Anda di halaman 1dari 11

WEJANGAN BHAGAVAN BABA

TENTANG VEGETARIAN


Mulai dari saat sekarang, marilah bagi siapapun juga, apakah dia yang menganggap
dirinya sebagai seorang bhakta (pemuja Tuhan) atau tidak, dia seharusnya melepaskan
kebiasaan makan daging. Mengapa? Mengkonsumsi daging hanya akan meningkatkan
sifat-sifat binatang di dalam diri kita. Hal ini telah jelas dikatakan bahwa makanan yang
dikonsumsi seseorang akan menentukan pikiran seseorang. Dengan mengkonsumsi
berbagai jenis daging binatang, maka sifat-sifat dari binatang ini akan ikut terserap.
Betapa sangat berdosanya dengan makan daging binatang yang juga disusun oleh lima
unsur yang sama! Hal ini akan menuntun seseorang pada kecendrungan tindakan jahat
dan kejam, selain telah melakukan kebengisan pada binatang. Karena itu, bagi mereka
yang berhasrat dengan tulus untuk menjadi bhakta-Nya Tuhan harus melepaskan
makanan yang bukan vegetarian. Dengan memanggil diri mereka sebagai bhakta-Nya Sai
atau bhakta-Nya Rama dan Krishna, namun mereka malah memelihara ayam untuk
disembelih. Bagaimana mungkin mereka menganggap diri mereka sebagai bhakta-Nya
Sai? Bagaimana mungkin Tuhan bisa menerima orang seperti ini sebagai seorang
bhakta? Maka dari itu, apakah mereka seorang bhakta di India atau di luar India, mereka
harus segera melepaskan kebiasaan makan daging. Maka dari itu, bagi mereka yang
bercita-cita untuk menjadi pemuja-Nya Tuhan harus melepaskan makan daging,
merokok dan minuman keras.
Wejangan Bhagavan 23 November 1994, Sanathana sarathi bulan Desember 1994,
halaman 315

Aku telah menekankan betapa pentingnya bagi setiap orang untuk melepaskan
kebiasaan makan makanan yang bukan vegetarian bahkan ketika dalam masa anak-
anak-Ku. Makan daging akan mengembangkan kualitas binatang dalam diri manusia dan
membuatnya terseret kedalam tingkat raksasa; adalah sebuah pemandangan yang
begitu menghancurkan hati ketika melihat beberapa sapi harus dibunuh dan dipotong
untuk dipakai sebagai makanan bagi manusia. Sapi telah dipuja sebagai ibu di tanah
Bharat sejak jaman dahulu. Pemotongan sapi adalah menjijikkan bagi kebudayaan
negeri ini. Persediaan air minum bagi orang-orang dan mengakhiri pembantaian
binatang untuk makanan adalah dua kebutuhan penting bagi negeri ini dalam upaya
untuk mendapatkan kembali kemuliaannya yang sejati. Kekerasan dalam bentuk apapun
adalah merupakan kejahatan dan membunuh binatang yang tidak berdosa secara jelas
adalah sebuah kekejaman. Aku memberkati perdana mentri India dan
mengharapkannya untuk sampai kesana dan menyelesaikan dua hal semasih dia
menjabat.
Sanathana Sarathi, Desember 1994, halaman 322

Adalah penting untuk dicatat bahwa bagi mereka yang menjalani kehidupan dengan
vegetarian akan lebih kurang terserang penyakit, sedangkan bagi mereka yang
menjalani kehidupan bukan vegetarian akan mengalami lebih banyak terserang
penyakit. Mengapa? Karena makanan yang bersumber dari hewan adalah tidak cocok
dengan tubuh manusia.
Wejangan musim panas 1990, halaman 34

Ibu Easwaramma merawat anaknya (Sathya Narayena Raju) dengan kasih dan
perhatian. Hari berganti demi hari dan Sathya kecil sudah menjadi seorang anak laki-laki.
Anak ini adalah seorang mithabhashi dan mithaahari (seseorang yang sedikit makan dan
sedikit bicara). Easwaramma menjadi bingung dengan tingkah laku yang aneh dari
anaknya. Biasanya anak-anak suka sekali makan. Khususnya beberapa orang lebih
memilih makanan yang bukan vegetarian seperti ikan dan daging. Namun anak laki-
lakinya benar-benar menolak dan menentang makanan yang bukan vegetarian. Beliau
bahkan tidak mau berkunjung ke rumah tempat makanan non vegetarian itu dimasak.
Melihat sifatnya yang begitu mulia, Easwaramma menyadari bahwa anak laki-lakinya
bukanlah anak pada umumnya, namun seseorang yang mempunyai sifat keTuhanan.
Saudara Beliau yang perempuan yang bernama Venkamma juga menyadari sifat
keTuhanan dari anak ini. Bersama-sama, mereka membesarkan anak laki-laki ini dengan
kasih dan perhatian.
Wejangan suci Bhagavan 23 November 2003

