Sebagai umat manusia yang hidup berdampingan di muka bumi, sudah menjadi
kewajiban untuk menjaga rasa persatuan dan saling menghargai. Jangan pernah
memandang seseorang dari suku, ras, agama, warna kulit, hingga bentuk fisiknya.
Kamu tahu nggak bahwa dulu di Afrika Selatan ada sebuah politik perbedaan
warna kulit?
Sebelum masuk ke cerita perjalanan politik tersebut, kita cari tahu dulu nih,
apa sih Apartheid itu? Coba kamu lihat foto tim nasional sepakbola Afrika Selatan di
bawah ini.
Yups. Warna kulit. Kamu jangan salah sangka lho, di Afrika Selatan itu banyak
warga negaranya yang memiliki warna kulit putih. Padahal, negara di benua Afrika
itu identik dengan warna kulit hitam.
Lain halnya dengan Afrika Selatan, Squad. Sejak dihapuskan politik Apartheid,
warna kulit sudah tidak menjadi permasalahan lagi. Artinya, politik
Apartheid itu politik perbedaan warna kulit. Gimana sih awal perjalanan politik
tersebut muncul?
1. Land act, yaitu undang-undang yang melarang orang kulit hitam memiliki
tanah di luar wilayah tempat tinggal yang ditentukan.
2. Group Areas Act, yaitu undang-undang yang mengatur pemisahan tempat
tinggal orang-orang kulit putih dan kulit hitam.
3. Population Registration Act, yaitu undang-undang yang mewajibkan semua
orang kulit hitam untuk mendaftarkan diri menurut kelompok dan sukunya
masing-masing.
Politik apartheid terjadi karena adanya perlakuan yang buruk dari kaum inggris
terhadap suku asli yang ada di Afrika Selatan atau sering disebut suku bantu.
Pada tahun 1652, dengan tujuan untuk menjajah sumber daya alam pada saat Belanda
menjajah Afrika Selatan, Inggris juga memiliki keinginan yang sama untuk menjajah
negara tersebut, sehingga terjadilah perang Boer pada tahun 1899-1902 antara
Belanda dan Inggris. Setelah Inggis menguasai Afrika Selatan, diskriminasi oleh inggris
terhadap suku asli Afrika Selatan pun muncul.
Penduduk Afrika Selatan lantas digolongkan menjadi empat golongan besar, yaitu
kulit putih atau keturunan Eropa, suku bangsa Bantu (suku asli di Afrika Selatan),
orang Asia yang kebanyakan berasal dari Pakistan dan India, dan orang kulit berwarna
atau berdarah campuran, dimana kelompok Melayu Cape termasuk di dalamnya.
Sontak, pemisahan suku yang dilakukan di Afrika Selatan ini mendapat tanggapan dari
dunia internasional. Bahkan Majelis Umum PBB mengutuk perbuatan tersebut.
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut juga mendapat
tanggapan yang serius dari rakyat Afrika Selatan. Di Afrika Selatan sering terjadi
gerakan-gerakan pemberontakan untuk menghapus pemerintahan Apartheid. Satu
diantaranya yang paling terkenal adalah yang dipelopori oleh African National
Congress (ANC) yang berada di bawah pimpinan Nelson Mandela.
Pada tahun 1961, Mandela memimpin aksi rakyat Afrika Selatan untuk tinggal di
dalam rumah. Aksi tersebut ditanggapi oleh pemerintah Apartheid dengan menangkap
dan kemudian menjebloskan Mandela ke penjara Pretoria tahun 1962. Ia baru
dibebaskan 28 tahun kemudian, atau tepatnya pada 11 Februari 1990 pada masa
pemerintahan Frederik Willem de Klerk.
Dampak negatif politik apartheid bagi rakyat afrika selatan dari segi politik,
ekonomi, dan sosial budaya adalah:
Poltik
Ekonomi
Sosial Budaya
Kaum kulit hitam tidak mendapat pendidikan layak dan posisi kaum
kulit hitam menjadi kasta terendah di dalam sistem sosial di Afrika Selatan.
Pembahasan
Politik apartheid merupakan politik yang memisahkan antara ras kulit putih
dan kulit hitam di awal abad 20 hingga tahun 1990.Selanjutnya peristiwa ini
menuai kecaman dari dunia internasional. selain itu, di afrika selatan juga
muncul gerakan-gerakan perlawanan dalam rangka menghapus politik
apartheid yang dipimpin oleh Nelson Mandela.
A. Latar Belakang Munculnya Politik Apartheid
Apartheid berasal dari bahasa Belanda yang artinya pemisahan. Pemisahan disini
berarti pemisahan orang-orang Belanda (kulit putih) dengan penduduk asli Afrika (kulit
hitam). Apartheid kemudian berkembang menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi politik
resmi pemerintahan Afrika Selatan yang terdiri dari program-program dan peraturan-
peraturan yang bertujuan untuk melestarikan pemisahan rasial.