PENDIDIKAN TARI
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah dengan
judul Pembelajaran Tari Dolanan Melalui Tari Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Klasifikasi Tuna Grahita Ringan ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya
sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini
bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
matakuliah Tari Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dengan dosen pengajar ibu Dra.
Rahmida Setiawati, MM. pada mata kuliah ini kita diwajibkan untuk turun langsung ke
lapangan dalam mengajar menari yang target anak yang memiliki kebutuhan khusus.
Namun karen saat proses mata kuliah ini sedang berada pada masa pandemic, maka kami
tidak diwajib kan untuk turun kelapangan.. Kita dibebaskan dalam memilih sekolah
maupun lembaga instansi dalam bidang seni tari. Konsep pengajaran kami terapkan sesuai
hasil observasi kami.dikarenakan satu dan lain hal kami menerapkan kosnsep
Kelompok kami memilih anak berkebutuhan khusus dengan klasifikasi anak tuna
grahita. Alasannya karena memiliki relasi untuk bisa melakukan observasi secara
mendalam. Gerak tarian ini merupakan hasil dari observasi kami melihat dari beberapa
tingkah laku anak tuna grahita. Kita mengambil konsep bagaimana kehidupan anak-anak
yang sedang bermain. Dengan Gerakan yang mudah dan terjadi beberapa pengulangan
gerak. Agar memudahkan anak tuna grahita menangkap gerapakan. Semua Gerakan kami
2.1 Tujuan
1. Memahami karakteristik anak berkebutuhan khusus melalui pembelajaran seni tari
2. Mengembangkan kreativitas yang ada pada peserta didik
2.2 Manfaat
Bagi penulis :
1. Sebagai capaian pemenuhan mata kuliah tari pendidikan ABK (Anak Berkebutuhan
Khusus)
2. Untuk melatih mahapeserta didik sebagai calon pendidik dalam memahami
karakteristik anak berkebutuhan khusus tuna grahita ringan
3. Sebagai buku panduan untuk melakukan pembelajaran tari di lembaga pendidikan
inklusi dengan baik dan benar.
Bagi peserta didik :
1. Melatih daya ekspresi
2. Mengembangkan kreativitas
3. Mengambangkan kepribadiannya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anak yang berkebutuhan khusus, sering disingkat dengan ABK.Secara umum, ABK
ini dikenal masyarakat sebagai anak luar biasa. Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa
juga merupakan julukan atau sebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan atau
mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak dialami orang normal pada
umumnya.Kelainan atau kekurangan yang dimiliki oleh mereka ynga disebut luar biasa
dapat berupa kelainan dari segi fisik, psikis, sosial dan moral.
Anak berkebutuhan khusus (dulu disebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan
sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan
potensi kemanusiaan mereka secara sempurna.( Hallahan danKauffman, 1986 dalam
Hadis, 2006 : 5-6). Anak luar biasa disebut anak yang berkebutuhan khusus, karena dalam
rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan, layanan
pendidikan, layang sosial, layanan bimbingan konseling, dan berbagai jenis layanan
lainnya yang bersifat khusus (Tulus Handra Kadir, 2016).1
Anak berkebutuhan khusus yang akan diambil untuk menunjang pembelajaran pada
praktik mengajar adalah anak berkebutuhan khusus tuna grahita ringan.
Menurut Hamzah. B. Uno (2007) Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas
perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar
kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki.
Analisis karakteristik awal siswa merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
memperoleh pemahaman tentang; tuntutan, bakat, minat, kebutuhan dan kepentingan
siswa, berkaitan dengan suatu program pembelajaran tertentu. Berikut ini akan
dikemukakan karakteristik anak tunagrahita secara umum berdasarkan adaptasi dari
James D. Page (Suhaeri, HN: 1979) sebagai berikut2 :
1
Tulus Handra Kadir, “PENGEMBANGAN PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI BEHAVIORISTIK UNTUK
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS”, Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) Volume 1 Desember 2016.
2
E.Rochyadi, “Modul Karakteristik dan Pendidikan Anak Tunagrahita”, PGSD4409/MODUL 6.
1. Akademik
2. Sosial/Emosional
Dalam pergaulan, anak tunagrahita tidak dapat mengurus diri, memelihara dan
memimpin diri. Mereka cenderung bergaul atau bermain bersama dengan anak yang
lebih muda darinya. Mereka mempunyai kepribadian yang kurang dinamis, mudah
goyah, kurang menawan, dan tidak berpandangan luas. Namun, dibalik itu semua
mereka menunjukkan ketekunan dan rasa empati yang baik asalkan mereka
mendapatkan layanan atau perlakukan dan lingkungan yang kondusif.
3. Fisik/Kesehatan
Baik struktur maupun fungsi tubuh pada umumnya anak tunagrahita kurang dari
anak normal. Mereka baru dapat berjalan dan berbicara pada usia yang lebih tua dari
anak normal. Sikap dan gerakannya kurang indah, bahkan diantaranya banyak yang
mengalami cacat bicara. Pendengaran dan penglihatannya banyak yang kurang
sempurna. Mereka mudah terserang penyakit karena keterbatasan dalam memelihara
diri, serta tidak memahami cara hidup sehat.
2.1.3 Kreativitas
Melalui pembelajaran tari pendidikan, kreativitas para peserta didik menjadi kunci
utama agar terjadinya proses pembelajaran yang tersusun. Jika konsep gagasan untuk tari
Pendidikan sudah terdesain dengan matang, maka akan membuat guru akan mundah
membuat rancangan pembelajaran untuk peserta didiknya.
Efek kreatifitas pada anak akan terimplikasi pada proses pembelajaran peserta didik.
Melalui kreativitas, aspek kognitif, psikomotor, dan afektif yang ada pada peserta didik
akan terasah dengan baik.
Elemen dasar dari tari adalah gerak. Gerak terjadi karena adanya perpaduan antara
fungsi-fungsi tubuh, seperti perpaduan fungsi otak yang memerintahkan saraf motorik
untuk menggerakkan otot-otot jari, mata, tangan, atau pun kepala dan kaki. Dalam sebuah
tarian antara tubuh, gerak, dan komposisi tari tidak dapat dipisahkan. Menurut Pamadhi
(2009 : 2.36) dalam sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yaitu unsur
gerak, tenaga, ruang dan waktu.
Gerak
Gerak tari adalah gerak yang telah mengalami perubahan atau peroses stilasi dari
gerak wantah (asli) ke gerak murni dan gerak maknawi. Gerak wantah yang telah
mengalami stilasi itu akhirnya dapat dilihat dan dinikmati karena menjadi gerakan yang
memiliki nilai estetik (gerak murni dan gerak maknawi). Sebaliknya gerak-gerak murni
dan maknawi tidak mudah dipahami karena telah mengalami stiliasi atau perubahan baik
penambahan dan pengurangan. Gerak murni merupakan gerak wantah yang telah diubah
menjadi gerak yang indah namun tak bermakna.
Unsur Tenaga
Dalam melakukan gerak dibutuhkan tenaga. Gerak akan hidup dan bermakna jika
mendapat tenaga atau energi dari dalam tubuh. Komponen tenaga dalam mewujudkan
sebuah gerak tari menjadi sangat penting artinya untuk memunculkan karakter atau
penjiwaan seseorang yang sedang menari. Tenaga dalam tari dapat diatur oleh penari
untuk memunculkan watak dan dinamik. Keras lembutnya gerak yang muncul, adalah
hasil dari pengaturan tenaga yang dapat disalurkan melalui ekspresi gerak.
b. Aksen atau tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras.
Unsur Ruang
Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni ruang yang
diciptakan oleh penari, dan ruang pentas atau ruang tempat penari melakukan gerak.
Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi penari berupa
jarak yang terjauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya dalam posisi tidak
berpindah tempat. Ruang pentas adalah arena yang digunakan oleh penari yang biasa
disebut dengan panggung, lapangan atau halaman terbuka.
Dalam unsur ruang terkandung aspek-aspek garis, volume, arah, level, dan fokus.
Garis dimaksudkan berupa kesan yang ditimbulkan dari gerak tubuh penari ketika menari.
Volume merupakan jangkauan gerak yang dibuat oleh penari yang tergantung besar
kecilnya pentas. Arah disini yang dimaksudkan adalah arah hadap penari ketika
melakukan gerak yang dapat berupa arah ke depan, ke samping dan ke belakang serta
arah lainnya. Level berkaitan dengan tingkat ketinggian dari posisi tubuh ketika
melakukan gerakan tari. Fokus merupakan sudut pandang dari penonton terhadap penari.
Unsur Waktu
Dalam unsur waktu ada dua faktor yang sangat penting yaitu ritme dan tempo. Ritme
dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak. Ritme
lebih mengarah pada ukuran cepat atau lambatnya setiap gerakan yang dapat diselesaikan
oleh penari. Tempo mengarah kepada kecepatan tubuh penari yang dapat dilihat dari
perbedaan panjang pendeknya waktu yang diperlukan.
Ada tiga masalah yang dibicarakan dalam estetika tari yaitu: estetika sebagai
pengetahuan keindahan, estetika sebagai konsep keindahan dan estetika sebagai
permasalahan keindahan tari. Estetika sebagai pengetahuan keindahan tari artinya
mempelajari estetika dari hasil kajian estetik baik berupa penelitian, literatur, jurnal seni,
hasil kritik tari. Estetika sebagai konsep keindahan tari artinya memahami konsep
keindahan tari sebagai landasan untuk berpijak dalam penciptaan karya tari, sedangkan
estetika sebagai permasalahan keindahan tari artinya mengupas, menganalisis mengapa
karya tari itu dikatakan indah.
BAB III
MODEL PEMBELAJRAN
Model merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran yang hendak dicapai, semakin tepat model yang digunakan oleh
seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Sudjana (2005: 76) berpendapat
bahwa model merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi
pembelajaran bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan, dan
semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu.
Model tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada
guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudirman (1987:120) yang mengartikan bahwa
“model tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada
guru.”
Pendekatan pembelajaran dapat dimengerti sebagai titik tolak atau sudut pandang
terhadap proses pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan bagaimana seseorang
melihat sesuatu yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan pemahaman seseorang
terhadap sesuatu dilihatnya. Pendekatan pembelajaran tari dalam penelitian ini adalah
pendekatan kreatif dengan model eksploratif. Sebagai landasan pendekatan
pembelajaran tari adalah dari karakteristik ABK tuna grahita ringan.
Tema yang kita angkat pada konsep tari pendidikan ini adalah bermain
2. Ide
Ide cerita dari konsep tari Pendidikan ABK ini berasal dari karakteristik anak tuna
grahita ringan yang cendrung beragul dan bermain dengan usia lebih muda darinya.
3. Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan
lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri
dan yang menarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam
artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah
lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya
dibuat dengan ringkas, padat dan menarik.
Judul dari karya tari kreasi ini adalah “Tari Dolanan”, yang berarti anak-anak
yang sedang bermain dihalaman rumah dengan rasa senang dan gembira.
4. Konsep Garapan
a. Gerak
Gerak-gerak yang dihasilkan pada penciptaan karya tari Pendidikan ini berasal
dari gerak eksplorasi anak dan juga kreativitas anak. Kemudian, pengembangan gerak
di sesuaikan degan kemampuan anak dalam menuangkan kreativitas, serta dapat
mewakili maksud dari tema dan nilai moral yang disampaikan.
Jenis gerak yang digunakan pada garapan ini adalah gerakan keseharian yang
lebih terfokus kepada gerak kaki dan tangan untuk merangsang motorik kasarnya.
b. Penari
Penari adalah salah satu kunci utama dalam membuat konsep Garapan tari.
Kehadiran penari dalam pertunjukan tari merupakan bagian pokok yaitu sumber
ekspresi jiwa dan sekaligus bertindak sebagai media ekspresi atau media penyampaian
(Maryono, 2010). Penari tidak hanya sekedar menari, tetapi juga seorang actor karena,
ekspresi wajah yang dimainkan juga harus mewakili maksud dan tujuan ide cerita.
Jumlah penari dalam karya tari ini adalah 3 orang.
c. Musik
Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama,
lagu, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat
menghasilkan irama. Dalam karya tari pendidikan ini menggunakan iringan musik
anak-anak lagu “Padang Bulan”.
Menggunakan tata rias yang natural dan tidak terlalu mencolok dengan hiasan
rambut yang sederhana. Memakai busana sehari-hari dengan sentuhan kain batik.
BAB IV
Kesulitan terbesar kami adalah bertatap muka langsung dengan anak. Maka dari
itu setlah melakukan semua proses. Hasil karya tarinya ditarikan oleh salah satu
anggota kami dengan berpura pura sebgai anak tuna grahita ringan sesuai dengan hasil
observasi kami di lapangan.
Karya ini menceritakan tentang kehidupan anak kecil yang sedang bermain di
halaman rumah pada sore hari. Gerakan yang digunakan banyak Gerakan
pengulangan. Karena dar hasil observasi kami, anak tunagrahita ringan kurang dalam
segi menghafal. Gerakan dibuat ringan dan mudah dihafal.Kostum tari kami buat
simple, dengan menggunakan kaos hita, kain jarik dan sentuhan pemanis dengan
bunga di kepalanya.gerakan dibuat simple namun dinamis.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Karya tari “Dolanan” menceritakan tentang kegiatan seorang anak yang sedang
bermain dihalaman pada sore hari. Dengan perasaan riang gembira. Tarian ini
ditarikan oleh satu orang penari dikarenakan kendala satu dan lain hal. Iringan
musiknya diambil dari youtube yaitu lagu daerah yang berjudul “padang bulan”.
Kostum pada tarian ini dibuat simple dan manis. Dengan menggunakan kaos hitam,
kain jarik dan sentuhan manis Bunga yang diletakan dikepala. Untuk menyesuaikan
kemampuan anak tuna grahita, maka pada karya ini banyak terjadi pengulangan
gerak.
5.2 Saran
Keterbatasan yang kami hadapi pada proses ini, tidak melunturkan semangat kita
dalam menyelesaikan hasil karya tari pendidkan kali ini. Teringat akan tentang
pepatah banyak jalan menuju roma.
DAFTAR PUSTAKA
Ratnayanti, R., & Kustiawan, U. (Desember 2014 ). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Tari
Kreasi Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Siswa Tunagrahita di SDLB . Jurnal
Ortopedagogia, Volume 1, Nomor 3.
Widajati, Wati, E. R., & Wiwik. (n.d.). Tari Merak Modifikasi Terhadap Kemampuan
Motorik Kasar Anak Tunagrahita Ringan di SDLB. Jurnal Pendidikan Khusus
Universitas Negeri Surabaya.
LAMPIRAN
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melatih kemampuan motorik kasar
2. Siswa dapat melatih daya imajinasi dan gerak eksplorasi
3. Siswa dapat melatih kemampuan pendengarannya dengan rangsangan musik tari
Metode Pembelajaran
Gerak Kreatif Stimulus I, II, III
Formin (penyusunan gerak)
Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran
Kaset tape / VCD
B. TABEL PERTEMUAN