BABAD SAKRA
... t
. ::
5. 5
TIOAK DIPEROAGANGKAN UNTUK UMUM
.. : :. ·· · '·.:y · l.lO
,. ~.
r~c'.
,- .. .
N~ · , ··:' ·;i i~
~-···- -· --utlu ·Gde· Sop!rrml'!ln--
M. •''\I ; dJ.\l~
t ~N : .
. ' . b- l{-~ t
,;''.~), t• ~
- - .. :'·_:_:......
I
........~ ' . ...... . . . '• .
,- - -----
/
~-'
PROYEK PEMBINAAN BUKU SASTRA INDONESIA
DAN DAERAH-JAKARTA
TAHUN 1993/1994
PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah swr karena dapat menyele-
saikan terjemahan naskah Babad Sakra ini, sesuai rencana. Naskah asli
Babad Sakra tertulis di atas daun lontar berhuruf Jejawan dalam bahasa
Sasak. Jumlah pupuhnya (baitnya) sebanyak 1111 (seribu seratus sebelas)
bu ah.
Alur ceritera terurai dalam 6 (enam) jenis sekaran (tembang) berupa:
Sinom, Dangdanggula, Pangkur, Kumambang, Durma,dan Semarandana.
Keenam jenis tembang ini sangat lazim dalam naskah-naskah sastra lama
Sasak.
Naskah jenis babad seperti Babad Sakra ini dirahasiakan serta tidak
boleh dibaca oleh umum di daerah Lombok Nusa Tenggara Baral. Peme-
rintah dan berbagai kalangan khawatir publikasi babad ini akan mener-
bitkan rasa marah dan tindakan yang berbentuk sara terutama bagi orang
Sasak di Lombok.
Yayasan Kena Raharja beralamat di Desa Sakra Lombok Timur, de-
ngan ketua Ir. Haji Lalu Djelenga, mencoba mempublikasikan Babad Sakra
dalam bentuk stensilan. Naskah asli diberi penjelasan dalam bentuk uraian
(bukan terjemahan bait per bait), dan temyata apa yang dikhawatirkan ti-
daklah terjadi di kalangan masyarakat. Sebab, isi ceritera dalam babad ini
sangat wajar, bertutur secara obyektip dan nyaris tidak memihak. Di sam-
ping itu, masyarakat pembaca di kalangan orang Sasak yang menjadi pokok
kekhawatiran tersebut temyata telah menjadi pembaca yang kritis, lebih
berwawasan, dan faham duduk perkara sebuah ceritera. Berbagai jenis
babad yang ada di Lombok, Babad Sakra adalah babad terlengkap kedua
setelah Babad Lonbok dan beberapa babad lainnya seperti Babad Selapa-
rang, Babad Praya, Babad Doyan Neda, Babad Suwung, dan Babad Batu
Dendeng.
iv
Terjemahan ini mengambil dasar dari Babad Sakra yang pemah digan-
dakan oleh Yayasan Kerta Raharja Sakra denganizinketuanya Ir. Haji Lalu
Djelenga.
Akhimya, kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyele-
saian terjemahan Babad Sakra ini saya ucapkan terima kasih.
v
RINGKASAN CERITERA
vi
Panji Komala itu. Namun, Datu Bini Ringgit ibunya yang keturunan Raja
Pejanggik mendukungnya serta memberi dorongan untuk memberontak.
Kiranya, hasutan Raden Surya Jaya telah mempengaruhi sang ibu, Datu
Bini Ringgit Masalah lain yang ikut berperan dalam memperuncing pert>C-
daan faham ini, ialah adanya keretakan keluarga antara Datu Bini dengan
Karaeng Manajai. Datu Bini Ringgit tak mengizinkan suaminya pulang
gara-gara soal istri muda sang Karaeng.
Karaeng Manajai akhimya pasrah kepada keputusan sang putra darah
dagingnya setelah tak mampu melarang kehendak putranya.
Begitu pula dengan Raden Onnat, seorang yang amat arif bijaksana,
akhimya pasrah untuk ikut setelah mendapat kata-kata pedas dari Raden
Surya Jaya.
Adalah pantas untuk diperhatikan serta direnungkan dalam tutur ini
betapa sulit kedudukan kedua pendekar tua, yaitu Raden Ormat dan
Karaeng Manajai dalam membantu perjuangan putranya. Khususnya,
bagi Karaeng Manajai, ia tak dapat terlibat sebab ia sudah berpisah dengan
istrinya dan dianggap "orang luar." Oleh karena itu, ia terpaksa memben-
tuk pasukan dan menghimpun kekuatan untuk menyokong putranya dari
garis luar.
Peperangan pun berkobar tanpa dapat dihalangi lagi dan pada saat awal
lasykar Sakra memperoleh kemenangan pada setiap medan pertempuran.
Namun, perbawa darah muda membuat Raden Mas Panji Komala dan
Raden Surya Jaya menjadi mabuk kemenangan. Kemenangan diisinya
dengan pesta pora dan perjudian serta mereka mewisuda diri dan para
pejabatnya dengan gelar yang hebat-hebat. Karaeng Manajai melihat
tingkah laku putra kesayangannya itu sangatlah prihatin.
Musuh yang mundur disangka sudah kalah dan tidak akan berani
menyerang lagi. Padahal musuh sedang mengatur strategi dan kekuatan
baru. Puncaknya pada gebrakan berikuttiya satu persatu kekuatan Sakra
tumbang sampai sepenuhnya. Karaeng Manajai melindungi putranya yang
luka parah dan menyuruhnya pergi mencari gurunya di Gunung Rinjani
untuk berobat. Akhimya, Karaeng Manajai beserta Sini Ringgit ditangkap
dan dipenjara di Cakra Negara.
Episode kedua dari Babad Sakra adalah menceriterakan ihwal perang
antara Cakra dan Mataram. Penyebabnya begitu menarik, yaitu soal pelam-
piasan napsu seksual sang raja wanita Sri Baginda Dewa Cokorda yang tak
mau bersuami. Dalam kehidupannya tanpa suami itu sang ratu mengincar
lelaki mana saja yang sukainya. Para pembesar kerabat keraton, anak
vii
para ningrat Bali dan Sasak dan siapa saja yang dapat menerbitkan napsu
birahinya. Jejaknya ini diikuti oleh adiknya yang paling bungsu, yaitu Sang
Ayu Putri yang sudah bersuami. Seandainya Sang Dewi Ay\J .Putri masih
tak bersuami tidak akan menimbulkan masalah. Namun, suaminya adalah
putra Raja Mataram dan telah mempunyai dua orang putra pula. Sekan-
dal cintanya dengan Gusti Gede Dangin, patih terpercaya di Cakra,
akhimya diketahui oleh suaminya. Rasa amarah dan cemburu merasuk hati
suaminya dan ingin membunuh Gusti Gede Dangin. Akan tetapi, tak men-
dapat izin Sang Ratu Dewa Cokorda, dan jawaban akhir adalah perang.
Peperangan awal dimenangkan oleh kerajaan Cakra karena laskamya
sangat banyak. Cakra adalah raja besar penguasa Lombok sedangkan
Mataram hanya kerajaan kecil saja. Namun, sekali lagi Gusti Gede Dangin
melakukan kesalahan besar, yaitu membunuh Datu Bini Ringgit tawanan
dari kerajaan Sakra.
Akibatnya, orang Sasak menjadi marah dan berbalik memerangi Cakra
dan runtuhlah kerajaan Cakra.
Kerajaan Mataram bangkit menapak masa jayanya tetapi pada periode
sepuluh tahun berikutnya mulai pudar. Hal ini disebabkan terjadinya perang
Pagutan, yaitu pemberontakan kerajaan Praya dan diiringi kebangkitan
Sakra di bawah kepemimpinan seorang kiyai sakti bemama Haji Ali Batu.
viii
SIN OM
1. Ini kidung sebagai sum- 1. Ne kidung pesemu dana,
bangsih, sai si' suka paca ngegurit,
kepada siapa yang suka mem- jerahna saru puniyalig sastra,
baca tulisan, telinga muang kulon ngurit,
jangan salah mengeja sastra, cecek sungkarna pasti,
taling ataupun suku wulu, wingset tarung nda'na saru,
cecek layamya tegas, si'bekania bekesoa,
paten, tarung jangan samar, rambas kembang ngabut
yang berkasya dan kaswa, ngurit,
rambas kembang ngabut- nda'na saru isi' pada peruni'
ngurit, sastra.
jangan samar membaca
tulisan
2. Hanya terlena melantun tem- 2. Ketungkulan anggit tembang,
bang, sastra kurup si'na puni,
ejaan tak jelas diucapkannya, nde' keruan unduk basa,
tak keruan laras bahasanya, sok ngerunyam kurang lebih,
asal menggerutu tak karuan, lamun meno kata' masih,
bila demikian mentah ia, ungianta malik berguru,
haruslah kita belajar lagi, paca ha, na, ca, ra, ka,
membaca ha, na, ca, ra, ka, mapan sino gurun tu/is,
sebab itulah pokok tulisan, ia tejajar tema sastra balu
di jajar dalam sastra delapan olas.
belas.
3. Kalau isi alam dunia ini, 3. Lamun isin alam dunia,
bisa disebut dalam tulisan, bau tekocap dalam tulis,
sebab itulah sumbemya, mapan sino perkumpulan,
sastra balu' olas pasti
2
21. Jelas bukan turunan Sakra, 21. Jati nde' perusa Sakra,
namun para bangsawan mau, dalca' meno raden perwangsa
menurut perintahnya, ini',
yang asli orang Salera, kereh keralcsa seturut,
tak berani, si' tulen si' le' Sakra,
melapor kepada Ratu Agung nde'na bani,
(Bali), belatur le' Ratu Agung,
sekedar menyampaikan hal- kewala ngaturang kanda,
nya, derpon tewikanan si' Gusti.
agar diketahui oleh Raja Bali.
22. Kira-kira bila diketahui, 22. Kira-kira yen tewikanang,
Desa Sakra tak akan seperti desa Sakra pilih nde'na temah
ini, semeni,
desa Salera pasti hancur, desa Sakra tulus lebur,
karena si Surya Jaya, mapan ia Surya Jaya,
menjadi abdi akalnya culas, setingkahna ngaula akalna
memang akan dibawa ke kota, biluk,
lalu dibuang ke Bali. mula gen na teturunan,
beterus teliwatan ojok Bali.
25. Yang mempunyai anak wa- 25. Si' bedue anak nina,
nita, sanget ibuk bedue anak beri',
sangat susahnya beranak wa- pengerasa wah ngelalu,
nita, iro' aworan jejah,
sudah putus asa mereka, ramepada,
sedih berbaur takut, peta medo si' tekasup,
sibuk mereka, leka' ojok bilang desa,
mencari obat dukun terkenal, wah tegep selapu' perniti.
mencari ke setiap desa,
sudah lengkap sarat rukunnya.
26. Uang benang dan sirih, 26. Kepeng benang andeng-
uang sepuluh ribu ratus, andeng,
biar berat tetap dipenuhi, timpal beras sepaha satus tan-
mengikuti pesan si dukun, dangin,
ada yang harus, seberatna masih tesengkung,
dimandikan periuk baru, turut patah belian,
mandi di perempatan jalan, ura' serana,
ada yang macam-macam. tepandi' si' keme' baru,
mandi' le' perempung jalan,
ara'na lain-lain.
27. Ada yang melalui minyak, 27. Ara' malik jalan minyak,
kemis jumat bersadakah, jumat kemis sedekah Lema'
memohon kepada Allah, Lai',
sidekah ketupat, nazamya, neneda le' Allah Agung,
kalau mereka selamat, sidekah topat lepar, sesang-
pulang utuh seperti sediakala, ina,
tidak diperselir oleh raja. mun na pada rahayu,
ule' ti/ah mara' bengan,
nde' tebait isl' gusti.
33. Sudah keluar di batas desa. 33. Uah sugul le' luah desa,
yang mengantar menangis si' beratong padana sedih
sedih, nangis,
berteduh sambil menangis, betedong sampi' na ngangkus,
ada yang sampai Pegondang, ara' entah Pegondang,
ada sampai Pinda, ara' Pinda',
ada Maji ada sampai ara' Maji ara' na entah
Penyantur, Penyantur,
yang ke kota jalan terus, si' turun beterus lampa',
yang mengantar pulang lagi. si beratong ule' malik.
36. Yang kedua anak Nuna 36. Dua bijan Nuna Kedang,
Kadang, si' tepile' anging nde' beterus
yang dipilih tidak terus diam- tegading,
bil, dining masih kode' amung,
karena masih sangat kecil, aran na tetulisang,
ditulis namanya, ina' ama',
nama ibu dan bapaknya, si' tekanggo anakna merasa
yang disukai anaknya, ibuk,
bingung, sedih kinking kangen anak,
sedih menyayangi anaknya, bepamit le' mekel Bali.
berp~mitan pada penguasa
Bali.
37. Karena sudah dekat lebaran, 37. Mapan uah parek lebaran,
penguasa Bali berkata, mekel Bali banjuranna be-
setelah lebaran engkau datang, manik,
para raden dan bangsawan, wah lebaran malik turun,
sambut aku, para raden Lan perwangsa,
jangan kurang sepuluh orang, alu aku,
aku diutus ke Sakra, jerahna kurang sepulu,
keperluanku penting sekali. aku kautus betega',
tur gawengku mula gati.
38. Yang berpamitan mengiya- 38. Si' pamit matur sandika,
kan, beterus lampa' dalam penge-
lalu berjalan dengan sedih, rasana sedih,
bertedung sambil menangis, betedong sampi'na ngangkus,
besar kecil laki wanita, kode' bela' nina mama,
tanpa beristirahat, nde' na betelah,
di jalan mereka terus, le' Langan pada beterus,
tenggelam matahari sampai di serep jelo dateng Sakra,
Sakra, beterus tama Desa Tarik.
kemudian mereka masuk desa. ·
39. Setelah sampai di desa, 39. Uah dateng dalem desa,
bertemu dengan Den Surya beterus mara Den Surya Jaya
Jaya, bedait,
merekapun menceritakan, padana teteh belatur,
bahwa setelah lebaran, mun na uah peragat lebaran,
semuanya, selapu' na,
12
50. Tidak seperti yang sudah- 50. Bina sangat mara' si uah,
sudah, ma/ca telu Desa nani pada wah
tiga desa sekarang goyah, ganjih,
bermufakat ikut bersama, reraosan milu payu,
Mataram, Pagesangan, Mentaram Ian Pagesanggan,
dan Pagutan, Ian Pagutan,
semakin tidak sepaham, pada sere nde'na patuh,
mengabdi di Karang Asem, le' Karang Asem ngaula,
sudah tidak patuh lagi. sere nde'na teler gati.
15
64. Sebab sudah naik perawan, 64. Mapan uah m;deng dedara,
keinginan Ratu Bini dan sukan Pemban Ian sukan
suaminya, Dane' lcpa,
tuanku menjadi suaminya, pengkaji genjari untung,
tidak mau yang lairmya, mula nde'na lainan,
betapa dayanya, apa akal,
agar tuan berjodoh, pengkaji derpon beruntung,
Nuna Lancung lalu menjawab, Nuna Lancung banjur nimbal,
begini pikiranku adik. mene pengersangku adi'.
65. Sampaikan aku setuju tetapi, 65. Gen kuturut aturin ia,
agar ia tinggal di desa Sakra, ade'na ite le' Sakra melinggih,
jangan bersembunyi begini, kende'na si' besebo mene,
bila mau akupun mail, mun meno ngumbe jaga,
menjawab Surya Jaya, banjur nimbal,
bila tuan tidak mau, yen pengkaji nde'da cumpu,
kalau sampai demikian laum jangka semeno tingkah,
halnya, pasti nde'na burung tekambil.
pasti ia diambil Raja Bali.
19
66. Pertama rugi kedua susah kita, 66. Sa'ta lacur duanta susah.,
Nuna Lancung jika demikian, Nuna l.Ancung lamun.jangka
hamba mau berlepas hati, semeno tingkah,
bila hamba membelanya, kaji ska gen ngelalu,
amatlah lega, lamun kaji bantel ia,
hatiku syukur seribu, liwat lega,
apa lagi akan dicari, atengku sukur siu,
jangan mendua pikiran kita. apa ampo' gen ta peta, ·
mula nde' bedua pikir.
DANDANG GENDIS
74. Hamba kernari Parnan ingin 74. Meran kaji lete beketuan
bertanya, mami',
sudilah, apa suka,
Parnan rnengakui anak, mami' ngengken anak,
harnba dengar tutur begini, kaji dengah tutur mene,
konon malarn nanti, kocap malem si' laun,
Dene laki dan Pemban Bini, Dene' IakUan Pemban Bini,
akan datang ke Sakra, gen Iete ojok Sakra,
para pengiring tiga ratus, pengiringna telungatus,
datang membujuk harnba, Iete gen tari kaula,
kalau ada ingkar tak ikut, Iamun ara' bangga nde' suka
agak dibunuh di Jarah. sairing,
gen ta mate' tejarah,
75. Terkejut Den Onnat berkata, 75. Tagen nimbal Den Ormat
"Mudah-rnudahan, bemanik,
benar seperti warta, moga gama',
benar sudi datang kemari, jati mara' orta,
benar sudi datang kemari, tetu tulus lumbar lete,
serta bila rnau berbaik, serta yen na suka bagus,
jangan bersarna si Manajai, nda'na bareng Ian Manajai,
parnan berani rneminta, Ama' bani nunasan,
kepada Ratu Agung, le' Ratu si' Agung,
maaf agar selarnat, sampurna ade'na onya',
di Sakra Dewa Mas Panji le' Sakra Dewa Mas Panji ntek
tinggal," manjak,
Surya Jaya menjawab. Surya Jaya ia nimbal.
76. Bukan demikian mau si Denek 76. Nde' semeno kesuka!l Dene'
laki, laki,
dan ibunya, Ian mami'na,
akan mempertaruhkan nyawa, gen laluang raga,
22
79. Lubuk dalam luas dan begini, 79. Tibu dalem galuh tur berisi,
aneka ikan dan buaya, selapu' mpa' tur berisi buaya,
bila teman cuma sekian, mun tangket ta semene bae,
mau mengeringkan lubuk, paksa gen Limas tbu,
air besar di empang rapuk, ai' bele' tetampang ganjih,
pacaknya tak ada yang kukuh, ancengna nde' ara' kekah,
akan menahan banjir, gen taker belabur,
empang akan bobol, perigi aruan rungkas,
kita sedikit menahan sampai ita kedi' bojeng naker jangka
peot, jengking,
pasti kita lumpuh patah. tulusta leso' polak.
80. Selokannya tak lab boleh be- 80. Mun seloka nde'na saja' se-
gini, meni,
seperti orang nonton pere- umpamayang boya perasaan,
saian, demen moya bae rame,
senang menonton beramai- si' manang ia ta ajum te jun-
ramai, jung,
yang menang disanjung mun si' kalah ia tesurakin,
dipuji, meno lalu ling siloka,
yang kalah disoraki, kelepe toa; julu,
begitu lalu kata geloka, ama' kewala naturang,
paman hanyar menuturkan, masa kurang lalu raos dalem
masakan lalu kurang pikir, pikir,
Surya Jaya menjawab. Surya Jaya ia nimbal.
81. Jangan menyindir hamba tiian, 81. Nda', semang kaji Marni',
salah hamba, tiwas kaji,
bila mau tak suka diandalkan, mun nde' suka tekendelang,
tak hamba sangka begini, nde' kaji duga semene,
sebab sekarang semua, mapan selapu',
dan kaula di barat Juring, Ian kaula le' baretjuring,
sudah pasti berjanji, uah pasti besemaya,
akan bersama-sama, tarik pada tedun,
datang di hari lebaran, lete le' dina lebaran,
menjawab Den Ormat manis, malik nimbal Den Ormat ba-
berkat dunguku nanda sana manis,
buat bodongku anak.
24
82. Badan kisut rambutku putih · 82. Awak kisut bulungke bis pute',
semua, lagu' masih belo pengerasa,
tapi masih panjang pikiranku, nde'ku tao' onya' lengi,
tak ku tahu buruk baik, si' mbe pon da cumpu,
bagaimana agar kau senang, teduh Lue' atawa sekedi',
ikut banyak atau sedikit, yadian nde' Lue' kaula,
meskipun tak banyak kaula, bilang desa pada teduh,
setiap desa ikut sedikit, sikep satus satak samas,
prajurit seratus dua ratus em- pembele' na tresna le' Raja
pat ratus, Bali,
pembesar kita setia kepada sino Latu bandingan.
Bali.
itu anda bandingkan.
83. Barangkali seperti bunyi la- 83. Sang na mara' ling lawas
was Jeraji, Jeraji,
kuning di luar kelat di dalam, kuning luar sepet le' dalemna,
Lalu barangkali kurang di lalu sang kurang pembade,
dugaan, mun si' manis nde' te itung,
yang manis jangan dihitung, te itung temah si' pait,
kita hitung temuan pahit, nda'ta nyesel mudian,
jangan menyesal belakang, peta aran ketuju,
earl ucapan "untunglah," yadian nde' Lue' kaula,
biar tak banyak lasykar, pembele' na pada lete teduh
pembesar kemari bersatu- tarik,
padu, patuh randing reraosan.
sepakat dalam pembicaraan.
84. Demikian itu kita andalkan, 84. Patuh sino gen ta kendelang,
Surya Jaya menghardik men- Surya Jaya nyemperak nim-
jawab, bal,
"Bila begitu kata Mamiq, mun semene unin mamiq,
memang tuan tak sanggup, mula nde' mamiq sanggup,
setiap usul di palang kendala, sing kerante tepalang wadi,
merendahkan diri sendiri, ngasoran awak mesa',
senang memuji musuh, demen junjung musuh,
semua ucapan di jegal, selapu' kerante tepalang,
tanpa guna macam bukan tanpaguna mara' nde' turasan
turunan Pejanggik, Pejanggi',
nista dalam wacana." kanista reraosan.
85. Subhannallah takdir Allah 85. Subahnala kesuka' Allah
Agung, luwih,
almarhum Raja Pemban pasti Pembanan nyuarga layonna
talc sudi, nde' jama',
mempunyai kerabat begini, bedue sentana mene,
tidak ingat leluhur, nde'na inget leluhur,
tak berguna tipis malunya, tanpaguna kelila tipis,
pintar sering keli watan, ririh jokan keliwatan,
lalu di usirlah, banjurna tetundung,
hai mamiq Ormat minggatlah, mamiq Ormat sila' budal,
tinggalkan desa pergi ke raja bilin desa-lampa' ungsi Raja
Bali, Bali,
sekarang juga pergilah. pernanean sila' budal.
86. Karena mamiq tidak teguh, 86. Mapan Mami' mu/a nde'
kesusahan masih sayang tindih,
dunia, kesusahan-masih eman dunia,
sayang harta kekayaan, eman kesugihan lue',
tidak berani lebur bersama, nde' bani bareng lebur,
bersama anak sanak saudara, tangket anak semeton jari, .
mamiq bila tuan pergi, mami' yen sida budal,
semoga selamat, moganda rahayu,
pergi meninggalkan bumi leka' bi/in gumi Sasak,
Sasak, nemu suka-jari Patih raja
berbahagiajadi patih raja Bali, Bali,
tuan asih mengabdi. bareng mukti wibawa.
88. Buat apa menunggu hari esok, 88. Jari apa ngantih jelo lainan,
bila tak terangkat si harta yen rule' kerangkat si' aran doe
bend a, arta,
rakyat Sakra nanti meng- kaula Sakra Laun beratong,
hantar gen rembat due arta turun,
.membawa harta ke kota cakra, lamunda uah bareng si' raja
bila sudah bersama raja Bali, Bali,
barulah tuan keluarkan, ulin sida sugulan,
kepintaranmu semua, keririhanda selapu'
tidak kurang berseloka, nde'na kurang ling siloka,
seperti gaya bicaramu jari temah mara' kerantenda
sekarang, seni,
penuh dengan seloka, seloka rule' kurangan.
89. Menjawab Den Ormat me- 89. Banjur nimbal Den Ormat ba-
nangis, reng tangis,
"Surya Jaya anakku mas, Suryalaya anakku mas mirah,
jangan aku dikatai begini, jerahku teraos semene,
tidak berani lebur bersama, nde' bani bareng lebur,
dengan anak sanak saudara, tangket anak semeton jari,
sebab aku begini, sangka' ku semeno anak,
karena sayang pada kalian, buating tresnaku Lalu,
aku menyayangi rakyat Sakra, kangenku kaula Sakra,
Pemban Ilang tak suka cara Pemban Ilang nde' suka lam-
begini, pah semene,
sekarang kita mengajaknya. nani ita beke' ia.
94. Surya Jaya halus berucap, 94. Surya Jaya alus si'na muni,
adik kakak mamiq, guru tuan, duh adi' kakak' mami' guru
aku mendengar tuturan, tuan,
konon malam nanti, aku dengah tutur mene,
dene laki dan Pemban Bini, kocap malem si' faun,
akan datang ke Sakra, dene laki Ian Pemban Bini,
pengiringnya tiga ratus, gen lete ojok Sakra,
datang meminta hamba ikut, pengiringna telungatus,
siapa yang ingkar tak seiring, lete gen tari kaula,
akan dibunuh di jarah. sai si' bangga nde' suka
seiring
.. gen temate' tejarah .
95. Jadilah kita menempuh pra- 95. Payujua' ita temah sakit,
hara, si' le' Sakra mara' mara' tetelo'
di Sakra bagai si telur mentah, kata',
diapit batu besar, tegapit si' batu bele',
pasti lebur kita, tulusta pada lebur,
yang kurang faham gemetar, si' nde menger leger begigit,
menjawab ayolah kita, nimbal sila ta pada,
menunggu di Palung, tengantih Lai' Palung,
jangan sampai masuk desa, pindahang gen tama desa,
Surya Jaya kesal berpaling SuryaJaya nde' cumpu ngengos
muka, muni,
bila seperti akalnya. mun mara' aka/ sida.
96. Andakata ia tak suka berontak, 96. Andena no nde' suka bebalik,
biar kau hadang ia akan beterus jua' andang masih
masuk, lumbar,
kalau demikian bagaimana, lamun meno sida ngumbe,
beranikah engkau sanggup, bani ja' sida sanggup,
membunuh Pemban Bini, gen laksana' Pemban Bini,
dan Panji Komala, miwah Panji Koma/a,
kalau aku tak berani, lamun ita ja' takut,
barangkali kau berani men- sang sida bani cobaang,
coba, selapu'na pada nunduk ndara'
semua tertunduk tak berucap, muni,
cuma magorek tanah mereka. tarik pada tokek tana'.
29
98. Surya Jaya berkata lembut, 98. Surya Jaya alus si'na muni,
"Adik kakak paman semua, adi' ka.ka.k tua' mami pada,
nanti bila telah senja hari, Laun lamun uah galeng,
yang muda berkumpul, si' bajang bajang teduh,
sambut Dene laki Panji, alu Dene' laid Panji,
semua yang tua-tua, lapu' sida si' wayah,
sudah ksuruh membawa ker- wah kubesuru' uleang kao le'
bau, dasan,
kita sembelih buat sajian jari sembelih si'ta saji' Datu
Panji," Panji,
kemudian bubarlah mereka. banjuran na pada budal.
99. Sampai di rumah mereka ber- 99. Dateng bale pada wah me-
siap, cawis,
suka ria si muda berdandan, suka girang si' bajang
menanti hari senja, pepayas,
para tetua hadir, pada ngantehjelo galeng,
lengkap pisau parang dan perwayah malik teduh,
kapak, seregap pemaja bate' ka.ndik,
kerbau sudah dibawa pulang, ka.o no wah teuleang,
begitu tiba ramai meringkus, sedatengna banjur rame pada
sudah rebah memanggil kiyai, si' bebecang,
disembelih lalu dikuliti. wah na reba' banjuran na'
pesila' kiyai,
peragat mara; beburak.
Mi~;;\~;p,~~ ; ~: ~·;~
DIREKT(1R/U r t::. u;~,.j
1 D!TJEt~ NBSF Oi:?SUDPAR
l 30
106. Semua wanita yang datang 106. Soroh bini si' datang men-
menyambut, dakin,
bergantian mencium tangan begegenti pada siduk gading
pemban, Pemban,
merasa iba di hati, ngerasa iro' rasan ate,
bersyukur dalam hati, suka lega let kayun,
Dene laki dan Pemban Bini, Dene' laki Ian Pemban Bini,
dihadap oleh rakyatnya, teparekin isi' kaula,
lalu terns berjalan, banjuran na leka' beterus,
sudah sampai di dalam desa, wah dateng le' dalam desa,
Pemban Bini sudah masuk ke Pemban Bini wah tama le'
purl, dalempuri,
lalu dipersilakan bersantap. banjuran katur mejengan.
107. Datu Panji duduk di balairung, 107. Datu Panji le' bencingan me-
di hadap para raden linggih,
prawangsa, teparekin si pra raden pra
dan rakyat besar kecil, wangsa,
menghadap bergantian, Ian kaula bela' kode',
karena baru bertemu, pada mamarek silur sinelur,
Datu Panji dan rakyatnya, mapan tumben na bedait,
sangat syukur mereka, Datu Panji Ian kaula,
Datu dan rakyatnya, lebih pada sukur,
suka bahagian kasih di hati, Datu tangket kaula,
Datu Panji dengan kaulanya. pada suka lega eman dalem
pikir,
Datu Panji Ian kaula.
108. Seperti ikan di air mengering, 108. Mara' anden mpa' si' Wah tais,
lautan surut menyusup karang, tenga' padak nyosop bilang
karang,
dihadang oleh surat besar, kelambat si' mada' bele',
33
112. Begitu gelap menyusup di 112. Mara peteng nyosop lo' Maji,
Maji, ketakutan sang na keturutan,
takut kalau dikejar, tempuh dui busur eler,
merambah duri busur, ilir, awak bis babak belur,
tubuhnya penuh babak belur, kemenahan le' Suradadi,
kesiangan di Suradadi, lampa'na gegancangan.
jalan bersicepat, pande sino ia belatur,
si pande melapor, sangka'na gelis katara,
maka cepat kentara, Pemban Bini betendika pa-
Pemban Bini menyuruh pa- sang ciri,
sang ceri, banjuran nganjeng bendera.
lalu di pasang bendera.
113. Paling tinggi di pinggir 113. Paling tinggang le' sedin me-
Mesjid, sigit,
tunggul belang sutera merah tunggul belang sutra pute' .
putih, abang,
bendera tiga di jejer, tunggul telu tepedere',
di pasar tunggul hitam, lai' peken tunggul wulung,
di Bencingan tunggul kuning, le' Bencingan tunggul gendis,
dari jauh terlihat, Zeman jao' pengitan,
saat berbunyi beduk, wayana muni beduk,
siang hari datang kaula, tengari dateng kaula,
dari tiap desa bercancut tali bilang de'Sa singset kancutan
wand a, tarik,
waspada bertembang Durma. yatna pada tembang Durma.
35
DURMA
114. Manajai tak dihiraukan, 114. Manajai mula nde' tepelenga,
meskipun demikian, daka' meno masih,
cinta kasih pada putranya, tresna le' bija,
ikut pulang ke Sakra, milu ule' aning Salera,
diiringi warga Surabaya /cancan Surabaya ngiring,
(Lombok), anging nde'na tama,
namun ia tidak masuk, le' luar desa ngantih.
menunggu di luar desa.
115. Berpondok di Gunung Ukir 115. Mepondokan le' Gunung Ukir
Bakal, Ba/cal,
disertai perbekel Lenling, mekel lenting no ngiring,
bemama Pe Surana, aran Pe Surana,
patih Suranaya, pepatih Suranaya,
Manajai membuat pondok, pina' pondok Manajai,
beratap daun kelapa, atap kelangsah, ·
matahari turun senja. jelo baru'na lingsir,
116. Manajai menyuruh masuk 116. Manajai besuru' tama le'
Sakra, Sakra,
menghadap laki Panji, parek le' laki Panji,
minta petunjuk, nunas pengandika,
Pe Surana yang pergi, Pe Surana ia leka'
menghadap laki Panji, memarek le' laki Panji,
sedang duduk, sedekna manjak,
di Saka nem berapat. le' sakenem ketangkil.
117. Setibanya mohon petunjuk, 117. Sedatengna nunas pengan-
ayahanda tuan sudah siap, dlka,
hamba diperintahkan, Marni' Dewa wah cawis,
menghadap oleh ayahanda kula temanikang,
tu an, parek si' Marni' Dewa,
ayahanda tuan tak tahu, Marni' Dewa nde' wikanang,
rencana untuk besok, tingkah si' jama',
Laki Panji belkata. laki Panji bemanik,
118. Besok pagi-pagi aku pergi, 118. Jema' aku gen ku leka' pupu
kalau sudah liwat Juring, kembang,
sampai di Pringgarata, mun ku uah liwat luring,
36
171. Baru mati tiga sudah rieuh, 171. Baru' mate telu banjur mara
Sakra terdesak talc berani batik, pada becongkrah,
tak malu akan dirinya, Sakra kelilih nde' bani
semua sanggup macam cupak, bebalik,
Surya Jaya sampai mencret, nde' ila'an diri',
alkisah Raden Onnat, lapu sanggup mara' cupak,
sendiri paling belakang. Surya Jaya jangka molang
sugul tai,
kocap Den Ormat,
mesa' paling mur~.
172. Menggerutu mengomel Raden 172. Nfomeh ngenyang Den Ormat
Onnat, ngumbe sangka',
mereka tak berani berbalik, pada nde' bani bebalik,
si anjing Surya Jaya, basong Surya'Jaya,
banyak omong banyak lue' kerante lue; lekak,
dustanya, kerante kena' nde' tepati',
ucapan baik tidak di terima, basong cekqk nangka' rasa',
si anjing pengkor besar mulut, delat tain sikep Bali.
jilatlah tai prajurit Bali.
173. Sampai mereka di jurang Pe- 173. Pada dateng le' jurang Peno-
notok Songgak, tok Songga'
melintasi hutan Suangi, liwat le' alas Suangi,
sudah sampai Segampang, wah dateng Segampang,
berjalan hilang pikiran, nde' ara' itung etang,
matahari tenggelam menye- serep felo tempuh dui,
ruak duri, uah dateng Sakra,
sudah sampai Sakra, pengerasa pada wah ganjih.
rasa hati mulai goyah.
174. Mengungsi mencari kerabat di 174. Pada rarut meta beraya bi-
desa, lang desa,
mengajak anak istrinya, beke'na anakjari,
semua memboyong, selapu' pada berembat,
ada menuju Beleka, ara' ojok Beleka,
ada ke Mujur, Ganti, ara' Mujur ara' Ganti,
mereka mencari selamat, pada pete tilah,
49
ASMARA ND ANA
176. Tersebut mereka yang meng- 176. Keceritan pada si' wah
ungsi, bebilin,
mencari kerabat ke setiap Reta beraya le' bilang desa,
desa, ngone' jangka telu bulan,
selama tiga bulan, desa Sakra masih tilah,
desa Sakra masih utuh, pada balik pengerasa,
berbalik pula pikirannya, serta lingna si' pada tedunung,
berkata si tuan rumah ke peng- baru' meno penyoba.
ungsi,
baru begitu saja cobaan.
177. Kali an sud ah lemah semangat, 177. Sida pada berate ganjih,
mengungsi meninggalkan budal pada bilin desa,
des a, goyo lebihan si' sino,
apalagi lebih dari itu, jati penyoban Allah,
memang itu cobaan Allah, sino pada pikiran,
itu kalian pikirkan, y5n mula gen rusak tulus,
kalau memang ditakdirkan nde'na ngantih jelo lainan.
hancur,
tak akan menunggu hari esok.
178. Tak akan kalah Dewa Mas 178. Nde'na kalah Dewa Mas
Panji, Panji,
dan kami semua ini, Ian ampo' ne pada ita,
so
akan mengungsi ke sana, gen ngungsi leka' beketo',
menghadap pada Mas Panji memarek le' Mas Panji kom-
Komala, ala,
datang ke sana mengabdi, gen pada keto' ngaula,
begitu ucapan orang-orang itu, meno raos dengan selapu',
si pengungsi merasa sadar. si' lolos bebalik pikir.
179. Perhitungan Raja Bali, 179. Pengandena Raja Bali,
sama menimbang akibatnya, pada tarik itung temah,
nanti banyak yang mati, Laun Lue' mate,
Manajai lagi hilang, Manajai malik ilang,
maka di jedakan, sangka'na tejadengan,
kesepakatan Raja Bali, pengeraosna Raja Bali,
menunda waktu di Kopang. mejedeng le' desa Kopang.
180. Kalau diserang terus, 180. Anging yen tepeturutin,
tak akan sampai seminggu, nde' kanti jangka sejumat,
begitu pikiran mereka, sekeno mula pengerasa,
perhitungan si Raja Bali, pengandena le' Raja Bali,
biar menang sepertinya kalah, yen menang sasat kalah,
alkisah semua orang Sakra, kocap isin Sakra Selapu,
pikirannya rpaka ia meng- pikirna sang/ca' bilin.desa.
ungsi.
181. Seumpama sumur di tepi 181. Anden lingko' sedin i{ling,
tebing, pira Lalo' nggerna,
tak seberapa airnya, nde'na duga ngembul ngone',
tak disangka kau lama berair, langsotna sejelo doang,
paling hanya s~hari saja, nde'na burung temah sat,
tak urung kering ia, pikir dengan Sakra selapu',
pikir orang Sakra semua, si' wah rarut bi/in desa.
yang sudah mengungsi me-
ninggalkan desa.
182. Menghadap kepada Ratu 182. Memarek le' Datu Panji,
Panji, selapu' ndara' tesapa',
semua tak disapa, Manajai kocap lain,
Manajai lain halnya, ngeraos le' Ukir Baka/,
berunding di Ukir Bakal, derpon tepelanga',
untuk menarik pematian, apan ia jabaning pigung,
51
185. Karena pikirannya sudah ber- 185. Mapan akalna wah bebalik,
balik, ajum Panji Koma/a,
memuji si Panji Komala, kelilih sekep Dasan Lekong,
terkalahkan laskar Dasan pada berari tama desa,
Lekong, nungkul nunas ngaula,
mereka berlari masuk desa, nina mama tarik nungkul,
bertekuk lutut mohon ampun, nyembah nunas sampurayan.
laki wanita menyerah,
menyembah mohon ampunan.
187. Bennuka dua akalnya bulus, 187. Kambih dua akal ririh,
penguasanya sudah mupakat, perkanggona wah mupakat,
seperti di belanak sungai, mara' arµJen beranak kokoh,
bolak batik ke lautan, ngulah ngulih le' segara,
meski di air tawar, yadian le' si' tawah,
di lautan semakin luas, le' segera sere galuh,
tingkahnya bertaji dua. kelelampan betaji dua.
188. Tak mau katau di tarik, 188. Memindah gen na teirit,
karena memang di Padamara, mapan mula Padamara,
bata mati dari dahulu, bebantelan Leman lae',
Pejanggik dan Sukaraja, Pejanggi' Lan Sukaraja,
menyertai kemana saja, ngiring setiba padan,
dan sanggup jadi ujung tom- tur sanggup jari pepucuk,
bak, satmaka wah tama Sakra.
tak ubahnya orang Salera.
189. Setiap permintaannya dipe- 189. Sing penunasanna tepati',
nuhi, tekocapan jelo si' lain,
tersebut pada hari lain, leka' regah desa Pancor,
pergi menyerang desa Pancor, pengiringan ara' samas,
pasukannya empat ratus kaula Surabaya,
orang, kancan Sakra Lue' milu,
kaula Surabaya, tangi sanga' Padamara.
warga Salera banyak yang
ikut ke,
Tangi, Songak, Padamara.
190. Latu mengatur pasukan, 190. Banjuranna ape' baris,
gunungan dan sundulan, gunungan Lan sesundulan,
menjadi usus dan sayapnya, jari baduk Lan keletek,
Padamara di depan, P<idamara tepucukan,
kemudian menabuh gamelan, banjur mara begamelan,
bersorak berbaur suara surak awor suaran tambur,
tam bur, sekep Pancor wah siaga.
laskar Pancor sudah siaga.
191. Di barat desa mereka 191. Baret desa po'na ngantih,
menunggu, ngambyar sabol la' lelendang,
berpencar penuh di padang, pada ngiring gustina,
53
SIN OM
232. Begitu bila kelebihan rasa, 232. Meno mun tak nongka' rasa',
banyak gaya seketika, bikasan agung perjani,
belum-belum tak keruan, durung dereng nde' keruan,
nama diganti seketika, aran perjani besalin,
tak ada barang pamali, nde' ara' anu' mali',
seperti tidak menghadapi mara' nde'na andang pakiyuh,
susah, Panji Mas Koma/a Dewa,
Panji Mas Komala Dewa, teparekin si' bala wargi,
dihadap bala wargi, le' Bencingah pada besukan
di Bencingah bersenang- sukanan.
senang.
62
237. Kepada Mas Panji Komala 237. Le' Mas Panji Komala Dewa,
Dewa, Perkanggo na nimbal manis,
Perkanggo itu menjawab tresna mula nde'na obah,
manis, ngaula le' Dewa Panji,
setiaku memang tak berubah, pesila' Pemban Aji,
menjadi kaula Dewa Panji, lumbar lete le' Jerowaru,
persilakan Pemban Aji, pasti ita gen nyandangin,
datang ke Jerowaru, ea' rejek pemating Bali,
pasti kami penuhi, mumpung mondok Bali le'
akan melawan laskar Bali, Lungkalc Peleba.
mumpung si Bali mondok di
Lungkak.
259. Dewa Mas Panji sudah tahu, 259. Dewa Mas Panji wah wikan,
mufakat si Raja Bali, pengeraosna Raja Bali,
karena mata-matanya tak mapan telikna nde' pegat,
putus, Lekan Seemoyang Ian Ganti,
dari Semoyang dan Ganti, ia jari belanakan,
itu menjadi agennya, si' aran Tumenggung Buring,
yang bemama Tumenggung tesadu' palar datengna orta,
Buring, kesuka' Dewa Mas Panji,
dipercaya tukang menyampai-
kan warta,
maunya Dewa Mas Panji,
70
PANG KUR
261. Mereka berjalan malam hari, 261. Kemalem na pada leka',
sampai Surabaya dini hari, dateng Surabaya ma/em uah
Jero Siraga menyuruh, lingsir,
mengungsikan harta benda, Jero Siraga ia besuru',
ke Sakra juga anak kecil, pundutan duwe arta,
laki wanita diungsikan, ojok Sakra kanak si' kode' se-
membawa harta dan anak bini. lapu',
nina mama tebudalang,
rem.bat arta anak jari.
262. Sudah tiba waktu pagi, 262. Wayah uah pupu kembang,
gegap gempita suara musuh peteng dedet suaran musuh
menyerang, ngeregahin,
masih jauh di selatan musuh, masih renggang lau' musuh,
gemuruh suara sorak, ndah dauh suaran surak,
Manajai Pe Siraga berkata Manajai Pe Siraga muni a/us,
halus, tarik roang sida pada,
ayolah sanak semua, tua' ama' semeton jari.
paman ayah dan sanak sau-
dara.
263. Ikhlaskanlah hati kalian, 263. Tulusan nani sukanda,
semua bersama sehidup seber- selapu'na tebareng sepati
sama darah sebumbung, urip,
71
MASKUMAMB~NG
276. Setiap hari menyembelih sapi, 276. Bilang jelo semeleh kao
dan menata kamar tidur, sampi,
di dalam duri tempatnya, muah ape' pemereman,
para raja dua orang. ito Lai' dalem purl,
para ratu tangketna dua.
277. Yang akan datang ke Sakra 277. Si' gen dateng le' Sakra bantu
membantu, Mas Panji,
sudah pasti perjanjian, uah pasti perjanjian,
Abu Bakar dan Menyeling, Abu Bakar lqn Menyeling,
berjanji turun di Rambang. janjina turun le' Rambang.
278. Semua sudah siap, 278. Selapu'na uah napak mecawis,
akan menyambut ke Ram- gen mendakin aning Ram-
bang, bang,
pagi tiba Manajai diiringi, menah desa Manajai teiring,
diiringi orang dua ratus. pengiringna ara' satak.
279. Pakaian mereka serba putih, 279. Pekakasna pada bekulambi
waktu subuh mereka ber- pute',
angkat, parek menah banjur leka',
yang pergi Manajai, si' lumbar Manajai,
yang diiringi ke Rambang. si' teiring ojok Rambang.
280. Sampai di Rambang sudah 280. Dateng Rambang jelo wah sen
siang, sengker tengari,
terus pergi ke Labuan Haji, peterus pada le' Labuan,
sudah sampai di pantai, was dateng sedih pesisi,
lalu terlihatlah kapal. banjuran na pengitan kapal.
281. Jauh kapal tak berani men- 281. Masih renggang kapal nde'
dekat, bani besedi,
75
290. Sudah salah cari akal lagi, 290. Kedung sala' nane peta akal
sekarang pergi jemput ia, malik,
disuruh Daeng Setinggil, nane leka' tutut ia,
mencarinya ke Sumbawa. tesuru' Daeng Setinggil,
peta ia aning Semawa'.
291. Akan mengundang Abu dan 291. Gen pesila' Abu Bakar Ian
Menyeli, Menyeling,
kembali lagi ke Rambang, malik tulak aning Rambang,
sudah berangkat Daeng . was lampa' Daeng Setinggil,
Setinggil, bedaitna la' Labuan.
berjumpa di Labuan.
292. Abu Bakar bersama Datu 292. Abu Bakar si' tangket Datu
Menyeli, Menyali,
lalu berunding, banjuran tanding reraosan,
disampaikan oleh Daeng atur na Daeng Setinggil,
Setinggil, sila' Dewa gegelisan.
silakan tuan segeralah.
293. Semua Islam sudah goyah, 293. Lapu' selam selapu' na pada
menjadi hamba si Bali, ganjih,
rasa mereka pada Raja Bali, si' lai' Bali ngaula,
merasa diri kecewa. pengeraosna le' Raja Bali,
rasayang diri' kuciwa.
294. Lalu menjawab Abu dan 294. Banjur nimbal Abu Bakar Ian
Menyali, Menyali,
kalau sudah goyah si Islam, lamun uah ganjih selam,
77
SIN OM
302. Lalu naik ke kapal, 302. Banjur taek aning kapal Abu
Abu Bakar dan Menyeli, Bakar Ian Menyeli,
berlayar ke tengah, abu Bakar Ian Menyeli,
di tengah selat menanti, betenga' bekambangan,
utusan Dewa Mas Panji, le' arungan tao'na ngantih,
karena merasa dibohongi, utusan Dewa Mas Panji,
si Menyeli dan Abu Bakar, mapan na ngerasa te apus,
kalau memang Datu Panji, Menyeli Abu Bakar,
mau dibantu harus ada utusan lamun tetu Datu Panji,
resmi. gen tebantu ara' utusan per-
menak.
303. Begitu isi pembicaraan, 303. Meno mula reraosan,
Abu Bakar dan Menyeli, Abu Bakar Ian Menyeli,
memang sudah putaran se- mula uah tuduh dunia,
jarah, mapan mula janjin gumi,
sudah menjadi perjalanan Desa Sakra wah tedepih,
dunia, mula wah kesuka' Allah,
Desa Sakra sudah dikepung, pergusti Ian punggawa,
memang sudah kehendak tendikayang betek bala,
Allah, Desa Sakra teketer si' musuh
pengusti dan punggawa, doang.
diperintahkan memimpin
pasukan,
Desa Sakra dikepung ketat.
.. 304. Supaya bisa cepat kalah, 304. Mangde sangna aru kalah,
dikepung oleh Bali, tekelipung isi' Bali,
penuh sesak timur barat, peteng dedet timu' bat,
utara desa sudah dikuasai, dayan desa wah tegisi,
meriam tak putusnya ber- meriem nde'na pegat muni,
bunyi, surak rame saling sarup,
sorak ramai bersahutan, para raden dalam Sakra,
para raden di desa Sakra, Koma/a Dewa Mas Panji,
Komala Dewa Mas Panji, Manajai uah rauh tama le'
Manajai sudah tiba masuk des a.
des a.
79
313. Setiap hari begitu saja, 313. Bilang jelo meno doang,
ditunda-tunda oleh Raja Bali, tejedengin si' Raja Bali,
diserang jarang-jarang, tegebuk belalang lalang,
dia mengumpulkan mesiu pe- ia perambun ubat mimis,
luru, le' jelo Senen malik,
pada hari Senin lagi, tekelipung isi' musuh,
dikepung oleh musuh, sayan na tedepih desa,
semakin didesak desanya, timu' daya sekep Bali,
timur utara pasukan Bali, bat lau; sekep Pagutan Page-
barat selatan pasukan Pagutan sangan.
Pagesangan.
317. Kalah berperang Raden Senta, 317. Kosor siat Raden Senta,
karena kurang bedil, mapan keciwayan bedil,
bersama mereka mengamuk, sembarangan ngamuk pada,
buyar para laskar Bali, suntah sorak pemating Bali,
namun yang pandai me- senuga' si' pintar nangklis,
nangkis, tegalahja' bakat lambung,
dibacok kena, pula lam- tesaro/c gegendangan,
bungnya, nde'na bau si'na tangklis,
digalah seperti pepaya, Bali Kelungkung lue'an nate
tak dapat ia menangkis, nyerangkang.
Bali Kelungkung banyak mati
terkapar.
318. Dibantu oleh laskar Mataram, 318. Tesundul si' sekep Mentaram,
dipimpin Made Dangin, bebatekan Made Dangin,
mundur laskar Songa', mekilesan soroh Songa',
keselat Songa' berlari, keselat Songa' pelai,
Den Sunter menyuruh balik, Den Sumer besuru' bebalik,
akhimya dibacok musuh, payu tegalah isi' musuh,
maka ia pun terjengkang, banjuran na' nyerangkang,
ditambah dengan bedil, tepeturutin isi' bedil,
Raden Sunter.JDati di Gege- Raden Sunter le' Gegerung
rung. pon na seda. ·
83
324. Dipilih ada tujuh ratus dua, 324. Tegelik ara' pitungatusdua,
bangsa yang tak hitung mati, soroh si' nde' etang pati,
Panji Mas Komala Dewa, Panji Mas Koma/a Dewa,
halus ia berucap, alus pesugulan manik,
kakek paman adik kakak, papu' tua' kaka' adi',
sekarang aku akan berperang, nani aku pacang ngamuk,
bersama Sabilullah, tebareng Sabilullah,
jangan kalian takut mati, jerah pada etang pati,
berhatur semua seiring. tarik matur kaula ngiring ra-
gan Dewa.
325. Ini hamba jadi pembela, 325. Ne kaulajari bantelan,
berkata Dewa Mas Panji, bemanik Dawa Mas Panji,
bertanya para raden per- ketuan raden perwangsa,
wangsa, mbe papah Raja Bali,
di mana tempat Raja Bali, Jero Siraga matur gelis,
Jero Siraga berhatur segera, masih na ito le' sikur,
masih berada di Sikur, pangket atur Jero Siraga,
terputus ucapan ke Siraga, surak musuh begengenti,
berganti oleh surak. musuh, pemating Bali peno' sesek le'
laskar Bali penuh di pegon- pegondang.
dang.
85
327. Menari Mas Panji Korn ala, 327. Ngigel Mas Panji Koma/a,
seperti wayang dalam kelir, mara' wayang si' le' kelir,
peluru tak ubahnya hujan, mimis nde;na bina ujan,
gelap gulita asap bedil, peteng dedet kukus bedil,
pedang tombak berbaris, pedang tumbak no bebaris,
bersama maju ke depan, pada seremba' bejulu,
sudah berhadapan semua, tarik pada berandangan,
serentak mereka menembak, seremba' si'na bebedil,
panji mengamuk tak hirau Dewa Panji ngamuk nde'na
bahaya. etang baya.
329. Dikejar sampai liwat Tinggar, 329. Tepale' jangka liwat Tinggar,
Anak Agung berlindung, Anak Agung mekilesan,
berangkat menuju Masbage', ngungsi Masbage' budal,
karena laskamya buyar, pan kaula buntah sekali,
tak dapat ditahan, nde'na ara; baun malik,
86
DANDANG GULA
337. Setiap harl si Komala Dewa, 337. BilangjeloKomalaDewaMas
tak putus menyabung ayam, Panji,
bersama rakyat banyak, nde'na pegat ngadayang go-
di telaga atas Gegerung, cekan,
seperti tidak menghadapi ba- bareng kaula si' Lue,
haya, le' telaga atas Gegerung,
sayang seribu kali sayang, mara' nde'na andang penya-
para raden semua, kit,
perbuling dan perwangsa, bua' bulu kembang mata,
Jero Buwuh dari Batu Lilih, para raden selapu',
mempersilakan Panji prebuling miwah prewangsa,
Korn ala. pada matur Jero buwuh Batu
Lilih,
pesila' Panji Koma/a.
338. Menggempur Masbage' seka- 338. Tegebuk Masbagek nengkani,
rang, Anak Agung ganjih gen na
Anak Agung goyah mau budal,
minggat, pulih kula orta nane,
hamba mendapat warta, meno atur J eroBuwuh,
begitu kata Jero Buwuh, sembarengan si' Batu Lilih,
bersama orang Batu Lilih, Dewa Panji no ngandika,
Dewa Panji berkata, nde'na meno pikirku,
bukan begitu pikiranku, mun na mula tetu lanang,
kalau memang lelaki sejati, Raja Bali nde'na burung da-
si Raja Bali pasti datang lagi, teng malik,
kita tunggu saja di desa. tengantih ite le' desa.
89
342. Sudah tersedia umpan bedil, 342. Wah keruan impan bedil tarik,
satu persatu meriam meran- sopo' sopo' meriam meran-
taka, taka,
si panjang sanga dan telekor, panjang sanga Ian telekor,
sudah lengkap semua, wah pada napak selapu',
lela Jerman sudah dibagi, le/a Jerman wah tebagi,
peluru mesiu mercu suar, mimis ubat batu bintang,
sama-sama tujuh bagian, padana pitu' catu,
peluru sama tujuh keranjang, mimis pada pitu' keranjang,
Ida Gusti sudah siap sen- Ida Gusti gegis{an pada wah
jatanya, metindih,
siaga akan berangkat yatna pada gen leka'.
343. Taksiran mesiu dan peluru. 343. Swatara ubat kanca mimis,
tujuh puluh ribu tak kurang pitu' laksa semeno nde'na kur-
lagi, ang bae,
tong mesiu seratus ribu, tong ubat satus iyu,
desa Sakra mau dihujani pe- desa Sakra genta ujanin si'
luru, mimis,
begitu bicara, sekeno pengandika,
si Anak Agung, manik Anak Agung,
sekarang Sakra pasti kalah, nengka Sakra nde'na burung
jadi abu karena banyaknya kalah,
peluru, jari awu kelue'an ubat mimis,
lengkap lalu mereka ber- napak banjuran na leka'.
angkat.
344. Dari depan tombak dan baris, 344. Lekan julu tumbak bekanca
diseling oleh senapan, baris,
didukung bedil palugo, teselakin soroh senapan,
dibatas para sadu, tesundul bedil pelugo,
bersap-sap berbaris me- tepangket si' soroh sadu,
rnanjang, metempekan bekanca baris,
tamiang pedang dan parang, temeang pedang belakas,
telekor lela Jerman, malikna tesundul,
.--·-·Pi~tQ!J!LA-n~ .~\~~£~l~~g telekor le/a Jerman,
j
.
h.H~1li)i1' ,..., • ~ '
~··~
I
·.'?';·:- ~':- , '· ,"'j\ ,\ ~~ I
i pesto/ kampung Anak Agung
1 ~~f:11.~~~~ I paling muri,
bepengabih si' lela Jerman.
~-f J[~~·~ ... _': .. ',.'.,~_ ,_· .~-\ i~PA~j
91
346. Inti barisan bangsa orang Bali, 346. Gegunungan soroh kancan
pasukan penggempur Bali Bali,
Pagesangan, sesundulan kancan Bali Pag-
si Islam jadi sayap, esangan,
Desa Sakra dikepung, si' Selam jari keletek,
sorak dan bedil ramai berga- Desa Sakra tekelipung,
lau, surak rame Ian bedil muni,
peluru bagaikan hujan, mimis nde'na bina ujan,
Dewa Panji lalu, Dewa Panji banjur,
bersidang di Bencingah, teparekin le' Bencingah,
oleh para raden Manajai tidak si' praraden Manajai nde' na
hadir, mijil,
tak putusnya bersusah hati. nde'na pegat nandang susah.
PANG KUR
348. Para raden berhatur sembah, 348. Para raden matur nyembah,
semua perbekel berucap Ian selapu' perbekel saur
serempak, paksi,
kehendak Allah Agung, saking suka' Allah Agung,
waktu sedang berunding itu, sedek lai' pemarekan,
mati dua peluru dari timur, mate dua mimis tama Leman
lalu mereka ricuh gupuh, timu',
kaula sangat panik. banjur pada meserubutan,
kaula pada gewar sekali.
350. Dijepit dari timur barat, 350. Tedesak Leman timu' bat,
. utara selatan peluru bak hujan, lau' daya mara' ujan dateng
tangis bagai ombak lautan, mimis,
laskar di desa Sakra, tangis mara' umbak laut,
centeng perenang haru biru, pemating dalem Sakra,
mendengar tangis dalam desa, nde' keruan haru biru pada
sibuk menyelamatkan anak gupuh,
cucu. dengan tangis dalem desa,
ketungkulan priri' anak jari.
352. Keluar seratus dua ratus orang, 352. Sugul bareng satus satak,
dikerubungi tak lama, tekerumpun semenda' banjur
karena tak karuan tingkahnya, periri.
tak ada inti pasukan, mapan nde' keruan tahuh,
penggempur tak ada di depan, nde'na ara' gegunungan,
musuh tak ubahnya lautan, sesundulan nde'na ara' Lekan
pasukannya teratur rapi pula. julu,
musuh nde' bina segara,
tur bariana pada metindih.
353. Laskar di dalam desa Sakra, 353. Pemating sedalem Sakra,
kacau balau perangnya kalah, haru biru pesiatan na ketindih,
karena tak karuan tingkahnya, mapan nde' keruan tabuh,
lalu gelaplah bumi, banjuran peteng desa,
tak putusnya bedil mengge- nde'na pegat bedil muni bele-
luduk, lutun,
mesiu dan peluru tak kurang, ubat mimis nde' kurangan,
biar malam menyalak terus. daka'na peteng masih muni.
372. Sekarang tinggal satu dua, 372. Nani masih sopo' dua,
sisa mati ngeloyor minggat, sisa mate lue'na mobos rryedi,
Panji Komala putus asa, Panji Koma/a ngelalu,
mau hilang membuang diri, suka langit teteh raga,
lalu pergi bersama sahayanya, banjur lumbar parekan se-
pikirannya sudah rusak, lapu' milu,
para raden peIWangsa ikut. pekayunan uah seda,
praraden prewangsa ngiring.
373. Kemudian ke luar kota, 373. Beterus sugul luar kota,
syahdan ia terkena peluru, banjur kena isi' mimis Datu
peluru datang dari timur, Panji,
kena lalu roboh, mimis dateng leman timu;
tak terluka tubuhnya utuh, bakat banjuran reba',
hanya pingsan tak sadarkan nde'na leket batang tilah
diri, mones bagus,
lalu digotong segera. mapan kelenger nde'na
ngasa,
banjuran tegongsong gelis.
374. Ke dalam purl, 374. Ojok dalem pejeroan,
dibaringkan di Sakenem si tepelunjur le' Sekenem Dewa
Panji, Panji,
tangis seperti ombak laut, tangis mara' ombak laut,
semua isi purl, seisin pejeroan,
Pemban Bini pingsan di- Pemban Bini paleng nguring
tolong, ia tetulung,
Pemban Bini kemudian sadar, Pemban Bini banjur ngasa,
bangun berjalan ke suaminya. ures leka' ojok selaki'.
375. Lalu disapanya suaminya, 375. Manjur kewa' selaki'na,
pertama kali ia menyapa Pemban Bini tumban na kewa'
suaminya, selaki',
sekarang harnba mohon nani kula nunas ampun,
am pun, nunas tulung lai' Dewa,
mohon bantuan tuan, Laki Eja paleng nde'na asa
Laki Eja pingsan tak sadarkan apa,
diri, daweg Dewa gelis seremi-
silakan tuan cepat nang,
melihatnya, Manajai lumbar gelis.
Manajai segera pergi.
99
380. Laki Panji hilang musna. 380. LaJci Panji telang musna,
jalan hilang pengiring ter- rurung telang si' ngiring man-
henti, dek tarik,
semua tak keruan tingkahnya, pada nde' karuan angkuh,
tak keruan arahnya, nde' keruan gen na andang,
menangis riuh rendah mereka, pola tingkah nangis nggur
begitulah perjalanan lakon- maka selapu',
nya, semeno lampah lakon kele-
Amak Sepangan menangis wan,
tersedu. Ama' Sepangan ngangkus
nangis.
381. Dikisahkan desa Sakra, 381. Desa Sakra ketuturan,
dikepung selatan barat utara, tekelipung lau' bat daya
didesak semua gerbang, kelining,
laskar Bali yang menyerang, tedepih kuta selapu',
melepas burung dara bersama sekep Bali si' beregah,
api, lepas dara lantong utik bareng
diarahkan ke Sakra, siu,
bertengger di atap masjid. terepakna tipa' desa Sakra,
nyontlo' le' atep mesigit.
SIN OM
387. Konon waktu perang Sakra. 387. Kocap sedek perang Sakra,
Anak Agung sudah berjanji, anak Agung wah bejanji,
kalau kalah desa Sakra. lamun kalah desa Sakra,
rakyatnya akan dibagi. kaula gen na tebagi,
satu persatu penguasaannya. desa Sakra kalah gelis,
102
desa di timur Juring, _.. kaula tepiak banjur,
menjadi b~giaii anak, Agung pada nempe reralcspyan,
Mataram. · desa si' le' timu' luring, .
tebagian Anak Agung le'
Mentaram.
388. Pancor Kelayu tetap dikuasai, 388. Pancor Kelayu batur bengan,
Pringgabaya'masuk - Pringgab{iya tafn!l muri,
bel~angan, Peringga Sela Peringga
Pringgasela l>eringga Juring, luring,
Pringgarata Peringgabaris, Peringgarata Peringgabaris,
itu desa dii)egangnya, sino desa si'na gisi,
Pagesangan lain temannya, Pagesangan lain batur,
Suradadi Suralaga, Suradadi Suralaga,
Surabaya Suranadi, Surabaya Suranadi,
dan lainnya ke Anak Agung si' lainan Anak Agung le'
Pagutan. Pagutan.
389. Batu Kuta Batu Kliang, 389. Batu Kuta Batu Kliang,
Batu Jai Batu tulis, Batu lai Batu Tulis,
itu saja menjadi pegangannya, sino doang reraksayan,
kalau desa yang lainnya, mun desa si' lain lain,
Karang Asem punya wilayah, Karang Asem doang lai,
karena sendiri paling kuasa, mapan mesa' muter agung,
kalau Pagutan Pagesangan, mu~ Pagutan Pagesangan,
dan Mataram cuma patih, Ian Mentaram jari pepatih,
sendiri saja Karang Asem amung mesa' Karang Asem
menguasai. muter jagat. ·
390. Anak Agung beranak empat, 390. Anak Agung besanak empat,
dua laki dua perempuan, dua lanang dua istri,
semua anak permaisuri keem- pada marep maka empat,
patnya, tunggal Mami' bini laki,
tunggal ayah lbunya, pada bareng suka sugih,
sama kaya rayanya, si' temunda' istri ayu,
yang pertama perempuan bepasengan Dewa Cokorda,
cantik, si' teradi lanang lanang,
bemama Dewa Cokorda, sopo' aranAnakAgungBagus
yang adiknya laki-laki, Oka.
seorang·bemama Anak Agung
Bagus Oka.
103
391. Satu bemama Bagus Karang, 391. Sopo' aran Bagus Karang,
yang paling kecil wanita, tradi gati sino istri,
dia itu paling bungsu, ia sino pemutus umba',
Anak Agung Ayu Putri, Anak Agung Ayu Putri,
itu yang dikawini, sino Lalo ia tegading,
oleh Anak Agung Ida Ratu, Anak Agung Ida Ratu,
diambil ke Mataram, tebait ojok Mentaram,
si istri utama sekali, si' istri temunda' gati,
disembah oleh persanak dan ia tesembah si' persanak Ian
punggawa. punggawa.
392. Paduka Dewa Cokorda, 392. Desida Dewa Cokorda,
tak suka bersuami, nde'na kayun beselaki',
tetapi semua punggawa, nanging selapu' punggawa,
disimpan di dalam purl, ia kasengan le' dalem puri,
setiap Ida Gusti yang tampan, Semarang solah Ida Gusti,
ditahan tak boleh keluar, te ade' nde' kican sugul,
di situ mereka berzina, ito pon na besemitra,
entah berapa Ida Gusti, pira pira Ida Gusti,
dizinahi Bali Islam tidak per- tesemitra Bali Selam nde' te-
duli. pelata'.
393. Siapa yang tampan disukai, 393. Semarang solah tesukayang,
berzina di dalam purl, bekaruh le' dalem puri,
tak ada berani melarang, nde' ara' bani palang,
meskipun para gusti, yadian si' pregusti,
tak ada berani berkata, nde'ara'baningempis,
Cokorda lalu hamil, Cokorda betian banjur,
merasa sudah perasaannya, merasa ssah pekayunan,
besar rasa malunya, bele' malu dalem pikir,
memerintahkan mengumpul- betandika tedunang selapu'
kan punggawa. punggawa.
394. Mataram dan Pagutan, 394. Mentaram miwah Pagtan,
Pagesangan di situ meng- Pagesangan ito nangkil,
hadap, tebeng selapu' punggawa,
penuh semua punggawa, Cokorda banjur bemanik,
Cokorda lalu pamitan, le' selapu' Ida Gusti,
kepada semua Ida Gusti, si' munggawa agung agung,
yang menjadi punggawa, Dewa Cokorda ngandika,
104
396. Para punggawa tiga desa, 396. Prapunggawa si' telu desa,
permisi pergi membuat purl, pamit budal pina' puri,
lalu mulai bekerja, mara tipa' begawean,
tak lama lalu jadi, nde'na ngone' banjur jari,
wisma penginapan pun siap, bale pejeroan wah cawis,
Cokorda diberi tahu kemudian Cokorda katuran manjur,
pergi ke Pelangan, manjur lumbar le' Pelangan,
Cokorda naik joli, Cokorda no tejuli,
berpayung kembar lalu sampai Payung kembar pada dateng
di Pelangan. le' Pelangan.
397. Yang mengiring disuruh kem- 397. Si' ngiring tesutu' budal,
bali, budal Gusti Gede Dangin,
berangkat si gusti Gde Dangin, Mentaram Ian Pagesangan,
Mataram dan Pagesangan, dait Pagutan budal tarik,
dengan Pagutan berangkat Cokorda tangket pengiring,
semua, ara' kancan duapulu,
Cokorda dengan abdinya, mero made' le' Pelangan,
ada sekitar dua puluh orang, peta belian si' bangkit,
tinggal menginap di Pelangan,
mencari dukun Faraji sakti,
105
DURMA
417. Waktu subuh burung madu 417. Parek menah wayah baru'
berbunyi, pupu kembang,
tambur bebente dibunyikan, tam.bur bebente tepuni',
laskar sudah siaga, sikep wah sayaga,
pasukan bedil pasukan baris bedil baris tumbak,
tombak sesek rurung wah metindih,
penuh jalan sudah teratur, goyo le' Bencingah,
apa lagi di Bencingah, si' gisi mamas pengawin.
yang membawa mamas panji-
panji.
111
418. Anak Agung Oka Bagus 418. Analc Agung Bagus Olea Bagus
Karang, Karang,
dengan Gusti Gde Dangin, Ian Gusti Gde Dangin, ·
duduk di Bencingah, manjak le' Bencingah,
dihadap para punggawa, teparekin si' punggawa,
juga para sanak warginya, miwah soroh /cancan wargi,
Anak Agung berkata, Anak Agung ngandilca,
kepada Gusti Gde Dangin. Lai' Gusti Gde Dangin.
419. Gusti Gde memimpin para 419. Gusti Gde Dangin batekin
punggawa, /cancan punggawa,
para lurah pun tersendiri, sebekel bekel metindih,
karena serentak, pan.sembarengan,
sayap kiri sayap kanan, keletek kiri keletek lcanan,
pepucuk penyerang siap, pepucu/c pencatra cawis,
Gde Dangin menyembah, Gde Dangin nyembah,
mohon pamit segera ber- matur pamit lam.pa' gelis.
angkat.
420. Berangkat di jalan sesak ber- 420. Pada lampa' sesek rurung
sap-sap, bambal-ambal,
keluar kota mengatur barisan, sugul kuta ape' baris,
lalu mereka bersorak, mara ngangkat surak,
tambur berbunyi bersahut- tambur muni betimbalan,
sahutan, baris tumbak baris bedil,
pasukan tombak pasukan kocap Sang Bonaha,
bedil, besuru' lampa'ang telik.
ada pun Sang Bonaha,
menyuruh melepas
Mataram,
421. Si utusan akan pergi ke 421. Patirata gen Lalo ojok Men-
Mataram, taram,
karena sudah pasti perjanjian, mapan perjanjian wah pasti,
gampang disebutkan, gampang tekocapang,
mata-mata sampai di telik wah dateng Mentaram,
Mataram, desa Mentaram no sepi,
kota Mataram itu sepi, ndara' sikepna,
tak ada laskamya, utusan metulak malik.
si mata-mata kernbali lagi.
112
422. Tiba lalu menghadap Bonaha, 422. Sedatengna parek lai' Sang
Mataram sekarang sepi, Bonaha,
Sang Bonaha merasa, desa Mentaram nani sepi,
dirinya dijebloskan, Sang Bonaha ngerasa,
merasa susah dihati, rasayang diri' tekelengongan,
lalu bennufakat, ngerasa susah dalem pildr,
dengan anak sanak saudara. tand.ing reraosan,
Ian anak semeton jari.
423. Sepakat akan perang puputan, 423. Patuh raos gen pada mepuputan, .
hatinya sudah berserah,
mereka bersiap, angena wah meserah sekali,
Iaki wanita sudah beraiap, pada mecawisan,
senjata tombak senjata bedil, nina mama uah berejap,
taksiran jumlah kawannya, sekep tumbak sekep bedil,
tujuh puluh tujuh tak lebih. yan swatara kancana,
balu' pulu pitu' tiding.
424. Semua keluar desa berbaris, 424. Pada sugul luar desa pada
berjajar mengatur barisan, ngambyar,
laskar Karang Asem mulai, bejajar derekang baris,
dari jauh sudah mengatur diri, sekep Karang Asem mara,
sorak bersama bedil, leman renggang wah ito ng-
gelap asap mesiu, ambyar,
peluru seperti hujan gerimis. surak betimpal si' bedil,
peteng kukus ubat,
mimis mara' ujan rintis.
425. Sama mendekati lalu bertemu, 425. Pada ngulahang banjuran be-
laskar Dewa Bonaha terpukul, tempuh tumbak,
mundur masuk desa, sekep Dewa Bonaha kelilih,
laskar Karang Asem surut tama desa,
mendesak, sekep Karang Asem ngulah,
masuk desa mereka mem- tama desa nyedut tarik,
bakar, bale bue' ju/at,
rumah habis terbakar, Sang Bonha Ian anak jari.
Sang Bonaha dengan sanak
keluarganya.
113
426. Laki wanita besar kecil ber- 426. Nina mama kode' bele' pada
angkat, budal,
mengungsi ke Mataram. Mentaram si'na ungsi,
laskar Karang Asem mende- sekep Karang Asem ngulah,
sak. mesiat selangan langan,
bertempur sepanjang jalan. Sang Bonaha keciwayan
Sang Bonaha kalah oleh bedil, bedil.
sampai di luar Mataram, dateng duah M entaram,
gerbang ditutup rapat sekali. kuta tempet jangka palet.
427. Dan dijaga Bonaha tak diberi 427. Tur tesanggra Dewa Bonaha
masuk. nde' tebeng tama,
Dewa Bonaha menghindar, Dewa Bonaha ia mirik,
sambil bertempur. sambilna mesiat,
mengungsi barat Mataram, ngungsi le' bat Menteram,
masuk kali berlindung, tama kokoh baling-aling,
itu menjadi kubunya. ia minangka petak,
yang wanita sudah masuk. si' nina wah tama tarik.
428. Yang laki masuk kali juga, 428. Lansi'mamapada tamakokoh
laskar Cakra lagi. doang,
bersama-sama mendesak, sekep Karang Asem malik,
dipimpin Ketut Maga, bareng pada ngulahang,
bersama Ida Made Lancing, bebatek Ketut Maga,
mereka bersorak. tangket Ida Made Lancing,
bersorak berbaur bedil. pada mesurakan,
surak awor si' bedil.
429. Dewa Bonaha bersama anak 429. Dewa Bonaha bareng anak
familinya. tuting roang,
keluar menghadapi, nyugulin surak malik,
sama-sama maju. bareng pada ngulahang,
musuh bagaikan lautan, musuh nde' bina segara,
Dewa Bonaha cuma sedikit, Dewa Bonaha mu' sekedi',
mengamuk dengan anaknya. ngamuk kanca anak,
tak hirau hidup dan mati. nde'na etang pati urip.
430. Bonaha mengamuk macam 430. Mara' bawi pengamukna Sang
babi, Bonaha,
tak menoleh belakang. mula nde' likat mudi,
114
433. Mereka pulang liwat selatan 433. Pada ule' langan /au' Men-
Mataram, taram,
Sang Bonaha dikisahkan, Sang Bonaha kocap malik,
di tengah padang, · si' le' tenga' lelendang,
dan sanak keluarganya semua, Ian roang selapu'na,
lelah lapar tak ada nasi, Lelah lapah ndara' nasi',
dan anaknya mati pula, ampo'na mate anak,
menangis tembang Dandang nangis tembang Dandang
Gendis. Gendis.
115
DANDANG GENDIS
434. Dewa Bonaha sangat sedih, 434. Dewa Bonaha liwat si'na
di luar kota di barat Mataram, prihatin,
menangis tak hentinya, luah kuta ito le' bat Mentaram,
dikisahkan pula di Mataram, nangis nde'na pegat bae,
Anak Agung menyuruh per- Mentaram tekocapang man-
gusti, jur,
bemama Gusti Nengah Anak Agung suru' pregusti,
Sam pal, aran Gusti Nengah Sampal,
itu yang disuruh, sino ia tesuru',
memimpin orang memikul, batekin dengan belembah,
empat puluh orang memikul petangdasa lue'na si' lembah
nasi, nasi',
lengkap dengan lauk dan pe- seregep jangan Ian sanganan.
nganan.
435. Nengah Sampal sampai lalu 435. Nengah Sampal dateng terus
bertemu, bedait,
dengan Bonaha lancar Ian Sang Bonaha teteh betu-
bertutur, turan,
Nengah Sampal memberi- Nengah Sampal teteh belatur,
tahukan, sangka'na meno anak Agung,
mengapa Anak Agung begitu, le' Mentaram munggel janji,
di Mataram tak setiajanji, mapan nde' dateng bijana,
karena putranya belum Anak Agung Ida Ratu,
datang, masih Karang Asem tao'na,
anak Agung Ida Ratu, sino kerana Anak Agung bilin
masih di Karang Asem janji,
(Cakra), sangna dateng lema' lat.
itu sebab Anak Agung luncas
janji,
mungkin datang besok lusa.
436. Ida Ratu akan masuk, 436. Ida Ratu beterus manjing,
di Mataram begitu ren- le' Mentaram meno reraosan,
cananya, Dewa Bonaha suka ate,
Dewa Bonaha pun lega, Nengah Sampal budal manjur,
Nengah Sampal pergi, Dewa Bonaha majengan tarik,
116
437. Pagi pagi Ida Ratu keluar, 437. Menah desa Ida Ratu mijil,
dengan putranya ayu Putri tangket bija Ayu Putri lumbar,
juga, ·gen na pada lalo bejango,
mereka akan menjenguk, dua bija tumba' banjur,
dua putranya digendong, pada lampa' langan Tohpati,
berjalan liwat Tohpati, nde' tekocap le' Langan,
tak terldsahkan di jalan, dateng kokoh Jangkuk,
sampai di kali Jangkuk, Ida Ratu !J.ejulu liwat,
Ida Ratu liwat dahulu, Langan tete wahna liwat ia be-
liwat titian lal berkata, manik,
dahulukan anakmu liwat. anakbi no pejulu' liwat.
438. Putranya digendong menye- 438. Tumba' liwat bijana gelis,
berang, dedua'na bijana wah liwat,
kedua putranya liwat sudah, tete banjuran tesatu',
titian lalu ditarik, teri' tipa' kokoh Jangkuk,
jatuh ke dalam kali Jangkuk, Ayu Putri rryelepo' nangis,
Ayu Putri bersimpuh me- ampes diri' kangen anak,
nangis, nangis nengkerak enggur,
membanting diri sayang Ida Ratu keras pengandika,
anaknya, Ayu Putri ngkahku sekali-kali,
menangis meraung-raung, kanca kamu betempuh awak.
Ida Ratu berteriak,
Ayu Putri aku tak sudi lagi,
bersatu tubuh dengan kamu.
440. Duh mas mirah anakku Bagus 440. Duh mas mirah anakku Bagus
Aji, Aji,
Bagus Panji permataku di Bagus Panji mestikaku le'
dunia, dunia,
buah hati kembang mataku, bua' ate kembang mata,
lihatlah ibu wahai anakku, jango' 'inak gama' ratu, .
berjumpalah aku sementara kubedait gama' sempungku
hid up, urip,
dengan engkau intanku, tangket sida inten anak,
menangis ia tak hentinya, nangis bae ndara' putus,
Ayu Putri meratap, Ayu Putri besesambat,
lalu kembali ke Cakra lagi, banjur budal ojok Karang
sudah masuk ke dalam purl. Asem malik,
uah tama dalem puri.
441. Ida Ratu dituturkan lagi, 441. Ida Ratu tekocapang malik,
dengan putranya sampai tangket bijana wah dateng le'
Mataram, Mentaram,
menuju dalam purl, tipa'na le' dalem Jero,
suka rla semuanya, suka bungah selapu'na,
datang menghadap semua dateng memarek selapu'
pergusti, pregusti,
mereka bennusyawarah, pada randing reraosan,
Sang Bonaha dijemput, Sang Bonaha tetutut,
masuk ke desa Mataram, tama le' desa Mentaram,
di Mataram sepakat akan patut raos le' Meram gen
berontak, bebalik,
tembang Pangkur membuat tembang Pangkur pada·metak.
benteng.
118
PANG KUR
442. Mereka mulai membuat ben- 442. Pada tipa' pina' petak,
teng, Karang Asem Ian Mentaram
Cakra dan mataram membuat metak tarik,
kubu, nyenah empat bulu'-bulu',
lengkap empat menara, sanggapuli mecerancang,
ruang-ruang berjeruji, le' gereja jongkok asu' petak
. di menara jongkok asu dan kurung,
petak kurung, Anak Agung le' Mentaram,
anak Agung di Mataram, bekasih Ian Kapitan Engking.
bersahabat dengan Kapten
Jenkins.
443 . .Kaya akan mesiu dan peluru, 443. Sugih bedil mimis ubat,
di Cakra Anak Agung ber- Karang Asem anak Agung
sahabat, masih bekasih,
Kapten Lange namanya, Kapitan Lange aran ne nu,
tuan dari Padang Sumatra, toke Leman ubat mimis nde' na
dia asal mesiu dan peluru, gingguh,
dan memang ia kuasa, Ian tur ia pemusungan,
Cakra itu raja besar. Karang Asem muter jagat.
444. Di Cakra dicacah, 444. Le' Karang Asem tecacah,
isi negeri yang bisa bertempur, isin desa si' tao nyelep keris,
tujuh puluh tambah dua, lebak sepa pitung atus,
semua pembesar Islam ikut, pitu! pulu tanggu dua,
di Karang Asem menjadi Ian selapu' agung selam pada
rakyat, ti nut, '
tennasuk desa di timur Juring. le' Karang Asem ngaula,
yadian desa iimu' luring.
445. Dihitung orang Mataram, 445. Tecacak batur Mentaram,
tujuh ratus n.ijuh belas, pitung -~tUs Ian balu' olas
tu yang bennusuhan, tiding,
Karang Asem dan Mataram, ia banjuran bemusuh,
satu musuh seribu belum Karang Asem Ian Mentaram,
cukup, tau sopo' patung siu nde' man
karena sudah kenyataannya, cukup,
banyak sedikit tak dapat mekerana cecatrian,
dihindari. lue' kedi' nde' baun pirik.
119
446. Karang Asem dan Mataram, 446. Karang Asem Ian Mentaram,
bersiap meriam sudah berjajar, mecawisan meriam pada wah
tidak kurang tiga ratus, bebaris,
meriam lela merantaka, nde'na kurang telung atus,
subuh si meriam sudah meriam lela merantaka,
disundut, parek menah meriam banjur
bedil berbunyi bersahutan, mesedut,
suaranya mengguncang bumi. bedil muni betimbalan,
suara jangka encok gumi.
447. Gelap gulita asap bedil, 447. Peteng dedet kukus bedil,
sambur berbunyi meriam ber- tambur muni meriem .
dentam, bergelintir,
menggelegar seperti suara tender mara' suaran lindur,
gempa, mimis nde' bina ujan,
peluru bagaikan hujan, bilang bakat jangka soek lo/on
bila terkena terkoyak pohon kayu',
kayu, pira-pira kayu' reba',
tak terhitung pohon tumbang, sapor pereding isi' mimis.
terpenggal oleh peluru.
448. Sangat seru si orang berpe- 448. Lebih rame tau perang,
rang, suran menah jangka bian na
dari subuh sampai magrib metitik,
bertempur, bedil meriem begeluduk,
bedil dan meriam . Ian si' mate pira-pira,
menggelegar, si' beperang Leman petak
tak terhitung yang mati, nde'na sugul,
yang dari benteng tak keluar, le' Karang Asem kewah,
di Karang Asem panik, lue' mate isi' mimis.
banyak yang mati oleh peluru.
449. Gelap desa pertempuran ter- 449. Peteng desa mandek siat,
henti, Anak Agung Bagus Oka
Anak Agung Oka bermusya- ngeraosin,
warah, Cokorda istri ito melungguh,
Cokorda istri ada duduk di Anak Agung Bagus Karang,
situ, Gde Dangin miwah perbekel
Anak Agung Bagus Karang, selapu',
'i ,- , ;"',\$\ \
. .r-.:N
. .r
· ·ff.·-' -~.\· •,:.__;.,,..-----
~ .- .1J9'J? P.Rj
-
Gde Da~~efCel perbekel Bali Se/am,
semua, sesek jejel pada nangkil.
perbekel Bali Islam,
penuh sesak menghadap.
450. Dewa Cokorda berkata, 450. Dewa Cokorda ia ngandika,
sekarang semua perbekel nani selapu' perbekel Selam
Islam Bali, Bali,
besok pagi pergi menyerang, Lema' aru pada begebuk,
melalui Rumak kita maju, Langan Ruma' tengulahang,
agar cepat ludes musuh, ade' aru bebas lapu' musuh,
- - · - - - maju jurus gulung tikar, ulahang gulung tipahan,
,: ~2 karena musuh cuma sedikit. mapan musuh mu' sekedi'.
'. ; ~ ~~. ~udah mupakat pembicaraan, 451. Wah mupakat reraosan,
.:~ ~ ;i ~bar si o~~ berapat, . beterus budal selapu'na
,I . :• -", ataram dikisahkan lag1, si' pada nangkil,
~::; ~ ~ak Agung Ketut Karang, Mentaram tekocapang
:'.'~ ~ da Ratu, Dewa Bonaha, manjul,
·-t )>
;,, /1 -..- engah Langun, Anak Agung Ketut Karang,
. ~!. ~ uga Gusti Nyoman Padang, Ida Ratu Dewa Bonaha
,! ·.-......J .-t.1J z {Justi Gde Wanasari. Nengah Langun,
L~--~j miwah Gusti Nyoman Padang,
Gusti Gde Wanasari.
452. Mereka sedang berunding, 452. Pada tanding reraosan,
anak Agung Karang berkata, Anak Agung Ketut Karang ia
"Bagaimana upaya kita, bemanik,
karena musuh terlampau ngumbe_bae genjari angkun,
banyak, mapan musuh lebh bayak,
musuh banyak kita sedikit," musuh lue' ta ne kapesan
berhatur sembah Sang batur,
Bonaha, rryembah matr Sang Bonaha,
"Bila patut kata hamba." lamunpatt atur kaji.
453. Setiap pagi kita jalankan, 453. Tunggal menah telampa'ang,
laskar dua ratus sayang sekep satak Sayang Sayang ia
dikuasai, tegisi,
agar dilihat oleh musuh, ade' tegita' si' musuh,
bila telah masuk Sayang, mun wah tama Sayang
Sayang,
121
kembali pulang jangan dilihat malik ule' n_d a' tegita' si'
1
musuh, musuh,
ke selatan begitu pula, ojok lau' meno ntan,
jangan kita dilihat kerdil. nda' tepegitan ganjih.
454. Kukuh dilihat utara selatan, 454. Kukuh pegiatan lau' daya,
begitu siasat kita bila patut, sila' meno lamun patut atur
Anak Agung sepaham, kaji,
benar demikian Dewa Anak Agung pada nurut,
Bonaha, kena' meno Dewa Bonaha,
dan mata-mata kita jalan terns, ampo' ita telikta nda'na putus,
yang mana yang akan yen mbe pacang teregah,
diserang, ia sino tekukuhin.
itu yang kita perkuat.
455. Karena kita cuma menunggu, 455. Kerana ita ngantih doang,
kalau diserang cepat ber- mun teregah pada keras nam-
lindung, bakin,
karena kita cuma sesendok, mapan ita tau sesenduk,
menunggu diri diserang, .antih diri' teregah,
telah mupakat, berbunyi ken- wah mufakat banjur muni
tongan musuh, kulkul musuh,
Karang Asem riuh rendah, Karang Asem bekedondang,
terang bumi berjalan lagi. pupu kembang lampa' malik.
456. Akan menyerang liwat 456. Gen ngeregah jalan Ruma',
Rumak, Anak Agung Bagus Oka ia
Anak Agung Oka di joli, tejuli,
pasukan mamas keluar, soroh mamas pada sugul,
merah dipoleng emas, abang bepontang mas,
payung agung diperada payung agung meperada me-
kemilau, nah tandur,
mengapit joli kiri kanan, abih juli kiri kawan,
pengawal bersenjata·tam sir. batu bata sekep tamsir.
457. Para warga membawa mamas, 457. Soroh wargijau' mamas,
<li jalan sesak berjongkok, lai' rurung sesek tarik pada
yang menjadi pasukan depan, jongkokin,
sudah sampai Rumak, si' mula jari pepucuk,
berbunyi bedil dan surak, pada uah dateng Ruma',
122
459. Bersama rusak sana selamat, 459. Bareng lenge bareng onya',
bersama rakyat sama temui Ian kaula bareng dait pait
pahit manis, manis,
berani bersama lebur, pada kawa bareng lebur,
si pemimpin dengan rakyat- Datu Kanca kaula,
nya, daka' kedi' lagu; angen na wah
biar sedikit _tetapi tekadnya patuh,
satu, meno tingkahna Mentaram,
begitu sikap si Mataram, pada kawa sebumbung getih.
bersama sebumbung darah.
461. Anak Agung Bagus Oka, 461. Anak Agung Bagus Oka,
di joli diusung di alun-alun, si' tejuli peken tao' na tekatir,
tombak mamas penuh jalanan, tumbak mamas peno' rurung,
semua berjongkok, selapu'na jongkok doang,
tampak seperti akan bertem- mun le' rua perasa'ta dengan
pur, gen betempuh,
semua sesel kencang, selapu' pada ngabetang,
seperti orang menahan jaring mara' dengan taker jaring.
ikan.
462. Anak Agung itu berperang, 462. Anak Agung si' lumbar
cuma dipikul di pasar saja, perang,
orang bertempur di padang wah tejuli lai' peken tao'na
sepi, tekatir,
dia cuma bercokol di halaman, dengan perang le' lendang
sebutan si para pemimpin Linus,
semua, ia peregu le' leleah,
si Anak Agung pergi berpe- sesebutan Ida Gusti wargi se-
rang, lapu',
tetapi cuma menunggu Anak Agung lumbar perang,
tungku. lagu' jangkih si'na sangrain.
463. Kalau dapur yang dijaga, 463. Lamunjangkih si' tesanggra,
bukan perang cuma menanti nde' te perang tau ngantih mpi'
intip, rengi',
begitu kelakuan Anak Agung, meno tingkah Anak Agung,
Karang Asem berperang, Karang Asem si' beperang,
asal akan menyerang ia ber- tunggal beregah munggah bae
angkat, anakAgung,
tapi cuma sampai di jalan, lagu' entah rurung doang,
berpayung agung naik joli. bepayung agung tur tejuli.
464. Berperang berbulan-bulan, 464. Beperang bebulan-bulanan,
asal pagi meriam mengge- tunggal menah meriam muni
luduk, begelintir,
bersahutan runtun beruntun, betimbalan belelutan,
sama kaya peluru mesiu, pada sugih mimis ubat,
suara bedil bagaikan gempa, suaran bedil nde'na bina ten-
deran lindur,
124
501. Anak Agung Ketut Karang, 501. Anak Agung Ketut Karang,
di Mataram terkena peluru le' kfentaram banjuran bakat
bedil, isi' mimis,
sebelah kiri dekat susu, Langan kiri kapur susu,
terluka dan jatuh, bakat banjuran reba',
Jro Tebeng menggotong si Jero Tebeng nyerek gongsor
Agung, AnakAgung,
bersama Gusti Putu bareng Gusti Putu Lancingan,
Lancingan, telu Jero Ketut Sangkir.
bertiga dengan Ketut Singkir.
502. Lalu pulang ke Mataram, 502. Beterus ule' le' /ttlentaram,
laskar yang ditinggalkan, keceritan skep si' wah tebilin,
berebut mereka mundur, meserubutan pada srut,
tersebut Gusti Nyoman kocap Gusti Nyoman Padang,
Padang, Dewa Bonaha ia beregah Le-
Dewa Bonaha menyerang dari man /au',
selatan, raper kebon si'na ngulah,
mendekati sebuah kebun, bian jelo tulak malik.
malam turun mereka pun
balik.
503. Mereka pulang ke Mataram, 503. Pada ule' le' kfentaram,
menghadap Ida Ratu lalu ber- banjuran marek 1da Ratu terus
jumpa, bedait,
riuh rendah suara tangis, pada rame tangis nggur,
Nyoman Padang bertanya, Nyoman Padang beketuan,
mengapa menangis gemuruh, apa karana pada nagis ndah
Ida Ratu berkata sedih, dauh,
ayahku sudah meninggal. wah nyuarga kfami' kaji.
134
507. Karena perasaan sudah rusak, 507. Mapan angen na wah seda,
desanya dikepung berkeliling, isi' desa tekelipung jangka ke-
musuh macam pasir pantai, lining,
timur barat utara selatan, musuh mara' geres Laut,
semua susah dikepung musuh, timu' bat lau' daya,
sedih mereka laki wanita, pada susah tekelipung isi'
semua "Kesmaran" menangis. musuh,
pada sedih nina mama,
selapu'na kasmaran nangis.
135
ASMARANDANA
544. Kemarin tak begini bicara kita, 544. Ui' raos nde'na semeni,
kalau tuan memang munAnakAgung bersengkala,
berhalangan, berutusan nyerek one',
tadi mesti cepat mengutus, mapan nde' kurangan manu-
toh tidak kurang manusia, sia,
yang akan diutus memberi- sa' keutus jari bebada',
tahu, jari ketemahan burung,
sekarang kalau tak jadi, nani bele' kelilayan.
amat besar malu kita.
143
545. Dewa Bonaha sangat geram, 545. Dewa Bonaha serengan gati,
keras ia berkata, keras pesuguLan basa,
kalau hamba tak diberi seka- mun kaji nde' keican nane,
rang, Lema' aru tebeperang,
besok pagi kita perang, Anak Agung Pagutan nimba!,
Anak Agung Pagutan men- jari apa Lema' aru,
jawab, nani payu temesiat.
buat apa besok pagi,
sekarang saja kita berperang.
546. Gusti Gde Wanasari, 546. Gusti Gde Wanasari,
memikirkan si orang wanita pikiran kanca kanak nina,
kaumnya, temah jari kare-are,
pasti akan kocar kacir, banjuran betena' budal,
lalu ia mengajak pulang, pada ures seLapu'na,
bangkit berdiri semua, nde'na bepamit budal selapu',
tanpa pamit berangkat keluar, sugul le' Desa Pagutan.
keluar dari desa Pagutan.
547. Gusti Gde Wanasari, 547. Gusti Gde Wanasari,
Nyoman Padang Dewa Nyoman Padang Dewa
Bonaha, Bonaha,
di jalan berbicara, le' Langan pada ngeraos,
si Anak Agung dusta bohong, Anak Agung licik lekak,
si orang berjalan ke Mataram, si' lampa' dateng Mentaram,
sudah bertemu Ide Ratu, Ida Ratu wah betemu,
lancar cermat melapor. teteh pada ngaturang.
548. Ida Ratu sangat marah, 548. Ida Ratu lebih sili,
merasa ditipu seperti bocah, si' te ugung mara' kanak,
si raja seperti tabiat monyet, ratu turut sipat godek,
bicara bekerah bekekoyah, raosna bekerah bekekoyas,
Ida Ratu memerintahkan, Ida Ratu betendika,
abdinya memukul kentongan, le' parekan pantok kulkuL,
kentongan berbunyi bertalu- kulkul muni bekedondang.
talu.
549. Gempar tergupuh rakyatnya, 549. Gewar ancong baLa wargi,
mengeluarkan tombak semua, pada tarik suguLan tumbak,
cancut sudah dikencangkan, kancutan wah ginting bae,
144
DURMA
550. Anak Agung Ida Ratu bersiap, 550. Anak Agung Ida Ratu me-
Gusti Gde Wanasari, cawisan,
Gusti Nyoman Padang, Gusti Gde Wanasari,
Dewa Bonaha sudah sedia, Gusti Nyoman Padang,
tombak dan mamas diatur, Dewa Bonaha wah sayaga,
di alun-alun Mataram, tumbak mamasna metindih,
penuh dengan laskar. le' peken Mentaram,
sesek si' pemating.
551. Menjadi depan Bonaha, 551. Jari pepucuk Sang Bonaha
Padang, Nyoman Padang,
diiringi tombak dan bedil, teiring si' tumbak bedil,
keluar dari desa, sugul luar desa,
pasukan mengatur gelar, sekepna mara ngambyar,
pasukan tombak pasukan baris tumbak baris bedil,
bedil, bejajar ngulahang,
berbaris maju, sekep lebih telung tali.
laskar lebih kurang tiga ribu.
552. Anak Agung Ida Ratu be- 552. Anak Agung Ida Ratu mudian
lakang, lumbar,
dijoli berpayung kembar, bepayung kembar tejuli,
diiringi pasukan tom bak, ngiring soroh mamas,
bedil dan tombak pengawin, bedil tumbak pengawinan,
penuh sesak muka belakang, peno' sesekjulu mudi,
bangsa dulang lengkap, soroh dulang manggap,
bersenjata tamiang dan pe- besekep temeang Ian tamsir.
dang.
553. Pasukan depan sampai 553. Paling julu pepucukna rapet
Pagutan, Pagutan,
mengatur posisi berbaris, ngambyar sekep bebaris,
sayap dan pendukung, keletek lan penyatra,
145
554. Atas hasutan laki 554. Si' pengolesna Laki Batu le'
Batu Kuripan, Kuripan,
sanggup akan membantu, sanggup ia gen nimpalin,
berperang melawan Mataram, perang lawan Mentaram,
sebab Pagutan berani beron- sangka'na bani Pagutar(
tak, congah,
Denek Laki akan membantu, Dene' Laki gen bebantu,
nyatanya tidak ada, kewastuan nde'na ara',
akan datang membantu. si' dateng nani mbantoni.
555. Anak Agung Pagutan kha- 555. anak Agung le' Pagutan lebih
watir, jejah,
susah sedih ingat diri, Susah sedih kangen diri',
merasa tidak pantas, ngerasa nde'na nyandang,
bermusuh dengan Mataram, bemusuh lawan Mentaram,
rakyat Pagutan hanya sedikit, kaula Pagutan ara' sekedi',
disebut kurang, ngalimating kurangan,
Mataram raja berkuasa. Mataram muter numi.
556. Lalu sedihlah Anak Agung 556. Banjuran iro' Anak Agung le'
Pagutan, Pagutan,
menangis sedih mengingat nangis sedih kangen diri',
diri, tadah tepagokang,
merasa diakali, si' Laki Batu Kuripan,
oleh Laki Batu Kuripan, tetimpuh le' iding-iding,
dibuang ke dalam tebing, anak Agung le' Pagutan,
Anak Agung di Pagutan, angen na wah meserah sekali.
merasa pasrah.
557. Lalu keluar dari desa Pagutan, 557. Beterus lampa' sugul le' desa
diiringi bala warganya, Pagutan,
sampai di luar desa, teiring si' bala wargi,
146
558. Semakin dekat bedil 558. Sayan raper bedil muni betim-
bersahutan, balan,
gemanya menggoncang bumi, terderna jangka ecok gumi,
seperti mau kiamat. mara'na kiamat,
ditem~ak laskar Pagutan, tebedil sekep Pagutan,
karena ia kekurangan bedil, mapan ia kuciwayan bedil,
mereka masuk ke desa, tarik ngungsi desa,
di dalam desa berjajar lagi. dalem desa bejajar malik.
560. Bersama gusti Patra tak ber- 560. Tangket Gusti Ketut Parra
pisah, nde'na berenggang,
dia itu patihnya, sino gusti pepatih,
menjadi pendekar Mataram, labakna le' Pagutan,
maju mengamuk menyerang, nyundul ngulah ngamuk
di gerbang Pagutan, malik,
dikeroyok dari muka belakang. le' kuta Pagutan,
teserung leman julu mudi.
561. Anak Agung bersama sang 561. Anak Agung bareng Gusti
Patra, Ketut Patra,
tertutup asap mesiu, ilip si' kukus bedil,
segera senjata Mataram, gelis sekep Mentaram,
147
562. Dikerubut anak Agung dan 562. Teserogo Anak Agung Ian
Patra, Ketut Patra,
dan si anak Agung Pagutan, Zan Anank Agung Pagutan,
memang tidak lihat belakang, mula nde'na likat mudi,
dapat membunuh sembilan, mau'na nyamate' siwa',
yang membawa tombak · si' gisi mamas pengawin.
pengawal.
563. Anak Agung Pagutan jatuh, 563. Anak Agung Pagutan banju-
kena lambungnya oleh peluru, ran reba',
rebah tak sadar diri, bakat lambung isi' mimis,
Ketut Patra masih mengamuk, reba' kepisahan,
dipukul gagang bedil, masih ngamuk Ketut Patra,
disertai batang tombak. tepukul si' dedupak bedil,
teberiukang si' tumbak malik.
564. Tewas Anak Agung dan Patra, 564. Pada seda anak Agung Zan
pasukan berlari, Ketut Patra,
mengungsi meninggalkan banjur roangna berari,
des a, rarut bilin desa,
desa Pagutan kalah, Desa Pagutan wah kalah,
berperang sampai siang hari, beperang entah tengari,
harta bendanya dijarah, artana tejarah,
tak ada hartanya tinggal. nde'na ara' doena masih.
565. Ayu Sulan dibawa, 565. Anak Agung ayu Bulan tega-
dibawa oleh laskar, dingan,
pulang ke Mataram, tejau' si' pemating,
sudah sampai di desa, ule' aning Mataram,
dikawinkan dengan Bagus wah dateng dalem desa,
Aji, tekawin lan Bagus Aji,
dia itu yang menceriterakan, ia sino betuturan,
kelakuan Denek Laki. pertingahna Deme' Laki.
148
566. Itu sebabnya Denek Laki Batu 566. Sino kerana Dene' Laki Batu
Kentara. Kentara,
diketahui akalnya jahil, tetao' akalna jahil,
dengki mengajak orang, ganggu tena' dengan,
memberontak ke Mataram, balikin Desa Mentaram,
dia sanggup membantu, ia sanggup gen nimpalin,
berapapun musuh dihadapi, musuh pira-pira,
tembang Sinom mendesak tembang Sinom ngerengre-
lagi. ngin.
SIN OM
567. Laki Batu di Kuripan, 567. Laki Batu le' Kuripan,
disayang oleh Raja Bali, tesayang si' Raja Bali,
diserahi memerintah desa, teserahim ngeraksa desa,
di bagian timur Balimbing, selapu' desa timu' Belimbing,
berwibawa dan disegani, kesiden guna mandi,
kaya raya menjadi ratu, suka sugih ngadeg ratu,
kalau ia keluar desa, mun na sugul luar desa,
penuh sesak muka belakang, peno' sesekjulu mudi,
payung agung bedil tumbak payung agung bedil ~umbak
berbaris. bampak-ampak.
568. Laki Batu di Kuripan, 568. Laki Batu le' Kuripan,
berwibawa dan berpengaruh, tuneng nyiden guna mandi,
beliau si Laki baliran, desida laki Galiran,
mengambil istri di Sakra, le' Sakra ngambil sebini',
sama-sama orang utama, pada marep tuneng musti,
dewi cantik tennashur, Denda solah tur mekasup,
saudara dari Raden Kerda, sanakna si' Raden Kerda,
itu yang menjadi istrinya, ia minangka jari sebini,
Denek Laki sewaktu pengan- Dene' Laki sedekna si' -
tin. pengantenan.
569. Dia membangun mesjid 569. la angunan mesigit Sakra,
Sakra, semenda' banjur jari,
sebentar lalu jadi, buat si'na Lue' kaula,
karena banyaknya rakyat, sesuahna jari mesigit,
setelah selesai masjid, tangkat layon Datu Ringgit,
diangkatjenazah Bini Ringgit, si' uah teseda' sejulu,
149
571. Laki Batu sudah pergi, 571. Laki Batu uah budal,
kembali ke Kuripan lagi, turun le' Kuripan malik,
sudah sampai di Kuripan, uah dateng le' Kuriopan,
di Mataram dikisahkan, le' Mentaram tekocap malik,
anak Agung Bagus Aji, Anak Agung Bagus Aji,
bersama ayahnya si Ida Ratu, tangket Marni' Ida Ratu,
dengan Gusti Nyoman miwah gusti Nyoman Padang,
Padang, Gusti Gde Wanasari,
Gusti Gde Wanasari, selapu' na pada randing re-
semua mereka bermufakat. raosan.
r.~
,..:_Q
ri\ ;v
.r=.
580. Selai Gusti Nyoman Padang, 580. Lain gusti Nyoman Padang,
Gusti Gde Winasarl, Gusti Gde Wanasari,
sudah sepakat pembicaraan, wah mupakat reraosan,
Dene' Laki diutus, Dene' Laki keutusin,
dipisahkan Denek Laki, tersekat Dene' Laki,
Laki Batu di purl timur, Laki Batu puri timu',
Laki galiran di purl barat, Laki galiran puri bat,
di Anak Agung Bagus Panji, le' Anak Agung Bagus Panji,
disuguhkan minuman keras teboh-bohin tetua' si' berem
berlimpah. arak.
581. Laki Galiran pun mabuk, 581. Laki Galiran no lengah,
lalu dia dipersilakan gibing, banjuran teaturin ngibing,
waktu menari lalu ditangkap, nyeka ngibing banjuran tede-
dianiaya di dalam purl, mak,
adapun Denek Laki Batu, teseda' le' dalam puri,
masuk gerbong lalu diringkus, Dene' Laki Batu malik,
dikerubut si Denek Laki, dateng lai' puri timu',
setelah diikat lalu dibunuh. tama kuri banjuran tedemak,
teserono Dane' Laki,
wan tetali' beterus teilangan.
582. Setelah mati lalu dikeluarkan, 582. Uah seda tesusuglan,
ke alun-alun si Denek Laki, aning peken Dena' Laki,
putrinya lalu diambil, bijana banjur tegadingan,
ada dua wanita semua, ara' dua bini-bini,
segera ia dibawa, banjuran tejau' gelis,
masuk purl semuanya, tama dalam jero selapu',
Denda Radak, Denda Denda Rada' Denda Sumekar,
Sumekar, jari isin dalam puri,
menadi isi purl (selir), anak Agung sayan nyiden le'
Anak Agung semakin ber- kaula.
kuasa.
583. Yang tak putusnya dibicara- 583. Si' nde' pegat teraosin,
kan, teakalan wah pira kali,
diakali berapa kali, Raden Gde desa Praya,
si Raden Gde di desa Praya, nde'na uah bau kepencil,
tak pemah bisa dikucilkan, teturunang pira kali,
dibawa ke purl berkali-kali, meiringan maka desa lapu',
153
PANG KUR
591. Waktu sudah dituturkan, 591. Parek menah keceritan,
di Mataram berbunyi le' Mentaram kulkul banjur
kentongan, tebuni',
tambur berbunyi gemuruh, tambur nuni begeluduk,
hiruk-pikuk desa Mataram, ndah dauh desa Mentaram,
semua pemuda memenuhi tarik dateng Ida Gusti
jalan, peno' rurung,
Bali Islam penuh sesak, Bali selam matebengan,
di alun-alun sesak laskar. le' peken sesek pemating.
592. Terang tanah lalu berjalan, 592. Pupu kembang baterus
Anak Agung Panji di Joli, lampa',
pasukan mamas berjalan Anak Agung Bagus Panji ia
dahulu, tejuli,
penuh jalan berbaris, soroh mamas lampa' bejulu,
yang memimpin para lurah, peno' rurung bambal-ambal,
sudah sampai wilayah Praya, si' munggawa sebekel-bekel
laskar sejumlah tujuh ribu. pada kumpul, uah dateng
jajahan Peraya,
sekep ara' piting tali.
593. Sudah sampai di jalan Bebia, 593. Pada dateng le' jalan Bebia,
menggalar pasukan tombak pada ngambyar baris tumbak
dan bedil, baris bedil,
ramai bersorak sating sahut, surak remas saling sarup,
orang Praya mengungsi, bedil muni betimpalan,
takut mendengar suara sorak, soroh Praya bilin dasan pada
suara bedil talu bertalu. rarut,
suaran bed.ii begelintir.
594. Ada yang keluar melawan, 594. Ara'na su ul ngelawan,
membawa tombak atau pen- jau' tumbak ara'na jau'
tung, gegitik,
156
596. Setelah siap lalu berangkat, 596. Uah napak beterus lam.pa,
sama-sama saling dekati, sembarengan pada saling
setelah tiba bertemu musuh, ulahang tarik,
bersama mengangkat sorak, sedateng bedait si' musuh,
laskar Bali serentak menem- pada bareng angkat surak,
bak, sekep Bali pada bareng puni'
maju menyerbu laskar Praya, bedil,
bertempur sating rangsek. ngulah ngamuk sekep Peraya,
si' ngamuk saling sunduli.
597. Ramai saling buru-berburu, 597. Rame saling buru-binuru,
mayat bergelimpangan di bangke sampal le' lelendang
padang, begelinting,
ramai sorak bersahutan gelap surak rame saling sarup,
gulita asap mesiu bedil, bedil muni betimpalan,
berlindung laskar Praya, suaran tambur kukus bedil
karena kekurangan bedil. peteng ibuk,
mekilesan sakep Peraya,
mapan kuciwayan bedil.
598. Mundur ke dalam desa, 598. Surut tama dalam desa,
mengatur barisan di dalam dalem desa tao'na bejajar
des a, tarik,
157
ASMARANDANA
608. Raden Wiracandra sangat 608. Raden Wiracandra liwat
sedih, sedih,
beliau sayang akan dirinya, Desida si' kangen batang,
desa Praya sudah goyah, dasa Peraya ganjih nane,
Raden Candra lebih tahu, Raden Candra lebih wikan,
merasa pasti akan kalah, ngerasa nde' burung kelah,
Raden Gede menyatukan Raden Gede pesopo' ujut,
tekad, niatang mate sabilullah.
beminat mati sabilullah.
609. Alisah matahari pun terbe- 609. Serep jelo kocap malik,
nam, Raden Gede tedunang per-
Raden Gede mengundang wangsa,
pemuka, perbekel maka selue',
para lurah semulanya, Ian kaula selapu'na,
pernah di putri Praya, sabol pejeroan Peraya,
Raden Candra berkata halus, Raden Candra bemanik a/us,
pada semua kaula balanya. le' selapu' kaula kala.
610. "Saudara-saudara sekalian, 610. Selapu' da semetonjari,
besok kita bersama perang, lema' tebareng-bareng per-
bersama senasib ang,
sepenanggungan,
160
623. Kena lengan sebelah kiri, 623. Balat betek Langan kiri,
lemah ia memegang watang, Iumahna tegel wewatang,
jurusnya makin kendor, tandangna sayan kepeper,
lalu lagi ia terkena tusukan, malikna bakat tegalah,
kena pahanya sebelah kanan, bakat impung langan kanan,
Amak Dama Praya jatuh ter- Ama' Dama Peiaya reba'
sungkur, nyerungkung,
lagi ia jatuh ditusuk. malikna bakat tegalah.
163
PANG KUR
629. Tunduk sudah bumi Selapa- 629. Bunter bumi.Selaparang,
rang, tuneng nyiden kagungan Raja
tegak kukuh kekuasaan Bali, Bali,
rata semua pulau, ngeratayang jagat selapu',
seluruh daratan Sasak, seongkoning bumi Sasak,
sudah takluk satu tak tersisa, wah kepengkuh sopo' nde'na
semua pembesar Islam, ara' mekantun,
diperintahkan menyerahkan senuga' pre Agung Selam,
upeti. kesereh serahang upeti.
630. Pintar memang turunan, 630. Ririh mula teterusan,
berwibawa dan lihai, ngawibawa ape' pelipih bangkit,
semakin lama menjadi raja,
berbeda semakin akhir, sayan lae' ngadeng ratu,
menipu daya asalkan dapat, bina sere mudian,
sangat mencari kekayaan, ia ngereka n'iakalang perih
semakin berbelit akalnya. pemau',
si'na perih kesugihan,
sayan sanget si'na musing.
631. Waktu dulu agaklah kurang, 631. Lamun lae' masih bauan,
karena banyak Raden dan mapan Lue' para Raden Ian
Buling, para Buling,
masih ada raja-raja, masih ntek Ragan Datu,
di Kopang Raden Bendesa, le' Kopang Raden Bendesa,
di Batukliang Den Sinarsa, le' Batukliang Den Sinarsa
di Praya Den Winacandra, tuneng Agung,
di Kuripan Denek Laki. le' Peraya Raden Candra,
le' Kuripan Dene' Laki.
632. Laki Batu Laki Galiran, 632. Laki Batu Laid Gali ran,
keduanya dibunuh di .istana, dedua'na teseda' le' dalem
Raden Kopang dibawa ke puri, puri,
diberi rumah di Kapitan, Raden Kopang tirit turung,
tak lama lalu mati diracun, tepebale' le' Kapitan,
Raden di Batukliang, nde'na ngone Desida-seda'
dibunuh di Aik Gering. teracun,
Raden si' le' Batukliang,
teseda' le' Ai' Giring.
165
633. Raden Candra desa Praya, 633. Raden Candra Desa Praya,
diakali tak bemasil, teakalan nde'na bau bae
lalu diajaknya berperang, kepencil-pencil,
lalu semakin digencet, dugana nu beperang banjur,
desa Praya terkalahkan, ngone' sadah ramesan,
Raden disambut, Desa Peraya betindih,
Tiba Asem tempatnya tewas, Raden kesambut,
ayahnya di hutan Sundil. Tibu Asem pon'na seda,
si' wayah le' gawah Sundil.
634. Banyak pembesar dibunuh, 634. Lue' pre Agung terusak,
di Kopang Jro Disari dan Lai' Kopang Jero Disari Lan
Wirasari, Wirasari,
Mamik Ilim Jrowaru, Mami' Ilim J erowaru,
di Jonggat Raden Punta, le' Jonggat Raden Punta,
di Menyeli dipimpin orang le' Menyeli bedatu si' tau kam-
Mandar, pung,
mengamuk di Jaba tengah, ngamuk le' jaba tengah,
habis disiram peluru. bis telamat isi' bedil.
635. Yang lelaki dibunuh semua, 635. Si' mama temate' doang,
yang wanita dibawa ke purl, soroh nina jari isin dalem
akal Bali siasat menipu, puri,
di Cakra Raden Iman, akal Bali dayan tipu,
diakali dibunuh di Dayan le' Sakra Raden Iman,
Gunung, teakalan teseda' le' Dayan
bersama guru Marola, Gunung,
kata Raden yang di Bayan. bareng si' Guru Marola,
Raden si' le' Bayan malik.
636. Itu masih dicurigai, 636. Sino masih tetampayan,
Raden Garem disangka beron- Raden Garem teparan mele
tak, bebalik,
lalu dicarikan muslihat, mara teakalan manjur,
dibunuh di Jrowaru, Jerowaru po'na seda,
ditipu mencari menjangan di teakalang le' Sekaroh boya'
Sekaroh, mayung,
semua para pembesar Islam, senuga' preagung Selam,
hanya satu dua yang tinggal. karing sopo' dua masih.
166
639. Raden Kuna, Raden Meraja, 639. Raden Kuna Raden Meraja,
digelitik agar ia rnarah, tekan-ekan teperih Langan na
rnengapa si Anak Agung be- sill,
gitu, sangka' me no Anak Agung,
habis bertapa di Kernalik tapa le' Kemali' Temas,
Tern as, sediah mula kayunan gen jari
sengaja rnencari peruntungan, untung,
agar tercakup burni Selapa- derpon bunterang Selapa-
rang, rang,
Anak Agung pun didatangi. Anak Agung tedatengin.
640. Raja Jin jelas rnernberitahu, 640. Datu Jin pedas bebada',
katanya agar tercakup Sela- jari unin ulin bunter Selapa-
parang, rang,
tak ada lain caranya, nde' ara lain si' senu,
Putri yang di Kalijaga, Denda si' le' Kalijaga,
tetapi sekarang sudah nikah si lagu' nani wah tekawin Denda
putri, senu,
167
663. Berbeda purl yang di Cakra, 663. Bina puri si' le' Cakra,
dengan Mataram sangat lebih, Ian Mentaram mulana lebih
telaga besar lalu dibangun, gati,
diberl nama Mayura, telaga guar banjur tebangun,
di tengah telaga ada balai Mayura si'na teparan,
kembang indah, tenga' si' Salekambang tenang
di tepinya ditanami, tandur,
cempaka, durlan dan manggis. le' sedina tetaletan,
cempaka Ian duren manggis.
669. Karena ibunya Bali biasa, 669. Pan ina~na· Bali Jama',
Anak Agung Ngurah memang AnakAgung Ngurah mula pin-
pintar, ter ririh,
anak selir dipakai. no si' nawing ia tekadu,
diserahi mengurus harta teserahin ngeraksa jagat,
bend a, mangde mau' kesugihan nani
agar cepat mendapat aru,
kekayaan, mun ku wah mate laun lema',
bila aku mati besok'lusa, Made Karang tulus ngaru-
Made Karang akan tersia-sia. wing.
670. Tak ada orang memperhati- 670. Ndara' dengan mele engat,
kannya, lamun Ketut tulusna muter
kalau Ketut pasti berkuasa, bumi,
Made Karang lalu dinobatkan, Made Karang teanjangan
mengurus semua wilayah, banjur,
keduanya diberi julukkan, ngeraksa maka sejagat,
Anak Agung Ngurah sendiri, maka dua isi' mami' tejejuluk,
menyuruh anaknya memang- Anak Agung N gurah memesa',
gil. suru' anak meno uni.
671. Orang lain tak boleh, 671. Nde' kanggo dengan lainan,
Anak Agung Ketut ikhwal Anak Agung Ketut i/cwat si'na
julukannya, julukin,
si Made Karang, Made Karang ia sino,
mengurus semua wilayah, ngeraksa maka sejagat,
Made Karang mengundang Made Karang tedunan
semua punggawa, punggawa selapu',
penuh di bendngah Cakra, sabol le' bencingah Cakra,
yang menjabat punggawa si' ngeraksa menggawa tarik.
semua.
672. Diajak bermusyawarah, 672. Kancana tanding reraosan,
Made keluar,Gusti Jelantik, Made Kaler Lan Gusti Ketut
Nengah Dapak, Komang Jelantik,
Dauh, · Nengah Dapak Komang
dan Ida Wayan Sibetan, Dauh,
Pidada Togog, ·Pidada Ian Ida Wayan Sibetan,
Lambang, Bagus, Pidada Togog Pidada
Lambang Gusti Bagus,
175
SIN OM
682. Terkisahkan di Karang Asem 682. Karang Asem Bali tekocap,
Bali, Anak Agung Gede Jelantik,
Anak Agung Gede Jelantik, besengkala seda sanak,
kena musibah meninggal sau- Anak Agung Ketut Jelantik,
daranya, seprebeyana was cawis,
Anak Agung Ketut Jelantik, pelebonan Anak Agung,
biayanya sudah siap, banjuran lampa' berundang,
upacara pelebonannya, bilang desa was teaturin,
lalu berangkat mengundang, le' Kelungkung Mengui
setiap desa sudah diberitahu, Badung Tabanan.
Kelungkung, Mengwi,
Badung, Tabanan.
684. Anak Agung Made Karang, 684. Anak Agung Made Karang,
mewakili ayahandanya, ia minangka genti' mami',
ke Bali berupacara, ojok Bali bekariya,
bawaan sudah siap, bandaran was napak tarik,
beras, uang, dan ringgit, beras kepeng tuting ringgit,
dinaikkan di perahu, tetaikang Ii' perahu,
Anak Agung Made berangkat, Anak Agung Made IUmbar,
diiringi para Ida Gusti, teiring isi' Ida Gusti,
naik perahu merentang layar. taek perahu banjuranna kebat
layar.
685. Saking lajunya cerita ini, 685. Saking gelis ling cerita,
sudahsampai di Bali, was dateng Ii' gumi Bali,
mereka naik ke darat, pada taek aning darat,
si orang yang datang, pada si' dateng tarik,
Anak Agung Gede Jelantik, Anak Agung Made Jelantik,
berdiri menyambut di pela- nganjeng mendakin Ii' labu,
buhan, AnakAgung Made Karang,
Anak Agung Made Karang, beterus taek bahon juli,
lalu naik ke atas joli, tampak ampaktur bepayung
dikawal dan berpayung kem- Agung kembar.
bar.
686. Arkian sampai di kota, 686. Tekocapang dateng Ii' desa,
kota Karang Asem Bali, desa Karang Asem Bali,
masuk ke dalam keraton, tipa' lai' pejedoan,
yang diundang sudah datang, si' teundang wah dateng tarik,
Kelungkung, Badung, Kelungkung Badung Mangui,
Mengwi, Buleleng Gianyar rauh,
Buleleng, Gianyar datang, Kusamba miwah Tabanan,
Kusamba, dan Tabanan, mapan keriya bele' gati,
karena upacara sangat besar, ngone' kariya swatara lebih
lama upacara sekira sebulan. sebulan.
687. Setelah selesai upacara nga- 687. Was palebonan bebas kariya,
ben, pada mbndok dowang ngan-
mereka cuma diam tih,
menunggu, tamuwe si' leman Sasak,
sama yang dari Sasak, Pedanda ia telang keris,
sang Pedanda hilang kerisnya, keris teselep bahu kancit,
179
PANG KUR
710. Lalu mereka membangun 710. Banjuran mangkeban surak,
sorak, Li' rurung Praya sesek pe-
di jalanan Praya penuh laskar, mating,
berkelompok di setiap matempekan sujuru juru,
jurusan, andang bat bambal ambal,
menghadap ke barat lewat Leneng tama desa
bersap-sap, Puyung beterus,
liwat Leneng masuk Puyung, Raden Puyung beterus,
Raden Puyung pura-pura Raden Puyung sili salah,
marah, kambis dua akal ririh.
berwajah ganda memang lihai.
711. Laskar Praya bersorak-sorai, 711. Sekep Praya mesurakan,
liwat Puyung Raden mema- liwat Puyung Raden sili'
rahi Jelantik, Jelantik,
186
DURMA
747. Mati delapan lalu cepatkeluar, 747. Mate' balu' najur gelis sugul
menderu langkah berlari, des a,
ada membuang kebalnya, bagaluduk pada plai,
ada yang tertinggal tom- ara' ampes takilan,
baknya, separo made tumbak,
tambur mesiu dan peluru, tambur ubat lawan mimis,
semua tertinggal, made' selapu'na,
separuhnya keluar tinjanya. separo sugul tai.
748. Bergulungan mereka berlari, 748. Saling gulung plai sugul luar
hanya ingat diri sendiri, des a,
Anak Agung berangkat, esok na pada pelenga' diri,
pulang ke pesanggrahannya, Anak Agung banjur budal,
ada yang datang terbelakang, ule' ojok pasanggrahan,
datang napasnya terengah, ara' dateng paling mudi,
mengapa engkau paling be- dateng terenggas enggas,
lakang. kembe' sangka' dateng mudi.
749. Menjawab kalian tak tahu, 749. Banjur nimbal nde' me' tao'
sebab aku terlambat, akupada,
aku sudah bertempur, sangka' ku datang mudi,
di dalam desa Praya, uah aku masiat,
baru mati seribu dua ratus, Ii' dalem desa Praya,
musuh takut terkesiap, baru' ku nyemate' enem
lalu aku tinggalkan pergi. bangsit,
musuh buwe' kamelas,
banjuran aku nyedi.
750. Ada berucap si orang ini dusta, 750. Ara' nimbal tau sene mula
ia jelas keluar tainya, lekak,
bergaya mengaku bertempur, pedas niye sugul tai,
dia yang paling dahulu terke- pantes ngaku' masiyat
siap, one' miyajulu kamelas,
keluar kotorannya di sana-sini sara andang sugul tai,
menjawab pula si dia, banjur malik nimbal,
ah luhjuga ketinggalan peluru. tekan kamu made' mimis.
751 Lalu bertengkar mereka, 751 lya bekencan pada kuatbe-
dan menghunus keris, gedekan,
menari berjingkrak, banjur pada seret keris,
196
756. Terkenal bangsa yang tak 756. Kesebutan pad.a nde' naetang
kenal takut, baya,
Mamik Sidin tewas, mate banjur Mami' Sitlin,
pendekar dari Sakra, iya no pepadu li' Sakra,
mati ditusuk tombak, mate tegalah si' jungkat,
laskar Sakra mundur, soroh Sakrah banjur belit,
baru terluka lima, beru' na matatu Zima,
mundur bersama laskar Bali. surut bareng sekep Bali.
757. Berangkat mengungsi ke 757. Banju bundal ngungsi Puyung
puyung, mapodokan,
matahari tenggelam mundur serep jelo tarik ngungsi,
semua, belo yen takocapang,
panjang bila dituturkan, bilang julo meno doang,
setiap hari begitu saja, desa Praya nge' na nguwit,
desa Praya tak teralahkan, mawanan bulan-bulanan.
sampai berbulan-bulan, nde' na bau kalah masih.
belum juga dapat dikalahkan.
758. Berkepanjangan ia, 758. Kasuwenan mapan uah jan-jin
pertempuran seru di belakang, dunia,
lagi berselang hari, peperangan belo mudi,
di tunda pertempuran, malik mamalettan dina,
sudahjelas pikiran orang Bali, reneng banjur paperangan,
di antara pendekar Islam, pasti pikir Raja Bali,
dari Sakra Haji Ali Balu. Ii' angsengan Slam,
Ii' Sakra tuan Haji Ali.
759. Disebutkan akan berontak, 759. /ya karaos isi' Anak Agung
bersama mamik Nursasih, congah,
memang akan diperdaya, barengan ini' Marni' Nursasih,
akan dibunuh di Puyung, mu/a gena tekalang,
kehendak Raja Bali, Ii' desa Puyung genta seda'.
Sak.ra mau disisikan , pakayunan Raja Bali,
kubunya akan dipindahkan. Sakra ta gingsirang,
mapondokan gen ta alih.
760. Di dusun Papekat namanya, 760. Li' padasanan aranna dasan
bersama laskar Bali, Papekat,
Jro Nursasih sudah maklum, bareng isi' pemating Bali,
198
SIN OM
769. Karena di sana ada si Ida, 769. Mapan ito ara' Ida,
putra dari Ida Bagus Jelantik, anak Ida Bagus Jelan.tik,
bemama Ida Made Pangka, aran Ida Made Pangka,
sangat disayang Raja Bali, hiya keman si' raja Bali,
tetapi ia takut juga, anging ya jejah masih,
biar malam ia berangkat, mana peteng pada turun,
diiringi si warga Mendana, iringan soroh Mendana,
melalui selatan hutan dan mimpir lau' gawah iding,
Ju ring, dateng Marong pupu kembang
sampai Marong terbitlah fajar. menah desa.
770. Mereka berjalan bergegas, 770. Pada lampa' gegangsaran,
sampailah di desa Puyung, dateng desa Puyung tarik,
Anak Agung sudah di- Anak Agung wah katurang,
laporkan, tingkah desa Sakra bebalik,
ihwal desa Sakra berontak, punggawa Ida Gusti,
punggawa dan Ida Gusti, was pada wikan selapu',
sudah maklum semua, anging sekep kancan Sakra,
tetapi laskar Sakra, ito Leneng pon na masih,
masih ada di Leneng, teakalang banjuran tetama' Ii'
diperdaya lalu dimasukkan bara.
kandang.
771. Setelah semua di dalam kan- 771. Wah tarik Ii' dalem bara,
dang, nde' kanggo sare lai,
tak boleh ke mana-mana, tekumpulang dalem bara,
201
779. Bangun lalu cepat pergi, 779. Banjur ures pada leka',
menghadap si juragan Bali, memarek li' pemekel Bali,
semau para kepala karnpung, selapu'na pra kliang,
sarnpai di hadapan si Gusti, nyerek li' arep Gusti,
Gusti Komang Ida Manggis, Gusti Komang Ida Manggis,
berkata kepada ke Hang bemanik Ii' keliyang Rumbu',
Rumbuk, wah ita selapu' da,
sudah hadirkah semuanya, soroh keliang matur tarik,
benar, karni sudah hadir. meran dateng wah selapu' kaji
wah napak.
780. Berucap pula si Ida Wayan, 780. Banjur bemanik Ida Wayan,
aku tanya kalian sebenarnya, aku ketuan da sejati jati,
hati kalian sesungguhnya, hangen da sepedas-pedas,
karena Sakra sudah berontak, mapan Sakra wah bebalik,
Mamik Nursawi sudah di- Tuan Guru wah bebalik,
tangkap, Marni' Nursawi wah tebau,
semua ditahan di masjid, to mesigt tao'na makejang,
ini azimat dan kerisnya, ene simat lawan keris,
204
banyak azimat dua bakul tiga kaule' simat dua keraro telu
keranjang. peraras.
781. Heran semua para Kliang, 781. Benga' selapu' para Keliang,
melihat azimat dan keris, si' gita' simat Ian keris,
berujar si Kliang Kabar, banjur matur Keliang kabar,
Jro Rumbuk berucap pula, Jro Rumbu' matur masih,
Tuntang Lepak, Montong, Tuntang Lepak Mon tong
Tangi, Tangi,
Lenting, Greneng, Denggen, Leming Gereneng Denggen
Surabaya, Keselat, Songak, matur,
Kuang Berora, Kuang Beruti, Surabaya Keselet Songa',
semua sanggup namun dusta. kuang berora kuang beruti,
selapu'na sanggup pada mara'
cupak.
782. Berkata Jro dari Kabar, 782. Matur Jro Ii' Kabar,
bila demikian tuanku, lamun meno Gusting kaji,
desa Salera jelas berontak, desa Sakra pedas congah,
hamba sendiri melawannya, mesa' kaji gen nimpalin,
Gusti Komang sangat percaya, Gusti Komang sadu gati,
Ida Wayan juga percaya, Ida Wayan masih sadu,
si Bali pintar tapi keliwatan, Bali ririh liwat jokan,
tertawa berujar Jro Mertaji, ngakak matur Jro Mertaji,
kalau Sakra kulalap jadi sara- lamu Sakara jari lalap kaji
panku. selema'.
783. Mengakak berucap Jro Lepak, 783. Ngakak matur Jro Lepak,
buang muka sambil menekan ngengos sampi' telek_ keris,
keris, lamun desa Salera congah,
kalau desa Salera berontak, mesa' kaji gen nimpalin,
sendiri saja hamba lawan, selema' manjur periri,
satu pagi akan heres, nde'na burung jari kelepuk,
tak urung jadi debu, endara' kurang kesanggupan,
tak ada tanggung sanggup sanggup mara' kuntal-kantil,
mereka, selapu'na pada ngokok de-
sanggup macam menelan maklandeyan.
kapak,
semua terbahak memegang
kerisnya.
205
784. Lega hati si Ida Wayan, 784. Egar banjur Ida Wayan,
mendengar kesanggupan si' dengah sanggup tari',
mereka, Ida Manggis bemanik gan-
Ida Manggis berkata, cang,
"Nah, siapkan mesiu dan madab daban ubat mimis,
peluru, Kuang Brora monggo' bedil,
Kuang Berora memikul bedil, Kuang Bruti banda tambur,
Kuang Beruti memikul Zeman tangi banda hubat,
tam bur, Zeman tenting banda mimis,
dari Tangi menjunjung mesiu, selapu'na pada ngiring Ida
dari Lenting membawa Wayan.
peluru,
semua mengikuti Ida Wayan."
786. Waktu subuh terang tanah, 786. Parek menah tenang tana',
sampai di Padang Bunter, dateng lendang Bunter tarik,
beristirahat sebentar di situ, betelah ito semenda',
banyak pasukan tujuh ribu, lue' ngiring pitung bangsit,
Ida Wayan berkata pada Ida Wayan no bemanik li' keli-
keliang, ang no selapu',
"Nanti kalau Sakra kalah, Zema' lamun kalah Sakra,
pilih olehmu anak bangsawan, depele' anak para Buling,
yang cantik tak ada cacatnya." si' solah solah da' ara' tao' ta
wada.
206
787. Ida Wayan berangkat lagi, 787. Ida Wayan malik lumbar,
diiringi tombak dan bedil, teiring isi' tumbak bedil,
dalam pikiran Ida Wayan, dalem pikir Ida Wayan,
ingin segera cepat sampai, juru mati' dateng tarik,
ia ingin sekali memperistri, kendel angen na merari',
dengan perawan cantik mulus, Ian nina si' bajang bagus,
gadis-gadis dari Sakra, sa' nane si' dedare Sakra,
tak tersebut perjalanan si Ida, eneng Ida si' memarigi,
alkisah Anak Agung dan tekocapang Anak Agung Ian
panglimanya. budanda.
788. Para Ida Gusti dan punggawa, 788. Ida Gusti Ian punggawa,
para tentara dan warganya, pra sang ngiyang muwah
semua berjaga di gerbang wargi,
kota, pada tarik bilang kuta,
ada meronda di masjid, ara' nyanggre Ii' mesigit,
tak putus memata-matai, nde'na pegat matatelik,
kehendak si Anak Agung, pekayunan Anak Agung,
akan segera di bawa ke kota, beterus pada tetutunang,
semua yang sudah diikat, selapu'na si' pada betali,
si orang Jrowaru dan Sakra. teturunang Jrowaru Ian sikep
Sakra.
789. Dituntung dengan bambu 789. Betuntung tereng belanjuran,
utuh, si' selolo begerepit,
satu batang digapit dua, isiyan lima olas,
isinya lima belas orang, begerampen mara' rarit,
panjang seperti dendeng, pekayunan raja Bali,
maunya si pembesar Bali, tepeterus Ii' dayen gunung,
akan dibawa ke Lombok selapu'na maka samas,
Utara, teliwatang aning Gili,
si orang empat ratus itu, saking gelis dateng Gili
diseberangkan ke Gill, Trawangan.
kilat tuturan sampai di
Trawangan.
790. Guru Haji dan bangsawan, 790. Guru Tan Ian pra menak,
para Raden menangis semua, pra raden selapu' nangis,
meratap menangis tersedu, bejam jaman besesambat,
siang malam menderai tangis, jelo ma/em pada nangis,
207
794. Lalu liwat desa Kopang, 794. Banjur liwat desa Kopang,
perjalanan Ida Manggis, pelumbaran Ida Manggis,
sudah sampai di Rarang, tekocapang dateng Rarang,
Ida Wayan khawatir lagi, Ida Wayanjejah malik,
lagi ia bersernbunyi, malik ya betetili,
rnernbaurkan diri dengan aworang diri' tenga' batur,
pasukan, uwah liwat desa Rarang,
setelah liwat desa Rarang, Ida Manggis banjur bemanik,
Ida Manggis lalu berujar, pedas milu desa Rarang turut
pasti desa Rarang ikut Sakra. Sakra.
795. Alkisah ada dari kabar, 795. Kocap ara' Leman kabar,
rnernohon kepada Jro Mertaji, belako' Ii' Jro Mertaji,
bernarna Bolang beserta aran Bolang dengan dua,
ternannya, mele mate' Ida Manggis,
rnau rnernbunuh Ida Manggis. banjur sili Jro Mertaji,
Lalu rnarah Jro Mertaji, pantes Lalo' anta asu',
"Pantas rupamu hai anjing, nde' me' tao' otak udang,
tak tahu si otak udang, sok me' merenges mele sili,
sok berani kau ini, nuju tetu selapu' ta pada
kalau benar sernua orang be- congah.
rontak."
796. Kalau curna Sakra sendiri, 796. Lamun Sakra mesa' mesa',
kita ini pasti, ite sine tepeng jari,
tak urung akan dipindahkan, nde' ta burung genta pindang,
oleh Gusti Kornang, dan isl' Gusti Komang Lan mami',
ayahnya, Jro Mertaji sill gati,
Jro Mertaji amat rnarah, mapan iya berate biluk,
karena ia berhati bulus, pikirna bekembis dua,
pikirannya berwajah ganda, eneng cerita Ida Manggis,
ki ta tinggalkan si Ida Manggis, tekocapang desa Sakra si'
alkisah Sakra yang nyata be- nyata congah.
rontak.
797. Penuh sesak di Bencingah, 797. Peno' jejel Ii' Bencingah,
lalu ada orang berlari, banjur ara' dengan pelai,
dari utara terengah-engah, Lekan daye terenggas-enggas,
di alun-alun gernpar, si' Ii' peken blur tarik,
rnernbawa anaknya berlari, demak anak na belari,
209
802. Ida Wayan tunggang lang- 802. Ida Wayan nyusur nyumbang,
gang, reba' ures na pelai,
jatuh bangun ia berlari, berot rnancat dara' pegat,
rnencret rnengucur tak peno' kancut bekaleping,
habisnya, nde'na asa sugul tai,
penuh cancutnya menernpel, sok na rnaka andang julu,
tak sadar keluar tinjanya, berari na andang daya,
asalkan rnenghadap depan ngerasa susah dalem pikir,
saja, Ida Wayan nangis nembang
berlari rnenuju utara, dang dang gula.
rnerasa sangat susah, di hati,
Ida Wayan rnelantun tembang
Dangdang.
211
DANDANG
DURMA
817. Sudah mufakat kala sudah 817. Uwah mufakat menah desa
siap, medab deban,
warga Lenting, Tangi, kaula Lenting Tangi,
Lepak, Tuntung, Surabaya, Lepak Tuntang Burebaya,
kabar Rumbuk, Keselet, kabar Rumbu' Keselet Songa',
Song a, ule' aning Sakra tarik,
pulang semua ke Sakra, · sekep bedil tumbak,
bersenjata bedil tombak, wah tegep takilan nasi'.
sudah siap bungkusan nasi-
nya.
818. Terang desa kentongan ber- 818. Menah desa muni kulkul
bunyi, banjur leka',
Tuan Guru Haji Ali, Tuan GuruHaji Ali,
diiringi keluar desa, · tiring sugul desa,
penuh di sawah Pegondang, sesek Ii' bangket Pegondang,
akan menyerang Suradadi, pada gebuk suredadi,
217
831. Salera akan lebur satu pagi, 831. Lamu sakra nde'na burung
ini pendekar di Suradadi, lebur selema',
sering dikeroyok empat ratus, eni labak Ii' Suredadi,
memotong si Bapak Maja, sring patung samas,
kalau Salera berikan hamba, nimbal matur Bapak Maja,
Bapak Hiwang berujar lagi. lamu Sakra nunas kaji,
Bapa' Hiwang matur f!Wlik.
832. Kalau Sakra tangan sebelah 832. Lamu Sakra si' kaji singkurin
hamba, ne doang,
biar sekarang saja diremuk- juru mati' nane perjanji,
kan, kai aruan mesiyat,
supaya cepat hamba bertem- timpalin pra menak Sakra,
pur, sanggup pada tari bai,
melawan bangsawan Sakra, kendel Dewa Cokorda,
sanggupkah mereka mela- wayan malem serep sekali.
wanku,
lega hati Dewa Cokorda,
saat malam mulai mengantuk.
833. Lalu berbunyi meriam di 833. Bajur muni meriyem Ii' desa
Sakra, Sakra,
untuk menjadi ciri, minangka jari ciri,
berbunyi tiga kali beruntun, muni telu kali undak,
desa Suradadi panik, desa Suredadi kewah,
Dewa Cokorda Rai, Dewa Cokorda Rai,
hatinya khawatir, pekayunan jejah,
dan Gusti di desa Kesik. /ah Gusti si' Ii' Kesik.
834. Mau balik biar malam, 834. Suka turun mana peteng pra
hati si Dewa sudah goyah, naneyan,
cepat ia berangkat, pekayunan Dewa wah ganjih,
menuju Kutaraja, gelis banjur lumbar,
Jro Sriaji ikut, bedaya Ii' Kutaraja,
menyertai sampai Kutaraja, Jro Sriyaji milu ngiring,
si Cokorda Dewa Rai. ngiring dateng Kutaraja,
Cokorda Dewa Rai.
835. Tak lama di Kutaraja Cokorda 835. Nde'na sue Ii' Kuteraja
pergi, Cokorda lumbar,
221
ASMARANDANA
PANG KUR
855. Jro Pegading ikut berontak, 855. Jero Pegading milu congah,
Jro Inarsa dengan Jro Rais, Jro lnarsa si' tangket Jro Rais,
l\1ade Blosok diperdaya ke Made Blosok takallang turun,
Cakra, mate'na iya Ii' Langan,
lalu dibunuhnya di jalan, dawek ratu lamun patut kaji
gebuk,
silakan tuan sebaiknya kita senga' congah turut Sakra,
serang, ngeno si'na ngalcallang Gusti.
begitu dia memperdaya
juragannya.
856. Komang Gredek yang diakali, 856. Komang Gredek si' takallang,
terperday'a terkena . ucapan kepincukan kebaudn si' uni
manis, manis,
226
857. Tetapi sekarang Nuna se- 857. Lagu' nane muna kena',
baiknya, sila' Lalu periri kanak si' beri',
silakan atur anak-anak dulu, bagus tatong iya turun,
bahwa ia ke Cakra dulu, nde'na-sopo' pengerasa,
supaya satu yang kita hadapi, Lalu Ayub hegar manah sam-
Lalu Ayub lega sambil tertun- bil nundu',
duk, patut gati manik da kaji.
benar sekali ucapan tuanku.
859. Lalu Ayub berhatur sembah, 859. LaLu Ayub matur nyembah,
"Baiklah tengah malam hamba patut meno tegah malem kai
serta." ngiring,
Lalu Ayub mohon pamit, Lalu Ayub pamit manjur,
pulang ke rumahnya, ule' aning baLena,
sampai di rumah bermusya- dateng bale tanding
warah, reraosan banjur,
sepakat bicara lalu bersurat, mufakat raos mara nyurat,
surat selesai diantar segera. surat jari tatong gelis.
227
862. Mereka segera bersiap ber- 862. Aru' gati berjap lampa',
angkat, pada lampa' nina mama bele'
berangkat laki wanita besar beri',
kecil, sirep sekali leka' turun,
sekira jam sembilan ber- nde'na kocap Ii' langan,
angkat, tarik dateng kokoh Pede'
tak terkisahkan di jalan, banjur tetempuh,
sampai di kali Pedek bertemu si' ngadang,
penghadang, mangkeban surak,
saling soraki, beriyuk pada bebedil.
lalu serentak menembak.
ASMA RANDA
864. Kita tinggalkan Pringga, 864. Eneng desa Pringga Pega-
Pohgading, ding,
terkisahkan desa Mujur, desa Mujur ketuturan,
J ro Tigara gelisah resah, Jero Tigara kewah nane,
berutusan ke Sakra, barutusan tipa' Sakra,
Marong dan Ganti berutus, Marong Ganti barutusan,
kepada si tuan Guru, tipa' Lai' Tuan Guru,
agar datang pasukan Sakra, ade'na bebat sekep Sakra,
mengawal Mujur Marong sangra Mujur Marong Ganti.
Ganti.
869. Arkian fajar pun terbitlah, 869. Parek menah kocap malik,
laskar Sakra sudah siaga, sekep Sakra wah sayaga,
juga Raden yang di Marong, miwah Raden si' Ii' Marong,
laskar Ganti siap, sikep ne le' Ganti napak,
senjata sudah disiapkan, sekep pada mecawisan,
sudah selesai sernbahyang uah bebas sembahyang subuh,
subuh, beriuk pada andang bat.
bersarna rnenuju ke barat.
PANG KUR
880. Semua pemimpin mufakat, 880. Selapu' pra kanggo mupakat,
akan menyerang desa Kediri, raraosan genna regah desa
maka tibalah pagi hari, Kediri,
kentongan bersahutan, peteng menah kocap manjur,
berangkat bersama Tuan Guru muni kulkul batimbalan,
Ali, beterus lampa' Tuan Guru tir-
Haji Ali naik kuda, ing manjur,
sudah sampai Penentang Aik. Haji Ali tunggang jaran,
was dateng penenteng Ai'.
232
884. Berbaur musuh dan teman, 884. Awor musuh lawan rowang,
Tuan Guru diselbl bedil, Tuan Guru ta serung isi' bedil,
serenta berbunyi seribu pucuk, remba' muni bareng siyu,
peluru bagaikan hujan, mimis nde'na bina hujan,
Tuan Guru jatuh dari kudanya, Tuan Guru geri' Leman jaran
tak ada cacat lukanya, banjur,
segera dikerubuti muridnya, nde'na ara' tao'na cacat,
tasarogo isi' murip.
233
887. Si orang Sakra balik pula, 887. Soroh Sakra pada budal,
semua memikul mayat, selapu'na pada tarik lembah
berjalan di gelap malam, mayit,
sudah sampai di Sakra, lam.pa' peteng pada beterus,
tersebut Raden Rarang uah dateng desa Sakra,
mengutus, kacaritan Raden Rarang iya
minta laskar ke Sakra, barutus,
agar datang seketika. Iako' sekep Lai' Sakra,
ade'na turun perjani.
888. Akan mengawal Pringgarata, 888. Gena sanggra Pringgarata,
Jro Nursasih mengirim Jero Nursasih ngalekangang
pasukan, sekep gelis,
dua ratus orang berangkat, kancan satak lam.pa' baterus,
tenggelam matahari sampai serep jelo dateng Kopang,
Kopang, tarik batelah selapu'na. mon-
berhenti semua berpondok, dok banjur,
pagi tiba berangkat lagi, menah desa pada lam.pa',
sampai di Pringgarata. dateng Pringgarata gelis.
234
tak lama datang laskar Bali, nde'na ngone' sekep Bali da-
masuk desa Pringgarata, teng banjur,
Amak Camin lalu ditombak. tamain desa Pringgarata,
Ama' Camin banjur ta bedil.
893. Ada lima orang rebah, 893. Bareng Lima pada reba',
Amak Camin mati terkena Ama' Camin mate bakat si'
peluru, mimis,
belum sempat makan daging- nde' man mau' kaken mayung,
nya, soroh Bali pada bedab-daban,
si orang Bali bersiap-siap, gawe' petak timu' Pringgarata
membuat kubu di timur kukuh,
Pringgarata, pia' petak kancan banya',
membuat benteng beramai- semendu banjuran jari.
ramai,
sebentar lalu selesai.
894. Pasukan Sakra yang diper- 894. Sekep Sakra sa' takalang,
daya, dateng lendang Lowok kan-
sampai di Lowok mengatur dayan baris,
pasukan, ndara' musuh sepi suwung,
tak ada musuh sepi sunyi, galang jelo pada budal,
liwat tengah hari bubar, malik ule' aning Pringgarata
pulang ke Pringgarata, banjur,
dilihatnya kubu kukuh kuat, gita' petak kukuh kekah,
laskar Sakra berunding. sekep Sakra matur tarik.
895. Jelas di situ si Bali pengawal, 895. Pedas bali ito nyanggra,
lalu berangkat ke Rarang, pada leka' aning pondok
setelah tiba lalu bertemu, Rarang tarik,
Raden Rarang segera men- Sedateng banjuran batemu,
yapa, Raden Rarang gelis
mengapa anda ke sini semua, nyanyapa,
meninggalkan desa Pringga- apa karana side lite pada se-
rata, lapu',
laskar Sakra lalu melapor. bilin desa Pringgarata,
sekep Sakra .matur tarik.
896. Seksama ia menuturkan, 896. Teteh isi'na ngaturang,
tinggal Pringgarata memasuk- satingkah na Pringgarata
kan Bali, tdma' Bali,
236
897. Karena di situ tak ada per- 897. Apan ito ndara' petak,
tahanan, serep jelo kemalem pada me-
turun malam mereka bersiap, cawis,
waktu fajar lalu berangkat, parek menah lampa banjur,
menuju selatan Pringgarata, tipa' lau' Pringgarata,
mereka . pun menggelar najuran kandayang baris se-
pasukan, lapu',
laskar Salcra dan Rarang, sekep Sakra timpal Rarang,
mereka mengatur penyerang- banjuran kandayang baris.
an.
898. Sudah pagi lalu berjajar, 898. Uah menah mara bejajar,
mendekati desa bersorak dan depih desa surak sembaren-
menembak, gan isi' bedil,
ada yang masuk membakar, ara'na tama nyanyedut,
orang Pringgarata ricuh, /cancan Pringgarata kewah,
laskar Bali tergopoh-gopoh, sikep Bali miserubutan pada
musuh dari utara selatan, gupuh,
tak keruan akan dihadapi. musuh Zeman lau' daya,
nde' karuan gentadangin.
899. Si orang Bali lalu beraksi, 899. Soroh Bali manjur mara,
menembak sambil berlari, puni' bedil maserubutan pelai,
karena desa sudah dibakar, mapan desa uah masedut,
orang Islam warga Pringga- Selam isin Pringgarata,
rata, pada rarut nina mama maka
mengungsi laki wanita semua, selapu',
ada mengungsi ke orang ara' rarut ojok Slam,
Islam. ara' rarut ngungsi Bali.
ada mengungsi ke orang Bali.
237
904. Raden Rarang sudah siap, 904. Raden Rarang uah siyaga,
laskar dipecah dua, bagi sekep tepia' dua bagi,
separuh liwat selatan, separo langan /au'
separuh liwat utara, separo Langan daya,
lalu berjalan Raden Rarang baterus lampa' Raden
diiringi, Rarang tiring banjur,
berjalan tergesa-gesa, pada lampa' gagang saran,
semua akan membantu. pada mu/a gen nempongin.
908. Bangkai tak dapat dihitung, 908. Mun bangke nde' bau bilang,
tewas Pedanda Ketut Sakti, beterus seda Pedanda Ketut
Anak Agung Gde Putu, Sakti,
dibawa cepat berlari, Anak Agung Gde Putu,
menderu laskar Rarang me- terendang berari gancang,
ngejar, bagaluduk sekep Rarang
menembak tak putusnya, si'na rutuk,
laskar Bali mati berserakan. babedil nde' nara pegat,
sekep Bali mate ngarinting.
909. Berlari tak tentu arahnya, 909. Berari ke pasat-pasat,
ada mati jatuh di tebing, ara' mate teri' Ii' iding
ada berbalik melawan, ngiding,
tak ada jalan berlari meng- mate ta pica' isi' batur,
amuk, ara'na babalik ngalawan,
dikeroyok laskar Rarang, nde'na ara' langan berari
sebentar lalu beres. mara ngamuk,
tepatung si' sekep Rarang,
semenda' banjur periri.
910. Mayat tak terhitung, 910. Mun bangke nde baun i bilang,
bergelimpangan di sawah ter- bagalampar Ii' bangket
bujur, sintung ngelintir,
Pedanda dipancung, Padanda ta punggal banjur,
dibawa kepalanya ke kubu, tajau' otak ojok petak,
kita tinggalkan tersebut desa eneng cerita takocapang desa
Ge rung, Gerung,
niat ingkarnya sudah kentara, angseng nganna uah ketara,
memang tajam pengamatan mula celang raja Bali.
Bali.
911. Raja Bali membicarakan, 911. Raja Bali ngeraosang,
desa Gerung jelas berontak, desa Gerung kanten mula
seketika berangkat diserbu, bebalik,
laskar Bali bersiap-siap, pra nane leka' tagebuk,
pasukan bedil dua ribu ber- sekep Bali madab daban,
angkat, soroh bedil duang tali lam.pa'
sampai Gerung mengatur banjur,
pasukan, dateng Gerung iya ngam-
desa Gerung diberondong. biyar,
desa Gerung manjur ta bedil.
(vi ii -=-- -
· IK "'• .. ..•• P \.i'•<:·r
- : ...1~
.
f-'\ • ,~ ~
1-, · ~ ·
._, r,-. ,: ;-
·r,"r · ,_ • ...: ... .:.;"-:, .. , .....
> ~,,
,_ ..,
· f"ff>\! .
I
912. Desa ~~~~~.~ L:~.:. . ".~:;:;.T.z.,Desa Gerung mekewahan,
hiruk pikuk raden dan buling:----....J merebutkan pra raden Ian pra
ricuh mereka mengungsi, Buling,
tak ada mampu menghadang, kewah pada bariyuk rarut,
masukhutan Kuripan berkum- nde'na ara' kawa ngandng,
pul, tama gawah gunung Kuripan
desa Gerung lalu kalah, lain bakuwur,
tanpa perang maka heres. desa Gerung banjur kalah,
ndara' siat baterus bersi.
913. Kita tinggalkan Gerung yang 913. Eneng Gerung si' uah kalah,
kalah, kacaritan Sekarbela congah
tersebut Sekarbela berontak malik,
lagi, keraosan daya biluk,
dicap ingkar, rua tadah mu/a bina,
sikapnya sudah berubah, tadahuh hang aning Cakra
diundang ke Cakra tak mau nde'na teduh,
hadir, Anak Agung sangat duka,
Anak Agung sangat marah, keraosan uah bebalik.
dinyatakan sudah berontak.
914. Jelas Sekarbela berontak, 914. Janten Sekarbela congah,
para punggawa mengum- pra punggawa tebengang se-
pulkan laskarnya, kep na tarik,
Sekarbela diserbu, Sekarbela iya' ta gebuk,
laskar Bali membawa tombak, sekep bedil tumbak napak,
lengkap laskar lalu berangkat, tebeng sekep Anak Agung
bangsa mamas pengawal, lumbar banjur,
bersinar gemerlapan. soroh mamas pengawinan,
tenang tandur bagaligip.
915. Di depan bedil berjajar, 915. Papucuk bedil bajajar,
pasukan tombak dan bedil baris tumbak baris bedil
teratur, matindih,
sudah sampai di Se~arbela, dateng Sekarbela banjur,
berpencar mengatur pasukan, bejajar pada ngamiyar,
sudah berdamping penyerang, uah bedera' sundulan gunung
sayap pasukan mengitari, gunung,
berderet lalu menembak. kaletek baris mahideran,
badere' banjur babedil.
241
SIN OM
932. Menyerang bertunda-tunda, 932. Baregah balalang-lalang,
Rarang Sakra banyak yang Rarang Sakra bae belit,
pulang, banjur na dateng horta,
lalu datanglah berita, iya' baregah raja Bali,
Raja Bali akan rnenyerang, Rarang Sakra wah mecawis,
Rarang Sak.Ta bersiap-siap, tebeng sanggra petak Mujur,
ketat pengawalan kubu Mujur, janten horta jelo Jumat,
jelasnya khabar hari Jurnat, gen baregah raja Bali,
Raja Bali akan rnenyerang, Rarang Sakra siaga ngantih Ii'
Rarang Sakra bersiap nanti di petak.
kubu.
933. Malarn sudah harnpir pagi, 933. Wayan maLem pupu kambang,
lalu datanglah laskar Bali, banjur dateng sekep Bali,
rnenernbak kubu bersarnaan, bedil petak sembarengan,
Sak.Ta Rarang rnernbalas, Sakra Rarang pada nimbalin,
dari kubu rnernakai bedil, Leman petak ngadu bedil,
rarnai perternpuran sarna kuat, pupuk siyat ndara' kingguh,
dari Kawo disebutkan, Leman Kawo kacaritan,
disuruh oleh orang Bali, ta suru' si' tau Bali,
dua orang rnasuk Mujur rnern- kancan dua tama Mujur
bakar desa. nyedut desa.
934. Sarnpai Mujur keduanya, 934. Dateng mujur dadua'na,
rnenyulut korek rnernbakar corek colok nyedet sambi,
lurnburig, ta gita' isi' dengan nina,
dilihat oleh orang perernpuan, api coLok pedas gati,
api korek jelas sekali, si' nina batutur ge/is,
si wanita rnenceriterakan, takalipung banjur tabau,
dikepung lalu ditangkap, kocap sopo' berari gancang,
yang satu cepat berlari, si' sopo' banjur tatali',
246
DURMA
970. Seru bertempur bedil bersa- . 970. Rame siat bedil muni batim-
hutan, balan,
mayat bergelimpangan, bangke sampal bagarinting,
Bali semakin mendesak, Bali sayan ngulah,
laskar Islam berlindung, sekep Slam makilesan,
mundur teratur sambil mem- surut bombong ngadu bedil,
bedil, pada maserubutan,
berlari berebutan, si' perang ngadu bedil.
si orang pembawa bedil.
971. Bangsa orang dusun 971. Soroh kaula pedasanan
Batukliang, Batukliang,
minggat sudah mengungsi, budal uah rarut tarik,
mengungsi ke desa, pada ngungsi desa,
ada yang masuk ke hutan, ara'na tama Ii' gawah,
membawa anak keluarganya, pada rembat anak jari,
musuh semakin maju, musuh sayan ngulah,
dekat pasar Ai Gering. rapet tenten Ai' Gering.
257
972. Yang di Kopang dan 972. Si' Ii' desa lcopang miwah
Batukliang, Batukliang,
panik habis mengungsi, gewar bis rarut tarik,
mak.a turunlah tabir malam, banjuran peteng desa,
laskar Bali berpondok, sekep Bali mapondokan,
merek.a di padang semua, pada Ii' lalendang tarik,
arkian teranglah bumi, kocap pupu kembang,
laskar Bali mengatur barisan. sekt;p Bali jajarang baris.
973. Berjajar bersorak di Aik 973. Pada ngambiyar Ii' Ai'
Gening, Gering ngangkat surak,
berderet mereka menembak, badere' pada babedil,
mendesak bersorak, ngulah masurakan,
warga Kopang, Batukliang, soroh Kopang Batukliang,
mereka bertahan dengan bedil, pada nanggalin si' bedil,
tetapi masih takut, anging pada jejah,
merasa sudah genting. pangrasa pada uah ganjih.
974. Ribut mengungsi Kopang, 974. Gewar rarut kanca Kopang
Batukliang, Batukliang,
dan Babua juga habis, Ian babua' ebih tarik,
Semparu, Lendang Aru, Semparu Lendang Ara,
Darmaji dan Muncan, Darmaji Ian Muncan,
desa Kopang masih sepi, desa Kopang masih sepi,
juga Batukliang, miwah Batukliang,
si orang Bali membakar. soroh Bali nyedut tarik.
975. Terbakar desa Kopang 975. Terus julat desa Kopang
Batukliang, Batukliang,
laskar Bali maju ke tirnur, musuh Bali batimu' tarik,
menuju Kutaraja, ngungsi Kutaraja,
Kilang Bendung Sukadana, ilang Bendung Sukadana,
Montong Betok ngacir semua, Montong Betok rarut tarik,
Raden Gde desa Rarang, Raden Gde desa Rarang,
dan Jenggik mengungsi juga. Ian Jenggik rarut masih.
976. Kalitemu ikut radennya 976. Kalitemu ngiring Raden mili
mengungsi, budal,
menuju desa Masbagek Masbagik si' na ungsi,
Sikur Ke8ik Jorong Si/cur Kesik Jorong
Rungkang, Rungkang,
258
981. Seratus orang atau lebih sedikit, 981. Kancan satus atut na lebih
berpencar akan menghadang, sopo'dua,
laskar Sakra melihat, ngambiar gen nimpalin,
berbunyi bedil bersama, sikep Sakra gagita',
maju sorak dan bedil, muni' bedil sembarengan,
mereka berlomba, ngulah surak awor bedil,
warga Suradadi berlari. pada berebutan,
/cancan Suradadi belit.
982. Berlindung ke utara lalu 982. Makilesan Ojok daya beterus
hilang, musna,
saling sikut keluar tainya, saling koeh sugul tai,
laskar Sakra mendesak, sekep Sakra, ngulahang,
dari selatan bersamaan, Zeman lau' sembarengan,
masuk desa Suradadi, tama desa Suradadi,
semua menjarah, tarikna bajarah,
rurnah-rurnah dirnasuki. bale arik tatamain.
983. Lalu rnernbakar api berkobar 983. Beterus nyedut lau' daya api
di rnana-rnana, doang,
seperti gunung nyala api, mara' gunung nyala api,
rurnah lurnbung terbakar, bale sambi julat,
laskar Sakra kernbali, sekep Sakra beterus budal,
pulang ke desa Sakra, ule' aning Sakra tarik,
kita tinggalkan desa Sakra, eneng desa Sakra,
tersebut si Raja Bali. takocapang raja Bali.
984. Penuh pasukan rneronda desa 984. Tebeng sekep sanggra desa
Kutaraja, Kutaraja,
dipirnpin oleh pernbesar Bali, si' munggawa Ida Gusti,
lagi dituturkan, malik kacaritan,
para penguasa desa Sakra, pra kanggo desa Sakra,
bicara rnereka sepakat, mupakat raos was bejait,
bersarna raden Rarang, tangket raden Rarang,
perjanjian sudah pasti. pangubaya was pasti.
985. Bersama menyerbu Kutaraja, 985. Pada bareng regah des a
di Sakra bersiap-siap, Kutaraja,
dari sore hari, Ii' desa Sakra, macawis,
nasi dan bekal tersedia, Leman serambiyan,
260
PANG KUR
1002. Lalu membangun sorak, 1002. banjuran mangkeban surak,
laskar Bali berpencar ber- sekep Bali ngambiar pada
baris, bebaris,
penyerang dan gunung- sasundulan gunung-gunung,
gunung, keletek baris ideran,
sayap dan gelang kunci, pada ngulah rapet Masbagik
maju mendekati Masbagek, banjur,
berjajar serempak menem- surak rame batimbalan,
bak. badere' remba' babadil.
1003. Hiruk pikuk dalam desa, 1003. Gewar encong dalem desa,
di Masbagek Raden Rarang Masbagik Raden Rarang
keluar, baterus mijil,
laskar Rarang keluar, sekep Rarang pada sugul,
berpencar melawan, ngambiar pada mantaggal,
Jro Wayan kembar maju ke Jro Wayan Kembar ngu-
timur, lahang iya batimu',
seratus orang bersama, kancan satus sembarengan,
naik di pagar kubu. taek Lai' petak tarik.
