Anda di halaman 1dari 306

TIDAK DIPEADAGANGKAN UNTUK UMUM

BABAD SAKRA

... t
. ::

5. 5
TIOAK DIPEROAGANGKAN UNTUK UMUM

.. : :. ·· · '·.:y · l.lO
,. ~.

r~c'.
,- .. .

N~ · , ··:' ·;i i~
~-···- -· --utlu ·Gde· Sop!rrml'!ln--

M. •''\I ; dJ.\l~
t ~N : .
. ' . b- l{-~ t
,;''.~), t• ~
- - .. :'·_:_:......
I
........~ ' . ...... . . . '• .

Pusat Pemblnaan dan Pengembangan Bahasa


Departemen Pendldlkan dan Kebudayaan
Jakarta
1994

,- - -----
/
~-'
PROYEK PEMBINAAN BUKU SASTRA INDONESIA
DAN DAERAH-JAKARTA
TAHUN 1993/1994
PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Pemimpin Proyek : Dr. Nafron Hasjim


Bendahara Proyck : Suwanda
Sckrctaris Proyek : Drs. Farid Hadi
Staf Proyek : Ciptodigiyarto
Sujatmo
E. Bachtiar

'I h _,,--· • If ISBN 979-459-392-3


I J..
___ I ~9~-~-·----),

HAK CIPT A DILINDUNGI UNDANG-UNDANG


Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya dilarang diperbanyak
dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari pcnerbit,
kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikcl
atau karangan ilmiah

ii
KATA PENGANTAR

Masalah kesusastraan, khususnya sastra (lisan) daerah dan sastra


Indonesia lama, merupakan masalah kebudayaan nasional yang perlu
digarap dengan sungguh-sungguh dan berencana. Dalam sastra (lisan)
daerah dan sastra Indonesia lama itu, yang merupakan warisan budaya
nenek moyang bangsa Indonesia, tersimpan nilai-nilai budaya yang
tinggi. Sehubungan dengan itu, sangat tepat kiranya Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Proyek Pembinaan Buku Sastra
Indonesia dan Daerah-Jakarta berusaha melestarikan nilai-nilai budaya
dalam sastra itu dengan cara peinilihan, pengalihaksaraan, dan pener-
jemahan sastra (lisan) berbahasa daerah itu.
Usaha pelestarian sastra daerah perlu dilakukan karena di dalam
sastra daerah terkandung warisan budaya nenek moyang bangsa Indone-
sia yang sangat tinggi nilainya. Upaya pelestarian itu bukan hanya
akan memperluas wawasan kita terhadap sastra dan budaya masyarakat
daerah yang bersangkutan, melainkan juga akan memperkaya khaza-
nah sastra dan budaya Indonesia. Dengan kata lain, upaya yang
dilakukan itu dapat dipandang sebagai dialog antarbudaya dan an-
tardaerah yang memungkinkan sastra daerah berfungsi sebagai salah satu
alat bantu dalam usaha mewujudkan manusia yang berwawasan
keindonesiaan.
Buku yang berjudul Babad Sakra ini merupakan karya sastra
Indonesia lama yang berbahasa Jejawan dalam bahasa Sasak.
Pengalihaksaraan dan penerjemahannya dilakukan ol.eh Sdr. Lalu Ode
Suparman, sedangkan penyuntingnya oleh Ors. Slamet-Riy~di Ali.
Mudah-mudahan terbitan ini dapat dimanfaatkan dalam upaya
pembinaan dan pengembangan sastra di Indonesia.

Jakarta, Februari 1994 Kepala Pusat Pembinaan


dan Pengembangan Bahasa

- ----- - Dr. Hasan Alwi


PRAKATA

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah swr karena dapat menyele-
saikan terjemahan naskah Babad Sakra ini, sesuai rencana. Naskah asli
Babad Sakra tertulis di atas daun lontar berhuruf Jejawan dalam bahasa
Sasak. Jumlah pupuhnya (baitnya) sebanyak 1111 (seribu seratus sebelas)
bu ah.
Alur ceritera terurai dalam 6 (enam) jenis sekaran (tembang) berupa:
Sinom, Dangdanggula, Pangkur, Kumambang, Durma,dan Semarandana.
Keenam jenis tembang ini sangat lazim dalam naskah-naskah sastra lama
Sasak.
Naskah jenis babad seperti Babad Sakra ini dirahasiakan serta tidak
boleh dibaca oleh umum di daerah Lombok Nusa Tenggara Baral. Peme-
rintah dan berbagai kalangan khawatir publikasi babad ini akan mener-
bitkan rasa marah dan tindakan yang berbentuk sara terutama bagi orang
Sasak di Lombok.
Yayasan Kena Raharja beralamat di Desa Sakra Lombok Timur, de-
ngan ketua Ir. Haji Lalu Djelenga, mencoba mempublikasikan Babad Sakra
dalam bentuk stensilan. Naskah asli diberi penjelasan dalam bentuk uraian
(bukan terjemahan bait per bait), dan temyata apa yang dikhawatirkan ti-
daklah terjadi di kalangan masyarakat. Sebab, isi ceritera dalam babad ini
sangat wajar, bertutur secara obyektip dan nyaris tidak memihak. Di sam-
ping itu, masyarakat pembaca di kalangan orang Sasak yang menjadi pokok
kekhawatiran tersebut temyata telah menjadi pembaca yang kritis, lebih
berwawasan, dan faham duduk perkara sebuah ceritera. Berbagai jenis
babad yang ada di Lombok, Babad Sakra adalah babad terlengkap kedua
setelah Babad Lonbok dan beberapa babad lainnya seperti Babad Selapa-
rang, Babad Praya, Babad Doyan Neda, Babad Suwung, dan Babad Batu
Dendeng.

iv
Terjemahan ini mengambil dasar dari Babad Sakra yang pemah digan-
dakan oleh Yayasan Kerta Raharja Sakra denganizinketuanya Ir. Haji Lalu
Djelenga.
Akhimya, kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyele-
saian terjemahan Babad Sakra ini saya ucapkan terima kasih.

Mataram, 7 September 1992.

Lalu Gde Supannan.

v
RINGKASAN CERITERA

Babad Sakra menceriterakan mengenai pemberontakan rakyat Sakra


kepada penguasa Bali di Lombok. Namun, babad ini menceriterakan pula
mengenai peperangan di kalangan raja-raja Bali di Lombok, yaitu antara
Mataram dan Cakra.
Versi pada naskah lain kita dapatkan ceritera peperangan antara Ma-
taram dan Cakra dalam bentuk naskah lontar, yaitu dalam Babad Mataram.
Selain itu, Babad Sakra menceriterakan juga secara sepintas mengenai
pemberontakan Praya sepeni yang dapat kita baca secara terinci dan terurai
dalam naskah Babad Praya.
Babad Sakra ini menceriterakan perjuangan rakyat Sakra bersama-
sama dengan (hampir seluruh) desa-desa penting di Lombok, seperti Praya,
Kopang, Rarang, Masbagik, Kelayu, Pringgabaya, dan Mantang. Kemu-
dian, sebagai klimaksnya turunnya campur tangan Belanda dan runtuhnya
kerajaan Karang Asem di Lombok. '
Sedangkan, mengenai sebab terjadinya pemberontakan rakyat Sakra
ini karena adanya tekanan-tekanan baik pisik maupun mental yang telah
dirasakan begitu lama dari penguasa Bali saat itu. Sulutan timbul dari
seorang pejabat penguasa Bali dari kalangan Sasak bemama Raden Surya
Jaya, ia menghasut rakyat agar memberontak. Raden Surya Jaya bukanlah
orang asli dari Sakra, tidak jelas dari mana asal desanya. Sebabnya, ia
mengajak rakyat Sakra memberontak karena ia ketahuan menyelewengkan
pajak dan upeti yang menjadi tanggung jawabnya. Langkahnya kemudian,
ia menghasut seorang pewaris kerajaan asal Raja Pejanggik, yaitu Raden
Nuna Mas Panji Komala. Den Panji Komala yang masih muda belia serta
merta terkena hasutan. Namun, ayahnya yang berasal dari bangsawan
Bugis, Karaeng Manajai menasihatkan agar bersabar dulu menunggu
situasi yang tepat. Begitu juga, Raden Ormat pamannya, menahan niat

vi
Panji Komala itu. Namun, Datu Bini Ringgit ibunya yang keturunan Raja
Pejanggik mendukungnya serta memberi dorongan untuk memberontak.
Kiranya, hasutan Raden Surya Jaya telah mempengaruhi sang ibu, Datu
Bini Ringgit Masalah lain yang ikut berperan dalam memperuncing pert>C-
daan faham ini, ialah adanya keretakan keluarga antara Datu Bini dengan
Karaeng Manajai. Datu Bini Ringgit tak mengizinkan suaminya pulang
gara-gara soal istri muda sang Karaeng.
Karaeng Manajai akhimya pasrah kepada keputusan sang putra darah
dagingnya setelah tak mampu melarang kehendak putranya.
Begitu pula dengan Raden Onnat, seorang yang amat arif bijaksana,
akhimya pasrah untuk ikut setelah mendapat kata-kata pedas dari Raden
Surya Jaya.
Adalah pantas untuk diperhatikan serta direnungkan dalam tutur ini
betapa sulit kedudukan kedua pendekar tua, yaitu Raden Ormat dan
Karaeng Manajai dalam membantu perjuangan putranya. Khususnya,
bagi Karaeng Manajai, ia tak dapat terlibat sebab ia sudah berpisah dengan
istrinya dan dianggap "orang luar." Oleh karena itu, ia terpaksa memben-
tuk pasukan dan menghimpun kekuatan untuk menyokong putranya dari
garis luar.
Peperangan pun berkobar tanpa dapat dihalangi lagi dan pada saat awal
lasykar Sakra memperoleh kemenangan pada setiap medan pertempuran.
Namun, perbawa darah muda membuat Raden Mas Panji Komala dan
Raden Surya Jaya menjadi mabuk kemenangan. Kemenangan diisinya
dengan pesta pora dan perjudian serta mereka mewisuda diri dan para
pejabatnya dengan gelar yang hebat-hebat. Karaeng Manajai melihat
tingkah laku putra kesayangannya itu sangatlah prihatin.
Musuh yang mundur disangka sudah kalah dan tidak akan berani
menyerang lagi. Padahal musuh sedang mengatur strategi dan kekuatan
baru. Puncaknya pada gebrakan berikuttiya satu persatu kekuatan Sakra
tumbang sampai sepenuhnya. Karaeng Manajai melindungi putranya yang
luka parah dan menyuruhnya pergi mencari gurunya di Gunung Rinjani
untuk berobat. Akhimya, Karaeng Manajai beserta Sini Ringgit ditangkap
dan dipenjara di Cakra Negara.
Episode kedua dari Babad Sakra adalah menceriterakan ihwal perang
antara Cakra dan Mataram. Penyebabnya begitu menarik, yaitu soal pelam-
piasan napsu seksual sang raja wanita Sri Baginda Dewa Cokorda yang tak
mau bersuami. Dalam kehidupannya tanpa suami itu sang ratu mengincar
lelaki mana saja yang sukainya. Para pembesar kerabat keraton, anak

vii
para ningrat Bali dan Sasak dan siapa saja yang dapat menerbitkan napsu
birahinya. Jejaknya ini diikuti oleh adiknya yang paling bungsu, yaitu Sang
Ayu Putri yang sudah bersuami. Seandainya Sang Dewi Ay\J .Putri masih
tak bersuami tidak akan menimbulkan masalah. Namun, suaminya adalah
putra Raja Mataram dan telah mempunyai dua orang putra pula. Sekan-
dal cintanya dengan Gusti Gede Dangin, patih terpercaya di Cakra,
akhimya diketahui oleh suaminya. Rasa amarah dan cemburu merasuk hati
suaminya dan ingin membunuh Gusti Gede Dangin. Akan tetapi, tak men-
dapat izin Sang Ratu Dewa Cokorda, dan jawaban akhir adalah perang.
Peperangan awal dimenangkan oleh kerajaan Cakra karena laskamya
sangat banyak. Cakra adalah raja besar penguasa Lombok sedangkan
Mataram hanya kerajaan kecil saja. Namun, sekali lagi Gusti Gede Dangin
melakukan kesalahan besar, yaitu membunuh Datu Bini Ringgit tawanan
dari kerajaan Sakra.
Akibatnya, orang Sasak menjadi marah dan berbalik memerangi Cakra
dan runtuhlah kerajaan Cakra.
Kerajaan Mataram bangkit menapak masa jayanya tetapi pada periode
sepuluh tahun berikutnya mulai pudar. Hal ini disebabkan terjadinya perang
Pagutan, yaitu pemberontakan kerajaan Praya dan diiringi kebangkitan
Sakra di bawah kepemimpinan seorang kiyai sakti bemama Haji Ali Batu.

viii
SIN OM
1. Ini kidung sebagai sum- 1. Ne kidung pesemu dana,
bangsih, sai si' suka paca ngegurit,
kepada siapa yang suka mem- jerahna saru puniyalig sastra,
baca tulisan, telinga muang kulon ngurit,
jangan salah mengeja sastra, cecek sungkarna pasti,
taling ataupun suku wulu, wingset tarung nda'na saru,
cecek layamya tegas, si'bekania bekesoa,
paten, tarung jangan samar, rambas kembang ngabut
yang berkasya dan kaswa, ngurit,
rambas kembang ngabut- nda'na saru isi' pada peruni'
ngurit, sastra.
jangan samar membaca
tulisan
2. Hanya terlena melantun tem- 2. Ketungkulan anggit tembang,
bang, sastra kurup si'na puni,
ejaan tak jelas diucapkannya, nde' keruan unduk basa,
tak keruan laras bahasanya, sok ngerunyam kurang lebih,
asal menggerutu tak karuan, lamun meno kata' masih,
bila demikian mentah ia, ungianta malik berguru,
haruslah kita belajar lagi, paca ha, na, ca, ra, ka,
membaca ha, na, ca, ra, ka, mapan sino gurun tu/is,
sebab itulah pokok tulisan, ia tejajar tema sastra balu
di jajar dalam sastra delapan olas.
belas.
3. Kalau isi alam dunia ini, 3. Lamun isin alam dunia,
bisa disebut dalam tulisan, bau tekocap dalam tulis,
sebab itulah sumbemya, mapan sino perkumpulan,
sastra balu' olas pasti
2

alcsara yang delapan belas itu, lamun ara sastra tanggit,


bila ada ceritera dikarang, jalaranta tao' selapu,
itulah membuat kita tahu, si' lenge Ian si' orrya',
yang buruk dan yang baik, mapan sine pengiling-iling,
dan inilah suatu catatan, sai-sai nde' man tatas le' kan-
bagi siapa yang belum tahu dana.
sebabnya.
4. Ihwal runtuhnya desa Sakra, 4. Tingkan rusak Desa Sakra,
talc kurang tiadapun lebih, nde'na kurang nde'na lebih,
sungguh bukan dugaan saja, jati mula nde' bemara',
yang tertulis dalam kisah ini, si' tekocap dalem tulis,
pemberontakan Datu Panji, pembalik Datu Panji,
Den Surya dan Den Nuna- Den Surya, Den Nuna
Lancung, Lancung,
Raden Onnat dan Jero Siraga, Raden Ormat Jero Siraga,
dan para raden lainnya, miwan pra Raden si' lain-lain,
setiap desa luntur kesetiaan- bilang Desa pada ganjih
nya. pengerasa.
5. Berbakti kepada Karang 5. Lai' Karang Asem ngaula,
Asem, pengerasana pada ganjih,
kesetiaan mereka goyah, si na ddnger ling siloka,
mendengar kata saloka, pitutur klepe watil,
fatwa orang arif, addongenganna pasti,
kisahnya begitu meresap, cerite klepe toa' julu,
pesan leluhur masa lalu, sino jalaran obah,
itu malca mereka berubah, pikirna ngaula Bali,
pikirannya menjadi kawula si' adodngah pada lega penge-
Bali, rasa.
yang mendengar lega di hati.
6. Tutur melalui kias ibarat, 6. Pitutur bareng siloka,
itu yang menanamkan keyaki- sino langan berate yakin,
nan, jati mule nde' lainan,
memang itulah talc lain lagi, Koma/a Dewa Mas Panji,
Komala Dewa Mas Panji, minangka pangsek bumi,
menjadi putra mahkota, mami' na onang bejulu,
ayahnya penguasa terdahulu, desida untas jalan,
bila ia memintas jalan, baru' na pengitan kulambi,
3

baru saja terlihat bajunya. suindiran semepa masih la'


seolah ia masih di dalam gua. gua.
7. Masih kecil si Panji Komala. 7. Masih rare Panji Komala,
masih belum dewasa, masih /caring pira balit,
kelak bila ia selamat, era' lamun kasudia,
besar si Datu Panji, agung wilcan Datu Panji,
sudah paham si Dewa Panji, tingkah musuh Ratu Agung,
hal pennusuhan dengan Ratu pasti nde' naburung menang,
Agung. dene' laki mula sakti,
pastilah ia akan menang. mun ta peta kuasa tao nyi-
dene' laki memang sakti, luman.
bila dicari bisa ia menghilang.
8. Yang mencari yang menyem- 8. Si' memeta sebo' ia,
bunyikannya. tekasup baguna sakti,
dipuji mempunyai guna sakti, taona bersalin rua,
bisa ia berganti rupa. kelampan bareng Lan angin,
berjalan bersama angin, pengajum saman jahil,
begitulah pujian zaman jahil, perihna lue' kepincuk
makanya banyak terperdaya, yen nde'na kepincuk
bila tidak demikian halnya. nde'na burung gen ta dait,
tak sampai kita terkalahkan, nde'na burung sebulan banjur
tak sampai sebulan menanglah katekan.
kita
9. Wahai anak cucuku semua, 9. Aduh anak waingku pada,
ikutilah nasihat pituah, pati'-pati' gama' uni,
agar kau selamat, sang me' ini' temah onya',
bisa kau ajari dirimu, tekmulayang isi' datu,
agar langgeng jadi manusia, tao ajahang diri'
tingkah pola menjadi kaula, sang me' awet jari panjak,
menjadi rakyat, ngaula lai' Datu,
jangan kau malas menjalankan jerah abot ngiringang peng-
perintah. andika.
10. Bila ada pengarahan, 10. Lamun ara' pengarahan,
serta sehat walafiat kita, sertanta seger kuarih,
jangan menamplk diri, jerahta sangkean awak,
tak baik bertabiat buruk, nde' ta bau daya lengit,
4

bila kita diatur pemerintah, lamun kesuka' datu,


tulus ikhlas melaksanakannya, polos gati serta tetu,
ada mata untuk melihat, ara' mata gegita',
ada kaki untuk berjhlan, ara' nae ngelampahin,
hidung mencium kuping men- idung ngengambu' Ian kentok
dengarkan. jari dedengah.
11. Hak kita menjadi rakyat, 11. Bagianta jari kaula,
cukup makan dan sejahtera, besuh tian mangan mai',
aman tenteram kehidupan, Ian bagus pengita' penengah,
karena kita patuh, sebabta ngaula bakti,
aman bersama keluarga, ntek kanca anakjari,
akrab dengan misan sepupu, patuh tangket pisa' sampu,
dan kasih dengan kerabat, Ian suka beraya sanak,
jangan suka bergunjing, jerah doyan anggit uni,
riwayat lalu jadi pelajaran. lamun si'uah minangka jari
pengajah.
12. Bila kita pematikan rupanya, 12. Mun ta gita' lai'rua,
bertingkah, bodoh dan dekil, bikas Ian bodo tur tani,
mencari kenyang perut saja, asin perih besuh tian,
tak disangka banyak akalnya, nde'ta bade' lue' pikir,
temyata ia pintar, kewastuan ia ririh,
kehendak ingin melangkahi paksa mele lengkak gunung,
gunung, pantesna nuturan dengan,
pandai menuturi orang, nde'na ara' basa kepali',
tidak ada ucapan tabu, kerantena si'nde' onang
ucapan yang tak pantaspun tesugulan.
diucapkan.

13. Ia pandai bertutur pasti, 13. Ia perdata nuturan,


hanya memakai dugaan, ngadu bebadean pasti,
dan akhimya bumi Sasak, temah nani gumi Sasak,
semua dibicarakan, selapu' pada teraosan,
terlanjur melepas bicara, langsot sugulan uni,
berlagak pintar agar diper- goloh jampul perih tesadu',
caya. sangka'na semene temah,
akhimya beginilah nasib, kepongor liwat le' Bali,
di penjara di Bali,
s
karena dia sendiri membuat mapan ia pina' roga awak
bencana. mesa'.

14. Bila ditanya teguh mengelak. 14. Telcetuan pijer metilas ,


seumpama angin, mara' umpamaning angin,
tak dapat disembunyikan, ndo' tao cara sebo' in,
disimpan namun bocor juga, tegalong masih melecit,
karena Allah yang kuasa, lcerana Nene' gusti,
j angankan suara yang sudah goyo uninta wah sugul,
keluar, mapan lceneng tedengah,
karena bisa didengar, ujut karing satus balit,
niat kita lagi seratus tahun, pan desida Nene' Gusti tatas
sudah diketahui oleh Tuhan. wilcan.
15. Bagaikan bulan dan matahari, 15. Maraq jelo tangkal bulan,
terang benderang bumi dan menah tandur gumi langit,
langit, desida meraga surya,
sang tuan laksana surya, mara' bintang penyeremin,
bagaikan bintang matanya, penengah peno' gumi,
pendengarannya memenuhi terus langit rampih pitu',
bumi, nde'na melo sikut awak,
menembus langit tujuh per- mara' umpamaning kulambi,
tala, Pe Siraga pembela' le' Sura-
(tapi) tak mau mengukur diri, baya.
saumpama baju,
Pe Siraga pembesar di Sura-
baya (Lombok).
16. Sangat disayang oleh raja, 16. lsi' datu lebih tersayang,
kaya tak kurang apapun, sugih nde'na kurang kuring,
termashur bisa memerintah lcesiden mandi le' roang,
tetapi mau kedudukan lebih, mele petokolan lebih,
di puncak Gunung Rinjani, le' puncak Gunung Rinjani,
seperti batang kayu, mara' umpamaning kayu'
sudah takdir jadi jarak, kecatri jari jarak,
mau menjadi kayu ipil, mele jari kayu' ipll,
ikan pudah tak mungkin jadi mun pepundak nde'na onang
belanak. jari belanak.
6

PANG KUR ''


17. Nasibnyajaya sesaat, 17. Sikutna suka semenda',
suratan takdir tak dapat dito- janji mula tuduh nde' keneng
lak, gingsir,
takdir sudah demikian, kecatri mula semeno,
tak mungkin dapat diubah, jan mula nde' keneng obah,
Raden Surya Jaya, Den Surya Jaya,
sendiri yang dipercayai, mesa'na paling tesadu',
mengu~ai desa Sakra, kanggo raksa' desa Sakra,
apa gerangan tempatnya di- baya apa tao' tam perih.
andalkan.
18. Tangan pengkor tak bisa 18. Ima cekok tanpa sastra,
menulis, ulas tani nempil perusa' lain,
rupa dekil asal terrunan luar, mara' anden bua' bunut,
seumpama buah beringin, kakenan kemanukan,
makanan burung, dawa mula,
si burung deruk memang, doyan kaken bua' bunut,
suka makan buah beringin, nyontlo' le' kayu' lainan,
bertengger df pohon lain, dawa banjur sugul tai.
derukpun keluar tainya.
19. Biji beringin masih utuh, 19. Batun bunut masih tilah,
tak jatuh lekat di pohon ipil, nde'na teri' neket le' kayu' ipil,
lama kelamaan, jari lae'-lae' na no,
biji beringin bertunas, batun bunut berembas,
memang demikianlah, serta mula,
nasib si biji beringin, meno tuduh batun bunut,
melekat pada pohon lain, neket le' kayu' lainan,
akamya turun melilit turun akah ngeleotin.
20. Tak dapat berdiri sendiri, 20. Nde'na jari nunggal mesa',
akhimya pohon yang dililit, kengonean kayu' si' teleotin,
kemudian mati busuk, ia payu mate lebung,
beringin menjadi besar tinggi, bunut jari bele' ting gang,
pohonnya besar, lolo bele',
cabangnya rindang daunnya bewe ringkah gedeng arum,
bagus, kaya semeno andena,
begitulah seumpama, Den Surya pernah nempil.
Raden Surya si pendatang.
7

21. Jelas bukan turunan Sakra, 21. Jati nde' perusa Sakra,
namun para bangsawan mau, dalca' meno raden perwangsa
menurut perintahnya, ini',
yang asli orang Salera, kereh keralcsa seturut,
tak berani, si' tulen si' le' Sakra,
melapor kepada Ratu Agung nde'na bani,
(Bali), belatur le' Ratu Agung,
sekedar menyampaikan hal- kewala ngaturang kanda,
nya, derpon tewikanan si' Gusti.
agar diketahui oleh Raja Bali.
22. Kira-kira bila diketahui, 22. Kira-kira yen tewikanang,
Desa Sakra tak akan seperti desa Sakra pilih nde'na temah
ini, semeni,
desa Salera pasti hancur, desa Sakra tulus lebur,
karena si Surya Jaya, mapan ia Surya Jaya,
menjadi abdi akalnya culas, setingkahna ngaula akalna
memang akan dibawa ke kota, biluk,
lalu dibuang ke Bali. mula gen na teturunan,
beterus teliwatan ojok Bali.

23. Penguasa Bali kena bencana, 23. Me/eel Bali besengkala,


sakit tak pernah sembuh, sedek sino nde'na seger isi'
ada pula perintah, sakit,
untuk memilih, ara' dedauhan banjur,
gadis kecil, turunan pepelean,
anak para Raden dan Lalu, nina kode'
penguasa Bali menyuruh, anak pra Raden pra Lalu,
mertgantar surat ke Salera. me/eel Bali betendika,
le' Sakra tatongan tulis.

24. Sena tegas perintah itu, 24. Mapan seset pengandika,


si penguasa Bali di dalam mekel Bali kocap le' dalem
surat, tulis,
agar mereka ke Calera, tingkahna si' pada turun,
supaya bersama-sama, ade'na sembarengan,
semua raden dan lalu, selapu' pra raden pra lalu,
setelah sampai berita di Salera, kocap datengna le'. Sakra,
para bangsawan bersedih. para raden prawangsa sedih.
8

25. Yang mempunyai anak wa- 25. Si' bedue anak nina,
nita, sanget ibuk bedue anak beri',
sangat susahnya beranak wa- pengerasa wah ngelalu,
nita, iro' aworan jejah,
sudah putus asa mereka, ramepada,
sedih berbaur takut, peta medo si' tekasup,
sibuk mereka, leka' ojok bilang desa,
mencari obat dukun terkenal, wah tegep selapu' perniti.
mencari ke setiap desa,
sudah lengkap sarat rukunnya.
26. Uang benang dan sirih, 26. Kepeng benang andeng-
uang sepuluh ribu ratus, andeng,
biar berat tetap dipenuhi, timpal beras sepaha satus tan-
mengikuti pesan si dukun, dangin,
ada yang harus, seberatna masih tesengkung,
dimandikan periuk baru, turut patah belian,
mandi di perempatan jalan, ura' serana,
ada yang macam-macam. tepandi' si' keme' baru,
mandi' le' perempung jalan,
ara'na lain-lain.
27. Ada yang melalui minyak, 27. Ara' malik jalan minyak,
kemis jumat bersadakah, jumat kemis sedekah Lema'
memohon kepada Allah, Lai',
sidekah ketupat, nazamya, neneda le' Allah Agung,
kalau mereka selamat, sidekah topat lepar, sesang-
pulang utuh seperti sediakala, ina,
tidak diperselir oleh raja. mun na pada rahayu,
ule' ti/ah mara' bengan,
nde' tebait isl' gusti.

28. Akan berpesta nanggap wa- 28. Gen na selamet tanggap


yang, Wayang,
ada yang mau nanggap zikir, ara' lain mun selamat tanggap
ada akan membaca hikayat zikir,
Yusuf, ara' gen na tanggep Yusuf,
ada akan mengitari desa, ara' na gider desa,
nazamya, sesangina,
9

akan nanggap lawas desa Jan- gen na tanggep lawas Jantuk,


tuk, bedudus le' otak desa,
rnandi di hulu desa, ate simo kurang pikir.
hati bingung tak pikir panjang.
29. Padahal bila dipikirkan, 29. Kadirasa yen ta ngerasa,
Ratu Agung yang rnernilih Ratu Agung si' pile' anak jari,
anaknya, jari rabi mun na cumpu,
jadi selimya kalau ia suka, yen gen bedue bija,
bila punya anak, suka sugih,
akan bahagia, banjur jari Ratu Agung,
lalu rnenjadi ratu agung, yen kadirasa kayun,
bila si Raja rnau, mun tak kambil isi' gusti.
diperistri oleh raja.
30. Bebalik akan dicarikan, 30. Balikta gati petayang,
guna-guna seperti sekarang, bandawasa mara' tingkahta
rnernohon kepada Allah semeni,
Agung, neneda le' Allah Agung,
jangan-jangan tak disukai, perih ade' ta tekanggoang,
dasar rnernang, tuning mula,
hati sedang sangat bingung, ate simo keliwat bingung,
bila seandainya ia rnau, yen kadirasa kayun,
hati bingung kurang pikir. ate simo kurang pikir.
31. Arkian para raden di desa 31. Kocap raden si' le' Sakra,
Sakra, nina mama lebih isi' na
laki wanita sangat sedih, prihatin,
besoknya akan ke Cakra, mara' Lema' gen na turun,
rarnai selarnatan bersedekah, rame roah sedekah,
tenggelarn rnatahari, serep jelo,
dukun rnelepas puji, belian panggerna ujut,
rnelalui dupa dan rninyak, jalan dupa jalan minyak,
duduk bersila rnerapal rnan- tokol besila na memuji.
tera.
32. Tak tidur sampai pagi. 32. Ketangianjangka menah,
terbit fajar rnereka pun ber- Menah desa banjuran pada
siap, berape' tarik,
sudah lengkap bekal dan uah tegep takilan sangu,
sangu,
10

lalu mereka diberkahi, banjuran besembe' bura',


lak.i Wanita, ninamama,
semua yang menuju kota, selapu'na si' pada turun,
masing diberkati si dukun, pada tetingkah si' belian,
lalu mereka berjalanlah. beterus pada lampa' tarik.

33. Sudah keluar di batas desa. 33. Uah sugul le' luah desa,
yang mengantar menangis si' beratong padana sedih
sedih, nangis,
berteduh sambil menangis, betedong sampi' na ngangkus,
ada yang sampai Pegondang, ara' entah Pegondang,
ada sampai Pinda, ara' Pinda',
ada Maji ada sampai ara' Maji ara' na entah
Penyantur, Penyantur,
yang ke kota jalan terus, si' turun beterus lampa',
yang mengantar pulang lagi. si beratong ule' malik.

34. Mereka pulang ke Sakra, 34. Pada ule' aning Sakra,


yang mengantar sedih me- si' beratong padana sedih
nangis, nangis,
tak terkisahkan yang ke kota, IUie' ta kocap si' pada turun,
sekitar dua ratus lebih, swatara lebih satak,
lak.i wanita, ninamama,
besar kecil mereka semua, kode' bale' ia selapu',
sudah sampai Abiantubuh, dateng Abiantubuh pada,
matahari tenggelam mereka serap jelo tarik ngungsi.
mencari.

35. Menginap pada sobat kenalan, 35. Mondokna le bilang beraya,


ada menginap di balai orang ara' mondok le' jaban mekel
Bali, Bali,
setelah terang bumi mereka- menah desa pada beterus,
pun, . memarek le' bencingan,
menghadap di balai sidang, semarengan,
bersama-sama, mara tepile' selapu',
lalu dipilih semuanya, si' tepile' kanggo due,
yang dipilih lulus dua, sopo' bijan Nuna Pekih.
satunya anak Nuna Pekih.
11

36. Yang kedua anak Nuna 36. Dua bijan Nuna Kedang,
Kadang, si' tepile' anging nde' beterus
yang dipilih tidak terus diam- tegading,
bil, dining masih kode' amung,
karena masih sangat kecil, aran na tetulisang,
ditulis namanya, ina' ama',
nama ibu dan bapaknya, si' tekanggo anakna merasa
yang disukai anaknya, ibuk,
bingung, sedih kinking kangen anak,
sedih menyayangi anaknya, bepamit le' mekel Bali.
berp~mitan pada penguasa
Bali.
37. Karena sudah dekat lebaran, 37. Mapan uah parek lebaran,
penguasa Bali berkata, mekel Bali banjuranna be-
setelah lebaran engkau datang, manik,
para raden dan bangsawan, wah lebaran malik turun,
sambut aku, para raden Lan perwangsa,
jangan kurang sepuluh orang, alu aku,
aku diutus ke Sakra, jerahna kurang sepulu,
keperluanku penting sekali. aku kautus betega',
tur gawengku mula gati.
38. Yang berpamitan mengiya- 38. Si' pamit matur sandika,
kan, beterus lampa' dalam penge-
lalu berjalan dengan sedih, rasana sedih,
bertedung sambil menangis, betedong sampi'na ngangkus,
besar kecil laki wanita, kode' bela' nina mama,
tanpa beristirahat, nde' na betelah,
di jalan mereka terus, le' Langan pada beterus,
tenggelam matahari sampai di serep jelo dateng Sakra,
Sakra, beterus tama Desa Tarik.
kemudian mereka masuk desa. ·
39. Setelah sampai di desa, 39. Uah dateng dalem desa,
bertemu dengan Den Surya beterus mara Den Surya Jaya
Jaya, bedait,
merekapun menceritakan, padana teteh belatur,
bahwa setelah lebaran, mun na uah peragat lebaran,
semuanya, selapu' na,
12

para raden, para wangsa ke pra raden pra wangsa turun,


kota, ngiring me/eel Bali betega',
mengikuti punggawa Bali ke tur gawena mu/a gati.
Sakra,
dan perlunya sangat penting.
40. Surya Jaya terkejut menjawab, 40. Surya Jaya taget nimbal,
mau apa ke sini si punggawa, apa gawe betega' mekel Bali,
memang mau menyelidik.iku, mu/a gen na irit aku,
lalu mereka bermufakat, banjuran tanding reraosan,
empat orang, maka empat,
saudaranya berkumpul, semetonna pada berembun,
Nuna Roa, Nuna Dea, Nuna Roa, Nuna Dea,
Nuna Jekeh semuanya. Nuna Jekeh pada tarik.
41. Sepakat sama putus asa, 41. Patuhna pada ngelalu paksa,
si empat orang saat malam maka empat sedeng le' ma/em
kemis, kemis,
mengendarai kuda, pada bejaranan banjur,
berjalan mereka berlima, lampa' tangetna lima,
ada bemama, ara' aran,
Den Satya ikut juga, Den Satya lampa' milu,
prihatin akan saudara anak- sedih kanggo anak sanak
nya, lampa' peta pemban Bini.
pergi mencari Nene' Bini.
42. Menuju Ganti Peresa', 42. Ojokna Ganti Peresa',
di sanalah bersembunyi di mapan ito besebo Datu
Datu Ringgit, Ringgit,
sampai lalu bertemu, dateng manjuran betemu,
Datu Ringgit menyapa, Datu Ringgit nyenyapa',
"Hai Surya Jaya, Suryalaya,
apa keperluan ananda, apa gawen sida lalu,
ke sini berjumpa dengan ibu, kate' bedait tangket Ina',
tingkah ananda sedih sekali." tingkag lalu sadah gati.
43. Surya Jaya terkejut menjawab, 43. Surya Jaya taget nimbal,
berkata kata sembari me- sugul atur sembarengan isi'
nangis, tangis,
"Junjunganku Sang Ratu, panembahan kula Ratu,
13

besar hajat harnba, bele' pegawen kula,


sengaja harnba, sedia kula,
ke sini menyarnpaikan warta, gen kete' parek belantur,
kepada Dewa Agung pute- le' Dewa Agung bijan Dewa,
randa, Koma/a Dewa Mas Panji.
Korn ala Dewa Mas Panji."

44. "Dimana beliau berdiarn." 44. Mbe pon desida manjak,


Datu Ringgit menjawab sedih, nimbal iro' bemanik Datu
"Adikmu tak di sini, Ringgit,
ia tinggal di Beleke, adi'mu nde'na ite lalu,
jarang-jarang, ia ito le' Seleke,
pesuruhnya melihat aku, kapahmasa,
di sini aku berdua, pesuru'na sambang aku,
dengan adikmu si Bini ire denganku dua,
Nyanti." tangkat adi'mu Bini Nyanti.

45. Untung datang si Sularnbang, 45. Nem onin dateng Sulambang,


dan si Jeruda sudah mem- Ian Jerude wahna le' mate'
bunuh maling, maling,
akan pergi ke Batu Golong, gen na ojok Batu Golong,
berhenti di Peresa, betelalah le' Peresa',
setibanya, sedatengna,
lalu disuruh langsung, banjuran tapesila' beterus,
ke Beleke berkuda, le' Beleke berjaranan,
mengundang Datu Mas.Panji. pesila' Datu Mas Panji.

46. Sularnbang pergi ke Beleka, 46. Sulambang ojok Beleka,


Den Jeruda lagi ke mate' ma- Den Jeruda malik le' mate'
ling, maling,
kisahnya kita tuturkan, gampang tekocapang le' ki-
Sularnbang sarnpai di Beleka, dung,
setibanya, Sulambang le' Beleka,
Sularnbang lancar berhatur, sedatengna,
Datu Panji lalu berangkat, Sulambang teteh belatur,
menuju Peresaq Ganti. Datu Panji banjur lumbar,
ojokna Peresa' Ganti.
14

47. Pengiringnya keluarga 47. Pengiringnya /cancan


Gamang, Gamang,
Putra, Riyang, Misna, Putra, Riyang, Misna,
Tumenggung During, Tumenggung During,
Amaq Susah, Kena, Tambun, Amaq Susah, Kerta, Tambun,
dengan Amaq Minangsa, kanca Amaq Minangsa,
keluarga Beleka, /cancan Bele/ca,
banyak mengiringi, Lue' lampa' ngiring milu,
berjalan bersap-sap, lampa'na ambal ambalan,
mengawal kuda Datu Panji. abih jaran Datu Panji.
48. Sampai di Peresaq, 48. Dateng le' Ganti Peresa',
berbareng dengan kedatangan sembarangan dateng Ian
Manajai, Manajai,
diiringi tujuh orang, pengiringna ara' pitu',
Den Nuraji dan Giyang Den Nuraji Ian Giyang,
Banyak Enteng, Banyak Enteng,
Baris Cam bang, Amaq Mercu, Baris Cabang Amaq M ercu,
membawa senjata parang, pada besikep belakas,
bersembunyi di Peresaq Ganti. besebo' le' Peresa' Ganti.
49. Pemban Bini tidak bicara, 49. Pemban Sini nde' besapa',
dengan suaminya dua tahun, Ian selaki' uah lebih dua balit,
tidak senang sebab bermadu, nde' bedemen lantaran madu,
si Bunga sendiri disayangi, Bunga mesa' tersayang,
setelah duduk, uahna napak,
Surya Jaya berkata, Surya Jaya ia Belatur,
"Tuan hamba melapor, Dewa kula atur wikan,
gawat bicara orang Bali." ganjih reraosan Bali.

50. Tidak seperti yang sudah- 50. Bina sangat mara' si uah,
sudah, ma/ca telu Desa nani pada wah
tiga desa sekarang goyah, ganjih,
bermufakat ikut bersama, reraosan milu payu,
Mataram, Pagesangan, Mentaram Ian Pagesanggan,
dan Pagutan, Ian Pagutan,
semakin tidak sepaham, pada sere nde'na patuh,
mengabdi di Karang Asem, le' Karang Asem ngaula,
sudah tidak patuh lagi. sere nde'na teler gati.
15

51 Menurut pikiran hamba 51. {Amun .atur lula Dewa,


tuanku, Nani dateng engkel-eng~lqn
sudahlah tiba saatnya, gumi,
kejayaan Bali su~ah habis, pemukti Bali uah tutu',
seyogyanya tuan yang naik, sedeng Dewa tumanda(lg,
adapun orang Sasak, lamun selam,
asal di jentik sudah siap sepan peletek wah begulung,
tempur, karing ngantin ragan Dewa,
tinggal menunggu tuanku, mapan Dewa epen gumi.
karena tuanku empunya bumi.
52. Tersenyum menjawab Panji 52. Cemor nimbal Panji Konala,
Komala, tetu mula mara' tuturda seni,
memang seperti tutur anda, bulan julu wah ku turun,
bulan lalu aku ke kota, mondok ku le' Taliwang,
aku menginap di Taliwang, padameno,
begitu pula, isi'na cerita aku,
mereka tuturkan padaku, jati mara' basan sida,
benar-benar seperti kata tuan, ganjih reraosan Bali.
sudah goyah kekuasaan Bali.
53. Menurut pikiranku kanda, 53. Mun pengerasangku kaka',
aku mengikuti engkau, kanggo sida mu/a aku nurutin,
tetapi begini mauku, nanging semene pikirku,
aku minta pada Tuan, pengendenganku lai' Sida,
aku takmau, kumemindah,
kalau seperti cara dulu, mara' tingkah rua julu,
agar misanku bersamaku, misan-misanku tumandang,
aku tak mau cara yang lain. nde'ku male langan lain.
54. Buruk baiknya aku di Salera, 54. Lenge onya'ku le' Sakra,
agar didampingi ibuku, ade'na ito Mami' Bini me-
bersama hidup atau mati, linggih,
entah bagaimana Kanda, bareng segetih sebumbung,
kehendak, Ian ngumbe jaga kaka',
tuan Den Nuna Lancung, kesukan,
dan pamanku Den Ormat, desida Den Nuna Lancung,
dan para raden lainnya. miwah Mami'ku Den Ormat,
Ian pra raden si' lain-lain.
16

55. Jangan-jangan tidak seperti 55. Sang nde' mara' kesulcen


kanda, kakalc',
karena dulu mereka sangat pan si' uah sanget isi'na sili,
marah, Surya Jaya.ia matur,
Surya Jaya berlcata, mun sino tiwas kula,
"Nanti hamba bereskan." banjur nimbal,
Menjawab pula, Manajai basana a/us,
Manajai dengan lembut, aduh anakku Surya Jaya,
"Duh anakku Surya Jaya, pati' gama' lingku ·seni.
sudilah mendengar perlcataan-
ku."
56. Pasti ananda belum siap, 56. Pasti nde'man da sedia,
masih teguh kekuatan Raja masih tuneng kesiden Raja
Bali, Bali,
jelas belum merosot, jati mu/a nde'man surut,
ananda belum siap, lalu nde' sida sadia,
tunggulah dahulu, bares gama', '

menunggu lagi tiga tahun, ngantih karing telu taun,


Datu Bini lalu menyela, Datu Bini banjur nimbal,
berkata sambil mencibir. bemanik ngengos bekemi'.
57. Anakku Surya Jaya, 57. Duh anakku Surya Jaya,
jangan dengar omongan engkah dengah keranten
orang, dengan lain,
sekarang terserah ananda, nani kanggo jua' lalu,
dengan adikmu si Eja (Surya tangket adi'mu Eja,
Jaya), · lamun aengan,
kalau orang lain, sok engkah tesuru',
sekedar menyuruh saja, mula pina' ina' susah,
itulah yang membuat ibu kesis sala' jari.
susah,
tersia-sia nista begini.
58. Menjadi teman ayam hutan, 58. Jari gutun sintu kerata,
aku berteman babi dan rusa, aku dodo' bawi Lan mayung
Manajai tertunduk, tindo',
berucap setengah berbisik, Manajai manjur nunduk,
anakku Surya Jaya, muni adeng duh anakku,
Surya Jaya,
17

rnengapa ayah begini, sangka'ku semene lalu,


karena sayang padarnu buating tresnaku beranak,
anakku, mun aku ja' apa Lalo'.
kalau aku taklah berharga.
59. Mau ikut tak diperkenankan, 59. Milua masa kanggoa,
terserah engkau anakku ayah kanggo lalu Ama' mula
rnengikuti, nurutin,
bagaimana kernauan tuan, ngumbe ja' kemele' lalu,
Surya Jaya rnenjawab, Surya Jaya ia nimbal,
hatur harnba, atur kula,
sekarangpun harnba jadi, nani jua' kula payu,
pait tawar harnba coba, pait tawah kula coba',
hatur harnba Gusti Putri. atur kula Pemban Bini.
60. Silakan tuan berangkat (J(). Daweq budal manjur Zema',
bcsok, tangket bijan Dewa Desa
bersama putranda ke desa, Sakra tedepih,
kita dekati, dasan si le' atas palung,
karnpung di atas palung, ito pon Dewa manjak,
di sana tuanku tinggal, pilih tunggal,
agar menyatu, tuyang, monyet, bilasundung,
toyang, monyet, bilasundung, yen ara' malang le' Sakra,
bila ada bahaya di Sakra, nde'na ngantih jelo lain.
tak akan sarnpai esoknya.
61. Kita masuki desa Sakra, 61. Sakra banjur tetamain,
kita selamatkan yang punya banjur teirit si' bedue anak
anak, jari,
setujulah si Panji Komala, banjur Mas Koma/a nyambut,
baiklah begitu Kanda, lcena' semeno kakak',
lalu merekapun berangkat, banjur budal,
Den Surya Jaya segera minta Den Surya Jaya pamit aru,
diri, Surya Jaya ojok Sakra,
Surya Jaya ke Sakra, dateng Sakra masih sepi.
sarnpai di Sakra masih sepi.
62. Waktu sudah terbit fajar, 62. Wayah malemparek menah,
begitu terang Surya Jaya ber- menah des a Surya J aya ia
muslihat, ngalcalin,
18

membujuk Den Nuna rang rengin Den Nuna


Lancung, Lancung,
hamba memberitahukan, kaji aturang uninga,
Raja Putri (Pemban Bini), Pemban Bini,
menyuruh Kuta dan Tambun, manikang Kerta Ian Tambun,
mencari hamba tadi malam, peta kaji rubin lai',
atas maunya Dene laki serta skan Deneq laki.
(suaminya).

63. Gunanya datang ke Sakra, 63. Gawane kete' le' Sakra,


meminta datang ke tuan, lako' beke' memarek le'
tetapi hamba masih takut, Pengkaji,
datang membawanya, lagu kaji masih takut,
sebab keperluannya, si' gen lete beke' ia,
sengaja memberitahukan, pan gawena, sadia gen kete'
kepada tuan menyampaikan, belatur,
ikhwal si dara Bini Nyanti. ia' Pengkaji gen ngaturan,
pralingkahna Bini Nyanti.

64. Sebab sudah naik perawan, 64. Mapan uah m;deng dedara,
keinginan Ratu Bini dan sukan Pemban Ian sukan
suaminya, Dane' lcpa,
tuanku menjadi suaminya, pengkaji genjari untung,
tidak mau yang lairmya, mula nde'na lainan,
betapa dayanya, apa akal,
agar tuan berjodoh, pengkaji derpon beruntung,
Nuna Lancung lalu menjawab, Nuna Lancung banjur nimbal,
begini pikiranku adik. mene pengersangku adi'.

65. Sampaikan aku setuju tetapi, 65. Gen kuturut aturin ia,
agar ia tinggal di desa Sakra, ade'na ite le' Sakra melinggih,
jangan bersembunyi begini, kende'na si' besebo mene,
bila mau akupun mail, mun meno ngumbe jaga,
menjawab Surya Jaya, banjur nimbal,
bila tuan tidak mau, yen pengkaji nde'da cumpu,
kalau sampai demikian laum jangka semeno tingkah,
halnya, pasti nde'na burung tekambil.
pasti ia diambil Raja Bali.
19

66. Pertama rugi kedua susah kita, 66. Sa'ta lacur duanta susah.,
Nuna Lancung jika demikian, Nuna l.Ancung lamun.jangka
hamba mau berlepas hati, semeno tingkah,
bila hamba membelanya, kaji ska gen ngelalu,
amatlah lega, lamun kaji bantel ia,
hatiku syukur seribu, liwat lega,
apa lagi akan dicari, atengku sukur siu,
jangan mendua pikiran kita. apa ampo' gen ta peta, ·
mula nde' bedua pikir.

67. Lalu keluarlah kesanggupan, 67. Banjuranna sugul kesanggup-


terjerat oleh bujukan manis, an,
si Den Nuna Lancung, kepincukan kebauan si' uni
ningrat yang buta huruf, manis,
bicaranya, desida Den Nuna lAncung,
berseloroh senang dipuji, Agung nde'na besastra,
tidak tahu kepastian makna, reraosan,
bicaranya serba sanggup. goloh jampul demen tajum,
nde'na tao' sedi tanga',
pengeraos sekulak tindih.
68. Arkian haripun malamlah 68. Serep jelo keceritan,
Pemban Bini berangkat dari Pemban Bini budal le' Peresa'
Peresa, Ganti,
malam jumat tanggal tiga, malem jumat tang gal telu,
Mas Panji berangkat, Deneq Mas Panji bud.al,
dari Beleka, le' Beleka,
menuju dusun Bila Sundung, ojok dasan Bila Sundung,
lain tempat tinggalnya, pada lain pemanjakan,
Dusun Monjet si Pemban Bini. Dasan Monjet Pemban Bini.
69. Manajai mengikuti, 69. Manajai ia nurutan,
dengan Ni Bunga pergi mem- Ian Ni Bunga budal le' mate'
bunuh maling, maling,
letaknya jauh di timur, pengojokna renggang timu',
dusun Joet ditujunya, Dasan Joet si'na tuju,
Manajai, Manajai,
dikuncilkan dari musyawarah, tepina' jabaning pigung,
lal berjalan si pengasut. banjuran lampa' olesan,
20

Sulambang Tumenggung Sulambang Tumenggung


During. During.
70. Berjalan ke setiap desa. 70. Leka' ojok bilang desa,
Surya Jaya ke Suradadi, Surya Jaya leka' le' Suradadi,
berunding dengan Pusuk, bekerante tangket Pusuk,
I

dengan Raden Suranggana, timpal Raden Suranggana,


warga Suradadi, /cancan Suradadi,
semua sudah sanggup, selapu' pada wah sanggup,
Nuna Roa menuju Rarang, Nuna Roa ojokRarang,
Dan Rinawang di desaknya, Den Rinawang tereng rangin.
71. Sanggup menjadi tumbal, 71 . Sanggupna jari bantelan,
apa lagi desa yang lain, goyo mula mara' desa si'
seperti benang ikutkan jarum, lainan,
berbeda dengan Praya, mara' benang turut jaum,
ataupun Kopang, lain si' desa Peraya,
Batu Kliang sama sanggup, yadian Kopang,
namun ada perjanjian, Batu Kliwang pada sanggup,
asal bisa liwat Juring. anging ara' pangket basa,
sok uah bau liwat luring.
72. Sanggup bergabung menuju 72. Sanggup begulung andang
Cakra, bat,
semakin berani Datu Panji, sayan kendel pengerasen .
di Cakra sudah sanggup, Datu Panji,
merasa pasti berhasil, le' Sakra pada wah sanggup,
namun ada, ngerasa nde' burung sadia,
yang belum jelas sanggup, anging ara',
Den Ormat, Wayah Suraja, si' nde'man karuan sanggup,
karena tak berani didesak. Den Ormat, Wayah Suraja,
mapan nda' bani tereng-
rengin.
73. Memang dasar tak senang, 73. Si' uah mapan nde' suka,
kepada Mas Panji dan le' Mas Panji miwah si'
Manajai, Manajai,
tersebut tanggal tiga, keceritan tanggal telu, ·
lalu masuk Lebaran, banjuran tama lebaran,
Surya Jaya, SuryaJaya,
21

lalu dateng rnernbujuk, banjuranna keto' mengarum


benernu dengan Den Onnat, arum,
terharu ternbang Dandang bedait tangket Den Ormat,
Gula. iro' tembang Dandang
Gendis.

DANDANG GENDIS
74. Hamba kernari Parnan ingin 74. Meran kaji lete beketuan
bertanya, mami',
sudilah, apa suka,
Parnan rnengakui anak, mami' ngengken anak,
harnba dengar tutur begini, kaji dengah tutur mene,
konon malarn nanti, kocap malem si' laun,
Dene laki dan Pemban Bini, Dene' IakUan Pemban Bini,
akan datang ke Sakra, gen Iete ojok Sakra,
para pengiring tiga ratus, pengiringna telungatus,
datang membujuk harnba, Iete gen tari kaula,
kalau ada ingkar tak ikut, Iamun ara' bangga nde' suka
agak dibunuh di Jarah. sairing,
gen ta mate' tejarah,
75. Terkejut Den Onnat berkata, 75. Tagen nimbal Den Ormat
"Mudah-rnudahan, bemanik,
benar seperti warta, moga gama',
benar sudi datang kemari, jati mara' orta,
benar sudi datang kemari, tetu tulus lumbar lete,
serta bila rnau berbaik, serta yen na suka bagus,
jangan bersarna si Manajai, nda'na bareng Ian Manajai,
parnan berani rneminta, Ama' bani nunasan,
kepada Ratu Agung, le' Ratu si' Agung,
maaf agar selarnat, sampurna ade'na onya',
di Sakra Dewa Mas Panji le' Sakra Dewa Mas Panji ntek
tinggal," manjak,
Surya Jaya menjawab. Surya Jaya ia nimbal.
76. Bukan demikian mau si Denek 76. Nde' semeno kesuka!l Dene'
laki, laki,
dan ibunya, Ian mami'na,
akan mempertaruhkan nyawa, gen laluang raga,
22

· beliau akan memberoritak, desida tumimdang nane,


melawan si kapir binggung, musuhin kapir binggung;
dan semua sudah goyah; lan selapu na ·pada wah
para raden setiap desa, ganjih,
semua ikut berontak, pra raden bilang desa,
senjata tak mengecekan, pada gen milu payu,
ampung Mandar, Bajo Bugis lan sikep nde'ta kuciwa,
ikut, ka.mpung Mandar, Bajo Bugis
akan membawa laskar laki. pada bakti,
gen ngaturang sikep lanang.
77. Semua sanggup memberi 77. Selapu'na wah sanggup nga-
bedil, turang bedil,
dan sudah di sini, turwas ite,
meriam merantaka, meriem merantaka,
bila jadi tak akan lama, /amunta payu nde'na ngone',
tak lama akan datang bantuan, nde'na burung dateng bantu,
Raja besar di timur, Ratu bele' li'timu' ai'
bersama Raja Abu Bakar, aran Raja Abu Ba/car,
Ratu Menyeli juga, Ratu menyeling manjur,
beliau liwat Ampenan, desida jalan Ampenan,
mupakat sudahlah pasti, reraosan mapan wah semaya
cuma menunggu mulai. pasti,
kewala ngantih mara.
78. Tersenyum Den Ormat men- 78. Cemor nimbal Den Ormat
jawab, bemanik,
"Yah karena itu maunya, dining meno tingkah pada
para raden yang besar, suka,
ingatlah akan kesanggupan pra raden si'bele'bele',
kita, ingetan tingkahna si' sanggup,
barangkali kita mau menunggu, sang na suka pada ngantih,
seperti kita menguras air, sepertinta nenempas,
perasaan sudah kering lubuk, pengerasa sat tibu,
tidak mau bersama-sama, nde'na mele sembarengan,
mepgangkut tanah angsuh tana' memalet ape' pe-
mengempang, rigi,
tunggu kering baru ngantih sat, begasap.
menangkap."
23

79. Lubuk dalam luas dan begini, 79. Tibu dalem galuh tur berisi,
aneka ikan dan buaya, selapu' mpa' tur berisi buaya,
bila teman cuma sekian, mun tangket ta semene bae,
mau mengeringkan lubuk, paksa gen Limas tbu,
air besar di empang rapuk, ai' bele' tetampang ganjih,
pacaknya tak ada yang kukuh, ancengna nde' ara' kekah,
akan menahan banjir, gen taker belabur,
empang akan bobol, perigi aruan rungkas,
kita sedikit menahan sampai ita kedi' bojeng naker jangka
peot, jengking,
pasti kita lumpuh patah. tulusta leso' polak.

80. Selokannya tak lab boleh be- 80. Mun seloka nde'na saja' se-
gini, meni,
seperti orang nonton pere- umpamayang boya perasaan,
saian, demen moya bae rame,
senang menonton beramai- si' manang ia ta ajum te jun-
ramai, jung,
yang menang disanjung mun si' kalah ia tesurakin,
dipuji, meno lalu ling siloka,
yang kalah disoraki, kelepe toa; julu,
begitu lalu kata geloka, ama' kewala naturang,
paman hanyar menuturkan, masa kurang lalu raos dalem
masakan lalu kurang pikir, pikir,
Surya Jaya menjawab. Surya Jaya ia nimbal.

81. Jangan menyindir hamba tiian, 81. Nda', semang kaji Marni',
salah hamba, tiwas kaji,
bila mau tak suka diandalkan, mun nde' suka tekendelang,
tak hamba sangka begini, nde' kaji duga semene,
sebab sekarang semua, mapan selapu',
dan kaula di barat Juring, Ian kaula le' baretjuring,
sudah pasti berjanji, uah pasti besemaya,
akan bersama-sama, tarik pada tedun,
datang di hari lebaran, lete le' dina lebaran,
menjawab Den Ormat manis, malik nimbal Den Ormat ba-
berkat dunguku nanda sana manis,
buat bodongku anak.
24
82. Badan kisut rambutku putih · 82. Awak kisut bulungke bis pute',
semua, lagu' masih belo pengerasa,
tapi masih panjang pikiranku, nde'ku tao' onya' lengi,
tak ku tahu buruk baik, si' mbe pon da cumpu,
bagaimana agar kau senang, teduh Lue' atawa sekedi',
ikut banyak atau sedikit, yadian nde' Lue' kaula,
meskipun tak banyak kaula, bilang desa pada teduh,
setiap desa ikut sedikit, sikep satus satak samas,
prajurit seratus dua ratus em- pembele' na tresna le' Raja
pat ratus, Bali,
pembesar kita setia kepada sino Latu bandingan.
Bali.
itu anda bandingkan.
83. Barangkali seperti bunyi la- 83. Sang na mara' ling lawas
was Jeraji, Jeraji,
kuning di luar kelat di dalam, kuning luar sepet le' dalemna,
Lalu barangkali kurang di lalu sang kurang pembade,
dugaan, mun si' manis nde' te itung,
yang manis jangan dihitung, te itung temah si' pait,
kita hitung temuan pahit, nda'ta nyesel mudian,
jangan menyesal belakang, peta aran ketuju,
earl ucapan "untunglah," yadian nde' Lue' kaula,
biar tak banyak lasykar, pembele' na pada lete teduh
pembesar kemari bersatu- tarik,
padu, patuh randing reraosan.
sepakat dalam pembicaraan.
84. Demikian itu kita andalkan, 84. Patuh sino gen ta kendelang,
Surya Jaya menghardik men- Surya Jaya nyemperak nim-
jawab, bal,
"Bila begitu kata Mamiq, mun semene unin mamiq,
memang tuan tak sanggup, mula nde' mamiq sanggup,
setiap usul di palang kendala, sing kerante tepalang wadi,
merendahkan diri sendiri, ngasoran awak mesa',
senang memuji musuh, demen junjung musuh,
semua ucapan di jegal, selapu' kerante tepalang,
tanpa guna macam bukan tanpaguna mara' nde' turasan
turunan Pejanggik, Pejanggi',
nista dalam wacana." kanista reraosan.
85. Subhannallah takdir Allah 85. Subahnala kesuka' Allah
Agung, luwih,
almarhum Raja Pemban pasti Pembanan nyuarga layonna
talc sudi, nde' jama',
mempunyai kerabat begini, bedue sentana mene,
tidak ingat leluhur, nde'na inget leluhur,
tak berguna tipis malunya, tanpaguna kelila tipis,
pintar sering keli watan, ririh jokan keliwatan,
lalu di usirlah, banjurna tetundung,
hai mamiq Ormat minggatlah, mamiq Ormat sila' budal,
tinggalkan desa pergi ke raja bilin desa-lampa' ungsi Raja
Bali, Bali,
sekarang juga pergilah. pernanean sila' budal.
86. Karena mamiq tidak teguh, 86. Mapan Mami' mu/a nde'
kesusahan masih sayang tindih,
dunia, kesusahan-masih eman dunia,
sayang harta kekayaan, eman kesugihan lue',
tidak berani lebur bersama, nde' bani bareng lebur,
bersama anak sanak saudara, tangket anak semeton jari, .
mamiq bila tuan pergi, mami' yen sida budal,
semoga selamat, moganda rahayu,
pergi meninggalkan bumi leka' bi/in gumi Sasak,
Sasak, nemu suka-jari Patih raja
berbahagiajadi patih raja Bali, Bali,
tuan asih mengabdi. bareng mukti wibawa.

87. Bergelar Patih Mangkubumi, 87. Tur tesambat Patih


perhimpunan semua harta Mangkubumi
bend a, pekumpulan selapu' doe arta,
dan menjadi duta wacana, Ian jari serah pengeraos,
pintar dan terpakai, Widaqda tur tekadu,
dianggap saudara si raja Bali, kangken sanak si' raja Bali,
menerima pajak rakyat, tanggep petin kaula,
Islam semuanya, Islam selapu' na,
yang setengah buat tuan, si' setenge jari bagian raja
setengah buat si raja Bali, Bali,
tuan setia menghamba. sida tersna ngaula.
26

88. Buat apa menunggu hari esok, 88. Jari apa ngantih jelo lainan,
bila tak terangkat si harta yen rule' kerangkat si' aran doe
bend a, arta,
rakyat Sakra nanti meng- kaula Sakra Laun beratong,
hantar gen rembat due arta turun,
.membawa harta ke kota cakra, lamunda uah bareng si' raja
bila sudah bersama raja Bali, Bali,
barulah tuan keluarkan, ulin sida sugulan,
kepintaranmu semua, keririhanda selapu'
tidak kurang berseloka, nde'na kurang ling siloka,
seperti gaya bicaramu jari temah mara' kerantenda
sekarang, seni,
penuh dengan seloka, seloka rule' kurangan.

89. Menjawab Den Ormat me- 89. Banjur nimbal Den Ormat ba-
nangis, reng tangis,
"Surya Jaya anakku mas, Suryalaya anakku mas mirah,
jangan aku dikatai begini, jerahku teraos semene,
tidak berani lebur bersama, nde' bani bareng lebur,
dengan anak sanak saudara, tangket anak semeton jari,
sebab aku begini, sangka' ku semeno anak,
karena sayang pada kalian, buating tresnaku Lalu,
aku menyayangi rakyat Sakra, kangenku kaula Sakra,
Pemban Ilang tak suka cara Pemban Ilang nde' suka lam-
begini, pah semene,
sekarang kita mengajaknya. nani ita beke' ia.

90. Aku tak diusir dari, 90. Kumemindah lamunku


desa Sakra, bila lalu tak suka, tabudalin,
ditahan beginilah jadinya, desa Sakra yen lalu nde' suka,
paman akan menuruti, mandek tulus lampah mene,
namun paman akan bersaksi, ama' mula seturut,
jangan aku ingkar janji, anging ama' ne kubesaksi,
moga ada Ridla Allah, nda'ku ngelongin sanggup,
lepas dosa di kala hidup, sang na ara' kesuka' Allah,
semoga mapan makripat sampura kesalaan sadengku
urip,
moga lendek ma'ripat.
27
91. Juga Allah Siratul Mustakim, 91. Miwah Allah Siratul
semoga ada penyampunan Mustakim,
pada kita, moga ara' sampura le' ita,
diampuni segala keburukkan, sampura lapu' kelenge,
mungkarun dan Nakirun, mungkarun wa Nakirun,
bersama asih mereka, sembarengan pada asih,
Malaikat ngambil nyawa, Malaikat ngambil nyawa,
tulus asih memaatkan kita, asih pada tulus sampura pada
moga ada berkat doa puji, le' ita,
dan terbukalah pintu sorga. moga ara' berkat aran doa
puji,
Lan menga lawang sorga.
92. Bersaksi Allah dan Nabi 92. Saksi Allah Lan Nabi Kekasih,
kekasih, kaji mula ngangen Sabilullah,
hamba mendambakan tur kaji tetundung mene,
Sabilullah, sangka' kaji ngelalu,
lalu hamba diusir. begini, si' teparan kelila tipis,
maka aku putus asa, Surya Jaya dedengah nganga'
didakwa tebal muka, sambilna nunduk,
Surya Jaya mendengar takjub nde'na tao' lingna nimbal,
tertunduk, banjur budal Den Ormat
tak bisa menjawab, bepikir-pikir,
lalu pergi, Den Ormat ber- mungku le' pemereman.
pikir,
tercenung di pembaringan.
93. Semua dipikirkan bencana- 93. Rasa lapu' si'na pikir wadi,
nya, jati mula Den Ormat widaqda,
Raden Ormat memang orang ririh ngales akal Lue',
bijaksana, jangka menah bebujung,
pintar luas banyak akalnya, tindo' ures bebangsal nagis,
sampai pagi tak tidur, kocap wah menah desa,
tidur bangun menangis Surya Jaya sugul nedunang
berkeluh, perwangsa,
arkian sudah terang bumi, Lan perwayah perbekel /cancan
Surya Jaya keluar menghadap perbuling,
perwangsa, sabol bencingan Sakra.
tetua pembekel sentana,
penuh balai sidang di Sakra.
28

94. Surya Jaya halus berucap, 94. Surya Jaya alus si'na muni,
adik kakak mamiq, guru tuan, duh adi' kakak' mami' guru
aku mendengar tuturan, tuan,
konon malam nanti, aku dengah tutur mene,
dene laki dan Pemban Bini, kocap malem si' faun,
akan datang ke Sakra, dene laki Ian Pemban Bini,
pengiringnya tiga ratus, gen lete ojok Sakra,
datang meminta hamba ikut, pengiringna telungatus,
siapa yang ingkar tak seiring, lete gen tari kaula,
akan dibunuh di jarah. sai si' bangga nde' suka
seiring
.. gen temate' tejarah .
95. Jadilah kita menempuh pra- 95. Payujua' ita temah sakit,
hara, si' le' Sakra mara' mara' tetelo'
di Sakra bagai si telur mentah, kata',
diapit batu besar, tegapit si' batu bele',
pasti lebur kita, tulusta pada lebur,
yang kurang faham gemetar, si' nde menger leger begigit,
menjawab ayolah kita, nimbal sila ta pada,
menunggu di Palung, tengantih Lai' Palung,
jangan sampai masuk desa, pindahang gen tama desa,
Surya Jaya kesal berpaling SuryaJaya nde' cumpu ngengos
muka, muni,
bila seperti akalnya. mun mara' aka/ sida.

96. Andakata ia tak suka berontak, 96. Andena no nde' suka bebalik,
biar kau hadang ia akan beterus jua' andang masih
masuk, lumbar,
kalau demikian bagaimana, lamun meno sida ngumbe,
beranikah engkau sanggup, bani ja' sida sanggup,
membunuh Pemban Bini, gen laksana' Pemban Bini,
dan Panji Komala, miwah Panji Koma/a,
kalau aku tak berani, lamun ita ja' takut,
barangkali kau berani men- sang sida bani cobaang,
coba, selapu'na pada nunduk ndara'
semua tertunduk tak berucap, muni,
cuma magorek tanah mereka. tarik pada tokek tana'.
29

97. Ada seorang berujar, 97. Ara' sopo' nimbal muni,


kalau kita yang bodoh malas, lamun ita si' bodo tur geda',
asal sudah takut dahulu, panbaya takut bae,
seperti tamsil perahu, mara; anden perau,
satu saja berbuat salah, sopo' doang pon na ara' wadi,
akan kacau di pember- gen rusak le' pecancangan,
angkatan, lamun uah ngabut,
kalau sudah berlayar, ka.nggo jua' kesuka.' Allah,
terserah takdir tuhan, Surya Jaya cumpu ia kerante
Surya Jaya senang ucapan perih,
pujian, Surya Jaya negkakak.
Surya Jaya tertawa ngakak.

98. Surya Jaya berkata lembut, 98. Surya Jaya alus si'na muni,
"Adik kakak paman semua, adi' ka.ka.k tua' mami pada,
nanti bila telah senja hari, Laun lamun uah galeng,
yang muda berkumpul, si' bajang bajang teduh,
sambut Dene laki Panji, alu Dene' laid Panji,
semua yang tua-tua, lapu' sida si' wayah,
sudah ksuruh membawa ker- wah kubesuru' uleang kao le'
bau, dasan,
kita sembelih buat sajian jari sembelih si'ta saji' Datu
Panji," Panji,
kemudian bubarlah mereka. banjuran na pada budal.
99. Sampai di rumah mereka ber- 99. Dateng bale pada wah me-
siap, cawis,
suka ria si muda berdandan, suka girang si' bajang
menanti hari senja, pepayas,
para tetua hadir, pada ngantehjelo galeng,
lengkap pisau parang dan perwayah malik teduh,
kapak, seregap pemaja bate' ka.ndik,
kerbau sudah dibawa pulang, ka.o no wah teuleang,
begitu tiba ramai meringkus, sedatengna banjur rame pada
sudah rebah memanggil kiyai, si' bebecang,
disembelih lalu dikuliti. wah na reba' banjuran na'
pesila' kiyai,
peragat mara; beburak.
Mi~;;\~;p,~~ ; ~: ~·;~
DIREKT(1R/U r t::. u;~,.j
1 D!TJEt~ NBSF Oi:?SUDPAR
l 30

100. Dagtngnya sadah dibagt;· 100. Empaknanopadawahtebagi,


lalu dicincang .sambil ngom- mara ngebat sambii berar-
bol, asan,
tulangnya sudah di masak, bebalungna wah tepetaek,
di masak paling dahulu, tekela' paling julu,
urap madam urap belimbing, serebuk madam urap belim-
pencok dan kacang-kacangan, bing,
urap sate pusut, pencok Ian kacang kacangan,
sate panggul dan timbungan, urap sate pusut,
cokot barak berem sud ah sate panggul Ian timbungan,
sedia, cokot barak berem wah ara'
yang menyambut sudah tiba. wah mecawis,
si' mendakin uah lampa'.
101. Sabuk dodot menyelip keris, 1OJ. Tarik nyabuk singkuran na
bersisir berhias sanggulnya, kedegik,
leangnya kain ulung, pepatuhan bae pada bejcrik
sekitar dua ratus lebih, bepayas,
berjalan tak saling tunggu, leangna palung belambe,
ada liwat Parwa, sewatara lebih satak,
ada melalui Palung, pada lampa' nde'na saling
separoh liwat hilir, antih,
penyeberangan kedatu Rate, ara' jalan Perowa,
jurang botoh diliwati. ara' jalan palung,
separo liwat dere'an,
peliwatan kedatu' rate' kesuir,
jurang botoh teliwatin.
102. Ada berpantun ada berden- 102. Ara' belawas separo begcn-
dang, mekidungan, nde'na tekoca-
berhidung, tak terldsahkan itu, pan le' Langan,
sudah sampai di dusun wah dateng Dasan Monjet,
Monjet, si' lampa' paling julu,
yang berjalan lebih dahulu, antih dengan dateng muri,
menunggu orang datang be- wah tebeng beterus tama,
Iakang, dateng dalem banjur,
setelah lengkap lalu masuk, si' parek ngaturang sembah,
sampai di dalam, Datu Panji sedek manjak pia'
yang menghadap menghor- mimis,
mat,
31

Datu Panji sedang membuat pengitan le' mu'jizat.


peluru,
kelihatan kesaksiannya.
103. Timah hancur diciduk tangan, 103. Timah anyong tesedaok si'
lalu di tuang pada adonan, gading,
yang melihat percaya, tur tetoleng le' loang remagan,
merasa semakin bangga, sing gegita' pada sadu ate,
memanglah si Datu Panji, pengerasa sayan ngajum,
lebih sakti dari ayahnya, yakti mula Datu Panji,
dan rupanya bagus, lebih saksi si' Mami'na,
pasti menjadi raja, Ian ruana bagus,
memuji karena pertama ber- sedeng jari muter jagat,
jumpa, pengajumna mapan tumben
dengan Dewa Panji Komala. na bedait,
tangket Dewa Mas Panji
Komala.
104. Tenggelam matahari sudah 104. Serep jelo pada wah mecawis,
siap, tekekapa jaran palinggian,
kudanya diberi pelana, rembat doe arta ngelek,
membawa harta benda ber- peti kota' besusun,
iring, kancan pra raden pra buling,
peti kotak bersusun, mapan mula keraga nde'na
para raden dan warga, renggang selapu',
karena memang rakyatnya sesek pada ngabih Pemban,
setia, bagi dua Ian ngabih Dewa
berdesak mengawal Pemban Mas Panji,
Bini, banjuran pada leka'.
dibagi dua mengawal Panji,
lalu mereka pun berjalan.
105. Berbaris senjata muka be- 105. Metetempak sikep julu mudi,
lakang, nde' kaican sanget bererasan,
dan diberi bicara keras, yen na muni adeng-adeng,
bila berkata perlahan, liwatnajalan Palung,
meliwati Palung, wayah malem sirep sekali,
waktu malam pukul 09.00, peteng nde' gita apa,
gelap tak melihat apapun, wah dateng le' menggu,
sudah tiba di menggu, betelah le' lendang.
32

berhenti di sebuah padang, isin desa nina mama si' men-


warga desa laki wanita me- dakin,
nyambut, atep sabol le' lelendang.
lengkap penuh di Palung,

106. Semua wanita yang datang 106. Soroh bini si' datang men-
menyambut, dakin,
bergantian mencium tangan begegenti pada siduk gading
pemban, Pemban,
merasa iba di hati, ngerasa iro' rasan ate,
bersyukur dalam hati, suka lega let kayun,
Dene laki dan Pemban Bini, Dene' laki Ian Pemban Bini,
dihadap oleh rakyatnya, teparekin isi' kaula,
lalu terns berjalan, banjuran na leka' beterus,
sudah sampai di dalam desa, wah dateng le' dalam desa,
Pemban Bini sudah masuk ke Pemban Bini wah tama le'
purl, dalempuri,
lalu dipersilakan bersantap. banjuran katur mejengan.

107. Datu Panji duduk di balairung, 107. Datu Panji le' bencingan me-
di hadap para raden linggih,
prawangsa, teparekin si pra raden pra
dan rakyat besar kecil, wangsa,
menghadap bergantian, Ian kaula bela' kode',
karena baru bertemu, pada mamarek silur sinelur,
Datu Panji dan rakyatnya, mapan tumben na bedait,
sangat syukur mereka, Datu Panji Ian kaula,
Datu dan rakyatnya, lebih pada sukur,
suka bahagian kasih di hati, Datu tangket kaula,
Datu Panji dengan kaulanya. pada suka lega eman dalem
pikir,
Datu Panji Ian kaula.

