Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU BANTU SEJARAH NUMISMATIK DAN FILOLOGI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah yang
diampu oleh:

Dr. Murdiyah Winarti, M.Hum.

Dr. Wawan Darmawan, S.Pd., M.Hum.

Faujian Esa Gumelar M.Pd.

Disusun oleh :

Aulia Noer Asa 2006336

Dennis Surya Putra 1801954

Fauzi Rohadiansyah 2008242

Islamiaty Apriani H 2006916

Mochamad Dzikri R 2000629

Tiara Nada Sumantoro 2004878

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah
dengan judul “Ilmu Bantu Sejarah : Numismatik dan Filologi”.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah yang lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca.

Bandung, Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3


2.1 Pengertian Numismatik dan Filologi .............................................. 3
2.2 Objek Penelitian Numismatik dan Filologi ..................................... 6
2.3 Tujuan Numesmatik dan Filologi ................................................... 7
2.4 Cara Kerja Numismatik dan Filologi ............................................... 8

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 10


A. Kesimpulan ...................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu syajaratun yang memiliki arti
pohon kayu. Pengertian pohon kayu disini adalah kejadian, perkembangan, suatu
peristiwa yang membentuk suatu kontinuitas dari suatu kejadian. Untuk
mempelajari sebuah peristiwa sejarah dengan sungguh-sungguh sesuai dengan
ketentuan yang ada bukankah pekerjaan mudah, dan sederhana seperti
menghafalkannya tatkala masih duduk di bangku sekolah dasar atau sekolah
menengah. Untuk membaca sumber sejarah, apalagi yang memakai bermacam
aksara seperti Pallawa, Jawa, Arab Pegon, Bali, Bugis, Cina dan lain-lain dengan
bahasa yang berbeda-beda pula memerlukan piranti serta keahlian tersendiri.
Keterbatasan sejarawan menjangkau semua sumber-sumber dan ilmu lainnya itu
membuatnya harus mencari alternatif lain yang dapat memudahkan pekerjaan
rekonstruksinya. Oleh karena itu, pada tahap inilah sejarah butuh ilmu lain sebagai
ilmu bantu (Hamid, 2011: 25-26).
Tiada ilmu yang bisa berdiri sendiri tanpa bantuan ilmu pengetahuan yang
lain. Jika suatu ilmu yang diciptakan itu dapat berdiri sendiri maka setiap makhluk
hidup akan mendapat kesulitan dalam memahaminya. Dalam hal ini ilmu sejarah
juga sama, tidak bisa dipahami sepenuhnya tanpa ada bantuan dari ilmu-ilmu
pengetahuan lain. Penggunaan-penggunaan ilmu bantu yang merupakan unsur
pendukung ilmu sejarah itu sering disebut sebagai Auxilliary Sciences atau Sister
Disciplines. Dalam hal ini ada yang membantu para sejarawan pada tahapan
heuristik, dan ada juga ilmu bantu yang membantu pada tahapan interpretasi.
Maka dari itu ilmu bantu sejarah sangat dibutuhkan untuk membantu
perkembangan sejarah dalam berbagai penelitian atau yang lainnya. Semakin luas
perkembangan yang terdapat di ilmu sejarah, ilmu bantu sejarah dapat membuat
wawasan akan semakin luas tentang pengertian ruang lingkup sejarah itu sendiri.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Numismatik dan Filologi?
2. Apa objek penelitian Numismatik dan Filologi?
3. Apa tujuan Numismatik dan Filologi?
4. Bagaimana cara kerja Numismatik dan Filologi?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mendeskripsi pengertian Numismatik dan Filologi.
2. Mendeskripsi objek penelitian Numismatik dan Filologi.
3. Mendeskripsi tujuan Numismatik dan Filologi.
4. Mendeskripsi cara kerja Numismatik dan Filologi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Numismatik Dan Filologi


Numismatika (bahasa Latin: numisma, nomisma, "koin"; dari bahasa
Yunani: νομίζειν nomízein, "menggunakan sesuai hukum") adalah sebuah studi
atau kegiatan mengumpulkan mata uang, termasuk koin, token, uang kertas, dan
benda-benda terkait lainnya. Koleksi numismatik terdiri dari benda-benda kuno
seperti uang kertas, koin kuno dan token yang pernah beredar dan digunakan oleh
masyarakat. Numismatik mempelajari antara lain, sejarah mata uang itu sendiri,
cara pembuatannya, ciri-cirinya, variasi yang ditemukan, pemalsuannya, sejarah.
Filologi adalah suatu pengetahuan tentang sastra-sastra dalarn arti yang
luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastnan, dan kebudayaan. Apabila
dikatakan bahwa sastra merupakan hasil kebudayaan masa lampau maka
pengedian kebudayaan di sini adalah kelompok adat kebiasaan, kepercayaan, dan
nilai yang turun-temurun dipakai oleh masyarakat pada waktu tertentu untuk
rnenghadapi dan menyesuaikan diri dengan segala situasi yang tumbuh, baik
dalam kehidupan hdividu maupun dalam kehidupan kelompok. Filologi secara
etimologis berasal dari bahasa Yunani philologia. Philologia berasal dari dua
kata, yaitu philos yang berarti ‘teman’ dan logos yang berarti ‘pembicaraan atau
ilmu’. Berdasarkan etimologinya, dua kata tersebut kemudian membentuk arti
‘senang berbicara’ atau ‘senang ilmu’ (Baried, 1996). Arti ini kemudian
berkembang menjadi senang belajar, senang kepada ilmu, dan senang kepada
hasil-hasil karya-karya tulis yang bermutu tinggi, seperti karya sastra.
Filologi sebagai istilah dipakai sejak abad ke-3 S.M. Istilah ini
diperkenalkan pertama kali oleh Erastothenes untuk menyebut proses kerja
sekelompok ahli yang melakukan studi terhadap teks-teks klasik Yunani dengan
tujuan mencari bentuk mula teks. Istilah filologi semakin lama semakin
berkembang dan digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Filologi merupakan
sumber dari segala sumber ilmu. Karena dengan filologi, berbagai teks yang berisi
beraneka macam bidang ilmu, dibedah melalui disiplin ilmu filologi. Filologi

3
4

juga sering disamakan dengan ilmu sastra, karena melalui kajian filologi,
karyakarya sastra klasik dibedah dan dianalisis.
Mengurai sejarah perkembangan Filologi secara kronologis apalagi dalam
ruang lingkup pengertian Filologi dunia mulai sejak kelahirannya di dataran
Eropa pada abad ke-3 SM hingga perkembangannya di Indonesia sekarang ini
bukan pekerjaan mudah. Uraian dimaksud sedikitnya harus menggambarkan
masalah yang berhubungan dengan sejarah di satu sisi dan Filologi itu sendiri di
sisi lain. Persoalan sejarah sedikitnya terkait dengan tiga dimensi : waktu, tempat
dan tokoh (pelaku sejarah). Sehubungan dengan itulah perlu dijelaskan urutan
waktu secara kronologis, kapan lahir serta berkembangnya filologi, di mana
tempatnya serta siapa nama tokoh atau pelaku-pelaku yang berperan di
dalamnya.Sedangkan filologi itu sendiri mengacu pada satu disiplin ilmu yang
menggunakan naskah (manuscrif) sebagai objek studi. Seperti tersurat pada judul
di depan, dalam bentuknya sebagai pelengkap materi kuliah belum banyak yang
dapat diuraikan. Hal ini erat kaitannya dengan terbatasnya waktu yang tersedia
untuk menyusun materi ini selain keterbatasan wawasan yang dimiliki. Buku-
buku yang mengurai sejarah filologi sebenarnya belum banyak ditemukan di
masyarakat.
Reynolds dan Wilson (1975) mungkin dapat dikatakan sebagai orang yang
sangat berjasa karena telah merintis dan mengupayakan bagi tersedianya
informasi yang sangat bermanfaat mengenai sejarah filologi sebagaimana
diuraikan dalam Scribes and Scholars, A Guide to the Transmission of Greek and
Latin Literature. Dalam beberapa kurun waktu bahkan hingga abad modern
seperti sekarang buku ini cukup banyak dijadikan rujukan di kalangan akademik
berkait dengan filologi sebagai satu disiplin ilmu. Selain itu publikasi dalam
bahasa Indonesia yang disusun oleh satu Tim dari Universitas Gadjah Mada
Djogjakarta (Siti Baroroh Baried, dkk. 1983) dalam Pengantar Teori Filologi juga
diuraikan tentang sejarah perkembangan filologi dengan menjadikan beberapa
edisi naskah-naskah nusantara sebagai sumber kajian. Filologi sebagai satu
disiplin ilmu yang mempelajari naskah-naskah lama pernah dipandang sebagai
ilmu yang mempelajari sastra-sastra dan bahasa. Hal ini dilatarbelakangi oleh
kegiatan pengkajian terhadap teks-teks yang berupa karya sastra yang dinilai
6

mengandung kadar sastra yang tinggi. Pandangan ini membawa filologi pada
suatu arti yang lebih menekankan aspek kesastraan daripada kritik. Sebaliknya,
pengertian filologi sebagai ilmu lahir atas kesadaran akan pentingnya peranan
bahasa dan penelitian teks-teks. Hal ini menjadikan filologi sebagai ilmu yang
lebih mengutamakan kajian bahasa, terutama bahasa-bahasa yang digunakan di
dalam teks teks lama. Pengertian-pengertian yang dijelaskan di atas agaknya
berlaku di daratan Eropa di mana filologi diartikan sebagai studi teks, studi yang
kegiatannya diarahkan pada aspek kritik terhadap teks-teks lama.
Mario Pei dalam bukunya yang berjudul Glossary of Linguistic
Terminology memberikan batasan bahwa filologi merupakan ilmu dan studi
bahasa yang ilmiah seperti yang disandang oleh linguistik pada masa sekarang,
dan apabila studinya dikhususkan pada teks-teks tua, filologi memperoleh
pengertian semacam linguistik historis (Baried, 1985: 3). Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1989) filologi diartikan ilmu tentang
perkembangan kerohanian suatu bangsa dan kekhususannya atau tentang
kebudayaan berdasarkan bahasa dan sastranya’. Dalam bahasa Inggris kata
philology berarti ’ilmu bahasa-bahasa’ (Ech0ls dan Hasan Shadily, 1989: 428).
Agaknya kata dalam bahasa Inggris philology kurang relevan dengan arti yang
dimaksud dalam kata filologi yang berkembang sekarang ini. Filologi dalam arti
yang berkembang sekarang ini terutama di Indonesia cenderung mengikuti
pengertian yang berlaku di negeri Belanda yakni suatu ilmu yang mendasarkan
aktivitasnya pada bahan-bahan tertulis berupa naskah-naskahlama (manuscript)
dan bertujuan untuk mengungkapkan makna teks dari segi kebudayaan dalam arti
luas. Keragaman arti serta pemakaian istilah filologi seperti dijelaskan di atas
kadang-kadang membingungkan terutama di kalangan mahasiswa tingkat pemula.
Hal ini diakui oleh Teeuw (1984: 252) dan Wellek (1989: 38). Soebadio (1991: 3)
menyatakan bahwa filologi adalah teknik telaah yang menyangkut masalah-
masalah dalam naskah lama. Filologi juga dapat diartikan sebagai telaah sastra
(kesusastraan) dan ilmu (disiplin) yang berkaitan dengan sastra atau bahasa yang
dipakai dalam karya sastra. Sedangkan Morgan L. Walters menyatakan bahwa
filologi adalah:The study of the origin, relationship, development, etc. of
language. ‘penyelidikan tentang keaslian, hubungan, perkembangan, dan
6

sebagainya dari bahasa’. politik terbentuknya mata uang tersebut dsb. Pengertian
numismatik dalam sejarah adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang mata uang
mulai dari zaman dulu kala hingga sekarang. Ilmu numismati ini mempelajari
sejarah mata uang itu sendiri, bagaimana cara pembuatannya, untuk pemalsuan,
variasinya, ciri ciri mata uang tersebut, dan bagaimana sejerah politik sehingga
terbentuknya mata uang tersebut. Dari peninggalan sejarah, mata uang tertua
berasal dari peninggalan yunani sekitar tahun 700 SM jika dilihat dari bahan yang
digunakan terbuat dari emas, perak, alumunium, tembaga dan kertas. Namun pada
saat ini, sebagian negara telah bisa membuat mata uang sendiri dengan
menggunakan bahan kertas dan logam. Seperti bank Indonesia sebagai pembuat
uang rupiah. Seiring kemajuan zaman, penggunaan numismatik pun juga mulai
berkembang. Di masa sekarang, pengertian numismatika lebih menjerumus kearah
pengkoleksian uang. Singkatnya, numismatik adalah hobi mengoleksi uang kuno
baik itu uang kertas atau uang koin. Pengertian numismtaik kini menjadi sebuah
kegiatan ataupun studi dalam mengumpulkan mata uang, termasuk koin, uang
kertas, token, dan benda benda lain terkaitnya.

2.2 Objek Penelitian Numesmatik dan Filologi


Setiap ilmu mempunyai objek penelitian. Sebagaimana yang diuraikan di
atas maka filologi mempunyai objek naskah dan teks. Oleh karena perlu
dibicarakan hal-hal mengenai seluk beluk naskah, teks dan tempat penyimpanan
naskah. Sebagaimana telah disebutkan dimuka, filologi berusaha mengungkapkan
hasil budaya suatu bangsa melalui kajian bahasa pada peninggalan dalam bentuk
tulisan. Berita tentang hasil budaya yang di ungkapkan dalam teks klasik dapat
dibaca dalam peninggalan peninggalan yang berupa tulisan yang di sebut naskah.
Dalam filologi istilah teks menunjukan pengertian sebagai suatu yang abstrak,
sedangkan naskah merupakan suatu yang konkret. Oleh karena itu, pemahaman
pada teks klasik hanya dapat dilakukan lewat naskah yang merupakan alat
penyimpanan. Jadi, filologi mempunyai sasaran kerja yang berupa naskah.
Sesuai perkembangan tingkat peradaban manusia, maka ruang lingkup
numismatik menjadi sangat luas. Pada dasarnya objek numismatik Indonesia
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
7

 Uang logam reguler dari masa kerajaan kuno Indonesia.


 Exonumia atau uang tidak resmi, termasuk token dan medali.
 Heraldik, yaitu tanda-tanda pangkat/kebesaran, berupa lencana (badge)
dan lambang.
 Sigilografi, yakni cap atau meterai dari masa kerajaan kuno Indonesia.
 Uang primitif, termasuk alat tukar, misalnya lokan, manik-manik, moko
atau genderang logam, cincin, dan tulang hewan.
 Notafili, yakni uang kertas dengan berbagai istilah, surat hutang, surat
kredit, tanda penerimaan, bon, dan kupon.
 Skripofili, yaitu berbagai jenis alat pembayaran tidak resmi yang berkaitan
dengan fungsi dan fisik prototipe uang kertas termasuk saham, obligasi,
dan lotere.
 Checkophile, yaitu cek, termasuk surat akseptasi dan sejenisnya.
Umumnya objek-objek numismatik tersebut merupakan objek-
objek dari disiplin sejarah, etnografi, dan arkeologi. Untuk itu kita sebagai
numismatis harus benar-benar melestarikannya karena objek-objek itu
mempunyai nilai edukasi yang tinggi.

2.3 Tujuan Numismatik dan Filologi


Numismatik adalah ilmu bantu sejarah yang mempelajari tentang
mata uang mulai dari dulu hingga saat ini. Namun tentunya, objek kajian
dari ilmu numismatik sendiri tidak hanya terpaku pada mata uang, akan
tetapi terhadap benda-benda kuno lainnya. Maka di sini tentu sangat jelas
bahwa tujuan dari ilmu tersebut adalah untuk mengetahui asal-usul, bahan,
teknik pembuatan, mitologi, dan seni mata uang. Dari mata uang pula,
nantinya sejarawan akan mengetahui keadaan yang terjadi pada masa serta
peristiwa tertentu, dilihat dari perkembangan mata uang juga benda-benda
disatu masa tertentu.
Filologi merupakan ilmu bantu sejarah yang mempelajari bahasa
dalam sumber-sumber sejarah yang ditulis. Tentu filologi ini mempunyai
objek kajian sebuah tulisan-tulisan yang menceritakan peristiwa di masa
7

lalu, khususnya yang terdapat di dalam naskah kuno. Tujuan filologi


sendiri adalah untuk
8

mengungkapkan hasil budaya suatu bangsa melalui kajian bahasa pada suatu
peninggalan dalam bentuk tulisan.
Terdapat beberapa masalah pokok yang perlu dilakukan dalam
penelitian filologi, yaitu (1) Invetarisasi naskah; (2) Deskripsi naskah; (3)
perbandingan naskah; (4) dasar-dasar penentuan naskah yang akan
ditransliterasi; (5) singkatan naskah; dan (6) transliterasi naskah.

2.4 Cara Kerja Numismatik dan Filologi


Cara kerja Ilmu Numismatik sendiri terbilang cukup sederhana,
namun dibutuhkan kesabaran yang besar dalam praktiknya yaitu dengan
meneliti dan memperkirakan dari tahun berapa mata uang serta benda
kuno tersebut muncul, kemudian disandingkan dengan sejarah yang telah
tercatat pada masa tersebut.
Adapun cara kerja dari filologi ini terdapat beberapa macam.
Willem van der Molen (1981: 5) menyebutkan bahwa dalam penelitian
naskah ada dua metode yang sering digunakan, yakni metode diplomatik
dan metode kritis. Dikatakan, metode diplomatik identik dengan teks
naskah bersangkutan. . Sedangkan metode kritis adalah suatu rekontruksi
teks asli. Namun dilihat dari jumlah naskah yang dijadikan objek
penelitian, maka metode filologi dapat dibagi dua, yakni metode naskah
tunggal dan metode naskah jamak.
Bila dalam sebuah penelitian dihadapkan pada sejumlah naskah,
maka untuk kepentingan penyuntingan ada beberapa alternatif metode
yang digunakan, yakni :
1. Metode Intuitif
Metode ini dikenal juga dengan sebutan metode subjektif dan
tergolong sebagai metode kritik teks yang tertua, yang cara kerjanya
didasarkan atas subjektivitas.
2. Metode Objektif
Metode ini lebih dikenal dengan sebutan metode stema. Cara kerja
metode ini yaitu dengan mengadakan perbandingan kata demi kata.
8

Dengan demikian, menentukan kebenaran didasarkan atas kebenaran


objektif.
9

3. Metode Gabungan
Metode ini digunakan apabila menurut tafsiran, nilai semua naskah
yang ada hampir sama. Perbedaan naskah tidak terlalu mencolok dan
dianggap tidak mempengaruhi teks. Dengan metode ini, teks yang
dihasilkan dapat dianggap sebagai suatu teks yang baru karena merupakan
gabungan bacaan dari semua teks yang ada.
4. Metode Landasan
Disebut pula dengan istilah metode ligger atau induk. Metode ini
digunakan apabila menurut tafsiran nilai semua naskah jelas berbeda satu
sama lainnya dan terdapat satu naskah yang lebih baik kualitasnya, baik
dari segi kelengkapan teks maupun segi bacaannya. Penggunaan metode
ini akan menghasilkan satu teks yang dari segi tekstual hampir seluruhnya
mempunyai kesamaan dalam teks pada naskah landasan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Filologi dan numismatik merupakan ilmu yang berkaitan erat dengan ilmu
sejarah. Filologi yang kajian ilmunya berfokus pada membedah teks dan naskah
kuno sangat membantu dalam mengungkap fakta dari sumber-sumber sejarah
yang berupa naskah atau teks.
Sama halnya dengan numismatik. Numismatik memiliki kajian objek
penelitian yang berfokus pada mata uang kuno, exonumia, heraldik, sigilografi,
uang primitive, dan barang-barang berharga lainnya yang berasal dari masa lalu.
Barang-barang tersebut pun ditelusuri bahan pembentuknya oleh para ahli, hingga
nantinya sejarawan dapat mengetahui zaman dan kebudayaan di masa tersebut.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa filologi dan numismatik
merupakan ilmu bantu sejarah yang sangat penting untuk membantu sejarawan
mengetahui dan membedah sumber-sumber sejarah untuk menemuka fakta
sejarah.

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat dengan pokok bahasan filologi dan
numismatik. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami memohon maaf
atas segala kesalahan yang terdapat dalam penulisan makalah ini. Karena
keterbatasan pengetahuan kami, kami paham bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan agar kami dapat memperbaiki kesalahan kami dalam penulisan makalah
ini di masa mendatang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonime. (2019). Pengertian Numismatik. [Online]. Diakses dari


https://pengertianmenurutparaahli.org/pengertian-numismatik/. Diambil
pada 24 September 2020
Susanto, Djulianto. (2010). Majalah Numismatik Online. [Online]. Diakses dari
https://numisku.wordpress.com/2010/03/27/objek-numismatik-indonesia/.
Diambil pada 24 September 2020
Ketut, I Nuarca. (2017). Metode Filologi. Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Udayana, Denpasar.
Abdullah, dkk. (2019). Pengantar Filologi. Lembaga Pengembangan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan, Universitas Diponegoro, Semarang.
file:///C:/Users/HP/Downloads/materi-filologi-jawa-pengertian-filologi.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai