Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KENYAMANAN SPASIAL YANG DAPAT

MEMPENGARUHI TERHADAP RUANG MUSEUM

(Studi Kasus: Kabupaten Balige,Tapanuli Utara)

LAPORAN
SEMINAR ARSITEKTUR
Oleh:

DESSY G PANJAITAN
NIM:150160094

DOSEN PEMBIMBING:
ARMELIA DAFRINA S.T,M.Sc
NIP:

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
2018
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Permasalahn ............................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Permasalahan ................................................................................................................ 5
1.4 Batasan Wilayah ......................................................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................ 6
2.1 Landasan Teori ........................................................................................................................... 6
BAB III................................................................................................................................................... 8
METODOLOGI .................................................................................................................................... 8
3.1 Lokasi Penelitian ................................................................................................................... 8
3.2 Jenis Penelitian ...................................................................................................................... 8
3.3 Waktu dan Tempat Penelitan .............................................................................................. 8
3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................................................................... 8
3.5 Tahap-tahap Penelitan ......................................................................................................... 9
3.6 Teknik Pengumpululisan Data ............................................................................................ 9

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Memaparkan mengenai Sumatra Utara (SUMUT) yang terlepas dari namanya Suku.
Dan dari sekian banyak Suku lebih banyak yangmenyandang suku Batak. Suku Batak
merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia. Yang dikategorikan Suku Batak: Batak
Toba,Batak Simalungun,Batak Karo,Batak Pakpak,Batak Angkola dan Batak Mandailing.
Saat ini suku Batak memiliki berbagai jenis Agama,seperti Agama Kristen Protestan,Katolik
dan Islam. Tapi banyak juga di daerah Tapanuli sana masih menganut ajaran Agama
Animisme dan Agama Parmalim (percaya kepada leluhur)..

Sejarah dari beberapa jenis suku batak di atas ada salah satu suku,yaitu suku batak
toba yang meiliki museum sejarhnya sendiri yang terdapat di kota Balige,Sumatra Utara.
Museum Pribadi TB.Silalahi atay yang diberi nama Mseum Jejak Langkah dan Sejarah
TB.Silalahi yang dibangun sebagai wadah untuk memotivasi generasi muda untuk terus
meraih cita-cita denga melihat pengalaman TB dan tidak hanya jejak langkah TB.Silalahi,
museum ini sebagai tempat Artefak peninggalan sejrah seluruh Suku Batak. Tujuan Untuk
mempererat ke 6 suku tersebut.

Museum adalah suatu tempat yang menyimpanbenda-benda bersejarah


yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI
edisi IV, “Museum adalah gedung yangdigunakan sebagaitempat untuk pameran tetap benda-
benda yangpatut mendapat perhatian umum, sepertipeninggalan sejarah, seni, dan ilmu,dan
juga tempat menyimpan barang kuno”. Apresiasi masyarakat terhadap museum masih
dirasakan kurang, kemungkinan tingkat pemahaman masyarakattentang museum masih
sempit. Tidak jarang mereka memandang bahwa museum adalah sebuah bangunan yang di
dalamnya tersimpan benda kuno yang tidak bermanfaat.

Museum merupakan suatu lembaga parlemen yang melayani kepentinga nmasyarakat


dan kemajuannya tidak mencari keuntungan tetapi berusaha mengumpulkan, memelihara,
meneliti, memamerkan, dan mengkomunikasikan benda-benda material manusia dan
lingkungan untuk tujuan studi, pendidikan dankesenangan (Hondarizal, 2011: 1).Secara
umum, Museum hanya dianggap sebagai tempat pajangan atau sekedartempat menyimpan

3
benda-benda kuno dan antik yang dapat dikunjungi dan dilihat pada waktu-waktu tertentu.
Benda-benda yang dipajang di Museum,khususnya pada ruang pameran tetap merupakan
benda-benda mati yang kurang berarti, padahal jika ditelaah lebih mendalambarang-barang
tersebut sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita dan melalui benda tersebutlah secara
umum kitadapat melihat sejarah peradaban budayamasa lampau (Hondarizal, 2011: 1)
Namun bila ditelaah lebih dalam museum cukup signifikan dalam pengembangan
wawasan dan pengetahuan.Museum dibagimenjadi 2 jenis yakni museum umum dan khusus.
Museum umum yang koleksinyaterdiri dari kumpulan bukti material manusia dan
lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
Museum khusus adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material
manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, cabang ilmu atau satu
cabang teknologi.
Menurut Kavakli et alpada jurnal yang berjudul Building Museum Information Systems:
A Knowledge Management Approach (2003) melalui metodepenelitian analisis perspektif,
museum sebagai budaya organisasi yang menghasilkan dan menyimpan sejumlah besar
informasi. Dapat digolongkan menjadi tiga jenis kategori yaitu collections, museological dan
informasi bisnis.

1.2 Rumusan Permasalahn


Adapun permasalahan yang timbul dalam perancangan Museum Batak
TB.Silalahi,antara lain:
Bagaimana membuat dan menerapkan konsep rancangan yang sesuai dengan kegiatan
,pola aktivitas,kebutuhan ruang,besaran ruang,fasilitas dan ketentuan lingkungan.
1. Bagaimana merancang/membangun museum TB.Silalahi agar setiap ruang,bentuk,dan
baha yang digunakan dapat berfungsi secara makaksimal.
2. Bagamana merancang Museum agar berdampak positif bagi parawisata daerah maupun
wisata asing yang berkunjung.
3. Bagaimana menciptakan kualitas rung dan dalam yang layak dan nyaman bagi
pengunjung.

4
1.3 Tujuan Permasalahan
1. Menyediakan wadah untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap ilmu sejarah
salah satu cara mencerdaskan masyarakat dan menjungjung tinggi nilai kebudayan
sekitar daerah tersebut.
2. Untuk memperoleh konsep perencanaan dan perancangan terhadap pengelolahan
lahan yang berada di pinggiran Danau Toba,eksterior dan interior komponen-
komponen desain yang ada pada Museum. Agar desain dapat memenuhi aspek-aspek
kenyamanan,keamanan dan memiliki daya tarik sehingga masyarakat untuk
mengunjungi. Sehingga desai yang dihasilkan menjadi edukasi hiburan dan
pembelajaran.
3. Mengetahui peletakan sirkulasi ruang,hubungan ruang dan organisasi ruang yang baik
antar ruangan sirkulasi ruang,hubungan ruang.

1.4 Batasan Wilayah


Penelitian yang akan dibahas adalah tentang pengaruh aksebilitas dalam kenyamanan
spasial pengunjung. Penulis membastasi penelitian ini hanya pada area Museum. Bagian yang
termasuk dalam area tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini,yaitu:
1. Sebagai pemenuhan tugas Seminar Arsitektur dalam menyelesaikan Kuliah.
2. Agar pandangan responden yang membaca laporan ini lebih peduli akan sejarah
budayanya .
3. Apa fungsi bangunan museum,dan letak

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


 Bentuk,Ruang dan Suusunannya.
Bahwa alur sirkulasi dapat diartikan sebagai “tali” yang mengikat ruang-ruang suatu
bangunan atau suatu deretan ruang-ruang dalam maupun luar, menjadi saling berhubungan
Francis D.K Ching (1996, hal 186),
 Bentuk Organisasi Ruang
Bentuk organisasi ruang menurut (Suptandar, 1999, pp. 112-113) dapat dibedakan
menjadi antara lain sebagai berikut:
1. Organisasi Ruang Terpusat
2. Organisasi Ruang Linear
3. Organisasi Ruang Radial
4. Organisasi Ruang Mengelompok
5. Organisasi Ruang Cluster
6. Organisasi Ruang Grid
 Klasifikasi aktivitas pada ruang publik

Dalam kajiannya, Zhang dan Lawson (2009) mempergunakan tiga klasifikasi aktivitas pada
ruang publik, antara lain :
-Aktivitas proses.
Aktivitas ini dilakukan sebagai peralihan dari dua atau lebih aktivitas utama.Bentuk dari
aktivitas ini biasanya pergerakan dari suatu tempat (misalnya rumah) ke
kios(aktivitaskonsumsi).

6
-Kontak fisik.
Aktivitas ini dilakukan dalam bentuk interaksi antara dua orang atau lebih yang secara
langsung melakukan komunikasi atau aktivitas sosial lainnya.
-Aktivitas transisi.
Aktivitas ini dilakukan tanpa tujuan yang spesifik yang biasanya dilakukan seorang diri,
seperti duduk mengamati pemandangan dan lain sebagainya.

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan aktivitas sosial pada ruang publik,Mehta (2007)
mempergunakan beberapa variabel yang dipergunakan untukmengukur danmenyusun “Good
PublicSpace Index”, antara lain :
1. Intensitas penggunaan, yang diukur dari jumlah orang yang terlibat dalam aktivitas
statis dandinamis pada ruang luar.
2. Intensitas aktivitas sosial, yang diukur berdasarkan jumlah orang dalam setiap
kelompok yangterlibat dalam aktivitas statis dan dinamis pada ruang luar.
3. Durasi aktivitas, yang diukur berdasarkan berapa lama waktu yang dipergunakan
orang untuk beraktivitas pada ruang luar.
4. Variasi penggunaan, yang diukur berdasarkan keberagaman atau jumlah tipologi
aktivitas yangdilaksanakan apda ruang luar.
5. Keberagaman penggunaan, yang diukur berdasarkan variasi pengguna berdasarkan
usia, jenis kelamin dan lain sebagainya..

 Aspek Permuseuman
Aspek permuseuman yang penting dalam meningkatkan kinerjapermuseuman antara lain
meliputi:selain fungsi museum sebagai sumber ilmu pengetahuan serta jaringan informasi
sebagai pelayanan ilmiah dan informasi publik, kualitas kemampuan konservasi dan keahlian
dalam penataan pameran juga sangat diperlukan dalam pencapaian
tujuan instansi pemerintah (Werkanis dkk, 2010:50)

7
BAB III

METODOLOGI

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian yang berada di Sumatra Utara,Kab Balige,Tapanuli Utara.
Batasan Wilayah:
Utara: Kabupaten Simalungun
Selatan: Kabupaten Tapanuli
Barat: Kabupaten Samosir dan Danau Toba
Timur: Kabupaten Asahan dan Kabupaten Labuhan Batu

3.2 Jenis Penelitian


Jenis Penelitian adalah tentang identifikasi yang memiliki tujuan untuk
mengetahui Kenyamanan Spasial pada Museum. Penelitian dilakukan dengan
pendekatan Kuantitatif,yang memberikan sebuah gambaran yang detail untuk
menjelaskan sebuah permasalahan dan fenomena yang ada.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitan


Untuk mendapatkan data yang ingin dibutuhkan sesuai berdasarkan latar
belakang masalah yang diajukan makan dilakukan identifikasi dan penelitian
pendekatan kuantitatif.

3.4 Jenis dan Sumber Data


Data merupakan gambar tentang suatu keadaan dan persoalan yang dikaitkan
tempat dan waktu yang merupakan sebuah awal penelitian dan dapat dijadikan alat
bantu dalam mengambil sebuah data di lapangan.
Dalam penelitian ini,terdapat dua sumber data penelitian yang terdiri atas:
a. Data Primer, merupakan data yang diperoleh penelitian melalu pengukuran
langsung pada objek penelitian dengn menggunkan alat ukur.
b. Data Sekunder, merupakan data yang didapat peneliti melalui
endekatan/pengkajian sebuah teori yang sudah ada dari berbagai sumber yang
sudah ada. Namun,sesuai dengan latar belakang yang ada.

8
3.5 Tahap-tahap Penelitan
1. Menyusun kerangka penelitian
Peneliti diajak untuk menyusun kerangakan permasalahan yang ada pada tema
dan studi kasus yang diangkat.
2. Memilih tempat lapangan
Mencari terlebih dahulu informasi dan data yang sudah pernah ada melalui
Jurnal dan laporan untk dijadikan sebuah laporan.

3.6 Teknik Pengumpululisan Data


Metode penelitian menggunakan data kkuantitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara:
a. Mencari informasi dari Internet (laporan,Jurnal,Skripsi, dsb)
b. Observasi Lapangan, untuk mengetahui kondisi lapangan/kawasaan.
c. Wawancara, berfungsi untuk mendaptakan informasi lapangan secara
langsung dari sumber yang dekat dari tempat penelitian.
d. Dokumentasi, memfoto keadaan/situasi lapangan. Baik di dalam maupun luar
ruangan.
e. Kuesioner,membuat pertanyaan di selembar kertas dan dibagikan kepada
setiap pengunjung yang ada.

Anda mungkin juga menyukai