Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH KONTEMPORER DUNIA DAN PENGARUHNYA

BAGI KEHIDUPAN GLOBAL

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Angkit Saputra

Noven Ardiansyah

Divya Endwina

Tasya Billa Herman

SMA NEGERI 6 SIJUNJUNG

KECAMATAN KAMANG BARU

1
APARTHEID DI AFRIKA SELATAN

Istilah apartheid pertama kali digunakan oleh orang-orang keturunan Belanda


yang lahir di Afrika Selatan. Istilah ini mengandung arti pemisahan antara orang-orang
Belanda (kulit putih) dengan penduduk Afrika Selatan atau negro (kulit hitam) melalui
pengaturan masyarakat di bidang sosial budaya, politik militer dan ekonomi apartheid
akhirnya menjadi kebijaksanaan politik pemerintah Afrika Selatan.

Politik apartheid telah berlaku sejak pertengahan abad ke-17 bersamaan dengan
bermulanya sejarah kolonialisme di kawasan Afrika. Pada tahun 1948 dijadikan ideologi
resmi penguasa minoritas kulit putih. Sejak itu politik apartheid dijalankan secara
konstitusional.

1. Awal Penerapan Politik Apartheid


Pada tahun 1948, Partai Nasional de Boer pimpinan Dr. Daniel Francois
Malan memegang kekuasaan di Afrika Selatan. Di bawah pimpinan Malan, negara
ini mulai menerapkan politik apartheid atau pengembangan ras yang terpisah,
yakni dengan mengeluarkan Undang-Undang pengembangan ras terpisah. Oleh
karena itu, jumlah orang kulit putih yang hanya 15% dari penduduk kulit hitam di
Afrika Selatan dapat menguasai dan mengatur segala permasalahan di negeri kulit
hitam.

Dr. Daniel Francois Malan

2
Pada tahun 1950, Undang-Undang Pendaftaran Populasi semua warga
afrika Selatan dibagi dalam tiga kategori ras, yaitu Bantu atau Afrika kulit hitam,
kulit putih dan kulit berwarna lainnya. Kemudian ada kategori baru, yaitu Asia
yang sebagian besarnya adalah warga etnis india dan Pakistan.
Sesuai dengan Undang-Undang Pengembangan Ras Terpisah, maka ras
kulit putih harus dipisahkan dengan ras kulit hitam. Untuk itu, dibentuklah
kampung-kampung atau pemukiman khusus untuk orang kulit hitam. Di samping
itu, penguasa minoritas kulit putih di Afrika Selatan membatasi hak-hak orang
kulit hitam, antara lain orang kulit hitam tidak diberi hak menjadi anggota
parlemen.
2. Reaksi terhadap Politik Apartheid
Pelaksanaan politik apartheid mendapat reaksi dari dunia internasional. Karena hal
berikut:
a. Bersifat rasialis, karena pembuatan undang undang yang merugikan warga kulit
hitam, contoh undang-undang:

1). Land Act, yaitu UU yang melarang warga kulit hitam memiliki tanah di luar
yang sudah ditentukan

2). Population Registration Act, yaitu UU yang mewajibkan warga kulit hitam
untuk mendaftarkan diri menurut kelompoknya masing-masing

3). Group Area Act, yaitu UU yang mengatur pemisahan warga kulit hitam dengan
warga kulit putih

b. Politik apartheid sangat bertentangan dengan hak asasi manusia karena warga
kulit putih bertindak kejam pada ras kulit hitam, warga kulithitam tidak memiliki
hak untuk ikut pemilu di negaranya sendiri, dan gaji buruh kulit hitam jauh lebih
kecil dari gaji buruh kulit putih.

Politik apartheid menimbulkan penderitaan bagi mayoritas kulit hitam. Hal ini
menimbulkan kecaman-kecaman keras baik di dalam negeri maupun di dunia
internasional. Perjuangan untuk menghapuskan sistem politik ini dilakukan terus
menerus dengan cara:

3
1). Unjuk rasa (pemogokan dan demonstrasi) dalam menentang apartheid. Salah
satu pemimpin perjuangan ini adalah Uskup Agung Desmound Tutu

Uskup Agung Desmound Tutu

2). Perjuangan juga dilakukan melalui forum-forum internasional seperti


Konferensi Asia Afrika (KAA), Gerakan Non Blok (GNB), dan Sidang Umum
PBB.

Wadah perjuangan untuk menghapuskan apartheid adalah Kongres


Nasional Afrika (African National Congres) atau ANC di bawah pimpinan Nelson
Mandela. ANC menghendaki Republik Afrika Selatan yang demokratis dan
nonrasialis. Dalam perjuangannya, Nelson Mandela banyak menghadapi tantangan,
sehingga pernah mendekam di penjara selama 27 tahun.

Perjuangan Nelson Mandela berhasil ketika Presiden F. W. De Klerk


(pengganti Pieter W. Botha) memegang tampuk pemerintahan di Afrika Selatan.
Pada tanggal 11 Februari 1990, Nelson Mandela dibebaskan dari penjara Pretorea
oleh de Klerk. Atas perjuangan Nelson Mandela, de Klerk mengeluarkan kebijakan
untuk menghapuskan semua ketentuan politik apartheid dan menghapuskan UU
yang memperkuat politik apartheid, yakni Land Act, Group Area Act, dan
Population Registration Act.

Pada tanggal 22 Desember 1993, Parlemen Afrika Selatan mengumumkan


Konstitusi (UUD) baru. Berdasarkan Konstitusi baru tersebut, kelompok minoritas
kulit putih akan menyerahkan kekuasaan kepada kelompok mayoritas kulit hitam.
Pada bulan April 1994, di Afrika Selatan diselenggarakan pemilu pertama

4
multirasial, di mana warga kulit hitam diikutsertakan. Pada pemilu tahun 1994
tersebut, Nelson Mandela terpilih menjadi Presiden Afrika Selatan (presiden kulit
hitam yang pertama). Pada tanggal 10 mei 1994, Nelson Mandela dilantik menjadi
presiden baru dan terhapuslah politik apartheid di Afrika Selatan.

F. W. de Klerk dan Nelson Mandela

5
Peta Afrika Selatan

Anda mungkin juga menyukai