Adiyanto, S.Sn, MM
1. Karangan
Tembang adalah karangan. Karangan
sebagai karya manusia seperti para pujangga,
sastrawan, guru, dosen, mahasiswa,
pembelajar, petani, buruh. Siapa saja
diperbolehkan membuat tembang, asal
mampu dan mau mentaati aturan (guru
gatra, guru lagu guru wilangan).
1
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
2. Aturan tertentu
Aturan dalam tembang telah ditentukan
dan tidak dapat dirubah. Merubah aturan
tembang berarti merusak tatanan tembang.
Akibatnya, tembang sulit dilagukan nada,
irama, dan lagunya, baik dilagukan dengan
vokal saja (accapela) maupun dilagukan
dengan iringan gamelan.
2
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
3
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
4
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
5
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
6
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
10. Megatruh
11. Pucung
7
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
9. Sinom
8
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
9
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
10
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
11
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
1. Macapat Dandanggula,
Istilah Dangdanggula diambil dari nama
Raja Kediri yang terkenal setelah Prabu
Jayabaya yakni Prabu Dhangdhanggendhis.
Dhandhanggula diberi arti ngajeng-ajeng
kasaean, bermakna menanti-nanti kebaikan
(Serat Purwaukara).
2. Macapat Sinom,
Sinom bisa dikaitkan dengan istilah
Sinoman yang memiliki arti perkumpulan
pemuda untuk membantu orang punya hajat.
Pendapat lain menyatakan bahwa Sinom ada
kaitannya dengan upacara-upacara bagi anak-
anak muda zaman dahulu. Dalam Serat
Purwaukara, Sinom diberi arti sekaring rambut
yang berarti anak rambut. Selain itu, Sinom
juga diartikan daun muda sehingga kadang-
kadang diberi isyarat dengan lukisan daun
muda.
12
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
3. Macapat Asmarandana,
Asmaradana merupakan dua gabungan
kata yakni Asmara dan Dhana. Asmara sendiri
bisa diartikan sebagai dewa percintaan,
sedangkan Dhana mewakili api. Penamaan
tembang Asmaradana sering dikaitkan dengan
peristiwa hangusnya Dewa Asmara oleh sorot
mata ketiga Dewa Siwa seperti disebutkan
dalam kakawin Smaradhana karya Mpu
Darmaja. Dalam Serat Purwaukara,
Smarandana diberi arti remen ing paweweh,
berarti suka memberi.
4. Macapat Pangkur,
Dikatakan bahwa istilah Pangkur berasal
dari nama punggawa dalam kependetaan yang
biasa tercantum pada piagam – piagam
bahasa jawa kuno. Pangkur diartikan sebagai
Buntut atau Ekor (Serat Purwaukara). Identik
dengan sasmita atau isyarat tut pungkur
berarti mengekor dan tut wuntat berarti
mengikuti.
13
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
5. Macapat Kinanti,
Kinanti berarti bergandengan, teman,
nama zat atau benda, nama bunga. Sesuai arti
itu, tembang Kinanthi berwatak atau biasa
digunakan dalam suasana mesra dan senang.
6. Macapat Mijil,
Mijil memiliki arti keluar. Bisa juga
dihubungkan dengan Wijil yang bersinonim
dengan lawang atau pintu. Kata Lawang juga
berarti nama sejenis tumbuh-tumbuhan yang
bunganya berbau wangi. Bunga tumbuh-
tumbuhan itu dalam bahasa latin disebut
heritiera littoralis.
7. Macapat Pucung,
Pucung merupakan nama biji kepayang,
yang dalam bahasa latin disebut Pengium
edule. Dalam Serat Purwaukara, Pucung
berarti kudhuping gegodhongan (kuncup
dedaunan) yang biasanya tampak segar.
14
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
8. Macapat Gambuh,
Gambuh berarti ronggeng, tahu, terbiasa,
nama tetumbuhan. Berkenaan dengan hal itu,
tembang Gambuh berwatak atau biasa
digunakan dalam suasana tidak ragu-ragu.
9. Macapat Megatruh,
Megatruh berasal dari awalan am, pega
dan ruh. Pegat berarti putus, tamat, pisah,
cerai. Dan ruh berarti roh. Dalam Serat
Purwaukara, Megatruh diberi arti mbucal kan
sarwa ala ( membuang yang serba jelek ).
Pegat ada hubungannya dengan peget yang
berarti istana, tempat tinggal. Pameget atau
pamegat yang berarti jabatan. Samgat atau
15
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
16
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
1. Macapat Wirangrong,
berarti trenyuh (sedih), nelangsa (penuh
derita), kapirangu (ragu-ragu), Namun dalam
teks sastra, Wirangrong digunakan dalam
suasana berwibawa.
2. Macapat Jurudemung,
Macapat Jurudemung berasal dari kata
juru yang berarti tukang, penabuh, dan
demung yang berarti nama sebuah
perlengkapan gamelan. Dengan demikian,
Jurudemung dapat berarti penabuh gamelan.
17
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
3. Macapat Girisa,
Macapat Girisa, berarti arik (tenang),
wedi (takut), giris (ngeri). Girisa yang berasal
dari bahasa Sansekerta, Girica adalah nama
dewa Siwa yang bertahta di gunung atau
dewa gunung, sehingga disebut Hyang
Girinata. Dalam Serat Purwaukara, Girisa
diberi arti boten sarwa wegah, bermakna tidak
serba enggan, sehingga mempunyai watak
selalu ingat.
4. Macapat Balabak,
Macapat Balabak dalam Serat
Purwaukara diberi arti kasilap atau terbenam.
Apabila dihubungkan dengan kata bala dan
baka, Balabak dapat berarti pasukan atau
kelompok burung Bangau. Apabila terbang,
pasukan burung Bangau tampak santai. Oleh
18
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
19
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
1. Macapat Maskumambang
Maskumambang berasal dari kata mas
dan kumambang. Mas atau emas berarti
sesuatu yg sangat berharga, yang bermakna
bahwa Anak meskipun masih dalam
kandungan merupakan harta yang tak ternilai
harganya. Mambang atau kemambang artinya
mengambang. Maskumambang
menggambarkan Bayi yang hidup
mengambang dalam rahim ibunya. Selama 9
bulan tumbuh dan hidup dalam dunianya yaitu
rahim ibunda
2. Macapat Mijil
Mijil bisa dikatakan sebagai sebuah
ilustrasi proses kelahiran manusia, dimana
telah jelas jenis kelaminnya, Mijil bisa diartikan
sudah lahir atau keluar.
3. Macapat Kinanti
Berasal dari istilah “Kanthi” yang berarti
dituntun supaya bisa berjalan. Menjadi
20
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
4. Macapat Sinom
Berasal dari tembung “Sinoman” atau
bisa di maknai sebagai para pemuda. Dimana
manusia yang masih muda itu memiliki arti
penting dalam babak kehidupannya.
Karena itu perlu banyak belajar untuk
mempersiapkan diri hidup berumah tangga.
Sebuah lukisan dari masa muda, masa yang
indah, penuh dengan harapan dan angan-
angan.
5. Macapat Asmarandana
Mewakili sebuah proses dimana manusia
telah memiliki rasa cinta pada lawan jenis.
Telah menjadi kehendak sang Khalik, dimana
ini merupakan awal untuk membangun
21
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
6. Macapat Gambuh
Berasal dari kata “Jumbuh” yang bisa
dimaknai telah didapati kecocokan antara pria
dan wanita yang didasari cinta (Asmaradana).
Sebuah komitmen untuk membangun
kehidupan rumah tangga. Saling melengkapi
dan bersinergi secara harmonis.
7. Macapat Dandanggula
Ilustrasi hidup seseorang ketika
keinginannya terkabul yang intinya semua itu
menjadikan dia bahagia (Punya Istri, Punya
Anak, Rumah serta cukup sandang dan
pangan). Sebuah tahap kemapanan sosial,
dimana dalam tahap ini dibutuhkan
kedewasaan berfikir, karena kunci hidup
bahagia adalah rasa syukur.
22
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
8. Macapat Durma
Berasal dari kata “darma” yang bisa
diartikan dengan berbakti, manusia jika sudah
hidup kecukupan harus melihat kanan kirinya.
Melihat keadaan saudaranya dan tetangga
yang masih dalam kesengsaraan, lalu memberi
pertolongan pada sesamanya.
9. Macapat Pangkur
Berasal dari kata “Mungkur”. Dimaknai
dengan manusia yang musti menghindari sifat
angkara murka, selalu berfikir dan bergerak
dengan niat berbuat baik dan bermanfaat bagi
sesama.
23
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
24
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
25
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
26
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
27
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
28
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
29
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
30
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
31
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
32
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
33
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
DAFTAR PUSTAKA
34
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
35
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
36
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
37
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
BIODATA PENULIS
PENGALAMAN BERKESENIAN
38
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020
Pamong Budaya Ahli Muda
Adiyanto, S.Sn, MM
39
Tinjauan Seni Karawitan/ 2020