1004. Lalu masuk ke dalam desa, 1004. Baterus tama dalem desa,
dilihat oleh pasukan Rarang, sekep Rarang pada bagita'
dibiarkan masuk semua, tarik,
delapan puluh sudah masuk, ta alurang tama selapu',
lalu mengamuk laskar balu' pulu si' was tama,
Rarang, banjuran sekep Rarang pada
memakai bedil tombak kele- ngamuk,
wang, ngadu bedil tumbak kale-
locar kacir laskar Bali. wang,
maserubutan kancan Bali.
1005. Di kepung oleh laskar 1005. Talipung si' sekep Rarang,
Rarang, maserubutan nde' karuan
kocar-kacir tak karuan gen tandingin,
dihadapi, sekep Bali punah selapu',
laskar Bali amblas semua, senuga' tama dalem petak,
yang masuk ke dalam ben- balu' pulu bau berari ara'
teng, pitu',
265
1007. Lalu datang laskar Sakra, 1007. Banjur dateng sekep Sakra,
Kabar Jantuk berpencar, Kabar Jantuk pada ngam-
pasukan bedil di depan, biar tarilc,
diapit oleh tombak pedang, soroh bedil leman julu,
Kabar Jantuk datang dari ba- tabih si' tumbak kalewang,
rat daya, Kabar Jantuk pada datang
yang mendukung sudah leman bat lau',
siaga, si nempongin pada siaga,
serentak mereka menembak. beriuk remba' puni' bedil.
1008. Seru pertempuran dalam 1008. Dalem desa rames siat,
des a, tarik gewar babedil leman
ricuh menembak dari be- muri,
lakang, sekep Bali pada biur,
laskar Bali ribut, mapan nde' karuan si'na an-
tak karuan yang dihadapi, dang,
si orang Kawo Pujut mati soroh Kawo Pujut mate sam-
bergelimpangan, pal sawu,
mayat berserakan, banglce sampal bagalampar,
di dalam gerbang malang Ii' dalem kuta ngarinting.
melintang.
266
1009. Den Nuna Hengku meng- 1009. Danuna Hung/cu ngamuk si'
amuk, pedang,
berdua dengan Raden Satraji, /cancan duwa Ian raden Sas-
mengamuk bahu membahu, traji,
baru membunuh sembilan, ngamuk pada saling sundul,
Nuna Hengku tewas sabil, baru'na nyemate' siswa',
meninggal di dalam desa, Nuna Hungku dasida sabil
laskar Bali lalu mundur. bajur,
dalem desa pon na seda,
sekep Bali surut tarik.
1010. Latu datang laskar Sakra, 1010. Beterus dateng sekep Sakra,
bersama masuk desa sembarengan tama Ii'
Masbagek, Masbagi' tarik,
semua menembak, pada bebedil selapu',
bersama laskar Jantik Kabar, bareng sekep Jantuk kabar,
ramai bertempur tertutup rame siat kukus bedil peteng
asap bedil, ngibut,
laskar Bali kalang kabut, sekep Bali maserubutan,
sisa mati berlari ngibrit. sisen mate pada berari.
1011. Karena peluru bagaikan 1011. Mapan mimis mara' ujan,
hujan, soroh Kawo Pujut mate nga-
si Kawo Pujut ramai mati, rinting,
bangkai berserak bertumpuk, bangke Samapal betetum-
Gusti Komang Pengsong puk,
batik, Gusti Komang Pengsong
dengan pembesar mengiringi budal,
~akAgung, Ian budanda budal ngiring
pulang ke Kutaraja, AnakAgung,
laskar Sakra disebutkan lagi. ule' aning Kutaraja,
sekep Sakra kocap malik.
1012. Bersama laskar Kabar 1012. Bareng sekep Jantuk Kabar,
Jantuk, dateng ngone' tama lai' Mas-
sudah masuk di Masbageq, bagi' tarilc,
menuju desa bagian selatan, tipa' na Ii' gubuk lau',
kampung si' Arna' Ruminah, pegubukan Arna' Ruminah,
menjumpai seratus dulang dait gubuk matapakan ara'
sajian, satus,
267
ASMARANDANA
1019. Tetapi aslinya, 1019. Anging mula Ii' kejejat,
ia bukan raja Makasar, ende'na iye Datu Makasar,
orang Bugis bemama Jerek, tau kampung aran Jere',
mengupah orang menyem- berupa' ta pangku sembah,
bahnya, no si' telu tanggep upa',
si tiga orang menerima upah, jari Jceceriten manjur,
lalu dituturkan pula, Datu baru si' Ii' Sakra.
si Raja baru di Sakra.
269
1020. Tunduk semua perwangsa, 1020. Tinut pra raden pra buling,
semua merasa lega hati, selapu' lcendel pangrasa,
karena mereka tak menge- sebap pada nde'na nao',
tahui, Datu baru pekayunan,
Datu baru berhendak, kayun regah Kuteraja,
mau menyerbu Kutaraja, pra bekel Sakra saturut,
pemimpin Sakra manut, manjur pada bedawuhan.
lalu mereka mengumumkan.
1021. Semua sudah bersiap, 1021 . Selapu' pada mecawis,
besok pagi akan berangkat, jema' aru gen na leka',
tersebut si Datu Jerek, keceriten Datu Jere',
lalu menaikkan bendera, mara taekang bendera,
di alun-alun desa Sakra, lai' peken desa Salera,
maka turunlah tabir malam, peteng desa kocap manjur,
fajar terbit maka berangkat. parek menah baterus leka'.
1022. Datu Jerek sudah diiringi, 1022. DatuJre'was ta iring,
menyerang ke Kutaraja, begebuk Ii' Kutaraja,
Datu Jerek berceloteh terus, Datu Jre' ngokok bae,
mengandai mencabut ngindayan serer kelewang,
pedang, sanggup na tepatung satak,
sanggup dikeroyok dua ratus, Kutaraja tulus na lebur,
Kutaraja pasti lebur, meno reraosan Ii' langan.
begitu bualnya di jalan.
1023. Sepanjang jalan bertingkah, 1023. Selangan-langan meripit,
si Datu Jerek meragakan, datu Jre' si' ngindayang,
melompat menerkam mener- nyingklang berempat be-
jang, dingklang bae,
sudah sampai di Kutaraja, wah dateng Ii' Kutaraja,
Datu Jerek maju, Datu Jre' ngulang hang,
bermaksud masuk desa, gena tama desa banjur,
bertemu dengan pengawal betempuh tangket penyang-
gerbang. gran Kuta.
1024. Pengawal serempak menem- 1024. Penyanggra remba' bebedil,
bak, sekep Salera maburutan,
laskar Sakra kocar kacir, Datu Jre' mirik encong,
Datu Jerek cepat menyingkir, igelang kalewang makile-
menari membawa pedang, wan,
~ ' .·; ·.~·
, . ,- --~--- ,. . ~ "°'
. ~ •
.,~..,.-...,
'·
-
~ \t
--,
.,,,
"~
\'
r• .."t-..~l\L\\\1.1, .-.
.
• •
•'
· , .:1• 271\.
;..·-~. "\j
i ' i I ' .
, Q"V.L .. . ·• · . ...-
PflA~ Ja•~-·hujail,- mimis musuh mara' ujan,
1~~ar~Ssta'a1ilu melawan, sekep Sakra ngelawan
seru bertempur saling bedil. banjur,
rame perang bebedilan.
1025. Laskar Bali maju serempak, 1025. Sekep bali ngulah hang tarik,
warga Salera berlindung, soroh Sakra makilesan,
surut semua mereka, pada surut maka selue',
pulang ke desa Sakra, budal ule' aning Sakra,
Masbagek dituturkan, Masbage' tekocapang,
Raden Sastraji berutus, Raden Sastraji iya berutus,
mengundang Haji Ali Praya. pesila' Haji Ali Praya.
1026. Karena si Haji Ali tennashur, 1026. Mapan kasup Haji Ali,
menjadi benteng desa Praya, jari labak desa Praya,
maksud Raden Gede, pekayunan Raden Gde,
beliau mau menyerang, deside suka beregah,
menyerbu desa Lendang gebuk desa Lendang nangka,
Nangka, Haji Ali Praya banjur,
Haji Ali Praya lalu, leka' tangket karo belah.
berjalan seratus lima puluh
orang.
1027. Sudah sampai di Masbagek, 1027. Dateng Masbagi' gelis,
bertemu Den Nuna Hunggah, bedait Lan Dinuna Hunggah,
lalu mereka bennufakat. bajuran mupakat raos,
besok akan pergi menyerang, jema' gen leka' baregah,
begitulah janji mereka, meno mula raraosan,
malampun berganti siang, peteng menah kocap banjur,
tambur berbunyi lalu ber- muni tambur beterus leka'.
angkat.
1028. Pasukan tombak pasukan 1028. Sekep tumbak sekep bedil,
bedil, sekep Praya takuculcang,
laskar Praya di depan, leka' gegangsaran bae,
berjalan bergegas, uah dateng li' Lendang
sudah sampai di Lendang Nangka,
Nangka, banjuran angkat surak,
membunyikan bedil serem- kancan Lendang Nangka
pak. banjur,
puni' bedil sembarengan.
271
1045. Maksud saya amat penting, 1045. Gawen saya bele' gati,
ingin mendamaikan, sadiya mula ngerapahhang,
jangan tuan berperang be- enda' ta beperang mene,
gini, bemusuh Ian kaula mesa',
bennusuhan dengan rakyat sai si' nde' mele teperintah,
sendiri, sino mula saya gebuk,
siapa yang talc. mau diperin- Anak Agung ngumbe neka.
tah,
itu akan saya perangi,
bagaimana pendapat tuan
Agung.
1046. Anak Agung Ngurah ber- 1046. Anak Agung Ngurah be-
kata, manik,
saya mau didamaikan, saya suka terapahang,
saya tak ingkar sekarang, ende' saya piwal nekani,
mengikuti perintah tuan, turut perentahan tuan,
tetapi ada masalah hamba, anging ara' saya sangke
kami ini belum berkumpul, yang,
sebab masih ada menjaga mapan saya nde' man kum-
Kutaraja. pul,
masih sanggra Kutaraja.
1047. Masih pula ada di Mujur, 1047. Li' muru ponna masih,
Tuan Lipring menjawab lem- Tuan Lipring alus panimbal,
but, lamun sino gampang lalo',
ah itu soal gampang, serdadu tutut iya,
nanti serdadu menjemput- Anak Agung malik, ngan-
nya, dika,
Anak Agung berkata lagi, Tuan Lipring meno bagus,
baik bila demikian Tuan nde'na kumpul dateng Ii'
Lipring, Cakra.
supaya berkumpul mereka di
Cakra.
1048. Tuan Lipring memerin- 1048. Tuan Lipring bemanik gelis,
tahkan, Ii' soroh tuan Jwmendan,
kepada para komandan, batenga' serdadu lalo',
agar serdadu disuruh ke batenga' Ii' Kutaraja,
tengah,
276
SINOM
1060. Arkian tuturan Bali yang 1060. Kocap nyah bali si' cilaka,
jahat, dait nane' dengki jahil,
tetap saja dengki jahil, jari racun li' bilang desa,
menjadi racun di setiap desa, mapan mula daya dengki,
karena memang siasat nde'na mele ngaso"i,
dengki, peta akal prih pemau',
tak mau mereka merendah ngadayang botoh bilang
diri, des a,
mencari akal asalkan dapat, po'na mau' mangan selcali,
mengadakanjudi setiap desa, mula iya langanna peta jari
agar dapat akan sekali, pangaan.
memang untuk mencari re-
jeki.
1065. Jro Mustiaji Raden Dunnas, 1065. Jro Mustiaji Raden durmas,
dihaturltan santapan, lcapaica pendadar tarik,
satu dulang berat sepikul, pada sedulang katir dua,
kain sutera nan inclah, lalemesan sutra luih,
bangsa sutera songket bersu- soroh sutra songketwijil,
lam, batik kembang bancul ancuk,
batik kembang pucuk re- dewangga sutra permas,
hung, sawitan bekembang kuning,
sutera dewangga sutera per- segenepan pengajin dua juta.
mas,
sawitan berbunga kuning,
seperangkat lengkap harga
duajuta.
1066. Diberikan oleh Raja Ngurah, J66. Kican si' Ngurah ajinda,
terlcena ucapan manis, baba wan si' uni manis,
Raden Dunnas dan Jro Raden Durmas Ian Jro
Kopang, Kopang,
karena memang licin lihai, mapan mula widagda ririh,
Anak Agung Ngurah Aji, Anak Agung Ngurah Aji,
terhanyut di cara manis, kaduduttan si' raos halus,
karena memang si Jro kerana mula Jro Kopang,
Kopang, masuhur widagda ririh,
tennashur pintar dan lihai, pideksa raosan berugung
mantap bicaraoya padahal doang.
dusta belaka.
1067. Manggis kuning cuma se- 1067. Manggis kuning selolo
batang, doang,
wadah asam dengan kelampi, tangka' asem si' kelampi,
manis cuma di bibir saja, manis uni bawo doang,
dalam hati seperti api, dalem angen mara' api,
lcayu randu menjadi gerbang, lcayu'rangdujarikuri,
ditempati si kutu batang, bis tetao' isi' bubuk,
buat keranjang tern pat jarak, piya' kalunglcung tangka'
Anak Agung penguasa besar, jarale,
terhanyut dapat diperdaya Analc Agung muter bumi,
seperti bocah. lceduduttan bau teugung
mara' Jcanalc.
282
1068. Jro Kopang dan Raden 1068. Jro Kopang Raden Jonggat,
Jonggat, pamit budal ule' gelis,
mohon pamit segera pulang, serep jelo kacaritan,
matahari terbenam terldsah- bapitung ngan /cancan Bali,
kan, selapu'na cawisan bedil,
bermupakat warga Bali, seredadu si' dekat Miru,
semua mempersiapkan bedil, sino mula gen laksana',
serdadu di dekat Miru, pad.a kwnpul soroh Bali,
itu akan digrebeknya, dalem tembok Manyure tao'
berkumpul si warga Bali, napak.
mereka bersiap di dalam
tembok Mayura.
1069. Sudah sepakat bicara 1069. Patuh raos na mupakat,
mereka, banjuran na bareng bebedil,
lalu mereka serempak /cancan seredadu bakat,
menembak, kapisanan reba' nguring.
si serdadu terluka, /cancan Bali malik bebedil,
ada yang mati tergeletak, beriyuk reba' bareng telu,
laskar Bali lagi menembak, suredadu bakat Lima,
tiga orang serdadu jatuh ma ti, maka Zima mate tarik,
lima serdadu terluka, banjur gewar seredadu se-
kelimanya lalu almamum, lapu'na.
paniklah semua serdadu
Belanda.
1070. Bersama mereka menembak, 1070. Beriyuk medil sembarengan,
sorak ramai bedil berdentum, surak rame bedil ngalintir,
sating bedil berhadapan, tarik medil berandangan,
warga Bali ricuh pula, soron bali geger tarik,
semua mengambil bedilnya, selapu'na demak bedil,
serdadu Belanda dikepung, seradadu tekalipung,
ditembak dari kiri kanan, ta bedil feman kiri kanan,
muka belakang serernpak, julu mudi beriuk tarik,
serdadu Iuka dan mati ber- seredadu bakat mate bege-
gelimpangan. lampar.
1071. Bertempur dari waktu senja, 1071. Perang leman suranbiyan,
sampai pagi tak putusnya, jangka menah endara' pa-
berdadu sampai amblas, panggil,
283
PANG KUR
1076. serdadu banyak terluka, 1076. Suredadu lue' bakat,
ada terjatuh mati oleh peluru ara' reba' mate bakat isi'
serdadu bersama-sama, mimis,
menembak serempak, suredadu beriuk manjur,
seru pertempuran berbaur puni' bedil sembarengan,
asap mesiu, rame siat kukus bedil peteng
mayat bergelimpangan, ngibut,
serdadu maju mandesak. bangke sampal begerinting,
suredadu ngulahang tarik.
1077. Mereka maju ke barat, 1077. Pada leka' andang bat,
sambil bertempur bangkai sambil perang bangke sam-
berserak, pal begerinting,
bunyi bedil mengguntur, swaran bedil begeluduk,
sampai tiba di Suweta, jangka dateng Ii' Suweta,
serdadu dikepung musuh suredadu terkelipung isik
(Bali), musuh,
285
1083. Akan menyingkir tak tahu 1083. Gena mirik gara' laina,
a rah, langan timu' kansan Slam
di timur si orang Sasak men- nyanggrahin,
jaga, pada ngerep ngerasa ibuk,
semua mendekam ketakutan, soroh Bali bepitungan,
warga Bali bermupakat, pada ngeraos mele bilin
berunding mau meninggal- AnakAgung,
kan si raja, gen nungkul aning Blanda,
akan menyerah kepada lolos nyedi pirik diri'.
Beland a.
minggat menyelamatkan
diri.
1084. Mortir Belanda di kapal, 1084. Sekep Belanda si'li. kapal,
turun dari kapalnya, pada turun Leman kapal na
panglima perangnya turun, tarik,
bangsa komandan, kepalen perang pada turun,
berpondok di Ampenan, soroh kancan kumendan,
tak kurang lirna ribu, Ii' Ampenan sesek pada mon-
serdadu bersenjata bedil. dok selapu',
nde'na kurang Lima laksa,
suredadu sekep bedil.
287
MASKUMAMBANG
1093. Subahnala sangat dalam 1093. Subahnala mulan bunuh tan-
jejak si sapi, dang sampi,
buatlah garu cabang maja, pia' gau pempang bila,
memang ajal si Agung tewas, mula tuduh Anak Agung ba-
tak dapat diselamatkan lagi. reng janji,
nde'na bau simpangin ia.
1094. Duh mas mi rah pisang lilin di 1094. Duh mas mirah punti' lilin le'
Labuaji, Labuaji,
tanam kopi di Punia, talet kahwa le' Punia,
bila si Agung meninggalkan mun anak Agung bilin kaji,
hamba, tan kuasa kaji temu susah
tak tahan berduka di atas bawon dunia.
dunia.
1095. Aduh dewa kayu pace ra- 1095. Adu dewa kayu' pace jari
muan lumbung, ramon sambi,
beringin berjenggot di pan- bunut baok le' Pancor selela,
curan batu, lamun Anak Agung julu mate
bila si Agung mendahului bilin kaji,
mati, payunta jeleng ngangos nde'
menderita tercenung tak mau' beriwa.
dapat memangku.
290
1097. Anak Agung berduka cita 1097. Anak Agung Ajinda lebih
menangis, susah sedih nangis,
menyayangi putranya telah kangen bijana uah seda,
tewas, malik si'na seselan diri',
lagi menyesali diri, nyesel nde' mele terapahang.
menyesal tak mau didamai-
kan.
1098. Sekarang baru si raja ber- 1098. Baru' nengka meno pikir
pikir, NgurahAji,
panjang penyesalan sayangi belo nyesel kangen raga,
diri, tanpa gawe nyesel mudi,
sesal kemudian tiada ber- tutu' kemuktian na le' gumi
guna, Sasak.
tamat kekuasaannya di bumi
Sasak.
1099. Begitu pikiran Agung aji, 1099. Agung ajinda meno si'na
semakin berlarut hati duka- bepikir pi/cir,
nya, sayan dudur ate susah,
menoleh kanan dan kiri, cingakin kawan kiri,
atas bawah dilihamya. luhur andap tesereminang.
1100. Duhai adik mengeluh sayang 1100. Aduh adi' bebangsal kangen
istrinya, sebini',
sanak famili dan putranya, Ian kadang miwah bija,
Anak Agung dihadap di Anak Agung le' bencingah
Bencingan, ·Jcetangkil,
oleh sentana dan pembesar. isi' wargi soroh budanda.
291
DANGDANGGULA
1101. Sedang penuh orang meng- 1101. Nyek.anna tebeng si' pada
hadap, nangkil,
para warga, soroh wargi,
bersama para punggawa, lawan pra punggawa,
juga para pemimpin sebumi miwah Ian Budanda maka
Sasak, sepaer,
lalu datanglah serdadu, banjur dateng suredadu,
· di Cakra penuh berbaris, ito' Ii' Calera lue' bebaris,
mengiring si Mayor kepala iring Tuan Mayor kepala
perang, perang,
di barat Miru, ito baret Miru,
penuh sesak masuk Cakra, peno' padet tama Calera,
tidak kurang, nde'na kurang,
sekitar lima ribu, swatara limang tali,
bangsa komendan empat soroh kumendan petang
ratus. dasa.
1102. Tuan Mayor itu memerin- 1102. Tuan Mayor no banjur be-
tahkan, manik,
kepada komandan, Ii' kumendan,
disuruh masuk di Bencingah, ya tesuru' tama Ii' bencingah,
bersama serdadu yang bareng si' suredadu Lue',
banyak, bebaris tama Ii' puri Agung,
berbaris masuk puri Agung, remba' bebedil pereret muni
menembak dan terompet ber- muni,
bunyi, peteng dedet kukus hubat,
asap bedil gelap berkabut, suwaran bedil begeluduk,
suara bedil menggeluduk, tender jangkaecok jagat,
menggelegar menggoncang separo malilc,
bwni, sedut dinamit bawa' puri,
separohnya lagi, tembok bencingah reba'
membakar dinamit di bawah nyeroang.
purl,
tembok bencingah rubuh ter-
junglcal.
292
1103. Dari situ si serdadu masuk, 1103. Ito Langan na tama seredadu
mengiringi, lue' gati,
si Komandan dan tuan aju- iring soroh,
dan, kumendan Ian Tuan Ajudan,
bersama tuan mayor, mesarengan Ian Tuan
mereka menuju Anak Mayor,
Agung, si'na tepet Anak Agung,
si Agung Aji sedang duduk, Ajinda sedek malinggih,
dihadapi di balai sidang, tetangkil Ii' bencingah,
tuan ajudan langsung, Tuan Ajinda beterus,
naik ke Bencingah, taek Ii' penangkilan,
diiringi para, ngiring soroh,
perwira berpangkat tinggi, si' berpangkat tinggi-tinggi,
mayor letnan dan komandan. Mayor Letnan Ian kumen-
dan.
1104. Anak Agung lalu dipegang, 1104. Anak Agung banjur tademak
disergap, iya gelis,
lalu segera dilarikan, teserogo,
ke Ampenan oleh tuan terus iya trus telariang,
Mayor, aning ampenan si' Tuan
dinaikkan ke kapal, Mayor,
alkisah di Cakra lagi, tetaekang aning kapal
warga bali yang banyak, banjur,
hiruk pikuk m~reka, kocap Ii' Cakra no malik,
di dalam purl Cakra, soroh Bali si' pada banyak,
ada yang menangis, meburutan tarik biur,
menganga mengap me- Ii' dalem puri Cakra,
nangis, ara' nangis,
seperti orang makan cabe. nganga' ngangkot pada
sedih,
mara' dengan kaken sebiya.
1105. Gulung menggulung keluar 1105. saling gulung sugul li' dalem
purl, puri,
ada patah terinjak berebutan, ara' na polak saling picak
ada keluar mencretnya, berebutan,
separuh mati keluar ken- ara' molang sugul tai
tutnya, nanyerot,
293
--· __
i'4 ••"' t # , . •• I
..,._"' -.___,,...__;"