108. Seperti ikan di air mengering, 108. Mara' anden mpa' si' Wah tais,
lautan surut menyusup karang, tenga' padak nyosop bilang
karang,
dihadang oleh surat besar, kelambat si' mada' bele',
33

bersembunyi diceruk karang, besebo' bawa' pangkung,


air kering haripun terik, ai' sat jelo tengari,
sedang surut si air laut, odek penedeng mada',
air datang pasang pun naik, ai' dateng belampuh,
ikan keluar berenang keluar, mpa' sugul ngoler nontlak,
seperti tamsil ikan di tengah meno andena mara' sia tenga'
gili, gili,
di pertengahan bulan keempat. penedeng bulan empat.
109. Kedasih berbunyi minta di- 109. Ngali ali muni tadah asih,
kasihani, lendang panas upa' upa' julat,
padang gersang rumput pun bewen kayu' pada reges,
hangus, nyontlo' le' bewen kayu',
ranting pohon ranggas sudah, muni perih ujan teri',
kedasih berbunyi rindukan semeno pengandena,
hujan, tepekonta' tutur wah pira-pira
begitulah umpamanya, duntal,
kupersingkat ceritera penuhi Datu Panji dateng darat
Lontar, jangka sedi,
Datu Panji mendarat ke tepi, mangde asih kaula.
agar kasih sang kaula.
110. Alkisah malampun larut, 110. Keseritan malem no wah ling-
segera diberi bersantap, sir,
sebab memang sudah disedia- gelis banjur katuran maje-
kan ngan,
bersantap perlahan, mapan wah mecawis mgone',
berek dan arak diedarkan, medaran sadah alus,
separuhnya ada yang mabuk, berem arak pada ngiderin,
sudah selesai, separo' ara' lengah,
lalu merokok makan sirih, wah luaran banjur,
Datu Panji si Raden pada tarik ngudut mama',
Perwangsa, Datu Panji pra Raden miwah
bersama semua rakyat. prawangsa,
tuting selapu' kaula.
111. Keluarga si Gamang diperin- 111. Kancan Gamang temanikan
tahkan, gelis,
berjalan ke setiap desa, beterus lampa' ojok bilang
34

semua yang sudah dibujuk, desa,


ada pula dituturkan di sini, selapu' sih wah pada teoles,
dari getap pedagang keliling, ara' tekocapan le' kidung,
waktu menginap di Sakra, Zeman Getap bedagang ngeli-
lupa ditangkap, ning,
melihat situasi begitu, sedekna made' le' Sakra,
di Sakra si pande berlari, lupa'na tebau,
tak berani melalui jalan. gita'na semeno tingkah,
si' le' Sakra pande sino ia
berari
nde'na bani turut langan.

112. Begitu gelap menyusup di 112. Mara peteng nyosop lo' Maji,
Maji, ketakutan sang na keturutan,
takut kalau dikejar, tempuh dui busur eler,
merambah duri busur, ilir, awak bis babak belur,
tubuhnya penuh babak belur, kemenahan le' Suradadi,
kesiangan di Suradadi, lampa'na gegancangan.
jalan bersicepat, pande sino ia belatur,
si pande melapor, sangka'na gelis katara,
maka cepat kentara, Pemban Bini betendika pa-
Pemban Bini menyuruh pa- sang ciri,
sang ceri, banjuran nganjeng bendera.
lalu di pasang bendera.

113. Paling tinggi di pinggir 113. Paling tinggang le' sedin me-
Mesjid, sigit,
tunggul belang sutera merah tunggul belang sutra pute' .
putih, abang,
bendera tiga di jejer, tunggul telu tepedere',
di pasar tunggul hitam, lai' peken tunggul wulung,
di Bencingan tunggul kuning, le' Bencingan tunggul gendis,
dari jauh terlihat, Zeman jao' pengitan,
saat berbunyi beduk, wayana muni beduk,
siang hari datang kaula, tengari dateng kaula,
dari tiap desa bercancut tali bilang de'Sa singset kancutan
wand a, tarik,
waspada bertembang Durma. yatna pada tembang Durma.
35

DURMA
114. Manajai tak dihiraukan, 114. Manajai mula nde' tepelenga,
meskipun demikian, daka' meno masih,
cinta kasih pada putranya, tresna le' bija,
ikut pulang ke Sakra, milu ule' aning Salera,
diiringi warga Surabaya /cancan Surabaya ngiring,
(Lombok), anging nde'na tama,
namun ia tidak masuk, le' luar desa ngantih.
menunggu di luar desa.
115. Berpondok di Gunung Ukir 115. Mepondokan le' Gunung Ukir
Bakal, Ba/cal,
disertai perbekel Lenling, mekel lenting no ngiring,
bemama Pe Surana, aran Pe Surana,
patih Suranaya, pepatih Suranaya,
Manajai membuat pondok, pina' pondok Manajai,
beratap daun kelapa, atap kelangsah, ·
matahari turun senja. jelo baru'na lingsir,
116. Manajai menyuruh masuk 116. Manajai besuru' tama le'
Sakra, Sakra,
menghadap laki Panji, parek le' laki Panji,
minta petunjuk, nunas pengandika,
Pe Surana yang pergi, Pe Surana ia leka'
menghadap laki Panji, memarek le' laki Panji,
sedang duduk, sedekna manjak,
di Saka nem berapat. le' sakenem ketangkil.
117. Setibanya mohon petunjuk, 117. Sedatengna nunas pengan-
ayahanda tuan sudah siap, dlka,
hamba diperintahkan, Marni' Dewa wah cawis,
menghadap oleh ayahanda kula temanikang,
tu an, parek si' Marni' Dewa,
ayahanda tuan tak tahu, Marni' Dewa nde' wikanang,
rencana untuk besok, tingkah si' jama',
Laki Panji belkata. laki Panji bemanik,
118. Besok pagi-pagi aku pergi, 118. Jema' aku gen ku leka' pupu
kalau sudah liwat Juring, kembang,
sampai di Pringgarata, mun ku uah liwat luring,
36

karena di situ berjanji, dateng Pringgerata,


siapa dahulu tiba menunggu, mapan ito besemaya,
kaula setiap desa, singjulu dateng, ngantih,
perjanjian sudah pasti. si' bilang desa, ·
pangubaya uah pasti.
119. Ayahku jangan pergi besok, 119. Mun ~i'u si' jama' jerahna
biar ia di sini, leka',
menjaga desa, ade' na itajari,
si masa lalu tingkahnya, tunggu ntek desa,
berani bertarung takut mati, pertingkahna si' uah,
lalu merusak, bani mara takut mate,
mengandalkan kecepatan pau nyenyeda',
larinya. andelangna gancang berari.
120. Pe Surana begitulah kau me- 120. Pe Surana ngeno ling sida
lapor, ngaturang,
perbekel Lenting pamit, mekel Lenting no pamit,
sampai di luar desa, dateng luah desa,
sampai di ukir Bakal, dateng le' Ukir Baka/,
para kaula sudah sedia, mun kaula wah mecawis,
mempersiapkan tombak, seregepang tumbak,
dengan bungkusan nasi. timpal takilan nasi'.
121. Di Masjid penuh tombak ber- 121. Le' mesigit sabol tumbak bese-
sandar, langgah,
di pasar bawah beringin, le' peken bawa' waringin,
apalagi di Bencingah, goyo le' Bencingah,
penuh jalan oleh laskar, sesek rurung si' pemating,
berbaju putih semua, · pada kulambi pute',
kira-kira jumlahnya, yen swatara kencana,
tak kurang seribu empat ratus. nde'na kurang pitung bungsit.
122. Surya Jaya membicarakan 122. Suryalaya ngeraosin tingkah-
ihwal besok, na si' jema',
akan berangkat perang sabil, gen leka' perang sabil,
para alim semuanya, pra alim selapu'na,
tari tanduk sudah berjalan, tandak wah ngigel lampa',
menghibur si orang perang dede dengan perang sabil,
sabil,
37

banyak seloroh, lue' reraosan,


berandai bennisalkan diri. pada indayang diri'.
123. Seorang berkata begini 123. Sopo' muni ara' mene keran-
ucapannya, tena,
·nanti kalau sudah arnan, era' mun na lendek gumi,
kita ini semua, ita sine pada,
jadi pemegang negara, jari gisi negara,
pasti kita diberi jabatan, nde' ta burung tepegisi', .
memerintah rakyat, raksa' kaula,
ya, memang benar sobatku. ao' tetu gama' kanti.
124. Entah gimana rasanya meme- 124. Ngumbe jaga idapta raksa'
rintah, dengan,
kita orang dusun dungu, ita tau dizsan tani,
berpondok di pinggir hutan, bebale sedin gawah,
lalu menjadi penguasa, temah jari nempekin,
lah girls rasanya, gigir giyat idapta,
bagaimana rasanya, ngumbe rasana,
menjadi kepala dusun. idap tau ngeliangin.
125. Ada berucap aku lain pikirku, 125. Ara' muni ita ja' nde' semeno
tak perlu memerintah, angen,
kalau ada nasib mujur, nde'ta perih nempekin,
serta menang utuh, mun na ara' kesuka',
ku pilih anak para Gusti, sertanta menang tilah,
yang cantik belia, kupele' anak pra Gusti,
lalu kuislarnkan dia. si' jegek bajang,
banjur ku selamin.
126. Ada empat buat istriku, 126. Ara' empat kupia' tau nina,
imbalanku yang nista begini, timbangku si' kesia mene,
berumah di tepi hutan, bebale sedih gawaJ:i,
menjadi lajang tua, jari teruna toa',
kalau tak kalah Raja Bali, mun nde' kala.h Raja Bali,
pasti tidak ada, pasti nde'na ara',
kebahagiaan akan kutemui. kesuka' gen ku dait.
127. Inilah jalanku mendapat Ridha 127. Sine langanku dait kesuka'
Allah, Allah,
mendarnprat temannya berujar, nyemprak baturna muni,
38

nantilah kalian membacot, bares gama' pada,


yang manis jangan dibicara- si' manis nda' te raosang,
kan, si' pait-julu' rasanin,
yang pahit di hitung, mun tau nina gampang,
kalau orang wanita gampang, nde' ia genta raosin.
tak perlu dibincangkan.
128. Fajar terbit mereka bersiap, 128. Parek menah banjuran
semua memasang cancutnya, medab-daban,
sebab sudah terbit fajar, selapu' bekancut ginting,
semua riuh tergupuh, mapan uah tiwo' fajar,
lalu keluar Datu Panji, selapu' na pada endah,
di Bencingah, banjur mijil Datu Panji,
kaula bala sudah siaga. le' bencingah,
kaula bala uah mecawis.
129. Datang si pembawa kuda 129. Tarik dateng si' jau' jaran pe-
tunggangan, linggian,
di suruh mendahului menunggu, tesuru' bejulu ngantih,
di sawah Pagondang, Lai' bangket Pengondang,
semua si tukang kuda, soroh si' raksa' jaran,
juga pembawa Panji, miwah si' ponggo' pengawin,
berjalan mendahului, tarik bejulu lampa',
menunggu di utara desa. le' dayan desa ngantih.

130. Tunggangan Nuna Lancung, 130. Pelinggian Nuna Lancung


Den Surya, Den Surya,
Den Onnat, Dewa Panji, Den Ormat, Dewa Panji,
kuda si Jero Siraga, jaran jero Siraga,
menunggu di Pagondang, ito ngantih le' Pengondang,
dikisahkan Dewa Panji, keceritan Dewa Panji,
memeriksa barisan, ngider kaula,
mantra sambil berkeliling. mentera sambil ngelining.
131. Sudah temu menghentak bumi 131. Wah bungkem keter tana' telu
tiga kali, kali,
lalu berpidato Mas Panji, banjur bemanik Mas Panji,
sekarang adik dan kakak, mengka adi' kakak',
paman dan ayah semua, tua' Ian Mami' pada,
39

bersama kita perang sabil, bareng-bareng perang sabil,


jangan sayang dunia, nda' eman dunia,
anak dan sanak saudara. anak Ian semeton jari.
132. Dijawab dengan sorak sorai, 132. Tarik nimbal selapu'na
semua menghunus keris, bangun surak.
menari berjingkrak, selapu'na ngunus keris,
alkian di Ukir Bakal, ngigel bededingklang,
pengiring Manajai, kocap le' Ukir Baka/,
menyambut sorak, pengiringna Manajai,
beramai-ramai membaca nimbalin surak,
zikir. rame pada maca zikir.
133. Bunyi tambur, terompet ber- 133. Muni tambur pereret betimpal
saut-sautan, lawas,
kiyai berzikir, kiyai pada bejikir,
tambur lalu berjalan, tambur beterus lampa',
sampai di sawah Pegondang, dateng le' bangket Pegon-
lalu menata barisan, dang,
berkelompok-kelompok, banjuran ape' baris,
urut si kepala barisan. bepanta panta,
sundulan si mucukin.
134. Datu Panji naik kuda tung- 134. Datu Panji taek lai' jaran pe-
gangan, linggian,
para pendekar mengawal, si' tegeng tegeng ngabih,
si orang pilihan, soroh gegelikan,
bersorak kemudian berangkat, surak banjuran leka',
liwat Pindaq sampai di Maji, liwat pinda' dateng Maji,
karena sudah bersiap, mapan wah yatna,
lasykar dari Suradadi. sa' kanca Suradadi.
135. Di Penyantur senjata sudah 135. Le' Penyantur sikepna wah
berjajar, bejajar,
Dewa Mas Panji ke depan, bejulu Dewa Mas Panji,
bersama Den Surya, tangket Den Surya,
sudah saling berhadapan, pada wah saling andang,
sorak saling soraki, surak pada saling surakin,
di tingkah suara lawas, betimpal lawas,
dan ada mengumandangkan lan ara' nimbalin si' jikir.
zikir.
40

136. Suradadi menyingkir semua, 136. Suradadi banjuran belit se-


sampai di jurang Gedoh ber- lapu'na,
balik, dateng jurang gedoh bebalik,
baris berjajar, bejajar ngambyar,
kemudian saling dekati, beterus pada saling ulahan,
tingkah orang berperang, tingkah tau pada perang gati,
Den Suranggana, Den Suranggana,
yang menjadi pimpinan. ia jari mucukin.
137. Orang Pusuk menjadi depan, 137. Kane an Pusuk ia jari sesundu-
Deneq laki Mas Panji, lan,
mencambuk kudanya, Dene' laki Mas Panji,
mendekati Den Suranggana, tepas pelinggian,
dilambainya dengan tangan ulahang Den Suranggana,
kiri, uapna si' gading kiri,
Den suranggana, Den Suranggana,
takut lalu berlari. takut banjuran berari.
138. Saling isyarati lalu bubar, 138. Saling wangsit selapu'na pada
orang-orang Suradadi, budal,
kembali ke desa, sa' kancan Suradadi,
hanya Raden Suranggana, pada ngungsi desa,
berlari ke hutan bersembunyi, amung Raden Suranggana,
tak teguh pada janji, ngungsi gawah sebo' diri',
maka ia tak berani bertemu. ngelongin pangubaya,
sangka'na nde' bedait.
139. Tidak setia pada janjinya, 139. Nde'na tindih mara' unin
Raden dan Pusuk sembunyi, ubaya,
lasykar Sakra semua, Raden Ian pusuk bebuni',
lalu masuk desa, sikep Sakra pada,
pemimpinnya tak ada tinggal, beterus tama desa,
hanya kaula, perkanggona ndara' tedait, .
marah Dewa Mas Panji. amung kaula,
duka Dewa Mas Panji.
140. Lalu pergi ke rumah Pusuk 140. Beterus lumbar le' balen
Den Surya, Pusuk Den Surya,
si Pusuk tidak setia, keraos pusuk nde' tindih,
ia mengingkari janji, ngelongin panggubaya,
41

Mas Panji sangat marah, Mas Panji sanget duka,


lalu disandra, banjuran tegadenin,
istrinya, senina'na.
yang paling disayangi. si' paling sayangna gati.
141. Ada seorang saudara 141. Semeton na Suranggana ara'
Suranggana, sopo' lontas,
ikut pula ditangkap, milu lampa' te irit,
dibawa ke Sakra, betimu' le' Sakra,
ibu Pusuk lalu menyuguhkan, Ina' Pusuk banjur ngaturang,
sajian kepada Laki Panji, sangganan le' laki Panji,
maka ia terlambat, sangka'na sepan,
pulang ke desa Sakra. ule' aning desa Sakra.
142. Semua isi Suradadi yang di- 142. Sing tedait kancan Suradadi
jumpai, pada,
semua ikut mengiring, selapu'na milu ngiring,
kembali di atur, malikna nadahang,
barisannya seperti semula, barisna mara' bengan,
kuda si Pusuk di ambil, jaran Pusuk no tekambil,
menjadi kendaraan, jari pelinggian,
Dene La1d Mas Panji. Dene' laki Mas Panji.
143. Pasukan Rarang menunggu 143. Sikep Rarang ngantih le'
di Lendang Kayu Mas, lendang kayu mas,
Den Rinawang bersiaga, Den Rinawang me cawis,
mengatur orangnya berpencar, ape' kaula ngambyar,
bersorak bersahutan, surakna metimbalan,
ada pula dituturkan, ara' tekocapan malik,
para raden Rarang, pra raden Rarang,
datang dengan beramai-ramai. wah turun dateng metengin.
144. Tidak tahu keadaan di desa. 144. Nde'na taon Lai' pola tingkah
lupa di beritahu, dengan,
datangnya terlambat, nde'na inget tebadalin,
lupa di beritahu, dateng kesepanan,
Raden kuduh polos hatinya, nde'na inget tebada',
sudah saling berhadapan, Raden Kuduh polos gati,
saling bersorak. wahna saling ngandang,
surak saling surakin.
42

145. Berhadapan menari berjing- 145. Saling andang pada ngigel


krak, bededingklang,
bedil berbunyi ke arah langit, bedil muni pipiang langit,
Den Kuduh mulai mengamuk, Den Ku4uh no mara ngamuk,
membacok tak henti, gati begalah,
tutup mata maju terus, tidem nde'na likat mudi,
tetapi kurang lihai, lagu' nde'na sadia,
si orang Sakra menangkis. kaula Sakra pada nangklis.
146. Prajurit Sakra menangkis 146. Kancan Sakra pada nangklis
berkelit, mesirikan,
menangkis bergantian, ia begenti pada nangklis,
ada yang merasa bosan, ara' ngerasa panda',
den Kuduh di bacok, Den Kuduh tegalah,
lalu kena dari kiri, banjur bakat langan kiri,
terhuyung lalu jatuh, kepeper banjur reba',
terlentang mati seketika. ngala'na mate nguring.
147. Datu Panji cepat mencari 147. Datu Panji nyerek peta Den
Rinawang, Rinawang,
kemudian bertemu, banjuran na bedait,
dituding dicerea, tetijo' tujingan,
semua kalian dusta, selapu' ma' pada lekak,
tak ada setia pad_a ucapan, nde' ara' tindih le' uni,
kalau kesanggupanmu, lamun kesanggupan,
bukanlah akan begini. mula nde' temah semeni.
148. Den Rinawang sedih berhatur, 148. Den Rinawang iro' matur sem-
Dewa junjungan hamba, bah,
sebenamyalah hamba kilap, Dewa Panembahan kaji,
karena ada kaula tuanku, jati kaji mula tiwas,
sudah ke Cakra saudara mapan ara' kaula Dewa,
hamba, wah turun semeton kaji,
datang tadi malam, dateng ui' biqn,
jauh malam dinihari. jao' malem Ua~ lingsir.
149. Tergesa berangkat lupa di beri- 149. Gelisan lampa' nde' kaji inget
tahu, bada' ia,
makajadi begini, sangka' temah semeni,
hamba tidak ingkar, kula nde' kaji obah,
43

setia dan bakti jadi kaula, tresna kula ngaula,


berucap Dewa Panji, bemanik Dewa Panji,
aku tak mempercayaimu, nde'ku gugu' sida,
marl kusandra kerismu. kete' sida kudagen keris.
150. Den Rinawang menyerahkan, 150. DenRinawang gelis keto' nga-
keris ke Datu Panji, turang,
lalu di hunusnya, keris le' Datu Panji,
memang keris pusaka, banjur teusunang,
memang sangat guna sakti, keris mula tetemuan,
setelah di hunus, tetu mula guna mandi,
pusing si Datu Panji. wahna si' teunusang,
kelenger Datu Panji.
151. Lemah lunglai mandi keri- 151. Loleh lempeh daurna mara'
ngat, tesiram,
keris di kembalikan lagi, keris no teuleang malik,
sudah diobati, wah tesembe' bura',
dijampi oleh Den Rinawang, tejampi si' Den Rinawang,
seperti kapur dengan kunyit, mara' apuh timpal kunyi;
segar seperti sediakala, seger mara' bengan.
berkata Datu Panji. bemanik Datu Panji.
152. Mamiq Den Rinawang ingat- 152. Mami' Den Rinawang jerah
lah janji tuan, lupa' pangubaya,
bersama sehidup semati, tebareng sepati urip,
menjawab Den Rinawang, matur Den Rinawang,
baiklah Dewa Pemban, sandika Dewa Pemban,
lalu diatumya prajurit, banjuran ape' baris,
seperti biasa lagi, mara' bengan malik,
berkelompok membentuk por- mekanda kanda metindih.
masi.
153. Menjadi sayap si Den Nuna 153. Ngeletekin si' aran Den Nuna
Roa, Roa,
beserta para Satria, bareng kancan perbuling,
menjadi sayap kanan, jari keletek kawan,
Den Nuna Lancung Nuna Den Nuna Lancung Nuna
Canang, Cenang,
Jero Siraga Datu Panji, Jero Siraga Datu Panji,
44

bersama Raden Onnat, bareng Raden Ormat,


diiringi para haji. tesundul si' para haji.
154. Di tengah gamelan dan ben- 154. Jari tenga' game/an miwah
dera, bendera,
paling belakang Jeraji, paling mudi Jeraji,
dan Tari Tandak, beke' baris Tandak,
lawas bersama surak, lawas betimpal surak,
memang sudah bertekad, mula nde'na ara' lain,
di dalam hati, dalem pengerasa,
tak ada takutkan mati. nde'na ara' wedi le' pati.
155. Bersap-sap menuju barat, 155. Bamba/ ambal selapu'na an-
saat matahari tergelincir, dang bat,
berjalan dengan tenang, wayah jelo uah lingsir,
merasa tak ada bahaya, lampa' enak-enakan,
karena sudah mupakat pasti, ngerasa nde' ara' baya,
alkisah si Raden Kopang, mapan uah semaya pasti,
di barat Rarang menunggu. kocap Raden Kopang,
bat Rarang tao'na ngantih.
156. Raden Bandesa mengatur 156. Raden Bendesa si' pada ape'
pasukan, bala,
karena ia andalan Bali, mapan tejatonin isi' Bali,
tidak tergoyahkan, nde' nginguh nginggang,
kukuh memerintah, ntek manjak besila,
tak terpengaruh apapun, mu/a nde' likat mudi,
namun laskar Kopang, anging sikep Kopang,
semua sudah goyah. selapu'na pada ganjih.
157. Semakin dekat orang Sakra, 157. Sayan parek sikep Sakra
sorak bagai guncang bumi, si'ngulahang,
saling berlladapan, surak mara' obah gumi,
memang demikian perjanjian, pada saling andang,
lalu saling memberi isyarat, pan meno pangubaya,
berjongkok bennisal, manjur pada saling wangsit,
untuk mengelabui si Bali. nyengkeng ngindayan,
isi' samaran diri' lai' Bali.
158. Berlari lasykar Kopang ke 158. Tarik belit sikep Kopang an-
barat, dang bat,
45

Batu Kpang nimbrung, Batu Kliang nyunduli,


begitu pula tabiamya, masih semeno ju.a',
bersembunyi daun selembar, betili si' gedeng selembar,
sudah pasti mupakat, mula pangubaya pasti,
akan bersama ke barat. pada andang bat,
bersama menghajatkan Raja beriulc perih Raja Bali.
Bali.
159. Memang terlambat si Panji 159. Mula ia sepanan ngulah Dewa
Korn ala, Mas Panji Komala,
Kopang Batu Kliang, Kopang Batu Kliang,
sudah lebih dahulu di pegang, wah tegisi julu,
oleh prajurit Bali Pagutan, isi' sikep Bali Pagutan,
semua menyembunyikan niat, tarik akal betetili,
untuk mengelabui, buat kelambungan,
laskar Raja Bali. isi' sikep Raja Bali.
160. Menunggang kuda berpacu ke 160. Caprekjaran pada negar an-
barat, dang bat,
tak ada menoleh belakang, pada nde'na Ii/wt mudi,
meliwati pematang tinggi, babar oso' tinggang,
tak lagi mengitung nasib, pada nde'na itung temah,
laskar Batu Kliang ngacir, sikep Batu Kliang keliling,
tidak berani berhadapan, nde' bani ngandang,
berlari menyeret tombaknya. oros tumbak na berari.
161. Pemimpinnya mengungsi di 161. Pada ngungsi pemekelna le'
timur desa, timu' desa,
maju para prajurit Bali, nyundul kancan sikep Bali,
keluar ke timur Kopang, sugul timu' Kopang,
kembali ia mencari posisi, malikna mekilesan,
berbalik mundur, bebalik si' wah congah,
Bali yang pemah berontak, lue'na aworan diri'.
banyak membaurkan diri.
162. Tak karuan kawan dan lawan, 162. Nde' karuan musuh kelawan
si pembawa bedil, roang,
asal membunyikan bedil saja, si' tandangin isi' bedil,
laskar di batas kota, sok puni' bedil doang,
saling melempar seberang sikep Sakra le' Kuta,
kali,
46

saling lcapek lalang ai',


lalu masuk desa, beterus tama desa,·
orang Sakra di depan. soroh Sakra si' mucukin.
163. Bersorak musuh dan kawan, 163. Pada surak musuh kelawan
seperti kiamat bumi, roang,
penuh jalanan di Kopang, mara'na kimat gumi,
laskar Pagutan menyerang, peno' rurung Kopang,
serentak menarik pelat'Uk, sikep Pagutan mara,
sebab sudah jelas, sembarengan puni' bedil,
musuh dan teman sudah mapan wah keruan,
baur. musuh roang wah metindih.
164. Mati tiga yang lain berlindung, 164. Rame bedil betimbalan si'
mereka mundur, surak,
sampai di luar desa, peteng dedet kukus bedil,
lalu didengamya sorak, Panji Koma/a tumpah,
melalui selatan arah lambang, kena' si' opas beruang,
laskar Praya, Jero Siraga gancang
Pranujak Batujai. nulungan,
beterus telariang,
ule' le' Sakra gelis.
165. Ramai bedil dan sorak, 165. Rame bedil betimbalan si'
asap mesiu seperti kabut, surak,
Panji Komala terjatuh, peteng dedet kukus bedil,
terkena racun "beruang", Panji Koma/a tumpah,
Jero Siraga menolong cepat, kena' isi' opas beruang,
lalu di larikan, J ero Siraga gancang nulun-
pulang segera ke Sakra. gan,
beterus telariang,
ule' le' Sakra gelis.
166. Itu maka tak kalah musuhnya, 166. Sino kerana nde' bau te-
seandainya Panji Komala, balikang,
kalau tak ikut ke medan, kadirasa D~a Mas Panji,
sebentar lagi akan menang, yen nde' tebudlilang,
tetapi memang putaran se- karing semenda' po'na me-
jarah, · nang,
lagu' mula janjin gumi,
47

laskar Sak.ra lalu bubar, Sikep Salera banjur budal,


tak. dapat ditahan lagi. nde'na ara' baun balik.
167. Laskar Kopang dan Batu 167. Sikep Kopang tangket sikep
Kliang, Batu Kliang,
akhimya menyarnarkan diri, payu pad.a samaran diri',
bersembunyi daun sehelai, betetili si' gedeng selat,
menyerang desa jontlak, pad.a gebuk dasan Jontlak,
hanya sebagai tatedeng, jari si'na ilipang diri',
akhimya orang jontlak, payu kancan Jontlak,
di bunuh bergelimpangan. temate' begerinting.
168. Ganas macam bukan kawan 168. Ngadu gemes mara' nde'na
sendiri, pad.an ia',
si orang Jontlak binasa, kancan Jontlak ngamasi,
salahnya dilalui, sala'na tebabar,
cuma Rarang ikut berontak, cuma Rarang milu congah,s i'
yang dihasut menyanggupi, te oles pad.a nyanggupin,
Kopang Batu Kliang, Kopang Batu Kliang,
akan melalui barat Juring. gen na langan liwat luring.
169. Semua akan menuju ke barat, 169. Tarik selapu gen andang bat,
mupakat mereka pasti sudah, pengeraosna pada wah pasti,
Kopang Batu Kliang, Kopang Batu Kliang,
sebab ia tak. bertempur, sangka' nde'na mesiat,
tetapi si Panji salah siasat, lagu' sala' mula Mas Panji,
terlarnbat menguasai Kopang, sepan gisi Kopang,
dan Batu Kliang lalu menya- Ian Batu Keliang payu betili.
mar.
170. Akhimya dikatakan tak teguh 170. Payu keraos nde' tindih le'
janji, ubaya,
seandainya tak ditinggalkan, andena nda'na tabilin,
oleh laskar Panji Komala, si' sikep Panji Komala,
orang Sakra bertingkah, kancan Salera palar bikas,
tak mau bersakit-sakit, nde' kawa temah sakit,
apa lagi lebih dari itu, kancan Salera palar bikas,
pertempuran yang ditemui- nde' kawa temah sakit,
nya. goyo lebian si' sino,
pesiatan gen na dait.
48

171. Baru mati tiga sudah rieuh, 171. Baru' mate telu banjur mara
Sakra terdesak talc berani batik, pada becongkrah,
tak malu akan dirinya, Sakra kelilih nde' bani
semua sanggup macam cupak, bebalik,
Surya Jaya sampai mencret, nde' ila'an diri',
alkisah Raden Onnat, lapu sanggup mara' cupak,
sendiri paling belakang. Surya Jaya jangka molang
sugul tai,
kocap Den Ormat,
mesa' paling mur~.
172. Menggerutu mengomel Raden 172. Nfomeh ngenyang Den Ormat
Onnat, ngumbe sangka',
mereka tak berani berbalik, pada nde' bani bebalik,
si anjing Surya Jaya, basong Surya'Jaya,
banyak omong banyak lue' kerante lue; lekak,
dustanya, kerante kena' nde' tepati',
ucapan baik tidak di terima, basong cekqk nangka' rasa',
si anjing pengkor besar mulut, delat tain sikep Bali.
jilatlah tai prajurit Bali.
173. Sampai mereka di jurang Pe- 173. Pada dateng le' jurang Peno-
notok Songgak, tok Songga'
melintasi hutan Suangi, liwat le' alas Suangi,
sudah sampai Segampang, wah dateng Segampang,
berjalan hilang pikiran, nde' ara' itung etang,
matahari tenggelam menye- serep felo tempuh dui,
ruak duri, uah dateng Sakra,
sudah sampai Sakra, pengerasa pada wah ganjih.
rasa hati mulai goyah.

174. Mengungsi mencari kerabat di 174. Pada rarut meta beraya bi-
desa, lang desa,
mengajak anak istrinya, beke'na anakjari,
semua memboyong, selapu' pada berembat,
ada menuju Beleka, ara' ojok Beleka,
ada ke Mujur, Ganti, ara' Mujur ara' Ganti,
mereka mencari selamat, pada pete tilah,
49

ada mengungsi ke Praya, ara' ngungsi Peraya


Pejanggik. Pejanggi.'
175. Ada ke Pujut, Marong, Dasan 175. Ara' ngungsi Pujut Marong
Landah, Dasan Landah,
Sagik, Mateng, Wakan, Pe- Sagi' Mateng Wakan Pel-
lambik, Peklambi',
Peleba, Pijot, Lungkak, Pelemba Pijot, Lungkak,
mencari akal berdusta, peta akal metilas,
barangkali dikasihani sang ara' keperiak gusti,
tidak dianggap tawanan, nde' teparan beboyongan,
banyak orang Sakra meng- Lue' Sakra rarut ngungsi.
ungsi.

ASMARA ND ANA

176. Tersebut mereka yang meng- 176. Keceritan pada si' wah
ungsi, bebilin,
mencari kerabat ke setiap Reta beraya le' bilang desa,
desa, ngone' jangka telu bulan,
selama tiga bulan, desa Sakra masih tilah,
desa Sakra masih utuh, pada balik pengerasa,
berbalik pula pikirannya, serta lingna si' pada tedunung,
berkata si tuan rumah ke peng- baru' meno penyoba.
ungsi,
baru begitu saja cobaan.
177. Kali an sud ah lemah semangat, 177. Sida pada berate ganjih,
mengungsi meninggalkan budal pada bilin desa,
des a, goyo lebihan si' sino,
apalagi lebih dari itu, jati penyoban Allah,
memang itu cobaan Allah, sino pada pikiran,
itu kalian pikirkan, y5n mula gen rusak tulus,
kalau memang ditakdirkan nde'na ngantih jelo lainan.
hancur,
tak akan menunggu hari esok.
178. Tak akan kalah Dewa Mas 178. Nde'na kalah Dewa Mas
Panji, Panji,
dan kami semua ini, Ian ampo' ne pada ita,
so
akan mengungsi ke sana, gen ngungsi leka' beketo',
menghadap pada Mas Panji memarek le' Mas Panji kom-
Komala, ala,
datang ke sana mengabdi, gen pada keto' ngaula,
begitu ucapan orang-orang itu, meno raos dengan selapu',
si pengungsi merasa sadar. si' lolos bebalik pikir.
179. Perhitungan Raja Bali, 179. Pengandena Raja Bali,
sama menimbang akibatnya, pada tarik itung temah,
nanti banyak yang mati, Laun Lue' mate,
Manajai lagi hilang, Manajai malik ilang,
maka di jedakan, sangka'na tejadengan,
kesepakatan Raja Bali, pengeraosna Raja Bali,
menunda waktu di Kopang. mejedeng le' desa Kopang.
180. Kalau diserang terus, 180. Anging yen tepeturutin,
tak akan sampai seminggu, nde' kanti jangka sejumat,
begitu pikiran mereka, sekeno mula pengerasa,
perhitungan si Raja Bali, pengandena le' Raja Bali,
biar menang sepertinya kalah, yen menang sasat kalah,
alkisah semua orang Sakra, kocap isin Sakra Selapu,
pikirannya rpaka ia meng- pikirna sang/ca' bilin.desa.
ungsi.
181. Seumpama sumur di tepi 181. Anden lingko' sedin i{ling,
tebing, pira Lalo' nggerna,
tak seberapa airnya, nde'na duga ngembul ngone',
tak disangka kau lama berair, langsotna sejelo doang,
paling hanya s~hari saja, nde'na burung temah sat,
tak urung kering ia, pikir dengan Sakra selapu',
pikir orang Sakra semua, si' wah rarut bi/in desa.
yang sudah mengungsi me-
ninggalkan desa.
182. Menghadap kepada Ratu 182. Memarek le' Datu Panji,
Panji, selapu' ndara' tesapa',
semua tak disapa, Manajai kocap lain,
Manajai lain halnya, ngeraos le' Ukir Baka/,
berunding di Ukir Bakal, derpon tepelanga',
untuk menarik pematian, apan ia jabaning pigung,
51

karena ia di luar hitungan, banjuran lampa' beragah.


lalu ia berangkat menyerang.

183. Orang Surabaya menyutai, 183. Kancan Surabaya ngiring,


laskarnya dua ratus orang, jari kancan ara' satak,
berangkatmenaklukkan leka' regah Dasan Lekong,
Dasan Lekong, betempuh le' timu' desa,
bertemu di timur desa, mesiatna mate empat,
bertempur mati empat, mapan nde'na ara' ito,
karena pimpinannya tak di sedek sino Den Lungajang.
situ,
waktu itu Den Lungajang.

184. Ke Cakra menghadap Raja, 184. Turun memarek le' Gusti,


hanya para kaula sahaya, nudia kaula ngayah,
ia tidak berada di Dasan nde'na ito le' Dasan Lekong,
Lekong, desana manjuran teregah,
desanya lalu dirampas, sesorohan Ai' Anyar,
orang dari Aik Anyar, kerana ia milu biluk,
karena mereka ikut berontak, sangka'na nde' ara' siat.
tak diperangi ia.

185. Karena pikirannya sudah ber- 185. Mapan akalna wah bebalik,
balik, ajum Panji Koma/a,
memuji si Panji Komala, kelilih sekep Dasan Lekong,
terkalahkan laskar Dasan pada berari tama desa,
Lekong, nungkul nunas ngaula,
mereka berlari masuk desa, nina mama tarik nungkul,
bertekuk lutut mohon ampun, nyembah nunas sampurayan.
laki wanita menyerah,
menyembah mohon ampunan.

186. Lalu disandera, 186. Manjuran na tegadenin,


istri Den Lungajang, senina'na den Lungajang,
istri perbekel disandera, senina' perbekel tegaden,
ditawan ke Sakra, ia teirit aning Sakra,
semua tua muda, selapu'na toa' bajang,
sekira seratus orang, swatara ara' satus,
tersebut orang Padamara, kocap soroh Padamara.
52

187. Bennuka dua akalnya bulus, 187. Kambih dua akal ririh,
penguasanya sudah mupakat, perkanggona wah mupakat,
seperti di belanak sungai, mara' arµJen beranak kokoh,
bolak batik ke lautan, ngulah ngulih le' segara,
meski di air tawar, yadian le' si' tawah,
di lautan semakin luas, le' segera sere galuh,
tingkahnya bertaji dua. kelelampan betaji dua.
188. Tak mau katau di tarik, 188. Memindah gen na teirit,
karena memang di Padamara, mapan mula Padamara,
bata mati dari dahulu, bebantelan Leman lae',
Pejanggik dan Sukaraja, Pejanggi' Lan Sukaraja,
menyertai kemana saja, ngiring setiba padan,
dan sanggup jadi ujung tom- tur sanggup jari pepucuk,
bak, satmaka wah tama Sakra.
tak ubahnya orang Salera.
189. Setiap permintaannya dipe- 189. Sing penunasanna tepati',
nuhi, tekocapan jelo si' lain,
tersebut pada hari lain, leka' regah desa Pancor,
pergi menyerang desa Pancor, pengiringan ara' samas,
pasukannya empat ratus kaula Surabaya,
orang, kancan Sakra Lue' milu,
kaula Surabaya, tangi sanga' Padamara.
warga Salera banyak yang
ikut ke,
Tangi, Songak, Padamara.
190. Latu mengatur pasukan, 190. Banjuranna ape' baris,
gunungan dan sundulan, gunungan Lan sesundulan,
menjadi usus dan sayapnya, jari baduk Lan keletek,
Padamara di depan, P<idamara tepucukan,
kemudian menabuh gamelan, banjur mara begamelan,
bersorak berbaur suara surak awor suaran tambur,
tam bur, sekep Pancor wah siaga.
laskar Pancor sudah siaga.
191. Di barat desa mereka 191. Baret desa po'na ngantih,
menunggu, ngambyar sabol la' lelendang,
berpencar penuh di padang, pada ngiring gustina,
53

menyertai gustinya, Gusti Pogot nunggang jaran,


Gusti Pogot rnengendarai unin gusti yatna pada,
kuda, ingetin sanak ratu,
pesan gusti awas awaslah, jari macam le'man:taram
ingat saudara kita,
rnenjadi rnacan di Matararn.
192. Mendesak rarnai rnenembak, 192. Bedesek rame bebedil,
rarnai rnereka sesurnbar, rame pada mesumbar-sum-
berbeda dengan Dasan bar,
Lekong, lainan isi' Dasan Lekong,
jauh burni dengan langit, jao' langit timpal tana',
kalau aku rnenyerah utuh, lamunku meserah ti/ah,
aku bukan rnanusia tulen, nde'ku jari tau tetu,
aku ini pendekar pilihan aku nereh rehan Mantaram.
Matararn.
193. Yang rnerongrong berujar, 193. Si' beregah tarik muni,
nantilah sesurnbar, bares julu' mesumbaran,
sekarang tahan anak ini, nani babar kanak sine,
pukulannya seperti kilat, pemantokna mara' kisap,
ini tulen rnacamnya, sine tulen macanna,
rnemang Mataram tersohor, jati Mantaram tekasup,
coba lawan anak Sakra. coba babar kanak Sakra.
194. Mereka rnendekat rnenari 194. Pada ngulan ngigel tarik,
semua, banjuran betempuh tumbak,
lalu beradulah tornbaknya, ongkat wateng begeropak,
suara watang gerneretak, mata pada begerinting,
mati mereka berguguran, getih abang le' lelendang,
darah rnerah di padang, buru pada saling buru,
kejar saling burn, surak rame betimbalan.
sorak riuh bersahutan.
195. Asap bedil gelap udara, 195. Peteng dedet kukus bedil,
menari si orang Sakra, pada ngigel soroh Sakra,
lalu mundur laskar Pancor, banjur belit Sekep Pancor,
berlari rneninggalkan desa, berari gen bilin desa,
laki wanita sernua pergi, nina mama tarik budal,
Desa Pancor pun kosong, Desa Pancor uah Suwung,
Karaeng Manajai segera. Kareang Manajai gancang.
54
196. Merambah mencari orang 196. Begulah peta tau Bali,
Bali, beterusna aning Selcarteja,
lalu pergi ke Sekartija, Desa Pancor no wah suwung,
Desa Pancor sudah sepi, selapu'na bilin desa,
sernua rneninggalkan desa, pada memolong tumbak,
tornbaknya sudah dibuang, Manajai manjur surut,
Manajai sudah mundur, sugul Lai' luah desa.
keluar dari desa.
197. Bertemu mereka bersoraklagi, 197. Bedait pada surak malik,
lagi seru perangnya, malik rame pesiatan,
kalah lagi pasukan Pancor, kelilih malik sikep Pancor,
dikejar masuk desa, keburu tama desa,
sudah sampai di pasar, pada dateng peken mara,
laskar Pancor di bantu, sekep Pancor ia tesundul,
Gusti Pogot naik kuda. Gusti Pogot nunggang jaran.
198. Sengit pula pertempuran, 198. Rames siatna malik,
keteter si orang menyerbu, kelilih pada si' beregah,
di jalan Pancor dikejar, le' rurung Pancor tepale',
Pe Rumaksa perbekel Sakra, Pe Rumaksa perbekel Sakra,
bersama anaknya, bareng tangket anakna,
mati di gerbang selatan, ia mate le' kuta Lau',
bertempur disapih malam. mesiat sapih si' bian.
199. Banyak mati karena bedil, 199. Lue'na mate si' bedil,
seumpama tidak dipulangkan, ukuan kande' tebudalan,
yang menyerang pulang, si' beregah pada ule',
pulang ke desa Sakra, budal ojok Desa Sakra,
sampai di gunung Ukir Bakal, dateng gunung Ukir Baka!,
karaeng Manajai kemudian, karaeng Manajai manjur,
pindah pondoknya ke Pagon- ngalih pondok le' Pegondang.
dang.
200. Lega hati Datu Panji, 200. Sulca lega Datu Panji,
ayahnya ikut membantu, Mami'na keraos ngayah,
sekarang barn disapanya, sanglca'na tesapa' nane,
Berkata Panji Komala, belatur Panji Koma/a,
"Hamba datang memberitahu, kula lete ngaturang,
bangsa si orang mengungsi, sesorohan si' wah rarut,
itu menjadi teman tuan." sino jari tangket Dewa,
201. Diiringi oleh saudaranya 201. Teiring si' sanakna tarik,
semua, Ian Perbuling tampak-ampak,
55
dan perbuling bersap-sap, bajang bagus baru' bele',
remaja cantik baru besar, si' ngiring pada bajang,
yang mengiringi para pemuda, wah daieng le' Bencingah,
sudah sampai di Bencingah, Den Surya Den Nuna
Den Surya, Den Nuna Lancung,
Lancung, · jelo ma/am besesukan.
siang malam berpesta ria
202. T-ersebut si Manajai, 202. Keceritan Manajai,
setiap malam berkisah, tunggal semalem ia bewaran,
menceritakan para ratu lama, nuturan pra ratu lae',
yang bertahta di Selaparang, si' njeneng le' Selaparang,
cermat ia menceritakan, tetah si'na becerita,
ihwal masa lalu, urusan si' julu-julu,
yang mendengar terheran. si' dedengah pada benga'.
203. Istijeratna Manajai, 203. lstijeratna Manajai,
senggeger asih sekumpul, senggeger asih sekumpul,
di taruh di tambumya, jalan tambur tao'na polo',
dan memang takdir Allah, serta mula kesuka' Allah,
makbul doanya, kesinungan penedania,
maka datang laskar Jantuk, bareng dateng sekep Jantuk,
siang malam tak putus. jelo malem nde'na pegat.
204. Makanya marah Panji 204. Mapan dukaDewaMas Panji,
Korn ala, selapu' ndara' tesapa',
semua tak ada disapa, jari teraosang nane,
sekarang kita bicarakan, si' ule' rarut besiluran,
yang pulang mengungsi, wah pada teupata,
sudah disumpah, si' nginem penentrem ate,
yang minum penentram hati, ai' pejenengan Pengempokan.
air Pajenengan Pangempokan.
205. Tersebut si orang mengungsi, 205. Keceritan si' pada ngungsi,
mengungsi dari desa dusun, rarut Lekan desa dasan,
mengungsi desa yang lama, ngungsi desa dasan si' lae',
orang-orang dari Praya, jati mula desa Peraya,
berkumpul di desa Sakra, wah kumpul tama desa Sakra,
tak sayang dukuhnya, pedasanan ngkah itung,
tak terhitung berapa dusun. nde'ta itung mun dasan.
206. Disebut saja kumpul semua, 206. Teraos kumpul sekali,
rakyat sudah masuk, kaula wah tama sekali,
56
Desa Sakra besar sekarang, Desa Sakra bele' nani,
di perbesar batas desa, · tepeduah penyengker desa,
supaya cepat ceritera ini, mandena gelis tuturan,
maklum ceritera raja, mapan kelelampan datu,
panjang di belakang ditutur- belo muri tekoeapan.
kan.
207. Maunya Dewa Mas Panji, 207. Kesukan Dewa Mas Panji,
lalu diperluas desa, manjuran mekebat desa:
penuh padat sampai Segeleng, sabol sesek dateng Segeleng,
ke utara sampai Pegondang, bedaya dateng Pegondang,
Nuna Lancung Surya Jaya, Nuna Lancung Surya Jaya,
serta merta naik kuda, perjani berjaran banjur,
Mas Panji Komala Dewa. Mas Panji Komala Dewa.
208. Bala banyak seperti pasir, 208. Bala Jue' mara' gesik,
ditaksir sama dengan Bali, pemgeraos betanding asah,
dari setiap desa banyak bilang desa dateng Jue',
datang, tarik kendel pengerasa,
semua merasa berani, Panji Mas Koma/a Dewa,
Panji Mas Komala Dewa, Den Surya Den Nuna
Den Surya, Den Nuna Lancung,
Lancung, Den Ormat Jero Siraga.
Ben Ormat, Jero Siraga.
209. Semua akan diberi kuasa, 209. Tarik gen ne tepegisi',
para raden di desa Sakra, praraden si' dalem Sakra,
akan menjadi kaulanya, kanten jari baturna no,
agar menjadi punggawa, ade' jari punggawa pada,
Sikur, Kesik, Jorong, Sikur KesikJorong Rungkang,
Rungkang, · Nuna Bunter ngepean batur,
menjadi warga Nuna Sunter, Lenek Sapit Pengadangan.
Lenek, Sapit, Pengadangan.
210. Den Kenahan menguasai, 210. Den Kenahan nge rasanin,
Bagek Pituk, Denggen, Bage' Pitu' Denggen Songa',
Songak, Ian keselet wah metempek,
dan Keselet sudah di gandeng, Nuna Senta ia ngeraksa,
Nuna Senta mengayomi, Jantuk Ian Rumbu' kabar,
Jantuk dan Rumbuk, Kabar, Tangi Lenting Ian Dasan
Tangi, Lenting, dan Dasan Baru,
Barn,
57

diperintah Nuna Kiyam. teralcsa si' Nuna Kiyam.


211. Kaula sudah di pilah, 211 . Kaula wah pada begilih,
Teros, Sisik, Bangsal Tengak, Teros sisik Bangsal tenga',
di bawah Nuna Londra, Nuna Lontlra ngtraos,
bersama Den Satia memerin- bareng Den Satia ngeraksa,
tah, Gandor Ian Panggongan,
Gandor dan Panggongan, Tangi Konde' Dasan Tumbu,
Tangi, Kondak, Dasan Nuna Roa ngeraksa.
Tum bu,
Nuna Roa memerintah.
212. Beloan, Tumdak, Pelambik, 212. Beloam Tundak Pelambi',
diperintah Nuna Dulah, teraksa si' Nuna D.ulah,
Sukaraja dan Pepaok, Sukaraja Ian Pepao,
Lekor, Suradadi diserahkan, Lekor Suradadi teserah,
Den Ratjaya mengayomi, Den Ratjaya ngeraksa,
tetapi semua di bawah, nanging selapu' kepengku,
den Surya Jaya penguasanya. Den surya Jaya pemekelna.
213. Kodrat Iradat, 213. Kesuka' Allah luih,
Allah Agung, beterus pada ngalih aran,
lalu mereka mengubah nama, Nuna Dea tepejala',
Nuna Den dijuluki, Raden Mas Malaya Kusuma,
Raden Mas Malaya Kusuma, semeton na surya Jaya,
saudara Den Surya Jaya, Nuna roa tejejuluk,
Nuna Roa diberi gelar, Raden Aria Panembahan.
Raden Aria Panembahan.
214. Nuna Jekeh diberi nama, 214. Nuna Jekeh tearanin,
Raden Aria Betendika, Raden Aria Betendika,
Surya Jaya bergelar, Surya Jayai tepejala
Raden Patih Mangku Negara, Raden.Patih Mangku Negara,
menjadi panglima bicara, Jari batek reraosan,
Nuna Lancung dijuluki, Nuna Lancung tepejuluk,
Dewa Agung Pamungsung Dewa Agung Pemungsung
Jagat. Jagat.
215. Alkisah si Manajai, 215. Tekocapan Manajai,
di Pegondang mendapat le' Pegondang mau' orta,
warta, tingkah reraos si' mene,
58

ihwal bicara demikian itu, nani pada ngalih aran,


sekarang berganti nama, Manajai negkakak,
Manajai tertawa ngakak, rere' sembarengan selapu',
tertawa mereka semua, wah rere' pada istigfar.
setelah tertawa membaca
istigfar.

216. Lailahaillallah, 216. Lailahaillallah,


astagfirullah al azim tobat, astagfirullah alim tobat,
belum selesai urusan, nde' man keruan pengeraos,
masih sempit desa Sakra, masih rupek Desa Sakra,
sangat luas bumi Sasak, guarna gumi Sasak,
utara gunung masih luas, Dayan Gunung masih galuh,
pantai barat Ampenan. pesisi baret Ampenan.
217. Di selatan luas sekali, 217. Si' le' lau' guar gati,
Belongas, Tamparan, pengan- Belongas Tamparan Pengan-
tap, tap,
itu siapa punya bumi, sino sai epean paer,
masih Karang Asem yang masih Karang Asem ngepean,
punya, nde'na man tesebut Sakra,
belum disebut nama Sakra, Subahnala gama' aku,
Subhanallah biarlah aku, juru mati'ku jari temela.
jadi kutu busuk saja.
218. Menyusup di dalam tanah, 218. Nyesep le' dalem gumi,
Manajai memukul dada, Manajai tepak dada,
menarik napas menahan ter- bebangsel andek kerere',
tawa; besuru' tama le' Sakra,
menyuruh masuk ke Sakra, peta during Sulambang,
mencari During Sulambang, tedait tetena' sugul,
dijumpai diajak keluar, dedua'na aning Pegondang.
keduanya menuju Pagondang.
219. Datang si Sulambang dan 219. Dateng Sulambang Ian
During, During,
duduk bersila, tapak si'na tokol besila,
Manajai menyapa perlahan, Manajai nyenyapa' adeng,
aku sengaja bertanya, ita sadiah beketuan,
benarkah During Sulambang, jati During Sulambang,
59

kemarin aku dapat tuturan, ui' aku mau' tutur, ,


konon orang berganti nama lwcap batur ngalih aran.
220. Menyembah Sulambang 220. Nyembah Sulambang During,
During, meran jati meno Dewa,
benar demikian tuan, pra bijan Dewa si' lue',
para putra tuan yang banyak, pada ara• jejulukna,
sama punya gelar, Manajai alus nimbal,
Manajai halus berucap, mun meno ita nurut,
kalau begitu aku ikut, soroh batur si' wah bilin desa.
golongan yang telah meng-
ungsi.
221. Beritahukan pada Dewa Mas 221. Aturin le' Dewa Mas Panji,
Panji, jerahna sala' penerima,
jangan ia tersinggung, si'wah bilin desa lue',
yang sudah meninggalkan nani ita julukin ia,
desa, sesoroh ina' ama',
sekarang kuberi julukan ia, aran terogan-ogan no
golongan ibu bapak, ganggu,
bernama Tarongan-ogan separo aran Nongka' Rasa'.
namanya,
separuh bemama Nongkak
Rasak.
222. During Sulambang pamit, 222. During Su/am.bang bepamit,
Manajai halus berujar, Manajai alus nimbal,
berkata penuh wibawa, basana Manajai deres,
berjalanlah engkau hati-hati, anta leka' onya' onya',
pergi si During Sulambang, leka' During Sulambang,
takutnya seperti dicolek, kepot na mara' tejeput,
tak jejak menapak bumi. nde'na lempek idap le' tana'.
223. Gampang dituturkan, 223. Gampang tekocapan le' tulis,
Panji Mas Komala Dewa, Panji Mas Koma/a Dewa,
sudah banyak balanya, pan balana uah Lue',
lalu dibentang desanya, banjuran na mekebat desa,
diperluas desanya sekarang, tepeguar desa nengka,
kawula berdesak rapat, kaula rakit besunsun,
padang Selong sudah penuh. Lendang Selong sabol pada.
r-M\LJ;KEP~;t.;;~~\
OIREKTOR1': r;IS\ .1
~DPAR 4. Lendang Perowa bersi,
ratap, sabol bale pondok beratep,
ke barat liwat si Segeleng, bebaret liwat le' Segeleng,
tetapi Mas Panji Komala, nanging Mas Panji Koma/a,
tak tahu jumlah kaulanya, nde'na wikan kelue' kaula,
Mangku Negara dan Dewa Mangku Negara Ian Dewa
Agung, Agung,
menyuruh hitung rakyatnya. besuru' itung kaula.
225. Semua yang bisa menyisip 225. Senuga' tao nyelep keris,
keris, selapu'na teduduk pada,
semua dipunguti pajak, sopo' kaula sekepeng,
satu kawula satu kepeng, Pemban Bini suka roah,
Pemban Bini mau selamatan, ngangkat rasul sunsunan,
selamatan maulid nabi, teduduk kepeng tetambun,
dipunggut uang dikumpulkan, le' mesigit tetaekan.
di naikan di masjid.
226. Kiyai semua mengaji, 226. Kiyai selapu' ngaji,
dan jam enam sampai pagi, le' sekenem jangka menah,
langit serba putih, bebao'na serua pute',
sudah pagi uang dibagikan, wah benar kepeng tecacah,
jumlah semuanya, kelue' selapu'na,
sepuhih ribu tujuh ratus, selaksa Zan pitung atus,
delapan kepeng lebihnya. balu' kepeng ia tangguna.
227. Sud ah selesai selamatan, 227. Uah peragat si' roah gelis,
mereka berbincang-bincang, pada randing reraosan,
semua besar kecil, selapu'na bele' kode',
sekarang mau membuat ben- nani pada tangunan gelar,
teng, kukuhan perryengker desa,
memperkukuh pagar desa, rejek kayu' rampih pitu',
patok kayu lapis tujuh, kayu' gawah lekan duah.
kayu hutan dari luar.
228. Pagar desa sudah selesai, 228. Lambah perryengker wah jari,
lima hari lalu bereslah, Lima jelo banjuran peragat,
karena banyak rakyat, mapan si' lue; kaula,
apa dikerjakan gampang saja, sing tegawe; mura; doang,
lalu selamatan desa, banjuran na selamat desa,
61

Pemban Laki wanita lalu, Pemban Bini laid banjur,


dijoli menjadi peraya. tejuli jari Peraja.
229. Pakaiannya serba putih, 229. Pekakasna serua pute',
tiga kali mengelilingi desa, telu kali ngider desa,
sorak bagi runtuh terban, surak mara' tur loek,
laki wanita diusung jempana, Bini laki tejempana,
lengkap seluruh upacara, seregap luir upacara,
baris tambak dan sumpit, baris tumbak kelawan tulup,
semua bersuka ria. selupa'na suka lega.
230. Gendang gong bendera pun 230. Gendang gong bendera lue',
banyak, lawas Jantuk tandak Salera,
lawas Jantuk tanda Sakra, pada kelining desa rame,
ramai berkeliling desa, bedudus le' otak desa,
mandi ruwatan di hulu desa, si' ngiring nina mama,
yang mengiringi laki wanita, selapu'na pada ngipung,
semua lalu berkecipung, le' Pengempel otak desa.
di bendungan hulu desa.
231. Sudah mandi mulailah Kiyai, 231. Was mandi' mara Kiyai,
selama membaca doa, selapu'na maca doa,
mengamin bersorak ramai, amin tarik surak rame,
semua bersolek berllias, selapu' berape' mayas,
pakaian aneka rupa, penganggo endah rua,
yang muda menggosok gigi, si' bajang mesisik lapu,
semua gembira ria. selapu'na suka lega.

SIN OM
232. Begitu bila kelebihan rasa, 232. Meno mun tak nongka' rasa',
banyak gaya seketika, bikasan agung perjani,
belum-belum tak keruan, durung dereng nde' keruan,
nama diganti seketika, aran perjani besalin,
tak ada barang pamali, nde' ara' anu' mali',
seperti tidak menghadapi mara' nde'na andang pakiyuh,
susah, Panji Mas Koma/a Dewa,
Panji Mas Komala Dewa, teparekin si' bala wargi,
dihadap bala wargi, le' Bencingah pada besukan
di Bencingah bersenang- sukanan.
senang.
62

233. Siang malam bersuka ria, 233. Jelo malem besesukan,


tak ingat diri sakit, nde'na itung temah sakit,
Nuna Lancung, Surya Jaya, Nuna Lancung surya Jaya,
Jero Siraga, Dewa Panji, Jero Siraga Dewa Panji,
mengolah bencana hidup, gaduh sengkala urip,
bermusuhan dengan Anak bemusuh si' Ratu Agung,
Agung, lamun sugul luar desa,
bila keluar desa, tunggang jaran bepengabih,
naik kuda dikawal pula, payung agung bapak ampak
payung agung berbaris tumbak mamas.
tombak.
234. Kemudian datang warta, 234. Banjuran na dateng orta,
tingkah laskar Bali, le' pertingkah pemating Bali,
berpondok di Lungkak Paleba, mondokna le' Lungkak Peleba,
Jerowaru sudah dikuasai, Jerowaru uah tegisi,
maunya Dewa Panji, kesuka' Dewan Panji,
menyuruh ke Jerowaru, besuru' ojok Jerowaru,
menilik penguasanya, lalo telik perkanggona,
setia atau ingkar, tindih atawa nde' tindih,
ia berjanji untuk diperiksa. kesanggupan na ade'na lalo
teperiksa'.
235 . Karena kesanggupan dahulu, 235. Mapa sanggupna si' uah,
Jerowaru kukuh sekali, Jerowaru pager sekali,
berbakti pada Panji Komala, bakti lai' Panji Koma/a,
sekarang bakti atau ganjih, nengke bakti atawa nganjih,
Surya Jaya menulis surat, Surya Jaya ia menu/is,
memerintahkan ke Jerowaru, besuru aning J erowaru,
apakah ia memegang sang- jau' kenoh kesanggupan,
gupnya, tindih atawa nde' tindih,
setia atau tidak, si' keutus si' aran Buling
yang diutus bemama Buling Jiwangga.
Jiwangga.
236. Sigap berani dan pandai, 236. Gancang wanen tur perdata,
karena sering menghadapi mapan sering nandang sakit,
kesulitan, Widagda le' reraosan,
pintar dalam bicara, sugutan basana manis,
celang betimpal ririh,
63

ucapannyapun manis, wahna dateng le' J erowaru,


licin dan pintar, banjuran na beketuan,
setelah tiba di Jerowaru, Le' kandana Perkanggo
lalu ia bertanya, masih,
ihwal si Perkanggo masih, kesanggupan mara', raos si
seperti kesanggupan dahulu. juluan.

237. Kepada Mas Panji Komala 237. Le' Mas Panji Komala Dewa,
Dewa, Perkanggo na nimbal manis,
Perkanggo itu menjawab tresna mula nde'na obah,
manis, ngaula le' Dewa Panji,
setiaku memang tak berubah, pesila' Pemban Aji,
menjadi kaula Dewa Panji, lumbar lete le' Jerowaru,
persilakan Pemban Aji, pasti ita gen nyandangin,
datang ke Jerowaru, ea' rejek pemating Bali,
pasti kami penuhi, mumpung mondok Bali le'
akan melawan laskar Bali, Lungkalc Peleba.
mumpung si Bali mondok di
Lungkak.

238. Sudah selasai pembicaraan, 238. Uah puput reraosan,


dan perjanjian sudah pasti, Ian semaya uah pasti,
besok malam waktunya, le' kemalem si' Lema' bian,
pasti tak akan urung, mula nde' ara' burungin,
akan menggempur laskar Bali, gen rejek pemating Bali,
biar seperti lele dipindang, ade'na mara' pindang simbur,
bersama mati satu wadah, bareng mate selelongkang,
tak ada yang luncas, nde'na ara' bau ngeresit,
sudah mantap janji Raden uah napak semaya Buling
Jiwangga Jiwangga.
239. Berangkat pulang ke Sakra, 239. Budal ule' aning Sakra,
menghadap Datu Panji, memarek le' Datu Panji,
cermat ia bertutur, teteh isi'na ngaturang,
lega hati Datu Panji, suka lega Datu panji,
dipercaya rnernang setia, tesadu' mula tindih,
si Perkanggo di Jerowaru, Perkanggo le' Jerowaru,
konon pada hari esoknya, tekocapang jelo si' jema',
mereka sudah bersiap-siap, pada uah berejap cawis,
64

orang pilihan mengiringi gegelikan pada lampa' iring


Pemban. Pemban.
240. Yang diiringi dua orang, 240. Si' teiring tangketna dua,
Nuna Lancung Manajai, Nuna Lancung Manajai,
dan kaula di desa dusun, Ian kaula le' desa dasan,
si orang Jerowaru bersiap, soroh Jerowaru mecawis,
menyiapkan nasi dan lauk, seregepan kando' nasi',
perjanjiannya datang pagi, semayanan dateng aru ',
di desa tempatnya makan, lai' desa pon medaran,
lalu mereka memasak semua, banjur pada ngeme tarik,
di setiap rumah nitip masak. bilang bale tao'na pada
meriap.
241. Waktu zuhur lalu berjalan, 241 . Waktu dohor banjur leka',
Nuna Lancung Manajai, Nuna Lancung Manajai,
naik kuda dikawal, tunggang jaran tampak-
ganti yang ten:mgkap kawi, ampak,
seperti orang sudah berjanji, begenti mungguh le' tu/is,
berskeras tak bisa dicegah, mara' dengan uah bejanji,
masih tak dapat diubah, kepagah nde' baun pengkuh,
memang pintar Raja Bali, janji nde' keneng obah,
laskar Bali berpondok di mu/a pinter Raja Bali,
Lungkak. Sekep Bali mondok le'
Lungkak Peleba.
242. Pemimpin laskar berangkat, 242. Si' batek pemating no budal,
ke utara ke Suradadi, bedaya le' Suradadi,
dengan empat perbekelnya, tangket empat perbekalan,
memang nasib Manajai, mu/a tuduh Manajai,
seperti orang sudah berjanji, mara' tau' uah bejanji,
sampai di bimbi bertemu, dateng bimbi ia betempuh,
dengan laskar Bali Mataram, Ian sekep Bali Mataram,
lalu mereka saling soraki, banjur pada saling surakin,
berperang si Manajai mundur. pada mesiat Manajai mekile-
san.
243. Mengungsi ke Montong 243. Ngungsi Montong Puya'-Oya',
Poyak-Oyak, mapan kuciwayan bedil,
karena terdesak bedil, roangna Komang Sibetan,
65

anak buah Komang Sibetan, tangket empat mate si',


orang empat mati seorang, kaula dasan tani,
kaula dusun bodoh, kedung kelunta-lunta betimu',
sedang terlunta-lunta ke timur, ampah kelelampan Sudra,
lengah perjalanan si Sudra, pada mele nginem mandi',
ia mau minum mandi, banjur bedait kaula Sakra ara'
bertemu orang Sakra sembilan siwa'.
orang. .-
244. Rakyat Sakra di dusun, 244. Kaula Salera pedasanan,
akan mengiringi Manajai, gen na ngiring Manajai,
bertemu di sumur ribut, le' timba betemu' tega,
nah ini laskar Bali, ne la sekep Bali,
tombaknya dipoleng, tumbakna tejabukin,
ciri laskar Bali memang, ciri sekep Bali tetu,
lalu mereka sikat, banjuran na pada sejayang,
keempattlya diringkus, maka empat na metali',
memang dasar Sudra menye- tuning mula kelepe Sudra
rah mereka. meserah.
245. Yang dari Sakra sembilan, 245. Si' leman Sakra no siwa',
lawan empat tanding selipat lawan empat ngpit bungkuli,
lebih, nda'na ara' lampah babandan,
tak tahu akal tawanan, nde'na tao' batur kelilih,
tak tahu orang menyingkir malikna surut bemudi,
kalah, tuning kelepe kaula dusun,
lagi sedang mundur, leka' bareng si' bebandan,
dasar si orang dusun, Jato ojok sekep Bali,
berjalan bersama tawanan, sedatengna ngangas nde'na
menuju laskar Bali, beIce tu an.
setelah sampai congkak ber-
ucap.
246. Lihatlah aku hai teman, 246. Gita' aku pada batur,
musuh empat kuringkus, musuh empat ne kutali',
kuserahkan pada Pemban, kuaturang aning Pemban,
di mana tempat Pemban Aji, mbe' tao' Pemban Aji,
yang ditanya orang lihai, si' beketuan tau ririh,
karena yang dilihat itu teman- mapan si' tetali' baturna,
nya, kaula lekan Kopang,
66

orang dari Kopang, . banjur pada saling kejit,


lalu mereka saling isyarati, teperito' Pemban Aji paling
ditunjukan Pemban Aji paling tenga',
tengah.
247. Dasar Sasak kurang pikiran, 247. Tuting Sasak begerasak,
asalkan sudah berbuat saja, sok inget daya benculin,
tak tahu ciri orang, nde'na tao ules dengan,
lalu discrgap diringkus, banjur tebejek tetali',
mereka jadi pengganti, ia pada tulus begenti',
sembilan orang itu ditangkap, maka siwa'na tebau,
ditunda direntang, tetuntung keletekan,
diikat muka belakang, betembareng julu mudi,
biar mampus siapa suruh Zega ate ndra' lalo gawen
ngawur. mata.
248. Biar ia jadi tawanan, 248. Tulus ia jari bebandan,
yang tiga mati bertempur, si' telu mate mesiat gati,
berperang mereka melawan, mesiat pada ngelawan,
lalu dibacok dan mati, banjur tegalah periri,
tersebut si Manajai, keceritan Manajai,
tak jadi jalan ke Jerowaru, burung leka' le' Jerowaru,
berbalik pulang ke Sakra, bebalik ule' le' Sakra,
merasa pasti diburu, ngerasa nde'na burung
Datu Panji sangat marah. tedepih,
DatuPanji keliwat isi'na duka.
249. Panji Mas Komala Dewa, 249. Panji Mas Komala Dewa,
dihadap oleh bala wargi, teparekin si' bala wargi,
Nuna Lancung Surya Jaya, Nuna Lancung Surya Jaya,
Jero Siraga membicarakan, Jero Siraga ngeraosin,
mufakat akan pergi lagi, raosan gen lampa' malik,
menuju Jerowaru ke selatan, belau aning Jeroaru,
Datu Mas Panji berkata, Datu Mas Panji ngandika,
kakak patih Mangkubumi, kaka' patih Mangkubumi,
pergilah dengan adik sida leka' tangket adi'
Panembahan. Panembahan,

250. Bersama Melaya kusuma, 250. Bareng Melaya Kusuma,


memerintahkan untuk bersiap, betendika pada cawis,
67

besok kalian berangkat, jema' sida pada lampa',


sekarang kalian memberi- nani sida pada medauhin,
tahukan, seregep tarik mecawis,
lengkap semua disiapkan, gelis ceritana banjur,
cepat pula dituturkan, lcocap uah peteng desa,
arkian malam menutup bumi. dengah surak awor bedil,
terdengar sorak berbaur bedil, lean lau' rame surak betim-
dari selatan sorak bersahutan. balan.
251. Panji Komala Dewa membi- 251. Panji Komala Dewa nge-
carakan, raosin,
sekarang disebut memang nani keraos mula tindih,
setia, Jerowaru mara' upakat,
Jerowaru seperti mufakat, mesiat lan sekep Bali,
berperang dengan laskar Bali, seregep pada wah cawis,
lengkap semua sudah siap, sekep tumbak lawan tulup,
senjata tombak dan sumpit, gen na leka' sembarengan,
akan berangkat bersama- kaula ngiring duang tali,
sama, dateng Palung sayan rapet
kaula pengiring dua ribu, penengahanna.
sampai di Palung semakin
dekat terdengar.

252. Tertunda berjalan menunggu 252. Mandek leka' antih menah,


siang, bedil sayan rame muni,
bedil semakin rame berbunyi, lan surak nde'na pegat,
dan sorak tak putusnya, ukur malem bedil muni,
sepanjang malam bedil ber- teseda' ubat mimis,
bunyi, apa kurang Anak Agung,
mesiu dan peluru dibuang- yadian nde' mesiat,
buang, sang na panas si' apin beclil,
Anak Agung tak kurang wah semeno penunasan kan-
apapun, can punggawa.
meskipun tidak berperang,
sudah panas dengan api bedil,
begitu siasat para punggawa.

253. Pagi tiba segera menyuruh, 253. Menah desa·besuru' gancang,


pergi mematai liwat Palung, liwat Palung leka' matelik,
68

sudah liwat Montong Bebai, uah liwat Montong Bebai,


meninjau di Poya Oya, · Poya' Oya' pon na nganggur,
Syahdan melihat selatan barat, banjur likat Lau' bat,
penuh sesak laskar Bali, peteng dedet pemating Bali,
utara· Rensing Bunut Baok dayan Rensing Bunut Baok
musuh raja. musuh doang.
254. Amak Mercu lalu melihat, 254. Ama' Mercu banjur gegita',
Amak Mercu cepat berlari, Ama' M ercu nyerek pelai,
terengah-engah ketakutan, banggos enggos ketakutan,
takut tak perduli duri, Leger nde'na asa dui,
seperti membuang diri saja, sok maka timpuh diri',
sampai ia jatuh tersungkur, banjur dateng nyusur reba',
di batu parang peliwatan, le' rejeng peliwatan,
gigi ompong keluar tainya, rapo' gigi sugul tai,
mangap macam orang makan nganga' ngangkot mara'
cabai. dengan kaken sebia.

255. Amak Mercu melapor, 255. Ama' Mercu ia ngaturang,


Poyak Oyak habis terbakar, Poya' Oya' ju/at bersih,
lalu mereka berunding, banjur randing reraosan,
berkata Dewa Panji, ngandika Dewa Panji, .
ke Patih Mangkubumi, le' Patih Mangkubumi,
kakak cepat perintahkan, kaka' degelis besuru',
pada semua penyeberangan, selapu'na peliwatan,
agar dijaga semua, tekebagan pada tarik,
cepat memasang duri dan pada nyerek pasang dui timpal
ranjau. jongah.
256. Sudah ditutup penyeberangan, 256. Wah terempet peliwatan,
Surya Jaya menyuruh lagi, Surya Jaya besuru' malik,
menebang pohon dangah, Lalo badung lolon dangah,
dibuat bedil tiruan, tepina' indan bedil,
meriam dihitamkan persis, meriam teberang pasti,
menjaga penyeberangan tunggu peliwatan Palung,
Palung, dua nganggos andang bat,
dua melongok menghadap apitlawang kanan kiri,
barat,
gapit pintu kanan kiri,
69

persis meriam ditopang di tulen meriam tejejanga' teje-


standar. janka.
257. Pantas bila ditakuti, 257. Sedeng mula ketalcutang,
yang menunggu awas sekali, si' menunggu yatna pasti,
membawa obor sudah ber- jau' utik wah tedanda',
tangkai, seregep perteka bedil,
lengkap penyulut bedil, batu si' jari mimis,
batu jadi pelurunya, le' bungas meriam betumpuk,
di ujung laras meriam bertum- pedasanan dtsa Sakra,
puk, lau' Palung wah tebilin,
dusun desa Sakra, pada ta/cut selapu'na ngungsi
selatan Palung sudah di des a.
tinggal,
takut semua mengungsi desa.
258. Laskar Bali semakin men- 258. Sekap Bali sayan ngulah,
dekati, bedesak pemating Bali,
berdesakan pasukan Bali, jejah soroh kaula Sakra,
khawatir si orang Sakra, Surya Jaya ngeraosin,
Surya Jaya mengatur, suru' batur nyanggra tarik,
menyuruh orang meronda, banjur tipa nyanggra batur,
lalu mulai mereka meronda, peliwatan tekebagan,
penyeberangan dijaga, kocap manjur Raja Bali,
Syahdan si Raja Bali, Ratu Agung suka regah Sura-
si anak Agung mau menye- baya.
rang Surabaya.

259. Dewa Mas Panji sudah tahu, 259. Dewa Mas Panji wah wikan,
mufakat si Raja Bali, pengeraosna Raja Bali,
karena mata-matanya tak mapan telikna nde' pegat,
putus, Lekan Seemoyang Ian Ganti,
dari Semoyang dan Ganti, ia jari belanakan,
itu menjadi agennya, si' aran Tumenggung Buring,
yang bemama Tumenggung tesadu' palar datengna orta,
Buring, kesuka' Dewa Mas Panji,
dipercaya tukang menyampai-
kan warta,
maunya Dewa Mas Panji,
70

hanya dua ratus membantu amung satak Lalo tulung Sura-


Surabaya. baya.
260. Itu yang asli orang Sakra, 260. No si' tu/en isin Sakra,
dipimpin oleh Manajai, tebatek si' Manajai,
lengkap senjata orang berpe- seregep sekep dengan perang,
rang, pengeraos Dewa Panji,
keputusan Dewa Panji, sangka'na leka' sekedi',
mengapa cuma sedikit pergi, le' Surabaya betulung,
di Surabaya membantu, sang na ara' jalan bat,
barangkali ada liwat barat, pan baya wah mecawis,
asal sudah siap saja, Manajai Tembang Pangkur
Manajai tembang Pangkur beterus lumbar.
berangkat.

PANG KUR
261. Mereka berjalan malam hari, 261. Kemalem na pada leka',
sampai Surabaya dini hari, dateng Surabaya ma/em uah
Jero Siraga menyuruh, lingsir,
mengungsikan harta benda, Jero Siraga ia besuru',
ke Sakra juga anak kecil, pundutan duwe arta,
laki wanita diungsikan, ojok Sakra kanak si' kode' se-
membawa harta dan anak bini. lapu',
nina mama tebudalang,
rem.bat arta anak jari.
262. Sudah tiba waktu pagi, 262. Wayah uah pupu kembang,
gegap gempita suara musuh peteng dedet suaran musuh
menyerang, ngeregahin,
masih jauh di selatan musuh, masih renggang lau' musuh,
gemuruh suara sorak, ndah dauh suaran surak,
Manajai Pe Siraga berkata Manajai Pe Siraga muni a/us,
halus, tarik roang sida pada,
ayolah sanak semua, tua' ama' semeton jari.
paman ayah dan sanak sau-
dara.
263. Ikhlaskanlah hati kalian, 263. Tulusan nani sukanda,
semua bersama sehidup seber- selapu'na tebareng sepati
sama darah sebumbung, urip,
71

jangan sayang dunia, bareng segetih sebumbung,


kalau mati sabil sangat baik, nda' emanan dunia,
akan menjadi isi surga, mun temate perang sabil lebih
lebih bahagia akan dijumpai. bagus,
ia jari isin suarga,
lewin /cesuka' gen ta dait.
264. Semua ingat untuk bersedia, 264. Tarik pada inget jaga,
perasaan memang akan sabil, pengerasa mula pada gen na
memang mereka akan sabil,
mengamuk, mula pada pacang ngamuk,
semua memotong tombak, tarik pada memotong tumbak,
gegap gempita mendekati ndah rarah sayan rapet
suara musuh, suaran musuh,
pasukannya membentuk gelar barisna pada ngambyar,
perang, bedil mara' obah gumi.
bedil seperti goncang bumi.
265. Peluru tak ubahnya hujan, 265. Mimis nd~'na bina ujan,
asap mesiu gelap menutupi kukus bedil peteng nde' ta gita'
langit, langit,
sating serang menyerang, buru pada saling buru,
bertempur di utara desa, mesiyatna le' dayan desa,
tak bergeser tak takut terluka, nde'na mirik nde' eman pada
musuh tak ubahnya lautan, me tutu,
mengamuk saling desak. musuh nde'na bina segara,
pada gamuk saling sundulin,
266. para Gusti dari pagesangan, 266. pra gusti lekan pagesangan,
bemama gusti Gde padang aran na no gusti Gede padang
Masin, Masin,
Bali Sukadana pun ikut, Bali Sukadana milu,
bernama Kade' Sriama, aran na Kade' Sriama,
mati berperang di Reban sino mate mesiatna le' Reban
Waru, Waru,
segera laskar Mataram, gancangan sekep Mantaram,
Karang Asem mendukungnya. Karang Asem ia nyundulin.
267. Bersorak sambil bertempur, 267. Surak sambil na mesiat,
masuk desa mengatur tama desa pada dab daban
pasukan, baris,
72

sayap menjadi penyerang, keletek jari pepucuk,


dan menjadi penumpas, Ian jari sesundulan,
sudah digelar di dalam desa, was bejajar le' dalem desa se-
memang akan meng.amuk lapu',
semua, mula gen na ngamuk pada,
musuh sudah mendesak. musuh uah bedesek tarik.
268. Penuh timur selatan utara, 268. Peno' timu' lau' daya,
Surabaya dihujani peluru, Surabaya tf!ujanin isi' mimis,
sebab musuh terlalu banyak, mapan kelue'an musuh,
tak tentu mana dihadapi, nde' keruan gen ta andang,
musuh membakar 'dengan musuh lue' bedil isi'na
bedil api, :. nyenyendut,
setiap kena rumah terbakar, sing bakat bale bis julat,
seperti gunung nyala api. mara' gunung nyalan api.
269. Panik mereka bingung susah, 269. Cewar pada simo susah,
dan di desa terlalu panas, tunggu desa panas Lalo' isi'
lalu keluar ke selatan, api,
di barat desa kemudian ber- jari sugul na belau',
siap, bat desa pon bejajar,
bertempur di situ seru berpe- ito mesiat pada rame saling
rang, gebuk,
sebab luas dan rata, mapan gentar tur na asah,
matahari tergesa siang. jelo gancangan tengari.
270. Biar demikian mer~ka tak 270. Daka' meno nde'na renggang,
renggang, surak rame miwah tambur
ramai sorak berbaur tambur awor bedil,
bedil, nde'na bina genteran lindur,
tak ubahnya goncangan bedil muni awor surak,
gem pa, nyalan api kukus bedil pateng
bedil berbunyi berbaur sorak, ibuk,
nyala api dan mesiu gelap, bangke sampal betentimpa,
mayat berserakan bertindih, lue' mate Selem Bali.
banyak mati orang Islam Bali.
271. Bingung Surabaya terka- 271. Kewah kelilih Surabaya,
lahkan, ngalimateng mula kaula se-
Kalimateng memang sedikit kedi',
73

warganya, /cancan Surabaya selapu',


seluruh warga Surabaya, ngadu amulc-amukan,
main amuk mengamuk, musuh lue' begegenti saling
musuh banyak berganti mem- buru,
buru, baya yen na tanding asah,
kalau saja sama jumlahnya, Surabaya nde'na nguit.
Surabaya tak kan bergeming.
272. Tutup mata mengamuk, 272. Tidam pengamukna pada,
yang maju tak toleh belakang, sing bejulu mula nde'na an-
tak ada orang kebal, dang mudi,
ada bemama Buling nde'na ara' kelepe teguh,
Jiwangga, ara' aran Suling Jiwangga,
masa liwat kesohor sering ber- mun si' uah sering melendang
tarung, tur tekasup,
Perwangsa dari Sakra, le/can Salera ia perwangsa,
Disayang oleh Datu Panji. tesayang si' Datu Panji.
273. Lagi bisa mengatur bala, 273. Tur taona pelampa' dengan,
Pe Jiwangga terkena peluru, Pe Jiwangga banjur bakat isi'
kaki kiri pangkal paha, mimis,
terkena lalu terjatuh, nae kiri tunggak impung,
takdir tuah tidak mati, bakat banjuran reba',
desa Surabaya kalah, kesuka' Allah Pe Jiwangga
si orang Sakra pulang semua. belo umur,
desa Surabaya kalah,
soroh Salera ule' tarik.
274. Alkisah desa Sakra, 274. Desa Sakra tekocapang,
bersenang gamelan tak pu- besesukan gamelan nde'na
tusnya, pegatmuni,
semua kaula hadir, kaula selapu' pada reduh,
mengangkut padi dari dusun, angsur pare le/can dasan,
supaya jangan kurang sangu, reraosan jerah kuciwayan
setiap hari laki wanita, sangu,
sama menumbuk padi. bilang jelo nina mama,
pada nuja' pare tarik.
275. Semua menumbuk padi, 275. Selapu'na pada nuja',
setiap rurpah menyimpan bilang bale selapu'na sadang
padi, meni',
74

tamu akan segera datang, temue gen dateng aru,


bemama panji Abu Bakar, aran Raja Abu Bak.ar,
dan menyeling berjanji Ian Menyeling subayana
datang, dateng aru,
mungkin tidak naik kapal, baya uah taek le' kapal,
masih "Kambang" di lautan. masih Mas Kumambang le'
wangsit: 1

MASKUMAMB~NG

276. Setiap hari menyembelih sapi, 276. Bilang jelo semeleh kao
dan menata kamar tidur, sampi,
di dalam duri tempatnya, muah ape' pemereman,
para raja dua orang. ito Lai' dalem purl,
para ratu tangketna dua.
277. Yang akan datang ke Sakra 277. Si' gen dateng le' Sakra bantu
membantu, Mas Panji,
sudah pasti perjanjian, uah pasti perjanjian,
Abu Bakar dan Menyeling, Abu Bakar lqn Menyeling,
berjanji turun di Rambang. janjina turun le' Rambang.
278. Semua sudah siap, 278. Selapu'na uah napak mecawis,
akan menyambut ke Ram- gen mendakin aning Ram-
bang, bang,
pagi tiba Manajai diiringi, menah desa Manajai teiring,
diiringi orang dua ratus. pengiringna ara' satak.
279. Pakaian mereka serba putih, 279. Pekakasna pada bekulambi
waktu subuh mereka ber- pute',
angkat, parek menah banjur leka',
yang pergi Manajai, si' lumbar Manajai,
yang diiringi ke Rambang. si' teiring ojok Rambang.
280. Sampai di Rambang sudah 280. Dateng Rambang jelo wah sen
siang, sengker tengari,
terus pergi ke Labuan Haji, peterus pada le' Labuan,
sudah sampai di pantai, was dateng sedih pesisi,
lalu terlihatlah kapal. banjuran na pengitan kapal.
281. Jauh kapal tak berani men- 281. Masih renggang kapal nde'
dekat, bani besedi,
75

terapung di tengah selat, lcambang le' tenga' arungan,


Manajai menyuruh, Manajai besuru' gelis,
menyuruh pasang bendera. besuru' pasang bendera.
282. Di pantai dipasang bendera 282. Le' pesisi tepasang bendera
putih, pute',
dilihat dari kapal, le' kapal pada gegita',
kapal semakin menepi, kapal no sayan besedi,
yang menyambut dua ratus. si' mendakin kancan satak.
283. Berdiri berjajar di pantai, 283. Tarik nganjeng bejajar le' pe-
memang benar-benar bodoh, sisi,
tingkah mereka menyambut, jati mula pada tiwas,
dungu serta kurang pikir. pertinglcahna si' mendakin,
kamba' tur kuciwa akal.
284. Di kapal memang tak tahu, 284. Si' le' kapal mula nde; nenao'
musuh atau teman, jati,
asalkan sudah siaga, musuh ke atawa roang,
kapal itu sudah ke tengah lagi. pan baya periri diri',
kapal no malik betenga'.
285. Sudah dia tahu kelihaian Bali, 285. Wahna tao' teririhan Raja
kapal lalu mengembang layar, Bali,
ke utara mengikuti angin, kapal banjur kebat layar,
sebentar lalu samar. ojok daya turut angin,
sebera' manjurna sawat.
286. Tercenung si orang menyam- 286. Pada ngangos si' mendakin le'
but, pesisi,
menyadari kesalahan, ngerasa mula sala',
tak berguna sebal kemudian, tan pegawe rryesel mudi,
matahari terbenam lalu bubar. serep jelo banjur budal.
287. Semua pulang besok kembali 287. Pada ule' jema' gen tulak
lagi, malik,
menyesal mengingat diri, nyesel pada kangen anak,
sampai di Sakra Manajai, dateng Sakra Manajai,
langsung ke Pegondang. beterus aning Pegondang.
288. Ada melapor ke Datu Panji, 288. Ara' teteh belatur le' Datu
melapor tingkah kesalahan Panji,
mereka, aturang tingkah na si' sala',
76

sangat marah Dewa Panji, lebih duka Dewa Panji,


mereka pun berunding. pada randing reraosan.
289. Mangkubumidan 289. Mangkubumi miwah Ian
Mangkunegara, Mangkunegara,
sekarang mencari akal, nane peta jari aka/,
supaya bisa dateng segera, derpon pada dateng gelis,
Menyeling dan Abu Bakar. Menyeling Ian Abu Bakar.

290. Sudah salah cari akal lagi, 290. Kedung sala' nane peta akal
sekarang pergi jemput ia, malik,
disuruh Daeng Setinggil, nane leka' tutut ia,
mencarinya ke Sumbawa. tesuru' Daeng Setinggil,
peta ia aning Semawa'.

291. Akan mengundang Abu dan 291. Gen pesila' Abu Bakar Ian
Menyeli, Menyeling,
kembali lagi ke Rambang, malik tulak aning Rambang,
sudah berangkat Daeng . was lampa' Daeng Setinggil,
Setinggil, bedaitna la' Labuan.
berjumpa di Labuan.
292. Abu Bakar bersama Datu 292. Abu Bakar si' tangket Datu
Menyeli, Menyali,
lalu berunding, banjuran tanding reraosan,
disampaikan oleh Daeng atur na Daeng Setinggil,
Setinggil, sila' Dewa gegelisan.
silakan tuan segeralah.

293. Semua Islam sudah goyah, 293. Lapu' selam selapu' na pada
menjadi hamba si Bali, ganjih,
rasa mereka pada Raja Bali, si' lai' Bali ngaula,
merasa diri kecewa. pengeraosna le' Raja Bali,
rasayang diri' kuciwa.
294. Lalu menjawab Abu dan 294. Banjur nimbal Abu Bakar Ian
Menyali, Menyali,
kalau sudah goyah si Islam, lamun uah ganjih selam,
77

mengabdi pada Raja Bali, ngaula le' Raja Bali,


untuk apa pergi ke Rambang, jari apa ojok Rambang.
295. Ada berapa banyaknya Raja 295. Masa pira kelue'na Raja Bali,
Bali, yadian na le' Labuan,
meskipun di Labuan Haji, Lombok tao'ku gen turun,
aku akan turun di Lombok, ito langanku le' sakra.
dari sana aku ke Sakra.
296. Biar banyak laskar Bali 296. Daka'na lue' bekemit pe-
berjaga, mating Bali,
aku tak takutkan mereka, masa kutakutang ia,
bermusuh si Raja Bali, bemusuh Ian Raja Bali,
begitu tuan sampaikan. ngeno isi' da ngaturang.
297. Sudah selesai perundingan, 297. Uah jari reraosan pada gelis,
lalu mereka berlayar, banjuran na belayar,
laju didorong angin, keras tebatek si' angin,
sampai Lombok lalu menepi. dateng Lombok ia becancang.
298. Turon Abu Bakar dan 298. Banjur turun Abu Bakar Ian
Menyali, Menyali,
karena sudah dijaga, mapan uah tekebagan,
Labuan Lombok oleh Bali, le' Lombok pemating Bali,
ramai mereka berperang. manjur rame pesiatan.
299. Saling buru bertempur di 299. Saling buru pesiatan le' pesisi,
pantai, betempuh pada menak,
bertemu sama satria, saling tumbak saling bedil,
saling tombak saling bedil, lawan pra Gusti Mentaram.
dengan pergusti dari Mataram.
300. Gusti Made Dauh nama jura- 300. Gusti Made Dauh aran
gannya, pergustina,
dengan Dea perang tanding, lawan Dea Mejawatan,
bertempur dengan keris, mesiatna ngadu keris,
sama mati keduanya. sapih mate dedua'na.
301. Di sana menanti warta lagi, 301. lto tao'na ngantih pengeraos
tak terkisahkan pertempuran, malik,
Abu Bakar dan Menyeli, neng ceritan pesiatan,
merasa sangat bingung. Abu Bakar Ian Menyeli,
pad.a ngerasa simo sasar.
78

SIN OM

302. Lalu naik ke kapal, 302. Banjur taek aning kapal Abu
Abu Bakar dan Menyeli, Bakar Ian Menyeli,
berlayar ke tengah, abu Bakar Ian Menyeli,
di tengah selat menanti, betenga' bekambangan,
utusan Dewa Mas Panji, le' arungan tao'na ngantih,
karena merasa dibohongi, utusan Dewa Mas Panji,
si Menyeli dan Abu Bakar, mapan na ngerasa te apus,
kalau memang Datu Panji, Menyeli Abu Bakar,
mau dibantu harus ada utusan lamun tetu Datu Panji,
resmi. gen tebantu ara' utusan per-
menak.
303. Begitu isi pembicaraan, 303. Meno mula reraosan,
Abu Bakar dan Menyeli, Abu Bakar Ian Menyeli,
memang sudah putaran se- mula uah tuduh dunia,
jarah, mapan mula janjin gumi,
sudah menjadi perjalanan Desa Sakra wah tedepih,
dunia, mula wah kesuka' Allah,
Desa Sakra sudah dikepung, pergusti Ian punggawa,
memang sudah kehendak tendikayang betek bala,
Allah, Desa Sakra teketer si' musuh
pengusti dan punggawa, doang.
diperintahkan memimpin
pasukan,
Desa Sakra dikepung ketat.
.. 304. Supaya bisa cepat kalah, 304. Mangde sangna aru kalah,
dikepung oleh Bali, tekelipung isi' Bali,
penuh sesak timur barat, peteng dedet timu' bat,
utara desa sudah dikuasai, dayan desa wah tegisi,
meriam tak putusnya ber- meriem nde'na pegat muni,
bunyi, surak rame saling sarup,
sorak ramai bersahutan, para raden dalam Sakra,
para raden di desa Sakra, Koma/a Dewa Mas Panji,
Komala Dewa Mas Panji, Manajai uah rauh tama le'
Manajai sudah tiba masuk des a.
des a.
79

305. Kemudian mereka bermu- 305. Banjuran tanding reraosan,


fakat, ngandika Dewa Mas Panji,
berkata Dewa Mas Panji, nani sela.pu' praraden,
sekarang semua para raden, sila.' nengka tesugulin,
silahkan sekarang keluar, bareng kaula tarik,
beserta rakyat semua, bareng pada sugul ngamuk,
bersama kita mengamuk, praraden matur sandika,
para raden mengiyakan, manjur pada sugul tarik,
lalu mereka pun keluar desa, dayan desa Sakra kaula Sakra
di utara desa enam ratus orang telung atak.
Sakra.
306. Dipimpin oleh Nuna Dulah, 306. Tabatek si' Nuna Dulah,
Nuna Lancung mengepalai, Nuna Lancung mbatekin,
didukung oleh Nuna Cenang, tesundul si' Nuna Cenang,
di barat desa sudah siap, bat desa wah metindih,
sudah diberi pemimpin, wah pada tejatonin,
den Ratjaya menjadi pen- Den Ratjaya jari penyundul,
dukung, Nua Denta sesundulan,
Nuna Benta pengempur, timu' desa wah mecawis,
di timur desa sudah bersiap, Nuna Roa ia ito ngadu kaula.
Nuna Roa di situ memimpin.
307. Nuna Desa menjadi pengem- 307. Nuna Dea sesundulan,
pur, tesarengin isi' bedil,
didukung pasukan bedil, dayan desa wah mesiat,
di utara desa sudah bertempur, timu' bat mesiat tarik,
suara bedil goncang bumi, suara bedil ecok gumi,
selatan utara mengamuk, /au; daya pada ngamuk,
sorak riuh bersahutan, surak rame saling timbal,
seperti kiamat bumi, mara'na kiamat gumi,
bertempur dari pagi sampai pupu kembang siat jangka
sore. wakiu asar.
308. Mayat tak terhitung, 308. Lamun bangke nde' baun bi-
mengamuk tak menoleh be- lang,
lakang, ngamuk nde' likat mudi,
gaduh sesumbar mereka, mesumbaran pada gewar,
bunyi bedil macam petasan beriuk pada ngandangin,
lebaran,
80

bunyi watang tombak tambur, suaran watang ongkat tam-


bedil lela si panjang sanga, bur,
seperti hujan suara peluru, bedil lela panjang sanga,
si musuh mundur sambil mara' ujan suaran mimis,
bertempur. mekilesan musuh surut sampi'
mesiat.
309. Bertempur dilerai malam, 309. Mesiat sapih si' bian,
mundur sambil memperbaiki, surut sambil na meriri,
yang mati dikuburkan, senuga' mate tetuka',
disembahyangkan oleh kiyai, tesalut si' Kiyai,
kira-kira laskar yang mati, swatara kaula mate,
si orang Sakra mati seratus, kaula Sakra mate satus,
musuh banyak pula Iuka, musuh Jue' bakat endah,
Bali Islam bergelimpangan, Bali Se lam begerinting,
bangsawan Sakra mati tiga menak Sakra cacahan mate
belas. telu olas.
310. Arkian para raden perwangsa, 310. Kocap praraden prawangsa,
di sekenem lalu bersidang, si' le' Sakra sedih prihatin,
merasa akan kalah, ngerasa nde'na burung kalah,
Komala Dewa Mas Panji, Komala Dewa Mas Panji,
di Sekenem lalu bersidang, le' sekenem pon ketangkil,
Melayakusuma di depan, Melayakusuma le' julu,
dengan Patih Mangkujagat, Ian Patih Mangkujagat,
di depan lalu duduk, le' arepan pon melinggih,
si Panembahan Dewa Agung. Panembahan Dewa Agung.
311. Berkata si Panji Komala 311. Semakin Panji Koma/a Dewa,
Dewa, Mangkujagat kaka' patih,
kakak Patih Mangkujagat, raosin kaula metak,
hamba usulkan membentengi, peliwatan tepetakin,
penyeberangan Selong dijaga, peliwatan Selong tetunggu,
Pancoran Mas Tanyar-anyar, Pancoran Mas Tanjar-anjar,
tanggul sudah dijaga, petak pada wah tekamit,
seketika si Mangkunegara perjanian Mangkunegara
mengatur. bepengarah.

312. Benteng lalu dikawal, 312. Petakjari tekebagan,


saking iradat Allah kuasa, saking suka' Allah luih,
81

desa Sakra pasti hancur, Desa Salera tulus seda,


diserang oleh Raja Bali, terusaldn si' Raja Bali,·
meriam cuma satu biji, ara' meriem mu' sai',
diberi julukan guntur tiga, mejejululc guntur telu,
mendonggak ke arah timur ngangas andang timu' desa,
desa, ndara' ubat ndara' mimis,
tak punya mesiu tak berpeluru, jari rua meriem jari bebonto
cuma jadi nakutin orang saja. dl>ang.

313. Setiap hari begitu saja, 313. Bilang jelo meno doang,
ditunda-tunda oleh Raja Bali, tejedengin si' Raja Bali,
diserang jarang-jarang, tegebuk belalang lalang,
dia mengumpulkan mesiu pe- ia perambun ubat mimis,
luru, le' jelo Senen malik,
pada hari Senin lagi, tekelipung isi' musuh,
dikepung oleh musuh, sayan na tedepih desa,
semakin didesak desanya, timu' daya sekep Bali,
timur utara pasukan Bali, bat lau; sekep Pagutan Page-
barat selatan pasukan Pagutan sangan.
Pagesangan.

314. Semakin dekat ke desa, 314. Serena rapet le' desa,


timur utara dikelilingi, timu' daya tekelining,
sorak ramai bersahutan, surak rame betimbalan,
di gerbang utara didesak, le' Kuta daya tedepih,
di timur laskar Bali, le' timu,· sekep Bali,
pasukan dari Kehmgkung, pemating leman Kelungkung,
berhadapan dengan Nuna marep Ian Nuna Senta,
Senta, Ian selapu'na si' ngiring,
dan semua pesertanya, Denggen, Songa, Keselet pada
Denggen, Songek, Keselet uahmara.
sudah mulai.

315. Bertemu di timur desa, 315. Betempuh le' timu' desa,


saling tombak saling bedil, saling tumbak saling bedil,
sorak ramai bersahutan, surak rame betimbalan,
utara barat dikepung, daya baret tekelining,
benempur dipimpin, mesiat tebatekin,
maka ia tak berani mundur, sangka' ade' bani surut,
82

tak hitung akan mati. pati nde'na itung atang,


gelap gulita~asap bedil, petang dedet kukus bedil,
di dalam desa peluru bak dalem desa mara' ujan mimis
hujan. tama. I.

316. Bertempur saling merangsek, 316. Mesiatna nde' berenggang,


tombak patah mencabut keris, polak tumbak ngunus keris,
tamsir dan golok kelewang, tamsir Ian Padang kelewang,
parang panjang julukannya, bate' tampar tejulukin,
bertempur saling menyerang. mesiat tarik metitik,
mayat berserakan bertumpuk, bangke sampal betetumpuk,
darah merah di Padang, getih abang le' lelendang,
bangsa laskar dari Bali, soroh pemating gumi Bali,
di timur desa bertemu laskar timu' desa betempuh Ian sekep
Songok. Songa'.

317. Kalah berperang Raden Senta, 317. Kosor siat Raden Senta,
karena kurang bedil, mapan keciwayan bedil,
bersama mereka mengamuk, sembarangan ngamuk pada,
buyar para laskar Bali, suntah sorak pemating Bali,
namun yang pandai me- senuga' si' pintar nangklis,
nangkis, tegalahja' bakat lambung,
dibacok kena, pula lam- tesaro/c gegendangan,
bungnya, nde'na bau si'na tangklis,
digalah seperti pepaya, Bali Kelungkung lue'an nate
tak dapat ia menangkis, nyerangkang.
Bali Kelungkung banyak mati
terkapar.
318. Dibantu oleh laskar Mataram, 318. Tesundul si' sekep Mentaram,
dipimpin Made Dangin, bebatekan Made Dangin,
mundur laskar Songa', mekilesan soroh Songa',
keselat Songa' berlari, keselat Songa' pelai,
Den Sunter menyuruh balik, Den Sumer besuru' bebalik,
akhimya dibacok musuh, payu tegalah isi' musuh,
maka ia pun terjengkang, banjuran na' nyerangkang,
ditambah dengan bedil, tepeturutin isi' bedil,
Raden Sunter.JDati di Gege- Raden Sunter le' Gegerung
rung. pon na seda. ·
83

319. Di utara desa mundur. 319. Dayan desa mekilesan,


mundur masuk ke desa lagi. surut ngungsi desa Malik,
untung hujan turun, ketujuna dateng ujan,
gelap gulita berbaur angin, pateng dedet diwu dawi,
pertempuran bubar semua, pesiatan surut tarik,
hari malam mereka pulang, jalo bian budal selapu',
begitulah ihwalnya, semeno pertingkahna,
Komala Dewa Mas Panji, Komala Dewa Mas Panji,
dihadap para raden teperekin si' praraden Ian
perwangsa. prawangsa.

320. Ihwal pertempuran besok, 320. Pertingkah siat si' jema',


minta petunjuk Mas Panji, pada nunas le' Mas Panji,
semua di bawah angin, selapu;na kasoran siat,
lapor para raden perbuling, atur pra raden pra buling,
Komala Dewa Mas Panji, Koma/a Dewa Mas Panji,
diam tak mau menjawab, meneng nde'na suka nambut,
pertanyaan para raden, le' aturna para radenan,
Dewa Mas Panji Komala, Desida Dewa Mas Panji,
pergi masuk peraduannya. beterus budal manjing Lai'
pemereman.
321. Terbujur sambil berpikir, 321. Bebujung sampi' pikiran,
bemapas panjang sambil ber- bebengsul nunas le' Widi,
doa, ngerasa sala' kelampan,
merasa salah perjalanannya, nde'na njep si'na mikir,
tak tidur karena berpikir, para raden Ian para buling,
para raden dan perbuling, ganjih pengerasana selapu',
sudah goyah pikirannya, mobos sugul bilin desa,
cepat ngelapor dari desa, rarut bareng anak jari,
mengungsi bersama anak bini, Nuna Benta pada budal se-
Nuna Benta sudah minggat lapu'na.
322. Dia mengungsi paling dahulu, 322. Ta rarut paling juluna,
apalagi orang desa Songak, goyo kaula Songa' Tangi,
Tangi, para raden perbuling budal
para raden buling minggat, le' kemalam Jue' mirik,
malam hari banyak karing sopo' dua masih,
menyingkir, para raden le' desa ngadu,
84

tinggal cuma satu dua, kocap manjur menah desa,


para raden di desa melapor, musuh uah ngambyar tarik,
Syahdan teranglah bumi, timu' baret lau; daya uah
musuh sudah berpencar, bejajar.
timur barat utara selatan ber-
jajar.
323. Riuh sorak. di luar desa, 323. Surak rame duah desa,
Komala Dewa Mas Panji, Koma/a Dewa Mas Panji,
keluar bersidang di Sencingah, mijil manjak le' Sencingah,
dihadap oleh perbuling, teparekin si' perbuling,
rak.yat si Dewa sudah siap, kaulan Dewa uah cawis,
dipilih yang kebal-kebal, tegalik si' teguh teguh,
rak.yat dari surabaya, kaula leman Surabaya,
dan warga Dewa di desa, Ian kaulan Dewa si' ite,
dari gelanggang bangsa abdi. lekan gelanggang soroh kaula
peparekan.

324. Dipilih ada tujuh ratus dua, 324. Tegelik ara' pitungatusdua,
bangsa yang tak hitung mati, soroh si' nde' etang pati,
Panji Mas Komala Dewa, Panji Mas Koma/a Dewa,
halus ia berucap, alus pesugulan manik,
kakek paman adik kakak, papu' tua' kaka' adi',
sekarang aku akan berperang, nani aku pacang ngamuk,
bersama Sabilullah, tebareng Sabilullah,
jangan kalian takut mati, jerah pada etang pati,
berhatur semua seiring. tarik matur kaula ngiring ra-
gan Dewa.
325. Ini hamba jadi pembela, 325. Ne kaulajari bantelan,
berkata Dewa Mas Panji, bemanik Dawa Mas Panji,
bertanya para raden per- ketuan raden perwangsa,
wangsa, mbe papah Raja Bali,
di mana tempat Raja Bali, Jero Siraga matur gelis,
Jero Siraga berhatur segera, masih na ito le' sikur,
masih berada di Sikur, pangket atur Jero Siraga,
terputus ucapan ke Siraga, surak musuh begengenti,
berganti oleh surak. musuh, pemating Bali peno' sesek le'
laskar Bali penuh di pegon- pegondang.
dang.
85

326. Bertepuk mengangkat sorak, 326. Bekopok na ngangkat surak,


laskar sebanyak tujuh ribu, sekep ara' pitung tali,
dipimpin si Ketut Banjar, bebatekan ketut Banjar,
jadi andalan Raja Bali, kandel isi' Raja Bali,
asal dari Karang Asem, le' Karang Asem teiring,
dia melatih laskar semua, ia uruk baris selapu',
baris bedil pasukan tombak, baris bedil baris tumbak,
bersama menembak, beriyuk bareng bebedil,
empat ratus, enam ratus, me- bareng samas telungatak sem-
nembak. barengan.

327. Menari Mas Panji Korn ala, 327. Ngigel Mas Panji Koma/a,
seperti wayang dalam kelir, mara' wayang si' le' kelir,
peluru tak ubahnya hujan, mimis nde;na bina ujan,
gelap gulita asap bedil, peteng dedet kukus bedil,
pedang tombak berbaris, pedang tumbak no bebaris,
bersama maju ke depan, pada seremba' bejulu,
sudah berhadapan semua, tarik pada berandangan,
serentak mereka menembak, seremba' si'na bebedil,
panji mengamuk tak hirau Dewa Panji ngamuk nde'na
bahaya. etang baya.

328. Mayat musuh bergelimpangan, 328. Bangken musuh begelampar,


m~ti sekitar seribu empat mate ara; pitung bangsit,
ratus, be/it musuh selapu ·na,
berlari si musuh semuanya, mekiles liwat le'Maji,
mundur liwat di Maji, Loang Soroh teliwatan,
Loang Soroh diliwati, belit nde;na bina belabur,
mundur macam banjir, nde;na ara; baun balikan,
tak dapat ditahan lagi, siyep suaran bedil muni,
sepi sunyi suara bedil, bis tesawur sok na molah be-
dibuang asal gampang berlari. rari gancang.

329. Dikejar sampai liwat Tinggar, 329. Tepale' jangka liwat Tinggar,
Anak Agung berlindung, Anak Agung mekilesan,
berangkat menuju Masbage', ngungsi Masbage' budal,
karena laskamya buyar, pan kaula buntah sekali,
tak dapat ditahan, nde'na ara; baun malik,
86

Mas Panji seru mengamuk, Mas Panji pengamukna ngi-


bersama laskar tujuh ratus dua, wung,
musuh tujuh ribu berlari, bareng kaula pitungautus dua,
Anak Agung takut di hati. musuh pitung tali belit,
Anak Agung jejah dalem
pengerasa.
330. Mau batik langsung ke kota, 330. Melena turun pernengka,
lalu menyeberang ke Bali, beterus liwat aning Bali,
tetapi Mas Panji Komala, lagu' Mas Panji Komala,
terbenam matahari kembali, serep jelo metulak malik,
di Sakra lalu mengadakan, le' Sakra ngadayang gelis,
sabungan ayam di Gegerung, gocek le' atas Gegerung,
di pinggii telaga besar, lai' sedih telaga bele',
karena lengah si Dewa Panji, isi; tiwas Dewa Panji,
takdir Sakra kalah jadi kaula. tuduh desa Sakra kalah gen
ngaula.
331. Ukurannya andaikata, 331 . Ukuan yen kadirasa,
Komala Dewa Mas Panji, Komala Dewa Mas Panji,
langsung menggempur, peterus gabuk ukuan,
Masbage' tinggal sedikit, Masbage' karing sekedi',
akan minggat si Raja Bali, gen na budal Raja Bali,
ke Cakra akan naik perahu, turun gen ngungsi perau,
begitu sebenamya perhi- meno mula reraosan, .
tungan, pan ngerasa kaula ganjih,
karena merasa rakyat gon- pangket malik desa Sakra
cang, ketuturan.
baik kita ceriterakan Sakra
lagi.
332. Semua para raden perwangsa, 332. Selapu' praraden prawangsa,
menyanjung Dewa Panji, pada ngajum Dewa Panji,
berbesar hati pasti menang, kendel nde'na burung
karena kesaktian Dewa Panji, menang.
tersohor sangat piawai, si' Kesaktian Dewa Panji,
buyar laskar tujuh ribu, kasup siat na bangkit,
musuh tak dapat menghadang, buntah sekep pitung iyu,
semua merasa lega di hati, musuh nde'na kawa
ngandang,
87
siang malam bersenang- pada lega dalem pikir,
senang. jelo malem nde'na pegat
besesukan.
333. Alkisah pada hari Jumat. 333. Kocap sedeng jelo Jumat,
Komala Dewa Mas Panji, Koma/a Dewa Mas Panji,
pergi diiringi ke pegondang, lumbar teiring le' pegondang,
karena ia mau berkeliling, mapan sukana ngelining,
sudah sampai di selatan uah dateng lau' Nyanti,
Ny anti, saking suka' Allah Agung,
karena kudrat iradat Allah, ara' bangke kendaitan,
ada mayat dijumpai, tilah nde'na mambu bais,
utuh tidak berbau busuk, sedih ai' le' kekuang po'na
di tepi kubangan ia terlentang. ngala'.
334. Konon dari pagesangan, 334. Kocap lekan pagesangan,
tampak seperti seorang kiyai, ules na kelepe Kiayi,
berkalung tasbih di lehemya, kalong tasbeh le' belongna,
empat hari sudah meninggal, empatjelo lae'na mate,
lukanya hanya sebuah, bakatna ara' sai',
membuat ia mati terkapar, bantelna mate nyerungkung,
Dewa Panji berkata, Dewa Panji no ngandika,
memerintahkan Tumenggung manikang Tumenggung
During, During,
membedah ia mengambil hati buria bait ate kanca limpa.
dan limpa.
335. Dibawa pulang ke desa, 335. Tejau' ule' aning desa,
si tuan Dewa Mas Panji, desida Dewa Mas Panji,
membuat ruak pisang mentah, Pina' rujak punti' kata',
lalu diberi ramuan, ia sino tejatonin,
konon si rujak pisang itu kocap sino rujak punti',
dicampur dengan hati manu- teseda' si' aten tau,
sia, banjuan manikang kaula,
lalu disuruh kaulanya, inem rujak pada sekedi',
meminum rujak sama sedikit, ruka punti' teinem isi' kaula.
rujak pisang diminum kaula-
nya.
336. Sama-sama seteguk saja, 336. Padana seteguk doang,
berujar kaula yang seribu muni kaula maka nembangsit,
enam ratus,
88

macam-macam bicaranya, selapu' awor sekali ongkatna,
yang telah meminum rujak si' was nginem rujak punti',
pi sang, mengendah si'na pikir,
macam-macam pikirannya, si' ngenem pada selapu',
si orang minum semua, gewar pada rasa ongkat,
ricuh tak keruan ucapannya, pada ngalih dalem pikir,
berubah pula j:>erasaannya, sino jalaran kaula nde' bani
membuat kaula tidak berani mesiat.
berperang.

DANDANG GULA
337. Setiap harl si Komala Dewa, 337. BilangjeloKomalaDewaMas
tak putus menyabung ayam, Panji,
bersama rakyat banyak, nde'na pegat ngadayang go-
di telaga atas Gegerung, cekan,
seperti tidak menghadapi ba- bareng kaula si' Lue,
haya, le' telaga atas Gegerung,
sayang seribu kali sayang, mara' nde'na andang penya-
para raden semua, kit,
perbuling dan perwangsa, bua' bulu kembang mata,
Jero Buwuh dari Batu Lilih, para raden selapu',
mempersilakan Panji prebuling miwah prewangsa,
Korn ala. pada matur Jero buwuh Batu
Lilih,
pesila' Panji Koma/a.
338. Menggempur Masbage' seka- 338. Tegebuk Masbagek nengkani,
rang, Anak Agung ganjih gen na
Anak Agung goyah mau budal,
minggat, pulih kula orta nane,
hamba mendapat warta, meno atur J eroBuwuh,
begitu kata Jero Buwuh, sembarengan si' Batu Lilih,
bersama orang Batu Lilih, Dewa Panji no ngandika,
Dewa Panji berkata, nde'na meno pikirku,
bukan begitu pikiranku, mun na mula tetu lanang,
kalau memang lelaki sejati, Raja Bali nde'na burung da-
si Raja Bali pasti datang lagi, teng malik,
kita tunggu saja di desa. tengantih ite le' desa.
89

339. Berhatur lagi Raden 339. Malik matur Raden Perbuling,


Perbuling, saur paksi sambut pengan-
serenta menjawab ucapan, dika,
silakan tuanku Dewa nyembah daweg Dewa nane,
sekarang, mangdena ketekan aru,
supaya cepat sampai niat, budal turun Raja Bali,
berangkat si Raja Bali, pesiatan Dewa menang,
peperangan tuan menang, Dewa Panji banjur,
Dewa Panji lalu, ngengos nde'na suka nimbal,
memalingkan muka tak men- beterus budal tama lai' dalem
jawab, puri,
lalu pergi masuk purl, si' tebilin ngangos pada.
yang tinggal cuma tercenung.
340. Raden perwangsa pun bubar, 340. Raden perwangsa budal tarik,
lagi kita berganti ceritera, pangket malik begenti' tu-
alkisah si anak Agung, turan,
pergusti warga semua, Anak Agung kocap nane,
dan punggawa berangkat pergusti wargi selapu',
semua, Lan punggawa budal tarik,
mufakat sudah mereka, reraosan wah mupakat,
sama seturut semua, patuh wah seturut,
mengatur siasat perang, ngentanan tingkah peperan-
memang pinter bersiasat Raja gan,
Bali, mula pinter si'ngentanang Raja
mufakat bertukar pikiran. Bali,
mupakat tanding reraosan.
341. Siang malam tak putusnya, 341. Jelo malem nde'na pegat tarik,
membuat peluru mesiu semua, pina' mimis ubat selapu'na,
siang malam itu saja, jelo malem ia doang,
ada pergi berperahu, ara' leka' beperau,
ke negeri Cina mencari peluru, aning Cina ia meta mimis,
separohnya membeli mesiu, separo beli ubat,
mesiu peluru sudah dapat, ubat mimis uah mau',
Anak Agung sangat unggul, Anak Agung nde' kuciwa,
mesiu dan peluru sudah dibeli, ubat mimis selapu'na wah
pasukan bersenjatakan bedil pada tebeli,
locok. soroh si' besikep lanang.
90

342. Sudah tersedia umpan bedil, 342. Wah keruan impan bedil tarik,
satu persatu meriam meran- sopo' sopo' meriam meran-
taka, taka,
si panjang sanga dan telekor, panjang sanga Ian telekor,
sudah lengkap semua, wah pada napak selapu',
lela Jerman sudah dibagi, le/a Jerman wah tebagi,
peluru mesiu mercu suar, mimis ubat batu bintang,
sama-sama tujuh bagian, padana pitu' catu,
peluru sama tujuh keranjang, mimis pada pitu' keranjang,
Ida Gusti sudah siap sen- Ida Gusti gegis{an pada wah
jatanya, metindih,
siaga akan berangkat yatna pada gen leka'.
343. Taksiran mesiu dan peluru. 343. Swatara ubat kanca mimis,
tujuh puluh ribu tak kurang pitu' laksa semeno nde'na kur-
lagi, ang bae,
tong mesiu seratus ribu, tong ubat satus iyu,
desa Sakra mau dihujani pe- desa Sakra genta ujanin si'
luru, mimis,
begitu bicara, sekeno pengandika,
si Anak Agung, manik Anak Agung,
sekarang Sakra pasti kalah, nengka Sakra nde'na burung
jadi abu karena banyaknya kalah,
peluru, jari awu kelue'an ubat mimis,
lengkap lalu mereka ber- napak banjuran na leka'.
angkat.
344. Dari depan tombak dan baris, 344. Lekan julu tumbak bekanca
diseling oleh senapan, baris,
didukung bedil palugo, teselakin soroh senapan,
dibatas para sadu, tesundul bedil pelugo,
bersap-sap berbaris me- tepangket si' soroh sadu,
rnanjang, metempekan bekanca baris,
tamiang pedang dan parang, temeang pedang belakas,
telekor lela Jerman, malikna tesundul,
.--·-·Pi~tQ!J!LA-n~ .~\~~£~l~~g telekor le/a Jerman,
j
.
h.H~1li)i1' ,..., • ~ '
~··~
I
·.'?';·:- ~':- , '· ,"'j\ ,\ ~~ I
i pesto/ kampung Anak Agung
1 ~~f:11.~~~~ I paling muri,
bepengabih si' lela Jerman.
~-f J[~~·~ ... _': .. ',.'.,~_ ,_· .~-\ i~PA~j
91

345. Tambur gemuruh berbunyi, 345. Tambur rame muni tarik,


bersahutan berimbal, saling sarup betimbalan,
suaranya bagai runtuh terban, suara mara ntur lowek,
sudah lewat Jantuk, pada wah liwat J antuk,
Rambuk, Kabar sudah dili- Rumbuk kabar wah teliwatin,
wati, barisna no wah bejajar,
barisannya berjajar-jajar, baris bedil selapu',
baris bedil semuanya, metempekan mekanda-kanda,
berkelompok beregu-regu, selapu'na sesundulan pada
semua pasukan sudah siap, wah mecawis,
bersama berdesak desa Sakra. bareng desek Desa Sakra.

346. Inti barisan bangsa orang Bali, 346. Gegunungan soroh kancan
pasukan penggempur Bali Bali,
Pagesangan, sesundulan kancan Bali Pag-
si Islam jadi sayap, esangan,
Desa Sakra dikepung, si' Selam jari keletek,
sorak dan bedil ramai berga- Desa Sakra tekelipung,
lau, surak rame Ian bedil muni,
peluru bagaikan hujan, mimis nde'na bina ujan,
Dewa Panji lalu, Dewa Panji banjur,
bersidang di Bencingah, teparekin le' Bencingah,
oleh para raden Manajai tidak si' praraden Manajai nde' na
hadir, mijil,
tak putusnya bersusah hati. nde'na pegat nandang susah.

PANG KUR

347. Berkata si Panji Komala, 347. Bemanik Panji Koma/a,


kakak Mangkunegara Panembahan kaka'
Panembahan, Mangkunegari,
perintahkan rakyat meng- pada suru' kaula ngamuk,
amuk, bareng Melaya Kusuma,
bersama Melaya Kusuma, batek batur bareng begetih
pimpin warga sehidup semati, sebumbung, ·
kematian mana yang kita earl, pati mbe gen ta peta,
memang mati sabil itulah. mula mate perang sabil.
92

348. Para raden berhatur sembah, 348. Para raden matur nyembah,
semua perbekel berucap Ian selapu' perbekel saur
serempak, paksi,
kehendak Allah Agung, saking suka' Allah Agung,
waktu sedang berunding itu, sedek lai' pemarekan,
mati dua peluru dari timur, mate dua mimis tama Leman
lalu mereka ricuh gupuh, timu',
kaula sangat panik. banjur pada meserubutan,
kaula pada gewar sekali.

349. Bergulungan saling injak, 349. Saling gulung saling pica',


dengan teman, peluru meng- timpal batur mimis mara' ujan
hujani, rintis,
di dalam desa banyak terluka, dalem desa lue' metatu,
sebahagian ada yang patah, separo ara' polak,
suara tangis bagai banjir, suaran tangis nde' bina
banyak yang mati laki wanita, suaran belabur,
desa Sakra dihujani peluru. lue' mate nina mama,
desa Sakra ujan mimis.

350. Dijepit dari timur barat, 350. Tedesak Leman timu' bat,
. utara selatan peluru bak hujan, lau' daya mara' ujan dateng
tangis bagai ombak lautan, mimis,
laskar di desa Sakra, tangis mara' umbak laut,
centeng perenang haru biru, pemating dalem Sakra,
mendengar tangis dalam desa, nde' keruan haru biru pada
sibuk menyelamatkan anak gupuh,
cucu. dengan tangis dalem desa,
ketungkulan priri' anak jari.

351. Lalu mereka keluar berpencar, 351. Pada sugul la ngambyar,


yang keluar talc keruan Semarang sugul ndara' pada
barisnya, keruan barfs,
keluar macam tikus diusik, beceropon tingkahna sugul,
tak lama lalu amblas, semenda' banjur peragat,
para raden menyuruh orang praraden pada suru' baturna
mengamuk, ngamuk,
tidak dipatuhi si kaula, nde' tepati' si' kaula,
makanya mati asal mulai. sangka'na sing mara mate.
93

352. Keluar seratus dua ratus orang, 352. Sugul bareng satus satak,
dikerubungi tak lama, tekerumpun semenda' banjur
karena tak karuan tingkahnya, periri.
tak ada inti pasukan, mapan nde' keruan tahuh,
penggempur tak ada di depan, nde'na ara' gegunungan,
musuh tak ubahnya lautan, sesundulan nde'na ara' Lekan
pasukannya teratur rapi pula. julu,
musuh nde' bina segara,
tur bariana pada metindih.
353. Laskar di dalam desa Sakra, 353. Pemating sedalem Sakra,
kacau balau perangnya kalah, haru biru pesiatan na ketindih,
karena tak karuan tingkahnya, mapan nde' keruan tabuh,
lalu gelaplah bumi, banjuran peteng desa,
tak putusnya bedil mengge- nde'na pegat bedil muni bele-
luduk, lutun,
mesiu dan peluru tak kurang, ubat mimis nde' kurangan,
biar malam menyalak terus. daka'na peteng masih muni.

354. Anak Agung berkemah, 354. Anak Agung mepondokan,


di barat Pegondang di bukit bat Pegondang Lai' gunung
Montong, Montong tinggi,
di sana anak Agung mondok, mesanggrahan anak Agung,
dengan wargi punggawa, miwah Jan wargi punggawa,
Ida Gusti yang meronda Ida Gusti si' nynggra tapak
berkumpul, berembun,
desa Sakra seakan sudah suka lega Raja Bali.
kalah,
senang dan lega Raja Bali.

355. Tak lama datanglah siang, 355. Kesuena menah desa,


terang tanah musuh berjajar, pupu kamban musuh bejajar
penggempur dan inti pasukan, malik,
sayap kiri penjantera, sesundulan gunung-gunung,
laskar Sakra bunyi bedil riuh, keletek kiri ideran,
pasukan desa Sakra, sekep Sakra bedil muni be-
takut karena tak punya bedil. geluduk,
pemating le' desa Sakra,
jejah mapan nde' ara' bedil.
94

356. Sek.itar dua ratus bedil, 356. Batara bedil satak,


satu pun tak ada punya peluru, sopo' sopo' ndara' bae bedua
semua bercancut tali wanda, mimis,
memikul bedil tak bennesiu, beriuk pada bekancut,
mereka keluar sekedar me- ponggo' bedil ndara' ubat,
nakuti, ia gambyar bega' bega' jari
berjajar di luar gerbang, menakut,
Jero Buwuh yang memimpin. bejajar le' luah Kuta,
Jero Buwuh mbatekin.
357. Ramai mereka bersorak, 357. Rame pada mesurakan,
seru pertempurannya maju rame siat nde'na ara' likat
terus, mudi,
saling kejar mengejar, awor pada saling buru,
tx:rtempur di utara desa, mesiatna le' dayan desa,
Den Kiyam Nuna Siah Den Raden Kiyaam Nuna Siah
Kisut, Raden Kisut,
itu mati ketiganya, sino seda tetlu'na,
Mamik Dirang Buling Pek.ih. Mami' Dirang Buling Pekih.
358. Ikut mati bersama raden, 358. Bebantelan Raden seda,
Nuna Kiyam dan Mamik Raji, NunaKiyammiwah lanMami'
itu terluka berlari, Raji,
Hamil Arsi benempur, sino berari mettutu,
di Segeleng dikeroyok rujuh, Mami' Arsi mesiat,
Mamik Arsi gesit dan alot, le' Segeleng mesiatna patung
tersohor di dunia maling dan pitu',
rampok. Mami' Arsi gancang celang,
tekasup mega/ memaling.
359. Musuh tujuh mati terkapar, 359. Musuh pitu' mate nye-
Mamik Arsi lalu dikepung, rangkang,
dikepung lebih seribu~ Mami' Arsi manjur payu teke-
Mamik Arsi patah tulang, lipung,
mati diinjak-injak musuh, tekelipung lebih siu,
laskar Sakra berlindung, Mami' Arsi ia polak,
karena pertempurannya ka- mate nyerangkang tepica' ica'
soran. si' musuh,
sekep Sakra mekilesan,
mapan siatna metindih.
95

360. Bersama-sama masuk desa, 360. Sembarengan tama kuta,


laskar Sakra sisa mati berlari, sekep Salera sisa mate ia be-
masuk desa mereka berkum- rari,
pul, tama desa pada merembun,
sekitar dua ratus orang, swatara ara' satak,
sisa mati nangis berpelukan, sisa mate pada nangis saling
takdir Allah musuh pun gulung,
mundur, musuh surut kesuka' Allah,
memang sudah peredaran · mula tuduh janjin gumi.
nasib.
361. Harl siang datang lagi, 361. Peteng menah keceritan,
timur barat musuh sudah timu' bat musuh uah ngam-
mebar, byar tarik,
sorak riuh bersahutan, surak rame saling sarup,
bedil berbunyi imbal . bedil muni betimbalan,
berimbal, sekep Sakra ngelaluna pada
laskar Sakra ngelalu keluar, sugul,
karena tinggal satu dua, mapan masih sopo' dua,
ada yang tak berani keluar. ara' nde' bani nyuguhulin.
362. Bedil dari timur barat, 362. Bedil Lekan timu' bat,
asap bedil menutup langit, kukus bedil jangka nde' pe-
desa Salera dikepung, ngitan langit,
sorak bersahutan, desa Salera tekelipung,
mundur laskar Sakra liwat pada surak betimbalan,
timur, mekilesan sekep Sakra langan
mereka sangat susah, timu',
ada yang meratap menangis. buat pada kesusahan,
ara'na mesambat nangis.
363. Meskipun peluru bagai hujan, 363. Yadian mimis mara' ujan,
mereka berlindung di bawah bawa' bunut tao'na pada
beringin, betili,
Allah memang Maha Kuasa, Allah mula kuasa nambut,
bumi luas dirasakan, gumi galuh pengerasan,
sudah terserah kepada Allah, wah meserah le' Allah
bersiaga mengamuk mereka, tingkahna sugul,
tak menghitung anak bini. prayatna ngamuk pada,
ngkahna itung anak jari.
96

364. Di bendungan Otak Desa, 364. Le' pengempel Otak Desa,


serenta si laskar Bali, sembarengan beriuk sekep
Den surya Jaya lalu meng- Bali,
amuk, Den Surya Jaya beterus
dapat membunuh dua orang, ngamuk,
lalu berbunyi bedil dan tom- mau'na nyemate' dua,
bak, banjur mara bedil muni tum-
leher patah bersama pinggang, bak beriuk,
Surya Jaya mati tergeletak. belong polak timpal kengna,
Surya Jaya mate nguring.
365. Alkisah perang di barat desa, 365. Malik siat kuta bat,
Nuna Lancung terkena peluru, Nuna Lancung ia bakat isi'
tangan kiri pangkal paha, mimis,
kena lalu meninggal, gading kiri tunggak impung,
di kerubut dilarikan warganya, bakat beterus seda,
digotong masuk desa, teserogo telariang isi' batur,
riuh suara tangis mereka. tekatir tama desa,
rame pada nggur nangis.
366. Malam tiba demikian adanya, 366. Peteng menah meno doang,
laskar Bali kembali ke pon- sikep Bali budal mepondokan
doknya, tarik,
budanda pendada semua, budanda punggawa selapu',
bersuka ria di pondoknya, le' pondok mesesukan,
menabuh gamelan joget gam- begamelan igelan joget Lan
buh, gambuh,
karena Sakra sudahlah kalah, mapan Sakra sasat kalah,
besok akan digempur lagi. jema' gen teregah malik.
367. Anak Agung lalu berujar, 367. Anak Agung banjur ngandika,
pada punggawa menghimpun le' punggawa perempuan dara
gadis, · tarik,
sama-sama seratus orang, tekenain pada status,
mengumpulkan gadis tiap perembun dara bilang
punggawa, punggi:lwa,
sudah sedia gadis seribu wah ketekan dara napak ara'
orang, siu,
digantungkan api semua, tegantungan utik doang,
besok akan dilepas serentak. jema' gen telepas sekali.
97

368. Maka tibalah pagi hari, 368. Menah desa keceritan,


laskar Bali berpencar, sekep Bali padana ngambyar
mendesak desa Sakra semua, tarik,
timur barat utara selatan, desek desa Sakra selapu',
Raden Onnat bemiat keluar, timu' bat lau' daya,
berpakaian serba putih, keceritan Raden Ormat suka
akan keluar perang sabil. sugul,
pekakas pute' doang,
gen na sugul perang sabil.
369. Bersenjatakan dua pedang, 369. Besekep si' pedang dua,
Raden Onnat bertekad perang Raden Ormat mula gen na
sabil, perang sabil,
berkawan tujuh orang, pengiringna ara' pitu',
berjalan menuju jalan di barat, leka' ojok rurung bat,
sampai di luar bertemu musuh, dateng luar kuta betempuh si'
Raden Onnat tak melihat, musuh,
lalu diserbu dengan bedil. Raden Ormat nde'na likat,
beterus tesrrung si' bedil.
370. Lalu mengamuk Raden 370. Beterus ngamuk Raden
Onnat, Ormat,
berhadapan dengan laskar ia betempuh kanca pemating
Bali, Bali,
Raden Onnat dikepung, Raden Ormat tekelipung,
dapat membunuh lima orang, mau'na nyemate' Lima,
Raden Ormat lalu digada, Raden Ormat tebau banjur
tak mempan senjata tajam, tepukul,
tubuhnya remuk lalu nde'na leket si' senjata,
meninggal. batang remuk banjurna seda.
371. Pengiringnya mati semua, 371. Pengiringna mate doang,
Dewa Panji Komala sedih, kocap Dewa Panji Koma/a
duduk termangu bermuram sedih,
durja, meco momot sedih sendu,
menyesali diri sendiri, seselan awak mesa',
yang menurut nasehat tetua, si' nde' pati' atur si' lingsir se-
keras mengikuti mau sendiri, lapu',
akhimya beginilah jadinya. pengkuh pati' karep mesa',
payu semene pendait. ·
98

372. Sekarang tinggal satu dua, 372. Nani masih sopo' dua,
sisa mati ngeloyor minggat, sisa mate lue'na mobos rryedi,
Panji Komala putus asa, Panji Koma/a ngelalu,
mau hilang membuang diri, suka langit teteh raga,
lalu pergi bersama sahayanya, banjur lumbar parekan se-
pikirannya sudah rusak, lapu' milu,
para raden peIWangsa ikut. pekayunan uah seda,
praraden prewangsa ngiring.
373. Kemudian ke luar kota, 373. Beterus sugul luar kota,
syahdan ia terkena peluru, banjur kena isi' mimis Datu
peluru datang dari timur, Panji,
kena lalu roboh, mimis dateng leman timu;
tak terluka tubuhnya utuh, bakat banjuran reba',
hanya pingsan tak sadarkan nde'na leket batang tilah
diri, mones bagus,
lalu digotong segera. mapan kelenger nde'na
ngasa,
banjuran tegongsong gelis.
374. Ke dalam purl, 374. Ojok dalem pejeroan,
dibaringkan di Sakenem si tepelunjur le' Sekenem Dewa
Panji, Panji,
tangis seperti ombak laut, tangis mara' ombak laut,
semua isi purl, seisin pejeroan,
Pemban Bini pingsan di- Pemban Bini paleng nguring
tolong, ia tetulung,
Pemban Bini kemudian sadar, Pemban Bini banjur ngasa,
bangun berjalan ke suaminya. ures leka' ojok selaki'.
375. Lalu disapanya suaminya, 375. Manjur kewa' selaki'na,
pertama kali ia menyapa Pemban Bini tumban na kewa'
suaminya, selaki',
sekarang harnba mohon nani kula nunas ampun,
am pun, nunas tulung lai' Dewa,
mohon bantuan tuan, Laki Eja paleng nde'na asa
Laki Eja pingsan tak sadarkan apa,
diri, daweg Dewa gelis seremi-
silakan tuan cepat nang,
melihatnya, Manajai lumbar gelis.
Manajai segera pergi.
99

376. Setibanya di tempat sang 376. Sedateng le' tao' bijana,


putra, Manajai dodo' bijana no gelis,
Manajai membangunkan Eja ures nani julu',
putranya, Panji Mas ures manjak,
Eja bangunlah engkau, M anajai bemanik basana
Panji Mas duduklah, alus,
Manajai berkata lembut, aneh apa uningku anak,
makanya apa kataku anak lamun ama' nde' tepati'.
emas,
kalau ayah tak kau patuhi.

377. Beginilah akhimya yang di- 377. Mene rusjari pendait,


temui, sangka' nani anakku Laki
maka sekarang anakku Panji, Panji,
pergi belajar ke guruku, lalo nuntut le' gurungku,
Laki Panji berhatur sembah, Laki Panji matur nyembah,
tak tahu kemana harus pergi, nde' kula tao' lain kula lalo,
di mana guru ayahanda, mbe' tao' gurun Dewa,
Manajai menjawab manis. Manajai nimbal manis.

378. Mari kuberitahukan jalannya, 378. Nteh aku bada' langan,


kemudian bangun ia banjur ures Dene' Laki iring
mengikuti ayahnya, Mami',
sahayanya semuanya ikut, parekan selapu' milu,
mengikuti jalan ke utara, turut rurung ojok daya,
jelas jalan lurus menuju pedas rurung menciratna
gunung, dateng gunung,
Manajai berkata, Manajai ia ngandika,
baiklah anakku Laki Panji. ao' anakku Laki Panji.

379. Ikutilah jalan ini, 379. Langan sene turut lampa',


lurus sekali tak lain arahnya, bender gati mula nde' tipa'
sampai ke rumah guruku, lain,
Laki Panji pamit menyembah, tipa' balen gurun a/cu,
lalu berjalan ke utara di jalan, Laki Panji pamit nyembah,
semua sahayanya ikut, beterus lampa' ojok daya turut
sekira sampai Nyanti. rurung,
selapu'na milu parekan,
swatara dateng Nyanti.
100

380. Laki Panji hilang musna. 380. LaJci Panji telang musna,
jalan hilang pengiring ter- rurung telang si' ngiring man-
henti, dek tarik,
semua tak keruan tingkahnya, pada nde' karuan angkuh,
tak keruan arahnya, nde' keruan gen na andang,
menangis riuh rendah mereka, pola tingkah nangis nggur
begitulah perjalanan lakon- maka selapu',
nya, semeno lampah lakon kele-
Amak Sepangan menangis wan,
tersedu. Ama' Sepangan ngangkus
nangis.
381. Dikisahkan desa Sakra, 381. Desa Sakra ketuturan,
dikepung selatan barat utara, tekelipung lau' bat daya
didesak semua gerbang, kelining,
laskar Bali yang menyerang, tedepih kuta selapu',
melepas burung dara bersama sekep Bali si' beregah,
api, lepas dara lantong utik bareng
diarahkan ke Sakra, siu,
bertengger di atap masjid. terepakna tipa' desa Sakra,
nyontlo' le' atep mesigit.

382. Masjid pun lalu terbakar, 382. Mesigit banjuranjulat,


membakar tembok di dalam, laep tembok pejeroan dalem
nyala api seperti gunung, puri,
semua isi pedaleman Sakra, nyalan api mara' gunung,
berdesak mereka keluar, seisin pejeroan Sakra,
di pintu gerbang saling injak, peno' sesek pada begerubus
dikejar oleh nyala api. sugul,
lai' kuri saling pica',
tepale' si' nyalan api.

383. Tembok lalu dirubuhkan, 383. Tembok banjuran terungkas,


jalannya keluar maka ia hidup, Langan sugul sangka'na lue'
tersebut si Jero Siraga, urip,
ditelan nyala api, Jero Siraga kocap manjur,
para kaula berebutan keluar, telungkep si' nyalan api,
soroh kaula berasatan pada
sugul,
101

keluar meninggalkan desa. sugul rarut bilin desa,


membawa anak bininya. pada rembat anak jari.
384. Tak ada yang ingat desanya, 384. Ndara' pada pelenga' desa,
gerbang bobol masuk si Bali. kuta bedah Langan tama pe-
penuh sesak musuh masuk. mating Bali,
mereka masuk serempak. peno' sesek tama musuh,
Pemban Bini dan suaminya pada tama sembarengan,
ditangkap. Pemban Bini miwah si' laki
para raden kaula. tebau,
dikumpulkan semua. preraden miwah kaula,
tekuwur pada tarik.
385. Desa Sakra lalu kalah. 385. Desa Salera beterus kalah,
Datu Bini dan suaminya di- Datu Bini Ian selaki' teturunan
bawa. gelis,
dikerangkeng digotong ke tekerangkeng tekatir turun,
Cakra. Desa Karang Asem tipa'na,
kota Cakra tempatnya. uah semeno pertingkahna
begitu ihwal anak Agung. AnakAgung,
mengalahkan desa Sakra. si' kalahang desa Sakra,
tegak kuasa Raja Bali. tuneng nyiden Raja Bali.
386. Anak Agung Bagus Oka. 386. Anak Agung Bagus Oka,
Bagus Karang dipuji selangit, bagus Karang kesiden tumbuk
dijunjung oleh para ratu. langit,
Mataram dan Pagesangan. tesunsung si' para ratu,
dan Pagutan Karang Asem di- Mataram Ian Pagesangan,
junjungnya, Ian Pagutan Karang Asem
dialah menjadi perhimpunan, si'na sunsung,
memutuskan persoalan dunia. ia minangka pekumpulan,
putusang wikara bumi.

SIN OM

387. Konon waktu perang Sakra. 387. Kocap sedek perang Sakra,
Anak Agung sudah berjanji, anak Agung wah bejanji,
kalau kalah desa Sakra. lamun kalah desa Sakra,
rakyatnya akan dibagi. kaula gen na tebagi,
satu persatu penguasaannya. desa Sakra kalah gelis,
102
desa di timur Juring, _.. kaula tepiak banjur,
menjadi b~giaii anak, Agung pada nempe reralcspyan,
Mataram. · desa si' le' timu' luring, .
tebagian Anak Agung le'
Mentaram.
388. Pancor Kelayu tetap dikuasai, 388. Pancor Kelayu batur bengan,
Pringgabaya'masuk - Pringgab{iya tafn!l muri,
bel~angan, Peringga Sela Peringga
Pringgasela l>eringga Juring, luring,
Pringgarata Peringgabaris, Peringgarata Peringgabaris,
itu desa dii)egangnya, sino desa si'na gisi,
Pagesangan lain temannya, Pagesangan lain batur,
Suradadi Suralaga, Suradadi Suralaga,
Surabaya Suranadi, Surabaya Suranadi,
dan lainnya ke Anak Agung si' lainan Anak Agung le'
Pagutan. Pagutan.
389. Batu Kuta Batu Kliang, 389. Batu Kuta Batu Kliang,
Batu Jai Batu tulis, Batu lai Batu Tulis,
itu saja menjadi pegangannya, sino doang reraksayan,
kalau desa yang lainnya, mun desa si' lain lain,
Karang Asem punya wilayah, Karang Asem doang lai,
karena sendiri paling kuasa, mapan mesa' muter agung,
kalau Pagutan Pagesangan, mu~ Pagutan Pagesangan,
dan Mataram cuma patih, Ian Mentaram jari pepatih,
sendiri saja Karang Asem amung mesa' Karang Asem
menguasai. muter jagat. ·
390. Anak Agung beranak empat, 390. Anak Agung besanak empat,
dua laki dua perempuan, dua lanang dua istri,
semua anak permaisuri keem- pada marep maka empat,
patnya, tunggal Mami' bini laki,
tunggal ayah lbunya, pada bareng suka sugih,
sama kaya rayanya, si' temunda' istri ayu,
yang pertama perempuan bepasengan Dewa Cokorda,
cantik, si' teradi lanang lanang,
bemama Dewa Cokorda, sopo' aranAnakAgungBagus
yang adiknya laki-laki, Oka.
seorang·bemama Anak Agung
Bagus Oka.
103

391. Satu bemama Bagus Karang, 391. Sopo' aran Bagus Karang,
yang paling kecil wanita, tradi gati sino istri,
dia itu paling bungsu, ia sino pemutus umba',
Anak Agung Ayu Putri, Anak Agung Ayu Putri,
itu yang dikawini, sino Lalo ia tegading,
oleh Anak Agung Ida Ratu, Anak Agung Ida Ratu,
diambil ke Mataram, tebait ojok Mentaram,
si istri utama sekali, si' istri temunda' gati,
disembah oleh persanak dan ia tesembah si' persanak Ian
punggawa. punggawa.
392. Paduka Dewa Cokorda, 392. Desida Dewa Cokorda,
tak suka bersuami, nde'na kayun beselaki',
tetapi semua punggawa, nanging selapu' punggawa,
disimpan di dalam purl, ia kasengan le' dalem puri,
setiap Ida Gusti yang tampan, Semarang solah Ida Gusti,
ditahan tak boleh keluar, te ade' nde' kican sugul,
di situ mereka berzina, ito pon na besemitra,
entah berapa Ida Gusti, pira pira Ida Gusti,
dizinahi Bali Islam tidak per- tesemitra Bali Selam nde' te-
duli. pelata'.
393. Siapa yang tampan disukai, 393. Semarang solah tesukayang,
berzina di dalam purl, bekaruh le' dalem puri,
tak ada berani melarang, nde' ara' bani palang,
meskipun para gusti, yadian si' pregusti,
tak ada berani berkata, nde'ara'baningempis,
Cokorda lalu hamil, Cokorda betian banjur,
merasa sudah perasaannya, merasa ssah pekayunan,
besar rasa malunya, bele' malu dalem pikir,
memerintahkan mengumpul- betandika tedunang selapu'
kan punggawa. punggawa.
394. Mataram dan Pagutan, 394. Mentaram miwah Pagtan,
Pagesangan di situ meng- Pagesangan ito nangkil,
hadap, tebeng selapu' punggawa,
penuh semua punggawa, Cokorda banjur bemanik,
Cokorda lalu pamitan, le' selapu' Ida Gusti,
kepada semua Ida Gusti, si' munggawa agung agung,
yang menjadi punggawa, Dewa Cokorda ngandika,
104

Dewa Cokorda berkata. nani selapu' Ida Gusti,


sekarang semua Ida Gusti, gen .ku bade ara' urusan
kuberitahukan ada utusan sang Betara Berahma.
Brahma.

395. Sengaja datang memberitahu, 395. Sadia lite gen bebada',


aku sekarang diberitahu, aku nengka tedauhin,
akan menunggu di Pelangan, gen ngantih le' Pelangan,
di sana aku bertemu, ito tao' ku bedait,
begitulah petunjuknya meno si' ku tedauhin,
padaku, sangka' nengka punggawa se-
maka itu sekarang hai pung- lapu',
gawa, pia' bale le' Pelangan,
buatlah rumah di Pelangan, pernengka ade'najari,
sekarang juga agar selesai, mapan aku ngantih mero le'
karena aku akan menunggu di Pelangan.
Pelangan.

396. Para punggawa tiga desa, 396. Prapunggawa si' telu desa,
permisi pergi membuat purl, pamit budal pina' puri,
lalu mulai bekerja, mara tipa' begawean,
tak lama lalu jadi, nde'na ngone' banjur jari,
wisma penginapan pun siap, bale pejeroan wah cawis,
Cokorda diberi tahu kemudian Cokorda katuran manjur,
pergi ke Pelangan, manjur lumbar le' Pelangan,
Cokorda naik joli, Cokorda no tejuli,
berpayung kembar lalu sampai Payung kembar pada dateng
di Pelangan. le' Pelangan.
397. Yang mengiring disuruh kem- 397. Si' ngiring tesutu' budal,
bali, budal Gusti Gede Dangin,
berangkat si gusti Gde Dangin, Mentaram Ian Pagesangan,
Mataram dan Pagesangan, dait Pagutan budal tarik,
dengan Pagutan berangkat Cokorda tangket pengiring,
semua, ara' kancan duapulu,
Cokorda dengan abdinya, mero made' le' Pelangan,
ada sekitar dua puluh orang, peta belian si' bangkit,
tinggal menginap di Pelangan,
mencari dukun Faraji sakti,
105

Dewa Cokorda sengaja ke Dewa Cokorda sediah leto


sana menggugurkan sedi' anak.
398. Setelah membuang bayinya, 398. Sesuahna teteh anak,
menunggu diri segar kembali, antih diri' kenyang mai',
sudah sehat pulang lagi, wah na kenyang budal malik,
kembali ke Karang Asem tulang aning Karang Asem,
(Cakra), wah dateng dalem puri,
sudah sampai di purl, malik mara' tingkah julu,
kembali seperti dulu nde'na bilin kelampan bengan,
kelakuannya, bekaruh Ian Gusti Gde
tak mau meninggalkan tabi- Dang in,
amya, Ida Gusti Bali Se lam pira pira.
kumpul kebo dengan si Gusti
Dangin,
Ida Gusti Bali Islam tak ter-
hitung.
399. Tak putusnya ia hamil, 399. Ndara' pegatna betian,
mengugurkan bayinya teteh anak pira kali,
berulang malik sanakna si' nina,
dan saudara perempuannya, Anak Agung Ayu Puteri,
Anak Agung Ayu Putri, milu' gawe' daya lengi,
ikut pula bertabiat buruk, bekaruh nde'na putus,
berzina tak hentinya, nde'na isah le' Mentaram,
tidak kerasan di Mataram, apan a/cal daya dengki,
karena ia suka nyeleweng, oleh' bae Karang Asem po'na
sering pulang lebih senang di suka.
Cakra.
400. Karena di situ ia berzina, 400. Mapan ito besemitra,
dengan Gusti Gde Dangin, tangket Gusti Gede Dangin,
lalu curiga suaminya, banjur cengah selaki'na,
karena mendapat berita pasti, mapan mau' orta pasti,
istrinya selewengan, sebini'na ia dengki,
tak putusnya bennain cinta, ndara' putus na b.ekaruh,
tanpa merasa malu diketahui, gawe' lenge ndara' samar,
ia Ratu jelas mengetahui, Ida Ratu nenao' jari,
ihwal istrinya gemar berzina. ntan sebini' si' bekaruh nde' na
pegat.
·106

401. Lalu mereka bertukar pikiran, 401. Banjur tanding reraosan,


dengan para saudaranya, Ian semeton patuh tarik,
Anak Agung Ketut Karang, Anak Agung Ketut Karang,
gusti Gde Wanasari, Gusti Gde Wanasari,
Ida Ratu berkata, Ida Ratu no bemanik,
Ayu Putri tak baik, Ayu Putri nde'na bagus,
dia melakukan kenistaan, ia gawe' kelengean,
dengan Gusti Gde Dangin, tangket Gusti Gde Dangin,
sekarang bagaimana ihwal mara' nani berembe bae jari
kita. ntan.

402. Agar tertutup malu kita, 402. Mangdena ilip kelilean,


berhatur Gusti Wanasari, matur Gusti Wanasari,
menurut pikiran hamba tuan, pengerasan kaji Dewa,
bila dapat dibenarkan, lamun patut atur kaji,
sekarang kita pergi, sila' nani kai ngiring,
ke Karang Asem melapor, le' Karang Asem belatur,
menghadap pada Dewa parek Lai' Dewa Cokorda,
Cokorda, tunas !]usti Gde Dangin,
kita minta Gusti Gde Dangin, telaksana' mapan pina' keme-
kita bunuh karena membuat rangan.
malu.
403. Sudah putus permufakatan, 403. Wah mupakat reraosan,
lalu segera mereka pergi, banjur pada lampa' gelis,
menghadap Dewa Cokorda, parek tipa' Dewa Cokorda,
tiba lalu bertemu, sedatengna banjur bedait,
Dewa Cokorda berujar, Dewa Cokorda no bemanik,
apa sebab datang pagi-pagi, apa gawe dateng aru,
Ida Ratu menjawab horinat, Ida Ratu matur nyembah,
besar keperluan hamba, bale' gati gaweng kaji,
memberitahukan bencana gen ngaturang tingkah kaji
kami. besengkala.
404. Sengaja hamba akan menyam- 404. Sediah kaji gen ngaturang,
paikan, pertingkahan Ayu Putri,
kelakuan si Ayu Putri, nani gawe' kelengean,
sekarang berbuat nista. tangket Gusti Gde Dangin,
dengan Gusti Gde Dangin, Dewa Cokorda bemanik,
107

Dewa Cokorda berkata, Ida Ratu mun sonenu,


Ida Ratu bila demikian, gawe me' late bebada',
keperluanmu datang melapor, mele mate' Gde Dangin,
mau membunuh Gde Dangin, Ayu Putri nde' ara' kelengean.
Ayu Putri tidak berbuat
buruk.
405. Memang hanya fitnah orang, 405. Mula si' pisuan dengan,
karena banyak orang benci, mapan lue' tau meri',
Gde Dangin tak bersalah, Gde Dangin dara' sala',
kesetiannya amat teguh, tur baktina kelebih-lebih,
meskipun di sini si Ayu Putri, yadian ite Ayu Putri,
lagi berhatur si Ida Ratu, malik matur Ida Ratu,
ampun, memang demikian meran mula sejantina,
adanya, tetu lenge Gde Dangin,
si Gde Dangin nyata nista, mara' nani kaji perjani
sekarang hamba minta dia itu. mamitan.
406. Hamba mohon membunuhnya, 406. Kaji nunas mate' ia,
Dewa Cokorda berujar, Dewa Cokorda bemanik,
keras ia berucap, keras pesugulan basa,
pasti sama sekali tak kuberi, pasti nde' ku beng sekali,
akan membunuh Gde Dangin, gen laksana' Gde Dangin,
Ida Ratu lalu tertunduk, Ida Ratu manjur nunduk,
memikirkan sebab akibatnya, pikirang wadi temah,
sebab putranya masih di situ, mapan bijana ito masih,
keduanya di situ bersama dedua'napada ito kanca ina'.
ibunya.
407. Ida Ratu sudah merasa, 407. Ida Ratu wah ngerasa,
karena ia pinter dan bijaksana, mapan mula Wigdada ririh,
berpikir mencari akal, mikir meta jari akal,
meneduhkan si orang marah, bao' angen dengan sili,
Ida Ratu berllatur lagi, Ida Ratu matur malik,
bila demikian Ratu Agung, lamun meno Ratu Agung,
hamba tak lah menentang, kaji mula nde' piwal,
perllambaanku lebih setia, perryokor kaji lebih bakti,
bicara seloroh agar orang lega. uni bawo derpon solah angen.
108

408. Agar dapat mengambil 408. Mangde mau' bait anak,


anaknya, sino mula si'na perih,
itu memang tujuannya, Anak Agung Ketut Karang,
Anak Agung Ketut Karang, Gusti Gde Wanasari, ,.
Gusti Gde Wanasari, dedua'na pada pamit,
keduanya berpamitan, made' mesa' Ida Ratu,
Ida Ratu menginap sendiri, le' Karang Asem Ian bija,
di Karang Asem bersama Gusti Gde Wanasari,
putranya, budal ule' Anak Agung Ketut
Gusti Gde Wanasari, Karang.
pulang bersama Agung
Karang.
409. Konon sudah sampai . 409. Kocap uah dateng Mentaram,
Mataram, randing reraosan malik,
lagi mereka berunding, mupakat gen na congah,
mupakat mau berontak, Desa Mentaram gen bebalik,
kerajaan Mataram mau sopo' doang jari pengantih,
melawan, mun wah sugul Ida Ratu,
hanya satu yang ditunggu, le' Karang Asem Ian bija,
kalau sudah keluar Ida Ratu, sino mula gen teantih,
di Cakra bersama putranya, jari nengka lampa' ngoles bi-
itulah yang ditunggu, lang desa.
sekarang pergi menghasut
setiap desa.
410. Dewa Bonaha Pagesangan, 410. Dewa Bonaha Pagesangan,
sanggup akan berontak, sanggup pad.a gen bebalik,
Jero Citra sayang sayang, Jero Citra sayang-sayang,
sudah pula sepakat, reraosan wah bejait,
Ida Ratu terkisahkan lagi, Ida Ratu kocap malik,
di Cakra membujuk rayu, le' Karang Asem ngarum-
mengajak istri dan anaknya, arum,
akan pergi menjenguk tena' sebini' miwah bija,
kakeknya, gen lalo jango' Nini',
Agung Ketut Karang sedang Anak Agung Ketut Karang
sakit. nyengka sungkan.
109

411. Memang cuma siasat saja, 411. Mapanmulajari akal,


agar ia dapat pergi, derpon na mau' nyedi,
membawa putranya ke jau' bija le' Mentaram,
Mataram, ia doang jari pengantih,
dia saja yang ditunggu, jema' janjina gen nyedi,
besok janjinya mau pergi, Ian sebini'na wah sanggup,
dan istrinya sudah sanggup, Ida Ratu beterusan,
Ida Ratu seketika, le' Mentaram kirim tulis,
mengirim surat ke Mataram, dalem tulis jema' aru gen na
isi surat besok pagi akan ber- budal.
angkat.
412. Surat sudah sampai Mataram, 412. Surat uah dateng Mentaram,
kepada Gusti Ode Wanasari, tipa' Gusti Gde Wanasari,
Anak Agung Ketut Karang, anak Agung Ketut Karang,
sama-sama menerima surat, pada bareng nampi tulis,
bersiap mereka mengelukan, seregep pada gen mendakin,
sudah pasti besok pagi, sepeng gati' Lema' aru,
melalui desa Sayang, langana le' sayang-sayang,
begitu ucapan surat, meno wirasing tulis,
Anak Agung Karang kirim Anak Agung Ketut Karang
utusan. berutusan.
413. Pergi ke Sang Bonaha, 413. Lalo ojok Sang Donaha,
utusan itu membawa surat, utusan no atong tulis,
Sang Bonaha menerima surat, Sang Bonaha nampisurat,
dibaca dalam hati, pinaos sejeroning galih,
bunyi surat itu, pengeraos dalem tulis,
akan berontak besok pagi, gen bebalik lema' aru,
bulan Maulid tanggal sebelas, bulan mulut tanggal solas,
mulai hari Jumat, jelo Jumat ngewiwitin,
jelas sekali bunyi surat itu. sepeng gati meno raos dalem
tulis.
414. Dewa Bonaha bersiap-siap, 414. Dewa Bonaha medab-daban,
tombak dan bedil disiapkan, cawisan tumbak Ian bedil,
lengkap konon semuanya, tebeng banjur selapu'na,
tersebutkan dalam tutur kawi, ara' tekocap le' tulis,
Bali bemama Made Tengkik, Bali aran Made Tengkik,
waktu itu melatih Gambuh, sedek neno nguruk gambuh,
110

ia melihat hal itu, ia mau' kepedasan,


Made Tengkik cepat pergi, Made Tengkik nyerek nyedi,
tak lama sampai di Cilkra. nde' tekocap dateng Karang
Asem gancang.
415. Anak Agung Bagus Oka, 415. AnakAgung Bagus Oka,
Bagus Karang diberitahu, Bagus Karang wah taturin,
juga si Dewa Cokorda, miwah Ian Dewa Cokorda,
dengan si Gusti Gde Dangin, miwah Gusti Gde Dangin,
yang melapor Made Tengkik, si' ngaturang Made Tengkik,
orang Bali asal Kelungkung, Jero Bali leman Kelungkung,
maka cepatlah diketahui, Sangka'na gelis ketara,
Sang Bonaha mau berontak, Sang Bonaha gen bebalik,
oleh Agung Oka dan Bagus Anak Agung Bagus Oka
Karang. Bagus Karang.
416. Baginda Dewa Cokorda, 416. Desida Dewa Cokorda,
bersama Gusti Gde Dangin, miwah Gusti Gde Dangin,
melakukan perundingan, randing pada reraosan,
Sang Bonaha akan berontak, Sang Bonaha gen bebalik,
kentongan lalu dibunyikan, kulkul banjur tepuni',
Karang Asem (Cakra) riuh Karang Asem ndah dauh,
rend ah, Ida Gusti mecawisan,
para Ida Gusti bersiap-siap, gisi mamas kancan wargi,
membawa mamas semua gen na lampa' parek menah
warga, Tern.bang Durma.
akan berangkat subuh si
Tembang Durma.

DURMA
417. Waktu subuh burung madu 417. Parek menah wayah baru'
berbunyi, pupu kembang,
tambur bebente dibunyikan, tam.bur bebente tepuni',
laskar sudah siaga, sikep wah sayaga,
pasukan bedil pasukan baris bedil baris tumbak,
tombak sesek rurung wah metindih,
penuh jalan sudah teratur, goyo le' Bencingah,
apa lagi di Bencingah, si' gisi mamas pengawin.
yang membawa mamas panji-
panji.
111

418. Anak Agung Oka Bagus 418. Analc Agung Bagus Olea Bagus
Karang, Karang,
dengan Gusti Gde Dangin, Ian Gusti Gde Dangin, ·
duduk di Bencingah, manjak le' Bencingah,
dihadap para punggawa, teparekin si' punggawa,
juga para sanak warginya, miwah soroh /cancan wargi,
Anak Agung berkata, Anak Agung ngandilca,
kepada Gusti Gde Dangin. Lai' Gusti Gde Dangin.
419. Gusti Gde memimpin para 419. Gusti Gde Dangin batekin
punggawa, /cancan punggawa,
para lurah pun tersendiri, sebekel bekel metindih,
karena serentak, pan.sembarengan,
sayap kiri sayap kanan, keletek kiri keletek lcanan,
pepucuk penyerang siap, pepucu/c pencatra cawis,
Gde Dangin menyembah, Gde Dangin nyembah,
mohon pamit segera ber- matur pamit lam.pa' gelis.
angkat.
420. Berangkat di jalan sesak ber- 420. Pada lampa' sesek rurung
sap-sap, bambal-ambal,
keluar kota mengatur barisan, sugul kuta ape' baris,
lalu mereka bersorak, mara ngangkat surak,
tambur berbunyi bersahut- tambur muni betimbalan,
sahutan, baris tumbak baris bedil,
pasukan tombak pasukan kocap Sang Bonaha,
bedil, besuru' lampa'ang telik.
ada pun Sang Bonaha,
menyuruh melepas
Mataram,
421. Si utusan akan pergi ke 421. Patirata gen Lalo ojok Men-
Mataram, taram,
karena sudah pasti perjanjian, mapan perjanjian wah pasti,
gampang disebutkan, gampang tekocapang,
mata-mata sampai di telik wah dateng Mentaram,
Mataram, desa Mentaram no sepi,
kota Mataram itu sepi, ndara' sikepna,
tak ada laskamya, utusan metulak malik.
si mata-mata kernbali lagi.
112

422. Tiba lalu menghadap Bonaha, 422. Sedatengna parek lai' Sang
Mataram sekarang sepi, Bonaha,
Sang Bonaha merasa, desa Mentaram nani sepi,
dirinya dijebloskan, Sang Bonaha ngerasa,
merasa susah dihati, rasayang diri' tekelengongan,
lalu bennufakat, ngerasa susah dalem pildr,
dengan anak sanak saudara. tand.ing reraosan,
Ian anak semeton jari.

423. Sepakat akan perang puputan, 423. Patuh raos gen pada mepuputan, .
hatinya sudah berserah,
mereka bersiap, angena wah meserah sekali,
Iaki wanita sudah beraiap, pada mecawisan,
senjata tombak senjata bedil, nina mama uah berejap,
taksiran jumlah kawannya, sekep tumbak sekep bedil,
tujuh puluh tujuh tak lebih. yan swatara kancana,
balu' pulu pitu' tiding.

424. Semua keluar desa berbaris, 424. Pada sugul luar desa pada
berjajar mengatur barisan, ngambyar,
laskar Karang Asem mulai, bejajar derekang baris,
dari jauh sudah mengatur diri, sekep Karang Asem mara,
sorak bersama bedil, leman renggang wah ito ng-
gelap asap mesiu, ambyar,
peluru seperti hujan gerimis. surak betimpal si' bedil,
peteng kukus ubat,
mimis mara' ujan rintis.
425. Sama mendekati lalu bertemu, 425. Pada ngulahang banjuran be-
laskar Dewa Bonaha terpukul, tempuh tumbak,
mundur masuk desa, sekep Dewa Bonaha kelilih,
laskar Karang Asem surut tama desa,
mendesak, sekep Karang Asem ngulah,
masuk desa mereka mem- tama desa nyedut tarik,
bakar, bale bue' ju/at,
rumah habis terbakar, Sang Bonha Ian anak jari.
Sang Bonaha dengan sanak
keluarganya.
113

426. Laki wanita besar kecil ber- 426. Nina mama kode' bele' pada
angkat, budal,
mengungsi ke Mataram. Mentaram si'na ungsi,
laskar Karang Asem mende- sekep Karang Asem ngulah,
sak. mesiat selangan langan,
bertempur sepanjang jalan. Sang Bonaha keciwayan
Sang Bonaha kalah oleh bedil, bedil.
sampai di luar Mataram, dateng duah M entaram,
gerbang ditutup rapat sekali. kuta tempet jangka palet.
427. Dan dijaga Bonaha tak diberi 427. Tur tesanggra Dewa Bonaha
masuk. nde' tebeng tama,
Dewa Bonaha menghindar, Dewa Bonaha ia mirik,
sambil bertempur. sambilna mesiat,
mengungsi barat Mataram, ngungsi le' bat Menteram,
masuk kali berlindung, tama kokoh baling-aling,
itu menjadi kubunya. ia minangka petak,
yang wanita sudah masuk. si' nina wah tama tarik.
428. Yang laki masuk kali juga, 428. Lansi'mamapada tamakokoh
laskar Cakra lagi. doang,
bersama-sama mendesak, sekep Karang Asem malik,
dipimpin Ketut Maga, bareng pada ngulahang,
bersama Ida Made Lancing, bebatek Ketut Maga,
mereka bersorak. tangket Ida Made Lancing,
bersorak berbaur bedil. pada mesurakan,
surak awor si' bedil.
429. Dewa Bonaha bersama anak 429. Dewa Bonaha bareng anak
familinya. tuting roang,
keluar menghadapi, nyugulin surak malik,
sama-sama maju. bareng pada ngulahang,
musuh bagaikan lautan, musuh nde' bina segara,
Dewa Bonaha cuma sedikit, Dewa Bonaha mu' sekedi',
mengamuk dengan anaknya. ngamuk kanca anak,
tak hirau hidup dan mati. nde'na etang pati urip.
430. Bonaha mengamuk macam 430. Mara' bawi pengamukna Sang
babi, Bonaha,
tak menoleh belakang. mula nde' likat mudi,
114

mencari Ketut Maga, mate Ketut Maga,


Ida Made Lancing mati, Ida Made Lancing pejah,
laskar Karang Asem (Cakra) sekep Karang Asem befit,
buyar, anak Sang Bonaha,
anak Dewa Bonaha, aran Dewa Komang Gading.
bemama Dewa Komang
Gading.
431. Mali bertempur dengan Maga, 431. Sino mate mesiat Ian Ketut
pertempurannya seri, Maga,
laskar Cara pecah, pesiatan pada sapih,
tak ada tahan maju, sekep Karang Asem buntah,
semua menghindar, nde'na ara' kawa ngulahang,
berhenti si Dewa Bonaha, selapu'na pirik diri',
lalu diam menunggu. mandek Dewa Bonaha,
manjuran mero ngantih.

432. Capai menunggu diserang, 432. Lebih le/ah antih diri'na


Cakra sudah pulang, teulahang,
pulang minta liwat Mataram, Karang Asem budal tarik,
pulang melalui tengah kota, budal tarik belako' le'
tetapi Mataram tak memberi, Mentaram,
akan dilalui desanya, budal Langan tenga' desa,
Karang Asem pergi lagi. anging Mentaram nde' ngican,
gen telangan desana,
Karang Asem budal malik.

433. Mereka pulang liwat selatan 433. Pada ule' langan /au' Men-
Mataram, taram,
Sang Bonaha dikisahkan, Sang Bonaha kocap malik,
di tengah padang, · si' le' tenga' lelendang,
dan sanak keluarganya semua, Ian roang selapu'na,
lelah lapar tak ada nasi, Lelah lapah ndara' nasi',
dan anaknya mati pula, ampo'na mate anak,
menangis tembang Dandang nangis tembang Dandang
Gendis. Gendis.
115

DANDANG GENDIS
434. Dewa Bonaha sangat sedih, 434. Dewa Bonaha liwat si'na
di luar kota di barat Mataram, prihatin,
menangis tak hentinya, luah kuta ito le' bat Mentaram,
dikisahkan pula di Mataram, nangis nde'na pegat bae,
Anak Agung menyuruh per- Mentaram tekocapang man-
gusti, jur,
bemama Gusti Nengah Anak Agung suru' pregusti,
Sam pal, aran Gusti Nengah Sampal,
itu yang disuruh, sino ia tesuru',
memimpin orang memikul, batekin dengan belembah,
empat puluh orang memikul petangdasa lue'na si' lembah
nasi, nasi',
lengkap dengan lauk dan pe- seregep jangan Ian sanganan.
nganan.

435. Nengah Sampal sampai lalu 435. Nengah Sampal dateng terus
bertemu, bedait,
dengan Bonaha lancar Ian Sang Bonaha teteh betu-
bertutur, turan,
Nengah Sampal memberi- Nengah Sampal teteh belatur,
tahukan, sangka'na meno anak Agung,
mengapa Anak Agung begitu, le' Mentaram munggel janji,
di Mataram tak setiajanji, mapan nde' dateng bijana,
karena putranya belum Anak Agung Ida Ratu,
datang, masih Karang Asem tao'na,
anak Agung Ida Ratu, sino kerana Anak Agung bilin
masih di Karang Asem janji,
(Cakra), sangna dateng lema' lat.
itu sebab Anak Agung luncas
janji,
mungkin datang besok lusa.

436. Ida Ratu akan masuk, 436. Ida Ratu beterus manjing,
di Mataram begitu ren- le' Mentaram meno reraosan,
cananya, Dewa Bonaha suka ate,
Dewa Bonaha pun lega, Nengah Sampal budal manjur,
Nengah Sampal pergi, Dewa Bonaha majengan tarik,
116

Dewa Bonaha makan ber- Ian batur selapu'na,


sama, nasi' jangan bagus,
temannya semua, nde'na dra' ap[a kurangan,
nasi dan lauk enak, mangan besuh jao'
kenyang makan malamnya malem tindo' tarik,
tidur, le' Karang Asem tekocapang.
di Cakra dituturkan.

437. Pagi pagi Ida Ratu keluar, 437. Menah desa Ida Ratu mijil,
dengan putranya ayu Putri tangket bija Ayu Putri lumbar,
juga, ·gen na pada lalo bejango,
mereka akan menjenguk, dua bija tumba' banjur,
dua putranya digendong, pada lampa' langan Tohpati,
berjalan liwat Tohpati, nde' tekocap le' Langan,
tak terldsahkan di jalan, dateng kokoh Jangkuk,
sampai di kali Jangkuk, Ida Ratu !J.ejulu liwat,
Ida Ratu liwat dahulu, Langan tete wahna liwat ia be-
liwat titian lal berkata, manik,
dahulukan anakmu liwat. anakbi no pejulu' liwat.
438. Putranya digendong menye- 438. Tumba' liwat bijana gelis,
berang, dedua'na bijana wah liwat,
kedua putranya liwat sudah, tete banjuran tesatu',
titian lalu ditarik, teri' tipa' kokoh Jangkuk,
jatuh ke dalam kali Jangkuk, Ayu Putri rryelepo' nangis,
Ayu Putri bersimpuh me- ampes diri' kangen anak,
nangis, nangis nengkerak enggur,
membanting diri sayang Ida Ratu keras pengandika,
anaknya, Ayu Putri ngkahku sekali-kali,
menangis meraung-raung, kanca kamu betempuh awak.
Ida Ratu berteriak,
Ayu Putri aku tak sudi lagi,
bersatu tubuh dengan kamu.

439. Di dunia sampai akhirat, 439. Le' duniajangkakaringsekali,


sampai hancur tulangku tak jangka leti' tolang nda'ku bae
sudi, begita',
bertemu kamu si gatal binal, kanca kamu jenggit jongger,
sekarang pergi kau berzina, nani bi lalo pada bekaruh,
117

Ida Ratu lalu pergi, Ida Ratu beterus nyedi,


pulang ke Mataram, ule' aning Mentaram,
Ayu Putri menangis, Ayu Putri nggur,
berguling sayang anaknya, odor lulut kangen anak,
sampai siang meratap si Ayu, jangka galeng sesambatan
buah ratapannya itu. Ayu Putri,
pia'na bua' janjaman.

440. Duh mas mirah anakku Bagus 440. Duh mas mirah anakku Bagus
Aji, Aji,
Bagus Panji permataku di Bagus Panji mestikaku le'
dunia, dunia,
buah hati kembang mataku, bua' ate kembang mata,
lihatlah ibu wahai anakku, jango' 'inak gama' ratu, .
berjumpalah aku sementara kubedait gama' sempungku
hid up, urip,
dengan engkau intanku, tangket sida inten anak,
menangis ia tak hentinya, nangis bae ndara' putus,
Ayu Putri meratap, Ayu Putri besesambat,
lalu kembali ke Cakra lagi, banjur budal ojok Karang
sudah masuk ke dalam purl. Asem malik,
uah tama dalem puri.

441. Ida Ratu dituturkan lagi, 441. Ida Ratu tekocapang malik,
dengan putranya sampai tangket bijana wah dateng le'
Mataram, Mentaram,
menuju dalam purl, tipa'na le' dalem Jero,
suka rla semuanya, suka bungah selapu'na,
datang menghadap semua dateng memarek selapu'
pergusti, pregusti,
mereka bennusyawarah, pada randing reraosan,
Sang Bonaha dijemput, Sang Bonaha tetutut,
masuk ke desa Mataram, tama le' desa Mentaram,
di Mataram sepakat akan patut raos le' Meram gen
berontak, bebalik,
tembang Pangkur membuat tembang Pangkur pada·metak.
benteng.
118

PANG KUR
442. Mereka mulai membuat ben- 442. Pada tipa' pina' petak,
teng, Karang Asem Ian Mentaram
Cakra dan mataram membuat metak tarik,
kubu, nyenah empat bulu'-bulu',
lengkap empat menara, sanggapuli mecerancang,
ruang-ruang berjeruji, le' gereja jongkok asu' petak
. di menara jongkok asu dan kurung,
petak kurung, Anak Agung le' Mentaram,
anak Agung di Mataram, bekasih Ian Kapitan Engking.
bersahabat dengan Kapten
Jenkins.
443 . .Kaya akan mesiu dan peluru, 443. Sugih bedil mimis ubat,
di Cakra Anak Agung ber- Karang Asem anak Agung
sahabat, masih bekasih,
Kapten Lange namanya, Kapitan Lange aran ne nu,
tuan dari Padang Sumatra, toke Leman ubat mimis nde' na
dia asal mesiu dan peluru, gingguh,
dan memang ia kuasa, Ian tur ia pemusungan,
Cakra itu raja besar. Karang Asem muter jagat.
444. Di Cakra dicacah, 444. Le' Karang Asem tecacah,
isi negeri yang bisa bertempur, isin desa si' tao nyelep keris,
tujuh puluh tambah dua, lebak sepa pitung atus,
semua pembesar Islam ikut, pitu! pulu tanggu dua,
di Karang Asem menjadi Ian selapu' agung selam pada
rakyat, ti nut, '
tennasuk desa di timur Juring. le' Karang Asem ngaula,
yadian desa iimu' luring.
445. Dihitung orang Mataram, 445. Tecacak batur Mentaram,
tujuh ratus n.ijuh belas, pitung -~tUs Ian balu' olas
tu yang bennusuhan, tiding,
Karang Asem dan Mataram, ia banjuran bemusuh,
satu musuh seribu belum Karang Asem Ian Mentaram,
cukup, tau sopo' patung siu nde' man
karena sudah kenyataannya, cukup,
banyak sedikit tak dapat mekerana cecatrian,
dihindari. lue' kedi' nde' baun pirik.
119

446. Karang Asem dan Mataram, 446. Karang Asem Ian Mentaram,
bersiap meriam sudah berjajar, mecawisan meriam pada wah
tidak kurang tiga ratus, bebaris,
meriam lela merantaka, nde'na kurang telung atus,
subuh si meriam sudah meriam lela merantaka,
disundut, parek menah meriam banjur
bedil berbunyi bersahutan, mesedut,
suaranya mengguncang bumi. bedil muni betimbalan,
suara jangka encok gumi.
447. Gelap gulita asap bedil, 447. Peteng dedet kukus bedil,
sambur berbunyi meriam ber- tambur muni meriem .
dentam, bergelintir,
menggelegar seperti suara tender mara' suaran lindur,
gempa, mimis nde' bina ujan,
peluru bagaikan hujan, bilang bakat jangka soek lo/on
bila terkena terkoyak pohon kayu',
kayu, pira-pira kayu' reba',
tak terhitung pohon tumbang, sapor pereding isi' mimis.
terpenggal oleh peluru.

448. Sangat seru si orang berpe- 448. Lebih rame tau perang,
rang, suran menah jangka bian na
dari subuh sampai magrib metitik,
bertempur, bedil meriem begeluduk,
bedil dan meriam . Ian si' mate pira-pira,
menggelegar, si' beperang Leman petak
tak terhitung yang mati, nde'na sugul,
yang dari benteng tak keluar, le' Karang Asem kewah,
di Karang Asem panik, lue' mate isi' mimis.
banyak yang mati oleh peluru.

449. Gelap desa pertempuran ter- 449. Peteng desa mandek siat,
henti, Anak Agung Bagus Oka
Anak Agung Oka bermusya- ngeraosin,
warah, Cokorda istri ito melungguh,
Cokorda istri ada duduk di Anak Agung Bagus Karang,
situ, Gde Dangin miwah perbekel
Anak Agung Bagus Karang, selapu',
'i ,- , ;"',\$\ \
. .r-.:N
. .r
· ·ff.·-' -~.\· •,:.__;.,,..-----
~ .- .1J9'J? P.Rj
-
Gde Da~~efCel perbekel Bali Se/am,
semua, sesek jejel pada nangkil.
perbekel Bali Islam,
penuh sesak menghadap.
450. Dewa Cokorda berkata, 450. Dewa Cokorda ia ngandika,
sekarang semua perbekel nani selapu' perbekel Selam
Islam Bali, Bali,
besok pagi pergi menyerang, Lema' aru pada begebuk,
melalui Rumak kita maju, Langan Ruma' tengulahang,
agar cepat ludes musuh, ade' aru bebas lapu' musuh,
- - · - - - maju jurus gulung tikar, ulahang gulung tipahan,
,: ~2 karena musuh cuma sedikit. mapan musuh mu' sekedi'.
'. ; ~ ~~. ~udah mupakat pembicaraan, 451. Wah mupakat reraosan,
.:~ ~ ;i ~bar si o~~ berapat, . beterus budal selapu'na
,I . :• -", ataram dikisahkan lag1, si' pada nangkil,
~::; ~ ~ak Agung Ketut Karang, Mentaram tekocapang
:'.'~ ~ da Ratu, Dewa Bonaha, manjul,
·-t )>
;,, /1 -..- engah Langun, Anak Agung Ketut Karang,
. ~!. ~ uga Gusti Nyoman Padang, Ida Ratu Dewa Bonaha
,! ·.-......J .-t.1J z {Justi Gde Wanasari. Nengah Langun,
L~--~j miwah Gusti Nyoman Padang,
Gusti Gde Wanasari.
452. Mereka sedang berunding, 452. Pada tanding reraosan,
anak Agung Karang berkata, Anak Agung Ketut Karang ia
"Bagaimana upaya kita, bemanik,
karena musuh terlampau ngumbe_bae genjari angkun,
banyak, mapan musuh lebh bayak,
musuh banyak kita sedikit," musuh lue' ta ne kapesan
berhatur sembah Sang batur,
Bonaha, rryembah matr Sang Bonaha,
"Bila patut kata hamba." lamunpatt atur kaji.
453. Setiap pagi kita jalankan, 453. Tunggal menah telampa'ang,
laskar dua ratus sayang sekep satak Sayang Sayang ia
dikuasai, tegisi,
agar dilihat oleh musuh, ade' tegita' si' musuh,
bila telah masuk Sayang, mun wah tama Sayang
Sayang,
121

kembali pulang jangan dilihat malik ule' n_d a' tegita' si'
1

musuh, musuh,
ke selatan begitu pula, ojok lau' meno ntan,
jangan kita dilihat kerdil. nda' tepegitan ganjih.
454. Kukuh dilihat utara selatan, 454. Kukuh pegiatan lau' daya,
begitu siasat kita bila patut, sila' meno lamun patut atur
Anak Agung sepaham, kaji,
benar demikian Dewa Anak Agung pada nurut,
Bonaha, kena' meno Dewa Bonaha,
dan mata-mata kita jalan terns, ampo' ita telikta nda'na putus,
yang mana yang akan yen mbe pacang teregah,
diserang, ia sino tekukuhin.
itu yang kita perkuat.
455. Karena kita cuma menunggu, 455. Kerana ita ngantih doang,
kalau diserang cepat ber- mun teregah pada keras nam-
lindung, bakin,
karena kita cuma sesendok, mapan ita tau sesenduk,
menunggu diri diserang, .antih diri' teregah,
telah mupakat, berbunyi ken- wah mufakat banjur muni
tongan musuh, kulkul musuh,
Karang Asem riuh rendah, Karang Asem bekedondang,
terang bumi berjalan lagi. pupu kembang lampa' malik.
456. Akan menyerang liwat 456. Gen ngeregah jalan Ruma',
Rumak, Anak Agung Bagus Oka ia
Anak Agung Oka di joli, tejuli,
pasukan mamas keluar, soroh mamas pada sugul,
merah dipoleng emas, abang bepontang mas,
payung agung diperada payung agung meperada me-
kemilau, nah tandur,
mengapit joli kiri kanan, abih juli kiri kawan,
pengawal bersenjata·tam sir. batu bata sekep tamsir.
457. Para warga membawa mamas, 457. Soroh wargijau' mamas,
<li jalan sesak berjongkok, lai' rurung sesek tarik pada
yang menjadi pasukan depan, jongkokin,
sudah sampai Rumak, si' mula jari pepucuk,
berbunyi bedil dan surak, pada uah dateng Ruma',
122

bedil berdentum bersahut- muni bedil suralc rame saling


sahutan, serup,
getarnya bagai goyah bumi. bedil muni betimbalan,
tender mara' ecok gumi.

458. Laskar Mataram mendesak, 458. Sekep Mentaram ia ngula-


Bonaha, Gde Wanasari, hang,
dengan si Agung Ketut, Sang Bonaha Gusti Gde
dan Gusti Padang, Wanasari,
maju memimpin laskar di barang Anak Agung Ketut,
de pan, Ian Gusti Nyoman Padang,
bersama maju sama mundur, bareng ngulah batek sekep
menyatu kaula dengan pe- lemanjulu,
mimpinnya. bareng surut bareng ngulah,
awor kaula bareng Gusti.

459. Bersama rusak sana selamat, 459. Bareng lenge bareng onya',
bersama rakyat sama temui Ian kaula bareng dait pait
pahit manis, manis,
berani bersama lebur, pada kawa bareng lebur,
si pemimpin dengan rakyat- Datu Kanca kaula,
nya, daka' kedi' lagu; angen na wah
biar sedikit _tetapi tekadnya patuh,
satu, meno tingkahna Mentaram,
begitu sikap si Mataram, pada kawa sebumbung getih.
bersama sebumbung darah.

460. Maju si laskar Mataram, 460. Ngulahang sakep Mentaram,


bahu membahu mengamuk sating sundul pengamukna
macam babi, .. mara' bawi,
laskar Karang Asem mundur, sekep Karang Asem surut,
bubar berlari kian kemari, pada buntah kepara-para,
si Gde Dangin . menjadi batek siat ·Gde Dang in jari
komando, ngadu,
dari luar desa, lemana le' duah desa,
di Cakra dia bercokol. Karang Asem tao'na ngan-
jengin. '
123

461. Anak Agung Bagus Oka, 461. Anak Agung Bagus Oka,
di joli diusung di alun-alun, si' tejuli peken tao' na tekatir,
tombak mamas penuh jalanan, tumbak mamas peno' rurung,
semua berjongkok, selapu'na jongkok doang,
tampak seperti akan bertem- mun le' rua perasa'ta dengan
pur, gen betempuh,
semua sesel kencang, selapu' pada ngabetang,
seperti orang menahan jaring mara' dengan taker jaring.
ikan.

462. Anak Agung itu berperang, 462. Anak Agung si' lumbar
cuma dipikul di pasar saja, perang,
orang bertempur di padang wah tejuli lai' peken tao'na
sepi, tekatir,
dia cuma bercokol di halaman, dengan perang le' lendang
sebutan si para pemimpin Linus,
semua, ia peregu le' leleah,
si Anak Agung pergi berpe- sesebutan Ida Gusti wargi se-
rang, lapu',
tetapi cuma menunggu Anak Agung lumbar perang,
tungku. lagu' jangkih si'na sangrain.
463. Kalau dapur yang dijaga, 463. Lamunjangkih si' tesanggra,
bukan perang cuma menanti nde' te perang tau ngantih mpi'
intip, rengi',
begitu kelakuan Anak Agung, meno tingkah Anak Agung,
Karang Asem berperang, Karang Asem si' beperang,
asal akan menyerang ia ber- tunggal beregah munggah bae
angkat, anakAgung,
tapi cuma sampai di jalan, lagu' entah rurung doang,
berpayung agung naik joli. bepayung agung tur tejuli.
464. Berperang berbulan-bulan, 464. Beperang bebulan-bulanan,
asal pagi meriam mengge- tunggal menah meriam muni
luduk, begelintir,
bersahutan runtun beruntun, betimbalan belelutan,
sama kaya peluru mesiu, pada sugih mimis ubat,
suara bedil bagaikan gempa, suaran bedil nde'na bina ten-
deran lindur,
124

entah begitulah suaranya, baya meno jaga ongkatna,


kalau nanti kiamat bumi. era' lamun lciamat bumi.
465. Suara angin sangkakala, 465. Suaran angin sangkakala,
terbang gunung batu kayu kelep gunung batu kayu' bue'
binasa, beresih,
begitu tutur guru, mapan meno tutur guru,
mewartakan isi kitab, si' tuturan unin lcitab,
berbunyi bedil Karang Asem, muni bedil Karang Asem bele-
disahuti bedil Mataram, lutun,
sampai goncang bumi langit. timbalna si' bedil Mentaram,
jangka ecok gumi langit.
466. Tak ada yang kekurangan, 466. Nde'na ara' kanten kuciwa,
sama kuat perangnya, nyeka nedeng siatna ndara'
Karang Asem penguasa besar, kelilih,
rakyatnya beratus-ratus ribu, Karang Asem muter agung,
yakin menang karena banyak bebala belaksa-laksa,
warga, kendel menang andelang diri'
tetapi memang suratan nasib, Jue' batur,
akan kalah Karang Asem. lagu' mula tuduh desa,
Karang Asem gen ketindih.
467. Rakyatnya tak terhitung, 467. Mun kaula nde' baun bilang,
semua desa di timur takluk, selapu' desa timu' luring pada
Praya Kopang Batu Kliang, sumujut,
Kuripan Jonggat Batujai, Peraya Kopang Batukliang,
juga Pujut Suradadi takluk, Kuripan Jonggat Batujai,
Kutaraja Rarang Jenggi. yadian Pujut, Suradadi pada
sujut,
Kutaraja Rarang Jenggi'.
468. Kalitemu Sukadana, 468. Kalitemu Sukadana,
Masbagek dan desa timur Masbagik yadian desa timu'
Belimbing, Belimbing,
lai Batu Kuripan, le' Karang Asem sumujut,
dengan saudaranya laki lalci Batu le' Kuripan,
Galiran, miwah sanak laki Galiran
tetap baktinya mengabdi, seturut,
baktinya tak pemah bergeser. telek baktina ngaula,
baktina nde'na wah gingsir.
125

469. Maka tibalah sang malam, 469. Serep jelo keceritan,


Ode Dangin waktu malam Gde Dangin sedek le' malem
Kem is, Kemis,
pikiran dengki dipakainya, daya dengki si'na kadu,
duduk berempat, tokol tangketna mpat,
Jero Magerong Ketut Tagah Jero Magerong Ketut Tegah
dari Tumbuk, Karang Tumbuk,
Gusti ·Wargi Ketut Sayang, Gusti Wargi Ketut Sayang,
berempat Gusti Ode Dangin. Mpat Gusti Gde Dangin.
470. Semua beipikir suntuk, 470. Patuhna ngelalu paksa,
mau membunuh Bini Ringgit maka mpat gen na seda' Datu
(Sakra), Ringgit,
di penjara tempatnya, le' kerangkeng tao'na nu,
bersama putranya Lalu tangket bija Lalu Amsiah,
Amsiah, begitu datang Gde sedatengna Gde Dangin muni
Dangin berkata, banjur,
kepada si pengawal penjara, le' kebagan si' melenga',
bukalah kurungan Bini buka' kerangkeng Bini
Ringgit Ringgit.
471. Kerangkeng lalu di buka, 471. Kerangkeng mara tebuka',
si Dangin berujar lagi, Gde Dangin banjuran na muni
Bini Ringgit ayo keluar, malik,
Datu Ringgit halus menjawab, Bini Ringgit aneh sugul,
mau apa tuan Ode menyuruh Datu Ringgit alus nimbal,
keluar, apa gawe Gusti Gde besuru'
si Dangin membentak men- sugul,
jawab, Gde Dangin nyemprak
banyak vokal si orang betina. nimbal,
Lue' raos nina seni.
472. Keluarlah cepat kamu, 472. Aneh sugul kamu gancang,
Bini Ringgit keluar menangis, Bini Ringgit sugul sampi' be-
setelah keluar bertanya halus, seremin,
sambil mengusap matanya, uah sugul bemank alus,
mengapa begini Gusti Agung, sambil usap pejarupan,
Ode Dangin membentak lagi, alus basa kumbe' mene Gusti
Agung,
126

kubikin mampus kowe seka- Gde Dangin malik nimbal,


rang. kumate' lcamu nenglcani.
473. Koe bikin petaka ~geri, 473. Kamu pina' sengkala desa,
setiap desa jadi bencj, bilang desa selapu' pada
fih'lah datang beruntun, meri',
kamu bikin sial desa, pisuna dateng belutun,
meratap si Bini suara lirih, mula kamu manasang desa,
bila hamba menjadi bencana, Datu Ringgit mesesambat ba-
sampai jadi begini. sana alus,
lamun kaji jari sengkala,
sangka'na temah semeni.
474. Panas desa Karang Asem, 474. Panas desa Karang Asem,
menjadi dalam peperangan, keraos kalah le' perangna
kalau hamba telah mati, desa seni,
tak ada menJadi petaka lagi, lamun kaji uah-mate,
akan menang Karang Asem ndara' jari sengkala desa,
berjaya, tu/us menang Karang Asem
tegak berwibawa seperti biasa, muter agung,
berwibawa guna sakti. tuneng nyiden mara' bengan,
kesiden guna mandi.
475. Kalau hamba tak jadi sebab, 475. Mun kaji nde' jari sengala,
kalau kumati Karang Asem m_unku mate desa Karang
ini, Asem seni,
akan lebur menjadi abu, tu/us lebur jari awu,
dengan kodrat iradat Allah, kesuka' Allah Kuasa,
Gde Dangin geram mencabut, Gde Dangin lebih serengen
keris lalu diayunkan, terus ngunus,
dibacoknya Datu Ringgit. keris mara teanggaran,
si'na galah Datu Ringgit.
476. Terluka satu lalu meninggal, 476. Bakat sopo' banjuran seda,
Lalu Amsiah tewas bersama Lalu Amsiah seda tangket Datu
Ringgit, Ringgit,
di lubang kali ditimbun, le' sesongkang po'na tetumput,
jenazah Lalu dan Pemban, layon Lµlu tangket Pemban,
begitu siang kurungan kosong, menah desa kerangkeng pe-
ngitan suwung,
127

karena Pemban sudah di- mapan Pemban wah teseda',


bunuh, si' gu.sti Gde Dangin.
oleh Gusti Gde Dangin.
477. Semua sudah jelas menge- 477. Lapu' pada nenao' pedas,
tahui, pemben Bini seda'na si Gde
Pemban Bini dibunuh si Dang in,
Dangin, Perbekel Sela!n selapu',
lurah Islam semua, tarik biluk pengerasa,
merasa sangat tak senang, tarik ganjih perjanian bebalik
semua goyah seketika mau beteru.s,
berontak, pada tinut le' Mentaram,
semua ikut ke Mataram, perjanian budal mekerik.
seketika minggat semua.
478. Di Karang Asem goncang, 478. Le' Karang Asem mekewizh,
di musuhi Perbekel Bali Islam, tebalikin si' Perbekel Selam
sangat marah si Anak Agung, Bali,
baginda Dewa Cokorda, lebih duka Anak Agung,
Bagus Oka dan Bagus Karang desida Dewa Cokorda,
sedih, Bagus Oka Bagus Karang
sebab hilang wibawa negeri, pada sendu,
sudah dibunuh si Bini Ringgit. mapan telang gunah desa,
wah teseda' Datu Ringgit.
479. Datang menghadap para 479. Dateng marek prepunggawa,
punggawa, Anak Agung Bagus Oka ia
Agung Oka lalu berkata, bemanik,
sekarang Ida Gusti semua, nani ldaGusti selapu',
si jimat negeri telah hilang, gunan desanta wah telang,
merasa kalah karena Islam ngerasa kalah mapan Selam
berbalik, selapu' biluk,
semua ikut ke Mataram, pada tinut le' Mentaram,
semua sudah berbalik. selapu' uah bebalik.
480. Sekarang kita perang puputan, 480. Nani pada mepuputan,
inilah maunya si Gde Dangin, ia sine ruan karep Gde
tidak mau mufakat dahulu, Dang in,
bertindak semaunya sendiri, nde'na cara mufakat julu',
merusak diri sekarang pasti lampa' turut karep mesa',
lebur, seda' diri' nani ita tulus lebur,
128

karena tak ada lagi teman, /cerana kancante nde' ara',


tadinya kekar sekarang goyah. mula kukuh nani ganjih.
481. Sekarang kita bersiap-siap, 481. Nani pada medab-daban,
menjaga desa timur barat ke- sanggra desa timu' bat daya
liling, Ice lining,
juga gerbang di selatan, miwah kuta tembih lau',
kubu pertahanan dikukuhkan, pada kukuhang petak,
Gde Dangin cepat menyuruh, Gde Dangin gancang ia lalo
menebang kelapa delapan besuru',
belas, badung nyiur balu' alas,
menjadi kubu lalu jadi. jari petak tur wahjari.
482. Kubu kukuh seperti gua, 482. Kukuh petak mara' gua,
Gde Dangin meronda di barat, langan baret penyanggrana
·rajar terang tambur berbunyi, Gde Dangin,
musuh akan menyerang, parek menah muni tambur,
di Mataram meriam beruntun, musuh pacang beregah,
menggelegar menggoyahkan le' Mentaram muni meriem
bumi, belelutun,
peluru macam hujan gerimis. tender mara' ecok jagat,
mimis mara' ujan rintis.
483. Laskar arang Asem berpencar. 483. Sekep Karang Asem ngam-
bedil dan meriam gemuruh, byar,
sorak sorak bersahutan, muni bedil meriem begelintir;
keluar mereka dari kubunya, surak rame saling sarup,
sama maju lalu bertemu tom- pada sugul duah petak,
bak, pada ngulah tumbak banjuran
perang bergelimpangan di be temp uh,
sana sini. saling buru pesiatan,
bangke sampal begerinting.
484. Anak Agung di Mataram, 484. Anak Agung le' Mentaram,
menyamar berbaur dengan nyaru awor Ian batur nde'
warga, bebilin,
dia mencari pimpinan musuh, ia ngulah batek batur,
bersama gusti Nyoman bareng gusti Nyoman Padang,
Padang, Dewa Donaha ia batek kaula
Dewa Bonaha memimpin ngamuk,
warga mengamuk,
129

pasukan Karang Asem buyar, sekep Karang Asem buntah,


mundur berlindung semua. surut mekilesan tarik.
485. Para Gusti dari Mataram, 485. Pregusti Leman Mentaram,
Gusti Wargi Gusti Ketut Gusti Wargi ara' Gusti Ketut
Lancing, Lancing,
Made Gending Nengah Made Gending Nengah
Lancung, Lancung,
Jero Bali dari Punia, Jero Bali Leman Punia,
bertiga mati bertempur, kaca telu mate lai' siatna nu,
malam tiba lalu bubar, bian jelo pada budal,
laskar Karang Asem lagi. sekep Karang Asem malik.
486. Mati tujuh Bali Islam, 486. Mate pitu' Bali Selam,
Islam dua satu dari Tohpati, Selam dua sopo' ia Leman
satu dari Karang Tumbuk, Tohpati,
Arna' Sadariah namanya, sopo' Leman Karang Tumbuk,
Bali lima satu Ketut Tabuh, Ama' Sadariah arana,
Nengah Lanjar Karang Bali Lima sopo' gusti Ketut
Siluman, Tabuh,
yang tiga Bali tani. Nengah Lenjar Karang
Siluman,
no si' talu Bali tani.
487. Peperangan sistim tertutup, 487. Pada mejedeng pesiatan,
setiap hari asal pagi bergelim- bilang jelo tunggal menah
pangan, begelintir,
bedil meletus tak putusnya, muni bedil ndara' putus,
tak ada keluar berbaris, nda'na ara' sugul ngambyar,
di Kuripan si Denek Laki Batu, le' Kuripan kocap Dene' Laki
dengan saudaranya Laki Batu,
Gali ran, lah sanakna Laki Galiran,
bukirim surat ke Mataram. le' Mentaram kirim tulis.
488. Anak Agung Ketut Karang, 488. Anak Agung Ketut Karang,
Ida Ratu Gusti Gde Wanasari, Ida Ratu Gusti Gde Wanasari,
sedang penuh para pemimpin, nyeke tebeng pareratu,
mereka bennufakat, pada tanding reraosan,
Nyoman Padang, Bonaha, Nyoman Padang Dewa
Ketut Gunung, Bonaha
Ketut Gunung,
130

bersama menerima surat, pada bareng nampi surat,


membaca dalam hati. pinaosan jeroning galih.
489. Lak.i Batu Lak.i Galiran, 489. Laki Batu Lizki Galiran,
ketuanya tercantum di surat, dedua'na mungguh le' dalem
akan ikut membantu, tulis,
akan datang ke Mataram, pacang mula gen bebantu,
semakin besar harapan anak gen keto' le' Mentaram,
Agung, sayan kendel pengerasana
Ida Ratu dan Ketut Karang, AnakAgung,
Gusti Ode Wanasari. Ida Ratu Ketut Karang,
Gusti Gde Wanasari.
490. Merasa pasti berhasil, 490. Ngerasa nde' burung sadis,
tetapi masih banyak desa di nanging masih banyak desa
timur, timu' luring,
masih setia ikut, telek baktina seturut,
di Karang Asem mengabdi, le' arang Asem ngaula,
tetapi masih samar saru nanging rua masih pada
rupanya, samar saru,
Dasan Lekong Mamben Dasan Lekong Mamben
Pringga, Pringga,
disangka masih teguh manggah masih telek bakti.
baktinya.
491. Laki Batu pergi ke tengah, 491. Laki Batu ia betenga',
ke Sakra akan ke Lombok tipa' Sakra gen na tipa' timu'
Timur, luring,
sampai di Sakra menginap, dateng Sakra mondok banjur,
fajar terbit lalu bersiap, peteng menah mecawisan,
mereka berjalan menyerang pada Iampa' Dasan Lekong
Dasan Lekong, gen na gebuk,
berjalan laskar Sakra, tarik lampa' sekep Sakra,
Lak.i Batu sudah diiringi. laki Batu wah teiring.
492. Melalui Padamara, 492. Langan na le' Padamara,
Kuang Berora, Rumbuk, Kuang Berora Rumbu' kabar
Kabar ikut, pada ngiring,
berjalan sudah liwat Jantuk, lampa'na wah liwat Jantuk,
di Dasan Lekong arkian, le' Dasan Lekong tekocap,
131

Den Wandira menyiapkan Den Wandira ia tapakang


pasukan, liaris manjur,
di barat desa mengatur ge- bat desa wah bejajar,
laran, keletek sundulan wah me-
sayap dan penyerang sudah cawis.
siap.
493. Laskar Sakra melihat, 493. Se/cap Salera pada gegita',
siaga menggelar pasukan, yatna pada ngambyar ta-
laskar Dasan Lekong mundur, palcang baris,
laskar Sakra mendesak, sekep Salera tarik ngulah,
di Laki Kuripan menjadi de- Dene' laki Kuripan jari
pan, pepucuk,
lalu oak ke kubu, beterus taek bawon petak,
pasukan Dasan Lekong ber- sekep Dasan Lekong belit.
lari.
494. Tak ada yang melawan, 494. Pada nde' ara' ngelawan,
Wandira menyuruh menyerah Den Wandira ngayah ie' Dene'
pada Denek Laki, Laid,
Laki Batu sangat bersyukur, Lalci Batu lebih sukur,
kasihan pada Den Wandira, ase' le' Den Wandira,
tersebut pula Mamben takluk, tekocapang Desa Mamben
sanggup menjadi balapati, wah seturut,
rela bersama pahit manis. sanggupna jari bantelan,
suka bareng manis pait.
495. Berangkat pulang ke Sakra, 495. Buda/ ule' aning Salera,
di utus orang ke semua desa, teutusin lapu' desa timu' Be-
di timur, limbing,
di ajak ikut ke Cakra, kedauhan ngiring turun,
lurah di setiap desa, perbekel bilang desa,
membawa laskar menyerang jau' sekep le' Karang Asem
Cakra, begebuk,
berkumpul di Sakra, bekumpul lai' Sakra,
mengiringi Denek Laki. pada ngiring Dene' Laki.
496. Datang semua dari desa, 496. Tarik dateng bilang desa,
di Sakra penuh laskar, selapu'na le' Salera sabol pe-
Denek Laki lalu ke Cakra, mating,
132

sudah sampai Pringgarata, Dene' Lalci beterus turun,


berpondok di gebong si Batu, wah dateng Peringgarata,
bersama laskar gabungan, mepondokan lai' Gebong laid
tak kurang dua ribu. Batu,
bareng sekep bilang desa,
nde'na kurang duangtali.
497. Mengirim utusan ke Mataram, 497. Berutusan le' Mentaram,
ihwal laskar siap di Gebong. tingkah sekep le' Gebong wah
besok aku akan menyerang, mecawis,
dari timur akan mendesak, lema' aru gen begebuk,
senang hati Anak Agung di leman timu' gen na ngulah,
Mataram, Anak Agung le' Mentaram
mereka bermufakat, kendel banjur,
berharap bisa mengungguli. pada randing reraosan,
kendel angen na ngungkuli.
498. Besok pagi akan menyerang, 498. Lema' aru gen beregah,
terang bumi lalu bersiap, menah desa banjuran pada
bedil tombak mamas keluar. mecawis,
tambur gemuruh bersahutan, bedil tumbak mamas sugul,
pasukan bedil tombak di depan, tambur muni betimbalan,
berjalan menuju Rumak, baris bedil baris tumbak wah
laskar Karang Asem bersiaga. bejulu,
pada lampa' ojok Ruma',
sekep Karang Asem cawis.
499. Mereka berjajar menggelar 499. Bejajar na pada ngambyar,
pasukan, deket Ruma' sembarengan
di dekat Rumak meletuskan puni' bedil,
bedil, surak rame soling sarup,
bersorak bersahutan, bedil muni betimbalan,
ramai bertempur saling desak, siat rame buru pada saling
Anak Agung dari Mataram, buru,
bersama Gusti Wanasari. Anak Agung le' Mentaram,
bareng Gusti Wanasari.
500. Menjadi penyerang, 500. Pada jari seswululan,
komandan tempur di be- batek siat ngadokang Leman
lakang, mudi,
133

berbaur kawan dan lawan, awor roang timpal musuh,


pasukan tombak sudah mapan uah betempuh tumbak,
bertempur, ongkat wateng kukus bedil
suara tombak dan asap mesiu peteng ibuk,
ramai, saling baru pesiatan,
bertempur rangsek mer- si' surut tesunduli.
angsek,
yang mundur diganti.

501. Anak Agung Ketut Karang, 501. Anak Agung Ketut Karang,
di Mataram terkena peluru le' kfentaram banjuran bakat
bedil, isi' mimis,
sebelah kiri dekat susu, Langan kiri kapur susu,
terluka dan jatuh, bakat banjuran reba',
Jro Tebeng menggotong si Jero Tebeng nyerek gongsor
Agung, AnakAgung,
bersama Gusti Putu bareng Gusti Putu Lancingan,
Lancingan, telu Jero Ketut Sangkir.
bertiga dengan Ketut Singkir.
502. Lalu pulang ke Mataram, 502. Beterus ule' le' /ttlentaram,
laskar yang ditinggalkan, keceritan skep si' wah tebilin,
berebut mereka mundur, meserubutan pada srut,
tersebut Gusti Nyoman kocap Gusti Nyoman Padang,
Padang, Dewa Bonaha ia beregah Le-
Dewa Bonaha menyerang dari man /au',
selatan, raper kebon si'na ngulah,
mendekati sebuah kebun, bian jelo tulak malik.
malam turun mereka pun
balik.
503. Mereka pulang ke Mataram, 503. Pada ule' le' kfentaram,
menghadap Ida Ratu lalu ber- banjuran marek 1da Ratu terus
jumpa, bedait,
riuh rendah suara tangis, pada rame tangis nggur,
Nyoman Padang bertanya, Nyoman Padang beketuan,
mengapa menangis gemuruh, apa karana pada nagis ndah
Ida Ratu berkata sedih, dauh,
ayahku sudah meninggal. wah nyuarga kfami' kaji.
134

504. Tadi di Rumak terluka, 504. One' ito lai' Ruma',


maka semua hamba ini, sangka' nani selapu' kaji
akan perang puputan besok, seseni,
semua hamba akan bersetia, mepuputan Lema' aru,
tak ada gunanya kami hidup, selapu' kaji jari bela,
lebih baik mati bersama, tanpa guna kaji seni masih
Nyoman Padang marah. idup,
sarean mate sembarengan,
Nyoman Padang nimbal sili.
505. Kita memang mau kalah, 505. lta menang mele kalah,
tadi aku mendesak ke kebun, mapan one' rapet kebon si' ku
besok pagi kita kepung, depih,
Karang Asem sampai kalah, Lema' aru tekelipung,
menurut Laki Batu sudah siap, Karang Asem jangka kalah,
akan diserang besok pagi, reraosan Laki Batu wah
Ida Ratu berubah pikiran. mepucuk,
ea' te lurung Lema' doang,
Ida Ratu bebalik pikir.
506. Ayahnya disiarkan sakit, 506. Mami'na tesurahang sungkan,
tidak mati cuma masih sakit, nde'na mate kewala masih
tersebut di Karang Asem, sakit,
Anak Agung Bagus Oka, Karang Asem kocap manjur,
Bagus Karang Gede Dangin Anak Agung Bagus Oka,
menghadap, Bagus Karang Gde Dangin
merasa di bawah angin, marek nunduk,
malu ia banyak bicara. pengerasa wah kasaran,
nde'na semel ngocak muni.

507. Karena perasaan sudah rusak, 507. Mapan angen na wah seda,
desanya dikepung berkeliling, isi' desa tekelipung jangka ke-
musuh macam pasir pantai, lining,
timur barat utara selatan, musuh mara' geres Laut,
semua susah dikepung musuh, timu' bat lau' daya,
sedih mereka laki wanita, pada susah tekelipung isi'
semua "Kesmaran" menangis. musuh,
pada sedih nina mama,
selapu'na kasmaran nangis.
135

ASMARANDANA

508. Dewa Cokorda berlcata. 508. Dewa Colwrda bemanik,


aduh adik Bagus Oka, aduh adi' Bagus Oka,
Bagus Karang Gusti Gde, Bagus Karang Gusti Gde,
Ayu Putri sekarang kita, Ayu putri nani ita,
bersama pahit tawar, tebareng sepait tawah,
bersama rusak bersama utuh, bareng lenge bareng bagus,
jangan kita saling tinggalkan. nda' te ara' bilin dengan.
509. Bersama sehidup semati, 509. Tebareng sepati urip,
arena sudah nasib badan, mapan mula tuduh awak,
putaran bumi akan begini, janjin desa ea' semeni,
sekarang kita bersatu tekad, nani tepesopo' niat,
memuji Betara Kala, ujutang Betara Kala,
kedua Betara Guru, duana Betara Guru,
ketiga Betara Brahma. teluna Betara Brahma.
510. Alkisah fajar menyingsing, 510. Parek menah lwcap malik,
kentongan berbunyi di Ma- muni kulkul le' Mentaram,
taram, tamburna ngluduk bae,
tambur bertalu-talu, mapan gen na lampa' beregah,
karena akan maju menyerang, sekep Mentaram uah lampa',
laskar Mataram sudah jalan, gen ngeregah langan /au',
akan menyerang liwat selatan, sekep pada uah ngambyar.
laskar sudah mengatur diri.
511. Dari timur Dene' Laki, 511. Leman timu' Dene' Lai,
berlaskar dari Sakra, batek sekep desa Sakra,
berjajar menggelar barisan, bejajar ngambyar nere',
dari timur maju pula, leman timu' mash ngulah,
maju mendesak bersama, terangkep sembarengan,
laskar Karang Asem keluar, sekep Karang Asem sugul,
lalu mulai mengatur barisan. barisna mara bejajar.
512. Timur selatan sudah berbaris, 512. Timu' /au' ah bebaris,
penyerang dan pendukung, sesu:-idulan penyatra,
suara bedil bertubi-tubi, muni bedil begeretes,
sorak ramai bersahutan, surak rame betimbalan,
desak saling mendesak, ngulah saling ulahang,
serang saling menyerang, buru pada sating buru,
136

lalu bentroklah pasukan tom- banjuran betempuh twnbak.


bak.
513. Bangkai manusia bergelim- 513. Bangke sampal begerinting,
pangan, ngulah sekep Mentaram,
mendesak pasukan Mataram, Karang Asem surut bombong,
Karang Asem mundur serenta, meilesan tama desa,
berlindung masuk desa, Leman timu' masih ngulah,
dari timur juga mendesak, Lai Batu jari pepucuk,
Laki Batu memimpin beterus taek bawon petak.
serangan,
latu naik ke atas kubu.
514. Laskar arang Asem berlari, 514. Sekep Karang Asem belit,
berlari meninggalkan desa, pada berari bilin desa,
karena banyak musuh masuk, mapan musuh tama Lue',
membakar dari kiri kanan, rryedut Leman kiri kawan,
Dewa Cokorda bersiap, Dewa Cokorda berejap,
dengan semua saudaranya, Ian semeton selapu',
si Bagus Oka Bagus Karang. Bagus Oka Bagus Karang.
515. Anak Agung Ayu Putri, 515. Anak Agung Ayu Putri,
membawa keris terhunus, jau' mangan keris doang,
semua berbusana putih, selapu'na bekereng pure',
berjatan menuju Suweta, lampa'na ojok Suweta,
akan berperang puputan, pada sabil selapu'na,
Gusti Gde Dangin ikut, Gusti Gde Dangin milu,
menyertai ke Suweta. barengna ojok Suweta.
516. Diiringi keluarga kerabat, ' 516. Pengiringna kancan wargi,
berbaur dengan pengawat, maduk Ian kancan roban,
laki wanita berbusana putih, nina mama pekakas pute',
akan sabil semuanya, gen na sabil selapu'na,
penuh jatanan m~reka berjalan, peno' rurung pada lampa',
sampai di Pamotan bertemu, dateng pamotan betempuh,
dengan laskar Mataram. tongkat sekep.Mentaram.
517. Latu mereka sating soraki, 517. Banjuranpadasaling surakin,
berperang bersosoh, rames siat berebutan,
Anak Agung dikeroyok, Anak Agung teserogo,
ditombak dari kiri kanan, tetumbak Leman kiri kawan,
137

sebentar lalu beres, semenda' banjur peragat,


tewas semua si Anak Agung, selapu' mate Anak Agung,
yang mengiringi terbirit si' pada ngiring kepasat pasat.
buyar.
518. Mengamuk gusti Gde Dangin, 518. Ngamuk gusti Gde Dangin,
mengamuk macam babi galak, ngamuk mara' bawi galak,
musuh dan teman dibacoknya, musuh roang si'na sarok,
asal dekat ditusuknya, sing rapet tegalah doang,
abdi sendiri dibacoknya, parekan mesa' si'na galah,
lalu ia dihantam, ia banjuran tepukul,
dipukul dengan tangkai tom- tepadek si' wewatang tumbak.
bak.
519. Terhuyung terjatuh miring, 519. Kepeper reba' nyelili,
mau bangun lalu ditusuk, gen na ures malik tegalah,
Gde Dangin kebal alot, Gde Dangin teguh mesor,
tak terluka senjata tajam, nde'na leket si' senjata,
lalu dihantam dengan batu, tegalah jangka reba',
Gde Dangin remuk kepalanya. banjuran teampes si' batu,
Gde Dangin remuk otak.
520. Teman-temannya berlari, 520. Baturaraongna berari,
negeri Karang Asem kalah, Desa Karang Asem kalah,
rajanya habis mati, Anak Agung wah bis mate,
harta bendanya dijarah, due artana tejarah,
Puri dan keraton .terbakar, bale pejeroan no julat,
kota Karang Asem kosong, Desa Karang Asem suwung,
~eratonnya menjadi padang pejeroan na jari peres.a.
ilalang.
521. Semua kaum ningratnya, 521. Selapu' Ida gusti,
i, menjadi abdi di Mataram, pada ngayah le' Mentaram,
setiap kampung bendera putih, bilang gubuk bendera pute',
bersefia kepada Mataram, telek baktina le' Mentaram,
Denek Laki di Kuripan, Dene' Laki le' Kuripan,
dijadikan Punggawa Agung, iajari munggawa agung,
menjadi pembesar negeri. pada marep muter jagat.
522. Dicacah si Islam dan Bali, 522. Tecacak Selam Bali,
sewaktu Karang Asem kalah, sedek Karang Asem kalah,
138

yang meninggal hari itu, si' mate jelo sino,


ada empat ratus lima, ara' petangatus lima,
yang mati di dalam kota, si' mate dalem desa,
mati bersama Anak Agung, mate ngiring Anak Agung,
yang Islam dikuburkan. si' Selam lalo tetuka'.
523. Yang Bali dibakar semua, 523. Si' Bali tetunu' tarik,
bersamaan mereka, tebarengan selapu'na,
sete_lah selesai peperangan itu, wah bebas le' perang sino,
banyak pembesar wilayah, lue' preagung bilang desa,
sama menjadi pemuka, pada marep asah tega',
lima desa utama, lima desa pada agung,
Praya Kuripan Pagesangan. Peraya Kuripan Pagesangan.
524. Berkuasa dan berwibawa, 524. Tuneng nyiden guna mandi,
Pagutan apalagi Mataram, Pagutan goyo Mentaram,
memang Raja dirajanya, mula Ratu Agung mukten,
berkuasa di Mataram, ngawibawa le' Mentaram,
semakin besar kekuasaannya, sayan tuneng ngadeg ratu,
telah mengalahkan Karang Karang Asem si'na kalahang.
Asem.
525. Telah cukup tiga tahun tepat, 525. Genep telu taun tiding,
kalahnya Karang Asem, Karang Asem si' kalah,
putra Ida Ratu besarlah, bijan Ida Ratu bele', •
sudah berahi sama gadis, wayana mele' dedara,
ia mau dilamarkan, suka telamaran banjur,
putri dari Pagutan. putri le~Desa Pagutan.
526. Ida Ratu berkata, 526. Ida Ratu no bemanik,
memanggil para punggawa, teduhan selapu' punggawa,
mereka disuruh pergi, tesuru' ia pada lalo,
ke Pagutan akan melamar, le' Pagutan gen ngelamar,
semua mereka berangkat, selapu'na pada lampa',
kita percepat pula kisahnya, gampang tekocapang le'
sudah sampai di Pagutan. kidung,
wah dateng le' Pagutan.
527. Gusti Gde Wanasari, 527. Gusti Gde Wanasari,
yang diutus melamar, ia keutus si' belamar,
membawa harta benda ba- jau' doe arta lue',
nyak,
139

ringgit emas ringgit perak, ringgit emas ringgit selaka,


dan kain sutera sutera, Ian kereng sutra sutra,
datang lalu bertemu, dateng banjuran bertemu,
Anak Agung halus menyapa. Anak Agung alus nyerryapu'.
528. Apakah keperluan tuan, 528. Apa ara' gawen Gusti,
tampak bersibuk diri, sudah gati Lalo' rua,
membawa banyak harta .jau; doe arta lue',
bend a, Gusti Gde Wanasari, nimbal,
gusti Wanasari menjawab, teteh si'na ngaturang,
seksama ia berhatur, le' pertingkah keutus,
ihwalnya diutus, Anak Agung Pagutan wah
Anak Agung Pagutan pun wikan.
maklum.
529. Anak Agung berpikir-pikir, 529. Anak Agung berpikir-pikir,
kalau aku tak serahkan, lamunku nde' nyerahang,
pasti akan jadi kes'alahan, temahjari sala' bae,
sekarang sebaiknya aku nani bagus kunyerahang,
serahkan, anak Agung alus ngandika,
Anak Agung halus berucap, gusti Gde tiang seturut,
Gusti Ode saya setuju, tiang aturan Ayu Bulan.
saya serahkan si Ayu Bulan.
530. Gusti Ode Wanasari, 530. Gusti Gde Wanasari,
selesai pembicaraan lalu putus raos pamit budal,
pamit, beterus pada lampa' bae,
langsung saja berangkat, wah dateng le' Mentaram,
sudah sampai di Mataram, pada memarek selapu',
mereka lalu menghadap, sepola tingkahna bih katur,
semua ihwalnya di tuturkan, Ida Ratu lebih suka.
sangat senang si Ida Ratu.
531. Besok malam mau 531. Lema' bian gen mbait,
menjemput, kocap manjur peteng desa,
arkian lalu malampun tiba, Laki Batu nyerek lito,
Laki Batu cepat datang, le' Anak Agung Pagutan,
ke Anak Agung Pagutan, bedait sedatengna,
tiba lalu bertemu, Anak Agung rryenyapa' alus,
Anak Agung menyapa lembut, Dene' Loki apa karia.
140

apa keperluan ·tuan Denek


Laki.
532. Laki Batu menjawab halus, 532. Laki Batu nimbal manis,
hamba mendapat warta, kaji mami' mau' orta,
benarkah putri tuan sudah ati bijan Dewa wah telako',
dilamar, leman Desa Mentaram,
dari desa Mataram, tur Dewa wah nyerahang,
dan tuan sudah setuju, jati mulana semena,
benarkah demikian, Anak Agung Pagutan nimbal.
Anak Agung Pagutan men-
jawab.
533. Begitulah nanda 533. lnggih bija mula jati,
sesungguhnya, serahang adi'da le' Mentaram,
kuserahkan adikmu ke Ma- mekerana Bapa sine,
taram, nde' bani nde' nyerahang,
karena ayahda ini, si' Bapa mula .kuciwa,
tak berani tidak menyerahkan, Dene' Laki nimbal alus,
karena ayahda takut, mun pengerasa kaji Dewa.
Denek Laki berkata halus,
kalau menurut pikiran hamba,
tu an.
534. Tak pantas tuanku, 534. Nde'na patut ragan pengkaji,
diambil oleh si Mataram, tebait ojok Mentaram,
karena keningratan tuan mapan Dewa Agung bale',
tinggi, nde'na asah tega' bawa',
tak sama tingkat tuan, Dewa tuneng ratu agung,
karena Mataram lebih rendah, keturunan Dewa Cokorda,
tuanku ningrat tinggi, mapanMentaram tega' bawa'.
turunan dari Dewa Cokorda.
535. Yang setara dengan hamba, 535. Si' sedeng timpal pengkaji,
hamba yang setingkat tuan, kaji kancan Dewa asah,
kalau tuan bersedia, serta Dewa suka nane,
hamba lamar putri tuan, kai tunas bijan Dewa,
Anak Agung tersenyum men- Anak Agung cemor nimbal,
jawab, bija suka sukur siu,
anakku aku sangat sukur, Bapa ne serahang awak.
ayahda menyerahkan anak.
141

536. Desa Pagutan ini, 536. Desa Pagutan seseni,


ayahda serahkan kepadamu, Bapa serahang lai' bija,
kalau anakda tulus ikhlas, lamun bija tulus ase',
silakan ambil Ayu Bulan, sila' ambil Ayu Bulan,
anak Agung di Pagutan, Anak Agung le' Pagutan,
bemiat ingkar kepada Ma- le' Mentaram berangan biluk,
taram, tinut le' Datu Kuripan.
mengikuti Datu Kuripan.
537. Laki Datu cepat pergi, 537. Laki Batu budal pamit,
sudah mufakat pembicaraan, wah mupakat reraosan,
Laki Batu sanggup membela, Lai batu sanggup bebantel,
maka pagi pun tiba, sanggup perang lawan Men-
kita gampangkan ceriteranya, taram,
Anak Agung di Mataram. peteng menah keceritan,
gampang tekocapang le'
kidung,
Anak Agung le' Mentaram.
538. Nanti malam mau menjemput, 538. Laun bianna gen mbait,
si Ayu Bulan di Pagutan, Ayu Bulan le' Pagutan,
semua suka ria mereka, pada cemoh girang geger,
akan pergi mengambil gadis, ea' Lalo bait dedara,
rakyat di Mataram, kaula le' Mentaram,
berhias semuanya, berape' mayas selapu',
joli pengantin sudah siap. juli kerebung mecawis.
539. Tombak dan bedil sudah 539. Tumbak bedil sugul tarik,
keluar, mamas si' berarap mas,
mamas bertatahkan emas, tenang tandur begeredep,
berkilauan bercahaya, serep jelo pada lampa',
senjakala lalu berangkat, wah dateng peken Pagutan,
sudah sampai pasar Pagutan, nde'na kurang kancan siu,
tak kurang seribu orang, bele' kode' nina mama.
besar kecil laki wanita.
540. Gusti Gde Wanasari, 540. Gusti Gde Wanasari,
Sang Bonaha Nyoman Sang Bonaha Nyoman
Padang, Padang,
sudah masuk ke purl, wah tamale' dalemjero,
masuk ke halaman tengah, tipa'na le' jaba tengah,
Anak Agung segera keluar, Anak Agung gelis kodaJ,
142

di aula tengah, le' jaba tengah banjur,


Anak Agung dengan pembesar Anak Agung Ian Gusti
Mataram. Mentaram.
541. Sudah tertib mereka duduk, 541. Wah napak pada melinggih,
Anak Agung menyapa halus, Anak Agung alus nyenyapa',
Gusti Gde sekarang saya, gusti Gde tiang nane,
mendapat bencana besar, bele' gari besengkala,
ibu si Ayu Bulan, ina'na Ayu Bulan,
sedang sakit keras, sakit mara' nde' baun tulung,
maka sekarang si Ayu Bulan. sangka' nane Ayu Bulan.
542. Tak dapat saya serahkan 542. Wande nane tiang aturan
sekarang, Gusti,
lain hari besok lusa, salin dina Lema' lat,
sekarang kita tunda dulu, si' nani ja' wande bae,
Gusti Nyoman Padang men- Gusti Nyoman padang nimbal,
jawab, tekan raos wah mupakat,
bukankah kita telah sepakat, titiang ratu bele' malu,
saya sangat malu tuan, mun te burung senanean.
bila tak jadi sekarang ini.

543. Biar betapa keberatan tuan, 543. Sedukan-dukan pengkaji,


terpaksa kuminta juga, persangga kaji mamitan,
hamba minta sekarang ini, kaji tunas nani bae,
Anak Agung tidak boleh, Anak Agung nde' ica,
bicara besok lusa, bemanik Lema' lat,
Dewa Bonaha menjawab pula, Dewa Bonaha nimbal manjur,
keras ia berujar. keras persugulan basa.

544. Kemarin tak begini bicara kita, 544. Ui' raos nde'na semeni,
kalau tuan memang munAnakAgung bersengkala,
berhalangan, berutusan nyerek one',
tadi mesti cepat mengutus, mapan nde' kurangan manu-
toh tidak kurang manusia, sia,
yang akan diutus memberi- sa' keutus jari bebada',
tahu, jari ketemahan burung,
sekarang kalau tak jadi, nani bele' kelilayan.
amat besar malu kita.
143

545. Dewa Bonaha sangat geram, 545. Dewa Bonaha serengan gati,
keras ia berkata, keras pesuguLan basa,
kalau hamba tak diberi seka- mun kaji nde' keican nane,
rang, Lema' aru tebeperang,
besok pagi kita perang, Anak Agung Pagutan nimba!,
Anak Agung Pagutan men- jari apa Lema' aru,
jawab, nani payu temesiat.
buat apa besok pagi,
sekarang saja kita berperang.
546. Gusti Gde Wanasari, 546. Gusti Gde Wanasari,
memikirkan si orang wanita pikiran kanca kanak nina,
kaumnya, temah jari kare-are,
pasti akan kocar kacir, banjuran betena' budal,
lalu ia mengajak pulang, pada ures seLapu'na,
bangkit berdiri semua, nde'na bepamit budal selapu',
tanpa pamit berangkat keluar, sugul le' Desa Pagutan.
keluar dari desa Pagutan.
547. Gusti Gde Wanasari, 547. Gusti Gde Wanasari,
Nyoman Padang Dewa Nyoman Padang Dewa
Bonaha, Bonaha,
di jalan berbicara, le' Langan pada ngeraos,
si Anak Agung dusta bohong, Anak Agung licik lekak,
si orang berjalan ke Mataram, si' lampa' dateng Mentaram,
sudah bertemu Ide Ratu, Ida Ratu wah betemu,
lancar cermat melapor. teteh pada ngaturang.
548. Ida Ratu sangat marah, 548. Ida Ratu lebih sili,
merasa ditipu seperti bocah, si' te ugung mara' kanak,
si raja seperti tabiat monyet, ratu turut sipat godek,
bicara bekerah bekekoyah, raosna bekerah bekekoyas,
Ida Ratu memerintahkan, Ida Ratu betendika,
abdinya memukul kentongan, le' parekan pantok kulkuL,
kentongan berbunyi bertalu- kulkul muni bekedondang.
talu.
549. Gempar tergupuh rakyatnya, 549. Gewar ancong baLa wargi,
mengeluarkan tombak semua, pada tarik suguLan tumbak,
cancut sudah dikencangkan, kancutan wah ginting bae,
144

akan berjalan terang tanah, gen na lampa' pupu kembang,


menyerang desa Pagutan, begebuk le' Pagutan,
pareh lurah di berkumpul, sebekel-bekel kumpul,
bersiaga bertembang Durma. yatna pada tembang Durma.

DURMA

550. Anak Agung Ida Ratu bersiap, 550. Anak Agung Ida Ratu me-
Gusti Gde Wanasari, cawisan,
Gusti Nyoman Padang, Gusti Gde Wanasari,
Dewa Bonaha sudah sedia, Gusti Nyoman Padang,
tombak dan mamas diatur, Dewa Bonaha wah sayaga,
di alun-alun Mataram, tumbak mamasna metindih,
penuh dengan laskar. le' peken Mentaram,
sesek si' pemating.
551. Menjadi depan Bonaha, 551. Jari pepucuk Sang Bonaha
Padang, Nyoman Padang,
diiringi tombak dan bedil, teiring si' tumbak bedil,
keluar dari desa, sugul luar desa,
pasukan mengatur gelar, sekepna mara ngambyar,
pasukan tombak pasukan baris tumbak baris bedil,
bedil, bejajar ngulahang,
berbaris maju, sekep lebih telung tali.
laskar lebih kurang tiga ribu.
552. Anak Agung Ida Ratu be- 552. Anak Agung Ida Ratu mudian
lakang, lumbar,
dijoli berpayung kembar, bepayung kembar tejuli,
diiringi pasukan tom bak, ngiring soroh mamas,
bedil dan tombak pengawin, bedil tumbak pengawinan,
penuh sesak muka belakang, peno' sesekjulu mudi,
bangsa dulang lengkap, soroh dulang manggap,
bersenjata tamiang dan pe- besekep temeang Ian tamsir.
dang.
553. Pasukan depan sampai 553. Paling julu pepucukna rapet
Pagutan, Pagutan,
mengatur posisi berbaris, ngambyar sekep bebaris,
sayap dan pendukung, keletek lan penyatra,
145

arkian Anak Agung Pagutan, Anak Agung Pagutan kocap,


menunggu Denek Laki, ngengat antih Dene' Laki,
dia yang menyebabkan, ia no kerana na,
anak Agung Pagutan beron- Anak Agung bebalik.
tak.

554. Atas hasutan laki 554. Si' pengolesna Laki Batu le'
Batu Kuripan, Kuripan,
sanggup akan membantu, sanggup ia gen nimpalin,
berperang melawan Mataram, perang lawan Mentaram,
sebab Pagutan berani beron- sangka'na bani Pagutar(
tak, congah,
Denek Laki akan membantu, Dene' Laki gen bebantu,
nyatanya tidak ada, kewastuan nde'na ara',
akan datang membantu. si' dateng nani mbantoni.
555. Anak Agung Pagutan kha- 555. anak Agung le' Pagutan lebih
watir, jejah,
susah sedih ingat diri, Susah sedih kangen diri',
merasa tidak pantas, ngerasa nde'na nyandang,
bermusuh dengan Mataram, bemusuh lawan Mentaram,
rakyat Pagutan hanya sedikit, kaula Pagutan ara' sekedi',
disebut kurang, ngalimating kurangan,
Mataram raja berkuasa. Mataram muter numi.
556. Lalu sedihlah Anak Agung 556. Banjuran iro' Anak Agung le'
Pagutan, Pagutan,
menangis sedih mengingat nangis sedih kangen diri',
diri, tadah tepagokang,
merasa diakali, si' Laki Batu Kuripan,
oleh Laki Batu Kuripan, tetimpuh le' iding-iding,
dibuang ke dalam tebing, anak Agung le' Pagutan,
Anak Agung di Pagutan, angen na wah meserah sekali.
merasa pasrah.

557. Lalu keluar dari desa Pagutan, 557. Beterus lampa' sugul le' desa
diiringi bala warganya, Pagutan,
sampai di luar desa, teiring si' bala wargi,
146

laskar Mataram melihat. dateng luar desa,


serenta membunyikan bedil, sekep Mentaram gegita',
bersama mengangkat sorak, sembarengan puni' bedil,
mereka mendesak semua. bareng angkat surak,
pada bareng ngulah tarik.

558. Semakin dekat bedil 558. Sayan raper bedil muni betim-
bersahutan, balan,
gemanya menggoncang bumi, terderna jangka ecok gumi,
seperti mau kiamat. mara'na kiamat,
ditem~ak laskar Pagutan, tebedil sekep Pagutan,
karena ia kekurangan bedil, mapan ia kuciwayan bedil,
mereka masuk ke desa, tarik ngungsi desa,
di dalam desa berjajar lagi. dalem desa bejajar malik.

559. Semakin mendesak si laskar 559. Sayan keras ngulahna sekep


Mataram, Mentaram,
timur barat selatan semua, timu' bat lau' tarik,
masuk ke dalam desa, tama dalem desa,
mengamuk dari kiri kanan, ngamuk Leman kiri kawan,
mayat bergelimpangan, bangke sampal begerinting,
Anak Agung di Pagutan, Anak Agung le' Pagutan,
berdua tak berpisah. kanca dua nde'na bekelin.

560. Bersama gusti Patra tak ber- 560. Tangket Gusti Ketut Parra
pisah, nde'na berenggang,
dia itu patihnya, sino gusti pepatih,
menjadi pendekar Mataram, labakna le' Pagutan,
maju mengamuk menyerang, nyundul ngulah ngamuk
di gerbang Pagutan, malik,
dikeroyok dari muka belakang. le' kuta Pagutan,
teserung leman julu mudi.

561. Anak Agung bersama sang 561. Anak Agung bareng Gusti
Patra, Ketut Patra,
tertutup asap mesiu, ilip si' kukus bedil,
segera senjata Mataram, gelis sekep Mentaram,
147

pasukan mamas menyerang, soroh mamas malik nyunduli,


bersama mendesak, barengna ngulahang,
mamas tombak dan bedil. mamas tombak timpal bedil.

562. Dikerubut anak Agung dan 562. Teserogo Anak Agung Ian
Patra, Ketut Patra,
dan si anak Agung Pagutan, Zan Anank Agung Pagutan,
memang tidak lihat belakang, mula nde'na likat mudi,
dapat membunuh sembilan, mau'na nyamate' siwa',
yang membawa tombak · si' gisi mamas pengawin.
pengawal.

563. Anak Agung Pagutan jatuh, 563. Anak Agung Pagutan banju-
kena lambungnya oleh peluru, ran reba',
rebah tak sadar diri, bakat lambung isi' mimis,
Ketut Patra masih mengamuk, reba' kepisahan,
dipukul gagang bedil, masih ngamuk Ketut Patra,
disertai batang tombak. tepukul si' dedupak bedil,
teberiukang si' tumbak malik.

564. Tewas Anak Agung dan Patra, 564. Pada seda anak Agung Zan
pasukan berlari, Ketut Patra,
mengungsi meninggalkan banjur roangna berari,
des a, rarut bilin desa,
desa Pagutan kalah, Desa Pagutan wah kalah,
berperang sampai siang hari, beperang entah tengari,
harta bendanya dijarah, artana tejarah,
tak ada hartanya tinggal. nde'na ara' doena masih.

565. Ayu Sulan dibawa, 565. Anak Agung ayu Bulan tega-
dibawa oleh laskar, dingan,
pulang ke Mataram, tejau' si' pemating,
sudah sampai di desa, ule' aning Mataram,
dikawinkan dengan Bagus wah dateng dalem desa,
Aji, tekawin lan Bagus Aji,
dia itu yang menceriterakan, ia sino betuturan,
kelakuan Denek Laki. pertingahna Deme' Laki.
148

566. Itu sebabnya Denek Laki Batu 566. Sino kerana Dene' Laki Batu
Kentara. Kentara,
diketahui akalnya jahil, tetao' akalna jahil,
dengki mengajak orang, ganggu tena' dengan,
memberontak ke Mataram, balikin Desa Mentaram,
dia sanggup membantu, ia sanggup gen nimpalin,
berapapun musuh dihadapi, musuh pira-pira,
tembang Sinom mendesak tembang Sinom ngerengre-
lagi. ngin.

SIN OM
567. Laki Batu di Kuripan, 567. Laki Batu le' Kuripan,
disayang oleh Raja Bali, tesayang si' Raja Bali,
diserahi memerintah desa, teserahim ngeraksa desa,
di bagian timur Balimbing, selapu' desa timu' Belimbing,
berwibawa dan disegani, kesiden guna mandi,
kaya raya menjadi ratu, suka sugih ngadeg ratu,
kalau ia keluar desa, mun na sugul luar desa,
penuh sesak muka belakang, peno' sesekjulu mudi,
payung agung bedil tumbak payung agung bedil ~umbak
berbaris. bampak-ampak.
568. Laki Batu di Kuripan, 568. Laki Batu le' Kuripan,
berwibawa dan berpengaruh, tuneng nyiden guna mandi,
beliau si Laki baliran, desida laki Galiran,
mengambil istri di Sakra, le' Sakra ngambil sebini',
sama-sama orang utama, pada marep tuneng musti,
dewi cantik tennashur, Denda solah tur mekasup,
saudara dari Raden Kerda, sanakna si' Raden Kerda,
itu yang menjadi istrinya, ia minangka jari sebini,
Denek Laki sewaktu pengan- Dene' Laki sedekna si' -
tin. pengantenan.
569. Dia membangun mesjid 569. la angunan mesigit Sakra,
Sakra, semenda' banjur jari,
sebentar lalu jadi, buat si'na Lue' kaula,
karena banyaknya rakyat, sesuahna jari mesigit,
setelah selesai masjid, tangkat layon Datu Ringgit,
diangkatjenazah Bini Ringgit, si' uah teseda' sejulu,
149

ia dulu dianiaya, ia tejau' tipa' Sakra,


dia dibawa ke Sakra, saking berkat Dene' La/ci,
karena pengaruh Dene Laki, bilang desa selapu'na pada
setiap desa semua berganti ngatiran.
memikul.

570. Dimakamkan di Gunung Ke- 570. Gunung Kenaot pekuburan,


naot, pon tepetek Dene' Bini,
di sana dikubur Bini ringgit, gati getek bekaria,
diupacarakan besar-besaran, Raden Kerda ia bemanik,
Raden Karda berucap, si'na tena' iparna bebalik,
mengajak ipamya berontak, Dene' Laki nde'na kayun,
Denek Laki tidak mau, Lue' jari tetanggohan,
banyak jadi alasannya, Raden Kerda semu sili,
Raden Kenia agak kesal, lebih duka nde' tepati'
marah tak diikuti oleh ipamya. si' ipar.

571. Laki Batu sudah pergi, 571. Laki Batu uah budal,
kembali ke Kuripan lagi, turun le' Kuripan malik,
sudah sampai di Kuripan, uah dateng le' Kuriopan,
di Mataram dikisahkan, le' Mentaram tekocap malik,
anak Agung Bagus Aji, Anak Agung Bagus Aji,
bersama ayahnya si Ida Ratu, tangket Marni' Ida Ratu,
dengan Gusti Nyoman miwah gusti Nyoman Padang,
Padang, Gusti Gde Wanasari,
Gusti Gde Wanasari, selapu' na pada randing re-
semua mereka bermufakat. raosan.

572. Sudah sepakat pembicaraan, 572. Patuh raosna mufakat,


akan membunuh Denek Laki, gen na seda' Dene' Laki,
Laki Batu, Laki Galiran, Laki Batu Laki Galiran,
di Kuripan diantarkan surat, le' Kuripan tatongan tulis,
sangat penting isi surat, seset wirasaning tulis,
Dene' Laki lalu berangkat, Dene' Laki beterus turun,
ke Mataram keduanya, le' Mentaram dedua'na,
begitu bunyi surat, meno wirasaning tulis,
Denek Lald membaca surat Dene' Laki paos tulis banjuran
berangkat. lumbar.
150

573. Diringi empat puluh orang, 573. Pengiringna petangdasa,


ada dari pihak keluarga, ara' leman kancan wargi,
Lalu Demung dari Sakra, Lalu Demung Leman Sakra,
lalu enggan ikut serta, Lalu Singgah milu ngiring,
karena ia menjadi patih, minangka jari pepatih,
dari desa Kalitemu, Leman desa Kalitemu,
yang ketiga Mamik Bidarda, telu Marni' Bidarga,
keempat Lalu Giring, empat isi' Lalu Giring,
Den Sumatri jadi berlima. Den Sumatri ia si'na genep
Lima.
·~

r.~
,..:_Q
ri\ ;v
.r=.

574 Selain yang lima itu,


~ .
bertuJuh dengan Denek Laki,
574. Laina sino si' Lima,
pitu'na Dene' Laki,
z ~ ~ yang lain bangsa kaula, si' lainan soroh kaula,
~: - 1 '7". sudah sampai di Punia, wah dateng Punia tarik,
t~ C.• rn
l '1"\ ~ 2i di sana ia menginap, ito mondok Dene' Laki,
I .~ 4 :4 lalu menghadap Anak Agung, beterus marek la' Anak Agung,
_-~ .-:-~ ...... di Bencingan Mataram t lai' Bencingah Mentaram,
J o:;J • A
~ ~ :.-> . tiba lalu bertemu, dateng banjuran bedait,
-i
I, ~ · ~ .:i::: 1siduduk.Laki dan Agung bersama Dene' Laki Ian Anak Agung
bareng manjak.
L-~. Anak Agung menyapa ramah, 575. AnakAgung Bagus nyenyapa',
desa yang di timur Belimbing, desa Lai' timu' Belimbing,
semua saya cabut, selapu'na tiang pamitan,
paman menguasai desa lain, Marni' raksak desa lain,
semua di barat Juring, senuga' si' bat luring,
semua desa-desa itu, peradesa maka selapu',
sekarang akan kuserahkan, nani ia tiang aturang,
menjadi tukar timur jari tukah timu' elimbing,
Belimbing. Laki Batu Laki Galiran matur
Laki Batu Galiran meng- sandika.
iyakan.
576. Dene Laki mengiyakan, 576. Dene' Laki parnit budal,
pulang lagi ke pondoknya, ule' aning pondokan malik,
berbicara dengan saudaranya, mengeraosang tangket sanak,
mufakat mau berontok, mufakat mele bebalik,
lalu ia membuat surat, banjuran na pina' tulis,
diantar ke Sakra, tatong tipa' Sakra beterus,
151

kepada iparnya si Raden tipa' iparna Raden Kerda,


Karo a, Raden Kerda maca tulis,
Raden Karcla membawa surat, munggueng surat Dene' Laki
tertanda Denek Laki Kuripan. Kuripan.
577. Mengajak berontak ke 577. Betene' bebalik le' Mentaram,
Mataram. meno wirasaning tulis,
begitu isi suratnya, Raden Kerda nde' suka,
Raden Karcla tidak suka, uah betena' bebalik,
pemah ia mengajak berontak, Dene' Lalci nde'na kayun,
Dene' Laki tidak mau, nani ia tena' dengan,
sekarang ia mengajak pula, perjanian ea' bebalik,
serta merta mau berontak, jari nani Raden Kerda nde'
sekarang Raden Karda tak suka.
suka.
578. Memang begitu tingkah 578. Mula ia lelampan Sasak,
Sasak, nde'na ara' mele ngasorin,
tak ada mau mengalah, mete agung mesa mesa',
mau jaya sendiri, kewastuan selapu' cerengih,
akhirnya semua menyesal Raden Kerta pina' tulis,
rugi, bada' ana ipar le' AnakAgung,
Raden Keroa membuat surat, Laki Kuripan nane congah,
melaporkan iparnya pada meno wirasaning tulis,
Raja, tulis jari beterus tatong tiga'
Laki Kuripan mau berontak, Mentaram.
begitu isi surat,
surat lalu diantar ke Mataram.
579. Arna' Panggul, Amak Kereak, 579. Ama' Panggul, Ama' Kereak,
berdua mengantar surat, dua keutus atong tulis,
sudah sampai di Mataram, uah dateng desa Mentaram,
menuju Gusti Gde Wanasari, tipa' Gusti Gde Wanasari,
surat itu sudah diterima, tulisna no weh ketampi,
disampaikan kepada Anak katur dateng Anak Agung,
Agung, manjur tanding reraosan,
lalu mereka berunding, Anak Agung Bagus Aji,
anak Agung Bagus Aji, Bagus Panji bareng Gusti
Bagus Panji bersama Nyoman Nyoman Padang.
Padang.
152

580. Selai Gusti Nyoman Padang, 580. Lain gusti Nyoman Padang,
Gusti Gde Winasarl, Gusti Gde Wanasari,
sudah sepakat pembicaraan, wah mupakat reraosan,
Dene' Laki diutus, Dene' Laki keutusin,
dipisahkan Denek Laki, tersekat Dene' Laki,
Laki Batu di purl timur, Laki Batu puri timu',
Laki galiran di purl barat, Laki galiran puri bat,
di Anak Agung Bagus Panji, le' Anak Agung Bagus Panji,
disuguhkan minuman keras teboh-bohin tetua' si' berem
berlimpah. arak.
581. Laki Galiran pun mabuk, 581. Laki Galiran no lengah,
lalu dia dipersilakan gibing, banjuran teaturin ngibing,
waktu menari lalu ditangkap, nyeka ngibing banjuran tede-
dianiaya di dalam purl, mak,
adapun Denek Laki Batu, teseda' le' dalam puri,
masuk gerbong lalu diringkus, Dene' Laki Batu malik,
dikerubut si Denek Laki, dateng lai' puri timu',
setelah diikat lalu dibunuh. tama kuri banjuran tedemak,
teserono Dane' Laki,
wan tetali' beterus teilangan.
582. Setelah mati lalu dikeluarkan, 582. Uah seda tesusuglan,
ke alun-alun si Denek Laki, aning peken Dena' Laki,
putrinya lalu diambil, bijana banjur tegadingan,
ada dua wanita semua, ara' dua bini-bini,
segera ia dibawa, banjuran tejau' gelis,
masuk purl semuanya, tama dalam jero selapu',
Denda Radak, Denda Denda Rada' Denda Sumekar,
Sumekar, jari isin dalam puri,
menadi isi purl (selir), anak Agung sayan nyiden le'
Anak Agung semakin ber- kaula.
kuasa.
583. Yang tak putusnya dibicara- 583. Si' nde' pegat teraosin,
kan, teakalan wah pira kali,
diakali berapa kali, Raden Gde desa Praya,
si Raden Gde di desa Praya, nde'na uah bau kepencil,
tak pemah bisa dikucilkan, teturunang pira kali,
dibawa ke purl berkali-kali, meiringan maka desa lapu',
153

diiringi sernua isi desanya, yen na ara' turun pengandika,


bila ia disuruh datang, nde'na kurang pitung bangsit,
tak kurang seribu empat ratus, tunggal dateng peno' le' desa
asal datang penuh desa Mentaram.
Matararn.
584. Anak Agung rnerasa khawatir, 584. Anak Agung ngerasajejah,
disuruh pulang lagi, tetundung betenga' malik,
Raden parnit lalu pulang, Raden pamit baterus budal,
sudah pulang bersarna peng- uah ule' barang pengiring,
iring, Anak Agung kocap malik,
Anak Agung tersebut lagi, ngeraos Ian punggawa se-
berrnufakat dengan semua lapu',
punggawa, malik peta jari aka/,
lagi rnencari akal, matur Gusti Wanasari,
berhatur Gusti Gde Wanasari, jari aka/ telako' anakna si'
pura-pura meminta anak nina.
wanitanya.
585. Bernarna Denda Candrawati, 585. Aran Denda Candrawati,
segera untuk ke dalam purl, tama gelis dalem puri,
upaya ia datang menuju nde'na ite tungau anak,
anaknya, mura' si' teboh-bohin,
punggawa berkata lagi, punggawa matur tarik,
semua mematutkan, pada matutan semenu,
lalu ia dibuatkan surat, materus mara tetulisan,
surat selesai lalu diantar ke seset Wirasaning tulis,
Praya. tu/is jari beterus tetong le'
Praya.
586. Raden Candra menerima 586. Raden Candra nampi surat,
surat, winaos sejeroning galih,
dibaca dalarn hati, gnang turun tangket bijana,
akan ke puri bersarna putrinya, nana setekaning tulis,
begitu menerima surat, nde'na bau bae ngasepin,
tak boleh ditunda-tunda, Raden Wiracandra ipuh,
Raden Wiracandra enggan, bija sungkan wah sebulan,
putrinya sakit sudah sebulan, penyungkan na sanget gati,
sakitnya arnat sangat, Raden Gde Wiracandra bales
Raden Gde Wiracandra surat.
mernbalas surat
154

587. Adapun bunyi suratriya, 587. Sepengaturan na dalem surat,


ihwal putrinya sedang sakit, tingkah bijana nyeka sakit,
itu sebabnya tidak pergi, sino kerana nde' lumbar,
karena anaknya sakit itu, mapan bijana nyeka sakit,
surat lalu dititipkan, surat banjur tesempait,
pada utusan Anak Agung, le' utusan Anak Agung,
utusan kembali lagi, utusan malik matulak,
pulang lagi ke Mataram, ule' le' Mentaram malik,
sudah sampai surat pun diberi- uah dateng surat banjuran
kan. teaturang.
588. Anak Agung menerima surat, 588. Anak Agung nampi surat,
membaca dalam hati, winaos sejeroning galih,
setelah selesai membaca surat, putus winaosaning surat,
tak ada salahnya sedikitpun, nde'na ara' tao'na pelih,
Anak Agung mengumumkan, semeno mula kejati,
Raden Praya mau berontak, Anak Agung nyurahang
tak mau datang ke purl, banjur,
siap hancur tak mau menye- Raden Praya nani congah,
rahkan. ea' turun nde' sekali,
kawa lebur nde' mele sera-
hang anak.
589. Anak Agung berlcata, 589. Anak Agung banjur ngandika,
kepada semua pembesar ne- le' selapu' Ida Gusti,
geri, nani pada beterusan,
sekarang juga laksanakan, le' perbekel timu' luring,
kepada perbekel timur Juring, beterus nani teutusin,
sekarang kirim utusan, tedunang sekep selapu',
agar'membawa laskar semua, tari mankat gebuk Praya,
berangkat menyerang Praya, utusan wah lampa' tarik,
setiap desa menerima perin- bilang desa pada nampi
tah. dedauhan.
590. Harl Sabtu tanggal dua, 590. Jelo Sabtu tanggal dua,
dimulai bulan Roah bulan roah ngewiwitin,
(Syakban), si' tegebuk desa Praya,
digempur desa Praya, mu/a meno janji gumi,
memang begitu putaran nde'na uah keneng gingsir,
sejarah, kecatri mula semenu,
155

tak dapat dirobah lagi, uah pitu' keturunan,


tennaktub memang demikian, tuneng nyiden gung mandi,
sudah tujuh keturunan, suka sugih ngawibawa le'
berwibawa dan berkuasa, Pray a.
menjadi penguasa Praya.

PANG KUR
591. Waktu sudah dituturkan, 591. Parek menah keceritan,
di Mataram berbunyi le' Mentaram kulkul banjur
kentongan, tebuni',
tambur berbunyi gemuruh, tambur nuni begeluduk,
hiruk-pikuk desa Mataram, ndah dauh desa Mentaram,
semua pemuda memenuhi tarik dateng Ida Gusti
jalan, peno' rurung,
Bali Islam penuh sesak, Bali selam matebengan,
di alun-alun sesak laskar. le' peken sesek pemating.
592. Terang tanah lalu berjalan, 592. Pupu kembang baterus
Anak Agung Panji di Joli, lampa',
pasukan mamas berjalan Anak Agung Bagus Panji ia
dahulu, tejuli,
penuh jalan berbaris, soroh mamas lampa' bejulu,
yang memimpin para lurah, peno' rurung bambal-ambal,
sudah sampai wilayah Praya, si' munggawa sebekel-bekel
laskar sejumlah tujuh ribu. pada kumpul, uah dateng
jajahan Peraya,
sekep ara' piting tali.
593. Sudah sampai di jalan Bebia, 593. Pada dateng le' jalan Bebia,
menggalar pasukan tombak pada ngambyar baris tumbak
dan bedil, baris bedil,
ramai bersorak sating sahut, surak remas saling sarup,
orang Praya mengungsi, bedil muni betimpalan,
takut mendengar suara sorak, soroh Praya bilin dasan pada
suara bedil talu bertalu. rarut,
suaran bed.ii begelintir.
594. Ada yang keluar melawan, 594. Ara'na su ul ngelawan,
membawa tombak atau pen- jau' tumbak ara'na jau'
tung, gegitik,
156

keluar tak teratur, becerocopen pada sugul,


hanya menjadi si tukang mati, sintung jari mate doang,
sisa mati lalu mengungsi, sian mate selapu'na budal
musuh bagai lautan, rarut,
yang mengamuk mundur. musuh nde' bina segara,
si' ngamuk surut bemuri.
595. Yang mengungsi sampai 595. Si' rarut dateng Peraya,
Pray a, peno' rurung tame le' deda
penuh jalan masuk desa, tarik,
itulah yang melapor, ia sino peda belatur,
ihwal musuh sudah menyerbu, tingkah musuh uah beregah,
Raden Praya menyuruh Raden P eraya bemanik pantok
memukul kentongan, kulkul,
panik isi desa Praya, gewar isin desa Peraya,
penuh laskar berbaris. tebang sekepna metindih.

596. Setelah siap lalu berangkat, 596. Uah napak beterus lam.pa,
sama-sama saling dekati, sembarengan pada saling
setelah tiba bertemu musuh, ulahang tarik,
bersama mengangkat sorak, sedateng bedait si' musuh,
laskar Bali serentak menem- pada bareng angkat surak,
bak, sekep Bali pada bareng puni'
maju menyerbu laskar Praya, bedil,
bertempur sating rangsek. ngulah ngamuk sekep Peraya,
si' ngamuk saling sunduli.
597. Ramai saling buru-berburu, 597. Rame saling buru-binuru,
mayat bergelimpangan di bangke sampal le' lelendang
padang, begelinting,
ramai sorak bersahutan gelap surak rame saling sarup,
gulita asap mesiu bedil, bedil muni betimpalan,
berlindung laskar Praya, suaran tambur kukus bedil
karena kekurangan bedil. peteng ibuk,
mekilesan sakep Peraya,
mapan kuciwayan bedil.
598. Mundur ke dalam desa, 598. Surut tama dalam desa,
mengatur barisan di dalam dalem desa tao'na bejajar
des a, tarik,
157

sayap menjadi depan, ulceletek jari pepucuk,


pasukan bedil semakin men- selcap bedil sayan ngulah,
desak, desa Peraya sayan tedepih si
desa Praya semakin dikepung, musuh,
alkisah haripun malam, serep jelo keceritaan,
berpondok si pasukan Bali. mepondokan sikep Bali.
599. Laskar Islam setiap desa. 599. Sekep Selam bilang desa,
semua dipimpin laskar Bali, selapu'na tebatek si' pemating
desa Praya dikepung, Bali,
timur barat selatan utara, desa Peraya tekelipung,
lama-lama Praya dikepung, timu' bat lau' daya,
mesiu dan peluru habis, kengonsan desa Peraya tekeli-
Raden Praya semakin genting. pung,
ubat mimisna wah pusat,
Raden Peraya sayan ganjih.
600. Setiap hari berperang, 600. Tunggal menahna beperang,
telkalahkan si Praya, kasoran kaula Peraya ketin-
karena warganya banyak dih,
mengungsi, mapan batur lue' rarut,
mereka pergi meninggalkan pada nyedi bilin desa,
desa, Haji UmardesaPerayakocap
tersebut Haji Umar Praya, manjur,
bermufakat dengan istrinya, pada ngeraos kanca senina,
akan keluar perang sabil. gen na sugul perang sabil.
601. Juga muridnya sepakat, 601. Tuting muring muridna
membela desa berperang sabil, mupakat,
lalu datanglah siang, bantal desa gen na mate
hari Jumat tanggal sambilan, perang sabil.
bulan Maulud Haji Umar kocap menah desa banjur,
keluar, jelo Jumat tanggal siwa',
pakaian putih semua, bulan Mulud Haji Umar pada
anak istri juga muridnya sugul,
penganggo pute' selapu'ne,
senine anak tuting murid.
602. Sehabis wudlu lalu berangkat, 602. Bebas ngudu pada lampa',
ujud tunggal semua bertahlil, ujud tunggal lapu'na pada
tahlil,
158

lalu tampaklah tunggul, banjuran penggitan tunggul,


dari langit sampai tanah, Leman langit dateng tana',
setiap desa semua melihat selapu'na bilang desa gita'
tunggul, tunggul,
berdiri di tengah desa Praya, nganjeng papah desa Peraye,
cahayanya terns ke langit. tandur cahya terus jek langit.
603. Ciri tangga masuk sorga, 603. Tandan anjah tama sorga,
jalan naiknya arwah orang langan taek nyawan dengan
sabil, mate cabil,
dielu-'elukan dan dipayungi, tampak-ampak tur tepayung,
oleh para malaikat, si' kancan melaekat,
bau darah tembus ke langit ambun getih terus langit ke-
ketujuh, pitu',
begitu riwayat dalam kitab, meno unin dalem kitab,
tuturan dari orang alim. saking tutur dengan alim.
604. Haji Umar berbulat tekad, 604. Haji Umar ujud tunggal,
siap keluar perang sabil, sedia mula gen sugul perang
muridnya tiga ratus meng- sabil,
iringi, murid giring telungatus,
sudah sampai di tengah wah dateng tenga' lendang,
padang, selapu'na banjur tagita' si'
semua dilihat musuh, musuh,
laskar Bali lalu mulai, sikep Bali banjur mara',
bersama menembak. sembarengan puni' bedil.
605. Seribu orang bersamaan, 605. Maka siu sembarengan,
suara bedil bagai menggon- suaran bedil jangkana ecok
cang bumi, gumi,
asap mesiu gelap menutup, kukus bedil peteng ibuk,
sampai tak terlihat si Haji jangka ilip aji Umar,
Umar, tuting murid pada lue' metatu,
muridnya banyak terluka, Tuan Guru Haji Umar,
tuan Guru Haji Umar, mula nde'na likat mudi.
maju terns pantang mundur.
606. Bertahlil sepanjang jalan, 606. Tahlilna sebelon langan,
dua pedang di tangan kiri pedang dua imana kanan kiri,
kanan, raper bedait si' musuh,
159

dekat lalu bertemu musuh, mamas tumpalc bareng mara,


mamas tombak pun mulai, soroh murid sopo' dua masih
muridnya tinggal satu dua, milu,
lalu diserbu oleh tombak, banjur tesarang si' tumbalc,
dikeroyok muka belakang. teserono julu mudi.
607. Haji Umar lalu tewas, 607. Haji Umar beterus seda,
juga murid tinggal tiga, tuting murid /caring
yang lain mati semua, telu sino ngiring,
mati bersama sebelas orang, si' Jue' mate selapu',
Raden Wiracandra susah, barang sada /cancan golas,
sangat sedih hatinya, keceritaan Raden Wiracandra
merasa "kasmaran" berduka. ipuh,
liwat sedih pekayunan,
sanget si' na kasmaran kinaki.

ASMARANDANA
608. Raden Wiracandra sangat 608. Raden Wiracandra liwat
sedih, sedih,
beliau sayang akan dirinya, Desida si' kangen batang,
desa Praya sudah goyah, dasa Peraya ganjih nane,
Raden Candra lebih tahu, Raden Candra lebih wikan,
merasa pasti akan kalah, ngerasa nde' burung kelah,
Raden Gede menyatukan Raden Gede pesopo' ujut,
tekad, niatang mate sabilullah.
beminat mati sabilullah.
609. Alisah matahari pun terbe- 609. Serep jelo kocap malik,
nam, Raden Gede tedunang per-
Raden Gede mengundang wangsa,
pemuka, perbekel maka selue',
para lurah semulanya, Ian kaula selapu'na,
pernah di putri Praya, sabol pejeroan Peraya,
Raden Candra berkata halus, Raden Candra bemanik a/us,
pada semua kaula balanya. le' selapu' kaula kala.
610. "Saudara-saudara sekalian, 610. Selapu' da semetonjari,
besok kita bersama perang, lema' tebareng-bareng per-
bersama senasib ang,
sepenanggungan,
160

akan sabilullah, bareng onya' barang lenge,


jangan sayang dunia," pada gen sabiullah,
semua mereka berhatur, nde' emanan dunia,
"Hamba ikut tuanku semua." tarik soroh pada matur,
kaji ngiring ragam dawa.
611. Hamba tidak keberatan, 611. Nde' kaji bedua pikir,
akan ikut perang sabilullah, ngiring perang sabilullah,
juga kaula yang banyak, miwah kaula si' Lue',
semua sanggup, pada sanggup selapu'na,
tersebut si Raden Wayah, Raden Wayah keceritaan,
malam itu pergi, malem sino lolos manjur,
keluar dari desa Praya. uah sunul le' desa Praya.
612. Melalui hutan Sundil, 612. Langan na le' gawah Sundil,
diiringi tujuh puluh orang, pengiringna pitungdasa,
laki wanita besar kecil, nina mama kode' bele',
sudah sampai di hutan, uah dateng Le' gawah toa',
lalu ia digigit ular, banjuran tekako' isi' ulah,
Berara Pandan sebesar paha, Belae Pandan mara' impung,
ia menggigit Raden Wayah. ia kako' Raden Wayah.

613. Raden Wayahjatuh terbaring, 613. Raden Wayah reba' nguring,


dikerubut oleh kaulanya, teseorogo isi' kaula,
si Raden pingsan terus, Raden paleng lengget bae.
tak sadarkan diri, mula nde'na asa apa,
karena lukanya sangat berbisa, si' sanget gati tatuna,
kaki kanan di dengkul, nae kawan le' jejengku,
menangis para pengiring. pada nangis pengiringna.

614. Di tengah hutan Sundil, 614. Lai' tenga' gawah Sundil,


tak tersebut kisah Den Wayah, neng ceritan Den Wayah,
desa Praya sekarang ditutur- desa Praya kocap nane,
kan, Raden Candra uah berejap,
Raden Candra sudah bersiap, tuting selapu' kaula,
juga semua kaula, parek menah muni tambur,
fajar sidik tambur berbunyi, Raden Candra tunggang
Raden Candra mengendarai jaran.
kuda.
161

615. Bersenjata panjenengan pe- 615. Sekepna pejenengan penga-


ngawin, win,
tombak pendek leluhur, candekan mula pejenengan,
pusaka dari dahulu, tetemuan Lekan Jae',
sudah keluar dari desa, wah sugul le' luar desa,
menuju Tibu Asem, Tibu Asem pelumbaran,
sudah sampai di Tibu Asem, dateng Tibu Asem manjur,
bertemu dengan laskar Sakra. betempuh Ian sekep Sakra.
616. Raden Candra segera turun, 616. Raden Candra turun gelis,
turun dari kudanya, turun Zeman pelinggian,
tertawa ngakak menggelar gerik tumbakna nengkokok,
tombak, banjuran besumbar-sumbar,
lalu sesumbar ia, ne tulen segulan Memela,
"Ini si turunan Memela." Den Surangga nambut,
Disambut oleh Den Surangsa, ia na ita Zeman Sakra.
"Aku ini dari Sakra."
617. Asli sisa api, 617. Mula tulen salon api,
Raden Wiracandra menjawab, Raden Wiracandra nimbal,
"Kalau begitu kemari kau, lamun meno maeh lite,
keroyok aku dua ratus orang, patung aku kancan satak,
ini pendekar Praya, ia ne labakna le' Peraya,
bertungku tengkorak manusia, si' bejangkih otak tau,
ayo keroyok aku cepat." maeh patung aku gancang.
618. Den Surangsa lalu mendekat, 618. Den Surangsa ngulah tarik,
lalu mereka beradu tombak, banjur terus betempuh tum-
suara senjata bergerincingan, bak,
Raden Candra menusuk, ongkat watang begerepek,
menangkis Raden Surangsa, Raden Candra ia begalah,
Den Surangsa balas memba- nangkis Raden Surangsa,
cok, Den Surangsa begalah
terkena dada Raden Candra. banjur,
Raden Candra bakat dada.
619. Serentak mereka menusuk, 619. Berukan begalah malik,
Raden Candra kena perut, Raden Candra bakat tian,
semain keteter karena lelah, lelahna sayan kepeper,
lalu terjatuh Raden Candra, banjuran reba' Raden
Candra,
162

kena dua lalu mati, bakat dua beterus seda,


Den Surangsa cepat, Den Surangsa nyerek manjur,
mengambil rotan pecut kuda- demak penyalin penepes
nya. jaran.

620. Itu buat pertanda, 620. la minangka jari ciri,


tanda kemenangan Den tando'na nguluk Den
Surangs a, Surangsa,
pecut kuda jadi tandanya, penepas jaran jari tando',
ada bemama Amak Dama, ara' aran Ama' Dama,
itu yang maju lagi, sino malik ngulahang,
menggertak tombak maju, . gerik tumbakna bejulu,
sambil berkoar sesumbar. sampi' muni mesumbaran.
621. Ini aku ayo lawan, 621. Ne aku maeh timpalin,
ini benteng desa Praya, ne ia labak desa Praya,
memang patih si Raden, mulana pepatih Raden,
namaku Amak Dama, aku aran Ama' Dama,
Amak Dama Sakra geram, Ama' Dama Sakra jengah,
cepat ia maju, nyerekna ngulah bejulu',
sama bemama Amak Dama. pada aran Ama' Dama.
622. Sama-sama pendekar setan- 622. Pada baker mun le' tanding,
ding, asah kebele' asah kesanggas,
sama besar dan tingginya, pada ngigel bededengser,
menari berdesar keduanya, mara pada betomplekan,
lalu mereka beradu tombak, begeropak ongkat watang,
suara watang pating, tindak sapih pada buruh,
klotak sama-sama jagoan, surat Ama' Dama Praya.
mundur si Amak Dame Praya.

623. Kena lengan sebelah kiri, 623. Balat betek Langan kiri,
lemah ia memegang watang, Iumahna tegel wewatang,
jurusnya makin kendor, tandangna sayan kepeper,
lalu lagi ia terkena tusukan, malikna bakat tegalah,
kena pahanya sebelah kanan, bakat impung langan kanan,
Amak Dama Praya jatuh ter- Ama' Dama Peiaya reba'
sungkur, nyerungkung,
lagi ia jatuh ditusuk. malikna bakat tegalah.
163

624. Jatuh macam bayi terguling, 624. Reba' bebawian nguring,


keris tombaknya dijarah, keris tumbakna tejarah,
Amak Gantang cepat datang, Ama' Gantang nyerek lito,
ditombak oleh Mamik Murgi, tetumbak si' Marni' Murgi,
dari Pijot si Mamik Murgi, leman Pijot Marni' Murgi,
terkena satu lalu ngacir, bakat sopo' binjat beterus,
berlari lintang-pukang. berari sandang-andang.
625. Menyusup di semak duri, 625. Nyesep le' jejempong dui,
hidung matanya habis terluka, idung mata wah bih birak,
tersebutkan yang jelas mati, tekocapan si' kanten mate,
mengikuti si Raden Lima, ngiring Raden Candra Lima.
Arna' Dama, Mamik Mursal, Arna' Dama Marni' Mursal,
Lalu Sayang, Amak Bangkol, Lalu Sayang Ama' Bangkol,
mengikuti Raden Wiracandra. ngiring Raden Wiracandra.
626. Laskar Sakra lalu mundur, 626 .. Sleep Sakra surut tarik,
lalu datang lasar Kopang, banjur dateng sikep Kopang,
ia yang memenggal kepala si ia beterus punggal Raden,
Raden, ngaku' aku' bebauan dengan,
mengaku hasil orang lain, ia ngaturang punggalan,
dia menghaturkan punggalan, tesadu' si' Anak Agung,
dipercaya oleh Anak Agung, Jero Disari mau' bagian.
Jero Disari dapat bagian.
627. Lalu dirong-rong terns, 627. Tepeterus terongrongin,
desa Praya dimasuki, tetamain desa Peraya,
semua rumah dibakar habis, tesedut selapu' bale,
juga di dalam purl, tuting lai' pejeroan,
Raden Gede tua hilang di Raden Gede Wayah telang,
hutan, teramban le' gawah banjur,
disembunyikan oleh para isi' pamating selapu'na.
kaulanya.
628. Ditemui di hutan Sundil, 628. Tedait le' gawah Sundil,
di situ ia dibunuh, ito Desida teseda',
desa Praya dinyatakan kalah, desa Praya keraos talo,
Anak Agung lalu berangkat, Anak Agung baterus budal,
pulang ke Mataram, ule' aning Mentaram,
laskar berangkat semua, pemating budal selapu',
mereka pulang ke rumahnya. pada ule' le' balena.
164

PANG KUR
629. Tunduk sudah bumi Selapa- 629. Bunter bumi.Selaparang,
rang, tuneng nyiden kagungan Raja
tegak kukuh kekuasaan Bali, Bali,
rata semua pulau, ngeratayang jagat selapu',
seluruh daratan Sasak, seongkoning bumi Sasak,
sudah takluk satu tak tersisa, wah kepengkuh sopo' nde'na
semua pembesar Islam, ara' mekantun,
diperintahkan menyerahkan senuga' pre Agung Selam,
upeti. kesereh serahang upeti.
630. Pintar memang turunan, 630. Ririh mula teterusan,
berwibawa dan lihai, ngawibawa ape' pelipih bangkit,
semakin lama menjadi raja,
berbeda semakin akhir, sayan lae' ngadeng ratu,
menipu daya asalkan dapat, bina sere mudian,
sangat mencari kekayaan, ia ngereka n'iakalang perih
semakin berbelit akalnya. pemau',
si'na perih kesugihan,
sayan sanget si'na musing.
631. Waktu dulu agaklah kurang, 631. Lamun lae' masih bauan,
karena banyak Raden dan mapan Lue' para Raden Ian
Buling, para Buling,
masih ada raja-raja, masih ntek Ragan Datu,
di Kopang Raden Bendesa, le' Kopang Raden Bendesa,
di Batukliang Den Sinarsa, le' Batukliang Den Sinarsa
di Praya Den Winacandra, tuneng Agung,
di Kuripan Denek Laki. le' Peraya Raden Candra,
le' Kuripan Dene' Laki.
632. Laki Batu Laki Galiran, 632. Laki Batu Laid Gali ran,
keduanya dibunuh di .istana, dedua'na teseda' le' dalem
Raden Kopang dibawa ke puri, puri,
diberi rumah di Kapitan, Raden Kopang tirit turung,
tak lama lalu mati diracun, tepebale' le' Kapitan,
Raden di Batukliang, nde'na ngone Desida-seda'
dibunuh di Aik Gering. teracun,
Raden si' le' Batukliang,
teseda' le' Ai' Giring.
165

633. Raden Candra desa Praya, 633. Raden Candra Desa Praya,
diakali tak bemasil, teakalan nde'na bau bae
lalu diajaknya berperang, kepencil-pencil,
lalu semakin digencet, dugana nu beperang banjur,
desa Praya terkalahkan, ngone' sadah ramesan,
Raden disambut, Desa Peraya betindih,
Tiba Asem tempatnya tewas, Raden kesambut,
ayahnya di hutan Sundil. Tibu Asem pon'na seda,
si' wayah le' gawah Sundil.
634. Banyak pembesar dibunuh, 634. Lue' pre Agung terusak,
di Kopang Jro Disari dan Lai' Kopang Jero Disari Lan
Wirasari, Wirasari,
Mamik Ilim Jrowaru, Mami' Ilim J erowaru,
di Jonggat Raden Punta, le' Jonggat Raden Punta,
di Menyeli dipimpin orang le' Menyeli bedatu si' tau kam-
Mandar, pung,
mengamuk di Jaba tengah, ngamuk le' jaba tengah,
habis disiram peluru. bis telamat isi' bedil.
635. Yang lelaki dibunuh semua, 635. Si' mama temate' doang,
yang wanita dibawa ke purl, soroh nina jari isin dalem
akal Bali siasat menipu, puri,
di Cakra Raden Iman, akal Bali dayan tipu,
diakali dibunuh di Dayan le' Sakra Raden Iman,
Gunung, teakalan teseda' le' Dayan
bersama guru Marola, Gunung,
kata Raden yang di Bayan. bareng si' Guru Marola,
Raden si' le' Bayan malik.
636. Itu masih dicurigai, 636. Sino masih tetampayan,
Raden Garem disangka beron- Raden Garem teparan mele
tak, bebalik,
lalu dicarikan muslihat, mara teakalan manjur,
dibunuh di Jrowaru, Jerowaru po'na seda,
ditipu mencari menjangan di teakalang le' Sekaroh boya'
Sekaroh, mayung,
semua para pembesar Islam, senuga' preagung Selam,
hanya satu dua yang tinggal. karing sopo' dua masih.
166

637. Desa seperti sediakala, 637. Desa tilah mara' bengan,


Mernben, Pringga, Kutaraja, Mamben Pringga Kutaraja
Suradadi, Suradadi,
Wanasaba Kaliternu, Wanasaba Kalitemu,
sino tilah rnara' bengan, sino tilah mara' bengan,
Masbagi' Dasan Lekong Masbagi' Dasan Lekong
Pancor Kelayu, Pancor Kelayu,
itu rnernang disayang, sino mulana tesayang,
dirnuliakan oleh Bali. tepemulia' isi' Bali.
638. ltu diakui sebagai keper- 638. Sino teaku' kembulan,
cayaan, jari telik desa le' timu' Belim-
rnenjadi pengarnat desa tirnur bing,
Belirnbing, desa Lenek si' wah julu,
desa Lenek dahulu, wah bebalik turut Sakra,
sudah berontak bersarna kalah Sakra, desa Lenek milu
Sakra, lebur,
kalah Sakra, Lenek ikut lebur, Raden Gede Kalijaga,
Raden Gede Kalijaga, congah Lai' Raja Bali.
berontak kepada Raja Bali.

639. Raden Kuna, Raden Meraja, 639. Raden Kuna Raden Meraja,
digelitik agar ia rnarah, tekan-ekan teperih Langan na
rnengapa si Anak Agung be- sill,
gitu, sangka' me no Anak Agung,
habis bertapa di Kernalik tapa le' Kemali' Temas,
Tern as, sediah mula kayunan gen jari
sengaja rnencari peruntungan, untung,
agar tercakup burni Selapa- derpon bunterang Selapa-
rang, rang,
Anak Agung pun didatangi. Anak Agung tedatengin.

640. Raja Jin jelas rnernberitahu, 640. Datu Jin pedas bebada',
katanya agar tercakup Sela- jari unin ulin bunter Selapa-
parang, rang,
tak ada lain caranya, nde' ara lain si' senu,
Putri yang di Kalijaga, Denda si' le' Kalijaga,
tetapi sekarang sudah nikah si lagu' nani wah tekawin Denda
putri, senu,
167

dengan misannya sendiri, tangket pisa' paden ia',


bernama Den Nuna Ali. aran Den Nuna Ali.
641. Itu akan menjadi jalan, 641. Sino mula jari Langan,
disuruh datang Nuna Ali, teutusin turun Den Nuna Ali,
begitu tiba lalu ditangkap, sedatengna terus tebau,
dibunuh di Mataram, teseda' le' Mentaram,
pengiring pulang melapor, pengiringna betenga' sino be-
sedih Raden Kuna Meraja, latur,
putus asa lalu berontak. sedih Raden Kuna Meraja,
ngelalu banjuran bebalik.
642. Rugi menghasut setiap desa, 642. Lampa' ngoles bilang desa,
sudah sepakat dengan Masbagi' reraosan wah bejait,
Masbagik, Mamben Pringga pada sang-
Mamben, Pringga sudah gup,
sanggup, Apit Ai' Wanasaba,
Apit Aik, Wanasaba, yadian Lenek Dasan Lekong
juga Lenek, Dasan Lekong wah mepucuk,
siap, . kendel Raden Kuna Meraja,
laga Raden Nuna Meraja, bulan Sapar ngewiwitin.
bulan Sapar akan mulai.
643. Harl Jumat tanggal sebelas, 643. Jelo Jumat tanggal solas,
sore Jumat kentongan ber- bian Jumat kulkul banjur
bunyi, tepuni',
warga Kalijaga kumpul, bala Kalijaga kumpul,
di alun-alun penuh, le' peken betebengan,
terang bumi lalu berangkat, menah desa banjuran na
sudah keluar dari desa, lampa' baterus,
laskar seribu empat ratus. wah sugul le' luar desa,
sekep ara' pitung bangsit.
644. Raden Kuna, Raden Meraja, 644. Raden Kuna Raden Meraja,
naik kuda diapit pasukannya, tunggang jaran sekepna le'
menuju barat mengikuti jalan, julu mudi,
berjalan bersap-sap, andang baret turut rurung,
liwat Lenek bertemu di lampa'na ambal ambalan,
Pringgasela, liwat Lenek dateng
dengan si Bali Pringgasela, Pringgasela betempuh,
168

berjajar mengatur pasukan. soroh Bali Pringgasela,


bejajar ngambyar tarik.
645. Bersama mengangkat sorak, 645. Pada bareng angkat surak,
saling maju mulai menembak, pada ngulah bedil mara'
tombak pun berlaga, tepuni',
perang desak mendesak, tumbak banjuran betempuh,
saling burn ada mati ada luka, rame siat meudegan,
mundur laskar Kalijaga, saling buru lain· mate ara'
mengungsi kali timur metatu,
Belimbing. surut sekep Kalijaga,
ngungsikokohtimu'
Be limbing.
646. Berjajar di timur kali, 646. Timu' kokoh pon bejajar,
membuat kubu di timur pada metu le' timu' kokoh
Belimbing, Be limbing,
Bali Pringgasela mengutus, Bali Pringgasela berutus,
memberitahu ke Mataram, ngaturang le' Mentaram,
ihwal Raden Kalijaga menye- tingkah Raden kalijaga si'
rang, bagebuk,
sudah sampai di Pringgasela, wah dateng le' Peringgasela,
pertempuran ramai sekali. siat sad.ah rames gati.
647. Anak Agung memerintahkan, 647. Anak Agung banjur ngandika,
memukul kentongan dibu- pantok kulkul suru' pada
nyikan, tepuni',
desa Mataram riuh rendah, desa Mentaram ndah dauh,
punggawa simpang siur, Ida Gusti beseluran,
laskar datang penuh jalanan, tarik dateng sekep jangka
di alun-alun bencingah, peno' rurung,
dipimpin oleh para pemuka. le' peken yadian bencingah,
si' munggawa Ida Gusti.
648. Semua mengirim utusan, 648. Pad.a tarik berutusan,
kepada warga desa timur tipa' roang desa si' le' timu'
Juring, luring,
mereka mengatur warisan, tapakang sikep selapu',
menyerbu desa Kalijaga, gebuk desa Kalijaga,
Anak Agung Mataram ber- Anak Agung le' Mentaram
angkat, lampa' beterus,
169

diiringi laskar semua, ngiring sekep selapu' na,


tak kurang lima ribu. nde'na kurang limang tali.
649. Semalam suntuk berjalan, 649. Semaleman pada lampa,
sampai di Kopang dini hari, dateng Kopang wayah malem
Anak Agung berjalan terus, lem uah lingsir,
sampai di Pringgasela pagi, Anak Agung ia beterus,
para laskar pun makan, dateng Pringgasela menah,
selesai makan berjalan lagi. pada mangan pemating maka
selapu',
Anak Agung endah majengan,
bebas mangan pampa' malik.
650. Mendekati penjaga Kalijaga, 650. Depih penyanggra Kalijaga,
di atas kali Belimbing atas kokoh belimbing pon
meronda, nyanggrain,
laskar Bali menyerang, sikep Bali mara beterus,
membunyikan bedil bersama, puni' bedil sembarengan,
seribu bedil berdentum tcrus, bareng siu bedil muni bele-
laskar Kalijaga panik, lutun,
meninggalkan kubunya ber- sikep Kalijaga kewah,
lari. bilin petakna berari.
651. Mengungsi desa Kalijaga, 651. Ngungsi desa Kalijaga,
laskar Bali liwat Belimbing, sekep Bali liwat le' timu'
melalui Lenek mereka ma- Belimbing,
maju, jalan Lenek ia beterus,
sampai di Kalijaga, dateng desa Kalijaga,
semua desa sudah kosong, selapu'na bilang dasan pada
habis dibakar semua, suwung,
karenanya kosong sunyi scpi. bis tesedut selapu'na,
mapan suwung sepi mimit.
652. Berlcerumun di dalam dcsa, 652. Numpuk ngungsi desa doang,
laskar Bali mendesak tcrus, sekep Bali bareng bedesek
Kalijaga dikepung, tarik,
timur barat utara selatan, Kalijaga tekelipung,
lalu keluar laskar Kalijaga, tirnu'batlau'daya,
mara sugul sekep Kalijaga
banjur,
170

berjajar di luar desa, ngambyar le' luah desa,


laskar Bali semal<ln maju. sekep Bali ngulahang tarik.
653. Serempak mereka menembak, 653. Beriuk bebedil selapu'na,
berhadapan lalu menembak, ia ngandangin sembarengan
warga Kalijaga mundur, puni' bedil,
berlindung masuk desa, sekep Kalijaga surut,
laskar ball membakar dengan mekilesan tama desa,
bedil, sekep Bali bedil isi'na nyenye-
asal kena rumah terbakar dut,
habis, sing bakat bale bis julat,
seperti gunung nyala api. mara' gunung nyalan api.
654. Mengungsi warga Kalijaga, 654. Rarut isin Kalijaga,
meninggalkan desa bersama bilin desa pada rembat anak
keluarganya, jari,
Raden Kuna Meraja ngungsi Raden Kuna Meraja rarut,
karena desanya terbakar, mapan desa nyeka julat,
Raden Meraja pergi ke Raden Meraja beterusna
Labuan, aning labu,
Raden Kuna bersama Raden Kuna tangket bija,
anaknya, dedara miwah sebini'.
perawan dan istrinya.
655. Bersembunyi di dalam gua, 655. Pada nyebo dalem gua,
laskar Bali masuk desa, sekep Bali tama le' desa tarik,
simpang siur membakar, beseluran pada nyenyedut,
ada menjarah harta benda, ara' jarah doe arta,
Raden Kuna Meraja hilang, Raden Kuna Raden Meraja
tak ada dijumpai, suwung,
sudah dicari oleh laskar. nde' nara' kendaitan,
uah tepeta si' pemating.
656. Dijumpai di dalam gua, 656. Tedait le' dalem gua,
laki wanita dan anaknya, bini laki Lan bijana ia tedait,
Raden Laki dibunuh, Raden Laki teseda' banjur,
mati lalu dipenggal, seda beterus tepunggal,
istri dan anaknya diikat diberi- bija sebini' tetali beterus
kan, katur,
kepada anak Agung dan pung- le' Anak Agung Lan punggawa,
gawa,
171

Anak Agung menerimanya. Anak Agung beterus nampi.


657. Anak Agung halus berucap, 657. Anak Agung a/us ngandika,
mengapa orang wanita diikat, kembe' sang/ca' tau nina tetali,
Putri Aminah dilepaskan, Denda Minah telepas banjur,
Anak Agung sangat gembira, Anak Agung lebih suka,
terlaksana seperti hajatnya, kasudia pekayunan mara'
Putri Aminah selalu di ujud,
dekatnya, Denda Minah nde' ter-
oleh Anak Agung Bagus Panji. enggang,
si' Anak Agung Bagus Panji.
658. Raden Kuna Kalijaga, 658. Raden Kuna Kalijaga,
kalah perang lalu berlari, kalah perang deside banjur
anaknya dibawa, lengit,
dihaturkan di Mataram, bijana tegadingan banjur,
arkian Raden Meraja naik teaturang le' Mentara,
perahu, tekocapang Raden Meraja
lalu hilang berlayar, taekperau,
sampai di Bima lalu mendarat. banjuran na telang belayar,
dateng Bima beterus kampih.
659. Turon di labuan Bima, 659. Turun le' labuan Bima,
Raden Meraja di Bima Raden Meraja le' Bilna sera-
menyerahkan diri, hang diri',
Raja Bima sangat senang, Datu Bima lebih sukur,
kasihan pada Raden Miraja, ase' le' Raden Meraja,
alkisah Putri Minah di purl, tekocapang Denda Minah si'
lalu diganti namanya, wah turun,
bemama Putri Nawangsasih. banjuran tesalin aran,
aran Denda Nawangsasih.
660. Putri dari Kalijaga, 660. Denda si' le' Kalijaga,
menjadi istri berbahagia, jari rabi menggu' menggel
nasib memang demikian, suka sugih,
suratan tak dapat dielakkan, kecatri mu/a semenu,
Anak Agung Aji mau mem- janji nde' keneng obah,
bangun, Anak Agung Ngurah Aji suka
purl di Tanak Beak, nangun,
punggawa sudah diberitahu. desa lai' Tana' Bea',
punggawa wah tedauhin.
172

661. Sama mengeluarkan peker- 661. Pada tedunang pengayah,


jaan, wah tegarap tembok lakaran
sudah dibuat tembok purl, puri,
namanya diganti, arana tesalin manjur,
bemama Wirasinga, aran na Wirasinga,
Anak Agung lalu urung, Anak Agung pekayunan malik
ia akan membangun Cakra, burung,
namanya lalu diganti. Karang Asem teangunang,
aran na banjur tesalin.
662. Bemama Cakranegara, 662. Teparan aran Cakranegara,
Anak Agung tua lalu pindah, Anak Agung si' wayah banju-
Cakranegara tempat tinggal- ran ngalih,
nya, Cakranegara si'na tunggu,
meninggalkan desa Mataram, bilin na desa Mentaram,
anaknya bernama Agung amung bijana aran Anak
Ketut, Agung Ketut,
mendiami purl Mataram, tunggu puri le' Mentaram,
dan punggawa para pembesar. Ian punggawa Ida Gusti.

663. Berbeda purl yang di Cakra, 663. Bina puri si' le' Cakra,
dengan Mataram sangat lebih, Ian Mentaram mulana lebih
telaga besar lalu dibangun, gati,
diberl nama Mayura, telaga guar banjur tebangun,
di tengah telaga ada balai Mayura si'na teparan,
kembang indah, tenga' si' Salekambang tenang
di tepinya ditanami, tandur,
cempaka, durlan dan manggis. le' sedina tetaletan,
cempaka Ian duren manggis.

664. Di utara gedung jajar, 664. Si' daya gedong bejajar,


berisi uang di situ menerima isi kepeng ito po'na nanggep
upeti, peti,
setiap waktu datang bertim- bilang kapah datang nambun,
bun, sebera' bilang desa,
dari setiap desa, nde'na kurang datang numpuk
bertumpuk seperti gunung, mara' gunung,
Gusti Mangku mengurusnya, Gusti Mangku ia ngeraksa,
menerima pajak setiap tahun. tanggep peti bilang balit
173

665. Tempat tinggal di Calera, 665. Pemereman le' dalem Cakra,


rumah tinggal bemama Ukir bale tinggang julukna Ukir
Kawi, Kawi,
di perada terang gemerlap, memperada menah.tandur,
berukir berdinding kaca, meukiran pager kasna,
bercingah luas balai lunyuk, lan bencingah galuh tinggang
di selatan rumah pemujaan, bale lunjuk,
miru tiga berjajar. lau' jero balen dewa,
miru telu nere' tarik.
666. Rumahnya berundak-undak, 666. Pemereman bunda-unda,
memang pandai si Ida mula pinter ngereka Ida
Ngaling, Bagus Ngaling,
dia saja yang dipakai, ia bae jari tekadu,
di dalam di Cakra, nudia dalem Cakra,
disayang dan diserahkan lebih keman kantos kican
Pujut, ngeraksa Pujut,
Wayan Kaler di Pamotan, Wayan Kaler le' Pamotan,
menjadi patih Mangkubumi. jari patih Mangkubumi.
667. Semua perkasa bangunan, 667. Senuga' Wikara jagat,
diputuskan oleh Gusti Gusti Wayan Pamotan ia
Pamotan, mutusin,
Mengurus tembok purl raksa' tembok Puri Agung,
Agung, Gusti Wayan ngeraosan,
Gusti Wayan mengurusi, kecerita Ngur.aha Aji no
tersebut si Ngurah Aji itu manjur,
(raja), ntek le' puri Cakra,
menetap di Cakranegara, Ian punggawa Ida Gusti.
dengan para pembesar negeri.
668. Anaknya dua orang, 668. Anak mama bele' dua,
satu samping satu putra sopo' nawing si' sopo' marep
mahkota, · gati,
bemama Anak Agung Ketut, aran Anak Agung Ketut,
ibunya dari Cemara, ina'na leman Cemara,
bernama Ratu Anak Dewa aran Ratu ia anak Dewa
Agung, Agung,
tinggalnya di Mataram, sino ntek le' Mentaram,
Made Karang disebut nawing. Made Karang keraos nawing.
174

669. Karena ibunya Bali biasa, 669. Pan ina~na· Bali Jama',
Anak Agung Ngurah memang AnakAgung Ngurah mula pin-
pintar, ter ririh,
anak selir dipakai. no si' nawing ia tekadu,
diserahi mengurus harta teserahin ngeraksa jagat,
bend a, mangde mau' kesugihan nani
agar cepat mendapat aru,
kekayaan, mun ku wah mate laun lema',
bila aku mati besok'lusa, Made Karang tulus ngaru-
Made Karang akan tersia-sia. wing.
670. Tak ada orang memperhati- 670. Ndara' dengan mele engat,
kannya, lamun Ketut tulusna muter
kalau Ketut pasti berkuasa, bumi,
Made Karang lalu dinobatkan, Made Karang teanjangan
mengurus semua wilayah, banjur,
keduanya diberi julukkan, ngeraksa maka sejagat,
Anak Agung Ngurah sendiri, maka dua isi' mami' tejejuluk,
menyuruh anaknya memang- Anak Agung N gurah memesa',
gil. suru' anak meno uni.
671. Orang lain tak boleh, 671. Nde' kanggo dengan lainan,
Anak Agung Ketut ikhwal Anak Agung Ketut i/cwat si'na
julukannya, julukin,
si Made Karang, Made Karang ia sino,
mengurus semua wilayah, ngeraksa maka sejagat,
Made Karang mengundang Made Karang tedunan
semua punggawa, punggawa selapu',
penuh di bendngah Cakra, sabol le' bencingah Cakra,
yang menjabat punggawa si' ngeraksa menggawa tarik.
semua.
672. Diajak bermusyawarah, 672. Kancana tanding reraosan,
Made keluar,Gusti Jelantik, Made Kaler Lan Gusti Ketut
Nengah Dapak, Komang Jelantik,
Dauh, · Nengah Dapak Komang
dan Ida Wayan Sibetan, Dauh,
Pidada Togog, ·Pidada Ian Ida Wayan Sibetan,
Lambang, Bagus, Pidada Togog Pidada
Lambang Gusti Bagus,
175

Wayan Kaler dan Ketut Wayan Kaler Ian Ketut


Banjar, Banjar,
dan Ida Bagus Jelantik. Ian Ida Bagus Jelantik.
673. Gede Maga dan Bagus Map, 673. Gede Maga Ian Bagus Map,
Ketut Benges, Ida Made Ketut Benges Ida Made
Gading, Gading,
Ketut Gosa Made Tangguh, Ketut Gosa Made Tangguh,
dan Ida Ketut Taman, Ian Ida Ketut Taman,
Sakah, Pengsong dan Nengah Sakah Komang
Bungkul, Pengsong Ketut Bungkul,
Made Serengen, Made Made Serengen Made Kewah,
Kewah, Ian Dewa Gede Pinatih.
dan Dewa Gede Pinatih.
674. Made Taman, Ketut Oka, 674. Made Taman Ketut Oka,
Made Reges, Doso Jelantik, Made Teges Miwah Doso
Doso Jelatik, Made Dauh, Jelantik,
Bagus Gede, Wayan Padang. Doso Jelantik Made Dauh,
Anak Agung Made berkata, Bagus Gede Wayan Padang,
"Kakak, ayah, saudara SC?mua, Anak Agung Made bemanik
ukurlah sawah-sawah seka- banjur,
rang." ibeli bapa deneyan mekejang,
tepase carike mangkin.
675. Timur Juring, Barat Babak, 675. Dangin luring dauh Babak,
agar terkena pajak semua, apangakena pajak roange
para punggawa berujar, sami,
baiklah Sri Paduka, prepunggawa tarik matur,
putus bicara punggawa pamit, sandika cokoridewa,
semua pulang ke rumahnya, putus raos prapunggawa
Anak Agung pulang ke Puri. pamit selapu',
pada ule' le' balena,
anak Agung mantuk le' puri.
676. Para punggawa memerin- 676. Prepunggawa betwndika,
tahkan, tetpan bangket selap.u'na teta-
sawah-sawah lalu diukur, pasin,
dipajak semuanya, tepajekin maka selapu',
pajak sawah delapan ratus, majek ceraken domas,
176

Agung Made kaya berlimpah, Anak Agung Made sugih


gedong uangnya tak terhitung, jangka unjuk,
gedong ringgit lain pula. gedong kepeng pira-pira,
gedong ringgit pada lain.
677. Desa di timur Babak, 677. Desa timu' kokoh Babak,
yang disayangi pemimpinnya, si' tesayang prekanggona si'
ikut kaya sampai berlimpah, Gusti,
memungut pajak tak ter- milu sugih jangka unjuk,
hingga, mupu' peti P,ira-pira,
yang setengah diserahkan ke si' setenga katur le' Anak
raj a, Agung,
setengahnya pert>ekel Islam, setenga perbekel Selam,
desa yang disayangi raja. desa si' keman si' Gusti.
678. Montong Betok, Kutaraja, 678. Montong Betok Kutaraja,
Sukadana, Kalitemu, Sukadana Kalitemu Suradadi,
Surad.adi, niselawisaya penjau',
tertib mengabdi, · nastiti pengaula,
tak berubah kesetiaannya, nde'na obah tetep bakti pute'
karena mem'ang satu keluarga, mulus,
Dewa Agung dengan a- mapan mula meraga tunggal,
Suradadi. Dewa Agung Lan Suradadi.
679. Memang lebih disayang, 679. Mula lebih si' tesayang,
maka ia tak kurang apapun, sangka' sugih mula nde' ku-
berwibawa berpengaruh, rang-kuring,
ditaati semua perintahnya, kesiden mandi le' batur,
semuanya tak berani ditolak katekan sing pengucap,
kaula, sekemele' kaula nde' bani
karena sangat disayang, pengkuh,
lurah di Suradadi. mula lebih si' tesctyang,
p'ef'bekel le' Suradadi.
680. Kalau desa yang lain, 680. Lamun desa si' lainan,
pemimpinnya tak disayangi, nde' tesayang prakanggona
diperas seperti kelapa, isi' Gusfi,
habi~ santan tinggal teperes sepertin nyiur,
ampasnya, bis kane ¥iring usam,
apalagi Sakra akan diperhati- goyo mula Desa Sakra ea' te-
kan, tanggu',
177

karena masih saja dicurigai, mapan mula tetampayang be-


disangka akan berontak. ngan,
teparan mele bebalilc.
681. Lama-lama berkira-kira, 681. Ngone'-ngone' medong-
maka Bali Mendana mematai, dongan.
karena tak dipercayai, sanka' BaliMendanajari telik,
tak boleh memperbaiki desa, mapan mula nde' tesadu',
disangka berontak menyem- nde'na kanggo ker~a desa,
bunyikan raja, ia teparan mele congah sebo'
semua sedih si orang Sakra, datu,
tembang Sinom hati duka. tarik iro' dengan Sakra,
tembang Sinom angen sedih.

SIN OM
682. Terkisahkan di Karang Asem 682. Karang Asem Bali tekocap,
Bali, Anak Agung Gede Jelantik,
Anak Agung Gede Jelantik, besengkala seda sanak,
kena musibah meninggal sau- Anak Agung Ketut Jelantik,
daranya, seprebeyana was cawis,
Anak Agung Ketut Jelantik, pelebonan Anak Agung,
biayanya sudah siap, banjuran lampa' berundang,
upacara pelebonannya, bilang desa was teaturin,
lalu berangkat mengundang, le' Kelungkung Mengui
setiap desa sudah diberitahu, Badung Tabanan.
Kelungkung, Mengwi,
Badung, Tabanan.

683. Buleleng, Gianyar, Kasamba, 683. Buleleng Gianyar Kusamba,


semua sudah diundang, pada uah tarik teaturin,
bumi Sasak kota Calera, Bumi Sasak Desa Cakra,
Ngurah Aji diundang, Ngurah Ajinda teaturin,
~rupacara ke Bali, begawe ·uwat le' Bali,
upacara ngaben Agung Ketut, pelebonan Anak _Agung Ketut,
Ngurah Aji berlcata, Ngurah Ajinda ngandika,
menyuruh pergi ke Bali, besuru' liwat le' Bali,
yang disuruh Anak Agung si' tesuru Anak Agung Made
Made Karang. ~ Karang.
178

684. Anak Agung Made Karang, 684. Anak Agung Made Karang,
mewakili ayahandanya, ia minangka genti' mami',
ke Bali berupacara, ojok Bali bekariya,
bawaan sudah siap, bandaran was napak tarik,
beras, uang, dan ringgit, beras kepeng tuting ringgit,
dinaikkan di perahu, tetaikang Ii' perahu,
Anak Agung Made berangkat, Anak Agung Made IUmbar,
diiringi para Ida Gusti, teiring isi' Ida Gusti,
naik perahu merentang layar. taek perahu banjuranna kebat
layar.
685. Saking lajunya cerita ini, 685. Saking gelis ling cerita,
sudahsampai di Bali, was dateng Ii' gumi Bali,
mereka naik ke darat, pada taek aning darat,
si orang yang datang, pada si' dateng tarik,
Anak Agung Gede Jelantik, Anak Agung Made Jelantik,
berdiri menyambut di pela- nganjeng mendakin Ii' labu,
buhan, AnakAgung Made Karang,
Anak Agung Made Karang, beterus taek bahon juli,
lalu naik ke atas joli, tampak ampaktur bepayung
dikawal dan berpayung kem- Agung kembar.
bar.
686. Arkian sampai di kota, 686. Tekocapang dateng Ii' desa,
kota Karang Asem Bali, desa Karang Asem Bali,
masuk ke dalam keraton, tipa' lai' pejedoan,
yang diundang sudah datang, si' teundang wah dateng tarik,
Kelungkung, Badung, Kelungkung Badung Mangui,
Mengwi, Buleleng Gianyar rauh,
Buleleng, Gianyar datang, Kusamba miwah Tabanan,
Kusamba, dan Tabanan, mapan keriya bele' gati,
karena upacara sangat besar, ngone' kariya swatara lebih
lama upacara sekira sebulan. sebulan.
687. Setelah selesai upacara nga- 687. Was palebonan bebas kariya,
ben, pada mbndok dowang ngan-
mereka cuma diam tih,
menunggu, tamuwe si' leman Sasak,
sama yang dari Sasak, Pedanda ia telang keris,
sang Pedanda hilang kerisnya, keris teselep bahu kancit,
179

keris diselip bisa dicopet, maling sakti Leman


maling sakti dari Kelungkung, ~elungkung,
Anak Agung Made lalu, Anak Agung Made lila,
menyuruh mencari si maling, besuru' serepan maling,
dicari terdapat di Kelungkung. keserepan li' Kelungkung ken-
daitan.
688. Jelas si maling dijumpai, 688. Janten maling kendaitan,
lalu dikembalikan kerisnya, banjuran tepole' keris,
Anak Agung Made tak mau, Anak Agung Made nde' suka,
cuma menerima keris saja, ea' bebas nampi keris,
minta diserahk.an malingnya, teserepang bae si' memaling,
kalau tak diserahkan si maling, lamun nde' teserahang mal-
Kelungkung akan ing,
diserangnya, desa Kelungkung ea'na gebuk,
malu si Dewa Cokorda, Lila Dewa Cokorda,
di Kelungkung sangat ber- li' Kelungkung mawa bumi,
kuasa, tetantang perang si' Anak
ditantang perang oleh Made Agung Made Karang.
Karang.
689. Lalu ia bersiap-siap, 689. Banjurna bedab dagan,
menyiapkan tobak peluru, segepanjungkat mimis,
bedil tombak sudah siap, bedil tumbak wah sayaga,
akan pergi perang tanding, gena lampa' perang tanding,
Karang Asem disebutkan, Karang Asem kocap malik,
Anak Agung berangkat, Anak Agung budal manjur,
pulang ke Sasak (Lombok), ole' aning gumi Sasak,
adapun di Kelungkung, Ii' Kelungkung kocap malik,
Dewa Cokorda sudah ber- madab daban Dewa Cokorda
jalan. uah lampa'.
690. Sampai di Karang Asem ber- 690. Dateng Karang Asem ngam-
pencar, biyar,
mengangkat senjata, angkat surak muni bedil,
Karang Asem panik, Ii' Karang Asem makewah,
kentongan dibunyikan, kulkul najuran tapuni,
hiruk pikuk besar kecil, endah dauh bele' beri',
cukup laskar lalu keluar, tebeng sekep beterus sugul,
mengatur barisan bersorak, ngambiyar masurakan,
180

berperang memakai bedil, perang de ngadu bedil,


ramai bertempur setiap hari. rame siat bilang jelo meno
dowang.
691. Karang Asem terungguli, 691 . Karang Asem kapesiat,
tak pemah dapat menang, nde'na uah mail' nungkuli,
semakin didesak. kotanya; sayanna tak desek desa,
musuhnya ratusan ribu, musuhna beketi-keti,
Anak. Agung Gede Jelantik, Anak Agung Gede Jelantik,
susah sedih dalam hati, susah sedih dalam kayun,
karena merasa keteter, si' desana mula keciwa,
laskamya memang sedikit, balana mula sakedi',
peperangan berbulan-bulan. pasiatan mawanan bulan-bu-
.,.-_ ..._ lanan .
\' ~ ~2;. Resah negeri Karang Ase~, 692. Desa Karang Asem kewah,
r.1 ?~? : Ar;ak. Agung Gede Jelantik, anak Agung Gede Jelantik,
~ ~~ .m~ngirim utusan ke Sasak., mawutusan Ii' gumi Sasak,
\
\ 9.~ m~laporkan kepada Agung ngaturang Ii' Anak Agung Aji,
• . ,., C' ,AJl, si' kutus kancan wargi,
\ •: ~ ~g diutus sanak warga, gegelisan beperahu,
i .. ·.' laN mereka berperahu, kelat bidak soroh bendega,
\ ~. ; .; tne}pbuka layar para nakhoda, belayar nyebrang seka.li,
I o ·~~ ber~yar menyeberang selat, angin keras dateng labuan
\ '?:. : angin keras lalu sampai di Ampenan.
~- Ampenan.
693. Jangkar diturunkan naik ke 693. Turun manggar taek darat,
darat, utusan no leka' gelis,
sang utusan berjalan, gelis daku' Ii' tuturan,
kita percepat kisahnya, desa Mentaram ta liwaten,
sudah meliwati Mataram, utusan no lampa' gelis,
sang utusan berjalan terns, Anak Agung kocap manjur,
tersebut si Anak Agung, tetangkil Ii' bencingah Cakra,
bersidang di Bencingah sesek marek Ida gusti,
Cakra si' munggawa parabekel
mekenda kanda.
694. Utusan datang di balai sidang, 694. Utusan dateng .bencingah,
menghaqap menyampaikan memarak aturang tulis,
surat,
181

Anak Agung mengambil Anak Agung nampi surat,


surat, winaos sajroning galih,
dibaca di dalam hati, Anak Agung Gede Jelantik,
Anak Agung Gede Jelantik, mungguweng surat nunas
isi surat minta bantuan, bantu,
karena kalah perang, si' kapes pesiyatan,
Anak Agung Made berujar, Anak Agung Made bemanik,
pada punggawa pembesar dan Ii' penggawa Ida Gusti Ian
Pedanda. Pedanda.
695. Sekarang beritahu semua, 695. Ni mangkin dawuhin ma-
perbekel Islam Bali, kejang,
timur Juring barat Babak, prebekel Selam Bali,
karena aku mau membantu, dangin luring dawuh Babak,
di bumi Bali itu, wireh tiang jaga bantonin,
punggawa mengiyakan, hing rika riang bumi Bali,
seperti perintah tuan, punggawa matur hinggih
Anak Agung bubar bersidang, Ratu,
punggawa Pedanda bubar sandika cokoridewa,
semua. prepunggawa Pedanda se-
lapu' budal.
696. Lalu berangkat mengutus, 696. Bajur leka' mautusan,
kepada perbekel timur Juring, li' prabekel timu' luring,
diberitahukan untuk bersiap, dedawuhan gen wecawisan,
akan berangkat ke Bali, gen mangkat liwat Ii' Bali,
perbekel timur Juring, prabekel dangin luring,
maka merekapun bersiaplah, pada mecawisan banjur,
pararakyatpedesaan, Zan kawula pedesaan,
semua ke ibu negeri, sembarengan turun tarik,
cepat ceritera sudah sampai di dek ta kocap wah dateng desa
Cakra. Cakra.
697. Begitu malam berpondok, 697. Peteng desa mepondokan,
menuju pemimpin Bali, ngungsi pemekel Bali,
menunggu berita berikutnya, malik ngantih dedawuhan,
perintah si raja Bali, pengandikan raja Bali,
kita gampangk~ dalam cerita, gampang tekocap li' tulis,
maka datanglah pagi, peteng manah kocap manjur,
Anak Agung mernerintahkan, Anak Agung betanika,
182

kepada punggawa dan para li' punggawa Ida Gusti,


Gusti, kanca Lima budanda keutus
lima pembesar diutus ke se- liwat.
berang.
698. Memimpin laskar Bali Islam, 698. Batek kaula Bali Se/am,
akan berangkat ke Bali, gen mangkat liwat Ii' Bali,
sudah siap di pantai, was napak sedin temparan,
bersiap-siap di Ampenan, Ii' Ampenan was mecawis,
bedil tombak sudah teratur, bedil tumbak uah metindih,
lalu naik ke perahu, Ii' perahu uah taek selapu',
layar dikembangkan, kelat bidak belayar,
angin buritan keras berbuih- umbak keras kembang kapas
buih. kiri-kanan.
699. Perahu berlayar sangat laju, 699. Tanda perahu mara' kisap,
nakhoda mengamati terns, bendega pada uah wattin,
siang malam tak putusnya, jelo ma/em de'na pegat,
berlayar memintas, be/ajar nyeberang sekali,
sudah menepi di pelabuhan, Ii' labuan wah kampih,
lalu sampai di Bali, Ii' Bali was dateng manjur,
semua perahu berlabuh, perahu selapu' becancang,
laskar pun sudah turun, . pemating uah turun tarik,
juga para perbekel berkelom- sabekelan mekanda kanda
pok. tempekan.
700. Yang menjemput sudah siap, 700. Si' mendakin dateng uah na-
kuda tunggangan siap pula, pak,
berpelana berkendali, jaran palinggiyan was cawis,
kendaraan para Ida gusti, makundali makekapa,
berangkat diiringi, palinggiyan Ida Gusti,
di Karang Asem disambut budal manjur teiring,
tam bur, Ii' Karang Asem metambur,
punggawa berpayung agung, bepayung agung punggawa,
diiringi tombak dan bedil, meiringan tumbak bedil,
sampai di Karang Asem ber- was dateng Karang Asem be-
pesta. sesukan.

701. Semua laskar Sasak, 701. Selapu' pemating Sasak,


dimuliakan berlebihan, tapamulia' lebih-lebih,
183

sate dan guling tak kurang, sate guling nde'na kurang,


kita putus dulu ceritan kecandek kocap Ii' tulis,
di bumi Selaparang lagi, gumi Selaparang malik,
tersebut Selaparang lagi, keceriten Anak Agung,
tersebut si anak Agung, malik ruruh kaula,
lagi mengumpulkan kaula, Ii' perkangko timu' luring,
pada pemimpin di timur desa Sakra Batukliang
Ju ring, Kopang Rara.
Sakra, Batukliang, Kopang,
Rarang.
702. Mereka itu diawasi terns, 702. Sino mula tetengahang,
dianggap sudah goyah, keraosan mula wah ganjih,
tapi memang sebenamya, anging mula sejatina,
desa Sakra memang polos, desa Sakra polos gati,
· menghamba pada raja Bali, ngaula Ii' raja Bali,
mata-mata tak putusnya, tatelik mula nde'na putus,
ciri-ciri memang ada, angsengan mula ara',
tetapi masih bersembunyi, lagu' masih betetili,
senjatanya masih menunggu sejatina ngantih datu
raja Makasar. Ii' Makasar.
703. Karena tegas perintah, 703. Apan seset pengandika,
dan si Raja Bali, dedauhan Raja Bali,
semua ke Cakra berkeris, pada turun makerisan,
di Sakra Mamik Nursasih,' Ii' Sakra Marni' Nursasih,
ke ibu negeri seterima surat, turun sate/caning tulis,
para raden dan lalu, para Raden miwah para Lalu,
berjalan terns tanpa Ii' Langan dara' betelah,
beristirahat, si' ngiring pada pelai,
yang mengiringi berlari, gegangsaran serep jelo
bersicepat sampai Cakra dateng Cakra.
magrib.
704. Hajatnya memang akan 704. Hajatan mula eya' ta peteru-
langsung, sang,
dikirim ke Bali, teliwatang aning Bali,
tetapi memang takdir Allah, lagu' mula kesuka' Alloh,
berkat doa dan puji, berkat aran doa puji,
takjadi diseberangkan ke Bali, burung liwat li' Bali,
184

laskar Mandar yang pergi, sekep kampung leka' payu,


bangsa Mandar Tanjung Luar, soroh kampung Tanjung Luar,
laskar Sakra kembali lagi, sekep Sakra tulak malik, ·
Jerowaru hanya satu peleton. Jerowaru leka' sekep setem-
pek doang.
705. Tetapi para pemimpin Sakra, 705. Anging pra kanggo Ii' Sakra,
dipilih oleh si pemuka Bali, ta sisik hisik pemekel Bali,
karena dicurigai, mapan mu/a keraosan,
Anak Agung memang awas, Anak Agung celang ririh,
kemauan si Raja Bali, kasiden raja Bali,
tak dapat dihalangi, tetep nde'na baun pengkuh,
mata-mata tak putusnya, petelikna mu/a nde' pegat,
desa Sakra yang disangka, desa Sakra tebadenin,
ternyata desa Praya yang kawas tuandesa Praya payu
memberontak. congah.
706. Berontak di Praya, 706. Balik Ii' desa Praya,
pemimpin Balinya minggat, dewa si kanggo no nyedi,
karena melihat gejalanya, gita'na sa meno tingkah,
si Dewa, lalu berlari, Dewa sino ya brari,
laki wanita besar kecil, nina mama bele' bri',
minggat ke Cakra, lolos pada beriuk turun,
Guru Semail dan Mamik Sa- _Guru Semail Marni' Sapian,
pian, Jero Srinata mengrahosin,
Jro Srinata bermupakat, langan jaran beratusan bilang
naik kuda mengutus ke setiap des a.
desa.

707. Ke Darmaji, Batukliang, 707. Li' Darmaji Batukliang,


Puyung, Penujak, Batujai, Puyung Penuja' Batujai,
naik kuda dikisahkan, rondong kidung bejaranan,
Raden Jonggat didatangi, Raden Jonggat tautusin,
bicara sudah mufakat, raraosan wah bejahit,
dahulu sudah terikat, Ii' juluan wah mepincuk,
ternyata mengingkari janji, kawas tuan ngelongingubaya.
utusan tak diterima, utusan nde' nara' ketampi,
si utusan kembali lagi. ule' malik utusan wah dateng
desaPraya.
185

708. Mereka sudah putus harap, 708. Patuh na ngelalu paksa,


sudah bulat pula tekad, ate was maserah sekali,
akan berperang sabilullah, gen pada sabilullah,
kentongan lalu dipalu, kulkul manjur tepuni',
rakyat dusun semuanya, kaule dasan tarik,
memasang tali cawatnya, batalikes pada ngancut,
lengkap sangu dan bekal, sergep sagu takilan,
datang ke desa beramai-ramai, ule' metebengan tarik,
di masjid penuh tombak ber- Ii' masigit sabol tumbak
sandar. masalanggah.
709. Orang Praya menyulut pem- 709. Pengawit perang desa Praya,
berontakan, jelo jumat tanggal sai',
hari Jumat tanggal satu, nuju sedek bulan Muharam,
pada awal bulan Muharam, uku nano ulung wangi,
wukunya julung wangi, isakana no meni,
tahun Caka (Hijrah'), siyu telung ngatus sepulu,
seribu tiga ratus sepuluh, rah sopo' tengge' tunggal,
kepala satu leher satu, pra bekel banjur tairing,
para lurah lalu diiring, kancan kaule pada lampa' Ii'
si rakyat berjalan di belakang. pungkuran.

PANG KUR
710. Lalu mereka membangun 710. Banjuran mangkeban surak,
sorak, Li' rurung Praya sesek pe-
di jalanan Praya penuh laskar, mating,
berkelompok di setiap matempekan sujuru juru,
jurusan, andang bat bambal ambal,
menghadap ke barat lewat Leneng tama desa
bersap-sap, Puyung beterus,
liwat Leneng masuk Puyung, Raden Puyung beterus,
Raden Puyung pura-pura Raden Puyung sili salah,
marah, kambis dua akal ririh.
berwajah ganda memang lihai.
711. Laskar Praya bersorak-sorai, 711. Sekep Praya mesurakan,
liwat Puyung Raden mema- liwat Puyung Raden sili'
rahi Jelantik, Jelantik,
186

turun ke jalan berkumpul, turun rurung pada kumpul,


bersap-sap berbaris, mekanda kande tempekan,
sampai di Pakukling berjajar, parek desa Pakukling bejajar
mengatur pasukan mendesak, banjur,
bersorak lalu membedil. ngambiar pada ngulahang,
masurukan banjur bebedil.
712. Setiap dekat terbakar rumah, 712. Sing rapet bale bis julat,
si desa Pakukling Bali Islam, Bali Slam isin des a Pakukling,
panik berebutan, kewah meprugutan banjur,
separuhnya mengamuk de- separo ngamuk si' jungkat,
ngan tombak, ara' bate' hiya si'na kadu nga-
ada yang dengan parang, muk,
seru serem pertempuran, lebih keramean pesiatan,
sebentar saja lalu heres. sebera' banjur periri.
713. Mayat tak terhitung, 713. Mun bangke nde' baun bilang,
laki wanita Bali Islam ber- nina mama Bali Slam
gelimpangan, begerinting,
nyala api bergejolak, nyalen api peteng ngibut,
sorak bersahutan, surak rame betimbalan,
sisa mati berlari melapor, sisan mate belari jelap beru-
si pelapor sampai di Cakra, tus,
Anak Agung sedang bersi- utusan dateng Ii' Cakra,
dang. Anak Agung nuju ketangkil.
714. Si utusan datang menyampai- 714. Utusan dateng ngaturang,
kan, kejantenan Praya ngamuk Ii'
hal Praya mengamuk di Kediri,
Kediri, bue' ta haturang selapu',
semua sudah dilaporkan, Anak Agung betenika,
Anak Agung memerintahkan, gegelisan kulkul tepuni'
segera kentongan dibunyikan, banjur,
kaula simpang siur, kaula selur sineluran,
semua bersiap-siap. selapu'na pada mecawis.
715. Ida Gusti dan punggawa, 715. Jda Gusti lanpunggawa,
di Cakra bersiap-siap, dalem desa Cakranegara
Bali Islam sudah berkumpul, cawis,
Mataram Pagesangan, Bali Slam was metambun,
187

serta Pagutan utusan bersim- Mentaram Pagesangan,


pang siur, Ian Pagutan utusan selur sine-
bersenjata bedil dan tumbak, luran,
Ida Gusti sudah teratur. sikep bedil Ian tumbak,
Ida Gusti wah metindih.
716. Anak Agung kemudian ber- 7I 6. Anak Agung banjuran lumbar,
angkat, mahiringan bedil bekanca
diiringi bedil dan pasukan, baris,
tangkai tombak gemerlapan, soroh memas tenang tandur,
merah bercap emas perada, abang berecap mas,
tombak bedil pengawal di tumbak bedil soroh pengawin
de pan, lemanjulu,
teratur para pasukan, metindih kancen tempekan,
penuh jalan oleh laskar. Ii' rurung sesek pemating.
717. Mereka berjalan dengan 717. Lampak pada gegangsaran,
segera, Anak Agung wah dateng Ii'
Anak Agung sudah sampai di Kediri,
Kediri, baris bedil lampa' julu,
pasukan senapan berjalan surak bejajar ngambiyar,
dahulu, liwat Kediri banjur betempuh
sorak berjajar menye1'ar, si' musuh,
liwat Kediri bertemu musuh, keletek baris hideran,
sayap pasukan mengembang, bedere' bebedil tarik.
berjajar mereka menembak.
718. Ramai pertempuran mereka, 718. Rame banjur pesiatan,
inti dan penyerang sudah gegunungan sesundulan wah
teratur, metindih,
laskar Praya mendesak, sekep Praya ngulah banjur,
mengamuk mereka dengan ngamuk pada ngadu tumbak,
tombak, surak rame bedil muni ndara'
sorak ramai bedil berdentum, putus,
bangkai bertumpuk bertindih, bangke sampal batatimpa,
yang mengamuk berganti- si' ngamuk seling sundulin.
ganti.
719. Berbaur kawan dan lawan, 719. Awor musuh lawan rowag,
asap mesiu menutup langit, kukus bedil nde' na bau pagi-
getarnya seperti gempa, tan langit,
188

mengelegar menggoncang swaran tender mara' lindur,


bumi, ngaledek encok dunia,
pertempuran seru saling buru, pasiyatan rame pada saling
berlindung laskar Praya, buru,
karena teralahkan senapan. makilesan sekep Praya,
mapan iya keciwayan bedil.
720. Mayat tak dapat dibilang, 720. Mun bangke nde' bawun
tenggelam matahari, bilang,
perang surut, serep jelo si' baperang surut
laskar Praya lalu mondok, muri,
Anak Agung beristirahat, sekep Praya mondok banjur,
maka datanglah pagi, anak Agung mesanggrahan,
terang tanah berjajar Iagi. Ii' Kediri Ian punggawa
seJapu',
peteng menah takocapang,
pupu kembang bejajar malik.
721. Pasukan bedil pasukan 721. Baris bedil baris tumbak,
tombak~ surak rame awor swaran
sorak ramai berbaur bedil, bedil,
laskar Praya mundur, sekep Praya manjur surut,
ke timur masuk desa, batimu' ngungsi desa,
sampai di Puyung desa dipa- dateng Puyung kuta wah tapa-
gari, gar kukuh,
karena ia bertaji dua, mapan iya bataji duwa,
laskar Praya mengamuk lagi. sekep Praya ngamuk malik.
722. Di gerbang Praya bertempur, 722. Li' kuta Puyung masiat,
laskar Praya mundur ke sekep Praya makiles belahu'
selatan, mirik,
mengungsi Leneng mengikuti ngungsi Leneng turut rurung,
jalanan, neng caritan desa Praya,
kita tinggalkan desa Praya, tekocapang Lai' desa Sakra
tersebut di desa Sakra, bajur,
dianggap ikut berontak, iya milu teparan congah,
dari dahulu dicurigai. Leman juluan tabadenin.
723. Para laskar Rumbuk kabur, 723. Soroh sekep Rumbuk kabar,
Pancor, Kelayu, Lenting Pancor Klayu Lenting Songak
189

Songak, Montong, Tangi, Montong Tangi,


senjata sudah siap, sikep mecawis selapu',
Lepak, Tuntang, Surabaya Lepak Tuntang Surabaya ma-
juga Mayung, jung,
itu akan menyerang Sakra, Padamara Suradadi Kuang
semua wilayahnya sudah Majung,
dikepung. sino mule gen gebuk Sakra,
sajajahan wah tak depih.
724. Untunglah ada si Ida, 724. Nuju majur ara' Ida,
waktu itu mengungsi si Sakra, sedeng sino Ii' desa Sakra
itu yang menjadi tangguhan, ngungsi,
bemama Ida Bagus Oka, iya minangka jari tangguh,
dan Komang Pra Sanghyang aran Ida Bagus Oka,
dari Sindu, Ian sang Komang Pra
itu menjadi alasan, Sanghyang Leman Sindu,
si Sakra masih setia. sino kadi metangguhan,
Sakra mule polos gati.
725. Tetapi para raden dan per- 725. Anging pra raden pra wangsa,
wangsa, guru tuan isin desa Sakra
guru, kiyai Sakra dibawa, tegisi,
menjadi jaminan ke Rumbuk, jari gade iii' Rumbuk,
dilucuti hampa tangan, pada mogol betelekot ima,
memang takdir Allah demi- kesuka' Alloh mula tuduh na
kian, samenu,
pembesar Bali ke Sakra, pemekel Bali banjur betenga',
desa Sakra dikuasai. desa Sakra banjur tegisi.
726. Maka timbul pikiran mereka, 726. Arak banjur pengrasa,
para guru ki yai dan guru tuan pra Raden Ian pra
bangs awan, Buling,
pemuka Sakra berkumpul, prakanggo Sakra malik bis
disuruh pulang ke Sakra, kumpul,
menyiapkan laskar dan pada kahican betenga',
senjata, madab dab sikep matambun
pasukan desa Sakra, selapu',
akan mengiringi pemimpin sesikepan desa Sakra,
Bali. genengiring pemekel Bali.
190

727. Akan menyerbu ke Praya, 727. Leka' begebuk li' Praya,


pada keesokan harinya lagi, peteng desa menah teko ca-
tambur berbunyi bertalu, pang malik,
rakyat pun bersiaplah, tambur muni begeLuduk,
mempererat tali celana, kauLe mecawisan,
lalu mereka berangkat, betelikes kancutan singset se-
bersama pemimpin Bali. lapu',
banjuran pada leka',
pemekeL Bali ya' teiring.
728. Karena Sakra sangat dicurigai, 728. Pan Sakra muLa tetengahang,
lalu dialaki oleh pemimpin takaLang isik pemekeL Bali,
Bali, kelampan mimper Lau',
berjalan menyisir ke selatan, dateng Jerowaru betelah,
sampai di Jerowaru berhenti, bapondokan neng cerita
berpondok dan kita tinggalkan banjur,
dahulu, desa Praya tekocapang,
arkian desa Praya, si' perang Lawan raja Bali.
yang berperang dengan Raja
Bali.
729. Timur barat utara selatan, 729. Timu' bat Lau' daya,
dusun pinggiran berantakan, pedasanan penepi bue' periri,
dibakar semuanya, juLat seLapu' mesedut,
mengungsi mereka ke desa, rarut na ngungsi desa,
ada yang mengungsi ke kera- ara' lolos beraya pisa' sampu,
batnya, mete urip bilang desa,
mencari perlindungan ke sana- sisenesi' pada mate.
sini,
sisa-sisa yang mati.
730. Menggempur mendesak desa, 730. Pesiyatan mendesak desa,
seputar arah bangkai ber- Lau' daya timu' bat bangke
gelimpangan, ngerinting,
karena banyaknya musuh, mapan si' kaluwe'an musuh,
laskar bagai lautan, sekep nde'na bina segara,
suara bedil bak getaran gem pa, swaren bedil nde'na genteran
banyak yang mati ditombak, lindur,
banyak yang mati ditembak. lue'na mate si' tumbak,
lue'na mate isik bedil.
191

731. Ak.isah terbenam sang surya, 731. Serep jelo keceriten,


Anak Agung balik diiringi, Anak Agung budal banjur te-
beristirahat di Puyung, iring,
setibanya berpesta pora, mesanggrahan aning Puyung,
para punggawa dan kerabat, rauh na besukan sukan,
ikut pula berpondok, pra punggawa Ida Gusti wargi
berjaga-jaga di desa Puyung. lapu',
ngiring pada mesanggrahan,
Ii' Puyung pada bekemit.
732. Ada yang berkubu di tempat 732. Ara' lain pesanggrahan,
lain, empat bake/an dasan Leneng
empat lurah menguasai tegisi,
Leneng, ngeraosang tingkah nenu,
sedang bermufakat mereka, si' perang cegah Praya,
ihwalnya berperang dengan nde'na burung desa Praya jari
Praya, ancur,
tak urung Praya akan hancur, Lai' jelo na si' jema,
pada hari esoknya, mapan genta lipung sekali.
sebab akan dikepung ketat.
733. Begitulah yang dikehendaki, 733. Meno kocap tekayunan,
si Anak Agung mengede- AnakAgung kancan Rumbu' ta
pankan Rumbuk, pucukin,
karena mereka paling ter- hapan hija paling kasup,
masyhur, kasup teguh tur perkosa,
kebal dan perkasa, sesundulan soroh Mamben
pasukan pendukung dari masih Kasup,
Mamben, mapan hiya sering mawedang,
karena sudah sering menah desa kocap malik.
benempur,
maka terbitlah fajar.
734. Terang tanah tambur ber- 734. Tambur muni pupu kembang,
bunyi, Ian bebende minangke jari
bende menjadi isyarat, wangsit,
laskar sudah siap, pemating pada wah ngancut,
akan pergi menggempur, si' pada lampa' baregah,
para punggawa memeriksa para punggawa tarik pada en-
pasukannya, ter batur,
192

laskar seperti lautan, sekep nde'na bina segara,


Anak Agung lalu diiringi. Anak Agung banjur teiring.
735. Pasukan Mamben, Rumbuk, 735. Soroh Mamben Rumbuk
kabur, babar,
pasukan depan mendesak si' mucukin Ii' desa Praya
Praya, badepih,
bersorak bersahutan, mesurakan seling serup,
bertepuk sesumbar, bekopok besumbar sumbar,
akulah pendekar dari iya sine pepadu si' Lekan
Rumbuk, Rumbuk,
sering bertempur lawan dua sering mesiyat patung satak,
ratus, sine labak timu' luring.
ini jagoan dari timur Juring.
736. Kemudian mereka masuk 736. Banjur ngulah tama desa,
desa, iya betempuh soroh Praya
bertemu laskar Praya, nimpalin,
bertempur saling rebut, pesiatan saling rebut,
memakai pedang, tombak, ngadu pedang tumbak kale-
kelewang, wang,
parang, golok, dan bedil, bate' tampar bedil rame surak
lalu mati si Jro Napsiah, inggur,
pasukan Rumbuk ngacir. mate banjur Jro Napsiah,
sekep Rumbuk banjur belit.

737. Maju laskar Mamben, 737. Sekep Mamben malik ngulah,


mati tiga lalu mundur, mate telu banjur surut bamuri,
dari barat maju pula, lean barer ngulah banjur,
pendekar dari Aik Anyar, soroh pucuk Ai' Anyar,
maka masjid Praya pun dapat banjur bau mesigit Praya
dibakar, tersedut,
ramai sorak sora, surak rame betimbalan,
bergalau dengan letusan sena- awor lawan swaran bedil.
pan.
738. Kembali seru pertempuran, 738. Rame banjur pesiyatan,
kawan dan lawan Bali Islam musuh rowang Bali Slam
mati, bagerinting,
mayat bertumpuk tergeletak, bangke sampal betetumpuk,
193

disambut oleh malam, kasarup biyan desa,


semua laskar mundur, selapu'na pemating ya pada
Anak Agung mundur, surut,
menuju ke pesanggrahan Anak Agung hiya tiring budal,
mereka. pada mapondokan tarik.
739. Setiap hari begitu saja, 739. Bilang jelo meno dowang,
si Islam Bali sama-sama kha- Slam Bali si' ngambiyar,
watir, jejah tarik,
para bekel berbaris semua, para bekel tempekan lapu',
setiap desa diberi pimpinan, bilang des a ta pucukang,
desa Praya belum tergoyah- desa Praya masih nde'na bau
kan, kingguh,
diserbu berulang-ulang, tegebuk belalang lalang,
kubu semakin diperkokoh. petak sayan kukuh malik.
740. Karena ada yang diunggulkan, 740. Mapan ara' takasupang,
di Praya bemama guru Semail, ii' Praya si' aran Guru Semail,
dialah yang paling tersohor, kanten piya paling makasub,
jurus amukannya seperti kilat, ngamuk gancang mara' kisap,
tak perduli peluru dan senjata mun isik aran bedil tumbak
tajam, nde'na gugu',
memang sakti dan perkasa, mula sakit tur perkosa,
yang menyerang merasa takut. si' barengan jejah tari.
741. Anak Agung menyuruh, 741. AnakAgung batanika,
kepada para bekel dan war- Li' pra bekel Ida wargi,
ganya, selapu' pada ta dawuh,
semua diperintahkan, badepih Ii' Praya,
di luar desa temu gelang, luwah des a lau 'bat daya timu ',
membuat pondok dan kubu, agunan pondok piya' bara,
setiap bekel satu persatu. sebekel bekel mewiji.
· 742. Anak Agung sudah paham, 742. Anak Agung mula wikan,
pintar akalnya selangit, widagda karirihan tumbak
pembesar semua patuh, langit,
mengikuti kehendaknya, budanda selapu; saturut,
membuat pondok dan dijaga, pada ngiringang pekayunan,
piya' pondok jari wah ta sang-
gra lapu',
194

di seputar desa Pray~ mahideren desa Praya,


pondok berjajar berkeliling. tampar ampar ta pondokin.
743. Kita percepat ceritera, 743. Geli daku' tetuturang,
Anak Agung mau menyerang Anak Agung kayun baregah
lagi, malik,
semua perbekel diberitahu, prabekel lapu' ta dawuh,
para kaula mengencangkan tambur muni betimbalan,
cancutnya, pra kaula batalikes pada
bedil dan tombak bersiaga, ngancut,
duduklah si Durma dalam bedil tumbak pada siyaga,
tutur. manjak Durma ling jurit.

DURMA

744. Bersiaga punggawa dan 744. Madab daban punggawa se-


perbekel, bekel bekelan,
Anak Agung sudah diringi, Anak Agung was tairing,
di depan pasukan tombak, ngarepin soroh mamas,
bangsa yang bertatah emas, soroh si' bararap mas,
gemerlapan sinarnya, benar tandur bagaligip,
pedang di kiri kanan, kalewang kiri kanan,
bendera di muka belakang, bendera Ii' julu mudi.
745. Ramai sorak mendesak Praya, 745. Surak rame was ta depih desa
mereka mengatur pasukan, Praya,
membentuk gelaran, pada kandayang baris,
merasuk masuk desa, bajajar ngembiyar,
bersorak sambil menembak, ngulah tama desa,
penghuni Praya, surak sembarengan si' bedil,
siap bercampur ketat. isin desa Praya,
yatna kancuttan ginting.
746. Berlima mereka mengamuk, 746. Kanca Lima sugul ngamuk
hati sudah betekad, sembarengan,
berniat sabilullah, ate uwah maserah sekali,
tak hiraukan mara bahaya, angen gen na etang baya,
lalu menghunus keris, banjur ngunus keris,
berhadapan bertempur, bareparepan mesiyat,
jurusnya sama seru. pasiyatan pada metilik.
195

747. Mati delapan lalu cepatkeluar, 747. Mate' balu' najur gelis sugul
menderu langkah berlari, des a,
ada membuang kebalnya, bagaluduk pada plai,
ada yang tertinggal tom- ara' ampes takilan,
baknya, separo made tumbak,
tambur mesiu dan peluru, tambur ubat lawan mimis,
semua tertinggal, made' selapu'na,
separuhnya keluar tinjanya. separo sugul tai.
748. Bergulungan mereka berlari, 748. Saling gulung plai sugul luar
hanya ingat diri sendiri, des a,
Anak Agung berangkat, esok na pada pelenga' diri,
pulang ke pesanggrahannya, Anak Agung banjur budal,
ada yang datang terbelakang, ule' ojok pasanggrahan,
datang napasnya terengah, ara' dateng paling mudi,
mengapa engkau paling be- dateng terenggas enggas,
lakang. kembe' sangka' dateng mudi.
749. Menjawab kalian tak tahu, 749. Banjur nimbal nde' me' tao'
sebab aku terlambat, akupada,
aku sudah bertempur, sangka' ku datang mudi,
di dalam desa Praya, uah aku masiat,
baru mati seribu dua ratus, Ii' dalem desa Praya,
musuh takut terkesiap, baru' ku nyemate' enem
lalu aku tinggalkan pergi. bangsit,
musuh buwe' kamelas,
banjuran aku nyedi.
750. Ada berucap si orang ini dusta, 750. Ara' nimbal tau sene mula
ia jelas keluar tainya, lekak,
bergaya mengaku bertempur, pedas niye sugul tai,
dia yang paling dahulu terke- pantes ngaku' masiyat
siap, one' miyajulu kamelas,
keluar kotorannya di sana-sini sara andang sugul tai,
menjawab pula si dia, banjur malik nimbal,
ah luhjuga ketinggalan peluru. tekan kamu made' mimis.
751 Lalu bertengkar mereka, 751 lya bekencan pada kuatbe-
dan menghunus keris, gedekan,
menari berjingkrak, banjur pada seret keris,
196

si orang banyak melerai, ngengel badading kelang,


lain pula dituturkan, batur luwe' pada bebala'
kaula asal Sakra, jari lain tekocap malik,
mengikuti pemimpin Bali. kawula soroh Sakra,
iya ngiring pemeke/ Bali.
752. Sampai puyung berpondok, 752. Dateng Puyung pada ngiring
maunya si Raja Bali, mapodokan,
di hari yang besok, pekayunan Raja Bali,
Sakra akan di depan, lai' jelo sa' jema'.
menyerang desa Praya lagi, Sakra mu/a terpucukang,
begitu kehendaknya, regah desa Praya malik,
Anak Agung dan Iainya. meno pekayunan,
Anak Agung Ian Ida Gusti.
753. Bersiap mereka di pagi subuh, 753. Pada cawis menah desa
bende dan tambur dibunyikan, madab daban,
kaula bersiap-siap, babenda tambur ta punt.
tombak bedil dan kelewang, kawu/a pada macawisan,
Anak Agung lalu diiringi, tumbak bedil Ian kelewang,
maju menyerang, Anak Agung banjur tairing,
pasukan tombak, pasukan ngulahang ngaregah,
bedil. baris tumbak baris bedil.
754. Para punggawa berbagi lagi, 754. para punggawa makanda
bendera berwarna wami, kanda tempekan,
bersama mereka maju, bendera warna warni,
sudah sampai di desa Praya, pada bareng ngulahang,
berpencar mengatur wah dateng desa Praya,
pasukan, ngambiyar kandayang baris,
laskar dari Sakra, sekep sili' Sakra,
masuk desa Praya mendesak. tama desa Praya badepih.
755. Bersorak bedil bersahutan, 755. Masurakan bedil muni batim-
lalu keluar orang Praya, balan,
para orang Praya, banjuran na tasugulin,
delapan orang bersenjata sakancan desa Praya,
tombak, kancan balu' sekep jungkat,
bersama mengamuk, sembarengan ngamuk tarik,
diamuk laskar Sakra, tamuk sekep Sakra,
disambut oleh si orang Sakra. kancan Sakra nimpalin.
197

756. Terkenal bangsa yang tak 756. Kesebutan pad.a nde' naetang
kenal takut, baya,
Mamik Sidin tewas, mate banjur Mami' Sitlin,
pendekar dari Sakra, iya no pepadu li' Sakra,
mati ditusuk tombak, mate tegalah si' jungkat,
laskar Sakra mundur, soroh Sakrah banjur belit,
baru terluka lima, beru' na matatu Zima,
mundur bersama laskar Bali. surut bareng sekep Bali.
757. Berangkat mengungsi ke 757. Banju bundal ngungsi Puyung
puyung, mapodokan,
matahari tenggelam mundur serep jelo tarik ngungsi,
semua, belo yen takocapang,
panjang bila dituturkan, bilang julo meno doang,
setiap hari begitu saja, desa Praya nge' na nguwit,
desa Praya tak teralahkan, mawanan bulan-bulanan.
sampai berbulan-bulan, nde' na bau kalah masih.
belum juga dapat dikalahkan.
758. Berkepanjangan ia, 758. Kasuwenan mapan uah jan-jin
pertempuran seru di belakang, dunia,
lagi berselang hari, peperangan belo mudi,
di tunda pertempuran, malik mamalettan dina,
sudahjelas pikiran orang Bali, reneng banjur paperangan,
di antara pendekar Islam, pasti pikir Raja Bali,
dari Sakra Haji Ali Balu. Ii' angsengan Slam,
Ii' Sakra tuan Haji Ali.
759. Disebutkan akan berontak, 759. /ya karaos isi' Anak Agung
bersama mamik Nursasih, congah,
memang akan diperdaya, barengan ini' Marni' Nursasih,
akan dibunuh di Puyung, mu/a gena tekalang,
kehendak Raja Bali, Ii' desa Puyung genta seda'.
Sak.ra mau disisikan , pakayunan Raja Bali,
kubunya akan dipindahkan. Sakra ta gingsirang,
mapondokan gen ta alih.
760. Di dusun Papekat namanya, 760. Li' padasanan aranna dasan
bersama laskar Bali, Papekat,
Jro Nursasih sudah maklum, bareng isi' pemating Bali,
198

lalu mereka bennufakat, Jero Nursasih wah wikan,


dengan Haji Ali, banjuran tanding raraosan,
sama berjanji rahasia, tangket tuan Haji Ali,
mufakat akan berontak. pada basepen sepedan,
mupakat pada bebalik.
761. Jro Nursasih pergi dari pa- 761. Jero Nursasih budal banjur Ii'
pakat, Papakat,
sewaktu malam Kamis, sedeng Ii' malem Kamis,
pulang ia ke Sakra, ule' aning Sakra,
mengadakan perundingan, uluh hang raraosan,
di dusun Pakat, Tuan Guru ito masih,
karena ia menjadi wakil. Ii' dasan Pakat,
minangka jari wakil.
762. Tuan Guru mengirim utusan, 762. Tuan guru banjuran nyerek
ke Kopang, Rarang, Jenggi, barutusan,
Jro di Batukliang, Ii' Kopang Rarang Jenggi,
dahulu sudah sepakat, J ro Batukliang,
segera berangkat Haji Ali, ·Li' juluan wah mufakat,
pulang ke Sakra, gelis budal Haji Ali,
bersama dengan murid. ule' aning Sakra,
bareng si' kancan murid.
763. Sampai di Sakra berunding, 763. Dateng Sakra mara randing
mufakat mau berontak, reraosan,
pemimpin disetiap desa, mupakat pada bebalik,
semua sudah setuju, pra kanggo bolang desa,
terputus dulu ceritanya, raos dara' kurangan,
Anak Agung menyuruh, kecandek kocap Ii' tu/is,
ke Sakra mengantar surat. Anak Agung batanika,
Ii' Sakra tatongang tulis.

SIN OM

764. Karena tegas ucapannya, 764. Mapan seset pengandika,


yang tercanturtl dalam surat, si' kocap Li' dalem tulis,
supaya datang bersama, ade'na turun sembarengan,
Jro Nursasih, Haji Ali, Jro Nursasih Haji Ali,
tak boleh terlambat, mula nde'na kanggo ngasepin,
199

maunya si Anak Agung, pekayunan Anak Agung,


tetapi mereka sudah tahu, anging hiya pada wikan,
daya lihat si Raja Bali, keririhan raja Bali,
lalu disuruh pergi Mamik banjur nyerek ta lampa'
Hamman. ang Mami' Haeruman.
765. Sikap sigap pemberani pintar, 765. Gancang wanen tur perdata,
karena sering berpengalaman, mapan sering nandalang
si Mamik Haeruman ini, sakit,
dipercaya oleh Mamik si' aran Marni' Haeruman,
Nursasih, kendel si' Mami' Nursasih,
pintar dan licin, celang betimpal ririh,
sering bertempur dan tersohor, sring mawedang tur kasup,
sudah sampai di Praya, was dateng Ii' Praya,
kerjanya akan memberi gawe nano ngewangsitin,
isyarat, sekep Sakra mangda gelis
agar cabut si laskar Salera. pada budal.
766. Permulaan pemberontakan 766. Pengawit pembalik Sakra,
Sakra, sedek bulan Jumadil Akhir,
waktu bulan Jumadilahir, jelo Jumat tanggal pat olas,
hari Jumat tanggal empat mula dewasa wah pasti,
belas, pembalik Mami' Nursasih,
memang hitungan sudah pasti, Raden Ratmawa Tuan Guru,
pemberontakan Mamik Batukliang Mami' Jinawang,
Nursasih, Ii' Kopang Mami' Mustiaji,
Raden Ratmawa, Tuan Guru, soroh Sakra leka' regah Bali
Batu Kliang Mamik Jinawang, Mendana.
di Kopang Mamik Mustiaji,
si orang Sakra akan menye-
rang Mendana.
767. Seru pertempuran mereka, 767. Rame banjur pesiyatan,
sorak berbaur bedil, surak rame awor bedil,
dilerai oleh turunnya malam, kalangan si' bian desa,
si penyerang lalu mundur, si ngarengah suru_t tarik,
yang jelas mati si Bali, si' kanten mate Bali,
keluarga ada tiga, soroh wargi kancan telu,
bangsa dewa bemama Sang pra dewa aran sang Komang,
Komang, dwa Ida Ketut Kuning,
200

kedua Ida Ketut Kuming, telu nane soroh Bali tegok


yang ketiga si Bali biasa. dua.
768. Maka turunlah tirai malam, 768. Jari banjur peteng desa,
laskar Sakra kembali lagi, sekep Sakra tulak malik,
pulang menuju desa, pada ale' aning desa,
di Mendana tersebutkan, Ii' Mendana kocap malik,
bangsa Bali jelata, soroh Jro Wayan tau Bali,
gelap-gelap juga mengungsi, mana peteng masih rarut,
laki wanita tua mu9a, nina mama toa' bajang,
mengungsi ke Jrowaru, desa Jrowaru si' na ungsi,
semua mencari hidup. selapu'na pada perik
kahuripan.

769. Karena di sana ada si Ida, 769. Mapan ito ara' Ida,
putra dari Ida Bagus Jelantik, anak Ida Bagus Jelan.tik,
bemama Ida Made Pangka, aran Ida Made Pangka,
sangat disayang Raja Bali, hiya keman si' raja Bali,
tetapi ia takut juga, anging ya jejah masih,
biar malam ia berangkat, mana peteng pada turun,
diiringi si warga Mendana, iringan soroh Mendana,
melalui selatan hutan dan mimpir lau' gawah iding,
Ju ring, dateng Marong pupu kembang
sampai Marong terbitlah fajar. menah desa.
770. Mereka berjalan bergegas, 770. Pada lampa' gegangsaran,
sampailah di desa Puyung, dateng desa Puyung tarik,
Anak Agung sudah di- Anak Agung wah katurang,
laporkan, tingkah desa Sakra bebalik,
ihwal desa Sakra berontak, punggawa Ida Gusti,
punggawa dan Ida Gusti, was pada wikan selapu',
sudah maklum semua, anging sekep kancan Sakra,
tetapi laskar Sakra, ito Leneng pon na masih,
masih ada di Leneng, teakalang banjuran tetama' Ii'
diperdaya lalu dimasukkan bara.
kandang.
771. Setelah semua di dalam kan- 771. Wah tarik Ii' dalem bara,
dang, nde' kanggo sare lai,
tak boleh ke mana-mana, tekumpulang dalem bara,
201

dikwnpulkan dalam kubu, mula meno janjin Widi,


rnernang begitulah takdir sikep Sakra was tewangsit,
Tuhan, lapu' pada nde'na sadu,
laskar Sakra sudah diisyarati, banjuran na tesejayang,
sernua rnereka tak percaya, tekelipung pada tetali',
lalu rnereka ditahan, bis tebau selapu'na lebih
dikepung lalu diikat, satak..
habis ditangkap lebih dua ra-
tus.
772. Sudah diikat sernuanya, 772. Was tetali' selapu'na,
dibawa ke Puyung sernua, tejau' Ii' Puyung tarik,
ada bemama Mamik Wirat, arak aran Mami' Wirat,
rnerneluk bungkusan kapong bae takilan tempani,
tempaninya, Ii' langan banjuran pelai,
di jalan lalu berlari, tegalah bareng terebut,
ditornbak dan dikerubuti, ta serung isik tumbak,
direjam dengan tornbak, nangks si' takilan, tempani,
rnenangkis dengan bungkusan suka' Alloh Mami' Wirat bau
jajannya, Lepas.
takdir Allah si Wirat bisa ter-
lepas.
773. Waktu rnereka berjalan, 773. Sedek na si' pada lampa',
banyak yang dapat berlari, luwe'na mau' pelai,
direjam dengan bedil dan teserung isi' bedil tumbak,
tombak, lagu' mula suka' Widi,
tetapi karena perlindungan nde' na ara' bakat si' mimis,
Allah, tekocap wah dateng Puyung,
tak ada terluka oleh peluru, selapu' metali kekah,
alkisah telah sampai di tetama' Ii' dalem mesigit,
Puyung, tebarengan Jrowaru Ian sikep
sernua diikat kuat, Sakra.
dimasukkan ke dalam masjid,
disatukan Jrowaru dan Sakra.
774. Haji Amin, Mamik Sahirah, 774. Haji Amin Mami' Sahirah,
Raden Aminah, Mamik Raden Aminah Mami'
Rwningsih, Rumingsih,
Arnak Hadi, Arnak Timah, Ama' Hadi Mami' Timah,
202

Mamik Sumenggep, Amak Mami' Sumenggep Ama'


Mirasih, Mirasih,
Amak Buluan, Amak Imin, Arna' Buluan Ama' Himin,
Mamik Aer ikut pula, Mami' Aer ito milu,
Demeh dan Amak Sariah, Derneh Ian Arna' Sariyah,
Bakar dan Mamik Judin, Bakar Ian Marni' Judin,
semua bercepot tai di sarung- selapu'na Lai' kereng na tai
nya. doang.
775. Jro Raden dan Perwangsa, 775. Jro Raden Prawangsa,
penuh di dalam masjid, peno' Ii' dalern mesigit,
semua menangis mereka, pada nangis selapu'na,
disiksa oleh orang Bali, ta siksa' si' tau Bali,
waktu malam konon, sedek na kemaleman malik,
si Anak Agung lagi, Anak Agung kocap manjur,
memanggil semua penggawa, dauhin kancan punggawa,
Gusti Komang dipanggil Gusti Kornang kasengan gelis,
menghadap, Anak Agung bemanik le' Gusti
berujar si Agung pada si Kornang.
Komang.
776. Pergilah engkau memberi- 776. Kerna cai dauhin panjak,
tahu rakyat, roang cai didangin luring,
kawanmu di timur Juring, akonin kenahe mekejang,
tanyakan kemauan mereka, Gusti Kornang nyernbah
Gusti Komang mohon pamit, pamit,
sudah sampai di pondoknya, dateng pondok ne no gelis,
Gusti Komang memerin- Gusti Kornang besuru'
tahkan, manjur,
abdi bemama Mitana, parekan aran Mitana,
si Mintana lalu pamitan, Lo' Mintana banjur pamit,
pergi bergegas ke pos ronda- lampa' gancang ojokna pon-
nya. dok penyanggra.
777. Tiba sambil terengah-engah, 777. Dateng na terenggaseng
terlalu capai }?erlari, aseng,
para peronda panik, Lelah Lalo' na pelai,
Jro Rumbuk lalu bangun, soroh penyanggra pada
juga si Jro Mertaji, gewar,
203

"Hai siapa ini tangkap dia, Jro Rumbu' ures gelis,


berlari di malarn gelap," si' aran Jro Mertaji,
Lok Mintana lalu berkata, sai sine nyerek bau,
"Saya ini tuan datang tergesa- belari peteng petengan,
gesa." Lo' Mitana muni gelis,
ita Jro nde' ta ngasa kenyere-
kan.
778. Ada apa datang tergesa, 778. Apa hanta terenggas
Lok Mintana menjawab, enggasan,
"Saya ini diperintahkan, lo' Minata nimbal malik,
diutus oleh si Juragan, ita sine tandikayang,
diperintahkan oleh Tuanku," utusan isik Gusti,
semua kepala karnpung, selapu' da manik Gusti,
bangun si Jro dari Kabar, soroh keliang no selapu',
cepat ia menyelip kerisnya, ure Jro si' li' Kabar,
Amak Aba Surabaya tak lupa encong banjur na mekeris,
parangnya. Ama' Haba Surabaya bate'
tepok nde' na lupa'.

779. Bangun lalu cepat pergi, 779. Banjur ures pada leka',
menghadap si juragan Bali, memarek li' pemekel Bali,
semau para kepala karnpung, selapu'na pra kliang,
sarnpai di hadapan si Gusti, nyerek li' arep Gusti,
Gusti Komang Ida Manggis, Gusti Komang Ida Manggis,
berkata kepada ke Hang bemanik Ii' keliyang Rumbu',
Rumbuk, wah ita selapu' da,
sudah hadirkah semuanya, soroh keliang matur tarik,
benar, karni sudah hadir. meran dateng wah selapu' kaji
wah napak.

780. Berucap pula si Ida Wayan, 780. Banjur bemanik Ida Wayan,
aku tanya kalian sebenarnya, aku ketuan da sejati jati,
hati kalian sesungguhnya, hangen da sepedas-pedas,
karena Sakra sudah berontak, mapan Sakra wah bebalik,
Mamik Nursawi sudah di- Tuan Guru wah bebalik,
tangkap, Marni' Nursawi wah tebau,
semua ditahan di masjid, to mesigt tao'na makejang,
ini azimat dan kerisnya, ene simat lawan keris,
204

banyak azimat dua bakul tiga kaule' simat dua keraro telu
keranjang. peraras.
781. Heran semua para Kliang, 781. Benga' selapu' para Keliang,
melihat azimat dan keris, si' gita' simat Ian keris,
berujar si Kliang Kabar, banjur matur Keliang kabar,
Jro Rumbuk berucap pula, Jro Rumbu' matur masih,
Tuntang Lepak, Montong, Tuntang Lepak Mon tong
Tangi, Tangi,
Lenting, Greneng, Denggen, Leming Gereneng Denggen
Surabaya, Keselat, Songak, matur,
Kuang Berora, Kuang Beruti, Surabaya Keselet Songa',
semua sanggup namun dusta. kuang berora kuang beruti,
selapu'na sanggup pada mara'
cupak.
782. Berkata Jro dari Kabar, 782. Matur Jro Ii' Kabar,
bila demikian tuanku, lamun meno Gusting kaji,
desa Salera jelas berontak, desa Sakra pedas congah,
hamba sendiri melawannya, mesa' kaji gen nimpalin,
Gusti Komang sangat percaya, Gusti Komang sadu gati,
Ida Wayan juga percaya, Ida Wayan masih sadu,
si Bali pintar tapi keliwatan, Bali ririh liwat jokan,
tertawa berujar Jro Mertaji, ngakak matur Jro Mertaji,
kalau Sakra kulalap jadi sara- lamu Sakara jari lalap kaji
panku. selema'.
783. Mengakak berucap Jro Lepak, 783. Ngakak matur Jro Lepak,
buang muka sambil menekan ngengos sampi' telek_ keris,
keris, lamun desa Salera congah,
kalau desa Salera berontak, mesa' kaji gen nimpalin,
sendiri saja hamba lawan, selema' manjur periri,
satu pagi akan heres, nde'na burung jari kelepuk,
tak urung jadi debu, endara' kurang kesanggupan,
tak ada tanggung sanggup sanggup mara' kuntal-kantil,
mereka, selapu'na pada ngokok de-
sanggup macam menelan maklandeyan.
kapak,
semua terbahak memegang
kerisnya.
205

784. Lega hati si Ida Wayan, 784. Egar banjur Ida Wayan,
mendengar kesanggupan si' dengah sanggup tari',
mereka, Ida Manggis bemanik gan-
Ida Manggis berkata, cang,
"Nah, siapkan mesiu dan madab daban ubat mimis,
peluru, Kuang Brora monggo' bedil,
Kuang Berora memikul bedil, Kuang Bruti banda tambur,
Kuang Beruti memikul Zeman tangi banda hubat,
tam bur, Zeman tenting banda mimis,
dari Tangi menjunjung mesiu, selapu'na pada ngiring Ida
dari Lenting membawa Wayan.
peluru,
semua mengikuti Ida Wayan."

785. Amak Irang tertinggal 785. Ama' Hirang made' takilan,


bekalnya, made' mama Ama' Sari,
Amak Sari tertinggal sirihnya, papu Dirayu made' beras,
kakek Diraya tertinggal Ama' Kerta made' tempani,
berasnya, sa' tutut na bemudi,
Amak Kena tertinggal gampang tekocap li' kidung,
jajannya, Ida Manggis beterus lumbar,
yang dicarinya di belakang, teiring isik tumbak bedil,
Ida Manggis lalu berangkat, tekocapang wah dateng
diiringi oleh tombak dan bedil, Buwun Prina.
alkisah sampai di Buwun
Prina.

786. Waktu subuh terang tanah, 786. Parek menah tenang tana',
sampai di Padang Bunter, dateng lendang Bunter tarik,
beristirahat sebentar di situ, betelah ito semenda',
banyak pasukan tujuh ribu, lue' ngiring pitung bangsit,
Ida Wayan berkata pada Ida Wayan no bemanik li' keli-
keliang, ang no selapu',
"Nanti kalau Sakra kalah, Zema' lamun kalah Sakra,
pilih olehmu anak bangsawan, depele' anak para Buling,
yang cantik tak ada cacatnya." si' solah solah da' ara' tao' ta
wada.
206

787. Ida Wayan berangkat lagi, 787. Ida Wayan malik lumbar,
diiringi tombak dan bedil, teiring isi' tumbak bedil,
dalam pikiran Ida Wayan, dalem pikir Ida Wayan,
ingin segera cepat sampai, juru mati' dateng tarik,
ia ingin sekali memperistri, kendel angen na merari',
dengan perawan cantik mulus, Ian nina si' bajang bagus,
gadis-gadis dari Sakra, sa' nane si' dedare Sakra,
tak tersebut perjalanan si Ida, eneng Ida si' memarigi,
alkisah Anak Agung dan tekocapang Anak Agung Ian
panglimanya. budanda.
788. Para Ida Gusti dan punggawa, 788. Ida Gusti Ian punggawa,
para tentara dan warganya, pra sang ngiyang muwah
semua berjaga di gerbang wargi,
kota, pada tarik bilang kuta,
ada meronda di masjid, ara' nyanggre Ii' mesigit,
tak putus memata-matai, nde'na pegat matatelik,
kehendak si Anak Agung, pekayunan Anak Agung,
akan segera di bawa ke kota, beterus pada tetutunang,
semua yang sudah diikat, selapu'na si' pada betali,
si orang Jrowaru dan Sakra. teturunang Jrowaru Ian sikep
Sakra.
789. Dituntung dengan bambu 789. Betuntung tereng belanjuran,
utuh, si' selolo begerepit,
satu batang digapit dua, isiyan lima olas,
isinya lima belas orang, begerampen mara' rarit,
panjang seperti dendeng, pekayunan raja Bali,
maunya si pembesar Bali, tepeterus Ii' dayen gunung,
akan dibawa ke Lombok selapu'na maka samas,
Utara, teliwatang aning Gili,
si orang empat ratus itu, saking gelis dateng Gili
diseberangkan ke Gill, Trawangan.
kilat tuturan sampai di
Trawangan.
790. Guru Haji dan bangsawan, 790. Guru Tan Ian pra menak,
para Raden menangis semua, pra raden selapu' nangis,
meratap menangis tersedu, bejam jaman besesambat,
siang malam menderai tangis, jelo ma/em pada nangis,
207

sedih dan sendu mengikat susah sedih kangen diri,


nasib, bawon gili tenga' Laut,
di atas gili di tengah laut, dmen menah pada memada',
bila pagi mereka mencari ikan, ngelining durus pesisi,
berkidung melipur hati sedih. masa sambat nyalemborong
ate susah.
791. Kayu tengah penyangga pria, 79 I. Kayu' tenga' pelangken priya,
potonglah sapah dari sisi, peleng sapah bejelili,
begini nasib tersia-sia, mene temah kesesiya,
nista dan lapar di atas gili, jeleng lapah bawon gili,
periuk tergeletak miring ke keme' ngala' bejelili,
sisi, panggong bate' bawon batu,
taruh parang di batu, kayu'cermejarisepara,
kayu ceremai buat penyangga, bele' sala'ku ta sili',
besar salahku dimarahi, temate' gama' da' si' mene
lebih baik aku dibunuh saja. sengsara.
792. Dijenguk tak tentu masanya, 792. Te iwas sekali masa,
sama-sama sedikit mereka, pada-pada na sekedi',
nasinya daun-daunan hijau, jari nasi' na dedaun mela',
disiksa oleh orang Bali, tesiksa' si' tau Bali,
kurus semua di pulau kecil, pada kurus bawon Gili,
siang malam sedih sendu, jelo malem sedih sendu,
panjang bila dituturlcan, belo yen tekocapang,
arkian si Ida yang berangkat, kocap Isa si' memargi,
tak lama sampai di Kopang. nde'na ngene' banjur dateng
kuta Kopang.
793. Dilihatnya gerbang kukuh, 793. Gita' kute kukuh kekah,
dijaga oleh tombak bedil, tesanggra' isik tumbak bedil,
Ida Wayan agak takut, Ida Wayan banjur jejah,
cepat mereka berlindung, nyerek na betetili,
lalu si Ida menyamarkan diri, banjur Ida saruwang diri',
pertopi upih bekas pem- songko' hupe' onos
bungkus, Kelungkung,
berjalan bertongkat tombak, lampa'na tunjang jungkat,
busana si Ida di belakang, pesandangan Ida Ii' mudi,
cepat dibungkus upih bekas nyerek ta bukus isi' upe' onos
bekal. takilan.
208

794. Lalu liwat desa Kopang, 794. Banjur liwat desa Kopang,
perjalanan Ida Manggis, pelumbaran Ida Manggis,
sudah sampai di Rarang, tekocapang dateng Rarang,
Ida Wayan khawatir lagi, Ida Wayanjejah malik,
lagi ia bersernbunyi, malik ya betetili,
rnernbaurkan diri dengan aworang diri' tenga' batur,
pasukan, uwah liwat desa Rarang,
setelah liwat desa Rarang, Ida Manggis banjur bemanik,
Ida Manggis lalu berujar, pedas milu desa Rarang turut
pasti desa Rarang ikut Sakra. Sakra.
795. Alkisah ada dari kabar, 795. Kocap ara' Leman kabar,
rnernohon kepada Jro Mertaji, belako' Ii' Jro Mertaji,
bernarna Bolang beserta aran Bolang dengan dua,
ternannya, mele mate' Ida Manggis,
rnau rnernbunuh Ida Manggis. banjur sili Jro Mertaji,
Lalu rnarah Jro Mertaji, pantes Lalo' anta asu',
"Pantas rupamu hai anjing, nde' me' tao' otak udang,
tak tahu si otak udang, sok me' merenges mele sili,
sok berani kau ini, nuju tetu selapu' ta pada
kalau benar sernua orang be- congah.
rontak."
796. Kalau curna Sakra sendiri, 796. Lamun Sakra mesa' mesa',
kita ini pasti, ite sine tepeng jari,
tak urung akan dipindahkan, nde' ta burung genta pindang,
oleh Gusti Kornang, dan isl' Gusti Komang Lan mami',
ayahnya, Jro Mertaji sill gati,
Jro Mertaji amat rnarah, mapan iya berate biluk,
karena ia berhati bulus, pikirna bekembis dua,
pikirannya berwajah ganda, eneng cerita Ida Manggis,
ki ta tinggalkan si Ida Manggis, tekocapang desa Sakra si'
alkisah Sakra yang nyata be- nyata congah.
rontak.
797. Penuh sesak di Bencingah, 797. Peno' jejel Ii' Bencingah,
lalu ada orang berlari, banjur ara' dengan pelai,
dari utara terengah-engah, Lekan daye terenggas-enggas,
di alun-alun gernpar, si' Ii' peken blur tarik,
rnernbawa anaknya berlari, demak anak na belari,
209

laid wanita sama gempar, nina mama pada biur,


cepat pulang ke rumahnya, rryerek ule' Ii' balena,
tua muda besar kecil, towa' bajang beli' beri,
menyangka Anak Agung su- tarik paran Anak Agung rapet
sudah dekat. des a.
798. Ada yang segera bertanya, 798. ara' gancang bakatuan,
ada apa maka berlari, apa ara' sangka' da berari,
yang ditanya menjawab, si' ta katwan rryerek nimbal,
mengusap hidung sambil osap idung sampi' muni,
berkata, pedas gati ama' rari,
jelas kulihat paman, enda' bada'ang aku si betutur,
jangan bilang aku bertutur, Anak Agung wah betenga',
Anak Agung menuju ke timur, desa Rarang si'na gisi,
desa Rarang sudah dikuasai, endah rarah suaran tambur
riuh-rendah suara tambur kedengaran.
kudengar.
799. Kepala kampung merasa 799. Keliang dasan pada jejah,
gelisah, Gereneng Lepak Montong
Gereneng, Lepak, Montong Tangi,
Tangi, selapu'na pada jejah,
semua merasa khawatir, bepamit Ii' mami' Nursasih,
pamitan pada Mamik uwah kican iya bepamit,
Nursasih, pano aning da.wn selapu',
setelah diberi izin pamitan, lain malik tekocapang,
pulang ke dusun semua, Ida Wayan dateng Tangi,
lain lagi dituturkan, Ina' Manis gancang matur Li'
Ida Wayan sampai di Tangi, Ida Wayan.
Inak Manis berhatur pada Ida
Wayan.
800. Ingat-ingatlah tuanku 800. Dawek iling ratu pedanda,
pedanda, Tangi Gereneng uwah
Tangi Gereneng sudah bebalik,
berontak, Lepak Tuntang Surabaya,
Lepak Tuntang Surabaya, dawek gelis ratu magingsir,
silahkan cepat tuan Ida Manggis nu belari,
menyingkir, sugul tai merebek entut,
Ida Manggis lalu berlari, gewar isin dalem desa,
210

keluar tainya berentet gita' Ida si' pelai,


kentutnya, pada gewar begeluduk pale'
panik seluruh isi desanya, Ida.
melihat Ida Wayan berlari,
tergupuh rnengejar si Ida be-
rarnai-rarn ai.
801. Arnak Seneng rnengarnbil 801. Arna' Seneng dernak timas,
parang, Arna' Kowa' demak ladik,
Amak Kowa rnenyam bar keris bue' isi'na sanda',
pisau, Arna' Dama dernak gegitik,
kerisnya sudah habis r:;··--· meris bate' ndara' masih,
digadaikan, .-\ o -:::: pada mesanda selapu'na,
1• <..... •. . -

Arnak Dama meraih :. ,., ~ ~ 1 Papu' /rah dernakjungkat,


pentungnya, ~ .-.·. ~: 1 ~~ . : Papu' Dirayu dernak kandik,
keris parang tak ada lagi, ~. ~~ ~:~; \ Arna' Raseman demak na pe-
sudah digadai sernuanya, .) ~-~ :-.:, i, lembah pancar.
Papuk Irah rnenyarnbar ·~ . -1 ::; :
":('. ···- .
tom bak , , :. .:" '; 1
Papuk Dirayu rnengaipq!l )1 ';:,; , ~
kapak, \ _;; ::.;: ..... <.
Amak Rasernan rnenyanl§t _ . __ i
pemikul jala.

802. Ida Wayan tunggang lang- 802. Ida Wayan nyusur nyumbang,
gang, reba' ures na pelai,
jatuh bangun ia berlari, berot rnancat dara' pegat,
rnencret rnengucur tak peno' kancut bekaleping,
habisnya, nde'na asa sugul tai,
penuh cancutnya menernpel, sok na rnaka andang julu,
tak sadar keluar tinjanya, berari na andang daya,
asalkan rnenghadap depan ngerasa susah dalem pikir,
saja, Ida Wayan nangis nembang
berlari rnenuju utara, dang dang gula.
rnerasa sangat susah, di hati,
Ida Wayan rnelantun tembang
Dangdang.
211

DANDANG

803. Amak Seneng mengejar di 803. Ama' Seneng memale' julu


de pan, gati,
memikul parang, ponggo timpas,
sambil menyumpah serapah, sampi' nyempata,
nih si babi telan olehmu, ne bawi uta' lentok,
biar sampai pecah ususmu, ade'na jangka bedah baduk,
Amak Seneng sangat marah, Ama' Seneng langsot kasili,
ia masih menyimpan dendam, entan si' lae' isi'na antemang,
dahulu, wah tebait epone sejulu,
sudah diambil dadu judinya, . tingkahsino si' ingetang,
itu yang masih diingatnya, memale' nyempata,
mengejar sambil memaki, Balijadah Ama' Manggis,
hai Bali haram jadah si maeh ku serot baduk oda'.
Manggis,
mariku keluarkan usus
mudamu.
804. Akan kubedah biar keluar 804. Nane'ja' kuburakade'nasugul
taimu, tai,
begitu ucapannya, meno uni,
Amak Seneng mengumpat, Ama' Seneng nyempata,
Ida Wayan cepat sekali, Ida Wayan gancang lalo,
sudah masuk desa Rumbuk, was tama Ii' desa Rumbu',
warga Tangi mengejar pula, sekep Tangi memale' masih,
Jro Hiderat menghadang, Jro Hiderat ngadang,
nanti dulu mengejar, bares julu' Ida Wayan,
saya menjaga Ida Wayan, Ama' Seneng,
Amak Seneng, nyerryumpak sampi'na nyedi,
memaki sambil pergi, ngerodok bawi ne emah.
"Nih telan olehmu babi
haram."
805. Tak tersebutkan si Amak 805. Nde'na kocap Ama' Seneng si'
Seneng pergi, nyedi,
terkisahkan, Nde'na kocap Ama' Seneng si'
lagi si Ida Wayan, rryedi,
penuh kotoran di sarungnya, keceritan,
sambil ia tersedu-sedu, malik Ida Wayan,
212

sedih mengenang nasib awak, peno tai Lai' kereng,


yang dibuang oleh Gusti sampi'na bangkus angkus,
Komang, ase' LaLo'na gita' diri,
tak malu ia menangis, si'ta teteh isi' Gusti Komang,
ingusnya macam pikulan, nde'na Lila bangkus-angkus,
lalu tertawa Amak Rumiwang idus na mara' peLembah,
Jro Mertaji, banjur Lere',
menekan perut tertawa geli. Ama' Rumiwang ro Martai,
tekek tian bepaLengan.
806. Berucap Amak Lumiwang, 806. Banju matur Ama' Rumiwang
segera, no gelis,
dari jauh, Lekan renggang,
tak tahan ia mencium, nde'na kawe ambu' iya,
kotoran yang penuh di si tai na peno kereng,
kainnya, matur sampi' nancemur,
berucap sambil tersenyum. duh dewa ratu pedanda kaji,
duh, tanku dewa ratu, apa ara' ratu pedanda,
ada apa ratu pedanda, sangka dakaji ngangkus
sebab tuan menangis tersedu, angkus,
Ida Manggis lalu menjawab, Ida Manggis manjur nimbal,
aku lelah, aku Lelah,
dikejar oleh orang Tangi, tepale' si' kanak Tangi,
hampir aku mati oleh Amak das ku mate si' Arna' Seneng.
Senen~.
807. Lagi berhatur Jro Mertaji, 807. Malik matur Jro Mertaji,
dari jauh, Leman renggang,
tak tahan ia mencium, nde' kawe ambu' iya,
berujar sambil tertawa, matur sampi'na lere' bae,
sampai hamba tak tanda, nde' kaji aku' pengkai ratu,
tuanku cengengesan, ruen dekaji cergih-rengih,
hamba kira orang gila, keneng kaji tau ogang,
kain tuan habis bercelemotan, wastra pengkaji bue' belamut,
lihatlah kotoran tuan me- ene ruen tai perikak,
lengket, Ida Wayan bemanik sambil na
Ida Wayan berkata sambil nagis,
menangis, berembe bae jari entan.
bagaimana pula caraku.
lll

808. Jro Mertaji bQkata-Jagi~" 808. JroiMf'!'tajiWtalilrnmtur.iSelis,


sllak@l'lsratul ..~ \m~ii \":ii~~
menyingkir. Sck-atang,¥:)' magingsir perneka,
I \) .J lfcwll?A) ~fl·)~~q~t; . • '•~' ,;·~l#l.M§l.~[!}!lflt;i ih',;°f • j '
· muslihat, · - \'"·, 1·1"" 6 ~'ll-'·
'f
de~j~IPJtrmMtm.Pa111r: ·t.
tuan tahu ~a9"-·W~..:.~af,•., ./\ pilih ~pqria (~bnl(f& :.11
ikut berqn~~~~a Salaa, m(,1tc-eongQh,run11:(-..S,akra,;,,
.~JituiM ~cman ,~i'..M~~i. Jro M.etl!'Ji. 'fnf!llQ ~tw .. :
IdaJ..ial}ggi.s-_~emit!. bangJ10. Ida M~l'Jgg~ w~s geJIFang,
mengu~ .pe11,1tnya, . ·.. popot tiyan,_ · . : . ·
,. . Sll\llpai $lim luaI desa ,m~ncret dateng luar kuta. sugul tai,
lagi,, .· .:.· :, . ,.. ,:·i , tama ke_bon sugu~ lendang.
m~ .k.~bun. :k.eJ~~~e ;'. ..
padang. ' r· v.'. ,-1 •
809: ToJeh..wleh 'Si :Ida ·berjalah, 809. Kecengor kecelek lelampan
I membaw'a •tangkat, · lda'-Manggis,
untuk menyaru diri, bentek tunjang,
agar dikira gernbala kerbau, isi'na sarung diri'na,
. ' " berjalan,sernakinke tirnur, n4e'na teparan pengaret kao,
sampai 'di Paiicor bertemu, pelumbaran •sayari timu ',
dengan si .~ Mehram, dateng Pancor banjur bedait,
Jro M$ram ·bematur, si' tangket Jro Mehram,
ada apa·ratu pedanda, Jro Mehram belatur,
tuanku terengah engah, apa ara' ratu pedanda,
penuh kotoran pada kain dekaji benggas enggas,
tuanku, tai doang Ii' wastran dekaji,
tak tahan menciumnya. nde'ta kawa ngadukiya.
810. Sangat lupa diri si Ida 810. Sanget lupa' Ii' ragena Ida
Manggis, Manggis,
hilang ulahnya lalu malam, telang lelah banjuran peteng
duh Ratu Agung, des a,
tuan diam di sini kujaga, Jero Mihram matur adeng-,
karena hamba tak berontak, duh dewa ratu Agung, .
tak ikut bersama Salera, dekaji mero sanggrahin kaji,
sambil menunggu pasukan mapan kaji nde' congah,
Mataram, Ii' Salera nde' kaji nurut,
beribu-ribu, laun anteh sekep Mentaram,
214

bedil tombak baik pasir, beribu-ribu,


lebur sehari si Salera itu. bedil tumbak mara'·gesik,
lebur selama' desa Salera.
811. Terlalu malu si Ida Manggis, 811. Lebih sengap Ida Wayan
sampai tak mendengar, Manggis,
ucapan Jro Mehram, Nde'na denger,
di kala malam dini hari, atur Jro Mehram,
Ida Wayan minggat, peteng parek memih bele',
tak putus ia bemazar, Ida Wayan nyedi beterus,
kalau aku bisa sampai nde'na betelah besesangi,
Mataram, mun ku bau dateng Ment<iram,
kupotong babi tiga, ku semeleh bawi talu,
aku membuat ebatan sate ku ngebat nyata lawar,
lawar, ku bebantel,
aku buat sajian, bilang sanggrah miru tarik,
setiap sanggah dan miru ngeno sesangin Ida Wayan.
semuanya,
begitu kaul si Ida Wayan.
812. Menuju timur si Ida.Manggis, 812. Ojok timu' pelumbaran Ida
sampai di padang, Manggis,
sampai di kaki Lenek Barak, dateng lendan~. i
sampai di wilayah Korleka, tipa' kokoh lenek bara,
berjalan sampai di Mudung, taek jajahang korleko,
hari sudah siang, kelelampan dateng mudung,
Ida menampak lautan, wayan jelo sengker tengari,
semakin sedih tersedu-sedu, Ida nyingakin segera sayan
bertedung tangan melihat iro' ngangkus,
lautan, tedong ima tangga' segara
duka nestapa, ase' lalo',
mengenang diri tersia-sia; Ii' ragan kesiya siya,
meratap mengisak tangis bangkus angkus mesa' mesa'.
·sendiri.
813. Lalu berbelok si Ida Manggis, 813. Ngengohi lumbar Ida Wayan
menuju utara, Manggis,
tak terldsahkan perjalanannya, ojokdaya,
lain pula tuturan kidung, nde' ta kocap Ii' Langan,
alkisah ada seorang gusti, wah dateng Ii' kidung;
215

bemama Made Belosok, keceritan ara pra gusti,


dia bangsa Praratu, Made Belosok aran na,
berkuasa di desa Pohgading, iya sino pra ratu,
sekarang tersebutkan, Ii' Pegading iya ngeraksa,
Jro Inarsa Jro Rais, nene kocap,
melapor kepada juragan Jro lnarsa Jro Ra'is,
Balinya. matur Ii' pemekel Bali na.
814. Ampenan Gusti hamba 814. Meran Gusti kaji mau' horta
mendapat kabar, jati,
sangatlah pasti, janten pisan,
hamba mendapat berita, kaji mau' tuturan,
Sakra Pringga sekarang mem- Sakra Pringga congah nane,
berontak, bedil tumbak wah metambun,
bedil Lobok sudah tertimbun, meriam pejot wah taek tarik,
menerima pijit sudah dida- Li' Sakra wah bejajar,
ratkan, bedil bangsal ta kuwur,
di Sakra sudah berjajar, sabol sesak desa Sakra,
bedil Bangsal sudah Made Belosok,
dihimpun, tenjot berot sugul tai,
penuh sesak desa Sakra, demak keris banjur ngera-
Made Belosok, jang.
ter.kejut mencret keluar tainya,
menyambar keris lalu
melompat.
815. Jro Inarsa dengan Jro Rais, 815. Jro lnarsa bareng Jro Rais,
ikut di belakang, turut mudi,
sudah menyuruh meng- wah na besuru' ngadang,
hadang, au' tumbak salah kado,
membawa tombak tangkai Gsti Belosok banjur betem-
pendek, puh,
Gusti Belosok lalu bertemu, dengan si ngadang wah yatna
dengan penghadang yang su- tarik,
dah siaga, Made Belosok terus ta galah,
Made Belosok lalu ditombak, lcena lca.pur susu,
ter.kena dadanya, Made Belosok reba' mantang,
Made Belosok jatuh terlen- Jrolnarsa,
tang,
216

Jro Inarsa, bareng Ian Jro Ra'is,


bersama dengan Jro Rais, pada ule' Ii' balena.
lalu pulang ke rumah mereka.
816. Tak tersebutkan si Belosok, 816. Nde' kocap Made Belosok
tergeletak, nguring,
disebutkan, tekocapang,
lagi si Ida Wayan, malik 1da Wayan,
yang berpondok di Dusun si' mondok Ii' dasa Bantek,
Bantek, mula tuduh belo umur,
mula nasib panjang umumya, mula takdir sang hiyang widi,
takdir Allah Maha Kuasa, banjur mau' kepedasan,
maka iapun mendapatkan Made Belosok wah melunjur,
kepastian, banjur nyedi Ida W ayan,
Made Belosok sudah mati, telang musna Wayan
lalu pergi si Ida Wayan, Manggis,
hilang musnah Wayan malik kocap desa Sakra.
Manggis,
dituturkan lagi desa Sakra.

DURMA
817. Sudah mufakat kala sudah 817. Uwah mufakat menah desa
siap, medab deban,
warga Lenting, Tangi, kaula Lenting Tangi,
Lepak, Tuntung, Surabaya, Lepak Tuntang Burebaya,
kabar Rumbuk, Keselet, kabar Rumbu' Keselet Songa',
Song a, ule' aning Sakra tarik,
pulang semua ke Sakra, · sekep bedil tumbak,
bersenjata bedil tombak, wah tegep takilan nasi'.
sudah siap bungkusan nasi-
nya.

818. Terang desa kentongan ber- 818. Menah desa muni kulkul
bunyi, banjur leka',
Tuan Guru Haji Ali, Tuan GuruHaji Ali,
diiringi keluar desa, · tiring sugul desa,
penuh di sawah Pegondang, sesek Ii' bangket Pegondang,
akan menyerang Suradadi, pada gebuk suredadi,
217

ada sampai di Pindak, ara' dateng Pinda',


separuhnya sampai Maji. separo dateng ule' malik.
819. Tiba-tiba datang seseorang, 819. Bajur ara' dengan dateng
dia lancar bertutur, gegancangan,
musuh sudah sampai Kopang, sino teteh nuturin,
Anak Agung diiringi, musuh wah dateng Kopang,
bersama pasukan Bali, anak Agung mahiringan,
yang dituturi resah, kanca soroh sikep Bali,
lalu mereka pulang lagi. si' tetutur jejah,
banjur pada ule' malik.
820. Semua laskar pulang ke Sakra, 820. Selapu' na sikep tulak aning
bersiap di dalam desa, Sakra,
lalu mereka bertindak, Ii' dalem desa mecawis,
bersorak saling sahut, banjur pada bekerap,
kentongan berbunyi berbaur surak rame saling timbal,
bedil, kulkul muni awor bedil,
Tuan Guru sembahyang, Tuan Guru sembahyang,
mohon pertolongan Allah, nunas tulung Lai' Widi,
dua rakaat si Tuan Guru lalu dua rakaat Tuan Guru banjur
Selam. besalam ..
821. Kemudian mereka berzikir, 821. Banjur na pada sikir,
membaca doa pelhimpunan, sahegar pekumpulan,
dengan Redla Allah, saking suka' Alloh,
berkat doa pujinya, berkat aran doa puji,
terkabul permohonannya, kabul penunas,
dengan takdir Allah Rahman. saking takdir Yang Widi.
822. Setiap desa datang pemimpin- 822. Bilang desa pra kanggo dat-
nya, eng selur sineluran,
menghadap pada Haji Ali, memarek Ii' Haji Ali,
berkat doa pelhimpunan, berkat doa pekumpulan,
datang seperti diundang, dateng na mara' wah ta bada',
lalu mereka mufakat semua, banjur na mupakat tarik,
luar desa yang lima, jaban desa si' Lima,
mengikuti Haji Ali. saturut Ii' Haji Ali.
823. Hanya Rumbuk Pancor, 823. Amung Rumbu' Pancor
Kelayu, Pringgasela, Kelayu Pringgasela,
218

Pujut, dan Batujai, Pujut Ian Batujai,


itu masih tak ikut, sino masih manggah,
masih setia kepada Bali, Ii' Bali masih eman,
kita gampangkan ceritanya, gampang ta kocap Ii' tulis,
mulai bersiap-siap, mawa mecawisan,
akan berangkat menyerang gen le/ca' ngeregah malik.
lagi.
824. Raden Rarang Den Nuna 824. Raden Rarang Den Nuna te-
terkisahkan, kocap,
yang meronda bersama gusti- si' nyanggra ngiring gusti,
nya, ito Ii' Praya,
di sana di Praya, Raden Ratmawan widagda,
Raden Ratmawa pintar, akalang pemekel Bali,
memperdaya juragan Bali, dawek ratu pedanda,
silakan Ratu Pedanda, kaji andawegang peng kaji.
hamba mempersilakan
tuanku.
825. Ratu Agung memesan pada 825. Ratu Agung uninga ngapay-
hamba, ang titiyang,
agar tuan berkenan, mangde sawanca pengkaji,
menjaga desa Rarang, sanggra desa Rarang,
agar jangan hamba disangka, nde' kaji brung kebaosan,
oleh sang raja Batara, si' Batara kaji gusti,
silakan tuan bersegera, dawek gegelisan,
ke Rarang bersama hamba. betenga' kaji ngiring.
826. Jangan hamba disangka ikut 826. Jerah kaji kebaosan milu con-
berontak, gah,
biarlcan Sakra saja tuan, alurang Sakra bae Gusti,
dapat dihasut, bau kepincukan,
Ida Bagus Gede berangkat, Ida gusti Gede lumbar,
terjerat ucapan manis, bau isi' uni manis,
tiba di desa Rarang, dateng betenga' Ii' Rarang,
bersama Raden Ratmawa. Raden Ratmawa ngiring.
827. Sudah disajikan hidangan dan 827. Uah katurang majengan kupi
jajan, sanganan,
Ida Bagus Gede berujar, Ida Bagus Gde bemanik,
219

menyampaikan perintah, dauh pengandika,


kukuhkan kubu pertahanan kukuhang petak desa,
desa, pra raden liwah para buling,
para raden dan bangsawan, si' U' desa Rarang,
di desa Rarang, matur sadika pengkai.
berhatur baik gusti.

828. Saking lajunya cerita 828. Saking gelis tuturang lain,


terkisahkan, tekocapang,
si Dewa pegasa Suradadi, Dewa si' Ii' Suredadi,
Dewa Rahi bersegera, Dewa Rahi gegelisan,
ke Suradadi diiringi, batenga' mahiringan,
sudah sampai di Suradadi, wah dateng Ii' Suredadi,
mau mengawasi desa, pekayunan sanggra desa,
bersama Gusti penguasa · bareng gusti si' Ii' Kesik.
Kesik.

829. Sudah sampai di Suradadi si 829. Uwah napak Ii' Suredadi


Cokorda, Cokorda,
para pemimpin di Suradadi, pra kanggo Ii' Suredadi,
duduk di hadapannya, napak Ii' arepan,
menghadap minta nangkil nunas pengandika,
pengarahan, Dewa Cokorda bemanik,
Dewa Cokorda berkata, ngumbe angen da pada,
bagaimana pikiran kalian, mapan sakra nane bebalik.
karena sekarang Sakra
berontak.
830. Beranikah kita menyerang 830. Bani pada ta ngulahang gebuk
Sakra, Sakra,
atau kita menunggu, atawanda pada ngantih,
memperkukuh pertahanan kukuhang petak desa,
des a, anteh Sakra dateng ngeregah,
menunggu Sakra menyerbu, matur Bapa' Sriyati,
menjawab Bapak Sriyati, sila' ta ngulahang,
silakan kita serang saja, lamun Sakra mesa' Kaji.
kalau Sakra biar hamba
sendiri.
220

831. Salera akan lebur satu pagi, 831. Lamu sakra nde'na burung
ini pendekar di Suradadi, lebur selema',
sering dikeroyok empat ratus, eni labak Ii' Suredadi,
memotong si Bapak Maja, sring patung samas,
kalau Salera berikan hamba, nimbal matur Bapak Maja,
Bapak Hiwang berujar lagi. lamu Sakra nunas kaji,
Bapa' Hiwang matur f!Wlik.
832. Kalau Sakra tangan sebelah 832. Lamu Sakra si' kaji singkurin
hamba, ne doang,
biar sekarang saja diremuk- juru mati' nane perjanji,
kan, kai aruan mesiyat,
supaya cepat hamba bertem- timpalin pra menak Sakra,
pur, sanggup pada tari bai,
melawan bangsawan Sakra, kendel Dewa Cokorda,
sanggupkah mereka mela- wayan malem serep sekali.
wanku,
lega hati Dewa Cokorda,
saat malam mulai mengantuk.
833. Lalu berbunyi meriam di 833. Bajur muni meriyem Ii' desa
Sakra, Sakra,
untuk menjadi ciri, minangka jari ciri,
berbunyi tiga kali beruntun, muni telu kali undak,
desa Suradadi panik, desa Suredadi kewah,
Dewa Cokorda Rai, Dewa Cokorda Rai,
hatinya khawatir, pekayunan jejah,
dan Gusti di desa Kesik. /ah Gusti si' Ii' Kesik.
834. Mau balik biar malam, 834. Suka turun mana peteng pra
hati si Dewa sudah goyah, naneyan,
cepat ia berangkat, pekayunan Dewa wah ganjih,
menuju Kutaraja, gelis banjur lumbar,
Jro Sriaji ikut, bedaya Ii' Kutaraja,
menyertai sampai Kutaraja, Jro Sriyaji milu ngiring,
si Cokorda Dewa Rai. ngiring dateng Kutaraja,
Cokorda Dewa Rai.
835. Tak lama di Kutaraja Cokorda 835. Nde'na sue Ii' Kuteraja
pergi, Cokorda lumbar,
221

langsung ke Cakra lagi, beterus na turun gelis,


melalui lintas utara, Langan mimper daya,
panjang bila dituturkan, belo yen tekocapang,
maka datanglah pagi lagi, menah desa kocap malik,
alkisah si Raden Rarang, kocap Raden Rarang,
menyikat pemimpin Balinya. laksana' Pemekel Bali.
836. Adik-kakak Ida Bagus mati 836. Rai raka Ida Bagus Gde bar-
be rs am a, eng sede,
si Pedanda tewas juga, Ian Pedanda sede masih,
mayatnya bertindih, bangke betetimpa,
semua Bali dibereskan, senuga' Bali tebue'ang,
tak ada tinggal lagi, nde'na ara' berua malik,
tak tersebutkan desa Rarang, eneng desa Rarang,
terkisahkan lagi desa Sakra. Sakra tekocapang malik.
837. Lengkap senjata lalu berang- 837. Napak sekep banjuran na
kat, lampa'
ke desa yang masih bersatu, li' desa si' masih bekambis,
pada Bali masih dekat, Ii' Bali masih menggah,
Rumbuk lalu diserbu, Rumbu' banjuran ta regah,
desanya dikepung, desa tekelipung gelis,
Rumbuk lalu menyerah, Rumbu' banjuran maserah,
laskar langsung ke tirnur. sekep betimu' sekali.
838. Menyerang Pancor, Kelayu 838. Regah Pancor kelayu masih
yang masih mendua, mekambis dua,
laskar Pancor, Kelayu semua, sekep Pancor Kelayu tarik,
berjajar di utara desa, ngambiyar baret desa,
bertemu senjata Sakra, betempuh Ian sikep Sakra,
lalu mulai disoraki, banjur mara tasurakin,
laskar Sakra mendesak, sekep Sakra ngulah,
senjata Pancor menghindar. sekep Pancor ngilesin.
839. Masuk desa menunggu dalam 839. Tama desa pada ngantih
desa, dalem lcuta,
lalu didesak lagi, mara ta desek malik,
Pancor, Kelayu menyerah, begade·fi' desa Sakra,
, digadai pada desa Sakra, kancan guru Ian Kiyai,
para guru dan kiyai, manjur pada budal,
222

lalu mereka berangkat, sekep matulak malik.


laskar pulang kembali.
840. Sampai Sa'kra bermufakat 840. Dateng Sakra pada randing
lagi, reraosan,
mufakat menyerang lagi, mupakat beregah malik,
besok ke Pringgasela, lema' Ii' Pringgasela,
lalu malam pun tiba, banjuran na peteng desa,
malam hari mereka bersiap, kemalem na pada mecawis,
mempersiapkan bekal, sergepang takilan,
"sesuka hati berdendang cara semarang girang ngerakep
Bali. caraBali.

ASMARANDANA

841. Di Kopang Mamik Mustiyaji, 841. Li' Kopang Marni' Mustiyaji,


di Batukliang Mamik -_ Batukliang mami' Jinawang,
Jinawang, beregah Bali Matenggo,
menyerang Bali Matinggo, sejelo prajani kalah,
sehari saja terkalahkan, Ian Bali si' Ii' Kopang,
dan Bali yang di Kopang, bangke sampal betetumpuk,
mayatnya bergelimpangan nina mama Bali Kopang.
bertumpuk.
laki wanita si Bali Kopang.
842. Tetapi pemimpin Batukliang 842. Anging Jro Batukliang sedih,
sedih, kangen lnami' teturunnang,
mengingat ayahnya ditahan di Jro Buru wah ngone',
Cakra, teturunang Zeman penyang-
Jro Buru sudah lama, gra,
ditarik dari pos penjagaan, Zeman Puyung tipa Cakra,
dari Puyung ke Cakra, Zima olas tqngkat na turun,
lima belas orang temannya, Ian bijana Lalu Wiraja.
dan putranya Lalu Wiraja.
843. Kehendak Raja Bali, 843. Pekayunan Raja Bali,
Jro Buru akan dibunuh, Jro Buru mula ya' teseda',
karena ia sudah dinyatakan, pan iya mula keraos,
berontak bersama Cakra congah bareng Sakra Praya,
Praya, prakanggo timu' Babak,
223

para pemimpin timur Babak, keraos unteng Jro Buru,


Jro Buru dianggap biangnya, mainan nyerek ta seda'.
maka dibunuh si Jro Buru.
844. Dituturkan pula, 844. Jpri tekocapang malik,
desa Pringgasela dibicarakan, desa Pringgasela munggah,
karena warga Bali banyak, mapan soroh Bali lue',
laskar Sakra turun berjalan, sekep Sakra beterus lampa',
menyerbu desa Pringgasela, rengah desa Pringgasela,
karena warga Bali berkumpul, mapan soroh Bali kumpul,
laskar Sakra datang menye- sekep Sakra dateng ngere-
rang. ngah.
845. Pasukan sudah mengepung, 845. Sikep wah bedepih tarik,
di luar desa Pringgasela, luwar desa Pringgasela,
mereka mengatur gelaran, ambiyar pada derek,
bersama membangun sorak, tarik na mangkeban surak,
Bali di dalam desa, Bali si' Ii' dalem desa,
Pringgasela panik semua, Pringgasela gewar selapu',
keluar mengatur pasukan. nyugulin pada ngembiyar.
846. Kemudian mereka saling tem- 846. Banjuran pada seling bedil,
bak, surak rame betimbalan,
sorak ramai bersahutan, soroh Bali bededengser,
si Bali berjingkrak, ngigel pad.a besesumbar,
menari sambil sesumbar, ne tulen macan Pringgasela,
ini tulen macan Pringgasela, pepadun Betara Agung,
pendekar si Batara Agung, ne labakna Ii' desa Pringga.
ini benteng desa Pringga.
847. Mereka pun bertempur sengit, 847. Awor pesiyatna gelis,
beradu tombak dan kelewang, betempuh tumbak kelewang,
seru pertempuran bedil ramai, rames siat bedil rame,
bangkai berserak bersusun, bangke sampal betetimpa,
laskar Bali berlindung, sekep Bali mekilesan,
kalah tempur mereka mundur, kapes siyat pada surut,
laskar Bali masuk desa. sekep Bali tama desa.
848. Mendesak semua mengepung, 848. Bedesek tarik bedepih,
dibakar desanya, tesedut dalem desa,
lal~ .kalah seketika, banjuran kalah per nane,
224

desa Pringgasela terbakar, desa Pringgasela julat,


lalu turunlah malam, banjuran peteng desa,
yang menyerang mundur, si' beregah pada surut,
berangkat pulang semuanya. budal ule' selapu'na.
849. Bali Pringgasela bersih, 849. Bali Pringgasela bersih,
sisa mati terlunta-lunta, sisen mate kepasat pasat,
mengungsi hutan terpencar, ngungsi gawah sara tempuh,
banyak yang mati kelaparan, lue' mate kelapahan,
ada terjatuh di tebing, ara' teri' Ii' sesongkang,
ganti tersebut dalam kidung, pegenti' mungguh Ii' kidung,
disebutkan Bali Swela. tekocapang Bali Swela.

PANG KUR

850. Semua bermusyawarah, 850. Tari tanding reraosan,


Bali Swela mendapat berita Bali Swela pada mau' tuturan
pasti, jati,
Made Blosok sudah mati, Made Blosok wah melunjur,
dibunuh diperdaya, teseda' teakallang,
oleh Jro Rais dan Jro Inarsa, si' Jro Rais Jro Inarsa pada
Bali Swela takut, patuh,
mengkhawatirlcan laskar Bali Swela pada jejah,
Pohgading. marapang sekep Pegading.
851. Semua sudah berangkat, · 851. Selapu 'na pada budal,
pulang ke desa Pringga semua, pad.a ule' aning desa Pringga
berkumpul di Pringga, tarik,
tersebut di situ ada Gusti Bali Apit Ai' selapu',
Praratu, bekuwur aning Pringga,
Komang Gredek namanya, kocap ito arak Gusti iya pra
dipercaya oleh Raja bali. ratu,
Komang Gredek aran na,
tandelang isi' raja Bali.
852. Alkisah di desa Pringga, 852. Tekocapang Ii' desa Pringga,
Lalu Ayub Guru Usman be- lalu Ayub guru Usman men-
runding, graosin,
membicarakan Bali yang raosang Bali si' bekuwur,
berlcumpul, lalu Ayub mula widagda,
225

Lalu Ayub memang pintar, ririh ngales akallang Bali se-


licin alot memperdaya Bali, lapu',
Lalu Ayub lalu berangkat, Lalu Ayub banjuran leka',
menghadap pemimpin Bali. memarek Ii' pemekel Bali.
853. Tiba lalu menghatur sembah, 853. Sedateng na memarek nyem-
melapor Lalu Ayub pada si bah, .
Bali, Lalu Ayub matur Ii' pemekel
hamba jelas mendapat berita, Bali, .
desa Sakra jelas berontak, kaji pedas mau' tutur,
Kopang, Rarang, Batukliang, desa Sakra janten congah,
Jrowaru, Kopang Rarang Batukliang
Amasbagek, Kalijaga, Jrowaru,
Lenek semua berontak. Hamas bage' Kalijaga,
Lenek pada congah tarik.
854. Pringgasela diserbu kalah, 854. Pringgasela tegebuk kalah,
habis ditangkap dijarah ter- bis ta bau tejarah kao sampi,
naknya, sisa mate berari turun,
sisa mati berlari ke Cakra, Bali si' Ii' Pringgasela,
Bali di Pringgasela, kepasat pasat taek gunung,
terlunta-lunta di gunung, ngeno kaji pulih horta,
begitulah hamba dapat berita, sila' baosang kaji Gusti.
silakan tuanku beri arahan.

855. Jro Pegading ikut berontak, 855. Jero Pegading milu congah,
Jro Inarsa dengan Jro Rais, Jro lnarsa si' tangket Jro Rais,
l\1ade Blosok diperdaya ke Made Blosok takallang turun,
Cakra, mate'na iya Ii' Langan,
lalu dibunuhnya di jalan, dawek ratu lamun patut kaji
gebuk,
silakan tuan sebaiknya kita senga' congah turut Sakra,
serang, ngeno si'na ngalcallang Gusti.
begitu dia memperdaya
juragannya.

856. Komang Gredek yang diakali, 856. Komang Gredek si' takallang,
terperday'a terkena . ucapan kepincukan kebaudn si' uni
manis, manis,
226

memang putaran desa mula tuduh desa menu,


demikian, Gusti Komang Gredek nimbal,
Gusti Komang Gredek pi/ci.r sala' si'na nimbal adu,
menjawab, Lalu,
urang pertimbangan men- beres julu' wah na tapak,
jawab, gampang pisan desa Pega-
duh lalu nanti s.etelah lengkap, ding.
desa Pegading soal gampang.

857. Tetapi sekarang Nuna se- 857. Lagu' nane muna kena',
baiknya, sila' Lalu periri kanak si' beri',
silakan atur anak-anak dulu, bagus tatong iya turun,
bahwa ia ke Cakra dulu, nde'na-sopo' pengerasa,
supaya satu yang kita hadapi, Lalu Ayub hegar manah sam-
Lalu Ayub lega sambil tertun- bil nundu',
duk, patut gati manik da kaji.
benar sekali ucapan tuanku.

858. Jangan sampai kita didahului, 858. Enda' ta temah kejulun,


oleh Pegading sebaiknya kita si' Pegading bagus aruan bae
cepat, memargi,
nanti dia datang duluan, Laun iya dateng j~Lu,
Pegading datang menyerbu Pegading letbegebuk Pringga,
Pringga, Komang Gredek lamun meno
Komang Gredek berkata, Lalu,
"Nanti malam aku berangkat, Laun biyan tiang Lek.a',
tengah malam ketika sepi." tengah malem nyeka sepi.

859. Lalu Ayub berhatur sembah, 859. LaLu Ayub matur nyembah,
"Baiklah tengah malam hamba patut meno tegah malem kai
serta." ngiring,
Lalu Ayub mohon pamit, Lalu Ayub pamit manjur,
pulang ke rumahnya, ule' aning baLena,
sampai di rumah bermusya- dateng bale tanding
warah, reraosan banjur,
sepakat bicara lalu bersurat, mufakat raos mara nyurat,
surat selesai diantar segera. surat jari tatong gelis.
227

860. Ke Pegading Jro Inarsa. 860. U' Pegading Jro /narsa,


Jro Rais lalu membaca surat, Jro Ra'is banjuran iya maca
tercantum di surat ia menyu- tulis,
ruh, mungguh Ii' surat besuru',
agar di hadang di Kali Pede', kokoh Pede' pon na ngadang,
karena si Bali semua akan ke mapan Bali selapu'na gena
Cakra, turun,
agar ia dibunuh semua, si na mate' iya selapu' na,
laki wanita tua muda. nina mama bele' beri'.
861. Mereka berangkat tengah ma- 861. Tengah malam pon na leka',
lam, banjur tutu' wiraosan dalem
sudah selesai pesan dalam tulis,
surat, Jro lnarsa banjur besuru',
Jro lnarsa lalu menyuruh, soroh si' ta kasub kuat,
bangsa yang tersohor kuat, kancan satus telung dasa so-
seratus tiga puluh pendekar, roh pepadu,
berjalan menyusur gelap, lampa' bepeteng petengan,
menunggu di Kali Pedek. kokoh pede' pon na ngantih.

862. Mereka segera bersiap ber- 862. Aru' gati berjap lampa',
angkat, pada lampa' nina mama bele'
berangkat laki wanita besar beri',
kecil, sirep sekali leka' turun,
sekira jam sembilan ber- nde'na kocap Ii' langan,
angkat, tarik dateng kokoh Pede'
tak terkisahkan di jalan, banjur tetempuh,
sampai di kali Pedek bertemu si' ngadang,
penghadang, mangkeban surak,
saling soraki, beriyuk pada bebedil.
lalu serentak menembak.

863. Lalu seru pula pertempuran, 863. Beterus rame pesiyatan,


lai wanita si Bali mati ber- nina mama Bali mate beger-
gelimpangan, inting,
separuhnya mati karena batu, separo mate si' batu,
tak tahu kawan dan lawan, nde'na tao' musuh roang,
228

· sisa mati terkesiap berlari ke sisen mate kemelas tae' Ii'


gunung, gunung,
warga Bali yang muda, neke Bali si' bajang-bajang,
dibawa ke Pohgading. tajau' aning Pegading.

ASMA RANDA
864. Kita tinggalkan Pringga, 864. Eneng desa Pringga Pega-
Pohgading, ding,
terkisahkan desa Mujur, desa Mujur ketuturan,
J ro Tigara gelisah resah, Jero Tigara kewah nane,
berutusan ke Sakra, barutusan tipa' Sakra,
Marong dan Ganti berutus, Marong Ganti barutusan,
kepada si tuan Guru, tipa' Lai' Tuan Guru,
agar datang pasukan Sakra, ade'na bebat sekep Sakra,
mengawal Mujur Marong sangra Mujur Marong Ganti.
Ganti.

865. Haji Ali bermufakat, 865. Haji Ali mangraosang,


dengan pemimpin yang lain, tangket pra kanggo si' Loe',
ke Lepak, Surabaya, aning Lepak Surabaya,
Tuntang, Greneng, Lenting Tuntang Gereneng Lenting
Songak, Songa',
Denggen, Keselet, Kabar, Denggen, KeseLet, Kabar,
Rum bu, Rumbu',
Jro Nursasih Sakra pergi. Jero Nursasih Sakra leka'.

866. Diiring dua ribu, 866. Mahiringan duang tali,


sampai di Mujur berpondok, dateng Mujur bapondokan,
Jro Tigara berhatur seksama, Jero Tingara belatur teteh,
ihwal Pujut bermuka dua, tingkah Pujut Bakambis dua,
Batujai masih dikawal, Batujai masih ta sanggra,
Gusti Ketut Gosa menjaganya, Gusti Ketut Gosa nunggu,
itu sebabnya bersisi dua. meno karana makambis dua.

867. Berkata Mamik Nursasih, 867. Ngandika mami' Nursasih,


"Besok pagi kita berangkat, lema' aru pada lampa',
229

rnenyerbu Pujut dan Kawo, gebuk Pujut timpal Kawo,


sekarang rnengirirn utusan, nanenta lampa'ang utusan,
kepada Guru Sernail Praya." tipa' Guru Semail Praya,
Utusan langsung berangkat, utusan lampa' beterus,
ke Praya naik kuda. ojok Praya bajaranan.
868. Guru Sernail sudah diberitahu, 868. Guru Semail wah teaturin,
hal diserbunya Pujut besok, tingkah ta gebuk Pujut jema',
utusan sudah balik lagi, utusan uah bebalik ule',
sarnpai di Mujur rnernberi- dateng Mujur iya ngaturang,
tahu, lai' Jero Nursasih Salera,
kepada Jro Nursasih Sakra, teteh isi'na belatur,
seksarna ia rnelapor, serep jelo peteng desa.
rnatahari pun tenggelarn.

869. Arkian fajar pun terbitlah, 869. Parek menah kocap malik,
laskar Sakra sudah siaga, sekep Sakra wah sayaga,
juga Raden yang di Marong, miwah Raden si' Ii' Marong,
laskar Ganti siap, sikep ne le' Ganti napak,
senjata sudah disiapkan, sekep pada mecawisan,
sudah selesai sernbahyang uah bebas sembahyang subuh,
subuh, beriuk pada andang bat.
bersarna rnenuju ke barat.

870. Menghadapi Pujut dan 870. Ngarepin Pujut Lan Batujai,


Batujai, dateng sekep desa Praya,
datang laskar desa Praya, Lekan baret jari kaLetek,
dari barat rnenjadi sayap, Pujut manjuran maserah,
Pujut lalu menyerah, nunas ica sabar semenda',
rnohon kesabaran sebentar, masa sepan sabar julu',
sabar dahulu tak terlarnbat, kedung Gusti ito nyanggra.
sebab si Gusti rnasih di situ.
871. Meronda di Batujai, 871. Nyanggra Lai' Batujai,
nanti kalau sudah pergi, Laun lamun uah budaL,
semua karni ini, seLapu' tiang sasene,
akan ikut ke barat, pada baguLung andang bat,
tetapi sekarang apa daya, mara' nane ngumbe akaL,
230

si tua dan muda agar samar, toa' kanak t~ting saru,


karena dekat sekali ia me- si'na rapet tao'na nyanggra.
ronda.
872. Laskar Sakra pergi, 872. Sekep Sakra budal tarik,
kembali ke Mujur, tulak aning Mujur pada,
Raden Marong Ganti pulang, Raden Marong Ganti ule',
di Batujai dituturkan, li' Batujai takocapang,
Gusti Ketutu Gosa berangkat, Gusti Ketut Gosa budal,
menuju desa Puyung, ojok na Ii' desa Puyung,
sampai Puyung menginap. dateng Puyung masanggra-
han.
873. Setelah ditinggalkan si Gusti, 873. Wasna bi/in isi' gusti,
Pujut, Batujai, Penujak, Pujut Batujai Penuja',
semuanya berontak, pada congah maka selue',
selesai pembicaraan di Praya, siyos raos Ii' Praya,
sudah bulat mufakat, raosan wah mufakat,
menyerang Puyung bersama, regah Puyung sebarengan,
maka turunlah sang malam. kocap manjur peteng desa.
874. Sorak bersama bunyi bedil, 874. Surak sembareng si' bedil,
bersama mereka maju, beriyuk bareng ngulahang,
panik di dalam desa Puyung, dalem desa Puyung geger,
pasukan Bali mau melawan, sikep Bali ya' ngelawan,
menembak dari dalam desa, babedil leman desa,
bedil berbunyi beruntun, bedil muni balalutun,
sorak ramai bersahutan. surak rame batimbalan.
875. Laskar Praya sudah mendekat, 875. Sikep Praya uah badepih,
masuk Puyung bersama, tama Puyung sembarengan,
laskar Bali panik, sikep Bali gewar encong,
berlari ke luar meninggalkan berari sugul_bilin desa.
desa, rarut sugul selapu'na,
mengungsi ke luar semua, sekep Praya bejarah banjur,
laskar Praya menjarah, jarah pare selapu'na.
menjarah pasi semuanya.
876. Puyung sudah kalah seketika, 876. Puyung uah kalah perjani,
bangsa Bali sudah minggat, soroh Bali beterus budal,
rakyat Puyung terlunta-lunta, kaula Puyung kare are,
231

tak keruan nasibnya, nde' lcaruan jari temah,


yang menjarah minggar pula, si' bajarah pada budal,
berganti tutur dalam kidung. bagenti' mungguh Ii' IUdung,
takocapang desa Salera.
877. Tuan Guru Haji Ali, 877. Tuan Guru Haji Ali,
sedang bermusyawarah, pada tanding rerosan,
akan berangkat sekarang juga, gen na lampa' nane bae,
akan meronda desa Kopang, eya'na sanggra desa Kopang,
muridnya sudah siap semua, murip selapu' macawisan,
para bekel di wilayah timur, para bekel si' timu' timu',
Lenek, Pegading, Mamben, Lenek Pegading Mamben
Pringga. Pringga.
878. Mengiringi Tuan Haji Ali, 878. Ngiring Tuan aji Ali,
Bangsa Bugis Tanjung Luar, soroh kampung Tanjung Luar,
semua bersenjata bedil, sekep bedil maka selue',
tak kurang enam ratus, nde'na kurang telung ngatak,
berjalan mengukuti Tuan sekep bedil selapu'na,
Guru, leka' ngiring Tuan Guru,
penuh jalan bergerombol. peno' rurung ambal lambal.
879. Tak kurang dari tiga ribu, 879. Nde'na kurang telung tali,
sudah sampai di Kopang, was dateng Ii' desa Kopang,
lalu berpondok di situ, pada mapondokan ito,
penuh sesak desa Kopang, peno' sesek desa Kopang,
mereka berunding, pada tanding raraosan,
ke Praya sudah berutusan, Ii' Praya uah barutus,
agar menyerang Kediri besok. gen regah Kediri jema'.

PANG KUR
880. Semua pemimpin mufakat, 880. Selapu' pra kanggo mupakat,
akan menyerang desa Kediri, raraosan genna regah desa
maka tibalah pagi hari, Kediri,
kentongan bersahutan, peteng menah kocap manjur,
berangkat bersama Tuan Guru muni kulkul batimbalan,
Ali, beterus lampa' Tuan Guru tir-
Haji Ali naik kuda, ing manjur,
sudah sampai Penentang Aik. Haji Ali tunggang jaran,
was dateng penenteng Ai'.
232

881. Mulai mengatur gelaran, 881. Mara bej'ajar ngambiyar,


laskar Peraya, Penuja, Batujai, sekep Praya Penujak Batujai,
mebjadi sayap selatan, ngaletekin lengan /au',
warga Jonggat sayap utara, sorohjonggat kaletek daye,
Sakra Tanjung Luar jadi sekep Sakra Tanjung Luar jari
ususnya, . bebaduk,
lalu membangun sorak, banjuran mangkeban surak,
laskar Bali sudah siaga. sekep Bali was mecawis.
882. Pasukannya sudah digelar, 882. Baris na wah bejajar,
laskar Bali serenta menembak, sekep Bali sembarengan na
laskar Sakfa Bangsa pelaut, bebedil,
membunyikan bedilnya, sekep Sakra soroh kampung,
ramai sorak bedil bagai gun- puni' bedil sembarengan,
tur, surak rame suaran bedil mara'
gelap mendesak si asap mesiu, guntur,
gelap sampai tak tampak peteng kalimut kukus hubat,
langit. peteng nde'~a penggitan
langit.
883. Tak jelas kawan dan lawan, 883. Nde'na kanten musuh roang,
bangke Bali Islam bergelim- bangke sampal Bali Slam
pangan, bagarinting,
bersorak riuh bersahutan, surak rame seling sarup,
Bali Islam sama maju, Bali Slam pada ngulah,
seru bertempur pedang tom- pada rames tumbak kalewang
bak, batempuh,
bergerotak suara watang, bagaraontang suaran watang,
pedang berlaga api muncrat sembar kalewang bapiyapi.

884. Berbaur musuh dan teman, 884. Awor musuh lawan rowang,
Tuan Guru diselbl bedil, Tuan Guru ta serung isi' bedil,
serenta berbunyi seribu pucuk, remba' muni bareng siyu,
peluru bagaikan hujan, mimis nde'na bina hujan,
Tuan Guru jatuh dari kudanya, Tuan Guru geri' Leman jaran
tak ada cacat lukanya, banjur,
segera dikerubuti muridnya, nde'na ara' tao'na cacat,
tasarogo isi' murip.
233

885. Cepat ia dilarikan, 885. Gelis manjur talariyang,


dinaikkan kuda lalu dikawal, tapataek li'jaran banjur tabih,
Tuan Guru tewas, Tuan Guru sede baterus,
beserta putranya bemama Jan anak aran Mustapa,
Mustapa, bareng seda Ji' seding siat na
bersama tewas di medan laga, nu,
laskar Sakra panik, sekep Sakra pada kewah,
berlari asal berderap saja. kaparah parah pelai.
886. Mayat tak terhitung, 886. Mun bangke nde; baun bilang,
berserakan di sawah Penen- bagalamparan Ji' bangket
teng Aik, Penenteng Ai',
laskar Bali mendesak maju, sekep Bali ngulah narutuk,
lalu dibakar desa Jonggat, baterus ta sedut desa Jonggat,
mereka mundur sebab malam, pada surut mapan jelo uah
laskar Bali kembali lagi, serep manjur,
pulang menuju Kediri. sekep Bali malik tulak,
ule' selapu' Ji' Kediri.

887. Si orang Sakra balik pula, 887. Soroh Sakra pada budal,
semua memikul mayat, selapu'na pada tarik lembah
berjalan di gelap malam, mayit,
sudah sampai di Sakra, lam.pa' peteng pada beterus,
tersebut Raden Rarang uah dateng desa Sakra,
mengutus, kacaritan Raden Rarang iya
minta laskar ke Sakra, barutus,
agar datang seketika. Iako' sekep Lai' Sakra,
ade'na turun perjani.
888. Akan mengawal Pringgarata, 888. Gena sanggra Pringgarata,
Jro Nursasih mengirim Jero Nursasih ngalekangang
pasukan, sekep gelis,
dua ratus orang berangkat, kancan satak lam.pa' baterus,
tenggelam matahari sampai serep jelo dateng Kopang,
Kopang, tarik batelah selapu'na. mon-
berhenti semua berpondok, dok banjur,
pagi tiba berangkat lagi, menah desa pada lam.pa',
sampai di Pringgarata. dateng Pringgarata gelis.
234

889. benemu dengan laskar 889. Bedait Ian sekep Rarang,


Rarang, soroh Rarang budal bedaya
si orang Rarang berangkat ke tarik,
utara, gen na nyanggra Ii' Sedau,
akan meronda di Sedau, ta suru' made' kancan Sakra,
disuruh menginap si laskar sanggra desa Pringgarata
Sakra, maka selapu',
mengawal desa Pringgarata, isin desa Pringgarata,
isi desa Pringgarata, tanding raraosan tarik.
mereka bermusyawarah.

890. Semua berpikiran ingkar, 890. Pada biluk pangarasa,


Guru Danca segera melapor ke guru Danca nyerek turun
Cakra, ngedengan Bali,
kita percepat cerita, gampang takocapang Ii'
si Guru Danca yang ke Cakra, kidung,
tiba si Danca melapor lancar, Guru Danca ojok Cakra,
pasukan Bali berangkat, sedateng na Guru Danca teteh
menuju Pringarata semua. belatur,
sekep Bali baterus lampa',
ojok Pringgarata tarik.
891. Tak kurang dari sembilan 891. Swatara nde'na kurang kanca
ratus, sanga,
pasukan Bali semua mem- sekep Bali tarik pada jau' be-
bawa bedil, dil,
Guru Danca mendahului, Guru Danca nyerek bajulu,
sudah sampai di Pringgarata, uah dateng Pringgarata,
begitu tiba si Sakra diperdaya, sedatengna sekep Sakra takal-
disuruh berpencar, ang banjur,
laskar Sakra lalu berpencar. tasuru' lalo ngambiyar,
kancan Sakra leka' tarik.

892. Semua sudah pergi, 892. Selapu'na pada leka',


tinggal seorang bernama made' sopo' iya aran Ama'
Amak Camin, Camin,
sedang membakar daging nyekana tunu' tunjukan
rusa, mayung,
beralasan sakit perut, anggahhang diri'na sakit tian,
235

tak lama datang laskar Bali, nde'na ngone' sekep Bali da-
masuk desa Pringgarata, teng banjur,
Amak Camin lalu ditombak. tamain desa Pringgarata,
Ama' Camin banjur ta bedil.
893. Ada lima orang rebah, 893. Bareng Lima pada reba',
Amak Camin mati terkena Ama' Camin mate bakat si'
peluru, mimis,
belum sempat makan daging- nde' man mau' kaken mayung,
nya, soroh Bali pada bedab-daban,
si orang Bali bersiap-siap, gawe' petak timu' Pringgarata
membuat kubu di timur kukuh,
Pringgarata, pia' petak kancan banya',
membuat benteng beramai- semendu banjuran jari.
ramai,
sebentar lalu selesai.
894. Pasukan Sakra yang diper- 894. Sekep Sakra sa' takalang,
daya, dateng lendang Lowok kan-
sampai di Lowok mengatur dayan baris,
pasukan, ndara' musuh sepi suwung,
tak ada musuh sepi sunyi, galang jelo pada budal,
liwat tengah hari bubar, malik ule' aning Pringgarata
pulang ke Pringgarata, banjur,
dilihatnya kubu kukuh kuat, gita' petak kukuh kekah,
laskar Sakra berunding. sekep Sakra matur tarik.
895. Jelas di situ si Bali pengawal, 895. Pedas bali ito nyanggra,
lalu berangkat ke Rarang, pada leka' aning pondok
setelah tiba lalu bertemu, Rarang tarik,
Raden Rarang segera men- Sedateng banjuran batemu,
yapa, Raden Rarang gelis
mengapa anda ke sini semua, nyanyapa,
meninggalkan desa Pringga- apa karana side lite pada se-
rata, lapu',
laskar Sakra lalu melapor. bilin desa Pringgarata,
sekep Sakra .matur tarik.
896. Seksama ia menuturkan, 896. Teteh isi'na ngaturang,
tinggal Pringgarata memasuk- satingkah na Pringgarata
kan Bali, tdma' Bali,
236

sepolah tingkahnya diceri- sepolah tingkah na bue' katur,


terakan, Raden Rarang lebih duka,
Raden Rarang sangat marah, lamu meno lema' aru tabe-
kalau demikian besok kita se- gebuk,
rang, pada lampa' parek menah,
kita berangkat waktu subuh, jalan lau' ta ragahin.
melalui selatan kita serang.

897. Karena di situ tak ada per- 897. Apan ito ndara' petak,
tahanan, serep jelo kemalem pada me-
turun malam mereka bersiap, cawis,
waktu fajar lalu berangkat, parek menah lampa banjur,
menuju selatan Pringgarata, tipa' lau' Pringgarata,
mereka . pun menggelar najuran kandayang baris se-
pasukan, lapu',
laskar Salcra dan Rarang, sekep Sakra timpal Rarang,
mereka mengatur penyerang- banjuran kandayang baris.
an.

898. Sudah pagi lalu berjajar, 898. Uah menah mara bejajar,
mendekati desa bersorak dan depih desa surak sembaren-
menembak, gan isi' bedil,
ada yang masuk membakar, ara'na tama nyanyedut,
orang Pringgarata ricuh, /cancan Pringgarata kewah,
laskar Bali tergopoh-gopoh, sikep Bali miserubutan pada
musuh dari utara selatan, gupuh,
tak keruan akan dihadapi. musuh Zeman lau' daya,
nde' karuan gentadangin.
899. Si orang Bali lalu beraksi, 899. Soroh Bali manjur mara,
menembak sambil berlari, puni' bedil maserubutan pelai,
karena desa sudah dibakar, mapan desa uah masedut,
orang Islam warga Pringga- Selam isin Pringgarata,
rata, pada rarut nina mama maka
mengungsi laki wanita semua, selapu',
ada mengungsi ke orang ara' rarut ojok Slam,
Islam. ara' rarut ngungsi Bali.
ada mengungsi ke orang Bali.
237

900. Desa Pringgarata kalah, 900. Desa Pringgarata kalah,


Guru Danca dijumpai lalu Guru Danca tadait banjur ta-
diikat, tali',
direntang dan ditunda, takaletek banjur tatuntung,
setiap yang datang mengentuti semarang dateng entut otak,
kepalanya, eneng caritan raja Bali kocap
kita biarlcan dia tersebut Raja manjur,
Bali, anak Agung lebih duka,
Anak Agung sangat marah, mepakat bagebuk malik.
mupakat menyerang lagi.
901. Lalu datanglah berita, 901. Banjuran na dateng horta,
Raden Rarang diberitahukan Raden Rarang taturin kanten
pasti, gati,
keputusan si Anak Agung, raraosan Anak Agung,
sekarang akan menyerang malik nane gen ngulahang.
lagi, jelo Jumat mule nde'na ara'
hari Jumat tak mundur, burung,
Raden Rarang memerin- Raden Rarang batanika,
tahkan, kerik sekep turun tarik.
mengerahkan laskar ke kota.
902. Berangkat ke kota laskar se- 902. Turun sekep gegelisan,
gera, pada napak ngantih
semua siap menuju pasukan, kakabar tarik,
dituturlcan si Anak Agung, kacaritan tWlk Agung,
Gde Putu diiringi, Gde Putu tiring lumbar, ..
naik Joli berpayung kembar, Langan juli tur pdjilng kembar ..
naik Joli berdua, Agung,
bersama Pedanda Ketut Sakti. Langan juli kanca dua,
Lan Pedanda Ketut Sati.
903. Semua sama berpayung 903. Bepayung Agung dadua'na,
Agung, pangiring na nde'na kurang
pengiringnya tak kurang dua siyu,
ribu, si' siyu tumbak kaLewang,
bedil tak kurang seribu, pada lampak tambur muni
yang seribu tombak kelewang, bagaLuduk,
berjalan tambur bertalu-talu, pada le/ca' gagangsaran,
mereka berjalan tergesa, uah liwat li' kokoh tarik.
sudah liwat di kali semua
238

904. Raden Rarang sudah siap, 904. Raden Rarang uah siyaga,
laskar dipecah dua, bagi sekep tepia' dua bagi,
separuh liwat selatan, separo langan /au'
separuh liwat utara, separo Langan daya,
lalu berjalan Raden Rarang baterus lampa' Raden
diiringi, Rarang tiring banjur,
berjalan tergesa-gesa, pada lampa' gagang saran,
semua akan membantu. pada mu/a gen nempongin.

905. Laskar Bali bersorak 905. Sekep Bali masurakan,


saling sahut suara bedil riuh, saling sarup suaran
Laskar Rarang yang dari timur,. bedil bagalintir, .
timur, sekep Rarang si' langan timu',
membalas tembakan, nimpalan babadilan,
laskar Bali maju ke timur, sekep Bali pada ngulah,
Anak Agung di tengah, ojok timu',
dengan Pedanda Ketut Sakti. Anak Agung jari tenga',
Ian Pedande Ketut Sakta.
906. Sudah ke timur semua, 906. Uah batimu' selapu',
laskar Rarang yang sekep Rarang si' pada nem-
menyangga, pongin,
datang dari selatan, pada dateng leman /au',
sekira delapan ratus orang, suwatara sekep domas,
bersorak bedil mengoyok ngangkat surak bedil muni
bumi, belalutun,
laskar Bali terkesiap, sekep Bali pada kamelas,
ditembak dari belakang. si'ta bedil leman mudi.
907. Berlari berlomba-lomba, 907. Pada berarti maburrutan,
anak Agung dibanting dengan Anak Agung ta timpak
jolinya, bareng juli,
berlari sambil gemetar, si' berari pad.a anggur,
si Pedanda juga dibanting, Pedanda masih tatimpak,
dengan jolinya pemikul ber- bareng juli si' bekatir berari
lari, enggur,
diserbu oleJl laskar Rarang, ta serogot si' sekep Rarang,
tombak dan pedang berkeca- tumbak kalewang mara tarik.
muk.
239

908. Bangkai tak dapat dihitung, 908. Mun bangke nde' bau bilang,
tewas Pedanda Ketut Sakti, beterus seda Pedanda Ketut
Anak Agung Gde Putu, Sakti,
dibawa cepat berlari, Anak Agung Gde Putu,
menderu laskar Rarang me- terendang berari gancang,
ngejar, bagaluduk sekep Rarang
menembak tak putusnya, si'na rutuk,
laskar Bali mati berserakan. babedil nde' nara pegat,
sekep Bali mate ngarinting.
909. Berlari tak tentu arahnya, 909. Berari ke pasat-pasat,
ada mati jatuh di tebing, ara' mate teri' Ii' iding
ada berbalik melawan, ngiding,
tak ada jalan berlari meng- mate ta pica' isi' batur,
amuk, ara'na babalik ngalawan,
dikeroyok laskar Rarang, nde'na ara' langan berari
sebentar lalu beres. mara ngamuk,
tepatung si' sekep Rarang,
semenda' banjur periri.
910. Mayat tak terhitung, 910. Mun bangke nde baun i bilang,
bergelimpangan di sawah ter- bagalampar Ii' bangket
bujur, sintung ngelintir,
Pedanda dipancung, Padanda ta punggal banjur,
dibawa kepalanya ke kubu, tajau' otak ojok petak,
kita tinggalkan tersebut desa eneng cerita takocapang desa
Ge rung, Gerung,
niat ingkarnya sudah kentara, angseng nganna uah ketara,
memang tajam pengamatan mula celang raja Bali.
Bali.
911. Raja Bali membicarakan, 911. Raja Bali ngeraosang,
desa Gerung jelas berontak, desa Gerung kanten mula
seketika berangkat diserbu, bebalik,
laskar Bali bersiap-siap, pra nane leka' tagebuk,
pasukan bedil dua ribu ber- sekep Bali madab daban,
angkat, soroh bedil duang tali lam.pa'
sampai Gerung mengatur banjur,
pasukan, dateng Gerung iya ngam-
desa Gerung diberondong. biyar,
desa Gerung manjur ta bedil.
(vi ii -=-- -
· IK "'• .. ..•• P \.i'•<:·r
- : ...1~
.
f-'\ • ,~ ~
1-, · ~ ·
._, r,-. ,: ;-
·r,"r · ,_ • ...: ... .:.;"-:, .. , .....
> ~,,
,_ ..,

· f"ff>\! .
I
912. Desa ~~~~~.~ L:~.:. . ".~:;:;.T.z.,Desa Gerung mekewahan,
hiruk pikuk raden dan buling:----....J merebutkan pra raden Ian pra
ricuh mereka mengungsi, Buling,
tak ada mampu menghadang, kewah pada bariyuk rarut,
masukhutan Kuripan berkum- nde'na ara' kawa ngandng,
pul, tama gawah gunung Kuripan
desa Gerung lalu kalah, lain bakuwur,
tanpa perang maka heres. desa Gerung banjur kalah,
ndara' siat baterus bersi.
913. Kita tinggalkan Gerung yang 913. Eneng Gerung si' uah kalah,
kalah, kacaritan Sekarbela congah
tersebut Sekarbela berontak malik,
lagi, keraosan daya biluk,
dicap ingkar, rua tadah mu/a bina,
sikapnya sudah berubah, tadahuh hang aning Cakra
diundang ke Cakra tak mau nde'na teduh,
hadir, Anak Agung sangat duka,
Anak Agung sangat marah, keraosan uah bebalik.
dinyatakan sudah berontak.
914. Jelas Sekarbela berontak, 914. Janten Sekarbela congah,
para punggawa mengum- pra punggawa tebengang se-
pulkan laskarnya, kep na tarik,
Sekarbela diserbu, Sekarbela iya' ta gebuk,
laskar Bali membawa tombak, sekep bedil tumbak napak,
lengkap laskar lalu berangkat, tebeng sekep Anak Agung
bangsa mamas pengawal, lumbar banjur,
bersinar gemerlapan. soroh mamas pengawinan,
tenang tandur bagaligip.
915. Di depan bedil berjajar, 915. Papucuk bedil bajajar,
pasukan tombak dan bedil baris tumbak baris bedil
teratur, matindih,
sudah sampai di Se~arbela, dateng Sekarbela banjur,
berpencar mengatur pasukan, bejajar pada ngamiyar,
sudah berdamping penyerang, uah bedera' sundulan gunung
sayap pasukan mengitari, gunung,
berderet lalu menembak. kaletek baris mahideran,
badere' banjur babedil.
241

916. Warga Sekarbela, . 916. Soroh /cancan Sekarbela,


semua ke luar melawan. beriyuk sugul ngambiyar pada
mereka menghadang musuh, nimpalin,
bedil berbunyi serentak, bareng pada ngulahang
bersahutan menggeluduk, musuh,
sorak ramai bersahutan, muni bedil sembarengan,
gelap gulita asap mesiu. batimbalan suaran bedil
magaluduk,
surak rame batimbalan,
peteng dedet kukus bedil.
917. Bangkai tak dapat dihitung, 917. Mun bangke nde' baun bilang,
Bali Islam berserakan, Bali Slam sampal sauh bagah
sating burn mereka, Linting,
mundur laskar Sekarbela, buru pada saling buru,
berlindung masuk desa, surut s_ekep Sekarbela,
melawan dari dalam desa, makilesan tama dalem desa
laskar Bali semakin mende- banjur,
sak. ngelawan Zeman dalem desa,
sekep Bali sayan badepih.
918. Dibakar separoh Sekarbela, 918. Masedut setoe' Sekarbela,
tenggelam matahari mundur si serep jelo baris budal sekep
Bali, Bali,
si warga Sekarbela, kancan Sekarbela banjur,
pergi mencari mesiu peluru, tutut bedil mimis ubat,
di Sekarbela Dinah disuruh, Ii' Sekarbela Dinah iya' ta
pergi ke desa Salera, suru',
minta bedil dan peluru. batenga' aning Sakra,
ngendeng bedil ubat mimis.
919. Tak tersebutkan di jalan, 919. Nde'na kocap Ii' langan,
berempat mereka sampai di maka empat uah dateng Salera
Salera, tarik,
menghadap di purl, memarel Ii' Jero banjur,
memohon peluru mesiu, pada nunas mimis ubat,
bersiap siap laskar Sekarbela, bedab daban sekep Sekarbela
Sekarbela bersiaga sudah, selapu',
gelap desa sudah siap. Sekarbela banjur siaga,
peteng desa was mecawis.
242

920. Maka datanglah pagi, · 920. Menah desa kacaritan,


laskarya ball akan mendesak, s'ekep .bali genna ngulah hang
desa Sekarbela diserang, tarik,
melawan si Sekarbela, desa Sekarbela· tegebuk,
sudah siaga bedil tombak desa Sekarbela melawan,
kukuh, uah siaga bedil tumbak pada
laskar Bali mendesak, kukuh,
dari jauh memakai bedil. sekep Bali iya ngulah hang,
leman renggang ngadu bedil.
921. Bila diser.ang terus-terusan, 921. Yen tabagebuk ta patarusang,
Sekarbela pasti hancur, Sekarbela nde'na burung gen
tetapi Anak Agung bersiasat, periri,
dihentikan penyerangan ke lagu' aka/ Anak Agung,
Sekarbela, ta capuh hang Sekarbela,
tersebut Batujai dan Penujak, kacaritan Batujai bareng
bersama rakyat besar kecil. Pujut,
kadengang Bali batenga',
sekep Bali batenga' tarik.
922. Tetapi pemimpin di Penujak, 922 . Nanging pra kanggo Ii'
tak sepaham dengan pem- Panuja'.
impin Batujai, nde' ssaturut li' pra kanggo
Penujak Icilu digempur, Batujai,
dikepung desa Penujak,_ Panuja' taregah banjur,
setengah hari sudah beres di- tekalipung desa Panuja',
bakar, sepeleng jelo perjanian bau ta
mengungsi penguasa Penujak, sedut,
bersama rakyat besr kecil. rarut pra k(lnggo Panuja',
bareng kaula bele' beri'.
923. Mengungsi desa Sakra, 923. Budal rarut ngungsi Sakra,
terkisahkan pennenak Pujuh, kacarita·n pra menak Pujut
dusun Tuban tak seturut, malik,
masih disangka mengikuti dasan Tuban nde' saturut,
Sakra, masi menggah turut Sakra,
tersebut Mujur lalu berutusan, takocapang Mujur banjuran
ke Sakra segera, barutus,
utusan sudah berangkat aning Sakra gagalisan,
semua. utusan uah lampa' tarik.
243

924. Ke Salera naik kuda, 924. 0 jok Sakra bajaranan,


sampai Sakra sang utusan dateng Sakra utusan mamarek
menghadap, gelis,
utusan seksama melapor, utusan tetah belatur,
kepada pemimpin Salera, lai' pra kanggo Sakra,
ihwal Bali me'nyerang Batujai, tingkah Bali regah Batujai
Anak Agung sudah ke sana, mesedut,
Batujai dijaganya. Anak Agung uah batenga',
Batujai ta sanggrahin.
925. Mamik Kertawang Sakra ber- 925. Mami' Kartawang Sakra leka',
angkat, ojok Mujur mairingan duang
ke Mujur diiringi dua ribu tali,
pasukan, kocap wah dateng Mujur,
sudah sampai di Mujur, banjur leka'. ang utusan,
lalu mengirim utusan, sedateng na utusan teteh
si utusan benutur seksama, belatur,
Raden Ratmawa berangkat, Raden Ratmawa baterus
diiringi menuju Mujur. lumbar,
ojok Mujur iya tairing.
926. Sampai di mujur bersiap-siap, 926. Dateng Mujur medab-daban,
membuat kubu di Presak · mara metak li' timu' Presa'
Pejanggik, Pejanggi',
warga Silkra sebelah selatan, soroh Sakra Langan /au',
bersama membuat kubu, pada bareng gawe' petak,
sudah selesai sepakat me- uah jari mupakat gen
nyerbu, bagebuk,
mengatur laskar setiap desa, tapakang sekep bilang desa,
Sakra Rarang sudah dike- Sakra Rarang uah makerik.
rahkan.

927. Menuju Mujur semuanya, 927. Aning Mujur madab-daban,


Uwak Tertik si kepala Bugis Wa' Tertik kepala kampung
diiringi, iya teiring,
bersenjata bedil semuanya, sekep bedil maka selapu',
sampai di Mujur siap, dateng Mujur pada napak,
laskar Sakra Rarang berkum- sekep Salera sekep Rarang
pul, pada kumpul,
244

akan menyerang besok, mula gen bagebuk jema',


sama-sama pemberani. pada bereng loang tai.
928. Ada Penuja Baralantan, 928. Ara' andang Baralantan,
laskar Praya menghadapi sekep Praya ngandangin
Batujai, Batujai,
Rarang Sakra menyerang Rarang Sakra regah Kawo,
Kawo, peteng menah kacaritan,
maka timbulah pagi, muni tambur sekep macawis
berbunyi tambur bersiap selapu',
semua, tumbak bedil uah sayaga,
tombak bedil sudah siap, leka' ngulah ngambiyar tarik.
berangkat menyerang mende-
sak musuh.

929. Mereka maju serenta, 929. Pada ngulah sembarengan,


Rarang Sakra serempak me- Rarang Sakra pada remba'
nembak, puni bedil,
si orang Kawo maju semua, sekep Bali pada sugul,
pasukan tombak menari-nari, nimpalin pada babedilan,
semua maju menghadang soroh Kawo ngulahang mama
mus uh. selapu',
beriuk tumbak ngigel doang,
beriuk pada ngulahang tarik.
930. Maka tombak pun berlaga, 930. Banjuran batempuh tumbak,
dari Pijot bernama Mamik Leman Pijot iya aran M ami'
Dirasih, dirasih,
menghunuspedanglalu seret kalewang mara ngamuk,
mengamuk, mau'na nyemate' Lima,
dapat membunuh lima, sayan ngulah sekep Kawo
semakin mendesak Kawo pada ngamuk,
mengamuk, sing dateng pada masiyat,
siapa datang lalu bertempur, sekep Sakra pada mirik.
laskar Sakra menyisih.
931. Mundur berlindung, 931. Surut pada makilesan,
tambur tertinggal dibanting, made' tambur tatimpak banjur
lalu diambil oleh musuh, tabilin,
dari Sakra mati dua, payu tabait isi' musuh,
245

ketiga Bugis Pijot bemama Leman Sakra mate dua,


Kamumung, teLu kampung Leman Pijot
tenggelam rnatahari lalu balik, aran Kamumung,
pulang ke kubu rnereka. bian jeLo pada tulak,
ule' aning petak.tarik.

SIN OM
932. Menyerang bertunda-tunda, 932. Baregah balalang-lalang,
Rarang Sakra banyak yang Rarang Sakra bae belit,
pulang, banjur na dateng horta,
lalu datanglah berita, iya' baregah raja Bali,
Raja Bali akan rnenyerang, Rarang Sakra wah mecawis,
Rarang Sak.Ta bersiap-siap, tebeng sanggra petak Mujur,
ketat pengawalan kubu Mujur, janten horta jelo Jumat,
jelasnya khabar hari Jurnat, gen baregah raja Bali,
Raja Bali akan rnenyerang, Rarang Sakra siaga ngantih Ii'
Rarang Sakra bersiap nanti di petak.
kubu.
933. Malarn sudah harnpir pagi, 933. Wayan maLem pupu kambang,
lalu datanglah laskar Bali, banjur dateng sekep Bali,
rnenernbak kubu bersarnaan, bedil petak sembarengan,
Sak.Ta Rarang rnernbalas, Sakra Rarang pada nimbalin,
dari kubu rnernakai bedil, Leman petak ngadu bedil,
rarnai perternpuran sarna kuat, pupuk siyat ndara' kingguh,
dari Kawo disebutkan, Leman Kawo kacaritan,
disuruh oleh orang Bali, ta suru' si' tau Bali,
dua orang rnasuk Mujur rnern- kancan dua tama Mujur
bakar desa. nyedut desa.
934. Sarnpai Mujur keduanya, 934. Dateng mujur dadua'na,
rnenyulut korek rnernbakar corek colok nyedet sambi,
lurnburig, ta gita' isi' dengan nina,
dilihat oleh orang perernpuan, api coLok pedas gati,
api korek jelas sekali, si' nina batutur ge/is,
si wanita rnenceriterakan, takalipung banjur tabau,
dikepung lalu ditangkap, kocap sopo' berari gancang,
yang satu cepat berlari, si' sopo' banjur tatali',
246

yang satu lalu diringkus, ta semate' kampung Pijot iya ·


dibunuh oleh si Bugis Pijot. ngilangang.
935. Laskar Bali menyerang kubu, 935. Sekep Bali si' regah petek,
mundur kembali lagi, surut budak ule' malik,
tertunda lagi peperangan, reneng banjur paprangan,
laskar Sakra bubar pulang, sekep Sakra bud.al tarik,
laskar Rarang pun pulang, sekep Rarang budal malik,
kubu ditinggalkan kosong, tunggu petak pada suwung,
hanya satu dua orang, masih kari sopo' dua,
tak ada lagi yang tinggal, endara' bae ito masih, .
semua pulang ke rumahnya. selapu'na pada ule' Ii' balena.
936. Lalu datang khabar, 936. Bajuran na dateng horta,
soal si Raja Bali, per tingkahanna Raja Bali,
sudah mupakat bicara mereka, uah mupakat raraosan,
laskar dari pulau Bali, pemating si' Leman Bali,
sudah bersiap semua, pada was tarik macawis,
akan rnenyerbu besok pagi, gen baregah Lema' aru,
Anak Agung akan berangkat, Anak Agung pacangan lum-
diiringi para Ida Gusti, bar,
Bali Islam sudah siap sernua. si' gen ngiring Ida Gusti,
Bali Slam matapakan se-
lapu'na.
937. Alkisah pada rnalarn Jumat, 937. Kocap sedeng malem Jumat,
Anak Agung diiringi, Anak Agung lumbar tairing,
akan rnenyerang Praya, gen bagebulc Ii' Praya,
begitu tiba rnenggelar sedatengna kandayang baris,
pasukan, . tumbak bedil was matindih,
tornbak bedil sudah siap, sebekel bekelan kumpul,
sernua perbekel berkumpul, pupu kembang mecawisan,
terang burni maka siaplah, menah desa bedesek tarik,
pagi-pagi lalu.rnendesak, taek petak puni' bedil semba-
naik di kubu angsung rnenern- rengan.
bak.
938. Rarnai pula perternpuran, 938. R,ame banjur pasiatan,
yang rnenyerang rnasuk kubu, si' baregah tama tarik,
ke dalarn kubu Praya, Lai' dalem petak Praya,
247

perang dengan bedil, perang pada ngadu bedil,


pertempuran bersosoh, masiat pada matitik,
mayat bergelimpangan ber- bangke sampal batatumpuk,
tumpuk, getih abang Ii' lalendang,
darah merah di padang, surak pada seling surakin,
sorak saling soraki, suran menah siat jangka
dari subuh sampai asar. waktu asar.
939. Ida Geigel memimpin pertem- 939. Ida Geigel batek iat,
puran, batempuh lawan Nuraksi,
berhadapan dengan Nuraksi, perang pada ngadu tumbak,
berperang dengan tombak, polak tumbak ngunus keris,
patah tombak menghunus pasiatan ndara' katindih,
keris, Ketut G.elgel ngadu bedil
bertempur tak ada kalah, banjur,
Ketut Geigel memakai bedil, jari mimis kayu bua',
pelurunya kayu pinang, bakat sopo' beterus nguring,
terkena satu lalu jatuh, kapisanan Ii' rurung tao' na
terlentang di jalan lalu tewas. mantang.
940. Guru Semail mengutus, 940. Guru Semail barutusan,
ke Mujur segera pergi meng- aning Mujur leka' gelis,
hadap pemimpin Salera, parek li' pra kanggo Sakra,
mohon agar dibantu, nunas nde'na bantonin,
yang diutus segera sampai, si' ta utus dateng gelis,
lancar ia berhatur, teteh si'na belatur,
Jro Nursasih Salera berangkat, Jero Nursasih Sakra lumbar,
diiringi lima ribu, mahiringan limang tali,
bergegas sampai di Tampar- gagangsaran uah dateng
ampar. Tamparampar.
941. Jro Nursasih memerintahkan, 941. Jero Nursasih batanika,
laskar sudah dibagi, Jcaula was cukup tabagi,
senjata bedil semuanya, sekep bedil selapu'na,
Lalu Daut Lalu Deris, Lalu Daut Lalu Deris,
itu akan memimpin, sino jari gen batekkin,
diiringi masuk desa, tiring tama li' desa banjur,
setibanya berhadapan, sedatteng na barep harapan,
dari timur maju mendekat, leman timu' ngulah mosih,
248 "

Jro Nursasih memimpin per- Jero Nursasih iya batek kan-


wangsa. can prawan'gsa.
942. Perwangsa sudah berhadapan, 942. Prawangsa uah barep arepan
bersorak bersaIJla bedil, surak !e,,,barengan bedil
ricuh mereka sesumbar, pada gewar basumbarm:i,
ada menari menghunus keris, ara' ngegeL ngunus keris,
lalu mereka maju semua, terus pada nguLah tarik,
laskar Bali mundur, ~ sekep Bali banjur~ surut,
diserbu dengan bedil, tapalutan si' bedil doang,
lalu lari laskar Bali, banjur belit sekep Bali,
tak tentu arah masuk hutan. sara andang tama gawah ber-
ari gancang.
943. Bali lugu tertinggal, 943. Bali tani kemade'an,
bingung tak tau arah, kelambungan nde'na tao' Lai',
berasal dari Karang Slluman, Leman na Li' jajempong duri,
bemama Ketut Gariding, nde'~ peLenga"' $ageti ngel-
bersembunyi di se111ak ber- ampung,
duri, banjuran bakentur bungkak,
tak tahu tawon bergantung, inan gageti ngeleLet tarik,
lalu tersentuh punggungnya, suguL pene kesakitan berari
induk ngengat menyengat, gancang.
keluar kencingnya berlari
kesakitan.
944. Meminta sawah naik padang, 944. BeLat bangket taek Lendang,
tak tentu arah ia berlari, sara andang na peLai,
asalkan lari sipat kuping, sok na ngasa berari gencang,
tak hirau kainnya, nde'na asa kereng kaing,
jatuh bangun melempar diri, sok na maka tempoh diri',
Ketut Cariding menangis Ketut Cariding bangkus-
tersedu, angkus, t ,

seperti orang makan cabe, mar.a' d~nga!J kaken sebia,


terlampau letih ia berlari, dateng Leneng banjuran na
sampai di Leneng ,jatuh ter- reba' nyerangkang.
geletak.
945. Laskar Praya melihat, 945. Sekep Praya pada gegita',
lalu mereka bersorak, ' banjuran na surak tarik,
249

melihat si Bali jatuh terlen- gita' tau Bali reba' nyerang-


. tang, kang,
tak ada kain di tubuhnya, nde'na ara' kereng kaing,
laskar Praya menembak, sekep Praya pada babedil,
Ketut cariding terluka, Ketut Cariding bakal banjur,
terkena lambung kanannya, bakat lambung Langan kanan,
mati terguling, kapisanan reba' nguring,
kita tinggalkan kita lihat laskar eneng carita takocapang se-
Sakra. kep Sakra.
946. Bubar mereka pulang semua, 946. Budal ule' selapu'na,
tak ada yang tinggal, nde'na ara' pada masih,
pulang mereka ke Sakra, pada ule' aning Sakra,
alkisah Raja Bali, kocap manjur raja Bali,
bennupakat lagi, randing raraosan malik,
akan menyerang kubu Mujur, gen baregah Ii' petak Mujur,
karena mata-matanya tak mapan tetelik na nde'na pegat,
henti, yan penyanggra Mujur uah
tahu pengawal Mujur rapuh, ganjih,
terbenam matahari lalu ber- serep jelo banjuran na madab-
siap. daban.
947. Pasukan Bali dengan Islam, 947. Pemating Bali lawan Slam,
semua sudah siaga, pada uah siaga tarik,
teratur berkelompok- makanda sebekel bekelan,
kelompok, tengah malam lampa' tarik,
tengah malam berangkat, uah dateng lau' Pejanggik,
sudah sampai selatan ito pon pondok selapu',
Pejanggik, wayan malem pupu kembang,
disan mereka berpondok, banjur dateng sekep Bali,
malam mulai terbit fajar, regah petak penyanggra na
datanglah laskar Bali, pada kemelas.
menyerbu kubu, pengawal
terkejut.
948. Berlari minggat meninggalkan 948. Berari budal bilin petak,
kubu, gewar encong Ama' Mali,
tergupuh Si Amak Mali, keliang marep li'dasan Sakra,
seorang keliang utama dari /cendel sring dait sakit,
Sakra, jari labak dasan muntut,
250

diandalkan karena berpenga- sering masiat tur malcasup,


laman, berari made' kereng kaing,
menjadi pendekar dusun mun- bilin petak peLai kepasat-
tut. pasat.
sering bertempurdan tersohor,
berlari tertinggal kain selimut-
nya,
meninggalkan kubu terbirit-
birit.
949. Bedil meriam pusaka, 949. Bedil meriam pajenengan,
dipucuk asam ditinggal, Li' puncak bage' tabilin,
pusaka warisan dari J>rowa, tatemonan Leman Prowa,
tak ada ingat mengambilnya, endara' asa Lalo bait,
si orang Bali maju mendesak, musuh Bali nguLah tarik,
masuk ke kubu Mujur, pad.a lama Li' petak Mujur,
warga Mujur minggat semua, soroh Mujur pada budal,
laki wanita besar kecil, nina mama bele' beri',
mengungsi Ganti dan Sakra. ngungsi Ganti ara' ngungsi si
desa Sakra.
950. Jro Tigara minggat, 950. Jero Tigara pada budal,
dengan istri dan familinya, Ian tunina anakjari,
juga dengan kaulanya, miwah selapu' kaula,
membawa harta sapi kerbau, buat doe kao sampi,
menuju desa Sakra semua, ojok desa Sakra tarik,
menuju desa Ganti, sekep Sakra budal manjur,
akan menjaga desa Ganti, ojok Ganti selapu'na,
membuat kubu di Bagek pada sanggra desa Ganti,
Rebak. mara meta lai' dasan Bage'
Reba'.
951. Ada lagi melepas tipu daya, 951. Ara' malik Lepas akaL,
di Mujur muslihat licik, Li' Mujur daya benculing,
bemama amak Patiya, si' aran Ama' Patiy'a, ·
menyuruh penduduk Mujur, suru' dengan Mujur gelis,
disuruh ke Ganti, ta suru' ojok Ganti,
membuat tipu daya agar dapat, Lepas akaL mangde bau,
ia menghadap Jro Tigara, ojokMujur Jero Tigara,
yang pergi dipesan, si' Lalo tepanjar pasti,
251

mendakwa diri diutus Raden ade' paran ta suru' isi' Raden


Rarang. Rarang.
952. Yang di utus segera pergi, 952. Si' kautus le/ca' gancang,
sudah sampai di desa Ganti, was dateng Ii' desa Ganti,
bertemu dengan Jro Tigara, bedait tangket Jero Tigara,
yang di utus lalu berucap, si' kautus bajuran muni,
silakan tuanku berangkat, sida ule' Jero malik,
ke Mujur saya di utus, ojok Mujur tiang kautus,
oleh sang Raden Rarang, si' dasida Raden Rarang,
beliau ada di situ, dasida ito malinggih,
di Mujur laskar Bali sudah Lai' Mujur sekep Bali uah
terkesiap. · kemelas.
953. Laskar Bali sudah dihalau, 953. Sekep Bali bis tapura',
minggat ke Kawo semua, nyedi aning Kawo tarik,
si i.ltusan mohon permisi, si' kautus pamit budal,
Jro Tigara berpikir-pikir, . Jero Tigara mikir-mikir,
karena dia pintar dan licin, mapan mula celang ririh,
ia berutusan ke Mujur me- lampa'ang gelis ojok Mujur,
nyidik, si' tasuru' gagangsaran,
si penyidik bersicepat pergi, kocap dateng Mujur Gelis,
sudah sampai di Mujur, si'na gita' sekep Bali peno'
dilihatnya laskar Bali penuh desa.
des a.
954. Yang di utus kembali lagi, 954. Si' kautus matulak malik,
tak lama sampai di Ganti, nde'na kocap uah dateng
seksama ia melapor, Ganti,
apa yang disaksikannya teteh isi'na ngaturang,
semua, sapangita' bue' titis,
ihwal laskar Bali penuh sesak pra tingkah han sekep Bali,
desa Mujur, peno' sesek desa Mujur,
Jro Tigara lalu maklum, Jero Tigara nenao pedas,
jelas ia akan diperdaya, saca' takalang janten gati,
arkian di Ganti para pemimpin takocapang Ii' Ganti pra
Sakra. kanggo Sakra.
955. Lagi mengerahkan warga, 955. Malik kerikang kaula,
akan menjaga Ganti, gen na sanggrahin desa Ganti,
252

berganti lagi tuturan, begenti' malik tuturang,


diceritakan yang di Gill, takocapang si' Ii' Gili,
siang malam mereka me- jelo malem pada nangis,
nangis, soroh Salera Ian Jerowaru,
si asal Sakra dan Jrowaru, pada bareng jeleng lapah,
sama papa dan kelaparan, tenga' laut bawon Gili,
di tengah laut di atas pulau, jelo malem janjaman mula
siang malam tak hentinya nde' pegat.
meratap.
956. Segar manis si buah ara, 956. Manis mateng bua' ara,
petik sawo di tengah air, bau sawo tenga' si',
perlahan menangis teringat si nangis adeng kangen beraye,
dia, pilih lalon jaga merari',
mungkin ia telah kawin, punti' lilin punti' si',
pisang lilin si pisang air, bau romot bawon batu,
petik daun asam di atas batu, beli rapus mu' satolang,
belilah mangir sebutir saja, munda lilin ka lalo marari,
bila kau tinggalkan aku kawin, tulus mosot selapu' tao' ta la-
pasti menjadi perjaka tua. cur doang. ·
957. Memakan dedaunan hijau, 957. Kakenan dadaunan mela',
lombos dan boyot menjadi lombos biyot jari nasi',
nasinya, banjur pada bapitungan,
lalu mereka berunding, pengaraos nelalu tarik,
pembicaraan hati, suka yan mate /an urip,
lebih mati daripada hidup, urip doraka panemu,
hidup penuh kesengsaraan, banjur pada boya' babatang,
lalu mereka mencari batang jari sampan na basedi,
kayu, selapu'na genna pada
menjadi sampan menyebe- tunggang babatang.
rang,
semua akan nai~ batang kayu.

958. Diikat menjadi rakit mereka, 958. Ta batekjari rambangan,


lalu mereka naik semua, banjur pada taek tarik,
semua naik ke rakit, selapu'na tunggang babatang,
duduk berdayung mereka, pada tokol mose tarik,
menuju ke tengah selat, batenga' bareng sekali,
253

arus laut keras sekali, si' keras tenga' laut,


rakit mereka pecah, rambangan bakasengkar,
terhanyut ke sana ke marl, pada eleh sara lai,
ada ke timur selatan dan utara. ara' timu' ara' lau' ara' daya.
959. Tak ada mampu menolong te- 959. Endara' tao tulung dengan,
asalkan selamat diri sendiri, sok pada pelenga' diri,
ada yang menangis meratap, ara' nangis masasambat,
ada yang berkaul, ara' muni basasangi,
akan ziarah ke makam Kenaot, Ii' Kensot gen gunjungin,
akan menyembelih kambing genna sembelih bembek telu,
tiga, genna pesila Tuan Guru,
akan mengundang tuan guru, ara'na lain sasangi,
ada yang lain nazamya, mun rahayu tanggep wayang
lalu selamat nanggap wayang dalang Rungkang.
Rungkang.
960. Ada bemazar mau ke Segam- 960. Ara' basangi ojok Segampang,
pang, ara' gen tanggep zikir,
ada mau menanggap zikir, ara' basangi ojok Se/ayer,
ada berkaul ke Selayar, sasangi pada bake/in,
nasamya berbeda-beda, kasuka Alloh luih,
dengan takdir Allah kuasa, si' ta ican belo umur,
yang diberikan umur panjang, ara' oleh tipa' mada',
ada terhanyut ke pantai surut, taek iii' bumi tarik,
mereka terdampar di darat, ara' uLe' ojok tengga' Laut
ada yang terbawa ke lautan guar.
luas.

961. Amblas dimakan ikan, 961. Pusatekaken isi' em.pa',


terengah-engah di tengah laut, terengkak engkak tenga' si',
habis mati kelaparan, mate bis keLapahan,
yang dapat naik ke darat, si' bau taek Ii' gumi,
mengembara tak tentu tujuan, Lolos cyedi sara Lai,
masuk hutan mendaki gunung, tama gawah ruang gunung,
ada dibawa ke Cakra, ara' tajau' Ii' Cara,
dibawa oleh orang Bali, ta jau' isi' tau Bali,
dari sana lolos berlari. ito Langan pada LoLos bagra-
basan.
254

962. Pasal lain dituturkan, 962. Pangket lain kacaritan,


tersebut yang berjaga yang di lwcap si' nyanggra Ii' Ganti,
Ganti, Jerowaru Ian sekep Salera,
Jrowaru dan laskar Sakra, pada was siaga tarik,
semua sudah siaga, kacaritan sekep Bali,
terkisahkan laskar Bali, regah desa Leman lau',
menyerang desa dari selatan, dateng dasan parek menah,
sampai di sana waktu subuh, ngangkat surak bareng bedil,
membangun sorak dan bedil, tarik sugul Zeman gawah Bom-
serempak keluar dari hutan bongsia.
Bombongsia.
963. Ribut di kubu ronda, 963. Gewar Ii' petak penyanggra,
cepat bangun si amak Mali, encong ures ama' Mali,
ia masih terkantuk-kantuk, nyengka na kasundam-sun-
dibangunkan oleh sorak dan dam,
bedil, tadodo' isi' surak Ian bedil,
panik mengungsi orang Ganti, rarut gewar soroh Ganti,
semua minggat, selapu'na bud.al banjur,
musuh mendesak di tepi desa, musuh ngulah depih desa,
di situ terkena si Salim, ito pon bakat si' aran Salim,
dari Bungtiang anak Amak Zeman bungtiang anak na si'
Im ah. Arna' /mah.
964. Kawannya terkena dua orang, 964. Batur bakat kancan dua,
terkena sikunya lalu me- bakat siku banjur nangis,
nangis, tademak isi' Napiah,
dipegang oleh Napiah, banjur ta surutang bamuri,
lalu dibawa kebarisan bela- selapu' bud.al makerik,
kang, ojok Sakra bud.al selapu',
semua bubar mencari selamat, was dateng desa Sakra,
mereka pergi ke Sakra, kacaritan sekep Bali,
tersebut laskar Bali, gisi Mujur tebengang pe-
menguasai Mujur memper- nyanggran desa.
kuat penjagaan.
965. Tertunda lagi pertempuran, 965. Eneng banjur pasiatan,
diriwayatkan si raja Bali, talwcapang raja Bali,
bermupakat dengan pung- mupakat tangkat punggawa,
gawa, gen ngulah baregah malik,
255

akan menyerbu lagi, mapan lue' jari tlik,


karena banyak mata-matanya, soroh Slam berate biluk,
si orang Islam (Sasak) yang Suradadi Kutaraja,
cul as, tari encong kedengang Bali,
Suradadi dan Kutaraja, gen betenga' ade'na tagisi
semua cepat mengundang desa.
Bali,
ke timur agar tidak dikuasai
desanya.
966. Tiga desa menghalang- 966. Telu ngalang ngalang,
halangi, ea' jari sengkala gati,
akan menjadi bahaya, Batukliang Kopang Rarang,
Batukliang, Kopang, Rarang, sino doang nyengkalahin,
itu saja yang membahayakan, iya bae ta rahosin,
itu saja yang dibicarakan kalau mun uah kalah no si' telu,
yang tiga itu sudah kalah, sasat kalah selapu'na,
seperti kalahlah semuanya, desa Sakra tasingkurin,
desa Sakra taklah berat, Masbagik mako doang si' na
Masbagek yang kalah tem- kalah.
bakau.
967. Begitulah isi pembicaraan, . 967. Meno mula raraosan,
Kutaraja Suradadi, Kutaraja Suradadi,
yang menarik Bali ke timur, si' Kadengan Bali batenga',
ingin segera dikawal, mele nyerek iya' ta gisi,
sudah mupakat si raja Bali, uah mupakat raja Bali,
besok akan berangkat Lema' gen na Lampa' bagebuk,
menyerang, regah petek Langan daya,
menyerbu benteng dari utara, tengah malem lampa' gelis,
tengah malam lalu berjalan, parek menah uah badepih
waktu fajar sudah mendekati petak penyanggra.
pos ronda.
968. Penjaga gardu satu dua, 968. Tunggu petak sopo' dua,
disoraki lalu berlari, tasurakan banjur belit,
melawan sebentar saja, ngalawan semenda' doang,
mundur teratur sambil mem- surut bombong ngadu bediL,
bedil, pada si'na tanggalang diri',
sekedar menjadi perlawanan, tarik na gelis barutus,
256

lalu segera mengirim utusan, Ii' Batukliang Kopang Rarang,


ke Batukliang Kopang pra tingkahan raja Bali,
Rarang, regah petak uah rarut soroh
ihwal si raja Bali, penyanggra.
menyerbu kubu si penjaga
berlari.
969. Batukliang Kopang Rarang, 969. Batuklian Kopang Rarang,
memukul kentongan lalu bakulkulan tebeng gelis,
penuh, napak sekep beterus lampa',
siap pasukan lalu berangkat, Ii' Langan banjur bedait,
di jalan mereka bertemu, Ji' sekep raja Bali,
dengan pasukan raja Bali, beriuk puni' bedil banjur,
bersama membunyikan bedil, peteng dedet kukus ubat,
gelap gulita asap mesiu, pada nde'na ara' katindih,
tak ada yang terkalahkan, Bali Slam remes siat tembang
si Bali Islam seru menggem- Durma.
pur "si Durma."

DURMA
970. Seru bertempur bedil bersa- . 970. Rame siat bedil muni batim-
hutan, balan,
mayat bergelimpangan, bangke sampal bagarinting,
Bali semakin mendesak, Bali sayan ngulah,
laskar Islam berlindung, sekep Slam makilesan,
mundur teratur sambil mem- surut bombong ngadu bedil,
bedil, pada maserubutan,
berlari berebutan, si' perang ngadu bedil.
si orang pembawa bedil.
971. Bangsa orang dusun 971. Soroh kaula pedasanan
Batukliang, Batukliang,
minggat sudah mengungsi, budal uah rarut tarik,
mengungsi ke desa, pada ngungsi desa,
ada yang masuk ke hutan, ara'na tama Ii' gawah,
membawa anak keluarganya, pada rembat anak jari,
musuh semakin maju, musuh sayan ngulah,
dekat pasar Ai Gering. rapet tenten Ai' Gering.
257

972. Yang di Kopang dan 972. Si' Ii' desa lcopang miwah
Batukliang, Batukliang,
panik habis mengungsi, gewar bis rarut tarik,
mak.a turunlah tabir malam, banjuran peteng desa,
laskar Bali berpondok, sekep Bali mapondokan,
merek.a di padang semua, pada Ii' lalendang tarik,
arkian teranglah bumi, kocap pupu kembang,
laskar Bali mengatur barisan. sekt;p Bali jajarang baris.
973. Berjajar bersorak di Aik 973. Pada ngambiyar Ii' Ai'
Gening, Gering ngangkat surak,
berderet mereka menembak, badere' pada babedil,
mendesak bersorak, ngulah masurakan,
warga Kopang, Batukliang, soroh Kopang Batukliang,
mereka bertahan dengan bedil, pada nanggalin si' bedil,
tetapi masih takut, anging pada jejah,
merasa sudah genting. pangrasa pada uah ganjih.
974. Ribut mengungsi Kopang, 974. Gewar rarut kanca Kopang
Batukliang, Batukliang,
dan Babua juga habis, Ian babua' ebih tarik,
Semparu, Lendang Aru, Semparu Lendang Ara,
Darmaji dan Muncan, Darmaji Ian Muncan,
desa Kopang masih sepi, desa Kopang masih sepi,
juga Batukliang, miwah Batukliang,
si orang Bali membakar. soroh Bali nyedut tarik.
975. Terbakar desa Kopang 975. Terus julat desa Kopang
Batukliang, Batukliang,
laskar Bali maju ke tirnur, musuh Bali batimu' tarik,
menuju Kutaraja, ngungsi Kutaraja,
Kilang Bendung Sukadana, ilang Bendung Sukadana,
Montong Betok ngacir semua, Montong Betok rarut tarik,
Raden Gde desa Rarang, Raden Gde desa Rarang,
dan Jenggik mengungsi juga. Ian Jenggik rarut masih.
976. Kalitemu ikut radennya 976. Kalitemu ngiring Raden mili
mengungsi, budal,
menuju desa Masbagek Masbagik si' na ungsi,
Sikur Ke8ik Jorong Si/cur Kesik Jorong
Rungkang, Rungkang,
258

berangkat menuju Sakra, budal rarut ngungsi Salera,


tersebut desa Suradadi, kocap desa Suradadi,
mengungsi teipisah dua, rarut bagi dua,
separoh mengungsi raja Bali. separo ngungsi raja Bali.
977. Berebutan menuju Kutaraja, 977. Serubutan lalo ojok Kutaraja,
menghadap raja Bali, parek Ii' raja pemekel Bali,
ada yang menuju Sakra, ara' ojok Sakra,
mengungsi terbagi dua, pada rarut piya' dua,
semua masuk desa Sakra, tama desa Salera tarik,
membaca harta bendanya, rembat dua harta,
desa Suradadi sepi. desa Suradadi sepi.
978. Tersebut pemimpin di desa 978. Kacaritan pra kanggo Ii' desa
Sakra, Salera,
mengadakan perundingan soroh bau danda,
lagi, mupakatan rarosan,
bangsa panglima perang, le/ca' sedut Suradadi,
bersepakat bicara mereka, laun parek menah,
pergi membakar Suradadi, kaula uah ta patuhin.
nanti diwaktu fajar,
warga sudah patuh lagi.
979. Waktu subuh kentongan Sakra 979. Parek menah muni kulkul Ii'
berbunyi, desaSakra,
untuk menjadi isyarat, minangku jari wangsit,
laskar yang akan berangkat, sekep sigen le/ca',
keluar pasukan Sakra, sugul sekep le/can Sakra,
tak kurang dua ribu, nde'na kurang duang tali,
bedil dan tombak, bedil miwah tumbak,
sampai di timur Suradadi, dateng timu' Suradadi.
980. Sudah berjajar pasukan bedil 980. Was bajajar baris bedil baris
tombak, tumbak,
menghadap desa Suradadi, andang desa Suradadi,
semua sudah siaga, pada was siaga,
pucuk dan pendukungnya, papucuk Ian sasundulan,
tersebut warga Suradadi, kocap /cancan Suradadi,
keluar mengatur gelar, sugul ngambiyar,
bangsa yang setia pada Gusti- /cancan si' manggah Ii' Gusti.
nya.
259

981. Seratus orang atau lebih sedikit, 981. Kancan satus atut na lebih
berpencar akan menghadang, sopo'dua,
laskar Sakra melihat, ngambiar gen nimpalin,
berbunyi bedil bersama, sikep Sakra gagita',
maju sorak dan bedil, muni' bedil sembarengan,
mereka berlomba, ngulah surak awor bedil,
warga Suradadi berlari. pada berebutan,
/cancan Suradadi belit.
982. Berlindung ke utara lalu 982. Makilesan Ojok daya beterus
hilang, musna,
saling sikut keluar tainya, saling koeh sugul tai,
laskar Sakra mendesak, sekep Sakra, ngulahang,
dari selatan bersamaan, Zeman lau' sembarengan,
masuk desa Suradadi, tama desa Suradadi,
semua menjarah, tarikna bajarah,
rurnah-rurnah dirnasuki. bale arik tatamain.
983. Lalu rnernbakar api berkobar 983. Beterus nyedut lau' daya api
di rnana-rnana, doang,
seperti gunung nyala api, mara' gunung nyala api,
rurnah lurnbung terbakar, bale sambi julat,
laskar Sakra kernbali, sekep Sakra beterus budal,
pulang ke desa Sakra, ule' aning Sakra tarik,
kita tinggalkan desa Sakra, eneng desa Sakra,
tersebut si Raja Bali. takocapang raja Bali.
984. Penuh pasukan rneronda desa 984. Tebeng sekep sanggra desa
Kutaraja, Kutaraja,
dipirnpin oleh pernbesar Bali, si' munggawa Ida Gusti,
lagi dituturkan, malik kacaritan,
para penguasa desa Sakra, pra kanggo desa Sakra,
bicara rnereka sepakat, mupakat raos was bejait,
bersarna raden Rarang, tangket raden Rarang,
perjanjian sudah pasti. pangubaya was pasti.
985. Bersama menyerbu Kutaraja, 985. Pada bareng regah des a
di Sakra bersiap-siap, Kutaraja,
dari sore hari, Ii' desa Sakra, macawis,
nasi dan bekal tersedia, Leman serambiyan,
260

bedil tombak pun siap, nasi' takilan napak,


waktu subuh terang tanah, bedil tumbak pada cawis,
laskar Sakra pun berangkat. wayan pupu kembang,
sekep Salera lampa' tarik.
986. Tak tertuturkan mereka di 986. Nde'na kocap Ii' langan si'
jalan, pada leka',
sudah sampai selatan Loyok, dateng lau' Loyok tarik,
si laskar Sakra itu, kancan pemating Sakra,
mulai mengatur gelaran, bajajar pada ngambiar,
berjajar-jajar berbaris, tarik pada dere' babaris,
mulai rnembangun sorak, ma.ra mangkebang surak,
serernpak rnernbunyikan sembarengan puni' bedil.
bedil.
987. Warga Loyok keluar berjajar, 987. Soroh Loyok nyugulin pada
berderet lalu menembak, ngambiar,
laskar Sakra rnaju, badera' manjur bedil,
lalu berlagalah tombak, sekep Sakra ngulahang,
laskar Loyok ngibrit berlari, banjuran batempuh tumbak,
mereka rnengungsi ke desa, sekep Loyok tarik belit,
tak ada tahan rnelawan. pada ngungsi desa,
nde' nara' kawa nanggalin.
988. Laskar Sakra masuk 988. Sekep Sakra tama nyedut sem-
membakar, barengan,
seperti gunung nyala api, mara' gunung nyala api,
si orang Loyok minggat, soroh Loyok budal,
mengungsi ke Kutaraja, pada ngungsi Kutaraja,
desa Loyok pasti rnusnah, desa Loyok tulus bersi,
laskar Sakra balik, sekep Sakra budal,
semua meriggiring sapi ker- tarik jau' sampi.
bau.
989. Tersebut pemirnpin di 989. Kacaritan pra kanggo Ii'
Lendang Nangka, Lendang Nangka,
mengundang pasukan Bali, kedengan sekep Bali,
mengawal Lendang Nangka, gisi Lendang nangka,
laskar Bali berangkat, sekep Bali pada leka',
menuju Lendang Nangka, ojok Lendang Nangka tarik,
261

memperlc.ukuh pengawal, kukuhang penyanggra,


terlcisahkan si Raja Bali. takocapang raja Bali.
990. Adapun Ngurah aji di Cakra, 990. Anak Agung Ngurah Ajinda Ii'
rnengundang sernua Cakra,
punggawa, dawuhin punggawa tarik,
rnau berangkat ke tirnur, kayun gen lumbar betenga',
rneninjau desa Kutaraja, cingak desa Kutaraja,
Ida Gusti dikerahkan ikut, Ida Gusti makerik ngiring,
warga Bali Islam, kaula bali Slam,
Anak Agung sudah di joli. Anak Agung uah ta juli.
991. Tak tersebut sudah sarnpai di 991. Nde'na kocap dateng desa
Kutaraja, Kutaraja,
diiringi tujuh ribu, mahiringan pitung bangsit,
penuh Bali Islam, tebeng Bali Slam,
empat ribu bedil saja, petang tali bedil doang,
tombak pedang tiga ribu, tumbak kalewangtelung tali,
penuh Kutaraja, sabol Kutaraja,
bicara si Raja Bali. raraosan raja Bali.
992. Berniat rnenyerang 992. Sadia mula Masbagik genna
Masbagek, reg ah,
itu sebabnya rnengerahkan, sino karana na makeri,
laskar dari Cakra, sekep kaula Cakra,
rneski seribu rnati kaulannya, yadiyan siu mate kaula,
rnernang akan rnenyerbu saja, mulana gen ngulahang gati,
supaya dapat dikalahkan, mangde bau bedah,
Masbagek rnau dikuasai. Masbagik sedia tagisi.
993. Begitu arahan si Anak Agung, 993. Meno gati anak Agung
para punggawa tertawa ngeraosang,
pongah, pra punggawa ngokok tarik,
sanggup di depan, sanggup tapucukang,
berujar Jro Wayan Kernbar, matur Jero Wayan Kembar,
sanggup rnenjadi pucuk, sanggup tapucukang gati,
berujar pula Jro Kornang, matur J ero Komang,
sanggup bersurnpah rnenelan sanggup na mara' na untal
kapalc. kantil.
262

994. Gusti Gede Paguyungan 994. Gusti Gde Paguyungan


Pagesangan, Pagesangan,
congkak sanggup di depan, ngokok sanggup jari mucukin,
merasa pasti akan beres, ngerasa nde' burung sadia,
Masbagek akan dikalahkan, Masbagik katekan bedah,
mata-mata si Raja Bali, patelik na raja Bali,
si Islam (Sasak) banyak ber- Slam Jue' manggah,
janji, sanggup denden pemating
sanggup memandu laskar Bali.
Bali.
995. Jro Mustiadi Padamara dusun 995. JeroMutiadiPadamaradasan
Malang, Malang,
Pe Nengkani kembang ku- Pe Nengkani Kembang
ning, Kuning,
dari Masbagek Amaq Masbagik Ama' Ruminah,
Ruminah, sanggup tapakang gibungan,
sanggup menyiapkan maka- Ii' Masbagik macawis,
nan, meno raraosan,
di Masbagek bersiap, pengubaya was pasti.
begitulah mupakat mereka,
perjanjian sudah pasti.
996. Tersebut pemiµipin di Sakra, 996. Kacaritan pra pebekel Ii' desa
sudah mendapat berita pasti, Sakra,
Masbagek akan diserbu, was mau' honajati,
oleh Bali Kutaraja, Masbagik gen ta regah,
mata-matanya dari Pujut, isi' Bali Kutaraja,
dia itu yang menyampaikan, leman Pujut jari telik,
bemama Lalu Dulaji. iya sino ngaturang,
si' aran Lalu Dulaji.
997. Harl Jumat besok sudah pasti, 997. Jelo Jumat si' jema' endara'
laskar Bali sudah siap, burungan.
penuh di Kutaraja, sekep Bali uah cawis,
warga Pujut banyak ber- peno' Kutaraja,
angkat, soroh Pujut Jue' mangkat,
bergabung di Sakra, Ii' Salera banjur macawis,
lalu mengirim utusan, mara barutusan,
desa Sakra dusun diutusi. desa dasan ta utusin.
263
998. Padamara Rumbuk kabar 998. Padamara Rumbuk kabar
siaga, wah siaga,
berjanjia akan bergabung, pada mual gen nempongin,
maka teranglah bumi, kocap menah desa,
laskar Sakra sudah berjalan, sekep Sakra pada uah
bedil yang dipatrum siap, lampa',
ada dua ratus, bedil si' bepaterum cawis,
bisa rentetan enam belas kali. ara' satak,
soroh mudi nem olas kali.
999. Bangsa mortir ada empat 999. Soroh Lela Jerman ara' sa-
ratus, mas,
dipimpin mamik Ali si si' bebatek Marni" Ali ia per-
bangsawan, wangsa,
diandalkan oleh pemimpin kandel si' pra kangg_o Salera,
Sakra, kabar Jantuk leka' tarik,
kabar Jantuk berangkat kocap Kutaraja,
semua, sekep Bali leka' tarik.
tersebut Kutaraja,
laskar Bali su.dah berangkat.
1000. Di depan si Jro Wayan 1000. Jari papucuk si' aran,
Kem bar, Jero Wayan Kembar,
dia memimpin laskar Bali, iya batek sekep Bali,
gesit sigap dan perkasa, gancang wancan prakosa,
memang pemberani sering mula pahag sring
bertempur, mawedang,
diandalkan oleh Raja Bali, kandel si' raja Bali,
itu menjadi depan, sino papucukna,
Komang Pengsong menjadi Komang Pengsong malik
pendukung. nyundulin.
1001. Gusti Ode Paguyungan 1001. Gusti Gde Paguyungan
Pagesangan, Pagesangan,
itu menjadi sayapnya, sino jari ngeletekin,
tambur berbunyi berbaris, tambur muni ambal-
laskar Bali berangkat semua, ambalan,
Anak Agung naik usungan, sekep Bali pada lampa',
dikawal pasukan Mamas, Anak Aguqg was ta juli,
Anak Agung paling be- ngarepin kancan Mawas,
lakang. Anak Agung Ii' pungkuran
gati.
264

PANG KUR
1002. Lalu membangun sorak, 1002. banjuran mangkeban surak,
laskar Bali berpencar ber- sekep Bali ngambiar pada
baris, bebaris,
penyerang dan gunung- sasundulan gunung-gunung,
gunung, keletek baris ideran,
sayap dan gelang kunci, pada ngulah rapet Masbagik
maju mendekati Masbagek, banjur,
berjajar serempak menem- surak rame batimbalan,
bak. badere' remba' babadil.
1003. Hiruk pikuk dalam desa, 1003. Gewar encong dalem desa,
di Masbagek Raden Rarang Masbagik Raden Rarang
keluar, baterus mijil,
laskar Rarang keluar, sekep Rarang pada sugul,
berpencar melawan, ngambiar pada mantaggal,
Jro Wayan kembar maju ke Jro Wayan Kembar ngu-
timur, lahang iya batimu',
seratus orang bersama, kancan satus sembarengan,
naik di pagar kubu. taek Lai' petak tarik.
1004. Lalu masuk ke dalam desa, 1004. Baterus tama dalem desa,
dilihat oleh pasukan Rarang, sekep Rarang pada bagita'
dibiarkan masuk semua, tarik,
delapan puluh sudah masuk, ta alurang tama selapu',
lalu mengamuk laskar balu' pulu si' was tama,
Rarang, banjuran sekep Rarang pada
memakai bedil tombak kele- ngamuk,
wang, ngadu bedil tumbak kale-
locar kacir laskar Bali. wang,
maserubutan kancan Bali.
1005. Di kepung oleh laskar 1005. Talipung si' sekep Rarang,
Rarang, maserubutan nde' karuan
kocar-kacir tak karuan gen tandingin,
dihadapi, sekep Bali punah selapu',
laskar Bali amblas semua, senuga' tama dalem petak,
yang masuk ke dalam ben- balu' pulu bau berari ara'
teng, pitu',
265

delapan puluh berlari tujuh, pitu' pulu telu bebas,


tujuh puluh tiga almarhum, Wayan Kembar bareng mati.
Wayan Kembar juga jiun.

1006. Bersama si Kembar 1006. Bareng Wayan Kembar se-


saudaranya, metonan,
mati bersama bertindih bareng mate batimpa bangke
mayatnya, ngalintir,
Amak Ruminah tergesa- Ama' Ruminah encong
gesa, gupuh.
sudah sampai di dusunnya, uah dateng pagubukan,
menyuruh mengeluarkan iya basuru' sugulang lante ta
tikar, kelah banjur,
digelar di halaman, si' laleyah uah makebat,
tempat mendudukkan laskar tao'na tokolang pemating
Bali. Bali.

1007. Lalu datang laskar Sakra, 1007. Banjur dateng sekep Sakra,
Kabar Jantuk berpencar, Kabar Jantuk pada ngam-
pasukan bedil di depan, biar tarilc,
diapit oleh tombak pedang, soroh bedil leman julu,
Kabar Jantuk datang dari ba- tabih si' tumbak kalewang,
rat daya, Kabar Jantuk pada datang
yang mendukung sudah leman bat lau',
siaga, si nempongin pada siaga,
serentak mereka menembak. beriuk remba' puni' bedil.
1008. Seru pertempuran dalam 1008. Dalem desa rames siat,
des a, tarik gewar babedil leman
ricuh menembak dari be- muri,
lakang, sekep Bali pada biur,
laskar Bali ribut, mapan nde' karuan si'na an-
tak karuan yang dihadapi, dang,
si orang Kawo Pujut mati soroh Kawo Pujut mate sam-
bergelimpangan, pal sawu,
mayat berserakan, banglce sampal bagalampar,
di dalam gerbang malang Ii' dalem kuta ngarinting.
melintang.
266

1009. Den Nuna Hengku meng- 1009. Danuna Hung/cu ngamuk si'
amuk, pedang,
berdua dengan Raden Satraji, /cancan duwa Ian raden Sas-
mengamuk bahu membahu, traji,
baru membunuh sembilan, ngamuk pada saling sundul,
Nuna Hengku tewas sabil, baru'na nyemate' siswa',
meninggal di dalam desa, Nuna Hungku dasida sabil
laskar Bali lalu mundur. bajur,
dalem desa pon na seda,
sekep Bali surut tarik.
1010. Latu datang laskar Sakra, 1010. Beterus dateng sekep Sakra,
bersama masuk desa sembarengan tama Ii'
Masbagek, Masbagi' tarik,
semua menembak, pada bebedil selapu',
bersama laskar Jantik Kabar, bareng sekep Jantuk kabar,
ramai bertempur tertutup rame siat kukus bedil peteng
asap bedil, ngibut,
laskar Bali kalang kabut, sekep Bali maserubutan,
sisa mati berlari ngibrit. sisen mate pada berari.
1011. Karena peluru bagaikan 1011. Mapan mimis mara' ujan,
hujan, soroh Kawo Pujut mate nga-
si Kawo Pujut ramai mati, rinting,
bangkai berserak bertumpuk, bangke Samapal betetum-
Gusti Komang Pengsong puk,
batik, Gusti Komang Pengsong
dengan pembesar mengiringi budal,
~akAgung, Ian budanda budal ngiring
pulang ke Kutaraja, AnakAgung,
laskar Sakra disebutkan lagi. ule' aning Kutaraja,
sekep Sakra kocap malik.
1012. Bersama laskar Kabar 1012. Bareng sekep Jantuk Kabar,
Jantuk, dateng ngone' tama lai' Mas-
sudah masuk di Masbageq, bagi' tarilc,
menuju desa bagian selatan, tipa' na Ii' gubuk lau',
kampung si' Arna' Ruminah, pegubukan Arna' Ruminah,
menjumpai seratus dulang dait gubuk matapakan ara'
sajian, satus,
267

hidangan si Arna' Ruminah, pecadangan ama' Ruminah,


sajian buat laskar Bali. cadangan pemating Bali.
1013. Laskar Sakra Jantuk Kabar, 1013. Sekep Sara Jantuk Kabar,
membuka dulang makan ber- buka' dulang beriuk mangan
pesta, tarik,
lauk cabe nasi basi, kando' sebiya nasi' bangsu,
Raden Gde Melayakusuma, Raden Gde Melayakusuma,
sudah mengungsi tiba di budal rarut was dateng Ii'
Lendang Gapuk, Lendang Gapuk,
beliau kembali lagi, dasida malik matulak,
pulang segera ke desa. mantuk aning desa gelis.
1014. Laskar Sakra berangkat, 1014. Sekep Sakra pada budal,
kabar Jantuk sudah pulang, Kabar Jantuk was pada ule'
berganti tuturan kidung, tarik,
tersebut di Tanjung Luar, begentik mungguh Ii' kidung,
ada empat Bugis datang, kocap Lai' Tanjung Luar,
setibanya lalu berceritera, ara' dateng kancan empat
pengiringnya bertutur pasti. tau kampung,
sedateng na betuturan,
si' ngiring betutur pasti.
1015. Hi Putra Sultan Makasar, 1015. Sine bijan datuMakasar,
sengaja kemari berperang sadiya lite gen ngendon per-
sabil, ang sabil,
ini putra mahkota, sine bijan marep padu,
oleh Sultan Goa yang Agung, si' desida Batara Gowa,
yang diceriterakan si Bugis si' betutur sosroh kampung
percaya, pung pada sadu,
segera sibuk tetuanya, gewar encong kancan me-
berutus ke Sakra. towa,
berutusan Ii' Sakra gelis.
1016. Si utusan naik kuda, 1016. Si' katus banjarannan,
sampai Sakra lalu meng- wah dateng Ii' Sakre me-
hadap, · marek gelis,
seksama ia bematur, teteh isi' na belatur,
Jro Kertawang lalu ber- Jro Kertawang beterus leka',
angkat, miwah soroh nene' Ganti
pada milu,
268

juga dengan Nenek Ganti wah dateng Ii' Tanjung Luar,


ikut, Datu Keraeng wah teaturin.
sudah sampai di Tanjung
Luar,
Datu Karaeng ditemui.

1017. Dipersilakan ke Sakra, 1017. Tedawegang ojok Sakra,


si Demung Karaeng naik Demung keraeng tunggang
kuda, jaran teabih,
di payung Agung kembar, tur bepayung kembar Agung,
ramai rakyat mengiring, geru' pater pengiring na,
sampai Sakra dimuliakan dateng Sakra ta pamule
mangan kenyang, mangan tuwuk,
lauk guling sate lawar, kando' guling sate lawar,
si Datu baru rakus sekali. Datu baru melak gati.
1018. Senang lega si orang Sakra, 1018. Tarik kendel soroh Sakra,
punya Sultan lahap makan bedowe Datu melak kaken
bebek, bebek guling,
tiga bungkus dilahap sendiri, telu bungkus endara' tulung,
amblas sekali ganyangan, pusat sekali doang,
sate pusut tiga puluh kurang, sate pusut telung dasa melen
si Datu baru sangat lehap, nampo',
tumbang Asmaran anti Datu baru tutu' melak,
menyumpah. tembang semaran begenti'
muni.

ASMARANDANA
1019. Tetapi aslinya, 1019. Anging mula Ii' kejejat,
ia bukan raja Makasar, ende'na iye Datu Makasar,
orang Bugis bemama Jerek, tau kampung aran Jere',
mengupah orang menyem- berupa' ta pangku sembah,
bahnya, no si' telu tanggep upa',
si tiga orang menerima upah, jari Jceceriten manjur,
lalu dituturkan pula, Datu baru si' Ii' Sakra.
si Raja baru di Sakra.
269

1020. Tunduk semua perwangsa, 1020. Tinut pra raden pra buling,
semua merasa lega hati, selapu' lcendel pangrasa,
karena mereka tak menge- sebap pada nde'na nao',
tahui, Datu baru pekayunan,
Datu baru berhendak, kayun regah Kuteraja,
mau menyerbu Kutaraja, pra bekel Sakra saturut,
pemimpin Sakra manut, manjur pada bedawuhan.
lalu mereka mengumumkan.
1021. Semua sudah bersiap, 1021 . Selapu' pada mecawis,
besok pagi akan berangkat, jema' aru gen na leka',
tersebut si Datu Jerek, keceriten Datu Jere',
lalu menaikkan bendera, mara taekang bendera,
di alun-alun desa Sakra, lai' peken desa Salera,
maka turunlah tabir malam, peteng desa kocap manjur,
fajar terbit maka berangkat. parek menah baterus leka'.
1022. Datu Jerek sudah diiringi, 1022. DatuJre'was ta iring,
menyerang ke Kutaraja, begebuk Ii' Kutaraja,
Datu Jerek berceloteh terus, Datu Jre' ngokok bae,
mengandai mencabut ngindayan serer kelewang,
pedang, sanggup na tepatung satak,
sanggup dikeroyok dua ratus, Kutaraja tulus na lebur,
Kutaraja pasti lebur, meno reraosan Ii' langan.
begitu bualnya di jalan.
1023. Sepanjang jalan bertingkah, 1023. Selangan-langan meripit,
si Datu Jerek meragakan, datu Jre' si' ngindayang,
melompat menerkam mener- nyingklang berempat be-
jang, dingklang bae,
sudah sampai di Kutaraja, wah dateng Ii' Kutaraja,
Datu Jerek maju, Datu Jre' ngulang hang,
bermaksud masuk desa, gena tama desa banjur,
bertemu dengan pengawal betempuh tangket penyang-
gerbang. gran Kuta.
1024. Pengawal serempak menem- 1024. Penyanggra remba' bebedil,
bak, sekep Salera maburutan,
laskar Sakra kocar kacir, Datu Jre' mirik encong,
Datu Jerek cepat menyingkir, igelang kalewang makile-
menari membawa pedang, wan,
~ ' .·; ·.~·
, . ,- --~--- ,. . ~ "°'
. ~ •
.,~..,.-...,

-
~ \t
--,
.,,,

"~
\'

r• .."t-..~l\L\\\1.1, .-.
.
• •
•'
· , .:1• 271\.
;..·-~. "\j
i ' i I ' .
, Q"V.L .. . ·• · . ...-
PflA~ Ja•~-·hujail,- mimis musuh mara' ujan,
1~~ar~Ssta'a1ilu melawan, sekep Sakra ngelawan
seru bertempur saling bedil. banjur,
rame perang bebedilan.
1025. Laskar Bali maju serempak, 1025. Sekep bali ngulah hang tarik,
warga Salera berlindung, soroh Sakra makilesan,
surut semua mereka, pada surut maka selue',
pulang ke desa Sakra, budal ule' aning Sakra,
Masbagek dituturkan, Masbage' tekocapang,
Raden Sastraji berutus, Raden Sastraji iya berutus,
mengundang Haji Ali Praya. pesila' Haji Ali Praya.
1026. Karena si Haji Ali tennashur, 1026. Mapan kasup Haji Ali,
menjadi benteng desa Praya, jari labak desa Praya,
maksud Raden Gede, pekayunan Raden Gde,
beliau mau menyerang, deside suka beregah,
menyerbu desa Lendang gebuk desa Lendang nangka,
Nangka, Haji Ali Praya banjur,
Haji Ali Praya lalu, leka' tangket karo belah.
berjalan seratus lima puluh
orang.
1027. Sudah sampai di Masbagek, 1027. Dateng Masbagi' gelis,
bertemu Den Nuna Hunggah, bedait Lan Dinuna Hunggah,
lalu mereka bennufakat. bajuran mupakat raos,
besok akan pergi menyerang, jema' gen leka' baregah,
begitulah janji mereka, meno mula raraosan,
malampun berganti siang, peteng menah kocap banjur,
tambur berbunyi lalu ber- muni tambur beterus leka'.
angkat.
1028. Pasukan tombak pasukan 1028. Sekep tumbak sekep bedil,
bedil, sekep Praya takuculcang,
laskar Praya di depan, leka' gegangsaran bae,
berjalan bergegas, uah dateng li' Lendang
sudah sampai di Lendang Nangka,
Nangka, banjuran angkat surak,
membunyikan bedil serem- kancan Lendang Nangka
pak. banjur,
puni' bedil sembarengan.
271

1029. Laskar Praya mendesak 1029. Sekep Praya ngulah tarik,


maju, Haji Ali terus tama tksa,
Haji Ali langsung masuk soroh Lendang Nangka en-
des a, cong,
warga Lendang Nangka ce- si' tunggu meriyam berari
pat, gancang,
si penembak meriam berlari, sawut bobok lantong nyala,
melempar obor dengan sekep Praya dateng banjur,
nyalanya, kumpul julun meriyem
laskar Praya datang, doang.
berkumpul di depan meriam.
1030. Mariam lalu meletus, 1030. Meriyem banjuran muni,
laskar Praya mati bergelim- sekep Praya mate sampal,
pangan, lima olas ngelampar mate,
lima belas mati berserakan, Haji Ali sili salah,
Haji Ali marah tak karuan, encong buat bangke doang,
tergupuh mengangkat mayat si' baregah pada surut,
saja, pada ule' Ii' balenna.
yang menyerang mundur,
pulang ke rumah mereka.
1031. Tertunda pula pertempuran, 1031. Reneng paperangan no tarik,
Bali Islam (Sasak) tak ada Bali Slam dara' ngulah,
maju, si' rarut pada jeleng Lue',
yang mengungsi kurang Kopang Rarang Batukliang,
pangan, Mujur Ganti pada susah,
Kopang Rarang Batukliang, bilang desa tao'na numpuk,
Mujur Ganti bersusah hati, banjuran dateng utusan.
di setiap desa bergerombol,
lalu datanglah utusan.
1032. Utusan raja Betawi 1032. Utusan raja Batawi dateng
(Batavia)*) tipa' desa Sakra,
datang di desa Sakra, banjura randing pangraos,
lalu mereka berunding, selapu' budanda Slam,
semua pembesar Islam, Jonggat Gerung Batukliang,

•)Yang climlksud 8dalah Gubemur Jendral Bclanda.


272

Jonggat Gerung Batukliang, Kopang Rarang pada kum-


Kopang Rarang berkumpul, pul,
Masbagek Pringgabaya. Masbagi' Pringgabaya.
1033. Berkumpul di Sak.ra semua, 1033. Kumpul lai' Sakra tarik,
juga pemimpin desa Praya, miwah pra kanggo desa
berkumpul berunding, Praya,
semua minta bantuan, mupakat tanding pangaraos,
Tuan Lipring menaruh nunas bantu selapu'na,
kasihan, Tuan lipring lebih periyak,
iba dan sanggup membantu, ase' tur sanggup betulung,
akan membawa serdadu pu- gena jau' bala laksayan.
luhan ribu.
1034. Berapa kuatnya si raja Bali, 1034. Pira kadar raja Bali,
Tuan Lipring sudah Tuan Lip ring uwah
menyanggupi, nyanggupang,
maka putuslah mupakat, jari uwah mupakat raos,
Tuan Lipring lalu berangkat, Tuan lipring beterus budal,
pergi di Tanjung Luar, turun Ii' Tanjung Luar,
sampai di situ, sedateng na ito banjur,
naik ke kapal perang. taek Ii' kapal perang.
1035. Kemudian segera berlayar, 1035. Banjuran belayar gelis,
tak tersebutkan di tengah nde' takocapang li' tenga'
selat, arungan,
menuju desa Buleleng, Buleleng si'na hojok,
sudah tiba di pelabuhan, uwah parek Ii' labuan,
kapal lalu berlabuh, kapal banjuran bacancang,
Tuan Lipring lalu turun, Tuan lipring turun banjur,
lalu pergi ke kantomya. beterus tipa' pekantoran.
1036. Setibanya lalu berunding, 1036. Sedateng na tanding re-
dengan tuan panglima raosan tarik,
perang, tangket tuan kepala perang,
bemama Tuan Nobos, mepasengan Tuan Nobos,
sudah mupakat pembicaraan, uwah mupakat reraosan,
lalu naik ke kapal, terus taek Ii' kapal,
segera ia berlayar, bajuran belayar beterus,
tak tertuturkan di jalan. ende'na kocap Ii' langan.
273

1037. Sudah sampai di Labuaji, 1037. Uwah dateng Ii' Labuaji,


semua turun ke darat, pada aning darat,
lalu mereka berangkat, banjuran lampa' bae,
liwat Gandor sampai Peneda, liwat Gandor date ng
karena kilatnya tutur ini, Peneda,
liwat Lenling Tangi segera, saking gelis tuturan,
sudah sampai di desa Sakra. liwat Lenting Tangi banjur,
uwah dateng Ii' desa Sakra.

1038. Lalu diadakan musyawarah, 1038. Mupakattang reraosan gelis,


setelah mufakat lalu kembali, uwah mupakat malik matu-
Lipring dan Tuan Nobos, lak,
keduanya menuju Labuan, Lipring Ian Tuan Nobos,
dituturkan masih di jalan, da dua'na aning Labuan,
sudah sampai di hutan tekocapang masih Ii' langan,
Selong, uah dateng Ii' gawah Selong,
tak berhenti di jalan. ende'na betelah Ii' langan.

1039. Sudah sampai di Labuaji, 1039. Was dateng Ii' Labuaji,


Tuan Lipring memberi beras, Tuan Lipring Kicayang
kepada para pengungsi, beras,
semua diberi beras, Ii' dengan si' rarut lue',
bersyukur si pengungsi, pada tarik kican beras,
Tuan Lipring lalu naik, sukur soroh rarudan,
diiringi pembesar Sasak. Tuan Upring taek banjur,
tiring isi' budanda Slam.
1040. Gerung Batukliang semua, 1040. Gerung Batukliang tarik,
Jonggat Kopang desa Jonggat Kopang desa .
Rarang, Rarang,
Jonggat Kopang desa Pringgabaya Masbagi',
Rarang, Gandor Ian Kalijaga,
Pringgabaya Masbagik, Apitai' Wanasaba,
Gandor dan Kalijaga, pra kanggo Praya milu,
Apitai' Wanasaba, taek kapal sareng Budanda.
pemimpin Praya ikut,
naik kapal bersama pemim-
pin lain.
274

1041. Kapal pun segera berlayar, 1041. Kapal ne belayar gelis,


menuju pelabuhan Ampe- tipa' Labuan Ampenan,
nan, kapal perang gancang lalo',
kapal perang cepat sekali, sedateng banjur becancang,
tiba lalu berlabuh, gelis turunang manggar,
cepat menurunkan jangkar, bajur dateng kapal balu',
maka datang delapan kapal, pada buat serdadu doang.
semua membuat serdadu.
1042. Kapal perang bersiaga 1042. Kapal perang siyaga tarik,
semua, serdadu dua laksa,
serdadu dua puluh ribu, turun Ii' Ampenan ngelek,
mengalir turun di Ampenan, banjur pada mapondokan,
lalu mereka berlcemah, sesek lai' ampenan,
sampai di Karang Jangkong, yadian lai' Karang Jang-
timur Miru juga penuh. kong,
timu' Miru matebengan.
1043. Tuan Lipring sudah ber- 1043. Tuan Lipringuwah memargi,
angkat, tama' li' Cakranegara,
masuk di Cakranegara, Anak Agung Ngurah ito,
Anak Agung Ngurah di situ, sedek manjak Ii' bencingah.
sedang duduk di balai sidang, Tuan Lipring neka lumbar,
Tuan Lipring sekarang da- sedateng banjuran batemu
tang, kanca Anak Agung Ngurah
tiba lalu bertemu, hajinda.
dengan si Anak Agung
Ngurah si Raja.
1044. Raja Ngurah berucap, 1044. Ngurah ajinda bemanik,
Tuan Lipring apa keperluan Tuan Upring apa kariya,
Tuan, sida /cane dateng ite,
tuan datang ke sini, Tuan Upring a/us penimbal,
Tuan Lipring bicara halus, sadiya saya bakatuan,
saya mau bertanya, apa kerana Anak Agung,
mengapa tuan raja Agung, perang lawan kaula mesa'.
berperang dengan rakyat
sendiri.
275

1045. Maksud saya amat penting, 1045. Gawen saya bele' gati,
ingin mendamaikan, sadiya mula ngerapahhang,
jangan tuan berperang be- enda' ta beperang mene,
gini, bemusuh Ian kaula mesa',
bennusuhan dengan rakyat sai si' nde' mele teperintah,
sendiri, sino mula saya gebuk,
siapa yang talc. mau diperin- Anak Agung ngumbe neka.
tah,
itu akan saya perangi,
bagaimana pendapat tuan
Agung.
1046. Anak Agung Ngurah ber- 1046. Anak Agung Ngurah be-
kata, manik,
saya mau didamaikan, saya suka terapahang,
saya tak ingkar sekarang, ende' saya piwal nekani,
mengikuti perintah tuan, turut perentahan tuan,
tetapi ada masalah hamba, anging ara' saya sangke
kami ini belum berkumpul, yang,
sebab masih ada menjaga mapan saya nde' man kum-
Kutaraja. pul,
masih sanggra Kutaraja.
1047. Masih pula ada di Mujur, 1047. Li' muru ponna masih,
Tuan Lipring menjawab lem- Tuan Lipring alus panimbal,
but, lamun sino gampang lalo',
ah itu soal gampang, serdadu tutut iya,
nanti serdadu menjemput- Anak Agung malik, ngan-
nya, dika,
Anak Agung berkata lagi, Tuan Lipring meno bagus,
baik bila demikian Tuan nde'na kumpul dateng Ii'
Lipring, Cakra.
supaya berkumpul mereka di
Cakra.
1048. Tuan Lipring memerin- 1048. Tuan Lipring bemanik gelis,
tahkan, Ii' soroh tuan Jwmendan,
kepada para komandan, batenga' serdadu lalo',
agar serdadu disuruh ke batenga' Ii' Kutaraja,
tengah,
276

pergi ke Kutaraja, tutut Bali si' masig yang


menjemput ball yang masih nyanggra,
meronda, Ii' Mujur Ian Ii' Puyung,
di Mujur dan di Puyung, tuan komendan macawisan.
tuan komandan bersiap.
1049. Kita ganti tuturan kawi, 1049. Bagenti' kocap Ii' tulis,
Betara Goa di Makasar, Batara goa Ii' Makasar,
mendapat berita pasti, mau' horta janten lalo',
manusia mendakwa diri raja surahang diri' datuMakasar,
Makasar, lai' bumi Selaparang,
di bumi Selaparang (Sasak), nde' nara' jati semeno,
itu dusta belaka, maoan datu Ii' Makasar.
karena raja di Makasar.
1050. Tak pemah ke mana-mana, 1050. Nde'na uah sara lai,
diam di negeri Makasar, mero Ii' desa Makasar,
itu membuat beliau marah, sino kerana duka lalo',
kepada manusia mendakwa si' tau si' paran diri'na,
diri, anak datu Ii' Makasar,
putra raja Makasar, tau leak mula mele nipu,
pendusta mau menipu, Batara goa lebih duka.
Batara goa amat murk.a.
1051. Lalu dikirimnya surat, 1051. Banjuran na kirim tu/is,
kepada kepala perang, tipa' la' kepala perang,
supaya dibunuh saja, nde'na tematef bae,
karena mengaku raja senga' ngaku' datu Makasar,
Makasar, meno wirasaning surat,
begitu isi surat, Tuan Lipring banjur baterus,
Tuan Lipring segera, tipa' Praya timpal Sakra.
menuju Praya dan Sakra.
1052. Lalu berangkatlah Haji Ali, 1052. Banjur lea' Haji ali,
diiringi seratus lima puluh mahiringan karo belah,
orang, tipa' Jantuk mate' Jere',
ke Jantuk membunuh si jerek, uah na mate' baterus ta
setelah dibunuh lalu dipeng- punggal,
gal, punggalan tatong tipa'
penggalannya diantar ke Cakra,
Cakra,
277

Tuan Lipring menerima. Tuan Lipring nampi banjur,


ditanam kepalanya di tatuka' otak na li' Ampenan.
Ampenan.

1053. Lain pula dikisahkan, 1053. Bagenti' kocap li' tulis,


tuan komandan berangkat, tuan komandan baterus
memimpin banyak serdadu, leka',
menuju Kutaraja, batek serdadu lue',
menjemput Bali yang ber- ojok na li' Kutaraja,
kumpul-kumpul di situ, tutut Bali si' ito nyanggra,
seribu orang serdadu, serdadu cukup siu,
yang berangkat bersama si' leka' ngiring komendan.
komandan.

1054. Di Cakra dituturkan, 1054. Li' Cakra kocap malik,


Tuan Lipring dan pemimpin Tuan Lipring Ian Budanda
Sasak, Slam,
berwisma di Puri barat, Purl~Kahuan tao'na mondok,
disertai pembesar Sasak, tairing si' Budanda slam,
Jro Mustiaji, Raden Jonggat, Jero Mustiaj Raden Jonggat,
Jro Kopang lalu berhatur, Jero Kopang banjur matur,
memohon Tuan Lipring ber- aturin tuan Lipring budal.
angkat.
1055. Karena si Jro Mustiaji, 1055. Mapan Jero Mustiaji,
pintar licin dan tajam pan- celang ririh tur widagda.
dangannya, keliap Bali bis na tao',
isyarat si Bali sudah dimak- sino kerana na ngaturang,
luminya. dawegang Tuan Lipring
itu sebabnya ia meminta. bud al,
agar Tuan Lipring pergi, Tuan Lipring budal manjur,
Tuan Lipring segera pergi, ojok na labuan Ampenan.
menuju pelabuhan
Ampenan.
278

SINOM

1056. Waktu menuju Kutaraja, 1056. Nyekan andang Kutaraja,


Raden Ratmawa sakit, Raden Ratmawa banjur
dibawa pulang ke Sakra, sakit,
sampai di Sakra masih sakit. tapalau' aning Sakra,
selama di Sakra masih sakit, dateng Sakra masih sakit,
selama satu bulan penuh, watara sabulan tiding,
Raden Ratmwa lalu wafat, Raden Ratmawa seda
dimakamkan di Batubangka, baterus,
bersama dengan makam Haji ta petak Ii' batubangka,
Ali. bareng kubur na si' Haji Ali,
Raden Satraji ya bagenti'
raksa' kaula.
1057. Kemudian pemimpin Sakra, 1057. Malik pra kanggo Ii' Sakra,
yang bemama Jro Nui:sasih, si' aran Jero Nursasih,
itu masih hidup, sino masih nde'man seda,
dengan kodrat Allah Agung, kasuka' Alloh luih,
berjarak satu tahun, antara lalang sabalit,
beliau diperdaya, iya takalang banjur,
diundang pesta selamatan, tepesila' beroahan,
saking takdir Allah, saking takdir Alloh luih,
memang sebab meninggal- Jero Nursasih mula iya
nya Jro Nursasih. jajaran gen na seda.
1058. Setibanya lalu disuguhkan 1058. Serauhna katuran sanganan,
sajian, Ii' bawa alang pon me-
di bawah lumbung ia duduk, linggih,
disitu ia dianiaya, iti banjur tekaniyaya,
melalui racun dari besi, langan kahwa datu besi,
yang melepas tak diketahui, si' belepas samar gati,
beliau kena diracuni, desida kena ta racun,
lalu seketika demam panas, perjanian sakit panas,
tak berpindah ia duduk, nde'na ngalih harep na me-
lalu ia pulang ke rumahnya. linggih,
banjur budal mantuk aning
gedeng na.
279

1059. Setibanya di rumahnya, 1059. Sedateng na Ii' gedeng na,


semak.in parah ia sale.it, sayan sanget si'na sakt,
memang sudah suratan, mapan mula lea catriyan,
sudah demikian takdir Allah, mula meno janji widi,
ajal tak dapat dielakkan, tuduh nde' keneng gingsir,
sudah tersurat demikian, Jcacatri mula semenu,
setelah genap dua bulan, uwah genep dua bulan,
lalu meninggal Jro Nursasih, banjur seda Jro Nursasih,
Mamik Kertawang mengganti Mami' Kertawang iya nyun-
memerintah. dul raksa' Jcaula.

1060. Arkian tuturan Bali yang 1060. Kocap nyah bali si' cilaka,
jahat, dait nane' dengki jahil,
tetap saja dengki jahil, jari racun li' bilang desa,
menjadi racun di setiap desa, mapan mula daya dengki,
karena memang siasat nde'na mele ngaso"i,
dengki, peta akal prih pemau',
tak mau mereka merendah ngadayang botoh bilang
diri, des a,
mencari akal asalkan dapat, po'na mau' mangan selcali,
mengadakanjudi setiap desa, mula iya langanna peta jari
agar dapat akan sekali, pangaan.
memang untuk mencari re-
jeki.

1061. Mengaku diri sebagai per- 1061. Ngaku' dirijari menak,


wangsa, turunan le/can Pejangg,
keturunan dari Pejanggik, lag' mula seatine,
tetapi sesungguhnya, Bali encong ponggo' bawi,
Bali gupuh pemikul Babi meno mula li' kejati,
begitu aslinya, sang/ca' nde'na pada cumpu,
itu sebab tak sehati, si' menalc Ian k.aula,
si menak dengan kaulanya, ngadu semet durus biwih,
berkumis sepanjang bibir- pan terantem kiyai ndara'
nya, urusanna.
tak setetespun ia berdarah
kiyai.
280

1062. Lain pula diriwayatkan, 1062. Malik lain katuturan,


si Jro Mustiaji, kocap Jro Mustiaji,
bersama si Raden Jonggat, bareng isi' Raden Jonggat,
sepakat bicara mereka, rara pengraosan tarik,
lalu mereka berangkat, banjuran leka' gelis,
menghadap Anak Agung, parek lai' Anak Agung,
Anak Agung Ngurah si raja, Anak Agung Ngurah ajinda,
tiba lalu bertemu, dateng banjuran bedait,
Raja Anak Agung Ngurah Nak Agung Ngurah ajinda
menyapa. nyenyapa'.
1063. Jro Mustiaji Raden Durmas, 1063. Jro Mustiaji Raden Durmas,
silakan duduklah nanda, sila' ite adek malinggih,
bersama bapa di _sini, rapetan bareng bapa,
lalu mereka bersama duduk, banjur pada bareng me-
Anak Agung Ngurah ber- linggih,
sabda, Anak Agung Ngurah be-
"Mengapa ananda datang, manik,
kemari bertemu bapa, apa gawen bija rauh,
bagaimana Jro Mustiaji, kete' bedait si' bapa,
masih kasihkan nanda pada ngumbe Jro Mustiaji,
bapa" atawa sukayang bija Lai'
bapa.
1064. Jro Mustiaji berhatur sem- 1064. Jro Mustiaji belatur nyem-
bah, bah,
"Duh Batara duli tuanku, duh Batara ratung kaji,
junjungan kaula sebumi, panyungsung ngan kaula
hamba menghadap duli . sejagat,
tuanku, kaji parek Ii' sor gading,
karena kasih hamba berlim- si' angen kaji ka lebih,
pah, kangen ragan Ratu Agung,
menyayangi Sri Baginda, nde' nara lainan dewa,
tak ada lain paduka, mung dekaji muter bumi,
hanya tuanlah penguasa kaji sembah amung ragan
bumi ini, dewa dowang.
hamba hanya tunduk kepada
tuan saja."
281

1065. Jro Mustiaji Raden Dunnas, 1065. Jro Mustiaji Raden durmas,
dihaturltan santapan, lcapaica pendadar tarik,
satu dulang berat sepikul, pada sedulang katir dua,
kain sutera nan inclah, lalemesan sutra luih,
bangsa sutera songket bersu- soroh sutra songketwijil,
lam, batik kembang bancul ancuk,
batik kembang pucuk re- dewangga sutra permas,
hung, sawitan bekembang kuning,
sutera dewangga sutera per- segenepan pengajin dua juta.
mas,
sawitan berbunga kuning,
seperangkat lengkap harga
duajuta.
1066. Diberikan oleh Raja Ngurah, J66. Kican si' Ngurah ajinda,
terlcena ucapan manis, baba wan si' uni manis,
Raden Dunnas dan Jro Raden Durmas Ian Jro
Kopang, Kopang,
karena memang licin lihai, mapan mula widagda ririh,
Anak Agung Ngurah Aji, Anak Agung Ngurah Aji,
terhanyut di cara manis, kaduduttan si' raos halus,
karena memang si Jro kerana mula Jro Kopang,
Kopang, masuhur widagda ririh,
tennashur pintar dan lihai, pideksa raosan berugung
mantap bicaraoya padahal doang.
dusta belaka.
1067. Manggis kuning cuma se- 1067. Manggis kuning selolo
batang, doang,
wadah asam dengan kelampi, tangka' asem si' kelampi,
manis cuma di bibir saja, manis uni bawo doang,
dalam hati seperti api, dalem angen mara' api,
lcayu randu menjadi gerbang, lcayu'rangdujarikuri,
ditempati si kutu batang, bis tetao' isi' bubuk,
buat keranjang tern pat jarak, piya' kalunglcung tangka'
Anak Agung penguasa besar, jarale,
terhanyut dapat diperdaya Analc Agung muter bumi,
seperti bocah. lceduduttan bau teugung
mara' Jcanalc.
282

1068. Jro Kopang dan Raden 1068. Jro Kopang Raden Jonggat,
Jonggat, pamit budal ule' gelis,
mohon pamit segera pulang, serep jelo kacaritan,
matahari terbenam terldsah- bapitung ngan /cancan Bali,
kan, selapu'na cawisan bedil,
bermupakat warga Bali, seredadu si' dekat Miru,
semua mempersiapkan bedil, sino mula gen laksana',
serdadu di dekat Miru, pad.a kwnpul soroh Bali,
itu akan digrebeknya, dalem tembok Manyure tao'
berkumpul si warga Bali, napak.
mereka bersiap di dalam
tembok Mayura.
1069. Sudah sepakat bicara 1069. Patuh raos na mupakat,
mereka, banjuran na bareng bebedil,
lalu mereka serempak /cancan seredadu bakat,
menembak, kapisanan reba' nguring.
si serdadu terluka, /cancan Bali malik bebedil,
ada yang mati tergeletak, beriyuk reba' bareng telu,
laskar Bali lagi menembak, suredadu bakat Lima,
tiga orang serdadu jatuh ma ti, maka Zima mate tarik,
lima serdadu terluka, banjur gewar seredadu se-
kelimanya lalu almamum, lapu'na.
paniklah semua serdadu
Belanda.
1070. Bersama mereka menembak, 1070. Beriyuk medil sembarengan,
sorak ramai bedil berdentum, surak rame bedil ngalintir,
sating bedil berhadapan, tarik medil berandangan,
warga Bali ricuh pula, soron bali geger tarik,
semua mengambil bedilnya, selapu'na demak bedil,
serdadu Belanda dikepung, seradadu tekalipung,
ditembak dari kiri kanan, ta bedil feman kiri kanan,
muka belakang serernpak, julu mudi beriuk tarik,
serdadu Iuka dan mati ber- seredadu bakat mate bege-
gelimpangan. lampar.
1071. Bertempur dari waktu senja, 1071. Perang leman suranbiyan,
sampai pagi tak putusnya, jangka menah endara' pa-
berdadu sampai amblas, panggil,
283

bangkai berserak bertumpuk, seredadu jangka pusat,


tak kurang dua ribu, bangke sampai begelintir,
hancur semua, nde'na kurang duwang tali,
di batas desa lagi, punah make selapu',
Karang Jangkong ditembaki, malik Lai' bat desa,
bertempur seru si serdadu Karang Jangkong tebedil
melawan. masih,
rame siat seredadu pada
ngelawan.
1072. Waktu subuh bersahutan, 1072. Suran menah betimbalan,
asap mesiu mengepul gelap, peteng dedet kukus bedil,
mayat berserak bertindih, bagke sampal betetimpa,
serdadu lalu mundur, suredadu surut tarik,
ke selatan ia menyingkir, belau' lain na mirik,
perang sambil mundur perang sabil surut bombong,
teratur, si' mate dateng Ampenan,
yang mati sampai Ampenan, kecandet kocap Ii' tu/is,
dicatat dalam buku laporan, seredadu si' wah ojok
serdadu yang pergi ke Kuta- Kuteraja.
Kutaraja.
1073. Bersama tuan komandan, 1073. Bateng si' tuan kumendan,
menjemput si laskar Bali, tutu /cancan sekep Bali,
yang meronda di Kutaraja, si' nyangra Ii' Kutaraja,
laskar Bali sudah berangkat, Sekep Bali budal tarik,
sudah berangkat si Ida Gusti, uwah turun Ida Gusti,
serdadu berangkat turun, serdadu pada turun,
bersama tuan komendan, bareng si' Tuan Kumendan,
sudah sampai di Kopang, uwah dateng Ii' Kopang tarik,
tiba lalu bertemu Jro Kopang. sedateng na bedait Ian Jro
Kopang.

1074. Jro Mustiaji menyapa, 1074. Jro Mustiaji nyenyapa',


menceriterakan ihwal Bali, tuturang pertingkah Bali,
berperang di Cakranegara, si' beperang Ii' Cakranegara,
silakan sekarang saya sila' nene kaji ngiring,
sertai, ta turun bae perjani,
284

kita ke kota sekarang juga. Tuan kumendan beterus


Tuan komandan lalu ber- turun,
angkat, Ian suredadu selapu'na,
dengan semua serdadunya, Jro Mustiaji lampa' gelis,
Jro Mustiaji segera pergi, tunggang jaran lampa'
naik kuda bersicepat gegangsaran.
1075. Arldan sudah sampai di Nar- 1075. Kocap wah dateng Armada,
Nannada, tekocapang penyanggra
dituturkan penjaga Bali, Bali,
Komang Pengsong meronda Komang Pengsong ito
di situ, nyanggra,
dia memimpin laskar Bali, ya batek pemating Bali,
semua menoleh, selapu'na ngengat tarik,
melihat serdadu Belanda, pada gita' suredadu,
laskar Bali bersiaga, soroh Bali pada nyatna,
mereka menyiapkan be- selapu'na demak bedil,
dilnya, tembang Pangkur beriyuk
bertembang Pangkur mereka bedil sembarengan.
membedil.

PANG KUR
1076. serdadu banyak terluka, 1076. Suredadu lue' bakat,
ada terjatuh mati oleh peluru ara' reba' mate bakat isi'
serdadu bersama-sama, mimis,
menembak serempak, suredadu beriuk manjur,
seru pertempuran berbaur puni' bedil sembarengan,
asap mesiu, rame siat kukus bedil peteng
mayat bergelimpangan, ngibut,
serdadu maju mandesak. bangke sampal begerinting,
suredadu ngulahang tarik.
1077. Mereka maju ke barat, 1077. Pada leka' andang bat,
sambil bertempur bangkai sambil perang bangke sam-
berserak, pal begerinting,
bunyi bedil mengguntur, swaran bedil begeluduk,
sampai tiba di Suweta, jangka dateng Ii' Suweta,
serdadu dikepung musuh suredadu terkelipung isik
(Bali), musuh,
285

berguguran sepanjang jalan, along mate selangan-langan,


serdadu tujuh ribu. suredadu pitung bangsit.
1078. Masih hidup tiga puluh, 1078. Masi hidup telung dasa,
sisa mati bergelimpangan, sisen sinomate sampal ngar-
yang tiga puluh orang itu, inting,
menyerah semuanya, si' telung dasa no manjur,
dibawa oleh warga karang maserah nungkul selapu' na,
Taliwang, kancan karang Tliwang,jau'
sudah sampai di karang iya selapu',
Taliwang. was dateng Karang Teiwang
mangkep perang no malik.
1079. Tuan Lipring di Ampenan, 1079. Tuan Lipring li'Ampenan,
berutusan ke Buleleng, beputusan Ii Buleleng Ian
Betawi, Bentawi,
tuan JendrCll Eropa sudah Tuan Jendral Ii' eropa uwah
diberi tahu, katur,
ihwal peperangan di Sasak, tingkahsiat bumi sasak,
raja Bali tak dapat dikalah- raja Bali perang ndo' na bau
kan, kingguh,
Tuan Jendral Eropa, Tuan Jendral Eropa,
dan Gubemur Jendral miwah Ian raja Betawi.
Betawi.
1080. Memerintahkan melengkapi 1080. Ngandikayang tegepang jer-
mortir, nat,
lima puluh ribu mortir siap, Lima laksa jernat uwah me-
dimuat sepuluh kapal, cawis,
memuat mortir lima puluh si' muat kapal sepulu',
ribu, mara tipa' lepas jernat,
maka tibalah di Ampenan jlo malem endara' panggil.
semua,
lalu mulai melepas mortir,
siang malam tak putusnya.
1081. Setiap terkena rumah ter- 1081. Sing bakat bale bis julat,
bakar, soroh Bali gewar nde'na
si orang Bali panik berlari, karuan lai,
di tiap kampung berjatuhan bilang gubuk jernat nepur,
mortir, si' mate pira pira,
286

tak terhitung korban jiwa, soroh Bali ende'na tao' jari


si warga Bali bingung, angkun,
dilawan berpeang dari kapal, tekewak perang leman kapal,
bangkai rnanusia berserakan. bangke sampel begerinting.
1082. Berlari rnengungsi hutan dan 1082. Rarut ngungsi gunung ga-
gunung, wah,
tak tahu hendak ke rnana, nde'na tao' lain pada mirik,
rnenuju hutan dan gunung, pengungsi na gawah gunung,
rnati tak dapat rnakan, mate nde'na mau' mangan,
Anak Agung Ngurah Anak Agung Ngurah ajinda
bingung, no ibuk,
karena rnortir tak putusnya, mapah jernat endara' pegat,
siang malam merancah kota. jelo malem begelintir.

1083. Akan menyingkir tak tahu 1083. Gena mirik gara' laina,
a rah, langan timu' kansan Slam
di timur si orang Sasak men- nyanggrahin,
jaga, pada ngerep ngerasa ibuk,
semua mendekam ketakutan, soroh Bali bepitungan,
warga Bali bermupakat, pada ngeraos mele bilin
berunding mau meninggal- AnakAgung,
kan si raja, gen nungkul aning Blanda,
akan menyerah kepada lolos nyedi pirik diri'.
Beland a.
minggat menyelamatkan
diri.
1084. Mortir Belanda di kapal, 1084. Sekep Belanda si'li. kapal,
turun dari kapalnya, pada turun Leman kapal na
panglima perangnya turun, tarik,
bangsa komandan, kepalen perang pada turun,
berpondok di Ampenan, soroh kancan kumendan,
tak kurang lirna ribu, Ii' Ampenan sesek pada mon-
serdadu bersenjata bedil. dok selapu',
nde'na kurang Lima laksa,
suredadu sekep bedil.
287

1085. Maka tibalah pagi, 1085. Menoh desa keceriten,


para komandan menyiapkan soroh kumendan besuru'
pasukan, kandayang baris,
tak kurang tujuh ribu, nde'na kurang pitung ngiu,
berbaris menuju Mataram, ngambiyar andang Men-
arkian si Bali sudah maju, taram,
akan mempertahankan Ma- kacariten kancan bali was
taram, mapucuk,
Anak Agung Ketut diiringi. gena bela desa Mentaram,
Anak Agung Ketut teiring.
1086. Bangsa Gusti dan Brahmana, 1086. Soroh Gusti Ian Brahmana,
sudah siaga juga warga wah siaga miwah wargi
Singasari, Singasari,
serdadu lalu maju, seredadu ngulah banjur,
sudah liwat di kampung uah liwat Ii' Kapitan,
Kapitan, Dasan Agung Taliwang be-
Dasan Agung diliwati, terus,
sudah tiba di Mataram, uah parek desa Mentaram,
serdadu mengatur posisi. seredadu kendayang baris.

1087. Tuan komandan memberi 1087. Bewangsit Tuan Kumendan,


isyarat, seredadu reba' puni' bedil,
serdadu serenta menembak, suaren bedil mara' guntur,
bunyi bedil seperti guntur, mimis nde'na bina ujan,
peluru talc ubahnya hujan, meriyem muni na jernat
meriam kapal berdentum doang,
bertalu, Mentaram Cakra teujanin.
pelurunya mortir pembakar,
Mataram Calera dihujani.
1088. Peluru mortir naval terjatuh, 1088. Si' tri' mimis jernat,
meledak muncrat meruyak, ngemouk ngempeng pembela
apinya menyembur mem- na diwu dawi,
bakar, sing tipa'na api ngambur,
semua rumah terbakar, selapu' bale bue' julat,
pecahan mortir menghantam tampalan jernat merisat
pohon, kayu' si'na lantur,
288

pohon beringin yang besar kayu' bunut si' bele'


tinggi, tinggang,
terpangkas rata oleh si pe- sapor perding isi' mimis.
luru.
1089. Anak Agung Ketut di 1089. Anak Agung Ii' Mentaram,
Mataram, sugul tring luah kuta pada
keluar diiringi ke batas gen nanggalin,
Mataram, dateng uah kuta banjur,
sudah sampai di luar bejagar pada ngambiyar,
gerbang, seredadu gita'na musuh lue'
berjajar mengelar pasukan, sugul,
serdadu melihat musuh banjur pasang bedil jangka
ban yak, ecokbumi.
memasang bedil dua barisan,
suara bedil sampai goncang
bumi.
lOCJO. Mayat bergelimpangan, 1090. Banglce sampal begerinting,
berserakan laskar Bali di sampal sawu pemating Bali
landa peluru, lcena si' mimis,
peluru macam laut pasang, mimis mara' belabur Laut,
yang terkena langsung al- si' bakat terus perjaniya,
mamum, tembok puri pa jeroan reba'
tembok purl berantakan, rryerungkung,
panik Bali Mataram Cakra, kewah Bali Mentaram
takut tak tahu ke mana me- Cakra,
nyingkir. jejah nde'na tao' Laina mirik.
lC)')l. Agung Ketut yang keluar 1091. Agung Ketut si' uah sugul
melawan, metanggal,
diiring warga Singasari, mahiringan soroh wargi
bersiap sedia akan meng- Singasari,
amuk, pacang mula gen pada
lalu membangun sorak, ngamuk, •
sorak ramai perang merang- banjuran mangkeban surak,
sek, surak rame pesiatan saling
Anak Agung Ketut terluka, sundul,
dada dekat susu kiri. anak Agung Ketut bakat,
kapur susu Langan kiri.
289

1002. Peluru tembus ke punggung- 1092. Mimis terus U' bungkaknya,


nya, banjur seda Anal Agung ta
Anak Agung tewas lalu di- perariyang gelis,
larikan, li' gedeng na was malebu,
sudah masuk ke purinya, sedatang na si' pada berem-
setibanya yang menggotong, bat,
istri dan selimya datang ber- soroh rabi belari pada lite
lari, kumpul,
melihatnya Anak Agung si'na gita' anak Agung wah
tewas, seda,
menangis tembang Kumam- sedih nangis tembang
bang meratap. Kumambang maduning
liring amanis.

MASKUMAMBANG
1093. Subahnala sangat dalam 1093. Subahnala mulan bunuh tan-
jejak si sapi, dang sampi,
buatlah garu cabang maja, pia' gau pempang bila,
memang ajal si Agung tewas, mula tuduh Anak Agung ba-
tak dapat diselamatkan lagi. reng janji,
nde'na bau simpangin ia.
1094. Duh mas mi rah pisang lilin di 1094. Duh mas mirah punti' lilin le'
Labuaji, Labuaji,
tanam kopi di Punia, talet kahwa le' Punia,
bila si Agung meninggalkan mun anak Agung bilin kaji,
hamba, tan kuasa kaji temu susah
tak tahan berduka di atas bawon dunia.
dunia.
1095. Aduh dewa kayu pace ra- 1095. Adu dewa kayu' pace jari
muan lumbung, ramon sambi,
beringin berjenggot di pan- bunut baok le' Pancor selela,
curan batu, lamun Anak Agung julu mate
bila si Agung mendahului bilin kaji,
mati, payunta jeleng ngangos nde'
menderita tercenung tak mau' beriwa.
dapat memangku.
290

1096. Alkisah si Agung Ngurah 1096. Tekocapan anak Agung


sudah diberitahu, Ngarah wah teaturin,
ihwal putranya sudah tewas, tingkah bijana wah seda,
di Mataram terkena peluru, le' Mentaram bakat si' mimis,
ayahnya di Cakra sangat ber- mami'na le' Cakra sedih
duka. pengerasa.

1097. Anak Agung berduka cita 1097. Anak Agung Ajinda lebih
menangis, susah sedih nangis,
menyayangi putranya telah kangen bijana uah seda,
tewas, malik si'na seselan diri',
lagi menyesali diri, nyesel nde' mele terapahang.
menyesal tak mau didamai-
kan.

1098. Sekarang baru si raja ber- 1098. Baru' nengka meno pikir
pikir, NgurahAji,
panjang penyesalan sayangi belo nyesel kangen raga,
diri, tanpa gawe nyesel mudi,
sesal kemudian tiada ber- tutu' kemuktian na le' gumi
guna, Sasak.
tamat kekuasaannya di bumi
Sasak.

1099. Begitu pikiran Agung aji, 1099. Agung ajinda meno si'na
semakin berlarut hati duka- bepikir pi/cir,
nya, sayan dudur ate susah,
menoleh kanan dan kiri, cingakin kawan kiri,
atas bawah dilihamya. luhur andap tesereminang.

1100. Duhai adik mengeluh sayang 1100. Aduh adi' bebangsal kangen
istrinya, sebini',
sanak famili dan putranya, Ian kadang miwah bija,
Anak Agung dihadap di Anak Agung le' bencingah
Bencingan, ·Jcetangkil,
oleh sentana dan pembesar. isi' wargi soroh budanda.
291

DANGDANGGULA
1101. Sedang penuh orang meng- 1101. Nyek.anna tebeng si' pada
hadap, nangkil,
para warga, soroh wargi,
bersama para punggawa, lawan pra punggawa,
juga para pemimpin sebumi miwah Ian Budanda maka
Sasak, sepaer,
lalu datanglah serdadu, banjur dateng suredadu,
· di Cakra penuh berbaris, ito' Ii' Calera lue' bebaris,
mengiring si Mayor kepala iring Tuan Mayor kepala
perang, perang,
di barat Miru, ito baret Miru,
penuh sesak masuk Cakra, peno' padet tama Calera,
tidak kurang, nde'na kurang,
sekitar lima ribu, swatara limang tali,
bangsa komendan empat soroh kumendan petang
ratus. dasa.
1102. Tuan Mayor itu memerin- 1102. Tuan Mayor no banjur be-
tahkan, manik,
kepada komandan, Ii' kumendan,
disuruh masuk di Bencingah, ya tesuru' tama Ii' bencingah,
bersama serdadu yang bareng si' suredadu Lue',
banyak, bebaris tama Ii' puri Agung,
berbaris masuk puri Agung, remba' bebedil pereret muni
menembak dan terompet ber- muni,
bunyi, peteng dedet kukus hubat,
asap bedil gelap berkabut, suwaran bedil begeluduk,
suara bedil menggeluduk, tender jangkaecok jagat,
menggelegar menggoncang separo malilc,
bwni, sedut dinamit bawa' puri,
separohnya lagi, tembok bencingah reba'
membakar dinamit di bawah nyeroang.
purl,
tembok bencingah rubuh ter-
junglcal.
292

1103. Dari situ si serdadu masuk, 1103. Ito Langan na tama seredadu
mengiringi, lue' gati,
si Komandan dan tuan aju- iring soroh,
dan, kumendan Ian Tuan Ajudan,
bersama tuan mayor, mesarengan Ian Tuan
mereka menuju Anak Mayor,
Agung, si'na tepet Anak Agung,
si Agung Aji sedang duduk, Ajinda sedek malinggih,
dihadapi di balai sidang, tetangkil Ii' bencingah,
tuan ajudan langsung, Tuan Ajinda beterus,
naik ke Bencingah, taek Ii' penangkilan,
diiringi para, ngiring soroh,
perwira berpangkat tinggi, si' berpangkat tinggi-tinggi,
mayor letnan dan komandan. Mayor Letnan Ian kumen-
dan.
1104. Anak Agung lalu dipegang, 1104. Anak Agung banjur tademak
disergap, iya gelis,
lalu segera dilarikan, teserogo,
ke Ampenan oleh tuan terus iya trus telariang,
Mayor, aning ampenan si' Tuan
dinaikkan ke kapal, Mayor,
alkisah di Cakra lagi, tetaekang aning kapal
warga bali yang banyak, banjur,
hiruk pikuk m~reka, kocap Ii' Cakra no malik,
di dalam purl Cakra, soroh Bali si' pada banyak,
ada yang menangis, meburutan tarik biur,
menganga mengap me- Ii' dalem puri Cakra,
nangis, ara' nangis,
seperti orang makan cabe. nganga' ngangkot pada
sedih,
mara' dengan kaken sebiya.
1105. Gulung menggulung keluar 1105. saling gulung sugul li' dalem
purl, puri,
ada patah terinjak berebutan, ara' na polak saling picak
ada keluar mencretnya, berebutan,
separuh mati keluar ken- ara' molang sugul tai
tutnya, nanyerot,
293

diinjak perutnya oleh orang separo mate sugul entut,


lari, tepicak tiyanna si' batur
terkesiap berlari, pelai,
melihat baris serdadu, komelas bergerabasan,
menembak mereka serem- gita' barisa suredadu,
pak, puni' bedil pada tremba',
suara bedil. swaren bedil,
menggeluduk mengguncang baluduk jangka encok bumi,
pertiwi, limang tali suredadu adang
serdadu lima ribu meng- ya.
hadangnya.
1106. Banyak mati terkena paluru, 1106. Lue' mate bakat isi mimis,
bergerlimpangan. bergelepar,
mayat tak dapat dihitung, bangke nde' bau bilang,
di dalam Cakra ramai dalem Calera siat rame,
pertempuran, perang pada saling buru,
perang saling buru memburu nyeken nedeng siat na kocap
sewaktu pertempuran malik,
berkorbar, Tuan Ajudan residen perang,
Tuan Ajudan residen perang, tunggang jaran gelisah
naik kuda segera, banjur,
bersama Tuan Letnan, mesarengan Ian Tuan
pergi ke Ampenan, Letnan,
datang pantai, lumbar aning Ampenan,
lalu naik ke atas kapal. rauh pesisi ito gelis,
beterus munggah Ii' kapal
perang.
1107. Setibanya lalu bertemu, 1107. Sedateng na banjur ya be-
dengan Tuan Kapitan, dait,
dia itu kepala Angkatan Laut, ian Tuan Kapitten,
lalu mereka berunding, iya sino kepalen perang Ii'
ihwal perang Cakra yang lautanm
be rat, banjuran na tanding peraos,
banyak serdadu dan prajurit tingkah perang Calera lebih
mati, ribut,
bangkai berserakan, lue' mate suredadu muwah
Tuan Kapitan segera, prajurit,
294

rnernasang rneriarn rnenern- bungke sampal begerinting,


bakkan mortir dari kapal, Tuan Kapitten gelisah
rneriarn rnenyalak tak pu- banjur, ·
tusnya, pasang meriyem lepas jer-
siang rnalarn tiada hentinya. nat,
Leman kapal,
meriyem muni dara' panggil,
jelo malen nde' na pagat
pegat.
1108. Meriarn berdentum meng- 1108. Meriyem muni tender jangka
goncang buana desa Cakra, encok bumi langit,
dihujani peluru navalem, desa Cakra,
navalern rneledak meruyak, teujanin isi' jernat ,
di dalarn Cakra panik, jernat tarik ngepok ngepeng,
si Bali ketakutan, dalem Cakra bajur biur,
yang berperang di Cakra, soroh Bali jejah tarik ,
tak tahu apa diperbuat, si' perang dalem cakra,
dilawan berperang dari kapal, nde ' na tao' jari ungguh,
kebanyakan rnati, tekewa perang Leman kapal,
Bali terkena peluru, iwiyan mate,
penuh berserak mayat ber- Balibakat isik mimis,
gelimpangan. sampal sawu bangke
ngelampar.
1109. Siang rnalarn rnortir 1lo<J. Jelo malem jernat nde' na
berdenturn, pagat muni tarik,
jatuh rneledak, nepuk nepar,
berpencar pecahannya ter- ngepok belah tempalan na
bang, merisat,
rnengahantarn tembok dasar lantur temliok bataran bale ,
rum ah, sing bakat bih nyarungkung,
siapa terkena terjungkang, nde' na ara' tilah masih,
tak ada yang utuh lagi , saluiring kekayonan,
semua pepohonan; bue' ungkah sigar pesu'
tercabut pecah rernuk, kancan Bali si' pada banya'
warga Bali yang hidup, dalem cakra, ·
di desa Cakra, Lue' mate nde' na taon aning
295

banyak mati tak bisa aningna mirik,


menyingk.ir, bele, kode' nina makna.
besar kecil lak.i wanita.
1110. Berlari meninggalkan 1110. Belari bilin desana torik,
desanya, sugul luar,
keluar desa, tepetua gawah daya,
menuju hutan di utara, nina mama kode' beli',
laki wanita besar kecil, tama gawah ruak gunung,
masuk hutan merambah separo molang sugul tai,
gunung, tinjot kemelas isi' jernat,
separuhnya mencret keluar ora' kereng tai perikak,
tainya, ninamama,
terkejut oleh mortir, beteng dedet ambun tai,
ada yang keluar kentutnya, nde' tekewa ngambu' ia.
di sarong kotorannya
melengket,
laki wanita,
seru serem bau kotorannya,
tak kuasa kita menciumnya.
1111. Anak Agung dibawa ke 1111. Anak Agung tejau, liwat
Jawa, aningJawa,
engkau ini orang celaka, kowe orang cilaka',
mengapa engkau berperang, apa sangka' beperangan
melawan si Sasak kaula bae,
sendiri, lawan slam kuaca mesa',
"Hor verdoman seh!", Hor perdoman seh,
Anak Agung kemudian, anak Agung ni banjur,
dipenjara di Jawa, tekerangkeng Lai Jawa,
negerinya dinyatakan kalah, desa koraos kalah,
Cakra terbakar lautan api, Cakrajulatjari lautan api,
semua habis terbakar, lapu' bis julat,
sepeti gunung kobaran api, mara' gunung nyalan api,
kuala Bali semua menyerah. Bali si' banyak pada
meserah.
MiL!K Kf P 1~:<;
~ (~~~-~~;-~-~. !
OIR.E~Tor.r.1 : 1':;<' ..}{ r.
DIT iC""-'
t 1 .... -f'f
~~,.. ;; l"\C .
Li •
f~ tr ' ':"! 1•

--· __
i'4 ••"' t # , . •• I

..,._"' -.___,,...__;"

Anda mungkin juga menyukai