Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah yang
diampu oleh:
Disusun oleh :
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah
dengan judul “Ilmu Bantu Sejarah : Numismatik dan Filologi”.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah yang lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
juga sering disamakan dengan ilmu sastra, karena melalui kajian filologi,
karyakarya sastra klasik dibedah dan dianalisis.
Mengurai sejarah perkembangan Filologi secara kronologis apalagi dalam
ruang lingkup pengertian Filologi dunia mulai sejak kelahirannya di dataran
Eropa pada abad ke-3 SM hingga perkembangannya di Indonesia sekarang ini
bukan pekerjaan mudah. Uraian dimaksud sedikitnya harus menggambarkan
masalah yang berhubungan dengan sejarah di satu sisi dan Filologi itu sendiri di
sisi lain. Persoalan sejarah sedikitnya terkait dengan tiga dimensi : waktu, tempat
dan tokoh (pelaku sejarah). Sehubungan dengan itulah perlu dijelaskan urutan
waktu secara kronologis, kapan lahir serta berkembangnya filologi, di mana
tempatnya serta siapa nama tokoh atau pelaku-pelaku yang berperan di
dalamnya.Sedangkan filologi itu sendiri mengacu pada satu disiplin ilmu yang
menggunakan naskah (manuscrif) sebagai objek studi. Seperti tersurat pada judul
di depan, dalam bentuknya sebagai pelengkap materi kuliah belum banyak yang
dapat diuraikan. Hal ini erat kaitannya dengan terbatasnya waktu yang tersedia
untuk menyusun materi ini selain keterbatasan wawasan yang dimiliki. Buku-
buku yang mengurai sejarah filologi sebenarnya belum banyak ditemukan di
masyarakat.
Reynolds dan Wilson (1975) mungkin dapat dikatakan sebagai orang yang
sangat berjasa karena telah merintis dan mengupayakan bagi tersedianya
informasi yang sangat bermanfaat mengenai sejarah filologi sebagaimana
diuraikan dalam Scribes and Scholars, A Guide to the Transmission of Greek and
Latin Literature. Dalam beberapa kurun waktu bahkan hingga abad modern
seperti sekarang buku ini cukup banyak dijadikan rujukan di kalangan akademik
berkait dengan filologi sebagai satu disiplin ilmu. Selain itu publikasi dalam
bahasa Indonesia yang disusun oleh satu Tim dari Universitas Gadjah Mada
Djogjakarta (Siti Baroroh Baried, dkk. 1983) dalam Pengantar Teori Filologi juga
diuraikan tentang sejarah perkembangan filologi dengan menjadikan beberapa
edisi naskah-naskah nusantara sebagai sumber kajian. Filologi sebagai satu
disiplin ilmu yang mempelajari naskah-naskah lama pernah dipandang sebagai
ilmu yang mempelajari sastra-sastra dan bahasa. Hal ini dilatarbelakangi oleh
kegiatan pengkajian terhadap teks-teks yang berupa karya sastra yang dinilai
6
mengandung kadar sastra yang tinggi. Pandangan ini membawa filologi pada
suatu arti yang lebih menekankan aspek kesastraan daripada kritik. Sebaliknya,
pengertian filologi sebagai ilmu lahir atas kesadaran akan pentingnya peranan
bahasa dan penelitian teks-teks. Hal ini menjadikan filologi sebagai ilmu yang
lebih mengutamakan kajian bahasa, terutama bahasa-bahasa yang digunakan di
dalam teks teks lama. Pengertian-pengertian yang dijelaskan di atas agaknya
berlaku di daratan Eropa di mana filologi diartikan sebagai studi teks, studi yang
kegiatannya diarahkan pada aspek kritik terhadap teks-teks lama.
Mario Pei dalam bukunya yang berjudul Glossary of Linguistic
Terminology memberikan batasan bahwa filologi merupakan ilmu dan studi
bahasa yang ilmiah seperti yang disandang oleh linguistik pada masa sekarang,
dan apabila studinya dikhususkan pada teks-teks tua, filologi memperoleh
pengertian semacam linguistik historis (Baried, 1985: 3). Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1989) filologi diartikan ilmu tentang
perkembangan kerohanian suatu bangsa dan kekhususannya atau tentang
kebudayaan berdasarkan bahasa dan sastranya’. Dalam bahasa Inggris kata
philology berarti ’ilmu bahasa-bahasa’ (Ech0ls dan Hasan Shadily, 1989: 428).
Agaknya kata dalam bahasa Inggris philology kurang relevan dengan arti yang
dimaksud dalam kata filologi yang berkembang sekarang ini. Filologi dalam arti
yang berkembang sekarang ini terutama di Indonesia cenderung mengikuti
pengertian yang berlaku di negeri Belanda yakni suatu ilmu yang mendasarkan
aktivitasnya pada bahan-bahan tertulis berupa naskah-naskahlama (manuscript)
dan bertujuan untuk mengungkapkan makna teks dari segi kebudayaan dalam arti
luas. Keragaman arti serta pemakaian istilah filologi seperti dijelaskan di atas
kadang-kadang membingungkan terutama di kalangan mahasiswa tingkat pemula.
Hal ini diakui oleh Teeuw (1984: 252) dan Wellek (1989: 38). Soebadio (1991: 3)
menyatakan bahwa filologi adalah teknik telaah yang menyangkut masalah-
masalah dalam naskah lama. Filologi juga dapat diartikan sebagai telaah sastra
(kesusastraan) dan ilmu (disiplin) yang berkaitan dengan sastra atau bahasa yang
dipakai dalam karya sastra. Sedangkan Morgan L. Walters menyatakan bahwa
filologi adalah:The study of the origin, relationship, development, etc. of
language. ‘penyelidikan tentang keaslian, hubungan, perkembangan, dan
6
sebagainya dari bahasa’. politik terbentuknya mata uang tersebut dsb. Pengertian
numismatik dalam sejarah adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang mata uang
mulai dari zaman dulu kala hingga sekarang. Ilmu numismati ini mempelajari
sejarah mata uang itu sendiri, bagaimana cara pembuatannya, untuk pemalsuan,
variasinya, ciri ciri mata uang tersebut, dan bagaimana sejerah politik sehingga
terbentuknya mata uang tersebut. Dari peninggalan sejarah, mata uang tertua
berasal dari peninggalan yunani sekitar tahun 700 SM jika dilihat dari bahan yang
digunakan terbuat dari emas, perak, alumunium, tembaga dan kertas. Namun pada
saat ini, sebagian negara telah bisa membuat mata uang sendiri dengan
menggunakan bahan kertas dan logam. Seperti bank Indonesia sebagai pembuat
uang rupiah. Seiring kemajuan zaman, penggunaan numismatik pun juga mulai
berkembang. Di masa sekarang, pengertian numismatika lebih menjerumus kearah
pengkoleksian uang. Singkatnya, numismatik adalah hobi mengoleksi uang kuno
baik itu uang kertas atau uang koin. Pengertian numismtaik kini menjadi sebuah
kegiatan ataupun studi dalam mengumpulkan mata uang, termasuk koin, uang
kertas, token, dan benda benda lain terkaitnya.
mengungkapkan hasil budaya suatu bangsa melalui kajian bahasa pada suatu
peninggalan dalam bentuk tulisan.
Terdapat beberapa masalah pokok yang perlu dilakukan dalam
penelitian filologi, yaitu (1) Invetarisasi naskah; (2) Deskripsi naskah; (3)
perbandingan naskah; (4) dasar-dasar penentuan naskah yang akan
ditransliterasi; (5) singkatan naskah; dan (6) transliterasi naskah.
3. Metode Gabungan
Metode ini digunakan apabila menurut tafsiran, nilai semua naskah
yang ada hampir sama. Perbedaan naskah tidak terlalu mencolok dan
dianggap tidak mempengaruhi teks. Dengan metode ini, teks yang
dihasilkan dapat dianggap sebagai suatu teks yang baru karena merupakan
gabungan bacaan dari semua teks yang ada.
4. Metode Landasan
Disebut pula dengan istilah metode ligger atau induk. Metode ini
digunakan apabila menurut tafsiran nilai semua naskah jelas berbeda satu
sama lainnya dan terdapat satu naskah yang lebih baik kualitasnya, baik
dari segi kelengkapan teks maupun segi bacaannya. Penggunaan metode
ini akan menghasilkan satu teks yang dari segi tekstual hampir seluruhnya
mempunyai kesamaan dalam teks pada naskah landasan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filologi dan numismatik merupakan ilmu yang berkaitan erat dengan ilmu
sejarah. Filologi yang kajian ilmunya berfokus pada membedah teks dan naskah
kuno sangat membantu dalam mengungkap fakta dari sumber-sumber sejarah
yang berupa naskah atau teks.
Sama halnya dengan numismatik. Numismatik memiliki kajian objek
penelitian yang berfokus pada mata uang kuno, exonumia, heraldik, sigilografi,
uang primitive, dan barang-barang berharga lainnya yang berasal dari masa lalu.
Barang-barang tersebut pun ditelusuri bahan pembentuknya oleh para ahli, hingga
nantinya sejarawan dapat mengetahui zaman dan kebudayaan di masa tersebut.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa filologi dan numismatik
merupakan ilmu bantu sejarah yang sangat penting untuk membantu sejarawan
mengetahui dan membedah sumber-sumber sejarah untuk menemuka fakta
sejarah.
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat dengan pokok bahasan filologi dan
numismatik. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami memohon maaf
atas segala kesalahan yang terdapat dalam penulisan makalah ini. Karena
keterbatasan pengetahuan kami, kami paham bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan agar kami dapat memperbaiki kesalahan kami dalam penulisan makalah
ini di masa mendatang.
10
DAFTAR PUSTAKA
11