Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

APERTHEID DI AFRIKA SELATAN

GURU PEMBIMBING:

Syamsul Ma’arif

DISUSUN OLEH:

Abror Rafi Ahmad (XII IIS 1)

MAS MANARATUL ISLAM

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya.

Di dalam makalah ini, saya telah berusaha menguraikan sebaik mungkin


semua hal yang berkaitan dengan tema yang akan dibahas. Besar harapan saya agar
pembaca mampu memahami lebih jauh tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
hal tersebut.

Akan tetapi, saya menyadari bahwa di dalam makalah ini, masih


terdapat banyak kekurangan yang tentunya mengakibatkan makalah ini masih
dikatakan jauh dari sempurna. Maka dari itu, saya harapkan pembaca dapat
memaklumi serta memberi kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya
makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 6
BAB II PEMBAHASAN 7
2.1 Pemerintahan Pada Masa Botha dan Smuts 8
2.2 Pemerintahan Dr.Malan dan Politik Apartheid. 9
2.3 Pergerakan Politik Afrika Selatan Dalam Menentang Politk Apartheid
10
2.4 Berakhirnya Politik Apartheid 11

2.5 Dampak Politik Apartheid 12


BAB III PENUTUP 13
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apartheid berasal dari bahasa Belanda yang artinya pemisahan. Pemisahan


disini berarti pemisahan orang-orang Belanda (kulit putih) dengan penduduk asli
Afrika (kulit hitam). Apartheid kemudian berkembang menjadi suatu kebijakan
politik dan menjadi politik resmi pemerintahan Afrika Selatan yang terdiri dari
program-program dan peraturan-peraturan yang bertujuan untuk melestarikan
pemisahan rasial. Secara struktural, Apartheid adalah kebijaksanaan
mempertahankan dominasi minoritas kulit putih atas mayoritas bukan kulit putih
melalui pengaturan masyarakat di bidang sosial budaya, politik militer dan
ekonomi Kebijakan ini berlaku tahun 1948.

Pada saat itu Afrika Selatan dibaggi menjadi 4 golongan ras utama, yaitu :

a. Kulit putih
b. Kulit hitam
c. Kulit berwarna
d. Asia Masalah Apartheid berawal dari pendudukan yang dilakukan oleh
bangsa-bangsa Eropa di Afrika.
Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Afrika adalah bangsa Belanda.
Bangsa Belanda datang ke Afrika Selatan dipimpin oleh Jan Anthony van
Riebeeck. Kedatangan bangsa Belanda ini menimbulkan masalah dalam kehidupan
masyarakat Afrika Selatan. Masyarakat Afrika Selatan menjadi dibawah
pendudukan bangsa Eropa (bangsa Belanda atau bangsa kulit putih), sehingga
masalah kulit ini yang menjadi titik pangkal munculnya masalah Apartheid.

 Bangsa Belanda kemudian menetap di Afrika Selatan. Mereka sering


disebut dengan bangsa Boer. Kedatangan bangsa Belanda ini kemudian diikuti oleh
bangsa Inggris yang berhasil melakukan penguasaan dari Afrika Utara (Mesir),
Afrika Selatan (Cape Town). Kedatangan Inggris ini menyebabkan "perang Boer"
antara Inggris dan Belanda. Inggris berhasil mengalahkan Belanda sehingga
wilayah Afrika Selatan menjadi daerah kekuasaan Inggris. Akhirnya Inggris
menjadi penguasa Afrika Selatan. Dengan kemenangan Inggris maka banyak orang
Inggris yang kemudian datang ke Afrika Selatan . Pada tahun 1910 dibentuk Uni
Afrika Selatan yang merupakan gabungan dari kedua Republik kaum Boer, yaitu
Transvaal dan Orange Kree Style dengan Cape Colony dan Natal. Uni Afrika
Selatan adalah dominion Inggris.

Terbentuknya Uni tersebut merupakan kemenangan bagi kamu Afrikaner, sebab


sebagian besar anggota Parlemen Pusat adalah orang-orang Afrikaner. Disamping
itu jabatan perdana menteripun dipegang oleh oarang-orang Afrikaner : yang
pertama adalah oleh Jenderal Botha (1910-1919), bekas pejuang gigih melawan
Inggris dalam Perang Boer, kemudian diganti oleh Jenderal Smuts, teman
seperjuangan Botha baik dalam Perang Boer maupun dalam meletakkan dasar-
dasar pemerintahan Uni Afrika Selatan. Sejak terbentuknya Uni terbukalah
kesempatan bagi orang-orang Afrikaner untuk meluaskan nasionalisme Afrikaner
ke seluruh wilayah di Uni Afrika Selatan, termasuk daerah-daerah yang
berorientasi Inggris, Yaitu natal dan Cape Company. Pemimpin-pemimpin
Afrikaner berusaha mempengaruhi penduduk kulit putih yang berbahasa Inggris
untuk :

1. Menerima pola masyarakat Afrikaner


2. Menerima Aristrokasi Putih
3. Menerima keyakinan bahwa Afrika Selatan adalah satu-satunya tanah air
4. Menolak integrasi dengan penduduk non Putih.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pemerintahan Pada Masa Botha dan Smuts ?


2.  Bagaimana Pemerintahan Dr.Malan dan Politik Apartheid ?
3. Apa Pergerakan Politik Afrika Selatan Dalam Menentang Politk
Apartheid ?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui masalah-masalah pemerintahan yang terjadi pada masa


apartheid yang membawa dampak yang sangat kontroversi.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pemerintahan Pada Masa Botha dan Smuts

Pemerintahan L.Botha (1910-1919) bersifat moderat dan berusaha agar Uni


tetap berada dalam lingkungan persemakmuran Inggris. Bersama Smuts ia bekerja
untuk mengembangkan kemakmuran bangsa Boer atau Afrikaner yang lenyap
karena mengalami kekalahan dalam perang melawan Inggris. Pada tahun 1913 di
kalangan orang-orang India timbul kecemasan. Seja Botha 1911 mengeluarkan
peraturan yang berisi larangan membawa masuk orang india ke Afrika Selatan
untuk dijadikan buruh. Kemudian pada 1913 dikeluarkan lagi peraturan
“Immigrants Regulation Act” yang mengehentikan imigrasi orang-orang India
Asia ke Uni Afrika Selatan.

Setelah Botha meninggal pada 1920, posisinya digantikan oleh Smuts ,ia
mendapat tugas menindas gerakan-gerakan di dalam negeri yang pro-Jerman dan
gerakan yang ingin melepaskan diri dari Commonwealth Inggris. Kemudian pada
tahun 1923 Pemerintahan kembali membuat peraturan “Urban Areas Act”, yang
berisi : Native (orang-orang Negroid/pribumi Afrika) hanya diizinkan masuk ke
kota, yang diciptakan oleh orang kulit putih, tempat tinggal mereka juga terpisah
dari kulit putih. Dasar-dasar pemisahan ini kelak diambil alih oleh kaum nasionalis
serta dipertajam sehingga lebih keras dari pada tindakan Pemerintah masa-masa
sebelumnya.

2.2 Pemerintahan Dr.Malan dan Politik Apartheid


Dr.Malan, seorang ultra nasionalis, memrintah pada 1948-1954. Politik
pemerintahannya ialah melepaskan Uni Afirka Selatan dari ikatan Commonwealth
dan melaksanakan politik apartheid terhadap penduduk non-eropa. Terhadap
tujuannya yang pertama itu ia menunggu bagaimana reaksi dari penduduk yang
berbahsa Inggris. Oleh sebab itu ia memusatkan perhatiannya untuk
melaksanakan politik apartheid terhadap penduduk bumiputera. Perdana Menteri
Malan setelah melihat bahwa pendukung-pendukungnya yang terdiri atas petani-
petani putih khawatir akan kehilangan buruh-buruh penduduk bumiputera segera
meredakannya dengan menjelaskan bahwa pemerintahannya tidak ingin
melaksanakan apartheid secara total, melainkan memberikan perhatian. Bagi
Dr.Malan pemisaha totarial secara teori adalah sesuatu yang “ideal” dan untuk
sementara waktu ia masih membutuhkan penduduk Eropa dan pribumi afrika
hidup bersama-sama.

2.3 Pergerakan Politik Afrika Selatan Dalam Menentang Politk Apartheid

Setelah partai nasional berkuasa di Afrika Selatan secara sistematis


dilembagakan dan dituangkan dalam undang-undang sehingga orang kulit putih
menguasai rakyat pribumi dan secara berangsur-angsur merampok dan mengurangi
hak-haknya. Orang kulit hitam menolak klaim kulit putih bahwa secara kodrat
orang kulit putih memiliki keunggulan dan hak untuk memimpin. Dengan adanya
orang-orang kulit hitam menerima pendidikan Barat maka mereka mulai
mengambil langkah-langkah membentuk gerakan politik. South Afrika Native
National Conference dan APO mengirimkan delegasinya ke London untuk
mengajukan protes, tetapi gagal. Sebagai reaksi, lahirlah South African National
(SANC) pada tahun 1912 kemudian namanya diubah menjadi ANC (African
National Congress). Sasarannya terbatas pada usaha agar golongan elit Afrika
Selatan diterima secara sosial dan politik dalam masyarakat yang dikuasai oleh
orang kulit putih. Perjuangan mereka untuk mencapai sasaran adalah lewat jalan
konstitusional.

Perjuangan ANC berubah setelah pemerintah Afrika Selatan mengeluarkan


National Land Act yang isinya : ”orang kulit hitam dilarang membeli tanah atau
hidup di wilayah orang kulit putih sebagai penyewa atau penggarap bagi hasil”.
Pada tahun 1919-1920, ANC melancarkan kampanye menentang peraturan-
peraturan kewajiban orang kulit hitam membawa pas. ANC mengalami
kemunduran setelah pemerintah Afrika Selatan mengambil tindakan keras dan
tegas. Untuk sementara peranannya diambil alih oleh ICU (Industrial and
Commercial Union) yang didirikan pada tahun 1919. ANC memperluas
keanggotaannya dan akhirnya berkembang menjadi organisasi massa.

2.4 Berakhirnya Politik Apartheid

Kemenangan Mandela adalah salah seorang dari banyak tokoh pejuang


politik Afrika Selatan yang sempat menyaksikan dan merasakan puncak dari
perjuangannya yakni pembebasan kaum kulit hitam Afrika Selatan dari penindasan
kaum kulit putih. Kemenangannya dalam pemilihan demokratis dan miltirasial
pertama kali sepanjang 340 tahun sejarah Afrika Selatan pada bulan Mei 1994
membawa perubahan besar bagi negeri itu. Nama Nelson Mandela mulai menanjak
ketika ia terpilih menjadi Sekjen ANC (African National Congress) pada tahun
1948 dan pada tahun 1952 menjadi Presiden Liga Pemuda. Sejak itu Mandela lebih
banyak memainkan peranannya secara rahasia. Pada tahun 1961 sebagai
Sekretariss Jenderal ANC, Mandela mengomandokan pemogokan selama tiga hari
29-31 Mei 1961. seruan pemogokan itu ditanggapi oleh pemerintah Apartheid
sebagai suatu pelanggaran.

Pada bulan Desember 1962, ia dijatuhi 5 tahun penjara, dengan tuduhan


meninggalkan negara secara ilegal. Mandela menjalani hukumannya di penjara
Pretoria. Tidak beberapa lama tokoh-tokoh ANC lainnya juga ditangkap di markas
ANC. Pada saat itu disita pula sejumlah dokumen rahasia, menyangkut ANC dan
Tombak Bangsa. Mereka yang ditangkap yaitu Walter Sisulu, Govan Mbeki,
Raymond Mhlaba, Ahmed Akthrada, Dennis Golberg dan Lionel
Bernstein. Mandela bersama-sama dengan keenam rekannya diperiksa dengan
tuduhan melakukan sabotase bersengkongkol untuk menumbangkan pemerintah
dan membantu unsur asing menyerang Afrika Selatan. Mereka akhirnya divonis
dengan hukuman seumur hidup pada tanggal 12 Juni 1964 dan harus mendekam
dalam penjara di Pulai Roben Cape Town.
Pada tahun 1982 Mandela dipindahkan lagi ke penjara Pollsmor juga masih
daerah Cape Town. Selama di penjara itulah kampanye pembebasannya
dilancarkan, baik di Afrikan Selatan sendiri maupun di luar Afrika Selatan. Aksi
protes dan kampanye pembebasan Mandela semakin berkobar sejak tahun 1982,
bahkan pada tahun 1988 ulang tahun ke-70 Nelson Mandela dirayakan oleh bangsa
kulit hitam Afrika Selatan dengan menggelar konser musik selama 120 jam non
stop dan disiarkan ke-50 negara.

Akibat kampanye pembebasan tokoh ANC ini, makin banyak negara yang
menekan pemerintah Apartheid Afrika Selatan baik secara politik maupun
ekonomi. Kampanye pembebasan itu membuat Mandela menjadi tokoh tahanan
politik paling populer di dunia. Akibat tekanan yang bertubi-tubi pada bulan Juli
1989 Botha bertemu dengan presiden F.W. de Klerk pengganti Botha.

Dari pertemuan-pertemuan itu pada bulan Februari 1990, de Klerk


mengumumkan di depan parlemen bahwa pemerintahannya akan mencabut
larangan bagi ANC, Partai Komunis Afrika Selatan (SACP) dan Pan Africanist
Congress (PAC) menyusul diakhirinya Politik Apartheid. Pada kesempatan itu de
Klerk juga mengisyaratkan bahwa Mandela akan segera dibebaskan. Pembebasan
tokoh kharismatik Afrika Selatan ini kemudian dilaksanakan sesuai dengan
janjinya. Pada tanggal 11 Februari 1990 dari penjara Victor Verster, Mandela
dibebaskan. Pembebasan itu sangat menarik perhatian dunia dan disambut oleh
ratusan wartawan baik dari dalam maupun luar negeri.

2.5 Dampak Politik Apartheid


Dampak Politik Apartheid Orang kulit hitam yang semula tidak mengerti
bahwa kebijakan pemerintahannya, lambat laun mengerti bahwa tujuan sebenarnya
adalah diskriminasi rasial (perbedaan warna kulit). leh karena itu mereka bangkit
mengadakan perlawanan, tetapi pemerintahan Pieter Botha dengan kejam
menumpas setiap perlawanan yang terjadi. Banyak tokoh-tokoh kulit hitam yang
dijebloskan kedalam penjara, seperti tokoh karismatik yaitu Nelson Mandela yang
terpaksa mendekam dalam penjara selama 27 tahun. Politik Apartheid ini
dirancang oleh Hendrik Verwoed.

Apartheid menurut bahasa resmi Afrika Selatan adalah Aparte Ontwikkeling


artinya perkembangan yang terpisah. Memperhatikan makna dari arti Apartheid itu
kedengarannya baik yaitu tiap golongan masyarakat, baik golongan kulit putih
maupun golongan kulit hitam harus sama-sama berkembang.

Tapi perkembangan itu didasarkan pada tingkatan sosial dalam masyarakat


yang pada prakteknya menjurus pada pemisahan warna kulit dan terjadinya
penistaan dari kaum penguasa kulit putih terhadap rakyat kulit hitam.

Verwoed menyusun rencana pembentukan homeland, yang disebut juga


Batustan. Homeland dilaksanakan dengan diadakannya pembagian kembali Afrika
Selatan berdasarkan wilayah kesukuan.

