Anda di halaman 1dari 136

BABAD PANJALU

TIDAK DIPERJUALBELIKAN
DIPERJUALBELIKAN
Proyek Bahan Pustaka Lokal Konten Berbasis Etnis Nusantara
Perpustakaan Nasional, 2011

BABAD PANJALU

Dikumpulkan oleh

C.M. PLEYTE

Perpustakaan Nasional Balai Pustaka


Republik Indonesia
Diterbitkan oleh
Proyek Penerbitan Buku Sastra
Indonesia dan Daerah

Hak pengarang dilindungi undang-undang


KATA PENGANTAR

Bahagialah kita, bangsa Indonesia, bahwa hampir di setiap daerah di


seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama,
yang pada hakikatnya adalah cagar budaya nasional kita. Kesemuanya
itu merupakan tuangan pengalaman jiwa bangsa yang dapat dijadikan
sumber penelitian bagi pembinaan dan pengembangan kebudayaan dan
ilmu di segala bidang.
Karya sastra lama akan dapat memberikan khazanah ilmu penge-
tahuan yang beraneka macam ragamnya. Penggalian karya sastra lama
yang tersebar di daerah-daerah ini, akan menghasilkan ciri-ciri khas
kebudayaan daerah, yang meliputi pula pandangan hidup serta landasan
falsafah yang mulia dan tinggi nilainya. Modal semacam itu, yang ter-
simpan dalam karya-karya sastra daerah, akhirnya akan dapat juga
menunjang kekayaan sastra Indonesia pada umumnya.

Pemeliharaan,
be sa r seka
se kali li b a n t upembinaan,
annya dalam danu s apenggalian
h a ki ta u n tsastra
uk mem daerah
b i n a kjelas
e b u d aakan
yaan
nasional pada umumnya, dan pengarahan pendidikan pada khususnya.
Saling pengertian antardaerah, yang sangat besar artinya bagi
pe
p e m e l i h a r a a n k e r u k u n a n h i d u p a n t a r s u k u d a n a g a m a , a k a n d a p a t ter-
te r-
cipta pula, bila sastra-sastra daerah yang termuat dalam karya-karya
sastra lama itu, diterjemahkan atau diungkapkan dalam bahasa In-
donesia. Dalam taraf pembangunan bangsa dewasa ini manusia-manusia
Indonesia sungguh memerlukan sekali warisan rohaniah yang terkan-
dung dalam sastra-sastra daerah itu. Kita yakin bahwa segala sesuatunya
yang dapat tergali dari dalamnya tidak hanya akan berguna bagi daerah
yang bersangkutan saja, melainkan juga akan dapat bermanfaat bagi
seluruh bangsa Indonesia, bahkan lebih dari itu, ia akan dapat menjelma
menjadi sumbangan yang khas sifatnya bagi pengembangan sastra
dunia.
Sejalan dan seirama dengan pertimbangan tersebut di atas, kami sa-
ji
j i k a n p a d a k e s e m p a t a n ini su a t u k a r y a sa st r a d a e r a h S u n d a , y an g b er a sa l
dari Perpustakaan Museum Pusat, dengan harapan semoga dapat men-
ja
j a d i peng
pe ngisisii d a n p e l e n g k a p d a l a m u s a h a m e n c i p t a k a n m i n a t b a c a d a n
apresiasi masyarakat kita terhadap karya sastra, yang masih dirasa
sangat terbatas.

Jakarta, 1982
Proyek Penerbitan Buku Sastra
Indonesia dan Daerah
DAFTAR ISI

Penga ntar Penyunting 9


Ringkas an Cerita 11
Kata Penga ntar 17
1. As ma ra nd an a 23
2. Sin om 33
3. Kin
Kinant
ant i 42
4. Pa ng ku r 50
5. Du rm a 55
6. Dan gda ngg ula 70

7. Mij
Mijil
il 74
8. Mag atr u 80
9. Sino
Si nomm 82
10..
10 Dan gda ngg ula 89
11. As mar an da na 94
12. Kin an
anti
ti 99
13.
13. Pu c un g 109
109
14. Ma ga tr u 116
116
15. Mi
Mijijill 126
126
16. Sino
Si nom m 130
130
f
PENGANTAR PENYUNTING

Buku Babad Panjalu ini semula merupakan sebuah naskah


do ku me nt as i sebagai
sebagai salah satu koleksi C. C.M.
M. Pleyte yang ter-
simpan pada peti nomor 121 di Perpustakaan Museum Pusat
Jakarta. Kemudian, oleh Lembaga Kebudayaan Universitas Pa-
djadjaran Bandung diperbanyak dalam bentuk stensilan un-
tuk kepentingan penelitian. Naskah ini merupakan cerita yang
dihubungkan dengan silsilah para bupati di Panjalu dan oleh
pe n ga r an g ny a d isus
is us un da
dala
lam
m b e n t u k pupuk 'syair nyanyian'.
Di antara sekian banyaknya buku sastra Sunda, baik buku-
bu
b u k u ya ng s ud a h d ic e ta k k e m b a li m a u p u n b u k u / n a s k a h ya
yang
ng
masih tersebar di seluruh Jawa Barat, naskah "Babad Panjalu"
ini dinilai sangat bermanfaat bagi perkembangan bahasa dan
sastra Sunda serta alam pikira n, sikap, dan ni nilai-
lai-nila
nilaii kebuda
kebuda--
yaan masyarakat Sunda khususnya.
Setelah ditimbang dan disunting seperlunya, naskah ini
diterbitkan oleh Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan
Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang beker-
ja sa
sama
ma de n g an PN Balai Pu
Pust
stak
aka.
a. Hal ini me m an g s ud
udah
ah lam
lamaa
disadari dan dinanti-nantikan penerbitannya oleh masyarakat
Sunda; khususnya, oleh para ahli filologi dan sejarawan di
daerah Jawa Barat untuk menyusun sejarah Indonesia.

Jak art a, November 1982 Penyun ting.

9
RINGKASAN CERITA

Prabu Boros Ngora adalah salah seorang bupati di dalam


silsil
silsilah
ah para bu pa ti Panjal u. Ia diken al sebag
sebagai
ai seorang bupat
bu pat i

yang berjasa membuat daerah itu menjadi subur makmur dan


kaya raya, terutama dengan kekayaan hasil buminya. Demiki-
an juga kekayaan istana semakin berlimpah ruah dan harta pu-
saka peninggalan leluhurnya dipeliharanya baik-baik. Hal ini
disebabkan juga oleh kesetiaan pepatihnya. Terhadap rakyat-
nya ia bertindak sangat adil. Oleh karena itu, Raden Patih di-
senangi oleh para m an antr
trii dan para pongga
ponggawa wa serta rak yat nya .
Sang Prabu Boros Ngora mempunyai dua orang putra yang
tam pa pan,
n, gagah, dan
da n perkasa.
perk asa. Kedu
Keduaa puputrtraa bu
bupa
pati ti itu yang sulung
be
b e r n a m a Ra d e n Ari
Ariaa Ku n in g d a n a d ik n y a b e r n a m a Rade
Ra den
n Aria

Kencana. Kedua putra itu hidup rukun dan sayang menyaya-


ngi. Sang bupati sangat menyayangi terhadap kedua putranya
itu dan dididiknya baik-baik karena diharapkannya mereka da-
patt m e n gg a n t ik a n n y a ke
pa kela
lakk m e n ja d i b u p a t i ya
yang
ng babaikik..
Prabu Boros Ngora telah merasa bahwa usianya telah lan-
ju
j u t . Oleh
Ol eh ka r e n a itu,
it u, pa
padada s u a t u saat
sa at dipa
di pangnggigill
llah
ah Ra Rade
de n PaPati
tih
h
be se rt a m a n t r i d an p u n g g a wa n y a da dan n di ha hadidirr i pu
pulala o le h se-
mua bangsa ban gsawan
wan istana. Pada saat itu pula sang Prabu meny ata ata--
kan maksudnya untuk mengundurkan diri dari kedudukannya
sebagai bup ati . Din Dinyat yat aka nny a pula bahwa calon pengg antiny antinyaa
itu jatuh kepada anaknya yang sulung, yaitu Raden Aria Ku-
ning. Raden Patih dan semua pihak yang hadir sangat menyetu-
ju
j u i n y a d an t e t a p m e n y a t a k a n ke se ti aa nn ya t e r h a d a p ca calo
lonn bu-
bu -
pati
pa ti baru
ba ru itu
it u seba
se baga gaim
imananaa ke
keseseti
tiaa
aann ya yangng d i l i m p a h k a n kekepa
pa--
da ayahandanya.
Tibalah saatnya serah terima kekuasaan dari Prabu Boros
Ngora
Ngo ra k e p a d a p u t r a n y a , Ra
Rade
den n Aria
Ari a Ku
Kuni ning
ng.. Se
Sebabagagaim
imananaa ad
adat
at
kebiasaan yang berlangsung sejak leluhurnya, semua kekayaan
dan senjata pusaka istana dikeluarkan dari tempatnya; maksud-
nya unt uk diserahkan dengan khidma t kepada bup ati y yang
ang ba-

11
ru. Pada saat itu pula ssang ang Pra bu denga
dengan n diiringi oleh sanak
keluarganya, termasuk Raden Aria Kencana, pergi meninggal-
kan Panjalu- dan menuju tempat pemukimannya yang baru di
Jampang.
Pada saat-saat Aria Kuning memerintah Panjalu, keadaan-
nya tentram dan damai. Hubungan antara bupati dengan rak-
yatnya sangat baik. Namun, lama-lama timbullah keinginan
sang bupati untuk membedah Situ Lengkong. Disuruhnya sa-
lah seorang mantri pergi ke Jampang untuk menjemput ayahan-
danya datang ke Panjalu. Maksudnya, agar bersenang-senang
be
b e r c e n g k r a m a dan
da n m e n a n g k a p ik
ikan
an di si tu i tu .
Sang Prabu tidak dapat memenuhi ajakan putranya un-
tuk pergi bercengkrama karena keadaan badannya tidak sekuat
dulu. Meskipun demikian, agar tidak mengecewakan Aria Ku-
ning disuruhnya Aria Kencana mewakili ayahanda pergi ke Pan-
jalu
ja lu.. Ar Ariaia K e nc a n a p u n pe pergrgil
ilah
ah b e r s a m a pong
po ngga
gawa
wa-p
-pon
ongg
ggaw
awa-
a-
nya memenuhi undangan kakaknya yang ingin bersuka-suka me-
nangkap ikan. Kepergian Aria Kencana ini dilaporkan pula de-
ngan segera kepada Aria Kuning oleh sang utusan itu.
Sesampainya di perbatasan Panjalu, Aria Kencana tidak
langsung pergi ke kota, tetapi menunggu dijemput oleh Aria
Kuning bersama ponggawa-ponggawanya. Hal ini karena Aria
Kencana sadar akan harga dirinya sebagai undangan yang harus
dihormati.
Akan tetapi, rupa-rupanya Aria Kuning tidak berniat menjem-
pu
p u t t a m u n y a it u , ia bers
be rsen
enan
ang-
g-se
sena
nang
ng m e n a n g k a p i k a n ya
yang
ng be
ber-
r-
limpah-limpah banyaknya itu. Sudah barang tentu melihat si-
kap Aria Kuning yang demikian itu dapat menimbulkan ke-
marahan adiknya. Oleh karena itulah Aria Kencana yang da-
tang dari jauh itu tidak mendapat penghargaan sama sekali da-
ri Aria Kuning, Pada saat itul ah Aria Ken Kencan canaa bersama-sama
bersama-s ama de-
ngan anak buahnya membuat kerusuhan sehingga teijadilah
perr ke la
pe lahi
hiaa n ya ng seng
se ngit
it a n t a r a k e d u a p u t r a b e r s a u d a r a i t u . Ra-
den Patih meliha melihatt peristiwa ini tida k segera me melaplap orka
or kannnnya
ya
kepada sang Prabu karena pastilah sang Prabu akan murka ter-
hadap putra-putranya itu. Akan tetapi, lama-lama sang prabu

12
pun
p un m e n g e t a h u i pu
pula
la a k a n pe
peririst
stiw
iwaa i t u .
Perkelahian antara Aria Kuning dan Aria Kencana ternya-
ta membawa kerugian yang cukup besar. Bukan saja harta ben-
da yang rusak, tetapi mengakibatkan renggangnya keluarga Pan-
jalu
ja lu da n r a k y a t m e n j a d i t e r p e c a h b el a h. Ol
Oleh
eh k a r e n a itu,
it u, san
sangg
Prabu segera turun tangan. Diutusnya Raden Kampuh Jaya da-

tang ke Panjalu untuk melarai perkelahian itu. Walaupun pe-


rintah ini dirasakan berat, tetapi Kampuh Jaya menyanggupi-
nya untuk menyelesaikan perkelahian itu.
Atas wibawa Raden Kampuh Jaya perkelahian dua kakak
berr ad
be adik
ik in
inii a k h i r n y a d a p a t dila
di lara
rai.
i. K e d u a Aria d a p a t dida
di dama
mai-
i-
kan sehingga kedua belah pihak menyadari bahwa perbuatan-
nya itu terdorong oleh hawa napsu yang tidak terkendalikan
oleh masing-masing pihak.
Setelah kedua bersaudara itu berdamai kembali, Aria Ku-
ning bermaksud menyerahkan Panjalu kepada a'diknya. Atas

pe
p e r s e tKencana
Aria u j u a n sang
sa ng Pr a b u bupati
menjadi da n K a m p u h sebagai
Panjalu J a y a , d ia
iann gk at la h kakak-
pengganti Ra
Rade
de n
nya.
Setelah Kampuh Jaya berhasil menyelesaikan pertikaian
yang terjadi di Panjalu, ia bersama-sama Aria Kuning mening-
galkan Panjalu. Mereka bermaksud menuju ke Jampang untuk
memberikan laporan kepada sang Prabu. Akan tetapi di tengah
pe
p e r j a l a n a n Ar
Aria
ia Ku
Kun n in
ingg ti d a k a k an m e l a n j u t k a n p e r j a l a n a n n y a
ke Jampang karena rasa takut dan rasa berdosa terhadap ayah-
and ann ya. Ia min ta izin izin kepa da Paman K amp uh Jay a un tu k per-
gi ke Sukapura sekedar untuk menenangkan pikirannya. Akan
tetapi, selanjutnya ia tidak mengatakan kemana ia akan pergi.
Mula-mula kampuh Jaya berusaha menghalang-halangi maksud
Aria Kuning, tetapi usahanya untuk membujuk Aria Kuning
itu gagal. Sudah barang tentu waktu Kampuh melanjutkan per-
ja
j a l a n a n k e J a m p a n g , k e a d a a n h a t i n y a t id a k t e n t r a m ka re
renn a tata--
kut disalahkan oleh sang Prabu.
Sesampainya di Jampan g, atas keberhasilan Ka mpu h Jay a
sang Prabu sangat gembira, sedangkan masalah Aria Kuning ba-
ginya sudah tidak dijadikan persoalan lagi. Hal ini diserahkan-

13
v

riya ke
kepa
padada Yang Maha Kuasa. Kuasa . Sang Pra bu sangat bersuk a cita
mendengar bahwa Aria Kencana menggantikan kedudukan ka-
kaknya sebagai bupati di Panjalu. Bagi Kampuh Jaya, sang Pra-
bu m e m b e r i gegela
larr sang
sa ng G u r u Haji
Ha ji.. S et e la
lahh b e b e r a p a la
lama
ma Kam-
Ka m-
pu
p u h J a y a ali
alias
as G u r u Ha
Haji
ji ting
ti ngga
gall di J a m p a n g , ma k a d i s u r u h n y a
ia kembali ke Panjalu dengan tugas mem bimb ing dan mengawa-

si kea daa n Aria Kenca Ke ncana.


na. Oleh sang Pra Prabubu juga Gur u Haji diang-
kat menjadi pepatih di Panjalu.
Sejak itulah keadaan di Panjalu menjadi aman tentram
dan damai seperti sedia kala. Pulihnya kembali kemakmuran di
Panjalu itu berkat pemerintahan Aria Kencana yang didampi-
ngi oleh pepatihrtya, sang Guru Haji.
Setelah berpuluh-puluh tahun berselang Aria Kencana men-
ja
j a d i t u m e n g g u n g di Pa nj al u ia m e n u r u n k a n b e b e r a p a or an g pu pu--
tra. Akan tetapi, sayang sekali kelakuan semua putranya itu
tidak ada yang baik. Begitulah pendidikan anak diasuh oleh
harta benda yang berlimpah. Akibatnya, semua keinginan anak-
anaknya harus selalu terpenuhi. Hal ini sudah barang tentu me-
nyedihkan hati Raden Aria sendiri.
Sebaliknya atas kebijaksanaan Kampuh Jaya alias Guru
Haji, Aria Kuning diserahi tugas baru, yaitu diangkat menjadi
bu
b u p a t i di Ci Cila
lang ngku
kung
ng.. P e n g a n g k a t a n n y a itu
it u d i r e s tu i oleh
ol eh sansangg
Prabu. Bupati Cilangkung ini hingga sekarang dikenal namanya
sebagai Dalem Cilangkung dalam silsilah para bupati Panjalu.
Sang Prabu sudah merasai bahwa usianya tidak akan la-
ma lagi;lagi; dipanggillah semu semuaa anak cuc uny a, Rade n Patih Buni
Sakti, dan tidak lupa pula Guru Haji yang menjadi patih Panja-
lu. Pada saa saatt itulah ia men yam pai kan aman atny a y yang
ang terakhi r,
yaitu sebelum ia wafat semua putranya harus diangkat menja-
di bupati. Di samping itu, diharapkan sekali agar anak-anaknya
hingga ke cucu-cucunya hidup rukun dan damai. Hal ini harus
dipegang teguh hingga para bupati turunan Panjalu yang ter-
akhir. Akhirnya, tokoh bupati dalam silsilah kebupatian Pan-
ja
j a l u itu
it u w a f a t l a h me
menining
nggagalk
lkan
an du duni ni a yayang
ng fafana
na ini ini.. T e n t u sa
saja
ja
diiringi oleh ratap tangis sanak keluarganya, patih-patihnya,
para
pa ra ma n t r i, da n para
pa ra po
pon n gg
ggaw
aw an
anyaya..

14
Salah seorang putra sang Prabu yang baru saja diangkat
menjadi bupati baru adalah Raden Aria Kadali. Keadaan Ra-
den Aria Kuning dan Aria Kencana sudah sedemikian tuanya
sehing
seh ingga
ga tidak mam pu lagi lagi menj alan kan peme rint ahan dengan
baik
ba ik.. Ol
Oleh
eh k a r en a i tu la h R a d e n Ar
Aria
ia Ka
Kada
dali
li d im in ta u n t u k me
me--
megang tampuk pemerintahan di Panjalu. Dari keturunan Aria

Kadali inilah banyak menurunkan pewaris-pewaris kebupatian


Panjalu ini.
Akhirnya, dalam silsilah para bupati Panjalu ini dikenal
nama-nama bupati sebagai berikut. (1). Raden Marta Badada-
hin, (2). Raden Marta Baya, (3). Raden Aria Nati Baya, (4).
Dalem Samalah, (5). Aria Sacanata, (6). Raden Wira Dipa, (7).
Cakranagara,
Cakran agara, (8)
(8).. Raden Tume nggu
nggung,
ng, (9). Raden Cakranagar
Cakranagaraa
Anom, dan seterusnya.

