu memimpin beterus taek bawon petak.
serangan,
lalu naik ke atas kubu.

514. Laskar arang Asem berlari, 514. Sekep Karang Asem belli,
berlari meninggalkan desa, pada berari bilin desa,
karena banyak musuh masuk, mapan musuh tama lue',
membakar dari kiri kanan, nyedut leman kiri kawan,
Dewa Cokorda bersiap, Dewa Cokorda berejap,
dengan semua saudaranya, Ian semeton selapu',
si Bagus Oka Bagus Karang. Bagus Oka Bagus Karang.
515. Anak Agung Ayu Putri, 515. Arutk Agung Ayu Putri,
membawa keris terhunus, jau'mangan keris doang,
semua berbusana putih, selapu'na bekereng pute',
beijalan menuju Suweta, lampa'na ojok Suweta,
akan beiperang puputan, pada sabil selapu'na,
Gusti Ode Dangin ikut, Gusti Ode Dangin milu,
menyertai ke Suweta. barengna ojok Suweta.
516. Diiringi keluarga kerabat, '516. Pengiringna kancan wargi,
berbaur dengan pengawal, maduk Ian kancan roban,
laki wanita berbusana putih, nina mama pekakas pute',
akan sabil semuanya, gen na sabil selapu'na,
penuh jalanan mereka beijalan, peno'rurung pa^ lampa',
sampai di Pamotan beitemu, dateng pamotan betempuh,
dengan laskar Mataram. tongkat sekep Mentaram.
517. Lalu mereka saling soraki, 517. Banjuran pada saling surakin,
beiperang bersosoh, rames siat berebutan,
Anak Agung dikeroyok, Anak Agung teserogo,
ditombak dari kiri kanan. tetumbak leman kiri kawan.
137

sebentar lalu beres, semenda' banjur peragat,


tewas semua si Anak Agung, selapu'mate Anak Agung,
yang mengiringi terbirit si'pada ngiring kepasatpasat.
buyar.
518. Mengamuk gusti Gde Dangin, 518. Ngamuk gusti Gde Dangin,
mengamuk macam babi galak, ngamuk mara'bawi galak,
musuh dan teman dibacoknya, musuh roang si'na sarok,
asal dekat ditusuknya, sing rapet tegalah doang,
abdi sendiri dibacoknya, parekan mesa'si'na galak,
lalu ia dihantam, ia banjuran tepukul,
dipukul dengan tangkai tom- tepadek si' wewatang tumbak.
bak.

519. Terhuyung terjatuh miring, 519. Kepeper reba' nyelili,


mau bangun lalu ditusuk, gen na ures malik tegalah,
Gde Dangin kebal alot, Gde Dangin teguh mesor,
tak teriuka senjata tajam, nde'na leket si'senjata,
lalu dihantam dengan batu, tegalah Jangka reba',
Gde Dangin remuk kepalanya. banjuran teampes si' batu,
Gde Dangin remuk otak.
520. Teman-temannya berlari, 520. Baturaraongna berari,
negeri Karang Asem kalah, Desa Karang Asem kalah,
rajanya habis mati, Anak Agung wah bis mate,
haita bendanya dijarah, due artana tejarah,
Puri dan keraton terbakar, bale pejeroan no julat,
kota Karang Asem kosong, Desa Karang Asem suwung,
Keratonnya menjadi padang pejeroan na jari peresa.
ilalang.

521. Semua kaum ningratnya, 521. Selapu'Ida gusti,


\ menjadi abdi di Mataram, pada ngayah le'Mentaram,
setiap kampung bendera putih, bilang gubuk bendera pute',
bersefia kepada Mataram, telek baktina le' Mentaram,
Denek Laki di Kuripan, Dene'Laki le' Kuripan,
dijadikan Punggawa Agung, ia jari munggawa agung,
menjadi pembesar negeri. pada marep muterjagat.
522. Dicacah si Islam dan Bali, 522. Tecacak Selam Bali,
sewaktu Karang Asem kalah, sedek Karang Asem kalah.
138

ym% meninggal hari itu, si'matejelosino,


ada empat ratus lima, ara'petangatus lima,
yang mat! di dalam Icota, si'mate dalem desa,
matibersama Anak Agung, mate ngiring Anak Agung,
yang Islam dikuburkan. si'Selam lalo tetuka'.
523. Yang Bali dibakar semua, 523. Si'Bali tetunu'tarik,
bersamaan mereka, tebarengan selapu'na,
se^ah selesai peperangan itu, wah bebas le'perang sino,
banyak pembesar wilayah, lue'preagung bilang desa,
sama menjadi pemuka, pada marep asah tega',
lima desa utama, lima desa pada agung,
Praya Kuripan Pagesangan. Peraya Kuripan Pagesangan.
524. Berkuasa dan berwibawa, 524. Tuneng nyiden guna mandi,
Pagutan apalagi Mataram, Pagutan goyo Mentaram,
memang Raja dirajanya, mula Ratu Agung mukten,
berkuasa di Mataram, ngawibawa le'Mentaram,
semakin besar kekuasaannya, sayan tuneng ngadeg ratu,
telah mengalahkan Karang Karang Asem si'na kalahang.
Asem.
525. Telah cukup tiga tahun tepat, 525. Genep telu taun tiding,
kalahnya Karang Asem, Karang Asem si'kalah,
putra Ida Ratu besarlah, bijan Ida Ratu bele',
sudah berahi sama gadis, wayana mele'dedara,
ia mau dilamaikan, suka telamaran banjur,
putri dari Pagutan. putri le'Desa Pagutan.
526. Ida Ratu berkata, 526. Ida Ratu no bemanik,
memanggil para punggawa, teduhan selapu'punggawa,
mereka disuruh pergi, tesuru'ia pada lalo,
ke Pagutan akan melamar, le'Pagutan gen ngelamar,
semua mereka berangkat, selapu'na pada lampa',
kita percepat pula kisahnya, gampang tekocapang le'
sudah sampai di Pagutan. kidung,
wah dateng le'Pagutan.
527. Gusti Ode Wanasari, 527. Gusti Gde Wanasari,
yang diutus melamar, ia'keutus si'belamar,
membawa harta bend a ba jau'doe arta lue'.
nyak.
141

536. Desa Pagutan ini, 536. Desa Pagutan seseni,


ayahda serahkan kepadamu, Bapa serahang lai' bija,
kalau anakda tiilus ikhlas, lamun bija tulus ase',
silakan ambil Ayu Bulan, sila'ambit Ayu Bulan,
anak Agung di Pagutan, Anak Agung le'Pagutan.
bemiat ingkar kepada Ma- le'Mentaram berangan biluk,
taram, tinut le'Datu Kuripan.
mengikuti Data Kuripan.
537. Laki Datu cepat pergi, 537. Laki Batu budalpamit.
sudah mufakat pembicaraan, wah mupakat reraosan,
Laki Batu sanggup membela, lai batu sanggup bebantel,
maka pagi pun tiba, sanggup perang lawan Men
kita gampangkan ceriteranya, taram,
Anak Agung di Mataram. peteng menah keceritan,
gampang tekocapang le'
kidung,
Anak Agung le'Mentaram.
538. Nanti malam mau menjemput, 538. Laun bianna gen mbait,
si Ajoi Bulan di Pagutan, Ayu Bulan le'Pagutan,
semua suka ria mereka, pada cemoh girang geger,
akan pergi mengambil gadis, ea'lalo bait dedara,
rakyat di Mataram, kaula le'Mentaram,
berhias semuanya, berape'mayas selapu',
joli pengantin sudah siap. Juli kerebung mecawis.
539. Tombak dan bedil sudah 539. Tumbak bedil sugul tarik,
keluar, mamas si' berarap mas,
mamas bertatahkan emas, tenang tandur begeredep,
berkilauan bercahaya, serep jelopadalampa',
senjakala lalu berangkat, wah dateng peken Pagutan,
sudah sampai pasar Pagutan, nde'na kurang kanean siu,
tak kurang seribu orang, bele'kode'nina mama.
besar kecil laki wanita.
540. Gusti Ode Wanasari, 540. Gusti Ode Wanasari,
Sang Bonaha Nyoman Sang Bonaha Nyoman
Padang, Padang,
sudah masuk ke puri, wah tama le'dalem Jero,
masuk ke halaman tengah, tipa'na le'Jaba tengah,
Anak Agung segera keluar. Anak Agung gelis kodal.
142

di aula tengah, le'jaba tengah banjur,


Anak Agung dengan pembesar Anak Agung Ian Gusti
Mataram. Mentaram.

541. Sudah tertib mereka duduk, 541. Wah napak pada melinggih,
Anak Agung menyapa halus, Anak Agung alus nyenyapa',
Gusti Ode sekarang saya, gusti Ode tiang nane,
mendapat bencana besar, bele'gari besengkala,
ibu si Ayu Bulan, ina'na Ayu Bulan,
sedang sakit keras, sakit mara'nde'baun tulung,
maka sekarang si A3ai Bulan. sangka'nane Ayu Bulan.

542. Tak dapat saya serahkan 542. Wande nane tiang aturan
sekarang, Gusti,
lain hari besok lusa, salin dina lema'lat,
sekarang kita tunda dulu, si'nanija'wande bae,
Gusti Nyoman Padang men- Gusti Nyoman padang nimbal,
jawab, tekan raos wah mupakat,
bukankah kita telah sepakat, titiang ratu bele' malu,
saya sangat malu tuan, mun te burung senanean.
bila tak jadi sekarang ini.

543. Biar betapa keberatan tuan, 543. Sedukan-dukan pengkaji,


terpaksa kuminta juga, persangga kaji mamitan,
hamba minta sekarang ini, kaji tunas nani bae,
Anak Agung tidak boleh, Anak Agung nde'ica,
bicara besok lusa, bemanik lema'lat,
Dewa Bonaha menjawab pula, Dewa Bonaha nimbal manjur,
keras ia berujar. keras persugulan basa.

544. Kemarin tak begini bicara kita, 544. Ui'raos nde'na semeni,
kalau tuan memang mun Anak Agung bersengkala,
berhalangan, berutusan nyerek one',
tadi mesti cepat mengutus, mapan nde' kurangan manu
toh tidak kurang manusia, sia,
yang akan diutus memberi- sa'keutusjari bebada',
tahu, jari ketemahan burung,
sekarang kalau tak jadi, nani bele'keiilayan.
amat besar malu kita.
143

545. Dewa Bonaha sangat geram, 545. Dewa Bonaha serengan gati,
keras ia beikata, keras pesugulan basa,
kalau hamba tak dibeii seka- mm kaji nde'keican none,
rang, lema'aru tebeperang,
besok pagi kita perang, Anak Agung Pagutan nimbal,
Anak Agung Pagutan men- jari apa lema'aru,
jawab, nani payu temesiat.
buat apa besok pagi,
sekarang saja kita beiperang.
546. Gusti Ode Wanasari, 546. Gusti Gde Wanasari,
memikirkan .si orang wanita pikiran kanca kanak nina,
kaumnya, temah jari kare-are,
pasti akan kocar kacir, banjuran betena' budal,
lalu ia mengajak pulang, pada ures selapu'na,
bangkit berdiri semua, nde'na bepamit budal selapu',
tanpa pamit berangkat keluar, sugul le'Desa Pagutan.
keluar dari desa Pagutan.
547. Gusti Gde Wanasari, 547. Gusti Gde Wanasari,
Nyoman Padang Dewa Nyoman Padang Dewa
Bonaha, Bonaha,
di jalan berbicara, le'langan pada ngeraos,
si Anak Agung dusta bohong, Anak Agung licik lekak,
si orang beijalan ke Mataram, si'lampa'dateng Mentaram,
sudah bertemu Ide Ratu, Ida Ratu wah betemu,
lancar cermat melapor. teteh pada ngaturang.

548. Ida Ratu sangat marah, 548. Ida Ratu lebih sili,
merasa ditipu seperti bocah, si'te ugung mara'kanak,
si raja seperti tabiat monyet, ratu turut sipat godek,
bicara bekerah bekekoytih, raosna bekerah bekekoyas,
Ida Ratu memerintahkan, Ida Ratu betendika,
abdinya memukul kentongan, le'parekan pantok kulkul,
kentongan berbunyi bertalu- kulkul muni bekedondang.
talu.

549. Gempar tergupuh rakyatnya, 549. Gewar ancong bala wargi,


mengeluarkan tombak semua, pada tarik sugulan tumbak,
cancut sudah dikencangkan. kancutan wah ginting bae.
144

akan berjalan terang tanah, gen na lampa'pupu kembang,


menyerang desa Pagutan, begebuk le'Pagutan,
parehlurah di beikumpul, sebekel-bekel kumpul,
bersiaga bertembang Duma. yatna pada tembang Durma.

DURMA

550. Anak Agung Ida Ratu bersiap, 550. Anak Agung Ida Ratu me-
Gusti Ode Wanasari, cawisan,
Gusti Nyoman Padang, Gusti Ode Wanasari,
Dewa Bonaha sudah sedia, Gusti Nyoman Padang,
tombak dan mamas diatur, Dewa Bonaha wah sayaga,
di alim-alun Mataram, tumbak mamasna metindih,
penuh dengan laskar. le'peken Mentaram,
sesek si'pemating.
551. Menjadi depan Bonaha, 551. Jari pepucuk Sang Bonaha
Padang, Nyoman Padang,
diiringi tombak dan bedil, teiring si'tumbak bedil,
keluar dari desa, sugul luar desa,
pasukan mengatur gelar, sekepna mara ngambyar,
pasukan tombak pasukan baris tumbak baris bedil,
bedil, bejajar ngulahang,
berbaris maju, sekep lebih telung tali.
laskar lebih kurang tiga ribu.
552. Anak Agung Ida Ratu be- 552. Anak Agung Ida Ratu mudian
lakang, lumbar,
dijoli berpayimg kembar, bepayung kembar tejuli,
diiringi pasukan tombak, ngiring soroh mamas,
bedil dan tombak pengawin, bedil tumbak pengawinan,
penuh sesak muka belakang, peno'sesekjulu mudi,
bangsa diilang lengkap, soroh dulang manggap,
bersenjata tamiang dan pe- besekep temeang Ian tamsir.
dang.
553. Pasukan depan sampai 553. Paling julu pepucukna rapet
Pagutan, Pagutan,
mengatur posisi beibaris, ngambyar sekep bebaris,
sayap dan pendukung. keletek Ian penyatra.
145

arkian Anak Agung Pagutan, Anak Agung Pagutan kocap,


menunggu Denek Laki, ngengat antih Dene'Laki,
dia yang menyebabkan, la no kerana na,
anak Agung Pagutan beron- Anak Agung bebalik.
tak.

554. Atas hasutan laki 554. Si' pengolesna Laki Batu le'
Batu Kuripan, Kuripan,
sanggup akan membantu, sanggup ia gen nimpalin,
berperang melawan Mataram, perang lawan Mentaram,
sebab Pagutan berani beron- sangka'na bani Pagutan
tak, congah.
Denek Laki akan membantu, Dene'Laki gen bebantu,
nyatanya tidak ada, kewastuan nde'na ara',
akan datang membantu. si'dateng nani mbantoni.

555. Anak Agung Pagutan kha- 555. anak Agung le'Pagutan lebih
watir, jejah,
susah sedih ingat diri, susah sedih kangen diri',
merasa tidak pantas, ngerasa nde'na nyandang,
bermusuh dengan Mataram, bemusuh lawan Mentaram,
rakyat Pagutan hanya sedikit, kaula Pagutan ara'sekedi',
disebut kurang, ngalimating kurangan,
Mataram raja berkuasa. Mataram muter numi.

556. Lalu sedihlah Anak Agung 556. Banjuran iro' Anak Agung le'
Pagutan, Pagutan,
menangis sedih mengingat nangis sedih kangen diri',
diri, tadah tepagokang,
merasa diakali, si'Laki Batu Kuripan,
oleh Laki Batu Kuripan, tetimpuh le'iding-iding,
dibuang ke dalam tebing, anak Agung le'Pagutan,
Anak Agung di Pagutan, angen na wah meserah sekali.
merasa pasrah.

557. Lalu keluar dari desa Pagutan, 557. Beterus lampa'sugul le' desa
diiringi bala warganya, Pagutan,
sampai di luar desa. teiring si'bala wargi.
146

laskar Matatam melihat, dateng luar desa,


serenta membunyikan bedil, sekep Mentaram gegita',
bersama mengangkat sorak, sembarengan punV bedil,
mereka mendesak semua. bareng angkat surak,
pada bareng ngulah tarik.

558. Semakin dekat bedil 558. Sayan rapet bedil muni betim-
bers^utan, balan,
gemanya menggoncang bumi, terderna jangka ecokgumi,
seperti mau kiamat, mara'na kiamat,
ditembak laskar Pagutan, tebedil sekep Pagutan,
karena ia kekurangan bedil, mapan ia kuciwayan bedil,
mereka masuk ke desa, tarik ngungsi desa,
di dalam desa beqajar lagi. dalem desa bejajar malik.

559. Semakin mendesak si laskar 559. Sayan keras ngulahna sekep


Mataram, Mentaram,
timur barat selatan semua, timu'bat lau'tarik,
masuk ke dalam desa, tama dalem desa,
mengamuk dari kiri kanan, ngamuk leman kiri kawan,
mayat bergelimpangan, bangke sandal begerinting,
Anak Agung di Pagutan, Anak Agung le'Pagutan,
berdua tak berpisah. kanca dua nde'na bekelin.

560. Bersama gusti Patra tak ber 560. Tangket Gusti Ketut Patra
pisah, nde'na berenggang,
dia im patihnya, sine gusti pepatih,
menjadi pendekar Mataram, labaknale'Pagutan,
maju mengamuk menyerang, nyundul ngulah ngamuk
di geibang Pagutan, malik,
dikeroyok dari muka belakang. le'kuta Pagutan,
teserung leman julu mudi.

561. Anak Agung bersama sang 561. Anak Agung bareng Gusti
Patra, KetutPatra,
tertutup asap mesiu, Hip si'kukus bedil,
segera senjata Mataram, gelis sekep Mentaram,
147

pasukan mamas menyerang, soroh mamas malik nymduli,


bersama mendesak, barengna ngulahang,
mamas tombak dan bedil. mamas tombak timpal bedil.

562. Dikerubut anak Agung dan 562. Teserogo Anak Agung Ian
Patra, Ketut Patra,
dan si anak Agung Pagutan, Ian Anank Agung Pagutan,
memang tidak lihat belakang, mula nde'na likat mudl,
dapat membunuh sembilan, mau'na nyamate'siwa',
yang membawa tombak si'gisi mamas pengawin.
pengawal.

563. Anak Agung Pagutan jatuh, 563. Anak Agung Pagutan banju-
kena lambungnya oleh peluru, ran reba',
rebah tak sadar diri, bakat lambung isi'mimis,
Ketut Patra masih mengamuk, reba'kepisahan,
dipukul gagang bedil, masih ngamuk Ketut Patra,
diseitai batang tombak. tepukul si'dedupak bedil,
teberiukang si'tumbak malik.

564. Tewas Anak Agung dan Patra, 564.Pada seda anak Agung Ian
pasukan berlari, Ketut Patra,
mengungsi meninggalkan banjur roangna berari,
desa, rarut bilin desa,
desa Pagutan kalah, Desa Pagutan wah kalah,
berperang sampai siang hari, beperang entah tengari,
harta bendanya dijarah, artana tejarah,
tak ada hartanya tinggal. nde'na ara' doena masih.

565. Ayu Sulan dibawa, 565. Anak Agung ayu Bulan tega-
dibawa oleh laskar, dingan,
pulang ke Mataram, tejau' si' pemating,
sudah sampai di desa, ule' aning Mataram,
dikawinkan dengan Bagus wah dateng dalem desa,
Aji, tekawin Ian Bagus Aji,
dia itu yang menceriterakan, ia sino betuturan,
kelakuan Denek Laki. pertingahna Deme'Laki.
148

566. Itu sebabnya Denek Laki Batu 566. Sino kerana Dene'Laki Batu
Kentara, Kentara,
diketahui akalnya jahil, tetao'akalna jahil,
dengki mengajak orang, ganggu tena'dengan,
memberontak ke Mataram, balikin Desa Mentaram,
dia sanggup membantu, ia sanggup gen nimpalin,
berapapun musuh dihadapi, musuh pira-pira,
tembang Sinom mendesak tembang Sinom ngerengre-
lagi. ngin.

SINOM
567. Laki Batu di Kuripan, 567. Laki Batu le'Kuripan,
disayang oleh Raja Bali, tesayang si'Raja Bali,
diserahi memerintah desa, teserahim ngeraksa desa,
di bagian timur Balimbing, selapu'desa timu'Belimbing,
berwibawa dan disegani, kesiden guna mandi,
kaya raya menjadi ratu, suka sugih ngadeg ratu,
kalau ia keluar desa, mun na sugul luar desa,
penuh sesak muka belakang, peno'sesek Julu mudi,
payung agung bedil tumbak payung agung bedil tumbak
berbaris. bampak-ampak.
568. Laki Batu di Kuripan, 568. Laki Batu le'Kuripan,
berwibawa dan berpengaruh, tuneng nyiden guna mandi,
beliau si Laki baliran, desida laki Galiran,
mengambil istri di Sakra, le'Sakra ngambil sebinV,
sama-sama orang utama, pada marep tuneng musti,
dem cantik termashur, Denda solah tur mekasup,
saudara dari Raden Kerda, sanakna si'Raden Kerda,
itu yang menjadi istrinya, ia minangka Jari sebini.
Denek Laki sewaktu pengan- Dene'Laki sedekna si''
tin. pengantenan.
569. Dia membangun mesjid 569.Ia angunan mesigit Sakra,
Sakra, semenda'banjur Jari,
sebentar lalu jadi, buat si'na lue'kaula,
karena banyaknya rakyat, sesuahna Jari mesigit,
setelah selesai masjid, tangkat layon Datu Ringgit,
diangkatjenazah Bini Ringgit, si'uah teseda'sejulu,
149

ia dulu daniaya, ia tejau'tipa'Sakra,


dia dibawa ke Sakra, saking berkat Dene'Laki,
karena pengaruh Dene Laki, bilang desa selapu'na pada
setiap desa semua berganti ngatiran.
memikiil.

570. Dimakamkan diGunung Ke- 570. Gunung Kenaot pekuburan,


naot, pon tepetek Dene'Bini,
di Sana dikubur Bini ringgit, gati getek bekaria,
diupacarakan besar-besaran, Raden Kerda ia bemanik,
Raden Karda berucap, si'na tena'iparna bebalik.
mengajak ipamya berontak, Dene'Laki nde'na kayun,
Denek Laki tidak man, lue'jari tetanggohan,
banyak jadi alasannya, Raden Kerda semu sili,
Raden Kerda agak kesal, lebih duka nde'tepati'
marah tak diikutl oleh ipamya. si'ipar.

571. Laki Batu sudah pergi, 571. Laki Batu uah budal,
kembali ke Kuripan lagi, turun le'Kuripan malik,
sudah sampai di Kuripan, liahdateng le'Kuriopan,
di Mataram dikisahkan, le'Mentaram tekocap malik,
anak Agung Bagus Aji, Anak Agung Bagus Aji,
bersama ayahnya si Ida Ratu, tangket Mami'Ida Ratu,
dengan Gusti Nyoman miwah gusti Nyoman Padang,
Padang, Gusti Gde Wanasari,
Gusti Gde Wanasari, selapu' na pada tanding re-
semua mereka bermufakat. raosan.

572. Sudah sepakat pembicaraan, 572. Patuh raosna mitfakat,


akan membunuh Denek Laki, gen na seda'Dene'Laki,
Laki Batu, Laki Galiran, Laki Batu Laki Galiran,
di Kuripan diantaikan surat, le'Kuripan tatongan tulis,
sangat penting isi surat. seset wirasaning tulis,
Dene' Laki lalu berangkat, Dene'Laki beterus turun,
ke Mataram keduanya, le'Mentaram dedua'na,
begitu bunyi surat, meno wirasaning tulis.
Denek Laki membaca surat Dene'Lakipaos tulis banjuran
berangkat. lumbar.
150

573. Diringi empat puluh orang, 573. Pengiringna petangdasa,


ada dari pihak keluarga, ara'lemon kancan wargi,
Lalu Demung dari Sakra, Lalu Demung lemon Sakra,
lalu enggan ikut serta, Lalu Singgah milu ngiring,
karena ia menjadi patih, minangka jari pepatih,
dari desa Kalitemu, leman desa Kalitemu,
yang ketiga Mamik Bidarda, teluMamV Bidarga,
keempat Lalu Giring, empat isi'Lalu Giring,
Den Siunatri jadi berlima. Den Sumatri ia si'na genep
lima.

574. Selain yang lima itu, 574. Laina sino si'lima,


bertujuh dengan Denek Laki, pitu'na Dene'Laki,
yang lain bangsa kaula, si'lainan soroh kaula,
sudah sampai di Punia, wah dateng Punia tarik,
di Sana ia menginap, ito mondok Dene'Laid,
lalu menghadap Anak Agung, beterus marek la'Anak Agung,
di Bencingan Mataram, lai'Bencingah Mentaram,
tiba lalu bertemu, dateng banjuran bedait.
si Laki dan Agung bersama Dene' Laki Ian Anak Agung
duduk. bareng manjak.
575. Anak Agung menyapa ramah, 575. Ancdc Agung Bogus nyenyapa',
desa yang di timur Belimbing, desa lai'timu'Belimbing,
semua saya cabut, selapu'na tiang pamitan,
paman menguasai desa lain, Mami'raksak desa lain,
semua di barat luring, senuga' si'bat during,
semua desa-desa itu, peradesa maka selapu',
sekarang akan kuserahkan, nani ia tiang aturang,
menjadi tukar timur jari tukah timu'elimbing,
Belimbing. Laki Batu Laki Galiran matur
Laki Batu Galiran meng- sandika.
iyakan.

576. Dene Laki mengiyakan, 576. Dene'Laki pamit budal,


pulang lagi ke pondoknya, ule'aning pondokan malik,
berbicara dengan saudaranya, mengeraosang tangket sanak,
mufakat mau berontok, mufakat mele bebalik,
lalu ia membuat surat, banjuran no pina'tulis,
diantar ke Sakra, tatong tipa'Sakra beterus.
151

kepada ipamya si Raden tipa'iparna Raden Kerda,


Kaida, Raden Kerda maca tulis,
Raden Karda membawa surat, munggueng surat Dene'Laki
tertanda Denek Laki Kuripan. Kuripan.
577. Mengajak berontak ke 577. Betene'bebalik le'Mentaram,
Mataram. meno wirasaning tulis,
begitu isi suratnya, Raden Kerda nde'suka,
Raden Karda tidak suka, uah betena'bebalik.
pemah ia mengajak berontak, Dene'Laki nde'na kayun,
Dene'Laki tidak man, nani ia tena'dengan,
sekarang ia mengajak pula, perjanian ea'bebalik,
serta merta man berontak, jari nani Raden Kerda nde'
sekarang Raden Karda tak suka.
suka.
578. Memang begitu tingkah 578. Mula ia lelampan Sasak,
Sasak, nde'na ara'mele ngasorin,
tak ada mau mengalah, mele agung mesa mesa',
mau jaya sendiri, kewastuan selapu' cerengih,
akhirnya semua menyesal Raden Kerta pina'tulis,
nigi, bada'ana ipar le'Anak Agung,
Raden Kerda membuat surat, Laki Kuripan none congah,
melaporkan ipamya pada meno wirasaning tulis,
Raja, tulis jari beterus tatong tiga'
Laki Kuripan mau berontak, Mentaram.
begitu isi surat,
surat lalu diantar ke Mataram.
579. Ama'Panggul, Amak Kereak, 579. Ama'Panggul, Ama'Kereak,
berdua mengantar surat, dua keutus atong tulis,
sudah sampai di Mataram, uah dateng desa Mentaram,
menuju Gusti Ode Wanasari, tipa'Gusti Ode Wanasari,
surat itu sudah diterima, tulisna no weh ketampi,
disampaikan kepada Anak katur dateng Anak Agung,
Agung, manjur tanding reraosan,
lalu mereka bemnding, Anak Agung Bagus Aji,
anak Agung Bagus Aji, Bagus Panji bareng Gusti
Bagus Panji bersama Nyoman Nyoman Padang.
Padang.
152

580. Selai Gusti Nyoman Padang, 580. Lain gusti Nyoman Padang,
Gusti Gde Winasari, Gusti Gde Wanasari,
sudah sepakat pembicaraan. wah mupakat reraosan.
Dene'Laki diutus, Dene'Laid, keutusin,
dipisahkan Denek Laki, tersekat Dene'Laid,
Laki Batu di puri timur, Laki Batu puri timu',
Laki galiran di puri barat, Laki galiran puri bat,
di Anak Agung Bagus Panji, le'Anak Agung Bagus Panji,
disuguhkan minuman keras teboh-bohin tetua' si' berem
berlimpah. arak.
581. Laki Galiran pun mabuk, 581. Laki Galiran no lengah,
lalu dia dipersilakan gibing, banjuran teaturin ngibing,
waktu menari lalu ditangkap, nyeka ngibing banjuran tede-
dianiaya di dalam puri, mak,
adapun Denek Laid Batu, teseda'le'dalam puri.
masuk gerbong lalu diringkus, Dene'Laki Batu malik,
dikerubut si Denek Laki, dateng lai'puri timu',
setelah diikat lalu dibunuh. tama kuri banjuran tedemak,
teserono Dane'Laki,
wan tetali' beterus teilangan.
582. Setelah mati lalu dikeluarican, 582. Uah seda tesusuglan,
ke alun-alun si Denek Laki, aning peken Dena'Laki,
putrinya lalu diambil, bijana banjur tegadingan,
ada dua wanita semua, ara'dua bini-bini,
segera ia dibawa, banjuran tejau'gelis,
masuk puri semuanya, tama dalam jero selapu',
Denda Radak, Denda Denda Rada'Denda Sumekar,
Sumekar, jari isin dalam puri,
menadi isi puri (selir), anak Agung sayan nyiden le'
Anak Agung semakin ber- kaula.
kuasa.
583. Yang tak putusnya dibicara- 583. Si'nde'pegat teraosin,
kan, teakaian wah pira kali,
diakali berapa kali, Raden Gde desa Praya,
si Raden Gde di desa Praya, nde'na uah bau kepencil,
tak pemah bisa dikucilkan, teturunang pira kali,
dibawa ke puri beikali-kali. meiringan maka desa lapu'.
153

diiringi semua isi desanya, yen na ara'turun pengandika,


bila ia disuruh datang, nde'na kurang pitung bangsit,
tak kurang seribu empat ratus, tunggal dateng peno' le' desa
asal datang penuh desa Mentaram.
Mataram.
584. AnakAgungmerasakhawatir, 584. Anak Agung ngerasa jejah,
disuruh pulang lagi, tetmdung betenga'malik,
Raden pamit lalu pulang, Raden pamit baterus budal,
sudah pulang bersama peng- uah ule' barang pengiring,
iring, Anak Agung kocap malik,
Anak Agung tersebut lagi, ngeraos Ian punggawa se-
bermufakat dengan semua lapu',
punggawa, malik petajari akal,
lagi mencari akal, matur Gusti Wanasari,
berhatur Gusti Ode Wanasari, jari akal telako' anakna si'
pura-pura meminta anak nina.
wanitanya.
585. Bemama Denda Candrawati, 585. Aran Denda Candrawati,
segera untuk ke dalam puri, tama gelis dalem puri,
upaya ia datang menuju nde'na ite tungau anak,
anaknya, mura'si' teboh-bohin,
punggawa berkata lagi, punggawa matur tarik,
semua mematutkan, pada matutan semenu,
lalu ia dibuatkan surat, materus mara tetulisan,
surat selesai lalu. diantar ke seset Wirasaning tulis,
Praya. tulis Jari beterus tetong le'
Praya.
586. Raden Candra menerima 586. Raden Candra nampi surat,
surat, winaos sejeroning galih,
dibaca dalam hati, gnang turun tangket bijana,
akan ke puri bersama putrinya, nana setekaning tulis,
begitu menerima surat, nde'na bau bae ngasepin,
tak boleh ditunda-tunda, Raden Wiracandra ipuh,
Raden Wiracaridra enggan, bija sungkan wah sebulan,
putrinya sakit sudah ^bulan, penyungkan na sanget gati,
sakitnya amat sangat, Raden Ode Wiracandra bales
Radeh Ode Wiracandra surat.

membalas surat
154

587. Adapun bunyi suratnya, 587. Sepengaturan na dalem surat,


ihwal putrinya sedang sakit, tingkah bijana nyeka sakit,
itu sebabnya tidak pergi, sino kerana rule'lumbar,
karena anaknya sakit itu, mapan bijana nyeka sakit,
surat lalu dititipkan, surat banjur tesempait,
pada utusan Anak Agung, le'utusan Anak Agung,
utusan kembali lagi, utusan malik matulak,
pulang lagi ke Mataram, ule'le'Mentaram malik,
sudah sampai surat pun diberi- uah dateng surat banjuran
kan. teaturang.
588. Anak Agung menerima surat, 588. Attak Agung nampi surat,
membaca dalam hati, winaos sejeroning galih,
setelah selesai membaca surat, putus wiruiosaning surat,
tak ada salahnya sedikitpun, nde'na ara'tao'na pelih,
Anak Agung mengumumkan, semeno muia kejati,
Raden Praya mau berontak, Anak Agung nyurahang
tak mau datang ke puri, banjur,
siap hancur tak mau menye- Raden Praya nani congah,
rahkan. ea'turun nde'sekali,
kawa lebur nde' meie sera-
hang anak.
589. Anak Agung beikata, 589. Anak Agung banjur ngandika,
kepada semua pembesar ne- le'selapu'Ida Gusti,
geri, nanipada beterusan,
sekarang juga laksanakan, le'perbekel timu'during,
kepada peibekel timur Juiing, beterus nani teutusin,
sekarang kirim utusan, tedunang sekep selapu',
agar membawa laskar semua, tari mankat gebuk Praya,
berangkat menyerang Praya, utusan wah iampa'tarik,
setiap desa menerima perin- biiang desa pada nampi
tah. dedauhan.
590. Hari Sabtu tanggal dua, 590. Jelo Sabtu tanggal dua,
dimulai bulan Roah bulan roah ngewiwitin,
(Syakban), si'tegebuk desa Praya,
digempur desa Praya, muia meru> janji gumi,
memang begitu putaran nde'tm uah keneng gingsir,
sejarah. kecatri muia semenu.
155

tak dapat dlrobah lagi, uah pitu'keturumn,


temaktub memang demikian, tunengnyiden gung mandi,
sudah tujuh keturunan, suka sugih ngawibawa le'
berwibawa dan beikuasa, Praya.
menjadi penguasa Praya.

PANGKUR
591. Waktu sudah dituturkan, 591. Farek menah keceritan,
di Mataram berbunyi. le' Mentaram kulkul banjur
kentongan, tebuni',
tambur berbunyi gemuruh, tambur nuni begeluduk,
hiruk-pikuk desa Mataram, ndah dauh desa Mentaram,
semua pemuda memenuhi tarik dateng Ida Gusti
jalan, peno'rurung,
Bali Islam penuh sesak, Bali selam matebengan,
di alun-alim sesak laskar. le'peken sesek pemating.
592, Terang tanah lalu beijalan, 592. Pupu kembang baterus
Anak Agung Panji di Joli, lampa',
pasukan mamas berjalan Anak Agung Bogus Panji la
dahulu, tejuli,
penuh jalan berbaris, soroh mamas lampa'bejulu,
yang memimpin para lurah, peno'rurung bambal-ambal,
sudah sampai wilayah Praya, si' munggawa sebekel-bekel
laskar sejumlah tujuh ribu. pada kumpul, uah dateng
jajahan Peraya,
sekep ara'piting tali.
593. Sudah sampai di jalan Bebia, 593. Pada dateng le'jalan Bebia,
menggalar pasukan tombak pada ngambyar baris tumbak
dan bedil, baris bedil,
ramai bersorak saling sahut, surak remas saling sarup,
orang Praya mengungsi, bedil muni betimpalan,
takut mendengar suara sorak, soroh Praya bilin dasan pada
suara bedil talu bertalu. rarut,
suaran bedil begelintir.
594. Ada yang keluar inelawan, 594. Ara'na su ul ngelawan,
membawa tombak atau pen- jau' tumbak ara'na jau'
tung. gegitik.
156

keluar tak teratur, becerocopen pada sugul,


hanya menjadi si tukang mati, sintung jari mate doang,
sisa mati l^u mengungsi, sian mate selapu'na budal
musuh bagai lautan, rarut,
yang mengamuk mundur. musuh nde'bina segara,
si'ngamuk surut bemuri.
595. Yang mengungsi sampai 595. Si'rarut dateng Peraya,
Praya, peno' rurung tame le' deda
penuh jalan masuk desa, tarik,
itulah yang melapor, ia sino peda belatur,
ihwal musiih sudah menyeibu, tingkah musuh uah beregah,
Raden Praya menyuruh Raden Peraya bemanik pantok
memukul kentongan, kulkul,
panik isi desa Praya, gewar isin desa Peraya,
penuh laskar berbaris. tebang sekepna metindih.

596. Setelah siap lalu berangkat, 596. Uah napak beterus lampa,
sama-sama saling dekati, sembarengan pada saling
setelah tiba bertemu musuh, ulahang tarik,
bersama mengangkat sorak, sedateng bedait si' musuh,
laskar Bali serentak menem- pada bareng angkatsurak,
bak, sekep Bali pada bareng puni'
maju menyerbu laskar Praya, bedil,
bertempur saling rangsek. ngulah ngamuk sekep Peraya,
si' ngamuk saling sunduli.
597. Ramai saling buru-berburu, 597. Rame saling buru-binuru,
mayat bergelimpangan di bangke sampai le' lelendang
padang, begeiinting,
ramai sorak bersahutan gelap surak rame saling sarup,
gulita asap mesiu bedil, bedil muni betimpalan,
berlindung laskar Praya, suaran tambur kukus bedil
karena kekurangan bedil. peteng ibuk,
mekilesan sakep Peraya,
mapan kuciwayan bedil.
598. Mundur ke dalam desa, 598. Surut tama dalam desa,
mengatur barisan di dalam dalem desa tao'na bejajar
desa. tarik.
157

sayap menjadi depan, ukeletekjari pepucuk,


pasidcan bedil semakin men- sekq)bedil sayan ngulah,
desak, desa Peraya sayan tedepih si
desaPraya semakin dikepung, musuh,
alkisah haripun malam, serep jelo keceritaan,
berpondok si pasukan Bali. mepondokan sikep Bali.
599. Laskar Islam setiap desa, 599. Sekep Selam bilang desa,
semua dipimpin laskar Bali, selapu'na tebatek si'pemating
desa Praya dikepung, Bali,
timur barat selatan utara, desa Peraya tekelipung,
lama-lama Praya dikepung, timu' bat lau'daya,
mesiu dan pelura habis, kengonsan desa Peraya tekeli
Raden Praya semakin genting. pung,
ubat mimisna wah pusat,
Raden Peraya sayan ganjih.
600. Setiap hari berperang, 600. Tunggal menahna beperang,
teikalahkan si Praya, kasoran kaula Peraya ketin-
karena warganya banyak dih,
mengungsi, mapan batur lue'rarut,
mereka pergi meninggalkan pada nyedi bilin desa,
desa, Haji Umar desa Peraya kocap
tersebut Haji Umar Praya, manjur,
bermufakat dengan istrinya, pada ngeraos kanca senina,
akan keluar perang sabil. gen na sugulperang sabil.
601. Juga muridnya sepakat, 601. Tuting muring muridna
membela desa berperang sabil, mupakat,
lalu datanglah siang, bantal desa gen na mate
hari Jumat tanggal sambilan, perang sabil,
bulan Maulud Haji Umar kocap menah desa banjur,
keluar, jelo Jumat tanggal siwa',
pakaian putih semua, bulan Mulud Haji Umar pada
anak istri juga muridnya sugul,
penganggo pute'selapu'ne,
senine anak tuting murid.
602. Sehabis wudlu lalu berangkat, 602. Bebas ngudu pada lampa',
ujud tunggal semua beitahlil. ujud tunggal lapu'na pada
tahlil.
158

lalu tampaklah tiinggul, banjuran penggitan tunggul,


daii langit sampai tanah, lemon langit dateng tana',
setiap desa semua melihat selapu'na bilang desa gita'
tung^, tunggul,
berdiri di tengah desa Praya, nganjeng papah desa Peraye,
cahayanya terns ke langit. tandur cahya terusjek langit.

603. Ciri tangga masuk sorga, 603. Tandan anjah tama sorga,
jalan naiknya arwah orang langan taek nyawan dengan
sabil, mate cabit,
dielu-elukan dan dipayungi, tampak-ampak tur tepayung,
oleh para malaikat, si'kancan melaekat,
bau darah tembus ke langit ambun getih terus langit ke-
ketujuh, pitu',
begitu riwayat dalam kitab, meno unin dalem kitab,
tuturan dari orang alim. saking tutur dengan alim.
604. Haji Umar beibulat tekad, 604. Haji Umar ujud tunggal,
siap keluar perang sabil, sedia mula gen sugul perang
muridnya tiga ratus meng- sabil,
iringi, murid giring telungatus,
sudah sampai di tengah wah dateng tenga'lendang,
padang, selapu'na banjur tagita' si'
semua dilihat musuh, musuh,
laskar Bali lalu mulai, sikep Bali banjur mara',
bersama menembak. sembarengan puni'bedil.

605. Seribu orang bersamaan, 605. Maka siu sembarengan,


suara bedil bagai menggon- suaran bedil Jangkana ecok
cang bumi, gwni,
asap mesiu gelap menutup, kukus bedil peteng ibidc,
sampai tak terlihat si Haji jangka Hip aji Umar,
Umar, tuting murid pada lue'metatu,
muridnya banyak terluka, Tuan Guru Haji Umar,
tuianUuru Haji Umar, mula nde'na likat mudi.
maju teruS pantang mundur.
606. Bertahlil sepanjang jalan, 606.tahlilna sebelon langan,
dua pedang di tangan kiii pedang dua imana kandn kiri,
kanan. rapet bedait si'musuh.
159

dekat lalu bertemu musuh, mamas tumpak bareng mara,


mamas tombak pun mulai, soroh murid sopo'dua masih
muridnya tinggal satu dua, milu,
lalu diseibu oleh tombak, banjur tesarang si'tumbak,
dikeroyok muka belakang. teseronojulu mudi
607. Haji Umar lalu tewas, 607. Haji Umar beterus seda,
juga murid tinggal tiga, tuting murid karing
yang lain mati semua, telu sino ngiring,
mati bersama sebelas orang, si'lue'mate selapu',
Raden Wiracandra susah, barang sada kancan golas,
sangat sedih hatinya, keceritaan Raden Wiracandra
merasa "kasmaran" berduka. ipuh,
liwat sedih pekayunan,
sanget si'na kasmaran kinaki.

ASMARANDANA

608. Raden Wiracandra sangat 608. Raden Wiracandra liwat


sedih, sedih,
beliau sayang akan dirinya, Desida si'kangen batang,
desa Praya sudah goyah, dasa Peraya ganjih none,
Raden Candra lebih tahu, Raden Candra lebih wikan,
merasa pasti akan kalah, ngerasa nde'burung kelah,
Raden Gede menyatukan Raden Gede pesopo'ujut,
tekad, niatang mate sabilullah.
beminat mati sabiluUah.
609. Alisah matahari pun terbe- 609. Serepjelo kocap malik,
nam, Raden Gede tedunang per-
Raden Gede mengundang wangsa,
pemuka, perbekel maka selue',
para lurah semulanya, Ian kaula selapu'na,
pemah di putri Praya, sabol pejeroan Peraya,
Raden Candra beikata halus, Raden Candra bemanik alus,
pada semua kaula balanya. le'selapu'kaula kala.
610. "Saudara-saudara sekalian, 610. Selapu'da semeton Jari,
besok kita bersama perang, lema' tebareng-bareng per
bersama senasib ang.
sepenanggungan.
160

akan sabiluUah, bareng onya'barang lenge,


jangan sayang dunia," pada gen sabiullah,
semua mereka berhatur, nde'emanan dunia,
"Hamba ikut tuanku semua." tarik soroh pada matur,
kaji ngiring ragam dawa.

611. Hamba tidak keberatan, 611. Nde'kaji bedua pikir,


akan ikut perang sabiluUah, ngiring perang sabiluUah,
juga kaula yang banyak, miwah kaula si' lue',
semua sanggup, pada sanggup selapu'na,
tersebut si Raden Wayah, Raden Wayah keceritaan,
malam itu pergi, malem sino lolos manjur,
keluar dari desa Praya. uah sunul le'desa Praya.

612. Melalui hutan Sundil, 612. Langan na le'gawah Sundil,


diiringi tujuh puluh orang, pengiringna pitungdasa,
laki waniia besar kecU, nina mama kode'bele',
sudah sampai di hutan, uah dateng le'gawah toa',
lalu ia digigit ular, banjuran tekako' isi' ulah,
Berara Pandan sebesar paha, Belae Pandan mara'impung,
ia menggigit Raden Wayah. ia kako'Raden Wayah.

613. Raden Wayah jatuh terbaring, 613. Raden Wayah reba' nguring,
dikembut oleh kaulanya, teseorogo isi' kaula,
si Raden pingsan terus, Raden paleng lengget bae.
tak sadarkan diri, mula nde'na asa apa,
karena lukanya sangat berbisa, si'sanget gati tatuna,
kaki kanan di dengkul, nae kawan le'jejengku,
menangis para pengiring. pada nangis pengiringna.

614. Di tengah hutan Sundil, 614. Lai'tenga'gawah Sundil,


tak tersebut kisah Den Wayah, neng ceritan Den Wayah,
desa Praya sekarang ditutur- desa Praya kocap nane,
kan, Raden Candra uah berejap,
Raden Candra sudah bersiap, tuting selapu'kaula,
juga semua kaula, parek menah muni tambur,
fajar sidik tambur beibunyi, Raden Candra tunggang
Raden Candra mengendarai Jaran.
kuda.
161

615. Bersenjata panjenengan pe- 615. Sekepna pejenengan penga-


ngawin, win,
tombak pendek leluhur, candekan mula pejenengan,
pusaka dari dahulu, tetemuan lekan lae',
sudah keluar dari desa, wah sugul le'luar desa,
menuju Tibu Asem, Tibu Asem pelumbaran,
sudah sampai di Tibu Asem, dateng Tibu Asem manjur,
bertemu dengan laskar Sakra. betempuh Ian sekep Sakra.
616. Raden Candra segera tunm, 616. Raden Candra turun gelis,
tumn dari kudanya, turun leman pelinggian,
tertawa ngakak menggelar gerik tumbakna nengkokok,
tombak, banjuran besumbar-sumbar,
lalu sesumbar la, ne tulen segulan Memela,
"Ini si tunman Memela." Den Surangga nambut,
Disambut oleh Den Surangsa, ia na ita leman Sakra.
"Aku ini dari Sakra."
617. Asli sisa api, 617. Mula tulen salon api,
Raden Wiracandra menjawab, Raden Wiracandra nimbal,
"Kalau begitu kemari kau, lamun meno maeh lite,
keroyok aku dua ratus orang, patung aku kancan satak,
ini pendekar Praya, ia ne labakna le'Peraya,
bertungku tengkorak manusia, si' bejangkih otak tau,
aye keroyok aku cepat." maeh patung aku gancang.
618. Den Surangsa lalu mendekat, 618. Den Surangsa ngulah tarik,
lalu mereka beradu tombak, banjur terus betempuh tum-
suara senjata bergerincingan, bak,
Raden Candra menusuk, ongkat watang begerepek,
menangkis Raden Surangsa, Raden Candra ia begalah,
Den Surangsa balas memba- nangkis Raden Surangsa,
cok, Den Surangsa begalah
teikena dada Raden Candra. banjur,
Raden Candra bakat ddda.
619. Serentak mereka menusuk, 619. Berukan begalah malik,
Raden Candra kena perut, Raden Candra bakat tian,
semain keteter karena lelah, lelahna sayan kepeper,
lalu teijatuh Raden Candra, banjuran reba'Raden
Candra,
162

kena dua lalu mati. bakat dua beterus seda,


Den Surangsa cepat, Den Surangsa nyerek manjur,
mengambil rotan pecut kuda- demak penyalin penepes
nya. jaran.

620. Itu buat pertanda, 620. Ia fninangka jari ciri,


tanda kemenangan Den tando'na nguluk Den
Surangsa, Surangsa,
pecut kuda jadi tandanya, penepasjaran Jari tando',
ada bemama Amak Dama, ara'aran Ama'Dama,
itu yang maju lagi, sino malik ngulahang,
menggertak tombak maju, gerik tumbakna bejulu,
sambil beikoar sesumbar. sampi'muni mesumbaran.

621. Ini aku ayo lawan, 621. Ne aku maehtimpalin,


ini benteng desa Praya, ne ia labak desa Praya,
memang patih si Raden, mulana pepatih Raden,
namaku Amak Dama, aku aran Ama'Dama,
Amak Dama Sakra geram, Ama'Dama Sakra Jengah,
cepat ia maju, nyerekna ngulah bejulu',
sama bemama Amak Dama. pada aran Ama'Dama.

622. Sama-sama pendekar setan- 622. Pada baket mun le' tanding,
ding, asah kebele'asah kesanggas,
sama besar dan tingginya, pada ngigel bededengser,
menari berdesar keduanya, mara pada betomplekan,
lalu mereka beradu tombak, begeropak ongkat watang,
suara watang pating, tindak sapih pada buruh,
klotak sama-sama jagoan, surat Ama'Dama Praya.
mundur si Amak Dame Praya.

623. Kena lengan sebelah kiri, 623. Balat betek langan kiri,
lemah ia memegang watang, lumahna tegel wewatang,
jumsnya makin kendor, tandangna sayan kepeper,
lalu la^ ia teikena tusukan, malikna bakat tegaldh,
kena pahanya sebelah kanan, bakat impung langan kanan,
Amak Dama Praya jatuh ter- Ama' Dama Peraya reba'
sungkiir, nyerungkung,
lagi ia jatuh ditusuk. malikna bakat tegalah.
163

624. Jatuh macam bayi tei:guling, 624. Reba'bebawian nguring,


kens tombaknya dijarah, keris tumbakna tejarah.
Amak Gantang cepat datang, Arm'Gantang rtyerek lito,
ditombak oleh Mamik Murgi, tetumbak si'Mami'Murgi,
dari Pijot si Mamik Murgi, leman Pijot Mami'Murgi,
teikena satu lalu ngacir, bakat sopo'binjat beterus,
berlari lintang-pukang. berari sandang-andang.
625. Menyusup di semak duri, 625. Nyesep le'Jejempong dui,
hidung matanya habis terluka, idung mata wah bih birak,
tersebutkan yang jelas mati, tekocapan si'kanten mate,
mengikuti si Raden Lima, ngiring Raden Candra Lima.
Ama'Dama,Mamik Mursal, Ama'Dama Mami'Mursal,
Lalu Sayang, Amak Bangkol, Lalu Sayang Ama'Bangkol,
mengikuti Raden Wiracandra. ngiring Raden Wiracandra.
626. Laskar Sakra lalu mundur, 626. Skep Sakra surut tarik,
lalu datang lasar Kopang, banjur dateng sikep Kopang,
ia yang memenggal kepala si ia beterus punggal Raden,
Raden, ngaku'aku'bebauan dengan,
mengaku basil orang lain, ia ngaturang punggalan,
dia menghatuikan punggalan, tesadu'si'Amk Agung,
dipercaya oleh Anak Agung, Jero Disari mau'bagian.
Jero Disari dapat bagian.
627. Lalu dirong-rong terns, 627. Tepeterus terongrongin,
desa Praya dimasuki, tetamain desa Peraya,
semua rumah dibakar habis, tesedut selapu'bale,
juga di dalam puri, tuting lai'pejeroan,
Raden Cede tua hilang di Raden Cede Wayah telang,
hutan, teramban le'gawah banjur,
disembunyikan oleh para isi'pamating selapu'm.
kaulanya.
628. Ditemui di hutan Sundil, 628. Tedait le'gawah Sundil,
di situ ia dibunuh, ito Desida teseda',
desa Praya dinyatakan kalah, desa Praya keraos talo,
Anak Agung lalu berangkat, Anak Agung baterus budal,
pulang ke Mataram, ule'aning Mentaram,
laskar berangkat semua, permting budal selapu',
mereka pulang ke rumahnya. pada ule'le'balem.
164

PANGKUR

629. Tunduk sudah bumi Selapa- 629. Banter bumi Selaparang,


rang, tuneng nyiden kagungan Raja
tegak kukuh kekuasaan Bali, Bali,
rata semua pulau, ngeratayang Jagat selapu',
seluruh daratan Sasak, seongkoning bumi Sasak,
sudah takluk satu tak tersisa, wah kepengkuh sopo' nde'na
semua pembesar Islam, ara'mekantun,
diperintahkan menyerahkan senuga'pre Agung Selam,
upeti. kesereh serahang upeti.
630. Pintar memang turunan, 630. Ririh mula teterusan,
berwibawa dan lihai, ngawibawa ape'pelipih bangkit,
semakin lama menjadi raja,
berbeda semakin akhir, sayan lae' ngadeng ratu,
menipu daya asalkan dapat, bina sere mudian,
sangat mencari kekayaan, ia ngereka ngakalang perih
semakin berbelit akalnya. pemau',
si'na perih kesugihan,
sayan sanget si'na musing.
631. Waktu dulu agaklah kurang, 631. Lamun lae'masih bauan,
karena banyak Raden dan mapan lue' para Raden Ian
Ruling, para Baling,
masih ada raja-raja, masih ntek Ragan Data,
di Kopang Raden Bendesa, le'Kopang Raden Bendesa,
di Batukliang Den Sinarsa, le' Batukliang Den Sinarsa
di Praya Den Winacandra, tuneng Agung,
di Kurip^ Denek Laki. le'Peraya Raden Candra,
le'Kuripan Dene'Laid.
632. Laki Batu Laki Galiran, 632. Laki Batu Laki Galiran,
keduanya dibunuh di istana, dedua'na teseda' le' dalem
Raden Kopang dibawa ke puri, puri,
dibeii rumah di Kapitan, Raden Kopang tirit turung,
tak lama lalu mati diracun, tepebale'le'Kapitan,
Raden di Batukliang, nde'na ngone Desida-seda'
dibunuh di Aik Gering. teracun,
Raden si'le'Batukliang,
teseda'le'Ai'Giring.
165

633. Raden Candra desa Praya, 633. Raden Candra Desa Praya,
diakali tak beasil, teakalan nde'na bau bae
lalu diajaknya berperang, kepencil-pencil,
lalu semakin digencet, dugana nu beperang banjur,
desa Praya teikalahkan, ngone'sadah ramesan,
Raden disambut, Desa Feraya betindih,
Tiba Asem tempatnya tewas, Raden kesambut,
ayahnya di hutan Sundil. Tibu Asem pon'na seda,
si'wayah le'gawah Sundil.
634. Banyak pembesar dibunuh, 634. Lue'preAgung terusak,
di Kopang Jro Disari dan laV Kopang Jero Disari Ian
Wirasari, Wirasari,
Mamik Ilim Jrowaru, Mami'Ilim Jerowaru,
di Jonggat Raden Punta, le'Jonggat Raden Punta,
di Menyeli dipimpin orang le'Menyeli bedatu si'tau kam-
Mandar, pung,
mengamuk di Jaba tengah, ngamuk le'jaba tengah,
habis disiram peluru. bis telamat isi' bedil.

635. Yang lelaki dibunuh semua, 635. Si'mama temate'doang,


yang wanita dibawa ke puri, soroh nina jari isin dalem
akal Bali siasat menipu, puri,
di Cakra Raden Iman, akal Bali dayan tipu,
diakali dibunuh di Dayan le'Sakra Raden Iman,
Gunung, teakalan teseda' le' Dayan
bersama guru Marola, Gunung,
kata Raden yang di Bayan. bareng si'Guru Marola,
Raden si'le'Bayan malik.

636. Itu masih dicurigai, 636. Sino masih tetampayan,


Raden Garem disangka beron- Raden Garem teparan mele
tak, bebalik,
lalu dicarikan muslihat, mara teakalan manjur,
dibunuh di Jrowaru, Jerowaru po'na seda,
ditipu mencari menjangan di teakalang le' Sekaroh boya'
Sekaroh, mayung,
semua para pembesar Islam, senuga'preagung Selam,
hanya satu dua yang tinggal. tearing sopo'dua masih.
166

637. Desa seperti sediakala, 637. Desa tilah mara'bengan,


Memben, Pringga, Kutaraja, Mamben Pringga Kutaraja
Suradadi, Suradadi,
Wanasaba Kalitemu, Wanasaba Kalitemu,
sino tilah mara' bengan, sino tilah mara'bengan,
Masbagi' Dasan Lekong Masbagi'Dasan Lekong
Pancor Kelayu, Pancor Kelayu,
itu memang disayang, sino mulana tesayang,
dimuliakan oleh Bali. tepemulia'isi'Bali.

638. Itu diakui sebagai keper- 638. Sino teaku'kembulan,


cayaan, jari telik desa le' timu'Belim
menjadi pengamat desa timur bing,
Belimbing, desa Lenek si'wah Julu,
desa Lenek dahulu, wah bebalik turut Sakra,
sudah berontak bersama kalah Sakra, desa Lenek milu
Sakra, lebur,
kalah Sakra,Lenek ikut lebur, Raden Gede Kalijaga,
Raden Gede Kalijaga, congah lai'Raja Bali.
berontak kepada Raja Bali.

639. Raden Kuna,Raden Meraja, 639. Raden Kuna Raden Meraja,


digelitik agar ia marah, tekan-ekan teperih langan na
mengapa si Anak Agung be- sili,
gitu, sangka'meno Anak Agung,
habis bertapa di Kemalik tapa le'Kemali'Temas,
Temas, sediah mula kayunan gen jari
sengaja mencari peruntungan, untung,
agar tercakup bumi Selapa- derpon bunterang Selapa-
rang, rang,
Anak Agung pun didatangi. Anak Agung tedatengin.

640. Raja Jin jelas memberitahu, 640. Datu Jin pedas bebada',
katanya agar tercakup Sela- jari unin ulin bunter Selapa-
parang, rang,
tak ada lain caranya, nde'ara lain si'senu,
Putri yang di Kalijaga, Denda si'le'Kalijaga,
tetapi sekarang sudah nikah si lagu'nani wah tekawin Denda
putri. senu.
167

dengan misannya sendiri, tangketpisa'paden ia',


bemama Den Nuna Ali. arm Den Nuna Ali.
641. Itu akan menjadi jalan, 641. Sino mulajari langan,
disumh datang Nuna Ali, teutusin turun Den Nuna Ali,
begitu tiba lain ditan^ap, sedatengna terus tebau,
dibunuh di Mataram, teseda'le'Mentaram,
pengiring pulang melapor, pengiringna betenga'sino be-
sedih Raden Kuna Meraja, latur,
putus asa lalu berontak. sedih Raden Kuna Meraja,
ngelalu banjuran bebalik.
642. Rugi menghasut setiap desa, 642. Lampa'ngoles bilang desa,
sudah sepakat dengan MasbagV reraosan wah bejait,
Masbagik, Mamben Pringga pada sang-
Mamben,Pringga sudah gUPf
sanggup, Apit AV Wanasaba,
Apit Aik, Wanasaba, yadian Lenek Dasan Lekong
juga Lenek, Dasan Lekong wah mepucuk,
slap, kendel Raden Kuna Meraja,
laga Raden Nuna Meraja, bulm Sapar ngewiwitin.
bulan Sapar akan mulai.
643. Hari Jumat tanggal sebelas, 643. Jelo Jumat tanggal solas,
sore Jumat kentongan ber- Man Jumat kulkul banjur
bunyi, tepunV,
warga Kalijaga kumpul, bala Kalijaga kumpul,
di alun-alun penuh, le'peken betebengan,
terang biuni lalu berangkat, menah desa banjuran na
sudah keluar dari desa, lampa'baterus,
laskar seribu empat ratus. wah sugul le'luar desa,
sekep ara'pitung bangsit.
644. Raden Kuna,Raden Meraja, 644. Raden Kuna Raden Meraja,
naik kuda diapit pasukannya, tunggang jaran sekepna le'
menuju barat mengikuti jalan, julu mudi,
berjalan bersap-sap, andang baret turut rurung,
liwat Lenek bertemu di lampa'na ambal ambalan,
Pringgasela, liwat Lenek dateng
dengan si Bali Pringgasela, Pringgasela betempuh.
168

beijajar mengatur pasukan. soroh Bali Pringgasela.


bejajar ngambyar tarik.
645. Bersama mengangkat sorak, 645. Pada bareng angkatsurak,
saling maju mulai menembak, pada ngulah bedii mara'
tombak pun berlaga, tepunV,
perang desak mendesak, timbak banjuran betempuh,
saling bum ada mad ada luka, rame siat meudegan,
mundur laskar Kalijaga, saling buru lain mate ara'
mengungsi kali timur metatu.
Belimbing. surut sekep Kalijaga,
ngungsi kokoh timu'
Belimbing.
646. Beijajar di timur kali, 646. Timu'kokoh pon bejajar,
membuat kubu di timur pada metu le' timu'kokoh
Belimbing, Beiimbing,
Bali Pringgasela mengutus, Bali Pringgasela berutus,
memberitahu ke Mataram, ngaturang le'Mentaram,
ihwal Raden Kalijaga menye- tingkah Raden kalijaga si'
rang, bagebuk,
sudah sampai di Pringgasela, wah dateng le'Peringgasela,
pertempuran ramai sekali. siat sadah rames gati.
647. Anak Agimg memerintahkan, 647. Anak Agung banjur ngandika,
memukul kentongan dibu- pantok kulkul suru' pada
nyikan, tepuni',
desa Mataram riuh rendah, desa Mentaram ndah dauh,
punggawa simpang siur, Ida Gusti beseluran,
laskar datang penuhjalanan, tarik dateng sekep jangka
di alun-alim bencingah, peno'rurung,
dipimpin oleh para pemuka. le'pekenyadian bencingah,
si'munggawa Ida Gusti.
648. Semua mengirim utusan, 648. Pada tarik berutusan,
kepada warga desa timur tipa' roang desa si' le' timu'
Juring, Juring,
mereka mengatur warisan, tapakang sikep selapu',
menyerbu desa Kalijaga, gebuk desa Kalijaga,
Anak Agung Mataram ber- Anak Agung le' Mentaram
angkat. lampa'beterus.
169

diiringi laskar semua, ngiring sekep selapu'na,


tak kurang lima ribu. nde'na kurang limang tali.
649. Semalam suntuk beijalan, 649. Semaleman pada lampa,
sampai di Kopang dlni hari, dateng Kopang wayah malem
Anak Agung beijalan terus, lem uah lingsir,
sampai di Pringgasela pagi, Anak Agung ia beterus,
para laskar pun makan, dateng Pringgasela menah,
selesai makan beijalan lagi. pada mangan pemating maka
selapu',
Anak Agung endah majengan,
betas mangan pampa'malik.
650. Mendekati penjaga Kalijaga, 650. Depih penyanggra Kalijaga,
di atas kali Belimbing atas kokoh belimbing pan
meronda, nyanggrain,
laskar Bali menyerang, sikep Bali mara beterus,
membunyikan bedil bersama, puni'bedil sembarengan,
seribu bedil berdentum icrus, bareng siu bedil muni bele-
laskar Kalijaga panik, lutun,
meninggalkan kubunya ber- sikep Kalijaga kewah,
lari. bilin petakna berari.
651. Mengungsi desa Kalijaga. 651. Ngungsi desa Kalijaga,
laskar Bali liwat Belimbing, sekep Bali liwat le' timu'
melalui Lenek mereka ma- Belimbing,
maju, jalan Lenek ia beterus,
sampai di Kalijaga, dateng desa Kalijaga,
semua desa sudah kosong, selapu'na bilang dasan pada
habis dibakar semua, suwung,
karenanya kosong sunyi sepi. bis tesedut selapu'na,
mapan suwung sepi mimit.
652. Beikerumun di dalam desa, 652. Numpuk ngungsi desa doang,
laskar Bali mendesak terus, sekep Bali bareng bedesek
Kalijaga dikepung, tarik,
timur barat utara selatan, Kalijaga tekelipung,
lalu keluar laskar Kalijaga, timu'bat lau'daya,
mara sugul sekep Kalijaga
banjur.
170

beijajar di luar desa, ngambyar le'luah desa,


laskar Bali semakin maju. sekep Bali ngulahang tarik.
653. Serempak mereka menembak, 653. Beriuk bebedil selapu'na,
berhadapan lalu menembak, la ngandangin sembarengan
warga Kalijaga mundur, punt' bedil,
berlindung masuk desa, sekep Kalijaga surut,
laskar ball membakar dengan mekilesan tama desa,
bedil, sekep Bali bedil isi'na nyenye-
asal kena rumah terbakar dut,
habis, sing bakat bale bis Julat,
seperti gunung nyala api. mara'gunung nyalan api.
654. Mengungsi warga Kalijaga, 654. Rarut isin Kalijaga.
meninggalkan desa bersama bilin desa pada rembat anak
keluarganya, jari,
Raden Kuna Meraja ngimgsi Raden Kuna Meraja rarut,
karena desanya terbakar, mapan desa nyeka julat,
Raden Meraja pergi ke Raden Meraja beterusna
Labuan, aning labu,
Raden Kuna bersama Raden Kuna tangket bija,
anaknya, dedara miwah sebini'.
perawan dan istrinya.
655. Bersembunyi di dalani gua, 655.Pada nyebo dalem gua,
laskar Bali masuk desa, sekep Bali tama le'desa tarik,
simpang siur membakar, beseluran pada nyenyedut,
ada menjarah harta benda, ara'jarah doe arta,
Raden Kima Meraja hilang, Raden Kuna Raden Meraja
tak ada dijumpai, suwung,
sudah dicari oleh laskar. nde' nara'kendaitan,
uah tepeta si'pemating.
656. Dijumpai di dalam gua, 656. Tedait le'dalem gua,
laki wanita dan anaknya, bini laki Ian bijana ia tedait,
Raden Laki dibunuh, Raden Laid teseda' banjur,
mati lalu dipenggal, seda beterus tepunggal,
istri dan anaknya diikat diberi- bija sebini' tetali beterus
kan, katur,
kepada anak Agung dan pung- le'Anak Agung Ian punggawa.
gawa.
171

Anak Agung menerimanya. Anak Agung beterus nampi.


657. Anak Agung halus berucap, 657. Anak Agung alus ngandika,
mengapa orang wanita diikat, kembe'sangka'tau mna tetali,
Putri Aminah dilepaskan, Denda Minah telepas banjur,
Anak Agung sangat gembira, Anak Agung lebih suka,
terlaksana seperti hajatnya, kasudia pekayunan mara'
Putri Aminah selalu di ujud,
dekatnya, Denda Minah nde' ter-
oleh Anak Agung BagusPanji. enggang,
si'Anak Agung Bagus Panji.
658. Raden Kuna Kalijaga, 658. Raden Kuna Kalijaga,
kalah perang lalu berlari, kalah perang deside banjur
anaknya dibawa, lengit,
dihaturkan di Mataram, bijana tegadingan banjur,
arkian Raden Meraja naik teaturang le'Mentara,
perahu, tekocapang Raden Meraja
lalu hilang berlayar, taek perau,
sampai di Bima lalu mendarat. banjuran na telang belayar,
dateng Bima beterus kampih.
659. Tunin di labuan Bima, 659. Turun le'labuan Bima,
Raden Meraja di Bima Raden Meraja le' Bima sera-
menyerahkan diri. hang diri',
Raja Bima sangat senang, Datu Bima lebih sukur,
kasihan pada Raden Miraja, ase'le'Raden Meraja,
alkisah Putri Minah di puri, tekocapang Denda Minah si'
lalu diganti namanya, wah turun,
bemama Putri Nawangsasih. banjuran tesalin aran,
aran Denda Nawangsasih.
660. Putri dari Kalijaga, 660. Denda si'le'Kalijaga,
menjadi istri terbahagia, jari rabi menggu' menggel
nasib memang demikian, suka sugih,
suratan tak dapat dielakkan, kecatri mula semenu,
Anak Agung Aji mau mem- janji nde'keneng obah,
bangun, Anak Agung Ngurah Aji suka
puri di Tanak Beak, nangun,
punggawa sudah diberitahu. desa lai' Tana'Bea',
punggawa wah tedauhin.
172

661. Sama mengeluarkan peker- 661. Fada tedunang pengayah,


jaan, wah tegarap tembok lakaran
sudah dibuat tembok puri, puri,
namanya diganti, arana tesalin mahjur,
bemama Wirasinga, arm na Wirasinga,
Anak Agung lalu urung, Anak Agung pekayunan malik
ia akan membangun Cakra, burung,
namanya lalu diganti. Karang Asem teangunang,
arm na banjur tesalin.

662. Bemama Cakranegara, 662. Teparan aran Cakranegara,


Anak Agung tua lalu pindah, Anak Agung si' wayah banju-
Cakranegara tempat tinggal- ran ngalih,
nya, Cakranegara si'na tunggu,
meninggalkan desa Mataram, bilin na desa Mentaram,
anaknya bernama Agung amung bijana aran Anak
Ketut, Agung Ketut,
mendiami puri Mataram, tunggu puri le'Mentaram,
dan punggawa para pembesar. Ian punggawa Ida Gusti.

663. Berbeda puri yang di Cakra, 663. Bina puri si'le' Cakra,
dengan Mataram sangat lebih, Ian Mentaram mulana lebih
telaga besar lalu dibangun, gati,
diberi nama Mayura, telaga guar banjur tebangun,
di tengah telaga ada balai Mayura si'na teparan,
kembang indah, tenga'si'Salekambang tenang
di tepinya ditanami, tandur,
cempaka,durian dan manggis. le'sedina tetaletan,
cempaka Ian duren manggis.

664. Di utara gedung jajar, 664. Si' daya gedong bejajar,


berisi utmg di situ menerima isi kepeng ito po'na nanggep
upeti, peti,
setiap waktu datang bertim- bilang kapah datang nambun,
bun, sebera' bilang desa,
dari setiap desa, nde'na kurang datang numpuk
bertumpvdc seperti gunung, mara'gunung,
Gusti Mangku mengurusnya, Gusti Mangku ia ngeraksa,
menerima pajak setiap tahun. tanggep peti bilang baliL
173

665. Tempat tinggal di Cakra, 665. Pemereman le'dalem Cakra,


rumah tinggal bemama Ukir bale tinggang Julukna Ukir
Kawi, Kawi,
di perada terang gemerlap, memperada menah tandur,
benikir berdinding kaca, meukiran pager kasna,
bercingah luas balai lunyuk, Ian bencingah galuh tinggang
di selatan nimah pemujaan, bale Imjuk,
mini tiga beijajar. lau'jero balen dewa,
mirutelu nere'tarik.
666. Rumahnya benindak-undak, 666. Pemereman bunda-unda,
memang pandai si Ida mula pinter ngereka Ida
Ng^ing, Bagus Ngating,
dia saja yang dipakai, ia baejari tekadu,
di dalam di Cakra, nudia dalem Cakra,
disayang dan diserahkan lebih keman kantos kican
Pujut, ngeraksa Pujut,
Wayan Kaler di Pamotan, Wayan Kaler le'Pamotan,
menjadi patih Mangkubumi. jari patih Mangkubumi.
667. Semua perkasa bangunan, 667. Senuga'Wikarajagat,
diputuskan oleh Gusti Gusti Wayan Pamotan ia
Pamotan, mutusin,
Mengurus tembok puri raksa'tembok Puri Agung,
Agung, Gusti Wayan ngeraosan,
Gusti Wayan mengunisi, kecerita Nguraha Aji no
tersebut si Ngurah Aji itu manjur,
(raja), ntek le'puri Cakra,
menetap di Cakranegara, Ian punggawa Ida Gusti.
dengan para pembesar negeri.
668. Anaknya dua orang, 668. Anak mama bele'dua,
satu samping satu putra sopo' nawing si'sopo' marep
mahkota, gati,
bemama Anak Agung Ketut, aran Anak Agung Ketut,
ibunya dari Cemara, ina'na leman Cemara,
bemama Ratu Anak Dewa aran Ratu ia anak Dewa
Agung, Agung,
tinggalnya di Mataram, sino ntek le'Mentaram,
Made Karang disebut nawing. Made Karang keraos nawing.
174

669. Karena ibunya Bali biasa, 669. Pan ina'na BaliJama',


Anak Agung Ngurah memang AnakAgung Ngurah mulapin-
pintar, ter ririh,
anak selir dipakai. m si' nawing ia tekadu,
diserahi mengurus harta teserahin ngeraksa jagat,
benda, mangde mau' kesugihan nani
agar cepat mendapat aru,

kekayaan, mun ku wah mate laun lema',


bila aku mati besok lusa. Made Karang tulus ngaru-
Made Karang akan tersia-sia. wing.
670. Tak ada orang memperhati- 670. Ndara'dengan mele engat,
kannya, lamun Ketut tulusna muter
kalau Ketut pasti berkuasa. bumi.
Made Karang lain dinobatkan, Made Karang teanjangan
mengurus semua wilayah, banjur,
keduanya diberi julukkan, ngeraksa maka sejagat,
Anak Agung N^rah sendiri, maka dua isi' mamV tejejuluk,
menyuiuh anaknya memang- Anak Agung Ngurah memesa',
gil. suru'anak meno uni.
671. Orang lain tak boleh, 671. Nde'kanggo dengan lainan,
Anak Agung Ketut ikhwal Anak Agung Ketut ikwat si'na
julukannya, julukin,
si Made Karang, Made Karang ia sino,
mengurus semua wilayah, ngeraksa maka sejagat,
Made Karang mengundang Made Karang tedunan
semua punggawa, punggawa selapu',
penxih di bencingah Gakra, sabot le'bencingah Cakra,
yang menjabat punggawa si' ngeraksa menggawa tarik.
semua.

672. Diajak bermusyawarah. 672. Kancana tanding reraosan.


Made keluar,Gusti Jelantik, Made Kaler tan Gusti Ketut
Nengah Dapak, Komang Jelantik,
Dauh, Nengah Dapak Komang
dan Ida Wayan Sibetan, Dauh,
Rdada Togog,Pidada Ian Ida Wayan Sibetan,
Lambang, Bagus, Pidada Togog Pidada
Lambang Gusti Bagus,
175

Wayan Kaler dan Ketut Wayan Kaler Ian Ketut


Banjar, Banjar,
dan Ida Bagus Jelantik. Ian Ida Bagus Jelantik.
673. Gede Maga dan Bagus Map, 673. Gede Maga Ian Bagus Map,
Ketut Benges,Ida Made Ketut Benges Ida Made
Gading, Gading,
Ketut Gosa Made Tangguh, Ketut Gosa Made Tangguh,
dan Ida Ketut Taman, Ian Ida Ketut Taman,
Sakah,Pengsong dan Nengah Sakah Komang
Bungkul, Pengsong Ketut Bungkul,
Made Serengen, Made Made Serengen Made Kewah,
Kewah, Ian Dewa Gede Pinatih.
dan Dewa Gede Pinatih.

674. Made Taman, Ketut Oka, 674. Made Taman Ketut Oka,
Made Reges, Doso Jelantik, Made Teges Miwah Doso
Doso Jelatik, Made Dauh, Jelantik,
Bagus Gede, Wayan Padang. Doso Jelantik Made Dauh,
Anak Agung Made beikata, Bagus Gede Wayan Padang,
"Kakak, ay^,saudara semua, Anak Agung Made bemanik
ukurlah sawah-sawah seka- banjur,
rang." ibeli bapa deneyan mekejang,
tepase carike mangkin.
675. Timur Juring, Barat Babak, 675. Dangin Juring dauh Babak,
agar teikena pajak semua, apangakena pajak roange
para punggawa berujar, sami,
baiklah Sri Paduka, prepunggawa tarik matur,
putus bicara punggawa pamit, sandika cokoridewa,
semua pulang ke rumahnya, putus raos prapunggawa
Anak Agung pulang ke Purl. pamit selapu',
pada ule'le'balena,
aruik Agung mantuk le'purL
676. Para punggawa memerin- 676. Prepunggawa betwndika,
tahkan, tetpan bangket selapu'na teta-
sawah-sawah lalu diukur, pasin,
dipajak semuanya, tepajekin maka selapu',
pajak sawah delapan ratus. majek cerdcen domas.
176

Agung Made kaya beiUmpah, Anak Agung Made sugih


gedong uangnya tak teiiiitung, jangkaunjuk,
gedong ringgit lain ptila. gedong kepeng pira-pira,
gedong ringgit pada lain.
677. Desa di timur Babak, 677. Desa timu'kokoh Babak,
yang disayangi pemimpinnya, si' tesayang prekanggona si'
ikut kaya sampai berlimpah, Gusti,
memungut pajak tak ter- milu sugih jangka unjuk,
hingga, mupu'peti pira-pira,
yang setengah diserahkan ke si' setenga katur le' Anak
raja, Agung,
setengahnya perbekel Islam, setenga perbekel Selam,
desa yang disayangi raja. desa si'keman si' Gusti.

678. Montong Betok, Kutaraja, 678. Montong Betok Kutaraja,


Sukadana, Kalitemu, Sukadana Kalitemu Suradadi,
Suradadi, niselawisaya penjau',
tertib mengabdi, nastiti pengaula,
tak berubah kesetiaannya, nde'na obah tetep bakti pute'
karena memang satu keluarga, mulus,
Dewa Agung dengan a- mapan mula meraga tunggal,
Suradadi. Dewa Agung Ian Suradadi.
679. Memang lebih disayang, 679. Mula lebih si' tesayang,
maka ia tak kurang apapun, sangka' sugih mula nde' ku-
berwibawa beipengaruh, rang-kuring,
ditaati semua perintahnya, kesiden mandi le' batur,
semuanya tak berani ditolak katekan sing pengucap,
kaula, sekemele' kaula nde' bani
karena sangat disayang, pengkuh,
lurah di Suradadi. mula lebih si'tesayang,
perbekel le'Suradadi.
680. Kalau desa yang lain, 680. Lamun desa si'lainan,
pemimpinnya tak disayangi, nde' tesayang prakanggona
diperas seperti kelapa, isi'Gusti,
habis santan tinggal teperes sepertin nyiur,
ampasnya, bis kane tearing usam,
apjdagi Sakra akan diperhati- goyo mula Desa Sakra ea'te-
kan. tanggu'.
177

karena masih saja dicurigai, mapan mula teteanpaymg be-


disangka akan berontak. ngan,
teparan mele bebalik.

681. Lama-lama beikira-kira, 681. Ngone'-ngone' medong-


maka Bali Mendana mematai, dongan.
karena tak dipercayai, sanka'BaliMendanajaritelik,
tak boleh memperbaiki desa, mapanmula nde'tesadu',
disangka berontak menyem- .nde'na kanggo kerisa desa,
bunyikaii raja, ia teparan mele congah sebo'
semua sedih si orang Sakra, datu,
tembang Sinom hati duka. tdrik iro'dengan Sakra,
tembang Sinom angen sedih.

SINOM

682. Terkisahkari di Karang Asem 682. Karang Asem Bali tekocap,


Bali, Anak Agung Gede Jelantik,
Anak Agung Cede Jelantik, besengkala seda sanak,
kena musibah meninggal sau- Anak Agung Ketut Jelantik,
daranya, seprebeyana was cawis;
Anak Agung Ketut Jelantik, pelebonan Anak Agung,
biayanya sudah siap, banjuran lampa'berundang,
upacara pelebonannya, bilang desa was teaturin,
lalu berangkat mengundang, le' Kelungkung Mengui
setiap desa sudah diberitahu, Badung Tabanan.
Kelungkung, Mengwi,
Badung, Tabanan.

683. Buleleng, Gianyar, Kasamba, 683. Buleleng Gianyar Kuscunba,


semua sudah diundang, pada uahtarik teaturin,,
bumi Sasakkota Cakra, Bumi Sasak Desa Cakra,
Ngurah Aji diundang, . Ngurah Ajinda teaturin,
berupacara ke Bali, begawe liwat le'Bali,
upacara ngaben Agung Ketut, pelebonan Anak Agung Ketut,
Ngurah Aji berkata, Ngurah Ajinda ngandika,
menyuruh pergi ke Bali, besuru'liwat le'Bali,
yang disuruh Anak Agung si' tesuru Anak Agung Made
Made Karang. karang.
178

684. Anak Agung Made Karang, 684. Anak Agung Made Karang,
mewakili ayahandanya, ia minangka genW marm',
ke Bali benipacara, ojok Bali beluiriya,
bawaan sudah siap, bandaran was napak tarik,
beras, uang, dan ringgit, beras kepeng tuting ringgit,
dinaikkan di perahu, tetaikang W perahu,
Anak Agung Made berangkat, Anak Agung Made lumbar,
diiringi para Ida Gusti, teiring isi'Ida Gusti,
naik perahu merentang layar. taek perahu banjuranna kebat
layar.
685. Saking lajunya ceiita ini, 685. Saking gelis ling cerita,
sudah sampai di Bali, was dateng li'gumi Bali,
mereka naik ke darat, pada taek aning darat,
si orang yang datang, pada si'dateng tarik,
Anak Agung Cede Jelantik, Anak Agung Made Jelantik,
berdiri menyambut di pela- nganjeng mendakin IV labu,
buhan, Anak Agung Made Karang,
Anak Agung Made Karang, beterus taek bahon Juli,
lalu naik ke atas joli, tampak ampaktur bepayung
dikawal dan beipayung kem- Agung kembar.
bar.
686. Aikian sampai di kota, 686. Tekoccpang dateng IV desa,
kota Karang Asem Bali, desa Karang Asem Bali,
masuk ke dalam keraton, tipa'lai'pejedoan,
yang diundang sudah datang, si'teundang wah dateng tarik,
Kelungkimg, Badimg, Kelungkung Badung Mangui,
Mengwi, Buleleng Gianyar rauh,
Buleleng, Gianyar datang, Kusamba miwah Tabanan,
Kusamba, dan Tabanan, mapan keriya bele'gati,
karena upacara sangat besar, ngone' kariya swatara lebih
lama upacara sekira sebulan. sebulan.
687. Setelah selesai upacara nga- 687. Was palebonan bebas kariya,
ben, pada mondok dowang ngan-
mereka cuma diam tih,
menunggu, tamuwe si'lemon Sasak,
sama yang dari Sasak, Pedanda ia telang keris,
sang Pedanda hilang kerisnya. keris teselep bahu kancit.
179

kens diselip bisa dicopet, maling sakti leman


maling sakd daii Kelungkung, Kelungkung,
Anak Agung Made lalu, Anak Agung Made Ula,
menyuruh mencari si maling, besuru'serepan maling,
dicari terdapat di Kelungkung. keserepan li'Kelungkung ken-
daitan.
688. Jelas si maling dijumpai, 688. Janten maling kendaitan,
lalu dikembalikan kerisnya, banjuran tepole'keris,
Anak Agung Made tak mau, Anak Agung Made nde'suka,
cuma menerima kens saja, ea'bebas nampi keris,
minta diserahkan malingnya, teserepang bae si' memaling,
kalau tak diserahkan si maling, lamun nde' teserahang mal
Kelungkung akan ing,
diserangnya, desa Kelungkung ea'na gebuk,
malu si Dewa Cokorda, Ula Dewa Cokorda,
di Kelungkung sangat ber- W Kelungkung mawa bum,
kuasa, tetantang perang si' Anak
ditantang perang oleh Made Agung Made Karang.
Karang.
689. Lalu ia bersiap-siap, 689. Banjurna bedab dagan,
menyiapkan tobak peluru, segepanjungkat mimis,
bedil tombak sudah siap, bedil tumbak wah sayaga,
akan pergi perang tanding, gena Umpa'perang tanding,
Karang Asem disebutkan, Karang Asem kocap malik,
Anak Agung berangkat, Anak Agung budalmanjur,
pulang ke Sasak(Lombok), ole'aning gumi Sasak,
adapun di Kelungkung, W Kelungkung kocap malik,
Dewa Cokorda sudah ber- madab daban Dewa Cokorda
jalan. uahlampa'.
690. Sampai di Karang Asem ber- 690. Dateng Karang Asem ngam-
pencar, biyar,
mengangkat senjata, angkatsurak muni bedil,
Karang Asem panik, li'Karang Asem makewah,
kentongan dibunyikan, kulkul najuran tapuni,
hiruk pikuk besar kecil, endah dauk bele'beri',
cukup laskar lalu keluar, tebeng sekep beterus sugul,
mengatur barisan bersorak. ngambiyar masurakan.
180

berperang memakai bedil, perang de ngadu bedil,


ramai bertempur setiap hari. rame siat bilang Jelo meno
dowang.
691. Karang Asem temngguli, 691. Karang Asem kdpesiat,
tak pemah dapat menang, nde'na uah hidu'nungkuli,
semakin didesak kotanya, sayanna tak desek desa,
musuhnya ratusan ribu, musuhna beketi-keti,
Anak Agung Cede Jelantik, Anak Agung Gede Jelantik,
susah sedih dalam hati, susah sedih dalam kayun,
karena merasa keteter, si'desana mula keciwa,
laskamya memwg sedikit, balana mula sakedi',
peperangan berbulan-bulan. pasiatan mawanan bulan-bu-
lanan.
692. Resah negeri Karang Asem, 692. Desa Karang Asem kewah,
Anak Agung Gede Jelantik, anaic Agung Gede Jelantik,
merigirim utusan ke Sasak, mawutusan IV gumi Sasak,
melaporkan kepada Agung ngaturang W Anak Agung Aji,
Aji, si'kUtus kancan wargi,
yang diutus sanak warga, gegelisan beperahu,
laju mereka beiperahu, kelat bidaksoroh bendega,
membuka layar para nakhoda, belayar nyebrang sekali,
berlayar menyeterang selat, angin keras dateng labuan
angin keras lalu sampai di Ampenan.
Ampenan.
693. Jangkar diturunkan naik ke 693. Turun manggar taek darat,
darat, utusan no leka'gelis,
sang utusan beijalan, gelis daku'W tuturan,
kita percepat kisahnya, desa Mentaram ta liwaten,
sudab meliwati Mataram, utusan no lampa'gelis,
sang utusan beijalan terus, AnakAgungkocap manjur,
tersebut si Anak Agung, tetangkii IV bencingah Cakra,
bersidang di Bencingah sesek mareklda gusti,
Cakra. si'munggawa parabekel
mekenda kanda.
694. Utusan datang di balai sidang, 694. Utusan dateng bencingah,
menghad ap menyampaikan memarak aturang tulisi
surat.
181

Anak Agung mengambil Anak Agung nanq>i surat,


surat, winaos sajroning galih,
dibaca di dalam had, Anak Agung Gede Jelantik,
Anak Agxing Cede Jelantik, mungguweng surat nunas
isi surat minta bantuan, bantu,
karena kalah perang, si'kapes pesiyatan,
Anak Agung Made bemjar, Anak Agung Made bemanik,
pada punggawa pembesar dan W penggawa Ida Gusti Ian
Pedanda. Pedanda.
695. Sekarang beritahu semua, 695. Ni mangkin dawuhin ma-
perbekel Islam Bali, kejang,
timur luring barat Babak, prebekel Selam Bali,
karena aku mau membantu, dangin Juring dawuh Babak,
di bumi Bali itu, wireh tiang jaga bantonin,
punggawa mengiyakan, king rika riang bumi Bali,
seperti perintah tuan, punggawa matur hinggih
Anak Agung bubar bersidang, Ratu,
punggawa Pedanda bubar sandika cokoridewa,
semua. prepunggawa Pedanda se-
lapu'budal.
696. Lalu berangkat mengutus, 696. Bajur leka'mautusan,
kepada perbekel timur Juring, W prabekel timu'Juring,
diberitahukan untuk bersiap, dedawuhan gen wecawisan,
akan berangkat ke Bali, gen mangkat liwat W Bali,
perbekel timur Juring, prabekel dangin Juring,
maka merekapun bersiaplah, pada mecawisan banjur,
para rakyat pedesaan, Ian kawula pedesaan,
semua ke ibu negeri, sembarengan turun tarik,
cepat ceritera sudah sampai di dek ta kocap wah dateng desa
Cakra. Cakra.
697. Begitu malam berpondok, 697. Peteng desa mepondokan,
menuju pemimpin Bali, ngungsi pemekel Bali,
menunggu berita berikumya, malik ngantih dedawuhan,
perintah si raja Bali, pengandikan raja Bali,
kita gampangkan dalam cerita, gampang tekocap W tulis,
maka datanglah pagi, peteng manah kocap manjur,
Anak Agung memerintahkan. Anak Agung betanika.
182

kepada punggawa dan para W punggawa Ida Gusti,


Gusti, kanca lima budanda keutus
lima pembesar diutus ke se- liwat.
berang.
698. Memimpin laskar Bali Islam, 698. Batek kaula Bali Selam,
akan berangkat ke Bali, gen mangkat liwat li'Bali,
sudah siap di pantai, was napak sedin temparan,
bersiap-siap di Ampenan, W Ampenan was mecawis,
bedil tombak sudah teratur, bedil tumbak uah metindih,
lalu naik ke perahu, li'perahu uah taek selapu',
layar dikembangkan, kelat bidak belayar,
angin buritan keras berbuih- umbak keras kembang kapas
buih. kiri-kanan.
699. Perahu berlayar sangat laju, 699. Tanda perahu mara'kisap,
nakhoda mengamati terus, bendega pada uah wattin,
siang malam tak putusnya, jelo malem de'na pegat,
berlayar memintas, belqjar nyeberang sekali,
sudah menepi di pelabuhan, li'labuan wah kampih,
lalu sampai di Bali, li'Bali was dateng manjur,
semua perahu berlabuh, perahu selapu'becancang,
laskar pun sudah turun, pemating uah turun tarik,
juga para perbekel berkelom- sabekelan mekanda kanda
pok. tempekan.
700. Yang menjemput sudah siap, 700. Si' mendakin dateng uah na
kuda tunggangan siap pula, pak,
beipelana berkendali, jaran palinggiyan was cawis,
kendaraan para Ida gusti, makundali makekapa,
berangkat diiringi, palinggiyan Ida Gusti,
di Karang Asem disambut budal manjur teiring,
tambur, li'Karang Asem metambur,
punggawa beipayung agung, bepayung agung punggawa,
diiringi tombak dan bedil, meiringan tumbak bedil,
sampai di Karang Asem ber- was dateng Karang Asem be-
pesta. sesukan.

701. Semua laskar Sasak, 701. Selapu'pemating Sasak,


dimuliakan beilebihan. tapamulia'lebih-lebih.
183

sate dan guling tak kurang, sate guling nde'na kurang,


kita putus dulu ceritan kecandek kocap W tulis,
di bumi Selaparang lagi, gumi Selaparang malik,
tersebut Selaparang lagi, keceriten Anak Agung,
tersebut si anak Agung, malik ruruh kaula,
lagi mengumpulkan kaula, li'perkangko timu'Juring,
pada pemimpin di timur desa Sakra Batukliang
Juring, Kopang Kara.
Sakra, Batukliang, Kopang,
Rarang.
702. Mereka itu diawasi terus, 702. Sine mula tetengahang,
dianggap sudah goyah, keraosan mula wah ganjih,
tapi memang sebenamya, anging mula sejatina,
desa Sakra memang polos, desa Sakra polos gati,
menghamba pada raja Bali, ngaula IV raja Bali,
mata-mata tak putusnya, tatelik mula nde'na putus,
ciri-ciri memang ada, angsengan mula ara',
tetapi masih bersembunyi, lagu'masih betetili,
senjatanya masih menunggu sejatina ngantih datu
raja Makasar. W Makasar.
703. Karena tegas perintah, 703. Apan seset pengandika,
dan si Raja Bali, dedauhan Raja Bali,
semua ke Cakra beikeris, pada turun makerisan,
di Sakra Mamik Nursasih, li'Sakra Mami'Nursasih,
ke ibu negeri seterima surat, turun satekaning tulis,
para raden dan lalu, para Raden miwah para Lalu,
berjalan terus tanpa li' langan dara'betelah,
beristirahat, si' ngiring pada pelai,
yang mengiringi berlari, gegangsaran serep jelo
bersicepat sampai Cakra dateng Cakra.
magrib.
704. Hajatnya memang akan 704. Hajatan mula eya' ta peteru-
langsung, sang,
dikirim ke Bali, teliwatang aning Bali,
tetapi memang takdir Allah, lagu'mula kesuka'Alloh,
berkat doa dan puji, berkat aran doa puji,
takjadi diseberangkan ke Bali, burung liwat li'Bali,
184

laskar Mandar yang pergi, sekep kampmg leka'payu,


bangsa Mandar Tanjung Luar, soroh kampung TanjungLuar,
laskar Sakra kembali lagi, sekep Sakra tulak malik,
Jerowaru hanya satu peleton. Jerowaru leka' sekep setem-
pek doang.
705. Tetapi para pemimpin Sakra, 705. Anging pra kanggo W Sakra,
dipilih oleh si pemuka Bali, ta sisik hisik pemekel Bali,
karena dicurigai, mapan mula keraosan,
Anak Agung memang awas, Anak Agung celang ririh,
kemauan si Raja Bali, kasiden raja Bali,
tak dapat dihalangi, tetep nde'na baun pengkuh,
mata-mata tak putusnya, petelikna mula nde'pegat,
desa Sakra yang disangka, desa Sakra tebadenin,
ternyata desa Praya yang kawas tuandesa Praya payu
memberontak. congah.

706. Berontak di Praya, 706. Balik W desa Praya,


pemimpin Balinya minggat, dewa si kanggo no nyedi,
karena melihat gejalanya, gita'na sa meno tingkah,
si Dewa,lalu berlari, Dewa sino ya brari,
laki wanita besar kecil, nina mama bele'brV,
minggat ke Cakra, lolos pada beriuk turun.
Guru Semail dan Mamik Sa- Guru Semail MamV Sapian,
pian, Jero Srinata mengrahosin,
Jro Srinata bermupakat, langanjaran beratusan bilang
naik kuda mengutus ke setiap desa.
desa.

707. Ke Danmaji, Batukliang, 707. Li'Darmaji Batukliang,


Puyung,Penujak, Batujai, Puyung Penuja'Batujai,
naik kuda dikisahkan, rondong kidung bejaranan,
Raden Jonggat didatangi, Raden Jonggat tautusin,
bicara sudah mufakat, raraosan wah bejahit,
dahulu sudah terikat, li'juluan wah mepincuk,
temyata mengingkari janji, kawas tuan ngelongingubaya.
utusan tak diterima, utusan nde'nara'ketampi,
si utusan kembali lagi. ule' malik utusan wah dateng
desa Praya.
185

708. Mereka sudah putus harap, 708. Patuh na ngelalu paksa,


sudah bulat pula tekad, ate was maserah sekali,
akan berperang sabiluUah, gen pada sabilullah,
kentongan lalu dipalu, kulkul manjur tepuni',
rakyat dusun semuanya, kaule dasan tank,
memasang tali cawatnya, batalikes pada ngancut,
lengkap sangu dan bekal, sergep sagu takilan,
datang ke desa beramai-ramai, ule' metebengan tarik,
di masjid penuh tombak ber- W masigit sabol tumbak
sandar. masalanggah.

709. Orang Praya menyulut pem- 709. Pengawit perang desa Praya,
berontakan, jelojumat tanggal sal',
hari Jumat tanggal satu, nuju sedek bulan Muharam,
pada awal bulan Muharam, uku nano ulung wangi,
wukunya julung wangi, isakana no meni,
tahun Caka (Hyrah"), siyu telung ngatus sepulu,
seribu tiga ratus sepuluh, rah sopo'tengge'tunggal,
kepala satu leher satu, pra bekel banjur tairing,
para lurah lalu diiring, kancan kaule pada lampa' W
si rakyat beijalan di belakang. pungkuran.

PANGKUR

710. Lalu mereka membangun 710. Banjuran mangkeban surak,


sorak, li' rurung Praya sesek pe-
di jalanan Praya penuh laskar, mating,
berkelompok di setiap matempekan sujuru Juru,
jumsan, andang bat bambal ambal,
menghadap ke barat lewat Leneng tama desa
bersap-sap, Puyung beterus,
liwat Leneng masuk Puyung, Raden Puyung beterus,
Raden Puyung pura-pura Raden Puyung sill salah,
marah, kambis dua akal ririh.
berwajah ganda memang lihai.

711. Laskar Praya bersorak-sorai, 711. Sekep Praya mesurakan,


liwat Puyung Raden mema- liwat Puyung Raden sill'
rahi Jelantik, Jelantik,
186

turun ke jalan berkumpul, turun rurung pada kumpul,


bersap-sap berbaris, mekanda kande tempekan,
sampai di Pakukling beijajar, parek desa Pakukling bejajar
mengatur pasukan mendesak, banjur,
bersorak lalu membedil. ngambiar pada ngulahang,
masurukan banjur bebedil.
712. Setiap dekat terbakar rumah, 712. Sing rapet bale bis Julat,
si desa Pakukling Bali Islam, Bali Slam isin desa Pakukling,
panik berebutan, kewah meprugutan banjur,
separuhnya mengamuk de- separo ngamuk si'jungkat,
ngan tombak, ara'bate'hiya si'na kadu nga
ada yang dengan parang, muk,
seru serem pertempuran, lebih keramean pesiatan,
sebentar saja lalu beres. sebera'banjur periri.
713. Mayat tak terhitung, 713. Mun bangke nde'baun bilang,
laki wanita Bali Islam ber- nina mama Bali Slam
gelimpangan, begerinting,
nyala api bergejolak, nyalen api peteng ngibut,
sorak bersahutan, surak rame betimbalan,
sisa mati berlari melapor, sisan mate belari jelap beru-
si pelapor sampai di Cakra, tus,
Anak Agung sedang bersi- utusan dateng W Cakra,
dang. Anak Agung nuju ketangkil.

714. Si utusan datang menyampai- 714. Utusan dateng ngaturang,


kan, kejantenan Praya ngamuk li'
hal Praya mengamuk di Kediri,
Kediri, bue'ta haturang selapu',
semua sudah dilaporkan, Anak Agung betenika,
Anak Agung memerintahkan, gegelisan kulkul tepuni'
segera kentongan dibunyikan, banjur,
kaula simpang siur, kaula selur sineluran,
semua bersiap-siap. selapu'rm pada mecawis.
715. Ida Gusti dan punggawa, 715. Ida Gusti Ian punggawa,
di Cakra bersiap-siap, dalem desa Cakranegara
Bali Islam sudah berkumpul, cawis,
Mataram Pagesangan, Bali Slam was metambun.
187

serta Pagutan utusan bersim- Mentaram Pagesangan,


pang siur, Ian Pagutan utusan selur sine-
bersenjata bedil dan tumbak, luran,
Ida Gusti sudah teratur. sikep bedil Ian tumbak,
Ida Gusti wah metindih.
716. Anak Agung kemudian ber- 716. Anak Agung banjuran lumbar,
angkat, mahiringan bedil bekanca
diiringi bedil dan pasukan, baris,
tangkai tombak gemerlapan, soroh memas tenang tandur,
merah bercap emas perada, abang berecap mas,
tombak bedil pengawal di tumbak bedil soroh pengawin
depan, leman julu,
teratur para pasukan, metindih kancen tempekan,
penuh jalan oleh laskar. IV rurung sesek pemating.
717. Mereka berjalan dengan 717. Lampak pada gegangsaran,
segera, Anak Agung wah dateng W
Anak Agung sudah sampai di Kediri,
Kediri, baris bedil lampa'julu,
pasukan senapan berjalan surak bejajar ngambiyar,
dahulu, liwat Kediri banjur betempuh
sorak beijajar menyebar, si'musuh,
liwat Kediri bertemu musuh, keletek baris hideran,
sayap pasukan mengembang, bedere'bebedil tarik.
beijajar mereka menembak.
718. Ramai pertempuran mereka, 718. Rome banjur pesiatan,
inti dan penyerang sudah gegunungan sesundulan wah
teratur, metindih,
laskar Praya mendesak, sekep Praya ngulah banjur,
mengamuk mereka dengan ngamuk pada ngadu tumbak,
tombak, surak rame bedil muni ndara'
sorak ramai bedil berdentum, putus,
bangkai bertumpuk bertindih, bangke sampai batatimpa,
yang mengamuk berganti- si' ngamuk seling sundulin.
ganti.
719. Berbaur kaw^ dan lawan, 719. Awor musuh lawan rowag,
asap mesiu menutup langit, kukus bedil nde' na bau pagi-
getamya seperti gempa. tan langit.
188

mengelegar menggoncang swaran tender mara'lindur,


bumi, ngaledek encok dunia,
pertempuran seru saling bum, pasiyatan rame pada saling
berlindung laskar Praya, bum,
karena teralahkan senapan. makilesan sekep Praya,
mapan iya keciwayan bedil.
720. Mayat tak dapat dibilang, 720. Mun bangke nde' bawun
tenggelam matahari, bilang,
perang sumt, serep Jelo si' baperang sumt
laskar Praya lalu mondok, muri,
Anak Agung beristirahat, sekep Praya mondok banjur,
maka datanglah pagi, anak Agung mesanggrahan,
terang tanah beijajar lagi. IV Kediri Ian punggawa
selapu',
peteng menah takocapang,
pupu kembang bejajar malik.
721. Pasukan bedil pasukan 721. Baris bedil baris tumbak,
tombak, surak rame awor swaran
sorak ramai berbaur bedil, bedil,
laskar Praya mundur, sekep Praya manjur surut,
ke timur masuk desa, batimu'ngungsi desa,
sampai di Puyung desa dipa- dateng Puyung kuta wah tapa-
gari, gar kukuh,
karena ia bertaji dua, mapan iya bataji duwa,
laskar Praya mengamuk lagi. sekep Praya ngamuk malik.
722. Di gerbang Praya bertempur, 722. Li'kuta Puyung masiat,
laskar Praya mundur ke sekep Praya makiles belahu'
selatan, mirik,
mengungsi Leneng mengikuti ngungsi Leneng turut rurung,
jalanan, neng caritan desa Praya,
kita tinggalkan desa Praya, tekocapang lai' desa Sakra
tersebut di desa Sakra, bajur,
dianggap ikut berontak, iya milu teparan congah,
dari dahulu dicurigai. leman juluan tabadenin.
723. Para laskar Rumbuk kabur, 723. Soroh sekep Rumbuk kabar,
Pancor, Kelayu, Lenting Pancor Klayu Lenting Songak
189

Songak, Montong,Tangi, Montong Tangi,


senjata sudah slap, sikep mecawis selapu',
Lepak, Tuntang, Surabaya Lepak Tuntang Surabaya ma-
juga Mayung, Jung,
itu akan menyerang Sakra, Padamara Suradadi Kuang
semua wilayahnya sudah Majung,
dikepung. slno mule gen gebuk Sakra,
sajajahan wah tak depth.
724. Untunglah ada si Ida, 724. Nuju majur ara'Ida,
waktu itu mengungsi si Sakra, sedeng slno W desa Sakra
itu yang menjadi tangguhan, ngungsi,
bemama Ida Bagus Oka, iya minangka jari tangguh,
dan Komang Pra Sanghyang aran Ida Bagus Oka,
dari Sindu, Ian sang Komang Pra
itu menjadi alasan, Sanghyang leman Sindu,
si Sakra masih setia. sino kadi metangguhan,
Sakra mule polos gati.

725. Tetapi para raden dan per- 725. Anging pra raden pra wangsa,
wangsa, guru tuan isin desa Sakra
guru, kiyai Sakra dibawa, tegisi,
menjadi jaminan ke Rumbuk, jari gade Hi'Rumbuk,
dilucuti hampa tangan, pada mogol betelekot ima,
memang takdir Allah demi- kesuka' Alloh mula tuduh na
kian, samenu,
pembesar Bali ke Sakra, pemekel Bali banjur betenga',
desa Sakra dikuasai. desa Sakra banjur tegisi.

726. Maka timbul pikiran mereka, 726. Arak banjur pengrasa,


para guru kiyai dan guru tuan pra Raden Ian pra
bangsawan, Ruling,
pemuka Sakra beikiunpul, prakanggo Sakra malik bis
disuruh pulang ke Sakra, kumpui,
menyiapkan laskar dan pada kahican betenga',
senjata, madab dab sikep matambun
pasukan desa Sakra, selapu',
akan mengiringi pemimpin sesikepan desa Sakra,
Bali. genengiring pemekel Bali.
190

727. Akan menyerbu ke Praya, 727. Leka'begebuk li'Praya,


pada keesokan harinya lagi, peteng desa menah teko ca-
tambur berbunyl beitalu, pang malik,
rakyat pun bersiaplah, tambur muni begeluduk,
mempererat tali celana, kaule mecawisan,
lalu meieka berangkat, betelikes kancutan singset se-
bersama pemimpin Bali. lapu',
banjuran pada leka',
pemekel Bali ya'teiring.
728. Karena Sakra sangat dicurigai, 728. Pan Sakra mula tetengahang,
lalu dialaki oleh pemimpin takalang isik pemekel Bali,
Bali, kelampan mimper lau',
berjalan menyisir ke selatan, dateng Jerowaru betelah,
sampai di Jerowaru berhenti, bapondokan neng cerita
berpondok dan kita tinggalkan banjur,
dahulu, desa Praya tekocapang,
arkian desa Praya, si'perang lawan raja Bali.
yang beiperang dengan Raja
Bali.

729. Timur barat utara selatan, 729. Timu'bat lau'daya,


dusun pinggiran berantakan, pedasanan penepi bue'periri,
dibakar semuanya, julat selapu'mesedut,
mengungsi mereka ke desa, rarut na ngungsi desa,
ada yang mengungsi ke kera- ara'lolos beraya pisa'sampu,
bamya, mete urip bilang desa,
mencari perlindungan ke sana- sisenesi'pada mate.
sini,
sisa-sisa yang mati.
730. Menggempur mendesak desa, 730. Pesiyatan mendesak desa,
seputar arah bangkai ber- lau' daya timu' bat bangke
gelimpangan, ngerinting,
karena banyaknya musuh, mapan si'kaluwe'an musuh,
laskar bagai lautan, $ekep nde'na bina segara,
suara bedil bak getaran gempa, swaren bedil nde'na genteran
banyak yang mati ditombak, lindur,
banyak yang mati ditembak. lue'na mate si'tumbak,
lue'na mate isik bedil.
191

731. Akisah terbenam sang surya, 731. Serep jelo keceriten,


Anak Agung balik diiringi, Anak Agung budal banjur te-
beristirahat di Puyung, iring,
setibanya beipesta pora, mesanggrahan aning Puyung,
para punggawa dan kerabat, rauh na besukan sukan,
ikut pula berpondok, prapunggawa Ida Gusti wargi
beijaga-jaga di desa Puyung. lapu'.
ngiring pada mesanggrahan,
W Puyung pada bekemit.
732. Ada yang beikubu di tempat 732. Ara'lain pesanggrahan,
lain, empat bakelan dasan Leneng
empat lurah menguasai teglsi,
Leneng, ngeraosang tingkah nenu,
sedang bermufakat mereka, si'perang cegah Praya,
ihwalnya berperang dengan nde'na burung desa Prayajari
Praya, ancur,
tak urung Praya akan hancur, lai'jelo na si'jema,
pada hari esoknya, mapan genta lipung sekali.
sebab akan dikepung ketat.
733. Begitulah yang dikehendaki, 733. Meno kocap tekayunan,
si Anak Agung mengede- AnakAgung kancan Rumbu'ta
pankan Rumbuk, pucukin,
karena mereka paling ter- hapan hija paling kasup,
masyhur, kasup teguh tur perkosa,
kebal dan peikasa, sesundulan soroh Mamben
pasukan pendukung dari masih Kasup,
Mamben, mapan hiya sering mawedang,
karena sudah sering menah desa kocap malik.
bertempur,
maka terbitlah fajar.
734. Terang tanah tambur ber- 734. Tambur muni pupu kembang,
bunyi, Ian bebende minangke jari
bende menjadi isyarat, wangsit,
laskar sudedi siap, pemating pada wah ngancut,
akan pergi menggempur, si'pada lampa'baregah,
para punggawa memeriksa para punggawa tarik pada en
pasukannya, ter batur.
192

laskar seperti lautan, sekep nde'na bina segara,


Anak Agung lalu diiringi. Anak Agung banjur teiring.
735. Pasukan Mamben, Rumbuk, 735. Soroh Mamben Rumbuk
kabur, babar,
pasukan depan mendesak si' mucukin li' desa Praya
Praya, badepih,
bersorak bersahutan, mesurakan seling serup,
bertepuk sesumbar, bekopok besumbar sumbar,
akulah pendekar dari iya sine pepadu si'lekan
Rumbuk, Rumbuk,
sering bertempur lawan dua sering mesiyat patung satak,
ratus, sine labak timu'Juring.
ini jagoan dari timur Juring.
736. Kemudian mereka masuk 736. Banjur ngulah tama desa,
desa, iya betempuh soroh Praya
bertemu laskar Praya, nimpalin,
bertempur saling rebut, pesiatan saling rebut,
memakai pedang,tombak, ngadu pedang tumbak kale-
kelewang, wang,
parang, golok, dan bedil, bate'tampar bedil rame surak
lalu mati si Jro Napsiah, inggur,
pasukan Rumbuk ngacir. mate banjur Jro Napsiah,
sekep Rumbuk banjur belit.

737. Maju laskar Mamben, 737. Sekep Mamben malik ngulah,


mati tiga lalu mundur, mate telu banjur surut bamuri,
dari barat maju pula, lean baret ngulah banjur,
pendekar dari Aik Anyar, soroh pucuk Ai'Anyar,
maka masjid Praya pun dapat banjur bau mesigit Praya
dibakar, tersedut,
ramai sorak sora, surak rame betimbalan,
bergalau dengan letusan sena- awor lawan swaran bedil.
pan.

738. Kembali seru pertempuran, 738. Rame banjur pesiyatan,


kawan dan lawan Bali Islam musuh rowang Bali Slam
mati, bagerinting,
mayat bertumpuk tergeletak. bangke sampal betetumpuk,
193

disambut oleh malam, kasarup biyan desa.


semua laskar mundur, selapu'na pemating ya pada
Anak Agung mundur, surut,
menuju ke pesanggrahan Anak Agung hiya tiring budal,
mereka. pada mapondokan tarik.
739. Setiap hari begitu saja, 739. Biiang Jelo meno dowang,
si Islam Bali sama-sama kha- Slam Bali si' ngambiyar,
watir, jejah tarik,
para bekel beibaris semua, para bekel tempekan lapu',
setiap desa diberi pimpinan, biiang desa ta pucukang,
desa Praya belum tergoyah- desa Praya masih nde'na bau
kan, kingguh,
diserbu berulang-ulang, tegebuk belalang lalang,
kubu semakin dipeikokoh. petak sayan kukuh malik.
740. Karena ada yang diunggulkan, 740. Mapan ara'takasupang,
di Praya bemama guru Semail, W Praya si'aran Guru Semail,
dialah yang paling tersohor, kanten piya paling makasub,
jums amukannya seperti kilat, ngamuk gancang mara'kisap,
tak perduli pelum dan senjata mun isik aran bedii tumbak
tajam, nde'na gugu',
memang sakti dan peikasa, mula sakit tur perkosa,
yang menyerang merasa takut. si' barengan jejah tari.

741. Anak Agung menyuruh, 741. Anak Agung batanika,


kepada para bekel dan war- ii'pra bekel Ida wargi,
ganya, selapu'pada ta dawuh,
semua diperintahkan, badepih W Praya,
di luar desa temu gelang, luwah desa lau'batdaya timu',
membuat pondok dan kubu, agunan pondok piya'bara,
setiap bekel satu persatu. sebekel bekel mewiji.

742. Anak Agung sudah paham, 742. Anak Agung mula wikan,
pintar akalnya selangit, widagda karirihan tumbak
pembesar semua patuh, langit,
mengikuti kehendaknya, budanda selapu; saturut,
membuat pondok dan dijaga. pada ngiringang pekayunan,
piya'pondokjari wah ta sang-
gra lapu'.
194

di seputar desa Praya, mahideren desa Praya,


pondok beijajar berkeliling, tampar ampar ta pondokin.
743. Kita percepat ceritera, 743. Geli daku'tetuturang,
Anak Agung mau menyerang Anak Agung kayun baregah
lagi, malik,
semua perbekel diberitahu, prabekel lapu'ta dawuh,
para kaula mengencangkan tambur muni betimbalan,
cancutnya, pra kaula batalikes pada
bedil dan tombak bersiaga, ngancut,
duduklah si Durma dalam bedil tumbak pada siyaga,
tutur. manjdk Durma ling jurit.

DURMA

744. Bersiaga punggawa dan 744. Madab daban punggawa se-


perbekel, bekel bekelan,
Anak Agung sudah diringi, Anak Agung was tairing,
di depan pasukan tombak, ngarepin soroh mamas,
bangsa yang bertatah emas, soroh si' bararap mas,
gemerlapan sinamya, benar tandur bagaligip,
pedang di kiri kanan, kalewang kiri kanan,
bendera di muka belakang, bendera li'Julu mudi.
745. Ramai sorak mendesak Praya, 745. Surak rame was ta depih desa
mereka mengatur pasukan, Praya,
membentuk gelaran, pada kandayang baris,
merasuk masuk desa, bajajar ngembiyar,
bersorak sambil menembak, ngulah tama desa,
penghuni Praya, surak sembarengan si'bedil,
siap bercampur ketat. isin desa Praya,
yatna kancuttan ginting.
746. Berlima mereka mengamuk, 746. Kanca lima sugul ngamuk
hati sudah betekad, sembarengan,
bemiat sabilullah, ate uwah maserah sekali,
tak hiraukan mara bahaya, angen gen na etang baya,
lalu menghunus keris, banjur ngunus keris,
berhadapan bertempur, bareparepan mesiyat,
jurusnya sama sent. pasiyatan pada metilik.
195

747. Mali delapan lalu cepat keluar, 747. Mate' balu' najur gelis sugul
menderu langkah beilari, desa,
ada membuang kebalnya, bagaluduk pada plai,
ada yang tertinggal tom- ara'ampes taldlan,
baknya, separo made tumbak,
tambur mesiu dan peluru, tambur ubat lawan mimis,
semua tertinggal, made'selapu'na,
separulmya keluar tinjanya. separo sugul tai.
748. Bergulungan mereka berlari, 748. Sating gulung plai sugul luar
hanya ingat diri sendlri, desa,
Anak Agung berangkat, esok na pada pelenga'diri,
pulang ke pesanggrahannya, Anak Agung banjur budal,
ada yang datang terbelakang, ule'ojok pasanggrahan,
datang napasnya terengah, ara'dateng paling mudi,
mengapa engkau paling be- dateng terenggas enggas,
lakang. kembe'sangka'dateng mudi.

749. Menjawab kalian tak tahu, 749. Banjur nimbal nde' me' tao'
sebab aku terlambat, aku pada,
aku sudah bertempur, sangka'ku datang mudi,
di dalam desa Praya, uah aku masiat,
baru mati seribu dua ratus, li' dalem desa Praya,
musuh takut terkesiap, baru' ku nyemate' enem
lalu aku tinggalkan pergi. bangsit,
musuh buwe'kamelas,
banjuran aku nyedi.
750. Ada berucap si orang ini dusta, 750. Ara' nimbal tau sene mula
ia jelas keluar tainya, lekak,
bergaya mengaku bertempur, pedas niye sugul tai,
dia yang paling dahulu terke pantes ngaku'masiyat
siap, one'miya Julu kamelas,
keluar kotorannya di sana-sini sara andang sugul tai,
menjawab pula si dia, banjur malik nimbal,
ah luhjuga ketinggalan peluru. tekan kamu made'mimis.

751 Lalu bertengkar mereka, 751 lya bekencan pada kuatbe-


dan menghunus keris, gedekan,
menari beijingkrak. banjur pada seret keris,
196

si orang banyak melerai, ngengel badading kelang,


lain pula ditutuikan, batur luwe'pada bebala'
kaula asalSakra, jari lain tekocap malik,
mengikuti pemimpin Bali. kawula soroh Sakra,
iya ngiring pemekel Bali.
752. Sampai puyung beipondok, 752. Dateng Puyung pada ngiring
maunya si Raja Bali, mapodokan,
di hari yang besok, pekayunan Raja Bali,
Sakra akan di depan, lai'jelo sa'jema'.
menyerang desa Praya lagi, Sakra mula terpucukang,
begitu kehendaknya, regah desa Praya malik,
Anak Agung dan lainya. meno pekayunan,
Anak Agung Ian Ida Gusti.
753. Bersiap mereka di pagi subuh, 753. Pada cawis menah desa
bende dan tambur dibunyikan, madab daban,
kaula bersiap-siap, babenda tambur ta punV.
tombak bedil dan kelewang, kawula pada macawisan,
Anak Agung lalu diiringi, tumbak bedil Ian kelewang,
maju menyerang, Anak Agung banjur tairing,
pasukan tombak, pasukan ngulahang ngaregah,
bedil. baris tumbak baris bedil.
754. Para punggawa berbagi lagi, 754. para punggawa makanda
bendera berwama wami, kanda tempekan,
bersama mereka maju, bendera warna warni,
sudah sampai di desa Praya, pada bareng ngulahang,
berpencar mengatur wah dateng desa Praya,
pasukan, ngambiyar kandayang baris,
laskar dari Sakra, sekep siW Sakra,
masuk desa Praya mendesak. tama desa Praya badepih.
755. Bersorak bedil bersahutan, 755. Masurakan bedil muni batim-
lalu keluar orang Praya, balan,
para orang Praya, banjuran na tasugulin,
delapan orang bersenjata sakancan desa Praya,
tombak, kancan balu'sekep Jungkat,
bersama mengamuk, sembarengan ngamuk tarik,
diamuk laskar Sakra, tamuk sekep Sdtra,
disambut oleh si orang Sakra. kancan Sakra nimpalin.
197

756. Terkenal bangsa yang tak 756. Kesebutan pada nde' naetang
kenal takut, baya,
Mamik Sidin tewas, mate banjur MamV Sidin,
pendekar dari Sakra, iya no pepadu li'Sakra,
mati ditusuk tombak, mate tegalah si'jungkat,
laskar Sakra mundur, soroh Sakrah banjur belit,
baru terluka lima, beru'na matatu lima,
mimdur bersama laskar Bali. surut bareng sekep Bali.
757. Berangkat mengungsi ke 757. Banju bundal ngungsiPuyung
puyung, mapodokan,
matahari tenggelam mundur serep Jelo tarik ngungsi,
semua, belo yen takocapang,
panjang bila ditutuikan, bilang julo meno doang,
setiap hari begitu saja, desa Praya nge'na nguwit,
desa Praya tak teralahkan, mawanan bulan-bulanan.
sampai beibulan-bulan, nde'na bau kalah masih.
belum juga dapat dikalahkan.
758. Beikepanjangan ia, 758. Kasuwenan mapan uahJan-Jin
pertempuran seru di belakang, dunia,
lagi berselang haii, peperangan belo mudi,
di tunda pertempuran, malik mamalettan dina,
sudah jelas pikiran orang Bali, reneng banjur paperangan,
di antara pendekar Islam, pasti pikir Raja Bali,
dari Sakra Haji Ali Balu. li'angsengan Slam,
li'Sakra tuan HaJi Ali.
759. Disebutkan akan berontak, 759. Iya karaos isi' Anak Agung
bersama mamik Nursasih, congah,
memang akan diperdaya, barengan ini'Mami'Nursasih,
akan dibunuh di Puyung, mula gena tekalang,
kehendak Raja Bali, li' desa Puyung genta seda'.
Sakra mau disisikan, pakayunan Raja Bali,
kubunya akan dipindahkan. Sakra ta gingsirang,
mapondokan gen ta alih.
760. Di dusun Papekat namanya, 760. Li'padasanan aranna dasan
bersama laskar Bali, Papekat,
Jro Nursasih sudah maklum. bareng isi'pemating Bali,
198

lalu mereka bennufakat, Jew Nursasih wah wikan,


dengan Haji Ali, banjuran tanding raraosan,
sama beijanji rahasia, tangket tuan Haji Ali,
mufakat akan berontak. pada basepen sepedan,
mupakat pada bebalik.
761. Jro Nursasih pergi dari pa- 761. Jero Nursasih budal banjur W
pakat, Papakat,
sewaktu malam Kamis, sedeng li' malem Kamis,
pulang ia ke Sakra, ule'aning Sakra,
mengadakan perundingan, uluh hang raraosan,
di dusunPakat, Tuan Guru ito masih,
karena ia menjadi wakil. W dasan Pakat,
minangka jari wakil.
762. Tuan Guru mengirim utusan, 762. Tuan guru banjuran nyerek
ke Kopang, Rarang, Jenggi, barutusan,
Jro di Batukliang, li' Kopang Rarang Jenggi,
dahulu sudah sepakat, Jro Batukliang,
segera berangkat Haji Ali, li'juluan wah mufakat,
pulang ke Sakra, gelis budal Haji Ali,
bersama dengan murid. ule'aning Sakra,
bareng si'kancan murid.
763. Sampai di Sakra berunding, 763. Dateng Sakra mara tanding
muMat mau berontak, reraosan,
pemimpin disetiap desa, mupakat pada bebalik,
semua sudah setuju, pra kanggo bolang desa,
teiputus dulu ceritanya, raos dara'kurangan,
Anak Agung menyuruh, kecandek kocap li' tulis,
ke Sakra mengantar surat. Anak Agung batanika,
li'Sakra tatongang tulis.

SINOM

764. Karena tegas ucapannya, 764. Mapan seset pengandika,


yang tercantum dalam surat, si'kocap li' dalem tulis,
supaya datang bersama, ade'na turun sembarengan,
Jro Nursasih, Haji Ali, Jro Nursasih Haji Ali,
tak boleh terlambat. mula nde'na kanggo ngasepin.
199

maunya si Anak Agung, pekayunan Anak Agung,


tetapi mereka sudah tahu, anging hiya pada wikan,
daya lihat si Raja Bali, keririhan raja Bali,
lalu disuruh pergi Mamik banjur nyerek ta lampa'
Haruman. ang Mami'Haeruman.
765. Sikap sigap pemberani pintar, 765. Gancang wanen tur perdata,
karena sering berpengalaman, mapan sering nandalang
si Mamik Haeruman ini, sakit,
dipercaya oleh Mamik si'aran Mami'Haeruman,
Nursasih, kendel si'Mami'Nursasih,
pintar dan licin, celang betimpal ririh,
sering bertempur dan tersohor, sring mawedang tur kasup,
sudah sampai di Praya, was dateng IV Praya,
kerjanya akan memberi gawe nano ngewangsitin,
isyarat, sekep Sakra mangda gelis
agar cabut si laskar Sakra. pada budal.
766. Permulaan pemberontakan 766. Pengawit pembalik Sakra,
Sakra, sedek bulan Jurnadil Akhir,
waktu bulan Jumadilahir, Jelo Jumat tanggal pat olas,
hari Jumat tanggal empat mula dewasa wah pasti,
belas, pembalik Mami'Nursasih,
memang hitungan sudah pasti, Raden Ratmawa Tuan Guru,
pemberontakan Mamik Batukliang Mami'Jinawang,
Nursasih, li'Kopang Mami'Mustiaji,
Raden Ratmawa,Tuan Guru, soroh Sakra leka' regah Bali
Batu Kliang Mamik Jinawang, Mendana.
di Kopang Mamik Mustiaji,
si orang Sakra akan menye-
rang Mendana.
767. Seru pertempuran mereka, 767. Rame banjur pesiyatan,
sorak berbaur bedil, surak rame awor bedil,
dilerai oleh turunnya malam, kalangan si'bian desa,
si penyerang lalu mundur, si ngarengah surut tarik,
yang jelas mati si Bali, si'kanten mate Bali,
keluarga ada tiga, soroh wargi kancan telu,
bangsa dewa bemama Sang pra dewa aran sang Komang,
Komang, dwa Ida Ketut Kuning,
200

kedua Ida Ketut Kvuning, telu nane soroh Bali tegok


yang ketiga si Bali biasa. dua.

768. Maka turunlah tirai malam, 768. Jari banjur peteng desa,
laskar Sakra kembali lagi, sekep Sakra tulak malik,
pulang menuju desa, pada ale'aning desa,
di Mendana tersebutkan, W Mendana kocap malik,
bangsa Bali jelata, soroh Jro Wayan tau Bali,
gelap-gelap juga mengungsi, mana peteng masih rarut,
laki wanita tua muda, nina mama too'bajang,
mengungsi ke Jrowaru, desa Jrowaru si' na ungsi,
semua mencari hidup. selapu'na pada perik
kahuripan.

769. Karena di sana ada si Ida, 769. Mapan ito ara'Ida,


putra dari Ida Bagus Jelantik, anak Ida Bagus Jelantik,
bemama Ida Made Pangka, aran Ida Made Pangka,
sangat disayang Raja Bali, hiya keman si'raja Bali,
tetapi ia takutjuga, anging ya JeJah masih,
biar malam ia berangkat, mana peteng pada turun,
diiringi si warga Mendana, iringan soroh Mendana,
melalui selatan hutan dan mimpir lau'gawah iding,
Juring, dateng Marong pupu kembang
sampai Marong terbitlah fajar. menah desa.

770. Mereka beijalan bergegas, 770. Pada lampa'gegangsaran,


sampailah di desa Puyung, dateng desa Puyung tarik,
Anak Agung sudah di- Anak Agung wah katurang,
laporkan, tingkah desa Sakra bebalik,
ihwal desa Sakra berontak, punggawa Ida Gusti,
punggawa dan Ida Gusti, was pada wikan selapu',
sudah maklum semua, anging sekep kancan Sakra,
tetapi laskar Sakra, ito Leneng pon na masih,
masih ada di Leneng, teakalang banjuran tetama'W
diperdaya lalu dimasukkan bara.
kandang.
771. Setelah semua di dalam kan 771. Wah tarik W dalem bara,
dang, nde'kanggo sare lai,
tak boleh ke mana-mana. tekumpulang dalem bara.
201

dikumpulkan dalam kubu, mula menojanjin Widi,


memang begitulah takdir sikep Sakra was tewangsit,
Tuhan, lapu'pada nde'na sadu,
laskar Sakra sudah diisyarati, banjuran na tesejayang,
semua mereka tak percaya, tekelipung pada tetali',
lalu mereka ditahan, bis tebau selapu'na lebih
dikepung lalu diikat, satak.
habis ditangkap lebih dua ra-
tus.

772. Sudah diikat semuanya, 772. Was tetali'selapu'na,


dibawa ke Puyung semua, tejau'11'Puyung tarik,
ada bemama Mamik Wirat, arak aran MamV Wirat,
memeluk bungkusan kapong bae takilan tempani,
tempaninya, li' langan banjuran petal,
di jalan lalu berlari, tegalah bareng terebut,
ditombak dan dikerubuti, ta serung isik tumbak,
direjam dengan tombak, nangks si'takilan, tenyjani,
menangkis dengan bungkusan suka' Alloh MamV Wirat bau
jajannya, lepas.
takdir Allah si Wirat bisa ter-
lepas.
773. Waktu mereka beijalan, 773. Sedek na si'pada lampa',
banyak yang dapat berlari, luwe'na mau'petal,
direjam dengan bedil dan teserung isV bedil tumbak,
tombak, lagu'mula suka'Widi,
tetapi karena perlindungan nde'na ara'bakat si'mimis,
Allah, tekocap wah dateng Puyung,
tak ada terluka oleh peluru, selapu'metali kekah,
alkisah telah sampai di tetama'IV dalem mesigit,
Puyung, tebarengan Jrowaru Ian sikep
semua diikat kuat, Sakra.
dimasukkan ke dalam masjid,
disatukan Jrowaru dan Salaa.
774. Haji Amin, Mamik Sahirah, 774. Haji Amin MamV Sahirah,
Raden Aminah, Mamik Raden Aminah Mami'
Rumingsih, Rumingsih,
Amak Hadi, Amak Timah, Ama'Hadi MamV Timah,
202

Mamik Sumenggep, Amak MamV Sumenggep Ama'


Mirasih, Mirasih,
Amak Buluan, Amak Imin, Ama'Buluan Ama'Himin,
Mamik Aer ikut pula, Mami'Aer ito milu,
Demeh dan AmaJc Sariah, Demeh Ian Ama'Sariyah,
Bakar dan Mamik Judin, Bakar Ian Mami'Judin,
semua bercepot tai di sanmg- selapu'na lai' kereng na tai
nya. doang.
775. Jro Raden dan Perwangsa, 775. Jro Raden Prawangsa,
penuh di dalam masjid, peno'W dalem mesigit,
semua menangis mereka, pada nangis selapu'na,
disiksa oleh orang Bali, ta siksa'si'tau Bali,
waktu malam konon, sedek na kemaleman malik,
si Anak Agung lagi, Anak Agung kocap manjur,
memanggil semua penggawa, dauhin kancan punggawa,
Gusti Komang dipanggil Gusti Komang kasengan gelis,
menghadap, Anak Agung bemanik le'Gusti
berujar si Agung pada si Komang.
Komang.
776. Pergilah engkau memberi- 776. Kema cai dauhin panjak,
tahu rakyat, roang cai didangin Juring,
kawanmu di timur Juring, akonin kenahe mekejang,
tanyakan kemauan mereka, Gusti Komang nyembah
Gusti Komang mohon pamit, pamit,
sudah sampai di pondoknya, dateng pondok ne no gelis,
Gusti Komang memerin- Gusti Komang besuru'
tahkan, manjur,
abdi bemama Mitana, parekan aran Mitana,
si Mintana lalu pamitan, Lo'Mintana banjur pamit,
pergi bergegas ke pos ronda- lampa' gancang ojokna pon
nya. dok penyanggra.
777. Tiba sambil terengah-engah, 777. Dateng na terenggaseng
terlalu capai terlari, aseng,
para peronda panik, lelah lalo' na pelai,
Jro Rumbuk lalu bangun, soroh penyanggra pada
juga si Jro Mertaji, gewar.
203

"Hai siapa ini tangkap dia, Jro Rumbu'ures gelis,


berlari di malam gelap," si'arm Jro Mertaji,
Lok Mintana lalu berkata, sai sine nyerek bau,
"Saya ini tuan datang tergesa- belari peteng petengan,
gesa." Lo'Mitana mmi gelis,
ita Jro nde'ta ngasa kenyere-
kan.

778. Ada apa datang tergesa, 778. Apa hanta terenggas


Lok Mintana menjawab, enggasan,
"Saya ini diperintahkan, to'Minata nimbal malik,
diutus oleh si Juragan, ita sine tandikayang,
diperintahkan oleh Tuanku," utusan isik Gusti,
semua kepala kampung, selapu'da manik Gusti,
bangun si Jro dari Kabar, soroh keliang no selapu',
cepat ia menyelip kerisnya, ure Jro si' W Kabar,
Amak Aba Surabaya tak lupa encong banjur na mekeris,
parangnya. Ama' Haba Surabaya bate'
tepok nde'na lupa'.

779. Bangun lalu cepat pergi, 779. Banjur ures pada leka',
menghadap si juragan Bali, memarek U'pemekel Bali,
semau para kepala kampung, selapu'na pra kliang,
sampai di hadapan si Gusti, nyerek W arep Gusti,
Gusti Komang Ida Manggis, Gusti Komang Ida Manggis,
berkata kepada ke liang bemanik li' keliymg Rumbu',
Rumbuk, wah ita selapu'da,
sudah hadirkah semuanya, soroh keliang matur tarik,
benar, kami sudah hadir. meran dateng wah selapu'kaji
wah napak.

780. Berucap pula si Ida Wayan, 780. Banjur bemanik Ida Wayan,
aku tanya kalian sebenamya, aku ketuan da sejatijati,
hati kalian sesungguhnya, hangen da sepedas-pedas,
karena Sakra sudah berontak, mapan Sakra wah bebalik,
Mamik Nursawi sudah di- Tuan Guru wah bebalik,
tangkap, Mami'Nursawi wah tebau,
semua ditahan di masjid, to mesigt tao'na makejang,
ini azimat dan kerisnya. ene simat lawan keris.
204

banyak azimat dua bakul tiga kaule' simat dua keraro telu
keranjang, peraras.
781. Heran semua para Kliang, 781. Benga'selapu'para Keliang,
melihat azimat dan keris, si'gita'simat Ian keris,
berujar si Kliang Kabar, banjur matur Keliang kabar,
Jro Rumbuk berucap pula, Jro Rumbu'matur masih,
Tuntang Lepak, Montong, Tuntang Lepak Montong
Tangi, Tangi,
Lenting, Greneng, Denggen, Lenting Gereneng Denggen
Surabaya, Keselat, Songak, matur,
Kuang Berora, Kuang Beruti, Surabaya Keselet Songa',
semua sanggup namun dusta. kuang berora kuang beruti,
selapu'na sanggup pada mara'
cupak.
782. Berkata Jro dari Kabar, 782. Matur Jro W Kabar,
bila demikian tuanku, lamun meno Ousting kaji,
desa Sakra jelas berontak, desa Sakra pedas congah,
hamba sendiri melawannya, mesa'kaji gen nimpalin,
Gusti Komang sangat percaya, Gusti Komang sadu gati,
Ida Wayan juga percaya, Ida Wayan masih sadu,
si Bali pintar tapi keliwatan, Bali ririh liwatJokan,
tertawa berujar Jro Mertaji, ngakak matur Jro Mertaji,
kalau Sakra kulalap jadi sara- lamu Sakara Jari lalap kaji
panku. selema*.

783. Mengakak berucap Jro Lepak, 783. Ngakak matur Jro Lepak,
buang muka sambil menekan ngengos sampi' telek keris,
keris, lamun desa Sakra congah,
kalau desa Sakra berontak, mesa' kaji gen nimpalin,
sendiri saja hamba lawan, selema' manjur periri,
satu pagi akan beres, nde'na burung jari kelepuk,
tak urung jadi debu, endara' kurang kesanggupan,
tak ada tanggung sanggup sanggup mara' kuntal-kantil,
mereka, selapu'na pada ngokok de-
sanggup macam menelan maklandeyan.
kapak,
semua terbahak memegang
kerisnya.
205

784. Lega hati si Ida Wayan, 784. Egar banjur Ida Wayan,
mendengar kesanggupan si'dengah sanggup tari',
mereka, Ida Manggis bemanik gan-
Ida Manggis beikata, cang.
"Nah, siapkan mesiu dan madab daban ubat mimis,
peluru, Kuang Brora monggo'bedil,
Kuang Berora memikul bedil, Kuang Bruti banda tambur,
Kuang Beruti memikul leman tangi banda hubat,
tambur, leman lenting banda mimis,
dari Tangi menjunjung mesiu, selapu'na pada ngiring Ida
dari Lenting membawa Wayan.
peluru,
semua mengikuti Ida Wayan."

785. Amak Irang teitinggal 785. Ama'Hirang made'takilan,


bekalnya, made'mama Ama'Sari,
Amak Sari teitinggal sirihnya, papu Dirayu made'beras,
kakek Diraya teitinggal Ama'Kerta made'tempani,
berasnya, sa'tutut na bemudi,
Amak Kerta teitinggal gampang tekocap W kidung,
jajannya, Ida Manggis beterus lumbar,
yang dicarinya di belakang, teiring isik tumbak bedil,
Ida Manggis lalu berangkat, tekocapang wah dateng
diiringi oleh tombak dan bedil, Buwun Prina.
alkisah sampai di Buwun
Prina.

786. Waktu subuh terang tanah, 786. Parek menah tenang tana',
sampai di Padang Bunter, dateng lendang Bunter tarik,
beristirahat sebentar di situ, betelah ito semenda',
banyak pasukan tujuh ribu, lue'ngiring pitung bangsit,
Ida Wayan berkata pada Ida Wayan no bemanik W keli
keliang, ang no selapu',
"Nanti kalau Sakra kalah, lema'lamun kalah Sakra,
pilih olehmu anak bangsawan, depele'anak para Buling,
yang cantik tak ada cacamya." si'solah solah da'ara'tao'ta
wada.
206

787. Ida Wayan berangkat lagi, 757. Ida Wayan malik lumbar,
diiringi tombak dan bedil, teiring isi' tumbak bedil,
dalam pikiran Ida Wayan, dalem pikir Ida Wayan,
ingin segera cepat sampai, juru mati'dateng tarik,
ia ingin sekali memperistri, kendel angen na merari',
dengan perawan cantik mulus, Ian nina si' bajang bagus,
gadis-gadis dari Sakra, sa'nane si'dedare Sakra,
tak tersebut peijalanan si Ida, eneng Ida si'memarigi,
alkisah Anak Agung dan tekocapang Anak Agung Ian
panglimanya. budanda.

788. Para Ida Gusti dan punggawa, 788. Ida Gusti Ian punggawa,
para tentara dan warganya, pra sang ngiyang muwah
semua berjaga di gerbang wargi,
kota, pada tarik bilang kuta,
ada meronda di masjid, ara'nyanggre W mesigit,
tak putus memata-matai, nde'na pegat matatelik,
kehendak si Anak Agung, pekayunan Anak Agung,
akan segera di bawa ke kota, beterus pada tetutunang,
semua yang sudah diikat, selapu'na si'pada betali,
si orang Jrowaru dan Sakra. teturunang Jrowaru Ian sikep
Sakra.
789. Dituntung dengan bambu 789. Betuntung tereng belanjuran,
utuh, si'selolo begerepit,
satu batang digapit dua, isiyan lima alas,
isinya lima belas orang, begerampen mara'rarit,
panjang seperti dendeng, pekayunan raja Bali,
maunya si pembesar Bali, tepeterus ii' doyen gunung,
akan dibawa ke Lombok selapu'na maka samas,
Utara, teliwatang aning Gili,
si orang empat ratus itu, saking gelis dateng Gili
diseberangkan ke Gili, Trawangan.
kilat tuturan sampai di
Trawangan.
790. Guru Haji dan bangsawan, 790. Guru Tan Ian pra menak,
para Raden menangis semua, pra raden selapu' nangis,
meratap menangis tersedu, bejam jaman besesambat,
siang malam menderai tangis. Jelo malem pada nangis.
207

sedih dan sendu mengikat susah sedih kangen diri,


nasib, bawon gili tenga'laut,
di atas gili di tengah laut, dmen menah pada memada',
bila pagi mereka mencari ikan, ngelining durus pesisi,
berkidung melipur hati sedih. masa sambat nyalemborong
ate susah.
791. Kayu tengah penyangga pria, 791. Kayu'tenga'pelangken priya,
potonglah sapah dari sisi, peleng sapah bejelili,
begin! nasib tersia-sia, mene temah kesesiya,
nista dan lapar di atas gili, jeleng lapah bawon gili,
periuk tergeletak miring ke kerne' ngala' bejelili,
sisi, panggong bate'bawon batu,
tamh parang di batu, kayu'cerme jari separa,
kayu ceremai buat penyangga, bele'sala'ku ta sili',
besar salahku dimarahi, temate' gama' da' si' mene
lebih baik aku dibunuh saja. sengsara.
792. Dijenguk tak tentu masanya, 792. Te iwas sekali masa,
sama-sama sedikit mereka, pada-pada na sekedi',
nasinya daun-daunan hijau, Jari nasi'na dedaun mela',
disiksa oleh orang Bali, tesiksa'si'tau Bali,
kurus semua di pulau kecil, pada kurus bawon Gili,
siang malam sedih sendu, Jelo malem sedih sendu,
panjang bila ditutuikan, belo yen tekocapang,
arkian si Ida yang berangkat, kocap Isa si'memargi,
tak lama sampai di Kopang. nde'na ngene' banjur dateng
kuta Kopang.
793. Dilihatnya gerbang kukuh, 793. Gita'kute kukuh kekah,
dijaga oleh tombak bedil, tesanggra'isik tumbak bedil,
Ida Wayan agak takut, Ida Wayan banjurjejah,
cepat mereka berlindung, nyerek na betetili,
lalu si Ida menyamarkan diri, banjur Ida saruwang diri',
pertopi upih bekas pem- songko' hupe' onos
bungkus, Kelungkung,
beijalan bertongkat tombak, lampa'na tunjang jungkat,
busana si Ida di belakang, pesaruiangan Ida W mudi,
cepat dibungkus upih bekas nyerek ta bukus isi' upe'onos
bekal. takilan.
208

794. Lalu liwat desa Kopang, 794. Banjur liwat desa Kt^ang,
peijalanan Ida Manggis, pelumbaran Ida Manggis,
sudah sampai di Rarang, tekocapang dateng Rarang,
Ida Wayan khawatir lagi, Ida Wayan jejah malik,
lagi ia bersembunyi, malik ya betetili,
membaurkan diri dengan aworang diri' tenga'batur,
pasukan, uwah liwat desa Rarang,
setelah liwat desa Rarang, Ida Manggis banjur bemanik,
Ida Manggis lalu berujar, pedas milu desa Rarang turut
pasti desa Rarang ikut Sakra. Sakra.

795. Alkisah ada dari kabar, 795. Kocap ara'leman kabar,


memohon kepada Jro Mertaji, belako'li'Jro Mertaji,
bernama Bolang beserta aran Bolang dengan dua,
temannya, mele mate'Ida Manggis,
man membunuh Ida Manggis. banjur sili Jro Mertaji,
Lalu marah Jro Mertaji, pantes lalo'anta asu',
"Pantas rupamu hai anjing, nde'me'too'otak udang,
tak tabu si otak udang, sok me'merenges mele sili,
sok berani kau ini, nuju tetu selapu' ta pada
kalau benar semua orang be- congah.
rontak."
796. Kalau cuma Sakra sendiri, 796. Lamun Sakra mesa'mesa',
kita ini pasti, ite sine tepeng jari,
tak urung akan dipindahkan, nde'ta burung genta pindang,
oleh Gusti Kotnang, dan isi' Gusti Komang Ian mami',
ayahnya, Jro Mertaji sili gati,
Jro Mertaji amat marah, mapan iya berate biluk,
karena ia berhati bulus, pikirna bekembis dua,
pikirannya berwajah ganda, eneng cerita Ida Manggis,
kita tinggalkan si Ida Manggis, tekocapang desa Sakra si'
alkisah Sakra yang nyata be- nyata congah.
rontak.
797. Penuh sesak di Bencingah, 797. Peno'jejel li' Bencingah,
lalu ada orang berlari, banjur ara'dengan pelai,
dari utara terengah-engah, lekan daye terenggas-enggas,
di alun-alun gempar, si'li'peken biur tarik,
membawa anaknya berlari. demak anak na belari.
209

laki wanita sama gempar, nina mama pada biur,


cepat pulang ke rumahnya, nyerek ule' W balena,
tua muda besar kecil, towa'bajang beW beri,
menyangka Anak Agung su- tank paran Anak Agung rapet
sudah dekat. desa.
798. Ada yang segera bertanya, 798. ara'gancang bakatuan,
ada apa maka berlari, apa ara'sangka'da berari,
yang ditanya menjawab, si'ta katwan nyerek nimbal,
mengusap hidung sambil osap idung sampi'muni,
berkata, pedas gati ama'rari,
jelas kulihat paman, enda'bada'ang aku si betutur,
jangan bilang aku bertutur, Anak Agung wah betenga',
Anak Agung menuju ke timur, desa Rarang si'na gisi,
desa Rarang sudah dikuasai, endah rarah suaran tambur
riuh-rendah suara tambur kedengaran.
kudengar.
799. Kepala kampung merasa 799. Keliang dasan pada jejah,
gelisah, Gereneng Lepak Montong
Gereneng, Lepak, Montong Tangi.
Tangi, selapu'na pada jejah,
semua merasa khawatir, bepamit W mamV Nursasih,
pamitan pada Mamik uwah kican iya bepamit,
Nursasih, pano aning dasan selapu',
setelah diberi izin pamitan, lain malik tekocapang,
pulang ke dusun semua, Ida Wayan dateng Tangi,
lain lagi ditutuikan, Ina' Manis gancang matur W
Ida Wayan sampai di Tangi, Ida Wayan.
Inak Manis berhatur pada Ida
Wayan.
800. Ingat-ingatlah tuanku 800. Dawek iling ratu pedanda,
pedanda, Tangi Gereneng uwah
Tangi Gereneng sudah bebalik,
berontak, Lepak Tuntang Surabaya,
Lepak Tuntang Surabaya, dawek gelis ratu magingsir,
silahkan cepat tuan Ida Manggis nu belari,
menyingkir, sugul tai merebek entut,
Ida Manggis lalu berlari. gewar isin dalem desa.
210

keluar tainya berentet gita'Ida si'pelai,


kentutnya, pada gewar begeluduk pale'
panlk seluruh isi desanya, Ida.
melihat Ida Wayan berlari,
tergupuh mengejar si Ida be-
ramai-ramai.

801. Amak Seneng mengambil 801. Ama'Seneng demak timas,


parang, Ama'Kowa'demak ladik,
Amak Kowa menyambar keris bue'isi'na sanda',
pisau, Ama'Dama demak gegitik,
kerisnya sudah habis meris bate' ndara'masih,
digadaikan, pada mesanda selapu'na,
Amak Dama meraih Papu'Irah demak jungkat,
pentungnya, Papu'Dirayu demak kandik,
kens parang tak ada lagi, Ama'Raseman demak na pe-
sudah digadai semuanya, lembah pancar.
Papuk Irah menyambar
tombak,
Papuk Dirayu mengambil
kapak,
Amak Raseman menyambar
pemikul jala.

802. Ida Wayan tunggang lang- 802. Ida Wayan nyusur nyunibang,
gang, reba'ures na pelai,
jatuh bangun ia berlari, berot mancat dara'pegat,
mencret mengucur tak peno'kancut bekaleping,
habisnya, nde'na asa sugul tai,
penuh cancutnya menempel, sok na maka andang julu,
tak sadar keluar tinjanya, berari na andang daya,
asalkan menghadap depan ngerasa susah dalem piJdr,
saja, Ida Wayan nangis nembang
berlari menuju utara, dang dang gula.
merasa sangat susah, di had,
Ida Wayan melantun tembang
Dangdang.
211

DANDANG

803. Amak Seneng mengejar di 803. Ama' Seneng memale'julu


depan, gati.
memikul parang, ponggo timpas,
sambil menyumpah serapah, sampV nyempata,
nih si babi telan olehmu, ne bawi uta'lentok,
biar sampai pecah ususmu, ade'na jangka bedah baduk,
Amak Seneng sangat marah, Ama'Seneng langsot kasili,
ia masih menyimpan dendam, entan si'lae'isi'na antemang,
dahrdu, wah tebait epone sejulu,
sudah diambil dadu judinya, tingkahsino si'ingetang,
itu yang masih diingatnya, memale'nyempata,
mengejar sambil memald, Balijadah Ama'Manggis,
hai Bali haram jadah si maeh ku serot baduk oda'.
Manggis,
mariku keluarkan usus
mudamu.
804. Akan kubedah biar keluar 804. Nane'ja'kuburakade'na sugul
taimu, tai,
begitu ucapannya, meno uni,
Amak Seneng mengumpat, Ama'Seneng nyempata,
Ida Wayan cepat sekali, Ida Wayan gancang lalo,
sudah masuk desa Rumbuk, was tama W desa Rumbu',
warga Tangi mengejar pula, sekep Tangi memale'masih,
Jro Hiderat menghadang, Jro Hiderat ngadang,
nanti dulu mengejar, baresjulu'Ida Wayan,
saya menjaga Ida Wayan, Ama'Seneng,
Amak Seneng, rtyenyumpak sampi'na nyedi,
memaki sambil peigi, ngerodok bawi ne emah.
"Nih telan olehmu babi
haram."
805. Tak tersebutkan si Amak 805. Nde'na kocap Ama'Seneng si'
Seneng pergi, nyedi,
terkisahkan, Nde'na kocap Ama'Seneng si'
lagi si Ida Wayan, nyedi,
penuh kotoran di sarungnya, keceritan,
sambil ia tersedu-sedu. malik Ida Wayan,
212

sedih mengenang nasib awak, peno tai lai'kereng,


yang dibuang oleh Gusti sampi'na bangkus angkus,
Komang, ase'lalo'na gita'diri,
tak malu ia menangis, si'ta teteh isi' Gusti Komang,
ingusnya macam pikulan, nde'na lila bangkus-angkus,
lalu tertawa Amak Rumiwang idus na mara'pelembah,
Jro Mertaji, banjur lere',
menekan perut tertawa geli. Ama'Rumiwang ro Martai,
tekek tian bepalengan.
806. Berucap Amak Lumiwang, 806. Banju matur Ama'Rumiwang
segera, no gelis,
dari jauh, lekan renggang,
tak tahan ia mencium, nde'na kawe ambu'iya,
kotoran yang penuh di si tai na peno kereng,
kainnya, matur sampV nancemur,
berucap sambil tersenyum. duh dewa ratu pedanda kaji,
dub, tanku dewa ratu, apa ara'ratu pedanda,
ada apa ratu pedanda, sangka dakaji ngangkus
sebab tuan menangis tersedu, angkus,
Ida Manggis lalu menjawab, Ida Manggis manjur nimbal,
aku lelah, aku lelah,
dikejar oleh orang Tangi, tepale'si'kanak Tangi,
hampir aku mati oleh Amak das ku mate si'Ama'Seneng.
Seneng.
807. Lagi beihatur Jro Mertaji, 807. Malik matur Jro Mertaji,
dari jauh, leman renggang,
tak tahan ia mencium, nde'kawe arhbu'iya,
berujar sambil tertawa, matur sampi'na lere'bae,
sampai hamba tak tanda, nde'kaji aku'pengkai ratu,
tuaii^u cengengesan, ruen dekaji cergih-rengih,
hamba kira orang gila, keneng kaji tau ogang,
kain tuan habis berceleraotan, wastra pengkaji bue'belamut,
lihatlah kotoran tuan me- ene ruen tai perikak,
lengket, Ida Wayan bemanik sambil na
Ida Wayan berkata sambil nagis,
menangis, berembe baejari entan.
bagaimana pula caraku.
213

808. Jio Mertaji beikata lagi, 808. Jro Mertaji malik maturjgelis,
silakan ratu, dawekratu, . -hi
menyingkir sekarang, magingsir perneka,
hamba akan membuat kaji lepas aka( none, kv .i i g
muslihat, dekqji too'angen bafur^
tuan tabu had mereka, pilih wah pada bebalikiou
ikut berontak bersamaSakra, milu eongah turut Sahp^j
begitulah ucapan si Mertaji, Jro Mertaji menp<Uur,r:Qi
Ma Manggis cepat bangun, Ida Manggis ures gencagg,
mengurut perutnya, popottiyan, .
sampai dim luar desa mencret dateng luar kuta suguijai,
lagi. tama kebonsugullendang.
masuk kebim keluar ke
padang.
809. Toleh-toleh si Ida beijalan, 809. Kecengor keeelek lelampan
membawa tongkat, Ida Manggis, 'i >.l ii
untuk menyaru diri, bentek tunjang,
agar dikira gembala kerbau, isi'na sarung diri'na, . -:
beijalan semakin ke timur, nde'na teparanpengaretkap^:^
sampai di Pancor bertemu, pelumbaran sc^an timp',
dengan si Jro Mehram, dateng Pancor banjur;:bedait,
Jro Mehram beihatur, si'tangket Jro Mehram,,,;
ada apa ratu pedanda, Jro Mehram belatur,,
tuanku terengah engah, apa ara'ratu pedanda,
penuh kotoran pada kain dekaji benggas enggas,
tuanku, tai doang li' wastran dekaji,
tak tahan menciumnya. nde'ta kmva ngadukiya.-;
810. Sangat lupa diri si Ma 810. Sanget lupa' li' ragena Ida
Manggis, Manggis,
hilang ulahnya lalu malaim, telang lelah banjuran peteng
duh Ratu Agung, desa, \,.r
tuan diam di sini kujaga, Jero Mihram matur adeng,
karena hamba tak berontak, duh dewa ratu Agung,
tak ikut bersama Sakra, dekaji mero sanggrahin kaji,
sambil menunggu pasukan mapan kaji nde'eongah,
Mataram, li'Sakra nde'kaji nurut,
beribu-ribu. laun anteh sekep Mentaram,
214

bedil tombak balk pasir, beribu-ribu,


lebur sehari si Sakra itu. bedil tumbak mara'gesik,
lebur selama'desa Sakra.
811. Terlalu malu si Ida Manggis, 811. Lebih sengap Ida Wayan
sampai tak mendengar, Manggis,
ucapan Jro Mehram, Nde'na denger,
di kala malam dini ban, atur Jro Mehram,
Ida Wayan minggat, petengparek menah bete',
tak putus ia bemazar, Ida Wayan nyedi beterus,
kalau aku bisa sampai nde'na betelah besesangi,
Mataram, man ku bdu dateng Mentaram,
kupotong babi tiga, ku semeleh bawl talu,
aku membuat ebatan sate ku ngebat nyafa lawar,
lawar, ku bebantel,
aku buat sajian, bilang sanggrah miru tarik,
setiap sanggah dan mini ngeno sesangin Ida Wayan.
semuanya,
begitu kaul si Ida Wayan.
812. Menuju timur si Ida Manggis, 812. Ojok timu' pelumbaran Ida
sampai di padang, Manggis,
sampai di kaki Lenek Barak, dateng lendang,
sampai di wilayah Korleka, tipa'kokoh lenek bara,
beijalan sampai diMudung, taekjajahang korleko,
hari sudali siang, kelelampan dateng mudung,
Ida menampak lautan, wayan Jelo sengker tengari,
semakin sedih tersedu-sedu, Ida nyingakin segera sayan
bertedung tangan melihat iro' ngangkus,
lautan, tedong ima tangga' segara
duka nestapa, ase'lalo',
mengenang diri tersia-sia, li' ragan kesiya siya,
meratap mengisak tangis bangkus angkus mesa'mesa'.
sendiri.
813. Lalu berbelok si Ida Manggis, 813. Ngengohi lumbar Ida Wayan
menuju utara, Manggis,
tak teikisahkan peijalanannya, ojokdaya,
Iain pula tuturan kidung, nde'ta kocap li'langan,
alkisah ada seorang gusti. wah dateng W kidung,
215

bemama Made Belosok, keceritan ara pra gusti.


dia bangsa Praratu, Made Belosok aran na,
berkuasa di desa Pohgading, iyasino pra ratu,
sekarang tersebutkan, li'Pegading iya ngeraksa,
Jro Inarsa Jro Rais, nehe kocap,
melapor kepada juragan Jro Inarsa Jro Ra'is,
Balinya. matur li'pemekel Bali na.
814. Ampenan Gusti hamba 814. Meran Gusti kaji mau' horta
mendapat kabar, jati.
sangatlah pasti, janten pisan,
hamba mendapat berita, kaji mau'tuturan,
Sakra Pringga sekarang mem- Sakra Pringga congahnane,
berontak, bedil tumbak wah metambun,
bedil Lobok sudah tertimbun, meriam pejotwah taek tarik,
menerima pijit sudah dida- W Sakra wah bejajar,
ratkan, bedil bangsal ta kuwur,
di Sakra sudah beijajar, sabol sesak desa Sakra,
bedil Bangsal sudah Made Belosok,
dihimpun, tenjot berot sugul tai,
penuh sesak desa Sakra, demak keris banjur ngera-
Made Belosok, Jang.
teikejut mencretkeluar tainya,
menyambar keris lalu
melompat.
815. Jro Inarsa dengan Jro Rais, 815. Jro Inarsa bareng Jro Rais,
ikut di belakang, turutmudi,
sudah menyuruh meng- wah na besuru'ngadang,
hadang, au'tumbak salah kado,
membawa tombak tangkai Gsti Belosok banjur betem-
pendek, puh,
Gusti Belosok lalu bertemu, dengan si ngadang wah yatna
dengan penghadang yang su tarik.
dah siaga. Made Belosok terus ta galah,
Made Belosok lalu ditombak, kena kapur susu.
teikena dadanya. Made Belosok reba'mantang,
Made Belosok jatuh terlen- Jro Inarsa,
tang.
216

Jrolnarsa, bdre' hg IdnJro Rd'is,


bersama dengari Jro Rais, pada ule'li' bdlena.
lalu pulang ke riimah mereka.
816. Tak tersebutkan si Belosok, 816. Nde' kocap Made Belosok
tergeletak, nguring.
disebutkan, tekocapang,
lag! si Ida Wayan, malik Ida Wayan,
yang berpondok di Dusun si'mondok W dasa Bantek,
Bantek, mula tuduh belo umur,
mula nasib panjang umumya, mula takdir sang hiyang widi,
takdir Allah Maha Kuasa, banjur mail'kepedasan.
maka iapun mendal^atkan Made Belosok wah melunjur,
kepastian. banjur nyedi Ida Wayan,
Made Belosok sudah mati, telang musna Wayan
lalu pergi si Ida Wayan, Manggis,
hilang musnah ' Wayan malik kocap desa Sakra.
Manggis,
dituturkan lagi desa Sakra.

DURMA

817. Sudah mufakat kala sudah Siy.Uwah mufakat menah desa


siap, medab deban,
warga Lenting, Tangi, kaula Lenting Tangi,
Lepak,Tuntungi Surabaya, Lepak Tuntang Burebaya,
kabar Rumbuk, Keselet, kabar Rumbu'Keselet Songa',
Songa, ule'anihg Sakra tarik,
pulang semua ke Sakra, sekep bedil tumbak,
bersenjata bedil tombak, wah tegep takilan nasi':
sudah siap bungkusan nasi-
nya.

818. Terang desa kentongan ber- 818. Menah desa muni kulkul
bunyi, banjur leka',
Tuan Guru Haji Ali, _ Tuan Guru Haji Ali,
diiringi keluar desa, tiring sugul desa,}
penuh di sawah Pegondang, sesek W bangket Pegondang,
akan menyerang Suradadi, pada gebuk suredadi.
217

ada sampai di Pindak, ara'dateng Pinda',


separuhnya sampai Maji. separo dateng uW malik.
819. Tiba-tiba datang seseorang, 819. Bajur ara' dengan dateng
dia lancar bertutur, gegancangan,
musuh sudah sampai Kopang, sino teteh nuturin,
Anak Agung diiringi, musuh wah dateng Kopang,
bersama pasukan Bali, anak Agung mahiringan,
yang dituturi resah, kanca soroh sikep Bali,
lalu mereka pulang lagi. si'tetuturjejah,
banjur pada ule'malik.
820. Semua laskar pulang ke Sakra, 820. Selapu' na sikep tulak aning
bersiap di dalam desa, Sakra,
lalu mereka bertindak, li' dalem desa mecawis,
bersorak saling sahut, banjur pada bekerap,
kentongan berbunyi berbaur surak rame saling timbal,
bedil, kulkul muni awor bedil,
Tuan Guru sembahyang, Tuan Guru sembahyang,
mohon pertolongan AUah, nunas tulung lai'Widi,
dua rakaat si Tuan Guru lalu dua rakaat Tuan Guru banjur
Selam. besalam..
821. Kemudian mereka berzikir, 821. Banjur na pada sikir,
membaca doa peihimpunan, sdhegar pekumpulan,
dengan Redla Allah, saking sidca'Alloh,
berkat doa pujinya, berkat aran doa puji,
teikabul pennohonannya, kabul penunas,
dengan takdir Allah Rahman. saking takdir Yang Widi.
822. Setiap desa datang pemimpin- 822. Bilang desa pra kanggp dat
nya, eng selur sineluran,
menghadap pada Haji Ali, memarek li'Haji Ali,
berkat doa peihimpunan, berkat doa pekumpulan,
datang sepeiti diundang, dateng namara'wah tabada',
lalu mereka mufakat semua, banjur namupakat tarik,
luar desa yang lima, jaban desa si'lima,
mengikuti Haji Ali. saturut li'Haji Ali.
823. Hanya Rumbuk Pancor, 823.Amung Rumbu' Pancor
Kelayu, Pringgasela, Kelayu Pringgasela,
218

Pujut, dan Batujai, Pujut Ian Batujai,


itu masih tak iloit, sino masih manggah,
masih setia kepada Bali, IV Bali masih eman,
kita gampangkan ceritanya, gampang takocap Wtulis,
mulai bersiap-siap, mawa mecawisan,
akan berangkat menyerang gen leka'ngeregah malik.
lagi.
824. Raden I^rang Den Nuna 824. Raden Rarang Den Nuna te-
terkisahkap, kocap,
yang meronda bersama gusti- si'nyanggra ngiring gusti,
nya, itoli'Praya,
di sanadiPraya, Raden Ratmawan widagda,
Raden Ratmawa pintar, akalang pemekel Bali,
mempeidaya juragan Bali, dawek ratu pedanda,
silakan Ratu Pedanda, kaji andawegang peng kaji.
hamba mempersilakan
tuanku.

825. Ratu Agung memesan pada 825. Ratu Agung uninga ngapay-
hamba, ang titiyang,
agar tuan berkenan, mangde sawanca pengkaji,
menjaga desa Rarang, sanggra desa Rarang,
agarjangan hamba disaiigka, nde'kaji brung kebaosan,
oleh sang raja Batara, si'Batara kaji gusti,
silakan tuah bersegera, dawek gegelisan,
ke Rarang bersama hamba. betenga'kaji ngiring.
826. Jangan hamba disangka ikut 826. Jerah kaji kebaosan milu con-
berontak, gah,
biaikan Sakra saja tuan, alurang Sakra bae Gusti,
dapat dihasut, bau kepincukan,
Ida Bagus Cede berangkat, Ida gusti Gede lumbar,
teijerat ucapan manis, bau isi' mi manis,
tiba di desa Rarang, dateng betenga' W Rarang,
bersama Raden Ratmawa. Raden Ratmawa ngiring.
827. Sudah disajikan hidangan dan 827. Uah katurang majengan kupi
jajan, sanganan,
Ida Bagus Cede berujar. Ida Bagus Gde bemanik.
219

menyampalkan perintah, dauh pengandika,


kukuhkan kubu pertahanan kukuhang petak desa,
desa, pra raden liwah para buling,
para raden dan bangsawan, si' W desa Rarang.
di desa Rarang, matur sadika pengkai.
berhatur baik gusti.

828. Saking lajunya cerita 828. Saking gelis tuturang lain,


terkisahkan, tekocapang.
si Dewa pegasa Suradadi, Dewa si' W Suredadi.
Dewa bersegera, Dewa Rahi gegelisan.
ke Suradadi diiringi, batenga' mahiringan.
sudah sampai di Suradadi, wah dateng W Suredadi.
mau mengawasi desa, pekayunan sanggra desa.
bersama Gusti penguasa bareng gusti si' W Kesik.
Kesik.

829. Sudah sampai di Suradadi si 829. Uwah napak li' Suredadi


Cokorda, Cokorda.
para pemimpin di Suradadi, 'pra kanggo li'Suredadi,
duduk di hadapannya, napak li'arepan,
menghadap minta nangkil nunas pengandika.
pengarahan, Dewa Cokorda bemanik,
Dewa Cokorda berkata, ngumbe angen da pada,
bagaimana pikiran kalian, mapan sakra nane bebalik.
karena sekarang Sakra
berontak.

830. Beranikah kita menyerang 830. Banipada ta ngulahang gebuk


Sakra, Sakra,
atau kita menimggu, atawanda padangantih,
memperkukuh pertahanan kukuhang petak desa.
desa, anteh Sakra dateng ngeregah,
menunggu Sakra menyerbu, matur Bapa'Sriyati.
menjawab Bapak Sriyati, sila' ta ngulahang.
silakan Idta serang saja, lamun Sakra mesa'Kaji.
kalau Sakra biar hamba
sendiri.
220

831. Sakra akan lebur satu pagi, 831. Lamu sakra nde'na burung
ini pendekar di Suradadi, lebur selema',
sering dikeroyok empat ratus, eni labak W Suredadi,
memotong si Bapak Maja, sring patung samas,
kalau Sab^ berikan hamba, nimbal matur Bapak Maja,
Bapak Hiwang berujar lag!. lamu Sakra nunas kaji,
Bapa'Hiwang matur malik.
832. Kalau Sakra tangan sebelah 832. Lamu Sakra si' kaji singkurin
hamba, ne doang,
biar sekarang saja diremuk- juru mati' nane perjanji,
kan, kai aruan mesiyat,
supaya cepat hamba bertem- timpalin pramenak Sakra,
pur, sanggup pada tari bai,
melawani bangsaww Sakra, kendel Dewa Cokorda,
sanggupkah mereka mela- wayan malem serep sekali.
wanku,
lega hati Dewa Cokorda,
saat malam mulai mengantuk.
833. Lalu berbunyi meriam di 833. Bajur muni meriyem W desa
Sakra, Sakra,
untuk menjadi ciri, minangkajari ciri,
berbunyi tiga kali benmtun, muni telu kali undak,
desa Suradadi panik, desa Suredadi kewah,
Dewa Cokorda Rai, Dewa Cokorda Rai,
hatinya khawatir, pekayunan jejah,
dan Gusti di desa Kesik. lah Gusti si' W Kesik.

834. Mau balik biar malam, 834. Suka turun mana peteng pra
hati si Dewa sudah goyah, naneyan,
cepat iaberangkat, pekayunan Dewa wah ganjih,
menuju Kutaraja, gelis banjur lumbar,
Jro Sriaji ikut, bedaya W Kutaraja,
menyertai sampai Kutaraja, Jro Sriyaji milu ngiring,
si Cokorda Dewa Rai. ngiring dateng Kutaraja,
Cokorda Dewa Rai.

835. Tak lama di Kutaraja Cokoida 835. Nde'na sue li' Kuteraja
pergi. Cokorda lumbar.
221

langsung ke Cakra lagi, beterus naturun gelis,


melalui lintas utara, langan mimper dc^a,
parjang bila ditutuikan, belo yen tekocapang,
maka datanglah pagi lagi, menah desa kocap malik,
alkisah si Raden Rarang, kocap Raden Rarang,
menyika:t pemimpin Balinya. laksana'Pemekel Bali.

836. Adik-kakak Ida Bagus mati 836. Rat raka Ida Bagus Gde bar-
bersama, engsede,
si Pedanda tewas juga, Ian Pedanda sede masih,
mayatnya bertindih, bangke betetimpa,
semua Bali dibereskan, senuga'Bali tebue'ang,
tak ada tinggal lagi, nde'na ara'berua malik,
tak tersebutkan desa Rarang, eneng desa Rarang,
teikisahkan lagi desa Sakra. Sakra tekocapang malik.
837. Lengkap senjata lalu berang- 837. Ndpak sekep banjuran na
kat, lampa'
ke desa yang masih bersatu, W desa si'masih bekambis,
pada Bali masih dekat^ IV Bali masih menggah,
Rumbuk lalu diserbu, Rumbu'banjuran ta regah,
desanya dikepung, desa tekelipung gelis,
Rumbuk lalu menyerah, Rumbu'banjuran maserah,
laskar langsung ke timur. sekep betimu'sekati.
838. Menyerang Rancor, Kelayu 838. Regah Pancor kelayu masih
yang masih mendua, mekambis dua,
laskar Pancor, Kelayu semua, sekep Pancor Kelayu tarik,
berjajardi utara desa, ngambiyar baret desa,
bertemu senjata Sakra, betempuh Ian sikep Sakra,
lalu mulai dispraki, banjur mara tasurakin,
laskar Sakra mehdesak, sekep Sakra ngulah,
senjata Pancor menghindar. sekep Pancor ngilesin.
839. Masuk desa menunggu dalam 839. Tama desa pada ngantih
desa, dalemkuta,
lalu didesak lagi, maratadesekmaliki
Pancor, Kelayu menyerah, begade U'desa Sakra,
digadai pada desa Sakra, kancan guru Ian Kiyai,
para gum dan kiyai. manjur pada budal.
222

lalu mereka berangkat, sekep matulak malik.


laskar pulang kembali.
840. Sampai Sakra bermufakat 840. Dateng Sakra pada landing
lagi, reraosan,
mufakat menyerang lagi, mupakat beregah malik,
besok ke Pringgasela, lema'IV Pringgasela,
lalu malam pun tlba, banjuran na peteng desa,
malam hari mereka bersiap, kemalem na pada mecawis,
mempersiapkan bekal, sergepang takilan,
"sesuka hati berdendang cara semarang girang ngerakep
Bali. cara Bali.

ASMARANDANA

841. Di Kopang Mamik MuStiyaji, 841. Li'Kopang Mami'Mustiyaji,


di Batukliang Mamik' Batukliang mami'Jinawang,
Jinawang, beregah Bali Matenggo,
menyerang Bali Matinggo, sejelo prajani kalah,
sehari saja teikalahkan, Ian Bali si'li'Kopang,
dan Bali yang di Kopang, bangke sampai betetumpuk,
mayatnya bergelimpangan nina mama Bali Kopang.
bertumpuk,
laki wanita si Bali Kopang.
842. Tetapi pemimpin Batukliang 842. Anging Jro Batukliang sedih,
sedih, kangen mami'teturunnang,
mengingat ayahnya ditahan di Jro Buru wah ngone',
Cakra, teturunang leman penyang-
Jro Bum sudah lama, gra,
ditarik dari pos penjagaan, leman Puyung tipa Cakra,
dari Puyung ke Cakra, lima olas tqngkat na turun,
lima belas orang temannya, Ian bijana Lalu Wiraja.
dan putranya Lalu Wiraja.
843. Kehendak Raja Bali, 843. Pekayunan Raja Bali,
Jro Bum akan dibunuh, Jro Buru mula ya'teseda',
karena ia sudah dinyatakan, pan iya mula keraos,
berontak bersama Cakra congah bareng Sakra Praya,
Praya, prakanggo timu'Babak,
223

para pemimpin timur Babak, keraos unteng Jro Buru,


Jro Bum dianggap biangnya, mainan nyerek ta seda'.
maka dibuniih si Jio Bum.
844. Ditutuikan pula, 844. Jflri tekocapang malik,
desa Pringgasela dibicarakan, desa Pringgasela munggah,
karena warga Bali banyak, mapan soroh Bali lue',
laskar Sakra tumn beijalan, sekep Sakra beterus lampa',
menyeibu desa Pringgasela, rengah desa Pringgasela,
karena warga Bali berkumpul, mapan soroh Bali kumpul,
laskar Sakra datang menye- sekep Sakra dateng ngere-
rang. ngah.
845. Pasukan sudah mengepung, 845. Sikep wah bedepih tarik,
di luar desa Pringgasela, luwar desa Pringgasela,
mereka mengamr gelaran, ambiyar pada derek,
bersama membangun sorak, tarik na mangkeban surak,
Bali di dalam desa, Bali si'IV dalem desa,
Pringgasela panik semua, Pringgasela gewar selapu',
keluar mengatur pasukan. nyugulin pada ngembiyar.
846. Kemudian mereka saling tem- 846. Banjuran pada seling bedil,
bak, surak rame betimbalan,
sorak ramai bersahutan, soroh Bali bededengser,
si Bali beijingkrak, ngigelpada besesumbar,
menari sambil sesumbar, ne tulen macan Pringgasela,
ini tulen macan Pringgasela, pepadun Betara Agung,
pendekar si Batara Agung, ne labakna IV desa Pringga.
ini benteng desa Pringga.
847. Mereka pim bertempur sengit, 847. Awor pesiyatna gelis,
beradu tombak dan kelewang, betempuh tumbak kelewang,
sem pertempuran bedil ramai, rames slat bedil rame,
bangkai berserak bersusun, bangke sarrq>al betetimpa,
laskar Bali berlindung, sekep Bali mekilesan,
kalah tempur mereka mundur, kapes siyatpada surut,
laskar Bali masuk desa. sekep Bali tama desa.
848. Mendesak semua mengepung, 848. Bedesek tarik bedepih,
dibakar desanya, tesedut dalem desa,
lalu kalah seketika. banjuran kalah per nane.
224

desa Pringgasela teibakar, desa Pringgasela julat,


lalu turunlah malam, banjuran peteng desa,
yang menyerang miindur, si'beregah pada surut,
berangkat pulang semuanya. budalule'selapu'na.
849. Bali Pringgasela bersih, 849. Bali Pringgasela bersih,
sisa mati teriimta-lunta, sisen mate kepasat pasat,
mengungsi hutan terpencar, ngungsi gawah sara tempuh,
banyak yang mati kelaparan, lue' mate kelapahan,
ada teijatuh di tebing, ara'terV W sesongkang,
ganti tersebut dalam kidung, pegentV mungguh W kidung,
disebutkan Bali Swela. tekocapang Bali Swela.

PANGKUR

850. Semua bennusyawarah, 850. Tari tanding reraosan,


Bali Swela mendapat berita Bali Swela pada mau'tuturan
pasti. jati.
Made Blosok sudah mati, Made Blosok wah melunjur,
dibunuh diperdaya, teseda' teakallang,
oleh Jro Rais dan Jro Inarsa, si' Jro Rais Jro Inarsa pada
Bali Swela takut, patuh,
mengkhawatiikan laskar Bali Swela padajejah,
Pohgading. marapang sekep Pegading.
851. Semua sudah berangkat, 851. Selapu'na pada budal,
pularig ke desa Pringga semua, pada ule' aning desa Pringga
berkumpul di Pringga, tarik,
tersebut di situ ada Gusti Bali Apit Ai'selapu',
Praratu, bekuwur aning Pringga,
Komang Gredek namanya, kocap ito arak Gusti iya pra
dipercaya oleh Raja bali. ratu,
Komang Gredek aran na,
tandelang isi'raja Bali.
852. Alkisah di desa Pringga, 852. Tekocapang W desa Pringga,
Lalu Ayub Guru Usman be- Lalu Ayub guru Usmdn men-
Tunding, graosin,
membicarakan Bali yang raosang Bali si' bekuwur,
berkumpul. Lalu Ayub mula widagda.
225

Lalu Ayub memang pintar, ririh ngales akallang Bali se-


licin alot memperdaya Bali, lcq>u',
Lalu Ayub lalu berangkat, Lalu Ayub banjuran leka',
menghadap pemimpin Bali. memarek U'pemekel Bali.
853. Tiba lalu menghatur sembah, 853. Sedateng na memarek nyem-
melapor Lalu Ayub pada si bah,
Bali, Lalu Ayub matur IV pemekel
hamba jelas mendapat berita, Bali,
desa Sakra jelas berontak, kaji pedas mau'tutur,
Kopang,Rarang, Batukliang, desa Sakrajanten congah,
Jrowaru, Kopang Rarang Batukliang
Amasbagek, Kalijaga, Jrowaru,
Lenek semua berontak. Hamas bage'Kalijaga,
Lenek pada congah tarik.

854. Pringgasela diseibu kalah, 854. Pringgasela tegebuk kalah,


habis ditangkap dijarah ter- bis ta bau tejarah kao sampi,
naknya, sisa mate berari turun,
sisa mati berlari ke Cakra, Bali si'W Pringgasela,
Bali di Pringgasela, kepasat pasat taek gunung,
terlunta-lunta di gunung, ngeno kaji pulih horta,
begitulah hamba dapat berita, sila' baosang kaji Gusti.
silakan tuanku beri arahan.

855. Jro Pegading ikut berontak, 855. Jero Pegading milu congah,
Jro Inarsa dengan Jro Rais, Jro Inarsa si'tangketJro Rais,
Made Blosok diperdaya ke Made Blosok takallang turun,
Cakra, mate'na iya W langan,
lalu dibunuhnya di jalan, dawek ratu lamun patut kaji
gebuk,
silakan tuan sebaiknya kita senga'congah turut Sakra,
serang, ngeno si'na ngakallang Gusti.
begitu dia memperdaya
juragannya.

856. Komang Gredek yang diakali, 856. Komang Gredek si' takallang,
terperdaya terkena iicapan kepiricukan kebauan si' uni
manis, manis.
226

memang putaian desa mula tuduh desa menu,


demikian, GustiKomang Gredek nimbal,
Gusti Komang Gredek pikir sala' si'na nimbal adu,
menjawab, Laiu,
urang pertimbangan men beresjuiu'wah na tcpak,
jawab, gampang pisan desa Pega
duh lalu nanti setelah lengkap, ding.
desa Pegading soal gampang.

857. Tetapi sekarang Nuna se- 857. Lagu'none muna kena',


baiknya, siia'Lalu periri kanak si'beri',
silakan atur anak-anak dulu, bagus tatong iya turun,
bahwa ia ke Cakra dulu, nde'na sopo'pengerasa,
supaya satu yang kita hadapi, Laiu Ayidf hegar manah sam-
Lalu Ayub lega sambil tertun- bii nundu',
duk, patut gati manik da kaji.
benar sekali ucapan tuanku.

858. Jangan sampai kita didahului, 858. Enda'ta temah kejulun,


oleh Pegading sebaiknya kita si'Pegading bagus aruan bae
cepat, memargi,
nanti dia datang duluan, iaun iya dateng juiu,
Pegading datang menyerbu Pegading ietbegebuk Pringga,
Pringga, Komang Gredek iamun meno
Komang Gredek beikata, Lalu,
"Nanti malam aku berangkat, iaun biyan tiang ieka',
tengah malam ketika sepi." tengah malem nyeka sepi.

859. Lalu Ayub berhatur sembah, 859. Laiu Ayub matur nyembah,
"Baiklah tengah malam hamba patut meno tegah maiem kai
seita." ngiring,
Lalu Ayub mohon pamit, Lalu Ayub pamit manjur,
pulang ke rumahnya, uie'aning baiena,
sampai di rumah bermusya- dateng bale tanding
war^, reraosan banjur,
sepakat bicara lalu bersurat, mufakat raos mara nyurat,
surat selesai diantar segera. suratjari tatong geiis.
227

860. Ke Pegading Jip Inarsa, 560. Li'Pegading Jro Inarsa,


Jio Rais lalu membaca surat, Jro Ra'is banjuran iya maca
tercantum di surat ia menyu- tulis,
ruh, mungguh W surat besuru',
agar di hadang di Kali Pede', kokoh Pede'pon na ngadang,
karena si Bali semua akan ke mapan Bali selapu'na gena
Cakra, turun,
agar ia dibunuh semua, si na mate'iya selapu'na,
laki wanita tua muda. nina mama bele'beri'.

861. Mereka berangkat tengah ma- 861. Tengah malam pon na leka',
lam, banjur tutu' wiraosan dalem
sudah selesai pesan dalam tulis,
surat, Jro Inarsa banjur besuru',
Jro Inarsa lalu menyuruh, soroh si'ta kasub kuat,
bangsa yang tersohor kuat, kancan satus telung dasa so
seratus tiga puluh pendekar, roh pepadu,
beqalan menyusur gelap, lampa'bepeteng petengan,
menunggu di Kali Pedek. kokoh pede'pon na ngantih.

862. Mereka segera bersiap ber 862. Am'gati berjap lampa',


angkat, pada lampa' nina mama bele'
berangkat laki wanita besar beri',
kecil, sirep sekali leka'turun,
sekira jam sembilan ber nde'na kocap W langan,
angkat, tarik dateng kokoh Pede'
tak teikisabkan di jalan, banjur tetempuh,
sampai di kali Pedek bertemu si' ngadang,
penghadang, mangkeban surak,
saling soraki, beriyuk pada bebedil.
lalu serentak menembak.

863. Lalu sem pula pertempuran, 863. Beterus rame pesiyatan,


lai wanita si Bali mati ber- nina mama Bali mate beger-
gelimpangan, inting,
separuhnya mati karena batu, separo mate si'batu,
tak tabu kawan dan lawan. nde'na tao'musuh roang.
228

sisa mati tetkesiap berlari ke sisen mate kemelas tae' IV


gunung, gunung,
warga Bali yang muda, neke Bali si' bajang-bajang,
dibawa ke Pohgading. ta Jau'aning Pegading.

ASMARANDA

864. Kita tinggalkan Pringga, 864. Eneng desa Pringga Pega


Pohgading, ding,
terkisahkan desa Mujur, desa Mujur ketuturan,
Jro Tigara gelisah resah, Jero Tigara kewah nane,
berutusan ke Sakra, barutusan tipa'Sakra,
Marong dan Ganti benitus, Marong Ganti barutusan,
kepada si tuan Guru, tipa'laV Tuan Guru,
agar datang pasukan Sakra, ade'na bebat sekep Sakra,
mengawal Mujur Marong sangra Mujur Marong Ganti.
Ganti.

865. Haji Ali bermufakat, 865. Haji Ali mangraosang,


dengan pemimpin yang lain, tangketpra kanggo si'loe',
ke Lepak, Surabaya, aning Lepak Surabaya,
Tuntang, Greneng, Lenting Tuntang Gereneng Lenting
Songak, Songa',
Denggen, Keselet, Kabar, Denggen, Keselet, Kabar.
Rumbu, Rumbu',
Jro Nursasih Sakra pergi. Jero Nursasih Sakra leka'.

866. Diiiing dua ribu, 866. Mahiringan duang tali,


sampai di Mujur berpondok, dateng Mujur bapondokan,
Jro Tigara berhatur seksama, Jero Tingara belatur teteh,
ihwal Pujut beimuka dua, tingkah Pujut Bakambis dua,
Batujai masih dikawal, Batujai masih ta sanggra,
Gusti Ketut Gosa menjaganya, Gusti Ketut Gosa nunggu,
itu sebabnya bersisi dua. meno karana makambis dua.

867. Beikata Mamik Nursasih, 867. Ngandika mami'Nursasih,


"Besok pagi kita berangkat. lema'aru pada lampa'.
229

menyeibu Pujut dan Kawo, gebuk Pujut timpal Kawo,


sekarang mengirim utusan, nanenta lampa'ang utusan,
kepada Guru Semail Praya." tipa'Guru Semail Praya,
Utusan langsung berangkat, utusan lampa'beterus,
ke Praya naik kuda. ojok Praya bajaranan.

868. Guru Semail sudah diberitahu, 868. Guru Semail wah teaturln,
hal diseibunya Pujut besok, tingkah ta gebuk PujutJema',
utusan sudah balik lag!, utusan uah bebalik ule',
sampai di Mujur memberi- dateng Mujur iya ngaturang,
tahu, lai'Jero Nursasih Sakra,
kepada Jro Nursasih Sakra, teteh isi'na belatur,
seksama ia melapor, serep jelo peteng desa.
matahari pun tenggelam.

869. Aikian fajarpun teibitlah, 869. Parek menah kocap malik,


laskar Sakra sudah siaga, sekep Sakra wah saydga,
juga Raden yang di Marong, miwah Raden si' W Marong,
laskar Ganti siap, sikep ne le'Ganti napak,
senjata sudah disiapkan, sekep pada mecawisan,
sudah selesai sembahyang uah bebassembahyang subuh,
subxih, beriuk pada andang bat.
bersama menuju ke barat.

870. Menghadapi Pujut dan 870. Ngarepin Pujut Ian Batujai,


Batujai, dateng sekep desa Praya,
datang laskar desa Praya, lekanbaretjari kaletek,
dari barat menjadi sayap, Pujut manjuran maserah,
Pujut lalu menyerah, nunas ica sabar semenda',
mohon kesabaran sebentar, masa sepan sabarjulu',
sabar dahulu tak terlambat, kedung Gusti ito nyanggra.
sebab si Gusti masih di situ.

871. Meronda di Batujai, 871. Nyanggra laV Batujai,


nanti kalau sudah pergi, lam lamun uah budal,
semua kami ini, selapu'tiang sasene,
akan ikut ke barat, pada bagulung andang bat,
tetapi sekarang apa daya, mara'nane hgumbe akal.
230

si tua dan muda agar samar, toa'kanak tuting saru,


karena dekat sekali ia me- si'na rapet tao'm nyanggra.
ronda.

872. Laskar Sakra pergi, 872. Sekep Sakra budal tarik,


kembali ke Mujur, tulak aning Mujur pada,
RadenMarorig Ganti pulang, Raden Marong Ganti ule',
di Batujai ditutuikan, W Batujai takocapang,
Gusjd Ketutu Gosa berangkat, . Gusti Ketut Gosa budal.
menwju desa Puyungv ojok na li' desa Puyung,
sampai Puyung menginap. dateng Puyung masanggra-
han.

873. Setelah ditinggalkan si Gusti, 873. Wasna bilin isi'gusti,


Pujut, Batujai, Penujak, Pujut Batujai Penuja',
semuanya berontak, pada congah maka selue',
selesai pembicaraan di Praya, siyos raos li'Praya,
sudah bulat mufakat, raosan wah mufakat,
menyerang Puyung bersama, regah Puyung sebarengan,
maka turunlah sang malam. kocap manjur peteng desa.
874. Sorak bersama bunyi bedil, 874. Surak sembareng si'bedil,
bersama mereka maju, beriyuk bareng ngulahang,
panik di dalam desa Puyung, dalem desa Puyung geger,
pasukan Bali mau melawan, sikep Bali ya'ngelawan,
menembak dari dalam desa, bdyedil leman desa,
bedil beibunyi benmtun, bedil muni balalutun,
sorak ramai bersahutan. surak rame batimbalan.

875. Laskar Praya sudah mendekat, 875. Sikep Praya uah bodepih,
masuk Puyung bersama, tama Puyung sembarengan,
laskar Bali panik, sikep Bali gewar encang,
berlari ke luar meninggalkan berari sugui bilin desa,
desa, rarut sugui selapu'na.
mengungsi ke luar semua, sekep Praya bejarah banjur,
laskar Praya menjarah, jarah pare selapu'na.
menjarah pasi semuanya.
876. Puyung sudah kalah seketika, S76.Puyung uah kalah perjani,
bangsa Bali sudah minggat, s'oroh Bali beterus budal,
rakyat Puyung terlunta-lunta. kaula Puyung kare are.
231

tak keruan nasibnya, nde'karuan jari temah,


yang menjarah minggar pula, si'bajarah padabudal,
berganti tutur dalam kidung. bagenti'mungguh it'kidung,
takocapang desa Sakra.
877. Tuan Guru Haji All, 877. Tuan Guru Haji Ali,
sedang bermusyawarah, pada tanding rerosan,
akan berangkat sekarang juga, gen na lampa'nane bae,
akan meronda desa Kopang, eya'na sanggra desa Kopang,
muridnya sudah siap semua, murip selapu'macawisan,
para bekel di wilayah timur, para bekel si'timu'timu',
Lenek, Pegading, Mamben, Lenek Pegading Mamben
Pringga. Pringga.
878. Mengiringi Tuan Haji All, 878. Ngiring Tuan aji Ali,
Bangsa Bugis Tanjung Luar, soroh kampung Tanjung Luar,
semua bersenjata bedil, sekep bedil maka selue',
tak kurang enam ratus, nde'na kurang telung ngatak,
berjalan mengukuti Tuan sekep bedil selapu'na,
Guru, leka' ngiring Tuan Guru,
penuh jalan bergerombol. peno'rurung ambal lambal.
879. Tak kurang dari tiga ribu, 879. Nde'na kurang telung tali,
sudah sampai di Kopang, was dateng W desa Kopang,
lalu beipondok di situ, pada mapondokan ito,
penuh sesak desa Kopang, peno'sesek desa Kopang,
mereka berunding, pada tanding raraosdn,
ke Praya sudah berutusan, W Praya uah barutus,
agar menyerang Kediri besok. gen regah Kediri Jema'.

PANGKUR
880. Semua pemimpin mufakat, 880. Selcq>u'pra kanggo mupakat,
akan menyerang desa Kediri, raraosan genna regah desa
maka tibalah pagi hari, Kediri,
kentongan bersahutan, peteng menah kocap manjur,
berangkat bersama Tuan Guru muni kulkul batimbalan,
Ali, beterus lampd'Tuan Guru tir
Haji Ali naik kuda, ing rrumjur,
sudah sampai Penentang Aik. Haji Ali tunggang Jaran,
was dateng penenteng Ai'.
232

881. Mulai mengatur gelaian, 881. Marabejajar ngambiyar,


laskarPeiaya,Penuja,Batujal, sekep Praya Penujak Batujai,
menjadi sayap selatan, ngaletekin lengan lau',
warga Jonggat sayap utara, soroh jonggat kaletek daye,
Sakra Tanjung Luar jadi sekep Sakra Tanjung Luarjari
ususnya, bebaduk,
lalu membangun sorak, banjuran mangkeban surak, ^
laskar Bali sudah siaga. sekep Bali was mecawis.
882. Pasukannya sudah digelar, 882. Baris na wah bejajar,
laski^Bali serenta menembak, sekep Bali sembarengan na
laskar Sakra Bangsa pelaut, bebedil,
membunyikan bedilnya, sekep Sakra soroh kampung,
ramal sorak bedil bagai gun- punV bedil sembarengan,
tur, surak ramesuaran bedil mara'
gelap mendesak si asap mesiu, guntur,
gelap sampai tak tampak peteng kalimut kukus hubat,
langit. peteng nde'na penggitan
langit.
883. Tak jelas kawan dan lawan, 883. Nde'na kanten musuh roang,
bangke Bali Islam bergelim- bangke sampai Bali Slam
pangan, bagarinting,
bersorak riuh bersahutan, surak rame seling sarup,
Bali Islam sama maju, Bali Slam pada ngulah,
seru bertempur pedang tom- pada rames tumbak kalewang
bak, batempuh,
bergerotak suara watang, bagaraontang suaran watang,
pedang berlaga api mimcrat sembar kalewang bapiyapi.
884. Berbaur musuh dan teman, 884. Awor musuh lawan rowang,
Tuan Gum diserbu bedil, Tuan Guru ta serung isi'bedil,
serenta berbunyi seribu pucuk, remba'muni bareng siyu,
pelum bagaikan hujan, mimis nde'na bina hujan,
Tuan Gimijatuh dari kudanya, Tuan Guru geri' leman jaran
tak ada cacat lukanya, banjur,
segera dikembuti muridnya. nde'na dra'tao'na cacat,
tasarogo isi' murip.
233

885. Gepat ia dilarikan, 885. Gelis manjur talariyang,


dinaikkan kuda lalu dikawal, tapataek li'Jaran banjur tabih.
Tuan Guru tewas, Tuan Guru sedebaterus,
beserta putranya bemama Ian anak aran Mustapa,
Mustapa, bareng seda W seding siat na
bersama tewas di medan laga, nu,

laskar Sakra panik, sekep Sakra pada kewah,


berlari asal berderap saja. kaparahparahpelai.

886. Mayat tak terfiitung, 886. Mun bangke nde;baun bilang,


berserakan di sawah Penen- bagalamparan li' bangket
teng Aik, Penenteng AV,
laskar Bali mendesak maju, sekep Bali ngulah narutuk,
lalu dibakar desa Jonggat, baterus ta sedut desa Jonggat,
mereka mundur sebab malam, pada surut mapan jelo uah
laskar Bali kembali lagi, serep manjur,
pulang menuju Kediri. sekep Bali malik tulak,
ule'selapu'li'Kediri.

887. Si orang Sakra balik pula, 887. Sarah Sakra pada budal,
semua memikul mayat, selapu'na pada tarik lembah
berjalan di gelap malam, mayit,
sudah sampai di Sakra, lampa'peteng pada beterus,
tersebut Raden Rarang uah dateng desa Sakra,
mengutus, kacaritan Raden Rarang iya
minta laskar ke Sakra, barutus,
agar datang seketika. laka'sekep laV Sakra,
ade'na turun perjani.

888. Akan mengawal Pringgarata, 888. Gena sanggra Pringgarata,


Jro Nursasih mengirim Jera Nursasih ngalekangang
pasukan, sekep gelis,
dua ratus orang berangkat, kancan satak lampa'baterus,
tenggelam matahari sampai serep jela dateng Kapang,
Kopang, tarik batelah selapu'na man-
berhenti semua berpondok, dak banjur,
pagi tiba berangkat lagi, menah desa pada lampa',
sampai di Pringgarata^ dateng Pringgarata gelis.
234

889. bertemu dengan laskar 559. Bedait Ian sekep Rarang,


Rarang, soroh Rarang budal bedaya
si orang Rarang berangkat ke tarik,
utara, gen na nyanggra li'Sedau,
akan meronda di Sedan, ta suru'made'kancan Sakra,
disuruh menginap si laskar sanggra desa Pringgarata
Sakra, maka selapu',
mengawal desa Pringgarata, isin desa Pringgarata,
isi desa Pringgarata, tanding raraosan tarik.
mereka bermusyawarah.
890. Semua berpikiran ingkar. 890. Pada biluk pangarasa,
Guru Danca segera melapor ke guru Danca nyerek turun
Cakra, ngedengan Bali,
kita percepat cerita, gampang takocapang IV
si Guru Danca yang ke Cakra, kidung.
tiba si Danca melapor lancar, Guru Danca ojok Cakra,
pasukan Bali berangkat, sedateng na Guru Danca teteh
menuju Pringarata semua. belatur,
sekep Bali baterus lampa',
ojok Pringgarata tarik.
891. Tak kurang dari sembilan 891. Swatara nde'na kurang kanca
ratus, sanga,
pasukan Bali semua mem- sekep Bali tarik pada jau' be
bawa bedil, dil.
Gura Danca mendahului, Guru Danca nyerek bajulu,
sudah sampai di Pringgarata, uah dateng Pringgarata,
begitu tiba si Sakra diperdaya, sedatengna sekep Sakra takal-
disuruh berpencar, ang bahjur,
laskar Sakra lain berpencar. tasuru'lalo ngambiyar,
kancan Sakra leka'tarik.

892. Semua sudah pergi, 892. Selapu'na pada leka',


tinggal seorang bemama made' sopo' iya aran Ama'
Amak Gamin, Gamin,
sedang membakar daging nyekana tunu' tunjukan
rusa, mayung,
beralasan sakit pemt. anggahhang diri'na sakit tian.
235

tak lama datang laskar Bali, nde'm ngone' sekep BaU da-
masuk desa Pringgarata, teng banjur,
Amak Camin lalu ditombak. tamain desa Pringgarata,
Ama'Camin banjur ta bedil.
893. Ada lima orang rebah, 893. Bareng lima pada reba',
Amak Camin mati terkena Ama' Camin mate bakat si'
peluni, mimis,
belum sempat makan daging- nde'man mau'kaken mayung,
nya, soroh Balipada bedab-ddban,
si orang Bali bersiap-siap, gawe'petak timu'Pringgarata
membuat kubu di timur kukuh,
Pringgarata, pia'petak kancan banya',
membuat benteng beramai- semendu banjuran Jari.
ramai,
sebentar lalu selesai.
894. Pasukan Sakra yang diper- 894. Sekep Sakra sa'takalang,
daya, dateng lendang Lowok kan-
sampai di Lowok mengatur dayan baris,
pasukan, ndara'musuh sepi suwung,
tak ada musuh sepi sunyi, galapg jelo pada budal,
liwat tengah hari bubar, malik ule' aning Pringgarata
pulang ke Pringgarata, banjur,
dilihatnya kubu kukuh kuat, gita'petak kukuh kekah,
laskar Sakra berunding. sekep.Sakra ntatur tarik.
895. Jelas di situ si Bali pengawal, 895. Pedas bali ito nyanggra,
lalu berangkat ke Rarang, pada leka' aning pondok
setelah tiba lalu beitemu, Rarang tarik,
Raden Rarang segera men- Sedateng banjuran batemu,
yapa, Raden Rarang geiis
mengapa anda ke sini semua, nyanyapa,
meninggalkan desa Pringga apa karana side lite pada se-
rata,
laskar Sakra lalu melapor. bilin desa Pringgarata,
Sekep Sakra matur tarik.
896. Seksama ia menuturk^, 896. feteh isi'ha hgaturang, ,
tinggal Pringgarata memasuk- satingkah na Pringgarata
kan Bali, tama'Bali,
236

sepolah tingkahnya diceri- sepolah tingkah m hue'katur,


terakan, Raden Rarang lebih duka,
Raden Rarang sangat marah, lamu meno lema' aru tabe-
kalau demikian besok kita se- gebuk,
rang, pada lampa'parek menah,
kita berangkat waktu subuh, jalan lau'ta ragahin.
melalui selatan kita serang.

897. Karena di situ tak ada per- 897. Apan ito ndara'petak,
tahanan, serep jelo kemalem pada me-
turuh malam mereka bersiap, cawis,
waktu fajar lalu berangkat, parek menah lampa banjur,
menuju selatan Pringgarata, tipa'lau'Pringgarata,
mereka pun menggelar najuran kandayang baris se-
pasukan, lapu',
laskar Sakra dan Rarang, sekep Sakra timpal Rarang,
mereka mengatur penyerang- banjuran kandayang baris.
an.

898. Sudah pagi lalu beijajar, 898. Uah menah mara bejajar,
mendekati desa bersorak dan depih desa surak sembaren-
menembak, gan isi' bedil,
ada yang masuk membakar, ara'na tama nyanyedut,
orang Pringgarata ricuh, kancan Pringgarata kewah,
laskar Bali tergopoh-gopoh, sikep Baii maserubutan pada
musuh dari utara selatan, gupuh,
tak keruan akan dihadapi. musuh leman lau'daya,
nde'karuan gentadangin.
899. Si orang Bali lalu beraksi, 899. Soroh Bali manjur mara,
menembak sambil berlari, puni'bedil maserubutan pelai,
karena desa sudah dibakar, mapan desa uah masedut,
orang Islam warga Pringga Selam isin Pringgarata,
rata, pada rarut nina mama maka
mengungsi laki wanita semua, selapu',
ada mengungsi ke orang ara'rarut ojok Slam,
Islam. ara'rarut ngungsi Bali.
ada mengungsi ke orang Bali.
237

900. Desa Pringgarata kalah. 900. Desa Pringgarata kalah,


Guru Danca dijumpai lalu Guru Danca tadait banjur ta-
diikat, talV,
direntang dan ditunda, takaletek banjur tatuntung,
setiap yang datang mengentuti semarang dateng entut otak,
kepalanya, eneng caritan raja Bali kocap
kita biaikan dia tersebut Raja manjur,
Bali, anak Agung lebih duka,
Anak Agung sangat marah, mepakat bagebuk malik.
mupakat menyerang lagi.
901. Lalu datanglah berita, 901. Banjuran na dateng horta,
Raden Rarang diberitahukan Raden Rarang taturin kanten
pasti, gati,
keputusan si Anak Agung, raraosan Anak Agung,
sekarang akan menyerang malik nane gen ngulahang,
lagi, jelo Jumat mule nde'na ara'
hari Jumat tak mundur, burung,
Raden Rarang memerin- Raden Rarang batanika,
tahkan, kerik sekep turun tarik.
mengerahkan laskar ke kota.
902. Berangkat ke kota laskar se- 902. Turun sekep gegelisan,
gera, pada napak ngantih
semua siap menuju pasukan, kakabar tarik,
ditutuikan si Anak Agung, kacaritan Opak Agung,
Ode Putu diiringi, Ode Puiu tiding lumbar, %
naik Joli berpayung kembar, langanjuli turpdyJihg kembar.
naik Joli berdua, Agung,
bersama Pedanda Ketut Sakti. langan juli kanca dua,
Ian Pedanda Ketut Sati.
903. Semua sama beipayung 903. Bepayung Agung dadua'na,
Agung, pangiring na nde'na kurang
pengiringnya tak kurang dua siyu,
ribu, si'siyu tumbak kalewang,
bedil tak kurang seribu, pada lampak tambur muni
yang seribu tombak kelewang, bagaluduk,
beijalan tambur bertalu-talu, pada leka'gagangsaran,
mereka beijalan teigesa, uah liwat W kokoh tarik.
sudah liwat di kali semua.
238

904. Raden Rarang sudah siap, 904. Raden Rarang Uah sfyaga,
laskar dipecah dua, bagi sekep tepia'dua bagi,
sepanih liwat selatan, separo langan lau'
sepanih liwat utara, separd langan daya,
Mu beijalan Raden Rarang baterus lampa'Raden
diiringi, Rarang tiring banjur,
beijalan tergesa-gesa, pada lampa'gagang saran,
semua akan membantu. pada mula gen nempongin.

905. Laskar Bali bersorak 905. Sekep Bali masurakan,


saling sahut suara bedil tiuh, saling sarup suaran
Laskar Rarang yang dari timur, bedil bagalintir,
timur, sekep Rarang si'langan timu',
membalas tembakan, nimpalan babadilan,
laskar Bali maju ke timur, sekep Bali pada ngulah,
Anak Agung di tengah, ojok timu',
dengan Pedanda Ketut Sakti. Anak Agung jari tenga',
Ian Pedande Ketut Sakta.

906. Sudah ke timur semua, 906. Uah batimu'selapu',


laskar Rarang yang sekep Rarang si' pada nem
menyangga, pongin,
datang dari selatan, pada dateng leman lau',
sekira delapan ratus orang, suwatara sekep domas,
bersorak bedil mengoyok ngangkat surak bedil muni
bumi, belalutun,
laskar Bali teikesiap, sekep Bali pada kamelas,
ditembak dari belakang. si'ta bedil leman mudi.

907. Berlmi berlomba-lomba, 907. Pada berarti maburrutan,


anak Agung dibanting dengan Anak Agung ta timpak
jolinya, bareng juli,
berlari sambil gemetiu, si'berari pada anggur,
si Pedanda juga dibanting, Pedanda masih tatimpak,
dengan jolinya pemikul ber bareng juli si' bekatir berari
lari, enggur,
diserbu oleh laskar Rarang, ta serogot si'sekep Rarang,
tombak dan pedang berkeca- tumbak kalewang mara tarik.
muk.
239

908. Bangkai tak dapat dihitung, 908. Mm bangke nde'bau bilang,


tewas Pedanda Ketut Sakti, beterus seda Pedanda Ketut
Anak Agung Gde Putu, Sedcti,
dibawa cepat berlari, Anak Agmg Gde Putu,
menderu laskar Rarang me- terendang berari gancang,
ngejar, bagaluduk sekep Rarang
menembak tak putusnya, si'na rutuk,
laskar Bali mat! berserakan. babedil nde' nara pegat,
sekep Bali mate ngarinting.
909. Beilari tak tentu arahnya, 909. Berari ke pasat-pasat,
ada mat!jatuh di tebing, ara' mate terV W iding
ada berbalik melawan, ngiding,
tak ada jalan berlari meng- mate ta pica'isi' batur,
amuk, ara'na babalik ngalawan,
dikeroyok laskar Rarang, nde'na ara' langan berari
sebentarlaluberes. mara ngamuk,
tepatung si'sekep Rarang,
semenda'banjur periri.
910. Mayat tak terhitung, 910. Mun bangke nde bam i bilang,
bergelimpangan di sawah ter- bagalampar W bangket
bujur, sintung ngelintir,
Pedanda dipancung, Padanda ta pmggal banjur,
dibawa kepalanya ke kubu, tajau'otak ojok petak,
kita tinggalkan tersebut desa eneng cerita takocapang desa
Gerung, Gerung,
niat ingkamya sudah kentara, angseng nganna uah ketara,
memang tajam pengamatan mula celang raja Bali.
Bali.
911. Raja Bali membicarakan, 911. Raja Bali ngeraosang,
desa Gerung jelas benontak, desa Gerung kanten mula
seketika berangkat diserbu, bebalik,
laskar Bali bersiap-siap, pra nane leka'tagebuk,
pasukan bedil dua ribu ber sekep Bali madab daban,
angkat, soroh bedil duang tali lampa'
sampai Gerung mengatur banjur,
pasukan, dateng Gerung iya ngam-
desa Gerung diberondong. biyar,
desa Gerung manjur ta bedil.
240

912. Desa Gerung panik, 912. De?a Gerung mekewdhan,


hiruk pikuk raden dan billing, merebutkan pra raden Ian pra
ricuh mereka men;^gsi, Baling,
tak ada mampu menghadang, kewah pada bariyuk rarut,
masuk hutan Kuripan berkum- nde'na ara'kawa ngandng,
pul, tama gawah gunung Kuripan
desa Gerung lalu kalah, lain bakuwur,
tanpa perang maka beres. desa Gerung banjur kalah,
ndara'siat baterus bersi.

913. Kita tinggalkan Gerung yang 913. Eneng Gerung si' uah kalah,
kalah, kacaritan Sekarbela congah
tersebut Sekarbela berontak malik,
lagi, keraosan daya biluk,
dicap ingkar, rua tadah mula bina,
sikapnya sudah berubah, tadahuh hang aning Cakra
diundang ke Cakra tak mau nde'na teduh,
hadir, Anak Agung sangat duka,
Anak Agung sangat niarah, keraosan uah bebalik.
dinyatakan sudah berontak.
914. Jelas Sekarbela berontak, 914. Janten Sekarbela congah,
para punggawa mengum- pra punggawa tebengang se-
pulkan laskamya, kep na tarik,
Sekarbela diserbu, Sekarbela iya'ta gebuk,
laskar Bali membawa tombak, sekep bedil tumbak napak,
lengkap laskar lalu berangkat, tebeng sekep Anak Agung
bangsa mamas pengawal, lumbar banjur,
bersinar gemerlapan. soroh mamas pengawinan,
tenang tandur bagaligip.
915. Di depan bedil beijajar, 915. Papucuk bedil bajajar,
pasukan tombak dan bedil baris tumbak baris bedil
teratur, matindih,
sudah sampai di Sekarbela, dateng Sekarbela banjur,
berpencar mengatur pasukan, bejajar pada ngamiyar,
sudah berdamping penyerang, uah be^ra'sundulan gunung
sayap pasukan mengitari, gunung,
berderet lalu menembak. kaletek baris mahideran,
badere'banjur babedil.
241

916, Warga Sekaitela, 916. Sorok kancan Sekarbela,


semua ke luar melawan, beriyuk sugul ngambiyarpada
mereka menghadang musuh, ninqjalin,
bedil berbunyi serentak, bareng pada ngulahang
bersahutan menggeluduk, musuh,
sorak ramai bersahutan, muni bedil sembarengan,
gelap gullta asap mesiu. batimbalan suaran bedil
magaluduk,
surak rame batimbalan,
peteng dedet kukus bedil.
917. Bangkai tak dapat dihitung, 917. Mun bangke nde'baun bilang,
Bali Islam berserakan, Bali Slam sampai sauh bagah
saling bum mereka, Linting,
mundur laskar Sekarbela, bum pada saling buru,
berlindung masuk desa, surut sekep Sekarbela,
melawan dari dalam desa, makilesan tama dalem desa
laskar Bali semakin mende- banjur,
sak. ngelawan leman dalem desa,
sekep Bali sayan badepih.
918. Dibakar separoh Sekarbela, 918. Masedut setoe'Sekarbela,
tenggelam matahari mundur si serep jelo baris budal sekep
Bali, Bali,
si warga Sekarbela, kancan Sekarbela banjur,
pergi mencari mesiu pelura, tutut bedil mimis ubat,
di Sekarbela Dinah disuruh, W Sekarbela Dinah iya' ta
pergi ke desa Sakra, sum',
minta bedil dan pelura. batenga'aning Sakra,
ngendeng bedil ubat mimis.
919. Tak tersebutkan di jalan, 919. Nde'na kocap li' langan,
berempat mereka sampai di maka empat uah dateng Sakra
Sakra, tarik,
menghadap di puri, memarel li' Jero banjur,
memohon pelura mesiu, pada nunas mimis ubat,
bersiap siap laskar Sekarbela, bedab daban sekep Sekarbela
Sekarbela beisiaga sudah, selapu',
gelap desa sudah siap. Sekarbela banjur siaga,
peteng desa was mecawis.
242

920. Maka datanglah pagi, 920. Menah desa kacaritan,


laskarya ball akan mendesak, sekep ball genna ngulah hang
desa Sekarbela diserang, tarik,
melawan si Sekaibela, desa Sekarbela tegebuk,
sudah siaga bedil tombak desa Sekarbela melawan,
kukuh, uah siaga bedil tumbcdc pada
laskar Bali mendesak, kukuh,
dari jauh memakai bedil. sekep Bali iya ngulah hang,
leman renggang ngadu bedil.
921. Bila diserang terus-terusan, 921. Yen tabagebuk ta patarusang,
Sekarbela pasti hancur, Sekarbela nde'na burung gen
tetapi Anak Agung bersiasat, periri,
dihentikan penyerangan ke lagu'akal Anak Agung,
Sekarbela, ta capuh hang Sekarbela,
tersebut Batujai dan Penujak, kacaritan Batujai bareng
bersama rakyat besar kecil. Pujut,
kadengang Bali batenga',
sekep Bali batenga'tarik.
922. Tetapi pemimpin di Penujak, 922. Nanging pra kanggo W
tak sepaham dengan pem Panuja',
impin Batujai, nde' ssaturut W pra kanggo
Penujak lalu digempur, Batujai,
dikepung desa Penujak, Panuja'taregah banjur,
setengah hari sudah beres di- tekalipung desa Panuja',
bakar, . sepelengjeloperjanian bau ta
mengungsi penguasa Penujak, sedut,
bersama rakyat besr kecil. rarut pra kanggo Panuja',
bareng kaula bele'beri'.
923. Mengungsi desa Sakra, 923. Budal rarut ngungsi Sakra,
teikisahkan permenak Pujuh, kacaritan pra menak Pujut
dusun Tuban tak seturut, malik,
masih disangka mengikuti dasan Tuban nde'saturut,
Sakra, masi menggah turut Sakra,
tersebut Mujur lalu berutusan, takocapang Mujur banjuran
ke Sakra segera, barutus,
utusan sudah berangkat aning Sakra gagalisan,
semua. utusan uah lampa'tarik.
243

924. Ke Sakra naik kuda, 924. Ojok Sakra bajaranan,


sampai Sakra sang utusan dateng Sakra utusan mcamrek
menghadap, getts,
utusan seksama melapor, utusan tetah belatur,
kepada pemimpin Sal^, lai'pra kanggo Sakra,
ihwal Bali mehyerang Batujai, tingkah Bali regah Batujai
Anak Agung sudah ke sana, mesedut,
Batujai dijaganya. Anak Agung uah batenga',
Batujai ta sanggrahin.

925. Mamik Kertawang Sakra ber- 925. Mami'Kartawang Sakraleka',


angkat, ojok Mujur mairingan duang
ke Mujur diiringi dua ribu tali,
pasukan, kocap wah dateng Mujur,
sudah sampai di Mujur, banjur leka'ang utusan,
lalu mengirim utusan, sedateng na utusan teteh
si utusan bertutur seksama, belatur,
Raden Ratmawa berangkat, Raden Ratmawa baterus
diiringi menuju Mujur. lumbar,
ojok Mujur iya tairing.

926. Sampai di mujur bersiap-siap, 926. Dateng Mujur medab-daban,


membuat kubu di Presak mara metak W timu' Presa'
Pejanggik, Fejanggi',
warga S^a sebelah selatan, soroh Sakra larigan lau',
bersama membuat kubu, pdda bareng gawe'petak,
sudah selesai sepakat me- uah jari mupakat gen
nyerbu, bagebuk,
mengatur laskar setiap desa, tapakang sekep bilang desa,
Sakra Rarang sudah dike- Sakra Rarang uah makerik.
rahkan.

927. Menuju Mujur semuanya, 927. Arung Mujur madab-daban,


Uwak Tertik si kepala Bugis Wa' Tertik kepala kampung
diiringi, iyateiring,
bersenjata bedil semuanya, sekep bedil maka selapu',
sampai di Mujur siap, dateng Mujur pada napak,
laskar Sakra Rarang beikum- sekep Sakra sekep Rarang
pul. padakmtpul.
244

akan menyerang b^ok, mula gen bagebukjema',


sama-sama pember^. pada bereng loang tai.

928. Ada Penuja Baralantan, 928. Ara'andang Baralantan,


laskar Praya mpnghadapi sekep Praya ngondangin
Batujid, Batujai,
Rarang Sakra menyerang Rarang Sakra regah Kawo,
Kawo, peteng menah kacarltan,
maka timbulah pagi, muni tambur sekep macawis
berbunyi tambur bersiap selapu',
semua, tumbak bedil uah sayaga,
tombak bedil sudah siap, leka' ngulah ngambiyar tarik.
berangkat menyerang mende-
sak musuh.

929. Mereka maju serenta, 929. Pada ngulah sembarengan,


Rarang Sakra serempak me- Rarang Sakra pada remba'
nembak, punt bedil,
si orang Kawo maju semua, sekep Bali pada sugul,
pasukan tombak menari-nari, nimpalin pada babedilan,
semua maju menghadang soroh Kawo ngulahang mama
musuh. selapu',
beriuk tumbak ngigel doang,
beriuk pada ngulahang tarik.
930. Maka tombak pun berlaga, 930. Banjuran batempuh tumbak,
dari Pijot bernama Mamik leman Pijot iya aran Mami'
Dirasih, dirasih,
menghunus pedang lalu seret kalewang mara ngamuk,
mengamuk, rnau'na nyemate'lima,
dapat membunuh lima, sayari ngulah sekep Kawo
semakin mendesak Kawo pada ngamuk,
mengamuk, sing dcueng pada masiyat,
siapa datang lalu bertempur, sekep Sakra pada mirik.
laskar Sakra menyisih.
931. Mundur berlindung, 931. Surut pada makilesan,
tambur tertinggal dibanting, made'tambur tatimpak banjur
lalu diambil oleh musiih, tabilin,
dari Sakra mati dua. payu tabait isi' musuh.
245

ketiga Bugis Pijot bemama lemanSakra mate dua,


Kamumung, telu kampung leman
tenggelam matahan l^u balik, qran Kamumung,
pulang ke kubu meieka. bian jelo pada tulak,
ale'aningpetak tarik.

SINOM

932. Menyerang bertunda-tunda, 932. Baregah balalahg-lalang,


Rarang Sakra banyak yang Rarang Sakra bae belit,
pulang, banjur na dateng horta,
IMu datanglah berita. iya'baregah raja Bali,
Raja Bali akan menyerang, Rarang Sakra wah mecawls,
Rarang Sakra bersiap-siap, tebeng sanggra petak Mujur,
ketat pengawalan kubu Mujur, janten horta jelo Jumat,
Jelasnya khabar hari Jumat, gen baregah raja Bali,,
Raja Bali akah menyerang, Rarang Sakra siaga ngantih W
Rarang Sakra bersiap nanti di petak.
kubu.
933. Malam sudah hampir pagi, 933. Wayan malem pupu kambang,
lalu datanglah laskar Bali, banjur dateng sekep Bali,
menembak kubu bersamaan, bedil petak sembarengan,
Sakra Rarang membalas, Sakra Rarang pada nimbalin,
dari kubu memakai bedil, leman petak ngadu bedil,
ramai pertempuran sama kuat, pupuk siyat ndara'kingguh,
dari Kawo disebutkan, leman Kawo kacaritah,
disuruh oleh orang Bali, ta sum'si'tau Bali,
dua orang masuk Mujur mem- kancan dua tama Mujur
bakar desa. nyedutdesa.
934. Sampai Mujur keduanya, 934. Dateng mujur dadua'na,
. menyulut korek membakar corek colok nyedet sambi,
lumbung, ta gita'isi'dengan nina,
dilihat oleh orang perempuan, api colok pedas gati,
api korek jelas sekali, si'nina batutur gelis,
si WMiita menceriterakan, takalipung banjur tabau,
dikepung lalu ditangkap, kocap sopo'berarlgancang,
yang satu cepat berlari. si'sopo'banjur tatali'.
246

yang satu lalu diiingkus, ta semate' kampung Pijot iya


dibunuh oleh si Bugis Pijot. ngilangang.

935. Laskar Bali menyerang kubu, 935. Sekep Bali si' regahpetek,
mundiir kembaii lagi, surut budak ule'malik,
tertunda lagi peperangan, reneng banjur paprangan,
laskar Sakra bubar pulang, sekep Sakra budal tarik,
laskar Rarang pun pulang, sekep Rarang budal malik,
kubu ditinggalkan kosong, tunggu petak pada suwung,
hanya satu dua orang, masihkari sopo'dua,
tak ada lagi yang tinggal, endara'bae ito masih,
semua pulang ke rumahnya. selapu'na pada ule'li' balena.

936. Lalu datang khabar, 936. Bajuran na dateng horta,


soal si Raja Bali, per tingkahanha Raja Bali,
sudah mupakat bicara mereka, uah mupakat raraosan,
laskar dari pulau Bali, pemating si'leman Bali,
sudah bersiap semua, pada was tarik mdcawis,
akan meiiyerbu besok pagi, gen baregah lema'aru,
Anak Agung akan berangkat, Ariak Agung pacangan lum
diiringi para Ida Gusti, bar,
Bali Islam sudah siap semua. si'gen ngiring Ida Gusti,
Bali Slam matapakan se
lapu'na.

937. Alkisah pada malam Jumat, 937. Kocap sedengmalem Jumat,


Anak Agung diiringi, Anak Agung lumbar tairing,
akan menyerang Praya, gen bagebuk W Praya,
begitu tiba menggelar sedatengna kandayang baris,
pasukan, turrdycdi bedil was matirulih,
tombak bedil sudah siap, sebekel bekelan kumpul,
semua perbekel berkumpul, pupu kembang mecawisan,
terang bumi maka siaplah, menah desa bedesek tarik,
pagi-pagi lalu mendesak, taek petak puni' bedil semba-
naik di kubu angsung mehem- rengan.
bak.

938. Ramai pula peitempuran, 938. Rame banjurpasiatari,


yang menyerang masuk kubu, si'baregah tama tarik,
ke dalam kubu Praya, lai' dalem petak Praya,
247

perang dengan bedil, perang pada ngadu bedil,


pertempuran bensosoh, masiatpada matitik,
mayat bergelimpangan ber- bangke sampai batatumpuk,
tumpuk, getih abang IV lalendang,
darah merah di padang, surak pada seling surakin,
sorak saling soi^, suran menah slat jangka
dari subuh sampai asar. waktu asar.

939. Ida Gelgel memimpin pertem 939. Ida Gelgel batek iat,
puran, bdtempuh lawan Nuraksi,
berhadapan dengan Nuraksi, perang pada ngadu tumbak,
berperang dengan tombak, polak tumbak ngunus keris,
patah tombak menghunus pasiatan ndara'katindih,
keris, Ketut Gelgel ngadu bedil
bertempur tak ada kalah, banjur,
Ketut Gelgel memakai bedil, jari mimis kayu bua',
pelurunya kayu pinang, bakat sopo'beterus nguring,
terkena satu lalu jatuh, kapisanan IV rurung tao' na
terlentang di jalan lalu tewas. mantang.

940. Gum Semail mengutus, 940. Guru Semail barutusan,


ke Mujur segera pergi mehg- aning Mujur leka'gelis,
hadap pemimpin Sakra, parekli'pra kanggo Sakra,
mohon agar dibantu, nunas nde'na bantonin,
yang diutus segera sampai, si'tautus dateng gelis,
lancar ia berhatur, teteh si'na belatur,
Jro Nursasih Sakra berangkat, Jera Nursasih Sakra lumbar,
diiringi limaribu, mahiringan limang tali,
bergegas sampai di Tampar- gagangsaran uah dateng
ampar. Tamparampar.
941. Jro Nursasih memerintahkan, 941. Jero Nursasih batanika,
laskar sudah dibagi, kaula was cukup tabagi,
senjata bedil semuanya, sekep bedil selapu'na,
Lalu Daut Lalu Deris, Lalu Daut Lalu Deris,
itu akan memimpin, Sinejari gen batekkin,
diiringi masuk desa, tiring tama IV desa banjur,
setibanya beihadapan, sedatteng na barep harapan,
dari timur maju mendekat. lemon dmu'ngulahmasih,
248

Jro Nursasih memimpin per- Jero Nursasih iya batek kan-


wangsa. can prawangsa.

942. Perwangsa sudah berhadapan, 942. Prawangsa uah barep arepan


bersorak bersama bedU, surak sembarengan bedil
ricuh mereka sesumbar, pada gewar basumbaran,
ada menari menghunus kens, ara'ngegel ngunus keris,
lalu mereka maju semua, terus pada ngulah tarik,
laskar Bali mundur, sekep Bali banjuran surut,
diserbu dengan bedil, tapalutan si' bedil dqang,
lalu lari laskar Bali, banjur belit sekep Bali,
tak tentu arah masuk hutan. sara andang tama gawah ber-
arigancang.

943. Bali lugu tertinggal, 943. Bali tani kemade'an,


bingung tak tau arah, kelambungan nde'm tao'laV,
berasal dari Karang Siluman, leman na IVjajerhporig duri,
bemama Ketut Gariding, nde'na pelenga' gageti ngel-
bersembunyi di seihak ber- ampung,
duri, banjuran bakentur bungkak,
tak tahu tawon bergantung, , inan gageti ngelelet tank,
lalu tersentuh pimggungnya, sugul pene kesakitan berari
induk ngengat menyengat, gancang.
keluar kencingnya berlari
kesakitan.

944. Meminta sawah haik padang, 944. Belat bangket taek lendang,
tak tentu arah ia berlari, sara andang na pelai,
asalkan lari sipat kupihg, sok na ngasa berari gencang,
tak hirau kainnya, nde'na asa kereng kaing,
jatuh bangun melempar diri, sok na maka tempoh diri',
Ketut Cariding menangis Ketut Cariding bangkus-
tersedu, angkus,
seperti orang makan cabe, mara'dengan kaken sebia,
terlampau letih ia berl^, dateng Leneng banjuran na
sampai di Leneng jatuh ter- reba' nyerangkang.
geletak.
945. Laskar Praya melihat, 945. Sekep Praya pada gegita',
Mu mereka bersorak. . banjtiran na surak tdrik.
249

melihat si Bali jatuh terlen- gita' tau Bali reba' nyerang-


tang, kang,
tak ada kain di tubiihnya, nde'na ara'kereng kaing,
laskar Praya menembak, sekep Praya pada babedil,
Ketut cariding teiluka, Ketut Cariding bakatbanjur,
teikena lambung kanannya, bakat lambung langan kanan,
mati terguling, kapisanan reba'nguring,
kita tinggalkan kita lihatlaskar eneng carita takocapang se
Sakra. kep Sakra.
946. Bubar mereka pulang semua, 946. Budal ule'selapu'na,
tak ada yang tiriggal, nde'na ara'pada masih,
pulang mereka ke Sakra, pada ule'aning Sakra,
alkisah Raja Bali, kocap manjur raja Bali,
bermupakat lagi, tanding raraosan malik,
akan menyerang kubu Mujur, gen baregah W petak Mujur,
karena mata-matanya tak mapan tetelik na nde'na pegat,
henti, yan penyanggra Mujur uah
tahu pengawal Mujur rapuh, ganjih,
terbenam matahari lalu ber- serepjelo banjuran na madab-
siap. daban.
947. Pasukan Bali dengan Islam, 947. Pemating Bali Utwan Slam,
semua sudah siaga, pada uah siaga tarik,
teratur berkelompok- makainda sebekel bekelan,
kelompok, tengah malam lampa'tarik,
tengah malam berangkat, uah dateng lau'Pejanggik,
sudah sampai selatan itopon pondok selapu',
Pejanggik, wctyan malem pupu kembang,
disan mereka beipondok, banjur dateng sekep Bali,
malam mulai terbit fajar, regah petak penyanggra na
datanglah laskar Bali, pada kemelas.
menyerbu kubu, pengawal
terkejut.
948. Berlari minggat meninggalkan 948. Berari budal bilin petak,
kubu, gewar encong Ama'Mali,
teigupuh si Amak Mali, keliangmarep li'dasan Sakra,
seorang iceliang utama dari kendel sring dait sakit,
Sakra, jari labak dasan muntut.
250

diandalkan karena berperiga- sering masiat tur makasup,


laman, berari made'kereng kaing,
menjadi pendekar dusun mun- bilin petak petal kepasat-
tut, pasat.
sering bertempur dan tersohor,
berlari tertinggal kain selimut-
nya,
meninggalkan kubu terbirit-
birit.
949. Bedil meriam pusaka, 949. Bedil meriam pajenengan,
dipucuk asam ditinggal, li'puncak bage'tabilin,
pusaka warisan dari Prowa, tatemonan leman Prowa,
tak ada ingat mengambilnya, endara'asa lalo bait,
si orang Bali maju mendesak, musuh Bali ngulah tarik,
masuk ke kubu Mujur, pada tama W petak Mujur,
warga Mujur minggat semua, soroh Mujur pada budal,
laki wanita besar kecil, nina mama bele' berV,
mengungsi Ganti dan Sakra. ngungsi Ganti ara' ngungsi si
desa Sakra.

950. Jro Tigara minggat, 950. Jero Tigara pada budal,


dengan istri dan familinya, Ian tunina anakjari,
juga dengan kaulanya, miwah selapu'kaula,
membawa harta sapi kerbau, buat doe kao sampi,
menuju desa Sakra semua, ojok desa Sakra tarik,
menuju desa Ganti, sekep Sakra budal manjur,
akan menjaga desa Ganti, ojok Ganti selapu'na,
membuat kubu di Bagek pada sanggra desa Ganti,
Rebak. mara meta laV dasan Bage'
Reba'.
951. Ada lagi melepas tipu daya, 951. Ara'malik lepas akal,
di Mujur muslihat licik, W Mujur daya benculing,
bemama amak Patiya, si'aran Ama'Patiya,
menyuruh penduduk Mujur, suru'dengan Mujur gelis,
disuruh ke Ganti, ta suru'ojok Ganti,
membuat tipu daya agar dapat, lepaS akal mangde bau,
ia menghadap Jro Tigara, ojok Mujur Jero Tigara,
yang pergi dipesany si'Udo tepanjar pasti.
251

mendakwa diri diutus Raden ade'paran ta suru'isi'Raden


Rarang. Rarang.
952. Yang di utus segera pergi, 952. Si'kautus leka'gancang,
sudah sampai di desa Ganti, was dateng W desa Ganti.
bertemu dengan Jro Tigara, bedait tangket Jero Tigara,
ymg di utus lalu berucap, si'kautus bajuran muni,
silakan tuanku berangkat, sida ule'Jero malik,
ke Mujur saya di utus, ojok Mujur tiang kautus,
oleh sang Raden Rarang, si'dasida Raden Rarang,
beliau ada di situ, dasida ito malinggih,
di Mujur laskar Bali sudah laV Mujur sekep Bali uah
terkesiap. kemelas.

953. Laskar Bali sudah dihalau, 953. Sekep Bali bis tapura',
minggat ke Kawo semua, nyedi aning Kawo tarik,
si utusan mohon permisi, si'kautus pamit budal,
Jro Tigara berpikir-pikir, , Jero Tigara mikir-mikir,
karena dia pintar dan licin, mapan mula celang ririh,
ia berutusan ke Mujur me- lampa'ang gelis ojok Mujur,
nyidik, si'tasuru'gagangsaran,
si penyidik bersicepat pergi, kocap dateng Mujur Gelis,
sudah sampai di Mujur, si'na gita' sekep Bali peno'
dilihatnya laskar Bali penuh desa.
desa.

954. Yang di utus kembali lagi, 954. Si'kautus matulak malik,


tak lama sampai di Ganti, nde'na kocap uah dateng
seksama ia melapor, Ganti,
apa yang disaksikannya teteh isi'na ngaturang,
semua, sapangita'bue'titis,
ihwal laskar Bali penuh sesak pra tingkah Han sekep Bali,
desa Mujur, peno'sesek desa Mujur,
Jro Tigara lalu maklum, Jero Tigara nenao pedas,
jelas ia akan diperdaya, saca'takalang janten gati,
arkian di Ganti para pemimpin takocapang li' Ganti pra
Sakra. kanggo Sakra.
955. Lagi mengerahkan warga, 955. Malik kerikang kaula,
akan menjaga Ganti, gen na sanggrahin desa Ganti,
252

berganti lagi tuturan, begentV malik tuturang,


diceritakan yang di Gili, takocapang si'IV Gili^
siang malam mereka me- jelo malem pada nangis,
nangis, soroh Sakrd Ian Jerowaru,
si asal Sakra dan Jrowaru, pada bareng jeleng lapah,
sama papa dan kelaparan, tenga'laut bawon Gili,
di tengah laut di atas pulau, jelo malem janjaman mula
siang malam tak hentinya nde'pegat.
meratap.

956. Segar manis si buah ara, 956. Manis mateng bua'ara,


petik sawo di tengah air, ban sawo tenga'si',
perlahan menangis teringat si nangis adeng kangen beraye,
dia, pilih lalonjaga merari',
mungkin ia telah kawin, punti'lilin puntV si',
pisang lilin si pisang air, bau romot bawon batu,
petik daun asam di atas batu, beli rapus mu'satolang,
belilah mangir sebutir saja, munda lilin ka lalo marari,
bila kau tinggalkan aku kawin, tulus mosot selapu' tao' ta la-
pasti menjadi peijaka tua. cur doang.

957. Memakan dedaunan hijau, 957. Kakenan dadaunan mela',


lombos dan boyot menjadi lombos biyoijari nasV,
nasinya, banjur pada bapitungan,
lalu mereka berundmg, pengaraos nelalu tarik,
pembicaraan hati, suka yan mate Ian urip,
lebih mati daripada hidup, urip doraka panemu,
hidup penuh kesengsaraan, banjur padaboya'babatang,
lalu mereka mencari batang jari sampan nabasedi,
kayu, seldpu'na genna pada
menjadi sampan menyebe- tunggang babatang.
rang,
semua akan naik batang kayu.

958. Diikat menjadi raldt mereka, 958. Ta batek Jari rambangqn,


lalu mereka naik semua, banjur pada taek tarik,
semua naik ke rakit, selapu'na tunggang babatang,
duduk berdayung mereka, pada tokol mose tarik,
menuju ke tengah selat. batenga'bareng sekali.
253

arus laut keras sekali, si'keras tenga'laut,


rakit mereka pecah, rambangan bakasengkar,
teihanyut ke sana ke man, pada eleh sara lai,
ada ke timur selatan dan utara. ara'timu'ara'lau'ara'daya.
959. Tak ada mampu menolong te- 959. Endara'tao tulung dengan,
asalkan selamat diri sendiri, sok pada pelenga'diri,
ada yang menangis meratap, ara' nangis masasambat,
ada yang beikaul, ara'muni basasangi,
akan ziarah ke makam Kenaot, li'Kensot gen gunjungin,
akan menyembelih kambing genna sembelih bembekielu,
tiga, genna pesila Tuan Guru,
akan mengundang tuan ara'na lain sasangi,
ada yang lain nazamya, mun rahayu tanggep wayang
lain selamat nanggap wayang ddlang Rungkang.
Rimgkang.

960. Ada bemazar man ke Segam- 960. Ara'basangiojokSegampang,


pang, ara'gen tanggep zikir,
ada man menanggap zikir, ara'basangi ojok Selayer,
ada berkaul ke Selayar, sasangi pada bakelin,
nasamya beibeda-beda, kasuka Alloh luih,
dengan takdir Allah kuasa, si'ta ican belo umur,
yang diberikan umur panjang, ara'oleh tipa'mada',
ada teihanyut ke pantai surut, taek Hi'bumi tarik,
mereka terdampar di darat, ara' ule' ojok tengga' laut
ada yang terbawa ke lautan guar.
luas.

961. Amblas dimakan ikan, 961. Pusatekaken isi' empa',


teiengah-engah di tengah laut, terengkak engkak tenga'si',
habis mati kelaparan, mate bis kelapahan,
yang dapat naik ke darat, si'bau taek li'gumi,
mengembara tak tentu tujuan, lolos nyedi sara lai,
masuk hutan mendaki gunung, tama gawah ruang gunung,
ada dibawa ke Cakra, ara'ta Jau'li' Cara,
dibawa oleh orang Bali, ta Jau'isi'tau Bali,
dari sana lolos berlari. ito langan pada lolos bagra-
basan.
254

962. Pasal lain ditutuikan, 962. Pangket lain kacaritan^


tersebut yang beijaga yang di kocap si' nyanggra W Ganti,
Ganti, Jerowaru Ian sekep Sakra,
Jrowaru dan laskar Sakra, pada was siaga tarik,
semua sudah siaga, . kacaritan sekep Bali,
teikisahkan laskar Bali, regah desa leman lau',
menyerang desa daii selatan, dateng dasan parek menah,
sampai di sana waktu subuh, ngangkatsurak bareng bedil,
membangun sorak dan bedil, tarik sugul lentan gawah Bom
serempak keluar dari hutan bongsia.
Bombongsia.
963. Ribut di kubu ronda, 963. Gewar li'petak penyanggra,
cepat bangun si amak Mali, encong ures ama'Mali,
ia masih teikantuk-kantuk, nyengka na kasundam-sun-
dibangunkan oleh sorak dan dam,
bedil, tadodo'isi'surak Ian bedil,
panik mengungsi orang Ganti, rarut gewar soroh Ganti,
semua minggat, selapu'na budal banjur,
musuh mendesak di tepi desa, musuh ngulah depih desa,
di situ terkena si Salim, ito ponbakat si'aran Salim,
dari Bungtiang anak Amak leman bungtiang anak na si'
Imah. Ama'Imah.
964. Kawannya teikena dua orang, 964. Batur bakat kancan dua,
terkena sikunya lalu me- bakat siku banjur nangis,
nangis, tademak isi' Napiah,
dipegang oleh Napiah, banjur ta surutang bamuri,
lalu dibawa kebarisan bela- selapu'budal makerik,
kang, ojok Sakra budal selapu',
semua bubar mencari selamat, was dateng desa Sakra,
mereka pergi ke Sakra, kacaritan sekep Bali,
tersebut laskar Bali, gisi Mujur tebengang pe-
menguasai Mujur memper- nyanggran desa.
kuat penjagaan.
965. Tertunda lagi pertempu^, 965. Eneng banjur pasiatan,
diriwayatkan si raja Bali, takocapang raja Bali,
bermupakat dengan pung- mupakdt tangkatpunggawa,
gawa. gen ngulah baregah malik.
255

akan menyerbu lagi, mapanlue'jari tlik,


karena banyak mata-matanya, soroh Slam berate biluk,
si orang Islam (Sasak) yang Suradadi Kutaraja,
cul^, tari encong Ixdengang Bali,
Suradadi dan Kutaraja, gen betenga'ade'na tagisi
semua cepat mengundang desa.
Bali,
ke timur agar tidak dikuasai
desanya.
966. Tiga desa menghalang- 966. Telu ngalang ngalang,
halangi, ea'Jari sengkala gati,
akap menjadi bahaya, Batukliang Kopang Rarang,
Batukliang, Kopang, Rarang, sine doang nyengkalahin,
itu saja yang membahayakan, iya bae ta rahosin,
itu saja yang dibicarakan kalau mun uah kalah no si'telu,
yang tiga itu sudah kalah, sasat kalah selapu'na,
seperti kalahlah semuanya, desa Sakra tasingkurin,
desa Sakra taklah berat, Masbagik mako doang si' na
Masbagek yang kalah tem- kalah.
bakau.
967. Begitulah isi pembicaraan, 967. Meno mula raraosan,
Kutaraja Suradadi, Kutaraja Suradadi,
yang menarik Bali ke timur, si'Kadengan Bali batenga',
ingin segera dikawal, mele nyerek iya'ta gisi,
sudah mupakat si raja Bali, uah mupakat raja Bali,
besok akan berangkat lema'gen na lampa'bagebuk,
menyerang, regah petek langan daya,
menyeibu benteng dari utara, tengah malem lampa'gelis,
tengah malam lalu beijalan, parek menah uah badepih
waktu fajar sudah mendekati petak penyanggra.
pos ronda.
968. Penjaga gaidu satu dua, 968. Tunggu petak sopo'dua,
disoraki lalu berlari, tasurakan banjur belit,
melawan sebentar saja, ngalawan semenda'doang,
mundur teratur sambil mem- suriit bombong ngadu bedil,
bedfl, pada si'na tanggalang diri',
sekedar menjadi perlawanan. tarik na geUs barutus.
256

lalu segera mengiiim utusan, WBatukliang Kopang Rarang,


ke Batukliang Kopang pra tingkahan raja Bali,
Rarang, regah petak uah rarut soroh
ihwal si raja Bali, penyanggra.
menyerbu kubu si penjaga
berlari.

969. Batukliang Kopang Rarang, 969. Batuklian Kopang Rarang,


memukul kentongan lalu bakulkulan tebeng gelis,
penuh, napak sekep beterus lampa',
siap pasukan lalu berangkat, li'langan banjur bedait,
di jalan mereka bertemu, W sekep raja Bali,
dengan pasukan raja Bali, beriuk punV bedil banjur,
bersama membunyikan bedil, peteng dedet kukus ubat,
gelap gulita asap mesiu, pada nde'na ara'katindih,
tak ada yang terkalahkan, Bali Slam remes slat tembang
si Bali Islam sera menggem- Durma.
pur "si Durma."

DURMA
970. Sera bertempur bedil bersa- 970. Rame slat bedil muni batim-
hutan, balan,
mayat bergelimpangan, bangke sampal bagarinting,
Bali semakin mendesak, Bali sayan ngulah,
laskar Islam berlindung, sekep Slam makilesan,
mundur teratur sambil mem- suriu bombong ngadu bedil,
bedil, pada maserubutan,
berlari berebutan, si'perang ngadu bedil.
si orang pembawa bedil.

971. Bangsa orang dusun 971. Soroh kaula pedasanan


Batukliang, Batukliang,
minggat sudah mengungsi, budal uah rarut tarik,
mengungsi ke desa, pada ngungsi desa,
ada yang masuk ke hutan, ara'na tanta W gawah,
membawa anak keluaiganya, pada rembat anak jari,
musuh semakin maju, musuh sayan ngulah,
dekat pasar Ai Gering. rapet tenten AV Gering.
257

972. Yang di Kopang dan 972. Si'W desa kopang miwah


Batukliang, Batukliang,
panik habis mengungsi, gewar bis rarut tarik,
maka tuninlah tabir malam, banjuran peteng desa,
laskar Bali berpondok, sekep Bali mapondokan,
mereka di padang semua, pada li'lalendang tarik,
arkian teranglah bumi, kocap pupu kembang,
laskar Bali mengatur barisan. sekep Balijajarang baris.
973. Beqajar bersorak di Aik 973. Pada ngambiyar WAV
Gening, Gering ngangkat surak,
berderet mereka menembak, badere'pada babedil,
mendesak bersorak, ngulah masurakan,
warga Kopang, Batukliang, soroh Kopang Batukliang.
mereka bertahan dengan bedil, pada nanggalin si' bedil,
tetapi masih takut, anging padajejah,
merasa sudah genting. pangrasa pada uah gdnjih.
974. Ribut mengungsi Kopang, 974. Gewar rarut kanca Kopang
Batukliang, Batukliang,
dan Babua juga habis, Ian babua'ebih tarik,
Semparu,Lendang Am, Semparu Lendang Ara,
Darmaji dan Muncan, Darmaji Ian Muncan,
desa Kopang masih sepi, desa Kopang masih sepi,
juga Batukliang, miwah Batukliang,
si orang Bali membakar. soroh Bali nyedut tarik.
975. Terbakar desa Kopang 975. Terusjulat desa Kopang
Batukliang, Batukliang,
laskar Bali maju ke timur, musuh Bali batimu'tarik,
menuju Kutaraja, ngungsi Kutaraja,
Kilang Bendung Sukadana, Hang Bendung Sukadana,
Montong Betok ngacir semua, Montong Betok rarut tarik,
Raden Gde desa Rarang, Raden Gde desa Rarang,
dan Jenggik mengungsi juga. Ian Jenggik rarut masih.
976. Kalitemu ikut radennya 976. Kalitemu ngiring Raden mili
mengungsi, budal,
menuju desa Masbagek Masbagik si'na ungsi,
Sikur Kesik Jorong Sikur KesikJorong
Rungkang, Rungkang,
258

berangkat menuju Sakra, budal rarut ngungsi Sakra,


tersebut desa Suradadi, kocap desa Suradadi.
mengungsi teipisah dua, rarut bagi dua.
separoh mengungsi raja Bali, separo ngungsi raja Bali.
977, Berebutan menuju Kutaraja, 977. Serubutan lalo ojok Kutaraja,
menghad:^ raja Bali, parek W raja pemekel Bali,
ada yang menuju Sakra, ara'ojok Sakra,
mengungsi terbagi dua, pada rarutpiya'dua,
semua masuk desa Sakra, tama desa Sakra tarik,
membaca harta bendanya, rembat dua harta,
desa Suradadi sepi. desa Suradadi sepi.
978, Tersebut pemimpin di desa 978. Kacaritan pra kanggo W desa
Sakra, Sakra,
mengadakan perundingan soroh bau danda,
lagi, mupakatan rarosan,
bangsa panglima perang, leka'sedut Suradadi,
bersepakat bicara mereka, laun parek menah,
{%rgi membakar Suradadi, kaula uah ta patuhin.
nanti diwaktu fajar,
warga sudah patuh lagi,
979, Waktu subuhkentongan Sakra 979. Parek menah muni kulkul li'
beibunyi, desa Sakra,
imtuk menjadi isyarat, minangku jari wangsit,
laskar yang akan berangkat, sekep sigen leka',
keluar pasukan Sakra, sugul sekep lekan Sakra,
tak kurang dua ribu, nde'na kurang duang tali,
bedil dan tombak, bedil miwah tumbak,
sampai di timur Suradadi, dateng timu'Suradadi.
980, Sudah beijajar pasukan bedil 980. Was bajajar baris bedil baris
tombak, tumbak.
menghadap desa Suradadi, andang desa Suradadi,
semua sudah siaga, pada was siaga,
pucuk dan pendukungnya, papucuk Ian sasundulan,
tersebut waiga Suradadi, kocap kancan Suradadi,
keluar mengatur gelar, sugul ngambiyar,
bangsa yang setia pada Gusti- kancan si'manggah W Gusti.
nya.
259

981. Seratusorangatau lebih sedikit, 981. Kancan satus atut na lebih


berpencar akari menghadang, sopo'dua,
laskar Sakra melihat, ngarnbiar gen mmpalin,
berbunyi bedil bersama, sikep Sakra gagita',
maju sorak dan bedil, mum'bedil sembarengan,
mereka berlomba, ngulah surak awor bedil,
warga Suradadi berlari. pada berebutan,
kancan Suradadi beUt.

982. Berlindung ke utara lalu 982. Makilesan OJok doya beterus


hilang, musna,

saling sikut keluar tainya, saling koeh suguitai,


laskar Sakra mendesak, sekep Sakra, ngulahang,
dari selatan bersamaan, leman lau'sembarengan,
masuk desa Suradadi, tama desa Suradadi,
semua menjarah, tarikna bajarah,
rumah-rumah dimasuki. bale arik tatamain.

983. Lalu membakar apt berkobar 983. Beterus nyedut lau' daya api
di mana-mana, doang,
seperti gunung nyala api, mara'gunung nyala api,
rumah lumbung terbakar, bale sambijulat,
laskar Sakra kembali, selcep Sakra beterus budal,
pulang ke desa Sakra, ule'aning Sakra tarik,
kita tinggalkan desa Sakra, eneng desa Sakra,
tersebut si Raja Bali. takocapang raja Bali.

984. Penuh pasukan meronda desa 984. Tebeng sekep sanggra desa
Kutaraja, Kutaraja,
dipimpin oleh pembesar Bali, si'munggawa Ida GuSti,
lagi ditutuikan, malik kacaritan,
para penguasa desa Sakra, pra kanggo desa Sakra,
bicara mereka sepakat, mupakat raos was bejait,
bersama raden Rarang, tangket raden Rarang,
peijanjian sudah pasti. pangubaya was pasti.
985. Bersama menyeibu Kutaraja, 985. Pada barengregah desa
di Sakra bersiap-siap, Kutaraja,
dari sore hari, IV disa Sakra, macawis,
nasi dan bekal tersedia. leman serambiyan,
260

bedil tombak pun siap, nasi'taHlan napak,


waktu subuh terang tanah, bedil tumbak pada cawis,
laskar Sakra pun berangkat wayan pupu kembang,
sekep Sakra lampa'tarik.
986. Tak tertuturkan mereka di 986. Nde'na kocap li' langan si'
jalan, pada leka',
sudah sampai selatan Loyok, dateng lau'Loyok tarik,
si laskar Sakra itu, kancan pemating Sakra,
mulai mengatur gelaran, bajajar pada ngambiar,
beijajar-jajar berbaris, tarik pada dere'babaris,
mulai membangun sorak, mara mangkebang surak,
serempak membunyikan sembarengan puni'bedil.
bedil.

987. Warga Lpyok keluar beqajar, 987. Soroh Loyok nyugulin pada
berderet Mu menembak, ngambiar,
laskar Sakra maju, badera'manjur bedil,
lalu berlagalah tombak, sekep Sakra ngulahang,
laskar Loyok ngibrit berlari, banjuran batempuh tumbak,
meieka mengungsi ke desa, sekep Loyok tarik belit,
tak ada tahan melawan. pada ngmgsidesa,
nde'nara'kawa nanggalin.
988. Laskar Sakra masuk 988. Sekep Sakra tama rtyedutsem
membakar, barengan,
seperti gxmung nyala api, mara'gunung nyala api,
si orang Loyok minggat, soroh Loyok budal,
mengungsi ke Kutaraja, pada ngungsi Kutaraja,
desa Loyok pasti musnah, desa Loyok tulus bersi,
laskar Sakra balik, sekep Sakra budal,
semua menggiring sapi ker- tarik Jdu'sampi.
bau.
989. Tersebut pemimpin di 989. Kacaritan pra kanggo li'
Lendang Nangka, Lendang Nangka,
mengundang pasukan Bali, kedengan sekep Bali,
mengawal Lendang Nangka, gisi Lendang nangka,
laskar Bali berangkat, sekep Bali pada leka',
menuju Lendang N^gka, ojok Lendang Nangka tarik.
261

mempeikukuh pengawal, kukuhang penyanggra,


teikisahkan si Raja Bali. takocapang raja Bali.

990. Adapun Ngurah aji di Cakra, 990. Anak Agung Ngurah Ajinda It'
mengundang semua Cakra,
punggawa, dawuhin punggawa tarik,
mau berangkat ke timur, kayun gen lumbar betenga',
meninjau desa Kutaraja, cingak desa Kutaraja.
Ida Gusti dikerahkan ikut, Ida Gusti makerik ngiring.
warga Bali Islam, kaula bali Slam,
Anak Agung sudah di joli. Anak Agung uah tajuli.

991. Tak tersebut sudah sampai di 991. Nde'na kocap dateng desa
Kutaraja, Kutaraja,
diiringi tujuh ribu, mahiringan pitung bangsit,
penuh Bali Islam, tebeng Bali Slam,
empat ribu bedil saja, petang tali bedil doang,
tombak pedang tiga ribu, tumbak kalewangtelung tali,
penuh Kutaraja, sabol Kutaraja,
bicara si Raja Bali. raraosan raja Bali.

992. Berniat menyerang 992. Sadia mula Masbagik genna


Masbagek, regah,
itu sebabnya mengerahkan, sino karana na makeri,
laskar dari Cakra, sekep kaula Cakra,
meski seribu mati kaulannya, yadiyan siu mate kaula,
memang akan menyeibu saja, mulana gen ngulahang gad,
supaya dapat dikalahkan, mangde bau bedah,
Masbagek mau dikuasai. Masbagik sedia tagisi.

993. Begitu arahan si Anak Agung, 993. Mem gad anak Agung
para punggawa tertawa ngeraosang,
pongah, pra punggawa ngokok tarik,
sanggup di depan, sanggup tapucukang,
berujar Jro WayanKembar, matur Jero Wayan Kembar,
sanggup menjadi pucuk, sanggup tapucukang gad,
berujar pula Jro Komang, matur Jero Komang,
sanggup bersumpah menelan sanggup na mara' na untal
kapak. kandl.
262

994. Gusti Cede Paguyungan 994. Gusti Ode Paguyungan


Pagesangan, Pagesangan,
congkak sanggup di depan, ngokok sanggup jari muculdn,
merasa pasti akan beres, ngerasa nde'burung sadia,
Masbagek akan dikalahkan, Masbagik katekan bedah,
mata-mata si Raja Bali, patelik na raja Bali,
si Islam (Sasak) banyak ber- Slam lue'manggah,
janji, sanggup denden pemating
sanggup memandu laskar Bali.
Bali.
995. Jro Mustiadi Padamara dusun 995. JeroMutiadiPadamara dasan
Malang, Malang,
Pe Nengkani kembang ku- Pe Nengkani Kembang
ning, Kuning,
dari Masbagek Amaq Masbagik Ama'Ruminah,
Ruminah, sanggup tapakang gibungan,
sanggup menyiapkan maka- iV Masbagik macawis,
nan, meno raraosan,
di Masbagek bersiap, pengubaya was pasti.
begitulah mupakat meieka,
peijanjian sudah pasti.
996. Tersebut pemimpin di Sakra, 996. Kacaritan pra pebekel IV desa
sudah mendapat berita pasti, Sakra,
Masbagek akan diserbu, was mau'horta Jati,
oleh Bali Kutaraja, Masbagik gen ta regah,
mata-matanya dari Pujut, isi'Bail Kutaraja,
dia itu yang menyampaikan, leman Pujutjari telik,
bemama Lalu Dulaji. iya sino ngaturang,
si'aran Lalu Dulaji.
997. Hari Jumat besok sudah pasti, 997. Jelo Jumat si'jema' endara'
laskar Bali sudah siap, burungan.
penuh di Kutaraja, sekep Bail uah cowls,
warga Pujut banyak ber- peno'Kutaraja,
angkat, soroh Pujut lue'mangkat,
bergabung di Sakra, W Sakra banjur macawis,
lalu mengirim utusan, mara barutusan,
desa Sakra dusun diutusi. desa dasan ta utusin.
263

998. Padamara Rumbuk kabar 998. Padamara Rumbuk kabar


siaga, wah siaga,
beijanjia akan bergabung, pada mud gen nempongin,
maka teranglah bumi, kocapmenah desa,
laskar Sakra sudah beijalan, sekep Sakra pada uah
bedil yang dipatrum sii^, lampa',
ada dua ratus, bedil si'bepaterum cawis,
bisa rentetan enam belas kali. ara'satak,
soroh mudi nemolas kali.
999. Bangsa mortir ada empat 999. Soroh lela Jerman ara' sa-
ratus, mas,
dipimpin mamik All si si'bebatek Mami"Ali ia per-
bangsawan, wangsa,
diandalkan oleh pemimpin kandel si'pra kanggp Sakra,
Sakra, kabar Jantuk leka'tarik,
kabar Jantuk berangkat kocap Kutaraja,
semua, sekep Bali leka'tarik.
tersebut Kutaraja,
laskar Bali sudah berangkat
1000.Di depan si Jro Wayan 1000. Jari papucuk si'aran,
Kembar, Jero Wayan Kembar,
dia memimpin laskar Bali, iya batejc sekep Bali,
gesit sigap dan perkasa, gancang wancan prdcosa,
memang pemberani sering mula pahag sring
bertempur, mawedang,
diandalkan oleh Raja Bali, kandel si'raja Bali,
itu menjadi dep^, sino papucukna,
Komang Pengsong menjadi Komang Pengsong malik
pendukung. nyundulin.
1001. Gusti Gde Paguyungan 1001. Gusti Gde Paguyungan
Pagesangan, Pagesangan,
itu menjadi sayapnya, sino jari ngeletekin,
tambur beibunyi berbaris, tambur muni ambal-
laskar Bali berangkat semua, ambalan,
Anak Agung naik usungan, sekep Bali pada lampa',
dikawal pasukan Mamas, Anak Agung was ta juli,
Anak Agung paling be- ngarepin kancan Mawas,
lakang. Anak Agung W pungkuran
gati.
264

PANGKUR

1002. Lalu membangun sorak, 1002. banjuran mangkeban surak,


laskar Bali berpencar ber- sekep Bali ngambiar pada
baris, bebaris,
penyerang dan gunung- sasundulan gunung-gunung,
gunung, keletek baris ideran,
sayap dan gelang kunci, pada ngulah rapet Masbagik
maju mendekati Masbagek, banjur,
berjajar serempak menem- surak rame batimbalan,
bak. badere'remba'babadil.
1(X)3. Hirukpikuk dalam desa, 1003. Gewar encong dalem desa,
di Masbagek Raden Rarang Masbagik Raden Rarang
keluar, baterus mijil,
laskar Rarang keluar, sekep Rarang pada sugul,
berpencar melawan, ngarhbiar pada mantaggal,
Jro Wayan kembar maju ke Jro Wayan Kembar ngu-
timur, lahang iya batimu',
seratus orang bersama, kancan satus sembarengan,
naik di pagar kubu. taek lai'petak tarik.
1004. Lalu masuk ke dalam desa, 1004. Baterus tama dalem desa,
dilihat oleli pasukan Rarang, sekep Rarang pada bagita'
dibiarkan masuk semua, tarik,
delapan puluh sudah masuk, ta alurang tama selapu',
lalu mengamuk laskar balu'pulu si'was tama,
Rarang, banjuran sekep Rarang pada
memakai bedil tombak kele- ngamuk,
wang, ngadu bedil tumbak kale-
locar kacir laskar Bali. wang,
maserubutan kancan Bali.
1005. Di kepung oleh laskar 1005. Talipung si'sekep Rarang,
Rarang, maserubutan nde' karuan
kocar-kacir tak kaman gen tandingih,
dihadapi, sekep Bdli punah selapu',
laskar Bali amblas semua, senuga'tama dalem petak,
yang masuk ke dalam ben- balu'pulu bau berari ara'
teng. pitu'.
265

delapan puluh berlari tujuh, pitu'pulu telu bebas,


tujuh puluh tiga almaihum, Wayan Kembar bareng mati.
Wayan Kembar juga jiun.
1006. Bersama si Kembar 1006. Bareng Wayan Kembar se-
metonan,
saudaranya,
mati bersama bertindih bareng mate batimpa bangke
mayarnya, ngalintir,
Amak Ruminah tergesa- Ama' Ruminah encong
gesa, gupuh,
sudah sampai di dusunnya, uah dateng pagubukan,
menyuruh mengeluarkan iya basuru'sugulang lante ta
tikar, kelah banjur,
digelar di halaman, si'laleyah uah makebat,
tempat mendudukkan laskar tao'na tokolang pemating
Bali. Bali.

1007. Lalu datang laskar Sakra, 1007. Banjur dateng sekep Sakra,
Kabar Jantuk berpencar, Kabar Jantuk pada ngam-
pasukan bedil di depan, biartarik,
diapit oleh tombak pedang, soroh bedil lemanjulu,
Kabar Jantuk datang dari ba- tabih si'tumbak kalewang,
rat daya, Kabar Jantuk pada datang
yang mendukung sudah leman bat lau',
siaga, si nempongin pada siaga,
serentak mereka menembak. beriuk remba'punV bedil.

1008. Seru pertempuran dalam 1008. Dalem desa rames slat,


desa, tarik gewar babedil leman
ricuh menembak dari be- muri,
lakang, sekep Bali pada blur,
laskar Bali libut, mapan nde'karuan si'na an-
tak kaman yang dihadapi, dang,
si orang Kawo Pujut mati soroh Kawo Pujut mate sam
bergelimpangan, pai sawu,
mayat berserakan, bangke sampai bagalampar,
di dalam gerbang malang li' dalem kuta ngarinting.
melintang.
266

1(X)9. Den Nuna Hengku meng- 1009. Danuna Hungku ngamuk si'
amuk, pedang,
berdua dengan Raden Satraji, kancan duwa Ian raden Sas-
mengamuk bahu membahu, traji,
bam membunuh sembilan, ngamuk pada saling sundul,
Nuna Hengku tewas sabil, baru'na nyemate'siswa',
meninggal di dalam desa, Nuna Hungku dasida sabil
laskar Bali lalu mundur. bajur,
dalem desa pon na seda,
sekep Bali surut tarik.
1010. Lalu datang laskar Sakra, 1010. Beterus dateng sekep Sakra,
bersama masuk desa sembarengan tama W
Masbagek, Masbagi'tarik,
semua menembak, pada bebedil selapu',
bersama laskar Jantik Kabar, bareng sekep Jantuk kabar,
ramai bertempur tertutup rame slat kukus bedil peteng
asap bedil, ngibut,
laskar Bali kalang kabut, sekep Bali maserubutan,
sisa mati berlari ngibrit. sisen mate pada berari.
1011. Karena peluru bagaikan 1011. Mapan mimis mara'ujan,
hujan, soroh Kawo Pujut mate nga-
si Kawo Pujut ramai mati, rinting,
bangkai berserak beitumpuk, bangke Samapal betetum-
Gusti Komang Pengsong puk,
balik, Gusti Komang Pengsong
dengan pembesar mengiringi budal,
Ahak Agung, ian budanda budal ngiring
pulang ke Kutaraja, Anak Agung,
laskar Sakra disebutkan lagi. ule'aning Kutaraja,
sekep Sakra kocap maiik.
1012. Bersama laskar Kabar 1012. Bareng sekep Jantuk Kabar,
Jantuk, dateng ngone'tama lai'Mas
sudah masuk di Masbageq, bagi'tarik,
menuju desa bagian selatan, tipa'na li'gubuk lau',
kampung si' Ama'Ruminah, pegubukan Ama'Ruminah,
menjumpai seratus dulang dait gubuk matapakan ara'
sajian. satus.
267

hidangan si Ama'Ruminah, pecadangan ama'Ruminah,


sajian buat laskar Bali. cadangan pemating Bali.
1013. Laskar Sakra Jantuk Kabar, 1013. Sekep Sara Jantuk Kabar,
membuka dulang makan ber- buka'dulang beriuk mangan
pesta, tarik,
lauk cabe nasi basi, kando'sebiya nasV bangsu,
Raden Gde Melayakusuma, Raden Gde Melayakusuma,
sudah mengungsi tiba di budal rarut was dateng W
Lendang Gapuk, Lendang Gapuk,
beliau kembali lagi, dasida malik matulak,
pulang segera ke desa. mantuk aning desa gelis.
1014. Laskar Sakra berangkat, 1014. Sekep Sakra pada budal,
kabar Jantuk sudah pulang, Kabar Jantuk was pada ule'
berganti tuturan kidung, tarik,
tersebut di Tanjung Luar, begentik mungguh W kidung,
ada empat Bugis datang, kocap leu' Tanjung Luar,
setibanya lalu berceritera, ara'dateng kancan empat
pengiringnya bertutur pasti. tau kampung,
sedateng na betuturan,
si' ngiring betutur pasti.
1015. Hi Putra Sultan Makasar, 1015. Sine bijan datu Makasar,
sengaja kemari berperang sadiya lite gen ngendon per-
sabil, ang sabil,
ini putra mahkota, sine bijan marep padu,
oleh Sultan Goa yang Agung, si'desida Batara Gowa,
yang diceriterakan si Bugis si' betutur sosroh kampung
percaya, pung pada sadu,
segera sibuk tetuanya, gewar encong kancan me-
berutus ke Sakra. towa,
berutusan li'Sakra gelis.
1016. Si utusan naik kuda, 1016. Si'katus banjarannan,
sampai Sakra lalu meng- wah dateng li' Sakre me-
hadap, marek gelis, .
seksama ia beihatur, teteh isi' na belatur,
Jro Kertawang lalu ber Jro Kertawang beterus leka',
angkat. miwah soroh nene' Ganti
pada milu.
268

juga dengan Nenek Ganti wah dateng IV Tanjung Luar,


ikut, Datu Keraeng wah teaturin.
sudah sampai di Tanjung
Luar,
Datu Karaeng ditemui.

1017. Dipersilakan ke Sakra, 1017. Tedawegang ojok Sakra,


si Demung Karaeng naik Demung keraeng tunggang
kuda, Jaran teabih,
di payung Agung kembar, tur bepayung kembar Agung,
ramai rakyat mengiring, geru'pater pengiring na,
sampai Sakra dimuliakan dateng Sakra ta pamule
mangan kenyang, mangan tuwuk,
lauk guling sate lawar, kando'guling sate lawar,
si Datu baru rakus sekali. Datu baru melak gati.
1018. Senang lega si orang Sakra, 1018. Tarik kendel soroh Sakra,
punya Sultan lahap makan bedowe Datu melak kaken
bebek, bebek guling,
tiga bungkus dilahap sendiri, telu bungkus endara'tulung,
amblas sekali ganyangan, pusat sekali doang,
sate pusut tiga puluh kurang, sate pusut telung dasa melen
si Datu baru sangat lehap, nampo',
tumbang Asmaran anti Datu baru tutu' melak,
menyumpah. tembang semaran begentV
muni.

ASMARANDANA

1019. Tetapi aslinya, 1019. Anging mula IV kejejat,


ia bi^an raja Makasar, ende'na iye Datu Makasar,
orang Bugis bemama Jerek, tau kanq)ung aran Jere',
mengupah orang menyem- berupa'ta pangku sembah,
bahnya, no si'telu tanggep upa',
si tiga orang menerima upah, jari keceriten mmjur,
lain dituturkan pula, Datu baru si' W Sakra.
si Raja baru di Sakra.
269

1020. Tunduk semua perwangsa, 1020. Tirmtpra raden pra buling,


semua merasa lega hati, selapu'kendel pcaigrasa,
karena mereka tak menge- sebap pada nde'na nao',
tahui, Datu baru pekayuitan,
Datu baru beibendak, kayun reg^ Kuteraja,
mau menyeibu Kutaraja, pra bekel Sakra saturut,
pemimpin Sakra manut, manjur pada bcdawuhan.
lalu mereka mengumumkan.
1021. Semua sudah bersiap, 1021. Selapu'pada mecawis,
besok pagi akan berangkat, jema'aru gen na leka',
tersebut si Datu Jerek, keceriten Datu Jere',
lalu menaikkan bendera, mara taekang bendera,
di alun-alun desa Sakra, lai'peken desa Sakra,
maka turunlah tabir malam, peteng desa kocap manjur,
fajar terbit maka berangkat. parek menah baterus leka'.
1022. Datu Jerek sudah diiringi, 1022. Datu Jre'was ta iring,
menyerang ke Kutaraja, begebuk IV Kutaraja,
Datu Jerek berceloteh terns, DatuJre'ngokok bae,
mengandai mencabut ngindayan seret kelewang,
pedang, sanggup na tepaturtg satak,
sanggup dikeroyok dua ratus, Kutaraja tulus na lebur,
Kutaraja pasti lebur, meno reraosan W langan.
begitu bualnya di jalan.
1023. Sepanjang jalan bertingkah, 1023. Selangan-langan meripit,
si Datu Jerek meragakan, datu Jre'si' ngindayang,
melompat meneikam mener- nyingklang berempat be-
jang. dingklang bae,
sudah sampai di Kutaraja, wah dateng It'Kutaraja,
Datu Jerek maju, Datu Jre'ngulang hang,
bermaksud masuk desa, gena tama desa banjur,
bertemu dengan pengawal betempuh tangket penyang-
gerbang. grankuta.
1024. Pengawal serempak menem- 1024. Penyanggra remba'bebedil,
bak, sekep Sakra maburutan,
laskar Sakra kocar kacir, Datu Jre'rrUrik encong,
Datu Jerek cepat menyingkir, igelang kalewang makile-
mentd membawa pedang. wan.
270

peluru musuh sepeiti hujan, mimis musuh mara'ujan,


laskar Sakra lalu melawan, sekep Sakra ngelawan
seru bertempur saling bedil. banjur,
rame perang bebedilan.
1025. Laskar Bali maju serempak, 1025. Sekep bali ngulah hang tarik,
warga Sakra berlindung, soroh Sakra makilesan,
surut semua mereka, pada surut maka selue',
pulang ke desa Sakra, budal ule'aning Sakra,
Masbagek ditutuikan, Masbage'tekocapang,
Raden Sastraji berutus, Raden Sastraji iya berutus,
mengundang Haji All Praya. pesila'Haji All Praya.
1026. Karena si Haji Ali termashur, 1026. Mapan kasup Haji Ali,
menjadi benteng desa Praya, jari labak desa Praya,
maksud Raden Cede, pekayunan Raden Gde,
beliau man menyerang, deside suka beregah,
menyerbu desa Lendang gebuk desa Lendang nangka,
Nangka, Haji Ali Praya banjur,
Haji Ali Praya lalu, leka'tangket karo belah.
beijalan seratus lima puluh
orang.
1027. Sudah sampai di Masbagek, 1027. Dateng MasbagV gelis,
bertemu Den Nuna Hunggah, bedait Ian Dinuna HUnggah,
lalu mereka bermufakat, bajuran mupakat raos,
besok akan pergi menyerang, jema'gen leka' baregah,
begitulah janji mereka, meno mula raraosan,
malampun teiganti siang, peteng menah kocap banjur,
tambur berbunyi lalu ber- muni tambur beterus leka'.
angkat.
1028. Pasukan tombak pasukan 1028. Sekep tumbak sekep bedil,
bedil, sekep Praya takucukang,
laskar Praya di depan, leka'gegangsaran bae,
beijalan beigegas, uah dateng W Lendang
sudah sampai di Lendang Nangka,
Nangka, banjuran angkat surak,
membunyikan bedil serem kancan Lendang Nangka
pak. banjur,
puni'bedil sembarengan.
271

1029. Laskar Praya mendesak 1029. Sekep Praya ngulah tarik,


maju, Haji Ali terus tama desa,
Haji Ali langsung masuk soroh Lendang Nangka en-
desa, cong,
warga Lendang Nangka ce- si' tunggu meriyam berari
pat, gancang,
si penembak meriam berlari, sawut bobok lantong nyala,
melempar obor dengan sekep Praya dateng banjur,
nyalanya, kumpul julun rneriyem
laskar Praya datang, doang.
berkumpul di depan meriam.
1030. Mariam lalu meletus, 1030. Meriyem banjuran muni,
laskar Praya mati bergelim- sekep Praya mate sampal,
pangan, lima olas ngelampar mate,
lima belas mati berserakan, Haji Ali sili salah,
Haji Ali marah tak karuan, encong buat bangke doang,
tergupuh mengangkat mayat si' baregah pada surut,
saja, pada ule' W balenna.
yang menyerang mundur,
pulang ke rumah mereka.
1031. Tertunda pula pertempuran, 1031. Reneng paperangan no tarik,
Bali Islam (Sasak)tak ada Bali Slam dara'ngulah,
maju, si'rarutpadajeleng lue',
yang mengungsi kurang Kopang Rarang Batukliang,
pangan, Mujur Ganti pada susah,
Kopang Rarang Batukliang, bilang desa tao'na numpuk,
Mujur Ganti bersusah hati, banjuran dateng utusan.
di setiap desa bergerombol,
lalu datanglah umsan.
1032. Utusan raja Betawi 1032. Utusan raja Batawi dateng
(Batavia)*) tipa'desa Sakra,
datang di desa Sakra, banjura tanding pangraos,
lalu mereka berunding, selapu'budanda Slam,
semua pembesar Islam, Jonggat Gerung Batukliang,

*)Yang dimaksud adalah Gubemur Jendral Belanda.


272

Jonggat Gerung Batukliang, Kopang Rarang pada kum-


Kopang Rarang berkumpul, pul,
Masbagek Pringgabaya. Masbagi'Pringgabaya.
1033. Betkumpul di Sakra semua, 1033. Kumpul lai'Sakra tarik,
juga pemimpin desa Praya, miwah pra kanggo desa
berkumpul berunding, Praya,
semua minta bantuan, mupakat landing pangaraos,
Tuan Lipring menaruh nunas bantu selapu'na,
kasihan, Tuan Lipring lebih periyak,
iba dan sanggup membantu, ase'tur sanggup betulung,
akan membawa serdadu pu- genajau'bala laksayan.
luhan ribu.
1034. Berapa kuatnya si raja Bali, 1034. Pira kadar raja Bali,
Tuan Lipring sudah Tuan Lipring uwah
menyanggupi, nyanggupang,
maka putuslah mupakat, Jari uwah mupakat raos,
Tuan Lipring lalu berangkat, Tuan Lipring beterus budal,
pergi di Tanjung Luar, turun W Tanjung Luar,
sampai di situ, sedateng na ito banjur,
naik ke kapal perang. lack W kapal perang.
1035. Kemudian segera berlayar, 1035. Banjuran belayar gelis,
tak tersebutkan di tengah nde' takocapang W tenga'
selat, arungan,
menuju desa Buleleng, Buleleng si'na hojok,
sudah tiba di pelabuhan, uwah parek W labUan,
kapal lalu berlabuh, kapal banjuran bacancang,
Tuan Lipring lalu turun, Tuan Lipring turun banjur,
lalu pergi ke kantomya. beterus tipa'pekantoran.
1036. Setibanya lalu berunding, 1036. Sedateng na landing re-
dengan tuan panglima raosan tarik,
perang, tangket tuan kepala perang,
bemama Tuan Nobos, mepasengan Tuan Nobos,
sudah mupakat pembicaraan, uwah mupakat reraosan,
lalu naik ke kapal, terus taek IV kapal,
segera ia berlayar, bajuran belayar beterus,
tak tertutuikan di jalan. ende'na kocap W langan.
273

1037. Sudah sampai di Labuaji, 1037. Uwah dateng W Labuaji,


semua turun ke darat, pada aning darat,
lalu mereka berangkat, banjuran lampa'bae,
liwat Gandof sampai Peneda, liwat Gandor dateng
karena kilatnya tutur ini, Peneda,
liwat Lenting Tangi segera, saking gelis tuturan,
sudah sampai di desa Sakra. liwat Lenting Tangi banjur,
uwah dateng W desa Sakra.

1038. Lalu diadakan musyawarah, 1038. Mupakattang reraosan gelis,


setelah mufakat lalu kembali, uwah mupakat malik matu-
Lipring dan Tuan Nobos, lak,
' keduanya menuju Labuan, Lipring Ian Tuan Nobos,
ditutuikan masih di jalan, da dua'rui aning Labuan,
sudah sampai di hutan tekocapang masih W langan,
Selong, uah dateng W gawah Selong,
tak beihenti di jalan. ende'na betelah W langan.

1039. Sudah sampai di Labuaji, 1039. Was dateng W Labuaji,


Tuan Lipring memberi beras, Tuan Lipring Kicayang
kepada para pengungsi, beras,
semua diberi beras, W dengan si'rarut lue',
bersyukur si pengungsi, pada tarik kican beras,
Tuan Lipring lalu naik, sukur soroh rarudan,
diiringi pembesar Sasak. Tuan Lipring taek banjur,
tiring isi'budanda Slam.

1040. Gerung Batukliang semua, 1040. Gerung Batiddiang tarik,


Jonggat Kopang desa Jonggat Kopang desa
Rarang, Rarang,
Jonggat Kopang desa Pringgabaya Masbagi',
Rarang, Gandor Ian Kalijaga,
Pringgabaya Masbagik, Apitai' Wanasabai
Gandor dan Kalijaga, pra kanggo Praya milu,
Apitai' Wanasaba, taek kapal sareng Budanda.
pemimpin Praya ikut,
naik kapal bersama pemim
pin lain.
274

1041. Kapal pun segera berlayar, 1041. K(q>al ne belayar gelis,


menuju pelabuhan Ampe- tipa'Labuan Ampenan,
nan, kapal perang gancang lalo',
kapal perang cepat sekali, sedateng banjur becancang,
tiba lalu beilabuh, gelis turunang manggar,
cepat menunuikan jangkar, bajur dateng kapal balu',
maka datang delapan kapal, pada buatserd^u doang.
semua membuat serdadu.

1042. Kapal perang bersiaga 1042. Kapal perang siyaga tarik,


semua, serdadu dua laksa,
serdadu dua puluh ribu, turun It'Ampenan ngelek,
mengallr turun di Ampenan, banjur pada mapondokan,
lalu mereka beikemah, sesek laV ampenan,
sampai di Karang Jangkong, yadian lai' Karang Jang
timur Minijuga penuh. kong,
timu'Miru matebengan.

1043. Tuan Lipring sudah ber- 1043. Tuan Liprlnguwah memargi,


angkat, tama'W Cakranegara,
masuk di Cakranegara, Anak Agung Ngurah ito,
Anak Agung Ngurah di situ, sedek manjak IV bencingah.
sedang duduk di balai sidang, Tuan Lipring neka lumbar,
Tuan Lipring sekarang da sedateng banjuran batemu
tang, kanca Anak Agung Ngurah
tiba lalu bertemu, hajinda.
dengan si Anak Agung
Ngurah si Raja.

1044. Raja Ngurah berucap, 1044. Ngurah ajinda bemanik,


Tuan Lipring apa keperluan Tuan Upring apa kariya,
Tuan, sida kane dateng ite,
tuan'datang ke sini, Tuan Upring alus penimbal,
Tuan Lipring bicara halus, sadiya saya bakatuan,
saya mau bertanya, apa kerana Anak Agung,
mengapa tuan raja Agung, perang lawan kaula mesa'.
berperang dengan rakyat
sendiri.
275

1045. Maksud saya amat penting, 1045. Gawen saya bele'gati,


ingin mendamaikan, sadfya mula ngercq>ahhang,
jangan tuan beiperang be enda'ta beperang mene,
gin!, bemusuh Ian lanMmesa',
bermusuhan dengan rakyat sai si' nde'mele teperintah,
sendiri, sino mula saya gebuk,
siapa yang tak mau diperin- Anak Agung ngumbe neka.
tab,
itu akan saya perangi,
bagaimana pendapat tuan
Agung.
1046. Anak Agung Ngurah ber- 1046. Anak Agung Ngurah be-
kata, manik,
saya mau didamaikan, saya suka terapahang,
saya tak ingkar sekarang, ende'saya piwal nekani,
mengikuti perintah tuan, turut perentahan tuan,
tetapi ada masalah hamba, anging ara' saya sangke
kami ini belum beikumpul, yang.
sebab masih ada menjaga mapan saya nde' man kum-
Kutaraja. pul,
masih sanggra Kutaraja.
1047. Masih pula ada di Mujur, 1047. Li'muru ponna masih,
Tuan Lipring menjawab lem- Tuan Lipring alus panimbal,
but, lamun sino gampang lalo',
ah itu soal gampang, serdadu tutut iya,
nanti serdadu menjemput- Anak Agung maiik, ngan-
nya, dika,
Anak Agung berkata lagi, Tuan Lipring meno bagus,
baik bila demikian Tuan nde'na kumpul dateng W
Lipring, Cakra.
supaya berkumpul mereka di
Cakra.
1048. Tuan Lipring memerin- 1048. Tuan Lipring bemanik geiis,
tahkan, IV soroh tuan komendan,
kepada para komandan, batenga'serdadu lalo',
agar serdadu disuruh ke batenga'li'Kutaraja,
tengah.
276

pergj ke Kutaraja, tutut Bali si' masig yang


menjemput ball yang masih nyanggra,
meronda, li'Mujur Ian li'Pi^ung,
di Mujur dan di Puyung, tuan komendan macawisan.
tuan komandan bersiap.
1049. Kita ganti tutuian kawi, 1049. Bagenti'kocap W tulis,
Betara Goa di Makasar, Batara goa IV Makasar,
mendapat berita past!, mau'horta Janten lalo',
manusia mendakwa diri raja surahang diri'datu Makasar,
Makasar, lai' bumi Selaparang,
di bumi Selaparang (Sasak), tide' nara'Jati semeno,
itu dusta belaka, maoan datu W Makasar.
karena raja di Makasar.
1050. Tak pemah ke mana-mana, 1050. Nde'na uah sara lai,
diain di negeii Makasar, mere W desa Makasar,
itu membuat beliau marah, sino kerana duka lalo',
kepada manusia mendakwa si'tau si'paran diri'na,
diri, anak datu W Makasar,
putra raja Makasar, tau leak mula mele nipu,
pendusta mau menipu, Batara goa lebih duka.
Batara goa amat murica.
1051. Lalu dikirimnya surat, 1051. Banjuran na kirim tulis,
kepada kepala perang, tipa'la'kepala perang,
supaya dibunuh saja, nde'na tematel bae,
karena mengaku raja senga'ngaku'datu Makasar,
Makasar, menowirasaning surat,
begitu isi surat, Tuan Lipring banjur baterus,
Tuan Lipiing segera, tipa'Praya timpal Sakra.
menuju Praya dan Sakra.
1052. Lalu berangkatlah Haji Ali, 1052. Banjur lea'Haji ali,
diiringi seratus lima puluh mahiringan karo belah,
orang, tipa'Jantuk mate'Jere',
ke Jantuk membunuh sijerek, uah na mate' baterus ta
setelah dibunuh lalu dipeng- punggal,
gal, punggalan tatong tipa'
penggalannya diantar ke Cakra,
Cakra,
277

Tuan Lipring menerima, Tuan Lipring rumipi banjur,


ditanam kepalanya di tatuka'otak na W Ampenan.
Ampenan.

1053. Lain pula dikisahkan, 1053. Bqgenti'kocap W tulis,


tuan komandan berangkat, tuan komandan baterus
memimpin banyak seidadu, leka',
menuju Kutaraja, batek serdadu lue',
menjemput Bali yang ber- ojok na W Kutaraja,
kumpul-kumpul di situ, tutut Bali si'ito nyanggra,
seribu orang serdadu, serdadu cukup siu,
yang berangkat bersama si' leka' ngiring komendan.
komandan.

1054. Di Cakra ditutuikan, 1054. Li' Cakra kocap malik,


Tuan Lipring dan pemimpin Tuan Lipring Ian Budanda
Sasak, Slam^
berwisma di Puri barat, Purl Kahuan tao'na mondok,
disertai pembesar Sasak, tairing si' Budanda slam,
Jro Mustiaji, Raden Jonggat, Jero Mustiaj Raden Jonggat,
Jro Kopang lalu beibatur, Jero Kopang banjur matur,
memohon Tuan Lipring ber aturin tuan Lipring budal.
angkat.

1055. Karena si Jro Mustiaji, 1055. Mapan Jero Mustiaji,


pintar licin dan tajam pan- celang ririh tur widagda,
dangannya, keliap Bali bis na tao',
isyarat si Bali sudah dimak- sino kerana na ngaturang,
liuninya, dawegang Tuan Lipring
itu sebabnya ia meminta, budal,
agar Tuan Lipring pergi, Tuan Lipring budal manjur,
Tuan Lipring segera peigi, ojok na labuan Ampenan.
menuju pelabuhan
Ampenan.
278

SINOM

1056. Waktu menuju Kutaraja, 1056. Nyekan andang Kutaraja,


Raden Ratmawa sakit, Raden Ratmawa banjur
dibawa pulang ke Sakra, sakit,
sampai di Sakra masih sakit, tapalau'aning Sakra,
selama di Sakra masih sakit, dateng Sakra masih sakit,
selama satu bulan penuh, watara sabulan tiding,
Raden Ratmwa lalu wafat, Raden Ratmawa seda
dimakamkan di Batubangka, baterus,
bersama dengan makam Haji ta petak IV batubangka,
Ali. bareng kubur na sV Haji Ali,
Raden Satraji ya bagenti'
raksa'kaula.
1057. Kemudian pemimiMn Sakra, 1057. Malik pra kanggo W Sakra,
yang bemama Jro Nureasih, si'aran Jero Nursasih,
itu masih hidup, sino masih nde'man seda,
dengan kodrat Allah Agung, kasuka'Alloh luih,
beijarak satu tahun, antara lalang sabalit,
beliau diperdaya, iya takalang banjur,
diundang pesta selamatan, tepesila' beroahan,
saking takdir Allah, saking takdir Alloh luih,
memang sebab meninggal- Jero Nursasih mula iya
nya Jro Nursasih. jajaran gen na seda.
1058. Setibanya lalu disuguhkan 1058. Serauhna katuran sanganan,
sajian, W bawa alang pon me-
di bawah lumbung ia duduk, linggih,
disitu ia dianiaya, iti banjur tekaniyaya,
melalui racun dari besi, langan kahwa datu besi,
yang melepas tak diketahui, si'belepas samar gati,
beliau kena diracuni, desida kena ta racun,
lalu seketika demam panas, perjanian sakit panas,
tak beipindah ia duduk, nde'na ngalih harep na me-
lalu ia pulang ke rumahnya. linggih,
banjur budal mantuk aning
gedeng na.
279

1059. Setibanya di nimahnya, 1059. Sedateng na IV gedeng na,


semakin parah ia sakit, sayan sanget si'na sakt,
memang sudah suratan, mapan mula ka catriyan,
sudah demikian takdir Allah, mula menojanjiwidi,
ajal tak dapat dielakkan, tuduh nde keneng gingsir,
sudah tersurat demikian, kacatri mula semenu,
setelah genap dua bulan, uwah genep dm bulan,
lalu meninggal Jro Nursasih, banjur seda Jro Nursasih,
Mamik Kertawang mengganti Mami'Kertawang iya nyun-
memerintah. dul raksa'kaula.

1060. Arkian tuturan Bali yang 1060. Kocap nyah ball si'cilaka,
jahat, dait mne'dengkijahil,
tetap saja dengki jahil, jari racm li'bilang desa,
menjadi racun di setiap desa, mapan mula daya dengki,
karena memang siasat nde'm mele ngasorri,
dengki, peta akalprih pemau',
tak mau mereka merendah ngadayang botch bilang
diri, desa,
mencari akal asalkan dapat, po'na mau'mangan sekali,
mengadakanjudi setiap desa, mula iya langanna peta jari
agar dapat akan sekali, pangaan.
memang untuk mencari re-
jeki.

1061. Mengaku diri sebagai per- 1061. Ngaku'dirijari menak,


wangsa, turunan lekan Pejangg,
keturunan dari Pejanggik, lag'mula seatine,
tetapi sesungguhnya, Bali encong ponggo'bawi,
Bali gupuh pemikul Babi meno mula W kejati,
begitu aslinya, sangka'nde'm pada cumpu,
itu sebab tak sehati, si'menak Ian kaula,
si menak dengan kaulanya, ngadu semet durus biwih,
berkumis sepanjang bibir- pan terantem kiyai ndara'
nya, urusanm.

tak setetespun ia beidarah


kiyai.
280

1062. Lain pula diiiwayatkan, 1062. Malik lain katuturan,


si Jro Mustiaji, kocap Jro Mustiaji,
bersama si Raden Jonggat, bareng isi'Raden Jonggat,
sepakat bicara meieka, rara pengraosan tarik,
lain mereka berangkat, banjuran leka'gelis,
menghadap Anak Agung, parek leu'Anak Agung,
Anak Agung Ngurah si raja, Anak Agung Ngurah ajinda,
tiba Mu beitemu, dateng banjuran bedait,
Raja Anak Agung Ngurah Nak Agung Ngurah ajinda
menyapa. nyenyapa'.
1063. Jro Mustiaji Raden Durmas, 1063. Jro Mustiaji Raden Durmas,
silakan duduklah nanda, sila' ite adek malinggih,
bersama bapa di sini, rapetan bareng bapa,
lalu mereka bersama duduk, banjur pada bareng me-
Anak Agung Ngurah ber- linggih,
sabda, Anak Agung Ngurah be-
"Mengapa ananda datang, manik,
kemari beitemu bapa, apa gawen bija rauh,
bagaimana Jro Mustiaji, kete'bedait si' bapa,
masih kasihkan nanda pada ngumbe Jro Mustiaji,
bapa." atawa sukayang bija laV
bapa.
1064. Jro Mustiaji berhatur sem- 1064. Jro Mustiaji belatur nyem-
bah, bah,
"Duh Batara duli tuanku, duh Batara ratung kaji,
junjungan kaula sebumi, panyungsung ngan kaula
hamba menghadap duli sejagat,
tuanku, kaji parek W sor gading,
karena kasih hamba berlim- si'angen kaji ka lebih,
pah, kangen ragan Ratu Agung,
menyayangi Sri Baginda, nde'nara lainan dewa,
tak ada lain paduka, mung dekaji muter bumi,
hanya tuanlah penguasa kaji sembah amung ragan
bumi ini, dewa dowang.
hamba hanya tunduk kepada
tuan saja."
2&1

1065. Jio Mustiaji Raden Duimas, 1065. Jro Mustiaji Raden durmas,
dihatuikan santapan, kapaica pendadar tarik,
satu dulang berat sepilcul, padasedulang katir dua,
kain sutera nan inda^, lalemesan sutra luih,
bangsa sutera songket bersu- soroh sutra songketwijil,
1am, batik kembang bancul ancuk,
batik kembang pucuk re- dewangga sutra permas,
bung, sawitan bekembang kuning,
sutera dewangga sutera per- segenepanpengajin duaJuta.
mas,
sawitan berbunga kuning,
seperangkat lengkap harga
duajuta.
1066. Diberikan oleh Raja Ngurah, J66. Kican si'Ngurah ajinda,
teikena ucapan manis, baba wan si' uni manis,
Raden Dunnas dan Jro Raden Durmas Ian Jro
Kopang, Kopang,
karena memang licin lihai, mapan mula widagda ririh,
Anak Agung Ngurah Aji, Anak Agung Ngurah Aji,
teihanyut di cara manis, kaduduttan si' raos halus,
karena memang si Jro kerana mula Jro Kopang,
Kopang, masuhur widagda ririh,
termashur pintar dan lihai, pideksa raosan berugung
mantap bicaranya padahal doang.
dusta belaka.
1067. Manggis kuning cuma se- 1067. Manggis kuning selolo
batang, doang,
wadah asam dengan kelampi, tangka'asem si'kelampi,
manis cuma di bibir saja, manis uni bawo doang,
dalam hati seperti api, dalem angen mara'api,
kayu randu menjadi geihang, kayu'rangdu Jari kuri,
ditempati si kutu batang, bis tetao'isi'bubuk,
buat keranjang tempatjarak, piya' kalungkung tangka'
Anak Agung penguasa besar, jarak,
terhanyut dapat diperdaya Anak Agung muter bumi,
seperti bocah. keduduttan bau teugung
mara'kanak.
282

1068. Jro Kopang daii Raden 1068. Jro Kopang Raden Jonggat,
Jonggat, pamit budal ule'gelis,
mohon pamit segera pulang, serep Jelo kacaritan,
matahari terbenam terkisah- b(q>itung ngan kancan Bali,
kan, selapu'na cawisan bedil,
bermupakat warga Bali, seredadu si'dekat Miru,
semua mempersiapkan bedil, sino mula gen laksana',
serdadu di dekat Mini, pada kumpul soroh Bali,
itu akan digrebeknya, dalem tembok ManyUre tao'
berkumpul si warga Bali, napak.
mereka bersiap di dalam
tembok Mayura.
1069. Sudah sepakat bicara 1069. Patuh raos na mupakat,
mereka, banjuran na bareng bebedil,
lalu mereka serempak kancan seredadu bakat,
menembak, kapisanan reba'nguring,
si serdadu terluka, kancan Bali malik bebedil,
ada yang mati tergeletak, beriyuk reba'bareng telu,
laskar Bali lagi menembak, suredadu bakat lima,
tiga orang serdadujatuh mati, maka lima mate tarik,
lima serdadu terluka, banjur gewar seredadu se
kelimanya lalu almartium, lapu'na.
, paniklah semua serdadu
Belanda.
1070. Bersama mereka menembak, 1070. Beriyuk medil sembarengan,
sorak ramai bedil berdentum, sur^ rame bedil ngalintir,
saling bedil berhadapan, tarik medil berandangan,
warga Bali ricuh pula, soron ball geger tarik,
semua mengambil bedilnya, selcq>u'na demak bedil,
serdadu Belanda dikepung, seradadu tekalipung,
ditembak dan kiri kanan, ta bedil leman kiri kanan,
muka belakang serempak, jUlumudi beriuk tarik,
serdadu luka dari mati ber- seredadu bakat mate bege-
gelimpangan. lampar.
1071. Bertempur dari waktu senja, 1071. Perang leman suranbiyan,
sampai pagi tak putusnya, jangka menah enddra' pa-
berdadu sampai amblas. panggil.
283

bangkai berserak beitumpuk, seredadujangka pusat,


tak kurang dua ribu, bangke sampai begelintir,
hancur semua, nde'na kurang duwang tali,
di batas desa lagi, punah make selapu',
Karang Jangkong ditembaki, malik leu'bat desa,
bertempur seru si serdadu Karang Jangkong tebedil
melawan. masih,
rame siat seredadu pada
ngelawan.
1072. Waktu subuh bersahutan, 1072. Suran nienah betimbalan,
asap mesiu mengepul gelap, peteng dedet kukus bedil,
mayat berserak bertindih, bagke sampai betetiny>a,
serdadu lalu mundur, suredadu surut tarik,
ke selatan ia menyingkir, belau'lain na mirik,
perang sambil mundur perang sabil surut bombong,
teratur, si'mate dateng Ampenan,
yang mati sampai Ampenan, kecandet kocap li'tulis,
dicatat dalam buku laporan, seredadu si'wah ojok
serdadu yang pergi ke Kuta- Kuteraja.
Kutaraja.
1073. Bersama tuan komandan, 1073. Bateng si'tuan kumendan,
menjemput si laskar Bali, tutu kancan sekep Bali,
yang meronda di Kutaraja, si'nyangra ii'Kutaraja,
laskar Bali sudah berangkat, Sekep Bali budai tarik,
sudah berangkat si Ida Gusti, uwah turun Ida Gusti,
serdadu berangkat turun, serdadu pada turun, .
bersama tuan komendan, bareng si'Tuan Kumendan,
sudah sampai di Kopang, uwah dateng li'Kopang tarik,
tiba lalu beitemu Jro Kopang. sedateng na bedait Ian Jro
Kopang.

1074. Jro Mustiaji menyapa, 1074. Jro Mustiaji nyenyapa',


menceriterakan ihwal Bali, tuturang pertingkah Bali,
beiperang di Cakranegara, si'beperang li'Cakranegara,
silakan sekarang saya sila'nene kaji ngiring,
sertai. ta turun bae perjani.
284

Idta ke kota sekarang juga, Tuan kumendan beterus


Tuan komandan lalu ber- tururi,
angkat, Ian suredadu selapu'na,
dengan semua serdadunya, Jro Mustiaji lampa'gelis,
Jro Mustiaji segera pergi, tunggang jaran lampa'
njuk kuda bersicepat gegangsaran.

1075. Aikian sudah sampjd di Nar- 1075. Kocap wah dateng Armada,
Nannada, tekocapang penyanggra
ditutuikan penjaga Bali, Bali,
Komang Pengsong meronda Komang Pengsong ito
disitu, nyanggra,
dia memimpin laskar Bali, ya batek pemating Bali,
semua menoleh, selapu'na ngengat tarik,
melihat serdadu Belanda, pada gita'suredadu,
laskar Bali bersiaga, soroh Bali pada nyatna,
mereka menyiapkan be- selapu'na denude bedil,
dilnya, tembang Pangkur beriyuk
bertembang Pangkur mereka bedil sembarengan.
membedil.

PANGKUR

1076. serdadu banyak terluka, 1076. Suredadu lue' bakat,


ada teijatuh mati oleh peluru ara' reba' mate bakat isi'
serdadu beisama-sama, mimis,
, menembak serempak, suredadu beriuk manjur,
seru pertempuran berbaur puni'bedil sembarengan,
asapmesiu, rame slat kukus bedil peteng
mayat bergelimpangan, ngibut,
serdadu maju mandesak. bangke sampai begerinting,
suredadu ngulahang tarik.
1077. Mereka maju kc barat, . 1077. Pada leka'andang bat,
, sambil bertempur bangkai sambil perang bangke sam
berserak, pai begerinting,
bunyi bedil mengguntur, swaran bedil begeluduk,
sampai tiba di Suweta, Jangka dateng W Suweta,
serdadu dikepung musuh suredadu terkelipung isik
(Bali), musuh.
285

berguguran sepanjang jalan, along mate selangan-langan,


serdadu tujuh ribu. suredadu pitung bangsit.
1078. Masih hidup tiga puluh, 1078. Masi hidup telung dasa,
sisa mad bergelimpangan, sisensinomate sampai ngar-
yang tiga puluh orang itu, inting,
menyerah semuanya, si'telung dasa no manjur,
dibawa oleh warga karang maserah nungkul selapu'na,
Taliwang, kancan karang Tliwangjau'
sudah sampai di karang iya selapu',
Taliwang. was dateng Karang Teiwang
mangkep perang no malik.
1079. Tuan Lipring di Ampenan, 1079. Tuan Lipring li'Ampenan,
berutusan ke Buleleng, beputusan li Buleleng Ian
Betawi, Bentawi,
tuan Jendral Eropa sudah Tuan Jendral li' eropa uwah
dibeii tahu, katur,
ihwal peperangan di Sasak, tingkahsiat bumi sasak,
raja Bali tak dapat dikalah- raja Bali perang ndo'na bau
kan, kingguh,
Tuan Jendral Eropa, Tuan Jendral Eropa,
dan Gubemur Jendral miwah Ian raja Betawi.
Betawi.
1080. Memerintahkan melengkapi 1080. Ngandikayang tegepang jer-
mortir, nat,
lima puluh ribu mortir siap, lima laksa jernat uwah me-
dimuat sepuluh kapal, cawis,
memuat mortir lima puluh si'muat kapal sepulu',
ribu, mara tipa'lepasjernat,
maka tibalah di Ampenan jlo malem endara'panggil.
semua,
lalu mulai melepas mortir,
siang malam tak putusnya.
1081. Setiap terkena rumah ter- 1081. Sing bakat bale bisjulat,
bakar, soroh Bali gewar nde'na
si orang Bali panik berlari, karuan lai,
di tiap kampung beijatuhan bilang gubukjernat nepur,
mortir. si'mate pira pira.
286

tak teitiitung korban jiwa, soroh Bali ende'na tao'jari


si warga Bali bingung, angkun,
dilawan berpeang dari kapal, tekewak perang leman kapal,
bangkm manusia berserakan. bangke sampel begerinting.

1082. Berlari mengungsi hutan dan 1082. Rarut ngungsi gunung ga-
gunung, wah,
tak tabu hendak ke mana, nde'na tao'lain pada mirik,
menuju hutan dan gunung, pengungsi na gawah gunung,
mati tak dapat makan, mate nde'na mau'mangan,
Anak Agung Ngurah Anak Agung Ngurah ajinda
bingung, no ibuk,
karena mortir tak putusnya, mapahjernat endara'pegat,
siang malam merancah kota. jelo malem begelintir.

1083. Akan menyingkir tak tabu 1083. Gena mirik gara'laina,


arab, langan timu' kansan Slam
di timur si orang Sasak men- nyanggrahin,
jaga, pada ngerep ngerasa ibuk,
semua mendekam ketakutan, soroh Bali bepitungan,
warga Bali bermupakat, pada ngeraos mele bilin
berunding mau meninggal- Anak Agung,
kan si raja, gen nungkul aning Blanda,
akan menyerab kepada lolos nyedi pirik diri'.
Belanda.
minggat menyelamatkan
diri.

1084. Mortir Belanda di kapal, 1084. Sekep Belanda si'li. kapal,


turun dari kapalnya, pada turun leman kapal na
panglima perangnya turun, tarik,
bangsa komandan, kepalen perang pada turun,
berpondok di Ampenan, soroh kancan kumendan,
tak kurang lima ribu, li'Ampenan sesek pada mon-
serdadu bersenjata bedil. dok selapu',
nde'na kurang lima laksa,
suredadu sekep bedil.
287

1085. Maka tibalah pagi, 1085. Menah desa keceriten,


para komandan menyiapkan soroh kumendan besuru'
pasukan, kandayang baris,
tak kurang tujuh ribu, nde'na kurang pitting ngiu,
berbaris menuju Mataram, ngambiyar andang Men-
arkian si Bali sudah maju, tarcan,
akan mempertahankan Ma kacariten kancan ball was
taram, mapucuk,
Anak Agung Ketut diiringi. gena bela desa Mentaram,
Anak Agung Ketut teiring.
1086. Bangsa Gusti dan Brahmana, 1086. Soroh Gusti Ian Brahmana,
sudah siaga juga warga wah siaga miwah wargi
Singasari, Singasari,
serdadu lalu maju, seredadu ngulah banjur,
sudah liwat di kampimg uah liwat W Kapitan,
Kapitan, Dasan Agung Taliwang be-
Dasan Agung diliwati, terus,
sudah tiba di Mataram, uah parek desa Mentaram,
serdadu mengatur posisi. seredadu kendayang baris.
1087. Tuan komandan memberi 1087. Bewangsit Tuan Kumendan,
isyarat, seredadu reba'punV bedil,
serdadu serenta menembak, suaren bedil mara'guntur,
bunyi bedil seperti guntur, mimis nde'na bina ujan,
peluru tak ubahnya hujan, meriyem muni na jernat
meriam kapal berdentum doang,
bertalu, Mentaram Cakra teujanin.
pelurunya mortir pembakar,
Mataram Cakra dihujani.
1088. Peluru mortir naval teijatuh, 1088. Si'tri'mimisjernat,
meledak muncrat meruyak, ngemouk ngempeng pembela
apinya menyembur mem- na diwu dawi,
bakar, sing tipa'na api ngambur,
semua rumah teibakar, selapu'bale bue'Julat,
pecahan mortir menghantam tampalan Jernat merisat
pohon. kayu'si'na lantur.
288

pohon beringin yang besar kayu' bunut si' bele'


tinggi, tinggang,
terpangkas rata oleh si pe- sapor perding isi' mimis.
luru.

1089. Anak Agung Ketut di 1089. Anak Agung It' Mentaram,


Mataram, sugul tring luah kuta pada
keluar diiringi ke batas gen nanggalin,
Mataram, dateng uah kuta banjur,
sudah sampai di luar bejagar pada ngambiyar,
geibang, seredadu gita'na musuh lue'
beijajar mengelar pasukan, sugul,
serdadu melihat musuh banjur pasang bedil Jangka
banyak, ecok bumi.
memasang bedil dua barisan,
suara bedil sampai goncang
bumi.
1090. Mayat bergelimpangan, 1090. Bangke sampai begerinting,
berserakan laskar Bali di sampai sawu pemating Bali
landa peluru, kena si' mimis,
pelura macam laut pasang, mimis mara'belabur laut,
yang terkena langsung al- si' bakat terus perjaniya,
marhum, tembok puri pa Jeroan reba'
tembok puri berantakan, nyerungkung,
panik Bali Mataram Cakra, kewah Bali Mentaram
takut tak tabu ke mana me- Cakra,
nyingkir. jejah nde'na tao'laina mirik.
1091. Agung Ketut yang keluar 1091. Agung Ketut si' uah sugul
melawan, metanggal,
diiring warga Singasari, mahiringan soroh wargi
bersiap sedia akan meng- Singasari,
amuk, pacang mula gen pada
lalu membangun sorak, ngamuk,
sorak ramai perang merang- banjuran mangkeban surak,
sek, surak rame pesiatan saling
Anak Agung Ketut teiiuka, sundul,
dada dekat susu kill. anak Agung Ketut bakat,
kapur susu langan kiri.
289

1092. Peluru tembus ke punggung- 1092. Minds terus W bungkaknya,


nya, banjur seda Amk Agung ta
Anak Agung tewas lalu di- perariyang gelis,
larikan, li' gedengna was malebu,
sudah masuk ke puiinya, sedatang na sV pada berem-
setibanya yang menggotong, bat,
istri dan selimya datang ber- soroh rabi belari pada lite
lari, kumpul,
melihatnya Anak Agung si'na gita' anak Agung wah
tewas, seda,
menangis tembang Kumam- sedih nangis tembang
bang meratap. Kumambang madurdng
tiring amanis.

MASKUMAMBANG
1093. Subahnala sangat dalam 1093. Subahnala mulan bunuh tanr
jejak si sapi, dangsampi,
buatlah gam cabang maja, pia'gau perrq>ang bila,
memang ajal si Agung tewas, mula tuduh Anak Agung ba-
tak dapat diselamatkan lagi. rengjanji,
nde'na bau smq>angin ia.
1094. Duhmasmirahpisanglilindi 1094. Duh mas mirahpunti'lilin le'
Labuaji, Labuaji,
tanam kopi di I*unia, talet kahwa le'Punia,
bila si Agung meninggalkan mun anak Agung bilin kaji,
hamba, tan kuasa kaji temu susah
tak tahan berduka di atas bawon dunia.
dunia.
1095. Aduh dewa kayu pace ra- 1095. Adu dewa kayu'pace Jari
muan liunbung, ramonsambi,
beringin beijenggot di pan- bunut baok le'Pancor selela,
curan batu, lamun Anak Agungjulu mate
bila si Agung mendahului bilin kaji,
mati, payuntajeleng ngangos nde'
menderita tercenung tak mau'beriwa.
dapat memangku.
290

1096. Alkisah si Agung Ngurah 1096.Tekoccipan anak Agung


sudah diberitahu, Ngarahwahteaturin.
ihwalputranyasudahtewas, tingkah bijana wah seda,
di Mataram terkena peluru, le'Mentaram bakatsi'mimis,
ayahnya di Cakra sangat ber- mami'na le' Cakra sedih
duka. pengerasa.

1097. Anak Agung berduka cita 1097. Anak Agung Ajinda lebih
menangis, susah sedih nangis,
menyayangi putranya telah kangen bijana uah seda,
tewas, malik si'na seselan diri',
lagi menyesali diri, nyesel nde'meleterapahang.
menyesal tak mau didamai-
kan.

1098. Sekarang bam si raja ber- 1098. Baru' nengka meno pikir
pikir, Ngurah Aji,
panjang penyesalan sayangi belo nyesel kangen raga,
diri, tanpa gawe nyesel mudi,
sesal kemudian tiada ber- tutu'kemuktian na le'gumi
guna, Sasak.
tamat kekuasaannya di bumi
Sasak.

1099. Begitu pikiran Agung aji, 1099. Agung ajinda meno si'na
semakin beriamt hati duka- bepikir pikir,
nya, sayan dudur ate susah,
menoleh kanan dan kiri, cingakin kawan kiri,
atas bawah dilihatnya. luhur andap tesereminang.
1100. Duhju adik mengeluli sayang 1100. Aduh adi' bebangsal kangen
istrinya, sebini',
sanak famili dan putranya, Idn kadang miwah bija,
Anak Agung dihadap di Anak Agung le'bencingah
Bencingan, ketangkil,
oleh sentana dan pembesar. isV wargi soroh budanda.
291

DANGDANGGULA

1101. Sedang penuh orang meng- 1101. Nyekanna tebeng si' pada
hadap, mngkil,
para warga, soroh wargi,
bersama para punggawa, lawan pra punggawa,
juga para pemimpin sebumi miwah Ian Budanda maka
Sasak, sepaer,
lalu datanglah seidadu, banjur dateng suredadu,
di Cakra penuh berbaris, ito' W Cakra lue'bebaris,
mengiring si Mayor kepala iring Tuan Mayor kepala
perang, perang.
di barat Mini, ito baretMiru,
penuh sesak masuk Cakra^ peno'padet tama Cakra,
tidak kurang, nde'na kurang,
sekitar lima ribu, swatara limang tali,
bangsa komendan empat soroh kumendan petang
ratus. dasa.
1102. Tuan Mayor itu memerin- 1102. Tuan Mayor no banjur be-
tahkan, manik,
kepada komandan, li' kumendan,
disuruh masuk di Bencingah, ya tesuru'tama li'bencingah,
bersama serdadu yang bareng si'suredadu lue',
banyak, bebaris tama li'puri Agung,
berbaris masuk puri Agung, remba'bebedil pereret muni
menembak dan terompet ber- muni,
bunyi, peteng dedet kukus hubat,
asap bedil gelap beikabut, suwaran bedil begeluduk,
suara bedil menggeluduk, tenderjangkaecok Jagat,
menggelegar menggoncang separo malik,
bumi, sedut dinamit bawa'puri,
separohnya lagi, tembok bencingah reba'
membakar dinamit di bawah nyeroang.
puri,
tembok bencingah rubuh ter-
jungkal.
292

1103. Dari situ si serdadu masuk, 1103. Ito langan na tama seredadu
mengiringi, lue'gati,
si Komandan dan tuan aju- iring soroh,
dan, kumendan Ian Tuan Ajudan,
bersama tuan mayor, mesarengan Ian Tuan
mereka menuju Anak Mayor,
Agung, si'na tepetAnak Agung,
si Agung Aji sedang duduk, Ajinda sedek malinggih,
dihadapi di balai sidang, tetangkil IV bencingah,
tuan ajudan langsung, Tuan Ajinda beterus,
naik ke Bencingah, taek W penangkilan,
diiringi para, ngiring soroh,
perwira berpangkat tinggi, si' berpangkat tinggi-tinggi.
mayor letnan dan komandan. Mayor Letnan Ian kumen
dan.

1104. Anak Agung lalu dipegang, 1104. Anak Agung banjur tademak
disergap, iya gelis,
lalu segera dilarikan, teserogo,
ke Ampenan oleh tuan terus iya trus telariang,
Mayor, aning ampenan si' Tuan
dinaikkan ke kapal, Mayor,
alkisah di Cakra lagi, tetaekang aning kapal
warga bali yang banyak, banjur,
hiruk pikuk mereka, kocap W Cakra no malik,
di dalam puri Cakra, soroh Bali si'pada banyak,
ada yang menangis, meburutan tarik biur,
menganga mengap me W dalem puri Cakra,
nangis, ara' nangis,
seperti orang makan cabe. nganga' ngangkot pada
sedih,
mara'dengan kaken sebiya.
1105. Gulung menggulung keluar 1105. saling gulung sugul IV dalem
puri, puri,
ada patah terinjak berebutan, ara' na polak saling pieak
ada keluar mencretnya, berebutan,
separuh mati keluar ken- ara' molang sugul tai
tumya. nanyerot.
293

diinjak perutnya oleh orang separo mate sugul entut,


lari, tepicak tiyanna si' batur
tericesiap berlari, pelai,
melihat bans serdadu, komelas bergerabasan,
menembak mereka serem- gita' barisa suredadu,
pak, puni'bedil pada tremba',
suara bedil, swaren bedii,
menggeluduk mengguncang baludukjangka encok bumi,
pertiwi, limang tali suredadu adang
serdadu lima ribu meng- ya.
hadangnya.
1106. Banyak mati teikena paluru, 1106. Lue'mate bakat isi mimis,
bergerlimpangan, bergelepar,
mayat tak dapat dihitung, bangke tide'bau bilang,
di dalam Cakra ramai dalem Cakra slat rame,
peitempuran, perang pada saling buru,
perang saling bum membum nyeken nedeng slat na kocap
sewaktu pertempuran malik,
beikorbar, Tuan Ajudan residen perang,
Tuan Ajudan residen perang, tunggang jaran gelisah
naik kuda segera, banjur,
bersama Tuan Letnan, mesarengan Ian Tuan
pergi ke Ampenan, Letnan,
datang pantai, lumbar aning Ampenan,
lain naik ke atas kapal. rauh pesisi ito gelis,
beterus munggah W kapal
perang.
1107. Setibanya lain beitemu, 1107. Sedateng na banjur ya be-
dengan Tuan Kapitan, dait,
dia itu kepala Angkatan Laut, Ian Tuan Kapitten,
lalu mereka benmding, iya sino kepalen perang U'
ihwal perang Cakra yang lautanm
berat, banjuran na tanding peraos,
banyak serdadu dan piajurit tingkah perang Cakra lebih
mati, ribut,
bangkai berserakan, lue' mate suredadu muwah
Tuan Kapitan segera. prajurit.
294

memasang meriam menem- bungke sampal begerinting,


bakkan mortir dari kapal, Tuan Kapitten gelisah
meriam menyalak tak pu- banjur,
tusnya, pasang meriyem lepas jer-
siang malam tiada hentinya. nat,
leman kapal,
meriyem muni dara'panggil,
jelo malen nde' na pagat
pegat.

1108. Meriam berdentum meng- 1108. Meriyem muni tenderjangka


goncang buana desa Cakra, encok bumi langit,
dihujani peluru navalem, desa Cakra,
navalem meledak meruyak, teujanin isi'jernat,
di dalam Cakra panik, jernat tarik ngepok ngepeng,
si Bali ketakutan, dalem Cakra bajur biur,
yang berperang di Cakra, soroh Bali jejah tarik ,
tak tahu apa diperbuat, si'perang dalem cakra,
dilawan berperang dari kapal, nde'na tao'jari ungguh,
kebanyakan mati, tekewa perang leman kapal,
Bali terkena peluru, iwiyan mate,
penuh berserak mayat ber- Balibakat isik mimis,
gelimpangan. sampal sawu bangke
ngelampar.

1109. Siang malam mortir 1109. Jelo malem jernat nde' na


berdentum, pagat muni tarik,
jatuh meledak, nepuk nepar,
berpencar pecahannya ter- ngepok belah tempalan na
bang, merisat,
mengahantam tembok dasar lantur tembok bataran bale ,
rumah, sing bakat bih nyarungkung,
siapa terkena terjungkang, nde' na ara' tilah masih,
tak ada yang utuh lagi, saluiring kekayonan,
semua pepohonan, bue' ungkah sigar pesu'
tercabut pecah remuk, kancan Bali si'pada banya'
warga Bali yang hidup, dalem cakra,
di desa Cakra, lue'mate nde'na taon aning
295
'it

banyak mati tak bisa aningna mirik,


menyingkir, bele, kode' nina makna.
besar kecil laki wanita.
1110. Berlari meninggalkan 1110. Belari bilin desana torik,
desanya, sugul luar,
keluar desa, tepetua gawah daya,
menuju hutan di utara, nina mama kode' bell',
laki wanita besar kecU, tama gawah ruak gunung,
masuk hutan merambah separo molang sugul tai,
gunung, tinjot kemelas isV jernat,
separuhnya mencret keluar era' kereng tai perikak,
tainya, nina mama,
teikejut oleh mortir, beteng dedet ambun tai,
ada yang keluar kentutnya, nde' tekewa ngambu' ia.
di sarung kotorannya
melengket,
laki wanita,
seru serem bau kotorannya,
tak kuasa kita menciumnya.
1111. Anak Agung dibawa ke 1111. Anak Agung tejau, liwat
Jawa, aning Jawa,
engkau ini orang celaka, kowe orang cilaka',
mengapa engkau berperang, apa sangka' beperangan
melawan si Sasak kaula bae,
sendiri, lawan slam kuaca mesa',
"Hor verdoman seh!", Hor perdoman seh,
Anak Agung kemudian, anak Agung ni banjur,
dipenjara di Jawa, tekerangkeng lai Jawa,
negerinya dinyatakan kalah, desa koraos kalah,
Cakra terbakar lautan api, Cakra julat jari lautan api,
semua habis terbakar, lapu' bis julat,
sepeti gunung kobaran api, mara' gunung nyalan api,
kuala Bali semua menyerah. Bali si' banyak pada
meserah.

PERPUSTAKAAN
PUSAT PEMBIUAAN CAN
PENGEMBANGaN BAHASA
OEPARTEMEtJ PtNUlDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
tv;-

-v-

H-
lr

Tiit 'JbC: i-.:

gnu-^A 5iiJf;A_U-'

-fcioa

r- "Sjif '^

- " . >i. \ - A . "'


"' > -' ' ;:y, s <;!|h3;
. : -".M /

= ..; ; '

|- i' : . iUri'A'N
_ , .-
- it
'-'

899,
I..

Anda mungkin juga menyukai