Anda di halaman 1dari 3

MASALAH DENGAN ZONASI, SMKN SOLUSINYA

Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa


Timur berupaya senantiasa meningkatkan layanan pendidikan yang bermutu sesuai
dengan tuntutan masyarakat saat ini. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB) jenjang SMA, SMK dan SLB Negeri tahun 2019 yang akan
dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, tidak diskriminatif, dan
berkeadilan dengan sistem daring (online) dan luring (offline). Hal ini sejalan dengan
amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Manajemen Pengelolaan
SMA, SMK dan SLB Negeri yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi.

Kegiatan PPDB jenjang SMA, SMK dan SLB Negeri tahun 2019, supaya
dapat berjalan dengan baik, diperlukan adanya petunjuk teknis yang mengatur
pelaksanaannya sebagai tindak lanjut adanya Permen No 51 Tahun 2018 dan
Peraturan Gubernur Nomor 23 Tahun 2019. Hal ini diharapkan dapat menjadi
pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PPDB. Salah satu
pedoman tetang PPDB di Jawa Timur ialah sistem Zonasi. Sistem zonasi adalah
jalur penerimaan calon peserta didik dengan memprioritaskan jarak domisili dengan
sekolah yang dituju dan waktu pendaftaran.

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Jawa Timur untuk sistem zonasi
hanya diberlakukan untuk jenjang SMAN dengan kuotanya 90 persen zonasi. Tetapi
di dalamnya ada 20 persen untuk mitra warga. Kemudian 5 persen di jalur prestasi
dengan jalur offline dan 5 persen jalur kepindahan orang tua. Sedangkan untuk
SMKN tidak diberlakukan sistem zonasi dikarenakan kompetensi keahlian yang
dimiliki masing-masing SMKN itu berbeda-beda. Jadi memang untuk SMKN itu tidak
ada zonasi karena banyak karakteristik-karakteristik jurusan yang spesifik dan
banyak program keahlian yang disesuaikan bakat, minat dan kemampuan siswa
sehingga memang tidak dilakukan untuk zona di bidang SMK.

Saat ini di Jawa Timur banyak sekali perbincangan yang seru, menarik,
gayeng bahkan banyak menjadi perdebatan di kalangan masyarakat masalah PPDB
yang menggunakan sistem Zonasi, banyak masyarakat yang memihak kebijakan
tersebut akan tetapi banyak juga masyarakat yang tidak setuju dengan adanya
PPDB menggunakan sisten Zonasi tersebut.
Banyak orang tua yang terlihat pusing, bingung, gugup, bahkan tidak sedikit
yang emosi, saling ancam mengancam, ada juga yang bertindak melalui proses
hukum yang ada. Bahkan ada yang langsung menyurati bapak presiden untuk
menolak kebijakan menteri tentang PPDB yang menggunakan sistem zonasi.

Saya tidak akan berpanjang-panjang menulis sisi keburukan dari sistem


zonasi ini akan tetapi menurut saya sistem apapun yang dibuat oleh pemerintah
pasti ada sisi positif dan negatifnya atau sisi baiknya dan juga ada sisi
kelemahannya. Seharusnya para orang tua lebih berfikir positif dan berbaik sangka
saja, termasuk terhadap sistem zonasi dari pemerintah ini. Apa lagi bertindak
irasional, kalap, emosi hanya gara- gara mencarikan solusi belajar untuk anaknya
atau putra-putrinya.

Menurut saya, solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan sisten zonasi
tersebut, apabila si anak tidak diterima karena pengaruh sistem ini, aka yang harus
dilakukan masuk ke SMK yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Dengan adanya
SMK maka semua yang dipusingkan dan diributkan itu akan terjawab. Dengan
Gerakan Ayo Masuk SMK yang juga sudah booming dan tranding itu, saya yakin
tidak akan kalah gengsi, tidak akan kalah ngetrend dengan sekolah-sekolah yang
jadi rebutan dalam menolak sistem zonasi tersebut. Akan tetapi, apabila anaknya
mau di masukkan ke SMK tentunya harus disesuaikan dengan bakat dan minatnya,
misalnya ada yang berbakat seni, maka masukkan ke SMK yang mempunyai
jurusan seni, begitu juga untuk bakat dan minat yang lain, seperti elektro, mesin,
tataboga, teknologi informasi, perhotelan dan yang lainnya.

Jangan korbankan anak dan putra-putri anda, hanya karena keegoisan para
orang tua yang hanya melihat satu sudut pandang bahwa sekolah SMA favorit
adalah salah satu cara untuk memperlakukan anak supaya bisa belajar dengan baik
dan tepat. Orang tua harusnya jangan terjebak dengan istilah-istilah yang
menggiurkan, seperti misalnya sekolah favorit, sekolah unggulan, sekolah elite dan
lain-lain. Menurut saya, sebetulnya tidak ada Sekolah itu unggulan, favorit ataupun
elite hanya demi mengejar gengsi. Saya termasuk orang yang berpikir dan melihat
dari positif dari sistem zonasi itu. Dengan sisten zonasi yang banyak diributkan itu
menurut saya sudah benar dan tepat untuk diterapkan, bahkan tidak hanya di Jawa
Timur. Tapi kalau perlu, seluruh pelosok negeri ini menerapkan sistem itu yaitu
PPDB menggunakan sistem zonasi.

Kepada semua para orang tua, mari berpikir lah yang luas, universal dan
bijaksana dalam melihat dan menilai sebuah sistem, termasuk sistem pendidikan,
sistem zonasi atau sistem apapun itu. Selama niatnya baik, mendidik,
mengutamakan kesetaraan, keadilan dan lain-lain. Saya pikir tidak ada alasan untuk
ditolak.

Penulis
Adiyanto, S.Sn,MM
Pamong Budaya Ahli Muda
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai