PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.4 Reaksi dan Perubahan yang Terjadi Akibat Pelaksanaan Politik Kolonial
Inggris di Afrika.
A. Reaksi daerah lokal
a. Reaksi di Afrika Barat
Nigeria adalah salah satu wilayah yang ada di Afrika Barat yang terdiri dari
orang-orang Hausa, Ibo dan Yoruba. Masyarakat ini beragama Islam dan
masih bersifat konservatif terutama pada negara-negara barat. Dengan sistem
pemerintahan yang Aristokrasi dan sudah tertata dengan baik. Terdapat juga
suku-suku yang lainya dengan kehidupan yang tidak terlalu baik.
Setelah pemerintah Inggris menguasai daerah ini dan mengantinya dengan
pemerintahan Royal Niger Compeny (1 Januari 1900) dengan penguasanya Sir
Lugard. Banyak polimik yang terjadi akibat hal ini salah satunya adalah
pemberontakan yang dipimpin oleh ”Mahdi” terjadi pada tahun 1906
pemberontakan ini terjadi di Satiru 15 mil dari Sakoto, pemberontakan ini
terjadi akibat dari penolakan atas sistem pemerintahan baru yang dilakukan
oleh Inggris dengan menjadikan Emir baru sebagai kepala suku.
Setelah berada di bawah kekuasaan Inggris bidang pendidikan mulai di
perhatikan daerah selatan lebih maju bidang pendidikanya dari pada daerah
utara. Banyak di antara pemuda-pemuda dikirim ke negara-negara barat
untuk belajar lebih mendalam lagi, maka munculah generasi baru yaitu
generasi kaum terpelajar yang mulai mengenal gagasan-gagasan politik, dan
bentuk-bentuk revolusi baik sosial maupun politik. Dari pengetahuan inilah
maka para kaum terpeljar mulai melakukan berbagai reaksi terhadap
pemerintahan kolonial dan sistem sosila yang mesih dipertahankan oleh para
kepala-kepala pemerintahan tradisional di daerah-daerah. Tidak hanya kaum
terpelajar yang mengiginkan terjadinya perubahan tetapi dari kaum tentara
Afrika. Sedangkan didaerah Nigeria selatan dan daerah koloni Gold Coast
penduduknya mengiginkan perubahan yang radikal terhadap kekuasaan
kolonial dan kaum tradisional, gerakan nasional di Nigeria Selatan dipimpin
oleh Dr. Azikiwe, pergolakan-pergolakan pun tidak dapat dihindari baik yang
dilakukan oleh kelompok buruh, pers dalam kelompok lainya yang
mementang koloni. Pertentangan juga muncul dari kelas menegah profesional
dan dari pihak radikal sejak tahun 1930. kedua pihak ini bekerja sama dalam
hal menentang pemerintahan kolonial yang pada awalnya kedua kelompok ini
saling bertentangan. Kelompok profesional mengiginkan adanya pergantian di
dalam pemerintahan dari orang-orang kulit putih, sedangkan kaum radikal
mengiginkan adanya perombakan sosial. Kerjasama juga terjadi di antara
orang-orang Creol di koloni dengan penduduk pribumi untuk kemerdekaan
negara mereka.
Soeratman Darsiti. 1974. Sejarah Afrika Zaman Imperialisme Modern Jilid II.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada