Usaha – usaha yang dilakukan oleh kolonial Belanda dalam bidang pendidikan tidak
lain adalah untuk keuntungan pemerintahan Belanda, yaitu menghasilkan pegawai
administrasi Belanda yg murah, terampil, dan terdidik. Selain itu Pemerintah
Belanda menyusun kurikulum pendidikannya sendiri, akibatnya perkembangan
pendidikan dan pengajaran di Indonesia sampai abad ke – 19 menunjukkan
kecenderungan Politik dan Kebudayaan. Tidak semua masyarakat mendapatkan
pendidikan, masyarakat yang mempunyai jabatan lah yang dapat merasakan
pendidikan, seperti keturunan raja, keturunan bangsawan, pengusaha kaya, dan yang
lainnya.
7
Para Pahlawan kita lah yang mengajarkan pendidikan kepada rakyat - rakyat jelata,
dengan tujuan agar masyarakat Indonesia tidak lagi dibodoh – bodohi oleh para
kolonial Belanda.
Dampak penjajahan bangsa Barat di bidang pendidikan, antara lain :
a. Munculnya golongan - golongan terpelajar di Indonesia.
b. Bangsa Indonesia bisa membaca dan menulis sehingga dapat menjadi tenaga –
tenaga kerja di perusahaan Belanda.
c. Bangsa Indonesia menjadi tahu perkembangan yang terjadi di dunia luar.
C. Pergerakan nasional: latar belakang kelahirannya, organisasi dan
tokohtokohnya serta perjuangannya Latar Belakang Lahirnya Pergerakan
Nasional di Indonesia
Sebelum tahun 1900 bangsa Indonesia telah memberikan reaksi dan perlawanan
terhadap penjajah Belanda, tetapi perlawanan tersebut masih bersifat lokal atau
kedaerahan. Beberapa sifat perlawanan sebelum tahun 1900 atau sebelum
pergerakan nasional muncul dan berkembang:
a. Perlawanan bersifat kedaerahan atau lokal.
b. Perlawanan bersifat negatif, perlawanan belum terjangkau oleh kekuasaan
penjajah dan masih mencari perlindungan dengan ilmu gaib.
c. Perlawanan bersifat irasionil, maksudnya masih mengandalkan kekuatan seorang
pemimpin yang karismatik (mempunyai kesaktian).
8
d. Perlawanan bersifat follow-up, artinya tidak ada tindak lanjut apabila seorang
pemimpin berhasil ditawan.
Faktor Internal
a. Penderitaan rakyat akibat adanya penjajahan. Penderitaan yang dialami
rakyat Indonesia kemudian memunculkan rasa senasib dan sepenanggungan
karena sama-sama merasa dijajah oleh Belanda.Rasa inilah yang selanjutnya
memunculkan semangat untuk bersatu mengumpulkan kekuatan untuk mengusir
segala penjajahan yang pernah ada di Nusantara (Indonesia).
b. Perkembangan komunikasi antar pulau. Perkembangan komunikasi
menyebabkan semakin mudah dan makin seringnya orang Indonesia untuk
berkomunikasi serta bertemu antara orang-orang di berbagai pulau. Pada
perkembangan selanjutnya, Pers sebagai media komunikasi sangat memegang
penting dalam menyadarkan rakyat dalam proses perjuangan dan menyebarkan
cita-cita mencapai kemerdekaan Indonesia dengan cepat dan memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Perkembangan bahasa Indonesia. Setelah pembatasan penggunaan bahasa
Belanda di kalangan pribumi, menyebabkan bahasa melayu berkembang sampai
menjadi bahasa Indonesia.Bahasa ini kemudian digunakan untuk tali pengikat
9
kesatuan bangsa Indonesia yang memiliki begitu banyak bahasa. Dengan
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, maka keberagaman
bahasa tidak menghambat jalanya Indonesia menuju kemerdekaan.
d. Terinspirasi dengan kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Kedua
kerajaan ini merupakan kerajaan yang memiliki pengaruh dan daerah kekuasaan
sangat luas di Indonesia.Pengetahuan tentang sejarah dua kerajaan ini diperoleh
dari beberapa sarjana barat.Masa keemasan kerajaan Sriwijaya berlangsung pada
abad ke 9 sampai 10, ditandai dengan berhasilnya menguasai seluruh kerajaan di
Asia Tenggara seperti di Jawa, Sumatera, Filipina, Thailand, Semenanjung
Malaya, Vietnam dan Kamboja.Hal tersebut membuat Sriwijaya menguasai jalur
perdagangan Maritim di kawasan ini. Sementara itu, Kerajaan Majapahit berhasil
mencapai puncak kejayaan pada saat Hayam Wuruk raja, tepatnya pada tahun
1345 sampai 1389.Kejayaan Majapahit ditandai dengan berhasilnya menguasai
daerah seperti Borneo. Sumatera, Bali, Filipina dan Semenanjung Malaya.
e. Perkembangan pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang berlangsung pada
masa Hindia Belanda kemudian menghasilkan beberapa tokoh kaum
intelektual.Berkat pendidikan ini, para kaum intelektual Indonesia kemudian
menyadari bahwa Indonesia dibodohi dan dijajah oleh Belanda.Dari kesadaran
tersebut kemudian muncul semangat untuk merdeka.Tokoh-tokoh inilah yang
kemudian menjadi pemimpin-pemimpin pergerakan nasional di Indonesia.
f. Perkembangan sekolah kebangsaan. Seperti yang kita ketahui, pendidikan
pada masa Hindia Belanda hanya untuk kaum menengah keatas.Hal ini kemudian
membuat para kaum intelek berinisiatif membuat sekolah bagi masyarakat
menengah ke bawah. Sekolah ini lebih dikenal dengan nama sekolah kebangsaan.
Dari sekolah ini kemudian muncul beberapa tokoh yang anti barat dan
mendukung perjuangan pergerakan nasional Indonesia.
Faktor Eksternal
a. Masuknya ide-ide Barat lewat Pendidikan. Masuknya ide-ide ini melalui
pendidikan modern yang menggantikan pendidikan tradisional (wihara-wihara,
pesantren dan pondok).
10
b. Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905. Kemenangan ini membuat
semangat juang kaum intelek Indonesia yang kemudian menjadi pelopor lahirnya
pergerakan nasional di Indonesia untuk melawan penjajah.
c. Perjuangan Bangsa lain. Perjuangan bangsa-bangsa di luar Indonesia seperti di
Turki, India dan Irlandia untuk menentang penjajah membuat pergerakan
nasional mulai disadari dan harus dilakukan.
d. Berkembangnya Liberalisme, Demokrasi dan Nasionalisme. Berkembangnya
faham baru ini di Indonesia kemudian membuat pola pikir masyarakat untuk
melawan penjajahan demi suatu kebebasan dan kemerdekaan.
e. Perkembangan Gerakan Nasional negara tetangga. Gerakan nasional negara
tetangga seperti Filipina dan India ini menjadi inspirasi para penggagas
pergerakan nasional untuk melawan penjajah.
Mulai tahun 1912 dengan tampilnya Notodirjo sebagai ketua menggantikan R.T.
Notokusumo, Budi Utomo ingin mengejar ketinggalannya. Akan tetapi, hasilnya
tidak begitu besar karena pada saat itu telah muncul organisasi-organisasi
nasional lainnya, seperti Sarekat Islam (SI) dan Indiche Partij (IP).
Namun demikian, Budi Utomo tetap mempunyai andil dan jasa yang besar
dalam sejarah pergerakan nasional, yakni telah membuka jalan dan memelopori
gerakan kebangsaan Indonesia.Itulah sebabnya tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai
hari Kebangkitan Nasional yang kita peringati setiap tahun hingga sekarang.
13
b. Sarekat Islam (SI)
Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo, yakni tahun 1911 berdirilah Sarekat
Dagang Islam ( SDI ) di Solo oleh H. Samanhudi, seorang pedagang batik dari
Laweyan Solo. Organisasi Sarekat Dagang Islam berdasar pada dua hal berikut
ini: (1) Agama Islam; (2) Ekonomi, yakni untuk memperkuat diri dari pedagang
Cina yang berperan sebagai leveransir (seperti kain putih, malam, dan
sebagainya).
Melihat tujuannya tidak tampak adanya kegiatan politik. Akan tetapi, Sarekat
Islam dengan gigih selalu memperjuangkan keadilan dan kebenaran terhadap
penindasan dan pemerasan oleh pemerintah kolonial.Dengan demikian, di
samping tujuan ekonomi juga ditekankan adanya saling membantu di antara
anggota. Itulah sebabnya dalam waktu singkat, Sarekat Islam berkembang
menjadi anggota massa yang pertama di Indonesia. Sarekat Islam merupakan
gerakan nasionalis, demokratis dan ekonomis, serta berasaskan Islam dengan
14
haluan kooperatif.
Organisasi ini mempunyai cita-cita untuk menyatukan semua golongan yang ada
di Indonesia, baik golongan Indonesia asli maupun golongan Indo, Cina, Arab,
dan sebagainya. Mereka akan dipadukan dalam kesatuan bangsa dengan
membutuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Cita-cita Indische Partij banyak
disebar-luaskan melalui surat kabar De Expres. Di samping itu juga disusun
program kerja sebagai berikut:
1) meresapkan cita-cita nasional Hindia (Indonesia).
2) memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, baik di
bidang
pemerintahan, maupun kemasyarakatan.
3) memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antara agama
yang satu dengan yang lain.
4) memperbesar pengaruh pro-Hindia di lapangan pemerintahan.
5) berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia.
6) dalam hal pengajaran, kegunaannya harus ditujukan untuk kepentingan
ekonomi Hindia dan memperkuat mereka yang ekonominya lemah.
Melihat tujuan dan cara-cara mencapai tujuan seperti tersebut di atas maka dapat
diketahui bahwa Indische Partij berdiri di atas nasionalisme yang luas menuju
Indonesia merdeka.Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Indische Partij
16
merupakan partai politik pertama di Indonesia dengan haluan kooperasi.Dalam
waktu yang singkat telah mempunyai 30 cabang dengan anggota lebih kurang
d. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada
tanggal 18 November 1912.Asas perjuangannya ialah Islam dan kebangsaan
Indonesia, sifatnya nonpolitik. Muhammadiyah bergerak di bidang keagamaan,
pendidikan, dan sosial menuju kepada tercapainya kebahagiaan lahir batin.
17
f. Taman Siswa
Sekembalinya dari tanah pengasingannya di Negeri Belanda (1919), Suwardi
Suryaningrat menfokuskan perjuangannya dalam bidang pendidikan. Pada
tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat (lebih dikenal dengan nama Ki Hajar
Dewantara) berhasil mendirikan perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Dengan
berdirinya Taman Siswa, Suwardi Suryaningrat memulai gerakan baru bukan lagi
dalam bidang politik melainkan bidang pendidikan, yakni mendidik angkatan
muda dengan jiwa kebangsaan Indonesia berdasarkan akar budaya bangsa.
Radikal PNI telah kelihatan sejak awal berdirinya. Hal ini terlihat dari anggaran
dasarnya bahwa tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi
perjuangannya nonkooperasi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka PNI
berasaskan pada self help, yakni prinsip menolong diri sendiri, artinya
memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial budaya yang telah rusak oleh
penjajah dengan kekuatan sendiri; nonkooperatif, yakni tidak mengadakan kerja
sama dengan pemerintah Belanda; Marhaenisme, yakni mengentaskan massa dari
kemiskinan dan kesengsaraan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI telah menetapkan program kerja
sebagaimana dijelaskan dalam kongresnya yang pertama di Surabaya pada tahun
1928, seperti berikut.
1) Usaha politik, yakni memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan
kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia, memajukan pengetahuan sejarah
kebangsaan, mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa Asia, dan
menumpas segala rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik.
2) Usaha ekonomi, yakni memajukan perdagangan pribumi, kerajinan, serta
mendirikan bank-bank dan koperasi.
3) Usaha sosial, yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional,
meningkatkan derajat kaum wanita, memerangi pengangguran, memajukan
transmigrasi, memajukan kesehatan rakyat, antara lain dengan mendirikan
poliklinik.
Untuk menyebarluaskan gagasannya, PNI melakukan propaganda-propaganda,
baik lewat surat kabar, seperti Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan
Indonesia di Batavia, maupun lewat para pemimpin khususnya Ir. Soekarno
sendiri. Dalam waktu singkat, PNI telah berkembang pesat sehingga
23
menimbulkan kekhaw-tiran di pihak pemerintah Belanda.Pemerintah kemudian
memberikan peringatan kepada pemimpin PNI agar menahan diri dalam ucapan,
propaganda, dan tindakannya.
Dengan munculnya isu bahwa PNI pada awal tahun 1930 akan mengadakan
pemberontakan maka pada tanggal 29 Desember 1929, pemerintah Hindia
Belanda mengadakan penggeledahan secara besar-besaran dan menangkap empat
pemimpinnya, yaitu Ir. Soerkarno, Maskun, Gatot Mangunprojo dan
Supriadinata. Mereka kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung.
Dalam sidang pengadilan, Ir. Soerkarno mengadakan pembelaan dalam
judul Indonesia Menggugat. Atas dasar tindakan melanggar Pasal "karet" 153 bis
dan Pasal 169 KUHP, para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban
umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di
Penjara Sukamiskin Bandung. Sementara itu, pimpinan PNI untuk sementara
dipegang oleh Mr. Sartono dan dengan pertimbangan demi keselamatan maka
pada tahun 1931 oleh pengurus besarnya PNI dibubarkan. Hal ini menimbulkan
pro dan kontra.
Mereka yang pro pembubaran, mendirikan partai baru dengan nama Partai
Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Mr. Sartono. Kelompok yang kontra,
ingin tetap melestarikan nama PNI dengan mendirikan Pendidikan Nasional
Indonesia (PNI-Baru) di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta dan Sutan Syahrir.
i. Gerakan Wanita
Munculnya gerakan wanita di Indonesia, khusunya di Jawa dirintis oleh R.A.
Kartini yang kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita
Indonesia.R.A.Kartini bercita-cita untuk mengangkat derajat kaum wanita
Indonesia melalui pendidikan.
24
Sumpah Pemuda lahir dari Kongres Pemuda Kedua yang diadakan selama dua hari
lamanya, tepatnya di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres ini
diadakan oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) (Linkin, Dias : 2016).
Anggota PPPI terdiri dari pelajar-pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Ada
sejumlah perwakilan dari berbagai organisasi kepemudaan di Indonesia yang
menghadiri kongres ini, yakni Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, Jong
Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond dan Jong Ambon. Ada juga pengamat dari
perwakilan etnis Tionghoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey
Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Kongres yang diadakan di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta ini
bukanlah pertemuan yang pertama yang diadakan oleh para pemuda. Pertemuan
pertama justru diadakan pada tahun 1926. Hasil dari pertemuan ini keluar pada
tanggal 20 Februari 1927. Di tahun berikutnya, tepatnya di bulan Mei 1928,
pertemuan para pemuda ini kembali diadakan dan dilanjutkan lagi dengan pertemuan
di tanggal 12 Agustus 1928 yang dihadiri oleh seluruh barisan organisasi pemuda
Indonesia. Dari pertemuan tanggal 12 Agustus 1928 inilah yang memutuskan untuk
mengadakan kongres di bulan Oktober 1928. Perihal susunan kepanitiaan diambil
dari masing-masing perwakilan organisasi kepemudaan.
Keputusan inilah yang mengobarkan semangat para pejuang tanah air untuk
memperjuangkan terbentuknya tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa
27
persatuan, Bahasa Indonesia. Pada perkumpulan-perkumpulan yang membahas
kemerdekaan Indonesia berikutnya, Sumpah Pemuda selalu dijadikan asas bersama.