15
KATA PENGANTAR

"Babad Panjalu" stensilan ini diambil turunannya dari


naskah yang terdapat dalam peti nomor 121, koleksi C.M. Pley-

te yang ter sim pan pada Ba


Bagia
gian
n Naskah Perpu
Perpusta
sta kaa n Pusat di
Museum Pusat Jakarta.
Salah seorang yang mengadakan penelitian kepustakaan
mengenai Peristiwa Cimareme tahun 1919 dari Jurusan Seja-
rah, Fakultas Sastra secara tidak sengaja membaca sebagian da-
ri naskah "Baba d Panj alu" ter sebut pada akhir bula n April 1976.
Prof. Ir. Anwas Adiwilaga yang banyak mengetahui ten-
tang hal itu mengan jur kan supaya. "Ba bad Panja lu" i tu dibuat
salinannya kemudian diperbanyak secara stensilan untuk me-
mudahkan bagi para mahasiswa yang akan studi sejarah dan ke-

bu
b u d a y a a n .dalam
Panjalu" At as bentuk
a n j u r a nstensilan
itu,
it u, d iini
b u a tuntuk
l a h d omemenuhi
k u m e n t a s i keperlu-
" Ba b a d
an para mahasiswa yang akan mengadakan studi tentang seja-
rah, kebudayaan, bahasa, dan kesenian.
Dengan pengenalan terhadap babad yang berbahasa sum-
be
b e r ( d a e r a h ) bagi
ba gi paparara ma maha
hasisisw
swaa ya yang ng m e n g a d a k a n s tu d i da-
lam bidang kebudayaan, kesusasteraan daerah, dan sejarah akan
men umb uhk an kesadaran tentang pentingnya ilmu ban tu ba bagigi
tiap jurusan dalam satu kesatuan disiplin ilmu.
Bagi mahasiswa sejarah dituntut pengetahuan ilmu ban-

17
tu, yaitu bahasa sumber dan filologi disamping kritik sumber
untuk dapat meneliti dan memahami naskah sebagai bahan se-
kun der nya . Bukan suat u hal yang bar u bagi mereka yang akan
mendalami studi sejarah Indonesia harus memiliki ilmu bantu
baha
ba ha sa s u m b e r s ep
eper
er ti ba ha
hass a Ka
Kawi
wi,, Ja
Jawa
wa K u n o , Su
Sunn da K u n o .
Lain halnya dengan mereka yang mengkhususkan diri dalam
studi sejarah Indonesia Baru yang sudah dapat melepaskan diri
dari ketergantungan kepada ilmu bantu filologi dan bahasa
sumbernya.
"Babad Panjalu" yang dikumpulkan oleh C.M. Pleyte di
Bagian Naskah Perpustakaan Museum Pusat ini akan memudah-
kan bagi para mahasiswa • denga
dengan
n ad anya
an ya salin annya dalam ben-
tuk stensilan dan sudah dalam ejaan baru. Untuk sementara
salinan "Babad Panjalu" dalam stensilan ini belum diterjemah-
kan dan tidak diadakan kritik naskah baik intern maupun ex-
tern dengan maksud untuk lebih merangsang para mahasiswa

yang meng adak an studi bahasa, kesusastera an kebu day aan , dan
sejarah mengadakan diskusi-diskusi di bawah bimbingan para
dosen ahli dalam bidangnya masing-masing.
Babad untuk sejarawan tidak sama dengan sejarah; oleh
karena itu, penggunaannya memerlukan metoda tertentu un-
tuk dapat menarik data dan fakta yang bernilai historis. Kri-
tik sumber yang ketat terhadap sumber dari naskah yang be-
rupa babad harus ketat karena babad sebagai bahan untuk di-
ja
j a d i k a n s u m be r seja
se jara
rahh ad
adal
alah
ah b e r b a h a y a .
"Babad Panjalu" untuk studi sejarah kuno di Jawa Barat
hanyalah sebagai pelengkap saja untuk mencari keterangan ten-
tang kebudayaan bahasa dan kesusasteraan dengan melalui kri-
tik sumber lebih dahulu.
Tampak nama dan tempat yang disebut dalam "Babad
Panjalu" ini lebih dahulu terdapat dalam naskah "Carita Pa-
rahyangan", terutama nama tokoh Wastukancana, sedangkan
yang lainnya merupakan tambahan dan bumbu yang tumbuh
dari dahulu sampai pada awal abad ke-20 ini.
"Babad Panjalu" yang terdapat di Bagian Naskah Perpus-
takaan Museum Pusat dan turunannya yang dibuat setensilan

18
ini disalin oleh seorang lur
lurah
ah se
setem
tem pat
pa t pada hari Senin bulan
Desembe r t ah un 1905 hal ini dap at dike tahu i pada akhir pup uh
naskah ini.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima ka-
sih kepada Ibu Dra. Jumsari, Kepala Bagian Naskah Perpusta-
kaan Museum Pusat Jakarta, yang telah sudi mengirimkan fo-
tokopi naskah "Babad Panjalu" yang kemudian dibuat stensil-
annya untuk keperluan yang terbatas ini. Demikian pula, ucap-
an terima kasih kepada Bapak Prof. Ir. Anwas Adiwilaga untuk
anjuran, nasihat, dan petunjuknya atas berhasilnya pembuat-
an stensilan "Babad Panjalu" dalam rangka memperkenalkan
kepada para mahasiswa jurusan-jurusan bahasa, kebudayaan,
dan sejarah.

Bandung, 25 Nopember 1976


Lembaga Kebudayaan
Universitas Padjadjaran
Sekertaris,

Drs. Didi Suryadi


NIP
NI P 130442467

19
SAIARAH PANJALU
Khusus untuk keperluan intern pendidikan

SAJARAH PANJALU

PUPUH ASMARANDANA

Kasmaran panganggitgending
Basa Sunda lumayanan
Kasar sakalangkung awon
Kirang tindak tatakrama
Ngar
Ng aran
angg kira
ki rang
ng pana
pa nala
larr
Ngan
Nga n ba
bawi
winn in
ingg tina
ti na ma ks ud
Medarkeun pusaka rama.

Rama jumeneng bupati


Di Panjalu nagarana

Lamina jeneng bupatos


Ng an d u a p u l u h da lap
Ngan la p an
Tahun nyepeng Bupatya
Dugi sewu dlapan ratus
Salapan welas punjulna.

Kenging putusan bisluit


Ti Kangjeng Baginda Raja
Kenging ganjaran bupatos
Eta nugrahan pasihan
Pansiun kahurmatan
Rapi harta jalma tugur
Sanesna dipasih sawah.

Lami nyepengna pangasih


Rupi harta sareng sawah
Ditambah salawe pancen
Dina kalam midanna
Ny ep en g k a p a n s i u n a n
Tilu puluh tilu tahun
Dumugi wapatna pisan.

Tadi keur jumeneng v/eling


Miwejang medar piwulang
Lampah sae sareng awon
Tulad lampah kahadean

Nu gore
go reng
ng cli
clisin
singka
gkahan
han
Poma-poma masing tuhu
Regepkeun piwejang rama.

Reujeung ieu Ama titip


Ku ujang kudu tampanan
Anggep simpen masing hade
Hiji buku bab pusaka
Tina awal mulana
Awitnu ngadamel situ

Lengkong buktina gumelar.

Ujang poma sing nastiti


Paham ingat salawasna
Sabab ama enggeus kolot
Malar nular caritana
Tah ujang ieu tampa
Ditampi jeung sembah sujud
Pasihan wewekas rama.

24
Teu lami waktuna deui
Tina antara wuwulang
Antawis satahun yaktos
Rama ngangluh lajeng wapat
Mulih kakalanggengan
Sigeg teu panjang dicatur
Walastra ka rahmattulah.

Putra nu katilar tadi


Harita masih jajaka
Ditilar langkung prihatos
Taya pisan pangabisa
Henteu pisan sakolah
Nyaa ieu nu u j u d n a n g t u n g
Ny
Gelar pun Prajadinata.

Watek titis tulis diri


Ngan
Ng an b e r k a h n a pa
para
ra caca
ca cah
h
Gede leutik mangkon gawe
Kasebat jadi kapala
Di sawewengkon desa
Meunang pangkat jadi kuwu
Di Mawarah nu gumelar.

Sih pangaksa nu ningali


Kana ieu seseratan

N u w u n p a n g a m p u n t e n ba
Nu baee
Sewu laksa nuwun maap
Pon anu dicarita
Sewu nuwun sih samalum
Samudaya kalepatan.

Reh simkuring kumaconggih


Ny a r io s k e u n n u ba he ul a
Ari anu dicarios
Manawi wetuk dangdingna

25
Nu k a s e b a t pu
pusa
sa ka
Tah gelar babad Panjalu
Manawi leres dangdingna.

Ari anu jadi kawit


Sangyang Prabu Boros Ngora
Mangkon Panjalu ka ra ton
Ngal
Ng alaj
ajen
engk
gkeu
eunn ti ramana
Estu tanah pusaka
Kasebat dayeuh Panjalu
Nela
Ne lah
h durn
du rnug
ugii a y e u n a .

Tidinya ngabangun deui


Damel situ gede pisan
Anu dingaranan Lengkong
Dikinten eta legana

Satus pat puluh bata


Etangan nu enggeus tangtu
Sakitu anu gumelar.

Sareng aya hiji deui


Dina tengah situ eta
Nusa
Nu sa ba
basa
sa ja wa p ul o
Nu d id
idaa me l p a da le m an
Lir kuta saputerna
Situ ngawengku kadatun
Mungal waas nu ningalan.

Pinggir cai bumi mantri


Kaler kidul kulon wetan
Beres parele sakabeh
Katampi ku paimahan
para
pa ra ab di sada
sa daya
ya
Katingalna surup payus
Tur masih anyar babakan.

26
Eukeur musim sarwa jadi
Pepelakan rupa-rupa
Kadu manggu jeruk paseh
Dukuh pisitan rambutan
Jeruk bali jeung kalar
Jeruk manis mipis purut
Kadongdong jeung gandaria.

Sanesna henteu kawincik


Sigeg enggalkeun carita
Nagri
Nag ri a n y a r lang
la ngen
en m a h e r
Lawang kawitan ukiran
Sarta tay a nu jaga
Gulang-gulang jadi pamuk
Nami
Na mi p u n Otek'
Ote k' geus
ge us nela
ne lah.
h.

Unggal poe unggal peuting


tara ingkah tina tempat
Henteu lian deui gawe
Marek sila bari jaga
Ngaj
Ng ajag
agaa b a b drig
dr igam
amaa
Adat luang na karuhun
Taki faberi lampahna.

Lawang nu kadua deui


Santosa sarta prayoga
Tungtung pintu ngujur ngulon
Sasak gede sarta panjang
Santosa dijarambah
Nu k a te la h Cu
Cuka kang
ng Padu
Pa du ng
Nela
Ne lah
h d u n g k a p ka a y e u n a .

Rea abdi balawiri


Wantuning nagara anyar
Beurat beunghar jeung kamukten
Senang taya kakirangan

27
Sakarsa diluluran
Saniskanten nu dimaksad
Laksana sakarsa harsa.

Kocapna sang Prabu deui


Geus kagungan dua putra

Putra prakosa karasep


Rupi gilig jeung prakasa
Pameget duanana
Raka rai runtut rukun
Sami dedeg pangadegna.

Siang damelna pelesir


Raka rai sasarengan
Ng a he ur ap di situ
si tu Leng
Le ngkk on
ongg
Ngub
Ng uben
engg m u t e r pin
pingg
ggir
ir nusa
nu sa

Ari nu
Teu ditunggangan
sanes sampan parahu
Bukti dungkap ka ayeuna.

Raina dikocap deui


Gagah sami jeung rakana
Sapertos nu kembar bae
Kuring menak kasamaran
Ning
Ni ngal
al sami
sa mi dede
de degn
gn a
Salira sami tur jangkung
Henteu aya papadana.

Na mi p u t r a n o m o r hiji
Nami hi ji
Raden Arya Kuning nelah
No
N o m o r d ua kac
ka c ario
ar ioss
Rai nu burey namina
Raden Arya Kancana
Na mi na enenggggeu
euss k a m a s h u r
Dua putra kacarita.

28
Adat perlampahna rai
Tara kersa pelesiran
Jeung raka papisah bae
Kabogohna pepelakan
Di sajroning nagara
Bubuahan cukul mulus

Bray siang ngan pepelakan.

Malah satempatna deui


Ngaa da
Ng dame
mell sahi
sa hiji
ji nu
nusa
sa
Nu k a t e l a h Nusa
Nu sa PaPake
kell
Paragi ameng amengan
Saban siang di dinya
Melak buahna diatur
Diajar sarta dike nca nca..

Melak mangpelem kaweni


Buah bidang buah bapang
Buah cengkir buah gedong
Salianna teu diserat
Tinangtu kalah papan
Galur catur nu ditutur
Tempat ieu pakebonan.

Mashur nelah ka kiwari


Kacatur pragi amengan
Nu n y a r e b a t Nu
Nusa
sa Pake
Pa kell
Cantikning anu baheula
Asal melak bubuahan
Tumurun kaputra putu
Kitu awal pusakana.

Sigeg nu dicatur deui


Tempat bumi kapatihan
Pernah kulon dina jontor
Di payun aya paseban

29
Tempat anu seseban
Ujung winangun geus tangtu
Bareng tatamu nu dungkap.

Direnggi dipancak suri


Dipapaes kaanehan

Wantuning dina patamon


Cantik pinter papalihna
Biraksana laksana
Salir padamelan putus
Unjuk damel saprag'anana.

Sang Prabu nampi beresih


Sadayana padamelan
Teu aya anu dicale
Budi niskara ka manah
Nu
N u n j u k ri ng
ngkk at p i n t e r n a
Kasmahur patih Panjalu
Dumugi sewu putuna.

Karang palataran resik


Wiar wera titingalan
Henteu meunang pisan kotor
Nu
N u teu nurut dihukuman
Adat lumbrah baheula
Hukumna berok belenggu
Ditempatkeun di paseban.

Sinigeg dikocap deui


Prabu Sangyang Boros Ngora
Aya manah karsa lereh
Pasrah damel kaputrana
Putra nu pangcikalna
Kempel rerempug jeung sepuh
Sarta raden patih pisan.

30
Prabu Sangiyang ngalahir
Ka sepuh jeung ka patihna
Menta karempugan maneh
Niat
Ni at se
sese
sere
renn ka a n a k
Muga pada rempugan
Sakabeh urang Panjalu

Tah sakitu nya pamenta.

Ti dinya lami badami


Patih serta praponggawa
Ku sadaya geus kahartos
Reh urang aya pariksa
Kitu ratu kersana
Kumaha ayeuna batur
Sadaya kud u unju kan.

Unjukan sadaya abdi


Ng irin
Ngir inga
gan
n sad
sa d aya
ay a kars
ka rsaa
Teu aya hiji nu menggok
Mangga ngiring karsa raja
Teu sanes rek ngaula
Siang wengi rek dijungjung
Ngau
Ng aula
la s et y a ka ng p u tr a .

Sang Prabu ngalahir deui


Ka patih para ponggawa
Na ha engg
en ggeu
euss r a m p u g k a b e h
Patih pra sepah unjukan
Nu
N uw un dawuh paduka
Sareng sewu sembah sujud
Dumeh rek karsa paduka.

Sang Prabu ngalahir manis


Ka sadaya para sepah
Muji sukur ka maraneh
Kadar aing kalaksananan

31
Trima dunya aherat
Muji sukur ka Yang Agung
Ka Gusti nu sipat rahman.

Harita keneh ngalahir


Ka patih lajeng nimbalan

Isuk dina poe Senen


Sakabeh kudu timbulan
Abdi pra mantri kabeh
Masing-masing pada kumpul
Isukna urang ngistrenan.

Papakean masing resik


Salianna pahurmatan
Sadiakeun masing rame
Ulah aya kakurangan
Atur nu tumpak kuda
Lampit jampana jeung tandu
Sarta kasinomanana.

Ari prabot anu aing


Sadia di padaleuman
Kumpulkeun bae di jero
Bareng jeung aing kaluar
Sarta jeung pangantenna
Isuk Senen pukul tujuh
Sadiakeun di tempatna.

Patih nyembah geus jung indit


Angkat gasik gagancangan
Ngan
Ng angg ggo o p a y u n g sere
se rett h e jo
Dijalan bari titimbal
Ng
N g a t u r pa
para
ra pong
po ngga
gawawa
Ka dieu batur karumpul
Tua anom didawuhan.

32
PUPUH SINOM

Isukna enggeus sadia


Ponggawa jeung para mantri
Saperti nu rek elaran
Upacarana marapit

Ngad
Ng ader
eres
es ku r in g l e u ti k
Kamantren parentul hurung
Sadia pikeun mapag
Tatamu enggeus rapih
Kant un ngantos jengkarna ti padaleman.

Ti dinya Den Patih mangkat


Diiring ku para mantri
Pra ponggawa sadayana
Bareng abdi-abdi leutik
Tatabeuhan dicangking
Salendro renteng jeung degung
Tarebang tarawangsa
Kekeprak calung kacapi
Warna rupa karinding sarta sulingna.

Genta bareng kelenengan


Kolotok koprak teu kari
Bawaning ku kasukaan
Saboga-boga dijinjing
Bawaning suka ati
Nu su
sura
rakk k o c a p ng agu
ag u ru h
Sapolah-polah jalma
Jojogedan ragag-rigig
Warna rupa aya anu bobodoran.

Kocap Raja putra jengkar


Putra panganten nu ngiring
Bareng pra istri sadaya
Sepuh kulawarga ngiring

33
Teu aya anu kari
Jaba nuturkeun kadaton
Ear rame nu surak
Melas-melis sora suling
Na r aw a ng a n calu
ca lung
ng r e b a b ta
tarr aw angs
an gsa.
a.

Raja nunggangan jampana


Para istri dina joli
Dihapit para ponggawa
Para mantri ti pandeuri
Upacara ngabaris
Di pungkur sarta di payun
Den patih tunggang kuda
Tiheula bade sayagi
Nyaa ya
Ny yagi
gi an Sa
Sang
ng P rab
ra b u b a d e ng
ngis
is tren
tr enaa n.

Rawuh teu antara lila


Ka kapatihan geus sumping
Rama putra geus lalenggah
Garwa sareng para istri
Kapatihan heurin usik
Ngag
Ng agim
imbu
bu ng nu ngir
ng irin
ingg ratu
Ear nu susurakan
Ngag
Ng aged
eder
er asa ka in
indi
di t
Patih nyaur he batur eureunan heula.

Jempe repeh sadayana


Geus teu bisa usik malik
Saperti gaang katincak
Tina sakalangkung ajrih
Nga
N ga n t os pi d a wu
wuhh gu
guststii
Nyel
Ny elan
ang g Ra d e n Pa
Pati
tihh nyaur
Ka para ponggawana
Ka abdi jeung paramantri
Saprantosna poma ulah rek rarobih.

34
Prabu Sangyang Boros Ngora
N g a d a wu h ka R a d e n Pati
Ng Pa tih
h
Sareng ka abdi sadaya
Geus henteu diwiji wiji
Kami rek menta saksi
Masrahkeun lungguh tumenggung

Kay aieu
N
Ny R aanak cikal
d e n Ar
Aria
ia K un in g
Banda-banda sarawuh jeung nagarana.

Sarta nitipkeun jenengna


Kumaula sing gumati
Diturut saparantehna
Poma ulah gindi pikir
Ulah silung nya ati
Ngau
Ng aula
la sing h a d e laku
la ku
Saregep kumaula
Ngau
Ng aula
laan
an an
anak
ak aing
ai ng
Henteu panjang regepkeun eta papatah.

Cung nyembah abdi sadaya


Katampi pangasih gusti
Miwejang abdi sadaya
Ku Abdi prantos ka budi
Tadi kadawuh gusti
Rewu laksa abdi nuwun
Geus moal aya nu mungpang
ngaulakeun putra gusti
Raden Arya Kuning nu mangkon karajan.

Ger surak bareng tabeuhan


Patamon asa kaindit
Warna rupa polah jalma
Nu n g a b o d o r ragagri
rag agrigig
gig
Rea nu selang-seling
Katalanjur sampe lanjung

35
Hawa soara jalma
Nyee ri h u l u t o r e k ceul
Ny ce ulii
Geus cep surak reungeukeun miwulang putra.

Sang Prabu hibat ka putra


Ratu Anom Arya Kuning
Ama pasrah saayana
Rupa barang eusi bumi
Rupa emas jeung duit
Kaayaan di Panjalu
Jeung ieu barang pusaka
Anggep simpen ati-ati
Tah rupana ku Eneng geura tampanan.

Hiji rupa ieu pedang


Kadua rupana encit
Katilu eta rupana
Loceng anu semu leutik
Simpen masing gumati
Keur pusaka anak incu
Jeung rupa kuluk raksukan
Ditempatkeun di nu resik
Tempatna misah ti sejen barang urang.

Tutas tigas hibat rama


Pusaka prantos ditampi
Cung nyembah lajengmunjungan
Lenggah mando sarta taklim
Digentos ku Den Patih
Pra ponggawa para sepuh
Sami pada marunjungan
Abdi leutik kitu deui
Basana teh nuhunkeun hibar pandunga.

Sinigeg lajeng bubaran


Ti kapatihan marulih

36
Satempatna sabumina
Salesih taya nu kari
Rade n Aria Kuning
Rama putra di kadatun
Lenggah di padaleman
Anu eukeur jeneng waii
Waktu eta rama kang putra ngandika.

Sakalian ama wekas


Popoyan pamit rek ngalih
Ngaj
Ng aj ug
ugju
jug
g k a d a y e u h Ja
Jampang
Rempug teu rempug geus pasti
Niat
Ni at d i p o e Ke
Kemi
miss
Pamenta ama sakitu
Putra teu prak ngawalonan
Ajrih tumpeg ngelas ati

Tina hawrah ngawangru pisah jeung rama.

Dalah moal dikumaha


Eta geus dihin pinasti
Raga badan tampa polah
Titis tulis enggeus pasti
Nya
N ya a y e u n a pina
pi nang
nggi
gih
h
Kadar karsana Yang Agung
Rama patinggal jeung putra
*

Hanteu panjang dipimanah


Enggal bae nyaur patih
Enggeus dongkap kapayunan
Den Arya Kuning ngalahir
Heh kieu Paman Patih
Num
Nu m aw i enggal
eng gal disa
di saur
ur
Reh aya karsa rama
Ng
N g ad a w u h b a d e rek
re k ng
ngali
alihh
Poe Kemis kitu pitungkasna rama.

* Kurang dua pada


37
Pindah panggenan ka Jampang
Bareng enggeus Raden Patih
Lajeng pitaros ka putra
Na ha ma
marg
rgin
inaa t e h G u s ti
Den Arya walon deui
Margi lantaran teu maphum

Sinigeg nu ka kocap
Isuk dina poe Kemis
Pra ponggawa para mantri sing sadia

Sadaya teu langkung paman


Raracik nu ngiring ngalih
Ulah aya kakirangan
Gancangkeun masingna rapih
Den Patih hatur talim
Tigas dawuh bade mundur

Den
CungArya ngaidinan
nyembah Den Patih indit
Gudag-gidig mulih lajeng ka paseban.

Sadungkap lajeng titimbal


Ka priyayi jalma kemit
Maneh kemit kudu leumpang
Ng
N g u m p u l k e u n pong
po ngga
gawa
wa m a n t r i
Jalma kemit arindit
Burubul anu disaur
Geus hempak di paseban
Lajeng Den Patih weweling
He numantak diogan aya dawuhan.

Tah kieu dawuhanana


Rungu ku sakabeh mantri
Aya karsana ramana
Poe isuk bade ngalih
Dawuhna Sri Bupati
Sakabeh kudu rigurung

38
N g ad e r e k ka Sa
Ng Sang
ngiy
iyan
ang
g
Anggon-anggon sing raresik
Sarta bawa tandu jali gerebongna.

Caturkeun bae isukna


Sadaya enggeus tarapti
Kuda jalma jeung gotongan
Sarta jeung ponggawa mantri
Di kapatihan ngabaris
Kantun ngantosan Sang Prabu
Den Patih lajeng angkat
Ka padaleman geus sumping
Lajeng munjuh kantun ngantosan kakersa.

Sukur ari geus sadia


Tarapti nu baris ngiring
Putra mo bisa ngiringan
Wakil bae Paman Patih
Bareng ponggawa mantri
Ulah aya anu kantun
Lajeng putra unjukan
Karama nu badengalih
Unjuk sembah kulanun prantos sadia.

Putra nu bade dicandak


Raina Aria Kuning
Rahaden Arya Kancana
Langkung binangkit berbudi
Panganggo ahli tani
Tegesna nu dipicatur
Aturan pepelakan
Damelna ngawincik-wincik
Warna rupa siki petetan dipelak.

Sigeg kocap nu rek angkat


Putra sujud bari nangis

39
Ng awaw
Ngaw awaa
aass n u r e k a n g k a t
Raka rai kitu deui
Duh adi kuma teuing
Akang kantun di Panjalu
Geunggang nyorangan pisan
Gan pamuga muga rai
Sambung dunga rai papisah jeung kakang.

Prabu sangiyang bral jengkar


Lajeng nitih kana
ka na j oli
Salianna nu badarat
Tandu gerebong ku istri
Di jalan heurin usik
Pacampuh gotongan tandu
Ear soara kuda
Nu n it i h po
pong
ngga
gawa
wa m a n t r i
Abdi-abdi upacara nu badarat.

Henteu kocap di jalanna


Catur cunduk enggeus sumping
Ka Jampang anu diseja
Kaget awewe lalaki
Urang Jampang geus singkil
Ngur
Ng urus
us p a k e p r u k k e u r n y u g u h
Semah hempak ngajajar
Di Jampang geus heurin usik
Silih taros semah bareng pamajikan.

Geus tugenah anu pindah


Catur nu ngiring rek balik
Tina enggeus kalamian
Raden Patih lajeng pamit
Dumeuheus sembah talim
Nu
N u n ab
abdi
di ba
bade
de p i u n j u k
Manawi kawidian
Abdi nyuwun idin balik

40
Sarawuhna piunjuk abdi sadaya.

Sangiyang lajeng ngandika


He kabeh para ponggawi
Geus kateda katarima
Lahir batin moal lali
Pangaulaan tadi
tegas mantep tutug ngestu
Gan muga saterusna
Ng a u la ke u n an ak k a mi
Poma-poma lampah masing ariyatna.

Sangiyang geus kawidian


Hade maneh geura balik
Tidinya lajeng munjungan
Sami paca amit balik
Kabeh ponggawa mantri
Bubar teu aya nu kantun
Teu kocap di jalanna
Caturkeun bae geus sumping
Lajeng bae unjukeun dawuhan rama.

Teu aya anu kaliwat


Dawuhan ramana tadi
Parantos Patih unjukan
Pamit rek mulih ka bumi

Kitu deui pra mantri


Sadaya sami malundur
Saimah satempatna
Sinigeg geus masing-masing
Sanes pasal catur nu keur suka manah.

Raden Arya Kuning kocap


Keur jeneng nya sugih mukti
Beurat beunghar rea barang
Rea kuda sapi munding

41
Sairing karsa jadi
Jeung mantri ponggawa rukun
Taya hiji nu mungpang
Adil tara pilih kasih
Humanggapira teu pisan dibeda-beda.

P U P U H K IN A N T I

Galur catur cara pantun


Cik tunda balikeun deui
Malar rambat caritana
Pinuju keur sugih mukti
Beurat beunghar suka manah
Abdi-abdi senang ati.

Nyae
Ny ae ta Da
Dale
lem
m Pa
Panj
njal
aluu
Keur ngaraos raos galih
Lajeng bae miwarangan
Hiji Mantri nyaur Patih
Utusan enggeus bral mangka
Ka kapatihan geus nepi.

Teu lila Den Patih jebul


Sarta kairing ku mantri
Lajeng bae ngadeuheusan
Ny
N y e m b a h h u r m a t sart
sa rtaa tali
ta lim
m

Kieu nu matak diogan


Putra rek aya badami.

Mang Patih manawa rempug


Abdi sarta para mantri
Kumahalamun miwarang
Ka rama nyuhunkeun idin
Rek ngutus sahiji jalma
Ka Jampang ki Budi sakti.

42
Maksud hayang bedah situ
Teu wani samemeh idin
Den Patih cengkat unjukan
Ulah panjang dipigalih
Rempag ngiring ka dawuhan
Sakumaha karsa Gusti.

Enggal bae lajeng nyaur


Ka ngaran ki Budi sakti
Gancang maneh geura leumpang
Karama nyuwun paidin
Kitu maneh nya unjukan
Nu
N u w u n p u t u s a n n u pa st i.

Utusan harita geus jung


Leumpang gancang gusak-gasik
Teu kacatur di jalanna
Ka Jampang catur geus nepi
Kasondong Sang Prabu lenggah
Dideuheusan abdi-abdi.

Ng a re re t ning
Nga ni ngal
al ka p u n g k u r
Aya Kai Buni Sakti
Kagetna nanyakeun beja
Dina sajero panggalih
Lajeng Sang Prabu mariksa

Ka Kiai Buni Sakti.

Maneh teh ngemban piutus


Atawa karep pribadi
Cung nyembah bareng unjukan
Nu
N u n s u m u h a n d a w u h Gu s ti
Sayaktos ngemban timbalan
Diutus ku putra Gusti.

Saprakawis kapiunjuk

43
Salam sembah Putra Gusti
Dua nuju kasugengan
Berkahna pangestu Gusti
Putra putu sadayana
Titip sembah pangabakti.

Prakawis anu katilu


Panuhunan Putra Gusti
Sanget mugi karilahan
Upami bae teu idin
Paduka dilungsur lenggah
Ka Panjalu kedah linggih.

Palay kersa bedah situ


Sareng rempag para abdi
Sakitu piunjuk putra

Dijereh beres salesih


Teu aya anu kaliwat
Sacatur Ki Buni Sakti.

Ku Sang Prabu kapirungu


Sapiunjukna Kiai
Henteu panjang dipimanah
Lajeng nyaur Sri Bupati
Eh Buni Sakti ayeuna
Bedah situ kami idin.

Prakara kami dilungsur


Ka Panjalu moal indit
Kajaba ieu nitahan
Ka Arya Kancana wakil
Tutas dawuhna Sangiyang
Ka Kiai Buni Sakti.

Amit matur bade mundur


Nu
N u w u n idin pa
pang
ng kon
ko n G us ti

44
Ayeuna abdi rek mangkat
Sangiyang ngalahir deui
Sukur bral mangkat tiheula
Popoyan rai pandeuri.

Leumpang gancang gira-giru


Keupat bari gadag-gidig
Dijalanna teu dikocap
Kocapkeun bae geus nepi
Ng
N gemban putu san ramana
Ka Kiai Buni Sakti.

Ka Panjalu enggeus cunduk


Lajeng dumeuheus ka Gusti
Kasondong eukeur seseban

Bareng jeung para ponggawi


Keur misaur anu leumpang
Nyaa e ta Ki Bu
Ny Buni
ni Sa
Sakk ti.
ti .

Geus kitu Kiai jebul


Kapayunan Sri Bupati
Sang Prabu lajeng mariksa
Mana lila-lila teuing
Ku kula didago pisan
Kuma dawuh rama aki.

Aki cung nyembah piunjuk


Prakawis situ geus idin
Kadua rama teu yasa
Kajawi wakil ka rai
Ka raden Arya Kancana
Teu sareng masih pandeuri.

Wewekas anu katilu


Geus henteu diwiri-wiri
Kasakabeh kula warga

45
Sarta para abdi leutik
Kajaba gan sih pandunga
Lahir tumeka ing batin.

Tina geus kaburu waktu


N g a nt o s rai
Ng ra i ta c a n s um pi n g
Situ Lengkong lajeng bedah
Lilana geus tilu peuting
Rame cekcok jalma lintar
Awewe lalaki nyair.

Kerad bubu sarta susug


Pakakas parabotjalmi
Nyaa k i t u d eu i la u k na
Ny
Rea sarta teu kawincik
Ni lem
Nile m core
co reng
ngca
cang
ng j e u n g k a n c r a
Betok hampai gede leutik.

Rea warna rupa lauk


Boncel lele rea sami
Gurame kulinyar rea
Tawes beureum panon deui
Teu kaserat sadayana
Sigeg nu keur resmi galih.

Raden Arya Kuning emut


Kaomong Ki Buni Sakti
Rai teu diantos heula
Ieu aing kuma teuing
Tangtu Rai sakit manah
Euh aki papageun deui.

Tunda catur anu nyusul


Sigeg lampah Buni Sakti
Ng
N g o c a p k e u n d eu i di J a m p a n g
Nge
N ge m p e lk e u n popong
ngga
gawa
wa abdi
ab di..

46
N u bari
Nu ba riss n ga d er e k p u t r a
Ka Panjalu jadi wakil.

Den Arya lajeng disaur


Lajeng nimbalan sakali
Ayeuna teh kudu leumpang
Minangka jadi wawakil
Gancang ayeuna sadia
Bareng sakabeh pangiring.

Jeung poma Eneng diditu


Raka rai mangka rapih
Ulah rek nyieun kacuwa
Pikacuwa dinu leutik
Sakitu weweling Ama
Diregepkeun beurang peuting.

Raden Arya lajeng mun jun g


Pamitan bade rek indit
Rea nyandak wadya bala
Bareng dua senapati
Jenenganana pun Kojal
Kodal kaduana deui.

Harita angkatna geus jung


Ng e u ng ke u y ngal
ng al eu
eutt a n u ng
ngir
irin
ingg

Henteu kocap dijalanna


Cund uk catu r enggeus
enggeus sumping
Kana tempat patanahan
Tata eukeur baris linggih.

Pakeprukan nyieun saung


Pasanggrahan geus tarapti
Ngag
Ng agur
ur uh soar
so araa j a lm a
Cekcok jalma kuring leutik
Kocap rame ku soara

47
Mana nelah ka kiwari.

Sindang Rame geus kamashur


asal purwa eta tadi
Keur jaman Arya Kancana
Nali
Na lika
kana
na a ngka
ng ka t m a m p i r
Lebah dinya raramean
Rame sora abdi-abdi.

Sinigegkeun nu ngarungrung
Nu ma
masa
sang
nggr
grah
ahan
an di pasi
pa sirr
Ny
N yaritakeun anu mapag
Utusan Ariya Kuning
Di jalan enggeus patepang
Dina pasanggrahan tadi.

Enggalna Kiai matru


Kanu sami eukeur linggih
Nu lengg
len ggah
ah di pa
pasa
sang
nggr
gr ah
ahan
an
Hatur pangampunten Gusti
Diutus ku tuang raka
Aria Kuning Bupati.

Enggal dilungsur ka situ


Raka ngantosan di hilir
Sumangga ayeuna angkat

Sasarengan jeung pun aki


Kojal Kodal geus sadia
Abdi-abdi sami ngiring.

Tipasanggrahan enggeus jung


Angkat nerus pinggir cai
Di jalan teu sumpang-simpang
Kajawi ningal nu nyair
Ninga
Nin gall pola
po lah
h popohoan
Nu kagu
ka gung
ngan
an t e u dihi
di hidi
ding
ng..

48
Geus henteu beunang diharu
Kaus rusuh kuring-kuring
Tina ningal lauk rea
Lepat ka isin ka risi
Rea jalma ditarajang
Teu eling bawaning nyair.

Patubruk parebut lauk


Rea nu muntel ka samping
Lantaran nu ditarajang
Lain lantaran teu eling
Leungit ka era wiwirang
Jalanan parebut milik.

Cig tunda deui picatur


Lampah Den Aria tadi
Nu rek
re k n e p a n g a n r a k a n a
Cunduk sumping tebeh hilir
Tempat palinggihan raka
Nyaa R a d e n Ar
Ny Ariaia Ku
Kuni ning
ng..

Sempal sakedap picatur


Adat lumbrah enggeus galib
Geus biasa kuring menak
Mun kadarat tangtu tiris
Kaleresan Den Aria

Hanjat sabab tina tiris.

Lungsur maju kana saung


Ngar
Ng arao
aoss salir
sa liraa tiri
ti riss
Senang manahna sideang
Dua panangan dibingbing
Jeung dua deku sampean
Sapertos tangan dibingbing.

Sigeg Den Arya dicatur

49
Sareng Kai Buni Sakti
Badami heula sakedap
Perkara eta nu ngiring
*

J urung titah bae m un du r


Kapasanggrahan nu tadi
Kana ngadago di dinya
Cumahnya lajengna ngiring
Bedah situ enggeus lawas
Gan mo hade teu pinanggih.

Nu nga
ng a dere
de rek
k geus
ge us wara
wa rang
ngsu
sull
Ditimbalan wangsul deui
Di Sindang rame ngantosan
Ngad
Ng adag
ago o timbalan kami
Upama aya pangogan

Mangka gancang buru kami.


Den Arya lampahna laju
Tilu jalma anu ngiring
Ki Kojal jeung Aki Kodal
Katilu Ki Buni Sakti
Rawuh ti pungkureunana
Ku rakana teu ditilik.

Jongjong madep kana hawu


Surti wadi teu digalih

Salah nyana teu dimanah


Tebaring nu lantip budi
Pikeun maju anggur gejat
Mungkur kantun Buni Sakti.

PUPUH PANGKUR

Ng oj en
Ngoj engk
gkan
an g ng et a k m a n a h n a
Kutan kitu kakang Aria Kuning

* Kura ng du
duaa padalisan

50
Boro jauh ge dijugjug
Anggang ti Jampang datang
Ng
N g e m b a n m a n g k o n j a d i sulu
su lurr R a m a Pr a b u
Ny
N y a n a b ak al di p iw
iwaa r ang
an g
Ahir bet teu sudi teuing.

Sidakep sinuku tunggal


Den Aria salirana ngagidir
_ Naps
Na psuu k a d u h u n g teu
te u lipu
li purr
Duh kacida da badan
Lajeng luncat ti sisi situ ti kidul
Ngul
Ng ular
ar n ga
gawawa ha n Ci Cilu
lunc
ncat
at
Nela
Ne lah
h d a ta n g ka kiwa
ki warr i

Raka den Arya Kancana


Lajeng angkat ti Ciluncat ka hilir
Anu eukeur pundung nguwung
Bol lenggah mamanahan
Anu mantak ayeuna mashur kasebut
Pecat Obol ngaran tanah
Nela
Ne lah
h d u n g k a p ka kiwa
ki wari
ri..

Lenggah barina ngamanah


Reujeung dua panakawan nu ngiring
Kojal Kodal henteu kantun
Duh aki kuma urang
Piiampaheun urang mana nu dimaksud
Uranglampah diwiwirang
Ku aki meureun kapikir.

Tadi lampahna siloka


Dihartian ku kami jero pikir
Meberkeun ramo sapuluh
Kieu aki surtina
Henteu lian sarua ramo sapuluh

Harti urangkudu boga

51
Ng
Ngidasa mili k p r i b a d i .

Hatur aki langkung karsa


Panuhun mah ulah lajeng panggalih
Pundung nguwung kanu sepuh

Teu sae balukarna


Kitu deui matak ulah jadi bendu
Gamparan langkung waspada
Kuma karsa rek diiring.

Teu diangep panghulakna


Maksa bae angkat maju ka hilir
Geus cunduk ka nu diuntup
Leresan situ anyar
Tuluy ngadeg dina junggrang jero nyaan
Ka eta Kojal jeung Kodal
Ieuh kieu karep kami.

Ieu situ anu bedah


Urang saeur ku taneuh (tina pasir)
Tapi maneh teh narangtung
Ki Kojal nu ti girang
Ari Kodal ti hilir jadi kurucuk
Kami rek leumpang sorangan
Nged
Ng eduk
uk t a n e u h tina
ti na pa
pasi
sir.
r.

Den Aria nanjak angkat


Rek ngurugkeun taneuh nu dina pasir
Lajeng pencut teh dikeduk
Ku tangan duanana
Geus paragat sabedug gupitan pinuh
Kocap nu keur rame pisan
Cai geus cunduk hilir.

Gehger ribut nu digirang


Nu ge
gebr
bru
u ga
gann j a l m a h a n j a t ny
nyal
alin
ingk
gkir
ir

52
Gaeun sabab mantak sundul
Sang Prabu teh midarsa
Tina sabab jalma karanjah paribut
Keur nyaur teh katingal
Tipungkur Ki Buni Sakti.

Tacan kaburu mariksa


Tadi Aki leumpang mapagkeun rai
Kaburu kasusul situ
Lajengna dipiwarang
Aki gancang walang siar aya urug
Tangtu pangbedahan rempag
Jung pariksamangka sidik.

Cedok nyembah Aki mangkat


Gusak gasik nyuksruk cai ka hilir

Rusuh bari manggul ruyung


Panugar keur pakakas
Henteu nyana kajaba tambakan urug
Catur cunduk ka tambakan
Kasondong Den Arya linggih.

Aki utusan teu tata


Datang seblak peuntas diburak-barik
Ku Den Aria diburu
Mangke Aki heulaan
Tonggoy tungkul ku Aki henteu karungu
Ituh Kojal Kodal taram
Ulah diganggu ku Aki.

Cengkat barina rumenghap


Rumanggosan ngadeuheus langkung ajrih
Mando tungkul bari sujud
Den Arya seg ngandika
Karep saha atawa Aki diutus
Pendetan kami diruksak

53
Hunjuk hatur Buni Sakti.

Abdi gan damel lumampah


Ng
N g a l a m p a h k e u n t i m b a la n r a k a G u s t i
Sarek situ ngembeng nyundul
Nu
N u ma w i k u m a w a s a
Cilakadar pun Aki yaktos diutus
Eta mah sadaya daya
Pun Aki sumeja ngiring.

Gancang bae Aki mulang


Seg haturkeun ka raka Arya Kuning
Menggah anu nambak situ
Nyaa ka
Ny kaul
ulaa r u p a n a
Anu ngaran Arya Kancana geus mashur
Na d a h s a k u m a h a kars
ka rsaa
Beurang peuting sanggeum ngiring.

Ng a yo n ta
Nga tana
naga
ga suma
su mang
ngga
ga
Rek ngayonan sanajan perang tanding
Aki kami moal mundur
Kitu pamenta kula
Gancang bae ayeuna mah geura mundur
Teu dicatur di jalanna
Kocap Aki enggeus nepi.

Kapayunan Sri Bupatya


Lajeng matur Kiai Buni Sakti
Sewu nu jadi bebendu
Laksa jadi dumuga
Menggah lampah tadi pun Aki diutus
mariksa halang harungan
Prantos dipariksa sidik.

Sang Prabu kaget mariksa


Coba trangkeun naon sababna aki

54
N u m a t a k situ
Nu si tu n g a b e n d u n g
Aki nyembah unjukan
Nu
N u n s u m u h u n mu
mugigi ul ah j a d i b e n d u
Ulah panjang dipimanah
Rai paduka nu jahil.

Margi kasondong jinisna


Den Aria Kancana eukeur linggih
Dina pencut patutungku
Sareng dua kawanna
Kojal Kodal nu ngaderek henteu kantun
Abdi leresan pendetan
Kojal Kodal nyaur abdi.

Abdi teu tiasa maksa


Nuga
Nu garr n o t a s di ha
hala
lang
ngaa n k u rai
ra i
Sesemon bendu kalangkung
Samalah pitungkasna
Dadas catas ulah-ulah ngajak gelut
Nang
Na ng ta
tang
ng peperarang
ng ka g am pa r an
Susumbar ka pangkon Gusti.

Rep geuneuk pameunteu raka


Ng
N g a d a ng u k e u n h a t u r k i Buni
Bun i Sa kt i
Salira ngageter biru
Jawab bari sosoak
Geus pinasti titis peperang jeung dulur
Ieu poe ngabungsuan
Nu n g t u n g u n d u r pe
pera
rang
ng tan
ta n di n g.

PUPUH DURMA

Den Aria tambah ngetab mamanahan


Bendu jeung maras miris
Bet ieu balukarna
Hayu bae marulang

55
Nu di da r at nu di cai
Pon anu anggang
Ulah aya nu kari.

Den Aria jengkar tina pamundayan


Ngun
Ng ungs
gsii mu li h ka ne negr grii
Henteu kocap di jalan
Catur bae dungkapna
Katepis wiring geus sumping
Sang Prabu nitah
Nim
N im b a l a n n y a u r p a t i h .

Raden Patih harita keur ngiring munday


Ku sabab tunggu negri
Utusan enggal mangkat
Henteu kocap di jalan
Ka kapatihan geus nepi
Patih mariksa
Rek naon maneh Mantri.

Gubag geubig leumpang rurusuhan pisan


Rek naon maneh Mantri
Cedok nyembah unjukan
Nu n s u m u h u n pa
paririks
ksaa
Abdi ngemban dawuh Gusti
Ny
N y a u r Ga mp a r a n
Sareng ku du kairing.

Raden Patih nganggo-nganggo geus sadia


Harita enggeus indit
Henteu kocap di jalan
Catur bae geus dongkap
Kapayuneun Sri Bupati
Seg ngadeuheusan
Ny
N y e m b a h je u n g h o r m a t ta k li m.

Raden Arya Kuning teh lajeng ngandika

56
Eh kieu mamang patih
Anu mantak diogan
Sae awon manahan
Hatur lapor Buni Sakti
Rai Aria
Dihilir nangtang baris.

Enggeus terang kitu Aki caritana


Den Patih nganggres galih
Geus henteu bisa jawab
Upama kajadian
Raka rai perang tanding
Teu trang sababna
Saklangkung buta tuli.

Henteu panjang ditetek awal puwana


Lajeng ngawalon Patih
Teu aya pangandika
Hal wiwahara dina
Abdi teu sumeja ngiring
Karsa paduka
Tarung narungan rai

Demi Allah abdi teu nagang karsa


Sumangga Gusti galih
Agung sihna hampura
Ieu hiji ibarat
Nee u k t e u k c u r u k dina
N di na ping
pi ngpi
ping
ng
Awal ahirna
Teu bati teu ngajinis

Tah sakitu emutan abdi Paduka


Teu langkung karsa Gusti
Dihanggep henteuna mah
Unjuk mamanawaan
Kitu deui gebal Gusti

57
Teu ngalangkungan
Seja namengkeun diri.

Sang Bupati mingkin ririh tambah nyengka


Cengkat pikiran edir
Tunggal papada jalma
Sarua anak bapa
Mustahil eleh ku adi
Ny
N y a geu
geuss mang
ma ngsa
sana
na
Urang lawan bae jurit

Ayeuna mah Patih gancang mepek bala


Budi pati sala mantri
Raden Patih geus mangkat
Kapaseban titimbal
Mere tangkara jeung nitir.
Bari sosoak
Eh batur para mantri.

Jalma-jalma nu deukeut nu anggang datang


Ngad
Ng aden
enge
ge ta ng ka ra ti ti r
Naa n y a sili
N silihh tatanya
Na o n ieu te h beja
be ja
Ribut pahibut geus nepi
Jog ka paseban
Kasondong juragan patih.

Lajeng bae sadatangna wadya bala


Ni m ba lan
la n ab
abdi
di-a
-abd
bdii
Ulah aya nu tinggal
Sarta mawa pakakas
Tumbak pedang reujeung keris
Adat baheula
Poma masing tarampil.

Sabab isuk urang kudu budal perang

58
Ng a de
Nga derr ek sa b u p a t i
Sakumaha karsana
Poma mangka tiyatna
Ayeuna geura baralik
Ny
N y o k o t pakarang
Bral indit masing-masing.

Tunda catur nu keur sadia pakarang


Sumusul timbalan deui
Sakabehna jalma
Karsa tacan laksana
Genah masih ngerik pikir
Kitu dawuhna
Kudu bedahkeun deui.

Hayu urang budal marawa pakakas


Tutugar pacul linggis
Henteu lila sadia
Kuring menak daratang
Bade ngiring Raden Patih
Bapa bedahan
Harita keneh indit.

Angkat ngulon ngaleut ngeungkeuy pababantay


Nu ma
mang
nggu
gull nu ng
ngaj
ajin
ingj
gjin
ingg
Parabotan pakakas
Baris ngabongkar natas
Kocap harita geus tepi
Kanu dimaksad
Enggal cukcek di kali.

Geus teu tata santana pagaliota


Pacampuh jeung kuring leutik
Migawe papadaan
Taya basa santana
Sami bareng kuring leutik

59
Waktu harita
Parosa-rosa abdi.

Catur heula Den Arya nu sundel manah


Sirik galih tacan ririh
Lajeng nyaur ka Kojal

Eh maneh Kojal leumpang


Ne ang
Nean g b a t u r nu k eu r nganti
Bawa ti Jampang
Di Sindang Rame tadi.

Aki Kojal cul nyembah pamitan leumpang


Sindang Rame nu di ungsi
Teu kocap di jalanna
Ka Sindang enggeus datang
Rame jalma abdi-abdi
Datang ki Kojal
Kuma kersana Gusti.

Gancang Kojal ka sakabeh titimbal


Ng e mb an d a w u h n a G us ti
Gancang kudu barudal
Di saur aya karsa
Ku kami kudu kairing
Ayeuna pisan
Ulah aya nu kari.

Henteu lila wadya bala kabeh budal


Ti Sindang Rame indit
Bareng Aki Kojal
Teu kocap dijalan
Catur cunduk enggeus nepi
Ka Cinarakal
Kasendong Den Arya linggih.

Kaleresan dina tanah Cinarakas

60
Mana nelah ka kiwari
Asalna raras manah
Ngan
Ng an a na k la la mp a h a n
Bari nganti abdi-abdi
Harita datang
Ti dinya lajeng ngalih.

Kabeneran dina eta tempat lenggah


Ti beh kidul katingali
Jalma kuring jeung menak
Malah jeung papatihna
Nu diga
di gawe
we a n u cicin
ci cing
g
Eta maksudna
Lengkong rek dibedah deui.

Lisan basa Den Arya ti kaanggangan


Tapi katingal teu tebih
Geus nelah kaayeuna
Sukatingal buktina
Ning
Ni ngal
al jalm
ja lmaa n u k e u r nga
ngali
li
Na tas
ta s n g ab e d a h
Kalah butut moal jadi.

Mana nelah Cibutut gelar ayeuna


Eta asal tina wangsit
Wangsit Arya Kancana
Jeung aya deui basa

Cieunteung ayeuna muni


Asal purwana
Ditempat eta linggih.

Keur patingal jeung wadya bala rakana


Kaler kidul katingali
Tah ieu palinggihan
Cieunteung ngaran tempat
Malah nepi ka kiwari

61
Cieunteung nelah
Henteu kacatur deui.

Rek tugen wadia


wa dia balana n u dat an
angg
Anu disaur tadi
Geus kumpul sadayana

Taya hiji nulajeng


Sanghiang tinggal
ngalahir
Ka sadayana
Pamaksud ieu aing.

Anu matak gagancangan kami ngogan


Keur bancang pakewuh kami
Tah nu jadi lantaran
Tuh nu ngawiwirang urang
Ku maneh meureun kaharti
Purwa asalna
Becik jadi buncelik.

Geus teu tahan kami nyandangan amarah


Teu sudi nyanding kanyeri
Lamun tacan kalah mati
Jurit dina kalangan
Nee m p u h d u l u r Ar ya K u n i n g
N
Nuwa
Nu wala
la ci
cidr
draa
Ka kami nganyenyeri.

Wadya bala nu ngiring nguping wewekas


Kaget matur para abdi
Aduh Gusti poma
Kitu manah ka raka
Atuh sakumaha teuing
Rama paduka
Tangtu bendu ka abdi.

Mugi ulah gamparan kalalajengan

62
ka raka nangtang jurit
Henteu sae pisan
Jadi gamparan sasar
Kasasar ku ngerik galih
Tiwas salira
Lara wirang enggeus yakin.

Mangga Gusti ulah kirangnya ngamanah


Titih heula sing lantip
Mapan paribasa
Kaduhung tara tiheula
Hanjakal sok ti pandeuri
Adat lumbrahna
Sami sakitu deui.

Sih hapunten kumawantun abdi conggah

Kana pangersa
Lain teu sumejaGusti
Dumerek kana kersa
Sareh tadi rama weling
Ka sadayana
Jaga masing gumati.

Gumatining jadi kieu balukarna


Duh Gusti kuma teuing
Den Arya ngandika
Geus maneh montong panjang
Hayu sakabeh arindit.

Lajeng angkat Raden Arya jeung sadaya


Taya tinggal saliiji
Angkat maju ngetan
Ti Cieunteung geus anggang
Kana pendetan geus nepi
Tambakan anyar
Di dinya sami linggih.

63
Cag ditunda nu lenggah dina tambakan
Sakedap selang deui
Carita nu nugar
Kuring menak teu tahan
Cape sami pikir risi
Pakakas ruksak
Linggih kocap ngajebil.

Geus teu tahan pakakas tanaga beak


Teu kakaraeun teuing
Saakaltarekah
Enggeus henteu tumama
Tangtu aya nu ngawangsit
Kaluar basa
Dangiang nu ngadingding.

Geura tingal ka wetan kana tambakan


Wadya bala geus ngabaris
Tangtu den Aria
Jeung sarencang ti Jampang
Gancang urang ka Den Patih
Kudu uninga
Bilih teu katingali.

Hiji mantri tina pangbedahan angkat


Muru nyondong Den patih
Kapendak keur lenggah
Mariksakeun bejana
Hatur uninga sim abdi
Boh teu uninga
Gamparan kanu baris.

Keur panduga barisan putra di Jampang


Den Patih ingkah indit
Ka tempat pangbedahan
Bari ningal ka wetan

64
Katingal barisan sidik
Lajeng titimbal
Ka abdi para mantri.

Tunda bae pangbedahan urang mulang


Geus montong diperduli

Eundeur sabaladna
Budal harita mangkat
Rusuh muru jero nagri
Kami salempang
Ras ka badami tadi.

Jeung pamenta poma ulah rek barobah


Ng an totoss p id a w u h GuGuss ti
Kami rek unjukan
Ngun
Ng unin inga
ga l a mp a h ur anang g
Ng
N g a b e d a h k e u n te u ngaj
ng ajadadii
Kaburu budal
Guligahan risi pikir

Raden Patih enggal mangkat ngadeuheusan


Ng a d e u h e u s a n ka G us ti
Lampah teu lami dungkap
Geus aya di payunan
Unjuk sembah sareng talim
Lajeng ngandika
Eh kuma Mamang Patih.

Eunggeus bedah situ atawa teu acan


Kula teu meunang warti
Den Patih unjukan
Sumuhun pangandika
Mugi teu jadi panggalih
Hatur paduka
Kapangkon karsa Gusti.

65
Nu ga r situ
si tu a bd i h e n t e u k a j a d i a n
Ari nu jadi margi
Reaning wagelan
Abdi-abdi teu tahan
Munsuk kadua prakawis
Abdi geus ningal

Barisan tuang rai.


Abdi Gusti nyanggakeun sadaya-daya
Bade kumereb abdi
Ngir
Ng irin
ingg k a n a kars
ka rsaa
Nu
N u w u n tiga
ti gass d a w u h a n
Tidinya lajeng ngalahir
Teu libur mamang
Urang maju nan tang jur it,
Enggal bae ayeuna geura sadia

Rigid giring abdi-abdi


Parabot pakarangna
Ulah aya nu tinggal
Sakabeh mangka tarampil
Samemeh mangkat
Sigeg tunda tacan rapih.

Kocap heula nu keur nagang nangtang perang


Arya Kancana di hilir
Nu
N u k e u r n g e ta b m a n a h
Ngad
Ng adag
ago o lawa
la wan n d a ta n g
Pindah hanjat kana pasir
Dungkap ayeuna
Nela
Ne lah
h H a n j a t a n ya k in .

Ng idul
Ngid ul Ng
Ngulul o n lere
le resa
sann d u k u h un
ungg
ggah
ahna
na
Sarencangna henteu kari
Nu ca n da k t i J a m p a n g
Kojal Kodal teu anggang
Palang dada senapati

66
Kojal jeung Kodal
Bareng natakeun baris.

Tatan-tatan ngadago musuhna datang


Tunda kacaturkeun deui
Wadya bala raka

Eta nu di nagara
Geder pahibut rek indit
Ka pangperangan
Harita enggeus indit.

Sang Bupatya jengkar sawaaya ba'lana


Lajeng bae ka hilir
Heurin usik jalma
Pakotrek pakarangna
Tumbak pedang tuya keris

Suduk jeung
Kolewang reujgobang
eug tamsir.

Cun duk raw uh ka tem pat pikeun barisan


Kukuh tukuh caringcing
Ti kulon ti wetan
Barisan urang Jampang
Dua tempat sami baris
Kul on jeung wetan
Raka Rai tarampil.

Sami maju ka medan kana kalangan


Pada natakeun baris
Ti kulon ti wetan
Jalma pasoak»soak
Na ng ta
tann g ngan
ng angs
gsre
reg
g maju j urit
Geus henteu tata
Wetan kulon ngahiji.

67
Geus pakepruk pakarang pedang kolewang
Nu n u s u k n u nanaki ki s kekeri
riss
Nu te d a s ngngal
alaw
awan an
Nu
N u te u r a k n g a j a r o p a k
Bala raka rada sisip
Rea nu modar
Getih lir cai milir.

Mana kocap tempat ranca nu harumpak


Mana tepi ka kiv/ari
Ranca Beureum nelah
Mayakpak getih jalma
Urang Jampang mingkin wani
Ngad
Ng adu
u p ak a r an g
Aya nu silih binti

Silih binti padupak reujeung baturna


N u n o n j o k n u na mp
Nu mpil
il in g
Sarua wanina
Tacan aya nu kalah
Malah aya jalma hiji
Ngar
Ng aran
an p u n KoKoja
ja l
Sisirig maju wani.

Baksa gada ayoh maju papatihna


Den Pat
Patih
ih ma
maju
ju wani
Sarua bedasna
Taya hiji nu kalah
Jebot Kojal ditampiling
Jedak digada
Mingkin Kojal tambah wani.

Sigeg Patih Kojal keur perang tandingan


Kaselang sang bupati
Maju kana medan
Sosoak bari nangtung

68
Hayu maju perang tanding
Enggeus mangsana
Arek gada jeung adi.
Gepruk campuh geus pada adu hareupan
Raka rai perang tanding

Ngad
Ng aduu kabedasan
Pada silih ayonan
Silih balang silih banting
Taya nu kalah
Wanina pada wani.

Teu tumama kajayaan kabedasan


Ganti pada ngunus keris
Pakakas dilugas
Pada adu hareupan
Luncat Aki Buni Sakti
Megat ditengah
Ng
N g o m o n g sing e m u t G u s ti .

Mingkin tambah ka Buni Sakti benduna


Hiling anggur mah nyingkir
Ny
N y in g k a h t a y a p e d a h
Jor pindah kanu anggang
Buni Sakti nyingkir mikir
Ras karamana
Pisakumaha teuing.

Lajeng lumpat ka Jampang henteu pamitan


Lampah Aki leumpang gasik
Teu kacatur dijalan
Kocapkeun bae dongkap
Kapayunan sang Bupati
Lajeng mariksa
Rek naon maneh aki.

69
Unjuk sembah Buni Sakti ngawalonan
Sumuhun dawuh Gusti
Rehna para putra
Ana rung kala baya
Prang tanding raka rai
Langkung cucuhna
Nu
N u w u n pa
pang
ng d an
angd
gd ang
an g Gu st i.

PUPUH DANGDANGGULA

Sangyang Prabu ngalahir jeung manis


He nt eu panjang put ra dirfianahan
Lajeng ngadawuhan bae
Den Kampuh Jaya saur
He nt eu lami nu disaur sum ping

Den Kampuh ngadeuheusan


Geus aya dipayun
Sanghiang lajeng ngandika
Anu matak maneh diogan ku kami
Taya geusan percaya.

Rehna aya lampah Buni Sakti


Cacarita lampahna barudak
Ayeuna keur perang songkol
Geus teu beunang diharu

Dipisah ku minang
Kalampah Buni Sakti sraya
Aki menta tutur
Ayeuna urang wayahna
Sing hiyatna ka Panjalu kudu indit
Ny
N y a p ih eta
et a b a r u d a k .

Jeungna deui saenggeusna nyapih


Kudu nyaksi ka sawadya bala
Prakara tua anom

70
Poma ulah rek gugup
Tanya deui masingna titi
Asal purwa pasea
Awal mula gelut
Lamun geus terang asalna
Sala siji nu kalah pamenta kami

Kudu bawa ka Jampang.

Anu meunang di Panjalu cicing


Saha bae jadi gagantina
Anu neruskeun kaprabon
Tetep jadi Tumenggung
Kitu deui kuring-kuring leutik
Ti Jampang bawa mulang
Lah aya nu kantun
Wadya bala anu tinggal

Pamajikan tetepkeun ulah rek gindi


Ng aula
Ngau la k a n u a n y a r .

Tah sakitu eta weling kami


Kabarudak nya ka Kampuh Jaya
Poma-poma ulah poho
Ayeuna mah geura jung
Bareng leumpang jeung Buni Sakti
Lajeng Den Kampuh Jaya
Nu
N u w u n id
idin
in R a t u
Cul nyembah bari ngunjungan
Lajeng pamit kadua ki Buni Sakti
Ti Jampang lajeng mangkat.

Bareng angkat jeung ki Buni Sakti


Turut jalan bari papariksa
Ku Buni Sakti dijereh
Teu aya nu kalarung
Purwa daksi raka jeung rai
Dungkap wekasanana

71
Taya nu kaliru
Den Kampuh Jaya miarsa
Caritana eta aki Buni Sakti
Mingkin angkatna gancang.

Raden Kampuh Jaya tambah gasik

Salir macan muru papanganan


Hayang beh tina hawatos
Kaduhung mun teu nyusul
Panasaran lamun balai
Bahal kinadah lampah
Luput nu dimaksud
Dua putra muga-muga
Kasampak walagri pada rapih-rapih
Ririh dina pangprangan.

Enggal kocap Kampuh Jaya sumping


Bade misah nyapih nu keur perang
K a Pan jalu enggeus
en ggeus anjo g
Anjog ka pinggir situ
Tuluy leumpang maju ka hilir
Di jalan sumoreang
Kakenca katuhu
Barina ngamanah manah
Pikeun nyapih misah nu keur perang tanding
Tanwande gagal baha.

Raden Kampuh Jaya nyaur deui


Ka ki Buni Sakti menta rempag
Urang buru tongtak bae
Buni Sakti ngawangsul
Leres kitu sim kuring ngiring
Enggalna Kampuh Jaya
Buni Sakti cunduk
Dungkap kakalangan perang
Masih nyampak engeus pada nyangking kiris

72
Kaburu ti Jampang datang.

Kampuh Jaya ningal giris miris


Ngej
Ng ejat
at lu n c a t ka teng
te ng ah ngah
ng ahaa dang
da ng
Huwak haok ngetan nguion
Ka putra nu keur tarung
Raden Kampuh Jaya ngalahir
Gusti mangke eureunan
Poma masing emut
Sumangga gan nanggah heula
Barang ningal sidik Kampuh Jaya Sumping
Kaget sami nyondongan.

Dua putra enggeus sami linggih


Katiluna Raden Kampuh Jaya
Ki Buni Sakti ngagedig

Opatan patutungku
Para Putra risi panggalih
Nget
Ng etak
ak n ga ma na h la m p a h
Kaduhung ku napsu
Bener omong paribasa
Nu k a d u h u n g tara
ta ra d a t a n g d ip a n d e u r i
Ayeuna katemahan.

Raden Kampuh Jaya pok ngalahir


Ka Den Arya Kancana raina
Den Arya Kuning saderek
Pun Paman nuwun malum
Mugi ulah jadi panggalih
Na ros
ro s asal l a nt a r a n
Awit purwa rusuh
Jeung saderek mumusuhan
Mapan aya wasiat aki pamali
Mantak pajauh bagja.

Dua Putra walon sami isin

73
Lalampahan anu geus kasorang
Sadaya geus rumaos
Margi tina kalangsu
Sungkan wirang bijil ati dir
Dirangsang ku amarah
Bijil hawa napsu

Tah kitu awal mulana


Jisim kuring serah pati neda hurip
Teu langkung karsa rnamang.

Kampuh Jaya nyaur sarta manis


Sih hapunten salira gamparan
Runtut rentet jeung saderek
Rempug rukun sing lulus
Raka rai masingna rapih
Pituah para sepah
Ayeuna kasebut
Kadarat jadi selebak
Sauyunan kacai jadi saleuwi
Kitu pok-pokanana.

Sayaktosna pun paman dumugi.


Kahareup an ngenba n dawuh rama
Pun Paman gandar masakon
Numa
Nu mawiwi PaPama
mann cunduk
Dikersakeun
Dikers akeun jadjadii paripih
Nyap
Ny apih
ih ny
nyaa a n j e u n pis
pisan
an
Nyaa a y e un a c u n d u k
Ny
Baha teu baha dipaksa
Dipariksa pun Paman jadi wawakil
Bijil ngalih Panggonan.

PUPUH MIJIL

Mangga agan sami ngalih linggih


Ulah dina jontor

74
Nu sa leu
Nusa le u tik
ti k t u h b e d a h ti ka
kale
lerr
Saayana abdi kuring leutik
Sarta para mantri
Poma ulah kantun.

Wadya bala sadaya ngariring


Bade ngalih enggon
Hanteu lami budal pindah kabeh
Kana tempat nusa sireum sumping
Abdi kuring leutik
Tetebah pahibut.

Sadayana pra mantri lalinggih


Nu
N u tua nu anom
Beres entep ngaderek parele
Teu paselang paselap nu calik
Mantri sami mantri
Pra sepuh ti payun.

Enggeu s rin
Enggeus rintih
tih rapih nu caralik
Den Kampuh wawartos
Nga
N ga w a r ta an ka sa ka be
behh bae
ba e
Enggeus teu rek diwiji-wiji
Rek menta disaksi
Kudu rempug rukun.

Rehna kula diutus ku Gusti


Ti Jampang sangkantong
Tah ayeuna ku kula dijerek
Supayana mambrih jadi rapih
Raka sareng rai
Maksud runtut lulus.

Raden Kampuh Jaya pok ngalahir


Den Arya ditaros
Ieu saha anu kagungan teh
Purwa asal nu gaduh milik

75
Raden Arya Kuning
Kuring anu gaduh.

Asal tadi kuring nampi milik


Ti rama sayaktos
Wasiatna nalika seseleh

Ditetepkeun jadi milik kuring


Jeung pangkat bupati
Lungguh di Panjalu.

Mapan bukti dungkap ka kiwari


Mangkon milik Lengkong
Tina kuring kumawani soteh
Lain pisan edir serik pikir
Julig ati dengki
Eta jeung pun dulur.

Kasigegkeun Den Aria Kuning


Jadina carios
Raden Arya Kancana digedeng
Raden Kampuh Jaya mariksa deui
Tuh tambakan hilir
Saha nu ngabendung.

Raden Arya Kancana ngalahir


Yasa kuring yaktos
Mula tadi nuju pikir supe

Kapanasan
Galagating jeung
diri kapikir gilig
Jalaran takabur.

Geus rumaos lampah jisim kuring


Ngala
Ng alang
ngga
garr p a p a n g k o n
Tah sakitu nu tadi direreh
Demi Allah teu rnunapek kuring
Sumawona dengki
Ngiri
Ng iring
ng ka
kars
rsaa s ep uh .

76
Saur dua putra geus kaharti
Sadaya kahartos
Raden Kampuh Jaya nyaur bae
Ka Raka Raden Aria Kuning
Bilih kotok meuting
Paribasa sepuh.

Mangga geura pendet deui ti hilir


Kagungan geus kosong
Geus kasundul kasumbang anjeun teh
Raden Arya Kuning seg ngalahir
Paman kajeun teuing
Simkuring teu sanggup.

Paman ontong panjang dipilahir


Geus kantenan kawon
Ayeuna mah kuma karsa bae
Sakarsa paman diiring
Den Kampuh weweling
Poma ulah bendu.

Sewu sukur kamanah ku Gusti


Nu sae nu aw
awon
on
Jail dengki wantu jeung saderek
Kawajiban urang bela pati
Raka sareng rai
Lulus runtut rukun.

Raden Kampuh Jaya nyaur deui


mugi sing kahartos
Jeung liana saksi-saksi kabeh
Marga sabab ayeuna geus yakin
Rucita rerepih
Kula anu mutus.

Jempe repeh abdi-abdi nguping

77
Den Kampuh papagon
Papakemna nu meunang nu eleh
Lampah dua putra raka rai
Tadi rebut milik
Perkara di situ.

Mangga rungu ulah jadi galih


Paman darma pakon
Terang welan gamparan nu eleh
Nu digir
di giran
angg k a s u n d u l ti hili
hi lirr
Pasti milik rai
Patut reujeung hukum.

Para Mantri sarta kuring leutik


Kudu pada ngartos
Tadi anu ku urang dijerek

Maneh tangtu
Den Aria eunggeus pada harti
Kuning
Kalapuh ku situ.

Raden Arya Kancana nu nampi


Paduna teu kawon
Tigas tatas mutus geus parele
Raden Kampuh Jaya nyaur deui
Ka Aria Kuning
Rek Paman diutus.

Kieu dawuh tadi Rama Gusti


Ti Jampang Sang Kantong
Sala siji putra anu eleh
Kudu bawa pun Paman nu ngiring
Kitu dawuh Gusti
Karsana kulanun.

Anu meunang milik kudu cicing


Ngag
Ng agen
en to
toss b u p a t o s

78
Kaayaan banda ka sakabeh
Salir barang pangeusi negri
Pasrahkeun sakali
Dawuhna kulanun

Ng angg
Ngan ggre
ress me
mela
lass De
Denn Aria
Ar ia Ku n i n g
Lajengna ngawalon
Jisim kuring sumeja ngaderek
Karna karsa dawuh Rama Gusti
Sumeja dek ngiring
Ka Paman kulanun

Moal mungpang baha jisim kuring


Ka karsa sang Katong
Geus rumaos jisim kuring eleh
Kamilikeun ka salira rai
Sanget sembah puji
Sukur ka Yang Agung.

Sigeg tunda Den Aria Kuning


Raina carios
Raden Arya Kancana nu anom
Mangga majeng ka payun bengalih
Pun Paman rek weling
Ng e mb a n r a ma P r a b u .

Reh ayeuna geus dihin pinasti


Karsa rama yaktos
Titis tulis salira anjeun teh
Sinugrahan ngagentos bupati
Tetap mangkon negri
Dayeuh di Panjalu.

Jeung masrahkeun sapangeusi nagri


Sareng Situ Lengkong
Ka tiluna pusaka sing hade

79
Kudu riksa pariksa sing resik
Kaopatna deui
Dawuh Rama Prabu.

Para Mantri abdi kuring leutik


Kudu sapagodos
Runtut rukun mambrih jadi hade
Ulah kirang pepeling ka abdi
Saliring panggalih
Ulah pagalituk.

P.UPUH MAGATRU

Ny el ang
Nyel an g h e u la s a ke d a p g e n t o s d i c a t u r
Den Kampuh Jaya pek malik
Pok nyaur ka kabeh batur
Kami ngemban dawuh Gusti
Dawuh ti Jampang Sang Kantong.

Sakalian netepkeun gentos Tumenggung


Arya Kancana Bupati
Lungguh jeneng di Panjalu
Ng a wu la k eu n ab
abdi
di -a bd
bdii
Menak kuring tua anom.

Kami pasrah saka


sakarsa
rsa ku ma ne h tu ru t
Ulah pasalia pikir
Kumaula masing suhud
Regepkeun papatah kami
Ngad
Ng adee p sare
sa rege
gepp tawalo.

Tah sakitu teu panjang kami miwuruk


Simpen titip dina ati
Ditungkus dina jajantung
Urang kudu lantip budi
Diimankeun ulah poho.

80
Praponggawa abdi leutik nyusul hatur
Sarehna nampi weweling
Wuwulang sarewu nuwun
Pangasih ka diri abdi
Muga-muga ulah po ho .

Puji sukur kumaula masing tutug


Teu genah kami rek pamit
Pamitan kami rek mundur
Ka Jampang geus lila teuing
Bilih Sanghiang ngabendon.

Lajeng hatur Kampuh Jaya ka sang Ratu


Pun Pam an dek pam it balik
Bade muru Rama Prabu
Ka Jampang nuwunkeun idin

Tangtu Rama ngantos-ngantos.

Raka Rai harita masih ngariung


Kampuh Jaya Buni Sakti
Patutungku bari munjung
Raka rai sami nangis
Rai nyuuh kana pangkon.

Keur pamitan rakana bari sumegruk


Rai Kakang kuma teuing

Melangna mah liwat langkung


Gan pamugi-mugi Rai
Salamet ngemban ka prabon

Sewu nuwun pidawuh Raka sakitu


Laksa keti abdi nampi
Menggah Raka bade kundur
Demi Allah ati abdi
Teu benten katilar maot.

81
Gan pamuga Rai nuhun lambat-lambut
Ngaa ul ak
Ng akee un ab
abdi
di-- ab
abdi
di
Jadi Tumenggung Panjalu
Ulah
Ula h supsupee siang wengi
Pandung a Raka diant os.

Raden Kampuh cengkat nyusul hatur


Ka Raden Aria Kuning
Ayeuna sumangga kundur
Ka Jampang ka rama Gusti
Tinggal ka prabon nu anom.

PUPUH SINOM
Den Kampuh Jaya pamitan
Pun Paman seja rek balik
Poma Putra singhiyatna
Geus nyepeng jadi bupati
Poma masing nastiti
Ny
N y e p e n g d a y e u h di Pa
Panj
njal
alu u
Poma ulah lalawora
Ngag
Ng ageu
euiningk
gkeu
eun n a b d i leu
le u ti k
Tah sakitu piwulangna tuang rama.

Poma ulah pasanakan


Ka menak ka kuring leutik
Kudu rata pangadilan
Hukum agama pulisi
Ulah rek pilih kasih
Kudu adil ngahukum
Pon lamun kulawarga
Ulah rek dipilih-pilih
Nyaa n e r a p k e u n h u k u m a n ma
Ny masi
sing
ngna
na r a ta .

Rupa bahan patanahan


Kudu garap mambrih hasil
Ny
N y a e ta ku p ep e la ka n

82
Nu aya
ay a p e d a h n a hasi
ha sill
Sadaya abdi-abdi
Ulah mumul nya wuwuruk
Saliring pepelakan
Abdi-abdi boga milik
Keur ngajag
ngajagaa bab ki payah kahi rupa n.

Jalan gawe jeung terusan


Pariksa miwarang mantri
Bisi aya karuksakan
Pikeun abdi wara-wiri
Jeung saliana deui
Bisi aya nu arurug
Tanah jalan jambatan
Urung-urung cukang awi
Bisi aya nu palid kabawa caah.

Tigas Bismilah rek mangkat


Sareng Den Aria Kuning
Geus lami nge
ngemban
mban dawuh
da wuh an
Bilih bendu Rama Gusti
Arya Kancana ngalahir
Sumangga putra ngajurung
Sareng unjuk ka rama
Sembah pangabektos kuring
Ulah supe nyuwun sih hibar pandunga.

Den Kampuh Jaya bral mangkat


Sareng Den Aria Kuning
Mulih ngabujeng ka Jampang
Risi ningal nu diiring
Mesum jeung ngerik galih
Kawas anu pundung nguwur
Ngar
Ng arar
aras
as m a m a n a h a n
Ngaw
Ng awin
inci
cik
k risini
ris ining
ng ati
at i
Ngaw
Ng awaw
awaaaass ng
ngawawaw
awanang g b e n d u n a ra
rama
ma..

83
Ny
N y a u r Ra
Rade
den
n Ka mp uh Jaya
Ng a wu
Nga wurr uk Den Arya
Ar ya Ku n in g
Reh katingal sesemonna
Poma Putra masing lantip
Budi manis parangi
Boh marah aya kaduhung

Sing emut kani kadar


Titis tulis enggeus pasti
Kudu pasrah rilah nya ka nu kawasa.

Duh emang asrah ti Allah


Demi Allah diri kuring
Gan henteu wantun mendakan
Kapangkon rama simkuring
Pisakumahaeun teuing
Tanwande rama teh bendu
Rumaos kuring salah
Laku lampah waktu dingin
Tah sakitu nu jadi sumeblak manah.

Pingkalihna hatur maap


Pamit rek nyimpang simkuring
Rilah teu rilah rek maksa
Sanajan idin teu idin
Poma unjukeun kuring
Sewu nyanggakeun bebendu
Laksa jadi auduka
Saketi mugi katampi
Bebenduna sakarsa abdi rek nyangga.

Raden musna tampa krana


Nyal
Ny alir
iraa ta y a nu ngir
ng iring
ing
Angkat karo wawayangan
Manah tambah-tambah nyeri
Angen sedih prihatin
Dumadakan mendak lembur

84
Leresan Sukapura
Lajeng Raden milu mukim
Kasigegkeun lami-lami hapuputra.

Hent eu panjang dipimanah


Ku Den Kampuh teu ditolih
Tapi ari manah melang
Sieun kabendon ku Gusti
Diwawar dina ati
Tan gtu na San
Sang g Prabu ben du
Nyaa mo
Ny moaa i d i k u m a h a
Pancen ngaulakeun Gusti
Lajeng mangkat enggal ngabujeng ka Jampang.

Harita Den Kampuh Jaya


Sarta abdi kuring leutik
Ka Jampang sadaya datang
Lajeng dumeuheus ka Gusti
Unjuk sembah jeung talim
Nges
Ng esod
od m a n d o sart
sa rtaa m u n j u n g
Munjukeun lalampahan
Sareh diutus ku Gusti
Ti Panjalu misah perang para putra.

Diunjukkeun sadayana
Dijereh taya nu kari

Awal dungkap ka wekasan


Asal benci jadi rapih
Putra Gusti lastari
Anu jeneng di Panjalu
Raden Arya Kancana
Ngag
Ng agen
ento
toss j e n e n g b u p a t i
Sarta rempag-rempug rukun wadya bala.

Sareng piunjukna putra


Para mantri kuring leutik

85
N g a h a t u r k e u n sala
Ng sa lam
m sembah
Lahir dumugi hing batin
Sareah pangkon Gusti
Kaduana Rabul Gapur
Hakna nu murbeng jagat
Ngaa n ti - ng an ti sia
Ng siang
ng we
weng
ngii
He nt eu sane
saness pand unga na Kangjeng Rama.

Sakitu piunjuk putra


Teu aya sanesna deui
Sareng menggah tuang putra
Rahaden Aria Kuning
Bareng mangkat jeung abdi
Waktu indit ti Panjalu
Name
Na meng
ng sa ten
te n ga
gahh j a la n
Leresan Malangbong weling
Pokna Paman kaula moal ka Jampang.

Ari sababna kaula


Tina sakalangkung ajrih
Teu wantun mendakan rama
Tan wand e be nd u ka kuring
Enggalna lajeng amit
Hanteu kenging dililipur
Diwejang direrema
Maksa bae putra indit

Ti simpangan Malangbong ngojengkang musna.


Sigeg nu ngajengkang musna
Henteu dikocapkeun deui
Sanghiyang lajeng ngandika
Prakara Aria Kuning
Ontong panjang dipikir
Urang ngan darma ngagaduh
Kajaba urang pasrah
Pati urip ka Yang Widi

86
Pasrah lila
lila dua anak kas lam eta n.

Taya geusan panasaran


Atawa sumelang ati
Gan aya oge pikiran
Mungguh ngaulakeun lahir
Ria risining ati

Melang kanu di Panjalu


Raden Arya Kancana
Jumeneng kana bupati
Supayana urang senang mamanahan.

Teu lian kamelang urang


Coba pikir masing lantip
Kieu maksud pakarepan
Ulah jadi sakit ati
Wayahna bela pati
Kudu pindah ka Panjalu
Taya geusan percaya
Jagarucita karisi
Sieun masih barudak gan pikirna.

Cul nyembah Den Kampuh Jaya


Leres pangandika Gusti
Abdi sumeja ngaula
Siang wengi karsa Gusti
Kumureb satya ati
Kajawi dawuh Sang Prabu

Sanghiyang seg ngandika


Katarima lahir batin
Kasatyaan kumaula Kampuh Jaya.

Seep geus taya hinggana


Hutang panarima kami
Tacan bisa nyambung dahari
Gan pangasih jero ati
Sugan baringsuk pagi

87
Kami bisa naur kaul
Sagala kacintaan
Masih jadi buah ati
Muga-muga di ahirna kalaksanan.

Gan ieu sahiji tanda

Hibah rek kasaksian


Supayana diganti nami
Ku sakabeh abdi-abdi
Sarta ponggawa mantri
Supaya papada ma'lum
Eta jeneng ayeuna
Nyaa R a h a d e n G ur u Haji
Ny Ha ji
Ibaratna kurnia bintang landian.

Unjuk sembah sadayana


Rempag pangandika Gusti
Na mi K a m p u h J a y a m u s n a
Guru Haji anu bukti
Ngal
Ng alan
andi
di ge
geus
usan
an saks
sa ksii
Landian anyar nu mashur
Guru Haji unjukan
Raos sakalangkung ajrih
Cedok nyembah nampi pasihan Paduka.

Disangga ku asta dada


Ditampi ku ati suci
Siang wengi moal hilap
Dianggep dipusti-pusti
Landian abdi tadi
Dipuja dipunjung-punjung
Diruat dirawatan
Ditampi pangasih Gusti
Pangandika mernah diembun-embunan.

Simkuring weling wakedap

88
Ka ahli pameget istri
Ny a ieu
Nya ie u b a b a d t u r u n a n
Putra putu pangkon Gusti
Poma masing gumati
Nu
N u ru t lampah nu k a r u h u n
Mugina kalaksanan
Kumureb setya ka Gusti
Mapan bukti pasondong jeung mamanisna.

PUPUH DANGDANGGULA
Unjuk hatur Raden Guru Haji
Sarta talim lajeng bae ngaras
Kapangkon dampal Sang Kantong
Kulanun abdi munjuk
Nu
N u w u n jiad
ji ad P a d u k a Gu s ti
Sadaya kalepatan
Mugi sih pamalum
Dihampunten kalepatan
Salir dosa anu ageung anu alit
Panduka ngahampura.

Hanteu sanes siang sarta wengi


Mung Paduka nu dipuja-puja
Nu
N u jad
ja d i g u m a n t u n g h a t e
Disangga dipupunjung
Tina harja adil binangkit
Ka abdi ponggawana
Pon ka putra putu.
Teu aya pisan hinggana
Kasaean mungguh nyepeng abdi leutik
Piwejang pangasihna.

Geus kadangu hatur Guru Haji


Ku Sanghiang Prabu Boros Ngora
Geus dihampura sakabeh

89
Pamit Raden angkat jung
Jeung sadaya abdi nu rek ngiring
Sumawon kulawarga
Sadayana milu
Ng
N g a j a j a p k e u n a n u p in d a h
Wantu-wantu keur pamili cantik manis
Pisah mindah panggonan.

Catur lampah di jalanna deui


Kuring menak jadi saaleutan
Ngal
Ng al eu
eutt n g p u n gk e u y n u ng a de r e k
Angkatna teu paseluk
Para menak campur jeung kuring
Sajalan sukan-sukan
Sowara ngaguruh
Para amtenar ngagakgak
Para abdi bawaning ku suka ati
Aya nu bobodoran.

Bungah manah Raden Guru Haji


Jeung garwana bareng para putra
Putu kaponakan kabeh
Tutunggangan kacatur
Warna rupa henteu diwincik
Aya nu tunggang kuda
Nu
N u jo li n u t a n d u
Aya nu jalan badarat
Para menak pameget sartana istri
Tandu grebong tunggangna.

Sigeg catur enggeus lami teuing


Nu di jala
ja lan
n h e n t e u d ic ar it a
Sanes pasal kacarios
Catur Raden Tumenggung
Mangun suka keur seneng galih
Raden Arya Kancana

90
Nu m a n g k o n Sa
Sang
ng Pr abu
ab u
Teu lian wulang piwejang
Diimankeun wuruk Kampuh Jaya tadi
Dianggap salamina.

Sigeg heula catur nu rek sumping


Keur di jalan ngutus hiji jalma
Tiheula hatur carios
Nu d i u t u s en
engg
ggeu
euss bu
buii
Tuluy hatur sembah ka Gusti
Abdi awon pisembah
Rama bade rawuh
Moal lami oge dungkap
Raden Guru Haji kapayunan Gusti
Sareng sagarwa putra.

Bingah kaget sayagi nu sumping


Sang Bupatya enggalna titimbal
Pahurmatan jeung karasmen
Calung pantun jeung angklung
Tarawangsa reujeung karinding
Suling tarompet penca
Badingdang nu pungkur
Melas-melis tarompetna
Pikeun mapag ayeuna kudu arindit
Guru Haji ti Jampang.

Jeung tambahan tarebang birahi


Saayana kopak sarta genta
Kekeprak reujeung keleneng
Disambung umbul-umbul
Kanan kiri lir katumbiri
Banderana paselang
Ti kenca katuhu
Kocap nu mapag geus mangkat
Sarta muni tatabeuhan asa kaindit

91
Camp
Ca mpuh
uh bareng
bare ng n u surak

Henteu kocap di jalanna deui


Kacaturkeun harita patepang
Nu di pa
papp ag geus
ge us p a s o n d o n g
Caturkeun bae maju
Enggeus dun gka p kajer o negr negrii
Ear surak nu mapag
Campuh jeung tatamu
Sang Prabu kaget kaluar
Karsa mapag jebul Raden Guru Haji
Enggal lajeng dicandak.

Enggeus lenggah Raden Guru Haji


Kantun istri putra nu di luar
Mindo kaluar sang Katong
Ny
N yumanggakeun tatamu
Para istri sumangga calik
Geus calik sadayana
Barengna Sang Prabu
Para mantri wadya bala
Di mandapa abdi-abdi kuring leutik
Hem pak sami nge ure una n.

Raden Guru Haji sembah talim


Lajeng ngaras kapangkon ngunjungan
Dirontok sarta dikaleng
Duaan patutungku
He nt eu nya na Paman bad e ngalih
Putra saklangkung bungah
Teu nyana sarambut
Bisa papendak jeung Paman
Bareng bibi para kadang anu ngiring
Puji Alhamdulilah.

Lajeng nyaur ka Ki Buni Sakti

92
Sarta rcncang nimbalan sadia
Sangu wedang masih tereh
Baris suguh tatamu
Hent
He nteu
eu lami enggeus sayagi
Katuangan ngabarak
Wedang bareng sangu

Di padaleman di luar
Seg ngadawuh Sang Bupati kanu calik
Ny
N y u m a n g g a k e u n d al a ha r .

Ny elan
Nyel ang g m a t u r Ra
Rade
den
n G u r u Ha
Haji
ji
Reh pun Paman diutus ku Rama
Ngin
Ng in tu
tunn sala
sa lamn
mnaa Sang Ka to n g
Pingkalih kapiunjuk
Menggah lampah pun Paman dugi
Sartana sarimbitan

Dungkap
Purwa ka Panjalu
daksi kersa Rama
Ka pun paman reh Rama sumeja ngalih
Pun Paman kedah pind ah.

Anu mawi ayeuna dumugi


Kahareupan palenggah gamparan
Pun paman bade dumerek
Mukim mangkon Panjalu
Wekas Rama jeneng Papatih
Malah digentos ngaran
Pangasih Sang Prabu
Asal nami Kampuh Jaya
Karsa Rama digentos Den Guru Haji
Kitu pitungkas Rama.

Sang Bupatya ngalahir jeung manis


Ka Den Guru Haji ngawalonan
Rewu laksa langkung atoh
Tambah bungah kalangkung

93
Henteu aya hinggana deui
Pangasih kanugrahan
Gede manan gunung
Gunung soteh ibaratna
Jero ati hakna dipasihan Patih
Guru Haji buktina.

Para abdi nu ti Jampang masih


Di payunan sami unjuk sembah
Abdi nuwunkeun permios
Ayeuna bade mundur
Bade mulang geus lami teuing
Sang Prabu angandika
Sukur geura mundur
Jeung titip sembah ka Rama
Henteu lian ngahaturkeun sembah bakti

Sarta nuwun pandunga.


Tutas dawuh abdi-abdi indit
Sami mulang ngabujeng ka Jampang
Sigeg ayeuna carios
Nu k a n t u n di Panj
Pa nj alu
al u
Aya Rahaden Guru Haji papatih
Tacan ngalih panggenan
Masih di Kadatun
Lajeng miwarang tetebah
Para abdi harita paturon rapih
Samar nu anyar dungkap.

PUPUH ASMARANDANA

Caturkeun heula nu balik


Wadya bala nu ti Jampang
Sakedap rek dicarios
Turut jalan caturan
Ny
N y a t u r k e u n la lamp
la mpah
ah an

94
Keur waktuna di Panjalu
Ning
Ni ngal
al rea
re a k a a n e h a n .

Resep resmi ningal cai


Muter ngubeng padaleman
Horeng kitu ari Lengkong

Kongas kacaturkeunana
Katatangga nu lian
Paingan mantak kayungyun
Ditingal ti kaanggangan.

Neg ri k a p u t e r ku cai
Negri
Padaleman dina nusa
Lengkong ngawengku karaton
Katon ningal perhiasan
Santosa perjagahan
Pintu jalan cukang padung
Hurung tempat kapatihan.

Di jalan teu ko ca p deui


Ka Jampang harita dungkap
Lajeng ngadeuheusan bae
Kasondong Sanghiyang lenggah
Lajeng bae mariksa
Ka abdi nu ti Panjalu
Kuma beja lalampahan.

Cul nyembah abdi pra mantri


Unjuk hatur lalampahan
Boyong nu ngalih parantos
Henteu aya kakirangan
Tetep di kapatihan
Panggenan ujung winangun
Prabot tugenah sadaya.

Sanghiyang lajeng ngalahir

95
Puji sukur ka sadaya
Sigeg nu pindah parele
Taya genah panasaran
Henteu sumelang manah
Gan pamuga lulus mulus
Mulya badan sampurna.

Sige
Sigeg
g abdi par a mantr
ma ntr i
Harita sami bubaran
Didawuhan ku Sang Katong
Saimahna- saimahna
Budal tipadaleman
Sigeg di Jampang manggung
Panjalu putra carita.

Den Arya nyepeng bupati


Guru Haji papatihna
Lami nyepengan bupatos
Carios rea putrana
Sarta dunya baranah
Meh ampir henteu kaitung
Tina kareaan dunya.

Kocap para putra tadi


Taya pisan nu tumandar
Kana lampah anu sae
Marga karuat ku dunya
Teu aya nu beriman
Kaliputan ku pangyuyu
Lepat manah kahurmatan.

Rama gan sedih prihatin


Ninga
Nin gall la m p a h pa
para
ra p u t r a
Taya nu salim nu saleh
Teu lian micara barang
Anu jadi rebutan

96
Turta aing masih ujud
Angot mun aing geus ajal.

Taya geusan seneng ati


Rea uang sugih barang
Bingbang manten nyeri hate
Tetela jadi mamala
Mahalana laksana
Diri sanubari guyur
Ngaw
Ng aw an
angw
gw ang
an g la m p a h b a r u d a k .

Gan poma baringsuk pagi


Tah ain
aing
g hibat
hib at wasiat
Kaanak-anak sakabeh
Sumawonna ka nu Han
Dikadar kanugrahan

Ulah maksud hayang punjul


Sakadar sandang jeung pangan.

Ulah beunghar cara aing


Sabab enggeus katemahan
Di luhur enggeus dijereh
Henteu panjang dicarita
Tangtuna kalah papan
Patepung anu dicatur
Masih Den Arya Kancana.

Lami nyepengna Bupati


Sugemah di padaleman
Karaton di nusa Lengkong
Keur ngararas raras manah
Tina geus kasepahan
Ny e pe n g da me
mell di Pa
Panj
njal
al u
Karsa sumeren ka Putra.

Lajeng ngutus nyaur patih

97
Harita utusan mangkat
Ka kapatihan geus anjok
Den Patih lajeng mariksa
Maneh rek naon beja
Hatur gamparan disaur
Ayeuna ka padaleman.

Raden Patih enggal indit


Ka padaleman geus dungkap
Lajeng ngadeuheusan bae
Kasondong Sang Prabu lenggah
Dideuheus para putra
Para garwa putra putu
Kempalan di padaleman.

Sang Prabu lajeng ngalahir


Patih nu matak diogan
Sarta barudak sakabeh
Kaula hibah ka Paman
Pasrah eta barudak
Sarta banda kaya urus
Sasesana ngula sara.

Lajeng kaduana deui


Anak anu panggedena
Ny
N y a e t a Sa
Sang
nghi
hian
ang
g Teko

Nu namp a kabupatian
Nu
Jadi gegentos kula
Katelah Dalem Celanglung
Na m p i p a n j e n e n g a n Ra
Rama
ma .

Katilu Ama weweling •


Upama dungkap di mangsa
Ulah ingkah sejen enggon
Ny ie
ieuu n ka lu a t k u b u r a n
Ny a e ta p a m a k a m a n

98
Beulah wetan aya dukuh
Munar astana di nusa.

Dumugi jaman kiwari


Gumelar dungkap ayeuna
Wujud sareatna yaktos
Tah pitutur tina babad
Sarta piwulang Rama
Ngag
Ng agal
alur
ur tina
ti na p i t u t u r
Ngan
Ng anti
tian
an g e n to s R a m a n a .

PUPUH KINANTI

Teu lami harita ngangluh


Lajeng wapat Sri Bupati
Ear garwa nu midamdam
Para putra anu nangis
Jebul Raden Patih dungkap
Titimbal kumpulkeun abdi.

Para sepuh geus karumpul


Para mantri geus sarumping
Wadya bala geus daratang
Para istri garwa mantri
Santana reujeung memenak
Panghulu ketib jeung modin.

Anu ngalayad Sang Ratu


Padaleman heurin usik
Pakepruk jalma di latar
Raracik baris paripih
Keur helaran ka astana
Upacara ngiring majid.

Dilebet pahibut guyur


Para Putra rebut milik

99
Teu ngarapeda nu wapat
Teu eling ka weling tadi
Karama waktuna hibat
Para putra teu merduli.

Wasiat anu kapungkur


Ayeuna kapanggih bukti
Dunya taya paendahna
Henteu mangpaat kadiri
Samalah hibat wasiat
Sang Prabu waktu ngalahir.

Sigeg putra nu keur guyur


Maid ulah lila teuing
Sadia pikeun ngulasan
Para ahli ketib modin
Lajeng nyiraman palastra
Dibawa ngalih ka bumi.

Parant os lajeng di bung kus


Sakuma adat talari
Lajeng maid di salatan
Saprantosna kana katil
Dicandak lajeng ka makam
Prantos ngurebkeun marulih.

Sinigeg nu wapat putus


Henteu dikocapkeun deui
Bagi waris pahajatan
Henteu kacarita deui
Adat biasa lumampah
Cag ecag nuturkeun deui.

Ari anu kapicatur


Pikeun gegentos bupati
Lulus nya putr
pu traa nu calik
calik

100
Raden Arya Kuning nami
Sabab keur jumeneng Rama
Geus hibat ka Raden Patih.

Kasebat Dalem Cilangkung


Mashur dungkap kakiwari
Mangkon panjenengan Rama
Sarta rempug abdi-abdi
Kuring menak wadya bala
Satya asih sugih mukti.

Mangkon Tumenggung Panjalu


Kacarios lami-lami
Geus kagungan dua putra
Jaler kalih sami pekik
Sami dedeg pangadegna
Santosa salira gilig.

Na mi d ua p u t r a m a s h u r
Nami
Rakana nu nomor hiji
Rahaden Dulang Kancana
Adi nomor dua nami
Raden Kadaliru kocap
Ungel babad anu yakin.

Sigeg Rama kapicatur


Lami nyepengna Bupati

Keur ngamanah salirana


Ng arar
Ngar aras
as yu
yusw
sw a ge
geus
us ahir
ah ir
Karsa seseren Putra

Manawa pareng jeung tulis.


Lajeng
Laje ng bae Sang Pra
Prabu
bu
Harita nyaur Den Patih
Utusan enggeus bral miang
Ka Den Patih enggeus nepi
Den Patih lajeng mariksa

101
Kuma dawuh Kangjeng Gusti.

Cul nyembah utusan matur


Gamparan kedali kairing
Disaur ka padaleman
Lajeng angkat Raden Patih
Kasondong Sang Prabu lenggah
Mendek nyembah sarta talim.

Hariring Sang Ratu nyaur


Ngal
Ng alah
ahir
ir ka Rade
Ra de n P at ih
Kieu nu matak diogan
Perelu urang badarni
Tina enggeus kakolotan
Dipenta rempagna Patih.

Kieu kula nya pamaksud


Masrahkeun jeneng Bupati
Ny
N y a e t a k a d u a ana
an a k
Sala siji anu jadi
Kitu kahayang kaula
Sarta rempug kuring leutik.

Raden Patih nyembah sujud


Ngirin
Ngi ring
g d a w u h ka
kars
rsaa G u s ti
Abdi dumerek ka karsa

Kitu
Moal deui
aya abdi-abdi
n u sulaya
sulay a
Gagalna gang abdi-abdi.

Sukur Patih lamun kitu


Ayeuna geura badami
Jeung sakabeh wadya bala
Luar jero abdi-abdi
Jeung sadia karesmian
Karamean masing rapih.

102
Ng istr
Ngis tren
enaa n n ga n gk a t T u me n g g u n g
Pasti isuk poe Kemis
Den Patih nyembah unjukan
Pamit wangsul dek badami
Lajeng mangkat ka paseban
Ng
N g u tu
tuss n y a u r pa
para
ra m a n t r i .

Harita keneh burudul


Abdi-abdi para mantri
Den Patih lajeng titimbal
Isuk dina poe Kemis
Karsa pasrah ka jene nga
ngan
n
Sarta ngistrenan sakali.

Ayeuna geura mundur


Sadia pikeun raracik

Papaes pikeun ngistrenan


Papakean sing raresik
Kitu deui tatabeuhan
Ulah tinggal titalari.

Isuk dina pukul tujuh


Ulah elat sarta rapih
Bareng reujeung tatabeuhan
Gamelan tarompet suling
Bareng-bareng jeung badingdang
Tarawangsa jeung kacapi.

Tamat titimbalna rampung


Caturkeun isukna deui
Para ponggawa daro ngka p
Abdi para mantri sumping
Ngab
Ng abar
arak
ak d i k a p a t i h a n
Ng
N g a nt o s d a w u h a n Den
De n Pati
Pa ti h.

Jebul Den Patih ngadawuh

103
Eh sakabeh para mantri
Saayana pra ponggawa
Hayu urang bareng indit
Harita bral bubar mapag
Sang Prabu kasondong linggih.

fcul nyembah Den Patih munjuk


Sih pangaksa gebal Gusti
Kumaha nu jadi karsa
Wireh parantos sayagi
Abdi-abdi praponggawa
Ngan
Ng anto
toss j e n g k a r S r in ar p a ti .

Lajeng ngadawuh Sang Prabu


Ka Den Guru Haji Patih
Sadiakeun tutunggangan

Jampana tandu jeung joli


Upacara banderana
Tatabeuhan kitu deui.

Kaluar Den Patih ngatur


Ng a tu
turr a n u ba
bari
riss ng
ngiri
iring
ng
Elaran tipadaleman
Harita geus rintih rapih
Jebul Sang Bupatya jengkar
Putra miwah garwa Gusti.

Ribut pahibut mangkat jung


Tatabeuhan kabeh inuni
Ear ngaguruh nu surak
Tina suka seneng ati
Sigeg teu panjang carita
Kakapatihan geus sumping.

Cu nduk
Cund uk cat ur sami lungguh
Jaksa panghulu papatih

104
Para ponggawa santana
Para mantri kuring leutik
Jempe repeh tatabeuhan
Ngan
Ng anto
tosa
san
n d a w u h a n Gu s ti .

Hariring Sang Ratu nyaur


Geus henteu diwiji-wiji
Kanu kolot kanu ngora
Kulawargi kuring leutik
Kula menta disaksian
Masrahkeun jeneng bupati.

Tapi kieu nyapamaksud


Madak rempug abdi-abdi
Nyaa ieu b a e ka a n a k
Ny
Raden Arya enggeus pasti

Kula pasrah ka sadaya


Teu diwincik hiji-hiji.

Prantos Sang Prabu ngadawuh


Ka sadaya kuring leutik
Unjuk sembah sadayana
Rempag sadawuhan Gusti
Henteu aya anu mumpang
Sujud sukur ka yang Widi.

Putus ngistrenan tumenggung


Jedur mariemna muni
Ger surak bareng tabeuhan
Pajemon asa kaindit
Harita lajeng bubaran
Ngaa de
Ng derr ek di p a n c a n i ti .

Sigeg ka karaton rawuh


Catur abdi anu ngiring
Ti padaleman bubaran

105
Ka tempatna masing- masing
Ngis
Ng is tre
tr e na
nann P u t r a pa
pala
last
stra
ra
Raden Kancana Bupati

Rama tapakur di pungkur


Putra jumeneng bupati
Henteu lami kacarita
Rama ngangluh kenging sakit
Dumugi harita wapat
Teu yasa walagri deui.

Palastra Sang Prabu sepuh


Wapatna enggeus sasasih
Henteu panjang dicarita
Catur putra nu ngaganti
Sareng hiji saderekna

Rahaden Arya Kadali.


Jeung saderek runtut rukun
Runtut rentet sarni asih
Henteu sumulengkang manah
Raka rai langkung rapih
Kitu deui wadya bala
Abdi mantri kuring leutik.

Kakocap Raden Tumenggung


Keur panuji sugih mukti
Lajeng nyaur ka raina
Ka Rad en Arya Kadali
Kieu paniatan kakang
Ny
N y e l e h k e u n je ne n g b u p a t i .

Cul nyembah barina sujud


Rai kana pangkon Gusti
Raka ulah kitu manah
Naa o n a n u ja di gal
N galih
ih

106
Atawa kasesah manah
Sumangga nanggel pun Rai.

Raka na engga
Rakana enggall nga da
dawuh
wuh
Adi teu susah teu risi
Entong panjang dipikiran
Engkang geus dingin pinasti
Kudrat iradat kaula
Geus dipasti masing-masing.

Ari anu rek dimaksud


Kakang patilar jeung Rai
Rek pindah misah panggenan
Tuh lebah te mpa t Cibeunying
Ngiras
Ngi ras p ik
ikee u n p a m a k a m a n
Didinya geusan nya mukim.

Rai ngawalon jeung mesum


Langkung karsa Raka Gusti
Sang Prabu
Pra bu enggal
enggal nimb
nimbalan
alan
Ng
N g u m p u l k e u n Po
Pong
ngga
gawa
wa Mant
Ma ntri
ri
Wadya bala sadayana
Jaksa panghulu papatih.

Harita utusan jebul


Jeung sadaya abdi-abdi
Praponggawa sadayana
Padaleman heurin usik
Sang Prabu kasondong lenggah
Geus calik di pancaniti.

Enggal ngadawuh Sang Prabu


Ka sadaya abdi-abdi
Kieu nu matak diogan
Dipenta rempug ku kami
Masrahkeun ka bupatian

107
Ka rai Raden Kadali.

Walon sadaya gumuruh


Sadayana abdi-abdi
Saprantosna lajeng ngaras
Nyan
Ny an gg
ggak
ak eu
eun n s il at u r a h mi
Ka Sang Bupatya rakana
Ny
N y u w u n ji a d b e r k a h Gust
Gu st i.

Sang Ratu sepuh ngadawuh


Geus taya hinggana deui
Tarima dunya aherat
Lahir tumeka hing batin
Pandunga ka salametan
Geus henteu diwiji-wiji.

Tutup catur rila mundur


Ngis
Ng istr
tren
enan
an en
engg
ggeu
euss sales
sa lesih
ih
Pada sasami bubaran
Ka te mpmpat
at na masing-masing
Sigeg rakana teu kocap
Catur nu jeneng bupati.

Lulus mulus Den Tumenggung


Taya bincara bincari
Satampina ti rakana
Harja negri tambah resik
Abdi-abdi suka manah
Kumaula satya asih.

Enggalkeun bae pitutur


Jumenengna enggeus lami
Enggeus kagunganeun putra
Pameget santosa pekik
Bangbang Sayogya salira
Cacalon kangge narpati

108
Nami putra nu kasebut
Na
Raden Marta Badadahin
Geus sedeng dedeg yuswana
Harita Srinarapati
Keur ngamanah salirana
Mucung barina weweling.

PUPUH PUCUNG

Bapa pucung ka putrana lajeng nyaur


Putra ngadeuheusan
Ramana lenggah ngagedeng
Sang Bupatya ngadawuh hibat ka putra.

Paniatan Ama manawi dikabul


Sarta karempugan
Kukuring-kuring sakabeh
Rek nyelehkeun masrahkeun ka bupatian.

Keur pamuga ujang kudu bae sanggup


Naa m p a k a je n e n g a n
N
Poma-poma kudu daek
Sabab Ama geus teu kaduga lumampah.

Putra calon ka ramana lajeng matur


Gusti langkung karsa
Abdi sumeja dumerek
Siang wengi kumureb karsa panduka.

Puji sukur ujang ari enggeus sanggup


Ama rek bebeja
Jeung para ponggawa kabeh
Kulawarga kuring menak saayana.

Sigeg putra Sang Bupatya lajeng ngutus


Sahiji ponggawa

109
Raden Patih masing tereh
Ki utusan harita enggeus bral mangkat.

Ki utusan ka kapatihan geus cunduk


Den Patih mariksa
Maneh aya naon gawe
Ng
N g e m b a n d a w u h a ta wa k a r e p s ora
or a ng an.
an .

N u n s u m u h u n p ario
Nu ar ioss a b d i d i u t u s
Disaur gamparan
Ku abdi kudu kaderek
Gusak-gasik Raden Patih ngadeuheusan.

Henteu kocap dijalan catur geus cunduk


Kasondong keur lenggah
Lajeng ngadeuheusan bae
Hurmat talim tungkul mando dipayunan.

Sang Bupatya ka patih lajeng ngadawuh


Nu
N u m a t a k di og an
Perluna niat kula teh
Rek masrahkeun nyelehkeun kabupatian.

Anu baris diangkat kana Tumenggung


Raden Marta Baya
Poma mangka rempug kabeh
Niat
Ni at ku
kula
la p o e isuk
is uk p a p a s r a h a n .

Mangsa barang adat talari kapungkur


Pakeun kahurmatan
Masing rame kaparele
Tigas
Tigas daw uh Den Pat ih lajeng kaluar
kaluar..

Gusak-gasik Raden Patih enggal wangsul


Lajengna titimbal
Ka para mantri sakabeh
Sanggeus kumpul lajeng ngembankeun dawuhan.

Reh kaula ngemban dawuhan Sang Prabu

110
Karsa Sang Bupatya
Ka putra bade seseleh
Poe isuk papasrahan jeung ngistrenan.

Wadya bala ponggawa kudu karumpul


Sarta tatabeuhan
Pame nta ula h talangke

Jam dalapan isuk sadaya sadia.


Tutas dawuh sadayana amit mundur.
Harita bubaran
Sakedap rek make-make
Jeung sadia raracik keur karamean.
Tina perjanjian harita geus kumpul
Tetebah geus tutas
Kantun mapag Sang Bupatos
Lajeng mangkat sadaya ka padaleman.

Rad en Patih ngad euheu san ka Sang Prabu


Reh prantos sadia
Abdi ponggawa sakabeh
Sang Bupatya ka patih lajeng ngandika

Sadiakeun joli jampana jeung tandu


Pacara bandera
Tatabeuhan kelewer rontek
Matur Patih prantos taya kakirangan.

Sang Bupatya ti padaleman geus lungsur


Sarta putra garwa
Den Marta Baya panganten
Nu
N u n ga ge nt o s n a m p i p a n j e n e n g a n r a m a .

Lajeng jengkar nitih jampana jeung tandu


Seperti helaran
Bandera kelewer rontek
Tatabeuhan ear ti hareup ti tukang.

Enggal catur kapajemon enggeus sumping

111
Lajeng sami lenggah
Abdi ponggawa ngaderek
Pra santana sepuh anom sadya lenggah.

Jempe repeh hariring Sang Prabu nyaur


Eh abdi sadaya
Sarta ponggawa sakabeh
Ka sada
sadaya
ya kami me nt a disaksian.

Maksud kami ayeuna rempug teu rempug


Dipenta rempugna
Ka jenengan kami seleh
Nyaa ka ie
Ny ieuu a na k R a d e n Ma
Mart
rtaa Ba
Baya
ya..

Sadayana abdi-abdi walon nuhun


Rempag sadayana
Teu sanes abdi ngaderek
Kitu deui ka putra sadya ngaula.

Sanggeus tutug putus ngistrenan panghulu


Lajeng maca dunga
Pra ponggawa hamin kabeh
Muga-muga raharja kasalametan.

Raden Patih ngesod nyembah amit mundur


Ka rama ka putra
Tidinya bral munjung kabeh
Saprantosna bubaran kapadaleman,

Wadya bala bubar ngaderek Sang Prabu


Saprantosna dungkap
Mundur wadya bala kabeh
Pada mulang satempatna saimahna.

Sigeg tunda Den Marta Baya Tumenggung


Kacatur ramana
Ngan
Ng angl
gluh
uh sab
sa b ad
adaa sese
se sele
lehh
Lajeng wapat palastra hen teu dikocap.

112
Lajeng ca tu r Den Marta Baya Tumen ggung
Geus kagungan putra
Santana salira kasep
Panjenengan Raden Arya Nati Baya.

Geus diangkat jumeneng jadi Tumenggung

Ng a ge n to s r a ma n a
Sang Prabu sepuh nu lereh
Henteu lami rama lajeng bae wapat.

Kacarios Den Tumenggung anu nanjung


Geus kagungan putra
Dua sami pangguh kasep
Nu kas
ka s eb
ebaa t r a k an a Dale
Da lem
m S u ma la h .

Panjenengan raina anu kamashur


Arya Sacanata

Runtut rentet jeung saderek


Sami dedeg cacalon kabupatian.

Sigeg putra kacatur Sang Prabu sepuh


Tina enggeus sepah
Karsana bade sumeleh
Ka putrana nu nami Dalem Sumalah.

Lajeng bae Sang Prabu karsa berhimpun


Jeung para ponggawa
Sarta wadya bala kabeh

Waktu eta geus pepek sawadya bala.


Sang Bupatya putra garwa sami lungguh
Di medan kalangan
Lajengna ngadawuh bae
Kasadaya praponggawa saayana.

Anu matak maneh ayeuna disaur


Manawana rempag
Pasti ayeuna seseren
Ka jenengan ka anak Dalem Sumalah.

113
Abdi-abdi sadaya ngawalon rempug
Sakarsa Panduka
Abdi sumeja ngaderek
Ngaa se lake
Ng la keu
u n k a je n e n g P u t r a P a n d u k a .

Putus dawuh sadayana sami mundur

Paragat bubaran
Ponggawa abdi sakabeh
Masing-masing pada mulang ka imahna.

Kacarios henteu lami Dalem sepuh


Ngan
Ng angl
gluh
uh l a je n g w a p a t
Nu
N u wa p a t sin
sinige
igegg bae
Enggal catur Den Tumenggung nu gumelar

Henteu lami jumenengna Den Tumenggung


Ngan
Ng ang
g lu
luhh la
laje
jeng
ng w a p a t
Tilu tahun lamina teh
Lajeng bae digentos ku saderekna.

Ni larr p u t r a d u a masi
Nila ma sih
h keneh lembut
Sinigegkeun putra
Catur gentosna bupatos
Raden Arya Sacanata saderekna.

Enggeus lami Den Arya jeneng tumen ggun g


Kocap deui putra
Yuswa dedegna geus sampe

Pigentoseun Raden Arya Sacanata.


Raden Wira Baya Putra anu marhum
Ny
N y a Dale
Da lem
m S u m al ah
Diselangan ku saderek
Lami-lami Raden Arya Sacanata.

Karsa lereh masrahkeun jeneng tumenggung


Ka eta alona
Raden Wira Baya anom
Geus ditampi ku putra kabupatian.

114
Sinigegkeun Den Wira Baya Tumenggung
Kocap Kangjeng Paman
Tina saprantos seseleh
Lajeng pamit bral jengkar ka patapaan.

Ganda Kerta tempatna dianggo lungguh

Sige
Sigegg te u di ko ca p
Ni larr P u tr a b u r e y k e n e h
Nila
Eta Putra nami Raden Wira Dipa.

Sinigegkeun cat ur nu jene ng tume nggu ng


Sinigegkeun
Geus kagungan putra
Salira dedeg tur kasep
Panjenengan nami Raden Wira Praja.

Kaleresan harita keur sami kumpul


Hempak dideuheusan

Ku para ponggawa kabeh


Enggal nyaur kami pasrah ka jenengan.

Tah nya anak ku kami dipenta remp ug


Raden Wira Praja
Praponggawa walon kabeh
Kaulanun teu langkung karsa Panduka.

Saprantosna abdi-abdi lajeng munjung


Lajengna bubaran
Saimah-imahna bae

Sang Parabu jeung putra kapadaleman.


Sang Parabu sepuh lajeng bae pupus
Saadat biasa
Ulat sarat geus parele
Adat lumbrah anu wapat geus palastra.

Lulus mulu s put ra nu man gk on tumen ggun g


Raharja nungrahan
Sugih mukti jeung kamukten
Abdi-abdi suka ma na h kuma ula.

115
Sigeg heula Den Tumenggung nu geus nanjung
Kaselag carita
Tunggal runtun eta keneh
Catur heula Den Wira Dipa puputra.

Naa m i p u t r a a y e u n a a n u kas
N ka s eb
ebaa t
Den Cakranagara
Murangkalih dedeg sampe
Pangguh timpuh sayagya pikeun bupatya.

Siang wengi murangkalih di kadatun


Wantu diri putra
Ku Kangjeng Paman dineneh
Dipiwulang lampah jalan kahadean.

Sigeg putra alona teu kapicatur


Kocap sang bupatya
Ng an
angg lu
luhh laje
la jen
ng wapat ba e
Panjengan pegat katampi alona.

PUPUH MAGATRU

Den Tumenggung Wira Praja anu pupus


Ayeuna enggeus lastari
Tadi hibarna kapungkur
Lamun geus tepi ka jangji
Nya
N ya k u b u r di Wa
Waru
ru D o y o n g .

Henteu panjang sinigegkeun anu pupus


Catur nu jeneng bupati
Tina parempugna sepuh
Sarta abdi kuring leutik
Cakranagara gegentos.

Geus kamashur diangkat jadi tumenggung


Gilig parangi berbudi
Ampuh lungguh sarta suhud

116
Kuring leutik suka asih
Kumaulana tawalo.

Geus kagungan putra sahiji tur ampuh


Dedeg salira raspati
Parangi salira alus
Nami
Na mi e ta m u r a n g k a l i h
Cakranagara kapindo.

Tina lami rama geus kalangkung sepuh


Lajeng nyaur Raden Patih
Reujeung abdi para sepuh
Teu lila sami sarumping
Kapadaleman geus anjog.

Dalem Demang Cakranagara geus lungguh


Jeung putra dipancaniti
Dalem tidinya ngadawuh
Dipenta rem pug ku kami
Ny
N y e l e h k e u n ieu
ie u k a p r a b o n .

N ya ka a n a k Ca
Nya Cakr
kr an
anag
agar
araa n u m a s h u r
Masrahkeun jeneng bupati
Hatur sadayana rempug
Hen teu langkung karsa Gusti
Siang wengi abdi ngantos.

Tutas mutus harita ngangkat tumenggung


Abdi abdi suka ati
Lajeng sadayana munjung
Tigas munjung amit balik
Geus bubaran ti karaton.

Tetep lulus anu mangku di kadatun


Kacaturkeun lami-lami
Dalem Demang enggeus pupus
Mulasara geus salesik
Di pendem mundu kasohor.

117
Cag nu wapat catur putra anu mangku
Santosa gilig berbudi
Budi manis sarta lungguh
Mungguh nu jadi bupati
Patitis Sang Prabu anom.

Ng irin
Ngir ing
g da
dame
mell saka
sa kars
rsan
anaa l a n g k u n g s u h u d
Pinter rajin jeung binangkit
Nu
N u j u dina
di na kira
ki ra w a k t u
Na mp i l a p o r n a Ki Malim
Mal im
Mas Warga Naya nu kahot.

Unjuk hatur sareh aya hiji maung


Ng a h a k a n k u d a j e u n g m u n d i n g
Kaget Sang Bupati nyaur
Kumpulkeun sakabeh abdi
Naa b e u h tang
N ta ngga
gara
ra k u k e m p l o n g .

Aki Malim enggal ditimbalan nutur


Niti
Ni tik
k la
lari
ri dina
di na pa
pasi
sirr
Teu lila maung ditekuk
Saadat tali par ant i
Diserep enggeus parantos.

Enggal bae harita ki Malim ngutus


Haturan maung geus yakin
Teu lami utusan cunduk
Dipariksa ku Den Patih
Hatuma maung kadodon.

Raden Patih unjuk hatur ka Sang Prabu


Reh nampi lapor ki Malim
Maung parantos ditekuk
Mugi enggal bae Gusti
Maung leresan dicanggong.

Den Tumenggung ka Patih enggal ngadawuh


Hayu buru urang indit
Jeung sakabeh batur-batur

118
Prabot pakarang sing rapih
Burang tumbak pedang golok.

Waktu eta Den Tumenggung enggal lungsur


Bareng kabeh abdi-abdi
Saperti nu rek ngalurug
Ning
Ni ngal
al p a k a r a n g ng
ngab
abar
aris
is
Katempat leuweung geus anjog.

Tatan-tatan heula samemehna laju


Metakeun jalma nu baris
Diatur kenca katuhu
Ny a n g k in g t u m b a k n y o r e n keri
ke riss
Masang burang geus parantos.

Anu baris tepung gelang geus kakemput


Ng a n t o s d a w u h sang
sa ng Bu pati
pa ti
Teu lami harita jebul
Pasang tumbak nyangking bedil
Maung
Maun g nimrun g huarh aor.

Lajeng ngansreh maung nimrung dikurubut


Nu ba r is t a o w a h gimi
gi mirr
Mingkin
Ming kin mu nd ur anggur ma ju
Tahan ngadeku jeung baris
Ng ag ur u h jalm
ja lmaa j e u n g k e m p l o n g .

Maung nimrung lumpat ka kaler ka kidul


Ng e ta n ngul
ng ul on k i t u d eu i
Rupa bingung sakalangkung
Lumpat ka lebah teweling
Ka burang maung geus kojor.

Ear surak kusabab maung geus rubuh


Praponggawa sami mulih
Ngaa de r ek Da
Ng Dale
lem
m Tumenggung
Sadungkapna masing-masing
Sang Prabu geus ka karaton.

119
Kapicatur lampah damel Den Tumenggung
Sedya kumureb ka Gusti
Lajeng Sultan anu marhum
Sakalangkung tina asih
Asring caos ka Cirebon.

Rajin pintar kaojah Dalem Panjalu


Mamaca maos ngadangding
Naa b e u h t a r e b a n g n ga g em lu ng
N
Barina maca jajami
Nu
N u nenjo kocap olohok.

Rikat pinter senenan di alun-alun


Medar kuda pasang takis
Bari ngagedengkeun musuh
Kuda dua sami tarik
Geprak bari ngadu sodor.

Tutas
N
Nga sapton
ga d e u h e u s a nlungsur
K an g jetingkat
ng G u s tka
i kadatun
Taya sajam nu kalarung
Damel ari waktu peuting
Dikarsakeun baksa sador.

Warna rupa baksa gada kepeng susuduk


Parabot pedang keur nakis
Permaenan di kadaton
Saperti nu perang tanding
Para panangeran nongton.

Ampuh lucu baksana


Dasar parangi berbudi Raden Tumenggung
Alus timpuh sarta lungguh
Kangjeng sultan mingkin asih
Tina sumujudna yaktos.

Panganggona tara pamit enggal wangsul


Lamun tacan idin Gusti
Dua tilu bulan tangtu
Mantep saregeping budi
Lampah tara luas leos.

120
Tina asih Kangjeng Sultan sakalangkung
Pertanda asih teh bukti
Hiji istri tedah Ratu
Alona Ratu Dipati
Wasta Den Salengga Anom.
Salirana ampuh timpuh sarta lungguh
Cahya mubyar ngatumbiri
Bitis lir jaksi sajantung
Raray petak kadi sasih
Pasihan Sultan Cirebon.

Yakin putra Demang Gajipura sepuh


Kangjeng
Kangje ng Sult an segseg ngalahir
Ng
N g a d a w u h k a Den
De n T u me n g g u n g
Sakalian kudu kawin
Lajengna nikah parantos.

Bade nikah idin pindah ka Panjalu


Kangjeng Sultan lajeng masih
Warisan barang nu alus
Sarta patukangan deui
Kamasan sadaya prabot.

Geus bral pindah Den Tumenggung ka Panjalu


Sarta bari nyandak istri
Cunduk catur ka Panjalu
Di jalan teu kocap deui

Caturkeun bae geus anjog.


Abdi-abdi rencang di dapur pahibut
Sayagi baris nu sumping
Katuangan wedang sekul
Saadat tali paranti
Ng
N g a h o r m a t n u t i C ir eb o n .

Sigeg ca tu r istri lami di Pan


Sigeg Panjalu
jalu
Kadar wewerat katawis
Bulan hiji sampe tilu

121
Enggalna nyaur paraji
Diteangbobotna yaktos.

Sang Bupa tya lajeng ngutu s un ju k ha tu r


Kap ayu nan Kangjeng Gusti
Sareh pu tra di Panja
Panjalu
lu

Wewerat geus tilu sasih


Sareng geus katawis bobot.

Kangjeng Sultan geus mireng nu ti Panjalu


Maca Alhamdulilahi
Sujud sukur ka Yang Agung
Muga dikadar lalaki
Nu
N u bade gentos b u p a to s .

Nu neru
ne russ ku j e n e n g T u m e n g g u n g Pa
Panj
njal
aluu
Pa nuhu
nu hu n sanggeusna lahir
Panuhun aing sakitu
Pikeun gaganti bupati
Dawuhna Sultan Cirebon.

Ng u tu
Ngu tuss hiji
hi ji m a n t r i ma n g ka t ka Pa
Panj
njal
aluu
Mariksa yakin teu yakin
Enggal utusan mangkat jung
Ka Panjalu enggeus nepi
Ka padaleman geus anjok.

Lajeng bae ngadeuheusan ka Sang Prabu


Yaktos weweratna sidik
Teu sanes abdi sakitu
Nee r a n g k e u n we we r at rai
N ra i
Marios parantos yaktos.

Menggah eta abdi dalem amit mundur


Bade unjukan ka Gusti
Mantri utusan geus undur
Ti Panjalu enggeus balik
Catur cunduk ka Cirebon.

122
Ki utusan unjuk hatur ka Sang Ratu
Yakin sidik Putra Gusti
Weweratna ya kto s lulus
Lajeng bae Kang jeng Gusti
Puji sukur ka Yang Manon.

Sigeg catur ayeuna nu di Panjalu


Teu sanes sami mumuji
Panuhun muga dikabul
Muga sadawuhan Gusti
Dikadar hayang diyaktos.

N u w e w e r a t c a t u r d u n g k a p k a na w a k t u
Nu
Bulanan babar geus pasti
Abdi ponggawa karumpul
Prantos sayagi paraji
Adat lumbrah kanu ngowo.

Henteu lami nu babar lahir geus lulus


Murangkalihna lalaki
Paneja rama dikabul
Nu b a b a r en
engg
ggeu
euss last
la star
arii
Putra dibedong dipangkon.

Salirana kawantu tedaking ratu


Resik gilig murangkahh
Lajeng bae enggal ngutus
Unjukan ka Kangjeng Gusti
Reh Putra parantos ngowo.

Kangjeng Sultan ngadawuhna puji sukur


Muga Gusti Rabul Jalil
Maparinan panjang umur
Tepi kajadi bupati
Kitu paneja sayaktos.

Sigeg catur ayeuna nu di Panjalu


Anu eukeur suka galih
Siang wengi sami kumpul
123
Abdi-abdi kulawargi
Tutunggon bari mamaos.

Tina bingah siang bari nabeuh degung


Seleh gamelan kacapi
Pantun trawangsa teu undur

Tujuh
Hempakpoe tujuhdipeuting
kemit kadaton.

Murangkalih namina anu kamashur


Sadaya sami nyakseni
Raden Barsalam kasebut
Trung sapirempagna Gusti
Kangjeng Sultan di Cirebon.

Titimangsa lahirna putra kacatur


Lumayan kangge pakeling

Tahun sewu tujuh ratus


Genep puluh lima deui
Waktu dibabarkeun yaktos.

Dina yuswa dua puluh opat tahun


Diangkat jeneng bupati
Tina rama enggeus sepuh
Sareng namina diganti
Den Cakranagara Anom.

Saprantosna jumen eng ramana pup us

Panggenan makam bawarna


Hibat wasiat kapungkur
Mun Ama tepi ka jangji
Di Ciater nu kasohor.

Kasigegkeun Rama Dalem anu pupus


Catur nu mangkon bupati
Lungguh ampuh sarta suhud
Suka manah senang galih
Nalik
Na likaa j e n e n g b u p a t o s .

124
Tahun sewu dalapan ratus sapuluh
Malah aya punjul hiji
Kawit jumeneng tumenggung
Lamina nyepeng bupati
Tilu puluh tahun yaktos.

Kaleresan tahun sewu dlapan ratus


Salapan welas nu muni
Kenging putusan pansiun
Surat bisluit katampi
Diaoss serat par anto s.
Diao

Kapicatur Dalem pansiun Panjalu


Teu aya gentos bupati
Pindah ngaula ka Galuh
Panjalu ngajadi distrik
Awal mula dicarios.

Waktu dinggeun tanah Galuh jembar langkung


Kidul watas Kandang Wesi
Ng u n u n g wala
wa laha
harr C i t a n d u y
Kalipucang Banjar deui
Harita masih kawengkon.

Leres tahun diluhur nu geus kasebut


Panjalu bareng Kawali
Kabawah asup ka Galuh
Kalipucang
Kalipu cang Kan dan
dangg We
Wesi
si
Priangan anu ngawengkon.

Tiharita damel watesna Citanduy


Malah dungkap ka kiwari
Pitutur ayeuna wujud
Bukti gumelarna yakin
Medal catur nu nyarios.

125
PUPUH MIJIL

Catur lami nyepengna pangasih


Pansiun bupatos

Tilu puluh tilu tahun yaktos


Tina satya kumereb ka Gusti
Sami pada ngasih
Pon miwah pangagung.

Keur nalika jumeneng bupati


Putrana carios
Jumlah aya pameget awewe
Dua welas anu lumahir
Nami
Na mi t e u diwi
di winc
ncikik
Naa mi n a p u n d u l u r .
N

Sareng henteu sanes nu digalih


Kajawi wawartos
Siang wengi asrih kempel kabeh
Dipajemon padaleman tadi
Pala putra sumping
Diwejang diwurak.

Wuwulangna ujang sing gumati


Ny a re k e l pa
pawa
wag
g on
Papakeming anu laku gawe
Teu diwincik nu gede nu leutik
Masing ati-ati
Sumujud jeung suhud.

Kumaula masingna tarampil


Ulah nyolowedor
Adep idep saregep nya hate
Tata titi tindak diaji
Jinis modal pikir
Tatalining ratu.

126
Tumaninah tugenah nyapikir
Pikir masing godos
Kumaula senang seneng hate
Tetelakeun ka kuring leutik
Titih masing rapih
Maksud mambrih rukun.

Poma ujang regepkeun pakeling


Masing atos-atos
Ama titip cangreud dina hate
Tarekahan ku lampah nu manis
Nisc
Ni scay
ayaa a n a k k i n g
Dipiasih ratu.

Tah sakitu ama nya weweling


Poma ulah poho
Jeung kaanak lalaki awewe
Henteu lian ama titip diri
Nu gede
ge de n u le u t i k
Kusabab geus sepuh.

Pala Putra ajrih sami nangis


Teuyasa ngawalon
Lajeng bubar pada mulih bae
Kabumina pada masing-masing
Dua murangkalih
Kantun di kadaton.

Kasigegkeun eta murangkalih


Ramana carios
Dina yuswa saratus tahun teh
Sewu dlapan ratus lima puluh hiji
Teu antara lami
Ngan
Ng angl
gluh
uh laje
la jen
ng p upus.

Geus dumugi ajali pinanggih


Karsana Yang*Manon
Henteu panjang nu wapat dijereh

127
Tempat makam panggenan Winarni
Dipendemna deukeut
Nusaa le ng ko ng m a s h u r .
Nus

Tigas tatas karangan didangding


Babad Situ Lengkong

Awal mula pusaka dijereh


Sapa mend ak dititik ditulis
Teu lepat teu kari
Sapiwejang sepuh.

Sembah baktos abdi kumaconggih


Medarkeun carios
Malar maksad keur pangemut bae
Sih pangaksa nu sami ningali
Kadang kulawargi
Mugi nuwun ma'lum.

Rehing abdi jalma kirang harti


Sakalangkung bodo
Tata-titi tindak kitu keneh
Margi tina teu sakola tadi
Kapalanggrang diri
Ditilar ku sepuh.

Kulawargi teu aya nu nolih


Dulur sami ropoh
Rama wapat masih budak keneh
Tacan aya tarekah pribadi
Matang pasang giri
Tina kirang umur.

N e m b e u m u r du a wel
Ne welas
as wars
wa rsii
Harita sayaktos
Tacan seep masih genah hate
Lain tina gilig edir pikir
Rilah ka Yang Widi
Dibadan sakujur.

128
Nu ju u m u r tilu
ti lu p u l u h wars
wa rsih
ih
Lajeng mindo enggon
Lami-lami pun kuwu seseleh
Kaleresan abdi jadi ganti
Pirempagna abdi
Sarengna pangagung.

Ta hun sew sewu u dlapan ratus leuwih


Tahun anu yaktos
Jeung sawidak dalapan nu nyande
Ny
N y a n d a n g b e r k a h sala
sa lame
mett ny
nyaa diri
Dumugi kiwari
Kadar ujud nangtung.

Ku etanga n nya
nyangki
ngki ng damel Gusti
Langkung tina paos
Tilu puluh dalapan teu geseh
Dumugi abdi nya nulis dangding
Babad nu didangding
Ieu kapiunjuk.

Titi mangsa tamat abdi nulis


Nu
N u ju pasa
pa sara
rann po
ponn
Kaleresan siang poe Senen
Sasih Juli ping sapuluh yakin
Salapan ratus muni
Sareng lima estu.

N u j u k a p in g o p a t wela
Nu we lass m u n i
Desember sayaktos
Tahun sewu siapan ratus keneh
Kangjeng Srimaraja prantos masih
Sahiji medali
Tanda satya tuhu.

Saren g ru ma h tangga sim abdi


Sareng
Desa nu kasohor
Di maparah lungguh kuwu keneh

129
Tawis Prajadinata pribadi
Sih pangaksa Gusti
Abdi kaulanun.

Kasambung ku para putra nu anom di dinya matuh.

TEMBANG SINOM

Konjuk Paduka bendara


Pinuji lenggah di Puri
Mangku rat di kawadanan
Mangkan kaharjaan distrik
Miwahna abdi-abdi
Wangkon tukebing Panjalu
Pang rungrung pangauban
Siang wengi gebal Gusti
Muga-mugana lajeng sapapaosna.
Mungelpung kasaning baba d
Dikarang diracik dangding
Diserat didamel tembang
Nang
Na ngin
ingg s ak a lang
la ng k un g lai
l aip
p •
Aksara raras deui
Dihari busuk balilu
Wantu sanes bujangga
Gan sanget gumantung ati
Tina maos titilar ka para putra.

Lain tina kumagungan


Atawi mambrih kapuji
Kuojah kana bujangga
Gan lumayan keur paripih
Ngar
Ng arir
irih
ih m ur a ng k a l ih
Tumutur ka putra putu
Nula
Nu larr r a m b a t cari
ca rita
ta
Ny
N y u p r a h ng
ngalalap
apis
is ng
ngah
ahij
ijii
Ngar
Ng aree ge
gepkpkee un cari
ca rios
os j a m a n ba h e u l a .

130
Panuhun abdi Paduka
Teu sanes panyuprih hati
Lian Gusti Maha Mulya
Lahirna sareat Gusti
Tina liring pangasih
Hibarna ka putra putu
Tumiba kaleksanan
Sinihan panuhun abdi
Tina margi tuna tangan kakolotan.

Sumangga Paduka ngasta


Saketi mugi katampi
Sahiji ba
baba
bad
d car
carita
ita
Sadaya parantos salasih
Seep taya nu kari
Sapiwejang hibar sepuh

Sareng taya nu lepat


Yaktos sapamendak abdi
Munjuk sembah tawisna nu ngarang tembang.

Prantos kasebat di handap


Jajaran anu kawingking
Disebat sarta diserat
Nala
Na lagt
gtag
ag p r a n t o s di tu
tuli
li s
Taya sanesna nami
Sareng kapangkatan lungguh
Ku sadaya nu nyebat
Cungkul panjenengan aki
Patawisan panggenan desa Marenah.

131

Anda mungkin juga menyukai