Anda di halaman 1dari 205

1

2
KATA PENGANTAR

Banyak bhakta baru yang datang ke Sai center sering sekali mengajukan pertanyaan:
Ya, saya suka sekali mendengar cerita tentang Sai Baba, namun apa yang Beliau ajarkan?
Buku ini ditujukan pada awalnya adalah untuk memberikan jawaban atas pertanyaan
tadi. Sangat dirasakan bahwa dengan adanya buku tuntunan dengan beberapa kutipan
sangatlah berguna dan membantu bagi para bhakta baru dalam mengikuti kegiatan di Sai
center.
Banyak buku telah tersedia yang mencoba memberikan jawaban atas pertanyaan
Siapakah Sai Baba? Bagaimanapun juga, pertanyaan ini pada akhirnya harus dapat dijawab
oleh setiap orang. Semoga buku tuntunan ini dapat membantu para pembaca untuk
menjawab pertanyaan yang muncul untuk dirinya sendiri.
Ada dua puluh tujuh topik utama spiritual yang didiskusikan dengan beberapa acuan
untuk penyelidikan lebih lanjut. Topik-topik yang dipilih dalam buku ini berdasarkan pada
kepentingan para bhakta yang terkait dengan ajaran Bhagavan dan menyediakan bahan-
bahan pelajaran yang bersinergi dalam kehidupan spiritual. Bahan-bahan yang tersaji harus
dapat memberikan sebuah landasan kepada pembaca untuk kemajuan spiritual mereka.
Sesungguhnya, ajaran-ajaran dari Bhagavan Sai Baba menyediakan bahan-bahan kajian
Vedanta yang sangat mengagumkan bahkan juga untuk mereka yang bukan Bhakta Sai.
Tujuan kedua dari buku Jalan setapak menuju Tuhan adalah menyediakan materi-
materi diskusi bagi kelompok diskusi melingkar (Study circle). Mengenai aturan dan
pelaksanaan kelompok diskusi melingkar didiskusikan secara detail di bab pertama.
Diharapkan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang muncul diakhir setiap bab akan dapat
menjadi bahan diskusi yang menarik dan hidup. Beberapa tahun yang lalu, kelompok diskusi
melingkar telah dilaksanakan namun tanpa adanya tuntunan dan topik yang jelas. Materi-
materi yang dipilih membicarakan tentang konsep spiritual India tanpa terlalu banyak
menggunakan kata-kata Sansekerta yang sulit. Selain itu juga kurang adanya materi-materi
pengantar bagi pelajar yang berbahasa Inggris. Pada akhirnya, semoga buku ini dapat
memenuhi kebutuhan mereka.
Dalam tuntunan belajar ini, kutipan-kutipan diperkenalkan untuk menunjukkan
sumber-sumber yang dipakai dan semuanya merujuk kepada tulisan dan wejangan Sathya


3
Sai Baba. Semua kutipan berasal dari kata-kata Sathya Sai Baba kecuali jika tidak ditandai.
Pemberian tanda dari semua kutipan yang ada memberikan ruang bagi para pelajar yang
tertarik untuk mendalami serta memahami isi dari apa yang Swami telah jelaskan.
Sebagai tambahan, rujukan untuk pembelajaran selanjutnya disediakan pada akhir
setiap bab. Rujukan-rujukan ini dapat dikenali dari pokok persoalan atau sebuah isu yang
muncul dan bukan dari topik umum dan tidak mengkhusus.
Walaupun buku petunjuk ini digunakan untuk kepentingan sendiri dan kelompok
diskusi melingkar, namun buku ini diharapkan dapat memberikan banyak keuntungan.
Setidaknya buku ini dapat memberikan pemahaman dasar yang bagus tentang spiritual India
kepada para pelajar. Buku ini seharusnya juga dapat membantu para pelajar yang
bersungguh-sungguh untuk menumbuhkan dan menjaga sumber-sumber spiritual yang
mereka miliki dengan memperjelas bentangan jalan yang ada di depan mereka. Selain itu,
buku ini juga diharapkan dapat meningkatkan integrasi dalam kepribadian dan memekarkan
keTuhanan yang ada di dalam diri. Jika pelajar dengan bersungguh-sungguh mengejar
tujuannya yaitu mencapai kesadaran Tuhan, maka dia akan dipenuhi dengan kasih yang
melimpah dan pemenuhan diri.


















4
BAGIAN PERTAMA: MEMULAI PERJALANAN

BAB PERTAMA
Study Circle adalah sarana untuk mencapai perubahan.
1. Bagaimana memulai latihan dalam bidang spiritual
Untuk memulai perjalanan dalam bidang spiritual yang dibutuhkan hanyalah
komitmen untuk memperbaiki diri dan kemauan untuk mengajukan pertanyaan. Ketika kita
melangkahkan kaki pertama di jalan spiritual, jaminan kita satu-satunya untuk berhasil
adalah terdapat pada penyelidikan yang bersifat sunguh-sungguh. Keyakinan, rasa bhakti
dan pengetahuan akan berkembang beriringan dengan berlalunya waktu, namun pikiran
yang terbuka diperlukan untuk dapat mengoptimalkan perkembangan semuanya ini. Pencari
spiritual yang tekun akan menemukan bahwa hasil panen kebahagiaan akan menunggu
mereka ketika mereka mengembangkan ladang keTuhanan.
Pertumbuhan spiritual perlu dikembangkan serta ditingkatkan dalam berbagai
kesempatan. Menumbuhkan rasa bhakti, mempelajari naskah-naskah suci, dan melakukan
pelayanan adalah benar-benar diperlukan. Hanya mempelajari naskah suci tidak akan
memberikan kita kesadaran Tuhan: Pengetahuan yang kita miliki harus dibumbui dengan
rasa bhakti dalam upaya untuk mendapatkan rahmat Tuhan. Sama halnya, rasa bhakti tanpa
adanya mempelajari naskah suci dan melakukan pelayanan akan membatasi kesadaran kita
dari potensi spiritual yang kita miliki. Pendekatan yang seimbang dan harmonis dalam
kehidupan spiritual akan memberikan hasil yang terbaik.
Study Circle yang diwejangkan oleh Sathya Sai Baba dapat meningkatkan pendekatan
yang terpadu dalam usaha spiritual yang kita lakoni. Ketulusan dan praktek setiap hari
diberikan tempat yang lebih terhormat daripada pengetahuan yang melimpah. Pengalaman
dan rasa bhakti lebih besar diyakini daripada hanya pembelajaran yang bersifat akademik.
Diskusi melingkar bertujuan untuk tercapainya perubahan di dalam tingkah laku --- bukan
untuk memenuhi kepala kita dengan informasi yang tidak dapat dicerna. Kegiatan study
circle ini intinya menyampaikan pengetahuan yang bersifat praktek yang akan mengangkat
dan memuliakan karakter kita. Hanya sebuah proses dalam pembentukan karakter yang
layak disebut sebagai pendidikan yang sejati.
Bukan informasi, tapi perubahan; bukan perintah, tapi pembentukan yang harus
menjadi tujuannya. Pengetahuan teoritis hanyalah merupakan beban belaka kecuali


5
jika diterapkan maka pengetahuan ini akan bersinar menjadi kebijaksanaan dan
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan yang tidak mampu
memberikan keharmonisan dan keutuhan dalam proses kehidupan adalah tidak
layak untuk dicari serta dipelajari. Setiap tindakan haruslah benar dan berguna untuk
dapat mengungkap kebenaran dari alam dan diri yang sejati.
Sabda Sathya Sai 9, halaman 51
2. Tujuan dari Study circle
Study Circle adalah seperti dynamo dalam tubuh manusia yang memberikan kita ide,
inspirasi dan ketetapan hati. Kegiatan ini akan mengangkat kita ketika mengalami kelelahan
dan menunjukkan arah ketika berada dalam kesesatan. Disiplin yang diberikan sepertinya
mendorong kita dari belakang dan memberikan cahaya penuntun ketika berada tepat di
depan kita. Prosesnya sangat sederhana, namun hasilnya adalah begitu menakjubkan.
Kegiatan study circle adalah sebuah kelompok atau peguyuban bagi orang-orang
yang memiliki tujuan yang sama untuk bertemu secara teratur dalam membahas topik-topik
spiritual. Pemimpin diskusi mengatur jalannya diskusi, memberikan kesempatan bagi setiap
peserta untuk menyampaikan pandangan mereka yang terkait dengan topik yang sedang
dibahas. Kegiatan study circle ini bukanlah kegiatan adu pendapat atau debat. Para anggota
atau peserta didorong untuk menyampaikan pandangan mereka, namun sangat tidak
diijinkan untuk mengkritik serta mencela pandangan atau pendapat dari peserta lainnya.
Munculnya pemahaman dan pandangan yang berbeda dilihat sebagai sesuatu yang biasa
dan lumrah. Selama proses diskusi berlangsung, pemimpin diskusi mencoba untuk
meringkas tema-tema utama dan melakukan mufakat umum pada point-point yang penting.
Hislop mengajukan pertanyaan, Apakah itu Study circle? Study Circle bukanlah
hanya sebatas membaca buku saja. Melingkar, study circle mengandung makna
mengambil sebuah sebuah point dan setiap orang anggota diskusi melingkar
membahas apakah makna dari point itu bagi diri mereka seperti konfrensi meja
bundar. Setiap orang menyampaikan sudut pandangnya terhadap point yang
dibahas, dan akhirnya sebuah makna di dapat dari kegiatan ini. Jika hanya sebatas
membaca, maka aka muncul keraguan. Namun jika setiap orang menyampaikan
pandangannya, maka keraguan akan dapat terjawab. Topiknya adalah sudut
pandang; diskusi melingkar memandang sesuatu dari berbagai bagian yang berbeda.
Hal ini seperti halnya sebuah permata dengan bagian-bagiannya yang berbeda,


6
namun ada satu bagian yang rata yaitu bagian yang paling atas, dan dari bagian ini
maka semuanya dapat dilihat dengan jelas. Untuk dapat menemukan bagian teratas
tersebut merupakan tugas dalam diskusi melingkar (study circle).
Percakapan, pp. halaman 125-126
Study Circle memungkinkan bagi kita untuk belajar kebijaksanaan dari para orang
suci dan cendikiawan melalui kutipan-kutipan dan rujukan (referensi), dan juga kita dapat
belajar dari teman-teman kita. Naskah-naskah suci dari seluruh tempat dapat dipakai
sebagai sumber kebijaksanaan, namun dalam mendiskusikan topik-topik spiritual dengan
teman-teman sebaya kita, kita mengartikan topik yang ada sesuai dengan tingkah laku pada
saat sekarang dan berdasarkan pada kebudayaan kita. Para pendatang baru dapat
memperoleh banyak keuntungan dengan mendengarkan pandangan dari mereka yang telah
banyak memiliki pengalaman. Para anggota yang berpengalaman mendapatkan keuntungan
dengan mengulangi dan menjelaskan pandangan mereka. Para peserta diskusi dari para
akademisi akan sulit mendapatkan keuntungan dalam diskusi, jika dibandingkan dengan
para peserta yang sangat rajin belajar dari pendapat-pendapat yang bersifat praktis dan
mudah dilaksanakan yang berasal dari mereka yang kurang dalam akademis namun
berorientasi pada pelayanan. Dalam setiap topik diskusi para peserta didorong untuk
membuat kebiasaan yang sistematis untuk belajar dan melakoni setiap hasil diskusi di dalam
kehidupan.
3. Pengetahuan dan Kepercayaan diri
Sekuntum bunga mawar mekar dibasuh oleh cahaya mentari yang begitu murni.
Dengan makanan yang baik, air, dan perhatian, maka bunga mawar ini akan tumbuh
semakin besar dan tinggi. Study Circle memberikan kepada kita keuntungan yang sama
seperti halnya bunga mawar tadi. Dengan perhatian dari setiap anggota diskusi akan
memberikan kepada kita cahaya suci berupa inspirasi, makanan berupa pengetahuan, dan
air berupa kepercayaan diri. Melalui diskusi dan belajar yang teratur serta
berkesinambungan, maka kita telah membangun kepercayaan terhadap pengetahuan yang
kita miliki --- dan mungkin dapat meraih kebijaksanaan. Kita menjelaskan ide atau gagasan
yang kita miliki dan belajar untuk menyampaikan pandangan kita terhadap topik-topik yang
berkaitan dengan spiritual. Kita juga belajar untuk lebih teliti dalam mendengarkan ide atau
gagasan yang lainnya dan mempertimbangkan pandangan mereka terhadap topik yang


7
didiskusikan. Dari para peserta diskusi, kita terus diinspirasi untuk melakoni disiplin spiritual
secara teratur.
Topik dalam diskusi biasanya berbeda dari setiap pertemuan. Pertanyaan dan
kutipan yang berdasarkan pada tema umum, seperti yang tercantum di dalam buku ini
dapat dibuat sebagai dasar untuk pengembangan diskusi yang lebih baik. Pertanyaan-
pertanyaan spiritual dan persoalan yang dialami para anggota diskusi bisa dijadikan sebagai
bahan dalam diskusi. Jika seorang anggota sedang mengalami kesulitan yang berkaitan
dengan memahami satu pokok bahasan atau melakoninya dalam kehidupan, akan menjadi
keuntungan baginya untuk mendiskusikan kesulitannya di dalam study circle. Biasanya, jika
seorang anggota mempunyai pertanyaan, maka peserta yang lainnya akan mempunyai
pertanyaan yang sama.
Bahan bacaan yang berasal dari sumber yang benar, seperti Bhagavad Gita atau
wejangan Swami yang telah dipublikasikan, kadang-kadang dapat dipilih sebagai
pembelajaran yang sistematis karena bahan-bahan ini mencakup berbagai jenis topik yang
saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Apapun tema yang dipilih, adalah paling baik
untuk tetap mempertahankan flexibilitas (kelenturan) dalam diskusi. Isu-isu yang terkait
dapat didiskusikan tanpa menyimpang terlalu jauh dari tema pokok yang telah ditentukan.
Jika kelompok diskusi telah menentukan tema diskusi satu minggu lebih awal, maka para
peserta diskusi dapat mencari informasi terkait sebelum kelas diskusi dimulai.
Kecendrungan ini dapat menciptakan adanya saling melengkapi yang lebih bermanfaat
diantara satu dengan yang lainnya karena para anggota datang dengan persiapan berupa ide
dan kutipan-kutipan yang terkait dengan topik bahasan.
4. Sebuah Model Study Circle yang Rutin dilaksanakan
Study circle akan pasti berubah dalam beberapa hal. Setiap kelompok peserta
memancarkan cahaya pengetahuan mereka tersendiri yang berbeda, sehingga setiap
kelompok mengambil sebuah pendekatan yang sesuai dengan kebutuhannya. Namun
bagaimanapun juga, beberapa aspek dari study circle seharusnya tidak mengalami
perubahan.
Study circle seharusnya bertemu secara teratur, kalau memungkinkan bertemu
setiap minggu. Lokasi tempat pertemuan harus terjangkau bagi semua peserta. Setiap
peserta harus diterima dengan baik, karena setiap individu adalah bagian yang sangat
bermakna dari sebuah kelompok. Di dalam study circle sama halnya yang diterapkan di sai


8
center, Swami meminta bahwa laki-laki dan perempuan duduk secara terpisah. Hal ini akan
membantu semua peserta untuk berkonsentrasi pada pokok bahasan yang sedang dibahas.
Hanya ketika di ruang umum, dimana tamu-tamu dari luar diundang, Swami agak
melonggarkan aturan ini.
Swami bersabda bahwa tidak ada batasan yang khusus untuk berapa banyak peserta
dalam study circle. Bagaimanapun juga, ukuran dari ruangan pertemuan yang tersedia dan
pembagian waktu memerlukan pengaturan sebelumnya. Lebih dari satu lingkaran dapat
dibentuk ketika banyak peserta yang hadir dalam study circle. Hal ini dipandang benar jika
semua anggota tidak dapat bertemu dalam satu tempat atau satu waktu. Perbedaan
kepentingan juga mengharuskan penyajian tema diskusi sesuai dengan kelompok-kelompok
yang ada di dalam center. Sebagai contoh, kelompok orang tua akan berharap dapat fokus
dalam tema yang terkait dengan tumbuh dan kembang anak. Batasan waktu diskusi antara
45 menit sampai 1 jam adalah cukup dan selebihnya akan membuat peserta menjadi
kelelahan.
Pola study circle yang berhasil dimulai dengan penyajian singkat oleh pemimpin
diskusi setiap minggu. Penyajian ini kemungkinan menghabiskan waktu 5 sampai 15 menit,
tergantung dari pokok bahasan. Topik yang berorientasi pada penelitian yang bersifat
kompleks membutuhkan waktu lebih lama untuk menyajikannya daripada pengetahuan
umum lainnya. Tujuan dari penyajian singkat ini adalah untuk memberikan sekilas gambaran
betapa pentingnya topik ini untuk dipelajari. Selain itu kegiatan ini memberikan ruang bagi
para peserta untuk memusatkan seluruh perhatian mereka pada topik yang akan
didiskusikan, khususnya bagi mereka yang tidak mampu membaca alur topik yang
didiskusikan sebelumnya. Sebuah pengantar juga bersifat sebagai pembangkit ide atau
gagasan untuk sesi diskusi ketika topik nantinya dibuka untuk pandangan dan pendapat dari
para anggota. Sangat diperlukan sekali dalam penyajian untuk mengikutsertakan berbagai
pandangan dan menutupnya dengan sebuah pertanyaan untuk didiskusikan. Kutipan-
kutipan yang bersifat bertentangan sering merangsang terjadinya diskusi. Setelah sebuah
pertanyaan diajukan, para peserta diberikan waktu satu sampai dua menit melakukan duduk
hening untuk mengumpulkan gagasan mereka sebelum mereka bersiap untuk berbicara.
Perputaran tugas sebagai pemimpin diskusi secara bergiliran memberikan sebuah
kesempatan bagi setiap anggota untuk meneliti dan mempersipakan sebuah pertemuan


9
diskusi. Semua peserta yang hadir secara teratur didorong untuk mampu menyajikan
sebuah topik diskusi, namun mereka seharusnya tidak dipaksa dalam melakukannya.
5. Peraturan-peraturan yang disarankan
Sungai membantu kita untuk menghasilkan makanan, sebagai sarana transportasi,
dan juga sebagai wahana rekreasi, namun sungai ini hanya dapat membantu jika alirannya
tetap dalam alurnya. Jika aliran sungai itu sudah meluap dari batasannya, maka aliran sungai
itu akan dapat menyebabkan bencana yang tidak dapat dikatakan. Bagi para peserta,
peraturan adalah sama halnya dengan tepian sungai yang membuat semua usaha yang kita
lakukan akan berhasil. Dalam kegiatan diskusi melingkar (study circle), adalah penting bagi
semua peserta untuk menyadari peraturan yang ada sejak dari awal. Beberapa peraturan
kemungkinan berbeda untuk setiap detailnya, namun beberapa tuntunan atau panduan
harus tetap dijaga untuk mendapatkan diskusi yang bermanfaat. Ada sembilan peraturan
yang disarankan untuk mendorong keaktifan para peserta di dalam sesi diskusi.
1. Setiap pertemuan harus dimulai dengan melantunkan Omkar (mengucapkan Om secara
berulang sebanyak tiga kali) dan sebuah doa atau nyanyian spiritual untuk meningkatkan
suasana dalam ruang pertemuan. Kebiasaan ini akan menciptakan sebuah iklim
persaudaraan dan kerjasama diantara semua peserta dan juga memunculkan sebuah
perasaan untuk bekerja menuju pada tujuan bersama. Jika sebuah study circle
dilaksanakan setelah melantunkan lagu-lagu rohani, maka tidak diperlukan lagi untuk
menyanyikan lagu tambahan.
2. Study circle bukanlah sebuah perkumpulan untuk berdebat; namun merupakan sebuah
penggalian sudut pandang. Setiap peserta harus merasa bebas untuk menyampaikan
pandangannya tanpa merasa takut akan penilaian atau kritik yang ditujukan pada diri.
3. Keaktifan dan partisipasi yang sama harus diminta pada seluruh anggota. Pemimpin
diskusi mungkin perlu memberikan dorongan kepada anggota baru untuk berani
mengungkapkan pandangannya. Para anggota yang baru dan pendiam sering
memerlukan jeda dalam percakapan untuk menyampaikan pandangan mereka dan
mereka tidak akan berbicara jika peserta yang lainnya kelihatannya sudah siap untuk
berbicara.
4. Para anggota yang bersifat dominat dalam sesi diskusi harus ditangani agar tidak
memonopoli percakapan. Batasan waktu perlu ditetapkan bagi komentar-komentar yang
berasal dari setiap individu agar mereka yang begitu bersemangat tidak bersifat


10
menguliahi kelompok diskusi. Bagaimanapun juga, kebijaksanaan dan kesopansantunan
harus digunakan oleh pemimpin diskusi dalam menjalankan aturan ini.
5. Pemimpin dan peserta diskusi harus menghindari pembacaan kutipan yang panjang.
Study circle bukanlah kelompok membaca. Kutipan yang panjang sering membuat para
pendengar menjadi kelelahan. Secara khusus adalah sangat tidak sesuai membaca
pesan-pesan yang panjang dalam bahasa asing yang tidak dapat dimengerti oleh para
peserta lainnya.
6. Setiap anggota kelompok diskusi harus mendapat giliran. Ini dapat dilakukan dengan
mengambil bagian bersama para anggota dalam urutan melingkar. Walaupun para
anggota yang pemalu harus didorong untuk berani berbicara, namun mereka jangan
dipaksa untuk melakukannya. Mereka boleh dilewati dan dapat diminta sedikit
komentarnya setelah semuanya mendapatkan giliran.
7. Kutipan atau cerita pendek yang diberikan harus ada hubungan dengan topik. Khususnya
untuk kutipan harus diambil dari sumber yang semua anggota dapat melihat keasliannya.
Dalam study circle Sai Baba, kutipan yang paling sesuai adalah diambil dari wejangan dan
tulisan dari Sathya Sai Baba sendiri.
8. Seorang moderator harus dipilih jauh-jauh hari sebelumnya untuk satu atau lebih sesi
diskusi. Merupakan kewajiban dari moderator untuk melihat bahwa para peserta diskusi
mengikuti tuntunan dalam study circle. Selain itu seorang moderator juga bertanggung
jawab dalam membantu kelompok diskusi mengikuti format pertemuan dan tetap
menjaga berjalannya sebuah diskusi. Moderator mingguan tidak perlu lagi menjadi
seseorang yang menyampaikan topik.
9. Sebuah pertanyaan yang bersifat khusus harus diajukan kepada kelompok untuk
didiskusikan. Pertanyaan ini seharusnya terfokus pada aspek-aspek kehidupan spiritual.
Dalam lingkaran kecil, lebih dari satu pertanyaan dapat diajukan jika waktu mengijinkan.
Adalah sangat membantu mengambil waktu beberapa menit untuk melakukan
perenungan pada pertanyaan yang diajukan sebelum memulai sebuah diskusi.
Jika pedoman dan tuntunan ini diikuti, maka jalannya study circle pasti baik. Diatas
semuanya, semua anggota diskusi harus merasa diterima dan pandangan mereka ditanggapi
sebagai sesuatu yang bernilai. Hormati semua peserta dan dorong mereka untuk berani
mengungkapkan pendapat mereka, karena setiap orang dari mereka memiliki pandangan
yang sangat special untuk dibagi.


11
6. Tujuannya adalah Penemuan diri yang sejati
Penemuan pada diri yang sejati akan memenuhi diri kita dengan kebahagiaan dan
kepercayaan diri. Selain itu, juga memenuhi harapan-harapan kita dan memberkati kita
dengan kepuasan spiritual. Penemuan diri yang sejati merupakan hadiah yang dapat
mendorong kita untuk melangkah maju. Melalui disiplin study circle, kita belajar untuk
menggambarkan tujuan dari usaha yang kita lakukan. Dilengkapi dengan pengetahuan yang
lebih besar, maka praktek dan bhakti yang kita miliki akan memberikan manfaat. Dengan
adanya inspirasi dan dorongan dari para peserta dalam kelompok diskusi, kita berusaha
untuk maju dalam memahami diri kita yang sesungguhnya. Dalam suasana yang penuh kasih
dan kerjasama, setiap orang dari kita melangkah maju lebih dekat dengan tujuan yaitu
menemukan potensi yang begitu besar yang ada di dalam diri. Timbulnya hasrat untuk
mengajukan pertanyaan merupakan titik awal bagi kita untuk memulai perjalanan dan hal
ini telah membukakan jalan menuju pada pengetahuan yang dipenuhi dengan kebahagiaan
seperti kita mengalami kebenaran dari jati diri kita yang sejati.





















12
BAB KEDUA
ORGANISASI MERUPAKAN SEBUAH STRUKTUR UNTUK PERKEMBANGAN
1. Mengapa ada Organisasi Sai?
Pertanyaan ini sering sekali ditanyakan: Apakah perlunya ada sebuah organisasi Sai
Baba? Banyak kelompok spiritual dan pelayanan yang telah memberikan tanda bukti
keberadaan mereka dalam kehidupan manusia. Jika perkembangan kesadaran supra adalah
lebih besar artinya daripada perkembangan pribadi, lantas mengapa membuat sebuah
organisasi?
Struktur organisasi yang diciptakan oleh Sathya Sai Baba adalah benar-benar unik dan
khusus. Organisasi Sai Baba merupakan sebuah forum tempat para peminat dan murid-
murid spiritual belajar tentang nilai kehidupan dan juga spiritualitas. Struktur organisasi ini
adalah tempat latihan bagi para anggota untuk mempraktekkan nilai dalam melayani orang
lain. Ini adalah tempat suci bagi bhakti dan sebuah sarana untuk adanya perubahan dalam
masyarakat. Tujuan utama dari Organisasi Sai adalah membantu para peminat dan
penempuh kehidupan rohani dalam pencarian mereka akan Tuhan dengan menolong
mereka menyadari bahwa Tuhan hadir dalam semuanya.
Telah ada ribuan organisasi yang telah bekerja dengan tujuan yang seperti itu,
namun apa yang menjadi kebutuhan khusus yang diperlukan bagi organisasi yang
memakai nama-Ku? Kalian harus menyadari Aku dalam semuanya, dan layanilah
semuanya dalam semangat pengabdian dan penuh dengan rasa pemujaan kepada
Tuhan.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 323-324
Semua anggota dalam center Sai Baba didorong dan dibangunkan akan keTuhanan
yang bersifat universal. Ketika semua orang dan benda hanyalah merupakan pantulan dari
Tuhan, maka kedamaian dan persaudaraan akan bersinar cemerlang diatas dunia. Ketakutan
dan percekcokan adalah hasil dari rasa khayal akan perbedaaan. Ilusi atau khayal ini hadir
ketika pandangan tentang Tuhan terpantul dalam hati yang tidak suci.
Keberadaan Organisasi harus membantu orang-orang dalam menyadari kesatuan
dibalik banyaknya keanekaragaman yang ada, dan keanekaragaman itu hanyalah
sebuah lapisan yang dipancarkan oleh pikiran manusia tentang Tuhan yang meliputi
semuanya.
Sabda Sathya Sai 10, halaman 45


13
Untuk menyadari Tuhan dalam diri yang lainnya, pertama-tama kita harus
menemukan cahaya yang ada di dalam diri kita. Kita harus memiliki keyakinan bahwa
percikan Tuhan yang memberikan motivasi kepada kita juga ada di dalam diri yang lainnya.
Organisasi Sai bertujuan adanya kemurnian hati dan pikiran pada setiap individu. Untuk
mencapai tujuan ini ada beberapa kegiatan yang dapat memberikan sumbangsih yaitu
melakukan pelayanan, belajar dan melantunkan lagu-lagu kemuliaan Tuhan. Dalam
perkumpulan para peminat spiritual yang memiliki pandangan dan kesukaan yang sama,
maka anggotanya didorong untuk mendapatkan kemajuan dalam jalan spiritual yang
ditempuh. Tujuan dari organisasi adalah terjadinya perubahan dalam diri setiap individu.
Jika perubahan dalam individu sudah cukup, kemudian adalah memungkinkan masalah yang
ada di dalam masyarakat akan dapat lenyap pula.
Aku harus mengatakan kepada kalian secara terus terang bahwa sembilan puluh
dari seratus orang diantara kalian tidak memiliki pandangan yang jelas tentang
tujuan dari Aku mengijinkan kalian membentuk organisasi ini . Organisasi ini
dibangun diatas bumi dengan pondasi yang kuat yaitu keyakinan penuh kepada
Tuhan dan dalam persaudaraan antar manusia. Hal ini haruslah benar-benar dapat
diresapi dengan baik oleh semua dari kalian. Kalian tidak melakukan pelayanan
kepada masyarakat hanya karena organisasi ini; kalian sibuk dalam pelayanan yang
kalian lakukan sendiri. Semua jenis pekerjaan adalah bertujuan untuk
mengembangkan hatimu dan memurnikannya.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 321
2. Peraturan, saran-saran yang sangat tepat.
Persyaratan pertama bagi anggota dalam organisasi Sai adalah ketulusan, keyakinan dan
kebaikan hati. Kami dalam organisasi Sai tidak membutuhkan persayaratan seperti
kekayaan, kedudukan atau jenjang pendidikan formal, namun kita harus berusaha secara
bersungguh-sungguh untuk dapat mengalami kebenaran tentang diri kita sendiri. Kita harus
memiliki keyakinan kepada Tuhan dan dengan kemampuan kita untuk mencapai kesadaran
diri.
Ambillah sebagai contoh, siapa yang dapat menjadi anggota dari organisasi ini dan
apa persyaratan untuk menjadi anggota? 1) Tentu saja, mereka harus sangat
berhasrat dalam kemajuan spiritual. 2) Mereka harus memiliki keyakinan yang penuh
terhadap nama yang dikandung oleh organisasi dan dalam menyebarkan nama itu


14
dalam tingkah laku yang sesuai dengan ajaran dan keagungan-Nya. 3) Selain itu,
para anggota harus mendapatkan pengakuan dari yang lainnya sebagai orang yang
baik. Itulah semuanya persyaratan yang dibutuhkan; tidak ada yang lainnya.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 36
Peraturan-peraturan dan beberapa persyaratan dibuat sampai pada yang paling sederhana,
bagaimanapun Organisasi Sathya Sai di Amerika telah menyusun beberapa jumlah tuntunan
untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan di center. Kebijakan-kebijakan ini berasal dari
para anggota dan pengurus Sai center yang telah memiliki banyak pengalaman dalam
perkembangan di dalam center. Namun, mereka harus berhati-hati dalam
mempertimbangkan dan menerapkan kebijakan yang ada dalam sebagian besar kasus yang
ada. Akan tetapi masih saja ditemukan munculnya situasi atau persoalan individu dan
semuanya itu dapat dicarikan jalan keluarnya dengan baik oleh para pengurus centre yang
dipilih. Sathya Sai Baba biasanya tidak menggunakan satu solusi di dalam memecahkan
sebuah persoalan, dan Beliau biasanya mengijinkan adanya leuwesan di dalam mencapai
tujuan.
Para Avatara jarang sekali memberikan nasehat secara langsung. Apapun yang akan
Mereka ingin sampaikan, Mereka biasanya lebih sering memberikan saran atau
nasehat secara tidak langsung dan sangat jarang dengan menggunakan metode
memberikan perintah secara langsung. Alasan dibalik semuanya ini adalah bahwa
ada kualitas keTuhanan yang melekat di dalam diri setiap individu, yang dapat
secara spontan menunjukkan kualitas-Nya jika ada situasi atau keadaan yang
mendukung, persis sama halnya dengan sebutir benih yang akan bercambah dan
tumbuh menjadi sebuah pohon karena disebabkan oleh kualitas alamiah yang ada di
dalamnya dan itu hanya terjadi jika semua fasilitas untuk mengembangkan semua
kemampuannya itu disediakan. Manusia seharusnya mampu untuk memperbaiki
dirinya sendiri dengan usahanya sendiri hanya dengan memberikan nasehat dan
saran-saran yang baik, dan bukannya dengan mematikan kebebasan dan
martabatnya dengan memberikan perintah yang bersifat memaksakan yang berasal
dari luar dirinya.
Indian culture and spirituality, halaman 95-96.
Usaha kita di dalam membangun Organisasi Sathya Sai haruslah menjadi pilihan
pertama dan dikedepankan dan usaha itu harus berasal dari dalam hati kita, sehingga kita


15
dapat memahami tujuan dari usaha-usaha spiritual yang dilakukan. Hanya ketika hidup kita
sendiri ada di jalan yang benar dan teratur maka kita bisa menolong yang lainnya. Sekali kita
mengungkapkan pandangan Tuhan yang bersifat suci maka yang lainnya akan datang untuk
berbagai kebahagiaan yang telah kita temukan. Sebagai dutanya atau pelayan Sai maka
tujuan kita adalah melaksanakan aturan-aturan yang ada dalam semangat kebersamaan
dalam naungan kasih.
Ketahuilah bahwa ada tiga jenis pelayan: yang pertama adalah mereka yang tidak
memahami perintah dari tuannya atau tidak mau peduli untuk mencoba memahami
tugasnya, yang kedua adalah bagi mereka yang melaksanakan tugas yang diberikan
sampai merusak tugas yang diberikan: mereka hanya melakukan sebanyak apa yang
diperintahkan oleh tuannya secara langsung; dan yang ketiga adalah mereka yang
menyerap tujuan dan makna dari tugas itu dan melaksanakannya tanpa mengenal
kata menyerah sampai tujuan ituu tercapai.
Sabda Sathya Sai 10, halaman 89
Sebuah organisasi yang efektif tidak akan mampu berjalan dengan baik tanpa adanya
peraturan. Beberapa orang tidak bersabar terhadap peraturan yang ada dan tidak akan bisa
ikut berpartisipasi dalam organisasi yang dengan jelas memberikan batasan tertentu.
Bagaimanapun juga, peraturan yang ada merupakan tonggak penunjuk jalan yang akan
menunjukkan kepada kita jalan dan membentuk para anggota menjadi orang yang lebih
baik. Peraturan-peraturan itu adalah kewajiban dari setiap anggota untuk mematuhinya
ketika kita menerimanya pada saat masuk dalam organisasi Sai.
Pembatasan, aturan dan pengendalian diri adalah jalan megah yang menuntun kita
semua untuk mencapai tujuan yaitu kesadaran diri yang sejati. Semuanya ini tidak
hanya mengikat, membatasi atau mengendalikan kalian.
Seva Dal, Februari 1981, halaman 8
Ketika kita mendapatkan keuntungan dari perjalanan spiritual, kita juga tetap harus
menjaga integritas dan disiplin dalam jalan ini. Aturan di dalam organisasi Sai menekankan
ketulusan dan menjalankan ajaran Swami. Jika kita tidak menjunjung tinggi aturan ini, maka
itu berarti kita menyakiti diri kita sendiri dan juga yang lainnya. Sama halnya dengan seorang
pengemudi yang ceroboh, seorang anggota yang tidak disiplin adalah berbahaya bagi dirinya
dan juga orang yang dekat dengannya.


16
Peraturan organisasi kita menekankan bahwa para anggota pertama-tama harus
menjalankan aturan yang ada tanpa adanya rasa mengeluh. Apapun yang engkau
inginkan orang lain lakukan, maka pertama-tama engkau harus melakukannya
terlebih dahulu di dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh ketulusan dan
ketabahan.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 35
Sebelum kita mengajukan diri untuk menjadi anggota atau pengurus di dalam
organisasi Sai, kita harus mempertimbangkan dengan sebaiknya syarat dan kewajibannya.
Keanggotaan dalam organisasi Sai menciptakan hubungan yang khusus dan langsung dengan
Sathya Sai Baba. Hal ini memerlukan ketulusan dan usaha yang tidak mengenal putus asa.
Alasan dan niat untuk menjadi anggota dalam organisasi Sai bukanlah untuk
memperlihatkan atau menggalang kekuasaan. Hanya dengan ideal dan standar yang paling
tinggi yang dapat menjadi alasan untuk berada dalam ikatan keanggotaan.
Sebelum engkau masuk ke dalam organisasi atau menjadi pengurus disana, maka
pertimbangkanlah dengan baik apakah engkau memiliki kerinduan dan kapasitas; kalau
tidak dan jika engkau memutuskan untuk masuk bergabung dan kemudian mengeluh atas
kelakuan yang lainnya atau menggerutu terhadap program yang ada, maka itu berarti
bahwa engkau hanya menunjukkan kekerdilan dan kelemahanmu saja. Lakukanlah
penyelidikan sebelum engkau memutuskan untuk ikut bergabung di dalam organisasi.
Setelah memutuskan untuk bergabung maka milikilah semangat untuk bekerjasama dengan
yang lainnya dengan penuh semangat dan laksanakanlah tugas yang diberikan kepadamu
dengan penuh ketelitian.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 329
3. Kewajiban dan tanggung jawab para pengurus Organisasi
Hal yang terpenting dan pokok sekali di dalam organisasi Sai adalah peran dari para
pengurus di center. Bagi mereka yang berbicara atas nama organisasi harus menjalani hidup
yang dapat dijadikan panutan bagi yang lainnya. Kehidupan mereka selalu dilihat secara
dekat dan bagaimana mereka menjalaninya sering lebih diperhatikan daripada yang mereka
ketahui. Adalah tidak pantas bagi para pengurus di organisasi Sai untuk mengikuti ajaran
yang lainnya serta melakoninya dan berkata bahwa mereka tidak cocok dengan ideal yang
ditetapkan oleh Sai. Biasanya dapat diterima jika seorang pemimpin dalam sebuah agama
menjadi pengurus di dalam Sai center, bagaimanapun juga mereka harus berhati-hati agar


17
tidak menyesatkan bagi mereka yang mengikuti. Jika mereka mengikuti sebuah ajaran yang
tidak sesuai dan cocok dengan pesan-pesan dari Sai, maka mereka seharusnya tidak
memberikan pelayanan sebagai pengurus.
Dan juga telah ditekankan dengan tegas bahwa bagi mereka yang ada di dalam
organisasi kita seharusnya tidak mempunyai hubungan apapun dengan organisasi
spiritual dan keagamaan lainnya.walaupun setiap orang dapat memuja siapa saja
yang mereka senangi, di dalam organisasi kita seharusnya tidak mempunyai
seseorang dengan keyakinan yang mendua. Hanya bagi mereka yang memiliki
keyakinan dan bhakti dalam nama dan wujud Sai yang dapat menjalankan tujuan
organisasi dengan semangat dan antusias.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 343
Para pengurus harus mengikuti dengan baik garis pedoman dan juga tuntunan
tingkah laku yang ditentukan oleh Sai. Jika mereka tidak mampu melakukannya, maka
mereka seharusnya tidak ada di dalam kepengurusan. Menjadi pengurus adalah berarti
melayani yang lainnya dan bukannya menguasai para bhakta yang lainnya. Dengan
pelayanan yang mereka lakukan, para pengurus harus memperlihatkan sifat kerendahan
hati dan memacu para anggota untuk melakukan usaha-usaha spiritual yang lebih besar.
Para pengurus tidak dapat menuntut hal yang istimewa atau bebas dari kewajiban.
Mereka harus menunjukkan kepemimpinan; dengan rasa bhakti dan keyakinan yang
mereka miliki, mereka harus memberikan inspirasi serta semangat bagi mereka yang
masih ragu-ragu. Inilah fungsi dari keberadaan mereka.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 166
Pemilihan pengurus tidak berdasarkan kepada popularitas atau lamanya
melaksanakan pelayanan; faktor yang paling penting adalah apakah calon pengurus
menjalankan hidup yang baik dan mampu dalam menangani masalah yang terjadi center.
Keyakinan, kerendahan hati, rasa bhakti, pelayanan, dan kasih kepada semuanya adalah
syarat yang utama dan pertama. Seorang pengurus yang memiliki hasrat dalam kekuasaan
atau pemenuhan ego adalah benar-benar berbahaya bagi keberadaan center.
Jadi idealisme yang harus kalian jaga di dalam pikiran ketika kalian memulai dan
menjalankan organisasi ini adalah: jangan mencari kemasyuran atau kekuasaan
atau kewenangan; jangan mengijinkan adanya rasa pamer dan kebesaran; jangan


18
bersaing untuk mendapatkan publisitas (pemberitaan) atau pengakuan dari orang
lain atau pujian.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 32
Metode dalam memilih pengurus mengacu kepada seleksi. Para pengurus
seharusnya dipilih dengan kemufakatan dari seluruh anggota setelah dilakukannya diskusi
yang bijaksana. Penyesuaian dari kebijakan dan program yang ada di dalam center
seharusnya ditetapkan secara terbuka dan dengan penuh pertimbangan sebelum memilih
para pengurus. Kebijakan center seharusnya tidak bergantung kepada kehendak para
pengurus yang bekerja pada saat itu. Sebuah situasi ketika semua anggota tidak bisa
menyetujui terhadap kepemimpinan atau kebijakan yang ada mencerminkan adanya
masalah yang sulit. Hal ini menandakan masih adanya ego dan keterikatan untuk tujuan-
tujuan pribadi.
4. Sebuah Panggilan Kerja
Kesempatan untuk belajar dan melayani adalah kekayaan atau harta yang sangat
tidak ternilai harganya. Bekerja di dalam Sai center adalah sebuah kesempatan untuk
mengembangkan kualitas Bhakti yang tertinggi. Berkerja di dalam Sai adalah seperti tempat
untuk mengurangi rasa ego dan memberikan pelayanan dengan tulus dan ikhlas dan adanya
kepentingan untuk diri sendiri. Keuntungan yang didapat dalam hal ini adalah tidak dapat
dihitung. Keanggotaan di dalam organisasi Sai menciptakan hubungan dan ikatan yang
sangat kuat dengan Sathya Sai Baba. Hubungan ini akan menyediakan kepada kita
kesempatan yang tidak ada bandingannya dalam kemajuan spiritual. Jika kita menyelam ke
dalam lautan ini, kita dapat memperoleh harta karun yang ada di dalamnya. Merupakan
pekerjaan yang sia-sia dengan berdiri di tepi lautan dan menyatakan bahwa lautan tidak
memiliki kekayaan. Hanya jika kita bekerja dengan idealisme dan pengabdian yang tinggi
maka kita pasti mendapatkan hadiah yang paling berharga.

Beberapa pertanyaan untuk Study Circle
1. Apakah tujuan dari keberadaan organisasi Sai Baba?
2. Siapakah yang menetapkan aturan dalam organisasi Sai?
3. Dapatkah kita mencapai tujuan spiritual kita dengan baik tanpa ikut menjadi anggota
dalam organisasi?
4. Apakah organisasi mempunyai peran dalam merubah masyarakat?


19
5. Bagaimana sebuah kepengurusan dipilih?
6. Apakah kewajiban dari para pengurus?
7. Apakah kewajiban dari para anggota organisasi?
8. Apakah organisasi memiliki sebuah peraturan yang dibuat standar untuk tingkah laku para
anggota?
9. Bagaimana caranya menangani jika ada perbedaan pendapat dalam hal jalannya
organisasi di center?
10. Apakah keuntungan yang bersifat besar yang didapat menjadi anggota dalam
organisasi Sai?

























20
AWATARA: CAHAYA DARI ATAS
1. Apakah Awatara itu?
Kata avatar berasal dari kata Sansekerta yang mengandung makna turun. Seorang
avatar adalah turun dari paramatma menjadi sebuah bentuk dan wujud. Walaupun semua
orang adalah makhluk spiritual yang dibungkus oleh badan jasmani, kata avatar
menjelaskan tentang manifestasi dari Tuhan dalam wujud manusia. Setiap orang
kenyataannya mempunyai kualitas keTuhanan di dalam dirinya, namun sangat sedikit yang
mampu memunculkannya. Avatar mengungkapkan kualitas keTuhanannya dalam sepanjang
inkarnasinya. Tugas-tugas-Nya di dunia adalah tanda dari kasihnya yang langgeng kepada
seluruh manusia.
Pada umumnya, avatar dijelaskan sebagai turun dari tingkat yang lebih tinggi ke
tingkat yang lebih rendah. Namun bukan itu! Ketika seorang bayi ada di dalam
ayunan menangis dengan keras, berteriak, dan meratap minta tolong, maka ibunya
datang dan membungkuk serta menggendongnya. Tindakan membungkuk yang
dilakukan ibu tersebut tidak bisa disebut sebagai turun.
Sabda Sathya Sai 10, halaman 229
2. Ketika Kegelapan Mengancam
Dalam tradisi Hindu, Tuhan yang maha kuasa akan turun dari jaman ke jaman ketika
kejahatan telah merajalela dan kebajikan ada dalam bahaya kehancuran. Tuhan datang
untuk menegakkan kembali keadilan dan tatanan spiritual. Dengan kehendak Tuhan, Beliau
mengambil wujud manusia untuk membalikkan kemorosotan yang terjadi di dalam
kehidupan sosial masyarakat.
Kapanpun terjadinya kemerosotan pada dharma (kewajiban spiritual) atau kebajikan
dan sebuah pergolakan yang diakibatkan oleh kejahatan, Aku mewujudkan diri-Ku,
karena ini adalah ketetapan hati yang utama atau Sankalpa-Ku untuk melindungi
tatanan spiritual alam semesta. Aku menyimpan keberadaan-Ku yang tidak
berwujud dan mengambil sebuah nama dan wujud yang sesuai dengan tujuan dari
kedatangan-Ku. Kapanpun kejahatan merajalela dan mengancam kebaikan, Aku
harus datang dan menyelamatkannya dari kemerosotan.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 324
Tuhan mengambil kelahiran sebagai manusia untuk menyelamatkan yang baik dan
menundukkan pelaku kejahatan. Ketika kejahatan mengancam untuk menaklukan kebajikan


21
dan para bhakta berdoa untuk keselamatan, Tuhan berinkarnasi untuk memperbaharui jalan
usaha-usaha spiritual. Panggilan yang begitu tulus dari para bhakta membuat Tuhan
mewujudkan diri-Nya sendiri. Doa-doa yang mereka panjatkan dan juga kasih sayang Tuhan
memuncak dalam peristiwa yang penting ini.
Tuhan turun sebagai avatar ketika Beliau dinanti dan ditunggu dengan penuh
kerinduan oleh para orang suci dan Rishi. Para orang suci berdoa --- dan Aku telah
datang.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 8
Tuhan mengambil kelahiran untuk memperlihatkan kepada kita cara untuk mencapai
kesadaran Tuhan. Hanya dengan muncul dalam wujud manusia maka Beliau dapat
menjelaskan serta menggambarkan jalan yang benar dari sebuah tindakan. Hanya dengan
tinggal diantara kita semua maka Beliau dapat mendorong para peminat kehidupan spiritual
untuk memahami dan mencintai Tuhan. Kita semua membutuhkan sebuah teladan untuk
memperlihatkan kualitas dari keTuhanan.
Wujud yang tanpa bentuk ini datang mengambil wujud manusia sehingga Beliau bisa
berbaur dengan manusia dan membangun keteladanan dan idealisme bagi umat
manusia dan menyampaikan kepada mereka semua aspek-aspek yang harus mereka
pelajari.
Wacana musim panas di bukit mawar biru, halaman 51
Dengan mengambil wujud manusia, Tuhan memberikan keteladanan dalam tingkah
laku manusia yang ideal. Dengan berbaur-Nya Beliau dengan kita, Beliau menangkap kasih
kita dan memberikan kita motivasi untuk melakukan tindakan. Cerita epos India
(Mahabharata, Ramayana dan purana) menceritakan kisah-kisah kehidupan para avatar
seperti Rama dan Krishna pada jaman yang lampau. Cerita-cerita ini tidak hanya cerita
belaka: mereka adalah buku pedoman bagi kehidupan spiritual. Mereka memaparkan
contoh yang ideal dari tingkah laku yang benar, kasih sayang, dan kebenaran. Mereka
memberikan penjelasan kelembutan dan kualitas manusia dari Tuhan seperti halnya
kekuasaan-Nya.
Avatara bertingkah laku dengan cara manusia sehingga umat manusia dapat
merasakan pertalian keluarga, namun mengangkat manusia menuju pada kemuliaan
kualitas dari manusia luar biasa sehingga umat manusia dapat bercita-cita untuk
sampai pada kemuliaan itu.


22
Sabda Sathya Sai 4, halaman 41
Alasan bagi Tuhan untuk berinkarnasi dari jaman ke jaman berbeda dalam setiap
detailnya. Perwujudan Tuhan yang turun ke dunia harus menyesuaikan dengan waktu dan
keadaan dari jaman tersebut. Beberapa inkarnasi Tuhan muncul untuk alasan yang khusus
dan terbatas. Sedangkan perwujudan Avatara yang lainnya datang untuk alasan yang lebih
umum, seperti menegakkan kembali kebenaran dan arah spiritual.
Beberapa Avatara muncul untuk tujuan yang terbatas dan tertentu, seperti halnya
Vamana dan Narasimha. Avatara ini hanya muncul untuk menghancurkan beberapa
kejahatan tertentu. Mereka tidak dengan kekuatan penuh, tidak tinggal dalam
jangka waktu yang lama, tidak mencakup daerah yang luas, seperti halnya Rama
dan Krishna.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 154
Untuk alasan ini, beberapa inkarnasi muncul hanya menggunakan kekuatan dalam
jumlah tertentu dan itu hanya untuk menyelesaikan tugas yang ada. Sedangkan Avatara
yang lain, seperti Sathya Sai memiliki kekuatan yang sangat besar dan tidak hanya terkait
untuk tugas tertentu saja. Avatara Rama menaruh sebagian kekuatan-Nya pada saudara-
Nya. Bagaimanapun juga, Avatara Krishna adalah poorna (penuh) Avatara, inkarnasi Tuhan
dengan menggunakan kekuatan Tuhan secara penuh.
Artinya, bahwa avatara dapat berinkarnasi hanya dengan sebagian dari kemuliaan
Tuhan dan itu hanya untuk menyelesaikan tugas-Nya. Contoh dari avatara ini adalah
Rama. Sedangkan avatara lainnya muncul dengan kekuatan yang melampaui tujuan
kedatangan-Nya dan bersinar penuh dalam keagungan. Contoh untuk ini adalah
Krishna. Avatara mengambil wujud tertentu disesuaikan dengan tujuan kedatangan-
Nya.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 132
Tujuan dari kedatangan avatara disesuaikan dengan kebutuhan dari jaman. Selama
empat jaman spiritual dari manusia, pesan-pesan dari avatara diajarkan menurut kapasitas
atau kemampuan manusia untuk menerimanya. Dalam jaman Kritha Yuga yang merupakan
jaman keemasan bagi spiritual, meditasi sangat ditekankan. Dalam jaman Treta Yuga yang
merupakan jaman setelah Kritha Yuga, pelaksanaan ritual dan upacara pengorbanan
merupakan hal yang penting dan pokok untuk dilaksanakan. Dalam jaman kemunduran
Dwapara Yuga, pemujaan yang bersifat ritual bersifat dominan dalam melakukan usaha


23
spiritual. Dalam jaman sekarang, Kali Yuga, yang ditandai dengan kemerosotan spiritual,
ajaran prinsipnya adalah sangat sederhana yaitu mengingat nama Tuhan. Kali Yuga dimulai
tepat pada saat kematian Krishna yaitu pada tanggal 20 Februari 3120 sebelum Masehi.
Jaman Kali Yuga akan berlangsung selama 11.000 tahun.
Adalah tidak mungkin bagi umat manusia untuk memahami secara penuh sifat dasar
dari avatara. Walaupun Beliau tampil dalam wujud manusia, kekuatan dan kapasitas yang
dimiliki-Nya membumbung tinggi melampaui pemahaman kita. Beliau dapat melihat masa
lampau, sekarang dan masa yang akan datang sepenuhnya. Dengan kekuatan Beliau yang
unik, avatara menuntun setiap individu dan masyarakat untuk berjalan menuju kearah
pembaharuan spiritual.
Avatara-purusha telah datang semata-mata untuk menyelamatkan umat manusia,
dan demikian Beliau menyadari dengan baik tentang bhakta, jalan dan tujuannya.
Beliau adalah penguasa dari ciptaan ini dan juga menyadari sepenuhnya kekuatan
yang dimiliki-Nya. Beliau mengetahui apa yang terjadi pada waktu lampau, masa
sekarang dan masa yang akan datang. Beliau menuntun dan membebaskan.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 473
3. Sifat Dasar dari Avatara
Walaupun Avatara memiliki kekuatan yang melampaui daya nalar dan imajinasi manusia,
namun Beliau bergaul dengan kita sebagai teman yang paling dekat. Beliau membaca hati
dan pikiran dari setiap orang. Kepada setiap orang baik itu kepada para laki-laki, perempuan
ataupun anak-anak, Beliau muncul tidak sebagai seorang penguasa yang sangat kuat, namun
sebagai teman yang paling dekat dan penuh kasih. Kekuatan Beliau mengkristal dan muncul
dalam diri manusia sebagai kasih dan kebijaksanaan, dan bukannya sebagai kekuatan atau
penguasa.
Avatara adalah seorang anak bagi anak-anak, seorang pemuda bagi para pemuda,
seorang pria diantara para pria, seorang wanita diantara para wanita, maka dengan
demikian pesan dan ajaran yang disampaikan-Nya dapat diterima oleh masing-
masing hati dan sebagai balasannya adalah mendapatkan ananda (kebahagiaan). Ini
merupakan rasa kasih sayang dari avatara yang selalu memberikan inspirasi dan
dorongan dalam setiap tindakan yang dilakukan-Nya.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 275


24
Sejarah dari negeri India bergema dengan tradisi dari para Avatara dan juga
kehidupan para orang suci yang begitu mulia. Di India, pencapaian kesadaran spiritual
dianggap sebagai puncak dari keberhasilan kehidupan manusia. Semuanya ini memberikan
kesaksian bahwa kebesaran dari spiritual India terbukti dari kenyataan bahwa poorna
(penuh) avatara hanya turun dan berinkarnasi di negeri ini. Tanah suci ini dipenuhi dengan
bahasa dan ajaran-ajaran dari Tuhan. Bagaimanapun juga, bahkan di India sangatlah sulit
bagi manusia untuk menyadari seorang avatara. Rama dan Krishna dianggap sebagai
perwujudan Tuhan oleh hanya beberapa orang saja pada waktu itu. Meskipun pada waktu
itu dipenuhi dengan keagungan Tuhan yang begitu besar, namun sangat disayangkan
bahkan para sanak keluarga tidak mampu menyadari keTuhanan dari kedua avatara ini.
Inkarnasi dari Tuhan tidak sepenuhnya dapat diterima oleh kebanyakan orang.
Bahkan kedua orang tua, para kerabat, sahabat memiliki keraguan untuk memuja-
Nya. Hanya beberapa orang suci yang telah mengembangkan pandangan ke dalam
diri melalui penyelidikan dan sadhana yang dapat menyadari kenyataan yang sejati
dari avatara.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 333
Sedikitnya orang yang menyadari kenyataan yang sejati dari avatara ini adalah
disebabkan karena Rama dan Krishna lahir dalam lingkungan keluarga kerajaan. Mereka
tidak terlibat dalam masyarakat umum dan juga tidak adanya penjelasan tentang misi
mereka di dunia ini. Avatara pada jaman dahulu hanya dapat disadari oleh masyarakat
setelah mereka menanggalkan badan jasmani-Nya.
Pada kesempatan terdahulu ketika Tuhan turun berinkarnasi ke dunia, kebahagiaan
karena mengenal-Nya sebagai perwujudan avatara dapat dirasakan hanya setelah
wujud phisik-Nya ditinggalkan, sekalipun banyak bukti yang jelas menunjukkan
rahmat yang Beliau limpahkan. Kesetiaan dan rasa bhakti yang muncul dari manusia
pada waktu itu adalah berasal rasa takut dan kagum terhadap kekuatan dan
kemampuan yang dimiliki-Nya yang melebihi manusia biasa atau dari kerajaan
mereka perintah dan kewenangan mereka terhadap hukum yang berlaku.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 212
4. Bagaimana dapat menyadari perwujudan Tuhan
Untuk menyadari tentang keberadaan Avatara, kita harus memiliki pemahaman
serta pengertian yang benar-benar bagus. Usaha ini tentunya menjadi lebih sulit di dalam


25
jaman sekarang yang ditandai dengan terjadinya kemerosotan spiritual! Orang-orang
percaya bahwa Tuhan akan berinkarnasi ke dunia dalam wujud yang sesuai dengan
pendapat dan pandangan mereka, dan itu jika mereka menganggap bahwa ada
kemungkinan Tuhan akan turun ke dunia. Pada saat sekarang, bayangan kebanyakan orang
terhadap Tuhan hanya berasal dari buku-buku sejarah yang informasi yang ditampilkan
tidak sesuai dengan jaman sekarang. Jadi, ketika Tuhan datang dan turun ke dunia, kita
harus melihat dari teladan-Nya, tanda-tanda dan ajaran yang disampaikan-Nya.
Banyak orang yang tenggelam dan tertarik hanya pada tanda-tanda luar dari
kesucian; tanda-tanda itu misalnya dengan memakai gaun panjang, memelihara
jenggot, memakai japa mala, rambut yang dibiarkan kusut. Orang-orang tetap
mengikuti jejak para orang suci ini yang menelusuri daerah ini dan bahkan mengikuti
mereka ke dalam hutan. Adalah sangat sulit sekali untuk memberikan garis batas
yang jelas tentang manifestasi dari Tuhan, dan oleh sebab itulah Aku menyatakan
diri-Ku dan Aku juga menjelaskan tentang misi, tugas, karakteristik, serta kualitas-Ku
yang membedakan dengan avatara yang lainnya.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 21
Ajaran-ajaran kuno dari India memberikan beberapa petunjuk dan tanda bagaimana
untuk membedakan serta melihat seorang avatara. Dalam ajaran kuno ini dijelaskan bahwa
seorang avatara dapat dikenali dengan beberapa kualitas dan karakteristik tertentu.
Semakin banyak kualitas yang dimiliki maka semakin besar tugas dan daerah yang diliputi-
Nya. Avatar yang masuk dalam kategori yang paling hebat mempunyai enam belas kekuatan
atau karakteristik. Lima belas karakteristik pertama adalah penguasaan terhadap segala
bentuk fungsi phisik, indria, dan berbagai unsur yang ada. Kekuatan ini dijelaskan dengan
berbagai cara untuk menggambarkan kekuatan yang dimiliki oleh avatara dalam menguasai
unsur-unsur phisik. Kekuatan dan karakterisitik yang ke enam enam belas adalah kualitas
maha tahu, maha shakti, dan ada dimana-mana. Kekuatan ini hanya dimiliki oleh avatara
yang bersifat sempurna (poorna). Poorna avatara sangat jarang turun berinkarnasi ke dunia:
perwujudan poorna avatara yang terakhir adalah Sri Krishna, yang hidup kira-kira lima ribu
tahun yang lalu.
Beberapa tanda phisik tertentu juga merupakan sebuah pijakan untuk melihat wujud
dari penampilan seorang avatara. Tanda-tanda phisik ini dapat dilihat pada tubuh bagian
kiri, selain itu juga ada tanda lahir berupa bentuk burung elang atau garuda yang ada di


26
dada, atau gambar cakra yang ada di telapak kaki. Beberapa tanda yang lainnya dinyatakan
dalam sebuah ramalan atau wahyu.
5. Bagaimana mendapatkan keuntungan dari Inkarnasi Tuhan.
Bagi para sadhaka yang memiliki pandangan instuisi yang terbuka, ini merupakan
kesempatan dan waktu yang sangat bagus. Avatara yang sempurna di jaman Kali Yuga
sekarang telah berinkarnasi sebagai Sathya Sai Baba. Beliau datang dengan membawa
keenam belas karakteristik dan juga tanda-tanda phisik yang dijelaskan pada jaman dahulu.
Beliau memperlihatkan energi dan kekuatan dari manusia yang luar biasa, namun beberapa
pengamat masih belum yakin dengan kualitas yang dimiliki-Nya. Dalam keadaan tertentu,
Beliau berpura-pura tidak mengetahui siapa yang datang atau darimana mereka berasal,
namun semuanya itu adalah permainan-Nya belaka. Para bhakta harus mengatasi ilusi atau
khayalan yang telah membutakannya untuk dapat melihat kenyataan Beliau yang begitu
mengesankan.
Oleh karena Aku bergerak diantara kalian, makan seperti halnya kalian, dan juga
berbicara langsung dengan kalian semua, kalian menjadi tersesat dan terpedaya ke
dalam sebuah keyakinan bahwa semuanya ini adalah bentuk dari kualitas manusia
biasa. Berhati-hatilah terhadap kesalahan ini. Aku juga membuatmu terpedaya
dengan Aku bernyanyi denganmu, berdialog denganmu, dan melibatkan diri-Ku
dalam kegiatan denganmu. Namun dalam saat-saat tertentu kualitas keTuhanan-Ku
akan diungkapkan kehadapanmu; engkau harus siap untuk kesempatan itu. Oleh
karena kecemerlangan Tuhan dibungkus oleh kualitas manusia, maka kalian harus
melakukan usaha untuk mengatasi maya (khayalan) yang membunyikan
kecemerlangan Tuhan dari matamu.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 211
Di jaman sekarang, avatara telah datang untuk menegakkan kembali kebajikan dan
ajaran-ajaran suci. Sekarang tidak ada lagi ditemukan musuh yang begitu sakti yang
mengganggu ketentraman manusia; karena kebaikan dan kejahatan keduanya ada di dalam
hati semua manusia. Sehingga Beliau datang untuk mendidik dan mengangkat semua
manusia.
Pada jaman dahulu, para avatara membersihkan dunia dari kejahatan dengan
menghancurkan mereka yang bersifat picik dan para raksasa yang merupakan
penyebab segala kehancuran. Namun sekarang kualitas kejahatan dan kepicikan ada


27
di dalam hati setiap orang . Maka dari itu setiap orang memerlukan perbaikan;
setiap orang harus dididik dan dituntun ke jalan yang benar.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 3
Bahkan sekarang misi dari avatara sudah melangkah maju. Pesan yang disampaikan-
Nya begitu jelas bagi setiap orang. Seorang penekun spiritual hanya perlu untuk
mempelajari ajaran yang disampaikan dan mendapatkan keuntungan darinya. Sathya Sai
Baba adalah penuntun dan teladan untuk jaman kali yuga ini. sekarang terserah kepada kita
masing-masing untuk berjalan di jalan yang telah dihamparkan. Hanya dengan demikian
maka kemanusiaan akan dapat diselamatkan dari jurang kehancuran.
Cara untuk mendapatkan kebebasan dan pengangkatan derajat seseorang dari
kehadiran avatara adalah dengan; mengamati setiap langkah-Nya, memperhatikan
semua tindakan dan kegiatan-Nya, mengikuti tuntunan yang bersifat mendasar yang
mana hidup-Nya merupakan sebuah ajaran suci. Tandailah kasih-Nya, rasa iba yang
dimiliki-Nya, dan kebijaksanaan-Nya; cobalah bawa semua kualitas itu ke dalam
kehidupanmu sehari-hari.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 166-167
Dengan mengamati Tuhan dan meraih rahmat-Nya, maka kita dapat mencapai
tujuan yaitu kebebasan. Tuhan sendiri yang akan menuntun kita. Tugas-Nya adalah
membebaskan bagi mereka yang telah siap untuk bebas dari lingkaran kelahiran dan
kematian. Jika kesempatan yang begitu berharga ini hilang, kapan lagi kesempatan yang lain
akan datang?
Kapal terbang harus mendarat di tempat tertentu untuk menaikkan penumpang
yang memiliki hak untuk terbang dengan tiket yang telah mereka beli. Jadi, begitu
juga dengan Tuhan harus turun ke dunia sehingga bagi mereka yang memiliki hak
untuk mendapatkan kebebasan dapat diselamatkan; kebetulan, yang lainnya juga
akan mengetahui kebesaran Tuhan dari rahmat-Nya, cara mendapatkannya, dan
kebahagiaan dari mendapatkan kebebasan.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 24
Avatara telah datang untuk menyalakan pelita kasih. Kata-kata-Nya menerangi hati
dan jiwa. Namun untuk mendapatkan hal itu ada tugas kecil yang harus dilakukan: kita harus
membuka pintu sehingga cahaya dan kebahagiaan dapat masuk ke dalam hati.


28
Inkarnasi Tuhan turun untuk memberikan peringatan, tuntunan, membangkitkan,
dan menghamparkan jalan dan memberikan penerangan kasih diatasnya. Namun
manusia harus mendengarkan, mempelajari dan mematuhi dengan penuh harapan
dan keyakinan.
Sabda Sathya Sai 8, halaman 143
Pertanyaan untuk diskusi melingkar (study circle)
1. Mengapa Tuhan mengambil wujud phisik?
2. Bagaimana cara kita menyadari seorang avatar?
3. Mengapa beberapa avatara diberkati dengan kekuatan yang penuh dan yang lainnya
tidak?
4. Apakah avatara cukup sering berinkarnasi ke dunia?
5. Mengapa para avatara tidak merubah situasi yang menakutkan itu secara langsung
dengan kekuatan yang dimiliki-Nya?
6. Berapa banyak misi dari avatara yang dapat kita pahami?
7. Mengapa poorna avatara hanya lahir di India?
8. Hadiah apa yang ditawarkan oleh avatara kepada kita di jama ini?
9. Jika anda adalah seorang avatara, apa yang akan anda lakukan?

















29
BAB KEEMPAT
KEYAKINAN ADALAH SUMBER DARI PENGETAHUAN
1. Semua orang memiliki beberapa keyakinan
Tidak ada sesuatu yang dapat diselesaikan tanpa adanya keyakinan. Kita harus memiliki
keyakinan di dalam diri kita atau pada yang lainnya untuk menyelesaikan beberapa tugas
atau kewajiban. Kita juga harus memiliki keyakinan terhadap hokum alam. Kita harus
memiliki keyakinan bahwa kita akan hidup untuk dapat melihat akibat dari usaha atau
tindakan benar yang telah kita lakukan. Jadi, kita juga harus mempunyai keyakinan kepada
Tuhan jika kita ingin mendapatkan kemajuan dalam bidang spiritual. Keyakinan adalah
langkah awal yang memungkinkan terjadinya langkah-langkah berikutnya.
Keyakinan merupakan dasar dari semua tindakan. Engkau tidak akan lari dari seorang
tukang cukur karena dia dilengkapi dengan pisau cukur yang sangat tajam. Engkau
menempatkan keyakinan kepadanya dan mengijinkannya untuk memotong rambutmu,
dan dengan tenang menyerahkan diri kepada kualitas yang dimilikinya. Engkau
memberikan pakaianmu yang harganya sangat mahal kepada tukang cuci karena
engkau mempunyai keyakinan bahwa tukang cuci itu akan mengembalikan pakaianmu
dalam keadaan bersih dan rapi . Begitu juga engkau harus memiliki keyakinan
terhadap kekuatan yang ada di dalam diri yaitu atman yang merupakan suara Tuhan.
Sabda Sathya Sai 10, halaman 227-228
2. Sumber dari keyakinan
Keyakinan muncul dari pemahaman pada diri sendiri. Keyakinan merupakan kualitas
keTuhanan yang bersemayam di dalam diri dan memungkinkan bagi kita untuk menyadari
kualitas Tuhan yang ada di alam semesta. Selain itu keyakinan yang merupakan sumber yang
ada di dalam diri adalah sebuah mata air dari keberanian dan kepercayaan diri. Keyakinan
ini mengambang di dalam sungai dan kembali mengalir menuju lautan pengertian, karena
kita hanya mencari untuk mendapatkan kembali warisan kita yang telah hilang ---
keTuhanan.
Apakah akar dari keyakinan terhadap diri sendiri? Siapakah engkau sehingga engkau
harus percaya pada dirimu sendiri? Engkau percaya pada dirimu sendiri karena
engkau sendiri adalah Tuhan dan engkau mempunyai keyakinan yang mantap dan
mendalam kepada Tuhan di dalam di hatimu. Yakin pada dirimu sendiri dan yakin
kepada Tuhan adalah bersifat sama; engkau memanfaatkan kekuatan Tuhan yang


30
ada di dalam diri ketika engkau berdiri dengan penuh perhatian melawan musuh dari
luar.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 229
Beberapa keyakinan secara alami tumbuh di dalam diri kita. Jika kita harus
melakukan operasi, kita percaya bahwa dokter bedah akan menyelamatkan kita, walaupun
pisau yang tajam ada di tangannya. Kita percaya bahwa kendaraan yang mendekat yang ada
di jalan raya akan tetap berada di jalurnya masing-masing. Kita memiliki kepercayaan
sepenuhnya kepada orang yang belum kita kenal, namun untuk yakin kepada Tuhan kita
menjadi lebih kritis. Kita mempunyai kecendrungan untuk mempercayai sesuatu yang
bersifat gampang dan menyenangkan. Adalah lebih sulit untuk percaya ketika keyakinan
menuntut adanya tindakan atau kewajiban untuk dilakukan. Keyakinan pada Tuhan
menghadirkan sebuah aturan yang sifatnya menantang bagi para pendatang baru dalam
jalan spiritual. Hal ini sering menuntut adanya perubahan yang cukup besar di dalam cara
hidup mereka. Bagaimanapun juga, tanpa adanya keyakinan terhadap ajaran dan pesan dari
para orang suci, maka kemajuan spiritual adalah tidak mungkin dapat dicapai.

Engkau boleh saja mengatakan bahwa engkau tidak akan percaya kepada Tuhan
kecuali engkau mendapatkan pengalaman pribadi dan jelas tentang keberadaan-
Nya. Baiklah, engkau percaya bahwa tanggal kelahiranmu ada di bulan dan tahun
tertentu. Engkau menganggapnya itu benar dan meyakininya. Engkau banyak sekali
percaya akan sesuatu: adalah tidak mungkin menuntut untuk mendapatkan
pengalaman pribadi untuk segala sesuatu yang harus kita yakini, jika kita
mengharapkan kehidupan berjalan mulus. Percaya dan yakinlah akan keberadaan
Tuhan, karena banyak para orang suci, ilmuwan dan Rishi yang menerima dan
mengalaminya.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 311
Pengetahuan muncul dari pengalaman, namun pertama kita bertindak berdasarkan
keyakinan. Kita harus bertindak untuk mendapatkan pengalaman yang menguatkan
keyakinan. Jika kita menganalisa tuntunan yang diberikan oleh orang lain yang telah
mendahului dan meninggalkan kita, maka kita akan dapat menemukan kekayaan yang
tersembunyi yang ditujukan untuk kita. Adalah tidak pantas dan layak untuk menuntut
bukti terhadap keberadaan Tuhan sebelum adanya usaha yang dilakukan. Usaha dan


31
gangguan yang besar siap dipikul untuk mendapatkan benda-benda duniawi, namun
beberapa orang merasa bahwa untuk tujuan yang lebih besar yaitu perkembangan spiritual
seharusnya didapat tanpa perlu berusaha dan gratis. Jika orang-orang seperti tidak
melakukan usaha apapun, maka itu adalah kerugian mereka sendiri.
Beberapa orang berkata bahwa mereka percaya pada Tuhan hanya ketika mereka
diberkati dengan beberapa pengalaman tentang kenyataan Tuhan. Bagaimana
keyakinan dapat muncul dalam keinginan mereka dengan sikap yang seperti itu?
Bagaimana contoh yang diberikan oleh para orang suci dapat membantu jika orang
yang seperti ini tidak memiliki niat baik untuk mengalaminya. Tentu saja, jika mereka
tidak memiliki keyakinan, maka mereka akan mendapatkan kerugian. Tuhan tidak
peduli dan menaruh perhatian akan hal ini. Dua ditambah dengan dua hasilnya
adalah empat walaupun beberapa orang bersumpah bahwa mereka tidak akan
mempercayainya.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 110
3. Perlunya keyakinan
Bahkan dalam usaha untuk menikmati kehidupan yang menyenangkan di dunia ini
memerlukan keyakinan. Kita harus memilih diantara dua pilihan apakah percaya terhadap
sebuah kekuatan penuntun yang begitu cerdas atau dunia ini akan mengalami kemerosotan
seperti halnya rimba yang kacau oleh sifat ketamakan dan kebencian. Kehidupan tidak akan
terasa menyenangkan bagi seseorang yang terperangkap dalam jeratan pemenuhan
kepentingan sendiri dan keinginan yang salah. Tanpa peduli dengan yang lainnya, maka
kehidupan hanya menyisakan sedikit kebahagiaan. Kebahagiaan yang kekal hanya dapat
ditemukan ketika kita mendambakan idealisme dan nilai-nilai yang bersifat universal.
Namun kemajuan spiritual tidak hanya melulu pada latihan kecerdasan; ini terkait
dengan kehidupan yang benar, tingkah laku yang baik, kebiasaan yang dipenuhi nilai
moralitas. Sikap ini datang secara otomatis akibat dari keyakinan terhadap kebaikan,
keadilan, kasih sayang dari Tuhan yang memperhatikan dan menyaksikan setiap
tindakan. Jadi rasa yakin terhadap Tuhan yang bersifat ada dimana-mana, maha
tahu, maha kuasa adalah syarat pertama untuk mendapatkan kehidupan yang baik.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 108




32
4. Jagalah keberadaan tunas-tunas yang begitu lembut
Tanpa adanya keyakinan, dimana kita dapat menemukan kebahagiaan? Pada awalnya
terasa sulit dan hasilnya tidak benar-benar Nampak. Namun dengan berjalan waktu,
keyakinan itu akan tumbuh menjadi sebuah pohon besar dan kita bisa menemukan banyak
tempat untuk berteduh dibawahnya. Satu langkah awal adalah cukup bahkan untuk
melakukan perjalanan yang paling jauh sekalipun. Adalah tidak perlu untuk menyelesaikan
perjalanan dalam satu hari. Pada permulaan kita perlu untuk menjaga keyakinan itu, sama
halnya sebuah pelita yang kecil harus dijaga dari hembusan angin.
Ketika keyakinan mulai muncul, pagarlah disekitarnya dengan pagar disiplin dan
pengendalian diri sehingga tunas yang lembut ini dapat terlindungi dari ancaman
kambing, hewan ternak, kelompok yang sinis dan tidak percaya. Ketika keyakinanmu
tumbuh menjadi pohon yang besar, maka hewan-hewan ternak itu dapat berteduh
dan bernaung dibawahnya.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 37-38
Sampai keyakinan itu tumbuh dan kuat, adalah sangat baik bagi kita untuk tetap diam.
Dengan membantah dan berseteru dengan yang lainnya, kita mungkin dapat kehilangan
keyakinan kecil yang kita miliki. Ketika keyakinan itu mantap dan tidak tergoyahkan, kita
dapat menolong yang lainnya. Keyakinan yang mantap seperti api yang mengamuk: ini
bahkan dapat melahap kayu basah keragu-raguan yang dimiliki oleh yang lainnya. Sampai
tiba waktunya, keheningan atau diam adalah teman yang paling baik bagi keyakinan.
Keyakinan adalah seperti sebuah tanaman yang tumbuh secara pelahan-lahan;
akarnya masuk jauh kedalam hati. diam adalah sadhana (latihan spiritual) yang
terbaik untuk menjaga keyakinan.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 68
5. Jalan menuju kemenangan
Dengan usaha dan keyakinan yang mantap, kemenangan adalah jaminannya. Pendekatan
disiplin menghasilkan panen yang berlimpah. Kita harus terus melangkah maju meskipun
mengalami sedikit kemunduran dan hambatan. Ketika latihan yang kita lakukan sesuai
dengan aturan dan kita mendapatkan rahmat Tuhan, maka hadiah dari usaha yang kita
lakukan akan diberikan.


33
Hanya dengan keyakinan yang mantap yang dapat memberikan kemenangan.
Engkau tidak dapat merubah kesetiaanmu sesuka hatimu. Peganglah dengan kuat
sampai kesadaran itu diberikan.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 73
Keyakinan membantu kita dalam mengejar tujuan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Tuhan menganugrahkan keyakinan dengan rahmat Beliau. Tuhan penuh dengan rasa kasih
sayang sehingga Beliau tidak akan mengecewakan bagi para pencari spiritual yang
bersungguh-sungguh. Kepastian dari harapan kita adalah seperti kekuatan dari gemuruh
ombak yang besar --- ini akan menyapu bersih semua rintangan yang menghalangi jalan.
Keyakinan dapat bekerja sangat menakjubkan, ini dapat mendorong Tuhan untuk
mengejewantahkan diri-Nya sendiri dan memberikanmu apa yang engkau yakini
yang akan Beliau berikan.
Sabda sathya Sai 2, halaman 216
Keyakinan yang mantap tidak tumbuh dalam waktu satu malam. Keyakinan ini tiba
dengan kereta yang lambat, ditarik oleh banteng-banteng kekuatan dan ketetapan hati.
Tidak ada lagi objek lain yang penting untuk dicari selain dari menyadari kehadiran Tuhan
yang ada dimana-mana. Keyakinan yang kita miliki memberikan kepada kita kesabaran
ketika kita mengembangkan kemampuan membedakan dalam bidang spiritual. Kemampuan
ini memungkinkan bagi kita untuk mengetahui mana yang nyata dan nilai-nilai yang kekal.
Ketika kita merasakan rasa manis dari nilai spiritual, perjalanan itu menjadi sebuah
kesenangan. Sampai tiba waktunya, keyakinan menyokong penglihatan.
Keyakinan hanya dapat datang secara perlahan, melalui bergaul dengan orang-
orang yang baik, membaca kehidupan dan pengalaman dari orang-orang yang baik,
dan mendapatkan pengalaman sendiri.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 124
6. Penegasan dari kemajuan
Ujian untuk menilai keberhasilan dari keyakinan terdapat pada tindakan serta tingkah laku
kita. Keyakinan yang tidak didukung oleh kepastian dari tindakan kita sama halnya dengan
sebuah perahu yang bocor yang sedang menyebrangi sungai kehidupan. Kadang-kadang kita
dapat mengetahui tingkat keyakinan kita sendiri hanya ketika memberikannya sebuah
bahan uji; kemudian kita harus bertindak berdasarkan keberanian dari apa yang kita yakini.
Ketika kita bertindak sesuai dengan idealisme yang tinggi, kita akan mendapatkan rahmat


34
Tuhan untuk melangkah maju. Pengalaman dalam usaha spiritual menganugrahkan
pengetahuan; praktek memberikan rahmat.
Seorang individu yang memiliki keyakinan kepada Tuhan harus melakoni apa yang
diyakininya. Dengan percaya kepada Tuhan namun masih melalaikan perintah dan
larangan-Nya, maka itu berarti engkau menyangkal dirimu sendiri. Keyakinan
bukanlah jubah yang dipakai diluar hanya untuk memperdaya yang lainnya.
Wacana musim panas 1977, halaman 218
Mengalami rahmat Tuhan memberikan kepada kita kesadaran diri pada tingkat tertentu.
Ketika ulat keyakinan berubah menjadi kupu-kupu pengetahuan, maka tidak aka nada lagi
ruang bagi keragu-raguan. Sekali rasa nectar dari Tuhan dapat dirasakan, maka tidak akan
ada rasa lapar untuk menikmati rasa buah yang pahit dunia ini.
Jangan menjadi ragu dan bimbang ketika sekali engkau diyakinkan. Carilah
pemahaman dan puaskanlahh dirimu. Setelah itu, jangan menjadi tersesat. Ketika
matahari tepat berada diatas kepalamu, maka tidak akan ada lagi bayangan; sama
halnya, ketika keyakinan telah mantap di dalam kepalamu, maka seharusnya tidak
ada lagi bayangan keraguan yang muncul.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 25
Tuhan dapat diketahui secara pasti seperti siang mengikuti malam. Pandangan Tuhan
adalah lebih nyata daripada pengalaman yang terkait dengan dunia yang bersifat sementara
ini. Kehidupan secara terus menerus mengalami perubahan; hanya Tuhan yang bersifat
kekal dan tanpa mengalami perubahan. Hanya kehidupan yang didasarkan pada prinsip-
prinsip keTuhanan yang benar-benar dapat bersandar pada pondasi yang kuat.
Keyakinan pada Tuhan merupakan pondasi yang aman dimana harapan dapat
dibangun diatasnya. Keyakinan haruslah mantap dan kuat. Perasaan bahwa Tuhan
akan datang untuk menyelamatkan kita harus tetap berkobar dan menyala,
memotivasi dan menggerakkan semua yang kita lakukan, katakan dan pikirkan.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 232
Keyakinan menganugrahkan kepada kita kebebasan yang sejati. Peganglah dengan erat
pada kehendak Tuhan, dan kita melepaskan pegangan kita terhadap ketakutan dan
kecemasan. Tuhan menuntun kita untuk melalui kehidupan yang membingungkan ini. Suara
Tuhan dapat kita dengar di dalam keheningan hati kita; karena suara-Nya adalah suara kita


35
sendiri; kekuatan-Nya adalah kekuatan dari keyakinan dan keberanian kita. Jati diri kita yang
sejati, Tuhan yang bersemayam di dalam diri, memberikan keberhasilan.
Bersandarlah pada Tuhan yang bersemayam di dalam diri dan temukan dorongan
keberanian yang tanpa henti yang ada di dalam hati setiap orang. Kemenangan yang
terakhir adalah bagi mereka yang memiliki keyakinan terhadap atma yang bersifat
tak terkalahkan yang merupakan kenyataan mereka yang sejati.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 41
7. Pemahaman yang benar terhadap tujuan
Para orang suci dan Rishi telah menempuh jalan yang begitu sulit untuk mencapai
kemenangan. Dengan mengkuti teladan yang mereka berikan, kita akan sedikit mengalami
kerugian dan banyak mendapatkan keuntungan. Beberapa kesenangan yang bersifat remeh
dibuang, namun kebahagiaan Tuhan yang kita dapatkan nilainya jauh lebih besar. Segera
kehidupan yang singkat ini akan berakhir dan apakah yang telah kita raih? Kumpulan
kekayaan dan benda material akan kita tinggalkan; satu-satunya kekayaan yang tetap kita
jaga adalah tingkat evolusi (perkembangan) yang telah diraih. Semua kebajikan membuat
kita menjadi semakin dekat dengan kesadaran Tuhan dalam hidup ini atau pada kehidupan
yang akan datang.
Siapapun yang memiliki rasa antusias, ketabahan dan keteguhan hati untuk
mencapai tujuan pasti akan berhasil. Tingkatkan keyakinan itu untuk mendapatkan
keberhasilan yang terakhir; jangan pernah putus asa atau melakukan kesalahan atau
memiliki keraguan. Inilah pesan-Ku untuk semuanya.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 141

Pertanyaan untuk diskusi melingkar (study circle)
1. Mengapa keyakinan muncul sebelum pengalaman?
2. Apakah keyakinan bertentangan dengan alasan?
3. Apakah keyakinan bersifat emosional?
4. Apakah keyakinan merupakan sebuah tindakan dari kehendak?
5. Mengapa beberapa orang menerima pengalaman yang menguatkan keyakinan
mereka sedangkan yang lainnya tidak?
6. Apakah keyakinan bersifat mendasar untuk mengetahui Tuhan?
7. Apakah halangan untuk bisa memiliki keyakinan?


36
8. Bagaimana cara kita untuk mengembangkan keyakinan?
9. Apakah keyakinan sangat penting untuk kehidupan yang baik?
10. Apakah keyakinan perlu untuk memperoleh kebahagiaan?
11. Dapatkah keyakinan memindahkan gunung?






























37
BAB KELIMA
KEPERCAYAAN DIRI MERUPAKAN DASAR UNTUK YAKIN KEPADA TUHAN
1. Prasyarat untuk berhasil
Para penjelajah jaman dahulu yang telah meninggalkan Eropa untuk berlayar kearah barat
dalam upaya mencari daratan baru diliputi oleh keyakinan. Mereka mempunyai keyakinan
bahwa mereka tidak akan tenggelam dalam tepi dunia. Mereka sangat percaya terhadap
tujuan yang hendak mereka raih dan juga kemampuan mereka untuk menggapainya.
Sebagai hasilnya, mereka dapat menemukan daratan baru yang sangat indah dan makmur.
Rasa percaya diri adalah kualitas yang sangat diperlukan untuk mendapatkan keberhasilan
dalam penjelajahan dunia spiritual. Sangat sedikit sekali, jika sesuatu dapat diselesaikan
tanpa adanya rasa percaya diri. Kita harus memiliki kepercayaan bahwa kita dapat
menyelesaikan tugas yang ada, bahwa kita akan berjalan di jalan yang sesuai dengan tujuan
kita. Tanpa adanya harapan untuk mencapai tujuan dengan sukses, maka hanya akan ada
sedikit rasa antusias dalam menempuh perjalanan. Kita harus yakin terhadap kualitas
keTuhanan yang kita miliki. Sehingga tidak akan ada ruang bagi perasaan menyalahkan diri
yang merupakan penyebab dari keraguan terhadap kemampuan kita untuk meraih
keberhasilan.
Tanpa adanya rasa percaya diri, tidak akan ada keberhasilan yang dapat diraih. Jika
kalian memiliki kepercayaan terhadap kekuatan dan kemampuan yang engkau
miliki, maka engkau bisa menggunakan sumber keberanian yang ada di dalam diri
dan mengangkat dirimu untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi dari kebahagiaan
dan kedamaian. Karena kepercayaan di dalam dirimu bangkit melalui atma yang
merupakan kenyataan dirimu yang sejati, yang memiliki kualitas kedamaian,
kebahagiaan, kekuatan dan kebijaksanaan. Jadi, sumbernya adalah dari atma dan
kalian bisa menarik semua kualitas yang ada untuk mendapatkan kemajuan
spiritual.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 102

Tanpa adanya rasa percaya diri, maka kita akan diguncang dalam badai lautan
berupa kebingungan dan keraguan. Tanpa adanya keyakinan yang mendalam pada diri
sendiri, kita akan dihanyutkan dari satu tempat ke tempat yang lainnya tanpa pernah
menemukan tempat yang menjadi tujuan kita. Pemenuhan dari pencarian kita di dunia ini


38
dapat ditemukan di dalam diri kita sendiri. Apapun kepuasan yang dapat kita nikmati di
sekitar kita merupakan pantulan dari kepuasan hati yang ada di dalam diri.
Hal pertama yang harus engkau kembangkan adalah rasa percaya pada diri. Adalah
mereka yang tidak mempunyai rasa percaya pada diri sendiri yang mulai bergerak
tanpa tujuan dan bergerak dalam keraguan serta mengambil jalan yang berbeda.
Sabda Sathya Sai 9, halaman 184
Bahkan kemajuan dalam bidang materi didasarkan pada keyakinan pada diri sendiri
dan juga pada kemampuan kita dalam menyelesaikan tugas yang ada. Kita akan
mendapatkan sedikit keberhasilan jika kita mundur dan ragu karena kecaman yang
disampaikan oleh banyak orang. Kita harus merencanakan jalan untuk mencapai kemajuan
dengan baik dan setelah itu melaksanakannya dengan mantap, tidak terganggu oleh
goncangan yang tidak terelakkan sepanjang perjalanan. Sama halnya dengan para
penjelajah terdahulu, kita mungkin tidak menemukan seperti apa yang kita harapkan,
namun kita yakin bahwa kita telah memperluas wawasan kita. Kita harus menghargai
pandangan batin kita dan kemampuan kita untuk mewujudkan pandangan itu ke dalam
kehidupan kita.
Jangan menyangkal kebenaran dari pengalamanmu sendiri. Berdirilah diatas
kekuatanmu sendiri, jadilah tidak tergoyahkan oleh apapun juga baik itu pujian yang
berlebihan atau kecaman yang tidak adil. Ikutilah teladan-Ku: Aku tidak terpengaruh
oleh apapun juga, Aku tetap berjalan sendiri, tidak terhalangi dan sesuai dengan
kehendak-Ku sendiri. Aku adalah penuntu-Ku sendiri dan saksi; milikilah keyakinan
yang penuh akan hal ini.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 107
2. Yakin pada diri sendiri dan Yakin kepada Tuhan
Seorang ahli bangunan yang membuat gedung tingkat tinggi mengetahui dengan baik
pentingnya sebuah pondasi yang kuat. Untuk mencapai ketinggian yang baik, dia pertama-
tama harus menggali ke bawah tanah untuk mendapatkan dasar yang kokoh. Merupakan
suatu kebodohan jika membangun gedung bertingkat tinggi diatas pasir yang mudah goyah,
yang mengakibatkan gedung itu akan segera roboh. Dasar atau pondasi yang kokoh untuk
yakin kepada Tuhan adalah memiliki keyakinan pada diri sendiri. Kita akan dapat meraih
kemajuan jika kita mencapai dasar hati yang kokoh di dalam diri kita.


39
Jika kita tidak mampu menemukan kekuatan di dalam diri kita, lantas bagaimana kita bisa
menyadari kekuatan Tuhan? Keyakinan pada diri sendiri adalah dasar untuk menapaki
keyakinan pada Tuhan, karena kualitas Tuhan yang ada di dalam diri yang memungkinkan
bagi kita untuk dapat menyadari Tuhan di alam dunia ini. Jika kita tidak pernah merasakan
manisnya gula, mengapa kita mau pergi mencarinya di toko permen?
Rasa percaya diri adalah dasar untuk memiliki keyakinan kepada Tuhan. Bagi mereka
yang tidak mengetahui tentang diri mereka sendiri dan mereka yang tidak memiliki
kepercayaan terhadap kekuatan mereka sendiri dapat dinyatakan bahwa tidak ada
Tuhan. Namun bagaimana mereka dapat menyatakan bahwa Tuhan yang engkau
yakini dan ada bagimu adalah tidak ada?
Sabda Sathya Sai 8, halaman 88
Kualitas Tuhan ada tersembunyi di dalam diri setiap orang. Disiplin spiritual
mengungkapkan kualitas Tuhan yang tersembunyi ini. Sama halnya dengan mendapatkan
mentega dari susu, metode atau cara tertentu diperlukan untuk dapat membuat kualitas
Tuhan itu muncul. Ketika kita bertindak untuk meraih cita-cita kita dengan keyakinan atas
kemampuan yang kita miliki, maka kita akan mendapatkan rahmat Tuhan dan tuntunan
dalam melaksanakannya. Bagi mereka yang melakukan usaha, mengambil setiap
kesempatan untuk dapat melangkah maju akan mendapatkan rahmat itu.
Setiap orang mempunyai hak untuk mendapatkan rahmat Tuhan, namun bagi
mereka yang seperti Ramakrishna yang memiliki keyakinan terhadap dirinya, akan
mendapatkan rahmat itu dengan segera dan penuh. Tuhan menyukai mereka yang
memiliki rasa percaya diri dan keteguhan hati terhadap keyakinan dan bagi mereka
yang mengambil setiap kesempatan untuk meningkatkan tingkat spiritual mereka.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 10
Rasa percaya diri muncul dari atma yang merupakan kenyataan diri sejati. Walaupun kita
tidak mengenali sumber dari kekuatan kita, adalah cukup jika kita memperhatikan
petunjuknya. Suara nurani adalah penuntun yang tidak pernah berhenti untuk mencapai
pengalaman yang lebih tinggi. Hati nurani membuat kita merasakan kehausan akan
kebenaran dan kebajikan, dan meyakinkan kita akan kemampuan dan kelebihan yang kita
miliki. Suara nurani juga mengungkapkan jalan yang benar dan salah.
Engkau sendiri adalah Tuhan. Engkau memiliki keyakinan terhadap keputusan,
kecerdasan, kemampuan yang engkau miliki karena Tuhan yang ada di dalam dirimu


40
mengatakan kepadamu untuk tidak bimbang dan takut. Sumber dari semuanya ini
berasal dari dalam diri, dari kebenaran yang mendasar, dan disebut dengan Tuhan.
Adalah tidak menjadi masalah jika engkau tidak menyebutnya dengan nama Tuhan.
Adalah sudah cukup jika engkau percaya pada dirimu sendiri: ini merupakan ujian
sesungguhnya dari keyakinan kepada Tuhan.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 26
3. Rumus untuk mencapai keberhasilan
Pencapaian yang paling besar tumbuh dari rasa percaya diri dan perencanaan. Ketika Nabi
Nuh mendengar sabda Tuhan, dia mempersiapkan diri membuat sebuah perahu. Dia tidak
ragu atau menyangsikan keahliannya dalam membuat perahu. Dia tidak merasa putus asa
jika nantinya perahunya tidak cukup menampung semua hewan di dalam perahunya yang
kecil. Dia memiliki kepercayaan atas kemampuannya sendiri untuk mempelajari semua
keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Orang-orang kota yang datang
untuk mengejeknya tidak mampu menghalangi Nabi Nuh dari rencananya. Dia tetap
menjaga rasa kepercayaan dirinya dan melaksanakan perintah Tuhan.
Sangat sedikit yang dapat diselesaikan tanpa adanya rumusan sebuah rencana dan
menjalankannya dengan benar. Untuk dapat mewujudkan kehadiran Tuhan, kita harus
memiliki keyakinan pada tujuan dan juga pada Tuhan. Kita mungkin tidak selalu memilih
jalan yang paling cepat, namun kita belajar sepanjang dalam perjalanan. Tidak ada kemajuan
yang bisa diperoleh tanpa adanya beberapa kesalahan. Hambatan dan rintangan yang ada
membantu kita mengembangkan kekuatan dan stamina. Dengan berjalannya waktu dan
pengalaman, kita dapat berhasil meraih tujuan.
Milikilah keyakinan pada dirimu sendiri, dan juga kapasitasmu dalam mengikuti
jadwal latihan spiritual dengan teliti, serta kemampuanmu dalam meraih tujuan
kesadaran diri. Ketika engkau tidak memiliki keyakinan terhadap adanya gelombang,
bagaimana engkau bisa memiliki keyakinan terhadap lautan?
Sabda Sathya Sai 5, halaman 230
Ketika kita mempunyai keyakinan pada kemampuan kita sendiri dan yakin kepada
Tuhan, maka kita dapat menyelesaikan tugas apapun. Yakin pada diri dan yakin pada Tuhan
akan menganugrahkan kekuatan dan ketabahan untuk mencapai kemenangan.



41
Rasa bhakti dan percaya diri adalah seperti dua kutub positif dan negatif. Gabungan
atau kombinasi dari keduanya ini akan memungkinkan kita mengisi pikiran kita
dengan ide-ide atau gagasan yang suci.
Wacana Musim Panas 1977, halaman 97
4. Kesadaran Diri
Kesadaran diri adalah tahap terakhir dari kepercayaan diri. Ini merupakan kesimpulan
dari perkembangan diri. Ketika kita berada dalam tingkat penuh kebahagiaan, kita akan
mengetahui semua keindahan, kebahagiaan dan semua kedamaian yang ada di dalam diri
kita. Jawaban dari semua pertanyaan ada di dalam diri kita, karena diri kita sendiri adalah
jawabannya. Dalam sinar kesadaran yang telah berkembang, kita akan melihat bahwa kita
sesungguhnya adalah Tuhan.
Untuk dapat mencapai keadaan yang penuh dengan kebahagiaan dari kehadiran Tuhan,
maka kita harus meningkatkan rasa kepuasan pada diri yang sejati. kepuasan diri adalah
kepuasan hati. Hal ini akan menghapuskan keinginan dan mengijinkan kita untuk dapat
melihat kesatuan dalam ciptaan Tuhan. Ketika kita mendapat penglihatan akan kesatuan,
kita akan mampu mempersembahkan ego diri yang membatasi kesetiaan dan rasa simpati
kita. Kemudian kita dapat menerima identitas kita yang sejati sebagai Tuhan --- kekuatan
penopang kehidupan yang ada dibalik semua yang kita lihat.
Engkau harus mengembangkan rasa percaya diri, dan dengan ini engkau akan
memperoleh kepuasan diri. Sekali engkau mendapatkan kepuasan diri, engkau akan
mampu memperlihatkan pengorbanan diri, dan ini akan menghasilkan kesadaran
diri. Jadi, kesadaran diri pada akhirnya tergantung pada dasarnya yaitu rasa percaya
pada diri sendiri.
Wacana Musim Panas 1973, halaman 249

Pertanyaan untuk diskusi melingkar (study circle)
1. Darimanakah asalnya rasa percaya diri itu?
2. Apakah gunanya memiliki rasa percaya diri?
3. Bagaimana rasa percaya diri terwujud dalam kehidupan kita sehari-hari?
4. Bagaimana rasa percaya diri itu ditingkatkan?
5. Bagaimana hubungan rasa percaya diri dengan kesadaran diri?


42
6. Dapatkah kita memiliki keyakinan kepada Tuhan tanpa adanya keyakinan pada diri
sendiri?
7. Apakah memungkinkan adanya kemajuan spiritual tanpa rasa percaya diri?
8. Apakah yang menjadi hambatan dan kendala dalam membangun kepercayaan diri?
9. Mungkinkah kita bisa memiliki kepercayaan diri yang berlebihan?





























43
BAB KEENAM
DISIPLIN ADALAH SARANA UNTUK MENCAPAI TUJUAN AKHIR
1. Apakah itu disiplin?
Akar kata dari disiplin berasal dari kata latin yang berarti perintah. Disiplin spiritual
adalah sarana untuk memberikan perintah pada diri karena kita terlibat dalam
mengembangkan kesadaran diri untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi. Latihan untuk
dapat berhasil dalam mencapai perubahan diri memerlukan tingkat disiplin diri yang tinggi.
Kita harus mempelajari dan melakoni aturan-aturan dari jalan spiritual untuk meraih
keberhasilan.
Keberadaan disiplin tidak dapat dipisahkan dari alam semesta dan manusia. Planet-planet
bergerak sesuai dengan orbitnya, dan setiap makhluk bertindak sesuai dengan karakternya.
Disiplin dalam hukum-hukum phisik atau duniawi mengatur hal-hal seperti susunan Kristal
dari bebatuan. Segala sesuatu dari yang paling besar sampai yang paling kecil yang ada di
alam ciptaan ini patuh terhadap hukumnya sendiri. Hanya dengan bekerja sesuai dengan
aturan dan kaidah dari hukum alam maka setiap makhluk akan dapat menemukan
tempatnya yang layak di alam semesta ini. Untuk umat manusia, disiplin yang paling tinggi
adalah berhubungan dengan kesadaran yang melampaui identitas diri. Disiplin yang seperti
ini memungkinkan bagi kita untuk dapat menyadari identitas kita dengan Tuhan.
Apakah jenis disiplin yang perlu kita praktekkan? Kita harus mematuhi aturan yang ada di
dalam masyarakat dan aturan hati nurani berkaitan dengan tingkah laku kita. Melalui
pendidikan dan pengalaman, kita mempelajari aturan-aturan yang ada dalam suatu Negara.
Melalui penyelidikan ke dalam diri, kita memahami aturan dari jiwa. Kebiasaan yang tanpa
adanya aturan dan membabi buta bukanlah disiplin. Kata disipilin merupakan bentuk latihan
yang bersifat logis yang dilakukan untuk mendapatkan hasil-hasil tertentu. Sathya Sai Baba
menganjurkan beberapa disiplin tertentu untuk pemekaran spiritual kita. Disiplin yang
dianjurkan meliputi:
1. Tidak menyakiti yang lainnya (ahimsa)
2. Berbicara yang benar dan lakukan apa yang engkau ajarkan (sathya)
3. Mempelajari ajaran-ajaran yang ada dalam kitab suci dan para guru suci
4. Melayani yang lain tanpa mengharapkan imbalan
5. Menjalankan bhakti kepada Tuhan
6. Menjalankan kualitas tanpa keterikatan terhadap benda-benda yang diinginkan


44
7. Lakukan kewajiban terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat dan Negara
8. Hidup dalam batas-batas moralitas
9. Meditasi pada kesatuan dari ciptaan Tuhan dan juga pada keberadaan Tuhan yang
ada dimana-mana.
Ini adalah beberapa latihan yang dapat menyingkap kebodohan kita dan memasuki
gemerlap cahaya pengetahuan tentang diri sendiri.
2. Keuntungan dari perbuatan yang benar
Kita memiliki kebebasan yang sangat besar untuk menentukan bentuk tindakan yang akan
kita lakukan. Kita membawa di dalam diri kita benih-benih yang bersifat menghancurkan diri
atau kesadaran diri. Kita mempunyai kemampuan untuk mengabaikan panggilan dari
kualitas keTuhanan kita dan tetap terperosok di dalam dunia material, atau kita mau
mendengarkan panggilan Tuhan dan menyadari pencapaian yang paling tinggi. Jika kita
belajar dari dunia yang ada di sekitar kita dan merencanakan sebuah disiplin dalam
melakukan tindakan, kita bisa mendapatkan kebebasan kita yang sejati. Ketika kita sibuk
hanya untuk memenuhi dan memuaskan keinginan-keinginan material, sebagai akibatnya
kita akan mengalami penderitaan.
Sebuah pelajaran dapat dipelajari oleh manusia ketika mereka mempelajari,
menganalisa dan mencoba memahami tentang alam. Ketika mereka melanggar
hukum alam yang ada maka alam akan menamparmu; patuhilah perintahnya dan
dengarkan peringatan yang disampaikannya dan alam akan membukakanmu
warisan yang menjadi milikmu yaitu keabadian.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 152
Ketika kita mempunyai angan-angan untuk mencapai sesuatu yang tinggi, maka pertama-
tama kita harus membangun sebuah dasar atau pondasi yang kuat. Dasar ini harus
dipersiapkan dengan baik sebelum memdirikan bangunan diatasnya. Persiapan yang tepat
harus dibuat agar dapat menjamin diraihnya keberhasilan. Hal ini adalah benar dalam segala
bidang kegiatan: baik dalam bidang perdagangan, bisnis, dan seni. Persiapan dasar yang baik
ini merupakan sesuatu yang paling penting dalam bidang spiritual.
Disiplin merupakan hal yang paling mendasar untuk mencapai kesuksesan bagi
setiap usaha yang dilakukan oleh manusia, apapun bidang yang ditekuninya, apakah
bergerak dalam bidang ekonomi, sosial, pendidikan, atau hanya pada kepentingan


45
duniawi saja. Peranan disiplin bahkan lebih penting untuk mendapatkan
keberhasilan dalam usaha spiritual.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 328
Disiplin yang berasal dari luar, seperti hukum yang berlaku di sebuah tempat atau hukum
fisika yang berkaitan dengan sebab dan akibat adalah sangat mudah untuk dipahami.
Hukum-hukum ini biasanya memberikan akibat dengan cepat dan bersifat merugikan bagi
mereka yang melangkah melampaui batasan yang telah ditentukan. Disiplin diri adalah lebih
sulit untuk dipahami: hubungan yang terjadi antara sebab dan akibat yang ada di dalam diri
adalah tidak begitu kelihatan. Bagaimanapun juga, disiplin yang kita bebankan untuk diri kita
sama pentingnya dengan kesejahtraan kita. Akibat dari pelaksanaan disiplin yang benar
sama dalam taraf tertentu dengan akibat dari hukum-hukum duniawi. Sebuah program
spiritual harus dipertimbangakan secara hati-hati dan kemudian dengan penuh perhatian
diikuti jika tujuannya adalah untuk mencapai pemenuhan diri.
Jati dirimu yang sejati adalah atma. Hal ini dapat dipelajari hanya dengan
melaksanakan meditasi yang tanpa henti, bergaul dalam pergaulan yang baik,
mendengarkan perkataan dari orang-orang yang tercerahkan, dengan mengikuti
beberapa tahapan dalam disiplin. Itulah sebabnya mengapa Aku sangat banyak
menekankan dalam hal disiplin.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 159
3. Kebebasan kita yang sesungguhnya
Disiplin biasanya dianggap sebagai larangan dan pembatasan. Sesungguhnya, yang benar
adalah sebaliknya. Dalam kehidupan material dan juga kehidupan spiritual, kita akan
mendapatkan kebebasan kita hanya melalui disiplin. Kerja keras memberkati kita dengan
imbalan materi seperti rumah atau mobil. Dalam kehidupan spiritual, kita dapat
memenangkan kebebasan dengan imbalan yang lebih berharga. Kita akan mendapatkan
kebebasan dalam bentuk kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan. Diatas
semuanya, kita dapat mendapatkan rahmat Tuhan, yang mampu mengurangi penderitaan
dan memberkati kita dengan kesempatan untuk melanjutkan perjalanan dalam jalan menuju
Tuhan.
Dalam hal-hal yang berkaitan dengan spiritual, semakin kita memberikan disiplin
pada diri kita, maka semakin banyak kebahagiaan dan kedamaian yang dapat kita
nikmati.


46
Sabda Sathya Sai 4, halaman 306
Walaupun disiplin kelihatannya membatasi pada awalnya, seiring berjalannya waktu kita
akan menyadari bahwa disiplin merupakan sumber bagi kita untuk mendapatkan
kebahagiaan. Disiplin diri memberikan kepada kita kepercayaan dan kepuasan diri. Seorang
individu tanpa adanya disiplin diri tidak akan menemukan kebahagiaan yang bersifat kekal.
Sama halnya dengan dunia yang tanpa adanya hukum maka akan terjadi kekacauan, seorang
individu tanpa adanya disiplin diri akan menjadi terperosok dalam kebingungan dan rasa
putus asa. Memahami dan menjunjung tinggi aturan dari sebuah permainan akan
memberikan kita kebahagiaan.
Sejatinya, aturan dan pembatasan yang diberlakukan akan memberikan daya tarik
dalam permainan kehidupan. Dalam pertandingan sepak bola, jika seorang pemain
dapat melakukan segalanya dengan bola di kakinya dan tidak ada aturan seperti
hukuman untuk pelanggaran atau lemparan ke dalam, tidak ada juga aturan untuk
offside atau dalam mencetak goal, dan tidak ada juga aturan dalam penalti, maka
pertandingan itu menjadi tidak memiliki makna dan tidak akan mampu memberikan
ananda (kebahagiaan).
Sabda Sathya Sai 2, halaman 219
4. Kunci untuk kehidupan yang menghasilkan
Bahkan kebebasan dalam bidang material memberikan sedikit kepuasan jika kita ditahan
dan dikurung oleh kualitas setan seperti ketakutan, kemarahan dan kecemasan. Tanpa
adanya keuntungan dari disiplin spiritual maka keuntungan yang bersifat material hanyalah
hiburan yang bersifat dangkal. Pencarian terhadap kebebasan yang sejati hanya dapat diraih
dengan disiplin dalam belajar dan berbuat. Ketika kita menyelami isi dari semua pesan-
pesan suci yang disampaikan oleh para guru suci yang telah menapaki jalan spiritual, maka
kita dapat memahami kebijaksanaan dan pengalaman mereka.
Para guru suci telah menemukan disiplin yang akan menjagamu agar tetap tidak
terpengaruh oleh kekalahan atau kemenangan, kerugian atau keuntungan. Pelajari
dan lakonilah disiplin ini. Mantapkanlah dirimu dalam kedamaian yang sangat
tenang.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 226


47
Berbagai sumber kebijaksanaan, seperti naskah-naskah suci dari berbagai agama-agama
besar yang ada di dunia, juga menyediakan pengetahuan kuno yang diperlukan dalam
penegakkan disiplin spiritual.
Jadi manusia harus dituntun oleh kebijaksanaan dari masa lalu, batasan yang
dijelaskan oleh teman baiknya, para orang suci, naskah-naskah suci atau pedoman
moralitas yang dijabarkan dalam bentuk peta pikiran ke dalam kesadarannya.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 109
Sebagai pencari kebijaksanaan, kita memegang kunci pengetahuan di dalam hati kita.
Desakan dari suara hati nurani memperlihatkan kepada kita bentuk displin yang patut
diikuti. Namun kita harus bertindak berdasarkan atas pengetahuan yang kita miliki untuk
mendapatkan hasil. Walaupun kita mungkin memiliki rasa bhakti dan kebijaksanaan yang
begitu besar, namun jika kita tidak menerapkannya dalam disiplin tindakan, maka semuanya
itu tidak akan memberikan hasil apapun juga.
Engkau mungkin memiliki rasa bhakti, engkau mungkin melaksanakan kewajiban
yang dipercayakan kepadamu, namun jika tidak engkau dipenuhi dengan disiplin,
kedua yang lainnya adalah sia-sia belaka.
Sabda Sathya Sai 9, halaman 14
5. Memelihara Disiplin
Disiplin diri bisa merupakan hal yang sulit untuk dijaga. Khususnya ketika pada
permulaan dalam menempuh jalan spiritual, bentuk halangan yang ada kelihatan begitu
besar dan berat untuk dilalui. Kebutuhan akan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam
gaya hidup dan tingkah laku kita akan secara cepat akan terlihat. Begitu sangat mudahnya
bagi para pemula untuk menjadi berkecil hati dan menyerah. Ada juga bahaya bagi para
pelajar yang menjadi memaksakan tentang disiplin dan memberikan banyak tekanan pada
diri mereka. Cara yang terbaik bagi kita adalah dengan berjalan maju secara perlahan dan
berhati-hati pada saat permulaan. Disiplin harus ditingkatkan lebih awal di dalam kehidupan
dan melakoninya secara terus menerus. Kemudian ketika kesukaran atau penderitaan
muncul, maka semuanya dapat diatasi dengan bantuan dari kekuatan yang ada di dalam diri
kita.
Disiplin muncul untuk memberikan pertolongan selama keadaan krisis ketika dunia
mengalir deras menuju dirimu dalam bentuk banjir hitam berupa kebencian atau
cemoohan, atau ketika seseorang yang engkau percayai menjauhkan dirinya darimu.


48
Tanpa adanya disiplin, maka pikiran manusia diputar ke dalam bentuk kehidupan
dari gajar liar. Engkau harus mengendalikannya ketika masih muda dan melatihnya
sehingga kekuatan dan keahliannya bisa menjadi berguna bagi manusia dan tidak
menjadi berbahaya bagi kehidupan sekitarnya.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 418
Dengan persiapan yang benar, kita belajar cara dalam mengatasi halangan dan rintangan
yang ada. Ketika disiplin di dalam diri meningkat, maka tugas yang ada menjadi lebih
mudah. Bagaimanapun juga, usaha yang selalu diulang-ulang harus tetap dilakukan untuk
meraih keberhasilan. Sangatlah jarang bagi kita untuk mendapatkan kemajuan tanpa usaha
yang dilakukan berulang kali untuk bisa mengatasi kesulitan. Rencana pelaksanaan disiplin
yang bersifat sistematis dan terkontrol merupakan senjata yang paling hebat di dalam
pertempuran.
Yang patut diperhatikan adalah ketelitian, penggunaan waktu dengan baik, disiplin
yang teratur. Keberhasilan tidak akan dapat dicapai dengan cara berlari dengan
cepat dan melompat, namun harus dipanjat setapak demi setapak, setiap langkah
digunakan sebagai tumpuan bagi langkah berikutnya. Kalian harus belajar dan
mengambil hikmah dari setiap perisitwa dengan sungguh-sungguh. Hanya usaha dan
ketekunan yang akan bisa memberikan keberhasilan.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 166
Ketabahan dan ketekunan yang akan menjamin kita mencapai tujuan. Setiap halangan
dan rintangan yang ada merupakan ujian. Kita hanya bisa melewati ujian yang lebih sulit
ketika kita telah dapat menguasai ujian yang pertama. Kita harus melihat ke depan bahwa
ujian itu merupakan kesempatan untuk menunjukkan kemajuan kita dalam disiplin spiritual.
Setiap halangan yang ada dapat dikuasai satu demi satu. Orang yang bijaksana tidak akan
melepaskan kesempatan untuk bisa mengatasi halangan atau rintangan yang menghadang.
Setiap hari yang hilang ketika masa remaja membuat seseorang kurang hari pada akhir
hidupnya untuk bisa mencapai pencerahan diri. Maka dari itu, disiplin harus tidak dilepaskan
sebelum kesadaran dapat diraih.
Kalian seharusnya tidak pernah melepaskan kebiasaan hidup disiplin. Hanya ketika
kalian mencapai keadaan sempurna, maka kalian tidak perlu lagi memikirkan aturan
atau disiplin.
Wacana musim panas 1972, halaman 282


49
6. Kewajiban dari para Bhakta
Disiplin adalah hal yang sangat penting bagi mereka yang menganggap diri mereka
sebagai bhakta-Nya Sathya Sai Baba. Para bhakta dari Sai Baba harus menjadi teladan dari
apa yang mereka pelajari. Seperti halnya kehidupan dari Sai Baba sendiri merupakan pesan
yang ingin Beliau sampaikan, jadi para bhakta juga harus berusaha bertindak sebagai
seorang teladan. Hanya dengan teladan dari para bhakta maka junjungannya dapat
diketahui.
Orang-orang yang berada jauh dari Swami, tidak begitu ketat menjalankan disiplin
daripada mereka yang dekat dengan Swami. Orang-orang menilai Swami dari
bhakta yang dekat dengan-Nya dan sehingga para individu ini harus mengikuti
standar tingkah laku yang benar-benar ketat dan teliti.
Percakapan, halaman 111
Seorang pencari spiritual yang melakukan komitmen yang lebih besar diwajibkan
menjalankan disiplin yang lebih ketat. Semakin besar perkembangan yang ingin kita raih,
maka semakin besar disiplin diri yang harus kita latih untuk memenuhi tanggung jawab kita.
Namun semua disiplin ini tidak boleh menjadi beban pikiran. Ini merupakan kesempatan
untuk keuntungan bagi kita sendiri.
Pada umumnya, Aku berbicara dengan lembut, namun dalam hal disiplin, Aku tidak
akan memberikan kelonggaran. Aku akan tetap bersikeras dalam hal ketaatan yang
ketat. Aku tidak akan mengurangi kekerasan disiplin hanya untuk menyesuaikan
dengan tingkat disiplinmu, karena itu hanya bersifat merusakmu. Aku memberikan
perhatian pada kebaikanmu yang paling pokok dan mendasar.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 186
7. Rencana Perkembangan
Jika kita memberikan perhatian pada pelaksanaan disiplin secara teratur dan tetap
melakukan pencarian spiritual, kemudian kita secara pasti akan mencapai tujuan. Ketabahan
dan dengan kesungguhan akan memberikan keuntungan bagi kita berupa kesadaran diri.
Tuhan bersemayam dalam semua makhluk, namun untuk dapat menemukan-Nya kita harus
mengikuti jalan disiplin spiritual. Tuhan muncul bagi mereka yang memenuhi dan
menjalankan disiplin-disiplin yang diperlukan.
Namun muncul sebuah pertanyaan,kemudian mengapa Tuhan tidak bisa dilihat?
Baiklah, Tuhan adalah seperti mentega yang ada di dalam susu, benar-benar ada di


50
dalam setiap tetesnya. Jika kita ingin dapat melihat menteganya, maka beberapa
proses tertentu harus dilakukan ---- memanaskan, mengentalkan, mengaduk, dsb.
Begitu juga dengan latihan spiritual tertentu seperti mengulang-ulang nama Tuhan
di lidah, Beliau yang bersemayam di dalam hati dapat digambarkan; Tuhan ada
dimana-mana dapat dialami secara nyata.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 362
Ketika keberhasilan telah dapat diraih, maka semua aturan akan dilampaui. Ketika hari
kebahagiaan itu tiba, maka individu yang mengalami pencerahan itu akan dapat menguasai
semua inti ajaran dan juga sarana yang ada dalam jalan menuju pencerahan. Keadaan yang
penuh dengan kebahagiaan ini menganugrahkan kebebasan yang terakhir berupa kesadaran
Tuhan yang banyak orang menyebutnya dengan nama Tuhan.
Adalah baik lahir didalam gereja, namun adalah tidak baik untuk mati di dalamnya.
Tumbuh dan selamatkanlah dirimu dari batas dan aturan, ajaran yang memagari
kebebasanmu dalam berpikir, ritual yang hanya bersifat upacara yang membatasi
dan merubah arah tujuan. Capailah titik dimana tidak tergantung lagi dengan
gereja, titik dimana semua perjalanan berakhir, titik darimana semua perjalanan
bergerak.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 82-83
Pertanyaan untuk Study Circle
1. Apakah yang dimaksud dengan disiplin?
2. Berapa banyak disiplin yang disebut cukup?
3. Apakah lebih sulit hidup dengan disiplin atau tanpa disiplin?
4. Dapatkah ada keadaan terlalu banyak disiplin?
5. Apakah jenis disiplin yang terbaik?
6. Siapakah yang berhak mendisiplinkan yang lainnya?
7. Bagaimana cara kita mendisiplinkan diri kita sendiri?
8. Bagaimana kita mengetahui jika kita mempunyai disiplin yang cukup?
9. Apakah disiplin membatasi kebebasan?
10. Apakah ada waktu ketika disiplin diri menjadi tidak perlu?
11. Apakah jenis disiplin spiritual yang harus dilakukan?
12. Apakah ganjaran spiritual yang langsung dapat dinikmati dari pelaksanaan disipilin
diri?