Di dalam upaya untuk mendapatkan pikiran yang baik, maka lepaskanlah kebiasan-
kebiasaan yang tidak baik seperti mengkonsumsi makanan yang bukan vegetarian,
merokok dan meminum minuman keras.
Wejangan Bhagavan, 21 November 1999

Ada beberapa kebiasaan-kebiasaan tertentu. Para anggota dari sebuah oragnisasi
seharusnya memiliki kebiasaan yang baik. Jaisa Anna, Vaisa Mann sebagaimana
makanannya begitulah pikirannya. Sebagaimana pikirannya maka begitulah
pengalamannya Yad bahvam tad Bhavati. Jadi, kita harus makan dengan jalan yang
benar. Ini disebabkan karena segala jenis makanan yang kita miliki bersifat durguna,
duralochana dan duschinta kebiasaan yang buruk, pikiran yang buruk. Jadi,
lepaskanlah kebiasaan merokok. Dan juga meneguk minuman keras. Minuman
beralkohol dan rokok akan merusak kesehatanmu. Seseorang yang tidak sehat dan sakit
tidak akan mampu mencapai hal yang kecil. Makan daging juga adalah sesuatu yang
sangat buruk. Jika kalian menikmati makanan yang berasal dari binatang, maka kalian
mengembangkan sifat-sifat kebinatangan. Sebagaimana makanannya maka begitulah
pikirannya. Jadi kalian harus mempunyai aturan dalam hal makanan. Kemudian yang
keempat adalah judi. Kesemuanya ini dalam bidang spiritual harus dilepaskan mulai dari
merokok, minum minuman memabukkan, makan daging dan berjudi. Keempat
kebiasaan ini adalah sangat buruk. Engkau ikut dalam makan daging. Banyak orang
harus membunuh binatang karena kesukaan kalian dalam menikmati makanan yang
bukan vegetarian. Kalian yang harus bertanggung jawab atas kematian binatang-
binatang itu. Mereka dibunuh karena kalian berhasrat memakannya. Ini adalah dosa.
Betapa berdosanya kalian dengan membunuh binatang yang tidak berdosa dan
memakannya.
Wejangan Bhagavan, 21 November 1995

Mulai dari saat kelahiran kita sampai pada waktu hancurnya badan ini, kita melakukan
banyak cara untuk menghasilkan uang dan mendapatkan makanan. Di dalam upaya
menumpuk kekayaan, kita memakai berbagai bentuk cara dan metode yang juga dipakai
oleh unggas dan binatang. Dalam hal mencari makanan, kita menggunakan berbagai
jenis kekuatan, keahlian dan kemampuan yang juga sama digunakan oleh para binatang
dan unggas. Adalah tidak benar dengan mengatakan bahwa kita menggunakan semua
pengetahuan dan keahlian kita untuk melakukan sesuatu yang juga sama dilakukan oleh
unggas dan binatang. Dalam proses menghabiskan semua energi yang kita miliki untuk
mendapatkan makanan, kita pergi terlalu jauh dari aspek Atma. Untuk tujuan memberi
makan diri kita, banyak kehidupan yang harus dikorbankan. Dalam proses kita mencari
makanan, banyak benda seperti pohon, unggas, ikan dan binatang yang dikorbankan.
Karena berbagai jenis kehidupan yang dikorbankan dan menyatu dengan umat manusia,
maka mereka juga memperoleh kelahiran sebagai manusia pada kelahiran berikutnya.
Tidak satupun dari jiva ini yang mendapatkan kesempatan untuk meningkat lebih
daripada kehidupan sebagai manusia. Seluruh hidup telah dihabiskan untuk melakukan
sebuah usaha untuk lahir kembali setelah kematian seseorang, jadi mengulangi
perputaran kelahiran dan kematian. Kita menjadi budak dari proses kelahiran dan
kematian. Kita seharusnya tidak mengijinkan diri kita menjadi budak dalam proses ini.
Kita harus melakukan sebuah usaha untuk menjadi seseorang dengan jiwa yang bersinar
cemerlang.
Wacana musim panas di Brindavan, 1974

Di hari yang suci seperti Vijaya Dasami ambillah sebuah janji untuk melepaskan
kebiasaan seperti merokok, minum minuman keras, makan makanan yang bukan
vegetarian. Banyak yang tidak menyadari akibat buruk dari kebiasaan yang jelek ini. Jika
seorang perokok menghembuskan asap rokoknya pada sehelai sapu tangan putih maka
dia akan menemukan bercak kuning diatas kain ini. Ini adalah tanda dari penyakit.
Merokok menuntun pada penyakit kanker. Minum minuman yang memabukkan adalah
kebiasaan yang sangat jelek. Ini akan menyebabkanmu menjadi mabuk dan lupa akan
dirimu sendiri. Mengkonsumsi makanan yang bukan vegetarian juga adalah kebiasaan
yang buruk. Ketika tubuh manusia sendiri terbuat dari daging, apakah perlunya
mengkonsumsi daging yang berasal dari unggas dan binatang? Kalian seharusnya hanya
makan makanan yang suci. Hanya dengan demikian kalian bisa memiliki perasaan yang
suci. Untuk mendapatkan pikiran yang suci dan perbuatan yang suci, makanan yang suci
adalah sangat mendasar. Wejangan Bhagavan, 1 Oktober 1998

Lidah seharusnya hanya disibukkan dengan berbicara yang benar, berbicara yang
lembut dan mengkonsumsi apa yang baik dan berguna bagi tubuh. Manusia
menurunkan derajatnya sendiri dengan mengkonsumsi minuman yang memabukkan
dan makanan yang bukan vegetarian dan menuruti kesenangan untuk merokok.
Kebiasaan yang meracuni ini juga berakibat pada otak.
Wejangan Bhagavan, 6 Oktober 1997

Sebuah sifat dasar dapat dirubah dengan cara latihan; bahkan anjing dapat berhenti
menikmati daging ketika dilatih hanya untuk menikmati makanan vegetarian.
Sabda Sathya Sai XII, Bab 36

Adalah sebuah fakta bahwa tumbuhan juga mempunyai jiwa sama halnya dengan
binatang. Namun binatang diberkati dengan pikiran, dan system syaraf juga sedangkan
tumbuhan tidak memilikinya. Binatang dapat menangis dan menjerit ketika mereka
dipaksa untuk dibunuh. Hal ini tidak terjadi pada tumbuhan; menyamakan antara
membunuh binatang dengan menghancurkan tumbuhan adalah penalaran yang salah.
Lebih lanjut, membunuh binatang dan menikmati daging mereka menuntun pada
menyebarnya sifat dan tingkah laku binatang pada diri manusia (artinya manusia
mendapatkan sifat hewan dengan menikmati dagingnya). Jadi sifat hewan ini akan ada
dalam diri kita seperti sifat tamasik yang dimiliki oleh kerbau dan domba. Karena itu,
kebiasaan makan daging harus dibuang.
Makanan dapat mengkondisikan keadaan sifat dari pikiran. Sedangkan sifat pikiran
menuntun pada pola pikir yang dimiliki. Pola pikir menghasilkan tindakan. Akhirnya
tindakan menuntun kita pada hasil dan akibatnya. Rantai tindakan antara makanan yang
kita makan dan hasil dari tindakan kita menyoroti kenyataan bahwa makan daging
menuntun pada tindakan yang kejam dan menghasilkan akibat yang buruk.
Sathya Sai, Awatara kasih, halaman 132.

Tindakan dan makanan yang harus kalian hindari serta jauhi. Nishidda Karma adalah
tindakan yang benar-benar harus dihindari. Sebagai contoh, seorang peminat spiritual
harus mengikuti beberapa aturan berkaitan dengan makanan. Dia harus secara total
menghindari makanan yang bersifat rajasik seperti minuman beralkohol dan makanan
dari daging. Sifat dasar dari makanan menentukan sifat dasar dari pikiran, perasaan dan
tindakan seseorang. Jika tindakan seseorang harus benar dan pantas maka dia harus
secara hati-hati mengikuti disiplin dalam hal makanan.
Sabda Sathya Sai XXIX, Bab 20

Ada beberapa aturan yang berkaitan dalam hal makanan. Banyak dokter yang
menekankan nilai dari protein dan mereka menyarankan untuk makan daging, telur,
dsb. Namun protein yang dibicarakan disini hanya untuk membangun tubuh phisik,
namun benar-benar dapat merusak pikiran. Para dokter hanya fokus pada pertumbuhan
badan jasmani. Mereka kurang memberikan perhatian pada bentuk halus dari susunan
tubuh rohani atau batin. Kebanyakan penyakit yang lumrah terjangkit di dunia pada saat
sekarang adalah terkait dengan pikiran. Jumlah penyakit jiwa telah melebihi penyakit
pada tubuh jasmani. Wedhaantha telah menjelaskan bahwa pikiran adalah sebab dari
keterikatan dan kebebasan dari manusia. Hal ini berarti bahwa pikiran harus digunakan
dengan sepantasnya dan diputar menuju jalan Tuhan. Sama halnya juga bahwa pikiran
yang harus bertanggung jawab pada kesehatan dan rasa sakit. Dalam konteks ini,
makanan juga memegang peranan yang sangat penting. Protein yang dibutuhkan
terdapat dalam susu, dadih susu dan sayuran yang banyaknya sama dengan yang
terdapat dalam daging. Jika berkaitan dengan diet, para dokter memberikan resep yang
benar untuk bisa menyembuhkan pasien dari rasa sakit.
Wejangan Sri Sathya Sai Baba 7 Pebruari 1993.

Makan daging adalah tidak apa-apa bagi mereka yang memusatkan perhatian pada
tubuh jasmani dan ingin memiliki kekuatan, namun untuk peminat spiritual makan
daging adalah buruk.
Hislop, John S., Percakapan dengan Sathya Sai Baba, halaman 19

Kalian seharusnya tidak salah paham dan salah mengambil makna dari apa yang Aku
katakan. Adalah kewajiban-Ku untuk menyampaikan kepada kalian kebenaran seperti
apa adanya. Saat sekarang ada alasan mengapa populasi umat manusia meningkat, dan
itu disebabkan karena tingkah laku dan sikap dari manusia. Manusia bekerja dengan
susah payah untuk mengisi perutnya yang kecil dan Tuhan dengan kasih Beliau telah
menciptakan banyak hal di dunia ini. Beliau menciptakan banyak tumbuhan padi, begitu
banyak buah-buahan, banyak gandum. Begitu banyaknya makanan yang bagus telah
diciptakan oleh Tuhan, namun kita pergi untuk menikmati daging dan ikan. Dan semua
jenis ikan yang kita bunuh dan makan lahir kembali sebagai manusia.
Wacana musim panas di Brindawan 1977, halaman 182

Daging dan minuman beralkohol memberikan ancaman yang begitu besar bagi
kesehatan manusia, menyebabkan banyak penyakit di dalam dirinya.
Wejangan Sri Sathya Sai Baba, 21 Januari 1994

Kebutuhan yang ketiga adalah makanan yang sathwik. Ini mengandung makna bahwa
tidak satupun dari jenis makanan yang dapat dimakan harus banyak mengandung rasa
masam, pahit atau pedas. Kalian seharusnya menjauhkan diri makanan yang bersifat
rajasik seperti ikan dan daging. Bahkan makanan yang bersifat sathwik seharusnya tidak
dikonsumsi secara berlebihan. Beberapa orang mengkonsumsi begitu banyak makanan
sathwik walaupun itu adalah bersifat satwam, tapi kalau berlebihan akan
mengambangkan kualitas dari sifat rajasik. Semuanya akan menjadi sathwik jika kalian
datang duduk dengan perut yang kosong dan pergi dengan perut yang tidak terlalu
penuh! Jika kalian datang dengan perut kosong dan pergi dengan perut yang
kepenuhan, maka hal ini akan menjadi ramona.
Wejangan Sri Sathya Sai Baba, 29 Desember 1985

Kategori yang ketiga dijelaskan sebagai Madhyapaanoratha daanavah (seseorang
yang kecanduan dengan minuman yang memabukkan dan makan daging dan mengarah
pada kehidupan yang mengumbar kenikmatan panca indria adalah seorang iblis). Orang
yang seperti itu benar-benar mementingkan diri sendiri dan tidak mempunyai perasaan
atau perhatian terhadap yang lainnya. Orang yang jahat, dipengaruhi oleh hasrat yang
jahat dan perbuatan yang jahat pula adalah merupakan gambaran dari seorang
raksasa.
Wejangan Sri Sathya Sai Baba, 25 Desember 1991

Dengan makan daging tubuh jasmani akan mendapatkan protein, namun protein untuk
jiwa tidak akan ada di dalam daging. Jika kalian berhasrat penuh dalam kehidupan
spiritual, mengkonsumsi daging adalah tidak ada manfaatnya sama sekali; namun jika
kalian menaruh perhatian yang besar pada kehidupan duniawi, daging adalah tidak
menjadi masalah. Ada juga alasan spiritual lainnya. Ketika kalian membunuh binatang
itu berarti kalian membuatnya menjadi menderita, tersiksa dan disakiti. Tuhan ada di
dalam setiap makhluk hidup, lantas bagaimana kalian bisa memberikan penderitaan
yang begitu kejam? Kadang-kadang ketika seseorang digigit anjing dia menjadi
menangis, dia merasa begitu kesakitan. Coba bandingkan berapa besar rasa sakit yang
ditimbulkan ketika dalam proses pembunuhan. Binatang lahir ke dunia bukan untuk
tujuan menjadi makanan bagi umat manusia. Mereka datang untuk menemukan dan
berkembang sesuai dengan kehidupan mereka sendiri di dunia ini. Ketika manusia
meninggal, rubah dan binatang yang lainnya mungkin ingin menyantap mayat ini,
namun manusia lahir ke dunia bukan untuk menjadi makanan bagi binatang itu; kita
lahir bukan untuk tujuan itu. Sama halnya, manusia makan binatang, namun binatang
tidak lahir untuk menjadi makanan bagi manusia.
Hislop, John S, Percakapan dengan Sathya Sai Baba, halaman 19

Madhya paana ratho dushtah (manusia yang jahat gemar terhadap minuman yang
memabukkan). Makan daging dan minum minuman keras adalah sifat buruk dari orang
jahat. Bagi mereka yang terseret dalam kebiasaan minum minuman keras kehilangan
semua rasa kesopanan, tidak ada perasaan kasih sayang atau rasa iba dan berubah
menjadi makhluk yang jahat.
Wejangan Sri Sathya Sai Baba, 30 Juli 1994


Bagaimana perubahan seorang individu dapat dicapai? Ada beberapa kebiasaan buruk
diantara para individu-individu seperti halnya merokok, minum minuman beralkohol,
makan daging dan berjudi. Kebiasaan buruk ini tidak hanya menurunkan martabat
seorang individu namun juga membebankan kesusahan bagi semua anggota keluarga
mereka. Kebiasaan buruk ini harus di lepaskan untuk tujuan agar seorang individu dapat
mengejewantahkan nilai kemanusiaan yang terkandung di dalam dirinya. Kepribadian
seseorang dapat berkembang mekar hanya ketika dia berjalan dalam kehidupan yang
bermoral.
Wejangan Sathya Sai Baba, 7 Pebruari 1993

Semua anggota dalam organisasi Sai seharusnya mengembangkan kegiatan tertentu
yang sangat diperlukan sekali. Sebagai contoh, mereka seharusnya mengatur makanan
mereka, karena makanan dapat memberikan pengaruh yang sangat kuat bagi pikiran.
Merokok dan minum minuman keras harus segera ditinggalkan. Semuanya ini dapat
menghancurkan kesehatan. Makan daging juga harus dihindari karena makan daging
hewan akan mengembangkan sifat dan naluri binatang. Iblis yang keempat yang patut
untuk ditinggalkan adalah berjudi. Bagi mereka yang mengambil jalan spiritual
seharusnya menjauhkan diri sebisa mungkin dari kegiatan empat hal ini.
Wejangan Sri Sathya Sai Baba, 21 November 1995

Daging sangat tidak baik bagi kehidupan spiritual yang membutuhkan protein jiwa,
dan juga karena membuat binatang mengalami penderitaan dan harus dibunuh.
Hislop, John S,. Percakapan dengan Sathya Sai Baba, halaman 19-20

Namun sedikit susu, mentega dan keju dapat diterima karena tidak ada kekerasan yang
dilakukan untuk mendapatkan semuanya ini.
Hislop, John S,. Percakapan dengan Sathya Sai Baba, halaman 20

Bagian terpenting dari ajaran Swami, ada sebuah point yang Beliauu tekankan berulang
kali adalah hanya makan makanan yang suci. Hindari makan daging. Makanan ini tidak
dapat mengembangkan kemajuan dalam kehidupan spiritual.
Rodriguez, Brigitte, Glimpses of the Divine, halaman 225

Anda mungkin juga menyukai