Anda di halaman 1dari 3

BAB 2 PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP PENJAJAHAN BANGSA

EROPA HINGGA AWAL ABAD XX


Ketika Bangsa Eropa seperti Portugis dan Belanda melakukan penjelajahan samudera dan tiba di
Asia, mereka merasa menemukan daerah yang sangat kaya. Pasalnya, daerah di Asia, khususnya
Indonesia, merupakan wilayah penghasil rempah-rempah yang sangat dibutuhkan oleh bangsa
Eropa. Dalam perkembangannya, Portugis dan Belanda mampu menjadikan daerah penghasil
rempah-rempah seperti Indonesia sebagai koloninya. Kesamaan kebijakan Portugis dan Belanda
dalam bidang ekonomi di nusantara adalah sama-sama menerapkan sistem monopoli
perdagangan.

1. Kebijakan Portugis
Kekuasaan Portugis di Maluku berlangsung cukup lama, sekitar tahun 1512 sampai 1641.
Kebijakan-kebijakan yang dipraktikkan selama itu sangat berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia.

Berbagai Kebijakan Pemerintah Kolonial Portugis:


1. Berusaha menanamkan kekuasaan di Maluku
2. Menyebarkan agama Katolik di daerah-daerah yang dikuasai
3. Mengembangkan bahasa dan seni musik keroncong Portugis
4. Sistem monopoli perdagangan cengkih dan pala di Ternate

a. Monopoli perdagangan rempah-rempah


Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, ia memaksakan monopoli, terutama di
maluku. Dalam usahanya melaksanakan monopoli, VOC menetapkan beberapa
peraturannya, yaitu sebagai berikut:
1. Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah selain kepada VOC
2. Jumlah tanaman rempah-rempah ditentukan oleh VOC
3. Tempat menanam rempah-rempah juga ditentukan oleh VOC
b. Penyebaran agama katolik
Sejarah Gereja Katolik di Indonesia berawal dari kedatangan bangsa Portugis ke
kepulauan Maluku. Orang pertama yang menjadi Katolik adalah orang Maluku, Kolano
(kepala kampung) Mamuya (sekarang di Maluku Utara) yang dibaptis bersama seluruh
warga kampungnya pada tahun 1534 setelah menerima pemberitaan Injil dari Gonzalo
Veloso, seorang saudagar Portugis. Ketika itu para pelaut Portugis baru saja menemukan
kepulauan rempah-rempah itu dan bersamaan dengan para pedagang dan serdadu-
serdadu, para imam Katolik juga datang untuk menyebarkan Injil. Salah satu pendatang
di Indonesia itu adalah Santo Fransiskus Xaverius, yang pada tahun 1546 sampai 1547
datang mengunjungi pulau Ambon, Saparua dan Ternate. Ia juga membaptis beberapa
ribu penduduk setempat.
2. Kebijakan VOC dan Pemerintah Kolonial Belanda
Berikut adalah kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial belanda masa voc, yang diberi
hak-hak istimewa (hak oktri) yaitu:

1. Hak membuat mata uang


2 Hak monopoli
3. Hak mendirikan benteng
4 Hak melaksanakan perjanjian dengan kerajaan Indonesia
5. Hak membantuk pasukan tentara
a. Monopoli perdagangan rempah-rempah
Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, ia memaksakan monopoli, terutama
di Maluku. Dalam usahanya melaksanakan monopoli, VOC menetapkan beberapa
peraturan, yaitu sebagai berikut :

1. Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah selain kepada VOC.


2. Jumlah tanaman rempah-rempah ditentukan oleh VOC.
3. Tempat menanam rempah-rempah juga ditentukan oleh VOC.
b. Campur tangan terhadap internal kerajaan
Campur tangan VOC terhadap permasalahan internal kerajaan Mataram,
menyebabkan kerajaan tersebut terpecah menjadi Hamengkubuwono, Pakuuwono,
Mangkunegaran
c. Ekspansi wilayah demi melancarkan kebijakan pintu terbuka
Pelaksanaan politik kolonial liberal di Indonesia, dimana golongan liberal Belanda
berpendapat bahwa kegiatan ekonomi di indonesia harus ditangani oleh pihak swasta, sementara
pemerintah cukup berperan mengawasi saja, sehingga banyak investor asing masuk Indonesia.
d. Arogansi belanda terhadap kerajaan pribumi
Belanda bersikap arogansi terhadap kerajaan Mataram. Belanda membuat
keresahan dengan menyebarkan budaya barat yang tidak sesuai dengan etika budaya
kraton. Belanda juga berencana membuat jalan yang menirobos tanah makam leluhur
pangeran Diponegoro dan memasang payok diarea tersebut. Hal itu yang kemudian
menjadi sebab khusus terjadinya perang Diponegoro.
e. Praktik diskriminasi terhadap produk pribumi
Pada masa kolonial, penduduk Indonesia di golo g golongkan berdasarkan ras,
dari yang paling tinggi status sosial dan kedudukannha (orang Eropa) sampai yang
paling rendh (orang Pribumi).
1. Golongan Eropa (Belanda, Inggris, Amerika, Belgia, Swiss, dan Prancis)
2. Orang orang Indonesia (Keturunan Pribumi dan Eropa)
3. Orang orang keturuban Timur asing (Cina)
4. Orang orang pribumi (Indonesia), golongan timur asing (Tionghoa, India, dan
Arab), dan Golongan pribumi.
f. Penderitaan rakyat akibat sistem tanam paksa, kebijakan pintu terbuka, politik
etis
1. Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885
2. Menurun ya komsumsi bahan makanan
3. Terjadi perubahan kepemilikan tmah dan tenaga kerja
Kebijakan Pintu Terbuka adalah kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada tahun
1899 yang memberikan akses ke Tiongkok kepada kekuatan-kekuatan imperial.

Politik etis atau politik balas budi adalah suatu pemikiran yang menyatakan bahwa
pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi. politik pintu
terbuka merupakan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk memberikan kesempatan
kepada swasta dalam berinvestasi di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai