Anda di halaman 1dari 10

Pamong Budaya Ahli Muda

Adiyanto, S.Sn, MM

TINJAUAN FUNGSI KENDANG PADA KARAWITAN


TARI DAN WAYANG KULIT

Dalam pertunjukan seni tari dan wayang kulit, seni


karawitan bukan hanya sebagai pelengkap atau pengiring
seni tari dan wayang kulit saja. Akan tetapi seni
karawitan adalah partner dari seni tari dan wayang kulit,
karena pertunjukan seni tari dan wayang kulit bukan seni
yang dapat berdiri sendiri, melainkan membutuhkan
kehadiran seni seni lainnya. Salah satu diantaranya
adalah seni karawitan sebagai pendukung musikalnya.
Pertunjukan seni tari dan wayang kulit di Jawa
Timur pada umumnya merupakan kesatuan yang utuh
antara seni tari, wayang kulit dan seni karawitan,
sehingga banyak yang beranggapan, bahwa pertunjukan
tari dan wayang kulit adalah pertunjukan audio visual.
Yang artinya, secara visual dapat dinikmati dari
keindahan sajian gerak-gerak tari maupun dalam gerak
wayang kulitnya, sedangkan secara audio dapat dinikmati
suara musik instrumennya sebagai pendukung musik
dalam pertunjukan seni tari dan wayang kulit.

1
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM

Estetika seni karawitan sebagai pendukung


pertunjukan tari maupun wayang kulit sangat berbeda
dengan seni karawitan secara mandiri. Relasi garap
instrumen kendang untuk mendukung kebutuhan
pertunjukan tari maupun wayang kulit merupakan bentuk
repertoar seni yang esetika garapannya bersifat saling
membutuhkan atau dol tinuku. Artinya, estetika
pertunjukan seni tari maupun wayang kulit bisa dengan
signifikan memengaruhi bentuk garapan seni karawitan
dan disaat yang sama juga sebaliknya estetika seni
karawitan dapat memengaruhi estetika pertunjukan seni
tari dan wayang kulit.
Seniman yang merepresentasikan kepakaran dalam
bidang pertunjukan seni karawitan, serta seniman yang
merepresentasikan kepakaran dalam bidang pertunjukan
seni tari maupun seni wayang kulit, sepakat dan
mengakui, bahwa instrumen kendang merupakan pusat
atau poros garapan atau “fokus estetika”. Selain
dipandang dominan dan menjadi acuan garap elemen
musikal lainnya, instrumen kendang juga dapat
mengungkap karakter pertunjukan seni tari dan wayang
kulit.

2
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM

Dalam pertunjukan seni tari dan wayang kulit,


kendang memiliki peran yang sangat penting. Oleh sebab
itu, seorang pengendang tari maupun wayang kulit harus
memiliki pengetahuan serta ketrampilan yang lebih
dibandingkan dengan pangrawit yang lainnya, karena
tugas pengendang dalam pertunjukan tari maupun
wayang kulit menjadi ganda, yaitu harus memfokuskan
permainan kendangnya untuk kebutuhan estetika
pertunjukan seni tari, wayang kulit maupun estetika
pertunjukan seni karawitan.
Pengetahuan tentang irama, tempo, lagu-lagu yang
terdapat dalam seni karawitan menjadi modal utama bagi
seorang pengendang, karena apabila modal pengetahuan
tersebut tidak dimilikinya, maka estetika penyajian
karawitan tidak akan tersampaikan dengan baik. Untuk
kebutuhan estetika pertunukan seni tari dan wayang
kulit, seorang pengendang harus dapat membantu
memberikan ruh atau karakter pada sajian pertunjukan
tersebut. Oleh karena itu instrumen kendang merupakan
instrumen yang spesial, maka pengendang mempunyai
spesialisasi khusus, yakni spesialisasi pengendang tari,
pengendang wayang kulit, pengendang klenengan,

3
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM

pengendang tayup dan sebagainya. Spesialisasi tersebut


merupakan dasar penilaian umum dalam memetakan
kompetensi pengendang dalam konteks “karawitan
pendukung”. Sekilas tampak berat, namun pada praktek
di lapangan, kemampuan tersebut memang benar-benar
dimiliki secara umum oleh para pengendang.
Seni karawitan merupakan penunjang yang harus
memenuhi tuntutan kepentingan estetika pertunjukan
tari maupun wayang kulit. Yaitu berfungsi sebagai
pemandu gerak yang lebih mengarah kepada
kepentingan teknis yang berkaitan dengan tempo, irama,
ritme dan aksen-aksen isian gerak tari maupun gerak
dalam wayang kulit. Dalam tatanan seni karawitan
tradisi, pengendali atas kepentingan teknis itu terletak
pada instrumen kendang. Dan seni karawitan juga
mempunyai fungsi sebagai ilustrasi dalam pertunjukan
seni tari maupun wayang kulit, yang artinya bahwa
iringan karawitan yang berupa gending atau vokal
karawitan harus dapat mengungkap suasana yang
dibutuhkan oleh pertunjukan seni tari maupun wayang
kulit.

4
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM

DAFTAR PUSTAKA

_________. 1967. Tetembangan, Surakarta: A.S.K.I.


Surakarta.
Djelantik, A.A.M. 2004. “Estetika Sebuah Pengantar”.
Bandung: Masyarakat seni Pertunjukan
Indonesia Bekerja sama Dengan Arti.
Djojokoesoemo, G.P.H. 1959. “Kesenian Selayang
Pandang”. Surakarta: Udan Mas
Fananie, Zainuddin. 2000. “Telaah Sastra”. Surakarta:
Muhammadiyah Universityperss.
Kartiman. 2018. “Fungsi Seni Karawitan dalam Kehidupan
Masyarakat Jawa”. Yogyakarta
Liliweri, Alo. 2003. “Makna Budaya Dalam Komunikasi
Antar Budaya”. Yogyakarta: LkiS.
Martopangrawit. 1975. “Pengetahuan karawitan I”.
Surakarta: ASKI Surakarta.
Murgiyanto, Sal. 2002. Kritik Tari Bekal & Kemampuan
Dasar. Jakarta: Ford Foundation & Masyarakat
Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI).
Palgunadi, Bram. 2002. “Serat Kandha Karawitan Jawi”.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.

5
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM

Pradjapangrawit, 1990. “Serat Sujarah Utawi Riwayating


Gamelan Wedhapradangga (Serat Saking
Gotek)”. Surakarta: STSI Surakarta kerjasama
dengan The Ford Foundation.
Prawiroatmojo, S. 1985. “Bausastra Jawa-Indonesia”.
Jakarta: P.T. Gunung Agung.
Riyadi, Slamet. 2013. Estetika Kendhangan Dalam
Karawitan Jawa. Gelar. 11(2) : 232-240.
Soedarso SP. (ed.). 1987. “Beberapa Catatan tentang
Perkembangan Kesenian Kita”. Yogyakarta: BP
ISI Yogyakarta.
Soedarsono, RM. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di
Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Soekanto, Soerjono. 1990. “Sosiologi Suatu Pengantar”.
Jakarta: Rajawali Pers.
Soeroso. 1985. “Pengetahuan Karawitan” Laporan
Pelaksanaan Penulisan Buku/Diktat
Perkuliahan Institut Seni Indonesia
Yogyakarta, Yogyakarta: Proyek Peningkatan
Pengembangan Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.

6
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM

Sugiyarto, A., et al. 1997. Gendhing-Gendhing Karya Ki


Nartosabda Jilid 4, Semarang: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sukistono, Dewanto. 2014. “Pengaruh Karawitan
Terhadap Totalitas Ekspresi Dalang dalam
Pertunjukan Golek Menak Yogyakarta”
dalamRESITAL: JURNAL SENI PERTUNJUKAN,
Vol 15, No. 2- Desember 2014: 179-189.
Sumarsam. 2002. Hayatan Gamelan
Kedalaman
Sumarsam. 2003. “Gamelan Interaksi Budaya dan
Perkembangan Musikal di Jawa”. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Supanggah, Rahayu. 2002. Bothekan Karawitan I.
Jakarta: Ford Foundation dan Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia.
Suparno, T.S. 1990. ”Pemunculan dan Pengembangan
Karawitan Mangkunegara: Kronologi Peristiwa
Karawitan di Mangkunegaran 1757-1881”
(Tesis) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Suyoto. 2016. Estetika Bawa Pada Karawitan Gaya
Surakarta. Resital. 16(1) : 36-51.

7
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM

Tasman, A. (1987). Karawitan tari, Sebuah pengamatan


tari gaya Yogyakarta, STSI: Surakarta.
Trimanto, 1984. “Membuat dan Merawat Gamelan”.
Yogyakarta: Depdikbud.
Trustho. 2005. Kendhang dalam Tradisi Tari Jawa.
Surakarta: STSI Press.

8
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM

BIODATA PENULIS

Adiyanto dilahirkan di Semarang pada


tanggal 02 Juli 1982. Sejak kecil ia sudah
diajari oleh orang tuanya di bidang seni,
diantaranya, seni karawitan, pedalangan
dan seni tatah sungging wayang. Setelah
remaja Ia mematangkan ketrampilan olah
seninya di SMKN 8 Surakarta Jurusan
Karawitan pada tahun 1998, kemudian
melanjutkan kuliah di STSI Surakarta pada
tahun 2001 sampai semester 4 transfer ke
STKW Surabaya lulus pada tahun 2006.
Sejak tahun 2011 di angkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Jawa Timur Bidang Budaya, Seni dan Perfilman. Kemudian pada
tahun 2015 diangkat sebagai Pamong Budaya Jawa Timur sampai
sekarang. Di sela-sela kesibukanya sebagai Pamong Budaya Ia juga
aktif sebagai seniman, baik pelaku seni, pengkarya seni dan
pemerhati seni. Aktif menulis baik di media elektronikm media massa
maupun media cetak.

PENGALAMAN BERKESENIAN

3 (tiga) Dalang Penyaji Terbaik Bidang Sabet pada Festival Dalang


dalam rangka Pekan Wayang se Jawa Timur tahun 1999 di
Surabaya. 3 (tiga) Dalang Penyaji Terbaik Bidang Sanggit Cerita
pada Festival Dalang dalam rangka Pekan Wayang se Jawa Timur
tahun 1999 di Surabaya. Sebagai Pengamat Daerah pada Parade
Lagu daerah Taman Mini “ Indonesia Indah” tahun 2011 mewakili
provinsi Jawa Timur. Menjadi salah satu pemusik dalam pertunjukan
Festival Kesenian Indonesia III tingkat Nasional tahun 2011 di
Surabaya. Menjadi Duta Seni mewakili Indonesia ke Ho Chi Mint City,
Vietnam pada tahun 2005. Komposer dalam Festival Gegitaan
tingkat Nasional pada tahun 2013 di Jogjakarta. Komposer Iringan
Tari Ganggasmara dalam acara Festival Tari Sakral tingkat Nasional
pada tahun 2013 di Jogjakarta. Juara 1 (satu) Komposer Iringan Tari
Kidung Kasanga dalam acara Festival tari Sakral tingkat Provinsi
Jawa Timur pada tahun 2014 di Sidoarjo. Komposer Iringan Tari

9
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM

Mandaragiri dalam acara melasti tingkat Provinsi Jawa Timur di


Surabaya. Komposer Iringan Tari Nawa Cita Negara Kertagama
dalam acara Mahasaba Tingkat Nasional pada tahun 2016 di
Surabaya. Menjadi Komposer pada Pembukaan Festival Seni Sakral
tahun 2019 dengan Judul “ Babar Sastra Pamucang” Juara Penata
Musik tradisional Terbaik pada Festival Seni Sakral Tingkat Nasional
Tahun 2019. Menjadi Ketua Lembaga Seni Keagamaan Provinsi Jawa
Timur, masa bhakti 2019-2023 Aktif menjadi Juri dan Narasumber d
berbagai kegiatan seni, seperti Macapat, Gegitan, Tari, Karawitan,
pedalangan dll.

BUKU YANG TELAH DITULISNYA

Djoko Langgeng Dan Wayang Kulit Karyanya. Balungan Gending


Jawa Timuran. Karawitan Jawatimuran. Pengetahuan Vokal
Jawatimuran. Campursari Sekar Melati. Profil Sekar Melati.
Kebudayaan Dalam Opini

10
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020

Anda mungkin juga menyukai