Tiap orang kulit hitam Afrika Selatan diharuskan menjadi warga negara
salah satu homeland atas dasar tempat lahirnya. Untuk memantapkan proyek
homeland maka dikeluarkan bantuan biaya untuk perangsang termasuk perangsang
untuk pemasukan modal dari luar untuk homeland. Kemajuan-kemajuan kecil pun
akhirnya tampak dari proyek tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Apharteid berasa dari bahasa Belanda yang artinya pemisahan. Pemisahan


disini berarti pemisahan orang-orang Belanda (kulit putih) dengan penduduk asli
Afrika (kulit hitam). Apharteid kemudian berkembang menjadi suatu kebijakan
politik dan menjadi politik resmi Pemerintahan Afrika Selatan yang terdiri dari
program-program dan pertaruran-peraturan yang bertujuan untuk melestarikan
pemisahan rasial. Pemerintahan Nasionalis mengatur jalannya undang-undang
pemisahan, menggolongkan orang-orang ke dalam tiga ras, mengembangkan hak-
hak dan batasan-batasan untuk masing-masing golongan, seperti hukum pass dan
batasan pemukiman. Minoritas kulit putih menguasai mayoritas kulit hitam yang
jauh lebih besar. Apartheid menjadi semakin kontroversial, mendorong ke arah
meluasnya sanksi internasional, divestasi dan kerusuhan serta penindasan dalam
Afrika Selatan. Suatu periode panjang penindasan oleh pemerintah, dan kadang-
kadang dengan kekerasan, pemogokan, , oleh berbagai gerakan anti-apartheid yang
diikuti terutama oleh Kongres Nasional Afrika (ANC).

Di Afrka selatan sering terjadi pemberontakan-pemberontakan untuk


menghapus pemerintahan Apartheid. Gerakan yang terkenal dilakukan oleh rakyat
kulit hitam di Afrika selatan dipelopori oleh African National Congrees (ANC)
dibawah pimpinan Nelson Mandela.pada tanggal 2 Mei 1990 pemerintahan Afrika
selatan mengadakan perundingan dengan ANC untuk membuat UU non Rasial.
Pada tanggal 3 Juni 1990 de Klerk menghapus UU Darurat Negara yang berlaku
hampir di setiap bagian Afrika selatan. Upaya-upaya yang ditempuh Nelson
Mandela sangat lama hingga mulai menampakan hasil yang menggembirakan
ketika F.W.de Klerk memberikan angin segar kebebasan bagi warga kuli thitam.
Pada tanggal 21 Februari 1991, Presiden de Klerk mengumumkan penghapusan
semua ketentuan dan ekstitensi sistem politik Apartheid di hadapan parlemen
Afrika selatan.

B. Saran
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada pembelajaran
sejarah di lembaga persekolahan khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas
karena sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD)
“Menganalisis Perkembangan Sejarah Dunia Sejak Perang Dunia II sampai dengan
Perkembangan Mutakhir” dengan Kompetensi Dasar 2.2 yaitu “Kemampuan
menganalisis perkembangan mutakhir dunia.” Kasus pengahapusan politik
apartheid merupakan hal yang mutakhir, karena jika melihat waktu terjadinya
penghapusan tersebut adalah periode 1990-an. Oleh sebab itu, peristiwa
penghapusan politik apartheid ini bisa dijadikan sebagai bahan ajar tambahan
sejarah di sekolah-sekolah dengan menjelaskan proses penghapusan dan rentetan
peristiwa yang terjadi ketika penghapusan politik apartheid berlangsung. Selain itu,
dari pembelajaran dengan materi konflik apartheid, siswa bisa mendapatkan nilai
bahwa perlakuan diskriminatif dalam kehidupan mendatangkan konflik yang
berkepanjangan dan merugikan objek yang dijadikan perlakuan diskriminatif.
Siswa juga bisa mengetahui kalau dengan adanya perlakuan diskriminatif bisa
menghancurkan integritas bangsa

DAFTAR PUSTAKA
Soeratman Darsiti, 2012. Sejarah Afrika. Penerbit Ombak: Yogyakarta.

http://indonesiadalamsejarah.blogspot.com/2012/03/nelson-mandela-dan-politik-
apartheid.html

http://zounathan.blogspot.com/2012/02/politik-apartheid-afrika-selatan.html

Anda mungkin juga menyukai