Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEJARAH KONTEMPORER DUNIA DAN PENGARUHNYA


BAGI KEHIDUPAN GLOBAL
[ RUNTUHNYA POLITIK APARTHEID DI AFSEL]

Disusun Oleh :
-Alvin Noval H /04
-Sigit Kurniawan /22

Kelas\ Semester : XII BB \ Genap


SMA N 2 WONOSOBO

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wonosobo, Januari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

Judul ……………………………………………………………………………1

Kata Pengantar …………………………………………………………………2

Daftar Isi ………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN …………………………..…………………………4

A. Latar Belakang ………………………………………………………4


B. Rumusan Masalah ………..…………………………………………..4
C. Tujuan …………….……………………………….………………….4

BAB II PEMBAHASAN ………..………………….………………………...5

BAB III PENUTUP ……………………….…………………………………..7

E. Kesimpulan ……………...………………………………………….….7

Daftar Pustaka …………………………………………………….…….…......9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apartheid (dari Afrikaans yang berarti pemisahan atau negara
terpisah) adalah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih
di Afrika Selatan dari tahun 1948 hingga awal tahun 1990 an. Sistem ini
bercirikan budaya politik yang otoriter yang mana dijalankan oleh minoritas kulit
putih Afrika Selatan dengan menekan kelas sosial lainnya sehingga menjamin
minoritas kulit putih menguasai negara secara politik, ekonomi dan sosial[1].
Sistem ini hampir tidak berbeda jauh dengan sistem kelas sosial pada jaman
penjajahan Belanda di Indonesia, dimana kelas sosial dibagi menjadi kulit putih
pada tingkat tertinggi, lalu diikuti Coloureds (Timur Asing), dan terakhir orang
Pribumi Afrika (Bantu, Xhosa, dan lain-lain).

Rumusan Masalah

1. Bagaimana berdirinya politik apartheid di


Afrika Selatan?
2. Bagaimana rruntuhnya politik apartheid di
Afrika Selatan?

B. Tujuan
1. Untuk menjelaskan berdirinya politik
apartheid di Afrika Selatan
2. Untuk menjelaskan runtuhnya politik
apartheid di Afrika Selatan

4
BAB II
PEMBAHASAN
Latar Belakang Munculnya Politik Apartheid di Afrika Selatan Apartheid
adalah sistem undang-undang yang mendukung kebijakan segregasi kepada warga
non-kulit putih di Afrika Selatan. Kebijakan ini hadir di abad ke-20 setelah Partai
Nasional mendapat kekuasaan. Politik apartheid terjadi karena adanya perlakuan
yang buruk dari kaum Inggris terhadap suku asli yang ada di Afrika Selatan atau
sering disebut suku Bantu.

Pada tahun 1652, pada saat Belanda menjajah Afrika Selatan dengan
tujuan untuk mendapatkan sumber daya alam, Inggris juga memiliki keinginan
yang sama untuk menjajah negara tersebut sehingga terjadilah Perang Boer pada
tahun 1899-1902 antara Belanda dan Inggris. Setelah Inggris menguasai Afrika
Selatan, diskriminasi oleh Inggris terhadap suku asli Afrika Selatan pun muncul.

Penduduk Afrika Selatan lantas digolongkan menjadi empat golongan


besar, yaitu kulit putih atau keturunan Eropa, suku bangsa Bantu (suku asli di
Afrika Selatan), orang Asia yang kebanyakan berasal dari Pakistan dan India, dan
orang kulit berwarna atau berdarah campuran, di mana kelompok Melayu Cape
termasuk di dalamnya.

Sejak Inggris berkuasa, di wilayah Afrika Selatan telah dibentuk sistem


pemerintahan yang berada di bawah pengawasan Inggris. Di wilayah tersebut,
Inggris juga telah menjalankan politik rasial (pemisahan berdasarkan ras). Dalam
negara tersebut, orang kulit putih yang merupakan minoritas menjadi penguasa
terhadap orang kulit hitam yang mayoritas. Orang kulit putih, dengan Partai
Nasional mendapat kemenangan dalam pemilu tahun 1948. Sejak tahun 1948,
apartheid menjadi kebijaksanaan resmi negara Afrika Selatan, yang terdiri atas 15
persen dari jumlah penduduknya, mengatur segala masalah di negeri itu.

5
Apartheid menjadi semakin kontroversial, mendorong ke arah meluasnya
sanksi internasional, divestasi dan kerusuhan, serta penindasan dalam Afrika
Selatan. Suatu periode panjang penindasan oleh pemerintah dan kadang-kadang
dengan kekerasan, pemogokan, demonstrasi, protes, dan sabotase dengan
menggunakan bom atau cara lain oleh berbagai gerakan anti-apartheid yang
diikuti terutama oleh Kongres Nasional Afrika (ANC).

Orang-orang kulit hitam yang semula tidak mengerti bahwa kebijakan


pemerintahannya, lambat laun mengerti bahwa tujuan sebenarnya adalah
diskriminasi rasial (perbedaan warna kulit). Oleh karena itu, mereka bangkit
mengadakan perlawanan. Akan tetapi, pemerintahan Pieter Botha dengan kejam
menumpas setiap perlawanan yang terjadi. Banyak tokoh- tokoh kulit hitam yang
dijebloskan dalam penjara, seperti Nelson Mandela yang terpaksa mendekam
dalam penjara selama 27 tahun.

Politik apartheid dirancang oleh Hendrik Verwoed. Apartheid menurut


bahasa resmi Afrika Selatan adalah Aparte Ontwikkeling, artinya perkembangan
yang terpisah. Memperhatikan makna dari arti apartheid itu kedengarannya baik,
yaitu tiap golongan masyarakat, baik golongan kulit putih maupun golongan kulit
hitam harus sama-sama berkembang. Namun perkembangan itu didasarkan pada
tingkatan sosial dalam masyarakat yang pada praktiknya menjurus pada
pemisahan warna kulit dan terjadinya penistaan dari kaum penguasa kulit putih
terhadap rakyat kulit hitam. Verwoed menyusun rencana pembentukan homeland
yang disebut juga Batustan. Homeland dilaksanakan dengan diadakannya
pembagian kembali Afrika Selatan berdasarkan wilayah kesukuan. Tiap orang
kulit hitam Afrika Selatan diharuskan menjadi warga negara salah satu homeland
atas dasar tempat lahirnya.

6
BAB III
PENUTUP
C. KESIMPULAN
Pemisahan suku di Afrika Selatan mendapat tanggapan dari dunia
internasional. Di Afrika Selatan sering terjadi pemberontakan- pemberontakan
untuk menghapus pemerintahan Apartheid. Gerakan yang terkenal dilakukan oleh
rakyat kulit hitam di Afrika Selatan dipelopori oleh African National Congrees
(ANC) di bawah pimpinan Nelson Mandela. Nelson memimpin aksi rakyat Afrika
Selatan untuk tinggal di rumah, aksi tersebut mendapat tanggapan oleh
pemerintah dengan menjebloskan Nelson ke penjara, tetapi kemudian ia
dibebaskan. Pembebasan ini membawa dampak positif terhadap perjuangan rakyat
Afrika Selatan. Nelson Mandela terus berjuang untuk mencapai kebebasan
negerinya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Upaya-upaya yang
ditempuh Nelson Mandela mulai menampakkan hasil yang menggembirakan
ketika F.W. de Klerk memberikan kebebasan bagi warga kulit hitam. Pada tanggal
21 Februari 1991, Presiden de Klerk mengumumkan penghapusan semua
ketentuan dan eksistensi sistem politik apartheid di hadapan parlemen Afrika
Selatan. Pengumuman itu diikuti penghapusan tiga UU yang memperkuat
kekuasaan Apartheid sebagai berikut.
a. Land act
UU yang melarang orang kulit hitam mempunyai tanah di luar
wilayah tempat tinggal yang ditentukan.
b. Group areas act
UU yang mengatur pemisahan tempat tinggal orang-orang kulit
putih dengan kulit hitam.
c. Population registration act
UU yang mewajibkan orang kulit hitam untuk mendaftarkan
diri menurut kelompok suku masing-masing.

7
Penghapusan UU tersebut diikuti dengan janji pemerintahan de Klerk
untuk menyelenggarakan pemilu tanpa pembatasan rasial. Pada pemilu multirasial
tahun 1994, partai yang dipimpin oleh Nelson Mandela, yaitu ANC berhasil
menjadi pemenang. Pada tanggal 9 Mei 1994, Nelson Mandela dipilih oleh
Majelis Nasional sebagai Presiden Afrika Selatan, yaitu Presiden pertama orang
kulit hitam. Pada tanggal 10 Mei 1994, Nelson Mandela dilantik sebagai Presiden
dalam upacara megah di Union Building, Pretonia. Peristiwa ini merupakan
perjuangan rakyat Afrika Selatan. Sejak terhapusnya apartheid, Afrika Selatan
mulai membangun negerinya agar sederajat dengan negara lain di dunia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Subroto, Lukman Hadi. 2022. Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika Selatan.

Diakses pada 31 Januari 2024 dari


https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/04/150000379/berakhirnya-politik-
apartheid-di-afrika-selatan

Anda mungkin juga menyukai