I NYOMAN SUARKA
ANAK AGUNG GEDE BAWA
PENERBIT
CV. DWI CIPTA MEDIATAMA
FONOLOGI BAHASA JAWA KUNO
PENULIS
I Nyoman Suarka
ISBN : 978-979-18728-9-8
LAYOUT
DESAIN SAMPUL
Ari Suprapta
PENERBIT
CV. DWI CIPTA MEDIATAMA
Jln. Gunung Soputan I No.9, Denpasar 80119, Bali
Phone : (0361) 482 500, E-mail:dwicipta_bali@yahoo.com
Penulis
PRAKATA .......................................................................... i
Anaptiksis ……………………………………………..... 95
Metatesis ……………………………………………….. 99
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
aspirat (visarga) :h
bunyi tengah-belakang-bulat :o
bunyi agak rendah-belakang-bulat : au
Bunyi Konsonan:
Fonem Distribusi dalam hubungannya dengan suku kata dan atau kata
Vokal Awal Tengah Akhir
/a/ [aběn] ‘serang’ [bahni] ‘api’ [bhīma]
[abdhi] ‘samudera’ [caóði] ‘candi’ ‘menakutkan’
[adyut] ‘sinar’ [dagdhi] [citra] ‘lukisan’
[agni] ‘api’ ‘terbakar’ [dina] ‘hari’
[aho] ‘siang hari’ [ganti] ‘gilir’ [eka] ‘satu’
[aji] ‘teks suci’ [hasti] ‘gajah’ [guhya] ‘rahasia’
[akěn] ‘seperti’ [jaÿgut] ‘dagu’ [hima] ‘kabut’
[alěh] ‘letih’ [kantên] ‘jelas’ [ika] ‘itu’
[ambět] ‘lentur’ [lampus] ‘mati’ [jihwa] ‘lidah’
[aóðěg] ‘henti’ [maksih] ‘masih’ [kita] ‘kamu’
[aÿgěh] ‘tetap’ [nandini] ‘lembu [lima] ‘lima’
[añjing] ‘anjing’ putih’ [megha] ‘awan’
[apuh] ‘kapur’ [pasti] ‘tentu’ [nitya] ‘selalu’
[ardi] ‘gunung’ [raśmi] ‘pesona’ [ora] ‘tidak’
[astri] ‘doa-doa’ [sadyuh] ‘sorga’ [peda] ‘kejam’
[atus] ‘ratus’ [tambiÿ] ‘pinggir [ruddha]
[awe] ‘memberi [wagyu] ‘geger’ ‘terhalang’
isyarat’ [yan] ‘jika’ [tīra] ‘tepi’
[ayut] ‘tergila-gila’ [ūrdha] ‘tinggi’
[wīja] ‘bibit’
(K) V (K)
Contoh:
Asimilasi
Disimilasi
Data 1—7) di atas menunjukkan bahwa /a/ pada suku terakhir atau
pasangan /a/-/a/ berubah menjadi [i] pada bentuk pengulangannya.
/u/ pada suku awal atau pasangan /u/-u/ berubah menjadi [a] pada
bentuk pengulangannya. Data 8) menunjukkan bahwa /i/, baik pada
suku kata awal maupun pada suku kata terakhir berubah menjadi [a].
Data di atas menunjukkan bahwa: (1) bunyi /r/ pada ruas atau
suku kata pertama ataupun pasangan /r/-/r/ berubah menjadi [s, û,
ś]; (2) perubahan /r/ disesuaikan dengan konsonan homorgan yang
mengikutinya; dan (3) perubahan tersebut menembus batas fonem,
yakni [r] merupakan alofon dari fonem /r/, [s] adalah alofon dari
fonem /s/, [û] alofon adalah dari fonem /û/, dan [ś] merupakan alofon
dari fonem /ś/, sehingga disebut disimilasi fonemis.
Kaidah Berurutan
Misalnya:
Misalnya:
Data 1—18) di atas menyatakan bahwa: (i) vokal /a/ dan /ā/
jika bergabung dengan vokal /a/ dan /ā/ akan berubah menjadi [ȃ];
(ii) vokal /a/ dan /ā/ jika bergabung dengan vokal /i/ atau /ī/ akan
berubah menjadi [e]; (iii) vokal /a/ dan /ā/ jika bergabung dengan
vokal /u/ atau /ū/ akan berubah menjadi [o]; (iv) vokal /i/ dan /ī/
jika bergabung dengan vokal /i/ atau /ī/ akan berubah menjadi [ȋ];
(v) vokal /u/ dan /ū/ jika bergabung dengan vokal /u/ atau /ū/ akan
berubah menjadi [û]; (vi) dalam penggabungan tersebut vokal /a,
ā, i, ī, u, ū/ mengalami pelesapan; (vii) penggabungan vokal dalam
bahasa Jawa Kuno merupakan kaidah besar karena penggabungan
vokal tersebut terjadi dalam banyak kata dan kelompok kata; (viii)
penggabungan vokal tersebut merupakan kaidah wajib.
Zeroisasi
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
Anaptiksis
Misalnya:
Misalnya:
Monoftongisasidan Diftongisasi
[kala] ‘jahat’
[luru] ‘pucat’
Vokal /a/ pada [saŋ], [yaj], [mah], [kaŋ], dan [raŋ] sebagai suku
kata tertutup atau guru sehingga dilafalkan dengan posisi punggung
lidah rendah belakang tak bulat kendur, [sAŋ], [yAj], [mAh], [kAŋ],
[rAŋ] dan wajib diucapkan lebih panjang daripada vokal /a/ pada
[ha], [ña], [sa], [ma], [ra], [la], [ŋa], [pa] yang berkatagori suku kata
pendek (laghu). Vokal /ã/ pada [rã] sekalipun berada pada suku kata
terbuka, tetapi karena merupakan vokal panjang (sandi) sehingga
wajib diucapkan panjang seperti pengucapan vokal /ã/ pada kasus
[kakãji] di atas.
Vokal /i/ pada [ri], [ni], [ni] dilafalkan dengan ciri-ciri ruas
fonetis depan tak bulat tegang tinggi serta tidak dipanjangkan
karena berkatagori laghu. Vokal /i/ pada [riŋ] dilafalkan dengan
posisi ruas fonetis depan tak bulat tinggi kendur menjadi [rIŋ] serta
wajib dipanjangkan meskipun bukan vokal panjang, tetapi karena
merupakan suku kata tertutup berkatagori guru.
kkojimhorojyuai[Õir
(Prastanikaparwa)
PENUTUP
Saran