D A A
~l
TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM
BABAD SAKRA
'.r\
P E R P U S T fl K A A N
PUSAT PEMBIfJA AfV DAN
PEfgGEMB ANGaN 8 AHASA
DEPARTEMEN PENOiDIKA?^
pan KEBUOAYAAW
00001694
Tgi !
Ttd .
ISBN 979-459-392-3
iii
PRAKATA
Fuji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena dapat menyele-
saikan teigemahan naskah Babad Sakra ini, sesuai rencana. Naskah asli
Babad Sakra tertulis di atas daun lontar beihuruf Jejawan dalam bahasa
Sasak. Jumlah pupuhnya (baitnya) sebanyak 1111 (seribu seratus sebelas)
buah.
Alur ceritera terurai dalam 6(enam)jenis sekaran (tembang) berupa:
Sinom, Dangdanggula, Pangkur, Kumambang, Durma,dan Semarandana.
Keenam jenis tembang ini sangat lazim dalam naskah-naskah sastra lama
Sasak.
Naskah jenis babad sepeiti Babad Sakra ini dirahasiakan serta tidak
boleh dibaca oleh umum di daerah Lombok Nusa Tenggara Barat. Peme-
rintah dan beibagai kalangan khawatir publikasi babad ini akan mener-
bitkan rasa marah dan tindakan yang berbentuk sara terutama bagi orang
Sasak di Lombok.
Yayasan Kerta Rahaija beralamat di Desa Sakra Lombok Timur, de-
ngan ketua Ir. Haji Lalu Djelenga,mencoba mempublikasikan Babad Sakra
dalam benhik stensilan. Naskah asli diberi penjelasan dalam bentuk uraian
(bukan te^emahan bait per bait), dan temyata apa yang dikhawatirican ti-
daklah teijadi di kalangan masyarakat. Sebab,isi ceritera dalam babad ini
sangat wajar, bertutur secara obyektip dan nyaris tidak memihak. Di sam-
ping itu, masyarakat pembaca di kalangan orang Sasak yang menjadi pokok
kekhawatiran tersebut temyata telah menjadi pembaca yang kritis, lebih
berwawasan, dan faham duduk perkara sebuah ceritera. Berbagai jenis
babad yang ada di Lombok,Babad Sakra adalah babad terlengkap kedua
setelah Babad Lonbok dan beberapa babad lainnya seperti Babad Selapa-
rang, Babad Praya, Babad Doyan Neda, Babad Suwung, dan Babad Batu
Dendeng.
IV
Teijemahan ini mengambil dasar dari Babad Sakra yang pemah digan-
dakan oleh Yayasan Keita Rahaija Sakra denganizinketuanya Ir. Haji Lalu
Djelenga.
Aklumya, kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyele-
saian teijemahan Babad Sakra ini saya ucapkan terima kasih.
VI
Panji Komala itu. Namun,Datu Bin!Riog^t ibunya yang keturunan Raja
Pejanggik mendukungnya seita memberi doiongan untuk memberontak.
Kiranya,hasutan Raden Siuya Jaya telah mempengaruhi sang ibu, Datu
Bini Ringgit. Masalah lain yang ikut beipeian dalam memperuncing peibe-
daan faham ini, ialah adanya keietakan keluarga antara Datu Bini dengan
Karaeng Manajai. Datu Bini Ringgit tak mengizinkan suaminya pulang
gara-gara soal istri muda sang Karaeng.
Karaeng Manajai akhimya pasrah kepada keputusan sang putra darah
dagingnya setelah tak mampu melarang kehendak putranya.
Begitu pula dengan Raden Ormat, seorang yang amat arif bijaksana,
akhimya pasrah untuk ikut setelah mendapat kata-kata pedas dari Raden
Surya Jaya.
Adalah pantas untuk diperhatikan serta direnungkan dalam tutur ini
betapa sulit kedudukan kedua pendekar tua, yaitu Raden Ormat dan
Karaeng Manajai dalam membantu peijuangan putranya. ^ususnya,
bagi Karaeng Manajai,ia tak dapat terlibat sebab ia sudah beipisah dengan
istrinya dan dianggap "orang luar." Oleh karena itu,ia terpaksa memben-
tuk pasukan dan menghimpun kekuatan imtuk menyokong putranya dari
garis luar.
Peperangan pun beikobar tanpa dapat dihalangi lagi dan pada saat awal
lasykar Sakra memperoleh kemenangan pada setiap medan pertempuran.
Namun, perbawa darah muda membuat Raden Mas Panji Komala dan
Raden Suiya Jaya menjadi mabuk kemenangan. Kemenangan diisinya
dengan pesta pora dan peijudian serta mereka mewisuda diri dan para
pejabatnya dengan gelar yang hebat-hebat. Karaeng Manajai melihat
tingkahlaku putra kesayangannya itu sangatlah prihatin.
Musuh yang mundur disangka sudah kalah dan tidak akan berani
menyerang lagi. Padahal musuh sedang mengatur strategi dan kekuatan
baru. Puncaknya pada gebrakan berikumya satu persatu kekuatan Sakra
tumbang sampai sepenuhnya. Karaeng Manajai melindungi putranya yang
luka parah dan menyuruhnya pergi mencaii gurunya di Gunung Rinjani
imtuk berobat. Akhimya, Karaeng Manajai beserta Sini Ringgit ditangkap
dan dipenjara di Cakra Negara.
Episode kedua dari Babad Sakra adalah menceriterakan ihwal perang
antara Cakra dan Mataram.Penyebabnya begitu menarik, yaitu soal pelam-
piasan napsu seksual sang raja wanita Sri Baginda Dewa Cokorda yang tak
mau bersuami. Dalam kehidupannya tanpa suami itu sang ratu mengincar
lelaki mana saja yang sukainya. Para pembesar kerabat keraton, anak
VII
para ningrat Bali dan Sasak dan siapa saja yang dapat menerbitkan napsu
birahinya. Jejaknya ini diikuti oleh adlknya yang paling bungsu, yaitu Sang
Ayu Putri yang sudah bersuami. Seandainya Sang Dewi Ayu .Putri masih
tak bersuami tidak akan menimbulkan masalah. Namun, suaminya adalah
putra Raja Mataram dan telah mempunyai dua orang putra pula. Sekan-
dal cintanya dengan Gusti Cede Dangin, patih terpercaya di Cakra,
akhimya diketahui oleh suaminya. Rasa amarah dan cemburu merasuk had
suaminya dan ingin membunuh Gusd Gede Dangin. Akan tetapi, tak men-
dapat izin Sang Ratu Dewa Cokorda, dan jawaban akhir adalah perang.
Peperangan awal dimenangkan oleh kerajaan Cakra karena laskamya
sangat banyak. Cakra adalah raja besar penguasa Lombok sedangkan
Mataram hanya kerajaan kecil saja. Namun,sekali lagi Gusti Gede Dangin
melakukan kesalahan besar, yaitu membunuh Datu Bini Ringgit tawanan
dari kerajaan Sakra.
Akibatnya,orang Sasak menjadi marah dan berbalik memerangi Cakra
dan mntuhlah kerajaan Cakra.
Kerajaan Mataram bangkit menapak masa jayanya tetapi pada periode
sepuluh tahun berikutnya mulai pudar. Hal ini disebabkan teijadinya perang
Pagutan, yaitu pemberontakan kerajaan Praya dan diiringi kebangkitan
Sakra di bawah kepemimpinan seorang kiyai sakti bemama Haji Ali Batu.
vni
/
SINOM
1
aksara yang delapan belas itu, lamun ara sastra tanggit,
bila ada ceritera dikarang, jalaranta too'selapu,
itulah membuat kita tahu, si'lenge Ian si'onya',
yang buruk dan yang baik, mapan sine pengiling-iling,
dan inilah suatu catatan, sai-sai nde'man tatas le' kan-
bagi siapa yang belum tahu dana.
sebabnya.
4. Ihwal runtuhnya desa Sakra, 4. Tingkan rusak Desa Sakra,
tak kurang tiadapun lebih, nde'na kurang nde'na lebih,
sungguh bukan dugaan saja, jati mula nde'bemara',
yang tertulis dalam kisah ini, si' tekocap dalem tulis,
pemberontakan Data Panji, pembalik Data Panji,
Den Surya dan Den Nuna- Den Surya, Den Nuna
Lancung, Lancung,
Raden Onnat dan Jero Siraga, Raden OrmatJero Siraga,
dan para raden lainnya, miwan pra Raden si'Iain-lain,
setiap desa luntur kesetiaan- bilang Desa pada ganjih
nya. pengerasa.
15. Bagaikan bulan dan matahari, 15. Maraq Jelo tangkat bulan,
terang benderang bumi dan menOh tandur gumi langit,
langit, desida meraga surya,
sang tuan laksana surya, mara'bintang penyeremin,
bagaikan bintang matanya, penengah peno'gumi,
pendengarannya memenuhi terus langit rampih pitu',
bumi, nde'na melo sikut awdc,
menembus langit tujuh per- mara'Umpamaning kulambi,
tala, Pe Siraga pembela' le' Sura
(tapi) tak mau mengukur diri, baya.
saumpama baju,
Pe Siraga pembesar di Sura
baya (Lombok).
16. Sangat disayang oleh raja, 16. IsV datu lebih tersayang,
kaya tak kurang apapun, sugih nde'na kurang kuring,
tennashur bisa memerintah kesiden mandi le'roang,
tetapi mau kedudukan lebih, mele petokolan lebih,
di puncak Gunung Rinjani, le'puncak Gunung Rinjani,
seperti batang kayu, mara'umpamaning kayu'
sudah takdir jadi jarak, kecatrijari Jarak,^
mau menjadi kayu ipil, melejari kayu'ipil,
ikan pudah tak mungkin jadi mun pepundak nde'na onang
belanak. jari belanak.
PANGKUR
33. Sudah keluar di batas desa. 33. Uah sugul le'luah desa,
yang mengantar menangis si' beratong padana sedih
sedih, nangis,
beiteduh sambil menangis, betedong sampi'm ngangkus,
ada yang sampai Pegondang, ara'entah Pegondang,
ada sampai Pinda, ara'Pinda',
ada Maji ada sampai ara'Maji ara'm entah
Penyantur, Penyantur,
yang ke kota jalan terus, si'turun beterus iampa',
yang mengantar pulang lagi. si beratong ule'malik.
36. Yang kedua anak Nuna 36. Dua bijan Nuna Kedang,
Kadang, si' tepile' anging nde' beterus
yang dipilih tidak terns diam- tegading,
bil, dining masih kode'amung,
karena masih sangat kecil, aran na tetulisang,
ditulis namanya, ina'ama',
nama ibu dan bapaknya, si' tekanggo anakna merasa
yang disukai anaknya, ibuk,
bingung, sedih kinking kangen anak,
sedih menyayangi anaknya, bepamit le'mekel Bali.
berpamitan pada penguasa
Bali.
37. Karena sudah dekat lebaran, 37. Mapan uah parek lebaran,
penguasa Bali beikata, mekel Bali banjuranna be-
setelah lebaran ehgkau datang, manik,
para raden dan bangsawan, wah lebaran malik turun,
sambut aku, para raden km perwangsa,
jangan kurang sepuluh orang, alu aku,
aku diutus ke Sato, jerahna kurang sepulu,
keperluanku penting sekali. aku kautus betega',
tur gawengku mula gati.
38. Yang berpamitan mengiya- 38. Si'pamit matur sandika,
kan, beterus lampa' dalam penge-
lalu beijalan dengan sedih, rasana sedih,
bertedung sambil menangis, betedong sampi'na ngangkus,
besar kecil laki wanita, kode'bela'nina mama,
tanpa beristirahat, nde'na betelah,
di jalan mereka terus, le'langan pada beterus,
tenggelam matahari sampai di serep jelo dateng Sakra,
Sato, beterus tama Desa Tarik.
kemudian mereka masuk desa.
39. Setelah sampai di desa, 39. Uah dateng dalem desa,
bertemu dengan Den Surya beterus mara Den Surya Jaya
Jaya, bedait,
merekapun menceritakan, padana teteh belatur,
bahwa setelah lebaran, mun na uah peragat lebaran,
semuanya, selcq>u'na.
12
41. Sepakat sama putus asa, 41. Patuhna pada ngelalu paksa,
si empat orang saat malam maka empat sedeng le' malem
kemis, kemis,
mengendarai kuda, pada bejaranan banjur,
beijalan mereka berlima, lampa'tangetna lima,
ada bemama, ara'aran.
Den Satya ikut juga, Den Satya lampa'milu,
prihatin akan saudara anak- sedih kanggo anak sanak
nya, lampa'peta pemban Bini.
pergi mencari Nene' Bini.
42. Menuju Ganti Peresa', 42. Ojokna Ganti Peresa',
di sanalah bersembunyi di mapan ito besebo Datu
Datu Ringgit, Ringgit,
sampai lalu bertemu, dateng manjuran betemu,
Datu Ringgit menyapa, Datu Ringgit nyenyapa',
"Hai Surya Jaya, Surya Jaya,
apa keperluan ananda, apa gawen sida lalu,
ke sini berjumpa dengan ibu, kate' bedait tangket Ina',
tingkah ananda sedih sekali." tingkag lalu sadah gati.
43. Surya Jaya terkejut menjawab, 43. Surya Jaya taget nimbal,
berkata kata sembari me- sugul atur sembarengan isi'
nangis, tangis,
"Junjunganku Sang Ratu, panembahan kula RatUi
13
50. Tidak seperti yang sudah- 50. Bina sangat mara'si uah,
sudah, maka telu Desa nanipada wah
tiga desa sekarang goyah, ganjih,
bermufakat ikut bersama, reraosan milu payu,
Mataram, Pagesangan, Mentaram Ian Pagesanggan,
dan Pagutan, Ian Pagutan,
semakin tidak sepaham, pada sere nde'na patuh,
mengabdi di Karang Asem, le'Karang Asem ngaula,
sudah tidak patuh lagi. sere nde'na teler gati.
15
64. Sebab sudah naik perawan, 64. Mapan uah nedeng dedara,
keinginan Ratu Bini dan sukan Pemban Ian sukan
suaminya, Dane'laki,
tuanku menjadi suammya, pengkaji gen jari untung,
tidak mau yang lairinya, mula nde'na lainan,
betapa dayanya, apa akal,
agar tuan berjodoh, pengkaji derpon beruntung,
'Nuna Lancung lalu menjawab, .Nuna Lancung banjur nimbal,
begini pikiranku adik. mene pengersangku adi'.
65. Sampaikan aku setuju tetapi, 65. Gen kuturut aturin ia,
agar ia tinggal di desa Sakra, ade'na ite le'Sakra melinggih,
jangan bersembunyi begifti, kende'na si' besebo mene,
bila mail akupun mau, mun meno ngumbe jaga,
menjawab Surya Jaya, banjur nimbal,
bila tuan tidak mau, yen pengkaji nde'da cumpu,
kalau sampai demikian laum jangka semeno tingkah,
halnya, pasti nde'na burung tekambil.
pasti ia diambil Raja Bali,
19
66. Pertama rugi kedua susah kita, 66. Sa'ta lacur duanta susah,
Nuna Lanciing jika demikian, Nuna Lancung lamun jangka
hamba mau berlepas hati, semeno tingkah,
bila hamba membelanya, kaji ska gen ngelalu,
amatlahlega, lamun kaji bantel ia,
hatiku syukur seribu, Ihvatlega,
apa lagi akan dicari, atengku sukur siu,
jangan mendua pikiran kita. apa ampo'gen tapeta,
mula nde'bedua pikir.
DANDANG GENDIS
79. Lubuk dalam luas dan begini, 79. Tibu dalem galuh tur berisi,
aneka ikan dan buaya, selapu'mpa'tur berisi buaya,
bila teman cuma sekian, fnun tangket ta setnene bae,
mau mengeringkan lubuk, paksa gen limas tbu,
air besar di empang rapuk, ai'bele'tetcmpang ganjih,
pacaknya tak ada yang kukuh, ancengna nde'ara kekah,
akan menah^ banjir, gen taker belabur,
empang akan bobol, perigi aruan rungkas,
kita sedikit menahan sampai ita kedi' bojeng nakerjangka
peot, jengking,
pasti kita lumpuh patah. tulusta leso'polak.
80. Selokannya tak lah boleh be 80. Mun seloka nde'na saja' se-
gini, meni,
seperti orang nonton pere- umpamayang boya perasaan,
saian, demenmoyabaerame,
senang menonton beramai- si' manang ia ta ajum te jun-
ramm, jung,
yang menang disanjung mun si'kalah ia tesurakin,
dipuji, meno lalu ling siloka,
yang kalah disoraki, kelepetoa;Julu,
begitu lalu kata geloka, ama'kewala naturang,
paman hanyar menutuikan, masa kurang lalu raos dalem
masakan lalu kurang pikir,
^uryaJaya menjawab. Surya Jaya ia nimbal.
88. Buat apa menunggu hari esok, 88.Jart apa ngantih jelo Uunan,
bila tak terangkat si harta yen nde'kerangkatsi'arandoe
benda, arta,
rakyat Sakra nanti meng- kaula Sakra laun beratorig,
hantar geri rembat due arta turun,
membawa harta ke kota cakra, lamunda uah bareng si' raja
bila sudah bersama raja Bali, Bali,
barulah tuan keluarkan, ulin sida sugulan,
kepintaranmu semua, keririhanda selapu'
tidak kurang berseloka, nde'na kurang ling siloka,
seperti gaya bicaramu jari temah mara' kerantenda
sekarang, seni,
penuh dengan seloka, seloka nde'kurangan.
94. Surya Jaya halus beruc^, 94. Surya Jaya alus si'na muni,
adik kakak mamiq, guru tuan, duh adi' kakak' mamV guru
aku mendengar tuturan, tuan,
konon malam nanti, aku dengah tutur mene,
dene laki dan Pemban Bini, kocap malem si'laun,
akan datang ke Sakra, dene laki Ian Pemban Bini,
pengiringnya tiga ratus, gen lete ojok Sakra,
datang meminta hamba ikut, pengiringna telungatus,
siapa yang ingkar tak seiring, lete gen tori kaula,
akan dibunuh di jarah. sai si' bangga nde'suka
seiring
gen temate'tejarah.
95. Jadilah kita menempuh pra- 95. Payu jua'ita temah sakit,
hara, si'le'Sakra mara'mara'tetelo'
di Sakra bagai si telur mentah, kata',
diapit batu besar, tegapit si' batu bele',
pasti lebur kita, tulusta pada lebur,
yang kurang faham gemetar, si'nde menger leger begigit,
menjawab ayolah kita, nimbalsila ta pada,
menimggu di Palung, tengantih laV Palung,
jangan sampai masuk desa, pindahang gen tama desa,
Surya Jaya kesal berpaling Surya Jaya nde'cumpu ngengos
muka, muni,
bila seperti akalnya. mun mara'akal sida.
98. Surya Jaya beikata lembut, 98. Surya Jaya alus si'na muni,
"Adik kakak paman semua, adi'kakak tua'mami pada.
nanti bila telah senja hari, laun lamun uah galeng.
yang muda beikumpul, si' bajang bajang teduh.
sambut Dene laki Panji, alu Dene'laki Panji.
semua yang tua-tua, lapu'sida si'wayah.
sudah ksuruh membawa ker- wah kubesuru' uleang kao le'
bau, dasan.
kita sembelih buat sajian Jari sembelih si'ta saji' Datu
Panji," Panji.
kemudian bubarlah mereka. banjuran na pada budal.
99. Sampai di rumah mereka ber- 99. Dateng bale pada wah me-
siap, cawis.
suka ria si muda berdandan, suka girang si' bajang
menanti hari senja, pepayas.
para tetua hadir, pada nganteh jelo galeng.
lengkap pisau parang dan perwayah malik teduh.
kapak, seregap pemaja bate'kandik.
kerbau sudah dibawa pulang, kao no wah teuleang,
begitu tiba ramm meringkus, sedatengna banjur rame pada
sudah rebah memanggil kiyai, si' bebecang.
disembelih lalu dikuliti. wah na reba'banjuran na'
pesila'kiyai.
peragat mara; beburak.
30
106. Semua wanita yang datang 106. Soroh bini si' datang men-
menyambut, dakin,
bergantian mencium tangan begegenti pada siduk gading
pemban, Pemban,
merasa iba di had, ngerasa iro'rasan ate,
bersyukur dalam had, suka lega le^ kayun.
Dene laki dan Pemban Bini, Dene'laki Ian Pemban Bini,
dihadap oleh rakyatnya, teparekin isi' kaula,
lalu terus beijalan, banjuran na leka'beterus,
sudah sampai di dalam desa, wah dateng le'dalam desa,
Pemban Bini sudah masuk ke Pemban Bini wah tama le'
puri, dalem puri,
lalu dipeisilakan bersantap. banjuran katur mejengan.
107. Datu Panji duduk di balairung, 107. Datu Panji le' bencingan me-
di hadap para raden linggih,
prawangsa, teparekin si pra raden pra
dan rakyat besar kecil, wangsa,
menghadap beigandan, Ian kaula bela'kode',
karena baru bertemu, pada mamarek silur sinelur,
Datu Panji dan rakyatnya, mapan twriben na bedait,
sangat syukur meieka, Datu Panji Ian kaula,
Datu dan rakyatnya, lebih pada sukur,
suka bahagian kasih di had, Datu tangket kaula,
Datu Panji dengan kaulanya. pada suka lega eman dalem
pikir,
Datu Panji Ian kaula.
108. Seperd ikan di air mengering, 108. M' ara'anden mpa'si' Wah tais,
lautan surut menyusup karang, tenga' padak nyosop bilang
karang,
dihadang oleh surat besar. kelambat si'mada'bele'.
33
109. Kedasih berbunyi minta di- 109. Ngali ali muni tadah asih,
kasihani, lendang panas upa'upa'julat,
padang gersang rumput pun bewen kayu'pada reges,
hangus, nyontlo'le'bewen kayu',
ranting pohon ranggas sudah, muniperih ujan ten',
kedasih berbunyi rindukan semeno pengandena,
hujan, tepekonta'tutur wah pira-pira
begitulah umpamanya, duntal,
kupersingkat ceritera penuhi Datu Panji dateng darat
Lontar, Jangka sedi,
Datu Panji mendarat ke tepi, mangde asih kaula.
agar kasih sang kaula.
DURMA
118. Besok pagi-pagi aku pergi, 118. Jema' akU gen ku leka' pupu
kalau sudah liwat Juring, kembang.
sampai di Pringgarata, mun ku uah liwat Juring..
36
148. Den Rinawang sedih beihatur, 148. Den Rinawang iro'matur sem-
Dewa junjungan hamba, bah,
sebenamyalah hamba kilap, Dewa Panembahan kaji,
karena ada kaula tuanku, jati kaji mula tiwas,
sudah ke Cakra saudara mapan ara'kaula Dewa,
hamba, wah turun semeton kaji,
datang tadi malam, dateng ui'bian,
jauh malam dinihari. jao'maiem uah iingsir.
149. Tergesa berangkat lupa di beri- 149. Geiisan iampa'nde'kaji inget
tahu, bada'ia,
maka jadi begini, sangka'temah semeni,
hamba tidak ingkar. kula nde'kaji obah.
43
153. Menjadi sayap si Den Nuna 153. Ngeletekin si' aran Den Nuna
Roa, Roa,
beserta para Satria, bareng kancan perbuling,
menjadi sayap kanan. jari keletek kawan.
Den Nuna Lancung Nuna Den Nuna Lancung Nuna
Canang, Cenang,
Jero Siraga Datu Panji, Jero Siraga Datu Panji,
44
163. Bersorak musuh dan kawan, 163. Pada surak musuh kelawan
seperti kiamat bumi, roang.
penuh jalanan di Kopang, mara'na kimat gumi,
laskar Pagutan menyerang, peno'rurung Kopang,
serentak menarik pelatuk, sikep Pagutan mara,
sebab sudah jelas, sembarengan puni'bedil,
musuh dan teman sudah mapan wah keruan,
baur. musuh roang wah metindih.
164, Mali tiga yanglain berlindung, 164. Rame bedil betimbalan si'
mereka mundur, surak,
sampai di luar desa, peteng dedet kukus bedil,
lalu didengamya sorak, , Panji Komala tumpah,
melalui selatan arah lambang, kem'si'opas beruang,
laskar Praya, Jero Siraga gancang
Pranujak Batujai. nulungan,
beterus telariang,
ule'le'Sakra gelis.
165. Ramai bedil dan sorak, 165. Rame bedil betimbalan si'
asap mesiu seperti kabut, surak,
Panji Komala teijatuh, peteng dedet kukus bedil,
teikena racun "beruang", Panji Komala tumpah,
Jero Siraga menolong cepat, kem'isi'opas beruang,
lalu di larikan, Jero Siraga gancang nulun
pulang segera ke Sakra. gan,
beterus telariang,
ule'le'Sakra gelis.
166. Itu maka tak kalah musuhnya, 166.Sino kerana nde' bau te-
seandainya Panji Komala, balikang,
kalau tak ikut ke medan, kadirasa Dewa Mas Panji,
sebentar lagi akan menang, yen nde'tebudalang,
tetapi memang putaran se- karing semenda'po'na me
jarah. nang,
lagu'mulajanjin gumi.
47
167. Laskar Kopang dan Batu 167. Sikep Kopang tangket sikep
Kliang, Batu Kliang,
akhimya menyamaikan diri, payu pada samaran diri',
bersembunyi daun sehelai, betetili si'gedeng selat,
menyerang desa jontlak, pada gebuic dasan Jontlak,
hanya sebagai tatedeng, jari si'na ilipang diri',
akhimya orang jontlak, payu kancan Jontlak,
di bunuh bergelimpangan. temate' begerinting.
168. Ganas macam bukan kawan 168. Ngadu gernes mara' nde'na
sendiri, padan ia',
si orang Jontlak binasa, kancan Jontlak ngamasi,
salahnya dilalui, sala'na tebabar,
cuma Rarang ikut berontak, cuma Rarang milu congah,si'
yang dihasut menyanggupi, te oles pada nyanggupin,
Kopang Batu Kliang, Kopang Batu Kliang,
akan melalui barat Juring. gen na langan liwat Juring.
169. Semua akan menuju ke barat, 169. Tarik selapu gen andang bat,
mupakat mereka pasti sudah, pengeraosna pada wah pasti,
Kopang Batu Kliang, Kopang Batu Kliang,
sebab ia tak bertempur, sangka'nde'na mesiat,
tetapi si Panji salah siasat, lagu'sala'mula Mas Panji,
terlambat menguasai Kopang, sepan gisi Kopang,
dan Batu Kliang lalu menya- ian Batu Keliang payu betili.
mar.
170. Akhimya dikatakan tak teguh 170. Payu keraos nde' tindih le'
janji, ubaya,
seandainya tak ditinggalkan, andena nda'na tabilin,
oleh laskar Panji Komala, si'sikep Panji Komala,
orang Sakra bertingkah, kancan Sakra palar bikas,
tak mau bersakit-sakit, nde'kawa temah sakit,
apa lagi lebih dari itu, kancan Sakra palar bikas,
pertempuran yang ditemui- nde'kawa temah sakit,
nya. goyo lebian si'sino,
pesiatan gen na dait.
48
171. Barn mati tiga sudah ricuh, 171. Baru' mate teiu banjur mara
Sakra teidesak tak berani balik, pada becongkrah,
tak malu akan dirinya, Sakra kelilih nde' bani
semua sanggup macam cupak, bebalik,
Surya Jaya sampai mencret, nde'ila'an diri',
alkis^ Raden Ormat, lapu sanggup mara'cupak,
sendiri paling belakang. Surya Jaya jangka molang
sugul tai,
kocap Den Ormat,
mesa'paling muri.
172. Menggerutu mengomel Raden 172. Nfomeh ngenyang Den Ormat
Onnat, ngumbe sangka',
mereka tak berani berbalik, pada nde'bani bebalik,
si anjing Surya Jaya, basong Surya Jaya,
banyak omong banyak lue'kerante lue; lekak,
dusmnya, kerante kena'nde'tepati',
ucapan baik tidak di teiima, basong cekok nangka'rasa',
si anjing pengkor besar mulut, delat tain sikep Bali.
jilatiah tai prajurit Bali.
173. Sampai mereka di jurang Pe- 173. Pada dateng le'jurang Peno-
notok Songgak, tok Songga'
melintasi hutan Suangi, liwat le'alas Suangi,
sudah sampai Segampang, wah dateng Segampang,
beijalan hilang pikiran, nde'ara'itung etang,
matahari tenggelam menye- serep jelo tempuh dui,
ruak duri, uah dateng Sakra,
sudah sampai Sakra, pengerasa pada wah ganjih.
rasa hati mulai goyah.
174. Mengungsi mencari kerabat di 174. Pada rarut meta beraya bi-
desa, larig desa,
mengajak anak istrinya, beke'na anakjari,
semua memboyong; selapu'pada berembat,
ada menuju Beleka, ara'ojok Beleka,
ada ke Mujur, Ganti, ara'Mujur ara'Ganti,
mereka mencari selamat. pada pete tilah.
49
ASMARANDANA
176. Tersebut mereka yang meng 176. Keceritan pada si' wah
ungsi, bebilin,
mencari kerabat ke setiap Reta beraya le' bilang desa,
desa, ngone'jangket telu bulan,
selama tiga bulan, desa Sakra masih tilah,
desa Sakra masih utuh, pada balik pengerasa,
berbalik pula pikirannya, serta lingna si'pada tedunung,
berkata si tuan rumah ke peng- baru'meno penyoba.
ungsi,
baru begitu saja cobaan.
177. Kalian sudah lemah semangat, 177. Sida pada berate ganjih,
mengungsi meninggalkan budal pada bilin desa,
desa, goyo lebihan si'sino,
apalagi lebih dari itu, jad penyoban Allah,
memang itu cobaan Allah, sino pada pikiran,
itu kalian pikiikan, yen mula gen rusak tulus,
kalau memang ditakdirkan nde'na ngantih jelo lainan.
hancur,
tak akan menunggu hari esok.
178. Tak akan kalah Dewa Mas 178. Nde'na kalah Dewa Mas
Panji, Panji,
dan kami semua ini. Ian ampo'ne pada ita.
50
185. Karena pikirannya sudah ber- 185. Mapan akalna wah bebalik,
balik, ajum Panji Komala,
memuji si Panji Komala, kelilih sekep Dasan Lekong,
terkalahkan laskar Dasan pada berari tama desa,
Lekong, nungkul nunas ngaula,
mereka berlari masuk desa, nina mama tarik nungkul,
bertekuk lutut mohon ampun, nyembah nunas sampurayan.
laki wanita menyerah,
menyembah mohon ampunan.
187. Bermuka dua akalnya bulus, 187. Kambih dua akal ririh,
penguasanya sudah mupakat, perkanggona wah mupakat,
seperd di belanak sungai, mara'anden beranak kokoh,
bolak balik ke lautan, ngulah ngulih le'segara,
meski di air tawar, yadian le'si'tawah,
di lautan semakin luas, le'segera sere galuh,
tingkahnya bertaji dua. kelelampan betaji dua.
195. Asap bedil gelap udara, 195. Peteng dedet kukus bedil,
menari si orang Sakra, pada ngigel soroh Sakra,
lalu mimdur laskar Pancor, banjur belit Sekep Pancor,
berlari meninggalkan desa, berari gen bilin desa,
laki wanita semua pergi, nina mama tarik budal,
Desa Pancor pun kosong, Desa Pancor uah Suwung,
Karaeng Manajai segera. Kareang Manajai gancang.
54
SINOM
232. Begitu bila kelebihan rasa, 232. Meno mun tak nongka'rasa',
banyak gaya seketika, bikasan agung perjani,
belum-belum tak keruan, durung dereng nde'keruan,
nama diganti seketika, aran perjani besalin,
tak ada barang pamali, nde'ara'anu'mali',
seperti tidak menghadapi mara'nde'rut andang pakiyuh,
susah, Panji Mas Komala Dewa,
Panji Mas Komala Dewa, teparekin si' bala wargi,
dihadap bala wargi, le' Bencingah pada besukan
di Bencingah bersenang- sukanan.
senang.
62
237. Kepada Mas Panji Komala 237. Le'Mas Panji Komala Dewa,
Dewa, Perkanggo na nimbal manis,
Perkanggo itu menjawab tresna mula nde'na obah,
manis, ngaula le'Dewa Panji,
setiaku memang tak bembah, pesila'Pemban Aji,
menjadi kaula Dewa Panji, lumbar lete le'Jerowaru,
persilakan Pemban Aji, pasti ita gen nyandangin,
datang ke Jerowam, ea' rejek pemating Bali,
pasti kami penuhi, mumpung mondok Bali le'
akan melawan laskar Bali, Lungkak Peleba.
mumpung si Bali mondok di
Lungkak.
259. Dewa Mas Panji sudah tahu, 259. Dewa Mas Panji wah wikan,
mufakat si Raja Bah, pengeraosna Raja Bali,
karena mata-matanya tak mapan telikna nde'pegat,
putus, lekan Seemoyang Ian Ganti,
dari Semoyang dan Ganti, iajaribelanakan,
itu menjadi agennya, si'aran Tumenggung Buring,
yang bemama Tumenggung tesadu'palar datengna orta,
Buring, kesuka'Dewa Mas Panji,
dipercaya tukang menyampai-
kan warta,
maunya Dewa Mas Panji,
70
PANGKUR
261. Mereka beijalan malam hari, 261. Kemalem na pada leka',
sampai Surabaya dini hari, dateng Surabaya malem uah
Jero Siraga menyuruh, lingsir,
mengungsikan harta benda, Jero Siraga ia besuru',
ke Sakra juga anak kecil, pundutan duwe arta,
laki wanita diungsikan, ojok Sakra kanak si' kode'se-
membawa harta dan anak bini. lapu',
nina mama tebudalang,
rembat arta anak jari.
262. Sudah tiba waktu pagi, 262. Wayah uah pupu kembang,
gegap gempita suara musuh peteng dedet suaran musuh
menyerang, ngeregahin,
masihjauh di selatan musuh, masih renggang lau'musuh,
gemuruh suara sorak, ndah dauh suaran surak,
Manajai Pe Siraga beikata Manajai Pe Siraga muni alus,
halus, tarik roang sida pada,
ayolah sanak semua, tua'ama'semeton jari.
paman ayah dan sanak sau-
dara.
MASKUMAMBANG
276. Setiap hari menyembelih sapi, 276. Bilang Jelo semeleh kao
dan menata kamar tidur, sampi,
di dalam duri tempatnya, muah ape'pemereman,
para raja dua orang. ito laV dalem puri,
para ratu tangketna dua.
277. Yang akan datang ke Sakra 277. Si'gen dateng le'Sakra bantu
membantu, Mas Panji,
sudah pasti peijanjian, uah pasti perjanjian,
Abu Bakar dan Menyeling, Abu Bakar Ian Menyeling,
beijanji turun di Rambang. janjina turun le'Rambang.
278. Semua sudah siap, 278. Selapu'na uah napakmecawis,
akan menyambut ke Ram- gen mendakin aning Ram
bang, bang,
pagi tiba Manajai diiringi, menah desa Manajai teiring,
diiringi orang dua ratus. pengiringna ara'satak.
279. Pakaian mereka serba putih, 279.Pekakasna pada bekulambi
waktu subuh mereka ber- pute',
angkat, parek menah banjur leka',
yang pergi Manajai, si'lumbar Manajai,
yang diiringi ke Rambang. si'teiring ojok Rambang.
280. Sampai di Rambang sudah 280. Dateng Rambangjelo wah sen
siang, sengker tengari,
terus petgi ke Labuan Haji, peterus pada le'Labuan,
sudah sampai di pantai, was dateng sedih pesisi,
lalu terlihatlah kapal. banjuran na pengitan kapal.
281. Jauh kapal tak berani men- 281. Masih renggang kapal nde'
dekat. bani besedi.
75
290. Sudah salah can akal lagi, 290. Kedung sala' nane peta akal
sekarang pergi jemput ia, malik,
disuruh Daeng Setinggil, nane leka'tutut ia,
mencarinya ke Sumbawa. tesuru'Daeng Setinggil,
peta ia aning Semawa'.
291. Akan mengundang Abu dan 291. Gen pesila' Abu Bakar Ian
Menyeli, Menyeling,
kembali lagi ke Rambang, malik tulak aning Rambang,
sudah berangkat Daeng was lampa'Daeng Setinggil,
Setinggil, bedaitna la'Labuan.
beijumpa di Labuan.
292. Abu Bakar bersama Datu 292. Abu Bakar si' tangket Datu
Menyeli, Menyali,
lalu berunding, banjuran tanding reraosan,
disampaikan oleh Daeng atur na Daeng Setinggil,
Setinggil, sila'Dewa gegelisan.
silakan tuan segeralah.
293. Semua Islam sudah goyah, 293. Lapu'selam selapu' rut pada
menjadi hamba si Bali, ganjih,
rasa mereka pada Raja Bali, si'lai'Bali ngaula,
merasa diri kecewa. pengeraosna le'Raja Bali,
rasayang diri' kuciwa.
294. Lalu menjawab Abu dan 294. Banjur nimbal Abu Bakar Ian
Menyali, Menyali,
kalau sudah goyah si Islam, lamun uah ganjih selam.
77
296. Biar banyak laskar Bali 296. Daka'na lue' bekemit pe-
beijaga, mating Bali,
aku tak takutkan mercka, masa kutakutang ia,
bermusuh si Raja Bali, bemusuh Ian Raja Bali,
begitu tuan sampaikan. ngeno isi'da ngaturang.
297. Sudah selesai perundingan, 297. Uah jari reraosan pada gelis,
lalu mereka berlayar, banjuran na belayar,
laju didorong angin, keras tebatek si'angin,
sampai Lombok lalu menepi. dateng Lombok ia becancang.
298. Turun Abu Bakar dan 298. Banjur turun Abu Bakar Ian
Menyali, Menyali,
karena sudah dijaga, mapan uah tekebagan,
Labuan Lombok oleh Bali, le'Lombok pemating Bali,
ramai mereka berperang. manjur rame pesiatan.
299. Saling bum bertempur di 299. Saling burupesiatan le'pesisi,
pantai, betempuh pada menak,
bertemu sama satria, saling turnbak saling bedil,
saling tombak saling bedil, lawan pra Gusti Mentaram.
dengan pergusti dari Mataram.
300. Gusti Made Daub nama jura- 300. Gusti Made Dauh aran
gannya, pergustina,
dengan Dea perang landing, lawan Dea Mejawatan,
bertempur dengan keris, mesiatna ngadu keris,
sama mati keduanya. sapih mate dedua'na.
301. Di sana menanti warta lagi, 30J. Ito tao'na ngantih pengeraos
tak terkisahkan pertempuran, malik,
Abu Bakar dan Menyeli, neng ceritan pesiatan,
merasa sangat bingung. Abu Bakar Ian Menyeli,
pada ngerasa simo sasar.
78
SINOM
302. Lalu naik ke kapal, 302. Banjur taek aning kapal Abu
Abu Bakar dan Menyeli, Bakar Ian Menyeli,
berlayar ke tengah, abu Bakar Ian Menyeli,
di tengah selat menanti, betenga' bekambangan,
utusan Dewa Mas Panji, le'arungan tao'na ngantih,
karena merasa dibohongi, utusan Dewa Mas Panji,
si Menyeli dan Abu Bakar, mapan na ngerasa te aptis,
kalau memang Datu Panji, Menyeli Abu Bakar,
mau dibantu hams ada utusan lamun tetu Datu Panji,
lesmi. gen tebantu ara' utusan per-
menak.
303. Begitu isi pembicaraan, 303. Meno muia reraosan,
Abu Bakar dan Menyeli, Abu Bakar ion Menyeli,
memang sudah putaran se- muia uah tuduh dunia,
jarah, mapan muia janjin gumi,
sudah menjadi perjalanan Desa Sakra wah tedepih,
dunia, muia wah kesuka'Allah,
Desa Sakra sudah dikepung, pergusti ian punggawa,
memang sudah kehendak tendikayang betek bala,
Allah, Desa Sakra teketer si' musuh
pengusti dan punggawa, doang.
diperintahkan memimpin
pasukan,
Desa Sakra dikepung ketat.
304. Supaya bisa cepat kalah, 304. Mangde sangna aru kalah,
dikepung oleh Bali, tekeiipung isi' Bali,
pem^ sesak timur barat, peteng dedet timu'bat,
utara desa sudah dikuasai, dayan desa wah tegisi,
meriam tak putusnya ber- meriem nde'na pegat muni,
bunyi, surak rame saling sarup,
sorak ramai bersahutan, para raden daiam Sakra,
para raden di desa Sakra, Komala Dewa Mas Panji,
Komala Dewa Mas Panji, Manajai uah rauh tama le'
Manajai sudah tiba masuk desa.
desa.
79
317. Kalah beiperang Raden Senta, 317. Kosor siat Raden Senta,
karena kurang bedil, mapan keciwayan bedil,
bersama mereka mengamuk, sembarangan ngamuk pada,
buyar para laskar Bali, suntah sorak pemating Bali,
namun yang pandai me- senuga'si'pintar nangklis,
nangkis, tegalah ja'bakat lambung,
dibacok kena pula 1am- tesarok gegendangan,
bungnya, nde'na bau si'na tangklis,
digalah seperti pepaya, Bali Kelungkung lue'an nate
tak dapat ia menangkis, nyerangkang.
Bali Kelungktmg banyak mati
terkapar.
327. Menari Mas Panji Komala, 327. Ngigel Mas Panji Komala,
seperti wayang dalam kelir, mara'wayang si'le'kelir,
peluru tak ubahnya hujan, mimis nde;na bina ujan,
gelap gulita asap bedil, peteng dedet kukus bedil,
pedang tombak berbaris, pedang tumbak no bebaris,
bersama maju ke depan, pada seremba'bejulu,
sudah berhadapan semua, tarik pada berandangan,
serentak mereka menembak, seremba'si'na bebedil,
panji mengamuk tak hirau Dewa Panji ngamuk nde'na
bahaya. etang baya.
DANDANG GULA
337. Setiap hari si Komala Dewa, 337. Bilangjelo Komala Dewa Mas
tak putus menyabung ayam, Panji,
bersama rakyat banyak, nde'na pegat ngadayang go-
di telaga atas Gegerung, cekan,
seperti tidak menghadapi ba- bareng kaula si'lue,
haya, le'telaga atas Gegerung,
sayang seribu kali sayang, mara' nde'na andang penya-
para raden semua, kit,
perbuling dan perwangsa, bua'bulu kefnbang mata,
Jero Buwuh dari Batu Lilih, para raden selapu',
mempersilakan Panji prebuling miwah prewangsa,
Komala. pada matur Jero buwuh Batu
Lilih,
pesila'Panji Komala.
338. Menggempur Masbage' seka- 338. Tegebuk Masbagek nengkani,
rang, Anak Agung ganjih gen na
Anak Agung goyah mau budal,
minggat, pulih kula orta none,
hamba mendapat warta, meno atur Jero Buwuh,
begitu kata Jeroi Buwuh, sembarengan si'Batu Lilih,
bersama orang Batu Lilih, Dewa Panji no ngandika,
Dewa Panji beikata, nde'na rheno pikirku,
bukan begitu pikiranku, mun na mula tetu lanang.
kalau memang lelaki sejati, Raja Bali nde'na burung da-
si Raja Bali pasti datang lagi, teng malik,
kita tunggu saja di desa. tengantih ite le'desa.
89
342. Sudah tersedia umpan bedil, 342. Wahkeruan impan bedil tarik,
satu persatu meriam meran- sopo' sopo' meriam meran-
taka, taka,
si panjang sanga dan telekor, panjang sanga Ian telekor,
sudah lengkap seiiiua, wah pada napak selcpu',
lela Jerman sudah dibagi, lelaJerman wah tebagi,
peluru mesiu mercu suar, mimis ubat batu bintang,
sama-sama tujuh bagian, padana pitu'catu,
peluru sama tujuh keranjang, mimis pada pitu'keranjang,
Ida Gustl sudah slap sen- Ida Gusti gegisian pada wah
jatanya, metindih,
siaga akan berangkat yatna pada gen leka'.
343. Taksiran mesiu dan pelum. 343. Swatara ubat kanca mimis,
tujuh puluh ribu tak kurang pitu'laksa semeno nde'na kur
lagi, ang bae,
tong mesiu seratus ribu, tong ubat satus iyu,
desa Sakra mau dihujani pe desa Sakra genta ujanin si'
lum, mimis,
begitu bicara, sekeno pengandika,
si Anak Agimg, manik Anak Agung,
sekarang Sakra pasti kalah, nengka Sakra nde'na burung
jadi abu karena banyaknya kalah,
pelum, jari awu kelue'an ubat mimis,
lengkap lalu mereka ber napak banjuran na leka'.
angkat.
344. Dari depan tombak dan baris, 344. Lekan julu tumbak bekanca
diseling oleh senapan, baris,
didukung bedil padugo, teselakin soroh senapan,
dibatas para sadu, tesundul bedil pelugo,
bersap-sap berbaris me- tepangket si'soroh sadu,
manjang, metempekan bekanca baris,
tamiang pedang dan parang, temeang pedang belakas,
telekor lela Jerman, malikna tesundul,
pistol si Anak Agung paling telekor lela Jerman,
belakang, pestol kampung Anak Agung
diapit meriam Jerman. paling muri,
bepengabih si' lela Jerman.
91
PANGKUR
380. Laki Panji hilang musna, 380. Laki Panji telang musna,
jalan hilang pengiring ter- rurung telang si'ngiring man-
henti, dek tarik,
semua tak keruan tingkahnya, pada nde'karuan angkuh,
tak keruan arahnya, nde'keruan gen na andang,
menangis riuh rendah mereka, pola tingkah nangis nggur
begitulah peijalanan lakon- maka selapu',
nya, semeno lampah lakon kele-
Amak Sepangan menangis wan,
tersedu. Ama' Sepangan ngangkus
nangis.
SINOM
387. Konon waktii perang Sakra, 387. Kocap sedek perang Sakra,
Anak Agung sudah beijanji, anak Agung wah bejanji,
kalau kalah desa Sakra, lamun kalah desa Sakra,
rakyatnya akan dibagi, kaula gen na tebagi,
sam persam penguasaannya. desa Sakra kalah gelis.
102
404. Sengaja hamba akan menyam- 404. Sedicdi kaji gen ngaturang,
paikan, pertingkahan Ayu Putri,
kelakuan si Ayu Putri, nani gawe'kelengean,
sekarang beibuat nista. tangket Gusti Gde Dangin,
dengan Gusti Gde Dangin, Dewa Cokorda bemanik.
107
DURMA
417. Waktu subuh burung madu 417.Parek menah wayah baru'
beibunyi, pupu kembang,
tambur bebente dibunyikan, tambur bebente tepuni',
laskar sudah siaga, sikep wah sayaga,
pasukan bedil pasukan baris bedil baris tumbak,
tombak sesek rurung wah metindih,
penuh jalan sudah teratur, goyo le'Bencingah,
apa lagi di Bencingah, si'gisi mamaspengawin.
yang membawa mamas panji-
panji.
Ill
418. Anak Agung Oka Bagus 418. Anak Agung Bagus Oka Bagus
Karang, Karang,
dengan Gusti Gde Dangin, Ian Gusti Gde Dangin,
duduk di Bencingah, manjak le'Bencingah,
dihadap para punggawa, teparekin sV punggawa,
juga para sanak warginya, miwah soroh kancan wargi,
Anak Agung beikata, Anak Agung ngandika,
kepada Gusti Gde Dangin. lai' Gusti Gde Dangin.
419. Gusti Gde memimpin para 419. Gusti Gde Dangin batekin
punggawa, kancan punggawa,
para lurah pun tersendiri, sebekel bekel metindih,
karena seientak, pan sembarengan,
sayap kiri sayap kanan, keletek kiri keietek kanan,
pepucuk penyerang siap, pepucuk pencatra cawis,
Gde Dangin menyembah, Gde Dangin nyembah,
mohon pamit segera ber- matur pamit larrq>a'gelis.
angkat.
420. Berangkat di jalan sesak ber- 420. Pada lampa' sesek rurung
sap-sap, bambal-ambal,
keluar kota mengatur baiisan, sugul kuta ape'baris,
lalu mereka bersorak, mara ngangkat surak,
tambur berbunyi bersahut- tambur muni betimbalan,
sahutan, baris tumbak baris bedil,
pasukan tombak pasukan kocap Sang Bonaha,
bedil, besuru'lampa'ang telik.
' ada pun Sang Bonaha,
menyuruh melepas
Mataram,
421. Si utusan akan pergi ke 421. Patirata gen lalo ojok Men-
Mataram, taram,
karena sudah pasti peijanjian, mapan perjanjian wah pasti,
gampang disebutkan, gampang tekocapang,
mata-mata sampai di teiik wah dateng Mentaram,
Mataram, desa Mentaram no sepi,
kota Mataram itu sepi, ndara'sikepna,
tak ada laskamya, utusan metulak malik.
si mata-mata kembali lagi.
112
422. Tiba lalu menghadap Bonaha, 422. Sedatengna parek lai' Sang
Mataram sekarang sepi. Bonaha,
Sang Bonaha merasa, desa Mentaram nani sepi, .
dirinya dijebloskan, Sang Bonaha ngerasa,
merasa susah dihati, rasayang dirt' tekelengongan,
lalu bermufakat, ngerasa susah dalem pikir,
dengan anak sanak saudara. landing reraosan,
Ian anak semeton jari.
423. Sepakat akan perang puputan, 423.Patuh raos gen pada mepuputan,
hatinya sudah berserah,
mereka bersiap, angena wah meserah sekali,
laki wanita sudah bersiap, pada mecawisan,
senjata tombak senjata tedil, nina mama uah berejap,
taksiran jumlah kawannya, sekep tumbak sekep bedil,
tujuh puluh tujuh tak lebih. yan swatara kancana,
balu'pulu pitu' tiding.
424. Semua keluar desa berbaris, 424. Pada sugul luar desa pada
beijajar mengatur barisan, ngambyar,
laskarKarang Asem mulai, bejajar derekang baris,
dari jauh sudah mengatur diri, sekep Karang Asem mara,
sorak bersama bedil, leman renggang wah ito ng
gelap asap mesiu, ambyar,
peluru seperti hujan gerimis. surak betimpal si' bedil,
peteng kukus ubat,
minus mara'ujan rintis.
426. Laki wanita besar kecil ber- 426. Nina mama kode' bele' pada
angkat, budal,
mengimgsi ke Mataram, Mentaram si'na ungsi,
laskar Karang Asem mende- sekep Karang Asem ngulah,
sak, mesiat selangan langan.
bertempur sepanjang jalan, Sang Bonaha keciwayan
Sang Bonaha kalah oleh bedil, bedil.
sampai di luar Mataram, dateng duah Mentaram,
gerbang ditutup rapat sekali. kuta tempetjangka palet.
427. Dan dijaga Bonaha tak dibeii 427. Tur tesanggra Dewa Bonaha
masuk, nde'tebeng tama,
Dewa Bonaha menghindar, Dewa Bonaha ia mirik,
sambil bertempur, sambilna mesiat,
mengungsi barat Mataram, ngungsi le' bat Menteram,
masuk kali berlindung, tama kokoh baling-aiing,
itu menjadi kubunya. ia minangka petak,
yang wanita sudah masuk. si'nina wah tama tarik.
428. Yang laki masuk kali juga, 428. Lan si'mamapada tama kokoh
laskar Cakra lagi, doang,
bersama-sama mendesak, sekep Karang Asem malik,
dipimpin Ketut Maga, bareng pada ngulahang,
bersama Ida Made Lancing, bebatek Ketut Maga,
mereka bersorak, tangket Ida Made Lancing,
bersorak berbaur bedil. pada mesurakan,
surak awor si' bedil.
429. Dewa Bonaha bersama anak 429. Dewa Bonaha bareng anak
familinya, tuting roang,
keluar menghadapi, nyugulin surak malik,
sama-sama maju, bareng pada ngulahang,
musuh bagaikan lautan, musuh nde'bina segara,
Dewa Bonaha cuma sedikit, Dewa Bonaha mu'sekedi',
mengamuk dengan anaknya, ngamuk kanca anak,
tak hirau hidup dan mati. nde'na etang pati urip.
430. Bonaha mengamuk macam 430. Mara'bawlpengamukna Sang
babi, Bonaha,
tak menoleh belakang. muia nde'likat mudi.
114
431. Mati bertempur dengan Maga, 431. Sino mate mesiat Ian Ketut
pertempurannya sen, Maga,
laskar Cara pecah, pesiatan pada sapih,
tak ada tahan maju, sekep Karang Asem buntah,
semua menghindar, nde'na ara'kawa ngulahang,
berhenti si Dewa Bonaha, selapu'na pirik diri',
lalu diam menunggu. mandek Dewa Bonaha,
manjuran mero ngantih.
433. Mereka pulang liwat selatan 433. Pada ule' langan lau' Men
Mataram, taram,
Sang Bonaha dikisahkan, Sang Bonaha kocap malik,
di tengah padang, si'le'tenga'lelendang,
dan S^ak keluaiganya semua, Ian roang selapu'na,
lelah lapar tak ada nasi, lelah lapah ndara'nasi',
dan anaknya mati pula, ampo'na mate anak,
menangis tembang Dandang nangis tembang Dandang
Gendis. Gendis.
115
DANDANG GENDIS
434. Dewa Bonaha sangat sedih, 434. Dewa Bonaha liwat si'na
di luar kota di barat Mataram, prihatin,
menangis tak hentinya, luah kuta ito le'batMentaram,
dikisahkan pula di Mataram, nangis nde'na pegat bae,
Anak Agvmg menyuruh per- Mentaram tekocapang man-
gusti, jur,
bemama Gusti Nengah Anak Agung sum'pregusti,
Sampal, aran Gusti Nengah Sampal,
itu yang disuruh, sine ia tesuru',
memimpin orang memikul, batekin dengan belembah,
empat puluh orang memikul petangdasa lue'na si' lembah
nasi, nasi',
lengkap dengan lauk dan pe- seregepjanganlan sanganan.
nganan.
435. Nengah Sampal sampai lalu 435. Nengah Sampal dateng terus
bertemu, bedait,
dengan Bonaha lancar Ian Sang Bonaha teteh betu-
beitutur, turan,
Nengah Sampal memberi- Nengah Sampal teteh belatur,
tahukan, sangka'na meno anak Agung,
mengapa Anak Agung begitu, le'Mentaram munggeljanji,
di Mataram tak setia janji, mapan nde'dateng bijana,
karena putranya belum Anak Agung Ida Ratu,
datang, masih Karang Asem tao'na,
anak Agung Ida Ratu, sino kerana Anak Agung bilin
masih di Karang Asem janji,
(Cakra), sangna dateng lema'lat.
itu sebab Anak Agung luncas
janji,
mungkin datang besok lusa.
436. Ida Ratu akan masuk, 436. Ida Ratu beterus manjing,
di Mataram begitu ren- le'Mentaram meno reraosan,
cananya, Dewa Bonaha suka ate,
Dewa Bonaha pun lega, Nengah Sampal budalmanjur,
Nengah Sampal pergi. Dewa BOnaha majengah tarik.
116
437. Pagi pagi Ida Ratu keluar, 437. Menah desa Ida Ratu mijil,
dengan putranya ayu Putri tangket bija Ayu Putri lumbar,
juga, gen na pada lalo bejango,
mereka akan menjenguk, dua bija tumba'banjur,
dua putranya digendong, pada lampa'langan Tohpati,
beijalan liwat Tohpati, nde'tekocap le'langan,
tak teikisahkan di jalan, dateng kokoh Jangkuk,
sampai di kali Jangkuk, Ida Ratu bejulu liwat,
Ida Ratu liwat dahulu, langan tete wahna liwat ia be-
liwat titian lal berkata, manik,
dahulukan anakmu liwat. anakbi no pejulu'liwat.
438. Putranya digendong menye- 438. Tumba'liwat bijana gelis,
berang, dedua'na bijana wah liwat,
kedua putranya liwat sudah, tete banjuran tesatu',
titian lalu ditarik, terV tipa'kokoh Jangkuk,
jatuh ke dalam kali Jangkuk, Ayu Putri nyelepo' nangis,
Ayu Putri bersimpuh me- ampes diri'kangen aruik,
nangis, nangis nengkerak enggur,
memhanting diri sayang Ida Ratu keras pengandika,
anaknya, Ayu Putri ngkahku sekali-kali,
menangis meraung-raung, kanca kamu betempuh awak.
Ida Ratu berteriak,
Ayu Putri aku tak sudi lagi,
bersatu tubuh dengan kamu.
440. Duh mas mirah anakku Bagus 440. Duh mas mirah anakku Bagus
Aji, Aji.
Bagus Panji permataku di Bagus Panji mestikaku le'
dunia, dunia,
buah hati kembang mataku, . bua'ate kembang mata,
lihatlah ibu wahai anakku, jango''inak gama'ratu,
beijumpalah aku sementara kubedait gama' sempungku
hidup, urip,
dengan engkau intanku, tangket sida inten anak,
menangis ia tak hentinya, nangis bae ndara'putus,
Ayu Putri meratap, Ayu Putri besesambat,
lalu kembali ke Cakra lagi, banjur budal ojok Karang
sudah masuk ke dalam puri. Asem malik,
uah tama dalem puri.
441. Ida Ratu ditutuikan lagi, 441. Ida Ratu tekocapang malik,
dengan putranya sampai tangket bijana wah dateng le'
Mataram, Mentaram,
menuju dalam puri, tipa'na le'dalem Jero,
suka ria semuanya, suka bungah selapu'na,
datang menghadap semua dateng memarek selapu'
pergusti, pregusd,
mereka bermusyawarah. pada tanding reraosan.
Sang Bonaha dijemput, Sang Bonaha tetutut,
masuk ke desa Mataram, tama le'desa Mentaram,
di Mataram sepakat akan patut raos le' Meram gen
berontak, bebalik,
tembang Pangkur membuat tembang Pangkur pada metak.
benteng.
118
PANGKUR
442. Mereka mulai membuat ben- 442. Pada tipa'pina'petak,
teng, Karang Asem Ian Mentaram
Cakra dan mataram membuat metak tarik,
kubu, nyenah empat bulu'-bulu',
lengkap empat menara, sanggapuli mecerancang,
ruang-raang beijeraji, le' gereja jongkok asu'petak
di menara jongkok asu dan kurung,
petak kurung, Anak Agung le'Mentaram,
anak Agung di Mataram, bekasih Ian Kapitan Engking.
bersahabat dengan Kapten
Jenkins.
443. Kaya akan mesiu dan peluru, 443. Sugih bedil mimis ubat,
di Cakra Anak Agung ber Karang Asem anak Agung
sahabat, masih bekasih,
Kapten Lange namanya, Kapitan Lange aran ne nu,
man dari Padang Sumatra, toke leman ubat mimis nde'na
dia asal mesiu dan pelura, gingguh,
dan memang ia kuasa, Ian tur ia pemusungan,
Cakra im raja besar. Karang Asem muter Jagat.
444. Di Cakra dicacah, 444. Le'Karang Asem tecacah,
isi negeri yang bisa bertempur, isin desa si'tao nyelep keris,
mjuh puluh tambah dua, lebak sepa pitung atus,
semua pembesar Islam ikut, pitu'pulu tanggu dua,
di Karang Asem menjadi Ian selapu'agung selam pada
rakyat, tinut,
termasuk desa di timur Turing. le'Karang Asem ngaula,
yadian desa timu'during.
445. Dihitung orang Mataram, 445. Tecacak batur Mentaram,
mjuh rams mjuh belas, pitung atus Ian balu'olas
m yang beimusuhan, tiding,
Karang Asem dan Mataram, ia banjuran bemusuh,
satu musuh seribu belum Karang Asem Ian Mentaram,
cukup, tau sopo'patung siu nde' man
karena sudah kenyataaimya, cukup,
banyak sedikit tak dapat mekerana cecatrian,
dihindari. lue'kedi' nde'baun pirik.
119
446. Karang Asem dan Mataram, 446. Karang Asem Ian Mentaram,
bersiap meriam sudahbeijajar, mecawisan meriam pada wah
tidak kurang tiga ratus, bebaris,
meriam lela merantaka, nde'na kurang telung atus,
subuh si meriam sudah meriam lela merantaka,
disundut, parek menah meriam banjur
bedil beibunyi bersahutan, mesedut,
suaranya mengguncang bumi. bedil muni betimbalan,
suara Jangka encok gumi.
447. Gelap gulita asap bedil, 447. Peteng dedet kukus bedil,
sambur berbunyi meriam ber- tambur muni meriem
dentam, bergelintir,
menggelegar seperti suara tender mara'suaran lindur,
gempa, mimis nde'bina ujan,
peluru bagaikan hujan, bilang bakatjangka soek lolon
bila terkena terkoyak pohon kayu',
kayu, pira-pira kayu'reba',
tak teriiitung pohon tumbang, sapor pereding isi' mimis.
terpenggal oleh pelum.
448. Sangat seru si orang berpe- 448. Lebih rame tau perang,
rang, suran menah Jangka Man na
dari subuh sampai magrib metitik,
bertempur, bedil meriem begeluduk,
bedil dan meriam . Ian si'mate pira-pira,
menggelegar, si' beperang leman petak
tak teihitung yang mati, nde'na sugul,
yang dari benteng tak keluar, le'Karang Asem kewah,
di Karang Asem panik, lue'mate isi'mimis.
banyak yang mati oleh peluru.
449. Gelap desa pertempuran ter- 449. Peteng desa mandek siat,
henti, Anak Agung Bagus Oka
Anak Agung Oka bermusya- ngeraosin,
warah, Cokorda istri ito melungguh,
Cokorda istri ada duduk di Anak Agung Bagus Karang,
situ, Gde Dangin miwah perbekel
Anak Agung Bagus Karang, selapu'.
120
459. Bersama rusak sana selamat, 459. Bareng lenge bareng onya',
bersama rakyat sama temui Ian kaula bareng dait pait
pahit manis, manis,
berani bersama lebur, pada kawa bareng lebur,
si pemimpin dengan rakyat- Datu Kanca kaula,
nya, daka'kedi'lagu;angen na wah
biar sedikit tetapi tekadnya patuh,
satu, meno tingkahna Mentaram,
begitu sikap si Mataram, pada kawa sebumbung getih.
bersama sebumbung darah.
461. Anak Agung Bagus Oka, 461. Anak Agung Bagus Oka,
di joli diusung di alun-alun, si'tejuli peken too'na tekatir,
tombak mamas penuhjalanan, tumbak mamas peno'rurung,
semua beijongkok, selapu'na jongkok doang,
tampak seperti akan bertem- mun le' rua perasa'ta dengan
pur, gen betempuh,
semua sesel kencang, selapu'pada ngabetang,
seperti orang menahan jaring mara'dengan takerjaring.
ikan.
462. Anak Agung itu berperang, 462. Anak Agung si' lumbar
cuma dipikul di pasar saja, perang,
orang bertempur di padang wah tejuli laV peken tao'na
sepi, tekatir,
dia cuma bercokol di halaman, dengan perang le' lendang
sebutan si para pemimpin linus,
semua, ia peregu le'leleah,
si Anak Agung pergi berpe sesebutan Ida Gusti wargi se
rang, lapu',
tetapi cuma menunggu Anak Agung lumbar perang,
tungku. lagu'Jangkih si'na sangrain.
501, Anak Agung Ketut Karang, 501. Anak Agung Ketut Karang.
di Mataram terkena peluru le' Mentaram banjuran bakat
bedil, isi' mimis,
sebelah kiri dekat susu, langan kiri kapur susu,
terluka dan jatuh, bakat banjuran reba',
Jro Tebeng menggotong si Jero Tebeng nyerek gongsor
Agung, Anak Agung,
bersama Gusti Pum bareng GustiPutu Lancingan,
Lancingan, telu Jero Ketut Sangkir.
bertiga dengan Ketut Singkir.
ASMARANDANA
514. Laskar arang Asem berlari, 514. Sekep Karang Asem belli,
berlari meninggalkan desa, pada berari bilin desa,
karena banyak musuh masuk, mapan musuh tama lue',
membakar dari kiri kanan, nyedut leman kiri kawan,
Dewa Cokorda bersiap, Dewa Cokorda berejap,
dengan semua saudaranya, Ian semeton selapu',
si Bagus Oka Bagus Karang. Bagus Oka Bagus Karang.
515. Anak Agung Ayu Putri, 515. Arutk Agung Ayu Putri,
membawa keris terhunus, jau'mangan keris doang,
semua berbusana putih, selapu'na bekereng pute',
beijalan menuju Suweta, lampa'na ojok Suweta,
akan beiperang puputan, pada sabil selapu'na,
Gusti Ode Dangin ikut, Gusti Ode Dangin milu,
menyertai ke Suweta. barengna ojok Suweta.
516. Diiringi keluarga kerabat, '516. Pengiringna kancan wargi,
berbaur dengan pengawal, maduk Ian kancan roban,
laki wanita berbusana putih, nina mama pekakas pute',
akan sabil semuanya, gen na sabil selapu'na,
penuh jalanan mereka beijalan, peno'rurung pa^ lampa',
sampai di Pamotan beitemu, dateng pamotan betempuh,
dengan laskar Mataram. tongkat sekep Mentaram.
517. Lalu mereka saling soraki, 517. Banjuran pada saling surakin,
beiperang bersosoh, rames siat berebutan,
Anak Agung dikeroyok, Anak Agung teserogo,
ditombak dari kiri kanan. tetumbak leman kiri kawan.
137
541. Sudah tertib mereka duduk, 541. Wah napak pada melinggih,
Anak Agung menyapa halus, Anak Agung alus nyenyapa',
Gusti Ode sekarang saya, gusti Ode tiang nane,
mendapat bencana besar, bele'gari besengkala,
ibu si Ayu Bulan, ina'na Ayu Bulan,
sedang sakit keras, sakit mara'nde'baun tulung,
maka sekarang si A3ai Bulan. sangka'nane Ayu Bulan.
542. Tak dapat saya serahkan 542. Wande nane tiang aturan
sekarang, Gusti,
lain hari besok lusa, salin dina lema'lat,
sekarang kita tunda dulu, si'nanija'wande bae,
Gusti Nyoman Padang men- Gusti Nyoman padang nimbal,
jawab, tekan raos wah mupakat,
bukankah kita telah sepakat, titiang ratu bele' malu,
saya sangat malu tuan, mun te burung senanean.
bila tak jadi sekarang ini.
544. Kemarin tak begini bicara kita, 544. Ui'raos nde'na semeni,
kalau tuan memang mun Anak Agung bersengkala,
berhalangan, berutusan nyerek one',
tadi mesti cepat mengutus, mapan nde' kurangan manu
toh tidak kurang manusia, sia,
yang akan diutus memberi- sa'keutusjari bebada',
tahu, jari ketemahan burung,
sekarang kalau tak jadi, nani bele'keiilayan.
amat besar malu kita.
143
545. Dewa Bonaha sangat geram, 545. Dewa Bonaha serengan gati,
keras ia beikata, keras pesugulan basa,
kalau hamba tak dibeii seka- mm kaji nde'keican none,
rang, lema'aru tebeperang,
besok pagi kita perang, Anak Agung Pagutan nimbal,
Anak Agung Pagutan men- jari apa lema'aru,
jawab, nani payu temesiat.
buat apa besok pagi,
sekarang saja kita beiperang.
546. Gusti Ode Wanasari, 546. Gusti Gde Wanasari,
memikirkan .si orang wanita pikiran kanca kanak nina,
kaumnya, temah jari kare-are,
pasti akan kocar kacir, banjuran betena' budal,
lalu ia mengajak pulang, pada ures selapu'na,
bangkit berdiri semua, nde'na bepamit budal selapu',
tanpa pamit berangkat keluar, sugul le'Desa Pagutan.
keluar dari desa Pagutan.
547. Gusti Gde Wanasari, 547. Gusti Gde Wanasari,
Nyoman Padang Dewa Nyoman Padang Dewa
Bonaha, Bonaha,
di jalan berbicara, le'langan pada ngeraos,
si Anak Agung dusta bohong, Anak Agung licik lekak,
si orang beijalan ke Mataram, si'lampa'dateng Mentaram,
sudah bertemu Ide Ratu, Ida Ratu wah betemu,
lancar cermat melapor. teteh pada ngaturang.
548. Ida Ratu sangat marah, 548. Ida Ratu lebih sili,
merasa ditipu seperti bocah, si'te ugung mara'kanak,
si raja seperti tabiat monyet, ratu turut sipat godek,
bicara bekerah bekekoytih, raosna bekerah bekekoyas,
Ida Ratu memerintahkan, Ida Ratu betendika,
abdinya memukul kentongan, le'parekan pantok kulkul,
kentongan berbunyi bertalu- kulkul muni bekedondang.
talu.
DURMA
550. Anak Agung Ida Ratu bersiap, 550. Anak Agung Ida Ratu me-
Gusti Ode Wanasari, cawisan,
Gusti Nyoman Padang, Gusti Ode Wanasari,
Dewa Bonaha sudah sedia, Gusti Nyoman Padang,
tombak dan mamas diatur, Dewa Bonaha wah sayaga,
di alim-alun Mataram, tumbak mamasna metindih,
penuh dengan laskar. le'peken Mentaram,
sesek si'pemating.
551. Menjadi depan Bonaha, 551. Jari pepucuk Sang Bonaha
Padang, Nyoman Padang,
diiringi tombak dan bedil, teiring si'tumbak bedil,
keluar dari desa, sugul luar desa,
pasukan mengatur gelar, sekepna mara ngambyar,
pasukan tombak pasukan baris tumbak baris bedil,
bedil, bejajar ngulahang,
berbaris maju, sekep lebih telung tali.
laskar lebih kurang tiga ribu.
552. Anak Agung Ida Ratu be- 552. Anak Agung Ida Ratu mudian
lakang, lumbar,
dijoli berpayimg kembar, bepayung kembar tejuli,
diiringi pasukan tombak, ngiring soroh mamas,
bedil dan tombak pengawin, bedil tumbak pengawinan,
penuh sesak muka belakang, peno'sesekjulu mudi,
bangsa diilang lengkap, soroh dulang manggap,
bersenjata tamiang dan pe- besekep temeang Ian tamsir.
dang.
553. Pasukan depan sampai 553. Paling julu pepucukna rapet
Pagutan, Pagutan,
mengatur posisi beibaris, ngambyar sekep bebaris,
sayap dan pendukung. keletek Ian penyatra.
145
554. Atas hasutan laki 554. Si' pengolesna Laki Batu le'
Batu Kuripan, Kuripan,
sanggup akan membantu, sanggup ia gen nimpalin,
berperang melawan Mataram, perang lawan Mentaram,
sebab Pagutan berani beron- sangka'na bani Pagutan
tak, congah.
Denek Laki akan membantu, Dene'Laki gen bebantu,
nyatanya tidak ada, kewastuan nde'na ara',
akan datang membantu. si'dateng nani mbantoni.
555. Anak Agung Pagutan kha- 555. anak Agung le'Pagutan lebih
watir, jejah,
susah sedih ingat diri, susah sedih kangen diri',
merasa tidak pantas, ngerasa nde'na nyandang,
bermusuh dengan Mataram, bemusuh lawan Mentaram,
rakyat Pagutan hanya sedikit, kaula Pagutan ara'sekedi',
disebut kurang, ngalimating kurangan,
Mataram raja berkuasa. Mataram muter numi.
556. Lalu sedihlah Anak Agung 556. Banjuran iro' Anak Agung le'
Pagutan, Pagutan,
menangis sedih mengingat nangis sedih kangen diri',
diri, tadah tepagokang,
merasa diakali, si'Laki Batu Kuripan,
oleh Laki Batu Kuripan, tetimpuh le'iding-iding,
dibuang ke dalam tebing, anak Agung le'Pagutan,
Anak Agung di Pagutan, angen na wah meserah sekali.
merasa pasrah.
557. Lalu keluar dari desa Pagutan, 557. Beterus lampa'sugul le' desa
diiringi bala warganya, Pagutan,
sampai di luar desa. teiring si'bala wargi.
146
558. Semakin dekat bedil 558. Sayan rapet bedil muni betim-
bers^utan, balan,
gemanya menggoncang bumi, terderna jangka ecokgumi,
seperti mau kiamat, mara'na kiamat,
ditembak laskar Pagutan, tebedil sekep Pagutan,
karena ia kekurangan bedil, mapan ia kuciwayan bedil,
mereka masuk ke desa, tarik ngungsi desa,
di dalam desa beqajar lagi. dalem desa bejajar malik.
560. Bersama gusti Patra tak ber 560. Tangket Gusti Ketut Patra
pisah, nde'na berenggang,
dia im patihnya, sine gusti pepatih,
menjadi pendekar Mataram, labaknale'Pagutan,
maju mengamuk menyerang, nyundul ngulah ngamuk
di geibang Pagutan, malik,
dikeroyok dari muka belakang. le'kuta Pagutan,
teserung leman julu mudi.
561. Anak Agung bersama sang 561. Anak Agung bareng Gusti
Patra, KetutPatra,
tertutup asap mesiu, Hip si'kukus bedil,
segera senjata Mataram, gelis sekep Mentaram,
147
562. Dikerubut anak Agung dan 562. Teserogo Anak Agung Ian
Patra, Ketut Patra,
dan si anak Agung Pagutan, Ian Anank Agung Pagutan,
memang tidak lihat belakang, mula nde'na likat mudl,
dapat membunuh sembilan, mau'na nyamate'siwa',
yang membawa tombak si'gisi mamas pengawin.
pengawal.
563. Anak Agung Pagutan jatuh, 563. Anak Agung Pagutan banju-
kena lambungnya oleh peluru, ran reba',
rebah tak sadar diri, bakat lambung isi'mimis,
Ketut Patra masih mengamuk, reba'kepisahan,
dipukul gagang bedil, masih ngamuk Ketut Patra,
diseitai batang tombak. tepukul si'dedupak bedil,
teberiukang si'tumbak malik.
564. Tewas Anak Agung dan Patra, 564.Pada seda anak Agung Ian
pasukan berlari, Ketut Patra,
mengungsi meninggalkan banjur roangna berari,
desa, rarut bilin desa,
desa Pagutan kalah, Desa Pagutan wah kalah,
berperang sampai siang hari, beperang entah tengari,
harta bendanya dijarah, artana tejarah,
tak ada hartanya tinggal. nde'na ara' doena masih.
565. Ayu Sulan dibawa, 565. Anak Agung ayu Bulan tega-
dibawa oleh laskar, dingan,
pulang ke Mataram, tejau' si' pemating,
sudah sampai di desa, ule' aning Mataram,
dikawinkan dengan Bagus wah dateng dalem desa,
Aji, tekawin Ian Bagus Aji,
dia itu yang menceriterakan, ia sino betuturan,
kelakuan Denek Laki. pertingahna Deme'Laki.
148
566. Itu sebabnya Denek Laki Batu 566. Sino kerana Dene'Laki Batu
Kentara, Kentara,
diketahui akalnya jahil, tetao'akalna jahil,
dengki mengajak orang, ganggu tena'dengan,
memberontak ke Mataram, balikin Desa Mentaram,
dia sanggup membantu, ia sanggup gen nimpalin,
berapapun musuh dihadapi, musuh pira-pira,
tembang Sinom mendesak tembang Sinom ngerengre-
lagi. ngin.
SINOM
567. Laki Batu di Kuripan, 567. Laki Batu le'Kuripan,
disayang oleh Raja Bali, tesayang si'Raja Bali,
diserahi memerintah desa, teserahim ngeraksa desa,
di bagian timur Balimbing, selapu'desa timu'Belimbing,
berwibawa dan disegani, kesiden guna mandi,
kaya raya menjadi ratu, suka sugih ngadeg ratu,
kalau ia keluar desa, mun na sugul luar desa,
penuh sesak muka belakang, peno'sesek Julu mudi,
payung agung bedil tumbak payung agung bedil tumbak
berbaris. bampak-ampak.
568. Laki Batu di Kuripan, 568. Laki Batu le'Kuripan,
berwibawa dan berpengaruh, tuneng nyiden guna mandi,
beliau si Laki baliran, desida laki Galiran,
mengambil istri di Sakra, le'Sakra ngambil sebinV,
sama-sama orang utama, pada marep tuneng musti,
dem cantik termashur, Denda solah tur mekasup,
saudara dari Raden Kerda, sanakna si'Raden Kerda,
itu yang menjadi istrinya, ia minangka Jari sebini.
Denek Laki sewaktu pengan- Dene'Laki sedekna si''
tin. pengantenan.
569. Dia membangun mesjid 569.Ia angunan mesigit Sakra,
Sakra, semenda'banjur Jari,
sebentar lalu jadi, buat si'na lue'kaula,
karena banyaknya rakyat, sesuahna Jari mesigit,
setelah selesai masjid, tangkat layon Datu Ringgit,
diangkatjenazah Bini Ringgit, si'uah teseda'sejulu,
149
571. Laki Batu sudah pergi, 571. Laki Batu uah budal,
kembali ke Kuripan lagi, turun le'Kuripan malik,
sudah sampai di Kuripan, liahdateng le'Kuriopan,
di Mataram dikisahkan, le'Mentaram tekocap malik,
anak Agung Bagus Aji, Anak Agung Bagus Aji,
bersama ayahnya si Ida Ratu, tangket Mami'Ida Ratu,
dengan Gusti Nyoman miwah gusti Nyoman Padang,
Padang, Gusti Gde Wanasari,
Gusti Gde Wanasari, selapu' na pada tanding re-
semua mereka bermufakat. raosan.
580. Selai Gusti Nyoman Padang, 580. Lain gusti Nyoman Padang,
Gusti Gde Winasari, Gusti Gde Wanasari,
sudah sepakat pembicaraan. wah mupakat reraosan.
Dene'Laki diutus, Dene'Laid, keutusin,
dipisahkan Denek Laki, tersekat Dene'Laid,
Laki Batu di puri timur, Laki Batu puri timu',
Laki galiran di puri barat, Laki galiran puri bat,
di Anak Agung Bagus Panji, le'Anak Agung Bagus Panji,
disuguhkan minuman keras teboh-bohin tetua' si' berem
berlimpah. arak.
581. Laki Galiran pun mabuk, 581. Laki Galiran no lengah,
lalu dia dipersilakan gibing, banjuran teaturin ngibing,
waktu menari lalu ditangkap, nyeka ngibing banjuran tede-
dianiaya di dalam puri, mak,
adapun Denek Laid Batu, teseda'le'dalam puri.
masuk gerbong lalu diringkus, Dene'Laki Batu malik,
dikerubut si Denek Laki, dateng lai'puri timu',
setelah diikat lalu dibunuh. tama kuri banjuran tedemak,
teserono Dane'Laki,
wan tetali' beterus teilangan.
582. Setelah mati lalu dikeluarican, 582. Uah seda tesusuglan,
ke alun-alun si Denek Laki, aning peken Dena'Laki,
putrinya lalu diambil, bijana banjur tegadingan,
ada dua wanita semua, ara'dua bini-bini,
segera ia dibawa, banjuran tejau'gelis,
masuk puri semuanya, tama dalam jero selapu',
Denda Radak, Denda Denda Rada'Denda Sumekar,
Sumekar, jari isin dalam puri,
menadi isi puri (selir), anak Agung sayan nyiden le'
Anak Agung semakin ber- kaula.
kuasa.
583. Yang tak putusnya dibicara- 583. Si'nde'pegat teraosin,
kan, teakaian wah pira kali,
diakali berapa kali, Raden Gde desa Praya,
si Raden Gde di desa Praya, nde'na uah bau kepencil,
tak pemah bisa dikucilkan, teturunang pira kali,
dibawa ke puri beikali-kali. meiringan maka desa lapu'.
153
membalas surat
154
PANGKUR
591. Waktu sudah dituturkan, 591. Farek menah keceritan,
di Mataram berbunyi. le' Mentaram kulkul banjur
kentongan, tebuni',
tambur berbunyi gemuruh, tambur nuni begeluduk,
hiruk-pikuk desa Mataram, ndah dauh desa Mentaram,
semua pemuda memenuhi tarik dateng Ida Gusti
jalan, peno'rurung,
Bali Islam penuh sesak, Bali selam matebengan,
di alun-alim sesak laskar. le'peken sesek pemating.
592, Terang tanah lalu beijalan, 592. Pupu kembang baterus
Anak Agung Panji di Joli, lampa',
pasukan mamas berjalan Anak Agung Bogus Panji la
dahulu, tejuli,
penuh jalan berbaris, soroh mamas lampa'bejulu,
yang memimpin para lurah, peno'rurung bambal-ambal,
sudah sampai wilayah Praya, si' munggawa sebekel-bekel
laskar sejumlah tujuh ribu. pada kumpul, uah dateng
jajahan Peraya,
sekep ara'piting tali.
593. Sudah sampai di jalan Bebia, 593. Pada dateng le'jalan Bebia,
menggalar pasukan tombak pada ngambyar baris tumbak
dan bedil, baris bedil,
ramai bersorak saling sahut, surak remas saling sarup,
orang Praya mengungsi, bedil muni betimpalan,
takut mendengar suara sorak, soroh Praya bilin dasan pada
suara bedil talu bertalu. rarut,
suaran bedil begelintir.
594. Ada yang keluar inelawan, 594. Ara'na su ul ngelawan,
membawa tombak atau pen- jau' tumbak ara'na jau'
tung. gegitik.
156
596. Setelah siap lalu berangkat, 596. Uah napak beterus lampa,
sama-sama saling dekati, sembarengan pada saling
setelah tiba bertemu musuh, ulahang tarik,
bersama mengangkat sorak, sedateng bedait si' musuh,
laskar Bali serentak menem- pada bareng angkatsurak,
bak, sekep Bali pada bareng puni'
maju menyerbu laskar Praya, bedil,
bertempur saling rangsek. ngulah ngamuk sekep Peraya,
si' ngamuk saling sunduli.
597. Ramai saling buru-berburu, 597. Rame saling buru-binuru,
mayat bergelimpangan di bangke sampai le' lelendang
padang, begeiinting,
ramai sorak bersahutan gelap surak rame saling sarup,
gulita asap mesiu bedil, bedil muni betimpalan,
berlindung laskar Praya, suaran tambur kukus bedil
karena kekurangan bedil. peteng ibuk,
mekilesan sakep Peraya,
mapan kuciwayan bedil.
598. Mundur ke dalam desa, 598. Surut tama dalam desa,
mengatur barisan di dalam dalem desa tao'na bejajar
desa. tarik.
157
603. Ciri tangga masuk sorga, 603. Tandan anjah tama sorga,
jalan naiknya arwah orang langan taek nyawan dengan
sabil, mate cabit,
dielu-elukan dan dipayungi, tampak-ampak tur tepayung,
oleh para malaikat, si'kancan melaekat,
bau darah tembus ke langit ambun getih terus langit ke-
ketujuh, pitu',
begitu riwayat dalam kitab, meno unin dalem kitab,
tuturan dari orang alim. saking tutur dengan alim.
604. Haji Umar beibulat tekad, 604. Haji Umar ujud tunggal,
siap keluar perang sabil, sedia mula gen sugul perang
muridnya tiga ratus meng- sabil,
iringi, murid giring telungatus,
sudah sampai di tengah wah dateng tenga'lendang,
padang, selapu'na banjur tagita' si'
semua dilihat musuh, musuh,
laskar Bali lalu mulai, sikep Bali banjur mara',
bersama menembak. sembarengan puni'bedil.
ASMARANDANA
613. Raden Wayah jatuh terbaring, 613. Raden Wayah reba' nguring,
dikembut oleh kaulanya, teseorogo isi' kaula,
si Raden pingsan terus, Raden paleng lengget bae.
tak sadarkan diri, mula nde'na asa apa,
karena lukanya sangat berbisa, si'sanget gati tatuna,
kaki kanan di dengkul, nae kawan le'jejengku,
menangis para pengiring. pada nangis pengiringna.
622. Sama-sama pendekar setan- 622. Pada baket mun le' tanding,
ding, asah kebele'asah kesanggas,
sama besar dan tingginya, pada ngigel bededengser,
menari berdesar keduanya, mara pada betomplekan,
lalu mereka beradu tombak, begeropak ongkat watang,
suara watang pating, tindak sapih pada buruh,
klotak sama-sama jagoan, surat Ama'Dama Praya.
mundur si Amak Dame Praya.
623. Kena lengan sebelah kiri, 623. Balat betek langan kiri,
lemah ia memegang watang, lumahna tegel wewatang,
jumsnya makin kendor, tandangna sayan kepeper,
lalu la^ ia teikena tusukan, malikna bakat tegaldh,
kena pahanya sebelah kanan, bakat impung langan kanan,
Amak Dama Praya jatuh ter- Ama' Dama Peraya reba'
sungkiir, nyerungkung,
lagi ia jatuh ditusuk. malikna bakat tegalah.
163
PANGKUR
633. Raden Candra desa Praya, 633. Raden Candra Desa Praya,
diakali tak beasil, teakalan nde'na bau bae
lalu diajaknya berperang, kepencil-pencil,
lalu semakin digencet, dugana nu beperang banjur,
desa Praya teikalahkan, ngone'sadah ramesan,
Raden disambut, Desa Feraya betindih,
Tiba Asem tempatnya tewas, Raden kesambut,
ayahnya di hutan Sundil. Tibu Asem pon'na seda,
si'wayah le'gawah Sundil.
634. Banyak pembesar dibunuh, 634. Lue'preAgung terusak,
di Kopang Jro Disari dan laV Kopang Jero Disari Ian
Wirasari, Wirasari,
Mamik Ilim Jrowaru, Mami'Ilim Jerowaru,
di Jonggat Raden Punta, le'Jonggat Raden Punta,
di Menyeli dipimpin orang le'Menyeli bedatu si'tau kam-
Mandar, pung,
mengamuk di Jaba tengah, ngamuk le'jaba tengah,
habis disiram peluru. bis telamat isi' bedil.
640. Raja Jin jelas memberitahu, 640. Datu Jin pedas bebada',
katanya agar tercakup Sela- jari unin ulin bunter Selapa-
parang, rang,
tak ada lain caranya, nde'ara lain si'senu,
Putri yang di Kalijaga, Denda si'le'Kalijaga,
tetapi sekarang sudah nikah si lagu'nani wah tekawin Denda
putri. senu.
167
663. Berbeda puri yang di Cakra, 663. Bina puri si'le' Cakra,
dengan Mataram sangat lebih, Ian Mentaram mulana lebih
telaga besar lalu dibangun, gati,
diberi nama Mayura, telaga guar banjur tebangun,
di tengah telaga ada balai Mayura si'na teparan,
kembang indah, tenga'si'Salekambang tenang
di tepinya ditanami, tandur,
cempaka,durian dan manggis. le'sedina tetaletan,
cempaka Ian duren manggis.
674. Made Taman, Ketut Oka, 674. Made Taman Ketut Oka,
Made Reges, Doso Jelantik, Made Teges Miwah Doso
Doso Jelatik, Made Dauh, Jelantik,
Bagus Gede, Wayan Padang. Doso Jelantik Made Dauh,
Anak Agung Made beikata, Bagus Gede Wayan Padang,
"Kakak, ay^,saudara semua, Anak Agung Made bemanik
ukurlah sawah-sawah seka- banjur,
rang." ibeli bapa deneyan mekejang,
tepase carike mangkin.
675. Timur Juring, Barat Babak, 675. Dangin Juring dauh Babak,
agar teikena pajak semua, apangakena pajak roange
para punggawa berujar, sami,
baiklah Sri Paduka, prepunggawa tarik matur,
putus bicara punggawa pamit, sandika cokoridewa,
semua pulang ke rumahnya, putus raos prapunggawa
Anak Agung pulang ke Purl. pamit selapu',
pada ule'le'balena,
aruik Agung mantuk le'purL
676. Para punggawa memerin- 676. Prepunggawa betwndika,
tahkan, tetpan bangket selapu'na teta-
sawah-sawah lalu diukur, pasin,
dipajak semuanya, tepajekin maka selapu',
pajak sawah delapan ratus. majek cerdcen domas.
176
SINOM
684. Anak Agung Made Karang, 684. Anak Agung Made Karang,
mewakili ayahandanya, ia minangka genW marm',
ke Bali benipacara, ojok Bali beluiriya,
bawaan sudah siap, bandaran was napak tarik,
beras, uang, dan ringgit, beras kepeng tuting ringgit,
dinaikkan di perahu, tetaikang W perahu,
Anak Agung Made berangkat, Anak Agung Made lumbar,
diiringi para Ida Gusti, teiring isi'Ida Gusti,
naik perahu merentang layar. taek perahu banjuranna kebat
layar.
685. Saking lajunya ceiita ini, 685. Saking gelis ling cerita,
sudah sampai di Bali, was dateng li'gumi Bali,
mereka naik ke darat, pada taek aning darat,
si orang yang datang, pada si'dateng tarik,
Anak Agung Cede Jelantik, Anak Agung Made Jelantik,
berdiri menyambut di pela- nganjeng mendakin IV labu,
buhan, Anak Agung Made Karang,
Anak Agung Made Karang, beterus taek bahon Juli,
lalu naik ke atas joli, tampak ampaktur bepayung
dikawal dan beipayung kem- Agung kembar.
bar.
686. Aikian sampai di kota, 686. Tekoccpang dateng IV desa,
kota Karang Asem Bali, desa Karang Asem Bali,
masuk ke dalam keraton, tipa'lai'pejedoan,
yang diundang sudah datang, si'teundang wah dateng tarik,
Kelungkimg, Badimg, Kelungkung Badung Mangui,
Mengwi, Buleleng Gianyar rauh,
Buleleng, Gianyar datang, Kusamba miwah Tabanan,
Kusamba, dan Tabanan, mapan keriya bele'gati,
karena upacara sangat besar, ngone' kariya swatara lebih
lama upacara sekira sebulan. sebulan.
687. Setelah selesai upacara nga- 687. Was palebonan bebas kariya,
ben, pada mondok dowang ngan-
mereka cuma diam tih,
menunggu, tamuwe si'lemon Sasak,
sama yang dari Sasak, Pedanda ia telang keris,
sang Pedanda hilang kerisnya. keris teselep bahu kancit.
179
709. Orang Praya menyulut pem- 709. Pengawit perang desa Praya,
berontakan, jelojumat tanggal sal',
hari Jumat tanggal satu, nuju sedek bulan Muharam,
pada awal bulan Muharam, uku nano ulung wangi,
wukunya julung wangi, isakana no meni,
tahun Caka (Hyrah"), siyu telung ngatus sepulu,
seribu tiga ratus sepuluh, rah sopo'tengge'tunggal,
kepala satu leher satu, pra bekel banjur tairing,
para lurah lalu diiring, kancan kaule pada lampa' W
si rakyat beijalan di belakang. pungkuran.
PANGKUR
725. Tetapi para raden dan per- 725. Anging pra raden pra wangsa,
wangsa, guru tuan isin desa Sakra
guru, kiyai Sakra dibawa, tegisi,
menjadi jaminan ke Rumbuk, jari gade Hi'Rumbuk,
dilucuti hampa tangan, pada mogol betelekot ima,
memang takdir Allah demi- kesuka' Alloh mula tuduh na
kian, samenu,
pembesar Bali ke Sakra, pemekel Bali banjur betenga',
desa Sakra dikuasai. desa Sakra banjur tegisi.
742. Anak Agung sudah paham, 742. Anak Agung mula wikan,
pintar akalnya selangit, widagda karirihan tumbak
pembesar semua patuh, langit,
mengikuti kehendaknya, budanda selapu; saturut,
membuat pondok dan dijaga. pada ngiringang pekayunan,
piya'pondokjari wah ta sang-
gra lapu'.
194
DURMA
747. Mali delapan lalu cepat keluar, 747. Mate' balu' najur gelis sugul
menderu langkah beilari, desa,
ada membuang kebalnya, bagaluduk pada plai,
ada yang tertinggal tom- ara'ampes taldlan,
baknya, separo made tumbak,
tambur mesiu dan peluru, tambur ubat lawan mimis,
semua tertinggal, made'selapu'na,
separulmya keluar tinjanya. separo sugul tai.
748. Bergulungan mereka berlari, 748. Sating gulung plai sugul luar
hanya ingat diri sendlri, desa,
Anak Agung berangkat, esok na pada pelenga'diri,
pulang ke pesanggrahannya, Anak Agung banjur budal,
ada yang datang terbelakang, ule'ojok pasanggrahan,
datang napasnya terengah, ara'dateng paling mudi,
mengapa engkau paling be- dateng terenggas enggas,
lakang. kembe'sangka'dateng mudi.
749. Menjawab kalian tak tahu, 749. Banjur nimbal nde' me' tao'
sebab aku terlambat, aku pada,
aku sudah bertempur, sangka'ku datang mudi,
di dalam desa Praya, uah aku masiat,
baru mati seribu dua ratus, li' dalem desa Praya,
musuh takut terkesiap, baru' ku nyemate' enem
lalu aku tinggalkan pergi. bangsit,
musuh buwe'kamelas,
banjuran aku nyedi.
750. Ada berucap si orang ini dusta, 750. Ara' nimbal tau sene mula
ia jelas keluar tainya, lekak,
bergaya mengaku bertempur, pedas niye sugul tai,
dia yang paling dahulu terke pantes ngaku'masiyat
siap, one'miya Julu kamelas,
keluar kotorannya di sana-sini sara andang sugul tai,
menjawab pula si dia, banjur malik nimbal,
ah luhjuga ketinggalan peluru. tekan kamu made'mimis.
756. Terkenal bangsa yang tak 756. Kesebutan pada nde' naetang
kenal takut, baya,
Mamik Sidin tewas, mate banjur MamV Sidin,
pendekar dari Sakra, iya no pepadu li'Sakra,
mati ditusuk tombak, mate tegalah si'jungkat,
laskar Sakra mundur, soroh Sakrah banjur belit,
baru terluka lima, beru'na matatu lima,
mimdur bersama laskar Bali. surut bareng sekep Bali.
757. Berangkat mengungsi ke 757. Banju bundal ngungsiPuyung
puyung, mapodokan,
matahari tenggelam mundur serep Jelo tarik ngungsi,
semua, belo yen takocapang,
panjang bila ditutuikan, bilang julo meno doang,
setiap hari begitu saja, desa Praya nge'na nguwit,
desa Praya tak teralahkan, mawanan bulan-bulanan.
sampai beibulan-bulan, nde'na bau kalah masih.
belum juga dapat dikalahkan.
758. Beikepanjangan ia, 758. Kasuwenan mapan uahJan-Jin
pertempuran seru di belakang, dunia,
lagi berselang haii, peperangan belo mudi,
di tunda pertempuran, malik mamalettan dina,
sudah jelas pikiran orang Bali, reneng banjur paperangan,
di antara pendekar Islam, pasti pikir Raja Bali,
dari Sakra Haji Ali Balu. li'angsengan Slam,
li'Sakra tuan HaJi Ali.
759. Disebutkan akan berontak, 759. Iya karaos isi' Anak Agung
bersama mamik Nursasih, congah,
memang akan diperdaya, barengan ini'Mami'Nursasih,
akan dibunuh di Puyung, mula gena tekalang,
kehendak Raja Bali, li' desa Puyung genta seda'.
Sakra mau disisikan, pakayunan Raja Bali,
kubunya akan dipindahkan. Sakra ta gingsirang,
mapondokan gen ta alih.
760. Di dusun Papekat namanya, 760. Li'padasanan aranna dasan
bersama laskar Bali, Papekat,
Jro Nursasih sudah maklum. bareng isi'pemating Bali,
198
SINOM
768. Maka turunlah tirai malam, 768. Jari banjur peteng desa,
laskar Sakra kembali lagi, sekep Sakra tulak malik,
pulang menuju desa, pada ale'aning desa,
di Mendana tersebutkan, W Mendana kocap malik,
bangsa Bali jelata, soroh Jro Wayan tau Bali,
gelap-gelap juga mengungsi, mana peteng masih rarut,
laki wanita tua muda, nina mama too'bajang,
mengungsi ke Jrowaru, desa Jrowaru si' na ungsi,
semua mencari hidup. selapu'na pada perik
kahuripan.
779. Bangun lalu cepat pergi, 779. Banjur ures pada leka',
menghadap si juragan Bali, memarek U'pemekel Bali,
semau para kepala kampung, selapu'na pra kliang,
sampai di hadapan si Gusti, nyerek W arep Gusti,
Gusti Komang Ida Manggis, Gusti Komang Ida Manggis,
berkata kepada ke liang bemanik li' keliymg Rumbu',
Rumbuk, wah ita selapu'da,
sudah hadirkah semuanya, soroh keliang matur tarik,
benar, kami sudah hadir. meran dateng wah selapu'kaji
wah napak.
780. Berucap pula si Ida Wayan, 780. Banjur bemanik Ida Wayan,
aku tanya kalian sebenamya, aku ketuan da sejatijati,
hati kalian sesungguhnya, hangen da sepedas-pedas,
karena Sakra sudah berontak, mapan Sakra wah bebalik,
Mamik Nursawi sudah di- Tuan Guru wah bebalik,
tangkap, Mami'Nursawi wah tebau,
semua ditahan di masjid, to mesigt tao'na makejang,
ini azimat dan kerisnya. ene simat lawan keris.
204
banyak azimat dua bakul tiga kaule' simat dua keraro telu
keranjang, peraras.
781. Heran semua para Kliang, 781. Benga'selapu'para Keliang,
melihat azimat dan keris, si'gita'simat Ian keris,
berujar si Kliang Kabar, banjur matur Keliang kabar,
Jro Rumbuk berucap pula, Jro Rumbu'matur masih,
Tuntang Lepak, Montong, Tuntang Lepak Montong
Tangi, Tangi,
Lenting, Greneng, Denggen, Lenting Gereneng Denggen
Surabaya, Keselat, Songak, matur,
Kuang Berora, Kuang Beruti, Surabaya Keselet Songa',
semua sanggup namun dusta. kuang berora kuang beruti,
selapu'na sanggup pada mara'
cupak.
782. Berkata Jro dari Kabar, 782. Matur Jro W Kabar,
bila demikian tuanku, lamun meno Ousting kaji,
desa Sakra jelas berontak, desa Sakra pedas congah,
hamba sendiri melawannya, mesa'kaji gen nimpalin,
Gusti Komang sangat percaya, Gusti Komang sadu gati,
Ida Wayan juga percaya, Ida Wayan masih sadu,
si Bali pintar tapi keliwatan, Bali ririh liwatJokan,
tertawa berujar Jro Mertaji, ngakak matur Jro Mertaji,
kalau Sakra kulalap jadi sara- lamu Sakara Jari lalap kaji
panku. selema*.
783. Mengakak berucap Jro Lepak, 783. Ngakak matur Jro Lepak,
buang muka sambil menekan ngengos sampi' telek keris,
keris, lamun desa Sakra congah,
kalau desa Sakra berontak, mesa' kaji gen nimpalin,
sendiri saja hamba lawan, selema' manjur periri,
satu pagi akan beres, nde'na burung jari kelepuk,
tak urung jadi debu, endara' kurang kesanggupan,
tak ada tanggung sanggup sanggup mara' kuntal-kantil,
mereka, selapu'na pada ngokok de-
sanggup macam menelan maklandeyan.
kapak,
semua terbahak memegang
kerisnya.
205
784. Lega hati si Ida Wayan, 784. Egar banjur Ida Wayan,
mendengar kesanggupan si'dengah sanggup tari',
mereka, Ida Manggis bemanik gan-
Ida Manggis beikata, cang.
"Nah, siapkan mesiu dan madab daban ubat mimis,
peluru, Kuang Brora monggo'bedil,
Kuang Berora memikul bedil, Kuang Bruti banda tambur,
Kuang Beruti memikul leman tangi banda hubat,
tambur, leman lenting banda mimis,
dari Tangi menjunjung mesiu, selapu'na pada ngiring Ida
dari Lenting membawa Wayan.
peluru,
semua mengikuti Ida Wayan."
786. Waktu subuh terang tanah, 786. Parek menah tenang tana',
sampai di Padang Bunter, dateng lendang Bunter tarik,
beristirahat sebentar di situ, betelah ito semenda',
banyak pasukan tujuh ribu, lue'ngiring pitung bangsit,
Ida Wayan berkata pada Ida Wayan no bemanik W keli
keliang, ang no selapu',
"Nanti kalau Sakra kalah, lema'lamun kalah Sakra,
pilih olehmu anak bangsawan, depele'anak para Buling,
yang cantik tak ada cacamya." si'solah solah da'ara'tao'ta
wada.
206
787. Ida Wayan berangkat lagi, 757. Ida Wayan malik lumbar,
diiringi tombak dan bedil, teiring isi' tumbak bedil,
dalam pikiran Ida Wayan, dalem pikir Ida Wayan,
ingin segera cepat sampai, juru mati'dateng tarik,
ia ingin sekali memperistri, kendel angen na merari',
dengan perawan cantik mulus, Ian nina si' bajang bagus,
gadis-gadis dari Sakra, sa'nane si'dedare Sakra,
tak tersebut peijalanan si Ida, eneng Ida si'memarigi,
alkisah Anak Agung dan tekocapang Anak Agung Ian
panglimanya. budanda.
788. Para Ida Gusti dan punggawa, 788. Ida Gusti Ian punggawa,
para tentara dan warganya, pra sang ngiyang muwah
semua berjaga di gerbang wargi,
kota, pada tarik bilang kuta,
ada meronda di masjid, ara'nyanggre W mesigit,
tak putus memata-matai, nde'na pegat matatelik,
kehendak si Anak Agung, pekayunan Anak Agung,
akan segera di bawa ke kota, beterus pada tetutunang,
semua yang sudah diikat, selapu'na si'pada betali,
si orang Jrowaru dan Sakra. teturunang Jrowaru Ian sikep
Sakra.
789. Dituntung dengan bambu 789. Betuntung tereng belanjuran,
utuh, si'selolo begerepit,
satu batang digapit dua, isiyan lima alas,
isinya lima belas orang, begerampen mara'rarit,
panjang seperti dendeng, pekayunan raja Bali,
maunya si pembesar Bali, tepeterus ii' doyen gunung,
akan dibawa ke Lombok selapu'na maka samas,
Utara, teliwatang aning Gili,
si orang empat ratus itu, saking gelis dateng Gili
diseberangkan ke Gili, Trawangan.
kilat tuturan sampai di
Trawangan.
790. Guru Haji dan bangsawan, 790. Guru Tan Ian pra menak,
para Raden menangis semua, pra raden selapu' nangis,
meratap menangis tersedu, bejam jaman besesambat,
siang malam menderai tangis. Jelo malem pada nangis.
207
794. Lalu liwat desa Kopang, 794. Banjur liwat desa Kt^ang,
peijalanan Ida Manggis, pelumbaran Ida Manggis,
sudah sampai di Rarang, tekocapang dateng Rarang,
Ida Wayan khawatir lagi, Ida Wayan jejah malik,
lagi ia bersembunyi, malik ya betetili,
membaurkan diri dengan aworang diri' tenga'batur,
pasukan, uwah liwat desa Rarang,
setelah liwat desa Rarang, Ida Manggis banjur bemanik,
Ida Manggis lalu berujar, pedas milu desa Rarang turut
pasti desa Rarang ikut Sakra. Sakra.
802. Ida Wayan tunggang lang- 802. Ida Wayan nyusur nyunibang,
gang, reba'ures na pelai,
jatuh bangun ia berlari, berot mancat dara'pegat,
mencret mengucur tak peno'kancut bekaleping,
habisnya, nde'na asa sugul tai,
penuh cancutnya menempel, sok na maka andang julu,
tak sadar keluar tinjanya, berari na andang daya,
asalkan menghadap depan ngerasa susah dalem piJdr,
saja, Ida Wayan nangis nembang
berlari menuju utara, dang dang gula.
merasa sangat susah, di had,
Ida Wayan melantun tembang
Dangdang.
211
DANDANG
808. Jio Mertaji beikata lagi, 808. Jro Mertaji malik maturjgelis,
silakan ratu, dawekratu, . -hi
menyingkir sekarang, magingsir perneka,
hamba akan membuat kaji lepas aka( none, kv .i i g
muslihat, dekqji too'angen bafur^
tuan tabu had mereka, pilih wah pada bebalikiou
ikut berontak bersamaSakra, milu eongah turut Sahp^j
begitulah ucapan si Mertaji, Jro Mertaji menp<Uur,r:Qi
Ma Manggis cepat bangun, Ida Manggis ures gencagg,
mengurut perutnya, popottiyan, .
sampai dim luar desa mencret dateng luar kuta suguijai,
lagi. tama kebonsugullendang.
masuk kebim keluar ke
padang.
809. Toleh-toleh si Ida beijalan, 809. Kecengor keeelek lelampan
membawa tongkat, Ida Manggis, 'i >.l ii
untuk menyaru diri, bentek tunjang,
agar dikira gembala kerbau, isi'na sarung diri'na, . -:
beijalan semakin ke timur, nde'na teparanpengaretkap^:^
sampai di Pancor bertemu, pelumbaran sc^an timp',
dengan si Jro Mehram, dateng Pancor banjur;:bedait,
Jro Mehram beihatur, si'tangket Jro Mehram,,,;
ada apa ratu pedanda, Jro Mehram belatur,,
tuanku terengah engah, apa ara'ratu pedanda,
penuh kotoran pada kain dekaji benggas enggas,
tuanku, tai doang li' wastran dekaji,
tak tahan menciumnya. nde'ta kmva ngadukiya.-;
810. Sangat lupa diri si Ma 810. Sanget lupa' li' ragena Ida
Manggis, Manggis,
hilang ulahnya lalu malaim, telang lelah banjuran peteng
duh Ratu Agung, desa, \,.r
tuan diam di sini kujaga, Jero Mihram matur adeng,
karena hamba tak berontak, duh dewa ratu Agung,
tak ikut bersama Sakra, dekaji mero sanggrahin kaji,
sambil menunggu pasukan mapan kaji nde'eongah,
Mataram, li'Sakra nde'kaji nurut,
beribu-ribu. laun anteh sekep Mentaram,
214
DURMA
818. Terang desa kentongan ber- 818. Menah desa muni kulkul
bunyi, banjur leka',
Tuan Guru Haji Ali, _ Tuan Guru Haji Ali,
diiringi keluar desa, tiring sugul desa,}
penuh di sawah Pegondang, sesek W bangket Pegondang,
akan menyerang Suradadi, pada gebuk suredadi.