51


52
BAB KETUJUH
DHARMA DAN KEWAJIBAN

Tindakan yang benar di saat yang tepat
1. Dharma: Apakah artinya?
Dalam tradisi Hindu, Dharma pada umumnya ditafsirkan sebagai kewajiban spiritual.
Namun Dharma lebih daripada itu: Dharma mengandung pengertian tentang kewajiban
dalam bidang agama yang mana terdapat keterkaitan konsep antara kewajiban dan
pemahaman. Tidak ada padanan kosa kata dalam bahasa Inggris yang dapat menjelaskan
makna dari Dharma itu sendiri. Dharma membawakan tanggung jawab kepada diri sendiri,
orang lain dan Tuhan. Ini bukanlah aturan yang bersifat membatasi; ini merupakan konsep
yang membebaskan bagi kita untuk melakukan hal yang benar di waktu yang tepat. Dharma
berlandaskan pada tindakan yang mempunyai pemahaman yang benar dan dilakukan
dengan kasih yang bijak. Dalam pelaksanaannya Dharma memerlukan pengendalian diri dan
juga disiplin diri yang berdasarkan pada pengetahuan tentang keTuhanan yang bersemayam
di dalam diri. Maka hasil dari pelaksanaan Dharma adalah kebahagiaan dan hidup yang
menyenangkan.
Kata dharma tidak mengandung makna kewajiban: di dalam kewajiban tidak ada yang
namanya kebebasan. Di dalam pemahaman ada yang namanya kebebasan, dan dalam
kewajiban agama ada kesatuan antara kewajiban dan pemahaman. Maka dharma
mengacu pada kewajiban agama, dan di dalam kata itu terdapat konsep keduanya yaitu
kewajiban dan pemahaman.
Percakapan, halaman 15
2. Bagaimana cara kita melaksanakan Dharma?
Bagaimana dharma atau kewajiban spiritual diungkapkan di dalam tindakan? Secara
khusus hal ini tergantung pada waktu dan keadaan. Bagaimanapun juga, ada beberapa
aturan umum yang dipakai sepanjang waktu. Dharma mengharuskan untuk menjunjung
tinggi kebenaran, tanpa kekerasan, dan kasih yang bersifat universal.
Dan apakah itu dharma? Melakoni apa yang engkau katakan, melakukan seperti apa
yang engkau ucapkan adalah harus dilaksanakan, tetaplah jaga agar aturan dan praktek
tetap dalam satu jalur. Raihlah hidup yang baik, berhasratlah pada kehidupan yang


53
beriman; hiduplah takut akan Tuhan, hiduplah untuk mencapai Tuhan: itulah yang
disebut dengan dharma.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 339
Ketika secara sadar kita memulai sebuah kehidupan spiritual, maka kita harus mengingat
dasar atau pondasi dari kehidupan spiritual itu. Dasar kebenaran itu diketahui oleh
semuanya; hal ini merupakan pelajaran yang diajarkan oleh setiap agama yang ada di dunia.
Semua ajaran ini dirangkum menjadi sebuah aturan emas: Jangan melakukan sesuatu
kepada orang lain yang mana engkau tidak suka orang lain lakukan kepadamu. Aturan ini
mengajarkan kepada kita untuk memberikan perhatian kepada yang lainnya dan
menghormati kualitas keTuhanan yang kita miliki.
Apakah sebenarnya yang merupakan kewajibanmu? Biarkan Aku meringkasnya
untukmu. Pertama, rawatlah orang tuamu dengan kasih dan rasa hormat dan rasa
terima kasih. Kedua, ucapkanlah kebenaran dan bertindaklah dengan penuh kebajikan.
Ketiga, kapanpun engkau memiliki waktu luang, lantunkan nama Tuhan berulang-ulang
dengan wujud-Nya di pikiranmu. Keempat, jangan terlibat dalam membicarakan
keburukan orang lain atau mencoba untuk mengungkap kesalahan yang lainnya. Dan
yang terakhir, jangan menyakiti yang lainnya dalam bentuk apapun juga.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 348-349
Aturan-aturan yang terkandung dalam dharma lebih lanjut akan dirangkum menjadi
sebuah jalan setapak kebajikan. Secara umum setiap orang mengetahui apa itu benar dan
apa itu salah. Jika mereka tidak bertindak berdasarkan pengetahuan tersebut, maka itu
berarti mereka telah menyangkal kewajiban spiritual mereka.
Dharma dapat digolongkan ke dalam kesucian, kedamaian, kebenaran dan ketabahan.
Dharma juga adalah yoga, persatuan, penggabungan; dan itu adalah sathya
(kebenaran). Sifat yang lain dari dharma adalah keadilan, pengendalian indria, rasa
hormat, kasih, martabat, kebaikan, meditasi, simpati, tanpa kekerasan: inilah dharma
yang bertahan dari yuga ke yuga. Dharma menuntun seseorang menuju kasih yang
universal dan kesatuan.
Pancaran Dharma, halaman 21
3. Peran dari setiap orang
Tugas kita sangat tergantung dengan warisan karma kita, usia, dan kedudukan kita
dalam kehidupan. Kita mempunyai kewajiban di dunia dan kewajiban dalam latihan


54
spiritual. Beberapa kewajiban ada untuk diri kita; beberapa kewajiban ada bagi yang
lainnya. Sebagai contoh, adalah sesuatu yang memungkinkan bagi orang muda untuk
bekerja dan membangun tempat bagi diri mereka di dunia. adalah tidak salah untuk
mencari nafkah dan memungkinkan mendapatkan kesejahtraan jika kita
mendapatkannya dengan jujur dan menggunakannya untuk keuntungan yang lainnya.
Waktu muda kita mempunyai tanggung jawab keluarga dan sosial. Bagaimanapun juga,
ketika kita memasuki usia senja kita mempunyai kewajiban untuk melepaskan
keduaniwian dan memenuhi hasrat dalam pencarian kehidupan spiritual. Beberapa
kewajiban kita berdasarkan pada usia; sedangkan kewajiban yang lainnya terkait dengan
jenis kelamin atau kedudukan di dalam kehidupan.
Jadi, setiap pekerjaan, setiap tingkat kehidupan, setiap jenis kelamin, setiap periode
kehidupan telah ditentukan oleh usia --- masa anak-anak, masa remaja, masa muda,
masa pertengahan, masa tua --- mempunyai kewajiban yang diatur oleh norma yang
ada dan menuntun setiap individu untuk bisa mendapatkan keuntungan bagi dirinya
dan masyarakat.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 120
Setiap orang dari kita harus mengikuti jalannya masing-masing. Adalah lebih baik untuk
melakukan kewajiban kita dengan kurang baik daripada melakukan kewajiban orang lain
dengan baik. Kewajiban yang harus kita lakukan kemungkinan ditentukan oleh keadaan
sekitar atau faktor yang ada diluar kendali kita. Kebebasan kita untuk mengikuti sebuah
pilihan jalan mungkin dibatasi oleh kewajiban kita juga. Dalam sebuah kasus seorang
individu mungkin memiliki kebebasan untuk memilih jalannya sendiri, sedangkan yang
lainnya mungkin dibatasi pada sebuah kesempatan yang sangat sedikit pilihannya. Setiap
orang dari kita memiliki kewajiban sendiri dan kesempatan yang ada untuk dipilih berasal
dari tindakan kita yang dulu. Sehingga, kita mungkin menggunakan pilihan yang terbatas
dalam menentukan bagaimana bentuk program yang akan kita miliki.
Dharma adalah seperti seorang ibu. Seseorang dapat memilih seorang istri, namun
tidak bisa memilih seorang ibu. Dharma ada dalam kedudukan yang sama sebagai
ibu seseorang. Kita tidak memiliki pilihan dan kita tidak bisa merubah dharma.
Wacana Musim Panas 1974, halaman 293




55
4. Cintailah apa yang harus engkau lakukan
Kebahagiaan yang sejati di dalam kehidupan berasal dari melaksanakan tugas kita
dengan baik. Kebahagiaan tidak berasal dari menikmati kesenangan-kesenangan yang
bersifat sementara. Kerja keras, dilakukan untuk memenuhi kewajiban kita, memberikan
kepuasan yang tiada tara. Pengejaran kesenangan-kesenangan duniawi pada akhirnya hanya
menghasilkan penyesalan.
Rahasila dari kebahagiaan adalah bukan melakukan apa yang kita senangi, namun
menyenangi apa yang harus kita lakukan. Apapun pekerjaan yang harus engkau
lakukan, engkau harus melakukannya dengan kesenangan dan menyukainya.
Wacana musim panas 1977, halaman 100
5. Hatimu akan menjadi penuntunmu
Cara untuk menentukan kewajiban kita yang unik adalah dengan mendengarkan suara
yang ada di dalam hati. Tidak ada seorang pun yang dapat memberitahumu apa kewajiban
kita. Kesadaran kita sendiri yang merupakan penuntun sejati di dalam berbagai situasi dan
keadaan. Ketika kita menerima semua arahannya, maka kesadaran ini akan menuntun kita
menuju pada kehidupan yang penuh kebahagiaan dan puas.
Kesadaranmu mengetahui sumber yang sejati dari kebahagiaan; kesadaran ini akan
mendorongmu menuju pada jalan yang benar. Tugasmu adalah menerimanya sebagai
sebuah tuntunan dan jangan mengingkarinya setiap dia menyangkal khayalanmu.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 91
Suara yang ada di dalam hati menuntun kita pada tujuan spiritual kita. Tuntunan
yang berasal dari dalam hati kita adalah suara Tuhan. Ketika kita mengikuti tuntunan dan
arahannya, maka kita akan semakin dekat dengan Tuhan, dan membantu kita mengingat
dharma kita. Ketika kita menyadari suara hati ini pada setiap moment atau kesempatan,
maka kita akan menjadi lebih menyesuaikan diri dengan kewajiban spiritual kita. Dengan
melakoni dan mempraktekkannya maka kesadaran dapat dengan cepat dapat memberikan
penilaian terhadap berbagai situasi dan menunjukkan jalan menuju kebahagiaan dan
kedamaian.
Tubuh jasmani ini adalah kuilnya Tuhan. di dalam setiap tubuh, Tuhan bersemayam
di dalamnya, walaupun pemilik tubuh itu menyadarinya atau tidak. Adalah Tuhan
yang memberikan inspirasi bagimu untuk melakukan perbuatan yang baik dan


56
memperingatkanmu untuk menjauhi tindakan yang jahat. Dengarkanlah suara hati
nurani itu. Patuhi suara itu dan engkau tidak akan mendapatkan penderitaan.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 26
Ketika kita mengatasi daya tarik dari kualitas negatif yang ada seperti egoism dan
sifat buruk, kita secara alami menemukan diri kita ditarik menuju pada jalan dharma. Ketika
awan-awan kemarahan dan kebencian surut dan menghilang, maka matahari kasih akan
bersinar seterusnya. Sinar matahari kasih itu merupakan keadaan kita yang sesungguhnya.
Sinar ini akan hadir secara otomatis ketika gelapnya awan ego menghilang. Kemudian kita
dapat menyadari Tuhan yang bersemayam di dalam diri kita dan dalam diri yang lainnya.
Keadaan ini dapat memungkinkan bagi kita untuk menyebarkan kasih dan memberikan
pelayanan bagi yang lainnya serta melepaskan sifat tamak dan keterikatan terhadap benda-
benda yang bersifat cepat berlalu.
Siapapun yang dapat menundukkan sifat egoisnya, menaklukan sifat mementingkan
dirinya, menghancurkan dorongan dan kualitas kebinatangan, melepaskan
kecendrungan yang menganggap bahwa tubuh ini sebagai diri yang sejati, maka dia
pastinya ada di jalan dharma. Dia mengetahui bahwa tujuan dari dharma adalah
untuk bersatu dengan ombak yang ada di lautan, bersatunya sang diri yang sejati
dengan penguasa alam semesta ini.
Pancaran Dharma, halaman 4

Pelaksanaan dari kewajiban kita seharusnya dapat menjadi sebuah tindakan kasih,
dan bukannya kewajiban yang dilaksanakan dengan penuh kebencian dan amarah.
Pelaksanaan kewajiban merupakan sebuah pengakuan terhadap tempat kita di dalam
ciptaan Tuhan. Memberikan pelayanan dengan rasa amarah atau tanpa adanya semangat
menunjukkan kurangnya kita memiliki sebuah visi, tentang Tuhan yang bersemayam di
dalam diri setiap orang dan juga melayani orang lain adalah melayani Tuhan. kasih adalah
sifat manusia yang sejati.
Kewajiban tanpa adanya kasih adalah tercela
Kewajiban dengan kasih adalah diperlukan sekali
Kasih tanpa adanya kewajiban adalah keTuhanan
Wacana musim panas 1979, halaman 160


57
Perjalanan untuk mendapatkan perubahan pada diri adalah panjang dan sulit.
Banyak halangan dan rintangan menghadang di dalam perjalanan. Bahkan keluarga dan para
sahabat mencoba untuk menghalangi kita dalam usaha pencarian ini. untuk mendapatkan
keberhasilan kita harus mendengarkan suara hati nurani kita dan tidak menjadi penakut dan
mundur oleh adanya kritik atau perhatian yang tidak mendasar dari yang lainnya.
Ketika engkau berjalan menuju Tuhan, siapapun yang menolak dan menghalangi
tujuanmu ini harus dihindarkan. Prahlada harus berhadapan dengan ayahnya,
Wibihisana harus menentang saudaranya, Parasurama harus menyakiti ibunya,
Meera tidak dapat mematuhi perintah suaminya: mereka mantap dalam jalan Tuhan
dan mendobrak semuanya yang melawan mereka.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 444
6. Pelayanan: Tanggung jawab kepada masyarakat
Pelayanan adalah kewajiban yang suci kepada masyarakat. Ini merupakan aspek yang
utuh dari kehidupan spiritual. Dengan melakukan pelayanan maka itu berarti bahwa kita
membayar hutang kepada masyarakat yang telah menyediakan kita makanan, tempat
berlindung, keamanan, dan rahmat yang lainnya. Kegiatan ini akan memurnikan hati dan
pikiran kita, membuat kita dapat menyadari keTuhanan yang ada di dalam diri kita. Kadang-
kadang tindakan yang benar bahkan dapat mendorong timbulnya keyakinan yang benar.
Kepuasan di dalam diri yang berasal dari melakukan pelayanan memberikan kepada kita
kebahagiaan dan keinginan untuk melakukannya lagi. Sathya Sai Baba tidak menasehati para
bhakta-Nya untuk menjalani kehidupan sebagai pertapa. Beliau mengajarkan kepada kita
untuk bekerja di dunia untuk kemajuan masyarakat. Mulai terlibat dan bekerja untuk
mengangkat kehidupan manusia merupakan kewajiban dan bentuk dari sebuah pemujaan.
Jika Tuhan sendiri ada disini untuk membantu perkembangan dharma dan engkau sendiri
terlibat dalam tugas yang sama, maka engkau sedang memuja-Nya. Kemudian engkau
akan semakin dekat dan disayang oleh-Nya, karena engkau melayani-Nya, melayani
bahkta-Nya dan melayani dirimu sendiri.
Percakapan, halaman 41
Apapun kewajiban kita, maka itu harus dilaksanakan dengan penuh pengabdian.
Menopang kehidupan keluarga atau bekerja pada pekerjaan yang nampaknya tidak bersifat
spiritual sesungguhnya adalah pelayanan kepada Tuhan. Setiap orang dari kita harus belajar
tentang sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan kita. Tuhan memberikan kita tugas di dalam


58
kehidupan yang memungkinkan bagi kita untuk mencapai pemenuhan spiritual. Tidak ada
tugas yang kecil atau tidak penting untuk dilakukan dengan baik.
Apapun yang engkau lakukan, dimanapun engkau ditempatkan, percayalah bahwa
Tuhan menempatkan engkau disana untuk bekerja.
Sabda Sathya Sai 9, halaman 20
Tuhan tidak memisahkan tugas itu menjadi beberapa bagian seperti tugas-Nya dan tugas
yang lainnya. Beliau ada dimana-mana dan dipuja dalam melaksanakan semua kewajiban.
Adalah tidak mungkin untuk memisahkan yang bersifat sementara dari spiritual. Kita tidak
bisa melakukan pekerjaan spiritual sementara kita melalaikan keluarga dan tanggung jawab
sosial.
Weda (ajaran suci) telah menjelaskan kepada kita bahwa merupakan sebuah dosa
dengan membagi pekerjaan menjadi dua bagian dan berkata bahwa itu adalah
pekerjaanmu dan yang lainnya adalah pekerjaan Tuhan. Dari semua pekerjaan yang
harus kita kerjakan didalam hidup kita, tidak ada yang dapat engkau sebut sebagai
pekerjaanmu sendiri. Segala sesuatunya adalah pekerjaan Tuhan. Engkau harus
melakukan semua pekerjaanmu dengan memiliki keyakinan bahwa semua ini adalah
pekerjaan Tuhan dan kemudian Tuhan yang ada dimana-mana akan mengendalikan
hasilnya.
Wacana Musim Panas 1974, halaman 216
7. Ingatlah sutradara dari semua permainan yang berlangsung
Rahmat Tuhan dapat diperoleh bahkan dalam melakukan pekerjaan yang biasa, jika
pekerjaan itu dipersembahkan kepada-Nya. Para wanita di pedesaan mampu menjaga
keseimbangan dengan menjinjing kendi berisi air diatas kepala mereka. Mereka bisa
bercerita dan ngobrol dengan tetangga mereka atau mengawasi anak-anak mereka, namun
perhatian mereka selalu pada keseimbangan kendi air di atas kepala mereka. Kita juga harus
melaksanakan tindakan di dunia ini dengan memusatkan perhatian pada kewajiban kita dan
---- ingat kepada Tuhan.
Sebuah tindakan yang sederhana akan mengajarkan engkau untuk memegang dengan
kuat kaki Tuhan sementara engkau mengembara di dunia, dengan mengerjakan semua
kewajiban dengan penuh tanggung jawab untuk dipersembahkan kepada-Nya.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 276


59
Hasil dari tindakan kita adalah kurang penting daripada cara kita melaksanakannya. Kita
harus bekerja sesuai dengan kemampuan terbaik yang kita miliki; hasilnya ditentukan oleh
Tuhan. Merupakan kewajiban bagi kita untuk melaksanakan tindakan dan semua tindakan
itu dipersembahkan kepada kesempurnaan yang tertinggi, namun merupakan sebuah
kebodohan bagi kita jika kita memusatkan perhatian dengan hasilnya. Jika kita melakukan
tindakan dengan motivasi yang baik dan mengikuti suara hati kita, maka hasilnya akan
datang dengan sendirinya.
Kerjakan semua pekerjaan sebagai seorang actor dalam sebuah sandiwara, tetaplah
jaga agar identitas sejatimu terpisah dan tidak terikat dengan peran yang engkau
mainkan. Ingatlah bahwa semuanya itu hanyalah sebuah sandiwara dan Tuhan telah
memberikanmu sebuah peran untuk dimainkan. Mainkanlah peranmu dengan baik:
disana demua kewajibanmu berakhir. Tuhan telah mengatur sandiwara itu dan Beliau
menikmatinya.
Teachings, halaman 109
Mempelajari kewajiban kita adalah seperti mekarnya sebuah bunga. Bunga itu ada di
dalam kuncupnya, namun akan kelihatan begitu indah jika tiba waktunya untuk mekar.
Semua orang dari kita memiliki wangi cinta kasih di dalam hati kita, namun kita harus
melakukan tindakan yang bersifat tulus dan tanpa pamrih untuk bisa menyebarkan
wanginya. Kebenaran dan kualitas Tuhan selalu ada di dalam hati kita; namun penjelmaan
dari kualitas ini yang sering kurang dalam hidup kita. Begitu juga dengan kedatangan
Awatara bukan untuk membangun kembali dharma, namun membuatnya menjadi muncul
dan kelihatan.
Bukan dharma yang harus dibangun kembali, karena dharma itu tidak mengalami
perubahan dan tidak dapat dihancurkan. Awatara datang dan berinkarnasi adalah untuk
menjalankan dharma.
Wacana musim panas di blue mountain, halaman 21
8. Kewajiban bagi keillahian diri
Setiap orang dari kita memiliki potensi di dalam diri untuk dapat menyadari keillahian
dalam diri kita. KeTuhanan mewujudkan diri-Nya ketika kita mendengarkan suara di dalam
hati kita dan bertindak sesuai dengan kewajiban kita. Dengan berjalannya waktu dan
latihan, setiap orang dari kita akan diberkati dengan kebahagiaan dan kedamaian. Dengan
melaksanakan kewajiban akan memberikan kita kesempatan untuk menunaikan kewajiban


60
yang lebih memerlukan tanggung jawab. Ketika suara di dalam hati itu didengarkan, maka
kita akan berkembang menuju pada kebebasan yang tanpa batas.
Untuk menjadi bebas itu merupakan hak dari kelahiranmu, dan bukannya menjadi
terikat. Hanya ketika engkau menuntun langkah-langkahmu sepanjang jalan yang
diterangi oleh dharma yang bersifat universal dan tanpa batas maka itu berarti engkau
benar-benar telah bebas.
Pancaran Dharma, halaman 10
Pada saat kita menuju pada tingkat kehidupan selanjutnya, maka peningkatan dari
kualitas tanpa keterikatan dan kebijaksanaan adalah hal yang sangat penting. Kewajiban kita
yang paling utama adalah menyadari kualitas keTuhanan di dalam diri kita. Ciri khas kita
yang bersifat unik sebagai umat manusia adalah kemampuan kita untuk melakukan
perenungan yang diberikan untuk mencapai tujuan ini. Binatang dan unggas memiliki dan
melakukan banyak rutinitas, namun hanya kita yang memiliki kapasitas dan kewajiban untuk
mengungkapkan tempat bersemayam-Nya Tuhan di dalam diri.
Kewajibanmu adalah untuk merindukan pencapaian kesadaran pada yang SATU,
dibelakang semua bentuk yang muncul.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 507

Pertanyaan untuk diskusi melingkar
1. Apakah itu Dharma?
2. Apakah kewajiban sama dengan pekerjaan?
3. Apakah kewajiban dan dharma itu sama?
4. Apakah kita memiliki takdir dharma di dalam kehidupan?
5. Apakah kewajiban spiritual sama bagi setiap orang?
6. Siapa dan apa yang menentukan dharma kita?
7. Apakah dharma selalu tetap sama?
8. Apakah kewajiban kita kepada yang lainnya?
9. Apakah kewajiban kita bagi diri kita sendiri?
10. Apakah hubungan natara dharma dan kesadaran?
11. Apakah ada persamaan antara kewajiban spiritual dan kewajiban duniawi lainnya?




61
BAB DELAPAN
MORALITAS: PONDASI BAGI KEMAJUAN
Agama adalah tiga perempat dari karakter
Moralitas adalah pondasi bagi kemajuan spiritual. Hal ini merupakan prasyarat dalam
melakukan perjalanan spiritual, yaitu sebagai langkah pertama. Jika kita tidak hidup dalam
kehidupan yang bermoral, maka pengejaran untuk melakukan latihan selanjutnya adalah
sia-sia. Namun, saat sekarang banyak orang menginginkan perubahan karakter yang bersifat
cepat dan mendambakan hasil yang menakjubkan bahkan sebelum mengembangkan dasar-
dasar moralitas. Kebajikan dan karakter merupakan syarat yang mendasar dalam perjalanan
ini.
Agama adalah tiga perempat dari karakter. Tidak ada seorangpun dapat menyatakan
diri sebagai orang yang beragama jika hanya mengamati tentang upacara keagamaan
dan aturannya, dan gagal menjadi pribadi yang jujur dan welas asih.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 153
Keluhuran budi atau karakter adalah tenaga pendorong bagi setiap calon spiritual.
Seberapapun pengetahuan, rasa bhakti dan semangat yang kita miliki, namun jika tanpa
adanya kebajikan maka pastinya kita akan mengalami kegagalan dalam perjalanan ini.
Kekuatan moral yang kita miliki memperlihatkan latihan dari nilai kehidupan yang bersifat
universal yang kita lakukan dan memberkati kita dengan keinginan untuk melakukan
tindakan yang sesuai dengan apa yang telah kita pelajari. Keluhuran karakter menunjukkan
sebuah kepribadian yang memadukan berbagai jenis disiplin. Hanya seseorang yang
memiliki karakter yang kuat yang dapat meraih keberhasilan yang tertinggi.
Sering dinyatakan bahwa pengetahuan merupakan sebuah kekuatan. Tidak. Tidak.
Karakter merupakan kekuatan. Tidak ada yang lebih dashyat di bumi ini selain karakter.
Kekayaan, status, kesarjanaan, kekuasaan semuanya adalah lemah dan tidak bernilai
dihadapan karakter.
Sabda Sathya Sai 11, halaman 235
Saat sekarang banyak guru spiritual memberikan pelajaran yang bersifat kilat atau instant
untuk mendapatkan perkembangan spiritual, namun hal ini tidak dapat memberikan
pemahaman yang benar tentang langkah pertama dalam perkembangan spiritual yang
bersifat mendasar. Mereka menjelaskan tentang latihan pernafasan, sikap badan, atau
meditasi khusus untuk para murid baru dengan tanpa menekankan terhadap persyaratan


62
yang pertama yaitu karakter yang baik. Namun latihan yang bersifat cepat dan maju tidak
dapat memberikan kesadaran tentang kualitas Tuhan di dalam diri kita tanpa adanya
ketaatan terhadap standar yang mendasar yaitu tingkah laku yang benar.
Kalian mungkin telah melakukan japa (mengulang-ulang nama Tuhan) dengan keras
atau melakukan olah tapa yang begitu mengerikan, namun jika kalian tidak memiliki
karakter yang baik, maka semuanya itu adalah sia-sia belaka.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 218
Adalah tidak mungkin bagi para calon spiritual untuk mengejar tingkat keberhasilan yang
lebih tinggi tanpa memperlajari pertama tentang alphabet kebajikan. Tingkat yang lebih
tinggi dapat diraih hanya jika telah mempelajari pengetahuan yang pertama dan mendasar.
Hidup dalam moralitas adalah langkah pertama dalam mengurangi rasa ego. Jika kita tidak
menaklukan keinginan-keinginan yang bersifat mementingkan diri sendiri, maka tidak akan
ada harapan bagi kita untuk mengembangkan diri melampaui lingkaran kecil diri kita.
Pemujaan modern yang ditujukan pada tubuh dan identitas menjerumuskan diri pada
tingkat yang lebih rendah. Kecendrungan seperti ini harus dibalikkan kembali. Memberikan
perhatian dan pelayanan kepada yang lainnya adalah yang dibutuhkan dalam jalan spiritual.
Moralitas, keluhuran karakter: kedua hal ini merupakan sangat vital dan kebutuhan
yang mendasar untuk usaha mencapai kemajuan. Moralitas dan keluhuran karakter
berkembang di dalam jiwa. Namun, saat sekarang, jiwa diabaikan. Kebutuhan badan
dan dorongan naluri kebinatangan dipenuhi. Keduanya ini dipenuhi sampai ajal
menjemputnya; semua usaha yang dilakukan ditujukan untuk pemenuhan tuntutan
dari kedua hal ini.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 336
1. Arti dan makna dari Moralitas?
Apakah arti dari moralitas? Moralitas adalah bentuk ketaatan terhadap kebenaran, kasih
sayang, kebaikan, kewajiban, kedamaian dan tanpa kekerasan --- terhadap semua kehendak
Tuhan seperti yang telah kita pahami. Semua kualitas tadi adalah bentuk dari nilai-nilai
kemanusiaan yang merupakan intisari dari ajaran berbagai agama yang ada di dunia.
Menjaga standar moralitas yang tinggi memperlihatkan pengakuan kita terhadap Tuhan
yang bersemayam dalam diri sendiri dan diri yang lainnya. Ini juga menunjukkan rasa
hormat dan perhatian kita bagi yang lainnya dalam pikiran dan tindakan. Moralitas lebih dari
hanya sekedar mematuhi hokum tertentu atau norma sosial yang berlaku. Ini merupakan


63
ketaatan terhadap nilai kemanusiaan yang begitu suci yang membuat kita menjadi benar-
benar manusia dan memiliki kemampuan untuk mencapai kesadaran tentang diri yang
sejati.
Moralitas hasil dari dharma (kewajiban spiritual). Moralitas tidak hanya berarti
mematuhi beberapa aturan tertentu yang ada di dunia keseharian. Moralitas berarti
menjunjung tinggi dan mentaati jalan lurus dan suci dan kebajikan. Moralitas
merupakan pemekaran dari kebajikan.
Sanathana Sarathi, Januari 1985, halaman 2
Moralitas, seperti halnya dharma disesuaikan dengan peran kita di dalam masyarakat.
Moralitas berdasarkan pada usia, jenis kelamin, status dan fungsi kita. Tidak ada hukum
yang bersifat mutlak berkaitan dengan moralitas. Norma-norma dalam moralitas berubah-
ubah dari jaman ke jaman dan suatu kebudayaan ke kebudayaan yang lainnya. Ernest
Hemingway mengamati hal ini dan dituangkan dalam buku Death in the Afternoon
Moralitas adalah apa yang engkau rasakan baik dan benar setelah melakukan suatu
tindakan dan tidak bermoral apa yang engkau rasakan tidak baik setelah melakukannya.
Tidak ada bentuk norma-norma dari moralitas yang bersifat mutlak dan universal.
Kerelatifan (tidak bersifat mutlak) moralitas merupakan phenomena sosial yang
tidak dapat dihindarkan. Moralitas tergantung pada waktu, tempat dan semangat
dari jaman tersebut.
Wacana Musim Panas 1979, halaman 25.
2. Bagaimana kita bisa menjadi berbudi luhur?
Pada awal pelajaran telah dibeberkan dengan jelas untuk: tidak berbohong, tidak
mencuri, tidak menipu, tidak menyakiti yang lainnya. Akibat dari tindakan yang tidak baik ini
dapat segera disadari. Namun, meskipun fakta menunjukkan bahwa penderitaan selalu
mengikuti semua tindakan yang bersifat mementingkan diri sendiri, hanya beberapa orang
yang melakukan tindakan pencegahan untuk mengindari diri dari semua tindakan itu.
Walaupun kita dibakar berulang kali dengan api, beberapa orang dari kita tetap bergerak
menuju ke api.
Bagian yang tersedih dari cerita ini adalah manusia, walaupun dia telah melihat dan
mendengar, menderita dan jatuh, namun tidak mendapatkan cukup keyakinan bahwa
dosa adalah percobaan yang sangat berbahaya, yang tidak diragukan lagi akan
memanen curahan air mata kesedihan.


64
Sabda Sathya Sai 2, halaman 160-161
Ketika tindakan jahat disadari merupakan sumber dari penderitaan maka itu berarti kita
telah memenangkan setengah pertempuran. Benih dari penderitaan dapat ditarik dari
akarnya di bumi sebelum tumbuh menjadi pohon yang besar. Dengan berjalannya waktu,
maka kebajikan akan tumbuh dan berkembang. Layanilah yang lainnya; kasihilah yang
lainnya seperti engkau mengasihi dirimu sendiri; lihatlah Tuhan yang bersemayam di dalam
semua ciptaan Tuhan. Melalui ketaatan dan menjunjung tinggi standar moralitas yang tinggi,
maka rahmat Tuhan akan dapat diraih. Setiap langkah selanjutnya akan menjadi semakin
mudah dan setiap tindakan yang baik menuntun kalian pada tindakan baik yang lainnya.
Ketika kita mengikuti jalan lurus dari kewajiban spiritual, Tuhan akan memperingan beban
hidup yang kita pikul. Dengan berlalunya hari maka perjalanan kita akan kelihatan semakin
jelas dan terang. Kita belajar bahwa keluhuran karakter merupakan satu-satunya yang
kepunyaan kita yang kekal.
Jadilah orang yang bermoral, berbudi pekerti luhur. Milikilah ketulusan serta
kesungguhan dalam pikiran, tindakan dan perkataan. Jujurlah terhadap dirimu
sendiri. Uang datang dan pergi! Namun moralitas datang dan tumbuh! Jadi manusia
harus melepaskan hasrat dan kerinduan terhadap uang dan milikilah hasrat dan
kerinduan yang lebih dan lebih terhadap moralitas.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 331
Usaha yang dilakukan untuk hidup dalam kebajikan adalah intisari dari spiritual. Ini
mencerminkan kemampuan kita dalam membedakan antara yang bersifat sementara dan
kekal. Beberapa orang menaruh perhatian yang begitu besar terhadap dekatnya kematian,
dan kematian itu dapat datang setiap saat. Kematian mengambil semua kepunyaan duniawi
kita walaupun bagaimana cara kita menjaga dan mengumpulkannya. Kita hanya memiliki
kualitas dari kepribadian kita. Nilai dari kehidupan kita tidak dihargai dari banyaknya harta
yang kita miliki, namun dari pemahaman kita terhadap kenyataan spiritual --- dan keinginan
kita untuk bertindak sesuai dengan pandangan spiritual.
Jangan berpikir bahwa hanya mereka yang memuja sebuah gambar atau wujud
dengan dihiasai perhiasan yang berkilauan adalah seorang bhakta. Siapa saja yang
berjalan lurus di jalan moralitas, siapa saja yang bertindak seperti yang dia katakana
dan berbicara seperti yang dia lihat, siapa saja luluh hatinya melihat penderitaan


65
orang lain dan bergembira terhadap kebhagiaan yang lainnya --- adalah seorang
bhakta, mungkin lebih dari mulia dari bhakta.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 22-23
Kita tidak membutuhkan orang lain untuk menunjukkan kepada kita tindakan yang baik.
Tindakan yang benar dan baik adalah peran dari kesadaran kita, suara nurani yang ada di
dalam diri kita. Pengejaran terhadap kehidupan yang bermoral merupakan sebuah
perjalanan yang terbantang yang membawa kita kepada Tuhan yang bersemayam di dalam
diri. Ini adalah inti dari latihan spiritual, yang membimbing kita dari pelajaran yang paling
mendasar untuk mencapai kesadaran tentang Tuhan yang tidak berwujud. Pencarian ini
adalah alasan yang benar bagi kita di dalam menjalani kehidupan. Kita menunaikan
kewajiban kita ketika kita menghargai kebajikan daripada kekayaan duniawi.
Nilai-nilai moral dan spiritual harus dihargai sama banyaknya dengan nilai-nilai
materi dan ekonomi. Kehidupan harus menjadi sebuah campuran yang seimbang
dari beberapa nilai-nilai ini dengan menekankan pada kekuatan moral.
Sabda Sathya Sai 8, halaman 179
Moralitas sebuah bangsa tergantung dari karakter penduduknya. Sebuah bangsa tanpa
adanya standar moral yang jelas akan tergelincir menuju jalan kemunduran. Jika sebuah
bangsa memberikan sumbangsih yang bersifat sepenuh hati kepada dunia, maka ini pasti
ditemukan dalam nilai-nilai yang bersifat kekal dan abadi. Sebuah masyarakat, sama halnya
seorang individu, mendapatkan rahmat Tuhan berdasarkan pada ketaatannya terhadap
kebaikan.
Kehormatan sebuah bangsa tergantung pada moralitas bangsanya. Sebuah bangsa
tanpa adanya moralitas akan mengalami kehancuran.
Wacana Musim panas 1972, halaman 218
4. Kasih: Dasar dari Moralitas
Sarana untuk meningkatkan kekuatan adalah kasih yang bersifat tanpa
mementingkan diri sendiri atau kasih yang tulus. Ketika kita menyadari bahwa Tuhan yang
bersemayam di dalam diri orang laian juga bersemayam di dalam diri kita masing-masing, itu
berarti kita dapat menahan diri dari tindakan yang bersifat egois. Dengan mengembangkan
pandangan kita yang mencakup semuanya adalah atma, maka kita tidak akan mampu
menyakiti yang lainnya. Kasih adalah dasar untuk pemeliharaan dan perkembangan sebuah
masyarakat.


66
Moralitas harus ditumbuh kembangkan di dalam hati dengan menyuapinya dengan
makanan berupa kasih; hanya dengan demikian kita bisa memiliki keadilan,
keamanan, hokum dan ketentraman. Jika kasih menyusut diantara orang-orang,
bangsa akan semakin lemah dan umat manusia akan hancur.
Sabda Sathya Sai 8, halaman 80-81

Pertanyaan untuk diskusi melingkar
1. Apakah moralitas itu?
2. Siapa yang menentukan bahwa tiu adalah bermoral?
3. Apakah ada peraturan tertentu tentang moralitas?
4. Apakah moralitas berbeda menurut kebudayaan atau negara?
5. Bagaimana kita dapat mengetahui ketika kita telah melakukan sesuatu yangs alah?
6. Mengapa begitu banyak orang yang tidak suka terhadap kata moralitas?
7. Apakah definisi tentang moralitas dari Sai Baba sama dengan makna yang diketahui dan
digunakan oleh khalayak umum?
8. Dapatkan kita mendapatkan kemajuan spiritual tanpa mengembangkan kehidupan
bermoral?

















67
BAB KESEMBILAN
SATSANG: PERGAULAN YANG SUCI
1. Mengapa mencari pergaulan spiritual?
Para orang suci baik itu laki-laki ataupun perempuan yang telah mencapai hasil yang
mengagumkan dalam usaha spiritual hampir selalu dapat ditemukan dalam pergaulan atau
perkumpulan para bhakta dan pencari spiritual. Para pencari spiritual ditarik ke dalam
cahaya yang dipancarkan oleh orang-orang yang luar biasa ini, sama halnya seperti seorang
guru yang terinspirasi merasa harus membagi cahaya pengetahuan, kasih dan kebijaksanaan
mereka pada dunia yang lapar akan hadiah cahaya pengetahuan mereka.
Pergaulan yang baik mengangkat dan membawa kita menuju pada pertumbuhan spiritual.
Pergaulan yang tidak baik menenggelamkan kita di dalam arus kegelapan dari kesenangan
diri sendiri dan kesedihan yang mendalam. Persahabatan yang baik selalu memberikan
kepada kita keberanian dan dukungan di dalam kehidupan. persahabatan yang baik akan
membantu kemajuan kita agar tetap mantap dan langgeng dan memberikan petunjuk
kepada kita untuk berjalan di jalan Tuhan. Pergaulan spiritual dapat membangkitkan
keyakinan dan memberkati kita dengan kekuatan untuk melanjutkan penyelidikan serta
pencarian kita --- bahkan ketika pencarian itu kelihatan begitu sulit. Tetap menjaga
pergaulan dengan mereka yang memiliki pikiran yang suci akan dapat memberikan
perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan di dalam usaha spiritual.
Metode yang paling gampang dan paling bermanfaat adalah dengan tetap menjaga
dirimu agar bebas dari debu dan karat adalah satsang (pergaulan yang baik).
Bergaul dengan orang yang baik dan saleh secara perlahan dan pasti akan
menyucikan dan membersihkan seseorang dari benih-benih jahat yang dapat
menyesatkan dan menyimpang dari jalan benar menuju pada kesadaran diri.
Sabda Sathya Sai 9, halaman 223
2. Apakah yang dimaksud dengan pergaulan yang baik?
Teman yang sejati memberikan dorongan serta dukungan yang terbaik bagi kita.
Pergaulan yang sejati memberikan yang lain tanpa menghapkan kembalian atau imbalan.
Seperti sebuah pohon yang dikenal dengan buahnya, persahabatan dikenal dari tindakan
mereka. Pergaulan yang baik merupakan pertalian dengan mereka yang mencari untuk
belajar dan berlatih kebenaran, kasih, kewajiban, bhakti dan kedamaian. Pergaulan yang
seperti ini akan mendorong kita untuk melakukan usaha yang terbaik di jalan Tuhan. Mereka


68
yang menjalani disiplin spiritual mereupakan teladan bagi yang lainnya dan bagi dunia.
Merupakan sifat dasar mereka untuk melayani semuanya, bahkan yang mencoba untuk
menyakitinya.
Ketika sebuah kapak yang tajam digunakan untuk menebang pohon cendana, pohon
cendana itu tidak merasa sakit oleh kapak itu dan tidak juga menjadi marah kepada
kapak itu. Sebaliknya, pohon cendana itu memberikan keharumannya kepada kapak
itu. Ini adalah kualitas dari orang-orang yang baik.
Wacana Musim Panas 1973, halaman 53
3. Kita beradaptasi dengan lingkungan sekitar kita
Di alam semesta ini semua ciptaan Tuhan beradaptasi dengan lingkungan temapt tinggal
mereka. Hewan bunglon merubah warna tubuhnya untuk menyesuaikan diri dengan
habitatnya. Jerapah memiliki leher yang panjang untuk dapat meraih daun sebagai
makanannya pada dahan yang paling tinggi. Manusia juga menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Mereka menyesuaikan rasa dengan makanan yang tersedia dan membangun
rumah dari bahan-bahan yang dapat diperoleh disekitarnya.
Bentuk adaptasi yang sama juga terjadi di dalam pikiran kita. Kita secara alami cendrung
setuju dengan sikap dan tingkah laku mereka yang kita ajak bergaul. Kita mencari
penerimaan dan persetujuan dari kawan sebaya kita. Untuk alasan ini kita harus dengan
pasti hanya mencari pergaulan yang baik saja. Khususnya ketika kita masih baru melangkah
di jalan spiritual, maka pergaulan yang baik adalah sangat diperlukan. Ketika pikiran tidak
ditetapkan dalam bentuk tingkah laku yang benar dan bermoral, maka pikiran sangat mudah
menjadi menyimpang dan tersesat. Hanya mereka yang telah mencapai kesadarn diri dapat
merubah lingkungan di sekitar mereka. Kecendrungan pikiran yang tidak terlatih adalah
beradaptasi dengan lingkungannya, dengan mengabaikan tujuan spiritual mereka.
Ada dua burung beo diatas pohon, tepatnya burung itu adalah kembar. Seorang
pemburu menangkap mereka dan menjualnya, yang satu kepada seorang tukang
potong daging yang kejam dan begis dan burung yang kedua dijual kepada seorang
guru suci yang menjalankan sebuah sekolah (ashrama) yang mengajarkan tentang
Weda (kitab suci). Setelah beberapa tahun, pemburu itu sangat terkejut menemukan
satu burung beo mengucapkan kata-kata yang kasar, sedangkan burung beo yang
lagi satu mengulang-ulang cerita permainan Tuhan dalam alunan music yang manis


69
dan menarik hati yang mendengarnya. Itulah akibat dari lingkungan; jadi cari dan
dapatkan satsang.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 91-92
Latihan yang bersifat terus menerus dan disiplin diperlukan untuk membuat pikiran
mematuhi kualitas Tuhan yang bersemayam di dalam diri. Adalah sangat sulit untuk
menenangkan gerak laju pikiran dari keinginan yang bersifat rendah. Namun dengan bergaul
dengan teman-teman yang memiliki pikiran yang suci dan murni, maka kita dapat
mengambil cita-cita luhur mereka dan menjadi sama dengan mereka. Pergaulan yang baik
dapat diibaratkan dengan susu yang terasa manis, sedangkan pergaulan dengan orang-
orang yang tidak baik adalah seperti air biasa. Ketika setetes susu ditambahkan ke dalam
segelas air, maka susu itu akan kehilangan nilainya. Namun ketika setetes air ditambahkan
ke dalam segelas susu, maka air itu akan mendapatkan nilai dari susu. Seperti yang Sri Rama
telah sabdakan untuk menasehati Lakshmana:
Pergaulan dengan orang yang tidak baik adalah jalan pembuka untuk lenyapnya
kebijaksanaan. Pergaulan dengan orang baik membuat kebijaksanaan itu menjadi
mekar dan berkembang.
Hikayat Sri Rama, halaman 367
4. Satsang, sebuah disiplin spiritual
Dapatkah kita mengatakan bahwa dengan memilih pergaulan adalah merupakan sebuah
latihan spiritual? Metode-metode yang dipakai untuk membantu kita di dalam
mengembangkan spiritual dirancang untuk memurnikan hati dan pikiran kita. Meditasi,
pelayanan, belajar semua latihan spiritual memiliki tujuan ini sebagai sasarannya. Sama
halnya, pergaulan yang kita geluti secara langsung memberikan pengaruh terhadap kesucian
pikiran kita.
Disiplin untuk dapat menghadiri perkumpulan dengan para pencari spiritual, seperti
diskusi melingkar (study circle) atau kebhaktian adalah bantuan yang begitu besar dalam
perjalanan spiritual. Kita memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap aspek spiritual yang
bersifat praktis ketika kita dapat melihat beberapa orang menjalaninya. Ketika kita belajar
dengan mengamati tindakan yang dilakukan oleh Sai Baba, kita juga belajar dengan
mengamati kehidupan dari teman sejawat kita. Pengamatan secara langsung adalah
diperlukan dalam pendidikan kita, seperti halnya cara belajar kita dan berkaitan dengan
bhakti.


70
Latihan yang dilakukan oleh para pertapa dengan mengucapkan nama Tuhan tanpa
henti selama bertahun-tahun, mengunjungi tempat suci, mempelajari naskah-naskah
suci hal ini tidak akan dapat membantu para pencari spiritual untuk mendapatkan
keberhasilan sebanyak dengan menjalin persahabatan dengan orang baik dan saleh.

Sabda Sathya Sai 6, halaman 193
Cara yang terbaik untuk menang dalam pertempuran dengan kecendrungan buruk adalah
dengan mencegahnya masuk melalui penglihatan dan pikiran. Pikiran yang tidak terlatih
akan mencari pandangan dan suara yang bersifat rendahan. Untuk menghalangi pikiran
mengikatkan dirinya terhadap pengaruh-pengaruh yang tidak baik, maka kita harus
menjauhkan diri dari pengaruh yang tidak baik itu. Bentuk dan cara yang disarankan untuk
belajar kebaikan adalah dengan selalu melihat yang baik saja. Teladan yang baik akan
menginspirasi kita untuk melakukan tindakan yang baik. Mahatma Gandhi terinspirasi
untuik menjalani hidup dalam kebenaran setelah beliau menyaksikan drama kehidupan dari
avatara Rama.
Engkau dibentuk dan ditempa dari pergaulan yang engkau geluti. Ketika engkau
berteman dengan seorang tukang besi maka engkau akan dipenuhi dengan debu
hitam di baju dan kulitmu. Itulah sebabnya mengapa sangam, pergaulan, menjadi
hal yang sangat penting sekali di dalam kehidupan spiritual.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 107
5. Satsang atau bermasyarakat?
Di dalam Sai Baba center, adalah sangat penting bagi kita untuk memahami akibat dari
tindakan kita bagi yang lainnya. Ada sebuah perbedaan yang penting antara satsang dan
bermasyarakat. Kita memerlukan pergaulan yang baik, namun kita harus tidak mengijinkan
perkumpulan kita menjadi tempat untuk bersenda gurau dalam hal keduniawian. Para
pendatang baru harus diterima dengan kehangatan, namun para anggota satsang harus
menghindari menghilangkan nilai susu dari satsang dengan menuangkan air cerita
keduniawian. Kita harus tetap menjaga perhatian kita pada bidang spiritual dalam diskusi
atau kita harus diam.
Adalah penting bagi kita untuk mengetahui kapan kita siap menyediakan pergaulan yang
baik yang lainnya, atau yang lainnya mempunyai pengaruh yang buruk bagi kita. Mawas diri
sangat diperlukan bagi kita untuk bisa waspada dalam situasi yang ada. Kita harus


71
mengetahui kekuatan dan juga kelemahan kita sendiri dengan baik. Bahkan para pencari
spiritual yang telah mengalami perkembangan yang tinggi bisa mendapatkan pengaruh yang
buruk dari pergaulan yang tidak baik.
Bagi para siddha yang telah mencapai keberhasilan dalam pencariannya, satsang
sangat berharga baginya, hal ini seperti tetap menjaga secerek penuh air di dalam
sebuah tangki air: tidak akan ada air yang hilang karena proses penguapan. Jika
seorang yogi hidup diantara manusia yang masih dalam keduniawian, maka akan
ada kesempatan yang besar terjadinya penguapan kualitas yoganya dan menjadi
bhoga (kebiasaan buruk).
Sabda Sathya Sai 4, halaman 226
Pergaulan yang baik adalah penting untuk kemajuan spiritual, namun hal ini bahkan lebih
penting bagi para pendatang baru. Ketika kita ditarik dan dijerat dalam genggaman
keinginan duniawi, kita hanya dapat mengembalikan kualitas diri kita dalam pergaulan yang
baik. Tanpa adanya tuntunan dan dukungan spiritual yang kuat kita mungkin tidak bisa
menyadari keadaan kita yang sesungguhnya.
Bergabunglah di dalam satsang yang merupakan pergaulan dengan orang-orang
yang baik. Seperti halnya gajah-gajah yang jinak mengelilingi gajah liar yang
bergading besar kemudian mengikat badannya, mengikat kakinya dan
melumpuhkannya sebelum dijinakkan, orang-orang yang berpikiran spiritual akan
mengelilingi mereka yang masih dalam keraguan dan kebimbangan.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 187.
6. Tetapkan hati hanya mencari yang baik
Pilihan ada ditangan kita. Kita memiliki keputusan yang jelas untuk menentukan masa
depan kita: kita dapat memilih untuk melakukan apa yang benar atau kita dapat mengambil
jalan yang tidak memerlukan usaha yang besar. Jika kita kehilangan kesempatan untuk
melangkah di jalan yang benar sekarang, dapatkah kita yakin kapan kesempatan akan
datang lagi?
Hati kita adalah penuntun kita yang terbaik untuk melakukan tindakan yang benar. Hati
nurani mengatakan kepada kita apakah kita mendapatkan manfaat atau kehilangan dengan
pergaulan yang kita ikuti. Jika kita diinspirasikan dan diangkat dalam kemajuan, maka kita
merasakan manfaatnya. Dalam pergaulan yang baik semuanya harus mendapatkan
keuntungan dari hasil berbagi energi dan semangat spiritual. Keuntungan dan manfaat dari


72
satsang dapat menuntun kita pada kebebasan. Satsang memungkinkan bagi kita untuk
melihat melalui khayalan atau delusi dari keinginan-keinginan duniawi. Pergaulan ini akan
memberkati kita dengan sebuah pandangan tentang tujuan kita dan bentuk dari perjalanan
untuk mencapai tujuan itu.
Melalui satsang engkau mengembangkan kebebasan dari jeratan khayalan, dengan
bebas dari khayalan maka engkau mengembangkan keyakinan pada kebenaran, dan
melalui kebenaran maka engkau akan mencapai kebebasan itu sendiri.
Sabda Sathya Sai 10, halaman 151

Pertanyaan untuk diskusi melingkar (study circle)
1. Apakah pergaulan yang baik itu?
2. Mengapa kita harus mencari pergaulan yang baik dan suci?
3. Mengapa pergaulan sangat memberikan pengaruh pada diri seseorang?
4. Apakah perbedaan antara satsang dan bermasyarakat?
5. Bagaimana kita bisa mendapatkan pengaruh yang baik dari orang lain tanpa
terpengaruh oleh pengaruh buruknya?
6. Kapan waktu yang lebih baik untuk menyendiri?
7. Apakah memungkinkan bagi kita untuk tetap tidak terpengaruh dari orang-orang yang
ada disekitar kita?
8. Apakah kita harus mencoba untuk merubah yang lainnya?
9. Apakah satsang merupakan sebuah disiplin spiritual?
10. Bagaimana kita melatih disiplin satsang dalam kehidupan sehari-hari?












73
BAGIAN KEDUA: MEMPERDALAM PEMAHAMAN

BAB KESEPULUH
Nama: sebuah pelita di dalam hutan
1. Kekuatan dari kata-kata
Pada permulaan adalah perkataan dan perkataan adalah dengan Tuhan, dan perkataan
adalah Tuhan. (Gospel John, 1:1)
Dalam Kristen, Hindu dan dalam tradisi agama yang lainnya, ciptaan Tuhan dijelaskan
berawal dari suara --- perkataan Tuhan. Suara adalah tanpa bentuk, tanpa rasa, tanpa
sentuhan atau tanpa bau. Suara merupakan pengejewantahan asli dari proses penciptaan
yang hanya memiliki sifat dapat diucapkan dan didengar. Segala sesuatu menghasilkan
suaranya sendiri, setiap makhluk dan benda bergetar walaupun hanya pada tingkat yang
paling kecil yaitu atom. Suara yang dihasilkan oleh suatu benda menjelaskan kepada kita
lebih banyak tentang kualitas dasarnya dan kita mempunyai kuci untuk lebih memahaminya.
Agama telah menyadari betapa pentingnya suara, kehususnya berkaitan dengan kekuatan
dari nama Tuhan.
Nama Tuhan memiliki kekuatan yang begitu besar, baik itu diingat secara hening atau
diucapkan dengan keras. Sejak dari jaman dahulu, mengingat dan mengucapkan berulang-
ulang nama Tuhan telah menjadi disiplin spiritual yang sangat ampuh. Umat Kristen mulai
mempraktekkan disiplin mengulang-ulang nama Jesus sembilan belas tahun setelah
peristiwa penyaliban. Doa yang dilakukan dengan merenung dan memusatkan perhatian
pada nama Tuhan dilaksanakan secara luas saat sekarang oleh para kaum Orthodok Yunani
dan Kristen Orthodok Rusia dan diantara organisasi umat Kristen lainnya. Pada jaman
avatara Rama, nama-nama Tuhan diucapkan telah mempunyai kekuatan untuk memberikan
keajaiban. Walaupun orang-orang tidak lagi bergantung lagi pada kata-kata untuk dapat
menghasilkan sesuatu yang bersifat magis, namun kata-kata adalah lebih penting dari yang
pernah ada. Saat sekarang seluruh bisnis dan industri diabdikan untuk mengolah dan
memancarkan kata-kata. Secara jelas, perkataan memberikan pengaruh yang begitu kuat di
seluruh hidup kita.
Perkataan memiliki kekuatan yang sungguh luar biasa. Perkataan dapat
membangkitkan dan juga menenangkan emosi. Perkataan dapat bersifat
menunjukkan, mengungkapkan, memarahi, membingungkan. Selain itu perkataan


74
memiliki kekuatan yang hebat yang dapat membangkitkan cadangan energi dan
kebijaksanaan. Maka dari itu, milikilah keyakinan dalam nama dan lantunkanlah
berulang kali kapanpun engkau memiliki kesempatan.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 184
2. Nama-nama Tuhan: Kunci menuju keabadian
Dalam jaman spiritual ini, mengulang-ulang nama Tuhan merupakan sebuah latihan yang
cukup untuk memberkati kita dengan kebebasan spiritual. Walaupun jaman sekarang
ditandai dengan kemerosotan spiritual, namun jaman sekarang adalah jaman yang paling
mudah untuk bisa lepas dan bebas dari lingkaran kelahiran dan kematian. Naskah-naskah
Hindu menjelaskan ada empat jaman atau yuga yang mana setiap yuga berlangsung selama
ribuan tahun. Jaman sekarang disebut dengan nama jaman kali yang ditandai dengan kurang
adanya kebajikan di dalam masyarakat dan kehidupan perseorangan. Bagaimanapun juga,
karena begitu luasnya penyebaran kejahatan diantara orang-orang sehingga sedikit orang
dari kita yang mendapatkan rahmat Tuhan.
Jaman sekarang yang dijelaskan oleh naskah-naskah suci merupakan jaman yang
mendukung untuk mendapatkan kebebasan, sedangkan pada jaman sebelumnya
adalah dengan melakukan olah tapa yang keras, sedangkan di jaman kali dimana
kalian berada sekarang hanya dengan namasmarana (mengingat nama Tuhan)
adalah sarana untuk mendapatkan kebebasan!
Sabda Sathya Sai 4, halaman 106
Adalah sulit untuk memahami bagaimana latihan spiritual yang begitu sangat sederhana
dapat meraih sesuatu hadiah yang begitu besar. Sebuah cerita akan disampaikan untuk
memberikan gambaran poin ini. Seorang laki-laki berdiri disamping sebuah hutan yang lebat
di malam hari dan merasa putus asa. Dia harus melewati hutan di tengah malam, namun dia
hanya mempunyai pelita kecil di tangannya. Dia tidak mengetahui bagaimana caranya untuk
melewati hutan yang begitu gelap karena sinar pelitanya hanya mampu menerangi
beberapa langkah di depannya. Sementara dia merasa putus asa, ada seorang pejalan kaki
melihat keadaannya yang menyedihkan. Pejalan kaki ini menjelaskan bahwa jika dia berjalan
dengan pelita di depannya maka cahaya pelita itu akan menerangi jalan di depannya sejauh
yang dia butuhkan untuk bisa melihat.


75
Ingatlah bahwa nama Tuhan itu adalah pelita tadi. Cahayanya akan menuntun langkah
kita sejauh yang kita perlukan untuk bisa melihat ke depan. Mungkin, sama dengan laki-laki
itu bahwa kita tidak bisa melihat pemecahannya karena hal ini begitu sederhana sekali.
Namasmarana adalah cara yang terbaik. Jika engkau benar-benar tidak percaya
bahwa cara ini dapat menyelamatkanmu; maka itu adalah sebuah kemalangan
bagimu. Orang-orang percaya pada sebuah obat yang manjur jika obat itu mahal,
dibungkus dengan baik, dan dikirim ke banyak daerah; sedangkan obat yang
sederhana, dapat dengan mudah didapatkan dan ada dibelakang rumah setiap
orang sering diabaikan dan dianggap tidak berguna.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 164-165
3. Namasmarana, sebuah latihan untuk semuanya
Mulai dari kesunyian di puncak gunung dan kesendirian di dalam hutan, nama Tuhan telah
muncul sebelum sejarah manusia dicatat. Di bukit pasir yang selalu berubah dan lautan yang
bersifat kekal, nama Tuhan telah bergema ke dalam ciptaan-Nya yang begitu luas. Latihan
untuk mengulang-ulang nama Tuhan dapat dilakukan oleh siapapun juga dan dimanapuan
juga. Tidak prasayarat yang dibutuhkan untuk memulai disiplin spiritual ini. ini adalahyang
paling sederhana dan jalan yang paling gampang pada jaman sekarang.
Untuk namasmarana, tidak ada biaya yang dikeluarkan; tidak ada benda yang
dibutuhkan; tidak memerlukan tempat atau waktu khusus yang harus disediakan.
Tidak diperlukan kwalifikasi pendidikan atau kasta atau jenis kelamin yang perlu
sebagai jaminan.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 80.
Yang mana saja nama Tuhan yang kita pilih akan menganughrahkan rahmat-Nya jika kita
mengucapkan serta mengulang-ulang nama-Nya dengan penuh kesungguhan, ketulusan hati
dan juga rasa bhakti. Kita tidak perlu melepaskan wujud Tuhan pilihan kita hanya untuk
menjalani latihan spiritual ini. kita tidak dibatasi pada satu agama atau satu nama Tuhan.
Kita bisa memilih nama Tuhan yang manapun juga yang dapat memberikan kasih dan
kebahagiaan di dalam diri kita. Bagaimanapun juga, sekali nama Tuhan telah dipilih dan
ditentukan, maka seharusnya tidak diganti dan ditinggalkan untuk mendapatkan nama
Tuhan yang lainnya. Jika kita memutuskan untuk menggali sebuah sumur, kita harus tetap
menggali pada satu titik saja. Banyak lubang hasil galian yang dangkal tidak akan bisa
memberikan keuntungan dibandingkan dengan satu galian yang sangat dalam.


76
Mengulang-ulang nama Tuhan secara terus menerus ---- yang mana saja dari jutaan
nama Tuhan yang diberikan oleh imajinasi atau kecerdasan manusia adalah sarana
yang terbaik untuk memperbaiki dan membersihkan pikiran manusia.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 133
4. Ucapkanlah Nama Tuhan dengan Perasaan
Ketika seorang bayi menangis meminta ibunya, maka si ibu tidak akan menekankan pada
pengucapan yang benar dari namanya; dia dengan segera pergi untuk memberikan bantuan
kepada bayinya. Keinginan dan rasa bhakti yang dimiliki oleh bayi itu kepada ibunya telah
menarik perhatian si ibu. Jadi, ketika kita mengulang-ulang nama Tuhan kita seharusnya
melakukannya dengan rasa bhakti dan kerinduan. Tuhan melihat hati dari para bhakta dan
mengukur kasih dan ketulusan dari panggilannya. Ketika kita memanggil nama Tuhan, kita
harus menggambarkan wujud dan membayangkan kemuliaan dan sifat manis dari Tuhan.
Nama Tuhan harus dilantunkan dengan perasaan terpesona dan penuh kekaguman,
kerendahan hati dan rasa hormat. Busur harus ditarik dengan kencang sebelum anak
panah dilepaskan; kemudian anak panah itu akan mencapai sasarannya. Perasaan
adalah kekuatan yang menarik busur panah dan membuat nama itu mencapai
sasarannya, pembawa nama.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 165.
Nama Tuhan harus diucapkan dengan penuh rasa hormat. Latihan harus menggambarkan
kerinduan kita yang begitu mendalam untuk mencapai pemekaran. Tindakan yang kita
lakukan harus sesuai dengan perkataan kita. Namasmarana akan memberikan kepada kita
manfaat yang sedikit jika kita tidak hidup sesuai dengan standar yang tinggi dalam
kebajikan. Keluhuran karakter dan ketaatan terhadap resep Tuhan untuk tingkah laku kita
merupakan bahan-bahan yang mendasar.
Ajna atau perintah dari guru atau Tuhan adalah lebih penting daripada nama guru
atau nama Tuhan. Apakah gunanya mengulang-ulang nama Tuhan sedangkan pada
saat bersamaan tidak adanya pemurnian terhadap dorongan hati yang muncul
melalui taat mengikuti perintah-Nya?
Sabda Sathya Sai 4, halaman 47
Sangat sedikit guru spiritual yang memiliki kapasitas untuk menuntun kita menuju pada
kesadaran diri. Banyak guru yang menyatakan mengetahui jalan itu, namun hanya beberapa
orang yang memperlihatkan kualitas tingkah laku yang baik. Cara yang terbaik adalah


77
memiliki keyakinan kepada Tuhan dan berpegang erat kepada-Nya. Tuhan adalah penuntun
kita yang terbaik untuk jaman sekarang. Sarana atau jalan yang paling cepat untuk berhasil
mendapatkan rahmat dan tuntunan-Nya adalah melalui bhakti dan mengingat nama-Nya.
Hanya Tuhan yang dapat melindungi kita dalam segala keadaan dan menuntun kita menuju
pada kebebasan.
Satu-satunya yang memegang manusia di dalam kegelapan yang sangat mengerikan
adalah nama Tuhan. Ini adalah seperti rakit yang akan menyebrangkanmu melewati
lautan yang bergolak digelapkan oleh kebencian dan ketakutan, diaduk oleh
kecemasan dan terror.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 163
5. Milikilah keyakinan terhadap kebijaksanaan dan welas asih-Nya Tuhan
Ketika kita naik ke atas kereta api, kita memberikan kepercayaan penuh kepada sang
masinis untuk membawa kita pada tujuan. Masinis itu mengetahui cara untuk
mengendalikan kereta api melalui berbagai persimpangan untuk mencapai stasiun
pemberhentiannya yang terakhir. Kita hanya perlu duduk tenang dan sanati, menikmati
pemandangan sepanjang perjalanan. Tuhan akan menjadi masinis dalam kehidupan kita jika
kita memliki keyakinan kepada-Nya. Beliau sendiri yang akan menuntun langkah kita menuju
pada kesadaran diri. Tuhan mengetahui kekuatan dan kelemahan yang kita miliki. Beliau
dapat menuntun kita sepanjang perjalanan sesuai dengan kebutuhan kita. Kita hanya perlu
mengingat Tuhan dan memiliki keyakinan terhadap tuntunan-Nya.
Hanya tukang kebun sendiri yang mengetahui berapa banyak tanah yang harus
dituangkan dibawah setiap tanaman dan berapa banyak tanah yang harus digali.
Jadi, perintahnya adalah lakukan namasmarana! mengharapkanmu melanjutkan
pekerjaan dan Beliau sendiri yang akan langsung menuntun dimana dan bagaiaman
pekerjaan itu dapat diselesaikan.
Dhyana Vahini, halaman 41.
Tuhan dengan kasih dan kebijaksanaan-Nya yang tidak bertepi menentukan apa yang
diperlukan untuk perkembangan spiritual kita. Ketika kita berserah diri kepada-Nya, Beliau
menuntun dan menjaga kita. Tidak ada gunanya untuk menjadi cemas atau menolak
kehendak-Nya.
Benar, jika engkau hanya memiliki keyakinan pada nama Tuhan, engkau tidak perlu
berusaha dan berjuang untuk mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan


78
secara panjang lebar semua keinginanmu kepada-Ku. Aku akan memenuhi semua
keinginanmu, bahkan walaupun engkau tidak mengatakannya kepada-Ku Milikilah
nama Tuhan dengan jelas dan mantap di lidahmu, di dalam pikiranmu, dan wujud-
Nya engkau gambarkan di depan matamu dan pandangan batinmu --- kemudian
tidak akan ada yang dapat menyakitimu.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 165

6. Latihan yang dilakukan secara teratur akan menganugrahkan keberhasilan
Jika kita berhasrat untuk membelah batu karang, kita harus memukulnya dengan palu
besar sebanyak dua puluh satu kali. Pukulan yang terakhir yang menuai keberhasilan adalah
tergantung dari dua puluh kali pukulan yang tidak berhasil. Walaupun tidak ada kemajuan
yang mungkin diterima sampai pada keberhasilan yang terakhir, namun semua usaha yang
kita lakukan sebelumnya untuk hal itu adalah penting dan mendasar.
Dalam mengingat nama Tuhan juga memerlukan usaha yang dilakukan secara berulang-
ulang kali, dan setiap usaha yang dilakukan selalu memberikan kontribusi untuk mencapai
keberhasilan. Penyerahan diri dan keyakinan yang sepenuhnya kepada Tuhan
membutuhkan usaha yang bersifat terus-menerus dan tanap henti. Hasil dari usaha yang
dilakukan tidak didapatkan dari latihan yang tidak benar. Usaha yang dilakukan harus gigih
dan harus mencerminkan rasa bhakti yang kita yang penuh untuk mencapai kebebasan
spiritual.
Namasmarana (penngucapan nama Tuhan berulang-ulang) harus dilakukan tanpa
henti. Jika engkau menggosokkan sebuah besi di permukaan yang keras, maka akan
menghasilkan panas. Jika engkau melanjutkan menggosoknya dengan keras, maka
besi ini akan menjadi panas sekali. Jika engkau menggosokkannya dalam bentang
waktu jeda yang panjang, maka besi ini akan menjadi dingin dan semua usaha yang
telah dilakukan adalah menjadi terbuang. Sehingga, pekerjaan ini harus diulang-
ulang lagi.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 275
Jika dikembangkan dengan sepnuh hati, latihan namasmarana memungkinkan bagi kita
untuk bisa mendapatkan rahmat Tuhan dan mencapai tujuan akhir. Banyak orang yang
mengeluh bahwa mereka tidak dapat menemukan waktu yang tepat untuk melakukan
latihan ini. bagaimanapun juga, mereka memiliki waktu untuk melakukan kegiatan yang


79
tidak penting. Waktu juga harus disediakan untuk latihan yang sangat menguntungkan ini.
Walaupun betapa sibuknya kita, maka kita harus dapat menentukan waktu untuk
melakukan latihan ini karena latihan spiritual ini bersifat sangat vital dan mendasar.
Engkau tidak mempunyai waktu untuk mengucapkan nama Tuhan atau memusatkan
perhatian pada wujud-Nya, yang ada bersemayam di dalam dirimu! Aduh! Engkau
mempunyai waktu untuk klub, untuk bermain kartu, untuk menonton film, untuk
ngobrol di pinggir jalan, untuk semua kegiatan yang bersifat sepele, namun tidak
ada waktu untuk duduk hening sebentar, untuk kegiatan pemujaan. Ini merupakan
alasan yang salah tentang tidak adanya waktu. Tidak. Hadapilah kebenaran dan
tempuhlah perjalanan menuju kebenaran.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 168
Jika kita tidak menemukan waktu selama masa muda kita untuk mengingat nama Tuhan,
kita akan mengalami lebih banyak kesulitan untuk menguasai latihan ini ketika usia sudah
tua. Dijelaskan bahwa pada saat detik-detik terakhir kematian kita, kita harus mengingat
nama Tuhan. jika kita bisa melakukannya, maka kita akan bisa mendapatkan kebebasan.
Bagaimanapun juga, untuk bisa memusatkan pikiran kepada Tuhan pada saat kematian
memerlukan disiplin dan bhakti yang luar biasa di dalam hidup kita. Bagi mereka yang tidak
menerapkan disiplin dengan sungguh-sungguh dari sekarang maka sepertinya akan gagal
mengingat nama Tuhan ketika kematian itu menjemput.
Sebuah ilustrasi yang menceritakan seorang penjaga toko yang memberikan nama ketujuh
putranya dengan nama Tuhan. Dia telah mengetahui bahwa pada saat kematian dia akan
memanggil semua putranya; sehingga ucapannya yang terakhir sebelum meninggal adalah
nama Tuhan. Ketika detik-detik kematian datang menjemput penjaga toko itu, dia
memanggil semua putranya yang memakai nama Tuhan seperti yang dia rencanakan.
Namun, ketika dia menyadari bahwa semua putranya ada disampingnya, dia
bertanya,Siapa yang menjaga toko? dan kemudian dia meninggal. Jadi dia mengalami
kegagalan pada saat terakhir karena hatinya ada di toko dan bukan pada Tuhan.
7. Nama Tuhan saja sudah cukup
Kita mungkin tidak mempunyai kekuatan spiritual yang bangkit dari meditasi dan menuju
ke arah kebahagiaan yang tidak berwujud. Kita mungkin tidak mempunyai hati yang penuh
dengan bahkti yang memungkinkan bagi kita untuk mengapung di dalam kehangatan lautan
illahi. Kita mungkin tidak mampu mempersembahkan pelayanan yang murni dan lepas dari


80
rantai tindakan kita. Namun jikakita tetap memegang dengan kuat nama Tuhan, kita masih
dapat mencapai kebahagiaan.
Mengingat nama Tuhan secara terus menerus dan tanpa henti merupakan disiplin
spiritual yang lengkap. Disiplin ini meningkatkan kualitas kebaikan bhakti, kesabaran, dan
keyakinan. Latihan ini menganugrahkan kepada kita kekuatan dan kepercayaan diri untuk
tetap melanjutkan perjalanan di jalan spiritual sampai mencapai hasil akhirnya. Pada
waktunya nanti, latihan ini akan memberikan kepada kita kesadaran Tuhan. kemudian kita
akan mengetahui bahwa Tuhan yang kita pujabersemayam di dalam diri kita sendiri, selalu
ada dan penuh kebahagiaan.
Nama Tuhan saja sudah cukup untuk memberikanmu semua akibat dari setiap
bentuk sadhana (disiplin spiritual).
Sabda Sathya Sai 3, halaman 15.

Pertanyaan untuk diskusi melingkar (study circle)
1. Mengapa nama Tuhan mengandung kekuatan yang begitu besar?
2. Mungkinkah nama Tuhan yang mana saja dipakai untuk namasmarana?
3. Apakah yang dibutuhkan untuk mebuat latihan ini menjadi efektif?
4. Apakah para calon spiritual pada saat sekarang memiliki waktu yang cukup untuk
mengingat nama Tuhan?
5. Apakah namasmarana terlalu sederhana untuk menjadi efektif?
6. Apakah ini termasuk disiplin spiritual yang baru?
7. Apakah latihan ini memerlukan waktu dan tempat yang khusus?
8. Dapatkah latihan ini sendiri membawa pencari spiritual pada kesadaran?
9. Apakah kata-kata selain nama Tuhan efektif?
10. Apakah nama Tuhan harus diucapkan dengan keras?
11. Bagaimana para calon spiritual memilih sebuah nama Tuhan?








81
BAB KESEBELAS
DOA: MARI KITA BERKOMUNIKASI
1. Apakah doa benar-benar dapat diandalkan?
Jawabannya adalah ya, doa dapat berhasil dengan baik namun tidak selalu seperti yang
kita harapkan. Kita mungkin tidak mendapatkan jawaban dari apa yang kita harapkan,
namun doa tetap membawa kita semakin dekat dengan Tuhan. Dengan berdoa itu berarti
kita sedang menjalin sebuah hubungan komunikasi dengan Tuhan dan membentuk
gambaran dan wujud-Nya di dalam pikiran kita. Dan Ya, sering sekali doa yang kita panjatkan
dengan khusuk akan mendapatkan jawabannya walaupun tidak selalu seperti apa yang
kita harapkan.
Berdoa adalah kunci yang dapat digunakan untuk membuka banyak pintu. Apakah
kita mengucapkan syukur atau memohon bantuan bagi diri kita sendiri atau bagi orang lain,
kita sedang belajar untuk memahami hubungan kita dengan Tuhan. Beberapa doa adalah
bersifat memuji kemuliaan Tuhan, beberapa menegaskan kebesaran-Nya, beberapa doa
yang lainnya adalah memohon bantuan dan beberapa doa yang lainnya bersifat
mengucapkan syukur, namun dalam semua doa yang kita panjatkan adalah kita memohon
kedekatan dengan Tuhan. doa adalah salah satu unsur yang paling mendasar dan kuno
dalam setiap agama sebuah bentuk berpikir positif.
Doa adalah nafas hidup dari setiap agama, karena doa dapat membawa manusia
semakin dekat dan dekat dengan Tuhan dalam setiap tarikan nafas.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 291
2. Bagaimana kita memulai berdoa?
Ketika kita memulai menempuh kehidupan spiritual, maka keinginan-keinginan yang kita
miliki dapat diibaratkan seperti laju sebuah kereta api yang sangat tidak mungkin untuk
mencoba menghentikannya dengan seketika. Kita hanya dapat mengubah haluannya di
sepanjang relnya untuk mengurangi bahaya yang mungkin dapat terjadi pada diri kita dan
juga yang lainnya. Jika kita membelokkan kereta api menuju jalanan yang menanjak maka
laju kereta api itu akan berkurang secara perlahan dan kita dapat mulai mengendalikannya.
Doa adalah seperti jalanan yang menanjak bagi derap laju keinginan kita. Sebelum kita
mampu mengendalikan segala keinginan kita ke arah yang benar, maka cara yang terbaik
adalah mengarahkannya kepada Tuhan. Tuhan mengetahui dengan baik apa yang terbaik


82
untuk kita; Beliau akan menolong kita untuk mengarahkan segala usaha kita dalam jalan
yang benar.
Sejak dari permulaan adalah sangat penting bagi kita untuk menjalankan kebiasaan
berdoa secara teratur. Waktu dan tempat yang teratur akan membantu kita lebih cepat
untuk dapat memusatkan diri dan meraih keadaan yang tenang. Dengan berdoa secara
teratur membuat kita dapat menyadari kualitas Tuhan yang meresapi semuanya dan
menarik rahmat serta berkat-Nya, karena Tuhan akan dekat dengan kita ketika kita dekat
dengan Tuhan.
Pada permulaan, seseorang mungkin memerlukan suatu keadaan tertentu untuk
dapat menjernihkan pikiran sehingga memudahkan untuk memusatkan pikiran
kepada Tuhan. Namun, saat seseorang dapat menemukan bahwa Tuhan ada
dimana-mana dan menyadari keberadaan-Nya dan pikiran mereka terpusat pada
Tuhan, kemudian tidak menjadi masalah dimanapun dia berada, maka dia akan
merasakan hal yang sama. Doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan akan pasti
sampai kepada-Nya.
Percakapan, halaman 43.
Tuhan mengetahui dengan baik apa yang kita perlukan, namun terserah kepada kita untuk
meminta kepada-Nya. Dalam hal meminta kita membuat kesadaran kita memilih jalan mana
yang akan diikuti. Kita meminta untuk hasil tertentu dan dengan demikian kita harus bersiap
menerima akibat dari hasil tersebut.
Adalah kewajiban kalian untuk meminta kepada Tuhan. Perkataan harus diucapkan,
dan perkataan harus sesuai dengan pikiran. Pikiran harus dituangkan ke dalam
perkataan yang benar. Adalah merupakan sebuah kebenaran bahwa Tuhan
mengetahui semuanya, namun Beliau mengharapkan sebuah kata-kata yang benar
untuk diucapkan dalam doa. Seorang ibu mungkin mengetahui bahwa untuk
mempertahankan hidup seorang anak memerlukan makanan, namun dia akan
memberikan susu ketika seorang anak memintanya.
Percakapan, halaman 42
Kita harus meminta kepada Tuhan apa yang kita inginkan, namun tindakan kita seharusnya
tidak bertentangan dengan perkataan. Jika kita berdoa untuk mendapatkan kasih yang lebih
besar, maka kita harus melenyapkan kebencian dalam hati kita. Jika kita berhasrat pada nilai
kemanusiaan, maka kita tidak dapat melanjutkan untuk berjalan dengan sombong dalam


83
keangkuhan. Ketika kita berdoa, kita juga harus melakukan usaha kita agar doa itu dapat
terkabulkan. Kita tidak dapat menerima rahmat Tuhan sebelum kita melakukan usaha yang
terbaik untuk mendapatkan apa yang kita harapkan. Semua bentuk pikiran, perkataan dan
tindakan kita harus mendukung terhadap doa yang telah kita panjatkan.
Doa harus menyatu dalam tindakan. Engkau tidak bisa berdoa untuk mendapatkan
sesuatu dan bertindak berlawanan. Doa yang seperti itu hanyalah bentuk dari tipu
muslihat. Perkataan yang kalian ucapkan, tindakan yang kalian lakukan, doa yang
kalian panjatkan semuanya harus diarahkan pada jalan yang sama.
Pancaran Kedamaian, halaman 34
Tidak ada seorangpun yang dapat mengatur yang lainnya kapan atau bagaimana seseorang
seharusnya melantunkan doa. Setiap orang dari kita mempunyai kebutuhan dan sikap yang
berbeda. Apa yang sesuai untuk dilakukan pada satu waktu mungkin tidak akan sesuai
dilakukan pada waktu yang lainnya. Nilai dan bahasa dari berbagai kebudayaan juga bersifat
beranekaragam. Adalah tidak mungkin bagi kita untuk menilai seberapa besar pentingnya
doa yang dipanjatkan oleh orang lain, karena semuanya berdoa kepada Tuhan dengan cara
mereka sendiri. Bukan karena kata-kata yang kita uacpkan atau wujud Tuhan yang kita
bayangkan yang membuat doa itu menjadi ampuh; hal ini hanya berkaitan dengan rasa
bhakti yang ada di dalam hati kita.
Tanda dari bhakti yang membuat doa yang dipanjatkan dapat mencapai tujuannya,
Tuhan; bukan karena hiasan, kemeriahan dan tumpukan dari bunga, atau
persembahan yang berlebihan. Hati yang sederhana dan tulus adalah tanda bahwa
doa yang dipanjatkan dapat melaju dengan cepat menuju tujuannya.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 259
Doa yang dipanjatkan tidak selalu mendapat jawabannya dengan segera. Kebanyakan dari
kita memohon sesuatu hal hari ini dan hal yang lainnnya pada keesokan harinya. Kita harus
memperlihatkan bahwa doa yang kita panjatkan adalah sepenuh hati. Doa harus bersifat
tulus dan murni untuk dapat mencapai Tuhan.
Doa yang dipanjatkan untuk kepentingan duniawi tidak akan mencapai Tuhan. Doa-
doa tersebut hanya sampai pada para Dewa yang berkaitan dengan bidang tertentu
saja. Namun semua doa yang dipanjatkan dan berasal dari kasih yang murni, hasrat
untuk memberikan pelayanan yang tidak mementingkan diri sendiri dan berasal dari
hati maka semuanya ini akan mencapai Tuhan.


84
Sabda Sathya Sai 11, halaman 68
3. Apa yang sebaiknya kita mohon dalam berdoa?
Dalam berdoa kita tidak perlu untuk meminta apapun juga. Doa seharusnya dapat
menjadi alat yang terbaik untuk menarik Tuhan agar semakin dekat dengan kita membawa
Tuhan di dalam kehidupan sehari-hari kita dan menarik rahmat-Nya. dengan demikian doa
dapat memberikan kepada kita kesempatan untuk dapat mengalami kebahagiaan yang
Tuhan limpahkan.
Rasa bhakti dan doa yang kita panjatkan seharusnya tidak hanya bertujuan untuk
mendapatkan sesuatu atau memenuhi beberapa keinginan yang kita miliki. Hal ini
seharusnya untuk tujuan Atma (Tuhan yang bersemayam di dalam diri) dan untuk
tujuan agar kita bisa menyatu dengan Tuhan dan juga untuk mendapatkan
kebahagiaan yang seseorang bisa raih jika berada dekat dengan Tuhan.
Wacana Musim Panas, halaman 176
Cara terbaik di dalam berdoa adalah memohon agar segala bentuk keinginan kita dikurangi
dan kedamaian, kasih dan pemahaman kita ditingkatkan. Inilah tujuan yang benar di dalam
kita melantunkan doa; semuanya ini adalah hadiah yang spesial dari Tuhan yang tidak bisa
kita dapatkan di dalam toko manapun. Mungkin tujuan yang paling bijaksana di dalam
berdoa adalah untuk menjauhkan serta menghilangkan segala bentuk halangan yang
menutupi perjalanan spiritual kita. Ketekunan sangat diperlukan untuk dapat mencapai
tujuan ini, hanyalah usaha yang gigih yang membangun kekuatan spiritual kita. Kesulitan
yang ada di dalam perjalanan kita kadang-kadang memberikan kita ketabahan, yang
merupakan baja yang paling kuat yang ditempa di dalam nyala api. Jika kita mendengarkan
suara hati nurani kita, dan bukannya pikiran yang bermain dalam logika, maka kita akan
dapat memusatkan pikiran dalam tujuan yang benar. Suara hati adalah penuntun yang lebih
bijak dan ini merupakan sumber dari doa sejati dan membangun hubungan yang erat
dengan Tuhan.
Doa-doa yang dipanjatkan harus keluar dari kedalaman hati, dimana Tuhan
bersemayam, dan bukan berasal dari kepala, dimana doktrin dan keraguan saliang
bertentangan.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 83
Adalah sangat penting bagi kita untuk berdoa bagi keuntungan dan kemajuan
kehidupan spiritual. Ketika kita sedang mengalami kesulitan di dalam memenuhi keinginan


85
dan harapan kita, maka kita perlu memeriksa kembali apa yang telah kita minta dalam doa
dan kemungkinan merubah sikap kita daripada harus tetap berada di dalam keadaan yang
seperti itu. Sering sekali hal atau benda yang kita minta di dalam berdoa akan menjadi
penghalang di dalam kemajuan kehidupan spiritual kita. Sehingga, merupakan yang hal yang
terbaik ketika kebanyakan dari doa yang kita panjatkan tidak terkabulkan. Adalah tidak
selalu memungkinkan bagi kita untuk membatasi akibat yang ditimbulkan dari keinginan
yang kita miliki. Cerita berikut akan memberikan ilustrasi akan point ini.
Pada suatu hari ada seorang pemuda yang mempunyai sebuah permohonan yang
sederhana; dia berdoa agar mendapatkan sebuah pekerjaan sehingga dia bisa hiduo
mandiri. Selanjutnya, dia berdoa agar mendapatkan seorang istri yang bisa memasakkannya
makanan dan juga rumah untuk tempat tinggal mereka. Setelah mempunyai istri maka dia
juga mempunyai anak-anak, jadi dia berdoa agar memiliki rumah yang besar dan mobil
untuk membawa mereka berkeliling kota. Kemudian, dia berdoa untuk pekerjaan yang lebih
baik untuk dapat menopang semua kebutuhan keluarganya. Pada akhirnya manusia yang
malang ini begitu dibebani dengan begitu banyak tanggung jawab dan dia hanya berharap
untuk berhenti dari semua hal ini dan memilih pergi ke hutan sendirian untuk melakukan
meditasi. Namun sangat disayangkan doa spiritual yang dia panjatkan tidak bisa dikabulkan
lagi, karena semua doa-doanya terdahulu untuk keuntungan material telah terpenuhi.
Tuhan memberikan apapun yang engkau mohonkan, jadi berhati-hatilah. Mohonlah
hanya hal yang benar.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 83
Cara yang terbaik adalah memberikan kepada Tuhan untuk memutuskan apa yang
pantas dan layak kita terima. Beliau dapat melihat masa lalu, sekarang dan masa depan kita
dengan baik. Benda-benda duniawi yang kita panjatkan dalam doa sering meningkatkan
keinginan dan membuat hidup kita menjadi bertambah sulit. Akan tetapi, kita tetap
memohon benda-benda material dapat dikabulkan sehingga kita dapat menghargai
kebaikan Tuhan. swami bersabda: Aku akan memberikan apa yang engkau inginkan,
sehingga engkau akan belajar menginginkan apa yang Aku harus berikan. Intinya adalah
mempercayakan kepada Tuhan untuk menyediakan apa yang menjadi keperluan kita.
Dengan tidak mengetahui apa yang sebaiknya kita minta, akhirnya kita memohon
sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Dalam proses ini, kita
mendapatkan diri kita berada di dalam kesulitan. Tuhan selalu siap untuk


86
memberikan semua apa yang engkau inginkan, namun nampaknya engkau kelihatan
tidak mengetahui apa yang baik untukmu dan apa yang benar-benar engkau
perlukan. Karena engkau tidak mengetahui apa yang seharusnya engkau inginkan
dan dalam keadaan yang seperti apa maka adalah lebih baik dan lebih mudah
bagimu untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan mohonlah rahmat-
Nya saja.
Wacana Musim Panas 1973, halaman 134
4. Doa akan dijawab ketika tepat waktunya
Merupakan hal yang tidak mampu kita pahami bagaimana dan mengapa doa-doa
yang kita panjatkan dapat dikabulkan. Bagitu banyak faktor yang terlibat yang kita tidak
mampu memahami proses yang terjadi. Waktu, karma, rahmat, derajat usaha yang
dilakukan seseorang --- semuanya ini saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang
lainnya.
Ada banyak alasan mengapa doa-doa yang kita panjatkan tidak terkabulkan. Kita
mungkin mempunyai karma yang harus dijalankan atau sebuah hikmah yang harus
dipelajari. Ketika kita berdoa untuk mendapatkan mukjizat berupa kesembuhan, kita
mungkin tidak melihat faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit itu. Beberapa
orang menerima kesembuhan, sedangkan yang lainnya tidak. Jika hikmah dari rasa sakit
yang diderita tidak dapat dipahami, maka merupakan tindakan yang sangat kejam untuk
menghilangkan penyakit itu, karena rasa sakit itu akan datang lagi secara berulang kali.
Namun jika nilai dan hikmah dari sara sakit itu dipahami dan dipelajari yang memungkinkan
terbayarnya hutang karma, maka kesembuhan dapat diberikan dan hal ini akan
meningkatkan keyakinan dan juga kemantapan hati para sadhaka.
Merupakan hal yang terbaik bagi kita untuk selalu menyerahkan semuanya kepada
Tuhan. Beliau akan memenuhi kebutuhan kita tanpa perlu diminta ketika kita mencoba
untuk hidup dengan jalan yang benar dan mempersembahkan semua tindakan kita kepada-
Nya. Tuhan adalah orang tua kita yang bersifat abadi; Beliau memperhatikan anak-anak-Nya
dan menuntun mereka semua ke arah yang baik dan menguntungkan.
Jika seorang bhakta telah mempersembahkan semuanya --- tubuh, pikiran dan
keberadaannya kepada Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan memperhatikan
segala sesuatunya, karena Beliau selalu dengan pemuja-Nya. Dengan keadaan
seperti ini maka kita tidak perlu lagi berdoa. Namun, sudahkah engkau


87
mempersembahkan dirimu sendiri dan menyerahkan segala sesuatunya kepada
Tuhan?
Pancaran Kedamaian, halaman 14
Adalah lebih mudah bagi kita belajar bagaimana hidup di dunia daripada merubah
dunia ini sesuai dengan harapan kita. Kita tidak bisa berharap agar semua keinginan kita
terpenuhi dengan segera. Melalui doa kita belajar menerima sesuatu yang tidak dapat
dirubah dan merubah apa yang dapat kita rubah. Bagaimanapun juga, beberapa doa
dipanjatkan tidak memerlukan jawaban, sedangkan yang lainnya mungkin memerlukan
waktu sepanjang hidupnya untuk menyadari hal ini.


Pertanyaan untuk study circle
1. Apakah fungsinya berdoa?
2. Ada berapa jenis bentuk doa?
3. Mengapa beberapa doa dikabulkan sedang yang lainnya tidak?
4. Apakah kita seharusnya berdoa untuk mendapatkan hasil atau serahkan kepada
Tuhan?
5. Apa yang membuat sebuah doa itu menjadi efektif?
6. Apakah waktu dan tempat yang teratur diperlukan dalam berdoa?
7. Apa saja halangan yang membuat doa itu tidak terjawab?
8. Apakah Tuhan mendengar semua doa yang dipanjatkan?
9. Apakah tujuan yang penting dalam berdoa?
10. Berapa lama kita menunggu untuk jawaban dari doa yang dipanjatkan?
11. Apakah doa yang bersifat tradisional lebih efektif dari doa yang bersifa spontan?










88
BAB KEDUABELAS
MEDITASI: MENCARI TUHAN DI DALAM DIRI
1. Apakah meditasi itu?
Meditasi adalah sebuah kata dengan berbagai bentuk makna. Bagi beberapa orang,
meditasi adalah sebuah pengetahuan tentang pikiran. Sedangkan bagi yang lainnya, ini
adalah sebuah seni, tidak dilukiskan dan bersifat gaib. Bagi kebanyakan orang, meditasi
adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dipahami. Meditasi merujuk pada bentuk introspeksi
diri yang tenang atau tenggelam dalam samudra kasih Tuhan. Hal ini juga dapat berarti
menjelajahi dan mengembangkan kesadaran. Meditasi dapat membangkitkan energi yang
ada di dalam diri atau mengungkapkan pemahaman tentang diri yang sejati. Hal bisa
dilakukan dengan melantunkan nama Tuhan dengan kasih, atau secara sederhana dengan
mampu menguasai diri dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, meditasi adalah sarana
untuk memusatkan pikiran ke dalam diri, mengungkap sumber kasih dan kebijaksanaan,
kebahagiaan dan kedamaian.
Meditasi bagi para peminat kehidupan spiritual adalah melakukan perenungan ke
dalam diri. Tujuan dari latihan ini adalah untuk menyadari kesatuan yang ada di dunia dan di
dalam diri sendiri. Latihan ini akan merubah bentuk pandangan dan juga sikap kita tentang
dunia. Seiring berjalannya waktu, meditasi akan memberikan kepada kita pemahaman
tentang jati diri kita yang sejati. Kita dapat melihat diri kita sendiri dan juga semua bentuk
ciptaan sebagai perwujudan dari kehendak Tuhan. Bayangan ilusi tentang konsep
perbedaan dan keterpisahan akan menjadi lenyap ketika semua yang dialami adalah kualitas
kesatuan.
Meditasi yang sesungguhnya adalah terserap sepenuhnya ke dalam Tuhan sebagai
satu-satunya pikiran, dan tujuan. Hanya Tuhan dan hanya Tuhan saja. Berpikir
tentang Tuhan, berbicara tentang Tuhan, mengasihi Tuhan, hidup dalam kualitas
keillahian.
Percakapan, halaman 133
Metode yang paling mendasar dari meditasi adalah mengangkat pikiran sampai pada
sumber dari pikiran itu. Tujuan akhirnya adalah sebuah keadaan yang melampaui segala
bentuk proses mental. Tuhan tidak dapat dipahami dengan cara penjelasan logika/nalar
atau perdebatan, melainkan hanya dengan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman.


89
Selama seseorang masih menyadari dirinya sedang melakukan meditasi, maka dia
tidak sedang bermeditasi. Ketika tenggelam dalam kasih Tuhan, maka seseorang
akan mengesampingkan setiap wujud dan menyatu dengan Tuhan. Dalam proses ini
maka pikiran secara alami akan berhenti.
Percakapan, halaman 133
Dengan meditasi memungkinkan bagi kita untuk melampaui dan melebihi tingkat
kecerdasan atau kepintaran. Dalam keadaan ini, tidak ada yang perlu lagi kita ketahui
dalam tingkat nalar dan logika. Sejatinya, kita telah berada di dalam keadaan ketenangan
hati yang memberikan kesempatan kepada jati diri kita yang sesungguhnya untuk
mengungkapkan kualitasnya. Karena kita semua telah memiliki kualitas keTuhanan di dalam
diri kita; kita hanya perlu sadar akan kualitas ini dan mengijinkannya untuk muncul dan
mengungkapkan kecemerlangannya. Ketika hal ini dapat terjadi, maka perubahan yang
berasal dari dalam diri akan tercapai. Perubahan yang seperti ini menghasilkan kebahagiaan
dan kedamaian yang melampaui berbagai jenis penjelasan.
Dhyana (meditasi) memiliki persamaan arti dengan kesatuan pengetahuan tentang
keTuhanan. Ini merupakan sebuah pandangan dan jalan menuju kepada Tuhan. Ini
juga menuntun pada kenyataan yang tidak terpisahkan dari keberadaan-kesadaran-
kebahagiaan (sat-chit-ananda).
Wacana Musim Panas 1979, halaman 101
Berbagai metode, tehnik dan tujuan dalam melakukan meditasi adalah sangat
beranekaragam diantara para peminat spiritual. Beberapa peminat spiritual lebih memilih
cara atau aturan yang sangat ketat; sedangkan yang lainnya lebih memilih latihan yang
bersifat tidak tergesa-gesa. Beberapa diantara mereka mengikuti aturan dengan
menentukan tempat dan waktu tertentu dalam melakukan meditasi; sedangkan yang
lainnya, lebih mengutamakan ketenangan yang datang secara tidak terduga-duga dalam
satu hari walaupun berada di tempat yang ramai atau bising. Tidak ada satu-satunya cara
untuk melakukan meditasi yang menghalangi yang lainnya. Setiap orang harus dapat
menemukan caranya sendiri di dalam melakukan meditasi.
Dapatkah seseorang melatih yang lainnya dalam melakukan meditasi? Atau dengan
mengatakan bahwa akan memberikan pelatihan meditasi? Adalah mungkin
memberikan pengajaran kepada seseorang tentang postur, sikap badan, posisi kaki
atau tangan, leher, kepala atau punggung, bentuk pernafasan atau kecepatan


90
bernafas. Namun meditasi adalah proses yang terjadi di dalam diri manusia;
meditasi melibatkan ketenangan diri yang mendalam, mengosongkan pikiran dan
memenuhi diri dengan cahaya yang muncul dari pancaran kasih Tuhan yang
bersemayam di dalam diri. Ini adalah sebuah disiplin yang tidak ada buku yang dapat
menjelaskan serta mengajarkannya dan tidak ada kelas yang dapat
mendiskusikannya.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 356
2. Bagaimana cara kita memulai meditasi?
Jika anda pernah memandang dengan penuh kekaguman pada bintang yang
menghiasi angkasa pada waktu malam hari atau kagum pada kemukjizatan dari bunga
hutan, maka itu berarti anda sudah memulainya. Setiap orang sedang melakukan perjalanan
pada jalan Tuhan, namun beberapa orang dari kita menyadari perjalanan ini daripada yang
lainnya. Beberapa orang dari kita tenggelam dalam gelombang kemalasan, sedangkan yang
lainnya bergerak seperti pesawat jet menuju ke tempat tujuannya jika dituntun dengan
sebuah kompas.
Arah adalah unsur yang mendasar di dalam menempuh perjalanan. Kita harus
dituntun oleh seseorang yang sudah mengetahui dengan baik perjalanan yang kita sedang
tempuh. Jika kita berusaha dengan usaha kita sendiri, kita mungkin dapat mencapai tujuan,
namun perjalanan akan menjadi lebih sulit. Banyak para peminat spiritual telah merasakan
dan mengalami arah tuntunan yang diberikan oleh Sathya Sai Baba dan mereka juga
menyadari bahwa tonggak penunjuk jalan yang diberikan berupa kebahagiaan dan kasih
sayang memenuhi sepanjang perjalanan. Dengan mendengarkan dan memberikan perhatian
dengan seksama terhadap perintah dari Sai Baba dan juga petunjuk dari suara hati, maka
kita dapat melihat jalan yang tepat untuk diri kita. Perintah yang diberikan tidak perlu
diragukan lagi, namun kita harus dapat memantulkan ke dalam diri untuk memahami
bagaimana kita dapat melakoni semua prinsip ini di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Memulai meditasi untuk tujuan ini --- untuk membantu kita memahami dan melakoni
ajaran-ajaran suci.
Satu metode yang Sathya Sai Baba jelaskan sebagai metode yang paling universal
dan efektif adalah meditasi cahaya. Untuk melakukan meditasi ini, Swami menyarankan
bahwa para peminat spiritual menetapkan beberapa menit setiap harinya, lebih disarankan
ketika pada waktu pagi hari sebelum kegiatan harian mengganggu pikiran kita. Sebuah


91
lampu kecil atau lilin dapat digunakan untuk membantu kita dalam membayangkan cahaya
kasih dan kebenaran. Cahaya ini dibayangkan pertama-tama berada diantara kedua alis
mata sebagai cahaya kebijaksanaan; setelah itu cahaya itu dibawa menuju ke dalam hati dan
dibayangkan hati seperti bunga teratai kasih yang mekar kelopak demi kelopak. Ketika
cahaya itu semakin besar, maka cahaya ini memurnikan semua indria dan dorongan hati,
dan semuanya menjadi bersinar tersentuh cahaya kasih Tuhan. dari waktu ke waktu,
meditasi ini akan menyucikan serta memurnikan pikiran dan tindakan seseorang,
membuatnya dapat merasakan kualitas Tuhan.
Melakukan meditasi pada tahap awal akan terasa sangat sulit. Kebanyakan orang
memenuhi kebutuhan badan pertama dan mengabaikan jiwanya. Proses ini seharusnya
dibalik sehingga badan jasmani melayani Tuhan yang bersemayam di dalam diri. pikiran
harus menjadi penguasa dari indria. Ketika pikiran mengendalikan indria, maka proses
penguasaan diri dimulai.
Ada beberapa orang ketika sedang melakukan meditasi digigit oleh nyamuk dan itu
sangat menggangu mereka! Tidak, benamkanlah dirimu di dalam dhyanam
(meditasi) sampai engkau melampaui tingkat phisik dan dorongan mental dan juga
dorongan hati.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 236
Meditasi menharuskan kita untuk menjelajah ke dalam diri kita sendiri, sebuah
tempat yang kebanyakan orang tidak terbiasa dan terasa masih asing. Pada khususnya di
negara barat, kita dibiasakan untuk mencari kepuasan di luar diri kita. Adalah tidak lumrah
dan biasa bagi kita untuk melihat ke dalam diri untuk mendapatkan kedamaian dan
kebahagiaan. Bagaimanapun juga, dengan latihan yang teratur, meditasi akan menjadi
penuh dengan kebahagiaan, bahkan akan menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
keseharian. Pada permulaan, adalah penting bagi kita untuk menciptakan kebiasaan
melakukan meditasi secara teratur. Penetapan waktu dan tempat membantu kita untuk
menyelam ke dalam diri lebih cepat. Kesabaran dan keuletan diperlukan untuk membuat
meditasi menjadi sebuah kebiasaan.
Agar meditasi menjadi lebih efektif, maka harus ada latihan yang
berkesinambungan tanpa adanya perasaan tergesa-gesa atau cemas.
Dengan latihan yang mantap, orang itu akan menjadi lebih tenang dan
keadaan meditasi secara alami akan dapat dialami.


92
Percakapan, halaman 139
Meditasi yang sesungguhnya mengembangkan kesadaran yang selalu terjaga dalam
segala kegiatan yang membawa kita semakin dekat dengan Tuhan. Adalah tidak ada
gunanya bagi kita untuk menaikkan pikiran kita di dalam meditasi jika pada saat berikutnya
kita memberikan kesempatan untuk munculnya kesombongan atau sikap menyalahkan. Kita
harus tetap menjaga kesadaran yang terpusat dan terus menekankan komitmen kita untuk
mencapai kebebasan. Semua dari kegiatan yang kita lakukan seharusnya mencerminkan
rasa syukur dan pengertian kita terhadap Tuhan yang meresapi semuanya dan ada dimana-
mana.
Dalam dhyana (meditasi) yang sesungguhnya, kalian dengan segera akan
melampaui kesadaran bahwa kalian sedang melakukan dhyana. Sejatinya, setiap
saat di dalam kehidupan seharusnya dimanfaatkan untuk dhyana. Ini adalah cara
yang terbaik untuk hidup. Ketika kalian menyapu dan membersihkan kamar, katakan
kepada dirimu sendiri bahwa hatimu juga harus disapu dan dibersihkan. Ketika
kalian memotong sayuran, rasakan bahwa nafsu dan sifat rakus juga dipotong
menjadi bagian-bagian yang kecil. Ketika kalian menekan chapatti (roti India) lebih
luas dan lebih luas, maka rasakan kualitas kasih sayang kalian menyebar semakin
luas dan semakin luas dan mengembang bahkan meliputi orang yang tidak dikenal
dan juga yang tidak disenangi.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 298
Ketika meditasi dilaksanakan secara tetap dan teratur, maka tidak akan ditemukan
hanya satu bentuk postur atau satu metode dalam melakukan konsentrasi. Kita dapat
melakukan meditasi ketika kita berjalan, ketika kita mengemudikan mobil, atau selama
waktu senggang yang kita miliki. Keadaan atau kondisi di dalam diri adalah lebih penting
daripada keadaan yang ada di luar diri. Kebutuhan di dalam diri kita menentukan cepat dan
cara kita melakukan meditasi.
Ketika duduk dalam meditasi, pertanyaan yang sering muncul,berapa lama kita
harus duduk meditasi? Pertanyaan ini tidak akan ada jawabannya. Tidak ada
batasan waktu tertentu. Meditasi sesungguhnya adalah proses sepanjang hari.
Percakapan, halaman 57




93
3. Bagaimana kita mengetahui telah mengalami kemajuan?
Seorang buruh tambang mengetahui keberhasilan ketika dia menemukan emas.
Seorang pelari mengetahui keberhasilan ketika dia telah mencapai garis finish. Seseorang
yang meditasi mengetahui keberhasilan ketika dia mengalami perubahan di dalam
karakternya. Meditasi harus memungkinkan bagi kita untuk melakoni dan menerapkan nilai
kebenaran, kasih sayang, kedamaian di dalam diri, dan kepedulian bagi semua makhluk. Jika
meditasi tidak dapat mengubah cara hidup kita, maka ini hanyalah kegiatan yang bersifat
kosong. Jika kita tidak memiliki pendirian untuk menerapkan arahan yang berasal dari suara
hati kita, itu berarti kita hanya melakukan meditasi sebagai rasa pamer untuk diri kita atau
untuk yang lainnya. Apakah gunanya dengan duduk meditasi jika hasilnya tidak dapat
diraih?
Apakah engkau lebih mencintai, lebih sedikit berbicara, apakah engkau melayani
yang lainnya dengan lebih jelas? Ini adalah tanda dan bukti dari keberhasilan di
dalam melakukan dhyana. Kemajuanmu dalam melakukan meditasi harus
ditunjukkan oleh karakter dan tingkah lakumu.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 30
Meditasi yang sejati membantu kita menemukan identitas jati diri kita. Meditasi
memungkinkan bagi kita untuk dapat mendengarkan suara Tuhan di dalam hati kita, yang
menerangi jalan yang ada di depan kita. Meditasi memberikan ruang kepada kita untuk
menerima dan mengembangkan kualitas Tuhan.
Manusia adalah Tuhan. Manusia dapat memurnikan dirinya dan menjadi Tuhan yang
maha sempurna dengan melalui proses dhyana, meditasi harus dilakukan dengan
penuh ketertarikan dan diikuti dengan keyakinan yang berasal dari individu yang
memiliki keluhuran budi.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 239
Kemajuan dalam melakukan meditasi dapat dilihat dari berkurangnya bentuk dan
jumlah keinginan. Keinginan tidak memberikan kepada kita kedamaian; malahan, keinginan
menyembunyikan cahaya kasih Tuhan yang bersemayam di dalam hati kita. Ketika pikiran
dikendalikan dan diperiksa, maka dapat diketahui bahwa pikiran tidak memiliki wujud
sendiri. Sama halnya dengan cermin yang bersinar, cermin itu hanya memiliki bentuk dari
apa yang dipantulkannya. Tujuan kita seharusnya untuk dapat melihat cahaya atma, Tuhan


94
yang bersemayam di dalam diri, tanpa adanya bantuan dari cermin. Untuk dapat melakukan
ini, kita harus melepaskan keinginan yang bersifat menutupi sinar Tuhan.
Pikiran tidak mempunyai identitas tersendiri; pikiran merupakan pencampuran dari
berbagai jenis keinginan yang tumbuh dari dorongan hati. Sehelai kain pada
dasarnya tersusun dari sekumpulan benang. Benang-benang penyusun kain itu pada
dasarnya adalah kapas. Sama halnya, keinginan muncul berasal dari dorongan hati,
dan pikiran adalah disusun dari bentuk keinginan-keinginan ini. Sehelai kain
mengalami kehancuran jika benang-benang penyusunnya ditarik satu demi satu,
pikiran juga dapat dihancurkan dengan menghilangkan keinginan-keinginan.
Wacana musim panas 1979, halaman 116

4. Berbahagialah dengan hartamu yang tidak ada bandingannya
Mungkinkah seorang penambang emas meninggalkan bijih-bijih emas dijalanan?
Akankah seorang pencuri melepaskan barang-barang berharga dan hanya mencuri sampah?
Mungkinkah seorang penyelam menjatuhkan sebuah permata dan hanya mengambil pasir
saja? Lantas mengapa kita hanya bersedia menerima kertas-kertas warna-warni yang
bersinar cemerlang dari dunia ini jika kita memiliki harta kekayaan yang begitu besar yang
belum digunakan yang ada di dalam diri kita?
Kepribadian dan badan jasmani yang kita anggap sebagai diri kita, hanyalah
merupakan gejala yang lewat saja. Melalui meditasi, kita harus melihat dan membedakan
yang sejati dengan yang sementara, yang hanya berlalu dengan yang kekal, yang memiliki
nilai dengan yang tidak berguna. Kenyataan bahwa Tuhan bersemayam di dalam diri setiap
orang. Beliau adalah perwujudan ada dimana-mana, memanifestasikan dir-Nya sebagai
kasih dan kebahagiaan yang berada diluar jangkau pemahaman. Tujuan dari meditasi harus
dapat menyadari pandangan yang penuh dengan kebahagiaan. Mengulang-ulang nama
Tuhan adalah salah satu teknik yang sangat efektif.
Dengan sarana dhyana, engkau dapat menyadari bahwa Aku adalah penghuni di
dalam hati setiap orang, dorongan hati, motif, penuntun, tujuan. Milikilah hasrat
untuk mendapatkan pandangan, kesadaran dan buatlah itu sebagai kekayaanmu
yang tidak ternilai harganya.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 473-474



95
Pertanyaan untuk study circle
1. Apakah tujuan dari melakukan meditasi?
2. Apakah keuntungan dari melakukan meditasi?
3. Apakah meditasi bersifat mendasar bagi kemajuan spiritual?
4. Manakah bentuk atau cara meditasi yang terbaik?
5. Dapatkan meditasi diajarkan?
6. Bagaimana cara kita belajar meditasi?
7. Apakah meditasi merupakan sebuah proses mental?
8. Bagaimana kemajuan dalam meditasi dapat diukur?
9. Dapatkah kita maju dalam spiritual hanya dengan melakukan meditasi?
























96
BAB KETIGABELAS
RAHMAT: BETAPA MANISNYA RAHMAT
1. Apakah Rahmat itu?
Rahmat spiritual adalah keuntungan yang dilimpahkan oleh Tuhan. ini merupakan
sebuah perubahan dari sikap atau keadaan yang dapat membantu kita untuk bergerak
semakin dekat dalam upaya menyadari sifat keTuhanan kita. Rahmat memberikan kepada
kita kesempatan untuk menghindar dari membuang-buang waktu dan masalah ketika
sedang berjalan di jalan spiritual. Rahmat bisa muncul dalam bentuk kebijaksanaan atau
inspirasi atau bantuan secara materi. Hasilnya dapat muncul dalam berbagai bentuk.
Rahmat akan menjadikan segala sesuatunya menjadi benar. Satu-satunya akibat
dari rahmat ini adalah kesadaran diri namun ada juga keuntungan yang lainnya
yang bersifat kecil seperti kesenangan, kehidupan yang menantang di dunia dan
sebuah ketenangan, sifat yang berani, terbangun dalam ketenangan hati ini
adalah sifat dasar dari rahmat, yang memenuhi berbagai bentuk kebutuhan.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 184
2. Bagaimana kita bisa mendapatkan Rahmat?
Di daerah terpencil New England, para pelancong yang melewati jalan-jalan kecil di
pedesaan kadang-kadang dibingungkan oleh sikap dari para penduduk setempat. Ketika
para pelancong menanyakan arah untuk bisa sampai di tujuannya, mereka kadang-kadang
mendapatkan jawaban,kalian tidak akan bisa sampai disana dari sini. Untungnya, selalu
ada sebuah jalan ketika kita mencari dengan arah dan petunjuk yang benar. Perjalanan
untuk dapat meraih rahmat spiritual juga memungkinkan dengan kita bertanya dengan
pertanyaan yang benar dan dengan menuliskan tuntunan yang benar.
Beberapa keuntungan illahi tersedia bagi semuanya yang mau menerima. Ini
merupakan hak kita dari sejak lahir untuk menerima kasih dan pertolongan Tuhan. Ketika
kita berjalan pada saat yang sangat genting, kita akan menjadi sadar pada cahaya dan kasih
yang telah melindungi kita.
Rahmat Tuhan adalah seperti curahan hujan, seperti cahaya matahari. Kalian harus
melakukan sadhana (latihan spiritual) untuk bisa mendapatkannya. Sadhana yang
akan tetap menjaga periuk tetap keatas untuk bisa menerima curahan hujan,
sadhana membukakan pintu hati kalian sehingga sinar matahari dapat menerangi
hati.


97
Sabda Sathya Sai 6, halaman 184
Bagaimana cara kita menggunakan kemampuan yang kita miliki menentukan
keuntungan yang dapat kita terima. Kita bebas bertindak sesuai dengan keinginan kita. Kita
dapat menggunakan kemampuan untuk keuntungan bagi yang lainnya atau untuk
menjatuhkan yang lainnya. Kualitas dari motivasi yang ada dibalik tindakan kita memberikan
warna dari hasil yang kita dapat capai.
Air yang ada di danau, sumur dan sungai adalah air yang berasal dari air hujan,
walaupun rasa, warna, nama dan wujudnya adalah berbeda yang sesuai dengan
dimana hujan itu jatuh dan bagaimana kemurnian dari tempat tersebut. Rahmat
Tuhan adalah seperti hujan yang begitu suci, jernih, jatuh untuk semuanya.
Bagaimana rahmat ini diterima dan digunakan tergantung dari hati manusia.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 18
Ketika menjalani kehidupan yang baik, maka rahmat Tuhan akan mengalir secara
otomatis pada diri kita. Tidak diperlukan permohonan yang khusus untuk mendapatkannya.
Energi Tuhan mengalir secara alami kepada mereka yang menyayangi dan melayani yang
lainnya. Sama halnya dengan air yang secara alami mengisi danau dan mengalir, rahmat juga
mengalir secara spontan kepada mereka yang hidup sesuai dengan prinsip-prinsip spiritual.
Jika seseorang mempunyai hati yang suci dan hidup berdasarkan ajaran Swami,
maka rahmat Swami akan secara otomatis mengalir. Tidak ada karma yang dapat
mencegahnya.
Percakapan, halaman 109
Ada dua jenis rahmat: yang pertama adalah rahmat yang diperoleh dengan usaha
sedangkan yang kedua adalah rahmat yang diperoleh sebagai hadiah. Rahmat dari Tuhan
mungkin dapat dianugrahkan pada waktu tertentu dalam kehidupan kita sebagai hasil dari
perbuatan baik kita pada kehidupan yang dulu. Atau rahmat Tuhan yang didapat sebagai
hadiah berdasarkan pada kemajuan spiritual dan rasa bhakti yang kita miliki. Tentu saja, kita
tidak mengetahui rahmat yang jenis mana yang telah kita terima, ketika kita sadar kita telah
menerima rahmat seutuhnya.
Kalian dapat mencairkan cek di Bank jika kalian memiliki tabungan disana, atau
kalian dapat menggadaikan kekayaan kalian dan memohon pinjaman atau bank
akan memberikanmu kredit. Kekayaan yang kalian gunakan sebagai jaminan untuk
mendapatkan pinjaman adalah akibat dari kebajikan dan kebaikan yang terkumpul


98
dari kehidupan yang dulu. Kredit yang dapat kalian ambil pada saat yang sangat
diperlukan adalah rahmat, yang Tuhan akan limpahkan ketika kalian bersungguh-
sungguh dan cukup pantas untuk mendapatkannya. Kalian harus dapat memberikan
jaminan atau seseorang sebagai keamanan untuk mendapatkan pinjaman: jaminan
itu adalah rahmat Tuhan; sedangkan keamanan itu adalah kemantapan dari
keyakinan yang kalian miliki dan kebulatan rasa penyerahan diri yang kalian miliki.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 175
Prinsip dasar untuk mendapatkan rahmat Tuhan adalah dengan mengabdikan dan
menjalankan latihan spiritual dengan ketenangan hati. Hal ini dapat dicapai dengan
merubah karakter agar searah dengan kebajikan dan mengembangkan kasih bagi semuanya.
Ketika kita menyucikan karakter kita, maka kita secara cepat akan layak untuk menerima
rahmat Tuhan.
Diatas segalanya, cobalah untuk memenangkan rahmat Tuhan dengan merubah
kebiasaan kalian, mengurangi keinginan yang kalian miliki dan memurnikan kualitas
diri kalian yang sejati. Satu langkah pertama akan memudahkan langkah berikutnya;
ini merupakan keunggulan dari perjalanan spiritual. Pada setiap langkah, kekuatan
dan kepercayaan diri kalian akan meningkat dan kalian mendapatkan rahmat
semakin hari semakin besar.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 30
Untuk dapat menguasai seni merubah diri, maka kita harus memulainya dengan
lebih awal. Perjalanan akan terasa lebih mudah dan lebih menyenangkan ketika kita
merencanakan waktu yang cukup dalam perjalanan. Untuk dapat memenangkan rahmat
Tuhan, kita harus mulai, jika memungkinkan ketika kita masih muda. Jika kalian menyia-
nyiakan masa muda dengan hanya mengejar kesenangan yang berasal dari keinginan indria,
maka siapa yang akan mendengarkan tangisan kita ketika kita menginjak masa tua?
Ketakutan akan kematian dan penyakit membuat banyak orang mulai memikirkan tentang
Tuhan, namun siapa yang memikirkan Tuhan ketika kehidupan berjalan dengan
menyenangkan dan indah? Kesulitan yang akan ditemui dalam perjalanan membuat
perjalanan yang dilakukan lebih awal sangat dianjurkan.
Jika ketika sudah memasuki usia senja kalian mencoba untuk mengendalikan
keinginan dan indria kalian, kalian mungkin bisa dan juga mungkin tidak bisa
mendapatkan rahmat Tuhan. sebaliknya, jika pada masa muda ini kalian belajar


99
untuk mengendalikan organ-organ indria kalian, maka tidak diragukan lagi bahwa
kalian akan dapat menerima rahmat Tuhan.
Wacana Musim Panas 1973, halaman 138
Namun sebelum layak untuk mendapatkan rahmat Tuhan, kita harus menggunakan
semua kemampuan yang kita miliki sendiri untuk menolong diri kita. Jika kita memohon
pertolongan Tuhan sebelum kita menggunakan sarana yang telah kita miliki, maka kita
disebut sebagai pemalas. Kita pertama-tama harus melakukan usaha yang terbaik untuk
memecahkan masalah kita sendiri.
Ketika kalian telah melakukan yang terbaik yang dapat kalian lakukan dan itu
belumlah cukup, kemudian panggilah AKU. Aku selalu siap untuk menguatkan
usahamu dengan rahmat yang Aku miliki.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 123
Ketika kita bertindak sesuai dengan panggilan hati nurani, maka perjalanan itu akan
menjadi lebih mudah. Perkembangan spiritual membuat setiap langkah menjadi lebih pasti
dan tujuan akan kelihatan semakin dekat. Sedikit usaha diperlukan sebagai penguatan
terhadap kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan. Ketika kita dapat merasakan rasa
manis dari penguatan itu, maka latihan spiritual kita akan menjadi lebih menyenangkan. Kita
akan menjadi percaya diri terhadap kemampaun kita sendiri dan rahmat Tuhan akan secara
otomatis mengalir pada kita.
Usaha yang dilakukan dan rahmat Tuhan keduanya saling tergantung. Tanpa adanya
usaha, maka tidak akan ada pemberian rahmat. tanpa adanya rahmat, maka usaha
yang dilakukan tidak akan mendapatkan hasil. Untuk dapat mendapatkan rahmat,
kalian hanya perlu keyakinan dan kebajikan.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 188
Dengan menjalankan kasih yang tulus dan tanpa mementingkan diri sendiri, kita
akan lasung terhubung dengan Tuhan. Menjalankan kehidupan dengan kasih bagi manusia
dan Tuhan adalah sarana yang paling ampuh untuk mendapatkan rahmat Tuhan. Tuhan
adalah kasih dan ditarik oleh kasih. Kasih memurnikan kita sehingga kita dapat mengenal
dan menerima rahmat Tuhan.
Rahmat dari Tuhan tidak bisa didapatkan dari pertimbangan olahraga, kelenturan
dalam melakukan Yoga, atau dengan melakukan tapa brata yang kuat. Hanya kasih
yang dapat menarik rahmat Tuhan, kasih yang tidak mengharapkan imbalan, kasih


100
yang tidak ada tawar menawar, kasih yang dipakai sebagi persembahan kepada
semuanya, kasih yang mantap dan tidak goyah. Hanya kasih yang dapat mengatasi
masalah, bagaimanapun juga besar dan banyaknya masalah yang ada.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 459
3. Bagaimana rahmat Tuhan itu muncul?
Kadang-kadang rahmat tidak muncul dalam bentuk yang telah kita ketahui. Rahmat
dapat muncul tidak terlihat, sama seperti lembutnya embun di pagi hari. Rahmat dapat
muncul mendadak di depan kita seperti gelombang kebahagiaan yang begitu besar atau
dapat juga dengan mengetuk pintu rumah kita dengan melakukan penyamaran rahmat
yang tersembunyi dalam wujud yang tidak beruntung.
Rahmat Tuhan mewujudkan dirinya dalam berbagai bentuk. Rahmat Tuhan sering
sekali muncul dalam bentuk melindungi dan menyelamatkan kita dari kecelakaan dan
bencana. Namun kita selalu tidak dapat menyadarinya ketika kita telah diselamatkan dari
bencana yang terjadi. Kita tidak mengetahui betapa besarnya penderitaan yang akan kita
alami tanpa adanya campur tangan Tuhan.
Melalui latihan spiritual yang mantap kita mungkin telah mendapatkan pertolongan
yang tidak kita ketahui dan itu berasal dari akibat dari tindakan kita yang terdahulu. Banyak
contoh para bhakta yang diselamatkan dari bencana yang menimpa mereka oleh Sathya Sai
Baba. Itulah kekuatan dari rahmat Tuhan dan pentingnya mengikuti ajaran-Nya. Baba
melindungi dan menuntun para bhakta-Nya dengan aman sepanjang jalan spiritual.
Bentuk kekayaan yang paling diinginkan adalah rahmat Tuhan. Beliau akan menjaga
kalian, bahkan seperti halnya kelopak mata yang melindungi mata. Jangan
meragukan akan hal ini.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 190
Banyak halangan yang kita hadapi dalam menempuh perjalanan spiritual dan
semuanya itu lebih baik dihadapi dan dipecahkan daripada dihindari. Hanya ketika sebuah
halangan dapat dilalui maka kita akan dapat melewati ujian berikutnya. Segala bentuk
kejadian dan keadaan sepenuhnya diserahkan kepada Tuhan karena Beliau mengetahui
dengan baik keadaan yang paling aman bagi setiap bhkata-Nya. jika kita hanya berlindung
kepada Tuhan, maka kita tidak akan mengalami penderitaan.


101
Bersandarlah pada rahmat Tuhan, dapatkan dan simpanlah. Kemudian
bagaimanapun besarnya gelombang badai, kalian akan dapat melaluinya tanpa
menyakiti kita.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 364
Rahmat Tuhan tidak selalu muncul ketika kita mengharapkannya. Ketika kita
berusaha untuk mengembangkan diri dalam jalan spiritual, kita harus menghadapi berbagai
bentuk halangan dan rintangan yang akan menutupi jalan kita. Jalan yang terbaik adalah
dengan mengalami penderitaan atau kesulitan itu yang nantinya akan membersihkan diri
kita. Proses perjalanannya mungkin terasa penuh kesulitan, namun kadang-kadang kesulitan
memberikan keuntungan yang paling besar kepada kita.
Ini adalah rahmat. Bagi mereka yang menderita yang memiliki rahmat-Ku. Hanya
melalui penderitaan mereka akan mengalihkan perhatian ke dalam diri dan
melakukan penyelidikan ke dalam. Dan tanpa adanya usaha untuk melihat ke dalam
diri dan melakukan penyelidikan batin, mereka tidak akan pernah lepas dari
penderitaan.
Percakapan, halaman 110
Ketika rahmat memberikan kepada kita sebuah kesempatan untuk bertobat dari
perbuatan yang telah kita lakukan pada masa lalu, kita mungkin akan mengalami
penderitaan dan kehilangan. Bagaimanapun juga, rahmat Tuhan akan mengurangi beban
penderitaan dan kehilangan yang kita alami. Penderitaan mungkin diperlukan untuk
perkembangan kita sehingga kita harus mengalaminya. Rahmat Tuhan ada untuk
mengurangi beban yang harus kita pikul.
Ketika sebuah penderitaan yang begitu besar menyiksamu, maka dokter akan
memberikan suntikan bius dan engkau tidak akan mengalami rasa sakit itu,
walaupun penderitaan itu masih berlangsung. Rahmat itu ibarat suntikan obat bius;
rasa sakit itu tidak akan dirasakan walaupun engkau masih mengalaminya! Rahmat
menghilangkan keburukan dari karma yang harus kalian hadapi.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 154
Walaupun beban dari tindakan yang terdahulu harus dipikul saat sekarang, namun
rahmat Tuhan akan meminimalkan rasa sakit yang harus diderita, atau bahkan mungkin
melenyapkan rasa sakitnya. Karma bukanlah merupakan halangan yang tidak bisa diatasi.


102
Ketika kita memberikan usaha kita yang terbaik, Tuhan akan mengurangi rintangan yang ada
sampai pada tingkat yang dapat kita pikul.
Kalian mungkin dapat mengatakan bahwa beban dari tindakan yang terdahulu dan
akibatnya yang tidak dapat dihindarkan harus dipikul, namun rahmat Tuhan dapat
membakar beban itu dalam sekejap saja.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 356
Rahmat Tuhan dapat mewujudkan dirinya pada bhakta dalam bentuk karakter yang
luhur dan baik. Karakter yang seperti itu adalah rahmat yang paling penting yang harus
dapat diraih. Tanpa adanya karakter yang seperti ini maka semua keberuntungan akan
memberikan keuntungan yang sangat sedikit. Rahmat yang paling besar adalah yang mampu
membuatmu menjadi seseorang yang berbudi pekerti yang luhur --- dengan kasih yang tulus
dan tanpa mementingkan diri sendiri.
Tidak ada lagi kemampuan yang ada yang dapat menghalangi kemajuan yang akan
kalian peroleh. Tuhan akan mengatur semua atribut yang kalian miliki untuk menuju
pada tujuan yang paling tinggi: indria, pikiran, pikiran bawah sadar, kecerdasan
semuanya. Rahmat akan memberikan semua yang engkau perlukan.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 76
4. Rahmat: Tanpa adanya rahmat maka tidak akan ada awal ataupun akhir
Kebanyakan orang tersesat dalam hidup ini. Mereka tersesat karena meyakini bahwa
yang nyata adalah palsu dan yang palsu adalah nyata. Seperti halnya seorang aktor yang
bingung dan lupa dalam sebuah pementasan, mereka lupa terhadap peran yang mereka
mainkan dan melakukan gerakan sendiri secara sembarangan dan menganggapnya sebagai
yang sejati. Tanpa adanya rahmat, seseorang bahkan tidak bisa memulai permainan Tuhan,
sehingga sangat sedikit orang yang akan memberikan sambutan ketika permainan telah
selesai.
Rahmat Tuhan adalah bersifat mendasar untuk mendapatkan kebebasan. Ini akan
membantu kita untuk tumbuh berkembang dalam berbagai cara dan memberikan kepada
kita lebih dari apa yang bisa kita minta. Bahkan dorongan untuk menyadari keTuhanan tidak
akan dapat tercapai tanpa adanya rahmat dari Tuhan. Sarana, kemampuan dan keberhasilan
kita dalam mencapai tujuan semuanya tergantung dari rahmat.


103
Hanya melalui rahmat dari Tuhan maka seseorang dapat mengembangkan
keinginan akan advaita atau sikap non dualisme dari alam semesta, satu tanpa
adanya dua.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 170
Semua usaha seharusnya ditujukan untuk mendapatkan rahmat Tuhan. rahmat
Tuhan merupakan satu-satunya kekayaan kita yang sejati. Ini merupakan kepunyaan kita
yang paling besar di dalam kehidupan sekarang dan selanjutnya. Tanpa adanya rahmat
Tuhan, maka hanya aka nada sedikit rasa manis dalam kehidupan kita.
Rahmat Tuhan adalah kekayaan yang paling besar. Dengan menganggap bahwa
mengumpulkan uang, emas atau benda materi yang lainnya sebagai simbul
kekayaan dan kehormatan sosial adalah pandangan yang salah. Tujuan hidup,
seharusnya digunakan untuk mengumpulkan rahmat Tuhan yang merupakan
kekayaan illahi.
Wacana musim panas 1979, halaman 152


Pertanyaan untuk study circle:
1. Apa itu rahmat?
2. Apakah rahmat selalu membuat hidup menjadi lebih mudah?
3. Dapatkan rahmat mengatasi berbagai bentuk halangan dan rintangan?
4. Bagaimana cara kita untuk bisa mendapatkan rahmat Tuhan?
5. Dapatkah rahmat diterima dalam bentuk hadiah?
6. Bagaimana kita mengetahui jika kita telah menerima rahmat Tuhan?
7. Dalam wujud apa saja rahmat itu muncul?
8. Mengapa Tuhan menganugrahkan rahmat-Nya?
9. Bagaimana Tuhan memutuskan mereka yang berhak menerima rahmat?
10. Jika engkau bisa, rahmat apa yang akan engkau berikan untuk dirimu sendiri?







104
BAB KEEMPAT BELAS
KEBENARAN: LEBIH MENDASAR DARIPADA ATOM
1. Keadaan mutlak yang tidak mengalami perubahan
Kebenaran yang mendasar adalah tidak mengalami perubahan, suci dan abadi. Ini
merupakan sebuah jangkar yang menyelamatkan perahu dari guncangan ombak lautan yang
besar. Ini juga merupakan bintang kutub yang menuntun perjalanan kita di malam yang
begitu gelap. Milikilah selalu keyakinan yang penuh maka kebenaran akan menjaga dan
menuntun kita sepanjang waktu.
Kebenaran tidak pernah berada jauh dari kita, karena kebenaran merupakan sifat
dasar dari Atma. Kebenaran itu ada di dalam diri kita dan menunggu panggilan kita. Ketika
kita bisa menyadari kebenaran dari keTuhanan dalam diri kita, Atma, maka kesatuan dan
keagungan dari kehidupan mulai mekar berbunga tepat di depan kita. Kebenaran yang
diwujudkan dalam tindakan adalah dharma, kewajiban spiritual. Kebenaran mengungkapkan
dirinya sendiri pada setiap makhluk hidup sebagai kasih dan memurnikan hati. Kebenaran
yang abadi mengetahui tidak ada perbedaan kebudayaan atau waktu. Kebenaran itu tidak
pernah mengalami perubahan, tidak berubah, dan tidak terpengaruh.
Kebenaran adalah sesuatu yang tidak mengalami perubahan oleh waktu atau ruang
atau guna (sifat). Kebenaran itu sama untuk selamanya, tidak terpengaruh dan tidak
mengalami perubahan; kebenaran itu sendiri adalah kebenaran. Kebenaran tidak
dapat dibuktikan salah dengan beberapa kejadian atau pengetahuan.
Sabda Sathya Sai 3, halaman 116
Dunia material selalu mengalami perubahan dan bidang perubahan yang begitu
besar diperankan oleh maya, khayalan. Ilusi atau khayalan menyebabkan kesatuan Tuhan
akan muncul dalam bentuk beranekaragam dan berubah-ubah. Hal ini akan menyebabkan
kesatuan akan kelihatan menjadi banyak. Kebenaran yang abadi hanya dapat dialami dalam
kesadaran yang murni. Kebenaran bukanlah ciri dari penampilan dunia ini.
Tidak ada yang sungguh-sungguh benar, benar-benar nyata. Pengalaman pada saat
sadar adalah tidak nyata sama halnya dengan pengalaman pada saat mimpi. Ketika
kalian berada dalam tidur yang lelap, tidak ada dunia sama sekali. Ketika kalian
mencapai tingkat kesadaran supra maka hanya Aku yang masih tersisa, Aku yang
bersifat universal yang salah dipahami bahkan ketika dalam keadaan tidur sebagai
sesuatu yang terbatas dan tertentu.


105
Sabda Sathya Sai 4, halaman 97
2. Dapatkah kita mengetahui kebenaran?
Kita yakin dan percaya bahwa kita dapat mengetahui kebenaran karena para guru
suci dan resi telah mengalami dan menjelaskannya. Kita mencari kebenaran tersebut
dengan menggunakan lampu sorot keyakinan. Sathya Sai Baba telah mengatakan kepada
kita bahwa mencari kebenaran adalah tujuan dari kehidupan manusia. Dengan sarana
berupa dedikasi, bhakti, dan kasih, kita mengikuti jejak-jejaknya yang ditinggalkan diatas
tanah lembut dari pengalaman kita.
Ya, kebenaran dapat ditemukan. Tanda-tandanya ada dimana-mana: di dalam mata
kita, di dalam telinga kita, di dalam hati kita. Ketika kita minum dari sumber mata air dari
dalam hati, kita bisa merasakan manisnya langsung dari sumbernya. Melalui pencarian
spiritual, rahmat Tuhan dapat diraih dan tujuan dapat dicapai.
Kewajiban utama dari manusia adalah melakukan penyelidikan ke dalam kebenaran.
Kebenaran dapat diraih hanya melalui pengabdian dan bhakti, dan keduanya
tergantung pada rahmat Tuhan yang dicurahkan pada hati yang dipenuhi dengan
kasih.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 1
Kebenaran spiritual adalah lapisan tanah keras yang merupakan sebagai pondasi dari
rumah kehidupan kita. Kapasitas kita dalam mengalami dan menjalankan beberapa tingkat
kebenaran menyediakan kita tuntunan yang terbaik bagi kita untuk melalui kehidupan ini.
Kita sendiri diantara semua makhluk ciptaan Tuhan yang dapat membedakan kebenaran kita
dan kebenaran dari ciptaan.
Kebenaran adalah lebih mendasar daripada atom. Setiap atom dan setiap bintang
mewujudkan kebenaran kepada mereka yang memiliki pandangan
kebijaksanaanApakah yang merupakan ciri khusus dari manusia? Jika manusia juga
hidup dan meninggal sama dengan binatang, bagaimana keunggulan manusia dapat
dibuktikan? Keunggulan manusia terdapat pada kemampuannya untuk bisa
menyadari kebenaran.
Sabda Sathya Sai 10, halaman 126-127
3. Bagaimana cara kita melakoni kebenaran?
Kebenaran illahi adalah seperti sebuah nyala api. Ketika nyala api ini bersentuhan
dengan bahan atau benda yang kering dari kehidupan seseorang maka nyala api ini akan


106
semakin kuat dan besar. Sedangkan ketika nyala api ini bersentuhan dengan kayu yang
masih muda berupa keraguan dan keinginan, maka nyala api ini hanya akan menghasilkan
asap saja. Untuk dapat mengalami kebenaran yang bersifat universal, kita harus memulai
dengan menghidupkan nyala api yang kecil berupa kebenaran yang sementara. Jika kita
mulai dengan menjalaninya dengan disiplin mengucapkan perkataan yang penuh dengan
kebenaran, kita telah memulai perubahan. Sebuah cerita menggambarkan kekuatan
perubahan dari kualitas penuh dengan kebenaran.
Seorang pencuri telah diyakinkan oleh seorang guru suci untuk menjunjung tinggi
kebenaran. Tidak lama kemudian, ketika dia sedang melakukan aksi pencurian di istana raja,
pencuri tersebut bertemu dengan seseorang. Dia mengajak teman barunya itu untuk
menguras kekayaan yang ada di istana. Setelah mengambil barang berharga dari ruang
penyimpanan, maka mereka akan segera berpisah dan meninggalkan satu-satunya permata
bagi raja yang malang. Teman barunya itu menanyakan dimanakah tempat tinggalnya dan
pencuri itu harus menjawabnya dengan sejujurnya.
Pada keesokan harinya, perdana mentri menyatakan telah terjadi pencurian tadi
malam dan sang raja mengadakan rapat untuk mencari siapa yang telah berani melakukan
pencurian di istananya. Akhirnya raja menangkap perdana mentri sebagai pencuri karena
telah mencuri satu permata yang telah ditinggalkan oleh pencuri ---- karena raja telah
berteman dengan pencuri yang jujur. Raja kemudian memanggil pencuri untuk datang ke
istananya dan ditunjuk sebagai perdana mentri yang baru di kerajaannya karena
kepatuhannya dalam menjunjung tinggi kebenaran. Sejak saat itu keadilan dan kebenaran
sangat dijunjung tinggi di kerajaan tersebut.
Jika kita menjunjung tinggi kebenaran, maka kita akan terselamatkan. Kebenaran
akan melindungi dan meningkatkan kesejahtraan dari penganutnya. Jika kita memegang
teguh kebenaran maka itu berarti kita melakukan yang terbaik untuk kepentingan kita.
Milikilah keyakinan kepada kebenaran yang pada akhirnya akan menyelamatkanmu.
Berpeganglah pada kebenaran dengan mengabaikan kemungkinan yang dapat
terjadi.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 48
Jika kita tetap berpegang pada kebenaran maka kesuksesan akan pasti kita dapatkan.
Kesulitan dari perjalanan yang kita hadapi secara konstan adalah untuk mencari kebenaran
yang lebih tinggi, tidak merasa puas sampai kenyataan yangs ejati dapat diungkap dan


107
disadari. Sama halnya ketika kita mendaki sebuah gunung kebenaran, kita harus tetap
melanjutkan untuk mencari jajaran puncak yang lebih tinggi. Kecendrungan kita yang alami
adalah menjadi puas dengan kebenaran yang bersifat terbatas yang telah kita temukan,
sehingga kita mulai mengendurkan usaha pencarian kita. Bagaimanapun juga, kita harus
memiliki kemauan untuk melanjutkan pencarian kita sampai kesadaran diri dapat tercapai.
Ketika pemahaman tentang diri yangs ejati dapat diraih, maka tidak aka nada lagi keraguan.
Manusia memiliki keraguan hanya ketika dia tidak mengetahui kebenaran. Sekali
kalian mengalami kebenaran, maka segala keraguan akan musnah. Kebenaran itu
adalah satu, dan untuk selamanya kebenaran itu adalah satu. Apapun yang
mengalami perubahan, maka ketahuilah bahwa itu bukanlah kebenaran.
Percakapan, halaman 2
Kebenaran di dalam kehidupan kita haruslah menjadi dua aspek: aspek yang pertama
kebenaran harus di cari kedalam diri dan aspek yang kedua kebenaran juga dialami melalui
tindakan di dunia yang tanpa mementingkan diri sendiri. Kebenaran harus selalu menjadi
pendorong dan dasar dari setiap tindakan yang kita lakukan. Dengan melakukan tindakan
yang benar, maka kita dapat menghancurkan halangan karma dan kita bisa mendapatkan
rahmat Tuhan. kita juga harus tetap mencari kebenaran yang ada di dalam diri melalui
meditasi. Pikiran yang bersifat luas dan tidak terkekang adalah diperlukan untuk bisa
mencapai kesadaran diri. Pikiran harus dibuka dan bebas dari prasangka; hanya pikiran yang
seperti ini yang layak mendapatkan pencerahan.
Untuk dapat mengungkap kebenaran ini, naskah-naskah suci telah menjelaskannya
dengan dua bentuk disiplin, satu disiplin keluar dan satunya lagi displin kedalam.
Disiplin keluar disebut juga dengan nishkama karma (kegiatan yang dilakukan
sebagai persembahan dan pemujaan; kegiatan yang dilakukan dengan perasaan
senang berasal dari rasa kewajiban tanpa memusatkan pada keuntungan yang
mungkin dapat dicapai, dengan tanpa adanya keterikatan pada hasil akhir dari
tindakan yang dilakukan). Disiplin yang kedalam adalah dhyana (meditasi pada
keagungan dari Atma yang berkilauan). Karma atau tindakan harus diatur oleh
Dharma (kebajikan), kemudian akan menuntun seseorang pada Brahman (kebenaran
yang mendasar dari alam semesta, termasuk diri-Nya sendiri).
Sabda Sathya Sai 6, halaman 189.


108
Kita harus menjunjung tinggi kebenaran, namun kita harus berhati-hati bagaimana
cara kita mengungkapkannya. Kita seharusnya tidak secara sengaja menyakiti yang lainnya.
Sebuah kebenaran yang diucapkan pada waktu dan tempat yang salah kemungkinan akan
berbahaya dan dapat menjadi ketidakbenaran. Kita harus mengingat bahwa Tuhan
bersemayam di dalam hati setiap orang dan pemahaman yang penuh kasih itu merupakan
bagian yang mendasar dari kebenaran.
Katakan kebenaran, namun katakan dengan menyenangkan. Hanya karena sebuah
pernyataan akan sampai pada seseorang, jangan mengungkapkannya untuk
mendapatkan persetujuannya; jika dengan mengucapkan kebenaran hanya akan
menimbulkan penderitaan atau kesusahan, diamlah. Itulah janji kebenaran di dalam
kehidupan sehari-hari. Jangan memiliki kemunafikan atau kejahatan di dalam
perkataanmu. Keduanya baik itu kebenaran yang tidak menyenangkan dan
kebohongan yang menyenangkan harus dihindari.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 128
4. Kasih, kebenaran yang tertinggi
Ombak tidak bisa dipisahkan dari lautan. Matahari tidak bisa dilepaskan dari panas
dan cahayanya. Sama juga kasih tidak bisa dipisahkan dari kebenaran. Kasih dan kebenaran
merupakan persahabatan yang kekal. Mereka tidak melakukan perjalanan tanpa salah satu
dari mereka. Ketika salah satu diundang tanpa mengundang yang lagi satu, maka keduanya
tidak akan datang. Kebenaran tanpa adanya kasih adalah sebuah cahaya yang
menghanguskan. Kasih tanpa adanya kebenaran adalah impian yang sangat berbahaya.
Pemahaman yang paling tinggi adalah kasih dalam kebijaksanaan. Kasih yang
terbesar haruslah untuk kebenaran. Kebenaran mewujudkan diri dalam bentuk ikatan yang
diliputi kasih dalam kebijaksanaan diantara semua ciptaan. Energi dari ciptaan adalah
kebenaran dalam kasih ---- kasih dalam kebijaksanaan, unsur yang paling mendasar, lebih
mendasar daripada atom. Mengetahui kebenaran adalah mengetahui tentang Tuhan,
sumber dari kasih.
Hanya dengan mengalami kebenaran saja yang dapat meningkatkan kasih, karena
kebenaran melingkupi dan terintegrasi pada semuanya yang tidak melihat adanya
perbedaan. Kebenaran adalah arus dan kasih adalah bola lampu yang memberikan
cahaya penerangan. Melalui kebenaran, kalian dapat mengalami kasih; melalui kasih
kalian dapat membayangkan kebenaran.


109
Sabda Sathya Sai 6, halaman 190
Adalah merupakan sifat alami kita untuk mencari kebenaran dan kasih, karena
keduanya ini merupakan sumber bagi Atma. Kebenaran dan kasih merupakan sumber bagi
kita untuk mendapatkan makanan spiritual. Kita mencari keduanya ini baik di dalam maupun
di luar diri karena kita merasa kehilangan jika tanpa adanya kualitas ini. kita telah datang
dari Tuhan dan selanjutnya mencari cara untuk kembali ke Tuhan. Dalam dunia yang selalu
mengalami perubahan, kita sering mendapatkan pandangan sekilas dan juga petunjuk yang
menuntun kita menuju rumah. Dengan menggabungkan beberapa petunjuk yang ada maka
kita dapat menemukan bahwa kita sendiri adalah satu dengan Tuhan, semuanya dalam
kasih dan kebenaran.
Terdapat pancaran kebenaran di dalam diri setiap orang, tidak ada seorangpun yang
dapat hidup tanpa adanya pencaran kebenaran. Dalam diri setiap orang terdapat
pelita kasih, hidup akan menjadi sebuah kegelapan jika tanpa adanya pelita kasih.
Pancaran kebenaran dan pelita kasih itu adalah Tuhan, karena Beliau adalah sebagai
sumber dari semua kebenaran dan kasih. Manusia mencari kebenaran dan mencari
tahu kenyataan ini karena sifat dasarnya adalah berasal dari Tuhan, yaitu
kebenaran. Manusia juga mencari, memberi dan membagi kasih sayang, karena
kualitas dasarnya adalah Tuhan dan Tuhan adalah kasih.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 78-79
Pertanyaan untuk study circle
1. Dapatkah kita hanya mengetahui kebenaran yang sementara atau dapatkah kita hanya
juga mengetahui kebenaran yang hakiki?
2. Apakah kebenaran terpisah dari kualitas kebajikan yang lainnya?
3. Apakah ada dimana kebenaran yang diucapkan dapat menyakitkan yang lainnya?
4. Apakah semua kebenaran itu bersifat kekal?
5. Dapatkah kebenaran menyelamatkan kita tanpa adanya kebajikan yang lainnya?
6. Bagaimana kita dapat mengetahui apa itu kebenaran?
7. Bagaimana kita dapat menjalankan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari?
8. Bagaimana kita bisa mengetahui kebenaran diri kita sendiri?
9. Apakah hubungan antara kebenaran dan kasih?
10. Apakah sumber dari kebenaran?
11. Apakah kebenaran yang paling mendasar --- kebenaran dari kebenaran?


110
BAB KELIMA BELAS
NON DUALISME: PANTULAN DARI DIRI
1. Dasar dari kesatuan
Kesatuan adalah salah satu prinsip dasar dari kehidupan spiritual. Ada sebuah
perasaan yang terdapat di dalam diri kita yang selalu mencari keharmonisan dan kedamaian
diantara kekacauan dan perselisihan yang terjadi di dunia. Kita secara alami mencari unsur-
unsur pokok pada segala hal yang kita lihat. Kita mencari kesatuan dimana-mana, di rumah,
di masyarakat, di bangsa dan negera dan di dunia. Kita berusaha mencari pemahaman yang
bersifat umum dan prinsip yang bersifat universal dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya. Kita percaya bahwa keharmonisan dan persaudaraan merupakan keadaan kita
yang sejati dan rasa permusuhan datang dari sifat kesalahpahaman. Agama merupakan
bentuk penjelajahan kita terhadap kesatuan dibalik munculnya berbagai bentuk perbedaan.
Kita seharusnya dapat menyadari bahwa Tuhan ada dimana-mana dan kesadaran
tentang kesatuan dari kualitas Tuhan adalah dasar dari semua agama yang ada.
Wacana Musim Panas 1978, halaman 140
Namun, dimanapun kita mencari, sering kita tidak dapat menemukan prinsip dan
asas kesatuan. Hal ini disebabkan karena kita mencari kualitas ini di luar diri kita. Prinsip
yang bersifat universal ada di dalam diri kita; ini merupakan kualitas keillahian dari diri kita
yaitu Atma. Kualitas keillahian yang ada di dalam diri kita merupakan bagian yang paling
dalam tempat kasih sayang muncul untuk merubah dunia kita. KeTuhanan yang ada di
dalam diri kita melampaui perbedaan yang ada seperti perbedaan jenis kelamin, warna kulit,
suku, bangsa dan keyakinan. Kualitas ini merupakan sumber dan dasar dari kesatuan
pengalaman spiritual dan juga sebagai realitas di dalam diri dan kebenaran dari dunia luar.
Seperti halnya air bawah tanah yang mengalir dan memberikan makanan bagi
semua tumbuhan, Atma adalah sumber yang mendasar dari semua ananda
(kebahagiaan) yang dialami oleh jivi (setiap orang).
Sabda Sathya Sai 4, halaman 143

2. Mengapa kesatuan kelihatan menjadi banyak
Jika kita menaruh sebuah lilin di dalam bejana yang banyak berisi lubang, maka akan
muncul banyak cahaya. Walaupun kita dengan jelas mengetahui bahwa hanya ada satu lilin
di dalamnya, lubang yang ada pada bejana telah membuat ilusi dengan kelihatan banyak


111
cahaya. Maya atau ilusi dari dunia, menciptakan kesan yang salah tentang dualitas. Tuhan
dipuja di berbagai tempat dengan nama yang berbeda, namun hanya ada satu Tuhan yang
mencakup semuanya. Nama yang berbeda dan bentuk pemujaan yang juga berlainan sesuai
dengan kebudayaan dan kebiasaan manusia. Brahman, prinsip Tuhan yang bersifat universal
diungkapkan oleh setiap individu dan kelompok sesuai dengan pemahaman mereka, namun
Brahman adalah satu.
Jadi, gambaran tentang Brahma juga akan tergantung pada pengalaman dan
karakter seseorang, namun itu tidak berarti bahwa ada begitu banyak Brahman.
Seseorang dapat dipanggil ayah, paman, anak, sepupu, keponakan dan suami
namun panggilan itu tidak membuat dirinya menjadi lebih dari satu orang.
Sabda Sathya Sai 3, halaman 108-109
Untuk memahami prinsip kesatuan untuk pertama kalinya pada semua yang kita
lihat adalah tugas yang cukup berat. Jalan spiritual untuk memahami dari prinsip dualitas
menuju pada konsep kesatuan adalah perjalanan yang sulit. Kita memulai pertualangan
dengan meyakini bahwa kita adalah terpisah dan berbeda dengan yang lainnya. Para pemula
tidak mengetahui dimana atau bagaimana menemukan Tuhan dan pada akhirnya mereka
percaya bahwa Tuhan itu tidak ada. Dengan kenyataan bahwa Tuhan ada dimana-mana
telah mengaburkan para pencari spiritual pada kenyataan.
Tuhan ada dimana-mana, Beliau adalah segalanya, jadi kelihatan bahwa Beliau tidak
ada dan tidak ada pada semuanya! Untuk dapat mengetahui-Nya, kalian harus
melihat-Nya sebagai seseorang yang asing dan sesuatu yang unik.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 134
Orang-orang duniawi mempercayai bahwa untuk bisa bertahan hidup di dunia maka
mereka harus saling bersaing dengan yang lainnya. Ego yang mereka miliki menyebabkan
mereka hanya mengidentifikasikan diri mereka pada badan dan kepribadian yang bersifat
sementara. Keterikatan mereka pada bentuk membutakan mereka pada Tuhan yang
bersemayam di dalam diri mereka. Dalam keadaan ini, mereka masih harus dapat
menemukan Atma yang kekal.
Khayalanmu sendiri yang membuat kalian melihat perbedaan di dunia ini. ketika
kalian membuat sebuah usaha untuk menyadari dan memahami situasi yang
sesungguhnya dan sifat dasar dari Atma, kemudian perbedaan nama dan bentuk
yang kalian lihat di dunia ini tidak akan mengganggu kalian. Kalian akan mampu


112
memusatkan perhatian pada aspek-aspek Tuhan, yang merupakan satu dan tidak
banyak.
Wacana Musim Panas 1973, halaman 59
Baik atau buruk, cantik atau jelek --- semuanya ini adalah penilaian kita sendiri.
Tuhan sebagai pencipta dari semuanya ---- dan Beliau adalah semuanya. Beliau mewujudkan
Diri melalui beribu-ribu perbedaan. Kita tidak dapat menikmati siang hari tanpa adanya
malam hari; kita tidak dapat merasakan rasa manis tanpa adanya rasa pahit. Tugas kita
adalah menerima perwujudan dari kehendak Tuhan tanpa memberikan penilaian atau
menanyakan kebijaksanaan-Nya.
Ketika kualitas Tuhan tetap ada pada semuanya, sadar dan tidak sadar, dalam setiap
bentuk makhluk hidup dan cocok, bagaimana sesuatu dapat disebut sebagai buruk
atau baik? Air meredakan rasa haus dan juga menenggelamkan seseorang. Api
dapat memberikan cahaya dan kehangatan, namun juga membekar dan
menjadikannya menjadi abu. Suara bersifat mengerikan dan juga menggetarkan
hati. Ketiga semuanya ini adalah Tuhan. Tuhan adalah tidak dapat dimengerti.
Sabda Sathya Sai 11, halaman 286
Ketika kita tumbuh dalam pemahaman, kita menyadari adanya saling
ketergantungan diantara semua orang. Kita meningkatkan kasih untuk keluarga, dan juga
untuk masyrakat. Pada titik akhir dari perubahan, kita melihat bahwa Tuhan bersemayam di
dalam diri setiap orang dan di dalam semuanya. Tuhan adalah pendorong dari dalam diri
kita, sama halnya dengan yang lainnya dan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.
akhirnya, kita menyadari diri kita adalah sebuah gelombang dari lautan, tidak berbeda dari
yang lainnya atau dari lautan Tuhan. Khayalan berupa perasaan terpisah dari yang lainnya
yang muncul dari keterikatan akan dihilangkan.
Advaita (non dualisme) mengandung arti semuanya adalah Atma, lalu mengapa
muncul keanekaragaman? Keanekaragaman atau perbedaan adalah gambaran yang
muncul dari khayalan bahwa engkau adalah tubuh, bahwa engkau adalah tokoh
dalam drama yang harus engkau mainkan!
Sabda Sathya Sai 4, halaman 233
Kita semua mendaki perjalanan spiritual menuju pada pandangan kesatuan atau non
dualism. Jesus pada awalnya menjelaskan dirinya sendiri sebagai utusan Tuhan. Kemudian
beliau menjelaskan dirinya sendiri sebagai Putra Tuhan. Sampai pada akhirnya


113
pengetahuan dan pengalaman tentang kesatuan menuntunnya untuk menyatakan, Aku
dan Allah adalah satu.
Sama halnya sebuah analogi yang muncul dalam tradisi Sufi. Pertama seorang
peziarah melihat bahwa dia ada di dalam cahaya. Selanjutnya dia menyadari bahwa cahaya
adalah dirinya sendiri. Sampai pada akhirnya dia dapat mengatakan, Aku adalah cahaya.
3. Tuhan: dengan wujud atau yang tanpa wujud?
Tuhan adalah seperti angin kadang-kadang membangkitkan rasa hormat, kadang-
kadang bertiup sangat menyejukkan. Di daerah yang bersalju, hembusan angin membawa es
yang dingin dan sangat mengerikan. Di daerah tropis, angin sepoi-sepoi terasa
menghangatkan dan menenangkan hati. Angin tidak mempunyai wujud, namun kita
mengetahui adanya angin menurut waktu dan tempatnya. Kehangatan dan rasa dingin dari
angin adalah tergantung pada kualitas dari gerakan udara yang mengalir di dalamnya.
Kualitas angin tergantung dari debu, sinar matahari dan uap lembab. Sama halnya, Tuhan
adalah tanpa wujud, namun kita mengetahui Beliau melalui ciptaan-Nya. kita mengetahui
kasih dan kebijaksanan-Nya dengan melihat keindahan yang ada di sekitar kita.
Ketika pandangan keTuhanan di dalam diri kita sudah berkembang, kita mulai dapat
melihat Tuhan dalam semuanya. Beliau adalah inti dari diri dan segala sesuatu yang ada.
Perubahan pandangan yang kita terima adalah peran dari Atma. melalui disiplin spiritual,
kita memulai dengan menghilangkan awan kebodohan. Kita menemukan kesatuan yang
tersebunyi dibalik keanekaragaman. Tuhan hanya mewujudkan diri Beliau di dunia dengan
bentuk dan wujud. Brahman membutuhkan bentuk hanya untuk mewujudkan dan
memperlihatkan, namun kita menerima-Nya pertama adalah melalui wujud dan bentuk.
Hanya dengan bentuk, warna, dan ukuran maka kemuliaan-Nya dapat diketahui dengan
segera.
Ini adalah sebuah gelas minum dari perak. Kita tidak melihat pada gelas ini bahwa
peraknya berbeda dengan gelasnya. Seseorang telah memberikan-Ku gelas perak ini
dan Aku sudah memiliki sebuah gelas yang terbuat dari perak. Jika seseorang
meminta kembali peraknya, adalah tidak mungkin bagi-Ku untuk mengatakan
bahwa engkau boleh mengambil peraknya dan biarkan gelasnya bersama-Ku.
Adalah tidak mungkin untuk memisahkan perak dari gelasnya. Dalam hal ini, perak
dan gelas itu tidak memungkinkan untuk dipisahkan dan saling terekat satu dengan


114
yang lainnya, Tuhan yang berwujud dan Tuhan yang tanpa wujud saling terhubung
satu dengan yang lainnya.
Wacana Musim Panas 1978, halaman 164
Yang berwujud dan tanpa wujud adalah tidak bisa dipisahkan. Kebanyakan dari kita,
adalah tidak mungkin mengetahui Tuhan yang terpisah dari wujud, dan juga tidak mungkin
mengalami wujud yang terpisah dari Tuhan. Apakah seseorang memuja Tuhan dengan
wujud dan nama tertentu atau apakah seseorang memuja Tuhan yang tanpa wujud dan
meresapi semuanya, hasil dari bhakti yang kita jalani adalah sama. Tuhan ada di dalam
kedua bentuk pemujaan ini.
Sadhana (disiplin spiritual) dapat menyadari Tuhan dengan tanpa wujud (nirguna)
atau dengan wujud (saguna). Ketika seseorang berjalan maka kaki kiri dan kaki
kanan keduanya sangat diperlukan; kalian tidak akan bisa melakukan lompatan
dalam jangka waktu yang lama dengan hanya satu kaki! Disiplin spiritual dalam
saguna dan nirguna adalah seperti dua kaki kita.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 26
4. Atma adalah Brahman
Beberapa point pasti dari ajaran dari non dualisme adalah: jika kita mengetahui
kebenaran dari diri kita sendiri, maka kita akan mengetahui kebenaran dari ciptaan.
Upanishad menyatakannya dengan sebuah prinsip penting, Atman adalah Brahman.
Kenyataan yang tanpa wujud dari seorang individu adalah tidak berbeda dengan kenyataan
dari alam semesta ini.
Teori Einstein membuktikan bahwa semua zat disusun oleh satu unsur yang seragam
dan itu adalah energi. Para orang suci juga memberikan bukti terhadap prinsip kesatuan,
namun mereka lebih memusatkan perhatian pada identitas dasarnya dan mereka
menyebutnya dengan nama Tuhan. ketika kita mendapatkan kesadaran spiritual, kita
mengetahui bahwa diri kita sendiri juga adalah prinsip itu. Kita kemudian mengetahui diri
kita sendiri adalah Tuhan, diwujudkan sebagai seorang pria, wanita dan anak-anak.
Apakah kesadaran itu? Saat kalian melihat kecantikan dalam diri dan kalian dipenuhi
oleh kecantikan itu sehingga melupakan yang lainnya, itu berarti kalian bebas dari
semua ikatan; kalian Menyadari bahwa kalian itu adalah semua kecantikan, semua
kemuliaan, semu akekuatan, semua kebesaran yang ada di dalam semesta .
Pantulan dari Sivam (Tuhan) dalam cermin prakrithi (alam) adalah jiva (individu).


115
Sabda Sathya Sai 4, halaman 167
Adalah sulit untuk memahami bagaimana alam semesta dapat ada di dalam individu.
Bagaimanapun juga, adalah mungkin untuk mendapatkan pengalaman tentang Brahman
melalui disiplin spiritual. Kita mengetahui semua pengalaman terdapat di dalam diri kita.
Pemahaman seorang anak tentang dunia ini adalah sangat berbeda dengan pemahaman
oarng yang lebih dewasa. Namun, perubahan tidak terletak pada dunia ini; perubahan
terletak pada sikap dan pemahaman kalian yang mengalami perkembangan.
Dengan pemahaman yang lebih besar, kita menyadari bahwa kita semua adalah satu.
Tidak ada batas pemisah diantara diri kita dengan yang lainnya. Dimanakah garis pembatas
itu ditemukan? Apakah seorang individu berakhir pada batas perbedaan warna kulit,
pandangan atau pikiran?
Untuk orang biasa, adalah sulit untuk dapat memahami kualitas Tuhan yang tidak
terbatas. Untuk dapat menyadari dan memahami Brahman, kita sendiri harus
mampu mengalami Brahman. Seseorang yang memahami Brahman akan menjadi
sama dengan Brahman.
Wacana Musim Panas 1977, halaman 3
5. Bagaimana kita dapat memahami non dualisme?
Jika kita dapat dengan segera menyadari bahwa semua ciptaan adalah Tuhan, kita
akan mengehntikan pencarian dan pemikiran kita. Seluruh ciptaan adalah sempurna. Tuhan
meliputi semua perbedaan yang ada. Tujuan kita adalah menyatu dengan kesempurnaan
hidup. Kita hanya dibatasi oleh terbatasnya pengetahuan empiris yang kita miliki.
Baik kepribadian yang terbatas dan juga perbudakan adalah bersifat ilusi. Gagasan
tentang perbudakan, sama halnya dengan kebebasan, berasal dari kebingungan pikiran kita.

Hanya pikrian manusia yang bertanggung jawab atas keduanya baik itu perbudakan
maupun kebebasannya. Perbedaan antara perbudakan dan kebebasan hanya ada di
dalam pikiran kita.
Wacana Musim Panas 1974, halaman 12
Gagasan atau ide tentang perbudakan adalah ciptaan dari ego kita. Ini merupakan
bentuk penipuan diri yang berasal dari keinginan dan kebodohan. Sesungguhnya, ciptaan
adalah benar-benar sempurna ketika kita berhenti memisahkannya di dalam pikiran kita.
Untuk dapat menyadari hal ini adalah dengan mengalami kebenaran dan kebahagiaan dari


116
sifat dasar kita. Ini merupakan kewajiban kita yang sat ini dan tujuan akhirnya adalah
mengalami kesatuan.
Jadi alam semesta itu hanyalah satu, walaupun kalian dapat membedakan antara
bintang dan planet, bebatuan dan pepohonan, burung dan tanaman, semut dan rusa
yang ada di dalamnya. Apapun yang ada di dalamnya. Sarvam Brahmamayam,
semuanya adalah Brahman. Ini semua adalah sat-chit-ananda (kebenaran-
kesadaran-kebahagiaan), tidak lebih dan juga tidak kurang. Dengan menyadari
kebenaran yang agung ini adalah satu-satunya tujuan kita
Sabda Sathya Sai 7, halaman 302
6. Mengapa kita mencari dasarnya?
Kita mencari dasar spiritual dari ciptaan ini karena sekali hal ini dapat diketahui,
maka semua yang lainnya akan dapat diketahui, ini merupakan kunci untuk dapat
memahami dan kedamaian di dalam. Tanpa adanya pemahaman akan kesatuan, maka tidak
ada yang dapat benar-benar dipahami. Tanpa adanya pemahaman, kita akan terus diikat
oleh maya. Tindakan yang benar tergantung pada pengetahuan yang benar.
Hasil dari pencarian non dualisme dapat ditemukan dengan kedamaian yang lebih
dalam dan adanya perasaan persamaan. Ketika kita memperluas pandangan kita dengan
meliputi semuanya, maka kita akan bisa hidup bebas dari jerat ego. Kecemasan dan
kelemahan moral yang selalu mengahntui kita akan lenyap dalam kesatuan.
Ketika Tuhan telah dapat disadari, maka tidak aka nada ketakutan, bagaimana
mungkin Tuhan menakuti diri-Nya sendiri? Dan juga tidak akan ada keinginan,
karena ketika tidak ada yang kedua, bagaimana keinginan untuk memiliki dapat
muncul? Dan juga tidak akan ada rasa benci, iri hati, rakus, sombong dan sifat buruk
lainnya yang dapat menyiksa manusia dan menghancurkan kedamaian yang ada.
Kesadaran akan Tuhan menjamin akan adanya kedamaian yang tidak tergoyahkan
atau prasanthi.
Sabda Sathya Sai 10, halaman 103
Ketika kita menerima kehendak Tuhan sebagai perwujudan-Nya didunia, kita akan
menjadi puas dan bersyukur dengan peran kita dalam drama yang sedang kita mainkan. Kita
belajar untuk menerima baik itu kebaikan maupun keburukan, kecantikan dan kejelekkan.
Semuanya itu adalah kerja dan kebijaksanaan Tuhan. Semua makhluk yang ada adalah


117
berbagai jenis aspek Tuhan. Ketika kita dapat mencapai kesadaran ini, kita dapat hidup
dalam kedamaian dengan diri kita sendiri dan juga dengan yang lainnya.
Sebagai hasil dari kesadaran diri adalah dengan menyadari bahwa setiap orang
adalah pantulan dari diri sendiri dasar yang sejati dari kesatuan umat manusia.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 110

Pertanyaan untuk study circle
1. Apakah memungkinkan bagi kita untuk dapat mengalami keadaan tanpa dualisme?
2. Mengapa kesatuan muncul dalam bentuk beranekaragam?
3. Apakah unsur pemersatu yang paling mendasar?
4. Jika seseorang dapat mengetahui dirinya, apakah dia juga dapat mengetahui kenyataan
pada yang lainnya?
5. Mengapa ada begitu banyak agama dan begitu banyak nama untuk Tuhan yang satu?
6. Bagaimana caranya dapat menyadari kesatuan dalam kehidupan sehari-hari?
7. Apakah memungkinkan untuk menyadari kebahagiaan dan kesedihan orang lain sebagai
milik kita juga?
8. Dimanakah berakhirnya perhatian pada diri sendiri dan mulainya perhatian pada yang
lain?
9. Apakah lebih baik memuja Tuhan dengan wujud atau yang tanpa wujud?
10. Mengapa kita harus mencari kesatuan?














118
BAB KEENAM BELAS
REINKARNASI: DISINI KITA KETEMU LAGI
1. Evolusi Jiwa
Ajaran reinkarnasi menyatakan bahwa makhluk hidup dalam banyak kehidupan
dalam pencarian mereka untukmencapai Tuhan. Melalui kehairan dan kematian yang
berulang-ulang bahkan makhluk yang rendahan berkembang menjadi mkahluk yang diliputi
oleh kasih dan kebijaksanaan. Melalui semua tahapan evolusi, makhluk hidup mendaki
tangga menuju Tuhan.
Kelahiran sebagai manusia adalah sebuah perjalanan yang panjang, dia harus mulai
dari menjadi batu, berkembang menjadi tumbuh-tumbuhan dan binatang, dan
sekarang telah mencapai tingkat manusia. Dia harus menempuh perjalanan yang
panjang untuk dapat mencapai Tuhan, jadi dia tidak perlu lagi menunggu. Setiap
saat adalah berharga; setiap langkah harus membawanya semakin jauh melangkah
ke depan dan semakin dekat dengan tujuan.
Sabda Sathya Sai 8, halaman 163
Melalui kumpulan dari banyak perbuatan baik, kita mendapatkan kelahiran sebagai
manusia. Hanya dengan melalui kelahiran sebagai manusia kita secara sadar dapat naik
mencapai Tuhan, sehingga kelahiran sebagai manusia harus digunakan untuk dapat
memberikan keuntungan spiritual yang paling besar. Kita harus mengisi hidup kita dengan
perbuatan dan cita-cita yang luhur.
Kalian telah mendapatkan tubuh manusia ini dari kumpulan banyak perbuatan baik
dari beberapa kehidupan sebagai makhluk bawahan, dan benar-benar merupakan
kebodohan dengan membuang-buang kesempatan yang sangat berharga dengan
melakukan kegiatan yang hanya cocok untuk makhluk bawahan.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 14
JIka kita bertingkah laku dengan kasar dan rendahan, adalah memungkinkan bagi
kita untuk turun kembali pada tingkat kehidupan yang lebih rendah, dan ini merupakan
sebuah kemunduran yang tidak semestinya terjadi. Proses perkembangan berjalan begitu
pelan dan terus menerus sehingga kemunduran akan menjadi sangat luar biasa.
JH (Jack Hislop): Apakah mungkin terjadi penurunan tingkat kehidupan? apakah
mungkin bisa lahir kembali sebagai binatang?


119
Sai: Kemungkinan tidak bisa dipungkiri, namun sangat jarang hal itu terjadi.
Penurunan tingkat kehidupan karena kurangnya moralitas atau kebajikan biasanya
akan menghasilkan kelahiran kembali sebagai manusia yang dibawah normal. Proses
keseluruhan selalu ada.
My Baba and I, halaman 188
2. Karma, Penyebab dan Akibat
Konsep dari reinkarnasi sangat dekat kaitannya dengan karma. Karma adalah hukum
sebab dan akibat, dalam kesempatan spiritual. Apapun bentuk kegiatan yang kita dilakukan
mempunyai akibat yang sesuai. Jika kita melakukan perbuatan yang buruk, maka kita akan
mendapatkan hasil yang buruk juga. Jika kita melakukan perbuatan yang baik, kita akan
mendapatkan hasil yang baik. Hasil dari tindakan tidak selalu dapat kita lihat: akibat dari
perbuatan mungkin muncul dalam waktu yang lama. Bagaimanapun juga, hasil dari tindakan
akan kembali pada waktu yang tepat, apakah pada saat kehidupan sekarang atau pada masa
yang akan datang. Namun semua karma memberikan kepada kita kesempatan spiritual
untuk belajar apa yang harus diperlukan untuk mencapai kebebasan.
Kalian tidak dapat melihat pondasi dari gedung pencakar langit. Dapatkah kalian
mengatakan bahwa bangunan itu hanya berdiri di atas tanah? Pondasi dari
bangunan kehidupan ini diletakkan begitu dalam pada kehidupan yang lampau, dan
kalian telah tinggal di dalamnya. Bentuk bangunan dirancang berdasarkan denah
bangunan dari kehidupan. pondasi yang tidak terlihat menentukan bentuk
bangunan, jumlah lantai, tinggi dan berat bangunan.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 46
Keadilan Tuhan yang bersifat halus mengatur dunia kita. Kita memperoleh beberapa
keadaan dari kelahiran dan kehidupan kita. Beberapa peristiwa yang bersifat sangat penting
yang kita alami di dalam kehidupan bukanlah bencana atau keuntungan yang diberikan
secara acak. Kita mendapatkan kedua keadaan tersebut baik itu kebaikan dan
keburukan. Melalui banyak kehidupan kita mempelajari nilai dan pelajaran yang berguna
untuk perkembangan menuju pada kedewasaan spiritual.
Prosesnya adalah panjang, mencakup ratusan atau ribuan kelahiran. Arjuna,
pahlawan dalam Bhagavad Gita, sebelumnya hidup sebagai seorang raja yang bernama
Wijaya selama jaman Threta Yuga, jaman yang dipenuhi dengan nilai spiritual. Ambisinya
adalah untuk menaklukan banyak kerajaan, tujuannya tidak mungkin dapat tercapai pada


120
jaman itu karena waktu itu adalah jaman kebajikan. Untuk dapat memenuhi tujuannya, dia
harus lahir kembali di jamna selanjutnya, ketika kondisi memungkinkan untuk dapat
menaklukan beberapa kerajaan. (Sabda Sathya Sai 4, halaman 145)
Setelah mengalami banyak kelahiran, setiap orang dari kita memiliki kesempatan
untuk memenuhi keinginan kita dan membuat kita turun kembali. Kita mengembangkan
bakat dan kemampuan melampaui apa yang dapat kita kerjakan dalam satu kehidupan.
Apakah namanya yang memberikan setiap individu kemampuan yang khusus ini?
Bukankah seseorang telah membawa kemampuan tersebut dari kelahirannya yang
terdahulu? Kalian mungkin dapat menyatakan bahwa itu merupakan usaha yang
dilakukan oleh setiap individu sehingga dia bisa menjadi seorang pujangga atau
penyanyi. Bukan itu masalahnya. Kalian harus memikirkan bagaimana, tanpa
adanya latihan yang khusus, individu-individu ini bahkan mampu menampilkan
beberapa keahlian yang spesial.
Wacana Musim Panas 1973, halaman 37
3. Apakah konsep tentang Reinkarnasi adalah sesuatu yang baru?
Keyakinan dengan adanya reinkarnasi adalah pandangan dari peradaban manusia
yang paling awal. Kitab Weda di India, sama halnya dengan para guru Yunani terdahulu,
sangat lumrah dengan konsep Reinkarnasi. Konsep ini merupakan inti dari ajaran Hindu dan
Buddha. Ini juga diterima pada awalnya oleh umat Kristen dan juga konservatif Yahudi.
Origen yang merupakan seorang filsuf Yunani pada abad ke 3 dan merupakan tokoh agama
Kristen (185-254 sesudah masehi) adalah pendukung awal dari konsep Reinkarnasi ini.
Hanya pada tahun 553 setelah masehi saat pertemuan seluruh gereja ke-5 di
Konstantinopel, menghilangkan konsep ini dari ajaran yang ada di gereja dalam sebuah
sidang yang tidak resmi.
Perjanjian baru mengandung banyak rujukan yang mengindikasikan pemahaman dan
keyakinan tentang reinkarnasi. Banyak pengikut yang berasal dari paham Yahudi awal yakin
bahwa Jesus akan berinkarnasi menjadi salah satu nabi dalam perjanjian lama. Di perjanjian
baru dalam kitab Mathhew (16:13-14) kita membaca:
Ketika Jesus datang di daerah Kaisarea Philippi, beliau bertanya kepada pengikutnya,
Kata orang siapakah anak manusia itu? dan mereka berkata, Ada beberapa orang
mengatakan Yohanes pembaptis, ada juga mengatakan Elia, dan ada pula yang
mengatakan Yeremia atau salah seorang dari nabi.


121
Walaupun ajaran tentang reinkarnasi tidak berpusat pada beberapa agama tertentu,
reinkarnasi membentuk sebuah bagian yang hanya dipahami oleh beberapa orang tertentu
saja. Konsep reinkarnasi merupakan sebuah pondasi yang penting dalam pemahaman
spiritual. Sesungguhnya, reinkarnasi dan hubungannya yang tidak terpisahkan dari karma
adalah salah satu bagian utama dari kebijaksanaan kekal yaitu Sanathana Dharma.
Hanya di dalam Sanathana Dharma dijelaskan tentang pentingnya Karma di dalam
membentuk takdir manusia, kenyataan bahwa manusia mengalami banyak
kelahiran dalam prosesnya untuk mencapai keadaan tanpa kelahiran kembali, dan
sebuah rahmat Tuhan yang begitu besar hadir sebagai manusia diantara banyak
manusia dan membentuk sebuah persahabatan suci untuk menyelamatkan manusia
dan melalui mereka dunia akan diselamatkan, hal ini begitu jelas dan kuat telah di
jelaskan. Jika kalian ragu akan kebenaran ini, kalian pasti akan mengalami
penderitaan dan kesedihan.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 244-245
4. Mengapa kita tidak bisa mengingat kehidupan yang terdahulu?
Beberapa orang dapat mengingat kehidupannya terdahulu. Ada beberapa orang
yang tercatat dapat mengalami hal ini. Diseluruh dunia ada beberapa orang dalam jumlah
kecil namun tidak terbantahkan telah lahir dengan memiliki kemampuan dapat mengingat
kehidupannya yang terdahulu. Mereka telah mengungkapkan pengetahuan tentang
beberapa orang dan tempat yang sebaliknya mereka tidak mengetahuinya.
Sri Sathya Sai Baba menceritakan banyak informasi tentang kehidupan-Nya
terdahulu sebagai Shidhi Sai Baba. Beliau telah memperlihatkan pengetahuan tentang
inkarnasi-Nya terdahulu. Tentu saja, sangat jarang orang dapat mengingat kehidupannya
terdahulu. Ingatan tentang kehidupan yang terdahulu hilang digantikan dengan pengalaman
yang baru dan perhatian yang baru juga --- dan demikian kasih Tuhan mencegah sebuah
kemungkinan adanya pencampuran masalah kita yang berlimpahan.
Kalian hanya dapat mengetahui saat sekarang yaitu kejadian yang sedang terjadi
tepat di depan mata kalian; kalian tidak mengetahui bahwa masa sekarang
berkaitan dengan masa lalu dan merupakan persiapan untuk keadaan di masa yang
akan datang. Hal ini seperti judul dari sebuah film yang muncul di layar: ketika huruf-
huruf muncul secara satu demi satu, kalian membacanya dan selanjutnya membaca
huruf yang muncul berikutnya. Setiap huruf atau kata baru yang telah dibaca akan


122
terhapus oleh yang lainnya, sama halnya dengan setiap kelahiran akan menghapus
ingatan yang telah dialaminya.
Sabda Sathya Sai 3, halaman 161
Jumlah ketertarikan kita terhadap suatu keadaan atau kejadian juga akan
menentukan berapa banyak kita dapat mengingatnya. Kita memiliki sedikit alasan untuk
mengingat banyak kejadian di dalam kehidupan sekarang, dan lebih sedikit lagi untuk
kehidupan yang lalu. Indria dan pikiran kita terikat pada objek-objek yang ada pada saat
sekarang dan ambisi pada masa yang akan datang.
Kalian mungkin tidak mengingat kejadian pada hari tertentu sepuluh tahun yang
lalu, namun itu tidak berarti bahwa kalian tidak hidup pada waktu itu. Begitu juga
kalian mungkin tidak ingat apa yang terjadi pada kehidupanmu yang terdahulu atau
kehidupan sebelum itu, namun tidak diragukan bahwa kalian hidup pada masa itu.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 147
5. Mengapa harus lepas dari kelahiran kembali?
Mengapa harus melarikan diri dari rumah yang terbakar? Kita adalah penghuni dari
rumah yang terbakar. Api yang membakar itu adalah api keinginan, kemarahan dan
kerakusan yang mengamuk dalam sepanjang hidup kita. Paru-paru kita diliputi dengan asap
ilusi dan kebodohan yang begitu menyesakkan. Sama halnya seperti orang yang tidur
nyenyak yang tidak sadar pada kobaran api yang ada disekitarnya, kita juga tidak menyadari
kegentingan dari situasi yang kita hadapi. Hanya ketika kita sudah berada dalam keadaan
selamat di luar rumah yang terbakar maka kita dapat melihat kembali dan sungguh-sungguh
heran dengan kebodohan yang dimiliki.
Ada tiga faktor utama yang menyebabkan kelahiran kembali: dosa, keinginan yang
salah, dan kebodohan. Jika ketiga hal ini dapat diatasi, maka kita dapat mencapai kebebasan
dari siklus kelahiran dan kematian yang bersifat membelenggu. Semua faktor tersebut
seperti beban yang menarik kita turun ke dalam lumpur kelahiran kembali.
Ada tiga alasan bagi manusia untuk lahir. Yang pertama adalah dosa, yang kedua
adalah keinginan yang tidak terpenuhi untuk beberapa pengalaman, yang ketiga
adalah kurangnya pengetahuan atau kebodohan. Perasaan yang ada karena
seseorang belum memenuhi sebuah keinginan dan keinginannya untuk lahir kembali
untuk memenuhi keinginan tersebut merupakan salah satu alasan utama. Manusia
melakukan beberapa hal yang buruk dan akhirnya melakukan dosa; dia harus lahir


123
kembali untuk mengalami akibat dari tindakannya. Kebodohan membuat kalian lahir
kembali dibawah semua keadaan ini. ketiga hal ini menyusun dasar dari kelahiran
kembali.
Wacana Musim Panas 1974, halaman 243
Pada saat lahir kembali kita lupa pada semua kejadian yang telah terjadi pada
kehidupan yang terdahulu. Hubungan orang tua, suami, istri, anak-anak semuanya
dilupakan. Berkali-kali kita makan makanan yang sama yaitu keterikatan, kesenangan dan
kesedihan. Setiap kehidupan semua hal ini akan hilang. Semua kekayaan yang kita
kumpulkan akan jatuh pada seseorang yang kita bahkan tidak bisa mengingatnya.
Melalui drama dari banyak kehidupan, hanya Tuhan yang masih tetap sebagai teman
kita yang paling dekat. Beliau selalu melihat kemajuan kita dan dengan sabar menunggu kita
untuk menuju kepada-Nya. beliau melihat dan menyediakan kita beberapa kesempatan
untuk mengembangkan kasih sayang dan kebijaksanaan. Beliau mendorong kita untuk
menghilangkan keinginan dan keterikatan pada benda-benda yang bersifat sementara.
Beliau sendiri yang merupakan harta karun kita satu-satunya; semua kekayaan yang lainnya
adalah seperti kekayaan yang ada di dalam mimpi. Kita tidak menemukan ketenangan yang
sejati sebelum kita kembali kepada-Nya.
Manusia sedang ada dalam perjalanan panjang menuju Tuhan. Dia bergerak dari
satu kehidupan ke kehidupan yang lainnya untuk tujuan yang mulia. Dalam
perjalanan dia harus mencari tempat istirahat di beberapa penginapan, namun
bagaimanapun juga bagusnya tempat itu, dia tidak dapat tinggal selamanya namun
dia harus mengingatkan dirinya pada tujuan dari perjalanannya!
Sabda Sathya Sai 6, halaman 123
Usaha yang kita lakukan pada setiap kehidupan secara perlahan terbangun menuju
pada kebebasan kita. Tidak ada kemajuan yang pernah hilang. Adalah hal yang sangat
penting bagi kita untuk berkembang dan bergerak maju dalam keadaan yang
menguntungkan. Angin yang bertiup sedang digunakan oleh seorang pelayar yang bijaksana
untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Dengan bantuan dari Awatar, kita mungkin
melewatkan banyak usaha dalam kehidupan untuk mencapai tujuan kita. Jika kita tidak
berlayar sekarang dengan angin yang bertiup sedang, kapan ada lagi kesempatan yang
seperti ini?


124
Jika Tuhan adalah sebagai tujuan tidak ditambatkan di dalam ingatan, seseorang
harus mengembara melalui banyak kelahiran dan pulang ke tempat asal dengan
terlambat.
Sabda Sathya Sai 3, halaman 175
Pertanyaan untuk study circle:
1. Mengapa konsep Reinkarnasi tidak diterima luas di negara barat?
2. Mengapa kita tidak bisa mengingat kehidupan yang lampau?
3. Apa yang dinyatakan secara tidak langsung oleh konsep reinkarnasi tentang cara kita
hidup?
4. Apakah memungkinkan bagi kita untuk mengetahui reinkarnasi sebagai sebuah fakta?
5. Mengapa kita harus percaya dengan reinkarnasi?
6. Apakah perkembangan yang dibuat hanya untuk menaiki tangga evolusi?
7. Apakah keadaan-keadaan yang ada dalam kelahiran dan kehidupan kita mengalami
perubahan?
8. Bagaimana cara kita untuk dapat menaklukan siklus kelahiran dan kematian?
9. Mengapa kita harus menaklukan kelahiran dan kematian?


















125
BAB KETUJUH BELAS
KARMA: AKSI DAN REAKSI

1. Kita menuai apa yang kita tanam
Karma adalah tindakan dan akibat dari tindakan. Seperti halnya sebuah gelombang,
gerakannya adalah tidak terpisah dari hakekatnya. Tindakan yang bersifat phisik dan mental
menghasilkan akibat secara langsung terkait dengan sebabnya: Apa yang engkau tanam, itu
yang akan engkau hasilkan. Jadi, karma menunjukkan hasil yang wajar dari tindakan.
Sebagai contoh, jika seseorang menanam gandum, dia akan mengharapkan gandum pada
masa panennya nanti. Sama halnya, apa yang kita terima di dalam kehidupan sekarang
adalah ditentukan dari tindakan baik atau buruk yang kita lakukan pada kehidupan yang
terdahulu --- dan, tentu saja, dari beberapa tindakan dalam kehidupan saat sekarang.
Dengan melakukan tindakan yang tidak baik, kalian tidak akan dapat mendapatkan
hasil yang baik, dan jika kalian melakukan tindakan yang baik, kalian tidak akan bisa
mendapatkan hasil yang buruk dari tindakan itu. Jenis benih yang kalian tanam akan
menentukan hasil panen yang akan di dapat.
Wacana Musim Panas 1977, halaman 26
Ketika kita belajar sebuah bisnis atau pekerjaan, kita akan memiliki syarat atau
kwalifikasi untuk menjalankan jenis pekerjaan itu. Kita belajar ketrampilan dan
mengembangkan pengalaman yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan
tersebut. Sebab dan akibat adalah jelas dan nyata. Jika sebuah sebab dan tindakan tindak
dengan dekat berhubungan maka hasilnya tidak akan jelas. Tindakan yang baik atau buruk
mungkin akan menghasilkan peristiwa yang tidak dapat diduga lama setelah sebab terjadnya
tindakan sudah terlupakan.
Kita dibayar kembali atas tindakan yang telah kita lakukan dalam berbagai bentuk
dan cara, apakah kita mengetahuinya atau tidak, dan dalam jumlah yang sama.
Wacana Musim Panas 1979, halaman 10
Rangkain pelajaran di dalam hidup kita ditentukan oleh apa yang berhak kita
dapatkan dan kewajiban yang harus kita lakukan. Jadi begitu juga dengan keadaan phisik
dan mental dan kecendrungan spiritual dihasilkan dari apa yang telah terjadi sebelumnya.
Karma adalah hukum keadilan spiritual dalam tindakan. Jika hukum karma tidak berlaku,
maka akhirnya akan terjadi kekacauan dari gangguan dari nilai sosial. Gangguan yang terjadi


126
tidak kurang dari jika hukum sebab dan akibat duniawi seperti hukum gravitasi dihilangkan.
Karma adalah salah satu aturan dasar dari permainan Tuhan.
Tidak ada yang terjadi tanpa adanya alasan yang tepat, bagaimanapun juga
peristiwa yang bersifat kebetulan masih mungkin bisa terjadi. Seperti halnya akar
dapat masuk jauh ke dalam tanah dan tidak terlihat.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 427
Kita tidak ditempatkan secara acak di dalam kehidupan untuk mengalami baik
kesuksesan atapun kegagalan. Kita hidup dalam banyak kehidupan dan belajar dari hasil
pengalaman kita. Proses yang terjadi dalam tingkat yang paling dalam di berbagai
kehidupan. Karma adalah sebuah alat dalam proses belajar ini. Tragedi dan anugrah yang
terjadi dalam kehidupan tidak diatur oleh Tuhan, namun semuanya itu adalah hasild ari
tindakan kita sendiri. Kita harus bertanggung jawab atas kehidupan kita sendiri.
Tuhan tidak terlibat baik dalam penghargaan ataupun hukuman. Beliau hanya
memantulkan, menggema, dan member reaksi! Tuhan adalah saksi abadi yang tidak
terpengaruh! Kalian sendiri yang menentukan nasib kalian. Lakukan yang baik,
jadilah yang bai, maka kalian akan mendapat kebaikan sebagai gantinya: menjadi
orang yang jahat, melakukan tindakan yang buruk, maka kalian akan mendapatkan
hasil yang buruk. Jangan berterima kasih dan menyalahkan Tuhan. Ucapkan
terimakasih kepada dirimu dan salahkan juga dirimu sendiri!
Sabda Sathya Sai 7, halaman 224
Sering sekali kita tidak menyadari hasil dari tindakan yang pernah kita lakukan. Kita
memerlukan waktu dan perenuangan untuk bisa menyadari akibat dari apa yang telah kita
lakukan. Kita mungkin tidak mengetahui kesalahan tertentu yang membuat kita mengalami
penderitaan, namun kita mungkin dapat mengambil kesimpulan bahwa kita sangat perlu
mengembangkan lebih banyak kasih sayang atau menghormati yang lainnya. Penderitaan
yang kita alami memacu kita untuk terus mencari jawaban di dalam diri kita sendiri.
Tentu saja, ketika kesedihan meliputi kita dan penderitaan mencengkram kita
dengan kuat, Tuhan tidak selalu memberitahukan dosa apa yang pernah kita lakukan
sebagai hukuman. Kalian dibiarkan untuk menarik kesimpulan secara umum bahwa
setiap pengalaman adalah sebuah pelajaran dan setiap kehilangan adalah sebuah
keuntungan.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 161


127
Walaupun kita mungkin tidak sadar akan kesembronoan yang pernah kita lakukan,
hasil dari tindakan kita itu tetap harus kita alami. Kebodohan tidak bisa lepas dari karma.
Melepaskan diri tidak datang dari menyangkal kebenaran sebuah kenyataan.
Apakah kita melakukan tindakan buruk yang disadari maupun yang tidak disadari,
namun akibatnya tidak dapat dihindarkan. Ini adalah sifat dasar dari karma.
Wacana Musim Panas 1977, halaman 157
Hasil dari tindakan kita tidak dapat dihindarkan dengan sebuah tindakan yang pintar
atau rencana jahat. Hanya dengan mempelajari dan melakoni dalam kehidupan setiap
ajaran yang disampaikan oleh para guru suci maka para pencari spiritual dapat bebas dari
lilitan karma.
Kalian mungkin adalah orang yang cerdas dan pintar. Namun semua kepintaran
yang kalian miliki tidak akan mampu dapat mengatasi karmamu.
Wacana Musim Panas di Bukit Biru, halaman 67
2. Bagaimana cara kita menhindari karma buruk?
Dapatkah kita bersembunyi di gua gunung? Dapatkah kita menyepi dalam gubuk di
tengah hutan? Tidak. Hasil dari perbuatan buruk yang kita lakukan mengikuti kita lebih
dekat daripada bayangan kita sendiri, dan menempel pada kita seperti halnya aspal pada
jalanan. Hanya dengan berjalan di jalan yang benar dengan melakukan tindakan yang baik
dan menggosoknya dengan sabun rahmat Tuhan maka kita dapat melepaskan aspal itu.
Ketika kita hidup sesuai dengan prinsip-prinsip spiritual, maka pengaruh kuat yang
bersifat negatif dari karma masa lalu kita menghilang. Walaupun karma masa lalu itu masih
ada di dalam diri kita, namun kekuatannya telah kehilangan kemampuan untuk dapat
menguasai kita. Jika kita menjalani kehidupan yang baik dan mendapatkan rahmat Tuhan,
maka benih dari karma buruk tidak akan mampu tumbuh berkembang. Benih-benih itu tidak
mendapatkan makanan dan air yang memungkinkan mereka untuk tumbuh. Jadi, seperti
sebuah obat yang sudah lama, karma dibuang ketika pengaruhnya sudah kadaluarsa bagi
kehidupan.
Berat dan beban dari perbuatan dan pikiran baik akan mengubur benih-benih dari
tindakan dan pikiran yang buruk. Keduanya baik itu pikiran yang baik dan buruk
serta dorongan hati adalah seperti benih yang ada di dalam pikiran. jika kita kubur
benih tersebut begitu dalam di bumi, maka benih-benih itu akan busuk dan mati.


128
Pikiran dan perbuatan yang baik mengubur benih-benih yang jahat begitu dalam
sehingga semuanya akan membusuk dan mati dan tidak akan dapat hidup kembali.
Percakapan, halaman 53-54
Karma bukanlah sebuah hantu yang menakutkan yang selalu mengikuti kita
sepanjang hari dalam kehidupan kita. Sebuah bagian tertentu dari karma mungkin dapat
dihapuskan dengan sarana sebuah tindakan balasan. Tindakan buruk yang pernah kita
alkukan mungkin dapat diperbaiki dengan melakukan perbuatan yang baik. Namun ketika
kita menebus tindakan buruk dengan perbuatan baik, kita mungkin juga kehilangan buah
dari tindakan baik melalui perbuatan buruk.
Akibat karma dapat dihilangkan melalui karma, sama halnya dengan sebuah duri
yang dapat dihilangkan hanya dengan menggunakan duri yang lainnya.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 310
3. Rahmat Tuhan adalah penangkal yang paling mujarab dan efektif
Jika kita digigit oleh seekor ular yang beracun, kita menginginkan sebuah penangkal
racun. Sekali digigit, adalah sangat terlambat untuk melakukan tindakan pencegahan. Kita
membutuhkan pertolongan yang cepat atau kita akan mati akibat gigitan itu. Rahmat Tuhan
adalah seperti penangkal racun dari dunia.
Melalui rahmat Tuhan akibat dari tindakan mungkin seluruhnya dihilangkan atau
dibuatnya menjadi tidak menyakitkan walaupun akibat dari karma itu tetap ada. Rahmat
Tuhan dapat mengatasi berbagai bentuk halangan betapapun besarnya. Ketika kita
mendapatkan rahmat dan kasih Tuhan kita mungkin dapat dibebaskan dari dosa yang begitu
besar. Tidak ada batas pada kekuatan Tuhan.
Kalian mungkin berkata bahwa karma pada kelahiran yang terdahulu harus
dinikmati pada kelahiran sekarang dan tidak ada rahmat yang dapat
menyelamatkanmu dari takdir ini. Dengan jelas, seseorang telah mengatakan hal itu
kepadamu dan engkau telah mempercayainya. Namun, Aku menjaminmu, engkau
tidak perlu menderita dari karma seperti itu. Ketika sebuah penderitaan yang begitu
hebat sedang menyiksamu, maka dokter akan memberikanmu suntikan bius dan
engkau tidak akan merasakan rasa sakit, walaupun penderitaan itu masih ada di
dalam tubuhmu. Rahmat adalah seperti obat bius; dimana rasa sakit tidak akan
dirasakan, walaupun engkau sedang mengalami penderitaan itu! atau Tuhan
dapat menyelamatkan manusia sepenuhnya dari akibat yang harus dijalaninya,


129
seperti yang Aku lakukan pada seorang bhakta yang yang menderita kelumpuhan
akibat dari stroke dan juga serangan jantung, Aku telah mengambil seluruh
karmanya minggu lalu pada perayaan Guru purnima.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 154
Karma yang menyusahkan mungkin dapat dihilangkan oleh rahmat Tuhan atau
dengan meniadakan karma. Namun jika hikmah dari rasa sakit penderitaan tidak dapat
dipahami, maka pelajaran itu harus diulang lagi. Beberapa orang disembuhkan dari penyakit
yang mematikan oleh Sai Baba, sementara yang lainnya tidak.
Adalah mungkin sulit untuk memahami, mengapa. Namun Tuhan melihat semua
faktor yang terkait. Beliau mengetahui siapa yang harus belajar hikmah tentang rasa sakit
dan siapa yang sudah siap untuk lepas dari beban yang menyusahkan ini. Walaupun suatu
keadaan kelihatan tidak menguntungkan tapi semuanya itu adalah untuk kebaikan kita.
Untuk mengikis hasil dari perbuatan buruk yang telah dilakukan adalah tidak menyenangkan
jika kita harus mengulang penderitaan itu untuk mendapatkan hikmahnya. Kita sangatlah
beruntung ketika kita mampu menghadapi dan mengatasi beban pada masa lalu. Setiap
halangan dan rintangan yang ada membawa kita semakin dekat pada pengalaman tentang
atma/Brahman.

4. Jalan yang terbaik
Kita tidak dapat menghindar untuk melakukan semua tindakan dengan hanya tinggal
di tempat tidur sepanjang hari karena takut mengambil langkah yang salah. Namun kita
dapat menjalankan kewajiban kita tanpa adanya keterikatan pada hasilnya. Jika kita
menyerahkan semuanya kepada Tuhan, kemudian kita tidak akan memusatkan perhatian
pada naik turunnya kehidupan. Kewajiban kita adalah hidup dengan kasih untuk semuanya.
Jika kita bertindak dengan niat yang suci, kita dapat mempercayakan Tuhan untuk menjaga
semua kesejahtraan kita.
Keterikatan adalah sebuah bentuk ego. Jika kita bertindak tanpa adanya keinginan
itu berarti kita menghindar untuk berjalan di atas batubara panas dari karma. Namun
hikmah dari tindakan tidak selalu kelihatan dengan jelas. Ketika kita mencari kesenangan
maka hasil yang sering timbul adalah penderitaan. Ketika kita mengorbankan keuntungan
yang kita miliki, mungkin hasil yang diterima adalah kesenangan. Dengan memusatkan


130
perhatain pada hasil dari tindakan, kita menjadi terikat pada hasilnya. Kemudian keterikatan
membuat kita menjadi tunduk pada penderitaan dan kesedihan.
Jika engkau berhasrat pada keuntungan, engkau juga harus bersiap untuk menerima
kerugian.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 227
Solusinya untuk kita bukanlah dalam bentuk bersembunyi di dalam gua, atau bahkan
menghindar melakukan tindakan yang paling kecil sekalipun. Sebaiknya kita
mempersembahkan segala bentuk tindakan kita kepada Tuhan, tetap bertindak sesuai
dengan dorongan keillahian yang ada di dalam diri kita. Adalah tidak mungkin dan bahkan
tidak pantas jika kita mencoba untuk lari dari semua tindakan. Tanpa adanya tindakan, maka
kita tidak akan dapat belajar hikmah dalam kehidupan ini. hanya melalui tindakan maka
karakter kita akan dapat disucikan dan dibersihkan.
Adalah tidak mungkin untuk setiap orang untuk bisa menjauhkan diri dari berbagai
bentuk tindakan. Tindakan adalah dasar dari keberadaan kita. Tubuh ini telah
diberikan kepada kita untuk tujuan tindakan. Adalah kebutuhan bagi kehidupan
manusia bahwa mereka harus menyucikan hidupnya melalui tindakan dan
memurnikan waktunya dengan tindakan yang benar. Aliran dari tindakan mengalir
melalui jnana (kebijaksanaan) dan juga pada akhirnya akan menuntun kita pada
tingkatan yang terakhir yaitu kesadaran diri.
Wacana Musim Panas 1972, halaman 275
Sathya Sai Baba tidak menyarankan sebuah kehidupan yang jauh dari masyarakat
untuk kita. Beliau menyarankan sebuah kehidupan melayani bagi dunia. Sesungguhnya,
hidup Bhagavan sendiri adalah sebagai contoh yang sempurna bagi kita untuk menjalani
kehidupan melayani. Banyak orang dinasehati oleh Sai Baba untuk menikah dan
membangun sebuah keluarga. Baba bahkan memberikan nasehat terkait dengan hal-hal
duniawi. Namun tujuan kita harus dijalankan tanpa adanya keterikatan pada hasil ---
menjadi ada di dunia, namun tidak untuk dunia. Kita harus menyaksikan drama kehidupan
tanpa menjadi terpikat olehnya.
Seni terlibat di dalam karma tanpa menjadi terlibat di dalam karma adalah sesuatu
yang harus dipelajari. Karma harus dilakukan karena ini merupakan bagian dari sifat
dasar seseorang, dan bukan merupakan paksaan dari luar Jadi, karma yang
dilakukan untuk keuntungan muncul dari sebab itu akibat yang terkumpul yang


131
mengikat seseorang; hal ini akan terus meningkat seperti halnya bola salju. Namun
karma yang dilakukan tanpa adanya pemikiran akan buahnya dari sebab itu tetap
mengurangi dan membuatmu bebas dari semua akibat.
Sabda Sathya Sai 3, halaman 96
Ketika kita melaksanakan kewajiban kita dengan baik dan mempersembahkannya
kepada Tuhan, maka kewajiban itu akan memawa kita semakin dekat dengan kesadaran diri.
Tindakan yang dilakukan tanpa adanya keinginan untuk mendapatkan imbalan atau hadiah
akan mengembangkan kualitas kedamaian di dalam diri. Dengan kedamaian maka kita
membebaskan diri kita dari penderitaan dan kesedihan.
Hukum karma memberikan harapan bagimu: sebagaimana karmanya maka
begitulah hasilnya. Jangan mengikatkan dirimu semakin jauh dengan tetap mencari
buah dari karma. Persembahkan karma di kaki padma Tuhan. Jadikan karma itu
untuk dapat memuliakan kebesaran-Nya, dan juga menyebarkan semakin jauh
kemulian-Nya. janganlah memusatkan perhatian pada keberhasilan dan kegagalan
dari sebuah usaha yang dilakukan; dengan demikian kematian tidak akan mampu
menjeratmu. Kematian akan datang sebagai pembebas dan bukan sebagai orang
tahanan.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 183
Ketika kita menyaksikan drama kehidupan namun kita jangan sampai terjerat di
dalamnya karena kita terbebas dari keinginan. Kita harus selalu ingat bahwa kita adalah para
pemeran di dalam drama kehidupan. Adalah merupakan sebuah kebodohan dengan terlalu
memusatkan perhatian dengan takdir dari para aktor yang sedang memainkan perannya.
Lakukan semua karma sebagai aktor diatas pentas ini, tetap pisahkan identitasmu
dan jangan mengikatkan dirimu terlalu kuat pada peran yang engkau mainkan.
Ingatlah bahwa semuanya ini hanyalah sebuah permainan dan Tuhan telah memilih
engkau sebagai bagian dari permainan ini. Mainkanlah bagianmu dengan baik;
disinilah semua kewajibanmu berakhir.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 172
5. Karma menyelamatkan anak kucing
Karma adalah seperti pedang yang bermata dua. Kita takut akan akibat dari
perbuatan buruk yang kita lakukan, namun hanya melalui karma kita bisa mendapatkan
kebebasan spiritual. Merupakan sebuah kebijaksanaan dengan melihat karma sebagai


132
kawan atau sekutu. Kita harus menjadi sahabat dari karma melalui tindakan yang bebas dari
keterikatan; kemudian karma akan membantu kita dalam pertempuran yang kita hadapi.
Karma dapat menyelamatkan dan juga dapat membunuh. Hal ini dapat diibaratkan
dengan seekor kucing yang menggigit: kucing menggigit anaknya dengan mulutnya
untuk dibawa ke tempat yang aman; kucing juga menggigit tikus dengan maksud
untuk membunuh dan memakannya. Jadilah seperti anak kucing dan karma akan
menyelamatkanmu seperti halnya seorang ibu yang penuh kasih. Jika engkau
memilih menjadi seekor tikus maka engkau akan gagal dan menderita.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 13
Kebahagiaan berasal dari kehidupan yang dilandasi dengan kemampuan
membedakan secara spiritual dan tanpa keterikatan. Tanpa adanya keinginan yang salah
dan juga jeratan dari keterikatan, maka hidup itu akan menghasilkan kebahagiaan.
Kebahagiaan itu dapat dirasakan pada saat perjalanan dan juga pada saat tiba di tujuan.
Ada sebuah kebahagiaan di dalam melakukan karma daripada hasil yang dapat
diberikan. Perjalanan spiritual sering lebih menyenangkan daripada pengalaman
yang didapat di tempat suci tempat para peziarah pergi.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 178-179
Karma adalah sebuah obat yang digunakan untuk mengatasi ikatan siklus kelahiran
dan kematian. Kebijaksanaan dapat diperoleh melalui karma. Melalui kelahiran sebagai
manusia ini kita harus bangkit menuju pada kebebasan. Permainan karma tentang sebab
dan akibat mengajarkan kepada kita inti dari ajaran spiritual yang memungkinkan bagi kita
untuk dapat meraih kebebasan spiritual.
Hanya melalui karma maka bhakti dapat diperdalam. Karma membersihkan pikiran
dan membuatnya siap dan pantas untuk jnana.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 83-84
Proses dari kehidupan dan pembelajaran melalui ajaran karma pada akhirnya akan
membawa kita pada kebebasan. Jika kita tidak hidup dan belajar, bagaimana kita akan
pernah mengetahui kebenaran yang hakiki?
Kebebasan hanya dapat diakibatkan melalui karma . Tanpa adanya karma, maka
kemajuan akan sangat sulit untuk dapat dicapai.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 124



133
Pertanyaan untuk study circle
1. Apakah itu karma?
2. Apakah hubungan antara karma dengan konsep reinkarnasi?
3. Apakah karma baik atau buruk dapat memberikan dampak pada diri kita?
4. Apakah semua peristiwa dalam kehidupan kita telah ditakdirkan, apakah kita
mempunyai kehendak yang bebas, atau apakah ada sebuah campuran diantara
keduanya?
5. Bagaimana cara kita untuk mengatasi akibat dari karma?
6. Bagaimana cara kita untuk menghindar dari akibat karma?
7. Dapatkan rahmat Tuhan mengatasi karma?
8. Bagaimana cara kita bertindak tanpa terikat pada hasil dari tindakan?
9. Apakah pikiran dapat menciptakan karma?
10. Jika karma dan konsep reinkarnasi tidak ada, akankah anda menganggap ini hanyalah
dunia dengan kasih Tuhan?




















134
BAB KEDELAPAN BELAS
ATMA: KUALITAS KEILLAHIAN KITA

1. Ketahuilah diri sendiri
Umat manusia dari dulu telah mencoba untuk memahami kualitas sifat dasarnya.
Kita telah berbalik dalam berbagai arah untuk mencoba menemukan tempat kita dibawah
bintang. Sejak jaman dahulu, orang-orang memuja para leluhur mereka dan juga alam
sekitarnya. Mereka menciptakan tempat suci untuk para Dewa yang melambangkan kualitas
illahi. Mereka mengembangkan sistem philosofi, psikologi dan agama.
Tidak ada akhir untuk jalan yang ditempuh oleh manusia dalam mencari identitas
dan makna dari kehidupan yang dijalaninya, namun jawaban terakhir telah menipu
kebanyakan dari kita. Kita telah lama mencari ke luar tujuan dari hidup kita yang nyatanya
ada di dalam diri kita. Ketika kita mencarinya kedalam diri, kita memiliki sebuah kesempatan
untuk mendapatkan keberhasilan yang jauh lebih besar.
Tidak ada apapun yang dapat lebih berguna daripada pengetahuan tentang diri
yang sejati. Apa yang kita maksudkan dengan pengetahuan tentang diri yang sejati?
Ini merupakan pengetahuan tentang atma (Tuhan yang bersemayam di dalam
diri).Untuk dapat mengetahui atma dan mengetahui diri yang sejati adalah aspek
yang paling perguna untuk seseorang pelajari.
Wacana Musim Panas 1977, halaman 46
Telah dinyatakan sejak jaman dahulu bahwa para Dewa berkeinginan untuk
menyembunyikan kualitas keillahian kita dari diri kita. Para Dewa menganggap tempat yang
baik untuk menyembunyikan keillahian manusia adalah di puncak gunung yang tertinggi dan
di kedalaman laut yang luas. Pada akhirnya, mereka memutuskan bahwa tempat terakhir
yang dapat dicari oleh manusia adalah di dalam hati mereka sendiri.
Sangat jarang kebanyakan orang melihat kedalam diri mereka sendiri, namun ketika
mereka telah melihat ke dalam diri maka mereka akan muncul dengan pemahaman seperti
para guru suci. Seorang guru suci India, Ramana Maharshi menyarankan para muridnya
untuk selalu mengajukan pertanyaan, Siapakah saya? Melalui instropeksi diri yang
mendalam, maka jawabannya akan muncul: Saya adalah Tuhan itu sendiri. Jesus Kristus
berkata kepada para pengikutnya, Kerajaan Allah ada di dalam dirimu. (Luke 17:20-21)


135
Atma bukanlah entitas kepribadian dan memegang rahasia dari pemenuhan kebahagiaan
kita.
Kenyataan sejati kalian adalah atma, sebuah gelombang paramatma (Tuhan yang
bersifat universal). Satu-satunya objek dari keberadaan umat manusia yang
digambarkan sebagai kenyataan yang sejati adalah atma, hubungan antara atma
dan paramatma adalah seperti antara ombak dan lautan. Semua bentuk kegiatan
yang lainnya adalah bersifat remeh dan sepele; kegiatan itu sama juga dilakukan
oleh unggas dan binatang. Namun atma adalah keistimewaan yang sangat unik
yang dimiliki oleh manusia. Manusia telah naik dengan merangkak melalui semua
langkah dari tangga evolusi dalam upaya untuk menerima warisan takdir yang
begitu tinggi ini.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 224
2. Atma, Tuhan yang ada di dalam diri
Tradisi tentang pencerahan diri adalah tidak dikenal dalam agama-agama yang
dianut oleh orang barat. Menyaksikan ajaran sebagai contoh, Ignatius Loyola (metode klasik
meditasi), gereja orthodok (berdoa di dalam hati, sebuah metode untuk mengulang-ulang
nama Tuhan), pendeta dari ketolik Roma (meditasi Kepala dan hati), Martin Luther
(meditasi tersusun, namun berserah diri pada roh yang suci), Kabbala, kumpulan Kristen
yang anti perang (mendengarkan suara di dalam hati), dan khususnya, Meister Eckhart
adalah seorang penganut ilmu kebatinan dari Jerman, dan Jan van Ruysbroeck, seorang ahli
ilmu agama mistik dari Belanda.
Bagaimanapun, pemahaman yang bersifat sistematis tentang perjalanan Tuhan telah
dicatat dengan baik oleh para pencari spiritual di negara bagian timur. Selama ribuan tahun,
sebuah tradisi spiritual yang begitu besar telah tumbuh dengan subur di India. Ajaran-ajaran
dari guru suci yang telah tercerahkan telah mengalir dari para guru suci kepada murid-
muridnya. Weda, khususnya Upanishad, mengandung ajaran-ajaran yang diperlukan untuk
mendapatkan perubahan di dalam diri. Upanishad menjelaskan pesan-pesan tentang
keTuhanan di dalam diri, atma, kesadaran dan kebahagiaan. Atma bersemayam di dalam
setiap orang dari kita sebagai penuntun dan tujuan kita --- identitas diri mencuat menjadi
sebuah pertanyaan, Siapakah saya?
Atma adalah tetap ada di dalam diri setiap orang. Atma merupakan pancaran dari
Tuhan yang dapat memberikan cahaya, kasih dan kebahagiaan.


136
Sabda Sathya Sai 9, halaman 15
Karena kualitas keTuhanan ada di dalam semuanya, maka kita semua memiliki
sebuah kesempatan untuk mendapatkan kesadaran Tuhan. Kesadaran ini dapat dicapai oleh
semuanya baik itu adalah pengemis maupun seorang raja, orang yang terpelajar atau yang
buta huruf. Hal ini tidak tergantung pada jenis kelamin, usia, atau status, hanya tergantung
pada kesadaran spiritual dari para pencari keTuhanan. Tujuannya adalah sama bagis
emuanya. Semuanya dibimbing untuk mencapai kemenangan dengan menumbuhkan
pengetahuan praktis tentang siapa dan apakah prinsip dasar kita sesungguhnya.
Mungkin ada perbedaan diantara manusia dalam kekuatan phisik, tingkat
kesejahtraan, kecerdasan intelek, namun semuanya sama di mata Tuhan; semuanya
memiliki hak dan potensi untuk dapat mencapai tujuan untuk menyatu dengan-Nya.
Berikanlah catatan bahwa setiap orang mulai dari para pengemis sampai pada
orang yang sangat kaya, didesak dan didorong untuk dapat meraih ananda,
kebahagiaan yang paling tinggi, berdasarkan pada kedamaian di dalam diri, tidak
terpengaruh oleh naik turunnya kehidupan. Setiap kegiatan, betapapun kecil atau
besarnya adalah tunduk pada idealism ini.
Sabda Sathya Sai 8, halaman 77
Dalam kaitan dengan kesalahpahaman kita, beberapa orang menjadi takut
kehilangan akan kepribadiannya di dunia terkait dengan tujuan akhir adalah kebebasan.
Bagaimanapun juga, kebenarannya bahwa kita bukanlah tubuh phisik atau kepribadian yang
selama ini kita miliki. Kita adalah lebih besar dan lebih sempurna daripada apa yang kita
miliki sekarang; kita adalah lautan.
Ada sebuah cerita yang menjelaskan tentang hal ini yaitu kisah raja dari para Dewa,
Indra. Suatu saat dia harus mengmbil kelahiran sebagai seekor babi, karena mendapat
kutukan dari seorang guru suci. Setelah beberapa waktu, Indra melupakan dirinya bahwa dia
adalah raja dari para Dewa. Dia berkubang di dalam lumpur dan kotoran dan memelihara
keluarganya. Dia hanya peduli dan memberikan perhatian pada anak-anak babi, babi betina
dan makanannya.
Ketika para dewa yang lainnya datang untuk menyadarkannya dari keadaan yang
begitu menyedihkan ini, dia menangis dalam kesedihan yang mendalam. Dia tidak ingin
pergi dari kandang babi dan juga keluarganya. Namun, ketika dia bangkit dari kehidupan
seekor babi kemudian dia mneyadari kesalahan yang telah dia lakukan. Sama halnya, kita


137
telah melupakan kualitas keTuhanan kita yang sejati dan menjadi terikat kepada kesenangan
yang bersifat remeh dan merasakan kesedihan yang mendalam atas urusan yang kecil.
Tetapi tolong jangan merasa takut untuk mencapai tujuan akhir yaitu moksha
(kebebasan)! Jangan membayangkan keadaan moksha sebagai sebuah bencana
besar. Ini adalah lahirnya kebahagiaan, sebuah kebahagiaan yang tidak mengalami
kemunduran, hilangnya duka cita dan tidak akan muncul kembali.
Sabda Sathya Sai 3, halaman 178
3. Sumber dari pemahaman
Rosetta Stone membuka kunci dari misteri tulisan Mesir kuno. Lempengan batu
hitam yang ditemukan pada tahun 1799, memegang kunci untuk mengungkap kode rahasia
kuno dari peradaban Mesir. Lempengan batu hitam itu memungkinkan para ahli tulisan
Mesir kuno untuk menggunakan bahasa yang tertulis diatas batu itu untuk menguraikan
makna dari berbagai jenis prasasti peradaban kuno Mesir yang jumlahnya sangat banyak.
Bagaimanapun, bahkan lempengan batu hitam itu kalah bila dibandingkan dengan sebuah
kunci yang lebih besar yaitu; pengalaman akan Atma dari realisasi diri yang memungkinkan
bagi kita untuk mengetahui identitas kita yang sejati dan tujuan dari kehidupan kita. Ini
adalah cahaya yang menerangi kebenaran abadi dari kualitas keTuhanan kita. Atma adalah
cahaya yang memancar dan menghilangkan kabut khayalan untuk mengungkapkan sifat
dasar keTuhanan kita.
Ketika kualitas Atma dapat dipahami, maka segala sesuatu yang lainnya akan dapat
dipahami. Semua akibat yang ada terjadi oleh kausa (penyebab).
Pancaran Upanishad, halaman 39
Adalah memungkinkan bagi kita untuk dapat mencapai pandangan Atma ketika
masih menjalani kehidupan di dunia dan masih berada di badan phisik. Sehingga, kita tidak
perlu harus melepaskan hubungan kekerabatan dan juga identitas serta peran kita di dunia -
-- namun semua hal ini akan lenyap ketika mengalami pengalaman menyatu dengan Atma.
ketika kita masih menjalani kehidupan sebagai manusia kemudian kita memiliki potensi
untuk menyadari sifat dasar kita yaitu keTuhanan. Banyak para guru spiritual dan bhakta
agung yang telah mencapai keadaan yang penuh dengan kebahagiaan ini dan telah
melanjutkan misi mereka dalam beberapa tahun. Ketika pengalaman kesatuan dengan Atma
dapat dicapai, maka tujuan kehidupan kita yang sejati telah dapat diraih pula. Tidak ada
prasyarat harus memiliki kecerdasan yang tinggi atau rambut yang beruban.


138
Ketika halangan di jalan kebenaran diletakkan dengan rendah, itu berarti bahwa
kebebasan telah dicapai. Itulah sebabnya mengapa Moksha adalah sesuatu yang
dapat diraih sekarang dan disini; seseorang tidak perlu menunggu sampai lepasnya
tubuh phisik untuk mencapainya.
Sabda Sathya Sai 3, halaman 140
Kebenaran dapat diungkap ketika kita menyelidiki kesadaran kita sendiri. Jalan
menuju kearah sana adalah ke dalam diri. untuk dapat memahami Tuhan, kita hanya
memerlukan pemahaman tentang diri kita sendiri.
Ketika kalian tidak mampu menjangkau kualitas dasar diri kalian, lantas mengapa
membuang waktu untuk menyelidiki kualitas dasar dari Tuhan? Sebagai suatu
kenyataan, kalian dapat memahami Aku hanya ketika kalian telah memahami dirimu
sendiri, kebenaran dasar kalian.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 141
Ketika kita memahami kualitas keTuhanan dalam diri kita, maka kita dapat
merasakan bahwa kita tidak pernah memiliki batas. Perbudakan, seperti halnya kebebasan,
ada di dalam pikiran kita. kita mengkita diri kita sendiri dengan tali keterikatan dan
keinginan yang salah. Sama halnya dengan Indra dalam wujud seekor babi, kita juga diikat
oleh kebodohan kita sendiri terkait dengan sifat dasar kita yang sejati. Kita harus membuang
keinginan dan pikiran yang tidak baik dan mengijinkan jiwa kita bangkit untuk dapat
mencapai takdirnya yaitu Tuhan.
Bhagavad Gita menyatakan bahkan keinginan untuk mendapatkan kebebasan
adalah sebuah ikatan. Seseorang pada dasarnya adalah bebas; perbudakan
hanyalah khayalan. Jadi keinginan untuk melepaskan ikatan adalah hasil dari
kebodohan.
Sabda Sathya Sai 10, halaman 246
Pemenuhan diri adalah sebuah keadaan dari kebebasan yang sejati. Kita dapat
merasakan kepuasan hati atau kegembiraan yang sempurna apapun jenis keadaan luar yang
kita hadapi. Kebebasan adalah sebuah proses yang sepenuhnya berkaitan dengan diri kita
sendiri, tanpa adanya bentuk perbudakan. Ini merupakan proses menenangkan semua
pertentangan yang ada di dalam diri --- menenangkan pikiran dan mengalami keberadaan,
kesadaran dan kebahagiaan yang mendasar.


139
Moksha hanyalah kata lain dari kebebasan (kemerdekaan) tidak tergantung oleh
benda atau orang yang luar.
Pancaran kebijaksanaan, halaman 6
Ketika kita menyadari keberadaan kita yang paling dalam adalah Tuhan, kita juga
menyadari yang lainnya adalah Tuhan. gelombang dari lautan tidak terpisah dari yang
lainnya, tidak juga dari lautan itu sendiri, yang itu adalah Tuhan. ketika kita menerima Tuhan
di dalam diri kita, kita juga melihat Tuhan di dalam diri yang lainnya.
Semuanya adalah Tuhan. Ketika engkau telah mantap akan kualitas keTuhanan di
dalam dirimu, kemudian engkau akan secara langsung mengetahui bahwa yang
lainnya juga adalah perwujudan Tuhan.
Percakapan, halaman 115-116
Jika kita adalah perwujudan kesatuan yang penuh dengan kebahagiaan, lantas
mengapa kita tidak merasakannya? Hal ini disebabkan karena kita mengaburkan sinar
matahari Tuhan yang selalu ada dengan awan hitam egoism diri. Kita berpegang teguh pada
keterbatasan diri kita dan bersembunyi dari cahaya. Khayalan kita telah menciptakan
ketakutan, permohonan, kematian dan semua hal yang terbatas. Sebagai hasil dari disiplin
yang tidak benar, kita menyimpang dari pandangan Tuhan yang begitu jelas dan murni.

4. Sadarilah dirimu yang sejati dan jadilah bebas
Ketika kita sadar dari mimpi malam yang mengerikan, kita merasa benar-benar
terbebaskan. Gambaran monster yang begitu menakutkan akan menjadi lenyap seiring
terbitnya mentari di pagi hari. Semua ketakutan itu kelihatannya adalah ciptaan kita sendiri,
dan diproyeksikan oleh pikiran kita. Namun langkah selanjutnya harus tetap diambil, karena
kita sekarang harus bangun dari mimpi sadar kita. Ketakutan dan monster dari sifat-sifat
yang tidak baik akan terus mengejar kita karena kita masih gagal untuk dapat melihat
kenyataan dari Tuhan yang ada dimana-mana.
Latihan spiritual memungkinkan bagi kita untuk dapat mengungkapkan kenyataan
kita yang sejati, kualitas diri yang bersifat universal. Kita belajar untuk dapat melihat melalui
khayalan badan phisik dan menyadari sepenuhnya bahwa kita sesungguhnya adalah Tuhan
yang ada di dalam diri. Kita tumbuh di dalam kasih dan kebijaksanaan melampaui apa yang
kita mungkin dapat dicapai. Sampai pada keadaan yang penuh dengan kebahagiaan ini


140
dapat dicapai, kita merasa bahwa ada sesuatu yang hilang. Kita melanjutkan untuk berusaha
sampai kita mengetahui jati diri kita yang sejati.
Jangan mengatakan kepada-Ku bahwa engkau tidak peduli terhadap kebahagiaan,
dan mengatakan bahwa engkau telah merasa puas dengan khayalan dan tidak
memiliki keinginan untuk mengalami ketajaman dari keadaan sadar akan diri yang
sejati. Percayalah kepada-Ku bahwa kualitas dasarmu adalah tidak menyukai sifat
kebodohan, rutinitas yang bersifat kelam hanya makan, minum dan tidur. Kualitas
sejatimu adalah mencari sesuatu yang telah hilang --- santhi atau kedamaian di
dalam diri. Selain itu juga mencari kebebasan dari perbudakan pada hal-hal yang
bersifat sepele dan sementara. Setiap orang sangat mendambakan hal ini di dalam
relung hatinya. Untuk hal ini hanya tersedia di satu toko perenungan pada diri
yang paling tinggi, yang merupakan dasar dari semua penampilan.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 115
Tidak ada batasan pada kebenaran yang abadi dari umat manusia. Batasan antara
diri sendiri dan yang lainyya adalah batasan yang salah. Dimanakah batasan itu berada?
Apakah kita dibatasi oleh tubuh phisik kita? atau oleh jarak pandang kita, atau bahkan oleh
pikiran kita? Tidak. Batasan yang ada itu adalah bentuk penyiksaan diri oleh keinginan-
keinginan yang salah dan pikiran-pikiran yang tidak benar dari sifat egois kita.
Engkau dan alam semesta ini adalah satu; engkau dan yang maha mutlak adalah
satu; engkau dan yang abadi adalah satu. Engkau bukanlah seorang individu, unik
dan sementara. Rasakan hal ini, ketahuilah hal ini. Bertindaklah sesuai dengan
kesadaran ini.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 236
Untuk dapat mengembangkan lebih luas pandangan kita untuk mencakup semua
yang ada di dalam diri kita, maka kita harus meningkatkan kasih yang suci dan murni. Kasih
melindungi semua yang ada di dalam jangkauannya. Pikiran bersifat memisahkan namun
hati bersifat menyatukan. Kasih adalah sebuah metode untuk menyadari keTuhanan. Ketika
kita merasa kesenangan dan penderitaan yang lainnya sebagai miliki kita juga, kiat mungkin
bisa percaya pada kemajuan kita dalam perjalanan spiritual. Tuhan adalah lautan kasih yang
mana semua dari kita harus mencelupkan diri sepenuhnya. Kasih adalah jalan yang utama
dan aman untuk dapat menyadari tujuan kita.


141
Kesadaran diri adalah tidak mungkin dicapai dengan logika, dan tidak mungkin juga
dengan mempersembahkan pengorbanan, dan tidak mungkin juga melalui diskusi
dan juga dengan disiplin lainnya, kesadaran diri hanya dapat dicapai melalui kasih.
Wacana Musim Panas 1972, halaman 249
Pertanyaan untuk study circle
1. Apakah itu Atma?
2. Bagaimana cara kita untuk dapat mengungkap kualitas sejati kita?
3. Apa yang lain dapat katakan kepada kita tentang diri kita sendiri?
4. Apakah ada ketakutan untuk mencapai kebebasan?
5. Bagaimana kebebasan itu dapat dicapai?
6. Mengapa konsep tentang kebebasan spiritual tidak lumrah di negara barat?
7. Apakah cirri-ciri dari orang yang telah mengalami kebebasan?
8. Apakah Atma adalah kunci dari semua pemahaman?
9. Apakah kita semua memiliki kualitas keTuhanan yang sama?
10. Bagaimana kita bisa melepaskan keinginan untuk mendapatkan kebebasan?
11. Bagaimana kitab suci dan para orang suci menjelaskan kualitas dasar kita yang sejati?


















142
BAGIAN YANG KETIGA: MENJALANKAN KASIH

BAB KESEMBILAN BELAS
KASIH: JALAN YANG UTAMA DAN AMAN
1. Dasar dari Ciptaan
Jika sebuah alasan harus diberikan untuk tujuan dari penciptaan, maka jawabannya
sangat sederhana sekali yaitu kasih. Pasti ada motif yang begitu penting bagi Tuhan untuk
menciptakan alam semesta ini mulai dari kekosongan pada masa awalnya. Sungguh pasti
bahwa hanya dengan adanya penciptaan material dan teknologi yang sangat mengagumkan
adalah tidak cukup; ciptaan dalam wujud manusia dan bangsa tidak cukup juga. Pasti ada
sebuah unsur yang menjaga dan memenuhi ciptaan.
Kasih adalah alasan dan dasar kebenaran dari penciptaan dunia ini. kasih merupakan
prinsip yang begitu menarik dari Tuhan, dimana semua makhluk hidup menemukan asal-
usul dan juga ikatan mereka yang sesungguhnya. Kasih adalah energi penciptaan yang
mengejewantah dalam bentuk arus positif dan negatif. Dalam muatan kutub yang saling
berlawanan, semua ciptaan menjadi nyata dan selalu setalah itu mencari penyatuannya.
Dalam perjalanan kembali untuk menyatu dengan jiwa, bentuk material disucikan dan
berubah menjadi kasih Tuhan dan suci.
Dasar dari seluruh dunia adalah prema (kasih Tuhan). Bahkan jika seseorang mampu
memahami semua intisari dari semua Weda (ajaran suci) di luar kepala dan bahkan
jika seseorang mampu menyusun sajak dengan cara begitu menarik, namun jika
orang tersebut tidak memiliki kesucian hati, maka dia adalah orang yang tidak
berguna. Kebenaran lain apa yang lebih tinggi yang dapat Aku sampaikan kepada
kalian?
Wacana di Blue Mountain 1976, halaman 99
Dunia adalah tempat dimana kasih dapat tumbuh dan dipanen. Tempat ini
merupakan medan perang bagi indria yang memainkan dan memperlihatkan tindakan yang
baik dan buruk. Kasih bersaing dan berlomba-lomba dengan keinginan yang bersifat
mementingkan diri sendiri yang muncul dari rasa egoism. Kenyataan dari kesatuan berjuang
untuk mengatasi khayalan akan adanya perceraian. Pengalaman akan kasih yang murni dan
suci akan mengungkapkan Tuhan di dalam diri individu dan dalam diri setiap makhluk hidup.


143
Kasih adalah sebuah kata yang mengindikasikan usaha untuk menyadari khayalan
atau ilusi yang ada pada bermacam ragam dan kenyataan yang ada kesatuan. Kasih
memandang dalam kesatuan; kebencian bersifat memisahkan. Kasih mengubah
urutan dari diri menuju pada yang lainnya dan yang kedua adalah berpikir, berbicara
dan bertindak dalam satu kesatuan. Ketika kasih merangkul semakin banyak di
dalam lingkupnya maka akan semakin banyak ciptaan yang menjadi satu. Ketika
kalian mencintai-Ku, itu berarti kalian mencintai semuanya, bagi kalian mulailah
untuk merasakan dan mengetahui dan mengalami bahwa Aku ada di dalam
semuanya.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 473
Kasih yang bersifat menyatukan adalah pemenuhan dalam kehidupan. Kasih
mengungkapkan dirinya sebagai kualitas yang ada pada semuanya, ketika kita tumbuh di
dalam kesadaran spiritual, kita mengembangkan batasan dari kualitas kasih kita. kita mulai
dengan mencintai diri kita sendiri, kemudian keluarga kita, masyarakat dan bangsa.
Bagaimanapun juga, kasih yang sejati hanya dapat diperoleh ketika kita melihat semua
perbedaan adalah ilusi atau khayalan. Ketika kita dapat melihat Tuhan dalam setiap ciptaan,
kita berhenti untuk memilih hanya mencintai beberapa dan tidak yang lainnya. Kesadaran
ini akan membantu kita dalam memenuhi janji dalam kehidupan.
Dunia adalah sebuah perusahaan yang sunnguh besar, pabrik yang sibuk yang
menghasilkan produk yaitu kasih. Dengan sarana sadhana (disiplin spiritual), adalah
memungkinkan bagi kita untuk menghasilkan kasih dan memancarkannya kepada
jutaan dan jutaan orang yang membutuhkannya. Semakin banyak kasih itu dibagi,
maka semakin dalam kualitas kasih itu akan dihasilkan, semakin manis rasanya dan
semakin luas kebahagiaanya. Dengan sarana kasih, seseorang dapat mendekati
Tuhan dan tinggal dalam kehadiran-Nya, karena Tuhan adalah kasih, dan ketika
seseorang tinggal di dalam kasih maka dia hidup di dalam Tuhan.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 395
2. Bagaimana cara kita meningkatkan kasih?
Untuk menanam dan mengembangkan tanaman bunga, pertama kita harus
membersihkan tanah. Untuk mengembangkan kasih, maka kita harus membersihkan
rumput liar berupa keterikatan dan kerakusan yang ada di dalam hati kita. tanah harus
disiarm dan disuburkan. Hati juga harus dipersiapkan dengan belajar menyayangi


144
semuanya. Ketika sebuah bentuk pelayanan dan rasa bhakti mulai tumbuh, maka kedua
kualitas ini harus dibebaskan dari serangan serangga egoisme.
Kita mulai dengan menyatakan kasih kepada Tuhan seperti kita mengungkapkannya
kepada ibu atau ayah, saudara. Namun seiring waktu kita akan melihat bahwa tidak ada
batas untuk menyatakan kasih kepada kualitas dan perwujudan Tuhan. Dunia diciptakan
dari Tuhan dan isi pokoknya juga adalah Tuhan. Jadi, kita mulai menyadari Tuhan pada
semuanya dan mengungkapkan kasih dalam bentuk pelayanan dan rasa simpati pada
mereka yang memerlukan. Seiring waktu, kita akan merasakan kebahagiaan dan
penderitaan yang lain rasakan sebagai kebahagiaan dan penderitaan kita juga. Dengan
melayani yang lainnya, kita memuja Tuhan di dalam diri mereka dan menarik semakin dekat
pada sumbernya.
Kasih adalah Tuhan. Dimana ada kasih, maka Tuhan pasti akan hadir. Kasihi semakin
banyak orang, dan kasihi mereka dengan kasih yang semakin sungguh-sungguh.
Rubahlah kasih menjadi pelayanan, rubahlah pelayanan menjadi pemujaan. Itulah
sadhana yang tertinggi.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 309
Pelayanan adalah ungkapan kasih yang alami dalam tindakan. Ketika hati kita merasa
menderita melihat penderitaan yang dialami oleh yang lainnya, kita tidak memiliki pilihan
kecuali untuk meringankan penderitaannya. Itulah ujian yang sejati dari kasih. Pelayanan
yang diberikan untuk seorang teman, bukanlah merupakan sebuah kewajiban. Pelayanan
dilakukan sebagai tanda dari kasih dan kerendahan hati, diberikan dengan senang hati.
Kasih bukanlah sebuah kewajiban; ini merupakan ungkapan dari kualitas keTuhanan
yang ada di dalam diri kita. Pelayanan seharusnya tidak dilakukan dengan ide seseorang
melayani dan yang lainnya dilayani. Pelayanan yang tulus adalah ungkapan yang sejati dari
kasih, memberikannya dengan penuh kebahagiaan dan secara spontan. Kasih adalah sifat
alami kita; ini merupakan sumber dari keTuhanan, sumber di dalam diri kita, identitas dan
kekuatan kita.
Ketika kalian hidup dengan kesadaran atma (Tuhan di dalam diri) ada dimana-mana,
maka kalian hidup dalam kasih, kasih mengalir, datang dan melaluimu dan semua
yang lainnya.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 25


145
Untuk dapat mengalami aliran luapan kasih maka diperlukan adalah latihan spiritual.
Hal ini juga membutuhkan pemurnian karakter. Prasayarat awal untuk dapat mengalami
kasih Tuhan adalah selalu dalam kebenaran, tanpa kekerasan, kedamaian di dalam diri dan
menjunjung tinggi kewajiban. Ketika kita hidup dengan kehidupan yang bermoral dan penuh
kebajikan, kita dapat mengalami kasih yang suci dan murni.
Jika kita benar-benar ingin mengalami prema, kita harus memahami apakah arti dari
tentang kedamaian, atau shanty. Jika kita ingin mengikuti jalan kedamaian, kita
harus menerima jalan dharma (kewajiban spiritual). Jika kita ingin mengikuti jalan
dharma, kita harus menerima jalan kebenaran.
Wacana Musim Panas 1977, halaman 60
3. Kesatuan pandangan
Para orang-orang suci jauh melampaui dunia kecil mereka untuk memahami nilai
yang bersifat universal. Mereka mencari prinsip-prinsip yang lebih tinggi dan lebih jauh
untuk keuntungan semuanya. Pandangan mereka untuk kemanusiaan tumbuh dengan baik
di dalam hati mereka penuh dengan kasih. Cita-cita mereka dipelihara di dalam susu
kebenaran dan roti kewajiban dan tumbuh dengan kuat dalam lindungan kedamaian di
dalam diri. Kekuatan mereka adalah keTuhanan di dalam diri yang disadari melalui kesucian
hati.
Puncak dari pencapain spiritual adalah kesadaran akan atma. Sifat alami dari Tuhan
adalah kebenaran kesadaran kebahagiaan, dialami dengan kasih Tuhan adalah
kebenaran. Pada puncak dari realisasi diri, semua sifat ini bertemu pada sebuah titik yang
tidak dapat dijelaskan. Jadi untuk dapat mencapai ketinggian kasih, seseorang juga harus
mencapai puncak kebijaksanaan, kesadaran akan kewajiban dan kedamaian. Semua kualitas
ini telah ada di dalam diri setiap orang, namun disembunyikan oleh awan gelap egoisme.
Sathya Sai Baba bersabda bahwa sifat Tuhan ini sama halnya dengan matahari; sifat Tuhan
ini selalu bersinar di dalam hati kita, namun sering disembunyikan oleh awan sifat
mementingkan diri sendiri.
Dalam Upanishad dijelaskan bahwa manusia adalah percikan kasih Tuhan yang
dibungkus dengan lima lapisan. Kasih itu bersifat selalu mendukung dan bergelora
untuk diungkapkan, membesar dan merangkul. Namun jeratan dari ketakutan,
kerakusan, egoisme yang meluas tidak mengijinkan percikan ini untuk berkembang
dan menerangi lapisan pembungkus dan juga dunia di sekitarnya.


146
Sabda Sathya Sai 7, Halaman 324
Ketika kita mengembangkan kasih Tuhan di dalam diri maka awan gelap akan
menghilang. Melaui kasih maka kesadaran diri yang sejati akan dapat dicapai. Ketika kita
mencintai Tuhan, kita tidak akan melakukan apapun untuk membersihkan diri kita dari
sumber kasih. Tuhan dapat menggunakan kasih sebagai alat-Nya untuk merubah dan
memperbaiki kita agar dapat menjadi gambaran Tuhan.
Seseorang seharusnya tidak takut kepada Tuhan, bahkan dia harus mencintai-Nya
dengan mendalam sehingga dia hanya akan melakukan tindakan yang hanya
disenangi oleh Tuhan. Takutlah untuk berbuat dosa, takutlah untuk membenci yang
lainnya, takutlah untuk kehilangan rahmat Tuhan.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 179
4. Tuhan dapat diraih hanya dengan Kasih
Dalam semua agama yang ada di dunia, kita menemukan tidak ada orang suci yang
dapat mencapai Tuhan dengan sarana kepintaran mereka; kita menemukan bahwa tidak
ada orang suci yang menyadari Tuhan dengan sarana tindakan baik saja. Kasih adalah harga
untuk dapat membeli karcis masuk untuk bertemu dengan Tuhan. Jika kita mempunyai kasih
yang melimpah, maka tidak ada syarat lain yang diperlukan. Kasih menyatukan individu
dengan Tuhan. melalui kasih, kita mendapatkan kedekatan dengan Tuhan. Hanya dengan
kebijaksanaan tidak akan memungkinkan bagi kita untuk dapat mencapai kesadaran dari
tujuan hidup kita.
Tingkatkanlah kasih dan prema kepada semuanya; itulah jalan untuk mendapatkan
kedekatan dengan Tuhan. aku tidak mengukur jarak dengan ukuran meter atau mil.
Kadar kasih menentukan jarak antara engkau dan Aku.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 263
Kasih mengungkapkan kehadiran Tuhan. Kasih adalah sebuah pelita yang menyinari
wajah-Nya. jika kita berharap untuk menegtahui Tuhan, kita harus belajar untuk mencintai
ciptaan Tuhan. Kita tidak dapat mengungkapkan rasa bhakti kepada Tuhan tanpa juga
mencintai ciptaan-Nya. Ketika kita mengalami sumber kasih yang ada di dalam diri, kita
melihat dunia melalui kaca mata kasih.
Aku harus mengatakan kepada kalian akan sangat pentingnya kasih. Kasih adalah
Tuhan; hiduplah dalam kasih. TUhan adalah perwujudan dari kasih yangs empurna.
Beliau dapat diketahui dan disadari, dicapai dan didapatkan hanya melalui kasih.


147
Kalian dapat melihat bulan hanya ketika dibatu oleh cahaya bulan; kalian dapat
melihat TUhan hanya melalui pancaran sinar kasih.
Sabda Sathya Sai 8, halaman 181-182
Sathya Sai Baba mengajarkan kepada kita sebuah prasayarat awal yang
memungkinkan bagi kita untuk mencapai tujuan hidup.
Mulailah hari dengan kasih
Habiskan hari dengan kasih
Isilah hari dengan kasih
Akhiri hari dengan kasih
Itulah jalan menuju Tuhan.
Sabda Sathya Sai 8, halaman 73
Pertanyaan untuk study circle
1. Apakah kasih itu?
2. Bagaimana caranya meningkatkan kasih?
3. Mengapa kita harus mengembangkan kasih?
4. Bagaimana kasih diungkapkan?
5. Apakah ujian sesungguhnya dari kasih?
6. Apakah kasih itu bersifat perasaan atau tidak masuk akal?
7. Dapatkah kasih itu ada tanpa diungkapkan?
8. Dapatkah Tuhan diketahui tanpa mengembangkan kasih?
9. Apakah yang menyebabkan kasih itu begitu special?
10. Dapatkah kita mencintai Tuhan tanpa mengasihi yang lainnya?
11. Darimana kasih itu muncul?











148
BAB KEDUAPULUH
LAGU; BAHASA DARI JIWA
1. Inspirasi dalam perjalanan
Lagu adalah sebuah obat penguat untuk rasa capek dan letih; lagu menerangi jiwa
kita dan memenuhinya dengan cita rasa surgawi. Musik spiritual adalah bhasa universal dari
hati.
Nyanyian kebhaktian memegang sebuah peran yang menonjol dalam hamper setiap
pelaksanaan ritual keagamaan. Apakah lagi itu dalam bentuk nyanyian pujian, lantunan lagu,
paduan suara, atau bhajan, maksud dan tujuan dari lagu-lagu kebhaktian adalah untuk
mengangkat jiwa dan menguatkan kemuliaan Tuhan. Kegiatan ini yang dilakukan secara
berkelompok akan dapat meningkatkan keyakinan dan menganurahkan kebahagiaan.
Melalui kelompok bernyanyi, kita mendapatkan keyakinan spiritual dan menerimadorongan
untuk terus melangkah maju dalama jalan Tuhan. Menyanyi adalah sebuah latihan dengan
berpotensi menghasilkan hasil yang berharga.
Bhajan (lagu kebhaktian) adalah salah satu proses yang mana kalian dapat melatih
pikiran untuk berkembang menjadi nilai-nilai keabadian. Latihlah pikiran untuk
bersuka ria dalam kemuliaan dan keagungan Tuhan. Hentikanlah dan jauhkan
pikiran dari daya tarik kenikmatan yang bersifat remeh dan sepele .. Bhajan
mempengaruhi dan merangsang di dalam pikiranmu sebuah keinginan untuk dapat
mengalami kebenaran, memandang dengan seklias keindahan Tuhan, merasakan
kebahagiaan yang merupakan jati diri sendiri. Bhajan mendorong manusia untuk
menyelam ke dalam dirinya sendiri dan menjadi dirinya yang sejati.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 468-469
Dengan ikut berpartisipasi di dalam kegiatan melantunkan lagu kebhaktian, kita akan
mendapatkan banyak keuntungan. Kasih dan bhakati akan meningkat di dalam hati kita.
Kegiatan Bhajan akan memudahkan bagi kita dalam mengingat Tuhan secara terus menerus
dan mantap. Latihan ini adakn mempercepat langkah kita dalam perjalanan spiritual untuk
bisa mendapatkan rahmat TUhan. Dengan melakukan usaha dan bhakti, maka rahmat Tuhan
akan dapat diraih.
Lidah adalah seperti sebuah tonggak dan bhajan adalah sebagai tali; dengan tali itu,
kalian dapat menarik Tuhan yang maha kuasa dekat denganmu dan mengikat-Nya
sehingga rahmat-Nya menjadi milikmu. Tuhan adalah begitu baik sehingga Beliau


149
akan mengalah atas doamu dan menjadi terikat. Kalian hanya perlu memanggil-Nya
untuk ada disampingmu, denganmu, memimpinmu dan menuntunmu.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 52
Ketika kita menyanyi dengan rasa bhakti, maka kebahagiaan akan tetap ada di dalam
hati kita seharian penuh. Lagu akan menjadi sumber inspirasi dan penghibur yang akan
merubah hidup kita. Usaha yang kita lakukan akan memeprluas kesadaran kita akan
kehadiran Tuhan. Kesadaran ini akan meningkatkan keyakinan dan kedamaian.
Kalian harus menghabiskan hari kalian dalam nyanyian. Biarkan seluruh hidupmu
menjadi bhajan. Percayalah bahwa Tuhan ada dimana-mana sepanjang waktu dan
akan menganugrahkan kekuatan, kesenangan hidup, dan kebahagiaan,
lantunkanlah di hatimu dalam kehadiran-Nya tentang kemuliaan Tuhan. Biarkan
melodi dan harmoni berkembang dari dalam hatimu dan biarkan semuanya
menikmati kasih yang engkau ungkapkan melaui nyanyian itu.
Sabda Sathya Sai 10, halaman 75
Kebahagiaan yang kita dapatkan dari nyanyian membantu kita untuk
mempertahankan dan mendorong kita tetap berjalan di jalan spiritual. Lantunan lagu
kebhaktian dapat mengikat Tuhan dan menarik rahmat-Nya. Tuhan mendapatkan
kebahagiaan dari kebahagiaan yang kita rasakan. Ketika kita bergerak semakin dekat
dengan-Nya, maka Tuhan akan bergerak semakin dekat pula dengan kita. Kebahagiaan dari
nyanyian ini akan mengikat kita kepada Tuhan dan juga pada beberapa orang yang
melakukannya.
Ananda (kebahagiaan) yang Aku dapatkan dari bhajan Aku tidak mendapatkannya
dari yang lainnya.
Sabda Sathya Sai 8, halaman 48
2. Pertemuan dalam melantunkan lagu
Untuk mendapatkan rasa manisnya air sari buah kelapa, pertama-tama kita harus
melepaskan lapisan luar dan lapisan kerasnya. Dalam hal yang sama, untuk dapat menikmati
lagu-lagu kerohanian, beberapa tugas-tugas persiapan harus diselesaikan. Untuk jalannya
pelaksanaan bhajan agar menjadi harmonis dan menguntungkan secara spiritual, maka
tuntunan yang baik harus disetujui bersama. Kebijakan yang jelas dari organisasi membantu
untuk mengurangi kesalahpahaman yang ada.


150
Hal ini bertujuan untuk mengurangi adanya kebingungan yang muncul ketika
seseorang diberikan tanggung jawab pada salah satu tugas. Sehingga kegiatan ini akan
menimbulkan adanya perkembangan yang tertib dan teratur. Ketika jumlah anggota
semakin banyak, maka perubahan harus dilakukan. Saran-saran yang ada harus dicatat dan
diterapkan setelah disetujui dan diketahui oleh pengurus dan anggota.
Dekorasi dari ruangan dan pengaturan dalam pelaksanaan bhajan seharusnya tidak
terlalu megah dan tidak semestinya menegeluarkan biaya yang besar. Yang terbaik adalah
tetap sederhana dan penuh rasa bhakti. Idealnya tempat pertemuan bhajan harus di lokasi
yang bersih dan dapat dijangkau oleh para anggota. Semua peserta seharusnya merasa
gembira untukdatang. Pelaksanaan bhajan seharusnya dapat menyebarkan kehendak yang
baik dan toleransi dalam masyarakat.
Bhajan harus menyebarkan kehendak yang baik, kasih dan kegembiraan yang luar
biasa. Bhajan harus dapat mengundang semuanya untuk berbagi dalam
kebahagiaan dan kedamaian.
Sabda Sathya Sai 8, halaman 47
Untuk dapat mengmabngkan kedamaian dan kasih, adalah sangat menguntungkan
jika mengawali setiap pertemuan dengan melantunkan Omkar dan mengakhirinya dengan
meditasi singkat. Hal ini akan menimbulkan adanya perasaan persaudaraan dan kerjasama
diantara semuanya.
Kelompok bhajan juga harus memutuskan apakah tujuan yang akan dituju. Sebagai
contoh, sebuah sai centre memutuskan untuk mendorong para pemuda untuk ikut berperan
dalam menyanyi dan menjadi pemimpin lagu. Para anggota mungkin memutuskan bahwa
peran serta dari anak-anak muda adalah lebih penting daripada memelihara standar musik
yang tinggi. Hal ini mungkin benar ketika para anggota yang termasuk anak-anak muda tidak
berpengalaman dalam memimpin lagu atau memainkan alat musik. Nilai dari pelaksanaan
bhajan harus dievaluasi oleh para peserta untuk dapat memberikan keuntungan.
Kebijakan yang lainnya yang seharusnya didiskusikan dan memegang peran yang
sangat penting adalah pemilihan lagu, khususnya pemilihan bahasa. Adalah sangat
disarankan bagi kelompok bhajan melantunkan lagu bhajan sesuai dengan bahasa nasional
di tempat tinggal mereka. Tentu saja, beberapa jenis variasi tetap didukung, namun adalah
penting dalam pelaksanaan bhajan dapat menarik hati para pendatang baru yang berasal
dari masyarakat di sekitar kita. kita harus membantu lebih banyak orang untuk mengetahui


151
kasih Sai yang begitu besar. Biasanya adalah lebih gampang bagi para peserta bhajan untuk
dapat mengalami rasa bhakti dari lagu yang dilantunkan ketika mereka memahami dan
dapat mengucapkan syair yang ada pada lagu bhajan.

3. Standar: Musik atau Bhakti?
Kualitas bhakti adalah seperti sebuah amplop yang mengirimkan pikiran-pikiran baik
kita kepada Tuhan. Seorang ibu lebih peduli pada corat-coret anaknya daripada sebuah
tulisan yang indah dari seseorang yang tidak dikenalnya; Tuhan mendengarkan suara hati
kita daripada suara dari kata-kata kita.
Tidak hanya kesempurnaan dari bakat musik yang dapat menyenangkan Tuhan.
Kualitas bhakti dan ketulusan juga harus diungkapkan. Hal yang bagus dilakukan adalah
mendorong para peserta bhajan untuk bisa berperan dengan sepenuh hati dan penuh
antusias. Dimanakah keuntungannya jika kita merasa takut, malu dan tidak menyanyi
dengan antusias?
Beberapa bhakta tidak menyanyi dengan semangat pada waktu bhajan. Ketika
seseorang tercebur ke dalam sumur dan tidak bisa keluar, apakah dia berkomat-
kamit pada dirinya sendiri? Bertepuklah tangan dengan semangat sehingga burung-
burung jahat dan hawa nafsu yang mengerumuni pikiranmu akan terbang menjauh.
Sanathana Sarathi, Edisi Desember 1980, halaman 256
Adalah sangat diperlukan nada yang dinyanyikan dalam bhajan harus ada
keharmonisan dan menyenangkan. Latihan musik atau belajar tangga nada adalah tidak
diperlukan. Apa yang diperlukan adalah nyanyian kita menjadi pantulan yang alami dari
kerinduan kita pada Tuhan. Ketika kita menyanyi dengan bhakti, kebahagiaan kita secara
alami memaniskan melodi lagu.
Bhajan harus dirasakan dan dialami. Jangan menyanyi dengan satu sisi untuk
menyenangkan para pendengar dan satu sisi lainnya untuk menyenangkan Tuhan.
Biarkan hatimu sangat berhasrat pada Tuhan; kemudian raga dan tala secara
otomatis akan menjadi benar dan menyenangkan.
Sabda Sathya Sai 8, halaman 60
Dalam pertemuan umum, mungkin menjadi perlu bagi beberapa orang dalam
mengungkapkan rasa antusiasnya secara diam. Lagu yang dilantunkan dengan cara yang


152
sumbang atau tidak harmonis sangat sedikit dapat mengangkat jiwa kita. Untuk pertemuan
umum maka standar nyanyian harus sesuai dengan kualitas musik.
Biarkan mereka yang mempunyai suara yang bagus dan bakat musik yang
memimpin bhajan. Keertan (lagu) harus dinyanyikan dengan menyenangkan; tidak
terdengar begitu keras di telinga. Jika suaramu parau dan keluar dari nada, jangan
mengganggu melodi, namun ucapkanalh berulang-ulang Namavali (nama Tuhan
dalam lagu) di pikiranmu.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 172
Kesulitan yang lainnya mungkin muncul ketika bekerja dengan para anggota yang
memiliki bakat musik yang bagus. Para anggota ini mungkin berharap untuk memperluas
jangkaun komposisi dari lagu yang dinyanyikan. Dalam memilih lagu baru dan beberapa
variasi lainnya, mereka mungkin memilih beberapa lagu yang cukup sulit untuk diikuti oleh
anggota yang lainnya. Hal ini kemungkinan adanya kecendrungan bersaing diantara para
pemimpin lagu dalam keahlian bermain musik. Mereka ini lebih banyak memperlihatkan ego
mereka daripada bhakti yang mereka miliki, sebuah kejadian yang secara langsung
menunjukkan tidak sesuai dengan tunuan dari disiplin bhajan.
Aku tidak menyukai bhajan yang meningkatkan rivalitas atau kebencian atau egoism
atau yang keluar dari sikap tidak toleran.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 266
Variasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan program. Lagu-lagu baru membantu
membangun ketertarikan dan juga semangat kita. salah satu cara yang efektif untuk
melakukan ini adalah dengan membuat jadwal latihan yang dilakukan secara teratur. Dalam
sesi ini, para pemimpin dan anggota dapat meningkatkan keahlian mereka dan belajar
beberapa lagu baru. Adalah diperlukan pemimpin bhajan untuk hadir dalam sesi latihan ini
sehingga mereka dapat menentukan apakah mereka telah siap untuk melantunkan lagu
dengan komposisi yang baru.
4. Lakukan latihan
Nyanyian adalah kunci yang kadang-kadang dapat membuka bahkan untuk hati yang
paling keras sekalipun. Nyanyian dapat diibaratkan seperti matahari yang membawa bahkan
awan yang paling berat melewati langit: masa awan yang gelap ini diangkat oleh kehangatan
kasih Tuhan.


153
Jadi semuanya harus melakukan latihan menyanyikan lagu untuk Tuhan. Alasan
seharusnya tidak ditemukan untuk bisa tidak hadir dalam latihan. Setiap orang dari kita
memiliki sebuah sumbangsih untuk diberikan ---- walaupun itu hanya senang
mendengarkan. Disiplin kita dalam bentuk latihan yang teratur haruslah dibuat dengan
mantap dan tidak berubah-ubah. Untuk alasan ini, Sathya Sai baba menyarankan kehadiran
yang teratur.
Hadirilah semua sesi bhajan di dalam ruangan ---- jangan mengambil kesenangan
dibelakang alasan yang diberikan. Jika engkau sakit, bhajan akan membantumu
menyembuhkan penyakitmu, atau Aku akan mengatakan kepadamu, adalah lebih
baik meninggal dengan nama Tuhan ada di bibir.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 186
Keharmonisan dan rasa bhakti haruslah menjadi hasil akhir dari pelaksanaan bhajan
yang baik. Semua peserta yang hadir harus bekerja bersama dengan penuh toleransi dan
pengetahuan bahwa Tuhan sendiri akan hadir dalam sesi bhajan. Ketika hal ini dilakukan,
setiap orang akan merasakan kebahagiaan Tuhan yang bersinar semakin cemerlang di dalam
hati kita dan kita mengalami kehadiran Tuhan yang kita muliakan.
Dimanapun para bhakta-Ku melantunkan nama-Ku, Aku hadir disana.
Sanathana Sarathi, edisi Juni 1984, halaman 161
Pertanyaan untuk study circle
1. Bagaimana lagu-lagu kerohanian dapat membantu perkembangan spiritual kita?
2. Apakah bahan-bahan yang mendasar dari lagu-lagu kebhaktian?
3. Siapakah yang layak memimpin menyanyikan lagu kebhaktian?
4. Bagaimanakah tempat yang layak dipakai tempat melaksanakan bhajan?
5. Apakah lagu-lagu kebhaktian harus dinyanyikan dengan salah satu bahasa?
6. Apakah beberapa nama lebih baik dilantunkan daripada yang lainnya?
7. Siapakah yang mengatur standar bhajan dan bagaimana caranya?
8. Berapa sering seharusnya sesi bhajan dilaksanakan?
9. Dimanakah pertemuan harus dilakukan?






154
BAB DUA PULUH SATU
KEAJAIBAN : TANDA LUAR UNTUK PERISTIWA DI DALAM DIRI
1. Apakah keajaiban itu?
Sebuah keajaiban adalah sebuah peristiwa yang tidak terjadi dari hasil hukum alam
yang kita ketahui. Sebuah Miracle (keajaiban) pada umumnya juga dapat dikatakan
sebagai sebuah kejadian, fakta atau hal yang menakjubkan atau luar biasa. Kemukjizatan Sai
Baba sesuai dengan kedua jenis pengertian ini.
Banyak yang sudah membaca atau mendengar tentang kemukjizatan Sai. Beberapa
bhakta telah mengalami kemukjizatan Sai terhadap diri mereka sendiri. Dalam hal ini
terdapat banyak jenis dan berbagai macam tanggapan diantara oara pendatang baru
terhadap kegunaan dan kebenaran terhadap kejadian-kejadian ini. merupakan sebuah
kesalahan jika kita memberikan begitu banyak perhatian dan penekanan terhadap semua
kejadian ini. Bagaimanapun juga, cerita tentang kemukjizatan yang terjadi sering sekali
diceritakan karena semua kejadian itu sangat mudah dihubungkan dan adalah
memungkinkan lebih cepat menarik perhatian dari yang lainnya yang berkaitan dengan
semua pengalaman-pengalaman ini. Adalah tidak mudah untuk mengungkapkan kasih Sai
yang tidak terbatas dalam bentuk cerita pendek.
2. Mengapa beberapa orang percaya sedangkan yang lainnya tidak?
Jika kita percaya pada semua kemukjizatan itu, maka kita harus memiliki keyakinan
pada wahana yang menyebabkan terjadinya kemukjizatan itu. Keyakinan ini adalah dasar
yang dipakai untuk membangun secara perlahan dengan sebuah ketulusan dan pikiran yang
terbuka, pengalaman, dan pemahaman dari prinsip-prinsip keTuhanan. Untuk
mendapatkan keuntungan dari kemukjizatan yang terjadi, kita harus memiliki kehendak
untuk menganalisa dan menguji dampaknya terhadap diri kita. Banyak orang yang akan
mengacuhkan tanda-tanda itu sebagai sebuah petunjuk yang tidak masuk akal atau tidak
berhubungan dengan situsi kehidupannya.
Kemukjizatan yang terjadi pada jaman dahulu adalah tidak terlalu sulit bagi kita
untuk menerimanya daripada keajaiban yang terjadi pada saat sekarang. Adalah tidak sulit
bagi kita untuk mempercayai keajaiban yang dilakukan oleh Jesus pada dua ribu tahun yang
lalu, namun adalah sangat sulit bagi kita untuk menerimanya jika hal yang sama terjadi saat
sekarang. Keajaiban yang termuat dalam sejarah kurang memberi tekanan kepada kita


155
daripada pengalaman kita sendiri, karena pengalaman kita sendiri mengharuskan kita untuk
memikirkan akibatnya pada cara hidup kita.
Kalian percaya pada semua hal jika berkaitan dengan Rama atau Krishna atau yang
lainnya, karena kalian merasa bahwa mempercayainya adalah tidak membebankan
kewajiban apapun bagimu. Namun dalam situasi dimana inkarnasi Tuhan hadir di
depanmu, kalian memahami bahwa ketika Tuhan dapat disadari, maka beberapa
akibatnya mengikuti, dan kalian mencoba menghindari akibat tersebut.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 381
Ketika kita menerima kebenaran dari keajaiban yang terjadi pada jaman modern ini,
kita diwajibkan untuk mencatat apa yang telah kita lihat. Adalah tidak sulit untuk
menghiraukan sejarah, namun adalah merupakan hal yang sulit untuk mengabaikan
pengalaman kita sendiri. Mengalami sebuah kekuatan spiritual yang lebih tinggi dan terasa
menentukan dalam kehidupan kita sendiri maka secara moral kita diwajibkan menjalani
sebuah kehidupan yang lebih bertanggung jawab.
Untuk alasan ini, kita mungkin menjadi bersifat memilih terhadap beberapa
kemukjizatan yang dipilih untuk bisa diketahui. Miracle (keajaiban) yang ada di televisi
atau perjalanan ke luar angkasa adalah sangat sedikit menuntut kita, namun sebuah
keajaiban yang diberikan oleh seorang guru spiritual menuntut beberapa pemikiran dan
mawas diri. Tergantung dari seberapa besar kemauan kita untuk menyelidiki semua kejadian
ini, sebuah kemukjizatan mungkin dapat memberikan dampak yang begitu besar pada satu
orang atau tidak memberikan dampak apapun pada yang lainnya.
Miracle sering kelihatan sebagai tanda luar dari apa yang terjadi di dalam diri.
Sebuah kejadian yang menakjubkan bahkan bisa hanya memberikan makna yang sedikit saja
jika kita belum menyelesaikan kewajiban yang diberikan sebelumnya yang membuat kita
bisa menerima pesan yang ingin disampaikan. Sebuah kejaiban merupakan sebuah benih
yang dapat tumbuh menjadi setangkai bunga kasih dan kebenaran. bagaimanapun juga,
untuk bisa benih itu tumbuh, maka beberapa persiapan yang tepat harus diselesaikan,
seperti pertama-tama mempersiapkan tanah sebagai media tempat tumbuh benih ini. Hal
ini memerlukan usaha yang berkesinambungan. Sekalipun apa yang telah terjadi, sebuah
kejadian yang menakjubkan mungkin tidak akan terjadi kecuali jika penerimanya adalah
layak dan keadaannya sangat bagus.


