Anda di halaman 1dari 20

PEMBELAJARAN TARI DOLANAN MELALUI TARI

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KLASIFIKASI


TUNA GRAHITA RINGAN

Azella Ghaisani Amboro (1207618011)


Aura Asta Anggana (1207618042)
Aulia Syifahani (1207618046)

PENDIDIKAN TARI
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah dengan
judul Pembelajaran Tari Dolanan Melalui Tari Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Klasifikasi Tuna Grahita Ringan ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya
sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini
bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, Oktober 2020

Tim Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada penulisan ini yang merupakan salah satu dari tugas dalam mengampu

matakuliah Tari Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dengan dosen pengajar ibu Dra.

Rahmida Setiawati, MM. pada mata kuliah ini kita diwajibkan untuk turun langsung ke

lapangan dalam mengajar menari yang target anak yang memiliki kebutuhan khusus.

Namun karen saat proses mata kuliah ini sedang berada pada masa pandemic, maka kami

tidak diwajib kan untuk turun kelapangan.. Kita dibebaskan dalam memilih sekolah

maupun lembaga instansi dalam bidang seni tari. Konsep pengajaran kami terapkan sesuai

hasil observasi kami.dikarenakan satu dan lain hal kami menerapkan kosnsep

pembelajaran ke salah satu anggota kami.

Kelompok kami memilih anak berkebutuhan khusus dengan klasifikasi anak tuna

grahita. Alasannya karena memiliki relasi untuk bisa melakukan observasi secara

mendalam. Gerak tarian ini merupakan hasil dari observasi kami melihat dari beberapa

tingkah laku anak tuna grahita. Kita mengambil konsep bagaimana kehidupan anak-anak

yang sedang bermain. Dengan Gerakan yang mudah dan terjadi beberapa pengulangan

gerak. Agar memudahkan anak tuna grahita menangkap gerapakan. Semua Gerakan kami

awali dengan stimulus lalu terjadi eksplorasi dari anak tersebut.


1.2 Rumusan Masalah
1 Apakah pembelajaran tari dapat di terapkan di Anak TunaGrahita?
2 Apakah siswa dapat memperagakan tari sesuai yang diharapkan?

2.1 Tujuan
1. Memahami karakteristik anak berkebutuhan khusus melalui pembelajaran seni tari
2. Mengembangkan kreativitas yang ada pada peserta didik
2.2 Manfaat
Bagi penulis :
1. Sebagai capaian pemenuhan mata kuliah tari pendidikan ABK (Anak Berkebutuhan
Khusus)
2. Untuk melatih mahapeserta didik sebagai calon pendidik dalam memahami
karakteristik anak berkebutuhan khusus tuna grahita ringan
3. Sebagai buku panduan untuk melakukan pembelajaran tari di lembaga pendidikan
inklusi dengan baik dan benar.
Bagi peserta didik :
1. Melatih daya ekspresi
2. Mengembangkan kreativitas
3. Mengambangkan kepribadiannya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Literatur


2.1.1 Anak Berkebutuhan Khusus

Anak yang berkebutuhan khusus, sering disingkat dengan ABK.Secara umum, ABK
ini dikenal masyarakat sebagai anak luar biasa. Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa
juga merupakan julukan atau sebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan atau
mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak dialami orang normal pada
umumnya.Kelainan atau kekurangan yang dimiliki oleh mereka ynga disebut luar biasa
dapat berupa kelainan dari segi fisik, psikis, sosial dan moral.

Anak berkebutuhan khusus (dulu disebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan
sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan
potensi kemanusiaan mereka secara sempurna.( Hallahan danKauffman, 1986 dalam
Hadis, 2006 : 5-6). Anak luar biasa disebut anak yang berkebutuhan khusus, karena dalam
rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan, layanan
pendidikan, layang sosial, layanan bimbingan konseling, dan berbagai jenis layanan
lainnya yang bersifat khusus (Tulus Handra Kadir, 2016).1

Anak berkebutuhan khusus yang akan diambil untuk menunjang pembelajaran pada
praktik mengajar adalah anak berkebutuhan khusus tuna grahita ringan.

2.1.2 Karakteristik Peserta Didik

Menurut Hamzah. B. Uno (2007) Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas
perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar
kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki.

Analisis karakteristik awal siswa merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
memperoleh pemahaman tentang; tuntutan, bakat, minat, kebutuhan dan kepentingan
siswa, berkaitan dengan suatu program pembelajaran tertentu. Berikut ini akan
dikemukakan karakteristik anak tunagrahita secara umum berdasarkan adaptasi dari
James D. Page (Suhaeri, HN: 1979) sebagai berikut2 :
1
Tulus Handra Kadir, “PENGEMBANGAN PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI BEHAVIORISTIK UNTUK
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS”, Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) Volume 1 Desember 2016.
2
E.Rochyadi, “Modul Karakteristik dan Pendidikan Anak Tunagrahita”, PGSD4409/MODUL 6.
1. Akademik

Mereka mengalami kesukaran memusatkan perhatian, dan lapang minatnya


sedikit. Mereka juga cenderung cepat lupa, sukar membuat kreasi baru, serta rentang
perhatiannya pendek.

2. Sosial/Emosional

Dalam pergaulan, anak tunagrahita tidak dapat mengurus diri, memelihara dan
memimpin diri. Mereka cenderung bergaul atau bermain bersama dengan anak yang
lebih muda darinya. Mereka mempunyai kepribadian yang kurang dinamis, mudah
goyah, kurang menawan, dan tidak berpandangan luas. Namun, dibalik itu semua
mereka menunjukkan ketekunan dan rasa empati yang baik asalkan mereka
mendapatkan layanan atau perlakukan dan lingkungan yang kondusif.

3. Fisik/Kesehatan

Baik struktur maupun fungsi tubuh pada umumnya anak tunagrahita kurang dari
anak normal. Mereka baru dapat berjalan dan berbicara pada usia yang lebih tua dari
anak normal. Sikap dan gerakannya kurang indah, bahkan diantaranya banyak yang
mengalami cacat bicara. Pendengaran dan penglihatannya banyak yang kurang
sempurna. Mereka mudah terserang penyakit karena keterbatasan dalam memelihara
diri, serta tidak memahami cara hidup sehat.

2.1.3 Kreativitas

Menurut Supriadi, definisi kreatif adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan


sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan
apa yang telah ada. Kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi,
diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara tahap perkembangan.

Melalui pembelajaran tari pendidikan, kreativitas para peserta didik menjadi kunci
utama agar terjadinya proses pembelajaran yang tersusun. Jika konsep gagasan untuk tari
Pendidikan sudah terdesain dengan matang, maka akan membuat guru akan mundah
membuat rancangan pembelajaran untuk peserta didiknya.
Efek kreatifitas pada anak akan terimplikasi pada proses pembelajaran peserta didik.
Melalui kreativitas, aspek kognitif, psikomotor, dan afektif yang ada pada peserta didik
akan terasah dengan baik.

2.2 Kajian Tari


2.2.1 Elemen tari

Elemen dasar dari tari adalah gerak. Gerak terjadi karena adanya perpaduan antara
fungsi-fungsi tubuh, seperti perpaduan fungsi otak yang memerintahkan saraf motorik
untuk menggerakkan otot-otot jari, mata, tangan, atau pun kepala dan kaki. Dalam sebuah
tarian antara tubuh, gerak, dan komposisi tari tidak dapat dipisahkan. Menurut Pamadhi
(2009 : 2.36) dalam sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yaitu unsur
gerak, tenaga, ruang dan waktu.

Gerak

Gerak tari adalah gerak yang telah mengalami perubahan atau peroses stilasi dari
gerak wantah (asli) ke gerak murni dan gerak maknawi. Gerak wantah yang telah
mengalami stilasi itu akhirnya dapat dilihat dan dinikmati karena menjadi gerakan yang
memiliki nilai estetik (gerak murni dan gerak maknawi). Sebaliknya gerak-gerak murni
dan maknawi tidak mudah dipahami karena telah mengalami stiliasi atau perubahan baik
penambahan dan pengurangan. Gerak murni merupakan gerak wantah yang telah diubah
menjadi gerak yang indah namun tak bermakna.

Unsur Tenaga

Dalam melakukan gerak dibutuhkan tenaga. Gerak akan hidup dan bermakna jika
mendapat tenaga atau energi dari dalam tubuh. Komponen tenaga dalam mewujudkan
sebuah gerak tari menjadi sangat penting artinya untuk memunculkan karakter atau
penjiwaan seseorang yang sedang menari. Tenaga dalam tari dapat diatur oleh penari
untuk memunculkan watak dan dinamik. Keras lembutnya gerak yang muncul, adalah
hasil dari pengaturan tenaga yang dapat disalurkan melalui ekspresi gerak.

Penggunaan tenaga dalam gerak tari meliputi :


a. Intensitas berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan
tingkat ketegasan gerak.

b. Aksen atau tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras.

c. Kualitas berkaitan dengan cara penggunaan atau penyaluran tenaga.

Unsur Ruang

Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni ruang yang
diciptakan oleh penari, dan ruang pentas atau ruang tempat penari melakukan gerak.
Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi penari berupa
jarak yang terjauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya dalam posisi tidak
berpindah tempat. Ruang pentas adalah arena yang digunakan oleh penari yang biasa
disebut dengan panggung, lapangan atau halaman terbuka.

Dalam unsur ruang terkandung aspek-aspek garis, volume, arah, level, dan fokus.
Garis dimaksudkan berupa kesan yang ditimbulkan dari gerak tubuh penari ketika menari.
Volume merupakan jangkauan gerak yang dibuat oleh penari yang tergantung besar
kecilnya pentas. Arah disini yang dimaksudkan adalah arah hadap penari ketika
melakukan gerak yang dapat berupa arah ke depan, ke samping dan ke belakang serta
arah lainnya. Level berkaitan dengan tingkat ketinggian dari posisi tubuh ketika
melakukan gerakan tari. Fokus merupakan sudut pandang dari penonton terhadap penari.

Unsur Waktu

Dalam unsur waktu ada dua faktor yang sangat penting yaitu ritme dan tempo. Ritme
dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak. Ritme
lebih mengarah pada ukuran cepat atau lambatnya setiap gerakan yang dapat diselesaikan
oleh penari. Tempo mengarah kepada kecepatan tubuh penari yang dapat dilihat dari
perbedaan panjang pendeknya waktu yang diperlukan.

Sebuah karya mengandung elemen-elemen yang kemudian terbentuk menjadi sebuah


karya tari yang indah dan menarik. Karya tari adalah sebuah susunan gerak-gerak tari
yang satu sama lain saling berkaitan. Sebuah karya tari merupakan komposisi dari unsur-
unsur gerak yang tersusun sedemikian rupa membentuk sebuah karya tari yang memuat
elemen-elemen tertentu dan tematema tertentu.

2.2.2 Estetika Tari

Estetika tari artinya usaha untuk mendapatkan pengertian, pemahaman, rasa


keindahan dalam lingkup kebudayaan manusia. Mempelajari estetika tari dengan
mengamati karya tari, menganalisa unsur-unsurnya dan bentuk hubungan, mengatur
eksperimen untuk memudahkan pengamatan dan mencegah kesalahankesalahan.

Ada tiga masalah yang dibicarakan dalam estetika tari yaitu: estetika sebagai
pengetahuan keindahan, estetika sebagai konsep keindahan dan estetika sebagai
permasalahan keindahan tari. Estetika sebagai pengetahuan keindahan tari artinya
mempelajari estetika dari hasil kajian estetik baik berupa penelitian, literatur, jurnal seni,
hasil kritik tari. Estetika sebagai konsep keindahan tari artinya memahami konsep
keindahan tari sebagai landasan untuk berpijak dalam penciptaan karya tari, sedangkan
estetika sebagai permasalahan keindahan tari artinya mengupas, menganalisis mengapa
karya tari itu dikatakan indah.
BAB III

MODEL PEMBELAJRAN

3.1 Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran, adalah pernyataan mengenai keterampilan atau konsep yang


diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik pada akhir periode pembelajaran (Slavin,
1994). Tujuan pembelajaran merupakan arah yang hendak dituju dari rangkaian
aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran.

Tujuan pembelajaran seni tari adalah untuk mendemonstrasikan dan


meningkatkan suatu keterampilan motorik (misalnya berlari, melompat, meloncat dan
lain-lain), melatih keseimbangan saat bergerak, menempatkan diri dalam peran dan
situasi tertentu serta memahami dan mengikuti instruksi. Dan juga untuk
mengembangkan kreativitas yang dipunya oleh peserta didik.

3.2 Model Pembelajaran

Model merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran yang hendak dicapai, semakin tepat model yang digunakan oleh
seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Sudjana (2005: 76) berpendapat
bahwa model merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi
pembelajaran bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan, dan
semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu.

Pada proses pembelajaran tari pendidikan ABK, kelompok kami menggunakan


model pembelajaran dengan menggunakan tanya jawab, dan juga menggunakan
model pembelajaran gerak kreatif stimulus I,II,III.

Model tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada
guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudirman (1987:120) yang mengartikan bahwa
“model tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada
guru.”

Model pembelajaran gerak kreatif stimulus I,II,III, adalah pembelajaran melalui


pendekatan motivasi, ekspresi, dan evaluasi siswa. Pada stimulus I, motivasi berupa
kesadaran persepsi, sensitivitas, ekspresi, intelektual, dan fisik. Stimulus II ekspresi
berperan penting dalam pengantar tentang media, kreativitas gerak, elemen, alat dan
proses, emosional dan social. Sedangkan, pada stimulus III, berisi tentang menetapkan
keterkaitan, pengembangan konsep, estetika, dan bentuk tari.

3.3 Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat dimengerti sebagai titik tolak atau sudut pandang
terhadap proses pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan bagaimana seseorang
melihat sesuatu yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan pemahaman seseorang
terhadap sesuatu dilihatnya. Pendekatan pembelajaran tari dalam penelitian ini adalah
pendekatan kreatif dengan model eksploratif. Sebagai landasan pendekatan
pembelajaran tari adalah dari karakteristik ABK tuna grahita ringan.

Pendekatan kreatif adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang


mencakup tentang: persepsi dan keterbukaan kepada pengalaman baru, fleksibel
(mudah diarahkan), sensitivitas estetis, energik (ber-kemauan keras), dan imajinatif
(banyak ide) (Hawkins, 1988).

Johari (2013), mengemukakan bahwa pendekatan eksploratif merupakan suatu


kegiatan pembelajaran dimana guru melibatkan peserta didik dalam mencari dan
menghimpun informasi, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman,
mengelola informasi, memfasilitasi peserta didik dalam berinteraksi sehingga peserta
didik aktif, mendorong peserta didik mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-
tanda yang membedakan dengan gejala pada peristiwa lain, mengamati objek di
lapangan dan di laboratorium.

3.4 Konsep Berkarya Tari


1. Tema
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pokok pikiran berarti dasar
cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah sajak, dan
sebagainya). Sedangkan secara etimologis, kata “tema” berasal dari bahasa Yunani
yaitu tithenai yang berarti sesuatu yang telah diuraikan. Melihat kedua definisi di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa tema ini bersifat umum dan luas karena tema masih
berupa dasar cerita yang perlu diuraikan lagi.

Tema yang kita angkat pada konsep tari pendidikan ini adalah bermain

2. Ide

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ide/gagasan adalah rancangan


yang tersusun di pikiran. Artinya sama dengan cita-cita. Gagasan dalam kajian
Filsafat Yunani maupun Filsafat Islam menyangkut suatu gambaran imajinal utuh
yang melintas cepat.

Ide cerita dari konsep tari Pendidikan ABK ini berasal dari karakteristik anak tuna
grahita ringan yang cendrung beragul dan bermain dengan usia lebih muda darinya.

3. Judul

Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan
lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri
dan yang menarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam
artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah
lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya
dibuat dengan ringkas, padat dan menarik.

Judul dari karya tari kreasi ini adalah “Tari Dolanan”, yang berarti anak-anak
yang sedang bermain dihalaman rumah dengan rasa senang dan gembira.

4. Konsep Garapan
a. Gerak

Gerak-gerak yang dihasilkan pada penciptaan karya tari Pendidikan ini berasal
dari gerak eksplorasi anak dan juga kreativitas anak. Kemudian, pengembangan gerak
di sesuaikan degan kemampuan anak dalam menuangkan kreativitas, serta dapat
mewakili maksud dari tema dan nilai moral yang disampaikan.

Jenis gerak yang digunakan pada garapan ini adalah gerakan keseharian yang
lebih terfokus kepada gerak kaki dan tangan untuk merangsang motorik kasarnya.

b. Penari

Penari adalah salah satu kunci utama dalam membuat konsep Garapan tari.
Kehadiran penari dalam pertunjukan tari merupakan bagian pokok yaitu sumber
ekspresi jiwa dan sekaligus bertindak sebagai media ekspresi atau media penyampaian
(Maryono, 2010). Penari tidak hanya sekedar menari, tetapi juga seorang actor karena,
ekspresi wajah yang dimainkan juga harus mewakili maksud dan tujuan ide cerita.
Jumlah penari dalam karya tari ini adalah 3 orang.

c. Musik

Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama,
lagu, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat
menghasilkan irama. Dalam karya tari pendidikan ini menggunakan iringan musik
anak-anak lagu “Padang Bulan”.

d. Tata Rias dan Busana

Menggunakan tata rias yang natural dan tidak terlalu mencolok dengan hiasan
rambut yang sederhana. Memakai busana sehari-hari dengan sentuhan kain batik.

BAB IV

PROSES DAN HASIL KARYA

4.1 Proses Berkarya


Pada proses tari Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus kali ini sedang berada
pada masa pandemic. Maka dari itu tidak diwajibkan untuk langsung turun kelapanga.
Untuk kelompok kami, kami lakukan semua proses melalu via online. Mulai dari
observasi, wawancara, berdiskusi serta memeberikan stimulus secara online. Karena
adanya sebuah Batasan jarak ini, kami teteap mengusahakan yang terbaik untuk hasil
akhir karya untuk tari Pendidikan anak berkebutuhan khusus klasifikasi anak tuna
grahita ringan.

Kesulitan terbesar kami adalah bertatap muka langsung dengan anak. Maka dari
itu setlah melakukan semua proses. Hasil karya tarinya ditarikan oleh salah satu
anggota kami dengan berpura pura sebgai anak tuna grahita ringan sesuai dengan hasil
observasi kami di lapangan.

4.2 Deskripsi Karya

Karya ini menceritakan tentang kehidupan anak kecil yang sedang bermain di
halaman rumah pada sore hari. Gerakan yang digunakan banyak Gerakan
pengulangan. Karena dar hasil observasi kami, anak tunagrahita ringan kurang dalam
segi menghafal. Gerakan dibuat ringan dan mudah dihafal.Kostum tari kami buat
simple, dengan menggunakan kaos hita, kain jarik dan sentuhan pemanis dengan
bunga di kepalanya.gerakan dibuat simple namun dinamis.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Karya tari “Dolanan” menceritakan tentang kegiatan seorang anak yang sedang
bermain dihalaman pada sore hari. Dengan perasaan riang gembira. Tarian ini
ditarikan oleh satu orang penari dikarenakan kendala satu dan lain hal. Iringan
musiknya diambil dari youtube yaitu lagu daerah yang berjudul “padang bulan”.
Kostum pada tarian ini dibuat simple dan manis. Dengan menggunakan kaos hitam,
kain jarik dan sentuhan manis Bunga yang diletakan dikepala. Untuk menyesuaikan
kemampuan anak tuna grahita, maka pada karya ini banyak terjadi pengulangan
gerak.

5.2 Saran

Keterbatasan yang kami hadapi pada proses ini, tidak melunturkan semangat kita
dalam menyelesaikan hasil karya tari pendidkan kali ini. Teringat akan tentang
pepatah banyak jalan menuju roma.

DAFTAR PUSTAKA

E.Rochyadi. (n.d.). Modul Karakteristik dan Pendidikan Anak Tunagrahita .


Kadir, T. H. (Desember 2016 ). PENGEMBANGAN PROSES PEMBELAJARAN
BERBASIS TEORI BEHAVIORISTIK UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS. Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) Vol. 1.

Ratnayanti, R., & Kustiawan, U. (Desember 2014 ). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Tari
Kreasi Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Siswa Tunagrahita di SDLB . Jurnal
Ortopedagogia, Volume 1, Nomor 3.

Widajati, Wati, E. R., & Wiwik. (n.d.). Tari Merak Modifikasi Terhadap Kemampuan
Motorik Kasar Anak Tunagrahita Ringan di SDLB. Jurnal Pendidikan Khusus
Universitas Negeri Surabaya.

LAMPIRAN

A. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Anak Berkebutuhan Khusus : Tuna Grahita Ringan

Alokasi Waktu : 1x60 Menit

Materi Pelajaran Materi Pokok Indikator


Seni Budaya Keterampilan 1. Gerak Tari Kreasi 1. Melatih kemampuan motorik
Subab Seni Tari Dolanan kasar
2. Melatih daya imajinasi dan
gerak eksplorasi
3. Melatih kemampuan
pendengarannya dengan
rangsangan musik tari

 Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melatih kemampuan motorik kasar
2. Siswa dapat melatih daya imajinasi dan gerak eksplorasi
3. Siswa dapat melatih kemampuan pendengarannya dengan rangsangan musik tari
 Metode Pembelajaran
 Gerak Kreatif Stimulus I, II, III
 Formin (penyusunan gerak)
 Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran
 Kaset tape / VCD
B. TABEL PERTEMUAN

TAHAPAN DESKRIPSI HASIL KEGIATAN ALOKASI


PERTEMUAN
KEGIATAN KEGIATAN GURU SISWA WAKTU
Melihat dan memantau  Memantau karakter  Perkenalan diri
siswa melui video
karakteristik siswa ABK
 Mencatat
Tunagrahita dari karakteristik yang
observasi yg dilakukan terlihat di video
I tersebut.
secara daring melalui
Observasi video yang dikirimkan 60 menit
oleh guru rumah belajar
cemara.
Melakukan eksplorasi  Melakukan  Mencoba
gerak setelah melihat Gerakan yang
pengembangan
telah di eksplorasi
karateristik dari siswa gerak dari hasil
melalui video. melihat karakteristik
II Eksplorasi siswa melalui video
 Mencari gerakan
60 menit
sesuai karakteristik

III Improvisasi Penambahan gerak yang  Mengajarkan  Mengikuti arahan


dengan stimulus- guru 60 menit
dilakukan secara stimulus yang
diperlukan.
spontan
Penyusunan gerak yang  Penyusunsn gerak  Mengikuti arahan
mulai dari awal guru
telah dilakukan dari
sampai selesai
IV Rangkaian Gerak eksplorasi dan sesuai kemampuan
anak 60 menit
improvisasi
 Memantau kegiatan
belajar mengajar
Mengevaluasi gerak  Evaluasi gerak  Mengikuti arahan
yang sudah guru
V Evaluasi yang sudah dirangkai 60 menit
dirangkai kepada
siswa

Anda mungkin juga menyukai