1. Gerak garis daun kelapa dan daun sagu mengungkapkan Daerah yang sedang
berkembang.
2. Garis tepi perisai berwarna merah dan putih berarti Bendera Merah Putih.
3. Warna Lambang adalah hijau muda, melambangkan potensi kehutanan.
4. Warna Padi adalah kuning keemasan sesuai warna asli dari padi, melambangkan
kejayaan, kemenangan dan keceriaan.
5. Warna Pulau adalah putih, melambangkan kesucian/bersih hati. Masyarakat
Kabupaten Halmahera Timur dalam membina hubungan antar sesama walaupun
berbeda etnis, tetapi memiliki satu tekad/tujuan untuk membangun Kabupaten
Halmahera Timur selangkah lebih maju dengan Kabupaten lainnya di Provinsi
Maluku Utara.
6. Warna Biru sesuai dengan warna asli laut dipandang dari kejauhan, warna biru
memiliki efek menenangkan bermakna bahwa Kabupaten Halmahera Timur baru
berusia muda ini akan memiliki masyarakat yang berjiwa tenang/teduh, berilmu
dan berakhlak mulia.
7. Warna Perahu Kora-Kora adalah warna merah, melambangkan keberanian
bermakna bahwa berani mengambil sikap yang tegas dalam memperjuangkan
hak-hak rakyat, berani membela kebenaran, berani berkata jujur, berani
menumpaskan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan berani menegakkan keadilan.
Kata Pengantar ii
8. Warna Daun Kelapa dan Daun Sagu adalah Hijau sesuai warna asli dari daun.
Melambangkan kesuburan, bermakna bahwa Kabupaten Halmahera Timur
dengan segala potensi sumber daya alam yang melimpah, tumbuh subur dan
dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan.
9. Warna tanah adalah Coklat tua melambangkan potensi bahan galian yang bernilai
di bumi Kabupaten Halmahera Timur.
10. Parang dan Salawaku selain bermakna sejarah, juga bermakna :
▪ Parang bermakna ketajaman berpikir dan kritis dalam kebenaran. Kabupaten
Halmahera Timur akan menciptakan sumber daya manusia yang handal
di segala bidang dengan memiliki sikap kritis dalam kebenaran, berilmu dan
berakhlak mulia.
▪ Salawaku sebagai tumen/perisai, bermakna bahwa Kabupaten Halmahera
Timur dalam melaksanakan pembangunan mengikuti era perkembangan
globalisasi yang bersifat positif dan menangkis pengaruh-pengaruh dari luar
yang dapat merongrong jati diri bangsa.
11. Warna angka tahun 2003 adalah kuning, melambangkan kemenangan,
kesuksesan dalam perjuangan.
12. Lingkaran, melambangkan perlindungan, bermakna bahwa segala potensi Daerah
yang dilindungi oleh Daerah dan dipergunakan sebaik-baiknya untuk
kemakmuran bersama.
13. Pita, bermakna melindungi masyarakat Halmahera Timur dalam mewujudkan
persatuan dan kesatuan dengan semangat jiwa kegotongroyongan.
14. Garis gelombang bermakna perairan dan gelombang laut.
15. Gunung berjumlah 4 (empat) bermakna bahwa Kabupaten Halmahera Timur
mempunyai 4 Kecamatan.
16. Perahu Kora-Kora bermakna alat perang untuk menciptakan kedamaian.
Buku Profil Pembangunan Kabupaten Halmahera Timur tahun 2022 adalah salah satu
publikasi lintas sektoral yang diterbitkan oleh Badan perencanaan pembangunan
penelitian dan pengembangan Daerah Kabupaten Halmahera Timur.
Dengan terbitnya profil pembangunan Kabupaten Halmahera Timur tahun 2022 ini,
patut kita syukuri sebagai langkah nyata tersedianya data dan informasi lintas sektoral
daerah ini. Pengumpulan data publikasi ini dilaksanakan pada awal tahun 2022, dan
data yang tersedia ini sebagian besar mengacu pada publikasi - publikasi yang
diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik, Dan SKPD terkait di Halmahera Timur dengan
data yang disajikan adalah data tahun 2017- hingga tahun 2021.
Akhirnya kepada seluruh pihak yang terkait kami menyampaikan terima kasih yang
sebesar - besarnya atas bantuan dan dukungannya sehingga publikasi ini dapat terbit
tepat pada waktunya
Kepala BP4D
Kabupaten Halmahera Timur
Kata Pengantar iv
SAMBUTAN BUPATI HALMAHERA TIMUR
Assalamualaikum Wr,Wb.
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
Salam Fayfiye
Puji syukur kehadirat Allah SWT hanya atas ridho dan
perkenan-Nya pada hari yang berbahagia ini kami dapat
menghantarkan Buku Profil Pembangunan Daerah Kabupaten
Halmahera Timur Tahun 2022 ini.
Buku Profil Pembangunan Daerah Kabupaten Halmahera Timur ini dapat dijadikan
sebagai salah satu sumber data dan informasi untuk kepentingan penyusunan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah. Dimana data dan
informasi tersebut akan membantu baik Pemerintah maupun swasta dalam
perumusan kebijakan yang tepat dan berpihak kepada kepentingan masyarakat.
Selain itu pula informasi data yang ada dalam Profil pembangunan daerah ini dapat
dimanfaatkan oleh semua pihak yang ingin mengenal Kabupaten Halmahera Timur.
Data dan informasi yang akurat dibutuhkan terkait dengan penerapan perumusan
kebijakan yang secara konsisten dapat dilaksanakan oleh seluruh lini pemerintahan,
mulai dari tingkat Kabupaten sampai ke tingkat desa dan bermanfaat bagi seluruh
masyarakat serta dapat menghindari kebijakan yang tidak tepat sasaran.
Untuk itu kami menyambut baik diterbitkannya Buku Profil Pembangunan Daerah
Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2022 ini. Dengan diterbitkannya buku ini, minimal
secara representatif dapat memberikan berbagai informasi dan gambaran tentang
Kabupaten Halmahera Timur.
Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Badan perencanaan
pembangunan penelitian dan pengembangan Daerah Kabupaten Halmahera Timur
yang telah menyusun Buku Profil Pembangunan Daerah Kabupaten Halmahera Timur
Tahun 2022, serta kepada semua pihak yang telah membantu memberikan data dan
informasi dalam penyusunan buku profil ini.
Sambutan Bupati v
Demikian, atas kerjasama yang baik diucapkan terima kasih dan Semoga Allah SWT
selalu meridhoi kita dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten
Halmahera Timur.
Sambutan Bupati vi
DAFTAR ISI
Daftar Tabel ix
Tabel 1. 23 Distribusi Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten
Halmahera Timur ....................................................................................... I-48
Tabel 1. 24 Luas Wilayah Bahaya Cuaca Ekstrim dan Potensi Penduduk
Terpapar Menurut Kecamatan Di Kabupaten Halmahera
Timur .............................................................................................................. I-50
Tabel 1. 25 Luas Wilayah Bahaya Gelombang Ekstrim dan Abrasi Serta
Potensi Penduduk Terpapar Menurut Kecamatan Di
Kabupaten Halmahera Timur ................................................................ I-51
Tabel 1. 26 Luas Wilayah Bahaya Kekeringan dan Potensi Penduduk
Terpapar Menurut Kecamatan Di Kabupaten
Halmahera Timur ....................................................................................... I-53
Tabel 1. 27 Distribusi Bahaya Tsunami Kabupaten Halmahera Timur .......... I-54
Tabel 2. 1 Jumlah Kecamatan dan Jumlah Desa di Kabupaten
Halmahera Timur Tahun 2018-2021 .................................................. II-1
Tabel 2. 2 Jumlah Desa, Luas Wilayah dan Persentase Luas di Kabupaten
Halmahera Timur Berdasarkan Kecamatan Tahun 2021 ............ II-2
Tabel 2. 3 Jumlah dan Persentase PNS di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Halmahera Timur Menurut Golongan
Tahun 2018-2021 ...................................................................................... II-3
Tabel 2. 4 Jumlah dan Persentase PNS di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Halmahera Timur Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2021 .................................................................................................. II-4
Tabel 2. 5 Jumlah PNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Halmahera
Timur Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2021 .......................... II-5
Tabel 2. 6 Jumlah PNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Halmahera
Timur Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Struktural dan
Teknis Tahun 2018-2021 ........................................................................ II-6
Tabel 2. 7 Jumlah PNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Halmahera
Timur Mengikuti Tugas Belajar dan Izin Belajar
Tahun 2019 – 2021 ................................................................................... II-6
Tabel 2. 8 Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Halmahera
Timur Tahun 2021 .................................................................................... II-7
Tabel 3. 1 Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Halmahera
Timur Menurut Kecamatan Tahun 2016-2021 .............................. III-1
Tabel 3. 2 Jumlah dan kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun
2017-2021 .................................................................................................... III-2
Tabel 3. 3 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan
di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2021 .................................. III-3
Tabel 3. 4 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2021 .................................. III-3
Daftar Tabel x
Tabel 3. 5 Data Jumlah Peristiwa Perkawinan Berdasarkan Kecamatan
Di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2017-2021 ..................... III-5
Tabel 3. 6 Jumlah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja
Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kabupaten Halmahera Timur
Tahun 2021 .................................................................................................. III-5
Tabel 3. 7 Persentase Bekerja Terhadap Angkatan Kerja Menurut
Pendididkan Tertingi Yang Ditamatkan Di Kabupaten
Halmahera Timur Tahun 2021 .............................................................. III-6
Tabel 3. 8 Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Halmahera Timur
Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2017–2021........................... III-7
Tabel 3. 9 Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Halmahera Timur
Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2020-2021 ........................... III-7
Tabel 3. 10 Angka Lulus Sekolah (ALS) Kabupaten Halmahera Timur
Tahun 2017–2021...................................................................................... III-8
Tabel 3. 11 Persentase Angka Putus Sekolah (APtS) Kabupaten
Halmahera Timur Tahun 2017–2021.................................................. III-8
Tabel 3. 12 Angka Partisipasi Sekolah (APrS) Kabupaten Halmahera Timur
Tahun 2017–2021...................................................................................... III-9
Tabel 3. 13 Jumlah Sekolah di Kabupaten Halmahera Timur
Menurut Jenjang Pendidikan dan Kecamatan Tahun 2022....... III-10
Tabel 3. 14 Jumlah Siswa di Kabupaten Halmahera Timur
Menurut Jenjang Pendidikan dan Kecamatan Tahun 2022....... III-10
Tabel 3. 15 Jumlah Guru di Kabupaten Halmahera Timur
Menurut Jenjang Pendidikan dan Kecamatan Tahun 2022 .... III-11
Tabel 3. 16 Jumlah Capaian Sarana dan Prasarana Kesehatan
Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2021–2022........................... III-11
Tabel 3. 17 Jumlah Sarana Kepemudaan dan Olahraga
Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2022 ..................................... III-12
Tabel 3. 18 Komposisi Penduduk Menurut Agama dan Kecamatan
di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2021 .................................. III-13
Tabel 3. 19 Jumlah Sarana Peribadatan di Kabupaten Halmahera Timur
Menurut Kecamatan Tahun 2022 ........................................................ III-14
Tabel 3. 20 Jumlah Keberangkatan Jamaah Haji Di Kabupaten Halmahera
Timur Tahun 2017-2019 ......................................................................... III-14
Tabel 3. 21 Kondisi Politik Kabupaten Halmahera Timur
Tahun 2019-2021 ...................................................................................... III-15
Tabel 3. 22 Jumlah Pelanggaran Perda Pada Tahun 2021 ................................ III-15
Tabel 3. 23 Jumlah Kriminalitas Kabupaten Halmahera Timur
Tahun 2019-2021 ...................................................................................... III-16
Tabel 4. 1 Luas Lahan Pertanian di Kabupaten Halmahera Timur
Tahun 2021 .................................................................................................. IV-1
Daftar Tabel xi
Tabel 4. 2 Luas Tanam Dan Luas Panen Tanaman Padi Sawah
di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2021 .................................. IV-2
Tabel 4. 3 Luas Tanam Dan Luas Panen Tanaman Palawija
(Komoditi Jagung & Ubi Kayu) di Kabupaten Halmahera
Timur Tahun 2020 ..................................................................................... IV-3
Tabel 4. 4 Luas Tanam Dan Luas Panen Tanaman Palawija
(Komoditi Ubi Jalar & Kacang Tanah) di Kabupaten
Halmahera Timur Tahun 2020 .............................................................. IV-3
Tabel 4. 5 Luas Tanam Dan Luas Panen Tanaman Palawija
(Komoditi Kedelai & Kacang Hijau) di Kabupaten Halmahera
Timur Tahun 2020 ..................................................................................... IV-4
Tabel 4. 6 Luas Tanam Dan Luas Panen Tanaman Hortikultura
di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2020 (Komoditi Kacang
Panjang dan Lombok) ............................................................................. IV-5
Tabel 4. 7 Luas Tanam Dan Luas Panen Tanaman Hortikultura
di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2020 (Komoditi Timun
dan Bawang Merah) ................................................................................. IV-5
Tabel 4. 8 Luas Tanam Dan Luas Panen Tanaman Hortikultura
di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2020 (Komoditi Buncis
dan Terong) ................................................................................................. IV-6
Tabel 4. 9 Luas Tanam Dan Luas Panen Tanaman Hortikultura
di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2020 (Komoditi Pitsai
dan Bayam) .................................................................................................. IV-7
Tabel 4. 10 Luas Tanam Dan Luas Panen Tanaman Hortikultura
di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2020 (Komoditi
Kangkung dan Tomat) ............................................................................. IV-7
Tabel 4. 11 Luas Tanam Dan Luas Panen Tanaman Hortikultura
di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2020 (Komoditi Labu
Siam dan Daun Bawang) ........................................................................ IV-8
Tabel 4. 12 Luas Tanam Dan Luas Panen Tanaman Hortikultura Sayuran
di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2020 .................................. IV-9
Tabel 4. 13 Luas Lahan dan Jumlah Produksi Tanaman Perkebunan
di Kabupaten Halmahera Timur, Tahun 2021 ................................. IV-10
Tabel 4. 14 Populasi Dan Produktivitas Peternakan Per Jenis
di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2021 .................................. IV-11
Tabel 4. 16 Produksi Bijih Nikel Pada Tahun 2021............................................... IV-13
Tabel 4. 17 Daftar Perusahaan Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Eksplorasi Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2021 ................ IV-14
Tabel 4. 18 Daftar Nama-Nama Perusahaan Pemegang HPH
Tahun 2021 .................................................................................................. IV-15
Daftar Tabel xv
DAFTAR GAMBAR
Secara administrasi Kabupaten Halmahera Timur terdiri dari 10 Kecamatan dan 102
Desa dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan Kota Maba. Kecamatan
dengan luas wilayah terluas pada Kecamatan Maba Utara mencapai 1.117,20 Km2 atau
17,22% dari total luas wilayah darat, selanjutnya kecamatan Wasile Selatan dengan
luas wilayah mencapai 1.003,69 Km2 atau 15,47% dan Kecamatan Kota Maba seluas
1.003,08 Km2 atau 15,46%. Sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil yaitu
Kecamatan Wasile seluas 253,55 Km2 atau 3,91% dari total luas wilayah. Untuk lebih
jelasnya mengenai luas wilayah Kabupaten Halmahera Timur dapat dilihat
sebagaimana pada tabel berikut.
9,24%
15,46%
6,64%
6,66%
7,57%
7,77%
15,48%
10,04%
3,91%
17,22%
Karakter sebagai kabupaten pesisir yang dimiliki oleh Halmahera Timur antara lain
dapat dilihat dari pola perkembangan kawasan yang berpusat di pesisir. Dimana,
kurang lebih 80% dari pusat aktivitas (termasuk seluruh desa di Halmahera Timur)
terletak di pesisir pantai sedangkan hanya 20% lainnya berada di daerah pegunungan.
Sementara itu pulau-pulau kecil yang jumlahnya total mencapai 41 pulau tersebar
secara hampir merata di tiga kecamatan, yaitu di Maba Selatan, Kota Maba, dan Wasile
Selatan. Sedangkan hanya tiga pulau kecil yang masuk dalam wilayah Kecamatan
Maba. Untuk lebih jelasnya tersaji dalam tabel sebagaimana berikut.
Tabel 1. 2 Jumlah dan Luas Pulau menurut Kecamatan di Kabupaten Halmahera Timur
Kondisi topografi wilayah Kabupaten Halmahera Timur cukup beragam, mulai wilayah
yang relatif datar, landai, bergelombang, curam hingga sangat curam dalam rentang
ketinggian antara 0->1.000 meter di atas permukaan air laut (dpl). Untuk rentang
ketinggian antara 0-300 meter dpl tersebar di seluruh kecamatan, kemudian rentang
ketinggian antara 300-1.000 berada pada sembilan Kecamatan. Untuk Kecamatan
Maba Selatan wilayahnya hanya berada pada ketinggian 0-300 meter dpl. Sedangkan
Kecamatan Kota Maba, Maba Selatan, Wasile Timur dan Wasile Utara merupakan
wilayah yang tidak berada pada ketinggian > 1.000 meter dpl.
B. KEMIRINGAN LAHAN
Wilayah Kabupaten Halmahera Timur didominasi oleh kemiringan curam dan sangat
curam yakni 25-40% dengan luasan mencapai 192.919,40 Hektar (29,74%) dan > 40%
seluas 183.269,89 Hektar (28,25%) yang cenderung lebih cocok diperuntukkan
sebagai kawasan lindung seperti hutan. Selanjutnya untuk kemiringan bergelombang
yakni 15-25% dengan luasan mencapai 124.413,28 Hektar (19,18%) yang
kecenderungannya cocok untuk peruntukan perkebunan, permukiman terbatas, dan
kawasan hutan produksi. Sementara sisanya merupakan wilayah dengan kemiringan
dibawah 15% yang lebih cocok untuk pengembangan area terbangun, seperti
permukiman, budidaya persawahan atau perkebunan. Lebih jelasnya mengenai
kondisi kelerengan lahan di Kabupaten Halmahera Timur, dapat dilihat sebagaimana
pada tabel berikut.
Berdasarkan tabel dan grafik diatas, wilayah kecamatan dengan kondisi kemiringan
datar dan landai yaitu antara 0-15% terluas terdapat pada Kecamatan Kota Maba
dengan luasan mencapai 23.291,01 Hektar (15,73%), sedangkan wilayah kecamatan
dengan luasan terkecil yakni Kecamatan Maba mencapai 6.801,76 Hektar (4,59%).
Selanjutnya untuk wilayah kecamatan dengan kondisi kelerengan bergelombang yaitu
antara 15-25%, terluas terdapat pada Kecamatan Wasile Selatan dengan luasan
mencapai 26.010,77 Hektar (20,91) dan luas wilayah terkecil terdapat pada Kecamatan
Wasile 3.454,68 (2,78%). Sedangkan kondisi kemiringan curam dan sangat curam
yakni 25->40% dengan luas wilayah terluas terdapat pada Kecamatan Maba Utara
seluas 77.009,15 Hektar (20,47%), Kemudian Kecamatan Kota Maba seluas 55.544,13
(15,33%). Sedangkan wilayah kecamatan dengan luas wilayah terkecil yakni
Kecamatan Wasile seluas 12.234,99 Hektar (3,25%).
D. MORFOLOGI
Kabupaten Halmahera Timur selain memiliki karakter sebagai wilayah pesisir dan
kepulauan, juga memiliki kondisi geologi yang khas. Kabupaten ini berada pada jalur
tektonik yang kuat karena terletak pada pertemuan Mendala Halmahera Timur
dengan Mendala Halmahera Barat. Sebagai wilayah yang terletak di area Mendala
Fisiografi Halmahera, sebagian besar Kabupaten Halmahera Timur merupakan
pegunungan berlereng curam dengan sungai-sungai yang dalam dan bentangan
karst yang luas, selain area perbukitan yang relatif lebih rendah. Morfologi
pegunungan berlereng curam cerminan batuan ultra basa, batuan sedimen dan
batuan gunung api Oligo-Miosen dan yang lebih tua. Morfologi karst terdapat pada
daerah batuan gamping, baik yang berumur Paleosen-Eosen, Oligo-Miosen maupun
Miosen-Paleosen. Batuan sedimen Miosen-Pliosen membentuk morfologi dengan
perbukitan yang relatif lebih rendah dan lerengnya lebih landai daripada batuan yang
lebih tua.
Mendala Halmahera Timur berupa jalur tektonik yang kuat, berbatuan sediment
Neogen, perlipatan kuat dan persesaran terdapat pada jalur ini. Mendala geologi
Halmahera Timur terutama dibentuk oleh satuan batuan ultra basa yang sebarannya
cukup luas dan batuan sedimen berumur Kapur (Kd) serta berumur Paleosen-Eosen
(Tped, Tpec, dan Tpel) diendapkan tak selaras di atas batuan ultra basa. Kabupaten
Halmahera Timur disusun oleh batuan sebagai berikut :
⇒ Batuan Sedimen
▪ Formasi Dodaga (Kd): perselingan batu lanau serpih, batupasir, napal dan
batugamping.
▪ Formasi Dorosagu (Tped): perselingan antara batupasir, batu lanau,
batulempung, serpih, konglomerat, dan batugamping, sangat kompak,
berlapisan sangat baik.
▪ Formasi Tutuli (Tomt): batugamping, bersisipan napal dan batupasir.
▪ Formasi Weda (Tmpw): batupasir berselingan dengan batulempung, batu
lanau, napal, batugamping dan konglomerat.
▪ Formasi Tingteng (Tmpt) : batugamping dengan sisipan batupasir gampingan
dan napal.
▪ Batugamping Terumbu (QI) : batugamping terumbu berwarna putih keabuan,
setempat mengandung cangkang moluska, sisipan napal dan batugamping
pasiran, terbentuk di lingkungan neritik dan litoral.
⇒ Endapan Permukaan
▪ Aluvium (Qa/t) : kerikil, pasir, lumpur dan bongkah andesit dan basal, yang di
lengan timur laut mengandung komponen batuan ultrabasa, diendapkan
dalam lingkungan sungai, delta dan rawa; yang di sebelah selatan Tanjung
Gurua terdapat endapan undak yang diduga dari kipas aluvim.
⇒ Batuan Gunungapi
▪ Formasi Bacan (Tomb): breksi dan lava. Breksi berkomponen andesit dan basal,
setempat juga batugamping.
▪ Formasi Kayasa (Qpk): batuan gunungapi terdiri dari lava dan breksi.
⇒ Batuan Beku
▪ Komplek Batuan Ultrabasa (Ub): batuan ultrabasa, gabro, basal dan diabas.
▪ Gabro (Gb): kelabu muda, berkristal kasar, pejal sebagian terbreksikan.
▪ Diorit (Di) : diorit putih keabuan, porfiritik, fenokris amfibol terletak di dalarn
masa dasar mikrolit plagioklas. Mikrodiorit kelabu muda mengandung sedikit
mineral amfibol.
Untuk lebih jelasnya mengenai jenis batuan di Kabupaten Halmahera Timur dapat
dilihat pada table berikut.
F. JENIS TANAH
Secara umum, berdasarkan Peta Tanah Tinjau Pulau Halmahera berskala 1 : 250.000
dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan, Kementerian
Pertanian, tahun 2016, terdapat 9 (sembilan) jenis tanah di Kabupaten Halmahera
Timur dengan rincian sebagai berikut:
Untuk lebih jelasnya mengenai jenis tanah di Kabupaten Halmahera Timur dapat
dilihat sebagaimana tabel dan grafik berikut
G. HIDROLOGI
Sungai yang terdapat di Kabupaten Halmahera Timur masuk dalam Wilayah Sungai
(WS) Halmahera Selatan dengan wilayah administrasi yang berada dalam WS
Halmahera Selatan meliputi 3 (tiga) kabupaten dan 2 (dua) kota yaitu: (1) Kabupaten
Halmahera Selatan, (2) Kabupaten Halmahera Timur, (3) Kabupaten Halmahera
Tengah, (4) Kota Tidore Kepulauan, (5) Kota Ternate (Pulau Moti). Kabupaten
Halmahera Timur merupakan Kabupaten yang mendominasi WS Halmahera Selatan
dengan persentase sebesar (41,88%) dari total luas wilayah sungai. Jumlah DAS yang
melintasi wilayah Kabupaten Halmahera Timur terdiri dari 50 DAS, dengan luasan
sebesar 651.500,83 Hektar. DAS Kabupaten Halmahera Timur merupakan DAS terluas
dari 5 kabupaten/kota pada Wilayah Sungai (WS) Halmahera Selatan sebesar 40,81%
dari total keseluruhan luas DAS. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana
15able 1.9. sebagai berikut.
Luas Luas
No Nama DAS Persentase No Nama DAS Persentase
(Ha) (Ha)
Kabupaten Halmahera Timur juga terdapat 5 Daerah Aliran Sungai (DAS) prioritas
antara lain Kompleks DAS Subaim sampai DAS Tutuling, DAS Onat, DAS Ake Sangaji,
DAS Waci dan DAS Akelamo yang mencakup areal seluas 314.915,37 Ha. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. 10 DAS Prioritas Di Kabupaten Halmahera Timur
Selain DAS, Potensi sumber daya air di Halmahera Timur lainnya terdiri atas Mata Air,
Sungai, Embung, menurut Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan,
Kementerian ESDM, 2018, menjelaskan bahwa air tanah di Kabupaten Halmahera
Timur memiliki produktivitas dari kecil sampai tinggi dengan keterusan rendah sampai
tinggi. Dengan kapasitas sejumlah potensi sumber air tanah dengan akuifer berskala
kecil sampai tinggi. Selain itu juga terdapat berbagai mata air dengan debit yang
bervariasi antara 0.1 sampai dengan 500 liter per detik. Selain empat mata air utama
diatas, terdapat pula 21 mata air yang dijadikan sumber air minum yang telah
dibangun sistem jaringan perpipaan berupa SPAM IKK dan SPAM Pedesaan.
Debit
No Nama Mata Air Elavasi (mdpl) Kecamatan
(liter/detik)
1 Sil 40 95 Maba Selatan
Sumber air lainnya yang juga berperan penting dalam mendukung pembangunan
adalah keberadaan sejumlah embung. ‘Sumber air’ ini terletak di lima sungai besar,
yang masing-masing berada pada wilayah Kecamatan Maba, Maba Tengah, Kota
Maba, dan Wasile Tengah. Selain berfungsi untuk menampung air dan mencegah
banjir, embung-embung ini juga dapat difungsikan sebagai sumber air alternatif
untuk irigasi pertanian. Saat ini, embung-embung yang ada diperkirakan mampu
menampung air hingga total mencapai 360.000 m3. Untuk lebih jelasnya mengenai
embung yang ada di Kabupaten Halmahera Timur antara lain:
H. KLIMATOLOGI
Dari tabel diatas, terlihat rata-rata tekanan udara di Kabupaten Halmahera Timur per
tahun mencapai 1.011,1 mb, kecepatan angin rata-rata mencapai 4 knot dan tingkat
penyinaran matahari rata-rata mencapai 53% per tahun. Tabel berikut memberikan
gambaran curah hujan dan hari hujan di tahun 2020.
Dari tabel diatas, total curah hujan rata-rata mencapai 228 mm pertahun dengan rata-
rata hari hujan 22 hari. Curah hujan tertinggi di bulan Januari mencapai 367 mm
Kabupaten Halmahera didominasi oleh peruntukan hutan yang terdiri dari hutan
primer seluas 256.800,58 Hektar dan hutan sekunder seluas 317.727,20 Hektar atau
48,98% dari total luas wilayah kabupaten. Kemudian peruntukan yang luasnya
dibawah >10% dari total luas wilayah yakni perkebunan seluas 28.508,27 Hektar atau
4,39% dan perkebunan campuran seluas 19.667,92 hektar, sisa merupakan
peruntukan yang luasnya >1% dari luas wilayah kabupaten. Selanjutnya untuk lahan
pertanian di Kabupaten Halmahera Timur hingga tahun 2020 yang terdiri dari sawah
seluas 4.711,90 Hektar atau 0,73%, ladang dan ladang seluas 292,28 hektar atau
0,05%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana pada tabel berikut.
Kawasan lindung menjadi potensi bagi lokasi penyediaan sumber air serta sebagai
perlindungan terhadap kawasan bawahnya. Luas kawasan lindung di Kabupaten
Halmahera Timur ditunjukan sebagaimana Tabel berikut ini.
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya (yang dalam hal ini
terdiri dari hutan lindung), tersebar di hampir seluruh Kecamatan dengan luasan ±
95.018,40 Ha. Adapun kawasan suaka alam yang terdiri atas beberapa jenis, baik di
daratan maupun di wilayah perairan laut yaitu Taman Nasional Aketajawe-Lolobata
dengan luasan ± 94.205,85 Ha.
B. KAWASAN BUDIDAYA
Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan yang digunakan atau diambil manfaatnya untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Luas kawasan budidaya menurut Kecamatan di
Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2012-2020 disajikan pada tabel berikut.
C. KAWASAN STRATEGIS
❖ Kawasan Strategis Kabupaten
Kawasan strategis kabupaten meliputi kawasan strategis dari sudut kepentingan,
pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya serta fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, antara lain
adalah kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan
ekonomi terpadu, kawasan tertinggal, serta kawasan perdagangan dan pelabuhan
bebas. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, antara lain adalah
kawasan adat tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan budaya
yang diakui sebagai warisan dunia. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup, antara lain adalah kawasan pelindungan dan
pelestarian lingkungan hidup, termasuk kawasan yang diakui sebagai warisan dunia.
Nilai strategis kawasan tingkat kabupaten/kota diukur berdasarkan aspek
eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah.
Kawasan strategis Kabupaten Halmahera Timur dalam mewujudkan pola ruang terdiri
atas :
1) Kawasan Perbatasan dan Pulau Kecil yaitu Haltim, Halteng dan Pulau Jiuw
diarahkan pada pengembangan Pariwisata dan Hankam.
2) Kawasan Strategis Halut, Halbar dan Haltim diarahkan pengembangannya pada
sektor pertanian tanaman pangan guna mendukung ketahanan pangan nasional
dan provinsi.
1) Kawasan fungsi pertahanan & keamanan wilayah laut yang efektif untuk
menjamin keutuhan kedaulatan & ketertiban wilayah Negara;
2) Kawasan budi daya berbasis perikanan, pertambangan dan pariwisata untuk
kemandirian pangan, ekonomi antar wilayah, dan perdagangan antar negara,
yang berkelanjutan;
3) Kawasan lindung perairan dengan fungsi perlindungan keanekaragaman hayati
dan sempadan pantai pulau-pulau kecil terluar;
4) Sistem pusat pelayanan kawasan perbatasan negara yang efektif sebagai pusat
ekonomi; pintu gerbang negara; dan pusat pertahanan dan keamanan;
5) Akses prasarana antar pusat pelayanan dan pulau-pulau kecil terluar,
ketersediaan sarana dasar yang memadai, serta keterkaitan selektif dengan
eksternal;
6) Kerjasama perlindungan dan pengembangan wilayah dengan Negara Palau dan
Filipina.
Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Provinsi Maluku Utara memiliki sumberdaya
sangat potensial, seperti ikan, udang, molusca, terumbu karang, lobster, kepiting dan
ranjungan, bahan tambang dan mineral, wisata serta jasa lingkungan. Kekayaan dan
sumberdaya laut lain memiliki nilai ekonomi penting dan strategis dalam
perekonomian lokal, regional, nasional, dan internasional. Untuk meningkatkan nilai
ekonomi sumberdaya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Provinsi Maluku Utara
diperlukan konsep dan strategi pengelolaan secara profesional dan berkelanjutan
dengan melibatkan berbagai instansi teknis terkait, disertai peran serta dunia usaha
dan partisipasi masyarakat. Pemanfaatan sumberdaya di wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil di Provinsi Maluku Utara semakin beragam seiring dengan semakin
meningkatnya berbagai kegiatan pembangunan, yang diikuti dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk yang bermukim di wilayah pesisir.
Pelagis adalah ikan yang hidup dipermukaan sampai kolom perairan laut. Arahan
pemanfaatan sub zona perikanan pelagis meliputi: Perairan Maba-Teluk Buli, Perairan
Patani-Laut Halmahera, Perairan Teluk Buli-Laut Halmahera, Perairan Halmahera
Timur-Laut Halmahera, Perairan Teluk Kao-Teluk Wasile, Perairan Teluk Kao-
Halmahera Timur-Laut Halmahera.
Demersal adalah ikan yang hidup dan makan di dasar laut.Arahan pemanfaatan sub
zona perikanan demersal meliputi: Perairan Pulai Seal-Maba Selatan, Perairan Pulau
Cef- Maba Selatan, Perairan Pulau Ingelan-Maba Selatan, Perairan Gotowasi- Teluk
Wailo-Maba Selatan, Perairan Teluk Buli, Perairan Pulau Pakal- Maba, Perairan
Lolasita-Maba Utara, Perairan Tanjung Lili-Teluk Lolasita- Maba Utara, Perairan
Dorosagu-Maba Utara, Perairan Subaim-Tanjung Guruo-Wasile, Perairan Teluk
Wasile, Perairan Hatetabako-Kakaraeno- Wasile Tengah, Perairan Tanjung Gorango-
Teluk Dobo-Maba Utara.
❖ Zona Pariwisata
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan
Pemerintah Daerah. Zona pariwisata adalah kawasan pesisir, pulau-pulau kecil dan
ekosistemnya yang mempunyai daya tarik untuk berbagai macam kegiatan wisata
yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,
pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Zona pariwisata di wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil Provinsi Maluku Utara dibagi dalam sub zona:
Arahan pengembangan sub zona wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau kecil di
Kabupaten Halmahera Timur meliputi : kawasan Tewil dan kawasan Wailukum;
Kegiatan pariwisata ini terutama bertumpu pada kegiatan yang berkaitan dengan
rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan
ekosistemnya baik di kawasan pesisir maupun pulau-pulau kecil seperti menyelam
(diving) dan snorkeling. Arahan pengembangan sub zona wisata alam bawah laut
menyelam (diving) di Kabupaten Halmahera Timur meliputi: Pulau Oto, Pulau To,
Tanjung Nakau, Pulau Lewi, Pulau Plum, Pulau Sloton, Teluk Buli, di Kabupaten
Halmahera Timur.
Arahan pengembangan sub zona wisata alam bawah laut (snorkeling) di Kabupaten
Halmahera Timur meliputi: Pulau Foli, pantai Dodaga, Tanjung Patlean, Tanjung
Sipub,Tanjung Gyeklolemdi, Pulau Woi, di Kabupaten Halmahera Timur.
Sub zona wisata olahraga air yang dimaksud adalah jet ski, dan mancing. Arahan
pengembangan sub zona wisata olahraga air di Kabupaten Halmahera Timur meliputi:
Tanjung Gorango,Tanjung Lieli, Teluk Wayaubo, Tanjung Dorosagu, Tanjung Wayamli,
Pulau Sloton, Teluk Buli.
Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Timur saat ini sedang mendorong Konsep
Pengembangan berbasis Kawasan. Rencana pengembangkan beberapa Kawasan
pengembangan tematik untuk mendukung kegiatan Sektor Pertanian, Perkebunan,
Perikanan dan Kawasan Perkotaan. Adapun kawasan pengembangan tematik yang
direncanakan antara lain sebagai berikut.
1) KAWASAN SIL
Potensi perikanan tangkap pada Kawasan ini antara lain jenis ikan demersal sehingga
fokus pengembangan diarahkan pada potensi yang dimuliki. Jumlah produksi
perikanan tangkap pada kawasan ini setiap tahun mengalami peningkatan yang
cukup pesat dan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PDBR Kabupaten
Halmahera Timur. Selain kondisi tersebut, kawasan ini memiliki nilai strategis yang
tinggi karena kawasan ini berada pada Wilayah Perbatasan Kabupaten (Perbatasan
antara Kabupaten Halmahera Timur dengan Kabupaten Halmahera Tengah). Dengan
adanya pengembangan kawasan ini, diharapkan memberikan dampak ekonomi yang
Selain potensi keluatan dan perikanan, Kawasan ini memiliki potensi pariwisata yang
sangat potensial untuk dikembangkan, misalnya wisata bahari (pantai pasir putih)
yang memiliki daya tarik memikat turis yang berkunjung. Kawasan itu juga memiliki
deretan pulau yang dengan keindahan alam yang sangat menakjubkan. Sehingga
keterpauan perikanan dan pariwisata di kawasan ini akan memberikan dampak
ekonomi yang signifikan khususnya ekonomi masyarakat setempat. Untuk ilustrasi
konsep pengembangan Kawasan Sil dapat dilihat sebagaimana pada gambar berikut.
Kawasan Dabo – Jara Jara merupakan dua kawasan yang dipanduakan menjadi satu
kawasan, yaitu kawasan perikanan terpadu Dabo dan Kawasa pariwisata Jara – Jara.
Keterpaduan dengan Kawasan pariwisata Jara-jara yang diarahkan dengan konsep
pengembangan wisata bahari sebagai komplementer dari Kawasan perikanan
terpadu. Konsep pengembangan Kawasan yang memadukan dua sektor unggulan di
Kabupaten Halmahera Timur dinilai memiliki nilai strategis yang tinggi, karena
memiliki keterpaduan fungsi yang dapat menunjang satu sama lain. Nilai strategis
lainnya yaitu pengembangan Kawasan Perikanan terpadu Dabo dan Kawasan
Pariwisata Jara-Jara ini dapat dipadukan dengan pengembangan sektor perikanan
yang ada di Kabupaten Halmahera Utara dan Pengembangan Sektor Perikanan dan
sektor pariwisata Kabupaten Pulau Morotai (Segitiga Emas di Provinsi Maluku Utara).
Kawasan Nusa Jaya - Ekor merupakan salah satu Kawasan Nusa Jaya – Ekor merupakan
salah satu kawasan strategis (kawasan perkotaan) di kabupaten Halmahera Timur
dalam upaya memperkuat simpul-simpul ekonomi kabupaten pada sektor perikanan.
Selain kawasan perkotaan, nilai strategis lainnya yakni memiliki potensi perikanan
tangkap (pelagis kecil) yang sangat potesial untuk dikembangkan, sehingga
direncanakan sebagai pusat industri pengolahan hasil perikanan tangkap pelagis kecil
(teri dan cumi). Nilai strategis lainnya yaitu kawasan perkotaan ini dilalui oleh jalan
kolektor primer yang merupakan jalur trans halmahera dan berbatasan langsung
dengan teluk kao, sehingga pemasaran produk hasil perikanan dapat dikembangkan
ke seluruh kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara. Kawasan Perkotaan Nusa Jaya
dikembangan dengan menggunakan Konsep Minapolitan sebagai kawasan ekonomi
unggulan dengan komoditas utama produk kelautan dan perikanan tangkap berbasis
kawasan. Untuk lebih jelasnya mengenai ilustrasi konsep pengembangan dapat dilihat
sebagaimana gambar berikut.
5) KAWASAN SONDO-SONDO
Kabupaten Halmahera Timur hingga saat ini belum bebas dari permasalahan
disparitas antar wilayah. Selama ini Pemerintah Daerah selalu berupaya memperkecil
kesenjangan antar wilayah yang terjadi melalui pembangunan infrastruktur,
pembangunan pendidikan, kesehatan dan sektor lainnya. Namun upaya ini belum
optimal, sehingga Pemerintah Daerah mendorong atau merencanakan beberapa
pusat pertumbuhan baru dengan tujuan untuk memperkecil disparitas antar wilayah
dan memperkecil rentan kendali pemerintahan serta pengembangan sektor – sektor
unggulan daerah. Salah satu Recana Pemerintah Daerah yaitu Pengembangan
Kawasan Fayaul-Bukutio sebagai pusat pertumbuhan baru. Rencana pengembangan
Kawasan ini untuk mendukung adanya rencana pembentukan kecamatan baru di
Kecamatan Wasile Selatan.
Disisi lain, upaya pemerintah daerah dalam mengembangan sektor – sektor unggulan
daerah, tidak hanya pada kawasan pedesaan, namun sampai pada kawasan perkotaan
dengan tujuan kawasan perkotaan sebagai penicu perkembangan sektor-sekotr
unggulan. Sumbangsi sektor pertanian terhadap PDRB setiap tahun mengalami
peningkatan. Atas dasar itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Timur selalu
berupaya untuk meningkatkan lahan produktif untuk peningkatan jumlah produksi
pertanian. Salah satu upaya yang diambil oleh pemerintah daerah yaitu adanya
rencana Pembangunan Kawasan Transmigrasi Baru di Wilayah Kecamatan Kota Maba.
Kawasan disekitar Bandara Buli memiliki sisi strategis karena disamping lokasi yang
berada di sekitar bandara, kawasan ini juga dilalui oleh jaringan kolektor yang
menghubungkan antara Kawasan Perkotaan Buli – Lapter dan Kawasan Perkotaan
Wayamli. Selain itu, kawasan ini merupakan kawasan cepat tumbuh yang ditandai
dengan mulai bermunculannya kawasan permukiman baru dan kegiatan ekonomi
mikro yang tidak terencana dan tidak tertata. Terhadap kondisi tersebut, bila
fenomena ini tidak direspon maka dalam beberapa tahun kedepan akan menjadi
kawasan yang berpotensi kumuh.
Kondisi tersebut merupakan fenomena Urban Sprawl (perembetan linier) yang tidak
bisa ditekan perkembangannya, sehingga dibutuhkan strategi untuk mengontrol
perembetan tersebut. Saat ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Timur mulai
merespon fenomena tersebut dengan strategi penanganan berupa Rencana
Pengembangan Kawasan Sekitar Bandara Buli sebagai Kawasan Perkotaan Baru.
Banjir merupakan salah satu bencana disebabkan oleh faktor hidrometeorologi yang
paling sering terjadi. Salah satu penyebab terjadinya bencana banjir adalah akibat
rusaknya daerah hulu sungai akibat ulah manusia seperti perambahan hutan secara
liar serta pendirian bangunan yang tidak mengikuti kaidah tata ruang yang ada, yang
mengurangi daerah resapan air (catchment area). Selain itu, aspek cuaca turut
berpengaruh terhadap potensi bencana banjir.
Potensi luas bahaya banjir per kecamatan wilayah terdampak bencana banjir. Total
luas bahaya banjir di Kabupaten Halmahera TImur secara keseluruhan yang terbagi
kedalam tiga kelas bahaya banjir (rendah, sedang dan tinggi). Dimana daerah rawan
banjir tinggi terdapat di Kecamatan Wasile, Kecamatan Wasile Timur dan Kecamatan
Kota Maba dengan luas wilayah terdampak masing-masing sebesar 1.300.42 ha,
1,175.15 ha, dan 1.135.85 ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana pada
tabel dan gambar berikut.
Berdasarkan data kejadian yang terjadi, lalu dilakukan pengumpulan data oleh BPBD
Kabupaten Halmahera Timur. Bencana Banjir telah terjadi pada tahun 2021 di
beberapa kecamatan di Kabupaten Halmahera Timur antara lain, Wasile Selatan,
Kecamatan Maba, Wasile Timur, Kota Maba, dan Wasile Utara. Kejadian Banjir
sebanyak 15 Kali akibat bencana banjir tersebut telah memakan korban jiwa dua orang
berumur dua tahun berhasil ditemukan, sedangkan korban jiwa yang berusia 60 tahun
hingga saat ini belum berhasil ditemukan.
Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang besar
yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai. Faktor utama banjir
bandang adalah dipicu oleh intensitas hujan ekstrem. Kemudian berhubungan
dengan kejadian longsor yang menyumbat aliran sungai membentuk bendung alam.
Selanjutnya tekanan aliran sungai menjebol bendung alami tersebut sehingga terjadi
C. BAHAYA LONGSOR
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
timbunan, tanah, atau material campuran yang bergerak ke arah bawah dan keluar
dari lereng aslinya. Ancaman tanah longsor dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi
kondisi morfologi daerah yang terdiri dari perbukitan, pegunungan, jumlah curah
hujan yang tinggi, kondisi geologi dan struktur geologi, kondisi tanah yang tidak
cepat meresapkan air, kemiringan lereng yang curam sampai sangat curam.
Hasil kajian ini menunjukkan daerah bahaya longsor berdasarkan luas wilayah
terdampak di Kabupaten Halmahera Timur seluas 220,319.47 ha dalam kategori
tinggi, sedangkan untuk kategori sedang seluas 160,243.20 ha. Adapun rekapitulasi
potensi luas bahaya tanah longsor tersebut berdasarkan kecamatan dapat dilihat pada
Tabel dan Gambar berikut.
Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan di mana hutan dan lahan dilanda
api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian
ekonomis dan atau nilai lingkungan. Kebakaran hutan dan lahan seringkali
menyebabkan bencana asap yang dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan
masyarakat sekitar.
Tabel 1. 23 Distribusi Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Halmahera Timur
Gambar 1. 33 Peta Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Halmahera Timur
Cuaca ekstrem adalah suatu kondisi di mana salah satu atau beberapa indikator cuaca
mengalami perubahan ekstrem. Misalnya perubahan ekstrem suhu udara atau
perubahan ekstrem curah hujan. Secara keseluruhan bencana cuaca ekstrim memiliki
potensi luas bahaya di Kabupaten Halmahera Timur dengan total 159.686Ha yang
berada pada kelas tinggi. Penentuan kelas bahaya tingkat Kabupaten diperoleh
berdasarkan kelas bahaya maksimal per kecamatan.
Berdasarkan Hasil Kajian Resiko Bencana BPBD Kabupaten Halmahera Timur, Potensi
penduduk terpapar bencana cuaca ekstrim per kecamatan di Kabupaten Halmahera
Timur berada pada kelas tinggi. Potensi penduduk terpapar berbeda-beda untuk
setiap kecamatan terdampak, hal tersebut dilihat berdasarkan banyaknya jumlah
penduduk yang beraktivitas di kecamatan tersebut. Rekapitulasi potensi penduduk
terpapar bencana cuaca ekstrim per kecamatan menghasilkan potensi penduduk
Tabel 1. 24 Luas Wilayah Bahaya Cuaca Ekstrim dan Potensi Penduduk Terpapar
Menurut Kecamatan Di Kabupaten Halmahera Timur
Bahaya Potensi Penduduk Terpapar
No Kecamatan
Luas (Ha) Kelas Jiwa Kelas
1 Kota Maba 21.909 Sedang 11.098 Sedang
2 Maba 6.620 Tinggi 8.964 Tinggi
3 Maba Selatan 21.923 Tinggi 6.803 Tinggi
4 Maba Tengah 14.427 Tinggi 6.377 Tinggi
5 Maba Utara 19.324 Tinggi 7.520 Tinggi
6 Wasile 10.743 Tinggi 7.791 Tinggi
7 Wasile Selatan 22.812 Tinggi 11.288 Tinggi
8 Wasile Tengah 13.354 Tinggi 5.658 Tinggi
9 Wasile Timur 10.528 Tinggi 9.974 Tinggi
10 Wasile Utara 18.041 Tinggi 2.551 Tinggi
KABUPATEN 159.686 Tinggi 78.024 Tinggi
Sumber : Dokumen Kajian Resiko Bencana Kabupaten Halmahera Timur, Tahun 2018-2022
Gelombang ekstrim adalah gelombang tinggi yang ditimbulkan karena efek terjadinya
siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi kuat menimbulkan bencana
alam. Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis tetapi keberadaan siklon tropis
akan memberikan pengaruh kuat terjadinya angin kencang, gelombang tinggi disertai
hujan deras. Sementara itu, abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga
Berdasarkan Hasil Kajian Resiko Bencana BPBD Kabupaten Halmahera Timur, Potensi
penduduk terpapar bencana gelombang ekstrim dan abrasi per kecamatan di
Kabupaten Halmahera Timur berada pada kelas tinggi. Potensi penduduk terpapar
terdampak 9 (sembilan) kecamatan, hanya 1 (satu) kecamatan yang tidak terdampak
potensi penduduk terpapar yaitu Kecamatan Wasile Timur hal tersebut dilihat
berdasarkan banyaknya jumlah penduduk yang beraktivitas di kecamatan tersebut.
Rekapitulasi potensi penduduk terpapar bencana cuaca ekstrim per kecamatan
menghasilkan potensi penduduk terpapar di Kabupaten Halmahera Timur, yaitu
19.431 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. 25 Luas Wilayah Bahaya Gelombang Ekstrim dan Abrasi Serta Potensi Penduduk
Terpapar Menurut Kecamatan Di Kabupaten Halmahera Timur
H. BAHAYA KEKERINGAN
Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk
kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Adapun yang
dimaksud kekeringan di bidang pertanian adalah kekeringan yang terjadi di lahan
pertanian yang ada tanaman (padi, jagung, kedelai dan lain-lain) yang sedang
dibudidayakan. Secara keseluruhan bencana kekeringan memiliki potensi luas bahaya
di Kabupaten Halmahera Timur dengan total 645.801 Ha yang berada pada kelas
tinggi. Penentuan kelas bahaya tingkat Kabupaten diperoleh berdasarkan kelas
bahaya maksimal per kecamatan.
Berdasarkan Hasil Kajian Resiko Bencana BPBD Kabupaten Halmahera Timur, Potensi
penduduk terpapar bencana kekeringan per kecamatan di Kabupaten Halmahera
Timur berada pada kelas tinggi. Potensi penduduk terpapar berbeda-beda untuk
setiap kecamatan terdampak, hal tersebut dilihat berdasarkan banyaknya jumlah
penduduk yang beraktivitas di kecamatan tersebut. Rekapitulasi potensi penduduk
terpapar bencana kekeringan per kecamatan menghasilkan potensi penduduk
terpapar di Kabupaten Halmahera Timur, yaitu 86.260 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
I. BAHAYA TSUNAMI
Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena
adanya pergeseran di dasar laut akibat gempabumi. Pengkajian bahaya Tsunami di
Kabupaten Halmahera Timurdilakukan terhadap seluruh wilayah terdampak bencana
tsunami. Pengkajian tersebut dilakukan berdasarkan Perka BNPB Nomor 2 Tahun 2012
dan referensi pedoman lainnya yang ada di kementerian/lembaga di tingkat nasional.
Pedoman tersebut telah menentukan parameter ukur dalam penentuan bahaya
Jumlah
NO Tahun Jumlah Desa
Kecamatan
1. 2018 10 102
2. 2019 10 102
3. 2020 10 102
4. 2021 10 102
Sumber : RPJMD Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2021-2025
Tabel 2. 2 Jumlah Desa, Luas Wilayah dan Persentase Luas di Kabupaten Halmahera Timur
Berdasarkan Kecamatan Tahun 2021
No Kecamatan Ibukota Luas (Km2) Persenrtase
1 Kota Maba Maba Sangaji 1.003,08 15,46%
2 Maba Buli 431,79 6,66%
3 Maba Selatan Bicoli 504,27 7,77%
4 Maba Tengah Wayamli 651,45 10,04%
5 Maba Utara Dorosago 1.117,20 17,22%
6 Wasile Cemara Jaya 253,56 3,91%
7 Wasile Selatan Nusa Jaya 1.003,69 15,47%
8 Wasile Tengah Lolobata 490,91 7,57%
9 Wasile Timur Dodaga 430,91 6,64%
10 Wasile Utara Labi-Labi 599,50 9,24%
Total 6.486,40 100,00%
Sumber : Materi Teknis Revisi RTRW Kab. Haltim 2021-2041
Dari table 2.2 di atas dapat dilihat bahwa kecamatan Wasile Selatan memiliki luas
wilayah terluas dengan luas wilayah 1.003,69 Km2 sedangkan Kecamatan Wasile
merupakan kecamatan dengan luas daerah terkecil yaitu 253,39 Km2.
Suksesnya pembangunan suatu daerah tidak terlepas dari kualitas dan kemampuan
aparatur pemerintah daerah. Pendayagunaan aparatur pemerintah daerah
ditempatkan sebagai bagian tak terpisah dari keseluruhan strategi pembangunan
daerah serta dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Pendayagunaan
tersebut dapat berupa pendayagunaan dalam kelembagaan maupun
pendayagunaan pegawai pemerintah daerah. Pendayagunaan kelembagaan
merupakan usaha penataan susunan organisasi pemerintahan yang memiliki tujuan
agar wewenang tugas, tanggung jawab, fungsi dari setiap unsur lembaga
pemerintahan semakin jelas dan tidak tumpang tindih sehingga dapat dilaksanakan
secara semakin berdaya guna dan berhasil guna. Pendayagunaan aparatur
pemerintah daerah ditujukan untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
memiliki tingkat kemampuan profesional dan kesejahteraan yang memadai, semangat
pengabdian dan disiplin yang tinggi dalam mengemban tugas, serta didukung sistem
administrasi dan informasi kepegawaian yang mantap. Jumlah PNS di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur menurut golongan tahun 2018 sampai
dengan 2021 dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2. 3 Jumlah dan Persentase PNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur
Menurut Golongan Tahun 2018-2021
Tahun
No Golongan
2018 2019 2020 2021
1 Golongan I 25 31 58 17
2 Golongan II 921 921 1.049 713
3 Golongan III 1.558 1.547 1.488 1.668
4 Golongan IV 210 215 234 297
Jumlah 2.714 2.714 2.829 2.695
Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Halmahera Timur, 2022
Jumlah PNS pada tahun 2021 berjumlah 2.695 pegawai dengan jumlah pegawai
terbanyak terdapat pada Golongan III yaitu sebanyak 1.668 pegawai atau 62% dari
total PNS. Persentase jumlah PNS menurut golongan dapat dilihat pada Diagram 2.1
di bawah ini :
11%
1%
26%
Golongan I
Golongan II
62%
Golongan III
Golongan IV
1 GOLONGAN I 10 7
2 GOLONGAN II 335 378
3 GOLONGAN III 705 963
4 GOLONGAN IV 171 126
TOTAL 1.221 1.474
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Halmahera Timur, 2022
JUMLAH LAKI-LAKI
14% 1%
27%
58%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa PNS Perempuan lebih banyak dibandingkan
PNS Laki-laki di Kabupaten Halmahera Timur.
Tabel 2. 8 Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2021
No Organisasi Perangkat Daerah
1 INSPEKTORAT
2 DINAS
1) Dinas Pendidikan
2) Dinas Kesehatan
3) Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman
4) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
5) Dinas Satuan Polisi dan Pamong Praja
6) Dinas Sosial
7) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
8) Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak
9) Dinas Ketahanan Pangan
10) Dinas Pertanahan Dan Lingkungan Hidup
11) Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil
12) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
13) Dinas Perhubungan
14) Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian Dan Statistik
15) Dinas Perinustrian, Perdagangan Koperasi dan UKM
16) Dinas Penanaman Modal Dan PTSP
17) Dinas Pemuda Dan Olahraga
18) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
19) Dinas Kelauatan Perikanan
20) Dinas Pertanian
3 BADAN
1) Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D)
2) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
3) Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia
4) Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
5) Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik
4 SEKRETARIAT
1) SEKRETARIAT DPRD
2) SEKRETARIAT DAERAH
Bagian Pemerintahan
Bagian Hukum dan Organisasi
Bagian Administrasi Pembangunan
Maba Selatan
Kota Maba
Wasile Selatan
Wasile
Pada saat ini, RPJMD memuat seluruh kebijakan, strategi dan program pembangunan
yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu untuk tahun 2021-2025
dengan memperhitungkan semua potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang
mungkin timbul serta akomodatif terhadap tuntutan masyarakat atas pelayanan yang
cepat, mudah, transparan, dan akuntabel dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan.
A. VISI
Visi di atas merupakan lanjutan dan penegasan dari visi pembangunan sebagai
keberlanjutan dan apresiasi pada pembangunan yang telah dijalankan pada periode
sebelumnya yang didasarkan pada realitas dan telaah obyektif. Visi ini juga selaras
dengan visi Maluku Utara 2020-2024 yaitu Maluku Utara Sejahtera yang difokuskan
pada pembangunan sumber daya manusia, keseimbangan dan stabilitas
pembangunan, pembangunan infastruktur, kehidupan sosial yang beradab dan
1. Maju
Maju mempunyai makna menjadikan Kabupaten Halmahera Timur sebagai daerah
yang maju dan meningkat dari kondisi masa lalu. Maju juga berarti pembangunan
daerah melalui pembangunan berkelanjutan dan pembangunan infrastruktur
yang merata serta terintegrasi.
2. Sejahtera
Sejahtera merupakan sebuah kondisi kehidupan individu dan masyarakat yang
dapat memenuhi standar kehidupan yang layak sesuai harkat dan martabat
kemanusiaan. Sejahtera juga dimaknai sebagai sebuah derajat kehidupan sosial
ekonomi masyarakat Halmahera Timur yang semakin membaik ditandai dengan
terpenuhinya sandang, pangan dan papan masyarakat secara merata.
Rumusan visi di atas terbangun dalam satu kesatuan dan saling melengkapi. Secara
substantif, rangkaian visi tersebut bertujuan meningkatkan pemenuhan kebutuhan
akan pelayanan dasar, infrastruktur, peningkatan perekonomian masyarakat dan
daerah, serta meningkatkan kualitas pelayanan publik dan meningkatkan kualitas tata
kelola pemerintahan serta mewujudkan harmoni sosial di tengah masyarakat
Halmahera Timur.
B. MISI
Kabupaten Halmahera Timur melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Halmahera Timur bertekad memberikan yang
terbaik bagi masyarakat Kabupaten Halmahera Timur.
Kondisi demografis Halmahera Timur juga memegang peranan yang krusial untuk
dapat merancang agenda pembangunan. Tiga aspek yang akan dibahas dalam
lingkup demografi ini meliputi jumlah penduduk, struktur penduduk, dan distribusi
penduduk. Penduduk Kabupaten Halmahera Timur berdasarkan Data Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2021 sebanyak 96.195 jiwa. Lima tahun
sebelumnya 2017 jumlah penduduk Kabupaten Halmahera Timur tercatat sebanyak
93.848 jiwa, meningkat di tahun 2018 menjadi 94.937 jiwa. Penigkatan jumlah
penduduk terus terjadi setiap tahunnya hingga tahun 2019 jumlah penduduk
Kabupaten Halmahera Timur tercatat sebanyak 95.560 jiwa. Bila dilihat perkembangan
jumlah penduduk menurut kecamatan, Kecamatan Wasile Selatan merupakan
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, pada tahun 2021 tercatat sebanyan
14.092 jiwa, dimana lima tahun sebelumnya tercatat sebanyan 13.335 jiwa. Adapun
data jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 3.1.
4,00% 4,02%
2,89%
2,00% 2,04%
1,06% 1,39% 1,10%
0,99%
0,00% 0,27%
Kota Maba Maba Maba Maba Maba Wasile Wasile Wasile Wasile Wasile
-2,00% Selatan Tengah Utara-1,38% Selatan Timur Tengah Utara
-3,43%
-4,00%
Sumber : diolah dari data, Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil Kabupaten Halmahera Timur, 2022
75+
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
`10-14
`4-9
0-4
Sumber : diolah dari data, Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil Kabupaten Halmahera Timur, 2022
1 Kota Maba 44 55 88 45 28
2 Maba 73 68 81 38 53
3 Maba Tengah 0 0 0 0 27
5 Maba Utara 0 0 0 0 11
6 Wasile 74 50 64 70 73
7 Wasile Timur 65 71 69 67 57
8 Wasile Tengah 0 0 0 0 14
9 Wasile Selatan 17 16 22 22 33
10 Wasile Utara 0 0 0 0 0
Pada tahun 2021 jumlah Angkatan Kerja berdasarkan jenis kelamin yang masuk
katergori bekerja di Kabupaten Halmahera Timur sebanyak 42.783 tenaga kerja.
Sedangkan Angkatan kerja yang masih belum bekerja atau mengangur berasarkan
jenis kelamin yaitu sebanyak kurang lebih 3.111. Adapun data terkait ketenagakerjaan
di Kabupaten Halmahera Timur, sebagaimana terlihat pada uraian tabel dibawah ini :
Tabel 3. 6 Jumlah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2021
Jenis Kelamin
Kegiatan Utama Jumlah
Laki-Laki Perempuan
I Angkatan Kerja
1. Sekolah - - -
3. Lainnya - - -
Tabel 3. 7 Persentase Bekerja Terhadap Angkatan Kerja Menurut Pendididkan Tertingi Yang
Ditamatkan Di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2021
Pendidikan Angkatan Kerja Persentase
Tertinggi yang Jumlah Angkatan Bekerja terhadap
Ditamatkan Bekerja Penganguran Angkatan Kerja
Kerja
0 16.052 523 16.575 96,84%
1 9.215 393 9.608 95,91%
2 11.153 1.689 12.842 86,85%
3 6.363 506 6.869 92,63%
Jumlah 42.783 3.111 6.869 93,22%
Sumber : BPS Halmahera Timur, 2022
3.3. PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Sebagaimana Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, “pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan
dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM
menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan
tertentu. Dibandingkan APK, APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik
karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang
pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut. Nilai APM berkisar antara 0-100.
APM menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat
memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai pada jenjang pendidikannya. Bila seluruh
anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu, maka APM akan mencapai 100
persen. Secara umum, APM akan selalu lebih rendah dari APK, dikarenakan APK
memperhitungkan jumlah penduduk di luar usia sekolah pada jenjang pendidikan
yang bersangkutan. Adapun data APM di Halmahera Timur, sebagaimana yang lihat
pada uraian tabel dibawah ini.
Angka Kelulusan (AL) merupakan persentase jumlah lulusan pada jenjang pendidikan
tertentu terhadap jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang pendidikan tersebut
Tabel 3. 10 Angka Lulus Sekolah (ALS) Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2017–2021
Tahun
No Jenjang Pendidikan
2017 2018 2019 2020 2021
SD/MI
Jumlah siswa pada jenjang
1 11543 11349 11021 10752 10324
SD/sederajat
Jumlah siswa tingkat tertinggi
2 1789 1819 1778 1909 1794
jenjang SD/sederajat
Angka kelulusan SD/sederajat
3 645,22 623,91 619,85 563,23 575,47
(1:2x100)
SMP/MTs
Jumlah siswa pada jenjang
1 4256 4294 4284 4258 4281
SMP/sederajat
Jumlah siswa tingkat tertinggi
2 1306 1294 1444 1406 1362
jenjang SMP/sederajat
Angka kelulusan SMP/sederajat
3 325,88 331,84 296,68 302,84 314,32
(1:2x100)
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Timur, 2022
Angka Putus Sekolah (APts) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid
putus sekolah pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SMP sebagainya) dengan jumlah
murid pada jenjang pendidikan tertentu dan dinyatakan dalam persentase. Semakin
tinggi AptS berarti semakin banyak siswa yang putus sekolah di suatu jenjang
pendidikan pada suatu wilayah. Perkembangan angka putus sekolah menurut jenjang
pendidikan di Kabupaten Halmahera Timur tahun 2017-2021 dapat dilihat pada table
berikut :
3.4. KESEHATAN
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa
Kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan
aktivitasnya sehari-hari. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
memberikan batasan, bahwa Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Untuk jabarkan makna Kesehatan yang terurai diatas, maka Pemerintah Kabupaten
Halmahera Timur telah membangunan sejumlah saran dan prasaran Kesehatan guna
mempermudah masyarakatnya dalam aspek pelayanan Kesehatan itu sendiri. Adapun
jumlah saran dan prasaran Kesehatan yang telah terbangun di Halmahera Timur
sebagaimana terlihat pada data dibawah ini.
3.6. AGAMA
Jamaah Haji adalah warga negara yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri
untuk menunaikan ibadah Haji dengan persyaratan yang ditetapkan. Adapun jumlah
Jamaah Haji yang beragkat di Kabupaten Halmahera Timur sejak tahun 2017 samapai
dengan tahun 2019, sebanyak 168 jamaah. Sedangkan pada tahun 2020 sampai
dengan tahun 2021 tidak adanya pemberangkatan masyarakat ke tahah suci yang
diakibatkan karena terjadinya bencana pandemic Covid-19, sehinga berdampak
kepada pengehentian atau penundaan pemberngkatan jamaah Haji yang berasal dari
Kabupaten ini. Adapun jumlah keberangkatan jamaah Haji Kabupaten Halmahera
Timur, sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
B. HUKUM
Hukum merupakan peraturan yang berupa norma dan sangsi yang dibuat dengan
tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan,
mencegah terjadinya kekacauan. Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa
adanya kepastian hukum dalam masyrakat. Oleh karena itu, maka setiap masyarakat
berhak untuk mendapatkan pembelaan dihadapan hukum. Atau dimana hukum juga
dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau ketetapan atau ketentuan yang tertulis
ataupun yang tidak tertulis untuk mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan
sangsi untuk orang yang melanggar hukum. Adapun jumlah pelanggaran Perda Di
Kabupaten Halmahera Timur, seperti yang terlihat pada uraian table dibawah ini.
Keamanan merupakan keadaan yang bebas dari bahaya, istilah ini bisa digunakan
dengan hubungan kepada kejahatan, segala bentuk kecelakaan, dan lain-lain. Adapun
jumlah kasus kriminalisasi di Kabupaten Halmahera Timur, seperti yang terlihat pada
uraian table dibawah ini.
Selanjutnya untuk Tanaman palawija merupakan alternatif lain yang dipilih untuk
dibudidayakan oleh masyarakat di Kabupaten Halmahera Timur, dikarenakan
tanaman palawija merupakan tanaman yang bersifat umum dan hasil produksinya
bersifat bulanan, yang dimaksudkan bersifat umum adalah tanaman ini bisa
dikonsumsi sendiri dan juga bisa sebagai penambah ekonomi pembudidaya itu
sendiri.
Kedelai
No Kecamatan
Luas Lahan Luas Tanam Luas Panen Provit Produksi
(Ha) (Ha) (Ha) per- (Ton) (Ton)
1 Kota Maba - - - - -
2 Maba - - - - -
3 Maba Selatan - - - - -
4 Maba Tengah - - - - -
5 Maba Utara 6,20 5,30 4,80 - 7,20
6 Wasile - - - - -
7 Wasile Selatan 1,00 1,00 1,00 - 1,50
8 Wasile Timur 98,77 98,77 98,77 - 83,22
9 Wasile Tengah 1,00 1,00 1,00 - 0,50
10 Wasile Utara - - - - -
Jumlah 106,97 106,07 105,57 - 92,42
Kacang Hijau
No Kecamatan Luas Lahan Luas Tanam Luas Panen Provit Produksi
(Ha) (Ha) (Ha) per- (Ton) (Ton)
1 Kota Maba 1,20 1,00 1,00 - 0,50
2 Maba - - - - -
3 Maba Selatan - - - - -
4 Maba Tengah 6,00 3,00 3,00 - 2,50
5 Maba Utara 5,00 4,50 3,50 - 11,50
6 Wasile 0,50 0,50 0,50 - 0,48
7 Wasile Selatan - - - - -
8 Wasile Timur - - - - -
9 Wasile Tengah 4,00 4,00 4,00 - 0,77
10 Wasile Utara 7,90 7,00 3,75 - 5,50
Jumlah 24,60 20,00 15,75 - 21,25
Sumber: Data Base Bidang Perekonomian dan SDA, BP4D Kab. Halmahera Timur, 2022
Kemudian Untuk Tanaman hortikultura merupakan tanaman yang dinilai baik bagi
para petani untuk dibudidayakan, selain karena sesuai dengan lahan pertanian dan
menjadi komoditas yang banyak tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Halmahera
Timur. Penanaman Tanaman hortikultura dapat dilakukan setiap saat tergantung
Ketimun
No Kecamatan
Luas Lahan Luas Tanam Luas Panen Provit per- Produksi
(Ha) (Ha) (Ha) (Ton) (Ton)
1 Kota Maba - - - - -
2 Maba 4,00 3,50 3,00 - 2,40
3 Maba Selatan - - - - -
4 Maba Tengah 0,01 0,01 0,01 - 0,18
5 Maba Utara 14,40 11,00 11,00 - 25,80
6 Wasile - - - - -
7 Wasile Selatan - - - - -
8 Wasile Timur 2,75 2,75 2,75 - 4,43
9 Wasile Tengah - - - -
10 Wasile Utara 1,75 1,75 0,80 1,33
Jumlah 22,91 19,01 17,56 - 34,14
Buncis
No Kecamatan Luas Lahan Luas Tanam Luas Panen Provit per- Produksi
(Ha) (Ha) (Ha) (Ton) (Ton)
1 Kota Maba - - - - -
2 Maba 1,00 1,00 1,00 - 0,30
3 Maba Selatan - - - - -
4 Maba Tengah - - - - -
5 Maba Utara 13,60 11,00 11,00 - 21,50
6 Wasile 1,00 1,00 1,00 - 2,30
7 Wasile Selatan - - - - -
8 Wasile Timur 0,50 0,50 0,50 - 0,30
9 Wasile Tengah 1,00 1,00 1,00 0,50
10 Wasile Utara - - - -
Jumlah 17,10 14,50 14,50 - 24,90
Terong
No Kecamatan Luas Lahan Luas Tanam Luas Panen Provit per- Produksi
(Ha) (Ha) (Ha) (Ton) (Ton)
1 Kota Maba 6,50 3,60 3,60 - 1,95
2 Maba 3,00 3,00 3,00 - 2,50
3 Maba Selatan 4,75 3,25 3,25 - 0,91
4 Maba Tengah 1,00 1,00 1,00 - 4,86
5 Maba Utara 6,50 5,00 5,00 - 10,50
6 Wasile 5,00 4,00 4,00 - 3,25
7 Wasile Selatan - - - - -
8 Wasile Timur 6,00 6,00 6,00 - 11,50
9 Wasile Tengah 1,30 1,30 0,80 0,20
10 Wasile Utara 1,50 1,50 1,00 0,33
Jumlah 35,55 28,65 27,65 - 36,00
Sumber: Data Base Bidang Perekonomian dan SDA, BP4D Kab. Halmahera Timur, 2022
Labu Siam
No Kecamatan Luas Lahan Luas Tanam Luas Panen Provit per- Produksi
(Ha) (Ha) (Ha) (Ton) (Ton)
1 Kota Maba - - - -
2 Maba - - - -
3 Maba Selatan - - - -
4 Maba Tengah - - - -
5 Maba Utara - - - -
6 Wasile - - - - -
7 Wasile Selatan - - - -
8 Wasile Timur 0,50 0,50 0,50 0,75
9 Wasile Tengah - - - -
10 Wasile Utara - - - -
Daun Bawang
No Kecamatan Luas Lahan Luas Tanam Luas Panen Provit per- Produksi
(Ha) (Ha) (Ha) (Ton) (Ton)
1 Kota Maba 1,00 0,60 0,60 0,40
2 Maba 0,50 0,50 0,50 0,30
3 Maba Selatan - - - -
4 Maba Tengah 0,50 0,50 0,50 0,25
5 Maba Utara - - - -
6 Wasile - - - - -
7 Wasile Selatan - - - -
8 Wasile Timur 0,60 0,60 0,60 0,18
9 Wasile Tengah 1,00 1,00 0,50 0,05
10 Wasile Utara - - - -
Jumlah 3,60 3,20 2,70 - 1,18
Sumber: Data Base Bidang Perekonomian dan SDA, BP4D Kab. Halmahera Timur, 2022
4.2. PERKEBUNAN
Adapun jenis-jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan antara lain Kelapa, Pala,
Cengkeh dan Coklat. Tetapi hanya tanaman jenis tertentu yang mengalami
perkembangan. Serta ada pula tanaman yang belum menghasilkan produksi ini
disebabkan karena proses penanamannya yang baru dimulai jadi belum bisa
menghasilkan produksi tanaman. Secara jelasnya terkait dengan perkembangan luas
lahan serta hasil produksi pada sektor perkebunan di kecamatan Kota Maba, telah ter
deskripsi dalam bentuk tabel dibawah ini.
4.3. PETERNAKAN
Sektor perikanan menjadi tumpuan dan harapan dalam penyerapan tenaga kerja
dalam jumlah besar di Kabupaten Halmahera Timur. Perikanan merupakan subsektor
pertanian yang menyumbang terbesar kedua dari total PDRB setelah pertambangan
dan bahan galian, sehingga sektor perikanan merupakan salah satu sektor unggulan
di Kabupaten Halmahera Timur. Produksi perikanan laut pada tahun 2021 tercatat
sebanyak 8.664,14 ton, Kecamatan yang memberikan kontribusi terbesar ada pada
lima kecamatan antara lain:
Produksi perikanan darat di Kabupaten Halmahera Timur pada tahun 2021 sebanyak
11.57 ton. Untuk melihat secara keseluruhan dan secara lengkap produksi ikan laut
dan darat di sepuluh kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 15 Produksi Perikanan laut (Ton)
Menurut Kecamatan di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2021
4.5. PERTAMBANGAN
Pertambangan umum yang masih melaksanakan operasi produksi hingga tahun 2021
adalah PT. Aneka Tambang Tbk, sebanyak tiga site (Pulau Pakal, Moronopo, dan
Tanjung buli), PT. Haltim Mining, PT. Adhita Nikel Indonesia dan PT. Alam Raya Abadi.
4.6. KEHUTANAN
Hutan di Kabupaten Halmahera Timur dibagi kedalam tiga kategori hutan yaitu hutan
hutan lindung, hutan produksi dan hutan konversi (hutan suaka alam dan hutan
pelestarian alam). Sampai tahun 2021 luas kawasan hutan di Kabupaten Halmahera
Timur adalah 644.350,21 hektar. Dengan luas kawasan hutan tersebut pemerintah
Kabupaten Halmahera Timur juga memberikan izin kepada para pemanfaatan kayu,
area penggunaan lain, dan pemegang HPH untuk melaksanakan operasi pemanfaatan
hutan. Berikut adalah daftar pemberian izin pemanfaatan kayu (IPK) areal penggunaan
lain (APL), pemegang HPH, produksi kayu bulat, luas kawasan hutan dan luas kawasan
perkebunan rakyat sampai tahun 2020 antara lain.
Berdasarkan data dari UPTD KPH Kabupaten Halmahera Timur, luas kawasan hutan,
hutan lindung, hutan produksi, hutan produksi terbatas, hutan konversi, dan taman
nasional Lolobata dan Aketajawe adalah sebagai berikut
4.7. PARIWISATA
Kawasan pariwisata adalah kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pariwisata atau
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan
daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Pengembangan
kawasan peruntukan pariwisata ini bertujuan untuk memperkenalkan,
mendayagunakan, dan melestarikan nilai-nilai sejarah/budaya lokal dan keindahan
alam, serta mendukung upaya penyediaan lapangan kerja yang pada gilirannya dapat
Keunggulan lain dari kawasan pariwisata jara-jara ini berupa tersedianya ruang
terbuka alami yang cukup luas, memanjang di sepanjang bibir pantai, sehingga
sangat memungkinkan untuk dikembangkan arena bermain maupun untuk
dibangun infrastruktur pendukung lainnya. Kawasan Pariwisata Jara-Jara ini akan
dikembangkan secara terpadu dengan Kawasan perikanan Dabo dengan konsep
Kawasan Pariwisata Bahari Sil-Sowoli dengan luas 31,24 Hektar yang berada di
Kecamatan Maba Selatan. Kawasan pariwisata sil-sowoli memiliki beberapa obyek
wisata yang memiliki karakteristik hamparan pasir putih memantulkan cahaya kilau
saat terkena sinar mentari berpadu dengan birunya air laut. Selain itu, daya tarik
lainnya berupa panorama alam juga pepohonan di sepanjang pesisir pantai yang
cukup indah. Selain berbagai potensi tersebut, pantai ini juga mempunyai
kekayaan ragam biota laut seperti aneka jenis ikan, bintang laut dan rumput laut.
Objek wisata lainnya yaitu hutan mangrove, merupakan kawasan lindung yang
dimanfaatkan untuk kegiatan wisata tanpa mengurangi fungsi lindung tersebut.
Panorama hutan bakau yang memikat dan dilengkapi dengan sarana pejalan kaki
Kawasan Pariwisata Tapalo dapat diakses dari Kota Maba dengan Jarak tempuh
kurang lebih 18 km dengan waktu tempuh kurang lebih 35 menit menggunakan
Saat ini, kawsan wisata ini terus dikembangakn dengan model pengembangan
wisata berbasis masyarakat dengan menempatkan masyarakat selaku pelaku
utama melalui pemberdayaan dalam berbagai kegiatan kepariwisataan dengan
tujuan dapat menjadi salah satu alternatif sumber pendapatan masyarakat. Untuk
berkunjung ke kawasan wisata ini, dapat ditempuh menggunakan moda
transportasi darat/ angkutan darat dengan jarak tempuh kurang lebih 35 menit
dari Kawasan Perkotaan Maba dan 15 menit dari Kawasan Perkotaan Buli. Untuk
fasilitas akomodasi dapat memanfaatkan hotel dan penginapan yang ada di
Kawasan Perkotaan Buli dan Perkotaan Maba, serta rumah warga Desa Soalaipo
dan Desa Soasangaji.
Selain beberapa kawasan wisata diatas, berikut merupakan objek Wisata lainnya yang
sangat potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Halmahera Timur, dapat dilihat
sebagaimana tabel berikut:
Kondisi jalan dengan penilaian baik untuk Jalan Negara sepanjang 202,31 km
sedangkan Jalan Provinsi sepanjang 48,25 km dan untuk Jalan Kabupaten sepanjang
638,31 km. Status jalan yang memiliki kondisi jalan rusak yaitu pada Jalan Provinsi
sepanjang 8,26 km dan Kabupaten sepanjang 350,05 km. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 3.56. Berdasarkan kelas jalannya, status Jalan Negara, Jalan Provinsi
dan Jalan Kabupaten termasuk pada Kelas I, II dan III. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Peran penting jalan dan jembatan dalam suatu wilayah dengan tujuan agar
tercapainya keseimbangan dan pemerataan pembangunan daerah dan antar daerah.
Sebagai bagian dari sistem transportasi jalan dan jembatan sebagai infrastruktur
penghubung dalam mendukung kegiatan ekonomi, sosial dan budaya serta
lingkungan dalam suatu wilayah. Sejalan dengan hal tersebut, pembangunan
infrastruktur jalan dan jembatan merupakan tolak ukur keberhasilan pembangunan
dalam suatu daerah.
Jalan dan Jembatan sebagai bagian dari pada sistem transportasi nasional yang
memiliki peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan
budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan
wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah,
membentuk dan memperkokoh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan
dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan
sasaran Pembangunan Nasional.
Tabel 5. 2 Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan, Kondisi dan Status Jalan
di Kabupaten Halmahera Timur, Tahun 2021
Jenis dan Kondisi (Km)
No Status Jalan Panjang (Km)
Kondisi Hotmix Lapen Sirtu Beton Tanah Rencana
Baik 202,31 - - - - -
Sedang - - - - - -
1 Nasional 202,31
Rusak - - - - - -
Jumlah 202,31 - - - - -
Baik - - - - - -
Sedang - - - - - -
2 Provinsi -
Rusak - - - - - -
Jumlah - - - - - -
Baik 112,10 207,15 298,09 56,98 12,24
Sedang - 15,36 229,80 7,26 5,75 21,48
3 Kabupaten 1.324,54
Rusak - 22,09 246,10 11,27 78,87
Jumlah 112,10 244,60 773,99 75,51 96,86 21,48
Total 1.526,85 314,41 244,60 773,99 75,51 96,86 21,48
Sumber : BP4D Kabupaten Halmahera Timur, Tahun 2022
Tahun
No Indikator Kinerja
2017 2018 2019 2020 2021
1 Proporsi panjang jalan dalam kondisi baik 0,43 0,36 0,44 0,57 0,59
Proporsi panjang jalan dalam kondisi baik di Kabupaten Halmahera Timur dalam
kurun waktu lima tahun terakhir memperlihatkan angka perkembangan yang cukup
signifikan. Pada tahun 2021 Proporsi panjang jalan dalam kondisi baik mencapai
angka 0,59, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 0,2 point. Jika dibandingkan
dengan lima tahun terakhir memperlihatkan angka peningkatan sebesar 0,16 point
dimana pada tahun 2017 Proporsi panjang jalan dalam kondisi baik mencapai 0,43
point. Selanjutnya untuk rasio panjang jalan dengan penduduk dalam kurun waktu
2017-2021 mencapai 0,01 point.
Untuk Persentase kawasan pemukiman yang belum dapat dilalui kendaraan roda 4
dalam kurun waktu lima tahun terakhir memperlihatkan angka kemajuan yang cukup
baik, pada tahun 2021 mecapai 12,28 persen berkurang sebesar 4,39 persen dari lima
tahu seblumnya tahun 2016 yang mecapai 16,67 persen. Kemudian Persentase jalan
dalam kondisi baik (> 40 Km/Jam) dalam kurun waktu 2017-2021 memperlihatkan
peningkatan yang cukup baik. Pada tahun 2021 Persentase jalan dalam kondisi baik
(> 40 Km/Jam) mencapai 59,05 persen meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 1,96
persen. jika dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya mengalami peningkatan
sebesar 15,57 persen dari tahun 2017 yang mencapai 43,30 persen. Sedangkan
Persentase jalan yang memiliki trotoar dan drainse (minimal 1,5 m) hinga tahun 2021
mencapai 0,54 persen, kondisi memperlihatkan bahwa masih sangat minim jalan di
Kabupaten Halmahera Timur yang memiliki trotoar dan drainase, walaupun
persentase drainase terhadap jalan pada tahun 2021 mencapai 39,05 persen. artinya
jalan di Kabupaten Halmahera Timur 39,05 persen telah memiliki drainase.
Drainase merupakan salah satu infrastruktur dasar yang dirancang sebagai sistem
guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam
perencanaan pembangunan (perencanaan infrastruktur khususnya). Drainase secara
umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk
mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Drainase
merupakan prasarana dasar saluran air di permukaan atau di bawah tanah yang
berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir dan mengontrol
kualitas air tanah. Pembangunan prasarana drainase di kabupaten Halmahera Timur
hingga tahun 2021 sepanjang 351,18 Km. Sementara untuk pembangunan prasarana
drainase pada umumnya mengikuti jaringan jalan, baik jalan status maupun jalan non
status. Secara rinci panjang dan presentasi drainase kabupaten Halmahera Timur
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. 6 Persentase drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
Di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2017-2021
Tahun
No Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
Panjang drainase dalam kondisi baik
1 92,82 97,08 172,06 198,25 245,25
(Km)
2 Panjang seluruh drainase (Km) 184,86 192,42 329,17 373,48 449,28
Persentase drainase dalam kondisi baik/
3 pembuangan aliran air tidak tersumbat 50,21% 50,45% 52,27% 53,08% 54,59%
(1/2X100)
Sumber : Dinas Perumahan dan kawasan Permukiman Kabupaten Halmahera Timur, 2022
Indikator selanjutnya adalah persentase terjadi genangan (lebih dari 2 kali setahun).
Persentase tersebut didapatkan dari perbandingan antara total luasan daerah yang
tergenang dengan luasan daerah rawan genangan atau berpotensi tergenang
dikalikan dengan bilangan 100 persen. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Terlihat pada tabel, pada perkembangannya dari tahun 2016 sampai dengan tahun
2020 luas daerah yang tergenang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Sama
halnya dengan luas daerah rawan genangan atau berpotensi tergenang juga
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun semua itu tidak diimbangi dalam
cakupan tidak terjadi genangan (> 2 kali setahun) yang nilai persentasenya hanya
mencapai 65 persen setiap tahunnya. Hal tersebut mengindikasikan jika penanganan
Panjang jaringan irigasi kabupaten yang terbangun hingga tahun 2021 mencapai 6,59
Km, sedangkan panjang irigasi kabupaten yang masih dalam tahapan rencana
pembangunan mencapai 18,23 Km. sedangkan luas lahan pertanian yang menjadi
kewenangan Kabupaten seluas 815, maka Rasio Jaringan Irigasi 0,01.
Sistem pasokan air (water supply) yang aman dan terlindungi menjadi salah satu
tantangan khas bagi Kabupaten Halmahera Timur. Infrastruktur air minum yang
handal mencakup sebuah sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang meliputi intake
air baku, storage (penampungan pra pengolahan), transmisi ke instalasi pengolahan,
pengolahan air (water treatment), transmisi ke penampungan (reservoir) distribusi dan
distribusi ke pelanggan. Air yang disalurkan melalui sistem adalah sumber air yang
berasal dari air yang telah melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum
dialirkan kepada konsumen melalui instalasi berupa saluran air. Di Kabupaten
Halmahera Timur sumber air ini diusahakan oleh Pemerintah Daerah melalui SPAM
Perkotaan, SPAM IKK dan SPAM Pedesaan. Secara keseluruhan perkembangan
infrastruktur air minum tentunya belum mencakup sebagian besar permintaan, baik
untuk kebutuhan sosial maupun ekonomi masyarakat
Hingga tahun 2021, tercatat sebanyak 60 desa yang menggunakan sumber air baku
langsung dari mata air dengan jumlah mata air sebanyak 58 titik. Sedangkan 11 desa
Selanjutnya untuk sistem layanan air minum di Kabupaten Halmahera Timur, saat ini
terdapat 4 sistem layanan untuk melayani 22,352 unit rumah. Dari total rumah
tersebut hampir sebagian besar masih menggunakan layanan air minum dari sumur-
sumur pribadi. Jumlah rumah saat ini terlayani SR (Sambungan Rumah) sebanyak
13,838 unit, Pipa Distribusi 6,034 unit, Komunal 126 unit dan yang masih
menggunakan Sumur sebanyak 18,754 unit. Lebih jelasnya terkait layanan air minum
dapat dilihat pada tabel berikut.
Ketersediaan prasarana air limbah terus menjadi fokus pemerintah daerah, hal ini
terlihat dengan meningkatnya ketersediaan jamban pribadi masyarakat di seluruh
wilayah kecamatan. Kemudian adanya beberapa prasarana lainnya seperti SPAL, IPLT
dan IPAL komunal yang di bangun oleh pemerintah daerah di beberapa kecamatan.
Prasarana air limbah domestik di Kabupaten Halmahera Timur berdasarkan jenisnya
terbagi menjadi 5 bagian yaitu SPAL, IPLT, IPAL Komunal, MCK Komunal dan Jamban
Keluarga, dengan jumlah yang tercatat sebanyak 15.052 unit yang tersebar di 10
kecamatan. Untuk lebih jelasnya mengenai prasarana air limbah di Kabupaten
Halmahera Timur dapat dilihat sebagaimana tabel berikut:
5.6. PERSAMPAHAN
Hingga tahun 2021, jumlah desa yang telah mendapat layanan pengelolaan
persampahan di TPST dan TPS tercatat sebanyak 10 desa, Kemudian desa yang telah
mendapat layanan pengelolaan persampahan di TPA tercatat sebanyak 4 Desa.
Sedangkan desa yang masih melakukan pengelolaan persampahan secara
konvensional tercatat sebanyak 88 desa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
sebagaimana pada tabel berikut.
Berdasarkan tabel diatas, secara keseluruhan desa-desa yang ada pada Kecamatan
Maba Selatan, Maba Tengah, Maba Utara, Wasile, Wasile Selatan, Wasile Timur, Wasile
Berdasarkan tabel diatas, sistem pengelolaan sampah pada TPA Kota Maba
direncanakan menggunakan sistem sanitary landfill, namun hingga saat ini yang
hanya konstruksi TPA tersebut yang yang menggunakan sistem sanitary landfill,
sedangkan pemrosesan akhir sampah pada TPA Kota Maba ini menggunakan sistem
open dumping. Produksi sampah yang dihasil pada TPA ini tercatat sebanyak 18.229
ton/bulan.
5.7. LISTRIK
Tenaga listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan
manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial maupun dalam kehidupan
sehari-hari rumah tangga. Energi listrik dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan
alat-alat/mesin industri. Sistem-sistem tenaga listrik di Kabupaten Halmahera Timur
saat ini sekitar 52,4 MW, dipasok oleh PLTD tersebar dan PLTS yang terhubung
langsung ke sistem distribusi 20 kV. Unit Layanan Pelanggan PT. PLN (Persero) Maba
hingga tahun 2021 Kapasitas Daya yang terpasang mencapai 10.980 KWH, dengan
jumlah produksi listrik sebesar 21.785.164 KWH, sedangkan listrik yang terjual hingga
tahun 2021 mencapai 21.787.265 KWH. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 5. 15 Daya Terpasang, Produksi, dan Distribusi Listrik PT. PLN (Persero)
Unit Layanan Pelanggan Maba, Tahun 2021
Unit Daya Produksi Listrik Dipakai
Susut/Hilang
Layanan Unit Terpasang Listrik Terjual Sendiri
(KWH)
Pelanggan (KW) (KWH) (KWH) (KWH)
1
PLN Buli
2
PLN Maba
3
PLN Bicoli
PLN MABA 4
10.980 21.785.164 21.787.265 142.763 - 48.549
PLN Subaim
5
PLN Lolobata
6
PLN Wasileo
Sumber : diolah dari BPS Provinsi Maluku Utara, 2022
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa terdapat 19.010 atau 85,05% rumah
telah terlayani listrik bersumber dari PLN yang tersebar di 10 Kecamatan, 452 atau
2,02% rumah masih dilayani PLTD Daerah yang berada di Kecamatan Maba Utara,
1.236 atau 5,53% rumah terlayani oleh PLTS yang tersebar di 2 Kecamatan dan masih
terdapat 1.236 atau 1,36% rumah yang dilayani Genset Desa dan tersebar di 2
kecamatan. Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa hanya Kecamatan Kota Maba
yang saat ini telah terlayani listrik PLN secara merata, untuk lebih jelasnya akan di
urain pada layanan kelistrikan berdasarkan Kecamatan.
5.8. TELEKOMUNIKASI
Hingga tahun 2021, jumlah tower BTS di Kabupaten Halmahera Timur tercatat
sebanyak 37 unit, dengan yang tersebar secara tidak merata pada 10 kecamatan.
Radius pelayanan tower BTS hingga saat ini tercatat sebanyak 91 desa dari total
keseluruhan banyak 102 desa, dengan jumlah pelanggan tercatat sebanyak 78.352
jiwa. Dari total yang desa yang telah terlayani, masih tersisa 11 desa yang belum
Sedangkan jumlah pusat internet tercatat sebanyak 41 unit terdiri dari pusat internet
pada fasilitas social dan fasilitas umum tercatat sebanyak 26 unit, kemudian pusat
internet kecamatan tercatat sebanyak 10 unit, pusat internet desa tercatat sebanyak 3
unit dan pusat internet pada area komeril tercatat sebanyak 2 unit. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Cakupan Layanan Telekomunikasi pada tahun 2021 mencapai 0,93 point meningkat
dari lima tahun sebelumnya 2016 yang mencapai 0,75 point. Selanjutnya pada tahun
2021 presentase penduduk yang menggunakan HP/Telepon mencapain 65,70 persen,
angka meningkat secara signifikan dari lima tahun sebelumnya yang mencapai 45,82
5.9. PERHUBUNGAN
Berdasarkan Undang- undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal
yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat
penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. Jaminan kesejahteraan bagi setiap warganya
terhadap kebutuhan dasar merupakan tanggung jawab pemerintah yang wajib
dipenuhi. Regulasi tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman menekankan
kewajiban pemerintah daerah untuk memberikan kemudahan pembangunan dan
perolehan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di wilayahnya. Oleh
karena ini pentingnya peran pemerintah untuk hadir memenuhi kebutuhan hunian
yang layak dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat (adequate shelter for all).
Capaian kinerja atas beberapa indikator pembangunan bidang Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Halmahera Timur dapat diuraikan sebagai berikut.
Rasio rumah layak huni merupakan perhitungan dari jumlah rumah layak huni per
jumlah penduduk di suatu daerah. Sehingga dapat digambarkan berapa rasio rumah
layak huni di Kabupaten Halmahera Timur. Pada tahun 2017 rasio rumah layak huni di
Kabupaten Halmahera Timur mencapai 13,83 poin, atau menurun 0,04 poin dari tahun
sebelumnya. Kemudian pada tahun 2018 cenderung meningkat sampai pada tahun
2021 mencapai 16,04 poin. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 5. 3 Rasio Rumah layak Huni Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2017-2021
Sumber : Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Halmahera Timur, 2022
Ketersedian rumah layak huni dari total jumlah rumah, dapat digambarkan untuk
mengetahui berapa jumlah persen masyarakat yang memiiiki rumah layak huni di
Kabupaten Halmahera Timur. Pada tahun 2017 persentase rumah tangga yang
memiliki hunian layak di Kabupaten Halmahera Timur mencapai 86,47 persen, atau
meningkat 0,74 persen poin dari tahun sebelumnya. Kemudian pada tahun 2018
masyarakat yang memiliki hunian layak cenderung meningkat sampai pada tahun
2019 mencapai 87,72 persen. Namun pada tahun 2020 masyarakat yang memiiiki
rumah layak huni di Kabupaten Halmahera Timur mengalami penurunan mecapai
84,18 persen. Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni disajikan selengkapnya pada
grafik berikut.
Proporsi rumah kondisi kumuh merupakan hasil perhitugan dari jumlah rumah kondisi
kumuh per jumlah rumah, sehingga dapat digambarkan berapa perbandingan rumah
dalam kondisi kumuh di Kabupaten Halmahera Timur. Proporsi rumah kondisi kumuh
dari tahun 2016 sampai pada tahun 2020 mengalami tren stabil mencapai angka 15,00
poin. Kemudian pada tahun 2021 proporsi rumah dalam kondisi kumuh mengalami
peningkatan mencapai angka 15,82 poin. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada
grafik berikut.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah kemampuan suatu wilayah untuk
menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun PDRB
digunakan 2 pendekatan, yaitu produksi dan penggunaan. Keduanya menyajikan
komposisi data nilai tambah dirinci menurut sumber kegiatan ekonomi (lapangan
usaha) dan menurut komponen penggunaannya. PDRB dari sisi lapangan usaha
merupakan penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu
diciptakan oleh lapangan usaha atas berbagai aktivitas produksinya. Sedangkan dari
sisi penggunaan menjelaskan tentang penggunaan dari nilai tambah tersebut
Nilai Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) atas dasar harga konstan 2010, nilai
PDRB pada tahun 2021 sebesar 2,49 triliun rupiah, meningkat secara signifikan sebesar
193,63 miliar rupiah dibandingkan dengan tahun 2020. Hal ini dipengaruhi oleh
tumbuh pesatnya beberapa lapangan usaha utama, seperti pada lapangan usaha
pertambangan dan penggalian serta tidak ada pengaruh dari faktor inflasi. Adapun
data terkait PDRB ADHK seperti yang terlihat pada uraian table dibawah ini :
Pertanian Kehutanan,
A 395.524,30 421.640,34 435.680,49 455.835,69 454.773,92
dan Perikanan
Pertambangan dan
B 584.653,61 639.416,07 691.660,87 679.447,31 856.467,17
Penggalian
C Industri Pengelolahan 113.141,52 111.818,94 109.430,76 96.153,78 82.003,80
Pengadaan Listrik dan
D 867,83 904,9 993,04 1.047,09 1.118,32
Gas
Pengadaan Air,
E Pengelolahan Sampah, 95,15 100,5 104,34 105,41 110,58
dan Daur Ulang
F Konstruksi 185.100,15 213.129,00 222.692,00 209.191,67 224.264,18
Perdagangan Besar dan
G Energi, Reparasi Mobil 276.081,82 309.545,14 323.620,53 323.759,07 336.462,45
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
H 37.822,19 40.638,50 42.677,41 38.245,44 38.306,32
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
I 4.378,01 4.872,35 5.143,46 4.838,33 5.058,65
dan Makan Minum
Informasi dan
J 53.460,97 56.706,13 59.242,28 62.151,83 65.433,45
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
K 24.215,69 25.461,38 27.453,12 29.499,05 31.217,03
Asuransi
L Real Estate 1.465,75 1.592,99 1.631,03 1.672,03 1.701,07
MN Jasa Perusahaan 6.487,45 6.919,43 7.201,32 7.142,25 7.140,25
Administrasi
Pemerintahan,
O 266.858,73 274.940,31 288.875,41 311.357,88 307.427,23
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Sedangkan nilai PDRB Kabupaten Halmahera Timur atas dasar harga berlaku pada
tahun 2021 mencapai 3,90 triliun rupiah. Secara nominal, nilai PDRB ini mengalami
kenaikan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 362,26 miliar rupiah dibandingkan
dengan tahun 2020. Kenaikan ini dipengaruhi oleh meningkatnya nilai produksi di
hampir keseluruhan lapangan usaha dan karena faktor inflasi.
Tabel 6. 2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Siak Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2017-2021 (Miliar Rupiah)
Pertanian Kehutanan,
A 608.597,59 661.036,65 695.331,75 729.758,61 733.163,54
dan Perikanan
Pertambangan dan
B 697.259,64 954.685,20 1.090.300,96 1.113.127,43 1.419.397,38
Penggalian
C Industri Pengelolahan 148.666,63 148.456,24 147.292,49 129.017,82 111.026,64
Pengadaan Listrik dan
D 1.139,91 1.206,92 1.330,53 1.415,32 1.515,71
Gas
Pengadaan Air,
E Pengelolahan Sampah, 123,28 130,61 135,68 137,59 144,38
dan Daur Ulang
F Konstruksi 261.147,88 315.630,36 341.351,36 319.861,93 355.678,40
Perdagangan Besar
dan Energi, Reparasi
G 374.730,22 423.066,56 455.148,23 458.359,87 481.260,46
Mobil dan Sepeda
Motor
Transportasi dan
H 55.772,79 61.110,87 65.634,85 59.009,93 61.136,40
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
I 5.940,68 6.642,41 7.038,99 6.633,92 6.991,11
dan Makan Minum
Informasi dan
J 65.995,66 70.019,40 72.862,74 74.672,43 78.846,34
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
K 35.104,71 38.307,95 42.163,03 43.921,64 49.122,73
Asuransi
L Real Estate 1.987,91 2.161,73 2.223,22 2.289,83 2.344,04
MN Jasa Perusahaan 8.795,02 9.729,04 10.364,23 10.464,85 10.647,95
Administrasi
Pemerintahan,
O 390.624,09 410.893,32 443.975,70 479.421,96 473.669,43
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 61.223,18 64.970,31 67.731,79 69.074,90 71.032,26
Jasa Kesehatan dan
Q 25.985,15 28.899,50 31.803,30 34.193,30 37.219,95
Kegiatan Sosial
RSTU Jasa Lainnya 8.505,60 9.165,60 9.905,90 10.125,01 10.547,43
Produk Domestik Regional Bruto 2.751.599,94 3.206.112,66 3.484.594,74 3.541.486,34 3.903.744,16
Sumber : BPS Kabupaten Ha;mahera Timur, 2022
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, selama tahun 2017 - 2021, struktur
perekonomian Kabupaten Halmahera Timur didominasi oleh 5 (lima) lapangan usaha
utama, seperti Pertambangan dan Penggalian; Pertanian, Kehutanan dan Perikanan;
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, dan Konstruksi. Hal ini dapat
dilihat dari peranan dari setiap lapangan usaha terhadap pembentukan nilai PDRB
Kabupaten Halmahera Timur. Peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten
Halmahera Timur pada tahun 2021 dihasilkan oleh lapangan usaha Pertambangan dan
Penggalian, yaitu mencapai 36,36 persen (angka ini meningkat cukup signifikan dari
31,43 persen di tahun 2020), selanjutnya adalah lapangan usaha Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan, sebesar 18,78 persen (angka ini menurun dari 20,61 persen di tahun
2020), disusul oleh lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor sebesar 12,33 persen (angka ini menurun dari 12,94 persen di
tahun 2020).
B. PERTUMBUHAN EKONOMI
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, selama tahun 2017-2021, pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2021 menjadi titik pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi,
dengan 8,43 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi yang paling rendah terjadi
pada tahun 2020, yang hanya sebesar 0,26 persen. Meningkat pesatnya pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2021 sangat erat pengaruhnya dengan motor penggerak
ekonomi yang terjadi pada tahun tersebut, dalam hal ini yang menjadi motor
penggerak ekonomi pada tahun 2021 adalah pada sektor atau lapangan usaha
Pertambangan dan Penggalian, yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 26,05
persen. Tingginya laju yang terjadi pada lapangan usaha Pertambangan dan
Penggalian dikarenakan oleh meningkatnya volume ekspor ore nikel yang dilakukan
oleh beberapa perusahaan tambang nikel di Kabupaten Halmahera Timur yang cukup
9
8,43
8 8
7 7,17
5 5,14
1
0,26
0
2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 6. 1 Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha (Persen)
Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2017-2021
Sedangkan untuk nilai PDRB Perkapita atas dasar harga konstan 2010 (ADHK) selama
kurun waktu lima tahun terakhir, selama tahun 2017-2021, cenderung menunjukkan
peningkatan juga setiap tahunnya. Pada tahun 2020, nilai PDRB Perkapita ADHBK
sebesar 25,14 Juta Rupiah, sedangkan pada tahun 2021 nilai PDRB Perkapita ADHK
sebesar 26,80 Juta Rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa secara nyata pertumbuhan
perekonomian penduduk di Kabupaten Halmahera Timur semakin meningkat. Nilai
PDRB Perkapita ADHB dan ADHK Kabupaten Halmahera Timur selama tahun 2017-
2021, dapat dilihat pada tabel berikut.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan usaha informal yang dilakukan
oleh perorangan atau badan usaha yang tidak ada hubungannya dengan usaha pada
level di atasnya (bukan berupa cabang). Keberadaan UMKM membuka kesempatan
kerja yang lebih besar bagi masyarakat, terutama bagi kalangan menengah ke bawah.
Perbedaan usaha mikro dan usaha kecil dengan usaha menengah hanya terletak pada
nilai aset dan omzetnya. Usaha mikro dan kecil juga merupakan salah satu sektor
usaha dalam perekonomian yang potensial, oleh karena itu sektor ini perlu
diperhatikan dan dikembangkan. Selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut.
Dari data tabel diatas, pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 13,62 persen
yang merupakan angka presentase tertinggi selama tahun 2016-2020. Pada tahun
2018 sektor ini cenderung menurun mencapai 13,20 persen, begitu juga di tahun 2019
menurun sebesar 13,06 persen. Kemudian pada tahun 2020 masih dalam tren
penurunan sebesar 12,90 persen, dan pada tahun 2021 penurunan sebesar 12,33
persen ini merupakan capaian terendah sektor perdagangan besar dan eceran
terhadap PDRB di Kabupaten Halmahera Timur tahun 2017-2021.
C. PERINDUSTRIAN
3 Cakupan Bina Kelompok Pengrajin (1:2x100) 54,17% 71,13% 75,53% 55,87% 58,66%
Sumber : Dinas Perindustrian, perdaganagan, kopersi dan UKM Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2022
Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing di Kabupaten
Halmahera Timur dalam tiga tahun terakhir mengalami tren fluktuatif. Pada tahun
2019 nilai investasi sebesar 47 miliar rupiah yang berasal dari 125 investor. Pada tahun
2020 nilai investasi mengalami peningkatan signifikan mencapai 1,746 triliun rupiah
berasal dari 199 investor. Kemudian pada tahun 2021 jumlah investor mengalami
peningkatan mencapai 224 investor, namun nilai investasi mengalami penurunan
sebesar 80 miliar rupiah. Capaian kinerja pembangunan bidang Penanaman Modal
Kabupaten Halmahera Timur sampai dengan tahun 2021 diuraikan sebagai berikut.
Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu, 2021, diolah
1. Pendapat Daerah, terdiri dari : (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) meliputi Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan,
dan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, (2) Dana Perimbangan meliputi
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi
Khusus (DAK), (3) Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah meliputi Bagi Hasil Pajak
Dari Provinsi dan Dari Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi dan dari Pemerintah Daerah
Lainnya.
2. Belanja Daerah, terdiri dari : (1) Belanja Tidak Langsung meliputi Belanja Pegawai,
Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil,
Belanja Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga, (2) Belanja Langsung
terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Barang Jasa dan Belanja Modal.
3. Pembiayaan Daerah, terdiri dari : (1) Pembiayaan penerimaan meliputi Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya (SILPA), hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan, (2) Pembiayaan pengeluaran meliputi Pembentukan
Dana Cadangan, Penyertaan Modal (investasi) daerah, Pembayaran pokok utang.
A. PENDAPATAN
Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2022 meliputi
semua penerimaan uang melalui RKUD yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah
dan penerimaan lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan diakui sebagai penambah ekuitas yang merupakan hak daerah dalam 1
(satu) tahun anggaran.
B. BELANJA DAERAH
Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari RKUD yang tidak perlu diterima
kembali oleh daerah dan pengeluaran lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan diakui sebagai pengurang ekuitas yang merupakan kewajiban
daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran. Belanja daerah dirinci menurut urusan
Pemerintahan Daerah, bidang urusan Pemerintahan Daerah, organisasi, program,
kegiatan, sub kegiatan, kelompok, jenis, objek, rincian objek, dan sub rincian objek
belanja daerah.
Pemerintah daerah menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam
konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program, kegiatan dan sub
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran
dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
Struktur belanja Kabupaten Halmahera Timur yang disusun sesuai dengan PP Nomor
12 Tahun 2019 meliputi:
1. Belanja Operasi
Belanja Operasi tahun 2022 ditargetkan dapat mencapai Rp. 520.056.510.216,00,-
atau mengalami penurunan sebesar -1,90 % dibanding dengan belanja Opersi
pada penetapan APBD Kabupaten Halmahera Timur Tahun Anggaran 2021 yaitu
sebesar Rp. 525.764.035.977,00. Belanja operasi terdiri dari :
a. Belanja Pegawai;
b. Belanja Barang dan Jasa;
Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, Pemerintah Kabupaten Halmahera
Timur telah membentuk BUMD. BUMD PERDANA CIPTA MANDIRI di dirikan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Timur berdasarkan peraturan Daerah
Nomor 20 tahun 2007. PERDA tersebut merupakan insiatif dari Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Halmahera Timur. Pasca diterbitkanya PERDA
tersebut Pemda Kabupaten Halmahera Timur sebelumnya pernah membentuk
Perusahaan Daerah (PERUSDA) namun Perusda tersebut tidak efektif berjalan karena
minimnya dukungan Pemerintah Daerah pada saat itu. BUMD baru terbentuk dan
didirikan secara defenitif pada tahun 2011 pada periode Kepemimpinan Bupati
1. Perdagangan Umum
2. Industri
3. Jasa Perhubungan
4. Agribisnis (Pertanian dan Peternakan)
5. Perikanan
6. Perkebunan
7. Pertambangan
8. Telkomonikasi
9. Parawisata
10. Property, Jasa Konstruksi
11. Usaha lainnya yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.
Terkait dengan bidang usaha yang di laksanakan oleh BUMD pada tahap awal
pendirian Bupati Halmahera Timur melalui rekomendasi Nomor : 188/539-4/HT/2011
tanggal 10 Maret 2011, telah memberikan kewenangan kepada BUMD PERDANA
CIPTA MANDIRI untuk melakukan kegiatan usaha dalam yang berkaitan dengan
bidang usaha jasa penunjang pertambangan sebagai berikut:
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Halmahera Timur dalam kurun waktu lima tahun
terakhir tahun 2017-2021 memperlihatkan pertumbuhan yang fluktuatif. Pada tahun
2017 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Halmahera Timur diangka 7,36% meningkat
pada tahun 2018 di angka 8,68%, kembali mengalami munurun di tahun 2019
dengan angka 5,52%. Kemudian pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Halmahera Timur menurun drastis diangka 0,26%, merosotnya pertumbuhan
ekonomi ini diakibatkan oleh dapak dari Pandemi Covid-19. Pada tahun 2021,
ekonomi Kabupaten Halmahera Timur tumbuh pada level 8,43 persen. Laju
pertumbuhan ini mengalami percepatan dibandingkan tahun 2020 yang hanya
mampu tumbuh 0,26 persen, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Indeks gini merupakan salah satu ukuran pemerataan ekonomi atau ketimpangan
agregat (secara keseluruhan) yang nilai indeksnya berkisar antara nol (pemerataan
sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Suatu metode dalam
mengukur ketimpangan pendapatan yaitu indeks gini. Data series indeks gini dari
tahun 2017 hingga tahun 2021 di Kabupaten Halmahera Timur sempat mengalami
peningkatan, dari 0.24 pada tahun 2017 menjadi 0.30 pada tahun 2018. Pada tahun
2019 sampai tahun 2020 indeks gini berhasil ditekan kembali menaik, tertinggi 0.30
di tahun 2020, sedangakan di tahun 2021 kembali mengalami penurunan menjadi
0,27. Bila dibandingkan dengan Provinsi Maluku Utara, indeks gini Halmahera Timur
memiliki angka lebih Kecil. Indeks gini Provinsi Maluku Utara pada Tahun 2017
sebesar 0,33 Sedangkan Kabupaten Halmahera Timur sebesar 0.24. untuk lebih
jelasnya dapat dilihat sebagaimana gambar berikut.
Indeks Gini
0,35
0,3 0,3
0,28
0,25 0,25 0,26
0,24
0,2
0,15
0,1
0,05
0
2017 2018 2019 2020 2021
selanjutnya hingga di akhir tahun 2021 indeks gini Kabupaten Halmahera Timur
masih lebih kecil dari provinsi Maluku Utara diangka 0.26 sedangkan Provinsi 0.30.
Untuk lebih jelanya dapat dilihat sebagaimana tabel berikut.
1 2017 2,90
2 2018 2,63
3 2019 3,00
4 2020 3,45
5 2021 3,50
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2022
2,00
1,50
1,00
0,50
-
2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 7. 3 Tingkat Penganguran Terbuka Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2017-2021
Selama lima tahun terakhir, jumlah penduduk miskin Kabupaten Halmahera Timur
terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2017 sebesar 13,62 persen dari total jumlah
penduduk Halmahera Timur, meningkat di tahu 2018 sebeasr 13,82 persen,
kemudian kemabli lagi meningkat di tahun 2019 menjadi 14,53 persen. Pada tahun
2020 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Halmahera Timur kembali mengalami
peningakat dari tahun sebelumnya menjadi 14,97 persen. Hingga di akhir tahun
2021 penduduk miskin Halmahera Timur mengalami penurun di angka 14,58 persen.
Untuk lebih jelasnya mengenai persentase penduduk miskin di Kabupaten
Halmahera Timur dapat dilihat sebagaimana tabel dan gambar berikut.
15
14,5
14
13,5
13
12,5
2017 2018 2019 2020 2021
Bila dilihat secara regional Provinsi Maluku Utara, kinerja Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Kabupaten Halmahera Timur hingga tahun 2020 yaitu 67,00 lebih
rendah dari Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Maluku Utara 68,76. Hingga
tahun 2021, Kota Ternate masih tercatat sebagai wilayah dengan kinerja IPM
tertinggi yaitu 80,14 dan satu-satunya wilayah di Maluku Utara dengan IPM pada
kategori tinggi (70 – 79). Tertinggi kedua adalah Kota Tidore Kepulauan dengan IPM
70,53. IPM kedua kota berada di atas IPM Kabupaten halmahera Timur. Gambaran
sebaran IPM kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara selengkapnya disajikan dalam
tabel sebagai berikut.
Harmoni sosial adalah paduan keselarasan, perpaduan antara keyakinan dan tingkah
laku, menghormati, menyayangi apa yang ada, merangkum, mensinerjikan dan
menyelaraskan segala macam perbedaan secara ikhlas dan alamiah di lingkungan
sosial. Capaian indeks harmonisasi sosial Kabupaten Halmahera Timur di Tahun 2021
ditarget pada angka 71,69%** (angka sangat sementara) sehingga dapat tercapaian
kehidupan masyarakat Halmahera Timur yang harmonis agar dapat terwujudnya
Halmahera Timur Maju dan Sejahtera.
IKLH (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup) merupakan gambaran atau indikasi awal
yang memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan hidup pada
lingkup dan periode tertentu. IKLH memberikan informasi kepada para pengambil
keputusan di tingkat pusat dan daerah tentang kondisi lingkungan tingkat nasional
dan daerah sebagai bahan evaluasi kebijakan pembangunan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan. IKLH juga merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada
publik tentang pencapaian target program-program pemerintah di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Indikator yang digunakan dalam
perhitungan IKLH adalah Indeks Kualitas/ Pencemaran Air (IKA), Indeks
Kualitas/Pencemaran Udara (IKU), dan Indeks Tutupan Hutan/Lahan (IKTL).
Perkembangan IKLH dan rinciannya disajikan dalam tabel berikut.
Dari tabel, pada tahun 2017 IKLH Kabupaten Halmahera Timur adalah 74,87 persen
termasuk kategori Baik. IKLH Kabupaten Halmahera Timur sampai pada tahun 2021
masih dalam angka persentase yang sama mencapai 74,87 persen termasuk kedalam
penilaian kategori Baik. Secara keseluruhan penilain IKLH (Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup) di Kabupaten Halmahera Timur tahun 2017-2021 termasuk
kedalam predikat (Baik).
1. Penghargaan Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Jakarta,
8 Desember 2019.
2. Penghargaan Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Jakarta,
7 Desember 2020.
3. Piagam Penghargaan Peringatan Hari Kartini, Jakarta, 21 April 2022
8.2. PENGHARGAAN DAN PRESTASI KABUPATEN HALMAHERA
TIMUR TINGKAT PROVINSI MALUKU UTARA
Dalam mewujudkan visi Kabupaten Halmahera Timur yaitu : “Halmahera Timur maju
dan sejahtera”. Untuk menjabarkan visi tersebut, maka diperlukan misi diantaranya :
Kesimpulan IX-1
2. Perekonomian Kabupaten Halmahera Timur mengalami kecenderungan untuk
tumbuh selama 5 (lima) tahun terakhir, pertumbuhannya dari 2017-2021 adalah
7,17% persen, 8% persen dan 5,14% persen, dan mengalami penurunan akibat
dampak covid-19 hinga menyentuh angka 0,26%. Pada tahun 2021, seluruh
kategori perekonomian di Kabupaten Halmahera Timur tumbuh positif terutama
kategori Pertambangan dan Penggalian.
3. Pembangunan infrastruktur dasar daerah ditandai dengan meningkatnya kondisi
infrastruktur jalan. Pada tahun 2020, panjang jalan Kabupaten Halmahera Timur
menurut jenis permukaan jalan dari total panjang jalan yaitu sepanjang 1,251,74
Km, terdapat jalan Hotmix dengan panjang 314,42 Km, jalan Lapen dengan
panjang 244,61 Km, jalan Sirtu dengan panjang 774,00 Km, jalan beton dengan
panjang 75,51 Km dan jalan Tanah dengan Panjang mencapai 96,85 Km.
4. Keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi dan inisiasi pelayanan publik
ditandai dengan capaian opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Halmahera Timur,
dimana untuk LKPD tahun 2017, 2018, 2019, 2021 dan 2022 Pemerintah
Kabupaten Halmahera Timur mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) berturut-turut dari BPK RI.
Kesimpulan IX-2
KECAMATAN KOTA MABA
CAMAT : ABD RASID HAMIDU
SEKCAM : ABDURAHMAN KARIM
Kecamatan Kota Maba memiliki luas wilayah sebesar 1.003,08 km2 dengan jarak ± 4
km dari pusat pemerintahan Kabupaten Halmahera Timur yang dapat ditempuh
melalui jalan darat. Secara geografis letak Kecamatan Kota Maba berada pada,
0037’25” – 0055’10” Lintang Utara dan 120057’45” – 128027’20”. Kecamatan Kota Maba
memiliki 6 (lima) desa dengan kepadatan penduduk sebesar 10 jiwa/km2 dari jumlah
penduduk Kecamatan Kota Maba berjumlah 9.820 jiwa. Kecamatan Kota Maba batas-
batas wilayah sebagai berikut :
Secara defakto dan deyuri, Kecamatan Kota Maba merupakan kecamatan pecahan
yang dimekarkan dari Kecamatan induknya yaitu Maba Selatan. Momentum tersebut
terjadi dengan seiring lahirnya Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2006 tentang
KECAMATAN MABA
CAMAT : ANIS TAHALELE
SEKCAM : JOHANES TAHALELE
Kecamatan Maba terletak antara 12036’14” – 112040’42” Bujur Timur dan 07036’38” –
008001’57” Lintang Selatan. Pada ketinggian 0 – 50 meter diatas permukaan laut
(mdpl). Di sebelah timur wilayah Kecamatan Maba terdapat daerah perbukitan atau
pengunungan Halmahera yang memanjang dari utara ke selatan, dan Kecamatan
Kecamatan Maba Selatan secara historis telah ada sebelum Pemekaran Kabupaten
Halmahera Timur pada tahun 2003. Dimana sebelumnya kecamatan Maba Selatan itu
berada dibawah Pemerintahan Kabupaten Halmahera Tengah yang merupakan
Sebagai Kabupaten induk.
Kecamatan Maba Selatan yang pusat pemerintahannya berada di Desa Bicoli memiliki
luas wilayah sebesar 504,27 km2 dengan jarak ±46 km dari pusat pemerintahan
Kabupaten Halmahera Timur yang dapat ditempuh melalui jalan darat. Kecamatan
Maba Selatan memiliki kepadatan penduduk sebesar 17 jiwa/km2 dari jumlah
penduduk Kecamatan Maba Selatan berjumlah 8.529 jiwa. Secara geografis, dimana
Kecamatan Maba Selatan terletak diantara 0049’15”-0025’35”- Lu- 128021’25”-
128051’0” BT. Dan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
Kecamatan Maba Tengah di mekarkan dari Ibu Kota Kecamatan Maba pada tahun
2006, pada awalnya terdiri dari 8 Desa kemudian berkembang Berdasarkan Peraturan
Daerah (Perda) Nomor 02 Tahun 2012, tentang Pembentukan Desa. Dimana jumlah
Desa di Kecamatan Maba Tengah terjadi penambahan desa sebanyak 4 Desa.
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecmatan Wasil Utara dan Teluk Kao
Kecamatan Maba Utara, merupakan salah satu kecamatan yang memiliki potensi
sektor unggulan pada sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan serta
pariwisata. Dengan melihat potensi-potensi yang ada kecamatan Maba Utara
dikembangkan menjadi beberapa kawasan atara lain: Kawasan Perikanan Terpadu
Dabo dan Kawasan Pariwisata dan Jara-Jara, seta Kawasan Agropolitan di di Patlean.
Kecamatan Maba Utara merupakan salah satu kecamatan pada wilayah terluar dan
terjauh di Kabupaten Halmahera Timur yang dapat diakses melalui jalur transportasi
darat dan jalur transportasi laut. Untuk infrastruktur pada kecamatan dapat dikatakan
belum memadai karena sebagian wilayah pada kecamatan ini belum terkoneksi
dengan jaringan jalan, sehingga infrastruktur menjadi fokus pemerintah daerah
Kabupaten Halmahera pada kecamatan ini.
Kecamatan Wasile merupakan salah satu kecamatan yang marupakan dengan sekto
unggulan berupa pertanian tanaman pangan, potensi ini membuat kecamatan ini
menjadi pusat kegiatan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Halmahera Timur
dan sebagai lumbung pangan di Provinsi Maluku Utara. Kecamatan yang dilalui oleh
jalur trans halmahera memiliki infrastruktur yang sangat memadai, baik infrastruktur
jalan maupun infrastuktur untuk mendukung kawasan pertanian yang telah
berkembang. Kecamatan ini juga merupakan salah satu Kawasan perkotaan yang tidak
hanya dikembangkan sebagai pusat kegiatan ekonomi skala regional yang bertumpu
pada indutri pertanian, tetapi juga sebagai wilayah yang berfungsi sebagai pusat
simpul jasa distribusi, serta pusat kegiatan pelayanan dasar untuk mendorong
pertubuhan di seluruh kecamatan yang berada di wilayah wasile.
Kecamatan Wasile Selatan awal pembentukan terdiri dari 14 desa, dengan Nusa Jaya
sebagai Ibukota Kecamatan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan di tingkat desa
maka pemerintah Kabupaten Halmahera Timur memekarkan 10 (sepuluh) Desa baru
dalam lingkup Pemerintahan Kecamatan Wasile Selatan pada tahun 2012, sehingga
jumlah desa di Wasile Selatan menjadi 24 Desa. Kepadatan penduduk sebesar
14 jiwa/km2 dari jumlah penduduk Kecamatan Wasile Selatan berjumlah 14.092 jiwa.
Secara geografis Kecamatan Wasile Selatan terletak pada 1° 7'9.92" - 128°4'12.84" LU
dan 0°33'23.93" - 127°53'32.08" BT. luas wilayah sebesar 1.003,69 km2 dengan jarak
Kecamatan Wasile Timur adalah merupakan salah satu kecamatan pecahan yang
dimekarkan dari Kecamatan induknya yaitu Wasile. Dan momentum tersebut terjadi
dengan seiring lahirnya Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2006 tentang
pembentukan Kecamatan Wasile Tengah, Wasile Utara, Wasile Timur, Maba Tengah,
Maba Utara, dan Kecamatan Kota Maba.
Kecamatan Wasile Tengah, merupakan salah satu kecamatan dengan potesi unggulan
pada sektor perkebunan, perikanan dan kelautan serta pariwisata. Kecamatan ini
merupakan pusat pengembangan pada wilayah tengah dan utara Wasile. Bila dilihat
dari ketersedian sarana dan prasarana di kecamatan sudah cukup memadai, kondisi
ini ditandai dengan jaringan jalan yang merupakan jalur trans halamhera wilayah
tengah – utara yang menghubungkan Kecamatan Wasile Tengah dengan Kecamatan
lainnya di Wilayah Wasile.
Secara geografis letak Kecamatan Wasile Utara berada pada 1º1´5” – 1º12’55” Lintang
Utara dan 128º21’55” – 128’39’10” Bujur Timur. Kecamatan Wasile Utara memiliki
batas-batas wilayah sebagai berikut :
Potensi Unggulan Kecamatan Wasile Utara yakni sektor perkebunan, perikanan dan
kelautan serta pariwisata. Untuk infrastruktur di Kecamatan ini belum cukup memadai
sehingga Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Timur memprioritaskan
pembangunan infrastruktur khusus jalan dan jembatan. Fokus ini agar wilayah utara-
utara dapat diakses dengan baik, sehingga potensi-potensi yang ada dapat
dioptimalkan agar kesejahteraan masyarakat pun semakin membaik.