156
Seorang Avatar adalah sanggup melakukan segalanya pada setiap saat, namun
Avatar tidak akan mengungkapkan kekuatan-Nya setiap waktu. Seorang Avatar
hanya akan mengungkapkan kekuatan-Nya itu ketika keadaan memang menuntut
dan akan melimpahkan berkah-Nya hanya pada orang yang layak menerima.
Summer Rose on the Bule Mountain, halaman 51
3. Mengapa Sai Baba memperlihatkan kemukjizatan?
Keajaiban Sai Baba menggoncang kita dari rasa kepuasan diri. Keajaiban Sai Baba
memperlihatkan kasih sayang-Nya, kemahatahuan-Nya, dan perhatian-Nya kepada kita.
Semua tanda yang menakjubkan ini memperlihatkan kualitas dan misi keTuhanan Baba.
Namun mukjizat hanya diperuntukkan bagi mereka yang bisa mendapatkan keuntungan
darinya. Semua mukjizat itu tidak digunakan untuk mengesankan atau menarik perhatian
setiap orang.
Adalah sulit bagi para pemerhati dengan sepintas lalu mencoba untuk mengetahui
siapa yang berhak mendapatkan mukjizat Baba. Para pemerhati hanya melihat aspek-aspek
luar dari mereka yang menerima mukjizat namun tidak mengetahui usaha yang telah
mereka lakukan pada kehidupan sekarang atau kehidupan yang dulu. Hanya Tuhan yang
mengetahui rasa bhakti mereka. Sebuah mukjizat mungkin mengindikasikan kepada
penerima tentang kedekatan seseorang dengan Sai Baba. Hal inu juga mengisyaratkan
kepada yang lainnya tentang keyakinan dan ketulusan dari penerima. Namun jika para
pencari spiritual tidak menerima tanda-tanda ini, mereka masih menerima rahmat dan
perlindungan Sai.
Aku akan mengatakan kepada kalian mengapa Aku memberikan cincin, jimat, japa
mala, dsb. Hal ini adalah menunjukkan ikatan antara Aku dan mereka yang
menerimanya. Ketika bencana menimpa mereka, maka benda-benda pemberian-Ku
akan datang kepada-Ku dalam sekejap dan kembali ke mereka dalam sekejap pula
dengan membawa rahmat perbaikan dan perlindungan dari-Ku. Rahmat itu tersedia
bagi semuanya yang memanggil-Ku dalam berbagai nama dan wujud, tidak hanya
bagi mereka yang memakai pemberian-Ku. Kasih adalah pengikat yang dapat
memenangkan rahmat Tuhan.
Sabda Sathya Sai 9, halaman 84
Mungkin ada beberapa alasan baik mengapa sebuah mukjizat tidak akan menjadi
sesuai atau cocok. Sebagai contoh, dalam hal sebuah mukjizat yang menyembuhkan sebuah


157
penyakit, hikmah dari rasa sakit pertama harus dipelajari atau penderitaan dari rasa sakit itu
akan datang kembali. Tanda dan petunjuk (pesan) dari Tuhan harus disesuaikan secara rinci
kepada penerima. Petunjuk-petunjuk Sai (Sai Leela) bukanlah merupakan tindakan yang
pasif yang ditujukan untuk menyenangkan dan menarik hati orang banyak. Semua petunjuk
itu memiliki makna spiritual yang sangat penting bagi mereka yang menerimanya dan sering
memperlihatkan kepada penerima betapa dekat dan peduli Tuhan kepada pemuja-Nya.
Mukjizat Sai Baba membantu kita untuk dapat mengetahui-Nya. Sebuah pengalaman
yang mengejutkan diperlukan untuk membangunkan kita dari tidur. Setelah kita
mempelajari kasih sayang dan kebijaksanaan Baba yang tidak bisa diukur, maka semua
bentuk mukjizat akan kelihatan menjadi biasa-biasa saja. Namun, untuk dapat menarik
perhatian seseorang yang terjerat di dalam kehidupan duniawi, maka semua bentuk
mukjizat itu adalah sangat diperlukan. Hanya ketika kita telah dapat mengetahui Tuhan
maka kita akan memberikan perhatian terhadap pesan dan ajaran-Nya.
Aku memutuskan untuk membenahimu hanya setelah Aku memberitahumu tentang
tanda pengenal-Ku. Itulah sebabnya mengapa Aku kadang-kadang mengungkapkan
sifat dasar-Ku dalam bentuk mukjizat, yangmerupakan tindakan yang melampaui
kapasitas dan pemahaman manusia. Aku tidak berminat untuk memamerkan
kekuatan-Ku. Tujuannya adalah menarik engkau semakin dekat dengan-Ku dan
untuk melekatkan hatimu kepada-Ku.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 118
Dunia ini merupakan permainan Tuhan. Tidak ada seorang pun yang dapat
membatasi dan menyatakan apa yang mungkin bisa dilakukan Tuhan. kekuatan Tuhan
adalah melampaui pemahaman kita. Pada saat sekarang mukjizat Sai muncul di deluruh
dunia. Hampir setiap negara kehadiarn-Nya telah mulai dikenali. Sebuah revolusi spiritual
yang tiada bandingannya sedang terjadi. Namun Swami tetap menjauhi publisitas sehingga
para pencari spiritual masih tetap bisa melakukan perjalanan untuk dapat melihat dan
mendapatkan pengalaman dengan-Nya. Dalam jaman dimana perkembangan komunikasi
begitu pesat, adalah menherankan nama Sai belum dikenal oleh semua orang.
Leela atau permainan Tuhan sedang terjadi di seluruh India di berpuluh-puluh juta
rumah. Swami menjaga semuanya dengan mudah dan jelas sehingga publisitas
tentang mukjizat-Nya tidak menyebar luas. Para pemimpin negeri ini mengetahui hal
ini, namun mereka tetap diam. Jika kenyataan ini dipublikasikan maka jutaan orang


158
akan beralih keyakinannya kepada Swami. Pemerintah akan melindungi-Nya dengan
para penjaga keamanan, dan para bhakta tidak akan bisa berada dekat lagi dengan-
Nya. Waktunya belum tepat.
Percakapan, halaman 27
Kekuatan Sai Baba adalah sarana untuk menegakkan kembali kebenaran,
keteraturan, dan kasih di dunia. Sai Baba memiliki kekuatan untuk menciptakan benda atau
membuat kehadiran-Nya diketahui pada jarak yang sangat jauh. Beliau sering sekali
menciptakan abu suci (vibhuti) atau cincin atau jam tangan untuk para bhakta-Nya. dalam
beberapa kejadian, Swami menyembuhkan penyakit atau mengambil rasa sakit pemuja-
Nya. Sai Baba bahkan menghidupkan kembali yang telah meninggal dunia. sejatinya,
kekuatan Swami adalah melampaui batas ruang dan waktu. Semua kekuatan itu adalah
alami bagi Beliau; dan semuanya itu sama sekali tidak bertujuan untuk menarik atau
membuat yang lainnya menjadi terkesan.
Kalian mungkin menyimpulkan apa yang kalian sebut sebagai mukjizat-Ku bahwa
Aku sedang membuat kalian menjadi terikat hanya kepada-Ku saja. Semua bentuk
mukjizat-Ku tidak untuk tujuan publisitas atau tontonan semata; ini hanyalah
merupakan tindakan yang spontan dan secara bersamaan membuktikan keagungan
Tuhan.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 335
Walaupun kekuatan Swami kelihatannya mampu memenuhi apapun juga, Beliau
tidak melakukan perbaikan yang bersifat cepat untuk berbagai masalah. Orang-orang
bertanya, Jika Swami dapat merubah segala sesuatu, lantas mengapa Beliau tidak
mengakhiri kelaparan dan penyakit dan semua bentuk kejahatan yang ada di dunia? Swami
berkata bahwa jika Beliau mengubah semua hal ini, maka semua bentuk keadaan ini akan
kembali pada keadaanya semula. Beliau menyatakan bahwa pikiran dan hati dari setiap
orang yang harus dirubah; hanya ketika setiap individu berkembang dengan lebih
menyayangi dan peduli maka dunia akan mengalami perubahan. Jalan dan cara Swami
adalah pelan-pelan namun kekal. Beliau membatasi tindakan-Nya untuk menyesuaikan diri
pada batas yang wajar dalam membebani diri-Nya sendiri.
Sejak Swami telah mengambil tubuh jasmani, Beliau telah menentukan beberapa
batasan tertentu pada diri-Nya sendiri. Swami telah menciptakan patung-patung
yang terbuat dari emas, dan dengan mudah Beliau juga bisa menciptakan gunung


159
dari emas. Tetapi bila itu terjadi maka pemerintah akan mengelilingi-Nya dan tidak
membiarkan siapapun untuk mendekat dan masuk.
Percakapan, halaman 82
4. Kekuatan yang alami
Cahaya dan panas adalah aspek alami dari kekuatan matahari. Gelombang dan air
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lautan. Setiap makhluk dan benda memiliki
sifat alami dari bentuk dan fungsinya masing-masing. Kekuatan menciptakan adalah menjadi
sifat dari Tuhan. Alam semesta merupakan bentuk ungkapan dari kehendak penciptaan-Nya.
Ketika Tuhan hadir di bumi, bukankah Beliau akan mewujudkan kemahakuasaan-Nya?
Sathya Sai Baba tidak mendapatkan kekuatan ini dengan melalui disiplin spiritual
(kekuatan siddhi). Kekuatan yang diperoleh oleh para yogi umumnya tidak bertahan lama,
namun kekuatan Swami telah bersama-Nya sepanjang hidup-Nya. Orang-orang yang baru
mengenal Sai Baba kadang-kadang mencela mukjizat yang ada sebagai sesuatu yang tidak
layak dilakukan, hal ini didasari dengan penjelasan bahwa Ramakrishna menentang
penggunaan kekuatan yang seperti ini. Kekuatan spiritual dapat penghambat bagi pata
pencari spiritual, menimbulkan dan membangkitkan rasa ego dan beberapa hambatan
spiritual lainnya. Ini merupakan peringatan yang bijak dan benar kepada semua calon-calon
spiritual, namun perbedaannya terletak pada Swami bukanlah seorang calon spiritual.
Kekuatan-Nya adalah sisi alami dari sosok Illahi.
Bebera benda Swami ciptakan dengan cara yang sama ketika Beliau menciptakan
alam materi ini. Benda-benda yang lainnya, seperti jam tangan memang diambildari
persediaan yang telah ada. Tidak ada makhluk halus yang tidak terlihat yang
membantu Swami dalam membawakan semuanya ini. Sankalpa-Nya, kehendak
illahi-Nya, membawakan benda itu dalam sekejap. Swami ada dimana-mana. Semua
ciptaan-Nya adalah bentuk dari kekuatan alami Tuhan yang tanpa batas, dan sama
sekali bukanlah merupakan hasil dari kekuatan yoga seperti halnya yang dimiliki oleh
para yogi atau kemampuan sulap seperti yang dimiliki oleh tukang sulap. Kekuatan
ini sama sekali bukan dibuat atau dikembangkan, namun hanyalah kekuatan yang
alami.
Percakapan, halaman 104-105
Swami menasehati para bhakta-Nya agar tidak menjalankan suatu latihan apapun
untuk menghasilkan kekuatan batin. Kekuatan-kekuatan itu hanya akan menambah rasa ego


160
kita dan menyembunyikan serta menghambat pencarian kita pada kedamaian spiritual.
Baba mengajarkan bahwa kedamaian dapat ditemukan melalui kasih dan pelayanan, tidak
melalui latihan-latihan yang berbahaya.
Sekali ada seorang yogi menantang Swami untuk memperlihatkan kekuatan yang
dimiliki. Yogi ini menyadari bahwa dengan menggunakan nama Sai akan dapat
meningkatkan penjualan tiketnya dan meningkatkan kemasyurannya. Tentu saja, Baba tidak
memberikan perhatian sama sekali dengan tantangan ini. Pada hari pertunjukkan, yogi ini
yang telah menyatakan bahwa dia bisa berjalan diatas air, melangkahkan kaki ke dalam bak
air dan tenggelam. Terhadap kejadian itu, Swami berkata:
Orang itu memang berjalan di atas air. Namun ego dan keserakahannya muncul, dan
mengakhiri segalanya. Pikiran, perkataan dan tindakan haruslah sama.
Percakapan, halaman 71
Sebaliknya, mukjizat dari Sai Baba digunakan hanya untuk mengejarkan pelajaran
spiritual. Beliau tidak pernah menggunakan kekuatan-Nya untuk keuntungan diri-Nya
sendiri. Bahkan ketika Beliau waktu masih anak-anak, Beliau menciptakan permen dan
pensil untuk anak-anak yang lainnya, namun tidak pernah untuk diri-Nya sendiri. Beliau
hidup dalam kemiskinan, bahkan menggunakan duri sebagai ganti kancing baju-Nya yang
rusak.
5. Mukjizat yang sejati
Semakin jelas, ketika kita datang dan memahami ajaran dari Sathya Sai Baba, maka
kita mengetahui bahwa mukjizat yang sejati adalah terjadinya perubahan di dalam hati kita.
Beliau merubah karakter dan menuntun kehidupan kita sepanjang jalan spiritual. Ada sedikit
manfaat dari penciptaan benda atau petunjuak kecuali hanya untuk membangunkan kita
dan merubah kepribadian kita. kasih adalah mukjizat dan petunjuak yang sejati dari Sai
Prema (kasih) ini adalah tanda khusus dari-Ku, Kehendak-Ku tidak hanya sebatas
penciptaan benda atau pemberian kesehatan dan kebahagiaan. Kalian mungkin
menganggap bahwa apa yang kalian sebut sebagai mukjizat merupakan bukti yang
paling nyata tentang keTuhanan, namun bukti yang sejati adalah prema yang
menyambut kalian semuanya, memberkati kalian semua, yang membuat Aku
bergegas hadir diantara mereka yang merindukan-Ku, bagi mereka yang menderita,
dan mereka yang kesulitan yang berada di tempat yang jauh atau dimanapun
mereka berada.


161
Sabda Sathya Sai 6, halaman 86
Kejadian-kejadian yang bersifat menakjubkan hanya dapat diketahui oleh mereka
yang telah siap untuk melihat arah yang ditunjukkan oleh kejadian itu. Bagi mereka yang
tidak berniat atau tidak siap, maka mereka tidak akan percaya atau hanya mengabaikannya
saja, untuk dapat melihat kebenaran yang ada dibalik petunjuk-petunjuk kecil itu adalah
seperti melihat kebenaran spiritual itu sendiri dan menemukan kebenaran di dalam dirinya
sendiri. Setipa hari yang barus adalah mukjizat TUhan, namun bagi mereka yang tidak siap
hari itu hanyalah sama dengan hari yang lainnya.

Pertanyaan untuk study circle
1. Apakah mukjizat itu?
2. Apakah mukjizat itu perlu?
3. Mengapa beberapa orang mendapatkan mukjizat dan yang lainnya tidak?
4. Apakah perlu bagi Swami untuk memberikan mukjizat?
5. Kapan dan mengapa sebuah mukjizat harus terjadi?
6. Mengapa mukjizat yang terjadi dapat memberikan pengaruh pada beberapa orang dan
tidak bagi yang lainnya?
7. Apakah mukjizat yang paling besar?
8. Jika anda mampu melakukan mukjizat, maukah anda melakukannya?
9. Mengapa Sai Baba memberikan mukjizat?
10. Apakah sumber dari kekuatan Baba?













162
BAB KEDUA PULUH DUA
TANPA KEKERASAN: PEMAHAMAN TENTANG KEKELUARGAAN
1. Apakah makna dari tanpa kekerasan?
Tanpa kekerasan adalah sebuah sikap dan praktek kehidupan dalam keharmonisan
dengan diri sendiri dan juga dengan yang lainnya. Tanpa kekerasan juga merupakan hidup
dalam kebenaran dan melakukan kewajiban masing-masing dengan penuh kasih dan
perhatian. Namun, sikap tanpa kekerasan bukanlah sebuah bentuk sikap yang penurut dan
patuh pada kehendak orang lain; tetapi sikap tanpa kekerasan justru membutuhkan
keberanian yang sangat besar. Kualitas dari sikap ini mengharuskan kita untuk menjunjung
tinggi standar-standar kebenaran dan pengendalian diri yang tertinggi.
Pelaksanaan tanpa kekerasan yang sempurna adalah sulit untuk dijalankan karena
semua kehidupan memiliki beberapa unsur kekerasan; sebagai contoh kita harus makan
walaupun kita hanya makan tumbuhan saja; kita harus jalan walaupun kita mungkin
membunuh beberapa serangga kecil. Bagaimanapun juga, sikap tanpa kekerasan adalah
benar-benar merupakan sebauh sikap yang menghindari tindakan yang dapat menyakiti
yang lainnya. Walaupun kita tidak bisa membantu yang lain, setidaknya kita harus dapat
menahan diri dari kesengajaan untuk menyakiti mereka. Bayangkan hasilnya jika aturan
yang sederhana ini secara universal dilaksanakan.
2. Tindakan kekerasan adalah sikap yang mengabaikan kesatuan/keutuhan
Ketika kita melihat sebuah tanaman berduri di depan kita, kita bergerak menjauh
untuk menghindarinya. Mata kita tidak mengabaikan bahaya yang akan dialami oleh kaki,
karena jika kaki tertusuk oleh duri maka mata akan meneteskan air mata kesedihan bagi
kaki. Seperti halnya berbagai organ dari tubuh kita yang saling bekerjasama, semua orang
dan negara harus saling bekerjasama. Semua ciptaan dan semua benda bersama-sama
membentuk tubuh Tuhan. Semuanya bersama-sama berasal dan tujuannya sama yaitu
Tuhan.
Pemahaman spiritual memungkinkan bagi kita untuk memahami kesatuan dari
semuanya sebagai anak-anak dari Tuhan. Semuanya tanpa kecuali memiliki percikan kualitas
Tuhan di dalam dirinya. Ketika dunia kelihatan menjadi semakin kecil karena pesatnya
perkembangan arus transportasi dan komunikasi, maka kita dapat menyadari bahwa
semuanya saling berkaitan dan saling bergantung satu dengan yang lainnya. Sebuah
bencana yang terjadi di satu negara mungkin dapat memberikan pengaruh pada banyak


163
negara lainnya. Ketika kita menyadari kebenaran dari prinsip kesatuan, kita akan merasakan
penderitaan yang dialami oleh yang lainnya adalah sebagai penderitaan kita sendiri.
Ahimsa (tanpa kekerasan) merupakan bentuk lain dari sathya (kebenaran). Ketika
sekali engkau sadar akan prinsip kekeluargaan, kesatuan dalam Tuhan, prinsip dasar
dari atma, tidak ada seorang pun akan secara sengaja akan menyakiti atau
menyusahkan yang lainnya.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 128
Dengan melakukan kekerasan kepada yang lainnya maka pada akhirnya itu berarti
kita sedang menyakiti diri sendiri. Kita akan mendapatkan akibat dari tindakan yang kita
lakukan, apakah akibatnya itu akan muncul pada saat sekarang atau pada masa yang akan
datang. Akibatnya itu tidak selalu dengan jelas dapat dilihat, namun tindakan kita secara
pasti menimbulkan hasil yang tidak dapat terelakkan. Ketika kita melukai seseorang, kita
sering mencari pembenaran dari tindakan yang kita lakukan. Tacitus, seorang sejarawan
Romai berkata, Ini merupakan sifat dasar dari manusia yang membenci mereka yang telah
disakitinya.
Kebijakan yang paling baik adalah menghindari sebisa mungkin untuk menyakiti yang
lainnya. Aturan yang paling aman adalah: Perlakukanlah yang lainnya sebagaimana engkau
ingin diperlakukanlah oleh yang lainnya. Bahkan sebuah sikap yang kecil dapat menyakiti
yang lainnya, karena itu kita harus tetap waspada untuk menghindar dari menyakiti yang
lainnya.
Tanpa kekerasan tidak hanya melulu berarti tidak melukai makhluk hidup. Kalian
seharusnya tidak menjadi penyebab atas penderitaan yang lainnya bahkan melalui
perkataan, pandangan, atau bahasa tubuhmu. Toleransi, kesabaran, ketenangan
hati ketiga kualitas ini membantumu untuk tetap dalam ahimsa.
Sabda Sathya Sai 10, halaman 307
Prinsip tanpa kekerasan juga harus mencakup pada diri kita sendiri. Banyak orang
lebih menyakiti diri mereka sendiri daripada yang mungkin dilakukan oleh orang lain kepada
mereka. Mereka menyakiti diri mereka sendiri melalui kebiasaan-kebiasan yang tidak baik
dan hidup secara tidak benar. Mereka terlalu menekankan dan memberikan perhatian pada
kegiatan-kegiatan yang negatif dan pastinya terperangkap di dalam sifat-sifat jahat dari
dunia. Mereka menaruh semua minatnya pada sisi kegelapan dunia, tidak mengijinkan
cahaya penerangan memasuki kehidupan mereka.


164
Tanpa kekerasan harus menjadi bagian dari pandangan dan pemahaman kita. Jika
kita tidak mampu hidup dalam kedamaian, adalah tidak mungkin bagi kita untuk hidup
damai dengan yang lainnya. Langkah pertama haruslah adanya keharmonisan di dalam diri
dan juga pemahaman tentang diri. Hal ini akan berkembang seiring usaha kita untuk dapat
melihat Tuhan di dalam semuanya.
Kita pada umumnya berpikir bahwa ahimsa (tanpa kekersan) berarti tidak menyakiti
makhluk hidup lainnya. Ahimsa tidak hanya mengandung makna seperti ini. Bahkan
pandangan yang buruk atau mendengar yang tidak baik atau berbicara yang tidak
baik adalah himsa (kekerasan).
Wacana Musim Panas 1978, halaman 210
3. Peran dari tugas atau kewajiban
Pada saat menjalankan kewajiban kita, kiat mungkin saja tekah menyakiti yang
lainnya. Sebagai contoh, ketika seorang polisi sedang menunaikan kewajibannya mungkin
diperlukan tindakan yang keras kepada penjahat yang sedang menyakiti orang yang tidak
bersalah. Seorang tentara juag diperlukan tindakan untuk membunuh musuhnya untuk
membela negaranya. Keduanya ini tidak berniat dan berhasrat untuk menyakiti yang
lainnya, namun tanggung jawab mereka memerlukan tindakan itu. Tujuan dan kewajiban
harus dipertimbangkan.
Jika seorang pencuri memotong tanganmu, ini merupakan tindakan himsa
(kekerasan); jika seorang dokter memotong tanganmu, karena dia ingin
menyelamatkan hidupmu dan tindakan ini ahimsa (tanpa kekerasan).
Sabda Sathya Sai 3, halaman 117
Ajaran-ajaran dari Bhagavad Gita dibentangkan dalam bentuk sebuah drama yang
terjadi di medan perang. Dalam perang ini, adalah merupakan kewajiban Arjuna untuk
menghancurkan musuh yang tidak adil dan kejam. Sri Krishna menjelaskan kepada Arjuna
bahwa merupakan tugasnya yang benar untuk menghancurkan musuhnya. Walaupun cerita
itu memiliki unsur-unsur kiasan, namun tetap merupakan sebuah catatan sejarah dari
sebuah kisah nyata. Sri Krishna yang selalu menekankan dan mendorong adanya pemecahan
masalah dengan cara damai, menasehati prajurit Arjuna untuk menghancurkan para
Kaurava yang jahat. Untuk kebaikan masyarakat yang lebih besar maka diperlukan
pembersihan orang-orang yang jahat.


165
Krishna menginginkan kedamaian di dunia ini, dan Beliau juga mendorong terjadinya
perang besar ini yang menyebabkan terbunuhnya empat juta orang. Apakah ini yang
disebut dengan himsa (kekerasan) atau ahimsa (tanpa kekerasan)? Pada saat itu,
Krishna memberikan sebuah jawaban yang tepat untuk hal ini. Beliau berkata:
Arjuna! Marilah kita mengambil contoh kasus adanya pertumbuhan sel kanker di
dalam tubuh, dan pertumbuhan sel kanker ini telah menyebabkan rasa sakit pada
seluruh tubuh, walaupun pertumbuhannya hanya dibatasi pada daerah tertentu saja
---- Dalam peperangan ini, atau dalam tindakan operasi, empat juta penyakit yang
menyebabkan pertumbuhan sel ini dibunuh untuk kepentingan seluruh dunia.
Apakah tindakan ini buruk ataukah ini baik untuk kepentingan dunia?
Wacana di Blue Mountains, halaman 23
Dalam skala yang lebih kecil, kita kadang-kadang terpaksa menyakiti beberapa
serangga kecil. Dalam upaya menjaga keteraturan di dalam rumah, mungkin diperlukan
tindakan untuk melenyapkan semut, kecoa atau berbagai jenis pengacau kecil lainnya.
Swami menjelaskan bahwa kalau hanya sebatas di dalam rumah, hal ini masih
diperbolehkan.
H: Swami, tolong satu pertanyaan lagi, tentang serangga pengganggu di dalam
rumah. Para ibu rumah tangga selalu berperang dengan semut, nyamuk, kecoa,
dsb. Jika mereka tidak bertindak maka serangga ini akan menguasai rumah.
Sai: Tidak ada masalah, serangga-serangga itu harus dihadapi.
`H: Orang-orang takut melakukan dosa terhadap Swami jika mereka membunuh
makhluk kecil ini.
Sai: Tidak ada yang salah dengan membebaskan rumah dari gangguan makhluk-
makhluk kecil ini. Namun hanya di daerahmu sendiri. Tidak diluar!
Percakapan, halaman 148
Kadang-kadang kita dapat menghindar menyakiti makhluk hidup yang lainnya
dengan cara mendorong agar makhluk itu pergi menjauh. Dalam upaya agar kita tidak
melakukan kekerasan pada yang lainnya, maka kdang-kadang kita perlu menggertak
sedikit. Sebuah cerita kuno dari India yang disampaikan oleh Ramakrishna yang menjelaskan
tentang point ini.
Diceritakan di sebuah desa yang kecil ada seekor ular kobar besar yang membuat
seluruh isi desa menjadi ketakutan. Ular kobra besar ini suka berkeliaran di tempat-tempat


166
yang gelap di sekitar jalanan dan akan mematuk siapapun yang berada di dekatnya. Pada
akhirnya, situasi desa itu menjadi tercekam sehingga para penduduk desa meminta bantuan
kepada seorang orang suci yang sedang melewati desa itu agar mau berbicara dengan ular
kobra yang besar itu. Orang suci itu menemukan bahwa ular kobra yang besar itu sedang
berada dalam keadaan siap menyerang, namun orang suci tersebut segera dapat
menundukkan ular itu dengan beberapa mantra suci dan kata-kata baik yang diucapkannya.
Orang suci itu kemudian mengajarkan kepada ular kobra itu tentang pentingnya sifat tanpa
kekerasan dalam kehidupan spiritualnya.
Perkataan yang diberikan oleh orang suci itu membuat ular itu benar-benar
mengalami perubahan total. Dia menjadi ular yang jinak dan hanya makan buah dan susu.
Ketika melihat keadaan ular kobra ini yang tidak lagi menyerang mereka, maka anak-anak
desa menjadi berani dengan mempermainkan ular itu dan memutarkannya kesegala arah
dengan memegang ekornya. Ular kobra itu sekarang berada dalam keadaan yang
menyedihkan dan perlu dikasihani, hanya bersembunyi di siang hari dan kadang-kadang
keluar sebentar di malam hari. Ular itu kehilangan berat badannya dan badannya banyak
luka dan teraniaya.
Ketika orang suci itu kembali mengunjungi desa itu untuk melihat perkembangan
dan keadaan ular kobra itu, banyak orang mengatakan kepadanya bahwa ular kobra itu
sekarang jarang ditemukan dan berada dalam kondisi yang menyedihkan. Orang suci itu
menemukan ular kobra itu sedang bersembunyi melingkar di lubang yang gelap dekat
tempat yang sering dikunjunginya. Karena penasaran apa yang terjadi, orang suci itu
mendengar kisah sedih yang dialami oleh makhluk yang menakutkan ini. Orang suci itu
akhirnya dapat melihat keadaan ular kobra yang mengenaskan karena banyak mengalami
siksaan dan orang suci itu memarahinya atas keterbatasan kecerdasannya: Aku
mengatakan untuk tidak memetuk siapapun. Namun aku tidak mengatakan bahwa engkau
tidak boleh mendesis!
Bagaimanapun, ada waktu dan keadaan dimana mendesis pun tidaklah cukup.
Adalah mungkin diperlukan bagi kita untuk melakukan kekerasan jika orang itu menyerang
kita atau mereka yang memerlukan perlindungan. Kehidupan manusia adalah sangat
berharga bagi kita semuanya. Kita harus bertindak untuk mempertahankan diri dari keadaan
yang dapat membahayakan diri kita. jika ada seseorang yang mencoba ingin membunuh
kita, kita mungkin perlu dan harus menyerangnya atau membunuh penyerang itu jika


167
keadaan begitu mendesak. Tentu saja, tindakan ini hanya dilakukan pada saat yang
mendesak dan sangat patut untuk disesalkan.
Untuk menjaga kelangsungan hidup adalah sebuah kewajiban yang penting.
Seseorang boleh mengambil apapun tindakan yang diperlukan untuk menjaga diri.
Mengenai bagian yang lain dari pertanyaanmu, untuk membunuh seseorang yang
menyerang kita --- maka jawabannya adalah boleh, namun jika itu adalah satu-
satunya jalan untuk mempertahankan diri. Namun perlu dicamkan di dalam
pikiranmu bahwa banyak pilihan tindakan yang mungkin dapat dilakukan untuk
menghindari diri dari kemungkinan dibunuh. Hanya jika setiap kemungkinan yang
ada telah habis maka seseorang dapat mengambil tindakan yang sangat ekstrem
yaitu membunuh penyerang itu.
My Baba and I, halaman 187
4. Niat dan sikap
Tanpa kekerasan adalah berkaitan dengan niat dan sikap yang diarahkan dari hati.
Hati harus bisa menilai situasi yang dihadapi dan bertindak dengan kasih dan menghormati
kewajiban. Harus ada sikap welas asih dan kemampuan membedakan dalam mengahadapi
situasi yang terjadi. Jika ada makhluk hidup yang sedang menderita tanpa adanya harapan
akan pertolongan, mungkin adalah lebih baik mengakhiri penderitaanya jika tidak ada solusi
yang dapat ditemukan.
Makna dari ahimsa adalah baik di dalam pikiran, perkataan atau tindakan, kalian
seharusnya tidak menyebabkan penderitaan bagi yang lainnya. Gandhi berpegang
teguh pada prinsip ini sampai pada akhir hidupnya. Namun pada satu keadaan,
ketika dia melihat seekor sapi yang sedang menderita dari rasa sakit yang
dialaminya, Gnadhi tidak tahan melihatnya dan dia meminta dokter untuk
memberikannya sebuah suntikan dan mengakhiri hidup sapi tersebut. Jadi, dalam
upaya untuk menolong yang lainnya, kita mungkin kadang-kadang harus
menyakitinya.
Wacana Musim Panas 1977, halaman 235
Kita diperingatkan untuk menghindar dari melakukan tindakan kekerasan pada
makhluk apapun dan kapanpun juga, selain itu kita juga harus menghormati semua makhluk
sebagai ciptaan dari Tuhan. Suara hati adalah penuntun kita yang terbaik: hati nurani akan
memperlihatkan kewajiban dan tugas kita. Jadi kita harus menghindar untuk menyakiti yang


168
lainnya dan bertindal berlandaskan cinta kasih, yangsesuai dengan tanggung jawab kita
masing-masing.

Pertanyaan untuk study circle
1. Apakah makna dari tanpa kekerasan?
2. Apakah Bhagavad Gita itu adalah kenyataan atau kiasan belaka?
3. Apakah ada situasi atau waktu yang membenarkan untuk melakukan pembunuhan?
4. Bagaimana cara kita menjalankan tanpa kekerasan di dalam kehidupan kita sehari-hari?
5. Bagaimana kita berhubungan dengan tindak kekerasan pada yang lainnya?
6. Apakah sikap tanpa kekerasan itu adalah sikap atau tindakan atau keduanya?
7. Mengapa kita harus menerapkan prinsip tanpa kekerasan?
8. Apakah memungkinkan untuk bisa menjalankan tanpa kekerasan yang seutuhnya?
9. Bagaimana kita bisa menerapkan tanpa kekerasan pada diri kita sendiri?





















169
BAB KEDUA PULUH TIGA
PENDERITAAN: RASA SAKIT DENGAN MAKSUD DAN TUJUAN

1. Isyarat bagi kita untuk tetap maju
Rasa sakit adalah sebuah tanda bahwa ada sesuatu yg salah. Ketika kita benar-benar
merasa menderita, kita mengetahui bahwa kita telah terluka atau sakit. Ini adalah sebuah
peringatan dan tanda bagi kita untuk melihat penyebabnya dan memperbaiki kerusakan yg
diakibatkannya. Penderitaan baik secara mental dan emosi merupakan sebuah tanda dari
ketidakwajaran. Hal ini mendorong kita untuk merubah sikap dan gagasan yang kita miliki.
Kebahagiaan adalah sifat yang kita yang sesungguhnya. Tidak ada yang terkejut ketika
melihat seorang bayi bermain dengan senangnya, namun ketika bayi tersebut menangis
dengan keras maka kita bergegas untuk mencari tahu dan menghilangkan penyebab bayi itu
menangis.
Penderitaan adalah sebuah tanda pengingat bagi kita untuk tetap bergerak maju
sampai tujuan hidup kita tercapai yaitu pencerahan diri. Ketika kita gagal dalam meraih
tujuan spiritual kita maka penderitaan mengingatkan kita bahwa kita belum menemukan
kebahagiaan dan kebijaksanaan yang merupakan sifat kita yang sejati. Penderitaan adalah
pemacu yang membuat kita mulai menapaki jalan spiritual dan membuat kita tetap aktif
dalam kegiatan spiritual. Hal ini mengajarkan kepada kita hikmah tentang kebijaksanaan dan
pemahaman yang penuh kasih. Penderitaan menekankan pada kita sebuah nilai yaitu
perlunya kekuatan dan juga ketabahan. Penderitaan adalah rasa sakit yang memiliki maksud
dan tujuan; hal ini membuat kita tetap fokus untuk mencari kesadaran Tuhan sebelum
waktu yang diberikan kepada kita habis.
Adalah merupakan sebuah rahmat; bagi mereka yang menderita berarti telah
memiliki rahmat-Ku. Hanya dengan melalui penderitaan maka mereka akan
diyakinkan untuk melihat ke dalam diri dan melakukan penyelidikan. Dan tanpa
adanya melihat ke dalam diri dan melakukan penyelidikan maka mereka tidak akan
pernah lepas dari penderitaan.
Percakapan, halaman 110
2. Penyebab dari Penderitaan
Di India, ada sebuah metode yang sederhana yang digunakan untuk menangkap seekor
monyet. Sebuah pisang diletakkan di dalam kendi yang besar dengan leher kendi yang


170
sempit. Seekor monyet yang memiliki perasaan ingin tahu yang besar akan mendekati kendi
tersebut. Ketika monyet itu melihat buah pisang di dalam kendi itu maka dia akan mencoba
meraih dan mengambilnya. Dengan memegang pisang maka dia tidak bisa melepaskan
tangannya melalui leher kendi yang sempit itu. Karena rasa rakusnya, monyet yang tidak
beruntung itu tidak akan melepaskan pisang itu walaupun pada akhirnya dia akan dapat
ditangkap.
Kita seperti halnya monyet itu ketika kita diliputi oleh keinginan-keinginan yang
salah. Kita mengambil semua kenikmatan materi namun pada akhirnya semua bentuk
keinginan itu hanya memberikan kepada kita penderitaan. Keinginan yang mementingkan
diri sendiri mencegah kita untuk mensyukuri diri kita sendiri apa adanya. Selain itu sifat ini
selalu menahan kita untuk menyadari sifat keillahian kita yang sejati. Kita melihat bayangan
yang sangat menggiurkan di depan mata kita dan kemudian kita menjadi menderita karena
kita tidak mampu untuk mendapatkannya. Keinginan terus membuat pikiran kita menjadi
berputar dan tidak memberikan kesempatan pada kita untuk mendapatkan kedamaian.
Kebanyakan orang menderita karena mereka memiliki semua bentuk keinginan yang
tidak masuk akal dan mereka sangat berhasrat untuk memenuhi semuanya dan
merekapun gagal. Mereka sangat terikat pada semua bentuk dan nilai dari dunia ini.
Hanya ketika keterikatan meningkat maka kalian akan menderita penderitaan dan
sengsara.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 42-43
Penderitaan juga merupakan hasil dari perbuatan buruk kita di masa lalu. Setelah
melalui berbagai kehidupan dan hidup dalam kebodohan dalam prinsip-prinsip spiritual, kita
telah membangun sebuah gudang karma. Akibat dari perbuatan kita di masa lalu selalu
mengejar kita seperti sebuah utang yang belum terbayarkan. Melalui kecerobohan dan
maksud jahat, kita mungkin telah membuat yang lainnya menderita dan akibat dari
perbuatan ini bahkan terus mengejar kita. Setelah kayu terakhir yang dilemparkan ke dalam
nyala api maka api itu akan tetap menyala selama beberapa waktu. Namun ketika kita
memperoleh kualitas tanpa keterikatan maka kita bisa menjadi tidak merasakan panas dari
nyala api itu. Biasanya penderitaan tidak muncul dari kejadian dari luar; penderitaan muncul
dari keterikatan kita pada hasil dari tindakan kita. Dua orang yang sama-sama menderita
karena kehilangan sesuatu mungkin diberikan dampak yang berbeda diantara satu dengan
yang lainnya.


171
Dengan melempar batu pada buah asam jawa yang masih hijau maka akan dapat
merusak daging buah yang ada di dalamnya, namun dengan melempar batu pada
buah yang sudah masak dan lihatlah apa yang terjadi. Maka kulit buah yang sudah
kering akan jatuh dan tidak ada yang terjadi dengan daging buah atau biji di
dalamnya. Seorang sadhaka yang sudah matang tidak mengalami hantaman dari
keadaan nasib dan keberuntungan; adalah sadhaka yang belum matang yang
mengalami luka dalam setiap hantaman yang terjadi.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 273
Kesenangan dan penderitaan adalah dua pasangan yang tidak terpisahkan. Keduanya
adalah akibat yang alami muncul karena keterikatan kita pada berbagai objek benda yang
kita inginkan. Ketika kita mendapatkan benda yang kita inginkan maka kita merasa senang.
Jika kita tidak mendapatkannya maka kita merasa sedih. Ketika kita mendapatkan
kedamaian di dalam diri maka kita tidak akan dapat diguncang oleh naik turunnya
kehidupan di dunia. Kemudian kita akan mendapatkan kedamaian spiritual yang tidak
dipengaruhi oleh keinginan untuk mendapatkan kesejahtraan duniawi. Seiring berjalannya
waktu kita harus belajar untuk menerima kesenangan dan penderitaan dengan pikiran yang
tenang. Kemudian kita bisa menghindari penderitaan yang tidak perlu untuk dialami.
Kesenangan dan penderitaan adalah seperti bagian depan dan belakang dari dua sisi
pengalaman yang sama. Kesenangan adalah ketika penderitaan berakhir;
penderitaan adalah ketika kesenangan berakhir. Ketika engkau mengundang
seorang buta untuk makan malam maka engkau harus mempersiapkan dua piring di
atas meja karena dia akan datang dengan seorang teman yang selalu menuntunnya.
Penderitaan dan kesenangan adalah dua pasangan yang tidak bisa dipisahkan.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 85
3. Ujian bagi Karakter
Kita mengagumi pohon tua yang berlekuk-lekuk tumbuh diatas puncak bukit atau
deburan ombak yang menyentuh bibir pantai. Batang-batang pohon yang saling merangkul
dan kulit kayu yang keras memberikan kesan keberanian dan usaha yang keras. Akar-
akarnya masuk ke dalam tanah yang tandus, dan berusaha bertahan dalam kehidupan
dengan keadaan awal yang begitu menyesakkan. Kita lebih sering mengagumi pohon yang
kuat berdiri dengan tegap daripada pohon muda yang hidup dalam tanah yang subur.


172
Dan meskipun begitu kita masih suka untuk mencari kesenangan bagi diri kita sendiri.
Kita menjadi marah ketika cobaan datang menghampiri kita dan juga pahit getirnya
kehidupan yang pastinya memberikan kesan dalam pengalaman kita. Kebanyakan dari kita
dengan segera menolak kesulitan yang datang dimana sesungguhnya memberikan kualitas
pada karakter kita yang bersifat unik. Namun kita harus berdiri dengan tegap terhadap
segala bentuk cobaan yang datang. Reaksi kita terhadap segala kesulitan yang ada adalah
sebuah ujian bagi kesiapan kita untuk menapaki jalan spiritual. Bagaimana cara kita
berpadu dalam kesenangan dan penderitaan memperlihatkan kepada kita apa yang harus
kita pelajari dan juga kekuatan yang harus kita kembangkan.
Ujian atau cobaan dalam hidup adalah bersifat alami dan merupakan bagian yang
penting dalam perjalanan hidup di dunia yang sangat sulit ini. Tanpa adanya cobaan, kita
tidak akan mampu menampilkan kebaikan dalam diri kita. Hanya dengan ikut mengambil
cobaan hidup maka kita dapat lewat menuju pada tingkat yang selanjutnya. Tuhan dengan
kebijaksanaan-Nya tidaklah membiarkan kita naik dari satu tingkat menuju tingkat yang
lebih tinggi tanpa menguji kelayakan kita untuk tetap naik terus. Namun dengan mengambil
pelajaran yang lebih tinggi dan terlalu cepat hanya akan memberikan hasil gagal pada
akhirnya nanti.
Ketika menjadi pelajar, kalian tahu dengan baik sekali bahwa universitas menyediakan
ujian tertentu di akhir tahun ajaran. Apakah kalian menganggap bahwa sistem ujian ini
adalah untuk menyiksa kalian? Apakah kalian pikir ini adalah bagian yang tidak
menyenangkan? Kalian mengetahui bahwa ujian yang diberikan agar kalian bisa naik ke
tingkat yang lebih tinggi, bukan? Para yogi, sadhaka, dan pencari spiritual adalah
sedang diuji oleh Tuhan hanya untuk meningkatkan kualitas diri mereka.
Sabda Sathya Sai 9, halaman 72
Ketika kita menderita karena menghadapi situasi yang sangat sulit, kita mungkin
berpikir bahwa Tuhan tidak melihat keadaan kita yang menyedihkan. Sesungguhnya, Tuhan
sedang menyaksikan kita begitu dekat. Beliau memberikan kepada kita sebuah kesempatan
untuk memperlihatkan kekuatan kita dan ketabahan. Beliau menyaksikan kita sangat dekat
untuk memantapkan keyakinan kita dalam menghadapi segala bentuk hambatan. Jika kita
diberikan pekerjaan yang lebih besar maka kekuatan kita pertama harus diuji terlebih
dahulu sehingga sebuah bencana tidak terjadi nantinya.


173
Beberapa orang diantara kalian merasa diabaikan oleh-Ku ketika rasa kecewa atau
masalah datang menghampirimu. Namun hanya dengan adanya berbagai bentuk
hambatan yang dapat menguatkan karakter dan membuat keyakinanmu semakin
kokoh. Ketika kalian akan menggantung sebuah lukisan di atas tembok maka kalian
akan mengoyang-goyangkan pakunya dan meyakinkan apakah pakunya sudah
cukup kuat untuk menahan berat dari lukisan itu. Begitu juga dalam upaya menjaga
agar lukisan Tuhan (gambaran Tuhan yg ada dalam pikiran dan hati kalian) tidak
jatuh dan hancur menjadi berkeping-keping, maka paku (seperti nama Tuhan)
ditancapkan di atas dinding hati dan harus digoyang-goyangkan untuk memastikan
apakah sudah kuat dan mantap.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 44
4. Sebuah kesempatan untuk tumbuh dan berkembang
Lahir adalah sebuah pengalaman yang menyakitkan bagi seorang ibu dan anak.
Pertumbuhan hampir selalu diiringi dengan penderitaan. Ketika kita tumbuh semakin
tua, kita telah banyak mengambil hikmah dari kesulitan. Ketidakpastian dan kesalahan
tidak dapat dilepaskan menyertai sebuah pengalaman baru. Bagaimanapun juga, tidak
ada alasan untuk menghindar dari pengalaman baru. Rasa sakit dari pertumbuhan
menghasilkan kepuasan dalam kemajuan. Kesenangan dalam kemandekan hanya akan
menuntun pada aroma kemunduran.
Dengan mengalami penderitaan akibat dari tindakan yang salah, kita pada akhirnya
memahami apa saja yang dapat memberikan kebahagiaan dan apa saja yang
menyebabkan penderitaan. Kita belajar untuk menilai tindakan dan motif yang ada
dibaliknya dengan lebih realistis. Sehingga yang terjadi adalah nilai yang bersifat materi
akan menyusut dan nilai yang melampaui diri (spiritual) akan menjadi lebih penting. Kita
mengerti bahwa melalui penderitaan kita belajar tentang belas kasihan dan
mengembangkan karakter yang baik. Kebutuhan untuk tumbuh bagi yang lainnya adalah
penting sedangkan bagi kita sendiri menjadi tidak penting. Pengalaman tentang
penderitaan dan kehilangan memberikan nilai tambah bagi kualitas diri kita.
Tebu harus siap menerima potongan, cincangan dan dihancurkan, direbus dan
disaring yang harus dialami oelh tebu; tanpa adanya siksaan ini maka tebu akan
mongering dan tidak akan dapat memberikan rasa manis. Jadi, begitu juga dengan


174
manusia harus menerima segala bentuk masalah karena semuanya itu akan
membawa rasa manis dalam jiwa dan kepribadian.
Sai Baba Avatar, halaman 58
Ketika kita merasakan penderitaan, ini biasanya adalah untuk keuntungan kita. Jika
kita diberikan kesempatan untuk membayar atas segala kesalahan yang telah kita
perbuat dan berani menghadapinya maka sejatinya kita sedang mengalami
pertumbuhan dalam bidang spiritual. Rahmat Tuhan adalah resep untuk
menyembuhkan; sedangkan kepedihan adalah rasa pahit dari obat.
Jika seorang ibu memiliki dua orang putra dan salah satu dari mereka sakit, maka ibu
itu akan memberikan putranya yang sakit obat yang pahit, sedangkan putranya yang
lainnya akan diberikan apapun yang dimintanya. Jika ibu itu memberikan pil pahit
pada putranya yang satu dan manisan pada putranya yang lain, ini bukan karena ibu
itu lebih menyukai putranya yang lagi satu daripada yang lainnya. Ibu menyadari
bahwa adalah untuk kebaikan anak yang sakit menerima pil pahit sehingga dia
memberikannya obat dan bukan karena dia kurang menyayanginya.
Sabda Sathya Sai 2, halaman 153
5. Kedekatan dengan Tuhan
Mungkin para bhakta baru agak terkejut menemukan bahwa penderitaan tidak
berakhir ketika seseorang mulai menemukan Tuhan. Pada awalnya kita percaya bahwa masa
depan hanya ada kebahagiaan dan kedamaian. Namun ini adalah pengharapan yang tidak
berdasar dan dengan segera akan menghilang. Sejatinya, dengan rahmat Tuhan ketika
Beliau memperlihatkan kesalahan kita sehingga kita mendapatkan kesempatan untuk
memperbaikinya.
Kemungkinannya rasa sakit kita ditingkatkan ketika kita ingin maju dengan lebih
cepat melalui pelajaran kita. Hal ini khususnya terkait dengan bhakta terdekat, yang
kelihatan sebagai teladan dalam ajaran Sathya Sai Baba. Setiap orang dari kita harus hidup
sesuai dengan standar yang tinggi berkaitan dengan tingkah laku. Seorang bhakta yang
sejati, seperti halnya Prahlada dapat mengalami penderitaan sebagai pelajaran bagi yang
lainnya dalam kaitan dengan keyakinan dan bhakti. Bhakta memperlihatkan nilai dari jalan
spiritual dalam mengembangkan ketenangan hati. Jika kita gagal menunjukkan ideal tinggi
yang kita ambil, maka hukumannya adalah keras, karena Tuhan telah memberikan perhatian


175
yang khusus bagi kemajuan dan perkembangan kita dan tidak akan puas dengan kemajuan
yang bersifat kecil atau kurang.
Mereka yang ada diluar jauh dari swami, tidak begitu serius seperti halnya yang
dekat. Orang-orang menilai Swami dengan bhakta dekat dan begitu juga dengan
para individu harus mengikuti dengan ketat standar tingkah laku yang ada.
Percakapan, halaman 111
Tuhan tidak akan memberikan bhakta-Nya penderitaan yang lebih daripada yang
mereka dapat pikul. Tuhan melindungi dan memelihara para bhakta dalam jalan yang benar.
Apapun jenis penderitaan yang mungkin datang, tidak akan melebihi kemampuan dari
bhakta. Tuhan merasa terikat dengan kemajuan dari bhakta-Nya yang dikasihi-Nya.
Tuhan melindungi bhakta-Nya. Bhakta-Nya adalah yang terdekat dan disayang oleh
Tuhan, dan Beliau membawa para bhakta dengan aman dalam melalui kehidupan.
Percakapan, halaman 48
Hanya kedamaian di dalam diri yang dapat memberikan kebahagiaan yang kekal.
Kenikmatan duniawi yang fana memberikan kepuasan yang tidak kekal atau sementara.
Usaha yang kita lakukan adalah untuk dapat mengalami dasar dari kepercayaan diri dan
ketidakterikatan yang mendorong kita pada nilai spiritual yang lebih tinggi. Semangat dan
antusias kita pada saat sekarang harus tumbuh berkembang menjadi kemantapan dalam
melakoninya dalam kehidupan. Usaha yang bersifat berkesinambungan dalam menghadapi
semua bentuk hambatan menjamin kita mencapai kemenangan. Berbagai bentuk kesulitan
di jalan harus diterima sebagai sarana untuk mendapatkan kasih Tuhan dan kelayakan untuk
mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Kalian seharusnya tidak mengijinkan diri kalian sendiri menjadi diliputi berbagai
bentuk kesulitan dan penderitaan, keraguan, dan kekecewaan. Kalian harus memiliki
keyakinan. Milikilah keyakinan pada diri kalian sendiri dan berusahalah untuk
memahami dengan baik sifat dari kasih Tuhan. Untuk bisa mendapatkan kasih Tuhan
adalah tujuan suci dari kehidupan manusia.
Sanathana Sarathi, Januari.1985, halaman 3
Kehidupan yang gampang dan tanpa rasa sakit hanya akan memberikan kepada kita
kepuasan yang sedikit. Kita tidak akan pernah tahu kegembiraan perjuangan dari sebuah
keberhasilan atau kebahagiaan yang berkilauan dari sebuah penemuan. Walaupun
penderitaan bukanlah suatu kebajikan dan kita seharusnya tidak mencarinya, namun


176
penderitaan membantu kita memahami keunggulan dari jiwa dan khayalan dari gemerlap
materi. Mungkin kita seharusnya tidak begitu cepat menjauhkan diri dari kemalangan,
karena hanya dengan melalui penderitaan kita bisa menyadari menderitanya karena
keterikatan dan kebahagiaan dari pemahaman akan diri yang sejati.
Apakah engkau kira bahwa Aku akan menghadapkanmu dengan penderitaan yang
tidak ada alasan dan tujuannya? Bukalah hatimu pada penderitaan sama halnya
ketika engkau membuka hati untuk kesenangan, karena ini adalah kehendak-Ku,
ditempa oleh-Ku untuk kebaikanmu. Sambutlah penderitaan sebagai tantangan.
Janganlah berpaling dan menjauh darinya. Jangan mendengarkan pikiranmu, karena
pikiran hanyalah nama lain dari kebutuhan. Pikiran melahirkan kebutuhan; pikiran
memanifestasikan sebagai dunia ini, karena pikiran memerlukan dunia ini. Semuanya
adalah rencana-Ku, untuk menuntunmu melalui penderitaan karena kebutuhan yang
tidak terpenuhi untuk dapat mendengarkan suara-Ku yang ketika didengarkan akan
melenyapkan ego dan pikiran yang ada.
Sanathana Sarathi, Agustus 1974, halaman 185


Pertanyaan untuk study circle:
1. Mengapa kita menderita?
2. Apakah Tuhan menguji kita atau apakah kita menguji diri kita sendiri?
3. Bagaimana cara kita menghindar dari penderitaan?
4. Apakah diperlukan untuk menghindar dari penderitaan?
5. Ketika kita menjadi seorang bhakta dari Tuhan, apakah penderitaan akan berakhir?
6. Apakah memungkinkan mendapatkan pelajaran kehidupan tanpa adanya
penderitaan?
7. Apakah memungkinkan mendapatkan kebahagiaan tanpa adanya kesedihan?
8. Dapatkah kita mengetahui penyebab dari penderitaan kita?
9. Apakah penderitaan merupakan hasil dari sikap dari dalam diri atau kejadian di luar
diri?
10. Apakah keterikatan terkait dengan penderitaan?




177
BAB DUA PULUH EMPAT
PENYERAHAN DIRI: KESEMPURNAAN DARI KEYAKINAN

1. Kepada siapa kita berserah diri?
Kata penyerahan diri tidaklah tepat menjelaskan bahasa sansekerta saranagathi.
Penyerahan diri dalam bahasa sansekerta mengandung makna dalam kaitan dengan bhakti
kepada Tuhan dan menerima semua kehendak Tuhan. Hal ini tidak mengandung arti
berserah diri orang lain, namun berserah diri pada kenyataan kita yang sejati.
Dalam jalan spiritual, tidak ada seorangpun yang harus diminta untuk melepaskan
penilaian mereka atau menerima sebuah gagasan dengan tanpa pertimbangan. Tidak ada
yang bisa jauh dari kebenaran. Kita harus mengatakan semua ajaran spiritual sesuai dengan
pengalaman kita. Untuk dapat meraih tujuan yaitu kebebasan, kita harus mengkaji
keuntungan dari semua akidah yang ada bagi diri kita sendiri. Penyerahan diri tidak
memerlukan membuang kecerdasan; namun memerlukan kemampuan membedakan
spiritual yang tinggi. Penyerahan diri kepada Tuhan adalah berserah diri pada hasrat yang
berorientasi pada Tuhan pada sifat sejati kita, Atma.
Ini bukan pertanyaan tentang pasrah atau memberi kepada yang lainnya. Seseorang
menyerahkan diri pada dirinya yang sejati. Sadarilah bahwa diri yang sejati adalah
Atma. Penyerahan diri mengandung makna menyadari bahwa semuanya adalah
Tuhan, bahwa tidak ada yang menyerahkan diri, tidak ada yang harus diserahkan
dan tidak ada juga yang menerima penyerahan diri. Semuanya adalah Tuhan. Hanya
ada Tuhan.
Percakapan, halaman 93
2. Apa yang harus diserahkan?
Apa yang kita miliki sehingga kita dapat menyerahkan sesuatu pada Tuhan? Segala
sesuatunya adalah milik-Nya. Bunga yang kita persembahkan di kaki-Nya adalah kita petik di
kebun-Nya. Pelayanan yang kita berikan adalah hadiah yang Beliau berikan untuk kita.
Penyerahan diri sejatinya adalah penerimaan kita terhadap kehendak Tuhan. Ini adalah
bentuk lenyapnya khayalan tentang perbedaan dan keterpisahan. Hanya merupakan
keliaran dari ego dengan mengatakan,ini adalah milikku.
Penyerahan diri menuntut kita agar melepaskan semua hal yang tidak membuat kita
semakin dekat dengan kesadaran Tuhan. Keterikatan kita dan keinginan untuk memperoleh


178
materi dan kepuasan emosi harus dapat dilepaskan. Kita harus melakukan tindakan tanpa
adanya keinginan untuk hasilnya; hasil dari tindakan diserahkan di tangan Tuhan.
Berserah diri kepada Tuhan adalah menyerahkan semua pikiran dan tindakan, tidak
menginginkan buah dari tindakan, tidak melakukan tindakan hanya untuk
mendapatkan hasilnya, namun melakukan tindakan karena itu merupakan
kewajibannya. Tindakan yang dilakukan ditujukan kepada Tuhan dan hasilnya
diserahkan kepada Tuhan.
Percakapan, halaman 13-14
3. Mengapa kita berserah diri?
Mengapa tidak pasrah? Semua yang kita miliki yang layak untuk dilepas adalah
keinginan yang mengikat kita pada perputaran roda kelahiran kembali. Satu-satunya
keterikatan yang kita pegang adalah tali kendali dari kuda liar yang melempar kita pada
kotoran dan semak keinginan. Apa yang telah kita dapatkan dengan terjerumus dalam
keduniawian? Akankah hal ini akan menghasilkan kedamaian yang lebih tinggi? Apa yang
telah kita dapatkan tidak akan diambil oleh Dewa Yama, dewa kematian.
Namun masih saja berserah diri adalah begitu sulit. Hal ini seperti menentang ego.
Sama halnya seperti orang yang kuat di sirkus, rasa ego memikat kita dengan hiburan yang
bersifat jenaka. Pikiran digolongkan ke dalam keinginan, kepala asisten dari ego. Keinginan-
keinginan ini selalu menarik kita menjauh dari kenyataan, kasih sayang, dan kebahagiaan
kita yang sejati. Adalah sifat alami dari pikiran untuk mencari kesenangan di luar dirinya.
Pikiran mencari kesenangan pada objek-objek duniawi, pada berbagai tempat dan orang
lainnya --- pada berbagai hal kecuali pada kemandirian di dalam diri. Sama halnya seperti
orang bodoh yang sedang mencari kaca matanya ke semua tempat padahal kaca matanya
ada di atas hidungnya. Kebenaran, kebahagiaan dan bagian yang lainnya seperti kesenangan
dan kegembiraan hanya dapat ditemukan dalam Atma.
Manusia yang tidak merasa puas adalah sama buruknya dengan mereka yang
kehilangan. Bersandarlah pada Tuhan dan terimalah apapun nasibmu. Tuhan ada di
dalam dirimu, denganmu. Beliau mengetahui yang terbaik apa yang diberikan dan
kapan. Beliau adalah penuh dengan prema (kasih sayang).
Sabda Sathya Sai 6, halaman 176
Hidup akan menjadi lebih menyenangkan jika kita meninggalkan hasilnya kepada
Tuhan. Hanya Tuhan yang tahu apa yang layak kita terima. Beliau mengetahui masa lalu,


179
masa sekarang dan masa yang akan datang dari setiap orang dari kita. Beliau mengetahui
kekuatan dan kelemahan kita dan bagaimana menuntun kita untuk bisa meraih tujuan hidup
kita. Perziarahan akan menjadi lebih cepat dan mudah jika jalannya kita serahkan kepada-
Nya.
Serahkanlah dirimu di tangan-Nya Tuhan. Biarkan Beliau yang memberikan
keberhasilan dan kegagalan, apa masalahnya? Beliau mungkin saja membungkuk
untuk menguatkanmu dan itu adalah untuk kebaikanmu dalam waktu yang panjang.
Bagaimana anda bisa menilainya? Siapakah anda layak untuk memberikan
penilaian? Mengapa menilai?
Sabda Sathya Sai 3, halaman 93
Kesenangan ditemukan ketika kita melepaskan keinginan dan keterikatan yang salah.
Ketika kita hidup pada saat sekarang, kita melepaskan ketakutan dan harapan kita dan
mengijinkan Tuhan benar-benar bersinar. Kebahagiaan tidak memerlukan objek; ini adalah
kualitas kita yang alami. Kita harus menyerahkan sepenuhnya perubahan pada Tuhan.
Kewajiban kita hanyalah memainkan bagian kita dengan sebaiknya; hasilnya tidak menjadi
beban hidup kita.
Ketika anda bepergian dengan naik kereta api, anda hanya perlu membeli tiket saja,
masuklah pada kereta yang benar dan duduklah dan serahkan semuanya pada mesin
kereta api. Mengapa anda harus membawa kasur dan kopor di atas kepala anda?
Begitu juga, taruhlah keyakinan anda pada Tuhan dan lakukanlah yang terbaik
sesuai dengan kemampuan kalian.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 166
4. Berserah diri harus secara penuh
Kita sedang mengalami operasi untuk melepaskan ego. Organ yang bersifat
menyesatkan harus dibuang karena ini bersifat mengancam terhentinya kehidupan spiritual.
Setelah melakukan konsultasi dan mendengarkan pendapat yang lainnya, kita telah memilih
ahli bedah ---- Sathya Sai Baba. Sekarang kita harus tunduk pada program-Nya. Adalah tidak
mungkin bagi kita untuk meninjau setiap goresan dan jahitan. Kita juga tidak memiliki
pengetahuan dan juga keahlian untuk menilai metode-Nya. Kita harus tetap bersyukur
untuk melihat ruang penyembuhan yang dipenuhi dengan mereka yang selamat. Jika kita
bersikeras untuk menguji setiap langkah operasi, kita hanya akan membuat prosesnya
menjadi kacau.


180
Berserah pada kehendak Tuhan adalah jalan yang paling aman. Bagaimanapun juga,
berserah haruslah nyata dan sepenuhnya. Ketika kita bergantung kepada Tuhan, maka
Tuhan akan menjaga kebutuhan kita dan membawa kita pada tujuan kita. Tuhan
menyediakan semua yang kita butuhkan dalam perjalanan.
Berserah dirilah hanya kepada-Ku. Ketika penyerahan diri telah sepenuhnya dan
semua tindakan, perkataan dan pikiran dipersembahkan kepada Tuhan dengan
semua akibatnya, kemudian Beliau telah berjanji bahwa Beliau akan
membebaskanmu dari segala dosa dan penderitaan.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 54
Jika kita masih menyimpan ego yang besar, maka usaha yang kita lakukan
ditakdirkan untuk gagal. Kita tidak dapat mengambil kebanggan akan kemenangan dan
menganggap kekalahan kita berasal dari kehendak Tuhan. Namun jika kita dengan sungguh-
sungguh meninggalkan semua hasilnya pada Tuhan, maka Tuhan akan bertanggung jawab
kepada kita dan mempercepat langkah kita dalam perjalanan.
Adalah sangat tergantung dari mereka yang terkait. Dalam hal para bhakta yang
memiliki pikiran yang murni dan hati yang murni dan yang telah pasrah kepada
Bhagavan, maka Swami akan mengambil penuh tanggung jawab akan kehidupannya
dan menjaga bhakta tersebut. Namun ketika orang itu memiliki ego yang besar,
bersandar pada keinginan ego dan bukan pada Bhagavan, maka Swami akan
menjaga jarak dan tidak turut campur.
Percakapan, halaman 131
Penyerahan diri yang total bisa mendapatkan kasih Tuhan. Ketika kita
mempersembahkan seluruh waktu dan energy kita kepada Tuhan, maka Beliau akan
bergerak semakin dekat dengan kita. Ketika kita mengambil satu langkah menuju Tuhan
maka Beliau akan mengambil sepuluh langkah mendekati kita.
Ketika anda menginginkan kasih Tuhan, maka anda harus mempersiapkan dengan
baik untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Anda seharusnya tidak
memiliki keterikatan pada tubuh phisik atau memberikan perhatian pada
kehormatanmu. Anda seharusnya benar-benar tidak terikat pada semua hal ini.
Hanya dengan demikian anda dapat menjadi dekat dengan Tuhan.
Wacana Musim Panas 1978, halaman 94



181
5. Penjaga Gerbang
Ketika kita menjalankan prinsip berserah diri, kita harus melatih kesabaran dan
ketabahan. Adalah tidak mungkin bagi kita untuk memperlihatkan sikap berserah diri pada
kehendak Tuhan dalam satu hari. Tuhan menguji bhakta-Nya untuk mengukur derajat
keyakinan dan kekuatan mereka. Dan kita secara terus menerus harus ingat untuk yakin
kepada Tuhan. Ini bukanlah tergantung pada kita untuk menentukan apa yang baik atau
buruk. Berserah diri haruslah nyata, bukanlah sebuah prinsip yang dijalankan hanya ketika
memberikan hasil yang cepat. Berserah diri membutuhkan penerimaan yang sama antara
penderitaan dan juga kebahagiaan, kekalahan dan juga kemenangan. Seiringa berjalannya
waktu kita akan dapat mencapai takdir kita yaitu Atma, namun usaha dan kesabaran sangat
dibutuhkan dalam perjalanan ini.
Jika anda ingin memasuki gerbang istana kebebasan atau moksa, anda akan
menemukan bahwa di gerbang utama ada dua penjaga. Gerbang masuk ini adalah
tempat bagi anda untuk menyerahkan diri anda sendiri, dan gerbang ini disebut
dengan gerbang penyerahan diri. Dua penjaga yang ada disana adalah Srama
(usaha) dan Dama (kesabaran)seberapa banyak anda menawarkan diri anda
dalam penyerahan diri, adalah tidak mungkin bagi anda untuk memasuki kediaman
Tuhan tanpa adanya Srama dan Dama.
Wacana Musim Panas 1973, halaman 129-130
6. Jalan Cepat untuk meraih keberhasilan
Menjalankan penyerahan diri dalam kaidah spiritual merupakan sadhana (jalan
spiritual) yang lengkap. Adalah cukup dengan latihan spiritual ini untuk bisa mendapatkan
kesadaran akan diri yang sejati. Penyerahan diri total membutuhkan tingkat disiplin spiritual
untuk bisa berhasil. Kendalikan ego adalah hal yang mendasar, dan dengan adanya
pengendalian itu maka akan timbul adanya kerendahan hati dan ketenangan batin.
Penyerahan diri membutuhkan keyakinan dan bhakti kepada Tuhan. Keyakinan dapat
melahirkan keberanian dan bhakti memupuk kasih bagi semua ciptaan Tuhan. Kesabaran
dan usaha berperan untuk pencapaian. Semua kualitas ini memastikan sebuah hidup dalam
pelayanan kepada yang lainnya.
Pada akhir perjalanan kita, kita menemukan bahwa tujuan itu selalu dalam
jangkauan kita. Tidak ada tempat yang lain untuk berpasrah diri kecuali pada kualitas kita


182
yang sejati adalah Tuhan. Tidak ada yang perlu diketahui dan tidak ada yang perlu dilakukan.
Tidak ada yang lainnya selain Tuhan yang ada di dalam semua ciptaan yang begitu luas.
Selama masih ada ruang perbedaan di dalam pikiran setiap individu antara Tuhan
pada sisi lain dan keakuan pada sisi yang lainnya, hal ini tidak akan dapat diterima
sebagai penyerahan diri yang total. Selama masih ada dualitas ini, seseorang tidak
dapat menerima situasi sebagai penyerahan diri total.
Wacana Musim Panas 1972, halaman 104
Dengan terus menerus mengingat Tuhan memungkinkan bagi kita untuk dapat
melihat di dalam semuanya, karena segala sesuatunya adalah permainan dari Tuhan. Ketika
kita selalu mengingat Tuhan, maka kita dapat Beliau dalam semuanya. Tidak ada yang
diperlukan dari kita daripada keyakinan dan kesabaran yang bersifat tulus. Penyerahan diri
tidak memerlukan hal yang khusus, kompetensi atau prasyarat ---- hanya yakin kepada
Tuhan.
Sebagai tanda dari sikap penyerahan diri dan dalam upaya untuk
mempertahankannya, tidak ada yang diharapkan selain secara tanpa henti
mengingat nama Tuhan. Bukanlah praktek sadhana yang melelahkan yang
ditentukan. Smarana (mengingat Tuhan) adalah cukup.
Sabda Sathya Sai 9, halaman 41
Pertanyaan untuk study circle
1. Apakah makna dari berserah diri?
2. Apakah keuntungan dari berserah diri?
3. Apakah berserah diri adalah sikap acuh tak acuh?
4. Apakah berserah diri menyebabkan kurangnya penilaian?
5. Apakah kita berserah kepada Tuhan atau kepada diri sendiri?
6. Apakah berserah diri kepada Tuhan membuat kita tergantung kepada Tuhan?
7. Apakah berserah diri adalah tanda dari perkembangan spiritual?
8. Jika kita melakoni berserah diri, haruskah kita menjalankan latihan spiritual yang
lainnya?
9. Apakah Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita jika kita berserah diri kepada Tuhan?
10. Bagaimana kita tahu bahwa kita telah benar-benar berserah diri?
11. Apa yang harus diserahkan?



183
BAB DUA PULUH LIMA
KEDAMAIAN: KESATUAN DENGAN TUHAN

1. Kebajikan adalah kedamaian
Kedamaian adalah seperti sebuah aliran sungai. Alirannya tidaklah dalam keadaan
tetap; malahan selalu mengalami perubahan. Walaupun sungai tetap mengalir tanpa henti,
namun aliran sungai tetap menjaga keseimbangan dengan pantai. Berawal dari gunung,
aliran air itu masuk ke dalam daratan dengan mengmabil nama tertentu sesuai dengan
daerah alirannya dan akhirnya menyatu dengan lautan luas dengan tanpa adanya lagi
identitas yang ada. Kedamaian juga mengalir dan berkembang; ini adalah tanda dari ciptaan
Tuhan yang berjalan dalam keharmonisan.
Kedamaian untuk para pencari spiritual adalah keadaan dari ketenangan hati yang
berdasarkan pada pemahaman dan menjunjung tinggi dharma (kewajiban spiritual). Ketika
kita memahami dasar dari penciptaan dan hidup berdasarkan pada asas ini, maka kita dapat
bergerak dengan tenang dalam aliran kegiatan kita sehari-hari. Dengan menyadari keillahian
dalam setiap makhluk dan pada semua objek akan memberikan kita keberanian dan rasa
percaya diri. Ketika kita menjalani hidup penuh dengan kebajikan dan meninggalkan semuah
hasil dari tindakan kita pada Tuhan, maka kita akan mengalami kebahagiaan.
Ketika manusia berpikir, berbicara dan bertindak sesuai dengan jalan kebajikan,
maka kesadarannya akan menjadi suci dan dia akan memiliki kedamaian di dalam
dirinya. Pengetahuan adalah kekuatan, itulah yangdikatakan; namun kebajikan
adalah kedamaian.
Sabda Sathya Sai 10, halaman 267
Untuk mengalami kedamaian, kita harus menguasai harapan kita yang tidak masuk
akal. Gejolak biasanya muncul dari keinginan yang tidak terpenuhi, dan bukan berasal dari
keadaan dari luar diri. Pikiran menciptakan keinginan yang salah ketika kehilangan kendali
atas indria. Kebajikan menuntut kita untuk selalu mengendalikan indria kita. Jika kita
berpegang pada nilai materi, maka kita akan kehilangan kedamaian di dalam diri. Jika kita
hidup dalam kebajikan, kita tumbuh dalam kebahagiaan yang tanpa batas.
Apakah makna yang sesungguhnya dari kedamaian? Ini adalah tahpa dimana indria
dikendalikan dan dikuasai dalam keadaan seimbang.
Sanathana Sarathi, Januari 1985, halaman 11


184
Sebuah pikiran yang terkendali memungkinkan kita untuk tenang, bersyukur dengan
keadaan sekarang, tidak larut dalam masa lalu atau mengharapkan terlalu banyak pada
masa yang akan datang. Ketika gerak maju dari pikiran dikendalikan, kemurnian dari
kesadaran illahi akan bersinar seterusnya. Pikiran seharusnya menjadi alat bagi Atma (Tuhan
di dalam diri). Pikiran seharusnya tidak menjadi majikan kita, berkelana tanpa terkendali
diantara objek-objek keinginan. Pikiran menciptakan keinginan, jadi pikiran harus diajarkan
untuk tetap tenang ketika tidak diperlukan dalam mengerjakan suatu tugas tertentu. Sama
halanya seperti anak kecil, harus diajarkan membatasi jangkauannya dan adakalanya untuk
tenang.
Ada sedikit kebingungan terkait dengan istilah, seperti dikatakan tidak ada pikiran.
Pikiran adalah seperti jaring-jaring keinginan. Kedamaian pikiran tidak memiliki
keinginan-keinginan dan pada keadaan itu tidak ada pikiran. Pikiran dihancurkan,
itulah intinya. Kedamaian pikiran mengandung makna kesucian, kesucian
sepenuhnya dari kesadaran.
Percakapan, halaman 44
2. Diri Kita Yang Sejati
Seekor anak harimau terlepas dari induknya dan tersesat di dalam hutan. Akhirnya
anak harimau itu bergabung dalam sekumpulan anak kambing dan menjalani hidupnya
dalam kelompok kambing. Setelah beberapa waktu, anak harimau itu mulai makan rumput
dan bertingkah seperti layaknya seekor kambing tempat dimana dia tinggal. Anak harimau
ini mengembik dan berjingkrak-jingkrak sama seperti kawanan yang lainnya. Hal ini
berlangsung selama satu bulan, sampai suatu ketika kawanan kambing itu diintai oleh induk
harimau. Induk harimau itu menerkam kawanan kambing itu, memisahkan kawanan itu
dalam semua arah. Anak harimau itu mengembek dan menjingkrak karena rasa takut dan
paniknya. Bagaimanapun juga, induk harimau melihat kambing yang aneh dan
mengejarnya.
Induk harimau itu menyeret kambing aneh itu menuju pada genangan air, dia
menyuruh kambing aneh itu untuk melihat ke dalam air. Kambing aneh itu menjadi sangat
terkesan dengan melihat bahwa dia mirip sekali seperti harimau yang menakutkan, dan
tidak seperti seekor kambing. Bagaimanapun juga, dia adalah penguasa dari hutan.
Kita cendrung seperti harimau yang makan rumput. Kita harus memiliki keyakinan
bahwa kita kita tiada lain adalah keillahian. Jika kita melihat diri kita ke dalam kolam


185
kebenaran spiritual, kita akan menemukan bahwa kita sesungguhnya adalah sumber dari
kebijaksanaan, kasih, dan kedamaian. Ketika kita dapat menanangkan pikiran, maka pikiran
akan berhenti memperdaya kita dengan meyakini bahwa kita tiada lain adalah diri kita yang
sejati --- Atma.
Kedamamaian atma adalah diri kita yang sejati; hal ini diperoleh ketika kita melihat
ke dalam diri. Jika kita hanya memusatkan perhatian pada keadaan luar, keruwetan dari
kejadian setiap hari dan kita tidak akan mampu mengalami kedamaian. Ketidaktahuan akan
tempat asal kita yaitu Tuhan akan menyebabkan kita mengalami rasa senang dan sedih
dengan segala bentuk perubahan yang terjadi dalam peristiwa sehari-hari. Kualitas kita yang
sejati adalah kasih yang tanpa mementingkan diri sendiri dan kedamaian yang
menggembirakan, tidak dibatasi oleh waktu dan keadaan. Kedua bentuk kualitas ini dapat
muncul jika diberikan ruang untuk bersinar menembus awan-awan khayalan.
Sekali anda memasuki kedalaman laut, semuany aterasa tenang, semuanya dalah
kedamaian. Gejolak, kebisingan, kebingungan semuanya hanya ada di lapisan
terluar. Begitu juga dengan kedalaman relung hati, merupakan waduknya
kedamaian tempat dimana harus berlindung.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 172
Kemungkinan untuk mendapatkan kedamaian di dalam diri adalah tidak sulit seperti
yang kita bayangkan. Sesungguhnya, semua orang sudah memilikinya. Kedamaian adalah
sifat kita yang paling mendasar, namun disembunyikan oleh awan-awan keterikatan.
Kedamaian adalah seperti matahari yang selalu bersinar, namun sementara ditutupi oleh
awan kemarahan dan sifat mementingkan diri sendiri. Dir yang sejati, Atma, memancarkan
kedamaian dan kebahagiaan. Kita hanya perlu melihat ke dalam dir untuk sumber dari
kebahagiaan kita.
Kedamaian dan kebahagiaan hanya akan didapat dengan menyadari bahwa kedua
kulitas ini adalah sifat kita yang sesungguhnya.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 58
3. Kedamaian di dalam diri, kedamaian di luar diri
Keyakinan menghasilkan pandangan yang penuh dengan kedamaian. Seperti halnya
kacamata berwarna mawar akan merubah warna yang lainnya seperti warna kacamata itu,
kedamaian di dalam diri menentukan gambaran dunia kita sendiri dalam kedamaian. Ketika
kita melihat dasar dari semua ciptaan adalah Tuhan, kita akan berhenti menjadi kecewa oleh


186
perubahan yang terjadi pada keadaan di sekitar kita. Yakin pada Tuhan dan yakin pada diri
sendiri menentukan dunia seseorang dalam kedamaian.
Jadi kedamaian yang sejatinya ada di kedalaman jiwa, dalam displin pikiran, dalam
keyakinan akan satu asas dari semua keanekaragaman yang ada. Ketika kualitas ini
sudah kita miliki, maka sama dengan memiliki emas; artinya anda dapat memiliki
berbagai jenis perhiasan dari emas ini.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 124
Ketika kita memakai sepatu yang nyaman, bahkan di jalanan yang tidak rata
kelihatan terasa lancar. Walaupun jalanan ditutupi oleh bebatuan dan kaca, kita dapat
berjalan tanpa adanya rasa takut. Kemanapun kita melakukan perjalanan baik di jalan raya
atau jalan kecil, kita diyakini akan perjalanan yang lancar. Kedamaian yang ada di dalam diri
kita melindungi kita dengan cara yang sama. Kedamaian dalam diri mencerminkan keadaan
di luar diri seperti kedamaian yang ada di dunia kita sendiri. Apa yang kita rasakan dalam
lingkungan sekitar kita adalah sebuah gambaran dari keadaan di dalam diri kita. Jika kita
menyadari bahwa kebahagiaan dan keindahan ada di dalam diri kita sendiri, kita juga
merasakan ini di dunia sekitar kita. Kedamaian adalah sebuah jubah yang memberikan kita
kenyamanan bahkan dalam keadaan yang paling dingin sekalipun.
Begitu juga, seseorang yang ada dalam keadaan damai dengan dirinya sendiri akan
melihat kedamaian pada semuanya yang ada disekitar dirinya. Alam adalah
keindahan, kebenaran, kedamaian. Manusia melihatnya dengan keburukan,
kesalahan dan kekerasan --- itulah semuanya.
Sabda Sathya Sai 9, halaman 147.
Kedamaian yang ada di dunia tergantung pada kedamaian yang ada pada diri setiap
individu. Tidak ada hukum atau perjanjian dapat membawa kedamaian tanpa adanya
kebajikan dalam diri setiap individu. kebajikan dapat dihasilkan kletika manusia dapat
menguasai keinginan mereka yanmg tidak masuk akal. Dengan pemahaman yang benar,
mereka meninggalkan buah dari tindakan kepada Tuhan dan berbuat sesuai dengan kaidah
ini dengan kewajiban spiritual mereka.
Jika ada kebajikan di dalam hati
Akan ada keindahan di dalam karakter.
Jika ada keindahan di dalam karakter
Akan ada keharmonisan di dalam rumah.


187
Jika ada keharmonisan di dalam rumah
Akan ada ketentraman di dalam bangsa.
Ketika ada ketentraman di dalam bangsa,
Akan ada kedamaian di dunia.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 189-190
Kebajikan yang ada di dalam hati akan menghasilkan pandangan kesatuan. Orang-
orang dari berbagai tempat berbagi status keillahian sebagai perwujudan dari Tuhan. Ketika
semuanya menyadari bahwa Tuhan yang sama menjadi pendorong di dalam semuanya,
maka mereka akan saling menghormati satu dengan yang lainnya. Semua gelombang dalam
lautan Tuhan, tidak terpisahkan satu dengan lainnya atau semuanya berasal dari Tuhan.
Sekarang semua hal telah naik nilainya; hanya manusia saja yang telah menjadi
remehmanusia telah menjadi lebih sepele daripada binatang; manusia telah
disembelih jutaan kali tanpa adanya rasa sesal karena berkembangnya dengan
sangat pesat kemarahan, kebencian dan ketamakan; manusia telah melupakan
kesatuannya dengan semua manusia, semua makhluk dan seluruh dunia. Hanya
dengan memusatkan perhatian kembali pada kesatuan saja yang dapat membangun
kedamaian dunia, kedamaian sosial dan kedamaian dalam setiap individu.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 287
4. Bagaimana cara kita meningkatkan kedamaian?
Untuk mendapatkan pandngan yangbbenar pada sebuah benda, kita perlu
menjauhkan diri dari benda tersebut. Jika kita berada trerlalu dekat, maka kita akan
dibingungkan dengan gerakannya atau detail dari penampilannya. Ketika kita berdiri di
pantai, maka lautan mungkin terlihat marah dan gelisah, namun jika dilihat dari ketinggian
angkasa maka lautan akan kelihatan seperti telaga biru yang tenang. Kedekatan kita ---- atau
keterikatan kita --- pada sebuah benda atau objek akan dapat merampas kedamaian kita.
Ketika objek benda terletak sangat dekat dengan kita baik secara mental, emosi atau phisik
maka kita akan lebih mungkin terkait dengan objek tersebut pada tingkat ego. Kita condong
dengan mudah dapat mengartikan objek tersebut dalam kaitan dengan kepribadian kita.
Untuk meningkatkan kedamian kita harus bergerak menjauh dan tidak terikat pada objek
tersebut.
Ketika kita dapat menenangkan emosi kita dan memusatkan diri kita ke dalam, kita
akan mendapatkan pengendalian pada pikiran. Kedamaian memberikan kepada kita


188
pandangan terhadap tindakan yang penuh dengan pemahaman. Sejatinya, kedamaian
mendorong banyak kualitas kebajikan. Kedamian juga memberikan pandangan keillahian
yang mendorong pada kualitas kebijaksanaan dan kasih.
Kedamaian (Santhi) adalah bersifat mendasar untuk mempertajam kecerdasan.
Santhi mengembangkan semua sifat yang berguna dalam diri manusia. Bahkan
pandangan akan masa yang akan datang tumbuh melalui santhi. Dengan
kemampuan ini maka segala bentuk halangan dan bahaya dapat diantisipasi dan
dialihkan.
Pancaran Kedamaian, halaman 12
Pandangan akan kesatuan dapat diperoleh dengan latihan spiritual yang bersifat
tekun. Latihan membantu kita melihat Tuhan dalam segala sesuatu dan juga pada diri setiap
orang. Pandangan ini berasal dari analisa yang bersifat jelas tentang hasil dari pikiran dan
perbuatan. Ketika kita melihat hasil dari pengejaran kesenangan yang cepat berlalu dan
benda-benda materi adalah penderitaan, maka kita belajar untuk mencari nilai yang bersifat
kekal. Kemudian kita mengalami kebahagiaan dan kedamaian yang berasal dari mengetahui
tentang Tuhan.
Hanya pikiran-pikiran yg tertuju pada Tuhan dan kasih kepada Tuhan yang bersifat
kuat yang dapat memberikan kedamaian. Ketika pikiran-pikiran duniawi berkurang,
maka pikiran akan Tuhan akan meningkat. Normalnya, pikiran menginginkan benda-
benda duniawi sepanjang waktu. Ketika keinginan itu dikurangi satu per satu, maka
kedamaian akan menjadi semakin kuat..Ketika ada pikiran-pikiran illahi, maka
akan ada kedamaian dalam pikiran. Swami tidak dapat memberikan kedamaian
pikiran; seseorang harus berusah mendapatkannya.
Percakapan, halaman 22
Sampai pikiran itu tenang dan kedamaian dapat dirasakan, kita harus melibatkan
pikiran dalam gagasan yang bersifat suci. Kita harus memiliki keyakinan bahwa Tuhan akan
memberikan hak kita. Tuhan memberikan hasilnya sesuai dengan apa yangtelah kita
peroleh. Jika kita meninggalkan hasilnya kepada Tuhan, kita dapat mengalami kedamaian.
Memusatkan diri pada Tuhan, maka kita akan bersyukur dengan apapun yang mungkin
terjadi.
Namun anda tidak bisa dengan mudah melepaskan diri dari aktifitas; pikiran bertaut
pada sesuatu atau yang lainnya. Buatlah pikiran bertautan pada Tuhan, biarkan


189
pikiran melakukan segala sesuatunya untuk Tuhan dan biarkan keberhasilan atau
kegagalan dari segala yang dilakukan di kaki Padma Tuhan, kerugian dan
keuntungan, kegembiraan dan penolakan. Kemudian anda sudah memiliki rahasia
dari santhi dan rasa bersyukur.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 318
Pertanyaan untuk study circle:
1. Apakah kedamaian itu?
2. Apakah memungkinkan mendapatkan kedamaian dari berbagai jenis keadaan di luar
diri?
3. Apakah kedamaian datang dari dalam diri atau dari luar?
4. Bagaimana cara meningkatkan kedamaian dalam kehidupan setiap hari?
5. Apakah kedamaian adalah merupakan keadaan pikiran, emosi atau keadaan?
6. Apakah Tuhan menganugrahkan kedamaian?
7. Bagaimana kedamaian di dunia dapat diraih?
8. Apakah halangan bagi kedamaian di dalam diri?
9. Bagaimana kita bertindak tanpa adanya keterikatan?
10. Apakah kedamaian mengandung arti kurangnya usaha?
11. Apakah kedamaian adalah alami bagi manusia?
12. Dapatkan kita membuat kemajuan spiritual jika kita memiliki banyak kedamaian?















190
BAB DUA PULUH ENAM
BHAKTI: PANDANGAN KASIH

1. Apa itu Bhakti?
Bhakti adalah sebuah misteri dari hati. Tidak banyak penjelasan yang dapat membujuk
kita untuk merasakan bhakti kepada Tuhan, karena bhakti adalah sebuah ikatan antara
pencipta dan ciptaannya yang melampaui pemahaman logika. Mungkin ini adalah kualitas
alami kita untuk merasakan dan mengungkapkan bhakti. Hal ini juga merupakan hasil dari
usaha spiritual seumur hidup. Sesungguhnya, bhakti terdiri atas berbagai bentuk perasaan,
emosi dan gagasan. Hal ini juga termnasuk rasa terima kasih, penghormatan, pemujaan,
kasih, rasa syukur, bahkan rasa takut akan dosa, namun pada akhirnya semua penjabaran ini
pastinya gagal. Karena sebenarnya, rasa bhakti hanya dapat dipahami ketika dapat dialami.
Tuhan nhanya dapat dipahami oleh bhakta-NYa; bhakta hanya dapat dipahami oleh
Tuhan.
Sandeha Nivarini, Halaman 58
2. Jalan Kasih
Jalan spiritual bhakti kepada Tuhan (Bhakti Yoga) adalah salah satu dari tiga jalan utama
untuk dapat mencapai kesadaran diri yang sejati yang dijabarkan dalam konsep Hindu. Jalan
yang lainnya adalah tindakan yang tanpa mementingkan diri sendiri (karma yoga) dan jalan
kebijaksanaan (jnana yoga). Dalam setiap jalan ini, para pencari spiritual berusaha untuk
mengurangi egonya dan menyatu dengan prinsip-prinsip keTuhanan. Jika kita menginginkan
kesadaran Tuhan, kita harus mengembangkan pandangan kita untuk mencakup segala
sesuatu yang ada di dalam diri kita. Perbudakan akan berakhir ketika kita menyadari bahwa
tidak ada yang terpisah dari diri kita sendiri; kita adalah kesempurnaan universal.
Para pencari spiritual yang berjalan di jalan bhakti berusaha untuk menyadari Tuhan
dengan mengurangi ego menjadi tanpa ego sama sekali. Ketika ego kita hilang, maka hanya
Tuhan yang tersisa. Rasa bhakti meningkatkan kualitas kerendahan hati dan pasrah pada
kehendak Tuhan. Di jalan bhakti, Tuhan sendiri menuntun kita untuk mencapai tujuan kita.
Ego sangtlah mudah dihancurkan dengan bhakti; dengan tinggal dalam kemuliaan
Tuhan dan dengan kerendahan hati dan memberikan pelayanan kepada yang
lainnya sebagai anak-anak Tuhan.
Sabda Sathya Sai 1, halaman 60


191
Dalam era sekarang yaitu kemunduran spiritual, bhakti adalah jalan yang paling
aman dan mudah bagi banyak orang untuk dapat menyadari Tuhan. Kualitas penyerahan diri
dari bhakta kepada Tuhan menarik Tuhan kepada bhakta. Seorang bhakta adalah seperti
anak kucing yang sangat kehausan dan menangis untuk mencari induknya; induk kucing itu
menanggapi permohonan yang sangat mendesak untuk menghilangkan rasa hausnya. Sama
halnya dengan Tuhan yang menanggapi bagi mereka yang sangat bergantung pada-Nya dan
secara tulus mencintai-Nya.
Para pencari kebijaksanaan (jnani) mengharapkan mendapat kebebasan melalui
melatih kebijaksanaan intuisi. Untuk dapat menyatu dengan Tuhan yang tidak berwujud,
para pencari spiritual ini bersandar pada kesadaran pengalaman akan keTuhanan. Para jnani
menggunakan pertimbangan mereka untuk dapat mengalami secara langsung pemahaman
tentang kesadaran Tuhan. Dalam jaman sekarang, jalan kebijaksanaan adalah sulit bagi
kebanyakan pencari spiritual. Namun adalah mudah bagi para Jnani untuk mencapai tujuan
mereka dengan kesarjanaan dan olah batin yang mereka miliki. Jalan ini membutuhkan
kemurnian pikiran dari para pencari spiritual yang sangat jarang didapat, khususnya ketika
tidak adanya guru yang berkompeten dalam memberikan bimbingan.
Jalan tindakan atau karma yoga adalah berdasarkan pada pelayanan yang ditujukan
kepada yang lainnya yang bersifat tanpa memnetingkan diri sendiri yang dilakukan oleh para
peminat spiritual. Karma yogi melayani Tuhan dalam wujud dan makhluk lainnya. Peminta
jalan ini melatih kesabaran dan ketenangan hati untuk menghancurkan tembok ego. Dengan
memusatkan perhatian pada kebutuhan yang lainnya, karma yogi menghancurkan halangan
dalam mencapai kebebasan. Kesulitan yang sangat dapat mengganggu pada jalan ini adalah
kesombongan yang muncul dari dalam diri peminat spiritual ketika melaksanakan
pelayanan.
Keuntungan yang besar yang didapat di jalan bhakti pada jaman sekarang adalah
dapat mengindarkan seseorang dari jebakan kesombongan. Jaman kita disimbulkan dengan
kesombongan pribadi dan membesarkan diri sendiri. Untuk alasan ini, jalan bhakti dianggap
sebagai jalan yang paling aman. Kita sepenuhnya berserah diri kepada Tuhan dan Tuhan
menuntun kita menuju pada tujuan kita; maka tidak ada gunanya bagi kita untuk merasa
cemas dan takut.
Bhakti adalah kereta sambung. Meskipun mungkin terlepas dari satu kereta dan
terhubung dengan yang lainnya, jika anda naik keatas kereta ini, maka anda tidak


192
perlu merasa cemas; selama anda tetap berada di tempat anda di dalam kereta
maka dipastikan anda akan dibawa menuju tempat tujuan anda.
Sabda Sathya Sai 3, halaman 134
3. Syarat Untuk dapat meraih keberhasilan
Keberhasilan di dalam bhakti tidak memerlukan ketaatan pada salah satu agama atauy
keyakinan. Bhakta sehrausnya hanya bertindak dengan kepada semuanya. Kasih itu akan
mencapai Tuhan, dengan nama atau sebutan apapun yang kalian gunakan. Jika kita
melaksanakan kewajiban spiritual kita, maka rahmat Tuhan secara alami akan mengalir
kepada kita. Ketika bhakti mewujudkan dirinya dalam tindakan dan kebajikan karakter, kita
dapat memastikan bahwa ini adalah bersifat asli. Adalah tidak cukup jika jika berbicara
tentang kebajikan, namun tidak melaksanakan pesan kasih dan kebenaran.
Bhakti dari seseorang adalah terbuka untuk kecurigaan jika dia memiliki kasih kepada
Tuhan namun tidak mempedulikan perkataan Tuhan. Menginginkan Tuhan namun
mengabaikan perintah-Nya tidak dapat disebut sebagai ciri yang sesungguhnya dari
bhakti.
Wacana Musim Panas 1979, halaman 42
Bhakti yang bersifat sungguh-sungguh kepada Tuhan adalah langkah awal yang bagus,
namun hasilnya adalah dibatasi jika tidak diikuti dengan disiplin dan kewajiban. Kasih kita
kepada Tuhan adalah penting, namun yang lebih penting bagi-Nya adalah mencintai kita.
Kita menarik kasih Tuhan kea rah diri kita dengan melakukan kewajiban kita dengan baik
dan hidup dengan kaidah kebajikan.
Camkanlah nilai ideal dari kewajiban, bhakti dan disiplin. Bhakti harus diuji dalam wadah
disiplin. Dan disiplin harus diarahkan dalam sepanjang garis kewajiban.
Sabda Sathya Sai 9, halaman 220
Jika kita membatasi pemujan kita pada gereja atau kuil satu hari dalam seminggu, kita
hanya akan menyadari keberhasilan yang terbatas. Bhakti adalah pengejaran yang bersifat
penuh waktu. Hal ini membutuhkan komitmen untuk mencapai tujuan yaitu pencerahan
dengan melihat Tuhan sepanjang waktu dan di semua tempat. Perubahan diri
membutuhkan latihan yang bersifat tanpa henti. Latihan ini harus tetap mantap dalam
menghadapi berbagai bentuk halangan.
Ketika kesedihan meliputi dirimu, maka anda lari menuju kepada TuhanKetika
kegembiraan datang anda melempar Tuhan ke tengah laut.Bhakti bukanlah obat


193
penawar yang sementara. Ini adalah pemusatan pikiran kepada Tuhan yang tidak
pernah terputus tanpa adanya campur tangan dari pikiran atau perasaan.
Gita Vahini, halaman 223
4. Bagaimana cara kita memulainya
Untuk tiba di tujuan dari kasih yang bersifat universal, kita harus memulai dalam jalan
kasih perseorangan. Tidak ada satupun bentuk hubungan kasih bhakta dengan Tuhan adalah
dapat diterima oleh semua bhakta, namun semuanya dapat mencintai Tuhan dengan cara
mereka masing-masing. Seseorang mungkin mengangggap hubungan kepada Tuhan
layaknya sikap dari seorang anak kepada orang tuanya. Sedangkan yang lainnya mungkin
melihat Tuhan sebagai persahabatan atau teman baik. Berbagai bentuk hubungan atau sikap
positif kita dapat memungkinkan kita untuk menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Semua
bentuk bhakti adalah diterima oleh Tuhan ketika diungkapkan dengan kasih.
Ada berbagai bentuk bhakti; yang bodoh menangis keras-keras ketika badan phisik-Ku
sudah tidak ada lagi; yang lain menyerahkan diri dengan cara yang keras; yang lain
tetap tabah dan kuat dan tetap terikat pada kehendak-Ku. Aku menerima semua bentuk
bhakti ini. Pilihan diantara satu dengan yang lainnya bukanlah urusanmu, untuk ini Aku
yang mengendalikan perasaanmu dan merubahnya. Jika anda mencoba pergi ke tempat
yang Aku tidak ijinkan, Aku akan menghentikanmu; anda tidak bisa melakukan apapun
terpisah dari kehendak-Ku. Yakinlah akan hal ini: ini adalah bhakti yang tertinggi.
Sanathana Sarathi, Agustus 1974, halaman 185
Bhakti dimulai dengamn kasih yang tanpa mementingkan diri sendiri, dan dengan
berjalannya waktu dan latihan maka kasih ini berubah menjadi kasih yang universal. Ketika
kita tidak lagi meminta kembali kasih yang telah kita berikan maka kita bisa mencintai
semua makhluk karena Tuhan adalah ada dimana-mana dan Tuhan bersemayam dalam dir
semua makhluk. Ketika kita menemukan Tuhan di dalam diri kita maka kita juga dapat
menemukan Tuhan dalam semua makhluk dan dalam semua benda. Ketika hati kita terbuka
untuk kasih Tuhan maka kita menjadi kasih itu dan melihat dunia dengan kaca mata kasih.
Bhakti mungkin dimulai dengan memuja sebuah gambar atau wujud di kuil, namun hal itu
akan berkembang dalam pandangan kasih tanpa batas. Pandangan itu akan
menganugrahkan keyakinan dan kekuatan yang mana mempercepat kita pada tujuan hidup
kita.


194
Hanya ada satu jalan istimewa untuk perjalanan spiritual kasih, kasihilah semua
makhluk sebagai pengejewantahan dari Tuhan yang sama yang menjadi inti dari diri
sejati. Hanya dengan keyakinan ini saja yang dapat memastikan kehadiran Tuhan secara
tetap di dalam diri dan memberkati kalian dengan semua kebahagiaan dan keberanian
yang kalian butuhkan untuk menyelesaikan perjalanan menuju Tuhan.
Sanathana Sarathi Juni 1983, halaman 159
Rasa bhakti ditingkatkan dengan cara perlahan dan usaha yang tidak menyerah.
Bhakti harus tumbuh dengan kuat dan khususnya untuk mendukung karakter. Perjalanan
yang dilakukan dengan cepat tidak akan menolong kita dan hanya akan mengakibatkan
kegagalan ketika ketetapan hati kita diuji. Kemajuan haruslah dilindungi dengan
kemampuan membedakan yang mengetahui kemampuan dan kekuatan sendiri.
Ketika tumbuhan bhakti yang masih muda mulai tumbuh, maka ini harus dilindungi.
Ketika sebuah pohon yang masih mjuda sedang tumbuh, maka aka nada beberapa
binatang yang mencoba memakannya dan mungkin akan membunuhnya. Untuk
alasan ini, sebuah pagar harus ditempatkan mengelilingi tanaman muda ini dan
melindunginya. Ketika pohon ini sudah mulai tumbuh besar, maka tidak akan lagi
memberikan perlindungan. Binatang yang sama yang awalnya ingin merusak
tanaman ini sekarang mendapatkan keteduhan dengan berada dibawahnya. Ketika
bhakti telah tumbuh dengan kuat dan hebat, maka ini akan dapat membakar semua
dosa.
Percakapan, halaman 69
5. Ketekunan adalah jaminan dari keberhasilan
Bhakti membutuhkan ketabahan dan keuletan. Melalui penderitaan kita dapat
membangun kekuatan. Kita mungkin merasakan bhakti ketika hidup dalam keadaan senang,
namun memelihara rasa bhakti melalui kesulitan adalah ujian yang sejati. Rintangan muncul
dalam berurusan dengan keluarga dan teman. Mengatasi kelemahan yang kita miliki ada
juga sangatlah sulit. Namun bhakti yang sejati adalah seperti baja yang dikeraskan; ini
dikuatkan dan dimurnikan oleh api penderitaan. Ketika kita mendapatkan kekuatan spiritual
kita dapat mendorong dan menguatkan yang lainnya.





195
Karena ada banyak halangan dan masalah yang datang pada Prahlada dan karena
hukuman yang diberikan kepadanya, adalah sangat tidak mungkin bagi seluruh
dunia untuk mengetahui bagaimana kehebatan bhakti dari Prahlada.
Summer Roses on the Blue Mountain, halaman 26
Kita harus menerima dengan tangan terbuka setiap masalah yang datang sebagai
ujian untuk membuktikan bhakti kita. Ujian memberikan sebuah kesempatan untuk
melenyapkan halangan karma yang terus mendekap kita. Bahkan emas yang paling murni
sekalipun harus dilelehkan dan dipukul untuk membentuknya; begitu juga dengan permata
yang masih mentah perlu hanya akan memperoleh nilai ketika permata itu dipotong dan
dipoles. Bhakti yang sejati tetap tabah dan kuat dalam menghadapi berbagai keadaan.
Tuhan diabaikan ketika matahari bersinar terang; Tuhan akan diharapkan ketika
dalam keadaan gelap. Bhakti harus tetap bertahan dan tumbuh dengan subur, tidak
terpengaruh oleh waktu, tempat atau keadaan.
Sabda Sathya Sai 9, halaman 121
6. Tuhan adalah satu tidak ada duanya
Tuhan menuntun dan melindungi kita ketika kita menyerahkan diri kepada
kehendak-Nya. Beliau menganugrahkan rahmat-Nya untuk menyelamatkan kita dari
kejahatan. Untuk dapat mendapatkan rahmat-Nya, bagaimanapun juga kita harus
membenamkan dir kita dalam Tuhan dan berusaha untuk menjalankan kehendak-Nya.
Ini adalah sabda Tuhan bahwa jika jika kalian memiliki bhakti kepada Tuhan, maka
Beliau akan menjaga semua masa depan kalian. Beliau akan menjaga semua
kekayaan yang menjadi milik kalian.
Wacana Musim Panas 1972, halaman 105
Untuk dapat meraih perlindungan Tuhan sepanjang waktu maka kita harus
melengkapi diri dengan bhakti yang sepanjang waktu. Banyak peminat spiritual
menghabiskan sedikit waktu untuk berdoa, meditasi atau pelayanan namun mereka
mengharapkan rahmat Tuhan untuk dapat selalu mengalir pada arah mereka. Untuk bisa
mendapatkan perlindungan-Nya membutuhkan usaha yang tidak henti-hentinya.
Di kantor jika kalian bekerja penuh waktu maka kalian akan mendapat gaji penuh.
Jika kalian bekerja paruh waktu maka gaji kalian juga separuh. Saat sekarang kita
melihat hanya bhakti paruh waktu dan kita menginginkan rahmat penuh waktu



196
untuk bhakti yang bersifat paruh waktu. Bagaimana kita bisa mendapatkan ini?
Wacana Musim Panas 1973, halaman 179
Bhakti kepada Tuhan harus bersifat terpusat untuk bisa efektif. Kaca pembesar dapat
menghasilkan api karena kaca pembesar memusatkan cahaya metahari pada satu titik.
Bhakti yang terpusat akan dapat membakar habis semua halangan untuk menuju kebebasan
bahkan dalam masa hidup sekarang.
Memusatkan perhatian kepada Tuhan dengan sebuah pikiran yang terbagi adalah
sebuah latihan yang percuma. Bhakti yang terpusat adalah jalan yang paling mudah
untuk mendapatkan keselamatan. Sejatinya, bhakta yang fokus akan dapat menjadi
jivanmukta (seseorang yang terbebas dalam hidupnya).
Wacana Musim Panas 1979, halaman 151
Puncak dari bhakti yang penuh waktu adalah dengan melihat Tuhan pada semuanya.
Sehingga semua ciptaan dan kejadian dilihat dengan pandangan keillahian. Tidak ada yang
terpisah dari Tuhan karena ketika kita diliputi dan dipenuhi oleh Tuhan maka kita hanya
melihat Tuhan. kemudian kita akan mengetahui tanpa keraguan bahwa kita telah sampai
pada puncak dari latihan. Kita mengalami kebahagiaan dan kedamaian tanpa bisa diukur.
Bhakti adalah sebuah keadaan pikiran yang tidak memiliki keberadaan yang terpisah
dari Tuhan. Nafasnya adalah Tuhan; setiap tindakannya adalah oleh Tuhan, untuk
Tuhan; pikirannya adalah Tuhan; kata-kata yang diucapkannya oleh Tuhan, tentang
Tuhan. Sama halnya seperti ikan yang hanya dapat hidup di dalam air, manusia
hanya dapat hidup dalam Tuhan dalam kedamaian dan kebahagiaan.
Sabda Sathya Sai 6, halaman 119
Pertanyaan untuk study circle
1. Apa itu bhakti?
2. Siapakah bhakta dari Tuhan?
3. Apakah emosi bagian dari emosi?
4. Apakah bhakti membuat seseorang menjadi banyak melamun?
5. Jika kita adalah Tuhan, lantas kepada siapa kita mempersembahkan bhakti kita?
6. Apakah pencerahan dapat memungkinkan tanpa adanya bhakti?
7. Bagaimana bhakti dapat ditingkatkan?
8. Bagaimana kita mengetahui bahwa kita memiliki bhakti yang sejati?
9. Apakah memungkinkan kita dapat mengukur bhakti yang lainnya?


197
10. Apakah manfaat dari bhakti?
11. Apakah tujuan dari bhakti?
































198
BAB DUA PULUH TUJUH
PELAYANAN: SEBUAH KADO KASIH

1. Sebuah sumbangsih yang sangat berguna
Pelayanan social adalah sebuah komponen dari semua agama-agama besar dunia.
Bahkan mereka yang tidak memeluk salah satu agama sering merasakan panggilan untuk
melayani yang lainnya. Ada di dalam diri kita sebuah pembawaan bahwa kita adalah bagian
dari masyarakat dan kita bergantung dan berkewajiban kepada masyarakat.
Kita juga memiliki dorongan yang bersifat mendasar untuk menemukan arti di dalam
kehidupan. Dorongan ini diterjemahkan ke dalam hasrat kita untuk memberikan
sumbangsih kepada masyarakat kita. Kita merasa bahwa kita seharusnya meninggalkan
dunia yang lebih baik daripada sewaktu kita datang ke dunia. Ini adalah kewajiban kita untuk
membayar hutang kepada masyarakat dan meningkatkan situasi bagi yang lainnya. Jika kita
tidak melayani Tuhan dalam wujud saudara kita yang tidak beruntung, bagaimana kita dapat
mencari pencerahan dalam Tuhan yang tidak berwujud?
Jika kalian tidak dapat berdoa bagi kesejahtraan seluruh masyarakat di sekitar kalian
yang mana Tuhan tinggal disana, bagaimana mungkin bagi kalian untuk memuja
Tuhan yang tidak nampak? Hal pertama yang harus kalian lakukan adalah merawat
dan menjaga kesejahtrraan masyarakat yang ada di sekitar kalian.
Wacana Musim Panas 1974, halaman 218
2. Melayani diri sendiri
Seorang pemahat memahat potongan kecil untuk menampakkan sebuah patung dalam
sebuah gelontongan kayu. Usahanya yang secara berkesinambungan menghasilkan sebuah
gambaran yang sangat anggun sehingga semuanya dapat menghargainya. Keahlian dari
pemahat itu digunakan untuk keuntungan bagi khayalak ramai yang dapat menikmati
keindahan dari bentuk yang dipahat. Namun sesungguhnya ini adalah untuk keuntungan
bagi pemahat itu sendiri. Setiap garis dan pahatan yang dipahat di atas kayu
mengungkapkan sebuah gambaran yang ada di dalam diri kita. Usaha itu menampakkan
keahliannya dan keindahan dari pandangannya. Hal ini memberikan kepuasan sendiri bagi
dirinya.
Jika kita melayani, berpikir bahwa tindakan yang kita lakukan utamanya adalah bagi
keuntungan yang lain maka kita sedang salah menilainya. Pelayanan menyimpan


199
keuntungan yang begitu besar bagi seseorang yang melayani. Dengan membantu yang
lainnya kita mendapatkan kebahagiaan dan pelajaran spiritual dari tindakan ini. Kita datang
untuk menyadari diri kita pada yang lainnya yang mana dapat memperluas rasa kasih kita
dan mengembangkan pandangan serta wawasan kita.
Pelayanan memperluas pandangan kita melampaui batasan dari ego kita yang begitu
kecil. Bagaimana kita dapat merasa gembira ketika mereka yang disamping kita menderita?
Bagaimana kita dapat melihat penderitaan mereka dan tidak memberikan respon? Ketika
kita tumbuh dalam spiritual, kita menyadari bahwa persaudaraan adalah kebenaran dan
bukanlah sebuah ceramah kebajikan yang disampaikan di tempat ibadah.
Jika individu ditipu dengan mempercayai bahwa dia sedang menyelamatkan yang
lainnya maka dia akan mengalami penderitaan karena tidak ada yang lain sama sekali.
Semuanya adalah satu; penderitaan satu orang adalah penderitaan setiap orang.
Kekurangan yang mendasar adalah kebodohan dari manusia. Jika saja dia memiliki
kebijaksanaan maka dia akan mengetahui bahwa semua individu adalah gelombang di
atas permukaan lautan yang sama.
Sabda Sathya Sai 3, halaman 68
3. Pelayanan adalah disiplin spiritual
Ketika kita mencari di dalam pikiran berbagai bentuk latihan spiritual atau sadhana,
pelayanan biasanya tidak menjadi pilihan pertama yang kita pikirkan. Kita umumnya
menyebutkan meditasi, bhajan atau mempelajari buku-buku suci. Namun pelayanan adalah
sebuah sadhana yang bersifat kuat dan lengkap. Pelayanan tanpa mementingkan diri sendiri
adalah sebuah jalan untuk mencapai kesadaran Tuhan.
Ketika pelayanan dilakukan berasal dari kasih sayang tanpa adanya keinginan untuk
hadiah atau pengakuan, ini akan menjadi sumber dari kebahagiaan yang tidak terbatas.
Kebahagiaan ini ditemukan dalam kegembiraan pada diri yang lainnya, dengan menyadari
ini maka kita semua adalah perwujudan dari Tuhan. ketika kita menjalankan disiplin ini, kita
bisa melihat bahwa Tuhan ada dimana-mana. Dunia ini adalah badannya Tuhan. semua
makhluk hidup dan semua objek adalah manifestasi dari kehendak-Nya. Ketika kita
menemukan Tuhan ada dimana-mana maka kita mengetahui bahwa kita juga adalah Tuhan.
Kalian harus percaya bahwa pelayanan adalah sebuah jalan untuk mencapai kesadaran
Tuhan. kegiatan pelayanan dilakukan bukan untuk kepentingan Organisasi Sathya Saia
tau juga tidak untuk kepentingan masyarakat. Pelayanan dilakukan murni dan mendasar


200
bagi kepentingan diri kita sendiri --- untuk merubah kehidupan kalian sendiri dan
menyelamatkan diri kalian.
Sanatahana Sarathi, September 1984, halaman 232
Dengan waktu dan latihan, pelayanan kita akan menjadi bagian yang sangat dibutuhkan
dalam kehidupan spiritual. Melalui pelayanan kita belajar untuk melihat Tuhan di dalam diri
semua orang dan dalam semua benda. Apapun keyakinan kita, pelayanan membuka hati
kita dan membiarkan keTuhanan muncul. Kita dapat melupakan kebutuhan kita sendiri dan
memberikan perhatian pada kebutuhan yang lainnya. Bagaimana kita bisa melayani Tuhan
dengan lebih baik untuk meringankan penderitaan anak-anak-Nya --- dan melindungi
makhluk yang ada di bumi dan semua ciptaan-Nya?
Pelayanan kepada manusia akan membantu keillahian dalam diri kalian mekar sehingga
akan menggembirakan hati kalian dan membuat kalian merasakan bahwa hidup adalah
bermanfaat. Pelayanan kepada manusia adalah pelayanan kepada Tuhan, karena Tuhan
bersemayam di dalam diri setiap manusia dan setiap makhluk hidup dan di dalam setiap
batu dan tunggul kayu.
Sabda Sathya Sai 4, halaman 178
Pelayanan adalah sebuah arena yang sangat baik untuk mengurangi ego. Dalam
pelayanan kita harus menyadari kebutuhan dari yang lainnya. Kita harus belajar untuk
menerima kritikan dan tetap tekun walaupun banyak tantangan yang menghadang. Lahan
pembuktian spiritual ini memungkinkan kita untuk melihat kemajuan jika kita telah berhasil
mengurangi ego, kegusaran dan ketamakan dalam diri kita. Hal ini juga memungkinkan kita
untuk mengukur kedalaman rasa belas kasihan dan pemahaman kita. Nilai-nilai spiritual
seharusnya tidak hanya ada di dalam pikiran kita; prinsip-prinsip spiritual harus
dipraktekkan dan membuat kuat dari dorongan pendirian dan pengorbanan diri yang kita
miliki. Jenis pelayanan ini merubah kita menjadi sebuah gambaran dari keillahian.
Namun jangan percaya bahwa kalian dapat merubah dan membentuk ulang dunia
dengan sarana seva (pelayanan). Mungkin kalian atau mungkin bukan kalian. Hal ini
tidaklah penting. Nilai yanmg sejati dari seva adalah hasilnya yang tidak kelihatan
yaitu dapat merubah dirimu, membentuk ulang dirimu. Lakukanlah seva sebagai
sadhana; kemudian kalian akan menjadi rendah hati dan bahagia.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 327


201
Tugas untuk membersihkan ego yang bersifat mementingkan diri adalah tidak cepat
dan mudah. Namun dengan melalui pelayanan, kita belajar untuk meniadakan tarikan dari
indria pada objek-objek yang salah atau keinginan yang tidak baik. Keterikatan pada
kenikmatan benda materi dapat memompa ego dan membuat sulit bagi kita untuk
mengalami atma. Untuk menghilangkan kecendrungan ini, pelayanan adalah cara yang ideal.
Ini akan mengurangi keterikatan dan menjaga kita sadar akan kebutuhan yang lainnya dan
semua kerajaan alam.
Seva adalah sadhana yang terbaik untuk melenyapkan tarikan yang bersifat jahat
dari pikiran pada berbagai bentuk keinginan.
Sabda Sathya Sai 7, halaman 272
Menghapuskan tarikan pikiran pada bentuk keinginan adalah sebuah bagian terbesar
dari usaha spiritual. Keuntungan dari pelayanan adalah langsung menjauhkan kita dari
terlalu banyak memikirkan tentang diri sendiri. Ini adalah salah satu dari sedikit latihan yang
memungkinkan kita untuk melepaskan diri dari siklus dari perhatian pada kebutuhan kita
sendiri. Ketika kita bekerja untuk kepentingan yang lainnya, maka Tuhan akan menjaga
kebutuhan kita.
Pelayanan yang tanpa pamrih adalah sarana yang lebih mulia dalam meraih
kemajuan spiritual daripada cara yang lainnya seperti meditasi, bhajan dan yoga. Ini
disebabkan karena ketika kita melakukan meditasi, japa (mengulang-ngulang nama
Tuhan), atau yoga, kita melakukannya hanya untuk keuntungan kita sendiri dan
bukan untuk kepentingan yang lainnya. Ini ditujukan untuk dapat menundukkan
keinginan dalam diri seseorang dan mendapatkan kebahagiaan bagi diri. Apa yang
seharusnya kita cita-citakan adalah untuk mencapai kebaikan bagi yang lainnya
tanpa adanya keinginan untuk keuntungan diri pribadi.
Wacana Musim Panas 1979, halaman 5-6
4. Motivasi dalam melakukan pelayanan
Tuhan tidak akan menanyakanmu,kapan dan dimana engkau melakukan
pelayanan?. Beliau akan bertanya,dengan motif apa engkau melakukan
pelayanan? Apa yang menjadi tujuan yang mendorong engkau? kalian mungkin
menimbang seva dengan membanggakan kuantitasnya. Namun Tuhan mencari
kualitas, kualitas dari hati, kesucian dari pikiran, kesucian dari motif yang ada.
Sabda Sathya Sai 11, halaman 195


202
Kasih adalah motivasi yang terbaik dalam melakukan pelayanan. Kasih bagi yang
lainnya dan kasih kepada Tuhan menginspirasi kita pada pelayanan yang sejati. Melalui
pekerjaan yang tampa pamrih bagi yang lainnya, maka kita meluaskan kasih kita dan
mengarahkannya langsung kepada Tuhan yang bersemayam dalam diri yang lainnya. Tidak
ada jalan lain untuk melayani Tuhan kecuali melayani ciptaan-Nya. Apa yang dapat kita
persembahkan kepada Tuhan? kita hanya dapat mempersembahkan kasih, kecerdasan dan
kerja kita kepada mereka yang membutuhkan.
Pelayanan adalah intisari dari bhakti, nafas hidup dari seorang bhakta dan
merupakan sifat aslinya. Pelayanan bersemi dari pengalaman yang sebenarnya dari
bhakta sebuah pengalaman yang meyakinkannya bahwa semua makhluk adalah
anak-anak Tuhan, bahwa semua badan adalah altar dimana Tuhan disemayamkan,
dan semua tempat adalah tempat tinggal-Nya.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 237

Kita tanpa henti terus berdoa kepada Tuhan memohon rahmat-Nya. Namun
bagaimana kita dapat mengharapkan menerima rahmat-Nya jika kita tidak mengangkat
tangan kita untuk membantu yang lainnya? Kita mendapatkan kasih Tuhan dengan melalui
tindakan yang tanpa mementingkan diri sendiri. Untuk mendapatkan kemajuan dalam jalan
spiritual, adalah lebih penting bagi Tuhan untuk mencintai kita daripada kita mencintai
Tuhan. Kita bisa memenangkan kasih dan rahmat-Nya dengan pelayanan yang tanpa
pamrih. Sai Baba memberikan sebuah teladan dari pemberian yang tanpa henti, tidak
pernah mengharapkan apapaun sebagai balasannya. Kita harus bisa menamatkan diri kita
dari sekolah spiritual dan mengikuti teladan yang telah di tunjukkan. Cara terbaik bagi kita
untuk membayar hutang kita berkat rahmat yang kita terima adalah dengan memberikan
kembali kepada yang lainnya. Aliran air akan tetap segar ketika aliran itu memberikan air
yang diterimanya.
Tuhan hanya dapat disenangkan ketika kalian melakukan keinginan-Nya!
Bagaimana lagi kalian dapat mendapatkan rahmat-Nya? Bagaimana lagi selain
dengan merawat dan memelihara, menolong dan menyelamatkan anak-anak-Nya?
Sabda Sathya Sai 7, halaman 196
Ketika kita baru memulai melakukan pelayanan, sedikit sulit bagi kita untuk
mengetahui bagaimana cara kita untuk melakukannya. Kita harus berhati-hati menilai


203
kemampuan kita dan memilih sebuah bidang yang cocok dalam melakukan pelayanan. Kita
harus belajar untuk menjadi tanpa pamrih dan peduli namun yang sama pentingnya adalah
kita harus efektif dan benar-benar membantu. Pelayanan kita seharusnya sesuai dengan
keahlian dan latihan kita.
Kalian harus tidak hanya bersemangat dalam melayani, namun diperlukan adanya
kecerdasan dan keahlian; hanya dengan demikian kalian dapat menjadi tepat guna
dan bermanfaat. Rasa semangat tanpa adanya ketepatgunaan adalah sering
menjadi sumber dari kerugian dan kesedihan.
Sabda Sathya Sai 5, halaman 125
Jumlah pekerjaan yang dilakukan adalah tidak penting. Apa yang menjadi fokus
perhatian adalah pelayanan harus didasarkan oleh cita-cita yang suci. Kita harus melayani
yang lainnya seperti halnya kita melayani Tuhan sendiri. Seseorang yang melayani harus
bertindak tanpa adanya kepentingan diri, kemarahan atau ketamakan. Pelayan harus
bertindak tanpa keinginan untuk mendapatkan penghargaan atau hadiah.
Ketika menilai pelayanan yang dilakukan oleh anggota.bukanlah jumlah pelayanan
atau jumlah orang yang terlibat yang menjadi perhatian; kedua hal ini tidak menjadi
penilaian sama sekali. Berikan penilaian pada motif yang menuntun seseorang untuk
melakukan pelayanan, kemurnian dari kasih dan perasaan kasihan adalah yang
membuat pelayanan itu menjadi suci. Swami menyatakan bahwa ketika kalian
melakukan pelayanan tanpa adanya dicemari oleh ego, maka kalian akan
mendapatkan kebahagiaan yang tidak dapat dibandingkan sebagai hasilnnya.
Sabda Sathya Sai 10, halaman 220
Ada banyak ujian bagi para pelaku dalam pelayanan. Sama halnya seperti latihan
spiritual yang lainnya, Tuhan menguji kita sehinggan Beliau dapat melihat pengorbanan diri
dan ketulusan hati kita menjadi kuat dan murni. Kita harus belajar untuk melayani meskipun
ada kritik dan halangan yang menghadang. Kehendak yang kita miliki harus cukup kuat
untuk dapat mengatasi ego dan kemalasan. Halangan muncul untuk menguji dan
memperkuat ketetapan hati kita.
Tuhan juga akan menyediakan banyak ujian untuk meyakinkan bahwa keyakinan
kalian adalah mantap dan semangat kalian dalam melakukan pelayanan adalah
penuh dan bersifat universal. Para pelaku pelayanan yang lemah dalam melakukan


204
latihan spiritual ini dengan segera akan dogoncang oleh ujian ini dan menyimpang
dari jalan yang benar.
Sabda Sathya Sai 10, halaman 219
5. Menyebrangi Lautan
Pada waktu siang hari, jendela membuka pandangan kita pada cakrawala. Ketika
malam hari kita hanya mulai membayangkan kembali tentang diri kita sendiri. Pikiran adalah
seperti sebuah jendela yang tidak memiliki warna atau kualitas terhadap dirinya sendiri.
Namun hanya memantulkan semua yang kita lihat. Jika cahaya kecerdasan kita hanya
terpusat pada keadaan di luar sana, maka kecerdasan itu akan mengungkapkan seluruh
dunia. JIka kecerdasan kita hanya bersinar untuk diri kita sendiri maka ini akan
memantulkan pandangan sempit dari ego kita. Kegiatan pelayanan membantu kita untuk
fokus pada keadaan di luar dari diri kita sendiri. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa kita
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari ciptaan Tuhan.
Kebahagiaan dari pelayanan tumbuh dan berkembang ke dalam tanpa keterikatan.
Ketika kita melayani Tuhan yang bersemayam dalam diri yang lainnya, kita dapat menyadari
bahwa Tuhan juga bersemayam di dalam diri kita. Keinginan untuk keuntungan diri sendiri
akan menjadi lenyap dan kita mengalami kebahagiaan yang kekal. Jika langkah dasar dari
pelayanan tidak dilakukan, lantas bagaimana kita dapat mengetahui kebahagiaan?
Seseorang tidak dapat menyebrangi lautan dari siklus kelahiran dan kematian
dengan hanya mengunjungi tempat-tempat suci, tidak juga dengan melakukan japa
dan mempelajari buku-bukusuci. Hal ini hanya dimungkinkan dengan melakukan
seva atau pelayanan.
Wacana Musim Panas 1973, halaman 75
Kebenaran spiritual menyatakan bahwa kita dapat tumbuh hanya dengan
mengungkapkan kasih di dalam tindakan. Kebenaran yang mengagungkan adalah kita
seharusnya berterima kasih kepada mereka yang mengijinkan kita untuk melayani mereka
yang telah memberikan sebuah kesempatan untuk mendekatkan diri semakin dekat dengan
Tuhan, dan dengan segala kerendahan hati dan yang paling mengagunkan adalah karena
semua ada dalam kesatuan adalah kenyataan yang dapat kita lihat ketika melayani yang
lainnya, sesungguhnya kita hanya melayani diri kita sendiri!




205
Pertanyaan untuk study circle
1. Apakah itu pelayanan?
2. Mengapa kita seharusnya melayani?
3. Apa jenis pelayanan yang seharusnya kita lakukan?
4. Siapa yang kita layani?
5. Bagaimana pelayanan bisa membantu kita menemukan Tuhan?
6. Apakah memungkinkan untuk melayani Tuhan dalam diri orang lain?
7. Bagaimana bisa pelayanan dapat mengurangi kualitas buruk kita?
8. Dapatkah kita mencintai Tuhan dan tidak melayani yang lainnya?
9. Apakah pelayanan dapat menyenangkan Tuhan?
10. Apakah memungkinkan mendapat pencerahan diri tanpa melakukan pelayanan
kepada yang lainnya?

Anda mungkin juga menyukai