Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan mampu:
1. menjelaskan hubungan antara kondisi geografis
dengann munculnya kolonialisme dan imperialism
di Indonesia;
2. menganalisis pengaruh kolonialisme dan
imperialism di Indonesia;
3. menguraikan proses perjuangan bangsa Indonesia
dalam meraih kemerdekaan;
4. menganalisis upaya pemerataan pembangunan
ekonomi di Indonesia; dan
5. mendesain aktivitas penyelesaian konflik dan upaya
meningkatkan integrasi sosial.
Perhatikan gambar berikut.
Berdasarkan gambar tersebut,
jawablah pertanyaan berikut.
1. Bagaimana pengaruh kondisi
geografis wilayah Indonesia
terhadap penjelajahan samudra?
2. Mengapa wilayah Nusantara
dipilih bangsa Eropa sebagai koloni
atau wilayah jajahan?
3. Bagaimana pengaruh kolonialisme
dan imperialisme bangsa asing di
Indonesia?
4. Bagaimana upaya pemerataan
pembangunan setelah
kemerdekaan Indonesia?
A. Penjelajahan Samudra, Kolonialisme, dan Imperialisme
di Indonesia
1. Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Penjelajahan Samudra
Bangsa Portugis
Bartolomeus Diaz merupakan orang Portugis pertama yang mencoba mencari jalan
menuju negara penghasil rempah-rempah melalui Tanjung Harapan Baik dan di
lanjutkan oleh Vasco da Gama tahun 1947. Baru pada tahun 1511, ekspedisi
Portugal di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque berhasil menaklukan Malaka
dan mengendalikan jalur perdagangan rempah-rempah. Perjalanan selanjutnya
dilakukan tahun 1522 ke Maluku dan diterima dengan baik oleh Raja Ternate.
Bangsa Spanyol
Bangsa Inggris
Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas
Cavendish dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan. Ia singgah di Maluku, Sulawesi,
serta Jawa dan berhasil membawa rempah-rempah kembali ke Inggris. Kongsi Dagang
Inggris, sejak awal abad ke-17 telah mendirikan kantor-kanntor dagangnya di Banten,
Aceh, Makassar, dan Maluku. Namun, tahun 1682, Belanda berhasil mengusir Inggris dan
merebut perdagangan lada.
Bangsa Belanda
Ekspedisi Belanda yang pertama berusaha mencapai Indonesia pada tahun 1595
dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Dengan melalui Selat Sunda, hingga tiba di
Banten tetapi ditola oleh rakyat Banten, Ekspedisi berikutnya dipimpin oleh Jacob
Corneliszoon van Neck berhasiil mencapai Kepulauan Maluku dan membawa
rempah-rempah. Berbagai armada Belanda kemudian datang secara bergantian.
Pada tahun 1602, dibentuk VOC dengan memberikan hak-hak istimewa atau hak
oktroi.
3. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Kolonialisme dan Imperialisme Eropa
b. Pengaruh Kedatangan Bangsa Eropa terhadap Masyarakat Indonesia
Bangsa-bangsa Eropa mulai melakukan berbagai cara untuk memperoleh hak monopoli perdagangan di Indonesia.
Hal tersebut dilakukan dengan menetapkan kebijakan-kebijakan pada masa kolonialisme dan imperialisme di
Indonesia.
Monopoli Perdagangan
Perkembangan industri Eropa memengaruhi meningkatnya kebutuhan akan rempah-rempah. Oleh karena itu,
serikat-serikat dagang Eropa memonopoli perdagangan di suatu wilayah untuk memastikan kestabilann
pasokan bahan baku dan harga.
• Bangsa Portugis menjalin kerja sama dengan Kerajaan Ternate untuk memperoleh hak istimewa
memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.
• Bangsa Inggris melalui serikat dagang East India Company (EIC) menjalin kerja sama perdagangan dengan
beberapa kerajaan, tetapi gagal dan kalah bersaingndengan armada dagang Belanda.
• Bangsa Belanda melalui serikat dagang VOC menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku dan
memonopoli lada di Banten.
Pengaruh praktik monopoli terhadap masyarakat Indonesia adalah petani tidak mendapatkan keuntungan
yang tinggi, adanya pembatasan jumlah produksi sehingga hasil produksi tidak maksimal, terjadi campur
tangan dalam pembuatan kebijakan yang menguntungkan bangsa Eropa.
3. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Kolonialisme dan Imperialisme Eropa
b. Pengaruh Kedatangan Bangsa Eropa terhadap Masyarakat Indonesia
Pemerintah kolonial mengerahkan tenaga rakyat Indonesia melakukan kerja paksa untuk membangun
jalan raya dari Anger (Banten) hingga ke Panarukan (Jawa Timur), membangun pabrik senjata di
Semarang dan Surabaya, serta membangun pangkalan laut di Merak dan Surabaya.
Dampak sistem kerja paksa terhadap masyarakat Indonesia adalah timbulnya kemiskinan dan
kemelaratan dan menyebabkan banyak rakyat meninggal dunia.
Penetapan sistem tanam paksa mewajibkan masyarakat menanam tanaman komersial komoditas ekspor,
seperti kopi dan tebu. Hasil produksi wajib dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dengan harga yang
telah ditentukan. Pengaruh praktik sistem tanam paksa terhadap masyarakat Indonesia adalah petani
lokal mulai mengenal tanaman komoditas ekspor dan sistem upah, hasil produksi pertanian masyarakat
berkurang, muncul fenomena kemiskinan dan kelaparan di berbagai daerah.
3. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Kolonialisme dan Imperialisme Eropa
c. Pengaruh Masyarakat Indonesia akibat Kolonialisme dan Imperialisme Bangsa Eropa
Rakyat Indonesia melakukan berbagai upaya untuk melawan pendudukan Jepang di Indonesia, baik melalui cara
kerja sama (kooperatif), nonkooperatif, maupun pemberontakan. Perbedaan cara tersebut menunjukkan
besarnya tekad para tokoh pejuang dan rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia.
• yang berkembang pada masa kolonial
1) Pendidikan Dasar:
a. ELS ( Europose Legerschool ) dan HIS ( Holandsch Inlandschool).untuk ketunan Indonesia
asli golongan atas.Merupakan sekolah kelas satu.
b. Sekolah kelas dua,utuk golongan Indonesia asli kelas bawah
2). Pendidikan Tingkat Menengah
c. HBS ( Hogere Burger School ),MULO ( Meerr Uitegbreit Ondewijs) dan AMS ( Algemene
Middelbare School)
d. Sekolah Kejuruan : Kweekschoolen ( guru pribumi) dan Normaal school
1) Pendidikan Tinggi :
a) Pendidikan Tinggi Teknik
b) Sekolah Tinggi Hukum
c) Sekolah Tinggi Kedokteran
d) Sekolah pelatihan untuk kepala atau pejabat pribumi
B. Pergerakan Kebangsaan Menuju
Kemerdekaan
1. Perkembangan Organisasi Pergerakan di Indonesia pada Masa Penjajahan
Organisasi pergerakan untuk kemerdekaan dimulai ketika Budi Utomo didirikan pada 20 Mei 1908. Organisasi
pergerakan menyadarkan bangsa Indonesia terhadap penderitaan dan kemiskinan akibat penindasan penjajah
sehingga gerakan rakyat yang semula bersifat kedaerahan menjadi berskala nasional.
Kongres Pemuda
Pada tahun 1926, berbagai organisasi kepemudaan menyelenggarakan Kongres Pemuda I di Jakarta. Puncak
kebulatan tekad masyarakat Indonesia untuk menetapkan Indonesia sebagai identitas nasional terjadi pada 28
Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda II. Sebanyak 750 orang wakil dari organisasi-organisasi kepemudaan
mengeluarkan sebuah sumpah yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Di dalamnya, nama Indonesia dipakai sebagai
perekat atau identitas pemersatu. Setelah peristiwa Sumpah Pemuda, perkumpulan dan organisasi pemuda
menyepakati pembentukan Komisi Besar Indonesia Muda yang membentuk organisasi bernama Inesia Muda.
1. Perkembangan Organisasi Pergerakan di Indonesia pada Masa Penjajahan
d. Peristiwa Pergerakan Nasional
Kongres Perempuan
Kaum perempuan Indonesia telah lama berkiprah dalam pergerakan dan pembentukan identitas nasional. Hal ini
dapat dilihat dari kiprah R. A. Kartini dan R. Dewi Sartika. R. A. Kartini memiliki mimpi bahwa perempuan Indonesia
dapat bangkit dari keterbelakangan dan kaum perempuan dapat memperoleh pendidikan sehingga dapat
memajukan bangsa. Pemikiran Kartini tersebut memperolah tanggapan positif dan memunculkan berbagai
perkumpulan perempuan yang menyelenggarakan pendidikan khusus bagi perempuan.
R. Dewi Sartika juga melakukan hal yang sama dengan Kartini. Dewi Sartika merintis berdirinya Sekolah Istri yang
kemudian berganti nama menjadi Sekolah Keoetamaan Istri. Rintisan yang dilakukan Kartini dan Dewi Sartika memiliki
pengaruh yang luas. Pada tahun 1912, berdiri perkumpulan Poetri Merdika di Jakarta yang bertujuan membantu para
perempuan yang ingin sekolah. Perkumpulan perempuan Indonesia mengadakan Kongres Perempuan Indonesia
Pertama pada 22 Desember 1928.
2. Proses Pelaksanaan Kemerdekaan
a. Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Kekalahan Jepang dan Janji Indonesia Merdeka
Bulan Juni 1944, angkatan perang Amerika Serikat memukul mundur angkatan
perang Jepang di Saipan, Papua Nugini, Kepulauan Salomon, dan Kepulauan
Marshall. Pada 7 September 1944, PM Koiso menjanjikan bahwa Hindia Timur
(Indonesia) akan diperkenankan merdeka. Tujuan dari janji PM Koiso adalah agar
rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan terhadap Jepang.
Pembentukan BPUPK
Saat tugas BPUPK telah selesai dan dibubarkan, maka digantikan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai yang dibentuk
pada 7 Agustus 1945. Rincian dan penetapan PPKI dilakukan oleh Jenderal Hisaichi
Terauchi yang menegaskan bahwa para anggota PPKI diizinkan melakukan
kegiatannya menurut pendapat dan kesanggupan bangsa Indonesia sendiri dengan
memperhatikan syarat, yaitu menyelesaikan perang yang sedang dihadapi bangsa
Indonesia dan Negara Indonesia merupakan anggota Lingkungan Kemakmuran
Bersama di Asia Timur Raya.
Peristiwa Rengasdengklok
01 Bank Sentral
Koperasi Simpan
02 Dana Pensiun 03 Perusahaan Asuransi
Pinjam
04 Bank Sentral
Lembaga Pembiayaan 05 Pasar Modal 06 Lembaga Keuangan
Mikro
Lembaga jasa keuangan khusus meliputi beberapa lembaga atau perusahaan yang dibentuk atau didirikan
untuk melaksanakan tugas dan fungsi khusus yang berkaitan dengan upaya mendukung program pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
• Pegadaian, yaitu badan usaha yang memberikan pinjaman kepada orang perorangan yang besarnya
sesuai dengan nilai jaminan yang diserahkan.
• Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, yaitu badan usaha pembiayaan ekspor nasional yang bertujuan
untuk menunjang kebijakan pemerintah dalam rangka mendorong program ekspor nasional.
D. Konflik dan Integrasi
Nasional
1. Konflik Sosial
Bentuk-Bentuk Konflik
1) Konflik pribadi. Konflik yang terjadi antara dua individu atau lebih karena perbedaan pandangan dan
sebagainya.
2) Konflik rasial. Konflik yang timbul akibat perbedaan ras.
3) Konflik antar kelas sosial. Konflik ini umumnya terjadi disebabkan perbedaan kepentingan.
4) Konflik politik. Konflik yang terjadi akibat perbedaan tujuan politis seseorang atau kelompok.
5) Konflik internasional. Umumnya terjadi karena perbedaan kepentingan yang berpengaruh pada
kedaulatan negara.
1. Konflik Sosial
Segi Positif
• Membantu memperjelas aspek-aspek kehidupan.
Segi Negatif
• Penyesuaian kembali norma, nilai, dan hubungan sosial.
• Keretakan hubungan antarindividu atau kelompok.
• Meningkatkan solidaritas.
• Berubahnya sikap kepribadian para individu.
• Mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.
• Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban manusia.
• Menghidupkan norma lama dan menciptakan norma baru.
• Munculnya dominasi kelompok pemenang atas
• Sarana mencapai kesimbangan antara kekuatan yang ada di
kelompok yang kalah.
masyarakat.
• Memunculkan sebuah kompromi baru.
Penanganan Konflik
Secara umum, ada tiga upaya pengendalian konflik antara lain sebagai berikut.
• Konsiliasi, yaitu bentuk pengendalian konflik yang dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi
dan pengambilan keputusan yang adil.
• Mediasi, yaitu bentuk pengendalian konflik yang dilakukan dengan cara kedua belah pihak menunjuk pihak ketiga sebagai
mediator atau penengah.
• Arbitrase, yaitu bentuk pengendalian konflik yang dilakukan apabila kedua belah pihak sepakat untuk menerima atau terpaksa
menerima hadirnya pihak ketiga yang memberikan keputusan untuk penyelesaian konflik.
2. Integrasi Sosial
Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu
kesatuan, meliputi perbedaan kependudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan norma.
Syarat Terjadinya Integrasi Sosial
1) Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka.
2) Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dijadikan pedoman.
3) Norma dan nilai sosial berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan dijalankan secara konsisten.
Integrasi normatif dapat diartikan sebagai Integrasi fungsional terbentuk karena ada Integrasi koersif terbentuk berdasarkan
integrasi yang terjadi akibat terdapatnya fungsi tertentu dalam masyarakat. kekuasaan yang dimiliki penguasa.
norma-norma yang berlaku di Integrasi dapat terbentuk dengan Penguasa dapat menerapkan cara koersif
masyarakat. Norma menjadi hal yang mengedepankan fungsi dari tiap pihak (kekerasan) sebagai salah satu alat
mampu mempersatukan masyarakat. dalam masyarakat. pemersatu.