217
825. Ratu Agung memesan pada 825. Ratu Agung uninga ngapay-
hamba, ang titiyang,
agar tuan berkenan, mangde sawanca pengkaji,
menjaga desa Rarang, sanggra desa Rarang,
agarjangan hamba disaiigka, nde'kaji brung kebaosan,
oleh sang raja Batara, si'Batara kaji gusti,
silakan tuah bersegera, dawek gegelisan,
ke Rarang bersama hamba. betenga'kaji ngiring.
826. Jangan hamba disangka ikut 826. Jerah kaji kebaosan milu con-
berontak, gah,
biaikan Sakra saja tuan, alurang Sakra bae Gusti,
dapat dihasut, bau kepincukan,
Ida Bagus Cede berangkat, Ida gusti Gede lumbar,
teijerat ucapan manis, bau isi' mi manis,
tiba di desa Rarang, dateng betenga' W Rarang,
bersama Raden Ratmawa. Raden Ratmawa ngiring.
827. Sudah disajikan hidangan dan 827. Uah katurang majengan kupi
jajan, sanganan,
Ida Bagus Cede berujar. Ida Bagus Gde bemanik.
219
831. Sakra akan lebur satu pagi, 831. Lamu sakra nde'na burung
ini pendekar di Suradadi, lebur selema',
sering dikeroyok empat ratus, eni labak W Suredadi,
memotong si Bapak Maja, sring patung samas,
kalau Sab^ berikan hamba, nimbal matur Bapak Maja,
Bapak Hiwang berujar lag!. lamu Sakra nunas kaji,
Bapa'Hiwang matur malik.
832. Kalau Sakra tangan sebelah 832. Lamu Sakra si' kaji singkurin
hamba, ne doang,
biar sekarang saja diremuk- juru mati' nane perjanji,
kan, kai aruan mesiyat,
supaya cepat hamba bertem- timpalin pramenak Sakra,
pur, sanggup pada tari bai,
melawani bangsaww Sakra, kendel Dewa Cokorda,
sanggupkah mereka mela- wayan malem serep sekali.
wanku,
lega hati Dewa Cokorda,
saat malam mulai mengantuk.
833. Lalu berbunyi meriam di 833. Bajur muni meriyem W desa
Sakra, Sakra,
untuk menjadi ciri, minangkajari ciri,
berbunyi tiga kali benmtun, muni telu kali undak,
desa Suradadi panik, desa Suredadi kewah,
Dewa Cokorda Rai, Dewa Cokorda Rai,
hatinya khawatir, pekayunan jejah,
dan Gusti di desa Kesik. lah Gusti si' W Kesik.
834. Mau balik biar malam, 834. Suka turun mana peteng pra
hati si Dewa sudah goyah, naneyan,
cepat iaberangkat, pekayunan Dewa wah ganjih,
menuju Kutaraja, gelis banjur lumbar,
Jro Sriaji ikut, bedaya W Kutaraja,
menyertai sampai Kutaraja, Jro Sriyaji milu ngiring,
si Cokorda Dewa Rai. ngiring dateng Kutaraja,
Cokorda Dewa Rai.
835. Tak lama di Kutaraja Cokoida 835. Nde'na sue li' Kuteraja
pergi. Cokorda lumbar.
221
836. Adik-kakak Ida Bagus mati 836. Rat raka Ida Bagus Gde bar-
bersama, engsede,
si Pedanda tewas juga, Ian Pedanda sede masih,
mayatnya bertindih, bangke betetimpa,
semua Bali dibereskan, senuga'Bali tebue'ang,
tak ada tinggal lagi, nde'na ara'berua malik,
tak tersebutkan desa Rarang, eneng desa Rarang,
teikisahkan lagi desa Sakra. Sakra tekocapang malik.
837. Lengkap senjata lalu berang- 837. Ndpak sekep banjuran na
kat, lampa'
ke desa yang masih bersatu, W desa si'masih bekambis,
pada Bali masih dekat^ IV Bali masih menggah,
Rumbuk lalu diserbu, Rumbu'banjuran ta regah,
desanya dikepung, desa tekelipung gelis,
Rumbuk lalu menyerah, Rumbu'banjuran maserah,
laskar langsung ke timur. sekep betimu'sekati.
838. Menyerang Rancor, Kelayu 838. Regah Pancor kelayu masih
yang masih mendua, mekambis dua,
laskar Pancor, Kelayu semua, sekep Pancor Kelayu tarik,
berjajardi utara desa, ngambiyar baret desa,
bertemu senjata Sakra, betempuh Ian sikep Sakra,
lalu mulai dispraki, banjur mara tasurakin,
laskar Sakra mehdesak, sekep Sakra ngulah,
senjata Pancor menghindar. sekep Pancor ngilesin.
839. Masuk desa menunggu dalam 839. Tama desa pada ngantih
desa, dalemkuta,
lalu didesak lagi, maratadesekmaliki
Pancor, Kelayu menyerah, begade U'desa Sakra,
digadai pada desa Sakra, kancan guru Ian Kiyai,
para gum dan kiyai. manjur pada budal.
222
ASMARANDANA
PANGKUR
855. Jro Pegading ikut berontak, 855. Jero Pegading milu congah,
Jro Inarsa dengan Jro Rais, Jro Inarsa si'tangketJro Rais,
Made Blosok diperdaya ke Made Blosok takallang turun,
Cakra, mate'na iya W langan,
lalu dibunuhnya di jalan, dawek ratu lamun patut kaji
gebuk,
silakan tuan sebaiknya kita senga'congah turut Sakra,
serang, ngeno si'na ngakallang Gusti.
begitu dia memperdaya
juragannya.
856. Komang Gredek yang diakali, 856. Komang Gredek si' takallang,
terperdaya terkena iicapan kepiricukan kebauan si' uni
manis, manis.
226
859. Lalu Ayub berhatur sembah, 859. Laiu Ayub matur nyembah,
"Baiklah tengah malam hamba patut meno tegah maiem kai
seita." ngiring,
Lalu Ayub mohon pamit, Lalu Ayub pamit manjur,
pulang ke rumahnya, uie'aning baiena,
sampai di rumah bermusya- dateng bale tanding
war^, reraosan banjur,
sepakat bicara lalu bersurat, mufakat raos mara nyurat,
surat selesai diantar segera. suratjari tatong geiis.
227
861. Mereka berangkat tengah ma- 861. Tengah malam pon na leka',
lam, banjur tutu' wiraosan dalem
sudah selesai pesan dalam tulis,
surat, Jro Inarsa banjur besuru',
Jro Inarsa lalu menyuruh, soroh si'ta kasub kuat,
bangsa yang tersohor kuat, kancan satus telung dasa so
seratus tiga puluh pendekar, roh pepadu,
beqalan menyusur gelap, lampa'bepeteng petengan,
menunggu di Kali Pedek. kokoh pede'pon na ngantih.
ASMARANDA
868. Guru Semail sudah diberitahu, 868. Guru Semail wah teaturln,
hal diseibunya Pujut besok, tingkah ta gebuk PujutJema',
utusan sudah balik lag!, utusan uah bebalik ule',
sampai di Mujur memberi- dateng Mujur iya ngaturang,
tahu, lai'Jero Nursasih Sakra,
kepada Jro Nursasih Sakra, teteh isi'na belatur,
seksama ia melapor, serep jelo peteng desa.
matahari pun tenggelam.
875. Laskar Praya sudah mendekat, 875. Sikep Praya uah bodepih,
masuk Puyung bersama, tama Puyung sembarengan,
laskar Bali panik, sikep Bali gewar encang,
berlari ke luar meninggalkan berari sugui bilin desa,
desa, rarut sugui selapu'na.
mengungsi ke luar semua, sekep Praya bejarah banjur,
laskar Praya menjarah, jarah pare selapu'na.
menjarah pasi semuanya.
876. Puyung sudah kalah seketika, S76.Puyung uah kalah perjani,
bangsa Bali sudah minggat, s'oroh Bali beterus budal,
rakyat Puyung terlunta-lunta. kaula Puyung kare are.
231
PANGKUR
880. Semua pemimpin mufakat, 880. Selcq>u'pra kanggo mupakat,
akan menyerang desa Kediri, raraosan genna regah desa
maka tibalah pagi hari, Kediri,
kentongan bersahutan, peteng menah kocap manjur,
berangkat bersama Tuan Guru muni kulkul batimbalan,
Ali, beterus lampd'Tuan Guru tir
Haji Ali naik kuda, ing rrumjur,
sudah sampai Penentang Aik. Haji Ali tunggang Jaran,
was dateng penenteng Ai'.
232
887. Si orang Sakra balik pula, 887. Sarah Sakra pada budal,
semua memikul mayat, selapu'na pada tarik lembah
berjalan di gelap malam, mayit,
sudah sampai di Sakra, lampa'peteng pada beterus,
tersebut Raden Rarang uah dateng desa Sakra,
mengutus, kacaritan Raden Rarang iya
minta laskar ke Sakra, barutus,
agar datang seketika. laka'sekep laV Sakra,
ade'na turun perjani.
tak lama datang laskar Bali, nde'm ngone' sekep BaU da-
masuk desa Pringgarata, teng banjur,
Amak Camin lalu ditombak. tamain desa Pringgarata,
Ama'Camin banjur ta bedil.
893. Ada lima orang rebah, 893. Bareng lima pada reba',
Amak Camin mati terkena Ama' Camin mate bakat si'
peluni, mimis,
belum sempat makan daging- nde'man mau'kaken mayung,
nya, soroh Balipada bedab-ddban,
si orang Bali bersiap-siap, gawe'petak timu'Pringgarata
membuat kubu di timur kukuh,
Pringgarata, pia'petak kancan banya',
membuat benteng beramai- semendu banjuran Jari.
ramai,
sebentar lalu selesai.
894. Pasukan Sakra yang diper- 894. Sekep Sakra sa'takalang,
daya, dateng lendang Lowok kan-
sampai di Lowok mengatur dayan baris,
pasukan, ndara'musuh sepi suwung,
tak ada musuh sepi sunyi, galapg jelo pada budal,
liwat tengah hari bubar, malik ule' aning Pringgarata
pulang ke Pringgarata, banjur,
dilihatnya kubu kukuh kuat, gita'petak kukuh kekah,
laskar Sakra berunding. sekep.Sakra ntatur tarik.
895. Jelas di situ si Bali pengawal, 895. Pedas bali ito nyanggra,
lalu berangkat ke Rarang, pada leka' aning pondok
setelah tiba lalu beitemu, Rarang tarik,
Raden Rarang segera men- Sedateng banjuran batemu,
yapa, Raden Rarang geiis
mengapa anda ke sini semua, nyanyapa,
meninggalkan desa Pringga apa karana side lite pada se-
rata,
laskar Sakra lalu melapor. bilin desa Pringgarata,
Sekep Sakra matur tarik.
896. Seksama ia menuturk^, 896. feteh isi'ha hgaturang, ,
tinggal Pringgarata memasuk- satingkah na Pringgarata
kan Bali, tama'Bali,
236
897. Karena di situ tak ada per- 897. Apan ito ndara'petak,
tahanan, serep jelo kemalem pada me-
turuh malam mereka bersiap, cawis,
waktu fajar lalu berangkat, parek menah lampa banjur,
menuju selatan Pringgarata, tipa'lau'Pringgarata,
mereka pun menggelar najuran kandayang baris se-
pasukan, lapu',
laskar Sakra dan Rarang, sekep Sakra timpal Rarang,
mereka mengatur penyerang- banjuran kandayang baris.
an.
898. Sudah pagi lalu beijajar, 898. Uah menah mara bejajar,
mendekati desa bersorak dan depih desa surak sembaren-
menembak, gan isi' bedil,
ada yang masuk membakar, ara'na tama nyanyedut,
orang Pringgarata ricuh, kancan Pringgarata kewah,
laskar Bali tergopoh-gopoh, sikep Baii maserubutan pada
musuh dari utara selatan, gupuh,
tak keruan akan dihadapi. musuh leman lau'daya,
nde'karuan gentadangin.
899. Si orang Bali lalu beraksi, 899. Soroh Bali manjur mara,
menembak sambil berlari, puni'bedil maserubutan pelai,
karena desa sudah dibakar, mapan desa uah masedut,
orang Islam warga Pringga Selam isin Pringgarata,
rata, pada rarut nina mama maka
mengungsi laki wanita semua, selapu',
ada mengungsi ke orang ara'rarut ojok Slam,
Islam. ara'rarut ngungsi Bali.
ada mengungsi ke orang Bali.
237
904. Raden Rarang sudah siap, 904. Raden Rarang Uah sfyaga,
laskar dipecah dua, bagi sekep tepia'dua bagi,
sepanih liwat selatan, separo langan lau'
sepanih liwat utara, separd langan daya,
Mu beijalan Raden Rarang baterus lampa'Raden
diiringi, Rarang tiring banjur,
beijalan tergesa-gesa, pada lampa'gagang saran,
semua akan membantu. pada mula gen nempongin.
913. Kita tinggalkan Gerung yang 913. Eneng Gerung si' uah kalah,
kalah, kacaritan Sekarbela congah
tersebut Sekarbela berontak malik,
lagi, keraosan daya biluk,
dicap ingkar, rua tadah mula bina,
sikapnya sudah berubah, tadahuh hang aning Cakra
diundang ke Cakra tak mau nde'na teduh,
hadir, Anak Agung sangat duka,
Anak Agung sangat niarah, keraosan uah bebalik.
dinyatakan sudah berontak.
914. Jelas Sekarbela berontak, 914. Janten Sekarbela congah,
para punggawa mengum- pra punggawa tebengang se-
pulkan laskamya, kep na tarik,
Sekarbela diserbu, Sekarbela iya'ta gebuk,
laskar Bali membawa tombak, sekep bedil tumbak napak,
lengkap laskar lalu berangkat, tebeng sekep Anak Agung
bangsa mamas pengawal, lumbar banjur,
bersinar gemerlapan. soroh mamas pengawinan,
tenang tandur bagaligip.
915. Di depan bedil beijajar, 915. Papucuk bedil bajajar,
pasukan tombak dan bedil baris tumbak baris bedil
teratur, matindih,
sudah sampai di Sekarbela, dateng Sekarbela banjur,
berpencar mengatur pasukan, bejajar pada ngamiyar,
sudah berdamping penyerang, uah be^ra'sundulan gunung
sayap pasukan mengitari, gunung,
berderet lalu menembak. kaletek baris mahideran,
badere'banjur babedil.
241
SINOM
935. Laskar Bali menyerang kubu, 935. Sekep Bali si' regahpetek,
mundiir kembaii lagi, surut budak ule'malik,
tertunda lagi peperangan, reneng banjur paprangan,
laskar Sakra bubar pulang, sekep Sakra budal tarik,
laskar Rarang pun pulang, sekep Rarang budal malik,
kubu ditinggalkan kosong, tunggu petak pada suwung,
hanya satu dua orang, masihkari sopo'dua,
tak ada lagi yang tinggal, endara'bae ito masih,
semua pulang ke rumahnya. selapu'na pada ule'li' balena.
939. Ida Gelgel memimpin pertem 939. Ida Gelgel batek iat,
puran, bdtempuh lawan Nuraksi,
berhadapan dengan Nuraksi, perang pada ngadu tumbak,
berperang dengan tombak, polak tumbak ngunus keris,
patah tombak menghunus pasiatan ndara'katindih,
keris, Ketut Gelgel ngadu bedil
bertempur tak ada kalah, banjur,
Ketut Gelgel memakai bedil, jari mimis kayu bua',
pelurunya kayu pinang, bakat sopo'beterus nguring,
terkena satu lalu jatuh, kapisanan IV rurung tao' na
terlentang di jalan lalu tewas. mantang.
944. Meminta sawah haik padang, 944. Belat bangket taek lendang,
tak tentu arah ia berlari, sara andang na pelai,
asalkan lari sipat kupihg, sok na ngasa berari gencang,
tak hirau kainnya, nde'na asa kereng kaing,
jatuh bangun melempar diri, sok na maka tempoh diri',
Ketut Cariding menangis Ketut Cariding bangkus-
tersedu, angkus,
seperti orang makan cabe, mara'dengan kaken sebia,
terlampau letih ia berl^, dateng Leneng banjuran na
sampai di Leneng jatuh ter- reba' nyerangkang.
geletak.
945. Laskar Praya melihat, 945. Sekep Praya pada gegita',
Mu mereka bersorak. . banjtiran na surak tdrik.
249
953. Laskar Bali sudah dihalau, 953. Sekep Bali bis tapura',
minggat ke Kawo semua, nyedi aning Kawo tarik,
si utusan mohon permisi, si'kautus pamit budal,
Jro Tigara berpikir-pikir, , Jero Tigara mikir-mikir,
karena dia pintar dan licin, mapan mula celang ririh,
ia berutusan ke Mujur me- lampa'ang gelis ojok Mujur,
nyidik, si'tasuru'gagangsaran,
si penyidik bersicepat pergi, kocap dateng Mujur Gelis,
sudah sampai di Mujur, si'na gita' sekep Bali peno'
dilihatnya laskar Bali penuh desa.
desa.
DURMA
970. Sera bertempur bedil bersa- 970. Rame slat bedil muni batim-
hutan, balan,
mayat bergelimpangan, bangke sampal bagarinting,
Bali semakin mendesak, Bali sayan ngulah,
laskar Islam berlindung, sekep Slam makilesan,
mundur teratur sambil mem- suriu bombong ngadu bedil,
bedil, pada maserubutan,
berlari berebutan, si'perang ngadu bedil.
si orang pembawa bedil.
983. Lalu membakar apt berkobar 983. Beterus nyedut lau' daya api
di mana-mana, doang,
seperti gunung nyala api, mara'gunung nyala api,
rumah lumbung terbakar, bale sambijulat,
laskar Sakra kembali, selcep Sakra beterus budal,
pulang ke desa Sakra, ule'aning Sakra tarik,
kita tinggalkan desa Sakra, eneng desa Sakra,
tersebut si Raja Bali. takocapang raja Bali.
984. Penuh pasukan meronda desa 984. Tebeng sekep sanggra desa
Kutaraja, Kutaraja,
dipimpin oleh pembesar Bali, si'munggawa Ida GuSti,
lagi ditutuikan, malik kacaritan,
para penguasa desa Sakra, pra kanggo desa Sakra,
bicara mereka sepakat, mupakat raos was bejait,
bersama raden Rarang, tangket raden Rarang,
peijanjian sudah pasti. pangubaya was pasti.
985. Bersama menyeibu Kutaraja, 985. Pada barengregah desa
di Sakra bersiap-siap, Kutaraja,
dari sore hari, IV disa Sakra, macawis,
nasi dan bekal tersedia. leman serambiyan,
260
987. Warga Lpyok keluar beqajar, 987. Soroh Loyok nyugulin pada
berderet Mu menembak, ngambiar,
laskar Sakra maju, badera'manjur bedil,
lalu berlagalah tombak, sekep Sakra ngulahang,
laskar Loyok ngibrit berlari, banjuran batempuh tumbak,
meieka mengungsi ke desa, sekep Loyok tarik belit,
tak ada tahan melawan. pada ngmgsidesa,
nde'nara'kawa nanggalin.
988. Laskar Sakra masuk 988. Sekep Sakra tama rtyedutsem
membakar, barengan,
seperti gxmung nyala api, mara'gunung nyala api,
si orang Loyok minggat, soroh Loyok budal,
mengungsi ke Kutaraja, pada ngungsi Kutaraja,
desa Loyok pasti musnah, desa Loyok tulus bersi,
laskar Sakra balik, sekep Sakra budal,
semua menggiring sapi ker- tarik Jdu'sampi.
bau.
989. Tersebut pemimpin di 989. Kacaritan pra kanggo li'
Lendang Nangka, Lendang Nangka,
mengundang pasukan Bali, kedengan sekep Bali,
mengawal Lendang Nangka, gisi Lendang nangka,
laskar Bali berangkat, sekep Bali pada leka',
menuju Lendang N^gka, ojok Lendang Nangka tarik.
261
990. Adapun Ngurah aji di Cakra, 990. Anak Agung Ngurah Ajinda It'
mengundang semua Cakra,
punggawa, dawuhin punggawa tarik,
mau berangkat ke timur, kayun gen lumbar betenga',
meninjau desa Kutaraja, cingak desa Kutaraja.
Ida Gusti dikerahkan ikut, Ida Gusti makerik ngiring.
warga Bali Islam, kaula bali Slam,
Anak Agung sudah di joli. Anak Agung uah tajuli.
991. Tak tersebut sudah sampai di 991. Nde'na kocap dateng desa
Kutaraja, Kutaraja,
diiringi tujuh ribu, mahiringan pitung bangsit,
penuh Bali Islam, tebeng Bali Slam,
empat ribu bedil saja, petang tali bedil doang,
tombak pedang tiga ribu, tumbak kalewangtelung tali,
penuh Kutaraja, sabol Kutaraja,
bicara si Raja Bali. raraosan raja Bali.
993. Begitu arahan si Anak Agung, 993. Mem gad anak Agung
para punggawa tertawa ngeraosang,
pongah, pra punggawa ngokok tarik,
sanggup di depan, sanggup tapucukang,
berujar Jro WayanKembar, matur Jero Wayan Kembar,
sanggup menjadi pucuk, sanggup tapucukang gad,
berujar pula Jro Komang, matur Jero Komang,
sanggup bersumpah menelan sanggup na mara' na untal
kapak. kandl.
262
PANGKUR
1007. Lalu datang laskar Sakra, 1007. Banjur dateng sekep Sakra,
Kabar Jantuk berpencar, Kabar Jantuk pada ngam-
pasukan bedil di depan, biartarik,
diapit oleh tombak pedang, soroh bedil lemanjulu,
Kabar Jantuk datang dari ba- tabih si'tumbak kalewang,
rat daya, Kabar Jantuk pada datang
yang mendukung sudah leman bat lau',
siaga, si nempongin pada siaga,
serentak mereka menembak. beriuk remba'punV bedil.
1(X)9. Den Nuna Hengku meng- 1009. Danuna Hungku ngamuk si'
amuk, pedang,
berdua dengan Raden Satraji, kancan duwa Ian raden Sas-
mengamuk bahu membahu, traji,
bam membunuh sembilan, ngamuk pada saling sundul,
Nuna Hengku tewas sabil, baru'na nyemate'siswa',
meninggal di dalam desa, Nuna Hungku dasida sabil
laskar Bali lalu mundur. bajur,
dalem desa pon na seda,
sekep Bali surut tarik.
1010. Lalu datang laskar Sakra, 1010. Beterus dateng sekep Sakra,
bersama masuk desa sembarengan tama W
Masbagek, Masbagi'tarik,
semua menembak, pada bebedil selapu',
bersama laskar Jantik Kabar, bareng sekep Jantuk kabar,
ramai bertempur tertutup rame slat kukus bedil peteng
asap bedil, ngibut,
laskar Bali kalang kabut, sekep Bali maserubutan,
sisa mati berlari ngibrit. sisen mate pada berari.
1011. Karena peluru bagaikan 1011. Mapan mimis mara'ujan,
hujan, soroh Kawo Pujut mate nga-
si Kawo Pujut ramai mati, rinting,
bangkai berserak beitumpuk, bangke Samapal betetum-
Gusti Komang Pengsong puk,
balik, Gusti Komang Pengsong
dengan pembesar mengiringi budal,
Ahak Agung, ian budanda budal ngiring
pulang ke Kutaraja, Anak Agung,
laskar Sakra disebutkan lagi. ule'aning Kutaraja,
sekep Sakra kocap maiik.
1012. Bersama laskar Kabar 1012. Bareng sekep Jantuk Kabar,
Jantuk, dateng ngone'tama lai'Mas
sudah masuk di Masbageq, bagi'tarik,
menuju desa bagian selatan, tipa'na li'gubuk lau',
kampung si' Ama'Ruminah, pegubukan Ama'Ruminah,
menjumpai seratus dulang dait gubuk matapakan ara'
sajian. satus.
267
ASMARANDANA
SINOM
1060. Arkian tuturan Bali yang 1060. Kocap nyah ball si'cilaka,
jahat, dait mne'dengkijahil,
tetap saja dengki jahil, jari racm li'bilang desa,
menjadi racun di setiap desa, mapan mula daya dengki,
karena memang siasat nde'm mele ngasorri,
dengki, peta akalprih pemau',
tak mau mereka merendah ngadayang botch bilang
diri, desa,
mencari akal asalkan dapat, po'na mau'mangan sekali,
mengadakanjudi setiap desa, mula iya langanna peta jari
agar dapat akan sekali, pangaan.
memang untuk mencari re-
jeki.
1065. Jio Mustiaji Raden Duimas, 1065. Jro Mustiaji Raden durmas,
dihatuikan santapan, kapaica pendadar tarik,
satu dulang berat sepilcul, padasedulang katir dua,
kain sutera nan inda^, lalemesan sutra luih,
bangsa sutera songket bersu- soroh sutra songketwijil,
1am, batik kembang bancul ancuk,
batik kembang pucuk re- dewangga sutra permas,
bung, sawitan bekembang kuning,
sutera dewangga sutera per- segenepanpengajin duaJuta.
mas,
sawitan berbunga kuning,
seperangkat lengkap harga
duajuta.
1066. Diberikan oleh Raja Ngurah, J66. Kican si'Ngurah ajinda,
teikena ucapan manis, baba wan si' uni manis,
Raden Dunnas dan Jro Raden Durmas Ian Jro
Kopang, Kopang,
karena memang licin lihai, mapan mula widagda ririh,
Anak Agung Ngurah Aji, Anak Agung Ngurah Aji,
teihanyut di cara manis, kaduduttan si' raos halus,
karena memang si Jro kerana mula Jro Kopang,
Kopang, masuhur widagda ririh,
termashur pintar dan lihai, pideksa raosan berugung
mantap bicaranya padahal doang.
dusta belaka.
1067. Manggis kuning cuma se- 1067. Manggis kuning selolo
batang, doang,
wadah asam dengan kelampi, tangka'asem si'kelampi,
manis cuma di bibir saja, manis uni bawo doang,
dalam hati seperti api, dalem angen mara'api,
kayu randu menjadi geihang, kayu'rangdu Jari kuri,
ditempati si kutu batang, bis tetao'isi'bubuk,
buat keranjang tempatjarak, piya' kalungkung tangka'
Anak Agung penguasa besar, jarak,
terhanyut dapat diperdaya Anak Agung muter bumi,
seperti bocah. keduduttan bau teugung
mara'kanak.
282
1068. Jro Kopang daii Raden 1068. Jro Kopang Raden Jonggat,
Jonggat, pamit budal ule'gelis,
mohon pamit segera pulang, serep Jelo kacaritan,
matahari terbenam terkisah- b(q>itung ngan kancan Bali,
kan, selapu'na cawisan bedil,
bermupakat warga Bali, seredadu si'dekat Miru,
semua mempersiapkan bedil, sino mula gen laksana',
serdadu di dekat Mini, pada kumpul soroh Bali,
itu akan digrebeknya, dalem tembok ManyUre tao'
berkumpul si warga Bali, napak.
mereka bersiap di dalam
tembok Mayura.
1069. Sudah sepakat bicara 1069. Patuh raos na mupakat,
mereka, banjuran na bareng bebedil,
lalu mereka serempak kancan seredadu bakat,
menembak, kapisanan reba'nguring,
si serdadu terluka, kancan Bali malik bebedil,
ada yang mati tergeletak, beriyuk reba'bareng telu,
laskar Bali lagi menembak, suredadu bakat lima,
tiga orang serdadujatuh mati, maka lima mate tarik,
lima serdadu terluka, banjur gewar seredadu se
kelimanya lalu almartium, lapu'na.
, paniklah semua serdadu
Belanda.
1070. Bersama mereka menembak, 1070. Beriyuk medil sembarengan,
sorak ramai bedil berdentum, sur^ rame bedil ngalintir,
saling bedil berhadapan, tarik medil berandangan,
warga Bali ricuh pula, soron ball geger tarik,
semua mengambil bedilnya, selcq>u'na demak bedil,
serdadu Belanda dikepung, seradadu tekalipung,
ditembak dan kiri kanan, ta bedil leman kiri kanan,
muka belakang serempak, jUlumudi beriuk tarik,
serdadu luka dari mati ber- seredadu bakat mate bege-
gelimpangan. lampar.
1071. Bertempur dari waktu senja, 1071. Perang leman suranbiyan,
sampai pagi tak putusnya, jangka menah enddra' pa-
berdadu sampai amblas. panggil.
283
1075. Aikian sudah sampjd di Nar- 1075. Kocap wah dateng Armada,
Nannada, tekocapang penyanggra
ditutuikan penjaga Bali, Bali,
Komang Pengsong meronda Komang Pengsong ito
disitu, nyanggra,
dia memimpin laskar Bali, ya batek pemating Bali,
semua menoleh, selapu'na ngengat tarik,
melihat serdadu Belanda, pada gita'suredadu,
laskar Bali bersiaga, soroh Bali pada nyatna,
mereka menyiapkan be- selapu'na denude bedil,
dilnya, tembang Pangkur beriyuk
bertembang Pangkur mereka bedil sembarengan.
membedil.
PANGKUR
1082. Berlari mengungsi hutan dan 1082. Rarut ngungsi gunung ga-
gunung, wah,
tak tabu hendak ke mana, nde'na tao'lain pada mirik,
menuju hutan dan gunung, pengungsi na gawah gunung,
mati tak dapat makan, mate nde'na mau'mangan,
Anak Agung Ngurah Anak Agung Ngurah ajinda
bingung, no ibuk,
karena mortir tak putusnya, mapahjernat endara'pegat,
siang malam merancah kota. jelo malem begelintir.
MASKUMAMBANG
1093. Subahnala sangat dalam 1093. Subahnala mulan bunuh tanr
jejak si sapi, dangsampi,
buatlah gam cabang maja, pia'gau perrq>ang bila,
memang ajal si Agung tewas, mula tuduh Anak Agung ba-
tak dapat diselamatkan lagi. rengjanji,
nde'na bau smq>angin ia.
1094. Duhmasmirahpisanglilindi 1094. Duh mas mirahpunti'lilin le'
Labuaji, Labuaji,
tanam kopi di I*unia, talet kahwa le'Punia,
bila si Agung meninggalkan mun anak Agung bilin kaji,
hamba, tan kuasa kaji temu susah
tak tahan berduka di atas bawon dunia.
dunia.
1095. Aduh dewa kayu pace ra- 1095. Adu dewa kayu'pace Jari
muan liunbung, ramonsambi,
beringin beijenggot di pan- bunut baok le'Pancor selela,
curan batu, lamun Anak Agungjulu mate
bila si Agung mendahului bilin kaji,
mati, payuntajeleng ngangos nde'
menderita tercenung tak mau'beriwa.
dapat memangku.
290
1097. Anak Agung berduka cita 1097. Anak Agung Ajinda lebih
menangis, susah sedih nangis,
menyayangi putranya telah kangen bijana uah seda,
tewas, malik si'na seselan diri',
lagi menyesali diri, nyesel nde'meleterapahang.
menyesal tak mau didamai-
kan.
1098. Sekarang bam si raja ber- 1098. Baru' nengka meno pikir
pikir, Ngurah Aji,
panjang penyesalan sayangi belo nyesel kangen raga,
diri, tanpa gawe nyesel mudi,
sesal kemudian tiada ber- tutu'kemuktian na le'gumi
guna, Sasak.
tamat kekuasaannya di bumi
Sasak.
1099. Begitu pikiran Agung aji, 1099. Agung ajinda meno si'na
semakin beriamt hati duka- bepikir pikir,
nya, sayan dudur ate susah,
menoleh kanan dan kiri, cingakin kawan kiri,
atas bawah dilihatnya. luhur andap tesereminang.
1100. Duhju adik mengeluli sayang 1100. Aduh adi' bebangsal kangen
istrinya, sebini',
sanak famili dan putranya, Idn kadang miwah bija,
Anak Agung dihadap di Anak Agung le'bencingah
Bencingan, ketangkil,
oleh sentana dan pembesar. isV wargi soroh budanda.
291
DANGDANGGULA
1101. Sedang penuh orang meng- 1101. Nyekanna tebeng si' pada
hadap, mngkil,
para warga, soroh wargi,
bersama para punggawa, lawan pra punggawa,
juga para pemimpin sebumi miwah Ian Budanda maka
Sasak, sepaer,
lalu datanglah seidadu, banjur dateng suredadu,
di Cakra penuh berbaris, ito' W Cakra lue'bebaris,
mengiring si Mayor kepala iring Tuan Mayor kepala
perang, perang.
di barat Mini, ito baretMiru,
penuh sesak masuk Cakra^ peno'padet tama Cakra,
tidak kurang, nde'na kurang,
sekitar lima ribu, swatara limang tali,
bangsa komendan empat soroh kumendan petang
ratus. dasa.
1102. Tuan Mayor itu memerin- 1102. Tuan Mayor no banjur be-
tahkan, manik,
kepada komandan, li' kumendan,
disuruh masuk di Bencingah, ya tesuru'tama li'bencingah,
bersama serdadu yang bareng si'suredadu lue',
banyak, bebaris tama li'puri Agung,
berbaris masuk puri Agung, remba'bebedil pereret muni
menembak dan terompet ber- muni,
bunyi, peteng dedet kukus hubat,
asap bedil gelap beikabut, suwaran bedil begeluduk,
suara bedil menggeluduk, tenderjangkaecok Jagat,
menggelegar menggoncang separo malik,
bumi, sedut dinamit bawa'puri,
separohnya lagi, tembok bencingah reba'
membakar dinamit di bawah nyeroang.
puri,
tembok bencingah rubuh ter-
jungkal.
292
1103. Dari situ si serdadu masuk, 1103. Ito langan na tama seredadu
mengiringi, lue'gati,
si Komandan dan tuan aju- iring soroh,
dan, kumendan Ian Tuan Ajudan,
bersama tuan mayor, mesarengan Ian Tuan
mereka menuju Anak Mayor,
Agung, si'na tepetAnak Agung,
si Agung Aji sedang duduk, Ajinda sedek malinggih,
dihadapi di balai sidang, tetangkil IV bencingah,
tuan ajudan langsung, Tuan Ajinda beterus,
naik ke Bencingah, taek W penangkilan,
diiringi para, ngiring soroh,
perwira berpangkat tinggi, si' berpangkat tinggi-tinggi.
mayor letnan dan komandan. Mayor Letnan Ian kumen
dan.
1104. Anak Agung lalu dipegang, 1104. Anak Agung banjur tademak
disergap, iya gelis,
lalu segera dilarikan, teserogo,
ke Ampenan oleh tuan terus iya trus telariang,
Mayor, aning ampenan si' Tuan
dinaikkan ke kapal, Mayor,
alkisah di Cakra lagi, tetaekang aning kapal
warga bali yang banyak, banjur,
hiruk pikuk mereka, kocap W Cakra no malik,
di dalam puri Cakra, soroh Bali si'pada banyak,
ada yang menangis, meburutan tarik biur,
menganga mengap me W dalem puri Cakra,
nangis, ara' nangis,
seperti orang makan cabe. nganga' ngangkot pada
sedih,
mara'dengan kaken sebiya.
1105. Gulung menggulung keluar 1105. saling gulung sugul IV dalem
puri, puri,
ada patah terinjak berebutan, ara' na polak saling pieak
ada keluar mencretnya, berebutan,
separuh mati keluar ken- ara' molang sugul tai
tumya. nanyerot.
293
PERPUSTAKAAN
PUSAT PEMBIUAAN CAN
PENGEMBANGaN BAHASA
OEPARTEMEtJ PtNUlDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
tv;-
-v-
H-
lr
gnu-^A 5iiJf;A_U-'
-fcioa
r- "Sjif '^
= ..; ; '
|- i' : . iUri'A'N
_ , .-
- it
'-'
899,
I..