Selain itu, Sumpah Pemuda juga selalu disiarkan di semua surat kabar berbahasa
Indonesia dan selalu dibacakan sebagai pembuka rapat perkumpulan-perkumpulan.
Kongres Pemuda 1
Kongres Pemuda yang pertama ini diadakan pada tanggal 30 April hingga 2 Mei
1928. Kongres ini dihadiri oleh perwakilan-perwakilan dari Jong Java, Jong
Islamieten Bond, Jong Sumatra Bond Jong Ambon, Sekar Rukun Jong Batak dan
para Pemuda Theosofie. Kongres pertama ini mengedepankan tema pentingnya
persatuan dan kesatuan para pemuda yang kemudian berdiri dalam satu payung
untuk mencapai Indonesia merdeka.
Sejumlah tokoh yang menjadi pembicara dalam kongres ini adalah Sumarto,
M. Tabrani, Muh. Yamin, Bahder Johan dan Pinontoan. Meski terbentuk
kesepakatan untuk menerima dan mengakui cita-cita persatuan Indonesia, badan
untuk mewadahi semua organisasi pemuda saat itu masih gagal terbentuk. Hal ini
terjadi karena adanya kesalahpahaman serta beda pendapat antara anggota kongres.
Setelah Kongres Pemuda 1 ini, masih diadakan sejumlah pertemuan lainnya
untuk membahas mengenai wadah tunggal organisasi pemuda dari seluruh Indonesia.
Keputusan penting hasil dari Kongres Pemuda 1 ini adalah:
1) Semua perkumpulan pemuda harus bersatu dalam organisasi yang bernama
Pemuda Indonesia
2) Perlu segera diadakannya Kongres Pemuda kedua.
Kongres Pemuda 2
Ada tiga rapat yang dihadiri oleh para pemuda di Kongres Pemuda Kedua ini. Rapat
pertama bertempat di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein
(sekarang Lapangan Banteng), hari Sabtu, 27 Oktober 1928. Rapat dibuka oleh
Ketua PPPI, Soegondo Djojopoespito.
Dalam sambutannya, Soegondo mengatakan bahwa ia sangat mengharapkan
kongres ini bisa memperkuat semangat persatuan yang ada di dalam hati para
pemuda peserta kongres, dan seluruh Indonesia nantinya. Ia melanjutkan dengan
menjelaskan lima factor yang bisa membuat persatuan Indonesia menjadi lebih kuat,
yakni sejarah, Bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan yang kuat.
28
Rapat kedua bertempat di Gedung Oost-Java Bioscoop di tanggal 28 Oktober
1928. Rapat kedua ini banyak membahas seputar pendidikan. Di hari kedua ini yang
jadi pembicara adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro. Kedua
pembicara ini memiliki pendapat bahwa anak-anak harus mendapat pendidikan
kebangsaan. Selain itu mereka juga mengetengahkan pentingnya keseimbangan
antara pendidikan sekolah dan di rumah.
Rapat ketiga, sekaligus menutup kongres mengambil tempat di gedung
Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Di sini Sunario yang menjadi
pembicara memberikan penjelasan akan pentingnya nasionalisme dan demokrasi
mengiringi gerakan kepanduan. Ramelan yang ikut menjadi pembicara di rapat
ketiga ini mengatakan bahwa gerakan kepanduan tidak boleh dipisahkan dari
pergerakan nasional. Gerakan kepanduan yang ditanamkan sejak dini pada anak-
anak bisa mendidik mereka untuk menjadi disiplin dan mandiri. Kedua hal tersebut
sangatlah dibutuhkan dalam perjuangan menuju kemerdekaan.
Ketiga kalimat yang menjadi rumusan Kongres Sumpah Pemuda tersebut ditulis oleh
Moehammad Yamin di atas secarik kertas yang disodorkan pada Soegdondo saat
Sunario sedang berpidato di sesi terakhir kongres.Moehammad Yamin berbisik pada
Soegondo bahwa ia mempunyai sebuah formula yang terlihat lebih elegen demi
keputusan kongres ini.
Melihat isi dari apa yang dituliskan Moehammad Yamin, Soegondo
membubuhkan paraf setuju di secarik kertas tersebut, lalu diteruskan kepada peserta
kongres untuk kemudian ikut membubuhkan paraf setuju. Pada awalnya, sumpah
tersebut dibacakan Soegondo dan kemudian dijelaskan secara lebih mendetail oleh
Moehammad Yamin.
E. Rangkuman
1. Dampak Kolonialisme di Indonesia dalam bidang soial budaya adalah
terbentuknya golongan masyarakat. Nasib rakyat Indonesia, khususnya para
penguasa sangat buruk. Kedudukan mereka yang sebelumnya menjadi penguasa,
berubah menjadi aparatur pemerintah kolonial Belanda. Derajat dan kehormatan
mereka sebagai pemuka masyarakat pribumi menurun, kedudukan mereka tidak
diakui oleh pemerintah kolonial Belanda.Mereka bukan lagi sebagai penguasa,
melainkan pembantu dalam menjalankan pemerintahan kolonial. Sedangkan
derajat kehidupan rakyat biasa dinjak injak. Martabat dan hak mereka tidak
mendapat pengakuan dan perlindungan. Keseharian mereka diliputi rasa takut,
cemas, tidak percaya diri, bodoh dan terhina. Kedudukan sosial bangsa Indonesia
dibagi menjadi 3 kelas, yaitu: kelas kesatu diduduki oleh bangsa Barat, kelas
kedua oleh Timur Asing, dan kelas ketiga diduduki oleh masyarakat pribumi.
2. Dalam bidang politik dampak kolonialisme adalah antara lain adalah
Pemerintahan kolonial ikut campur tangan dalam pemerintahan Kerajaan,
kedudukan raja terikat oleh struktur pemerintahan colonial, pemerintahan
dibentuk dengan sistem sentralisasi yang pusatnya di Batavia (sekarang Jakarta).
Selain pemerintahan kerajaan, rakyat pribumi pun terkena dampak tersebut. Di
bidang ekonomi, ketika pemerintah kolonial Belanda berkuasa, para pengusaha
pribumi kedudukannya menjadi aparatur pemerintah kolonial, mereka tidak lagi
mendapatkan penghasilan dan upeti seperti sebelumnya. Pendapatan mereka
diganti dengan gaji menurut ketentuan pemerintah kolonial, akibatnya
penghasilan mereka menurun drastis dari sebelumnya.
3. Sebelum tahun 1900 bangsa Indonesia telah memberikan reaksi dan perlawanan
terhadap penjajah Belanda, tetapi perlawanan tersebut masih bersifat lokal atau
kedaerahan. Masa pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya
31
organisasi-organisasi pergerakan. Masa pergerakan nasional (1908 - 1942),
dibagi dalam tiga tahap berikut. (1) Masa pembentukan (1908 - 1920) berdiri
organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij; (2) Masa
radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), berdiri organisasi seperti Partai Komunis
Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia
(PNI); (3) Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942), berdiri organisasi seperti
Parindra, Partindo, dan Gapi. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan,
organisasi pemuda, dan organisasi perempuan.
4. Sumpah Pemuda adalah salah satu kejadian penting dalam pergerakan untuk
kemerdekaan Indonesia. Sumpah atau ikrar sejumlah pemuda inilah yang
menjadi penyemangat bangsa demi cita-cita berdirinya negara Indonesia. Para
pemuda di masa itu sadar bahwa pergerakan organisasi yang bersifat kedaerahan
tidak pernah memberikan hasil berarti untuk kemerdekaan Indonesia karena
pergerakan seperti itu sangat mudah dipatahkan oleh penjajah Belanda. Sumpah
Pemuda lahir dari Kongres Pemuda Kedua yang diadakan selama dua hari
lamanya, tepatnya di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta. Yang unik
adalah istilah Sumpah Pemuda tidak muncul pada hasil kongres di tanggal 27 dan
28 Oktober 1928
tersebut. Istilah ini justru muncul setelah kongres itu selesai.
33