TIDAK DIPERJUALBELIKAN
DIPERJUALBELIKAN
Proyek Bahan Pustaka Lokal Konten Berbasis Etnis Nusantara
Perpustakaan Nasional, 2011
BABAD PANJALU
Dikumpulkan oleh
C.M. PLEYTE
Pemeliharaan,
be sa r seka
se kali li b a n t upembinaan,
annya dalam danu s apenggalian
h a ki ta u n tsastra
uk mem daerah
b i n a kjelas
e b u d aakan
yaan
nasional pada umumnya, dan pengarahan pendidikan pada khususnya.
Saling pengertian antardaerah, yang sangat besar artinya bagi
pe
p e m e l i h a r a a n k e r u k u n a n h i d u p a n t a r s u k u d a n a g a m a , a k a n d a p a t ter-
te r-
cipta pula, bila sastra-sastra daerah yang termuat dalam karya-karya
sastra lama itu, diterjemahkan atau diungkapkan dalam bahasa In-
donesia. Dalam taraf pembangunan bangsa dewasa ini manusia-manusia
Indonesia sungguh memerlukan sekali warisan rohaniah yang terkan-
dung dalam sastra-sastra daerah itu. Kita yakin bahwa segala sesuatunya
yang dapat tergali dari dalamnya tidak hanya akan berguna bagi daerah
yang bersangkutan saja, melainkan juga akan dapat bermanfaat bagi
seluruh bangsa Indonesia, bahkan lebih dari itu, ia akan dapat menjelma
menjadi sumbangan yang khas sifatnya bagi pengembangan sastra
dunia.
Sejalan dan seirama dengan pertimbangan tersebut di atas, kami sa-
ji
j i k a n p a d a k e s e m p a t a n ini su a t u k a r y a sa st r a d a e r a h S u n d a , y an g b er a sa l
dari Perpustakaan Museum Pusat, dengan harapan semoga dapat men-
ja
j a d i peng
pe ngisisii d a n p e l e n g k a p d a l a m u s a h a m e n c i p t a k a n m i n a t b a c a d a n
apresiasi masyarakat kita terhadap karya sastra, yang masih dirasa
sangat terbatas.
Jakarta, 1982
Proyek Penerbitan Buku Sastra
Indonesia dan Daerah
DAFTAR ISI
7. Mij
Mijil
il 74
8. Mag atr u 80
9. Sino
Si nomm 82
10..
10 Dan gda ngg ula 89
11. As mar an da na 94
12. Kin an
anti
ti 99
13.
13. Pu c un g 109
109
14. Ma ga tr u 116
116
15. Mi
Mijijill 126
126
16. Sino
Si nom m 130
130
f
PENGANTAR PENYUNTING
9
RINGKASAN CERITA
11
ru. Pada saat itu pula ssang ang Pra bu denga
dengan n diiringi oleh sanak
keluarganya, termasuk Raden Aria Kencana, pergi meninggal-
kan Panjalu- dan menuju tempat pemukimannya yang baru di
Jampang.
Pada saat-saat Aria Kuning memerintah Panjalu, keadaan-
nya tentram dan damai. Hubungan antara bupati dengan rak-
yatnya sangat baik. Namun, lama-lama timbullah keinginan
sang bupati untuk membedah Situ Lengkong. Disuruhnya sa-
lah seorang mantri pergi ke Jampang untuk menjemput ayahan-
danya datang ke Panjalu. Maksudnya, agar bersenang-senang
be
b e r c e n g k r a m a dan
da n m e n a n g k a p ik
ikan
an di si tu i tu .
Sang Prabu tidak dapat memenuhi ajakan putranya un-
tuk pergi bercengkrama karena keadaan badannya tidak sekuat
dulu. Meskipun demikian, agar tidak mengecewakan Aria Ku-
ning disuruhnya Aria Kencana mewakili ayahanda pergi ke Pan-
jalu
ja lu.. Ar Ariaia K e nc a n a p u n pe pergrgil
ilah
ah b e r s a m a pong
po ngga
gawa
wa-p
-pon
ongg
ggaw
awa-
a-
nya memenuhi undangan kakaknya yang ingin bersuka-suka me-
nangkap ikan. Kepergian Aria Kencana ini dilaporkan pula de-
ngan segera kepada Aria Kuning oleh sang utusan itu.
Sesampainya di perbatasan Panjalu, Aria Kencana tidak
langsung pergi ke kota, tetapi menunggu dijemput oleh Aria
Kuning bersama ponggawa-ponggawanya. Hal ini karena Aria
Kencana sadar akan harga dirinya sebagai undangan yang harus
dihormati.
Akan tetapi, rupa-rupanya Aria Kuning tidak berniat menjem-
pu
p u t t a m u n y a it u , ia bers
be rsen
enan
ang-
g-se
sena
nang
ng m e n a n g k a p i k a n ya
yang
ng be
ber-
r-
limpah-limpah banyaknya itu. Sudah barang tentu melihat si-
kap Aria Kuning yang demikian itu dapat menimbulkan ke-
marahan adiknya. Oleh karena itulah Aria Kencana yang da-
tang dari jauh itu tidak mendapat penghargaan sama sekali da-
ri Aria Kuning, Pada saat itul ah Aria Ken Kencan canaa bersama-sama
bersama-s ama de-
ngan anak buahnya membuat kerusuhan sehingga teijadilah
perr ke la
pe lahi
hiaa n ya ng seng
se ngit
it a n t a r a k e d u a p u t r a b e r s a u d a r a i t u . Ra-
den Patih meliha melihatt peristiwa ini tida k segera me melaplap orka
or kannnnya
ya
kepada sang Prabu karena pastilah sang Prabu akan murka ter-
hadap putra-putranya itu. Akan tetapi, lama-lama sang prabu
12
pun
p un m e n g e t a h u i pu
pula
la a k a n pe
peririst
stiw
iwaa i t u .
Perkelahian antara Aria Kuning dan Aria Kencana ternya-
ta membawa kerugian yang cukup besar. Bukan saja harta ben-
da yang rusak, tetapi mengakibatkan renggangnya keluarga Pan-
jalu
ja lu da n r a k y a t m e n j a d i t e r p e c a h b el a h. Ol
Oleh
eh k a r e n a itu,
it u, san
sangg
Prabu segera turun tangan. Diutusnya Raden Kampuh Jaya da-
pe
p e r s e tKencana
Aria u j u a n sang
sa ng Pr a b u bupati
menjadi da n K a m p u h sebagai
Panjalu J a y a , d ia
iann gk at la h kakak-
pengganti Ra
Rade
de n
nya.
Setelah Kampuh Jaya berhasil menyelesaikan pertikaian
yang terjadi di Panjalu, ia bersama-sama Aria Kuning mening-
galkan Panjalu. Mereka bermaksud menuju ke Jampang untuk
memberikan laporan kepada sang Prabu. Akan tetapi di tengah
pe
p e r j a l a n a n Ar
Aria
ia Ku
Kun n in
ingg ti d a k a k an m e l a n j u t k a n p e r j a l a n a n n y a
ke Jampang karena rasa takut dan rasa berdosa terhadap ayah-
and ann ya. Ia min ta izin izin kepa da Paman K amp uh Jay a un tu k per-
gi ke Sukapura sekedar untuk menenangkan pikirannya. Akan
tetapi, selanjutnya ia tidak mengatakan kemana ia akan pergi.
Mula-mula kampuh Jaya berusaha menghalang-halangi maksud
Aria Kuning, tetapi usahanya untuk membujuk Aria Kuning
itu gagal. Sudah barang tentu waktu Kampuh melanjutkan per-
ja
j a l a n a n k e J a m p a n g , k e a d a a n h a t i n y a t id a k t e n t r a m ka re
renn a tata--
kut disalahkan oleh sang Prabu.
Sesampainya di Jampan g, atas keberhasilan Ka mpu h Jay a
sang Prabu sangat gembira, sedangkan masalah Aria Kuning ba-
ginya sudah tidak dijadikan persoalan lagi. Hal ini diserahkan-
13
v
riya ke
kepa
padada Yang Maha Kuasa. Kuasa . Sang Pra bu sangat bersuk a cita
mendengar bahwa Aria Kencana menggantikan kedudukan ka-
kaknya sebagai bupati di Panjalu. Bagi Kampuh Jaya, sang Pra-
bu m e m b e r i gegela
larr sang
sa ng G u r u Haji
Ha ji.. S et e la
lahh b e b e r a p a la
lama
ma Kam-
Ka m-
pu
p u h J a y a ali
alias
as G u r u Ha
Haji
ji ting
ti ngga
gall di J a m p a n g , ma k a d i s u r u h n y a
ia kembali ke Panjalu dengan tugas mem bimb ing dan mengawa-
14
Salah seorang putra sang Prabu yang baru saja diangkat
menjadi bupati baru adalah Raden Aria Kadali. Keadaan Ra-
den Aria Kuning dan Aria Kencana sudah sedemikian tuanya
sehing
seh ingga
ga tidak mam pu lagi lagi menj alan kan peme rint ahan dengan
baik
ba ik.. Ol
Oleh
eh k a r en a i tu la h R a d e n Ar
Aria
ia Ka
Kada
dali
li d im in ta u n t u k me
me--
megang tampuk pemerintahan di Panjalu. Dari keturunan Aria
15
KATA PENGANTAR
bu
b u d a y a a n .dalam
Panjalu" At as bentuk
a n j u r a nstensilan
itu,
it u, d iini
b u a tuntuk
l a h d omemenuhi
k u m e n t a s i keperlu-
" Ba b a d
an para mahasiswa yang akan mengadakan studi tentang seja-
rah, kebudayaan, bahasa, dan kesenian.
Dengan pengenalan terhadap babad yang berbahasa sum-
be
b e r ( d a e r a h ) bagi
ba gi paparara ma maha
hasisisw
swaa ya yang ng m e n g a d a k a n s tu d i da-
lam bidang kebudayaan, kesusasteraan daerah, dan sejarah akan
men umb uhk an kesadaran tentang pentingnya ilmu ban tu ba bagigi
tiap jurusan dalam satu kesatuan disiplin ilmu.
Bagi mahasiswa sejarah dituntut pengetahuan ilmu ban-
17
tu, yaitu bahasa sumber dan filologi disamping kritik sumber
untuk dapat meneliti dan memahami naskah sebagai bahan se-
kun der nya . Bukan suat u hal yang bar u bagi mereka yang akan
mendalami studi sejarah Indonesia harus memiliki ilmu bantu
baha
ba ha sa s u m b e r s ep
eper
er ti ba ha
hass a Ka
Kawi
wi,, Ja
Jawa
wa K u n o , Su
Sunn da K u n o .
Lain halnya dengan mereka yang mengkhususkan diri dalam
studi sejarah Indonesia Baru yang sudah dapat melepaskan diri
dari ketergantungan kepada ilmu bantu filologi dan bahasa
sumbernya.
"Babad Panjalu" yang dikumpulkan oleh C.M. Pleyte di
Bagian Naskah Perpustakaan Museum Pusat ini akan memudah-
kan bagi para mahasiswa • denga
dengan
n ad anya
an ya salin annya dalam ben-
tuk stensilan dan sudah dalam ejaan baru. Untuk sementara
salinan "Babad Panjalu" dalam stensilan ini belum diterjemah-
kan dan tidak diadakan kritik naskah baik intern maupun ex-
tern dengan maksud untuk lebih merangsang para mahasiswa
yang meng adak an studi bahasa, kesusastera an kebu day aan , dan
sejarah mengadakan diskusi-diskusi di bawah bimbingan para
dosen ahli dalam bidangnya masing-masing.
Babad untuk sejarawan tidak sama dengan sejarah; oleh
karena itu, penggunaannya memerlukan metoda tertentu un-
tuk dapat menarik data dan fakta yang bernilai historis. Kri-
tik sumber yang ketat terhadap sumber dari naskah yang be-
rupa babad harus ketat karena babad sebagai bahan untuk di-
ja
j a d i k a n s u m be r seja
se jara
rahh ad
adal
alah
ah b e r b a h a y a .
"Babad Panjalu" untuk studi sejarah kuno di Jawa Barat
hanyalah sebagai pelengkap saja untuk mencari keterangan ten-
tang kebudayaan bahasa dan kesusasteraan dengan melalui kri-
tik sumber lebih dahulu.
Tampak nama dan tempat yang disebut dalam "Babad
Panjalu" ini lebih dahulu terdapat dalam naskah "Carita Pa-
rahyangan", terutama nama tokoh Wastukancana, sedangkan
yang lainnya merupakan tambahan dan bumbu yang tumbuh
dari dahulu sampai pada awal abad ke-20 ini.
"Babad Panjalu" yang terdapat di Bagian Naskah Perpus-
takaan Museum Pusat dan turunannya yang dibuat setensilan
18
ini disalin oleh seorang lur
lurah
ah se
setem
tem pat
pa t pada hari Senin bulan
Desembe r t ah un 1905 hal ini dap at dike tahu i pada akhir pup uh
naskah ini.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima ka-
sih kepada Ibu Dra. Jumsari, Kepala Bagian Naskah Perpusta-
kaan Museum Pusat Jakarta, yang telah sudi mengirimkan fo-
tokopi naskah "Babad Panjalu" yang kemudian dibuat stensil-
annya untuk keperluan yang terbatas ini. Demikian pula, ucap-
an terima kasih kepada Bapak Prof. Ir. Anwas Adiwilaga untuk
anjuran, nasihat, dan petunjuknya atas berhasilnya pembuat-
an stensilan "Babad Panjalu" dalam rangka memperkenalkan
kepada para mahasiswa jurusan-jurusan bahasa, kebudayaan,
dan sejarah.
19
SAIARAH PANJALU
Khusus untuk keperluan intern pendidikan
SAJARAH PANJALU
PUPUH ASMARANDANA
Kasmaran panganggitgending
Basa Sunda lumayanan
Kasar sakalangkung awon
Kirang tindak tatakrama
Ngar
Ng aran
angg kira
ki rang
ng pana
pa nala
larr
Ngan
Nga n ba
bawi
winn in
ingg tina
ti na ma ks ud
Medarkeun pusaka rama.
Nu gore
go reng
ng cli
clisin
singka
gkahan
han
Poma-poma masing tuhu
Regepkeun piwejang rama.
24
Teu lami waktuna deui
Tina antara wuwulang
Antawis satahun yaktos
Rama ngangluh lajeng wapat
Mulih kakalanggengan
Sigeg teu panjang dicatur
Walastra ka rahmattulah.
N u w u n p a n g a m p u n t e n ba
Nu baee
Sewu laksa nuwun maap
Pon anu dicarita
Sewu nuwun sih samalum
Samudaya kalepatan.
25
Nu k a s e b a t pu
pusa
sa ka
Tah gelar babad Panjalu
Manawi leres dangdingna.
26
Eukeur musim sarwa jadi
Pepelakan rupa-rupa
Kadu manggu jeruk paseh
Dukuh pisitan rambutan
Jeruk bali jeung kalar
Jeruk manis mipis purut
Kadongdong jeung gandaria.
27
Sakarsa diluluran
Saniskanten nu dimaksad
Laksana sakarsa harsa.
Ari nu
Teu ditunggangan
sanes sampan parahu
Bukti dungkap ka ayeuna.
Na mi p u t r a n o m o r hiji
Nami hi ji
Raden Arya Kuning nelah
No
N o m o r d ua kac
ka c ario
ar ioss
Rai nu burey namina
Raden Arya Kancana
Na mi na enenggggeu
euss k a m a s h u r
Dua putra kacarita.
28
Adat perlampahna rai
Tara kersa pelesiran
Jeung raka papisah bae
Kabogohna pepelakan
Di sajroning nagara
Bubuahan cukul mulus
29
Tempat anu seseban
Ujung winangun geus tangtu
Bareng tatamu nu dungkap.
30
Prabu Sangiyang ngalahir
Ka sepuh jeung ka patihna
Menta karempugan maneh
Niat
Ni at se
sese
sere
renn ka a n a k
Muga pada rempugan
Sakabeh urang Panjalu
31
Trima dunya aherat
Muji sukur ka Yang Agung
Ka Gusti nu sipat rahman.
32
PUPUH SINOM
Ngad
Ng ader
eres
es ku r in g l e u ti k
Kamantren parentul hurung
Sadia pikeun mapag
Tatamu enggeus rapih
Kant un ngantos jengkarna ti padaleman.
33
Teu aya anu kari
Jaba nuturkeun kadaton
Ear rame nu surak
Melas-melis sora suling
Na r aw a ng a n calu
ca lung
ng r e b a b ta
tarr aw angs
an gsa.
a.
34
Prabu Sangyang Boros Ngora
N g a d a wu h ka R a d e n Pati
Ng Pa tih
h
Sareng ka abdi sadaya
Geus henteu diwiji wiji
Kami rek menta saksi
Masrahkeun lungguh tumenggung
Kay aieu
N
Ny R aanak cikal
d e n Ar
Aria
ia K un in g
Banda-banda sarawuh jeung nagarana.
35
Hawa soara jalma
Nyee ri h u l u t o r e k ceul
Ny ce ulii
Geus cep surak reungeukeun miwulang putra.
36
Satempatna sabumina
Salesih taya nu kari
Rade n Aria Kuning
Rama putra di kadatun
Lenggah di padaleman
Anu eukeur jeneng waii
Waktu eta rama kang putra ngandika.
Sinigeg nu ka kocap
Isuk dina poe Kemis
Pra ponggawa para mantri sing sadia
Den
CungArya ngaidinan
nyembah Den Patih indit
Gudag-gidig mulih lajeng ka paseban.
38
N g ad e r e k ka Sa
Ng Sang
ngiy
iyan
ang
g
Anggon-anggon sing raresik
Sarta bawa tandu jali gerebongna.
39
Ng awaw
Ngaw awaa
aass n u r e k a n g k a t
Raka rai kitu deui
Duh adi kuma teuing
Akang kantun di Panjalu
Geunggang nyorangan pisan
Gan pamuga muga rai
Sambung dunga rai papisah jeung kakang.
40
Sarawuhna piunjuk abdi sadaya.
41
Sairing karsa jadi
Jeung mantri ponggawa rukun
Taya hiji nu mungpang
Adil tara pilih kasih
Humanggapira teu pisan dibeda-beda.
P U P U H K IN A N T I
Nyae
Ny ae ta Da
Dale
lem
m Pa
Panj
njal
aluu
Keur ngaraos raos galih
Lajeng bae miwarangan
Hiji Mantri nyaur Patih
Utusan enggeus bral mangka
Ka kapatihan geus nepi.
42
Maksud hayang bedah situ
Teu wani samemeh idin
Den Patih cengkat unjukan
Ulah panjang dipigalih
Rempag ngiring ka dawuhan
Sakumaha karsa Gusti.
Ng a re re t ning
Nga ni ngal
al ka p u n g k u r
Aya Kai Buni Sakti
Kagetna nanyakeun beja
Dina sajero panggalih
Lajeng Sang Prabu mariksa
Saprakawis kapiunjuk
43
Salam sembah Putra Gusti
Dua nuju kasugengan
Berkahna pangestu Gusti
Putra putu sadayana
Titip sembah pangabakti.
44
Ayeuna abdi rek mangkat
Sangiyang ngalahir deui
Sukur bral mangkat tiheula
Popoyan rai pandeuri.
45
Sarta para abdi leutik
Kajaba gan sih pandunga
Lahir tumeka ing batin.
46
N u bari
Nu ba riss n ga d er e k p u t r a
Ka Panjalu jadi wakil.
47
Mana nelah ka kiwari.
Sinigegkeun nu ngarungrung
Nu ma
masa
sang
nggr
grah
ahan
an di pasi
pa sirr
Ny
N yaritakeun anu mapag
Utusan Ariya Kuning
Di jalan enggeus patepang
Dina pasanggrahan tadi.
48
Geus henteu beunang diharu
Kaus rusuh kuring-kuring
Tina ningal lauk rea
Lepat ka isin ka risi
Rea jalma ditarajang
Teu eling bawaning nyair.
49
Sareng Kai Buni Sakti
Badami heula sakedap
Perkara eta nu ngiring
*
Nu nga
ng a dere
de rek
k geus
ge us wara
wa rang
ngsu
sull
Ditimbalan wangsul deui
Di Sindang rame ngantosan
Ngad
Ng adag
ago o timbalan kami
Upama aya pangogan
PUPUH PANGKUR
Ng oj en
Ngoj engk
gkan
an g ng et a k m a n a h n a
Kutan kitu kakang Aria Kuning
* Kura ng du
duaa padalisan
50
Boro jauh ge dijugjug
Anggang ti Jampang datang
Ng
N g e m b a n m a n g k o n j a d i sulu
su lurr R a m a Pr a b u
Ny
N y a n a b ak al di p iw
iwaa r ang
an g
Ahir bet teu sudi teuing.
51
Ng
Ngidasa mili k p r i b a d i .
52
Gaeun sabab mantak sundul
Sang Prabu teh midarsa
Tina sabab jalma karanjah paribut
Keur nyaur teh katingal
Tipungkur Ki Buni Sakti.
53
Hunjuk hatur Buni Sakti.
Ng a yo n ta
Nga tana
naga
ga suma
su mang
ngga
ga
Rek ngayonan sanajan perang tanding
Aki kami moal mundur
Kitu pamenta kula
Gancang bae ayeuna mah geura mundur
Teu dicatur di jalanna
Kocap Aki enggeus nepi.
54
N u m a t a k situ
Nu si tu n g a b e n d u n g
Aki nyembah unjukan
Nu
N u n s u m u h u n mu
mugigi ul ah j a d i b e n d u
Ulah panjang dipimanah
Rai paduka nu jahil.
PUPUH DURMA
55
Nu di da r at nu di cai
Pon anu anggang
Ulah aya nu kari.
56
Eh kieu mamang patih
Anu mantak diogan
Sae awon manahan
Hatur lapor Buni Sakti
Rai Aria
Dihilir nangtang baris.
57
Teu ngalangkungan
Seja namengkeun diri.
58
Ng a de
Nga derr ek sa b u p a t i
Sakumaha karsana
Poma mangka tiyatna
Ayeuna geura baralik
Ny
N y o k o t pakarang
Bral indit masing-masing.
59
Waktu harita
Parosa-rosa abdi.
60
Mana nelah ka kiwari
Asalna raras manah
Ngan
Ng an a na k la la mp a h a n
Bari nganti abdi-abdi
Harita datang
Ti dinya lajeng ngalih.
61
Cieunteung nelah
Henteu kacatur deui.
62
ka raka nangtang jurit
Henteu sae pisan
Jadi gamparan sasar
Kasasar ku ngerik galih
Tiwas salira
Lara wirang enggeus yakin.
Kana pangersa
Lain teu sumejaGusti
Dumerek kana kersa
Sareh tadi rama weling
Ka sadayana
Jaga masing gumati.
63
Cag ditunda nu lenggah dina tambakan
Sakedap selang deui
Carita nu nugar
Kuring menak teu tahan
Cape sami pikir risi
Pakakas ruksak
Linggih kocap ngajebil.
64
Katingal barisan sidik
Lajeng titimbal
Ka abdi para mantri.
Eundeur sabaladna
Budal harita mangkat
Rusuh muru jero nagri
Kami salempang
Ras ka badami tadi.
65
Nu ga r situ
si tu a bd i h e n t e u k a j a d i a n
Ari nu jadi margi
Reaning wagelan
Abdi-abdi teu tahan
Munsuk kadua prakawis
Abdi geus ningal
Ng idul
Ngid ul Ng
Ngulul o n lere
le resa
sann d u k u h un
ungg
ggah
ahna
na
Sarencangna henteu kari
Nu ca n da k t i J a m p a n g
Kojal Kodal teu anggang
Palang dada senapati
66
Kojal jeung Kodal
Bareng natakeun baris.
Eta nu di nagara
Geder pahibut rek indit
Ka pangperangan
Harita enggeus indit.
Suduk jeung
Kolewang reujgobang
eug tamsir.
67
Geus pakepruk pakarang pedang kolewang
Nu n u s u k n u nanaki ki s kekeri
riss
Nu te d a s ngngal
alaw
awan an
Nu
N u te u r a k n g a j a r o p a k
Bala raka rada sisip
Rea nu modar
Getih lir cai milir.
68
Hayu maju perang tanding
Enggeus mangsana
Arek gada jeung adi.
Gepruk campuh geus pada adu hareupan
Raka rai perang tanding
Ngad
Ng aduu kabedasan
Pada silih ayonan
Silih balang silih banting
Taya nu kalah
Wanina pada wani.
69
Unjuk sembah Buni Sakti ngawalonan
Sumuhun dawuh Gusti
Rehna para putra
Ana rung kala baya
Prang tanding raka rai
Langkung cucuhna
Nu
N u w u n pa
pang
ng d an
angd
gd ang
an g Gu st i.
PUPUH DANGDANGGULA
Dipisah ku minang
Kalampah Buni Sakti sraya
Aki menta tutur
Ayeuna urang wayahna
Sing hiyatna ka Panjalu kudu indit
Ny
N y a p ih eta
et a b a r u d a k .
70
Poma ulah rek gugup
Tanya deui masingna titi
Asal purwa pasea
Awal mula gelut
Lamun geus terang asalna
Sala siji nu kalah pamenta kami
71
Taya nu kaliru
Den Kampuh Jaya miarsa
Caritana eta aki Buni Sakti
Mingkin angkatna gancang.
72
Kaburu ti Jampang datang.
Opatan patutungku
Para Putra risi panggalih
Nget
Ng etak
ak n ga ma na h la m p a h
Kaduhung ku napsu
Bener omong paribasa
Nu k a d u h u n g tara
ta ra d a t a n g d ip a n d e u r i
Ayeuna katemahan.
73
Lalampahan anu geus kasorang
Sadaya geus rumaos
Margi tina kalangsu
Sungkan wirang bijil ati dir
Dirangsang ku amarah
Bijil hawa napsu
PUPUH MIJIL
74
Nu sa leu
Nusa le u tik
ti k t u h b e d a h ti ka
kale
lerr
Saayana abdi kuring leutik
Sarta para mantri
Poma ulah kantun.
Enggeu s rin
Enggeus rintih
tih rapih nu caralik
Den Kampuh wawartos
Nga
N ga w a r ta an ka sa ka be
behh bae
ba e
Enggeus teu rek diwiji-wiji
Rek menta disaksi
Kudu rempug rukun.
75
Raden Arya Kuning
Kuring anu gaduh.
Kapanasan
Galagating jeung
diri kapikir gilig
Jalaran takabur.
76
Saur dua putra geus kaharti
Sadaya kahartos
Raden Kampuh Jaya nyaur bae
Ka Raka Raden Aria Kuning
Bilih kotok meuting
Paribasa sepuh.
77
Den Kampuh papagon
Papakemna nu meunang nu eleh
Lampah dua putra raka rai
Tadi rebut milik
Perkara di situ.
Maneh tangtu
Den Aria eunggeus pada harti
Kuning
Kalapuh ku situ.
78
Kaayaan banda ka sakabeh
Salir barang pangeusi negri
Pasrahkeun sakali
Dawuhna kulanun
Ng angg
Ngan ggre
ress me
mela
lass De
Denn Aria
Ar ia Ku n i n g
Lajengna ngawalon
Jisim kuring sumeja ngaderek
Karna karsa dawuh Rama Gusti
Sumeja dek ngiring
Ka Paman kulanun
79
Kudu riksa pariksa sing resik
Kaopatna deui
Dawuh Rama Prabu.
P.UPUH MAGATRU
Ny el ang
Nyel an g h e u la s a ke d a p g e n t o s d i c a t u r
Den Kampuh Jaya pek malik
Pok nyaur ka kabeh batur
Kami ngemban dawuh Gusti
Dawuh ti Jampang Sang Kantong.
80
Praponggawa abdi leutik nyusul hatur
Sarehna nampi weweling
Wuwulang sarewu nuwun
Pangasih ka diri abdi
Muga-muga ulah po ho .
81
Gan pamuga Rai nuhun lambat-lambut
Ngaa ul ak
Ng akee un ab
abdi
di-- ab
abdi
di
Jadi Tumenggung Panjalu
Ulah
Ula h supsupee siang wengi
Pandung a Raka diant os.
PUPUH SINOM
Den Kampuh Jaya pamitan
Pun Paman seja rek balik
Poma Putra singhiyatna
Geus nyepeng jadi bupati
Poma masing nastiti
Ny
N y e p e n g d a y e u h di Pa
Panj
njal
alu u
Poma ulah lalawora
Ngag
Ng ageu
euiningk
gkeu
eun n a b d i leu
le u ti k
Tah sakitu piwulangna tuang rama.
82
Nu aya
ay a p e d a h n a hasi
ha sill
Sadaya abdi-abdi
Ulah mumul nya wuwuruk
Saliring pepelakan
Abdi-abdi boga milik
Keur ngajag
ngajagaa bab ki payah kahi rupa n.
83
Ny
N y a u r Ra
Rade
den
n Ka mp uh Jaya
Ng a wu
Nga wurr uk Den Arya
Ar ya Ku n in g
Reh katingal sesemonna
Poma Putra masing lantip
Budi manis parangi
Boh marah aya kaduhung
84
Leresan Sukapura
Lajeng Raden milu mukim
Kasigegkeun lami-lami hapuputra.
Diunjukkeun sadayana
Dijereh taya nu kari
85
N g a h a t u r k e u n sala
Ng sa lam
m sembah
Lahir dumugi hing batin
Sareah pangkon Gusti
Kaduana Rabul Gapur
Hakna nu murbeng jagat
Ngaa n ti - ng an ti sia
Ng siang
ng we
weng
ngii
He nt eu sane
saness pand unga na Kangjeng Rama.
86
Pasrah lila
lila dua anak kas lam eta n.
87
Kami bisa naur kaul
Sagala kacintaan
Masih jadi buah ati
Muga-muga di ahirna kalaksanan.
88
Ka ahli pameget istri
Ny a ieu
Nya ie u b a b a d t u r u n a n
Putra putu pangkon Gusti
Poma masing gumati
Nu
N u ru t lampah nu k a r u h u n
Mugina kalaksanan
Kumureb setya ka Gusti
Mapan bukti pasondong jeung mamanisna.
PUPUH DANGDANGGULA
Unjuk hatur Raden Guru Haji
Sarta talim lajeng bae ngaras
Kapangkon dampal Sang Kantong
Kulanun abdi munjuk
Nu
N u w u n jiad
ji ad P a d u k a Gu s ti
Sadaya kalepatan
Mugi sih pamalum
Dihampunten kalepatan
Salir dosa anu ageung anu alit
Panduka ngahampura.
89
Pamit Raden angkat jung
Jeung sadaya abdi nu rek ngiring
Sumawon kulawarga
Sadayana milu
Ng
N g a j a j a p k e u n a n u p in d a h
Wantu-wantu keur pamili cantik manis
Pisah mindah panggonan.
90
Nu m a n g k o n Sa
Sang
ng Pr abu
ab u
Teu lian wulang piwejang
Diimankeun wuruk Kampuh Jaya tadi
Dianggap salamina.
91
Camp
Ca mpuh
uh bareng
bare ng n u surak
92
Sarta rcncang nimbalan sadia
Sangu wedang masih tereh
Baris suguh tatamu
Hent
He nteu
eu lami enggeus sayagi
Katuangan ngabarak
Wedang bareng sangu
Di padaleman di luar
Seg ngadawuh Sang Bupati kanu calik
Ny
N y u m a n g g a k e u n d al a ha r .
Ny elan
Nyel ang g m a t u r Ra
Rade
den
n G u r u Ha
Haji
ji
Reh pun Paman diutus ku Rama
Ngin
Ng in tu
tunn sala
sa lamn
mnaa Sang Ka to n g
Pingkalih kapiunjuk
Menggah lampah pun Paman dugi
Sartana sarimbitan
Dungkap
Purwa ka Panjalu
daksi kersa Rama
Ka pun paman reh Rama sumeja ngalih
Pun Paman kedah pind ah.
93
Henteu aya hinggana deui
Pangasih kanugrahan
Gede manan gunung
Gunung soteh ibaratna
Jero ati hakna dipasihan Patih
Guru Haji buktina.
PUPUH ASMARANDANA
94
Keur waktuna di Panjalu
Ning
Ni ngal
al rea
re a k a a n e h a n .
Kongas kacaturkeunana
Katatangga nu lian
Paingan mantak kayungyun
Ditingal ti kaanggangan.
Neg ri k a p u t e r ku cai
Negri
Padaleman dina nusa
Lengkong ngawengku karaton
Katon ningal perhiasan
Santosa perjagahan
Pintu jalan cukang padung
Hurung tempat kapatihan.
95
Puji sukur ka sadaya
Sigeg nu pindah parele
Taya genah panasaran
Henteu sumelang manah
Gan pamuga lulus mulus
Mulya badan sampurna.
Sige
Sigeg
g abdi par a mantr
ma ntr i
Harita sami bubaran
Didawuhan ku Sang Katong
Saimahna- saimahna
Budal tipadaleman
Sigeg di Jampang manggung
Panjalu putra carita.
96
Turta aing masih ujud
Angot mun aing geus ajal.
97
Harita utusan mangkat
Ka kapatihan geus anjok
Den Patih lajeng mariksa
Maneh rek naon beja
Hatur gamparan disaur
Ayeuna ka padaleman.
Nu namp a kabupatian
Nu
Jadi gegentos kula
Katelah Dalem Celanglung
Na m p i p a n j e n e n g a n Ra
Rama
ma .
98
Beulah wetan aya dukuh
Munar astana di nusa.
PUPUH KINANTI
99
Teu ngarapeda nu wapat
Teu eling ka weling tadi
Karama waktuna hibat
Para putra teu merduli.
100
Raden Arya Kuning nami
Sabab keur jumeneng Rama
Geus hibat ka Raden Patih.
Na mi d ua p u t r a m a s h u r
Nami
Rakana nu nomor hiji
Rahaden Dulang Kancana
Adi nomor dua nami
Raden Kadaliru kocap
Ungel babad anu yakin.
101
Kuma dawuh Kangjeng Gusti.
Kitu
Moal deui
aya abdi-abdi
n u sulaya
sulay a
Gagalna gang abdi-abdi.
102
Ng istr
Ngis tren
enaa n n ga n gk a t T u me n g g u n g
Pasti isuk poe Kemis
Den Patih nyembah unjukan
Pamit wangsul dek badami
Lajeng mangkat ka paseban
Ng
N g u tu
tuss n y a u r pa
para
ra m a n t r i .
103
Eh sakabeh para mantri
Saayana pra ponggawa
Hayu urang bareng indit
Harita bral bubar mapag
Sang Prabu kasondong linggih.
Cu nduk
Cund uk cat ur sami lungguh
Jaksa panghulu papatih
104
Para ponggawa santana
Para mantri kuring leutik
Jempe repeh tatabeuhan
Ngan
Ng anto
tosa
san
n d a w u h a n Gu s ti .
105
Ka tempatna masing- masing
Ngis
Ng is tre
tr e na
nann P u t r a pa
pala
last
stra
ra
Raden Kancana Bupati
106
Atawa kasesah manah
Sumangga nanggel pun Rai.
Raka na engga
Rakana enggall nga da
dawuh
wuh
Adi teu susah teu risi
Entong panjang dipikiran
Engkang geus dingin pinasti
Kudrat iradat kaula
Geus dipasti masing-masing.
107
Ka rai Raden Kadali.
108
Nami putra nu kasebut
Na
Raden Marta Badadahin
Geus sedeng dedeg yuswana
Harita Srinarapati
Keur ngamanah salirana
Mucung barina weweling.
PUPUH PUCUNG
109
Raden Patih masing tereh
Ki utusan harita enggeus bral mangkat.
N u n s u m u h u n p ario
Nu ar ioss a b d i d i u t u s
Disaur gamparan
Ku abdi kudu kaderek
Gusak-gasik Raden Patih ngadeuheusan.
110
Karsa Sang Bupatya
Ka putra bade seseleh
Poe isuk papasrahan jeung ngistrenan.
111
Lajeng sami lenggah
Abdi ponggawa ngaderek
Pra santana sepuh anom sadya lenggah.
112
Lajeng ca tu r Den Marta Baya Tumen ggung
Geus kagungan putra
Santana salira kasep
Panjenengan Raden Arya Nati Baya.
Ng a ge n to s r a ma n a
Sang Prabu sepuh nu lereh
Henteu lami rama lajeng bae wapat.
113
Abdi-abdi sadaya ngawalon rempug
Sakarsa Panduka
Abdi sumeja ngaderek
Ngaa se lake
Ng la keu
u n k a je n e n g P u t r a P a n d u k a .
Paragat bubaran
Ponggawa abdi sakabeh
Masing-masing pada mulang ka imahna.
Ni larr p u t r a d u a masi
Nila ma sih
h keneh lembut
Sinigegkeun putra
Catur gentosna bupatos
Raden Arya Sacanata saderekna.
114
Sinigegkeun Den Wira Baya Tumenggung
Kocap Kangjeng Paman
Tina saprantos seseleh
Lajeng pamit bral jengkar ka patapaan.
Sige
Sigegg te u di ko ca p
Ni larr P u tr a b u r e y k e n e h
Nila
Eta Putra nami Raden Wira Dipa.
115
Sigeg heula Den Tumenggung nu geus nanjung
Kaselag carita
Tunggal runtun eta keneh
Catur heula Den Wira Dipa puputra.
Naa m i p u t r a a y e u n a a n u kas
N ka s eb
ebaa t
Den Cakranagara
Murangkalih dedeg sampe
Pangguh timpuh sayagya pikeun bupatya.
PUPUH MAGATRU
116
Kuring leutik suka asih
Kumaulana tawalo.
N ya ka a n a k Ca
Nya Cakr
kr an
anag
agar
araa n u m a s h u r
Masrahkeun jeneng bupati
Hatur sadayana rempug
Hen teu langkung karsa Gusti
Siang wengi abdi ngantos.
117
Cag nu wapat catur putra anu mangku
Santosa gilig berbudi
Budi manis sarta lungguh
Mungguh nu jadi bupati
Patitis Sang Prabu anom.
Ng irin
Ngir ing
g da
dame
mell saka
sa kars
rsan
anaa l a n g k u n g s u h u d
Pinter rajin jeung binangkit
Nu
N u j u dina
di na kira
ki ra w a k t u
Na mp i l a p o r n a Ki Malim
Mal im
Mas Warga Naya nu kahot.
118
Prabot pakarang sing rapih
Burang tumbak pedang golok.
119
Kapicatur lampah damel Den Tumenggung
Sedya kumureb ka Gusti
Lajeng Sultan anu marhum
Sakalangkung tina asih
Asring caos ka Cirebon.
Tutas
N
Nga sapton
ga d e u h e u s a nlungsur
K an g jetingkat
ng G u s tka
i kadatun
Taya sajam nu kalarung
Damel ari waktu peuting
Dikarsakeun baksa sador.
120
Tina asih Kangjeng Sultan sakalangkung
Pertanda asih teh bukti
Hiji istri tedah Ratu
Alona Ratu Dipati
Wasta Den Salengga Anom.
Salirana ampuh timpuh sarta lungguh
Cahya mubyar ngatumbiri
Bitis lir jaksi sajantung
Raray petak kadi sasih
Pasihan Sultan Cirebon.
121
Enggalna nyaur paraji
Diteangbobotna yaktos.
Nu neru
ne russ ku j e n e n g T u m e n g g u n g Pa
Panj
njal
aluu
Pa nuhu
nu hu n sanggeusna lahir
Panuhun aing sakitu
Pikeun gaganti bupati
Dawuhna Sultan Cirebon.
Ng u tu
Ngu tuss hiji
hi ji m a n t r i ma n g ka t ka Pa
Panj
njal
aluu
Mariksa yakin teu yakin
Enggal utusan mangkat jung
Ka Panjalu enggeus nepi
Ka padaleman geus anjok.
122
Ki utusan unjuk hatur ka Sang Ratu
Yakin sidik Putra Gusti
Weweratna ya kto s lulus
Lajeng bae Kang jeng Gusti
Puji sukur ka Yang Manon.
N u w e w e r a t c a t u r d u n g k a p k a na w a k t u
Nu
Bulanan babar geus pasti
Abdi ponggawa karumpul
Prantos sayagi paraji
Adat lumbrah kanu ngowo.
Tujuh
Hempakpoe tujuhdipeuting
kemit kadaton.
124
Tahun sewu dalapan ratus sapuluh
Malah aya punjul hiji
Kawit jumeneng tumenggung
Lamina nyepeng bupati
Tilu puluh tahun yaktos.
125
PUPUH MIJIL
126
Tumaninah tugenah nyapikir
Pikir masing godos
Kumaula senang seneng hate
Tetelakeun ka kuring leutik
Titih masing rapih
Maksud mambrih rukun.
127
Tempat makam panggenan Winarni
Dipendemna deukeut
Nusaa le ng ko ng m a s h u r .
Nus
N e m b e u m u r du a wel
Ne welas
as wars
wa rsii
Harita sayaktos
Tacan seep masih genah hate
Lain tina gilig edir pikir
Rilah ka Yang Widi
Dibadan sakujur.
128
Nu ju u m u r tilu
ti lu p u l u h wars
wa rsih
ih
Lajeng mindo enggon
Lami-lami pun kuwu seseleh
Kaleresan abdi jadi ganti
Pirempagna abdi
Sarengna pangagung.
Ku etanga n nya
nyangki
ngki ng damel Gusti
Langkung tina paos
Tilu puluh dalapan teu geseh
Dumugi abdi nya nulis dangding
Babad nu didangding
Ieu kapiunjuk.
N u j u k a p in g o p a t wela
Nu we lass m u n i
Desember sayaktos
Tahun sewu siapan ratus keneh
Kangjeng Srimaraja prantos masih
Sahiji medali
Tanda satya tuhu.
129
Tawis Prajadinata pribadi
Sih pangaksa Gusti
Abdi kaulanun.
TEMBANG SINOM
130
Panuhun abdi Paduka
Teu sanes panyuprih hati
Lian Gusti Maha Mulya
Lahirna sareat Gusti
Tina liring pangasih
Hibarna ka putra putu
Tumiba kaleksanan
Sinihan panuhun abdi
Tina margi tuna tangan kakolotan.
131