Anda di halaman 1dari 9

APARTHEID di

AFRIKA
SELATAN
Kelompok 1:
Hasanah Rosidah (16)
Indah Sulisyaningsih (20)
Prahesta Tri Hardono(25)
Rasika Mayar Pambayun(26)
1. AWAL PENERAPAN APARTHEID di AFRIKA
SELATAN
Apartheid adalah kebijakan politik rasial yang diterapkan di Afrika Selatan pada tahun 1948. Dalam sistem
Apartheid, terdapat pemisahan hak dan kewajiban antara ras kulit putih dan kulit hitam yang disahkan melalui Undang-
Undang.

Pada Tahun 1948 , Partai Nasional de Boer pimpinan Dr. Daniel Francois Malan memegang kekuasaan di Afrika
Selatan. Di bawah pimpinan Malan , negara ini mulai menerapkan politik apartheid atau pengembangan ras yang terpisah ,
yakni dengan mengeluarkan Undang-Undang Apartheid atau Undang-Undang Pengembangan Ras Terpisah . Oleh karena
itu , jumlah orang kulit putih di Afrika Selatan yang hanya 15% dari penduduk kulit hitam , dapat menguasai dan
mengatur segala permasalahan di negeri kulit hitam.

Pada tahun 1950 , Undang-Undang Pendaftaran Populasi semua warga Afrika Selatan dibagi dalam tiga kategori
ras yaitu Bantu atau Afrika kulit hitam , kulit putih , dan kulit berwarna lainnya. Kemudian ada kategori baru , yaitu Asia
yang sebagian besarnya adalah warga etnis India dan Pakistan .

Sesuai dengan Undang-Undang Pengembangan Ras Terpisah , maka ras kulit putih harus dipisahkan dengan ras
kulit hitam. Untuk itu , dibentuklah kampung-kampung atau pemukiman-pemukiman khusus untuk orang-orang kulit
hitam. Disamping itu , penguasa minoritas kulit putih di Afrika Selatan membatasi hak-hak orang kulit hitam , antara lain
orang-orang kulit hitam tidak diberi hak menjadi anggota parlemen .
2. REASI TERHADAP POLITIK APARTHEID
Pelaksanaan politik apartheid di Afrika Selatan mendapat reaksi dari dunia internasional. Latar
belakang munculnya reaksi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bersifat Rasialis
Hal ini dapat diketahui dari beberapa kebijakan penguasa kulit putih, di antaranya pembuatan beberapa
undang-undang yang merugikan warga kulit hitam. Beberapa undang-undang tersebut antara lain
sebagai berikut :

1. Land Act , yaitu undang-undang yang melarang warga kulit hitam memiliki tanah di luar yang sudah
ditentukan .
2. Population Registration Act , yaitu undang-undang yang mewajibkan warga kulit hitam untuk
mendaftarkan diri menurut kelompoknya masing-masing.
3. Group Area Act , yaitu undang-undang yang mengatur pemisahan warga kulit hitam dengan warga
kulit putih.
B. Politik apartheid sangat bertentangan dengan hak asasi manusia

karena warga kulit putih bertindak kejam pada ras kulit hitam . Beberapa hal yang
dilakukan antara lain menindak secara kejam terhadap warga kulit hitam yang berunjuk rasa
menuntut haknya, warga kulit hitam juga tidak berhak ikut pemilu di negaranya sendiri, dan gaji
buruh kulit hitam jauh lebih kecil dari gaji buruh kulit putih.

Politik apartheid yang berlaku di Afrika Selatan menyebabkan penderitaan bagi mayoritas
kulit hitam. Hal ini menimbulkan kecaman-kecaman keras baik di dalam negeri maupun di dunia
internasional. Perjuangan untuk menghapuskan sistem politik ini dilakukan terus-menerus
dengan berbagai cara sebagai berikut:
1) Unjuk Rasa ( pemogokan dan
demonstrasi ) dalam menentang
apartheid. Salah satu pemimpin
perjuangan ini adalah Uskup
Agung Desmound Tutu.
2) Perjuangan juga dilakukan
melalui forum-forum
internasional seperti Konferensi
Asia Afrika (KAA), Gerakan
Non Blok (GNB), dan Sidang
Umum PBB.
Wadah perjuangan untuk
menghapuskan apartheid adalah Kongres
Nasional Afrika atau ( African National
Congress ) ANC di bawah pimpinan Nelson
Mandela. ANC menghendaki Republik
Afrika Selatan yang demokratis dan non
rasialis .Dalam
perjuangannya , Nelson Mandela
banyak menghadapi tantangan, sehingga
pernan mendekam di penjara selama 27
tahun.
Perjuangan Nelson Mandela berhasil
ketika Presiden F.W. de Klerk ( pengganti
Pieter W.Botha ) memegang tempuk
pemerintahan di Afrika Selatan.
Pada tanggal 11 Februari 1990, Nelson Mandela dibebaskan dari penjara Pretundang-
undang oria oleh de Klerk. Atas perjuangan Nelson Mandela , de Klerk mengeluarkan kebijakan
untuk menghapuskan semua ketentuan politik apartheid dan menghapuskan yang memperkuat
politik apartheid, yakni Land Act , Group Area Act , dan Population Registration Act .

Pada tanggal 22 Desember 1993, Parlemen Afrika Selatan mengumumkan Konstitusi


(UUD) baru. Berdasarkan konstitusi baru tersebut, kelompok minoritas kulit putih akan
menyerahkan kekuasaan kepada kelompok mayoritas kulit hitam. Pada bulan April 1994, di
Afrika Selatan diselenggarakan pemilu pertama multirasial, di mana warga kulit hitam
diikutsertakan . Pada pemilu tahun 1994 tersebut, Nelson Mandela terpilih menjadi Presiden
Afrika Selatan (presiden kulit hitam yang pertama). Pada tanggal 10 Mei 1994, Nelson Mandela
dilantik menjadi presiden baru dan terhapuslah politik apartheid di Afrika Selatan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai