AFRIKA SELATAN
Disusun oleh :
MUHAMMAD ROBIANA PAHLEVI
XII IPS 5
A. Pengertian Politik Apartheid
Politik Apartheid adalah sebuah sistem pemisahan antara ras orang berkulit
putih (Eropa) dan ras orang berkulit hitam (Afrika) yang terjadi di wilayah
Afrika Selatan. Politik Apartheid sendiri terjadi sejak tahun 1948 dimana
orang-orang Inggris yang menjajah wilayah Afrika Selatan melihat bahwa
perbedaan penampilan antara mereka sangatlah mencolok. Orang-orang
Inggris menganggap bahwa orang-orang Afrika atau berkulit hitam
merupakan seorang budak yang berkasta sangat rendah dan dapat diperintah
kapanpun yang mereka mau. Orang kulit putih selalu beranggapan bahwa
kasta mereka lebih tinggi dibandingkan orang kulit hitam karena penampilan
dan kondisi mereka yang lebih baik dari orang kulit hitam.
D. Latar Belakang
Sejak pertengahan abad ke-17, bangsa Boer (Belanda) mulai menjajah
Afrika Selatan guna menguasai sumber daya alamnya. Mereka juga
menerapkan praktik perbudakan, yang salah satu aturannya para budak harus
mendapatkan izin dari tuannya apabila hendak bepergian jauh. Pada akhir
abad ke-18, peraturan tersebut tidak hanya berlaku bagi budak, tetapi juga
seluruh Khoikhoi (salah satu suku asli Afrika Selatan). Peraturan ini terus
berlaku, ketika bangsa Boer dikalahkan oleh Inggris pada awal abad ke-19.
Bahkan menurut peraturan no. 49 tahun 1828, orang-orang kulit hitam harus
diberi izin terlebih dahulu apabila ingin mencari pekerjaan. Ketika Inggris
menerapkan undang-undang penghapusan perbudakan pada 1833, status
budak diubah menjadi pekerja kontrak. Kendati demikian, aturan yang
berlaku tetap melegalkan rasialisme terhadap orang non-kulit putih.
Sepanjang akhir abad ke-19, hak-hak orang non-kulit putih semakin dilucuti,
seperti pembatasan dalam jumlah kepemilikan tanah dan hak untuk ikut
dalam pemilu. Pada dekade pertama abad ke-20, orang kulit hitam tidak
diizinkan mengikuti pemilu. Selain itu, mereka dan orang-orang keturunan
India dilarang untuk memasuki kawasan tertentu. Pada 1910, Uni Afrika
Selatan didirikan, yaitu negara khusus dengan ketatanegaraan Inggris. Sejak
saat itu, diskriminasi rasial terus menjadi. Berikut ini beberapa contoh
kasusnya. Undang-undang afrika selatan (1910), memberikan hak pilih dan
kontrol politik kepada orang kulit putih atas semua kelompok ras lain, serta
menghapus hak orang kulit hitam untuk duduk di parlemen. Undang-undang
tanah (1913), memangkas hak orang kulit hitam dalam kepemilikan tanah.
Undang-undang penduduk asli di wilayah perkotaan (1918) dirancang untuk
memaksa orang kulit hitam untuk hidup di wilayah tertentu. Undang-undang
wilayah perkotaan (1923) pemisahan tempat tinggal dan menyediakan tenaga
kerja murah untuk industri yang dipimpin oleh orang kulit putih. Undang-
undang administrasi (1927) menjadikan kerajaan Inggris sebagai kepala
tertinggi atas semua urusan Afrika ruu kepemilikan tanah asiatik (1946),
melarang penjualan tanah kepada orang India dan keturunan India Afrika
selatan.
Desmond Tutu
Frederick W de Klerk
Chris Hani
Setelah melalui perjuangan panjang, Presiden Frederik Willem de
Klerk, yang memimpin Afrika Selatan periode 1989-1994, akhirnya
mengumumkan penghapusan semua ketentuan dan eksistensi sistem
politik Apartheid pada 21 Februari 1991.
Dampak dihapusnya Apartheid
Keberhasilan para pejuang yang menuntut penyelesaian kasus
Apartheid di Afrika Selatan, memiliki dampak yang besar. Berikut ini
dampak dihapusnya Apartheid bagi Afrika Selatan dan dunia.
Munculnya kesetaraan terhadap kaum kulit hitam di seluruh dunia
Berkembangnya paham anti rasialisme di seluruh dunia Masyarakat
kulit hitam dan kulit putih di Afrika Selatan bisa hidup berdampingan.