Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Bunga Grasia

KELAS :A

NIM :2193141008

DOSEN PENGAMPU : Dr. Tuti Rahayu., M.Si

Teori Imitasi Modern dari Susanne K.Langer. Telaah teori tentang seni
representasi dantentang simbol seni dengan Karya tari Serampang XII

Seni menurut Langer adalah ekspresi dari perasaan manusia. Kata ekspresi itu sepadan dengan
kata proyeksi sebagai suatu prinsip presentasi atau tindakan presentasi. Kegiatan berekspresi
atau melakukan proyeksi adalah kegiatan untuk memudahkan difahami atau dapat dipersepsi.
Sebagaimana bahasa merupakan ekspresi dan memiliki bentuk logis d

engan pemikiran, maka seni merupakan bentuk logis dari perasaan. Bentuk artistik adalah

sebuah proyeksi bukan salinan (copy) dari perasaan. Perasaan tidak dapat digambarkan,
namun dapat dijelaskan dengan perwujudan tertentu dalam karya seni. Teori semacam

ini dapat disebut sebagai teori ekspresi.

Kesimpulan permasalahan kedua berkaitan dengan konstruksi pemikiran

representasi piktorial dalam filsafat seni Susanne K. Langer.

a. Setiap jenis karya seni memiliki perwujudan utamanya atau memiliki ilusi primernya
masing-masing. Seni piktorial sebagai salah satu seni plastis, memiliki ilusi primer ruang
virtual (virtual space).Karya seni bukanlah imitasi dari realitas terindera, namun berawal
dari intuisi yang disebut sebagai cahaya alami (natural light). Seni piktorial dari dasarnya
abstrak, karena dalam proses kreasinya seniman melakukan abstraksi atau mendeformasi
pengalaman intuitifnya menjadi symbol presentasional berupa karya seni. Kemiripan
antara seni piktorial (gambar) dengan realitas terindera hanyalah kesan yang diterima oleh
pengamat, sedangkan dari sisi seniman merupakan ekspresi simbolik dari perasaan. Sebuah
gambar merepresentasikan perasaan, hubungan antara keduanya adalah antara yang konkret
dengan yang abstrak. Hubungan semacam itu adalah

karakteristik dari suatu simbol

Menurut Susanne K. Langer, representasi seni adalah manusia dapat merepresentasikan


sesuatu dengan mendeskripsikan secara verbal, dan dapat pula dengan melalui karya seni (Tari
Serampang XII). Istilah representasi didalam filsafat seni memiliki makna khusus yaitu
merupakan peluasan dari kata mimesis yang berarti imitasi. Mimesis merupakan teori awal
filsafat seni yang telah dipergunakan dalam berbagai variasi oleh para filsuf seni yaitu kemiripan,
salinan, dan juga representasi. Dan Susanne K.Langer menilai dari konsep yang mendasari
semua seni, yaitu ekspresi, kreasi, dan bentuk yang saling berinteraksi. Masing-masing seni
menciptakan ilusi primer nya sendiri-sendiri. Setiap seni juga memiliki analog dengan simbol,
maka disebut sebagai simbol presentasional. Dan seni bersumber dari intuisi dan bukan dari
rasio. Penciptaan karya seni tari serampang XII sebagai simbol presentasional berlangsung
melalui proses yang sesuai dengan diekspresikan nya melalui sebuah gerak.

Pada karya seni tari Serampang XII dalam perspektif teori simbol dari Susanne K.Langer
dengan tujuan mengidentifikasi karakteristik Karya tari Serampang XII. Menjelaskan pemikiran
kefilsafatan Susanne K.Langer mengenai teori seni dan teorinya tentang simbol dan menelaah
konsep Karya tari Serampang XII dalam tinjauan teori simbol Susanne K.Langer. Tari
Serampang XII memiliki simbol dalam sebuah makna dan ragam gerak yang terdapat dalam
tarian ini. Dimana makna Tari Serampang XII ini menceritakan tahap percintaan sepasang
kekasih, mulai dari awal mula pertemuan kedua sejoli hingga masuk pada proses pernikahan.
Pesan yang ingin disampaikan oleh tarian ini lebih merujuk kepada pencarian pasangan hidup.
Tarian ini mengandung pesan moral dan budaya sehingga patut untuk diwariskan pada penerus
bangsa kita. Tarian khas Serdang Bedagai ini dikategorikan sebagai tari pertunjukan, yang bisa
ditampilkan saat acara adat maupun hiburan. Serta ragam gerak yang ada dalam tarian ini juga
memiliki simbol yang presentasional.

Ada 12 ragam gerak yang miliki dalam tari serampang XII ini yakni:
Ragam I: Tari Permulaan (perasaan canggung saat pertama bertemu)

Tari serampang dua belas diawali dengan gerakan putaran dan lompatan kecil. Pasangan
saling mengelilingi satu sama lain. Gerakan ini menceritakan pasangan yang saling jatuh cinta
pada pandangan pertama. Dimana sang laki-laki menunjukkan rasa penasaran kepada si wanita,
dan sang wanita masih malu-malu.

Ragam II: Gerak Tari Berjalan (mulai tumbuh rasa suka)

Gerakan kedua, penari berjalan kecil sambil diselingi putaran lalu kemudian berbalik.
Pada gerakan ini mengandung makna pasangan ini mulai merasakan cinta. Namun perasaan
tersebut masih ragu untuk menyampaikannya.

Ragam III: Gerak tari pusing (rasa gundah gulana)

Pada gerakan ini mengandung makna perasaan cinta kedua muda mudi ini mulai
memuncak. Tak hanya itu, perasaan gelisah dan gundah juga menghampiri. Namun masih sama,
kedua sejoli ini masih memendam perasaannya.

Ragam IV: Gerak tari gila (mabuk asmara)

Gerakan ini penari melenggak-lengok dan terhuyung layaknya orang mabuk. Ini
menunjukkan puncak perasaan pasangan. Kedua pasangan saling mabuk cinta.

Ragam V: Gerak tari silat (mendapatkan respon)

Gerakan tari berjalan sipat dilakukan dengan lenggak-lenggok sang gadis sambil
memainkan mata. Ini merupakan respon dari sang gadis kepada laki-laki. Bahwa sang gadis juga
memiliki perasaan yang sama.

Ragam VI: Gerak tari goncat goncet (sudah menerima isyarat)

Pada bagian ini pasangan saling menari dan melangkah seirama. Gerakan ini bermakna
sang pemuda sudah menerima isyarat dari sang gadis untuk mengungkapkan perasaannya.

Ragam VII: Gerak tari sebelah kaki (saling menduga mempunyai perasaan yang sama)
Pada gerakan ini kedua pasangan saling menduga perasaan masing-masing. Apakah
memiliki perasaan yang sama atau tidak. Hingga akhirnya keduanya saling mengetahui bahwa
mereka berdua memiliki rasa yang sama untuk memadu asmara.

Ragam VIII: Gerak tari langkah tiga (mengungkapkan perasaan)

Gerakan ini dilakukan dengan melompat 3 kali ke depan atau ke belakang. Maknanya
yaitu sang gading dan laki-laki ini meyakinkan diri bahwa sudah semestinya mereka hidup
bersama. Perasaan gembira pun ditampilkan karena kedua orang tua mereka pun sudah saling
mengetahui.

Ragam IX: Gerak tari melonjak (perasaan berdebar menunggu restu orang tua)

Seperti namanya, pada gerakan ini pasangan menari dengan melompat-lompat. Gerakan
tari melonjak ini menunjukkan perasaan berdebar karena sang pemuda dan gadis menunggu restu
orang tua.

Ragam X: Gerak tari datang mendatangi (proses pinangan)

Ini adalah makna gerakan yang ditunggu-tunggu. Saat dipentaskan sang pemuda dan
gadis saling mendekati dan diikuti oleh masing-masing kelompok penari. Bagian ini adalah
proses pinangan dari laki-laki.

Ragam XI: Gerak Tari Rupa (menghantarkan ke pelaminan)

Bagian ini menunjukkan rasa suka cita yang amat besar. Sebab makna pada bagian tari
rupa-rupa ini menceritakan proses penghantaran pengantin ke pelaminan.

Ragam XII: Gerak tari sapu tangan (tak akan terpisah)


Tari serampang dua belas diakhiri dengan gerakan menyilangkan sapu tangan. Sang gadis
dan pemuda saling mengeluarkan sapu tangan kemudian menautkannya. Dengan sapu tangan
yang terkait tersebut pasangan menari bersama. Ini melambangkan cinta mereka tak terpisahkan.

Dalam karya tari serampang XII dinilai juga memalui simbol etika nya yang baik harus
sesuai dengan norma sopan santun yang mengatur dari pola perilaku dan sikap lahiriah manusia
misalnya dari cara berpakaian atau duduk.

Anda mungkin juga menyukai