persembahkan untuk;
i
PENGANTAR PENULIS
ii
sesuatu hal yang menyenangkan hati saya untuk saat ini.
Tulisan ini adalah bagian dari “tombo kangen” untuk diri
pribadi supaya dalam pemikiran dan angan-angan saya,
bisa tercurahkan lewat tulisan ini.
Tulisan ini selain untuk diri saya sendiri juga
bertujuan untuk memperkenalkan kepada para seniman
dan masyarakat awam yang mana belum mengetahui
wayang karya Ki Djoko Langgeng tersebut. Sehingga
kedepan akan banyak para masyarakat awam, seniman
khususnya seni pedhalangan akan mengerti macam–
macam wayang kulit, mana wayang kulit purwa pada
umumnya dan mana wayang kulit karya baru. Banyak
sekali wayang kulit karya baru yang mana pengkaryanya
tidak di ketahui atau Noname.Beberapa seniman
pengkarya wayang kulit terkadang sengaja ingin
menyembunyikan identitasnya. karena memang
menganggap bahwa identitas tidaklah penting untuk di
ketahui oleh banyak orang. Sehingga yang terjadi,
banyak karya wayang kulit baru yang tidak diketahui
siapa pengkaryanya. Dalam hal ini saya sengaja untuk
mengangkat karya-karya wayang kulit Ki Djoko
Langgeng, karena menganggap bahwa suatu karya baru
iii
perlu di ketahui banyak orang agar semua orang tahu
keberadaan, sejarah serta asal-usul dari karya wayang
baru tersebut. Selain itu karena saya mempunyai
kedekatan khusus dengan Ki Djoko Langgeng, beliau
adalah ayah kandung saya, yang telah ngukir jiwa raga
saya sehingga akan memudahkan dalam proses
penulisan ini.
Tulisan ini adalah hasil dari wawancara
langsung atau jagongan nyantai dengan pengkarya,
ketika saya sedang pulang ke rumah. Ditunjang dengan
pengalaman pribadi saya tentang pedalangan yang saya
dapat dari beliau sejak kecil hingga saat ini, serta
pengalaman dalam dunia pendidikan di SMKI Surakarta,
STSI Surakarta, STKW Surabaya serta banyak para empu
seniman yang menjadikan saya seniman sampai
sekarang ini. Membagi pengetahuan dengan orang lain
adalah wujud terimakasih saya terhadap orang tua, para
empu seniman, pendidikan seni, dan masyarakat
seniman lainnya yang telah memberikan ijin untuk
menyerap ilmunya untuk bekal hidup saya, walaupun itu
sedikit saja.
iv
Pada tulisan ini, saya mengupas tentang
wayang karya baru Ki Djoko Langgeng mulai dari
sejarah, bentuk rupa, dan ciri khas yang membedakan
dengan wayang purwa pada umumnya. Sehingga
masyarakat khususnya para seniman pedalangan akan
mengetahui karya wayang baru tersebut dan siapa
pengkaryanya.
Saya berharap buku ini dapat dinikmati oleh
masyarakat secara luas. Semoga sumbangsih nyata yang
sangat berharga dari Ki Djoko Langgeng ini dapat
menggerakkan kesadaran untuk memberikan
apresiasinya terhadap karya-karya baru sebagai aset
budaya bangsa dalam rangka pengembangan seni
budaya khususnya seni pedalangan.
Saya sadar nantinya akan banyak kritik,
tantangan, bahkan cercaan dari berbagai pihak tentang
adanya buku ini. Semua telah saya serahkan kepada
pembaca, untuk jangan hanya menilai buku ini dari satu
sudut pandang, tetapi seyogyanya menggunakan
kawicaksanan lan olah rasa. Kritik dan saran yang
membangun akan saya terima dengan senang hati, demi
perbaikan di masa yang akan datang.
v
Semoga buku ini bermanfaat dan bilamana ada
kekurangan saya mohon kepada anda untuk melengkapi,
dan akan saya terima dengan lilo legowo .
Penulis
Adiyanto
vi
DAFTAR ISI
Halaman
1. PERSEMBAHAN…………………………………………….. i
2. PENGANTAR PENULIS…………………………………… ii
3. DAFTAR ISI…………………………………………………. Vii
4. WAYANG KULIT KI DJOKO LANGGENG…………… 1
5. WAYANG KARYA KI DJOKO LANGGENG
SEKITAR TAHUN 1978………………………………….. 2
A. Patihan Madura………………………………………. 6
B. Patih Ronggo Matahun……………………………. 7
C. Barisan Prajurit………………………………………. 8
D. Cakil……………………………………………………… 10
E. Wayang Karya Lain………………………………….. 14
6. KARYA WAYANG SABDO/ WAYANG KRISTEN….. 17
7. KARYA WAYANG TAHUN 1989 DI KEDIRI………. 35
A. Pendita Li Ceng Swi…………………………………. 35
B. Rajamala…………………..……………………………. 39
8. KARYA WAYANG RAMAYANA………………………… 42
9. KARYA WAYANG WAHYU……………………………… 55
10. KARYA WAYANG MAHABARATA…………………….. 62
11. KARYA WAYANG MATARAMAN………………………. 75
vii
12. KARYA WAYANG PANJI……………………………….. 78
13. KARYA WAYANG KEDIREN…………………………… 92
A. Warok Ponorogo……………………………………. 100
14. CIRI KHAS WAYANG KARYA KI DJOKO
LANGGENG………………………………………………. 111
A. Bentuk Wajah………………………………………… 111
B. Bentuk Mahkota…………………………………….. 114
C. Bentuk Pakaian Bagian Bawah(rampekan)... 112
15. PROFIL KI DJOKO LANGGENG………………………. 137
16. DAFTAR PUSTAKA……………………………………….. 140
17. BIODATA PENULIS………………………………………. 141
viii
I. WAYANG KULIT KI DJOKO LANGGENG
1
Rudy Wiratama Partohardono, Rupa dan bentuk wayang kulit purwa Jawa
ditinjau dari mazhab/ alirannya ( Surakarta, 2009).
2
Heru S Sudjarwo et al, Rupa dan Karakter Wayang purwa (Jakarta,
Kakilangit Kencana, 2013). Hal. 13.
3
Tatahan adalah lubang yang berbentuk semacam ukiran pada wayang
kulit. (Ki Marwoto Panenggak widodo, 1984, hal. 17)
4
Sunggingan adalah pemberian warna pada wayang kulit, para seniman
pedalangan juga menyebutnya pulasan. (Ki Marwoto Panenggak widodo,
1984, hal. 89)
5
Dalang dari Soran Kabupaten Klaten, beliau adalah kakak dari kakeknya Ki
Djoko Langgeng, dia menyebutnya Mbah Soran.
Patihan Madura
6
Pada tahun 1978 Ki Djoko Langgeng tinggal di Desa Gumuk, Kecamatan
Tengaran Kabupaten Ungaran, Jawa Tengah.
7
Patihan Sabrang dikalangan seniman pedalangan adalah patih dari
negeri Sebrang, dengan kata lain di luar tanah Jawa.
8
Adegan para prajurit yang akan maju perang dalam pertunjukan wayang
kulit
9
Wayang kulit yang berbentuk kotak yang didalamnya berisi segerombolan
prajurit.
D. Cakil
10
Wayang orang sesuai dengan sebutannya diperankan oleh manusia
dengan hiasan-hiasan yang dipakai oleh wayang kulit.(Heni Nurhani dan
Tita Nurlelawati, 2008, hal. 32).
11
Properti yang dipakai diatas kepala oleh Tokoh Cakil pada wayang orang.
12
Istilah yang dipakai oleh Ki Djoko Langgeng untuk menamai pakaian
bagian bawah pada tokoh wayang karyanya.
13
Para prajurit raksasa yang mau berangkat berperang.
Cakil Nonong14
14
Menurut Ki Djoko Langgeng tokoh ini adalah Cakil Nonong, sedangkan
dalam Rupa dan Karakter Wayang purwa menyebutnya Janggisrono 1
(Heru S Sudjarwo, 2013).
Cakil Botak15
15
Menurut Ki Djoko Langgeng tokoh ini adalah Cakil Botak, sedangkan
dalam Rupa dan Karakter Wayang purwa menyebutnya Janggisrono 3
(Heru S Sudjarwo, 2013).
16
Para seniman pedalangan mengartikan perang gagal adalah adegan
perang pertama kali dalam sajian pertunjukan wayang kulit dalam pathet
Nem.
17
Buto Babrah adalah tokoh wayang raksasa yang setiap pertunjukan
wayang, tokoh tersebut tidak disimping (dijejer).
18
Para seniman pedalangan mengartikan perang Sekar adalah adegan
perang kedua setelah perang gagal dalam sajian pertunjukan wayang kulit
dalam pathet Sanga.
19
Perang dimana tokoh wayangnya terbang ke angkasa yang kemudian
menghantam musuh menggunakan kakinya, biasanya perang samberan ini
diperankan oleh tokoh wayang Gatutkaca.
20
Kain yang membentang berwarna putih untuk media pertunjukan
wayang sehingga bayangan wayang bisa muncul pada kain tersebut.
21
Wayang Sabdo menurut Bapak Pendeta Julius adalah wayang yang
didalamnya mempunyai misi untuk menyampaikan ajaran tentang Tuhan
kepada manusia.
(FotoADIYANTOKoleksi JULIUS)
(FotoADIYANTOKoleksi JULIUS)
Tokoh Prajurit
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 29
(FotoADIYAN TOKoleksi JUL IUS)
Tokoh Malaikat
Guliat
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 34
IV. KARYA WAYANG TAHUN 1989 DI KEDIRI
Karya wayang kulit yang di buat tahun
198922, diantaranya adalah wayang Ramayana,
Wayang Mahabarata, Wayang Wahyu, Pendito Li
Ceng Swi, Rajamala, dan tokoh-tokoh yang lain.
22
Pada tahun 1989 ini Ki Djoko Langgeng tinggal di Dusun Sumber, Desa
Tiru Kidul, Kec. Gurah, Kab. Kediri, Jawa Timur sampai sekarang.
Li Ceng Swi
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 37
(FotoPANDOYO TBKoleksiKONDANG SUTRISNO)
Rahwana
Rampokan Kethek
Kapi Jembawan
Setiyaki
23
Wayang yang ceritanya mengambil pada jaman Kerajaan Mataram.
24
Istilah Wayang Panji menurut Ki Djoko Langgeng dikarenakan tokoh
wayangnya menceritakan lakon-lakon panji.
Wayang panji
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 100
Tokoh Wayang Warok Ponorogo
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 101
Tokoh Wayang Warok Ponorogo
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 102
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 103
Karya Wayang yang lain adalah :
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 104
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 105
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 106
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 107
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 108
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 109
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 110
XI. CIRI KHAS WAYANG KARYA KI DJOKO
LANGGGENG
Ciri khas yang membedakan wayang kulit
karya Ki Djoko Langgeng dengan wayang kulit
purwa biasa aadalah :
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 111
bentuk Wajah pada wayang Ramayana dan
Mahabarata
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 112
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 113
B. Bentuk Mahkota
Wayang karya Ki Djoko langgeng
pada bagian Mahkota, menggunakan Mahkota
Rambut, Tekes, Grudan Sayap dan yang
lainnya.
Berikut contoh Mahkota karyanya :
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 114
Mahkota Topong Rambut
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 115
Mahkota Topong Model lain
Mahkota Tekes
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 116
Bentuk mahkota yang lain
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 117
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 118
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 119
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 120
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 121
A. Bentuk Pakaian Bagian Bawah
(Rampekan)
Wayang karya Ki Djoko langgeng
pada bagian bawah banyak yang
menggunakan Rampekan seperti wayang kulit
Ramayana, Mahabarata, Panji dan yang
lainnya. Berikut pakaian rampekan karya nya :
Rampekan
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 122
Rampekan yang lain
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 123
Rampekan yang lain
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 124
Rampekan yang Lain
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 125
Rampekan yang lain
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 126
Rampekan yang lain
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 127
Rampekan yang lain
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 128
Rampekan yang lain
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 129
Rampekan yang lain
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 130
Rampekan yang lain
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 131
Pakaian bagian bawah untuk tokoh wayang putren
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 132
Pakaian bagian bawah untuk tokoh wayang putren
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 133
Pakaian bagian bawah untuk tokoh wayang putren
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 134
Pakaian bagian bawah untuk tokoh wayang putren
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 135
Pakaian bagian bawah untuk tokoh wayang lain
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 136
XII. PROFIL KI DJOKO LANGGENG
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 137
Ia mencintai anak Ki Puspo Carita yang akhirnya
Djoko Langgeng menikah dengan anaknya yang
pertama bernama Endang Sutarmi.
Pada waktu menikah Djoko Langgeng
beserta istri nyantrik di Semarang dengan Ki
Dalang Slamet, istri Ki Dalang Slamet adalah kakak
ayahnya yaitu Ki Dalang Gondo Tukasno. setelah
beberapa lama Djoko Langgeng mulai hidup
sendiri dengan keluarganya di Desa Gumuk,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Ungaran, Jawa
Tengah dan mulai kariernya sebagai seorang
dalang dan istrinya sebagai sinden. Mulai tahun
1989 Djoko Langgeng pindah tempat ke Dusun
Sumber, Desa Tiru Kidul, Kec. Gurah, Kab. Kediri,
Provinsi Jawa Timur sampai sekarang.
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 138
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 140
BIODATA PENULIS
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 141
pemerhati seni. Ia juga aktif mengajar Karawitan
Pedalangan dan Campursari di berbagai sanggar
diantaranya : Sanggar Elektro Budoyo, di ITS Surabaya
Jurusan Elektro, Sanggar Maesa Kencana, Petro Kimia
Gresik.
Pengalaman Berkesenian
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 142
5. Menjadi Duta Seni mewakili Indonesia ke Ho Chi Mint
City, Vietnam pada tahun 2005.
6. Komposer dalam Festival Gegitaan tingkat Nasional
pada tahun 2013 di Jogjakarta.
7. Komposer Iringan Tari Ganggasmara dalam acara
Festival Tari Sakral tingkat Nasional pada tahun 2013
di Jogjakarta.
8. Juara 1 (satu) Komposer Iringan Tari Kidung
Kasanga dalam acara Festival tari Sakral tingkat
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 di Sidoarjo.
9. Komposer Iringan Tari Mandaragiri dalam acara
melasti tingkat Provinsi Jawa Timur di Surabaya.
10. Komposer Iringan Tari Nawa Cita Negara Kertagama
dalam acara Mahasaba Tingkat Nasional pada tahun
2016 di Surabaya.
Adiyanto, S.Sn/ Djoko Langgeng dan Wayang Kulit Karyanya / 2016 143